Anda di halaman 1dari 22

TEGANGAN PADA PEGAS HELIX :

Bila tarikan atau kompresi bekerja pada pegas ulir, besarnya momen puntir T (kg.mm) adalah
tetap untuk seluruh penampang kawat yang bekerja. Untuk diameter lilitan rata-rata (diukur pada
sumbu kawat) D (mm), berdasarkan kesetimbangan momen besar momen puntir tersebut adalah :

D T = W.

2
Jika diameter kawat adalah d(mm), maka besarnya momen puntir kawat yang
berkorelasi dengan tegangan geser akibat torsi (kg/mm2) dapat dihitung dari :

Torsi =

Sehingga,
d

Sedangkan tegangan geser langsung akibat beban W adalah :

Sehingga, tegangan geser maksimum yang terjadi di permukaan dalam


lilitan pegas ulir adalah :

( tegangan hanya mempertimbangkan pembebanan langsung)

K 8WD K 8WC
= =
d3 d2
(tegangan dengan mempertimbangkan efek lengkungan dan pembebanan )

D = diameter pegas rata-rata d = diameter of


the spring wire

n = jumlah lilitan aktif G = modulus


kekakuan W = Beban aksial
C = Spring index = D/d
= tegangan geser K = faktor Wah’l

K = 4C 1 + 0,615

4C 4 C

Defleksi pegas :
8WD3n 8WC3n
δ= d 4G = dG

Contoh Permasalahan :
1. Sebuah kumparan pegas kompresi yang terbuat dari baja paduan adalah memiliki spesifikasi
sebagai berikut: diameter koil = 50 mm; diameter kawat = 5 mm; Jumlah koil aktif = 20. Jika
spring dikenakan ke beban aksial dari 500 N; hitung tegangan geser maksimum (abaikan
pengaruh kelengkungan).

Jawab :
Diketahui

Sehingga, tegangan geser maksimum (mengabaikan pengaruh kelengkungan kawat) :

2. Sebuah pegas helik terbuat dari kawat dengan diameter 6 mm dan memiliki diameter luar dari
75 mm. Jika tegangan geser diperbolehkan 350 MPa dan modulus kekakuan 84 kN/mm2,
tentukan beban aksial dan defleksi per koil pegas. Jawab

dapat dicari diameter pegas


d = 6 mm, D = D0 – d = 75 – 6 = 69 mm

a. mengabaikan efek lengkungan :

Tegangan geser maksimum pada kawat adalah :

Kita ketahui persamaan defleksi adalah

Sehingga besarnya defleksi per koil pegas adalah :

b. mempertimbangkan efek lengkungan


kita ketahui besarnya Wahl’s stress factor adalah :
Tegangan geser maksimum pada kawat adalah :

Kita ketahui persamaan defleksi adalah

Sehingga besarnya defleksi per koil pegas adalah :

3. Rancanglah pegas yang digunakan untuk mengukur beban 0 sampai 1000 N, dimana defleksi
pegas 80 mm. Pegas akan dimasukkan ke dalam casing berukuran diameter 25 mm. Perkiraan
jumlah koil adalah 30. Modulus kekakuan adalah 85 kN/mm2. Hitunglah juga tegangan geser
maksimum.

Jawab :
Diketahui :

Agar pegas dapat masuk kedalam casing, maka diameter pegas < diameter casing.

Maka,……
Kita ketahui persamaan defleksi adalah

Selanjutnya, kita asumsikan jika besarnya d = 4 mm, maka,


Untuk mencari diameter luar pegas, dicari melalui persamaan :

Sehingga,

Besarnya Do lebih kecil daripada diameter casing, sehingga asumsi diameter coil sebesar 4
mm telah benar.

……………..
Selanjutnya besarnya tegangan geser maksimum adalah :

PEGAS TORSI HELIX

Gb. 7.4 pegas torsi helik Tegangan lentur dapat

dicari dengan persamaan :


Dimana :
M = momen lentur = W x y d = diameter
kawat
C 1
K = Faktor Wahl = 4C 2

4C 4C

Sudut defleksi :

l = panjang kawat n = jumlah


lilitan
defleksi,

Jika pegas berbentuk kotak , dimana lebar = b dan tebal = t, maka :

Dimana Wahl’s stress factor,

Sudut defleksi,

Dalam kasus pegas terbuat dari kawat persegi dengan tiap sisi sama dengan b, kemudian mengganti
t = b, persamaan diatas menjadi :
Contoh permasalahan :

1. Sebuah pegas torsi helik memiliki diameter 60 mm terbuat dari kawat berdiameter 6 mm. Jika
torsi sebesar 6 Nm diterapkan pada pegas, tentukan tegangan lentur dan sudut defleksi (derajat)
dari pegas.

Jika diketahui indeks pegas adalah 10 dan modulus elastisitas untuk material pegas adalah 200
kN/mm2. Jumlah koil efektif sebesar 5 , 5.

Jawab :

 Wahl’s stress factor,

 Tegangan lentur :

 Sudut defleksi (dalam derajat)

Pegas Helix Tekan

Pegas helix tekan yang paling umum adalah pegas kawat dengan penampang bulat, diameter
coil konstan, dan picth yang konstan. Geometri utama pegas helix adalah diameter kawat d,
diameter rata-rata coil D, panjang pegas bebas Lf, jumlah lilitan Nt, dan pitch p. Pitch adalah
jarak yang diukur dalam arah sumbu coil dari posisi center sebuah lilitan ke posisi center lilitan
berikutnya. Indeks pegas C, yang menyatakan ukuran kerampingan pegas didefinisikan sebagai
perbandingan antara diameter lilitan dengan diameter kawat.
C = D /d (10.4)

Index pegas biasanya berkisar antara 3 ÷ 12. Jika C < 3, maka pegas sulit dibuat, sedangkan jika
C> 12, maka pegas mudah mengalami buckling.
Untuk memvisualisasikan bentuk pegas helix, dapat dimulai dengan sebuah kawat lurus
dengan panjang l dan diameter kawat d seperti ditunjukkan pada gambar 10.5(b). Pada masing-
masing ujung kawat dipasang lengan dengan panjang R = D/2, dimana gaya P bekerja. Gaya P
akan menimbulkan momen torsi di sepanjang batang kawat sebesar
T = PR (10.5)

Jika kawat sepanjang l tadi dibuat menjadi bentuk helix dengan N lilitan, dengan radius
lilitan R, maka akan terjadi kondisi setimbang seperti ditunjukkan pada gambar 10.5(c). Pada
penampang kawat sekarang bekerja momen torsi dan gaya geser seperti ditunjukkan pada gambar
10.5(d).

(b)

(a) (c) (d)


Gambar 10.5 Geometri dan gaya-gaya pada pegas helix: (a) geometri, (b) kawat lurus seblum dililitkan,
(c) gaya tekan pada pegas, (d) gaya dan momen dalam

Tegangan pada Pegas


Tegangan pada kawat lurus pada gambar 10.5(b) adalah tegangan geser torsi, sedangkan pada
penampang kawat sudah dibentuk helix akan terjadi tegangan geser akibat beban torsi dan tegangan
geser akibat gaya geser. Tegangan torsi maksimum pada penampang pegas adalah
Tc 8PD
𝑡𝑐 8𝑃𝐷
τ𝑡,max = =
𝐽 𝜋𝑑 3

dimana T = torsi

c = radius terluar kawat

J = momen inersia polar =πd4 /32

Tegangan geser akibat gaya geser dapat dihitung dengan persamaan

𝑃 4𝑃
τ𝑡,max = =
𝐴 𝜋𝑑 2

Tegangan maksimum yang terjadi pada penampang kawat adalah merupakan kombinasi antara
tegangan geser torsional dan tegangan geser transversal. Sehingga tegangan total maksimum
adalah

8𝑃𝐷 4𝑃 8𝑃𝐷 1
τmax = 3
+ 2
= 3
(1 + )
𝜋𝑑 𝜋𝑑 𝜋𝑑 2𝐶

8𝐾𝑠 𝑃𝐷
τmax =
𝜋𝑑 3

dimana Ks = (C + 0,5)/C adalah faktor geser transversal.


Timbulnya konsentrasi tegangan pada sisi dalam coil karena bentuk kawat yang melengkung juga perlu
dipertimbangkan. Berdasarkan penelitian A.M. Whal, didapatkan faktor koreksi Kw untuk
menggantikan Ks yaitu :

Sehingga tegangan maksimum yang terjadi pada pegas, jika pengaruh gaya geser dan efek
konsentrasi tegangan diperhitungkan adalah

8𝐾𝑤 𝑃𝐷
τmax =
𝜋𝑑 3
Distribusi tegangan geser pada penampang kawat ditunjukkan pada gambar 10.6.

Gambar 10.6 Distribusi tegangan pada penampang pegas: (a) tegangan akibat torsi, (b) tegangan akibat gaya geser, (c) tegangan total
tanpa pengaruh konsentrasi tegangan, (d) tegangan total dengan pengaruh

Defleksi Pegas
Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk menentukan defleksi pegas helix yaitu dari
pembebanan torsi dan dengan menggunakan teori Castigliano. Regangan geser akibat beban torsi
pada kawat lurus adalah

Jadi defleksi pegas akibat beban torsi adalah

Defleksi sudut karena pembebanan torsional dan transversal dapat diturunkan dengan
menggunakan teori Castigliano. Total energi regangan akibat torsi dan gaya geser adalah

Defleksi adalah merupakan turunan pertama terhadap beban, sehingga dapat dihitung sebagai
berikut
Spring rate
Spring rate yang didefinisikan sebagai slope dari kurva gaya-defleksi sekarang dapat dihitung.
Untuk kurva gaya defleksi yang linier maka spring rate untuk pegas helix tekan adalah

Persamaan pertama hanya berlaku untuk geser torsional, sedangkan rumus kedua berlaku untuk
beban torsi dan gaya geser melintang.
Spring rate total untuk n buah pegas yang disusun secara paralel adalah

Sedangkan untuk pegas yang disusun secara seri, total spring ratenya adalah

Kondisi Ujung dan Panjang Pegas


Ujung lilitan dapat menimbulkan beban yang eksentris, sehingga dapat meningkatkan tegangan
pada satu sisi pegas. Empat tipe ujung lilitan yang umum digunakan ditunjukkan pada gambar
10.7. Ujung ‘plain’ dihasilkan dengan memotong kawat dan membiarkannya memiliki pitch yang
sama dengan keseluruhan pegas. Tipe ini paling murah, tapi alignment-nya sangat sulit dan efek
eksentrisitasnya tinggi. Tipe plain ground adalah ujung plain yang digerinda sampai permukaan
ujung pegas tegak lurus terhadap sumbu pegas. Hal ini akan memudahkan aplikasi beban pada
pegas. Ujung pegas tipe squared atau tertutup didapat dengan mengubah sudut lilitan menjadi 00.
Performansi aplikasi beban dan alignment akan lebih baik lagi jika ujungnya digerinda yang
ditunjukkan pada gambar (d). Tipe ini memerlukan biaya paling mahal, tetapi ini adalah bentuk
yang direkomendasikan untuk kompenen mesin kecuali diameter kawat sangat kecil (< 0,02 in atau
< 0,5 mm).
Gambar 10.7 Empat tipe ujung pegas: (a) plain, (b) plain and ground, (c) squared, (d) squared and ground

Panjang Pegas dan Jumlah Lilitan


Jumlah total lilitan belum tentu secara akurat berkontribusi terhadap defleksi pegas. Hal ini
dipengaruhi oleh bentuk ujung lilitan. Penggerindaan ujung lilitan akan mengurangi 1 lilitan aktif,
sedangkan bentuk squared mengurangi 2 lilitan aktif.
Panjang pegas helix tekan dibedakan menjadi 4 buah seperti ditujukkan pada gambar
10.8. Panjang bebas Lf adalah panjang pegas sebelum dibebani. Panjang terpasang Li adalah
panjang pegas setelah dipasang dan mendapat beban awal. Panjang operasi minimum L0 adalah
panjang terkecil pada saat pegas beroperasi. Panjang padat Ls adalah panjang pegas dimana semua
lilitan sudah saling berkontak. Persamaan untuk menghitung panjang pegas untuk berbagai kondisi
ujung pegas dicantumkan pada tabel 10.3.
Panjang bebas pegas helix tekan adalah penjumlahan defleksi solid dengan panjang

solid, lf=ls+δs.
Gambar 10.8 Various panjang pegas helix tekan : (a) panjang bebas, (b) panjang terpasang, (c) panjang minimum operasi, (d) panjang
pejal

Tabel 10. 3 Formula pegas tekan helix untuk empat kondisi ujung lilitan

Type of spring end


Term Plain Plain and Squared or Squared and
ground closed ground
Number of end coils, Ne 0 1 2 2

Total number of coils, Nt Na Na+1 Na+2 Na+2

Free length,lf pNa+d p(Na+1) pNa+3d pNa+2d

Soild length, ls d(Nt+1) dNt d(Nt+1) dNt

Pitch, p (lf-d)/Na lf/(Na+1) (lf-3d)/Na (lf-2d)/Na

Buckling dan Surge


Pegas tekan berperilaku seperti kolom yang dapat mengalami buckling jika terlalu ramping. Faktor
kerampingan pegas dinyatakan dengan perbandingan antara panjang pegas terhadap terhadap
diameter lilitan Lf/D. Gambar 10.9 menunjukkan daerah kondisi kritis dimana pegas dapat
mengalami buckling untuk pemasangan paralel dan non paralel. Masalah buckling dapat dihindari
dengan menempatkan pegas di dalam lubang atau pada batang.
Gambar 10.9 Kondisi critical buckling pegas untuk ujung paralel dan non-paralel

Dalam perancangan pegas helix, haruslah dihindari getaran arah longitudinal dalam bentuk surge.
Surge adalah pulsa gelombang kompresi yang merambat pada koil sampai pada salah satu ujung
dimana pulsa akan dipantulkan dan kembali merambat keujung yang lain, demikian seterusnya.
Hal ini dapat terjadi jika pegas mendapat eksitasi dinamik di sekitar frekuensi pribadinya.
Frekuensi pribadi pegas fn atau ωn tergantung pada kekakuan, massa, dan tipe tumpuan pada ujung
pegas. Tumpuan fixed pada kedua ujung pegas adalah paling umum digunakan, dimana dengan
membuat tumpuan fixed pada kedua ujung pegas, maka frekuensi pribadi terendah adalah dua kali
dibandingkan jika salah satu ujung dibebaskan berotasi, lihat gambar 10.9. Untuk tumpuan fixed
pada kedua ujung pegas, frekuensi pribadi terendah didapat

dimana g adalah percepatan gravitasi, k adalah spring rate, dan Wa adalah berat pegas yang dapat
dihitung dengan persamaan

dengan ρ adalah massa jenis bahan pegas (kg/m3). Substitusi spring rate dan berat pegas ke
persamaan di atas maka akan didapatkan
Pembebanan Cyclic
Pegas sering digunakan dengan pembebanan yang berfluktuasi sehingga perlu dilakukan
perancangan yang mempertimbangkan fatigue dan konsentrasi tegangan. Perlu diingat bahwa
pegas tidak pernah digunakan sebagai pegas tekan dan pegas tarik sekaligus. Pegas juga dipasang
dengan preload tertentu sehingga selama pembebanan tidak pernah mengalami tegangan bernilai
nol. Untuk beban fatigue faktor koreksi Wahl harus digunakan pada tegangan rata-rata maupun
tegangan alternating. Beban alternating dan beban rata-rata dapat dihitung dengan persamaan

Tegangan alternating dan tegangan rata-rata selanjutnya dapat dihitung dengan persamaan

Kekuatan Ijin untuk Pegas Tekan


Data pengujian yang cukup banyak tersedia untuk kekuatan pegas tekan yang terbuat dari kawat
berpenampang bulat, baik untuk beban statik maupun beban dinamik. Batasbatas kekuatan yang
diperlukan dalam perancangan pegas adalah
1. Torsional yield strength, Ssy. Kekuatan yield torsional dari kawat pegas tergantung pada
jenis bahan dan apakah pegas telah di’set’ atau belum. Tabel 10.4 menunjukkan beberapa
jenis faktor kekuatan yield torsional untuk beberapa material yang biasa digunakan untuk
pegas. Faktor ini adalah prosentasi terhadap kekuatan tarik ultimate kawat.

Tabel 10.4 Kekuatan yield torsional Ssy untuk pegas tekan, dan beban statik
2. Torsional Fatigue Strength, Ssf. Tabel 10.4 menunjukkan data kekuatan fatigue torsional
beberapa jenis material pada tiga titik siklus pembebanan yaitu 105, 106, dan 107. Perlu
dicatat data ini didapatkan dari eksperimen dimana pegas dibebani dengan tegangan rata-
rata yang sama besar dengan amplitudo tegangan (stress

ratio R = τm/τa = 0).

Tabel 10.5 Kekuatan fatigue torsional, Ssf untuk pegas tekan (stress ratio, R = 0)

3. Torsional Endurance Limit, Sse. Bahan pegas dari baja dapat memiliki endurance limit
untuk umur tak berhingga. Gambar 10.10 menunjukkan S-N diagram untuk beberapa kawat
dengan diameter lebih kecil dari 10 mm. Penelitian Zimmerli[4] menunjukkan bahwa kawat
pegas baja dengan diameter < 10 mm, yang memiliki rasio tegangan R = 0 adalah

Se = 45,0 Ksi (310 Mpa) untuk unpeened spring (10.27)


Se = 67,5 ksi (465 Mpa) untuk peened spring (10.28)

Data ini menunjukkan bahwa untuk kawat d < 10 mm, ternyata memiliki torsional
endurance limitnya tidak tergantung pada ukuran, jenis paduan, dan kekuatan ultimate tarik
material. Se hanya tergantung pada proses peening, yaitu proses pengerjaan permukaan
yang menimbulkan compressive residual stress dan mempertangguh permukaan.
Gambar 10.10 Kurva S-N kawat pegas

Faktor Keamanan Untuk Pegas Tekan


Untuk pegas yang mendapat beban statik, faktor keamanan dapat dihitung terhadap kekuatan yield
torsional yang diijinkan. Faktor keamanan terhadap beban statis

Untuk pegas yang mengalami beban cyclic, ada tiga faktor keamanan pegas yang perlu
dipertimbangkan yaitu :
Contoh soal

Sebuah pegas helix tekan dengan ujung “plain” memiliki spring-rate 100000 N/m, diameter kawat
adalah 10mm dan spring indeks 5,0. Bahah pegas memiliki modulus elastisitas 80 Gpa dan
tegangan geser yang diijinkan 480 N/mm2

Tentukanlah jumlah lilitan aktif, beban statis maksimum yang dapat ditahan pegas, besarnya pitch
sedemikian rupa sehingga pada saat beban maksimum pegas dalam kondisi solid.

Solusi

Dari persamaan 10.16, Jumlah lilitan aktif :

Dari persamaan faktor geser transversal Ks = (C + 0,5)/C=(5+0.5)/5=1.10 Jika τmax = τijin=480


N/mm2, dari persamaan 10.9, didapat gaya maksimum yang dapat ditahan pegas :

Defleksi maksimum yang mengakibatkan kondisi panjang solid adalah :

Dari tabel 10.3, panjang solid ls=d(Nt+1)= d(Na+1)=(10)(10-3)(8+1)=90 mm Panjang bebas


lf=ls+δs=90+34.27=124.27 mm

Dari tabel 10.3, pitch p=(lf-d)/Na=(124.27-10)/8=14.28 mm


. Pegas Helix Tarik

Untuk mengaplikasikan beban pada pegas tarik diperlukan konstruksi khusus pada ujung
pegas berupa hook (kait) atau loop. Dimensi utama pegas tarik beserta dimensi hook, ditunjukkan
pada gambar 10.11. Bentuk standar hook didapatkan dengan menekuk lilitan terakhir sebesar 90 0
terhadap badan lilitan. Mengingat bentuk hook, adanya konsentrasi tegangan biasanya membuat
hook atau loop mengalami tegangan yang lebih besar dibandingkan tegangan pada lilitan. Karena
itu, dalam perancangan pegas, faktor konsentrasi tegangan perlu diminumkan dengan menghindari
bentuk tekukan yang terlalu tajam, seperti misalnya dengan membuat radius r2 sebesar mungkin.

(b) (c)
(a)

(b)

(a) (d) (e )

Gambar 10.11 Pegas helix tarik. (a) geometry; (b) bentuk hook konvensional; (c) pandangan samping; (d) improved design; (e)
pandangan samping
Lilitan Aktif
Semua lilitan dalam pegas adalah termasuk lilitan aktif, tetapi satu lilitan biasanya ditambahkan
pada lilitan aktif untuk menentukan panjang pegas Lb.

Nt = Na +1
Lb = dNt

dan panjang bebas diukur antara sisi dalam hook atau loop yaitu

Lf = Lb +Lh +Ll

Spring rate
Pegas tarik memiliki karakteristik gaya-defleksi sedemikian rupa sehingga diperlukan gaya awal
Pi sebelum mulai terjadi defleksi. Setelah diberikan beban awal Pi, kurva gaya defleksi akan
berbentuk garis linear. Jadi gaya tarik pegas adalah

Sehingga konstanta pegas atau spring rate adalah

Gaya Awal Pegas Tarik

Besarnya beban awal yang harus diberikan dapat dirancang pada saat pembuatan dan harus dijaga
supaya tegangan geser awal τi pada kawat masih dalam daerah yang diinginkan. Nilai tegangan
geser awal (τi ) yang direkomendasikan yang merupakan fungsi dari indeks pegas ditampilkan
pada gambar 10.12. Di luar daerah “prefered range” tidak disarankan dan juga sangat sulit dalam
pembuatan/manufacturing. Kurva batas atas dan batas bawah dapat di’aproximate” dengan
polinomial pangkat tiga sebagai berikut :
Nilai gaya awal pegas tarik sebagai fungsi dari tegangan geser dinyatakan dengan persamaan

Anda mungkin juga menyukai