NIM : 19508334054
KELAS : B2
A. Motor Penggerak
Motor penggerak yang digunakan memiliki spesifikasi sebagai berikut :
Daya motor penggerak (P) = (2 HP = 1,4914 kW)
Putaran motor penggerak (n1) = 2500 rpm
Ukuran pulley motor penggerak = 50 mm
Jarak sumbu poros = 300 mm
Dari tabel Faktor Koreksi tersebut faktor koreksi ( Fc ) mempunyai nilai 1,0 karena
variasi beban sangat kecil kurang dari 7,5 Kw sehingga Daya Perencanaan (Pd) adalah :
a. Daya perencanaan
Pd = Fc . P
Pd = 1,0 x 1,4914 kW
Pd = 1,4914 kW
Jadi dari perhitungan diatas didapatkan nilai daya perencanaan sebesar 1,4914 kW.
Tabel Grafik
D. Dimensi Pulley
Berdasarkan tabel Dimensi pulley diatas, dengan data v belt tipe A didapatkan data
berikut untuk menghitung Dimensi pulley :
- e = 12,5 mm
- c = 3,5 mm
- t = 16 mm
- s = 10 mm
- φ0 = 340 – 400
Untuk mencari dimensi pulley, dapat dicari dengan menggunakan rumus berikut :
Dout = D + 2xc
Din = Dout – 2xe
B = (Z – 1) x t + 2xs
V = π . d1 . n1 / 60 . 1000
V1 = 3,14 x 50 x 2500 / 60 x 1000
V1 = 6,451 m/s
G. Panjang Belt
Rumus Panjang Belt :
π 1
L=2xC+ x (D2 + D1) + x (D2 – D1)
2 4C
3,14 1
L = 2 x 300 + x (75 + 50) + x (75 – 50)
2 4 x 300
1
L = 600 + 1.57 x 125 + x 25
1200
L = 600 + 196.25 + 0,02083
L = 796,27083
dari tabel dimensi belt dapat dipilih belt dengan panjang 813 mm atau spesifikasi V-
belt A32.
H. Sudut Kontak
Rumus Sudut Kontak :
D2−D
α = 1800 – 1
. 600
C
75−50
α = 1800 – x 600
300
α= 1750
Dimana 1 rad = 57,32, jadi :
1750
α=
57,32
α= 3,053 rad
Jadi sudut kontak yang terjadi antara belt dan15 pulley sebesar 3,053 rad
F2 = 15,504 kgf
Sedangkan F1 :
F1 = 2,499 x F2
F1 = 2,499 x 15,504
F1 = 38,7444 kgf
Maka besar nilai gaya tarikan pada sisi kencang 𝐹1 = 38,7444 kgf dan nilai
gaya tarikan pada sisi kendor 𝐹2 = 15,504 kgf .
K. Jumlah Belt
Jumlah belt yang akan dipakai pada sistem transmisi,
dengan menggunakan rumus dan perhitungan sebagai berikut :
F efektif
Z=
σd . A
23,241kgf
Z=
21,6 x 0,81 cm2
Z = 1,32858 belt
Maka dari hasil perhitungan diatas, jumlah belt yang dibutuhkan 2 belt dalam satu
pulley.
L. Tegangan Maksimal yang ditimbulkan
Dari tabel berikut diatas, dipilih bahan belt dari Solid Woven Cotton , yang diketahui
γ = 0,75kg/dm3 dan nilai modulus elastisitas ( EB ) = 250 kg/cm2. Sehingga tegangan
maksimal yang ditimbulkan pada pasangan pulley 1 dan 2 dapat diketahui dengan
Persamaan :
12 kg 23,241 kgf 2 0,13 cm −3 3 (645,1 cm/s2 )
σ maks= + +250 kg /cm x +0,75 x 10 kg/cm x
cm2 2 x 2 x 0,81cm 2 0,65 cm 10 x 980 cm/s 2
σ maks=¿69,17135 kg/cm2
Jadi tegangan maksimal yang ditimbulkan pada pasangan pulley dan 2 sebesar
69,17135 kg/cm2
Kecepatan keliling pada belt sebesar v = 6,451 m/s dan panjang belt L = 813 mm =
0,813 m maka dapat menghitung U dengan persamaan :
V
U=
L
6,451
U=
0,813
U = 7,934 sec
Sehingga :
107 90 kg/cm2
H=
[
3600 x 7,934 x 2 69,17135 kg/cm2
8
]
10 7
H= x [ 1,30111 ] 8
57124,8
H=¿1437,7634 jam
Jadi menurut perhitungan prediksi diatas, umur belt mencapai 1437,7634 jam.
O. Poros
Poros merupakan bagian terpenting dari setiap mesin. Hampir mesin menggunakan
poros untuk meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran. Poros untuk
meneruskan daya, diklasifikasikan menurut pembebanannya sebagai berikut :
1. Poros Transmisi
Poros macam ini mendapatkan beban puntir murni atau puntir dan lentur. Daya
ditransmisikan kepada poros ini melalui kopling, roda gigi, pully sabuk atau sproket,
rantai dan lain-lainnya.
2. Spindel
Poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin perkakas, dimana
beban utamanya berupa puntiran, disebut spindel.
3. Gandar
Poros yang dipasang pada roda kereta barang, dimana tidak mendapat beban puntir,
bahkan kadang-kadang tidak boleh berputar, disebut gandar. Gandar ini hanya
mendapat beban lentur, kecuali jika digerakkan oleh penggerak mula dimana akan
mengalami beban putir juga. Suatu poros transmisi dapat mengalami beban puntir,
beban lentur, beban tarik, atau tekan. Kelelahan, tumbukan atau pengaruh konsentrasi
tegangan bila diameter poros diperkecil (poros bertangga) atau bila poros mempunyai
alur pasak, harus diperhatikan.
Poros merupakan salah satu bagian yang penting dari suatu mesin. Setiap mesin
menggunakan poros untuk meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran. Poros
pada umumnya meneruskan daya melalui sabuk, roda gigi dan rantai. Jika daya
diberikan dalam daya kuda (PS), maka harus dikalikan dengan 0,735 untuk
mendapatkan daya dalam kW. Momen puntir (disebut juga sebagai momen rencana)
adalah T (kg-mm) maka (Sularso, 1997: 7 ):
(T /1000 )(2 πn1 /60 )
Pd = 102 …………..................................(2.10)
Sehingga :
Pd
T = 9,74 x 105 n1
keterangan :
Pd = daya rencana (kW)
T = momen rencana (kg.mm)
n = putaran (rpm)
Poros tersebut mendapat beban puntir dan lentur sehingga pada permukaan poros
akan terjadi tegangan geser karena momen puntir (T) dan tegangan karena
momen lentur. Selanjutnya diameter poros ditentukan dengan menganggap bahwa
kedua momen di atas dibebankan pada poros secara terpisah. Dari kedua hasil
perhitungan ini kemudian dipilih harga diameter yang terbesar. Namun demikian,
pemakaian rumus ASME lebih dianjurkan dari pada metode ini.
Maka diameter poros dapat ditentukan menggunakan rumus (Sularso, 1997: 18 ):
1/3
2 2
[ √
d s ≥ ( 5,1/τ a ) ( K m M ) + ( K t T ) ] …………..................................(2.11)
Keterangan :
ds = diameter poros (mm)
τa = Tegangan geser yang diijinkan (kg/mm2)
Km = faktor koreksi momen lentur
Kt = faktor koreksi momen puntir
M = Momen lentur (kg.mm)
T = Torsi (kgmm)