Anda di halaman 1dari 18

LAMPIRAN A.

PERHITUNGAN

A.1 Perencanaan Daya


Untuk mencari gaya potong, dilakukan pengujian dengan cara memotong
bambu dengan pisau dengan berat sebesar 2 kg yang diukur dengan timbangan ukur.
Dari pengujian tersebut didapat gaya sebesar 24 N.
a. Gaya yang diperlukan untuk membelah bambu
F = m.a .fc
= 2 kg . 10 m/s2 . (1,2)
= 20 N . 1,2
= 24 N
b. Perhitungan kecepatan sudut

xn

x 142

= 14,86 Rad/s
c. Kelajuan tangensial
V= xr
V = 14,86 x 0,06
V = 0,891 m/s
d. Torsi
T=Fxr
= 24 x 60 mm
= 2447,319 kgf.mm
b. Daya yang diperlukan untuk mengirat bambu
(T/1000) (2.3.14.n2 / 60)
p=
102
(2447,319 /1000) (2.3.14.142/60)
=
102
= 38,4229
102
= 0,376 kW
c. Daya rencana
P d = fc . P
= 1.1 x 0,376
= 0,414 kW
Maka daya yang dibutuhkan masih dalam kemampuan motor yaitu 0,45 hp /
0,414 kW.

A.2 Perencanaan Kapasitas


Jari – jari roll (r) = 60 mm
Panjang (l) = 1 m
a. Kecepatan roll
v = 3.14.D.n / 1000
= 3.14.120.142 / 1000
= 53,5 m/menit
b. Kapasitas alat irat bambu
Berdasarkan uji coba didapat 1 m bambu diperlukan dalam waktu 4
detik
Jadi kapasitas yang akan direncanakan adalah 0,267 m/s.

A.3 Perancangan Elemen Mesin


A.3.1 Perencanaan Poros
a. Daya rencana P (kW)
Pd = fc .P
Pd = 1,1 . 0,414
Pd = 0,4554 kW
b. Momen puntir
T = 9,74 x 105 x Pd/n1
T = 9,74 x 105 x 0,4554/142
T = 3123,65 kg.mm

c. Tegangan Geser yang diijinkan

τa =
37
τa =
τa = 3,08 kg/mm2
(6,0 . 2,0)
d. Diameter poros yang dibutuhkan

ds ≥ [ (5,1/ τa) Cb . Kt . T ]1/3


ds ≥ [ (5,1/ 3,08) 2,0 . 1,5 . 3123,65 ]1/3

ds ≥ [ (5,1/ 3,08) 2,0 . 1,5 . 3123,65 ]1/3

ds ≥ 24,5 mm

Maka, menggunakan diameter poros sebesar 25 mm

A.3.2 Pemilihan Pulley


Pulley yang digunakan adalah pulley dengan tipe sabuk B dengan spesifikasi :
Α = 36o K = 5.5 mm
W = 16.07 mm Lo = 12.5 mm
e = 19 mm Ko = 9.5 mm
f = 12.5 mm

a. Perbandingan reduksi
i = n1 / n2
= 142 /142
=1
b. Diameter lingkaran jarak bagi dan diameter luar pulley
D p = dp x i
Dp = 90 x 1
Dp = 90 mm

dk = dp + 2 x K
dk = 90 + 2 x 5,5
dk = 101 mm

Dk = Dp + 2 x K
Dk = 90 + 2 x 5,5
Dk = 101 mm
c. Berat pulley
Berat pulley penggerak = 0.1 kg
Berat pulley yang digerakkan = 0,1 kg

A.3.3 Perhitungan Sabuk – V


Sabuk – V tipe B, dengan diameter pulley penggerak (dp) 90 mm dan diameter
pulley rotor pisau potong (Dp) 90 mm.
a. Kecepatan Sabuk
V = 3.14 . d . p . n / 60. 1000
= 3.14 x 100 x 142 / 60000
= 0,743 m/s < 20 m/s (baik)
b. Panjang sabuk (L)
L = 2 C + 3.14 / 2 ( Dp + dp ) + 1 / 4C ( Dp + dp )2
= 2 x 190 + 3.14 / 2 ( 90 + 90) + 1 / 4 x 300 (90 + 90)2
= 584 mm
Dari tabel diperoleh panjang sabuk 584 = 23 inci
c. Sudut kontak antara pulley dan sabuk – V
(θ) = 1800 – 57 ( Dp + d p ) / C
= 1800 – 54
= 1260
= 1260 x 3.14 / 180
= 2,19 rad
Dari tabel diperoleh faktor koreksi sudut kontak (Ko) = 0.85. Harga
tambahan Po untuk kapasitas yang ditransmisikan karena perbandingan
putaran 1 : 1 adalah 0.04 (sularso, 1997).
Po = 2.171 + 0.18 = 2.31 kW

d. Jumlah sabuk efektif


N = Pd / Po . Ko
= 2.171 / 0.35 x 0.85
= 0.97
Jika N = 0.97 maka jumlah sabuk yang digunakan adalah 1 buah.
e. Gaya tarik Efektif
Fe = Po . 102 / v
= 0.35 x 102 / 0.942 = 37.47 kg

A.3.4 Perencanaan Pasak


Dari diameter poros (25 mm), maka dapat dilihat pada tabel pemilihan pasak
(sularso, 1997) adalah sebagai berikut :
Lebar (b) = 8 dan tinggi (h) = 7
Kedalaman alur pasak poros (t1) = 4.0
Kedalaman alur pasak naf (t2) = 3.3
Bahan pasak yang digunakan ST 37dengan (σB) = 37 kg/mm2 F
Sf1 = 6.0
Sf2 = 2.0
a. Gaya tangensial
F = T / ds/2
= 3123,65 / 25/2
= 249.84 kg
b. Tegangan geser
Τka = τb / Sf1 . Sf2
= 37 / 6.2
= 3,08 kg/mm2
c. Panjang dan lebar pasak
Tegangan geser yang di ijinkan ( τka = 4 kg/mm2)
I ≥ F / b.σ Ka
= 249.84 / 10.4 ≥ 4
I1 ≥ 4.5 mm2

Tekanan permukaan yang diijinkan (Pa = 8 kg/mm2) untuk diameter poros kecil

P=

249.8

I2 8.08 kg/mm2

A.3.5 Perencanaan Bantalan

a. Jenis bantalan
Bantalan yang digunakan adalah bantalan gelinding bola sudut dalam
keadaan terpasang dengan tipe 6004ZZ, dengan spesifikasi :
d = 25 m Co = 3940 kg
C = 6410 kg B = 20 mm
D = 80 mm r = 1 mm
b. Beban radial
RA = 13.657538 kg
RB = 40.412462 kg
Jadi beban radial (Fr) = 40.412462 kg
c. Beban aksial
Dikarenakan tidak terjadi beban aksial, maka besarnya Fa = 0
d. Bantalan yang digunakan adalah bantalan radial, maka beban ekivalen
bantalan :
Besarnya faktor – faktor X, V dan Y (sularso, 1997) :
X = 0.56 untuk Fa / V Fr ≤ e
V = 1 (beban putar pada cincin dalam)
Y = 0 untuk Fa/V Fr ≤ e
P = X.V.Fr + Y. Fa
= (0.56 x 1 x 40.412462 ) + (0 x 0)
P = 22.630979 Kg
e. Faktor kecepatan putaran bantalan (Fn)

Fn = (33 / n2)

Fn = (33 / 142)

Fn = 16,73 Rpm
f. Umur bantalan
- Faktor umur

Fh = Fn

Fh = 0.01

Fh =
- Umur nominal bantalan (Lh)
Lh = 500 . Fh3
= 500 . (2.84)
Lh = 11453 jam
- Faktor keandalan umur bantalan (Ln)
a1 = 1 (faktor keandalan 90%)
a2 = 1 (dicairkan secara terbuka)
a3 = 1 (karena tidak adanya kondisi tertentu yang tidak
menguntungkan umur bantalan)
Ln = a1 . a2 . a3. Lh
= 1 . 1 . 1 . 11453 jam
Ln = 11453 jam / 1.3 tahun
LAMPIRAN B DAFTAR TABEL

Tabel B.1 Faktor – Faktor Koreksi Daya yang Akan Ditransmisikan, fc


Daya yang akan ditransmisikan fc
Daya rata – rata yang diperlukan 1,2 – 2,0
Daya maksimum yang diperlukan 0,8 – 1,2
Daya normal 1,0 – 1,5
Sumber : Sularso, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, 2002

Tabel B.2 Diameter Pulley Yang Diizinkan dan Dianjurkan (mm)


Penampang A B C D E
Diameter minnimum yang
65 115 175 300 450
diizinkan
Diameter minimum yang
95 145 225 350 550
dianjurkan
Sumber : Sularso, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, 2002
Tabel B.3 Diameter minimum pulley yang diizinkan dan dianjurkan
Tipe sabuk sempit 3V 5V 8V
Diameter minimum yang
67 180 315
diizinkan
Diameter minimum yang
100 224 360
dianjurkan
Sumber : Sularso, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, 2002
Tabel B.4 Panjang Sabuk – V Standar
Nomor Nomor Nomor Nomor
nominal nominal nominal nominal
(inch) (mm) (inch) (mm) (inch) (mm) (inch) (mm)
10 254 45 1143 80 2032 115 2921
11 279 46 1168 81 2057 116 2946
12 305 47 1194 82 2083 117 2972
13 330 48 1219 83 2108 118 2997
14 356 49 1245 84 2134 119 3023
15 381 50 1270 85 2159 120 3048
16 406 51 1295 86 2184 121 3073
17 432 52 1321 87 2210 122 3099
18 457 53 1346 88 2235 123 3124
19 483 54 1372 89 2261 124 3150
20 508 55 1397 90 2286 125 3175
21 534 56 1422 91 2311 126 3200
22 559 57 1448 92 2337 127 3226
23 584 58 1473 93 2362 128 3251
24 610 59 1499 94 2388 129 3277
25 635 60 1524 95 2413 130 3302
26 661 61 1549 96 2438 131 3327
27 686 62 1575 97 2464 132 3353
28 711 63 1600 98 2489 133 3378
29 737 64 1626 99 2515 134 3404
30 762 65 1651 100 2540 135 3429
31 788 66 1676 101 2565 136 3454
32 813 67 1702 102 2591 137 3480
33 839 68 1727 103 2616 138 3505
34 864 69 1753 104 2642 139 3531
35 889 70 1778 105 2667 140 3556
36 915 71 1803 106 2692 141 3581
37 940 72 1829 107 2718 142 3607
38 966 73 1854 108 2743 143 3632
39 991 74 1880 109 2769 144 3658
40 1016 75 1905 110 2794 145 3683
41 1042 76 1930 111 2819 146 3708
42 1067 77 1956 112 2845 147 3734
43 1093 78 1981 113 2870 148 3759
44 1118 79 2007 114 2896 149 3785
Sumber : Sularso, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, 2002
Tabel B.5 Kapasitas Daya yang Ditransmisikan pada Satu Sabuk– V, Po (kW)
Penampang B
Putaran puli kecil Merk merah Standart Harga Tambahan
(rpm) 118 118 1,25– 1,35– 1,52–
150 mm 150 mm 2,00
mm mm 1,34 1,51 1,99
200 0,15 0,77 0,43 0,67 0,04 0,05 0,06 0,07
400 0,90 1,38 0,74 1,18 0,09 0,10 0,12 0,13
600 1,24 1,93 1,00 1,64 0,13 0,15 0,18 0,20
800 1,56 2,43 1,25 2,07 0,18 0,20 0,23 0,26
1000 1,85 2,91 1,46 2,46 0,22 0,26 0,30 0,33
1200 2,11 3,35 1,65 2,82 0,26 0,31 0,35 0,40
1400 2,35 3,75 1,83 3,14 0,31 0,36 0,41 0,46
1600 2,67 4,12 1,98 3,42 0,35 0,46 0,47 0,53
Sumber : Sularso, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, 2002

Tabel B.6 Faktor Koreksi K θ


Dp dp Faktor koreksi
Sudut kontak puli kecil θ ( 0 )
C Kθ
0,00 180 1,00
0,10 174 0,99
0,20 169 0,97
0,30 163 0,96
0,40 157 0,94
0,50 151 0,93
0,60 145 0,91
0,70 139 0,89
0,80 133 0,87
0,90 127 0,85
1,00 120 0,82
1,10 113 0,80
1,20 106 0,77
1,30 9 0,73
1,40 90 0,70
1,50 83 0,65
Sumber : Sularso, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, 2002
Tabel B.7 Daerah Penyetelan Jarak Sumbu Poros
Ke sebelah
Kesbelah kanan dari letak standart luar dari
Nomer nominal Panjang keliling
ΔC1 letak standart
sabuk sabuk
ΔCt
A B C D E
11 – 38 280 – 970 20 25 – – – 25
38 – 60 970 – 1500 20 25 40 – – 40
60 – 90 1500 – 2200 20 35 40 – – 50
90 – 120 2200 – 3000 25 35 40 – – 65
120 – 158 3000 – 4000 25 35 40 50 – 75
Sumber : Sularso, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, 2002
Tabel B.8 Baja karbon untuk konstruksi mesin dan baja batang yang difinis
dingin untuk poros

Standart dan Perlakuan Kekuatan Tarik


Lambang keterangan
Macam panas (kg/mm2)
S30C Penormalan 48
S35C Penormalan 52
Baja Karbon
S40C Penormalan 55
Konstruksi Mesin
S45C Penormalan 58
(JIS G 4501)
S50C Penormalan 62
S55C Penormalan 66
Ditarik
dingin,
digerinda,
S35C– D Penormalan 53
Batang baja yang dibubut,
S45C– D Penormalan 60
difinis dingin atau
S55C– D penormalan 72
gabungan
antara hal–
hal tersebut
Sumber : Sularso, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, 2002
Tabel B.9 Standar baja
Standar Standar Amerika (AISI), Inggris (BS),
Nama
Jepang (JIS) dan Jerman (DIN)
S25C AISI 1025, BS060A25
S30C AISI 1030, BS060A30
S35C AISI 1035, BS060A35, DIN C35
BajaKarbon
S40C AISI 1040, BS060A40
Konstruksi Mesin
S45C AISI 1045, BS060A45, DIN C45, CK45
S50C AISI 1050, BS060A50, DIN st 50.11
S55C AISI 1055, BS060A55
SF 30
SF 45
Baja tempa ASTMA105– 73
SF 50
SF 55
SNC BS 653M31
Baja nikel khrom
SNC22 BS En36
SNCM 1 AISI 4337
SNCM 2 RS830M31
SNCM 7 AISI 8645, BS En100D
baja nikel khrom
SNCM 8 AISI 4340, BS817M40, 816M40
molibden
SNCM 22 AISI 4315
SNCM 23 AISI 4320, BS En325
SNCM 25 BS En39B
SCr 3 AISI 5135, BS530A36
SCr 4 AISI 5140, BS530A40
Baja khrom SCr 5 AISI 5145
SCr 21 AISI 5115
SCr 22 AISI 5120
SCM2 AISI 4130, DIN 34CrMo4
Baja khrom SCM2 AISI 4135, BS708A37, DIN 34CrMo4
molibden SCM2 AISI 4140, BS708M40, DIN 34CrMo4
SCM2 AISI 4145, DIN 50CrMo4
Sumber : Sularso, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, 2002
Tabel B.10 Diameter poros
(Satuan mm)

4 10 *22,4 40 100 *224 400


24 (105) 240
11 25 42 110 250 420
260 440
4,5 *11,2 28 45 *112 280 450
12 30 120 300 460
*31,5 48 *315 480
5 *12,5 32 50 125 320 500
130 340 530
35 55
*5,6 14 *35,5 56 140 *355 560
(15) 150 360
6 16 38 60 160 380 600
(17) 170
*6,3 18 63 180 630
19 190
20 200
22 65 220
7 70
*7,1 71
75
8 80
85
9 90
95
Sumber : Sularso, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, 2002
Keterangan : 1. Tanda * menyatakan bahwa bilangan yang bersangkutan dipilih
dari bilangan standar
2. Bilangan di dalam kurung hanya dipakai untuk bagian dimana
akan dipasang bantalan gelinding

Tabel B.11 Ukuran Pasak dan Alur Pasak


(Satuan : mm)
Ukuran Ukuran
Radius Sisi Radius Sisi Panjang Standar Referensi Diameter
Nominal Pasak Alur Pasak
Pasak Pasak Poros
(b 
h) (C) (r) (l)*
(t1) (t2)
(ds)

2 2 6 – 20 1,2 1,0 Lebih dari 6 – 8

3 3 0,16 – 0,25 0,08 – 0,16 6 – 36 1,8 1,4 Lebih dari 8 – 10

4 4 8 – 45 2,5 1,8 Lebih dari 10 – 12

5 5 10 – 56 3,0 2,3 Lebih dari 12 – 17

6 6 14 – 70 3,5 2,8 Lebih dari 17 – 22


0,25 – 0,40 0,16 – 0,25
7 7 16 – 80 4,0 3,0 Lebih dari 20 – 25

8 7 18 – 90 4,0 3,3 Lebih dari 22 – 30

10 8 22 – 110 5,0 3,3 Lebih dari 30 – 38

12 8 28 – 140 5,0 3,3 Lebih dari 38 – 44

14 9 36 – 160 5,5 3,8 Lebih dari 44 – 50


0,40 – 0,60 0,25 – 0,40
15  10 40 – 180 5,0 5,0 Lebih dari 50 – 55

16  10 45 – 180 6,0 4,3 Lebih dari 50 – 58

18  11 50 – 200 7,0 4,4 Lebih dari 58 – 65

20  12 56 – 220 7,5 4,9 Lebih dari 65 – 75

22  14 63 – 250 9,0 5,4 Lebih dari 75 – 85

24  16 70 – 280 8,0 8,0 Lebih dari 80 – 90


0,60 – 0,80 0,40 – 0,60
25  14 70 – 280 9,0 5,4 Lebih dari 85 – 95

28  16 80 – 320 10,0 6,4 Lebih dari 95 – 110

32  18 90 – 360 11,0 7,4 Lebih dari 110 – 130

Sumber : Sularso, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, 2002


Tabel B.12 Faktor – faktor V, X, Y, dan Xo, Yo

Baris
Beban Beban Baris ganda
tunggal
putar putar
Baris Baris
pada pada
Jenis bantalan e tunggal ganda
cincin cincin
dalam luar
Fa/VFr>e Fa/VFr ≤ e Fa/VFr>e
V X Y X Y X Y Xo Yo Xo Yo
Fa/Co = 0,014 2,30 2,30 0,19
= 0,028 1,99 1,90 0,22
= 0,056 1,71 1,71 0,26
Bantal
an bola = 0,084 1,55 1,55 0,28
1 1,2 0,56 1 0 0,56 0,6 0,5 0,6 0,5
alur = 0,11 1,45 1,45 0,30
dalam = 0,17 1,31 1,31 0,34
= 0,28 1,15 1,15 0,38
= 0,42 1,04 1,04 0,42
= 0,56 1,00 1,00 0,44
α = 20o 0,43 1,00 1,09 0,70 1,63 0,57 0,42 0,84
Bantal = 25o 0,41 0,87 0,92 0,67 1,41 0,68 0,38 0,76
an bola = 30o 1 1,2 0,39 0,76 1 0,78 0,63 1,24 0,80 0,5 0,33 1 0,66
sudut = 35o 0,37 0,66 0,66 0,60 1,07 0,95 0,29 0,58
= 40o 0,35 0,57 0,55 0,57 0,93 1,14 0,26 0,52
Sumber : Sularso, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, 2002
Untuk bantalan baris tunggal, bila Fa /VFr ≤ e, X = 1, Y =0
Tabel B.13 Spesifikasi Bantalan Bola
Nomor Bantalan Ukuran luar (mm) Kapasitas nominal

Jenis Dua sekat Dua sekat Dinamis Statis


terbuka tanpa spesifik spesifik
kontak d D B r C (kg) Co (kg)

6000 10 26 8 0,5 360 196

6001 6001ZZ 6001VV 12 28 8 0,5 400 229

6002 02ZZ 02VV 15 32 9 0,5 440 263

6003 6003ZZ 6003VV 17 35 10 0,5 470 296

6004 04ZZ 04VV 20 42 12 1 735 465

6005 05ZZ 05VV 25 47 12 1 790 530

6006 6006ZZ 6006VV 30 55 13 1,5 1030 740

6007 07ZZ 07VV 35 62 14 1,5 1250 915

6008 08ZZ 08VV 40 68 15 1,5 1310 1010

6009 6009ZZ 6009VV 45 75 16 1,5 1640 1320

6010 10ZZ 10VV 50 80 16 1,5 1710 1430

6200 6200ZZ 6200VV 10 30 9 1 400 236

6201 01ZZ 01VV 12 32 10 1 535 305

6202 02ZZ 02VV 15 35 11 1 600 360

6203 6203ZZ 6203VV 17 40 12 1 750 460

6204 04ZZ 04VV 20 47 14 1,5 1000 635

6205 05ZZ 05VV 25 52 15 1,5 1100 730

6206 6206ZZ 6206VV 30 62 16 1,5 1530 1050

6207 07ZZ 07VV 35 72 17 2 2010 1430

6208 08ZZ 08VV 40 80 18 2 2380 1650


6209 6209ZZ 6209VV 45 85 19 2 2570 1880

6210 10ZZ 10VV 50 90 20 2 2750 2100

6300 6300ZZ 6300VV 10 35 11 1 635 365

6301 01ZZ 01VV 12 37 12 1,5 760 450

6302 02ZZ 02VV 15 42 13 1,5 895 545

6303 6303ZZ 6303VV 17 47 14 1,5 1070 660

6304 04ZZ 04VV 20 50 15 2 125 785

6305 05ZZ 05VV 25 62 17 2 1610 1080

6306 6306ZZ 6306VV 30 72 19 2 2090 1440

6307 07ZZ 07VV 35 80 20 2,5 2620 1840

6308 08ZZ 08VV 40 90 23 2,5 3200 2300

6309 6309ZZ 6309VV 45 100 25 2,5 4150 3100

6310 10ZZ 10VV 50 110 27 3 4850 3650

Sumber : Sularso, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, 2002

Tabel B.14 Harga Faktor Keandalan


Faktor keandalan
Ln a1
(%)
90 L10 1
95 L5 0,62
96 L4 0,53
97 L3 0,44
98 L2 0,33
99 L1 0,21
Sumber : Sularso, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, 2002

Tabel B.16 Bahan dan Koefisien Gesek


Cutting speed Feeding
bahan mm/menit mm/putaran
ruogh finishing rough finishing
Machine steel 27 30 0,25– 0,5 0,07– 0,25
Tool steel 21 27 0,25– 0,5 0,07– 0,25
Cast iron 18 24 0,4– 0,65 0,13– 0,3
bront 27 30 0,4– 0,65 0,07– 0,25
aluminium 61 93 0,4– 0,75 0,13– 0,25
Sumber : Prajitno, Elemen Mesin Pokok Bahasan Transmisi Sabuk dan Rantai.Jurusan
Teknik Mesin UGM. 2001

Anda mungkin juga menyukai