Anda di halaman 1dari 19

SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN : NORMALISASI AVOUR BRINGIN KEC. TAWANGHARJO


LOKASI : TAWANGHARJO
NILAI PAGU : Rp. 197.300.000,00
TAHUN ANGGARAN : 2023

A. URAIAN UMUM

1. Latar Belakang
Avour Bringin adalah salah satu sungai Kewenangan Kabupaten Grobogan yang tertuang
dalam Keputusan Bupati Grobogan Tentang Perubahan Kedua Atas Keputusan Bupati
Grobogan Nomor 610/338/2015 Tentang Penetapan Status Daerah Irigasi Dan Sungai Yang
Pengelolaannya Menjadi Wewenang Dan Tanggung jawab Pemerintah Kabupaten.
Saat ini kondisi Avour Bringin lerengnya longsor dan sedimentasi sehingga dibutuhkan
normalisasi Agar tebing Sungai tersebut bisa stabil dan lancar.

2. Maksud dan Tujuan


Maksud dari kegiatan normalisasi avour bringin kec. Tawangharjo adalah untuk
memperbaiki lereng sungai, serta menambah kapasitas dan menormalkan aliran air.

Sedangkan tujuan dari pada kegiatan normalisasi avour bringin kec. Tawangharjo agar
melindungi areal sawah dan pemukiman dari limpasan air sungai.

3. Nama Kegiatan Dan Organisasi Pengelola Kegiatan

Nama Kegiatan : normalisasi avour bringin kec. Tawangharjo


Organisasi Pengelola Kegiatan : Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang Kabupaten
Grobogan.

4. Sumber Dana
Kegiatan ini dibiayai dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kab. Grobogan
Tahun Anggaran 2023.

5. Lokasi Kegiatan
Lokasi kegiatan berada di Kec. Tawangharjo

6. Lingkup Pekerjaan Utama


Pekerjaan yang dilaksanakan adalah normalisasi avour bringin kec. tawangharjo
7. Masa Kontrak
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan ini direncanakan 120 hari kalender
Jangka waktu pemeliharaan pekerjaan adalah 90 hari kalender terhitung sejak tanggal
penyerahan pertama pekerjaan (PHO) oleh penyedia kepada PPK.

8. Pengadaan Barang/Jasa
Pelaksanaan kegiatan ini melalui Penyedia Barang / Jasa yang mempunyai SBU dan IUJK
bidang usaha bangunan sipil dengan sub bidang Jasa Pelaksana Konstruksi Saluran Air,
Pelabuhan, Dam,dan Prasarana Sumber Daya Air Lainnya (SI001) atau Bidang usaha
Konstruksi Bangunan Prasana Sumber Daya Air (BS010).

9. Personel Manajerial
Untuk melaksanakan kegiatan ini penyedia harus mempunyai tenaga minimal sebagai
berikut:
Pengalaman
Jumlah
Jabatan Sertifikat Kompetensi Kerja Minimal
(Org)
(Tahun)
SKT Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jaringan
Irigasi /
Pelaksana Lapangan 1 2
SKT Pelaksana Saluran Irigasi /
SKT Pelaksana Bangunan Irigasi.
Surat keterangan mengikuti
-
Petugas K3 Konstruksi 1 pelatihan/bimbingan teknis SMK3
Konstruksi Bidang PU

10. Peralatan Utama


Untuk melaksanakan kegiatan ini peralatan utama yang disyaratkan adalah sebagai berikut :
a. Excavator, minimal 1 unit.
b. Pompa air, minimal Ø 3 “ 1 unit.

Surat dukungan pabrik diperlukan untuk paket pekerjaan dengan item pekerjaan bronjong,
beton pra cetak dan pintu air.

11. Keluaran
Hasil yang diharapkan dari pekerjaan ini adalah terlaksananya kegiatan normalisasi avour
bringin kec. Tawangharjo adalah 1,300.00 m
12. Laporan
Laporan yang harus diserahkan kepada pengguna jasa antara lain Laporan Kegiatan beserta
kelengkapannya sebanyak 3 rangkap.
B. URAIAN TEKNIS

1. RINGKASAN : 1.1. Uraian berbagai pekerjaan yang termasuk dalam


PEKERJAAN spesifikasi ini adalah sebagaimana yang tercantum di
dalam BQ ( Bill Of Quantity ).

2. MOBILISASI : 2.1. Mobilisasi meliputi pekerjaan persiapan yang


diperlukan untuk persiapan pengelolaan pekerjaan /
penyelesaian pekerjaan.
2.2. Penyedia jasa harus mengerahkan pekerja yang
cukup dan terlatih.
2.3. Penyedia jasa harus menggunakan kendaraan yang
kapasitas angkut sesuai kelas jalan, untuk
menghindari kerusakan jalan dan bertanggung jawab
atas kerusakan pada jalan / jembatan yang digunakan
angkutan proyek tersebut serta mendapat persetujuan
direksi.
2.4. Mobilisasi alat berat dari dan menuju lokasi
pekerjaan harus menghindari kerusakan jalan.
2.5. Penyedia jasa harus menyiapkan lapangan / lahan
untuk kegiatan pelaksanaan proyek harus memenuhi
sbb :
a.Memahami persyaratan peraturan pemerintah /
direksi.
b. Mengadakan konsultasi dengan direksi
untuk pembuatan lokasi kantor Direksi.
c.Mencegah suatu polusi terhadap lingkungan,
sebagai akibat dari operasi pelaksanaan.
2.6. Mobilisasi mencakup setelah selesai pekerjaan, yang
meliputi pembongkaran semua instalasi plant, serta
bahan yang ada.

3. PENGUJIAN : 3.1. Penyedia jasa harus menyelenggarakan pengujian


LAPANGAN bahan untuk pengendalian mutu sesuai dengan
spesifikasi dan menurut perintah Direksi.
3.2. Hasil semua pengujian termasuk pemeriksaan kualitas
bahan di lapangan dan di desain campuran harus
direkam dengan baik dan dilaporkan pada direksi,
hal tersebut untuk menjamin kualitas konstruksi.
3.3. Semua biaya pengujian ditanggung oleh penyedia
jasa.

4. PEKERJAAN : 4.1. Uraian menjamin kwalitas pekerjaan, ukuran - ukuran


PERSIAPAN dan penampilan yang benar, penyedia jasa harus
menyediakan staf teknik ahli yang cocok
sebagaimana yang ditentukan dan memuaskan
direksi.
4.2. Penyedia jasa harus mempelajari gambar kontrak dan
pengukuran serta mencocokan bersama-sama di
lapangan dengan direksi.
4.3. Patok  peil ( BM ) dari bowplank ditentukan di
lapangan bersama - sama direksi dan patok duga
tersebut tidak boleh berubah selama pekerjaan
berlangsung dan jika terjadi revisi perubahan /
koreksi atau penggantian ukuran dicatat dan
disetujui oleh direksi.
4.4. Gambar rencana proyek merupakan bagian tak
terpisah dari dokumen kontrak dan gambar-gambar
tersebut adalah gambar yang paling akhir setelah
diadakan perubahan-perubahan dan merupakan
patokan pelaksanaan pekerjaan.
4.5. Tidak dibenarkan penyedia jasa menarik keuntungan
dari kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan
pada gambar atau perbedaan tertentu antara gambar
rencana dan isi spesifikasi teknis ini.
4.6. Apabila ternyata terdapat kekurangan dalam hal yang
meragukan, penyedia jasa diharuskan mengajukan
secara tertulis, dan direksi akan mengoreksi dan
menjelaskan gambar tersebut untuk kelengkapan apa
yang telah disebutkan dalam spesifikasi teknis.
Penyimpangan keadaan lapangan terhadap gambar
rencana akan ditentukan oleh direksi dan akan
disampaikan pada penyedia jasa secara tertulis.
4.7. Penyedia jasa menyiapkan gambar kerja dan disimpan
yang baik, dapat dibaca dan sudah mengalami revisi
akhir yang menunjukan perbedaan antara gambar
rencana dan gambar kerja.
4.8. Ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran
sebenarnya, jika tidak ada kesamaan ukuran dan
gambar maka segera minta pertimbangan para ahli
atau direksi untuk menetapkan yang benar.
4.9. Jika diperlukan untuk melindungi bahan bangunan
dari cuaca dan kerusakan dapat membuat gudang
material.
4.10. Patok bouwplank / profil harus dibuat dengan kayu
yang kokoh tidak goyah dan tidak berubah selama
pekerjaan berlangsung.

5. PENGENDALIAN : 5.1. Penyedia jasa harus menjamin penuh terhadap


LINGKUNGAN pengendalian pengaruh lingkungan yang
berhubungan dengan polusi lingkungan dan
perlindungan lahan serta lintasan air disekitarnya.
5.2. Penyedia jasa tidak boleh menggunakan kendaraan
yang memancarkan suara keras, berisik ( gaduh )
khususnya untuk daerah rawan, seperti dekat rumah
sakit.
5.3. Untuk mencegah debu selama musim kering
penyedia jasa harus melakukan penyiraman secara
teratur. dan untuk kendaraan angkut yang
mengeluarkan debu harus menutupi dengan terpal.
5.4. Pengedropan material untuk pelaksanaan proyek,
penyedia jasa harus mengatur sedemikian rupa
sehingga, tidak mengganggu kelancaran lalu-lintas
dan pada pelaksanaan kerja dipasang tanda papan
rambu-rambu kerja yang dapat dipindah-pindahkan.

6. STANDAR RUJUKAN : 6.1. Peraturan-peraturan dan standart yang dijadikan


acuan dalam dokumen kontrak akan membentuk
persyaratan kwalitas untuk berbagai jenis pekerjaan
yang harus dilaksanakan beserta cara-cara yang
dipergunakan untuk pengujian yang memenuhi
persyaratan ini.
6.2. Jaminan kualitas selama pengadaan bahan material,
Penyedia jasa harus bertanggungjawab untuk semua
pengujian bahan yang diperlukan dalam pekerjaan
bahwa bahan tersebut memenuhi persyaratan khusus.

6.3. Direksi teknik mempunyai wewenang untuk


menolak semua bahan-bahan pekerjaan yang tidak
memenuhi persyaratan yang ditentukan tanpa
konpensasi penyedia jasa.
6.4. Standart-standart yang dipakai yang menjadi acuan
namun tidak terbatas pada standart tersebut di bawah
ini :
 S.S.I.  ASTM
 PUBI 1982  BS
 PBI 1971  MPBJ
 PPBBI 1984  AV 1941
 AASHTO  PKKI 1961

7. BAHAN DAN : 7.1. Bahan yang digunakan harus memenuhi sbb :


PENYIMPANANNYA a. Memenuhi standart dan spesifikasi yang dapat
dipakai .
b. Untuk kekuatan bahan, ukuran, buatan, tipe dan
kualitas harus seperti yang dicantumkan dalam
gambar rencana, spesifikasi dan atau yang
disetujui secara tertulis oleh direksi teknik.
c. Semua produksi harus baru dan untuk bahan
tanah urug, pasir agregat harus diperoleh dari
suatu sumber yang disetujui.
7.2. Penyedia jasa harus memberikan contoh bahan untuk
mendapatkan persetujuan. Contoh tersebut harus
disertai informasi lokasi sumber untuk mendapatkan
persetujuan direksi.
7.3. Penumpukan bahan bangunan agregat di drop /
ditumpuk terpisah. Sedemikian rupa sehingga tidak
akan terjadi percampuran antara fraksi satu dengan
yang lain serta tidak menimbulkan kemacetan lalu
lintas.
7.4. Penyimpanan bahan aspal harus diatur dengan rapi
dan terhindar dari kebocoran. ( tidak berserakan
sepanjang jalan ).
7.5. Semen PC dipakai dari portland yang memenuhi
syarat yang ditetapkan dalam Peraturan Semen
Indonesia.
7.6. Agregat harus batu hitam pecah mesin mutu keras
bersifat kekal bersih tidak mengandung bahan yang
merusakan, kwalitas beton agregat dalam segala hal
harus memenuhi syarat yang ditentukan dalam PBI
1971.
7.7. Air untuk adukan spasi / merawat beton harus air
yang bersih tidak asin, bebas minyak, asam alkali
dan bahan organik, sebaiknya air yang dipakai bersih
dapat diminum.
7.8. Baja tulangan dari baja lunak polos atau diprofilkan
dengan tegangan leleh 2.400 kg/cm2. Untuk U 24
dalam hal ini bahan tersebut dan cara
pembengkokannya harus memenuhi ketentuan PBI
1971 ( NI - 2 ).
7.9. Kawat bendrat harus kawat baja lunak tidak berkarat
dan tidak kena bahan tahan karat dan harus sesuai
dengan PBI 1971 ( NI - 2 ) dan disetujui direksi.
7.10. Kayu cetakan beton harus kayu tahun yang baik,
lurus dan mudah dibongkar, tebal papan minimal 2
cm.
7.11. Batu bata merah harus memenuhi S.11-0021-78 dan
jika direndam air masih utuh, permukaan rata, padat
bebas dari retakan.

7.12. Batu belah yang digunakan harus batu hasil


pecahan / belahan yang berukuran 15/20 cm
berkwalitas baik, tidak poros dan bersih dari segala
kotoran.
7.13. Pasir yang digunakan pasir hitam terdiri dari butir-
butir tajam dan keras yang mempunyai sifat kekal
serta bersih dari bahan organik. Pasir tidak boleh
mengandung lumpur lebih dari 5 %, ukuran pasir
harus memenuhi syarat :
 Sisa diatas ayakan 4 mm min 2 %.
 Sisa diatas ayakan 1 mm min 10 %.
 Sisa diatas ayakan 0,25 mm min 80 - 95 %.
7.14. Baja untuk konstruksi bangunan dengan mutu BI 34.
7.15. Batu bahan untuk slitlaag harus batu hitam terdiri
dari agregat pokok, pengunci, dan agregat penutup
yang bersih, keras, mempunyai bidang pecah
bersudut dan bersih dari lempung atau bahan organis
lainnya.
7.16. Pasir urug dapat menggunakan pasir lokal yang
kwalitasnya baik tidak mengandung lumpur serta
bahan organik lainnya.
7.17. Sirtu harus berkwalitas baik yaitu sirtu yang diambil
dari sungai dan diayak serta dicuci sehingga bahan
tersebut bersih dari lumpur.
7.18. Grosok sebagai bahan tabur penutup pekerjaan jalan
aspal harus mempunyai butir yang sama yaitu
maksimal 1 cm dan min 1/2 cm dan harus bersih dari
segala kotoran dan lumpur.
7.19. Kapur harus mempunyai sifat mudah larut dalam air
dengan tidak mengandung kerikil sisa tidak terbakar
disetujui oleh direksi.
7.20. Pipa leoning jembatan dengan pipa galvanis yang
memenuhi standart.

8. PEKERJAAN HARIAN : 8.1. Operasi pekerjaan harian harus dilaksanakan sesuai


dengan ketentuan-ketentuan dari bab-bab yang
terkait pada spesifikasi ini yang menentukan
penempatan bahan, finishing pekerjaan-pekerjaan
serta pengujian / test mutu pekerjaan, pemeliharaan
pekerjaan.
8.2. Dalam hal ini pekerjaan yang diperlukan harus
dilaksanakan atas dasar pekerjaan harian yang tidak
ditentukan dimanapun pada spesifikasi ini, maka
pekerjaan harus dilaksanakan sebagaimana
diperintahkan dan harus disetujui oleh direksi tehnis,
semua pekerjaan harian tersebut menjadi tanggung
jawab sepenuhnya penyedia jasa.

9. PEKERJAAN TANAH : 9.1. Semua pekerjaan tanah dikerjakan sesuai dengan


GALIAN / URUGAN letak, elevasi, kemiringan dan penampang yang
diminta dalam gambar dengan memperhatikan ruang
kerja dan ukuran pasangan.
9.2. Jika galian tanah terdapat akar-akar jasat dll, harus
dibersihkan dan dibuang ke tempat lain.
9.3. Semua galian tanah harus dilaksanakan sesuai
dengan yang disyaratkan dan ditentukan dari
gambar-gambar pelaksanaan. Baik panjang, dalam,
kemiringannya, sehingga tidak akan mengganggu
pekerjaan pasangan.
9.4. Jika pada waktu penggalian terdapat tanah gembur
atau batuan, maka tanah / batuan tersebut harus
dibuang kemudian diganti dengan urugan pasir
sehingga rata permukaannya.
9.5. Penyedia jasa harus menjaga agar semua galian tidak
tergenang air yang timbul dari hujan, air tanah dan
sebab-sebab lain dengan jalan memompa.
9.6. Sebelum pekerjaan pasangan batu dilaksanakan
dasar galian harus keadaan kering waterpas ( peil )
dan harus disetujui direksi teknik.
9.7. Pekerjaan timbunan harus dilaksanakan setelah
mendapatkan persetujuan teknik, bahan timbunan
adalah bahan yang ditunjukan oleh direksi dan harus
dipadatkan selapis demi selapis, jika bahan timbunan
kering harus diberi air secukupnya. Bila keadaan
memungkinkan pemadatan harus dilakukan dengan
stamper atau alat lain yang disyahkan oleh direksi,
tebal lapisan  20 cm.
9.8. Urugan pasir alas bangunan harus dipadatkan dan
ditambah air secukupnya. Jika terdapat tanah gembur
harus dibuang dan diganti dengan pasir dan
dipadatkan, kwalitas pasir harus sesuai dengan pasal
7.16, tebal urugan pasir lihat gambar bestek.
9.9. Menghurug kembali alur galian dengan memakai
tanah galian yang baik, dan dilakukan selapis demi
selapis ( tebal lapisan 20 cm ) dengan alat pemadat
yang disyahkan oleh direksi. Jika urugan setelah
dipadatkan tanah turun kembali, harus diulang
berkali-kali sehingga permukaan tanah yang diminta
pada gambar rencana terpenuhi. Kwalitas tanah urug
harus bersih dari bahan-bahan organik atau kotoran
lain. Sisa tanah harus dibuang / dibersihkan sesuai
dengan petunjuk direksi.

10. PEKERJAAN : 10.1. Pekerjaan drainase jalan yang dimaksud adalah


DRAINASE terdiri pembangunan saluran tepi jalan, jalan air,
gorong-gorong serta sarana drainase lainnya dimana
semua pekerjaan drainase tersebut harus diselesaikan
dan harus berfungsi sebelum pekerjaan struktur
perkerasan dan bahu jalan.
10.2. Lingkup pekerjaan drainase meliputi : saluran-
saluran, gorong-gorong dan drainase lainnya sesuai
gambar rencana, baik pekerjaan baru maupun
pekerjaan pemeliharaan.
10.3. Syarat-syarat drainase untuk desain minimum harus
memenuhi ketentuan sebagai berikut, kecuali
ditentukan lain :
 Lebar dasar saluran minimum 50 cm. Kedalaman
minim sampai dasar dibawah pondasi permukaan
jalan 50 cm, kelandaian dasar memanjang 1 : 200.
10.4. Perbaikan kerusakan saluran karena gerusan atau
erosi harus diperbaiki dengan direkonstruksi
mencapai bentuk dan propil yang disetujui / perintah
direksi sesuai dengan bentuk semula.
10.5. Saluran yang dilapisi seperti pasangan batu dengan
siaran PC, dengan bahan batu belah muka lapang
dengan permukaan kasar, keras, tidak poros dan
mempunyai bentuk segi enam, dasar pasangan tanah
harus padat dan kering ( tidak ada genangan air ).
 Spesi terdiri PC dan pasir hitam perbandingan
campuran 1 : 4 kecuali ditentukan lain oleh direksi.
 Bagian permukaan / nat-nat disiar dengan PC.

11. GORONG - GORONG : 11.1. Pengaturan lokasi pekerjaan ditunjukkan pada


BETON gambar. Lokasi dan ketinggian final akan diputuskan
oleh direksi bersama-sama di lapangan.
11.2. Beton gorong-gorong yang diuraikan dalam bagian
ini harus memenuhi persyaratan yang ditentukan.
Gorong - gorong bertulang K.225 / tak bertulang
K.125.
11.3. Pipa gorong-gorong harus beton pracetak dan
didapat dari satu pabrik yang ditunjuk oleh direksi
kecuali ada ketentuan lain.
11.4. Pasangan batu untuk sayap / dinding kepala gorong-
gorong serta tumpuan beban harus dengan spesi 1:4,
semua bahan yang akan dipakai harus mendapat
persetujuan direksi.
11.5. Urugan alas dan urugan kembali untuk gorong-
gorong harus dengan bahan sirtu sesuai dengan
persyaratan yang ditentukan serta disetujui oleh
direksi. Pemadatan dilakukan dengan alat pemadat
atau alat lain yang disetujui oleh direksi.
11.6. Pemasangan pipa gorong-gorong harus diletakkan
secara hati - hati dan tepat dengan alur garis
kemiringan yang ditentukan. Lidah-lidah masing-
masing bagian harus dipasang rapat dan dicincin
dengan pasangan spesi 1 : 4 tebal timbunan diatas
gorong-gorong harus 1/2 diameter gorong-gorong
atau minimum 30 cm diatas puncak.
11.7. Semua permukaan dinding / box harus diplester tebal
2 cm dengan PC dan pasir perbandingan campuran 1
: 3 dan bagian paling luar diyiyit dengan PC.

12. PENYIAPAN TANAH : 12.1. Tanah dasar dibawah perkerasan pondasi jalan
DASAR dalam keadaan siap menerima struktur lapis
perkerasan dan seluas sampai lebar bahu jalan
seperti ditunjukkan dalam gambar.
12.2. Permukaan akhir tanah dasar setelah dipadatkan
dibuat miring melintang jalan untuk menjamin
limpasan air permukaan yang bebas.
12.3. Penyedia jasa akan memperbaiki setiap kerusakan
akibat alur roda dan kerusakan akibat retak-retak
karena kekeringan atau dari kebanjiran atau dari
kasus lainnya.
12.4. Pemadatan tanah dasar dipadatkan sampai 100 %
kepadatan kering maksimal. Jika lapisan tambahan
yang berada pada tebal 30 cm harus dipadatkan lapis
demi lapis dengan kepadatan maksimal sesuai
dengan perintah direksi.
12.5. Penyedia jasa wajib memperbaiki tanah dasar jika
tanah tersebut lembek dengan konstruksi yang
disetujui / petunjuk direksi, atas biaya penyedia jasa.

13. KONSTRUKSI BETON : 13.1. Persyaratan-pesyratan peraturan beton bertulang


Indonesia harus mengacu pada PBI 1971 atau
perbaikan yang terakhir harus sepenuhnya
diterapkan kepada semua pekerjaan beton, terkecuali
di nyatakan lain atau mengacu pada pemeriksaan
AASHTO dan spesifikasi khusus yang tidak tersebut
dalam PBI 1971.
13.2. Kelas-kelas beton harus sesuai dengan PBI 1971
klasifikasi dan rujukan umum beton harus seperti
yang diberikan pada PBI 1971.
13.3. Penyedia jasa harus menyerahkan contoh-contoh
semua bahan yang digunakan untuk pekerjaan beton
bersama-sama dengan data-data pengujian yang
menunjukan kecocokan dengan persyaratan mutu
spesifikasi ini.
13.4. Apabila disyaratkan demikian oleh direksi teknik,
penyedia jasa harus menyerahkan gambar-gambar
rinci semua pekerjaan acuan yang digunakan pada
pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan.
13.5. Penyedia jasa harus melapor pada direksi teknik
paling sedikit 24 jam sebelum pencampuran dan atau
pengecoran beton.
13.6. Penyedia jasa tidak boleh / tidak dapat menuntut
penggantian terhadap kerusakan beton yang di tolak
karena hujan dll.
13.7. Pekerjaan beton yang tidak memenuhi persyaratan
spesifikasi mengenai toleransi / kelonggaran, sifat
campuran beton, atau penyelesaian akhir permukaan,
harus diperbaiki menurut perintah direksi teknik dan
dapat meliputi :
a.Perubahan dalam perbandingan campuran.
b. Pembongkaran atau pembuatan bagian-
bagian pekerjaan yang dinyatakan tidak
memuaskan.
Perawatan tambahan bagian-bagian yang pengujian-
pengujian betonnya ternyata tidak memuaskan.
13.8. Dalam hal ini bila terjadi perselisihan antara
penyedia jasa dengan direksi mengenai mutu
pekerjaan beton, direksi tehnik akan meminta
penyedia jasa untuk melakukan pengujian lagi. untuk
dapat membuat penilaian mutu yang benar.
13.9. Beton Non Struktur.
a.Beton dengan adukan 1PC : 3 Psr : 5 Krl. untuk
lantai kerja, tebal min. 5 cm atau untuk pekerjaan
rabat beton.
b. Kekuatan tekan hancur karakteristik untuk
kubus beton, elevasi penentuan ini di gunakan
ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam PBI
1971.
13.10. Beton Siklop (cyclop)
a. Beton Siklop tersusun dari campuran beton yang
ditambah batu mangga. Komposisi beton siklop
terdiri dari beton dengan mutu beton K-175
ditambah dengan volume batu mangga.
b. Komposisi pemasangan 1 m3 beton siklop
diperlukan antara lain :
 60 % beton campuran 1 PC : 2 PB : 3 KR
(PC= Portland Cement, PB = Pasir Batu, dan
KR = Kerikil)
 40 % batu mangga ukuran 10-20 cm
c. Batu mangga dapat menggunakan bahan material
batu putih yang disetujui oleh direksi.
13.11. Pengecoran Beton.
a.Proporsi semen, pasir cor, split di sesuaikan
dengan Trial Mix yang telah disetujui oleh direksi.
b. Sebelum pengecoran, kayu cetakan harus
kokoh.
c.Pengecoran beton dilaksanakan sesudah pengawas
lapangan memeriksa dan menyetujui, bekesting,
tulangan, stek-stek dimana kesiapan tersebut dapat
terpenuhi.
d. Pengecoran bahan campuran beton 1,5
menit setelah semua bahan masuk semuanya.
e.Pengecoran ( Bahan beton ) tidak boleh dijatuhkan
bebas dari ketinggian lebih dari 2m, dan dilakukan
terus menerus atau tercapai pada kontruksi. Join
beton tidak boleh dituangkan diatas lapisan beton
yang cukup keras. Jika terjadi pemberhentian
pengecoran harus ditentukan dan disetujui direksi.
f. Tidak boleh mengecor beton pada waktu hujan
kecuali jika penyedia jasa mengambil tindakan
pencegahan kerusakan yang telah disetujui direksi.
g. Untuk pekerjaan beton yang volumenya 5
m³ harus diadakan tes laboratorium terlebih dahulu
dan berlaku kelipatannya.

14. ACUAN ( BEKISTING ) : 14.1. Acuan harus dibuat dari kayu atau bahan bermutu
baik yang lain cukup untuk keperluan yang diuraikan
dalam dokumen kontrak. Kayu harus memenuhi
peraturan konstruksi kayu Indonesia dan disetujui
oleh direksi.
14.2. Acuan untuk permukaan beton tanpa dirawat halus
harus terdiri dari hal-hal sebagai berikut :
a.Kayu bermutu baik, siap sesuai dengan keadaan
untuk pelaksanaan penyimpanan seperti yang
disebutkan dalam PKKI, sambungan dilaksanakan
dengan tidak dilubang dan diselesaikan halus pada
permukaan dalam.
b. Polywood dengan ukuran yang
sesuai dengan jarak ikatan pembuatan sesuai
dengan instruksi direksi teknik.
c.Kayu kasar dapat digunakan pada permukaan yang
tidak diexpose pada konstruksi yang selesai.
14.3. Acuan harus direncanakan untuk menjamin bahwa
pembongkaran acuan beton tidak akan merusak
beton atau perancah.
14.4. Acuan beton harus cukup kuat untuk menahan
getaran yang disebabkan oleh alat getar. Permukaan
antara dua perletakan tidak melebihi 1/300 bentang
atau bagaimanapun juga penurunan tidak boleh
lebih dari 3 mm.
14.5. Permukaan bagian dalam acuan harus diberi lapis
minyak atau bahan lain yang disetujui direksi tehnik,
sehingga permukaan acuan dapat lepas dengan
mudah apa bila beton telah mengeras.
14.6. Segera sebelum pekerjaan pengecoran, acuan harus
dibersihkan dari semua kotoran, serbuk gergaji, debu
dll.
14.7. Kerusakan-kerusakan seperti penurunan, deformasi
dll harus diperbaiki segera. apabila selama pekerjaan
pengecoran, ternyata diamati ada perubahan bentuk
acuan, beton pada tempat yang bersangkutan harus
dibuang dulu dan diperkuat sesuai petunjuk direksi.
14.8. Perancah dan acuan tidak boleh dibongkar kecuali
sesudah mendapat persetujuan direksi.
14.9. Dalam hal-hal selain dari hal tersebut diatas,
ketetapan dalam PBI 1971 harus diikuti dengan
petunjuk direksi teknis.

15. BAJA TULANGAN : 15.1. Pekerjaan ini berupa penyediaan, pemotongan,


BETON pembengkokan dan pemasangan batang-batang baja
untuk tulangan beton.
15.2. Mutu baja yang di pakai harus sesuai gambar kerja
dan mengacu pada PBI 1971 dan petunjuk direksi.
15.3. Batang-batang baja yang digunakan untuk tulangan
harus bersih bebas dari karat, kotoran material lepas,
gemuk cat, lumpur kulit giling serta bahan lain yang
melekat.
15.4. Batang-batang baja tulangan di tumpuk dan tidak
boleh menyentuh tanah dan dilindungi terhadap
karat atau rusak karena cuaca.
15.5. Potongan batang tulangan harus dibengkok dengan
hati-hati . Batang tulangan dengan derajat kwalitas
baja keras tidak boleh dibengkokan 2 kali.
Pemanasan batang-batang tulangan tidak diijinkan,
kecuali jika disetujui oleh direksi, apabila
berpedoman minimum dan harus dilaksanakan
dengan panas yang terendah.
Dalam hal jari-jari pembengkokan tidak ditunjukan
dalam gambar rencana, paling sedikit harus 5 kali
diameter batang yang bersangkutan ( untuk batang
polos ) atau 6 1/2 kali diameter batang yang
bersangkutan ( untuk batang ulir ). Kait dan begel
harus dibengkokan sesua dengan PBI 1971.
15.6. Kawat Jaring (Wiremesh).
a. adalah rangkaian besi yang terdiri dari baris
paralel dan kolom kawat yang saling
berpotongan yang sedemikian rupa mirip dengan
sebuah anyaman. Kabel-kabel  atau wire yang
berpotongan ini disambung dengan pengelasan
sehingga terikat sempurna dan kokoh.
b. Kawat Jaring sekurang-kurangnya memiliki
kekuatan tarik 490 (N/mm2) batas ulur 400
(N/mm2) dan pemanjangan minimum 8%
c. Ukuran spasi jaring adalah 15 x 15 cm atau
sesuai persetujuan direksi.
15.7. Baja tulangan beton yang digunakan memiliki mutu
baja U24 fy = 240 Mpa
15.8. Kawat Baja Prategang yang digunakan memiliki
mutu baja U160 fy = 1600 Mpa
15.9. Hal-hal lain yang belum diatur, akan diatur
kemudian dengan berpedoman pada PBI 1971 dan
pasal-pasal peraturan Standar Beton 1991 atau
petunjuk direksi.

16. PEKERJAAN : 16.1. Pekerjaan pasangan batu :


PASANGAN BATU a.Bilamana ditunjukkan pada gambar rencana atau
sebagaimana diperintahkan oleh direksi teknik,
pondasi dari pasangan batu dilaksanakan sampai
ketinggian ukuran yang di perlukan.
b. Batu harus bersih dan dibasahi
sepenuhnya sebelum dipasang, diberikan waktu
untuk penyiraman. Pondasi atau lapisan dasar yang
sudah di siapkan harus di basahi.
c.Tebal adonan untuk masing-masing lapisan
pekerjaan batu adalah dalam batas 2-5 cm, tetapi
harus dipertahankan sampai keperluan minimum
untuk menjamin bahwa semua rongga diantara
batu yang di pasang telah terisi sepenuhnya.
d. Suatu lapisan dasar adonan segar
tebal paling sedikit 3 cm harus di pasang diatas
pondasi yang telah disiapkan secepatnya. Sebelum
pemasangan batu-batu pada lapisan pertama. Batu
pilihan yang besar harus digunakan lapisan yang
bawah dan di sudut-sudut, harus dihindari
pengelompokan batu yang sama ukuranya.
e.Batu harus di letakkan dengan permukaaan yang
paling panjang mendatar dan permukaan yang
terlihat harus di atur sejajar dengan permukaaan
dinding yang sedang di bangun.
f. Batu-batu harus dipasang dengan nat-nat
menghindari pergeseran atau gerakan batu.
16.2. Batu yang di pilih harus bersih dan keras tanpa
lapisan yang lemah atau retak dan harus memiliki
daya tahan / awet.
16.3. Batu tersebut harus berbentuk rata, bentuk baji
ataupun oval dan harus dapat di lapisi sepenuhnya
untuk menjamin saling mengunci yang rapat bila di
pasang bersama-sama dan memberikan satu propil
permukaan di dalam batas-batas ukuran yang
ditetapkan.
16.4. Kecuali di tentukan lain pada gambar rencana atau di
perintahkan lain oleh direksi, lubang pelepasan
( Weepholes ) harus disediakan dalam semua jenis
dinding penahan, lubang tersebut diameternya
sekitar 5 cm di susun secara horisontal maupun
vertikal berjarak 2 m pusat ke pusat.
16.5. Plesteran.
Plesteran permukaan puncak horisontal dari semua
pasangan batu akan di selesaikan dengan tambahan
lapisan aus atau adonan semen tebal 2 cm, di kulir
sampai permukaan rata dengan kemiringan
melintang yang akan menjamin perlindungan
terhadap air hujan dan dengan ujung di buat tumpul.
Lapisan aus tersebut akan di masukan didalam
ukuran khusus dari struktur. Permukaan jadi setelah
di plester dengan campuran sesuai dengan gambar di
rawat sampai mengeras atau cukup kuat.

17. PEKERJAAN PONDASI / : 17.1. Jenis pondasi bangunan yang digunakan adalah :
STRAUSS / TIANG Pondasi batu belah, pondasi beton bertulang, pondasi
PANCANG tiang pancang dan atau jenis pondasi lain menurut
gambar rencana / bestek.
17.2. Pekerjaan ini terdiri dari pemancangan tiang, yang
diselesaikan dan dipancang sesuai dengan
spesifikasi-spesifikasi ini dan sesuai dengan gambar-
gambar pada peil atau kedalaman yang
diperintahkan oleh Direksi Teknik. Pengujian tiang
pancang diperlukan untuk menentukan banyak tiang
dan panjang tiang yang harus dibuat.
17.3. Tiang Kayu yang digunakan harus sesuai dengan
Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia ( PKKI ) 1961
dan harus disetujui oleh Direksi Teknik. Untuk
tiang-tiang yang terbentang diatas muka air yang
paling rendah, kelas kayu harus kelas I ( kelas
awet ) dan kelas II.
17.4. Pondasi Tiang Strauss Beton yang digunakan harus
sesuai dengan desain atau rencana-rencana yang
ditunjukkan pada gambar-gambar dengan besi mutu
baja U24 fy = 240 Mpa dan kekuatan beton
minimum harus Kelas K225.
17.5. Pondasi Tiang Pancang (Minipile/Pile) beton
prategang pracetak dengan mutu beton minimal fc’ =
40 Mpa (setara dengan K. 500) dan kawat baja
prategang dengan mutu kawat baja fy = 1600 Mpa
dan spiral dengan mutu baja U 24 fy = 240 Mpa dan
harus mengikuti syarat-syarat yang tertera dalam
pasal-pasal peraturan Standar Beton 1991.
17.6. Tiang Baja yang digunakan harus berupa profil baja
giling dan jenis yang dapat dilas. Bentuknya harus
sesuai dengan gambar-gambar yang telah ditentukan.
Tiang-tiang itu harus berupa baja konstruksi yang
memenuhi persyaratan AASHTO M 183 ( ASTM A
36 ). Tiang-tiang baja harus dicat atau dilindungi
seperti yang ditunjukkan pada Gambar Rencana dan
sesuai dengan instruksi.

18. PEKERJAAN : 18.1. Batu bronjong harus berbentuk kubus, dibuat dengan
BRONJONG ukuran khusus serta sesuai dengan gambar. Bronjong
harus digunakan untuk mendukung tanah, penahan,
perlindungan talud pada ujung jembatan dan untuk
keperluan perlindungan lain.
18.2. Kawat bronjong menggunakan bahan pabrikan
dengan ukuran lebar 1 meter, tinggi ½ meter dan
panjang 2 meter / sesuai petunjuk direksi.
18.3. Kawat bronjong harus digalvanis sesuai dengan
AASHTO M279 kelas 1 dan AASHTO A239
Galvanisir harus memberikan pelapisan minimum
0,20 kg/cm2 dengan karakteristik kawat sebagai
berikut :
a.Kawat pinggir diameter 4 mm 6 swg
b. Kawat anyaman diameter 3 mm 8 swg
c.Kawat ikat diameter 2,1 mm 14 swg
d. Kekuatan tarik 5.000 kg/cm2
e.Perpanjangan 10 % ( minimum )
18.4. Batu untuk mengisi bronjong harus terdiri dari batu
belah awet dan keras dengan sifat-sifat sebagai
berikut :
a. Nilai pengujiankeausan Los Angeles < 35 %
b. BJ > 2,3
c. Peresapan air tidaklebihbesar 45%
d. Ukuran minimum 25 cm
e. Direksi teknik dapat memerintahkan ukuran batu
yang lebih besar, jika kecepatan aliran tinggi.
18.5. Pembuatan kawat anyaman harus seragam dianyam
segi enam dalam bentuk 3 lilitan dengan ukuran
lubang 80 mm x 100 mm.
18.6. Keranjang harus pelaksanaan unit tunggal yang
disediakan untuk ukuran yang ditetapkan pada
gambar dan harus diangkut ke lapangan sebelum
diisi dengan batu belah.
18.7. Pondasi bronjong harus dipersiapkan rata dengan
ketinggian yang sama. Bronjong dibentuk dengan
diikat sepanjang semua tepi / pinggir.
18.8. Sebelum diisi dedngan batu, kawat anyaman
bronjong harus direntang dan diatur sedemikian rupa
sehingga menghasilkan bentuk yang sesuai dalam
mengikuti alinyemen dan kemudian diisi dengan
batu sampai penuh / padat.
19. PEKERJAAN : 19.1. Pekerjaan Perletakan Gelagar Induk baik terdiri
JEMBATAN gelagar baja maupun beton, harus menggunakan
landasan / elastomer yang terbuat dari bahan elastis (
karet dan benang melon ) dipasang setelah
abutment / pilar dicor, dan distel ditempat yang
sudah ditentukan pada gambar rencana.
19.2. Pekerjaan Gelagar Baja dan Diafragma.
a. Gelagar Baja dari baja IWF 400.200.13 mm, untuk
panjang bentang sesuai dengan gambar dan jumlah
yang telah ditentukan dalam gambar bestek,
sedangkan diafragma dari baja UNP.20 yang
dipasang pada gelagar satu dan lainnya, kemudian
baja L 80.80.8 dipasang sebagai diagonal ( ikatan
angin ).
b. Gelagar induk dipasang diatas plat perletakan yang
sudah terpancang pada abutment dan pilar, lengkap
dengan balok lintang ( diafragma ),
plat pengaku dan lainnya dengan jarak antara
gelagar dengan gelagar seperti pada gambar
bestek.
19.3. Pekerjaan angkur conektor Ø 16 dilaksanakan
setelah pekerjaan pemasangan gelagar selesai
dengan sempurna. Angkur konektor dipasang pada
bagian atas gelagar baja yang berhubungan langsung
dengan beton lantai atas jembatan. Pemasangannya
dilaksanakan dengan las listrik dengan ukuran,
bentuk, dan jarak sesuai dengan ketentuan dengan
gambar bestek.
19.4. Pekerjaan leuning / sandaran dilaksanakan dari pipa
galvanis Ø 3”, tebal medium. Pipa leuning dipasang
pada tiang-tiang sandaran dari beton bertulang
dengan jarak dan letak sesuai gambar bestek. Pada
ujung-ujungnya yang tidak tertanam beton ( pada
ujung batang ) ditutup dengan DOP dan dilas.

20. PEKERJAAN CAT- : 20.1. Pekerjaan cat-catan.


CATAN a.Cat-catan anti karat untuk gelagar baja dan
diafragma serta pipa leuning, sedangkan cat-catan
dengan cat tembok untuk balok tepi lantai
kendaraan, tiang leuning dan book.
b. Pengecatan dengan anti karat,
permukaannya terlebih dahulu harus diamplas dan
dibesihkan dari kotoran / debu kemudian dicat
dasar ( cat meny besi ) sedangkan pengecatan cat
tembok permukaannya harus diplamir dahulu,
kemudian diamplas dan dibersihkan dari kotoran
dan debu.
c.Pengecatan dilakukan sedemikian rupa sehingga
mendapat warna yang rata dan permukaan yang
halus. Adapun warna dan jenis bahan masing-
masing akan ditentukan kemudian oleh direksi.
20.2. Pekerjaan finishing dilaksanakan untuk
penyempurnaan pekerjaan jembatan sehingga
pelaksanaan pekerjaan akan sesuai dengan apa yang
diharapkan.

21. PEKERJAAN GEBALAN : 21.1. Gebalan rumput ditempel pada bidang lereng dan
RUMPUT datar ditetapkan oleh Direksi.
21.2. Alas untuk menempelkan gebalan rumput
dibersihkan, diratakan dan sekedar digemburkan,
agar kedudukan gebalan rumput lebih sempurna.
21.3. Gebalan rumput tebalnya harus memenuhi syarat,
dan seluruh akar-akarnya masih utuh.
21.4. Ukuran gebalan rumput pada bidang lereng / miring
harus diperkuat dengan semat dari bambu yang
panjangnya + 30 cm dan cukup kuat.
21.5. Gebalan rumput harus lumuran dan keadaan masih
subur, melekat dengan akarnya pada tanah dan bebas
dari jenis rumput liar.
21.6. Agar gebalan rumput yang telah terpasang dapat
tumbuh dengan baik, maka harus dilakukan
penyiraman secara teratur. Bagi gebalan rumput
yang mati harus diganti dengan yang baru dan masih
menjadi beban penyedia jasa.
21.7. Pekerjaan gebalan rumput dilakukan pada seluruh
sisi luar tanggul, sisi dalam sampai muka air rencana
dan sisi atas sampai 0,50 m dari sisi-sisinya.

22. PEKERJAAN : 22.1. Bongkaran pada sebagian bangunan lama harus


BONGKARAN dilakukan secara hati-hati.
22.2. Batu-batu bongkaran yang masih baik dapat dipakai
lagi dengan persetujuan dari direksi.
22.3. Bongkaran pada pekerjaan besi / pintu-pintu air
harus diangkut ke gudang kantor Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Grobogan
dengan biaya pihak penyedia jasa.

23. PEKERJAAN : 23.1. Sebelum pekerjaan plesteran dilakukan maka bidang


PLESTERAN DAN dasar harus dibuat kasar dan bersih.
ACIAN 23.2. Pekerjaan plesteran harus rata, lurus dan rapi halus.
23.3. Setelah pekerjaan plesteran cukup kering, kemudian
harus dipelihara dengan siraman air secara rutin.
23.4. Plesteran dibuat setebal 1,5 cm dengan komposisi
campuran 1 Pc : 3 Pasir.
23.5. Setelah pekerjaan plesteran dilanjutkan dengan
pekerjaan acian.
24. PASANGAN BATU : 24.1. Bahan Batu muka dari batukali hitam atau batu
MUKA SEGI ENAM hitam gunung yang padat dan keras.
BERATURAN 24.2. Diameter batu muka 11-15 cm berbentuk segi enam
beraturan
24.3. Ketebalan batu muka minimal 8 cm.

25. PEKERJAAN SIARAN 25.1.Semua bagian pasangan yang tampak bidang


mukanya diberi pasangan batu muka berbentuk segi
enam tidak beraturan, jarak batu muka satu dengan
yang lainnya antara 1 – 1,5 cm.
25.2. Untuk memperkuat kedudukan siar tesebut maka
bidang mukanya diberi lapisan perekat dengan bahan
Pc dan Pasir, setebal 1 cm. Adapun perbandingan
campuran adalah 1 Pc : 3 Pasir.
25.3. Pekerjaan siar ditetapkan “ bentuk tenggelam “
dimana bidang mukanya berkedudukan 1 cm
kedalam bidang muka.
25.4. Dasar untuk siaran terlebih dahulu harus dibersihkan
dan dibuat kasar serta dibasahi dengan air.

26. PEKERJAAN BESI DAN : 26.1. Pintu air dibuat dengan ukuran yang telah ditentukan
PINTU AIR menurut gambar rencana.
26.2. Pekerjaan pintu harus dibuat menurut ketentuan
yang ada, memenuhi syarat teknis, baik dan kokoh.
26.3. Pintu air harus dipasang rapat air selama ditutup dan
mudah dioperasikan.
26.4. Peil schaal, Liter schaal dibuat dari plat baja, huruf
maupun garis pembaginya dibuat timbul dan dicat
email.
26.5. Semua pekerjaan pintu air harus dimeni sebelum
dicat dan dilengkapi kunci.
26.6. Pekerjaan besi-besi lainnya harus sesuai deengan
gambar rencana serta memenuhi persyaratan-
persyaratan teknis.
26.7. Pabrik / Bengkel yang ditunjuk oleh penyedia jasa
harus spesialisasi yang mampu melaksanakan
pekerjaan pintu air.
26.8. Pada pekerjaan pintu fisik 50% diadakan
pemeriksaan oleh Tim Pelaksana Kegiatan.

27. PEKERJAAN : 27.1. Batu bata yang digunakan harus memenuhi mutu
PASANGAN BATU yang dipersyaratkan dalam spesifikasi teknis atau
BATA menurut persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen.
27.2. Pasangan batu bata digunakan untuk pekerjaan
dinding, rolaag, dan pekerjaan lain sesuai yang
tercantum dalam bestek termasuk dalam spesifikasi
ini.
27.3. Pemasangan bata dilakukan satu persatu sehingga
didapat celah yang cukup untuk spesi, sar diatas
dengan dibawahnya tidak boleh segaris
vertikal,dan tinggi pasangan dalam sehari tidak
boleh lebih dari 1 m serta diikuti kolom praktis.
27.4. Dalam pelaksanaan pekerjaan bata harus dibantu
dengan profil dan benang setiap baris perbarisnya.
27.5. Spesi yang terpasang harus padat ( dijojoh ) agar
tidak ada rongga antar natnya.

28. PEKERJAAN PAVING : 28.1. Paving blok menggunakan mutu beton K 225 atau
BLOK dengan mutu lain menurut yang dipersyaratkan
dalam Bestek.
28.2. Bentuk, ukuran warna serta ketebalan ditentukan
menurut Bestek atau atas persetujuan Pejabat
Pembuat Komitmen.
28.3. Sebelum pemasangan paving dilakukan, permukaan
dasar dibuat rata dan dipadatkan kemudian diurug
pasir pasang tebal 5-7 cm atau menurut yang
ditentukan bestek.
28.4. Pada bagian tepi apabila tidak ditentukan lain harus
dipasang beton list ( cansteen ) ukuran lebar atas 10
cm, bawah 15 cm, tinggi 20 cm dan atau menurut
yang ditentukan dalam bestek.
28.5. Sebelum paving blok dipasang harus diambil sample
dan dilakukan uji laboratorium, apabila memenuhi
syarat maka atas seijin direksi boleh dipasang akan
tetapi bila sebaliknya maka dalam waktu 1 x 24 jam
paving harus dikeluarkan dari lokasi pekerjaan untuk
diganti sesuai persyaratan yang ditentukan.

29. PEKERJAAN KAP : 29.1. Jenis kayu ukuran, dan bentuk penampang rangka
atap, gording, nok serta kuda-kuda mengikuti
gambar bestek / rencana.
29.2. Konstruksi kuda-kuda dilengkapi dengan begel, plat
dan mur baut pada letak yang sesuai dengan gambar
bestek.
29.3. Penutup atap yang digunakan genteng press lokal
atau jatiwangi menurut yang ditentukan dalam
gambar bestek.
29.4. Untuk kerpus genteng spesi yang digunakan
campuran 1 Pc : 3 Pasir diberi campuran pengikat
batu / pecahan genteng.
29.5. Talang atap menggunakan seng galvanis BJLS 30
dengan lebar menurut bestek, bagian bawah diberi
landasan papan tebal 2 cm.
29.6. Kemiringan atap dan tulang dibuat sedemikian
sehingga sesuai bestek agar aliran air hujan lancar.
29.7. Plafon menggunakan kayu menurut ketentuan dalam
bestek.
29.8. Eternit menggunakan asbes plat dengan ukuran ( 100
x 100 ) cm menurut bestek dan permukaan cat dicat
halus warna putih.

30. PEKERJAAN LAIN- : 30.1. Syarat-syarat untuk pekerjaan lain-lain yang belum
LAIN tercantum didalam uraian diatas akan diatur dan
ditentukan lebih lanjut sesuai dengan persyaratan
teknis yang berlaku.
30.2. Syarat-syarat ini berlaku untuk pekerjaan yang
tercantum didalam uraian pekerjaan yang ada.
30.3. Meskipun sudah ada pengawas dan unsur-unsur
lainnya semua penyimpangan bestek dan gambar
menjadi tanggung jawab penyedia jasa, untuk itu
penyedia jasa harus menyelesaikan pekerjaan sesuai
bestek.
30.4. Selama masa pemeliharaan penyedia jasa wajib
merawat, mengamankan dan memperbaiki segala
kerusakan yang timbul, sehingga sebelum
penyerahan kedua dilaksanakan pekerjaan telah
benar-benar sempurna.

Purwodadi, 14 Februari 2023


PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

YUDHI ARI BAWA, ST.MT.


NIP. 19800517 200604 1 009

Anda mungkin juga menyukai