Anda di halaman 1dari 16

ANALISA PERENCANAAN TULANGAN PADA KOLOM

BERDASARKAN DIAGRAM INTERAKASI KOLOM


1Lia Lilyana Ariani
2
Tri Handayani, ST., MT.

1Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan


Perencanaan Universitas Gunadarma
Email: alialilyana7@gmail.com
2Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan Universitas Gunadarma
Email: t_handayani@staff.gunadarma.ac.id

ABSTRAK

Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul
beban dari balok. Fungsi kolom yaitu sebagai penerus beban seluruh bangunan ke
fondasi. Ibaratnya, kolom adalah rangka tubuh manusia yang memastikan sebuah
bangunan dapat berdiri. Kolom juga termasuk struktur utama untuk meneruskan
beban bangunan dan beban hidup (beban manusia dan barang-barang) serta beban
angin. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan cara perencanaan kolom
dengan menggunakan diagram interaksi . Kekuatan pada kolom berhubungan
dengan gaya aksial dan momen yang disatukan dalam bentuk diagram interaksi.
Pembahasan meliputi pengecekan ulang kapasitas kolom dari data kolom yang
telah direncanakan oleh pihak proyek, kemudian kapasitas tersebut ditampilkan
dalam diagram interaksi. Penampang kolom yang ditinjau berukuran 900 mm ×
900 mm dengan f’c = 45 MPa dan fy = 400 MPa. Hasil perhitungan yang
diperoleh yaitu kondisi aksial murni ØPn = 24.293,848 kN, kondisi beban
seimbang pada jarak 494,700 mm dengan ØPn = 8.233,372 kN dan ØMn =
3.294,381 kNm, dan kondisi beban pada jarak 141,148 dengan ØPn = 0,000
dengan ØMn = 723,700 kNm. Hasil perhitungan tersebut kemudian diplotkan ke
dalam diagram interaksi kolom dan didapatkan hasil diagram kuat rencana berada
di dalam diagram kuat nominal. Maka dari itu, penampang kolom dengan ukuran
tersebut mampu menahan gaya aksial dan momen dengan baik.

Kata kunci: Metode, Kolom, Diagram Interaksi

ABSTRACT
Column is a vertical compression rod of the structural frame that carries the
load from the beam. The function of the column is to transmit the load of the entire
building to the foundation. It is like a column is a human body frame that ensures a
building can stand. Columns also include the main structure for forwarding building

1
loads and live loads (human and material loads) as well as wind loads. This study aims to
find a column planning method using interaction diagrams. The force in the column is
related to the axial force and the moment which are put together in the form of an
interaction diagram. The discussion includes rechecking the column capacity from the
column data that has been planned by the project party, then this capacity is shown in the
interaction diagram. The section of the column under review measures 900 mm × 900
mm with f'c = 45 MPa and fy = 400 MPa. The calculation results obtained are pure axial
condition ØPn = 24,293,848 kN, balanced load condition at a distance of 494,700 mm
with ØPn = 8,233,372 kN and ØMn = 3,294,381 kNm, and load condition at a distance
of 141,148 with ØPn = 0,000 with ØMn = 723,700 kNm. The calculation results are then
plotted into the column interaction diagram and the results of the plan strength diagram
are in the nominal strength diagram. Therefore, the column section with this size is able
to withstand axial and moment forces well.

Keywords: Method, Column, Interaction Diagram

PENDAHULUAN
Struktur bangunan adalah bagian dari sebuah sebuah sistem bangunan yang
bekerja untuk menyalurkan beban yang diakibatkan oleh adanya bangunan di atas tanah.
Umumnya, struktur bangunan terdiri dari struktur bawah dan struktur atas. Struktur
bawah merupakan bagian struktur yang berfungsi untuk menerima atau menahan beban-
beban yang disalurkan dari beban struktur atas, kemudian beban-beban tersebut
disalurkan ke fondasi. Struktur atas yaitu struktur bangunan yang menopang pada
struktur bawah, misalnya kolom, balok, dan pelat lantai.
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban
dari balok. Fungsi kolom yaitu sebagai penerus beban seluruh bangunan ke fondasi.
Ibaratnya, kolom adalah rangka tubuh manusia yang memastikan sebuah bangunan dapat
berdiri. Kolom juga termasuk struktur utama untuk meneruskan beban bangunan dan
beban hidup (beban manusia dan barang-barang) serta beban angin.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan cara perencanaan kolom dengan
menggunakan diagram interaksi, penelitian diharapkan bermanfaat sebagai salah satu
acuan atau contoh didalam perencanaan kolom untuk mendapatkan kolom yang kuat dan
sesuai dengan perencanaan awal

TINJAUAN PUSTAKA
Beton bertulang adalah gabungan antara beton dan tulangan baja. Beton
merupakan campuran antara semen, pasir, kerikil, dan air yang setelah mengeras
membentuk massa yang padat. Maka dari itu, beton bertulang adalah beton yang
diberi tulangan dengan luas dan jumlah tulangan tertentu untuk mendapatkan
penampang yang berdasarkan asumsi bahwa kedua material bekerja bersama-
sama dalam menahan gaya yang bekerja.

2
Struktur pada kolom terdiri besi dan beton. Besi dan beton merupakan
gabungan material yang tahan terhadap tarik dan tekan. Besi adalah material yang
tahan tarikan, sedangkan beton adalah material yang tahan tekanan. Gabungan
kedua material tersebut dalam struktur beton memungkinkan kolom atau bagian
struktural lain seperti sloof dan balok bisa menahan gaya tekan dan gaya tarik
pada bangunan. Data kolom yang akan digunakan untuk perhitungan diagram
interaksi yaitu sebagai berikut:

Tabel 1 Klasifikasi Jenis Kolom dan Diameter


No. Jenis Dimensi Tulangan Utama Tulangan Sengkang
Kolom
Jumlah Diameter Tumpuan Lapangan
(mm) (mm)
Segi
1. 900 × 900 36 D25 D13 - 100 D13 - 150
Empat

Tipe-tipe Kolom
Secara umum, kolom beton bertulang ada 3 macam menurut bentuknya,
yaitu sebagai berikut:
1. Kolom berbentuk bujur sangkar atau persegi panjang dengan tulangan
memanjang dan pengikat lateral terpisah (sengkang). Kolom dengan
bentuk bujur sangkar merupakan bentuk yang paling banyak digunakan,
mengingat pembuatannya mudah dan perencanaannya relatif sederhana.
2. Kolom berbentuk lingkaran dengan tulangan melingkar dengan pengikat
lateral melingkar (spiral). Kolom dengan bentuk lingkaran memiliki
bentuk yang lebih bagus daripada bentuk yang lainnya, namun
pembuatannya lebih sulit.
3. Kolom komposit yaitu kolom yang terdiri dari beton bertulang dan diisi
dengan profil baja.

Gambar 1. Jenis-jenis Kolom


3
Diagram Interaksi Kolom
Diagram interaksi kolom adalah diagram yang menyatakan hubungan
kombinasi antara beban aksial dan momen lentur. Besarnya beban aksial dan
momen lentur yang mampu ditahan oleh kolom tergantung dari dimensi dan
pembesiannya. Diagram interaksi dibuat dengan menggunakan dua buah sumbu,
yang masing-masing sumbu menggambarkan besaran gaya aksial dan besaran
momen yang terjadi. Contoh diagram interaksi kolom dapat dilihat pada Gambar
dibawah ini.

Gambar 2 . Hubungan Antara Momen Lentur dengan Beban Aksial


Sumber: Dewi Ayu, 2011

Gambar 3. Diagram Interaksi Kolom M P

METODE PERHITUNGAN DIAGRAM INTERAKSI KOLOM

Mulai

f’c,fy,b,h,d’,Es
4
As = /4 × db2 × n
A’s = /4 × db2 × nt
Ast = As + A’s
Ag = b × h
Pno = (0,85 × f’c ) × (Ag Ast) + (fy ×Ast)]

600 × d
Cb =
600 + f y

Hitung β1

fc’ ≤ 30,000 MPa, β1 = 0,850


58,000 MPa > fc’ > 30,000 MPa,
β1 = 0,850 0,050 ×
fc’ ≥ 58,000 MPa, β1 = 0,650

a b = β1 ×
cb

εy =

0,003× (c - d' )
εs =
c
f’s = Es . εs

Tegangan di Cc
fc’ × β1 atau f’’c
Tegangan di bagian tekan:
εs < εy , fs =
εs > εy, fs = fy f”c
Tegangan di bagian tarik:
εs < εy, fs = Es × εs
εs > εy, fs = fy
(satuan dalam MPa)

Pnb = (β1× fc’ × ab × b) + (As’ × fs’) (As × fs)

Mnb = (0,850 × fc’ × ab × b) × + (As’ × fs’) × (x d’) + (As × fs) × (d’ x)

eb =

Ʃ Pn = 0,000 maka,
kolom dalam kondisi 5
lentur murni
A = 0,85 β1 f’c b
B = (600A’s) – (0,85 f’c A’s) – (fy As)
D = - (600 A’s d’)

c =  B  B  4 AD
2

2A

Selesai

Gambar 4. Diagram alir perencanaan kolom berdasarkan diagram interaksi


PEMBAHASAN
Perhitungan Diagram Interaksi Kolom
Data kolom yang diketahui sebagai berikut:
Kolom berbentuk persegi dengan dimensi 900 mm × 900 mm (36D25), fc’ = 45
MPa, fy = 400 MPa, d’ = 50 mm, Es = 2,000 105 MPa, d’’ = 450 mm
1. Menghitung nilai Ac, , fc’’, dan
Ac =b×h
= 900 × 900
= 810.000 mm2
Dikarenakan fc’ = 45 MPa, maka:

= 0,743 MPa
fc’’ =
= 0,850 45 MPa
= 38,250 MPa

= 0,002
2. Menghitung luas baja tulangan

6
Diameter = 25 mm
As =

= 490,874 mm2
As1 dan As9 = 11,000 × As
= 11,000 × 490,874
= 5399,612 mm2
As2 = 2 × As
= 2 × 490,874
= 981,748 mm2 (As2 = As3 = As4 = As5 = As6 = As7 =
As8 )
Ast = 36 × As
= 36 × 490,874
= 17.671,459 mm2
3. Perhitungan kuat rencana
Menghitung kapasitas aksial murni (kolom yang menerima beban aksial
sentris)

= (0,850 45) (810.000 17.671,459) +


(17671,459 400)
= 37.375.150,176 N
= 37.375,150 kN
Menghitung kondisi balance (kolom yang menerima lentur dan aksial)
cb = ;d=h (ds’ + Øbegel + )

= 494,700 mm
ab = × cb
= 0,743 × 494,700
= 367,491 mm

7
Perhitungan pada kondisi Cc, yaitu sebagai berikut:
Tegangan = fc’’
= 38,250 MPa
Gaya internal = 0,850 × fc’ × ab × b
= (0,850 × 45 × 367,491 × 900)
= 12.650.892,429 N (minus tanda tekan)
Lengan ke O = d’’

= 450

= 266,254 mm
Momen internal = (gaya internal × lengan ke O)
= ( 12.650.892,429 × 266,254)
= 3.368.354.327,218 Nmm
Perhitungan pada lapis beton 9 atau Cs1, yaitu sebagai berikut:
x = 75,5 mm
As1 = 5399,612 mm2
d’’ = 450 mm
Regangan

= 0,0025
Dikarenakan Ɛs > Ɛy lalu dalam kondisi tekan, maka fs = fy fc”
Tegangan = 400 38,250
= 361,750 MPa
Gaya internal = tegangan × As1
= (361,750 MPa × 5399,612 mm2)
= 1.953.309,776 N (minus tanda tekan)
Lengan ke O = d’’ x
= 450 mm 75,5 mm
= 374,500 mm
Momen internal = gaya internal × lengan ke O

8
= 1.953.309,776 N × 374,500 mm)
= 731.514.511,135 Nmm
Perhitungan keseimbangan gaya vertikal dan momen keseluruhan pada
kondisi balance, yaitu sebagai berikut:
Pnb = (Cc + Cs1 + Cs2 + Cs3 + Cs4 + Cs5 )
(Ts1 + Ts2 + Ts3 + Ts4)
= 12.666.725,789 N
= 12.666,726 kN
Mnb = keseluruhan momen dari lapis Cc sampai Ts
= 5.068.278.134,506 N
= 5.068,278 kN
Menghitung kondisi lentur murni (kolom yang menerima lentur murni)
c = 141,148 mm (trial error)
ab = ×c
= 0,743 × 141,148
= 104,853 mm
Pn = 0,000
Mn = keseluruhan momen dari lapis C c sampai Ts
= 1.113.385.333,255 N
= 1.113,385 kN
4. Tabel perhitungan diagram interaksi kuat rencana
Data-data kolom yang digunakan dalam perhitungan diagram interaksi
kuat rencana yaitu :
Tabel 2. Rekapitulasi Perhitungan Diagram Interaksi Kuat Rencana
No. c Pn Mn

(mm) (kN) (kNm)


1. 0,000 37.375,150 0,000
2. 494,700 12.666,726 5.068,278
3. 141,148 0,000 1.113,385

Berdasarkan perhitungan pada Tabel 5.3 didapatkan hasil diagram


interaksi kuat rencana, yaitu sebagai berikut:

9
a. Saat kolom dalam kondisi aksial murni, kolom hanya mendapatkan beban
aksial tepat di pusat berat kolom. Maka dari itu, kolom pada jarak 0,000
mm didapatkan nilai P n sebesar 37.375,150 kN dan nilai Mn sebesar
0,000 kNm.
b. Saat kolom dalam kondisi seimbang didapatkan titik seimbang pada jarak
494,700 mm dengan nilai Pn sebesar 12.666,726 kN dan nilai Mn sebesar
5.068,278 kNm.
c. Saat kolom dalam kondisi lentur murni, kolom hanya menerima momen
lentur dan tidak ada gaya aksial yang bekerja. Maka dari itu, kolom pada
jarak 141,148 mm didapatkan nilai Pn sebesar 0,000 kN dan nilai Mn
sebesar 1.113,385 kNm.
5. Tabel perhitungan diagram interaksi kuat nominal
Perhitungan diagram interaksi kuat nominal yaitu hasil perkalian antara
diagram interaksi kuat rencana dengan faktor reduksi sebesar 0,650. Faktor
reduksi sebesar 0,650 karena menggunakan tulangan pengikat sengkang. Berikut
ini rekapitulasi perhitungan diagram interaksi kuat nominal
Tabel 3. Rekapitulasi Perhitungan Diagram Interaksi Kuat Nominal
No. c ØPn ØMn

(mm) (kN) (kNm)


1. 0,000 24.293,848 0,000
2. 494,700 8.233,372 3.294,381
3. 141,148 0,000 723,700

Berdasarkan perhitungan pada Tabel 5.4 didapatkan hasil diagram


interaksi kuat nominal, yaitu sebagai berikut:
a. Saat kolom dalam kondisi aksial murni, kolom hanya mendapatkan beban
aksial tepat di pusat berat kolom. Maka dari itu, kolom pada jarak 0,000
mm didapatkan nilai ØPn sebesar 24.293,848 kN dan nilai ØMn sebesar
0,000 kNm.
b. Saat kolom dalam kondisi seimbang didapatkan titik seimbang pada jarak
494,700 mm dengan nilai ØPn sebesar 8.233,372 kN dan nilai ØMn
sebesar 3.294,381 kNm.

10
c. Saat kolom dalam kondisi lentur murni, kolom hanya menerima
momen lentur dan tidak ada gaya aksial yang bekerja. Maka dari itu,
kolom pada jarak 141,148 mm didapatkan nilai ØPn sebesar 0,000 kN
dan nilai ØMn sebesar 723,700 kNm.

11
Tabel 4. Rekapitulasi Perhitungan Kondisi Balance

c = cb 494,700 mm
a = ab 367,491 mm
Lapis n x D As Regangan Tegangan Gaya Internal Lengan ke O Momen Internal
Beton
(mm) (mm) (mm2) (Mpa) (N) (mm) (Nmm)
38,250 -12.650.892,429 266,254 3.368.354.327,218
9,000 11,000 75,500 25,000 5399,612 -0,0025 361,750 -1.953.309,776 374,500 731.514.511,135
8,000 2,000 235,500 25,000 981,748 -0,0016 276,122 -271.082,480 214,500 58.147.191,990
7,000 2,000 300,500 25,000 981,748 -0,0012 197,287 -193.685,754 149,500 28.956.020,209
6,000 2,000 375,500 25,000 981,748 -0,0007 106,322 -104.381,839 74,500 7.776.447,008
5,000 2,000 450,000 25,000 981,748 -0,0003 15,965 -15.673,284 0,000 0,000
4,000 2,000 524,500 25,000 981,748 0,0002 36,143 35.483,422 74,500 2.643.514,952
3,000 2,000 599,500 25,000 981,748 0,0006 127,107 124.787,337 149,500 18.655.706,890
2,000 2,000 664,500 25,000 981,748 0,0010 205,943 202.184,063 214,500 43.368.481,575
1,000 11,000 824,500 25,000 5399,612 0,0020 400,000 2.159.844,949 374,500 808.861.933,529
TOTAL 12.666.725,789 5.068.278.134,506
12.666,726 kN 5.068,278 kNm
12
Tabel 5. Rekapitulasi Perhitungan Kondisi Lentur Murni

c= 141,148 mm
a= 104,853 mm
Lapis n x D As Regangan Tegangan Gaya Internal Lengan ke O Momen Internal
Beton

(mm) (mm) (mm2) (Mpa) (N) (mm) (Nmm)


38,250 -3.609.557,640 397,574 -1.435.064.825,342
9,000 11,000 75,500 25,000 5399,612 -0,0014 240,810 -1.300.282,152 374,500 -486.955.665,985
8,000 2,000 235,500 25,000 981,748 0,0020 401,077 393.756,310 -214,500 -84.460.728,481
7,000 2,000 300,500 25,000 981,748 0,0034 400,000 392.699,082 -149,500 -58.708.512,714
6,000 2,000 375,500 25,000 981,748 0,0050 400,000 392.699,082 -74,500 -29.256.081,587
5,000 2,000 450,000 25,000 981,748 0,0066 400,000 392.699,082 0,000 0,000
4,000 2,000 524,500 25,000 981,748 0,0081 400,000 392.699,082 74,500 29.256.081,587
3,000 2,000 599,500 25,000 981,748 0,0097 400,000 392.699,082 149,500 58.708.512,714
2,000 2,000 664,500 25,000 981,748 0,0111 400,000 392.699,082 214,500 84.233.953,024
1,000 11,000 824,500 25,000 5399,612 0,0145 400,000 2.159.844,949 374,500 808.861.933,529
TOTAL 44,043 1.113.385.333,255
0,044 kN 1.113,385 kNm
13
Rumus Perhitungan

cb = (mm)

d =h (ds’ + Øbegel + )

ab = × cb (mm)
= 0,850 untuk fc’ ≤ 30 MPa
= 0,650 untuk fc’ ≥ 58 MPa

untuk 58 MPa > fc’ > 30 MPa

As = luas baja tulangan × jumlah lapis beton (n) (mm2)


Regangan =

Tegangan (MPa)
Kondisi Cc, fs = fc”
Kondisi tekan
Ɛs > Ɛy maka, fs = fy fc”

Ɛs < Ɛy maka, fs = fc”

Kondisi tarik
Ɛs > Ɛy maka, fs = Es × Ɛs
Ɛs < Ɛy maka, fs = fy
Gaya internal (N)
14

Kondisi Cc = 0,850 × fc’ × a × b


Kondisi tekan & tarik = tegangan × As
Pn = keseluruhan gaya internal dari Cc sampai T s
Lengan ke O (mm)
Kondisi Cc =

Kondisi tekan =

Kondisi tarik =

Momen internal = gaya internal × lengan ke O (Nmm)


Mn = keseluruhan momen internal dari C c sampai Ts
Gambar 5. Diagram Interaksi Hubungan antara Mn dengan Pn
Berdasarkan hasil plot dari perhitungan kondisi aksial murni, kondisi
balance, dan lentur murni, didapatkan hasil diagram kuat rencana berada di dalam
diagram kuat nominal. Maka dari itu, kolom dengan penampang 900 mm × 900
mm mampu menahan gaya aksial dan momen lentur dengan baik.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil perhitungan dan perencanaan diperoleh kesimpulan sebagai
berikut :
1. Hasil dari perencanaan diperoleh diagram interaksi kuat rencana sebagai
berikut:
- Saat kolom dalam kondisi aksial murni, kolom hanya mendapatkan beban
aksial tepat di pusat berat kolom. Maka dari itu, kolom pada jarak 0,000
15

mm didapatkan nilai P n sebesar 37.375,150 kN dan nilai Mn sebesar 0,000


kNm.
- Saat kolom dalam kondisi seimbang didapatkan titik seimbang pada jarak
494,700 mm dengan nilai Pn sebesar 12.666,726 kN dan nilai Mn sebesar
5.068,278 kNm.
- Saat kolom dalam kondisi lentur murni, kolom hanya menerima momen
lentur dan tidak ada gaya aksial yang bekerja. Maka dari itu, kolom pada
jarak 141,148 mm didapatkan nilai P n sebesar 0,000 kN dan nilai Mn
sebesar 1.113,385 kNm.
2. Hasil plot dari perhitungan kondisi aksial murni, kondisi balance, dan
lentur murni, didapatkan hasil diagram kuat rencana berada di dalam
diagram kuat nominal. Maka dari itu, kolom dengan penampang 900 mm ×
900 mm mampu menahan gaya aksial dan momen lentur dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Standarisasi Nasional. 2013. Beban Minimum Untuk Perancangan


Bangunan Gedung dan Struktur Lain (SNI 03-1727-2013). Jakarta

Badan Standarisasi Nasional. 2013. Persyaratan Beton Struktural Untuk


Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2013). Jakarta

Istimawan Dipohusodo, Struktur Beton Bertulang Berdasarkan SK SNI T-15-


1991-03 Departemen Pekerjaan Umum RI. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Nawy, G. Edward. 2009. Reinforced Concrete : A Fundamental Approach. Sixth
Edition. Pearson Education Inc. Upple Saddle River, New Jersey.
16

Anda mungkin juga menyukai