Anda di halaman 1dari 46

PEMERINTAH KOTA BANDUNG

DINAS SUMBER DAYA AIR DAN BINA MARGA


Jl. Cianjur No. 34 Telp. (022) 7278853 Fax. (022) 7278805 Bandung

DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN KONSTRUKSI

PAKET PENGADAAN Belanja Modal dan Jalan Lainnya - Pembangunan Kolam Retensi Cisanggarung

PPK TATANG SUPRIATNA, S.IP


ID RUP 35368451

Menghasilkan bangunan Kolam Retensi


Cisanggarung yang berlokasi di Kecamatan
Mandalajati, Kota Bandung sebagai
SPESIFIKASI FUNGSI UMUM
penampungan sementara air permukaan
agar tidak menjadi genangan di wilayah
hilir dan sebagai fasilitas umum.

1. Lolos uji agregat


2. Lolos uji beton
Spesifikasi kinerja bangunan 3. Lolos uji box culvert
4. Lolos uji saluran inlet dan outlet
5. Lolos uji pintu air
A. URAIAN SPESIFIKASI TEKNIS
I. Spesifikasi Bahan Bangunan Konstruksi :
1. Seng Gelombang BJLS 30
Ex. Gajah Surya, uk. 0,3 mm x 80 cm x 210 cm
2. Semen
Memiliki standar SNI, ex. Holcim, Tiga Roda.
3. Pasir
Pasir Beton dan Pasir Pasang, ex. Garut, Cimalaka
4. Kerikil
Butir-butir keras, bersih dan tidak berpori, ex. Garut
5. Pipa PVC Ø 1”; 2”; 4”
Memiliki standar SNI, ex. Rucika, Maspion, Vinillon.
6. Batu Belah
Keras, tidak keropos dan memenuhi (NI-3-1970), ex. Garut, Cimalaka
7. Multipleks
Multiplek kayu Meranti 18 mm
8. Paku
Paku kayu 5 cm dan 7 cm, ex. Hanoman atau setara
9. Besi Beton SNI
Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan minyak-minyak, karat dan tidak cacat (retak-retak,
mengelupas, luka dan sebagainya)
Dari jenis baja mutu U24 untuk <13 mm dan U40 untuk D 13 mm (ulir) dan D10 mm (ulir)
Ex. Krakatau Steel (KS), Master Steel (MS), Delcoprima (DP)
10. Wiremesh M8 SNI
Penulangan besi memanjang dan melintang menggunakan besi wiremesh M8
Kelas U-50 dengan pressure lebur 2400 kg/cm2, pressure geser minimum 2500 kg/cm2
11. Besi Hollow SNI
a. Ukuran 40 x 40 mm tebal min 2 mm
b. Ukuran 40 x 20 mm tebal min 2 mm
c. Ukuran 20 x 20 mm tebal min 2 mm
12. Kawat beton
Kawat Galvanis BWG 6 – 4,8 mm
13. Beton
a. Beton K-175
- Mutu beton yaitu K-175 (f’c = 14,5 Mpa)
- Nilai slump beton yaitu (12 ± 2 cm)
b. Beton K-225
- Mutu beton yaitu K-225 (f’c = 19,3 Mpa)
- Nilai slump beton yaitu (12 ± 2 cm)
c. Beton Readymix K-350
- Mutu beton yaitu K-350 (f’c = 31,2 Mpa)
- Nilai slump beton yaitu (12 ± 2 cm)
14. Bata Merah
Bata merah press biasa uk. 21 x 10 x 5,5 cm, ex. Garut
15. Pintu Air
a. Pintu sorong baja dengan roda gigi (stang ganda)
b. Ukuran B : 1000 mm; H : 2000 mm
c. Ukuran B : 1000 mm; H : 1500 mm

1|Sp es i f kas i T ekni s


d. Bahan yang digunakan :
- Rangka : siku; L 100.100.10
- Stang pengangkat : As Ø 2 ¼”; Moer brons Ø 2 ¼”; Lager No. 51117; Blok besi cor
- Daun pintu : plat 8 mm; siku L 60.60.6
- Moer baut : Ø ½” x 1”, ½ x 2; Ø 5/8 x 1 ½; Ø 5/8 x 3”
- Angkur : Ø 12 mm
16. Box Culvert
a. Ukuran
Dimensi (mm) minimum
S h t1 t2 w L
Box culvert 1000 x 1000 1000 1000 100 100 1200 1000 - 1200
Gandar 14 T
b. Mutu
Sesuai dengan standar SNI dan IOS 9001:2015 dengan mutu beton K-350.
c. Metode produksi
Menggunakan wet cast atau cetak basah menggunakan getaran yang tinggi.
d. Baja tulangan
Pembesiannya menggunakan baja tulangan U-50.
17. Lampu Penerangan Taman
a. Lampu taman menggunakan Lampu PJU Tenaga
Surya : 60 watt/24 VDC
b. PV Module Solar Cell : 150 WP
c. Lumens : 6600 – 7200 lm
d. Tiang lampu jalan dan Acc : 7 meter Oktagonal
e. Memiliki garansi output panel surya 5 (lima)
tahun
f. Memiliki garansi lampu PJU LED 1 (satu) tahun
g. Memiliki garansi solar charge controller 1 (satu)
tahun
h. Memiliki garansi baterai VRLA/AGM 1 (satu)
tahun
18. Tanaman
a. Pohon Ketapang Kencana tinggi 2 m.
b. Pohon Tabebuya tinggi 2 m; warna bunga kuning.

2|Sp es i f kas i T ekni s


c. Tanaman rumput gajah mini tinggi maks 2 – 2,5 cm dari pemukaan tanah; daun bentuk oval;
berwarna hijau tua.
19. Lain-lain
1. Semua bahan-bahan perlengkapan yang akan dipergunakan pada pekerjaan ini
sebelumnya harus diperiksa oleh Direksi Pekerjaan, dan baru dapat digunakan setelah
disetujui.
2. Penggunaan bahan yang tidak sesuai dengan syarat-syarat, bahan tersebut akan ditolak
atau dikeluarkan atas perintah Direksi Pekerjaan setelah 2 x 24 jam dengan segala risiko
oleh Kontraktor.
3. Apabila diperlukan pemeriksaan laboratorium atas bahan, maka biaya pemeriksaan
ditanggung oleh Kontraktor.
4. Persyaratan bahan-bahan yang belum tertuang dalam spesifikasi teknis dan ada dalam
gambar, sebelum bahan tersebut didatangkan di lokasi pekerjaan agar terlebih dahulu
dilaporkan kepada Direksi Pekerjaan.

II. SPESIFIKASI PERALATAN KONSTRUKSI DAN PERALATAN BANGUNAN :


Peralatan Konstruksi dan Peralatan Bangunan yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini adalah :
No. Jenis Alat Kapasitas Jumlah Status Kepemilikan
1. Dump Truck 3 – 4 m3 4 unit Sewa/milik sendiri
2. Excavator 10 Ton 4 unit Sewa/milik sendiri
3. Concrete Mixer 0,25 m3 2 unit Sewa/milik sendiri
4. Flat Bed Truck 3 – 4 m3 (4 Ton) 1 unit Sewa/milik sendiri
5. Stamper 3,75 kw/5 HP 2 unit Sewa/milik sendiri
6 Tackle 3 Ton 1 unit Sewa/milik sendiri
7. Waterpass - 1 unit Sewa/milik sendiri
8. Jack Hammer - 2 unit Sewa/milik sendiri
9. Generator Set - 1 unit Sewa/milik sendiri
Catatan peralatan :
1. Kepemilikan peralatan utama dapat berupa :
Milik sendiri dibuktikan dengan bukti kepemilikan peralatan (contoh : STNK, BPKB, Invoice).
Sewa Beli dibuktikan dengan bukti pembayaran Sewa Beli (contoh : Invoice, Angsuran). Sewa
kepada pihak lain dibuktikan dengan perjanjian Sewa Bersyarat (bukan surat dukungan).
2. Menyertakan dokumen Surat Ijin Laik Operasi (SILO) dan/atau Surat Keterangan Memenuhi
Persyaratan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Alat untuk alat berat Excavator.
3. Menyertakan dokumen Hasil Uji Mutu Kelayakan berupa KIR untuk alat Dump Truck.

3|Sp es i f kas i T ekni s


III. SPESIFIKASI PROSES/KEGIATAN :
Metodologi proses alur pekerjaan Kolam Retensi sebagai berikut :
1. Pekerjaan Kolam Retensi
a. Bersihkan permukaan kolam retensi dari pohon, kayu-kayu, pecahan benda, semak-semak,
sampah dan semua bahan-bahan lainnya yang tidak dikehendaki.
b. Kerjakan penggalian tanah sampai kedalaman dasar kolam retensi yang telah direncanakan
dengan menggunakan alat-alat berat.
c. Periksa elevasi dasar kolam retensi apakah telah sesuai dengan elevasi yang direncanakan
dengan menggunakan alat ukur waterpass.
d. Buang sisa tanah hasil galian yang tidak terpakai ke lokasi yang telah ditentukan.
e. Buatkan tanggul kolam retensi dari urugan tanah atau bahan lainnya (perhatikan
pemadatan dan keamanan terhadap longsor).
f. Periksa elevasi puncak tanggul dengan menggunakan alat ukur waterpass apakah telah
sesuai dengan elevasi yang direncanakan.
g. Rapihkan semua pekerjaan sampai selesai.
2. Pekerjaan Tanggul Keliling
a. Tanggul keliling biasanya memakai konstruksi dari tanah atau pasangan.
b. Jika konstruksi tanggul memakai bahan pasangan maka cara pekerjaan pelaksanaan
konstruksi sebagai berikut :
- Gali tanah sampai elevasi dasar pondasi tanggul yang direncanakan jika keadaan
konstruksi tanah untuk dudukan pondasi kurang baik maka dilakukan dulu perbaikan
tanah dengan membuat cerucuk bambu, dolken atau pancang dari beton bertulangan.
- Buat lantai kerja untuk tanggul yang dibuat dari beton bertulang jika memakai
pasangan batu kali hamparkan urugan pasir kemudian dipadatkan.
- Buat kontruksi tanggul seperti bentuk rencana baik memakai pasangan beton
bertulang atau pasangan batu kali dari mulai bawah sampai atas pada elevasi tanggul
yang direncanakan.
c. Urug kembali dengan tanah, lubang galian yang tidak terpakai oleh konstruksi pasangan
dan padatkan.
d. Rapikan konstruksi tanggul sampai selesai semuanya.
3. Pekerjaan Saluran Inlet/Outlet
a. Bersihkan permukaan lokasi untuk saluran inlet/outlet.
b. Gali tanah untuk kedalaman saluran inlet/outlet sesuai dengan elevasi dasar saluran yang
direncanakan.
c. Periksa elevasi dasar saluran hasil galian dengan menggunakan alat waterpass.
d. Buang sisa tanah hasil galian yang tidak terpakai ke lokasi yang telah ditentukan.

4|Sp es i f kas i T ekni s


e. Buat konstruksi saluran dengan pasangan sesuai dengan yang telah direncanakan.
f. Kerjakan perapihan pekerjaan saluran inlet/outlet.
4. Pekerjaan Bangunan Pintu Air
a. Bersihkan permukaan lokasi untuk bangunan pintu air inlet/outlet.
b. Gali tanah sesuai dengan kedalaman dan lebar bangunan pintu air yang telah direncanakan.
c. Periksa elevasi dasar bangunan pintu air dengan alat waterpass.
d. Buang sisa tanah hasil galian yang tidak terpakai ke lokasi yang telah ditentukan.
e. Pasang konstruksi bangunan pintu air dari mulai lantai, dinding sampai ke atas.
f. Pasang pintu air.
g. Lakukan uji coba pintu air apakah berfungsi dengan baik.

IV. SPESIFIKASI METODE KONSTRUKSI/ METODE PELAKSANAAN/METODE KERJA


1. Pekerjaan Persiapan
a. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan persiapan dalam pekerjaan ini meliputi :
- Pembuatan pagar sementara dari seng gelombang
- Pembersihan lokasi dan perataan tanah
- Pemasangan bouwplank dan pengukuran kembali
- Pembuatan papan nama proyek ukuran 1,2 x 0,8 m
- Pembuatan direksi keet dengan lantai plester
- Pembuatan los kerja
- Penyediaan air kerja sementara
- Mobilisasi alat dan bahan
- Jalan alteri
- Jembatan bailey
b. Pembersihan lapangan
Pembersihan lapangan harus segera dilaksanakan dengan cara membersihkan site yang
akan dibangun dari rumput/tanaman/pohon/sampah organik/non organik yang dapat
merusak konstruksi dengan luasan ± 100 m 3. Sebelum pekerjaan ini dimulai, Kontraktor
harus menyiapkan semua kebutuhan yang diperlukan di lapangan atas biaya sendiri untuk
menunjang pekerjaan antara lain sebagai berikut :
- Kontraktor diwajibkan menyediakan ruang/tempat kerja untuk para staf Direksi yang
bertugas sehubungan dengan pekerjaan di lapangan dan biaya pembangunan menjadi
tanggungan Kontraktor.
- Kontraktor diwajibkan menyediakan gedung/kantor Kontraktor untuk menyimpan
bahan/barang dan kantor sebagai ruang kerja untuk para petugas yang ditunjuk oleh

5|Sp es i f kas i T ekni s


Kontraktor. Ukuran ditentukan sendiri sesuai kebutuhan, tetapi letaknya harus
mendapat persetujuan Direksi.
- Kontraktor diwajibkan menyediakan gedung/kantor Kontraktor untuk menyimpan
bahan/barang, dan kantor sebagai ruang kerja untuk para petugas yang ditunjuk oleh
Kontraktor. Ukuran ditentukan sendiri sesuai kebutuhan, tetapi letaknya harus
mendapat persetujuan Direksi.
- Kontraktor diwajibkan menyiapkan peralatan kerja yang diperlukan untuk
melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan dengan sempurna dan efisien. Demikian
pula pembangkit tenaga listrik sementara, sumber air, perlindungan tertentu
terhadap fasilitas umum dan jalan sementara bila diperlukan.
- Kontraktor berkewajiban menyiapkan segala sesuatu apabila terjadi kecelakaan,
kebakaran, menjaga kesehatan karyawan dan menjaga kebersihan lingkungan.
Pengamanan Kegiatan dengan cara penjagaan, penerangan malam, pemagaran
sementara dan lain-lain.
c. Pemasangan bouwplank (setting out)
Pengukuran :
- Sebelum memulai pekerjaan Kontraktor harus mempelajari substansi pekerjaan yang
harus dilaksanakan termasuk detail-detail ukuran dalam gambar tender yang sudah
disepakati bersama menjadi gambar kontrak serta membuat ajuan gambar
pelaksanaan sebagai hasil sinkronisasi antara gambar perencanaan dengan kondisi di
lapangan
- Kontraktor harus menyediakan alat-alat ukur sepanjang masa pelaksanaan berikut
ahli ukur yang berpengalaman dan setiap kali (apabila dianggap perlu) siap untuk
melaksanakan pengukuran ulang.
- Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat
waterpass/theodolite yang akurasi pengukurannya dapat dipertanggungjawabkan.
- Pengukuran sudut suku prisma atau benang secara azas segitiga pythagoras hanya
dipernankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui Direksi Pekerjaan.
- Ukuran ketinggian lantai ± 0.00 dalam gambar kerja ditetapkan bersama-sama di
lapangan.
- Pengambilan dan pemakaian ukuran yang keliru sebelum; selama; dan sesudah
pekerjaan dilaksanakan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Bouwplank :
- Bouwplank terbuat dari papan kayu yang diserut bagia atasnya dan dibagikan pada
patok kayu persegi 5/7 cm yang tertanam dalam tanah cukup kuat.

6|Sp es i f kas i T ekni s


- Pemasangan papan bouwplank dilaksanakan pada jarak maksimum 1,5 m satu sama
lain.
- Papan dasar pelaksanaan (bouwplank) dibuat dari kayu kelas III dengan ukuran tebal
3 cm dan lebar 20 cm.
- Pemasangan harus kuat dan menggunakan sipat datar (waterpass).
- Papan dasar pelaksanaan (bouwplank) harus dibuat tanda-tanda yang menyatakan as
ke as dan level/peil-peil dengan warna yang jelas dan tidak mudah hilang jika terkena
air/hujan.
- Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama satu dengan yang lainnya, kecuali
dikehendaki lain oleh Direksi Pekerjaan.
- Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 100 cm dari sisi luar galian tanah pondasi.
- Setelah selesai pemasangan papan dasar pelaksanaan, Kontraktor harus melaporkan
kepada Direksi Pekerjaan.
d. Pekerjaan pendahuluan
- Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus memberitahu Direksi Pekerjaan.
- Pekerjaan harus dilaksanakan dengan baik dan rapi sesuai dengan ketentuan-
ketentuan dalam spesifikasi teknis serta mengikuti petunjuk dari Direksi Pekerjaan.
Semua persyaratan ukuran dan bahan/material yang disebutkan dalam spesifikasi
teknis ini harus dipenuhi oleh Kontraktor.
- Mobilisasi alat-alat yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan di lapangan harus
dilaksanakan dengan baik.
- Pagar pengaman proyek :
1) Sebelum Kontraktor mulai melaksanakan pekerjaannya maka terlebih dahulu
memberi pagar pengaman pada sekeliling site pekerjaan yang akan dilakukan.
2) Pembuatan pagar pengaman dibuat jauh dari lokasi pekerjaan sehingga tidak
mengganggu pelaksanaan pekerjaan yang sedang dilakukan, serta tempat
penimbunan bahan-bahan.
3) Dibuat sedemikian rupa sehingga dapat bertahan kuat sampai pekerjaan selesai
4) Syarat-syarat pagar pengaman :
a) Pagar pengaman terbuat dari seng gelombang BJLS 20 dengan finishing cat
tinggi 180 cm, bagian yang masuk pondasi minimum 40 cm.
b) Rangka kayu bengkirai ukuran 4 x 6 cm dengan pemasangan 4 jalur menurut
tinggi pagar.
c) Pondasi cor beton setempat minimum penampang diameter 30 cm dalam 50
cm dari permukaan tanah setempat. Perbandingan beton dengan adukan 1
Pc : 3 Ps : 5 Kr.

7|Sp es i f kas i T ekni s


d) Dilengkapi dengan pembuatan pintu masuk dari bahan yang sama.
e) Pagar dicat warna dilengkapi dengan logo padat tiap jarak tertentu.
- Pekerjaan pasang papan nama proyek :
1) Kontraktor harus membuat papan nama proyek yang ditempatkan pada bagian
depan bangunan dan dapat dilihat dengan jelas Kontraktor harus membuat
papan nama proyek yang ditempatkan pada bagian depan bangunan dan dapat
dilihat dengan jelas.
2) Papan yang digunakan berukuran 1,2 x 1,8 m dan dipasang di lokasi pekerjaan
satu minggu setelah Kontraktor menerima Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
serta dijaga keberadaannya selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung.
3) Tulisan yang tercantum adalah :
a) Nama proyek
b) Nama pekerjaan
c) Lokasi pekerjaan
d) Tahun anggaran
e) Nilai kontrak
f) Waktu pelaksanaan
g) Kontraktor Pelaksana
4) Papan tersebut dipasang pada dua buah tiang kayu ukuran 5/7 cm yang ditanam
kuat dalam tanah.
- Keselamatan kerja :
1) Apabila terjadi kecelakaan kerja, Kontraktor harus segera mengambil tindakan
dan memberitahukan kepada Direksi Pekerjaan untuk disampaikan ke pemberi
tugas.
2) Kontraktor harus menaati peraturan-peraturan tentang perawatan korban dan
keluarganya.
3) Kontraktor diwajibkan menaati Undang-Undang Ketenagakerjaan dan K3.
- Pekerjaan dewatering
1) Kontraktor sebaiknya menyediakan, memasang dan mengoperasikan segala jenis
pompa serta peralatan lainnya yang dibutuhkan untuk keperluan pengeringan
rembesan pada berbagai bagian pekerjaan dan juga untuk menjaga agar pondasi
bebas dari air, sesuai dengan ketentuan konstruksi untuk setiap jenis pekerjaan.
Metode yang digunakan Kontraktor untuk memindahkan air dari galian pondasi
akan bergantung pada persetujuan Direksi Pekerjaan.

8|Sp es i f kas i T ekni s


2) Pada penggalian untuk keperluan struktur pondasi sampai ke bawah muka air
tanah, bagian tersebut sebelumnya harus dikeringkan terlebih dahulu untuk
memudahkan proses penggalian.
3) Proses pengeringan harus dilaksanakan dengan cara yang benar, sehingga dapat
mencegah terjadinya penurunan daya dukung pondasi, mempertahankan
kestabilitasan pada kaki galian, menghasilkan kegiatan konstruksi yang bebas
dari genangan air dan menghasilkan pondasi yang kering. Kontraktor perlu
mengontrol saluran pembuang di sepanjang galian pondasi atau di tempat-
tempat lain, untuk mencegah adanya akumulasi limpasan air.
2. Ukuran/Peil
a. Kontraktor diwajibkan mempelajari seluruh gambar dan uraian syarat teknis. Bila dalam
rencana tersebut ada sesuatu perbedaan ukuran diantara gambar, maka Kontraktor wajib
melaporkan kepada Direksi untuk mendapatkan keputusan. Kontraktor tidak
dibenarkan memperbaiki sendiri perbedaan ukuran yang terdapat dalam perencanaan
tersebut. Akibat kelalaian Kontraktor yang mengakibatkan kesalahan pelaksanaan maka
akan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
b. Kontraktor bertanggung jawab atas tepatnya pelaksanaan pekerjaaan menurut ketentuan
peil-peil dan ukuran yang ditetapkan dalam gambar kerja, spesifikasi teknis.
c. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor terlebih dahulu mengukur kembali
ketepatan peil-peil yang tercantum dalam gambar dan spesifikasi teknis.
d. Ketepatan dalam ukuran peil mutlak diperhatikan dan jika terjadi kesalahan yang
dilakukan oleh Kontraktor dan tidak dapat ditolerir maka Direksi berhak memerintahkan
untuk dilakukan pembongkaran dan akibat dari hal tersebut tetap menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
e. Segala biaya yang timbul akibat kelalaian Kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
3. Pekerjaan Tanah dan Pondasi
a. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan tanah dan pondasi dalam pekerjaan ini meliputi :
- Pekerjaan inlet
- Pekerjaan outlet
- Pekerjaan penguras
- Pekerjaan bak kantong lumpur
- Pekerjaan perbaikan bendung
- Pekerjaan saluran
- Pekerjaan kolam retensi

9|Sp es i f kas i T ekni s


b. Pekerjaan galian
- Kontraktor harus memberitahukan kepada Direksi Pekerjaan secara tertulis sebelum
memulai Pekerjaan Galian Tanah Lumpur. Kontraktor juga harus menyerahkan
gambar rencana galian kepada Direksi Pekerjaan.
- Kontraktor harus menyampaikan metode pelaksanaan Pekerjaan Galian Tanah
Lumpur dan Buangannya secara tertulis lengkap dengan jumlah alat berat yang
dipakai kepada Direksi Pekerjaan.
- Pelaksanaan pekerjaan galian harus mengikuti ukuran peil yang ada dalam gambar
pekerjaan. Apabila ada pipa pembuangan, kabel listrik, dan lain sebagainya harus
segera memberitahukan kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan
selanjutnya.
- Kontraktor bertanggungjawab penuh terhadap segala kerusakan–kerusakan akibat
dari pekerjaan galian tersebut yang tidak mengikuti persetujuan dari Direksi
Pekerjaan.
- Hasil permukaan galian harus diperiksa oleh Direksi Pekerjaan sebelum bisa
dilaksanakan pekerjaan lanjutan.
- Apabila terdapat air didasar galian maka harus disediakan pompa air dengan
kapasitas yang memadai agar tidak terdapat air dan genangan.
- Sebelum dilakukan penimbunan tanah urug harus dilakukan pengukuran untuk
mengambil ± 0.00 lantai dari As jalan.
- Penimbunan tanah urug harus dipadatkan setiap ketebalan 20 cm.
- Tanah yang ditimbun harus padat dan datar.
c. Pekerjaan urugan tanah dan pasir
- Material untuk urugan harus material yang sesuai dengan persyaratan dan disetujui
Direksi Pekerjaan. Galian tambahan hanya boleh dikerjakan bila tidak ada material
yang cukup baik untuk memenuhi kebutuhan seluruh pengurugan.
- Material yang dalam keadaan basah, dimana kalau dalam keadaan kering dinyatakan
dapat dipakai harus dikeringkan terlebih dahulu sebelum digunakan untuk urugan.
- Bila Direksi Pekerjaan menghendaki, Kontraktor harus menggali tanah tufa atau
material tanah yang kurang baik mutunya sampai kedalaman yang dianggap cukup
oleh Direksi Pekerjaan.
- Pada daerah-daerah basah/tergenang air, Kontraktor harus membuat saluran-
saluran pembuangan sementara atau memompa air untuk mengeringkan daerah
tersebut. Lapisan lumpur yang ada harus dibuang ke tempat yang akan ditunjuk oleh
Direksi Pekerjaan sebelum pengurugan kembali.

10 | S p e s i f k a s i T e k n i s
- Sebelum pekerjaan pengurugan dimulai pada daerah yang telah selesai dibabat dan
dibersihkan, Kontraktor harus mengerjakan pengisian lubang-lubang yang
disebabkan karena pencabutan akar-akar pohon, bekas sumur, saluran dan
sebagainya dengan menggunakan material yang baik sesuai dengan petunjuk Direksi
Pekerjaan dan harus segera dilakukan perataan dan pemadatan pada permukaan
tanah tersebut.
- Penghamparan material urugan dapat dimulai setelah ada persetujuan Direksi
Pekerjaan.
- Pengurugan dilakukan lapis demi lapis dan setiap lapisan harus dipadatkan sampai
mencapai kepadatan yang disyaratkan. Lapisan dari material selain dari material
batu-batuan, tebal tiap lapisannya tidak boleh lebih dari 20 cm, kecuali kalau tersedia
alat pemadat (Compaction Equipment) yang dapat memadatkan lebih dari 20 cm
sampai mencapai kepadatan yang merata untuk seluruh tebalnya. Setelah kadar air
diatur agar dapat dicapai kepadatan yang maksimum, material lepas harus segera
dipadatkan sehingga mencapai kepadatan yang disyaratkan.
- Sebelum dimulai pekerjaan pemadatan yang sesungguhnya, Kontraktor harus
melakukan percobaan pemadatan atas petunjuk Direksi Pekerjaan, pada jalur dengan
panjang dan lebar tertentu dengan alat-alat dan material sama seperti yang akan
digunakan pada pekerjaan pemadatan sesungguhnya. Tujuan dari percobaan ini
adalah untuk menentukan kadar air optimum yang akan dipakai dan hubungan antara
jumlah penggilasan dan kepadatan yang dapat dicapai untuk rencana material urugan
tertentu. Seluruh pembiayaan untuk percobaan ini ditanggung oleh Kontraktor.
d. Pemadatan urugan
Kepadatan yang harus dicapai untuk konstruksi urugan adalah sebagai berikut :
- Lapisan tanah lebih dari 30 cm di bawah Peil permukaan sub grade harus dipadatkan
sampai 90% dari kepadatan (kering) maksimum yang dapat dicapai dengan tes
(AASHTO T.99-70). Umtuk mencapai kepadatan CBR 4% lapisan berikutnya tidak
boleh dihampar sebelum lapisan yang terdahulu disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
- Lapisan di bawah permukaan sub grade kurang 30 cm harus dipadatkan hingga
mencapai 100% dari kepadatan (kering) maksimum menurut AASHTO T.99-70 untuk
mencapai kepadatan CBR 4%.
- Material urugan yang tidak mengandung kadar air yang cukup untuk dapat mencapai
kepadatan yang dikehendaki harus ditambah air dengan alat penyemprot (sprinker)
dan dicampur/diaduk sampai merata (homogen). Material urugan yang mempunyai
kadar air lebih tinggi dari seharusnya tidak boleh dipadatkan sebelum cukup
dikeringkan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan untuk dipakai. Pekerjaan pemadatan

11 | S p e s i f k a s i T e k n i s
tanah urugan tadi harus dilakukan pada kadar air optimum sesuai dengan sifat alat-
alat pemadatan yang tersedia. Pada pelaksanaan, Kontraktor harus mengambil
langkah-langkah yang perlu agar pada pekerjaan tersebut air hujan dapat mengalir
dengan lancar.
- Apabila Direksi Pekerjaan meragukan hasil pemadatan maka Kontraktor wajib
membuktikan hasil pemadatan lapis per lapis dengan tes langsung di lapangan dan di
laboratorium atas biaya Kontraktor.
- Semua hasil pekerjaan akan dicek kembali terhadap patok-patok referensi.
- Pekerjaan pengurugan dianggap selesai setelah mendapat persetujuan dari Direksi
Pekerjaan.
e. Pondasi batu kali
- Batu gunung/kali yang digunakan berukuran tidak boleh lebih dari 25 cm, berkualitas
baik, dari jenis keras dan bebas dari tanah. Batu yang digunakan harus memenuhi
syarat yang ada dalam PUBB 1970 (NI-3).
- Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir tajam dan keras. Kadar lumpur yang
terkandung dalam pasir tidak boleh lebih besar dari 5%. Pasir harus memenuhi
persyaratan PUBB 1970 (NI-3).
- Kerikil yang digunakan harus memenuhi persyaratan PUBB 1970 dan PBI 1971.
Kerikil harus cukup keras, bersih serta susunan butir gradasinya.
- Pemasangan batu kali untuk pondasi bila tidak dipakai Aanstamping harus diberi
dasar pasir setelah 5 cm disiram air hingga padat. Batu belah harus bersih dari
kotoran, ukuran sisi maksimum 20 cm dan pemasangan harus bersilang, semua
permukaan bagian dalam harus terisi adukan (mortar) sesuai dengan campuran yang
digunakan. Semua nat yang tebal harus diisi batu split.
- Dalam proses pengeringan pondasi harus selalu dibasahi atau disiram air. Selama
pondasi belum selesai mencapai bentuk profilnya maka lubang bekas galian tidak
boleh diurug.
f. Lantai batu kali
- Ratakan lantai dasar saluran, pasang profil sesuai gambar kerja saluran inlet/outlet.
Hamparkan serta ratakan pasir setebal 5 – 10 cm sebagai lantai kerja.
- Periksa dimensi dan elevasi profil dengan alat ukur (oleh juru ukur) dan minta
persetujuan Direksi Pekerjaan bila telah selesai gambar kontrak.
- Sebelum dipasang baru harus dibersihkan dari lumpur atau tanah yang melekat serta
basahi dengan air agar ikatannya dengan adukan menjadi kuat.
- Pemasangan lapis batu pertama diawali dengan menghamparkan adukan setelah 3 –
5 cm kemudian menyusun batu di atas hamparan dengan jarak 2 – 3 cm (tidak

12 | S p e s i f k a s i T e k n i s
bersinggunggan), pukul atau ketok-ketok batu tersebut agar terikat kuat dengan
adukan.
- Isi rongga diantara batu-batu dengan adukan sampai penuh/mampat dengan
menggunakan sendok adukan.
4. Pekerjaan Beton
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan beton dalam pekerjaan ini meliputi :
- Pekerjaan beton bertulang K-175 - Pekerjaan outlet dan penguras (plat pelayanan dan
atap bendung).
- Pekerjaan beton bertulang K-225 - Pekerjaan saluran (plat pelayanan).
- Pekerjaan beton bertulang K-350 - Pekerjaan perbaikan bendung (pelapis mercu dan
penyekat intake).
b. Pekerjaan plat lantai
- Terlebih dahulu melaksanakan pengukuran dengan waterpass untuk menentukan
leveling lantai kerja.
- Menandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna cat.
- Untuk lantai kerja di bawah pondasi dibuat dengan ketebalan sesuai rencana yakni 10
cm.
- Membuat adukan untuk lantai kerja dengan campuran adukan 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr.
- Pastikan bahwa lokasi yang akan dipasang lantai sudah terdapat urugan pasir dengan
ketebalan yang sesuai rencana dan telah diratakan.
- Melakukan pembersihan lokasi yang akan dipasang lantai kerja dari sampah atau
kotoran.
- Memasang patok atau leveling lantai kerja yang dibutuhkan sebagai pola untuk
menentukan ketebalan. Bisa juga dengan terlebih dahulu dibuat kepalaan dengan
jarak per 1 m untuk leveling lantai kerja.
- Melakukan penuangan adukan lantai kerja ke area melalui talang cor atau ember.
- Adukan lantai kerja diratakan dengan menggunakan cangkul maupun sendok/raskam
hingga ketinggian yang telah ditentukan dengan cara melaksanakan tarikan benang
dari patok level satu dengan yang lainnya.
c. Pekerjaan beton plat pelayanan, atap bendung, pelapis mercu dan penyekat intake
Pekerjaan Bekisting
- Menentukan jarak, level, dan pusat (lingkaran) sebelum memulai pekerjaan. Pastikan
ukuran-ukuran ini sudah sesuai dengan gambar.

13 | S p e s i f k a s i T e k n i s
- Memasang bekisting dengan tepat dan sudah diperkuat (bracing) sesuai dengan
desain dan standar yang telah ditentukan; sehingga bisa dipastikan akan
menghasilkan beton yang sesuai dengan kebutuhan.
- Hubungan-hubungan antara papan bekisting harus lurus dan harus dibuat kedap air
untuk mencegah kebocoran adukan atau kemungkinan deformasi bentuk beton.
Hubungan-hubungan ini harus diusahakan semaksimal mungkin.
- Bekisting untuk dinding pondasi dan sloof harus dipasang pada kedua sisinya.
Pemakaian pasangan bata untuk bekisting pondasi harus seizin Direksi Pekerjaan.
Semua tanah yang mengotori bekisting pada sisi pengecoran harus dibuang.
- Perkuatan-perkuatan pada bukaan dibagian-bagian yang tidak diperlihatkan pada
gambar harus mendapatkan pemeriksaan dan persetujuan Direksi Pekerjaan.
- Pada bagian-bagian yang akan terlihat tambahkan pinggulan-pinggulan (chamfer
strips) pada sudut-sudut luar (vertikal dan horizontal) dari balok, kolom, dan dinding.
- Bekisting harus memenuhi toleransi deviasi maksimal berikut :
Deviasi garis vertikal dan horizontal Jarak 3 m adalah 4 mm
Jarak 6 m adalah 8 mm
Jarak 12 m adalah 16 mm atau lebih
Deviasi pada pemotongan melintang Ketebalan plat 4 mm
dari dimensi kolom/balok
- Aplikasi bahan pelepas acuan (form release agent) harus sesuai dengan rekomendasi
pabrik. Aplikasi harus dilaksanakan sebelum pemasangan besi beton, angkur-angkur,
dan bahan-bahan tempelan lainnya. Bahan yang dipakai dan cara aplikasinya tidak
boleh menimbulkan karat atau mempengaruhi warna permukaan beton.
- Dimana permukaan beton yang akan dilapisi bahan yang bisa rusak terkena bahan
pelepas acuan; bahan pelepas acuan tidak boleh dipakai. Untuk itu dalam hal bahan
pelepas acuan tidak boleh dipakai, sisi dalam bekisting harus dibasahi dengan air
bersih. Dan permukaan ini harus dijaga selalu basah sebelum pengecoran dimulai.
Pekerjaan pembesian
- Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 (dua) hari, Kontraktor harus
menyiapkan rencana kerja pekerjaan pembesian, volume pekerjaan, jumlah tenaga
kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan, serta contoh material yang
akan dipakai disertai sertifikat hasil pengujian material untuk mendapat persetujuan
dari Direksi Pekerjaan, disertai gambar shop drawing.
- Diameter besi, jumlah besi dan jarak pembesian pada area yang akan di cor harus
sesuai dengan gambar kerja.

14 | S p e s i f k a s i T e k n i s
- Panjang sambungan minimum 40 diameter tulangan pokok.
- Jarak bersih antara besi terluar dan bekisting 25 mm.
- Ikatan bendrat harus kuat, tidak bergeser bila diketok.
- Besi harus bersih dari karat, beton kering, oli dan material lain yang mengurangi
lekatan (bonding) antara besi dan beton.
- Sambungan besi atas harus terletak pada daerah lapangan.
- Sambungan besi bawah harus terletak pada daerah tumpuan.
- Pembengkokan besi (bending slope) dengan kemiringan 1 : 6.
- Diameter baja tulangan polos dan sirip harus masih dalam Standar Toleransi sesuai
dengan tabel toleransi tulangan besi menurut SNI 07- 0205 - 2002, sebagai berikut :
1) Diameter 6 mm, batas toleransi 0,3 mm.
2) Diameter 8 s/d 14 mm, batas toleransi 0,4 mm.
3) Diameter 16 s/d 25 mm, batas toleransi 0,5 mm.
- Besi polos harus memenuhi tegangan leleh 240 Mpa.
- Kawat pengikat besi beton/rangka adalah dari baja lunak dan tidak disepuh seng,
diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm.
- Semua besi tulangan harus dibuktikan dengan sertifikat uji tarik baja dari
laboratorium yang disetujui Direksi Pekerjaan.
- Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-benar stabil, maka dapat langsung
melakukan pengecoran.
Mutu beton
- Mutu beton yang digunakan adalah K-175 untuk pekerjaan plat pelayanan, pekerjaan
atap bendung.
- Mutu beton yang digunakan adalah K-225 untuk pekerjaan saluran pada plat
pelayanan.
- Mutu beton yang digunakan adalah K-350 untuk pekerjaan pelapis mercu dan
penyekat intake.
Rencana campuran beton (concrete mix design)
- Lima minggu sebelum pekerjaan pengecoran beton dimulai Kontraktor harus
membuat design procedure dan premilinary test atas biaya sendiri untuk mendapatkan
mutu seperti yang disyaratkan. Campuran harus menggunakan perbandingan berat
antara semen, pasir dan air.
- Perencanaan campuran hendaknya mengikuti persyaratan PBI 1971 ayat 4.6 dan
evaluasi kekuatan karakteristiknya menurut ayat 4.5. Bilamana karena suatu hal
sumber atau kualitas dari semen atau agregat diganti, maka harus dicari lagi
campuran yang baru hingga memenuhi syarat.

15 | S p e s i f k a s i T e k n i s
- Agar dihasilkan konstruksi beton yang sesuai dengan spesifikasi maka faktor air
semen ditentukan adalah 0,55 – 0,60 mm.
Pekerjaan beton
- Untuk semua adukan beton on-site menggunakan beton mutu K-175 (f’c = 14,5 MPa);
K-225 (f’c = 19,3 MPa); K-350 (f’c = 31,2 MPa) dengan nilai slump 12 ± 2 cm..
- Kontraktor harus membuat Job Mix Desain dan hasil Job Mix Desain yang sudah sesuai
dengan mutu beton yang dikehendaki menjadi acuan untuk perbandingan volume
campuran beton.
- Kontraktor harus membuat takaran bahan atau wadah yang seragam untuk rancang
campur perbandingan volume material.
- Kontraktor harus menyediakan beton molen dengan kapasitas memadai dan dalam
kondisi baik serta harus dijamin dapat berfungsi baik selama masa pelaksanaan
pekerjaan. Bila terjadi beton molen tidak dapat berfungsi dengan baik/rusak, maka
Kontraktor berkewajiban untuk segera memperbaikinya atau mengganti dengan yang
baru sepanjang tidak mengganggu jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan.
- Penggunaan beton molen dan kapasitasnya harus mendapat persetujuan dari Direksi
Pekerjaan.
- Apabila Kontraktor hendak memulai pekerjaan pengecoran beton, maka Kontraktor
harus memberitahukan secara tertulis kepada Direksi Pekerjaan kapan pengecoran
dilaksanakan.
- Pengecoran hanya boleh dilaksanakan bila :
- Sebelum di cor, lantai kerja harus bersih dari sisa-sisa pekerjaan sebelumnya atau
kotoran-kotoran.
- Material bekisting sudah dilapisi dengan oli bekas (non ekspose) dan mold oil/sika
form oil (expose) agar beton tidak melekat pada cetakan dan mudah dibuka, untuk
bekisting bekas yang akan dipakai ulang harus dirawat sehingga layak digunakan
- Bila diperlukan stek untuk penulangan diatasnya, panjang stek minimal 40 kali
diameter.
- Selimut beton harus terpasang pada tempatnya dan batas ketinggian cor harus
ditandai dengan jelas.
- Bila dilakukan pengecoran beton pada malam hari harus disediakan penerangan yang
cukup dan dipersiapkan pelindung hujan.
- Membuat adukan/pasta dengan bantuan molen (concrete mixer) dengan
perbandingan volume 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr serta air secukupnya.
- Bahan-bahan adukan dimasukkan ke dalam tabung dengan urutan : pertama
masukkan pasir, kedua Semen Portand, ketiga batu split dan biarkan tercampur

16 | S p e s i f k a s i T e k n i s
kering dahulu dan baru kemudian ditambahkan air secukupnya. Setelah adukan
benar-benar tercampur sempurna kurang lebih selama 4 - 10 menit tabung molen
(concrete mixer) dibalikkan dan tuangkan ke dalam kotak spesi.
- Penuangan adukan beton harus terus menerus agar didapatkan beton yang monolit.
Selama penuangan beton, cetakan maupun tulangan dijaga agar tidak berubah posisi.
- Pemadatan dengan cara manual atau alat getar tidak boleh menyentuh bekisting dan
atau tulangan. Penggetaran yang terlalu lama tidak diperbolehkan karena akan
mengakibatkan segregasi.
- Selama pengecoran harus dilakukan percobaan slump untuk mengukur kepekatan
atau kekentalan campuran beton. Nilai slump ditetapkan 12 ± 2 cm.
- Untuk keperluan tes kuat tekan beton Direksi Pekerjaan sewaktu-waktu dapat
memerintahkan pengambilan contoh beton segar. Pengambilan contoh beton segar
dilakukan langsung dari molen aduk, dilakukan sebanyak 3 kali atau lebih dalam
selang waktu ketika penuangan beton dari dalam pengaduk (awal, tengah dan akhir).
Pengetesan dilakukan dengan usia uji beton meliputi 7 (tujuh), 14 (empat belas), dan
28 (dua puluh delapan) hari. Biaya pengetesan beton menjadi tanggung jawab
Kontraktor dan sudah diperhitungkan dalam penawaran.
- Beton yang baru di cor harus dilindungi dari lalu lintas orang dan meterial.
- Bila Kontraktor bertindak menyimpang dari ketentuan-ketentuan di atas, Direksi
Pekerjaan berhak menghentikan pekerjaan ini dan semua resiko sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
d. Pengujian beton
- Kontraktor harus melaksanakan pengujian beton menurut prosedur yang digariskan
dalam SNI PBI 1971
- Kontraktor harus mengambil contoh beton untuk tes kubus dari campuran percobaan
dan dari tempat penuangan beton pada pekerjaan kemudian dirawat seperlunya dan
menyerahkan kepada Laboratorium yang disetujui untuk diadakan pengujian sesuai
perintah Direksi Pekerjaan.
- Kubus harus dibuat dalam cetakan 15 x 15 x15 cm seperti disyaratkan dalam SNI
1971.
- Kontraktor harus menjaga untuk menghindari kerusakan pada kubus-kubus uji
sepanjang tahap pengujian.
- Selama pengecoran Kontraktor harus selalu melakukan Slump Test pada saat memulai
pengecoran. Tes-tes itu harus dilakukan berdasarkan SNI PBI 1971 kecuali ditentukan
lain maka hasil tes harus sesuai dengan tabel 4.4.1 SNI PBI 1971.

17 | S p e s i f k a s i T e k n i s
- Kontraktor harus pasti bahwa untuk tiap tes dibuat laporan, yang menjelaskan hasil-
hasil tersebut dalam satuan metrik. Kontraktor diwajibkan membuat laporan itu
dengan format yang disetujui Direksi Pekerjaan dan penyerahannya dilakukan tidak
lebih dari 3 (tiga) hari setelah pengetesan dilaksanakan.
e. Melindungi dan merawat beton
- Sampai beton mengeras seluruhnya dalam waktu tidak kurang dari 7 (tujuh) hari,
Kontraktor harus melindungi beton dari pengaruh jelek dari angin, matahari, suhu
tinggi atau rendah, pergantian atau pembalikan derajat suhu, pembebanan sebelum
waktunya, lendutan atau tumbukan dan air tanah yang merusak.
- Jika ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan, permukaan beton yang kelihatan harus
dijaga terus basah sesudah di cor, tidak kurang dari 7 (tujuh) hari untuk beton dengan
Semen Portland atau 3 (tiga) hari untuk beton dengan semen yang cepat mengeras.
Permukaan seperti itu segera setelah dibuka acuannya maka harus segera ditutup
dengan karung goni yang dibasahi atau pasir atau lain-lain, bahan yang mungkin
disetujui Direksi Pekerjaan.
- Kontraktor harus membuat perlengkapan khusus atas permintaan Direksi Pekerjaan
untuk perawatan dan pembahasan yang dimaksud sepanjang masa dari 6 sampai 24
jam sesudah pengecoran beton.
f. Pembongkaran bekisting
- Pembongkaran bekisting tidak dibenarkan bila umur beton belum mencapai kekuatan
yang memadai untuk mendukung beban kerja diatasnya bila hal tersebut akan
dilakukan.
- Sebelum melaksanakan pembongkaran, Kontraktor harus mengajukan izin
pembongkaran secara lisan kepada Direksi Pekerjaan. Namun sebelum Direksi
Pekerjaan memberikan izin secara tertulis (baik melalui surat resmi maupun tertulis
dalam buku Direksi Pekerjaan), Kontraktor tidak dibenarkan melakukan
pembongkaran.
- Pembongkaran bekisting harus dilaksanakan secara hati-hati sedemikian rupa
sehingga :
1) Selama pekerjaan pembongkaran Kontraktor harus menjamin agar lalu lintas
tidak terganggu.
2) Tidak menyebabkan kerusakan konstruksi baik bagi betonnya sendiri maupun
konstruksi lainnya.
3) Tidak membahayakan pekerja dan orang lain.
- Bagian beton yang keropos setelah pembongkaran bekisting harus segera diisi
dengan mortar beton sesuai campuran asal.

18 | S p e s i f k a s i T e k n i s
- Bahan-bahan bekisting bekas bongkaran harus dibuang atau dikumpulkan disuatu
tempat atas petunjuk Direksi Pekerjaan sehingga tidak menghambat jalannya
pelaksanaan selanjutnya.
- Akibat-akibat dari keteledoran Kontraktor dalam hal ini sepenuhnya menjadi
tanggung jawabnya.
g. Penolakan pekerjaan beton
- Direksi Pekerjaan berhak menolak pekerjaan beton yang tidak memenuhi syarat,
maka Kontraktor harus membongkar atau mengganti atau memperbaiki pekerjaan
beton yang tidak memenuhi syarat atas biaya sendiri sesuai dengan instruksi yang
diberikan oleh Direksi Pekerjaan.
- Pengujian compression strenght atau uji kuat tekan dari pengujian kubus harus
memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan dalam PBI 1971.
- Bila pengujuan kuat tekan dari kelompok kubus gagal memenuhi syarat di atas, maka
Direksi Pekerjaan akan menolak semua pekerjaan-pekerjaan beton darimana kubus-
kubus beton diambil.
5. Pekerjaan Pasangan Batu Kali dan Plesteran
a. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan pasangan batu kali dan plesteran dalam pekerjaan ini meliputi :
- Pekerjaan inlet
- Pekerjaan outlet
- Pekerjaan penguras
- Pekerjaan kantong lumpur
- Pekerjaan perbaikan bendung
- Pekerjaan saluran
- Pekerjaan kolam retensi
b. Pekerjaan pasangan batu kali
- Segala material batu gunung, air dan pasir yang dipergunakan dalam pasangan batu
harus telah memenuhi syarat yang telah ditentukan dan disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.
- Komposisi adukan untuk pasangan batu harus terdiri dari 1 Pc : 4 Ps dengan takaran
yang sama dan dicampur dengan air secukupnya agar mencapai kekentalan yang
disetujui Direksi Pekerjaan.
- Adukan harus dilaksanakan dengan mesin pengaduk beton (beton molen), lama
pengadukan harus sampai menunjukkan homogenitas adukan sesuai dengan
petunjuk Direksi Pekerjaan. Dalam segala hal tidak boleh memakai adukan yang telah

19 | S p e s i f k a s i T e k n i s
mulai mengeras sebagian atau tercampur dengan bahan lain untuk digunakan
kembali.
- Batu-batu tidak boleh dipasang selama hujan atau cukup lama untuk menghanyutkan
spesi, dimana adukan yang sudah terlanjur dihampar harus dilindungi dari hujan.
Bilamana terjadi kerusakan spesi akibat air hujan maka spesi tersebut harus dibuang.
- Semua batu yang digunakan dalam pasangan sebelumnya harus basah dengan air
sampai seluruh permukaan merata agar tidak terjadi penyerapan air oleh spesi.
- Bila ada lubang galian untuk pasangan pondasi/tembok pengaman terdapat genangan
air, maka sebelum pekerjaan pasangan dimulai terlebih dahulu airnya
dipompa/dikeringkan.
- Pemasangan pipa suling-suling pipa PVC diameter 4” dan dibenamkan kedalam tanah
sedalam 1 (satu) meter serta diisi daun-dau kering dan permukaan atas dipasangi ijuk
setebal 10 cm dan ditutup dengan dop pipa diameter 4”, dipasang tiap 2 m.
- Pekerjaan pasangan untuk dinding saluran tembok penahan tanah harus dilengkapi
dengan lubang-lubang untuk pipa pengaliran air tanah (weep hole).
- Pemasangan batu sedemikian rupa satu sama lain terjadi ikatan yang kokoh dan
sempurna, didalam pasangan sama sekali tidak boleh terdapat rongga atau celah yang
tidak terisi spesi.
- Pemasangan bouwplank atau profil saluran per seksi dibuat dari kayu atau balok yang
kuat, sehingga terbentuk profil saluran, baik sebagian yang nampak maupun bagian
yang nantinya tidak nampak (bagian/sisi dalam maupun sisi luarnya).
- Tebal pasangan batu disesuaikan dengan gambar desain dengan menambahkan tebal
plesteran 1,5 cm.
- Membuat street line (lubang-lubang air tepi jalan/tali air).
c. Pekerjaan plesteran dan acian
- Pekerjaan plesteran pada pasangan batu harus sesuai dengan bagian pekerjaan yang
tercantum dalam gambar pelaksanaan. Bila tidak ditentukan lain oleh Direksi
Pekerjaan, plesteran digunakan pada bagian :
1) Seluruh permukaan pasangan batu yang tidak disiar, pasangan yang
menggantung.
2) Pada bagian permukaan atas dinding saluran/pondasi dan pada tepi-tepi
pasangan yang tidak disiar.
- Sebelum pekerjaan plesteran dimulai, spesi pada bagian permukaan harus digaruk
minimal 0,5 cm dan diratakan/dibasahi agar terjamin melekatnya plesteran.

20 | S p e s i f k a s i T e k n i s
- Tahapan pelaksanaan plesteran adalah pencampuran semen, pasir, dan air dicampur
dengan perbandingan 1 Pc : 3 Ps (12,5 Mpa) dan diaduk menjadi mortar dengan
menggunakan Concrete Mixer.
- Sebelum plesteran dimulai, permukaan pasangan dibersihkan terlebih dahulu dan
dibasahi dengan air.
- Pekerjaaan plesteran dikerjakan dengan ketebalan rata-rata 1,5 cm. Setelah pekerjaan
plesteran selesai harus dilakukan perapihan.
- Tahapan pelaksanaan siaran adalah semen, pasir, dan air dicampur dengan
perbandingan 1 Pc : 2 Ps (17,2 Mpa) dan diaduk dengan menggunakan Concrete Mixer.
- Sebelum disiar bidang permukaan muka pasangan harus dibasahi terlebih dahulu dan
dibersihkan dari kotoran yang melekat pada pasangan.
- Pekerjaan siaran dengan ketentuan siar tenggelam (masuk kedalam 1 cm), siar rata
(rata dengan muka batu), siar timbul (timbul dengan tebal 1 cm, lebar 2 cm). Setelah
pekerjaan siaran selesai harus dilakukan perapihan.
- Selama 7 (tujuh) hari pengacian selesai, Kontraktor harus selalu menyiram dengan air
sampai jenuh, sekurang-kurangnya dua kali sehari.
6. Pekerjaan Pintu Air dan Hidrolika
a. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan pintu air dan hidrolika dalam pekerjaan ini meliputi :
- Pekerjaan outlet (pintu sorong baja)
- Pekerjaan penguras (pintu sorong baja)
- Pekerjaan perbaikan bendung (pintu sorong baja roda gigi stang double)
- Pekerjaan saluran (pintu sorong baja roda gigi stang double)
b. Rangka pintu air
- Setiap rangka pintu harus terdiri dari kerangka ambang dasar pintu, kerangka atas,
dan kerangka tarik/spooning dan semua komponen lain yang diperlukan pada
pemasangan rangka pintu yang lengkap dan memudahkan operasi pintu. Jika
konstruksi jangka pintu tidak dijelaskan secara rinci disini, maka harus dibuat oleh
Kontraktor dengan persetujuan Direksi Pekerjaan.
- Rangka pintu harus dirakit dan dipasang pada tempatnya seperti gambar yang telah
disetujui pada posisi yang sesuai dengan toleransi yang diizinkan. Letak baut atau
perlengkapan lain harus dipasang pada rangka pintu dengan posisi yang tepat.
- Ikatan antara rangka pintu dan penopang harus kuat sehingga pada saat beton di cor
tidak akan merubah posisi rangka pintu. Jika diperlukan untuk menjamin posisi yang
tepat dapat dilengkapi dengan penjepit tambahan.

21 | S p e s i f k a s i T e k n i s
- Pemasangan seal karet harus hati–hati agar terletak pada permukaan yang tepat
sesuai dengan toleransi yang diizinkan. Pengecoran tidak diperkenankan bila belum
dirakit dengan lengkap dan teliti. Sewaktu pengecoran beton harus diperiksa agar
ukuran dan bentuknya sesuai gambar dan dalam batas toleransi. Jika terjadi
kesalahan harus segera diperbaiki.
- Pintu harus dirakit dan dipasang sesuai gambar detail yang disetujui. Pintu–pintu
harus dirakit dan dipasang sesuai dengan toleransi yang diizinkan.
c. Tungkai pengangkat
- Sebelum dirakit, semua permukaan bantalan, sponing, alur dan lubang oli harus
dibersihkan dan dilumasi dengan oli dan gomok yang akan disetujui. Sesudah dirakit,
setiap sistim pelumasan harus diperiksa. Setiap pengangkat, lengkap dengan
perlengkapannya, harus dipasang sesui dengan gambar yang disetujui. Pengangkatan
harus diletakkan dan disetel sehingga sesuai dengan alat pengangkat pintu.
- Sesudah pemasangan pengangkat dan sebelum dihubungkan dengan pintu,
pengangkat harus dioperasikan dan diperiksa, sesudah selesai pemeriksaan tersebut,
mur penggerak dihubungkan dengan pintu dan stang, kemudian dites dan disetel
sehingga dapat dioperasikan dengan tepat. Setiap kerusakan atau ketidaktepatan
operasi yang ditemukan selama pengujian harus diperbaiki dan prosedur pengujian
diulang kembali.
- Stang pintu (alat pengangkat pintu) yang berupa tipe mur penggerak yang
dioperasikan secara manual/elektrik, dipasang pada balok atas pada rangka pintu
untuk menaikkan, menurunkan dan memegang pintu.
- Bahan stang pintu beserta pelengkapnya yang berupa baut, tongkat batang
penghubung, handel Operasi Manual, roda gigi, reduksi, tumpuan/bantalan, maupun
rangka alur (sponning) harus memenuhi persyaratan sesuai SNI 03-6861-2-2002
Spesifikasi Bahan bangunan bagian B (bahan bangunan dari besi/baja).
- Kerangka alur (sponing) harus mampu meneruskan tekanan air pada beton.
Permukaan rangka sponing harus betul dan rata. Pelenturan maksimum permukaan
terhadap permukaan teoritis harus kurang dari 1 (satu) milimeter pada setiap
panjang 3 (tiga) meter.
- Kerangka ambang harus dibuat yang benar terhindar dari puntir dan bengkokan agar
tidak terjadi bocoran di bawah pintu. Kerangka ambang harus direncanakan agar
dapat meneruskan gaya–gaya yang terjadi pada beton atau pasangan batu kali tanpa
terjadi pelenturan.
d. Pekerjaan pengecatan
- Setiap ketebalan pengecatan harus mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.

22 | S p e s i f k a s i T e k n i s
- Permukaan yang sudah siap harus dicat dasar sesuai dengan petunjuk pengecatan
dari pabrik.
- Permukaan harus dibersihkan sesaat sebelum pengecatan.
- Pengecatan lapis awal dan lapis akhir harus sesuai dengan cara dan peralatan yang
disarankan dari pabrik.
- Cat yang dipakai harus mempunyai masa pemakaian tidak kurang dari 1 (satu) tahun
dalam keadaan segala cuaca di lokasi pekerjaan.
- Kontraktor harus menyediakan cat yang cukup untuk pengecatan di lapangan dan
pengecatan perbaikan di bengkel.
- Semua pengecatan, harus dilakukan secara rata dan halus pada permukaan. Cat harus
diaduk seluruhnya, ditapis dan dijaga kekentalannya agar seragam selama
dipergunakan.
- Tidak diperkenankan melakukan pengecatan pada permukaan logam yang suhunya
kurang dari 10 °C.
- Permukaan yang akan dilapisi cat harus bebas dari kelembaban selama pengecatan.
- Pengecatan dilakukan dengan kuas atau semprot.
- Pengecatan lapis pertama, dilakukan langsung sesudah penyiapan permukaan. Tiap
lapis harus dibiarkan kering dan mengeras lebih dahulu seluruhnya sebelum
dilakukan pengecatan berikutnya.
- Cat yang diproduksi oleh pabrik yang mempunyai nama baik dan disetujui oleh
Direksi Pekerjaan.
e. Pekerjaan pengelasan
- Semua pekerjaan las yang diperlukan pada pembuatan dan pemasangan pintu dan
perlengkapan dikerjakan dengan tenaga dengan cara las lindung busur metal atau las
busur otomatis.
- Tes tembus warna harus dikerjakan oleh Kontraktor, jika diperlukan oleh standar
spesifikasi ini atau kriteria perencanaan ini.
- Alat ukur yang sesuai harus terpasang untuk pembacaan arus dan tegangan listrik
selama pengelasan berlangsung.
- Semua bagian yang di las yang merupakan pekerjaan akhir dengan mesin harus di las
dahulu sebelum di mesin, kecuali tercantum ketentuan lain.
- Semua pengelasan harus tidak terputus dan kedap air. Ukuran minimum batang las
4,5 mm.
- Semua cacat pengelasan harus dibersihkan sampai dasar logam yang baik dan daerah
tersebut perlu dites dengan “Ultrasonik” untuk menyakinkan bahwa cacat telah benar
terhapus sebelum dilakukan perbaikan las.

23 | S p e s i f k a s i T e k n i s
- Semua pekerjaan pengelasan harus memenuhi persyaratan sesuai dengan spesifikasi
pekerjaan pengelasan BS 5135 – 1984, Proces of Arc welding carbonand Carbon
Manganise steels.
f. Pengujian pintu air
- Pintu harus dirakit oleh pabrik/bengkel yang sudah biasa mengerjakan pekerjaan
besi atau pintu air dan sudah disetujui Direksi Pekerjaan. Setiap pintu dengan
ring/perekatnya harus merupakan rakitan pabrik. Pada saat pembuatan, pintu harus
diperiksa dimensinya, toleransi dan keakuratannya terhadap garis bentuknya. Setiap
kesalahan dan kesalahan garis bentuk yang ditemukan harus segera diperbaiki.
Perekat metal harus dicocokkan pada saat pembuatan pintu.
- Rangka samping, tiang besi atas dan tiang besi ambang untuk rangka penuntun harus
diperiksa kelurusannya. Semua dimensi dari rangka penuntun yang mewakili dimensi
pintu harus diperiksa dan setiap kesalahan dan kesalahan garis bentuk yang
ditemukan harus diperbaiki. Bagian-bagian lain harus diberi tanda dengan jelas pada
saat akan diadakan pengiriman.
- Rangka harus dirakit sesuai gambar, harus rapi dengan toleransi yang benar dan
harus tepat. Angkur, sekrup, baut dan las-lasan harus kuat dan tidak lepas selama
dilakukan pengecoran. Setelah pengecoran letak rangka pintu harus dicek dan tidak
boleh berubah.
- Pintu boleh dipasang dengan toleransi sesuai yang diizinkan setelah semua pintu
dengan perlengkapannya terpasang harus diteliti mengenai kerapatan seal dan
kontak antara pintu dengan rangka.
7. Pekerjaan Box Culvert
a. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan box culvert dalam pekerjaan ini meliputi :
- Langsiran box culvert dari lokasi stok ke lokasi pasang.
- Pemasangan box culvert 1000 x 1000.
- Plesteran sambungan antar box culvert.
b. Pekerjaan lantai kerja
- Sebelum memulai pekerjaan selambat-lambatnya 2 (dua) hari, Kontraktor harus
menyiapkan rencana kerja meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat,
jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan untuk mendapat persetujuan dari Direksi
Pekerjaan.
- Sebelum memulai pekerjaan selambat-lambatnya 2 (dua) hari, Kontraktor harus
menyiapkan rencana kerja meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat,

24 | S p e s i f k a s i T e k n i s
jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan untuk mendapat persetujuan dari Direksi
Pekerjaan.
- Memberikan pasir urug tebal 10 cm dan balok landasan beton ukuran 20 x 20 x 50 cm
mutu K-175 sebagai landasan box culvert untuk mengatur leveling.
- Pemasangan bouwplank pada galian untuk pengecekan kelurusan maupun elevasi
dengan jarak maksimum 20 m untuk menghindari lendutan benang acuan. Sebaiknya
dengan 2 benang dimana yang satu pada as saluran sedang yang lainnya pada sisi luar
precast untuk kelurusan pemasangan saluran. Pemasangan saluran precast segera
dilaksanakan apabila seluruh proses di atas telah dikerjakan.
c. Pekerjaan box culvert
- Box Culvert yang digunakan harus berasal dari pabrik yang memenuhi standar IOS
9001:2015 dan sudah mempunyai spesifikasi produk khusus beton precast, baik
dimensi, mutu maupun uji bahan.
- Kontraktor wajib melampirkan perjanjian kerjasama dengan pabrik beton precast,
minimal 1 (satu) pabrikan produsen beton precast. Perjanjian kerjasama bersifat
mengikat antara kedua belah pihak.
- Pabrikan beton precast wajib melampirkan jaminan kesesuaian mutu dan surat
kesanggupan dilakukan inspeksi ke pabrik dan memberikan data-data.
- Bahan gorong-gorong dari pabrikasi box culvert tipe BC 1000 ukuran 100 x 100 cm.
Box culvert yang sudah berumur lebih dari 7 (tujuh) hari dari pabrikasi dikirim ke
lokasi dan disediakan di lokasi dekat dengan pemasangan.
Tipe Dimensi (mm) minimum
S h t1 t2 w L
Box culvert 1000 x 1000 1000 1000 100 100 1200 1000 - 1200
Gandar 14 T
- Pemindahan box culvert dari tempat persediaan ke tempat pemasangan
menggunakan forklift dengan kapasitas sesuai berat material. Biasanya kapasitas
forklift yang harus disediakan adalah 2 (dua) kali berat material.
- Pemasangan box culvert menggunakan excavator atau crane tergantung pada berat
material yang diangkat. Biasanya kapasitas crane atau excavator sama dengan 5
(lima) kali berat material yang diangkat.
- Pemasangan dilakukan setelah pengecoran lantai kerja berumur minimal 1 (satu)
hari. Target pemasangan setiap hari rata-rata 10 (sepuluh) unit.
- Satu per satu precast saluran dipasang mengikuti jalur galian yang dibuat dan
sebaiknya dari arah hilir ke hulu.

25 | S p e s i f k a s i T e k n i s
- Sambungan antar box culvert satu dan lainnya harus diplester dengan campuran 1 Pc
: 3 Ps.
- Setelah saluran box culvert terpasang dengan baik, maka langkah selanjutnya
melakukan urugan tanah dipadatkan dengan tebal ± 23 cm.
8. Pembersihan Lokasi dan Pengembalian Fasilitas Umum
a. Selama pelaksanaan pekerjaan Kontraktor harus menjaga agar lokasi proyek bebas dari
semua halangan yang tidak perlu dan akan menyimpan atau menyisihkan setiap peralatan
dan kelebihan material milik Kontraktor dan membersihkan serta memindahkan segala
rongsokan dan sampah yang tidak perlu dari lokasi proyek. Hal ini harus dilakukan setiap
hari sehabis pekerjaan selesai.
b. Pembersihan lokasi dan pembuangan bahan-bahan sisa pelaksanaan harus dilaksanakan
sebelum masa kontrak berakhir.
c. Lokasi pekerjaan harus benar-benar bersih dan tertata kembali dengan baik. Bekas-bekas
adukan mortar dan adukan beton yang mengotori badan jalan dan atau yang mengotori
tempat lain harus dibersihkan sebelum masa kontrak berakhir.
d. Lokasi tempat pembuangan material sisa yang tidak terpakai harus sudah disetujui oleh
Direksi Pekerjaan dengan mempertimbangkan tidak akan mengganggu masyarakat
disekitar tempat pembuangan.
e. Termasuk dalam lingkup pekerjaan pengembalian fasilitas umum ini adalah pekerjaan
pembenahan/perbaikan kembali yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor yang
menyangkut komponen-komponen konstruksi lainnya atau keadaan lingkungan di luar
pekerjaan pokok yang mengalami kerusakan akibat pelaksanaan konstruksi diantaranya :
- Pengembalian pipa-pipa saluran PDAM.
- Pengembalian pipa-pipa air limbah.
- Pengembalian kabel-kabel listrik dan telepon.
- Pengembalian jalan masuk.
- Pengembalian taman.
- Pengembalian rambu-rambu dan lain-lain.
Pemindahan/penggeseran pipa-pipa dan kabel atas perintah dan kesepakatan bersama
PPK, Direksi Pekerjaan, dan Konsultan Pengawas dalam rangka untuk kesempurnaan
konstruksi kolam retensi yang mempunyai konsekuensi terhadap penambahan biaya akan
dimasukkan dalam Addendum Kontrak.
9. Pengujian Material
a. Lingkup pekerjaan
- Uji agregat
- Uji besi beton

26 | S p e s i f k a s i T e k n i s
- Uji beton on site (cor ditempat)
- Uji box culvert
- Uji inlet
b. Uji agregat
Kontraktor harus melakukan pengetesan agregat minimal untuk dua jenis pengujian yaitu
:
- Pengujian kadar lumpur pasir dan organis (1 set).
- Pengujian abrasi split dengan Mesin Los Angeles (1 set).
c. Uji besi beton
- Kontraktor harus mengujikan besi beton yang akan dipakai.
- Besi beton yang diujikan adalah :
No. Jenis benda uji Jumlah sampel
1. Besi beton Ø 12 2 buah
2. Besi beton Ø 10 2 buah
3. Besi beton Ø 8 2 buah
- Pengujian harus dilakukan di laboratorium bahan bangunan yang ditunjuk oleh PPK
atau Direksi Pekerjaan.
- Pengujian minimal meliputi diameter besi beton, berat besi beton permeter, dan uji
tarik untuk mengetahui tegangan lelehnya (fy).
- Hasil pengujian besi tersebut harus menyantumkan kode pabrikan sebagai identitas
dari besi tersebut.
- Diameter besi beton harus masih dalam Standar Toleransi sesuai dengan tabel
toleransi tulangan besi menurut SNI 07- 0205- 2002, sebagai berikut :
1) Diameter 6 mm, batas toleransi 0,3 mm.
2) Diameter 8 s/d 14 mm, batas toleransi 0,4 mm.
3) Diameter 16 s/d 25 mm, batas toleransi 0,5 mm.
Apabila diameter besi beton di luar batas toleransi, maka besi beton tersebut tidak
boleh dipakai.
- Mutu besi beton harus memenuhi tegangan leleh karakteristik (fy) 2400 kg/cm2.
- Besi beton diizinkan untuk digunakan apabila sudah disetujui oleh Direksi Pekerjaan
dengan dilampiri bukti hasil pengetesan besi yang sudah disahkan oleh laboratorium
bahan bangunan.
- Biaya pengujian besi beton ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
d. Uji beton on site

27 | S p e s i f k a s i T e k n i s
- Kontraktor harus melakukan uji sampel silinder, kubus, dan uji Hammer Test terhadap
beton yang sudah dilaksanakan di lapangan. Pemilihan pengujian, sampel uji dan
jumlah sampel yang akan dilakukan tergantung permintaan Direksi Pekerjaan,
dengan jumlah minimal sebagai berikut :
1) Contoh beton untuk uji kuat tekan dari setiap mutu beton yang dicor pada satu
hari harus diambil tidak kurang dari satu contoh yang terdiri dari paling sedikit
2 benda uji silinder.
2) Untuk bangunan berisiko tinggi dilakukan satu uji kuat tekan per elemen yang
dicor dalam tujuan untuk mendapatkan kondisi kekuatan riil dan divalidasikan
dengan rencana.
- Pengujian silinder beton dan kubus dapat dilakukan pada waktu umur beton 3 (tiga)
hari, 7 (tujuh) hari, atau 14 (empat belas) hari dan kemudian dikonversi ke umur 28
(dua puluh delapan) hari.
- Beton yang diuji adalah beton mutu K-175, K-225 dan K-350.
- Pelaksanaan pengujian harus disaksikan oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan
Pengawas.
- Hasil rata-rata pengujian pada umur beton 28 (dua puluh delapan) hari untuk sampel
silinder dan kubus beton minimal harus memenuhi mutu beton K-175, K-225 dan K-
350.
- Apabila sampel silinder beton atau kubus tersebut ternyata tidak memenuhi mutu
beton karakteristik yang disyaratkan, maka sesuai dengan PBI Bab IV Pasal 4.8 perlu
dilakukan langkah-langkah pemeriksaan beton lanjutan, yaitu :
1) Uji Hammer Test dengan ketentuan hasil pengujian minimal adalah 80% dari nilai
kuat tekan beton yang disyaratkan atau nilai kuat tekan berdasarkan uji hammer
test 140 kg/cm2.
2) Pengambilan sampel langsung pada beton (boring) dengan ketentuan hasil
pengujian minimal adalah 80% dari nilai kuat tekan beton yang disyaratkan atau
nilai kuat tekan sampel boring adalah 140 kg/cm2.
3) Apabila Uji Hammer Test dan Uji Sampel Boring tersebut ternyata juga tidak
masuk maka perlu dilakukan pengujian selanjutnya, yaitu dengan pembebanan
langsung dengan ketentuan hasil pengujian minimal adalah 70% dari nilai kuat
tekan beton yang disyaratkan.
- Hasil nilai kuat tekan beton dari hasil pengujian akan dijadikan sebagai dasar
pembayaran untuk pekerjaan beton. Apabila hasil kuat tekan beton minimal sama
atau lebih besar dari yang disyaratkan (K-175, K-225 dan K-350), maka Kontraktor
akan dibayar sesuai dengan mutu beton yang disyaratkan tersebut (K-175, K-225 dan

28 | S p e s i f k a s i T e k n i s
K-350). Namun apabila mutu beton lebih rendah dari yang disyaratkan (kurang dari
K-175, K-225 dan K-350) sepanjang masih memenuhi persyaratan PBI Bab IV Pasal
4.8 dan dinyatakan aman secara konstruksi oleh Konsultan Pengawas dan Konsultan
Perencana, maka beton yang akan terbayarkan kepada Kontraktor adalah sesuai
dengan hasil pengetesan tersebut.
- Apabila dari hasil pengujian-pengujian tersebut ternyata mutu beton tetap tidak
memenuhi syarat maka Kontraktor harus membongkar dan dilakukan pengecoran
ulang.
- Biaya pengujian beton ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
e. Uji box culvert
- Kontraktor harus melakukan uji Loading Test untuk menentukan beban gandar
terhadap beton precast yang sudah diproduksi oleh pabrik. Jumlah minimum sampel
yang harus diuji adalah sebagai berikut :
No. Jenis pengujian Jenis saluran Jumlah sampel
1. Loading test Box culvert 100 x 100 2 buah
- Pelaksanaan pengujian harus disaksikan oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan
Pengawas.
- Hasil uji Loading Test untuk box culvert 100 x 100 cm minimum harus memenuhi
beban titik 7 ton (beban gandar 14 ton).
- Apabila hasil uji Loading Test tersebut tidak memenuhi syarat yang telah ditentukan
maka Direksi Pekerjaan berhak menolak barang tersebut untuk dipasang.
- Biaya pengujian box culvert ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
f. Uji inlet
- Kontraktor harus melakukan pengujian inlet untuk memastikan inlet yang akan
dipasang memenuhi persyaratan sesuai dengan spesifikasi teknis. Pengujian yang
harus dilakukan meliputi :
No. Jenis pengujian Jenis benda uji Jumlah sampel
(minimum)
1. Loading test Inlet 60 x 60 tebal 5 cm 1 buah
2. Pengujian berat Inlet 60 x 60 tebal 5 cm 1 buah
3. Pengukuran dimensi dan Inlet 60 x 60 tebal 5 cm 1 buah
ketebalan
- Pelaksanaan pengujian harus disaksikan oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan
Pengawas.
- Biaya pengujian inlet ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

29 | S p e s i f k a s i T e k n i s
10. Pengukuran dan Pembayaran
a. Pekerjaan Tanah
Pengukuran :
- Galian
1) Harga satuan untuk pekerjaan galian ini termasuk tenaga kerja dan
alat/excavator dengan jarak angkut ke lokasi stockpile/lokasi urugan dan
pembuangan ke lokasi di luar daerah kerja sejauh kurang dari 1.00 km tidak
diperhitungkan Untuk jarak pembuangan yang lebih jauh maka akan
diperhitungkan dalam pekerjaan pembuangan sisa galian. Kecuali untuk material
bahan galian yang selanjutnya akan dipergunakan oleh Kontraktor untuk
pekerjaan lain, maka pekerjaan pembuangan tidak diperhitungkan.
2) Galian saluran dan struktur lain yang terkait akan termasuk semua kebutuhan
galian untuk mencapai garis, ketinggian dan ukuran seperti ditunjukan dalam
gambar atau seperti diarahkan oleh Direksi Pekerjaan, termasuk galian di
tempat/lokal, perawatan pondasi dan semua galian yang lain dalam area kerja.
3) Pekerjaan galian di luar ketentuan seperti di atas harus diukur untuk
pembayaran sebagai volume di tempat dalam meter kubik bahan yang
dipindahkan, setelah dikurangi bahan galian yang digunakan dan dibayar sebagai
urugan biasa atau urugan pilihan.
4) Dasar perhitungan ini haruslah gambar penampang melintang profil tanah asli
sebelum digali yang telah disetujui dan gambar pekerjaan galian akhir meliputi
garis, kelandaian dan elevasi sebagai yang disyaratkan atau diterima. Metode
perhitungan haruslah metode luas ujung rata-rata, menggunakan penampang
melintang pekerjaan dengan jarak tidak lebih dari 25 m.
a) Pekerjaan galian yang dapat dimasukkan untuk pengukuran dan
pembayaran menurut Bagian ini akan tetap dibayar sebagai galian hanya jika
bahan galian tersebut tidak digunakan dan dibayar dalam Bagian lain dari
Spesifikasi ini.
b) Jika bahan galian dinyatakan secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan dapat
digunakan sebagai bahan urugan, namun tidak digunakan oleh Kontraktor
sebagai bahan urugan, maka volume bahan galian yang tidak terpakai ini dan
terjadi semata-mata hanya untuk cadangan Kontraktor dengan eksploitasi
sumber bahan (borrow area) tidak akan dibayar.
c) Pekerjaan galian bangunan yang diukur adalah volume dari prisma yang
dibatasi oleh bidang-bidang sebagai berikut :

30 | S p e s i f k a s i T e k n i s
- Bidang atas adalah bidang horizontal seluas bidang dasar pondasi yang
melalui titik terendah dari terain tanah asli. Di atas bidang horizontal ini
galian tanah diperhitungkan sebagai galian biasa atau galian batu sesuai
dengan sifatnya.
- Bidang bawah adalah bidang dasar pondasi.
- Bidang tegak adalah bidang vertikal keliling pondasi.
- Pengukuran volume tidak diperhitungkan di luar bidang-bidang yang
diuraikan di atas atau sebagai pengembangan tanah selama
pemancangan, tambahan galian karena kelongsoran, bergeser, runtuh
atau karena sebab-sebab lain.
5) Pengangkutan hasil galian ke lokasi pembuangan akhir atau lokasi urugan
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dengan jarak yang
melebihi 300 m harus diukur untuk pembayaran sebagai volume di tempat dalam
kubik meter bahan yang dipindahkan per jarak tempat penggalian sampai lokasi
pembuangan akhir atau lokasi urugan dalam kilometer.
6) Harga satuan yang diperhitungkan untuk keperluan pembuangan kelebihan
volume galian ke luar daerah kerja yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan adalah
sejauh > 1 km. Kecuali untuk material bahan galian yang selanjutnya akan
dipergunakan oleh Kontraktor untuk pekerjaan lain maka pekerjaan
pembuangan tidak diperhitungkan.
- Urugan dan Pemadatan
1) Urugan harus diukur sebagai jumlah kubik meter bahan terpadatkan yang
dilaksanakan, diselesaikan di tempat dan diterima. Volume yang diukur harus
berdasarkan gambar penampang melintang profil tanah asli yang disetujui atau
profil galian sebelum setiap urugan ditempatkan dan sesuai dengan garis,
kelandaian dan elevasi pekerjaan urugan akhir yang disyaratkan dan diterima.
Metode perhitungan volume bahan haruslah metode luas bidang ujung, dengan
menggunakan penampang melintang pekerjaan yang berselang jarak tidak lebih
dari 25 m.
2) Urugan yang ditempatkan di luar garis dan penampang melintang yang disetujui,
termasuk setiap urugan tambahan yang diperlukan sebagai akibat penggalian
bertangga pada atau penguncian ke dalam lereng lama, atau sebagai akibat dari
penurunan pondasi, tidak akan dimasukkan kedalam volume yang diukur untuk
pembayaran kecuali bila :
a) Urugan tambahan yang diperlukan untuk memperbaiki pekerjaan yang tidak
stabil atau gagal jika Kontraktor tidak dianggap bertanggung-jawabUrugan

31 | S p e s i f k a s i T e k n i s
tambahan yang diperlukan untuk memperbaiki pekerjaan yang tidak stabil
atau gagal jika Kontraktor tidak dianggap bertanggung-jawab.
b) Urugan yang digunakan dimana saja di luar batas Kontrak pekerjaan, atau
untuk mengubur bahan sisa atau yang tidak terpakai, atau untuk menutup
sumber bahan, tidak boleh dimasukkan dalam pengukuran urugan.
Pembayaran :
- Galian
Kuantitas galian yang diukur menurut ketentuan di atas, akan dibayar menurut
satuan pengukuran dengan harga yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan
Harga untuk masing-masing yang terdaftar di bawah ini, dimana harga dan
pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk seluruh pekerjaan
yang berkaitan, dan biaya yang diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan galian
sebagaimana diuraikan dalam bagian ini.
- Urugan dan Pemadatan
Kuantitas timbunan yang diukur seperti diuraikan di atas, dalam jarak angkut
berapapun yang diperlukan, harus dibayar untuk per satuan pengukuran dari
masing-masing harga yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk
pembayaran terdaftar di bawah, dimana harga tersebut harus sudah merupakan
kompensasi penuh untuk pengadaan, pemasokan, penghamparan, pemadatan,
penyelesaian akhir dan pengujian bahan, seluruh biaya lain yang perlu atau biaya
untuk penyelesaian yang sebagaimana mestinya dari pekerjaan yang diuraikan
dalam Bagian ini.
Nomor Uraian Satuan
Pengukuran
1. Pekerjaan Galian Meter Kubik
2. Pekerjaan Timbunan dan Pemadatan Meter Kubik
b. Pekerjaan Beton
Pengukuran :
- Pekerjaan Beton
1) Beton akan diukur dengan jumlah meter kubik pekerjaan beton yang digunakan
dan diterima sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan pada Gambar Kerja atau
yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Tidak ada pengurangan yang akan
dilakukan untuk volume yang ditempati oleh pipa dengan garis tengah kurang
dari 20 cm atau oleh benda lainnya yang tertanam seperti "water stop", baja
tulangan, selongsong pipa (conduit) atau lubang sulingan (weephole).

32 | S p e s i f k a s i T e k n i s
2) Tidak ada pengukuran tambahan atau yang lainnya yang akan dilakukan untuk
acuan, perancah untuk balok dan lantai pemompaan, penyelesaian akhir
permukaan, penyediaan pipa sulingan, pekerjaan pelengkap lainnya untuk
penyelesaian pekerjaan beton, dan biaya dari pekerjaan tersebut telah dianggap
termasuk dalam harga penawaran untuk Pekerjaan Beton.
3) Kuantitas bahan untuk lantai kerja, bahan drainase porous, baja tulangan dan
mata pembayaran lainnya yang berhubungan dengan bangunan yang telah
selesai dan diterima akan diukur untuk dibayarkan seperti disyaratkan pada
bagian lain dalam Spesifikasi ini.
4) Beton yang telah dicor dan diterima harus diukur dan dibayar sebagai beton
bangunan atau beton tidak bertulang. Beton Bangunan harus beton yang
disyaratkan atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Jika beton dengan mutu
(kekuatan) yang lebih tinggi diperkenankan untuk digunakan di lokasi untuk
mutu (kekuatan) beton yang lebih rendah, maka volumenya harus diukur sebagai
beton dengan mutu (kekuatan) yang lebih rendah.
5) Pengukuran untuk Pekerjaan Beton yang diperbaiki :
a) Jika pekerjaan telah diperbaiki, kuantitas yang akan diukur untuk
pembayaran harus sejumlah yang harus dibayar bila mana pekerjaan semula
telah memenuhi ketentuan.
b) Tidak ada pembayaran tambahan akan dilakukan untuk tiap peningkatan
kadar semen atau setiap bahan tambah (admixture), juga tidak untuk tiap
pengujian atau pekerjaan tambahan atau bahan pelengkap lainnya yang
diperlukan untuk mencapai mutu yang disyaratkan untuk pekerjaan beton.
Pembayaran :
Kuantitas yang diterima dari berbagai mutu beton yang ditentukan sebagaimana yang
disyaratkan di atas, akan dibayar pada Harga Kontrak dan menggunakan satuan
pengukuran yang ditunjukkan di bawah dan dalam Daftar Kuantitas. Harga dan
pembayaran harus merupakan kompensasi penuh untuk seluruh penyediaan dan
pemasangan seluruh bahan yang tidak dibayar dalam Mata Pembayaran lain, termasuk
"water stop", lubang sulingan, acuan, perancah untuk pencampuran, pengecoran,
pekerjaan akhir dan perawatan beton, dan untuk semua biaya lainnya yang perlu dan
lazim untuk penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana mestinya, yang diuraikan dalam
Bagian ini.

33 | S p e s i f k a s i T e k n i s
Nomor Uraian Satuan
Pengukuran
1. Beton mutu rendah dengan f’c : 14,5 MPa (K-175) Meter Kubik
2. Beton mutu sedang dengan f’c : 19,3 MPa (K-250) Meter Kubik
3. Beton mutu sedang dengan f’c : 31,2 MPa (K-350) Meter Kubik
c. Pekerjaan Pasangan
Pengukuran :
- Pasangan Batu
1) Pasangan batu harus diukur untuk pembayaran dalam meter kubik sebagai
volume pekerjaan yang diselesaikan dan diterima, dihitung sebagai volume
teoritis yang ditentukan oleh garis dan penampang yang disyaratkan dan
disetujui.
2) Setiap bahan yang dipasang sampai melebihi volume teoritis yang disetujui harus
tidak diukur atau dibayar.
3) Landasan rembes air (permeable bedding), penimbunan kembali dengan bahan
porous atau kantung penyaring harus diukur dan dibayar sebagai Drainase
Porous. Tidak ada pengukuran atau pembayaran terpisah yang harus dilakukan
untuk penyediaan atau pemasangan lubang sulingan atau pipa, juga tidak untuk
acuan lainnya atau untuk galian dan penimbunan kembali yang diperlukan.
- Pekerjaan Pasangan Batu dengan Mortar
1) Pekerjaan pasangan batu dengan mortar harus diukur untuk pembayaran dalam
meter kubik sebagai volume nominal pekerjaan yang selesai dan diterima.
2) Pekerjaan pasangan batu dengan mortar untuk pelapisan pada selokan dan
saluran air, atau pelapisan pada permukaan lainnya, volume nominal harus
ditentukan dari luas permukaan terekspos dari pekerjaan yang telah selesai
dikerjakan dan tebal nominal lapisan untuk pelapisan. Untuk keperluan
pembayaran, tebal nominal lapisan harus diambil yang terkecil dari berikut ini :
a) Tebal yang ditentukan seperti yang ditunjukkan pada Gambar atau
diperintahkan Direksi Pekerjaan;
b) Tebal aktual rata-rata yang dipasang seperti yang ditentukan dalam
pengukuran lapangan.
3) Pekerjaan pasangan batu dengan mortar yang digunakan bukan untuk pelapisan,
volume nominal untuk pembayaran harus dihitung sebagai volume teoritis yang
ditetapkan dari garis dan penampang yang ditentukan atau disetujui.
- Pasangan Bata Merah

34 | S p e s i f k a s i T e k n i s
Pengukuran :
1) Kuantitas yang diukur untuk pembayaran haruslah jumlah meter persegi dari
luasan dinding batu bata, sesuai dengan yang disyaratkan serta diterima baik
oleh Direksi Pekerjaan.
2) Dimensi yang digunakan untuk menghitung kuantitas ini haruslah nominal dari
pekerjaan pasangan batu bata 1 : 4.
- Adukan Semen
Adukan semen tidak akan diukur untuk pembayaran yang terpisah. Pekerjaan ini
harus dianggap sebagai pelengkap terhadap berbagai jenis pekerjaan yang diuraikan
dalam Spesifikasi ini.
Pembayaran :
Kuantitas, ditentukan sebagaimana diuraikan di atas, harus dibayar dengan Harga Kontrak
per satuan dari pengukuran yang terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam Daftar
Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran tersebut harus merupakan
kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan, untuk galian yang
diperlukan dan penyiapan seluruh formasi atau pondasi, untuk pembuatan lubang
sulingan dan sambungan konstruksi, untuk pemompaan air, untuk penimbunan kembali
sampai elevasi tanah asli dan pekerjaan akhir dan untuk semua pekerjaan lainnya atau
biaya lain yang diperlukan atau lazim untuk penyelesaian yang sebagaimana mestinya dari
pekerjaan yang diuraikan dalam Bagian ini.
Nomor Uraian Satuan
Pengukuran
1. Pasangan Batu Meter Kubik
2. Pekerjaan Plesteran Meter Persegi
3. Pekerjaan Siaran Meter Persegi
4. Pasangan Batu dengan Mortar Meter Kubik
5. Pasangan Bata Merah Meter Persegi
d. Pekerjaan Pintu Air dan Hidrolik
Pengukuran :
Pengukuran untuk pembayaran atas pintu yang disediakan dan dipasang pada
bangunan harus diukur berdasarkan biaya penyediaan dan biaya pemasangan.
Pembayaran :
Pembayaran berdasarkan harga satuan per unit seperti yang tercantum dalam Rencana
Anggaran Biaya, mencakup biaya-biaya pengadaan material, pengangkutan, penurunan,

35 | S p e s i f k a s i T e k n i s
pemotongan, finishing, pengecatan semua bahan, upah pekerja, semua peralatan yang
diperlukan.
e. Pekerjaan Box Culvert
Pengukuran :
Kuantitas box culvert dari beton bertulang yang akan dibayar berupa jumlah meter linier
yang diukur sepanjang garis as box culvert antara muka dalam dari headwall, catch-basin
atau lubang saluran, sebagaimana yang terpasang sesuai dengan ketentuan Spesifikasi ini
dan Gambar Rencana.
Pembayaran :
Box culvert yang diukur sebagaimana tersebut di atas akan dibayar dalam Harga Satuan
Kontrak per meter panjang untuk ukuran box culvert precast sebagaimana tercantum di
bawah ini. Harga dan pembayarannya merupakan pengganti pembayaran sepenuhnya
untuk pemakaian alat, pengangkatan dan pemasangan box culvert termasuk kerekan jika
perlu; penyambungan, baja tulangan, penggalian sampai kedalaman rencana, dan
pengurugannya, penjagaan agar hasil galian terbebas dari air tanah, penyambungan ke
saluran mana pun yang ada dalam rangka membuat hubungan aliran, dan untuk seluruh
pemakaian tenaga kerja, peralatan, perlengkapan dan kebutuhan-kebutuhan insidental
untuk menyelesaikan pekerjaan sebagaimana dijelaskan dalam Spesifikasi ini.
Nomor Uraian Satuan
Pengukuran
1. Box Culvert Beton Bertulang Precast, BC100, Meter Panjang
Uk. 100 x 100 cm
11. Pekerjaan Taman
a. Lingkup Pekerjaan
- Penyediaan tanaman
- Pembersihan lahan
- Penyediaan media tanam
- Penanaman
- Pemeliharaan tanaman
- Pemasangan lampu PJTS
b. Penyediaan tanaman
- Memperoleh, membeli dan membawa material tanaman ke lokasi penanaman. Semua
material harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebelum ditanam.
- Material tanaman harus diperoleh dari supplier/nursery terpercaya dengan kondisi
tanah dan iklim yang mirip dengan lokasi penanaman.

36 | S p e s i f k a s i T e k n i s
- Material tanaman yang didatangkan ke lokasi penanaman tidak boleh dibiarkan tidak
tertanam lebih dari 2 (dua) hari.
c. Pembersihan lahan
- Membersihkan semua area penanaman dari vegetasi yang ada dan semua sampah
yang dianggap halangan untuk pelaksanaan penanaman.
- Memelihara bentukan lahan yang telah terbentuk sebelumnya.
- Mengatur semua material yang sudah disiapkan ke area lokasi penanaman
sebagaimana diarahkan oleh Direksi Pekerjaan.
d. Penyediaan media tanam
- Media tanam terdiri dari 3 bagian tanah merah (top soil), 1 bagian pasir saring/ayak,
1 bagian pupuk kandang (pupuk organik).

e. Penanaman
- Menangani tanaman dalam suatu cara yang mencegah terjadinya kerusakan pada
tanaman. Tanaman harus dilindungi dan jika diperlukan dibungkus dalam proses
pengangkatan, menunggu dipindahkan, selama pemindahan dan penyimpanan di
lokasi penanaman. Tanaman yang tidak terlindung tidak boleh dipindahkan dalam
cuaca yang sangat panas. Seluruh material tanaman harus dijaga agar tetap lembab
selama proses pemindahan dan penyimpanan.
- Tanaman harus diletakkan di lokasi yang telah ditandai dan disetujui oleh Direksi
Pekerjaan. Memakai media tanam untuk pengisian lubang tanam. Tanaman harus
diletakkan dengan ketinggian tanah rata dengan bentukan lahan dan ditanam untuk
memberi penampilan yang terbaik pada struktur atau lingkungan terdekatnya.
- Untuk penanaman rumput dengan lempengan rumput tidak boleh terpecah menjadi
potongan-potongan kecil untuk penanaman. Lempengan rumput harus diletakkan
bersisian pada tanah dengan jarak antaranya tidak lebih dari 2 cm. Segera menyiram
area rumput setelah penanaman. Penyiraman dalam jumlah yang cukup untuk
membasahi lempengan. Setelah rumput dan tanah disiram sudah agak mengering,
giling atau tumbuk area rumput untuk memastikan ikatan yang baik antara
lempengan dan tanah serta menghilangkan ketidakteraturan ketinggian (bumpy).
f. Pemeliharaan tanaman
- Perlindungan area yang dilewati lalu lintas, dengan menempatkan barikade segera
sesudah penanaman.
- Menyiram area penanaman sebanyak kebutuhan untuk menunjang pertumbuhan
yang aktif, menjaga area lembab namun tidak menggenangi (harian).

37 | S p e s i f k a s i T e k n i s
- Pemupukan sesuai kebutuhan dan sesuai rekomendasi produsen (1 sampai 2
kali/bulan).
- Segera memindahkan tanaman yang mati. Penggantian harus jenis dan ukuran yang
sama dengan tanaman sebelumnya.
- Pemberian penyangga tanaman, pengencangan ikatan atau menegakkan kembali
tanaman yang tidak berada pada posisi tumbuh yang sesuai.
g. Pemasangan lampu PJUTS
- Galian tanah
Sebelum pelaksanaan pekerjan dimulai terlebih dahulu dilakukan pengukuran
sehingga diperoleh titik-titik yang akurat, setelah penggalian selesai dilaksanakan
harus dilakukan pengukuran kembali untuk mendapatkan besarnya volume galian
yang diratakan.
- Ancor Bolt Galvanized
Pemasangan Ancor Bolt Galvanized 20 mm sekaligus dilaksanakan pada saat
pengecoran tapak (pondasi beton) untuk dudukan tiang lampu yang sudah diikat
dengan baut yang ditanam dalam pondasi beton.
- Pondasi beton
1) Pelaksanaan pengecoran pondasi beton menggunakan beton dengan
perbandingan campuran 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr atau setara beton mutu K-225 sebagai
langkah persiapan, lokasi pengecoran dibersihkan dari sampah, potongan kayu,
bendrat, paku dan sampah lainnya dengan penghisap debu/kompresor dan atau
air.
2) Bekisting pondasi beton dilumuri mould oil hingga rata, kebocoran bekisting
telah dicek dan disumbat.
3) Sambungan dengan pengecoran sebelumnya harus disiram dengan calbond atau
air semen serta bekisting dibebaskan dari genangan air.
4) Sebelum instruksi pengecoran segala persetujuan yang diperlukan telah diurus
dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan
5) Untuk struktur bawah pengecoran dapat langsung dituang dari concrete mixer
melalui talang cor. Pemadatan dapat dibantu dengan menggunakan vibrator
dibenamkan sampai batas kedalaman beton sebelumnya dan agar tidak terjadi
kantong udara, vibrator tidak mengenai tulangan atau penutup kecuali penutup
dari beton.
- Pemasangan tiang

38 | S p e s i f k a s i T e k n i s
1) Tipe tiang galvanized dengan panjang stang masing-masing sesuai dengan
gambar baseplate. Ukuran diameter tiang, tebal pelat sesuai dengan gambar dan
Spesifikasi Teknis.
2) Pemasangan tiang dilakukan di titik yang telah ditentukan (sesuai gambar kerja).
3) Pemasangan tiang dilakukan dengan bantuan mobil crane.
- Pekerjaan elektrikal
Item pekerjaan ini adalah pemasangan kabel lampu, panel dan luminer lampu.
Instalasi PJUTS yang baik sangat diperlukan untuk menghindari terjadinya kesalahan
yang berakibat pada kerja penyerapan sinar matahari tidak optimal. Cara
pemasangan yang benar pada unit modul surya yang menjadi komponen utama
pembangkit listrik tenaga surya perlu menjadi perhatian. Tepatnya adalah pada arah
dan kemiringan dari panel surya menjadi bagian pertama dan utama sebagai
penangkap atau penyerap sinar matahari. Hal yang perlu diperhatikan saat instalasi
adalah :
1) Kerenggangan lingkungan, maksudnya adalah posisi dari tempat pemasangan
solar cell harus kaya sinar matahari. Hindari pemasangan di sekitar lokasi yang
dikelilingi pohon pohon atau gedung tingga, yang mengakibatkan sinar matahari
tidak maksimal mengenai solar cell.
2) Posisi kemiringan panel surya, pada kasus kemiringan mungkin tidak begitu
signifikan terhadap kinerja solar cell dalam menyerap sinar matahari. Untuk
kemiringan relatif diantara 5 hingga 30 derajat.
3) Arah posisi solar cell, untuk posisi adalah wajib dan penting untuk diperhatikan,
karena berdampak padaa intensitas penyerapan sinar matahari. Arah yang
umum disarankan adalah panel surya tidak mengarah pada saat matahari terbit
atau terbenam. Jadi arah pemasangan yang baik adalah “utara – selatan” atau
“selatan – utara”.
h. Pagar kolam
- Kontraktor harus mengajukan contoh-contoh dari material besi hollow guna
mendapat persetujuan dari pihak Direksi Pekerjaan.
- Pemeriksaan semua ukuran yang tertera pada gambar kerja, disesuaikan dengan
kondisi lapangan sebelum dilakukan penyetelan, setiap terjadi perbedaan ukuran
atau selisih, harus segera dilaporkan kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan
penjelasan berikut petunjuk selanjutnya.
- Apabila ditemukan adanya tanda-tanda cacat produksi pada permukaan material besi
hollow, seluruh material besi hollow tersebut harus diganti dengan material besi

39 | S p e s i f k a s i T e k n i s
hollow yang baru berkualitas prima atau bebas cacat teknis. Seluruh biaya
penggantian material yang rusak, menjadi tanggung jawab pihak Kontraktor.
- Pagar dibuat dari rangka besi hollow dengan ukuran sesuai spesifikasi dan syarat
teknis yang telah disebutkan di atas, yang disesuaikan dengan ukuran kebutuhan
volume pagar yang terdiri dari beberapa model, ukuran serta bentuknya seperti yang
tertera dalam Gambar Kerja.

V. SPESIFIKASI JABATAN KERJA KONSTRUKSI


A. Kualifikasi :
Untuk memperlancar pekerjaan, Kontraktor harus menyediakan :
a. Tenaga kerja/ahli yang cukup memadai disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang akan
dilaksanakan. Daftar personil inti yang akan dilibatkan menangani pekerjaan, sesuai
dengan organisasi pelaksanaan, dilengkapi dengan curiculum vitae, softcopy ijazah, KTP
dan SKA/SKT serta petugas K3 dilengkapi sertifikat K3, kecuali untuk tenaga
administrasi, tidak harus melampirkan curiculum vitae. Personil inti yang dilibatkan
menangani pekerjaan harus memenuhi minimal sebagai berikut :
No. Jabatan Kualifikasi SKA/SKT Pengalaman Jumlah
Personil Minimal (org)
(thn)
1. Proyek Sarjana (S1) – Ahli 5 1
Manager Teknik Sipil Manajemen
Proyek,
Sertifikasi
SKA Muda
2. Tenaga Ahli Sarjana (S1) – Ahli Teknik 4 1
Sipil Teknik Sipil Struktur,
Sertifikasi
SKA Muda
3. Pelaksana SMK sesuai SKT 2 1
bidang Pelaksana
Bendungan
(TS 033)
4. Ahli K3 Sarjana (S1) SKA Ahli 3 1
Konstruksi Teknik Konstruksi
K3 Muda

40 | S p e s i f k a s i T e k n i s
5. Administrasi Manajemen Non Sertifikat 4 1
Keuangan

6. Drafter SMA/Sederajat Non Sertifikat 2 1


b. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja)
dikeluarkan, Kontraktor sudah harus menyerahkan nama-nama tenaga ahli yang
dipergunakan di atas lengkap dengan curriculum vitae serta bagan organisasinya yang
menggambarkan hubungan kerja antar personil Kontraktor. Kontraktor harus bisa
menjalin kerja sama yang baik dengan Direksi Pekerjaan.
c. Pada setiap tahapan pekerjaan konstruksi, Kontraktor harus menyediakan tenaga
mandor, tukang dan pekerja yang cukup terampil serta cukup jumlahnya, ditambah 1
(satu) orang tukang gambar bila diperlukan untuk pembuatan Shop Drawing.
d. Seluruh tenaga yang disediakan harus berkonsentrasi penuh pada pelaksanaan pekerjaan
pada proyek ini saja sampai selesainya seluruh pekerjaan.
e. Kontraktor berkewajiban menambah/mengganti tenaga seperti yang dimaksud pada
butir a dan b di atas apabila diminta oleh Direksi Pekerjaan berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan teknis.
f. Kecuali ditentukan lain dalam Spesifikasi Teknis ini, Kontraktor harus membuat
pengaturannya sendiri dalam hal pengangkatan semua staf dan tenaga kerja, lokal atau
lainnya dan mengenai pembayaran, tempat tinggal, makanan, transportasi dan
pembayaran yang harus dikeluarkan termasuk kompensasi yang menjadi haknya
berdasarkan perundang-undangan yang berlaku apabila pekerjaan telah berakhir.
g. Kontraktor harus menyediakan fasilitas pertolongan pertama dalam kecelakaan dan
beberapa staf harus mampu melakukan tugas pertolongan pertama, sesuai dengan
keinginan Direksi Pekerjaan.
h. Kontraktor akan secepatnya melapor kepada Direksi Pekerjaan bila terjadi peristiwa
kecelakaan di lokasi proyek atau dimana saja yang berhubungan dengan pekerjaan ini.
Kontraktor juga harus melaporkan kecelakaan tersebut kepada instansi yang berwenang
apabila laporan tersebut disyaratkan oleh undang-undang yang berlaku.

41 | S p e s i f k a s i T e k n i s
B. Keterangan gambar
Gambar-gambar untuk pelaksanaan pekerjaan harus ditetapkan oleh Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) secara terinci, lengkap dan jelas, antara lain :
a. Peta lokasi
b. Lay out
c. Potongan memanjang
d. Potongan melintang
e. Detail-detail konstruksi

C. Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK)


Kontraktor mengacu pada hasil dokumen pekerjaan jasa Konsultansi Konstruksi perancangan
dan/atau berkonsultasi dengan Ahli K3 Konstruksi dalam menetapkan uraian pekerjaan,
identifikasi bahaya, dan penetapan tingkat Risiko Keselamatan Konstruksi pada Pekerjaan
Konstruksi. Dalam melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap RKK dan penerapan SMKK,
Kontraktor dapat dibantu oleh Ahli K3 Konstruksi dan/atau Petugas Keselamatan Konstruksi.
No. Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya
1. Pekerjaan Persiapan :
a) Pembuatan Pagar Pekerja tertimpa/tergores seng
b) Pembersihan Lokasi Pekerja sesak napas
c) Pemasangan Bouwplank Pekerja terkena paku
d) Pembuatan Papan Nama Pekerja terkena paku
e) Pembuatan Direksi Keet Pekerja terkena paku
f) Pembuatan Los Kerja Pekerja terkena paku
g) Penyediaan Air -
h) Mobilisasi Alat dan Bahan Pekerja tertimpa alat
2. Pekerjaan Inlet :
a) Pekerjaan Galian Tanah Pekerja terkena cangkul dan terjatuh
b) Pekerjaan Urugan Pekerja tertimbun tanah/tertabrak dump
truck
c) Pekerjaan Pondasi Pekerja tertusuk besi tulangan pondasi
d) Pekerjaan Siaran Pekerja tertimpa ember dan adukan
e) Pekerjaan Plesteran Pekerja tertimpa ember dan adukan
f) Pekerjaan Acian Pekerja tertimpa ember dan adukan

42 | S p e s i f k a s i T e k n i s
2. Pekerjaan Outlet :
a) Pekerjaan Galian Tanah Pekerja terkena cangkul dan terjatuh
b) Pekerjaan Pondasi Pekerja tertusuk besi tulangan pondasi
c) Pekerjaan Urugan Pekerja tertimbun tanah/tertabrak dump
truck
d) Pekerjaan Beton Pekerja keracunan zat kimia
e) Pekerjaan Siaran Pekerja tertimpa ember dan adukan
f) Pekerjaan Plesteran Pekerja tertimpa ember dan adukan
g) Pekerjaan Acian Pekerja tertimpa ember dan adukan
h) Pekerjaan Atap Bendung Pekerja terjatuh dari perancah
i) Pekerjaan Pintu Air Pekerja tertimpa pelat baja
j) Pekerjaan Box Culvert Pekerja tertimpa/terjepit beton
3. Pekerjaan Penguras :
a) Pekerjaan Galian Tanah Pekerja terkena cangkul dan terjatuh
b) Pekerjaan Urugan Pekerja tertimbun tanah/tertabrak dump
truck
c) Pekerjaan Pondasi Pekerja tertimpa batu
d) Pekerjaan Beton Pekerja keracunan zat kimia
e) Pekerjaan Plesteran Pekerja tertimpa ember dan adukan
f) Pekerjaan Acian Pekerja tertimpa ember dan adukan
g) Pekerjaan Atap Bendung Pekerja terjatuh dari perancah
h) Pekerjaan Pintu Air Pekerja tertimpa pelat baja
4. Pekerjaan Bak Kantong Lumpur :
a) Pekerjaan Galian Tanah Pekerja terkena cangkul dan terjatuh
b) Pekerjaan Pondasi Pekerja tertimpa batu
c) Pekerjaan Plesteran Pekerja tertimpa ember dan adukan
d) Pekerjaan Acian Pekerja tertimpa ember dan adukan
e) Pekerjaan Lantai Pekerja tertimpa batu
5. Pekerjaan Dewatering :
a) Pekerjaan Kistdam Pekerja terjatuh/terpeleset
b) Pekerjaan Kerangka Kayu Pekerja terjepit dan tertimpa kayu
6. Pekerjaan Taman :
a) Pemasangan Lampu Pekerja tersengat listrik
Penerangan
b) Pekerjaan Pondasi Tiang Lampu Pekerja tertimpa tiang

43 | S p e s i f k a s i T e k n i s
c) Pekerjaan Pagar Kolam Pekerja tertimpa besi
d) Penanaman Pohon dan Rumput Pekerja gatal-gatal
7. Pekerjaan Perbaikan Bendung :
a) Kistdam Pekerja terjatuh/terpeleset
b) Galian Tanah Lumpur Pekerja terkena cangkul dan terjatuh
c) Buangan Tanah Galian Pekerja tertimpa tanah
d) Pasangan Batu Kali Pekerja tertimpa batu
e) Pelapis Mercu dan Penyekat Pekerja keracunan zat kimia
Intake
f) Wiremesh Pekerja tertimpa besi
g) Angkur Besi Pekerja tertusuk besi
h) Pintu Sorong Baja Pekerja tertimpa pelat baja
i) Perbaikan Atap Pelindung Pintu Pekerja tertimpa zat kimia
Air dan Pengecatan
j) Bongkar Pasangan Batu dan Pekerja tertimpa batu
Pembersihan Batu
k) Pasangan Batu Kali Pekerja tertimpa batu
l) Pasangan Suling-suling Pekerja terjatuh dari perancah
m) Plesteran Pekerja tertimpa ember dan adukan
n) Siaran Pekerja tertimpa ember dan adukan
8. Pekerjaan Saluran :
a) Galian Tanah Biasa Pekerja terkena cangkul dan terjatuh
b) Urugan Tanah Kembali Pekerja tertimbun tanah/tertabrak dump
truck
c) Buangan Tanah Galian Pekerja tertimpa tanah
d) Pasangan Batu Kali Pekerja tertimpa batu
e) Plesteran Pekerja tertimpa ember dan adukan
f) Pintu Sorong Baja Pekerja tertimpa pelat baja
g) Plat Pelayanan Pekerja keracunan zat kimia
h) Wiremesh Pekerja tertimpa besi
i) Bekisting Dinding Beton Pekerja terjepit dan tertimpa kayu
9. Pekerjaan Kolam Retensi :
a) Galian Tanah Pekerja terkena excavator
b) Urugan Tanah Kembali Pekerja tertimbun tanah/tertabrak dump
truck

44 | S p e s i f k a s i T e k n i s
c) Pasangan Batu Kali Pekerja tertimpa batu
d) Plesteran Pekerja tertimpa ember dan adukan
e) Siaran Pekerja tertimpa ember dan adukan

Jangka Waktu Pelaksanaan 120


INFORMASI LAINNYA (seratus dua puluh hari)
kalender sejak terbit SPMK

Bandung, Juni 2022

45 | S p e s i f k a s i T e k n i s

Anda mungkin juga menyukai