Anda di halaman 1dari 7

BAB 15

TRANSMISI DAYA SABUK

4.1 PENDAHULUAN
Transmisi sabuk dapat dibedakan menjadi tiga yaitu: sabuk rata, sabuk-V dan sabuk gilir.
Sabuk rata dipasang pada puli silinder, meneruskan torsi antara 2 poros yang jaraknya kira-
kira sampai 10 m, dengan angka transmisi 1/1-1/6. Sabuk V dipasang pada puli beralur dan
meneruskan momen antara 2 poros yang jaraknya sampai 5 m dengan perbandingan putaran
1/1-1/7. Untuk memperbanyak daya yang mampu dipindahkan sabuk-V dibuat banyak dan
disebut transmisi sabuk multi-V. Jenis sabuk gilir, yaitu sabuk dengan gigi yang digerakkan
dengan sproket pada jarak pusat puli sampai dengan 2 m dan meneruskan putaran secara tepat
dengan perbqandingan antara 1/1-6/1. Pada pembahasan ini yang akan diuraikan adalah jenis
sabuk rata dan sabuk-V.

4.2 SABUK RATA


Pemasangan sabuk rata pada puli dapat dilakukan dengan dua cara yaitu pemasangan
sabuk terbuka dan menyilang.

4.2.1 Pemasangan sabuk terbuka


Pemasangan sabuk secara terbuka ditunjukkan seperti pada gambar 1.

Gambar 4.1 Pemasangan sabuk terbuka


Panjang sabuk, L pada pemasangan terbuka dapat dihitung dengan rumus:


L  1 r   2 R  2 C2  R  r  
2 0,5


L    2r    2R  2 C2  R  r  
2 0, 5

dengan:
r = radius puli kecil, mm R = radius puli besar, mm
C = jarak antara sumbu puli, mm 1 = sudut kontak pada puli kecil, rad
2 = sudut kontak pada puli besar, rad
Rr 
 = sudut bantu (lihat gambar) = sin-1  x rad.
 C  180
4.2.2 Pemasangan sabuk menyilang
Panjang sabuk,L pada pemasangan secara menyilang ditentukan dengan rumus :
L 
=   2 .r    2 .R  2. C 2  R  r  
2 0.5

Rr
 = sin-1  
 C 
1 = 3 =   2

1
Gambar. 4.2 Pemasangan sabuk menyilang
CONTOH SOAL
1. Transmisi sabuk rata dengan jarak antara dua sumbu puli 12 m. Diameter puli I = 80 cm.
Diameter puli II = 480 cm sebagai puli yang digerakkan. Tentukan panjang sabuk jika
pemasangan dilakukan secara (a). terbuka dan (b). menyilang.
Penyelesaian:
a. Pemasangan secara terbuka
Rr  4,8  0,8 
 = sin-1   = sin-1   = 0,167 rad.
 C   2(12) 
L 
=   2r    2R  2 C 2  R  r  
2 0,5

L 
=   2(0,167) 0,8    2(0,167) 2,4  2 12 2  4,8  0,8 
2 0,5

= 33,128 m
b. Pemasangan secara menyilang
L 
=   2.r    2.R  2. C 2  R  r 
2 2

Rr
 = sin-1  
 C 
 2,4  0,4 
 = sin-1   = 0,236 rad
 12 
L 
=   2.0,236 .0,4    2.0,236.2,4  2. 12 2  12  0,4 
2 2

= 33,46 m.

4.3 Kapasitas Pemindahan Daya


Puli A sebagai penggerak dan puli B merupakan puli yang digerakkan.

Gambar. 4.3 Transmisi daya dengan sabuk

Pada gambar diatas berlaku T1> T2. Daya, P (watt) yang dapat ditransmisikan oleh sabuk ditentukan
dengan menggunakan rumus:
P = (T1 – T2) V
dengan:
T1 = gaya tarik pada sisi kencang, N
T2 = gaya tarik pada sisi kendor, N
V = kecepatan keliling, m/s.
.d 1 .n 1 .d 2 .n 2
= 
60 60
2
d = diameter puli, m
n = putaran puli yang bersangkutan, rpm.

4.4 Perbandingan Gaya Tarik pada Sabuk


4.4.1 Massa sabuk tidak diperhitungkan
Perbandingan gaya tarik sabuk pada sisi kencangn dan sisi kendor bila massa sabuk tidak
diperhitungkan dapat ditentukan dengan menggunakan rumus:
T1
 e 
T2
dengan:
T1 = gaya tarik pada sisi kencang
T2 = gaya tarik pada sisi kendor
e = 2,72
 = koefisien gesek sabuk dan puli
 = sudut kontak sabuk pada puli terpilih, rad

4.4.2 Massa sabuk diperhitungkan

Gambar. 4.4 Gaya sentrifugal sabuk

Bila massa sabuk diperhitungkan, maka perbandingan gaya tarik sabuk pada sisi
kencang dengan sisi kendor adalah:
T1  m.V 2
 e 
T2  m.V 2

dengan:
m = massa sabuk persatuan panjang, kg/m
= xA= xbxt
A = luas penampang sabuk, m2
b = lebar sabuk, m
t = tebal sabuk, m
Bila ruas kiri dari persamaan diatas dibagi dengan luas penampang (A), maka rumus
akan menjadi:
T1 / A  m / A.V 2  S1  .V 2
 e atau  e 
T 2 / A  m / A.V 2 S 2  .V 2
dengan:
S1 = tegangan tarik pada sisi kencang, N/m2
S2 = tegangan tarik pada sisi kendor, N/m2
 = massa jenis sabuk, kg/m3.

3
CONTOH SOAL
2. Sabuk rata memindahkan daya pada putaran 200 rpm. Sabuk rata dihubungkan pada dua buah puli
secara menyilang. Jarak antara sumbu poros = 1,95 m. Diameter puli besar = 450 mm. Diameter puli
kecil = 200 mm. Koefisien gesek sabuk dan puli = 0,25. Gaya tarik ijin sabuk 1 kN. tenrukan daya yang
mampu dipindahkan pada putaran tersebut, asumsikan tidak terjadi slip dan massa sabuk tidak
diperhitungkan.

Gambar. 4.5 Contoh soal 2

Penyelesaian :
Sudut kontak, 1   2    2
Rr  0,225  0,1 
 = sin-1   = sin-1   = 0,167 rad.
 C   1,95 
    2(0,167)  3,476 rad
T1
 e 
T2
1000
 2,72 0, 25 ( 3, 476 )
T2
T2 = 419 N

Daya, P yang dapat dipindahkan adalah :

P = (T1 – T2)
V = .d.n / 60   (0,45) ( 200/60) = 4,712 m/s.
P = (1000 - 419) (4,712) = 2.738 Watt

[3]. Poros transmisi memindahkan daya dari puli ke kopling fleksibel. Putaran poros 900 rpm.
Diameter puli 400 mm. Posisi sabuk mendatar dengan kedua diameter puli sama. Lebar sabuk 50
mm, tebal sabuk 6 mm. Tegangan tarik ijin sabuk 3 (2) MPa. Koefisien gesek puli dengan sabuk 0,3.
Massa jenis sabuk 870(900) kg/m3. Hitung gaya tarik sabuk T1 dan T2 serta hitung pula daya yang
mampu dipindahkan. Lengkapi skema gambar rangkaian puli dan sabk.
Penyelesaian:
T1  m.V 2
 e 
T2  m.V 2

V = .d.n / 60   (0,40) ( 900/60) = 8,85 m/s.


m = b x t x  = 0,05 x 0,006 x 970 = 0,291 kg/m.
S1 = 2 MPa = 2.106 N/m2
T1 = A.S1 = lebar x tebal x S1
= 0,05 x 0,006 x 2.106 = 600 N
 =  rad

4
600  0,291.18,85 2
 2,72 0,3.
T2  0,291.18.85 2

T2 = 296,6 N
Daya, P yang dapat dipindahkan adalah :
P = (T1 – T2 ) V = (600 – 296,6) 18,85 = 5,72 kW.
SOAL-LATIHAN
[1]. Puli kipas udara (fan) digerakkan oleh motor listrik dengan sabuk rata. Diameter puli motor = 350
mm. Putaranya 880 rpm. Diameter puli fan = 1370 mm. Jarak antara kedua sumbu puli = 1400 mm.
Tebal dan lebar sabuk masing-masing 8 mm dan 250 mm. Koefisien gesek sabuk dan puli 0,35.
Tegangan tarik ijin sabuk 2,4 MPa. Massa jenis sabuk 970 kg/m3. Hitung daya yang dapat dipindahkan
pada putaran tersebut.

Gambar. 4.6 Soal nomor 1


[2]. Transmisi sabuk menyilang memindahkan daya sebesar 7,5 kW pada putaran puli kecil 1000
rpm. Diameter puli kecil 250 mm. Diameter puli besar 500 mm. Jarak antara kedua sumbu puli 1250
mm. Tebal sabuk 6 mm. Koefisien gesek sabuk dan puli 0,3. Tegangan gaya tarik ijin sabuk 1,7 MPa.
Massa jenis sabuk 970 kg/m3. Tentukan lebar sabuk.

Gambar. 4.7 Soal nomor 2

4.5 TRANSMISI DAYA SABUK – V

Keuntungan transmisi sabuk V bila dibandingkan sabuk rata adalah dapat


memindahkan daya yang relatip lebih besar untuk sudut kontak yang sama.
Kekurangan sabuk-V adalah bisa dipasang pada puli yang posisi porosnya sejajar.

4.5.1 PERBANDINGAN GAYA TARIK SABUK


Perbandingan gaya tarik pada sisi kencang dan sisi kendor adalah :
 .
T1  m.V 2
 e sin 
T2  m.V 2
dengan:
T1 = gaya tarik pada sisi kencang, N T2 = gaya tarik pada sisi kendor, N

5
m = massa sabuk persatuan panjang, kg/m e = 2,72
 = koefisien gesek sabuk dan puli  = setengah sudut alur puli, rad
V = kecepatan keliling sabuk, m/s  = sudut kontak, rad

Penampang puli-V dan sabuk-V ditunjukkan seperti pada gambar dibawah.

Gambar. 4.8 Penampang a. sabuk dan b. penampang puli multi-V

dengan:
b = lebar sabuk; d = tebal sabuk; 2 = sudut alur puli

4.5.2 LETAK TITIK berat SABUK


Bila penampang sabuk diasumsikan sebagai bentuk trapesium, maka titik berat dari alat ditunjukkan
seperti gambar.

Gambar 4.9 Penampang sabuk-V

Letak titik berat penampang sabuk V bila diukur dari alas, diberikan dalam bentuk rumus:
 d b 1  2b 2 
x
3 b 1  b 2 

CONTOH SOAL
[4]. Sabuk-V memindahkan daya 10/11 kW pada putaran puli motor 1000/900 rpm.
Diameter puli motor penggerak 173 mm. Diameter puli yang digerakkan 346 mm.
Jarak antara kedua sumbu puli 0,76 m. Gaya tarik ijin tiap sabuk 660/560 N. Koefisien
gesek sabuk dan puli 0,15. Sudut alur puli 34o. Massa sabuk 0,194 kg/m. Hitung
jumlah sabuk yang mampu memindahkan daya tersebut.
Penyelesaian:
T1 = 560 N
V =  . d n/60   (0,173) (900/60)  8,15 m/s.
m = 0,194 kg/m

6
R r
1 = 180o – 2. sin-1  
 C 
 346  173 
= 180o – 2. sin-1   = … [o] = 2,91 rad
 2.760 
 346  173 
2 = 180o + 2. sin-1   = 3,37 rad
 2.760 
 .
T1  m.V 2
e sin 
T2  m.V 2
0 ,15 .2 ,15
560  0,194.8,15 2
 e sin 17
o

T2  0,194.8,15 2

T2 = 194,4 N.
Daya yang dipindahkan oleh satu sabuk, P1:
P1 = (T1 – T2) V = (560 – 194,4) 8,15 = 2 979,64 watt

Jadi jumlah sabuk, n” yang diperlukan adalah:


n” = P/P1 = 11000/2 979,64 = 3,64

Jumlah sabuk dibulatkan menjadi : 4 buah sabuk.

SOAL LATIHAN
[1]. Transmisi daya dengan sabuk-V terdiri dari 3 buah sabuk yang sejajar. Ukuran alur puli sama yaitu
30o. Koefisien gesek sabuk dan puli 0,12. Luas penampang sabuk 8 cm2. Tegangan tarik tiap sabuk 30
kg/cm2. Ukuran diameter kedua puli sama yaitu 40 cm. Putaran puli 960 rpm. Hitung daya yang
mampu dipindahkan bila massa sabuk tidak diperhitungkan. Gambarkan juga transmisi daya dengan
puli-sabuk V ini.

[2]. Sabuk V digunakan untuk memindahkan daya 10 kW pada putaran 960 rpm. Sabuk yang
digunakan jenis B dengan diameter pitch puli 125 mm. Ukuran sisi sabuk yang besar = 17 mm, tinggi
sabuk 11 mm., sudut alur puli 38o, sudut kontak 170o. Koefisien gesek 0,3. Tentukan jumlah sabuk
yang diperlukan, bila tegangan tarik ijin pada sabuk 2,5 MPa.

Anda mungkin juga menyukai