OLEH :
KELOMPOK I
ELMAWATI (19.023.22.201.060)
ENI MISKA (19.023.22.201.059)
PAULUS LIMBONGAN P (19.023.22.201.052)
MUH.ALDI ( 18.023.22.201.144 )
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena,
berkat limpahan dan rahmat-Nya, kami selaku penyusun dapat menyelesaikan
laporan hasil peninjauan k3ini guna mengetahui sebagai pembelajaran dan untuk
memenuhi tugas mata kuliah K3 & UU Perburuan. Laporan ini dibuat sebagai
laporan pertanggung jawaban terhadap peninjaun proyek selama 2 (Dua) minggu
selama berada di lokasi proyek.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing kami meminta masukannya
demi perbaikan laporan hasil peninjauan K3 yang lebih baik dan mengharapkan
kritik serta saran yang membangun dari para pembaca.
Akhir kata kami selaku penyusun mengucapkan terimakasih.
Palopo, 2022
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Maksud dan Tujuan ...................................................................... 1
1.3 Manfaat ......................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN LITERATUR ........................................................................ 3
2.1 Teori tentang k3 ............................................................................ 3
2.2 Ruang Lingkup K3 Proyek Konstruksi ........................................... 3
BAB III GAMBARAN UMUM.............................................................................. 6
3.1 Gambaran umum Proyek .............................................................. 6
3.2 Item-item Pekerjaan Konstruksi Proyek ........................................ 6
3.3 Hasil Observasi ............................................................................. 6
BAB IV PEMBAHASAN ..................................................................................... 7
4.1 Tiap item yang dikerjakan ............................................................. 7
4.2 prosedur pekerjaan ....................................................................... 7
BAB V PENUTUP ............................................................................................ 13
5.1 Kesimpulan ................................................................................. 13
5.2 Saran .......................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA
DOKUMENTASI
iii
ABSTRAK
Paper ini meninjau aspek kesehatan dan keselamatan kerja pada
provei atua pekerjaan pembangunan Menara gereja Di Kota/kabupaten
kota palopo (pembangunan Menara gereja di Rampoang Kecamatan
Bara,Kabupaten Kota Palopo Provinsi Sulawesi Selatan.Fokus utamanya
adalah pada pekerjaan-pekerjaan konstruksi. Paper ini merupakan
tugas mata kuliah K3 dan Undang-undang perburuhan.
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
3. Mengetahui risiko yang paling dominan terjadi selama pelaksanaan
pembangunan Menara gereja moria perumnas.
1.3 Manfaat
Dengan adanya laporan kuliah lapangan ini, diharapkan dapat menambah
wawasan para pembaca agar lebih memperhatikan keselamatan dan Kesehatan
kerja dalam dunia kerja, dan juga dapat digunakan sebagai referensi bagi penulis
lain yang berhubungan dengan K3.
Sarana dan prasarana merupakan kebutuhan dasar dari suatu area
permukiman ( Fisu, 2018).Pemenuhan sarana dan prasarana tidak hanya
untuk memenuhi kebutuhan permukiman,namun juga dapat meningkatkan
perekonomian penduduk ( Fisu,2020).
2
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
3
maupun orang lain (kontraktor, pemasok, pengunjung dan tamu) tempat kerja.
Penerapan prinsip K3 di proyek sangat perlu diperhatikan dalam pekerjaan
konstruksi. Pelaksana konstruksi harus mengetahui dan menerapkan prinsip-
prinsip kerja sesuai ketentuan K3 di lingkungan proyek.
2.1.1 Kelengkapan Administrasi K3
Setiap pelaksanaan pekerjaan kontruksi wajib memenuhi
kelengkapan adminitrasi K3, meliputi :
1. Pendaftaran proyek ke departemen tenaga kerja setempat
2. Pendaftaran dan pembayaran asuransi tenaga kerja ( Astek )
2.1.2 Penyusunan Safety Plan
Safety Plan adalah rencana pelaksanaan K3 untuk proyek yang
bertujuan agar dalam pelaksanaan nantinya proyek akan aman dari
kecelakaan sehingga menghasilkan pnduktivitas kerja yang tinggi. Safety
Plan berisi :
1. Pembukaan yang berisi (gambaran proyek dan pokok
perhitungan untuk kegiatan K3)
2. Resiko kecelakaan dan pencengahannya
3. Tata cara pengoperasian peralatan
4. Alamat Instansi terkait seperti (Rumah sakit, kantor Polisi,
Depnaker dan Dinas kebakaran).
2.1.3 Perlengkapan K3 dalam Konstruksi
1. Safety Helmet
Safety helmet berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda
yang mengenai kepala secara langsung.
2. Safety Belt
Safety belt berfungsi sebagai pelindung diri ketika pekerja
bekerja berada di atas ketinggian.
3. Safety Shoes
Safety shoes berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang
menimpa kaki karena benda tajam utau berat, benda panas,
cairan kimia dan sebagainya.
4. Sepatu Karet
Sepatu karet (sepatu boot) adalah sepatu yang didesain khusus
untuk pekerja yang berada di area basah (becek atau
4
berlumpur). Kebanyakan sepatu karet di lapisi dengan metal
untuk melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda
panus, cairan kimia, dsb.
5. Sarung Tangan
Berfungsi sebagai alat pe indung tangan pada saat bekerja di
tempat atau situasi yang dapat mengakibatkan eedera tangan.
Bahan dan bentuk sarung tangan disesuaikan dengan fungsi
masing-masing pekerjaan.
6. Masker
Masker dapat berfungsi sebagai pelindung hidung dan
penyaring udara yang dihirup suaat bekerja ditempat yang
meiliki kualitas udara buruk (missal berdebu, beracun, dsb)
7. Tali pengaman
Pada pekerjaan yang berada diketinggian, sangat memerlukan
alat pelindung diri berupa tali pengaman ( safety hamess. Alat
pelindung diri ini digunakan jika bekerjaa pada ketinggian lebih
dari 1,8 meter. Hal ini akan melindungi pekerjaan agar terhibur
dari potensi jatuh dari ketinggian.
8. Kaca Mata
Pada pekerjaan pengelasan maupun pekerjauan permesinan
perlu menggunakan pelindung mata. Hal ini untuk me lindung
mata dari percikan api ataupun serpihan dari besi yang
mengalami proses pengerjaan pemersinan,
9. Pelindung Wajah
Berfungsi sebagi pelindung wajah dari perikan benda asing saat
bekerja (missal pekerjaan menggerinda).
5
BAB III
GAMBARAN UMUM
6
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Tiap item yang di kerjakan apa potensi bahayanya
Berdasarkan hasil penelitihan sumber bahaya yang ada di
tempat kerja dan di evaluasi tingkat risikonya serta di lakukan
pengendalian yang memadai.tujuan ini di lakukan untuk mengetahui
potensi bahaya pekerjaan di ketinggian pembangunan Menara gereja
menunjukkan bahwa potensi bahaya yang terdapat pada proses
perkerjaan di ketinggian yaitu : kejatuhan benda,kejatuhan orang dari
ketinggian dan lain-lain.untuk itu sebaiknya dalam pembangunan
proyek dapat menerapkan JSA dan mendisiplinkan pemkaian APD
pada pekerja.Ada beberapa prosedur pekerjaan dalam proyek
menara gereja:
1) Pengukuran atau Pemantauan
Pada tahap pekerjaan ini tidak berpotensi bahaya.
Pada pekerjaan ini tidak memenuhi standar karena pekerja
tidak menggunakan rompi (alat pelindung diri).untuk itu di
harapkan kepada pekerja untuk menggunakan APD guna
menghindari pekerja dari kecelakaan yang mungkin terjadi.
2).Galian Tanah
Pada proses pekerjaan galian tanah tidak ada potensi
bahayanya karena pekerja menggunakan alat berat seperti
excavator.
7
Pada pekerja ini sudah memenuhi standar karena dengan
kombinasi 1 unit excavator.dan diharap kepada pekerja agar tetap
menggunakan alat ini guna mempersingkat waktu.
8
4).Pengecoran Kolom
Kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan berat bangunan dan
beban lain seperti beban hidup ( manusia dan barang-barang ),serta beban
hembusan angin. Kolom berfungsi sangat penting, yaitu agar bangunan
tidak mudah roboh. Dalam pembuatan kolom, salah satu proses yang
dilakukan adalah pengecoran kolom.
Pekerjaan pengecoran merupakan pekerjaan penuangan beton segar ke
area beskisting yang telah diberi tulangan.Sebelum memasuki pekerjaan
pengecoran tersebut, dilakukan pengecekan tulangan dan kondisi beskiting
yang sudah siap. Pekerjaan pengecekan ini dilakukan oleh seorang.
Setelahnnya menentukan volume area siap cor. Penentuan batas cor atau
volume cor di liat dari kondisi beskisting di lapangan.
Di lakukan juga pengujian test slump yang bertujuan untuk mengetahui
nilai kecelakaan beton segar atau beton baru.setelah semuannya dilakukan,
barulah masuk proes penuangan beton segar ke area siap cor dan
kemudian di padatkan dengan mesin vibrotor.
Pada pekerjaan pengecoran kolam berpotensi bahaya seperti terpeleset
pada saat berkerja,dan reruntuhan bahan bangunan.
9
Proses pengecoran kolom tidak memenuhi standar karena tidak
menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti sarung tangan,helm dll untuk
itudi harapkan kepada pekerja agar menggunkan APD guna menghindari
kecelakaan yang mungkin terjadi.
10
Pada pemasangan bekisting belum memenuhi standar karena tidak
menggunakan alat pelindung diri ( APD) seperti,sarung tangan,kacamata
untuk itu di harapakan kepada pekerja untuk menggunakan guna
menghindari bahaya kelistrikan,terbentur dan lain-lain.
11
7). Pengecoran
Definisi pengecoran, proses pengecoran ( casting ) adalah salah
satu teknik pembuatan produk dimana logam dicairkan dalam tungku
peleburan kemudian dituangkan kedalam rongga cetakan yang
serupa dengan bentuk asli dari produk cor yang akan dibuat
Tidak ada potensi bahayanya Proses pengecoran sudah
memenuhi standar karen perkerja telah menggunakan alat pelindung
diri (APD) seperti sarung tangan,masker,sepatu. Di harapkan kepada
pekerja proyek ini agar tetap menggunkan APD guna menghindari
kecelakaan.
12
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu
bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari
pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhinya dapat meningkatkan
efisiensi dan produktivitas kerja.
Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian
materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses
produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan
berdampak pada masyarakat luas.
Pada dasarnya UU Keselamatan Kerja yang digunakan untuk mencegah
terjadinya kecelakaan kerja, menjamin suatu proses produksi berjalan teratur dan
sesuai rencana, dan mengatur agar proses produksi berjalan teratur dan sesuai
rencana, dan mengatur agar proses produksi tidak merugikan semua pihak. Setiap
tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan keselamatan dalam melakukan
pekerjaannya untuk kesejahteraan dan meningkatkan produksi serta produktivitas
nasional. Dan dari hasil survey penulis menunjukkan bahwa perlu adanya
peningkatan pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang mundukung akan
pentingnya pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) pada waktu melakukan
pembangunan menara.
Dari hasil Analisa Resiko Sistem Manajemen Kesehatan dan keselamatan
kerja Pada Pelaksanaan pembangunan drainase di rampoang ini maka dapat
diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Faktor resiko sebagai dampak tidak diterapkan sistem manajemen
kesehatan dan keselamatan kerja pada proyek pembangunan Menara
gereja di rampoang.
2. Berdasarkan pelaksanaanya Faktor resiko sebagai dampak tidak
diterapkan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja, Dari
segi resiko pekerjaan masih kurang kesadaran dari para pekerja dalam
memperhatikan resiko kecelakan kerja di proyek.
13
5.2 Saran
1. Mempertahankan dan meningkatkan penerapan Sistem Manjemen
Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang telah berjalan dilokasi proyek.
2. Peningkatan intensitif terhadap pekerja di lingkungan proyek untuk
memacu kebiasan yang aman, misalnya, dengan pemberian
penghargaan kepada pekerja dalam hal pemakaian APD dan ketaatan
dalam mematuhi peraturan K3 serta dikenakan sanksi untuk segala
pelanggaran aturan.
3. Dibutuhkannya campur tangan pemerintah sebagai pengontrol dan
pemberi sanksi bagi perusahan yang mengabaikan masalah sistem
manajemen kesehatan dan keselamatan kerja sehingga menimbulkan
perhatian dan kesadaran dari pihak perusahaan maupun pekerja untuk
menerapkan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja
tersebut sehingga sangat penting dibutuhkannya campur tangan
pemerintah.
14
DAFTAR PUSTAKA
Fisu, A. A., & Didiharyono, D. (2020, April). Economic & Financial Feasibility
Analysis of Tarakan Fishery Industrial Estate Masterplan. In IOP Conference
Series: Earth and Environmental Science (Vol. 469, No. 1, p. 012002). IOP
Publishing.
FISU, A. A., Suti, M., Dani, A. A. H., Angreyani, A. D., Amruh, A., Fisu, A.
R., & Wekke, I. S. (2022). Work Accident Risk at Hospital Construction
Environment. IEOM Conference Proceedings ISSN / E-ISSN: 2169-8767:
Proceedings of the International Conference on Industrial Engineering and
OperationsManagement.Paperlink
http://www.ieomsociety.org/china2021/papers/135.pdf
Anonim.2008.ManajemenRisikokesehatandankeselamatankerja./2008/01/
manajemen-risiko-untuk-k3.
Anonim.2009.DefinisidanManfaatPenerapanManajemenRisikojurnalsdm.bl
ogspot.com/2009/09.
Ariagusti.2011.ManajemenRisikoDalamKeselamatan&KesehatanKerja.aria
gusti.w ordpress.com/2011/01/07/.
Ariagusti.2011.ManajemenRisikoK3diPerusahaan.BlogDosenKesehatanM
asyaraka t.html.
Ishak,Aulia.2004.ManajemenK3DalamUpayaMeningkatkanProduktivitasKe
rja.repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1458/1/industriulia3.
Mansyur,Muchtaruddin.2007.ManajemenRisikoKesehatanDiTempatKerja.d
ocs.goo gle.com/viewer?a=v&q=cache:InJ_9_qznQIJ:indonesia.
Mulyadi,HendraDicky.2011.ManajemenRisiko.dickyhendramulyadi@yahoo
.com.
15
Rachmadi.2011.ManajemenResiko(JanganTakutDenganResiko).showthre
ad.php?ti d=16221.
https://arkademi.com/course/keselamatan-dan-kesehatan-kerja-k3-basic-
factory
https://disnakertrans.bantenprov.go.id/Berita/topic/288
https://bantuanhukum.or.id/kesehatan-dan-keselamatan-kerja-k3-hak-
dasar-buruh/
16
DOKUMENTASI
17
18
19