Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pada masa sekarang ini, kemajuan teknologi semakin berkembang. Kemajuan
teknologi tersebut digunakan untuk menciptakan suatu alat agar dapat memudahkan
kehidupan manusia.
Salah satunya adalah pintu air dengan poros berulir. Pintu air digunakan untuk
mengatur volume air yang mengalir di sungai, danau dan sebagainya. Sistem kerja pintu
air dengan poros berulir tidak pernah berubah. Pintu air dengan poros berulir merupakan
perangkat standar yang berfungsi sebagai pengatur debit air yang mengalir.
I.2. Maksud dan Tujuan
Maksud dari tugas Perencanaan Konstruksi Mesin I ini adalah untuk menambah
wawasan dan ilmu pengetahuaan dalam membuat suatu alat dengan suatu perencanaan,
perhitungan yang cermat dan tepat sehingga dapat digunakan sesuai dengan fungsinya.
Tujuan dari tugas Perencanaan Konstruksi Mesin I ini adalah agar mahasiswa dapat
merancang sebuah pintu air dengan poros berulir, sehingga diharapkan hasil rancangan
tersebut dapat dipergunakan dalam kehidupan masyarakat.
I.3. Ruang Lingkup
Pada tugas Perencanaan Konstruksi Mesin I ini, akan diberikan ruang lingkup pada
masalah yang berhubungan dengan judul tugas, yaitu perencanaan pintu air dengan poros
berulir. Pemberian ruang lingkup tersebut berkaitan dengan terbatasnya waktu yang
tersedia, tetapi penyusun berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan hasil yang
terbaik.

1.4. Sistematika Penulisan


Pada perencanaan pintu air ini, sistematika yang digunakan terdiri dari :
BAB I

Pendahuluan
Mengetengahkan : Latar Belakang, Maksud dan Tujuan, Ruang
Lingkup, dan Sistematika Penulisan.

BAB II Teori Dasar


Mengetengahkan tentang : Ulir secara umum
BAB III Perencanaan Perhitungan
Menampilkan : Data data yang digunakan dan sketsa gambar.
BAB IV Data dan Perhitungan
Mengetengahkan tentang : Perhitungan Perencanaan.
BAB V Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

BAB II
TEORI DASAR

2.1. Hal Umum Tentang Ulir


Bentuk ulir dapat terjadi bila sebuah lembaran yang berbentuk segitiga digulung pada
sebuah silinder seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2.1.

l : Kisar
d2 : Diameter efektif
: Sudut Kisar

Gambar 2.1. Ulir [2]

Bagian bagian ulir Gambar 2.2 :


1. Sudut ulir.
2. Puncak ulir luar.
3. Jarak bagi
4. Diameter inti dari ulir luar.
5. Diameter luar dari ulir luar.
6. Diameter dalam dari ulir
dalam.
7. Diameter

luar

dari

ulir

dalam.
Gambar 2.2. Nama bagian bagian ulir [2]

Jarak antara suatu puncak dengan puncak berikutnya dari profil ulir disebut jarak
bagi. Ulir disebut tunggal bila hanya ada satu jalan yang melilit pada silinder dan ulir tersebut
dua atau tiga jalan bila ada dua atau tiga jalur. Seperti pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Ulir tunggal, Ulir ganda, dan Ulir tripel [2]

Jarak antara puncak yang berbeda satu putaran dan alur disebut kisar. Jadi, kisar pada
ulir tunggal adalah sama dengan jarak baginya, sedangkan untuk ulir ganda dan ulir tripel,
besarnya berturut-turut sama dengan dua kali dan tiga kali jarak baginya.
Ulir juga dapat berupa ulir kanan dan ulir kiri. Dimana ulir kanan akan bergerak maju,
bila diputar berlawanan dengan arah jarum jam, dan ulir kiri akan begerak maju bila diputar
searah dengan jarum jam, seperti diperlihatkan dalam gambar 2.4. Umumnya ulir kanan yang
lebih banyak dipakai

Gambar 2.4 Ulir kanan dan Ulir kiri [2]

Penggolongan ulir menurut jenis, kelas, bahan, dan fungsi ulir tersebut akan diuraikan
seperti dibawah ini.

2.1.1. Jenis Ulir


Ulir digolongkan menurut bentuk profil penampangnya dan diuraikan sebagai
berikut : Ulir segitiga, Ulir persegi, Ulir trapesium, Ulir gigi gergaji dan Ulir bulat. Bentuk
ulir persegi, trapesium dan gigi gergaji umumnya digunakan untuk penggerak atau penerus
gaya. Sedangkan ulir yang berbentuk bulat dipakai untuk menghindari kemacetan karena
kotoran.
Ulir segitiga diklasifikasikan lagi menurut jarak bagi pada ulir tersebut yang diukur
dalam ukuran metris dan inci dan menurut ulir kasar dan ulir lembut sebagai berikut:
i. Seri ulir kasar METRIS
ii. Seri ulir kasar UNC
iii. Seri ulir lembut METRIS
iv. Seri ulir lembut UNF.
v. Seri ulir lebih lembut UNEF.
Seri ulir kasar dipakai untuk keperluan umum seperti baut dan mur. Seri ulir lembut
rnempunyai jarak bagi yang kecil dan dipergunakan pada bagian-bagian yang tipis serta
untuk keadaan dimana getaran besar (karena ulir lembut tidak mudah lepas sendiri). Ulir seri
UNF, UNC, dan UNEF merupakan gabungan antara standar Amerika dan Inggris.
Dalam gambar 2.5 diperlihatkan suatu perbandingan antara ulir kasar dan ulir lembut
dengan diameter luar yang sama.

Gambar 2.5 Perbandingan antara ulir kasar dan ulir lembut [2]

Ada juga ulir pipa yang dipakai untuk menyambung pipa dan bagian-bagiannya.
Termasuk dalam golongan ini adalah ulir lurus yang dipakai untuk mengikat dan ulir ini yang
mempunyai jarak bagi dan tinggi ulir yang lebih kecil dari ulir kasar.

Selain ulir-ulir diatas ada juga ulir untuk pemakaian seperti pada sepeda, mesin jahit,
dan pada pipa halus yang telah distandarkan.
2.1.2. Kelas Ulir
Ukuran ulir luar dinyatakan dengan diameter luar, diameter efektif, diameter (dimana
tebal profil dan tebal alur dalam arah sumbu adalah sama), dan diameter inti. Untuk ulir
dalam, ukuran tersebut dinyatakan dalam diameter efektif, ukuran batas yang diijinkan, dan
toleransi.
Atas dasarnya besarnya toleransi ditetapkan kelas suatu ketelitian sebagai berikut: :
a) Untuk ulir METRIS : kelas 1,2 dan 3.
b) Untuk ulir UNC, UNF,UNEF:

Kelas 3A, 2A dan 1A untuk ulir luar.

Kelas 3B, 2B dan 1B untuk ulir dalam.


Perlu diterangkan bahwa ketelitian tertinggi dalam standar JIS adalah kelas 1 dan

dalam standar Amerika adalah 3A atau 3B. untuk pemilihan kelas adalah sebagai berikut :

Kelas teliti (kelas 1 dalam JIS) untuk ulir teliti.

Kelas sedang (kelas 2 dalam JIS) untuk pemakaian umum

Kelas kasar (kelas 3 dalam JIS) untuk ulir sukar dikerjakan. Misalnya ulir dalam dan
lubang yang panjang.

2.1.3. Bahan Ulir


Penggolongan ulir menurut kekuatanya distandarkan dalam JIS seperti diperlihatkan
dalam tabel 1.3. Arti dan bilangan kekuatan untuk baut dalam tabel adalah sebagai berikut :

Angka disebelah kiri tanda titik adalah 1/10 harga minimum kekuatan tarik B
(kg/mm2) dan disebelah kanan titik adalah 1/10 (Y / B). Untuk mur, bilangan yang
ada atau yang bersangkutan menyatakan 1/10 tegangan beban yang merupakan beban
jaminan.

2.1.4. Jenis Ulir Menurut Bentuk, Bagian dan Fungsinya


Baut digolongkan menurut bentuk kepalanya, yaitu bentuk segi enam, soket segi
enam dan kepala persegi, baut dan mur dapat dibagi sebagai berikut : baut penjepit, baut
untuk pemakaian khusus, sekrup mesin, sekrup pengetap dan juga mur seperti diuraikan
dibawah ini.
6

2.1.4.1. Baut Penjepit


a. Baut tembus

: Untuk menjepit dua bagian, melalui lubang tembus, dimana


lubang jepitan diketatkan dengan sebuah mur.

b. Baut tap

: Untuk menjepit dua bagian dimana jepitan diketatkan dengan


ulir yang ditetapkan pada suatu bagian.

c. Baut tanam :

Merupakan baut tanpa kepala dan diberi ulir pada kedua


ujungnya. Untuk dapat menjepit dua bagian yang mempunyai
lubang berulir, dan jepitan diketatkan dengan sebuah mur.

Gambar 2.6 Baut penjepit [2]

2.1.4.2 Baut Untuk Pemakaian Khusus.


a. Baut pondasi, untuk pemasangan mesin atau bangunan pada pondasinya. Baut ini
ditanam pada pondasi beton dan jepitan pada bagian mesin atau bangunan
diketatkan dengan mur.
b. Baut penahan, untuk menahan dua bagian dalam jarak yang tetap.
c. Baut mata atau baut kait, dipasang pada badan mesin sebagai kaitan untuk alat
pengangkat.
d. Baut T, untuk mengikat benda kerja atau alat pada meja atau dasar yang
rnempunyai alur T, sehingga letaknya dapat diatur
e. Baut kereta, banyak dipakai pada badan kendaraan. Bagian persegi dibawah
kepala dimasukkan kedalam lubang persegi yang pas sehigga baut tidak ikut
berputar pada waktu mur diketatkan atau dilepaskan.
7

f. Disamping baut khusus yang telah disebut di atas masih banyak jenis lain, tetapi
disini tidak akan dikemukakan semua.

Gambar 2.7 Macam-macam baut untuk rangkaian khusus [2]

2.1.4.3. Sekrup mesin.


Sekrup ini mempunyai diameter sampai 8 mm dan untuk pemakaian dimana tidak ada
beban besar kepalanya rnempunyai alur lurus atau alur silang untuk dapat dikeraskan oleh
tangan manusia.

Gambar 2.8 Macam-macam sekrup mesin [2]

2.1.4.4 Sekrup Penentu


Sekrup ini dipakai untuk menetapkan naf pada poros atau dipakai sebagai pengganti
pasak.biasanya dibuat dan besi baja yang dikuatkan.

Gambar 2.9 Macam-macam bentuk kepala [2]

2.1.4.5 Sekrup Pengetap


Sekrup ini mempunyai ujung yang dikeraskan sehingga dapat mengetap lubang plat
tipis atau bahan yang lunak pada saat diputar masuk.
2.1.4.6 Mur
Pada umumnya mur mempunyai bentuk segi enam, tetapi untuk pemakaian khusus
dapat dipakai mur dengan bentuk yang berbeda-beda (bermacam-macam), seperti mur bulat,
mur flens, mur tutup, mur mahkota dan mur kuping.

Gambar 2.10 Macam-macam mur [2]

2.1.5 Jenis jenis Ulir


2.1.5.1 Ulir Persegi
Ulir ini dipakai untuk mentransmisi gaya yang bergerak pada dua arah. Ulir ini
mempunyai efisiensi maksimum dengan kemampuan radial minimum. Ulir persegi hanva
dapat dihasilkan dengan mesin bubut dengan alat potong tunggal.
P/2

0,5

Gambar 2.11 Ulir persegi [1]

2.1.5.2 Ulir Trapesium


Ulir trapesium merupakan modifikasi dari ulir persegi. Manfaat ulir ini adalah bagian
yang miring memudahkan untuk bergerak dan lebih mudah diproduksi daripada ulir persegi.
Kerugiannya ialah adanya efek tekanan pada nut yang meningkatkan daerah patah getas.
P

0,5

0,37 P

Gambar 2.12 Ulir trapesium [1]

10

2.1.5.3 Ulir Gergaji


Ulir gergaji digunakan pada beban yang hanya bergerak satu arah saja. Ulir ini
memadukan efisiensi yang besar dari ulir persegi dan mudah dipakai untuk nut geser dan ulir
trapesium. Ulir gergaji lebih kuat dari jenis ulir yang lain karena ketebalan yang besar pada
bagian teratas seperti pada penyangga lampu.

45

0,75 P

Gambar 2.13 Ulir gergaji [1]

2.1.6 Pintu air dengan poros berulir


Pintu air merupakan sebuah alat untuk mengatur volume air yang mengalir dengan
cara memutar tuasnya. Karena porosnya berulir, maka pintu akan bergerak naik turun.

11

BAB III
DATA DATA PERENCANAAN
SAMBUNGAN ULIR PADA PINTU AIR

3.1. Data data teknis pintu air :


- Beban yang diterima (W1) = 1800 kg
- Gaya (F) = 400 kg
- Diameter luar ulir ( d0 ) = 60 mm
- Jarak bagi pada ulir (p) = 10 mm
- Diameter luar cincin tutup/gasket (D1) = 150 mm atau R1 = 75 mm
- Diameter dalam cincin tutup/gasket (D2) = 50 mm atau R2 = 25 mm
- Koefisien gesek antara ulir dan mur () = tan = 0,1
- Koefisien gesek antara cincin tutup dengan dudukan (1) = 0,12
- Tekanan bearing (Pb) = 7 N/ mm2 = 0,7 kg/ mm2
- Tegangan tarik bahan poros SF 40, ft = 40 kg/mm2
Faktor keamanan bahan SF = 8
Tegangan tarik yang diizinkan = 40/8 = 5 kg/mm2
- Tegangan geser bahan poros SF 40, fb = 20 kg/mm2
Faktor keamanan bahan SF = 8
Tegangan tarik yang diizinkan = 20/8 = 2,5 kg/mm2

3.2. Sketsa gambar

12

P
P1

P2

Mur
Ulir

13

Gbr. 3.1 Sketsa gambar pintu air

BAB IV
PERENCANAAN PERHITUNGAN

4.1. Gaya maksimum yang harus diberikan pada ujung tuas


- Diameter dalam ulir (dc) diperoleh dari :
d c =d o p=6010=50 mm

( Referensi 1 hal. 549 )

- Diameter inti ulir (d) didapat dari :


d=

d o+ d c 60+50
=
2
2

= 55 mm

( Referensi 1 hal. 549 )

14

- Pemeriksaan batang ulir terhadap tegangan tekan adalah :


p
10
=
d 55

tan =

0,058

( Referensi 1

hal. 549 )
(a) Untuk menaikkan gerbang
Karena gaya gesek berlawanan dengan gerak ulir, maka pada saat menaikkan gerbang
pintu air gaya gesek (F) akan mengarah ke bawah.
- Total beban yang bekerja pada ulir (W)

( Referensi 1 hal. 550 )

W =W 1+F =1800+ 400=2200 kg


- Torsi yang dibutuhkan untuk mengatasi gesekan pada ulir (T1)

d
d
T 1 =P x =W tan( + )
2
2

T1

tan +tan
d
)
1tan tan
2
2200

( Referensi 1 hal. 550 )

0,058+0,1
55
10,058 0,1 ) 2

9614,8 kg . mm

15

- Radius cincin tutup/gasket (R)


R 1+ R 2 75+25
=
R=
= 50 mm
2
2

( Referensi 1

hal. 550 )

T2

- Torsi yang dibutuhkan untuk mengatasi gesekan pada cincin


tutup/gasket (T2)

T 2 = 1 W R=0,12 2200 50=13200 kg . mm


( Referensi 1 hal. 550 )

- Total torsi yang dibutuhkan untuk mengatasi gesekan (T)


T =T 1 +T 2=9614,8+13200=22814,8 kg . mm

( Referensi 1 hal. 550 )

Diasumsikan gaya yang diperlukan seseorang untuk memutar poros adalah 40 kg,
maka panjang tuas pemutar (handle) adalah :
- Panjang tuas untuk memutar (l)
T =F l

( Referensi 1 hal. 553 )

22814,8 kg . mm=40 kg l

l=

22814,8 kg . mm
=570,37 mm
40 kg

- Diameter Tuas pemutar (d)

16

T = f b d 3
32

f
32 b

hal. 564 )

( Referensi 1

22814,8

20
32

d= 3 11625,38
23 mm

(b) Untuk menurunkan gerbang


Ketika gerbang pintu air sedang diturunkan, maka gaya gesek akan mengarah ke atas
- Beban total yang bekerja pada sekrup (W)
W =W 1F=1800400=1400 kg
- Torsi yang dibutuhkan untuk mengatasi gesekan pada ulir (T1)

d
d
T 1 =P x =W tan( + ) =W
(
2
2
1400(

tan tan
d
1+ tan tan ) 2

0,10,058 55
) =1607,7 kg .mm
1+ 0,1 0,058 2

( Referensi 1 hal. 550 )

- Torsi yang dibutuhkan untuk mengatasi gesekan pada cincin tutup/gasket (T2)
T 2 = 1 W R=0,12 1400 50=8400 kg . mm
( Referensi 1 hal. 550 )
- Total torsi yang dibutuhkan untuk mengatasi gesekan (T)
T =T 1 +T 2=1607,7+8400=10007,7 kg . mm
- Tegangan geser yang terjadi pada batang ulir (
f b=

T
22814,8
2
=
=0,93 kg/ mm
3
3
dc
50
16
16

- Tegangan tarik yang terjadi pada batang ulir (


ft

fs

W
dc2
4

2200
502
4

( Referensi 1 hal. 550 )

( Referensi 1 hal. 559 )


ft

2
= 1,12 kg/mm

( Referensi 1

hal. 559)

17

- Tegangan geser maksimum yang terjadi,


f b(maks)

1
2

1
2

1,12

0,93

hal. 559 )

2
t

f b(maks)

+ 4 f b2

( Referensi 1

1,085 kg/mm2
f b(maks)

f b(izin)

<

1,085 kg/mm 2<2,5 kg /mm2


Karena tegangan geser maksimum nilai nya lebih kecil dari tegangan geser yang
diizinkan maka perencanaan aman.
- Tegangan tarik maksimum yang terjadi,
f t(maks)

1
2

[ f + f

1
2

1,12

0,93

1,12+

1,645 kg/mm
f t(maks)

2
t

+4 f b2 ]

f t(maks)
( Referensi 1 hal. 550 )

<

f t(izin)

1,645 kg/mm2 <5 kg /mm2


Karena tegangan tarik maksimum nilai nya lebih kecil dari tegangan tarik yang
diizinkan maka perencanaan aman.

18

4.2. Efisiensi pengaturan ()


- Torsi yang diperlukan untuk menaikkan beban dengan gesekan (T0)
d
55
T 0 =W tan =2200 0.058 =3509 kg . mm
( Referensi 1 hal. 550 )
2
2
- Efisiensi pengaturan ()
T0
3509
= T = 22814,8

0,154 atau 15,4

hal. 550 )
4.3. Jumlah ulir dan tinggi mur
- Jumlah ulir dalam kontak dengan mur (n)
diketahui tekanan bantalan (Pb) = 0,7 kg/mm2
W
2200
2,546
0,7 = d t n = 55 5 n =
n
hal. 551 )
2,546
n=
0,7

( Referensi 1

( Referensi 1

= 3,64 katakan 4 ulir

- Tinggi mur (h)


h=n p

( Referensi 1 hal. 551 )

4 10=40 mm

- Tebal ulir (t)


p 10
t= =
2 2

5 mm

( Referensi 1 hal. 551 )

BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil perhitungan diperoleh data data sebagai berikut :
-

Diameter dalam ulir (dc)

= 50 mm
19

Diameter inti ulir (d)

= 55 mm

Efisiensi pengaturan ()

= 15,4 %

Jumlah ulir dalam kontak dengan mur (n)

= 4 ulir

Tinggi mur (h)

= 40 mm

Tebal ulir (t)

= 5 mm

(a) Untuk menaikkan gerbang pintu air


-

Total beban yang bekerja pada ulir (W)

Torsi yang dibutuhkan untuk mengatasi gesekan pada ulir (T1)

= 2200 kg
=

9614,8 kg.mm
-

Radius cincin tutup/gasket (R)

Torsi yang dibutuhkan untuk mengatasi gesekan pada gasket (T2)

= 50 mm
=

13200 kg.mm
-

Total Torsi yang dibutuhkan untuk mengatasi gesekan (T) = 22814,8 kg.mm

Panjang tuas pemutar (l)

= 570,37 mm

Diameter tuas pemutar (ds)

= 23 mm

Tegangan geser yang terjadi pada batang ulir (

fs

Tegangan tarik yang terjadi pada batang ulir (

ft

Tegangan geser maksimum yang terjadi pada batang ulir (

)
)

= 0,93 kg /mm2
= 1,12 kg /mm2
f s (max )

)=

1,645

1,085 kg /mm2
-

Tegangan tarik maksimum yang terjadi pada batang ulir (

f t (max )

kg /mm2

20

(b) Untuk menurunkan gerbang pintu air


- Total beban yang bekerja pada ulir (W)

= 1400 kg

- Torsi yang dibutuhkan untuk mengatasi gesekan pada ulir (T1)

= 1607,7 kg.mm

- Torsi yang dibutuhkan untuk mengatasi gesekan pada gasket (T2)

= 8400 kg.mm

- Total Torsi yang dibutuhkan untuk mengatasi gesekan (T)

= 10007,7 kg.mm

Dari hasil perhitungan di atas, total torsi untuk menaikkan gerbang pintu air
lebih besar dibanding pada saat menurunkannya. Ini disebabkan pada saat menaikkan
gerbang ada tekanan dari air pada bagian bawah gerbang.

21

DAFTAR PUSTAKA

1. Khurmi R. S. & J. K. Gupta, Machine Design, Eurasia Publishing House,


New Delhi, India, 1996.
2. Sularso, Ir. MSME, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin,
PT Pradnya Paramita, Jakarta, 1985.

22

Anda mungkin juga menyukai