Keterangan:
I = Satuan toleransi (dalam m)
D = Diameter nominal (dalam mm)
Tabel 2.7 Tingkatan Diameter Nominal Sampai Dengan 500 mm (D 500 mm)
Tingkatan utama (dalam mm)
Tingkatan perantara (dalam mm)
Di atas Sampai dengan Di atas
Sampai dengan
3
6
3
6
10
10 18
10
14
14
18
18 30
18
24
24
30
30 50
30
40
40
50
50 80
50
65
65
80
80 120
80
100
100
120
120 180
120
140
160
140
160
180
180 250
180
200
200
225
225 250
250 315
250
280
280
315
315 400
315
355
355
400
400 500
400
450
450
500
Sumber : Taufiq Rachim, 2001
Tabel 2.8 Tingkatan Diameter Nominal Untuk Ukuran Besar (D 500 mm)
Sumber : Taufiq Rachim, 2001
Nilai D merupakan rata-rata geometris dari diameter minimum D
1
dan diameter
maksimum D
2
pada setiap tingkat diameter (=
). Selanjutnya berdasarkan
satuan toleransi i, besarnya toleransi standar dapat dihitung sesuai dengan kualitasnya
mulai dari 5 sampai dengan 16, dapat dilihat pada tabel.
Mulai dari IT 6 toleransinya dikalikan 10 untuk setiap 5 tingkat berikutnya.
Untuk kualitas sampai dengan 1, harga toleransi standar dapat langsung dihitung
dengan menggunakan rumus pada tabel 2.9.
Tabel 2.9 Harga Toleransi Standar Untuk Kualitas 01, 0, 1
Kualitas IT 01 IT 0
IT 1
Harga dalam m, sedankan D 0,3 + 0,5 + 0,8 +
dalam mm 0,008 D 0,012 D 0,020 D
Sumber : Taufiq Rachim, 2001
2. Penyimpangan Fundamental
Penyimpangan fundamental merupakan batas daerah toleransi yang paling dekat
dengan garis nol. Perhitungan untuk mencari harga penyimpangan fundamental ini
sama juga dengan perhitungan toleransi standar dengan diameter nominal sebagai
variabel utamanya.
Adapun rumus-rumus yang dipergunakan adalah rumus-rumus yang diperoleh
melalui penyelidikan dan pengujian. Rumus-rumus tersebut dapat dilihat pada tabel di
bawah. Dari tabel dapat dilihat bahwa mulai dari daerah toleransi a sampai g
penyimpangan fundamentalnya berarti penyimpangan atas (es) yang berharga negatif (-
). Sedang dari daerah toleransi k sampai zc merupakan penyimpangan bawah (ei) tapi
berharga positif (+). Apabila kualitas toleransi sudah ditentukan, maka batas toleransi
yang lain dapat ditentukan dengan menggunakan rumus-rumus berikut ini:
- Untuk daerah toleransi a sampai g
Ei = es IT (harganya negatif) dalam m
- Untuk daerah toleransi j sampai zc
Es = ei + IT (harganya positif) dalam m
Rumus-rumus di atas berlaku untuk poros. Untuk lubang, penyimpangan
fundamentalnya berarti penyimpangan bawah (EI) yang berharga positif (+), hal ini
hanya untuk daerah toleransi A sampai G. Sedangkan untuk daerah toleransi K sampai
ZC, penyimpangan fundamentalnya berarti penyimpangan atas (ES) yang berharga
negatif (-). Keadaan ini diturunkan dari penyimpangan fundamental untuk poros (es dan
ei) dengan simbol yang sama, lihat rumus berikut ini:
- Untuk daerah toleransi a sampai g
EI = -es (harganya positif)
- Untuk daerah toleransi j sampai zc
ES = -ei (harganya negatif)
Rumus di atas dibuat berdasarkan prinsip bahwa penyimpangan fundamental
lubang dan penyimpangan fundamental poros pada daerah toleransi yang sama (huruf
yang sama) adalah simetris terhadap garis nol.
Tabel 2.10 Toleransi Standar Untuk Diameter Sampai Dengan 500 mm
Sumber : Taufiq Rachim, 2001
Tabel 2.11 Penyimpangan Fundamental Poros (D 500 mm)
Penyimpangan atas (es) Penyimpangan bawah (ei)
Nilai es dan ei dalam m untuk D dalam mm
a
= - (65 + ,3 ); untuk 0 j5 s/d j8 Tidak ada rumus
= - 3,5 D; untuk D > 120 k4 s/d k7 = + 0,6 D
1/3
b
= - (40 + 0,85 ); untuk 60
k 3
k 8
= 0
= - 1,8 D; untuk D > 160
m = + (IT7 IT6)
n = + 5 D
0,34
c
= - 52 D
0,2
; untuk 40 p = + IT7 + 0 s/d 5
= - (95 + 0,8 D); untuk D > 40 r
= rata-rata geometrik harga
ei untuk p dan s
cd
= rata-rata geometrik harga es untuk c
dan d
s
= + IT8 + 1 s/d 4; untuk
50
d = - 16 D
0,44
= IT7 + 0,4 D; untuk D > 50
t = + IT7 + 0,63 D
e = - 11 D
0,41
u = + IT7 + D
ef
= rata-rata geometrik harga es untuk e
dan f
v = + IT7 + 1,25 D
x = + IT7 + 1,6 D
f = - 5,5 D
0,41
y = + IT7 + 2 D
fg
= rata-rata geometrik harga es untuk f
dan g
z = + IT7 + 2,5 D
za = + IT8 + 3,15 D
g = - 2,5 D
0,34
zb = + IT9 + 4 D
h = 0 zc = + IT10 + 5 D
Untuk Js: kedua penyimpangan berharga sama yaitu: (IT/2)
Sumber : Taufiq Rachim, 2001
Penyimpangan fundamental untuk diameter lebih dari 500 mm, seperti pada
ukuran dasar 500 mm besarnya toleransi standar lebih dari 500 mm dihitung
berdasarkan satuan toleransinya harganya adalah: I= 0,004D + 2,1 m.
Tabel 2.12 Penyimpangan Fundamental Untuk Ukuran Besar ( D 500 mm)
Sumber : Taufiq Rachim, 2001
Contoh Perhitungan :
- Diameter rata rata (
- Standar Deviasi ( )
- Simpangan baku rata rata (
- Kesalahan relatif ( )
engan mengambil resiko kesalahan
Derajat bebas ( db ) = n 1
(
|
.
|
\
|
+ s s
(
|
.
|
\
|
o
o
o
o
db t x x db t x ;
2
;
2