TINJAUAN PUSTAKA
5
6
Q = m. n. z
Dimana :
Q = Kapasitas mesin (kg/jam)
m = massa 1 potongan singkong (kg)
n = putaran disk (rpm)
z = jumlah potongan
D1
n2 = n1 (ref 2 hal 252)
D2
Dimana:
n 1 = Putaran pulley penggerak
n 2 = Putaran pulley yang digerakkan
D 1 = Diameter pulley penggerak
D 2 = Diameter pulley yang digerakkan
7
Dimana :
σd = tegangan yang timbul pada belt (kg/cm2)
υ = faktor tarikan
σ0 = tegangan awal (kg/cm2)
Sebaiknya tegangan besarnya tegangan awal (σ0) tidak
kg kg
melebihi 18 2
untuk belt datar dan 12 untuk v-belt.
cm cm 2
Harga tersebut berdasarkan percobaan dengan kondisi :
1. Open belt dengan pulley dari cast iron
2. Beban konstan dengan kecepatan keliling v = 10m/s
3. sudut kontak α = π , dan faktor tarikan υ = υ0
Titik dimana mulai terjadinya perubahan kurva dari
keadaan stabil ke keadaan tidak stabil disebut titik kritis (critical
point), yaitu υ0. Pada rumus tersebut nilai dari υ0 = υ , maka harga
untuk tiap belt adalah :
Untuk belt datar : υ0 = 0,5 - 0,6
Untuk V-belt : υ0 = 0,7 – 0,9
Frated
Z = (ref 2 hal 247)
d .A
Dimana :
Z = jumlah belt (buah)
Frated = gaya keliling belt (Kg)
A = luas penampang belt (cm2)
σd = Tegangan Belt (Kg/cm2)
F .v 2 h
σmax=σ0 + + + Eb (ref 2 hal 253)
2 A 10.g Dmin
10
Dimana :
σmax = tegangan yang timbul pada belt (kg/cm2)
σ0 = tegangan awal pada belt (kg/cm2)
γ = berat jenis (kg/dm3)
g = gravitasi ( 9,8 m/det2 )
Eb = modulus elastistas bahan belt (kg/cm3)
h = tebal belt (mm)
Dmin = diameter pulley yang terkecil (mm)
Keterangan :
Dout = Diameter Luar (mm)
Din = Diameter Dalam (mm)
D = Diameter Penggerak
c = Lihat tabel V-belt tipe B
12
V = (Dout-Din2)B
4
Dimana :
Dout = diameter luar pulley yang digerakkan (m)
Din = diameter dalam pulley yang digerakkan (m)
B = lebar pulley (mm)
g = gravitasi bumi (m/s2)
5,1
maks 3
Mc 2 T 2 (ref 3 hal 17)
D
Dimana :
τmax : tegangan geser maksimum yang terjadi pada
poros (psi)
Mc : Momen bending pada poros (lb.in)
T : torsi yang terjadi pada poros (lb.in)
D : diameter poros (inch)
Dengan diketahui tegangan maksimum dan Syp diatas,
maka akan ditentukan van poros yang sesuai dengan tegangan
geser dan Syp yang terbesar dari poros yang direncanakan.
15
2.2.6 Bantalan
Bantalan (Bearing) adalah elemen mesin yang menumpu
poros berbeban sehingga putaran atau gerakan bolak-baliknya
dapat berlangsung secara halus, aman dan berumur panjang.
Bantalan harus cukup kokoh untuk memungkinkan poros serta
elemen mesin lainnya bekerja dengan beik jika bantalan tidak
berfungsi dengan baik maka proses seluruh sistem akan menurun
atau tak dapat bekerja secara semestinya.
18
b. Bantalan gelinding
Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara
bagian yang berputar dengan yang diam melalui elemen
19
gelinding seperti bola (peluru), rol atau rol jarum dan rol
bulat. Bantalan gelinding pada umumnya lebih cocok
untuk beban kecil daripada bantalan luncur. Tergantung
pada bentuk elemen gelindingnya. Putaran pada bantalan
ini dibatasi oleh gaya sentrifugal yang timbul pada
elemen gelinding tersebut.
Karena konstruksinya yang sukar dan ketelitian yang
tinggi maka bantalan gelinding hanya dapat dibuat oleh pabrik-
pabrik tertentu saja. Adapun harganya pada umumnya lebih
mahal daripada bantalan luncur. Untuk menekan biaya pembuatan
serta memudahkan pemakaian, bantalan gelinding diproduksikan
menurut standar dalam berbagai ukuran dan bentuk.
Keunggulan bantalan ini dalah pada gesekannya yang
rendah. Pelumasannya pun sangat sederhana cukup dengan
gemuk, bahkan pada macam yang memakai sil sendiri tidak perlu
pelumasan lagi. Meskipun ketelitiannya sangat tinggi namun
karena adanya gerakan elemen gelinding dan sankar, pada putaran
tinggi bantalan ini agak gaduh dibandingkan dengan bantalan
luncur. Pada waktu memilih bantalan, ciri masing-masing masih
harus dipertimbangkan sesuai dengan pemakaian, lokasi dan
macam beban yang akan dialami.
Dimana :
Fr : beban radial dalam (lb)
Fh : gaya sumbu horizontal (lb)
FV : gaya sumbu vertical(lb)
Dimana :
P = beban equivalent (lb)
Fa = beban aksial (lb)
X = faktor beban radial
V = faktor putaran,
ring dalam yang berputar V = 1
ring luar yang berputar V = 1,2
Y = faktor beban aksial
Bila beban radialnya lebih besar daripada beban aksial
maka beban akivalen dapat ditulis sebagai berikut :
Karena : Fa = 0
Fa
0
.Fr
21
Fa
1
.Fr
Maka nilai X =1 dan Y =0
Dimana :
L10 = umur bantalan ( jam kerja )
C = diperoleh dari tabel bantalan sesuai dengan
diameter dalam bantalan yang diketahui (lb)
P = beban equivalent (lb)
b = 3, untuk bantalan dengan bola
= 10/3 bila bantalan adalah Bantalan Rol
Np = putaran poros ( rpm )
22