Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA


(K3)

DisusunOleh :
Kelompok 7 (Kelas D)
1. Muh. Faqih Rahman (2022061014060)
2. Fachrul Sidiq Wibowo (2022061014082)
3. Risman (2022061014038)
4. Agustinus Paembonan (2022061014047)

KEMENTRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN


TEKNOLOGI

UNIVERSITAS CENDERAWASIH

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini.
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) merupakan topik yang sangat penting
dalam dunia kerja. Banyak perusahaan dan organisasi yang telah mengadopsi
berbagai program dan kebijakan untuk memastikan lingkungan kerja yang aman
dan sehat bagi karyawan mereka.
Namun, meskipun banyak upaya telah dilakukan, risiko dan bahaya yang terkait
dengan pekerjaan masih ada. Oleh karena itu, sangat penting untuk terus
memperbarui pengetahuan dan meningkatkan kesadaran tentang masalah
kesehatan dan keselamatan kerja.
Dalam makalah ini, kami akan membahas berbagai aspek penting terkait dengan
kesehatan dan keselamatan kerja, termasuk peran karyawan dan manajemen
dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat, APD dan APK,
pengenalan berbagai bahaya dan risiko kerja, pasal – pasal/UUD, serta langkah-
langkah yang dapat diambil untuk mencegah kecelakaan dan cedera di tempat
kerja.
Kami berharap makalah ini dapat memberikan wawasan yang berguna dan
menjadi sumber referensi yang bermanfaat bagi pembaca. Terima kasih telah
memberikan kesempatan untuk membahas topik yang sangat penting ini.

Jayapura, Maret 2023


Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Tujuan.........................................................................................................1
1.3 Perumusan Masalah....................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
2.1 Pengertian K3.............................................................................................3
2.2 Pasal – Pasal/UUD K3................................................................................4
2.3 Rambu – Rambu Dalam K3........................................................................8
2.4 Pengertian APD..........................................................................................9
2.5 Manfaat APD..............................................................................................10
2.6 Fungsi dan Jenis APD.................................................................................11
2.7 Pengertian APK..........................................................................................14
2.8 Fungsi dan Jenis APK.................................................................................14
2.9 Perbedaan APD dan APK...........................................................................16
BAB III PENUTUP.............................................................................................17
3.1 Kesimpulan.................................................................................................17
3.2 Saran...........................................................................................................17
3.3 Daftar Pustaka.............................................................................................17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) merupakan topik yang sangat


penting dalam dunia kerja. Karyawan adalah aset berharga bagi perusahaan,
dan menjaga kesehatan dan keselamatan mereka adalah tanggung jawab
penting dari manajemen. Lingkungan kerja yang sehat dan aman dapat
meningkatkan produktivitas karyawan, mengurangi absensi, dan
mengurangi biaya untuk perusahaan.
Namun, meskipun penting, masalah kesehatan dan keselamatan kerja
masih menjadi tantangan yang dihadapi oleh banyak perusahaan. Cedera
akibat kecelakaan kerja dan penyakit terkait pekerjaan masih terjadi di
banyak tempat kerja. Bahkan, beberapa industri memiliki risiko yang lebih
tinggi untuk terjadinya kecelakaan dan penyakit terkait pekerjaan.
Oleh karena itu, sangat penting untuk terus memperbarui pengetahuan
tentang masalah K3, termasuk bahaya dan risiko yang terkait dengan
pekerjaan dan cara mengurangi risiko tersebut. Makalah ini bertujuan untuk
memberikan pemahaman yang lebih baik tentang K3 dan memberikan
panduan praktis bagi karyawan dan manajemen tentang bagaimana
menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat. Dengan demikian,
makalah ini dapat membantu mengurangi jumlah kecelakaan kerja dan
penyakit terkait pekerjaan, dan meningkatkan produktivitas dan
kesejahteraan karyawan.

1.2. Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :


Untuk mengetahui pasal – pasal/UUD, penjelasan K3, APD, APK, rambu
– rambu dalam K3 serta contoh dan manfaat K3 dalam bidang konstruksi

1
1.3 Perumusan Masalah
1. Pasal – pasal/ UUd
2. Penjelasan K3
3. Rambu – rambu dalam K3
4. Pengertian APD
5. Pengertian APK
6. Perbedaan APD dan APK
7. Contoh APD dan APK
8. Manfaat APD dan APK

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian K3
Keselamatan dan kesehatan kerja yang selanjutnya disingkat k3 adalah
segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan
kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja.

Ahli keselamatan dan kesehatan kerja adalah tenaga teknis berkeahlian


khusus dari luar departemen tenaga kerja yang ditunjuk oleh menteri
tenaga kerja dan berfungsi membantu pimpinan perusahaan atau pengurus
untuk menyelenggarakan dan meningkatkan usaha keselamatan kerja,
higene perusahaan dan kesehatan kerja, membantu pengawasan ditaatinya
ketentuan-ketentuan peraturan perundangan bidang keselamatan dan
kesehatan kerja;

Setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatannya


dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan
produksi serta produktivitas nasional.

Pelatihan diberikan kepada semua tenaga kerja termasuk tenaga kerja


baru dan yang dipindahkan agar mereka dapat melaksanakan tugasnya
secara aman. Pelatihan diberikan kepada tenaga kerja apabila di tempat
kerjanya terjadi perubahan sarana produksi atau proses. Pengusaha atau
pengurus memberikan pelatihan penyegaran kepada semua tenaga kerja.

Panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja yang selanjutnya


disebut p2k3 ialah badan pembantu di tempat kerja yang meruakan wadah
kerjasama antara pengusaha dan pekerja untuk mengembangkan kerjasama
saling pengertian dan partisipasi efektif dalam penerapan keselamatan dan
kesehatan kerja. P2k3 mempunyai tugas memberikan saran dan
pertimbangan baik diminta maupun
tidak kepada pengusaha atau pengurus mengenai masalah keselamatan dan
kesehatan kerja.

Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang selanjutnya


disingkat smk3 adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara
keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan
kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan
produktif.

3
Audit smk3 adalah pemeriksaan secara sistematis dan independen
terhadap pemenuhan kriteria yang telah ditetapkan untuk mengukur suatu
hasil kegiatan yang telah direncanakan dan dilaksanakan dalam penerapan
smk3 di perusahaan.

2.2 Pasal – Pasal/ UUD K3

Penerapan k3 (keselamatan dan kesehatan kerja) memiliki beberapa dasar


hukum pelaksanaan. di antaranya ialah undang-undang no 1 tahun 1970
tentang keselamatan kerja, permenaker no 5 tahun 1996 tentang sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja dan permenaker no 4 tahun
1987 tentang panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja (p2k3).
rangkuman dasar-dasar hukum tersebut antara lain :

1. UU no 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja :

 Tempat dimana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha.


 Adanya tenaga kerja yang bekerja di sana
 Adanya bahaya kerja di tempat itu

2. Permenaker no 5 tahun 1996 tentang sistem manajemen k3 :


Setiap perusahaan yang memperkerjakan 100 (seratus) tenaga kerja atau
lebih dan atau yang mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh
karakteristik proses atau bahan produksi yang dapat
mengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran,
pencemaran lingkungan dan penyakit akibat kerja (pak).permenaker no 4
tahun 1987 tentang panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja
(p2k3) :
 Tempat kerja dimana pengusaha atau pengurus memperkerjakan
100 orang atau lebih
 Tempat kerja dimana pengusaha memperkerjakan kurang dari 100
orang tetapi menggunakan bahan, proses dan istalasi yang memiliki
resiko besar akan terjadinya peledakan, kebakaran, keracunan dan
pencemaran radioaktif.

4
Salah satu upaya dalam menanggulangi kecelakaan dan penyakit akibat
kerja di tempat kerja adalah dengan penerapan peraturan perundangan,
antara lain melalui:
 Adanya ketentuan dan syarat‐syarat k3 yg selalu mengikut
perkembangan ilmu pengetahuan, teknik dan teknologi
 Penerapan semua ketentuan dan persyaratan k3 sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku sejak tahap rekayasa.
 Pengawasan dan pemantauan pelaksanaan k3 melalu pemeriksaan‐
pemeriksaan langsung tempat kerja.

1. Dasar Hukum

 UUD 1945 Pasal 27 Ayat 2:


tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan danb penghidupan yang
layak bagi kemanusiaan.

 UU No.14/1969 ketentuan pokok mengenai tenaga kerja


Pasal 9:
Tiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatan,
kesehatan, kesusilaan, pemeliharaan moral kerja serta perlakuan yang
sesuai dengan martabat manusia dan moral agama.
pasal 10:
pemerintah membina perlindungan kerja yang mencakup:
 norma keselamatan kerja
 norma kesehatan kerja dan hygiene perusahaan
 norma kerja
 pemberian ganti kerugian, perawatan dan rehabilitasi dalam
hal kecelakaan kerja

 UU no.1/1970 tentang keselamatan kerja


Pasal 1:

“tempat kerja” ialah ruangan atas lapangan, tertutup atau terbuka,


bergerak atau tetap di ruang kerja bekerja, atau yang sering dimasuki
tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan di mana terdapat sumber
atau sumber‐sumber bahaya yang diperinci dalam pasal 2, termasuk
tempat kerja ialah semua ruangan, lapangan, halaman dan
sekelilingnya yang merupakan bagian‐bagian atau yang berhubungan
dengan tempat kerja tersebut.

  

5
• Pasal 1 (2):
“Pengurus” ialah orang yang mempunyai tugas memimpin langsung
sesuatu tempat kerja atau bagiannya yang berdiri sendiri.

• Pasal 1 (6):
“Ahli keselamatan kerja” ialah tenaga teknis berkeahlian khusus dari
luar departemen tenaga kerja yang ditunjukoleh menteri tenaga kerja
untuk mengawasi ditaatinya undang‐ undang ini.
ruang lingkup k3 kontruksi

Pasal 2 (1):
Yang diatur oleh undang-undang ini ialah keselamatan kerja dalam
segala tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di
dalam air maupun di udara, yang berada di dalam wilayah kekuasaan
hukum republik indonesia.

Pasal 2 (2) c:
Dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan atau
pembongkaran rumah, gedung atau bangunan lainnya, termasuk
bangunan pengairan, saluran atau terowongan di bawah tanah dan
sebagainya atau dimana dilakukan pekerjaan persiapan;
kewajiban pengurus

Pasal 14:
Secara tertulis menempatkan dalam tempat kerja yang dipimpinnya,
semua syarat keselamatan kerja yang diwajibkan, sehelai
undangundang ini dan semua peraturan pelaksanaannya yang berlaku
bagi tempat kerja yang bersangkutan, pada tempat-tempat yang mudah
dilihat dan terbaca dan menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli
keselamatan kerja;

 UU No.23/1992 tentang kesehatan
Pasal 23 :

 Kesehatan kerja diselenggarakan untuk mewujudkan


produktivitas kerja optimal.
 Kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan kerja,
pencegahan penyakit akibat kerja, dan kesehatan kerja.
 Setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan kesehatan kerja.
 ketentuan mengenai kesehatan kerja sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2) ayat (3) ditetapkan dengan peraturan
pemerintah.

6
 UU No.3/1992 tentang jaminan sosial tenaga kerja

Pasal 3 Ayat 2:
Setiap tenaga kerja berhak atas jaminan sosial tenaga kerja.

Pasal 8 Ayat 1:
Tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja berhak menerima
jaminan kecelakaan kerja.

Pasal 10 Ayat 1:
Pengusaha wajib melaporkan kecelakaan kerja yang menimpa tenaga
kerja kepada kantor departemen tenaga kerja dan badan penyelenggara
dalam waktu tidak lebih dari 2 kali 24 jam.

 UU No.18/1999 tentang jasa konstruksi


ketentuan umum

“Penyelenggaraan pekerjaan konstruksi wajib memenuhi ketentuan


tentang keteknikan, keamanan, keselamatan dan kesehatan
kerja,  perlindungan tenaga kerja dan lingkungan, untuk mewujudkan
terib penyelenggaraan pekerjaan konstruksi”

Pasal 22:
Kontrak kerja konstruksi sekurang‐kurangnya harus mencakup uraian
mengenai: “perlindungan tenaga kerja yang memuat ketentuan tentang
kewajiban para pihak dalam pelaksanaan k3 serta jaminan sosial”

Pasal 23 Ayat (2) :


penyelenggaraan pekerjaan konstruksi wajib memenuhi ketentuan
tentang keamanan, keselamatan dan kesehatan kerja, perlindungan
tenaga kerja, serta tata
lingkungan setempat untuk menjamin terwujudnya tertib
penyelenggaraan pekerjaan konstruksi.

 UU No.28/2002 tentang bangunan gedung ketentuan umum


“Mengatur tentang kehandalan, keselamatan dan kesehatan serta
kenyamanan gedung ”
pelaksanaan teknis k3
 kewajiban dibidang penanggulangan kebakaran
 kewajiban pemasangan sistem proteksi pasif & aktif
 kelengkapan sarana evakuasi dan daerah aman
 kelengkapan sarana pengolahan limbah

7
 kelengkapan sarana kenyamanan gedung
Pasal 28 :
Kemudahan hubungan horizontal antarruang dalam bangunan
gedung sebagaimana dimaksud dalam pasal 27 ayat (2) merupakan
keharusan bangunan gedung untuk menyediakan pintu dan/atau
koridor antar ruang. (2) penyediaan mengenai jumlah, ukuran dan
konstruksi teknis pintu dan koridor disesuaikan dengan fungsi
ruang bangunan gedung. (3) ketentuan mengenai kemudahan
hubungan horizontal antarruang dalam bangunan gedung
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih
lanjut dengan peraturan pemerintah
 UU No.13/2003 tentang ketenagakerjaan

Pasal 86:
 pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan atas keselamatan dan kesehatan karja.
Pasal 87:
 setiap perusahaan wajib menerapkan system manajemen
kesehatan dan kesehatan kerja (smk3) yang terintegrasi dengan
sister manajemen perusahaan.

2.3 Rambu - Rambu Dalam K3

8
2.4 Pengertian APD
Alat Pelindung Diri disingkat APD adalah suatu alat yang mempunyai
kemampuan untuk melindungi seseorang yang fungsinya mengisolasi
sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja.
Pengusaha wajib menyediakan APD bagi pekerja/buruh di tempat kerja
dan wajib diberikan secara Cuma-Cuma alias gratis

Beberapa jenis APD:


a. pelindung kepala;
b. pelindung mata dan muka;
c. pelindung telinga;
d. pelindung pernapasan beserta perlengkapannya;
e. pelindung tangan;
f. pelindung kaki.
g. pakaian pelindung;
h. alat pelindung jatuh perorangan;
i. pelampung.

9
Manajemen APD
Pengusaha Wajib melaksanakan Manajemen APD antara lain:
a. Identifikasi kebutuhan dan syarat APD;
b. Pemilihan APD yang sesuai dengan jenis bahaya dan
kebutuhan/kenyamanan pekerja/buruh;
c. Pelatihan;
d. Penggunaan, perawatan, dan penyimpanan;
e. Penatalaksanaan pembuangan atau pemusnahan;
f. Pembinaan;
g. Inspeksi; dan
h. Evaluasi dan pelaporan.
 APD yang rusak, retak atau tidak dapat berfungsi dengan baik
harus dibuang dan/atau dimusnahkan.

 APD yang habis masa pakainya/kadaluarsa serta mengandung


bahan berbahaya, harus dimusnahkan sesuai dengan peraturan
perundangan-undangan. Pemusnahan APD yang mengandung
bahan berbahaya harus dilengkapi dengan berita acara pemusnahan

 Pekerja/buruh dan orang lain yang memasuki tempat kerja wajib


memakai atau menggunakan APD sesuai dengan potensi bahaya
dan risiko.

 Pekerja/buruh berhak menyatakan keberatan untuk melakukan


pekerjaan apabila APD yang disediakan tidak memenuhi ketentuan
dan persyaratan.

 Pengusaha atau Pengurus wajib mengumumkan secara tertulis dan


memasang rambu-rambu mengenai kewajiban penggunaan APD di
tempat kerja
2.5 Manfaat APD

Manfaat Alat Pelindung diri untuk mengurangi resiko bahaya bagi para
pekerja di tempat kerja, setiap pekerjaan beda Alat Pelindung Diri sesuai
dengan pekerjaan masing – masing. Alat Pelindung diri dibedakan menjadi
beberapa jenis sesuai tempat kerja.

10
2.6 Fungsi dan Jenis APD

1. Alat Pelindung Kepala


Fungsi:
Alat pelindung kepala adalah alat pelindung
yang berfungsi untuk melindungi kepala dari
benturan, terantuk, kejatuhan atau terpukul
benda tajam atau benda keras yang melayang
atau meluncur di udara, terpapar oleh radiasi
panas, api,Percikan bahan-bahan kimia, jasad
renik (mikro organisme) dan suhu yang ekstrim.
Jenis:
Jenis alat pelindung kepala terdiri dari helm pengaman (safety
helmet),
topi Atau tudung kepala, penutup atau pengaman rambut, dan lain-
lain.
2. Alat pelindung mata dan muka

Fungsi:
Alat pelindung mata dan muka adalah alat
pelindung yang berfungsi untuk melindungi mata
dan muka dari paparan bahan kimia berbahaya,
paparan partikel-partikel yang melayang di udara
dan di badan air, percikan benda-benda kecil,
panas, atau uap panas, radiasi gelombang
elektromagnetik yang mengion maupun yang tidak
mengion, pancaran cahaya, benturan atau pukulan
benda keras atau benda tajam.

Jenis:
Jenis alat pelindung mata dan muka terdiri dari kacamata pengaman
(spectacles), goggles, tameng muka (face shield), masker selam,
tameng muka Dan kacamata pengaman dalam kesatuan (full face
masker).

3. Alat Pelindung Telinga


Fungsi:

11
Alat pelindung telinga adalah alat pelindung yang
berfungsi untuk melindungi alat pendengaran terhadap
kebisingan atau tekanan.
Jenis:
Jenis alat pelindung telinga terdiri dari sumbat telinga
(ear plug) dan penutup Telinga (ear muff).

4. Alat Pelindung Pernapasan Beserta Perlengkapannya


Fungsi:
Alat pelindung pernapasan beserta perlengkapannya
adalah alat pelindung yang berfungsi untuk melindungi
organ pernapasan dengan cara menyalurkan udara
bersih dan sehat dan/atau menyaring cemaran bahan
kimia, mikro-organisme,Partikel yang berupa debu,
kabut (aerosol), uap, asap, gas/ fume, dan sebagainya.

Jenis:
Jenis alat pelindung pernapasan dan perlengkapannya terdiri dari
masker, respirator, katrit, kanister, Re-breather, Airline respirator,
Continues Air Supply Machine=Air Hose Mask Respirator, tangki
selam dan regulator (Self-Contained Underwater Breathing
Apparatus /SCUBA), Self-Contained Breathing Apparatus (SCBA), dan
emergency breathing apparatus.
5. Alat Pelindung Tangan

Fungsi
Pelindung tangan (sarung tangan) adalah alat pelindung
yang berfungsi untuk melindungi tangan dan jari-jari
tangan dari pajanan api, suhu panas, suhu dingin, radiasi
elektromagnetik, radiasi mengion, arus listrik, bahan
kimia, benturan,Pukulan dan tergores, terinfeksi zat
patogen (virus, bakteri) dan jasad renik.

Jenis:

12
Jenis pelindung tangan terdiri dari sarung tangan yang terbuat dari
logam, kulit, kain kanvas, kain atau kain berpelapis, karet, dan sarung
tangan yang tahan bahan kimia.

6. Alat pelindung kaki

Fungsi:
Alat pelindung kaki berfungsi untuk melindungi
kaki dari tertimpa atau berbenturan dengan benda-
benda berat, tertusuk benda tajam, terkena cairan
panas atau dingin, uap panas, terpajan suhu yang
ekstrim, terkena bahan kimia berbahaya dan jasad
renik, tergelincir.

Jenis:
Jenis Pelindung kaki berupa sepatu keselamatan pada pekerjaan
peleburan, pengecoran logam, industri, kontruksi bangunan, pekerjaan
yang berpotensi bahaya peledakan, bahaya listrik, tempat kerja yang
basah atau licin, bahan kimia dan jasad renik, dan/atau bahaya binatang
dan lain-lain.

7. Pakaian pelindung

Fungsi:
Pakaian pelindung berfungsi untuk melindungi badan
sebagian atau seluruh bagian badan dari bahaya
temperatur panas atau dingin yang ekstrim, pajanan api
dan benda-benda panas, percikan bahan-bahan kimia,
cairan dan logam,Panas, uap panas, benturan (impact)
dengan mesin, peralatan dan bahan, tergores, radiasi,
binatang, mikro-organisme patogen dari manusia,
binatang, tumbuhan dan lingkungan seperti virus,
bakteri dan jamur.

Jenis:
Jenis pakaian pelindung terdiri dari rompi (Vests), celemek
(Apron/Coveralls), Jacket, dan pakaian pelindung yang menutupi
sebagian atau seluruh bagian badan.

13
8. Alat pelindung jatuh perorangan

Fungsi:
Alat pelindung jatuh perorangan berfungsi membatasi
gerak pekerja agar tidak masuk ke tempat yang
mempunyai potensi jatuh atau menjaga pekerja berada
pada posisi kerja yang diinginkan dalam keadaan miring
maupun tergantung dan menahan serta membatasi
pekerja jatuh sehingga tidak membentur lantai dasar.

Jenis:
Jenis alat pelindung jatuh perorangan terdiri dari sabuk
pengaman tubuh (harness), karabiner, tali koneksi (lanyard), tali
pengaman (safety rope), alat penjepit tali (rope clamp), alat penurun
(decender), alat penahan jatuh bergerak (mobile fall arrester), dan lain-
lain.

9. Pelampung

Fungsi:
Pelampung berfungsi melindungi pengguna yang
bekerja di atas air atau dipermukaan air agar terhindar
dari bahaya tenggelam dan atau mengatur
keterapungan (buoyancy) pengguna agar dapat berada
pada posisi tenggelam (negative buoyant) atau
melayang (neutral buoyant) di dalam air.
Jenis:
Jenis pelampung terdiri dari jaket keselamatan (life jacket), rompi
keselamatan (Life vest), rompi pengatur keterapungan (Bouyancy
Control Device).

2.7 Pengertian APK


Alat Pelindung Kerja (APK) adalah peralatan atau perlengkapan yang
digunakan oleh karyawan untuk melindungi diri mereka dari bahaya dan
risiko yang terkait dengan pekerjaan mereka. Tujuan dari APK adalah untuk
mencegah cedera, penyakit atau kerusakan yang dapat terjadi pada karyawan
selama bekerja. APK terdiri dari berbagai jenis dan sesuai dengan risiko dan
bahaya di lingkungan kerja.
Selain itu, penting juga untuk melakukan pelatihan dan sosialisasi tentang
cara menggunakan APK dengan benar dan efektif, serta melakukan inspeksi
dan pemeliharaan berkala untuk memastikan bahwa APK selalu siap
digunakan ketika dibutuhkan.

14
Penggunaan APK yang tepat dapat membantu melindungi karyawan dari
bahaya dan risiko di tempat kerja dan mengurangi risiko kecelakaan dan
cedera. Oleh karena itu, perusahaan harus memastikan bahwa karyawan
memiliki APK yang sesuai dan memahami cara menggunakannya dengan
benar.

2.8 Fungsi dan Jenis APK

1. Kotak P3K, kotak ini amat diperlukan untuk mengatasi gangguan kecil
kecil yang terjadi pada waktu sedang bekerja , misalkan ada luka kulit,
gatal gatal, kurang sehat (pusing pusing), flu , batuk dll. Sehingga
gangguan tersebut dapat diatasi.

2. Alat pemadam kebakaran , yang disediakan biasanya adalah tabung


pemadam kebakaran (fire extingused) , alat ini bentuknya tidak terlalu
besar tetapi sangat diperlukan untuk mengatasi bila ada kebakaran kecil,
yang diakibatkan oleh korsleiting listrik dll , di kabin dan sekitarnya.
Alat pemadam jenis ini biasanya dibuat di pabrik dalam bentuk tabung
dari logam yang diisi dengan cairan kimia atau bubuk kimia kering.
Kondisi tabung harus diperiksa secara berkala bahkan isinya harus
diganti dalam batas waktu tertentu sesuai petunjuk pabrik yang
membuatnya.
Alat ini biasanya ditempatkan di ruang kantor atau di lorong-lorong dan
digunakan untuk memadamkan sumber api yang masih kecil, dengan
cara seperti berikut :
a. Melepas kunci pengaman pada bagian atas tabung
b. Memegang alat dalam keadaan tegak
c. Melepas pipa dari penjepitnya (clip) d. Menekan pengatup (pembuka
katup)
d. Mengarahkan moncong pipa ke sumber api dan menyemburkannya
secara merata
3. Slogan – slogan dan Rambu-rambu K-3 :
Penerapan K-3 di lingkungan proyek konstruksi dan harus dipasang pada
tempat-tempat yang strategis, dalam arti mudah terlihat dan sesuai dengan
situasi kerja.
Dengan Slogan dan rambu rambu ini terlihat kesungguhan para
pemangku kerja yang ada dilingkungan proyek Konstruksi untuk selalu
hati hati dalam bekerja dan selalu mengutamakan

15
keselamatan dan kesehatan dalam bekerja .
Slogan dan rambu-rambu yang diperlukan pada pekerjaan konstruksi
adalah sebagai berikut :
a. Wajib menggunakan topi pengaman (helmet)
b. Dilarang merokok atau menyalakan api pada daerah yang berdekatan
dengan tempat penyimpanan bahan-bahan yang mudah terbakar
seperti bensin, bahan kimia dan sejenisnya
c. Wajib menggunakan kaca mata pelindung sinar matahari,bagi
Operator Tower Crane :
a. Wajib menggunakan penutup/pelindung telinga pada daerah yang
bising akibat bunyi mesin
b. Rambu-rambu lainnya sesuai dengan karakteristik bidang
pekerjaannya
c. Tanda peringatan tentang penangkal petir yang menempel pada
peralatan dan komponen (warning,caution,danger dsb)
Macam – macam K3 di proyek :

 Jaring pengaman (safety net)


 Tali keselamatan (life line)
 Penahan jatuh (safetydeck)
 Pagar pengaman (guard railing)
 Pembatas area (restricted area)
 Pelindung jatuh (fall arrester)

2.9 Perbedaan APD dan APK

Singkatnya, perbedaan yang melekat diantara keduanya adalah ruang


lingkup penggunaannya, jika APD melekat ke tubuh pekerja, sedangkan APK
digunakan disekitar tempat kerjanya dengan tujuan yang sama yaitu
mengurangi risiko kecelakaan kerja atau melindungi dari potensi bahaya di
tempat kerja.

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penulisan makalah ini, dapat disimpulkan bahwa K3 adalah
suatu pendekatan terstruktur dan sistematis yang digunakan untuk
mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengurangi risiko dan bahaya di
lingkungan kerja. K3 bertujuan untuk memastikan keselamatan dan kesehatan
pekerja, sehingga perusahaan dapat mengurangi risiko kecelakaan dan cedera
kerja yang dapat merugikan karyawan dan perusahaan itu sendiri.

3.2 Saran
K3 dalam bidang konstruksi memiliki peranan yang sangat penting dalam
kesehatan maupun keselamatan kerja para pekerjanya. Sangat disarankan
untuk setiap instansi negara maupun swasta harus menerapkan K3 dalam
setiap proyek konstruksinya untuk melindungi dan menjamin keselamatan
bagi setiap pekerjanya sesuai UUD dan SOP yang berlaku.

3.3 Daftar Pustaka


https://kiscerti.co.id/artikel/alat-pelindung-diri-apd

https://surabaya.proxsisgroup.com/jenis-jenis-alat-pelindung-diri-apd-beserta-
fungsinya/
https://www.hdesignideas.com/2021/02/jenis-alat-pelindung-kerja-apk-
k3.html?m=1

17

Anda mungkin juga menyukai