Anda di halaman 1dari 24

Soal

Buatlah materi singkat, lengkap dengan contoh soalnya dari materi berikut
ini :

1. Tegangan
2. Regangan
3. Tegangan Lentur
4. Tegangan Geser
5. Torsi

Penyelesaian :

1. Tegangan

Perubahan bentuk dan ukuran benda bergantung pada arah dan letak gaya luar
yang diberikan. Ada beberapa jenis deformasi yang bergantung pada sifat elastisitas
benda, antara lain tegangan (stress) dan regangan (strain). Perhatikan Gambar yang
menunjukkan sebuah benda elastis dengan panjang L0 dan luas
penampang A diberikan gaya F sehingga bertambah panjang ΔL . Dalam keadaan ini,
dikatakan benda mengalami tegangan.
Tegangan menunjukkan kekuatan gaya yang menyebabkan perubahan bentuk
benda. Tegangan (stress) didefinisikan sebagai perbandingan antara gaya yang
bekerja pada benda dengan luas penampang benda. Secara matematis dituliskan:

σ = F/A
dengan:
 σ = tegangan (Pa)
 F = gaya (N)
 A = luas penampang
CONTOH SOAL
1.

Suatu batang baja berpenampang lingkaran mempunyai panjang = 40 m dengan diameter


= 8 mm. Diujung bawahnya dibebani suatu benda yang mempunyai berat 1,5kN. Tentukan
tegangan maksimal yang terjadi pada batang baja dengan memperhitungkan berat sendiri batang
baja. Diketahui berat jenis baja = 77kN/m2

= 77 . 40 + 0,02983
= 3080 kN/m2 + 0,02983 kN/mm2
= 0,003080 kN/mm2 + 0,02983 kN/mm2 1 Mpa = 1 N/mm2
= 3,08 Mpa + 29,83

= 32,91 Mpa
2. Tali nilon berdiameter 2 mm ditarik dengan gaya 100 Newton. Tentukan tegangan tali!
Pembahasan
Diketahui :
Gaya tarik (F) = 100 Newton
Diameter tali (d) = 2 mm = 0,002 meter
Jari-jari tali (r) = 1 mm = 0,001 meter
Ditanya : Tegangan tali
Jawab :
Luas penampang tali :

Tegangan tali :
2. Regangan

Regangan didefinisikan sebagai hasil bagi antara pertambahan panjang dengan panjang
awal.Contohnya benda yang menggantung pada tali, menimbulkan gaya tarik pada tali,
sehingga tali memberikan perlawanan berupa gaya dalam yang sebanding dengan berat beban
yang dipikulnya (gaya aksi = reaksi). Respon perlawanan dari tali terhadap tali yang bekerja
padanya akan mengakibatkan tali menegang sekaligus juga meregang sebagai efek terjadinya
pergeseran internal ditingkat atom sehingga tali mengalami pertambahan panjang.

Jika tali mengalami pertambahan sejauh Δl dari yang semula sepanjang L, maka regangan
yang terjadi pada tali merupakan perbandingan antara penambahan panjang yang terjaditerhadap
panjang mula-mula dari tali dan dinyatakan sebagai berikut :
𝑃𝐸𝑅𝑇𝐴𝑀𝐵𝐴𝐻𝐴𝑁 𝑃𝐴𝑁𝐽𝐴𝑁𝐺
Regangan = 𝑃𝐴𝑁𝐽𝐴𝑁𝐺 𝑀𝑈𝐿𝐴−𝑀𝑈𝐿𝐴

dimana :
ΔL = perubahan panjang (perpanjangan) …………… (satuan panjang)
L = panjang awal (panjang semula) …………… (satuan panjang

karena pembilang dan penyebutnya memiliki satuan yang sama, maka regangan adalah
sebuahnilai nisbi, yang dapat dinyatakan dalam persen dan tidak mempunyai satuan.Regangan
(Strain) Regangan adalah “Perbandingan antara pertambahan panjang (ΔL) terhadap panjang
mula-mula (L)” Regangan dinotasikan dengan ε dan tidak mempunyai satuan.

Regangan dapat dikelompokan menjadi 2 jenis yaitu:

 Regangan Normal
 Regangan Geser

Regangan normal biasanya disebut dengan regangan, terjadi jika berhubungan dengan
tegangan normal. Regangan merupakan besaran tak berdimensi dan disimbolkan dengan Є
(epsilon). Perubahan panjang akibat beban pada regangan ditunjukan oleh Δ (delta). Sehingga :
Є=ΔL/L

Dimana :
Δ = Perubahan panjang.
L = panjang awal
Lo = panjang akhir.

Regangan Geser adalah regangan yang terjadi akibat tegangan geser. Tegangan geser
tidak mempunyai kecenderungan untuk memperpanjang atau memperpendek elemen dalam
arah x, y, dan z , tetapi tegangan geser akan menghasilkan perubahan bentuk seperti terlihat
pada gambar dibawah ini.

Regangan geser :
ϒ = σ xy/G ( % )
ϒ = σ yz/G ( rad)
Dimana :
G = konstanta perbandingan elastisitas Modulus Geser.

Regangan geser disimbolkan dengan ϒ (gamma), yang merupakan perubahan bentuk


pada gambar diatas. Satuan regangan geser adalah radian. Sehingga regangan geser dapat
dinyatakan dengan :
Regangan geser :
G = E/ ( 2( 1-V)
E = σ/Є
Dimana :
E = Modulus Young bahan.
V = konstanta kenyal bahan.
CONTOH SOAL REGANGAN

1. Sebuah batang dari baja dengan panjang 1 m dan penampang 20mm × 20 mm


mendapat gaya tarik sebesar 40 kN. Carilah perpanjangan batang, jika modulus
elastisitas material batang adalah 200 GPa.

PENYELESAIAN

Diketahui: panjang (l) = 1 m = 1 ×103 mm


luas penampang (A) = 20 × 20 = 400 mm2
gaya tarik (P) = 40 kN = 40 ×103 N
Modulus elastisitas (E) = 200 GPa = 200 ×103 N/mm2
Perpanjangan batang:
𝑃.𝐼
δ l = 𝐴.𝐸
= (40 × 103) × (1 × 103)
400 × (200 × 103)
= 0, 5 mm

2. Silinder berlobang dengan panjang 2 m mempunyai diameter luar 50 mm dan diameter


dalam 30 mm. Jika silinder memikul beban sebesar 25 kN,carilah tegangan pada silinder.
Cari juga deformasi yang terjadi pada silinder jika harga modulus elastisitas material
silinder adalah 100 GPa.

PENYELESAIAN

Diketahui: panjang (l) = 2 m = 2 ×103 mm


diameter luar (D) = 50 mm
diameter dalam (d) = 30 mm
beban (P) = 25 kN = 25 ×103 N/mm2
modulus elastisitas (E) = 100 GPa = 100 ×103 N/mm2

Tegangan Pada Silinder

A = π/4 × (D2 − d2) = 3,14/4 × [(50)2 − (30)2] = 1257 mm2

dan tegangan pada silinder:

σ = P = 25 × 103 = 19, 9 N/mm2 = 19, 9 MPa


A 1257
Deformasi pada silinder

δl = P.l = (25 × 103) × (2 × 103) = 0, 4 mm


A.E 1257 × (100 × 103)

3. TEGANGAN LENTUR
Penjelasan mengenai tegangan lentur dapat dijabarkan melalui iustrasi yang dimuat
dalam beberapa point berikut :
1. Penampang-penampang sebuah balok yang tegak lurus sumbunya akan tetap merupakan
bidang datar setelah terjadi lenturan. Titik pangkal sumbu x,y,z adalah titik berat penampang
Sebelum balok dibebani, maka bidang ABCD (berimpit dengan bidang xy) merupakan persegi
seperti terlihat pada Gambar 6.1.a dan Gambar 6.1.b.Setelah balok dibebani maka balok akan
melengkung, titik A dan titik C saling mendekat, sedangkan titik B dan titik D saling menjauh,
dapat dilihat pada Gambar 6.1.c. Dengan demikian serat atas balok mengalami tegangan tekan
dan serat bawah balok mengalami tegangan tarik. Batas antara tegangan tekan dengan
tegangan tarik disebut garis netral, pada Gambar 6.1.b, garis netral digambarkan oleh sumbu x

bidang ABCD

(a)

A C
A C

x M M
B D

B D

(b) (c)

Gambar 6.1. Sifat Balok dalam Lentur

2. Pada balok yang mengalami lentur, regangan yang terjadi pada penampang berbanding
langsung dengan jaraknya ke garis netral.
Perhatikan kembali Gambar 6.1.b dan Gambar 6.1.c, pada AC terjadi regangan sebesar

AC
 AC 
AC

demikian pula pada BD akan terjadi regangan sebesar

BD
 BD 
BD

Semakin dekat ke garis netral maka nilai regangan akan semakin kecil, dan nilai regangan nol
pada garis netral, seperti terlihat pada Gambar 6.2.

maks

grs netral
maks

Gambar 6.2. Regangan Pada Penampang Balok

3. Tegangan normal yang diakibatkan oleh lentur berubah secara linier dengan jaraknya ke garis
netral.
Sesuai dengan hokum Hooke, nilai tegangan akan berbanding lurus dengan regangan. Dengan
demikian semakin dekat ke garis netral nilai tegangan akibat lentur akan semakin kecil dan nol
pada garis netral, terlihat pada Gambar 6.3.

(a)

(b)

Gambar 6.3. Distribusi Tegangan Akibat Lentur


Diagram tegangan pada balok yang mengalami lentur merupakan benda tegangan dengan arah
tegangan sesuai dengan arah momen yang bekerja, pada momen positip serat atas akan
tertekan dan serat bawah akan tertarik seperti terlihat pada Gambar 6.3.a. Namun diagram
benda tegangan biasanya digambar seperti pada Gambar 6.3.b

Rumus Tegangan Lentur

y
y -  maks y
c

M x z dA y

garis netral

dA -y

y
 maks
c

maks

Gambar 6.4. Tegangan Pada Lentur Murni

y
Tanda negatip pada  maks merupakan serat tekan, dan tanda positip untuk serat tarik, demikian pula
c
halnya dengan nilai y, pada serat tekan bertanda positip dan pada serat tarik bertanda negatip.

Gaya = Tegangan x Luas penampang


y
Tegangan = -  maks (dapat juga diambil tanda positip)
c

Luas penampang = dA

y
Maka gaya = -  maks dA
c

 Fx = 0

y
 c 
A
maks .dA  0

 maks

c  ydA  0
A

 ydA  yA  0  y adalah ordinat titik berat


A

Karena A tidak nol maka y harus nol.

Dengan demikian maka garis netral harus melalui titik berat penampang.

M=0

Mluar = Mdalam

 y 
M =  
A
c
 maks dA. y

 maks
M=  y
2
dA
c A

 maks
M=  Ix
c
M .c
 maks  
Ix

Tanda negatip dapat dihilangkan dan disesuaikan saja dengan tanda momen yang bekerja.
Apabila momen yang bekerja positip maka serat bawah tertarik, tegangan nya diberi tanda
positip, dan serat atas tertekan, tegangannya diberi tanda negatip.

Secara umum untuk tegangan sejauh y dari garis netral:

M .y

Ix

dengan:

 : tegangan normal akibat lentur


M : momen luar

Y : jarak tegangan yang ditinjau ke garis netral

Ix : momen inersia terhadap sumbu x

CONTOH SOAL TEGANGAN LENTUR


1. Diketahui suatu struktur dengan bentuk penampang seperti pada gambar di bawah
menahan momen lentur akibat beban luar sebesar 50000 kgcm. Hitung tegangan lentur
maksimum yang terjadi pada penampangtersebut.
PENYELESAIAN

( 6𝑋 2)13+( 10 𝑋 2 )7+( 10𝑋2 )1


Y= ( 6X2 )+( 10X2 )+ ( 10X2 )
Y = 6,08 cm
Y max = h – y = 14 – 6,08 = 7,92 cm
IXX = [1/12 . 6 . 23 + (6x2)(13-6,08)2] + [1/12 . 2 . 103 + (2x10)(7-6,08)2] +[1/12 . 10 . 23 +
(10x2)(6,08-1)2]
= 1285 cm4
𝑀 .𝑌 𝑚𝑎𝑥 5000 .7,92
Fmax = = 1285 = 308,2 kg/cm2.
I

2. Balok persegi dengan sisi 300 mm mempunyai panjang bentang 4 meter. Berapa besar
beban merata yang mampu ditahan balok tersebut jika tegangan yang terjadi tidak
boleh melampaui120 MPa.(I= 8x106 mm4)
JAWAB
b = d = 300 mm Y = 150 mm ( y = ½ d)
L=4m f max = 120 Mpa I = 8x106 mm4
M = 1/8 wL2= 1/8 x w x 42
= 2w Nm
𝑀 .𝑌 5000 .7,92
F = I = 1285 = 308,2 kg/cm2.
𝐹 .𝐼 120
M= = 1508x106 Nmm
Y
= 6,4x 103 Nm
2w = 6,4x 103 Nm → w = 3,2 KN/m.
4. Tegangan Geser
Menurut Frick (1978) Tegangan geser adalah tegangan yang terjadi
akibat ada dua arah gaya yang berlawanan dan tidak lurus bidang suatu
benda.
Menurut Gere (2003) Tegangan geser adalah tegangan yang bekerja
dalam arah tangensial terhadap penampang. Tegangan geser terjadi jika
suatu benda bekerja dengan dua gaya yang berlawanan arah, tegak lurus
sumbu batang, tidak segaris gaya namun pada penampangnya tidak
terjadi momen. Tegangan ini banyak terjadi pada konstruksi. Misalnya:
sambungan keling, gunting, dan sambungan baut.

Akibat aksi gaya tarik P, batang dan pengapit akan menekan baut dengan cara
tumpu sehingga menimbulkan tegangan tumpu (bearing stress). Selain itu batang dan
pengapit cenderung menggeser baut dan memotong baut, sehingga timbul tegangan
geser (shear stress) pada baut.
Persamaan tegangan geser dapat di tulis sebagai berikut :
Dalam dunia teknik sipil khususnya yang terjadi pada struktur bangunan, maka tegenagan geser
dapat dijabbarkan sebagai berikut:
CONTOH SOAL TEGANGAN GESER

1.

Dua buah pelat baja disambung dengan menggunakan baut berdiameter 20mm,
seperti gambar diatas, hitunglah tegangan geser rata-rata pada baut!

PENYELESAIAN

Dalam pelat terdapat dua penampang baut yang tergeser, sehingga luas penampang geser baut :

τ = 71,65 Mpa
2.Tegangan geser pada balok dapat dijelaskan dalanm contoh soal berikut
5. TORSI

Torsi (twist) atau momen puntir adalah momen yang bekerja terhadap sumbu longitudinal
balok/elemen struktur.Torsi dapat terjadi karena adanya beban eksentrik yang bekerja pada balok
tersebut.Selain itu,pada umumnya torsi dijumpai pada balok lengkung atau elemen struktur portal
pada ruang.Lihat gambar di bawah
Pada kasus-kasus tertentu, pengaruh torsi lebih menentukan dalam perencanaan
elemen struktur jika dibandingkan dengan pengaruh beban-beban yang lain, misalnya :
torsi pada kantilever (gambar(b)) atau torsi pada kanopi (gambar(d)).
Elemen beton selain menerima gaya lentur dan geser, juga
mengalami gaya torsi. Torsi didefinisikan sebagai bahan yang
menyebabkan elemen struktur terpuntir terhadap sumbu
memanjang elemen. Contoh elemen struktur yang mengalami torsi
antara lain adalah balok tepi dari suatu bangunan yang menerima
beban dari satu sisi. Gaya torsi yang bekerja harus ditahan oleh
tulangan geser dan tulangan memanjang.
Menurut SK-SNI-T-15-1991-03, untuk struktur yang mengalami
geser dan torsi, kuat torsi penampang beton adalah

untuk struktur yang mengalami aksial, kuat torsi penampang beton


adalah

Dimana
Tc = Kuat torsi yang disumbangkan beton
Vu = Gaya lintang
Tu – Momen torsi luar
x = dimensi lebih pendek dari suatu segmen penampang
y = dimensi lebih panjang dari suatu segmen penampang
Nu = Gaya aksial, bernilai negatif untuk gaya aksial tekan
Nu/Ag dinyatakan dalam MPa
Ag = Luas bruto penampang

Ct = faktor yang menghubungkan sifat tegangan geser


Apabila gaya torsi yang terjadi lebih besar dari kuat torsi beton, maka
perlu dipasang penulangan torsi

Dimana
Ts = Torsi yang mampu ditahan oleh tulangan geser torsi
At = Luas dari 1 kaki tulangan sengkang tertutup penahan torsi dalam
jarak s
fy = tegangan leleh baja tulangan geser torsi
X1 dan Y1 = dimensi lebar dan tinggi dari tulangan geser tertutup
penahan torsi

Tulangan memanjang penahan torsi selain tulangan geser untuk


menahan torsi, diperlukan juga tulangan memanjang yang
didistribusikan di sekeliling parameter sengkang tertutup. Kebutuhan
luasan tulangan memanjang penahan torsi adalah nilai terbesar dari

Dan
Jika dihitung dengan persamaan terakhir, tidak boleh melebihi

Anda mungkin juga menyukai