PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Sebuah sistem mekanik membutuhkan pengertian mendalam atas
Tujuan
Adapun tujuan praktikum uji defleksi ini memiliki beberapa tujuan :
1.3.
Manfaat
Manfaat dari praktikum ini adalah :
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Teori Dasar
Suatu putaran dari axis batang pada titik m, adalah sudut antara axis
dengan torgent di kurva defleksi. Sudut ini positif ketika searah jarum jam.
Ringkasan umum rumusnya adalah :
g = distribusi beban
=
Dimana :
M = Momen bending
-M = Iv''
v = gaya geser
-v = Iv'''
1. Tumpuan Rol
Fy
2. Tumpuan Engsel
Fx
Fy
3. Tumpuan Jepit
Fx
M
Fy
PL
AE
Turunan rumus :
L = = L - Lo
E (L/Lo) =
2. Defleksi Lateral
Defleksi yang terjadi jika pembebanan tegak lurus terhadap luas
penampang.Defleksi yang disebabkan oleh gaya geser pada batang
Defleksi berhubungan dengan regangan (L/L), jika regangan yang
terjadi pada struktur semakin besar, maka tegangan struktur pun akan
bertambah besar. Lendutan yang terjadi di setiap titik pada batang dapat di
hitung dengan berbagai metode.
Metode Integrasi
-M=0
dM = (Q + dQ)dx q dx2
dM = Qdx + dQdx + qdx2
+W'
W' + = 0
W' = -
W''EIy = -M
Persamaan kurva lendutan yang mengandung unsur momen lentur dapat
diintegrasi untuk memperoleh lendutan W sebagai fungsi x. Langkah
perhitungan adalah menulis persamaan untuk momen lentur dengan
mempergunakan diagram benda bebas dan keseimbangan statis bila
balok/pembebanan pada balok tiba-tiba berubah pada waktu bergerak.
Sepanjang sumbu balok, maka akan ada pemisahan momen masing-masing
untuk tiap bagian, persamaan untuk M diganti dengan persamaan difrensial.
Persamaan tersebut di integrasi untuk mendapatkan kemiringan w' dan
konstanta integrasi. Konstanta dapat ditentukan dari kondisi untuk batas
sehubungan dengan w dan w pada perletakan balok dan kondisi kontinuitas w
dan w pada titik untuk dimana bagian-bagian balok tertentu. Konstanta untuk
hasil evaluasi dapat disubtitusi kembali ke persamaan untuk w, sehingga
menghasilkan persamaan akhir untuk kurva lendutan.
lendutan
M
EI
M
EI
dt
A B = BA =
Teorema Luas Momen Yang Pertama
Sudut BA merupakan sudut yang dibentuk oleh garis singgung
kurva lendutan pada titik A dan titik B yang berharga sama dengan
M
EI
M
dx
EI
{luas
M
diatara titik A dan B }
EI
Konversi tanda :
1. Sudut relative BA berharga positif, jika OBlebih besar dari OA titik
B berada disebelah kanan titik A. jika bergerak ke arah sumbu A
positif.
2. Momen lentur berharga positif seperti pada gambar di bawah.
dA=xd=x
dA= M
EI
M
dt
EI
dx
BA= x
A
M
dt
EI
M
EI
M
EI
M
EIy
W =
Q
EIy
q
EIy
BAB III
METODOLOGI
3.1. Peralatan
posisi x yang akan diukur lendutannya dan posisi awal batang uji yang
ditunjukkan oleh dial gauge dicatat.
2. Pasang beban pada hanger dan lendutan yang ditunjukkan dial gauge
dicatat. Lendutan yang terjadi adalah selisih kedua pencatat tersebut .
3. Ulang cara di atas untuk massa yang berbeda.
4. Ubah posisi dial gauge untuk menemukan lendutan di titik lain.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Data Percobaan
Tabel percobaan Defleksi
No
Percobaan
X
100
200
300
400
500
600
700
800
900
100
200
300
400
500
600
700
800
900
100
200
300
400
3
500
600
700
800
900
4.2.Perhitungan
Data :
L = 1000 mm
b
= 45 mm,
,
h = 4 mm
I = 1/12 bh3
= 1/12 (45 mm) (4 mm)3 = 240 mm4
E = 2.00.000 MPa
M = 1,85 Kg,
g = 9,8 m/s2
P = Mxg
= 1,85 Kg x 9,86 m/s2 = 18,13 N
Untuk Percobaan 1
1 = PaX (L2 - a2 - 4X2) / 6 LEI
Untuk Percobaan 2
2 = PaX ( L2-a2-X2) / 6LEI
Untuk Percobaan 3
3 = PbX ( L2-b2-X2) / 6LEI
Percobaan 1
Diketahui :
DBB :
P = 18,13
N
Ax
Ay
By
Fx = 0
Ax = 0
M = 0
By.1 + 18,13.0,4 = 0
By = 7,25
Fy = 0
Ay + 7,25 18,13 N = 0
Ay = 10,9 N
Perhitungan defleksi :
- Pada x = 100
=
Pax 2 2 2
( L a x )
6 LEI
18,13 x 400 x 100
( 1000240021002 ) = 2,08 mm
5
6 x 1000 x 2.10 x 240
- Pada x = 200
=
Pax 2 2 2
( L a x )
6 LEI
- Pada x = 300
=
Pax 2 2 2
( L a x )
6 LEI
18,13 x 400 x 300
( 1000240023002 ) = 5,67 mm
5
6 x 1000 x 2.10 x 240
- Pada x = 400
=
Pax 2 2 2
( L a x )
6 LEI
18,13 x 400 x 400
( 1000240024002 ) = 6,8 mm
5
6 x 1000 x 2.10 x 240
- Pada x = 500
=
Pax 2 2 2
( L a x )
6 LEI
18,13 x 400 x 500
( 1000240025002 ) = 7,4 mm
5
6 x 1000 x 2.10 x 240
- Pada x = 600
=
Pax 2 2 2
( L a x )
6 LEI
18,13 x 400 x 600
( 1000240026002 ) = 7,2 mm
5
6 x 1000 x 2.10 x 240
- Pada x = 700
=
Pax 2 2 2
( L a x )
6 LEI
18,13 x 400 x 700
( 1000240027002 ) = 6,16 mm
5
6 x 1000 x 2.10 x 240
- Pada x = 800
=
Pax 2 2 2
( L a x )
6 LEI
= 4,02 mm
- Pada x = 900
=
Pax 2 2 2
( L a x )
6 LEI
18,13 x 400 x 900
( 100024002900 2)
5
6 x 1000 x 2.10 x 240
Percobaan 2
Diketahui :
DBB
Ax
Ay
P = 18,13 N
By
= 0,67 mm
Fx = 0
Ax = 0
M = 0
18,13.0 1 By.1 = 0
By = 1,81
Fy = 0
1,81 + Ay - 18,13 = 0
Ay = 16,32 N
Perhitungan Defleksi :
- Pada x = 100
=
Pax 2 2 2
( L a x )
6 LEI
18,13 x 100 x 100
( 100021002 1002 ) = 0,616 mm
5
6 x 1000 x 2.10 x 240
- Pada x = 200
=
Pax 2 2 2
( L a x )
6 LEI
18,13 x 100 x 200
( 100021002 2002 ) = 1,19 mm
5
6 x 1000 x 2.10 x 240
- Pada x = 300
=
Pax 2 2 2
( L a x )
6 LEI
18,13 x 100 x 300
( 100021002 3002 ) = 1,69 mm
5
6 x 1000 x 2.10 x 240
- Pada x = 400
=
Pax 2 2 2
( L a x )
6 LEI
- Pada x = 500
=
Pax 2 2 2
( L a x )
6 LEI
18,13 x 100 x 500
( 100021002 5002 ) = 2,32 mm
5
6 x 1000 x 2.10 x 240
- Pada x = 600
=
Pax 2 2 2
( L a x )
6 LEI
18,13 x 100 x 600
( 100021002 6002 ) = 2,37 mm
5
6 x 1000 x 2.10 x 240
- Pada x = 700
=
Pax 2 2 2
( L a x )
6 LEI
18,13 x 100 x 700
( 100021002 7002 ) = 2,20 mm
5
6 x 1000 x 2.10 x 240
- Pada x = 800
=
Pax 2 2 2
( L a x )
6 LEI
18,13 x 100 x 800
( 100021002 8002 ) = 1,76 mm
5
6 x 1000 x 2.10 x 240
- Pada x = 900
=
Pax 2 2 2
( L a x )
6 LEI
18,13 x 100 x 900
( 100021002 9002 )
5
6 x 1000 x 2.10 x 240
Percobaan 3
Diketahui :
= 1,01 mm
DBB :
Ax
p = 18,13
Ay
By
Fx = 0
Ax = 0
M = 0
18,13.0,7 By.1 = 0
By = 12,69
Fy = 0
12,69 18,13 Ay = 0
Ay = 5,44
Perhitungan Defleksi :
- Pada x = 100
Pbx 2 2 2
=
( L b x )
6 LEI
- Pada x = 200
Pbx 2 2 2
=
( L b x )
6 LEI
= 1,69 mm
= 3,22 mm
- Pada x = 300
Pbx 2 2 2
=
( L b x )
6 LEI
= 4,6mm
- Pada x = 400
Pbx 2 2 2
=
( L b x )
6 LEI
= 5,6 mm
- Pada x = 500
Pbx 2 2 2
=
( L b x )
6 LEI
= 6,2 mm
- Pada x = 600
Pbx 2 2 2
=
( L b x )
6 LEI
= 6,2 mm
- Pada x = 700
Pbx 2 2 2
=
( L b x )
6 LEI
= 5,55 mm
- Pada x = 800
Pbx 2 2 2
=
( L b x )
6 LEI
- Pada x = 900
Pbx 2 2 2
=
( L b x )
6 LEI
= 4,0 mm
Percobaan 1
= 1,69 mm
Percobaan 2
Percobaan 3
4.4
Grafik Perhitungan
8.86
8
7
6.27
5.67
6
5
7.72
6.8
8.25
7.4
6.16
4.6
4.02
4.41
4.02
3
2.57
2.08
2
2.15
0.67
0
100
200
300
400
500
600
teori
Perbandingan
7.75
7.2
800
900
Exp
teori dengan
700
4.4.1 Grafik
exp Percobaan 1
teori dengan
exp Percobaan 1
2.5
2
2.6
2.08
1.98
2.53
2.4
2.32 2.37
1.76
1.69
1.5
1
0.89
0.62
0.5
1.44 1.35
1.2
1.01
0
100 200 300
Perbandingan
2.2
Exp 2
teori dengan
0.11
800 900
4.4.2
Grafik
exp Percobaan 2
teori dengan
exp Percobaan 2
6.8
5.67
4.87
4.02
3.22
5.18
7.2
6.48
5.41
6.16
5.55
4.02
3.83
2.48
2.08
2
1.65
1
0
200
0.67
300
400
500
600
teori 3
Grafik Perbandingan
700
900
Exp 3
teori dengan
800
4.4.3
exp Percobaan 3
teori dengan
exp Percobaan 3
6.8
5.67
5
4
3
2.08
2
1.7
1
0.62
0
100
5.67
7.4
7.2
6.23
6.23
6.16
5.55
4.65
4.08
4.02
4.02
3.29
1.2
200
1.69
300
2.08
2.32
400
500
teori 1
Grafik Perbandingan
2.37
600
teori 2
2.2
700
1.76
1.7
1.01
0.67
800
900
teori 3
4.4.4
8.86
8.25
7.72
6.48
6.27
6
4.6
4.87
7.75
5.18
5.55
5.41
4.41
3.83
4
3
2.57
2
1.65
1
0.89
0
100
3.22
1.98
200
2.51
300
2.6
400
Exp 1
Grafik Perbandingan
2.53
2.48
2.15
2.4
500
600
Exp 2
1.44
1.35
700
800
0.11
900
Exp 3
4.4.5
teoritiknya lendutan terbesar terjadi pada titik yang sama yaitu x = 500mm
dengan besar
teoritiknya lendutan terbesar terjadi pada dua titik yaitu x = 500 mm dan x =
600 mm dengan besar
= 2,6 mm,
= 2,37 mm.
Dari ketiga jenis pengujian yang dilakukan dapat kita lihat bahwa lendutan
terbesar terjadi ketika beban diletakkan ditengah-tengah (percobaan 1)
=8,86 mm
=0,11 mm
dimana a = 100 mm dan b = 900 mm. Analisa tesebut berlaku juga jika
lendutan dihitung secara teoritik walaupun nilainya berbeda yaitu untuk jenis
perhitungan yang dilakukan dapat kita lihat bahwa lendutan terbesar terjadi
ketika beban diletakkan ditengah-tengah (percobaan 1)
=7,4
dimana a =
=0,616 mm
900 mm.
Dari grafik dapat kita lihat bahwa antara nilai defleksi yang di cari secara
teori
exp
terdapat selisih yang cukup jauh. Garis trendline yang dibentuk pun ada sediki
perbedaan di bagian puncak lendutan. Kesalahan pengukuran, pebacaan skala
dial indicator atapun system yang sudah tidak stabil membuat terjadinya
perbedaan hasil nilai lendutan secara teoritik dan eksperimen.
Jadi besar kecilnya nilai defleksi dipengaruhi oleh penempatan beban,
jenis tumpuan, materialnya dan inersia polar dari penampang itu sendiri.
Hal-hal yang disebutkan diatas dapat menjadi pacuan dan baham pertimbanan
yang lebih baik kedepannya
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
Untuk praktikum tahun depan saya harap alat yang digunakan dalam
kondisi baik dan juga alat yang digunakan sudah di kalibrasi dengan alat
yang standar.
DAFTAR PUSTAKA
Team Asisten LKP. 2013. Fenomena Dasar Mesin Bidang Konstruksi Dan
Perancangan. Jurusan Teknik Mesin. Fakultas Teknik. Universitas
Bengkulu. Bengkulu
Gere, J.M dan Timoshenko S.P. 1996. Mekanika Bahan. Edisi Kedua. PT.
Erlangga. Jakarta
LAM PI R AN