Anda di halaman 1dari 26

BAB II PERENCANAAN DAYA 4

BAB II
PERHITUNGAN

2.1 PERENCANAAN DAYA

2.1.1 Pengujian Kelapa

Pengujian dilakukan dengan alat parut manual


Data Kelapa:
Jenis : Kelapa Dalam
Berat total : 1,825 gram p
Berat sabut : 634 gram
Tempurung : 250 gram
l
Daging kelapa : 538 gram
Dimensi Kelapa : Panjang (p) = 60 mm, lebar (l) = 50 mm

Data hasil pengujian:


No Massa kelapa Luasan Waktu Volume Debit Kecepatam
(kg) (m2) (detik) (m3) (m3/det) (m/det)
1 0,005 3 .10-5 166 3,1 10-5 1,93 .10-7 6,4 .10-3
2 0,005 3 .10-5 155 3,2 10-5 2,06 .10-7 6,8 .10-3
3 0,005 3 .10-5 158 3,1 10-5 1,96 .10-7 6,5 .10-3

Diperoleh masa jenis kelapa () = 159 kg/m3


Asumsi: tenaga wanita sebesar 0,03 hp dan yang digunakan hanya 1 % saja
Maka gaya yang diberikan sebesar:
P 1%. 0,03 hp
F 7,56 lbf 33,9 N
v 6,566.10 7
F 33,9 N
1,13 N / mm 2
A 50mm . 60mm
dimana: F = gaya geser kelapa
P = daya yang digunakan
v = kecepatan rata-rata
= tegangan geser kelapa
A = luas kelapa yang di parut
BAB II PERENCANAAN DAYA 5

2.1.2 Penentuan Daya Motor

Data-data peralatan:
Dimensi parut:
Diameter (D) : 140 mm
Panjang (L) : 400 mm
Jarak antara mata pisau (x) : 7 mm
Keliling : 440 mm
k 400mm
Jumlah gigi dalam baris (zb) : 57
x 7 mm
L 440mm
Jumlah gigi dakan kolom (zk) : 63
x 7 mm
Jumlah gigi total (zt) : 57 63 = 3591 gigi

Dimensi pisau pemarut:

Tinggi (t) : 2 mm
t

Lebar (b) : 1 mm

Luas satu pisau pemarut (At) : 1 mm2


b

Kapasitas perencanaan ( m
): 800 kg/jam
):
Laju volume perencanaan ( Q p

m
800 kg m 3
Q p = 5,1 m 3 jam
159 jam kg

Volume yang dipindahkan gigi per putaran (Q):


Q = Zt At W = 3591 1 mm2 11 mm = 39501 mm3/putaran

):
Laju volume perhitungan ( Q h

Q = Q
h

= 39501 mm3/put 1 m3/109mm3 = 3,95 10-5 m3/put

Putaran yang didapat:


Q = Q
h p

5,1 m3 put jam


sehingga 5
3 36 rps
3,95.10 jam m 3600 det
60 36 60
n 345 rpm
2 6,28
BAB II PERENCANAAN DAYA 6

Kecepatan potong parut:


Vp R 36 rps 7 0.10 3 m 2,52 m det

Gaya yang diberikan pemarut:


Diasumsikan luasan yang terkena kelapa ada 3 baris sehingga luasan
kontaknya (A) adalah 189 mm2, maka gaya yang diberikan oleh pemarut:
Fp A
N lbf
= 1,13 mm 2 189 mm 213,57 N 4,448 N 48,02 lbf
2

Torsi pada pemarut:


T Fp R 48,02 lbf 70.10 3 m 39,37 in m 132 in . lbf

Daya pemarut:
T n 132 lbf .in 345 rpm 746 w
Pp 0,723 hp 539,4 Watt
63000 63000 hp

2.1.3 Penentuan Daya Screw Conveyor

Gambar 2.1 Screw conveyor


Perhitungan Diameter Screw (D):

60 . .D . S . n . . . c
2
p Q
m p
4
dimana:

Q = laju aliran volume
p

m p = laju aliran massa ampas + air = 900 kg/jam


= berat jenis (bulk weight) dari kelapa = 159 kg/m3
S = screw pitch (m), umumnya digunakan = 0,8D
D = diameter screw
= efisiensi beban dari luasan screw = 0,125 (tabel)
BAB II PERENCANAAN DAYA 7

c = faktor yang dipengaruhi oleh sudut kemiringan konveyor = 1


n = putaran screw conveyor = 34,5 rpm
Tabel :
Type material
0,125 Material abrasif, bergerak lambat
0,25 Material semi abrasif, bergerak lambat
0,32 Materialsemi abrasif,bergerak bebas
0,4 Material non abrasif, bergerak bebas

Tabel c:
1 0 5 10 15 20
C 1 0,9 0,8 0,7 0,65

maka diameter screw adalah:


4 m
D3
60 0,8 n c

4 900 kg/jam
D3 5,8056.10 4 m 3
60 0,8 34,5 put/s 0,125 159 kg/m 1
3

maka D = 0,0834 m = 8,34 cm 9 cm


dan S = 0,8 D = 0,8 x 9 cm = 7,2 cm

Daya yang dibutuhkan (P):


L o
m
P
367
dimana: m
= laju aliran massa (ton/jam)
L = panjang screw conveyor = 0,2 m
o = faktor nilai rata-rata dari material
o Material
2,5 Air dry brown coal, Nut coal, Rock salt
4 Faundry sand, Sulphut, Cement, Ash, Lime grained, Moulding sand

o diambil nilai 2 karena kelapa lebih ringan

Torsi (T):
102 P 102 1 waat 102
T 27,71 Nm
2
n 3,46
60
Gaya maksimum sepanjang screw (Fsc):
BAB II PERENCANAAN DAYA 8

T
Fsc
r tan ( )

dimana: r = jari-jari screw = 0,45 m


= sudut helik = 30
= sudut gesek material = 40
27,71 Nm
maka Fsc 0,45 tan 30 40 49,84 N

Kecepatan dari kelapa:


S n 7,2.10 2 m 30 rpm
Vk 0,036 m s
60 60

2.1.4 Penentuan Geometri Nozel

D 1 D 2

Gambar 2.2 Skema penampang nozel

Dimensi nozel: D1 = 9 cm L = 10 cm
D2 = 3 cm
Direncanakan diameter lubang = 0,5 mm
Sudut pada nozel ():
D1 D2 2 9 3 2
tan = 0,3
L 10
maka = 16,7
Luas = n DL + (n + 1 ) l
100 = 4 0,5 + (4 + 1) l
10 2
didapat: l = 1,6
5
BAB II PERENCANAAN DAYA 9

dimana: n = jumlah lubang per baris


l = jarak antar lubang
DL = diameter lubang

Panjang selimut nozel (s):


3 3
s = sin sin 16,7 10,44 cm

Luas selimut (As):



As = s D1 D2 196,7cm 2
2
Direncanakan jumlah lubang adalah 16 lubang/cm2, maka total jumlah lubang:
lubang
Ts = 16 196,7 cm 2 3136 lubang
cm 2
Daya total:
Ppemarut Pscrew
Ptot
pulley g1 g 2
746 w
0,723 hp
hp 100 watt
561,83 watt 104,1 watt
0,96 0,98 0,98
666,2 watt

Motor yang digunakan:


Tipe : TECO, Induction Motor Standar
Frame size no : D100L
Daya : 1 hp : 0,75 watt
Putaran : 690 rpm
terima kasih ya Allah.
BAB II PERENCANAAN DAYA 10

2.2 PERENCANAAN BELT DAN PULLEY

n1 n 2
cr

Pulley I
Pulley 2
690 rpm

345 rpm

Data-data:
Bahan belt : Solid Woven Cotton
Jarak antar poros (c) : 356 mm
Daya motor (P) : 1 hp
Putaran motor (n) : 690 rpm
Diameter pulley 2 (D2) : 200 mm

Diameter poros 1:
n1 D
(1 ) 2
n2 D1

= koefisien rangkak (creep) belt (0,01 0,02), dipilih 0,02


n2
D1 1 D2 345 1 0,02 200 mm 102 mm
n1 690

Kecepatan keliling (Vp1):


D1 n1
V p1
60 1000
102 mm 690 rpm
3,68 m / s
60 1000
BAB II PERENCANAAN DAYA 11

2.2.1 Penentuan Tipe Pulley

Menghitung Gaya keliling rata-rata (Frate):


102 P 102 0,75 kwatt
Frate 20,78 kg
Vp 3,68 m / s

Karena adanya over load atau tarikan awal yang besar, secara umum
diambil 50 % dari Frate nya.

Fmax 150 % Frate

1,5 20,75 kg 31,17 kg


Penampang belt dipilih berdasarkan tegangan yang timbul dan tegangan
akibat beban mula.
K 0

dimana: = faktor tarikan, untuk V-belt besarnya = 0,7


= tegangan mula-mula, untuk V-belt = 12 kg/cm2
maka K = 2 0,7 12 kg/cm2 = 16,8 kg/cm2

Dari tegangan yang timbul karena beban tersebut, maka dapat dicari luasan
penampang belt
Fmax 31,17 kg
Z A 2
1,856 cm 2
K 16,8 kg / cm
Pemilihan luasan:
dari Z x A = 1,856 cm2, dari tabel 3-5 tidak memenuhi standar yang ada / tidak
pas, maka dipilih:
Type : C A =2,3 cm 2 Z=1 h=19mm

Menghitung panjang pulley:


( D2 D1 )
l 2 a ( D3 D1 )
2 4a
(200 102) 2 mm 2
2 356 mm (200 102) mm
2 4 356 mm
l = 1193,88 mm 1194 mm
BAB II PERENCANAAN DAYA 12

Panjang tersebut ada pada standar belt pada table .sehingga panjang ini
yang dipakai. Variasi jarak poros bertujuan untuk mengatur ketegangan dan
kekenduran belt.
a min a 2 h 356 mm 2 19 mm 338 mm
a max 1,05 a 1,05 356 mm 373,8 mm

2.2.2 Tegangan Yang Terjadi Pada Belt

Tegangan akibat sentripetal ( v )


(V p ) 2
v
10 g
beratjenis 0,75 1,05kg / dm 3
g gravitasi 9,81m / s 2
1,05 kg / dm 3 (3,68 m / s ) 2
v 0,145 kg / cm 2
10 9,8 m / s 2

Tegangan bending ( b )
h
b Eb
Dmin
Eb modulus elastisitas belt 300 600kg / cm 2 , tabel 3 4, hal 162
D1 diameter pulley penggerak 102mm
19 mm
b 350 kg / cm 2 65,2 kg / cm 2
102 mm

Tegangan karena daya (K)


Fmax 31,17 kg
K 13,56 kg / cm2
A Z 2,3cm 1
2

tegangan maxsimun ( max )


max 0 K / 2 v b
13,56
12 0,145 65,2 kg / cm 2 84,2 kg / cm 2
2

2.2.3 Penentuan Umur Belt (H)


m
N base fat
H
3600 U X max
diketahui: Nbase = 107 m = 8 untuk V-belt
fat = 90 kg/cm2 untuk V-belt X = 2 untuk pulley yang bergerak
BAB II PERENCANAAN DAYA 13

Vp 3,68 m/s
U 3,082 rps
L 1,944 m
maka:
10 7 90 kg / cn 2
H 7661,5 jam kerja
3600 3,082 2 84,2 kg / cm

2.2.4 Dimensi-Dimensi Pulley

Data-data pulley table 3-5 type C untuk V-belt


21 34 40 t 26

C =6 S = 17
Diameter pulley:
Dout, 1 = D1 + 2 .C = 102 + 2 6 = 114 mm
Dout, 2 = D2 + 2 .C = 200 + 2 6 = 212 mm
Din, 1 = Dout, 1 2 . = 200 + 2 21 = 72 mm
Din, 2 = Dout, 2 + 2 . = 200 + 2 21 = 170 mm

Lebar pulley (B):


lebar pulley penggerak = lebar pulley yang digerakkan
maka: B1 = B2 = (Z 1) t + 2 .S
= (1 1) 26 + 2 x 17 = 34 mm
Sudut kontak (table 3-7):
( D2 D1 )
180 60
a
( 200 102)
180 60 163,5
356

2.2.5 Gaya Yang Bekerja Pada Poros

Frate
FR sin 2 Fo sin
2 2
31,17 kg 163,5
FR sin 44,08 kg
0,7 2
F 31,17 kg
Fo rate 22,3 kg
2 2 0,7
BAB II PERENCANAAN DAYA 14

Frate 31,17 kg
F1 Fo 22,3 kg 37,785 kg
2 2
F 31,17 kg
F2 Fo rate 22,3 kg 6,615 kg
2 2

2.2.6 Berat Pulley 1 Dan 2

Spesifikasi: Bahan = Forged Carbon Stell


Berat jenis = 7845,4 Kg/m3

Volume total (v): v Do b h
4


v 114 .10 3 34.10 3 13,5.10 3 2,3.10 3
4
m3
v = 3,37 10-2 m3
maka:
Berat pulley I = v g
= 7845,4 kg/m3 3,37.10-2 m3 9,81 m/s2 = 44 kgf
Dengan cara yang sama didapat:
Berat pulley II= 91,527 kgf

2.3 PERENCANAAN RODAGIGI

gear 5

poros 4

gear 3

poros 3
pinion 4

poros 1
pinion 1
Gambar 2.3 Skematis reduser
Pertimbangan pemakaian roda gigi lurus:
Kedua poros pararel
Bekerja pada putaran rendah
BAB II PERENCANAAN DAYA 15

2.3.1 Perencanaan Pinion 1 Dan Gear 3

Spesifikasi data:
Daya motor (P) : 1 hp
Putaran poros 1 (np1) : 690 rpm
Perbandingan kecepatan (rv) : 1/5
Diameter pinion (Dp1) : 2,5 inch
n3 d p1
diketahui: rv
n1 d g3
1
maka: n3 n1 rv 690 rpm 115 rpm
5
1
d g 3 d p1 2,5 inch 5 12,5 inch
rv 3

Jarak center (C):


d p1 d g 3 2,5 in 12,5 in
C 7,5 inch
2 2
Kecepatan keliling (Vp):
n p1 d p1 2,5 in 690 rpm
Vp 451,4 ft menit
12 12

Torsi (T):
63000 hp 63000 1 hp
T 91,3 lb.in
n 690 rpm

Gaya tangensial (Ft):


2T 2 91,3 lb.in
Ft 73,04 lb
d p1 2,5 in

Gaya dinamis (Fd):


Gaya dinamis ditentukan berdasarkan kecepatan kelilingnya, yaitu untuk 0
Vp 2000 ft /menit maka gaya dinamisnya
(600 V p ) (600 451,4)
Fd F 73,04 lb 127,99 lb
600 600

Tebal roda gigi (b):


Ditentukan berdasarkan beban keausan Buckingham:
Fw d p b Q k
BAB II PERENCANAAN DAYA 16

2d g 3 2 12,5
Q 1,67
d p1 d g 3 2,5 12,5
k = wear load factor, dicari dari sudut tekan ( = 20FD) dan data material.
Pinion dan gear digunakan dari bahan yang sama, yaitu: SAE 1020 Case
hardened & WQT (tabel 10-31) dengan data-data sebagai berikut:
So = 18000 Psi
Kekerasan bahan = 150 BHN
Dari tabel 10-11 didapat wear load factor (k) = 45,08 (interpolasi)
Gaya dinamis Fd = Fw
Sehingga tebal Gigi:

Fd 127,99 lb
b 0,68 in
dp Q k 2,5 in 1,67 45,08 lb / in 2

Diametral Pitch (P):


9 13
b , didapat nilai P yaitu 16
P P
Jumlah gigi (N):
Nt p1 d p1 P 2,5 16 40 buah gigi
Nt g 3 d 93 P 12,5 16 200 buah gigi

2.3.2 Pengecekan Rodagigi 1 dan 3 Dengan Metode Lewis

Y
Fb S b
P
dimana: S = So = tegangan ijin tarik = 18000 Psi
Y = faktor Lewis (tabel 10-2)
untuk Np1 = 40 buah gigi maka Y = 0,389
untuk Ng3 = 200 buah gigi maka Y = 0,463
0,389
maka: Fb , pinion 18000 Psi 0,68 in 297,585 lb
16
0,463
Fb , gear 18000 Psi 0,68 in 354,195 lb
16
Fb > Fd, maka perencanan roda gigi aman
BAB II PERENCANAAN DAYA 17

2.3.3 Pengecekan Rodagigi 1 dan 3 Dengan Metode AGMA

S at K l
S ad
KT K r

dimana:
Sad = tegangan ijin maksimum
Sat = tegangan ijin dari bahan = 28200 Psi
Diperoleh dari tabel 10-7 dengan kekerasan 156 BHN
KL = faktor umur = 1,1
Diperoleh dari tabel 10-8 dengan harapan roda gigi dapat dipakai lebih
dari 106 cycle
KR = faktor keamanan = 3.0
Diperoleh dari tabel 10-10 dengan kondisi desain normal
28200 Psi 1,1
maka: S ad 1 1,3
23323,3 Psi

Tegangan pada akar gigi:


Ft K 0 P K S K m
t
Kv b J

dimana:
Ft = gaya tangensial = 73,04 lb.
Ko = koreksi beban lebih = 1,25
Diperoleh dari tabel 10-4 dengan kondisi light shock dan beban merata
Ks = faktor koreksi ukuran = 1 untuk spur gear
Km = koreksi distribusi beban = 1,3
Diperoleh dari tabel 10-5 dengan kondisi face width (b) dibawah 2 m
Kv = faktor dinamis = 0,9
Diperoleh dari gambar 10-21 diambil kurva 3 untuk spur gear yang dibuat
dengan mesin hobbing atau saper
J = faktor bentuk/geometri = 0,43
Dengan kondisi Ntp1 = 40 dan Ntg3 = 200
BAB II PERENCANAAN DAYA 18

73,04 1,25 16 1 1,3


maka: t 0,9 0,68 0,43
7.216,29 Psi

Sad > t, maka perencanaan gear aman dari kerusakan.

2.3.4 Pengecekan Keausan Rodagigi 1 dan 3 Dengan Metode AGMA

Ft C o C s C m C f
c Cp
Cv d b I

dimana:
Co = faktor beban lebih = Ko = 1,25
Cp = koefisien yang tergantung dari sifat elastis bahan, yaitu Steel = 2300 dari
tabel 10-23
Cv = faktor dinamis = 1
Digunakan kurva 1 untuk beban dinamis yang kecil
Cs = faktor ukuran = 1,25
Karena AGMA menyarankan untuk harga > 1 dan penurunan fatique dan
bertambahnya ukuran roda gigi
Cm = faktor distribusi beban = 4,8
I = faktor geometri = 0,135 (gambar 10-32)
merupakan fungsi dari sudut kontak () dan gear ratio (rv)
Cf = faktor kondisi permukaan = 1,25 untuk kondisi pengerjaan tidak terlalu
baik dan kemungkinan ada tegangan sisa.
73,04 1,25 1,25 4,8 1,25
maka: c 2300 26.008,4 Psi
1 2,5 0,68 0,315
Kondisi yang harus dipenuhi untuk evaluasi:
CL CH
c S ac
CT CR
dimana:
Sac = tegangan kontak yang di jinkan = 95000 Psi ( tabel 10-14 )
CL = faktor umur = 1
kondisi umur yang diharapkan 106 (figure 10-33)
CH = faktor perbandingan kekerasan = 1
karena bahan materialnya sama (figure 10-34)
BAB II PERENCANAAN DAYA 19

CT = faktor temperatur = 1
karena bekerja pada temperatur 250F
CR = faktor keamanan = 1,25
Dengan kondisi high reliability (tabel 10-10)
1 1
maka: c 95000
1 1,25
c 76000 26008,4 76000
Dengan kondisi tersebut maka perencanaan roda gigi aman dari keausan

2.3.5 Perencanaan Rodagigi 4 dan 5

Spesifikasi data:
putaran poros 3 ng3 = np4 : 115 rpm
perbandingan kecepatan (rv) : 1/4
diameter pinion (Dp4) : 2,5 inch
ng 5 d p4
diketahui: rv
n p4 d g5
1
d g5 d p4 2,5 inch 4 10 inch
rv

Jarak center (C):


d p4 d g 5 2,5 in 10 in
C 6,25 inch
2 2
Kecepatan keliling (Vp):
n p4 d p4 2,5 in 115 rpm
Vp 75,3 ft menit
12 12

Torsi pada poros tiga:


d g3 12,5 in
T3 Ft 2 73,04 lb 456,5 lb.in
2 2

Gaya tangensial (Ft):


2T3 2 456,5 lb.in
Ft 365,2 lb
d p4 2,5 in
BAB II PERENCANAAN DAYA 20

Gaya dinamis (Fd):


Gaya dinamis ditentukan berdasarkan kecepatan kelilingnya, yaitu untuk 0
Vp 2000 ft /menit maka gaya dinamisnya
(600 V p ) (600 75,3)
Fd F 365,2 lb 411,03 lb
600 600

Tebal roda gigi (b):


Ditentukan berdasarkan beban keausan Buckingham:
Fw d p b Q k

2d g 5 2 10
Q 1,6
d p4 d g5 2,5 10
k = wear load factor, dicari dari sudut tekan ( = 20FD) dan data material.
Pinion dan gear digunakan dari bahan yang sama, yaitu: SAE 2320 Case
hardened & WQT (tabel 10-31) dengan data-data sebagai berikut:
So = 50000 Psi
Kekerasan bahan = 225 BHN
Dari tabel 10-11 didapat wear load factor (k) = 103 (interpolasi)
Gaya dinamis Fd = Fw
Fd 411,03 lb
Sehingga tebal Gigi: b 0,997 in
dp Q k 2,5 in 1,6 103 lb / in 2

Diamitral Pitch (P):


9 13
b , didapat nilai P yaitu 10
P P

Jumlah gigi (N):


Nt p1 d p 4 P 2,5 10 25 buah gigi
Nt g 3 d 95 P 10 10 100 buah gigi
BAB II PERENCANAAN DAYA 21

Keterangan:
P = diametral pitch
p = circular pitch
d = diameter of pitch circle
Nt = jumlah gigi
C = jarak antara 2 gigi (poros)
rv = velocity ratio
Gambar 2.4 Dimensi roda gigi

2.3.6 Pengecekan Rodagigi 4 dan 5 Dengan Metode Lewis

Y
Fb S b
P
dimana: S = So = tegangan ijin tarik = 50000 Psi
Y = faktor Lewis (tabel 10-2)
untuk Np1 = 25 buah gigi maka Y = 0,34
untuk Ng3 = 100 buah gigi maka Y = 0,446
0,34
maka: Fb , pinion 50000 Psi 0,997 in 1694,9 lb
10
0,446
Fb , gear 50000 Psi 0,997 in 2223,3 lb
10
Fb > Fd, maka perencanan roda gigi aman
BAB II PERENCANAAN DAYA 22

2.3.7 Pengecekan Rodagigi 4 dan 5 Dengan Metode AGMA

S at K l
S ad
KT K r

dimana:
Sad = tegangan ijin maksimum
Sat = tegangan ijin dari bahan = 38250 Psi
Diperoleh dari tabel 10-7 dengan kekerasan 225 BHN
KL = faktor umur = 1,1
Diperoleh dari tabel 10-8 dengan harapan roda gigi dapat dipakai lebih
dari 106 cycle
KR = faktor keamanan = 3.0
Diperoleh dari tabel 10-10 dengan kondisi desain normal
38250 Psi 1,1
maka: S ad 1 1,3
31635,4 Psi

Tegangan pada akar gigi:


Ft 4 K 0 P K S K m
t
Kv b J

Ft4 = gaya tangensial = 365,2 lb.


Ko = koreksi beban lebih = 1,25
Diperoleh dari tabel 10-4 dengan kondisi light shock dan beban merata
Ks = faktor koreksi ukuran = 1 untuk spur gear
Km = koreksi distribusi beban = 1,3
Diperoleh dari tabel 10-5 dengan kondisi face width (b) dibawah 2 m
Kv = faktor dinamis = 0,9
Diperoleh dari gambar 10-21 diambil kurva 3 untuk spur gear yang dibuat
dengan mesin hobbing atau saper
J = faktor bentuk / geometri = 0,36
Dengan kondisi Ntp4 = 25 dan Ntg5 = 100
365,2 1,25 10 1 1,3
maka: t 0,9 0,997 0,38
17395,02 Psi
BAB II PERENCANAAN DAYA 23

Sad > t, maka perencanaan gear aman dari kerusakan.

2.3.8 Pengecekan keausan Rodagigi 4 dan 5 dengan metode AGMA

Ft C o C s C m C f
c Cp
Cv d b I

Co = faktor beban lebih = Ko = 1,25


Cp = koefisien yang tergantung dari sifat elastis bahan, yaitu Steel = 2300 dari
tabel 10-23
Cv = faktor dinamis = 1
Digunakan kurva 1 untuk beban dinamis yang kecil
Cs = faktor ukuran = 1,25
Karena AGMA menyarankan untuk harga > 1 dan penurunan fatique dan
bertambahnya ukuran roda gigi
Cm = faktor distribusi beban = 1,15
I = faktor geometri = 0,11 (gambar 10-32)
merupakan fungsi dari sudut kontak () dan gear ratio (rv)
Cf = faktor kondisi permukaan = 1,25 untuk kondisi pengerjaan tidak terlalu
baik dan kemungkinan ada tegangan sisa.
365,2 1,25 1,25 3 1,25
maka: c 2300 203191,2 Psi
1 2,5 0,997 0,11

Kondisi yang harus dipenuhi untuk evaluasi:


CL CH
c S ac
CT CR

dimana:
Sac = tegangan kontak yang di jinkan = 110000 Psi ( tabel 10-14 )
CL = faktor umur = 1
kondisi umur yang diharapkan 106 (figure 10-33)
CH = faktor perbandingan kekerasan = 1
karena bahan materialnya sama (figure 10-34)
CT = faktor temperatur = 1
BAB II PERENCANAAN DAYA 24

karena bekerja pada temperatur 250F


CR = faktor keamanan = 1,25
Dengan kondisi high reliability (tabel 10-10)
1 1
maka: c 110000
1 1,25
c 880000 203191,2 880000
Dengan kondisi tersebut maka perencanaan roda gigi aman dari keausan

2.3.9 Berat Rodagigi

Bahan : SAE 1020 case hardened & WQT (carbon steel)


Masa jenis () : 0,283 Lb/ in3
Diameter pitch (d1) : 2,5 inch
Lebar (b) : 0,68 inch
Volume (v) : /4 d1 b = / 4 2,5 in 0,68 in = 3,33625 in3

Maka: w p1 v g
kg
= 0,283 lb/in3 3,33625 in3 9,81 m/s2 2,2046 Lb 4,2 kgf

Dengan cara yang sama akan diperoleh:


Berat gear 3 = 104,86 kgf
Berat pinion 4 = 21,8 kgf
Berat gear 5 = 98,5 kgf

2.4 PERENCANAAN POROS


BAB II PERENCANAAN DAYA 25

2.4.1 Perencanaan Poros 1

F t
F n

F R
C

B w p1
30
85,9mm
A
40,5 mm Pinion 1
W p1
54,5mm

Pulley 1

Gambar 2.5 Skematik komponen untuk poros 1


Free body diagram:

F AH F AV F tH

A B C D
54,5mm 40,mm 85,9mm
F BH
W p
F DH
W pV
F BV
F DV
F nv

Dari perhitungan V-belt dan roda gigi diperoleh harga-harga:


Fr = gaya tangensial pada v belt
FAH = gaya tangensial pada v belt pada bidang horizontal
FR sin 30 = 44 N sin 30 = 22 N
FAV = gaya tangensial pada v belt pada bidang vertikal
FR cos 30 = 44 N cos 30 = 38,105 N
Wp = gaya berat pada pulley 1 = 25,872 N
Fn = gaya radial/normal pada roda gigi pada bidang vertikal
= 325 tgn 20 = 118,29 N
FT = gaya tangensial pinion = 325 N

Pada Bidang Horizontal:


Reaksi tumpuan pada titik B dan D
MB = 0
BAB II PERENCANAAN DAYA 26

FAH 54,5 mm + FT 40,5 mm - FDH 126,4 mm = 0


325 N 40,5 mm 22 N 54,5 mm
FDH = 113,6 N
126,4 mm

F = 0
FBH = FT FDH FAH = (325 113,6 - 22) N = 189,4 N

Momen Bending:

F AV
I II
A B C D
54,5mm 40,5mm 85,9mm

I II W p
F BV
F DV
F nv

M1-1 = FAH X1 0 < X1 < 5,45 cm


= 22 N 5,45 cm = 119,9 N.cm
M2-2 = FAH X2 + FBH (X2 AB) 5,45 cm < X2 < 9,5 cm
= 22 N 9,5 cm + 189,4 N (9,5 2,8) cm = 976,07 N.cm
976,07

119,9

A B C D
5,45cm 4,05cm 8,59cm

gambar 2.6 Bidang moment


Gaya Lintang:
211,4

22
B C
A
5,45cm 4,05cm 8,59cm

133,6
gambar 2.7 Bidang lintang
Pada Bidang Vertikal:
Reaksi tumpuan pada titik B dan D
BAB II PERENCANAAN DAYA 27

MB = 0
(FAV Wp1) 54,5 mm + (Wpi + Fn) 40,5 mm FDV 126,4 mm = 0
(38,1 26) N 54,5 mm ( 4,2 118,3) N 40,5 mm
FDV = 44,3 N
126,4 mm

F = 0
FBV = Wpv + Wp1 + Fn FAV -FDV
= (26 + 4,2 + 118,3 38,1 - 44,3) N = 65,8 N

Momen Bending:

M1-1 = (FAV Wp) X1 0 < X1 < 5,45 cm


= (38,1 26) N 5,45 cm = 65,95 N.cm
M2-2 = (FAV Wp) X2 + FBV (X2 AB) 5,45 cm < X2 < 9,5 cm
= (38,1 26) N 9,5 cm + 39,4 N (9,5 5,45) cm = 381 N.cm
381

65,95

A B C D
5,45cm 4,05cm 8,59cm

Gambar 2.8 Bidang moment


Gaya Lintang:
77,9

12,1

A B C D
5,45cm 4,05cm 8,59cm

44,3
Gambar 2.9 Bidang lintang

Menentukan Diameter Poros I:

Momen bending terbesar di titik C


2 2
MC = M CV M CH = 3812 976,07 2

= 1047,8 N.cm = 92,67 lbf.in


Torsi pada poros I = 91,3 lbf
BAB II PERENCANAAN DAYA 28

Untuk menentukan diameter suatu poros dengan persamaan:


1
3
16
d M 2
T 2
. 0,5Syp


N

dimana,
N = faktor keamanan
M = momen bending maksimal
T = torsi maksimal
Bahan poros diambil AISI C 1010 CDA dengan:
syp = 48 ksi
N = 2,0 untuk kondisi high Reliability
sehingga,
1
3
16
D1 92,67 91,3
2 2

. 0,5 48.000

2.0

D1 0,326 in
direncanakan diameter poros D1 : 1,1811 in = 30 mm

Menentukan Diameter Poros pada Bantalan:


Karena gaya pada bearing B lebih besar daripada di bearing D maka
diambil titik di B untuk mendapatkan diameter bearing
FB = 77,9 211,4 2 = 225,3 N = 50,65 lbf
Untuk menentukan diameter bearing digunakan persamaan:
FB Ssyp

2 N
D
4
FB N 4 50,65 1,25 4
Db
Ssyp 0,58 48000

Db 0,054 in
Direncanakan diameter poros untuk bantalan Db = 0,7874 in = 20 mm
BAB II PERENCANAAN DAYA 29

2.4.2 Perencanaan Poros 2

A
455mm

20 54,5mm

F R

Pulley 2
Gambar skematis komponen untuk poros II
Freebody diagram:

F F CV
AV
F CH
A B
C
54,5cm 455cm
c

W p2
F AH
F BV
F BH

Dari perhitungan V belt dan roda gigi diperoleh harga-harga:


FR = gaya tangensial pada v belt = 44 N
FAH = gaya tangensial pada v belt pada bidang horizontal
FR sin 20 = 44 N sin 20 = 15 N
FAV = gaya tangensial pada v belt pada bidang vertikal
FR cos 20 = 44 N cos 20 = 41,5 N
Wp = gaya berat pada pulley 1 = 91,5 N

Anda mungkin juga menyukai