SISTEM TRANSMISI SABUK GILIR

Transmisi sabuk gilir disebut juga timing belt digunakan terutama untuk mengurangi
kemungkinan terjadinya slip pada sistem transmisi sabuk. Selain itu juga digunakan bila
dikehendaki putaran tetap atau perbandingan transmisi yang tetap.
Batas maksimum kecepatan sabuk gilir kurang lebih 35 m/s dan mampu mentransmisikan
daya sampai 60 Kw

DATA AWAL PERENCANAAN SABUK GILIR

Daya P : kW
Putaran puli kecil n1 : rpm
Reduksi i

RUMUS YANG DIGUNAKAN

DAYA RENCANA (Daya yang telah dikoreksi)

𝑃𝑑 = 𝑃 𝑥 𝑓𝑐 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑃𝑑 = 𝑃 𝑥 (𝑓𝑐 + 𝑓𝑐′)

Dimana : P : daya (kW)

fc : faktor koreksi (table 5.1 Sularso)
fc’ : factor koreksi yang ditambahkan karena perbandingan peningkatan
putaran (table 5.11 Sularso)
Selanjutnya berdasarkan data daya rencana dan putaran puli kecil dapat ditentukan type
sabuk gilir berdasarkan diagram pemilihan sabuk gilir gambar 5.14 Sularso.
Selanjutnya dapat ditentukan jumlah gigi puli kecil sesuai dengan tipe sabuk dan putaran
puli kecil sesuai table 5.13 Sularso

REDUKSI PUTARAN
𝑛1 𝑧2
𝑖= =
𝑛2 𝑧1

𝑛1
𝑧2 = . 𝑧 = 𝑖 . 𝑧1
𝑛2 1

Dimana z1 : jumlah gigi puli penggerak/puli kecil

z2 : jumlah gigi puli yang digerakkan

GAYA TARIK EFEKTIF

102𝑃
𝐹𝑒 =
𝑣

Dimana Fe : gaya tarik efektif (kg)

P : daya yang ditransmisikan (kW)
v : kecepatan sabuk (m/dt)

KECEPATAN SABUK
𝑝 . 𝑧1 . 𝑛1
𝑣=
60 .1000

Dimana v : kecepatan sabuk (m/dt)

p : jarak bagi
GAYA SENTRIFUGAL

𝑤 2
𝐹𝑐 = 𝑣
9,8

Dimana Fc : gaya tarik sentrifugal (kg)

w : berat per satuan panjang sabuk (kg/m)
v : kecepatan linear sabuk (m/dt)
GAYA TARIK SABUK MAKSIMUM

𝐹1 = 𝐹𝑒 + 𝐹𝐶

Dimana F1 : gaya tarik sabuk maksimum (kg)

Fe : gaya tarik efektif (kg)
Fc : gaya tarik sentrifugal (kg)

DIMENSI PULI SABUK GILIR

DIAMETER LINGKARAN JARAK BAGI

Diameter lingkaran jarak bagi puli kecil :

𝑝 . 𝑧1
𝑑𝑝 =
𝜋
Diameter lingkaran jarak bagi puli besar :
𝑝 . 𝑧2
𝐷𝑝 =
𝜋

Dimana dp : diameter lingkaran jarak bagi (mm)

 p : jarak bagi sabuk berdasarkan tipe sabuk (table 5.10a Sularso)
z1 ,z2 : jumlah gigi puli kecil dan puli besar

DIAMETER NAF/BOS
Diameter naf puli kecil
𝑑𝐵𝑚𝑎𝑥 = 𝑝 {𝑐𝑜𝑡(1800 /𝑧1 ) − 1} − 0,76

Diameter naf puli besar

𝐷𝐵𝑚𝑎𝑥 = 𝑝 {𝑐𝑜𝑡(1800 /𝑧2 ) − 1} − 0,76

Dimana dB , DB : diameter naf/bos puli (mm)

p : jarak bagi (mm)
z1 , z2 : jumlah gigi puli

DIAMETER LINGKARAN LUAR PULI

Diameter lingkaran luar puli kecil
𝑑𝑘 = {0,6 + cot(1800 /𝑧1 )}. 𝑝

Diameter lingkaran luar puli besar

𝐷𝑘 = {0,6 + cot(1800 /𝑧2 )}. 𝑝

Dimana dk , Dk : diameter lingkaran luar puli (mm)

SUDUT KONTAK SABUK

57(𝐷𝑝 − 𝑑𝑝 )
𝜃 = 1800 −
𝐶

Dimana C : jarak sumbu poros (mm)

Cmax = (30 s/d 50) p …………. jarak ideal
C < 20 p ………………………………… beban kerja fluktuatif

JUMLAH GIGI TERKAIT

𝜃
𝐽𝐺𝑇 = .𝑧
360 1
Dimana 𝜃 : sudut kontak puli (0)
z1 : jumlah gigi puli kecil
FAKTOR LEBAR SABUK
𝑃𝑑
𝑓𝑤 =
𝑃0 𝑓𝑡
Dimana fw : factor lebar sabuk
Pd : daya rencana (kW)
P0 : kapasitas daya yang ditransmisikan (kW) table 5.12 Sularso
ft : factor koreksi untuk Jumlah Gigi Terkait (table 5.14 Sularso)
Selanjutnya berdasarkan harga fw dapat ditentukan lebar sabuk Wb melalui diagram lebar
sabuk gilir standart sesuai gambar 5.15 Sularso.

LEBAR SABUK GILIR (Wb)

berdasarkan diagram dalam inch dan harus diubah dalam satuan mm.

LEBAR GIGI PULI

𝑊𝑤 = 1,3 . 𝑊𝑏

Dimana Ww : lebar gigi puli (mm)

Wb : lebar sabuk (mm)

BERAT PULI
𝜋
𝑊= . 𝐷𝑝 2 . 𝑊𝑤 . 𝜌
4

Dimana W : berat puli (kg)

Dp 2 : diameter lingkaran jarak bagi (mm)
Ww : lebar gigi puli (mm)
 : berat jenis bahan puli (kg/cm3)

JARAK POROS DALAM JUMLAH JARAK BAGI

 𝐶
𝐶𝑝 =
𝑝

Dimana C : jarak sumbu poros (mm)

p : jarak bagi sabuk (mm)
PANJANG SABUK (DALAM JUMLAH JARAK BAGI)
Sabuk Open Belt Drive
𝑧1 + 𝑧2 [(𝑧1 − 𝑧2 )/6,28]2
𝐿𝑝 = + 2𝐶𝑝 +
2 𝐶𝑝
Selanjutnya harga Lp sesuaikan dengan harga Lp standart (table 5.10b Sularso) dan
selanjutnya disebut L  L = Lp . p

JARAK SUMBU POROS YANG SEBENARNYA

Perlu dicari dulu harga Cp
1 𝑧1 + 𝑧2 𝑧1 + 𝑧2 2 2
𝐶𝑝 = {(𝐿 − ) + √(𝐿 − ) − (𝑧 − 𝑧1 )2 }
4 2 2 9,86 2
Maka
𝐶 = 𝐶𝑝 . 𝑝
DAERAH PENYETELAN SUMBU POROS
Daerah penyetelan berdasarkan nomor nominal sabuk dan tipe sabuk

 Ci

C  Ct
Dimana C : jarak sumbu poros (mm)
Ci : jarak penyetelan sumbu poros ke arah dalam (mm)
Ct : jarak penyetelan sumbu poros ke arah luar (mm)

Nomor XL L H XH XXH
nominal ∆𝐶𝑖 ∆𝐶𝑡 ∆𝐶𝑖 ∆𝐶𝑡 ∆𝐶𝑖 ∆𝐶𝑡 ∆𝐶𝑖 ∆𝐶𝑡 ∆𝐶𝑖 ∆𝐶𝑡
60-300 3 3 5 5 6 6

301-1000 4 3 6 5 7 6 20 10 30 10