( Material Teknik )
COVER
OLEH:
Puji Syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, makalah
yang berjudul“Laporan Praktikum Uji Tarik Tembaga ( Material Teknik)” dalam penyelesaian
tugas mata kuliah Material Teknik ini telah diselesaikan dengan baik.
Ucapan terima kasih tidak lupa penulis ucapkan kepada Muhammad Arif Saadilah
atas bimbingannya selaku dosen mata kuliah Material Teknik. Terima kasih juga penulis
tujukan kepada keluarga dan seluruh pihak yang senanantiasa membantu dan mendukung
dalam penyusunan laporan ini.
Laporan ini penulis buat untuk membantu pembaca supaya lebih memahami dan
mempelajari materi dalam kuliah Material Teknik. Laporan ini penulis persembahkan
khusus kepada para mahasiswa Teknik Mesin PNJ serta para dosen Teknik Mesin PNJ,
namun tidak menutup kemungkinan bagi para pembaca umum lainnya.
Penulis juga menyadari atas segala kekurangan dalam laporan ini.sehingga penulis
berharap adanya kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki laporan penulis
selanjutnya. Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya, dan pembaca umumnya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
COVER....................................................................................................................................
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 1
1.2 Maksud dan Tujuan ................................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................................... 3
2.1. Dasar teori ................................................................................................................... 3
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................... 12
3.1. Peralatan dan Bahan ................................................................................................ 12
3.2. Flow Chart Proses Pengujian ................................................................................... 13
BAB IV DATA, PERHITUNGAN DAN GRAFIK.......................................................... 14
4.1. Hasil Pengukuran (Tabel) ........................................................................................ 14
4.2. Pengolahan Data ...................................................................................................... 14
4.3. Grafik ....................................................................................................................... 16
4.3.1. Grafik P (beban) vs dL (elongasi) .......................................................................... 16
4.3.2. Grafik (True Stress) vs (True Strain) ..................................................................... 17
4.3.3. Grafik (Engineering Stress) vs (Engineering Strain) ............................................. 17
BAB V PEMBAHASAN .................................................................................................... 18
5.1. Prinsip Pengujian ...................................................................................................... 18
5.2. Analisa Grafik ........................................................................................................... 18
5.2.1. Analisa Grafik P vs dL ....................................................................................... 18
5.2.2. Analisa Grafik vs & T vs T ...................................................................... 18
5.2.3. Analisa Hasil Perpatahan ................................................................................... 19
BAB VI KESIMPULAN ..................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 22
LAMPIRAN ........................................................................................................................ 23
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Teknik mesin adalah ilmu teknik yang mengetahui aplikasi dan prinsip untuk
menganalisis ,desain ,manufaktur ,dan pemeliharaan sebuah system mekanik .Teknik
mesin tidak terlepas dari semua hal yang berhubungan dengan penemuan metode baru
mengembangkan alat baru ataupun penemuan baru dalam bidang teknik mesin .Ilmu
metrologi mempelajari semua prinsip kerja kemudian di tuangkan kedalam suatu
perhitungan ,dalam praktikum metrologi industri kita di tuntut untuk mempelajari
,memahami ,mengerti ,dan bisa menggunakan alat ukur yang akan di gunakan dalam
praktik.
Pada praktikum pengenalan jangka sorong kita di tuntut untuk dapat melakukan
,menggunakan pengukuran jangka sorong maupun jangka sorong jam . Serta kita harus
dapat mengetahui cara kalibrasi jangka sorong dan megetahui kerusakan – kerusakan pada
jangka sorong.
Praktikum Metrologi Industri ini dibuat untuk menunjang teori yang telah atau sedang
diberikan pada mata kuliah Metrologi Industri.
1. Untuk mengenal alat ukur, mengetahui bagamana cara penggunaan dan untuk
mengetahui akan kemampuan dan sifat-sifat dari alat ukur tersebut.
3. Untuk mengenal berbagai proses pengukuran dan hasil yang mungkin dicapainya.
Arti dari ketelitian (accuracy) dan ketepatan (precision) dari proses pengukuran yang
mencakup alat ukur, benda ukur dan operator akan dipahami dengan melaksanakan
praktikum ini.
1
4. Untuk mengetahui bagaimana perlakuan yang baik terhadap alat ukur (yang tentu
mahal harganya), sehingga kegunaan akan lebih lama jika dipelihara dengan baik dan
kalibrasi dengan betul.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Dasar teori
Sampel atau benda uji (tanpa perlu secara spesifik memperhatikan ukuran atau bentuk)
ditarik dengan beban continue sambil diukur pertambahan panjangnya. Data yang didapat
berupa perubahan panjang dan perubahan beban yang selanjutnya ditampilkan dalam bentuk
grafik tegangan-regangan. Data-data penting yang didapat dari pengujian tarik adalah
perilaku mekanik material dan karakteristik perpatahan.
Beberapa sifat perilaku mekanik material yang diharapkan didapat dari pengujian tarik ini
adalah:
3
2.1.3 Batas elastic (Elastic limit)
Daerah elastic adalah daerah dimana bahan akan kembali kepanjang semula bila tegangan
luar dihilangkan. Daerah proporsional merupakan daerah elastic ini. Selanjutnya bila bahan
terus diberi tegangan (deformasi dari luar) maka batas elastic akan terlampaui pada akhirnya
sehingga bahan tidak akan kembali kepada ukuran semula. Dengan kata lain dapat
didefinisikan bahwa batas elastic merupakan suatu titik dimana tegangan yang diberikan aan
menyebabkan terjadinya deformasi permanen (plastis) pertama kalinya. Kebanyakan
4
material teknik memiliki batas elastic yang hampir berimpitan dengan batas
proporsionalitasnya.
Kekuatan luluh atau titik luluh merupakan sebuah gambaran kemampuan bahan menahan
deformasi permanen bila digunakandalam penggunaan structural yang melibatkan
pembebanan mekanik seperti tarik, tekan bending atau puntiran. Disisi lain, batas luluh ini
harus dicapai ataupun dilewati bila bahan (logam) di pakai dalam proses manufaktur produk-
produk logam seperti rolling, drawling, stretching dan sebagainya. Dapat dikatakan bahwa
titik luluh adalah suatu tingkat tegangan yang:
1) Tidak boleh dilewati dalam penggunaan structural (inservice)
2) Harus dilewati dalam proses manufaktur logam (forming process)
5
Pada bahan ulet tegangan masksimum ditunjukkan oleh titik M dan selanjutnya bahan akan
terdeformasi hingga titik perpatahan. Bahan yang bersifat getas memberikan perilaku yang
berbeda dimana tegangan maksimum sekaligus perpatahan ada disatu titik yang sama.
Dalam kaitannya dengan penggunaan structural maupun dalam proses forming bahan,
kekuatan masksimum adalah batas tegangan yang sama sekali tidak bole dilewati.
Dimana Lf adalah panjang akhir dan Lo adalah panjang awal dari benda uji.
7
Dimana α adalah sudut yang dibentuk oleh daerah elastic kurva tegangan-regangan. Modulus
elastisitas suatu material ditentukan oleh energy ikat antar atom-atom, sehingga besarnya
nilai modulus ini tidak dapat dirubah oleh suatu proses tanpa merubah struktur bahan.
8
2.1.10 Modulus Ketangguhan (Modulus of Toughness)
Merupial dalam menyerap energi hingga terjadinya perpatahan. Secara kualitatif dapat
ditentukan dari luas area keseluruhan di bawah kurva tegang renggang hasil pengujian tarik.
Pertimbangan desain yang mengikutsertakan modulus ketangguhan menjadi sangat penting
untuk komponen-komponen yang mungkin mengalami pembebanan berlebihan secara tidak
sengaja. Material dengan modulus ketangguhan yang tinggi akan mengalami distorsi yang
besar karena pembebanan berlebih , tetapi hal ini tetap disukai dibandingkan material dengan
modulus yang rendah dimana perpatahan akan terjadi tanpa suatu peringatan terlebih dahulu.
Pada kurva tegang-renggang rekayasa, dapat diketahui bahwa benda uji secara aktual
mampu menahan turunnya beban karena luas area awal (Ao) bernilai konstan pada saat
penghitugan tegangan σ=P/Ao. Sementara pada kurva tegang renggang sesunguhnya luas
area aktual adalah selalu turun sehingga terjadinya perpatahan dan benda uji mampu
9
menahan peningkatan tegangan karena σ=P/A. Sehingga notasi true strees dan true strain
dapat ditulis sebagai :
σT = F/Ai dan εT = ln (li/lo)
Material dikatakan ulet bila material tersebut mengalami deformasi elastis dan plastis
sebelum akhirnya putus. Sedangkan material getas tidak mengalami deformasi plastis
sebelum mengalami putus.
1. Perpatahan Ulet (ductile)
10
Tahapan terjadinya perpatah ulet pada sampel uji tarik :
a) Penyempitan awal
b) Pembentukan rongga-rongga kecil
c) Penyatuan ronga-rongga menjadi suatu retakan
d) Perambatan retakan
e) Perpatahan gesek akhir pada sudut 45o
11
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Peralatan dan Bahan
12
3.2. Flow Chart Proses Pengujian
Memulai
pengujian
Mengukur
sampel
Menandai
sampel
Memasang menguji
sampel sampel lain Selesai
Menarik
sampel
Menandai
grafik hasil uji
mengukur mengamati
sampel hasil tipe
uji perpatahan
13
BAB IV
DATA, PERHITUNGAN DAN GRAFIK
4.1. Hasil Pengukuran (Tabel)
do df Af
Ao (mm) Lo (mm) Lf (mm) Cu
(mm) (mm) (mm)
8,2 5 52,7834 19,625 59,5 65,5
σT
dL ε εT σT
No P (Kg) σ rekayasa sebenarnya
(mm) rekayasa sebenarnya sebenarnya
F (N) (mPa)
0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 7500 764,526 1 0,017 14,48421272 0,016667052 14,72764487 144,4781962
2 7300 744,1386 2 0,034 14,09796705 0,033060862 14,5718483 142,9498318
3 6700 682,9766 3 0,050 12,93923003 0,049190244 13,59162819 133,3338725
4 5450 555,5556 4 0,067 10,52519458 0,065063593 11,23277069 110,1934804
5 3800 387,3598 5 0,084 7,33866778 0,080688911 7,955362551 78,04210663
6 3700 377,1662 6 0,101 7,145544944 0,09607383 7,866104098 77,1664812
UTS 14,48421
Pmax 764,526
Tembaga (Cu)
Pengukuran awal sampel Cu diperoleh data:
14
- Panjang
o Awal, lo = 59,5 mm
o Akhir, lf = 65,5 mm
Perhitungan
1. Regangan Rekayasa (𝜀) = 𝑑𝐿⁄𝑙𝑜
= 6 𝑚𝑚 ⁄ 59,5 𝑚𝑚
= 0,1008403361
15
6. Elongasi (%)
Perhitungan pengukuran data spesimen
lo = 59,5 mm
lf = 65,5 mm
𝑙𝑓 − 𝑙𝑜
%𝐸𝑙𝑜𝑛𝑔𝑎𝑠𝑖 = ( ) × 100%
𝑙𝑜
65,5 − 59,5
%𝐸𝑙𝑜𝑛𝑔𝑎𝑠𝑖 = ( ) × 100% = 10,08403%
59,5
7. Reduksi (%)
Perhitungan pengukuran data spesimen
Ao = 52,7834 mm
Af = 19,625 mm
𝐴𝑜 − 𝐴𝑓
%𝑅𝑒𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 = ( ) × 100%
𝐴𝑜
52,7834 − 19,625
%𝑅𝑒𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 = ( ) × 100% = 62,81975%
19,625
4.3. Grafik
Grafik P vs dL
1000
900
800
700
600
500
400
300
200
100
0
0 1 2 3 4 5 6
P (Kg) dL (mm)
16
4.3.2. Grafik (True Stress) vs (True Strain)
Grafik εT vs σT
160
140
120
100
80
60
40
20
0
0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1 0.11
Grafik ε vs σ
16
14
12
10
8
6
4
2
0
0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1 0.11
σ rekayasa ε rekayasa
17
BAB V
PEMBAHASAN
Benda yang di uji dengan ukuran tertentu ditarik dengan beban kontinyu sekaligus
dicatat dl (pertambahan panjang) yang dialami benda. Data tersebut kemudian ditampilkan
dalam bentuk grafik yaitu Tegangan vs Regangan.
Sebelum dilakukan pengujian benda yang akan diuji diukur panjang awal dan
diameter awal nya terlebih dahulu. Benda yang kan diuji yaitu Cu (tembaga). Kemudian
hasil yang telah didapat dari pengujian tarik tadi yaitu grafik beban vs dl (pertambahan
panjang diubah menjadi tegangan dan regangan dengan menghitung dengan rumus yang
sudah diketahui. Dari hasil pengujian tarik yang telah dilakukan, diperoleh data berupa
grafik perbandingan beban aplikasi dengan pertambahan panjang dari spesimen tarik yaitu
Cu hingga titik perpatahan. Data ini kemudian direduksi dan dikonversikan ke dalam
bentuk tabel untuk memperoleh grafik perbandingan tegangan – regangan rekayasa, grafik
perbandingan tegangan – regangan sebenarnya, serta beberapa nilai penting yang
memberikan gambaran sifat – sifat mekanis dari benda, seperti : Batas elastis, titik luluh,
kekuatan tarik maksimum (UTS), elongasi, reduksi.
Dari grafik ini terlihat bahwa Cu mengalami pertambahan panjang yang cukup
rendah yaitu sebesar 6 mm. Beban yang dapat diterima Cu sebesar 764,526 kg hal ini
karena terkait dengan perbedaan luas area benda yang diuji (Ao). Menurut literatur Cu
merupakan logam yang kuat namun tidak seulet logam lain seperti baja atau besi. Hal ini
sama dengan hasil yang didapati oleh praktikan. Dengan menggunakan mesin yang
canggih seperti alat pengujian yang ada di departemen maka dapat dipastikan hasil data
yang didapat lebih akurat.
18
material Cu mulai menunjukkan penyimpangan akibat tingkat keuletan. Untuk regangan
yang besar (daerah plastis, grafik σ vs ε ini mengabaikan dimensi material yang berubah,
yaitu luas penampang spesimen yang terus mengecil seiring dengan terjadinya mekanisme
necking.
Grafik σ vs ε ini menggunakan luas penampang awal (Ao) sebagai acuan untuk
setiap perhitungan nilai tegangan (stress) di tiap-tiap titiknya, sehingga kurang
menggambarkan kondisi real yang terjadi selama pengujian. Dalam aplikasinya, grafik σ vs
ε sendiri biasanya digunakan dalam aplikasi rekayasa / engineering. Sementara itu, dalam
proses metal forming (teknik pengubahan bentuk) yang digunakan adalah adalah daerah
plastisnya agar terjadi deformasi plastis atau perubahan yang permanen.
Pada material Cu yang telah diuji saat diberi beban tarik mengalami perpatahan,
dari bentuk perpatahan material tersebut, didapatkan sifat dari material tersebut. Berikut
foto hasil perpatahan Cu
Dari pengujian ini diperoleh data kualitatif berupa bentuk patahan sampel. Bentuk
perpatahan ini pada umumnya juga merupakan sarana yang efektif untuk mengidentifikasi
19
sifat-sifat dari pada material. Dari hasil pengamatan, nampak bahwa material tersebut
memiliki bentuk perpatahan ulet (ductile). Hal ini ditunjukkan dengan bentuk permukaan
patahan yang berserabut (tidak rata) dan gelap (dull), dan dari grafik sebelumnya, nampak
bahwa material tersebut mengalami deformasi plastis, suatu sifat yang hampir tidak
dimiliki oleh material getas manapun.
Secara teoritis dapat dijelaskan bahwa proses perpatahan ini terjadi melalui
beberapa tahapan, yaitu : necking, pembentukan pori kecil pada material (di tengah
ataupun permukaan), penyebaran pori / lubang (cavities propagation), untuk kemudian
bergabung membentuk pori yang lebih besar dimana sumbu panjangnya tegak lurus
terhadap arah pembebanan. Penyebaran crack berlanjut hingga pada akhirnya terjadi
perpatahan akibat benda tidak mampu lagi menahan beban yang ada.
20
BAB VI
KESIMPULAN
Pengujian tarik dapat memberikan gambaran mengenai sifat mekanis
material berupa ketangguhan, keuletan dan kekuatan dihubungkan dengan
kekuatan tariknya.
Material Cu memiliki keuletan yang cukup besar ditunjukkan dengan besar
% elongasi dan % RA (reduction area)
Sifat-sifat mekanis material sangat dibutuhkan dalam bidang struktural
maupun manufaktur material
Grafik tegangan-regangan dapat menentukan daerah kerja dari suatu
material, berhubungan dengan daerah elastis dan plastisnya
Necking pada sampel uji terjadi pada daerah 1/3 gaugenya, sesuai dengan
literatur.
21
DAFTAR PUSTAKA
Callister, William D. 1996. Materials Science and Engineering An Introduction 4th edition.
The McGraw-Hill International Book Company : New York USA.
22
LAMPIRAN
23