METODE PELAKSANAAN
LINGKUP PEKERJAAN :
1. DIVISI 1 UMUM :
1.2 Mobilisasi dan Demobilisasi
2. DIVISI 2 DRAINASE :
2.1 Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air
2.3 (3) Gorong² Pipa Beton Bertulang, Diameter Dalam 75 cm - 85 cm
3. DIVISI 3 PEKERJAAN TANAH :
3.1 (1) Galian Biasa
3.1 (3) Galian Struktur kedalam 0-2 meter
3.2.2(a) Timbunan Pilihan dari sumber galian
3.3 Penyiapan Badan Jalan
4. DIVISI 5 PEKERASAN BERBUTIR :
5.2 (1) Lapis Permukaan Agregate tanpa penutup aspal
5. DIVISI 7 STRUKTUR
7.9 Pasangan Batu
Semua item-item pekerjaan tersebut diatas akan dilaksanakan sesuai spesifikasi teknis dan
menurut volume pekerjaan yang tersedia dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
I PEKERJAAN FISIK
1. PEKERJAAN MOBILISASI
Bahan yang akan digunakan didalam pekerjaan harus menemui spesifikasi
dan standard yang berlaku, baik ukuran, type maupun ketentuan lainnya sesuai petunjuk
Direksi Teknis. Semua material yang akan digunakan untuk proses pembuatan Concrete
diambil dari Quary Sungai yang berada di lokasi setempat.
Jadwal kontruksi dibuat pihak kontraktor, diajukan kepada Direksi Teknis
untuk dibahas dan mendapatkan persetujuan pada saat dilaksanakan rapat pendahuluan
(Pre Construction Meeting/PCM).
1. Papan Nama ini digunakan sebagai identitas dan informasi mengenai
proyek.
2. Papan nama proyek dibuat dengan ukuran atas persetujuan Direksi
pekerjaan
3. Bahan yang dipakai : kayu kaso, baliho dan lain-lain.
4. Papan nama Proyek dipasang dipangkal dan ujung lokasi pekerjaan.
5. Papan nama dipelihara selama pelaksanaan proyek.
Relokasi Utilitas untuk telkom, PDAM, LISTRIK serta utilitas umum lainnya
melalui beberapa tahapan :
a. Pendapatan terhadap sarana yang masuk dalam ketentuan relokasi yang sudah
ditetapkan
b. Pelaporan terhadap Depertemen terkait
c. Pemindahan Utilitas setelah mendapatkan persetujuan dari depertemen
terkait
2. DEVISI 2. DRAINASE
Pekerjaan Galian untuk selokan drainase dan saluran air dilakukan baik pada sisi
kanan dan kiri jalan sepanjang jalan yang akan dikerjakan.
Pelaksanaan galian untuk selokan drainase dan saluran air meliputi :
1. Penggalian dilakukan dengan menggunakan Excavator
2. Selanjutnya Excavator menuangkan material hasil galian kedalam Dump Truck
3. Dump Truck membuang material hasil galian keluar lokasi jalan sejauh
4. Sekelompok pekerja akan merapikan hasil galian
Pekerjaan Gorong² pipa beton bertulang akan dibuat dilokasi base camp dengan
ukuran diamter dalam 75 cm dan diameter luar 85 cm sehingga ketebalan pipa beton = 10
cm
Urutan kerja pembuatan Gorong-gorong bipa beton bertulang:
1. Gorong-gorong dicetak di Base Camp
2. Flat Bed Truck mengangkut gorong-gorong jadi ke lapangan
3. Dasar gorong-gorong digali sesuai kebutuhan dan material backfill dipadatkan dengan
Tamper
4. Tebal lapis porus pada dasar gorong-gorong pipa 11 cm
5. Material pilihan untuk penimbunan kembali (padat)
6. Sekelompok pekerja akan melaksanakan pekerjaan dengan cara manual dengan
menggunakan alat bantu
Pekerjaan penggalian dilaksanakan setelah pemasangan bowplank dalam hal ini
penentuan kedalaman galian.Tanah yang digali oleh Excavator langsung dimuat ke Dump
Truck, kemudian diangkut keluar lokasi proyek.
Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan harus terdiri dari bahan
tanah atau batu yang memenuhi semua ketentuan di atas level timbunan biasadan sebagai
tambahan harus memiliki sifat-sifat tertentu yang tergantung dari maksud penggunaannya,
seperti diperintahkan atau distujui oleh Direksi pekerjaan.Dalam segala hal, seluruh
timbunan pilihan harus, bila di uji sesuai dan memiliki CBR paling sedikit 10% setelah 4
hari perendaman bila dipadatkan sampai 100% kepadatan kering maksimum.
Pemadatan dilakukan dengan menggunakan Vibro Roller, dimulai dari bagian tepi
ke bagian tengah.Pemadatan dilakukan berulang jika dimungkinkan untuk mendapat hasil
yang maksimal dengan dibantu alat water tank untuk membasahi material timbunan pilihan
dan diselingi dengan pemadatan dengan menggunakan Vibro Roller.imbunan pilihan
dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju ke arah sumbu jalan sedemikian rupa
yang sama. Bilamana memungkinkan, lalu lintas alat-alat konstruksi harus terus menerus
divariasi agar dapat menyebarkan pengaruh usaha pemadatan dari lalu lintas tersebut.
Pekerjaan ini harus meliputi pemasokan, pengangkuatn, Penghamparan dan
pemadatan bahan untuk pelaksanaan lapis pondasi jalan Tanpa penutup aspal dan suatu
lapis permukaan sementara pada permukaan tanah dasar atau lapis pondasi bawah yang
telah disiapkan.Pemasokan bahan akan mencakup , jika perlu, pemecahan, pengayakan,
pencampuran dan operasi- operasi lainnya yang diperlukan, untuk memperoleh bahan yang
memenuhi ketentuan dari spesifikasi ini.
Pekerjaan Lapis Permukaan tanap penutup aspal dengan prosedur sebagai berikut :
Pengangkutan material dari Base camp atau Quary kelokasi pekerjaan
menggunakan dump truck dan loadingnya dilakukan dengan menggunakan wheel loader.
Pengecekan dan pencatatan volume material dialakukan pada saat penghamparan agar
tidak terjadi kelebihan disatu tempat dan kekurangan material ditempat yang lain.
Pemadatan dilakukan dengan menggunakan Vibro Roller dan Tandem Roller,
Dimulai dari bagian tepi ke bagian tengah. Setelah pemadatan selesai alat pemadatan
dipindahkan kejalur sebelahnya dengan over leving 1/8 panjang drum dan seterusnya
hingga mencapai areal pemadatan. Pemadatan dilakukan dengan jumlah passing sesuai
dengan hasil trial compaction.
a. Pekerjaan ini harus mencakup pembuatan struktur yang ditunjukkan dalam Gambar
atau seperti yang diperintahkan Direksi Pekerjaan, yang dibuat dari. Pasangan Batu.
Pekerjaan harus meliputi pemasokan semua bahan, penyiapan seluruh formasi atau pondasi
dan seluruh pekerjaan yang diperlukan untuk menyelesaikan struktur sesuai dengan
Spesifikasi ini dan memenuhi garis, ketinggian, potongan dan dimensi seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan secara tertulis oleh
Direksi Pekerjaan.
b. Umumnya, pasangan batu harus digunakan hanya untuk struktur seperti dinding
penahan, gorong-gorong pelat, dan tembok kepala gorong-gorong besar dari pasangan batu
yang digunakan untuk menahan beban luar yang cukup besar. Bilamana fungsi utarna
suatu pekerjaan sebagai penahan gerusan, bukan sebagai penahan beban, seperti lapisan
selokan, lubang penangkap, lantai gorong-gorong(spillway apron) atau pekerjaan
pelindung lainnya pada lereng atau di sekitar ujung gorong-gorong, maka kelas pekerjaan
di bawah Pasangan Batu (Stone Masonry)dapat digunakan seperti Pasangan Batu dengan
Mortar (Mortared Stonework) atau pasangan batu kosong yang diisi (grouted rip rap).
Demobilisasi
Semua alat kerja yang digunakan pada akhir/finishing pelaksanaan pekerjaan segera
dilakukan Demobilisasi kembali kepada Pemberi Dukungan Alat.
Pembersihan Akhir
................................. ...............................
Diretur Pimpinan Teknik
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN JALAN SESUAI SPESIFIKASI TEKNIS....
I. PENDAHULUAN
Secara umum konstruksi perkerasan jalan terdiri atas dua jenis, yaitu perkerasan lentur
yang bahan pengikatnya adalah aspal dan perkerasan kaku dengan semen sebagai bahan
pengikatnya yang jalannya biasa juga disebut jalan rabat/rigid beton. Jalan rabat/rigid
beton biasanya digunakan untuk ruas jalan untuk melayani beban lalu-lintas yang berat
dan padat.
Selain itu karena biaya pemeliharaan jalan beton dapat dikatakan nihil walaupun biaya
awalnya lebih tinggi dibandingkan dengan jalan aspal yang selalu memerlukan
pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala, dan peningkatan jalan (tentunya ini akan
memakan biaya yang tidak sedikit pula), sangatlah tepat menggunakan jenis jalan ini.
Pada paket pekerjaan Peningkatan dan Pelebaran Jalan Fadillah dikerjakan dengan jangka
waktu 105 (seratus lima) hari kalender tahun anggaran 2012 ini terletak di Kecamatan
Putussibau Selatan Kabupaten Kapuas Hulu.
Pembangunan jalan beton ini dilakukan dengan menggunakan metode dan peralatan beton
yang sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dan tetap mengikuti petunjuk dan
persyaratan teknis pelaksanaan pembangunan jalan beton yang telah ditetapkan.
6. Administrasi
a. Bertugas membantu Site Manager dalam melakukan pengelolaan administrasi
keproyekan yang berhubungan laporan tingkat lapangan dalam segala aspek ketelitiannya.
b. Melakukan tugas administrasi perkantoran diantaranya pengarsipan surat masuk dan
keluar yang berhubungan dengan pelaksanaan keproyekan.
c. Mendokumentasikan seluruh kegiatan kedalam bentuk album photo kegiatan dan
dilaporkan kepada Site Manager.
a. Mobilisasi
Mobilisasi Peralatan pekerjaan yang terdiri dari concrete mixer kapasitas 0,3-0,6 m3,
concrete vibrator serta dump truck 2 buah dilakukan kurang lebih 7 hari setelah
mendapatkan Surat Perintah Mulai Kerja.
b. Pembuatan Direksi Keet, Bangsal Kerja serta Laboratorium
Pembuatan Direksi keet bertujuan untuk kantor baik untuk direksi lapangan maupun
pengawas lapangan dan dibuat sedemikian rupa sehingga dapat dipakai untuk kantor
maupun tempat rapat antara direksi lapangan, pengawas lapangan.
Pembuatan Bangsal kerja digunakan untuk menyimpan material agar terlindung dari hujan
dan aman, serta tempat untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya teknis.
Pembuatan Laboratorium bertujuan untuk dapat mengetahui hasil pekerjaan maupun
rencana pekerjaan agar sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
c. Pembuatan Papan Nama Proyek.
Pembuatan Papan Nama proyek dipasang ditempat yang dapat dilihat dengan jelas,
berisikan Data pekerjaan tersebut.
2. Pekerjaan Persiapan.
Guna kelancaran pekerjaan, sebagian lebar jalan ditutup (arus lalu-lintas dialihkan).
Kemudian dilakukan penentuan/penyesuaian elevasi rencana ketinggian rencana pekerjaan
berdasarkan hasil pengukuran dan pematokan. Setelah itu, badan jalan dibersihkan dari
kotoran kotoran yang ada seperti rumput akar-akar serta sampah yang dapat mengganggu
proses pekerjaan. Apabila ada badan jalan yang tidak sesuai dilakukan pembentukan badan
jalan.
Untuk pekerjaan box culvert dikerjakan sebagian agar tidak mengganggu lalu lintas
kendaraan maupun masuknya material ke lokasi, apabila diperlukan dibuat jembatan
sementara .
3. Pekerjaan Utama
Pada paket pekerjaan ini Pekerjaan Utama adalah Pekerjaan Perkerasan Jalan beton
dengan volume = 608,18 m3. Selain Pekerjaan Utama terdapat juga pekerjaan Pendukung
yang terdiri dari:
a. Pekerjaan Timbunan Pasir (Levaransir)
b. Penghamparan Plastik Filter
c. Pekerjaan Pasangan Batu
d. Pebuatan Gorong-gorong 1 x 1 x 7 m
Pekerjaan Beton
1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi Pekerjaan :
a. Cor Beton K-225 untuk pekerjaan Perkerasan Jalan beton.
b. Cur Beton K-250 untuk pekerjaan Gorong-gorong Box
c. Cor Beton K-175 untuk lantai kerja Gorong-gorong Box
1. Cor Beton
Persyaratan Umum
a. Beton terdiri dari suatu campuran yang sebanding (proporsional) antara semen, air dan
agregat bergradasi. Campuran beton akan mengendap dan mengeras menurut bentuk yang
diminta/disyaratkan dan membentuk satu bahan yang padat, keras dan tahan lama (awet),
yang memiliki karakteristik tertentu.
b. Agregat meliputi yang bergradasi kasar maupun yang bergradasi halus, tetapi jumlah
agregat halus akan dipertahankan sampai jumlah minimum yang diperlukan, yang apabila
dicampur dengan semen akan cukup untuk mengisi rongga-rongga antara agregat kasar
serta memberikan suatu permukaan akhir yang halus.
c. Untuk mencapai beton yang kuat dengan keawetan yang optimum, volume air yang
dimasukkan ke dalam campuran harus dipertahankan sampai jumlah minimum yang
diperlukan untuk memudahkan pengerjaan selama pencampuran.
d. Bahan tambahan kepada campuran beton seperti memasukkan udara (air entraining) atau
bahan kimia untuk memperlambat atau mempercepat waktu pengerasan, tidak
diperbolehkan kecuali diminta demikian di dalam persyaratan kontrak khusus.
e. Peraturan (Code) Beton
Persyaratan-persyaratan Peraturan Beton Bertulang Indonesia – PBI Tahun 1971 atau
perbaikan yang terakhir harus sepenuhnya diterapkan kepada semua pekerjaan beton,
terkecuali dinyatakan secara lain atau yang mengacu kepada pemeriksaan AASHTO dan
spesifikasi khusus yang tidak disebut dalam PBI 1971.
2. Persyaratan Bahan
a. Semen Portland
1). Semen yang dipakai harus portland semen yang telah disetujui oleh Direksi Proyek, dan
memenuhi syarat S.400 menurut Standar Semen Indonesia (NI -8-1972).
2). Untuk seluruh pekerjaan harus menggunakan mutu semen yang baik dari satu jenis
merk atas persetujuan Konsultan Pengawas/Direksi Lapangan.
3). Semen yang telah mengeras sebagian/seluruhnya tidak diperkenankan untuk
dipergunakan.
4). Penyimpanan semen portland harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari
kelembaban dimana gudang tempat penyimpanannya mempunyai ventilasi cukup dan tidak
kena air, diletakkan pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm diatas lantai. Tidak
boleh ditumpuk sampai tingginya melebihi 2 m sesuai syarat penumpukan semen dan
setiap pengiriman semen baru dipisahkan dari semen yang lama dan diberi tanda dengan
maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan pengiriman.
b. Pasir
1). Pasir harus bersih dari bahan organik, lumpur, zat – zat alkali dan substansi – substansi
yang dapat merusak beton. Pasir tidak boleh mengandung segala jenis substansi tersebut
lebih dari 5 %.
2). Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton.
c. Air
1. Air yang digunakan untuk adukan dan merawat beton harus tawar, bersih, tidak
mengandung minyak, asam, alkali dan bahan – bahan organis dan bahan lain yang dapat
merusak mutu beton maupun mempengaruhi daya lekat semen dan harus memenuhi NI-3
d. Agregat
1. Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari campuran agregat kasar dan halus,
berisi batu pecah yang bersih, keras dan awet atau kerikil sungai alam atau kerikil dan pasir
dari sumber yang disaring, semua agregat alam harus dicuci.
2. Agregat harus memenuhi persyaratan gradasi yang diberikan dan dengan keadaan mutu
(sifat) yang diberikan pada Ukuran maximum agregat kasar tidak boleh lebih dari tiga
perempat ruang bebas minimum diantara batang-batang tulangan atau antara batang
tulangan dan cetakan. (acuan)
3. Agregat halus bergradasi baik dari kasar sampai halus hampir seluruh partikel lolos
saringan 4,75 mm.
4. Semua agregat halus, harus bebas dari jumlah cacat kotoran organik, dan jika
dimintakan demikian oleh Direksi Teknik harus diadakan pengujian kandungan organik
menggunakan pengujian colorimetric AASHTO T21. Setiap agregat yang gagal pada test
warna, harus ditolak.
5. Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton konstruksi.
2. Persyaratan Pelaksanaan
- Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan Beton
a. Kelas dan mutu dari beton harus sesuai dengan Peraturan Beton Indonesia
l991.Bilamana tidak ditentukan lain kuat tekan dari beton adalah selalu kekuatan
tekan hancur dari contoh kubus yang bersisi 15 ( 0,06 ) cm diuji pada umur 28 hari.
b. Beton harus dibentuk dari semen portland, pasir, kerikil, dan air seperti
yang ditentukan sebelumnya Bahan beton dicampur dalam perbandingan yang serasi dan
diolah sebaik-baiknya sampai pada kekentalan yang baik/tepat
c. Untuk mendapatkan mutu beton yang sesuai dengan yang ditentukan dalam
spesifikasi ,dipakai "campuran yang direncanakan" (Designed Mix).Campuran yang
direncanakan dihasilkan dari percobaan-percobaan campuran yang memenuhi kekuatan
karakteristik yang disyaratkan.
- Pengadukan Beton
Bahan-bahan pembentuk beton dicampur dan diaduk dalam mesin pengaduk beton yaitu
‘MOLEN'. Tim Direksi berwenang untuk menambah waktu pengadukan jika pemasukan
bahan dan cara pengadukan gagal untuk mendapatkan hasil adukan dengan susunan
kekentalan dan warna yang merata/seragam dalam komposisi dan konsistensi dari
adukan ke adukan, kecuali bila diminta adanya perubahan dalam komposisi atau
konsistensi.
- Pengangkutan Beton
Cara-cara dan alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton sedemikian rupa
sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang diinginkan dapat dibawa ke
tempat pekerjaan, tanpa adanya pemisahan dan kehilangan bahan yang menyebabkan
perubahan nilai slump.
2. BAHAN-BAHAN
(1) Batu
a. Batu yang dipilih harus bersih, keras tanpa lapisan yang lemah atau retak, dan harus
memiliki satu daya tahan (awet).
b. Batu-batu tersebut harus berbentuk rata, bentuk baji ataupun oval dan harus dapat
dilapisi seperlunya untuk menjamin saling mengunci yang rapat bila, dipasang bersama-
sama dan memberikan satu profil permukaan di dalam batas-batas ukuran yang ditetapkan.
(2) Adonan
Adonan yang digunakan untuk pasangan batu harus campuran perbandingan satu bagian
semen terhadap dua bagian agregat halus dengan kualitas dan campuran sebagaimana
ditetapkan.
(3) Drainase Porous
Bahan-bahan berbutir yang disediakan untuk membentuk drainase porous dalam selimut
filter, lapisan dasar dan lain-lain, harus memenuhi persyaratan yang ditempatkan pada
spesifikasi ini untuk Drainase Porous.
(4) Beton
Beton yang diperlukan sebagai pondasi atau lantai penutup sampai struktur pasangan batu
harus disediakan yang sesuai dengan spesifikasi ini.
3. PELAKSANAAN PEKERJAAN
(1) Persiapan Untuk Pasangan Batu
a. Penggalian dan persiapan dan pondasi untuk struktur pasangan batu, harus dilaksanakan
sesuai dengan persyaratan Galian.
b. Pematokan untuk garis, ketinggian dan kelandaian harus diselesaikan sebelum pekerjaan
pasangan batu dimulai.
c. Kecuali ditetapkan atau ditunjukkan lain dalam gambar rencana, dasar pondasi dinding
penahan harus dipotong dan dibuat tegak lurus kepada atau dalam tegak lurus bertangga
terhadap permukaan dinding. Untuk struktur lainnya, dasar pondasi harus horizontal atau
(untuk tanah miring) dalam bagian horizontal bertangga..
(2) Pelaksanaan Pasangan Batu
a. Batu harus bersih dan dibasahi sepenuhnya sebelum dipasang, diberikan waktu untuk
penyerapan air. Pondasi atau lapisan dasar yng sudah disiapkan harus juga dibasahi.
b. Tebal alas adonan untuk masing-masing lapisan pekerjaan batu adalah dalam batas-batas
2 – 5 cm, tetapi harus dipertahankan sampai keperluan minimum untuk menjamin bahwa
semua rongga diantara batu yang dipasang telah diisi sepenuhnya.
c. Suatu lapisan dasar adonan segar tebal paling sedikit 3 cm harus dipasang di atas
pondasi yang telah disiapkan secepatnya sebelum pemasangan batu-batu pada lapis
pertama. Batu pilihan yang besar harus digunakan untuk lapisan bawah dan disudut-sudut.
Harus diperhatikan dan dihindari pengelompokan batu yang sama ukurannya.
d. Batu harus diletakkan dengan permukaan yang paling panjang mendatar dan permukaan
yang terlihat batu harus diatur sejajar dengan pemukaan dinding yang sedang dibangun.
e. Batu-batu harus dipasang dengan hati-hati untuk menghindarkan penggeseran atau
gerakan batu yang sudah dipasang. Alat-alat yang mencukupi harus disediakan dimana
perlu untuk menopang dan memasang batu-batu besar, batu berat dalam posisinya.
Penggilasan atau memutar-mutar batu diatas pekerjaan batu yang sudah dipasang tidak
diizinkan.
f. Pada umumnya banyaknya penyediaan adonan untuk dasar yang dipasang satu kali harus
dibatasi sampai tingkat kemajuan pemasangan batu sehingga batu-batunya hanya dipasang
diatas adonan yang segar. Jika sebuah batu dalam struktur menjadi lepas atau tergeser
sesudah adonan diletakkan, batu tersebut harus disingkirkan, dibersihkan dari adonan-
adonan yang diperas dan dipasang kembali dengan adonan segar.
(3) Penyelesaian Pasangan Batu
a. Sambungan permukaan antara batu-batu akan diselesaikan hingga hampir rata dengan
permukaan pekerjaan, tetapi tidak menutupi batu-batu selama pekerjaan berlangsung.
b. Kecuali ditetapkan lain, permukaan puncak horizontal dari semua pasangan batu akan
diselesaikan dengan tambahan lapisan aus atau adonan semen tebal 2 cm, dikulir sampai
permukaan rata dengan kemiringan melintang yang akan menjamin perlindungan terhadap
air hujan dan dengan ujung yang dibuat tumpul. Lapis aus tersebut akan dimasukkan di
dalam ukuran khusus dari struktur.
c. Segera setelah semua batu muka dipasang, dan sementara adonan masih segar,
permukaan yang nonjol dari struktur harus dibersihkan seluruhnya dari noda-noda adonan.
d. Permukaan jadi (selesai) akan dirawat mengeras sebagaimana diperlukan untuk
pekerjaan beton dalam spesifikasi ini.
e. Bila pasangan batu tersebut cukup kuat, dan tidak lebih cepat dari 14 hari setelah
penyelesaian pekerjaan pemasangan, urugan kembali akan dilaksanakan sebagaimana
ditetapkan, atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik sesuai dengan persyaratan
spesifikasi yang relevan.
4. PENGENDALIAN LAPANGAN
Pengendalian lapangan dan pemeriksaan pekerjaan akan dilaksanakan setiap hari selama
berlangsungnya pekerjaan untuk menjamin dipatuhinya persyaratan spesifikasi dengan
perhatian khusus mengenai batas-batas toleransi, kondisi lapangan pekerjaan dan
penanganan.
Pekerjaan Akhir
Pekerjaan akhir antara lain adalah uji coba (running test) terhadap sistem yang dibuat dan
diterima baik dengan Berita Acara Serah Terima oleh Pengguna Jasa, serta menyelesaikan
administrasi akhir dari pekerjaan lapangan.
2. Galain Biasa
Galian Biasa harus mencakup seluruh galian yang tidak diklarifikasikan sebagai galian
batu, galian struktur, galian sumber bahan dan galian perkerasan beraspal. Pekerjaan pada
paket ini dilakukan untuk pekerjaan perataan dan perapihan pada permukaan bahu jalan
dan pekerjaan lainnya.
Adapun asumsi pekerjaan, bahan dan alat yang digunakan beserta metoda pelaksanaannya
adalah sebgai berikut :
1. Asumsi pekerjaan secara manual. Faktor pengembangan bahan adalah 1,20.
2. Bahan yang digunakan : tidak ada bahan yang dipergunakan.
3. Alat yang digunakan : penggalian menggunakan alat bantu biasa berupa cangkul,
singkup, belincong dan roda dorong dan untuk pembuangan hasil galian menggunakan
Dump Truck kap. 3-4 m3.
4. Metoda pelaksanaannya sebagai berikut :
· Sebelum melakukan pekerjaan pembongkaran harus dibuat gambar request dan
diserahkan kepada direksi untuk diketahui dan disetujui
· Tanah digali dengan menggunakan alat bantu biasa berupa cangkul, singkup,
belincong dan roda dorong.
3. Baja Tulangan U 24
Pekerjaan ini mencangkup pengadaan dan pemasangan baja tulangan untuk jalan masuk ke
jalan desa.
Tahapan Pekerjaan :
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dahulu request dan diserahkan kepada
direksi untuk disetujui.
b. Baja tulangan dipotong dengan alat berbanding set dan dirangkai sesuai gambar
rencana.
c. Baja Tulangan harus dipasang sedemikian rupa sehingga beton yang menutupi
bagian luar baja tidak terekspos langsung dengan udara atau terhadap air tanah atau yang
lainnya.
4. Beton K-250
Pekerjaan ini untuk Plat Dekert (Plat pada saluran) untuk jalan masuk desa.
Pelaksanaannya adalah sebagai berikut : Agregat Kasar dipilih sedemikian sehingga
ukuran partikel terbesar tidak lebih dari ¾ dari jarak minimum antara baja tulangan dengan
kayu acuan.
1. Beton K-250 dilaksanakan untuk plat deker (pada saluran).
2. Bahan material yang digunakan adalah agregat kasar, agregat halus dan air.
3. Lokasi pekerjaan disesuiakan dengan gambar rencana.
4. Prosedur pekerjaan :
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dahulu request dan diserahkan kepada
direksi untuk disetujui.
b. Menyerhakan hasil pengujian material (mix design) Beton K-250 yah akan
digunakan dan harus sesuai dengan Spesifikasi Teknik yang disyaratkan.
c. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.
5. Tahapan Pekerjaan :
· Bahan material yang akan digunakan Agregat Kasar, Agregta Halus dan Semen.
· Material tersebut dicampur dengan menggunakan concrete mixer dan diberi air
yang telah disediakan dengan alat water tank truck.
· Komposisi campuran sesuai dengan spesifikasi teknik
· Sebelum pemasangan harus dibuatkan bekisting dengan menggunakan kayu
perancah dan profil terlebih dahulu untuk memudahkan pemasangan sesuai dengan
gambar.
· Setelah bekisting dan tulangan ssudah dipasang, maka pengecoran dilaksanakan
dan pemadatannya menggunakan alat concrete vibrator agar beton padat dan karakteristik
(kuat tekan) beton tercapai.
· Dalam proses pengecoran harus dibuatkan benda uji kubus beton untuk dilakukan
pengetesan dilaboratorium.
8. Timbunan Biasa
Pekerjaan ini dilaksanakan sebagai timbunan dasar sebelum timbunan pilihan dilaksanakan
yang mana diperlukan untuk mengisi celah pada pekerjaan pasangan batu atau pekerjaan
TPT selesai dilaksanakan.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
· Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi
untuki untuk disetujui.
· Material dihampar dengan tenaga manusia.
· Hamparan timbunan disiram air dengan menggunakan Water Tank Truck (sebelum
pemadatan) dan dipadatkan lapis demi lapis dengan menggunakan stamper.
§ Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dan level
permukaan dengan menggunakan alat Bantu.
9. Timbunan Pilihan
Pekerjaan Timbunan Pilihan digunakan sebagai timbunan pada pekerjaan Tembok Penahan
Tanah setelah timbunan biasa terlebih dahulu sudah dilaksananakan.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
· Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi
untuki untuk disetujui
· Material dihampar dengan tenaga manusia.
· Hamparan timbunan disiram air dengan menggunakan Water Tank Truck
(sebelum pemadatan) dan di padatkan lapis demi lapis dengan menggunakan vibratory
roller atau stamper.
· Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapihkan tepi tepi hamparan dan
level permukaan dengan menggunakan alat bantu