MEKANIKA FLUIDA
DisusunOleh :
Muh. Faqih Rahman (2022061014060)
KELAS :
B (NIM GENAP)
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini.
Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas dari mata kuliah mekanika fluida di
jurusan teknik sipil. Kami menyadari bahwa pembelajaran mekanika fluida
merupakan hal yang sangat penting bagi mahasiswa teknik sipil, karena
penerapannya sangat luas dalam dunia konstruksi.
Dalam penyusunan makalah ini, saya mengumpulkan berbagai sumber referensi
dari buku-buku, jurnal, dan website yang berhubungan dengan mekanika fluida.
Saya juga mengalami berbagai kendala dalam menyusun makalah ini, namun
dengan semangat dan kerja keras, akhirnya saya dapat menyelesaikan tugas ini
dengan baik.
Saya berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, khususnya
mahasiswa teknik sipil, dalam memahami konsep hukum-hukum fisika dan
matematika yang ada dalam mekanika fluida serta penerapannya dalam dunia
teknik sipil. Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,
sehingga kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan untuk perbaikan
kedepannya.
Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen
pengampu mata kuliah mekanika fluida dan semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa
memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................i
DAFTAR ISI ....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah .................................................................................1
1,3Tujuan dan Manfaat ..................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................3
2.1 Trigonometri ...........................................................................................3
2.2 Integral ....................................................................................................6
2.3 Turunan ...................................................................................................10
2.4 Limit .......................................................................................................13
2.5 Mekanika.................................................................................................16
2.6 Hukum Newton 1, 2 dan 3 .......................................................................20
2.7 Hukum Archimedes .................................................................................24
2.8 Hukum Bernoulli .....................................................................................27
BAB III PENUTUP ..........................................................................................29
3.1 Kesimpulan .............................................................................................29
3.2 Saran .......................................................................................................29
3.3 Daftar Pustaka .........................................................................................30
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Mekanika fluida merupakan salah satu cabang ilmu teknik sipil yang
mempelajari perilaku fluida dalam berbagai situasi, baik pada keadaan diam
maupun pada keadaan bergerak. Penggunaan mekanika fluida sangat luas dalam
bidang teknik dan industri, termasuk dalam bidang konstruksi. Mekanika fluida
dapat membantu dalam merancang dan mengoptimalkan sistem pipa, saluran air,
pompa, turbin, dan berbagai sistem fluida lainnya yang digunakan dalam bidang
konstruksi.
Dalam bidang konstruksi, mekanika fluida memiliki peran yang sangat penting
dalam memastikan sistem-sistem yang digunakan dapat berjalan dengan optimal
dan aman. Sebagai contoh, pemahaman tentang sifat-sifat fluida, seperti tekanan,
kecepatan, dan viskositas, dapat membantu dalam merancang sistem saluran air
dan drainase yang efektif dan efisien. Selain itu, pengetahuan tentang mekanika
fluida juga diperlukan dalam perencanaan dan pengembangan sistem pendingin,
sistem ventilasi, dan sistem penyejuk udara.
Pada makalah kali ini saya akan membahas tentang hukum – hukum fisika dan
matematika yang digunakan dalam mekanika fluida. Sebagai mahasiswa teknik
sipil, saya diharapkan untuk memahami konsep hukum fisika maupun
matematika yang ada dalam mekanika fluida dan penerapannya dalam
perhitungan struktur bangunan
Oleh karena itu, pemahaman tentang mekanika fluida sangatlah penting dalam
bidang konstruksi. Dalam makalah ini, akan dibahas mengenai hukum – hukum
fisika maupun matematika dalam mekanika fluida serta penerapannya dalam
bidang konstruksi.
1.2 Perumusan masalah
1
1.3 Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman yang komprehensif
tentang hukum – hukum fisika dan matematika yang ada dalam mekanika teknik
statis tertentu dan penerapannya dalam analisis struktur bangunan. Selain itu, tujuan
kami adalah membantu mahasiswa teknik sipil dalam mengatasi kesulitan yang
seringkali dihadapi dalam memahami hukum – hukum fisika maupun matematika
yang ada dalam mekanika fluida.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Trigonometri
3
2.1.3 Tabel Nilai Fungsi Trigonometri Sudut Istimewa
b. Identitas Trigonometri
sin^2(x) + cos^2(x) = 1
tan(x) = sin(x) / cos(x)
sin(2x) = 2sin(x)cos(x)
cos(2x) = cos^2(x) - sin^2(x) = 2cos^2(x) - 1 = 1 - 2sin^2(x)
4
Rumus-rumus tersebut digunakan dalam berbagai masalah trigonometri,
seperti dalam menghitung sudut atau panjang sisi segitiga, menyelesaikan
persamaan trigonometri, dan lain sebagainya.
Pembahasan:
Untuk menyelesaikan soal ini, kita dapat menggunakan aturan cosinus: cos
A = (BC² + AB² - AC²) / (2 x BC x AB)
Substitusikan nilai yang diketahui ke dalam rumus tersebut:
cos 60° = (BC² + 10² - 12²) / (2 x BC x 10) 1/2 = (BC² + 100 - 144) / (20 x
BC) 10.5 x BC = BC² - 44 BC² - 10.5 x BC - 44 = 0
Dalam hal ini, kita dapat menggunakan rumus kuadrat untuk
menyelesaikan persamaan ini:
BC = (10.5 ± √(10.5² + 4 x 44)) / 2 BC = (10.5 ± √194.25) / 2 BC ≈ 7.03
cm atau BC ≈ 2.47 cm
Karena segitiga tersebut merupakan segitiga yang tidak mungkin memiliki
sisi dengan panjang negatif, maka sisi BC memiliki panjang 7.03 cm.
Jadi, panjang sisi BC dari segitiga ABC adalah sekitar 7.03 cm.
Contoh Soal 2:
Tentukan nilai sin A, cos A, dan tan A dari segitiga ABC berikut jika sudut
A = 30° dan sisi AB = 6 cm, BC = 8 cm.
Pembahasan: Untuk menyelesaikan soal ini, kita dapat menggunakan
beberapa rumus trigonometri dasar:
sin A = AB / AC
cos A = BC / AC
5
tan A = AB / BC
Substitusikan nilai yang diketahui ke dalam rumus tersebut:
sin A = AB / AC = 6 / AC
cos A = BC / AC = 8 / AC
tan A = AB / BC = 6 / 8
Dalam hal ini, kita perlu menemukan nilai AC terlebih dahulu untuk
menghitung sin A dan cos A:
sin² A + cos² A = 1
(6 / AC)² + (8 / AC)² = 1
36 / AC² + 64 / AC² = 1
AC² = 100
AC = 10
2.2 Integral
Integral merupakan salah satu cabang matematika yang sangat penting dan
memiliki banyak aplikasi dalam berbagai bidang, seperti fisika, ekonomi,
dan teknik. Integral juga sering digunakan dalam perhitungan luas, volume,
dan penyelesaian persamaan diferensial. Oleh karena itu, pemahaman
tentang integral sangat penting dalam menyelesaikan berbagai masalah yang
berkaitan dengan perhitungan kuantitatif.
6
2.2.2 Penerapan konsep Integral
Integral tak tentu biasanya dinyatakan dengan notasi f(x)dx. Beberapa sifat
integral tak tentu antara lain:
7
Integral tak tentu dari fungsi eksponensial adalah e^x + C, di mana C
adalah konstanta.
Integral tak tentu dari fungsi trigonometri adalah -cos(x) + C untuk
sin(x)dx dan sin(x) + C untuk cos(x)dx, di mana C adalah konstanta.
Fungsi integral tak tentu adalah suatu fungsi yang diperoleh melalui
proses mengintegralkan suatu fungsi dengan mengabaikan batas integrasi
atas dan batas integrasi bawah. Fungsi integral tak tentu sering juga
disebut sebagai primitif dari suatu fungsi, karena merupakan fungsi yang
menjadi dasar dalam menghitung integral tentu dari suatu fungsi.
Dalam mekanika fluida, fungsi integral tak tentu sering digunakan
dalam menghitung laju aliran fluida atau luas penampang pipa dengan
rumus-rumus tertentu yang melibatkan fungsi integral.
2. Integral Tentu
Integral tentu adalah bentuk integral yang
memiliki batas atas dan bawah. Integral tentu
biasanya dinyatakan dengan notasi ∫a^b f(x)dx,
di mana a dan b adalah batas atas dan bawah
integral.
Rumus Integral Tak Tentu seperti pada gambar
disamping
Keterangan:
f(x) = Persamaan kurva
a dan b = Batas bawah dan batas atas pada integral
F(a) dan F(b) = Nilai integral jika x = a dan x = b
Fungsi integral tentu adalah untuk mencari nilai suatu integral dari
suatu fungsi pada batas tertentu. Dengan kata lain, fungsi integral tentu
dapat menghitung luas daerah yang dibatasi oleh kurva fungsi dan sumbu
8
x pada interval tertentu. Fungsi integral tentu juga dapat digunakan untuk
menghitung nilai rata-rata dari fungsi pada interval tersebut, serta untuk
menyelesaikan berbagai masalah matematika dan fisika yang melibatkan
integral.
9
Sehingga, integral tak tentu dari fungsi di atas adalah: ∫ 3x^2 + 5x + 2
dx = x^3 + (5/2)x^2 + 2x + C
Keterangan: C merupakan konstanta integrasi yang bisa diisi dengan
nilai apa saja. Hal ini karena turunan dari konstanta selalu sama
dengan 0, sehingga tidak mempengaruhi hasil integral.
Jadi, jawaban dari soal tersebut adalah x^3 + (5/2)x^2 + 2x + C.
2.3 Turunan
10
lintas. Hal ini dapat membantu dalam mengevaluasi kepadatan lalu
lintas dan memprediksi kemacetan.
3. Desain Struktur Kapal: Turunan dapat digunakan untuk menganalisis
dan merancang struktur kapal. Misalnya, turunan dapat digunakan
untuk menghitung kekuatan, kekakuan, dan kemampuan kapal untuk
mengatasi gaya-gaya eksternal seperti gelombang dan angin.
4. Analisis Tekanan Udara pada Sayap Pesawat: Turunan juga digunakan
dalam analisis tekanan udara pada sayap pesawat. Dalam
aerodinamika, turunan digunakan untuk menghitung gradien tekanan
pada sayap pesawat dan memprediksi gaya-gaya aerodinamika yang
bekerja pada pesawat.
5. Desain Sistem Saluran Air: Turunan digunakan untuk menganalisis
dan merancang sistem saluran air. Misalnya, dengan menggunakan
turunan, kita dapat menghitung laju aliran air, kecepatan, tekanan, dan
perubahan aliran air dalam saluran air.
2. Turunan Kedua:
Turunan kedua dari suatu fungsi f(x) adalah turunan dari turunan
pertama, yaitu f''(x). Rumusnya adalah:
f''(x) = [f'(x+h) - f'(x)]/h
4. Turunan Implus:
Turunan implisit adalah turunan fungsi yang tidak didefinisikan
secara eksplisit, melainkan didefinisikan oleh suatu persamaan
implisit yang mengandung fungsi tersebut. Turunan implisit dapat
dihitung menggunakan aturan rantai.
11
5. Turunan Parsial:
Turunan parsial digunakan untuk menghitung perubahan suatu
fungsi terhadap variabel tertentu dalam suatu sistem fungsi yang
terdiri dari beberapa variabel. Rumus turunan parsial adalah:
f_x = lim(h->0) [f(x+h, y) - f(x,y)]/h f_y = lim(h->0) [f(x, y+h) -
f(x,y)]/h
6. Turunan Direksi:
Turunan direksi adalah turunan dari suatu fungsi terhadap arah
tertentu dalam ruang tiga dimensi. Rumusnya adalah:
D_vf = lim(h->0) [f(x+hv_1, y+hv_2, z+hv_3) - f(x,y,z)]/h
Dalam rumus-rumus di atas, "lim" menunjukkan batas ketika h mendekati 0,
dan v_1, v_2, dan v_3 adalah komponen vektor arah yang diberikan dalam
turunan direksi.
12
2.4 Limit
13
6. Aerodinamika
Dalam aerodinamika, limit digunakan untuk menghitung tegangan dan
deformasi pada permukaan sayap pesawat terbang akibat kecepatan aliran
udara dan perubahan tekanan.
7. Hidrolik
Dalam hidrolik, limit digunakan untuk memahami aliran fluida pada
sistem pipa dan untuk menghitung kekuatan dan tekanan pada sistem
hidrolik.
8. Mekanika Fluida Mesin
Dalam mekanika fluida mesin, limit digunakan untuk menghitung daya
mesin dan efisiensi termal, serta untuk memahami efek dinamika fluida
pada suatu sistem mesin seperti pompa dan turbin.
9. Analisis Gempa
Limit juga digunakan dalam analisis gempa untuk memprediksi dan
memodelkan efek gempa pada struktur bangunan dan infrastruktur.
Dalam semua kasus tersebut, limit adalah alat matematika yang sangat
penting untuk memahami dan menganalisis fenomena yang terjadi dalam
mekanika fluida dan bidang ilmu terkait lainnya.
14
5. Limit Berarah
Rumus: lim f(x) = L ketika x mendekati a dari satu arah saja. Limit
berarah terjadi ketika variabel fungsi mendekati suatu nilai tertentu dari
satu arah saja.
6. Limit Tak Wujud
Rumus: lim f(x) tidak ada Limit tak wujud terjadi ketika nilai batas tidak
ada atau tidak terdefinisi.
7. Limit Fungsi Komposit
Rumus: lim f(g(x)) Limit fungsi komposit terjadi ketika fungsi berada
dalam suatu fungsi.
8. Limit Pecahan Tak Tentu
Rumus: lim (f(x) / g(x)) = ∞ atau lim (f(x) / g(x)) = -∞ Limit pecahan
tak tentu terjadi ketika fungsi berupa pecahan dan pembilang atau
penyebutnya mendekati tak hingga atau tak tentu.
9. Limit Eksponensial
Rumus: lim (a^x) = ∞ atau lim (a^x) = 0 Limit eksponensial terjadi
ketika variabel fungsi berada dalam pangkat.
10. Limit Logaritma
Rumus: lim log a (x) = ∞ atau lim log a (x) = -∞ Limit logaritma terjadi
ketika variabel fungsi berada dalam fungsi logaritma.
15
f(x) = (x^2 - 1) / (x - 1)
Jika kita substitusikan nilai x = 1 + h, dengan h > 0, maka fungsi tersebut
menjadi:
f(1+h) = [(1+h)^2 - 1] / [(1+h) - 1]
f(1+h) = [1 + 2h + h^2 - 1] / h
f(1+h) = (2h + h^2) / h
f(1+h) = h(2 + h) / h
f(1+h) = 2 + h
Sehingga, limit kanan f(x) saat x mendekati 1+ adalah:
lim x→1+ f(x) = lim h→0+ f(1+h) = lim h→0+ (2 + h) = 2
Jadi, nilai limit kanan f(x) saat x mendekati 1+ adalah 2.
2.5 Mekanika
Mekanika adalah cabang ilmu fisika yang mempelajari gerakan benda dan
gaya yang menyebabkannya, serta hubungan antara kedua konsep tersebut
dengan sifat-sifat materi. Mekanika mencakup berbagai aspek, mulai dari
sistem partikel tunggal hingga sistem yang lebih kompleks seperti benda
padat, cairan, dan gas. Mekanika juga dapat dibagi menjadi beberapa sub-
disiplin, seperti mekanika klasik, mekanika relativitas, dan mekanika
kuantum.
16
2. Turbin angin: Turbin angin bekerja dengan mengubah energi kinetik
angin menjadi energi listrik. Prinsip dasar yang digunakan adalah
hukum Newton tentang gerak, yang menyatakan bahwa gaya yang
bekerja pada suatu benda sama dengan massa benda dikalikan dengan
percepatan benda tersebut. Dalam turbin angin, angin memutar baling-
baling, yang kemudian menghasilkan putaran pada poros turbin, dan
energi kinetik yang dihasilkan diubah menjadi energi listrik.
17
2. Mekanika Statistik
Mekanika statistik mempelajari sifat benda dalam jumlah banyak. Pada
mekanika statistik, benda dipandang sebagai sebuah kesatuan yang terdiri
dari partikel-partikel kecil.
3. Mekanika Kuantum
Mekanika kuantum mempelajari sifat-sifat benda dalam skala atom atau
subatom. Dalam mekanika kuantum, benda dipandang sebagai partikel
dan gelombang pada saat yang bersamaan.
4. Mekanika Fluida
Mekanika fluida mempelajari perilaku fluida, baik dalam keadaan diam
(fluida statis) maupun dalam keadaan bergerak (fluida dinamis).
5. Mekanika Benda
Padat Mekanika benda padat mempelajari sifat benda padat dan
deformasi yang terjadi pada benda padat ketika dikenakan gaya.
6. Mekanika Teknik
Mekanika teknik adalah aplikasi dari mekanika klasik, dimana ilmu ini
mempelajari prinsip-prinsip mekanika dan penerapannya pada berbagai
teknologi yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
7. Mekanika Rekayasa
Mekanika rekayasa adalah pengembangan mekanika teknik yang
menggabungkan prinsip mekanika dengan teknologi informasi dan
komputer untuk membangun model matematika dan simulasi untuk
mendesain dan memprediksi perilaku sistem mekanik yang kompleks.
Sebuah tabung berisi air dengan diameter 20 cm dan ketinggian 50 cm. Jika
debit air yang mengalir keluar dari tabung sebesar 5 liter/menit, tentukan
waktu yang diperlukan untuk mengosongkan tabung tersebut.
Data:
• Diameter tabung (D) = 20 cm = 0,2 m
• Tinggi air dalam tabung (h) = 50 cm = 0,5 m
• Debit air (Q) = 5 liter/menit = 0,005 m³/menit
Pembahasan:
18
Untuk menyelesaikan masalah ini, kita dapat menggunakan persamaan
kontinuitas yang menyatakan bahwa debit air yang masuk harus sama
dengan debit air yang keluar, yaitu:
Q1 = Q2
Di mana:
• Q1 = debit air yang masuk
• Q2 = debit air yang keluar
Karena air akan mengalir keluar dari tabung dengan kecepatan yang
konstan, maka debit air keluar dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan Aliran Laminar, yaitu:
Q = Av
Di mana:
• A = luas penampang tabung
• v = kecepatan aliran fluida
A = πr²
A = π(D/2)²
A = π(0,1 m)²
A = 0,0314 m²
19
2.6 Hukum Newton 1, 2 dan 3
Hukum Newton kedua menyatakan bahwa gaya netto yang bekerja pada
sebuah benda sama dengan massa benda dikalikan dengan percepatan
yang dialami oleh benda tersebut. Dalam persamaan, hukum ini dapat
dituliskan sebagai F = ma, di mana F adalah gaya netto, m adalah massa
benda, dan a adalah percepatan yang dialami oleh benda. Hukum ini
menunjukkan bahwa semakin besar gaya yang bekerja pada benda,
semakin besar percepatan yang dialami oleh benda tersebut.
20
pada benda tersebut. Contohnya, ketika kita memasukkan sendok ke
dalam air, sendok akan terlihat terangkat ke atas karena gaya apung.
Ketika kita melepas sendok, sendok akan tenggelam ke dasar karena
gaya gravitasi.
21
2. Hukum Newton II (Dinamika)
Rumus: F = m × a
Keterangan:
F: gaya yang diberikan
m: massa benda
a: percepatan yang dialami benda
A. Hukum Newton 1
Rumus: F = m * a
Solusi:
Diketahui massa bola (m) = 0,5 kg dan percepatan awal bola
(a) = 0 karena diam. Karena tidak ada gerakan awal pada bola,
maka gaya (F) yang dibutuhkan untuk memindahkan bola
adalah 0 N.
Jadi, gaya yang dibutuhkan untuk memindahkan bola adalah
0 N.
22
B. Hukum Newton 2
Solusi:
Diketahui massa mobil (m) = 1000 kg, percepatan yang
diinginkan (v2 - v1) = 30 m/s - 20 m/s = 10 m/s, dan waktu (t)
= 10 detik. Substitusi nilai-nilai tersebut ke rumus Hukum
Newton 2 akan menghasilkan:
C. Hukum Newton 3
Rumus: F = m * a
Solusi:
Diketahui massa roket (m) = 10.000 kg dan percepatan gas (a)
= 1000 m/s^2 (diasumsikan konstan). Substitusi nilai-nilai
tersebut ke rumus Hukum Newton 3 akan menghasilkan:
F = 10.000 kg * 1000 m/s^2 = 10.000.000 N
23
Gaya yang dihasilkan oleh gas adalah sebesar 10.000.000 N
dan bekerja ke arah berlawanan dengan arah keluarnya gas,
yaitu ke arah depan roket.
24
2. Saat melakukan pengukuran densitas benda, hukum Archimedes dapat
digunakan untuk mengetahui berapa besar massa jenis benda tersebut.
Caranya dengan menyelamkan benda ke dalam air, kemudian mengukur
massa jenis air yang dipindahkan oleh benda tersebut. Berat air yang
dipindahkan oleh benda sama dengan gaya apung pada benda tersebut
dan dapat digunakan untuk menghitung massa jenis benda.
Fb = Vf × ρf × g
Fb = gaya apung (N)
Vf = volume fluida yang dipindahkan (m^3)
ρf = densitas fluida (kg/m^3)
g = percepatan gravitasi (m/s^2)
8W=m×g
9 W = berat benda (N)
10 m = massa benda (kg)
11 g = percepatan gravitasi (m/s^2)
25
17 g = percepatan gravitasi (m/s^2)
2. Hitung gaya gravitasi pada bola baja. Gaya gravitasi pada bola baja dapat
dihitung menggunakan rumus:
Fg = m x g
Fg = 7,8 kg x 9,8 m/s2
Fg = 76,44 N
26
2.8 Hukum Bernoulli
2.8.1 Pengertian Hukum Bernoulli
Pengertian lain dari hukum Bernoulli adalah fluida dalam komposisi ideal
yang memenuhi ciri-ciri atau karakteristik mengalir. Melalui aliran lunak dan
garis-garis arus, tak kental hingga tak comprisable, sementara itu belum ada
penjelasan lebih mengenai hukum Bernoulli menurut para ahli. Namun, hal
ini tak masalah karena yang perlu dipahami dalam hal ini bukanlah
pengertian para ahli.
27
2.8.2 Contoh Soal Hukum Bernoulli
Diketahui :
h1 = 70 cm = 0,7 m
P1 = P2 ; v1 = 0
g = 10 m/s2
Ditanya: v2 = ?
Penyelesaian
P1 + 0 + ρ.g(0.7m) = P2 + 1/2ρv22 + 0
ρ.g(0.7m) = 1/2ρv22
10.(0.7m) = 1/2v22
v2 = 3,74 m/s
28
BAB lll
PENUTUP
3.1 Simpulan
3.2 Saran
29
3.3 Daftar Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Trigonometri
https://www.detik.com/bali/berita/d-6440918/rumus-integral-
beserta-penerapan-dan-contoh-soalnya
30