Ulir
Syahru Romadlon Fanani, Tomy Agus Setyawan
Kelas ME-3A, Program studi D3-Teknik Mesin, Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri
Semarang
Abstrak
Sistem ulir sudah dikenal dan sudah digunakan oleh manusia sejak beberapa abad yang
lalu. Tujuan diciptakannya sistem ulir ini pada dasarnya adalah mendapatkan cara yang
mudah untuk menggabungkan atau menyambung dua buah komponen sehingga gabungan
ini menjadi satu kesatuan unit yang bermanfaat sesuai dengan fungsinya. Penggunaan ulir
banyak sekali ditemui dalam kehidupan sehari-hari, karena ulir berfungsi sebagai pengikat,
selain itu ulir juga berfungsi sebagai penggerak suatu benda.
Kata kunci : Standardisasi ulir
1. Pendahuluan
1.1.
Latar Belakang
Pada abad ke 18 yaitu pada masa
Revolusi Industri, Inggris mulai
memproduksi sistem ulir dengan peralatan yang waktu itu sudah dipunyai. Karena
belum ada standarnya maka antara ulir yang satu dengan ulir yang lain (ulir luar dan
ulir dalam) jarang diperoleh kecocokan waktu digabungkan. Pada tahun 1841 seorang
ilmuwan Inggris bernama Sir Joseph Whitworth mulai mencoba membuat standar ulir
yang hasilnya sampai sekarang dikenal dengan nama ulir yang hasilnya sampai
sekarang dikenal nama ulir Whitworth.
Pada tahun 1864, Wiliam Sellars, seorang ilmuwan Amerika mengembangkan
sistem ulir yang kemudian digunakan di Amerika Serikat pada masa tersebut. Ulir
buatan Sellars ini diberi rekomendasi oleh Franklin Institut. Meskipun demikian,
ulir Sellars tidak cocok dipasangkan dengan ulir Whitworth karena sudut ulirnya
berbeda.
Kemudian di tahun 1935, American Standard
sudut ulir sebesar 60. Akan tetapi masih juga belum ada standar yang sama antara
beberapa negara seperti Kanada, Inggris dan Amerika. Akhirnya, pada masa perang
dunia kedua, terjadi persetujuan antara Kanada, Inggris dan Amerika untuk
menggabungkan standar ulir Inggris dan Amerika yang sekarang terkenal dengan
nama ulir Unified. Dengan ulir unified ini penggunaan sistem ulir di ketiga negara
tersebut menjadi fleksibel karena adanya keseragaman dalam standarnya.
Dari sejarah singkat diatas nampak bahwa sejalan dengan perkembangan
teknologi perindustrian maka penyederhanaan sistem ulir pun mulai dilakukan. Dalam
kaitan ini, Organisasi Standar Internasional (ISO) pun telah membuat standar
tersendiri untuk sistem ulir. Perubahan-perubahan dan pengembangan sistem standar
ulir ini dilakukan dengan maksud untuk memperoleh komponen-komponen yang
berulir, mempunyai sifat mampu tukar (interchangeability) dan dapat diproduksi
dalam jumlah besar.
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka disusunlah
beberapa rumusan masalah sebagi berikut :
1. Bagian-bagian ulir.
2. Standardisasi ulir berdasarkan bentuk sisi luar ulir .
3. Fungsi ulir.
2. Pembahasan
2.1.
Bagian-bagian Ulir
2.2.
berdasarkan :
1. Bentuk
2. Satuan
3. Sudut
Dari ketiga standar ulir diatas, akan dibahas pada kali ini mengenai standardisasi
ulir berdasarkan bentuk sisi luar ulir tersebut. Berikut ini berbagai jenis standar ulir
berdasarkan bentuk sisi luar ulir.
2.2.1. Ulir Segitiga
a. Ulir Metris / Metric Standart Thread
Merupakan ulir segitiga dengan sudut puncak 60 dan keseluruhan
dimensi dalam satuan metris. Simbol dari ulir ini adalah "M"
contohnya M8 x 1,25 adalah ulir metris dengan diameter 8 mm dan
pitch 1,25 mm.
bagian
lembah
dan
puncak
ulir. biasa
digunakan
untuk
Fungsi Ulir
Dengan adanya sistem ulir memungkinkan kita untuk menggabungkan atau
menyambung beberapa komponen menjadi satu unit produk jadi. Berdasarkan hal ini
maka fungsi dari ulir secara umum dapat dikatakan sebagai berikut:
2.3.1. Sebagai alat pemersatu, artinya menyatukan beberapa komponen
menjadi satu unit barang jadi. Biasanya yang digunakan adalah ulirulir segi tiga
baik ulir yang menggunakan standar ISO, British Standard maupun American
Standard.
2.3.2. Sebagai penerus daya, artinya sistem ulir digunakan untuk
memindahkan suatu daya menjadi daya lain misalnya sistem ulir pada dongkrak,
sistem ulir pada poros berulir (transportir) pada mesin-mesin produksi, dan
sebagainya. Dengan adanya sistem ulir ini maka beban yang relatif berat dapat
ditahan/diangkat dengan daya yang relatif ringan. Ulir segi empat banyak
digunakan disini.
2.3.3. Sebagai salah satu alat untuk mencegah terjadinya kebocoran, terutama
pada sistem ulir yang digunakan pada pipa. Kebanyakan yang dipakai untuk
penyambungan pipa ini adalah ulir-ulir Whitworth.
3. Penutup
3.1.
Kesimpulan
3.1.1. Bagian-bagian ulir yaitu :
a.
Pitch
b.
Diameter mayor
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Diameter minor
Pitch diameter
Root
Crest
Thread angle
Depth
Lead (kisar)
3.1.2. Standardisasi ulir berdasarkan bentuk sisi luar ulir yaitu :
a. Ulir segitiga
- Ulir Metris
- Ulir Whitworth
- Ulir Pipa/BSP Thread
- Ulir UNF
- Ulir UNC
b. Ulir Segiempat
c. Ulir Trapesium/Trapezium Thread
d. Ulir Bulat/Round Thread
e. Ulir Tanduk/Buttres Thread
3.1.3. Fungsi Ulir adalah sebagai berikut :
a. Sebagai alat pemersatu.
b. Sebagai penerus daya.
c. Sebagai pencegah terjadinya kebocoran.
3.2.
Daftar Pustaka
ATMI Michael College. TABEL ELEMEN MESIN. ATMI Press Solo : Solo.
Dwi,
Riswanda.
2015.
Jenis-Jenis
Ulir
dan
Tabel.
Dalam
https://id.scribd.com/doc/254525265/Jenis-Jenis-Ulir-Dan-Tabel#download,
diunduh pada 9 Juni 2015 jam 13.15 PM