Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH

MEKANIKA FLUIDA

DisusunOleh :
Muh. Faqih Rahman (2022061014060)
KELAS :
B (NIM GENAP)

KEMENTRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN


TEKNOLOGI

UNIVERSITAS CENDERAWASIH

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini.
Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas dari mata kuliah mekanika fluida di
jurusan teknik sipil. Kami menyadari bahwa pembelajaran mekanika fluida
merupakan hal yang sangat penting bagi mahasiswa teknik sipil, karena
penerapannya sangat luas dalam dunia konstruksi.
Dalam penyusunan makalah ini, saya mengumpulkan berbagai sumber referensi
dari buku-buku, jurnal, dan website yang berhubungan dengan mekanika fluida.
Saya juga mengalami berbagai kendala dalam menyusun makalah ini, namun
dengan semangat dan kerja keras, akhirnya saya dapat menyelesaikan tugas ini
dengan baik.
Saya berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, khususnya
mahasiswa teknik sipil, dalam memahami konsep hukum-hukum fisika dan
matematika yang ada dalam mekanika fluida serta penerapannya dalam dunia
teknik sipil. Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,
sehingga kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan untuk perbaikan
kedepannya.
Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen
pengampu mata kuliah mekanika fluida dan semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa
memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin.

Jayapura, 27 Februari 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................i
DAFTAR ISI ....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah .................................................................................1
1,3Tujuan dan Manfaat ..................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................3
2.1 Trigonometri ...........................................................................................3
2.2 Integral ....................................................................................................6
2.3 Turunan ...................................................................................................10
2.4 Limit .......................................................................................................13
2.5 Mekanika.................................................................................................16
2.6 Hukum Newton 1, 2 dan 3 .......................................................................20
2.7 Hukum Archimedes .................................................................................24
2.8 Hukum Bernoulli .....................................................................................27
BAB III PENUTUP ..........................................................................................29
3.1 Kesimpulan .............................................................................................29
3.2 Saran .......................................................................................................29
3.3 Daftar Pustaka .........................................................................................30

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mekanika fluida merupakan salah satu cabang ilmu teknik sipil yang
mempelajari perilaku fluida dalam berbagai situasi, baik pada keadaan diam
maupun pada keadaan bergerak. Penggunaan mekanika fluida sangat luas dalam
bidang teknik dan industri, termasuk dalam bidang konstruksi. Mekanika fluida
dapat membantu dalam merancang dan mengoptimalkan sistem pipa, saluran air,
pompa, turbin, dan berbagai sistem fluida lainnya yang digunakan dalam bidang
konstruksi.
Dalam bidang konstruksi, mekanika fluida memiliki peran yang sangat penting
dalam memastikan sistem-sistem yang digunakan dapat berjalan dengan optimal
dan aman. Sebagai contoh, pemahaman tentang sifat-sifat fluida, seperti tekanan,
kecepatan, dan viskositas, dapat membantu dalam merancang sistem saluran air
dan drainase yang efektif dan efisien. Selain itu, pengetahuan tentang mekanika
fluida juga diperlukan dalam perencanaan dan pengembangan sistem pendingin,
sistem ventilasi, dan sistem penyejuk udara.
Pada makalah kali ini saya akan membahas tentang hukum – hukum fisika dan
matematika yang digunakan dalam mekanika fluida. Sebagai mahasiswa teknik
sipil, saya diharapkan untuk memahami konsep hukum fisika maupun
matematika yang ada dalam mekanika fluida dan penerapannya dalam
perhitungan struktur bangunan
Oleh karena itu, pemahaman tentang mekanika fluida sangatlah penting dalam
bidang konstruksi. Dalam makalah ini, akan dibahas mengenai hukum – hukum
fisika maupun matematika dalam mekanika fluida serta penerapannya dalam
bidang konstruksi.
1.2 Perumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan trigonometri ?


2. Apa yang dimaksud dengan integral ?
3. Apa yang dimaksud dengan turunan ?
4. Apa yang dimaksud dengan limit ?
5. Apa yang dimaksud dengan mekanika ?
6. Apa yang dimaksud dengan Hukum Newton 1,2 dan 3 ?
7. Apa yang dimaksud dengan Hukum Archimedes ?
8. Apa yang dimaksud dengan Hukum Bernoulli ?

1
1.3 Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman yang komprehensif
tentang hukum – hukum fisika dan matematika yang ada dalam mekanika teknik
statis tertentu dan penerapannya dalam analisis struktur bangunan. Selain itu, tujuan
kami adalah membantu mahasiswa teknik sipil dalam mengatasi kesulitan yang
seringkali dihadapi dalam memahami hukum – hukum fisika maupun matematika
yang ada dalam mekanika fluida.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Trigonometri

2.1.1 Pengertian Trigonometri

Trigonometri adalah cabang matematika yang mempelajari tentang


hubungan antara sudut dan sisi segitiga. Penerapannya dalam mekanika
fluida terutama berkaitan dengan sudut elevasi dan sudut depresi dari
sebuah pipa atau saluran air yang digunakan untuk mengalirkan fluida.
Misalnya, dalam perencanaan sistem pengairan pertanian, dibutuhkan
perhitungan trigonometri untuk menentukan sudut elevasi pipa agar air
dapat mengalir dengan lancar dan sampai ke lahan pertanian. Begitu pula
dalam perencanaan pembangunan jembatan, diperlukan perhitungan
trigonometri untuk menentukan sudut dan panjang kabel yang diperlukan
agar jembatan dapat menahan beban dengan baik.
Selain itu, perhitungan trigonometri juga digunakan dalam mekanika
fluida untuk menentukan arah dan kecepatan aliran fluida dalam suatu
sistem. Dalam hal ini, trigonometri berkaitan dengan konsep vektor yang
menggambarkan arah dan besar kecepatan aliran fluida.
Dengan demikian, pemahaman tentang trigonometri sangat penting dalam
mekanika fluida, terutama dalam perencanaan dan perancangan sistem
pengairan, pembangunan jembatan, dan perhitungan kecepatan aliran fluida.

2.1.2 Penerapan konsep Trigonometri dalam Kehidupan Sehari – hari

Trigonometri memiliki banyak aplikasi dalam kehidupan sehari-hari,


terutama dalam bidang teknik dan fisika. Beberapa contoh aplikasi
trigonometri adalah:

 Pengukuran jarak dengan menggunakan teodolit


 Pengukuran ketinggian benda dengan menggunakan trigonometri
 Menghitung kecepatan dan arah angin
 Menghitung besar gaya dan momen yang bekerja pada sebuah benda

3
2.1.3 Tabel Nilai Fungsi Trigonometri Sudut Istimewa

2.1.4 Rumus – Rumus Trigonometri

Berikut adalah beberapa rumus trigonometri yang penting:


a. Sinus, kosinus, dan tangen
 sin(x) = opp/hyp
 cos(x) = adj/hyp
 tan(x) = opp/adj

b. Identitas Trigonometri
 sin^2(x) + cos^2(x) = 1
 tan(x) = sin(x) / cos(x)
 sin(2x) = 2sin(x)cos(x)
 cos(2x) = cos^2(x) - sin^2(x) = 2cos^2(x) - 1 = 1 - 2sin^2(x)

c. Fungsi trigonometri invers


 arcsin(x) = y; sin(y) = x, -pi/2 ≤ y ≤ pi/2
 arccos(x) = y; cos(y) = x, 0 ≤ y ≤ pi
 arctan(x) = y; tan(y) = x, -pi/2 < y < pi/2

d. Aturan Sinus dan Cosinus


 Aturan Sinus: sin(A)/a = sin(B)/b = sin(C)/c
 Aturan Cosinus: a^2 = b^2 + c^2 - 2bc cos(A)

4
Rumus-rumus tersebut digunakan dalam berbagai masalah trigonometri,
seperti dalam menghitung sudut atau panjang sisi segitiga, menyelesaikan
persamaan trigonometri, dan lain sebagainya.

2.1.5 Contoh Soal Trigonometri

Berikut adalah contoh soal trigonometri beserta pembahasannya:


Contoh Soal 1:
Diketahui segitiga ABC dengan sudut A = 60° dan sisi AB = 10 cm, AC =
12 cm. Tentukan panjang sisi BC.

Pembahasan:
Untuk menyelesaikan soal ini, kita dapat menggunakan aturan cosinus: cos
A = (BC² + AB² - AC²) / (2 x BC x AB)
Substitusikan nilai yang diketahui ke dalam rumus tersebut:
cos 60° = (BC² + 10² - 12²) / (2 x BC x 10) 1/2 = (BC² + 100 - 144) / (20 x
BC) 10.5 x BC = BC² - 44 BC² - 10.5 x BC - 44 = 0
Dalam hal ini, kita dapat menggunakan rumus kuadrat untuk
menyelesaikan persamaan ini:
BC = (10.5 ± √(10.5² + 4 x 44)) / 2 BC = (10.5 ± √194.25) / 2 BC ≈ 7.03
cm atau BC ≈ 2.47 cm
Karena segitiga tersebut merupakan segitiga yang tidak mungkin memiliki
sisi dengan panjang negatif, maka sisi BC memiliki panjang 7.03 cm.
Jadi, panjang sisi BC dari segitiga ABC adalah sekitar 7.03 cm.
Contoh Soal 2:
Tentukan nilai sin A, cos A, dan tan A dari segitiga ABC berikut jika sudut
A = 30° dan sisi AB = 6 cm, BC = 8 cm.
Pembahasan: Untuk menyelesaikan soal ini, kita dapat menggunakan
beberapa rumus trigonometri dasar:
sin A = AB / AC
cos A = BC / AC

5
tan A = AB / BC
Substitusikan nilai yang diketahui ke dalam rumus tersebut:
sin A = AB / AC = 6 / AC
cos A = BC / AC = 8 / AC
tan A = AB / BC = 6 / 8
Dalam hal ini, kita perlu menemukan nilai AC terlebih dahulu untuk
menghitung sin A dan cos A:
sin² A + cos² A = 1
(6 / AC)² + (8 / AC)² = 1
36 / AC² + 64 / AC² = 1
AC² = 100
AC = 10

Substitusikan nilai AC ke dalam rumus sin A, cos A, dan tan A:


sin A = 6 / 10 = 0.6
cos A = 8 / 10 = 0.8
tan A = 6 / 8 = 0.75
Jadi, nilai sin A, cos A, dan tan A dari segitiga ABC adalah masing-
masing 0.6, 0.8, dan 0.75.

2.2 Integral

2.2.1 Pengertian Integral

Integral merupakan salah satu cabang matematika yang sangat penting dan
memiliki banyak aplikasi dalam berbagai bidang, seperti fisika, ekonomi,
dan teknik. Integral juga sering digunakan dalam perhitungan luas, volume,
dan penyelesaian persamaan diferensial. Oleh karena itu, pemahaman
tentang integral sangat penting dalam menyelesaikan berbagai masalah yang
berkaitan dengan perhitungan kuantitatif.

6
2.2.2 Penerapan konsep Integral

Dalam mekanika fluida, integral digunakan untuk menghitung berbagai


parameter fluida seperti aliran massa, aliran energi, dan momen fluida.
Beberapa contoh aplikasi integral dalam mekanika fluida meliputi:
1. Menentukan debit aliran fluida pada suatu saluran atau pipa dengan
menggunakan integral dari kecepatan aliran di setiap titik dalam
penampang pipa atau saluran.
2. Menghitung tekanan fluida pada suatu bidang atau permukaan yang
terkena aliran fluida dengan menggunakan integral tekanan dari
setiap titik pada permukaan.
3. Menentukan momen fluida pada suatu benda yang berada dalam
aliran fluida dengan menggunakan integral dari tekanan fluida pada
setiap titik pada permukaan benda.
4. Menghitung gaya fluida pada suatu benda yang terkena aliran fluida
dengan menggunakan integral dari tekanan fluida pada setiap titik
pada permukaan benda.
Dalam semua aplikasi ini, integral diterapkan untuk menghitung jumlah
dari suatu parameter pada seluruh area atau volume yang terlibat dalam
suatu sistem mekanika fluida.

2.2.3 Jenis – Jenis Integral

Terdapat beberapa jenis integral dalam matematika, antara lain:


1. Integral Tak Tentu
Integral tak tentu adalah bentuk integral yang
tidak memiliki batas atas dan bawah.
Rumus Integral Tak Tentu seperti pada gambar
disamping
Keterangan:
f(x) = Persamaan kurva
F(x) = Luasan yang terdapat di bawah kurva f(x)
C = Konstanta

Integral tak tentu biasanya dinyatakan dengan notasi f(x)dx. Beberapa sifat
integral tak tentu antara lain:

 Integral tak tentu dari konstanta adalah x + C, di mana C adalah


konstanta.

7
 Integral tak tentu dari fungsi eksponensial adalah e^x + C, di mana C
adalah konstanta.
 Integral tak tentu dari fungsi trigonometri adalah -cos(x) + C untuk
sin(x)dx dan sin(x) + C untuk cos(x)dx, di mana C adalah konstanta.

Fungsi integral tak tentu adalah suatu fungsi yang diperoleh melalui
proses mengintegralkan suatu fungsi dengan mengabaikan batas integrasi
atas dan batas integrasi bawah. Fungsi integral tak tentu sering juga
disebut sebagai primitif dari suatu fungsi, karena merupakan fungsi yang
menjadi dasar dalam menghitung integral tentu dari suatu fungsi.
Dalam mekanika fluida, fungsi integral tak tentu sering digunakan
dalam menghitung laju aliran fluida atau luas penampang pipa dengan
rumus-rumus tertentu yang melibatkan fungsi integral.

2. Integral Tentu
Integral tentu adalah bentuk integral yang
memiliki batas atas dan bawah. Integral tentu
biasanya dinyatakan dengan notasi ∫a^b f(x)dx,
di mana a dan b adalah batas atas dan bawah
integral.
Rumus Integral Tak Tentu seperti pada gambar
disamping
Keterangan:
f(x) = Persamaan kurva
a dan b = Batas bawah dan batas atas pada integral
F(a) dan F(b) = Nilai integral jika x = a dan x = b

Beberapa sifat integral tentu antara lain:

 Integral tentu dapat dihitung dengan menggunakan teorema dasar


kalkulus.
 Integral tentu dari fungsi genap pada selang simetris terhadap titik nol
adalah dua kali integral tentu dari selang 0 hingga batas atas selang
tersebut.
 Integral tentu dari fungsi ganjil pada selang simetris terhadap titik nol
adalah nol.

Fungsi integral tentu adalah untuk mencari nilai suatu integral dari
suatu fungsi pada batas tertentu. Dengan kata lain, fungsi integral tentu
dapat menghitung luas daerah yang dibatasi oleh kurva fungsi dan sumbu

8
x pada interval tertentu. Fungsi integral tentu juga dapat digunakan untuk
menghitung nilai rata-rata dari fungsi pada interval tersebut, serta untuk
menyelesaikan berbagai masalah matematika dan fisika yang melibatkan
integral.

2.2.4 Contoh Soal Integral

A. Contoh Soal Integral Tentu

Hitunglah integral tentu dari fungsi berikut ini: f(x) = 3x^2 - 4x + 5


dalam interval [1, 4].
Pembahasan:
Untuk menghitung integral tentu dari fungsi f(x), kita dapat
menggunakan rumus berikut: ∫(a, b) f(x) dx = F(b) - F(a) di mana F(x)
adalah fungsi antiturunan dari f(x).
Pertama-tama, kita harus mencari fungsi antiturunan dari f(x). Karena
turunan dari 3x^2 - 4x + 5 adalah 6x - 4, maka fungsi antiturunannya
adalah: F(x) = x^3 - 2x^2 + 5x
Kemudian, kita dapat menghitung nilai integral tentu dari f(x) dalam
interval [1, 4] menggunakan rumus yang telah disebutkan
sebelumnya: ∫[1, 4] (3x^2 - 4x + 5) dx = F(4) - F(1) = (4^3 - 2(4^2) +
5(4)) - (1^3 - 2(1^2) + 5(1)) = (64 - 32 + 20) - (1 - 2 + 5) = 52
Jadi, nilai integral tentu dari fungsi f(x) dalam interval [1, 4] adalah
52.

B. Contoh Soal Integral Tak Tentu

Hitung integral tak tentu dari fungsi berikut ini: ∫ 3x^2 + 5x + 2 dx


Pembahasan:
Untuk menghitung integral tak tentu dari fungsi tersebut, kita perlu
menggunakan aturan turunan untuk setiap suku dalam fungsi tersebut.
Berikut adalah langkah-langkahnya:
 Turunan dari 3x^2 adalah 6x.
 Turunan dari 5x adalah 5.
 Turunan dari 2 adalah 0.

9
Sehingga, integral tak tentu dari fungsi di atas adalah: ∫ 3x^2 + 5x + 2
dx = x^3 + (5/2)x^2 + 2x + C
Keterangan: C merupakan konstanta integrasi yang bisa diisi dengan
nilai apa saja. Hal ini karena turunan dari konstanta selalu sama
dengan 0, sehingga tidak mempengaruhi hasil integral.
Jadi, jawaban dari soal tersebut adalah x^3 + (5/2)x^2 + 2x + C.

2.3 Turunan

2.3.1 Pengertian Turunan

Turunan merupakan salah satu cabang matematika yang mempelajari


tentang perhitungan laju perubahan suatu fungsi. Konsep turunan
sangatlah penting dalam banyak bidang, seperti fisika, ekonomi, dan
teknik. Pada makalah ini, akan dibahas tentang definisi turunan, sifat-sifat
turunan, teknik-teknik diferensiasi, serta penerapannya dalam berbagai
bidang.
Dalam mekanika fluida, turunan digunakan untuk menghitung perubahan
kecepatan atau percepatan fluida pada titik tertentu dalam ruang dan
waktu. Misalnya, dalam menghitung pergerakan fluida di dalam pipa,
turunan digunakan untuk menghitung perubahan kecepatan fluida
sepanjang pipa, sehingga dapat diketahui berapa besar tekanan yang
diperlukan untuk mengalirkan fluida dengan kecepatan yang diinginkan.

2.3.2 Penerapan Turunan

Turunan dalam mekanika fluida memiliki banyak aplikasi dalam


kehidupan sehari-hari. Beberapa di antaranya adalah:
1. Pergerakan Fluida dalam Sistem Pipa: Konsep turunan dalam
mekanika fluida sangat penting untuk memahami bagaimana fluida
bergerak dalam sistem pipa. Turunan dapat digunakan untuk
menghitung kecepatan aliran fluida, tekanan, dan perubahan aliran
fluida dalam pipa.
2. Pemodelan Arus Lalu Lintas: Turunan digunakan dalam pemodelan
arus lalu lintas. Misalnya, dengan menggunakan turunan, kita dapat
menghitung kecepatan dan percepatan kendaraan dalam arus lalu

10
lintas. Hal ini dapat membantu dalam mengevaluasi kepadatan lalu
lintas dan memprediksi kemacetan.
3. Desain Struktur Kapal: Turunan dapat digunakan untuk menganalisis
dan merancang struktur kapal. Misalnya, turunan dapat digunakan
untuk menghitung kekuatan, kekakuan, dan kemampuan kapal untuk
mengatasi gaya-gaya eksternal seperti gelombang dan angin.
4. Analisis Tekanan Udara pada Sayap Pesawat: Turunan juga digunakan
dalam analisis tekanan udara pada sayap pesawat. Dalam
aerodinamika, turunan digunakan untuk menghitung gradien tekanan
pada sayap pesawat dan memprediksi gaya-gaya aerodinamika yang
bekerja pada pesawat.
5. Desain Sistem Saluran Air: Turunan digunakan untuk menganalisis
dan merancang sistem saluran air. Misalnya, dengan menggunakan
turunan, kita dapat menghitung laju aliran air, kecepatan, tekanan, dan
perubahan aliran air dalam saluran air.

2.3.3 Jenis – Jenis Turunan

Berikut adalah beberapa jenis turunan beserta rumusnya:


1. Turunan Pertama:
Turunan pertama dari suatu fungsi f(x) adalah fungsi f'(x), yang
dapat dihitung menggunakan rumus:
f'(x) = lim(h->0) [f(x+h) - f(x)]/h

2. Turunan Kedua:
Turunan kedua dari suatu fungsi f(x) adalah turunan dari turunan
pertama, yaitu f''(x). Rumusnya adalah:
f''(x) = [f'(x+h) - f'(x)]/h

3. Turunan Orde Tinggi:


Turunan orde tinggi dari suatu fungsi adalah turunan dari turunan
sebelumnya. Secara umum, turunan orde n dari f(x) dapat ditulis
sebagai f^(n)(x).

4. Turunan Implus:
Turunan implisit adalah turunan fungsi yang tidak didefinisikan
secara eksplisit, melainkan didefinisikan oleh suatu persamaan
implisit yang mengandung fungsi tersebut. Turunan implisit dapat
dihitung menggunakan aturan rantai.

11
5. Turunan Parsial:
Turunan parsial digunakan untuk menghitung perubahan suatu
fungsi terhadap variabel tertentu dalam suatu sistem fungsi yang
terdiri dari beberapa variabel. Rumus turunan parsial adalah:
f_x = lim(h->0) [f(x+h, y) - f(x,y)]/h f_y = lim(h->0) [f(x, y+h) -
f(x,y)]/h

6. Turunan Direksi:
Turunan direksi adalah turunan dari suatu fungsi terhadap arah
tertentu dalam ruang tiga dimensi. Rumusnya adalah:
D_vf = lim(h->0) [f(x+hv_1, y+hv_2, z+hv_3) - f(x,y,z)]/h
Dalam rumus-rumus di atas, "lim" menunjukkan batas ketika h mendekati 0,
dan v_1, v_2, dan v_3 adalah komponen vektor arah yang diberikan dalam
turunan direksi.

2.3.4 Contoh Soal Turunan

Tentukan turunan dari fungsi f(x) = 3x^2 + 4x - 2.


Pembahasan:
Turunan dari suatu fungsi f(x) didefinisikan sebagai perubahan laju fungsi
tersebut terhadap variabel independen x. Dalam hal ini, turunan fungsi f(x)
dapat dinyatakan sebagai:
f'(x) = lim (h → 0) [f(x + h) - f(x)] / h
Untuk menentukan turunan fungsi f(x) = 3x^2 + 4x - 2, kita perlu
melakukan penghitungan sebagai berikut:
 f(x) = 3x^2 + 4x – 2
 f'(x) = lim (h → 0) [f(x + h) - f(x)] / h
 f'(x) = lim (h → 0) [3(x + h)^2 + 4(x + h) - 2 - (3x^2 + 4x - 2)] / h
 f'(x) = lim (h → 0) [3(x^2 + 2hx + h^2) + 4x + 4h - 2 - 3x^2 - 4x + 2] /
h
 f'(x) = lim (h → 0) [6hx + 3h^2 + 4h] / h
 f'(x) = lim (h → 0) [h(6x + 3h + 4)] / h
 f'(x) = 6x + 4
Sehingga, turunan dari fungsi f(x) = 3x^2 + 4x - 2 adalah f'(x) = 6x + 4.

12
2.4 Limit

2.4.1 Pengertian Limit

Limit adalah konsep matematika yang digunakan untuk menentukan nilai


yang mendekati nilai suatu fungsi pada suatu titik tertentu dalam
domainnya, tanpa harus memeriksa nilai sebenarnya di titik tersebut. Secara
formal, limit adalah nilai yang dapat diapit oleh nilai fungsi saat mendekati
titik tertentu. Konsep limit banyak digunakan dalam kalkulus dan analisis
matematika.

2.4.2 Penerapan Limit

Beberapa penerapan limit dalam mekanika fluida yang dapat ditemukan


dalam kehidupan sehari-hari antara lain:
1. Kecepatan Aliran Fluida
Dalam mekanika fluida, kecepatan aliran fluida pada suatu titik dapat
dihitung dengan melakukan limit pada perubahan jarak yang sangat kecil
dalam waktu yang sangat singkat. Dengan demikian, limit digunakan
untuk mendefinisikan konsep kecepatan instan pada fluida.
2. Massa Jenis Fluida
Massa jenis fluida dapat dihitung dengan menggunakan limit ketika
massa fluida yang sangat kecil diambil. Dalam hal ini, limit digunakan
untuk mendefinisikan massa jenis instan dari fluida.
3. Tekanan Fluida
Tekanan fluida di suatu titik pada permukaan dapat dihitung dengan
menggunakan limit ketika ukuran luas permukaan yang sangat kecil
diambil. Dengan demikian, limit digunakan untuk mendefinisikan konsep
tekanan instan pada fluida.
4. Hukum Bernoulli
Hukum Bernoulli dalam mekanika fluida dapat dinyatakan dalam bentuk
limit. Hukum ini menyatakan bahwa tekanan fluida berkurang ketika
kecepatan fluida meningkat, dan sebaliknya.
5. Dinamika Fluida Komputasional
Limit digunakan dalam dinamika fluida komputasional (CFD) untuk
memodelkan aliran fluida yang kompleks dan menghitung kecepatan,
tekanan, dan parameter lainnya pada titik tertentu dalam fluida.

13
6. Aerodinamika
Dalam aerodinamika, limit digunakan untuk menghitung tegangan dan
deformasi pada permukaan sayap pesawat terbang akibat kecepatan aliran
udara dan perubahan tekanan.
7. Hidrolik
Dalam hidrolik, limit digunakan untuk memahami aliran fluida pada
sistem pipa dan untuk menghitung kekuatan dan tekanan pada sistem
hidrolik.
8. Mekanika Fluida Mesin
Dalam mekanika fluida mesin, limit digunakan untuk menghitung daya
mesin dan efisiensi termal, serta untuk memahami efek dinamika fluida
pada suatu sistem mesin seperti pompa dan turbin.
9. Analisis Gempa
Limit juga digunakan dalam analisis gempa untuk memprediksi dan
memodelkan efek gempa pada struktur bangunan dan infrastruktur.

Dalam semua kasus tersebut, limit adalah alat matematika yang sangat
penting untuk memahami dan menganalisis fenomena yang terjadi dalam
mekanika fluida dan bidang ilmu terkait lainnya.

2.4.3 Jenis – Jenis Limit


Limit dalam matematika adalah nilai yang dihampiri oleh sebuah fungsi
ketika variabelnya mendekati suatu nilai tertentu. Terdapat beberapa jenis
limit dalam matematika, di antaranya:
1. Limit Tak Hingga Rumus: lim f(x) = ∞ atau lim f(x) = -∞
Limit tak hingga terjadi ketika fungsi tidak memiliki batas atas atau
batas bawah.
2. Limit Sudut
Rumus: lim f(x) = sin a atau lim f(x) = cos a Limit sudut terjadi ketika
variabel fungsi mendekati sebuah sudut tertentu, seperti 0°, 30°, 45°, dan
sebagainya.
3. Limit Kiri dan Limit Kanan
Rumus: lim f(x) = L+ dan lim f(x) = L- Limit kiri terjadi ketika variabel
mendekati suatu nilai tertentu dari arah kiri, sedangkan limit kanan
terjadi ketika variabel mendekati nilai tertentu dari arah kanan.
4. Limit Tak Terdefinisi
Rumus: lim f(x) = L, tetapi f(x) tidak terdefinisi di a Limit tak terdefinisi
terjadi ketika fungsi tidak terdefinisi di titik tertentu.

14
5. Limit Berarah
Rumus: lim f(x) = L ketika x mendekati a dari satu arah saja. Limit
berarah terjadi ketika variabel fungsi mendekati suatu nilai tertentu dari
satu arah saja.
6. Limit Tak Wujud
Rumus: lim f(x) tidak ada Limit tak wujud terjadi ketika nilai batas tidak
ada atau tidak terdefinisi.
7. Limit Fungsi Komposit
Rumus: lim f(g(x)) Limit fungsi komposit terjadi ketika fungsi berada
dalam suatu fungsi.
8. Limit Pecahan Tak Tentu
Rumus: lim (f(x) / g(x)) = ∞ atau lim (f(x) / g(x)) = -∞ Limit pecahan
tak tentu terjadi ketika fungsi berupa pecahan dan pembilang atau
penyebutnya mendekati tak hingga atau tak tentu.
9. Limit Eksponensial
Rumus: lim (a^x) = ∞ atau lim (a^x) = 0 Limit eksponensial terjadi
ketika variabel fungsi berada dalam pangkat.
10. Limit Logaritma
Rumus: lim log a (x) = ∞ atau lim log a (x) = -∞ Limit logaritma terjadi
ketika variabel fungsi berada dalam fungsi logaritma.

2.4.4 Contoh Soal Limit

Misalkan terdapat fungsi:


f(x) = (x^2 - 1) / (x - 1)

Hitunglah nilai limit kanan f(x) saat x mendekati 1.


Pembahasan:
Untuk menghitung nilai limit kanan f(x) saat x mendekati 1, kita perlu
menggunakan definisi limit. Definisi limit kanan adalah:
lim x→a+ f(x) = L
Jika limit kanan f(x) ada, maka f(x) akan mendekati nilai L ketika x
mendekati a dari sebelah kanan. Untuk fungsi di atas, kita perlu mencari
limit kanan f(x) saat x mendekati 1+.

15
f(x) = (x^2 - 1) / (x - 1)
Jika kita substitusikan nilai x = 1 + h, dengan h > 0, maka fungsi tersebut
menjadi:
f(1+h) = [(1+h)^2 - 1] / [(1+h) - 1]
f(1+h) = [1 + 2h + h^2 - 1] / h
f(1+h) = (2h + h^2) / h
f(1+h) = h(2 + h) / h
f(1+h) = 2 + h
Sehingga, limit kanan f(x) saat x mendekati 1+ adalah:
lim x→1+ f(x) = lim h→0+ f(1+h) = lim h→0+ (2 + h) = 2
Jadi, nilai limit kanan f(x) saat x mendekati 1+ adalah 2.

2.5 Mekanika

2.5.1 Pengertian Mekanika

Mekanika adalah cabang ilmu fisika yang mempelajari gerakan benda dan
gaya yang menyebabkannya, serta hubungan antara kedua konsep tersebut
dengan sifat-sifat materi. Mekanika mencakup berbagai aspek, mulai dari
sistem partikel tunggal hingga sistem yang lebih kompleks seperti benda
padat, cairan, dan gas. Mekanika juga dapat dibagi menjadi beberapa sub-
disiplin, seperti mekanika klasik, mekanika relativitas, dan mekanika
kuantum.

2.5.2 Penerapan Mekanika

Ilmu mekanika dan mekanika fluida memiliki banyak penerapan dalam


kehidupan sehari-hari, antara lain:

1. Pompa air: Pompa air bekerja dengan menggunakan prinsip Bernoulli


dan hukum kontinuitas untuk mengalirkan air dari satu tempat ke tempat
lain. Prinsip Bernoulli mengatakan bahwa jika kecepatan fluida
meningkat, tekanan fluida akan menurun, dan sebaliknya. Dengan
menggunakan pompa air, fluida (air) dialirkan dari satu tempat ke
tempat lain dengan tekanan dan kecepatan yang sesuai.

16
2. Turbin angin: Turbin angin bekerja dengan mengubah energi kinetik
angin menjadi energi listrik. Prinsip dasar yang digunakan adalah
hukum Newton tentang gerak, yang menyatakan bahwa gaya yang
bekerja pada suatu benda sama dengan massa benda dikalikan dengan
percepatan benda tersebut. Dalam turbin angin, angin memutar baling-
baling, yang kemudian menghasilkan putaran pada poros turbin, dan
energi kinetik yang dihasilkan diubah menjadi energi listrik.

3. Kapal laut: Kapal laut juga menggunakan prinsip mekanika dan


mekanika fluida. Kapal dirancang sedemikian rupa agar dapat
mengapung di atas air, dengan menggunakan prinsip Archimedes yang
menyatakan bahwa gaya apung suatu benda sama dengan berat fluida
yang dipindahkan oleh benda tersebut. Selain itu, kapal juga
menggunakan sistem mesin yang menghasilkan gaya dorong untuk
mendorong kapal melalui air.

4. Pesawat terbang: Pesawat terbang juga mengandalkan prinsip mekanika


dan mekanika fluida dalam desain dan operasinya. Misalnya, sayap
pesawat didesain sedemikian rupa sehingga udara yang melewatinya
akan menciptakan gaya angkat yang memungkinkan pesawat terbang.
Selain itu, mesin pesawat menghasilkan gaya dorong yang mendorong
pesawat ke depan.

5. Sepeda motor: Sepeda motor juga menggunakan prinsip mekanika dan


mekanika fluida. Mesin pada sepeda motor menghasilkan tenaga yang
diteruskan ke roda untuk mendorong sepeda motor maju. Dalam hal ini,
prinsip dasar yang digunakan adalah hukum gerak Newton dan hukum
kepalaan momentum, yang menyatakan bahwa jumlah momentum suatu
sistem akan konstan selama tidak ada gaya eksternal yang bekerja pada
sistem tersebut.

2.5.3 Jenis – Jenis Mekanika

Mekanika merupakan cabang ilmu fisika yang mempelajari gerak suatu


benda serta gaya yang menyebabkannya bergerak. Jenis-jenis mekanika
meliputi:
1. Mekanika Klasik
Mekanika klasik terdiri dari tiga cabang yaitu mekanika Newtonian,
mekanika Lagrange, dan mekanika Hamiltonian. Mekanika klasik
mempelajari benda yang memiliki ukuran yang jauh lebih besar
dibandingkan dengan ukuran atom.

17
2. Mekanika Statistik
Mekanika statistik mempelajari sifat benda dalam jumlah banyak. Pada
mekanika statistik, benda dipandang sebagai sebuah kesatuan yang terdiri
dari partikel-partikel kecil.

3. Mekanika Kuantum
Mekanika kuantum mempelajari sifat-sifat benda dalam skala atom atau
subatom. Dalam mekanika kuantum, benda dipandang sebagai partikel
dan gelombang pada saat yang bersamaan.

4. Mekanika Fluida
Mekanika fluida mempelajari perilaku fluida, baik dalam keadaan diam
(fluida statis) maupun dalam keadaan bergerak (fluida dinamis).

5. Mekanika Benda
Padat Mekanika benda padat mempelajari sifat benda padat dan
deformasi yang terjadi pada benda padat ketika dikenakan gaya.

6. Mekanika Teknik
Mekanika teknik adalah aplikasi dari mekanika klasik, dimana ilmu ini
mempelajari prinsip-prinsip mekanika dan penerapannya pada berbagai
teknologi yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

7. Mekanika Rekayasa
Mekanika rekayasa adalah pengembangan mekanika teknik yang
menggabungkan prinsip mekanika dengan teknologi informasi dan
komputer untuk membangun model matematika dan simulasi untuk
mendesain dan memprediksi perilaku sistem mekanik yang kompleks.

2.5.4 Contoh Soal Mekanika

Berikut adalah contoh soal mekanika fluida beserta pembahasannya:


Contoh Soal:

Sebuah tabung berisi air dengan diameter 20 cm dan ketinggian 50 cm. Jika
debit air yang mengalir keluar dari tabung sebesar 5 liter/menit, tentukan
waktu yang diperlukan untuk mengosongkan tabung tersebut.
Data:
• Diameter tabung (D) = 20 cm = 0,2 m
• Tinggi air dalam tabung (h) = 50 cm = 0,5 m
• Debit air (Q) = 5 liter/menit = 0,005 m³/menit
Pembahasan:

18
Untuk menyelesaikan masalah ini, kita dapat menggunakan persamaan
kontinuitas yang menyatakan bahwa debit air yang masuk harus sama
dengan debit air yang keluar, yaitu:

Q1 = Q2
Di mana:
• Q1 = debit air yang masuk
• Q2 = debit air yang keluar

Karena air akan mengalir keluar dari tabung dengan kecepatan yang
konstan, maka debit air keluar dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan Aliran Laminar, yaitu:
Q = Av

Di mana:
• A = luas penampang tabung
• v = kecepatan aliran fluida

Luas penampang tabung dapat dihitung dengan menggunakan rumus luas


lingkaran, yaitu:

A = πr²
A = π(D/2)²
A = π(0,1 m)²
A = 0,0314 m²

Dengan menggunakan rumus debit air keluar, persamaan kontinuitas, dan


data yang diberikan, maka dapat dicari waktu yang diperlukan untuk
mengosongkan tabung, yaitu:
Q2 = Av
0,005 m³/menit = 0,0314 m² × v
v = 0,159 m/menit
Karena v = h/t, maka waktu yang diperlukan untuk mengosongkan tabung
dapat dihitung dengan menggunakan persamaan tersebut:
t = h/v
t = 0,5 m ÷ 0,159 m/menit
t = 3,14 menit
Jadi, waktu yang diperlukan untuk mengosongkan tabung tersebut adalah
3,14 menit.

Demikianlah contoh soal mekanika fluida beserta pembahasannya.

19
2.6 Hukum Newton 1, 2 dan 3

2.6.1 Pengertian Hukum Newton 1, 2 dan 3

1. Hukum Newton Pertama

Hukum Newton pertama, juga dikenal sebagai hukum inersia,


menyatakan bahwa sebuah benda akan tetap diam atau bergerak dengan
kecepatan konstan dalam garis lurus kecuali ada gaya yang bekerja pada
benda tersebut. Dalam kata lain, benda akan tetap berada dalam keadaan
diam atau bergerak dengan kecepatan tetap jika tidak ada gaya netto yang
bekerja pada benda tersebut.

2. Hukum Newton Kedua

Hukum Newton kedua menyatakan bahwa gaya netto yang bekerja pada
sebuah benda sama dengan massa benda dikalikan dengan percepatan
yang dialami oleh benda tersebut. Dalam persamaan, hukum ini dapat
dituliskan sebagai F = ma, di mana F adalah gaya netto, m adalah massa
benda, dan a adalah percepatan yang dialami oleh benda. Hukum ini
menunjukkan bahwa semakin besar gaya yang bekerja pada benda,
semakin besar percepatan yang dialami oleh benda tersebut.

3. Hukum Newton Ketiga

Hukum Newton ketiga menyatakan bahwa setiap aksi memiliki reaksi


yang sama besarnya dan berlawanan arahnya. Dalam kata lain, ketika
benda A memberikan gaya pada benda B, maka benda B juga
memberikan gaya yang sama besarnya tetapi berlawanan arahnya pada
benda A. Contohnya, ketika seorang atlet memukul sebuah bola, maka
bola akan memberikan gaya yang sama besarnya tetapi berlawanan arah
pada pemukul.

2.6.2 Penerapan Hukum Newton 1, 2 dan 3

Hukum Newton dalam mekanika fluida dapat diterapkan dalam berbagai


situasi di kehidupan sehari-hari, di antaranya:

1. Hukum Newton I atau Hukum Inersia


Hukum ini menyatakan bahwa benda akan tetap diam atau tetap
bergerak lurus dengan kecepatan tetap, kecuali ada gaya yang bekerja

20
pada benda tersebut. Contohnya, ketika kita memasukkan sendok ke
dalam air, sendok akan terlihat terangkat ke atas karena gaya apung.
Ketika kita melepas sendok, sendok akan tenggelam ke dasar karena
gaya gravitasi.

2. Hukum Newton II atau Hukum Gerak


Hukum ini menyatakan bahwa gaya total yang bekerja pada suatu benda
sama dengan massa benda dikalikan dengan percepatan benda tersebut.
F = ma, di mana F adalah gaya total, m adalah massa benda, dan a
adalah percepatan benda. Contohnya, ketika kita memompa air dengan
menggunakan pompa tangan, kita memberikan gaya pada tuas pompa
yang kemudian diteruskan ke fluida untuk memindahkannya.

3. Hukum Newton III atau Hukum Aksi-Reaksi


Hukum ini menyatakan bahwa setiap aksi memiliki reaksi yang sama
besar dan berlawanan arah. Contohnya, ketika kita mengayunkan
gayung dalam air, maka akan terjadi gaya pada air yang menghasilkan
gerakan ke arah yang berlawanan dengan gerakan gayung.

Dalam mekanika fluida, hukum-hukum Newton ini sangat penting untuk


memahami pergerakan fluida dan gaya-gaya yang bekerja pada fluida
tersebut. Dengan memahami hukum-hukum ini, kita dapat merancang alat-
alat dan sistem yang efektif dalam memindahkan, menyimpan, dan
mengendalikan fluida, seperti mesin pompa, tangki penyimpanan, dan pipa-
pipa penghantar fluida.

2.6.3 Rumus – Rumus Hukum Newton 1, 2 dan 3

1. Hukum Newton I (Inertia)


Rumus: F = m × a
Keterangan:
 F: gaya yang diberikan
 m: massa benda
 a: percepatan yang dialami benda

21
2. Hukum Newton II (Dinamika)
Rumus: F = m × a
Keterangan:
 F: gaya yang diberikan
 m: massa benda
 a: percepatan yang dialami benda

3. Hukum Newton III (Aksi-Reaksi)


Rumus: F1 = -F2
Keterangan:
 F1: gaya yang diberikan oleh benda pertama
terhadap benda kedua
 F2: gaya yang diberikan oleh benda kedua
terhadap benda pertama

2.6.4 Contoh Soal Hukum Newton 1, 2 dan 3

A. Hukum Newton 1

Sebuah bola dengan massa 0,5 kg diam di atas sebuah meja.


Berapa gaya yang diperlukan untuk memindahkan bola dari
tempatnya yang semula?

Rumus: F = m * a

Solusi:
Diketahui massa bola (m) = 0,5 kg dan percepatan awal bola
(a) = 0 karena diam. Karena tidak ada gerakan awal pada bola,
maka gaya (F) yang dibutuhkan untuk memindahkan bola
adalah 0 N.
Jadi, gaya yang dibutuhkan untuk memindahkan bola adalah
0 N.

22
B. Hukum Newton 2

Sebuah mobil dengan massa 1000 kg sedang melaju dengan


kecepatan 20 m/s. Berapa gaya yang diperlukan untuk
mempercepat mobil menjadi 30 m/s dalam waktu 10 detik?

Rumus: F = m * (v2 - v1) / t

Solusi:
Diketahui massa mobil (m) = 1000 kg, percepatan yang
diinginkan (v2 - v1) = 30 m/s - 20 m/s = 10 m/s, dan waktu (t)
= 10 detik. Substitusi nilai-nilai tersebut ke rumus Hukum
Newton 2 akan menghasilkan:

F = 1000 kg * (10 m/s) / 10 s = 1000 N

Jadi, gaya yang dibutuhkan untuk mempercepat mobil


menjadi 30 m/s dalam waktu 10 detik adalah 1000 N.

C. Hukum Newton 3

Sebuah roket dengan massa 10.000 kg sedang meluncur ke


angkasa. Ketika roket meluncur, gas hasil pembakaran bahan
bakar keluar dari belakang roket dengan kecepatan 1000 m/s.
Berapa gaya yang dihasilkan oleh gas tersebut dan ke arah
mana gaya itu bekerja?

Rumus: F = m * a

Solusi:
Diketahui massa roket (m) = 10.000 kg dan percepatan gas (a)
= 1000 m/s^2 (diasumsikan konstan). Substitusi nilai-nilai
tersebut ke rumus Hukum Newton 3 akan menghasilkan:
F = 10.000 kg * 1000 m/s^2 = 10.000.000 N

23
Gaya yang dihasilkan oleh gas adalah sebesar 10.000.000 N
dan bekerja ke arah berlawanan dengan arah keluarnya gas,
yaitu ke arah depan roket.

Jadi, gaya yang dihasilkan oleh gas adalah sebesar 10.000.000


N dan bekerja ke arah depan roket.

Keterangan: N adalah satuan gaya, kg adalah satuan massa,


m/s adalah satuan kecepatan, dan s adalah satuan waktu.

2.7 Hukum Archimedes

2.7.1 Pengertian Hukum Archimedes

Hukum Archimedes adalah sebuah prinsip fisika yang menyatakan bahwa


benda yang direndam seluruhnya atau sebagian dalam fluida akan mengalami
gaya apung sebesar berat fluida yang dipindahkan oleh benda tersebut.
Prinsip ini dinamakan sesuai dengan Archimedes dari Siracusa, seorang
ilmuwan Yunani kuno yang pertama kali menemukan dan menjelaskannya
secara ilmiah. Hukum Archimedes sangat penting dalam mekanika fluida
karena digunakan untuk menghitung daya apung sebuah benda di dalam
fluida.

2.7.2 Penerapan Hukum Archimedes

Hukum Archimedes dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan


sehari-hari yang melibatkan fluida. Berikut beberapa contohnya:

1. Pada kapal laut, hukum Archimedes digunakan untuk menentukan


berapa besar muatan yang dapat diangkut oleh kapal tersebut. Kapal laut
memiliki rongga yang dibuat sedemikian rupa sehingga volume kapal
sama dengan volume air yang dipindahkan oleh kapal. Dalam hal ini,
berat air yang dipindahkan oleh kapal sama dengan berat kapal dan
muatannya. Jika kapal diisi dengan barang, maka volume air yang
dipindahkan akan berkurang sehingga kapal akan mengalami gaya apung
yang lebih kecil.

24
2. Saat melakukan pengukuran densitas benda, hukum Archimedes dapat
digunakan untuk mengetahui berapa besar massa jenis benda tersebut.
Caranya dengan menyelamkan benda ke dalam air, kemudian mengukur
massa jenis air yang dipindahkan oleh benda tersebut. Berat air yang
dipindahkan oleh benda sama dengan gaya apung pada benda tersebut
dan dapat digunakan untuk menghitung massa jenis benda.

3. Hukum Archimedes juga digunakan dalam pembuatan perahu karet.


Karena perahu karet lebih ringan daripada air, maka ketika perahu karet
diisi dengan udara, maka akan mengalami gaya apung yang cukup besar
sehingga dapat mengapung di atas permukaan air.

2.7.3 Rumus – Rumus Hukum Archimedes

Hukum Archimedes dapat dinyatakan dalam bentuk matematis sebagai


berikut:
1 Gaya apung (Fb) = berat fluida yang dipindahkan

 Fb = Vf × ρf × g
 Fb = gaya apung (N)
 Vf = volume fluida yang dipindahkan (m^3)
 ρf = densitas fluida (kg/m^3)
 g = percepatan gravitasi (m/s^2)

7 Berat benda (W) = massa benda (m) x percepatan gravitasi (g)

 8W=m×g
 9 W = berat benda (N)
 10 m = massa benda (kg)
 11 g = percepatan gravitasi (m/s^2)

12 Gaya dorong (Fd) = berat fluida yang dipindahkan


 13 Fd = Vf × ρf × g
 14 Fd = gaya dorong (N)
 15 Vf = volume fluida yang dipindahkan (m^3)
 16 ρf = densitas fluida (kg/m^3)

25
 17 g = percepatan gravitasi (m/s^2)

2.7.4 Contoh Soal Hukum Archimedes


Sebuah bola baja dengan diameter 10 cm direndam dalam air dengan
volume 1000 cm3. Tentukan berapa gaya apung yang bekerja pada bola baja
tersebut, jika massa jenis air 1000 kg/m3 dan massa jenis baja 7800 kg/m3.
Diketahui:
• Diameter bola baja (d) = 10 cm = 0,1 m
• Volume bola baja (V) = 1000 cm3 = 0,001 m3
• Massa jenis air (ρ1) = 1000 kg/m3
• Massa jenis baja (ρ2) = 7800 kg/m3
• Gravitasi bumi (g) = 9,8 m/s2
Ditanyakan:
• Besarnya gaya apung pada bola baja
Pembahasan:
1 Hitung massa bola baja

 Massa bola baja dapat dihitung menggunakan rumus:


 m = ρ2 x V
 m = 7800 kg/m3 x 0,001 m3
 m = 7,8 kg

2. Hitung gaya gravitasi pada bola baja. Gaya gravitasi pada bola baja dapat
dihitung menggunakan rumus:

 Fg = m x g
 Fg = 7,8 kg x 9,8 m/s2
 Fg = 76,44 N

26
2.8 Hukum Bernoulli
2.8.1 Pengertian Hukum Bernoulli

Hukum Bernoulli adalah prinsip fisika yang menyatakan bahwa tekanan


pada fluida (gas atau cairan) akan berkurang jika kecepatan fluida
meningkat, dan sebaliknya. Hukum ini dinamai dari ilmuwan Swiss, Daniel
Bernoulli, yang mengemukannya pada tahun 1738.
Hukum Bernoulli menyatakan bahwa jika kecepatan fluida meningkat,
maka tekanan fluida akan berkurang, dan sebaliknya, jika kecepatan fluida
menurun, maka tekanan fluida akan meningkat. Rumus yang mewakili
hukum Bernoulli adalah:
P + 1/2ρv^2 + ρgh = konstan
Di mana P adalah tekanan fluida, ρ adalah massa jenis fluida, v adalah
kecepatan fluida, g adalah percepatan gravitasi, dan h adalah ketinggian
fluida di atas referensi tertentu. Hukum Bernoulli berlaku untuk fluida yang
mengalir dalam pipa atau ruang terbuka.

Pengertian lain dari hukum Bernoulli adalah fluida dalam komposisi ideal
yang memenuhi ciri-ciri atau karakteristik mengalir. Melalui aliran lunak dan
garis-garis arus, tak kental hingga tak comprisable, sementara itu belum ada
penjelasan lebih mengenai hukum Bernoulli menurut para ahli. Namun, hal
ini tak masalah karena yang perlu dipahami dalam hal ini bukanlah
pengertian para ahli.

Melainkan beberapa hal penting terkait hukum Bernoulli, mulai dari


tekanan fluida yang muncul dari apa saja, bagaimana bunyi hukum
kontinuitas, pengertian mengenai bunyi hukum stokes, garis ideal hingga
prinsip gaya angkut pesawat terbang dan fluida dari tekanan paling kecil
terjadi berada pada angka berapa, berikut beberapa asumsi yang dipakai
dalam hukum Bernoulli.
 Fluida dalam hal ini bersifat incompressible.
 Fluida tidak memiliki inviscid atau viskositas.
 Aliran fluida tidak mengalami perubahan terhadap waktu.
 Aliran fluida laminar, sifatnya tetap dan tidak ada pusaran.
 Tidak terjadi kehilangan energi karena gesekan fluida dan dinding.
 Tidak terjadi kehilangan energi karena turbulen yang muncul.
 Tidak ada energi panas yang dikirim pada fluida.

27
2.8.2 Contoh Soal Hukum Bernoulli

Sebuah penampung air yang cukup besar memiliki ketinggian permukaan


air 70 cm dari dasar penampung air. Ternyata penampung air tersebut
memiliki lubang pada dasarnya karena sudah termakan usia.

Berapa besar kecepatan aliran air pada lubang tersebut?

Diketahui :

h1 = 70 cm = 0,7 m

P1 = P2 ; v1 = 0

ρair = 1000 Kg/m3

g = 10 m/s2

Ditanya: v2 = ?

Penyelesaian

P1 + 1/2ρv12 + ρgh1 = P2 + 1/2ρv22 + ρgh2

P1 + 0 + ρ.g(0.7m) = P2 + 1/2ρv22 + 0

ρ.g(0.7m) = 1/2ρv22

10.(0.7m) = 1/2v22

v2 = 3,74 m/s

28
BAB lll
PENUTUP

3.1 Simpulan

Hal-hal yang dapat disimpulkan dari pembahasan tentang sejarah


perkembangan teori fluida statis ini adalah pada abad ketiga sebelum
Masehi Archimedes menemukan nama hukum Archimedes ,yang bunyinya:
“Sebuah benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam zat cair
akan mendapat gaya keatas seberat zat cair yang didesak oleh benda itu”.
Kemudian Leonardo da Vinci (1452-1519) menjabarkan persamaan
kekekalan massa dalam aliran tunak satu-dimensi. Berikutnya muncul
Galileo (1564-1642) dengan studi sistematik mengenai dasar-dasar
hidrostatika dengan memperkenalkan beberapa hukum tentang ilmu
mekanika. Pada 1643 seorang murid Galileo bernama Evangelista Toricelli
memperkenalkan hukum tentang aliran-bebas zat cair melewati lubang
(celah). Soal-soal mengenai permasalahan momentum fluida dianalisis oleh
Isaac Newton (1642-1727) setelah memperkenalkan hukum-hukum gerak
dan hukum kekentalan untuk fluida linear yang sekarang dinamakan fluida
Newton. Pada 1650, Pascal menulis tentang hidrostatik, yang menjelaskan
eksperimennya menggunakan barometer untuk menjelaskan teorinya
tentang Persamaan Benda Cair (Equilibrium of Fluids), yang tak sempat
dipublikasikan sampai satu tahun setelah kematiannya. Kemudian Simion
Stevin melakukan analisis tentang paradoks hidrostatik dan dan meluruskan
apa yang disebut sebagai hukum terakhir hidrostatik: “Bahwa benda cair
menyalurkan daya tekan secara sama-rata ke semua arah” yang kemudian
dikenal sebagai Hukum Pascal.

3.2 Saran

 Diharapkan pembaca dapat memberikan saran yang membangun untuk


berkembangnya makalah ini.
 Semoga penerapan Fluida dapat di terapkan dalam kehidupan sehari-
hari semaksimal mungkin
 Bagi masyarakat semoga dapat memanfaatkan penerapan fluida
dengan baik
 Bagi masyarakat haruslah memahami fluida dengan baik

29
3.3 Daftar Pustaka

https://id.wikipedia.org/wiki/Trigonometri
https://www.detik.com/bali/berita/d-6440918/rumus-integral-
beserta-penerapan-dan-contoh-soalnya

30

Anda mungkin juga menyukai