DEFLEKSI BATANG
1.1 Tujuan
1. Mengetahui teori dasar defleksi pada batang uji berbentuk rectangular dan
circular.
2. Membandingkan defleksi batang hasil percobaan dengan hasil perhitungan
(secara teoritis).
3. Mengetahui variabel-variabel yang mempengaruhi defleksi pada batang.
dØ
dØ
dØ
t B/A
ØAB
VARIASI L E I
P a (mm) (N/mm2) (mm4) δ teoritis δ percobaan
(N) (mm)
300 600
2.3 250 600
200 600
300 600
4.6 250 600
200 600
300 600
6.9 250 600
200 600
300 600
9.2 250 600
200 600
Keterangan:
I = Momen inersia
P = F = m x g = Pembebanan yang terjadi
m = massa (kg)
g = gaya gravitasi (m/s2)
L= Jarak tumpuan (mm)
E= Modulus elastisitas bahan.
δ = Defleksi batang (mm)
Jawaban:
Jawaban:
Jawaban:
BAB II
PERPINDAHAN PANAS KONDUKSI LINIER
2.1 Tujuan
1. Memahami dasar teori perpindahan panas
2. Memahami teori perpindahan panas konduksi
3. Dapat menjelaskan konduksi linier.
4. Memahami nilai konduktivitas thermal bahan.
2.2 Dasar Teori
Perpindahan panas sangat penting di bidang rekayasa teknik dan aspek-aspek
kehidupan. Banyak peralatan rumah tangga dibuat dengan memakai prinsip-prinsip
perpindahan panas, seperti: peralatan masak, oven, setrika, mesin mobil, knalpot,
pendingin ruangan dan lain-lain.
Prinsip kerja alat adalah ada sumber panas pada sisi kiri dan penyerap panas pada
sisi kanan sehingga ada perbedaan temperatur yang cukup besar (signifikan)
sepanjang logam yang diuji. Sumber panas berasal dari pemanas listrik, benda uji
beserta pemanasnya semua diisolasi. Benda uji terdiri brass, copper, aluminium dan
stainless steel dengan tebal 20 mm dan diameter 30 mm.
Energi yang terjadi pada heater di berikan pleh persamaan:
W = V x I …………………………………………………. (1)
Dimana:
W = Daya listrik (watt)
V = Tegangan listrik (volt)
I = Arus listrik (ampere)
Gambar 2.1. Perpindahan panas konduksi pada benda
…………………………………………….. (4)
……………………………………… (5)
Atau
……………………………………… (6)
……………………………………… (7)
Atau
……………………………………… (8)
50
2.4. TUGAS
1. Buatlah grafik hubungan antara jarak termokople terhadap temperatur!
2. Hitung Gradient temperature dari garis temperature pada grafik (1)?
3. Hitung konduktivitas thermal pada setiap jarak!
4. Buat grafik hubungan antara posisi terhadap konduktivitas thermal!
5. Hitung nilai k bahan pada pemanasan 30 watt dan bandingkan dengan k pada
tabel!
Sebagian Bahan Acuan pembanding ada beberapa material dengan konduktivitas
thermal seperti berikut:
jawaban
Jawaban
Jawaban
jawaban
BAB III
FLAST POINT DAN FIRE POINT
3.1 Tujuan
• Mengetahui titik nyala (Flast Point) dan titik bakar (Fire Point) dari bahan
bakar
• Mengetahui pengaruh aditif atau campuran lain terhadap titik nyala dan titik
bakar.
15
3.4 PROSEDUR PRAKTIKUM
1. Sebelum melakukan percobaan, semua komponen peralatan ada dalam
keadaan bersih (cup/cawan, stirrer).
2. Bahan bakar yang akan diuji dimasukkan kedalam cawan/cup sesuai dengan
ukuran yang ada pada cup/cawan. Tutup dari cup/cawan tidak boleh basah.
3. Cawan diletakkan pada alat, kemudian dipasang tutupnya. Stirrer
dihubungkan kemotor pengaduk (stirring motor), termometer harus dipasang
dengan baik.
4. Setelah alat-alat dengan baik terpasang lalu saklar stirrer dipasang.
5. Nyala api pemandu (pilot flame) dinyalakan dari aliran bahan bakar gas
dengan panjang nyala ± 4 mm dan disiapkan di mulut penutup celah
(shutter).
6. Nyalakan pemanas penutup sehingga suhu bahan bakar naik tidak lebih dari
5 0C/menit. (Prediksi terlebih dahulu karakter bahan bakar).
7. Operasikan alat penutup celah (shutter) sehingga api pemandu turun/masuk
kedalam cawan/cup. Dan biarkan ± 1 detik, setelah itu kembalikan shutter
pada posisi semula. Cara mengoperasikan shutter adalah dengan memuntir
knop hitam searah jarum jam ± 150
8. Apabila saat api pemandu masuk kedalam uap bahan bakar “tersulut” maka
suhu yang terbaca pada termometer adalah flash point bahan bakar uji.
9. Prosedur nomor 7 diatas dilakukan lagi untuk setiap kenaikan suhu
40C/menit hingga titik nyala tercapai.
10. Apabila flash point yang tercapai pada prosedur nomor 7 diatas dilanjutkan
hingga tercapai fire point (suhu pada mana uap bahan bakar akan
terbakar/nyala secara tetap).
11. Hentikan pemanasan (heater dimatikan) dan prosedur nomer 7 dilakukan lagi
untuk penambahan aditif, hingga tercatat kembali, fire point dan flash point.
12. Pengujian dilakukan berkali-kali, minimum 3 kali untuk satu bahan bakar.
13. Pengujian selesai, padamkan api pemandu, bersihkan semua alat hingga
benar-benar kering.
16
3.5 PENGUMPULAN DATA
Data yang dicatat dalam pengujian
66 4
66 12
3.6 Tugas
1. Buatlah grafik hubungan jumlah zat aditif dan temperatur untuk flash point
dan fire point!
2. Berilah penjelasan/analisa hasil pengujian!
17
Jawaban
18
Jawaban
19
Jawaban
20
BAB IV
IMPACT JET
4.1 Tujuan
1. Untuk mengetahui gaya yang dihasilkan oleh sebuah jet air yang menumbuk
permukaan sebuah pelat atau pembelok yang merupakan laju perubahan
momentum.
2. Mengetahui perbedaan gaya yang dihasilkan dengan pembelok yang berbeda.
3. Menambah pengetahuan cara kerja alat dan pengoprasian alat uji.
4. Membandingkan sekaligus membuktikan teori-teori yang didapat dibangku
kuliah, dengan kenyataan dilapangan.
18
Bila k = ρ A dan n = 2 (untuk kedua nozzle)
Maka akan diperoleh:
a. Untuk nozzle 8 mm maka k = 0,0502
b. Untuk nozzle 5 mm maka k = 0,0196
F= m V sin θ
Dimana:
•
m= ρ A V
sin θ = 0,707
Komponen vertikal searah jet (tumbukan) S:
S = F sin θ
•
= m V sin θ sin θ
•
= m V sin2 θ
Maka
S = ρ A V2 sin2θ
Sehingga k = ρ A sin2θ dan n = 2 (untuk ke dua nozzle)
4.3 PERHITUNGAN-PERHITUNGAN
a). Bidang Tumbuk Datar
Secara Teoritis:
Dengan perhitungan, F = ρ A V2 Newton
2
Nozzle 5 mm, F = V
50,9
2
Nozzle 8 mm, F = V
19,9
Hasil percobaan (dari kertas grafik)
Nozzle 5 mm, log F = m log V + C
Bila log F = +1 dan log F = -1 maka:
1 = m 2,53 + log C
- 1 = m 1,44 + log C
Maka diperoleh m = 1,83 sehingga log C = - 3,6299
19
Jadi
V 1,83
F=
37,7
V 1,90
Cara yang sama untuk nozzle 8 mm, didapat F =
15,7
b). Bidang Tumbuk Conical
Dengan perhitungan, F = ρ A V2 sin θ
V2
Nozzle 5 mm, F =
72
V2
Nozzle 8 mm, F =
28
Hasil percobaan (dari kertas grafik)
Nozzle 5 mm, log F = m log V + C
Bila log F = +1 dan log F = -1 maka:
1 = m 3,15 + log C
- 1 = m 1,95 + log C
Maka diperoleh m = 1,67 sehingga log C = - 4,2605
V 1,67
Sehingga F =
71
Cara yang sama untuk nozzle 8 mm adalah;
V 1,82
F=
44
c). Bidang Tumbuk Hemispherical
Dengan perhitungan, F = 2 ρ A V2
V2
Nozzle 5 mm, F =
25,25
V2
Nozzle 8 mm, F =
9,9
Hasil percobaan (dari kertas grafik)
Nozzle 5 mm, log F = m log V + C
Bila log F = +1 dan log F = -1 maka:
1 = m 2,32 + log C
- 1 = m 1,24 + log C
Maka diperoleh m = 1,85 sehingga log C = - 3,2963
V 1,85
Sehingga F =
27
Cara yang sama untuk nozzle 8 mm adalah;
V 1,92
F=
10,2
20
4.4 ALAT-ALAT PRAKTIKUM
a. Vane type : Flat, Conical, hemispherical
b. Nosel : 5 mm dan 8 mm
c. Massa : 3,0 kgm
d. Impact jet : Panjang 225 mm, Lebar 160 mm dan tinggi 450 mm
e. Stop watch
21
Keterangan
a) Bidang tumbuk datar yang ditumbuk oleh gaya sebesar F.
b) Bidang tumbuk hemispherical yang ditumbuk oleh gaya yang sama.
c) Nozzle dengan diameter 5 mm dan 8 mm.
4.6 TUGAS
1. Buatlah tabel hasil-hasil percobaan
2. Buatlah grafik hubungan F dengan V untuk masing-masing bidang
tumbukan
3. Buatlah tabel hasil-hasil perhitungan
4. Analisalah hasil pecobaan dan perhitungan yang telah diperoleh!
22
Tabel 4.2 Hasil perhitungan percobaan
No Balance Pressure Debit Kecepatan Gaya F
Weight (bar) (liter/min) jet (m/s) (N)
(gram)
1
23
Jawaban
24
Jawaban
25
Jawaban
26