Anda di halaman 1dari 25

BAB IV

TRANSMISI SABUK BAN , BELT

Transmisi sabuk ban dan belt adalah suatu peralatan yang digunakan untuk
memindahkan daya dari suatu poros penggerak ke poros yang digerakkan
dengan arah serta besar putaran yang sama atau berlainan, dimana sistim
pemindahan daya dan putaran seperti terlihat pada gambar 4-1 dibawah ini.

Gambar. 4-1. Transmisi ban rata.

Besar daya yang dipindahkan, tergantung dari :


- Tegangan ban (sabuk)
- Besar sudut kontak antara ban dan pulley.
- Kecepatan ban
- Kondisi kerja dari sabuk

4.1. Klasfikasi transmisi sabuk, belt.

Bila ditinjau dari penampang sabuk, belt yang digunakan, system


transmisi ini dapat dibedakan:

1. Transmisi sabuk (belt) rata (flat belt drive) seperti terlihat pada gambar
4-2 :

82
Gambar 4-2 Transmisi sabuk rata.

2. Transmisi V belt. Sepert terlihat pada gambar 4-3:

Gambar. 4-3 Transmisi V Belt.

3. Transmisi belt bulat, lihat gambar 4-4.

Gambar 4-4 Transmisi belt bulat

83
4.1.1. Bahan sabuk (belt)
Dalam pemilihan bahan dari pada sabuk (belt) harus memenuhi
persyaratan yaitu :
- kuat
- Lentur
- Mempunyai koefisien gesek yang tinggi.
Untuk bahan sabuk (belt) biasanya dibuat dari :
- Karet yang diperkuat dengan anyaman kawat/benang nilon.
- Kulit
- Cotton or fabric belt.
- Balata (ballata) yait karet ditambah anyaman.

4.1.2. Tegangan kerja dari sabuk (belt).


Untuk besar tegangan kerja dari sabuk (belt) tergantung dari bahan yang
dipilih yaitu :

- Untuk bahan kulit tegangannya 2100 s/d 3500 N/cm 2, dengan faktor
keamanan diambil 8 s/d 10.
- Untuk bahan lain tergantung dari bahan campuran yang dipergunakan
dan biasanya sudah dicantumkan dari pabrik yang membuatnya.

4.1.3. Kecepatan dari sabuk (belt).


Kecepatan dari sabuk (belt) dibatasi dengan timbulnya gaya centrifugal
yang akan menambah terjadinya tegangan pada sabuk (belt), maka dalam
hal ini kecepatan belt dibatasi antara 20 s/d 22,5 m/det.

4.1.4. Koefisien gesek.


Besarnya koefisien gesek antara sabuk (belt) dengan pulley tergantung
dari :
- Bahan belt
- Bahan pulley
- Slip dari sabuk
- Kecepatan dari sabuk (belt).

Untuk menentukan besarnya koefisien gesek secara tepat dengan


memperhitungkan keempat faktor tadi sangatlah sulit, maka untuk ini
dapat dipergunakan rumus imperis dari C,G Barth yaitu :
46,6
  0,54 
152,6  v

dimana: v= kecepatan dari sabuk (belt) dalam m/menit.

Untuk beberapa macam bahan sabuk dan bahan pulley, harga koefisien
geseknya dapat dilihat pada table 4-1 berikut ini:
Tabel. 4-1. Harga koefisien gesek untuk berbagai jenis material.

84
Bahan Pulley
Penam Penam
Bahan sabuk (belt) Besi, Baja tuang Kertas
Kayu pang pang
dipress
Dry Wet Greasy kulit karet
1. Leather oak tanned 0,25 0,2 0,15 0,3 0,33 0,38 0,40
2. Leather chrome tanned 0,35 0,32 0,22 0,4 0,45 0,48 0,50
3. Convass Stiched 0,20 0,15 0,12 0,23 0,25 0,27 0,30
4. Cotton Woven 0,22 0,15 0,12 0,25 0,28 0,27 0,30
5. Rubber (karet) 0,30 0,18 - 0,32 0,35 0,40 0,42
6. Balata 0,32 0,20 - 0,35 0,38 0,40 0,42

Keuntungan menggunakan transmisi sabuk (belt).


a. Dapat terjadi slip pada beban lebih sehingga tidak
menyebabkan kerusakan pada alat transmisi lainnya.
b. Apat meredam getaran dan kejutan kejutan.
c. Dapat dipergunakan untuk memutar poros yang digerakkan
dalam dua arah tampa mengubah kedudukan motor
penggeraknya.
d. Poros yang digerakkan dapat berkedudukan sembarang
terhadap poros penggerak.

4.2. Transmisi sabuk rata (ban).


Ada beberapa tipe dari transmisi sabuk jenis ini yaitu:
a. Sabuk terbuka (open belt drive )
Sabuk jenis ini biasanya digunakan untuk memindahkan daya antara
dua buah poros parallel dan arah putarannya sama. (lihat gambar 4-5)

Gambar. 4-5. Transmisi sabuk terbuka.


b. Sabuk silang (Cross belt drive)

85
Sabuk jenis ini digunakan untuk memindahkan daya antara dua poros
parallel dengan arah putaran yang berbeda.(lihat gambar 4-6.)

Gambar. 4-6. Transmisi sabuk silang.

c. Quarter belt drive.


Sabuk jenis ini digunakan untuk memindahkan daya pada poros yang
tidak parallel yaitu saling tegak lurus dengan putaran sama atau
berbeda.(lihat gambar 4-7).

Gambar. 4-7. Transmisi sabuk dua poros tegak lurus

86
d. Sabuk terbuka dengan pulley penegang (Belt drive and idler
pulley)
Pulley penegang ini digunakan bila sudut kontaknya terlalu kecil
dibagian pulley yang kecil, dikarenakan perbandingan putarannya
terlalu besar. (lihat gambar 4-8).

Gambar 4-8. Sabuk dengan pulley penegang

e. Compound belt drive.


Sabuk jenis ini digunakan untuk memperbesar perbandingan
transmisinya, sehingga tidak mengakibatkan salah satu pulleynya
terlalu kecil sudut kontaknya (lihat gambar 4-9).

Gambar. 4-9. Compound belt drive.

87
f. Sabuk dengan pulley bertingkat (Stepped or cone pulley drive)
Biasanya digunakan untuk memindahkan daya dari poros penggerak
ke poros yang digerakkan dengan penggunaan pulley yang bertingkat,
hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan tingkat perbandingan
transmisi lebih dari satu macam.(lihat gambar 4-10).

Gambar 4-10. transmisi Sabuk dengan pulley bertingkat

4.2.1. Perbandingan transmisi bila faktor slip diperhitungkan.


Bila diketahui faktor slip (S1 dalam %) untuk pulley yang menggerakkan
dan faktor slip (S2 dalam %) untuk pulley yang digerakkan.

Besar kecepatan tangensial :


2N 1  .D.N
v   .r  . 2D  (m/det)
60 60
Maka besar kecepatan tangensial untuk pulley 1: (pulley penggerak)

 .D1.N1
v1  (m/det) atau v1   .D1.N1 (m/menit)
60
Untuk kecepatan tangensial pulley 2 : (pulley yang digerakkan).

 .D2 .N 2
v2  (m/det) atau v2   .D2 .N 2 (m/menit)
60
Bila tidak terjadi slip antara sabuk dengan pulley maka kecepatan sabuk :
v  v1 v 2

88
Bila terjadi slip antara kedua sabuk dengan pulley maka :
v  v1 v 2
Maka besar kecepatannya bila diperhitungkan terjadi slip yaitu :
v  v1  Slip  v1  v1.S1 %
S S1
v  v1  v1 1  v1 (1  100 ) …………………………1)
100

v2  v  slip  v  v.S 2 %
S S2
v2  v  v 2  v(1  100 ) …………………………2)
100

Dari persamaan 1) &2) diperoleh:


S S
v2  v1 (1  1 )(1  2 )
100 100
S1 S
 .D2 .N 2 =  .D1.N1 (1  )(1  2 )
100 100
S1 S2 S1.S 2
 .D2 .N 2 = .D1.N1 (1    )
100 100 100(100)
dimana:
S1.S 2
diabaikan karena kecil sekali.
100(100)
S S
  .D2 .N 2 = .D1.N1 (1  1  2 )
100 100
( S1  S 2 )
 .D2 .N 2 = .D1.N1{1  }
100
dimana: S1 + S2 = S = total prosentase dari slip.
S
 D2 .N 2 = D1.N1 (1  )
100
N 2 D1 S
atau  (1  )
N1 D2 100

4.2.2. Panjang dari sabuk (belt)


Untuk menentukan panjang sabuk (belt) yang dibutuhkan, selain
tergantung dari diameter dari kedua rodan dan jarak antara kedua poros,
juga dipengaruhi dari tipe dari sabuk yang digunakan.

4.2.2.1 Panjang sabuk pemindah daya jenis terbuka.


Untuk menentukan panjang sabuk jenis ini, dapat dihitung berdasarkan
gambar 4.11 dibawah ini :

89
Gambar 4.11. Sabuk ban

Dimana :
L = panjang sabuk ban
L = busur GJE +EF +busur FKH + HG
Atau L = 2 (busur JE + EF + busur FK)

Untuk menentukan besar sudut , untuk jenis sabuk ini adalah:

r1  r2 D1  D2
Sin     karena kecil sekali
A 2. A
Untuk panjang busur JE:
D
JE  1 ( 2   )
2
Panjang busur FK:
D
FK  2 ( 2   )
2
Panjang EF:
D D
EF  M .O2  A2  ( 1  2 ) 2
2 2
D  D2 2
EF  A 1  ( 1 )  diselesaikan menurut teori binomial yaitu:
2. A
D  D2 2
EF  A[1  1 2 ( 1 )  .....................................]
2. A
diambil :

90
D1  D2 2 ( D  D2 ) 2
EF  A[1  1 2 ( ) ]  A  12 1
2. A 4A

Maka panjang dari sabuk ban (belt) yaitu :


D  D2 ) 2 D2 
L  2[ D1 2 ( 2   )  A  1 2 1  2 ( 2   )]
4A
( D  D2 ) 2 
L  2[ 4 D1  D1 2   A  1 2 1  4 D2  D2 2  ]
4A
( D  D2 ) 2 
L   2 D1  D1  2 A  1  2 D2  D2
4A
( D1  D2 ) 2
L  2 A  2 ( D1  D2 )   ( D1  D2 ) 

4A
dimana:
D  D2
 1
2A
D  D2 ( D  D2 ) 2
 L  2 A   2 ( D1  D2 )  1 ( D1  D2 )  1
2A 4A

( D1  D2 ) 2 ( D1  D2 ) 2
L  2A   2 ( D1  D2 )  
2A 4A

2( D1  D2 ) 2 ( D1  D2 ) 2
L  2 A   2 ( D1  D2 )  
4A 4A
Maka panjang sabuk ban (belt) untuk pemindah daya jenis terbuka :
( D  D2 ) 2
L  2 A   2 ( D1  D2 )  1
4A

Untuk menentukan sudut kontak terkecil antara sabuk ban dengan roda
(pulley) adalah :

  (180  2 ) (rad)
180o
D  D2
Sin  1
2A
dimana:
D1=diameter pulley yang besar
D2=Diameter pulley yang kecil
A =Jarak antara kedia sumbu poros.

4.2.2.2 Panjang sabuk pemindah daya jenis bersilang.

91
Untuk menentukan panjang sabuk jenis ini, dapat dihitung berdasarkan
gambar 4.12 dibawah ini :

Gambar 4.12. Sabuk ban bersilang

Panjang dari sabuk (lihat gambar 4-12) adalah :

L = busur GJE + EF + busur FKH + HG


Atau L = 2 (busur JE +EF busur FK)
Dimana:
r  r D  D2
Sin  1 2  1   karena kecil sekali
A 2A
Panjang busur JE:
D
JE  1 ( 2   )
2
Panjang busur FK:
D
FK  2 ( 2   )
2
Panjang EF:
D D
EF  M .O2  A2  ( 1  2 ) 2
2 2
D  D2 2
EF  A 1  ( 1 )  diselesaikan menurut teori binomial yaitu:
2. A

92
D1  D2 2
EF  A[1  1
2( )  .....................................]
2. A
diambil :
D1  D2 2 ( D1  D2 ) 2
EF  A[1  2 (
1 ) ] A 2
1
2. A 4A

Maka panjang dari sabuk, dengan memasukkan persamaan diatas seperti


penyelesaian sabuk ban terbuka, maka diperoleh panjang sabuk untuk
jenis sabuk ban bersilang adalah :
( D  D2 ) 2
L  2 A   2 ( D1  D2 )  1
4A
Besar sudut kontak antara sabuk ban dengan roda (pulley) adalah :

  (180  2 ) (rad)
180o
D  D2
Sin  1
2A

4.2.2.3 Panjang sabuk jenis terbuka dengan pulley penegang.


Untuk menentukan panjang sabuk jenis ini, dapat dihitung berdasarkan
gambar 4.13 dibawah ini :

Gambar 4.13. Sabuk ban dengan pulley penegang

Untuk menentukan panjang sabuk jenis ini, lihat gambar 6-13 yaitu :

93
( D2  D1 ) 2 ( D2  DP ) 2
L  ( A  AP  C )   2  ( D1  D2 )  
8A 8A
2
( D  DP ) E ( D1  DP ) E ( D2  DP )
 1  
8C AP 2 C 2

Besar sudut kontak antara ban dengan pulley yaitu :

D2  D1 ( D1  DP  2 E 
  (180o   ) (rad)
2A 2 AP 180 o
dimana:
D1 = Diameter pulley terbesar
D2 = Diameter pulley terkecil
DP = Diametyer pulley penegang.
A = Jarak antara kedia sumbu poros

4.2.2.4 Panjang sabuk jenis Quarter belt drive


Untuk menentukan panjang sabuk jenis ini, dapat dihitung berdasarkan
gambar 4.14 dibawah ini :

94
Gambar 4.14. Sabuk ban bersilang tegak lurus

Untuk menentukan panjang sabuk jenis ini, lihat gambar 6-14 yaitu :
 ( D12  D22
L  2 A  2 ( D1  D2 ) 
2A

Untuk menentukan sudut kontak terkecil antara sabuk ban dengan roda
(pulley) adalah :
D 
  (180  1 60o ) (rad)
A 180o

4.3. Perhitungan kekuatan sabuk (belt).


Untuk menghitung perbandingan sisi tegang dan sisi kendor dari sabuk
ban (belt) yaitu kita ambil sebagian kecil penampang sabuk sebesar d
yang menekan pada roda (pulley) seperti terlihat pada gambar 4-15
dibawah ini:

95
Gambar 4.15 Penampang sabuk ban dan pulley

Dimana:
F1 = Tegangan dalam sabuk ban (belt) pada bagian sisi tegang.
F2 = Tegangan dalam sabuk ban (belt) pada bagian sisi kendor.
 = besar sudut kontak antara sabuk dengan pulley dalam radian.
Fn = Gaya normal
Fr = Gaya gesek

Besar gaya gesek yang terjadi pada bagian yang kecil tersebut (lihat
gambar 6-14) yaitu :

Fr   .Fn
Tinjau terhadap sumbu Y:

 FY  0
d d
Fn  ( F  dF ) sin  F sin ……………………..1)
2 2
d d d
Oleh karena sin kecil sekali maka sin 
2 2 2
d d d dF .d d
 Fn  ( F  dF ) F = F  F
2 2 2 2 2
dimana:
dF .d
kecil sekali maka diabaikan.
2

96
d d
 Fn  F F  F .d ……………………………2)
2 2

Tinjau untuk sumbu x :

 Fx  0
d d
Fr  ( F  dF ) cos  F cos ……………………..1)
2 2
d d
Oleh karena cos kecil sekali maka Cos 1
2 2
 Fr  ( F  dF )  F = dF

dimana : Fr   .Fn
dF
  .Fn  dF  Fn  ……………………………………3)

dari persamaan 2 & 3 diperoleh :

dF dF
F .d     .d …………………………..4)
 F
Maka tegangan keseluruhan F1 dan F2 diperoleh dengan meintegralkan
persamaan 4 yaitu :

F1
dF F1
    d  ln .F F2
  .
F2 F
F1 F1
ln F1  ln F2    ln   atau  e  .
F2 F2

Maksimum tegangan dalam ban pada bagian sisi yang tegang adalah :

F1   mak .b.t

Daya yang mampu dipindahkan :

P  ( F1  F2 ).v (watt)
dimana:
mak = Tegangan tarik maksimum bahan sabuk akibat F 1
b = lebar sabuk ban (belt)
t = tebal sabuk ban.
P = Daya dalam watt
v = kecepatan sabuk ban

97
Dalam kondisi sabuk ban tersebut bekerja, maka akan timbul efek gaya
centrifugal yang mengakibatkan sabuk ban tersebut tertarik keluar,
sehingga akan menambah ketegangan dari sabuk tersebut.
Untuk menentukan besar gaya centrifugal yang bekerja, maka diambil
sebagian kecil penampang sabuk dengan sudut d seperti terlihat pada
gambar 4.16 dibawah ini.

Gambar.4-16 Penampang sabuk ban akibat gaya centrifugal

Tinjau bagian kecil sejarak PQ dengan sudut d

Panjang dari ban yang menempel pada pulley yaitu :


PQ  r.d

Berat dari sabuk ban sepanjang PQ adalah:


W  w.r.d
dimana:
w = berat ban persatuan panjang.
r = jari jari dari roda (pulley)
Besar gaya centrifugal yaitu :

v2 W v2
Fc  m 
r g r

Maka besar gaya centrifugal yang timbul untuk ban sepanjang PQ


tersebut adalah:
w.r.d .v 2 w.d .v 2
Fc  
g .r g
Besar gaya sentrifugal terhadap sumbu horizontal :

98
w.d .v 2
Fc . sin d 2  Fc sin d 2 
g
w.d .v 2
2 Fc sin d 2 
g
d
oleh karena d kecil sekali maka dianggap sin d 2 
2
d w.d .v 2 w.v 2
 2 Fc   Fc 
2 g g

Maka total tegangan pada bagian sisi kencang adalah :

F1t  F1  Fc
dan untuk sisi yang kendor adalah :

F2t  F2  Fc

Contoh Soal.
Sebuah motor dengan daya sebesar 37 kW pada putaran 320 rpm
digunakan untuk menggerakkan sumesin penggiling padi, sistim transmisi
yang digunakan adalah transmisi sabuk ban terbuka seperti terlihat pada
gambar 4-1. Untuk data data system transmisi tersebut adalah :
- massa jenis ban 1,1 gr/cm3
- tebal sabuk ban 10 mm
- Tegangan tarik diizinkan untuk bahan sabuk 250 N/cm 2
- Diameter roda pulley 150 cm.
- Sudut kontak antara ban dan roda pulley terkecil 165 o
- Koefisien gesek antara ban dengan pulley 0,3
- Faktor slip diabaikan.
Ditanyakan:
a. Besar gaya tegang F1 dan F2
b. Lebar ban yang dibutuhkan
c. Besar gaya sentrifugal yang terjadi.
Penyelesaian.
Diketahui:
P = 37 kW = 37000 watt ; N = 320 rpm ; t = 10 mm = 1 cm
 = 1,1 gr/cm = 1,1 x 10 kg/cm3
3 -3
; =250 N/cm2
o o
D = 150 cm ;  = 0,3 dan   165  165  180o  2,88 rad

99
Massa dari sabuk ban per meter, bila lebar b dalam cm:
m = luas xpanjang x massa jenis.
m  (b.t ).100.(  )  b(1).100(1,1x10  3 )  0,11 .b kg

Perbandingan gaya tegang sabuk ban :


F F1
2,3 log 1   . atau  e  .
F2 F2
dimana harga e = 2,7183.

F1
  e  .  2,71830,3( 2,88)  2,373
F2
 F1  2,373.F2 ……………………………..1)

Besar gaya tegang sabuk ban yang sebenarnya :


F1t  F1  Fc
F2t  F2  Fc

Dimana :

W 2
Fc  .v  m.v 2  0,11 .b.v 2
g
Oleh karena faktor slip diabaikan maka : v1  v  v2

 .D.N  (1,5)320
 v   25,12 m/det
60 60

Besar daya yang mampu dipindahkan :

P  ( F1t  F2t ).v  {( F1  Fc )  ( F2  Fc )}.v


 P  ( F1  F2 ).v …………………………………………2)
Dari pers. 1) disubsitusikan ke pers. 2) diperoleh :

P  ( 2,373.F2  F2 ).v  1,373.F2 .v

Maka besar gaya tegang sabuk adalah :


P 37000
 F2    1072,78 (N)
1,373.v 1,373(25,12)
F1  2,373.F2  2,373(1072,78)  2545,71 (N)

Tegangan yang diizinkan untuk bahan sabuk ban :


F1t F1  Fc F1  m.v 2 2545,71  0,11 .b.v 2
   =
a b.t b.t b.t

100
 ( 250).b.(1)  2545,71  0,11 .b.( 25,12) 2
(250).b  2545,71  (69,41).b
250.b  69,41.b  2545,71
2545,71
b(250  69,41)  2545,71 b   14,1 (cm)
250  69,41
Besar gaya sentrifugal yang terjadi :

Fc  m.v 2  0,11 .b.v 2  0,11(14,1)( 25,12) 2  978,7 (N)

4.4. Pemindah daya dengan sabuk V ( V Belt)


Pada sisitim pemindah daya dengan sabuk V ini, mempunyai keuntungan
dibandingkan sabuk ban rata yaitu :
a. Dapat digunakan untuk perbandingan transmisi yang lebih besar dan
jarak antara kedua poros yang lebih dekat.
b. Permukaan bidang gesek terdapat pada kedua sisi sabuk V, maka
gaya normal yang terjadi pada permukaan bidang gesek lebih besar
pada ketegangan sabuk yang sama, sehingga gaya gesek yang
dihasilkan akan lebih besar.
c. Untuk daya yang sama besar, gaya regangan dalam sabuk V (V Belt)
lebih kecil, akibatnya beban yang diterima bantalan dari poros menjadi
lebih kecil.
d. Pada sabuk V ini, ukurannya serta panjangnya sudah
distandarisasikan, sehingga bila untuk memindahkan daya yang lebih
besar, maka digunakan sabuk V (V Belt) lebih dari satu buah.
e. Oleh karena sabuk V ini berada dalam alur dari pulley, tidak mudah
terlepas bila kedua pulley tidak simetris (sejajar).

Bentuk system pemindah daya dari sabuk V (V belt) ini dapat dilihat pada
gambar 4-17 dan bentuk penampang sabuk V seperti terlihat pada
gambar 4-18 dibawah ini.

Gambar 4-17 Sistim pemindah daya sabuk V

101
Gambar 4-18 Penampang sabuk V
Bentuk dari pulley dari sabuk V ini, besar sudut alurnya dibuat sama dan
jumlah alur dari pulley tersebut disesuaikan dengan jumlah sabuk V yang
akan dipasang. Bentuk dari pulley sabuk V ini dapat dilihat pada gambar
4-19a untuk satu sabuk dan gambar 6-19b untuk penggunaan sabuk lebih
dari satu buah.

(a) (b)

Gambar 4-19 Pulley dari sabuk V

4.4.1 Perhitungan kekuatan sabuk V ( V Belt)

Berhubung sabuk V ini bidang geseknya terdapat pada kedua sisi dari
sabuk maka gaya normal yang terjadi diuraikan menjadi dua bagian
seperti terlihat pada gambar 4-20 dibawah ini.

102
Gambar 4-20 Penampang sabuk dan Pulley
Dimana :
Fn = Gaya normal
F = Gaya tegang dari sabuk
Fn1 = Fn2 = Gaya normal pada bidang gesek.
2 = Sudut kontak (sudut alur pulley)
 = koefisien gesek antara sabuk dengan bidang pulley.

Besar gaya normal (lihat gambar 4-20):

Fn  Fn1 sin   Fn 2 sin  dimana Fn1  Fn 2


Fn  Fn1 sin   Fn1 sin   2.Fn1 sin 
Fn
 Fn1 
2. sin 

Besar gaya gesek yang terjadi :


Fn
Fg   .Fn1   .Fn 2  2. .Fn1  2.
2. sin 

Fn 1
 Fg     .Fn . cos ec dimana cos ec 
sin  sin 

Maka untuk menentukan perbandingan ketegangan untuk sabuk V (V


Belt) yaitu :

F1 F1
 e  . .Co sec  atau 2,3. log   . .Co sec 
F2 F2

dimana:
F1 = Besar gaya tegang sabuk V pada bagian yang kencang

103
F2 = Besar gaya tegang sabuk V pada bagian yang kendor.
e = 2,7183
 = sudut kontak antara sabuk dengan pulley yang terkecil
(caranya sama dengan perhitungan sabuk ban rata)
 = besar sudut kemiringan alur pulley.

Contoh soal.
Sebuah motor listrik berdaya 100 kW pada putaran 750 rpm, digunakan
untuk menggerakkan kompressor dengan putaran yang diinginkan
sebesar 250 rpm. Untuk memindahkan daya motor tesebut ke kompressor
digunakan system transmisi sabuk V ( V-Belt) seperti terlihat pada gambar
4-17. Bila data-data yang lainnya diketahui sebagai berikut:
- Jarak sumbu poros motor listrik dengan sumbu kompressor 1,75 meter
- Diameter pulley kompressor 1 meter.
- Sudut alur pulley 35o
- Koefisen gesek 0,25
- Kecepatan sabuk 1600 m/menit.
- Luas penampang sabuk V sebesar 3,75 cm2
- Berat jenis sabuk V adalah 0,01 N/cm3
- Tegangan yang diizinkan untuk bahan sabuk V adalah 250 N/cm 2
- Faktor slip diabaikan.

Ditanyakan :
a. Gaya tegang sabuk V ( F1 dan F2)
b. Jumlah sabuk V yang digunakan.
c. Panjang sabuk V tersebut.

Penyelesaian:
Diketahui:

P= 100 kW ; Nm=N1= 750 rpm dan Nk=N2 = 250 rpm

Dk=D2= 1 meter = 100 cm. ; A = 1,75 meter = 175 cm

v= 1600 m/menit = 1600/60 = 80/3 m/det

a = 3,75 cm2
Berat jenis = 0,01 N/cm3
2= 350  =17,5o dan  = 0,25

104
a. Menentukan gaya tegang sabuk ( F1 dan F2 )

Berat sabuk V per meter :

w = luas x 1 meter x berat jenis

= 3,73 cm2 (100 cm) (0,01 N/cm3) = 3,75 (N)

Gaya tegangan akibat gaya sentrifugal (Fc) :


2
w 2 3,75  80 
Fc  .v  .   272 (N)
g 9,81  3 

Gaya tegang maksimum dari sabuk V:

F1t   .a  250(3,75)  938 (N)

Besar gaya tegang pada bagian yang kencang (F 1):


F1t  F1  Fc
F1  F1t  Fc  938  272  666 (N)

Besar diameter pulley motor listrik (Dm=D1):

Oleh karena faktor slip diabaikan maka v1=v=v2 :

N1 D2 D2 .N 2 100.(250)
  D1    33,33 (cm)
N 2 D1 N1 750

Menentukan sudut kontak anatara sabuk V dengen pulley yang


terkecil:

  (180o  2 ) (rad)
180o
dimana:

D2  D1 100  33,33
sin     0,1907
2. A 2(175)

   arc. sin 0,1907  11o

Maka besar sudut kontak ( =1)

105

  {180o  2(11o )}  2,76 rad.
180o

Perbandingan gaya tegang sabuk V :

F1 F
 e  . .Co sec   F2   . .Co1 sec .
F2 e

666 666
F2  0, 25.( 2, 76).Co sec .17,5
  67 (N)
(2,7183) 9,931

b. Menentukan jumlah sabuk V (V-Belt) :

Besar daya yang mampu dipindahkan setiap sabuk V adalah :

80
P1  ( F1  F2 ).v  (666  67)  15973,33 (watt)
3
 besar daya untuk satu sabuk V: P1  15,9733 (kW)

Maka jumlah sabuk V yang digunakan :

P 100
z   6,26  7 buah sabuk V
p1 15,9733

c. Panjang sabuk yang dibutuhkan :

( D2  D1 ) 2
L  2 A   2 ( D2  D1 ) 
4A
(100  33,33) 2
L  2(175)   2 (100  33,33) 
4(175)

L  350  209,33  6,35  565,68 (cm)

106

Anda mungkin juga menyukai