Anda di halaman 1dari 25

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS

AAJ MARUNDA EXPANSION


APICAL GROUP – MARUNDA - INDONESIA

Bab 1
Umum dan Syarat-syarat Umum

Pasal 1 Umum

1.1. Jenis dan uraian pekerjaan dan persyaratan teknis khusus gambar-gambar
rencana (Design) adalah merupakan satuan dengan RKS ini.

1.2. Adapun standar yang dipakai untuk pekerjaan tersebut diatas ialah berdasarkan
:
- Dewan Normalisasi Indonesia (NI)
- ASTM (American Society for Testing & Materials)
- ASSHO (American Association of State Highway Officials).

1.3. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Pemborong harus mengukur kembali semua


titik elevasi dan koordinat-koordinat. Dan apabila terjadi perbedaan-perbedaan
di lapangan, Kontraktor wajib membuat gambar-gambar penyesuaian dan harus
mendapat persetujuan MK (Pengawas Lapangan).

Pasal 2 Syarat-syarat Umum

2.1 Umum

Untuk dapat memahami dengan sebaik-baiknya seluruh seluk beluk pekerjaan


ini, Kontraktor diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh gambar
pelaksanaan beserta uraian Pekerjaan dan Persyaratan Pelaksanaan seperti yang
akan diuraikan di dalam buku ini.
Bila terdapat ketidakjelasan atau perbedaan dalam gambar dan uraian
ini, Kontraktor diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada
Perencana/Pengawas untuk mendapatkan penyelesaian.

2.2 Lingkup Pekerjaan

Penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat kerja merupakan hal yang
dibutuhkan dalam melaksanakan pekerjaan ini serta mengamankan,
mengawasi, dan memelihara bahan-bahan, alat kerja maupun hasil pekerjaan
selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan dapat selesai
dengan sempurna.

2.3 Sarana Kerja

Kontraktor wajib memasukkan jadwal kerja. Kontraktor juga wajib


memasukkan identifikasi dari tempat kerja, nama, jabatan dan keahlian
masing-masing anggota pelaksana pekerjaan, serta inventarisasi peralatan yang
digunakan dalam melaksanakan pekerjaan ini. Kontraktor wajib menyediakan
tempat penyimpanan bahan/material di lokasi yang aman dari segala
Halaman | 2
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
AAJ MARUNDA EXPANSION
APICAL GROUP – MARUNDA - INDONESIA

kerusakan, kehilangan dan hal-hal yang dapat mengganggu pekerjaan lain.


Semua sarana persyaratan kerja perlu dipenuhi oleh kontraktor, sehingga
memberikan kelancaran dan memudahkan pekerjaan di lokasi.

2.4 Gambar-Gambar Dokumen

a. Dalam hal terjadi perbedaan dan atau pertentangan dalam gambar-gambar


yang ada (AR, ST dan ME) dalam buku Uraian Pekerjaan ini,
maupun pekerjaan yang terjadi akibat keadaan dilokasi, Kontraktor
diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada Perencana atau Pengawas
secara tertulis untuk mendapatkan keputusan pelaksanaan di lokasi setelah
Pengawas berunding terlebih dahulu dengan Perencana.
Ketentuan tersebut diatas tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor
untuk memperpanjang waktu pelaksanaan.

b. Semua ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran jadi, dalam
keadaan selesai/terpasang.

c. Mengingat masalah ukuran ini sangat penting, Kontraktor diwajibkan


memperhatikan dan meneliti terlebih dahulu semua ukuran yang tercantum
seperti peil-peil, ketinggian, lebar ketebalan, luas penampang dan lain-
lainnya sebelum pekerjaan.
Bila ada keraguan mengenai ukuran atau bila ada ukuran yang belum
dicantumkan dalam gambar, Kontraktor wajib melaporkan hal tersebut
secara tertulis kepada Konsultan Pengawas. Konsultan Pengawas
memberikan keputusan standar ukuran yang akan dipakai dan dijadikan
pegangan setelah terlebih dahulu berunding dengan Perencana.

d. Kontraktor tidak dibenarkan mengubah dan atau mengganti ukuran-ukuran


yang tercantum di dalam gambar pelaksanaan tanpa sepengetahuan
Pengawas.
Bila hal tersebut terjadi, segala akibat yang akan ada menjadi tanggung
jawab Kontraktor baik dari segi biaya maupun waktu.

e. Kontraktor harus selalu menyediakan dengan lengkap masing-masing dua


salinan, semua gambar-gambar, spesifikasi teknis, agenda, berita-berita
perubahan dan gambar-gambar pelaksanaan yang telah disetujui
ditempat pekerjaan.
Dokumen-dokumen ini harus dapat dilihat Konsultan Pengawas dan
Direksi setiap saat sampai dengan serah terima kesatu. Setelah serah terima
kesatu, dokumen-dokumen tersebut akan didokumentasikan oleh Pemberi
Tugas.

Halaman | 3
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
AAJ MARUNDA EXPANSION
APICAL GROUP – MARUNDA - INDONESIA

2.5 Gambar-Gambar Pelaksanaan dan Contoh-Contoh

a. Gambar-gambar pelaksanaan (shop drawing) adalah gambar-gambar,


diagram, ilustrasi, jadwal, brosur atau data yang disiapkan Kontraktor atau
Sub Kontraktor, Supplier atau Produsen yang menjelaskan bahan-bahan
atau sebagian pekerjaan.

b. Contoh-contoh adalah benda-benda yang disediakan Kontraktor untuk


menunjukkan bahan, kelengkapan dan kualitas kerja. Hal tersebut akan
dipakai oleh Konsultan Pengawas sebagai standar untuk mengawasi
pekerjaan kontraktor, setelah disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan
Perencana.

c. Kontraktorakan memeriksa, menandatangani persetujuan dan menyerahkan


dengan segera semua gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-contoh yang
disyaratkan dalam Dokumen Kontrak atau oleh Konsultan Pengawas.
Gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-contoh harus diberi tanda-tanda
sebagaimana ditentukan Konsultan Pengawas. Kontraktor harus
melampirkan keterangan tertulis mengenai setiap hal-hal yang berbeda
dengan Dokumen Kontrak jika ada hal yang demikian.

d. Dengan menyetujui dan menyerahkan gambar-gambar pelaksanaan atau


contoh-contoh dianggap Kontraktor telah meneliti dan menyeseuaikan
setiap gambar atau contoh tersebut dengan Dokumen Kontrak.

e. Konsultan Pengawas dan Perencana akan memeriksa dan menolak atau


menyetujui gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh dalam waktu
segera mungkin, sehingga tidak mengganggu jalannya pekerjaan.

f. Kontraktor akan melakukan perbaikan-perbaikan yang diminta


Konsultan Pengawas dan menyerahkan kembali semua gambar-
gambar pelaksanaan dan contoh-contoh untuk disetujui.

g. Persetujuan Konsultan Pengawas terhadap gambar-gambar pelaksanaan dan


contoh-contoh, tidak membebaskan Kontraktor dari tanggung jawabnya
atas perbedaan dengan Dokumen Kontrak, apabila perbedaan tersebut tidak
diberitahukan secara tertulis kepada Konsultan Pengawas.

h. Semua pekerjaan yang memerlukan gambar-gambar pelaksanaan atau


contoh-contoh yang harus disetujui Konsultan Pengawas, tidak boleh
dilaksanakan sebelum ada persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.

i. Gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh harus dikirimkan


Pengawas kepada Konsultan Pengawas dalam dua salinan, Konsultan
Pengawas akan memeriksa dan mencantumkan keterangan "Telah
Diperiksa Tanpa Perubahan " atau " Telah “Diperiksa Dengan Perubahan"
atau "Ditolak".
Halaman | 4
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
AAJ MARUNDA EXPANSION
APICAL GROUP – MARUNDA - INDONESIA

Satu salinan ditahan oleh Konsultan Pengawas untuk arsip, sedangkan yang
kedua dikembalikan kepada Kontraktor untuk diserahkan atau
diperlihatkan kepada Sub Kontraktor atau yang bersangkutan lainnya.

j. Sebutan katalog atau barang cetakan, hanya boleh diserahkan apabila


menurut Konsultan Pengawas hal-hal yang sudah ditentukan dalam katalog
atau barang cetakan tersebut sudah jelas dan tidak perlu dirubah.
Barang cetakan ini juga harus diserahkan dalam dua rangkap untuk masing-
masing jenis dan diperlukan sama seperti butir di atas.

k. Contoh-contoh yang disebutkan dalam Spesifikasi Teknis harus dikirimkan


kepada Konsultan Pengawas dan Perencana.

l. Biaya pengiriman gambar-gambar pelaksanaan, contoh-contoh, katalog-


katalog kepada Konsultan Pengawas dan Perencana menjadi tanggung
jawab Kontraktor.

2.6 Jaminan Kualitas

Kontraktor menjamin pada Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas, bahwa


semua bahan dan perlengkapan untuk pekerjaan adalah sama sekali baru,
kecuali ditentukan lain, serta Kontraktor menyetujui bahwa semua pekerjaan
dilaksanakan dengan baik, bebas dari cacat teknis dan estetis serta
sesuai dengan Dokumen Kontrak.
Apabila diminta, Kontraktor sanggup memberikan bukti-bukti mengenai hal-
hal tersebut pada butir ini.
Sebelum mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas, bahwa pekerjaan
telah diselesaikan dengan sempurna, semua pekerjaan tetap menjadi
tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.

2.7 Nama Pabrik atau Merek yang ditentukan

Apabila pada Spesifikasi Teknis ini disebutkan nama pabrik/merk dari satu
jenis bahan/komponen, maka Kontraktor menawarkan dan memasang sesuai
dengan yang ditentukan. Jadi tidak ada alasan bagi kontraktor pada
waktu pemasangan menyatakan barang tersebut sudah tidak terdapat lagi
dipasaran ataupun sukar didapat dipasaran.
Untuk barang-barang yang harus diimport, segera setelah ditunjuk sebagai
pemenang, Kontraktor harus sesegera mungkin memesan pada agennya di
Indonesia.

Apabila Kontraktor telah berusaha untuk memesan namun pada saat


pemesanan bahan/merek tersebut tidak/sukar diperoleh, maka Perencana
dengan persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas akan menentukan sendiri
alternatip merek lain dengan spesifikasi minimum yang sama. Setelah 1(satu)
bulan penunjukan pemenang, Kontraktor harus memberikan kepada pemberi
tugas fotocopy dari pemesanan material yang diimport pada agen ataupun
Halaman | 5
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
AAJ MARUNDA EXPANSION
APICAL GROUP – MARUNDA - INDONESIA

importir lainnya, yang menyatakan bahwa material-material tersebut telah


dipesan (order import).

2.8 Contoh-Contoh

a. Contoh-contoh material yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas atau


wakilnya harus segera disediakan atas biaya Kontraktor dan contoh-contoh
tersebut diambil dengan jalan atau cara sedemikian rupa, sehingga dapat
dianggap bahwa bahan atau pekerjaan tersebutlah yang akan dipakai dalam
pelaksanaan pekerjaan nanti. Contoh-contoh tersebut jika telah disetujui,
disimpan oleh Pemberi Tugas atau wakilnya untuk dijadikan
dasar penolakan tidak sesuai dengan contoh, baik kualitas maupun sifatnya.

b. Kontraktor diwajibkan menyerahkan barang-barang contoh (sample) dari


material yang akan dipakai atau dipasang, untuk mendapatkan persetujuan
Pengawas.

c. Barang-barang contoh (sample) tertentu harus dilampiri dengan tanda


bukti atau sertifikat pengujian dan spesifikasi teknis dari barang-barang
atau material-material tersebut.

d. Untuk barang-barang dan material yang akan didatangkan ke site (melalui


pemesanan), maka Kontraktor diwajibkan menyerahkan Brosur, katalog,
gambar kerja atau shop drawing, konster dan sample, yang dianggap perlu
oleh Perencana atau Pengawas dan harus mendapatkan persetujuan
Perencana atau Pengawas.

2.9 Subsitusi

a. Produk yang disebutkan nama pabriknya :


Material, peralatan, perkakas, aksesoris yang disebutkan nama pabriknya
dalam RKS, Kontraktor harus melengkapi produk yang disebutkan dalam
Spesifikasi Teknis, atau dapat mengajukan produk pengganti yang
setara, disertai data-data yang lengkap untuk mendapatkan persetujuan
Konsultan Perencana sebelum pemesanan.

b. Produk yang tidak disebutkan nama pabriknya :


Material, peralatan, perkakas, aksesoris dan produk-produk yang tidak
disebutkan nama pabriknya di dalam Spesifikasi Teknis, Kontraktor harus
mengajukan secara tertulis nama negara dari pabrik yang menghasilkannya,
katalog dan selanjutnya menguraikan data yang menunjukkan secara
benar bahwa produk-produk yang dipergunakan adalah sesuai dengan
Spesifikasi Teknis dan kondisi proyek untuk mendapatkan persetujuan dari
Pemilik /Perencana/ Pengawas.

Halaman | 6
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
AAJ MARUNDA EXPANSION
APICAL GROUP – MARUNDA - INDONESIA

2.10 Material dan Tenaga Kerja

Seluruh peralatan, material yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus baru,
dan material harus tahan terhadap iklim tropik.
Seluruh peralatan harus dilaksanakan dengan cara yang benar dan setiap
pekerja harus mempunyai ketrampilan yang memuaskan, dimana latihan
khusus bagi Pekerja sangat diperlukan dan Kontraktor harus melaksanakannya.
Kontraktor harus melengkapi surat Sertifikat yang sah untuk setiap personil
ahli yang menyatakan bahwa personal tersebut telah mengikuti latihan-latihan
khusus ataupun mempunyai pengalaman-pengalaman khusus dalam bidang
keahlian masing-masing.

2.11 Klausal Disebutkan Kembali

Apabila dalam Dokumen Tender ini ada klausal-klausal yang disebutkan


kembali pada butir lain, maka ini bukan berarti menghilangkan butir
tersebut tetapi dengan pengertian lebih menegaskan masalahnya.
Jika terjadi hal yang saling bertentangan antara gambar atau terhadap
Spesifikasi Teknis, maka diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai
bobot teknis dan atau yang mempunyai bobot biaya yang paling tinggi.
Pemilik proyek dibebaskan dari hak patent dan lain-lain untuk segala "claim"
atau tuntutan terhadap hak-hak khusus.

2.12 Koordinasi Pekerjaan

a. Untuk kelancaran pekerjaan ini, harus disediakan koordinasi dari seluruh


bagian yang terlibat didalam kegiatan proyek ini. Seluruh aktifitas yang
menyangkut dalam proyek ini, harus di koordinir lebih dahulu agar
gangguan dan konflik satu dengan lainnya dapat dihindarkan. Melokalisasi
atau memerinci setiap pekerjaan sampai dengan detail untuk menghindari
gangguan dan konflik, serta harus mendapat persetujuan dari
Konsultan/Pengawas.

b. Kontraktor harus melaksanakan segala pekerjaan menurut uraian dan


syarat-syarat pelaksanaan, gambar-gambar dan instruksi- instruksi tertulis
dari Pengawas.

c. Pengawas berhak memeriksa pekerjaan yang dilakukan oleh Kontraktor


pada setiap waktu. Bagaimanapun juga kelalaian Pengawas dalam
pengontrolan terhadap kekeliruan-kekeliruan atas pekerjaan yang
dilaksanakan oleh Kontraktor, tidak berarti Kontraktor bebas dari tanggung
jawab.

d. Pekerjaan yang tidak memenuhi uraian dan syarat- syarat pelaksanaan


(spesifikasi) atau gambar atau instruksi tertulis dari Pengawas harus
diperbaiki atau dibongkar. Semua biaya yang diperlukan untuk ini menjadi
tanggung jawab kontraktor.

Halaman | 7
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
AAJ MARUNDA EXPANSION
APICAL GROUP – MARUNDA - INDONESIA

2.13 Perlindungan Terhadap Orang, Harta Benda dan Pekerjaan

a. Perlindungan terhadap milik Umum :


Kontraktor harus menjaga jalan umum, jalan kecil dan jalan bersih dari
alat-alat mesin, bahan-bahan bangunan dan sebagainya serta memelihara
kelancaran lalu lintas, baik bagi kendaraan maupun pejalan kaki selama
kontrak berlangsung.

b. Orang-orang yang tidak berkepentingan :


Kontraktor harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan
memasuki tempat pekerjaan dan dengan tegas memberikan perintah kepada
ahli tekniknya yang bertugas dan para penjaga.

c. Perlindungan terhadap bangunan yang ada :


Selama masa-masa pelaksanaan kontrak, Kontraktor bertanggung jawab
penuh atas segala kerusakan bangunan yang ada, utilitas, jalan-jalan,
saluran-saluran pembuangan dan sebagainya ditempat pekerjaan, dan
kerusakan-kerusakan sejenis yang disebabkan operasi-operasi Kontraktor,
dalam arti kata yang luas. Itu semua harus diperbaiki oleh Kontraktor
hingga dapat diterima Pemberi Tugas.

d. Penjagaan dan perlindungan pekerjaan :


Kontraktor bertanggung jawab atas penjagaan, penerangan dan
perlindungan terhadap pekerjaan yang dianggap penting selama
pelaksanaan Kontrak, siang dan malam. Pemberi tugas tidak bertanggung
jawab terhadap Kontraktor, atas kehilangan atau kerusakan bahan-
bahan bangunan atau peralatan atau pekerjaan yang sedang dalam
pelaksanaan.

e. Kesejahteraan, Keamanan dan Pertolongan Pertama :


Kontraktor harus mengadakan dan memelihara fasilitas kesejahteraan dan
tindakan pengamanan yang layak untuk melindungi para pekerja dan tamu
yang akan datang ke lokasi. Fasilitas dan tindakan pengamanan seperti ini
di syaratkan harus memuaskan Pemberi Tugas dan juga harus menurut atau
memenuhi ketentuan Undang-undang yang berlaku pada waktu itu. Di site
pekerjaan, Kontraktor wajib mempersiapkan perlengkapan medis yang
cukup untuk pertolongan pertama. Sebagai tambahan hendaknya ditiap site
ditempatkan paling sedikit seorang petugas yang telah dilatih dalam hal-hal
mengenai pertolongan pertama.

f. Gangguan pada tetangga:


Segala pekerjaan yang menurut Pemberi Tugas mungkin akan
menyebabkan adanya gangguan pada penduduk yang berdekatkan,
hendaknya dilaksanakan pada waktu-waktu sebagainya Pemberi Tugas
akan menentukannya dan tidak akan ada tambahan penggantian uang yang
akan diberikan kepada Kontraktor sebagai tambahan, yang mungkin ia
keluarkan.

Halaman | 8
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
AAJ MARUNDA EXPANSION
APICAL GROUP – MARUNDA - INDONESIA

2.14 Peraturan Hak Paten


Kontraktor harus melindungi Pemilik (Owner) terhadap semua "claim" atau
tuntutan, biaya atau kenaikan harga karena bencana, dalam hubungan dengan
merek dagang atau nama produksi, hak cipta pada semua material
dan peralatan yang digunakan dalam proyek ini.

2.15 Iklan

Kontraktor tidak diijinkan membuat iklan dalam bentuk apapun di dalam


sempadan (batas) site atau ditanah yang berdekatan tanpa seijin dari pihak
Pemberi Tugas.

2.16 Peraturan Teknis Pembangunan yang Digunakan

a. Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam


Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini, berlaku dan mengikat
ketentuan-ketentuan di bawah ini termasuk segala perubahan dan
tambahannya :

1. Keppres 29/1984 dengan lampiran-lampirannya.


2. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Pembangunan di Indonesia
atau Algemene Voorwaarden voor de Uitvoering bij Aaneming van
Openbare Warken (AV) 1941.
3. Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbitrase Teknik
dari Dewan Teknik Pembangunan Indonesia (DTPI).
4. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI-1971).
5. Peraturan Umum dari Dinas Kesehatan Kerja Departemen Tenaga
Kerja.
6. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Instalasi Listrik (PUIL) 1979 dan
PLN setempat.
7. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Instalasi Air Minum serta
Instalasi Pembuangan dan Perusahaaan Air Minum.
8. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI-1961).
9. Peraturan Semen Portland Indonesia NI-08.
10. Peraturan Bata Merah sebagai bahan bangunan.
11. Peraturan Muatan Indonesia.
12. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia 1983.
13. Peraturan Pengecatan NI-12.
14. Peraturan dan Ketentuan lain yang dikeluarkan oleh Jawatan/Instansi
Pemerintah setempat, yang bersangkutan dengan permasalahan
bangunan.

b. Untuk melaksanakan pekerjaan dalam butir tersebut diatas, berlaku dan


mengikat pula :

1. Gambar bestek yang dibuat Konsultan Perencana yang sudah disahkan


oleh Pemberi Tugas termasuk juga gambar-gambar detail yang
diselesaikan oleh Kontraktor dan sudah disahkan/disetujui Direksi.
Halaman | 9
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
AAJ MARUNDA EXPANSION
APICAL GROUP – MARUNDA - INDONESIA

2. Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pekerjaan.


3. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
4. Berita Acara Penunjukkan.
5. Surat Keputusan Pemimpin Proyek tentang Penunjukan Kontraktor.
6. Surat Perintah Kerja (SPK).
7. Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya.
8. Jadwal Pelaksanaan (Tentative Time Schedule) yang telah disetujui.
9. Kontrak/Surat Perjanjian Pemborongan.

2.17 Shop Drawing

a. Harus selalu dibuat gambar pelaksanaan dari semua komponen struktur


berdasarkan disain yang ada dan harus dimintakan persetujuan tertulis dari
Pengawas.

b. Gambar pelaksanaan ini harus memberikan semua data-data yang


diperlukan termasuk keterangan produk bahan, keterangan pemasangan,
data-data tertulis, dan hal-hal lain yang diperlukan.

c. Kontraktor bertanggungjawab terhadap semua kesalahan-kesalahan detail


fabrikasi dan ketepatan penyetelan atau pemasangan semua bagian
konstruksi baja.

d. Semua bahan untuk pekerjaan baja difabrikasikan di workshop, kecuali atas


persetujuan Pengawas.

e. Semua baut, baik yang dikerjakan di workshop maupun di lapangan harus


selalu memberikan kekuatan yang sebenarnya dan masuk tepat pada
lubang baut tersebut.

f. Pekerjaan perubahan dan pekerjaan tambahan di lapangan pada waktu


pemasangan yang diakibatkan oleh kurang teliti atau kelalaian Kontraktor,
harus dilakukan atas biaya Kontraktor.

g. Keragu-raguan terhadap kebenaran dan kejelasan gambar dan spesifikasi


harus ditanyakan kepada Pengawas/Perencana.

h. Kontraktor diwajibkan untuk membuat gambar-gambar "As Built Drawing"


sesuai dengan pekerjaan yang telah dilakukan di lapangan secara
kenyataan, untuk kebutuhan pemeriksaan di kemudian hari. Gambar-
gambar tersebut diserahkan kepada Pengawas.

- Akhir dari Bab 1 -

Halaman | 10
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
AAJ MARUNDA EXPANSION
APICAL GROUP – MARUNDA - INDONESIA

Bab 2
Pekerjaan Persiapan atau Pendahuluan

Pasal 1 Pembersihan Tapak Proyek

1.1 Lapangan terlebih dahulu harus dibersihkan dari rumput, semak dan akar
pohon.

1.2 Sebelum pekerjaan lain dimulai, lapangan harus selalu dijaga, tetap bersih dan
rata.

Pasal 2 Pengukuran Tapak Kembali

2.1 Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan gambaran kembali


lokasi pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil
ketinggian tanah, letak pohon, letak batas-batas tanah dengan alat-alat yang
sudah ditera kebenarannya.

2.2 Ketidak cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan
yang sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Perencana/Pengawas untuk
dimintakan keputusannya.

2.3 Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat
waterpass atau Theodolith yang ketepatannya dapat dipertanggung jawabkan.

2.4 Kontraktor harus menyediakan Theodolith/waterpass beserta petugas yang


melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan Perencanaan/Pengawas selama
pelaksanaan proyek.

2.5 Pengurusan sudut siku dengan prisma atau barang secara asas Segitiga
Phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui oleh
Perencana/ Konsultan Pengawas.

2.6 Segala pekerjaan pengukuran persiapan termasuk tanggungan Kontraktor.

Pasal 3 Tugu Patokan Dasar

3.1 Letak dan jumlah tugu patokan dasar ditentukan oleh Perencana atau
Konsultan Pengawas.

3.2 Tugu patokan dibuat dari beton berpenampang sekurang-kurangnya 20 X 20


cm, tertancap kuat ke dalam tanah sedalam 1 m dengan bagian yang menonjol

Halaman | 11
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
AAJ MARUNDA EXPANSION
APICAL GROUP – MARUNDA - INDONESIA

di atas muka tanah secukupnya untuk memudahkan pengukuran selanjutnya


dan sekurang-kurangnya setinggi 40 cm di atas tanah.

3.3 Tugu patokan dasar dibuat permanen, tidak bisa diubah, diberi tanda yang jelas
dan dijaga keutuhannya sampai ada instruksi tertulis dari Perencana/Konsultan
Pengawas untuk membongkarnya.
3.4 Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan termasuk tanggungan
Kontraktor.

Pasal 4 Papan Dasar Pelaksanaan (Bouwplank)

4.1 Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patok kayu kasau Meranti 5/7,
tertancap di tanah sehingga tidak bisa digerak-gerakkan atau diubah-ubah,
berjarak maksimum 2 m satu sama lain.

4.2 Papan patok ukur dibuat dari kayu Meranti, dengan ukuran tebal 3 cm, lebar 20
cm, lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya (waterpass).

4.3 Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama satu dengan lainnya, kecuali
dikehendaki lain oleh Perencana/Pengawas.

4.4 Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 300 cm dari as pondasi terluar.

4.5 Setelah selesai pemasangan papan dasar pelaksanaan, Kontraktor harus


melaporkan kepada Perencana/Pengawas.

4.6 Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan termasuk tanggungan


Kontraktor.

Pasal 5 Pekerjaan Penyediaan Air dan Daya Listrik Untuk Bekerja

5.1 Air untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dengan membuat sumur pompa
di lokasi proyek atau disuplai dari luar. Air harus bersih, bebas dari
debu, bebas dari lumpur, minyak dan bahan-bahan kimia lainnya yang
merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan
Perencana/Pengawas.

5.2 Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari
sambungan sementara PLN setempat selama masa pembangunan.
Penggunaan diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk
penggunaan sementara atas persetujuan Pengawas. Daya listrik juga
disediakan untuk suplai Kantor Konsultan Pengawas.

Halaman | 12
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
AAJ MARUNDA EXPANSION
APICAL GROUP – MARUNDA - INDONESIA

Pasal 6 Pekerjaan Penyediaan Alat Pemadam Kebakaran

6.1 Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor wajib menyediakan tabung alat


pemadam kebakaran (fire extinguisher) lengkap dengan isinya, dengan
jumlah sekurang-kurangnya minimal 3 (tiga) tabung, masing-masing tabung
berkapasitas 15 kg.

6.2 Apabila pelaksanaan “pembangunan telah berakhir, maka alat pemadam


kebakaran tersebut menjadi hak milik Pemberi Tugas”.

Pasal 7 Drainage Tapak

7.1 Dengan mempertimbangkan keadaan topographi/kontur tanah yang ada di


tapak, Kontraktor wajib membuat saluran sementara yang berfungsi untuk
pembuangan air yang ada.

7.2 Arah aliran ditujukan ke daerah/permukaan yang terendah yang ada di tapak
atau ke saluran yang sudah ada di lingkungan daerah pembuangan.

7.3 Pembuatan saluran sementara harus sesuai petunjuk dan persetujuan


Pengawas.

Pasal 8 Pagar Pengaman Proyek

8.1. Sebelum Kontraktor mulai melaksanakan pekerjaannya, maka terlebih dahulu


memberi pagar pengaman pada sekeliling site pekerjaan yang akan dilakukan.

8.2. Pembuatan pagar pengaman dibuat jauh dari lokasi pekerjaan, sehingga tidak
mengganggu pelaksanaan pekerjaan yang sedang dilakukan, serta
mengamankan tempat penimbunan bahan-bahan.

8.3. Dibuat sedemikian rupa, sehingga dapat bertahan atau kuat sampai pekerjaan
selesai.

8.4. Syarat Pagar Pengaman


- Pagar dari seng gelombang BJLS 20 finish cat, tinggi 180 cm, bagian yang
masuk pondasi minimum 40 cm.
- Rangka kayu Borneo ukuran 4 x 6 cm, dengan pemasangan 4 jalur menurut
tinggi pagar.
- Pondasi cor beton setempat minimum penampang diameter 30 cm dalam
50 cm dari permukaan tanah setempat. Perbandingan beton dengan adukan
adalah 1 : 3 : 5.
- Lengkap pembuatan pintu masuk dari bahan yang sama.
- Pagar dicat warna dilengkapi dengan logo pada tiap jarak tertentu.

Halaman | 13
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
AAJ MARUNDA EXPANSION
APICAL GROUP – MARUNDA - INDONESIA

Pasal 9 Kantor Kontraktor dan Los Kerja

9.1 Ukuran luas kantor Kontraktor Los Kerja serta tempat simpan bahan,
disesuaikan dengan kebutuhan Kontraktor dengan mengabaikan keamanan
dan kebersihan serta dilengkapi dengan pemadam kebakaran.

9.2 Khusus untuk tempat simpan bahan-bahan seperti : pasir, kerikil harus
dibuatkan kotak simpan yang dipagari dinding papan yang cukup rapat,
sehingga masing-masing bahan tidak tercampur.

Pasal 10 Papan Nama Proyek

10.1 Kontraktor harus menyediakan Papan Nama Proyek yang mencantumkan


nama-nama Pemberi Tugas, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan
Kontraktor.

10.2 Ukuran layout dan peletakan papan nama harus dipasang sesuai dengan
pengarahan Konsultan Pengawas.

- Akhir dari Bab 2 –

Halaman | 14
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
AAJ MARUNDA EXPANSION
APICAL GROUP – MARUNDA - INDONESIA

Bab 3
Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang

Pasal 1. Umum

Untuk mencapai hasil konstruksi fondasi yang sesuai dan memenuhi semua
kriteria teknis di dalam perencanaan struktur fondasi yang telah dituangkan di
dalam gambar rencana, maka pekerjaan pemancangan fondasi tiang di dalam
proyek ini perlu mengacu kepada semua persyaratan teknis yang telah
digunakan di dalam perencanaannya.
Persyaratan teknis penting yang diperlukan di dalam konstruksi fondasi akan
dijelaskan berikut ini, yang meliputi Standard, Spesifikasi Material, Alat Kerja,
Persiapan yang harus dilakukan dan Prosedur Pemancangan tiang pancang
beton.

Pasal 2. Standar

Sejumlah peraturan baku yang menjadi acuan di dalam penentuan persyaratan


teknis ini adalah:

a. Tata Cara Penghitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung; SK SNI


T-15-1991-03 dan PBI 1971 N.I-2
b. Standar Industri Indonesia (SII)
c. American Concrete Institute (ACI)
d. American Welding Society (AWS)
e. American Society For Testing and Materials (ASTM)
f. British Standard Code of Practice BS-8004 and BS-8110

Pasal 3. Material

Material tiang yang digunakan di proyek ini harus mengikuti persyaratan mutu
bahan maupun tata cara fabrikasi yang menjamin agar semua tiang dapat
terpasang dengan baik sesuai rencana.

3.1 Mutu Bahan:

Digunakan tiang pancang Spun Pile (SP) dia 400 mm, 450 mm dengan
kedalaman 28 m dan Minipile 250 x 250 mm dengan kedalaman L = 24 m dan
daya dukung per tiang gaya ijin tekan sbb :

- SP dia 400 mm dengan P ijin tekan = 90 ton


- SP dia 450 mm dengan P ijin tekan = 120 ton
- Mini Pile 250 x 250 dengan P ijin tekan = 20 ton
- Mutu beton tiang pancang K-600 untuk Spun Pile dan K 450 untuk
Minipile.
Halaman | 15
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
AAJ MARUNDA EXPANSION
APICAL GROUP – MARUNDA - INDONESIA

- Tulangan prestress tiang terbuat dari cable wires (strand) dengan kekuatan
tarik minimal 16000 kg/cm2 – JIS G 3109.
- Tulangan utama tiang pancang memakai U40 (baja tulangan ulir) dan
tulangan sengkang memaki U24 (baja tulangan polos).
- Pelat penyambung untuk tiang pancang memakai mutu pelat baja BJ-37.

3.2. Fabrikasi Tiang Pancang

- Semua tiang pancang harus memenuhi persyaratan produksi yang berlaku.


- Setiap tiang pancang yang diproduksi diberi tanda berupa nomor referensi,
mutu beton, dimensi tiang dan tanggal pengecoran.
- Setiap nomor produksi harus dibuat sample kubus beton untuk inspeksi
mutu beton.
- Setiap tiang pancang yang dikirim ke lokasi proyek harus sudah mencapai
kekuatan minimal 576 kg/cm2 atau setara dengan beton K-600 yang
berumur minimal 21 hari.

Pasal 4. Alat Kerja

Berdasarkan dimensi tiang yang digunakan di dalam proyek ini dengan


panjang tiang pancang L m atau sampai tanah keras, maka alternatif alat
pancang yang dapat digunakan dalam pemancangan ini adalah :

• Diesel hammer K-35 dengan ram stroke minimal dapat mencapai 1,5 meter.

Semua alat-kerja, seperti rig-pancang, diesel penggerak, hammer, helmet,


cushion dan alat-bantu lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan ini harus dalam
kondisi prima sehingga mutu pekerjaan maupun schedule yang ditentukan dapat
tercapai.

Pasal 5. Persiapan

Sejumlah pekerjaan persiapan yang perlu dilakukan oleh Kontraktor pancang


sebelum memulai pekerjaan pemancangan adalah:

- Pengukuran dan marking posisi titik pancang sesuai koordinat dalam


gambar piling plan terbaru yang disetujui oleh perencana. Pengukuran harus
dilakukan oleh surveyor yang qualified di bawah pengawasan Manajemen
Konstruksi.

- Sebelum pekerjaan pamancangan dimulai, kontraktor pancang akan


mengajukan metoda kerja, alat yang digunakan dan schedule pemancangan
beserta urutan pemancangan yang akan dilakukan kepada pengawas /
pemberi tugas untuk mendapat persetujuan.

Halaman | 16
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
AAJ MARUNDA EXPANSION
APICAL GROUP – MARUNDA - INDONESIA

- Kontraktor pancang akan bertanggung-jawab terhadap kualitas pekerjaan


sehubungan dengan metoda dan alat kerja yang dipilih.

Pasal 6. Prosedur Pemancangan Tiang Pancang

Sejumlah persyaratan penting yang mutlak dipenuhi di dalam prosedur


pemancangan adalah:

a. Tenaga Kerja Terampil. Kontraktor pancang wajib menyediakan tenaga-


kerja terampil dalam jumlah yang cukup dan terlatih serta di bawah
pengawasan tenaga ahli profesional yang berpengalaman. Sebelum
pekerjaan dimulai, kontraktor pancang harus menyampaikan struktur
organisasi proyek beserta curriculum vitae tenaga ahli yang terlibat di
dalamnya.

b. Seleksi Tiang Pancang. Semua tiang pancang yang akan dipancang harus
terseleksi dan memenuhi kondisi sebagai berikut:
- Fisik tiang pancang harus cukup lurus dalam sambungan.
- Umur beton terpenuhi dan telah mencapai kuat-tekan minimal 480
kg/cm2.
- Tidak ada cacat atau pecah sampai mencapai tulangannya
- Tidak ada retak struktur sampai menembus tulangannya

c. Pemakaian Cushion. Untuk mencegah kerusakan kepala tiang akibat


konsentrasi beban dinamik hammer pada saat pemancangan, semua kepala
tiang yang akan dipancang harus dilindungan dengan cushion block yang
cukup. Cushion block harus diperiksa dan diganti secara periodik untuk
menjaga elastisitasnya agar tetap berfungsi memproteksi kepala tiang
terhadap beban dinamik hammer.

d. Ketepatan posisi dan toleransi. Semua tiang pancang harus dipancang pada
posisi yang benar sesuai dengan posisi patok yang ditentukan dan
dikonfirmasi terhadap gambar rencana yang telah disetujui perencana. Di
dalam aplikasi pemancangan, umumnya tiang pancang akan cenderung
bergeser dari patok yang ditentukan, oleh karena itu pergeseran yang boleh
terjadi harus dibatasi menurut code of practice yang berlaku. Pergeseran
arah horizontal kepala tiang harus dibatasi tidak lebih dari 5 cm.
Penyimpangan arah vertikal harus dibatasi tidak lebih dari 0.5 % (persen)
untuk tiang pancang yang seluruh panjangnya tertanam di dalam tanah,
dengan catatan sumbu tiang harus lurus. Untuk kepala tiang yang
diharuskan extend di atas muka tanah, maka penyimpangan vertikalnya
harus dibatasi tidak lebih dari 0,2 % (persen). Segala biaya perbaikan yang
timbul akibat penyimpangan dari ketepatan posisi dan toleransi yang sudah
ditentukan adalah menjadi tanggung jawab kontraktor pancang.

Halaman | 17
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
AAJ MARUNDA EXPANSION
APICAL GROUP – MARUNDA - INDONESIA

e. Terminasi pemancangan. Setiap tiang pancang akan dipancang secara


bertahap sampai mencapai kedalaman lapisan tanah keras (end bearing
piles). Untuk end bearing piles, pemancangan dapat dihentikan bila ujung
tiang telah mencapai kedalaman tanah keras yang ditunjukkan oleh
tercapainya final set yang sesuai (2.5 cm untuk 10 kali pukulan terakhir)

f. Pencatatan dan Laporan. Setiap tiang pancang yang dipancang, mulai dari
awal hingga akhir harus dicatat dalam piling record form yang meliputi
tanggal pemancangan, nomor tiang, umur tiang, tipe dan ukuran tiang,
jumlah tumbukan per 50 cm, kedalaman dan final set yang dicapai. Setiap
lembar pencatatan ini harus diperiksa dan diketahui oleh Manajemen
Konstruksi. Untuk ketertiban administrasi, kontraktor pancang perlu
membuat laporan harian mengenai progress pemancangan yang disetujui
oleh Manajemen Konstruksi.

a. Pembagian tangungjawab terhadap kerusakan/penyimpangan material


dan/atau akibat pemancangan :
- Pergeseran > 7.5 cm atau Verticality > 0.5%, maka Driver Pancang
menanggung konpensasi biaya pembesaran balok/pilecap beton sesuai
harga satuan dari Main Contractor.
- Pecah/Retak (bukan akibat handling), maka Supplier Pancang
menanggung konpensasi biaya perbaikan pile (maksimum 2 hari)
hingga penggantian material pile.
- Pecah/Retak (akibat handling), maka Driver Pancang menanggung
konpensasi biaya perbaikan pile (maksimum 2 hari) hingga penggantian
material pile.
- Pecah dan miring, maka konpensasi biaya akan dibebankan kepada
Supplier (65%) dan Driver (35%) dari harga material + Upah pancang
(Supplier & Driver Pancang)
- Kesalahan posisi/koordinat pancang, maka Driver Pancang
menanggung konpensasi penggantian biaya akibat penambahan tiang,
pembesaran balok/pilecap beton sesuai harga satuan dari Main
Contractor

Pasal 7. Prosedur Loading Test

Loading test dilakukan sesuai dengan prosedur dalam ASTM D1143-81.

- Loading test tekan dapat dilakukan 30 hari setelah tiang terpancang (untuk
end bearing piles).

- Jumlah titik loading axial test 1 % dari jumlah tiang pancang untuk test
kentledge dan PDA test (untuk jumlah lihat Boq).

- Posisi titik loading test di tentukan setelah pemancangan dengan melihat


piling record.

- Akhir Bab 3 -
Halaman | 18
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
AAJ MARUNDA EXPANSION
APICAL GROUP – MARUNDA - INDONESIA

Bab 4
Prosedur Pelaksaan Loading Test

Pasal 1. Prosedur Pelaksanaan Axial Compressive Loading Test Dengan Sistem


Kentledge

1.1 Uji Beban

Sistem uji beban pada proyek ini sesuai permintaan perencana adalah Static
Load Test yang akan dilakukan menurut peraturan ASTM D1143-81 untuk
Axial Compressive Test.

1.2 Axial Test

Axial compressive test akan dilakukan dengan menggunakan metode Kentledge


(blok beton) sebagai sistem beban seperti terlihat dalam gambar 1-1. Prosedur
pembebanan axial akan mengikuti prosedur Cyclic Loading Schedule dari
ASTM D1143-81.

1.3 Alat-alat dan Prosedur Pembebanan

Alat-alat utama yang akan digunakan di dalam percobaan pembebanan ini


antara lain adalah:
- Hydraulic Jack, sebagai compression post yang akan memberikan beban.
Hydraulic Jack yang digunakan untuk beban rencana 65 ton digunakan tipe
ENERPAC RR........ dengan kapasitas 240 ton dan luas silinder efektif ....
in2.
- Manometer, sebagai alat pengukur beban pada setiap tahap pembebanan.
Manometer yang digunakan dapat mengukur tegangan sampai
- 00 Psi.
- Dial gauges, sebagai alat pengukur defleksi atau penurunan yang terjadi
pada kepala tiang akibat pembebanan. Dial gauges yang digunakan akan
memiliki ketelitian sampai 0.01 mm.
- Reference beam, batang baja statis dan bebas gangguan sebagai tumpuan
ujung dial gauges.
- Reaction beam, batang/balok baja utama yang berfungsi meneruskan
seluruh beban-uji dari blok beton (kentledge) ke kepala tiang melalui
hydraulic jack.
- Secondary beam, batang/balok baja sekunder yang memikul seluruh beban
blok beton sejak awal penyusunan blok beton.

Prosedur pembebanan menurut ASTM D1143-81 secara garis besar dapat


dijelaskan sebagai berikut:
- Beban yang dikehendaki pada setiap tahap pembebanan akan diperoleh
dengan memompa hydraulic jack sampai mencapai nilai tekanan tertentu
pada manometer. Nilai-nilai tekanan untuk setiap tahap beban telah
Halaman | 19
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
AAJ MARUNDA EXPANSION
APICAL GROUP – MARUNDA - INDONESIA

ditentukan berdasarkan besarnya beban test dan kapasitas hydraulic jack


yang digunakan (tabel 1.1. (lihat halaman 3.3) dan tabel 1.2. (lihat halaman
3.4))
- Penurunan atau defleksi tiang percobaan diukur dengan 4 (empat) buah
dial-gauges yang diletakkan siku satu sama lain dan dipasang fixed pada
kepala tiang-uji. Ujung dial-gauges diletakkan pada reference beam yang
telah diberi landasan kaca polos, sehingga defleksi tiang dapat diukur
dengan teliti.
- Semua data pengamatan dan pengukuran pada setiap tahap pembebanan
selalu dicatat dengan teliti di dalam loading test record form.
- Semua alat ukur yang digunakan di dalam uji-beban ini seperti dial-gauges
dan manometer telah dikalibrasi oleh lembaga instrumentasi dari instansi
yang berwenang (sertifikat kalibrasi harus dilampirkan).

Gambar 1.1. : Susunan Kentledge System

Halaman | 20
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
AAJ MARUNDA EXPANSION
APICAL GROUP – MARUNDA - INDONESIA

Tabel 1.1. : Prosedur Axial Compressive Test with Cyclic Loading Schedule – ASTM
D1143-81 (SP dia 400 mm)
Pembebanan
Lamanya beban
Siklus % Beban Beban Pembacaan Manometer Durasi Pembacaan (menit)
ditahan (menit)
Rencana (ton) Psi Kg/cm2
0 0 - -
25 22.5 A 0,10,20,30,40,50,60,…
I 50 45 60 0,10,20,30,40,50,60
25 22.5 20 0,10,20
0 0 60 0,10,20,30,40,50,60
50 45 20 0,10,20
75 67.5 A 0,10,20,30,40,50,60,…
100 90 60 0,10,20,30,40,50,60
II
75 67.5 20 0,10,20
50 45 20 0,10,20
0 0 60 0,10,20,30,40,50,60
50 45 20 0,10,20
100 90 20 0,10,20
125 112.5 A 0,10,20,30,40,50,60,…
150 135 60 0,10,20,30,40,50,60
III
125 112.5 20 0,10,20
100 90 20 0,10,20
50 45 20 0,10,20
0 0 60 0,10,20,30,40,50,60
50 45 20 0,10,20
100 90 20 0,10,20
150 135 20 0,10,20
175 157.5 A 0,10,20,30,40,50,60,…
0,10,20,30,40,50,60,70,80,90,100,110,
IV 200 B 120,180,240,300,360,420,480,540,600,
180 660,720,…
150 135 60 0,10,20,30,40,50,60
100 90 60 0,10,20,30,40,50,60
50 45 60 0,10,20,30,40,50,60
0 0 C 0,10,20,30,40,50,60,…

Keterangan :
• Kapasitas Hydraulic Jack =
• Luas Silinder efektif =
• Beban Rencana = 90 ton
• Beban Test = 180 ton
• Tiang test = SP dia 400 mm , L eff = sampai tanah keras
• A = Minimum 1 jam dengan penurunan ≤ 0.25 mm/jam, dan maksimum 2 jam
• B = Minimum 12 jam dengan penurunan ≤ 0.25 mm/jam, dan maksimum 24 jam
• C = Minimum 1 jam dengan kenaikan ≤ 0.25 mm/jam, dan maksimum 12 jam
• Bila terjadi failure pada tiang (penurunan terjadi > 25.4 mm dan terus bertambah
walaupun tidak ada penambahan beban), tahan beban sampai penurunan mencapai 15
% dari jarak diagonal tiang (85 mm).

Selama pembebanan berlangsung tidak boleh ada kegiatan yang menimbulkan getaran
yang berdampak kepada akurasi pembacaan.

Halaman | 21
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
AAJ MARUNDA EXPANSION
APICAL GROUP – MARUNDA - INDONESIA

Tabel 1.2. : Prosedur Axial Compressive Test with Cyclic Loading Schedule – ASTM
D1143-81 (SP dia 450 mm)
Pembebanan
Lamanya beban
Siklus % Beban Beban Pembacaan Manometer Durasi Pembacaan (menit)
ditahan (menit)
Rencana (ton) Psi Kg/cm2
0 0 - -
25 30 A 0,10,20,30,40,50,60,…
I 50 60 60 0,10,20,30,40,50,60
25 30 20 0,10,20
0 0 60 0,10,20,30,40,50,60
50 60 20 0,10,20
75 90 A 0,10,20,30,40,50,60,…
100 120 60 0,10,20,30,40,50,60
II
75 90 20 0,10,20
50 60 20 0,10,20
0 0 60 0,10,20,30,40,50,60
50 60 20 0,10,20
100 120 20 0,10,20
125 150 A 0,10,20,30,40,50,60,…
150 180 60 0,10,20,30,40,50,60
III
125 150 20 0,10,20
100 120 20 0,10,20
50 60 20 0,10,20
0 0 60 0,10,20,30,40,50,60
50 60 20 0,10,20
100 120 20 0,10,20
150 180 20 0,10,20
175 210 A 0,10,20,30,40,50,60,…
0,10,20,30,40,50,60,70,80,90,100,110
IV 200 B ,120,180,240,300,360,420,480,540,60
240 0,660,720,…
150 180 60 0,10,20,30,40,50,60
100 120 60 0,10,20,30,40,50,60
50 60 60 0,10,20,30,40,50,60
0 0 C 0,10,20,30,40,50,60,…

Keterangan :
• Kapasitas Hydraulic Jack =
• Luas Silinder efektif =
• Beban Rencana = 120 ton
• Beban Test = 240 ton
• Tiang test = SP dia 450 mm, L eff = sampai tanah keras
• A = Minimum 1 jam dengan penurunan ≤ 0.25 mm/jam, dan maksimum 2 jam
• B = Minimum 12 jam dengan penurunan ≤ 0.25 mm/jam, dan maksimum 24 jam
• C = Minimum 1 jam dengan kenaikan ≤ 0.25 mm/jam, dan maksimum 12 jam
• Bila terjadi failure pada tiang (penurunan terjadi > 25.4 mm dan terus bertambah
walaupun tidak ada penambahan beban), tahan beban sampai penurunan mencapai 15
% dari jarak diagonal tiang (85 mm).

Selama pembebanan berlangsung tidak boleh ada kegiatan yang menimbulkan getaran
yang berdampak kepada akurasi pembacaan.

Halaman | 22
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
AAJ MARUNDA EXPANSION
APICAL GROUP – MARUNDA - INDONESIA

Pasal 2. Metode Pelaksanaan Pengujian Dinamis Pondasi Tiang Pancang Menggunakan


Pile Driving Analyzer (PDA).

2.1 Umum

Pengujian dinamis pondasi tiang menggunakan alat Pile Driving Analyzer


(PDA) dapat memberikan informasi-informasi penting yang berkaitan dengan
interaksi pondasi tiang-tiang dibawah beban aksial yang diberikan. Hasil-hasil
yang didapat dari pengujian dengan PDA ini adalah kapasitas tiang, transfer
energi hammer ke tiang, tegangan tekan dan tarik yang bekerja pada tiang
akibat tumbukan serta integritas (keutuhan) tiang.

Pada tiang pancang, pengujian dapat dilakukan saat pemancangan tiang (initial
driving) atau pada akhir pemancangan (end of driving) dapat juga dilakukan
pengujian dengan memukul kembali (Restrike) tiang yang telah dipancang.
Waktu yang disarankan untuk pengujian Restrike sebaiknya seminggu setelah
pemancangan, mempertimbangkan parameter fungsi waktu dari tanah, yaitu
dimana tanah telah kembali pada kondisi awalnya.

PDA dilengkapi dengan sensor untuk mendapatkan parameter-parameter yang


diperlukan dalam analisa dengan metode Case-Goble yaitu masing-masing 2
buah accelerometer dan 2 buah strain transducer yang ditempatkan di bagian
atas tiang. Strain transducer berfungsi untuk mengukur regangan dalam fungsi
waktu, yang kemudian dikonversikan menjadi gaya (F). Sedangkan
accelerometer berfungsi untuk mengukur percepatan gerak partikel yang
kemudian diintegrasi terhadap waktu untuk mendapatkan kecepatan partikel
(V). Hasil rekaman dari transducer langsung dianalisis, sehingga langsung
dapat diketahui outputnya segera setelah tumbukan.

2.2. Metode Pelaksanaan

2.2.1. Persiapan Tiang dan Hammer

Persiapan tiang meliputi pengeboran lubang untuk dyna bolt dan perataan
permukaan tiang di lokasi penempatan transducer yang sudah ditentukan
sebelumnya. Tanah disekeliling tiang perlu digali dengan lebar yang cukup ±
1.5 m dengan kedalaman minimal 2 × diameter + 60 cm, sehingga
memudahkan bagi orang yang bekerja.

Sistem hammer yang digunakan harus dapat memberikan energi yang cukup
untuk menggerakkan ujung bawah tiang dan untuk memobilisasi penuh
tahanan kulit dan tahanan ujung tiang.

Untuk itu pemilihan jenis hammer, berat hammer dan system penjatuhan yang
tepat sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil yang mewakili. Untuk
pengujian selama pemancangan (initial driving) dapat digunakan diesel
hammer, single acting hammer atau jenis lainnya sesuai yang tersedia di

Halaman | 23
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
AAJ MARUNDA EXPANSION
APICAL GROUP – MARUNDA - INDONESIA

lapangan. Untuk pengujian restrike juga dapat digunakan hammer seperti di


atas.

2.2.2. Penempatan Sensor

Sensor yang digunakan masing-masing 2 buah accelerometer (A1 dan A2) dan
2 buah strain transducer (F1 dan F2). Pemasangannya, A1 dan F1 pada satu
sisi dan pada sisi yang berlawanan secara diametrical dengan A2 dan F2,
sebaiknya transducer ditempatkan pada jarak 1,5 – 2D dari kepala tiang untuk
menghindari end effect akibat tumbukan hammer (ASTM D4945-89).
Transducer harus dipasang dalam posisi tegak lurus dan harus cukup kuat
terpasang pada tiang untuk menghindari bending dan slipping, juga agar
gerakan transducer adalah identik dengan gerakan tiang.

2.2.3. Persiapan Alat PDA

Alat PDA diletakkan cukup jauh dari tiang yang akan diuji dan pada tempat
yang kering dan teduh. Untuk sumber listrik power dapat digunakan listrik
PLN 220 Volt, genset atau battery 12 Volt.

Setelah semua data diinput, kabel transducer dihubungkan ke alat PDA dan
transducer ditempelkan di bagian atas tiang. Untuk sensor strain transducer,
pemasangannya harus baik dan nilai offsetnya harus diantara –3.5 s/d +3.5, bila
tidak dalam range tersebut maka pengaturannya dapat dilakukan dengan
mengencangkan/mengendurkan baut. Selanjutnya setelah semua transducer
terpasang dengan baik ke tiang, proses perekaman tumbukan hammer dapat
dilakukan.

2.2.4. Pengujian

Bila input data serta set-up alat sudah selesai dilakukan, maka pengujian dapat
dimulai, mesin hammer sudah dapat dijalankan seperti saat pemancangan (bila
menggunakan mesin hammer) pertama-tama harus dilakukan hanya beberapa
pukulan saja, lalu dievaluasi untuk melihat apakah data yang terekam
representatif, bila ya, maka pemukulan dapat dilanjutkan, untuk tiang pancang
dengan mesin pancang, pukulan dapat dilakukan sampai sebanyak 10 – 30 kali.

2.2.5. Analisa dan Evaluasi Data

Data rekaman hasil tumbukan hammer selanjutnya dianalisa oleh testing


engineer. Yang perlu dianalisa pertama-tama adalah proporsionalitasnya dari
kurva F & V. Kurva yang proporsional ialah bila F dan V berimpit dari awal
hingga mendekati puncak. Pada saat puncak, V tipikal dapat lebih rencah. Bila
proporsionalitasnya jelek, maka perlu dicek kembali transducernya.

Halaman | 24
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
AAJ MARUNDA EXPANSION
APICAL GROUP – MARUNDA - INDONESIA

2.2.6. Interpretasi Hasil

Informasi hasil output alat PDA dapat dibagi dalam beberapa bagian yang
penting.

- Tegangan
Tegangan pada material tiang yang terukur pada level sensor harus selalu
diamati dalam setiap pukulannya, dan dibatasi tidak boleh lebih besar dari
tegangan yang diijinkan untuk material tiang. Lalu karena akibat rambatan
gelombang, dapat terjadi pula tegangan tarik, yang harus diamati pula dan
harus ditinjau terhadap nilai tegangan ijin untuk material tersebut.
Sehingga nilai parameter yang dapat dilihat pada hasil PDA adalah CSX
yaitu nilai tegangan tekan pada material tiang di level sensor (kg/cm2) serta
TSX yang adalah nilai tegangan tarik pada material tiang di level sensor
(kg/cm2).

- Daya Dukung Statis


Tujuan utama dari pengujian ini adalah menentukan daya dukung tiang
yang berdasarkan metode Case-Goble dapat dihitung oleh PDA, ada
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menentukan daya dukung
statis tiang dengan PDA ini, yaitu input WS harus sesuai dengan kecepatan
gelombang sesungguhnya. Penentuan daya dukung dapat dilihat pada
parameter RSU yaitu daya dukung berdasarkan metode Case-Goble untuk
kasus tiang dengan friksi tinggi, juga RA2 yaitu daya dukung berdasarkan
metode Case-Goble untuk kasus tiang dengan friksi kecil, serta RAU yaitu
daya dukung untuk tiang dengan sifat end bearing.

- Keutuhan Tiang
Karena prinsip kerja dari PDA adalah memanfaatkan rambatan gelombang,
setiap perubahan impedansi pada suatu tempat dibadan tiang (menandakan
perubahan luas penampang/ketidak sinambungan) akan memantulkan muka
gelombang serta terasa pengaruhnya pada sensor, sehingga keutuhan tiang
sepanjang badan tiang dapat terpantau oleh PDA. Nilai keutuhan tiang
beserta perkiraan lokasinya dapat dilihat pada parameter BTA (dalam %).

- Kinerja Hammer
PDA dapat mengeluarkan nilai energi terukur pada level sensor pada
variable EMX yang dapat dibandingkan terhadap nilai energi akibat
tumbukan (berat massa hammer dikali dengan tinggi jatuh) atau nilai yang
tertera pada mesin hammer, sehingga dapat diketahui nilai efisiensi dari
hammer yang digunakan, nilai EMX ini juga dapat digunakan untuk
mengevaluasi apakah energi yang diberikan sudah memadai untuk
memobilisasi penuh daya perlawanan tanah, dapat digunakan untuk menilai
apakah tiang sudah mencapai ultimate saat diuji dengan PDA. Nilai
efisiensi yang memadai adalah dalam batas 30% s/d 60%.

Halaman | 25
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
AAJ MARUNDA EXPANSION
APICAL GROUP – MARUNDA - INDONESIA

2.3. Catatan Khusus

Ada hal yang patut menjadi perhatian bagi semua pihak yang terlibat dalam
pengujian dinamis menggunakan PDA, bahwa banyak faktor yang harus
dipertimbangkan untuk keberhasilan suatu pengujian. Komunikasi dan
kerjasama yang baik antara semua pihak sangat diperlukan. Hal yang penting
untuk diingat adalah bahwa PDA memberikan daya dukung tiang pada saat
pengujian (at the time of testing), sehingga untuk pengujian PDA sebaiknya
dilakukan dalam jangka waktu yang cukup setelah pemancangan agar tanah
mempunyai waktu untuk kembali seperti semula (memperhitungkan factor set-
up dan relaksasi dari tanah).
Kemudian karena sudah ada pembakuan prosedur pengujian oleh ASTM
D4945-89 maka semua langkah prosedur pengujian PDA dilakukan sesuai
dengan prosedur tersebut di seluruh dunia, tentunya dengan tetap
memperhatikan perbedaan kondisi di tiap-tiap lapangannya.

- Akhir dari Bab 4 -

Halaman | 26

Anda mungkin juga menyukai