Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

REDUKSI KECEPATAN

Untuk memenuhi tugas Fisika Teknik

Dosen pengampu Bapak Erwin Komara Mindarta, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh:

Vika Istibsyaro Markhumah (200513632447)

S1 Pendidikan Teknik Otomotif

Jurusan Teknik Mesin

Fakultas Teknik

Universitas Negeri Malang

Jl. Semarang 5 Malang, 65145 Telp. (0341) 551312 Malang, Indonesia


27 Oktober 2020
DAFTAR ISI
Halaman

COVER

DAFTAR ISI i

DAFTAR GAMBAR ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1


1.2 Topik Bahasan 1
1.3 Tujuan 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Transmisi 2
2.2 Komponen dan Fungsi Transmisi Otomatis Sepeda Motor 2
2.3 Cara Kerja Transmisi Otomatis Sepeda Motor 6
2.4 Contoh Soal dan Jawaban 7

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan 10
3.2 Saran 10

DAFTAR RUJUKAN 11

i
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Dinding Luar Puli Penggerak 2
Gambar 2.2 Dinding Dalam Puli Penggerak 3
Gambar 2.3 Bos Puli (Bushing) 3
Gambar 2.4 Roller 3
Gambar 2.5 Plat Penahan 4
Gambar 2.6 V-belt 4
Gambar 2.7 Dinding Luar Puli Sekunder 5
Gambar 2.8 Pegas Pengembali 5
Gambar 2.9 Kampas Kopling 5
Gambar 2.10 Dinding Dalam Puli Sekunder 6
Gambar 2.11 Posisi V-belt Saat Mulai Berjalan 6
Gambar 2.12 Posisi V-belt Saat Putaran Menengah 7
Gambar 2.13 Posisi V-belt Saat Putaran Tinggi 7

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di era ini
menimbulkan dampak pada dunia pendidikan yang semakin besar tantangannya, yang
harus mampu menghasilkan sumber daya manusia yang handal dan mampu menjawab
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satunya dalam dunia
pendidikan adalah mampu mencetak sumber daya manusia yang profesional pada
bidang industri otomotif.
Sumber daya manusia yang handal diharapkan dapat mengelola dunia
otomotif yang semakin berkembang dan menuntut perubahan alat transportasi yang
lebih baik, tidak hanya pada mesinnya yang ramah lingkungan melainkan juga pada
tingkat kenyamanan dalam berkendara. Salah satunya adalah sistem transmisi.
Sistem transmisi dibuat untuk memperoleh momen yang sesuai. Seiring
perkembangan jaman masyarakat menginginkan kemudahan dalam berkendara, yang
mana sistem transmisipun ikut menyesuaikan perubahan tersebut. Perubahan tersebut
dimulai dari pemindahan transmisi dengan kopling otomatis.
Transmisi otomatis atau juga yang dikenal dengan sebutan Continunos
Variabel Transmision (CVT) adalah transmisi yang dapat membuat kita merasakan
kenyamanan karena kita hanya perlu menarik gas tanpa memindahkan transmisi.
Tidak hanya kemudahan dalam berkendara tetapi juga kemudahan dalam perawatan.
Ide teknologi CVT ini sudah berkembang sejak tahun 1490 yang dicetuskan oleh
ilmuwan terkenal, Leonardo da Vinci. Kerika itu da Vinci menggambar sketsa
mekanisme penggerakan sabuk yang menyambungkan mesin dan roda. Konsep da
Vinci baru berhasil diwujudkan pada tahun 1886 dengan peluncuran teknologi CVT
pertama di dunia. Produk otomotif pertama yang memakai teknologi CVT dalah
Dodge Adiel buatan AS.
1.2 Topik Bahasan
Pada makalah ini penulis akan menjelaskan sebagai berikut:
1. Pengertian Transmisi.
2. Komponen dan fungsi transmisi otomatis sepeda motor.
3. Cara kerja transmisi otomatis pada sepeda motor.
4. Perhitungan gigi
1.3 Tujuan
Tujuan adanya makalah ini adalah:
1. Dapat mengetahui pengertian transmisi beserta macamnya.
2. Dapat mengetahui komponen transmisi otomotis sepeda motor beserta fungsinya.
3. Dapat mengetahui cara kerja transmisi otomatis sepeda motor.
4. Dapat mengetahui cara perhitungan roda gigi.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Transmisi
Transmisi yaitu salah satu bagian dari sistem pemindah tenaga yang berfungsi
untuk mendapatkan variasi momen dan kecepatan sesuai dengan kondisi jalan dan
juga beban yang umumnya menggunakan perbandingan roda gigi. Prinsip dasar
transmisi adalag bagaimana mengubah kecepatan putaran suatu poros menjadi
kecepatan putaran yang diinginkan.
Transmisi dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Transmisi manual, transmisi ini merupakan transmisi yang pengoperasiannya
dilakukan secara langsung oleh pengemudi.
2. Transmisi otomatis, transmisi ini adalah transmisi yang pengoperasiannya
dilakukan secara otomatis dengan memanfaatkan gaya sentrifugal. Transmisi ini
yang digunakan yaitu transmisi otomatis “V” belt atau yang dikenal dengan CVT.
CVT adalah sistem transmisi daya dari meisn menuju ban belakang menggunakan
sabuk yang menghubungkan antara drive pulley dengan driven pulley
menggunakan prinsip gaya gesek.
2.2 Komponen dan Fungsi Transmisi Otomatis Sepeda Motor
Komponen transmisi otomatis sebagai berikut:
1. Puli Penggerak/ Puli Primer (Drive Pulley/ Primary Pulley)
Puli primer adalah komponen yang berfungsi mengatur kecepatan sepeda
motor berdasar gaya sentrifugal dari roller, yang terdiri dari beberapa komponen
berikut:
a) Dinding luar puli penggerak dan kipas pendingin

Gambar 2.1 Dinding Luar Puli Penggerak

Dinding luar puli penggerak merupakan komponen puli penggerak tetap.


Selain berfungsi untuk memperbesar perbandingan rasio di bagian tepi
komponen ini terdapat kipas pendingin yang berfungsi sebagai pendingin
ruang CVT agar belt tidak cepat panas dan aus.
b) Dinding dalam puli penggerak (movable drive face)
Dinding dalam merupakan komponen puli yang bergerak menekan CVT agar
diperoleh kecepatan yang diinginkan.

2
Gambar 2.2 Dinding Dalam Puli Penggerak

c) Bos puli (Bushing)

Gambar 2.3 Bos Puli (Bushing)

Komponen ini berfungsi sebgai poros dinding dalam puli agar dinding dalam
dapat bergerak mulus sewaktu bergeser.
d) 6 buah peluru sentrifugal (roller)

Gambar 2.4 Roller

3
Roller adalah bantalan keseimbangan gaya berat yang berguna untuk menekan
dinding dalam puli primer sewaktu putaran tinggi. Prinsip kerjanya yaitu,
semakin berat rollernya maka dia akan semakin cepat bergerak mendorong
movable drive face pada drive pulley sehingga bisa menekan belt ke posisi
terkecil. Jadi supaya belt dapat tertekan hingga maksimal butuh roller yang
beratnya sesuai. Dan jika roller rusak atau aus harus diganti, karena kalau
tidak segera diganti penekanan pada dinding dalam puli primer kurang
maksimal. Kerusakan atau keausan roller disebabkan karena pada saat
penekanan dinding puli terjadi gesekkan antara roller dengan dinding dalam
puli primer yang tidak seimbang, sehingga lama-kelamaan terjadi keausan
pada roller.
e) Plat penahan

Gambar 2.5 Plat Penahan

Komponen ini berfungsi untuk menahan gerakan dinding dalam agar dapat
bergeser ke arah luar sewaku terdorong oleh roller.
f) V belt

Gambar 2.6 V-belt

Berfungsi sebagai penghubung putaran dari puli primer ke puli sekunder.


Besarnya diameter V-belt biasanya diukur dari dua poros, yaitu poros
cranksaft poros primary drive gear shift. V-belt terbuat dari karet dengan
kualitas tinggi, sehingga tahan terhadap gesekan dan panas.

4
2. Puli yang digerakkan/ puli sekunder (Driven Pulley/ Secondary Pulley)
Puli sekunder adalah komponen yang berfungsi berkesinambungan dengan puli
primer untuk mengatur kecepatan berdasarkan besar gaya tarik sabuk yang
diperoleh dari puli.
a) Dinding luar puli sekunder

Gambar 2.7 Dinding Luar Puli Sekunder

b) Pegas pengembali

Gambar 2.8 Pegas Pengembali

c) Kampas kopling atau rumah kopling

Gambar 2.9 Kampas Kopling

5
d) Dinding dalam puli sekunder

Gambar 2.10 Dinding Dalam Puli Sekunder

e) Torsi cam
3. Gigi reduksi
Komponen ini berfungsi untuk mengurangi kecepatan putaran yang diperoleh dari
CVT agar dapat melipat gandakan tenaga yang akan dikirim ke poros roda. Pada
gigi reduksi jenis dari roda gigi yang digunakan adalah jenis roda gigi helical yang
bentuknya miring terhadap poros.
2.3 Cara Kerja Transmisi Otomatis Sepeda Motor
Seperti telah dijelaskan di atas transmisi terdiri dari dua buah puli yang
dihubungkan oleh belt, sebuah kopling sentrifugal untuk menghubungkan ke
penggerak roda belakang ketika throttle gas dibuka dan gigi transmisi satu kecepatan
untuk mereduksi (mengurangi) putaran. Puli penggerak diikatkan keujung poros
engkol bertindak sebagai pengatur kecepatan berdasarkan gaya sentrifugal. Puli yang
digerakkan berputar pada bantalan poros utama transmisi. Bagian tengan kopling
sentrifugal diikatkan ke puli dan ikut berputar bersama puli tersebut. Drum kompling
berada pada lur poros utama dan akan memutarkan poros tersebut jika mendapar gaya
dari kopling.
Cara kerja transmisi CVT ini cukup halus, selain tidak ada hentakan akibat
proses perpindahan gigi juga karena pergerakkan transmisinya menggunakan belt.
Namun untuk akselerasinya, motor bertransmisi CVT tidak sebaik motor bertransmisi
manual.
Berikut ini adalah yang terjadi pada transmisi CVT:
 Saat Putaran Motor Mulai Jalan

Gambar 2.11 Posisi V-belt Saat Mulai Berjalan

6
Saat mulai berjalan kopling sentrifugal pada puli sekunder mulai terhubung dan
memutar roda belakang, diameter puli penggerak atau diameter puli primer lebih
kecil dari diameter puli sekunder/puli yang digerakan.
 Saat Putaran Motor Menengah

Gambar 2.12 Posisi V-belt Saat Putaran Menengah

Saat putaran menengah besar puli sekunder dan primer relatif sama sehingga
membuat berbandingan gigi yang sesuai.
 Saat Putaran Motor Tinggi

Gambar 2.13 Posisi V-belt Saat Putaran Tinggi

Saat putaran tinggi puli primer membesar, karena putaran mesin meninggi oleh
karena puli primer membesar belt lebih banyak tertarik kedepan, sehingga puli
sekunder mengecil, perbandingan putaran akan berubah lagi
 Saat Motor Mendapat Beban Lebih/Menanjak
Pada saat menanjak atau beban berat, roda belakang akan agak tertahan oleh
karena beban sehingga puli sekunder membesar dan puli primer menggevil.
2.4 Contoh Soal dan Jawaban
Menentukan ukuran roda gigi yang mampu mentransmisikan daya maksimum sebesar
104ps pada putaran 6000rpm pada mobil “Bus HINO R260 RK8JSKA-NHJ” dan
direncanakan menggunakan roda gigi miring.
Hal-hal yang direncanakan antara lain:
 Sudut miring, α =25 °
 Sudut tekanan, β=20 °
 Jarak sumbu poros, a=100 mm

7
 Moudul (m) = 3
 Perbandingan transmisi:
Ι 1=3,769
Ι 2=2,04 5
Ι 3=1,376
Ι 4=1,00 0
Ι 5=0,838
Gigi mundur:
R=4,128

Karena dasar dalam perencanaan roda gigi itu perbandingan kecepatan atau
perbandingan transmisi (I), yaitu perbandingan lingkungan jarak roda gigi yang satu dengan
jumlah gigi yang ke dua. Maka carilah:

1. Diameter jarak lingkaran sementara d1 pada transmisi 1


2. Jumlah gigi (z) pada transmisi 1
3. Diameter tusuk
4. Diameter kepala

Jawaban

1. Menghitung jarak lingkaran, d1


2. a
d 11 =
1+i
2 ×100
¿
1+3,769
¿ 42 mm
d 11=22 mm
2.a . i
d 21=
1+i
2× 100× 3,769
¿
1+3,769
¿ 158 mm
d 21=158 mm
2. Jumlah gigi, (z)
d 11
z 1=
m
42
¿
3
¿ 14 gigi
d 22
z 2=
m
158
¿
3
¿ 53 gigi

8
3. Diameter tusuk, Dt:
Dt1 = m.zl
= 3 x 14
= 42mm
Dt2 = m.z²
= 3 x 53
= 159mm
4. Diameter kepala, Dk:
Dk1 = m (zl+2)
= 3 (14+2)
= 48mm
Dk2 = m (z2+2)
= 3 (53+2)
= 165mm

9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem transmisi dibagi menjadi dua, yaitu transmisi manual dan transmisi
otomatis. Transmisi otomatis biasa disebut dengan CVT (Continunos Variabel
Transmision), cara kerja transmisi otomatis lebih sederhana dibandingkan dengan
transmisi manual.
Transmisi otomatis sepeda motor bekerja dengan memanfaatkan gaya
sentrifugal untuk memperoleh perbandingan putaran antara puli primer dan sekunder.
Transmisi otomatis sepeda motor terdiri dari tiga koponen yaitu puli primer, puli
sekunder dan gigi reduksi.
3.2 Saran
Kita harus menggali lebih dalam lagi informasi, ilmu pengetahuan dan
teknologi yang ada dan mampu memanfaatkan dengan sebaik-baiknya dalam
kehidupan sehari-hari untuk memperluas pengetahuan kita. Lebih utama lagi pada
ilmu pengetahuan dalam bidang teknik otomotif.

10
DAFTAR RUJUKAN
Hakim, M.A., Heriana. E., & Iwan, I.2019. Kajian Sistem Transmisi CVT untuk Sepeda
Motor Honda Spacy pada Putaran Rendah, Menengang, Tinggi serta Beban
Menanjak. Teknika: Jurnal Sains dan Teknologi 15(2)112-118. Dari http://
http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/ju-tek/
Putra, D.R., Maksum. H., & Putra, D.S. Pengaruh Perbandingan Penggunaan Roller Racing
dengan Roller Standart terhadap Daya dan torsi pada Motor Matic. Dari http://
http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/poto/article/download/3081/2245
https://digilib.uns.ac.id/dokumen/download/10766/MjQxOTY=/Laporan-Proyek-
AkhirPembuatan-Alat-Peraga-Transmisi-Otomatis-Sepeda-Motor-abstrak.pdf

11

Anda mungkin juga menyukai