1. PENDAHULUAN
Belt (Sabuk) digunakan untuk mentransmisi daya dari satu poros ke poros lainnya melalui
puli yang berputar pada kecepatan yang sama atau tidak sama.
Transmisi sabuk adalah sistem transmisi tenaga/daya/momen puntir dari poros yang
satu ke poros yang lain melalui sabuk (belt) yang melingkar/melilit pada puli yang terpasang
pada poros-poros tersebut.
Karakter gesekan sabuk dan permukaan puli sangat mempengaruhi kemampuan
transmisi. Jadi besarnya gaya tegang dalam sabuk menentukan besarnya momen puntir yang
dapat ditransmisikan.
2. Crossed or twist belt drive, untuk poros sejajar dan berputar berlawanan arah. Karena
belt saling bergesekan maka belt menjadi cepat aus dan sobek. Jarak poros dibatasi
maksimum 20 kali lebar belt dan kecepatan maksimim 20 meter/s.
3. Quarter turn belt drive, untuk poros yang bersilangan tegak lurus dan berputar dalam
arah tertentu. Lebar pulley harus lebih dari 1,4 kali lebar sabuk.
4. Belt drive with idler pulleys, untuk memperbesar sudut kontak jika jarak poros cukup
panjang. Dengan cara ini dapat digunakan untuk perbandingan kecepatan tinggi, dan untuk
menambah tarikan belt.
Dapat juga digunakan jika beberapa poros perlu mengambil daya dari sebuah poros
penggerak.
5. Compound belt drive, digunakan untuk transmisi daya dari dari sebuah poros ke beberapa
roda.
6. Stepped or cone pulley drive, digunakan untuk mengubah kecepatan putaran poros yang
digerakkan sementara kecepatan putaran poros penggerak tetap.
7. Fast and loose pulley drive, digunakan jika poros yang digerakkan dapat dihentikan atau
diputar.
3. PERBANDINGAN KECEPATAN
D1n1 D2n2
2. Perbandingan putaran antara kedua puli menjadi :
n2 D1
n1 D2
Dimana :
n2 D1 t
n1 D1 t
Jika factor slip (s) dimasukkan maka :
n2 D1 t s
1
n1 D1 t 100
Dengan : s = faktor slip total utuk kedua roda
4. PANJANG SABUK
1. Transmisi terbuka
(r1 r2 ) 2
L (r1 r2 ) 2 x
x
(r1 r2 ) 2
L (r1 r2 ) 2 x
x
3. Daya Yang Ditransmisikan Oleh Sabuk
Jika puli A menggerakkan puli B, maka dengan arah putaran searah jarum jam, maka
tarikan belt F1 lebih besar dari pada F2. Hubungan F1 dan F2 dapat dinyatakan
dengan:
F1
e
F2
Dengan: μ = koefisien gesek
𝜃 = sudut kontak antara belt dan pulley yang kecil
F1 Fc
e
F2 Fc
Dengan Fc = tarikan sentrifugal, dan
w 2
Fc V
g
w adalah berat sabuk per satuan panjang
e 1
P ( F1 Fc ).V
e
5. Torsi pada puli penggerak = (F1 – F2 ) r1 dan pada puli yang digerakkan = (F1 – F2 ) r2
Lebar sabuk ditentukan berdasarkan tarikan maksimum dan tegangan yang diijinkan,
karena :
F1 = Sw.b.t
Dengan: Sw = tegangan yang diijinkan
b = lebar sabuk
t = tebal sabuk