Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MAKALAH K3 FAKTOR KESELAMAAN DAN KESEHATAN PADA

PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN TERMINAL BUS

NAMA KELOMPOK
1. FLORIDA MARIA SERVIAM 1923716051
2. FONI FITRIANI NESIMNASI 1923716051

POLITEKNIK NEGERI KUPANG


2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
hikmat dan karunia-Nya, sehingga Makalah K3 & Aspek Hukum Konstruksi ini dapat
terselesaikan.
Makalah ini dibuat untuk memperdalam penggetahuan tentang Kesehatan dan
Keselamatan Kerja khususnya di bidang Konstruksi dan sekaligus sebagai tugas yang harus
dipenuhi oleh mahasiswa dalam mata kuliah K3 & Aspek Hukum Konstruksi.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan makalah ini.
Demikian makalah ini dibuat, semoga bermanfaat. Sekian dan terima kasih.
KATA PENGANTAR 1

BAB I......................................................................................................................................................3

PENDAHULUAN.....................................................................................................................................3

A.   LATAR BELAKANG........................................................................................................................3

B. PERMASALAHAN............................................................................................................................3

C. TUJUAN..........................................................................................................................................4

BAB III....................................................................................................................................................4

PEMBAHASAN.......................................................................................................................................4

PENGERTIAN K3.................................................................................................................................4

B. BAHAYA YANG AKAN DIHADAPI PADA PROYEK KOSNTRUKSI TERMINAL......................................5

C.   MANAJEMEN K3..........................................................................................................................6

1) PLANNING...............................................................................................................................6

2) ORGANIZING..........................................................................................................................6

D. DASAR HUKUM K3 DI INDONESIA.................................................................................................8

BAB III....................................................................................................................................................8

PENUTUP...............................................................................................................................................8

A.    KESIMPULAN...............................................................................................................................8

B. SARAN............................................................................................................................................9
BAB I

PENDAHULUAN
A.   LATAR BELAKANG

Kegiatan Konstruksi merupakan unsur penting dalam pembangunan. Dalam melaksanakan


Kegiatan konstruksi menimbulkan berbagai dampak yang tidak diinginkan antara lain yang
menyangkut aspek keselamatan kerja dan lingkungan. Untuk itu Kegiatan konstruksi harus
dikelola dengan memperhatikan standar dan ketentuan K3 yang berlaku.

Bahaya yang paling sering terjadi di proyek konstruksi adalah : jatuh dari ketinggian,
kecelakaan kendaraan bermotor, dan tertimpa benda yang jatuh.

Jatuh dari ketinggian adalah penyebab utama kecelakaan kerja dalam industri konstruksi.
Menurut buku OSHA (29 CFR), tindakan perlindungan agar tidak jatuh meliputi : pembuatan
landasan untuk berpijak yang kuat, jalan setapak yang cukup lebar, dibuatkan pagar di sisi
pinggiran . Perlindungan juga diperlukan ketika karyawan yang berisiko untuk jatuh ke
peralatan berbahaya.

Tertimpa benda yang jatuh adalah kejadian kecelakaan kerja yang  ke tiga. Tidak seorangpun
diperbolehkan untuk menyeberang di bawah atau berdiri di bawah peralatan loading, semua
pekerja seharusnya berada pada jarak yang aman, disamping itu ada ketidak disiplinan dalam
pemakaian pelindung kepala.
B. PERMASALAHAN

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, penulis dapat merumuskan masalah


sebagai berikut :
1. Bagaimana cara mencegah terjadinya kecelakaan kerja ?
2. Faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja proyek konstruksi
terminal Bandar udara ?
3. Bagaimana pelaksanaan prosedur K3 pada pekerjaan konstuksi bangunan?

C. TUJUAN
Adapun yang menjadi tujuan dalam penulisan makalah ini adalah
1. Pekerja konstruksi berada di tempat kerja selalu dalam keadaan selamat, sehat dan
sejatera.
2. Menguatkan pemahaman tentang pentingnya faktor keselamatan dan kesehatan
kerja
3. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau
kondisi keselamatan dan kesehatan kerja proyek konstruksi terminal
4. Untuk mengkaji secara mendalam faktor faktor keselamatan dan kesehatan.
BAB III

PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN K3

K3 (Keselamtan dan Kesehatan Kerja) saat ini menjadi sebuah hal yang cukup familiar
dalam dunia kerja. Namun belum semua orang mengetahui pengertian K3 sebenarnya.
Berikut adalah beberapa pengertian K3 menurut ILO (International Labour Organization) :

 ILO (International Labour Organization)

Suatu upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan derajat kesejahtaraan fisik,


mental dan sosial yang setinggi-tingginya bagi pekerja di semua jabatan, pencegahan
penyimpangan kesehatan diantara pekerja yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan,
perlindungan pekerja dalam pekerjaannya dari risiko akibat faktor yang merugikan kesehatan,
penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang diadaptasikan
dengan kapabilitas fisiologi dan psikologi; dan diringkaskan sebagai adaptasi pekerjaan
kepada manusia dan setiap manusia kepada jabatannya.

Dalam UU No. 1 Tahun 1970, terciptanya rambu-rambu K3 mempunyai peranan yang


sangat penting untuk memfokuskan setiap keselamatan dan kelancaran selama proses
pengerjaan proyek berlangsung. Aturan dalam undang-undang tersebut juga membahas
tentang syarat hingga kelengkapan lain sebagai komponen dari keselamatan kerja.
Begitu juga dengan tujuannya yang terangkum dalam beberapa hal berikut ini:
a. Mencegah, mengurangi, hingga memadamkan bermacam-macam risiko kecelakaan,
kebakaran, maupun peledakan.
b. Memberikan petunjuk, arahan, atau kesempatan jalan sebagai sarana penyelamatan
diri pada suatu keadaan darurat yang sedang terjadi.
c. Mampu menyalurkan pertolongan serta sebagai alat perlindungan ketika terjadi
suatu kecelakaan maupun keadaan darurat tertentu.
d. Melakukan pengendalian terhadap penyebarluasan kotoran, suhu, suara, angin,
getaran, maupun faktor-faktor yang mempengaruhi lainnya.
e. Melaksanakan pengendalian terhadap timbulnya suatu penyakit karena kerja, entah
itu psikis maupun fisik.
f. Penyelenggara dari aktivitas penyegaran suhu, udara, dan kelembaban.
g. Memberikan penerangan yang sangat mencukupi pada kondisi darurat.
h. Mengatur langkah-langkah pengamanan sekaligus kelancaran pada proses evakuasi
keadaan darurat sekaligus menjadi sarana pemeliharaan bangunan.
i. Menghasilkan adanya keserasian antara tenaga kerja dengan lingkungannya melalui
aktivitas pemeliharaan kebersihan lingkungan.
j. Penyesuaian dan penyempurnaan bermacam-macam pengaman selama bekerja.

B. BAHAYA YANG AKAN DIHADAPI PADA PROYEK KOSNTRUKSI


TERMINAL

Adapun potensi bahaya yang akan dihadapi pada kontrusksi bangunan terminal
mempunyai beberapa faktor , faktor itu diantara lain :

1. Pekerjaan Pembekistingan diantara lain :

- Pemasangan body bekisting kolom

- Pembekistingan scaffolding

- Pembongkaran bekisting

2. Pekerjaan pembesian diantara lain:


- Pemotongan besi kolom, lantai, dinding, balok
- Pemasangan besi dinding, kolom, balok
- Pemasangan besi lantai.

3. Pekerjaan Pengecoran diantara lain:


- Penempatan truck mixer
- Pekerjaan pengecoran menggunakan bucket dan pipa tremi
- Pemadatan beton segar

4. Bahan-bahan yang jatuh dari bangunan yang roboh

5. Kebisingan dan Getaran

.   C MANAJEMEN K3
Manajemen dan K3 Untuk menjalankan program keselamatan dan kesehatan kerja
membutuhkan manajemen yang baik. Karena manajemen dapat mengatur semua unsur pendukung
program tersebut guna mencapai tujuan yang diiginkan. Maka dari itu sebuah proyek konstruksi
membutuhkan manajemen untuk mewujudkan hasil yang direncanakan. Berbicara tentang
manajemen adalah sebuah cara untuk mengatur sebuah proses pekerjaan dapat berjalan sesuai
rencana. Manajemen mempunyai sistem yang bisa menghasilkan suatu pekerjaan mencapai titik
keberhasilan 100%. Bagian dari sistem manajemen k3 sendiri meliputi Planning, Organizing,
Actuating, dan Controling.

1) PLANNING

Perusahaan atau jasa kontraktor yang bersangkutan harus merencanakan untuk memenuhi
kebijakan agar tenaga kerja yang bersangkutan terlindung dari reksiko kecelakaan pada proyek
konstruksi terminal

2) ORGANIZING
Organizing sendiri adalah proses dalam memastikan kebutuhan manusia dan fisik setiap
sumber daya tersedia untuk menjalankan rencana dan mencapai tujuan keselamtan dengan
menggunakan perlengkapan keselamatan kerja dan jenis perlengkapan keselamatan kerja
antara lain :

1. Safety hat, yang berguna untuk melindungi kepala dari benturan benda keras selama
mengoperasikan atau memelihara AMP.
2. Safety shoes, yang akan berguna untuk menghindarkan terpeleset karena licin atau
melindungi kaki dari kejatuhan benda keras dan sebagainya.
3. Kaca mata keselamatan, terutama dibutuhkan untuk melindungi mata pada lokasi
pekerjaan yang banyak serbuk metal atau serbuk material keras lainnya.
4. Masker, diperlukan pada medan yang berdebu meskipun ruang operator telah tertutup
rapat, masker ini dianjurkan tetap dipakai.
5. Sarung tangan, dibutuhkan pada waktu mengerjakan pekerjaan yang berhubungan
dengan bahan yang keras, misalnya membuka atau mengencangkan baut dan
sebagainya.
6. Alat pelindung telinga, digunakan untuk melindungi telingan dari kebisingan yang
ditimbulkan dari pengoperasian peralatan kerja.

3) ACTUATING
Perencanaan dan pengoprasian pelaksanaan k3 terdiri dari beberapa factor yaitu :

1. Manusia
Manusia merupakan unsur yang paling penting dan paling menentukan
dalam keselamatan dan kesehatan kerja , beberapa syarat yang wang dipunya
oleh pelaku konstruksi adalah

 Sehat Jasmani dan Rohani


 Displin
 Mematuhi ketentuan peraturan keselamatan kerja
 Menggunakan peralatan keselamatan kerja
2. Peralatan / Mesin
 Kebersihan dan Ketertiban harus tetap terjaga
 Peralatan harus dalam kondisi baik dan siap untuk dioperasikan
 Kesediaan bahan bakar harus tercukupi

3. Lingkungan / Tempat kerja


 Mempunyai penerangan yang cukup dan memnuhi syarat untuk
melakukan pekerjaan
 Mempunyai suhu yang baik dan ventilasi yang cukup
 Rambu rambu tentang keselamtan harus dipasang

4) CONTROLING
Agar pekerjaan berjalan sesuai dengan visi, misi, aturan dan program kerja maka
dibutuhkan pengontrolan diantaranya yaitu:

 Dilaksanakan penyuluhan tentang k3


 Pengawasan dengan tingkat kemampuan dan resiko yang dikerjakan
 Pemeriksaan atau Inspeksi ditempat kerja secara teratur seperti
lingkungan kerja dan peralatan
 Pemantauan kesehatan.pada pekerja konstruksi.

D. DASAR HUKUM PENEGAKAN K3 DI INDONESIA

1. Undang-undang No. 1 Tahun 1951 tentang Kerja


2. Undang-undang No. 2 Tahun 1952 tentang Kecelakaan Kerja
3. Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
4. Permenaker No. 4 Tahun 1995 Tentang Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan
Kerja
5. Instruksi Menaker RI No. 5 Tahun 1996 Tentang Pengawasan dan Pembinaan K3
pada Kegiatan Konstruksi Bangunan
6. Permenaker No. 5 Tahun 1996 tentang SMK3 (Sistem Manajemen K3)

BAB III

PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Pelaksanaan prosedur K3 dalam pekerjaan konstruksi bangunan telah diatur dengan
berbagai aturan yang secara jelas memberikan batasan-batasan dalam pekerjaan kosntruksi
agar pekerjaan konstruksi berjalan dengan baik tanpa menimbulkan bahaya. Prosedur K3 juga
telah memberikan langkah-langkah dalam mencegah dan menangani bahaya dan kecelakaan
dalam proyek kosntruksi.

B. SARAN
Untuk kelancaran  pekerjaan konstruksi, perlu adanya penerapan prosedur K3 dalam
setiap pekerjaan kosntruksi.
DAFTAR PUSTAKA
Ervianto,WI.,2005.manajemen proyek konstruksi. Cv Andi offset. Yogyakarata
Permenaker PER.005/MEN?1996
Suma’mur (1992)

Anda mungkin juga menyukai