Anda di halaman 1dari 25

CONTOH METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN JALAN

METODE PELAKSANAAN

Nama Perusahaan              :    ......................................


Pekerjaan                           :     .....................................
Lokasi                                :    ......................................
Tahun anggaran                  :    2015

LINGKUP PEKERJAAN :
1.    DIVISI 1 UMUM :
       1.2          Mobilisasi dan Demobilisasi
2.    DIVISI 2 DRAINASE :
       2.1          Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air
       2.3 (3)     Gorong² Pipa Beton Bertulang, Diameter Dalam 75 cm - 85 cm
3.    DIVISI 3 PEKERJAAN TANAH :
       3.1 (1)     Galian Biasa
       3.1 (3)     Galian Struktur kedalam 0-2 meter
       3.2.2(a)   Timbunan Pilihan dari sumber galian
       3.3          Penyiapan Badan Jalan
4.    DIVISI 5 PEKERASAN BERBUTIR :
       5.2 (1)     Lapis Permukaan Agregate tanpa penutup aspal
5.    DIVISI 7 STRUKTUR
       7.9          Pasangan Batu

Semua item-item pekerjaan tersebut diatas akan dilaksanakan sesuai spesifikasi teknis dan
menurut volume pekerjaan yang tersedia dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

I      PEKERJAAN FISIK

1.    PEKERJAAN MOBILISASI

       1.     Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan Persiapan adalah pekerjaan awal yang meliputi kegiatan-kegiatan pendahuluan


untuk mendukung permulaan proyek meliputi :

              1.1.    Pembuatan Job Mix Design

                        Sebelum pekerjaan utama dilaksakan terlebih dahulu dilaksakan


pengambilan sampel bahan dari quary yang berada di lokasi setempat atau yang berdekatan
dengan lokasi tersebut, diantanya: batu, pasir dan bahan Timbunan Pilihan selanjutnya
dibawa ke laboratorium job Mix Formula/Job Mix Design yang akan dipakai sebagai acuan
kerja dalam pelaksanaan proyek.

              1.2.    Kantor Lapangan dan Fasilitasnya

                        Tahap berikutnya penentuan lokasi basecamp, pembuatan Kantor Lapangan


dan fasilitasnya dilokasi proyek dan kemudian dilanjutkan dengan mobilisasi peralatan
yang diperlukan sesuai dengan tahapan pelaksaan pekerjaan.
              1.3.    Pengaturan Arus Transportasi dan Pemeliharaan Terhadap Arus Lalu
Lintas

                        Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, penganturan arus lalu lintas


transportasi dilakukan dengan pembuatan tanda-tanda lalu lintas yang memadai disetiap
kegiatan lapangan. Bila diperlukan dapat ditempatkan petugas pemberi isyarat yang
bertugas mengatur arus lalu lintas pada saat pelaksanaan.

              1.4.    Rekayasa Lapangan

                        Dengan petunjuk Direksi Teknis survey/rekayasa lapangan dilaksanakan


untuk menentukan kondisi fisik dan strucktural dari pekerjaan dan fasilitas yang ada
dilokasi pekerjaan, sehingga dimungkinkan untuk mengadakan peninjauan ulang terhadap
rancangan kerja yang  telah diberikan sytem dan tatacara survey dikordinasikan dengan
direksi teknis.

              15.     Material dan Penyimpanan

                        Bahan yang akan digunakan didalam pekerjaan harus menemui spesifikasi
dan standard yang berlaku, baik ukuran, type maupun ketentuan lainnya sesuai petunjuk
Direksi Teknis. Semua material yang akan digunakan untuk proses pembuatan Concrete
diambil dari Quary Sungai yang berada di lokasi setempat.

              16.     Jadwal Konstruksi

                        Jadwal kontruksi dibuat pihak kontraktor, diajukan kepada Direksi Teknis
untuk dibahas dan mendapatkan persetujuan pada saat dilaksanakan rapat pendahuluan
(Pre Construction Meeting/PCM).

              1.7.    Pelaksanaan Mobilisasi Peralatan


                        Dalam pelaksanaan proyek ini mobilisasi meliputi :
                        a.   Alat-alat yang digunakan adalah:
                              1.   Dump Truck 8 ton                                 6.    Excavator
                              2.   Dump truck 3-4m3,6 ton                       7.    Motor Greader
                              3.   Tandem Roller                                      8     Water Tanker Truck
                              4.   Vibrator Roller                                      9.    Concrete Mixer
                              5.   Wheel Loader                                       10.   Alat Bantu
              1.8.    Papan Nama Proyek

                        1.   Papan Nama ini digunakan sebagai identitas dan informasi mengenai
proyek.
                       2.   Papan nama proyek dibuat dengan ukuran atas persetujuan Direksi
pekerjaan
                        3.   Bahan yang dipakai : kayu kaso, baliho dan lain-lain.
                        4.   Papan nama Proyek dipasang dipangkal dan ujung lokasi pekerjaan.
                        5.   Papan nama dipelihara selama pelaksanaan proyek.

       2.     Relokasi Utilitas dan Pelayanan antara lain:

              Relokasi Utilitas untuk telkom, PDAM, LISTRIK serta utilitas umum lainnya
melalui beberapa tahapan :
           a.    Pendapatan terhadap sarana yang masuk dalam ketentuan relokasi yang sudah 
ditetapkan
              b.       Pelaporan terhadap Depertemen terkait
              c.       Pemindahan Utilitas setelah mendapatkan persetujuan dari depertemen
terkait

2.    DEVISI 2. DRAINASE

2.1.  Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air

           Pekerjaan Galian untuk selokan drainase dan saluran air dilakukan baik pada sisi
kanan dan kiri jalan sepanjang jalan yang akan dikerjakan.
             Pelaksanaan galian untuk selokan drainase dan saluran air meliputi :
1.    Penggalian dilakukan dengan menggunakan Excavator
2.    Selanjutnya Excavator menuangkan material hasil galian kedalam Dump Truck
3.    Dump Truck membuang material hasil galian keluar lokasi jalan sejauh
4.    Sekelompok pekerja akan merapikan hasil galian

2.3(3) Gorong² Pipa Beton Bertulang, Diameter Dalam 75 cm - 85 cm

           Pekerjaan Gorong² pipa beton bertulang akan dibuat dilokasi base camp dengan
ukuran diamter dalam 75 cm dan diameter luar 85 cm sehingga ketebalan pipa beton = 10
cm
Urutan kerja pembuatan Gorong-gorong bipa beton bertulang:
1.    Gorong-gorong dicetak di Base Camp
2.    Flat Bed Truck mengangkut gorong-gorong jadi ke lapangan
3.  Dasar gorong-gorong digali sesuai kebutuhan dan material backfill dipadatkan  dengan
Tamper
4.    Tebal lapis porus pada dasar gorong-gorong pipa 11 cm
5.    Material pilihan untuk penimbunan kembali (padat)
6.  Sekelompok pekerja akan melaksanakan pekerjaan dengan cara manual dengan
menggunakan alat bantu

3.    DEVISI 3. PEKERJAAN TANAH

3.1(1)      Galian Biasa


                      Pekerjaan Galian biasa harus mencakup seluruh galian yang tidak
Diklasifikasikan sebagai galian batu, galian structur, galian sumber bahan (borrow
excavation), Galian perkerasan beraspal, galian perkerasan berbutir, dan galian perkerasan
beton

             Pelaksanaan galian biasa ini prosedurnya sebagai berikut :


1. Pengukuran dan pemasangan bowplank atau menentukan kedalaman galian. Pengukuran
dilaksanakan dengan menggunakan alat ukur theodolit dengan mempedomani hasil
rekayasa yang telah ditentukan oleh konsultan dan pihak proyek.
Pemasangan bowplank dilakukan setelah hasil dari pengukuran disetujui oleh
pihak Konsultan dan direksi Pekerjaan.
2.   Penggalian secara Manual
Pekerjaan penggalian dilaksanakan setelah pemasangan bowplank dalam hal ini penentuan
kedalaman galian. Tanah yang digali secara manual dikumpulkan ke tepi galian dan
selanjutnya dimuat ke Dump Truck, kemudian diangkut keluar lokasi proyek.
3.   Penggalian dengan Menggunakan Alat Berat
Pekerjaan penggalian dilaksanakan setelah pemasangan bowplank dalam hal ini penentuan
kedalaman galian.Tanah yang digali oleh Excavator langsung dimuat ke Dump Truck,
kemudian diangkut keluar lokasi proyek.
4.  Dasar untuk perhitungan analisa dari pekerjaan ini :
   Asumsi :
-       Menggunakan tenaga manusia
-       kapasitas kerja berkelompok
-       kedalaman sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan
   Urutan kerja/Metode kerja :
-     Tanah yang digali dikumpulkan umumnya berada disisi jalan (kiri/Kanan   jalan)
-       Penggalian menggunakan tenaga manusia
-       Selanjutnya material hasil galian di masukkan kedalam Dump Truck
-       Dump Truck membuang material hasil galian keluar lokasi jalan sejauh 1,1 (satu
koma satu) Km.
   Asumsi :
-      menggunakan alat berat(cara mekanik)
-      Lokasi pekerjaan Sepanjang jalan
-      Urutan kerja/Metode Kerja :
-      Tanah yang dipotong umumnya berada disisi jalan (kiri/kanan jalan)
-      Penggalian menggunakan alat berat(  Excavator)
-    Selanjutnya Excavator menuangkan material hasil galian kedalam Dump Truck
-      Dump Truck membuang material hasil galian keluar lokasi proyek.

3.1(3)      Galian Struktur Kedalaman 0-2 Meter

          Pekerjaan penggalian dilaksanakan setelah pemasangan bowplank dalam hal ini
penentuan kedalaman galian.Tanah yang digali oleh Excavator langsung dimuat ke Dump
Truck, kemudian diangkut keluar lokasi proyek.

3.2.2(a) Timbunan Pilihan dari Sumber Galian

           Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan harus terdiri dari bahan
tanah atau batu yang memenuhi semua ketentuan di atas level timbunan biasadan sebagai
tambahan harus memiliki sifat-sifat tertentu yang tergantung dari maksud penggunaannya,
seperti diperintahkan atau distujui oleh Direksi pekerjaan.Dalam segala hal, seluruh
timbunan pilihan harus, bila di uji sesuai dan memiliki CBR paling sedikit 10% setelah 4
hari perendaman bila dipadatkan sampai 100% kepadatan kering maksimum.

        Pekerjaan Urugan pilihan dilaksanakan dengan prosedur sebagai berikut :

       1.     Pengangkutan Material

              Pengangkutan Material Urugan pilihan kelokasi pekerjaan menggunakan dump


truck dan loadingnya dilakukan dengan menggunakan wheel loader. Pengecekan dan
pencatatan volume material dilakukan pada saat penghamparan agar tidak terjadi kelebihan
material disatu tempat dan kekurangan material ditempat lain.
       2.     Penghampara Material

              Penghamparan material dilakukan dengan menggunakan motor grader dalam


tahap penghamparan ini harus diperhatikan hal-hal berikut :
a.  Kondisi cuaca yang memungkinkan
b.  Panjang hamparan pada saat setiap section yang didapatkan sesuai dengan kondisi
lapangan. Lebar penghamparan disesuaikan dengan kondisi lapangan dan tebal
penghamparan sesuai dengan spesifikasi, semua tahapan pekerjaan hamparan dan tebal
hamparan berdasarkan petunjuk dan persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
c.   Material yang tidak dipakai dipisahkan dan ditempatkan pada lokasi yang ditetapkan.

       3.     Pemadatan Material

              Pemadatan dilakukan dengan menggunakan Vibro Roller, dimulai dari bagian tepi
ke bagian tengah.Pemadatan dilakukan berulang jika dimungkinkan untuk mendapat hasil
yang maksimal dengan dibantu alat water tank untuk membasahi material timbunan pilihan
dan diselingi dengan pemadatan dengan menggunakan Vibro Roller.imbunan pilihan
dipadatkan mulai dari tepi  luar dan bergerak menuju ke arah sumbu jalan sedemikian rupa
yang sama. Bilamana memungkinkan, lalu lintas alat-alat konstruksi harus terus menerus
divariasi agar dapat menyebarkan pengaruh usaha pemadatan dari lalu lintas tersebut.

              Dasar perhitungan analisis adalah :


              -         Asumsi :
                        1.   Pekerjaan dilakukan secara mekanis
                        2.   lokasi pekerjaan sepanjang jalan yang dikerjakan
              -         Urutan Kerja/Metode kerja :
            1.   Material urungan biasanya dimuat ke Dump Truck dengan menggunakan whell
Loader
           2.   Pengankutan material urungan biasanya dilakukan dengan Dump Truck dari
quarry /borrow pit dengan jarak quarry kelapangan pekerjaan 6 km
            3.   Material urungan biasa dihampar dengan menggunakan Motor Grader
         4.   Hamparan material disisram air dengan Water Tank truck (sebelum pelaksanaan
pemadatan) dan dipadatkan dengan menggunakan Vibro Roller.
          5.   Selama pemadatan sekelompok pekerjaan akan merapikan tepi hamparan dan
level permukaan dengan menggunakan alat bantu.

3.3   Penyiapan Badan Jalan

          Pekerjaan Penyiapan Badan Jalan dilakukan setelah seluruh pekerjaan galian tanah


(cutting) untuk lereng-lereng gunung selesai dan telah memenuhi ketentuan elevasi yang
ditentukan dalam perencanaan serta telah disetujui oleh Direksi Lapangan barulah
dilakukan penyiapan badan jalan dengan ukuran sesuai gambar rencana/bestek.
                       Prosedur pelaksanaan Penyiapan Badan Jalan sebagai berikut:
                     1.   Motor Grader meratakan permukaan hasil galian
                   2.   Vibro Roller memadatkan permukaan yang telah dipotong/diratakan oleh
Motor Grader
                     3.   Sekelompok pekerja akan membantu meratakan badan jalan dengan alat
bantu
3.    DEVISI  5. PERKERASAN BERBUTIR

              Pekerjaan ini harus meliputi pemasokan, pengangkuatn, Penghamparan dan
pemadatan bahan untuk pelaksanaan lapis pondasi  jalan Tanpa penutup aspal dan suatu
lapis permukaan sementara pada permukaan tanah dasar atau lapis pondasi bawah yang
telah disiapkan.Pemasokan bahan akan mencakup , jika perlu, pemecahan, pengayakan,
pencampuran dan operasi- operasi lainnya yang diperlukan, untuk memperoleh bahan yang
memenuhi ketentuan dari spesifikasi ini.

5.2(1)      Lapis Permukaan Agregate tanpa penutup aspal

Pekerjaan ini harus meliputi pemasokan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan


bahan untuk pelaksanaan Perkerasan BerbutirTanpa Penutup Aspal (Lapis Permukaan
Agregat dan Lapis Pondasi Agregat) diatas permukan yang telah disiapkan dan diterima
sesuai dengan ketentuan dan detail yang ditunjukkan dalam Gambar atau sesuai dengan
perintah Direksi Pekerjaan. Pemasokan bahan akan mencakup, jika perlu, pemecahan,
pengayakan, pencampuran dan operasi-operasi lainnya yang diperiukan, untuk
memperoleh bahan yang memenuhi ketentuan dari Spesifikasi ini.

       Pekerjaan Lapis Permukaan tanap penutup aspal dengan prosedur sebagai berikut :

       a.     Pengangkutan Material

              Pengangkutan material dari Base camp atau Quary kelokasi pekerjaan
menggunakan dump truck dan loadingnya dilakukan dengan menggunakan wheel loader.
Pengecekan dan pencatatan volume material dialakukan pada saat penghamparan agar
tidak terjadi kelebihan disatu tempat dan kekurangan material ditempat yang lain.

       b.    Penghampara Material

              Penghamparan material dilakukan dengan menggunakan Motor Grader dalam


tahap penghamparan ini harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
            a.    Kondisi cuaca yang memungkinkan
           b.    Panjang hamparan pada saat setiap section yang dipadatkan sesuai dengan
kondisi lapangan. Lebar penghamparan disesuaikan dengan kondisi lapangan dan tebal
penghamparan sesuai dengan spesifikasi (15 cm padat).
         c.    Material yang tidak dipakai dipisahkan dan ditempatkan pada lokasi yang telah
ditetapkan

       c.     Pemadatan Material

              Pemadatan dilakukan dengan menggunakan Vibro Roller dan Tandem Roller,
Dimulai dari bagian tepi ke bagian tengah. Setelah pemadatan selesai alat pemadatan
dipindahkan kejalur sebelahnya dengan over leving 1/8 panjang drum dan seterusnya
hingga mencapai areal pemadatan. Pemadatan dilakukan dengan jumlah passing sesuai
dengan hasil trial compaction.

       Dasar Perhitungan Untuk Analisa harga satuan


       -      Asumsi :
       -      pelaksanaan ini menggunakan alat berat (secara mekanik)
       -      lokasi pekerjaan sepanjang jalan
       -      Material agregat dicampur di Base Camp kontraktor atau pada lokasi quary
      -      Prosedur pelaksanan  :
      -     Pencampuran agregat dicampurkan di base Camp atau quary dengan
menggunakan     alat Wheel loader
      -      Pengangkutan material agregat dengan menggunakan alat Dump Truck
       -      Penghamparan material agregat dengan menggunakan alat Motor Greader
     -     Hamparan agregat dibasahi dengan Water Tank Truck sebelum dipadatkan dengan
Tandem Roller
     -      Selama pemadatan, sekelompok pekerjaan akan merapikan tepi hamparan dan level
permukaan dengan menggunakan alat bantu.

5.       DIVISI    7. STRUKTUR

7.9     Pasangan Batu

a.    Pekerjaan ini harus mencakup pembuatan struktur yang ditunjukkan dalam Gambar
atau seperti yang diperintahkan Direksi Pekerjaan, yang dibuat dari. Pasangan Batu.
Pekerjaan harus meliputi pemasokan semua bahan, penyiapan seluruh formasi atau pondasi
dan seluruh pekerjaan yang diperlukan untuk menyelesaikan struktur sesuai dengan
Spesifikasi ini dan memenuhi garis, ketinggian, potongan dan dimensi seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan secara tertulis oleh
Direksi Pekerjaan.

b.    Umumnya, pasangan batu harus digunakan hanya untuk struktur seperti dinding
penahan, gorong-gorong pelat, dan tembok kepala gorong-gorong besar dari pasangan batu
yang digunakan untuk menahan beban luar yang cukup besar. Bilamana fungsi utarna
suatu pekerjaan sebagai penahan gerusan, bukan sebagai penahan beban, seperti lapisan
selokan, lubang penangkap, lantai gorong-gorong(spillway apron) atau pekerjaan
pelindung lainnya pada lereng atau di sekitar ujung gorong-gorong, maka kelas pekerjaan
di bawah Pasangan Batu (Stone Masonry)dapat digunakan seperti Pasangan Batu dengan
Mortar (Mortared Stonework) atau pasangan batu kosong yang diisi (grouted rip rap).

           Dasar Perhitungan Untuk Analisa Harga Satuan


·         Asumsi :
§  Menggunakan alat berat {secara mekanik)
§  Bahan dasar (batu, pasir dan semen) diterima seluruhnya dilokasi pekerjaan
§  Prasedur Pelaksanaan :
§  Semen, pasir, dan air dicampur dan diaduk menjadi spesi beton dengan menggunakan
Concrete Mixer
§  Batu dibersihkan dari tanah liat dan debu agar daya rekat semen terpenuhi.
§  Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan

6.    PEKERJAAN LAIN – LAIN

-      Administrasi / Dokumentasi


       Untuk melengkapi Administrasi/Dokumentasi dan laporan-laporan akan dikerjakan :
       *       Laporan berkala secara menyeluruh
       *       Catatan kemajuan pekerjaan, yang ditandatangani oleh Direksi Pekerjaan /
Pemilik.
       *       Dokumen Foto, meliputi :
                -     Pekerjaan sebelum dilaksanakan
                -     Pekerjaan sedang dilaksanakan
                -     Pekerjaan setelah dilaksanakan
                Disusun rapi dan diketahui Direksi Pekerjaan. Foto-foto diambil pada setiap
STA.
       *       Membuat as built drawing atau gambar yang sesuai pekerjaan lapangan
       *       Membuat Laporan harian, mingguan dan bulanan
       *       Membuat Back-up data sesuai dengan hasil pekerjaan dilapangan.

Demobilisasi

Semua alat kerja yang digunakan pada akhir/finishing pelaksanaan pekerjaan segera
dilakukan Demobilisasi kembali kepada Pemberi Dukungan Alat.

Pembersihan Akhir

Setelah semua Pelaksanaan pekerjaan selesai maka kontraktor akan melakukan


pembersihan akhir dimana barak kerja, kantor direksi dan lain-lain akan di bongkar dan
diangkut ke luar lokasi menurut petunjuk direksi. Pembersihan ini dikerjakan pada semua
lini yang terjadi akibat efek dari pelaksanaan pekerjaan. Pihak pelaksana bersama-sama
konsultan pengawas/Direksi, PPTK/PPK dan KPA melakukan serah terima pekerjaan.
Dalam jangka waktu masa pemeliharaan selama waktu yang telah ditentukan segala
sesuatu yang terjadi dari hasil pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab pelaksana dan
harus dilakukan perawatan.

Disetujui :                                                                                     Gorontalo, 30 Juli 2015

PT/CV ........                                                                                 Dibuat Oleh;

.................................                                                                    ...............................
Diretur                                                                                           Pimpinan Teknik
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN JALAN SESUAI SPESIFIKASI TEKNIS....
 
I. PENDAHULUAN
Secara umum konstruksi perkerasan jalan terdiri atas dua jenis, yaitu perkerasan lentur
yang bahan pengikatnya adalah aspal dan perkerasan kaku dengan semen sebagai bahan
pengikatnya yang jalannya biasa juga disebut jalan rabat/rigid beton. Jalan rabat/rigid
beton biasanya digunakan untuk ruas jalan  untuk melayani beban lalu-lintas yang berat
dan padat.
Selain itu karena biaya pemeliharaan jalan beton dapat dikatakan nihil walaupun biaya
awalnya lebih tinggi dibandingkan dengan jalan aspal yang selalu memerlukan
pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala, dan peningkatan jalan (tentunya ini akan
memakan biaya yang tidak sedikit pula), sangatlah tepat menggunakan jenis jalan ini.
Pada paket pekerjaan Peningkatan dan Pelebaran Jalan Fadillah dikerjakan dengan jangka
waktu 105 (seratus lima) hari kalender tahun anggaran 2012 ini terletak di Kecamatan
Putussibau Selatan Kabupaten Kapuas Hulu.
Pembangunan jalan beton ini dilakukan dengan menggunakan metode dan peralatan beton
yang sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dan tetap mengikuti petunjuk dan
persyaratan teknis pelaksanaan pembangunan jalan beton  yang telah ditetapkan.

II. PELAKSANA KERJA


Dalam melaksanakan pekerjaan ini, tenaga inti dan pendukung yang dilibatkan, dengan
rincian pembagian tugas (jobs discretion) sebagai berikut:
1. Site Manager 
Site Manager di lapangan adalah sebagai team leader
Site Manager pada pekerjaan ini berpendidikan minimal S1 (Teknik Sipil) 10 tahun dan
memeiliki SKA Ahli Madya Pelaksanaan Jalan. 
Tugas Site Manager pada pekerjaan ini adalah sebagaiberikut : 
a. Melakukan koordinasi dan supervisi internal team kontraktor untuk seluruh pekerjaan,
baik pekerjaan di lapangan maupun pekerjaan analisa / kantor. 
b. Memberikan petunjuk dan pengarahan kepada seluruh anggota team sesuai dengan
pembagian tugas menurut keahlian masing-masing. 
c. Melakukan fungsi mekanisme kerja eksternal yang menyangkut tindakan diskusi atau
rapat dengan pihak Direksi selanjutnya meneruskan kembali kepada semua anggota team. 
d. Membuat pedoman dan catatan pelaksanaan yang akan digunakan seluruh anggota team
dalam melaksanakan pekerjaan yang ditugaskan. 
e. Menjalankan tugas keseluruhan secara terus menerus dan koordinatif. 
2. Quality Control
Quality Control yang digunakan pada pekerjaan ini S1 (Teknik Sipil) min. 5 Th Memiliki
Sertifikat Quality Control (SQC).
Quality Control bertugas untuk :
a. Melakukan koordinasi dan supervisi pada pekerjaan agar sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan.
b. Memonitoring  pekerjaan  yang sedang dikerjakan baik spek, maupun  keselamatan kerja
agar tidak terjadi kesalahan maupun kecelakaan kerja.
c. Bertanggung jawab kepada Site Manager mengenai cara pelaksanaan di lapangan.
3. Quality
Quality yang digunakan pada pekerjaan ini S1 (Teknik Sipil) min. 8 tahun memiliki SKA
Ahli Geoteknik Madya.
Tugas dari Quality pada pekerjaan ini adalah :
a. Bertanggung jawab kepada Site Manager mengenai rencana pekerjaan dengan keadaan
di lapangan khususnya untuk kondisi tanah tempat pelaksanaan pekerjaan
b. Meneliti apakah rencana kerja yang akan dilaksanakan dapat dipertanggung jawabkan
secara teori. 
c. Memberi petunjuk kepada pelaksana tentang keamanan dan standarisasi pekerjaan yang
dikerjakan.
4. Pelaksana Lapangan 
Pelaksana Lapangan yang digunakan pada pekerjaan ini adalah min DIII (Teknik Sipil)
min 5 tahun memiliki SKTK Pelakasana Lapangan Pekerjaan Jalan.
Pelaksana lapangan atau pengawas lapangan bertugas untuk: 
a. Bertugas untuk membantu Site Manager dalam melakukan pelaksanaan dan pengawasan
pekerjaan di lapangan dalam segala aspek ketelitiannya.
b. Melakukan pendetailan desain serta pengelolaan data mengenai pengukuran yang
dilaksanakan di lapangan terutama mengenai kondisi yang berhubungan dengan
ketopografian. 
c. Bertanggungjawab kepeda Site Manager mengenai pelaksanaan pekerjaan yang ada di
lapangan.
5. Juru Gambar
Juru Gambar yang digunakan pada pekerjaan ini min. DIII (Teknik Sipil) min.5 tahun dan
memiliki SKTK Juru Gambar/ Drafman Sipil.
Tugas Juru Gambar adalah :
a. Bertanggung Jawab Kepada Site Manager tentang Gambar Rencana Pekerjaan yang
akan dikerjakan.
b. Membuat Gambar Rencana Pekerjaan yg akan dikerjakan sesuai dengan kondisi
lapangan.

6. Administrasi 
a. Bertugas membantu Site Manager dalam melakukan pengelolaan administrasi
keproyekan yang berhubungan laporan tingkat lapangan dalam segala aspek ketelitiannya. 
b. Melakukan tugas administrasi perkantoran diantaranya pengarsipan surat masuk dan
keluar yang berhubungan dengan pelaksanaan keproyekan. 
c. Mendokumentasikan seluruh kegiatan kedalam bentuk album photo kegiatan dan
dilaporkan kepada Site Manager. 

III. PROSEDUR PELAKSANAAN PEKERJAAN


Pada pekerjaan ini terdiri dari :
1.  Pekerjaan Pendahuluan.
Dalam waktu 7 hari setelah Penandatangan Kontrak, di adakan Rapat Pra Pelaksanaan (Pre
Construction Meeting) yang dihadiri Pemilik, Direksi Pekerjaan, Wakil Direksi Pekerjaan
untuk membahas semua hal baik yang teknis maupun yang non teknis dalam proyek ini,
serta menyampaikan rencana mobilisasi alat,rencana tempat pembangunan direksi keet,
Barak Kerja serta Laboratorium. 
Setelah semua disetujui dilakukan rekayasa lapangan guna melihat secara langsung
langkah- langkah yang akan dikerjakan, serta metode-metode yang digunakan.
Terdiri dari pekerjaan :

a. Mobilisasi 
Mobilisasi Peralatan pekerjaan yang terdiri dari concrete mixer kapasitas 0,3-0,6 m3,
concrete vibrator serta dump truck 2 buah dilakukan kurang lebih 7 hari setelah
mendapatkan Surat Perintah Mulai Kerja.
b. Pembuatan Direksi Keet, Bangsal Kerja serta Laboratorium 
Pembuatan Direksi keet bertujuan untuk kantor baik untuk direksi lapangan maupun
pengawas lapangan dan dibuat sedemikian rupa sehingga dapat dipakai untuk kantor
maupun tempat rapat antara direksi lapangan, pengawas lapangan.
Pembuatan Bangsal kerja digunakan untuk menyimpan material agar terlindung dari hujan
dan aman, serta tempat untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya teknis.
Pembuatan Laboratorium bertujuan untuk dapat mengetahui hasil pekerjaan maupun
rencana pekerjaan agar sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
c. Pembuatan Papan Nama Proyek.
Pembuatan Papan Nama proyek dipasang ditempat yang dapat dilihat dengan jelas,
berisikan Data pekerjaan tersebut.

2. Pekerjaan Persiapan.
Guna kelancaran pekerjaan, sebagian lebar jalan ditutup (arus lalu-lintas dialihkan).
Kemudian dilakukan penentuan/penyesuaian elevasi rencana ketinggian rencana pekerjaan
berdasarkan hasil pengukuran dan pematokan. Setelah itu, badan jalan dibersihkan dari
kotoran kotoran yang ada seperti rumput akar-akar serta sampah yang dapat mengganggu
proses pekerjaan. Apabila ada badan jalan yang tidak sesuai dilakukan pembentukan badan
jalan.
Untuk pekerjaan box culvert dikerjakan sebagian agar tidak mengganggu lalu lintas
kendaraan maupun masuknya material ke lokasi, apabila diperlukan dibuat jembatan
sementara .

3. Pekerjaan Utama
Pada paket  pekerjaan  ini  Pekerjaan  Utama adalah Pekerjaan Perkerasan Jalan beton
dengan volume = 608,18 m3. Selain Pekerjaan Utama terdapat juga pekerjaan Pendukung
yang terdiri dari:
a. Pekerjaan Timbunan Pasir (Levaransir)
b. Penghamparan Plastik Filter
c. Pekerjaan Pasangan Batu
d. Pebuatan Gorong-gorong  1 x 1 x 7 m

Langkah –langkah Pekerjaan di Lapangan


Pembuatan mal (bekesting): Bahannya dari kayu dengan model kotak empat persegi
panjang dengan lebar separuh lebar jalan dan  dengan panjang disesuaikan. Ukuran tinggi
mal sesuai dengan ketabalan rabat beton rencana, Hanya saja ukuran ketebalan mal
melintang dibuat miring mengikuti kemiringan melintang normal jalan sebesar 2 %
Sedangkan ukuran mal memanjang mengikuti ketinggian pada kedua ujung mal melintang.
Hal ini dilakukan agar kemiringan jalan yang dikehendaki sesuai dengan rencana
kemiringan jalan. 
Pemasangan mal kotak ini dilakukan di atas tanah asli hanya pada satu sisi jalan saja
sehingga bagian atau sisi lainnya dapat dilewati oleh kendaraan ringan dengan model
papan catur (nanti setelah pengecoran selesai baru berpindah ke sisi lainnya) sekaligus
dapat dilewati oleh kendaraan maupun alat-alat kerja.
Setelah pemasangan kotak mal selesai dilakukan maka:
a. Pemasangan/penggelaran plastik dengan maksud sebagai breaker di atas tanah  agar
tidak terjadi perlekatan  antara tanah dan pasir alas . Plastik itu juga dilekatkan pada mal
kotak slab dan secara rapat melekat pada tanah.
b. Penghamparan pasir alas dengan ketebalan sesuai rencana, setelah dihampar dilakukan
perataan pasir lalu dilakukan penyiraman pasir tersebut. Tujuan penyiraman adalah untuk
mendapatkan kepadatan pasir yang maksimal.

Pekerjaan Beton
1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi Pekerjaan :
a. Cor Beton K-225 untuk pekerjaan Perkerasan Jalan beton.
b. Cur Beton K-250 untuk pekerjaan Gorong-gorong Box
c. Cor Beton K-175 untuk lantai kerja Gorong-gorong Box
1. Cor Beton 
Persyaratan Umum
a. Beton terdiri dari suatu campuran yang sebanding (proporsional) antara semen, air dan
agregat bergradasi. Campuran beton akan mengendap dan mengeras menurut bentuk yang
diminta/disyaratkan dan membentuk satu bahan yang padat, keras dan tahan lama (awet),
yang memiliki karakteristik tertentu.
b. Agregat meliputi yang bergradasi kasar maupun yang bergradasi halus, tetapi jumlah
agregat halus akan dipertahankan sampai jumlah minimum yang diperlukan, yang apabila
dicampur dengan semen akan cukup untuk mengisi rongga-rongga antara agregat kasar
serta memberikan suatu permukaan akhir yang halus.
c. Untuk mencapai beton yang kuat dengan keawetan yang optimum, volume air yang
dimasukkan ke dalam campuran harus dipertahankan sampai jumlah minimum yang
diperlukan untuk memudahkan pengerjaan selama pencampuran.
d. Bahan tambahan kepada campuran beton seperti memasukkan udara (air entraining) atau
bahan kimia untuk memperlambat atau mempercepat waktu pengerasan, tidak
diperbolehkan kecuali diminta demikian di dalam persyaratan kontrak khusus.
e. Peraturan (Code) Beton
Persyaratan-persyaratan Peraturan Beton Bertulang Indonesia – PBI Tahun 1971 atau
perbaikan yang terakhir harus sepenuhnya diterapkan kepada semua pekerjaan beton,
terkecuali dinyatakan secara lain atau yang mengacu kepada pemeriksaan AASHTO dan
spesifikasi khusus yang tidak disebut dalam PBI 1971.
2. Persyaratan Bahan
a. Semen Portland
1). Semen yang dipakai harus portland semen yang telah disetujui oleh Direksi Proyek, dan
memenuhi syarat S.400 menurut Standar Semen Indonesia (NI -8-1972).
2). Untuk seluruh pekerjaan harus menggunakan mutu semen yang baik dari satu jenis
merk atas persetujuan Konsultan Pengawas/Direksi Lapangan.
3). Semen yang telah mengeras sebagian/seluruhnya tidak diperkenankan untuk
dipergunakan.
4). Penyimpanan semen portland harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari
kelembaban dimana gudang tempat penyimpanannya mempunyai ventilasi cukup dan tidak
kena air, diletakkan pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm diatas lantai. Tidak
boleh ditumpuk sampai tingginya melebihi 2 m sesuai syarat penumpukan semen dan
setiap pengiriman semen baru dipisahkan dari semen yang lama dan diberi tanda dengan
maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan pengiriman.
b. Pasir
1). Pasir harus bersih dari bahan organik, lumpur, zat – zat alkali dan substansi – substansi
yang dapat merusak beton. Pasir tidak boleh mengandung segala jenis substansi tersebut
lebih dari 5 %.
2). Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton.
c. Air
1. Air yang digunakan untuk adukan dan merawat beton harus tawar, bersih, tidak
mengandung minyak, asam, alkali dan bahan – bahan organis dan bahan lain yang dapat
merusak mutu beton maupun mempengaruhi daya lekat semen dan harus memenuhi NI-3 
d. Agregat
1. Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari campuran agregat kasar dan halus,
berisi batu pecah yang bersih, keras dan awet atau kerikil sungai alam atau kerikil dan pasir
dari sumber yang disaring, semua agregat alam harus dicuci.
2. Agregat harus memenuhi persyaratan gradasi yang diberikan dan dengan keadaan mutu
(sifat) yang diberikan pada Ukuran maximum agregat kasar tidak boleh lebih dari tiga
perempat ruang bebas minimum diantara batang-batang tulangan atau antara batang
tulangan dan cetakan. (acuan)
3. Agregat halus bergradasi baik dari kasar sampai halus hampir seluruh partikel lolos
saringan 4,75 mm.
4. Semua agregat halus, harus bebas dari jumlah cacat kotoran organik, dan jika
dimintakan demikian oleh Direksi Teknik harus diadakan pengujian kandungan organik
menggunakan pengujian colorimetric AASHTO T21. Setiap agregat yang gagal pada test
warna, harus ditolak.
5. Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton konstruksi.
2. Persyaratan Pelaksanaan
- Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan Beton 
a. Kelas dan mutu dari beton harus sesuai dengan Peraturan Beton Indonesia
l991.Bilamana  tidak  ditentukan  lain  kuat  tekan  dari  beton  adalah  selalu  kekuatan
tekan hancur dari contoh kubus yang bersisi 15 ( 0,06 ) cm diuji pada umur 28 hari.
b. Beton   harus   dibentuk   dari   semen   portland,   pasir,   kerikil,   dan   air   seperti  
yang ditentukan sebelumnya Bahan beton  dicampur  dalam perbandingan yang  serasi dan
diolah sebaik-baiknya sampai pada kekentalan yang baik/tepat
c. Untuk   mendapatkan   mutu   beton   yang   sesuai   dengan   yang   ditentukan   dalam
spesifikasi ,dipakai "campuran yang direncanakan" (Designed Mix).Campuran  yang
direncanakan  dihasilkan  dari  percobaan-percobaan  campuran  yang memenuhi kekuatan
karakteristik yang disyaratkan.

- Pengadukan Beton

Bahan-bahan pembentuk beton dicampur  dan  diaduk  dalam  mesin  pengaduk beton yaitu
‘MOLEN'. Tim Direksi berwenang untuk menambah waktu pengadukan jika pemasukan
bahan  dan  cara  pengadukan  gagal  untuk  mendapatkan  hasil  adukan dengan  susunan
kekentalan  dan  warna  yang  merata/seragam dalam  komposisi dan konsistensi  dari
adukan  ke  adukan,  kecuali  bila  diminta  adanya  perubahan  dalam komposisi   atau  
konsistensi.  

- Pengangkutan Beton
Cara-cara dan alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton sedemikian rupa
sehingga  beton  dengan  komposisi  dan  kekentalan  yang  diinginkan  dapat  dibawa  ke
tempat  pekerjaan,  tanpa  adanya  pemisahan  dan  kehilangan  bahan  yang  menyebabkan
perubahan nilai slump.  

Proses Pelaksanaan Pengecoran Beton :


a. Beton yang berasal dari molen dituang ke dalam kotak (mal) yang telah disiapkan lalu
diratakan secara manual kemudian selanjutnya diratakan dan diadakan dengan
menggunakan concrete vibrator. Proses perataan dan pemadatan terjadi karena alat
concrete vibrator tersebut selain meratakan juga bergetar sehingga terjadi pemadatan
sedangkan pada bagian ujung (dekat) mal, pemadatan dibantu dengan menggunakan
vibrator beton, kemudian dilakukan perataan manual.
b. Kotak yang pertama dicor kemudian pengecoran dilanjutkan pada kotak berikutnya.
c. Setelah slab beton selesai dipadatkan maka pelat beton tersebut ditutupi dengan atap
plastik untuk menghindari sinar matahari secara langsung yang dapat membuat beton
mengering tidak secara alamiah juga untuk mencegah terjadinya retak rambut.  
d. Membuatan alur (grooving) dilakukan secara manual setelah beton dalam
keadaansetengah mengeras ± 3 - 4 jam sesudah pengecoran  
e. Pada hari kedua setelah pengecoran selesai, dilakukan proses curing dengan menggelar
karung goni di atas plat beton dan disiram dengan air 3 kali sehari selama seminggu 
f. Pada hari ketiga setelah pengecoran maka mal (bekesting) samping dibuka dilanjutkan
dengan pemasangan mal memanjang (samping) tanpa memasang mal melintang karena
pelat beton yang sudah dicor berfungsi sebagai mal melintang. 
g. Kemudian sebagai pemisah antara dua pelat beton (yang sudah dicor dengan hendak
dicor) dilekatkan gabus (styro foam) dengan tebal 0,5 cm untuk membentuk deletasi
(celah) untuk muai dan susut plat beton.  
h. Demikianlah sistem pengecoran tersebut dilakukan pada satu sisi jalan dengan lebar
2.25m  dan diselesaikan sesuai dengan panjang rencana jalan itu.  
i. Setelah pengecoran pada sisi kiri selesai sesuai dengan panjang jalan
rencana,pemasangan mal (bekesting) pada sisi kanan jalan tersebut dilakukan lagi. Hanya
saja mal memanjang pada salah satu sisi sudah tidak diperlukan lagi karena sudah ada pelat
beton yang telah dicor. Pengecoran dilanjutkan dengan memakai sistem yang sama hanya
pada sisi memanjang 
j. Kemudian pada saat pengecoran akan dilakukan, disisipkan/dilekatkan gabus (styro
foam) di antara kedua pelat beton (antara pelat beton lama dan yang baru yang akan dicor)
pada sisi/sambungan memanjang agar tidak terjadi lekatan dan membuat dilatasi (celah)
untuk muai susut pelat beton. 
Kendali Mutu:
• Pengendalian mutu mulai dari proses pencampuran di batching plant dilakukan oleh
pengawas teknik kontraktor, staf teknis dinas, dan pengawas teknik konsultan  terhadap
komposisi dan berat masing-masing agregat sesuai dengan job mix formula.  
• Sedangkan pada pengecoran di lapangan dilakukan pengambilan sampel 2 kubus tiap 5
m3 campuran.  lalu dilakukan perendaman di lokasi pekerjaan. 
• Setelah itu dilakukan pengetesan terhadap kuat tekan kubus beton dengan umur 7, 14,
dan 28 hari) dengan menggunakan fasilitas peralatan laboratorium beton Fakultas Teknik
Jurusan Sipil  

Pekerjaan Pasangan Batu


Pekerjaan ini terdiri dari pembuatan struktur menggunakan batu pilihan yang
disambungkan dalam adonan semen. Struktur demikian akan direncanakan sebagai
bangunan penyangga untuk menahan beban yang datang

(1) Kondisi Lapangan Pekerjaan


a. Semua galian harus selalu bebas dari air dan melengkapi semua bahan-bahan yang
diperlukan, peralatan dan tenaga kerja untuk membuang atau mengalirkan air, termasuk
saluran-saluran sementara, pengaliran lintasan air, menyediakan dinding cut off dan
bendungan sementara (cofferdam).
b. Pompa cadangan harus disiapkan oleh Kontraktor di tempat pekerjaan selama
pelaksanaan pekerjaan
(2) Penjadwalan Pekerjaan
a. Sebuah jadwal pekerjaan disediakan dan diikuti untuk menjamin bahwa jumlah
penggalian dan penyiapannya telah dilaksanakan termasuk penyediaan adonan segar
berdasarkan tingkat sebenarnya pelaksanaan pasangan batu.
b. Penggalian terbuka akan dibatasi sejauh yang diperlukan untuk memberi kondisi yang
baik dan kering pada waktu penggunaan pasangan batu.
c. Parit-parit memotong jalan akan dilakukan pelaksanaannya setengah lebar sedemikian
sehingga jalan tersebut dapat tetap terbuka untuk lalu lintas pada setiap waktu, kecuali
sebuah jalan pengalihan (alternatif) disediakan.
(3) Perbaikan Pekerjaan Yang Tidak Memuaskan
a. Pasangan batu yang tidak memenuhi toleransi ukuran yang diberikan harus diperbaiki
sesuai dengan rencna kerja.
b. menyelesaikan struktur pasangan batu secara lengkap, serta harus mengganti setiap
bagian yang dalam menjadi bahaya atau bergeser karena penanganan yang jelek atau
kelalaian 

2. BAHAN-BAHAN
(1) Batu
a. Batu yang dipilih harus bersih, keras tanpa lapisan yang lemah atau retak, dan harus
memiliki satu daya tahan (awet).
b. Batu-batu tersebut harus berbentuk rata, bentuk baji ataupun oval dan harus dapat
dilapisi seperlunya untuk menjamin saling mengunci yang rapat bila, dipasang bersama-
sama dan memberikan satu profil permukaan di dalam batas-batas ukuran yang ditetapkan.
(2) Adonan
Adonan yang digunakan untuk pasangan batu harus campuran perbandingan satu bagian
semen terhadap dua bagian agregat halus dengan kualitas dan campuran sebagaimana
ditetapkan.
(3) Drainase Porous
Bahan-bahan berbutir yang disediakan untuk membentuk drainase porous dalam selimut
filter, lapisan dasar dan lain-lain, harus memenuhi persyaratan yang ditempatkan pada
spesifikasi ini untuk Drainase Porous.
(4) Beton
Beton yang diperlukan sebagai pondasi atau lantai penutup sampai struktur pasangan batu
harus disediakan yang sesuai dengan spesifikasi ini.

3. PELAKSANAAN PEKERJAAN
(1) Persiapan Untuk Pasangan Batu 
a. Penggalian dan persiapan dan pondasi untuk struktur pasangan batu, harus dilaksanakan
sesuai dengan persyaratan Galian.
b. Pematokan untuk garis, ketinggian dan kelandaian harus diselesaikan sebelum pekerjaan
pasangan batu dimulai.
c. Kecuali ditetapkan atau ditunjukkan lain dalam gambar rencana, dasar pondasi dinding
penahan harus dipotong dan dibuat tegak lurus kepada atau dalam tegak lurus bertangga
terhadap permukaan dinding. Untuk struktur lainnya, dasar pondasi harus horizontal atau
(untuk tanah miring) dalam bagian horizontal bertangga..
(2) Pelaksanaan Pasangan Batu 
a. Batu harus bersih dan dibasahi sepenuhnya sebelum dipasang, diberikan waktu untuk
penyerapan air. Pondasi atau lapisan dasar yng sudah disiapkan harus juga dibasahi.
b. Tebal alas adonan untuk masing-masing lapisan pekerjaan batu adalah dalam batas-batas
2 – 5 cm, tetapi harus dipertahankan sampai keperluan minimum untuk menjamin bahwa
semua rongga diantara batu yang dipasang telah diisi sepenuhnya.
c. Suatu lapisan dasar adonan segar tebal paling sedikit 3 cm harus dipasang di atas
pondasi yang telah disiapkan secepatnya sebelum pemasangan batu-batu pada lapis
pertama. Batu pilihan yang besar harus digunakan untuk lapisan bawah dan disudut-sudut.
Harus diperhatikan dan dihindari pengelompokan batu yang sama ukurannya.
d. Batu harus diletakkan dengan permukaan yang paling panjang mendatar dan permukaan
yang terlihat batu harus diatur sejajar dengan pemukaan dinding yang sedang dibangun.
e. Batu-batu harus dipasang dengan hati-hati untuk menghindarkan penggeseran atau
gerakan batu yang sudah dipasang. Alat-alat yang mencukupi harus disediakan dimana
perlu untuk menopang dan memasang batu-batu besar, batu berat dalam posisinya.
Penggilasan atau memutar-mutar batu diatas pekerjaan batu yang sudah dipasang tidak
diizinkan.
f. Pada umumnya banyaknya penyediaan adonan untuk dasar yang dipasang satu kali harus
dibatasi sampai tingkat kemajuan pemasangan batu sehingga batu-batunya hanya dipasang
diatas adonan yang segar. Jika sebuah batu dalam struktur menjadi lepas atau tergeser
sesudah adonan diletakkan, batu tersebut harus disingkirkan, dibersihkan dari adonan-
adonan yang diperas dan dipasang kembali dengan adonan segar. 
(3) Penyelesaian Pasangan Batu 
a. Sambungan permukaan antara batu-batu akan diselesaikan hingga hampir rata dengan
permukaan pekerjaan, tetapi tidak menutupi batu-batu selama pekerjaan berlangsung.
b. Kecuali ditetapkan lain, permukaan puncak horizontal dari semua pasangan batu akan
diselesaikan dengan tambahan lapisan aus atau adonan semen tebal 2 cm, dikulir sampai
permukaan rata dengan kemiringan melintang yang akan menjamin perlindungan terhadap
air hujan dan dengan ujung yang dibuat tumpul. Lapis aus tersebut akan dimasukkan di
dalam ukuran khusus dari struktur.
c. Segera setelah semua batu muka dipasang, dan sementara adonan masih segar,
permukaan yang nonjol dari struktur harus dibersihkan seluruhnya dari noda-noda adonan.
d. Permukaan jadi (selesai) akan dirawat mengeras sebagaimana diperlukan untuk
pekerjaan beton dalam spesifikasi ini.
e. Bila pasangan batu tersebut cukup kuat, dan tidak lebih cepat dari 14 hari setelah
penyelesaian pekerjaan pemasangan, urugan kembali akan dilaksanakan sebagaimana
ditetapkan, atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik sesuai dengan persyaratan
spesifikasi yang relevan.

4. PENGENDALIAN LAPANGAN
Pengendalian lapangan dan pemeriksaan pekerjaan akan dilaksanakan setiap hari selama
berlangsungnya pekerjaan untuk menjamin dipatuhinya persyaratan spesifikasi dengan
perhatian khusus mengenai batas-batas toleransi, kondisi lapangan pekerjaan dan
penanganan.  

Pekerjaan Pembuatan Gorong-Gorong.


Dalam pekerjaan ini ukuran gorong-gorong adalah 1 x 1 x 7 m.
Langkah-langkah pekerjaan Gorong-gorong :
• Galian tanah 
Galian tanah dilakukan sesuai dengan ukuran gorong-gorong tersebut setengan lebar jalan
agar jalan masih dapat dilewati, setelah selesai digali dilakukan pembersihan sisa- sisa
kotoran di bekas galian tersebut.
Aliran air yang melintasi bekas galian ditutup untuk kelancaran proses pengecoran.
• Bekesting
Ukuran bekesting dibuat sesuai ukuran gorong-gorong, menggunakan kayu yang lurus dan
dikerjakan tempat yang rata.
• Penulangan
Penulangan dibuat sesuai ukuran baik bentuk maupun diameter tulangan. Pembengkokan
tulangan dilakukan dengan teliti agar ukuran tidak salah.
Setelah Bekesting dan Penulangan selesai dibuat, kemudian dirangkai pada galian yang
telah dibuat sebelumnya. Selanjutnya dilakukan pengecoran yang sebelumnya dilakukan
pengecoran lantai kerja. 
Pekerjaan Finishing 
Pekerjaan finishing yaitu pekerjaan pembersihan lokasi tempat pekerjaan dari bahan-
bahan/ benda-benda yang tidak terpakai atau sisa-sisa bahan untuk pekerjaan. 

Pekerjaan Akhir 
Pekerjaan akhir antara lain adalah uji coba (running test) terhadap sistem yang dibuat dan
diterima baik dengan Berita Acara Serah Terima oleh Pengguna Jasa, serta menyelesaikan
administrasi akhir dari pekerjaan lapangan. 

Pekerjaan Inspeksi & Test


Pekerjaan ini dilakukan melalui kontrol dari pengguna jasa melalui koordinasi langsung
dengan pelaksana pekerjaan dalam hal ini pihak pelaksana di lapangan. Hal ini dilakukan
untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang sesuai dengan standar pelaksanaan yang ada. 

CONTOH METODE PELAKSANAAN REHAB JALAN 1


I.        PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Penyediaan Fasilitas  seperti :
1.       Direksikeet/Kantor Lapangan
2.       Gudang
3.       Bengkel
4.       Laboratorium
5.       Mobilisasi
6.       Papan Nama Proyek
7.       Rambu-rambu Lalulintas
2. Pra Konstruksi
Kegiatan Pra Konstruksi dilakukan sebelum pekerjaan-pekerjaan konstruksi dilakukan.
Kegiatan-kegiatan tersebut yaitu diantaranya :
a.       PCM (Pre Construction  Meeting)
b.       Field Engineering (FE)
                         
3. Mobilisasi peralatan penunjang pekerjaan seperti :
Peralatan yang akan dimobilisasi kelapangan yaitu peralatan yang akan menunjang dalam
pelaksanaan pekerjaan serta jenis, type dan kuantitas alat sesuai dengan kebutuhan
pekerjaan.     

Urutan atau langkah dari pelaksanaan pekerjaan ini  adalah sebagai berikut :

1.       Pembongkaran Pasangan Batu


Pekerjaan pembongkaran ini dimaksudkan untuk pembongkaran pada pasangan batu lama
yang sudah rusak sehingga harus diganti.
 Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
·       Sebelum melakukan pekerjaan pembongkaran harus dibuat gambar request dan
diserahkan kepada direksi untuk diketahui dan disetujui.
·       Memilih pasangan batu yang akan dibongkar.
·       Pembongkaran dilakukan dengan menggunakan tenaga manusia dengan
menggunakan alat bantu.
·       Dump Truck membuang material hasil galian keluar lokasi pekerjaan.

2.       Galain Biasa
Galian Biasa harus mencakup seluruh galian yang tidak diklarifikasikan sebagai galian
batu, galian struktur, galian sumber bahan dan galian perkerasan beraspal. Pekerjaan pada
paket ini dilakukan untuk pekerjaan perataan dan perapihan pada permukaan bahu jalan
dan pekerjaan lainnya.
Adapun asumsi pekerjaan, bahan dan alat yang digunakan beserta metoda pelaksanaannya
adalah sebgai berikut :
1.       Asumsi pekerjaan secara manual. Faktor pengembangan bahan adalah 1,20.
2.       Bahan yang digunakan : tidak ada bahan yang dipergunakan.
3.       Alat yang digunakan : penggalian menggunakan alat bantu biasa berupa cangkul,
singkup, belincong dan roda dorong dan untuk pembuangan hasil galian menggunakan
Dump Truck kap. 3-4 m3.
4.       Metoda pelaksanaannya sebagai berikut :
·         Sebelum melakukan pekerjaan pembongkaran harus dibuat gambar request dan
diserahkan kepada direksi untuk diketahui dan disetujui
·         Tanah digali dengan menggunakan alat bantu biasa berupa cangkul, singkup,
belincong dan roda dorong.

3.       Baja Tulangan U 24
Pekerjaan ini mencangkup pengadaan dan pemasangan baja tulangan untuk jalan masuk ke
jalan desa.
Tahapan Pekerjaan :
a.       Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dahulu request dan diserahkan kepada
direksi untuk disetujui.
b.       Baja tulangan dipotong dengan alat berbanding set dan dirangkai sesuai gambar
rencana.
c.        Baja Tulangan harus dipasang sedemikian rupa sehingga beton yang menutupi
bagian luar baja tidak terekspos langsung dengan udara atau terhadap air tanah atau yang
lainnya.

4.       Beton K-250
Pekerjaan ini untuk Plat Dekert (Plat pada saluran) untuk jalan masuk desa.
Pelaksanaannya adalah sebagai berikut : Agregat Kasar dipilih sedemikian sehingga
ukuran partikel terbesar tidak lebih dari ¾ dari jarak minimum antara baja tulangan dengan
kayu acuan.
1.       Beton K-250 dilaksanakan untuk plat deker (pada saluran).
2.       Bahan material yang digunakan adalah agregat kasar, agregat halus dan air.
3.       Lokasi pekerjaan  disesuiakan dengan gambar rencana.
4.     Prosedur pekerjaan :
a.         Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dahulu request dan diserahkan kepada
direksi untuk disetujui.
b.         Menyerhakan hasil pengujian material (mix design) Beton K-250 yah akan
digunakan dan harus sesuai dengan Spesifikasi Teknik yang disyaratkan.
c.                      Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.
5.       Tahapan Pekerjaan :
·           Bahan material yang akan digunakan Agregat Kasar, Agregta Halus dan Semen.
·           Material tersebut dicampur dengan menggunakan concrete mixer dan diberi air
yang telah disediakan dengan alat water tank truck.
·           Komposisi campuran sesuai dengan spesifikasi teknik
·           Sebelum pemasangan harus dibuatkan bekisting dengan menggunakan kayu
perancah dan profil terlebih dahulu untuk memudahkan pemasangan sesuai dengan
gambar.
·           Setelah bekisting dan tulangan ssudah dipasang, maka pengecoran dilaksanakan
dan pemadatannya menggunakan alat concrete vibrator agar beton padat dan karakteristik
(kuat tekan) beton tercapai.
·           Dalam proses pengecoran harus dibuatkan benda uji kubus beton untuk dilakukan
pengetesan dilaboratorium.

5.       Galian untuk Drainase Selokan dan Saluran Air.


Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada direksi
untuk disetujui. Galain dilakukan dengan menggunakan excavator ukuran bucket 0,3 m3.
Tanah hasil galian diangkut dengan menggunakan dump truck untuk dibuang
kelokasi yang telah ditentukan. Para pekerja melakukan perapihan hasil galian
sehingga bentuk drainase yang diinginkan bisa terbentuk

6.        Pekerjaan Pasangan Batu Dengan Mortar


1. Pasangan batu dengan mortar dilaksanakan untuk pembuatan saluran drainase.
2. Bahan matrial yang digunakan batu belah, pasir pasang dan semen.
3. Lokasi pekerjaan disesuaikan dengan kebutuhan lapangan.
4. Prosedur pekerjaan :
·         Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan dan diserahkan kepada
direksi untuk disetujui.
·         Menyerahkan hasil pengujian material (mix design) mortar yang akan digunakan
dan harus sesuai Spesifikasi Teknik yang disyaratkan.
·         Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan
·         Melakukan peninjauan lapangan bersama-sama direksi apakah lokasi pekerjaan
sudah me memenuhi syarat untuk dilaksanakan pekerjaan tersebut.
5. Tahapan Pekerjaan :
·         Bahan material yang digunakan batu belah yang sudah dicuci/dibersihkan , pasir
pasang dan semen.
·         Bahan material untuk pembuatan mortar adalah pasir dan semen.
·         Matrial tersebut dicampur dengan mengunakan concerte mixer dan diberi air bersih
dengan alatn water tank truck.
·         Komposisi campuran pasir, semen dan air sesuai dengan spesifikasi teknik.
·         Sebelum pemasangan harus dibuatkan profil terlebih dahulu untuk memudahkan
pemasangan sesuai dengan gambar.
·         Pemasangan dilakuan oleh tukang batu yang dibantu oleh para pekerja.
·           membuat benda uji kubus mortar untuk dilakukan pengetesan dilaboratorium untuk
mengetahui karakteristik yang disyaratkan dalam spesifikasi teknik.

7.       Pekerjaan Pasangan Batu


a.       Pasangan batu dilaksanakan untuk pembuatan tembok penahan tanah  (TPT)
pada  lokasi-lokasi tertentu untuk mencegah kelongsoran.
b.       Bahan material yang digunakan batu belah, pasir pasang dan semen.
c.        Lokasi pekerjaan dilokasi-lokasi tertentu disepanjang jalan penanganan.
d.       Prosedur pekerjaan :
·         Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu gambar  request dan diserahkan
kepada direksi untuk disetujui.
·         Menyerahkan hasil pengujian material (job mix design) yang akan digunakan harus
sesuai Spesifikasi Teknik yang disyaratkan.
·         Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan
·         Melakukan peninjauan lapangan bersama-sama direksi apakah lokasi pekerjaan
sudah memenuhi syarat untuk dilaksanakan pekerjaan tersebut.
e.                                                                           Tahapan Pekerjaan :
·         Sebelum pemasangan, galian pondasi dilakukan terlebih dahulu.
·         Kedalaman galian sesuai dengan gambar pelaksanan.
·         Bahan material yang digunakan batu belah, pasir pasang dan semen.
·         Matrial tambahan yaitu suling-suling dari pipa PVC dan ijuk untuk saringan suling-
suling.
·         Bahan material untuk pembuatan adukan pasir dan semen.
·         Material tersebut dicampur  menggunakan concerte mixer dan diberi air.
·         Komposisi campuran pasir, semen dan air sesuai dengan spesifikasi.
·         Sebelum pemasangan harus dibuatkan  profil terlebih dahulu untuk memudahkan
pamasangan sesuai dengan gambar.  
·         Pemasangan dilakuan oleh tukang batu yang dibantu oleh para pekerja.

8.       Timbunan Biasa
Pekerjaan ini dilaksanakan sebagai timbunan dasar sebelum timbunan pilihan dilaksanakan
yang mana diperlukan untuk mengisi celah pada pekerjaan pasangan batu atau pekerjaan
TPT selesai dilaksanakan.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
·       Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi
untuki untuk disetujui.
·       Material dihampar dengan tenaga manusia.
·       Hamparan timbunan disiram air dengan menggunakan Water Tank Truck (sebelum
pemadatan) dan dipadatkan lapis demi lapis dengan menggunakan stamper.
§  Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dan level
permukaan dengan menggunakan alat Bantu.
9.       Timbunan Pilihan
Pekerjaan Timbunan Pilihan digunakan sebagai timbunan pada pekerjaan Tembok Penahan
Tanah setelah timbunan biasa terlebih dahulu sudah dilaksananakan.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
·            Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi
untuki untuk disetujui
·            Material dihampar dengan tenaga manusia.
·            Hamparan timbunan disiram air dengan menggunakan Water Tank Truck
(sebelum pemadatan) dan di padatkan lapis demi lapis dengan menggunakan vibratory
roller atau stamper.
·            Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapihkan tepi tepi hamparan dan
level permukaan dengan menggunakan alat bantu

10.    Galian Perkerasan Beraspal Tanpa Cold Milling Machine


Pada awal pelaksanaan kegiatannya juga dapat dilaksanakan pekerjaan Galian Perkerasan
Beraspal Tanpa Cold Milling Machine dimana pekerjaan ini merupakan galian pada
perkerasan lama.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
·            Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi
untuki untuk disetujui
·            Permukaan hotmix digali dengan menggunakan alat Jack Hammer & Air
Compressor dan dibantu dengan alat bantu berupa cangkul, singkup, belincong dan lain
sebagainya.
·            Sisa hasi galian dibersihkan dengan menggunakan Air Compressor.
·            Selanjutnya tanah bekas galian dimuat kedalam Dump Truk dan diangkut ke luar
lokasi pekerjaan.
·            Hasil galian dirapihkan oleh sekelompok pekerja sesuai dengan ukuran gambar
rencana.

11.    Lapis Pondasi Agregat Kelas B (untuk Perkerasan Berbutir)


       Pekerjaan ini dilaksanakan sebagai lapis pondasi pada pekerasan jalan. Lapis Pondasi
agrergat kelas B  merupakan lapisan bawah dari lapis pondasi pada perkerasan jalan
dengan ketebalan sesuai gambar rencana.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
·         Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi
untuki untuk disetujui
·         Sebelum gmelaksanakan pekerjaan ini terlebih dahulu dibuatkan pengujian material
(job mix design) agregat kelas B yang akan digunakan pada saat pelaksanaan sesuai
spesifikasi teknik yang disyaratkan.
·         Material agregat kelas B dicampur di base camp dengan menggunakan wheel loader
dengan komposisi sesuai job mix design yang telah disetujui kemudian material agregat
kelas B dibawa kelokasi pekerjaan menggunakan dump truck.
·         Material agregat kelas B dihampar dengan alat motor grader dan denagn ketebalan
padat sesuai gambar.
·         Hamparan pondasi agregat disiram dengan air dengan menggunakan water tank
truck dan dipadatkan dengan menggunakan vibratory roller dan pemadatan teraknir dengan
alat pneumatic tire roller.
·         Selama pemadatan, sekelompok pekerja merapihkan tepi hamparan dan level
permukaan dengan menggunakan alat bantu.
·            Setelah pelaksanaan pekerjaan ini dilakukan pengetesan kepadatan lapangan
dengan test sencon untuk mengetahui kepadatan yang disyaratkan dalam spesifikasi teknik.

12.    Lapis Pondasi Agregat Kelas A (untuk Perkerasan Berbutir)


       Pekerjaan ini dilaksanakan sebagai lapis pondasi pada pekerasan jalan. Lapis Pondasi
agrergat kelas A  merupakan lapisan atas dari lapis pondasi pada perkerasan jalan dengan
ketebalan seusia dengan gambar rencana.
 Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
·       Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi
untuki untuk disetujui
·       Sebelum gmelaksanakan pekerjaan ini terlebih dahulu dibuatkan pengujian material
(job mix design) agregat kelas A yang akan digunakan pada saat pelaksanaan sesuai
spesifikasi teknik yang disyaratkan.
·       Material agregat kelas A dicampur di base camp dengan menggunakan wheel loader
dengan komposisi sesuai job mix design yang telah disetujui kemudian material agregat
kelas A dibawa kelokasi pekerjaan menggunakan dump truck.
·       Material agregat kelas A dihampar dengan alat motor grader dan denagn ketebalan
padat sesuai gambar.
·       Hamparan pondasi agregat disiram dengan air dengan menggunakan water tank truck
dan dipadatkan dengan menggunakan vibratory roller dan pemadatan teraknir dengan alat
pneumatic tire roller.
·       Selama pemadatan, sekelompok pekerja merapihkan tepi hamparan dan level
permukaan dengan menggunakan alat bantu.
·       Setelah pelaksanaan pekerjaan ini dilakukan pengetesan kepadatan lapangan dengan
test sencon untuk mengetahui kepadatan yang disyaratkan dalam spesifikasi teknik.

13.    Lapis Pondasi Agregat Kelas B untuk Pekerjaan Minor


Pekerjaan ini terdiri dari pengembalian kondisi dari perkerasan aspal dan pondasi yang
telah rusak. Ukuran dari pekerjaan minor ini adalah kurang dari 40 x 40 cm dan dengan
total volume setelah penggalian kurang dari 10 m3 per kilometer. Pekerjaan ini
dilaksanakan untuk perbaikan lapis pondasi pada perkerasan jalan sebelum pekerjaan
perkerasan jalan hotmix dilaksanakan. Lapis pondasi agregat kelas B merupakan lapisan
pondasi bawah dari lapis pondasi pada perkerasan jalan.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
·         Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi
untuki untuk disetujui
·            Lokasi perbaikan pondasi dibentuk dan di gali sesuai dengan ukuran rencana
perbaikan pondasi.
·            Material agregat kelas B dihampar dengan tenaga manusia dan dengan ketebalan
bervariasi.
·            Hamparan pondasi agregat disiram air dengan menggunakan Water Tank Truck
(sebelum pemadatan) dan di padatkan dengan menggunakan stamper.
·            Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dan level
permukaan dengan menggunakan alat bantu.

14.    Lapis Pondasi Agregat Kelas A untuk Pekerjaan Minor


Setelah pekerjaan lapis pondasi agregat kelas B untuk pekerjaan minor selesai
dilaksanakan, maka dilanjutkan dengan pekerjaa lapis pondasi agregat kelas A untuk
pekerjaan minor. Lapisan pondasi ini merupakan lapisan pondasi atas dari lapis pondasi
pada perkerasan jalan.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
·         Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi
untuki untuk disetujui
·            Material agregat kelas A dihampar dengan tenaga manusia dan dengan    ketebalan
bervariasi.
·            Hamparan pondasi agregat disiram air dengan menggunakan Water Tank Truck
(sebelum pemadatan) dan di padatkan dengan menggunakan stamper.
·            Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapihkan tepi tepi hamparan dan
level permukaan dengan menggunakan alat bantu.
15.    Campuran Aspal Panas untuk Pekerjaan Minor
Setelah pekerjaan perbaikan pondasi untuk pekerjaan minor selesai dilaksanakan maka
lapisan pondasi ditutup dengan menggunakan material hotmix campuran aspal panas.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
·         Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi
untuki untuk disetujui
·       Material campuran aspal panas dihampar dengan tenaga manusia dan dipadatkan
dengan Tendem Roller.
·       Selama pemadatan, pekerja akan merapihkan tepi  hamparan dengan menggunakan
alat bantu.

16.    Lapis Resap Pengikat


Untuk pekerjaan lapis perkerasan jalan hotmix dapat dilaksanakan  setelah pekerjaan
perbaikan pondasi agregat pada badan jalan selesai dilaksanakan. Lapisan pondasi agregat
ini ditutup dengan menggunakan material hotmix laston lapis pondasi (AC-Base) dimana
untuk perekatan ke agregat antara lapis pondasi agregat dengan laston lapis pondasi (AC-
Base) menggunakan Lapis Resap Pengikat yang disiramkan dengan menggunakan aspal
sprayer.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
·         Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi
untuki untuk disetujui
·            Permukaan yang akan dilapis dibersihkan dari debu dan kotoran dengan Air
Compressor.
·            Bahan dasar berupa aspal dan kerosene dicampur dan dipanaskan sehingga
menjadi campuran aspal cair.
·            Campuran aspal cair disemprotkan dengan Asphalt Sprayer ke atas permukaan
yang akan dilapisi.
·            Untuk mengetahui kadar lapis perekat per m2 dilakukan paper test dilokasi
pekerjaan

17.    Laston – Lapis Pondasi (AC-Base)


Setelah pekerjaan lapis resap pengikat dilaksanakan maka dilanjutkan dengan
penghamparan Laston Lapis Pondasi (AC-Base) setebal 6 cm. Lapisan ini digunakan
sebagai lapisan penutup permukaan pada struktur lapis pondasi agregat. Untuk bahan
perekatannya dengan lapis pondasi agregat dengan menggunakan Lapis Resap Pengikat.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
·         Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi
untuki untuk disetujui
·            Menyerahkan hasil pengujian m aterial (Job Mix design) material hot mix laston –
Lapis Pondasi (AC-Base) yang akan digunakan dan komposisi harus sesuai Spesifikasi
teknik yang disyaratkan.
·            Sebelum pelaksanaan pekerjaan AC-Base dilakukan trial agar bisa diketahui
ketebalan dan densitynya.
·            Pencampuran maretial hotmix AC-Base di olah menggunakan AMP.
·            Material hot mix AC-Base dimuat langsung kedalam dump truck dan diangkut ke
lokasi pekerjaan.
·            Material AC-Base dihampar dengan alat asphalt finisher dan dipadatkan dengan
alat tandem roller dengan lintasan minimum sesuai spesifikasi teknik, kemudian
dipadatkan kembali dengan menggunakan alat pneumatic tire roller dengan lintasan sesuai
hasil trial dan dipadatkan finishing dengan alat tandem roller.
·            Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan merapihkan tepi  hamparan dengan
menggunakan alat bantu.
·            Setelah penghamparan dan pemadatan selesai dilaksanakan pengambilan sample
dengan core driil untuk ditest dilab agar diketahui ketebalan dan densitynya.
18.    Lapis Perekat
Sebelum  laston Lapis Aus AC-WC Levelling dihampar pada existing jalan, untuk
merekatkan antara permukaan lama dengan yang baru (AC-WC-Levelling) digunakan
bahaan lapis perekat yang disemprotkan dengan menggunakan apal spayer.
Metoda kerja :
·        Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi
untur disetujui
·       Permukaan yang akan dilapis dibersihkan dari debu dan kotoran lainnya dengan air
compressor.
·       Bahan dasar berupa aspal dan karosene dicampur denagn komposisi sesuai spesifikasi
dan dipanaskan sehingga menjadi campuran aspal cair.
·       Campuran aspal cair disemprotkan dengan Asphalt Sprayer ke atas permukaan yang
akan dilapisi.
·       Untuk mengetahui kadar lapis perekat per m2 dilakukan paper test dilokasi pekerjaan.

19.    Laston – Lapis Aus (AC-WC) Levelling


Setelah lapisan perbaikan pekerjaan AC - Base (Patching) dan lapis perekat selesai
dilaksanakan maka dilanjutkan dengan penghamparan lapisan penutup perkerasan hot mix
dengan menggunakan Laston Lapis Aus (AC-WC Leveling) dengan ketebalan sesuai
dengan yang tercantum dalam gambar maupun spesifikasi teknik.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
·         Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi
untuki untuk disetujui
·            Menyerahkan hasil pengujian m aterial (Job Mix design) material hot mix laston –
Lapis Aus (AC-WC Levelling) yang akan digunakan dan komposisi harus sesuai
Spesifikasi teknik yang disyaratkan.
·            Sebelum pelaksanaan pekerjaan AC-WC Levelling dilakukan trial agar bisa
diketahui ketebalan dan densitynya.
·            Pencampuran maretial hotmix AC-WC Levelling di olah menggunakan AMP.
·            Material hot mix AC-WC Levelling dimuat langsung kedalam dump truck dan
diangkut ke lokasi pekerjaan.
·            Material AC-WC Levelling dihampar dengan alat asphalt finisher dan dipadatkan
dengan alat tandem roller dengan lintasan minimum sesuai spesifikasi teknik, kemudian
dipadatkan kembali dengan menggunakan alat pneumatic tire roller dengan lintasan sesuai
hasil trial dan dipadatkan finishing dengan alat tandem roller.
·            Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan merapihkan tepi  hamparan dengan
menggunakan alat bantu.
·            Setelah penghamparan dan pemadatan selesai dilaksanakan pengambilan sample
dengan core driil untuk ditest dilab agar diketahui ketebalan dan densitynya.

20.    Marka Jalan Termoplastik


Pekerjaan ini dilaksanakan pada akhir seluruh pekerjaan dari paket ini berupa pengecatan
Marka Jalan dengan Termoplastik. Pekerjan ini dilaksanakan diatas permukaan jalan AC-
WC Leveling yang telah selesai dilaksanakan.
        Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
·         Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi
untuki untuk disetujui
·         Permukaan jalan dibersihkan dari debu/kotoran.
·         Cat disemprotkan dengan Compressor diatas permukaan perkerasan jalan.
·         Peralatan beserta bahan dibawa oleh Dump Truck.
·         Glass Bit diberikan / ditebarkan dengan tenaga manusia segera setelah cat marka di
semprotkan.
·         Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan.
21.    Patok Pengarah
Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pekerjaan bahu jalan selesai dilaksanakan.
Patok pengarah terbuat dari beton dengan mutu K-300.
Metode kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
·            Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi
untuk disetujui.
·            Areal patok pengarah di gali sampai kedalaman tertentu sesuai dengan rencana
kedalaman patok.
·            Patok yang telah jadi dan diterima dilokasi pekerjaan, untuk pemasangannya
dilakukan dengan menggali tanah lalu memasang patok dan menimbunkan kembali tanah
agar patok dapat berdiri dengan benar.
·            Pengecatan patok dapat dilakukan sebelum atau sesudah patok pengarah dipasang
·            Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan.

22.    Lapis Pondasi Agregat Kelas B (untuk bahu jalan)


Setelah pekerjaan perkerasan aspal maupun perkerasan jalan beton selesai dilaksanakan,
selanjutnya dilaksanakan pekerjaan pelapisan pondasi agregat kelas B untuk pekerjaan
bahu jalan. Pekerjaan ini dilaksanakan untuk meningkatkan daya dukung pada bahu jalan
dan keamanan bagi pengguna jalan.
Metode kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
·            Sebelum melaksanakan pekerjaan ini dilakukan terlebih dahulu pengujian material
(Quality control) Agregat klas B yang akan digunakan dan pada saat pelaksanaan
sesuai  Spesifikasi Teknik yang disyaratkan.
·            Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi
untuk disetujui.
·            Material Agregat Kelas B dicampur di Base camp dengan menggunakan wheel
loader dengan komposisi sesuai Quality control yang telah disetujui kemudian mater
agregat B dibawa ke lokasi pekerjaan menggunakan dump truck.
·            Material agregat kelas B dihampar secara manual oleh pekerja dengan lebar dan
ketebalan padat sesuai gambar rencana.
·            Hamparan pondasi agregat disiram air dengan menggunakan Water Tank Truck
(sebelum pemadatan) dan dipadatkan dengan menggunakan vibratory roller dan finishing
dengan Pneumatic Tyre Roller.
·            Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dan level
permukaan dengan menggunakan alat bantu.
Setelah dilaksanakan pekerjaan ini dilakukan pengetesan kepadatan lapangan dengan test
sencon untuk mengetahui kepadatan yang disyaratkan dalam Spesifikasi teknis

Anda mungkin juga menyukai