Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGELASAN DAN PLAT 1

Disusun Oleh :
Alfin
(210202501006)

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2022/2023
HALAMAN PEGESAHAN
KEGIATAN PRAKTEK
MATA KULIAH PRAKTEK PENGELASAN DAN PLAT 1

1. a. Judul Kegiatan : Praktikum Pengelasan dan Plat 1


b. Jenis Kegiatan Praktik : Pengelasan dan Kerja Plat

2. Pelaksanaan Kegiatan
a. Nama : ALFIN
b. NIM : 210202501006
c. Program Studi : Pendidikan Teknik Mesin S1
d. Jurusan : Pendidikan Teknik Mesin
e. Fakultas : Teknik UNM
3. Alamat Pelaksanaan
a. Alamat Kampus : Jl. Dg. Tata Raya Parangtambung Makassar
b.Alamat Rumah : Jl. Goa Ria 5, Biringkanaya, Makassar
c.No HP : 082393711021
4. Lama Kegiatan
a. Dimulai : Agustus 2022
b. Berakhir : Desember 2022

Dosen Pengampuh Mata Kuliah


Praktik Pengelasan dan Plat 1

Ir. Ismail Aqsha, S.Pd., M.Pd., IPP Dr. Ir. Hamzah Nur, S.Pd., M.Pd., IPP
EIN. 19861026201903 1 006 EIN. 19740518 200003 1 002

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat,
Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga kami dapat merampungkan penyusunan laporan
tepat pada waktunya.
Laporan ini kami susun untuk memenuhi tugas final mata kuliah Praktik
Pengelasan dan Plat 1. Juga untuk menambah wawasan kami mengenai teori Pengelasan
dan Kerja Plat yang telah dipelajari satu semester. Kami juga mengucapkan banyak
terima kasih kepada para dosen mata kuliah Praktik Pengelasan dan Plat 1 Dr. Ir.
Hamzah Nur, S.Pd., M.Pd., IPP dan Ir. Ismail Aqsha, S.Pd., M.Pd., IPP yang telah
membimbing dan membantu selama proses pembelajaran dan praktikum serta juga
rekan – rekan mahasiswa lainnya yang ikut berpartisipasi hingga selesainya laporan ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena
itu, dengan lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang
ingin memberi saran maupun kritik demi memperbaiki laporan ini.
Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga laporan sederhana ini dapat
diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca untuk
mengangkat permasalahan lain yang relevan pada laporan selanjutnya.

Makassar, ..... Desember 2022


Penulis

Alfin

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN PEGESAHAN.............................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang Laporan Praktikum....................................................................1
B. Tujuan Laporan Praktikum.................................................................................1
C. Manfaat Laporan Praktikum...............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN KAJIAN TEORI PENGELASAN DAN PLAT.................3
A. PENGELASAN SMAW, TIG, Dan MIG...........................................................3
B. KERJA PLAT...................................................................................................17
C. SEFTY K3........................................................................................................19
BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM.................................................................22
A. JOBSHEET PENGELASAN............................................................................22
B. JOBSHEET KERJA PLAT..............................................................................40
BAB IV PENUTUP........................................................................................................46
A. Kesimpulan.......................................................................................................46
B. Saran.................................................................................................................46
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................47
LAMPIRAN HALAMAN ASISTENSI.......................................................................49

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Ilustrasi Las SMAW.....................................................................................3


Gambar 1. 2 Contoh Bagian Mesin Las SMAW...............................................................4
Gambar 1. 3 Dua digit (atau tiga digit)..............................................................................7
Gambar 1. 4 Digit ketiga (atau keempat)..........................................................................7
Gambar 1. 5 Digit keempat (atau kelima).........................................................................7
Gambar 1. 6 Sufiks / akhiran.............................................................................................8
Gambar 1. 7 Ilustasi Penetrasi Las....................................................................................9
Gambar 1. 8 Pengaruh variabel pengelasan pada tiga karakteristik utama.....................10
Gambar 1. 9 Efek dari variabel-variabel utama pengelasan terhadap manik las (weld
bead)................................................................................................................................10
Gambar 1. 10 Bagian Peralatan Las MIG.......................................................................11
Gambar 1. 11 Beberapa Cara Pengelasan MIG...............................................................14
Gambar 1. 12 Topeng Las...............................................................................................19
Gambar 1. 13 Sarung tangan las......................................................................................20
Gambar 1. 14 Pakaian kerja.............................................................................................20
Gambar 1. 15 Sepatu safety.............................................................................................21
Gambar 1. 16 Menyalakan busur elektroda.....................................................................24
Gambar 1. 17 Membuat Rigi rigi Las..............................................................................27
Gambar 1. 18 Jalur lebar.................................................................................................30
Gambar 1. 19 Sambungan T............................................................................................32
Gambar 1. 20 Sambungan i.............................................................................................36
Gambar 1. 21 Rak Sepatu................................................................................................39
Gambar 1. 22 Penyambungkan Plat................................................................................35
Gambar 1. 23 Rak Sabu Gantung………………...…………………………………….39

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Laporan Praktikum

Teknik pengelasan secara sederhana telah diketemukan dalam rentang waktu


antara 4000 sampai 3000 SM. Setelah energi listrik dipergunakan dengan mudah,
teknologi pengelasan maju dengan pesatnya sehingga menjadi suatu teknik yang bagus.
Hingga saat ini telah dipergunakan lebih dari 40 jenis pengelasan.
Pada tahap-tahap permulaan dari pengembangan teknologi las biasanya
pengelasan hanya digunakan pada sambungan-sambungan dari reparasi yang kurang
penting. Tapi setelah melalui pengalaman dan praktik yang banyak dan waktu yang
lama maka sekarang penggunaan proses-proses pengelasan dan penggunaan konstruksi-
konstruksi las merupakan hal yang umum di semua negara di dunia.
Terwujudnya standar-standar teknik pengelasan akan membantu memperluas
ruang lingkup pemakaian sambungan las dan memperbesar ukuran bangunan konstruksi
yang dapat di las. Dengan kemajuan yang dapat dicapai sampai saat ini, teknologi las
memegang peranan penting dalam masyarakat industri modern.
Prosedur pengelasan kelihatannya sangat sederhana, tetapi sebenarnya di
dalamnya banyak masalah-masalah yang harus diatasi di mana pemecahannya
memerlukan bermacam-macam pengetahuan. Karena itu di dalam pengelasan,
pengetahuan harus turut serta mendampingi praktik. Secara lebih terperinci dapat
dikatakan bahwa perancangan konstruksi bangunan dan mesin dengan sambungan las,
harus direncanakan pula tentang cara-cara pengelasan, cara pemeriksaan, bahan las, dan
jenis yang akan digunakan, berdasarkan fungsi dan bagian-bagian bangunan atau mesin
yang dirancang.

B. Tujuan Laporan Praktikum

1. Memperoleh pengalaman lebih ketika melakukan praktikum di kemudian hari


2. Sebagai acuan dalam melaksanakan praktikum
3. Memahami lebih dalam mengenai proses pengelasan dan pengerjaan plat.
4. Melatih keterampilan mahasiswa dalam proses pengelasan maupun pengerjaan
plat
5. Menggambarkan proses dan hasil praktikum.

1
6. Mengetahui peralatan dan fungsi perlengkapan pengerjaan las dan plat
7. Mengoperasikan pembakaran dengan benar.
8. Melakukan gerakan dan posisi pengelasan dengan benar
9. Mengetahui Teknik penggunaan las dan plat.

C. Manfaat Laporan Praktikum

1. Melatih praktikan (mahasiswa) agar mampu melaksanakan kegiatan pengelasan


dan kerja plat, sehingga terampil melaksanakannya.
2. Memberi bekal praktikan (mahasiswa) tentang kegiatan pengelasan sehingga
mampu menerapkannya pada dunia industri.
3. Memberi bekal praktikan (mahasiswa) pengelasan sehingga saat menjadi tenaga
pendidik mampu mengajarkan siswanya dengan baik.
4. Melatih kemampuan praktikan (mahasiswa) mampu mengoperasikan beberapa
jenis – jenis mesin las dan beberapa peralatan kerja plat dengan baik dan benar
agar nantinya dapat mengajukan sertifikasi.

2
BAB II
PEMBAHASAN KAJIAN TEORI PENGELASAN DAN PLAT

A. PENGELASAN SMAW, TIG, Dan MIG

1. Pengelasan SMAW
Pengertian SMAW (Shielded Metal Arc Welding) atau las busur logam
terlindung adalah suatu proses pengelasan busur listrik di mana energi panas
untuk pengelasan dibangkitkan oleh busur listrik yang terbentuk antara elektroda
logam yang terbungkus dan benda kerja.
Logam pengisi yang ada di dalam elektroda dibungkus oleh slag yang akan
menjadi pelindung logam lasan saat proses pengelasan berlangsung. Las SMAW
biasa disebut juga dengan istilah las MMA (Manual Metal Arc) atau stick
welding. Diagram proses pengelasan SMAW dapat dilihat pada ilustrasi berikut.

Gambar 1. 1 Ilustrasi Las SMAW

Kata shielded metal arc welding (SMAW) merujuk pada proses


penyambungan dua buah logam atau penambahan logam pada permukaan logam
yang ada. Masing-masing kata dalam SMAW memiliki makna, shielded
maksudnya kemampuan untuk menghilangkan udara di sekitar lasan agar
terhindar dari efek-efek yang menurunkan kualitas lasan.
Dalam hal lain, kata shielded di sini juga dapat ditunjukkan pada inti
elektroda yang terbungkus dengan flux. Kata metal maksudnya adalah inti dari

3
elektroda berupa logam atau batang konduktor yang kemudian mencair dan
mengisi kolam las; arc atau busur mengacu pelepasan plasma yang merubah
energi listrik menjadi panas. Sedangkan kata welding menunjukkan
penyambungan logam dilakukan secara fusi.
Aksi perlindungan pada pengelasan SMAW dan klasifikasi bagian / lapisan
pengelasan SMAW diilustrasikan pada gambar di bawah. Ada dua mekanisme
yang bekerja untuk mencegah efek merugikan pada kolam las yang disebabkan
oleh gas yang terkandung di udara. Pertama adalah perpindahan paksa udara
oleh gas yang dihasilkan oleh pembakaran dan dekomposisi penutup elektroda.
Kedua adalah aksi selimut pada logam lasan dengan fluks atau terak, yang
mencegah difusi konstituen udara ke dalam logam cair.

Prinsip Operasi Las SMAW


Proses SMAW menggunakan rangkaian listrik untuk menghasilkan busur
pengelasan dengan cara merubah daya listrik menjadi energi panas. Panas yang
dibangkitkan oleh busur sangat kuat dan sangat terkonsentrasi sehingga segera
melelehkan sebagian benda kerja dan ujung elektroda. Juru las menjaga panjang
busur dengan cara mengatur jarak atau gap antara elektroda dan kolam lasan
pada benda kerja secara konsisten. Ketika busur dihilangkan, cairan menyatu
dan membeku menjadi padatan berbentuk logam yang kontinyu.

Gambar 1. 2 Contoh Bagian Mesin Las SMAW

Sebagaimana ditunjukkan pada gambar di atas, sumber daya terhubung dalam


satu rangkaian secara seri dengan elektroda dan benda kerja. Sumber daya
tersebut memiliki dua output terminal yang berbeda, salah satu terminal
dihubungkan dengan benda kerja, dan terminal yang lain terhubung dengan
elektroda. Sepanjang elektroda SMAW dijauhkan dari benda kerja, maka

4
rangkain masih terbuka (open circuit) dan terdapat beda tegangan antara
penyangga elektroda dan benda kerja.
Saat juru las bersiap dan mulai mendekatkan atau menyentuhkan ujung
elektroda ke permukaan beda kerja, maka busur listrik akan terbentuk. Kontak
sesaat yang terjadi antara ujung elektroda dan permukaan benda kerja
menyediakan jalan bagi arus untuk mengalir. Sesaat kemudian, sepanjang juru
las menjaga jarak ujung elektroda dengan benda kerja kurang lebih selebar
diameter elektroda, maka beda tegangan (voltage drop) akan menginduksi aliran
arus melalui celah sempit udara dan menghasilkan busur.
Arus dalam busur dibawa oleh plasma, yang merupakan keadaan terionisasi
dari sebuah gas. Dalam terminologi kelistrikan, arus mengalir keluar dari
terminal positif busur (anoda) menuju terminal negatif (katoda), sedangkan
elektron mengalir ke arah yang berlawanan. Jika rangkaian mesin las diset ke
arus searah elektroda positif (DCEP), maka katoda berada pada benda kerja dan
anoda berada pada ujung elektroda SMAW.
Jumlah energi yang diubah menjadi panas oleh busur adalah fungsi dari
kemudahan gas terionisasi dan jumlah arus yang ditransmisikan. Distribusi suhu
merupakan fungsi dari panas yang dihasilkan, panas yang hilang, dan dimensi
busur. Panas yang intens dari busur langsung melelehkan kabel inti (elektroda)
yang berdekatan dengannya dan membakar penutup konsentris (flux). Beberapa
bahan penutup menguap dan membusuk, menghasilkan gas dalam jumlah besar.
Beberapa bahan mungkin bertahan dan mulai membentuk kerucut pelindung
ke dalam kawat inti; bahan lain meleleh dan bergabung dengan kawat inti dalam
bentuk tetesan yang didorong melintasi busur. Bersamaan dengan itu, kumpulan
logam cair mulai terbentuk di permukaan benda kerja di dekat busur.
Kondisi quasi-steady segera terbentuk, di mana kolam las yang berbeda
menjadi terlihat dan juru las siap untuk memanipulasi / menggerakkan elektroda.
Pada saat inilah – pada awal pembuatan pengelasan – porositas rentan terjadi
karena pelindung belum sepenuhnya berkembang dan udara di lokasi pengelasan
belum sepenuhnya dikeluarkan.
1) Elektroda SMAW

5
Semua elektroda SMAW memiliki penutup dengan komposisi yang
memfasilitasi proses pengelasan dan menambahkan elemen paduan untuk
memberikan sifat yang berguna pada pengelasan. Tanpa penutup, busur
akan sangat sulit dipertahankan, deposit las akan rapuh dengan oksigen dan
nitrogen terlarut, manik las akan tumpul dan berbentuk tidak teratur, dan
benda kerja akan mengalami cacat berupa undercut.
Elektroda terbungkus menyediakan logam filler dan pelindung untuk proses
pengelasan SMAW. Elektroda tertutup memiliki komposisi kawat inti yang
berbeda dan berbagai jenis penutup fluks. Inti elektroda berfungsi sebagai
logam pengisi dan penutup elektroda memiliki beberapa fungsi sebagai
berikut, bergantung pada jenis elektroda:
a. Selimut terak di atas kolam cairan logam dan las yang kemudian
memadat.
b. Gas pelindung untuk mencegah kontaminasi atmosfer dari aliran busur
dan logam las.
c. Elemen pengion untuk operasi busur yang lebih lancar.
d. Deoxidizers dan scavenger untuk menyempurnakan struktur butiran
logam las.
e. Elemen paduan seperti nikel dan kromium untuk baja tahan karat.
f. Logam seperti bubuk besi untuk laju deposisi yang lebih tinggi
2) Klasifikasi Elektroda SMAW
Sistem klasifikasi untuk elektroda terbungkus yang digunakan di seluruh
industri di Amerika Serikat dirancang oleh American Welding Society.
Dalam sistem ini, sebutan untuk elektroda tertutup terdiri dari huruf E
(untuk elektroda) dan empat (atau lima) digit untuk baja karbon dan
elektroda tertutup baja paduan rendah. Terkadang sufiks juga muncul di
akhir. Angka-angka ini memiliki arti tertentu, yaitu:
1. Dua digit (atau tiga digit) pertama menunjukkan kekuatan tarik minimum
dalam 1.000 psi, dari deposit logam las, sebagaimana ditunjukkan pada
gambar tabel berikut.

6
Gambar 1. 3 Dua digit (atau tiga digit)

2. Digit ketiga (atau keempat) menunjukkan posisi pengelasan yang dapat


digunakan elektroda, seperti pada Gambar tabel berikut.

Gambar 1. 4 Digit ketiga (atau keempat)

3. Digit keempat (atau kelima) menunjukkan karakteristik arus dan jenis


lapisan elektroda, seperti pada Gambar tabel berikut.

Gambar 1. 5 Digit keempat (atau kelima)

4. Sufiks / akhiran terkadang ditambahkan pada EXXXX (tidak berlaku


untuk klasifikasi E60XX). Akhiran menunjukkan komposisi kimia dari
logam las yang disimpan, seperti dicontohkan Tabel berikut

7
Gambar 1. 6 Sufiks / akhiran

Ukuran elektroda ditentukan oleh diameter kawat inti dan panjang


elektroda. Diameter elektroda standar adalah 1/16 inci (1,6 mm) hingga 5/16
inci (7,9 mm). Panjang elektroda adalah dari 9 inci (229 mm) hingga 18 inci
(457 mm), meskipun elektroda untuk aplikasi khusus dibuat hingga 36 inci
(914 mm).
Panjang elektroda yang paling umum adalah 14 inci (346 mm). Ujung
elektroda yang tidak dilapisi, yang diperlukan untuk membuat kontak listrik
dengan pemegang elektroda, distandarisasi dengan panjang mulai dari 3/4
in. (19mm) hingga 1-1 / 2 in. (38mm).

Variabel Pengelasan SMAW


Proses pengelasan busur logam berpelindung pada sambungan tertentu
memerlukan tinjauan beberapa variabel pengelasan. Variabel pada prosedur
pengelasan adalah variabel yang mengontrol proses pengelasan dan kualitas
pengelasan yang dihasilkan. Ada tiga jenis variabel pengelasan yang digunakan
yaitu fixed / preselected variabel, variabel primer, dan variabel sekunder.
Variabel pengelasan fixed atau yang telah dipilih sebelumnya (preselected)
adalah variabel yang disetel sebelum pengelasan dilakukan. Yang termasuk
variabel fixed di sini seperti jenis elektroda, ukuran elektroda, dan jenis arus.
Variabel ini tidak dapat diubah setelah pengelasan dimulai. Variabel primer

8
adalah variabel utama yang bisa disesuaikan dan digunakan untuk mengontrol
proses pengelasan setelah variabel tetap dipilih.
Variabel utama mengontrol pembentukan manik las dengan memengaruhi
lebar manik (bead width), tinggi manik (bead hight), penetrasi, stabilitas busur,
dan kesehatan las. Variabel pengelasan utama adalah arus pengelasan, tegangan
busur, dan kecepatan perjalanan. Varibel-variabel Ini dapat disesuaikan dan
diukur sehingga dapat digunakan secara efektif untuk mengontrol proses
pengelasan.
Penetrasi las didefinisikan sebagai kedalaman terbesar di bawah permukaan
logam dasar yang dicapai logam las. Bead height atau tinggi manik adalah
ketinggian logam las di atas permukaan logam, dikenal juga sebagai capping.
Laju pengendapan (deposition rate) adalah berat logam yang diendapkan per
satuan waktu. Definisi tinggi manik, lebar manik, dan penetrasi diperlihatkan
pada ilustrasi berikut.

Gambar 1. 7 Ilustasi Penetrasi Las

Variabel sekunder adalah variabel kecil yang dapat disesuaikan yang


digunakan untuk mengontrol proses pengelasan. Variabel-variabel ini biasanya
lebih sulit diukur. Variabel sekunder yang dapat disetel adalah sudut kerja dan
sudut perjalanan elektroda.
Pembahasan mengenai variabel pengelasan difokuskan untuk mendapatkan
kualitas pengelasan pada tiga karakteristik utama yaitu penetrasi, laju deposisi,
dan bentuk manik. Bagan berikut menunjukkan pengaruh variabel pengelasan
pada tiga karakteristik utama tersebut.

9
Gambar 1. 8 Pengaruh variabel pengelasan pada tiga karakteristik utama

Adapun efek dari variabel-variabel utama pengelasan terhadap manik las


(weld bead) yang dihasilkan dirangkum pada ilustrasi berikut.

Gambar 1. 9 Efek dari variabel-variabel utama pengelasan terhadap manik las (weld bead)

2. Las MIG
Las MIG – Teknologi Pengelasan semakin berkembang, mulai dari sistem
yang manual, semiotomatis, otomatis dan robotic. Memang perkembangan
teknologi di dunia sangat mempengaruhi juga industri di bidang pengelasan.
Perkembangan ini sangat membantu para pelaku industri konstruksi,
perkapalan maupun dunia otomotif. Mulai dari jenis pengelasan yang
menggunakan jenis pelindung flux dan menggunakan gas atau mixing keduanya.

10
Salah satu yang umum digunakan di dunia Industri khususnya material tahan
karat adalah pengelasan MIG. Pada kesempatan ini pengelasan.net akan berbagi
dengan Anda tentang Pengelasan Metal Inert Gas.
Pengertian Las MIG
Las MIG adalah pengelasan Metal Inert Gas dimana proses pengelasannya
menggunakan gas inert atau gas mulia (Argon dan Helium) sebagai gas
pelindungnya. Pengelasan ini sama dengan proses pengelasan GMAW, namun
istilah MIG ini lebih umum digunakan untuk wilayah Eropa. Sedangkan
GMAW lebih ke wilayah Amerika.

A) Peralatan Las MIG

Gambar 1. 10 Bagian Peralatan Las MIG

Untuk perlengkapan las Metal Inert Gas juga sama dengan GMAW,
berikut ini daftarnya.
1. Mesin Las. Peralatan yang digunakan untuk mengkonversi energi
listrik menjadi energi panas.
2. Earth Clamp. Kabel yang menghubungkan antara mesin las ke benda
kerja, kabel ini juga sering disebut dengan kabel massa.

11
3. Gas Tube. Selang yang menghubungkan dan mengalirkan gas dari
tabung ke welding gun yang nantinya akan keluar saat proses
pengelasan berlangsung sebagai gas pelindung dari logam las yang
mencair.
4. Torch Handle atau Welding Gun. Dipegang oleh welder dan
digunakan untuk mengelas, dari welding gun ini dapat digunakan
untuk on/off untuk keluarnya kawat dan on/off saat melakukan proses
pengelasan.
5. Peralatan untuk wire roll seperti Catalisator, Hose Clamp, dan Spin
Roll Wire
6. Tabung Gas. Sebagai penyimpan gas pelindung yang nantinya akan
disalurkan melalui selang ke welding gun.
7. Regulator. Digunakan sebagai pengatur aliran gas yang keluar untuk
proses pengelasan.
8. Wire Feeder. Alat yang digunakan untuk tempat roller kawat las,
selain itu di wire feeder ini terdapat juga pengatur arus atau kecepatan
kawat yang keluar dari welding gun dan voltase. Untuk saat ini, mesin
las Metal Inert Gas ada yang wire feedernya terpisah dan ada juga
yang jadi satu dengan mesin.

B) Gas Pelindung Las MIG :


Karena jenis pengelasan yang menggunakan gas mulia, maka jenis gas
pelindungnya adalah
- Argon (Ar).
- Helium (He).
- Campuran Argon dan Helium.

C) Jenis filler metal pengelasan MIG :


Filler metal yang digunakan harus sesuai dengan material yang akan
dilakukan pengelasan, berikut beberapa filler metalnya.
 ER308L dan ER308LSi.
Untuk pengelasan material tipe 301, 302, 304, 305, dan 308.

12
 ER309L.
Untuk mengelas stainless steel tipe 309.
 ER4043
Mengelas Alumunium grade 2014, 3003, 3004, 4043, 5052, 6061,
6062 and 6063.
 ER5356
Untuk mengelas Alumunium grade 5050, 5052, 5056, 5083, 5086,
5154, 5356, 5454, 5456.
D) Parameter Las Metal Inert Gas :
 Wire Feed Speed.
Kecepatan keluarnya filler metal, kita harus menyesuaikan kecepatan
ini dengan travel speed pengelasan yang dilakukan.
 Voltase.
Berpengaruh terhadap profil pengelasan, mulai dari lebar lasan dan
tebal lasan.
 Arus.
Arus padanya berbanding lurus dengan kecepatan pada wire feeder.
 Metal transfer
 Shielding Gas. Terdapat dua jenis gas pelindung yaitu Argon, Helium
dan Campuran keduanya.
E) Perbedaan Las MIG dan MAG :
 MIG singkatan dari Metal Inert Gas, sedangkan MAG adalah Metal
Active Gas.
 Las MIG gas pelindungnya Ar, He dan campuran Ar dan He,
sedangkan MAG gas pelindungnya gas CO2 campuran dengan Ar.
 Pengelasan MIG lebih sering digunakan untuk pengelasan material
tahan karat seperti stainless steel, aluminium dan lainnya. Sedangkan
untuk las MAG lebih sering digunakan untuk pengelasan baja kabon.
F) Keunggulan Las MIG :
 Tidak menghasilkan kerak karena tidak menggunakan flux sebagai
pelindung.
 Tanpa pembersihan yang berlebih setelah proses pengelasan.

13
 Proses pengelasan lebih efisien dan cepat dibanding SMAW karena
tidak perlu sering mengganti elektroda atau filler metal.
G) Kekurangan las MIG :
 Persiapan dan set up parameter pengelasan lebih rumit dibanding smaw.
 Harga mesin lebih mahal dibandingkan SMAW.
 Proses pengelasan mahal dibandingkan Las MAG karena jenis
pelindungnya gas mulia.
 Kadang terjadi burn back saat mengawali pengelasan.
H) Teknik Pengelasan MIG

Gambar 1. 11 Beberapa Cara Pengelasan MIG

Dalam melakukan pengelasan dengan menggunakan mesin las metal inert


gas sama dengan proses gmaw, untuk material aluminium dan stainless
steel ini untuk pembersihannya menggunakan wire brush khusus atau
cairan pembersih, untuk tekniknya berikut ini dapat Anda coba.
 Memegang Welding Gun.
Untuk memegang welding Gun ibu jari memegang bagian punggung,
jari telunjuk memegang tombol on/off. jari tengah, jari manis dan
kelingking mengikuti di belakangnya.
 Mengelas Posisi datar Butt Joint dan Rigi Rigi.
Sudut welding Gun yang searah dengan pengelasan sebesar 70-80
derajat, sedangkan sisi lainnya 90 derajat. Anda dapat melihat
gerakannya pada gambar no 2 dan 3.
 Untuk Mengelas Fillet Weld.

14
Untuk mengelas sambungan Tee Joint atau fillet weld, sudut
kemiringan dari welding gun adalah 45 derajat dan yang searah
dengan pengelasan sudutnya 70-80 derajat, hal ini bertujuan agar
busur tetap berada di depan filler metal.
3. Las TIG
TIG Welding (Tungsten Inert Gas Welding) adalah proses pengelasan yang
terjadi menggunakan tungsten elektroda (nonconsumabletungsten). Areawelding
terlindungi (tertutupi) oleh suatu covering yang terbuat dari gas (biasanya gas
argon/helium atau kombinasi keduanya). Argon lebih sering digunakan dalam
welding, karena sifatnya yang lebih berat dari udara dan dapat menghasilkan
covering areawelding yang lebih baik.
Pengelasan Tungsten Inert Gas (TIG) atau Gas Tungsten Arc Welding
(GTAW) dapat dikerjakan secara otomatis ataupun manual. Untuk melindungi
sambungan, lapisan kawat las atau fluks tidak diperlukan dalam pengelasan ini.
Hasil las yang dihasilkan oleh GTAW pada hampir semua jenis logam bermutu
tinggi. GTAW biasanya digunakan pada logam ringan seperti magnesium,
aluminum, dan lain-lain serta stainless steel. Untuk hasil yang baik, dibutuhkan
kemampuan yang tinggi juga pada teknik pengelasan ini. Wolfram merupakan
Gas Inert yang sering digunakan dalam pengelasan ini. Wolfram merupakan
pelindung yang baik yang membuat atmosfir udara tidak dapat masuk ke daerah
lasan. Harga Co2 (tidak inert) lebih murah dan lebih stabil sehingga membuat
Co2 banyak digunakan sekarang ini.
Tenaga listrik DC maupun AC dibutuhkan dalam pengelasan TIG.
Tenaga/Energi listrik digunakan untuk membuat busur nyala dan sebagai
pemanas, sedangkan bagian-bagian pendukung yang lainnya masih
disuplai/diperoleh dari alat-alat yang lainnya. Tabung gas Argon ataupun gas
lainnya merupakan salah satu peralatan pendukung yang digunakan pada las TIG
ini.
Proses pengelasan perlu terlindungi dari adanya pengaruh udara luar, dan gas
itulah yang berperan untuk melindunginya. Pengelasan dengan arus bolak-balik
(AC) sering digunakan untuk pengelasan magnesium, besi cor, aluminium, dan
jenis logam yang lainnya. Sedangkan pengelasan dengan arus searah polaritas

15
langsung banyak digunakan untuk pengelasan paduan tembaga, baja tahan karat,
baja, dan yang lainnya.
 Kelebihan proses TIG atau GTAW :
1. Dapat dihasilkan hasil las yang bagus dan bermutu atau berkualitas
tinggi pada bahan non ferrous dan ferrous
2. Dalam atmosfir terdapat berbagai pengotor yang dapat mengurangi
kualitas hasil las. Jika Teknik pengelasan dilakukan dengan tepat, maka
semua pengotor bisa dihilangkan.
3. Dapat digunakan untuk membuat rootpass yang berkualitas atau
bermutu tinggi dari arah 1 sisi pada beragam jenis bahan.
4. Dibandingkan dengan smaw, kecepatan gerak tig/gtaw lebih rendah
sehingga pengamatan untuk mengendalikan logam las Ketika penyatuan
dan pengisian menjadi lebih mudah.
 Kelemahan Proses TIG dan GTAW :
1. Dibandingkan dengan proses las lainnya, laju pengisian tig/gtaw lebih
rendah
2. Agar pada pengelasan dari arah 1 sisi dihasilkan hasil las yang
berkualitas tinggi, diperlukan control kelurusan sambungan yang lebih
ketat.
3. Agar terhindar dari cacat-cacat gas dan porosity, TIG/GTAW
membutuhkan kebersihan sambungan yang tentunya lebih baik.
4. Untuk kecepatan udara diatas 5 mph, perlu perlindungan ekstra hati-hati
guna mempertahankan perlindungan inert gas di atas kawah las.
 Bagian-bagian mesin las tig :
1. Torch
Torch memiliki mode otomatis atau manual. Pada dasarnya welding
torch memiliki pegangan dan yang otomatis memiliki rak mounting. Di
dalam welding torch ada tungsten elektroda nonconsumable, ruang untuk
shielding gas dan paduan konduktif. Komponen welding torch terbuat
dari isolasi plastic
2. Electrode

16
Ujung elektroda biasanya di-grounding dengan sudut 60 sampai 90
derajat untuk pengelasan manual, terlepas dari diameter elektroda. Untuk
aplikasi mekanik, sudut ujung menentukan bentuk busur dan
mempengaruhi profil penetrasi weld pool, harus diperhatikan konsistensi
dalam ujung grinding dan diperiksa kondisi antara lasan.Untuk arus AC,
elektroda merupakan tungsten murni. Biasanya ujungnya mengadopsi
profil berbentuk bola karena panas yang dihasilkan di elektroda selama
elektroda berjalan setengah siklus positif
 Gas shielding
TIG welding menggunakan shielding gas untuk mencegah
kontaminasi dari ruang welding. Oksigen dan Nitrogen dapat dengan
mudah menyebabkan porositas atau fusi selama proses pengelasan.
Gas inert seperti argon atau helium digunakan sebagai shielding gas.
Pilihan gas tergantung pada aplikasi. Argon adalah yang paling
umum, terutama dengan arus bolak-balik. Helium di sisi lain
memungkinkan penetrasi las yang lebih dalam. Campuran yang
umum (di mana 75% atau lebih tinggi terdiri dari helium)
 Backing system
Backing system digunakan di pipe welding, sehingga waktu untuk
pre-weld tergantung dengan diameter dan juga panjang dari pipa
tersebut. Kecepatan arus dan waktu purge di atur untuk memastikan
minimalnya ada 5 volume yang berubah sebelum welding.
 Benda kerja atau materi welde
Benda kerja adalah bahan yang mengalami proses welding. Untuk
Gas Tungsten Arc Welding benda kerja terhubung ke ground
electric.

B. KERJA PLAT

1. Pengertian Kerja Plat


Yang dimaksud pengerjaan plat adalah pengerjaan membentuk dan
menyambung logam lembaran (plat) sehingga sesuai dengan bentuk dan
ukuran yang sudah direncanakan. Pengerjaan plat dapat dilakukan dengan

17
menggunakan keterampilan tangan, mesin, atau perpaduan dari keduanya, yang
meliputi macam – macam pengerjaan, di antaranya adalah menggunting,
melukis, melipat, melubangi, meregang, pengawatan, mengalur, menyambung,
dan lain-lain. Berikut adalah penjelasan beberapa kerja plat, yaitu:
a. Menggunting
Mengunting plat dapat dilakukan dengan dua alat . bisa dilakukan dengan
menggunakan mesin pemotong plat, biasanya mesin pemotong plat
digunakan untuk memotong plat yang ukurannya besar, sedangkan gunting
plat bisa digunakan untuk memotong plat yang berukuran kecil untuk
mempermudah pemotongan.
b. Melipat
Melipat plat dapat dilakukan menggunakan ragum dibantu dengan palu,
dapat juga dilakukan menggunakan alat pelipat plat atau dilakukan
menggunakan tang. Dalam melipat hendaknya banyak diperhatikan arah
dari lipatannya, karena jika lipatan dibolak-balik maka material dari plat
akan mengalami kerusakan yang akan mempengaruhi kekuatan dari plat
tersebut bahkan plat bisa menjadi sobek.
c. Las Titik
Las titik adalah menyambung dua buah palat dengan menggunakan las
titik, pengelasan ini dilakukan antara dua buah plat yang akan disambung,
pengelasannya dilakukan pada bagian bending yang telah ditetapkan.
2. Peralatan Kerja Plat
Dalam kerja pelat kita memerlukan sejumlah peralatan pendukung untuk
menyelesaikan benda kerja yang akan kita bentuk, peralatan tersebut di
antaranya adalah:
a. Penggores
Penggores digunakan untuk menggambar bentangan pada permukaan
pelat. Penggores yang baik untuk digunakan harus bersudut 250 sampai
300. Macam-macam penggores menurut bentuknya, antara lain:
- Penggores sederhana
- Penggores dengan ujung yang dibengkokkan
- Penggores dengan ujung yang dapat diganti-ganti

18
b. Penitik
Penitik dapat digunakan untuk menitik bagian benda kerja yang akan di
bor. Bentuk penitik yang sering digunakan adalah silinder yang dikartel
dengan ujung tirus yang bersudut 250 sampai 300.
c. Mistar Baja
Mistar baja ini berfungsi untuk mengukur benda kerja yang berukuran
pendek, selain itu juga dapat dipakai untuk membimbing penggoresan
dalam melukis batangan pada pelat yang digunakan, ukuran panjang dari
mistar baja ini bermacam-macam, ada yang berukuran 30 cm, 60 cm, dan
100 cm.
d. Mistar Siku
Alat ini digunakan untuk menyiku ketelitian dari benda kerja, ukuran
panjangnya 30 cm terbuat dari bahan baja.
e. Roll Meter
Merupakan alat ukur yang berbentuk lempengan pelat tipis yang dapat
digulung. Karena roll meter ini tipis dan panjang maka dapat digunakan
untuk mengukur bidang yang melingkar. Roll meter ini terdiri dari
bermacam-macam ukuran yaitu 3 m, 5 m, 10 m.
f. Gunting Plat
Berfungsi sebagai alat pemotong pelat yang berukuran pendek atau yang
sulit dijangkau oleh mesin potong serta untuk memotong pelat yang
berbentuk radius atau lingkaran.

C. SAFETY K3

Alat keselamatan kerja las listrik hanyalah salah satu bagian dari sistem
keamanan dan keselamatan kerja. Pemahaman terhadap resiko pekerjaan las listrik
dan kesadaran dalam mematuhi prosedur kerjanya akan sangat membantu
kelancaran dan keberhasilan pekerjaan. Diantara hal untuk mencapai keselamatan
kerja ialah:
1. Helm/topeng Las

19
Gambar 1. 12 Topeng Las

Helm/ topeng las melindungi mata dari pancaran busur listrik berupa sinar ultra
violet dan inframerah yang menyala terang dan kuat. Sinar las ini tidak boleh dilihat
secara langsung dengan mata telanjang sampai jarak 15 meter.
2. Sarung Tangan (Welding Gloves)

Gambar 1. 13 Sarung tangan las

Welding gloves atau sarung tangan las adalah sarung tangan yang memang
khusus dibuat untuk proses pekerjaan las, bahan sarung tangan las terbuat dari kulit
atau bahan sejenis asbes dengan kelenturan yang baik. Welding gloves berfungsi
untuk melindungi kedua tangan dari percikan las atau spater dan panas material
yang dihasilkan dari proses pengelasan.
3. Pakaian kerja

20
Gambar 1. 14 Pakaian kerja

Dengan menggunakan pakaian kerja, proses tukang las akan merasa nyaman
dlam bekerja karena tidak berfikir tentang lingkungan yang dapat mengotori
pakainnya. Disamping itu pula dengan menggunakan pakaian kerja juru las
memiliki kelelusaan untuk bergrak menghadapi pekerjaanya. Pakaian kerja dapat
tebuat dari bahan katoon, kulit atau levis. Pakaian kerja dibuat lengan panjang dan
celana panjang.
4. Sepatu Safety

Gambar 1. 15 Sepatu safety

Sepatu las adalah sepatu yang terbuat dari kulit dan bagian depan sepatu terdapat
sebuah plat baja yang berfungsi untuk melindungi kaki dari kejatuhan bendan yang
berat dan benda yang tajam. Selain itu karena bersifat isolator, sepatu ini juga
melindungi dari bahaya sengatan listrik.

21
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A. JOBSHEET PENGELASAN

1. LAS GAS SMAW


a) Jobsheet 1 : Menyalakan Busur Elektroda
1) Tujuan Praktikum
- Mahasiswa dapat menyalakan elektroda.
- Mahasiswa dapat menentukan posisi las yang baik dan benar.
Untuk menyalakan atau membuat nyala busur listrik perlu
diperhatikan mesin las yang digunakan. Jika mesin las yang digunakan
adalah mesin las AC, maka menyalakan dengan menggoreskan elektroda
yang sudah terjepit pada penjepit elektroda, pada benda kerja yang sudah
terhubung dengan kabel massa. Arah penggoresan elektroda membentuk
busur atau seperti cara menggoreskan korek api, adapun cara menyalakan
las DC dengan cara menggoreskan dengan arah naik turun, elektroda
digerakkan lurus ke bawah sampai menyentuh benda kerja kemudian
diangkat diameter elektroda.
Setelah busur listrik nyala, maka posisi elektroda harus tetap dijaga
pada jarak tertentu dari benda kerja agar nyala busur listrik yang terjadi
dapat menyala secara kontinyu. Selama elektroda menyala, maka elektroda
akan berkurang sehingga jarak ujung elektroda (panjang busur nyala)
dengan benda kerja akan semakin renggang. Untuk menjaga agar panjang
busur nyala tetap sama, maka pemegang elektroda harus diturunkan secara
perlahan - lahan.
2) Alat dan Bahan
Alat yang digunakan, yaitu:
- Mesin las
- Meja las
- Tang penjepit
- Palu terak
Bahan yang digunakan, yaitu:

22
- Satu buah pelat baja dengan ukuran 12 × 5 mm
- Elektroda dengan ukuran 3,2 mm
3) Keselamatan Kerja
Untuk Mencegah Kecelakaan pada saat bekerja kita menggunakan
Pakaian safety, seperti :
- Pakaian kerja
- Sarung tangan las
- Sepatu las
- Helm atau topeng las
- Masker las
4) Langkah Kerja
- Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
- Atur tegangan (ampere) pada mesin las
- Letakkan benda kerja di atas mesin las
- Kemudian las benda kerja sesuai tujuan praktik
- Usahakan terbiasa dalam menyalakan elektroda
- Ambil benda kerja menggunakan tang penjepit
- Kemudian masukkan ke dalam ember yang berisi air agar panas
dari pengelasan cepat dingin
- Bersihkan benda kerja dari terak dengan menggunakan palu terak
- Matikan mesin dan bersihkan benda kerja
5) Gambar Kerja

23
1
5
0
5
0

SKALA : 1:1 DIGAMBAR : Alfin KETERANGAN :


SATUWAN : MM DIPERIKSA : JOBSHEET 1
MENYALAKAN BUSUR
TANGGAL : DISETUJUIH : ELEKTRODA

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 210202501006 A4

24
b) Jobsheet 2 : Membuat Rigi – Rigi Las
1) Tujuan Praktikum
- Mahasiswa dapat membuat rigi-rigi las yang baik.
- Mahasiswa dapat membuat jalur lebar
- Mahasiswa dapat menentukan posisi elektroda yang bain dan
benar.
2) Alat dan Bahan yang di gunakan
Alat yang digunakan, yaitu:
- Mesin las
- Meja las
- Tang penjepit
- Palu terak
Bahan yang digunakan, yaitu:
- Satu buah pelat baja dengan ukuran 12 × 5 mm
- Elektroda dengan ukuran 3,2 mm
3) Keselamatan Kerja
Untuk Mencegah Kecelakaan pada saat bekerja kita menggunakan
Pakaian safety, seperti :
- Pakaian kerja
- Sarung tangan las
- Sepatu las
- Helm atau topeng las
- Masker las
4) Langkah Kerja
- Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
- Atur tegangan (ampere) pada mesin las
- Letakkan benda kerja di atas meja las
- Kemudian las mengikuti pola garis yang sudah dibuat
sebelumnya
- Usahakan posisi elektroda dan gerakannya tetap agar hasil dari
pengelasan rata

25
- Ambil benda kerja menggunakan tang penjepit
- Kemudian masukkan ke dalam ember yang berisi air agar
panas dari pengelasan cepat dingin
- Bersihkan benda kerja dari terak dengan menggunakan palu
terak.
- Matikan mesin dan bersihkan tempat kerja
5) Gambar Kerja

26
1
5
0
5
0

SKALA : 1:1 DIGAMBAR : Alfin KETERANGAN :


SATUWAN : MM DIPERIKSA : JOBSHEET 2
MEMBUAT RIGI – RIGI LAS
TANGGAL : DISETUJUIH :

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 210202501006 A4

27
c) Jobsheet 3 : Membuat Jalur Lebar
1) Tujuan Praktikum
2) Alat dan Bahan yang digunakan
Alat yang digunakan, yaitu:
- Mesin las
- Meja las
- Tang penjepit
- Palu terak
Bahan yang digunakan, yaitu:
- Satu buah pelat baja dengan ukuran 12 × 5 mm
- Elektroda dengan ukuran 3,2 mm
3) Keselamatan Kerja
Untuk Mencegah Kecelakaan pada saat bekerja kita menggunakan
Pakaian safety, seperti :
- Pakaian kerja
- Sarung tangan las
- Sepatu las
- Helm atau topeng las
- Masker las
4) Langkah Kerja
- Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
- Atur tegangan pada mesin las sesuai dengan kebutuhan
- Letakkan benda kerja pada meja las
- Mulailah pengelasan dengan mengikuti pola
- Pola pertama lasan bulat ayunkan elektroda dengan membentuk
lingkaran secara perlahan
- Kemudian pola kedua dengan pola lasan segitiga ayunkan
elektroda dengan membentuk segitiga secara perlahan
- Setelah lasan bulat dan segitiga mulailah pengelasan di bagian
dengan lasan jalur lebar dengan menggunakan lasan zig-zag yang
mengambil setengah dari bagian lasan bulat dan segitiga

28
- Ambil benda kerja menggunakan tang penjepit, kemudian
masukkan ke dalam air agar suhu menurun
- Bersihkan benda kerja dengan menggunakan palu terak.
- Matikan mesin dan bersihkan tempat kerja
5) Gambar Kerja

29
SKALA : 1:1 DIGAMBAR : Alfin KETERANGA :
SATUWAN : MM DIPERIKSA : JOBSHEET 3
JALUR LEBAR
TANGGAL : DISETUJUIH :

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 210202501006 A4

30
d) Jobsheet 4 : Sambungan T
1) Tujuan Praktikum
Agar mahasiswa terampil dan mengetahui dalam melakukan
pengelasan sambungan T
2) Alat dan Bahan
Alat yang digunakan, yaitu :
- Mesin las
- Meja las
- Tang penjepit
- Palu terak
Bahan yang digunakan, yaitu :
- Satu buah pelat baja dengan ukuran 12 × 5 mm
- Elektroda dengan ukuran 3,2 mm
3) Keselamatan Kerja
Untuk Mencegah Kecelakaan pada saat bekerja kita menggunakan
Pakaian safety, seperti :
- Pakaian kerja
- Sarung tangan las
- Sepatu las
- Helm atau topeng las
- Masker las
4) Langkah Kerja
- Ambillah 2 buah besi pelat yang sudah dipotong sebelumnya
- Nyalakan mesin las dan tegangan pada mesin las
- Kemudian las titik pada bagian bawah di tengah dengan posisi
pelat besi vertikal dengan pelat besi yang mau disambung dari
kedua besi agar terkancing satu sama lain
- Dan mulailah pengalasan dari atas hingga sampai ke bawah
dengan pengelasan bulat-bulat, Dengan kemiringan elektroda 80
derajat
- Ambil benda kerja dengan menggunakan tang penjepit

31
- Kemudian bersihkan benda kerja dari terak menggunakan palu
terak
- Matikan mesin las dan bersihkan tempat kerja.
5) Gambar Kerja

32
1
5
0
5
0

SKALA : 1:1 DIGAMBAR : Alfin KETERANGAN :


SATUWAN : MM DIPERIKSA : JOBSHEET 4
SAMBUNGAN T
TANGGAL : DISETUJUIH :

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 210202501006 A4

33
e) Jobsheet 5 : Sambungan I
1) Tujuan Praktikum
Agar mahasiswa terampil dalam melakukan sambungan I
2) Alat dan Bahan
Alat yang digunakan
- Mesin las
- Meja las
- Tang penjepit
- Palu terak
Bahan yang digunakan
- Satu buah pelat baja dengan ukuran 12 × 5 mm
- Elektroda dengan ukuran 3,2 mm
3) Keselamatan Kerja
Untuk Mencegah Kecelakaan pada saat bekerja kita menggunakan
Pakaian safety, seperti :
- Pakaian kerja
- Sarung tangan las
- Sepatu las
- Helm atau topeng las
- Masker las
4) Langkah Kerja
- Ambillah 2 buah besi pelat yang sudah dipotong sebelumnya
- Nyalakan mesin las dan tegangan pada mesin las
- Letakkan benda kerja di atas meja las
- Kemudian las titik pada bagian tengah yang mau disambung dari
kedua besi agar terkancing satu sama lain
- Dan mulailah pengalasan dari atas hingga sampai ke bawah
dengan pengelasan bulat-bulat, Dengan kemiringan elektroda 80
derajat
- Ambil benda kerja dengan menggunakan tang penjepit
- Kemudian bersihkan benda kerja dari terak menggunakan palu
terak

34
- Matikan mesin las dan bersihkan tempat kerja.
5) Gambar Kerja

35
1
5
0

SKALA : 1:1 DIGAMBAR : Alfin KETERANGAN :


SATUWAN : MM DIPERIKSA : JOBSHEET 5
SAMBUNGAN I
TANGGAL : DISETUJUIH :

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 210202501006 A4

36
F. Jobsheet 6 : Rak Sepatu

1) Tujuan Praktikum
Agar mahasiswa terampil dalam melakukan sambungan I
2) Alat dan Bahan
Alat yang digunakan
- Mesin las
- Tang penjepit
- Palu terak
Bahan yang digunakan
- 3 buah besi baja panjang
- Elektroda dengan ukuran 3,2
3) Keselamatan Kerja
Untuk Mencegah Kecelakaan pada saat bekerja kita menggunakan
Pakaian safety, seperti :
- Pakaian kerja
- Sarung tangan las
- Sepatu las
- Masker Las
- Helem dan topeng las
4) Langkah Kerja
- Pertama tama menyalakan mesin las dan mesin gurinda potong
- Selanjutnya mulai memotong bahan menjadi beberapa bagian
besi siku ke beberapa bagian
- Memulai pengukuran yang sesuai pada rancangan gambar dengan
menyesuaikan ukuran dan potongan potongan untuk
disambungkan
- Memulai proses pengelasan pada bagian rangka utama seperti
rangka kaki selanjutnya disusul sambungan pada rak bagian
tengah dengan menyambung semua potongan besi siku yang
telah terukur

37
- Setelah tiga rak rangka telah terpasang dilanjutkan dengan
pengetesan ketangkasan benda kerja dengan memperhatikan hasil
las dan mencoba untuk digucangkan untuk mengetes kekuatan
benda kerja sudah cukup kuat untuk digunakan
- Setelah semua kegiatan assembling (perakitan) telah selesai,
maka selanjutnya dengan mematikan mesin las dan mesin
gurinda untuk lanjut merapikan dan membersihkan kembali
tempat pengerjaan projek jobsheet

6).Gambar Kerja

38
39
B. JOBSHEET KERJA PLAT

1. Menyambungkan Pelat (Macam – macam Sambungan)


a. Tujuan
Dengan adanya kegiatan ini mahasiswa dapat :
- Mahasiswa terampil membuat gambar pelat.
- Mahasiswa terampil memotong pelat.
- Mahasiswa terampil mengalur pelat
- Mahasiswa terampil menekuk atau melipat pelat.
- Mahasiswa terampil mengikir pelat
- Mahasiswa terampil membetel pelat
b. Alat yang digunakan
1) Alat Ukur
- Mistar Baja
- Siku
2) Alat tangan dan alat yang terpasang pada meja
- Penggores
- Betel
- Kiki
- Ragum
- Palu karet dan palu besi
- Kuas
- Solder
3) Mesin pengerjaan pelat
- Gunting
- Mesin Alur
- Mesin Pelipat
c. Bahan yang digunakan
- Pelat dengan ketebalan 1,2 mm
- Pelat dengan ukuran 50 mm x 50 mm
- Air keras
- Timah
d. Keselamatan Kerja

40
- Memakai baju praktik
- Menggunakan alat sesuai dengan fungsinya
- Menggunakan job secara sistematis
- Memperhatikan instruksi kepada pembimbing.
e. Langkah Kerja
- Siapkan dan gunakan alat-alat keselamatan kerja
- Menyediakan alat dan bahan
- Ukur pelat sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan
- Masukkan pelat pada mesin pemotong pelat, sebelum menginjak pedal
mesin pemotong perhatikan garis pada pelat yang telah diukur
kemudian injak pedal mesin.
- Kikir bagian tajam pada benda kerja yang telah dipotong
- Buatlah gambar bukaan pada benda kerja
- Langah selanjutnya pemotongan benda kerja dengan menggunakan
gunting atau mesin pemotong menjadi 7 bagian sesuai dengan ukuran
yang telah di tentukan.
- Ambil satu bagian dari pelat yang sudah di potong, kemudian buatlah
garis ukuran pada ujungnya dengan ukuran 5 mm.
- Kemudian lipatlah ujung pelat tersebut (perhatikan jangan sampai
lipatannya terlalu rapat).
- Setelah itu ambillah bagian yang ke 2, dan buatkan garis ukuran pada
ujungnya yaitu 5 mm. kemudian lipat ujung pelat tersebut sesuaikan
dengan lipatan bagian pertama jangan terlalu rapat agar bias di
satukan atau di sambungkan nantinya.
- Setelah itu sambungkanlah ke dua bagian tersebut dengan mengaitkan
ke dua ujung yang telah di lipat tadi kemudian tumbuk menggunakan
palu plastik sampai rapat dan kuat.
- Lakukan secara berulang cara melipat dan menyabung tersebut
berdasarkan gambar kerja yang ingin di lakukan sehingga jumlah
lipatan besinya yaitu 8 bagian

41
- Setelah selesai membuat lipatan maka langkah yang terakhir adalah
penyambungan besi dengan menggunakan solder, penyambungan
solder ini terdapat pada besi ke 7 dan 8.
f. Gambar Benda Kerja

Gambar 1. 16 Penyambungkan Plat

2. Pengerjaan Pelat Pembuatan Rak Sabun Gantung

Gambar 1.23 Rak sabun gantung

42
3. Tempat Sabun ( persegi )
a. Tujuan
Dengan adanya kegiatan ini mahasiswa dapat :
- Mahasiswa terampil membuat gambar pelat.
- Mahasiswa terampil memotong pelat.
- Mahasiswa terampil mengalur pelat
- Mahasiswa terampil menekuk atau melipat pelat.
- Mahasiswa terampil mengikir pelat
- Mahasiswa terampil membetel pelat
b. Alat yang digunakan
4) Alat Ukur
- Mistar Baja
- Siku
- Jangka Sorong
5) Alat tangan dan alat yang terpasang pada meja
- Penggores
- Betel
- Kikir
- Ragum
- Palu karet dan palu besi
- Kuas
- Klam
6) Mesin pengerjaan pelat
- Gunting
- Mesin Alur
- Mesin Pelipat
- Mesin Bor
- Mesin Pelubang
- Mesin Bor Tangan
5. Bahan yang digunakan
- Pelat dengan ketebalan 1,2 mm
- Pelat dengan ukuran 120 cm x 120 cm

43
- Paku Klam
c. Keselamatan Kerja
- Memakai baju praktik
- Menggunakan alat sesuai dengan fungsinya
- Menggunakan job secara sistematis
- Memperhatikan instruksi kepada pembimbing.
d. Langkah Kerja
- Siapkan dan gunakan alat-alat keselamatan kerja
- Menyediakan alat dan bahan
- Ukur pelat sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan
- Masukkan pelat pada mesin pemotong pelat, sebelum menginjak pedal
mesin pemotong perhatikan garis pada pelat yang telah diukur
kemudian injak pedal mesin.
- Kikir bagian tajam pada benda kerja yang telah dipotong
- Buatlah gambar bukaan pada benda kerja
- Langkah selanjutnya adalah dengan memotong bahan menjadi
beberapa bagian yang terdiri atas, 2 pelat utama yang berbentuk
persegi panjang dengan panjang 30 cm dengan lebar 13 cm, 4 buah
pelat sambungan dengan panjang 86 cm dengan lebar 2 cm, plat
sambungan dengan panjang 18 cm dan lebar 2cm dan yang terakhir 10
buah pelat sambungan dengan panjang 7 cm dan lebar 1 cm
- 2 plat yang menjadi pelat utama yang berbentuk persegi panjang di
lubangi sebanyak 15 lubang dengan dengan masing masing lubang
berdiameter 5 mm dan jarak samping pada lubang dengan lubang yang
lain 5 cm dan jarak lubang bagian atas ke tengah adalah 3
cm,selanjutnya melubangi pelat sambungan dengan panjang 86 cm
dengan lebar 2 cm yaitu dengan melubangi pelatnya sebanyak 5
lubang, berikutnya melubangi pelat sambungan dengan panjang 35 cm
dengan masing masing jarak lubang ke pada ujung pelat adalah 11 cm
dan yang terakhir melubangi pelat sambungan yang panjangnya 7 cm
dan lebar nya 3 cm dengan 3 lubang masing masing jaraknya 2 cm, 2
cm dan 1 cm.

44
- Langkah terakhir adalah assembling (Perakitan) dengan menggunakan
klam menyatukan semua sambungan kepada pelat utama dengan
mengklam semua bagian yang sudah dilubangi dan menyatukan
semua bagian sesuai pada gambar prosedur.

45
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman yang diperoleh dalam


pelaksanaan praktik pengelasan dan kerja plat, dapat kami menarik beberapa
kesimpulan, yaitu:
1. Mahasiswa dapat melaksanakan proses pengelasan secara horizontal maupun
vertikal
2. Mahasiswa dapat membuat suatu benda dengan pengerjaan plat

B. Saran

Berdasarkan dari hasil pelaksanaan selama kegiatan praktik berlangsung, maka


melalui penulisan laporan ini ingin mengemukakan beberapa saran yaitu:
1. Agar mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan seluruh rangkaian proses
kegiatan praktik yang dilakukan.
2. Untuk mendapatkan hasil pengelasan yang optimal sangat dibutuhkan suatu
penguasaan dan profesionalisme.
3. Perlu adanya penambahan pelatihan seta jobsheet yang kurang lebih sama
dengan yang ada di industri – industri.
4. Agar supaya lebih memperhatikan tata tertib yang berlaku dalam workshop demi
kelancaran/keberhasilan tugas yang akan dibuat
5. Gunakanlah alat-alat keselamatan kerja dalam proses kegiatan praktik
berlangsung
A.

46
DAFTAR PUSTAKA

https://www.allpro.co.id/pengelasan/smaw/
https://www.pengelasan.net/las-mig/
https://www.coursehero.com/file/28047038/LAPORAN-LAS-MIG-DAN-TIGdocx/
Sonawan H., dan Suratman R., Pengantar untuk Memahami Proses Pengelasan Logam,
Cetakan Kedua, CV Alfabeta, 2006, Bandung.
Ninien Sckolastika, dan Ponimin, 2011, Analisa pengaruh penggunaan variasi besaran
arus las tig terhadap perubahan struktur mikro, Jurusan Teknik Mesin,
Politeknik Negeri Bandung.
Widharto S., 2006, Petunjuk Kerja Las, Cetakan Keenam, PT Pradnya Paramita,
Jakarta.
M.L. Lin and T.W. Eagar, 1983, “ Influence of Surface Depression And Convection On
Arc Weld Pool Geometry “ dan “ Pressures Produced by Gas Tungsten Arcs
“,
Kusuma Angga Tutur, 2012, Studi metalografi hasil pengelasan titik (spot welding
pengelasan dilingkungan udara dan lingkungan gas argon, jurusan teknik
mesin fakultas teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Djoko Hari Praswanto. 2011. Karakteristik Cu, Pb dan Sn. (Online)
http://litbangtek-mesinitn.blogspot.com/2011/10/karakteristik-cu-pb-dansn.html.
Diakses pada 10 maret 2015
Emel Seran. 2010. Tembaga Tambang sifat dan Kegunaan. (Online)
http://wanibesak.wordpress.com/2010/11/07/tembaga-tambang-sifat-dankegunaan/.
Diakses pada 10 Maret 2015. Anonime. Pengertian Tembaga. (online) http://i

47
LAMPIRAN
HALAMAN ASISTENSI

No Hari/Tanggal Keterangan TTD


.
1.

48

Anda mungkin juga menyukai