Anda di halaman 1dari 29

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR IS I...................................................................................................................................... i
BA B I

MOBILISASI DAN PEKERJAAN PERSIAPAN...................................................

1.1 Mobilisasi Peralatan Kerja.....................................................................................1


1.2 Penyediaan Fasilitas Kontraktor Sementara......................................................1
1.3 Jalan Kerja Sementara.......................................................................................... 1
1.4 Pekerjaan Sementara dan Pengeringan............................................................. 2
BAB II

SALURAN PEN G ELA K .............................................................................................. 5


2.1 Galian pada Saluran Pengelak.............................................................................5

BAB III

COFFERDAM................................................................................................................ 7
3.1 Galian Pondasi........................................................................................................7
3.2 Penghamparan dan Pemadatan Material Timbunan Cofferdam....................7

BAB IV

DRILLING DAN GROUTING ..................................................................................... 9


4.1 Pendahuluan...........................................................................................................9
4.2 Tirai dan Konsolidasi Grouting pada Pondasi................................................... 10
4.3 Tirai Grouting...........................................................................................................11
4.4 Konsolidasi Grouting............................................................................................. 12
4.5 Grouting dan Test...................................................................................................12

BAB V

PENIMBUNAN BENDUNG AN................................................................................... 14


5.1 Pendahuluan...........................................................................................................14
5.2 Pekerjaan Persiapan............................................................................................. 16
5.3 Penimbunan Bendungan...................................................................................... 16
5.2 Instrumen Bendungan........................................................................................ 19

BAB VI

GALIAN PE LIM P A H .................................................................................................... 23


6.1 Galian Tanah...........................................................................................................23

BAB VII

PEKERJAAN STRUKTUR SPILLW AY.....................................................................24


5.1 Pekerjaan Lantai Kerja..........................................................................................24
5.2 Pekerjaan Pengecoran Spillway.......................................................................... 25

BAB VIII JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN............................................................... 27


LAMPIRAN GAMBAR

I
MOBILISASI
& PEKERJAAN PERSIAPAN
1.1. M obilisasi Peralatan Kerja

Peralatan dan plant yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan sebagian


besar di angkut dan didatangkan dari Jakarta dengan transportasi darat ke
lokasi pekerjaan.

1.2. Penyediaan Fasilitas Kontraktor Sementara

Fasilitas sementara kontraktor : Base Camp Kontraktor dan Area kerja


seperti ditunjukkan dibawah ini :
Tabel 1.1 - Fasilitas Kerja Sementara
No.

F a s ilita s

U ra ia n

K e te ra n g a n

K a n to r K o n tra k to r

T@ 200~rr?

E s tim a s i

K a n to r PU d a n K o n s u lta n

1@ 200 m 2

E s tim a s i

L a b o ra to riu m

1@ 48

E s tim a s i

B a s e C a m p S ta f

1 @ 1 50

E s tim a s i

B a s e C a m p P e k e rja

2@ 150n?

E s tim a s i

G udang

1(5)120 m '

E s tim a s i

M o to r Pool

1@ 96

E s tim a s i

W o rk s h o p

1@ 96

E s tim a s i

F a s ilita s p e rto lo n g a n p e rta m a

1@ 24

E s tim a s i

1.3. Jalan Kerja Sementara

Jalan kerja sementara , bisa memanfaatkan akses jalan raya yang sudah
ada. Khusus untuk jalan kerja di areal bendungan tidak diperkenankan
melewati tanggul existing. Kontraktor di izinkan membuat jalan sementara di
sebelah sisi dalam (hulu) dari tanggul existing seperti pada gambar dibawah
ini

Material tanah timbun untuk jalan kerja sementara bisa diambilkan dari
galian tubuh bendung existing dengan memakai peralatan Excavator, Dump
Truck dan pemadat (Vibro Roller).

1.4. Pekerjaan Sementara dan Pengeringan

1.

Lampu Penerangan Sementara

Di dalam pelaksanaan pada malam hari (shift malam) seperti pada


pekerjaan timbunan dan grouting agar tetap lancar dan aman sangat
diperlukan lampu penerangan yang cukup di lokasi kerja. Di kedua sisi
tanggul / tepi lampu sorot di pasang selama masa pelaksanaan pekerjaan
timbunan dan grouting dengan shift malam.
Tabel 1.2- Kebutuhan Lampu Penerangan Sementara di Lokasi Dam
N o.

Lokasi

Type

S p e s ifik a s i

K u a n tita s

Tanggul Kanan

L a m p u S o ro t

5 0 0 w a tt

5 U nit

T a n g g u l Kiri

L a m p u S o ro t

5 0 0 w a tt

6 U nit

2.

Sistem Penyediaan Air Kerja

Air sungai diambil untuk pelaksanaan pekerjaan. Beton Buis (sumuran / pit)
dibuat untuk pemompaan air di hulu dan hilir Bendungan Pengelak. Untuk
Bangunan Pengelak (Terowongan) , air sungai dipompa ke tangki air (10
m3) untuk stock dan dialirkan ke tangki air (5 m3) dekat inlet terowongan
yang mengalir secara gravitasi dari tangki air (10 m3). Untuk outlet intake,
spillway dan Bendungan Utama , air sungai di ambil di pit dekat Bendungan
Pengelak Hilir dipompa ke tangki air (15 m3) dekat ujung akhir spillway.
Submersible Pump (4" H = 30 m) dipasang pada tangki air dan untuk

mensupply tangki air (15 m3)dekat top spiilway. Kemudian air dari tanggul
kiri ke tanggul kanan di supply dengan pompa submersible 4". Air yang
diperlukan untuk pekerjaan dialirkan secara gravitasi dari masing - masing
tangki ke lokasi pekerjaan.

Gambar 1.2 - Skema metode pengambilan air di intake

Tabel 1.3 - Fasilitas Distribusi Air bersih


No.

F a s ilita s

S p e s ifik a s i

K u a n tita s

In ta ke

D ia 4 "

1 buah

In ta ke

D ia 4 "

1 buah

T a n g k i A ir

10 m3

1 buah

T a n g k i A ir

5 m3

4 buah

P ipa s u p p ly a ir

D ia 4"

300 m

Pipa s u p p ly a ir

D ia 3"

200 m

P ipa s u p p ly a ir

D ia 2"

200m

Tabel 1.4 - Kebutuhan Pompa untuk Distribusi Air bersih


No.

P e ra la ta n P o m p a

U ra ia n
D ia m e te r

H ead

K u a n tita s

S u b m e rs ib le

4"

30

2 u n it

S u b m e rs ib le

3"

30m

1 u n it

S u b m e rs ib le

2"

30m

2 u n it

T u rb in e p u m p

4"

30m

1 u n it

Jika situasi di lokasi kerja memungkinkan ketersedian air sumur atau PDAM
maka bisa dimanfaatkan.
3.

Pengeringan (Dewatering)

Pelaksanaan pekerjaan pengeringan (dewatering) dilaksanakan dalam 2


(dua) tahap yaitu :
Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Spillway

Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Timbunan Tubuh Bendung pada posisi


saluran pengelak
Untuk pelaksanaan pekerjaan pengeringan selama masa konstruksi
Spillway maupun pelaksanaan timbunan tubuh bendungan pada posisi
saluran pengelak, menggunakan pompa submersible 4" 1 unit dan engine
pump 2" 2 unit dengan pengaliran pipa menggunakan s u n n y h o s e
penempatannya sesuai dengan kemajuan pekerjaan tiap blok (s e c tio n )
Tabel 1.5 - Kebutuhan Peralatan untuk Dewatering
N o.
1

Lokasi
Pek. S p illw a y

Pek. T u b u h B e n d u n g a n

Pom pa

P ip a P e n g e rin g a n

Dia 4

1 u n it

S H ose 4

30 m

Dia 2

1 u n it

S H ose 2

30 m

Dia 4

1 u n it

S H ose 4

30 m

Dia 2

1 u n it

S H o s e 2"

30 m

K et.

II
SALURAN PENGELAK
2.1. Galian pada Saluran Pengelak

Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan struktur bangunan Spillway,


diupayakan areal kerja terbebas dari genangan air. Peralatan dewatering harus
selalu standby di lokasi pekerjaan. Pembuatan Cofferdam untuk mengalihkan
air menuju saluran pengelak dilaksanakan terlebih dahulu sebelum pekerjaan
struktur dimulai. Bahan tanah timbun untuk Cofferdam bisa diambilkan dari
hasil galian saluran pengelak dan galian konstruksi bangunan Spillway.
Sebelum galian saluran pengelak dilaksanakan, pemancangan batang kelapa
dilakukan terlebih dahulu untuk menghindari tanah longsor di saluran pengelak.
Disamping itu juga berfungsi sebagai penahan gerusan aliran air pada saluran
pengelak.
Urut-urutan kerja penggalian saluran pengelak adalah sebagai berikut:
- Pemancangan batang kelapa di kedua sisi tepi rencana saluran dengan alat
Excavator
- Galian saluran pengelak dengan alat Excavator
- Hasil galian dipergunakan untuk timbunan cofferdam
Pelaksanaan pekerjaan saluran pengelak dapat dilihat pada gambar di bawah
ini.

Gambar 2.1 - Pemancangan Batang Kelapa

Galian Tanah

Gambar 2.2 - Galian Saluran Pengelak

Gambar 2.3 - Saluran Pengelak

COFFERDAM
Pekerjaan cofferdam dilaksanakan setelah aliran sungai dialihkan melalui
saluran pengelak dengan cara tanah hasil galian saluran dipergunakan
sebagai bahan timbunan cofferdam. Kekurangan tanah timbun bisa diambil
dari hasil galian struktur rencana bangunan spillway dan dari tanah timbun
disekitar lokasi pekerjaan.
3.1. Galian Pondasi

Galian pondasi dilakukan sampai mencapai kedalaman sesuai elevasi


yang ditetapkan pada drawing (tanah keras). Untuk galian tanah biasa,
galian dilakukan dengan metode galian biasa yaitu dengan menggali
menggunakan bulldozer dan excavator kemudian dimuat keatas dump
truk untuk dibawa ke disposal atau stock pile maupun dipergunakan
untuk timbunan tubuh cofferdam itu sendiri.
Bila kondisi galian berupa batuan maka metode galian mengunakan
peledakan dengan memperhatikan agar peledakan tidak merusak
lapisan batuan yang akan digunakan sebagai pondasi timbunan dam.
Namun dalam pelaksanaan pekerjaan rehabilitasi bendungan gintung
tidak diperkenankan menggunakan metode galian dengan peledakan
mengingat situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan (dekat areal
perumahan penduduk).
Peralatan yang digunakan adalah:
E x c a v a to r 1.2 m 3

Menggali dan memuat hasil galian keatas


d u m p tru k

B u lld o z e r D -8 5

D u m p T ru k 8 to n

Menggali dan mengumpulkan hasil galian


ataupun hasil peledakan untuk dimuat
keatas d u m p tru k oleh e x c a v a to r
- Mengangkut hasil galian ke stock pile /
spoil bank
-

3.2. Penghamparan dan Pemadatan Material Timbunan Cofferdam

a. Persiapan
Sebelum dilakukan pekerjaan timbunan, pondasi batuan dari timbunan
dibersihkan terlebih dahulu, termasuk pemindahan bahan organis.
Bentuk extrem seperti tonjolan dan sebagainya dipotong dan dibuang
kemudian diisi dengan backfill concrete .
Setelah melalui inspeksi dan disetujui, pekerjaan timbunan mulai
dilaksanakan.
b. Penimbunan Cofferdam
1. Timbunan horizontal

digunakan untuk penghamparan material tiap


zone sampai ketinggian rencana. Di tiap-tiap zone timbunan
material dipadatkan dengan V ibro R o lle r 10 t , material dekat
konstruksi beton dihampar secara manual dan dipadatkan
dengan B a b y R o lle r 1,0 t untuk mencegah kerusakan akibat
getaran dari mesin pemadat.
Jumlah lintasan pemadatan aktual ditentukan dari percobaan
(trial embankment). Pemadatan dilaksanakan overlap dari
pemadatan sebelumnya sekitar 20 - 30 cm. Untuk menjaga
kelembaban tanah (water content) dilakukan penyiraman
dengan w a te r ta n ke r. Timbunan rip - rap (5) dilaksanakan
secara simultan (paralel) dengan timbunan material lainnya.
Ketebalan tiap lapisan penimbunan adalah sebagai berikut:
Untuk zone 1, tinggi tiap lapisan timbunan adalah 0.15 m
Untuk zone 2, tinggi tiap lapisan timbunan adalah 0.30 m
Untuk zone 3, tinggi tiap lapisan timbunan adalah 0.30 m
Untuk zone 4, tinggi tiap lapisan timbunan adalah 0.30 m
Untuk zone 5, tinggi tiap lapisan timbunan adalah 1.00 m
Pada penimbunan cofferdam, zona 5 (rip-rap) hanya dilakukan
pada sisi upstream cofferdam saja agar timbunan zona 4 pada
downstream cofferdam langsung menyatu dengan timbunan
zona 4 dam utama.
B u lld o z e r 16 to n

Gambar 3.1 - Skema ketebalan lapisan timbunan cofferdam pada masingmasing zona

2.

Kemiringan Timbunan
Setelah timbunan horizontal selesai , dilanjutkan pemadatan
kemiringan (setiap 5 m tinggi timbunan). Pekerjaan ini
dilakukan dengan mengupas hasil overlap timbunan horisontal
yang dilebihkan sekitar 20 - 30 cm sehingga didapatkan
permukaan kemiringan yang padat.

IV
DRILLING DAN GROUTING
4.1. Pendahuluan

Sebelum timbunan bendungan, pada lapisan pondasi di zona inti


dilakukan drilling dan grouting. Grouting dilakukan memanjang searah
as dam dan dibawah pondasi spillway dengan kedalaman bervariasi
yaitu:
1. Consolidation Grouting - kedalaman 5 m untuk perkuatan pondasi
2. Sub Curtain Grouting
- kedalaman 10 - 20 m untuk
memperpanjang flow net
3. Curtain Grouting
- kedalaman 20 - 30 m untuk
memperpanjang flow net
a. Peralatan Drilling
- P e rc u s s io n d rills s (c ra w le r typ e , dia 65 mm).
Untuk pengeboran diluar area pekerjaan konsolidasi grouting,
dasar sungai dan bagian yang miring > IH : 0.5V
- R o ta ry b o rin g m a c h in e s (dia 46 mm, bukan c o re )
Untuk pengeboran konsolidasi dan tirai g ro u tin g
- R o ta ry b o rin g m a c h in e s (dia 66 mm, tabung d o u b le )
Untuk pengeboran p ilo t h o le dan c h e c k h o le
b. Peralatan Grouting
Grouting pekerjaan pondasi dilaksanakan pada 2 area terpisah, yaitu
spillway dan bendungan utama.
Selanjutnya, grouting diimplementasikan dengan menggunakan system
plant yang terpisah dengan sirkulasi grout line ditunjukkan pada gambar
dibawah ini.

Keteranoan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Mixer
Agitator
Grout pump
Pressure & Flow
Gauge
Automatic Recorder
Water Supply Line
Cement Plant dengan
penutup atap

Jumlah Unit Alat:


1.
2.

Bangunan Pengelak
4 unit
Bendungan
4 unit

Gambar 4.1 - Skema Plant Pekerjaan Grouting


9

4.2. Tirai dan Konsolidasi Grouting pada Pondasi

Tirai grouting dilaksanakan dengan metode jarak antara (split - spacing


method). Dimulai dengan pengeboran dan grouting primary holes yang
ditentukan (pilot holes) dan tidak boleh dilaksanakan lebih awal dari 14
hari setelah pemasangan plinth. Pilot holes dibuat dengan interval 16
m pada plinth dengan kedalaman 10 m lebih dalam dari lubang
grouting biasa. Selanjutnya, drilling dan grouting konsolidasi grout
mengikuti.
Setelah konsolidasi grouting selesai, drilling dan grouting dari tirai
grouting untuk primary holes lainnya kedua, ketiga dan ke empat
secara berurutan.Test permeabilitas pada dilaksanakan pada check
hole sehingga didapat nilai Lugeon > 3.
Tipikal aransemen lubang dari tirai dan konsolidasi grout ditunjukkan
pada gambar dibawah ini.

Gambar 4.2 - Tipikal Aransemen Lubang untuk Tirai dan Konsolidasi Grouting

D ow nstage M ethod

<I>

Prim ary S tage


S e co n d S ta g e

Upstage M ethod
(Packer M eth o d )

CD

d)

<3)

F inal

Gambar 4.3 - Skema Pelaksanaan G ro u tin g D o w n s ta g e dan U p s ta g e


M e th o d

10

4.3. Tirai Grouting

Tirai grouting di laksanakan dengan cara injeksi semen grout dengan


tekanan tertentu ke dalam celah seperti : fault, joint dan retakan, untuk
memperkecil zone rembesan pada pondasi batuan bendungan utama
dan mercu spillway, dan lapisan batuan disekeliling terowongan.
Grouting dilaksanakan dengan Upstage Method dan Downstage Method
untuk menghasilkan grouting yang baik dan memuaskan sesuai kondisi
lapangan.

11

4.4. Konsolidasi Grouting


Konsolidasi grouting dilaksanakan seperti flow chart berikut ini :
F L O W C H A R T K O N S O L ID A S I G R O U T IN G

^Finish

4.5. Grouting dan Test


Sebelum pelaksanaan grouting, lubang bor dicuci dengan air
bertekanan, test permeabilitas dilaksanakan pada pilot holes dan
check holes. Water pressure test dilakukan pada lubang lainnya.
Packer disetting 0.5 m diatas top of stage. Tekanan grouting
ditentukan pada lapisan grouting dengan memperhatikan massa
batuan. Nilai dari tekanan ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini
hanya sebagai pedoman.
Tabel 4.1 - Pedoman Tekanan Grouting.
Stage

K e d a lam a n (m)

T e k a n a n y a n g diijinkan
(k g / c m 2 )

10

10

15

15

20

10

4 ke baw ah

12

12

Konsentrasi dari g ro u t s lu rry yang digunakan adalah 1/3,1/2,1/1


dalam perbandingan semen / air ratio dalam berat kering, yang bisa
diubah / direvisi untuk memenuhi sesuai kondisi pondasi batuan
aktual yang ditemukan, dengan arahan dan persetujuan engineer.
Bentonite ditambahkan untuk mencegah kelongsoran di dalam lubang
bor.
V is c o s ita s g ro u t material meningkat apabila tekanan berhenti
meningkat dari tekanan diperlukan per m kedalaman
Bilamana tekanan max yang diijinkan digunakan selama grouting
dengan perb campuran 1: 1, injeksi material grout diteruskan sampai
tekanan sama dengan menggunakan return valve, dan proporsi mix
dijaga sama sampai tekanan injeksi turun dibawah 0.2 liter/menit.
Injeksi dilanjutkan dengan tekanan maksimum yang diijinkan selama
10 menit. Bila tekanan injeksi masih dibawah 0,2 liter/menit setelah
10 menit, injeksi diteruskan sampai mencapai nilai lugeon yang
disetujui engineer.

Gambar 4.4 - Drilling Lubang Tirai Grout

Gambar 4.5 - Drilling Grouting pada pondasi bendungan

V
PENIMBUNAN BENDUNGAN
5.1. Pendahuluan

Metode Penimbunan bendungan ini digunakan sebagai bahan acuan


untuk pelaksanaan dan pengawasan mutu timbunan pada Proyek
Rehabilitasi Bendungan Gintung.
Peralatan yang digunakan pada pelaksanaan timbunan antara lain:
Bulldozer D5N atau sejenisnya.
Kapasitas 27 ton
Bulldozer D65
Kapasitas 15 ton
Excavator
Kapasitas 0,9 M3
Dump Truck
Kapasitas 10 ton dan 15 ton
Tamping Roller
Kapasitas 22,5 Ton
Tangki Air
Kapasitas 5000 liter
Kapasitas 75 kg
Tamping rammer
Baby roller
Kapasitas 1 ton
Vibration Roller
Kapasitas 10 ton
Alat-alat Survey
- Water Pass dan Theodolit serta perlengkapannya
- Tenaga Survey
Alat-alat Laborat
- Alat tes kepadatan tanah dan perlengkapannya
- Alat tes permeability dan perlengkapannya
- Tenaga Laborat
Material Timbunan:
Untuk zone 1, tinggi tiap lapisan timbunan adalah 0.15
Material timbunan zona 1 diambil dari borrow area
angkut 0 - 10 km
Untuk zone 2, tinggi tiap lapisan timbunan adalah 0.30
Material timbunan zona 2 diambil dari quarry terdekat
diambil dari luar.
Untuk zone 3, tinggi tiap lapisan timbunan adalah 0.30
Material timbunan zona 3 diambil dari quary sungai
angkut 1 - 2 km
Untuk zone 4, tinggi tiap lapisan timbunan adalah 0.50
Material timbunan zona 4 diambil dari luar
Untuk zone 5, tinggi tiap lapisan timbunan adalah 1.00
Material timbunan zona 5 diambil dari luar

m
dengan jarak
m
dan sebagian
m
dengan jarak
m
m

14

FLO W CH A R T P ELAK SAN AA N P E K E R JA A N TIM BUN AN

Perbaikan Kondisi
Material di Borrow
Area/Stock Pile

Pemadatan Ulang dan


Perbaikan Seperlunya

5.2. Pekerjaan Persiapan

a. Persiapan Material di Quarry, Borrow Area atau Stock Pile


Lokasi material timbunan harus bersih dari kotoran bahan organic dan
tanaman-tanaman perdu dan lainnya. Pembersihan lokasi material
timbunan dilakukan dengan stripping menggunakan buldozer.
b. Persiapan Kontrol Kwalitas Material di Quarry atau Stock Pile
Sebelum material dipergunakan terlebih dahulu dilakukan pengujian
terhadap mutu di laboratorium dan dilakukan perbaikan kondisi material
di lapangan sesuai dengan hasil test dan persyaratan teknis yang sudah
ditentukan.
Kontrol kwalitas material dilakukan sesuai dengan ketentuan masingmasing material antara lain :
1. Material Timbunan Zone 1 (Im p e rv io u s C o re)
Material impervious core dilakukan kontrol terhadap Moisture Content
test atau pengecekan kadar air dengan cara pengambilan material di
borrow area selanjutnya ditest di laboratorium, hasil test akan
dibandingkan terhadap nilai Optimum Moisture Content (OMC) yang
sudah ditentukan di laboratorium sebelumnya, bila hasil test tersebut
menyimpang dari ketentuan nilai OMC maka di lapangan harus
dilakukan perbaikan kondisi material dengan cara pengeringan atau
pembasahan material sesuai dengan kebutuhan.
2. Material Timbunan Zone 3 (Filter Kasar)
Material filter kasar dilakukan kontrol terhadap Specivic Gravity, Relative
Density Test, Gradation test dan test kadar lumpur dengan cara
pengambilan material di borrow area selanjutnya ditest di laboratorium,
hasil dari laboratorium akan dibandingkan terhadap nilai yang sudah
ditentukan dalam spesifikasi, bila hasil laboratorium menyimpang dari
ketentuan maka di lapangan harus dilakukan perbaikan kondisi material
di lapangan.
3. Material Timbunan Zone 4 (Batu)
Material rip-rap dilakukan kontrol secara visual
terhadap ukuran
terbesar dan terkecil dari material rip-rap, kontrol ini dilakukan selama
pelaksanaan pekerjaan rip-rap di lapangan bila terjadi penyimpangan
langsung memberikan pengertian kepada pengawas pelaksana yang
akan diteruskan ke operator.
Ketentuan batasan ukuran untuk material rip-rap dalam spesifikasi
teknis yaitu minimum diameter 20 cm dan maksimum diameter 100 cm.
5.3. Penimbunan Bendungan

a. Persiapan Lokasi Timbunan


Lokasi yang akan ditimbun harus dipersiapkan antara lain :

Pembersihan lokasi dari genangan air atau sumber mata air dengan
cara stripping menggunakan buldozer atau mengarahkan mata air
atau memasang buis beton atau pipa pvc dan gravel drain pada
lokasi mata air dan memompanya keluar.
16

Pembersihan kotoran organic dan rumput atau sampah lainya pada


permukaan lokasi timbunan dengan cara stripping menggunakan
buldozer.
Perbaikan daya dukung pondasi dengan cara pemadatan
menggunakan compactor.
Mengkasari permukaan timbunan yang lama menggunakan buldozer
atan tamping roller.
Menyiapkan pekerja untuk membuang material yang tidak terpakai
dan material batu yang tidak sesuai dengan ketentuan selama
pelaksanaan timbunan.
Persiapan timbunan pada lokasi diatas timbunan lama harus
dilakukan stripping kurang lebih 5 cm atau sampai kondisi yang baik,
selanjutnya dilakukan compaction dan test kepadatan. Dan juga
dilakukan pembentukan slope 1 : 1 pada joint atau sambungan
antara timbunan yang lama dengan timbunan yang baru.

b. Pekerjaan Penghamparan

Material timbunan diangkut menggunakan dump truck kapasitas 10


ton atau 15 ton dari borrow area ke lokasi timbunan.

Kemudian dilakukan penghamparan material menggunakan


bulldozer atau excavator untuk jenis timbunan impervious zone, filter
dan random fiil dengan ketebalan disesuaikan dengan spesifikasi
untuk masing-masing jenis timbunan.

Untuk timbunan contact clay dihampar menggunakan excavator atau


manual untuk tempat yang tidak bisa terjangkau alat berat.

Selama penghamparan dilakukan pembersihan material dari


kotoran-kotoran maupun oversize material dengan tenaga manual.

Untuk timbunan rip-rap dilakukan menggunakan excavator.


c. Pekerjaan Pemadatan

Pemadatan dilakukan setelah selesai penghamparan material,


pemadatan dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi untuk masingmasing jenis timbunan antara lain :

Pemadatan contact
clay
dilakukan
setelah selesai
penghamparan,dengan menggunakan tamping rammer atau baby
roller.

Pemadatan impervious
core
dilakukan
setelah selesai
penghamparan,dengan menggunakan tamping rammer atau baby
roller untuk lokasi yang sempit atau menggunakan tamping roller 22
ton untuk lokasi yang luas dengan jumlah lintasan sesuai dengan
hasil trial embankment.

Pemadatan filter halus maupun kasar dilakukan setelah selesai


penghamparan,dengan menggunakan baby roller dengan jumlah
lintasan sesuai dengan hasil trial embankment.

Pemadatan timbunan batu


dilakukan
setelah selesai
penghamparan,dengan menggunakan vibration roller 10 ton
kapasitas dengan jumlah lintasan sesuai dengan hasil trial
embankment.

17

Setelah selesai pemadatan akan dilakukan test kepadatan oleh tenaga


laborat bersama Engineer, apabila hasil kepadatan sudah sesuai
dengan persyaratan teknis maka layer berikutnya bisa dilaksanakan dan
bila hasil kepadatan kurang dari persyaratan teknis maka dilakukan
pemadatan ulang atau perbaikan seperlunya.
Skema dan Tabel urutan penimbunan (p la c in g ) terlampir pada gambar
5.1 dan tabel 5.2 pada halaman berikutnya
Tabel 5.1 - Pengujian dalam pekerjaan Timbunan
No

Jenis Test/ltem Test

A. Material Impervious Core


1. Borrow Area
- Kadar air
- Gradasi
- Spedvic Gravity
- Atterberg (PL, LL)

Frekuensi

1
1
1
1

tiap
tiap
tiap
tiap

hari
hari
minggu
minggu

2. Stockpile
- Kadar air
- Gradasi
- Specivic Gravity

1 - tiap hari
1 - tiap hari
1 - tiap minggu

- Atterberg (PL, LL)

1 - tiap minggu

3 Timbunan di lapangan
- Kadar air

2 - tiap hari

- Gradasi
- Insitu Density

1 - tiap hari
1 per layer atau 1000 m3 ( diambil

- Insitu Permeability

yanq te rke cil) setiap hari


2 per bulan atau 10,000 m3 ( diambil
vana terkecil )

B. Material Filter dan Sand Gravel


1. Stockpile
- Gradasi
- Specivic Gravity
- Pemadatan
- Permeability

1
1
1
1

tiap
tiap
tiap
tiap

minggu
bulan
bulan
bulan

2. Timbunan di lapangan
- Relative Density
- Gradasi
- Insitu Density
- Insitu Permeability

1
1
1
1

tiap
tiap
tiap
tiap

layer
bulan
bulan
bulan

C. Material Zone 4
1. Stockpile
- Specivic gravity
- Gradasi

1 - tiap bulan
1 - tiap bulan

2. Timbunan di lapangan
- Specivic gravity
- Gradasi

1 - tiap bulan
1 - tiap bulan

18

5.4. Instrumen Bendungan

a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Instrumen Bendungan mencakup penyediaan, pemasangan
dan pemeliharaan instrumentasi pengukuran dan fasilitas- fasilitas
terkait untuk instrumentasi pada timbunan bendungan dan pondasi
bendungan dan bangunan penunjang lainnya .
b. Instrumentasi Pengukuran dan Fasilitas Perlengkapannya
Instrumentasi pengukuran yang akan dipasang meliputi:
(1) Pore pressure meter
(2) Seepage water measuring device
(3) Multi-layer settlement measuring equipment
(4) Crest settlement survey points
(5) Surface settlement survey points
(6) Observation well
(7) AWLR (Automatic Water Level Recorder)
(8) Papan Duga Air
Catatan proses instalasi dari semua instrumentasi pengukuran,
diserahkan ke direksi yaitu berisi data dan informasi tambahan sebagai
berikut ini :
Catatan pengeboran pada lubang bor.
Jenis instrumentasi, jumlah, nama Pabrik dan suppliernya.
Koordinat dan offset dari sumbu bendungan pada tiap instrumentasi
yang dipasang.
Tanggal instalasi.
Layout dan elevasi instalasi.
Catatan dari pencatatan awal sampai sekarang.
Pedoman instalasi, operasi dan pemeliharaan yang disiapkan oleh
Pabrik.
Data pengujian dan hasil tes pabrik.
Consumables dan suku cadang yang diperlukan selama
pelaksanaan.
Frekwensi untuk Observasi (pengamatan)

In s tru m e n t

a)
b)
c)
d)
e)
f)

Pore p re s s u re m eter
Seepage w a te r
M ulti-la ye r se ttle m e n t
Device
S urface and cre st
se ttle m e n t p o in t
O bservation w e ll
A W LR (A u to m a tic W a te r
Level R e co rd e r)

U n tu k 1 m in g g u
se te la h
pem asangan

S a m p a i ta n g g a l
d im u la in y a
penggenangan

S e te la h d im u la in y a
penggenangan sam pai
k e lu a rn y a s e rtifik a t
p e n y e le s a ia n a k h ir

H arian
M in g g u a n
H arian

B u la n a n
M in g g u a n
B u la n a n

M in g g u a n
H aria n
M in g g u a n

M in g g u a n

B u la n a n

M in g g u a n

B u la n a n
B u la n a n

M in g g u a n
M in g g u a n

H a ria n
M in g g u a n

19

1. P o re W a te r P re s s u re M e te r (

Jenis

P n e u m a tic )

Jenis Pore Water Pressure Meter/Pengukur Tegangan Air Pori dipakai


jenuis P n e u m a tic akan ditanam/dipasang di pondasi dan daerah inti
timbunan bendungan dengan kisaran tekanan pengukuran adalah 10
kg/cm2 atau lebih dan ketelitian pencatatan adalah 0,5 kg/cm2 atau
kurang.
Sebelum pemasangan di lapangan, alat Pneumatic tersebut di kalibarasi
di Bendungan yang terdekat yang mempunyai tinggi bendungan sama
atau lebih tinggi, dengan memasukkan kedalam air secara bertahap.
Kabel utama yang digunakan untuk menghubungkan pore water
pressure meter jenis P n e u m a tic ke kotak saklar (yang akan dipasang di
puncak bendungan atau sesuai gambar atau petunjuk Direksi) dipakai
kabel ganda dengan perlindungan yang cukup dari semua pemotongan,
gulungan, korosi dan kilat dan di pasang tidak kencang melainkan
sedikit di belok-belokkan agar bila terjadi pergeseran kabel tersebut
tidak putus.
Perlengkapan pencatatan akan dipakai dari jenis portable (mudah
dibawa) dan dari jenis tekanan gas dengan indicator dengan skala yang
disesuaikan dengan tekanan yang berkisar dari -10 m sampai +100 m
dari muka air dan dapat dicatat dengan akurat hingga 0,50 m dari muka
air.
Pemasangan pipa berbelok belok untuk mencegah kerusakan ke
sambungan penghubung dari kabel yang ditanam ditimbun, akan dibuat
oleh Pabrik dengan reputasi yang baik.
Instalasi
Jenis pondasi transducer/mata piezometer
akan diinstal sebagai
berikut:
Setelah pengeboran lubang dengan diameter 116 mm, material pasir
halus akan ditepatkan pada elevasi dimana transducer/mata
piezometer dipasang.
Transducer/mata piezometer akan dipakai dari lapisan pasir dan
kemudian ditutup dengan bentonit kira-kira dengan ketebalan 60 cm
atau seperti gambar. Bentonit sebelum di pasang perlu di coba dulu
seberapa panjang pengembangannya.
Pasir akan ditempatkan hingga elevasi 20 cm lebih rendah dari
elevasi dimana
transducer/mata piezometer selanjutnya akan
dipasang.

Transducer/mata piezometer jenis timbunan akan dipasang sebagai


berikut:
Transducer/mata piezometer jenis timbunan akan dipasang pada
offset trench yang digali. Pada saat transducer/mata piezometer
dipasang di daerah inti, material halus tidak termasuk material yang
lebih besar dari ayakan No. 2 akan ditempatkan kira - kira dengan
tebal 15 cm pada bagian bawah trench dan kemudian
transducer/mata piezometer ditempatkan pada lapisan material halus
dan diatasnya di pasang bentonit. Bentonit sebelum di pasang perlu
di coba dulu seberapa panjang pengembangannya.
20

Penimbunan kembali akan dilakukan dengan material yang sama dan


dipadatkan dalam lapis demi lapis dengan tebal kira-kira
15 cm.
Pada lokasi sekitarnya di timbun dengan material inti/core dengan di
padatkan
lapis
demi lapis
dengan
stamper
dengan
y

( " /'1
2.

f) QR y

laborat)

S e e p a g e W a te r M e a s u rin g D e v ic e

Seepage Water Measuring Device menutup pada bagian ujung


bendungan utama sehingga semua air rembesar terkosentrasi masuk ke
Seepage Water Measuring Device.
Seepage Water Measuring Device dibuat dari beton bertulang dengan
baja stainless dengan bendung pengukur jenis V-notch, dengan papan
b u ffe r yang dilubangi, staff gauge baja stainless dan pelat baja
tambahan yang disesuaikan dengan JIS-B-8302, atau sesuai petunjuk
Engineer.
Instalasi
Pengukur arus rembesan jenis V-notch dipasang pada daerah kedap air
dengan beton dan untuk menjaga bagian puncak bendung secara
horizontal.
3. M u lti-la y e r S e ttle m e n t M e a s u rin g E q u ip m e n t

Multi-layer Settlement Measuring Equipment dipakai jenis pengukur non


kabel yang meliputi elemen seperti lingkaran magnetic / magnetic ring,
pipa plastik, pemeriksaan pengukuran, tongkat pengukuran, pipa baja
dengan kumparan dan indikator elektrik.
Setiap elemen settling dalam bentuk lingkaran magnetic dengan bidang
yang hampir magnetic dan pemeriksaan / probe yang dihubungkan
dengan pipa baja, pada saat direndahkan ke posisi elemen settling,
memancarkan gelombang radio FM dengan trasmisikan ke penerima
melalui antena yang diperpanjang dari permukaan tanah ke bagian
bawah tabung plastik.
Instalasi
Instalasi/pemasangan sesuai dengan gambar, pada permulaan ujung
Multi-Layer Settlemen tersebut terletak pada pondasi bendungan
dengan jalan di bor dan diukur elevasinya. Setiap pemasangan ringplate
diatasnya dicatat tanggal pemasangan dan elevasinya. Instalasi
dilakukan sesuai dengan Instruksi untuk pemasangan dan Pencatatan
Alat Pergerakan Vertikal Internal dengan penandaan E-29 dengan
panduan tanah dari USER.
4.

S u rfa c e S e ttle m e n t

dan

C re s t S e ttle m e n t S u rv e y P o in ts

Semua peralatan surface settlement dan crest settlement survey points


yang meliputi pipa, perlengkapan pipa dan beton, akan disediakan
sesuai petunjuk Direksi.
Pekerjaan instalasi surface settlement dan crest settlement survey
points dilakukan dengan panjang anchor minimum 1,5 m dengan posisi
21

lokasi sesuai dengan Gambar dan dipasang segera setelah penempatan


batuan di lokasi dimana batas surface settlement survey points
diperlukan. Pipa dan perlengkapan untuk surface settlement dan crest
settlement survey points akan di pakai dari baja lembut yang sudah
digalvanisir.
Instalasi dan pembetonan pipa untuk semua surface settlement points
dikerjakan segera setelah penempatan material di lokasi dimana batas
surface settlement survey points diperlukan.
Setelah instalasi/pemasangan dan pembetonan selesai pada semua
ujungnya pada surface settlement tersebut diukur posisi koordinat dan
elevasinya/levelnya akan di catat dan data tersebut akan dilaporkan
kepada Direksi secara tertulis.
Instalasi
Batas referensi dipasang pada permukaan batu atau permukaan tanah
keras sesuai petunjuk Direksi dengan cara yang sama seperti pada
instalasi benchmark / patok beton. Batang baja stainless ditanam secara
vertikal pada tumpuan beton, dan bagian atasnya dilindungi dengan
beton mortar rendah dengan panjang sekitar 10 cm yang dapat di
bongkar setiap akan dilakukan pengukuran.
5.

O b s e rv a tio n W e ll

Sumur pengamatan (observation well) dipasang di sebelah hilir kaki


bendungan dan dilengkapi dengan kabel pengukurannya dan
disesuaikan dengan Gambar atau persetujuan Direksi.
6. A W L R (A u to m a tic W a te r L e v e l R e c o rd e r)

22

VI
GALIAN PELIMPAH
6.1. Galian Tanah

Pelaksanaan pekerjaan Galian Pelimpah (Spillway) adalah sbb.:


- Berdasarkan rencana, galian dilakukan dari atas ke bawah sampai elevasi
dasar (lantai kerja). E x c a v a to r membuka jalan kerja dikuti b u lld o s e r untuk
meratakan jalan tersebut.
- B u lld o s e r menggali kemudian dimuat keatas d u m p tru k menggunakan
e x c a v a to r.

- Setelah mencapai elevasi lantai kerja, bila perlu kondisi tanah asli
dipadatkan dengan alat pemadat Vibro Roller, Baby Roller maupun Hand
Stamper.
- Hasil galian pelimpah (spillway) dipergunakan untuk timbunan tubuh
cofferdam.
- Sisi tepi penampang galian diusahakan memenuhi kriteria kemiringan yang
di ijinkan untuk menghindari longsor selama proses pelaksanaan
pekerjaan.
Peralatan yang digunakan
- Bulldoser D 65
- Excavator 1,2 m3
Dump Truk 8 ton

Jalan kerja dan galian


Loading hasil galian keatas dump truk
Mengangkut hasil galian ke disposal / stock pile

23

VII
PEKERJAAN STRUKTUR
SPILLWAY
7.1. Pekerjaan Lantai Kerja

Pelaksanaan pekerjaan lantai kerja sebagai pondasi atau landasan


struktur spillway dengan ketebalan concrete (kelas B-0) sesuai gambar
kerja dengan material concrete di supply dari ready mix.
Perawatan beton dilaksanakan selama 36 jam setelah selesai
pengecoran dengan membasahi seluruh penampang struktur dengan
karung goni yang selalu dalam keadaan basah.
Hal-hal yang terkait prosedur pengecoran juga harus diperhatikan,
antara lain :
> Pemasangan Form Work
> Sumber material dan gradasi material termasuk didalamnya
pengambilan material dari quarry/sungai, screening dan pencucian
material dari endapan organik
> Penyimpanan material semen, aggregate dan besi
> Pemakaian bahan additive
> Perawatan beton dengan metode curing
> Fasilitas stock material besi, pemotongan dan pembengkokan
> Metode pencampuran material concrete di lokasi batching plant
> Transportasi ready mix (truck mixer dari batching plant) ke site
seperti bagan di bawah ini :

>

>

Pemeliharaan jalan untuk access pengecoran harus di jaga dan


dipelihara dari kondisi-kondisi yang tidak di ingin kan (longsor, rusak,
retak dll).
Peralatan yang dipergunakan, antara lain :
Truck Mixer
Concrete Pump
Vibrator Concrete
Alat bantu

Gambar 7.1 - Pengecoran Lantai Kerja

7.2. Pekerjaan Pengecoran Spillway

Urut-urutan pelaksanaan pekerjaan pengecoran Spillway dapat


dijelaskan seperti berikut:
> Sebelum pengecoran step-1 dilaksanakan perlu diperhatikan kondisi
formwork, beton tahu pemisah antara lantai kerja dan pembesian
serta kebersihan lantai kerja dari kotoran yang tidak diijinkan.
> Elevasi lantai kerja juga harus dipastikan sudah sesuai gambar
rencana.
> Diupayakan tinggi form work tidak melebihi 1.50 m.
> Pengecoran dengan peralatan :
Truck Mixer
Concrete Pump
Vibrator Concrete
Alat bantu
> Pada posisi sambungan concrete, harus diperhatikan pemasangan
waterstop, stick besi dan material pendukung lainya.
> Perawatan beton dengan metode curing setelah pekerjaan
pengecoran selesai selama minimal 36 jam.
> Gambar ilustrasi pengecoran struktur spillway dapat dilihat dibawah
ini.

25

St p-6

Stp-5
Step-4
St p-5
St p-2

Step-l
t

tl

Gambar 7.2 - Pengecoran Spillway

26

VIII
JADWAL PELAKSANAAN
PEKERJAAN
Jadual pelaksanaan pekerjaan rehabilitasi bendungan gintung dapat dilihat
pada tabel dibawah in i:
Tabel 8.1 - Jadual Pelaksanaan Pekerjaan
P ro y e k : R e h a b ilita s i B e n d u n g a n G in tu n g
No

Uraian Pekerjaan
2

Ket.

Pek. Persiapan & Mobilisasi


Spillway

mgan

Pek. Saluran Pengelak


B( idlin g kiri

Bendung k;

Pek. Cofferdam
B ?ndung k ri

Beidungkanai

Pek. Drilling & Grouting


Pek. Timbunan Bendung
Pek. Galian Pelimpah
Pek. Struktur Spillway

27

Anda mungkin juga menyukai