Anda di halaman 1dari 57

RODA GIGI

1. Roda Gigi Lurus ( Spur Gear )


2. Roda Gigi Miring ( Helical Gear )
3. Roda Gigi Kerucut (Bevel Gear)
4. Roda Gigi Cacing ( Worm Gear )
5. Pinyon dan Batang Gigi (Rack and Pinion)
Difinisi Teknis
Difinisi Teknis
Perbandingan Kecepatan
N1 D2 Z 2
i= = =
N2 D1 Z1

i = i1 . i2 . i3 ....... in
Bahan Roda Gigi.
Tergantung:
 Kekuatan
 Kondisi Kerja
 Suara (noise)
Perancangan Roda Gigi.
Data yang diperlukan dalam
perancangan roda gigi:

 Daya yg ditransmisikan
 Kecepatan roda gigi penggerak
 Kecepatan roda gigi yg digerakkan
atau perbandingan kecepatan.
 Jarak sumbu poros
Kekuatan Bending Gigi Roda Gigi.
Tegangan bending.
M.y
fw =
I

t
(WT × h) (WT × h) 6
fw = 2 =
3
bt b t2
12

t2
WT = fw × b ×
6h
Misalkan : t = x.pc dan h = k.pc
 dimana x dan k adalah konstanta, maka:

x 2p c 2 x2
WT = fw × b × = fw × b × p c ×
6 k pc 6k

x2
Masukkan =y
6k

WT = fw × b × pc × y = fw × b × π.m × y

0,684
y = 0,124 - untuk sudut tekan 14,50
T

0,912
y = 0,154 - untuk sudut tekan 200
T
Tegangan kerja yang diijinkan.
fW = f0 . CV → f0 = tegangan statis bahan yg diijinkan.
CV = faktor kecepatan.
3
CV = , utk yg dipotong biasa dan diop. pd kecep ≈ 12,5 m/det
3+ V
4,5
CV = , yg dipotong lebih teliti dan diop. pd kecep ≈ 12,5 m/det
4,5 + V
6
CV = , yg dipotong dng teliti dan diop. pd kecep ≈ 20 m/det
6+ V
0,75
CV = , yg dipot. dng lebih teliti dan diop. pd kecep ≈ 20 m/det
0,75 + V

0,75
CV = + 0,25, untuk roda gigi dari bahan non logam.
1+ V
Tabel tegangan statis bahan yang diijinkan (f0).

f0 = fu / 3 , utk baja
Beban dinamik (WD).
 Ketidak tepatan ruang celah gigi, ketidak teraturan profil
gigi, defleksi pada gigi akibat beban.

0,11.V (b.C + WT )
WD = WT + Wi = WT +
0,11.V + bC + WT

WD = total beban dinamik (kg)


WT = beban steady dari torsi yang ditransmisikan (kg)
WI = tambahan beban karena gaya dinamik (tergantung
pada kecepatan,lebar permukaan gigi, bahan roda
gigi, ketelitian pemotongan dan gaya tangensial)
V = kecepatan keliling (m/menit)
b = lebar permukaan gigi (cm)
C = deformasi atau faktor dinamik (cm)
Nilai C bisa ditentukan dengan menggunakan
hubungan berikut:

K.e
C=
1 1
+
EP EG

K = faktor yang tergantung pada bentuk gigi


= 0,107, untuk 14,50 full depth involute system
= 0,111, untuk 200 full depth involute system
EP = modulus elastisitas bahan pinion
EG = modulus elastisitas bahan gear
e = kesalahan gerak gigi (cm)
Kesalahan gerak maksimum yang diijinkan (e) tergantung
pada kecepatan keliling (V) dan ketelitian dalam
pemotongan roda gigi. Beberapa nilai pendekatan (e)
untuk roda gigi dengan pemotongan yang baik,
ditunjukkan pada tabel berikut.
Beban lelah (WS).
Ws = fe. b. pc. y = fe. b. π m. y

Catatan: untuk keamanan, (Ws) harus lebih besar dari (WD).


Untuk beban steady Ws ≥ 1,25 WD
Untuk beban fluktuatif Ws ≥ 1,35 WD
Untuk beban kejut Ws ≥ 1,50 WD
Beban keausan gigi (WW).

Ww = DP. b. Q. K
Ww = beban maksimum atau beban batas keausan (kg).
DP = pitch diameter pinion (cm)
b = lebar permukaan gigi pinion (cm)
Q = ratio factor
2.VR 2.TG
Q= = , untuk roda gigi luar (external gears)
VR + 1 TG + TP
2.VR 2.TG
Q= = , untuk roda gigi dalam (internal gears)
VR 1 TG TP

TG
VR = = velocity ratio
TP
K = faktor tegangan-beban (load-stress factor)
K = faktor tegangan - beban (load-stress factor)

fes 2 Sin φ 1 1
K= ( + )
1,4 EP EG

fes = batas lelah permukaan (kg/cm2)


φ = sudut tekan
EP = modulus elastisitas bahan pinion (kg/cm2)
EG = modulus elastisitas bahan gear (kg/cm2)
Tabel berikut menunjukkan batas lelah permukaan (fes).

Catatan: 1. untuk baja bisa didapat dari hubungan berikut:


fes = (28. BHN – 700) kg/cm2
2. Beban batas keausan (Ww) tidak lebih kecil dari (WD)
Prosedur perancangan roda gigi lurus
Dalam merancang roda gigi lurus, prosedur berikut dapat
diikuti.
1. Beban tangensial gigi diperoleh dari hubungan berikut.

P.4500
WT = × Cs
V
WT = beban tangensial gigi yang diijinkan (kg)
P = daya yang ditransmisikan (hp)
V = kecepatan keliling (m/menit)

π.D.N
V= (m/menit)
100
D = pitch diameter (cm)
N = kecepatan putar (rpm)
Cs = service factor (tabel)
Tabel service factor (CS).

Catatan: nilai service factor diatas untuk pelumasan yang baik,


bila tidak dan pelumasan dengan grease, nilai tersebut
dibagi dengan 0,65.
2. Aplikasikan persamaan Lewis.

WT = fw. b. pc. y = fw . b. π m. y = (f0.Cv). b. π m. y

Catatan: 1. Persamaan Lewis hanya diaplikasikan pada roda gigi


yang lebih lemah (pinion atau gear)
2. Bila pinion dan gear dibuat dari bahan yang sama,
maka pinion yang lebih lemah.
3. Bila pinion dan gear dibuat dari bahan yang berbeda,
maka perkalian (fw.y) atau (f0.y) adalah faktor penentu.
Persamaan Lewis akan digunakan pada roda gigi
dimana (fw.y) atau (f0.y) yang lebih kecil.
4. Perkalian (fw. y) disebut faktor kekuatan gear.
5. Lebar permukaan gigi dapat diambil 3.pc s/d 4.pc
(9,5.m s/d 12,5.m) untuk gigi yang dipotong dan 2.pc
s/d 3.pc (6,5.m s/d 9,5.m) untuk gigi yang
dituang/dicor.
3. Menghitung beban dinamik (WD) pada gigi dengan
persamaan Buckingham.

0,11.V(b.C + WT )
WD = WT + WI = WT +
0,11.V + b.C + WT
P.4500
Nilai beban tangensial diperoleh dari persamaan WT =
V
tanpa memasukkan faktor Cs.

4. Mencari beban statik (Ws) yaitu kekuatan lelah gigi,


denga rumus berikut.

Ws = fe . b. pc. y = fe. b. π m. y

Untuk keamanan dari kerusakan Ws harus lebih besar dari WD


5. Mencari beban aus gigi (Ww) dengan hubungan
berikut.

Ww = DP. b. Q. K
Nilai Ww tidak boleh lebih kecil dari WD
Contoh.
Sepasang roda gigi lurus mentransmisikan daya 30 hp, ketika putaran
pinion pada 300 rpm. Velocity ratio 1:3. Tegangan statik yang diijinkan
untuk bahan pinion dan gear adalah 1200 dan 1000 kg/cm2. Pinion memiliki
15 gigi dan lebar permukaan gigi 14 kali modul.
Tentukan :
1. Modul (m).
2. Lebar permukaan gigi (b).
3. Pitch diameter pinion dan gear (DP, DG)
0,912
Faktor bentuk gigi dapat diambil y = 0,154 -
T

Faktor kecepatan Cv = 3
3+ V
Penyelesaian:
Daya yang ditransmisikan, P = 30 hp
Kecepatan pinion, NP = 300 rpm
Velocity ratio, VR = 1:3
Tegangan statik yang diijinkan untuk pinion, f0P = 1200 kg/cm2
Tegangan statik yang diijinkan untuk gear, f0G =1000 kg/cm2
Jumlah gigi pinion, TP = 15
Lebar permukaan gigi, b = 14.modul = 14.m
1. Modul
Bila DP = pitch diameter pinion (cm)
m = modul (cm)
Kecepatan keliling,
 .DP .N P  .m.TP .N P  .m.15.300
V    141,4.m (m/menit)
100 100 100

V = 2,36.m (m/detik)
P  4500
Beban tangensial rencana pada gigi, WT   Cs
V
Dengan mengasumsi kondisi beban steady dan bekerja 6-10
jam per hari, maka service factor, Cs = 1
30  4500 954,8
Sehingga, WT  1  (kg)
141,4.m m
0,912 0,912
Faktor bentuk gigi untuk pinion, y P  0,154   0,154   0,0932
TP 15

0,912 0,912
Faktor bentuk gigi untuk gear, yG  0,154   0,154   0,1337
TG 45
(VR= 1:3  TG = 3.TP = 3. 15 = 45)
Sehingga, (f0P .yP) = 1200 . 0,0932 = 111,84
(f0G. yG) = 1000. 0,1337 = 133,7
Karena (f0P.yP) lebih kecil dari (f0G.yG), maka pinion lebih lemah.
3 3
Faktor kecepatan, C  
3 V 3  2,36.m
V

Gunakan persamaan Lewis untuk pinion (yang lebih lemah),

WT = (f0P . Cv) . b . π m . yP
954,8  3  0,796 12,3.m2
 1200   14.m   .m  0,0932  
m  3  2,36.m  m 3  2,36.m
0,796 (3+2,36.m) = 12,3.m3

12,3.m3
3  2,36.m   15,45.m3  didapat m = 0,65 cm = 6,5 mm
0,796
Diambil modul standar diatas 6,5 mm yaitu 8 mm.
2. Lebar permukaan gigi, b = 14.m = 14.8 = 112 mm.

3. Pitch diameter pinion dan gear,


DP = m . TP = 8 . 15 = 120 mm
DG = m . TG = 8 . 45 = 360 mm
Contoh:
Sepasang roda gigi lurus (full depth involute tooth) dengan sudut
tekan 200 untuk mentransmisikan daya 50 hp pada putaran pinion
750 rpm. Velocity ratio 3,5:1.
Pinion dibuat dari baja yang memiliki tegangan statik ijin 1110
kg/cm2, sedang gear dibuat dari besi tuang yang memiliki tegangan
statik ijin 600 kg/cm2. Pinion memiliki 16 gigi dengan lebar
permukaan gigi 12 kali modul.
Tentukan : modul, lebar permukaan gigi, pitch diameter pinion dan
gear.
0,912
Faktor bentuk gigi diberikan, y  0,154 
T
5
Faktor kecepatan diberikan, Cv 
5 V
Cek gear yang dirancang terhadap keausan, fes = 12000 kg/cm2
Penyelesaian:
Daya yang ditransmisikan, P = 50 hp
Kecepatan pinion, NP = 750 rpm
Velocity ratio, VR = 3,5:1
Tegangan statik ijin bahan pinion, f0P = 1110 kg/cm2
Tegangan statik ijin bahan gear, f0G = 600 kg/cm2
Jumlah gigi pinion, TP = 16
Lebar permukaan, b = 12.modul = 12.m
1. Modul.
Kecepatan keliling,
 .DP .N P  .mTP .N P  .m.16.750
V    377.m (m/menit)
100 100 100
V = 6,28.m (m/detik)
Beban tangensial rencana pada gigi:
P  4500
WT   Cs
V
Dengan mengasumsi kondisi beban steady dan beroperasi 8-10
jam per hari, maka Cs = 1
50  4500 596,8
Sehingga, WT  1  (kg)
377.m m

5 5
Faktor kecepatan, Cv  
5  V 5  6,28.m
0,912 0,912
Faktor bentuk gigi pinion, y P  0,154   0,154   0,097
TP 16

0,912 0,912
Faktor bentuk gigi gear, yG  0,154   0,154   0,136
TG 56

Sehingga, (f0P . yP) = 1110 . 0,097 = 107,67


(f0G . yG) = 600 . 0,138 = 82,8.
Karena (f0G . yG) lebih kecil dari pada (f0P . yP), maka gear yang
lebih lemah.
Gunakan persamaan Lewis untuk gear (yang lebih lemah),

WT = (f0G.Cv).b.π m.yG

596,8  5 
 600   12.m   .m  0,138
m  5  6,26.m 
0,995 26.m2 26.m3
  5  6,28.m   26,13.m3  m  0,6cm  6mm
m 5  6,28.m 0,995
2. Lebar permukaan gigi, b = 12.m = 12 . 6 = 72 mm

3. Pitch diameter pinion dan gear,


DP = m.TP = 6 . 16 = 96 mm
DG = m.TG = 6 . 56 = 336 mm

4. Cek gear terhadap keausan. 2  VR 2  3,5


Faktor perbandingan (ratio factor), Q    1,55
VR  1 3,5  1
f Sin  1 1 
2

Faktor beban-tegangan, K  es   
1,4  EP EG 

(12000)2 sin 200 1 1


K= ( + ) = 52,76
1,4 2 × 106 1× 106

(diambil EP = 2 . 106 kg/cm2 dan EG = 1. 106 kg/cm2)


Bila Ww = beban maksimum atau beban batas keausan.
Maka Ww = DP.b.Q.K = 9,6. 7,2. 1,55. 52,76 = 5652 kg
Karena beban aus maksimum jauh lebih besar dari beban
tangensial pada gigi, maka rancangan terhadap keausan
sudah memenuhi syarat.
Konstruksi roda gigi lurus
Tabel hubungan besar diameter roda gigi dengan jumlah ruji.
Penampang ruji
Perancangan poros roda gigi lurus
Diameter poros untuk roda gigi lurus dapat dicari dengan mengikuti
prosedur berikut.
1. Mencari beban normal (WN) yang bekerja antara permukaan gigi.

WT
WN   WT = beban tangensial; ¢ = sudut tekan
cos 
2. Berat gear didapat dengan,
WG = 0,118.TG.b.m2 (kg)
TG = jumlah gigi gear
b = lebar permukaan gigi (cm)
m = modul (cm)
3. Beban resultan (WR) yang bekerja pada gear.

WR  WN  WG  2WN WG cos 


2 2

4. Bila gear overhang pada poros, maka momen bending


pada poros akibat beban resultan,
M = WR . x  x = jarak antara titik pusat gear ke pusat
bantalan
5. Bila poros dibawah pengaruh kombinasi torsi dan
bending, maka akan dicari torsi equivalent (Te).
Torsi ekivalen Te = M2 + T 2

T = momen torsi = WT . DG
2
6. Diameter poros gear (d) dicari dengan hubungan
berikut.

π 3
fs = tegangan geser bahan
Te = .fS .d poros.
16
Perancangan Ruji.
Tegangan bending, fb = M
Z
DG
WS x
Momen bending, M= 2 = WS x DG
n 2.n
π.a 12 .b1
Modulus penampang ruji (elip), Z= ,
32
WT
Beban maksimum, WS =
Cv

a1 = sumbu mayor = 2.b1


b1 = sumbu minor.
n = jumlah ruji.
DG = pitch diameter.
Cv = faktor kecepatan.
WT = gaya tangensial
Catatan:
Ruji biasanya dibuat tirus atau mengecil kearah
bingkai, yaitu sebesar 1/16 cm per cm panjang ruji.
Karena itu bagian sumbu mayor pada ujung ruji di
bingkai:
a2 = a1 – ketirusan
= a1 – 1/16 . Panjang ruji.
1 DG DG
a 2 = a1 - x = a1 -
16 2 32
Contoh.
Sebuah poros motor yang berputar pada 1500 rpm
mentransmit daya 20 hp ke poros berputaran rendah
dengan reduksi kecepatan 3:1. Pinion dengan gigi involute
(14,50) dengan jumlah gigi 25. Pinion dan gear terbuat dari
baja dengan tegangan aman maksimum 2000 kg/cm2.
Tegangan aman untuk poros gear 400 kg/cm2.
Rancang roda gigi lurus yang memadai. Diasumsi torsi
awal 25% lebih besar dari torsi rata-rata.
Penyelesaian:
Kecepatan poros motor, NP = 1500 rpm
Daya yang ditransmisikan, P = 20 hp
Perbandingan reduksi kecepatan = 3:1
Sudut tekan,14,5 o
Jumlah gigi pinion, TP = 25.
Tegangan aman maksimum untuk bahan pinion dan gear,
f0P = f0G=2000 kg/cm2
Tegangan aman untuk bahan poros, fs = 400 kg/cm2
Karena torsi awal 25% lebih besar dari torsi rata-rata, maka roda
gigi harus dirancang untuk daya, P1 = 1,25 P = 1,25 . 20 = 25 hp.
Perbandingan reduksinya 3, karena itu jumlah gigi pada gear,
TG= 3 TP = 3. 25 =75
Bila diasumsi modul untuk pinion dan gear, m = 6 mm
Maka pitch diameter pinion, DP = m.TP= 6 . 25 = 150 mm = 15 cm
Pitch diameter gear, DG= m.TG = 6 . 75 = 450 mm = 45 cm
π.DP .NP π.15.1500
Kecepatan keliling, V = = = 707 m/menit = 11,78 m/detik.
100 100

Beban tangensial rencana pada gigi,


P1 × 4500 25 x 4500
WT = × CS = x1= 159 kg → CS = 1 (diambil)
V 707
Untuk gear yang dipotong biasa dan dioperasikan pada
kecepatan sampai 12,5 m/det, maka faktor kecepatannya,
3 3
CV = = = 0,203
3 + V 3 + 11,78

Karena pinion dan gear dibuat dari bahan yang sama, maka
pinion lebih lemah, maka faktor bentuk untuk pinion,
0,684 0,684
y op = 0,124 - = 0,124 - = 0,0966
TP 25

Perancangan untuk roda gigi lurus:
Bila b = lebar permukaan gigi pinion dan gear
Gunakan hubungan, WT = (f0P .Cv).b. π.m . yP
159 = (2000 . 0,203 ) b . π . 0,6 . 0,0966 = 74 b → b = 2,15 cm
Dalam prakteknya b diambil 9,5m -12,5m, tetapi dalam kondisi
tertentu karena terbatasnya ruang, bisa diambil b = 6m.
Karena itu lebar permukaan diambil b = 6m = 6.6 = 36 mm.
Ukuran yang lainnya untuk pinion dan gear sebagai berikut:
Addendum = 1.m = 6 mm
Dedendum = 1,25.m = 7,5 mm
Working depth = 2.m = 12 mm
Tooth thickness = 1,5708.m = 9,4248 mm
Minimum clearance = 0,25.m =1,5 mm

Perancangan untuk poros pinion:


Beban normal yang bekerja antara permukaan gigi,
WT 159 159
WN = = 0 = = 164,3 kg
cos φ cos 14,5 0,9681

Berat pinion,
WP = 0,118. TP. b. m2 = 0,118. 25. 3,6. 0,62 = 3,8 kg
Karena berat pinion sangat kecil dibanding beban normal, maka
dapat diabaikan. Jadi beban resultan yang bekerja pada pinion,
WR = WN = 164,3 kg
Bila diasumsi pinion overhang (10 cm) pada poros, maka momen
bending pada poros akibat beban resultan, M = WR.10 = 164,3 . 10
= 1643 kg-cm, dan momen torsi pada poros,
DP 15
T  WT x  159   1192,5 kg - cm
2 2

Jadi torsi eqivalen,


Te = M2 + T 2 = 16432 + 1192,5 2 = 2030 kg - cm
Bila dP = diameter poros pinion, maka :
π 3 π
Te = × fS × dP = x 400xd P3 = 78,55 . dP 3
16 16
3 2030
dP = = 25,84 → dP = 2,92 atau 3 cm
76,55
Diameter hub pada pinion = 1,8.dP = 1,8. 3 =5,4 cm
Panjang hub = 1,25.dP = 1,25. 3 = 3,75 cm
Perancangan untuk poros gear.
Berat gear, WG = 0,118. TG. b. m2 = 0,118. 45. 3,6. 0,62 = 6,9 kg
Beban resultan pada gear,
WR = WN2 + WG2 + 2WN + WG cos φ

WR = 164,32 + 6,92 + 2 × 164,3 + 6,9. cos 14,50 = 171kg


Diasumsi gear overhung 10 cm pada poros, maka momen
bending pada poros akibat beban resultan, M = WR .10 = 171. 10
= 1710 kg-cm
DG 45
Torsi pada poros, T = WT × = 159 × = 3577,5 kg - cm
2 2

Torsi eqivalen, Te = M2 + T 2 = 17102 + 3577,52 = 3965 kg - cm

Bila dG = diameter poros gear


π π
Te = × fS × dG3 → 3965 = x 400xd G3 → dG = 3,7 ≈4 cm
16 16
Diameter hub dari gear = 1,8.dG = 1,8. 4 = 7,2 cm
Panjang hub dari gear = 1,25.dG = 1,25. 4 = 5 cm
Perancangan ruji gear
Karena pitch diameter gear 45 cm, maka gear akan diberi 4 ruji.
Diasumsi penampang ruji adalah elip dengan sumbu mayor (a1)
dua kali sumbu minor (b1).
Modulus penampang ruji,
π.a12 .b1  .a12 .a1  .a13
Z= = 
32 32  2 64
WT 159
Beban maksimum yang bekerja, WS = = = 763 kg
Cv 0,203
Momen bending maksimum pada tiap ruji,
WS DG 783  45
M    4404 kg - cm
n 2 4 2
M 4404x64
fb   420   f  420 kg/cm 2
(diambil)
 x a13 b
Z
a1
a1 = 6 cm dan b1 = = 3 cm  dimensi pada ujung hub
2
Karena ruji bentuknya tirus kearah bingkai dan ketirusannya
1/16 cm per cm panjang ruji (radius gear), maka sumbu mayor
ruji pada ujung di bingkai,
a2 = a1 - ketirusan
1 DG 1 45 4,6
a 2 = a1 - × =6- × = 4,6 cm b2 = = 2,3 cm
16 2 16 2 2

Perancangan bingkai (rim)


Ketebalan bingkai untuk pinion bisa diambil 1,6m-1,9m.
Misal tebal bingkai diambil, tR = 1,6.m = 1,6. 6 = 9,6 atau 10 mm
Tebal bingkai gear,
TG 45
t R = m. = 6. = 20 cm
n 4
Diameter hub pada pinion = 1,8.dP = 1,8. 3 =5,4
cm
Panjang hub = 1,25.dP = 1,25. 3 = 3,75 cm
Terima Kasih Atas Perhatiannya

Anda mungkin juga menyukai