Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PENGANTAR METODE PELAKSANAAN

DAN PEMBONGKARAN KONSTRUKSI

“K3 KONSTRUKSI”

Dosen Pengampu :

HAMDENI MEDRIOSA, S.T., M.T.

Oleh :

KELOMPOK

1. ASRAFUL MUSTAFA (2020210073)


2. NURUL FACHRI (2020210029)
3. HAYATUL SARAH (2020210018)

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI PADANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas semua limpahan rahmat dan karunianya
sehingga makalah dengan tema ‘K3 KONSTRUKSI’ ini selesai dengan waktu yang tepat. Kami
juga mengucapkan terimakasih kepada bapak selaku guru pengajar mata kuliah Metode
Pengantar Pelaksanaa Dan Pembongkaran Konstruksi yang telah memberikan tugas ini kepada
bapak Hamdeni Medriosa kami sehingga kami mendapatkan banyak tambahan ilmu pengetahuan
khususnya tentang k3 konstruksi.

Kami selaku penyusun makalah ini, berharap semoga makalah yang telah Kami susun ini
bisa memberikan banyak manfaat serta menambah ilmu pengetahuan terutama dalam hal
konsruksi di Indonesia.

Padang,26 Februari 2023

Kelompok
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ketika kita berbicara tentang K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), itu adalah kumpulan
prinsip-prinsip dan praktik-praktik yang dirancang untuk menjaga karyawan dan pekerja aman
dan sehat selama bekerja. Di sektor konstruksi, kebutuhan akan K3 sangat penting karena
lingkungan kerja di lokasi konstruksi seringkali penuh dengan bahaya dan risiko yang harus
diatasi.

K3 konstruksi mencakup berbagai aspek, termasuk perlindungan terhadap cedera akibat


jatuh, tersetrum listrik, kebakaran, keracunan, dan bahaya lainnya. Beberapa faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam K3 konstruksi meliputi penggunaan peralatan dan bahan yang aman,
pengaturan lingkungan kerja yang aman, pelatihan karyawan dan pengawasan kerja yang tepat.

Dalam rangka memastikan K3 konstruksi yang efektif, penting untuk memahami dan
mengikuti peraturan dan standar keselamatan yang berlaku, termasuk peraturan OSHA
(Occupational Safety and Health Administration) di Amerika Serikat. Selain itu, penggunaan
teknologi dan peralatan yang aman dan inovatif juga dapat membantu mengurangi risiko cedera
dan meningkatkan keselamatan kerja di sektor konstruksi.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, beberapa rumusan masalah yang dapat diangkat dalam
makalah K3 konstruksi antara lain:

1. Apa saja bahaya dan risiko yang muncul di lingkungan kerja konstruksi?
2. Bagaimana cara mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko di lokasi konstruksi?
3. Bagaimana cara mengurangi risiko dan meningkatkan keselamatan kerja di sektor
konstruksi?
4. Bagaimana teknologi dan peralatan baru dapat membantu meningkatkan keselamatan
kerja di sektor konstruksi?
5. Bagaimana cara mengintegrasikan budaya keselamatan dalam organisasi konstruksi?
6. Bagaimana pentingnya pelatihan dan pengawasan kerja yang tepat untuk meningkatkan
kesadaran keselamatan karyawan di sektor konstruksi?
1.3. Tujuan Makalahnya

Tujuan dari makalah K3 konstruksi adalah untuk memberikan pemahaman yang lebih
mendalam tentang pentingnya K3 di sektor konstruksi, serta cara mengimplementasikan praktik-
praktik yang efektif untuk meningkatkan keselamatan kerja. Beberapa tujuan khusus dari
makalah ini antara lain:

1. Menjelaskan bahaya dan risiko yang terkait dengan lingkungan kerja konstruksi.
2. Menyajikan informasi tentang peraturan dan standar keselamatan yang berlaku di sektor
konstruksi.
3. Mempelajari teknologi dan peralatan baru yang dapat membantu meningkatkan
keselamatan kerja di sektor konstruksi.
4. Menyediakan praktik terbaik untuk mengurangi risiko cedera dan kecelakaan kerja di
sektor konstruksi.
5. Menggambarkan pentingnya pelatihan dan pengawasan kerja yang tepat dalam
meningkatkan kesadaran keselamatan karyawan di sektor konstruksi.
6. Membahas dampak dari K3 yang buruk pada produktivitas dan biaya konstruksi.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian K3 Konstruksi

K3 atau Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan salah satu aspek penting yang harus
diperhatikan dalam segala jenis pekerjaan, termasuk di sektor konstruksi. Pekerjaan konstruksi
memiliki risiko yang tinggi terhadap kecelakaan kerja dan bahaya kesehatan, sehingga
pengelolaan K3 harus dijadikan prioritas utama dalam setiap tahap konstruksi. Dalam makalah
ini, akan dibahas mengenai K3 di sektor konstruksi, termasuk pengertian, risiko, langkah-
langkah pengelolaan K3, serta peran dan tanggung jawab masing-masing pihak.

2.2 Tujuan K3 Konstruksi

Pada sebuah bidang kerja yakni konstruksi, K3 atau sebuah keamanan konstruksi terpusat
pada berbagai atau segala hal yang memberikan pengaruh pada aspek lainnya. Mulai dari suatu
kondisi keselamatan, keamanan, dan kesehatan bagi setiap pekerjanya. Bahkan lingkungan
kerjanya pun juga sangat berpengaruh terhadap proses pelaksanaan proyek. 

Dengan terciptanya sebuah tanda atau aturan K3 bukanlah tanpa sebab. Keberadaan rambu
K3 konstruksi ini memiliki banyak peranan penting. Yang mana sangat berfokus pada kelancaran
dan keselamatan selama proses pekerjaan proyek. Seperti yang telah tertulis pada UU No.1
Tahun 1970. Yang mana didalam aturan tersebut membahas seputar keselamatan tenaga kerja.
Telah dibahas secara rinci mulai dari syarat K3 hingga tujuannya. Inilah beberapa tujuan dari
adanya rambu K3, diantaranya : 

a Berguna untuk mencegah, mengurangi, dan memadamkan berbagai risiko kecelakaan,


kebakaran, bahkan hingga peledakan. 
b Memberikan petunjuk atau kesempatan jalan untuk menyelamatkan diri sewaktu terjadi
keadaan darurat.
c Mampu memberikan sebuah pertolongan dan sebagai alat perlindungan saat terjadi
sebuah kecelakaan atau keadaan darurat lainnya. 
d Mengendalikan sebuah penyebarluasan suhu, debu, kotoran, angin, suara, getaran, dan
masih banyak faktor atau benda lainnya. 
e Mampu mengendalikan timbulnya sebuah penyakit akibat kerja, entah fisik hingga
psikis. 
f Dapat digunakan sebagai penyelenggara penyegaran udara, suhu, dan kelembaban. 

2.3 Risiko di Sektor Konstruksi

Pekerjaan konstruksi memiliki risiko yang tinggi terhadap kecelakaan kerja dan bahaya
kesehatan. Beberapa risiko yang umum terjadi di sektor konstruksi meliputi:

a Kecelakaan akibat jatuh dari ketinggian


b Kecelakaan akibat tertimpa material atau struktur
c Kecelakaan akibat mesin atau alat yang berbahaya
d Kecelakaan akibat listrik
e Bahaya kesehatan akibat debu, asap, dan bahan kimia berbahaya
f Langkah-langkah Pengelolaan K3 Konstruksi

Untuk mengurangi risiko kecelakaan kerja dan bahaya kesehatan di sektor konstruksi, perlu
dilakukan pengelolaan K3 yang baik dan terintegrasi. Beberapa langkah-langkah pengelolaan K3
Konstruksi yang dapat dilakukan antara lain:

a Identifikasi Risiko: Dilakukan dengan cara mengidentifikasi segala jenis risiko yang
mungkin terjadi di lokasi konstruksi, seperti risiko jatuh dari ketinggian, risiko tertimpa
material atau struktur, risiko listrik, dan lain sebagainya.
b Penilaian Risiko: Dilakukan dengan cara menilai tingkat risiko dan dampak yang
ditimbulkan apabila risiko tersebut terjadi, sehingga dapat menentukan prioritas tindakan
pencegahan yang harus dilakukan.
c Pengendalian Risiko: Dilakukan dengan cara mengurangi atau menghilangkan risiko
tersebut melalui tindakan pencegahan, seperti penggunaan alat pengaman, penerapan
prosedur kerja yang aman, pengawasan ketat terhadap pekerja, dan lain sebagainya.
d Pelatihan dan Sosialisasi: Dilakukan dengan cara memberikan pelatihan dan sosialisasi
mengenai pentingnya K3
2.4 Aspek Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

Aspek-aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang harus diperhatikan oleh
perusahaan antara lain adalah sebagai berikut (Anoraga, 2005):

a Lingkungan kerja

Lingkungan kerja merupakan tempat dimana seseorang atau karyawan dalam beraktifitas
bekerja. Lingkungan kerja dalam hal ini menyangkut kondisi kerja, seperti ventilasi, suhu,
penerangan dan situasinya.

b Alat kerja dan bahan

Alat kerja dan bahan merupakan suatu hal yang pokok dibutuhkan oleh perusahaan untuk
memproduksi barang. Dalam memproduksi barang, alat-alat kerja sangatlah vital yang
digunakan oleh para pekerja dalam melakukan kegiatan proses produksi dan di samping itu
adalah bahan-bahan utama yang akan dijadikan barang.

c Cara melakukan pekerjaan

Setiap bagian-bagian produksi memiliki cara-cara melakukan pekerjaan yang berbeda-


beda yang dimiliki oleh karyawan. Cara-cara yang biasanya dilakukan oleh karyawan dalam
melakukan semua aktivitas pekerjaan, misalnya menggunakan peralatan yang sudah tersedia
dan pelindung diri secara tepat dan mematuhi peraturan penggunaan peralatan tersebut dan
memahami cara mengoperasionalkan mesin.

2.5 Faktor Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

Faktor-faktor yang mempengaruhi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah sebagai
berikut (Budiono dkk, 2003):

a Beban kerja. Beban kerja berupa beban fisik, mental dan sosial, sehingga upaya
penempatan pekerja yang sesuai dengan kemampuannya perlu diperhatikan. 
b Kapasitas kerja. Kapasitas kerja yang banyak tergantung pada pendidikan, keterampilan,
kesegaran jasmani, ukuran tubuh, keadaan gizi dan sebagainya.
c Lingkungan kerja. Lingkungan kerja yang berupa faktor fisik, kimia, biologik,
ergonomik, maupun psikososial.
2.6 Prinsip Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

Prinsip-prinsip yang harus dijalankan perusahaan dalam menerapkan keselamatan dan


kesehatan kerja (K3) adalah sebagai berikut (Sutrisno dan Ruswandi, 2007):

a Adanya APD (Alat Pelindung Diri) di tempat kerja. 


b Adanya buku petunjuk penggunaan alat dan atau isyarat bahaya. 
c Adanya peraturan pembagian tugas dan tanggung jawab. 
d Adanya tempat kerja yang aman sesuai standar SSLK (syarat-syarat lingkungan kerja)
antara lain tempat kerja steril dari debu,kotoran, asap rokok, uap gas, radiasi, getaran
mesin dan peralatan, kebisingan, tempat kerja aman dari arus listrik, lampu penerangan
cukup memadai, ventilasi dan sirkulasi udara seimbang, adanya aturan kerja atau aturan
keprilakuan. 
e Adanya penunjang kesehatan jasmani dan rohani ditempat kerja. 
f Adanya sarana dan prasarana yang lengkap ditempat kerja. 
g Adanya kesadaran dalam menjaga keselamatan dan kesehatan kerja.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

K3 Konstruksi merupakan upaya pencegahan dan pengendalian risiko kecelakaan dan


bahaya kesehatan di tempat kerja konstruksi. Hal ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan
kerja yang sehat dan aman bagi seluruh pekerja di lokasi konstruksi. K3 Konstruksi meliputi
semua aspek kerja yang berhubungan dengan konstruksi, seperti pengangkatan material,
pemasangan struktur, pengelasan, pembersihan dan lain sebagainya. Pada suatu konstruksi
tentunya banyak resiko atau kecelakaan yang terjadi. Untuk mengurangi risiko kecelakaan kerja
dan bahaya kesehatan di sektor konstruksi, perlu dilakukan pengelolaan K3 yang baik dan
terintegrasi. Maka keselamatan dan Kesehatan kerja pada suatu konstruksi itu sangat penting
untuk dilaksanakan agar dapat mengantisipasi atau mengurangi hal yang tidak diinginkan
tersebut.

3.2 Saran

Saran bagi perusahaan konstruksi atau pihak yang terkait agar dapat meningkatkan
keselamatan kerja di sektor konstruksi. Rekomendasi ini dapat berupa pengembangan budaya
keselamatan yang lebih kuat, penggunaan teknologi dan peralatan baru yang lebih canggih,
peningkatan pelatihan karyawan, atau penegakan peraturan dan standar yang lebih ketat.
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Kementerian Pekerjaan


Umum dan Perumahan Rakyat. (2015). Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada
Konstruksi Jalan dan Jembatan. Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Kusumastuti, R. (2016). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecelakaan Kerja


pada Proyek Konstruksi. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 11(1), 10-18.

Sutanto, E. (2018). Implementasi Program K3 dalam Meningkatkan Keselamatan dan


Kesehatan Kerja pada Proyek Konstruksi. Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan, 20(2), 91-98.

Sutrisno dan Ruswandi. 2007. Prosedur Keamanan, Keselamatan & Kesehatan Kerja.


Sukabumi: Yudhistira.

Budiono, M. Sugeng. 2003. Bunga Rampai Hiperkes dan Kesehatan Kerja. Semarang:


UNDIP. 

Anda mungkin juga menyukai