Anda di halaman 1dari 4

KISI – KISI UAS TKA-106 ILMU LINGKUNGAN

1. LIMBAH B3 :
- DEFINISI
- PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2014 TENTANG
PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN PASAL 1 S/D PASAL 10,
PASAL 123
- LAMPIRAN I PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2014
TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
- PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : 02 TAHUN 2008
TENTANG PEMANFAATAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN PASAL 1
- FUNGSI/TUJUAN IDENTIFIKASI LIMBAH B3

2. AMDAL :
- DEFINISI AMDAL, ANDAL, RKL, RPL, UKL, UPL
- DOKUMEN-DOKUMEN AMDAL
- KEGUNAAN AMDAL
- PROSEDUR AMDAL
- MANFAAT AMDAL BAGI PEMRAKARSA, PEMERINTAH, MASYARAKAT

3. ISO 14000
- BACAAN DI HALAMAN 2
- PERBEDAAN AMDAL DAN ISO 14000

4. PENGELOLAAN LIMBAH
- HIRARKI PENGELOLAAN LIMBAH
- IN PIPE TREATMENT VS END OF PIPE TREATMENT
- PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI PENGILANGAN MINYAK BUMI
ISO 14000
ISO 14000 series merupakan seperangkat standar internasional
bidang manajemen lingkungan yang dimaksudkan untuk membantu organisasi di seluruh
dunia dalam meningkatkan efektivitas kegiatan pengelolaan lingkungannya. Perumusan
standar ISO 14000 series diprakarsai dunia usaha sebagai kontribusi terhadap
pencapaian Pembangunan Berkelanjutan yang disepakati dalam KTT Bumi di Rio de
Janeiro Tahun 1992. Wakil pihak pemerintah, dunia usaha, pakar, praktisi dan
pihak lain yang berkepentingan terlibat dalam perumusan standar tersebut. ISO
14000 series mencakup beberapa kelompok perangkat pengelolaan lingkungan, a.l.
Sistem Manajemen Lingkungan, Audit Lingkungan, Evaluasi Kinerja Lingkungan,
Ekolabel, dan Kajian Daur Hidup Produk. Penerapan standar tersebut bersifat
sukarela. Standar yang paling populer adalah ISO 14001 Sistem Manajemen Lingkungan
yang menjadi dasar sertifikasi ISO 14001.

Siapa yang dapat dan perlu menerapkan standar ISO 14000 tersebut?
Semua organisasi dari beragam jenis kegiatan, beragam ukuran,
berbeda lokasi, pada prinsipnya dapat menerapkan standar ISO 14000, sesuai dengan
kebutuhan masing-masing. Beberapa pihak organisasi perlu dan berkepentingan
untuk menunjukkan kepada pihak lain (mitra usaha, konsumen, masyarakat, investor,
dll) bahwa kegiatan pengelolaan lingkungan organisasi yang bersangkutan. mengikuti
standar yang diakui secara internasional, seperti ISO 14000. Faktor pendorong
utama dalam penerapan standar ISO 14000 di seluruh dunia adalah semakin meningkatnya
kepedulian berbagai pihak terhadap pentingnya upaya pelestarian fungsi lingkungan
hidup. Di satu sisi, pihak organisasi ybs dapat secara proaktif menerapkan standar
ISO 14000 untuk meningkatkan citra organisasi dan meningkatkan daya saingnya,
sementara di sisi lain banyak organisasi lain merasa perlu menerapkan standar
ISO 14000 untuk mengantisipasi permintaan konsumen dan mitra usaha.

Manfaat penerapan standar ISO 14000


Penerapan standar ISO 14000 berpotensi untuk, antara lain :
• Meningkatkan citra organisasi
• Meningkatkan kinerja lingkungan organisasi
• Meningkatkan penaatan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan
pengelolaan lingkungan
• Mengurangi resiko usaha
• Meningkatkan efisiensi kegiatan
• Meningkatkan daya saing
• Meningkatkan komunikasi internal dan hubungan baik dengan berbagai pihak
berkepentingan
• Memperbaiki manajemen organisasi dengan menerapkan perencanaan, pelaksanaan,
pengukuran dan tindakan perbaikan (plan, do, check, act)
• Dll.
Isu-isu penting yang dihadapi dalam penerapan Sistem Manajemen Lingkungan
(SML)
Standar ISO 14001 adalah satu-satunya standar dalam ISO seri
14000 yang dapat dijadikan persyaratan sertifikasi, namun penerapan standar
ISO 14001 tidak secara otomatis harus mendapatkan sertifikasi. Standar ISO 14001
memuat komponen dan proses berjalannya sistem manajemen terhadap aspek lingkungan
dari kegiatan, produk atau jasa suatu organisasi. Suatu organisasi yang menerapkan
SML mengikuti standar ISO 14001 dapat mengajukan permohonan sertifikasi ISO
14001 kepada Lembaga Sertifikasi yang terakreditasi. Lembaga Sertifikasi selanjutnya
akan mengevaluasi kesesuaian SML organisasi yang bersangkutan dengan standar
ISO 14001 dan juga efektivitas SML tersebut.
Banyak pihak mempunyai persepsi yang kurang tepat terhadap SML dan sertifikasinya,
a.l. sbb:
1. Standar SML menggunakan pendekatan proses perbaikan secara sistematis dan
berkelanjutan. Standar tersebut tidak memuat tingkat kinerja lingkungan tertentu.
Oleh karena itu, sertifikasi ISO 14001 tidak senantiasa bermakna bahwa kinerja
lingkungan organisasi yang bersangkutan. lebih baik daripada organisasi lain
yang tidak mempunyai sertifikat ISO 14001.
2. Sertifikasi ISO 14001 tidak diberikan oleh pihak Pemerintah, tetapi oleh
Lembaga Sertifikasi yang terakreditasi oleh Badan Akreditasi yang berwenang,
mengikuti aturan main yang disepakati secara internasional. Oleh karena itu,
Lembaga Sertifikasi-lah yang bertanggungjawab langsung menjamin ketepatan
pemberian sertifikat ISO 14001.
3. Apabila ada situasi ketidaktaatan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan
pengelolaan lingkungan, sertifikat ISO 14001 tidak secara otomatis dicabut
oleh Lembaga Sertifikasi yang memberikan. Namun, berdasarkan SML organisasi
yang bersangkutan. harus segera melakukan tindakan perbaikan dan mencegah
terulangnya ketidaktaatan tersebut. Lembaga Sertifikasi akan mengevaluasi
efektivitas proses perbaikan tersebut.
4. Perolehan sertifikat ISO 14001 bukan merupakan tujuan akhir penerapan SML,
namun merupakan salah satu tahap awal dalam mewujudkan proses perbaikan secara
sistematis dan berkelanjutan. Organisasi yang menerapkan SML tanpa sertifikasi
pun dapat juga mewujudkan proses yang sam

Peran Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dalam penerapan ISO 14000 di Indonesia
Berdasarkan diskusi dengan berbagai pihak berkepentingan di
Indonesia, KLH menyadari potensi penerapan standar ISO 14000 bagi peningkatan
kualitas pengelolaan lingkungan hidup Indonesia serta peningkatan peran serta
dunia usaha untuk secara pro-aktif mengelola lingkungan. Oleh karena itu, KLH
mendorong dan memfasilitasi penerapan standar ISO 14000 di Indonesia. Berbagai
seminar, lokakarya, pelatihan tentang ISO 14000 telah dilaksanakan sejak tahun
1995, yang dimaksudkan menjadi motor penggerak penerapan standar ISO 14000 di
Indonesia. Seiring dengan pertumbuhan populasi para praktisi dalam bidang tersebut
serta dengan pendekatan pemberdayaan pihak swasta yang kompeten, maka KLH mengharapkan
agar peran motor penggerak penerapan standar ISO 14000 tersebut dilanjutkan
oleh pihak swasta. Hal ini konsisten dengan latar belakang pengembangan standar
ISO 14000 yang dimotori oleh dunia usaha dan didukung oleh para praktisi berpengalaman.
Terkait dengan komitmen memfasilitasi penerapan standar ISO
14000 tersebut, KLH pada saat ini mempunyai unit kerja Asisten Deputi Urusan
Standarisasi dan Teknologi. Fokus perhatian yang diberikan adalah efektifitas
penerapan SML, baik yang dengan sertifikasi ISO 14001 maupun yang tidak.
Bagaimana kedudukan dan kaitan ISO 14000 dengan peraturan perundang-undangan
lingkungan hidup
Penerapan ISO 14000 tidak menggantikan peraturan perundang-undangan
pengelolaan lingkungan. Walaupun bersifat sukarela, penerapan ISO 14000 diharapkan
dapat melengkapi pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan pengelolaan
lingkungan oleh organisasi pelaksana kegiatan/usaha. KLH senantiasa membuka
dialog dengan berbagai pihak berkepentingan, khususnya para praktisi yang terlibat
langsung dalam penerapan standar ISO 14000, untuk meningkatkan sinergi dari
penerapan standar ISO 14000 dan pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan
pengelolaan lingkungan.

Tanggapan dari berbagai pihak (dunia usaha, Pemerintah, masyarakat) di Indonesia


terhadap sertifikasi ISO 14001
Pada saat ini, diperkirakan terdapat lebih dari 230 sertifikat
ISO 14001 yang diberikan oleh berbagai Lembaga Sertifikasi kepada beragam organisasi
di Indonesia. Di bandingkan dengan negara lain, jumlah ini masih relatif kecil.
Salah satu kendala yang dikemukakan oleh dunia usaha adalah biaya sertifikasi.
Terkait dengan hal ini, banyak organisasi usaha yang tertarik untuk mengembangkan
Sistem Manajemen Lingkungan namun tidak melakukan sertifikasi. Sementara itu,
dari pihak Pemerintah dan masyarakat pada umumnya masih belum memahami standar
ISO 14000 dan sertifikasi ISO 14001. Oleh karena itu, program sosialisasi perlu
semakin ditingkatkan.

Sejauhmana penerapan standar ISO 14000 dapat memberikan kontribusi terhadap


isu-isu lingkungan populer yang sedang kita hadapi saat ini atau terhadap upaya
pelestarian LH pada umumnya?
Kita perlu memahami bahwa penerapan standar ISO 14000 tidak
akan secara langsung dan segera memberikan hasil nyata perbaikan kinerja lingkungan
dan pelestarian lingkungan hidup. Potensi perbaikan bersifat bertahap, namun
sistematis dan berkelanjutan, serta efisien. Proses bertahap inilah yang diharapkan
dapat mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development).
Terkait dengan isu lingkungan populer saat ini, pihak-pihak
terkait dapat menerapkan standar ISO 14000 yang relevan untuk meningkatkan kualitas
pengelolaan lingkungannya.
Standar ISO 14000 merupakan investasi bersama, yang merupakan
hasil rumusan para pakar dan praktisi berpengalaman di seluruh dunia. Seyogyanya
kita di Indonesia dapat memanfaatkan standar tersebut dengan sebaik-baiknya
untuk mencapai tujuan bersama
________________________________________________________________________

Anda mungkin juga menyukai