Deskripsi
Fungsi : Memisahkan serat kotoran dan air dari komponen minyak
Suhu : 90°C
Tekanan : 1 atm
Fase Terdispersi
Untuk menentukan fase terdispersi, digunakan persamaan berikut (Walas, 2005) :
QL = 4,0146 m3/Jam
QH= 1,1013 m3/jam
ρL = 856,1 kg/m3
ρH = 905,8802 kg/m3
µL = 8,807 cP
µH = 4,9449
φ = 2,6627
Evaluasi nilai φ ditampilkan dalam tabel berikut (Walas, 2005) :
Tabel III. Nilai terdispersi
<0,3 Light phase always dispersed
0,3-0,5 Light phase probably dispersed
0,5-2,0 Phase Inversion Probable
2,0-3,3 Heavy phase probably disperse
>3,3 Heavy phase always disperse
Berdasarkan nilai φ hasil perhitungan 2,6627, dapat disimpulkan bahwa yang terdispersi
adalah heavy phase probably disperse.
Fase terdispersi : Heavy Phase
Fase kontinyu : Light Phase
Settling velocity
Dasar perancangan dekanter adalah kecepatan fase kontinyu harus lebih kecil dari
settling velocity droplet dalam fase terdispersi.
Uc< Ud
Dengan,
Uc = Kecepatan fase kontinyu
Ud = Kecepatan settling fase terdispersi
Ud = dd2 g (ρd – ρc) / 18µc
Dengan,
dd = Diameter Droplet, m
ρc = Densitas fase kontinyu, kg/m3
w = 2 (2rz – z2)1/2
Dengan,
W = Kedalaman interface, m
Z = Ketinggian interface dari dasar vesel, m
L = Panjang silinder, m r
= Jari-Jari silinder, m
Untuk menghitung nilai w, l, z, dan r, digunakan metode trial and error.
Diambil perbandingan L/D = 2 (Walas.2005)
Hasil trial ditampilkan dalam tabel berikut.
Tabel hasil trial and error
D r L w z trial W trial
2m 1m 4m 4m 1m 4m
Sehingga diperoleh :
Diameter dekanter =2m
Panjang dekanter =4m
Kedalaman Interface = 4 m
Ketinggian interface =1m
Waktu Tinggal
τ = Z/Ud
Dengan,
τ = Waktu tinggal dalam dekanter, detik
z = Ketinggian interface dari dasar vessel, m
Ud= Kecepatan settling fase terdispersi, m/detik Dari
perhitungan trial and eror diperoleh :
w = 2 x ((2 x r x z) – (z x 2))
= 2 x ((2 x 1 x 4) – (1 x 2)) = 2 m
τ = Z/Ud
τ = 745,96266 s
Mechanical Design
Operating Pressure
Dekanter beroperasi pada tekanan atmosferis. Level cairan pada dekanter cukup rendah
karena diameter dekanter relatif kecil, sehingga tekanan hidrostatis dapat diabaikan dan
cukup dikoreksi dengan overdesign factor.
P = 1 atm
Design Preassure
E = Joint Efficiency
C = Corrosion allowance, in
P = 16,17 psia
Head
Dekanter beroperasi pada tekanan hampir atmosferis, sehingga digunakan flanged and
dished head. Flanged and dished head merupakan jenis head yang paling ekonomis dan
hanya sesuai untuk vessel dengan tekanan rendah dan diameter kecil, sesuai dengan kondisi
dekanter.
Head pada vessel di desain berdasarkan outside diameternya.
ID = 118.11 in
OD = ID + 2 x ts = 118.11 + 2 x 0,2095 = 118,5289 in = 3,014 m
Dari tabel diperoleh data untuk OD standar yaitu 120 in dengan tebal shell 0.3125 in
(Brownell, 1959 : 91)
icr = 0,75 in
sf = 1,5 in
ID = 118.11 in
r = 144 in
Dimensi head dihitung sebagai berikut, berdasarkan Figure 5.8 Brownell and Young.
AC = (BC-AB)0,5
b = r – AC
OA = ts + sf + b
Tabel 1. Hasil perhitungan
a= ID/2 59,055
AB=a-icr 58,305
BC=r-icr 143,25
AC=(BC-
AB)^0.5 9,2166
b=r-AC 134,7834
OA=ts+sf+b 136,49
1. Dekanter