Disusun Oleh :
Dosen Pengampu :
Surono, S.Pd. M.Pd.
Daftar isi..................................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................3
A. Latar belakang..................................................................................................3
B. Tujuan ..............................................................................................................4
C. Batasan Pembahasan.........................................................................................4
BAB 2 PEMBAHASAN..........................................................................................5
A. Ulir....................................................................................................................5
B. Fungsi Ulir........................................................................................................7
C. Toleransi Ulir....................................................................................................8
D. Suaian Ulir........................................................................................................9
BAB 3 PENUTUP...................................................................................................11
A. Kesimpulan ......................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belekang
Sistem ulir sudah dikenal dan sudah digunakan oleh manusia sejak
beberapa abad yang lalu. Tujuan diciptakannya sistem ulir ini pada dasarnya
adalah mendapatkan cara yang mudah untuk menggabungkan atau
menyambung dua buah komponen sehingga gabungan ini menjadi satu
kesatuan unit yang bermafaat sesuai dengan fungsinya. Sebelum teknologi
industri maju pembuatan ulir hanya dilakukan dengan tangan dengan hasil
yang kasar.
Dengan perkembangan teknologi perindustrian maka penyederhanaan
sistem ulir pun mulai dilakukan. Dalam Organisasi Standar Internasional
(ISO) pun telah membuat standar tersendiri untuk sistem ulir. Perubahan-
perubahan dan pengembangan sistem standar ulir ini dilakukan dengan
maksud untuk memperoleh komponen-komponen yang dapat diproduk
dalam jumlah besar.
Kini, penggunaan sistem ulir untuk penyatuan dua komponen hampir
terdapat dalam semua hasil teknologi. Dari hasil teknologi perindustrian
yang tingkat ketelitiannya rendah (kasar) sampai pada hasil industri yang
tingkat ketelitiannya sangat tinggi (presisi) tidak bisa lepas dari yang
namanya ulir. Sistem ulir telah menjadi salah satu faktor penting dalam
kemajuan industri pada semua jenis produksi. Makin tinggi tingkat
ketelitian suatu komponen dibuat berarti makin tinggi pula tingkat
ketelitian sistem ulirnya. Untuk dapat membuat komponen yang berulir
maka perlu dipelajari seluk beluk mengenai ulir khususnya dalam hal
sistem pengukurannya.
Dalam pembuatan ulir juga harus memperhatikan toleransi dan suaiannya,
karena dalam sistem ulir terdapat dua pasangan, yaitu ulir dalam yang biasa
disebut Mur dan ulir luar yang disebut Baut. Agar baut dan mur tersebut bisa
berpasangan dengan baik dan bisa digunkan, maka mur dan baut perlu
memperhitungkan toleransi dan suaian.
3
B. Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini, antara lain:
1. Agar Mahasiswa mengetahui tentang toleransi ulir
2. Agar Mahasiswa mengetahui tentang Suaian ulir
3. Agar Mahasiswa bisa memperhitungkan tolerasi dan suaian ulir ketika
sebelum membuat sebuah mur dan baut.
C. Batasan masalah
1. Menjelaskan toleransi dan suaian pada ulir
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ulir
Ulir merupakan bentuk bidang miring heliks. Heliks adalah kurva yang
ditentukan dengan memindahkan sebuah titik dengan kecepatan sudut dan linear
seragam di sekitar suatu sumbu. Ulir memiliki tiga fungsi dasar dalam sistem
mekanis, antara lain untuk menyediakan kekuatan penjepit/pengikat, membatasi
atau mengontrol gerakan, dan mengirimkan daya.
Ulir mengonversi gerak putar menjadi gerak linear. Ulir 'menempel' pada
bentuk silinder atau konis, di mana pada silinder disebut ulir lurus sedangkan pada
konis disebut ulir lancip (tapered thread).
Istilah-istilah pada Ulir
Berikut istilah penting yang digunakan pada ulir:
Diameter nominal
Diameter nominal lebih dikenal sebagai label daripada ukuran. Sebagai contoh
ulir dengan diameter nominal 10 mm, baik ulir luar atau ulir dalam diameternya
tidak benar-benar 10 mm. Faktanya diameter baut sedikit lebih kecil dan diameter
mur sedikit lebih besar.
Komponen pada ulir.
5
Pitch
Pitch adalah jarak puncak ulir ke puncak ulir di sebelahnya dalam satu
putaran.
Crest
Crest adalah puncak ulir pada ulir eksternal atau lembah ulir pada ulir
internal.
Major diameter
Major diameter adalah diameter terbesar pada ulir.
Minor diameter
Minor diameter adalah diameter terkecil pada ulir.
Pitch diameter
Pitch diameter merupakan diameter nominal rata-rata diameter major dan
minor.
Thread angle
Thread angle atau sudut ulir merupakan sudut antara dua dinding ulir yang
berdekatan.
Kisar (lead)
Kisar (lead) adalah jarak linear ulir yang bergerak satu putaran. Sebagai
gambaran, anda dapat melilitkan benang pada silinder sebanyak satu lilitan
dengan syarat benang tersebut tidak saling bertemu (sehingga membentuk
celah/gang). Setelah dililit, benang tersebut dibentangkan sehingga diketahui
jarak linear ulir dalam satu putaran.
Standardisasi Ulir
Ulir telah distandardisasi untuk memudahkan penggunaannya. Pada tahun
1948, Amerika Serikat, Inggris, dan Kanada menetapkan sistem untuk ulir
dengan dimensi inci. Sistem tersebut adalah rangkaian ulir Unified yang
terdiri dari spesifikasi ulir Unified Coarse (UNC), Unified Fine (UNF), dan
Unified Extra Fine (UNEF). British Standard Institution memiliki spesifikasi
ulir Whitworth (BSW). Selain inci, ulir metrik juga distandardisasi.
Spesifikasi ulir metrik diberikan melalui standar ISO.
6
Bentuk Ulir
Bentuk ulir adalah klasifikasi berdasarkan profil penampang ulir. Bentuk
ulir standar untuk ulir satuan inci di AS adalah bentuk ulir Unified (UN).
Bentuk ulir ini dicirikan dengan sudut ulir 60 derajat, crest (puncak) datar, dan
root membulat.
Jumlah Ulir per Inci
Jumlah ulir per inci adalah ukuran jumlah puncak per unit panjang yang
diukur di sepanjang sumbu ulir. Jumlah ulir per inci untuk jenis-jenis ulir
ditentukan oleh standar dan dapat ditemukan di tabel ulir.
Jumlah ulir per inci.
B. Fungsi Ulir
7
Dengan adanya sistem ulir memungkinkan kita untuk menggabungkan
atau menyambung beberapa komponen menjadi satu unit produk jadi.
Berdasarkan hal ini maka fungsi dari ulir secara umum dapat dikatakan
sebagai berikut:
a. Sebagai alat pemersatu, artinya menyatukan beberapa komponen
menjadi satu unit barang jadi. Biasanya yang digunakan adalah ulir- ulir
segi tiga baik ulir yang menggunakan standar ISO, BritishStandard
maupun American Standard.
b. Sebagai penerus daya, artinya sistem ulir digunakan untuk memindahkan
suatu daya menjadi daya lain misalnya sistem ulir pada dongkrak,
sistem ulir pada poros berulir (transportir) pada mesin-mesin
produksi, dan sebagainya. Dengan adanya sistem ulir ini maka beban
yang relatif berat dapat ditahan/diangkat dengan daya yang relatif
ringan. Ulir segi empat banyak digunakan disini.
c. Sebagai salah satu alat untuk mencegah terjadinya kebocoran, terutama
pada sistem ulir yang digunakan pada pipa. Kebanyakan yang
dipakai untuk penyambungan pipa ini adalah ulir-ulir Whitworth
C. Toleransi Ulir
Seperti halnya poros dan lubang, maka untuk mur dan baut juga berlaku
hal yang sama dalam kaitannya dengan masalah toleransi. Untuk
mendefinisikan daerah toleransi dari ada tiga hal yang perlu diperhatikan
yaitu garis nol sebagai garis profil dasar, penyimpangan fundamental dan
posisi daerah toleransi. Untuk ulir baut biasanya daerah toleransinya adalah
e, g, dan h. Sedangkan untuk ulir mur daerah toleransinya adalah G dan H.
Untuk suaian yang sering digunakan pada pasangan antara mur dan
baut adalah H/g, H/h dan G/h. Misalnya :
8
Gambar 3 Posisi daerah toleransi mur dan baut dengan simbol H,G dan e, g, h.
Dari gambar di atas, penyimpangan fundamental dari mur dan baut dapat
dihitung dengan rumus-rumus sebagai berikut:
Penyimpangan bawah untuk toleransi G adalah :
EIG = + (15 + 11p) μm
Penyimpangan bawah untuk toleransi H adalah : EIH = 0.
Penyimpangan atas untuk toleransi e adalah :
Ese = - (50 + 11p) μm
Penyimpangan atas untuk toleransi g
adalah :
Esg = - (15 + 11p) μm
Penyimpangan atas untuk toleransi h adalah : esh = 0.
D. Suaian Ulir
Untuk ulir ISO Metrik ada tiga kelas suaian yang biasa digunakan
untuk membuat pasangan mur dan baut. Ketiga suaian tersebut adalah
suaian close, medium dan free. Pasangan mur dan baut dengan close fit
merupakan pasangan mur dan baut yang memerlukan kerapatan yang
tinggi. Sedangkan untuk medium dan free merupakan pasangan mur dan
baut biasanya digunakan untuk permesinan, terutama yang suaian
dengan sifat sedikit bebas (free) karena memang dibuat untuk maksud-
maksud tertentu misalnya untuk perakitan dan reparasi yang
memerlukan waktu cepat dan proses pengerjaannya mudah.
Untuk mendapatkan mur dan baut dengan suaian close, medium dan free
9
digunakan toleransi H, h dan g. Sedangkan kualitas toleransinya antara 4, 5,
6, 7 dan 8. Tabel 19 menunjukkan kelas suaian menurut ISO Metrik.
10
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan adanya sistem ulir memungkinkan kita untuk menggabungkan
atau menyambung beberapa komponen menjadi satu unit produk jadi. Fungsi
dari ulir sendiri digunakan sebagai alat pemersatu, Sebagai penerus daya
dan Sebagai salah satu alat untuk mencegah terjadinya kebocoran.
Dalam pembuatan ulir juga harus memperhatikan toleransi dan suaiannya,
karena dalam sistem ulir terdapat dua pasangan, yaitu ulir dalam yang biasa
disebut Mur dan ulir luar yang disebut Baut. Agar baut dan mur tersebut bisa
berpasangan dengan baik dan bisa digunkan, maka mur dan baut perlu
memperhitungkan toleransi dan suaian.
11
DAFTAR PUSTAKA
12