Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH K3

(KESEHATAN KESELAMATAN KERJA)

OLEH

Nama

: Muhammad iqbal

NIM

: 1522401034

Jurusan

: Teknik Sipil

Prodi

: D-III

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE
2016/2017
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayahNya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga laporan praktek tentang
"kerja kayu dalam konstruksi" ini dapat selesai. Kemudian shalawat beserta salam
kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan
pedoman hidup yakni al-quran dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.

Makalah ini merupakan salah satu tugas dari pada mata kuliah k3 dan aspek
hukum.pada program studi D3 Fakultas Teknik Sipil pada Politeknik Negeri
Lhokseumawe. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
terdapat berbagai kekurangan, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran
dari pembacanya.

Semoga makalah ini dapat memberi manfaat kepada pembacanya, serta


menambah wawasan dan memperdalam keimanan kita kepada sang pencipta.

Lhokseumawe, 01 Oktober 2016

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................I
DAFTAR ISI ..................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................4
1.1. LATAR BELAKANG ..............................................................................4
1.2. PENGERTIAN K3 ..................................................................................5
1.3. DASAR HUKUM K3 KONSTRUKSI DAN SARANA BANGUNAN..6
1.4. TUJUAN PENERAPAN K3.....................................................................7
BAB II PENERAPAN K3 KONSTRUKSI .................................................8
2.1 PERATURAN K3 KONSTRUKSI ...................................................... ...8
2.2.KEBIJAKAN PENERAPAN K3 KONSTRUKSI.................................. ..9
BAB III ALAT PELINDUNG DIRI ...........................................................10
3.1. ALAT PELINDUNG DIRI......................................................................10
BAB IV KETENTUAN ADMINISTRASI.19
A. KEWAJIBAN UMUM...19
B. ORGANISASI K3..20
C. LAPORAN KECELAKAAN....21
D. PEMBIAYAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA.....21
E. TEMPAT KERJA DAN PERALATAN22
BAB V PENUTUP23

BAB I
3

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Derajat kesehatan dan keselamatan yang tinggi di tempat kerja merupakan hak
pekerja yang wajib dipenuhi oleh perusahaan disamping hak-hak normatif
lainnya. Perusahaan hendaknya sadar dan mengerti bahwa pekerja bukanlah
sebuah sumber daya yang terus-menerus dimanfaatkan melainkan sebagai
makhluk sosial yang harus dijaga dan diperhatikan mengingat banyaknya faktor
dan resiko bahaya yang ada di tempat kerja. Selain perusahaan, pemerintah juga
turut bertanggung jawab untuk melindungi kesehatan dan keselamatan kerja.
Demikian juga dengan pekerjaan jasa konstruksi bangunan dilaksanakan
dengan bertahap yaitu mulai dari tahapan persiapan, tahapan pelaksanaan dan
tahapan pemeliharaan pembongkaran. Melihat berbagai masalah keselamatan dan
kesehatan kerja konstruksi dan belum optimal pengawasan karena begitu
kompleksnya pekerjaan konstruksi dan kurangnya pengawasan terhadap K3
konstruksi. Hal ini menyebabkan proses kerja konstruksi dan kondisi tempat kerja
mengandung potensi bahaya.
Adapun upaya yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan dengan
dikeluarkannya peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang K3 yaitu
UU No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Hal ini
menjadi penting dalam penerapannya di Perusahaan, sebagai bentuk dari hak
tenaga kerja mendapatkan keselamatan dalam melakukan aktifitas kerja serta
terciptanya suasana kerja dan lingkungan yang sehat. Sesuai proses atau bahan
produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti terjatuh, pencemaran
lingkungan dan penyakit akibat kerja wajib menerapkan sistem manajemen K3.

1.2 PENGERTIAN K3
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang terkait
dengan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah
institusi maupun lokasi proyek. Tujuan K3 adalah untuk memelihara kesehatan dan
keselamatan lingkungan kerja. K3 juga melindungi rekan kerja, keluarga pekerja,
konsumen, dan orang lain yang juga mungkin terpengaruh kondisi lingkungan kerja.
Pengertian Kesehatan, Keselamatan Dan Kesejahreraan (K3) Menurut Para Ahli
1. Menurut Mangkunegara
Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran danupaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenagakerja
pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk
menujumasyarakat adil dan makmur
2. Menurut Sumamur (1981)
Keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untukmenciptakan suasana
kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan yang bekerja di perusahaan yang
bersangkutan.
3. Menurut Simanjuntak (1994)
Keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang bebasdari resiko
kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup tentang
kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja
4. Mathis dan Jackson
Menyatakan bahwa keselamatan adalah merujuk pada perlindunganterhadap
kesejahteraan fisik seseorang terhadap cidera yang terkait dengan
pekerjaan.Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum fisik, mental dan stabilitas
emosi secaraumum.
5. Menurut Ridley, John (1983)

Mengartikan kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatukondisi dalam


pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaanmaupun bagi
masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut.
6. Jackson
Menjelaskan bahwa kesehatan dan keselamatan kerja menunjukkan kepada
kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh
lingkungan kerjayang disediakan oleh perusahaan.
7. Lalu Husni, 2003
Ditinjau dari sudut keilmuan, kesehatan dan keselamatan kerjaadalah ilmu
pengetahuan
dan
penerapannya
dalam usaha
mencegah
kemungkinan
terjadinyakecelakaan dan penyakit akibat kerja di tempat kerja
1.3 DASAR HUKUM K3 KONSTRUKSI DAN SARANA BANGUNAN

UNDANG-UNDANG Dasar 1945.

Undang-Undang No. 01/1970 tentang keselamatan kerja.

Permenaker No.01/MEN/1980 tentang K3 konstruksi bangunan.

Surat Keputusan Bersama Mentri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum
No.kep.174/Men/1986 dan No.104/Kpts/1986.

Permenaker No.28/MEN/2000 tentang Bangunan Gedung.

Permenaker No.05/Men/1996 dan tentang Sistem Manajemen Kesehatan dan


Keselamatan Kerja (SMK3).

1.4 tujuan penerapan k3


Tujuan utama dalam penerapan k3 berdasarkan undang-undang No1 tahun 1970
tentang keselamatan kerja yaitu antara lain :
1. Menlindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang lain di
tempat kerja.
2. Menjamin setiap sumber produksi dapat di gunakan secara aman dan efisien.
3. Meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas nasional.

BAB II.
PENERAPAN K3 KONSTRUKSI

2.1 Peraturan K3 Konstruksi


Peraturan perundang-undangan yang terkait dengan K3 konstruksi antara lain:
1. Pasal 22, ayat (2) huruf L, Undang- undang RI No.18 tahun 1999
menyebutkan kontrak kerja konstruksi sekurang-kurangnya harus mencakup Uraian
mengenai : perlindungan pekerja, yang memuat ketentuan tentang kewajiban para
pihak dalam pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja serta jaminan sosial.
2. Pasal 30 ayat (1) PP No.29 tahun 2000 menyebutkan bahwa untuk menjamin
terwujudnya tertib penyelenggaraan pekerjaan konstruksi, penyelenggara pekerjaan
konstruksi wajib memenuhi ketentuan tentang :
tempat kerja konstruksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
pelaksanaan pekerjaan konstruksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

2.2 Kebijakan Penerapan K3 Konstruksi


Kebijakan Departemen PU dalam penerapan K3, dalam rangka mewujudkan
tertib penyelenggaraan pekerjaan konstruksi serta upaya untuk mewujudkan
keamanan, keselamatan dan kesehatan kerja pada tempat kegiatan konstruksi bidang
pekerjaan umum. Departemen Pekerjaan Umum telah menerbitkan Peraturan
Menteri

Pekerjaan

Umum

No.09/PRT/M/2008

Pedoman

Sistem

tentang

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.


Sesuai dengan maksud dan tujuan diterbitkannya peraturan menteri tersebut adalah
untuk memberikan acuan bagi pengguna dan penyedia jasa dalam penyelenggaraaan
K3 konstruksi bidang pekerjaan umum, yang dilaksanakan secara sistematis,
terencana, terpadu dan terkoordinasi serta semua pemangku kepentingan agar
mengetahui dan memahami tugas dan kewajibannya dalam penerapan K3.
Berdasarkan Peraturan Menteri PU No. 09/PER/M/2008, tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum yang merupakan acuan
bagi Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa dalam penyelenggaraan K3 konstruksi
bidang pekerjaan umum, UU.No. 18 Tahun 1999 tentang jasa Konstruksi,dimana
mensyaratkan Ahli K3 pada setiap proyek / kegiatan terutama pada kegiatan yang
memiliki resiko tinggi.

BAB III
ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat
bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri
dan orang di sekelilingnya.
Kewajiban itu sudah disepakati oleh pemerintah melalui Departement Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Negara republik indonesia. Hal ini tertulis di Peraturan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.08/Men/VII/2010 tentang pelindung
diri. Adapun bentuk dari alat tersebut adalah :

1. Safety Helmet

10

Berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala secara
langsung

2. Sabuk Keselamatan (safety belt)

Berfungsi sebagai alat pengaman ketika menggunakan alat transportasi ataupun


peralatan lain yang serupa (mobil, pesawat, alat berat, dan lain-lain).

11

3. Sepatu Karet (sepatu boot)

Berfungsi sebagai alat pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun
berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk melindungi kaki dari benda
tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb.

12

4. Sepatu pelindung (safety shoes)

Seperti sepatu biasa, tapi dari bahan kulit dilapisi metal dengan sol dari karet
tebal dan kuat. Berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa kaki
karena tertimpa benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb.

13

5. Sarung Tangan

Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi
yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung tangan di
sesuaikan dengan fungsi masing-masing.

14

6. Tali pengaman (Saftey Harness)

Berfungsi sebagai pengaman saat bekerja di ketinggian. Diwajibkan


menggunakan alat ini di ketinggian lebih dari 1,8 meter.
7. Penutup telinga (Ear plug/Ear Muff)

15

Berfungsi sebagai pelindung telinga pada saat bekerja di tempat yang bising.

8. Kaca Mata Pengaman (Safety Glasses)

Berfungsi sebagai pelindung mata ketika bekerja (misalnya mengelas)


9. Masker (Respirator)

16

Berfungsi sebagai penyaring udara yang masuk dihirup saat bekerja di tempat dengan
kualitas udara buruk (misal berdebu,beracun,dll.)

10. Pelindung wajah (Face Shield)

Berfungsi sebagai pelindung wajah dari percikan benda asing saat bekerja (misal
pekerjaan mengerinda)
17

11. Jas Hujan

Befungsi melindungi dari percikan air saat bekerja (misal bekerja pada saat
hujan atau mencuci alat)

18

BAB IV
KETENTUAN ADMINISTRASI

A. Kewajiban Umum

Penyedia Jasa Kontraktor berkewajiban untuk mengusahakan agar tempat


kerja, peralatan, lingkungan kerja dan tata cara kerja diatur sedemikian rupa
sehingga tenaga kerja terlindung dari resiko kecelakaan.
Penyedia Jasa Kontraktor menjamin bahwa mesin mesin peralatan, kendaraan
atau alat-alat lain yang akan digunakan atau dibutuhkan sesuai dengan
peraturan Keselamatan Kerja, selanjutnya barang-barang tersebut harus dapat
dipergunakan secara aman.
Penyedia Jasa Kontraktor turut mengadakan :pengawasan terhadap tenaga
kerja, agar tenaga kerja tersebut dapat melakukan pekerjaan dalam keadaan
selamat dan sehat.
19

Penyedia Jasa Kontraktor menunjuk petugas Keselamatan Kerja yang karena


jabatannya di dalam organisasi kontraktor, bertanggung jawab mengawasi
kordinasi pekerjaan yang dilakukan. untuk menghindarkan resiko bahaya
kecelakaa
Penyedia Jasa Kontractor memberikan pekerjaan yang cocok untuk tenaga
kerja

sesuai

dengsn

keahlian

umur,

jenis

kelamin

dan

kondisi

fisik/kesehatannya.
ebelum pekerjaan dimulai Penyedia Jasa Kontraktor menjamin bahwa semua
tenaga kerja telah diberi petunjuk terhadap bahaya demi pekerjaannya masingmasing dan usaha pencegahannya, untuk itu Pengurus atau kontraktor dapat
memasang papan-papan pengumuman, papan-papan peringatan serta saranasarana pencegahan yang dipandang perlu.
Orang tersebut bertanggung jawab pula atas pemeriksaan berkala terhadap
semua tempat kerja, peralatan, sarana-sarana pencegahan kecelakaan,
lingkungan kerja dan cara-cara pelaksanaan kerja yang aman.
Hal-hal yang rnenyangkut biaya yang timbal dalam rangka penyelenggaraan
keselamatan dan kesehatan kerja menjadi tanggung jawab Pengurus dan
Kontraktor.

B. Organisasi K3

Petugas Keselamatan dan Kesehatan Kerja harus bekerja secara penuh (FullTime) untuk mengurus dan menyelenggarakan Keselamatan dan Kesehatan

Kerja.
Pengurus dan Kontraktor yang mengelola pekerjaan dengan memperkerjakan
pekerja dengan jumlah minimal 100 orang atau kondisi dari sifat proyek
memang memerlukan, diwajibkan membentuk unit Pembina Keselamatan

dan Kesehatan Kerja.


Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja tersebut ini merupakan
unit struktural dari organisasi Kontraktor yang dikelola oleh Pengurus atau

20

Kontraktor.
Petugas Keselamatan dan Kesehatan Kerja tersebut bersama-sama dengan
Panitia Pembina Keselamatan Kerja ini bekerja sebaik-baiknya, dibawah
kordinasi Pengurus atau Kontraktor, serta bertanggung jawab kepada
Pemimpin Proyek.

Kontraktor harus :

1. Memberikan kepada Panitia Pembina Keselamatan


dan Kesehatan Kerja (Safety Committee) fasilitasfasilitas dalam melaksanakan tugas mereka.
2. Berkonsultasi dengan Panitia Pembina Keselamatan
clan Kesehatan Kerja (Safety Committee) dalam
segala hal yang berhubungan dengan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja dalam Proyek.
3. Mengambil langkah-langkah praktis untuk memberi
efek pada rekomendasi dari Safety Committee.

C. Laporan Kecelakaan
Setiap kejadian kecelakaan kerja atau kejadian yang berbahaya harus dilaporkan
kepada Depnaker dan Departemen Pekerjaan Umum.

Laporan tersebut harus

meliputi statistik yang akan :

Menunjukkan catatan kecelakaan dari setiap kegiatan kerja, pekerja masingmasing clan,

Menunjukkan gambaran kecelakaan-kecelakaan dan sebab-sebabnya.


D. Pembiayaan Keselamatan dan Kesehatan kerja

21

Biaya operasional kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja harus sudah


diantisipasi sejak dini yaitu pada saat pengguna jasa mempersiapkan pembuatan
desain dan perkiraan biaya suatu proyek jalan dan jembatan. Sehingga idealnya pada
saat pelelangan menjadi salah satu item pekerjaan yang perlu menjadi bagian evaluasi
dalam penetapan pemenang lelang. Selanjutnya penyedia jasa kontraktor harus
melaksanakan prinsip-prinsip kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja termasuk
penyediaan prasarana, sumberdaya manusia dan pembiayaan untuk kegiatan tersebut
dengan biaya yang wajar.
Oleh karena itu baik penyedia jasa dan pengguna jasa perlu memahami prinsipprinsip keselamatan dan kesehatan kerja ini , agar dapat melakukan langkah
persiapan, pelaksanaan dan pengawasannya.
E. Tempat Kerja dan Peralatan
Dalam sebuah proyek harus lah memperhatikan hal-hal berikut :
1. Pintu masuk dan keluar
2. Lampu/penerangan
3. Ventilasi
4. Kebersihan

22

BAB V
PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
Penulis banyak berharap para pembaca agar kiranya dapat memberikan kritik
dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan
penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini
berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada
umumnya.

23

24

Anda mungkin juga menyukai