Anda di halaman 1dari 11

BAB IV

Hasil dan Pembahasan

4.1. Perhitungan Torsi


Pada perancangan torsi sangat diperlukan untuk mengetahui berapa gaya
yang diperlukan sebuah benda agar benda tersebut dapat bergerak terhadap titik
tertentu. Alat-alat yang digunakan untuk mengetahui gaya pada mesin pengupas
kulit kelapa ialah timbangan 50 kg, busur derajat, tang, dan kunci pas. Berikut
cara pengambilan data torsi pada mesin pengupas kulit kelapa dengan mata pisau
bentuk siku.

1. Pasanglah timbangan pada kedua pipa yang telah disediakan dan pastikan
timbangan dalam posisi nol. Langkah pertama timbangan dipasang ke pipa rol
mata pisau dan yang kedua dipasang ke pipa yang telah di ikat ke kerangka mesin.
Kemudian pastikan posisi busur derajat pada posisi 90º dan ujung mata pisau siku
menyentuh kulit kelapa.

Gambar 4.1 Pengambilan data torsi

2. Kemudian tarik pipa besi pada rol mata pisau yang telah dipasang timbangan
sampai mata pisau tertancap pada sabut kelapa. Setelah mata pisau tertancap,
perhatikan kemiringan pada pipa besi yang ditarik dan ukur kemiringan dengan
menggunakan busur derajat.

30
Gambar 4.2 Pengukuran sudut miring

3. Selanjutnya lihatlah posisi angka pada timbangan lalu catat. Kemudian


ukurlah jarak antara rol mata pisau sampai ke ujung timbangan agar mengetahui
jumlah r, dari hasil pengukuran maka r didapat 40 cm (Data hasil pengukuran
dapat dilihat pada lampiran 1). Seperti diketahui torsi adalah perkalian antara gaya
dan jarak (Hibbler, 2008). Sehingga dari persamaan ini perlu dicari terlebih
dahulu gaya yang diperlukan untuk melakukan pengupasan kelapa dengan mata
pisau bentuk siku.

Gambar 4.3 Pengambilan data


kemiringan sudut

Dari hasil pengambilan data gaya


pengupasan maka didapat besarnya
torsi bedasarkan persamaan (2.5).
T = F.r
= 740 N × 400 mm = 291.503,1 N.mm

4.2. Perhitungan diameter poros dan daya pengupasan.


Diameter poros dapat ditentukan dengan persamaan (2.8).

31
π 3
T= × τ ×d
16
Diketahui bahwa poros yang digunakan adalah jenis mildsteel (ST 37) yang
mempunyai tegangan tarik 370 N/mm² (Putra, 2014).
π 3
T= × τ ×d
16

⇒d=

3 16. T
π.τ

d=

3 16 ×291.503,1 N . mm
3,14 × 370 N /mm ²
=15,9 mm . ≈ 16 mm .

4.3. Beban Penopang


Untuk menghitung beban pada penopang maka perlu diketahui besarnya
gaya yang ditopang oleh penopang dengan menggunakan prinsip seperti yang
dijelaskan pada sub bab 2.3 mengenai keseimbangan benda tegar.
1. Diagram bebas beban pada poros
Panjang poros diketahui sebesar 0,5 m penopangnya adalah bantalan atau roller.
Berdasarkan lampiran 3 Tabel penopang untuk benda-benda tegar pada sistem
gaya dua dimensi yang menunjukkan bahwa roller mempunyai satu buah gaya
yang tidak diketahui maka
85 N
↺ 291,50 N.m

RA 0,25 m 0,25 m RB

Gambar 4.4 Diagram bebas beban pada poros

Diketahui berat bidang pengupas dan poros adalah 85 N dan torsi sekitar 291,50
N.m (arah torsi berlawanan dengan jarum jam dianggap positif). Dengan
menganggap titik A adalah sebuah tumpuan maka
↻ ∑
+¿ MA=0 ¿

−8 5 N ( 0,25 m) + R B ( 0,5 m) +291,5 Nm=0


−21,25+0,5 m R B +291,5 Nm=0

32
0,5 m . R B +270,25 N . m = 0
270,25 N . m
RB =
0,5 m
= - 540,5 N

Tanda negatif menunjukkan arah gaya R B ke bawah, sehingga dengan


diagram bebasnya menjadi
85 N

RA RB
0,25 m 0,25 m
Gambar 4.5 Diagram bebas beban pada poros setelah analisa

2. Menentukan nilai R A
Gunakan hasil yang didapat R B = 540,50 N pada keseimbangan gaya (2.4)
dengan menganggap bahwa arah ke atas adalah positif, maka.
↑ ∑ F y =0
R A −R B−85 N =0
R A −540,50 N−85 N =0
R A =625,50 N
Karena terdapat gaya yang ditopang oleh bantalan yaitu R B=540,50 N dan
R A =625,5 N , maka dipilihlah nilai maksimum yaitu 625,5 N.

4.4. Perencanaan Bantalan


Diketahui beban radial (W ¿¿ r )¿ = 740 N dan beban aksial (W ¿¿ A)¿ = 625,50 N.
Dari lampiran 5 tabel Nilai X and Y untuk bantalan yang dimuat secara dinamis.
Nilai faktor radial (x) dan faktor puntiran (Y) maka.
W A 625,50
= =0,84
WR 740

33
Pada skripsi ini, jenis bantalan yang digunakan adalah angular contact ball
bearing dan spesifikasi yang digunakan Single row, berdasarkan tabel Nilai X and
Y untuk bantalan yang dimuat secara dinamis pada lampiran 5 maka
X = 1 dan Y = 0
Karena factor rotasional (V) untuk bantalan ketika bagian dalamnya berputar
bernilai 1 maka :
W =X .V . W R +Y .W A
= 1.1. 740 + 0.625
= 740 N

Berdasarkan tabel lampiran 2 tabel X 0 dan Y 0 untuk bantalan radial,


diperoleh data bahwa untuk mesin pertanian, umur efektif sebuah mesin adalah
faktor 4000 – 8000 jam. Dalam perancangan ini, dipilih umur bantalan sekitar
8000 jam. Dengan menganggap bahwa bantalan dapat bertahan selama 5 tahun,
maka umur bantalan dalam satuan putaran dengan menggunakan persamaan 2.14
adalah
L=60 N × L H
6
L=60 ( 50 rpm ) × 8000=24 ×10 putaran
Dari tabel lampiran 4 yaitu tabel nilai faktor layanan ( K S ), diketahui bahwa untuk
beban kejut sedang,nilai faktor layanan (K S) untuk bantalan sebesar 2.

Berdasarkan persamaan 2.14 beban ekivalen dinamis rancangan (W) adalah


sebesar
W =740 N × 2
¿ 1480 N

Pada persamaan 2.13 diketahui tingkat beban dinamis dasar (C) adalah

[ ]
1
L k
C=W ( ∴ k=3 untuk bantalanbola )
106

[ ]
6 1
24 × 10 3
C = 1480
10 6

34
C=4269,06 N
C=4,27 kN
Berdasarkan lampiran 7 Tabel kapasitas statis dan dinamis dasar dari berbagai
jenis bola radial bantalan dipilihlah bantalan dengan nomor 202 dengan nilai C
sebesar 6,3 kN.

4.5. Perancangan Roda Gigi


Diketahui daya yang harus ditransmisikan (P) adalah sebesar 1,53 kW pada 50
rpm (N), jumlah gigi pinion 45 (TP) dan jumlah gigi utama (T G ) yang
direncanakan masing – masing berjumlah 45 buah, rasio gigi (G) 1 : 1.
Diketahui, kecepatan garis pitch juga dapat diperoleh dengan menggunakan
persamaan 2.34 yaitu.
π . D p . N P π .m .T p . N p
V= =
60 60
π . m.45 ×50
¿ =117,75 m mm/s
60
= 0,117 m m/s

Dengan menganggap kondisi beban adalah kejutan sedang dan dioperasikan


selama 8 – 10 jam sehari, maka faktor servis (Cs) yang sesuai dengan lampiran 19
tabel tentang nilai faktor layanan, adalah sebesar 1,54. Diketahui berdasarkan
persamaan 2.33 bahwa beban tangensial gigi rancangan m adalah
P
WT= .C
V S
1526 20085,81
WT= ×1,54= N
0,117 m m
3
Dan faktor kecepatan menurut persamaan 2.35 adalah C V = karena
3+V
kecepatannya dibawah 12,5 m/s.
3 3
CV= =
3+V 3+0,117 m

Diketahui faktor bentuk gigi untuk gigi pinion adalah sama dengan persamaan
2.36.

35
0,912
y p=0,154− dengan sistem 20º full depth involute maka
Tp
0,912
y p=0,154−
Tp
0,912
y p=0,154− =0,134
45
Dan diketahui faktor bentuk gigi untuk gigi utama G =T G /T P.
0,912
y G =0,154−
TG
0,912
¿ 0,154− =0,134
45
Dengan menggunakan persamaan, yaitu persamaan Lewis 2.37 untuk pinion
maka.
W T =σ ℘ . b . π . m . y p
¿ ( σ op × C v ) . b . π . m. yp

Dengan menganggap lebar gigi b = 14 kali modul, dan roda gigi terbuat dari
bahan besi tuang tingkat sedang dengan σ op=¿ 70 MPa lihat lampiran 14 Tabel
nilai stres statis yang diijinkan.
20085,81
m
=70
3
[
3+0,117 m ]
14 m × π × m × 0,134

20085,81 1237,034 m2
=
m 3+0,117 m
3
60257,43+2350,04 m=1237,034 m
60257,43+2350,04 m−1237,034 m3 =0

Dengan menyelesaikan persamaan diatas, maka didapatkan.


m=3,82537
Karena nilai modul yang mendekati adalah 4 maka dipilihlah nilai.
modul m=4 mm

4.6. Perencanaan Rantai


Diketahui daya pengupasan 1,526 kW pada mesin ini dianggap mengalami
beban variabel ( K 1) dengan beban sedang sehingga K 1 = 1,25.

36
Dengan menganggap bahwa pelumasan ( K 2) yang digunakan pada mesin ini
adalah pelumasan tetes sehingga K 2= 1 dan lamanya bekerja selama 8 jam
sehingga K 3= 1.
Diketahui bahwa faktor layanan, ( K s ) merupakan hasil perkalian antara faktor
beban ( K 1), faktor pelumasan ( K 2) dan lama bekerja ( K 3), maka.
K S =K 1 . K 2 . K 3
= 1,25 × 1 × 1
= 1,25
Dan besarnya daya rancangan adalah
Daya rancangan = daya terbaca × faktor layanan ( K S )
= 1,526 × 1,25
= 1,907 kW
Dari Tabel Tingkatan daya (in kW) dari roller rantai sederhana pada lampiran 11
terdapat hubungan antara kecepatan 100 rpm dengan daya yang ditransmisikan
pada rantai nomor 12 B yaitu 2,01 kW per baris, sehingga jumlah baris rantai
yang digunakan cukup satu baris.
Berdasarkan tabel karakteristik rantai pada lampiran 8 didapatkan bahwa pitch p =
9,05 mm ; diameter roller, d = 12,07 mm ; lebar roller minimum, w = 11,68 mm ;
beban maksimum , W B= 28 kN = 28 × 103 N.
Berdasarkan persamaan 2.5 diketahui bahwa diameter lingkaran pitch adalah

d= p cosec
[ ]
180
T
=19,05 cosec
[ ]
180
45
mm

d=19,05× 14,33
¿ 273,09 mm=0,27 m
Kecepatan linear pitch menurut persamaan 2.16
πd N
v=
60
π ×0,27 × 50
v=
60
v=0,71 m/s
Sehingga beban pada rantai menurut persamaan 2.26
Nilai gaya
W=
Kecepatan nilai pitch

37
1,526 kW
¿ =2,149 kN =2149 N
M
0,71
S
Dan faktor keamanan berdasarkan persamman 2.20 maka :
WB
Faktor keamanan =
W
28× 103
= = 13,03
2149
Nilai ini lebih besar dari nilai yang diberikan pada lampiran 9 Tabel faktor
keamanan (n) untuk roller bush dan rantai diam pada lampiran 7 adalah sebesar 7.
Menurut persaman 2.20 jarak sumbu minimum antar poros sprocket harus
30 sampai 50 kali nilai pitch, maka
Jarak sumbu antar sprocket adalah = 30 × 19,05 mm = 571,5 mm.
Untuk mengetahui regangan asal pada rantai, nilai jarak sumbu dikurangi
sebesar 2 – 5 mm, sehingga
x = 571,5 - 4 = 567,5 mm
Diketahui jumlah banyaknya rantai sesuai persamaan 2.18

[ ]
2
T + T 2 X T 2 −T 1 p
K= 1 2 + +
2 p 2 x

[ ]
2
45+45 2 ( 567,5 ) 45−45 19,05
K= + +
2 19,05 2 ( 3,14 ) 567,5
¿ 104,58
Panjang rantai menurut persamaan 2.17
L=K . p
¿ 104,58 ×19,05 mm=1992,25 mm

4.7. Perhitungan Kekuatan Bahan


Struktur baja yang digunakan pada kerangka yaitu baja profil U dapat
diilustrasikan seperti tampak pada lampiran 20 Tabel properti dari penampang
yang umum digunakan.
α
2mm
2

b
h1 73 mm 42 mm
H

38
h t 2 mm

B 77 mm

Gambar 4.6 Struktur baja profil U

Berdasarkan gambar tersebut, maka :


a
= 2 mm sehingga a = 4 mm
2
b = 73 mm
B = 77 mm
H = 42 mm
t = 2 mm
Menentukan nilai h.
aH 2+ bt 2
h=
2 ( aH + bt )
2 2
4 ( 42 ) +73 ( 2 )
h=
2 ( 4 ×42+73 × 2 )
7348
h= =11,70 mm
628
Sehingga nilai h1 = H – h
= 42 – 11,70
= 30,30 mm

Menentukan moment inersia


Bh3−b ( h−t )3+ a h13
Ixx=
3
77 ( 11,703 )−73 ( 11,70−2 ) + 4 ( 30,30 3 ) 167971,6
3
¿ =
3 3
= 55990,53 mm 4
Menghitung modulus potongan (Z)
2 Ixx ( aH +bt )
Z¿
aH 2 +bt 2

39
2 ( 55.990,53 ) ( 4 × 42+73 ×2 )
Z¿
4 ( 422 ) + ( 22)
35.162.051 3 −9 4
¿ =4.785 mm =4.785 ×10 m
7.348
Tegangan tekuk yang terjadi (σ )
M
σ=
Z
3
291,5 Nm 291,5× 10 N . mm
σ= −9 3
= 3 =
4785 ×10 M 4785 mm
σ =60,92 N / mm2
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Gunawan dkk (2016), yang meneliti
tentang sifat mekanik mild steel ST 37. Pada laju regangan menengah menyebut
bahwa tegangan tekuk rata-rata ST 37 adalah sebesar 0,25 GP`a = 250 N/mm2 .

40

Anda mungkin juga menyukai