Alhamdulillah kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah swt yang senantiasa
melimpahkan segala rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan
modul ini.
Modul ini disusun untuk memenuhi kebutuhan Ujian Akhir Semester Mata Kuliah
Praktik Kesehatan Dan Keselamatan kerja. Modul Keselamatan dan Kesehatan Kerja ini
memberikan pokok-pokok ketentuan hukum yang berkaitan dengan kegiatan keselamatan dan
kesehatan kerja bidang konstruksi dan ketentuan administrasi serta ketentuan teknik yang harus
dipenuhi oleh setiap pelaksana yang bergerak bidang konstruksi.
Penyusun menyadari bahwa di dalam pembuatan modul masih banyak kekurangan,
untuk itu penyusun sangat membuka saran dan kritik yang sifatnya membangun. Mudah-
mudahan modul ini memberikan manfaat.
Kelompok 1
DAFTAR ISI
1.3 PENGERTIAN
Yang dimaksud dengan keselamatan kerja adalah suatu sikap atau Tindakan yang
dilakukan untuk mencegah atau mengurangi kecelakaan yang dapat terjadi dalam suatu
pekerjaan yang berkaitan dengan manusia, barang/bahan, mesin/alat, cara kerja, dan lingkungan
hidup, Sedangkan yang dimaksud dengan kesehatan kerja adalah lapangan kesehatan yang
mengurusi problematik kesehatan secara menyeluruh pada tenaga kerja meliputi: usaha
pengobatan, usaha pencegahan, penyesuaian faktor manusiawi terhadap pekerjaannya, serta
kebersihan lingkungan dan lainlain.
BAB II
KETENTUAN PERATURAN KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
1. Petugas Keselamatan dan Kesehatan Kerja harus bekerja secara penuh (Full-Time) untuk
mengurus dan menyelenggarakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
2. Pengurus dan Kontraktor yang mengelola pekerjaan dengan memperkerjakan pekerja
dengan jumlah minimal 100 orang atau kondisi dari sifat proyek memang memeriukan,
diwajibkan membentuk unit Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
3. Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja tersebut ini merupakan unit struktural
dari organisasi Kontraktor yang dikelola oleh Pengurus atau Kontraktor.
4. Petugas Keselamatan dan Kesehatan Kerja tersebut bersama-sama dengan Panitia
Pembina Keselamatan Kerja ini bekerja sebaik-baiknya, dibawah kordinasi Pengurus atau
Kontraktor, serta bertanggung jawab kepada Pemimpin Proyek.
5. Memberikan kepada Panitia Pembir.a Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Safety
Committee) fasilitas-fasilitas dalam melaksanakan tugas mereka.
6. Berkonsultasi dengan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Safety
Committee) dalam segala hal yang berhubungan dengan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja dalam Proyek.
7. Mengambil langkah-langkah praktis untuk memberi efek pada rekomendasi dari Safety
Committee.
8. Jika 2 atau lebih kontraktor bergabung dalam suatu proyek mereka haru bekerja sama
membentuk kegiatan kegiatan keselamatan dan Kesehatan Kerja.
1. Biaya operasional kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja harus sudah diantisipasi
sejak dini yaitu pada saat pengguna jasa mempersiapkan pembuatan desain dan perkiraan
biaya suatu proyek jalan dan jembatan.Sehingga pada saat pelelangan menjadi salah satu
item pekerjaan yang perlu menjadi bagian evaluasi dalam penetapan pemenang lelang.
Selanjutnya penyedia jasa kontraktor harus melaksanakan prinsip-prinsip kegiatan
kesehatan dan keselamatan kerja termasuk penyediaan prasarana, sumberdaya manusia
dan pembiayaan untuk kegiatan tersebut dengan biaya yang wajar.
2. Oleh karena itu baik penyedia jasa dan pengguna jasa perlu memahami prinsip-prinsip
keselamatan dan kesehatan kerja ini , agar dapat melakukan langkah persiapan,
pelaksanaan dan pengawasannya
BAB III
PERLENGKAPAN KESELAMATAN KERJA
1. Safety hat, yang berguna untuk melindungi kepala dari benturan benda keras selama
mengoperasikan atau memelihara AMP.
2. Safety shoes, yang akan berguna untuk menghindarkan terpeleset karena licin atau
melindungi kaki dari kejatuhan benda keras dan sebagainya.
3. Kaca mata keselamatan, terutama dibutuhkan untuk melindungi mata pada lokasi
pekerjaan yang banyak serbuk metal atau serbuk material keras lainnya.
4. Masker, diperlukan pada medan yang berdebu meskipun ruang operator telah tertutup
rapat, masker ini dianjurkan tetap dipakai.
5. Sarung tangan, dibutuhkan pada waktu mengerjakan pekerjaan yang berhubungan dengan
bahan yang keras, misalnya membuka atau mengencangkan baut dan sebagainya.
6. Alat pelindung telinga, digunakan untuk melindungi telingan dari kebisingan yang
ditimbulkan dari pengoperasian peralatan kerja.
Modul ini berisi uraian, penjelasan prinsip-prinsip umum keselamatan dan kesehatan
kerja, ketentuan-ketentuan berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja, alat pelindung
diri, kecelakaan kerja, dan pemadamana kebakaran.
UU No. 1 Tahun 1970 dan SKB Menteri Tenaga Kerja No. 174/MEN/86 dan Menteri PU
No. 104/KPTS/86 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja, Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER-01/MEN/1980 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Pada Konstruksi Bangunan, Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.
PER05/mMEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan Surat
Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum masing-masing Nomor
KEP.174/MEN/1986 dan 104/KPTS/1986 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada
Tempat Kegiatan Konstruksi merupakan ketentuan hukum yang berlaku dalam pengaturan K3