Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH TUGAS K3

MODUL KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

Disusun oleh:

1. Uil Febriyandi
035017183220025
2. Dzikri Hamdi Asri
035017183220027

POLITEKNIK HANG TUAH JAKARTA

TAHUN AJARAN 2022/ 2023


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah Ta’ala.  atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul,” keselamatan kerja (k3)” dapat
kami selesaikan dengan baik. Tim penulis berharap makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca tentang pelanggaran atau kesalahan apa saja
yang biasa terjadi dalam bahasa keseharian yang bisa kita pelajari salah satunya dari karya
film. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT karuniai kepada
kami sehingga makalah ini dapat kami susun melalui beberapa sumber yakni melalui kajian
pustaka maupun melalui media internet.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini. Kepada kedua
orang tua kami yang telah memberikan banyak kontribusi bagi kami, kepada teman-teman
seperjuangan yang membantu kami dalam berbagai hal. Harapan kami, informasi dan materi
yang terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna di
dunia, melainkan Allah SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu kami memohon kritik
dan saran yang membangun bagi perbaikan makalah kami selanjutnya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................. II

DAFTAR ISI.............................................................................................................................................. III

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................. 4

1.1 LATAR BELAKANG.........................................................................................................................................4


1.2 PENDEKATAN K3........................................................................................................................................ 4
1.3 TUJUAN SMK3 KONSTRUKSI......................................................................................................................4

BAB II KECELAKAAN DAN PENYAKIT AKIBAT KERJA KONSTRUKSI..........................................5

2.1 PENYEBAB KECELAKAAN DAN TIMBULNYA PENYAKIT AKIBAT KERJA KONSTRUKSI................................5


2.2 PENCEGAHAN KECELAKAAN DAN PENYAKIT AKIBAT KERJA KONSTRUKSI................................................6

BAB III........................................................................................................................................................ 8

STARTEGI SYSTEM K3............................................................................................................................ 8

3.1 UMUM................................................................................................................................................... 8

3.2 BEBERAPA ISTILAH.....................................................................................................................................9

BAB IV PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN K3................................................................................10

4.1 KEBIJAKAN SISTEM MANAGEMEN K3.......................................................................................................10


4.2 TAHAP PRA KONTRUKSI.............................................................................................................................10
4.3 TAHAP PEMILIHAN PENYEDIA BARANG/JASA...........................................................................................11

BAB V........................................................................................................................................................ 12

PENUTUP................................................................................................................................................. 12

5.1 KESIMPULAN.............................................................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tuntutan masyarakat terhadap kinerja konstruksi yang semakin tinggi mengharuskan
tuntutan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) terhadap pekerjaan konstruksi yang
semakin tinggi pula. Hal ini didorong pula oleh kenyataan bahwa kepedulian terhadap K3
di sector konstruksi yang masih rendah, belum lengkapnya peraturan dan penerapan K3 di
sektor konstruksi serta karakteristik pekerjaan konstruksi sendiri yang sebenarnya
menuntut pemberlakukan K3 dengan standar tinggi.

Dan semoga setelah membaca laporan ini dapat menambah wawasan bagi para
pembacanya,serta seluruh mahasiswa dan pelajar.

1.2 Pendekatan K3
Untuk memperbaiki kondisi keselamatan dan kesehatan kerja konstruksi umumnya
dilakukan pendekatan dari 3 aspek yaitu aspek hukum, ekonomi dan social kemanusiaan.
Yang dimaksud dengan pendekatan aspek hukum adalah perlu disusun ketentuan
peraturan perundangan yang efektif mengikat untuk dipatuhi oleh semua pihak terkait
konstruksi.

Khusus untuk aspek hukum telah terbit Peraturan Menteri PU tersebut di atas yang
bertujuan agar ada ketentuan yang mengikat bagi semua pihak terkait untuk mencapai
tujuan tercapainya K3 di bidang konstruksi.

1.3 Tujuan SMK3 Konstruksi


a. Meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja konstruksi.
b. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja konstruksi.
BAB II
KECELAKAAN DAN PENYAKIT AKIBAT KERJA KONSTRUKSI

2.1 Penyebab Kecelakaan dan Timbulnya Penyakit Akibat Kerja Konstruksi


Penyebab Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja dapat dibedakan dalam 2 kelompok
besar yaitu Faktor Manusia dan Faktor Teknis. Keduanya dapat dijelaskan sebagai
berikut.

Penyebab faktor manusia timbul karena perilaku sembrono kurang memperhatikan


keselamatan dan kesehatan kerja. Selain itu juga dapat timbul karena kondisi fisik yang
kurang sehat untuk pekerjaan tertentu.

Penyebab faktor teknis timbul karena berbagai sebab antara lain karena bahan kerja,
peralatan kerja, lingkungan kerja dan jenis kerja tertentu. Bahan pekerjaan konstruksi
meliputi berbagai jenis baik bahan alami maupun buatan yang dapat menimbulkan
pengaruh terhadap stamina fisik pekerja. Demikian pula peralatan kerja baik yang bersifat
manual maupun otomatis dapat menimbulkan pengaruh beban, getaran, sinar, suara,
panas dll.
2.2 Pencegahan Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja Konstruksi
Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja yang timbul karena factor manusia dan factor
teknis dapat dicegah dengan melakukan kegiatan-kegiatan antisipasi dan pemantauan
sebagai berikut:

a. Faktor Manusia
1. Pemilihan Tenaga Kerja
Pemilihan tenaga kerja dapat dibagi lagi mengikuti jenis pekerjaannya skill atau
non skill. Selain kondisi fisik dan stamina yang sesuai untuk masing-masing jenis
pekerjaan tersebut sangat perlu dipertimbangkan kondisi psikologis tenaga kerja.
2. Pelatihan Sebelum Mulai Kerja
Sebelum memulai pekerjaan hendaknya ada pelatihan sebagai pengenalan tentang
jenis pekerjaan, peralatan dan hubungan antar masing-masing bagian dalam
keseluruhan pekerjaan. Ini penting agar tiap pekerja memahami dengan benar alat
yang akan digunakan beserta rambu-rambunya.
3. Pembinaan dan Pengawasan Selama Kegiatan Berlangsung
Selama pekerjaan berlangsung hendaknya selalu ada pembinaan dan pengawasan
agar jika terjadi kekeliruan atau kesalahan kecil dapat diberikan peringatan
perbaikan segera. Kesalahan kecil apalagi yang terjadi berulang-ulang dapat
memicu terjadinya kecelakaan yang tidak diharapkan.

b. Faktor Teknis
1. Pemeliharaan dan perawatan peralatan.
Kondisi peralatan yang baik merupakan syarat nagi keselamatan dan kesehatan
kerja. Alat yang mengalami keausan, kebocoran atau terlepas bagian
komponennya dapat memicu terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

2. Pengawasan dan pengujian peralatan kerja.


Pengawasan dan pengujian peralatan selama pekerjaan berlangsung mutlak
diperlukan untuk menjaga agar tidak kinerja alat dapat dijaga dan tidak
membahayakan bagi pekerja dan lingkungannya.
BAB III
STARTEGI SYSTEM K3

3.1 Umum
Strategi penerapan system K3 meliputi urutan tahapan kegiatan Identifikasi, Evaluasi,
Menyusun Perencanaan (Develops the Plan), Pelaksanaan (Implementation) dan
Pemantauan (Monitoring). Kegiatan ini dilakukan menerus dengan umpan balik dari
kegiatan Monitoring. Kegiatan ini dapat dirinci menjadi masing-masing komponennya
seperti dijelaskan dalam uraian di bawah ini.
a. Identifikasi
Setiap proyek konstruksi persungaian memiliki karakteristik yang berbeda
sesuai dengan morphologi sungai setempat juga jenis konstruksi yang akan
dibangun. Perlu dilakukan kegiatan identifikasi dan inventarisasi berbagai potensi
bahaya yang dapat timbul selama kegiatan konstruksi. Selanjutnya perlu dipetakan
sesuai lokasi dan jenis pekerjaan yang akan dilakukan.
b. Evaluasi
Setelah tahap identifikasi perlu dilakukan evaluasi tentang potensi bahaya di
masing-masing lokasi tersebut dan dilakukan evaluasi tingkat prioritas penanganan
berdasarkan Hazard Ratingnya. Penanganan yang akan dilakukan berdasarkan
Hazard Rating tersebut disusun dalam sebuah table dan penjelasan tentang kegiatan
K3 apa yang akan dilakukan di tiap lokasi sesuai dengan jenis konstruksi yang akan
dibangun.
c. Menyusun Rencana K3

Berdasarkan Identifikasi dan Evaluasi kemudian disusun rencana kegiatan K3


konstruksi mengikuti konsep managemen K3. Rencana kegiatan ini perlu dibuat
secara detil lengkap dengan masing-masing elemen kegiatan K3 yang akan
dilakukan beserta biaya yang diperlukan.
3.2 Beberapa Istilah
Manajemen Risiko adalah proses manajemen terhadap risiko yang dimulai dari
kegiatan mengidentifikasi bahaya, menilai tingkat risiko dan mengendalikan risiko.
Risiko K3 Konstruksi adalah ukuran kemungkinan kerugian terhadap keselamatan umum,
harta benda, jiwa manusia dan lingkungan yang dapat timbul dari sumber bahaya tertentu
yang terjadi pada pekerjaan konstruksi.
Potensi bahaya adalah kondisi (orang, peralatan, mesin, instalasi, bahan, cara kerja,
sifat kerja, proses produksi dan lingkungan) yang berpotensi menimbulkan gangguan,
kerusakan, kerugian, kecelakaan, kebakaran, ledakan, pencemaran dan penyakit akibat
kerja.
Ahli K3 Konstruksi adalah tenaga teknis bersertifikat (oleh lembaga yang berwenang
sesuai UU) yang mempunyai kompetensi khusus di bidang K3 Konstruksi dalam
merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi SMK3 Konstruksi.
Petugas K3 Konstruksi adalah petugas di dalam organisasi Pengguna Jasa dan/atau
organisasi Penyedia Jasa yang telah mengikuti Pelatihan / bimbingan teknis SMK3
Konstruksi Bidang PU, dibuktikan dengan surat keterangan mengikuti
pelatihan/bimbingan teknis SMK3 Konstruksi Bidang PU.
Rencana K3 Kontrak yang selanjutnya disingkat RK3K adalah dokumen lengkap
rencana penyelenggaraan SMK3 Konstruk si Bidang PU dan merupakan satu kesatuan
dengan dokumen kontrak suatu pekerjaan konstruksi, yang dibuat oleh Penyedia Jasa dan
disetujui oleh Pengguna Jasa, untuk selanjutnya dijadikan sebagai sarana interaksi antara
Penyedia Jasa dengan Pengguna Jasa dalam penyelenggara an SMK3 Konstruksi Bidang
PU.
BAB IV
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN K3

4.1 Kebijakan Sistem Managemen K3


Sesuai dengan Permen PU nomor 05/PRT/M/2014 tentang Pedoman Sistem
Managemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) bidang Pekerjaan Umum, setiap
penyelenggaraan pekerjaan konstruksi bidang PU wajib menerapkan SMK3 Konstruksi
Bidang PU. Penerapan SMK3 Konstruksi Bidang PU ditetapkan berdasarkan potensi
bahaya. Potensi bahaya tersebut dibagi menjadi 2 bagian yaitu:
a. Potensi bahaya tinggi, apabila pekerjaan bersifat berbahaya dan/atau mempekerjakan
tenaga kerja paling sedikit 100 orang dan/atau nilai kontrak diatas Rp.
100.000.000.000,- (seratus milyar Rp). Pelaksanaan Konstruksi dengan potensi
bahaya tinggi wajib melibatkan Ahli K3 konstruksi.
b. Potensi bahaya rendah, apabila pekerjaan bersifat tidak berbahaya dan/atau
mempekerjakan tenaga kerja kurang dari 100 orang dan/atau nilai kontrak dibawah
Rp. 100.000.000.000,- (seratus milyar rupiah). Pelaksanaan konstruksi dengan
potensi bahaya rendah wajib melibatkan Petugas K3 konstruksi.

4.2 Tahap pra kontruksi


Sejak tahap pra konstruksi managemen K3 harus telah mulai di telaah dan dicermati.
Telaah tersebut hendaknya mulai muncul pada tahapan sebagai berikut:
a. Rancangan Konseptual (Studi Kelayakan, Survei dan Investigasi) wajib memuat
telaahan aspek K3.
b. Penyusunan Detailed Engineering Desain (DED) wajib:
1. Mengidentifikasi bahaya, menilai Risiko K3 serta pengendaliannya pada penetapan
kriteria perancangan dan pemilihan material, pelaksanaan konstruksi, serta Operasi
dan Pemeliharaan;
2. Mengidentifikasi dan menganalisis Tingkat Risiko K3 dari kegiatan/proyek yang
akan dilaksanakan, sesuai dengan Tata Cara Penetapan Tingkat Risiko K3
Konstruksi pada Lampiran.
c. Penyusunan Dokumen Pemilihan Penyedia Barang/Jasa wajib memuat:
1. Potensi bahaya, jenis bahaya dan identifikasi bahaya K3 Konstruksi yang
ditetapkan oleh PPK berdasarkan Dokumen Perencanaan atau dari sumber lainnya;
2. Kriteria evaluasi untuk menilai pemenuhan persyaratan K3 Konstruksi termasuk
kriteria penilaian dokumen RK3K.

4.3 Tahap Pemilihan Penyedia Barang/Jasa


Pada tahap pemilihan Penyedia Barang/Jasa telaahan tentang managemen K3 harus
muncul dalam dokumen atau rapat-rapat dengan urutan pembahasan sebagai berikut :
a. Dokumen Pemilihan Penyedia Barang/Jasa harus memuat persyaratan K3 yang
merupakan bagian dari ketentuan persyaratan teknis.
b. Dokumen Pemilihan Penyedia Barang/Jasa harus memuat ketentuan tentang kriteria
evaluasi RK3K.
c. Untuk pekerjaan dengan potensi bahaya tinggi, wajib dipersyaratkan rekrutmen Ahli
K3 dan dapat dipersyaratkan sertifikat SMK3 perusahaan.
d. Pada saat aanwijzing, potensi, jenis, identifikasi bahaya K3 dan persyaratan K3 wajib
dijelaskan.
e. Evaluasi teknis RK3K Penawaran dilakukan terhadap sasaran dan program K3 dalam
rangka pengendalian jenis bahaya k3.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Mata kuliah ini membahas tentang dasar-dasar kesehatan dan keselamatan kerja umum
bagi guru sekolah kejuruan; menguasai dasar-dasar kesehatan dan keselamatan kerja
khusus jurusan/bidang studi. Matakuliah ini juga memahami filosofi, prinsip, dan konsep
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang berhubungan dengan hygiene perusahaan dan
tempat kerja serta penerapannya di lingkungan kerja
Capaian Pembelajaran.

 Menguasai aplikasi K3 perkantoran bidang IT Menerapkan Sistem Manajemen K3


(SMK3) Menganalisis studi kasus (Observasi Laboratorium dan Observasi Sampel
Perusahaan) dengan penekanan pada lingkungkan Teknik informatika Menguasai
norma Keselamatan kerja di bidang Teknik, kesehatan dan lingkungan kerja
Menerapkan aspek teknis dan manajerial di bidang K3 yang diperlukan industri.
 Menguasai Higine Industri, Aspek Ergonomi dan Faal Kerja (Penekanan Teknik
Informatika). Menguasai dasar hukum dan peraturan perundangan pelaksanaan K3
serta aktivitas manajemen K3 berdasar dasar hukum dan peraturan perundangan K3
(termasuk P2K3 dan ahli K3).
 Menguasai dasar-dasar keselamatan dan kesehatan lingkungan kerja Menguasai
Kecelakaan kerja, Permasalahan dan Penanggulangannya (termasuk APD, Emergency
Response, Risk Communication).

Anda mungkin juga menyukai