Anda di halaman 1dari 162

MAHKAMAHAGUNGREPUBLIKINDONESIA

PENGADILANNEGERIMUKOMUKO
Jl.DanauNibungDesaKotaPraja,Kec.KotaMukomuko,Kab.Mukomuko,
ProvinsiBengkulu

SPESIFIKASI TEKNIS
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG BARU
PENGADILAN NEGERI MUKOMUKO

TAHUN ANGGARAN
2020
SPESIFIKASI TEKNIS

ARSITEKTUR
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

SYARAT TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR

1. PERSYARATAN UMUM
1.1. UMUM
Untuk dapat memahami dengan sebaik-baiknya seluruh seluk beluk pekerjaan ini. Kontraktor diwajibkan
mempelajari secara seksama seluruh gambar pelaksanaan beserta uraian pekerjaan dan persyaratan
pelaksanaan seperti yang akan diuraikan dalam buku ini. Bila terdapat ketidakjelasan dan atau perbedaan
dalam gambar dan uraian ini, kontraktor diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada Konsultan Pengawas
untuk mendapatkan penyelesaian.

1.2. LINGKUP PEKERJAAN


Penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat kerja yang dibutuhkan dalam melaksanakan pekerjaan
ini serta mengamankan, mengawasi dan memelihara bahan-bahan, alat kerja maupun hasil pekerjaan
selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan dapat selesai dengan sempurna dan
tepat waktu.

1.3. SARANA KERJA


Kontraktor juga wajib mengidentifikasi dari tempat kerja, nama, jabatan dan keahlian masing masing
anggota pelaksana pekerjaan, serta inventarisasi peralatan yang digunakan dalam melaksanakan pekerjaan
ini. Kontraktor wajib menyediakan tempat penyimpanan bahan/ material di tapak yang aman dari segala
kerusakan, kehilangan dan hal-hal yang dapat mengganggu pekerjaan lain. Semua sarana yang digunakan
harus benar-benar baik yang memenuhi persyaratan kerja, sehingga kelancaran dan memudahkan kerja di
tapak dapat tercapai.

1.4. GAMBAR-GAMBAR DOKUMEN


1. Dalam hal terjadi perbedaan dan atau pertentangan dalam gambar-gambar yang ada (ARS, STR, ME)
dengan Buku Uraian Pekerjaan ini, maupun perbedaan yang terjadi akaibat keadaan di tapak, kontraktor
wajib melaporkan hal tersebut kepada Konsultan Pengawas secara tertulis untuk mendapatkan
keputusan pelaksanaan di lokasi setelah Konsultan Pengawas berunding terlebih dahulu dengan
perencana. Ketentuan tersebut diatas tidak dapat dijadikan alasan oleh kontraktor untuk
memperpanjang waktu pelaksanaan.
2. Semua ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran jadi, yaitu dalam keadaan selesai terpasang.
3. Mengingat masalah ukuran ini sangat penting, kontraktor diwajibkan memperhatikan dan meneliti
terlebih dahulu semua ukuran yang tercantum seperti, peil-peil, ketinggian, lebar, ketebalan, luas
penampang, dan lain-lain sebelum memulai pekerjaan. Bila ada keraguan mengenai ukuran atau bila
ada ukuran yang belum tercantum dalam gambar kontraktor wajib melaporkan hal tersebut secara
tertulis kepada Konsultan Pengawas dan Konsultan Pengawas memberikan keputusan ukuran mana
yang akan dipakai dan dijadikan pegangan setelah berunding dengan Perencana.

ARSITEKTUR 1
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis
4. Kontraktor tidak dibenarkan mengubah atau mengganti ukuran ukuran yang tecantum didalam gambar
pelaksanaan tanpa sepengetahuan Konsultan Pengawas. Bila Hal tersebut terjadi, segala akibat yang
akan terjadi menjadi tanggungjawab Kontraktor baik dari segi biaya maupun waktu.
5. Kontraktor harus selalu menyediakan dengan lengkap masing-masing dua salinan, segala gambar-
gambar spesifikasi teknis, addendum, berita perubahan dan gambar gambar pelaksanaan yang telah
disetujui di tempat pekerjaan. Dokumen-dokumen ini harus dapat dilihat Konsultan Pengawas dan Tim
Teknis disetiap saat sampai dengan serah terima kesatu.

1.5. GAMBAR-GAMBAR PELAKSANAAN DAN CONTOH-CONTOH

1. Gambar-gambar pelaksanaan dan (shop drawing) adalah gambar gambar, diagram, ilustrasi, jadwal,
brosur atau data yang disiapkan kontraktor atau Sub kontraktor, suplier atau produsen.
2. Contoh-contoh adalah benda-benda yang disediakan kontraktor untuk menunjukkan bahan,
kelengkapan dan kualitas kerja. Ini akan dipakai oleh konsultan Pengawas untuk menilai pekerjaan,
setelah disetujui terlebih dahulu oleh konsultan perencana.
3. Kontraktor akan memeriksa, menandatangani persetujuan dan menyerahkan segera semua gambar-
gambar pelaksanaan dan contoh-contoh yang disyaratkan dalam dokumen kontrak atau oleh
Konsultan Pengawas. Gambar-gambar Pelaksanaan dan contoh-contoh harus diberi tanda-tanda
sebagaimana ditentukan Konsultan Pengawas. Kontraktor harus melampirkan keterangan tertulis
mengenai setiap perbedaan dengan Dokumen Kontrak jika ada hal-hal yang demikian.
4. Dengan menyetujui dan menyerahkan gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh dianggap
kontraktor telah meneliti dan menyesuaikan setiap gambar atau contoh tersebut dengan dokumen
kontrak.
5. Konsultan Pengawas dan Perencana akan memeriksa dan menolak atau menyetujui gambar-gambar
pelaksanaan atau contoh-contoh dalam waktu sesingkat-singkatnya, sehingga tidak mengganggu
jalannya pekerjaan dengan mempertimbangkan syarat-syarat dalam Dokumen kontrak dan syarat-
syarat keindahan.
6. Kontraktor akan melakukan perbaikan-perbaikan yang diminta Konsultan Pengawas dan menyerahkan
kembali segala gambar–gambar pelaksanaan dan contoh contoh sampai disetujui.
7. Persetujuan Konsultan Pengawas terhadap gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-contoh, tidak
membebaskan kontraktor dari tanggungjawabnya atas perbedaan dengan dokumen kontrak, apabila
perbedaan tersebut tidak diberitahukan secara tertulis kepada Konsultan Pengawas.
8. Semua pekerjaan yang memerlukan gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh yang harus
disetujui konsultan Pengawas dan Perencana, tidak boleh dilaksanakan sebelum ada persetujuan
tertulis dari konsultan Pengawas dan Perencana.
9. Gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh harus dikirim kepada konsultan Pengawas dalam
dua salinan. Konsultan Pengawas akan memeriksa dan mencantumkan tanda-tanda “Telah Diperiksa
Tanpa Perubahan” atau” Telah Diperiksa Dengan Perubahan” atau “Ditolak”. Satu salinan ditahan
oleh konsultan Pengawas untuk arsip sedangkan yang kedua dikembalikan kepada kontraktor untuk
dibagikan atau diperlihatkan kepada Sub Kontraktor atau yang bersangkutan lainnya.
10. Sebutan katalog hanya boleh diserahkan apabila menurut Konsultan Pengawas hal-hal yang sudah
ditentukan dalam katalog tersebut sudah jelas. Barang cetakan ini harus diserahkan dalam dua
rangkap untuk masing masing jenis dan diperlakukan sama seperti butir di atas.
11. Contoh-contoh yang disebutkan dalam spesifikasi teknis harus dikonsultasikan kepada konsultan
Pengawas dan Perencana.

ARSITEKTUR 2
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis
12. Biaya pengiriman gambar-gambar pelaksanaan, contoh-contoh, katalog-katalog kepada konsultan
Pengawas dan Perencana menjadi tanggungan kontraktor.

1.6. JAMINAN KUALITAS


Kontraktor menjamin bahwa semua bahan dan perlengkapan untuk pekerjaan ini adalah baru, dan
Kontraktor menyetujui bahwa semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, bebas dari cacat teknis dan
estetis serta sesuai dengan dokumen kontrak. Apabila diminta, kontraktor harus memberikan bukti bukti
mengenai hal hal tersebut dalam butir ini. Sebelum mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas bahwa
pekerjaan telah diselesaikan dengan sempurna, semua pekerjaan tetap menjadi tanggungjawab kontraktor
sepenuhnya.

1.7. SPESIFIKASI / MERK YANG DITENTUKAN


Bahan yang diusulkan sekurang-kurangnya memenuhi syarat minimal yang ditentukan dalam Daftar
Spesifikasi Teknis.

1.8. CONTOH-CONTOH
Contoh-contoh bahan bangunan yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas atau Wakilnya harus segera
disediakan atas biaya kontraktor dan contoh-contoh tersebut diambil dengan jalan atau cara sedemikian
rupa sehinga dapat dianggap bahwa bahan tersebut yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan nanti.
Contoh-contoh tersebut jika telah disetujui, disimpan oleh Konsultan Pengawas untuk dijadikan dasar acuan
pelaksanaan pekerjaan.

1.9. SUBTITUSI

1. Produk yang disebutkan nama pabriknya:


Material Peralatan, perkakas, aksesoris yang disebutkan nama pabriknya dalam RKS, Kontraktor harus
melengkapi produk yang disebutkan sesuai yang ditetapkan dalam Daftar Spesifikasi Teknis, jika dalam
pelaksanaan terdapat perubahan maka harus mendapat persetujuan dari Pejabat Pembuat Komitmen
dan dituangkan dalam addendum kontrak.

2. Produk yang tidak disebutkan nama pabriknya:


Material peralatan, perkakas, aksesoris yang tidak disebutkan nama pabriknya dalam Spesifikasi Teknis,
Kontraktor harus mengajukan secara tertulis nama negara dari pabrik yang menghasilkannya. Katalog
dan selanjutnya menguraikan data yang menunjukkan secara benar bahwa produk yang dipergunakan
adalah sesuai dengan spesifikasi teknis dan kondisi proyek untuk mendapatkan persetujuan.

1.10. MATERIAL DAN TENAGA KERJA

Seluruh material yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus baru, dan material harus tahan terhadap iklim
tropis. Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan dengan cara yang benar dan setiap pekerjaaan harus
mempunyai ketrampilan yang memuaskan, dimana latihan khusus bagi pekerja sangat diperluan dan
kontraktor harus melaksanakannya. Kontraktor harus melengkapi Surat Sertifikat yang sah untuk setiap
personal ahli yang menyatakan bahwa personal tersebut telah mengikuti latihan-latihan khusus ataupun
mempunyai pengalaman-pengalaman khusus dalam bidang ahli masing-masing.

ARSITEKTUR 3
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis
Usulan Tenaga Ahli :

PENGALAMAN
JABATAN DALAM PEKERJAAN KERJA SERTIFIKASI JUMLAH
NO
YANG AKAN DILAKSANAKAN PROFESIONAL KOMPETENSI KERJA (ORANG)
(TAHUN)
SKA Ahli Teknik
1. Manajer Pelaksanaan/Proyek 6 Bangunan Gedung 1
Madya
SKA Ahli Teknik
2. Manajer Teknik 5 Bangunan Gedung 1
Madya

3. Manajer Keuangan - - 1

Ahli Muda K3
Konstruksi atau
4. Ahli K3 Konstruksi 1 Petugas Keselamatan 1
Konstruksi (asumsi
resiko kecil)

Usulan peralatan yang digunakan :


No JENIS ALAT KAPASITAS JMLH STATUS KEPEMILIKAN

1. Beton Molen 350 liter 2 unit Milik sendiri/sewa

2. Back Hoe 1 unit Milik sendiri/sewa

3. Damp Truck 4 m3 2 unit Milik sendiri/sewa

4. Bar Bender 1 unit Milik sendiri/sewa

5. Bar Cutter 1 unit Milik sendiri/sewa

6. Mesin Las 1 unit Milik sendiri/sewa

7. Baby Roller 1 unit Milik sendiri/sewa

8. Stamper 1 unit Milik sendiri/sewa

1.11. KLAUSUL DISEBUTKAN KEMBALI


Apabila dalam dokumen tender ini ada klausul-klausul yang disebutkan kembali pada butir lain, maka ini
bukan berarti menghilangkan butir tersebut tetapi dengan pengertian lebih menegaskan masalahnya. Jika
terjadi hal yang saling bertentangan antar gambar satu terhadap spesifikasi teknis, maka diambil sebagai
patokan adalah yang mempunyai bobot teknis dan atau yang mempunyai bobot biaya yang paling tinggi.

ARSITEKTUR 4
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis
Pemilik proyek dibebaskan dari patent dan lain-lain untuk segala atau tuntutan terhadap hak-hak khusus
seperti patent dan lain-lain.

1.12. KOORDINASI PEKERJAAN


Untuk kelancaran pekerjaan ini, harus disediakan koordinasi dari seluruh bagian yang telibat didalam proyek
ini. Seluruh aktifitas yang menyangkut dalam proyek ini, harus dilakukan koordinasi lebih dahulu agar
gangguan dan konflik satu dengan lainnya dapat dihindarkan. Melokalisasi / memerinci setiap pekerjaan
sampai dengan detil untuk menghindari ganguan konflik, serta harus mendapat persetujuan dari konsultan
Pengawas.

1.13. PERLINDUNGAN TERHADAP ORANG, HARTA BENDA DAN PEKERJAAN

1. Perlindungan terhadap milik umum: Kontraktor harus menjaga jalan umum, jalan lingkungan dan jalan
harus bersih dari alat-alat mesin, bahan-bahan bangunan dan sebagainnya serta memelihara
kelancaran lalu lintas, baik bagi kendaraan maupun pejalan kaki selama kontrak berlangsung.
2. Orang-orang yang tidak berkepentingan.
Kontraktor harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki tempat pekerjaan.
3. Perlidungan terhadap bangunan yang ada:
Selama masa-masa pelaksanaan kontrak, Kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala kerusakan
bangunan yang ada, utilitas, jalan-jalan, saluran-saluran pembuangan dan sebagainya di tempat
pekerjaan, dan kerusakan kerusakan sejenis yang disebabkan operasi Kontraktor, dalam arti kata luas.
Itu semua harus diperbaiki oleh kontraktor hingga dapat diterima Pengguna jasa.
4. Penjagaan dan perlindungan pekerjaan
Kontraktor bertanggungjawab penuh atas penjagaan, penerangan dan perlindungan terhadap pekerjaan
yang dianggap penting selama pelaksanaan kontrak, siang dan malam. Pengguna Jasa tidak
bertanggungjawab terhadap Kontraktor dan Sub kontraktor, atas kehilangan atau kerusakan bahan-
bahan bangunan dan peralatan atau pekerjaan yang sedang dalam pelaksanaan.
5. Kesejahteraan, Keamanan, dan Pertolongan pertama. (K3)
a. Terkait dengan wabah Covid-19 yang ada, penyedia jasa diwajibkan mengikuti protocol
pengamanan dan penanggulangan Covid-19 meliputi ketersediaan APD sesuai prosedur,
mengecek suhu tubuh pekerja ataupun tamu yang datang, penggunaan masker, serta aturan-
aturan lain yang berkaitan dengan penanggulangan Covid-19.
b. Penanggulangan terhadap pekerja ataupun tamu yang teridentifikasi memiliki gejala-gejala Covid-
19 maka penyedia jasa harus memberikan fasilitas transportasi/menghubungi pihak rumah sakit.
c. Penyedia jasa harus melakukan kerjasama dengan rumah sakit rujukan Covid-19 terdekat (dengan
lokasi pekerjaan)
d. Penyedia jasa harus menyediakan vitamin/suplemen guna menjaga kebugaran dan kesehatan
para pekerja
e. Kontraktor harus mengadakan dan memelihara fasilitas keselamatan dan tindakkan pengamanan
yang layak untuk melindungi para pekerja dan tamu yang datang ke lokasi. Fasilitas dan tindakan
pengamanan seperti disyaratkan harus memuaskan Pemberi Tugas dan juga harus menurut
(memenuhi) ketentuan Undang-undang yang berlaku pada waktu itu. Di lokasi pekerjaan
Kontraktor wajib mengadakan perlengkapan yang cukup untuk pertolongan pertama yang mudah

ARSITEKTUR 5
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis
dicapai. Sebagai tambahan hendaknya di setiap site ditempatkan paling sedikit seorang petugas
yang telah dilatih dalam soal-soal mengenai pertolongan pertama.
6. Gangguan pada tetangga:
Segala pekerjaan yang menurut Pengguna Jasa mungkin akan menyebabkan adanya gangguan pada
penduduk yang berdekatan, hendaknya dilaksanakan pada waktu-waktu sebagaimana Pengguna Jasa
akan menentukannya dan tidak akan ada tambahan, yang mungkin ia keluarkan.

ARSITEKTUR 6
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis
IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENGENDALIAN RESIKO BAHAYA

No URAIAN PEKERJAAN IDENTIFIKASI BAHAYA

1. PEKERJAAN PERSIAPAN

a. Uitzet & Bowplank (kontrol Theodolit) Tergores/terluka

b. Pagar Sementara Proyek Seng Gelombang Terkena alat kerja (palu, gergaji dll)

c. Sewa Gudang Semen dan Peralatan Terkena material (paku, kawat, besi dll)

d. Sewa Kantor Sementara & Direksi Keet (ukuran 5 x 12 m2) Pekerja tertimpa benda keras

e. Pembersihan Lokasi & Penyiapan lahan Kerja Pekerja tertabrak kendaraan

f. Sistem Manajemen K3 Kontruksi Kebisingan akibat alat dan kendaraan kerja

g. Listrik kerja Terjadinya kemacetan dan cros sirkulasi lalu lintas

h. Air kerja Terpeleset

2. PEKERJAAN STRUKTUR

a. Pekerjaan Tanah Terjatuh / terperosok / tertimbun galian

Galian dan Urugan Pondasi Kejatuhan benda keras

b. Pekerjaan Beton Tertimpa ambruknya perancah

Pembesian Polusi suara peralatan dan alat bantu kerja

Pembegestingan Terjadinya kemacetan dan cros sirkulasi lalu lintas

ARSITEKTUR 7
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis
Pengecoran beton dalam area kerja

3. PEKERJAAN LAIN-LAIN

a. Pekerjaan Perbaikan Jalan Kejatuhan benda keras

b. Pekerjaan Mekanikel & Elektrikal Kesetrum listrik kerja

Terjatuh dari ketinggian

ARSITEKTUR 8
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis
SASARAN DAN PROGRAM K3

URAIAN
NO
SASARAN PROGRAM
1 Tidak adanya kecelakaan kerja yang menghilangkan waktu kerja 1. Merekrut Ahli K3 Konstruksi untuk merencanakan sistem manajemen K3 dan
tenaga kerja sehingga terhentinya proses kerja penerapannya serta melakukan identifikasi bahaya dan rencana pengendaliannya
2. Membentuk panitya pembina kesehatan dan keselamatan kerja ( P2K3 ) sesuai
perundang - undangan yang berlaku untuk mendukung berjalannya penerapan
Sistem manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja Konstruksi ( SMK3K )
3. Menyediakan sumberdaya yang dibutuhkan sesuai identifikasi bahaya dan
perencanaan penerapan Sistem Manajemen K3 Konstruksi
2 Tidak adanya penyakit yang diderita pekerja akibat bekerja 1. Menyediakan sarana tempat kerja yang nyaman bagi pekerja
2. Menyediakan fasilitas kesehatan ditempat kerja bagi pekerja
3 Meningkatkan derajat kesehatan kerja para tenaga kerja 1. Ikut serta dalam program BPJS Kesehatan dan BPJS ketenaga kerjaan
yang diselenggarakan oleh Pemerintah
2. Melakukan kerjasama dengan pusat kesehatan ( puskemas dan rumah sakit )
terdekat sebagai rujukan penanganan kecelakaan kerja ataupun keadaan darurat
ditempat kerja
3. Menyediakan MCK dan Kantin untuk tenaga kerja serta bekerja sama dengan
jasa katering penyedia makanan sehat dengan harga terjangkau oleh tenaga kerja
4 Meningkatkan pengetahuan tenaga kerja tentang kesehatan dan 1. Memberikan pelatihan mengenai K3 Konstruksi sesuai dengan kebutuhan,
keselamatan kerja di tempat kerja keahlian dan kompetensi tenaga kerja secara rutin baik oleh pihak luar maupun
pihak internal
2. Menjalin kerjasama dengan dinas - dinas terkait yang memiliki kewenangan
dalam hal Kesehatan dan Keselamatan Kerja terutama Konstruksi untuk
memberikan pelatihan K3 di tempat kerja
5 Meningkatkan dan memelihara kinerja K3 Perusahaan 1. Melakukan audit internal SMK3K
2. Dalam kondisi tertentu perlu juga dilakukan audit SMK3K oleh pihak external

ARSITEKTUR 9
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

1.14. KEGIATAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI

Perincian Kegiatan Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi, paling sedikit mencakup:
1. Penyiapan RKK, antara lain:
a. Pembuatan dokumen Rencana Keselamatan Konstruksi;
b. Pembuatan prosedur dan instruksi kerja; dan
c. Penyiapan formulir.
2. Sosialisasi, promosi dan pelatihan, antara lain:
a. Induksi Keselamatan Konstruksi (Safety Induction);
b. Pengarahan Keselamatan Konstruksi (Safety Briefing);
c. Pertemuan mengenai keselamatan (Safety Meeting, Safety Talk, dan/atau Tool Box Meeting);
d. Pelatihan Keselamatan Konstruksi;
e. Sosialisasi HIV/AIDS;
f. Simulasi Keselamatan Konstruksi;
g. Spanduk (Banner);
h. Poster; dan
i. Papan informasi K3.
3. Alat Pelindung Kerja (APK) dan Alat Pelindung Diri (APD) meliputi:
a. APK antara lain :
1) Jaring pengaman (Safety Net);
2) Tali keselamatan (Life Line);
3) Penahan jatuh (Safety Deck);
4) Pagar pengaman (Guard Railling);
5) Pembatas area (Restricted Area);
6) Pelindung jatuh (Fall Arrester); dan
7) Perlengkapan keselamatan bencana.
b. APD antara lain :
1) Helm pelindung (Safety Helmet);
2) Pelindung mata (Goggles, Spectacles);
3) Tameng muka (Face Shield);
4) Masker selam (Breathing Apparatus);
5) Pelindung telinga (Ear Plug, Ear Muff);
6) Pelindung pernafasan dan mulut (Masker);
7) Sarung tangan (Safety Gloves);
8) Sepatu keselamatan (Safety Shoes);
9) Sepatu Keselamatan (Rubber Safety Shoes and Toe Cap);
10) Penunjang seluruh tubuh (Full Body Harness);
11) Jaket pelampung (Life Vest);
12) Rompi keselamatan (Safety Vest); dan
13) Celemek (Apron/Coveralls).
4. Asuransi dan Perizinan, antara lain:
a. Asuransi dan kesehatan;
b. Surat izin laik operasi alat dan material;
c. Sertifikat kompetensi kerja untuk operator yang diterbitkan oleh lembaga/instansi yang berwenang

ARSITEKTUR 10
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan;


d. Surat Pengesahan Organisasi K3 (P2K3), sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
dan
e. Perizinan terkait lingkungan kerja.
5. Personel Keselamatan Konstruksi, antara lain:
a. Ahli K3 Konstruksi dan/atau Petugas Keselamatan Konstruksi;
b. Petugas tanggap darurat;
c. Petugas P3K;
d. Petugas pengatur lalu lintas (Flagman);
e. Tenaga medis dan/atau kesehatan; dan
f. Petugas kebersihan lingkungan.
6. Fasilitas sarana, prasarana, dan alat kesehatan, antara lain:
a. Peralatan P3K (Kotak P3K, tandu, obat luka, perban, dan lain-lain)
b. Ruang P3K (tempat tidur pasien, tabung oksigen, stetoskop, timbangan berat badan, tensi meter,
dan lain-lain);
c. Peralatan pengasapan (Fogging);
d. Obat pengasapan; dan
e. Ambulans.
7. Rambu-Rambu yang diperlukan, antara lain:
a. Rambu petunjuk;
b. Rambu larangan;
c. Rambu peringatan;
d. Rambu kewajiban;
e. Rambu informasi;
f. Rambu pekerjaan sementara;
g. Jalur evakuasi (Escape Route);
h. Tongkat pengatur lalu lintas (Warning Lights Stick);
i. Kerucut lalu lintas (Traffic Cone);
j. Lampu putar (Rotary Lamp); dan
k. Lampu selang lalu lintas.
8. Konsultasi dengan Ahli terkait Keselamatan Konstruksi sesuai lingkup pekerjaan dengan kebutuhan
lapangan, antara lain:
a. Ahli Lingkungan;
b. Arsitek;
c. Ahli Teknik Jalan;
d. Ahli Teknik Jembatan; dan/atau
e. Ahli Teknik Bangunan Gedung.
9. Kegiatan dan peralatan terkait dengan pengendalian risiko Keselamatan Konstruksi, berupa:
a. Pemeriksaan dan pengujian peralatan;
b. Alat Pemadam Api Ringan (APAR);
c. Sirine;
d. Bendera K3;
e. Lampu darurat (Emergency Lamp);

ARSITEKTUR 11
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

f. Pemeriksaan lingkungan kerja:


1) Limbah B3
2) Polusi suara
g. Pembuatan Kartu Identitas Pekerja (KIP);
h. Program inspeksi dan audit eksternal;
i. Pelaporan dan penyelidikan insiden;
j. Patroli keselamatan; dan/atau
k. Closed-circuit Television (CCTV).

1.15. PERATURAN HAK PATENT


Kontraktor harus melindungi pemilik (Owner) terhadap semua “Claim” atau tuntutan, biaya atau kenaikan
harga karena bencana, dalam hubungan dengan merek dagang atau nama produksi, hak cipta pada semua
material dan peralatan yang dipergunakan dalam proyek.

1.16. ASURANSI

Penyedia jasa harus menyediakan atas nama pengguna jasa dan penyedia jasa, asuransi yang mencakup
dari saat mulai pelaksanaan pekerjaan sampai dengan akhir masa pemeliharaan, yaitu:
1. Semua barang dan peralatan-peralatan yang mempunyai resiko tinggi terjadi kecelakaan, pelaksanaan
pekerjaan, serta personil untuk pelaksanaan pekerjaan atas segala resiko yaitu kecelakaan,
kerusakan-kerusakan, kehilangan, serta resiko lain yang tidak dapat diduga:
a. Pihak ketiga sebagai akibat kecelakaan di tempat kerja.
b. Perlindungan terhadap kegagalan bangunan.
2. Penyedia jasa bertanggung jawab atas keselamatan kerja semua pekerjanya.

1.17. PERATURAN TEKNIS YANG DIGUNAKAN

1. Dalam melaksanakan pekerjaan kecuali ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
ini, berlaku dan mengikat ketentuan ketentuan di bawah ini termasuk segala perubahan dan
tambahannya:
a. UU No. 2 tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
b. Peraturan Presiden No.16 Tahun 2018 dengan lampiran lampirannya.
c. Permen PUPR No. 14 Tahun 2020
d. Permen PUPR No. 21 Tahun 2019
e. Permen PU No. 7 Tahun 2019
f. Peraturan Umum tentang Pelaksanan Pembangunan di Indonesia atau Algemene Voorwaarden
voor de Uitvoering bij Aanneming van Openbara Werken (AV) 1941.
g. Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbitrase Teknik dari Dewan Teknik
Pembangunan Indonesia. (DTPI).
h. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI-1971)
i. Peraturan Umum dari Dinas Kesehatan Kerja Departemen Tenaga Kerja.
j. Peraturan umum tentang Pelaksanaan Instalasi Listrik (PUIL) 1979 dan PLN setempat.
k. Peraturan Umum tentang pelaksanaan Instalasi Air Minum serta Istalasi Pembuangan dan
Perusahaan Air Minum.
l. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PPKI-1961).

ARSITEKTUR 12
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

m. Peraturan Semen Portland Indonesia NI-08.


n. Peraturan Bata Merah Sebagai bahan bangunan.
o. Peraturan Muatan Indonesia.
p. Peraturan dan Ketentuan Lain yang dikeluarkan oleh Jawatan/Instansi Pemerintah setempat yang
bersangkutan dengan masalah bangunan.
q. Standar Nasional Indonesia yang terkait seperti: SNI 03-4287- 2002 Tata Cara Peritungan struktur
Beton Unuk Bangunan Gedung.

ARSITEKTUR 13
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

2. SOP PEMELIHARAAN GEDUNG


2.1. DASAR HUKUM
1. Peraturan Dirjen Perbendaharaan No. 40/PB/2006
2. Peraturan Sekretaris Mahkamah Agung RI No. 02 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Standar
Opersional Prosedur dilingkungan Mahkamah Agung dan Badan Peradilan yang berada dibawahnya.
3. Perma No 07 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kepaniteraan dan Kesekretariatan
Peradilan.

2.2. ALUR PROSES

ARSITEKTUR 14
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

3. PEKERJAAN PERSIAPAN
3.1. PEKERJAAN PENYEDIAAN AIR DAN DAYA LISTRIK UNTUK BEKERJA

a. Air untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dengan membuat sumur pompa di tapak proyek atau
disuplai dari luar. Air harus bersih, bebas dari debu, bebas dari lumpur, minyak dan bahan-bahan kimia
lainya yang merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Konsultan
Pengawas.
b. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari sambungan sementara selama
masa pembangunan, dengan daya sekurang-kurangnya (minimum) 20KVA. Penggunaan diesel untuk
pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan sementara atas persetujuan
Pengawas.
c. Segala biaya atas pemakaian daya dan air diatas menjadi beban kontraktor.

3.2. PEKERJAAN PENYEDIAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN


Selama pembangunan berlangsung. Kontraktor wajib menyediakan tabung alat pemadam kebakaran (fire
extinguisher) lengkap dengan isinya, dengan jumlah sekurang-kurangnya 2 (dua) tabung. Masing-masing
tabung berkapasitas 15 kg.
3.3. PAGAR KEAMANAN PROYEK

a. Sebelum kontraktor mulai melaksanakan pekerjaanya, terlebih dahulu harus memberi pagar pengaman
pada sekeliling lokasi yang akan dilakukan pekerjaan.
b. Pembuatan pagar pengaman dibuat disekitar lokasi pekerjaan, sehingga tidak mengganggu
pelaksanaan pekerjaan yang sedang dilakukan, tempat penimbunan bahan-bahan, dan tidak
mengganggu operasional kegiatan sekitarnya.
c. Pagar dibuat sedemikian rupa, sehingga dapat bertahan/kuat sampai pekerjaan selesai.
d. Syarat pagar pengaman :
1. Pagar seng gelombang BJLS 20 dicat, tinggi 200 cm.
2. Tiang kayu glugu ukuran 5/7, jarak pemasangan minimal 180cm, bagian yang masuk pondasi
minimum 40 cm.
3. Rangka kayu glugu ukuran 5 cm x 7 cm, dengan pemasangan 4 jalur menurut tinggi pagar.
4. Pondasi cor beton setempat minimum penampang diameter 30 cm, dalam 50 cm dari permukaan
tanah setempat. Beton dengan adukan 1Pc :3 Ps : 5 Kr
5. Lengkap pembuatan pintu masuk dari bahan yang sama.

3.4. PAPAN NAMA PROYEK


a. Sebelum pekerjaan dimulai kontraktor terlebih daahulu harus membuat papan nama proyek.
b. Papan nama proyek dibuat di depan proyek untuk menunjukkan adanya pekerjaan.
c. Papan nama proyek dibuat sedemikian rupa bertahan dan kuat sampai pekerjaan selesai.
d. Syarat papan nama proyek:
1. Papan nama dibuat ukuran 80 x 120 cm di tempat lokasi kegiatan yang mudaah di lihat umum.
2. Tiang kayu glugu ukuran 5/7, jarak pemasangan minimal 240cm, bagian yang masuk pondasi
minimum 40 cm.
3. Pemasangan papan nama pekerjaan dilakukan pada saat dimulainya pelaksanaan pekerjaan.
4. Untuk Judul Pekerjaan, Nilai Proyek, Lama Pekerjaan di cetak berbentuk benner ukuran 80 x 120
cm ditentukan kemudian, yang dikoordinasikan terlebih dahulu dengan pihak pengawas.

ARSITEKTUR 15
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

3.5. KANTOR DIREKSI LAPANGAN

a. Kantor direksi (direksi keet) lapangan merupakan bangunan satu lantai dengan konstruksi rangka kayu,
dinding papan multiplek dicat, penutup pintu/jendela secukupnya untuk penghawaan/pencahayaan.
Ukuran disesuakan agar dapat digunakan untuk rapat dengan kapasitas 20 orang. Letak kantor Direksi
lapangan harus cukup dekat dengan kantor kontraktor tetapi terpisah dengan tegas.
b. Perlengkapan-perlengkapan kantor direksi lapangan yang harus disediakan Kontraktor :
 1 (satu) buah meja rapat ukuran 1,20 m x 4,80 m, dengan 20 (duapuluh) buah kursi.
 1 (satu) buah meja tulis ukuran 0,70 m x 1,40 m, dengan 2 dua) buah kursi.
 1 (satu) buah lemari ukuran 1,50 x 2,00 m x 0,50 m, dapat dikunci.
 1 (satu) buah white board ukuran 1,20 m x 2,40 m.
 1 (satu) buah rak
 1 (satu) set personal computer (pc), lengkap dengan hard disk (dapat digunakan untuk program
aplikasi CAD) dan printer A3.
c. Alat-alat yang harus senantiasa tersedia di proyek, untuk setiap saat dapat digunakan oleh direksi
lapangan adalah :
 1 (satu) buah kamera digital.
 1 (satu) buah alat ukur schuifmaat.

3.6. ADMINISTRASI DAN DOKUMENTASI


Dalam membuat laporan progress pekerjaan selalu dilampirkan dokumentasi pekerjaan secara berkala baik
harian maupun mingguan.

3.7. KANTOR KONTRAKTOR, LOS KERJA DAN WORKSHOP DI LUAR LOKASI PROYEK

a. Ukuran luas kantor kontraktor los kerja, serta tempat simpan bahan, disesuaikan dengan kebutuhan
kontraktor, dengan tidak mengabaikan keamanan dan kebersihan, serta dilengkapi dengan pemadam
kebakaran.
b. Khusus untuk tempat simpan bahan-bahan seperti : pasir, kerikil, harus dibuatkan kotak simpan yang
dipagari dinding papan yang cukup rapat sehingga masing-masing tidak tercampur.
c. Kontraktor harus menyediakan Workshop diluar lokasi proyek dengan biaya ditanggung oleh Kontraktor.

3.8. PENGURUSAN IMB


Kontraktor berkewajiban mengurus Ijin Mendirikan Bangunan hingga diterbitkannya IMB, dengan biaya
ditanggung oleh Kontraktor.

3.9. TUGU PATOKAN DASAR (BENCH MARK)

a. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat waterpass/theodolith yang
ketepatanya dapat dipertanggungjawabkan.
b. Kontraktor harus menyediakan theodolith/waterpass beserta petugas yang melayaninya untuk
kepentingan pemeriksaan Konsultan Pengawas selama pelaksanaan proyek.
c. Pengukuran sudut siku dengan prisma atau barang secara azas segitiga phytagoras hanya
diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
d. Segala pekerjaan pengukuran dan persiapan termasuk tanggung jawab kontraktor.

ARSITEKTUR 16
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

3.10. PAPAN DASAR PENGUKURAN/BOWPLANK

a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan papan dasar pengukuran adalah pekerjaan pembuatan papan dasar pengukuran di lokasi
proyek meliputi pekerjaan pengukuran dan pemasangan papan-papan untuk menentukan tinggi acuan
bangunan dan letak as-as bangunan.
b. Pelaksanaan Pekerjaan
1. Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patok kayu Meranti 5/7, tertancap di tanah sehingga
tidak bisa digerak gerakkan atau diubah ubah, berjarak maksimum 2 m satu sama lain.
2. Papan patok ukur dibuat dari kayu Meranti, dengan ukuran tebal 3 cm, lebar 20 cm, lurus dan
diserut rata pada sisi sebelah atasnya (waterpass).
3. Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama satu dengan lainnya, kecuali dikehendaki lain oleh
Direksi Teknis dan Konsultan Pengawas.
4. Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 200 cm dari as pondasi terluar, bila mana lokasi tidak
memungkinkan maka dipasang pada bagian terluar yang paling aman, dan harus mendapat
persetujuan Direksi Teknis dan Konsultan Pengawas.

3.11. PERSIAPAN LAHAN

Pekerjaan ini meliputi semua pengupasan tanah lapisan atas dan penumpukan sesuai dengan lokasi, tinggi
dan jarak seperti ditentukan Konsultan Pengawas. Pekerjaan ini termasuk pada hal-hal berikut :
a. Menyediakan peralatan yang dibutuhkan dan perlengkapannya.
b. Menyediakan operator berpengalaman, tenaga kerja terlatih dan pekerja serta engineer dengan latar
belakang pekerjaan tanah.
c. Memuat, mengangkut dan membuang tumpukan tanah ke suatu tempat yang ditentukan Konsultan
Pengawas.
Prosedur pelaksanaan yang harus dilakukan;
a. Tanah lapisan atas harus terdiri dari tanah organik yang bebas dari campuran tanah bawah, sampah,
akar-akar, batu-batuan, kayu, alang-alang atau sisa-sisa bongkaran bangunan lama. Pengupasan tanah
lapisan atas meliputi penggalian bahan yang sesuai dari permukaan tanah asli pada bagian dari lokasi
yang ditentukan dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas. Tanah lapisan atas
harus dipisah dan ditumpuk di lokasi tertentu untuk digunakan dalam pekerjaan lansekap dan / atau
reklamasi.
b. Konsultan Pengawas akan menentukan titik-titik lokasi yang akan dikerjakan, dan Kontraktor harus
memasang tonggak-tonggak acuan dari titik-titik ini.
c. Setelah pemasangan tonggak, daerah sesungguhnya harus diukur bersama Konsultan Pengawas dan
Kontraktor dan akan diterbitkan oleh Konsultan Pengawas untuk pelaksanaan. Hasil pengukuran
tersebut tidak berarti membebaskan Kontraktor dari tanggung jawab atas kesalahan dan kelalaian yang
dibuatnya.
d. Semua bahan galian yang harus dibuang harus diangkut ke daerah yang ditentukan Konsultan
Pengawas.
e. Pada lokasi-lokasi khusus terjadinya tekanan rendah, harus diisi dengan tanah galian dan dipadatkan
sampai kepadatan tanah maksimal yang disyaratkan.

ARSITEKTUR 17
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

3.12. PEKERJAAN BONGKARAN


Lingkup area bongkaran ditentukan pada gambar kerja atau berdasarkan arahan dari konsultan Pengawas.
Sebelum melaksanakan pekerjaan bongkaran, Kontraktor harus meminta ijin dulu kepada Pihak User dan
dalam hal pelaksanaannya hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:
a. Memperhatikan faktor keselamatan dan lingkungan kerja.
b. Bekas bongkaran yang masih dapat dipergunakan disimpan dan diamankan sesuai penunjuk dari
User.
c. Berangkal puing-puing bekas bongkaran harus dibuang ke luar site.
d. Teknik pelaksanaan pembongkaran sedemikian rupa dengan memperhatikan urutan pelaksanaan.
e. Dalam pelaksanaan pembongkaran, adanya kerusakan diluar lingkup pekerjaan yang ada di RAB,
karena diakibatkan oleh kelalaian kecerobohan Kontraktor maka kerusakan tersebut menjadi tanggung
jawab Kontraktor.

3.13. GALIAN, URUGAN KEMBALI DAN PEMADATAN

Pekerjaan ini meliputi pada hal – hal berikut :


a. Menyediakan peralatan dan perlengkapan yang memadai, bahan-bahan, tenaga kerja yang cukup untuk
menyelesaikan semua pekerjaan termasuk pelat turap sementara dan bendungan sementara jika
diperlukan.
b. Penggalian, pengurugan kembali dan pemadatan semua pekerjaan yang membutuhkan galian dan /
atau urugan tanah kembali seperti basement, jalan, saluran terbuka, gorong-gorong, jalur utilitas,
pondasi dan lainnya seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
c. Membuang semua bahan galian yang tidak memenuhi persyaratan ke suatu tempat pembuangan yang
telah ditentukan.
d. Penggalian dan pengangkutan bahan timbunan dari suatu tempat galian.
Prosedur pelaksanaan yang harus dilakukan;
a. Penggalian
 Penggalian harus dikerjakan sesuai garis dan kedalaman seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja
atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas. Lebar galian harus dibuat cukup lebar untuk memberikan
ruang gerak dalam melaksanakan pekerjaan.
 Elevasi yang tercantum dalam Gambar Kerja merupakan rencana awal dan Konsultan Pengawas
dapat menginstruksikan perubahan – perubahan bila dianggap perlu.
 Setiap kali pekerjaan galian selesai, Kontraktor wajib melaporkannya kepada Konsultan Pengawas
untuk diperiksa sebelum melaksanakan pekerjaan selanjutnya.
 Semua lapisan keras atau permukaan keras lainnya yang digali harus bebas dari bahan lepas, bersih
dan dipotong mendatar atau miring sesuai Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas
sebelum menempatkan bahan urugan.
 Bila bahan yang tidak sesuai terlihat pada elevasi penggalian rencana, Kontraktor harus melakukan
penggalian tambahan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas, sampai kedalaman dimana daya
dukung yang sesuai tercapai.
 Untuk lapisan lunak, permukaan akhir galian tidak boleh diselesaikan sebelum pekerjaan berikutnya
siap dilaksanakan, sehingga air hujan atau air permukaan lainnya tidak merusak permukaan galian.
Untuk menggali tanah lunak, Kontraktor harus memasang dinding penahan tanah sementara untuk

ARSITEKTUR 18
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

mencegah longsornya tanah kedalam lubang galian. Kontraktor harus melindungi galian dari
genangan air atau air hujan dengan menyediakan saluran pengeringan sementara atau pompa.
 Galian di bawah elevasi rencana karena kesalahan dan kelalaian Kontraktor harus diperbaiki sesuai
petunjuk Konsultan Pengawas tanpa biaya tambahan dari Pemilik Proyek. Diasumsikan bahwa
penggalian pada lokasi kerja dapat dilakukan dengan peralatan standar seperti power shovel,
bulldozer atau excavator. Bila ditemukan batu – batuan, Kontraktor harus memberitahukannya
kepada Konsultan Pengawas yang akan mengambil keputusan, sebelum penggalian dilanjutkan.
Sesudah setiap pekerjaan penggalian selesai, Kontraktor harus memberitahu Konsultan Pengawas,
dan pekerjaan dapat dilanjutkan kembali setelah Konsultan Pengawas menyetujui kedalaman
penggalian dan sifat lapisan tanah pada dasar penggalian tersebut.
b. Urugan dan Timbunan
 Sebelum dilakukan pengurugan kembali pekerjaan galian, seluruh galian sekeliling tepi luar
bangunan, harus dilakukan penyemprotan anti rayap hingga rata. Penyemprotan harus dilakukan
oleh perusahaan khusus dengan jaminan sekurang kurangnya 5 tahun.
 Pekerjaan urugan dan timbunan hanya dapat dimulai bila bahan urugan dan lokasi pengerjaan
urugan telah disetujui Konsultan Pengawas.
 Kontraktor tidak diijinkan melanjutkan pekerjaan pengurugan sebelum pekerjaan terdahulu disetujui
Konsultan Pengawas.
 Bahan galian yang sesuai untuk bahan urugan dan timbunan dapat disimpan oleh Kontraktor di
tempat penumpukan pada lokasi yang memudahkan pengangkutan selama pekerjaan pengurugan
dan penimbunan berlangsung. Lokasi penumpukan harus disetujui Konsultan Pengawas.
 Pengurugan pekerjaan beton hanya dapat dilakukan ketika umur beton mencapai 14 hari, dan
ketika pekerjaan pasangan berumur minimal 7 hari, atau setelah mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
c. Pemadatan
Kontraktor harus menyediakan peralatan pemadatan yang memadai untuk memadatkan urugan maupun
daerah galian. Untuk pemadatan tanah kohesif digunakan self propelled tamping rollers atau towed
sheep roller. Smooth steel wheel vibratory roller diguanakan untuk memadatkan bahan urugan berbutir.
Pemadatan. Bila tingkat pemadatan tidak memenuhi, perbaikan harus dilakukan sampai tercapai nilai
pemadatan yang disyaratkan. Bahan yang ditempatkan di atas lapisan yang tidak dipadatkan dengan
baik harus disingkirkan dan harus dipadatkan kembali sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.

3.14. PERSIAPAN TANAH DASAR

Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pengerjaan persiapan permukaan tanah untuk lapis pondasi bawah
seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja. Permukaan tanah yang telah disiapkan harus dilindungi terhadap
pengeringan dan retak. Setiap kerusakan yang ditimbulkan karena keteledoran Kontraktor, harus diperbaiki
atas biaya Kontraktor sepenuhnya. Pelaksanaan pekerjaan;
a. Umum
Daerah yang akan disiapkan permukaannya harus dibersihkan dari bahan – bahan yang tidak
diinginkan. Permukaan tanah harus dibuat sesuai dengan elevasi dan kemiringan serta dipadatkan
sampai 90% - 95% kepadatan kering maksimal, sehingga lapisan pondasi jalan ketika dipadatkan, akan
memberikan formasi yang sama pada semua elevasi. Semua bahan sampai kedalaman 150 mm di

ARSITEKTUR 19
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

bawah tanah permukaan pada galian dan sampai kedalaman 300 mm pada timbunan harus benar –
benar dipadatkan sampai minimal 90% - 95% persyaratan kepadatan kering AASHTO T 99.
b. Permukaan Tanah pada Galian Tanah
Bila permukaan tanah berada di daerah galian, maka permukaan tanah harus dibentuk sesuai bentuk
melintang dan memanjang, seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja. Tanah harus dipadatkan dengan
alat yang disetujui. Sebelum pemadatan, kadar air bahan timbunan harus diatur sedemikian rupa sampai
mendekati Kadar Air Optimum (W0), sehingga diperoleh tingkat kepadatan yang disyaratkan. Tanah
yang tidak sesuai tersebut harus dikeluarkan dari lokasi dan diganti dengan yang sesuai, atau dengan
cara stabilisasi tanah seperti yang disyaratkan. Pembuangan tanah yang tidak sesuai tersebut akan
digolongkan seperti galian umum. Pada elevasi permukaan tanah, Kontraktor harus mengisi lubang –
lubang yang disebabkan oleh pembongkaran akar – akar, bonggol tanaman dan batu – batu besar,
dengan bahan pengisi yang sesuai.
c. Permukaan Tanah pada Timbunan
Bila permukaan tanah berada pada daerah timbunan, persyaratan – persyaratan berikut harus dipenuhi;
- Sebelum pelaksanaan penimbunan, daerah yang akan ditimbun harus dipadatkan dan dilindas
sesuai ketentuan dan / atau petunjuk Konsultan Pengawas.
- Bahan timbunan yang telah disetujui harus disebarkan secara merata sampai ketebalan lepas
maksimum 200 mm setiap lapisnya dengan menggunakan alat perata jalan / gradder dan digilas
secara terus menerus.
- Rata – rata kecepatan penggilas jalan adalah 5 km/jam dan kecepatan ini harus tetap terjaga
sampai pekerjaan selesai.
- Selama pemadatan dengan mesin gilas, kadar air bahan timbunan harus tetap terjaga. Jumlah
lintasan harus minimal 6 (enam) kali sampai maksimal 8 (delapan) kali, atau sesuai ketentuan
Konsultan Pengawas.
- Pelaksanaan pemadatan harus dilanjutkan dengan prosedur yang sama dengan diatas sampai
pekerjaan urugan selesai dan disetujui Konsultan Pengawas.
d. Permukaan Subgrade pada Batu
Bila permukaan berada di atas potongan batu, batu tersebut harus dipotong sehingga membentuk profil
yang sesuai dengan yang diinginkan. Kontraktor harus menyingkirkan semua bahan lepas dan
membentuk permukaan dengan menambah bahan pengisi, dipadatkan dan dibentuk sesuai ketentuan
dalam Gambar Kerja. Tidak boleh ada batu yang menonjol pada permukaan tanah.
e. Perlindungan Pekerjaan
Setiap bagian permukaan yang telah selesai dan disetujui Konsultan Pengawas harus dilindungi dari
kekeringan / retak dan air. Setiap kerusakan yang diakibatkan karena kelalaian Kontraktor, harus
diperbaiki sesuai petunjuk Konsultan Pengawas tanpa biaya tambahan.

4. PEKERJAAN PASANGAN
4.1. PONDASI BATU KALI
4.1.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pondasi batukali merupakan pekerjaan pasangan batukali belah hitam, meliputi pekerjaan
pemasangan pondasi batukali belah hitam menerus sesuai dengan ukuran dan profil pada gambar
rencana hingga pekerjaan selanjutnya bisa dilaksanakan.
4.1.2. Pengendalian Pekerjaan

ARSITEKTUR 20
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

a. SK SNI S-03-1994-03, tentang Spesifikasi peralatan pemasangan dinding bata dan plesteran.
b. Pt T-03-2000-C, tentang Tatacara pengerjaan pasangan dan plesteran dinding.
c. SNI 03-6387-2000, tentang Spesifikasi kapur kembang untuk bahan bangunan.
d. SK SNI S-04-1989-F, tentang Spesifikasi bahan bangunan A / bahan bangunan bukan logam.
e. SK SNI S-02-1994-04, tentang Spesifikasi agregat halus untuk pekerjaan adukan dan plesteran
dengan bahan dasar semen.

4.1.3. Bahan-bahan

a. Semen :
1). Semen yang dipakai adalah semen jenis Portland Cement (PC)
2). Harus dipakai 1 (satu) merk semen untuk seluruh pekerjaan.
3). Semen harus didatangkan dalam zak yang utuh/tidak pecah, tidak terdapat kekurangan berat
dari apa yang tercantum pada zak.
4). Semen masih harus dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras).
5). Penyimpanan semen tidak akan segera digunakan harus menjamin mutu semen, dengan
menyediakan tempat penyimpanan yang kedap air dan tetutup rapat.
6). Semen yang sudah disimpan lebih dari 6 bulan sejak dibuat perlu diuji sebelum digunakan,
jika sudah rusak harus ditolak.
b. Batu belah hitam
1). Batu belah hitam yang digunakan adalah batu hitam pecah, tidak retak, warna hitam merata
dengan permukaan mengkilap.
2). Ukuran batu kali belah maksimal 20 cm.
c. Agregat halus
1). Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam, kuat dan bersudut.
2). Bebas dari bahan-bahan organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya, jumlah kandungan
bahan ini maksimal 5% dan tidak mengandung garam.
3). Mempunyai variasi besar butir (gradasi) yang baik dengan ditunjukan dengan nilai Modulus
halus butir antara 1,50-3,80.
4). Pasir harus dalam keadaan jenuh kering muka.

4.1.4. Pelaksanaan Pekerjaan

a. Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa konstruksi harus


menyiapkan rencana kerja pekerjaan pondasi batu belah hitam meliputi volume pekerjaan, jumlah
tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan, serta contoh material yang akan
dipakai disertai hasil pengujian material untuk mendapat persetujuan dari Direksi Teknis dan
Konsultan Pengawas, disertai gambar shop drawing.
b. Bahan batukali harus memenuhi syarat-syarat :
1). Bahan batukali adalah jenis batu hitam yang keras, liat, berat dan berwarna kehitam-
hitaman dan mempunyai muka lebih dari 3 (tiga) sisi.
2). Tidak ringan dan porus.
3). Bahan asal adalah batu besar yang kemudian dibelah/ dipecah-pecah menjadi ukuran
normal menurut tata cara pekerjaan yang bersangkutan.

ARSITEKTUR 21
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

4). Memenuhi Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan (NI-3-1970).


c. Pekerjaan pasangan harus dimulai dengan membuat profil-profil pondasi dari kayu/ bambu pada
ujung galian dengan bentuk dan ukuran sesuai dengan penampang pondasi.
d. Permukaan dasar pasangan pondasi batu kali harus diberi urugan pasir urug setebal minimal 10
cm dan dipadatkan.
e. Spesi pasangan batu belah hitam untuk pondasi memanjang/lajur (staal) digunakan adukan 1pc :
6ps
f. Bagian sisi samping dari pasangan pondasi batu kali harus diisi penuh dengan spesi atau
dibrapen.
g. Pasangan batu dipasang lurus mengikuti benang yang diikatkan pada profil yang sudah dibuat,
sehingga menghasilkan pasangan batu yang lurus dan rapi.
h. Untuk pembesian sloof, dibuat stek-stek per jarak 1 m sedalam 30 cm ke dalam pasangan pondasi
batu kali untuk memberikan ikatan pada sloof dan pasangan batu kali.
i. Pengurugan kembali tanah galian dapat dilakukan setelah pasangan batu kali tersebut mengeras.
j. Pemasangan disesuaikan dengan ukuran-ukuran di dalam gambar rencana/ detail pondasi atau
atas petunjuk Konsultan Pengawas. Batu harus dipasang saling mengisi masing-masing dengan
adukan spesi sehingga tidak ada rongga di antara batu-batu tersebut dan mencapai massa yang
kuat dan integral. Adukan-adukan untuk pemasangan lainnya harus mengikuti petunjuk/
persetujuan Konsultan Pengawas.

4.2. PASANGAN BATU BATA DAN ROSTER


4.2.1. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi hal-hal mengenai pengadaan bahan-bahan dan pemasangan semua pekerjaan
pasangan Batu bata seperti yang tertera daftar perincian lingkup pekerjaan yang dilaksanakan dan
pada gambar-gambar. Pelaksanaan pemasangan harus benar-benar mengikuti gari-garis ketinggian,
bentuk-bentuk seperti yang terlihat dalam gambar-gambar dan persyaratan di sini.
4.2.2. Pengendalian Pekerjaan
Persyaratan-persyaratan standar mengenai pekerjaan ini tertera pada:
PUBI-1982
NI-3-1970
NI-10-1973
SII-0021-78
4.2.3. Bahan-bahan

1. Pemasangan Roster Beton dilakukan sesuai petunjuk gambar kerja.


2. Bata yang digunakan adalah batu bata produk lokal. Produk ini harus baru, dan yang terpilih
harus sesuai dengan persyaratan-persyaratan dalam DIN (Deutsch Industrie Norm) yang
menjamin mutu produk memenuhi persyaratan teknis struktur bangunan. Dengan standar mutu
yang sudah diakui secara Internasional, Prime Mortar merupakan satu-satunya semen instan dari
Indonesia yang dapat diterima di pasar lokal dan Internasional sekaligus. Bilamana tidak terdapat
bahan-bahan yang sesuai standar tersebut di atas, maka Konsultan Pengawas menentukan
jenis-jenis lain yang ada di pasaran lokal dengan persyaratan yang ditentukan.
3. Bagian yang harus kedap air harus menggunakan bahan plester instant khusus kedap air,
Cementitious Waterproofing dan bagian yang harus dilakukan plester khusus yaitu;

ARSITEKTUR 22
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

 Mulai permukaan beton sloof, balok dan plat beton sampai tinggi 30 cm di atas permukaan
lantai.
 Di bawah dudukan kusen dan pasangan Batu bata yang melekat ke beton minimal 3 (tiga)
lapis/lajur.
4. Contoh Bahan
Bahan Batu bata yang digunakan ukuran 110 x 220 x 50 mm. Contoh-contoh bahan yang
diusulkan untuk dipakai harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas. Persetujuan atas bahan-
bahan tersebut harus sudah didapat sebelum bahan yang dimaksud dibawa ke lapangan kerja
untuk dipasang. Pengambilan contoh atas bahan-bahan yang telah berada di lapangan akan
dilakukan sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan Konsultan Pengawas guna keperluan
pengujian. Bahan yang tidak sesuai dengan produk yang di atas akan ditolak dan harus segera
disingkirkan dari lapangan.
5. Penyimpanan
Bahan-bahan untuk pekerjaan harus disimpan ditempat yang baik dan aman dengan cara-cara
yang disetujui oleh Konsultan Pengawas, untuk menghindari dari segala hal yang dapat
mengakibatkan kerusakan terhadap bahan tersebut.
Seusai jam kerja, seluruh lajur pasangan Batu bata yang belum selesai, harus ditutup (dilindungi)
dengan kertas semen, atau dengan cara-cara lain yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. Siar
atau celah antara dinding dengan kolom bangunan, dinding dengan bukaan dinding atau dinding
dengan peralatan, harus ditutup dengan bahan pengisi celah.
4.2.4. Pelaksanaan

1. Pasangan Batu bata yang dilaksanakan harus rata, tegak dan lajur penaikannya diukur tepat
dengan tiang lot, dan bila tidak diperlihatkan di dalam gambar-gambar maka setiap lajur naik,
Batu bata harus putus sambungan dengan lajur di bawahnya.
2. Batu bata yang dipasang rata tengah dengan jarak antara Batu bata yang satu dengan yang
lainnya (nat) adalah (2-2,5) cm.
3. Rangka pengaku berupa kolom praktis ukuran setebal 100 x 100 mm dari beton bertulang
campuran 1 pc : 2 ps : 3 kr dipasang untuk setiap luas dinding maksimum 12 m2, dan setiap
sudut sambungan dinding bata/beton ringan.
4. Pemasangan dinding Batu bata setinggi max. 1 m harus disertai dengan pengecoran kolom
praktis sebagai pengikat.
5. Pada setiap jendela dan pintu dengan bentangan lebih dari 1,2 m harus dipasang balok latai,
meskipun tidak tertera dalam gambar.
6. Setiap selesai pemasangan batu Batu bata, dinding harus dibersihkan dari spesi yang keluar ke
samping kanan-kirinya agar nampak bersih dan rapi.

5. PEKERJAAN RANGKA DAN PENUTUP ATAP


5.1. PEKERJAAN RANGKA ATAP
5.1.1. Lingkup Pekerjaan

A. Pekerjaan rangka atap baja ringan adalah pekerjaan pembuatan dan pemasangan struktur
atap berupa rangka batang yang telah dilapisi lapisan anti karat. Rangka batang berbentuk
segitiga, trapesium dan persegi panjang yang terdiri dari :

ARSITEKTUR 23
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

1. Rangka utama atas (top chord)


2. Rangka utama bawah (bottom chord)
3. Rangka pengisi (web). Seluruh rangka tersebut disambung menggunakan baut
menakik sendiri (self drilling screw) dengan jumlah yang cukup.
4. Rangka reng (batten) langsung dipasang diatas struktur rangka atap utama dengan
jarak sesuai dengan ukuran jarak genteng.

B. Pekerjaan rangka atap baja ringan meliputi:


1. Pengukuran bentang bangunan sebelum dilakukan fabrikasi
2. Pekerjaan pambuatan kuda-kuda dikerjakan di Workshop permanen (Fabrikasi),
3. Pengiriman kuda-kuda dan bahan lain yang terkait ke lokasi proyek
4. Penyediaan tenaga kerja beserta alat/bahan lain yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan
5. Pekerjaan pemasangan seluruh rangka atap kuda-kuda meliputi struktur rangka
kuda-kuda (truss), balok tembok (top plate/murplat), reng, sekur overhang, ikatan
angin dan bracing (ikatan pengaku)
6. Pemasangan jurai dalam (valley gutter)

C. Pekerjaan rangka atap baja ringan tidak meliputi:


1. Pemasangan penutup atap
2. Pemasangan kap finishing atap
3. Talang selain jurai dalam
4. Accesories atap

5.1.2. Pengendalian Pekerjaan

Seluruh material produk untuk pekerjaan ini harus memenuhi ketentuan standard (referensi) antara
lain :
A. Australian Standard (AS)
 AS 1397 – 2001 = Zincalume® Alumunium/Zinc-alloy Coated steel
Dengan tegangan leleh baja 550 Mpa ( G550 ) dan 300 Mpa ( G300 )
 AS/NZS - 2728 : 1997 = Standard Prepainted steel AZ 150 ( 150 gr/m2 )
 AS 1962 – 1980 = Design and installation of Sheet Roof and Wall Cladding
 AS 3566-1988 = Self Drilling Screws for the Building and Construction Industries
 AS – 1445 = Corrugated Steel Sheet
 AS – 1562 = Design & Installation Metal Roofing
 AS – 4040 = Performance Test
B. SNI Standard
SNI 4096 – 2007 LSPr – 004 – IDN = Branding Text of the Metallic Coated Products

ARSITEKTUR 24
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

C. JIS G3321 – Hot Dipped 55% Al-Zn alloy Coated Steel Sheets and Coils.
D. American Society for Testing Material ( ASTM)
 ASTM A 653/A 653M - Sheet Steel, Zinc-Coated (galvanized) or Zinc-Iron Alloy-Coated
(Galvanized) by the Hot-Dip Process.
 ASTM A755/A755M-03 – Standard Spesification for Steel Sheet, Metallic Coated by the
Hot-Dip Process and prepainted by Coil-Coating Process for Exterior Exposed Building
Products
 ASTM A792/A792M-10 – Standard Spesification for Steel Sheet, 55% Aluminium-Zinc
Alloy-Coated by the Hot-Dip Process
 ASTM C-955 - Standard Specification for Load Bearing (Transverse and Axial) Steel
Studs, Runner (Tracks), and Bracing or Bridging for Screw Application of Gypsum
Board and Metal Plaster Bases.
 ASTM A 1003/A1003M - Standard Specification for Sheet Steel, Carbon, Metallic and
Non-Metallic Coated for Cold- Formed Framing Members.
 ASTM A 370-02e1 - Standard Test Methods and Definitions for Mechanical Testing of
Steel Products
 ASTM C 645 - Standard Specification for Nonstructural Steel Framing Members.
 ASTM A 875/A 875M - Standard Specification for Steel Sheet, Zinc-5% Aluminum Alloy
Metallic-Coated by the Hot-Dip Process.
 ASTM C-1007 - Standard Specification for Installation of Load Bearing (Transverse and
Axial) Steel Studs and Related accessories.
E. Asosiasi Independen Surveyor Indonesia
 AISI/COS/NASPEC 2001 - Specification for the Design of Cold-Formed Steel Structural
Members.
 AISI - Cold-Formed Steel Design Manual, 1996, with 1999 supplement.
 AISI/COFS/ 2001 - Standard for Cold-Formed Steel Framing - General Provisions,
 AISI/COFS/ 2001 - Standard for Cold-Formed Steel Framing - Truss Design.
 AISI/COFS/ 2001 - Standard for Cold-Formed Steel Framing - Header Design.

AISI/COS2001 - Standard for Cold-Formed Steel Framing - Prescriptive method for one
and two story family dwelling.
5.1.3. Bahan-bahan

A. Grade : G550 (min. yield strength 550 MPa)


B. Multigrip ( MG )
Konektor antara kuda-kuda baja ringan dengan murplat (top plate) berfungsi untuk menahan
gaya lateral tiga arah.

ARSITEKTUR 25
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

C. Brace System (bracing)

 BOTTOM CHORD BRACING, Pengaku/ikatan pada batang tarik bawah (bottom chord)
pada kuda-kuda baja ringan.
 LATERAL TIE BRACING, Pengaku/bracing antara web pada kuda-kuda baja ringan,
sekaligus berfungsi untuk mengurangi tekuk lokal (buckling) pada batang tekan (web),
standar teknis mengacu pada desain struktur kuda-kuda tersebut.
 DIAGONAL WEB BRACING (IKATAN ANGIN), Pengaku/bracing diagonal antara web
pada kuda-kuda baja ringan dengan bentuk yang sama dan letak berdampingan.
 STRAP BRACE (PITA BAJA), Yaitu pengaku /ikatan pada top chord dan bottom chord
kuda-kuda baja ringan, Untuk kebutuhan strap brace berdasarkan perhitungan desain
struktur.
 Talang Jurai Dalam (Valley Gutter), Pertemuan dua bidang atap yang membentuk
sudut tertentu, pada pertemuan sisi dalam harus manggunakan talang dalam (Valley
Gutter) untuk mengalirkan air hujan. Ketebalan material jurai dalam minimal 0,45 mm
dengan detail profil seperti gambar diatas.

D. Alat Sambung (Screw)


Baut menakik sendiri (self drilling screw) digunakan sebagai alat sambung antar elemen
rangka atap yang digunakan untuk fabrikasi dan instalasi, spesifikasi screw sebagai berikut:
 Kelas Ketahanan Korosi Minimum Kelas 2
 Panjang (termasuk kepala baut) 16mm
 Kepadatan Alur 16 alur/inci
 Diameter Bahan dengan alur 4,80 mm
 Diameter Bahan tanpa alur 3,80 mm

Kekuatan Mekanikal
 Gaya geser satu baut 5,10 KN
 Gaya aksial 8,60 KN
 Gaya Torsi 6,90 KN

5.1.4. Persetujuan

1. Kontraktor wajib memberikan pemaparan produk sebelum pelaksanaan pemasangan rangka


atap baja ringan, sesuai dengan RKS (Rencana Kerja dan Syarat) .
2. Kontraktor harus menyediakan data-data teknis produk, spesifikasi dan aplikasi untuk diperiksa
dan disetujui Project Manager atau Pemberi Tugas.
3. Produk yang dipaparkan sesuai dengan surat dukungan dan brosur yang dilampirkan pada
dokumen tender.
4. Kontraktor harus menyediakan Mills Certificate (sertifikat bahan dasar material dari pabrik
penyuplai)
5. Kontraktor harus dapat menyediakan garansi material (corrosion) dari pabrik penyuplai.

ARSITEKTUR 26
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

6. Kontraktor wajib menyerahkan gambar kerja yang lengkap berserta detail dan bertanggung
jawab terhadap semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar kerja. Dalam hal ini
meliputi dimensi profil, panjang profil dan jumlah alat sambung pada setiap titik buhul.
7. Kontraktor harus dapat menyediakan perhitungan dengan software ex Supracadd.
8. Perubahan bahan/detail karena alasan apapun harus diajukan ke Konsultan Pengawas,
Konsultan Perencana dan Pihak Direksi untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis.
9. Eleman utama rangka kuda-kuda (truss) dilakukan fabrikasi diworkshop permanen dengan
menggunakan alat bantu mesin JIG yang menjamin keakurasian hasil perakitan (fabrikasi)
10. Kontraktor wajib menyediakan surat keterangan keahlian tenaga dari Fabrikan penyedia jasa
Rangka Atap Baja ringan,
11. Kontraktor wajib menyertakan hasil uji lab dari bahan baja ringan dari badan akreditasi nasional
(instansi yang berwenang sesuai dengan kompetensinya).

5.1.5. Gambar detail dan pelaksanaan

1. Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain terkait, harus dilaksanakan sesuai
gambar dan desain yang telah dihitung dengan aplikasi khusus perhitungan baja ringan sesuai
dengan standar perhitungan mengacu pada standar peraturan yang berkompeten.
2. Semua detail dan konektor harus dipasang sesuai dengan gambar kerja.
3. Perakitan kuda-kuda harus dilakukan di workshop permanen dengan menggunakan mesin rakit
(Jig) dan pemasangan sekrup dilakukan dengan mesin screw driver yang dilengkapi dengan
kontrol torsi.
4. Pihak kontraktor harus menyiapkan semua struktur balok penopang dengan kondisi rata air
(waterpas level) untuk dudukan kuda-kuda sesuai dengan desain sistem rangka atap.
5. Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua struktur yang dipakai untuk
tumpuan kuda-kuda. Berkenaan dengan hal itu, pihak konsultan ataupun tenaga ahli berhak
meminta informasi mengenai reaksi-reaksi perletakan kuda-kuda.
6. Pihak kontraktor bersedia menyediakan minimal 8 (delapan) buah genteng yang akan dipakai
sebagai penutup atap, agar pihak penyedia konstruksi baja ringan dapat memasang reng
dengan jarak yang setepat mungkin, dan penyediaan genteng tersebut sudah harus ada pada
saat kuda-kuda tiba dilokasi proyek.
7. Jaminan Struktural
8. Jaminan yang dimaksud di sini adalah jika terjadi deformasi yang melebihi ketentuan maupun
keruntuhan yang terjadi pada struktur rangka atap Baja Ringan, meliputi kuda-kuda, pengaku-
pengaku dan reng.
9. Kekuatan struktur Baja Ringan dijamin dengan kondisi sesuai dengan Peraturan Pembebanan
Indonesia dan mengacu pada persyaratan-persyaratan seperti yang tercantum pada “Cold
formed code for structural steel”(Australian Standard/New Zealand Standard 4600:1996)
dengan desain kekuatan strukural berdasarkan ”Dead and live loads Combination (Australian
Standard 1170.1 Part 1) & “Wind load”(Australian Standard 1170.2 Part 2) dan menggunakan
sekrup berdasarkan ketentuan “Screws-self drilling-for the building and construction
industries”(Australian Standard 3566).

ARSITEKTUR 27
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

5.2. PEKERJAAN PENUTUP ATAP


5.2.1. Lingkup Pekerjaan

Meliputi pengadaan bahan, tenaga kerja dan peralatan untuk pekerjaan ini. Pekerjaan ini mencakup
seluruh pekerjaan penutup atap metal sheet, pemasangan lembar pelindung (flashing), lembar
penutup bubungan (capping), dan/atau seperti tercantum dalam gambar pelaksanaan.
Pekerjaan yang berhubungan :
• Pekerjaan Sealant
• Pekerjaan pemasangan Insulasi

5.2.2. Pengendalian Pekerjaan


Semua bahan baja harus sesuai dengan standar-standar :

a. Australian Standard (AS)


 AS 1397 – 2001 = Zincalume® Alumunium/Zinc-alloy Coated steel Dengan tegangan leleh
baja 550 Mpa ( G550 ) dan 300 Mpa ( G300 )
 AS/NZS - 2728 : 1997 = Standard Prepainted steel AZ 150 ( 150 gr/m2 )
 AS 1962 – 1980 = Design and installation of Sheet Roof and Wall Cladding
 AS 3566-1988 = Self Drilling Screws for the Building and Construction Industries
 AS – 1445 = Corrugated Steel Sheet
 AS – 1562 = Design & Installation Metal Roofing
 AS – 4040 = Performance Test

b. SNI Standard
 SNI 4096 – 2007 LSPr – 004 – IDN = Branding Text of the Metallic Coated Products

c. JIS G3321 – Hot Dipped 55% Al-Zn alloy Coated Steel Sheets and Coils.

d. American Society for Testing Material ( ASTM)


 ASTM A 653/A 653M - Sheet Steel, Zinc-Coated (galvanized) or Zinc-Iron Alloy-Coated
(Galvanized) by the Hot-Dip Process.
 ASTM A755/A755M-03 – Standard Spesification for Steel Sheet, Metallic Coated by the
Hot-Dip Process and prepainted by Coil- Coating Process for Exterior Exposed Building
Products
 ASTM A792/A792M-10 – Standard Spesification for Steel Sheet, 55% Aluminium-Zinc
Alloy-Coated by the Hot-Dip Process

ARSITEKTUR 28
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

 ASTM C-955 - Standard Specification for Load Bearing (Transverse and Axial) Steel
Studs, Runner (Tracks), and Bracing or Bridging for Screw Application of Gypsum Board
and Metal Plaster Bases.
 ASTM A 1003/A1003M - Standard Specification for Sheet Steel, Carbon, Metallic and
Non-Metallic Coated for Cold- Formed Framing Members.
 ASTM A 370-02e1 - Standard Test Methods and Definitions for Mechanical Testing of
Steel Products
 ASTM C 645 - Standard Specification for Nonstructural Steel Framing Members.
 ASTM A 875/A 875M - Standard Specification for Steel Sheet, Zinc- 5% Aluminum Alloy
Metallic-Coated by the Hot-Dip Process.
 ASTM C-1007 - Standard Specification for Installation of Load Bearing (Transverse and
Axial) Steel Studs and Related accessories.

e. American Iron and Steel Institute


 AISI/COS/NASPEC 2001 - Specification for the Design of Cold- Formed Steel Structural
Members.
 AISI - Cold-Formed Steel Design Manual, 1996, with 1999 supplement.
 AISI/COFS/ 2001 - Standard for Cold-Formed Steel Framing - General Provisions,
 AISI/COFS/ 2001 - Standard for Cold-Formed Steel Framing – Truss Design.
 AISI/COFS/ 2001 - Standard for Cold-Formed Steel Framing - Header Design.
 AISI/COS2001 - Standard for Cold-Formed Steel Framing - Prescriptive method for one
and two story family dwelling.

5.2.3. Bahan-bahan

1. Persyaratan Bahan :
 Penutup atap menggunakan Penutup Atap dan bubungan atap Metal disertai lapisan warna
dan pelindung anti karat dengan rincian sebagai berikut:
o Grade : G550 (min. yield strength 550 MPa)
o Ketebalan : 0.35 mm mm BMT
o Lebar Efektif : 1015 mm
o Tinggi rib : 28.5 mm
o Lebar Valley : 203 mm
2. Pengujian Bahan
Bahan-bahan yang akan digunakan harus sudah lulus test pengujian dari pabrik pembuatnya.
3. Contoh Bahan
Pelaksana harus menyerahkan contoh-contoh bahan, brosur-brosur dan peraturan teknis (regulation
codes) yang berlaku dan setiap bahan yang diserahkan harus sesuai dengan contoh-contoh yang
telah diuji/diperiksa dan telah mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas .
4. Penyimpanan
Usuk reng baja ringan harus disimpan pada tempat tertutup/terlindung kering dan tidak lembab,
terlindung dari benturan, beban, untuk menjaga agar tidak rusak pada saat digunakan.

5.2.4. Pelaksanaan

ARSITEKTUR 29
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

1. Sebelum pemasangan penutup atap dimulai, semua rangka baja, seperti kuda – kuda, gording,
harus sudah terpasang dengan baik .
2. Penutup atap alumunium sebelum dibawa ke lapangan, harus terlebih dulu disesuaikan bentuk
serta ukurannya sesuai dengan yang tertera dalam gambar kerja.
3. Jarak antar penutup atap alumunium harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrik pembuat atap
corrugated metal yang digunakan.
4. Tentukan posisi atap pada sisi tepi dan ujung.
5. Tentukan posisi panjang overhang pada arah talang.
6. Setelah posisi atap sudah pas, kita lakukan penguncian dgn screw pada puncak gelombang dgn
type CTeks12 –14 x 50 HGS
7. Setelah penguncian pada sheet I selesai kita lakukan pemasangan pada sheet II
8. Pemasangan pada sheet kedua, posisi sidelaps dan overhang harus tepat
9. Agar posisi sidelaps&overhang tidak bergeser maka pada sidelaps diberi penjepit
10. Baru kita lakukan penguncian pd sidelaps dg screw type CSP 10 –16 x 16 HWFS
11. Setelah pemasangan atap mencapai beberapa sheet kita lakukan check, apakah pemasangan
sdh presisi/tidak.
12. Lakukan pengecheckan pada lembar bagian atas dan bawah
13. Setelah pemasangan atap selesai kita,lakukan pemasangan penutup bagian tepi dg flashing
yang gambar dan bentuk sudah ditentukan
14. Pemasangan penutup tepi dilakukan dg bantuan pengunci Type CSP 10 -16 x 16 HWFS dan bor
listrik yang sudah ditentukan
15. Pekerjaan pemasangan Nok. Sebelum dilakukan pemasangan Nok, ujung atap harus di takik dng
alat TURN UP agar tidak ada limpahan air masuk karena angin
16. Setelah pekerjaan takik selesai, baru kita lakukan pemasangan Nok.
17. Nok harus dicoak dengan Notching Tool pada setiap puncak gelombang atap
18. Nok yang dipasang pada tile nok harus dicoak dng Notching Tool pada setiap puncak gelombang
atap dan dibantu gunting metal.
19. Setelah pekerjaan dicoak selesai lalu dilakukan penguncian dengan screw type CSP 10 –16 x 16
HWFS, screw dapat dipasang selang seling/per 1 gelombang
20. Sisa panjang Nok dipotong dengan gunting metal

6. PEKERJAAN KUSEN PINTU, JENDELA DAN KACA


6.1. KUSEN ALUMUNIUM
6.1.1. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan bahan, tenaga, peralatan, termasuk seluruh pekerjaan alumunium
yang berhubungan dengan pekerjaan kusen pintu dan jendela seperti ditunjukkan dalam gambar
termasuk perlengkapan/asesoris dan bahan penutup dan atau pengisi (sealant) seperti tertera pada
gambar-gambar. Sebagai Pekerjaan yang disyaratkan di sub kontrakkan.
6.1.2. Pengendalian Pekerjaan
Semua pekerjaan pintu jendela aluminium yang disebutkan dalam bagian ini harus dikerjakan
menurut petunjuk pabrik/produsen dan disesuaikan dengan salah satu standar : American Society
for Testing Materials (ASTM).
6.1.3. Bahan-bahan

ARSITEKTUR 30
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

1. Persyaratan Bahan
a. Bahan dari aluminium framing system, aluminium ekstrusi sesuai SII extrusi 0695-82 tidak
terbuat dari scrapt (bahan bekas). Dari produk yang disetujui Konsultan Pengawas.
b. Nilai deformasi maksimal 2mm.
c. Jenis yang dipakai: kusen, daun pintu dan daun jendela ditentukan memakai type AP,
daun jendela memakai ukuran 4” x 1 ¾” x 1.15 mm.
d. Warna ataupun motif disesuaikan dengan gambar kerja.
e. Sealant (bahan penutup) dari jenis “polysulfide”.
f. Seluruh celah antara aluminium dan kaca ditutup dengan sealant (tidak diperkenankan
menggunakan karet)
2. Seluruh bagian aluminium harus datang di lokasi dilengkapi dengan pelindung/lapisan
plastik yang melekat disetiap batang aluminium dan baru boleh dibuka setelah mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas.
3. Pemasangan kusen dan daun pintu/ jendela aluminium pada dinding harus dalam
kondisi plastik pelindung tetap melekat pada setiap batang aluminium, dan baru boleh
dibuka setelah semua pekerjaan finishing dinding selesai seluruhnya, dengan
persetujuan Pengawas.
4. Pemotongan aluminium mengunakan mesin potong, mesin punch, drill, sedemikian rupa
sehingga memperoleh hasil yang sudah dirangkai.
5. Untuk jendela bukaan dan pintu mempunyai toleransi ukuran tinggi dan lebar 1 mm dan
diagonal 2 mm, kecuali bagian bawah pintu 1 – 3 mm.
6. Aksesoris:
Skrup harus dari galvanized steel, dengan kepala tertanam, penggantung yang dihubungkan
dengan aluminium harus ditutup dengan coulking dan sealant. Angkur untuk rangka kusen
aluminium terbuat dari steel plate tebal 2 mm, dengan lapisan zink tidak kurang dari 13 mikron
7. Pengujian Bahan
Bahan bahan aluminium harus mendapat test dari laboratorium pabrik meliputi
 Ketebalan lapisan
 Staining
 Berat
Pelaksana harus menyerahkan sertifikat pengujian tersebut kepada Konsultan Pengawas
selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum pelaksanaan pekerjaan.
8. Contoh Bahan
Pelaksana harus menyerahkan contoh-contoh bahan yang akan digunakan, dan setiap bahan
yang diserahkan harus sesuai dengan contoh-contoh yang telah diuji/diperiksa dan telah
mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
9. Penyimpanan
Penyimpanan harus di ruang yang beratap, bersih, kering, serta dijaga agar tidak terjadi abrasi
atau kerusakan lain dan dijauhkan dengan tempat-tempat pembakaran.
6.1.4. Pelaksanaan

1. Gambar Kerja

ARSITEKTUR 31
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

Pelaksana (Spesialis) harus membuat gambar kerja (shop drawings) yang menunjukan jenis
type profil, ukuran, besaran, ketebalan, alloy dan detail-detail tertentu dengan skala 1:10
selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum pekerjaan dilaksanakan untuk mendapatkan
persetujuan dari Konsultan Pengawas .

2. Contoh Bahan dan Mock-up


Kontraktor membuat contoh bahan (mock-up) pengerjaan kepada Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan persetujuannya, contoh moke-up dibuat masing masing type, sebelum
memproduksi dalam jumlah yang banyak. Moke-up yang sudah disetujuii Konsultan
Pengawas/Perencana harus selalu tersedia di ruang Rapat Proyek sebagai acuan kualitas
pengerjaan.

3. Pengerjaan
a. Semua frame kusen, jendela dikerjakan secara fabrikasi dengan teliti sesuai dengan
ukuran dan sesuai kondisi lapangan.
b. Lakukan pengukuran seteliti mungkin di tempat pemasangan.
c. Semua pertemuan harus runcing, halus dan rata (adu manis) bersih dari segala goresan
dan cacat-cacat lain yang mempengaruhi permukaan alumunium. Sambungan harus
dibuat dengan toleransi kecil, hingga menghasilkan sambungan yang rapat dan baik.
d. Sepanjang sisi kusen harus dilengkapi dengan Weather Seal (batching strip) di dalam dan
diluar sebagai lapisan pengisi sehingga sealant tidak boleh lebih dari 1 (satu) cm.
e. Pemasangan sealant harus sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatnya. Selama
permukaan alumunium yang akan di sealant harus bersih dari segala benda-benda atau
kotoran yang mungkin masih tertinggal.
f. Pemasangan kaca harus sesuai dengan petunjuk pabrik pembuat kaca. Tebal kaca
adalah 6 mm, kecuali terdapat beberapa bagian dalam gambar yang ditentukan lain.
g. Seluruh celah antara aluminium dan kaca ditutup dengan sealant (tidak diperkenankan
menggunakan karet)
h. Perhatikan sisi-sisi daun pintu terhadap kusen dan ambang bawah pintu terhadap
permukaan lantai.
i. Dapatkan persetujuan Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan tersebut dimulai.

6.2. PEKERJAAN KACA


6.2.1. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan bahan, peralatan, tenaga dan pemasangan kaca-kaca pada daun
pintu dan jendela seperti yang tertera dalam gambar-gambar.
6.2.2. Pengendalian Pekerjaan
NI-3-1970
SII-0189-78
BS-476
6.2.3. Bahan-bahan

1. Persyaratan Bahan
a. Kaca Tempered dengan ketebalan 10 mm.

ARSITEKTUR 32
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

b. Kaca bening 5 mm.


c. Kaca Rayband 40% tebal 5 mm
d. Kaca Rayband 40% tempered tebal 10 mm
e. Sealant dari jenis “plysulfide”.
2. Pengujian Bahan
Kaca dan sealant yang akan digunakan untuk pekerjaan harus sudah lulus test/pengujian dari
pabrik pembuatnya berdasarkan standar yang berlaku.
3. Contoh Bahan
a. Pelaksana harus menyerahkan contoh bahan untuk pekerjaan kaca, berukuran 20 cm x 20 cm
dan sealant dalam tabung untuk disetujui Pengawas .
b. Contoh bahan harus sesuai dengan contoh yang telah diuji/diperkirakan selambat-lambatnya 2
(dua) minggu sebelum pelaksanaan pekerjaan untuk menapatkan persetujuan dari Konsultan
Pengawas
4. Penyimpanan
Kaca disimpan di tempat yang disediakan lepas dari tanah dan kelembaban dan ditumpuk
sampai setinggi tiak lebih dari 1,00 m. Tempat penyimpanan harus terlindung dari cuaca akan
tetapi tetap mendapatkan aliran udara secukupnya.

6.2.4. Pelaksanaan

1. Bahan yang terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan, dan diberi tanda untuk
gampang diketahui, tanda-tanda dilarang memakai kapur. Tanda-tanda harus dibentuk dari
potongan kertas yang direkatkan dengan memakai lem aci.
2. Pemotongan beling harus rapi dan lurus, diharuskan memakai alat-alat pemotong beling
khusus.
3. Pemotongan beling harus diadaptasi ukuran rangka, minimal 10 mm masuk kedalam alur beling
pada kusen.
4. Pembersih selesai dari beling harus memakai kain katun yang lunak dengan memakai cairan
pembersih kaca.
5. Hubungan beling dengan beling atau beling dengan material lain tanpa melalui kusen, harus
diisi dengan lem silikon warna transparan cara pemasangan dan persiapan-persiapan
pemasangan harus mengikuti petunjuk yang dikeluarkan pabrik.
6. Kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak diperkenankan retak/ pecah, dan
bebas dari segala noda dan bekas goresan.

6.3. AKSESORIS PINTU DAN JENDELA


6.3.1. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan, pengamanan dan perawatan dari semua alat-alat
penggantung dan kunci-kunci yang dipasang di pintu dan jendela yang ditentukan dalam gambar.
6.3.2. Pengendalian Pekerjaan
Sesuai dengan SNI atau disesuaikan dengan salah satu standar ASTM, JIS, AAMA.
6.3.3. Bahan-bahan

1. Persyaratan Bahan

ARSITEKTUR 33
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

a. Semua hardware dalam pekerjaan ini, adalah yang berkualitas baik, seragam dalam
pemilihan bahan dan warna, selaras bentuknya, dengan persetujuan Pengawas.
b. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal yang tertera nomor
pengenalnya. Plat ini dihubungkan ke masing masing anak kunci dengan cincin. Untuk anak
kunci harus disediakan sebuah almari anak kunci yang dilengkapi pengait anak kunci
lengkap dengan nomor-nomor pengenal.
c. Bahan untuk kunci (handle, backplate, lockcase, cylender) sekurang-kurangnya memenuhi
yang di tentukan dalam daftar spesifikasi teknis.

2. Pengujian bahan
Pelaksana harus menyampaikan secara tertulis bahwa bahan-bahan yang akan digunakan
sudah melalui test yang diadakan di pabrik dengan disertai sertifikat pengujian.
3. Contoh Bahan
Pelaksana harus menyerahkan contoh-cntoh kunci, alat penggantung dan perlengkapan
lainnya yang akan digunakan. Setiap bahan yang diserahkan harus sesuai dengan contoh-
contoh yang telah mendapatkan persetujuan dari Pengawas .

4. Penyimpanan
Alat perlengkapan pintu dan jendela harus disimpan di tempat yang telah disediakan dan harus
bebas dari genangan-genangan air dan diusahakan agar mudah untuk diadakan pemeriksaan
dan pengamatan.

6.3.4. Pelaksanaan

a. Semua pemasangan harus dilaksanakan oleh tukang-tukang terbaik yang pengerjaannya telah
disetujui oleh Konsultan Pengawas .
b. Untuk pemasangan engsel-engsel pintu adalah sebagai berikut
 Engsel atas dipasang 30 cm (as) di atas pintu.
 Engsel bawah dipasang 30 cm dari permukaan lantai.
 Engsel tengah dipasang di tengah-tengah kedua engsel atas dan bawah.
 Apabila tidak ditentukan lain, kunci-kunci dan handle pintu dipasang setinggi  90 cm (as)
dari permukan lantai.
c. Penarikan pintu (door pull) dipasang 90 cm (as) dari permukaan lantai.
d. Pemasangan lock-case, handle dan back plate serta door closer harus rapi, lurus, dan sesuai
dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
e. Door stoper di pasang pada lantai, letaknya di atur sedemikian rupa sehingga agar hande dan
kunci tidak membentur tembok.
Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik.

7. PEKERJAAN KAYU
7.1. PEKERJAAN PINTU MDF
7.1.1. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini mencakup hal-hal mengenai pengadaan dan pengerjaan kayu yang tampak, seperti
pekerjaan: Daun pintu sesuai dengan yang ditunjukkan di gambar kerja.

ARSITEKTUR 34
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

7.1.2. Pengendalian Pekerjaan


Seluruh pekerjaan kayu harus mengikuti persyaratan-persyaratan dalam :
Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (NI-5, 1961)
Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)
Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (SK SNI S-04-1989-F)
Satandart Nasional Indonesia (SNI);
a. SNI 03-3233-1998 – Tata Cara Pengawetan Kayu untuk Bangunan Rumah dan Gedung
b. SNI 01-2704-1999 – Kayu Lapis Penggunaan Umum, Mutu Standar Konstruksi Bangunan
Indonesia (SKBI) ;
c. SKBI-4.3.53.1987 – Spesifikasi Kayu Awet untuk Perumbahan dan Gedung
Sebelum memproduksi, Kontraktor harus membuat “moke-up” daun pintu skala 1:1 sekaligus
finishingnya hingga mendapat persetujuan kualitas pengerjaannya oleh Konsultan pengawas , tim
teknis dan perencana, moke up yang telah disetujui Konsultan pengawas, harus dipajang di ruang
Konsultan pengawas sebagai acuan kontrol pemeriksaan penerimaan kualitas pekerjaan.

7.1.3. Bahan-bahan
1. Persyaratan Bahan
Pintu menggunakan daun pintu MDF (Medium Density Fibreboard) dengan tebal 5 cm dan
dilapisi HPL.
2. Pengujian Bahan
Pelaksana harus menyampaikan secara tertulis bahwa bahan-bahan yang akan digunakan
sudah melalui test yang diadakan di pabrik dengan disertai sertifikat pengujian.
3. Contoh Bahan
Pelaksana harus menyerahkan contoh-cntoh kayu, HPL dan perlengkapan lainnya yang akan
digunakan. Setiap bahan yang diserahkan harus sesuai dengan contoh-contoh yang telah
mendapatkan persetujuan dari Pengawas .
4. Perlindungan
Bahan kayu-kayu harus sudah diberi bahan anti rayap sesuai spesifikasi. Bahan dipakai sesuai
Pekerjaan Anti Rayap.

7.1.4. Pelaksanaan

1. Penyimpanan
Kayu disimpan di tempat yang disediakan lepas dari tanah dan kelembaban, diatur menurut
ukuran dan jenis. Perletakan sewaktu penyimpanan arus diusahakan agar tidak terjadi
kelengkungan-kelengkungan karena berat sendiri. Tempat penyimpanan harus terlindung dari
cuaca akan tetapi mendapatkan aliran udara secukupnya.

2. Pengerjaan dan tenaga kerja


Pengerjaan harus dilakukan pada tempat kerja yang disediakan untuk keperluan ini.
Pengerjaan di tempat pasangan hanya dibolehkan seijin Pengawas. Pekerjaan harus
dilaksanakan oleh tukang-tukang kayu terbaik dengan standar pekerjaan. Pengawas berhak
menolak tukang-tukang yang dianggapnya tidak mampu, serta meminta penggantiannya yang
dinilainya mampu.

3. Perlindungan

ARSITEKTUR 35
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

Bahan terlindung dari kelembaban yang nanti akan merusak bahan.

4. Semua Proses pemotongan dan pembuatan dikerjakan dengan mesin, kecuali untuk detil
tertentu atas persetujuan Pengawas

5. Semua pengikat berupa baut, skrup dan lainnya harus sesuai NI-5.

6. Hasil akhir dri pemasangan harus rata, lurus dan rapi.

7. Ukuran ukuran yang tertera pada gambar adalah ukuran jadi.

8. Pertemuan sambungan harus rata sehingga bagian yang bertemu terletak dalam satu bidang.

9. Pemasangan HPL harus menyeluruh dan merekat merata sehingga tdak ada gelembung udara
pada setiap lapisan.

10. Pemotongan HPL harus rapi dan tidak ada cacat

8. PEKERJAAN PLAFOND
8.1. PLAFOND
8.1.1. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan bahan, tenaga, peralatan serta pemasangan langit-langit plafon
dengan rangka-rangka rangka besi hollow, serta pekerjaan-pekerjaan lain yang berhubungan
dengan pemasangan seperti yang tertera dalam gambar dan petunjuk Perencana.

8.1.2. Pengendalian Pekerjaan


Sesuai dengan rekomendasi dan standar dari pabrik yang memproduksi.

8.1.3. Bahan-bahan
1. Persyaratan Bahan

a. Plafon PVC Motif Kayu


b. Plafon Gypsum tebal 9 mm
c. Plafon Gypsum Water Resistence tebal 9 mm
d. Shadow line
2. Contoh Bahan
Pelaksana harus menyerahkan sekurang-kurangnya 2 (dua) lembar bahan langit-langit dalam
ukuran penuh kepada Pengelola Teknis/Perencana untuk mendapatkan persetujuannya.
3. Penyimpanan
Bahan langit-langit disimpan/ditumpuk dengan lantai terangkat, dan harus bebas dari genangan
air, dan diusahakan agar mudah untuk diadakan pemeriksaan dan pengamatan. Tinggi
tumpukan tidak boleh lebih dari 2 (dua) meter dan diusahakan terlindung dari cuaca dan
diusahakan udara masih tetap berhembus.

8.1.4. Pelaksanaan

ARSITEKTUR 36
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

a. Pelaksana harus menyediakan steger-steger agar pada waktu pemasangan langit-langit tidak
merusak lantai ataupun pekerjaan-pekerjaan lain yang telah selesai. Langit-langit hanya boleh
dipasang setelah semua pekerjaan yang akan ditutup selesai terpasang.
b. Perhatikan pemasangan langit-langit, yang berhubungan dengan lampu-lampu, lavatory, diffuser-
diffuser, AC, Pinggiran-pinggiran, dan sebagainya. Langit-langit yang terpasang, akan tetapi
harus dibuka kembali untuk memperbaiki pekerjaan-pekerjaan yang berada di atasnya
(mekanikal, elektrikal, atau memperbaiki pekerjaan) maka harus dipasang kembali serta
mendapatkan persetujuan dari Pengelola Teknis/Perencana.
c. Pelaksana harus membuat luban manhole sesuai kebutuhan dengan lokasi-lokasi yang sudah
mendapat persetujuan Pengelola Teknis/Perencana.
d. Rangka harus benar-benar dipasang kuat dengan jarak penggantung sesuai dengan standar
pabrik.
e. Sambungan antar gypsum harus disambung dengan kain kasa lebar 5 cm, dan dicompound
dengan serbuk gypsum dicampur dengan alkasit.
f. Compound harus dikerjakan dengan rata, sehingga tidak nampak adanya sambungan.
g. Bagian tepi dipasang list profil gypsum, type list sesuai gambar, pemasangan list harus
menggunakan fischer setiap jarak 70 cm.
h. Sambungan antar list harus benar-benar rata sehingga tidak nampak sambungannya.
i. Jarak antar paku sekrup pada bagian tengah papan masimum 300 mm dan pada bagian pinggir
200 mm.
j. Pemasangan sekrup pada bagian pinggir harus saling silang (staggered)
k. Jarak sekrup dari bagian pinggir tepi ujung: 10 mm s/d 12 mm.

9. PEKERJAAN SANITAIR
9.1. PEMASANGAN SANITAIR
9.1.1. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan bahan-bahan, tenaga kerja dan jasa-jasa lainnya, sehubungan
dengan pemasangan perlengkapan toilet dan ruang-ruang lain sesuai dengan yang tertera pada
gambar-gambar.

9.1.2. Pengendalian Pekerjaan


Sesuai dengan rekomendasi dan standar dari pabrik yang memproduksi.

9.1.3. Bahan-bahan
1. Persyaratan Bahan

a. Kloset duduk
b. Jet spray
c. Kloset jongkok
d. Shower Spray
e. Kran air
f. Kran wastafel
g. Wastafel Dinding
h. Wastafel
i. Urinoir

ARSITEKTUR 37
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

j. Sekat Urinoir
k. Tissue Holder
l. Hand Dryer
m. Kaca Cermin toilet tebal 5 mm.
n. Bak fiber
2. Pengujian Bahan
Pelaksana harus menyampaikan secara tertulis bahwa bahan-bahan yang akan digunakan
sudah melalui test yang diadakan di pabrik dengan disertai Sertifikat Pengujian.
3. Contoh Bahan
Pelaksana harus menyerahkan brosur dan contoh bahan/peralatan toilet yang akan digunakan.
4. Penyimpanan
Perlengkapan toilet harus disimpan di tempat penyimpanan yang telah disediakan dan harus
bebas dari genangan-genangan air dan diusahakan agar mudah untuk diadakan pemeriksaan
dan pengamatan.

9.1.4. Pelaksanaan

1. Pengerjaan
a. Pelaksana harus meminta ijin kepada Konsultan Pengawas tentang cara, waktu dan letak
perlengkapan toilet.
b. Pemasangan harus kuat, rapi, bersih dan dikerjakan oleh tukang-tukang khusus dan
terbaik.
2. Jaminan Pekerjaan/Bahan Pelaksana harus memberikan jaminan secara tertulis, bahwa
semua pekerjaan harus baik dan berfungsi secara sempurna dan dengan mengadakan test
aliran air dan mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
3. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar gambar yang ada dan
kondisi di lapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan, pemasangan sparing-
sparing, cara pemasangan dan detil detil sesuai gambar.
4. Bila ada perbedaan/ kelainan harus melaporkan pada Konsultan Pengawas, dan tidak
dibenarkan memulainya jika terdapat kelainan/perbedaan di tempat itu.
5. Selama pelaksanaan harus selalu dilakukan pemeriksaan dan pengujian untuk
kesempurnaan hasil.
6. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/menganti jika terdapat kerusakan selama masa
pelaksanan dan masa garansi atas biaya kontraktor, selama rusak bukan disebabkan pemilik.
7. Pekerjaan Wastafel/Kloset/Sink/Tempat sabun
a. Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala peralatannya sesuai dengan
yang telah disediakan oleh pabrik untuk masing masing tipe yang dipilih.
b. Peralatan dan perlengkapannya yang dipasang adalah yang diseleksi baik, tidak ada
bagianyng gompal, retak atau cacat lainnya dan telah disetujui oleh konsultan Pengawas.
c. Ketinggian konstruksi pemasangan harus disesuaikan gambar untuk itu serta petunjuk-
petunjuk dari produsennya dalam katalog/brosur. Pemasangan harus baik, rapi, waterpass
dan dibersihkan dari semua kotoran dan noda dan penyambungan instalasi plumbingnya
tidak boleh ada kebocoran.

8. Pekerjaan Kran.

ARSITEKTUR 38
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

a. Semua kran yang dipakai adalah stainless steel.


b. Stop kran yang dapat digunakan jenis ball valve.
c. Stop kran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat, siku, penempatannya harus
sesuai dengan gambar.

9. Pekerjaan Floordrain (FD) dan Clean-Out (CO)


a. Floordrain dan Clean-out yang digunakan adalah stainless, lubang diameter 2” dilengkapi
dengan siphon dan penutup berengsel untuk floor drain dan dopvercrhroom dengan draad
untuk clean-out.
b. Floor drain dipasang di tempat-tempat sesuai gambar
c. Floordrain dan CO yang dipasang harus sudah diseleksi baik dan disetujui Konsultan
Pengawas
d. Pada tempat tempat yang akan dipasang floordrain, penutup lantai harus dilobangi
dengan rapih.
e. Hubungan pipa dengan beton/ lantai menggunakan perekat beton kedap air
f. Setelah Floor drain dan clean-out terpasang, pasangan harus rapih waterpass,
dibersihkan dari noda-no.

10. PEKERJAAN BESI, STAINLESS DAN LOGAM


10.1. PEKERJAAN HOLLOW, STAINLESS DAN GALVANIS
10.1.1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pengadaan bahan-bahan, peralatan, tenaga, dan pemasangan pekerjaan besi, stainless dan
logam sesuai gambar dan petunjuk Konsultan Pengawas .

10.1.2. Pengendalian Pekerjaan


Semua bahan baja harus sesuai dengan standar-standar :
SII.0085-75 tentang Logam
SII-0192-78 tentang Kawat Las
Atau standar-standar Internasional seperti AISC, BS, ASTM atau JIS.

10.1.3. Bahan-Bahan
1. Persyaratan Bahan
a. Konstruksi rangka besi hollow dengan ukuran 20 x 40 x 3 mm dan 40x40x3 mm.
b. Hollow alumunium ukuran 100x100 mm.
c. Wiremesh M4 Grid 10 (Rumah Genset)
d. Plat galvanis tebal 2 mm dan 5 mm
e. Pipa galvanis diameter 5”
f. Pipa stainless diameter 2” untuk railing
g. Tembaga Finishing Slabb (Logo Pengadilan)
2. Pengujian Bahan
Bahan-bahan yang akan digunakan harus sudah lulus test pengujian dari pabrik pembuatnya.
Untuk bahan Cast iron harus teruji dengan beberapa standar seperti SNI Bidang Logam, ISO 9001
: 2015
3. Contoh Bahan
Pelaksana harus menyerahkan contoh-contoh bahan, brosur-brosur dan peraturan teknis (regulation

ARSITEKTUR 39
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

codes) yang berlaku dan setiap bahan yang diserahkan harus sesuai dengan contoh-contoh yang
telah diuji/diperiksa dan telah mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas .
4. Penyimpanan
Kawat las harus disimpan pada tempat tertutup/terlindung kering dan tidak lembab untuk menjaga agar
tidak rusak pada saat digunakan.

10.1.4. Pelaksanaan
1. Contoh Pengerjaan
Apabila dipandang perlu, Konsultan Pengawas dapat meminta Pelaksana untuk mengadakan contoh
pengerjaan, khususnya untuk pekerjaan sambungan-sambungan berikut pengelasan dan harus
diperlihatkan kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui.
2. Pengerjaan Pengelasan.
Semua pengelasan, kecuali ditunjukan lain, harus memakai las listrik. Yang dimaksud dengan
pengelasan disini adalah “Electric Arc Welding”. Pengelasan harus mengikuti cara-cara “AWS
Standar”.
Keterangan lengkap mengenai lokasi, ukuran dari pengerjaan las, terlihat dalam gambar-gambar
kerja.
Seluruh pekerjaan las harus dikerjakan di bengkel (woSpesifikasi Teknishop). Penyimpangan dari
persetujuan ini harus seijin Konsultan Pengawas.
3. Persyaratan Kerja
a. Pelaksana harus mempelajari dan memahami keadaan tempat yang ada, agar dapat mengetahui
hal-hal yang akan mempengaruhi/ mengganggu kelangsungan pekerjaan.
b. Pelaksana harus menyediakan peralatan, alat-alat pengatur dan alat-alat pengaman tambahan
yang diwajibkan oleh ketentuan-ketentuan dan peraturan-peraturan yang berlaku di Indonesia.
c. Pelaksanaan pekerjaan hanya boleh dilaksanakan bila wakil Konsultan Pengawas hadir di
lapangan.
4. Pengujian Pekerjaan
a. Pengujian dan pemeriksaan hasil pekerjaan oleh Konsultan Pengawas dilakukan secara berkala
selama masa pelaksanaan dalam hal pengelasan dan sambungan.
b. Konsultan Pengawas akan menguji kekuatan, kualitas dan kerapihan pekerjaan atas biaya
kontraktor.

11. PEKERJAAN FINISHING


11.1. PASANGAN LANTAI DAN DINDING
11.1.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang
dibutuhkan untuk keperluan dalam pelaksanaannya pekerjaan ini sehingga diperoleh hasil pekerjaan
yang baik, dilakukan meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkaan dalam gambar (lantai dan
plint), yaitu di ruang kerja dan ruang-ruang lain seperti ditentukan dalam gambar.

11.1.2. Bahan-bahan

1. Persyaratan Bahan
 Keramik Polos ukuran 60x60 cm
 Keramik Rustic ukuran 60x60 cm

ARSITEKTUR 40
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

 Plin dinding Keramik tile ukuran 10x60 cm


 Keramik polos ukuran 30x30 cm
 Keramik rustic ukuran 30x30 cm
 Plin dinding keramik ukuran 10x30 cm
 Vynil tebal 3 mm
2. Pelaksana harus menyerahkan, kepada pemilik proyek, keramik seperti yang terpasang
sebanyak minimal 3 box (3 m2).
3. Bahan Perekat untuk lantai yang dipergunakan untuk pemasangan pada dinding dan lantai
adalah acian Portland Cement.
4. Contoh Bahan: Pelaksana harus mengadakan dan menyerahkan contoh-contoh homogenous
tile yang akan dipakainya kepada Perencana melalui Konsultan Pengawas untuk mendapat
persetujuannya.
5. Penyimpanan
Bahan-bahan untuk pekerjaan harus disimpan ditempat yang baik dan aman dengan cara-cara
yang disetujui oleh Konsultan Pengawas, untuk menghindari dari segala hal yang dapat
mengakibatkan kerusakan terhadap bahan tersebut.

11.1.3. Pemasangan
1. Persyaratan Umum

a. Pekerjaan finishing lantai baru dapat dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan plafond dan
seluruh pemasangan lapisan-lapisan pada dinding selesai dikerjakan.
b. Sebelum pekerjaan ini dilakukan. Kontraktor diwajiban mengadakan pengecekkan
terhadap peil lantai dan kemiringannya.
c. Pada lantai kamar mandi, dan ruangan yang terdapat genangan air harus sudah dipasang
lapisan waterproofing pada lantai terus naik ke dinding setinggi 30 cm dari lantai
sekelilingnya, dan ground water tank seluruh dindingnya dipasang water proofing.
d. Pelaksanaan pekerjaan harus dilakukan oleh tenaga/tukang yang ahli atau oleh sub
kontraktor khusus yang berpengalaman dan mempunyai reputasi hasil pekerjaan yang
baik.
e. Permukaan yang akan dipasang keramik harus bersih dan bebas dari kontaminasi
material yang mengandung bahan kimia.
f. Material harus disimpan sesuai petunjuk dari pabrik.
g. Sebelum pemasangan kontraktor harus mengajukan dahulu contoh bahan yang akan
dipasang untuk mendapat persetujuan Konsultan Pengawas dan Perencana.
h. Kontraktor harus mengusulkan shopdrawing pemasangan keramik secara detil, sebelum
pemasangan.
2. Cara Pemasangan

a. Persetujuan, Sebelum mulai pemasangan, kontraktor harus membuat contoh


pemasangan (mock up) yang memperlihatkan dengan jelas pola pemasangan, warna, dan
grouting-nya (kolotannya)
b. Kontraktor harus menyediakan brosur untuk pemilihan keramik yang dipakai.

ARSITEKTUR 41
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

c. Ketebalan adukan yang dibutuhkan untuk pemasangan lantai maksimum 3 cm, dengan
perbandingan adukan 1Pc : 3Ps sampai 1Pc : 4Ps, jika perbandingan tidak menggunakan
pasir maka dibuat campuran 1Pc: 1 bahan perekat (aditive) dengan ketebalan 1cm atau
10 mm.
d. Permukaan lantai dinding/beton/conblock harus diberi plester yang rata dulu, sebelum
lapisan keramik dipasang. Nat-nat keramik tidak boleh melebihi 3 mm.
e. Pengisi celah antara keramik digunakan cement grouting, sesuai dengan warna keramik
yang dipasang atau warna lain atas persetujuan Konsultan Pengawas.
f. Pemasangan keramik dengan lebar naat max 1 mm, dan di grouting dengan resin bening.
g. Lantai yang akan dipasang dibersihkan dari sampah kecil seperti tanah, lumpur dan
minyak.
h. Jika ketebalan adukan belum didapat maka diatasnya harus di screed (floor) lebih dulu.
i. Untuk pemasangan dianjurkan dengan pemasangan 2 jalur dengan adukan pra atau tidak
banyak air, kecuali pada bagian tepi yang sering disebut dengan las-lasan.
j. Setelah terpasang delapan jam, pasangan keramik sudah dpt diisi naat-naatnya dan dapat
langsung dibersihkan. Untuk mengimbangi lenturan lantai sebaiknya setiap 6x6m2
dipasang satu baris sealant elastis.
k. Kontraktor harus melindungi keramik yang telah dipasang maupun adukan perata dan
harus mengganti, atas biaya sendiri setiap kerusakan yang terjadi, penyerahan pekerjaan
dilakukan dalam keadaan bersih.
l. Secara prinsip, permukaan tile dibersihkan dengan air, menggunakan sikat, kain lap, dan
sebagainya. Tetapi jika area yang kotor tidak bisa dibersihkan hanya dengan air maka
boleh menggunakan campuran air dengan hidrochloric acid perbandingan 30:1. Setelah
dibersihkan dengan asam ini, dibersihkan dengan air biasa hingga tidak ada campuran
asam yang tersisa.

11.2. PEKERJAAN ALUMUNIUM COMPOSITE PANEL (ACP)


11.2.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan yang dipergunakan untuk
melaksanakan pekerjaan pemasangan panel alumunium composite seperti yang ditunjukkan dalam
gambar rencana. Pekerjaan ini di laksanakan pada tempat-tempat seperti yang ditunjukan dalam
gambar.

11.2.2. Pengendalian Pekerjaan


Semua pekerjaan yang disebutkan dalam bab ini harus dikerjakan sesuai dengan standard dari
pabrik
Bahan-bahan yang harus memenuhi standar-standar antara lain:
 AA The Alumunium Association
 AAMAArchitectural Alumunium Manufacture Association
 ASTM American Standard for Testing Materials

11.2.3. Bahan-bahan

 Bahan-bahan :
o Bahan : Aluminium Composite Panel

ARSITEKTUR 42
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

o Tebal : 4 mm
o Berat : 5-6 kg/m2
o Bending strength : 45 – 60 kg/ 4mm
o Heat Deformation : 200 derajat Celcius
o Sound Insulation : 24 – 39 dB
o Finished : Flourocarbond factory finished
o Warna : lihat gambar / sesuai approval.
o Aluminium skin thickness : 0,3 mm bagian atas dan bawah, untuk bagian tengah 3,4mm
o Aluminium alloy : 3003
o Coating type : PVDF
o Garansi : 15 Tahun Sertifikat PPG Factory
 Bahan composite tidak mengandung racun / non toxic

11.2.4. Bahan-bahan Silicone Sealent


Semua sealant menggunakan Netral Sealant dengan menggunakan ISO 14001 dan 9001
1. Drooping degree : < 1 mm
2. Skin dry tmen : < 120 min
3. Kekakuan : 35 – 50
4. Max elongate ratio : > 100%
5. Elongate intension : >0.4 - 0.6 Mpa

11.2.5. Pelaksanaan
1. Pemasangan dilakukan oleh tenaga ahli yang khusus dalam pekerjaan ini dengan menunjukkan
surat keterangan referensi pekerjaan-pekerjaan yang pernah dikerjakan kepada Direksi
Lapangan untuk mendapatkan persetujuan.
2. Aluminium Composite yang digunakan untuk seluruh proyek harus dari satu macam produk
saja.
3. Pelaksanaan pemasangan harus lengkap dengan peralatan bantu untuk mempermudah serta
mempercepat pemasangan dengan hasil pemasangan yang akurat, teliti dan tepat pada
posisinya.
4. Rangka-rangka pemegang harus dipersiapkan dengan teliti, tegak lurus dan tepat pada
posisinya.
5. Setelah pemasangan, dilakukan penutupan celah-celah antara panel dengan bahan caulking
dan sealant hingga rapat dan tidak bocor sesuai dengan uraian Bab Caulking dan Sealant
dalam persyaratan ini.
6. Kontraktor harus melindungi pekerjaan yang telah selesai dari hal-hal yang dapat menimbulkan
kerusakan. Bila hal ini terjadi, Kontraktor harus memperbaiki tanpa biaya tambahan.
7. Hasil pemasangan pekerjaan Aluminium Panel Composite harus merupakan hasil pekerjaan
yang rapi dan tidak bergelombang.
8. Kontraktor harus dapat menyertakan jaminan mutu selama 15 tahun dari PPG Factory terhadap
warna dan kualitas aluminium berupa Sertifikat Jaminan sesuai dengan volume yang
dibutuhkan.

11.2.6. Pemasangan

ARSITEKTUR 43
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

1. Pekerjaan pemasangan rangka dudukan ACP


Jika bidang yang akan dipasang rangka dudukan ACP terbuat dari pasangan dinding batu bata,
maka dinding batu bata tersebut harus diplester terlebih dahulu, minimal diplester tanpa di aci
atau lebih baik dengan acian. Agar rangka ACP yang dipasang akan lebih kuat menahan beban
rangka ACP itu sendiri dan beban material ACP nantinya. Tarik benang yang menjadi acuan
pemasangan dudukan rangka ACP. Untuk jarak rangka dudukan ACP disesuaikan dengan
modul ACP yang telah kita ajukan.
2. Pekerjaan pabrikasi material ACP
Pekerjaan pabrikasi material ACP ini kita sesuaikan dengan modul ACP yang kita ajukan
sebelumnya. Setelah itu kita mulai pabrikasi modul ACP yang sudah dipotong pada bidang
ACP bagian belakang. Setiap modul ACP yang hendak kita pakai wajib diberikan kupingan
ACP 2cm keliling modul ACP yang mau dipasang.
Fungsi dari kupingan itu sendiri adalah untuk memasang bracket stifener alumunium dan dari
bereket stifener alumunium itu modul ACP disekrup ke rangka dudukan ACP yang telah kita
buat pada tahap ke 1 (satu).
3. Pekerjaan pemasangan lembaran atau modul ACP
Tahap ini adalah tahap dimana pemasangan modul ACP yang telah dipabrikasi akan dipasang
pada rangka dudukan ACP. Diusahkan untuk breket stifener alumunium tidak bertemu dengan
breket stifener alumunium modul lainnya, sehingga untuk sekrup yang akan dipasang ke
rangka dudukan ACP tidak menumpuk atau bersinggungan. Pasang modul ACP yang sudah
dipabrikasi ke rangka dudukan ACP yang terpasang sesuai dengan ukurannya. Tarik benang
untuk menjadi acuan pemasangan modul ACP menjaga kerataan pemasangan dan dapat
berpengaruh pada besar kecilnya nat yang dibuat.
4. Pekerjaan pemberian sealant pada pertemuan ACP dan pembersihan
Setelah pekerjaan pemasangan modul ACP selesai terpasang pada rangka dudukan ACP,
maka tahap berikut adalah pekerjaan sealent pada cela / nat antar pertemuan modul ACP lalu
diakhiri pekerjaan pembersihan pada bidang yang terpasang ACP.
Untuk sealent yang digunakan di luar gedung (eksterior) sebaiknya dipergunakan sealent netral
dan memiliki daya tahan terhadap:
a. Tahan terhadap Suhu panas Sinar matahari ultra violet
b. Tahan terhadap suhu dingin
c. Tahan terhadap derasnya air hujan
d. Dan memiliki daya rekat yang tinggi pada cela / nat permukaan modul ACP
Sistem pekerjaannya rekatkan lakban kertas dipermukaan ACP yang menjadi cela / nat bidang
ACP, yang berfungsi meratakan permukaan sealent dan juga agar waktu pekerjaan perapihan
sealant tidak mengenai permukaan ACP tersebut.
Kemudian masukkan busa hati / backup yang telah kita siapkan sesuai dengan kebutuhan lebar
nat ACP, yang berfungsi sebagai meratakan bagian dalam nat dan menjadi dudukan yang akan
di sealent. Kedalaman busa hati harus disesuaikan agar dapat memberi ruang untuk sealent
yang akan dimasukan diatasnya.
Pekerjaan sealent dapat dilakukan pada cela / nat pasangan ACP yang telah dipasang busa
hati tersebut, dengan menggunakan bantuan Gun Sealant agar pekerjaan lebih mudah,
terjangkau dan lebih cepat.

ARSITEKTUR 44
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

Lalu rapikan permukaan sealent tersebut menggunakan busa hati yang telah dibuat berbentuk
persegi empat agar mudah merapikan sealent.
Setelah proses perapihan sealent segera lepaskan lakban kertas dari permukaan ACP
tersebut. Agar mempermudah proses pelepasan lakaban kertas pada permukaan ACP dapat
dilakukan pada selaent dalam kondisi basah (setengah kering).
Setelah pekerjaan sealent selesai dan sudah kering merekat terhadap permukaan ACP, maka
lakukan pembersihan baik sisa-sisa ACP, pembersihan permukaan ACP dan juga pelepasan
proteksi / sticker pada permukaan ACP tersebut maksimal 45hari dari ACP terpasang.

11.3. PEKERJAAN CAT


11.3.1. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan bahan-bahan, peralatan, tenaga dan pekerjaan pengecatan pada
permukaan dinding, kayu, plafon gypsum serta besi hollow dan permukaan-permukaan lain sesuai
dengan gambar-gambar serta yang ditunjukkan Perencana.

11.3.2. Bahan-bahan

Cat serta pelapis-pelapis lain yang akan digunakan disini, adalah :


1. Cat Besi
Besi yang akan dicat harus dibersihkan dari karat, minyak dan kerak dengan cara menggosok,
menyikat dengan sikat baja kemudian harus segera ditutup dengan cat dasar, meni dan cat akhir
dengan lapisan sebagai berikut:
 2 lapis Quick Drying Metal Primer Red Lead sampai rata
 1 lapis Undercoat
 1 lapis weather Resistant Paint sampai rata, dan didapat warna yang sama.
 Cat dasar besi yang dipakai cat zink chromate cat dasar jenis sintetis alkyd, anti karat dan
korosi.
 Cat finishing yang dipakai Cat meni besi Sinthetic Emulsion.
 Warna untuk tiap lapisan primer, under coat dan finish harus dibedakan.
 Proses pewarnaan dengan di semprot.

2. Cat Tembok dan Plafon


Cat tembok bagian dalam menggunakan cat khusus interior dan cat tembok bagian luar cat khusus
exterior serta cat marka. Pengecatan pada dinding dalam dan luar ruangan. Setelah plesteran
tembok kering maka pengecatan tembok baru dapat dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:
 1 lapis alkali resisting primer
 Acrylic Wall Filler untuk meratakan permukaan tembok bagian dalam bangunan (dilarang
menggunakan filler buatan sendiri/campuran cat+semen putih+lem)
 Untuk dinding luar dilarang menggunakan Filler, dinding baru cukup digosok halus dan rata
dibersihkan dan dilapis Alkali primer.
 Minimal 2 lapis Acrylic Emulsion untuk dinding dalam dan
 Minimal 2 lapis Wheathercoat/Weathershield Acrylic Emulsion untuk dinding luar.

ARSITEKTUR 45
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

 Untuk pengecatan coating dinding beton ekspose menggunakan cat khusus bening dengan
minimal 2 kali lapisan.
 Untuk cat tembok dalam maupun luar agar dilakukan pengecatan sampai merata dan didapat
warna akhir yang sama.

11.3.3. Pelaksanaan

1. Laksanakan pengecatan atas semua permukaan sesuai dengan aturan pakai yang dijelaskan
oleh pabrik pembuat cat.
2. Lapisan pengecatan jenis Vinyl synthetic emulsion dan polyurethan harus mencapai minimal 2
(dua) kali.
3. Pelaksana harus menyerahkan kepada Pengawas aturan pemakaian cat dari pabrik pembuatnya
yang disetujui.
4. Pelaksana pekerjaan cat harus aplikator resmi yang di tunjuk oleh pabrik, yang di buktikan
dengan surat resmi.
5. Aplikator harus menyerahkan surat garansi hasil pekerjaan selama 5 tahun pada akhir kontrak.

6. Semua cat yang akan digunakan harus mendapatkan persetujuan Pengawas/Perencana


sebelum boleh dipakai di dalam pekerjaan.

7. Cat didatangkan ke lapangan pekerjaan harus dalam kaleng-kaleng asli dari pabrik, lengkap
dengan label perusahaan, merk dan sebagainya.

11.4. PEKERJAAN GRC


11.4.1. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan bahan, tenaga, peralatan serta pemasangan GRC serta pekerjaan-
pekerjaan lain yang berhubungan dengan pemasangan seperti yang tertera dalam gambar dan
petunjuk Perencana.

11.4.2. Bahan-bahan

1. Persyaratan Bahan
a. Pekerjaan GRC dengan tebal 9 mm.
b. Serta pekerjaan-pekerjaan GRC lain sesuai dengan gambar kerja.

2. Contoh Bahan
Pelaksana harus menyerahkan sekurang-kurangnya 2 (dua) lembar bahan dalam ukuran penuh
kepada Pengelola Teknis/Perencana untuk mendapatkan persetujuannya.

3. Penyimpanan
Bahan langit-langit disimpan/ditumpuk dengan lantai terangkat, dan harus bebas dari genangan
air, dan diusahakan agar mudah untuk diadakan pemeriksaan dan pengamatan. Tinggi
tumpukan tidak boleh lebih dari 2 (dua) meter dan diusahakan terlindung dari cuaca dan
diusahakan udara masih tetap berhembus.

11.4.3. Pelaksanaan

ARSITEKTUR 46
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

a. Pelaksana harus menyediakan steger-steger agar pada waktu pemasangan GRC tidak merusak
lantai ataupun pekerjaan-pekerjaan lain yang telah selesai. GRC hanya boleh dipasang setelah
semua pekerjaan yang akan ditutup selesai terpasang.
b. Rangka harus benar-benar dipasang kuat dengan jarak rangka sesuai dengan gambar kerja.
c. Sambungan antar GRC harus disambung dengan kain kasa lebar 5 cm, dan dicompound
dengan serbuk GRC dicampur dengan alkasit.
d. Compound harus dikerjakan dengan rata, sehingga tidak nampak adanya sambungan.
e. Bagian tepi dipasang list profil GRC, type list sesuai gambar, pemasangan list harus
menggunakan fischer setiap jarak 70 cm.
f. Sambungan antar list harus benar-benar rata sehingga tidak nampak sambungannya.
g. Jarak antar paku sekrup pada bagian tengah papan masimum 300 mm dan pada bagian pinggir
200 mm.
h. Pemasangan sekrup pada bagian pinggir harus saling silang (staggered)
i. Jarak sekrup dari bagian pinggir tepi ujung: 10 mm s/d 12 mm.

11.5. PEKERJAAN ACRYLIC


11.5.1. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan bahan, peralatan, tenaga dan pemasangan Acrylic pada signage
nama dan logo.

11.5.2. Pengendalian Pekerjaan


Semua pekerjaan yang disebutkan dalam bab ini harus dikerjakan sesuai dengan standard dari
pabrik yang memproduksi

11.5.3. Bahan-bahan

1. Persyaratan Bahan
a. Lettering dan logo menggunakan Acrylic dengan tebal 3 mm atau di sesuaikan dengan
gambar kerja .
 Acrylic tebal 3 mm untuk logo PN Muko-muko
 Acrylic tebal 3 mm untuk lettering “PENGADILAN NEGERI MUKOMUKO KELAS II”
 Acrylic tebal 3 mm untuk lettering nama jalan
 Acrylic tebal 3 mm untuk logo dan lettering “PELAYANAN TERPADU SATU PINTU
PENGADILAN NEGERI MUKOMUKO KELAS II”
 Pekerjaan acrylic lainnya sesuai gambar kerja
b. Warna yang pakai menyesuaikan gambar atau arahan dari Pengawas.
2. Pengujian Bahan
Acrylic dan sealant yang akan digunakan untuk pekerjaan harus sudah lulus test/pengujian dari
pabrik pembuatnya berdasarkan standar yang berlaku.
3. Contoh Bahan
Contoh bahan harus sesuai dengan contoh yang telah diuji/diperkirakan selambat-lambatnya 2
(dua) minggu sebelum pelaksanaan pekerjaan untuk menapatkan persetujuan dari Konsultan
Pengawas.
4. Penyimpanan

ARSITEKTUR 47
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

Acrylic disimpan di tempat yang disediakan lepas dari tanah dan kelembaban dan ditumpuk
sampai setinggi tidak lebih dari 1,00 m. Tempat penyimpanan harus terlindung dari cuaca akan
tetapi tetap mendapatkan aliran udara secukupnya.

11.5.4. Pelaksanaan
1. Bentuk dan Ukuran akrilik yang digunakan dalam pekerjaan ini harus disetujui Pengawas dan
sesuai petunjuk Gambar Kerja serta mengikuti semua persyaratan dalm Spesifikasi Teknis
ini.
2. Pelaksana pekerjaan pemasang harus aplikator resmi yang di tunjuk oleh pabrik, yang di
buktikan dengan surat resmi.
3. Penentuan titik pemasangan harus mendapat persetujuan dari pihak Pengawas/Perencana.

11.6. PEMASANGAN TACTILE


11.6.1. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan bahan-bahan, peralatan, tenaga dan pekerjaan pemasangan tactile
granite sesuai dengan gambar-gambar serta yang ditunjukkan Perencana.

11.6.2. Bahan-bahan
1. Persyaratan Bahan

a. Granite Tactile Spot & Granite Tactile line dengan ukuran 30x30 cm dengan tebal 1,05 cm
berwarna kuning.
b. Pengujian bahan yang akan digunakan harus sudah lulus test pengujian dari pabrik
pembuatnya. Untuk bahan Granite Tactile harus teruji SNI ISO 13006 : 2010 dengan
Menggunakan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008
2. Pengujian Bahan
Tactile yang akan digunakan untuk pekerjaan harus sudah lulus test/pengujian dari pabrik
pembuatnya berdasarkan standar yang berlaku.
3. Contoh Bahan
Contoh bahan harus sesuai dengan contoh yang telah diuji/diperkirakan selambat-lambatnya 2
(dua) minggu sebelum pelaksanaan pekerjaan untuk menapatkan persetujuan dari Konsultan
Pengawas.
4. Penyimpanan
Tactile disimpan di tempat yang disediakan lepas dari tanah dan kelembaban dan ditumpuk
sampai setinggi tidak lebih dari 1,00 m. Tempat penyimpanan harus terlindung dari cuaca akan
tetapi tetap mendapatkan aliran udara secukupnya.

11.6.3. Pelaksanaan

1. Sebelum pemasangan 300x300 mm Granite Tactile tebal 10,5 mm pada media kerja dalam hal
ini lantai, screed harus dalam keadaan padat, rata dan bersih.
2. Gunakan 300x300 Granite Tactile tebal 10,5 mm sebagai starting point pemasangan sebelum
produk pendamping lainnya untuk mengantisipasi perbedaan ketebalan material pelapis lantai
lainnya.
3. Lembabkan permukaan screed sebelum pemasangan 300x300 mm Granite Tactile tebal 10,5
mm

ARSITEKTUR 48
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

4. Gunakan semen instan dengan jenis Tile Adhesive dengan spesifikasi sebagai berikut:
 Daya Rekat / Bonding Strength adalah minimal 1 Mpa (28 hari) Bahan Semen Instan:
Pasir silika pilihan dengan kadar lumpur < 5%, moisture max.0.5 % dan Binder jenis
Ordinary Portland Cement
5. Aduk Tile Adhesive menggunakan campuran 1 bagian air bersih dan 3 bagian powder tile
adhesive.
6. Lembabkan permukaan screed sebelum pemasangan 300x300 mm Granite Tactile tebal 10,5
mm
7. Gunakan 300x300 mm Granite Tactile tebal 10,5 mm sebagai starting point pemasangan dan
pasang terlebih dahulu sebelum memasang produk pendamping lainnya seperti Granite Tile,
Keramik, Paving, aspal atau beton stamp untuk mendapat leveling lantai yang diinginkan.
8. Aplikasikan 300x300 mm Granite Tactile tebal 10,5 mm menggunakan Tile adhesive dengan
system Back Butter di belakang Tactile dan screed untuk mendapatkan daya rekat yang
sepurna dan memenuhi back pattern dari Granite tectile yang berongga.
9. Aplikasikan Tile adhesive menggunakan trowel secara penuh tile adhesive di atas media
belakang 300x3000 mm Granite Tactile tebal 105 mm dan screed lantai dengan tebal +/- 3 mm
10. Gunakan Tile Adhesive sebelum masa pot life nya habis yaitu sebelum 60 menit.
11. Waktu siap grouting dan lalu lintas adalah 24 jam setelah 300x300 mm Granite Tactile tebal
10,5 mm dan ubin pendamping seperti Granite tile atau keramik atau produk lainnya terpasang.
12. Gunakan Grouting atau nat yang bagus dan tidak retak dengan jarak
 Lantai interior : 2 - 3 mm
 Lantai exterior seperti pedestrian, RTH dan RPTRA : 4 - 5 mm
13. Pemotongan Tactile, Granite Tile dan keramik dapat di potong menggunakan alat potong
keramik / granite tile atau circle saw dan harus dikerjakan dengan keahlian dan dilakukan
hanya pada satu sisi. Pada pemasangan khusus seperti pada sudut-sudut pertemuan,
pengakhiran dan bentuk-bentuk yang lainnya harus dikerjakan serapi dan sesempurna
mungkin.
14. Pemasanga tactile Granite harus sesuai dengan standar pola pemasangan jalur untuk
disabilitas.
15. Pemasangan titik tactile harus mendapatkan persetujuan Pengawas/Perencana.

12. PEKERJAAN PENGENDALIAN KELEMBABAN DAN SUHU


12.1. PELAPIS KEDAP AIR (WATER PROOFING)
12.1.1. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan penyediaan alat bantu lainnya.
memuat semua pekerjaan sistem pengendalian kelembaban pada lantai toilet/kamar mandi, plat
atap, seperti tertera di dalam gambar-gambar perencanaan.

12.1.2. Pengendalian Pekerjaan


Sesuai rekomendasi pabrik, Persyaratan teknis ini, dan ditunjukan ke Pengawas. Pekerjaan ini
menjadi pekerjaan yang di sub kontrakkan. Persyaratan mutu bahan: Standar dari bahan dan
prosedur yang ditntukan oleh pabrik dan standar lainnya seperti: NI 3, ASTM C230, ASTM C321,
ASTM C109. kontraktor tidak dibenarkan merubah standar dengan cara apapun tanpa ijin dari
Pengawas.

ARSITEKTUR 49
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

12.1.3. Bahan-bahan
1. Persyaratan Bahan

a. Untuk Lapisan Waterproofing coating digunakan Acrylic polymer modified cementious


coating minimal 3 lapis dengan ketebalan sesuai ketentuan pabrik untuk toilet/kamar
mandi.
b. Untuk Lapisan Waterproofing coating digunakan Liquid applied polyurethane
waterproofing membrane minimal 3 lapis dengan ketebalan sesuai ketentuan pabrik untuk
green roof.
c. Pelapis kedap air untuk lantai toilet/Kamar Mandi seperti tertera pada gambar terdiri dari
lapisan-lapisan cement base ketebalan 1.5 mm berikut primernya dan ketebalan 3 mm
berikut primernya.
2. Pengujian Bahan
Lapisan water proofing yang akan digunakan untuk pekerjaan harus sudah lulus test/pengujian
dari pabrik pembuatnya berdasarkan standar yang berlaku.
3. Contoh Bahan
Pelaksana harus mengajukan contoh-contoh dari bahan-bahan yang akan dipakainya terlebih
dulu, untuk mendapatkan persetujuan dari Pengawas .
4. Penyimpanan
Bahan-bahan disimpan/ditumpuk dan harus bebas dari genangan air, dan diusahakan agar
mudah diadakan pemeriksaan dan pengamatan.

12.1.4. Pelaksanaan
1. Permukaan sambungan yang akan diberi sealant harus bersih dari segala kotoran-kotoran,
minyak, gemuk, serta plastic tape. Penggunaan bahan harus sepenuhnya mengikuti
rekomendasi dari produsen.
2. Penggunaan pernis atau silicon pada permukaan yang akan diberikan Caulking dan Sealant tidak
diperkenankan.
3. Untuk pekerjaan kusen aluminium, pekerjaan Sealant dilaksanakan setelah pemasangan
Weather Seal (back up material). Pengerjaan harus rapi, teliti, bersih, dan tidak mengotori
pekerjaan-pekerjaan lain yang berada di sekitarnya.
4. Bilamana sampai akhir pemeliharaan Pengawas berpendapat bahwa curah hujan masih kurang
untuk menguji kedap air maka Pengawas berhak menguji jendela dengan penyemprotan air
secara kontinyu. Bilamana terjadi keretakan, kebocoran dan sebagainya akibat hujan maupun
penyemprotan, harus diperbaiki kembali.

12.2. CAULKING DAN SEALING


12.1.1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pekerjaan Caulking dan Sealing pada pekerjaan jendela Aluminium, untuk mengisi celah
antara kaca dan aluminium dan celah antar kusen dengan dinding.

12.1.2. Pengendalian Pekerjaan


Seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan standar-standar yang disebutkan dalam :
NI-3-1970
ASTM.D-828

ARSITEKTUR 50
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

ASTM.E-96
TAPPI-T-803
TAPPI-T-407

12.1.3. Bahan-bahan
1. Persyaratan Bahan

a. Backup Material (bahan pengisi)


Digunakan batang busa “polytyrene” berbentuk silinder 010-015 mm, atau bahan kain
yang sejenis.
b. Sealant (bahan penutup)
Dari Jenis “polysulfide” yang Bahan Pembersih
Digunakan untuk pemasangan Caulking dan Sealaning jenis Xylol, Xylene, dan Toluene.
c. Dempul
Sesuai dengan NI-30-1970 pasal 42
2. Pengujian Bahan
Pelaksana harus menyampaikan sertifikat pengujian bahan yang akan dipakai ke Pengawas
sebelum bahan digunakan.
3. Contoh Bahan
Pelaksana harus menyerahkan contoh-contoh bahan yang akan digunakan dan setiap bahan
yang diserahkan harus sesuai dengan contoh-contoh yang telah diuji/diperiksa dan telah
mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas .
4. Penyimpanan
Bahan-bahan disimpan/ditumpuk dan harus bebas dari genangan air, dan diusahakan agar
mudah diadakan pemeriksaan dan pengamatan.

12.1.4. Pelaksanaan
1. Permukaan sambungan yang akan diberi sealant harus bersih dari segala kotoran-kotoran,
minyak, gemuk, serta plastic tape. Penggunaan bahan harus sepenuhnya mengikuti
rekomendasi dari produsen.
2. Penggunaan pernis atau silicon pada permukaan yang akan diberikan Caulking dan Sealant
tidak diperkenankan.
3. Untuk pekerjaan kusen aluminium, pekerjaan Sealant dilaksanakan setelah pemasangan
Weather Seal (back up material). Pengerjaan harus rapi, teliti, bersih, dan tidak mengotori
pekerjaan-pekerjaan lain yang berada di sekitarnya.
4. Bilamana sampai akhir pemeliharaan Pengawas berpendapat bahwa curah hujan masih kurang
untuk menguji kedap air maka Pengawas berhak menguji jendela dengan penyemprotan air
secara kontinyu. Bilamana terjadi keretakan, kebocoran dan sebagainya akibat hujan maupun
penyemprotan, harus diperbaiki kembali.

13. PEKERJAAN LANSEKAP


13.1. PEKERJAAN PAVING DAN GRASS BLOCK
13.1.1. Lingkup Pekerjaan

ARSITEKTUR 51
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

Pekerjaan ini meliputi pengangkutan, penyediaan bahan, tenaga, alat alat bantu lainnya dan
pemasangan perkerasan blok beton (concrete block/paving block) pada tempat – tempat seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

13.1.2. Pengendalian Pekerjaan


a. Standar Nasional Indonesia (SNI) : SNI 03-0691-1996 – Bata Beton (Paving Block)
b. Spesifikasi Teknis : Pemadatan

13.1.3. Bahan-bahan
1. Persyaratan Bahan
- Paving blok dan Grasas Block harus dibuat campuran semen portland, air dan agregat
yang dibentuk sedemikian rupa sehingga memiliki kuat tekan minimal 300 kg/cm2,
kecuali bila ditentukan lain oleh Pengawas Lapangan dan harus memenuhi ketentuan
SNI 03-0691-1996.
- Pasir untuk alas dan pengisi celah pasangan blok beton harus keras, bersih, bebas dari
tanah liat dan lumpur dan harus digradasi dengan baik serta disetujui Pengawas
Lapangan/MK.
2. Pengujian Bahan
Semua pekerjaan perkerasan p a v i n g blok harus diperiksa dan diuji. Setiap
pemasangan yang dinilai tidak sesuai harus disingkirkan dan diganti dengan yang baru tanpa
tambahan dari Pemilik Kegiatan.
3. Contoh Bahan
Pelaksana harus menyerahkan contoh-contoh bahan yang akan digunakan dan setiap bahan
yang diserahkan harus sesuai dengan contoh-contoh yang telah diuji/diperiksa dan telah
mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas .
4. Penyimpanan
Bahan-bahan disimpan/ditumpuk dan harus bebas dari genangan air, dan diusahakan agar
mudah diadakan pemeriksaan dan pengamatan.
13.1.4. Syarat Pelaksanaan

a. Lapisan Pasir.
- Tanah dasar dan lapis pondasi harus disiapkan sesuai bentuk melintang dan
memanjang dan memiliki kemiringan ke arah dua sisi sebesar 2%. Tanah dasar harus
memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis dan lapis pondasi bawah sesuai ketentuan
Spesifikasi Teknis. Tanah dasar dan lapis pondasi bawah harus disiapkan sesuai
bentuk melintang dan memanjang dan memiliki kemiringan ke arah dua sisi sebesar 2%.
- Lapis pondasi bawah harus dihampar secara merata dengan ketebalan sesuai petunjuk
Gambar Kerja.
- Lapisan pasir alas disebarkan di atas lapis pondasi bawah secara merata, dengan
ketebalan (setelah dipadatkan) 50 mm, atau sesuai petunjuk Gambar Kerja.

b. Pemasangan Paving dan Grass Blok.


- Paving blok harus diletakkan secara manual di atas lapisan pasir yang belum
dipadatkan, sesuai dengan pola yang ditentukan dalam Gambar Kerja.

ARSITEKTUR 52
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

- Pemotongan blok beton di bagian tepi harus dilakukan dengan gergaji mesin dengan
ukuran yang tepat dengan daerah yang akan dipasang.
- Setelah pemasangan, perkerasan paving blok harus dipadatkan untuk mendapatkan
lapisan pasir yang kuat pada elevasi dan bentuk permukaan yang diinginkan, tidak kurang
dari 3 (tiga) lintasan, dengan alat pemadatan yang sesuai.
- Pasir untuk pengisi celah harus disebarkan di atas perkerasan blok dan harus disapu
sedemikian rupa agar celah terisi. Kelebihan pasir harus disingkirkan dari permukaan dan
celah harus dipadatkan dengan alat penggetar minimal 2 (dua) lintasan.
- Beton Pengunci dengan penentuan komposisi campuran beton harus melalui prosedur mix
design dan trial mix terhadap beberapa alternatif perbandingan campuran yang dianggap
terbaik untuk menghasilkan beton K-175 sebagaimana diminta terkecuali ditentukan lain
oleh Direksi Teknik.

13.1.5. Pelaksanaan
a. Peninggian badan jalan dengan menggunakan bahan sirtu, sehingga mencapai peil yang
ditentukan
b. Beton tepi dengan bahan beton cor K-175 (dicor ditempat) dipasang rata rapi pada sisi kiri
kanan jalan.
c. Diatas permukaan sirtu yang dipadatkan, disusun paving block dengan dipasang rapat satu
sama lain dengan susunan sesuai dengan gambar atau jika ada perubahan sesuai dengan
arahan konsultan pengawas.
d. Sebagai pengikat antara paving block dengan beton tepi diisi dengan beton cor dengan mutu K-
175 dan pada celah bata press yang tidak rapat segera diisi dengan pasir halus (urug) sambil
disiram air sampai rapat.
e. Bagian sisi luar beton tepi diberi penahan baru tanah dan disesuaikan dengan keadaan lokasi.
f. Semua pekerjaan diatas ukuran, jarak dan bahan dipergunakan sesuai gambar terlampir dan
menurut pentunjuk direksi Teknik.

ARSITEKTUR 53
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

14. KESIMPULAN

NO JENIS MATERIAL SPESIFIKASI MERK / PEMBUAT


1. PEKERJAAN PASANGAN
Pondasi Batu Kali Bahan batukali adalah jenis batu hitam yang Lokal
keras, liat, berat dan berwarna kehitam-
hitaman dan mempunyai muka lebih dari 3
(tiga) sisi.
Batu Bata Batu Bata Merah Lokal
Roster Roster Beton Lokal
Semen Perekat Semenindo, Tiga Roda atau
MU
Plesteran Semenindo, Tiga Roda atau
MU
Plesteran Khusus (utk area kedap air) Semenindo, Tiga Roda atau
MU
Acian Semenindo, Tiga Roda atau
MU
2. PEKERJAAN RANGKA DAN PENUTUP ATAP
Rangka Atap Baja Ringan mutu tinggi G 550 tebal C-75.75 Bluescope atau Prometama
(min. yield strength 550 MPa)
Penutup Atap Penutup atap dan bubungan atap Metal Bluescope atau Prometama
dengan rincian :
 Grade : G550 (min. yield
strength 550 MPa)
 Ketebalan : 0.35 mm BMT
 Lebar Efektif : 1015 mm
 Tinggi rib : 28.5 mm
 Lebar Valley : 203 mm

Bubble insulation Atap Mas, Shine Foil atau


Metalizing Foil 2 sisi + PE Bubble, ketebalan Zelltech
4mm dan ukuran 1.2 x 25m
Lisplank GRC Jayaboard, Elephant atau
GRC Board
3. PEKERJAAN KUSEN PINTU, JENDELA DAN KACA
Kusen Alumunium ukuran 4” x 1 ¾” x 1.15 mm YKK, SUPEREX atau
ALEXINDO
Sealent jenis polysulfide
Pekerjaan Kaca Kaca Tempered tebal 10 mm. ASAHIMAS atau MULIA
Kaca bening tebal 5 mm.
Kaca Rayband 40% tebal 5 mm
Kaca Rayband 40% tempered tebal 10 mm

ARSITEKTUR 54
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

Aksesoris Pintu dan Kunci, engsel, handel DEKSON, KEND atau


Jendela SOLID
4. PEKERJAAN KAYU
Pintu MDF Daun pintu panel MDF tebal 5 mm finishing Taco atau Milano
HPL
Lem Fox atau Aica Aibon
Multiplek Tebal 9 mm dan 18 mm finishing HPL Taco atau Milano
(Backdrop)
5. PEKERJAAN PLAFOND
Plafond Plavon PVC tebal 8 mm Shunda Plafon atau Wifon
Gypsum tebal 9 mm Jayaboard, USG Boral atau
Gypsum Water Resistance tebal 9 mm Aplus
Shadow line List alumunium
6. PEKERJAAN SANITAIR
Kloset Duduk Porselen INA, American Standard
atau Toto
Jet Spray Stainless INA, American Standard
atau Toto
Kloset Jongkok Porselen INA, American Standard
atau Toto
Shower Spray Stainless INA, American Standard
atau Toto
Kran Air Stainless INA, American Standard
atau Toto
Kran Wastafel Stainless INA, American Standard
atau Toto
Wastafel Dinding Porselen INA, American Standard
atau Toto
Wastafel Porselen INA, American Standard
atau Toto
Urinoir Porselen INA, American Standard
atau Toto
Sekat Urinoir Porselen INA, American Standard
atau Toto
Tissue Holder Stainless INA, American Standard
atau Toto
Hand Dryer High Speed Hand Dryer INA, American Standard
atau Toto
Kaca Cermin Tebal 5 mm
Bak kamar mandi Fiber
7. PEKERJAAN BESI, STAINLESS DAN LOGAM
Pintu Tahanan Plat besi tebal 4 mm

ARSITEKTUR 55
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

Handle pintu besi solid diameter 22mm


Ornamen besi bentuk daun
Besi polos diameter 10 mm
Pengunci besi
Hollow Alumunium Hollow alumunium ukuran 100x100 mm
Besi Hollow Ukuran 20x40 mm
Ukuran 40x40 mm
Wiremesh M4 grid 10 (Rumah Genset)
Galvanis  Plat galvanis tebal 2 mm dan 5 mm
 Pipa galvanis diameter 5”
Stainless Pipa stainless diameter 2” (railling)
Tiang Bendera Pipa Besi
Ukuran diameter 10”
Logo Pengadilan Tembaga finishing slabb
8. PEKERJAAN FINISHING
Vynil  Tebal 3 mm Taco,Wilsonart, atau
Lamitak
Keramik 
Keramik Polos ukuran 60x60 cm Masterina, Platinum atau

Keramik Rustic ukuran 60x60 cm Roman

Plin dinding Keramik tile ukuran 10x60
cm
 Polos ukuran 30x30 cm (Pos Satpam
dan Rumah Pompa)
 Plin dinding ukuran 10x30 cm (Pos Jaga)
 Rustic ukuran 30x30 cm (Toilet Pos
Jaga)
Aluminium Composite Bahan-bahan : Seven, Reynobond, atau
Panel (ACP) o Bahan : Aluminium Composite Alpolic
Panel
o Tebal : 4 mm
o Berat : 5-6 kg/m2
o Bending strength : 45 – 60 kg/ 4mm
o Heat Deformation : 200 derajat
Celcius
o Sound Insulation : 24 – 39 dB
o Finished : Flourocarbond
factory finished
o Warna : lihat gambar /
sesuai approval.
o Aluminium skin thickness: 0,3 mm
bagian atas dan bawah, untuk bagian
tengah 3,4mm

ARSITEKTUR 56
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

o Aluminium alloy : 3003


o Coating type : PVDF
o Garansi : 15 Tahun
Sertifikat PPG Factory
Bahan composite tidak mengandung racun /
non toxic
Cat Cat Besi Catylac, Mowilex atau Jotun
Cat Dinding Eksterior dan Interior Cat Dinding :
Catylac, Mowilex atau Jotun
GRC Tebal 9 mm (Lisplank) Jayaboard, GRC Board atau
APlus
Acrylic  Acrylic tebal 3 mm untuk logo PN Muko- Astari Niagara, Marga Cipta
muko atau Adiwarna Mika
 Acrylic tebal 3 mm untuk lettering
“PENGADILAN NEGERI MUKOMUKO
KELAS II”
 Acrylic tebal 3 mm untuk lettering nama
jalan
 Acrylic tebal 3 mm untuk logo dan
lettering “PELAYANAN TERPADU SATU
PINTU PENGADILAN NEGERI
MUKOMUKO KELAS II”
 Pekerjaan Acrylic lainnya sesuai gambar
kerja
Tactile Granite Tactile Spot & Granite Tactile line VID Granite Tactile
dengan ukuran 30x30 cm dengan tebal 1,05
cm berwarna kuning
Batu  Batu bulat dengan perekat batu Lokal
semen/mortar (pillar utama depan)
 Batu candi ukuran 20x20 cm ketebalan
1,5 cm (finishing dinding pagar)
9. PEKERJAAN PENGENDALIAN KELEMBABAN DAN SUHU
Water Proofing Penguasan 3 kali FOSROC, BOSKOSEAL
atau SIKA
Caulking dan sealing Caulking dan Sealaning jenis Xylol, Xylene,
untuk kusen aluminium dan Toluene
10. PEKERJAAN LANSEKAP
Perkerasan Kanstin Beton Lokal
Paving Block K300
Grass Block K300
Tebal 8 cm

ARSITEKTUR 57
SPESIFIKASI TEKNIS

STRUKTUR
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

Daftar isi

A. Penjelasan Umum

1.1 Uraian pekerjaan dan situasi

1.2 Dokumen kontrak

1.3 Pembuatan rencana jadwal pelaksanaan

1.4 Ukuran tinggi dan ukuran pokok

1.5 Pekerjaan pembersihan dan pemongkaran

1.6 Obstacle

1.7 Pekerjaan perbaikan kondisi tanah galian/urugan

B. Pekerjaan Struktur / Sipil

2.1 Pekerjaan fondasi

2.2 Pekerjaan struktur atas

2.3 Cara pendetailan tulangan

2.4 Pekerjaan baja profil

2.5 Pekerjaan Floor Deck

2.6 Penyelesaian dari beton pelat

2.7 Lapisan penutup lantai

Outline

STRUKTUR 1
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN STRUKTUR

1. PENJELASAN UMUM

1.1 Uraian Pekerjaan Dan Situasi

Uraian pekerjaan dan situasi adalah sebagai berikut:

1.1.1 Lingkup pekerjaan persiapan meliputi :

1 Penyediaan air dan daya kerja

2 Pembersihan lokasi kerja

3 Kantor kontaktor, gudang dan kantor Manajemen Konstruksi (Direksi Keet)

4 Pagar sementara Proyek

5 Papan nama proyek

6 Dll.

1.1.2 Lingkup pekerjaan struktur untuk masjid dan plasa meliputi :

1. Pekerjaan Tanah, footplate, dan sloof (tie beam)

2. Pekerjaan pondasi telapak

3. Pekrjaan sloof

4. Pekerjaan Perancah

5. Pekerjaan beton Lantai dasar sampai dengan lantai atap (Kolom, Dinding Beton, Balok
Induk, Balok Anak, Plat Lantai, Plat Atap, Tangga, Balok List Plank), dll sesuai gambar
struktur

6. Pekerjaan baja IWF pada atap

7. Pekerjaan finishing Struktur Beton

8. Dan pekerjaan lainnya yang jelas–jelas terkait dengan penyelesaian pekerjaan struktur

1.1.3 Untuk pelaksanaan Kontraktor harus menyediakan :

1. Tenaga pelaksana yang terampil dalam bidang pekerjaannya.

2. Tenaga-tenaga pekerja harus tenaga-tenaga ahli yang cukup memadai sesuai dengan jenis
pekerjaan.

3. Alat-alat pengukur seperti water pass dan alat-alat bantu lain yang dipergunakan untuk
ketelitian, ketetapan dan kerapihan pekerjaan.

STRUKTUR 2
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

1.1.4 Pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang tertera dalam uraian pekerjaan
dan syarat-syarat gambar bestek dan detail gambar konstruksi serta keputusan Manajemen
Konstruksi Lapangan.

1.1.5 Situasi

1. Pembangunan akan dilaksanakan di Pengadilan Negeri Muko-muko Bengkulu. Halaman


pembangunan akan diserahkan kepada pelaksana sebagaimana keadaan pada waktu rapat
penjelasan untuk ini hendaknya para Kontraktor mengadakan penelitian yang seksama
terutama mengenai tanah bangunan yang ada, sifat, luas pekerjaan dan lain-lain yang dapat
mempengaruhi harga penawaran.

2. Dalam rapat penjelasan akan ditunjuk tempat dimana pembangunan akan dilaksanakan
tertera pada gambar.

1.2 Dokumen Kontrak

1.2.1 Dokumen Kontrak yang harus dipatuhi oleh Kontraktor terdiri atas :

1. Surat Perjanjian Pekerjaan

2. Surat Penawaran Harga dan Perincian Penawaran

3. Gambar-gambar Kerja/Pelaksanaan

4. Rencana Kerja dan Syarat-syarat

5. Agenda yang disampaikan oleh Konsultan MK selama masa pelaksanaan.

1.2.2 Kontraktor wajib untuk meneliti gambar-gambar, RKS dan dokumen kontrak lainnya yang
berhubungan. Apabila terdapat perbedaan/ketidak-sesuaian antara RKS dan gambar-gambar
pelaksanaan, atau antara gambar satu dengan lainnya, Kontraktor wajib untuk
memberitahukan/melaporkannya kepada Konsultan MK.

Persyaratan teknik pada gambar dan RKS yang harus diikuti adalah :

1. Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dengan gambar detail, maka gambar detail
yang diikuti.

2. Bila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran dengan angka yang
diikuti, kecuali bila terjadi kesalahan penulisan angka tersebut yang jelas akan
menyebabkan ketidaksempurnaan/ ketidaksesuaian konstruksi, harus mendapatkan
keputusan Konsultan MK lebih dahulu.

3. Bila tedapat perbedaan antara RKS dan gambar, maka RKS yang diikuti kecuali bila hal
tersebut terjadi karena kesalahan penulisan, yang jelas mengakibatkan
kerusakan/kelemahan konstruksi, harus mendapatkan keputusan Konsultan MK.

4. RKS dan gambar saling melengkapi bila di dalam gambar menyebutkan lengkap sedang
RKS tidak, maka gambar yang harus diikuti demikian juga sebaliknya.

STRUKTUR 3
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

5. Yang dimaksud dengan RKS dan gambar di atas adalah RKS dan gambar setelah
mendapatkan perubahan/penyempurnaan di dalam berita acara penjelasan pekerjaan.

1.2.3 Bila akibat kekurang telitian Kontraktor Pelaksana dalam melakukan pelaksanan pekerjaan,
terjadi ketidaksempurnaan konstruksi atau kegagalan struktur bangunan, maka Kontraktor
Pelaksana harus melaksanakan pembongkaran terhadap konstruksi yang sudah dilaksanakan
tersebut dan memperbaiki/melaksanakannya kembali setelah memperoleh keputusan Konsultan
MK tanpa ganti rugi apapun dari pihak-pihak lain.

1.3 Pembuatan Rencana Jadwal Pelaksanaan

1.3.1 Kontraktor Pelaksana berkewajiban menyusun dan membuat jadwal pelaksanaan dalam bentuk
barchart yang dilengkapi dengan grafik prestasi yang direncanakan berdasarkan butir-butir
komponen pekerjaan sesuai dengan penawaran.

1.3.2 Pembuatan rencana jadual pelaksanaan ini harus diselesaikan oleh Kontraktor Pelaksana
selambat-lambatnya 10 hari setelah dimulainya pelaksanaan di lapangan pekerjaan.
Penyelesaian yang dimaksud ini sudah harus dalam arti telah mendapatkan persetujuan
Konsultan MK.

1.3.3 Bila selama 10 hari setelah pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktor Pelaksana belum
menyelesaikan pembuatan jadual pelaksanaan, maka Kontraktor Pelaksana harus dapat
menyajikan jadual pelaksanaan sementara minimal untuk 2 minggu pertama dan 2 minggu kedua
dari pelaksanaan pekerjaan.

1.3.4 Selama waktu sebelum rencana jadual pelaksanaan disusun, Kontraktor Pelaksana harus
melaksanakan pekerjaannya dengan berpedoman pada rencana pelaksanaan mingguan yang
harus dibuat pada saat dimulai pelaksanaan. Jadual pelaksanaan 2 mingguan ini harus disetujui
oleh Konsultan MK.

1.4 Ukuran Tinggi Dan Ukuran Pokok

1.4.1 Mengukur letak bangunan :

Kontraktor harus menyediakan pekerja yang ahli dalam cara-cara pengukuran alat penyipat datar,
slang plastik, alat penyiku, prisma silang, segitiga siku-siku dan alat-alat penyipat tegak lurus dan
peralatan lain yang diperlukan guna ketetapan pengukuran.

1.5 Pekerjaan Pembersihan Dan Pembongkaran

STRUKTUR 4
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

Semua benda dan permukaan seperti pohon akar dan tonjolan serta rintangan-rintangan bangunan
beserta pondasinya dan lain-lain yang berada di dalam batas daerah pembangunan yang tercantum
dalam gambar harus dibersihkan dan dibongkar kecuali untuk hal-hal di bawah ini :

1. Sisa-sisa pohon yang tidak mengganggu dan akar-akar serta benda-benda yang tidak mudah rusak
yang letaknya minimum ± 1 meter di bawah dasar pondasi.

2. Pembongkaran tiang-tiang saluran-saluran dan selokan-selokan hanya sedalam yang diperlukan


dalam penggalian ditempat tersebut.

3. Kecuali pada tempat-tempat yang harus digali lubang-lubang bekas pepohonan dan lubang-lubang
lain harus diurug kembali dengan bahan-bahan yang baik dan dipadatkan.

4. Kontraktor bertanggung jawab untuk membuang sendiri tanaman-tanaman dan puing-puing


ketempat yang ditentukan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.

1.6 Obstacle

1.6.1 Kriteria obstacle berupa konstruksi beton pasangan batu kali, pasangan dinding tembok besi-
besi tua dan lain-lain. Bekas perlindungan maupun bekas kontruksi bangunan lama yang cara
pembongkarannya memerlukan metoda khusus dengan menggunakan peralatan yang lebih
khusus pula (misalnya concrete breaker, compressor, mesin potong) dibandingkan dengan
peralatan yang digunakan pada pekerjaan galian tanah.

1.6.2 Semua berangkal dan kotoran dari bekas pembongkaran konstruksi existing galian dan lain-lain
harus segera dikeluarkan dari tapak dan dibuang ke tempat yang ditentukan oleh Konsultan
Manajemen Konstruksi. Semua peralatan yang diperlukan pada paket pekerjaan ini harus
tersedia di lapangan dalam keadaan siap pakai.

1.6.3 Kontraktor harus tetap menjaga kebersihan diarea pekerjaan dan disekitarnya yang diakibatkan
oleh semua kegiatan pekerjaan ini serta menjaga keutuhan terhadap material/barang-barang
yang sudah terpasang (existing)

1.6.4 Batasan pembongkaran obstacle adalah sebagai berikut :

1. Pada daerah titik pondasi setempat sampai mencapai kedalaman yang masih
memungkinkan obstacle tersebut bisa dibongkar/digali sesuai dengan kondisi dan sifat
tanah pada daerah tersebut.

2. Pada jalur yang akan dibuat pondasi setempat dan sloof mulai dari permukaan tanah
exsisting sampai dengan di bawah permukaan dasar urugan pasir dari konstruksi pondasi
dan sloof.

STRUKTUR 5
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

1.7 Pekerjaan Perbaikan Kondisi Tanah Galian/Urugan

1.7.1 Lingkup Pekerjaan

Yang termasuk pekerjaan perbaikan kondisi tanah adalah semua pekerjaan yang berhubungan
dengan pekerjaan tanah meliputi :

1. Land Screeding

2. Pemadatan Tanah

3. Penggalian, perataan, pengurugan setempat jika diperlukan.

1.7.2 Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan Pemadatan Tanah Di Daerah 'Fill'

1. Penimbunan dilakukan sampai pada peil dan kemiringan yang ditentukan sesuai Gambar
Kerja.

2. Sebelum penimbunan, daerah kawasan harus dibersihkan dari semua kotoran, rumput,
humus dan akar tanaman.

3. Penimbunan baru dilakukan setelah tanah yang selesai dibersihkan itu dipadatkan
mencapai 90% kepadatan maksimum modified proctor.

4. Pelaksanaan pemadatan dilakukan lapis demi lapis, tiap lapisan tidak boleh lebih dari 20 cm
tebal sebelum dipadatkan atau 15 cm setelah dipadatkan.

5. Pemadatan tanah dan pembentukan permukaan (shaping) dilakukan dengan blade graders
dan 3 wheel power rollers yang beratnya 8 ton sampai 10 ton atau pneumatic rollers lainnya
dengan mendapatkan persetujuan dari Konsultan Manajemen Konstruksi. Sebelumnya
tanah harus digaru dengan sheep foot rollers.

6. Tanah yang dipadatkan harus mencapai 90 % kepadatan maksimum yang dapat dicapai
pada kadar air optimum yang ditentukan dengan Modified AASHTO T-99, kecuali tanah
setebal 30 cm di bawah sub base course harus mencapai 90% compacted (dari modified
proctor).

7. Selama pemadatan harus dikontrol terus kadar airnya, sebelum pemadatan kadar air dari fill
material harus sama dengan kadar air optimum dari hasil test Compaction Modified Proctor
dari contoh fill material.

8. Apabila kadar air bahan timbunan/fill material lebih kecil dari bahan optimum, maka fill
material harus diberi air sehingga menyamai kadar air optimum. Sebaliknya bila kadar air
bahan timbunan/fill material lebih besar dari kadar air optimum, maka fill material harus
dikeringkan terlebih dahulu atau ditambah dengan bahan timbunan yang lebih kering.

9. Pemadatan harus dilakukan pada cuaca baik, bila hujan dan air tergenang, pemadatan
dihentikan. Diusahakan air dapat mengalir dengan membuat saluran-saluran drainase
sehingga daerah pemadatan selalu kering.

STRUKTUR 6
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

10. Setiap lapis dari daerah yang dipadatkan harus ditest dengan 'Field Dry Density Test' untuk
mengetahui kepadatan tanah yang dicapai serta Moisture Content. Satu test untuk setiap
400 m2 untuk tanah yang dipadatkan.

11. Apabila tanah yang dipadatkan < 1,6 ton/m3, maka tanah tersebut harus diganti dengan
tanah lain atau dicampur pasir sehingga tanah tersebut menjadi >1,6 ton/m3.

12. Apabila tanah yang dipadatkan telah mencapai nilai 90% compacted dari modified proctor
(untuk lapisan sub grade setebal 30 cm di bawah base) tetapi tidak mencapai soaked CBR
minimum = 4, maka tanah (sub grade) tersebut harus diganti dengan fill material yang pada
90% maksimum compacted mencapai nilai soaked CBR = 4.

1.7.3 Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan Tanah Di Daerah 'Cut'

1. Setelah galian tanah kontruksi lantai dilakukan, kemudian permukaan tanah lapisan sub
grade tersebut dilakukan pengetesan CBR = 4, apabila ternyata permukaan atas sub grade
tersebut tidak mencapai nilai soaked CBR = 4, maka tanah tersebut harus digaru / digali
setebal 30 cm sehingga menjadi gembur, kemudian dilakukan pemadatan, sehingga nilai
soaked CBR = 4 bisa tercapai.

2. Pemadatan tanah dan pembentukan permukaan (shaping) dilakukan dengan blade graders
dan 3 wheel power roller yang beratnya 8 ton sampai 10 ton atau pneumatic roler lainnya
dengan mendapatkan persetujuan dari Konsultan Manajemen Konstruksi. Sebelumnya
tanah harus digaru dengan sheep foot roolers.

2 PEKERJAAN STRUKTUR / SIPIL

2.1 Pekerjaan Pondasi Bore Pile manual (sumuran)


2.1.1 Umum
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini termasuk pembuatan pondasi Sumuran, termasuk pekerjaan beton seperti
yang disyaratkan dalam spesifikasi ini. Pelaksana Pekerjaan / Pemborong harus
menyediakan semua peralatan, material, tenaga kerja pengawas, alat-alat pengangkutan,
Buis beton dan alat-alat lain yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini.
Pengambilan keputusan sumuran sedalam 5m terkait hasil data tanah, daya dukung terbaik
di kedalaman 5m, dengan tidak ditemukannya muka air tanah pada data tersebut.

2.1.2 Pelaksana Pekerjaan / Pemborong harus menyerahkan kepada Konsultan Manajemen


Konstruksi :
1. Gambar kerja yang mencakup detail tiang pondasi sumuran dalam pekerjaan ini.
2. Daftar bengkok dan potong dari penulangan.
3. Sertifikat dari laboratorium yang telah disetujui Konsultan MK/PENGAWAS untuk baja
tulangan, semen, air, kerikil, test kubus beton dan material-material lain yang digunakan
sesuai permintaan Konsultan MK/PENGAWAS.

2.1.3 MATERIAL

STRUKTUR 7
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

1. Bahan-bahan :
Harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam code SNI.

2. Portland Cement
Digunakan portland cement Type I menurut ASTM atau minimal memenuhi S.400 menurut
ketentuan yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia.Semen yang digunakan harus
keadaan Fresh dan tidak terdapat gumpalan-gumpalan. Merek yang dipakai tidak boleh
ditukar-tukar kecuali mendapat persetujuan dari Konsultan MK/PENGAWAS dan Konsultan
Perencana.

3. Agregate
Agregate kasar batu pecah (split) dengan diameter maksimum 2.5 cm . Agregate halus
(pasir) beton biasa dengan kebersihan yang memenuhi KETENTUAN YANG BERLAKU
Dalam hal gradasi, dapat sedikit menyimpang dari kriteria normal menurut SNI 2834 2000
dengan catatan beton harus massif (padat, tanpa rongga, pori-pori).

4. Besi Beton
Besi beton biasa (normalround steel bars),dimana besi yang digunakan mengacu pada
ASTM A 706M,1993.Pada jenis besi yang digunakan ini pada masa produksinya
mengandung elemen paduan (alloys) yaitu niobium dan Vanadium yang dimaksudkan untuk
menambah kemampuan kuat leleh dan tidak getas. Untuk jenis BJTD 40 untuk diameter
diatas 13 mm dan BJTD 24 untuk diameter dibawah 13 mm, harus masuk dalam percobaan
lengkung 180 derajat tidak menunjukkan tanda-tanda getas .Pelaksana harus
melaksanakan Pengujian tarik dan lengkung untuk setiap 25 ton besi di laboratorium yang
disetujui pihak Konsultan MK/PENGAWAS. Disamping itu harus menyerahkan jaminan
/sertifikat kualitas besi yang dikeluarkan oleh Pabrik.

5. Batu Belah

Batu belah digunakan sebagai campuran siklop dalam pondasi sumuran dengan komposisi
40% dari nilai volume total kebutuhan beton siklop dalam buis beton, batu belah dengan
mutu baik bukan batu kapur, atau batuan lain yang kuat tekan fisiknya tidak baik

2.1.4 Penggalian
1. Pelaksana Pekerjaan harus melampirkan usulan teknis pelaksanaan pembuatan sumuran.
Usulan teknis harus mencangkup :
a. Cara penanganan Proyek
b. Pengaturan lokasi kerja termasuk dewatering yang telah ditentukan juga secara volume
per titik dalam BOQ
c. Dewatering denganpompa submersible yang dihidupkan pada saat pengecoran siklop
d. Metode kerja dan urutan pelaksanaan
e. Cara / metode quality control dan pengukuran kedalaman bor yang akan diterapkan .
f. Cara pembersihan lubang sumuran
g. Cara pengontrolan adanya necking
h. Cara pengontrolan homogenitas pile
i. Cara mengatasi bila terjadi kemacetan tremi
j. Batasan-batasan toleransi pelaksanaan.

STRUKTUR 8
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

2. Berdasarkan data-data karakteristik tanah yang ada lapis tanah yang cukup baik bearing
layer untuk sumuran adalah pada kedalaman -3m dari tanah asli yang digunakan pada
Bangunan Pengadilan
3. Pembesian dipasang pada stek pada pangkal tiang sumuran, sesuai gambar
4. Kedudukan sumuran harus vertikal dengan toleransi sbb:
a. Toleransi lokasi maksimum 5 cm dari lokasi yang ditentukan pada posisi cut of level.
b. Toleransi lokasi maksimum untuk Bore pile terhadap as pile adalah maksimal 5 cm
c. Toleransi vertikal maksimum 1 : 150
5. Kualitas Beton yang digunakan untuk sumuran adalah 20 Mpa dengan cement content >
450 kg, sudah termasuk komposisi fly ash didalamnya dan harus readymix . pelaksana
harus melakukan design mix dan disampaikan kepada konsultan MK/PENGAWAS. Dan
sesuai pernyataan sebelumnya diberi campuran batu belah 40%, sehingga campuran
komposisinya 60% Beton 20MPa dan 40% Batu Belah
6. Kapasitas Bore pile :
Kapasitas aksial tekan ijin sumuran dia 800 mm sesuai kedalaman rencana = 58 Ton

7. Dalam hal dipergunakan campuran fly ash cement ,maka penggunaannya dibatasi
maksimal 15 % dari jumlah cement total.

2.1.5 Laporan
Laporan dari pelaksanaan pembetonan harus meliputi :

1. Nomor tiang, dimensi tiang


2. Dalamnya lubang
3. Dimulainya dan selesainya pembetonan siklop
4. Pembesian yang terpasang
5. Slump dan kualitas beton
6. Posisi besi sebelum dan sesudah pembetonan
7. Warna air yang keluar dari lubang bor saat pembetonan
8. Elevasi permukaan beton setelah pembetonan
9. Jumlah dan nomor kubus yang diambil
10. Photo pelaksanaan/kegiatan penting
11. Catatan dari kejadian-kejadian penting.

2.1.6 Gangguan-Gangguan
1. Jika ada gangguan dalam pelaksanaan sumuran yang dari segi pelaksanaan tidak bisa
diatasi menurut pertimbangan konsultan MK, maka dimintakan satu atau lebih sumuran
tambahan berdasarkan evaluasi konsultant perencana. Penambahan ini akan diperhitungkan
sebagai kerja tambah.
2.1.7 Pengambilan Dan Pengujian Silinder Beton
Dari pelaksanaan pembetonan harus diambil minimum 1 (satu) sample untuk setiap satu
pengecoran 10m3. Setiap silinder harus diberi tanggal ,nomor yang jelas antara lain mencangkup
nomor pile, nomor pengecoran. Tata cara pengambilan, pembuatan dan perawatan silinder
percobaan harus mengikuti ketentuan yang tercantum ketentuan dalam perawatan benda uji dan
SK-SNI t-15-1991-03.Laporan hasil pengujian beton harus dapat dilaporkan kepada konsultan MK
segera setelah hasil dari laboratorium diterima.

STRUKTUR 9
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

2.1.8 Tanggung Jawab Pelaksana Pekerjaan / Pemborong


1. Pelaksana Pekerjaan / Pemborong bertanggung Jawab atas tercapainya kualitas dan
kapasitas sumuran seperti yang disyaratkan didalam spesifikasi ini yang tidak terbatas pada
masa pemeliharaan.
2. Semua tiang yang dinyatakan gagal oleh Konsultan MK, harus diganti dengan tiang baru atas
biaya pelaksana. Posisi tiang pengganti harus mendapat persetujuan Konsultan Perencana.

2.2 Pekerjaan Struktur Atas

2.2.1 Pekerjaan Beton Konstruksi

1. Ketentuan Umum

a. Persyaratan-persyaratan Konstruksi beton, istilah teknik dan atau syarat-syarat


pelaksanaan pekerjaan beton secara umum menjadi satu kesatuan dalam persyaratan
teknis ini. Di dalam segala hal yang menyangkut pekerjaan beton dan struktur beton harus
sesuai dengan standard-standard yang berlaku, yaitu:

i. Tata-cara perhitungan struktur beton untuk bangunan Gedung (SNI 03-2847-2012).

ii. Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI, 1982),

iii. Standard Industri Indonesia (SII),

iv. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983 & SNI 1727-2013.

v. Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung ( SNI 03-
1726-2019 )

vi. American Society of Testing Material (ASTM).

b Pelaksana wajib melaksanakan pekerjaan ini dengan ketepatan dan presisi tinggi,
sebagaimana tercantum di dalam persyaratan teknis ini, gambar-gambar rencana, dan
atau instruksi-instruksi yang dikeluarkan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.

c. Semua material yang digunakan di dalam pekerjaan ini harus merupakan material yang
kualitasnya teruji dan atau dapat dibuktikan memenuhi ketentuan yang disyaratkan.

d. Kontraktor wajib melakukan pengujian beton yang akan digunakan di dalam pekerjaan
ini.

e. Seluruh material yang oleh Manajemen Konstruksi dinyatakan tidak memenuhi syarat
harus segera dikeluarkan dari lokasi proyek dan tidak diperkenankan menggunakan
kembali.

2. Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan yang diatur di dalam persyaratan teknis ini meliputi seluruh pekerjaan
beton/struktur beton yang sesuai dengan gambar rencana :

STRUKTUR 10
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

a. Pekerjaan beton/struktur beton yang sesuai dengan gambar rencana, termasuk di


dalamnya pengadaan bahan, upah, pengujian dan peralatan-bantu yang berhubungan
dengan pekerjaan tersebut.

b. Pengadaan, detail, fabrikasi dan pemasangan semua penulangan (reinforcement) dan


bagian-bagian dari pekerjaan lain yang tertanam di dalam beton.

c. Perancangan, pelaksanaan dan pembongkaran acuan beton, penyelesaian dan


perawatan beton, dan semua jenis pekerjaan lain yang menunjang pekerjaan beton.

3. Bahan-bahan

a. Semen

i. Untuk pekerjaan struktur atas dan bawah, yaitu struktur yang tidak berhubungan
secara langsung dengan tanah semen yang digunakan adalah Semen Portland Tipe
I dan merupakan hasil produksi dalam negeri satu merk. Semen harus disimpan
sedemikian rupa hengga mencegah terjadinya kerusakan bahan atau pengotoran
oleh bahan lain. Penyimpanan semen harus dilakukan di dalam gudang tertutup,
sedemikian rupa sehingga semen terhindar dari basah atau kemungkinan lembab,
terjamin tidak tercampur dengan bahan lain.

ii. Urutan penggunaan semen harus sesuai dengan urutan kedatangan semen
tersebut di lokasi pekerjan.

b. Agregat Kasar

Agregat untuk beton harus memenuhi seluruh ketentuan berikut ini :

i. Agregat beton harus memenuhi ketentuan dan persyaratan dari SII 0052-80
tentang "Mutu dan Cara Uji Agregat Beton". Bila tidak tercakup di dalam SII 0052-
80, maka agregat tersebut harus memenuhi ketentuan ASTM C23 "Specification
for Concrete Aggregates".

ii. Atas persetujuan Manajemen Konstruksi, agregat yang tidak memenuhi


persyaratan butir a., dapat digunakan asal disertai bukti bahwa berdasarkan
pengujian khusus dan atau pemakaian nyata, agregat tersebut dapat
menghasilkan beton yang kekuatan, keawetan, dan ketahanannya memenuhi
syarat.

iii. Di dalam segala hal, ukuran besar butir nominal maksimum agregat kasar harus
tidak melebihi syarat - syarat berikut :

1. seperlima jarak terkecil antara bidang samping dari cetakan beton.

2. sepertiga dari tebal pelat.

3. 3/4 jarak bersih minimum antar batang tulangan, atau berkas batang
tulangan.

Penyimpangan dari batasan-batasan ini diijinkan jika menurut penilaian Tenaga Ahli,
kemudahan pekerjaan, dan metoda konsolidasi beton adalah sedemikian hingga dijamin
tidak akan terjadi sarang kerikil atau rongga.
STRUKTUR 11
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

c. Air

Air yang digunakan untuk campuran beton harus memenuhi ketentuan-ketentuan


berikut ini:

i. Jika mutunya meragukan harus dianalisis secara kimia dan dievaluasi mutunya
menurut tujuan pemakaiannya.

ii. Harus bersih, tidak mengandung lumpur, minyak dan benda terapung lainnya,
yang dapat dilihat secara visual.

iii. Tidak mengandung benda-benda tersuspensi lebih dari 2 gram/liter.

iv. Tidak mengandung garam-garam yang dapat larut dan dapat merusak beton
(asam-asam, zat organik, dan sebagainya) lebih dari 15 gram/liter. Kandungan
clorida (Cl) tidak lebih dari 500 ppm dan senyawa sulfat (sebagai SO3) tidak lebih
dari 100 ppm.

v. Jika dibandingkan dengan kuat tekan adukan yang menggunakan air suling,
maka penurunan kekuatan adukan beton dengan air yang digunakan tidak lebih
dari 10 %.

d. Baja Tulangan

Baja tulangan yang digunakan harus memenuhi ketentuan- ketentuan berikut ini.

i. Tidak boleh mengandung serpih-serpih, lipatan-lipatan, retak-retak, gelombang-


gelombang, cerna-cerna yang dalam, atau berlapis-lapis.

ii. Hanya diperkenankan berkarat ringan pada permukaan saja.

iii. Untuk tulangan utama (tarik/tekan lentur) harus digunakan baja tulangan deform
(BJTD 40), dengan jarak antara dua sirip melintang tidak boleh lebih dari 70 %
diameter nominalnya, dan tinggi siripnya tidak boleh kurang dari 5 % diameter
nominalnya.

iv. Persyaratan mutu bahan untuk baja Tulangan polos dipakai fy = 240 MPa
dan untuk baja tulangan ulir dipakai fy = 400 MPa.

v. Kualitas dan diameter nominal dari baja tulangan yang digunakan harus
dibuktikan dengan sertifikat pengujian laboratorium, yang pada prinsipnya
menyatakan nilai kuat - leleh dan berat per meter panjang dari baja tulangan
dimaksud. Laboratorium pengujian dapat dilakukan di Laboratorium Departemen
Teknik Sipil dan Lingkungan UGM.

vi. Diameter nominal baja tulangan (baik deform/BJTD) yang digunakan harus
ditentukan dari sertifikat pengujian tersebut dan harus ditentukan dari rumus :

d = 4.029  B , atau d = 12.47 G

dimana :

STRUKTUR 12
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

d = diameter nominal dalam mm,

B = berat baja tulangan (N/mm)

G = berat baja tulangan (kg/m)

vii. Toleransi berat batang contoh yang diijinkan di dalam pasal ini sebagai berikut :

Diameter Tulangan Baja Tulangan Toleransi Berat Yang Di Ijinkan

 < 10 mm ±7%

10 mm <  <16 mm ±6%

16 mm <  < 28 mm ±5%

 > 28 mm ±4%

viii. Persyaratan material baja tulangan

Spesifikasi Baja tulangan menurut SNI 2847 – 2002 diatur sebagai berikut:

1. ASTM A 615M (Specification for Deformed and Plain Billet-Steel Bars for
Concrete Reinforcement) → fu/fy > 1,25 (actual measurement).

2. ASTM A 706M (Specification for Low_alloy Steel Deformed and Plain Bars
for Concrete Reinforcement) → ductile, (elongation) ≥ 14 %; fu/fy < 1,35
(actual measurement).

Tabel. Persyaratan Baja Tulangan (ASTM A 615M dan ASTM A 706M)

ASTM A 706M
Persyaratan
Grade 60

Kuat tarik minimum, MPa 550 *)

Kuat leleh minimum, MPa 420

Kuat leleh maksimum, MPa 540

Perpanjangan minimum dalam


200mm, %

Diameter, mm 10 14

15,20 14

25 12

30 12

35 12

STRUKTUR 13
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

45,55 10

Catatan: *) kuat tarik aktual tidak kurang dari 1,25 kuat leleh aktual

ix. Pembesian

1. Percobaan dan Pemeriksaan (Test and Inspections) Setiap pengiriman


harus berasal dari pemilihan yang disetujui dan harus disertai surat
keterangan Percobaan dari pabrik.

2. Setiap jumlah pengiriman 20 ton baja-tulangan harus diadakan pengujian


periodik minimal 4 contoh yang terdiri dari 3 benda uji untuk uji tarik, dan 1
benda uji untuk uji lengkung untuk setiap diameter batang baja tulangan.
Pengambilan contoh baja tulangan akan ditentukan oleh Direksi Lapangan.

3. Semua pengujian tersehatan di atas meliputi uji tarik dan lengkung, harus
dilakukan di laboratorium lembaga Uji Konstruksi atau laboratorium lainya
direkomendasi oleh Direksi Lapangan dan minimal sesuai dengan SII-0136-
84 salah satu standard uji yang dapat dipakai adalah ASTM A-615. Semua
biaya pengetesan tersebut ditanggung oleh Kontraktor. Laboratorium
direkomendasikan Laboratorium Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan
UGM.

4. Segala macam kotoran, karat, cat, minyak atau bahan-bahan lain yang
merugikan terhadap kekuatan rekatan harus dibersihkan.

5. Tulangan harus ditempatkan dan dipasang cermat dan tepat dan diikat
dengan kawat.dari baja. lunak.

6. Sambungan mekanis harus ditest. dengan percobaan tarik.

7. Sebelum pengecoran beton, lakukan pemeriksaan dan persetujuan dari


pembesian, termasuk jumlah, ukuran, jarak, selimut, lokasi dari sambungan
dan panjang penjangkaran dari penulangan baja oleh Direksi Lapangan.

8. Sertifikat :

Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atau mutu baja tulangan, maka
pada saat pemesanan baja tulangan kontraktor harus menyerahkan
sertifikat resmi dari Laboratorium. Khusus ditujukan untuk keperluan proyek
ini.

x. Bahan-bahan / Produk

1. Tulangan

Tulangan yang digunakan berulir mutu BJTD-40 (400 MPa), sesuai dengan
SII 0136-84 dan tulangan polos mutu BJTP-24 (240 MPa), sesuai dengan
SII 0136-84 seperti dinyatakan pada gambar-gambar struktur.

xi. Tulangan Anyaman (Wire mesh)

1. Tulangan anyaman, mutu U-50, mengikuti SII 0784-83.

STRUKTUR 14
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

2. Penunjang/Dudukan Tulangan (Bar Support)

3. Dudukan tulangan haruslah tahu beton yang dilengkapi dengan kawat


pengikat yang ditanan atau batang kursi tinggi sendiri (Individual High
Chairs).

4. Bolstern, kursi spacers, dan perlengkapan-perlengkapan lain untuk


mengatur jarak.

5. Gunakan besi dudukan tulangan menurut rekomendasi CRSI, kecuali


diperlihatkan lain pada gambar

6. Jangan memakai kayu, bata atau bahan-bahan lain yang ridak


direkomendasi.

7. Untuk pelat di atas tanah, pakai penunjang dengan lapisan pasir atau
horizontal rumers dimana bahan dasar tidak akan langsung menunjang
batang kursi (chairs legs). Atau pakai lantai kerja yang rata.

8. Untuk beton ekspose, dimana batang-batang penunjang langsung


berhubungan/mengenai cetakan, sediakan penunjang dengan jenis hot-
dip-galvanized atau penunjang yang dilindungi plastik.

9. Kawat pengikat dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng.

xii. Jaminan Mutu

Bahan-bahan harus dari produk yang sama seperti yang telah disetujui oleh
Direksi Lapangan. Seritikat dari percobaan (percobaan giling atau lainnya)
harus diperlihatkan untuk semua tulangan yang dipakai: Percobaan-
percobaan ini harus memperlihatkan hasil-hasil dan semua komposisi kimia
dan sifat-sifat fisik.

e. Persiapan Pekerjaan/Peralatan Tulangan

i. Pembengkokan dan pembentukan.

Pemasangan tulangan dan pembengkokan harus sedemikian rupa sehingga


posisi dari tulangan sesuai dengan rencana dan tidak mengalami perubahan
bentuk maupun tempat selama pengecoran berlangsung.

Pembuatan dan pemasangan tulangan sesuai dengan peratuaran yang


disyaratkan. Toleransi pembuatan dan pemasangan tulangan disesuaikan
dengan persyaratan SNI-2847-2013 atau ACI 318-11.

i. Pengiriman, Penyimpanan dan Penanganannya

Pengiriman tulangan ke lapangan dalam kelompok ikatan ditandai dengan


etiket/label yang mencantumkan ukuran batang, panjang dan tanda pengenal.
Pemindahan tulangan harus hati-hati untuk mengindari kerusakan. Gudang di
alas tanah harus pur, kotoran, karat dsb.

STRUKTUR 15
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

b. Pelaksanaan Pemasangan Tulangan, Pembengkokan, dan Pemotongan


Persiapan

i. Pembersihan

Tulangan harus bebas dari kotoran, lemak, kulit giling (mill steel) dan karat
lepas, serta bahan-bahan lain yang mengurangi daya lekat. Bersihkan sekali
lagi tonjolan pada tulangan atau pada sambungan konstruksi untuk menjamin
rekatannya.

ii. Pemilihan/seleksi

Tulangan yang berkarat harus ditolak dari lapangan.

iii. Pemasangan Tulangan

1. Umum

Sesuai dengan yang tercantum pada gambar dan Koordinasi dengan


bagian lain dan kelancaran pengadaan bahan serta tenaga perlu diadakan
untuk mengindari keterlambatan. Adakan/berikan tambahan tulangan pada
lubang-lubang (openings) / bukaan.

2. Pemasangan

i. Tulangan harus dipasang sedemikian rupa diikat dengan kawat baja,


hingga sebelum dan selama pengecoran tidak berubah tempatnya.

ii. Tulangan pada dinding dan kolom-kolom beton harus dipasang pada
posisi yang benar dan untuk menjaga jarak bersih digunakan
spacers/penahan jarak.

iii. Tulangan pada balok-balok footing dan pelat harus ditunjang untuk
memperoleh lokasi yang tepat selama pengecoran beton dengan
penjaga jarak, kursi penunjang dan penunjang lain yang diperlukan.

iv. Tulangan-tulangan yang langsung di atas tanah dan di atas agregai


(seperti pasir, kerikil) dan pada lapisan kedap air harus
dipasang/ditunjang hanya dengan tahu beton yang mutunya paling
sedikit samadengan beton yang akan dicor.

v. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup


beton. Untuk itu tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang
terbuat dari beton dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu beton
yang akan dicor, Penahan-penahan jarak dapat berbentuk blok-blok
persegi atau gelang-gelang yang harus dipasang sebanyak minimum 4
buah setiap m2 cetakan atau lantai kerja. Penahan-penahan jarak ini
harus tersebar merata.

vi. Pada pelat-pelat dengan tulangan rangkap, tulangan atas harus


ditunjang pada tulangan bawah oleh batang-batang penunjang atau
ditunjang langsung pada cetakan bawah atau lantai kerja oleh blok-blok
beton yang tinggi. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap
STRUKTUR 16
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

ketepatan letak dari tulangan-tulangan pelat yang dibengkok yang


harus melintasi tulangan balok yang berbatasan.

c. Toleransi pada Pemasangan Tulangan

i. Terhadap selimut beton (selimut beton) : ± 6 mm

ii. Jarak terkecil pemisah antara batang : ± 6 mm

iii. Tulangan atas pada pelat dan balok :

1. balok dengan tinggi sama atau lebih kecil dari 200 mm : ± 6 mm

2. balok dengan tinggi lebih dari 200 mm tapi kurang dari 600 mm: ± 12
mm

3. balok dengan tinggi lebih dari 600 mm : ± 12 mm

4. panjang batang : ± 50 mm

iv. Toleransi pada pemasangan lainnya sesuai SNI-2847-2013

d. Pembengkokan Tulangan, Sesuai Dengan SNI-2847-2013.

i. Batang tulangan tidak boleh dibengkok atau diluruskan dengan cara-cara yang
merusak tulangan itu.

ii. Batang tulangan yang diprofilkan, setelah dibengkok dan diluruskan kembali
tidak boleh dibengkok lagi dalam jarak 60 cm dari bengkokan sebelumnya.

iii. Batang tulangan yang tertanam sebagian di dalam beton tidak boleh
dibengkokkan atau diluruskan di lapangan, kecuali apabila ditentukan di dalam
gambar-gambar rencana atau disetujui oleh perencana.

iv. Membengkok dan meluruskan batang tulangan harus dilakukan dalam


keadaan dingin, kecuali apabila petnanasan dilajutkan oleh perencana.

v. Apabila pemanasan diijinkan, batang tulangan dari baja lunak (polos atau
diprofilkan) dapat dipanaskan sampai kelihatan merah padam tetapi tidak
boleh mencapai suhu lebih dari 850 C.

vi. Apabila batang tulangan dari baja lunak yang mengalami pengerjaan dingin
dalam pelaksanaan ternyata mengalami pemanasan di atas 1000C yang bukan
pada waktu las, maka dalam perhitungan-perhitungan sebagai kekuatan baja
hams diambil kekuatan baja tersebut yang tidak mengalami pengerjaan dingin.

vii. Batang tulangan dari baja keras tidak boleh dipanaskan, kecuali diijinkan oleh
perencana.

viii. Batang tulangan yang dibengkok dengan pemanasan tidak boleh didinginkan
dengan jalan disiram dengan air.

ix. Menyepuh batang tulangan dengan seng tidak boleh dilakukan dalam jarak 8
kali diameter (diameter pengenal) batang dari setiap bagian dari bengkokan.

STRUKTUR 17
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

e. Toleransi pada Pemotongan dan Pembengkokan Tulangan.

i. Batang tulangan harus dipotong dan dibengkok sesuai dengan yang ditunjukkan
dalang gambar-gambar rencana dengan toleransi-toleransi yang disyaratkan oleh
perencana. Apabila tidak ditetapkan oleh perencana, pada pemotongan dan
pembengkokan tulangan ditetapkan toleransi-toleransi seperii tercantum dalam
ayat-ayat berikut.

ii. Terhadap panjang total batang lurus yang dipotong menurun ukuran dan terhadap
panjang total dan ukuran intern dari batang yang dibengkok ditetapkan toleransi
sebesar ± 25 mm, kecuali mengenai yang ditetapkan dalam ayat (3) dan (4).
Terhadap panjang total batang yang diserahkan menurut sesuatu ukuran ditetapkan
toleransi sebesar + 50 mm dan - 25 mm.

iii. Terhadap jarak turun total dari batang yang dibengkok ditetapkan toleransi sebesar
± 6 mm untuk jarak 60 cm atau kurang dan sebesar ±12 mm untuk jarak lebih dari
60 cm.

iv. Terhadap ukuran luar dari sengkang, lilitan dan ikatan-ikatan ditetapkan toleransi
sebesar ± 6 mm.

f. Panjang Penjangkaran dan panjang penyaluran.

i. Baja tulangan mutu U-24 (BJTP-24)

Panjang penjangkaran = 30 diameter dengan kait

Panjang penyaluran = 30 diameter dengan kait

Atau yang lebih besar yang ditentukan dari hasil perhitungan atau SNI 2847 2013.

ii. Baja tulangan mutu U-40 (BJTD-40)

Panjang penjangkaran = 40 diameter tanpa kait

Panjang penyaluran = 40 diameter tanpa kait

Atau yang lebih besar yang ditentukan dari hasil perhitungan atau SNI 2847 2013.

iii. Penyambungan tidak boleh diadakan pada titik dimana terjadi gaya momen
terbesar.

Sambungan untuk tulangan atas pada balok dan pelat beton harus diadakan di
tengah bentang, dan tulangan bawah pada tumpuan. Sambungan harus ditunjang
dimana memungkinkan.

Ketidak-lurusan rangkaian tulangan kolom tidak boleh melampaui perbandingan 1


terhadap 10.

iv. Standard Pembengkokan

v. Semua standar pembengkokan harus sesuai dengan SNI 2847 2013 (Tata Cara
Penghitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung), kecuali ditentukan lain.

g. Pemasangan Wire Mesh


STRUKTUR 18
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

Pemasangan pada kepanjangan terpanjang yang memungkinkan Jangan melakukan


penghentian / pengakhiran lembar wire mesh antara tumpuan balok atau tepat diatas
balok dari struktur menerus.

Keseimbangan pengakhiran dari lewatan dalam arah lebar yang berdampingan untuk
mencegah lewatan yang menerus.

Wire mesh harus ditahan pada posisi yang benar selama pengecoran.

h. Las

Bila diperlukan atau disetujui, pengelasan tulangan beton harus sesuai dengan
Reinforcement Steel Welding Code (AWS D 12.1). Pengelasan tidak boleh dilakukan
pada pembengkakan di suatu batang, pengelasan pada persilangan (las titik) harus
diijinkan kecuali seperti di anjurkan atau disahkan oleh Direksi Lapangan. ASTM
specification harus dilengkapi dengan keperluan jaminan kehandalan kemampuan las
dengan cara ini.

i. Sambungan Mekanik

Bila jumlah luas tulangan kolom melampaui 3% dari luas penampang kolom dengan
menggunakan diameter 32 mm, sambungan mekanik untuk tulangan (pada kolom)
harus disediakan dan dipakai.

5. Beton dan Adukan Beton Struktur

a. Sebelum memulai pekerjaan beton struktur, Kontraktor harus membuat trial mix design
dengan tujuan untuk mendapatkan proporsi campuran yang menghasilkan kuat tekan
target beton seperti yang disyaratkan.

b. Kuat tekan target beton yang disyaratkan di dalam pekerjaan ini (f’c) tidak boleh kurang
dari 20 Mpa. Kuat tekan ini harus dibuktikan dengan sertifikat pengujian dari
Laboratorium Bahan Bangunan yang telah disetujui Konsultan Manajemen Konstruksi.
Laboratorium yang direkomendasikan Laboratorium yang bersertifikasi dan telah
dilakukan tera ulang.

c. Beton harus dirancang proporsi campurannya agar menghasilkan kuat tekan rata-rata
(f'cr) minimal sebesar : f'cr = f'c + 1,64 Sr, dengan Sr adalah standar deviasi rencana
dari benda uji yang nilainya setara dengan nilai standar deviasi statistik dikalikan dengan
faktor berikut:

Jumlah Benda Uji Faktor Pengali

< 15 dikonsultasikan dengan Manajemen Konstruksi

15 1.16

20 1.08

25 1.03

> 30 1

STRUKTUR 19
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

d. Benda uji yang dimaksud adalah silinder beton dengan diameter 150 mm dan tinggi
300 mm, yang untuk setiap 10 m3 produksi adukan beton harus diwakili minimal dua
buah benda uji. Tata cara pembuatan benda uji tersebut harus mengikuti ketentuan
yang terdapat di dalam standar Metoda Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di
Laboratorium (SK SNI M-62-1990-03).

e. Jika hasil uji kuat tekan beton menunjukkan bahwa kuat tekan target beton yang
dihasilkan tidak memenuhi syarat, maka proporsi campuran adukan beton tersebut tidak
dapat digunakan, dan Kontraktor (dengan persetujuan Manajemen Konstruksi) harus
membuat proporsi campuran yang baru, sedemikian hingga kuat tekan target beton
yang disyaratkan dapat dicapai.

f. Setiap ada perubahan jenis bahan yang digunakan, Pelaksana wajib melakukan trial
mix design dengan bahan-bahan tersebut, dan melakukan pengujian laboratorium untuk
memastikan bahwa kuat tekan beton yang di hasilkan memenuhi kuat tekan yang
disyaratkan.

g. Untuk kekentalan adukan, setiap 5 m3 adukan beton harus dibuat pengujian slump,
dengan ketentuan sebagai berikut:

Slump pada (cm)

Konstruksi Beton Maksimum Minimum

Dinding, pelat fondasi dan poer telapak bertulang. 12.50 10.00

Fondasi telapak tidak bertulang, kaison dan konstruksi 9.00 7.50


di bawah tanah.

Pelat, balok, kolom dan dinding. 15.00 12.50

Pembetonan massal. 7.50 7.50

h. Apabila ada hal-hal yang belum tercakup di dalam persyaratan teknis ini, Pelaksana
harus mengacu pada seluruh ketentuan yang tercakup di dalam Tata Cara Pembuatan
Rencana Campuran Beton Normal ( SNI 03- 2834-1993).

6. Pengadukan dan Alat-aduk

a. Pelaksana wajib menyediakan peralatan dan perlengkapan yang memiliki ketelitian


cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah takaran masing-masing bahan beton.
Seluruh peralatan, perlengkapan dan tata cara pengadukan harus mendapatkan
persetujuan Manajemen Konstruksi

STRUKTUR 20
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

b. Pengaturan pengangkutan dan cara penakaran yang dilakukan, harus mendapatkan


persetujuan Manajemen Konstruksi Seluruh operasi harus dikontrol/diawasi secara
kontinyu oleh Manajemen Konstruksi

c. Pengadukan harus dilakukan dengan mesin aduk beton (batch mixer atau portable
continous mixer). Sebelum digunakan, mesin aduk ini harus benar-benar kosong, dan
harus dicuci terlebih dahulu bila tidak digunakan lebih dari 30 menit.

d. Selain ketentuan tersebut di dalam butir 6.c. di atas, maka pengadukan beton di
lapangan harus mengikuti ketentuan berikut ini :

i. Harus dilakukan di dalam suatu mesin-aduk dari tipe yang telah disetujui
Manajemen Konstruksi

ii. Mesin-aduk harus berputar pada suatu kecepatan yang direkomendasikan oleh
pabrik pembuat mesin-aduk tersebut.

iii. Pengadukan harus diteruskan sedikitnya 1,5 menit setelah semua material
dimasukkan ke dalam drum aduk, kecuali jika dapat dibuktikan/ditunjukkan bahwa
dengan waktu pengadukan yang menyimpang dari ketentuan ini masih dapat
dihasilkan beton yang memenuhi syarat.

7. Pengangkutan Adukan

a. Pengangkutan beton dari tempat pengadukan ke tempat penyimpanan akhir (sebelum


di tuang), harus sedemikian hingga tercegah terjadinya pemisahan (segregasi) atau
kehilangan material.

b. Alat angkut yang digunakan harus mampu menyediakan beton di tempat penyimpanan
akhir dengan lancar, tanpa mengakibatkan pemisahan bahan yang telah dicampur dan
tanpa hambatan yang dapat mengakibatkan hilangnya plastisitas beton antara
pengangkutan yang berurutan.

8. Penempatan beton yang akan dituang

a. Beton yang akan dituang harus ditempatkan sedekat mungkin ke cetakan akhir untuk
mencegah terjadinya segregasi karena penanganan kembali atau pengaliran adukan.

b. Pelaksanaan penuangan beton harus dilaksanakan dengan suatu kecepatan


penuangan sedemikian hingga beton selalu dalam keadaan plastis dan dapat mengalir
dengan mudah ke dalam rongga di antara tulangan.

c. Beton yang telah mengeras sebagian dan/atau telah dikotori oleh material asing, tidak
boleh dituang ke dalam cetakan.

d. Beton setengah mengeras yang ditambah air atau beton yang diaduk kembali setelah
mengalami pengerasan tidak boleh dipergunakan kembali.

e. Beton yang dituang harus dipadatkan dengan alat yang tepat secara sempurna dan
harus diusahakan secara maksimal agar dapat mengisi sepenuhnya daerah sekitar
tulangan dan barang yang tertanam dan ke daerah pojok acuan.

STRUKTUR 21
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

9. Perawatan Beton (curing)

a. Jika digunakan dengan kekuatan awal yang tinggi, maka beton tersebut harus
dipertahankan di dalam kondisi lembab paling sedikit 72 jam, kecuali jika dilakukan
perawatan yang dipercepat.

b. Jika tidak digunakan semen dengan kekuatan awal yang tinggi, maka beton harus
dipertahankan dalam kondisi lembab paling sedikit 168 jam setelah penuangan, kecuali
jika dilakukan perawatan dipercepat sebagaimana disebutkan di dalam Tata Cara
Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal (SNI 03- 2834-1993).

10. Cetakan Beton

Persyaratan Umum

Kecuali ditentukan lain pada gambar atau seperti terperinci disini, Cetakan dan Perancah
untuk pekerjaan beton harus memenuhi persyaratan dalam SNI-2002, NI-2, ACI 347, ACI
301, ACI 318.

Kontraktor harus terlebih dahulu mengajukan perhitungan-perhitungan serta gambar-gambar


rancangan cetakan dan perancah untuk mendapatkan persetujuan Direksi Lapangan
sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan. Dalam gambar-gambar tersebut harus secara
jetas terlihat konstruksi cetakan/acuan, sambungan-sambungan serta kedudukan serta
sistem rangkanya, pemindahan dari cetakan serta perlengkapan untuk struktur yang aman.

a. Di dalam segala hal, cetakan beton (termasuk penyangganya) harus direncanakan


sedemikian rupa hingga dapat dibuktikan bahwa penyangga dan cetakan tersebut
mampu menerima gaya-gaya yang diakibatkan oleh penuangan dan pemadatan adukan
beton.

b. Cetakan harus sesuai dengan bentuk, ukuran dan batas-batas bidang dari hasil beton
yang direncanakan, serta tidak bocor dan harus cukup kaku untuk mencegah terjadinya
perpindahan tempat atau kelongsoran dari penyangga.

c. Permukaan cetakan harus cukup rata dan halus serta tidak boleh ada lekukan, lubang-
lubang atau terjadi lendutan. Sambungan pada cetakan diusahakan lurus dan rata
dalam arah horisontal maupun vertikal; terutama untuk permukaan beton yang tidak
difinish (expossed concrete).

d. Kecuali beton fondasi, cetakan dibuat dari multipleks dengan ketebalan minimal 12 mm.

e. Kontraktor harus melakukan upaya-upaya sedemikian hingga penyerapan air adukan


oleh cetakan dapat dicegah.

f. Tiang-tiang penyangga harus direncanakan sedemikian rupa agar dapat memberikan


penunjang seperti yang dibutuhkan tanpa adanya "overstress" atau perpindahan tempat
pada beberapa bagian konstruksi yang dibebani. Struktur dari tiang penyangga harus
cukup kuat dan kaku untuk menunjang berat sendiri dan beban-beban yang ada di
atasnya selama pelaksanaan.

g. Sebelum penulangan, cetakan harus diteliti untuk memastikan kebenaran letaknya,


kekuatannya dan tidak akan terjadi penurunan dan pengembangan pada saat beton

STRUKTUR 22
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

dituang, permukaan cetakan harus bersih terhadap segala kotoran, dan diberi form oil
unuk mencegah lekatnya beton pada cetakan. Untuk menghindari lekatnya form oil pada
bajatulangan, maka pemberian form oil pada cetakan harus dilakukan sebelum tulangan
terpasang.

h. Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari Manajemen


Konstruksi, atau jika umur beton telah melampaui waktu sebagai berikut :

i. Bagian sisi balok 48 jam (setara dengan 35 % f’c)

ii. Balok tanpa beban konstruksi 7 hari (setara dengan 70 % f’c)

iii. Balok dengan beban konstruksi 21 hari (setara dengan 95 % f’c)

iv. Pelat lantai/atap/tangga 21 hari (setara dengan 95 % f’c)

i. Pada bagian konstruksi yang terletak di dalam tanah, cetakan harus dicabut sebelum
pengurugan dilakukan.

Lingkup Pekerjaan

i. Pekerjaan-pekerjaan yang termasuk

ii. Bab ini termasuk perancangan, pelaksanaan dan pembongkaran dari semua
cetakan beton serta penunjang untuk semua beton cor seperti diperlukan dan
diperinci berikut ini.

iii. Pekerjaan yang berhubungan:

1. Pekerjaan Pembesian

2. Pekerjaan Beton

Referensi-Referensi

Pekerjaan yang terdapat pada bab ini, kecuali ditentukan lain pada gambar atau
diperinci berikut, harus mengikuti peraturan-peraturan, standard-standard atau
spesifikasi terakhir sebagai berikut :

1. SNI 2847 2013 Peraturan Beton Bertulang Indonesia

2. SII Standard Industri Indonesia

3. ACI-301 Specification for Structural Concrete Build'

4. ACI-318 Building Code Requirement for Reinforced

Concrete

5. ACI-347 Recommended Practice for Concrete Formwork

11. Pengangkutan dan Pengecoran

a. Perletakan pengadukan dan pengecoran harus diatur sedemikian rupa hingga


memudahkan dalam pelaksanaan pengecoran .

STRUKTUR 23
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

b. Waktu antara pengadukan dan pengecoran tidak boleh lebih dari 1 jam. Pengecoran harus
dilakukan sedemikian rupa untuk menghindari terjadinya pemisahan material dan
perubahan letak tulangan.

c. Adukan tidak boleh dijatuhkan secara bebas dari ketinggian lebih dari 1,5 m, cara
penuangan dengan alat-alat bantu seperti talang, pipa, chute, dan sebagainya harus
mendapat persetujuan Manajemen Konstruksi

d. Pelaksana harus memberitahukan Manajemen Konstruksi selambat-lambatnya 2 hari


sebelum pengecoran beton dilaksanakan.

1. Pemadatan Beton

a. Pemadatan beton harus dilakukan dengan penggetar mekanis/mechanical vibrator dan tidak
diperkenankan melakukan penggetaran dengan maksud untuk mengalirkan beton.

b. Pemadatan ini harus dilakukan sedemikian rupa hingga beton yang dihasilkan merupakan
massa yang utuh, bebas dari lubang-lubang, segregasi atau keropos .

c. Pada daerah penulangan yang rapat, penggetaran dilakukan dengan alat penggetar yang
mempunyai frekuensi tinggi untuk menjamin pengisian beton dan pemadatan yang baik.

d. Alat penggetar tidak boleh disentuhkan pada tulangan terutama pada tulangan yang telah
masuk pada beton yang telah mulai mengeras.

2. Beton Siap Pakai (Ready Mix Concrete)

Untuk pekerjaan struktur utama, yang termasuk diantaranya Kolom, Balok, Plat Lantai,
Dinding geser, Fondasi dan Pile Cap serta sruktur lainnya yang diperlukan, Pemborong
diwajibkan menggunakan beton siap pakai (ready mix concrete) dengan ketentuan sebagai
berikut:

a. Volume penggunaan ready mix concrete harus disetujui oleh Manajemen Konstruksi
dengan senantiasa berpedoman pada ketentuan teknis yang diberlakukan bagi pekerjaan
beton.

b. Apabila di dalam ready mix concrete tersebut diberikan zat tambah (additive) maka selain
harus mengikuti ketentuan di dalam Spesifikasi Bahan Tambahan untuk Beton SK SNI S-
18-1990-03, pabrik pembuatnya harus menyertakan sertifikat/surat keterangan yang
menyatakan jenis dan konsentrasi bahan tambah tersebut per m 3 adukan beton. Selain
itu, di dalam hal penggunaan bahan tambah ini, harus disebutkan pula di dalam sertifikat
tersebut batas waktu toleransi beton tersebut masih dapat digunakan, dan ketentuan ini
mengikat bagi Kontraktor dan Manajemen Konstruksi, khususnya di dalam penentuan
boleh atau tidaknya ready mix concrete tersebut digunakan.

c. Kecuali jika disebutkan secara khusus didalam RKS ini, maka terhadap ready mix
concrete harus selalu diadakan pengujian kualitas, yaitu:

c.1 Pengujian kekentalan adukan (slump), yang dilakukan 3 kali setiap 5 m3


adukan, yaitu: di awal kedatangan, di tengah-tengah, dan di akhir penuangan. Nilai
slump yang digunakan untuk evaluasi adalah nilai slump rata-ratanya. Jika nilai slump

STRUKTUR 24
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

yang diperoleh tidak sesuai dengan ketentuan yang terdapat di dalam butir 4.e., maka
adukan yang digunakan dianggap tidak memenuhi syarat, dan tidak boleh digunakan.

c.2 Pengujian kuat tekan beton, yang dilakukan secara acak dengan ketentuan
sebagai berikut:

c.2.1 Untuk setiap 10 m3 adukan beton, minimal harus dibuat 2 buah benda
uji berupa silinder beton dengan diameter 150 mm dan tinggi 300
mm, seperti ketentuan yang tercantum di dalam butir 5.d.

Di dalam segala hal, pembuatan benda uji ini harus dilakukan dengan
sepengetahuan Manajemen Konstruksi

c.2.2 Terhadap kedua benda uji tersebut harus dilakukan pengujian kuat
tekan. Jadi, untuk setiap 10 m3 adukan beton harus diwakili oleh satu
nilai kuat tekan beton yang diperoleh dari kuat tekan rata-rata kedua
benda uji tersebut di dalam butir c.2.1., setelah dikonversikan
kekuatannya ke kuat tekan beton umur 28 hari.

c.2.3 Manajemen Konstruksi harus selalu melakukan evaluasi statistik


secara periodik terhadap kuat tekan beton ini, berdasarkan ketentuan
yang berlaku di dalam Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran
Beton Normal SNI 03- 2834-1993

c.2.4 Jika hasil evaluasi statistik tersebut di dalam pasal c.2.3.


memperlihatkan kuat tekan beton yang lebih rendah dari yang
disyaratkan, maka Manajemen Konstruksi harus menghentikan
pekerjaan beton yang sedang dilaksanakan. Di dalam hal ini
Manajemen Konstruksi harus segera melakukan koordinasi dengan
pihak yang terkait

d. Ketentuan-ketentuan yang berlaku bagi site mix concrete seperti: tata cara evaluasi kuat
tekan beton, pengangkutan adukan, perawatan beton, cetakan beton, pengecoran,
pemadatan beton, dan sambungan konstruksi, tetap berlaku untuk penggunaan ready
mix concrete.

3. Pemasangan Pipa Dan Lain-Lain Dalam Beton

a. Penempatan saluran / pemipaan harus sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi


kekuatan struktur dengan memperhatikan persyaratan SK-SNI T-15-1991-03.

b. Tidak diperkenankan untuk menanam pipa dan lain-lain dalam bagian struktur beton bila
tidak ditunjukkan secara detail dalam gambar. Dalam beton perlu dipasang selongsong
pada tempat-tempat yang dilewati pipa.

c. Bila tidak ditentukan secara detail atau ditunjukkan dalam gambar, tidak dibenarkan untuk
menanam saluran listrik dalam struktur beton.

d. Apabila dalam pemasangan pipa-pipa, saluran listrik, bagian-bagian yang tertanam dalam
beton dan lain-lain terhalang oleh adanya baja tulangan yang terpasang, maka Pemborong
harus mengkonsultasikan hal ini dengan Menajemen Konstruksi

STRUKTUR 25
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

e. Tidak dibenarkan untuk membengkokkan atau menggeser atau memindahkan baja


tulangan tersebut dari posisinya untuk memudahkan dalam melewatkan pipa-pipa saluran
tersebut tanpa ijin tertulis dari Manajemen Konstruksi

f. Semua bagian atau peralatan yang ditanam dalam beton seperti angkur-angkur, kait dan
pekerjaan lain yang ada hubungannya dengan pekerjaan beton, harus sudah dipasang
sebelum pengecoran dilaksanakan.

g. Bagian-bagian atau peralatan tersebut harus dipasang dengan tepat pada posisinya dan
diusahakan agar tidak bergeser selama pengecoran beton dilakukan.

h. Pemborong utama harus memberitahukan serta memberi kesempatan kepada pihak lain
untuk memasang bagian / peralatan tersebut sebelum pengecoran beton dilaksanakan.

i. Rongga-rongga kosong atau bagian-bagian yang harus tetap kosong pada benda atau
peralatan yang akan ditanam dalam beton, yang mana rongga tersebut harus tidak terisi
beton, harus ditutupi dengan bahan lain yang mudah dilepas nantinya setelah pelaksanaan
pengecoran beton.

4. Cacat-Cacat Pekerjaan

a. Bila penyelesaian pekerjaan, bahan yang digunakan atau keahlian dalam pengerjaan setiap
bagian pekerjaan tidak memenuhi persyaratan-persyaratan yang tercantum dalam
persyaratan teknis, maka bagian pekerjaan tersebut harus digolongkan sebagai cacat
pekerjaan.

b. Semua pekerjaan yang digolongkan demikian harus dibongkar dan diganti sesuai dengan
yang dikehendaki oleh Manajemen Konstruksi

c. Seluruh pembongkaran dan pemulihan pekerjaan yang digolongkan cacat tersebut serta
semua biaya yang timbul akibat hal itu seluruhnya menjadi beban Pemborong.

2.3 Cara Pendetailan Tulangan

Sesuai dengan ketentuan dalam gambar dan mutu baja tulangan sesuai dengan konsep
SRPMK/MANAJEMEN KONSTRUKSI

2.4 Penyelesaian Dari Beton Pelat (Concrete Slab Finishes)

2.4.1 Semua penyelesaian dari lantai harus diselesaikan sampai kemiringan yang benar sesuai
dengan kemiringan untuk pengaliran.

2.4.2 Beton yang ditandai untuk mempunyai penyelesaian akhir dengan memakai merek lain,
harus bebas dari segala minyak, karet ataupun lainnya yang dapat menyebabkan
terjadinya lekatan pada penyelesaian.

2.4.3 Pemeliharaan dari penyelesaian beton harus dimulai sedini mungkin setelah selesai
pengerjaan.

1. Penyelesaian Menyatu (Monolith Finish)


STRUKTUR 26
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

a. Penyelesaian yang monolit harus diadakan untuk lantai beton expose, dimana
permukaan agregat dikehendaki.

b. Penyelesaian lantai beton yang monolit harus mencapai level dan kemiringan
yang tepat yang dapat dilakukan dengan atau tanpa screed dengan power
floating yang dilakukan secara merata. Permukaan harus dapat bertahan sampai
semua air permukaan menghilang dan beton telah mengeras serta bekerja.
Permukaan yang diperbolehkan harus ditrowel dengan besi untuk mencapai
permukaan yang halus.

c. Apabila permukaan menjadi keras, harus ditrowel dengan besi untuk kedua
kalinya untuk mendapatkan kekerasan, kehalusan tapi tidak berlapis, padat,
bebas dari segala tanda-tanda/bekas trowel dan kerusakan-kerusakan lain.

2. Perkerasan Beton (Concrete Hardener)

Untuk keperluan pelat lantai beton expose dengan beban berat, perkerasan beton
harus diadakan dengan kepadatan sebagai berikut :

a. Lantai parkir/sirkulasi lalu lintas normal, kepadatan sedang 5 kg/m 2.

b. Ruang M/E : kepadatan normal 3 kg/m2.

c. Loading dock/sirkulasi lalu lintas berat, kepadatan berat 7 kg/m 2.

2.5 Lapisan Penutup Lantai Yang Dikerjakan Kemudian (Separate Floor Toppings)

2.5.1 Sebelum pengecoran, kasarkan permukaan dasar dari beton dan singkirkan benda-benda
asing, semprot dan bersihkan.

2.5.2 Letakan penyekat, tepian-tepian, penulangan dan hal-hal lain yang akan ditanam/dicor.

2.5.3 Berikan bahan perekat pada permukaan dasar sesuai dengan petunjuk. Gunakan lapisan
pasir dan semen pada lapisan dasar secepatnya sebelum mengecor lapisan penutup
(topping).

2.5.4 Pengecoran penutup lantai beton harus memenuhi level dan kemiringan yang
dikehendaki.

STRUKTUR 27
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

OUTLINE SPESIFICATION

STRUCTURE WORK

NO STR. COMPONENT TECHNICAL SPESIFICATIONS

1 Foundation

a Type Sumuran Beton siklop 60:40 All

b Concrete Grade fc = 20 Mpa All

d Foundation Depth -5m bellow origin All

2 Concrete

a Column fc = 20 Mpa Ready Mix All

b Beam fc = 20 Mpa Ready Mix All

c Slab fc = 20 Mpa Ready Mix All

d Pile cap fc = 20 Mpa Ready Mix All

3 Steel

Master Steel,
a BJTP (polos) fy = 240 Mpa Perwira All

Master Steel,
b BJTD (ulir) fy = 400 Mpa Perwira All

4 Waterstop

Waterstop PVC/pasta, SIKA, Fosroc GWT/dinding


installed by beton area
applicator plasa

STRUKTUR 28
SPESIFIKASI TEKNIS

ME
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

SYARAT TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL

1. RENCANA KERJA DAN SYARAT UMUM

1.1. UMUM
a. Syarat-syarat umum merupakan bagian dari persyaratan teknis. Apabila ada beberapa klausul dari
syarat-syarat umum yang dituliskan dalam persyaratan teknis, berarti menuntut perhatian khusus
pada klausul-klausul tersebut dan bukan berarti menghilangkan klausul-klausul lainnya dari syarat-
syarat umum. Klausul-klausul dari syarat-syarat umum hanya dianggap tidak berlaku apabila
dinyatakan secara tegas dalam persyaratan teknis.
b. Persyaratan teknis dimaksudkan untuk menjelaskan dan menegaskan segala pekerjaan, bahan-
bahan dan peralatan-peralatan yang diperlukan untuk pemasangan, pengujian dan penyetelan
(adjusting) dari seluruh sistem, agar lengkap dan dapat bekerja dengan baik.
c. Persyaratan teknis merupakan satu kesatuan dengan gambar-gambar teknis yang menyertainya.
Bila ada suatu bagian pekerjaan yang hanya disebutkan didalam salah satu dari kedua dokumen
tersebut, maka pemborong wajib melaksanakannya dengan baik dan lengkap.
d. Gambar-gambar teknis tidak dimaksudkan untuk menunjukkan semua fitting, katup, sambungan dan
fixture secara terinci. Semua bagian bagian tersebut walaupun tidak digambarkan atau disebutkan
secara spesifik harus disediakan dan dipasang oleh pemborong.
e. Pemborong harus menggunakan tenaga-tenaga yang ahli dalam bidangnya, agar dapat
memberikan jaminan hasil kerja yang baik dan rapi.
f. Pemborong bertanggung jawab dalam pengawasan yang ketat terhadap jadwal atau urutan
pekerjaan, sehingga tidak mengganggu penyelesaian proyek secara keseluruhan pada waktu yang
telah ditetapkan.
g. Pemborong harus menyatakan secara tertulis bahwa bahan-bahan dan peralatan-peralatan yang
diserahkan oleh pemborong harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan, dan pelaksanaan
pekerjaan dilakukan dengan cara yang wajar dan terbaik. Instalasi yang dilakukan harus lengkap
dan dapat bekerja dengan baik dalam kondisi yang terjelek sekalipun, tanpa mengurangi atau
menghilangkan bahan-bahan/ peralatan-peralatan yang seharusnya disediakan, walaupun tidak
disebutkan secara nyata dalam persyaratan teknis ataupun tidak dinyatakan secara tegas dalam
gambar-gambar teknis.
h. Pemborong harus menyerahkan brosur/katalog teknis, diagram dan kurva dari setiap barang/bahan
yang ditawarkan (seperti: pompa, pipa, pilar hidran, alat-alat kontrol, peralatan
tambahan/penunjang, dan lain-lain), serta memberi tanda dengan jelas nomor/type dari bahan –
bahan yang ditawarkan.
i. Semua peralatan dan bahan-bahan yang digunakan dan diserahkan untuk menyelesaikan
pekerjaan harus dalam keadaan baru dan dari kualitas terbaik.
j. Pemborong harus mempelajari dan memahami kondisi tempat yang ada, agar dapat mengetahui
hal-hal yang akan mengganggu/mempengaruhi pekerjaan. Apabila timbul persoalan, Pemborong
wajib mengajukan saran penyelesaian kepada pengawas, paling lambat satu minggu sebelum
bagian pekerjaan ini seharusnya dilaksanakan.
k. Pemborong harus memeriksa dengan teliti ruangan-ruangan dan syarat-syarat yang diperlukan
dengan pemborong lainnya, sehingga peralatan-peralatan mekanikal dapat dipasang pada tempat
dan ruang yang telah disediakan.

MEKANIKAL ELEKTRIKAL 1
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis
l. Sebelum memulai pekerjaan, pemborong harus memeriksa dan memahami pekerjaan pelaksanaan
dari pihak lain yang ikut melaksanakan proyek ini, apabila pekerjaan pelaksanaan dari pihak lain
tersebut dapat mempengaruhi kualitas pekerjaan Pemborong itu sendiri.
m. Sebelum memulai pekerjaan, pemborong harus membuat rencana kerja dengan jadwal yang
disesuaikan dengan pemborong yang lain. Apabila terjadi sesuatu perubahan, pemborong wajib
memberitahukan secara tertulis kepada pengawas dan mengajukan saran-saran perubahan /
perbaikan.
n. Pada waktu akan memulai pelaksanaan, pemborong wajib menyerahkan gambar-gambar kerja
(shop drawing) terlebih dahulu untuk memperoleh persetujuan dari direksi. Gambar-gambar
tersebut harus diserahkan kepada direksi minimal dalam waktu 2 (dua) minggu sebelum instalasi
dilaksanakan.
o. Pemasangan peralatan harus dilakukan sesuai dengan rekomendasi dari pabrik pembuat peralatan
tersebut. Untuk itu, pemborong harus membuat dan menyertakan gambar-gambar rencana instalasi
secara rinci sebelum melaksanakan pekerjaan.
p. Apabila terjadi sesuatu keadaan pemborong tidak mungkin menghasilkan kualitas pekerjaan yang
terbaik, maka pemborong wajib memberitahukan secara tertulis kepada pengawas dan mengajukan
saran-saran perubahan/perbaikan. Apabila hal ini tidak dilakukan, pemborong tetap bertanggung
jawab atas kerugian-kerugian yang mungkin ditimbulkannya.
q. Selama pelaksanaan instalasi berlangsung, pemborong harus memberi tanda-tanda (misalnya:
dengan pensil atau tinta merah) pada dua set gambar pelaksanaan, atas segala perubahan pada
rancangan instalasi semula.

1.2. PERATURAN-PERATURAN & STANDAR


a. Instalasi yang dinyatakan dalam persyaratan teknis harus sesuai dengan peraturan-peraturan dan
undang-undang yang berlaku serta tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dari
departemen tenaga kerja.
b. Pemborong harus memperoleh izin-izin yang mungkin diperlukan untuk menjalankan instalasi yang
dinyatakan dalam persyaratan teknis atas tanggungan sendiri.
c. Pemborong harus menyediakan peralatan, alat-alat pengatur dan alat-alat pengaman tambahan
yang diwajibkan oleh ketentuan-ketentuan dan peraturan-peraturan yang berlaku di Indonesia.
d. Semua pekerjaan yang dinyatakan dalam persyaratan ini harus dilaksanakan sesuai dengan syarat-
syarat pelaksanaan atau peraturan peraturan pelaksanaan dari badan pemerintah yang berwenang.
Pemborong harus menanggung biaya-biaya untuk memperoleh izin, pemeriksaan, pengujian dan
lain-lain, dan pemborong harus menyerahkan semua izin-izin atau keterangan-keterangan resmi
lainnya tentang instalasi ini kepada direksi.
e. Syarat-syarat penerimaan untuk bahan-bahan, peralatan-peralatan, cara-cara pemasangan dan
kualitas pekerjaan harus sesuai dengan satu atau beberapa standar dibawah ini, seperti:
- SNI : Standart Nasional Indonesia
- PPI : Pedoman Plumbing Indonesia
- ASTM : American Society for Testing and Materials
- ANSI : American National Standart Institute
- PDI : Plumbing and Drainage Institute
- JIS : Japanese Industrial Standart
- ASHRAE : American Society of Heating, Refrigerating and Air-Conditioned Engineer
- SMACNA : Sheet Metal and Air Conditioning Contractors' National Association
- PUIL : Pedoman Umum Instalasi Listrik 2011

MEKANIKAL ELEKTRIKAL 2
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis
Atau sesuai dengan standar-standar internasional yang lain. Peraturan Daerah, Ketetapan
Gubernur Daerah setempat, Keputusan Menteri, yang berlaku untuk pekerjaan-pekerjaan yang
tercakup di dalam persyaratan teknis.

1.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN


a. Persyaratan Teknis
a. Pelaksana/Pemborong pekerjaan mekanikal adalah kontraktor atau pelaksana yang memiliki
Surat Ijin Pemborong Pembangunan (SIPP) dan telah terpilih serta memperoleh kontrak kerja
untuk penyediaan dan pemasangan sistem instalasi ini sampai selesai.
b. Pelaksana/Pemborong pekerjaan mekanikal harus mempunyai pengalaman pekerjaan yang
sama dengan bidang pekerjaan instalasi Sistem mekanikal dalam pekerjaan ini.
c. Untuk Pekerjaan Plumbing dan Pemadam Kebakaran disyaratkan Pelaksana/Pemborong harus
memiliki Surat Ijin Pemborong Pembangunan dari Perusahaan Air Minum (SIPP PAM ).

b. Persyaratan Material
1. Selain persyaratan teknis tersebut diatas, Pelaksana/Pemborong pekerjaan mekanikal harus
didukung dengan peralatan dan material yang memadai untuk melaksanakan pekerjaan. Daftar
Material dan Peralatan dilampirkan untuk referensi pendukung kesiapan dan kemampuan
Pelaksana/Pemborong dalam melaksanakan pekerjaan.
2. Material yang terpasang harus menyesuaikan spesifikasi yang disyaratkan secara khusus pada
bab-bab pekerjaan yang bersangkutan dan Daftar Merk Material (Outline Specification) yang
dilampirkan dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat ini.
3. Semua peralatan dan material yang terpasang dalam pekerjaan mekanikal harus dalam kondisi
baru (brand new) dari pabrikan dan atau agent yang ditunjuk dari pabrik produk yang
bersangkutan. Pelaksana/Pemborong harus juga bertanggung jawab atas keutuhan peralatan
dan material bantu tersebut, sehingga apabila terjadi kerusakan dan cacat material saat
pengadaan maupun pemasangan Pelaksana/Pemborong harus mengganti dengan yang baru.
4. Tidak menggunakan Chloro Fluoro Carbon sebagai refrigerant dan HALON sebagai bahan
pemadam kebakaran.

c. Persyaratan Pelaksanaan
1. Pelaksanaan pekerjaan mekanikal di lapangan didasarkan pengajuan pelaksanaan pekerjaan
yang telah disetujui oleh Pengawas atau Managemen Kontruksi.
2. Rencana Kerja pekerjaan mekanikal harus dibuat Pelaksana/Pemborong menyesuaikan Jadwal
Pelaksanaan Utama yang telah disepakati bersama dengan Managemen Kontruksi dan
Pimpinan proyek dan atau pihak-pihak yang diberikan wewenang untuk persetujuan tersebut.
3. Sebelum melaksanakan pekerjaan mekanikal, Pelaksana/Pemborong harus melaksanakan
proses pengajuan material, gambar kerja, prosedur kerja, dan ijin pelaksanaan kepada
Pengawas atau Managemen Kontruksi untuk dimintakan persetujuan.
4. Pelaksanaan pengadaan dan pemasangan peralatan harus direncanakan dengan baik dan
benar, menyesuaikan spesifikasi teknis perencanaan, gambar rencana, dan kondisi di lapangan.
Segala sesuatu pekerjaan pengadaan dan pemasangan ini harus sepengetahuan dan
persutujuan Pengawas atau Managemen Kontruksi.
5. Pelaksana/Pemborong mengajukan spesifikasi Peralatan Utama, Peralatan Pendukung dan
Material lainnya yang bersangkutan dengan pekerjaaan mekanikal kepada Pengawas atau
Managemen Kontruksi untuk dimintakan persetujuan. Pengajuan ini harus disertakan Data
Teknis (Technical Data), Spesifikasi Material (Material Specfication), Brosur (Brochure), dan

MEKANIKAL ELEKTRIKAL 3
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis
apabila perlu disertakan Contoh Material (Mock-up) sebagai dasar teknis Pengawas atau
Managemen Kontruksi untuk memberikan persetujuan.
6. Gambar Kerja (Shop Drawing) diajukan oleh Pelaksana/Pemborong kepada Pengawas atau
Managemen Kontruksi untuk dimintakan persetujuan. Gambar Kerja berfungsi sebagai pedoman
gambar pelaksanaan dibuat berdasarkan Gambar Rencana, Spesifikasi Material yang telah
disetujui , dan kondisi di lapangan. Untuk itu Pelaksana/Pemborong harus mengadakan survey
di lapangan untuk menentukan perletakan/posisi material dengan baik. Jumlah lembar Gambar
kerja yang diajukan menyesuaikan prosedur dan peraturan yang berlaku di pekerjaan/proyek ini.
7. Tahap pelaksanaan pekerjaan mekanikal dari persiapan, pemasangan, test dan commisioning
dilakukan sesuai prosedur pelaksanaan. Sedangkan ketentuan pelaksanaan detail pekerjaan
diisyaratkan dalam bab-bab yang bersangkutan.
8. Pelaksanan pekerjaan menyesuaikan gambar yang telah disetujui Pengawas atau Managemen
Kontruksi. Apabila terjadi permasalahan Gambar Kerja dan kondisi di lapangan,
Pelaksana/Kontraktor memberitahukan dan berkonsultasi dengan Pengawas atau Managemen
Kontruksi untuk didapatkan pemecahan permasalahan. Dokumen pemecahan permasalahan di
lapangan ini bisa dituangkan dalam Berita Acara dan atau dokumen lainnya yang ditandatangani
Pelaksana/Kontraktor dan pihak Pengawas.
9. Dalam melaksanakan pekerjaan Pelaksana/Pemborong harus memperhatikan dan
melaksanakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Prosedur ini harus dilaksanakan di
lapangan bagi semua yang terlibat di area pekerjaan/proyek. Fasilitas Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) disediakan Pelaksana/Pemborong untuk mendukung pelaksanaan
pekerjaan dengan baik tanpa terjadi kecelakaan kerja
10. Kebersihan dan Keamanan di lokasi pekerjaan harus diperhatikan dan menjadi tanggung jawab
Pelaksana/Pemborong. Hal ini untuk menjaga kenyamanan dalam bekerja dan kualitas
pekerjaan itu sendiri.
11. Pelaksana/Pemborong juga harus membuat merekam dalam bentuk tertulis atau foto selama
pelaksana dan penyesuaian-penyesuaian dilapangan. Catatan-catatan tersebut dituangkan
dalam gambar dengan lengkap sebagai Gambar Terpasang (As Built Drawing), kemudaian
diajukan kepada Pengawas dan Mangemen Kontruksi untuk dimintakan persetujuan. Jumlah
lembar Gambar kerja yang diajukan menyesuaikan prosedur dan peraturan yang berlaku di
pekerjaan/proyek ini.
12. Dokumen pendukung untuk Peralatan Utama dan Material terpasang meliputi : Manual
Operation, Spare Part Cataloge, dan dokumen lainnya yang disertakan dengan material yang
bersangkutan, akan diserahkan kemudian setelah selesai pekerjaan. Selain itu
Pelaksana/Pemborong juga harus membuat Petunjuk Operasional dan Perawatan dalam
Bahasa Indonesia untuk Peralatan Utama ataupun Sistem yang terpasang sebagai pedoman
pemilik/pengguna melakukan operasi dan perawatan.

1.4. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan Mekanikal yang dimaksudkan disini adalah pekerjaan yang meliputi seluruh sistem dan
peralatannya. Rekanan diharuskan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan Mekanikal hingga sistem
bekerja dengan sempurna. Pekerjaan Mekanikal antara lain adalah pengadaaan dan pemasangan Unit
Mekanikal beserta peralatan dan alat-alat bantu pendukung instalasi. Instalasi-instalasi yang termasuk
dalam pekerjaan mekanikal untuk proyek ini adalah sebagai berikut :
a. Instalasi Sistem Air Bersih
b. Instalasi Sistem Air Bekas, Air Kotor, Pengolahan Limbah,
c. Instalasi Sistem Air Hujan & Drainase
d. Sparing Instalasi Air Conditioning / Tata Udara

MEKANIKAL ELEKTRIKAL 4
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis
e. Pengurusan Ijin-Ijin
f. Melaksanakan Test Comissioning
g. Melaksanakan pelatihan
h. Membuat as built drawing dan buku petunjuk pelaksanaan operasi

1.5. DAFTAR MATERIAL


Dalam waktu tidak lebih dari dua minggu setelah pemborong menerima pemberitahuan memulai
pekerjaan, pemborong diharuskan menyerahkan daftar material-material yang akan digunakan. Daftar
ini harus dilengkapi nama, alamat pabrik, katalog dan keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu
oleh direksi proyek, terutama yang berisi informasi mengenai data teknis. Persetujuan oleh direksi atas
dasar data-data tersebut, akan diberikan setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi Proyek.

1.6. MATERIAL
Semua material yang akan dipergunakan harus dalam keadaan baru dan dalam kondisi yang baik.
Material atau peralatan lain yang disebut dengan nama pabrik dalam spesifikasi, maka pemborong
harus menyediakan material atau peralatan tersebut sesuai dengan nama yang dimaksud.

1.7. CONTOH BAHAN/MATERIAL


Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan/material yang akan dipasang untuk dimintakan
persetujuan dari Direksi Proyek. Semua biaya yang berkenan dengan penyerahan dan pengembalian
contoh-contoh, menjadi tanggung jawab kontraktor.

1.8. PERALATAN YANG DISEBUT DENGAN MERK


Kontraktor wajib/harus menyediakan bahan-bahan, perlengkapan, peralatan, fixtures dan lain-lain yang
disebutkan serta dipersyaratkan, dengan persetujuan Direksi Proyek.

1.9. PERLINDUNGAN PEMILIK


Atas penggunaan bahan, material, sistem sertifikat lisensi dan lain-lain oleh kontraktor, pemberi tugas
dijamin dan dibebaskan dari segala klaim ataupun tuntutan yuridis lainnya.

1.10. PENGECATAN
Untuk perlengkapan-perlengkapan yang sudah “Finished” di pabrik, apabila dalam pelaksanaan
pekerjaan terjadi lecet, maka harus di “finished” kembali untuk memperoleh permukaan yang
sama/merata.

1.11. PERCOBAAN
Kontraktor harus melaksanakan uji coba atau percobaan seperti yang dipersyaratkan dan
mendemonstrasikan cara kerja dari segenap sistem, yang disaksikan oleh direksi proyek. Semua
tenaga, bahan dan perlengkapan yang perlu untuk percobaan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung
jawab pemborong. Peralatan/bahan yang pengerjaannya tidak baik, harus diganti dan diperbaiki oleh
kontraktor untuk dicoba dan didemonstrasikan kembali

1.12. MANUAL
Petunjuk pelaksanaan pengoperasian serta pemeliharaan peralatan harus disampaikan kepada
Pemilik selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sebelum dimulainya pengoperasian oleh
pemilik. Petunjuk pengoperasian ini harus lengkap dengan petunjuk-petunjuk yang mendetil mengenai
pemeliharaan, perlengkapan sistem, serta harus lengkap meliputi informasi-informasi yang perlu untuk
pengoperasian jangka panjang.

MEKANIKAL ELEKTRIKAL 5
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis
Manual ini harus menjelaskan model dan ukuran yang tepat serta sistem yang dipakai. Manual ini harus
dibuat serta dijilid dengan rapih dan diserahkan dalam rangkap 4 (empat).

1.13. TANDA PENGENAL


Semua Feeder Cable atau Conduit Cable tertentu, harus diberi tanda pengenal, untuk menjelaskan
penggunaan dan tujuannya. Tanda-tanda pengenal ini harus memakai kode nama, dan dipasang pada
setiap tempat masuk atau keluar dimana “conduit” ini menembus dinding atau lantai. Disamping huruf-
huruf, pada tanda pengenal ini harus digambarkan pula anak panah yang menunjukan arah sedemikian
rupa sehingga mudah terbaca dari ketinggian lantai.

1.14. PLAT NAMA


Pada semua kabinet-kabinet/panel, tempat kontrol, panel board, circuit breaker , tombol-tombol dan
barang-barang perlengkapan lain kecuali tercatat lain, harus dipasang plat nama yang menerangkan
penggunaanya.

1.15. SERAH TERIMA PEKERJAAN


a. Serah terima pekerjaan tahap pertama
1. Sebelum dilakukan serah terima pekerjaan tahap pertama, kontraktor bersama-sama dengan
direksi projek harus melaksanakan check list terhadap semua item pekerjaan.
2. Sebelum dilakukan serah terima pekerjaan tahap pertama kontraktor harus menjamin bahwa
semua pekerjaan sudah dilaksanakan dengan baik dan benar. Hal tersebut dibuktikan dengan
berita acara pemeriksaan pekerjaan yang telah ditandatangani oleh pihak-pihak yang
berkepentingan dengan itu yaitu pihak kontraktor dan pihak direksi proyek (konsultan pengawas
atau konsultan manajemen konstruksi)
3. Disamping persyaratan umum dan persyaratan khusus yang sudah ditentukan pada RKS
sebelumnya, khusus untuk pekerjaan Electrical, pada serah terima tahap pertama ini kontraktor
dipersyaratkan dan diwajibkan untuk menyerahkan persyaratan administrasi sebagai berikut :
• Sertifikat produk asli (certificate of origin) dari semua peralatan utama yang dipakai pada
projek ini
• Sertifikat garansi dari semua produk peralatan yang dipakai pada produk ini
• Berita acara pengetesan (test commisioning)
Jika persyaratan ini tidak dipenuhi, maka serah terima pekerjaan tidak dapat dilaksanakan.

b. Serah terima pekerjaan tahap kedua


Untuk pelaksanaan serah terima kedua harus dipenuhi ketentuan sebagai berikut:
1. Masa pemeliharaan projek ditentukan selama 180 (seratus delapan puluh) hari kalender
2. Kontraktor menjamin bahwa semua perbaikan dan penyempurnaan yang harus dilaksanakan
selama masa pemeliharaan sudah dilaksanakan dengan baik dan benar
3. Kebenaran jaminan tersebut dibuktikan dengan berita acara pemeriksaan pekerjaan yang
ditanda tangani oleh pihak kontraktor dan pihak direksi proyek
4. Berita acara ini merupakan salah satu syarat mengikat dalam pelaksanaan serah terima
pekerjaan projek
5. Melaksanakan pelatihan

c. Persyaratan administrasi serah terima pekerjaan tahap kedua


Dalam melaksanakan serah terima kedua kontraktor wajib melampirkan syarat administrasi bidang
electrical sebagai berikut:

MEKANIKAL ELEKTRIKAL 6
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis
1. Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan masa pemeliharaan
2. Berita Acara telah melaksanakan Pelatihan
3. Menyerahkan buku pedoman pengoperasian peralatan (Manual Operation), untuk semua
pekerjaan yang telah dilaksanakan
4. Menyerahkan brosure asli (teknis) untuk semua peralatan yang ada. Brosur ini disusun dan di
jilid rapi sehingga tidak tercecer.
5. Menyerahkan As Build Drawing yang telah diperiksa dan disahkan oleh direksi proyek dalam
bentuk Print Out ukuran A1 sebanyak tiga exemplar
6. Menyerahkan File dalam bentuk CD sebanyak empat copy yang terdiri dari :
• Dokumen As Built Drawing dalam format AUTOCAD
• Dokumen teknis peralatan/brosure dalam format PDF

MEKANIKAL ELEKTRIKAL 7
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis
2. SISTEM AIR BERSIH

2.1. UMUM
Secara umum dalam pelaksanaan pekerjaan sistem air bersih ini terdiri dari tiga kegiatan pokok yaitu
pengadaan air bersih dan pekerjaan pendistribusian air bersih serta pekerjaan instalasi air bersih.
Air bersih diambil dari Sumur Bor yang melalui sistem filtrasi menuju Groundtank. Kemudian air bersih
tersebut diangkat ke tangki atas (roof tank) dengan kapasitas sesuai gambar kerja, yang ditempatkan
di lantai atap gedung dan selanjutnya melalui pipa didistribusikan ke outlet unit plambing ke lantai-lantai.

2.2. LINGKUP PEKERJAAN


a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan Instalasi Air Bersih yang dimaksudkan disini adalah pengadaaan dan pemasangan
peralatan alat bersih dan alat-alat bantu pendukung instalasi, dari sumber air, penampung air,
dan distribusi air sampai pengguna air bersih.
2. Pekerjaan Instalasi Air Bersih dalam proyek ini meliputi pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut :
• Pekerjaan Pengadaan & Instalasi Sumur Bor dan Pompa Submersible
• Pekerjaan Pengadaan & Instalasi Filter
• Pekerjaan Pengadaan &Instalasi Pompa Air Transfer
• Pekerjaan Pengadaan Instalasi Tangki Atas (Roof Tank)
• Pekerjaan Pengadaan Instalasi Pipa Menuju Unit Plambingdistribusi lengkap dengan katup
penyetop (stop / gate valve), elbow, sambungan-T, fitting dan perlengkapan lain yang
diperlukan.

b. Pekerjaan yang Berhubungan


1. Spesifikasi pekerjaan instalasi air bersih sebagian besar sudah disyaratkan dalam perkerjaan
plambing. Dalam bab ini lebih banyak mengisyaratkan spesifikasi pekerjaan Sistem dalam
instalasi air bersih.
2. Dalam melaksanakan pekerjaan instalasi air bersih, Pelaksana/Pemborong tetap
memperhatikan pekerjaaan lain diluar pekerjaaan mekanikal.

c. Standardisasi
Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan mekanikal mengacu pada standart-standart dan
peraturan-peraturan yang telah berlaku, meliputi. :
• SNI : Standart Nasional Indonesia
• PPI : Pedoman Plumbing Indonesia
• Peraturan PAM daerah setempat
d. Untuk seluruh item yang termasuk dalam lingkup pekerjaan plumbing, pemrogresan pekerjaan
dilakukukan dengan ketentukan sebagai berikut :
• Apabila suatu item pekerjaan telah terpasang pada tempatnya, pekerjaan tersebut dapat
diprogres maksimal 85%
• Apabila telah dilakukan test parsial dengan ketentuan sesuai dengan yang disebutkan dalam
persyaratan pengujian, maka seluruh komponen yang tercakup dalam tes parsial tersebut dapat
diprogres maksimal 95%.
• Setelah dilakukan testing dan commissioning untuk seluruh sistem yang tercakup dalam lingkup
pekerjaan plumbing dan hasil tes dinyatakan memenuhi persyaratan, maka seluruh item yang
tercakup dalam lingkup pekerjaan tersebut dapat diprogress maksimal 100%.

MEKANIKAL ELEKTRIKAL 8
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

2.3. BAHAN DAN PERALATAN


a. Pompa
1. Jenis pompa transfer yang digunakan adalah Horizontal centrifugal multistage pump.
2. Pompa dan masing-masing motornya harus diletakkan pada satu alas (single bed plate) dan
dipasang sesuai petunjuk pabrik, diberi pondasi apung (tebal kira-kira 100 mm) dan peredam
getaran, sedemikian rupa sehingga benar-benar tidak meneruskan getaran atau noise ke
sekelilingnya.
3. Pompa harus dilengkapi dengan:
• Katup satu arah/non return valve/check valve
• Gate valve
• Strainer
• Foot valve pada ujung pipa hisap
• Sambungan-sambungan fleksibel
• Peredam getaran
• Pengontrol ketinggian permukaan air, untuk pengoperasian pompa bekerja dan berhenti
secara otomatis bila permukaan air didalam tangki rooftank atau ground tank mencapai
ketinggian tertentu.
• Perlengkapan lain yang standar

b. Tangki Atas (Roof Tank)


c. Semua pompa harus dicat secara khusus dan dilakukan oleh pabrik pembuatnya.
d. Pompa yang dapat digunakan harus mempunyai kurva pemakaian daya yang paling
menguntungkan dalam keadaan beban partial, tanpa mengalami overload.
e. Pemborong harus menyediakan dan memasang peralatan listrik yang diperlukan, seperti panel
dan peralatan kontrol yang lain, sedemikian sehingga sistem ini dapat bekerja secara singkron dan
efisien. Motor pompa harus memenuhi standar PUIL dan tahan terhadap kondisi setempat.

2.4. PEKERJAAN INSTALASI PIPA


a. Sambungan Pipa
Sambungan-sambungan pipa seperti socket, elbow, reducer, knee, nipple, tee dan sebagainya,
harus terbuat dari bahan PPr yang sesuai untuk pipa PPr kelas 10kg/cm 2, serta berasal dari merek
yang sama dengan merek pipa.

b. Sistem Sambungan
Sistem sambungan terdiri dari compression fitting, butt-fussion welding, electrofunction atau sesuai
petunjuk dari pabrik pembuat pipa PP. Sistem sambungan yang dipilih harus disetujui Pengawas
Lapangan / Manajemen Konstruksi.

c. Testing Comissioning
Yang dimaksudkan dengan Test dan Commisioning disini adalah pengujian dan treatment terhadap
instalasi pipa yang akan dipasang maupun yang sudah dipasang. Pengujian pipa dilaksnakan
secara partial (bagian-per bagian) dan atau secara menyeluruh. Beberapa ketentuan pengujian pipa
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pipa Air Bersih.

MEKANIKAL ELEKTRIKAL 9
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis
Setelah semua pipa terpasang dan perlengkapannya terpasang harus dilakukan
pengujian dengan tekanan hidrolik sebesar 10-12 kg/cm selama 8 jam terus menerus tanpa
terjadi penurunan tekanan.
2. Desinfeksi
Pelaksana harus melaksanakan disinfeksi dan pembilasan terhadap seluruh instalasi pipa air
bersih. Disinfeksi dilakukan dengan cara.
• Diisi larutan chlorine yang mengandung 50 ppm, dan dibiarkan selama 24 jam sebelum
dibilas dan digunakan atau dipakai kembali.
• Diisi larutan chlorine yang mengandung 200 ppm, dan dibiarkan selama 1 jam sebelum
dibilas dan digunakan kembali.
• Setelah 24 jam seluruh pipa tersebut harus dibilas dengan air bersih sehingga chlorine tidak
lebih dari 0,2 ppm.

MEKANIKAL ELEKTRIKAL 10
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

3. SISTEM AIR BEKAS DAN AIR KOTOR

3.1. LINGKUP PEKERJAAN


Lingkup pekerjaan ini mencakup semua pengadaan bahan, tenaga kerja, peralatan dan pemasangan
system pemipaan termasuk fitting dan aksesoris yang lengkap seperti ditentukan dan/atau ditunjukkan
dalam Gambar Kerja.

Sistem plambing ini meliputi pemipaan sanitasi internal,unit pengolah limbah, bak penampungan
sampai dengan sumur peresapan luar bangunan, berikut pengujian, penyeimbangan dan semua
kebutuhan-kebutuhan lain yang diperlukan agar system sempurna dalam segala hal dan siap untuk
dioperasikan.

3.2. STANDAR / RUJUKAN


a. Peraturan Plumbing Indonesia
b. Standar Nasional Indonesia (SNI)
c. Japanese Industrial Standar (JIS)
d. American Water Works Associantion (AWWA)
e. Spesifikasi Teknis:

3.3. PERSYARATAN TEKNIS


a. Persyaratan Teknis Sistem
1. Instalasi Sistem Air Bekas merupakan Sistem penyaluran air buangan yang berasal dari air
buangan floor drain janitor dan sink di toilet maupun pantry melewati pipa datar dan pipa
tegak ke unit pengolahan limbah.
2. Instalasi Sistem Air Kotor merupakan Sistem penyaluran air buangan yang berasal dari air
buangan closet dan urinal di toilet melewati pipa datar dan pipa tegak menuju ke unit
pengolahan limbah.
3. Instalasi Sistem Air Hujan merupakan Sistem penyaluran air hujan yang berasal dari atap
gedung, dan atau tempias hujan di balkon melewati pipa datar dan pipa tegak menuju ke
penampungan atau ke saluran drainasi gedung/kawasan/kota atau masuk ke sumur
peresapan.
4. Instalasi Sistem Pengolah Air Limbah merupakan Sistem pengolah air limbah yang berasal
dari gedung kemudian diolah di unit septic tank, sehingga air keluar menuju ke saluran
gedung/kawasan/kota memenuhi persyaratan/ketentuan air limbah.

3.4. PROSEDUR UMUM


a. Contoh Bahan dan Data Teknis
1. Kontraktor harus menyerahkan contoh dan data teknis/brosur dari bahan yang akan
dipergunakan untuk mendapatkan persetujuan Pengawas Lapangan / Manajemen Konstruksi
terlebih dahulu, sebelum mendatangkannya ke lokasi.
2. Semua biaya penyerahan dan pengadaan contoh bahan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
3. Bila contoh yang diserahkan berbeda dari yang ditentukan, kontraktor harus menjelaskan
perbedaan tersebut secara tertulis, dengan permohonan pengantian, bersamaan dengan
alasan penggantian, sehingga bila diterima, tindakan yang sesuai dapat dilakukan untuk
penyesuaian. Bila kontraktor mengabaikan hal ini maka Kontraktor tidak dibebaskan dari
tanggung jawab untuk menghasilkan pekerjaan sesuai dengan ketentuan Gambar Kerja.

b. Gambar Detail Pelaksanaan

MEKANIKAL ELEKTRIKAL 11
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis
1. Kontraktor harus menyiapkan dan menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan pekerjaan
pemipaan yang disebutkan disini, atau yang membutuhkan koordinasi dengan pekerjaan lain.
2. Gambar kerja hanya berupa diagram pemipaan dan menunjukkan secara garis besar tata letak
bahan dan peralatan. Gambar kerja harus diikuti se-seksama mungkin. Gambar Arsitektural,
Struktural dan lainnya yang terkait dan semua elemen yang akan dipasang harus diperiksa
dimensi dan kebutuhan ruang geraknya sebelum pemasangan dimulai.
3. Gambar Detail Pelaksanaan harus diserahkan kepada Pengawas Lapangan se-segera
mungkin sebelum pengadaan bahan sehingga diperoleh cukup waktu untuk memeriksa, dan
tidak ada tambahan waktu bagi Kontraktor bila mengabaikan hal ini.
Gambar Detail pelaksanaan harus lengkap dan berisi detail-detail yang diperlukan.
4. Kontraktor harus membuat Gambar Kerja yang dibutuhkan untuk mendapatkan ukuran dan
penempatan yang pasti. Disamping itu kontraktor harus mengurus ijin-ijin tertentu yang
diperlukan yang berhubungan dengan sistem pemipaan yang disebutkan dalam Spesifikasi
Teknis ini.

c. Pengiriman dan Penyimpanan


1. Setiap bahan pipa (satu panjang utuh), sambungan dan perlengkapan lain yang digunakan
dalam system pemipaan harus mempunyai tanda/merek yang jelas dari pabrik pembuatnya dan
kelas produk bila ditentukan oleh standar yang berlaku.
2. Semua bahan harus disimpan di tempat yang aman dan terlindung dari segala kerusakan.

d. Ketidaksesuaian
1. Kontraktor wajib memeriksa Gambar Kerja yang ada terhadap kemungkinan
kesalahan/ketidaksesuaian, baik dari segi dimensi, kapasitas, jumlah maupun pemasangan
dan lain-lain.
2. Jika ada bahan yang didatangkan atau dipasang ternyata tidak memiliki tanda-tanda yang
sesuai harus disingkirkan dan diganti dengan bahan yang memebuhi persyaratan, tanpa
tambahan biaya kepada Pemilik Proyek.

e. Jaminan
Kontraktor harus memberikan kepada Pemilik Proyek surat jaminan yang menyatakan bahwa
sistem plambing telah bekerja dengan baik untuk jangka waktu 1 (satu) tahun sejak tanggal
penyerahan terakhir. Selama periode tersebut Kontraktor harus memperbaiki atau mengganti
kerusakan dan membayar biaya setiap perbaikan atau penggantian.

f. Untuk seluruh item yang termasuk dalam lingkup pekerjaan plumbing, pemrogresan pekerjaan
dilakukukan dengan ketentukan sebagai berikut :
• Apabila suatu item pekerjaan telah terpasang pada tempatnya, pekerjaan tersebut dapat
diprogres maksimal 85%
• Apabila telah dilakukan test parsial dengan ketentuan sesuai dengan yang disebutkan dalam
persyaratan pengujian, maka seluruh komponen yang tercakup dalam tes parsial tersebut dapat
diprogres maksimal 95%.
• Setelah dilakukan testing dan commissioning untuk seluruh sistem yang tercakup dalam lingkup
pekerjaan plumbing dan hasil tes dinyatakan memenuhi persyaratan, maka seluruh item yang
tercakup dalam lingkup pekerjaan tersebut dapat diprogress maksimal 100%.

MEKANIKAL ELEKTRIKAL 12
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis
3.5. BAHAN - BAHAN
a. Umum
Semua bahan, peralatan utama dan peralatan tambahan yang akan dipasang harus dalam keadaan
baru, tidak rusak/cacat dan berkualitas baik.
b. Sambungan dan Peralatan
1. Sambungan Pipa
- Fitting Instalasi Pipa Air Bekas , Air Kotor
Untuk ukuran dia. 15 mm s/d 50 mm : Injection Moulding connection, , AW Class. 10 kg/cm2,
Standard : SNI 06-0135-1989
Untuk ukuran dia. 65 mm s/d 300 mm : Slip-on Ring Connection , AW Class , 10 kg/cm2,
Standard : SNI 06-0135-1989
- Fitting Instalasi Pipa Air Hujan
Poly Vinyl Carbonat (PVC) Pipe, D Class, 5 kg/cm2. Standard : SNI 06-0135-1989
- Sambungan-sambungan pipa dengan jenis sambungan solven cement seperti elbow,
reducer, knee, tee dan sebagainya, harus terbuat dari bahan dan kelas yang sama dengan
pipa PVC dan memenuhi standar SNI 06-0135-1989, dari merek yang sama dengan merek
pipa yang disetujui digunakan.
- Perekat untuk penyambungan pipa PVC harus dari merek yang direkomendasikan oleh
pabrik pembuat pipa PVC
2. Peralatan
- Floor Drain
Semua lubang buangan dilantai (floor drain) terbuat dari plat stainless steel berlubang-
lubang, dilengkapi dengan water trap.
- Clean Out
Semua clean out terbuat dari plat stainless steel dan dilengkapi dengan slot

3.6. PELAKSANAAN PEKERJAAN


a. Umum
1. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus mempelajari semua pekerjaan lainnya yang
terkait atau yang akan mempengaruhi pekerjaannya, sesuai yang disyaratkan dalam spesifikasi
teknis ini, dan harus melaporkannya kepada Pengawas Lapangan semua keadaan yang akan
menurunkan atau mengurangi pekerjaannya.
2. Kontraktor harus memeriksa kebutuhan ruang untuk semua peralatan, pipa-pipa dan
sebagainya, untuk menjamin bahwa semuanya dapat dipasang pada tempat yang direncanakan
sesuai rencana.
3. Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan mutu kelas satu dan rapi oleh teknisi-teknisi yang
terlatih untuk pekerjaan tersebut dan teknisi-teknisi ini harus disetujui Pengawas Lapangan.

b. Pemasangan
1. Pemipaan dalam gedung
- Semua sistem pemipaan yang akan dipasang harus dijaga tetap bersih dan tetap teratur
serta bekerja dengan baik melalui pengujian berkala yang dilakukan Kontraktor sampai
pekerjaan diserahkan dan diterima Pemilik Proyek.
- Semua pipa harus dipasang sesuai koordinat yang ditentukan.
- Kontraktor bertanggung-jawab mengadakan bagian sambungan yang diperlukan untuk
melengkapi pemasangan. Semua sambungan yang harus diperiksa dengan teliti untuk
memastikan bagian-bagian yang harus disediakan untuk melengkapi pemasangan.

MEKANIKAL ELEKTRIKAL 13
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis
- Semua pemipaan yang disambung dan yang akan dihubungkan dengan peralatan, harus
dilengkapi dengan sambungan pipa atau flends yang sesuai seperti disebutkan dalam
Spesifikasi ini.
- Pipa harus digunakan dalam panjang penuh jika memungkinkan.
- Perubahan ukuran pipa harus dilengkapi dengan alat sambungan reducer atau increaser.
- Katup yang disediakan untuk kesempurnaan sistem kontrol harus ditempatkan pada lokasi
yang mudah dicapai dengan ruang gerak yang cukup untuk bukaan penuh, pembongkaran,
penggantian dengan batang pengoperasian ke arah horisontal atau vertikal.
- Setiap peralatan harus dilengkapi dengan katup penutup air yang ditempatkan sesuai
Gambar Kerja, sehingga setiap peralatan dapat diperiksa secara terpisah tanpa
mengganggu peralatan lainnya.
- Semua sambungan peralihan antara pipa baja dan pipa PVC, sambungan-sambungan atau
belokan dan aksesori peralatan harus dilengkapi dengan adaptor yang dibuat khusus untuk
maksud tersebut.
- Pekerjaan pemipaan yang membutuhkan penggalian dan pengurukan harus dilaksanakan
sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh konsultan pengawas
- Pipa yang di pasang dalam ruang terbuka terdiri dari pipa tegak/vertikal yang biasanya
terpasang dalam shaft atau dalam dinding dan pipa mendatar/horisontal yang sebagian
besar terpasang di atas plafon atau di bawah lantai dan dalam tanah
Ukuran Pipa Jarak Hanger / Support
Dia. ≤ 1” 1m
 1” s/d 1 ½” 2m
 2” s/d 3” 3m
 4” s/d 6” 4m

- Untuk pipa PVC mendatar dan pipa tegak digantung, ditumpu, dan diclamp dengan
penggantung dan penumpu yang dapat diatur (Adjustable) dengan jarak sesuai ketentuan
sebagai berikut:

Ukuran Pipa Jarak Hanger / Support


Dia. ≤ 1” 0,7 m
 1” s/d 1 ½” 1m
 2” 1,2 m
 2 /2” s/d 5”
1 1,5 m

- Pipa tegak dan mendatar di dalam tembok yang menuju fixture unit harus ditanam didalam
tembok / lantai. Pelaksana harus membuat alur - alur lubang yang diperlukan pada tembok
sesuai dengan kebutuhan pipa.
- Untuk pipa yang menembus tembok, lantai , atap, atau kontruksi bangunan, maka perlu di
pasang sleves mempunyai ukuran yang cukup dengan ketebalan minimum 0,2 cm dan
memberikan kelonggaran kira-kira 1 cm pada masing-masing sisi di luar pipa ataupun
isolasinya. Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa baja bangunan yang mempunyai lapisan
kedap air (Water Proofing). Sleeves tersebut harus khusus untuk penggunaan tersebut.
Flens dari Sleeves tersebut harus menjadi satu atau diberi klem (Clamp) yang akan

MEKANIKAL ELEKTRIKAL 14
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis
mengikat "Flashing Sleeves". Rongga antara pipa dan sleeves harus dibuat kedap air
dengan mengisinya dengan gasket atau material lain yang kedap air.
- Untuk pipa terpasang pada line yang sama, atau pipa bersebelahan dan pipa yang dekat
dinding atau kontruksi mati, maka jarak pipa ke pipa dan pipa ke dinding harus memenuhi
jarak tertentu. Jarak tersebut untuk menghandiri tumpang tindih pipa, mudahkan operasional
dan pemeliharaan.
- Semua pipa dari besi/baja yang dilapis harus dicat dasar/primer dan dicat finish dengan
warna jenis instalasi pipa.

2. Pemipaan dalam tanah


- Pipa yang dipasang dan ditanam di bawah/di dalam tanah harus mempunyai kedalaman
minimal 60 cm diukur dari pipa bagian atas sampai permukaan tanah. Dasar lubang galian
harus cukup stabil dan rata sehingga seluruh panjang pipa terletak/tertumpu dengan
dengan baik. Apabila dijumpai perletakan pipa melintasi jalan kendaraan karena dalamnya
galian tidak memenuhi syarat (60 cm), maka pipa pada bagian pengurugan teratas harus
pelindung berupa pipa besi dengan diameter diatas pipa terpasang atau dengan plat beton
bertulang setebal 10 cm yang dipasang sedemikian rupa sehingga plat beton tidak
bertumpu pada pipa.
- Semua pipa yang akan ditutup/ditimbun dengan tanah, telah dilakukan test tekan dan
desinfeksi terhadap pipa yang bersangkutan.
- Untuk menjaga kestabilan posisi pipa, pada setiap belokan dan dekat fitting dipasang thrust
block.
- Penimbunan tanah dilakukan terlebih dahulu dengan pasir setebal 15 cm kemudian tanah
asli atau urugan. Tanah timbunan selanjutnya dipadatkan disesuaikan dengan kekerasan
tanah asli.

c. Pembersihan dan Penyesuaian


1. Selama pelaksanaan, Kontraktor harus menutup semua saluran/pipa, untuk mencegah
masuknya pasir, kotoran dan lainnya. Setelah selesai pemasangan setiap system pemipaan
harus dihembus langsung dengan udara selama mungkin untuk membersihkan seluruh system
pemipaan.
2. Setelah seluruh system terpasang lengkap, kontraktor harus menjalankan peralatan pada
kondisi normal untuk membuat semua penyesuaian penting menyeimbangkan katup, kontrol
tekanan otomatis dan lainnya, sampai persyaratan tercapai.

d. Pengujian Sistem dan Disinfeksi


1. Seluruh system saluran harus dilengkapi lubang-lubang yang dapat ditutup dengan rapat
sehingga seluruh system dapat diisi dengan air sampai elevasi tertinggi saluran.
2. Sistem ini harus menahan air tersebut selama 36 jam dan dalam waktu tersebut ketinggian air
tidak berubah.
3. Bila menurut pendapat Pengawas Lapangan / Manajemen Konstruksi dibutuhkan pengujian
tambahan, seperti pengujian asap/udara pada system saluran pembuangan. Kontraktor harus
melaksanakan pengujian tersebut tanpa tambahan biaya dari Pemilik Proyek.

e. Lapisan Pelindung
1. Semua pipa, sambungan dan penumpu pipa yang terlihat harus dicat dalam warna sesuai
Skema Warna yang akan diterbitkan kemudian. Semua pipa yang terlihat juga harus diberi
tanda arah aliran.

MEKANIKAL ELEKTRIKAL 15
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis
2. Bahan cat dan pekerjaan pengecatan harus sesuai ketentuan dan petunjuk konsultan
pengawas

MEKANIKAL ELEKTRIKAL 16
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis
4. SISTEM TATA UDARA & VENTILASI MEKANIS

4.1. LINGKUP PEKERJAAN


Lingkup pekerjaan ini mencakup semua pengadaan bahan, tenaga kerja, peralatan dan pemasangan
system pemipaan untuk kebutuhan tata udara yang lengkap seperti ditentukan dan/atau ditunjukkan
dalam Gambar Perencanaan

1. Sistem tata udara pada tahapan pekerjaan ini meliputi


a. Pengadaan dan pemasangan unit sistem tata udara berupa Indoor Unit dan Outdoor Unit
lengkap dengan aksesoris dan bracketnya meliputi:
- Instalasi pipa kondensat
- Instalasi kabel power dan kabel kontrol
- Pemasangan peralatan bantu.
b. Pengadaan dan pemasangan pemipaan tata udara lengkap dengan system isolasinya serta
pengetesan kebocoran.dan siap untuk disambungkan pada unit tata udara
c. Pengadaan dan pemasangan pemipaan drain dan siap untuk disambungkan pada unit tata
udara
d. Pemasangan sistem pembuangan udara dari kamar mandi/toilet lengkap dengan Fan dan
ducting seperti terlihat pada gambar pelaksanaan

2. Sistem Ventilasi Mekanis


a. Pekerjaan Ventilasi Mekanik yang dimaksudkan disini adalah pengadaaan dan pemasangan
peralatan utama ventilasi mekanik beserta peralatan pendukung instalasi.
b. Pengadaan dan pemasangan unit ventilasi mekanik beserta peralatan bantu tersebut meliputi:
- Instalasi Exhaust dan Industrial Fan
- Instalasi panel kontrol, kabel power dan kabel kontrol
c. Pemasangan peralatan bantu.
d. Melaksanakan pekerjaan ducting beserta accessoriesnya sesuai spesifikasi pekerjaan ducting
yang dijelaskan dalam bab tersendiri mengenai pekerjaan ducting
3. Pekerjaan yang berhubungan
a. Didalam melaksanakan pekerjaan ventilasi mekanik, Pelaksana/Pemborong harus juga
memenuhi persyaratan pekerjaan mekanikal lain yaitu :
- Pekerjaan Ducting & aksesorisnya
- Pekerjaan Plambing
- Pekerjaan Elektrikal
b. Pekerjaan lain diluar pekerjaan mekanikal, juga harus diperhatikan agar terjalin koordinasi dan
penyelesaian pekerjaan adalah :
- Pekerjaan Structure
- Pekerjaan Arsitek dan Interior

4.2. SPESIFIKASI TEKNIS UMUM


a. Persyaratan Umum
Semua persyaratan umum maupun suplementer yang ada merupakan pula bagian dari pada
persyaratan sistem tata udara ini sejauh yang berlaku bagi pekerjaannya.

Apabila ada beberapa hal dari persyaratan umum yang dituliskan kembali dalam spesifikasi ini,
berarti hanya memintakan khusus dan ini juga tidaklah berarti menghilangkan hal-hal yang lainnya
dari persyaratan umum dan suplementer yang ada. Hanya apabila ada yang dinyatakan lain

MEKANIKAL ELEKTRIKAL 17
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis
tersendiri di dalam spesifikasi ini, maka hal-hal dari persyaratan umum maupun suplementer tidak
berlaku lagi untuk sistem instalasi ini.

b. Persyaratan Material
Persyaratan material yang akan dipakai pada proyek ini meliputi persyaratan pipa referigeran,
persyaratan isolasi dan persyaratan lainnya seperti tertera lengkap dalam gambar dan BQ

c. Persyaratan Pelaksanaan
• Instalasi yang dinyatakan dalam spesifikasi ini harus dilaksanakan sesuai dengan undang-undang
dan peraturan-peraturan yang berlaku saat ini di Indonesia serta tidak bertentangan dengan
ketentuan-ketentuan dari Jawatan Keselamatan Kerja.
• Semua syarat-syarat penerimaan bahan-bahan, peralatan, cara-cara pemasangan kualitas
pekerjaan dan lain-lain untuk sistem instalasi ini harus sesuai dengan Standar Internasional
maupun Nasional seperti ARI, ASHRAE, SMACNA, ASTM, NFPA, NEC, ASME dengan
senantiasa mengutamakan peraturan/standar/persyaratan nasional.

d. Pemborong
• Yang dimaksud dengan pemborong dalam spesifikasi ini adalah badan pelaksana yang telah
terpilih dan memperoleh kontrak kerja untuk penyediaan dan pemasangan unit dan instalasi
pemipaan AC
• Pemborong wajib mempelajari dan memahami semua undang-undang dan peraturan-peraturan,
persyaratan umum maupun suplementernya, persyaratan pabrik pembuat unit-unit AC, buku
dokumen pelelangan, gambar-gambar serta petunjuk tertulis yang telah dikeluarkan.
• Pemborong dapat meminta penjelasan kepada Direksi, Konsultan atau pihak yang ditunjuk
bilamana menurut pendapatnya pada dokumen pelelangan, gambar atau hal lainnya ada yang
kurang jelas.
• Pemborong wajib mempelajari dan memeriksa juga pekerjaan pelaksanaan dari pihak pemborong
lain yang ikut mengerjakan proyek ini apabila pekerjaan pihak-pihak lain dapat mempengaruhi
kelancaran pekerjaannya. Bilamana sampai terjadi gangguan maka pemborong wajib
mengerjakan saran-saran perbaikan untuk segenap pihak.

e. Koordinasi dengan Pihak Lain


• Pemborong wajib koordinasi dengan pihak-pihak lainnya demi kelancaran pelaksanaan pekerjaan
proyek ini. Terutama koordinasi dengan pihak Pemborong sipil, elektrikal, plumbing, perlindungan
terhadap kebakaran.
• Untuk semua peralatan dan mesin yang disediakan, atau diselesaikan oleh pihak lain atau yang
dibeli dari pihak lain yang termasuk dalam lingkup instalasi ini, pemborong bertanggung jawab
penuh atas segala peralatan dan pekerjaan ini.

f. Izin
• Semua izin-izin dan persyaratan yang diperlukan untuk melaksanakan instalasi ini harus dilakukan
oleh pemborong atas tanggungan dan biaya pemborong.
• Semua pemeriksaan, pengujian dan lain-lain beserta keterangan resminya yang mungkin
diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini.
• Pemborong harus bertanggung jawab atas penggunaan alat-alat yang dipantentkan, kemungkinan
tuntutan ganti rugi dan biaya-biaya yang diperlukan untuk ini. Pemborong wajib menyerahkan surat
pernyataan mengenai hal ini.

MEKANIKAL ELEKTRIKAL 18
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis
4.3. BAHAN DAN PERALATAN

a. Bahan-bahan pipa dan isolasi


1. Kabel Power yang dipakai untuk instalasi kabel daya untuk Air Conditioning menggunakan
Material yang telah diisyaratkan dalam Pekerjaan Elektrikal. Sedang Kabel kontrol yang
mengatur operasional Air Conditioning disyaratkan oleh pabrikan terkait.

b. Pipa Condensat, Pipa Refrigerant, dan Isolasi.


− Pipa Kondensat Air Conditioning.
• Material : Poly Vinyl Carbonat (PVC) Pipe
• Class : AW Class, 10 kg/cm2.
• Standard : SNI 06-0084-2002
− Fitting Instalasi Pipa Kondensat Air Conditioning.
• Untuk ukuran 15 mm s/d 50 mm : Injection Moulding connection, , AW Class. 10
kg/cm2, Standard : SNI 06-0135-1989
• Untuk ukuran 65 mm s/d 300 mm : Slip-on Ring Connection , AW Class , 10 kg/cm2,
Standard : SNI 06-0135-1989

4.4. PERANCANGAN
a. Outdoor Unit akan ditempatkan di luar ruangan yang ingin dikondisikan (sebagaimana ditunjukkan
pada gambar), melalui sistem pipa tertutup, refrigeran disirkulasikan untuk melayani Indoor Unit
pada ruangan-ruangan yang dikondisikan.
b. Air buangan hasil proses kondensasi disalurkan keseluruh buangan di daerah toilet atau bagian lain
kemudian ditampung dalam penampungan khusus untuk dapat dimanfaatkan kembali.
c. Setiap ruangan yang dikondisikan pada dasarnya diharapkan mempunyai temperatur ruangan
sekitar (24-26) derajat C dan kelembaban relatif (relative humidity) sekitar (60% toleransi 10%)
(lampirkan juga perhitungan cooling load nya dengan asumsi seperti diatas)
d. Tata letak Indoor dan Outdoor Unit beserta kapasitasnya dapat dilihat pada gambar.
e. Walaupun gambar rancangan pipa refrigeran dan duct diikuti setepat-tepatnya, jalur pipa hanya
boleh diubah dengan persetujuan direksi dengan memperhatikan tinggi langit-langit, ukuran-ukuran
ruang dan lain-lain tidak berubah/terganggu.
f. Penempatan Indoor Unit yang tepat/sesungguhnya harus mendapatkan persetujuan Direksi.

4.5. PEMASANGAN
a. Pelaksana/Pemborong pekerjaan instalasi air conditioning harus memenuhi persyaratan yang telah
diisyaratkan dalam persyaratan pelaksanaan pekerjaan mekanikal dan sudah berpengalaman
dalam pekerjaan instalasi air conditioning. Selain itu Pelaksana/Pemborong harus melaksanakan
prosedure pelaksanaan sebagaimana Rencana Kerja, Pengajuan Material, Gambar Kerja,
Prosedure Kerja, dan Ijin- ijin pelakasanaan, As-built drawing dan K3 dalam persyaratan
pelaksanaan pekerjaan mekanikal.

b. Pemasangan Peralatan dan Material Pendukung.


Pemasangan Peralatan dan Material Pendukung harus mengacu pada gambar rencana dan
petunjuk pemasangan dari pabrikan.
- Pipa kondensat dipasang mendatar dengan kemiringan minimal 2 %. Hanger, Clamp dan
Support dipasang pada jarak tertentu sesuai spesifikasi pemasangan pipa PVC pada pekerjaan
Plambing. Pipa kondensat yang di pasang/ditanam dalam dinding atau dibawah keramik lantai

MEKANIKAL ELEKTRIKAL 19
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis
dilaksanakan dengan baik dan rapi. Penutupan/plesteran dinding dan lantai mengikuti
persyaratan pelaksanaan yang telah ditetapkan pada pekerjaan Arsitek dan Structur.
- Pipa kondensate terpasang harus di test terhadap tekanan dan kebocoran sesuai persyaratan
pekerjaan plumbing. Sedang pipa refrigeran juga harus ditest (vacum test) sesuai prosedur
pengetesan pabrikan.
- Pemasangan kabel daya dan kabel kontrol dilaksanakan oleh Pelaksana/Pemborong pekerjaan
Tata Udara dengan tetap berkoordinasi dengan Pelaksana/Pemborong pekerjaan Elektrikal dan
sepengetahuan Pengawas atau Managemen Kontruksi.
- Pemborong harus menjamin bahwa instalasi yang dipasang tidak akan menyebabkan gangguan
yang diakibatkan oleh transmisi suara dan getaran (vibration & sound transmission) kedalam
ruangan-ruangan yang dihuni. Dalam hal ini penilaian dilakukan oleh tenaga ahli yang ditunjuk.
Pemborong bertanggung jawab atas modifikasi-modifikasi yang perlu untuk memenuhi syarat
tersebut.
- Selama pemasangan berlangsung, pemborong harus menutup setiap ujung pipa yang terbuka
untuk mencegah tanah, debu, kotoran dan lain-lain masuk kedalam pipa.
- Pipa-pipa, harus diberi tanda huruf dan/atau nomor untuk identifikasi, dengan cara yang baik
dan tidak mudah hilang atau terhapus.
- Pemborong menyediakan dan memasang semua panel kontrol yang diperlukan untuk instalasi
ini dengan melakukan penyambungan-penyambungan (wiring) yang diperlukan sampai ke kabel
toevoer. Daya panel AC untuk setiap mesin atau peralatan yang membutuhkan tenaga listrik
adalah tanggung jawab pemborong pekerjaan instalasi AC.
- Apabila ada peralatan-peralatan yang disediakan atau pekerjaan-pekerjaan yang diselesaikan
oleh pihak lain, yang termasuk dalam penyelesaian instalasi AC, maka Pemborong bertanggung
jawab atas peralatan-peralatan dan pekerjaan tersebut.
- Peralatan dan perlengkapan yang diperlukan dan tidak disediakan oleh pemberi tugas maupun
pemborong lainnya, harus disediakan dan dilaksanakan oleh pemborong AC. Dalam hal ini,
pemborong harus meneliti lingkup pekerjaan Pemborong lainnya.

4.6. SERAH TERIMA PEKERJAAN


a. Serah Terima Pekerjaan Air Conditioning merupakan bagian dari Serah Terima Pekerjaan
Mekanikal secara keseluruhan di pekerjaan/proyek ini. Prosedur Serah Terima Pekerjaan
Mekanikal harus menyesuikan dengan peraturan yang berlaku di pekerjaan/proyek ini.
b. Pelaksana/Pemborong harus membuat Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Air Conditioning
dengan persetujuan Pengawas Mekanikal atau Managemen Kontruksi.
c. Untuk pekerjaan AC, pemrogresan dilakukan dengan rincian sebagai berikut.
• Untuk pekerjaan kabel instalasi (pipa refrigerant, pipa drain, dan instalasi power), apabila telah
terpasang beserta kelengkapannya, dapat diprogres maksimal 82%.
• Untuk pekerjaan unit AC dan fan, apabila telah terpsang pada tempatnya dapat diprogres
maksimal 85%.
• Apabila telah dilakukan tes nyala parsial untuk instalasi dan unit AC, item pekerjaan dapat
diprogres maksimal 90%. Dibuktikan dengan berita acara tes nyala parsial.
• Seluruh pekerjaan tata udara dapat diprogres maksimal 100% apabila seluruh sistem telah
terpasang sempurna dan dilakukan testing commisioning dengan sumber listirk yang
seharusnya (bukan dari listrik kerja proyek).

MEKANIKAL ELEKTRIKAL 20
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

SYARAT TEKNIS PEKERJAAN ELEKTRIKAL

1. RENCANA KERJA DAN SYARAT UMUM

1.1. UMUM
Syarat-syarat umum instalasi mekanikal/elektrikal ini berisi perincian yang memperjelas atau
menambahkan hal-hal yang tercantum dalam buku syarat-syarat administrasi. Dalam hal ini buku
syarat-syarat administrasi saling melengkapi dangan syatar-syarat umum teknis mekanikal/elektrikal.

1.2. PERSYARATAN PELAKSANAAN


a. Gambar-gambar
1. Gambar-gambar rencana dan spesifikasi (persyaratan) ini merupakan suatu kesatuan yang
saling melengkapi dan sama mengikatnya.
2. Gambar-gambar Sistem ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan, sedang
pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari bangunan yang ada.
3. Gambar-gambar arsitek dan struktur/ sipil harus dipakai sebagai referensi untuk pelaksanaan
dan detail "finishing" instalasi.
4. Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong harus mengajukan gambar kerja dan detail kepada
pengawas untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih dahulu. Pengajuan gambar-gambar
tersebut, pemborong dianggap telah mempelajari situasi dari instalasi yang berhubungan
dengan instalasi ini.
5. Pemborong instalasi ini harus membuat gambar-gambar instalasi terpasang yang disertai
dengan dokumen asli operating and maintenance instruction, technical instruction, spare part
instruction dan harus diserahkan kepada pengawas pada saat penyerahan pertama dalam
rangkap 5 (lima). (Construction detail, electrical wiring diagram, control diagram dll).

b. Koordinasi
1. Pemborong instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan pemborong instalasi lainnya, agar
seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
2. Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi kemajuan instalasi
yang lain.
3. Apabila pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi yang lain, maka semua akibatnya
menjadi tanggung jawab pemborong.

c. Pelaksanaan Pemasangan
1. Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, pemborong harus menyerahkan
gambar kerja dan detailnya kepada pengawas dalam rangkap 3 (tiga) untuk disetujui.
2. Pemborong harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan kapasitas peralatan
yang akan dipasang, apabila ada sesuatu yang diragukan, pemborong harus segera
menghubungi direksi. Pengambilan ukuran dan atau pemilihan kapasitas peralatan yang salah
akan menjadi tanggung jawab pemborong.

d. Testing & Commissioning


1. Pemborong instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran yang dianggap perlu
untuk mengetahui apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi dengan baik dan dapat
memenuhi semua persyaratan yang ada.

MEKANIKAL ELEKTRIKAL 21
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis
2. Testing/pengujian meliputi: Uji isolasi minimal 10 M (Mega Ohm) dan uji beban penuh.
3. Test elektrikal beban penuh selama 3 x 24 jam, harus disaksikan oleh Direksi atau Pengawas
dan bila terjadi kerusakan atau kesalahan harus diperbaiki atas tanggungjawab pemborong.
4. Semua bahan dan perlengkapannya yang diperlukan untuk mengadakan testing tersebut
merupakan tanggung jawab pemborong.
5. Hasil pengujian dituangkan dalam berita acara sebagai syarat penyerahan pertama.

e. Masa Pemeliharaan dan Serah Terima Pekerjaan


1. Peralatan instalasi ini harus digaransi selama satu tahun terhitung sejak saat penyerahan
pertama.
2. Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah selama tiga bulan terhitung sejak saat
penyerahaan pertama.
3. Selama masa pemeliharaan, pemborong instalasi ini diwajibkan mengatasi dan mengganti
segala kerusakan yang terjadi tanpa adanya tambahan biaya.
4. Selama masa pemeliharaan ini, seluruh instalasi yang telah selesai dilaksanakan masih
merupakan tanggung jawab pemborong sepenuhnya.
5. Selama masa pemeliharaan ini, apabila pemborong instalasi ini tidak melaksanakan teguran dari
pengawas atas perbaikan/penggantian/penyetelan yang diperlukan, maka pengawas berhak
menyerahkan perbaikan/penggantian/penyetelan tersebut kepada pihak lain atas biaya
pemborong instalasi ini.
6. Selama masa pemeliharaan ini, pemborong instalasi ini harus melatih petugas-petugas yang
ditunjuk oleh pemilik sehingga dapat mengenali sistem instalasi dan dapat melaksanakan
pemeliharaannya.
7. Serah terima pertama dari instalasi ini harus dapat dilaksanakan setelah ada bukti pemeriksaan
dengan hasil yang baik yang ditanda tangani oleh pemborong dan pengawas serta dilampir surat
ijin pemakaian dari jawatan keselamatan kerja.
8. Apabila diperlukan oleh pemberi tugas, pemborong harus bersedia datang ke lokasi proyek
untuk mengatasi dan memperbaiki kerusakan-kerusakan yang terjadi. Petugas yang ditunjuk
oleh pemborong harus sudah hadir paling lambat 3 jam setelah dihubungi oleh pemberi tugas.

f. Penambahan/Pengurangan/Perubahan Instalasi
1. Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana yang disesuaikan dengan kondisi
lapangan, harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan pihak direksi.
2. Pemborong instalasi ini harus menyerahkan setiap gambar perubahan yang ada kepada pihak
pengawas dalam rangkap 3 (tiga).
3. Perubahan material dan lain-lainnya, harus diajukan oleh pemborong kepada pengawas secara
tertulis. Pekerjaan tambah/kurang/perubahan yang ada harus disetujui oleh Pengawas secara
tertulis.

g. Ijin-Ijin
Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta seluruh biaya yang
diperlukannya menjadi tanggung jawab pemborong.

h. Pembobokan, Pengelasan dan Pengeboran


1. Pembobokan tembok, lantai, dinding dan sebagainya yang diperlukan dalam pelaksanaan
instalasi ini serta mengembalikan seperti kondisi semula, menjadi lingkup kerja instalasi ini.
2. Pembobokan/pengelasan/pengeboran hanya dapat dilaksanakan apabila ada persetujuan dari
pihak pengawas secara tertulis.

MEKANIKAL ELEKTRIKAL 22
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis
1.3. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan Elektrikal yang dikerjakan dalam kontrak ini meliputi pengadaan, pengiriman, instalasi,
testing dan commissioning sehingga baik perbagian maupun sistem secara keseluruhan dapat bekerja
dan beroperasi secara baik dan efisien sesuai dengan standar-standar acuan yang direncanakan.
Termasuk di dalam lingkup pekerjaan ini adalah jaminan kualitas peralatan maupun sistem selama 2
(dua) tahun sejak dilakukannya serah terima kedua dari penyedia jasa kepada pemberi kerja.
Pekerjaan Elektrikal yang dimaksudkan disini adalah pekerjaan yang meliputi seluruh sistem dan
peralatannya. Rekanan diharuskan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan Mekanikal hingga sistem
bekerja dengan sempurna. Lingkup tugas dan tanggung jawab adalah sebagai berikut ini:

a. Pekerjaan Listrik dan Instalasi


Pekerjaan Listrik dan Instalasi meliputi:
- Penyambungan daya listrik gedung baru dari PLN
- Pengadaan dan pemasangan kabel feeder menuju MDP dan Panel Distribusi
- Pengadaan dan pemasangan Panel MDP & panel-panel distribusi per lantai
- Pengadaan dan pemasangan Kabel Toevoer ke panel panel bangunan
- Pekerjaan instalasi Lampu Penerangan bangunan
- Pengadaan dan pemasangan instalasi Kotak Kontak
- Pengadaan dan pemasangan cable tray serta cable ladder
- Pengadaan dan pemasangan Sistem Penyalur Petir
- Pengurusan ijin-ijin
- Melaksanakan Test Comissioning
- Melaksanakan pelatihan
- Membuat as built drawing dan buku petunjuk pelaksanaan operasi

b. Pekerjaan Fire Alarm Control System


Pekerjaan Fire Alarm Control System meliputi:
- Pengadaan dan pemasangan unit utama FACP tipe Konvensional
- Pengadaan dan pemasangan instalasi Photoelectric type Smoke Detector
- Pengadaan dan pemasangan instalasi Rate Of Rise Temperature Detector
- Pengadaan dan pemasangan Indicator Lamp, Alarm Bell dan Manual Station Break Glass
- Pengurusan ijin-ijin
- Pekerjaan test commissioning
- Melaksanakan pelatihan
- Membuat as built drawing dan buku petunjuk pelaksanaan operasi

c. Pekerjaan Komunikasi Data


Pekerjaan Komunikasi data dan suara meliputi :
- Pengadaan dan pemasangan Acces Switch/Hub
- Pengadaan dan pemasangan Wifi Access Point
- Pengadaan dan pemasangan instalasi pengkabelan sampai dengan outlet data
- Melaksanakan pemprograman sistem standard sesuai dengan yang dibutuhkan user
- Melaksanakan test commisioning
- Melaksanakan pelatihan

MEKANIKAL ELEKTRIKAL 23
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis
- Membuat as built drawing dan buku petunjuk pelaksanaan operasi dan perawatan

d. Pekerjaan Komunikasi Telepon


Pekerjaan Komunikasi data dan suara meliputi :
- Pengadaan dan pemasangan PABX
- Pengadaan dan pemasangan MDF
- Pengadaan dan pemasangan Terminal Box
- Pengadaan dan pemasangan Unit Handset Telepon
- Pengadaan dan pemasangan instalasi pengkabelan sampai dengan outlet telepon
- Melaksanakan pemprograman sistem standard sesuai dengan yang dibutuhkan user
- Melaksanakan test commisioning
- Melaksanakan pelatihan
- Membuat as built drawing dan buku petunjuk pelaksanaan operasi dan perawatan

1.4. STANDAR DAN REFERENSI


a. Standar dan referensi
Standar dan referensi yang dipakai dalam proyek ini harus sesuai dengan standard :
- Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011 (PUIL 2011)
- Standard Nasional Indonesia (SNI)
- International Electrotechnical Commission (IEC)
- National Electric Code (NEC)
- Standards Association Australia (SAA)
- Britist Standard Institution (BSI)
- Panduan Pemasangan Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran untuk Pencegahan
- Bahaya Kebakaran pada Bangunan Rumah dan Gedung
- Peraturan-peraturan setempat
- Peraturan PLN
- Peraturan Keselamatan Kerja
- Peraturan Instansi yang berwenang
- Peraturan-peraturan lain yang berhubungan dengan pekerjaan yang dikerjakan.

b. Persyaratan Pemborong Listrik


Persyaratan yang melaksanakan proyek ini adalah sebagai berikut:
- Pemborong Listrik harus anggota dari AKLI
- Harus mempunyai Pas Instalatir kelas C yang masih berlaku sampai pekerjaan ini selesai
- Harus mempunyai Surat Ijin Pemborongan sesuai dengan ketentuan Undang-undang Jasa
Konstruksi no 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi dan Undang-undang no 20 tahun 2002
tentang Ketenagalistrikan
- Harus mempunyai tenaga ahli minimal bersertifikat Ahli Madya di bidang listrik yang berafiliasi
dengan Asosiasi Profesionalis Elektrikal Indonesia (APEI)

1.5. GARANSI

MEKANIKAL ELEKTRIKAL 24
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis
Semua pekerjaan dalam lingkup ini harus mempunyai jaminan kualitas baik peralatan maupun sistem
instalasinya.
- Cakupan garansi untuk peralatan utama selama 3 (tiga) tahun
- Cakupan garansi sistem instalasi selama 6 (enam) tahun

1.6. GAMBAR-GAMBAR KERJA


Setelah daftar bahan bersesuaian dengan keadaan lapangan /lokasi dan disetujui oleh Direksi Proyek,
kontraktor masih harus menyediakan gambar-gambar kerja (shop drawing) untuk mendapatkan
persetujuan dari direksi proyek.
Dalam gambar kerja, lebih dijelaskan katalog dari manufacture, dimensi-dimensi, data performance,
nama badan usaha yang menyediakan spare part dan after sales service untuk material-material
tertentu. Dalam gambar kerja harus jelas terlihat dan dijamin bekerjanya peralatan di dalam sistem
secara keseluruhan. Bila dirasa perlu adanya perubahan ataupun penyimpangan dari sistem yang
direncanakan sebelumnya sehubungan dengan daftar bahan yang diajukan, pada prinsipnya dapat
dilakukan sepanjang didukung dengan alasan tertulis dari pabrikan atau prinsipal/distributor utama dari
peralatan tersebut. Perubahan di atas haruslah mendapatkan persetujuan dari Direksi Projek dan tidak
membawa akibat pertambahan biaya.

1.7. KOORDINASI PEKERJAAN


Untuk kelancaran pekerjaan, maka setiap pemborong harus berkoordinasi atau menyesuaikan
pelaksanaan pekerjaan dengan pemborong lainnya atau sesuai dengan petunjuk Direks Projek,
sebelum pekerjaan dimulai. Gangguan dan konflik haruslah dihindari

1.8. PERSYARATAN UMUM BAHAN DAN PERALATAN


a. Syarat-syarat Dasar
- Untuk menjamin keaslian, pelayanan purna jual, ketersediaan spare part dan tanggung jawab
garansi, maka semua barang dan peralatan import, harus mendapatkan dukungan dari
principal atau agen yang berada di Indonesia.
- Untuk menjamin keaslian, pelayanan purna jual, ketersediaan spare part dan tanggung jawab
garansi, maka semua barang dan peralatan lokal, harus mendapatkan dukungan dari pabrikan
lokal.
- Semua bahan atau peralatan harus baru, dalam arti bukan barang bekas atau hasil perbaikan
- Bahan atau peralatan harus mempunyai kapasitas yang cukup
- Harus sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan yang telah ditentukan secara khusus seperti
tercantum pada bagian RKS dan Sfesifikasi Teknis untuk masing-masing jenis pekerjaan yang
secara rinci.
- Ukuran fisik harus cukup dan tidak meminta ruangan lebih besar dari yang telah telah disediakan
- Kapasitas yang tercantum baik dalam gambar atau spesifikasi merupakan ukuran minimum.
Penyesuaian dalam pemilihan boleh dilakukan oleh kontraktor dengan syarat-syarat sebagai
berikut :
o Mendapatkan persetujuan dari Direksi Proyek
o Tidak menyebabkan tambahan peralatan
o Sistem tidak menjadi lebih sulit
o Tidak membutuhkan tambahan ruang

MEKANIKAL ELEKTRIKAL 25
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis
o Tidak menyebabkan pertambahan biaya operasi dan pemeliharaan

b. Syarat-syarat Fisis
- Bahan atau peralatan dari klasifikasi atau tipe yang sama, diminta dari merk atau dibuat oleh
pabrik yang sama
- Apabila suatu unit peralatan terdiri dari bagian-bagian komponen, maka seluruh bagiannya
sebaiknya dari merk yang sama
c. Syarat-syarat Administrasi Teknis
- Untuk menjamin keaslian produk, maka semua material dan peralatan yang dipasang harus
dilengkapi dengan certificate of Origin
- Certificate of Origin harus disertakan bersamaan dengan pengiriman material/peralatan
- Certificate of Origin harus ditunjukan kepada Direksi Projek dan Direksi Projek diberi copynya
- Certificate of Origin disampaikan kepada pengguna jasa (owner) sebagai kelengkapan
administrasi serah terima pertama
d. Untuk pekerjaan arus kuat (panel TR, lampu, stopkontak, penangkal petir), pemrogresan dilakukan
dengan rincian sebagai berikut :
• Untuk pekerjaan kabel panel, apabila panel telah diletakkan pada dudukannya atau terpasang
pada dinding sesuai penempatan dalam gambar, pekerjaan dapat diprogres maksimal 82%.
• Untuk pekerjaan kabel feeder dan instalasi (penerangan dan kotak kontak), apabila telah
terpasang beserta kelengkapannya, dapat diprogres maksimal 82%. Apabila telah dilakukan tes
no load dapat diprogres maksimal 85%.
• Untuk pekerjaan fixture lampu dan kotak kontak, apabila telah terpsang pada tempatnya dapat
diprogres maksimal 85%.
• Apabila telah dilakukan tes nyala parsial untuk instalasi dan fixture lampu serta kotak kontak,
item pekerjaan dapat diprogres maksimal 90%.
• Seluruh pekerjaan arus kuat dapat diprogres maksimal 100% apabila seluruh sistem telah
terpasang sempurna dan dilakukan testing commisioning dengan sumber listirk yang
seharusnya (bukan dari listrik kerja proyek).
e. Untuk pekerjaan arus lemah (FA, Sound, Data & Telepon), pemrogresan dilakukan dengan rincian
sebagai berikut :
• Untuk pekerjaan peralatan utama, item pekerjaan dapat diproges maksimal 85% apabila telah
terpasang pada tempatnya
• Untuk item-item pekerjaan instalasi, kabel antar panel/TB, dan detektor, item pekerjaan dapat
diprogres maksimal 85% apabila telah terpasang pada tempatnya dan telah saling terhubung.
• Seluruh item pekerjaan dalam lingkup pekerjaan fire alarm dapat diprogress maksimal 100%
apabila telah dilakukan testing dan coomissioning sesuai kriteria dalam spesifikasi teknis.

1.9. DAFTAR MATERIAL


Dalam waktu tidak lebih dari dua minggu setelah pemborong menerima pemberitahuan memulai
pekerjaan, pemborong diharuskan menyerahkan daftar material-material yang akan digunakan. Daftar
ini harus dilengkapi nama, alamat pabrik, katalog dan keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu
oleh direksi proyek, terutama yang berisi informasi mengenai data teknis. Persetujuan oleh direksi atas

MEKANIKAL ELEKTRIKAL 26
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis
dasar data-data tersebut, akan diberikan setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi Proyek.

1.10. MATERIAL
Semua material yang akan dipergunakan harus dalam keadaan baru dan dalam kondisi yang baik.
Material atau peralatan lain yang disebut dengan nama pabrik dalam spesifikasi, maka pemborong
harus menyediakan material atau peralatan tersebut sesuai dengan nama yang dimaksud

1.11. CONTOH BAHAN/MATERIAL


Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan/material yang akan dipasang untuk dimintakan
persetujuan dari Direksi Proyek. Semua biaya yang berkenan dengan penyerahan dan pengembalian
contoh-contoh, menjadi tanggung jawab kontraktor

1.12. PERALATAN YANG DISEBUT DENGAN MERK


Kontraktor wajib/harus menyediakan bahan-bahan, perlengkapan, peralatan, fixtures dan lain-lain yang
disebutkan serta dipersyaratkan, dengan persetujuan Direksi Proyek.

1.13. PERLINDUNGAN PEMILIK


Atas penggunaan bahan, material, sistem sertifikat lisensi dan lain-lain oleh kontraktor, pemberi tugas
dijamin dan dibebaskan dari segala klaim ataupun tuntutan yuridis lainnya

1.14. PENGECATAN
Untuk perlengkapan-perlengkapan yang sudah “Finished” di pabrik, apabila dalam pelaksanaan
pekerjaan terjadi lecet, maka harus di “finished” kembali untuk memperoleh permukaan yang
sama/merata.

1.15. PERCOBAAN
Kontraktor harus melaksanakan uji coba atau percobaan seperti yang dipersyaratkan dan
mendemonstrasikan cara kerja dari segenap sistem, yang disaksikan oleh direksi proyek. Semua
tenaga, bahan dan perlengkapan yang perlu untuk percobaan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung
jawab pemborong. Peralatan/bahan yang pengerjaannya tidak baik, harus diganti dan diperbaiki oleh
kontraktor untuk dicoba dan didemonstrasikan kembali

1.16. MANUAL
Petunjuk pelaksanaan pengoperasian serta pemeliharaan peralatan harus disampaikan kepada
Pemilik selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sebelum dimulainya pengoperasian oleh
pemilik. Petunjuk pengoperasian ini harus lengkap dengan petunjuk-petunjuk yang mendetil mengenai
pemeliharaan, perlengkapan sistem, serta harus lengkap meliputi informasi-informasi yang perlu untuk
pengoperasian jangka panjang.
Manual ini harus menjelaskan model dan ukuran yang tepat serta sistem yang dipakai. Manual ini harus
dibuat serta dijilid dengan rapih dan diserahkan dalam rangkap 4 (empat).

1.17. TANDA PENGENAL


Semua Feeder Cable atau Conduit Cable tertentu, harus diberi tanda pengenal, untuk menjelaskan
penggunaan dan tujuannya. Tanda-tanda pengenal ini harus memakai kode nama, dan dipasang pada
setiap tempat masuk atau keluar dimana “conduit” ini menembus dinding atau lantai. Disamping huruf-
huruf, pada tanda pengenal ini harus digambarkan pula anak panah yang menunjukan arah sedemikian
rupa sehingga mudah terbaca dari ketinggian lantai.

MEKANIKAL ELEKTRIKAL 27
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis
1.18. PLAT NAMA
Pada semua kabinet-kabinet/panel, tempat kontrol, panel board, circuit breaker , tombol-tombol dan
barang-barang perlengkapan lain kecuali tercatat lain, harus dipasang plat nama yang menerangkan
penggunaanya.

1.19. SERAH TERIMA PEKERJAAN


a. Serah terima pekerjaan tahap pertama
1. Sebelum dilakukan serah terima pekerjaan tahap pertama, kontraktor bersama-sama dengan
direksi projek harus melaksanakan check list terhadap semua item pekerjaan.
2. Sebelum dilakukan serah terima pekerjaan tahap pertama kontraktor harus menjamin bahwa
semua pekerjaan sudah dilaksanakan dengan baik dan benar. Hal tersebut dibuktikan dengan
berita acara pemeriksaan pekerjaan yang telah ditandatangani oleh pihak-pihak yang
berkepentingan dengan itu yaitu pihak kontraktor dan pihak direksi proyek (konsultan pengawas
atau konsultan manajemen konstruksi)
3. Disamping persyaratan umum dan persyaratan khusus yang sudah ditentukan pada RKS
sebelumnya, khusus untuk pekerjaan Electrical, pada serah terima tahap pertama ini kontraktor
dipersyaratkan dan diwajibkan untuk menyerahkan persyaratan administrasi sebagai berikut
a. Sertifikat produk asli (certificate of origin) dari semua peralatan utama yang dipakai pada
projek ini
b. Sertifikat garansi dari semua produk peralatan yang dipakai pada produk ini
c. Berita acara pengetesan (test commisioning)
Jika persyaratan ini tidak dipenuhi, maka serah terima pekerjaan tidak dapat dilaksanakan.

b. Serah terima pekerjaan tahap kedua


Untuk pelaksanaan serah terima kedua harus dipenuhi ketentuan sebagai berikut:
1. Masa pemeliharaan projek ditentukan selama 180 (seratus delapan puluh) hari kalender
2. Kontraktor menjamin bahwa semua perbaikan dan penyempurnaan yang harus dilaksanakan
selama masa pemeliharaan sudah dilaksanakan dengan baik dan benar
3. Kebenaran jaminan tersebut dibuktikan dengan berita acara pemeriksaan pekerjaan yang
ditanda tangani oleh pihak kontraktor dan pihak direksi proyek
4. Berita acara ini merupakan salah satu syarat mengikat dalam pelaksanaan serah terima
pekerjaan projek
5. Melaksanakan pelatihan

c. Persyaratan administrasi serah terima pekerjaan tahap kedua


Dalam melaksanakan serah terima kedua kontraktor wajib melampirkan syarat administrasi bidang
electrical sebagai berikut:
1. Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan masa pemeliharaan
2. Berita Acara telah melaksanakan Pelatihan
3. Menyerahkan buku pedoman pengoperasian peralatan (Manual Operation), untuk semua
pekerjaan yang telah dilaksanakan
4. Menyerahkan brosure asli (teknis) untuk semua peralatan yang ada. Brosur ini disusun dan di
jilid rapi sehingga tidak tercecer.
5. Menyerahkan As Build Drawing yang telah diperiksa dan disahkan oleh direksi proyek dalam
bentuk Print Out ukuran A1 sebanyak tiga exemplar
6. Menyerahkan File dalam bentuk CD sebanyak empat copy yang terdiri dari :
a. Dokumen As Built Drawing dalam format AUTOCAD
b. Dokumen teknis peralatan/brosure dalam format PDF

MEKANIKAL ELEKTRIKAL 28
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

MEKANIKAL ELEKTRIKAL 29
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis
2. PANEL TEGANGAN RENDAH

2.1. LINGKUP PEKERJAAN


Meliputi :
• Pengadaan bahan, peralatan, pemasangan, penyambungan, pengujian dan perbaikan selama masa
pemeliharaan.
• Pengadaan dan pemasangan kubikel TR di gedung baru
• Pengadaan dan pemasangan panel sub distribusi
• Pengurusan semua ijin-ijin yang terkait dengan pekerjaan kelistrikan,
• Pengadaan tenaga teknisi dan tenaga ahli.
• Pengadaan suku cadang dan manual operasi termasuk pelatihan bagi operator
• Pengujian dan komisioning lengkap dengan perizinan yang diperlukan.
Dalam lingkup ini termasuk seluruh pekerjaan yang tertera di dalam gambar dan spesifikasi teknis ini
maupun tambahan-tambahan lainnya.

2.2. TYPE DAN MACAM PANEL TEGANGAN RENDAH


Panel-panel daya dan penerangan lengkap dengan semua komponen yang harus ada seperti yang
ditunjukkan dalam gambar. Panel-panel yang dimaksud untuk beroperasi pada 220/380 V, 3 phase, 4
kawat, 50 Hz. Seluruh bagian body panel yang terbuat dari logam harus ditanahkan (Solidly Grounded)
dan harus dibuat mengikuti standard IEC, VDE/DIN, BS, NEC, PUIL dan sebagainya.

a. Panel-panel yang disebut dibawah ini adalah tipe tertutup (Metal enclosed), free standing untuk
pasangan dalam (indoor use) lengkap dengan semua komponen-komponen yang ada :
• Panel Utama Gardu (MDP)
• Panel SDP Gedung

b. Panel-panel yang disebut dibawah ini adalah type tertutup (metal enclosed), Coulomb/Wall
mounting untuk pasangan dalam (indoor use) lengkap dengan semua komponen-komponen yang
ada :
• Panel Lantai
• Panel Pompa
c. Panel-panel lainnya yang tidak tertulis di dalam spesifikasi teknis ini, tetapi tercantum dalam gambar
rencana sebagai panel yang masuk dalam lingkup pekerjaan.

2.3. KARAKTERISTIK PANEL


• Tegangan kerja : 400 volt
• Tegangan uji : 3.000 volt
• Tegangan uji impulse : 20.000 volt
• Frekwensi : 50 Hz

2.4. KONSTRUKSI PANEL


a. Switchgear tegangan rendah harus dapat dioperasikan dengan aman oleh petugas, misalnya
seperti pengoperasian pemutus tenaga (MCCB), pemutus tenaga mini (MCB), pemasangan kembali
indikator-indikator, pengecekan tegangan, pengecekan gangguan dan sebagainya.
b. Switchgear tegangan rendah terdiri dari lemari-lemari yang digunakan untuk pemasangan
peralatan-peralatan atau penyambungan-penyambungan.

MEKANIKAL ELEKTRIKAL 30
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis
c. Peralatan yang merupakan bagian dari sistem pengamanan/interlock harus dibuat sedemikian rupa,
sehingga tidak mungkin terjadi kecelakaan akibat kesalahan-kesalahan operasi yang dibuat oleh
petugas.
d. Panel/kubikel dibuat dari pelat baja tebal tidak kurang dari 1,6 mm dan diberi penguat besi siku atau
besi kanal dengan ukuran standard, sehingga dapat dipertukarkan dan diperluas dengan mudah dan
masing-masing terpisah satu sama lain dengan alat pemisah.
e. Tiap panel terdiri dari bagian sebagai berikut :
• Ruangan busbar disebelah atas dilengkapi dengan penutup yang dapat dilepaskan dengan baut
setelah switchgear dimatikan.
• Ruangan peralatan dilengkapi dengan pintu di sebelah muka, yang dihubungkan dengan sebuah
handel pembuka peralatan sedemikian rupa, sehingga hanya dapat dibuka bila bagian dalam
ruangan tersebut telah off/mati.
• Letak engsel maupun handel dan kunci dari pintu harus disesuaikan ketinggiannya.
• Finishing panel harus dilaksanakan sebagai berikut :
1. Semua mur dan baut harus tahan karat, dilapisi Cadmium
2. Semua bagian dari baja harus bersih dan setelah pengelasan harus secepatnya dilindungi
terhadap kemungkinan terjadinya karat dengan cara galvanisasi atau "Chromium Plating"
atau dengan "Zinc Chromate Primer".
3. Pengecatan akhir dilakukan dengan empat lapis cat oven atau cat “Powder Coating”, warna
abu-abu atau warna lain yang disetujui Direksi.
g. Moulded Case Circuit Breaker (MCCB) harus dari type automatic trip dengan kombinasi thermal
dan instantaneous magnetic unit.MCCB indukdari setiap panel daya (power panel) harus
dilengkapi dengan “Phase Failure Relay” dan kabel controlnya harus tahan api.
h. Busbar induk dalam panel harus dipasang horizontal dibagian bawah/ atas dan mempunyai
kemampuan hantar arus kontinu minimal sebesar 1,5 (satu setengah) kali dari rating ampere
frame pemutus tenaga induk.
Busbars dari bahan tembaga murni dengan minimum konduktivitas 99,99% .
Busbars harus dicat sesuai code warna dalam PUIL 2011;
Phasa : Merah, Kuning, Hitam
Netral : Biru
Ground : Hijau - Kuning.
i. Magnetic Contactor harus dapat bekerja tanpa getaran. Kumparan contactor harus sesuai untuk
tegangan 220 Volt, 50 HZ dan tahan bekerja secara kontinyu pada 10% tegangan lebih dan
harus pula dapat menutup dengan sempurna pada 85% tegangan nominal.
j. Pemberian Tanda Pengenal
Harus dipasang tanda pengenal yang menunjukkan hal-hal berikut :
- Jalur instalasi kabel bawah tanah
- Fungsi peralatan dalam panel
- Posisi terbuka atau tertutup
- Arah putaran handel pengontrol dan switch
- Dan lain-lain.
Tanda pengenal ini harus jelas dan tidak boleh hilang. Tanda pengenal untuk kabel bawah tanah
menggunakan patok yg diberi keterangan ukuran dan arah kabel. Penanda kabel / patok kabel
dipasang di tiap jarak 20 meter

MEKANIKAL ELEKTRIKAL 31
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis
k. Pengujian
Pengujian ini perlu dilakukan bila pabrik tidak menunjukkan sertifikat pengujian yang diakui oleh
PLN (LMK) :
- Test kekuatan tegangan impuls
- Test kenaikan temperatur
- Test kekuatan hubung singkat
- Test arus beban lebih
- Test untuk alat-alat pengaman
- Pemeriksaan apakah peralatan sudah sesuai dengan yang dimaksud
- Pemeriksaan alat-alat interlock dan fungsi kerja handel-handel
- Pemeriksaan kekuatan mekanis dari handel dan alat interlock
- Pemeriksaan kontinuitas rangkaian.

l. Instrumen Panel Metering & Monitoring


Metering dan monitoring energi listrik dalam gedung ditempatkan dan dipasang pada panel
LVMDP, SDP Lighting (Penerangan), SDP Power (Kotak Kontak) dan SDP AC.
Jenis alat metering harus meliputi pengukuran, monitoring, dan recording variabel-variabel serta
fitur-fitur pelengkap sebagai berikut:
- Arus
- Tegangan
- Daya Aktif
- Daya Reaktif
- Frequensi
- Faktor Daya
- Data Logging
- Internal Memory
- Modbus serial (RS485)
- Modbus TCP (ethernet)
- Ethernet gateway

2.5. PRODUK
Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi teknis. Pemborong dimungkinkan untuk mengajukan
alternative lain yang setara dengan yang telah dijadikan acuan dalam perencanaan. Pemborong baru
bisa mengganti bila sudah ada persetujuan resmi dan tertulis dari para pihak yang berkewenangan untuk
itu.

2.6. PERSYARATAN BARANG/MATERIAL

- Semua material yang disuplai dan dipasang oleh kontraktor harus baru dan material tersebut khusus
dibuat untuk pemasangan didaerah tropis, serta sebelum pemasangan harus mendapat persetujuan
tertulis dari Perencana/Direksi Lapangan.

- Semua barang atau material yang didatangkan, harus dilengkapi surat keaslian asal usul barang
yang dikeluarkan oleh authorized dealer/distributor di wilayah Indonesia.

- Pemborong harus bersedia mengganti material yang tidak disetujui karena menyimpang dari
spesifikasi tanpa biaya ekstra.

MEKANIKAL ELEKTRIKAL 32
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis
- Untuk komponen-komponen dari material yang mungkin sering diganti harus dipilih yang mudah
didapat dipasaran

- Thermal imaging panel dan rekapitulasi untuk semua panel dari LVMDP sampai dengan panel
control

- Pengukuran tegangan pada busbar grounding setiap panel dan pengukuran arus pada penghantar
proteksi

2.7. TRAINING & DOKUMEN OPERASI MANUAL

- Pemborong harus membuat dan melaksanakan program pelatihan (training) bagi operator yang
ditunjuk oleh Pemilik, baik mengenai cara pengoperasian maupun pemeliharaan sistem secara
keseluruhan. Program pelatihan dimulai setelah pengujian dan testing comissioning atau sesuai
petunjuk Direksi.

- Pemborong harus membuat dan menyerahkan kepada Direksi buku petunjuk (manual) mengenai
cara pengoperasian dan pemeliharaan sistem secara keseluruhan. Buku tersebut harus diserahkan
sebanyak 4 (empat) rangkap buku

MEKANIKAL ELEKTRIKAL 33
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis
3. KABEL DAYA TEGANGAN RENDAH

3.1. UMUM
Kabel daya tegangan rendah yang dipakai adalah bermacam-macam ukuran dan type yang sesuai
dengan gambar rencana (NYY,NYFGbY, NYM 06/1 KV, NYMHY 0.6/1 KV) kabel daya tegangan rendah
ini harus sesuai dengan standard SII atau S.P.L.N.

3.2. INSTALASI DAN PEMASANGAN KABEL


a. Bahan
Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi persyaratan PUIL 2011/LMK.
Semua kabel/ kawat harus baru dan harus jelas ditandai dengan ukurannya, jenis kabelnya, nomor
dan jenis pintalannya.

Semua kawat dengan panampang 6 mm² keatas haruslah dari jenis dipilin (stranded). Sistem
instalasi listrik di proyek ini tidak boleh memakai kabel dengan penampang lebih kecil 2,5 mm²
kecuali untuk pemakaian kabel kendali/control.

Kecuali dipersyaratkan lain, konduktor yang dipakai ialah dari type :


• Untuk instalasi penerangan adalah NYM dengan conduit Hight Impact uPCV
• Untuk kabel distribusi NYY, NYFGbY
• Kabel yang ditanam di tanah harus menggunakan kabel NYFGbY
• Kabel penerangan luar/jalan dengan menggunakan kabel NYFGbY.
• Untuk kabel-kabel dari alternator genset menuju ke LVMDP menggunakan kabel jenis NYY
Semua kabel NYY yang ditanam didalam perkerasan (tembok, beton, dll) harus berada di dalam
conduit Galvanis yang diameter dalamnya minimal 1,3 dari diameter luar kabel. Kabel yang tertanam
langsung dalam tanah dilindungi dengan pasir dan bata merah.

b. Terminasi Kabel
Terminasi Indoor adalah jenis aksesoris kabel pasangan dalam terdiri dari beberapa material tertentu
yang hasil pemasangannya diperuntukan berada didalam ruangan antara lain : Kabel 1 inti (single
core), kabel 3 inti (three core), kabel 4 inti (four core), mulai dari 1 kV sampai dengan 36 kV.
Terminasi Outdor adalah jenis aksesoris kabel pasangan luar terdiri dari beberapa material tertentu
yang hasil pemasangannya diperuntukan berada diluar ruangan antara lain : Kabel 1 inti (single
core), kabel 3 inti (three core), kabel 4 inti (four core), mulai dari 1 kV sampai dengan 36 kV.
Terminasi memiliki berbagai macam bentuk atau tipe, jenis dan ukuran mengikuti ukuran yang
disesuaikan dengan kabel dan atau keperluan yang akan dipakai seperti Tegangan Rendah (LV),
Tengangan Menengah (MV), Tegangan Tinggi (HV), keterangan ini sangat diperlukan untuk
menentukan jenis aksesoris yang dipakai untuk menghindari kesalahan pemasangan yang akan
mengakibatkan gangguan pada jaringan.
c. "Splice" / Pencabangan

Tidak diperkenankan adanya "Splice" ataupun sambungan-sambungan baik dalam feeder maupun
cabang-cabang, kecuali pada outlet atau kotak-kotak penghubung yang bisa dicapai (accessible).

Sambungan pada kabel circuit cabang harus kuat secara mekanis dan harus memenuhi syarat
kemampuan hantar arus listrik. Penyambungan dilakukan dengan cara-cara "Solderless Connector",
kompresi atau disolder.

MEKANIKAL ELEKTRIKAL 34
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis
Dalam membuat "Splice" konector harus dihubungkan pada konduktor dengan baik, sehingga semua
konductor tersambung, tidak boleh ada kabel-kabel telanjang yang kelihatan dan tidak boleh lepas
oleh getaran.

Semua sambungan kabel baik di dalam kotak sambung, panel ataupun tempat lainnya harus
mempergunakan connector terbuat dari tembaga yang diisolasi dengan porselen atau bakelite
ataupun PVC, yang diameternya disesuaikan dengan diameter kabel.

d. Bahan Isolasi
Semua bahan isolasi untuk splice, sambungan dan lain-lain seperti karet, PVC, asbes, tape sintetis,
resin, splice case, composit dan lain-lain harus dari type yang sesuai untuk penggunaan,
lokasi,tegangan kerja dan lain-lainnya. Isolasiharus dipasang dengan cara yang sesuai dengan
persyaratan atau petunjuk teknis dari pabrik pembuat.

e. Penyambungan Kabel
1. Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak penyambung yang
khusus untuk itu (misalnya junction box dan lain-lain). Pemborong harus memberikan brosur-
brosur mengenai cara-cara penyambungan yang dinyatakan oleh pabrik kepada Perencana.
2. Kabel-kabel harus disambung sesuai dengan warna-warna atau nama masing-masing, dan
harus diadakan pengetesan tahanan isolasi sebelum dan sesudah penyambungan dilakukan.
Hasil pengetesan harus dibuat berita acara dan disaksikan oleh Konsultan Pengawas.
3. Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan penyambung tembaga yang dilapisi
dengan timah putih dan harus kuat. Penyambungan kabel harus dengan ukuran yang sesuai.
4. Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan pipa PVC / procelen yang
khusus untuk listrik.
5. Penyekat-penyekat khusus harus dipergunakan bila perlu untuk menjaga tingkat isolasi tertentu.
6. Cara-cara pengecoran sambungan kabel yang ditentukan oleh pabrik harus diikuti, misal
temperatur-temperatur pengecoran dan semua lobang-lobang udara harus dibuka selama
pengecoran.
7. Bila kabel dipasang tegak lurus dipermukaan yang terbuka, maka harus dilindungi dengan pipa
baja dengan tebal minimal 2,5 mm.

f. Saluran Penghantar dalam Bangunan


1. Untuk instalasi penerangan di daerah terbuka tanpa menggunakan plafond gantung, saluran
penghantar (conduit) ditanam dalam beton.
2. Untuk instalasi penerangan di daerah yang menggunakan plafond gantung, saluran penghantar
(conduit) dipasang diatas kabel tray dan diletakkan di atas plafond dengan tidak membebani
plafond.
3. Cable tray harus menggunakan produk pabrikan yang di galvanis dengan ketebalan plat
disesuaikan dengan ukuran lebar kable tray itu sendiri
4. Cable tray harus digantung dengan jarak penggantung maksimal setiap 2 meter dan di setiap
belokan dan atau percabangan
5. Penggantung harus dapat diatur ketinggiannya dengan menggunakan baud
6. Untuk instalasi saluran penghantar di luar bangunan, dipergunakan saluran beton, kecuali untuk
penerangan taman, dipergunakan pipa galvanized dengan diameter sesuai standar. Saluran
beton dilengkapi dengan hand-hole untuk belokan-belokan.
7. Setiap saluran kabel dalam bangunan dipergunakan pipa conduit dengan diameter minimum
5/8". Setiap pencabangan ataupun pengambilan keluar harus menggunakan junction box yang

MEKANIKAL ELEKTRIKAL 35
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis
sesuai. Untuk sambungan yang lebih dari satu di dalam junction box harus menggunakan
terminal strip
Junction box yang terlihat dipakai junction box ex. Jerman Eropa, dengan tutup blank plate
stainless steel, type "star point".
8. Ujung pipa kabel yang masuk dalam panel dan junction box harus dilengkapi dengan "Socket /
lock nut", sehingga pipa tidak mudah tercabut dari panel. Bila tidak ditentukan lain, maka setiap
kabel yang berada pada ketinggian muka lantai sampai dengan 2 m, harus dimasukkan dalam
pipa PVC dan pipa harus diklem ke bangunan pada setiap jarak 50 cm

g. Pemasangan Kabel dalam Tanah


1. Kabel tegangan rendah harus ditanam minimal sedalam 60 cm.
2. Kabel yang ditanam langsung dalam tanah harus dilindungi dengan bata merah, dan diberi pasir,
ditanam minimal sedalam 60 cm.
3. Untuk yang lewat jalan raya ditanam sedalam 100 cm dan dilindungi dengan pipa Galvanized
dengan diameter minimum 2 kali. .
4. Kabel-kabel yang menyeberang jalur selokan, dilindungi dengan pipa galvanized, kabel harus
berjarak tidak kurang dari 30 cm dari pipa gas, air dan lain-lain.
5. Galian untuk menempatkan kabel yang dipasang dalam tanah harus bersih dari bahan-bahan
yang dapat merusak isolasi kabel, seperti : batu, abu, kotoran bahan kimia dan lain sebagainya.
Alas galian (lubang) dilapisi dengan pasir kali setebal 10 cm. kemudian kabel diletakkan,
diatasnya diberi bata atau concrete plate dan akhirnya ditutup dengan tanah urug.
6. Penyambungan kabel dalam tanah tidak diperkenankan secara langsung. Penyambungan
harus mempergunakan peralatan khusus untuk penyambungan kabel dalam tanah.
7. Agar memudahkan didalam pengoperasian, pengurutan kabel dan menghindari kecelakaan
akibat tergali/tercangkul. Penanaman dan penyambungan kabel harus diberikan tanda yang jelas
pada jalur-jalur penanaman kabelnya. Kabel yang tertanam di dalam tanah harus diberi tanda
patok setiap jarak 25 meter dan/atau di setiap belokan. Patok harus diberi keterangan jenis kabel,
ukuran kabel dan arah aliran arus.

3.3. PENGUJIAN & TESTING


Dalam melaksanakan pekerjaan kelistrikan, sebelum dioperasikan harus dilakukan pengetesan. Adapun
pengetesan terdiri dari dua jenis yaitu pengetesan di lapangan dan pengetesan di laboratorium atau
pengetesan di fabrik (Factory Test). Berikut adalah beberapa penjelasan mengenai sistem pengetesan
tersebut:

a. Factory Test
• Pengetesan Individuil
Pengetesan ini dilakukan pada setiap potong kabel dan terdiri dari pengetesan sebagai berikut :
 Pengetesan ukuran tahanan hantaran
 Pengetesan dielektrik
 Pengukuran loss factor
 Continuity

• Pengetesan Khusus
Pengetesan ini dilakukan terhadap sample dari kabel yang akan dipakai. Pengetesan tersebut
terdiri dari test sebagai berikut :
 Test tegangan impuls
 Mekanikal test

MEKANIKAL ELEKTRIKAL 36
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis
 Pengukuran loss factor pada bermacam-macam temperature
 Pengetesan dielektrik
 Pengetesan perambatan (Creep Test)
Pelaksanaan pengetesan dapat dilaksanakan di work shop jika memungkinkan. Jika pengetesan
di work shop tidak memungkinkan, maka cukup dengan menyampaikan hasil sertifikat factory
test yang sudah di sahkan oleh instansi yang berwenang untuk itu.

b. Site Test
Pengetesan setelah instalasi kabel. Setelah kabel ditanam, penyambungan-penyambungan dan
pemasangan kotak akhir, maka dilakukan pengetesan dielektrik/insulation test.

MEKANIKAL ELEKTRIKAL 37
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis
4. INSTALASI PENERANGAN DAN KOTAK KONTAK

4.1. LINGKUP PEKERJAAN


Untuk pekerjaan instalasi penerangan dan kotak kontak, pada pembangunan gedung ini adalah semua
yang tercantum di dalam gambar kontrak
Pekerjaan instalasi penerangan dan kotak kontak ini meliputi :
• Pengadaan dan pemasangan lampu penerangan di dalam bangunan maupun di luar bangunan
• Pengadaan dan pemasangan kotak kontak (saklar) dan tusuk kotak (stop kontak)

4.2. LAMPU DAN ARMATURE PENERANGAN UMUM


a. Umum
Lighting System merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari Housing dan Reflector, Lampu serta
Gears.
- Housing, reflector, lampu dan gears (capacitor, ballast, starter dan accessories) sebaiknya
merupakan satu set dari satu merk (bukan campuran)
- Reflector harus dilengkapi dengan system anti glare(Optic Lighting Control), yang terbuat dari
optic dengan konstruksi tiga dimensi lengkung, sehingga sumber cahaya yang tertangkap oleh
kaca (misal : monitor komputer) tidak terpantulkan.
b. Housing Material dan Finishing Lampu TL LED
- Zinc coated white paint sheet steel 0.5 mm
- In-fill panel : Cold Rolled steel with white paint
- Lampu dan armaturenya harus sesuai dengan yang dimaksudkan, seperti yang dilukiskan dalam
gambar-gambar elektrikal .
- Semua armatur lampu harus mempunyai terminal pentanahan (grounding).
- Housing lampu harus cukup kuat terhadap kenaikan temperatur dan beban mekanis dari louver.
- Reflector terutama untuk ruangan office harus memakai bahan tertentu, sehingga diperoleh
derajat pemantulan yang sangat tinggi.
- Ventilasi di dalam box harus dibuat dengan sempurna. Kabel-kabel dalam box harus diberikan
saluran atau klem-klemn tersendiri, sehingga tidak menempel pada ballast atau kapasitor.
- Box terbuat dari pelat baja tebal sesuai dengan jenis lampu seperti tertera dalam gambar
perencanaan, diproses anti korosi proses “posphating”, dicat dasar tahan karat, kemudian di
finish dengan cat akhir dengan powder coating warna putih.
- Box yang terbuat dari glass - fibre reinforced polyster dengan brass insert harus tahan terhadap
bahan kimia, maupun gas kimia
- Cover yang terbuat dari dari clear polycarbonate harus tahan terhadap bahan kimia, maupun gas
kimia.
- Pelat kisi armatur lampu tipe surface mounted harus mempunyai ketebalan minimum 0,5 mm.
- Skedul Lampu Penerangan, harus mengacu ke gambar rencana dan desain Perencanaan.

4.3. KOTAK KONTAK


- Kotak kontak dinding yang dipakai adalah kotak kontak biasa 1 phasa + N + E, rating 250 Volt, 16
Ampere, untuk pemasangan di dinding / kolom.
- Kotak kontak baik tipe tunggal maupun ganda dengan kontak pembumian disisinya harus dari tipe
pemasangan terbenam (inbow) dan harus memenuhi standar CEE7
- Kapasitas minimal kotak kontak adalah 250 volt, 16 A baik tipe tunggal maupun ganda

MEKANIKAL ELEKTRIKAL 38
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis
- Kotak kontak dipasang pada ketinggian 30 cm dari atas permukaan lantai, kecuali ditentukan secara
khusus.
- Kotak kontak baik tipe tunggal, rangkap maupun hotel, harus dari tipe pemasangan terbenam
dengan kapasitas minimal 10 A dan harus memenuhi standard BS 3676
- Kotak kontak dipasang pada ketinggian 150 cm dari atas permukaan lantai, kecuali ditentukan
secara khusus
- Kotak kontak dan kontak kontak untuk peralatan harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrik
pembuat peralatan
- Kecuali ditentukan lain, semua Kotak kontak dan kotak kontak dan grid switch harus berwarna putih.

4.4. ISOLATING SWITCHES / CAM SWITCH ATAU ROTARY SWITCH


- Isolating switches harus dipasang pada panel dan dilengkapi dengan indicating lamp.
- Rating isolating switch harus lebih tinggi dari rating MCB / MCCB pada feeder di panelnya.
- Rating tegangan adalah untuk 1 fasa 250 Volt, 3 phasa, 415 Volt.
- Switches harus dipasang pada box.

4.5. BOX UNTUK KOTAK KONTAK DAN KOTAK KONTAK


- Box harus dari bahan baja atau moulded plastic dengan kedalaman tidak kurang dari 35 mm.
- Kotak dari metal harus mempunyai terminal pentanahan kotak kontak atau kotak kontak dinding
terpasang pada box harus menggunakan baut, pemasangan dengan cara yang mengembang tidak
diperbolehkan.

4.6. KABEL INSTALASI


- Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan instalasi kotak kontak harus kabel inti tembaga
dengan insulasi PVC, satu inti atau lebih (NYM, NYY).
- Kabel harus mempunyai penampang minimal dari 2,5 mm² kode warna insulasi kabel harus
mengikuti ketentuan PUIL 2011 sebagai berikut :
Fasa R : merah
Fasa S : kuning
Fasa T : hitam
Netral : biru
Grounding : hijau/kuning

4.7. PIPA INSTALASI PELINDUNG KABEL


- Pipa instalasi pelindung kabel feeder yang dipakai adalah conduit uPVC high impact. Pipa, elbow,
socket, junction box, clamp dan accessories lainnya harus sesuai yang satu dengan lainnya, yaitu
tidak kurang dari diameter 19 - 25 mm.
- Pipa flexible harus dipasang untuk melindungi kabel antara kotak sambung (T-Junction box) dan
armature lampu.
- Sedangkan pipa untuk instalasi penerangan dan kotak kontak dengan pipa conduit uPVC, high
impact conduit-heavy gauge, minimum diameter 16 - 25 mm.

4.8. RAK KABEL


- Rak kabel yang dipakai untuk distribusi kabel listrik digunakan jenis cable ladder dan cable tray yang
terbuat dari plat Mild Steel dengan ketebalan min. 2,0 mm, dan difinishing Hot Dip Galvanis dilapisi
oleh Zinchromate harus tahan terhadap bahan kimia dan gas kimia.

MEKANIKAL ELEKTRIKAL 39
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis
- Demikian pula untuk cable tray yang berfungsi sebagai jalur kabel NYM untuk penerangan dan kotak
kontak, yang terbuat dari sheet steel dengan ketebalan min. 2,0 mm dengan difinishing hot dip
galvanized.

4.9. TESTING / PENGUJIAN


Testing dilakukan dengan disaksikan oleh pengawas lapangan dan dibuat berita acara yang disahkan
oleh lembaga yang berwenang pengujian meliputi :

1. Test ketahanan isolasi


2. Test kekuatan tegangan impuls
3. Test kenaikan temperatur
4. Continuity test.

MEKANIKAL ELEKTRIKAL 40
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis
5. SISTEM PEMBUMIAN DAN PENYALUR PETIR

5.1. SISTEM PEMBUMIAN


a. Umum
Yang dimaksud dengan pembumian dalam hal ini dibagi menjadi dua bagian yaitu pembumian
system dan pembumian perlengkapan (peralatan).

b. Pembumian Sistem
Sistem pembumian peralatan-peralatan dari bahan metal (panel-panel, housing peralatan, cable
rack, pintu-pintu besi, tangki-tangki dan lain-lain) harus dihubungkan pada elektroda pembumian baik
secara terpadu atau secara terpisah (individual).

Elektroda pembumian terbuat dari batang tembaga diameter 5/8" dan harus ditanam sehingga dapat
dicapai tahanan pembumian maksimal 5 Ohm.

Untuk peralatan-peralatan yang terletak di lantai atas, dapat dibuat hubungan pembumian terpadu,
yaitu dengan mengikuti standard-standard yang berlaku dalam PUIL 2011.

Ketentuan-ketentuan yang harus diikut antara lain sebagai berikut :

Penampang Konduktor
Penghantar daya yang digunakan (mm2) Penghantar pembumian (mm2)
≤10 mm² 6 mm²
16 mm² 10 mm²
35 mm² 16 mm²
70 mm² 50 mm²
120 mm² 70 mm²
≥150 mm² 95 mm²

c. Pembumian Perlengkapan
Sistem pembumian perlengkapan, terutama peralatan-peralatan elektronik harus dipenuhi syarat-
syarat sebagai berikut:
1. Tahanan pentanahan untuk peralatan listrik maksimum 5 Ohm.
2. Peralatan elektronik lainnya seperti server, telephone/PABX, sound system, FACP dan peralatan
kendali Lift, tahanan pentanahannya maksimum 2 Ohm.

d. Teknik Pengerjaan Pembumian


- Tanam pipa galvanis 1,5” secara vertical sampai kedalaman tanah tertentu setelah diukur
tahanan pembumian nya harus kurang dari 5 Ohm
- Kemudian pipa dicabut kembali sehingga akan meninggalkan lubang dengan diameter 1,5 “.
- Isi lubang tersebut dengan serbuk arang padat
- Tanam elektrodanya di tengah-tengah serbuk arang tersebut.
- Terminal pembumian tersebut harus terletak di dalam bak kontrol khusus.
- Sambungan sistem pembumian dengan down conductor ditempatkan dalam bak kontrol
- Penempatan bak kontrol harus mudah dijangkau dan mudah untuk dilakukan pemeriksaan dan
pengetesan.

MEKANIKAL ELEKTRIKAL 41
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis
- Sambungan antara down conductor dan sistem pembumian harus terikat erat sehingga
konduktivitasnya terjamin. Namun demikian harus pula mudah di buka untuk dilakukan
pengetesan.

Jika tahanan pembumiaan yang diinginkan belum bisa dicapai, sehingga untuk pencapaianya
diperlukan beberapa elektrode maka jarak antara elektrode tersebut minimum harus dua kali
panjangnya. Jika elektrode tersebut tidak bekerja efektif pada seluruh panjangnya, maka jarak
minimum antara elektroda harus dua kali panjang efektifnya.

5.2. SISTEM PENANGKAL PETIR


a. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini termasuk pengadaan semua material, peralatan, tenaga kerja dan lain-lain
untuk pemasangan, pengetesan, commissioning dan pemeliharaan yang sempurna untuk seluruh
instalasi sistem penangkal petir seperti dipersyaratkan di dalam buku ini dan seperti ditunjukkan
pada Gambar Perencanaan. Dalam pekerjaan ini harus termasuk juga pekerjaan-pekerjaan kecil
lain yang berhubungan dengan pekerjaan ini yang tidak mungkin disebutkan secara terinci di dalam
buku ini, tetapi dianggap perlu untuk keselamatan dan kesempurnaan fungsi dan operasi instalasi
sistem penangkal petir.
Item-item pekerjaan yang harus dilaksanakan adalah sebagai berikut :
- Elektroda Penangkal petir ini termasuk batang penangkap petir (air termination), dudukan air
termination dan peralatan bantu lainnya yang dibutuhkan untuk kesempurnaan instalasi
sistem penangkal petir.
- Hantaran Turun,
- Di dalam item ini termasuk juga pipa pelindung, penyangga dan klem untuk dudukan dan
pemasangan hantaran turun.
- Elektroda Pembumian,
Item ini meliputi batang pembumian, terminal penyambungan, bak kontrol dan material-material
bantu lainnya.
- Instalasi sistem penangkal petir harus mengikuti Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir atau
peraturan peraturan lainnya yang berlaku di Indonesia, serta harus mendapat Rekomendasi dari
Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia.
b. Elektroda Penangkal Petir/Air Termination
Elektroda penangkal petir ini terdiri dari :
- Air Termination dari jenis Early Streamer Emission (ESE)
- Dudukan air termination yang terbuat dari fibre glass dengan diameter 70 mm dan ketinggian
minimum 2,5 meter.
- Pemasangan dudukan air terminator harus tahan terhadap pengaruh goncangan dan angin.
- Air termination yang dipakai harus mendapat izin atau rekomendasi dari Departemen Tenaga
Kerja Republik Indonesia atau instansi lain yang berwenang.
- Air termination yang dipakai dengan menggunakan air termination dari jenis bukan radioaktif.
- Detail dan tata letak instalasi penangkal petir sesuai dengan Gambar Perencanaan.
- Air termination harus terbuat dari bahan yang tahan untuk dialiri arus listrik yang cukup besar
tanpa terjadi kerusakan.
- Elektroda penangkal petir harus dihubungkan dengan hantaran turun

MEKANIKAL ELEKTRIKAL 42
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis
- Pemasangan penangkal petir harus diatur sedemikian rupa, sehingga semua bagian atau benda
yang berada di atap sampai dengan lantai basement harus dapat terlindung oleh sistem instalasi
penangkal petir.
c. Hantaran Turun
- Hantaran turun berfungsi untuk mengalirkan muatan listrik petir yang diterima/ditangkap oleh
elektroda penangkal petir ke konduktor pembumian. Oleh karena itu, hantaran turun harus
dihubungkan secara sempurna, baik dengan elektroda penangkal petir maupun elektroda
pembumian.
- Hantaran turun terbuat dari Insulated Copper Cable yang pasang untuk hantaran turun sistem
penangkal petir.
- Insulated Copper cable yang digunakan harus mendapat rekomendasi dari pabrik pembuatnya
yang menyatakan bahwa kabel tersebut dapat digunakan untuk sistem penangkal petir.
- Insulated Copper cable yang digunakan mempunyai ukuran min. 70 mm2
- Hantaran turun harus dipasang dengan baik, lurus dan mempunyai kekuatan yang cukup
sehingga mampu menahan gangguan mekanis.
d. Elektroda Pembumian
- Elektroda pembumian terbuat dari pipa GIP diameter 11/2" dan plat tembaga serta lilitan kawat
timah dengan konstruksi seperti tercantum di dalam Gambar Perencanaan.
- Elektroda pembumian harus ditanam langsung di dalam tanah dengan panjang bagian yang
tertanam minimal sepanjang 6 M dan mempunyai tahanan pentanahan sebesar 2 Ohm.
- Terminal penyambungan untuk menghubungkan elektroda pembumian dengan hantaran turun
harus dilakukan di dalam bak kontrol. Penyambungan tersebut harus menggunakan mur baut
berukuran M-10 sebanyak tiga titik.
- Sistem pembumian untuk penangkal petir ini harus terpisah dari sistem pembumian untuk sistem
elektrikal lainnya.
e. Bak Kontrol/Terminal Penyambungan
- Bak kontrol berfungsi sebagai tempat penyambungan antara hantaran penyalur petir dengan
elektroda pembumian (terminal pembumian) dan sebagai tempat untuk melakukan pengukuran
tahanan pembumian.
- Dimensi konstruksi bak kontrol sesuai dengan Gambar Perencanaan.
- Dinding dan tutup bak kontrol terbuat dari konstruksi beton.
- Bak kontrol mempunyai tutup yang dilengkapi dengan handle. Tutup bak kontrol ini harus
dapat dibuka dengan mudah.
f. Penyangga Dan Klem
- Penyangga digunakan untuk memegang hantaran penyalur petir.
- Penyangga terbuat dari besi yang digalvanisasi sehingga tahan terhadap karat.
- Dimensi dan konstruksi penyangga sesuai dengan Gambar Perencanaan.
- Jarak antara 2 (dua) penyangga yang berdekatan minimal 40 cm

5.3. METODE PENGUJIAN SISTEM PROTEKSI


a. Pengujian Resistansi Pembumian
Pengujian dengan voltmeter dan amperemeter.
Penghantar bumi dari elektrode bumi yang akan diukur dihubungkan dengan penghantar fase
instalasi melalui gawai proteksi arus lebih, sakelar, resistans yang dapat diatur dari 20Ω sampai
1000Ω, dan amperemeter. Antara titik sirkit setelah amperemeter dengan elektrode bumi bantu,

MEKANIKAL ELEKTRIKAL 43
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis
dipasang voltmeter. Jika elektrode bumi yang akan diukur terdiri dari elektrode batang atau pipa
tunggal, maka elektrode bumi bantu harus berjarak sekurang-kurangnya 20 meter dari elektrode
bumi. Jika elektrode bumi yang akan diukur terdiri dari pita (dalam bentuk cincin, radial atau
kombinasi), maka jarak antara elektrode bantu dan elektrode bumi kira-kira 3 kali garis Pada saat
sakelar dimasukkan, resistans tersebut harus dalam kedudukan maksimum. Setelah sakelar
dimasukkan, resistans diatur sedemikian rupa hingga amperemeter dan voltmeter menunjukkan
simpangan secukupnya. Hasil bagi dari tegangan dan arus yang ditunjukkan oleh instrumen ukur
tersebut adalah resistans pembumian yang diukur. tengah rata-rata dari susunan elektrode bumi
tersebut.
Pengujian dengan instrumen ukur resistans pembumian.
Elektrode bantu yang diperlukan untuk pengujian ini harus berjarak minimum 20 meter jika
elektrode bumi terdiri dari elektrode batang, dan berjarak kira-kira 3 kali diameternya jika elektrode
bumi terdiri dari elektrode pita (dalam bentuk cincin, radial atau kombinasi). Pengujian ini harus
dilakukan dengan instrumen yang mempunyai sumber tegangan sendiri. Karena sistem listriknya
tidak dibumikan atau dibumikan melalui resistansi yang tinggi, maka sebelum pengujian,
penghantar netral atau salah satu penghantar fase lainnya perlu dibumikan melalui elektrode
bumi terpisah, pada jarak 20 m baik dari elektrode bumi yang akan diukur maupun dari elektrode
bumi bantu. Bila hasil pengujian tidak lebih besar dari 50Ω, maka sistem penghantar proteksi
dapat dinyatakan efektif.

MEKANIKAL ELEKTRIKAL 44
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis
6. FIRE ALARM SYSTEM

6.1. LINGKUP PEKERJAAN


Untuk pekerjaan instalasi Fire Alarm Control System, adalah semua yang tercantum di dalam gambar
kontrak .
Pekerjaan instalasi Fire Alarm Control System ini meliputi :
- pengadaan semua material utama (main equipment), unit sensor dan alarm, peralatan, tenaga kerja,
dan lain – lain
- pemasangan, pengetesan, commisioning
- pemeliharaan seluruh instalasi system dan instalasi Fire Alarm sesuai dengan yang disyaratkan
dalam buku ini dan pada gambar perencanaan.
Dalam pekerjaan ini harus termasuk juga pekerjaan – pekerjaan kecil lain yang berhubungan dengan
pekerjaan ini yang tidak mungkin disebutkan secara terinci di dalam buku ini, tetapi dianggap perlu
untuk keselamatan dan kesempurnaan fungsi dan operasi instalasi sistem Fire Alarm secara
keseluruhan
Lingkup pekerjaan yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
a. Pusat Kontrol
Berupa pekerjaan pengadaan dan pemasangan Fire Alarm Control Panel (FACP) beserta peralatan
bantu lainnya yang diperlukan untuk kesempurnaan sistem lokasi FACP di Ruang Kontrol. Jenis
dari FACP adalah tipe KONVENSIONAL
b. Initiating Devices
Berupa pekerjaan pengadaan dan pemasangan peralatan deteksi dini kebekaran, seperti Smoke
Detector, Heat Detector dan Manual Alarm Station ( Manual Call Pont ) tipe Break Glass.
c. Alarm Devices
Berupa pekerjaan pengadaan dan pemasangan peralatan pemberi isyarat awal adanya kebakaran,
seperti Indication Lamp, dan Alarm Bell.
d. Instalasi Sistem
Berupa pekerjaan pengadaan dan pemasangan Terminal Box (TB-FA), pengkabelan lengkap
dengan konduit, sparing, metal doos untuk fixtures unit, pencabangan dan penyambungan, serta
peralatan bantu lainnya.

6.2. KEMAMPUAN OPERASI


a. Ketentuan Umum
1. Sistem harus mampu melakukan fungsi Monitoring, yaitu :
- Memonitor kejadian atau kondisi ruang / tempat yang dilengkapi dengan peralatan deteksi
yang sesuai dengan tujuan penggunaannya.
- Memonitor kondisi operasi peralatan yang disupervisi.
2. Sistem harus mampu melakukan fungsi Alerting dan Signaling, yaitu :
- Bila terjadi kondisi yang tidak normal, maka sistem secara otomatis akan memberikan
memberikan tanda-tanda tertentu.
3. Sistem harus mampu melakukan fungsi Controlling, yaitu : Mengoperasikan semua bagian
sistem yang dikontrolnya.
Pengoperasiannya dapat dilakukan dengan cara :
- Otomatis berdasarkan kejadian, artinya apabila sistem mendeteksi adanya ketidak normalan
kondisi, maka secara otomatis sistem menjalankan fungsi pengontrolan. Sebagai contoh jika
sistem mendeteksi adanya asap dalam suatu ruangan, maka sistem akan secara otomatis
memberikan tanda alarm.

MEKANIKAL ELEKTRIKAL 45
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis
- Manual, melalui pusat kontrol.
b. Fire Detection
1. Dari pusat kontrol, harus harus dapat diprogram (maupun secara manual) perintah
pengoperasian sistem. Adanya indikasi bahaya kebakaran dan bekerjanya Control Point pada
masing masing zona dapat dimonitor oleh Pusat Kontrol (FACP) dan ditandai dengan adanya
alarm cahaya ataupun alarm bunyi.
2. Dari Pusat Kontrol harus dapat diprogram secara otomatis (maupun secara manual) untuk
melakukan general alarm keseluruh area zona penginderaan.
c. Pusat Kontrol
1. Pusat kontrol yang digunakan adalah Konvensional type yang bekerja pada sistem tegangan
rendah (24 V DC) dan tetap beroperasi dengan normal pada temperatur operasi 0 sampai 40C.
2. Perlatan ditempatkan dengan sistem module (standard) di dalam box (sheet metal enclosure).
Kabel untuk merangkai modul harus dari jenis Factory-made dan penyambungannya secara
‘solderless’.
3. Pengkabelan ke semua Initiating Devices (Monitor Point), Alarm Devices, dan Releasing Devices
(Control Point) harus dilengkapi dengan alat-alat supervisi secara elektris untuk melihat adanya
gangguan yang terjadi melalui Pusat Kontrol dan interface unit. Gangguan yang dideteksi yaitu
Short-circuit, Open-circuit, dan Ground-fault.
4. Pusat kontrol harus dilengkapi dengan beberapa switch kontrol untuk reset silence switch, alarm
lamp test switch, battery test switch, dan beberapa switch lain sesuai standar produk.
d. Power Supply
1. Catu daya primer menggunakan sistem tegangan 1 phase, 220 V AC, 50 Hz, sistem 3 kawat,
dan dilengkapi dengan ‘electronic voltage stabilizer’.
2. Pusat kontrol dilengkapi dengan catu daya cadangan / backup yang berupa standby battery unit
(24 V DC) dari jenis Nickel Cadmium Battery, Rechargeable, lengkap dengan Charger-nya.
3. Jika catu daya primer mengalami kegagalan, maka secara otomatis beban akan dilayani oleh
catu daya cadangan.
4. Standby battery harus mampu melayani sistem selama 24 jam dalam operasi normal dan
ditambah 30 menit dalam keadaan alarm atau terjadi bahaya kebakaran.
e. Peralatan Pendeteksi (Initiating Devices)
1. Ketentuan Dasar
- Initiating devices yang digunakan terdiri dari tipe automatic dan manual.
- Initiating devices yang digunakan dari tipe surface mounting.
- Rangkaian initiating devices harus menggunakan End-of-Line Resistance (EOLR) yang
ditempatkan dalam box atau sesuai dengan rekomendasi dari pabrik pembuat.
2. Smoke Detector
- Photoelectric Smoke Detector yang digunakan harus dari jenis completely solid state
sehingga sensitivitas deteksinya stabil walaupun terjadi perubahan kondisi lingkungan.
- Photoelectric Smoke Detector harus mempunyai lampu indikator alarm (berupa LED) yang
menyala dalam kondisi alarm.
- Data teknis Photoelectric Smoke Detector sebagai berikut :
o Rating Voltage : 24 V DC
o Operating Voltage : 16 – 30 V DC
o Ambient Temperature : -10C sampai +50C
o Ambient Humidity : 0 sampai 95%
o Air Movement : 0 sampai 80 cm/detik

MEKANIKAL ELEKTRIKAL 46
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis
- Photoelectric Smoke Detector harus mampu mendeteksi asap yang tampak maupun yang
tidak tampak mata.
3. Heat Detector
- Heat Detector yang digunakan mempunyai fungsi yang merupakan kombinasi fungsi dari
Rate-of-Rise Heat Detector dan Fixed-Temperature Heat Detector.
- Sensor Fixed-Temperature bekerja pada saat temperatur udara sekitar mencapai 70C.
- Sensor Rate-of-Rise merasakan laju kenaikan temperatur udara sekitar yang cepat dan
tidak normal, dan bekerja pada kecepatan aliran udara 0,85 m/detik dan temperatur 30C
lebih tinggi dari temperatur udara sekitar, dan beroperasi dalam waktu 30 detik.
4. Manual Initiating Devices
- Manual Initiating Devices atau Manual Alarm Station yang dipakai adalah dari jenis Break
Glass Switch yang tidak memerlukan penggatian protection glass setelah pengaktifan.
- Manual Initiating Devices terbuat dari bahan metal difinish dengan cat merah enamel,
dipasang pada dinding secara exposed atau dipasang pada permukaan dinding (surface
mounting).
5. Alarm Bell
- Alarm suara yang digunakan berupa Bell 24 V DC.
- Alarm Bell mempunyai sound level sekitar 100 db pada jarak 1 meter.
6. Persyaratan Pemasangan
- Smoke Detector dan Heat Detector dipasang langsung menempel pada plafond ruangan.
- Manual Alarm Station dipasang pada dinding secara exposed (surface mounted) pada
ketinggian sekitar 1,40 meter dari lantai.
- Alarm Bell dipasang tepat disebelah Manual Alarm Station.
- Kecuali kabel untuk keperluan komunikasi suara, maka semua kabel instalasi baik yang
ada di FACP maupun di luar panel kontrol harus menggunakan kabel jenis solid conductor
(bukan stranded conductor) dari bahan tembaga.
- Semua instalasi ke circuit yang ada menggunakan kabel PVC dengan ukuran luas
penampang kabel minimal 1,5 mm2 atau sesuai rekomendasi pabrik pembuat peralatan
sistem.
- Semua kabel instalasi, kecuali dari jenis tahan api harus dimasukkan dalam konduit yang
sesuai (minimal diameter ¾ inch).

6.3. PROSEDUR UMUM


a. Contoh Bahan, Data Teknis dan Daftar Bahan
1. Sebelum diadakan/didatangkan ke lokasi, contoh dan/atau brosur/data teknis
bahan/barang/peralatan untuk pekerjaan ini harus diajukan terlebih dahulu kepada Pengawas
Lapangan untuk disetujui.
2. Kontraktor harus membuat daftar yang lengkap untuk bahan, barang, dan peralatan yang akan
digunakan, dan menyerahkannya kepada Pengawas Lapangan untuk mendapat persetujuan
dengan dilampiri brosur-brosur yang lengkap dengan data teknis serta performance dari
peralatan.
3. Semua barang dan peralatan yang diadakan oleh Kontraktor harus disertai dengan Surat
Keterangan Keaslian Barang (Letter of Origin) dari pabrik pembuatnya (Manufacturer) atau agen
utamanya (Authorized Dealer/Agent).

b. Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing)

MEKANIKAL ELEKTRIKAL 47
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis
1. Kontraktor harus membuat dan menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan sistem elektrikal
kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui.
2. Gambar Detail Pelaksanaan harus diserahkan sebelum pengadaan bahan agar diperoleh cukup
waktu untuk pemeriksaan dan tidak ada tambahan waktu bagi Kontraktor bila mengabaikan hal
ini.
3. Gambar Detail Pelaksanaan harus lengkap dan berisi detail-detail yang diperlukan.
4. Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja yang satu dengan Gambar Kerja yang lain atau antara
Gambar Kerja dengan Spesifikasi Teknis, Kontraktor harus melaporkannya kepada Pengawas
Lapangan untuk dicarikan jalan keluarnya.
5. Gambar Kerja Elektrikal hanya menunjukan tata letak bahan dan peralatan, jalur kabel dan
sambungan-sambungan.
6. Gambar Kerja ini harus diikuti dengan seksama.
7. Dalam mempersiapkan Gambar Detail Pelaksanaan, dimensi dan ruang gerak yang
digambarkan dalam Gambar Kerja Arsitektur, Struktur dan Gambar Kerja lainnya yang
berkaitan, harus diperiksa.
8. Kontraktor harus dengan teliti memeriksa kebutuhan ruangan dengan Kontraktor lain yang
mungkin bekerja pada lokasi yang sama untuk memastikan bahwa semua peralatan dapat
dipasang pada tempat yang telah ditentukan.
c. Pengiriman dan Penyimpanan
1. Semua bahan dan peralatan yang didatangkan harus dalam keadaan baik, baru, bebas dari
segala cacat dan dilengkapi dengan label, data teknis dan data lain yang diperlukan.
2. Semua barang dan peralatan yang diadakan oleh Kontraktor harus disertai dengan surat
jaminan keaslian barang (Letter of Origin) dan mempunyai jaminan serta garansi (Warranty).
3. Semua bahan dan peralatan harus disimpan dalam kemasannya pada tempat yang aman dan
terlindung dari kerusakan.
d. Ketidaksesuaian
1. Pengawas Lapangan berhak menolak semua bahan yang didatangkan atau dipasang yang
tidak memenuhi ketentuan dalam Gambar Kerja dan/atau Spesifikasi Teknis.
2. Kontraktor harus segera memperbaiki dan/atau mengganti setiap pekerjaan yang tidak sesuai,
tanpa tambahan biaya dari Pemilik Proyek.
3. Bila bahan-bahan yang akan didatangkan ternyata menyimpang atau berbeda dengan yang
ditentukan, Kontraktor harus terlebih dahulu membuat pernyataan tertulis yang menjelaskan
usulan penggantian, dengan maksud bila diterima, akan segera diadakan penyesuaian. Bila
Kontraktor mengabaikan hal di atas, Kontraktor bertanggung jawab melaksanakan pekerjaan
sesuai Gambar Kerja.

6.4. PELAKSANAAN PEKERJAAN


a. Umum
1. Semua bahan dan perlengkapan yang akan dipasang harus dalam keadaan baru, tidak rusak,
bukan barang bekas dan tidak bercacat, serta telah diuji di pabrik pembuatnya.
2. Fire Alarm Control Panel, Detector, Manual Alarm Station, dan Alarm Bell harus dipasang sesuai
petunjuk dari pabrik pembuat dengan tetap memperhatikan ketentuan dalam Gambar Kerja.
b. Pengujian dan Uji Penampilan
1. Kontraktor harus melakukan semua pengujian dan pengukuran yang dianggap perlu oleh
Pengawas Lapangan untuk memeriksa bahwa seluruh instalasi dapat berfungsi dengan baik
dan memenuhi semua persyaratan dan seluruh peralatan harus lulus uji fungsional.

MEKANIKAL ELEKTRIKAL 48
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis
2. Kontraktor harus menyediakan peralatan dan fasilitas untuk pengukuran, pengujian dan uji
penampilan.
3. Waktu pelaksanaan pengujian dan uji penampilan akan ditentukan oleh Pengawas Lapangan.
4. Kabel-kabel feeder sebelum dan sesudah diinstalasikan harus lulus uji kesinambungan.
5. Kontraktor harus menyerahkan kepada pemilik Proyek melalui Pengawas Lapangan, buku asli
pengoperasian/pemeliharaan peralatan berikut salinannya dalam jumlah tertentu, sesuai
persyaratan kontrak.
6. Kontraktor harus menyerahkan kepada pemilik Proyek melalui Pengawas Lapangan, Surat
Jaminan (Warranty) atas produk sistem pengindera kebakaran, dengan jangka waktu masa
garansi sesuai standar dari pabrik pembuat.
c. Uji Penerimaan
1. Setelah pemasangan selesai, Kontraktor harus mengadakan uji penerimaan / acceptance test,
dengan prosedur pengujian yang disetujui, untuk menunjukkan bahwa semua perangkat bekerja
dan beroperasi dengan baik sesuai ketentuan.
2. Uji penerimaan akan meliputi simulasi bahaya kebakaran di setiap ruang dimana suatu detektor
terpasang sesuai dengan jenis detektor yang dipasang. Juga dilakukan pengujian terhadap
semua fasilitas yang dimiliki oleh unit panel pusat kontrol (FACP).
d. Training (Pelatihan)
Kontraktor diwajibkan mengadakan Training atau Pelatihan kepada bagian operasional Gedung
atau yang ditunjuk Pemilik sampai mampu mengoperasikan peralatan Fire Alarm sistem .
e. Pemeliharaan dan Pengoperasian Peralatan
Masa pemeliharaan pekerjaan sistem tata suara sesuai persyaratan dalam kontrak diwajibkan untuk
mengatasi segala kerusakan serta kekurangan-kekurangan.

6.5. SYARAT PENERIMAAN


a. Pada waktu selesainya pemasangan dari seluruh perlengkapan instalasi Fire Alarm harus dalam
kondisi baik dan bebas cacat. Bagian-bagian yang rusak harus diganti oleh Kontraktor atas biaya
Kontraktor.
b. Mengadakan perbaikan lain terhadap kerusakan-kerusakan yang diakibatkan kecerobohan para
pekerja, baik untuk pekerjaan fire alarm maupun pekerjaan lain yang mengalami kerusakan.
c. Pengujian dan pemeriksaan instalasi Fire Alarm yang terpasang.
Setelah terpasang sistem yang baik, wiring instalasi yang telah sesuai, maka pemeriksaan dan
pengujian harus dilakukan apakah sistem sudah bekerja dengan baik dan benar.
d. Pengujian
- Kontraktor harus melakukan semua pengujian seperti yang disyaratkan disini dan
mendemonstrasikan cara kerja dari segenap sistem, yang disaksikan oleh Konsultan Pengawas.
Semua tenaga, bahan dan perleng¬kapan yang perlu untuk pengujian tersebut, merupakan
tanggung jawab Kontraktor.
- Peralatan, bahan dan pengerjaan yang tidak baik, rusak ataupun cacat harus diganti dan
diperbaiki oleh Kontraktor untuk dicoba (di-tes) dan didemonstrasikan kembali.
- Kontraktor harus bertanggung jawab untuk memperoleh persetujuan dari Dinas Kebakaran
setempat atau pihak yang berwenang bagi pemasangan Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran
dan seluruh biaya yang timbul adalah tanggung jawab Kontraktor.
- Seluruh hasil pengujian yang telah dilakukan harus dibuatkan Berita Acara Pengujian yang
dimintakan persetujuan Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana.

MEKANIKAL ELEKTRIKAL 49
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis
7. SISTEM TELEKOMUNIKASI (DATA)

7.1. UMUM
Yang dimaksud dengan sistem telekomunikasi disini meliputi komunikasi data dan suara. Sistem
telekomunikasi yang dirancang untuk proyek ini berbasis teknologi Internet Protokol (IP Base) kecuali
Interkom sehingga dapat melayani kebutuhan Internet dan Local Area Network (LAN), seperti terlihat
pada gambar perencanaan.

Pekerjaan sistem telekomunikasi meliputi pengadaan semua peralatan dan tenaga kerja, pemasangan,
pemograman, pengujian dan perbaikan selama masa pemeliharaan dan training bagi calon operator
dan bagian maintenace, sehingga seluruh sistem telekomunikasi dapat beroperasi dengan baik dan
benar.

7.2. LINGKUP PEKERJAAN


Untuk pekerjaan system komunikasi dan data, adalah semua yang tercantum di dalam gambar kontrak
kecuali yang dinyatakan tidak dilaksanakan dalam BQ

Pekerjaan system komunikasi dan data ini meliputi penyediaan dan pemasangan :
a. Pengadaan, pemasangan, pemograman dan pengujian Server, Reuter, Access switch lengkap
beserta kelengkapan sistem keamanan jaringan internetnya.
b. Pengadaan dan pemasangan Wifi Transmitter Access Point Series
c. Pengaturan, pemrograman dan pengintegrasian seluruh sistem untuk keperluan komunikasi data,
pengolahan data dan sistem komunikasi suara
d. Pengadaan dan pemasangan sistem instalasi jaringan dari mulai Acess Switch sampai dengan
socket outletnya
e. Melakukan penarikan kabel dan pemipaan kabel end to end tidak ada bagian yang terbuka sesuai
procedure dan standar Structured Cabling System.
f. Melakukan terminasi pada panel dan outlet sesuai standard EIA/TIA.
g. Setting configuration active device untuk data sehingga semua fitur dapat berjalan dengan optimal.
h. Mengadakan testing dan commisioning untuk seluruh sistem telepon dan seluruh peralatan yang
terpasang.
i. Melakukan testing dan commissioning
j. Pemberian paket training kepada sekelompok Engineer / teknisi pemilik dengan materi :
pengesetan, pemrograman serta trouble shooting sederhana dari jaringan data dan voice yang
dipasang.
k. Pembuatan dokumentasi untuk keperluan sertifikasi.
l. Pembuatan dokumentasi untuk user guide.

7.3. PERSYARATAN DAN PERATURAN UMUM


a. Pekerjaan sistem telekomunikasi ini harus dikerjakan oleh profesional Network Design & Installer
atau System Integrator resmi atau Authorized yang dibuktikan dengan melampirkan fotocopy surat
keterangan atau sertifikat dari principle yang masih berlaku.
b. Jika kontraktor utama tidak mempunyai spesialisasi di bidang IT, maka harus dilakukan kerjasama
dengan badan atau perusahaan yang berkompeten di bidang IT. Kerjasama ini harus dibuktikan
dengan melampirkan surat pernyataan kesediaan dukungan dari perusahaan tersebut untuk
melaksanakan pekerjaan di bidang IT
c. Semua komponen utama dalam keadaan baru dan pengeadaannya adalah atas nama user

MEKANIKAL ELEKTRIKAL 50
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis
d. Perusahaan harus mempunyai Certified Enginner atau tenaga ahli yang bersertifikat, yang ahli dan
berpengalaman dalam instalasi dan setting peralatan dibuktikan dengan fotocopy sertifikat yang
masih berlaku.
e. Perusahaan harus mampu mengeluarkan sertifikat garansi atas nama perusahaan sendiri bukan
melalui pihak kedua atau rekanan.
f. Sertifikat garansi yang dimaksud adalah 25 (dua puluh lima) tahun garansi untuk sistem kabel
terstruktur (Structured Cabling System) dan 1 (satu) tahun untuk peralatan aktif dan 1 (satu) tahun
untuk peralatan wireless hot spot.
g. Kontraktor menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan dalam spesifikasi dan gambar
rencana, dengan bahan-bahan, peralatan dan pengerjaan yang sesuai dengan yang tertera dalam
spesifikasi ini. Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang
dipasang dengan spesifikasi yang disyaratkan, maka kontraktor wajib untuk mengganti bahan atau
peralatan tersebut sesuai ketentuan dengan tanpa adanya tambahan biaya.
h. Kontraktor wajib mendapatkan dukungan dari vendor pemegang lisensi yang dibuktikan dengan
melampirkan surat pernyataan dukungan.
i. Kontraktor harus menunjukkan semua surat dan sertifikat ASLI apabila diperlukan.
j. Kontraktor wajib menunjukkan daftar referensi proyek atau customer yang sudah pernah dikerjakan.

7.4. PERSYARATAN BAHAN DAN JARINGAN KOMUNIKASI DATA


a. Semua alat dan bahan yang dipasang haruslah ASLI dan BARU dan tidak terdapat cacat sedikitpun.
Terhadap ketidaksempurnaan / kekurangan alat dan bahan tersebut, Pengawas / Direksi berhak
untuk menolak dan Kontraktor wajib mengganti dengan yang baru sesuai persyaratan.
b. Demi tercapainya performance yang optimal dari suatu sistem, maka sistem cabling jaringan data
haruslah end-to end solution dari satu vendor.
c. Semua active equipment harus mempunyai standard 19” rack mounted.
Demi kompatibilitas dan tercapainya performance yang optimal dari suatu sistem, maka active
equipment untuk jaringan data juga harus end-to end

7.5. PERSYARATAN PERALATAN DAN BAHAN


a. Active Equipment
• Menggunakan access switch/hub 16 port atau 24-port
• Disediakan link Gigabit Ethernet untuk koneksi ke server.
• Disediakan link Gigabit Ethernet untuk koneksi ke workstation (data)
• Peralatan utama harus didaftarkan atas nama user

b. Kabel Instalasi (Structured Cabling System)


Yang dimaksud dengan Structured Cabling System adalah mengimplementasikan sistem jaringan
terstruktur untuk jaringan data dan suara yang mana terdiri dari beberapa sub sistem berikut:

1. Sistem jaringan Vertical &Horizontal


• Menggunakan kabel Fiber Optic Single Mode dan UTP category-6 dan siap untuk running
Fast Ethernet up to Gigabit Ethernet
2. Sistem jaringan Backbone
• Menggunakan kabel Fiber Optic Single Mode dan cable UTP category-6 (dengan syarat
maksimum panjang backbone tidak lebih dari 100 mtr). Patch cord dan accessories
pendukungnya harus menyesuaikan dengan category cable, yaitu Category-6.
3. Sistem administrasi pada Main Distribution Frame
• Menggunakan patch panel 24 port category-6 dan dilengkapi wire management.

MEKANIKAL ELEKTRIKAL 51
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis
• Menggunakan patch cord original category-6 (strainded type) dan color code : blue color
untuk data
4. Sistem administrasi pada Intermediate Distribution Frame
• Menggunakan patch panel 24 port category-6 dan dilengkapi wire management.
• Menggunakan patch cord original category-6 dan color code: blue color untuk data.
5. Sistem administrasi pada Telecommunication Closed
• Dilengkapi label dan color code untuk memudahkan sistem administrasi. Menggunakan
patch cord original category-6 dan color code yang sesuai.

c. Spesifikasi Teknis Peralatan Pengkabelan


1. Horizontal Sub System
• Pemborong harus menyediakan kabel horizontal untuk menghubungkan tiap outlet dengan
system jaringan backbone pada tiap lantai yang sama.
• Tipe kabel Unshielded Twisted Pair (UTP) 4 pair category-6. Memiliki separator pada masing-
masing pair ( cat-6), jacket isolasi PVC sesuai standard EIA/TIA 568.
• Kabel UTP 4 pair tersebut di atas, dapat digunakan untuk data dengan kecepatan minimal
Fast Ethernet (100 MBps)
• Kabel UTP 4 pair tersebut di atas dipasang sesuai topology star dari IDF tiap lantai menuju
ke workstation.
• Pemasangan kabel UTP secara keseluruhan harus terlindungi oleh PVC conduit atau cable
protector dan tidak diperkenankan adanya sambungan.
• Panjang kabel horizontal maksimum yang diinstall tidak boleh lebih dari 90 m (295 ft).
• Panjang total kabel jumper maksimum 10 m (33 ft).
• Conduit yang dipasang oleh tidak diijinkan terdapat lebih dari dua bengkokan bersudut 90 o.

2. Outlet
• Outlet yang disediakan adalah tipe RJ45 untuk kabel UTP category-6 dan sesuai dengan
standar EIA/TIA 568.
• Faceplate yang digunakan adalah bentuk bujur sangkar / British Style dilengkapi dengan
tutup / shutter, label dan color code.
• Faceplate harus dipasang dengan inbow doos dan modular jack tipe RJ45.
• Faceplate yang digunakan adalah 1 atau 2 hole.
• Pada saat pemasangan faceplate harus dipasang tertutup plastic pembungkus dan baru
dibuka saat finishing cat sudah selesai guna menghindari kotor / cacat karena terkena
material lain.
• Outlet / modular jack yang digunakan adalah tipe punch down atau 110 standard bukan
menggunakan tipe tool less.
• Terminasi modular jack hanya diijinkan satu kali punch down, tidak boleh ada kegagalan
berulang-ulang dan dilakukan engineer certified dan yang sudah berpengalaman.
• Apabila ada modular jack yang sudah dipunch down berulang kali sehingga kurang layak
dipakai karena akan mengurangi performance maka kontraktor wajib mengganti dengan
yang baru.

3. Patch cord / Kabel Jumper


• Kabel patch cord yang disediakan haruslah original factory assembly bukan hand made.
• Kabel patch cord sesuai standard EIA/TIA category-6, stranded type.

MEKANIKAL ELEKTRIKAL 52
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis
• Kabel patch cord yang disediakan harus dibedakan warnanya antara yang untuk data
maupun yang untuk voice.
• Panjang kabel patch cord untuk administrasi di panel disarankan 4 ft.
• Panjang kabel patch cord untuk outlet – workstation disarankan 10 ft.
• Panjang kabel patch cord untuk data – voice disarankan 4 ft.
• Semua patch cord harus terpasang label pada kedua ujungnya.
• Kedua ujung patch cord dilindungi dengan plug boot yang warnanya sesuai dengan kabel
patch cord.

d. Spesifikasi Teknis Material Bantu


• Menggunakan pipa conduit high impact 20 mm warna putih berikut kelengkapannya seperti sock,
clamp, flexible, T-doos dan X-doos.
• Cable tray ukuran 300 x 50 x 2400 dengan finishing hot deep galvanize berikut kelengkapannya
seperti reducer, joining, dll. Termasuk penggantung tray.
• Rack 19” wallmounted maupun cabinet menggunakan yang local made dengan tebal plat 2 mm
warna putih grey atau black.
• Untuk cabinet ukuran 600W x 1150D dengan pintu depan menggunakan bahan tempered glass.

7.6. PERSYARATAN INSTALASI / PEMASANGAN


• Semua kabel yang dipergunakan harus terlindungi dalam PVC conduit high impact dan dipasang
tertanam dalam tembok (inbow).
• Semua kabel yang ditarik tidak diperkenankan ada kabel yang putus / sambungan kabel walaupun
di dalam conduit sekalipun.
• Bila ada bagian di luar tembok, maka pipa harus dipasang clamp pada jarak setiap 1 (satu) meter.
• Demikian juga pada lintasan melingkar, maka PVC flexible conduit harus di pasang klem.
• Satu PVC conduit 20 mm hanya digunakan maksimum untuk 2 jalur kabel UTP category-6,
sedangkan untuk kabel UTP category-5e maksimum untuk 4 jalur.
• Untuk jalur-jalur utama menggunakan cable tray dan dilengkapi dengan tutup tray dan haruslah
menggunakan accessories yang sesuai.

7.7. PERSYARATAN PENGUJIAN


• Sebelum melakukan pengujian jaringan komputer, Kontraktor wajib memberitahu Pengawas /
Direksi terlebih dahulu. Setiap pengujian yang dilakukan tanpa disaksikan oleh Pengawas / Direksi,
akan dinyatakan tidak sah dan harus diulang kembali.
• Sebelum melakukan pengujian, Kontraktor harus melaporkan kesiapan alat uji / alat ukur yang akan
digunakan.
• Semua biaya yang diperlukan untuk melakukan pengujian, baik untuk daya listrik dan perlatan bantu
serta peralatan ukur, sepenuhnya manjadi tanggung jawab Kontraktor.
• Apabila terdapat ketidak sempurnaan ataupun kegagalan dalam pengujian, maka Kontraktor wajib
memperbaikinya dengan biaya yang sepenuhnya menjadi tanggungan Kontraktor.
• Pengujian terutama juga dilakukan terhadap jaringan listrik / pengkabelannya, dengan persyaratan
yang sesuai untuk instalasi perangkat data communication. Pengujian terhadap grounding juga
harus dilakukan (bisa koordinasi dengan kontraktor ME).
• Hasil pengujian dibuat dalam bentuk soft copy (didownload dalam disket / CDROM) dan juga hard
copy harus diserahkan bersamaan pada saat setelah pengetesan.

MEKANIKAL ELEKTRIKAL 53
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis
• Semua peralatan Jaringan Komputer ini harus diuji oleh perusahaan pemegang keagenan peralatan
tersebut dengan disaksikan oleh Pengawas / Direksi.
• Pengujian meliputi:
o Integrasi jaringan komputer dengan sistem yang ada (existing network)
o Uji pengesetan feature-feature perangkat jaringan sesuai spesifikasi yang ditentukan, misalkan:
VLAN, dll.
o Uji koneksi pada tiap-tiap titik komputer : untuk cable UTP menggunakan Microtest Omniscanner
dengan Module Channel Link Category 6 dan minimum firmware versi 6.10 sedangkan
pengujian cable fiber Optic menggunakan Microtest Simplifiber pada 850nm dan 1300 nm.
o Uji aplikasi berbasis Netware, Windows Network, IP Phone dan Internet
o Uji Network Management system untuk seluruh perangkat jaringan : (configuring, monitoring
dan traffic analysis).
• Pengujian wireless access point dan titik outlet data dilakukan dengan dapat login ke user
hotspot dan mengakses internet

7.8. JAMINAN GARANSI


Untuk Structured Cabling System
• Sertifikat garansi selama 25 (dua puluh lima) tahun yang meliputi garansi product dan system yang
dikeluarkan oleh partner resmi / authorized partner.
Untuk Active Equipment (Switch / HUB)
• Jaminan garansi selama 1 (satu) tahun yang dikeluarkan oleh partner resmi / authorized partner.
Semua sertifikat atau jaminan garansi yang diserahkan adalah yang ASLI dan dikeluarkan langsung
oleh pihak peserta tender, bukan melalui pihak kedua atau rekanan.

MEKANIKAL ELEKTRIKAL 54
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis
8. SISTEM TELEKOMUNIKASI SUARA (TELEPON)

8.1. PERSYARATAN TEKNIS UMUM


a. Persyaratan Teknis Umum
1. Standard/Peraturan
Semua material maupun instalasi dalam pekerjaan ini harus memenuhi peraturan/standard dari
PT TELKOM.
2. Perijinan/Pas
Pemborong harus memiliki pas/izin instalasi dari PT TELKOM setempat dan masih berlaku untuk
takwin tahun berjalan. Fotocopi dari semua surat tersebut harus dilampirkan pada waktu
pengajuan penawaran.
3. Gambar-gambar
1) Pemborong harus menyiapkan gambar-gambar instalasi yang diperlukan untuk diperiksa
dan disahkan (keur) oleh yang berwenang.
2) Setiap sebelum pemasangan instalasi atau pengadaan material, pemborong wajib
mengadakan/ mengajukan gambar kerja (shop drawing) untuk kepada pengawas/
perencana untuk disetujui.
4. Syarat Pelaksanaan
1) Pekerjaan harus dilaksanakan oleh tenaga-tenaga yang berpengalaman dan mengikuti
syarat-syarat PT TELKOM.
2) Pemborong harus menjamin bahwa pemasangan akan disahkan oleh PT TELKOM,
sehingga penyambungan saluran telepon tidak mengalami kesulitan baik prosedur teknis
maupun non teknis.
3) Selama pelaksanaan pemasangan, pemborong harus menempatkan seorang ahli yang
mengawasi pelaksanaan.
4) Pemborong harus mengganti material-material yang rusak/cacat sehingga syarat fisik
dapat dipenuhi secara baik.
b. Persyaratan Teknis Instalasi
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan instalasi telepon mencakup :
1) Pengadaan dan pemasangan key telephone berikut perlengkapannya (misal: battery, main
distribution frame, telephone operator dan lain-lain.)
2) Pengadaaan, pemasangan dan penyambungan kabel dari main distribution frame (MDF)
telephone ke terminal box telephone (TBT), selanjutnya ke telephone outlet, telephone
extension box atau telephone set.
3) Mengadakan test/trial run secara menyeluruh, sehingga sistem telephone tersebut dapat
berfungsi secara benar dan tepat.
4) Mengurus ijin penyambungan, pengujian sistem telepon tersebut ke pihak yang terkait.
5) Menyelenggarakan pemeliharaan sistem termasuk penyediaan spare parts selama masa
pemeliharaan.
6) Pengadaan dan pemasangan grounding system untuk system telehone.
2. Central Telephone dengan sistem PBX (Private Branch Exchange).
3. Central Telephone dan perlengkapannya yang akan dipasang harus sudah mendapat approval
dari PT TELKOM, dapat bekerja di daerah tropis temperature sekeliling 35 C, serta minimum
maintenance.
4. Pesawat Telephone : adalah tipe meja atau dinding yang sudah mendapat approval dari PT
TELKOM.

MEKANIKAL ELEKTRIKAL 55
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis
5. Hubungan antara kabel pesawat telepon dengan kabel instalasi harus dengan outlet. Outlet
telepon dipasang secara “flush mounted“ pada dinding ruang.
6. Instalasi Kabel
1) Kabel yang keluar dari Central Telephone ke Terminal Box Telepon (TBT) dan ke outlet
telepon adalah berjumlah seperti tertera pada gambar, jenis kabel Indoor Telepon Cable
(ITC) dipergunakan untuk menghubungkan TBT sampai ke outlet telepon. Jenis ground
Cable digunakan untuk menghubungkan Main Distribution Frame (MDF) dengan instalasi-
instalasi kabel luar gedung.
2) Jalur kabel telepon dicat warna biru dan dapat diletakkan bersama di dalam satu saft dengan
jalur kabel listrik, tetapi pada prinsipnya dipisahkan.
3) Kapasitas kabel disesuaikan dengan kebutuhan. Pada prinsipnya semua saluran kabel
harus disediakan kabel cadangan (spare cable) untuk mengatisipasi perkembangan serta
untuk menggatikan saluran-saluran yang rusak .
4) Setiap penyambungan harus memakai standard PT TELKOM yaitu dengan sistem
jumpering dan terminal-terminal yang terisolasi.
7. Conduit
1) Pada prinsipnya semua kabel dimasukkan didalam pipa conduit, pipa conduit telepon
adalah terbuat dari bahan PVC.
2) Conduit yang dipasang diatas plafon, didalam beton/dinding harus dimasukkan didalam pipa
PVC lengkap dengan sarana bantunya, seluruh kotak sambungan, persimpangan dan lain-
lain harus ditutup.
3) Saluran-saluran telepon harus berdiri sendiri dan dicat warna biru.
4) Kotak MDF dan TBT dibuat dari bahan plat besi dengan ketebalan 1,2 - 1,5 mm. Kotak -
kotak difinish dengan cat dasar dan cat ahkir dengan warna biru muda atau ditentukan
kemudian. Kotak-kotak dilengkapi dengan kunci.
8. Cara Pemasangan
1) Sistem wiring harus dikelompokkan secara rapi dengan kode nomor yang berurutan serta
diikat dengan Tegak, diklem/ikat pada rangka atau pendukung isolator.
2) Semua kabel harus diidentifikasikan secara jelas untuk memudahkan pemasangan,
pemeliharaan, perbaikan.

c. JAMINAN GARANSI
Peralatan Utama
Sertifikat garansi selama 2 (dua) tahun yang meliputi garansi product dan system yang dikeluarkan
oleh partner resmi / authorized partner.

MEKANIKAL ELEKTRIKAL 56
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis
9. CLOSED CIRCUIT TELEVISION (CCTV)
9.1. LINGKUP PEKERJAAN
Secara garis besar lingkup pekerjaan Sistem CCTV adalah seperti yang tertera dispesifikasi ini.
Kontraktor tetap diwajibkan untuk melaksanakan pekerjaan, sesuai yang tertera didalam gambar-
gambar perancangan dan dokumen tambahan seperti yang tertera didalam Berita Acara Rapat
Penjelasan Lelang (Aanweijzing).
1. Melaksanakan pengadaan dan pemasangan:
a. Instalasi Peralatan Utama CCTV dalam Bangunan.
b. Instalasi pengkabelan dan koneksi jaringan CCTV eksisting
c. Instalasi Pembumian.
d. Instalasi unit :
- Colour Indoor Fixed Bullet Camera.
- Colour Indoor Dome Camera.
- POE Switch dan patch panel
- LED TV Monitor Color.
- Network Video Recorder
- Reuter bandwidth management.
- Interface dengan sistem terkait
e. Pengujian, Commissioning dan Training serta menyerahkan Buku Technical Manual.
2. Menyediakan dan memasang semua keperluan feeder dan pendukungnya :
a. Dari sisi Rack Kabel dan Hanger untuk Feeder dan Instalasi.
b. Dari sisi Camera ke NVR
c. Dari sisi Software lisence and monitoring.
3. Menyerahkan 3 (tiga) set gambar kerja (Shop Drawing) Sistem CCTV untuk diberikan kepada :
a. Pihak Pemilik Gedung (OWNER) sebanyak 1 (satu) set.
b. Pihak Konsultan Perencana sebanyak 1 (satu) set.
c. Didistribusikan ke Kontraktor yang terkait sebanyak 1 (satu) set.
d. 2 (dua) set gambar as built dan 1 (satu) set gambar as built (berbentuk CD).
4. Menyerahkan dokumen yang diperlukan dalam proyek ini antara lain :
a. Sistem Description dan Prinsip Operasi Sistem CCTV.
b. Instalasi dan Instruction Sistem CCTV.
c. Connection Diagram Sistem CCTV.
d. Shipping Dokumen untuk peralatan CCTV pada proyek yang dikerjakan.
e. Surat Dukungan dari Principal yang memegang merk.
5. Melaksanakan pemeliharaan selama 6 (enam) bulan dan memberikan jaminan peralatan selama
1 (satu) tahun sejak seluruh sistem yang terpasang didalam bangunan berfungsi dengan baik

9.2. URAIAN SINGKAT SISTEM


1. Sistem Closed Circuit Television System dipergunakan untuk membantu pengawasan dengan
cara mengamati kegiatan operasi suatu lokasi melalui Video Camera.
2. Hasil pengamatan dari camera ditampilkan pada layar monitor berupa gambar yang dapat
dimonitor di Ruang Kontrol atau Satpam/Security.
3. Sistem pengamanan dengan camera ini bertujuan untuk :

MEKANIKAL ELEKTRIKAL 57
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis
- Mendeteksi lalu lintas / pergerakan orang masuk / keluar gedung dan ruang-ruang tertentu
dalam bangunan.
- Penangkapan gambar yang dihasilkan oleh camera selalu disertai dengan perekam oleh
yang akan tersimpan selama kurun waktu tertentu tergantung dari kualitas video dan
kapasitas hard disk yang tersedia
- Penangkapan gambar oleh camera dapat difungsikan untuk mengaktifkan isyarat alarm pada
software sistem security dan secara otomatis menampilkan gambar pada layar spot monitor
dan sekaligus akan mengaktifkan perekaman secara real time serta bunyi buzzer di ruang
kontrol untuk meminta perhatian khusus pada Operator CCTV.
9.3. SYARAT TEKNIK PEMASANGAN
1 Unit camera ditempatkan sesuai fungsi dan kemudahan Maintenance (lihat gambar).
2 Penempatan sentral monitor CCTV harus ditempatkan di ruang security yang dijaga 24 jam.
3 Camera ditempatkan sesuai gambar rencana Konsultan.
4 Sentral peralatan CCTV ditempatkan dalam rak di Ruang Kontrol atau Security yang dilengkapi
dengan meja operator untuk meletakan monitor. Pembuatan meja operator sudah
dikoordinasikan dengan layout interior yang tersedia
5 Monitor diletakan di atas meja kontrol / operator, rack kabinet peralatan CCTV diletakan
dibawahnya. Semua kabel yang masuk / keluar kotak hubung ini harus melalui kabel Glend
serta memakai Flexible Conduit.
6 Kabel dan Pipa Konduit
- Semua kabel yang dipasang mendatar harus dipasang di trunking kabel didalam pipa
konduit uPVC 20 mm.
- Semua kabel yang dipasang di shaft secara vertikal harus dipasang pada tangga kabel
didalam pipa konduit uPVC 20 mm.
- Pipa konduit harus diklem ke struktur bangunan dengan sadle klem.
- Semua kabel kontrol yang terpasang tidak boleh ada sambungan.
- Semua kabel yang masuk & keluar dari trunking kabel harus menggunakan pipa konduit
flexibel uPVC 20 mm.
7 Trunking Kabel dan Tangga Kabel
- Kabel tray harus terbuat dari hot dip Galvanized finishing lebarnya sesuai dengan gambar
rencana, penyangga terbuat dari bahan besi siku yang di hot dip galvanis.
- Ketebalan plat kabel tray 2 mm (diluar hot dip galvanis). Ketebalan hot dip galvanis = 60 –
70 micron. Jarak hanger ke hanger untuk kabel tray 1 m.
- Trunking kabel dan tangga kabel harus dipasang horisontal dan satu garis vertical
dilengkapi dengan cover atau penutup.
- Tangga kabel dipasang ke dinding shaft dengan memakai 3 (tiga) buah dynabolt berukuran
1/2” x 2” pada jarak 75 cm.
- Trunking kabel digantung dilantai dengan dynabolt berukuran 1/2” x 2”.
- Jarak trunking kabel elektrikal dengan elektronik minimal 300 mm.
9.4. SYARAT PENGUJIAN
Semua peralatan dalam sistem CCTV ini harus diuji oleh perusahaan pemegang keagenan peralatan
tersebut, dimana perusahaan tersebut harus memberikan surat jaminan atas bekerjanya sistem
tersebut setelah ternyata hasil pengujiannya adalah baik. Semua peralatan yang terpasang dalam
sistem CCTV ini, baik peralatan utama maupun accessoriesnya harus mendapatkan sertifikat
keaslian dari pemegang keagenan peralatan tersebut.

MEKANIKAL ELEKTRIKAL 58
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis
9.5. SYARAT PRODUK
Bahan dan peralatan harus memenuhi syarat.
Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternative lain yang setara dengan yang
dispesifikasikan. Kontraktor baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis dari
Direksi/Konsultant Pengawas/Konsultan MK.Gambar-gambar Perancangan
Gambar-gambar perancangan elektrikal menunjukan secara umum tata letak dari peralatan-peralatan
seperti : diesel generator set, transformator, panel-panel, trench kabel, dan lain-lain. Penyesuaian
harus dilakukan dilapangan karena keadaan sebenarnya dari lokasi, jarak-jarak dan ketinggian
ditentukan oleh kondisi lapangan.
9.6. JAMINAN GARANSI
Peralatan Utama
Sertifikat garansi selama 2 (dua) tahun yang meliputi garansi product dan system yang dikeluarkan
oleh partner resmi / authorized partner.

MEKANIKAL ELEKTRIKAL 59
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

MEKANIKAL ELEKTRIKAL 60
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis
10. SISTEM TATA SUARA (PUBLIC ADDRESS)
10.1.LINGKUP PEKERJAAN
Pengadaan, pemasangan instalasi Sound System, sehingga berfungsi dengan baik dan memuaskan.
Pemasangan Sound System sesuai dengan gambar rencana antara lain sebagai berikut ;
- Untuk di dalam bangunan sebagai paging dan background music dipasang seperti gambar
rencana.

10.2.PERSYARATAN TEKNIS
Setiap Pelaksana Pekerjaan yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh Dokumen
Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada pekerjaan. Pengadaan dan
pemasangan peralatan utama tata suara seperti yang tertuang dalam gambar perencanaan.

10.3.KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN


1. Power Amplifier.
Power Amplifier haruslah memiliki output total seperti ditunjuk dalam gambar rencana dan
tegangan output 70 V/100 V dan frekwensi response antara 20 Hz sampai dengan 20 kHz.
Distortion kurang dari 1% pada batas frekwensi.
2. Mic Pre Amplifier.
Mic Pre Amplifier harus memiliki 10 input channel dengan modul-modul yang akan mempunyai
input sensitive variable 1 mV - 87 mV.
3. Ceiling Speaker.
Loud speaker harus mempunyai frekwensi antara 80 Hz sampai dengan 12 kHz. Mempunyai
diameter 6 inchi, dengan sensitivitas tidak kurang dari 96 dB. Loud speaker dilengkapi dengan
matching trafo 70 V/ 100 V dan ditap pada 3 watt dan 6 watt.
4. Paging Box Speaker
Horn speaker harus mempunyai frekuensi 350 Hz – 10 kHz, dengan sound pressure level ± 114
dB. Power input = 15W. Impedance ± 4 ohm
5. Paging Microphone.
Paging Microphone type Dynamic Microphone dengan Patern Omini Directional. Frekwensi
respone antara 50 Hz sampai dengan 15 kHz. Microphone harus dilengkapi dengan Heavy Duty
Press to Talk Switch.
6. Volume Control/Attenuator.
Volume Control/Attenuator mempunyai 5 step pembesaran volume. Input Range : 0,5 W ~ 60 W
atau disesuaikan dengan kebutuhan.
7. DVD Player/CD Player/MP3 Player
Frequency Response : 30 – 10.000 Hz
Distortion : 1%
S/N Ratio : 50 dB
Capacity player : CD, MP3/MP4, Cassete Recorder

10.4.GAMBAR KERJA.
Gambar kerja harus mendapat persetujuan perencana / Konsultan Pengawas sebelum dilaksanakan.

MEKANIKAL ELEKTRIKAL 61
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis
10.5.PEMASANGAN INSTALASI.
1. Instalasi ke Semua kabel yang terpasang dibawah plat beton adalah out bow menggunakan pipa
High Impact dia.20 mm ; dengan kabel NYMHY 2 x 1,5 mm2.
2. Instalasi ini klem setiap jarak 60 cm. Klem yang dipakai ke plat beton, menggunakan ramset,
dynabolt. Jalur seluruh kabel diatur sejajar dan dekat jalur kabel listrik.
3. Semua kabel yang melalui shaft adalah outbow, menggunakan pipa High Impact dia. 20 mm
dengan kabel NYMHY 2 x 1,5 mm2. Instalasi ini diklem ke rak besi siku atau tangga kabel, dan
klem setiap 100 cm.
4. Penyambungan-penyambungan harus dilakukan dalam kotak penyambungan dengan
menggunakan Electrical Spring Connector, Durados atau Cable Connection.
5. Semua kabel yang terpasang dalam tembok adalah inbow, menggunakan pipa high Impact dia. 20
mm dengan menggunakan kabel NYMHY 2 x 1,5 mm2.
6. Semua ceiling loud speaker di dalam bangunan dihindari dari cacat/ dalam box dan dilindungi dari
cacat dalam box dipasang sedemikian rupa dengan memperhatikan estetika ruang. Begitu juga
pemasangan paging box speaker harus disesuaikan dengansudut pancaran speakernya.
7. Rack Cabinet terpasang free standing diruang monitor, sesuai gambar rencana.
8. Semua equipment harus diketanahkan yang dihubungkan dengan kawat BCC dari sistem
pentanahan.

10.6.PENGUJIAN / TESTING COMISSIONING.


1. Semua instalasi sound system yang dipasang harus ditest secara sempurna sehingga
impedansinya sesuai dengan yang diinginkan.
2. Semua equipment yang dipasang harus ditest sehingga bekerja dengan sempurna.
3. Pengetesan dilakukan bersama-sama Konsultan Pengawas.
4. Semua perlengkapan untuk mengadakan pengetesan harus disediakan oleh Pelaksana Pekerjaan
yang bersangkutan.

10.7.LAIN-LAIN
Peralatan-peralatan tambahan yang diperlukan, walaupun tidak digambarkan atau disebutkandalam
spesifikasi ini harus disediakan oleh Pelaksana Pekerjaan sehingga instalasi dapatbekerja dengan baik
dan dapat dipertanggung jawabkan. Ditempat pekerjaan, pengawasmenempatkan petugas pengawas
yang bertugas setiap saat untuk mengawasi pekerjaanPelaksana Pekerjaan agar pekerjaan dapat
dilaksanakan atau dilakukan sesuai dengan isiSurat Perjanjian Pelaksana Pekerjaan serta dengan cara-
cara yang benar dan tepat, serta cermat.

10.8.JAMINAN GARANSI
Peralatan Utama
Sertifikat garansi selama 2 (dua) tahun yang meliputi garansi product dan system yang dikeluarkan oleh
partner resmi / authorized partner.

MEKANIKAL ELEKTRIKAL 62
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis
11. PENUTUP
11.1. PERSETUJUAN BAHAN-BAHAN DAN ALAT-ALAT
1. Dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari setelah pemborong memperoleh kontrak
pekerjaan, Pemborong harus mengajukan daftar yang lengkap (rangkap empat) dari pabrik-
pabrik atau perusahaan-perusahaan yang membuat atau memproduksi bahan-bahan atau alat-
alat yang akan dipasang dalam instalasi ini, untuk memperoleh persetujuan dari pemberi tugas.
2. Setelah daftar tersebut disetujui dan sebelum melakukan pembelian atas bahan-bahan dan alat-
alat, pemborong harus menyerahkan kepada pengawas daftar yang lengkap dari peralatan-
peralatan dan bahan-bahan yang akan dipasang dalam instalasi ini, untuk memperoleh
persetujuan dari pemberi tugas.
3. Pemborong bertanggung jawab atas pelaksanaan dan pembiayaan yang perlu karena timbulnya
perubahan-perubahan dari contoh barang-barang yang akan dipasang dan atau brosur-brosur
untuk mendapatkan persetujuan dari pengawas.

11.2. PENUTUP
1. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam RKS, dan bila ternyata diperlukan akan
dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
2. Hal-hal yang timbul dalam pelaksanaan dan diperlukan penyelesaian di lapangan akan
dibicarakan dan diatur oleh pengawas dengan pemborong dan bila diperlukan akan dibicarakan
bersama Konsultan Perencana dan Pengawas dalam Rapat Berkala.
3. Semua dokumen yang dipersyaratkan harus dapat dibuktikan saat PAM (Pre Award
Meeting). Apabila dokumen yang dipersyaratkan tidak dapat dibuktikan maka perikatan
kontrak tidak dilaksanakan, dan apabila melewati batas penandatanganan kontrak (14
hari SPPBJ), maka kontrak dibatalkan kecuali ada kesepakatan lain dari hasil rapat.

MEKANIKAL ELEKTRIKAL 63
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis
DAFTAR SPESIFIKASI TEKNIS

OUT LINES SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL & ELEKTRIKAL


Bahan dan peralatan harus memenuhi syarat minimal yang ditentukan dalam spesifikasi teknis berikut ini.

3.1. PEKERJAAN MEKANIKAL


NO JENIS MATERIAL SPESIFIKASI MERK / PEMBUAT
A. PEKERJAAN PLUMBING
1 Pipa dan Peralatan
Air Bersih Poly Prophyline-10 (PPR-PN 10) Rucika, Vinilon
- Class 10kg/cm2 atau PN 10 yang
memenuhi standar ISO 4065, ISO 4427
dan atau DIN 8075
Poly Prophyline-16 (PPR-PN 16)
- Class 16kg/cm2 atau PN 16 yang
memenuhi standar ISO 4065, ISO 4427
dan atau DIN 8075
Air Bekas Kotor Poly Vinyl Carbonat-AW (PVC-AW) Rucika, Vinilon
Class-AW, 10 kg/cm2. Standard : SNI 06-
0084-2002
Pipa Vent Poly Vinyl Carbonat-D (PVC-D) Rucika, Vinilon
Class-D, 5 kg/cm2. Standard : SNI 06-0084-
2002
Fitting Fitting Pipa Air Bersih Rucika, Vinilon
- Untuk ukuran  15 mm s/d 50 mm :
Thread connection, Melleable Cast Iron,
16 kg/cm2. Standard : SNI, ANSI
- Untuk ukuran  65 mm s/d 300 mm :
Flange connection, Steel Butt-Weld, 16
kg/cm2. Standard : SNI, ANSI
Fitting Pipa Vent
- Poly Vinyl Carbonat (PVC) Pipe, D Class,
5 kg/cm2. Standard : SNI 06-0135-1989
Valves dan Peralatan Gate Valves, Globe Valve, Check Valve dan Kitz, Toyo
Y- Strainer
- Untuk ukuran 15 mm s/d 50 mm : Thread
connection, Bronze, 10 kg/cm2. Standard :
JIS 10 K
Floating Valve Kitz, Onda
- Untuk ukuran 15 mm s/d 50 mm : BSPT
Thread, Brass or Bronze, Working
Pressure, min : 4 kg/cm2 .
Standard : JIS 10 K

MEKANIKAL ELEKTRIKAL 64
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis
Foot Valve ( with Strainer ) Kitz, Toyo
- Untuk ukuran 15 mm s/d 50 mm Thread
Connection, Bronze, Working Pressure,
10 kg/cm2. Standard : PN 10
Flexible Joint Tozen, Penguin
- Thread or Flange Connection , Double
Sphered, Rubber, Working Pressure : 10
kg/cm2
Pressure Gauge & Compound Gauge Wika, Techcroft
- Casing Chrome Plated St., Size : 100 mm,
Ranges : 0 – 10 kg/cm2
Safety Relief Valve & Automatic Air Vent Viking, Yoshitake
- Cast Iron, Work Press 10 kg/cm2
Flow Meter Itron, Westechaus
- 20 GPM 80 LPM
- koneksi ¾” npt
Roof drain Besi cor Toyo, Rise, Wasser
Floor drain Stainless Stell dia 2” Toto, San-Ei
Clean Out Stainless Stell dia 2”, 4” San-Ei, Rucika

2 Reservoir
Roof Tank 700 liter tipe - Material : Fiber Rainforce Polymer Penguin, Excel,
Modular FRP - Thickness : sesuai ketentuan pabrikan Tirtamarta
- Jumlah 7(tujuh) modul
- Kapasitas : @700 liter
- Pipe Connection : Flange connection
- Structure Support : Level +60cm dari dag
- Base Frame : Steel Structure (UNP profile)

3 Pompa-pompa
Pompa Sumur Bor Technical: Grundfos, Ebara
Dalam (P-1) - Pump type : submersible multistage pump
- Rated flow : 16 m3/jam
- Head Max : 67 meter
- Quantity : 1 set – 1 unit
Electrical data:
- Power Input : 1 x 5,1 kW
- Mains frequency : 50 Hz
- Rated voltage : 380 V
- Enclosure class (IEC 34-5) : IP66
- Level Switch Operation
Pompa Lifting 2 Technical: Grundfos, Ebara
- Pump type : horizontal centrifugal
multistage pump
- Rated flow : 7 m3/jam
- Head Max : 25 meter
- Quantity : 1 set – 2 unit

MEKANIKAL ELEKTRIKAL 65
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis
Electrical data:
- Power Input : 2 x 1,2 kW
- Mains frequency : 50 Hz
- Rated voltage : 380 V
- Enclosure class (IEC 34-5) : IP54
- Level Switch Operation
CARBON FILTER Mild Steel Tank Aqualine, Astech, Pentair
15 m3 / jam, maks 7 Bar
Tangki 600 ltr
Active carbon
SAND FILTER Mild Steel Tank Aqualine, Astech, Pentair
15 m3 / jam, maks 7 Bar
Tangki 600 ltr
Silica sand

B. PEKERJAAN TATA UDARA

1 Peralatan Instalasi
Drain Pipe PVC klas D Rucika, Vinilon
Isolasi Pipe Untuk refrigerant pipe Superlon, Armaflex
- Polyethylene dengan ketebalan 19-32
mm dan densitas 64 kg/m2
Untuk drain pipe
- Polyethylene dengan ketebalan 6-9 mm
Exhaust fan - Type : Ceiling Mounted 10” KDK, CKE
- Frame : Ring Plate
- Power Supply : 220 V / 1 phase / 50 Hz.
- Capacity : 85 CMH
Kabel Power/Toevoer NYY, NYFGbY Supreme, Kabelindo
Kabel Instalasi NYM, NYA Supreme, Kabelindo

MEKANIKAL ELEKTRIKAL 66
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis
3.2. PEKERJAAN ELEKTRIKAL

NO JENIS MATERIAL SPESIFIKASI MERK / PEMBUAT


A. PEKERJAAN LISTRIK ARUS KUAT
1 Peralatan Utama
Standing Floor cubicle, steel sheet metal Saka, SUI,
(2 mm min), cat bakar . Komponen sesuai
Panel Tegangan
gambar.
Rendah
Box Panel - Wall mounted cubicle, steel
- MDP & Panel Sub
sheet metal ( 1,6 mm min), cat bakar .
Komponen sesuai gambar
Pengaman Rating 6 KA - 70 KA/400 Volt Schneider, ABB
- MCCB,
- MCB
- Kontaktor
- Shunt Trip
Asesories Omron, CIC
- Lampu Indikator
- Terminal
Asesories Unibell, CIC
- Isolasi
- Sepatu kabel

2 Fixture Lampu
Armatur Lampu Plat 0,6 mm NVC, Artolite, Philips
Zinc Coated White paint
Lampu TL LED Reflector standart IP20 NVC, Artolite, Philips
Outbouw TKO - LED 2x10 W
- LED 1x20 W
- LED 1x10 W
Lampu TL LED Panel Reflector standart IP20 NVC, Artolite, Philips
- LED 43 W
- LED 19 W
Lampu SPOTLIGHT - LED 30W NVC, Artolite, Philips
- LED 10W
Aluminium die cast with powder coating NVC, Artolite, Philips
Housing mild steel
Reflector anodised aluminium
Down Light LED Standart IP20
- E27 LED Bulb 7 W
- E27 LED Bulb 9 W
- E27 LED Bulb 11 W
Baret Square - Standart IP54 Komplit karet paking NVC, Artolite, Philips
Baret Oval - Lampu Flourescent bundar 22 Watt
- LED 4,8 Watt/mtr NVC, Artolite, Philips
Lampu Striplight - Adaptor 60 W

MEKANIKAL ELEKTRIKAL 67
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis
- Adaptor 30 W
- E27 LED Bulb 7 W
Lampu Roset E27
- E27 LED Bulb 9 W

3 Komponen Lampu
Balast Electronic Philips, Osram
Socket Philips, Osram
• MASTER TLED tube STD 1200mm
Lampu TL-LED 20W Philips, Osram
• MASTER TLED INT STD 600mm 10W
• LED Bulb 7W E27 230V A55
LampuBulb - LED • LEDBulb 9 W E27 230V A55 Philips, Osram
• LEDBulb 11 W E27 230V A55
Isolasi 3M, Unibel

4 Saklar dan Stopkontak


Saklar Saklar Tunggal Panasonic, Broco
Saklar Ganda
Saklar Tukar
Rating 6 Amp
Stop Kontak Tunggal : Rating 10 Amp Panasonic, Broco
Ganda : Rating16 Amp

6 Kabel dan Cable Tray/Ladder


Kabel Tegangan
NYY, NYM
Rendah Supreme Kabelindo
Kabel Tanah NYFGBY Supreme Kabelindo
Kabel Tahan Api FRC Voksel, Jembo, KMI
Kabel Tray dan Ladder Finish Galvanis Three Star, Tri Abadi

7 Catudaya Back Up
UPS Ni Cadmium Pro-link, APC

8 Alat Bantu Instalasi


Conduit,TeeDoos,
HightImpac Clipsal, Legrand
Cross Doos dll

9 Lightning Protection
Air Terminal dan Air Type Early Streamer Emission (ESE), Pulsar, EF
Termination Network non radiation 50 m protection radius
Down Conductor/ • NYY 70 mm2, NYA 70 mm2, BC 70 Supreme, Kabelindo,
Konduktor mm2 Kabel metal
Penghubung • Disesuaikan dengan kebutuhan
product Air Terminal

MEKANIKAL ELEKTRIKAL 68
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis
Electroda Polymer Inspection Pits / BakKontrol Lokal
Pembumian
5/8” rod coupling
5/8” x 1800mm extensible copperbond rod
Rod ro cable clamp
5/8” driving stud

B. PEKERJAAN LISTRIK ARUS LEMAH


1 Sistem Deteksi Kebakaran (Fire Alarm)
Master control fire alarm (MCFA), 10 zone
protection
- Fire alarm conventional system c/w
battery & charger
- LCD Display back up battery & charger Honeywell, Notifier,
Main Equipment
- Control relay module for PABX Nittan
Automatic Dial, Sound System,
Interlock AC
- Control relay module for Pressuration
Fan, Lift & Fire pump
Smoke Detector sebagai berikut : Honeywell, Notifier,
Rating Voltage : 24 V DC: 24 V DC Nittan
Operating Voltage : 16 – 30 V DC
Alarm Detector Ambient Temperature: -10C sampai
+50C: -10C sampai +50C
Ambient Humidity : 0 sampai 95%
Air Movement : 0 sampai 80 cm/detik
Heat Detector Honeywell, Notifier,
Heat Detector yang digunakan mempunyai Nittan
fungsi yang merupakan kombinasi fungsi
dari Rate-of-Rise Heat Detector dan Fixed-
Temperature Heat Detector.
Sensor Fixed-Temperature bekerja pada
saat temperatur udara sekitar mencapai
Heat Detector
70C.
Sensor Rate-of-Rise merasakan laju
kenaikan temperatur udara sekitar yang
cepat dan tidak normal, dan bekerja pada
kecepatan aliran udara 0,85 m/detik dan
temperatur 30C lebih tinggi dari
temperatur udara sekitar, dan beroperasi
dalam waktu 30 detik
Alarm suara yang digunakan berupa Bell Honeywell, Notifier,
24 V DC, tipe vibration Nittan
Alarm Bell
Alarm Bell mempunyai sound level sekitar
100 db pada jarak 1 meter: 0 sampai 80
cm/detik

MEKANIKAL ELEKTRIKAL 69
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis
Responsif dan reliabel Honeywell, Notifier,
Mudah dioperasikan Nittan
Push Button
Simpel reset
Surface mounting
LED lamp Honeywell, Notifier,
Alarm Lamp Warna merah Nittan
Tipe rotating lamp
Semua instalasi ke circuit yang ada Supreme, Kabel Metal,
menggunakan kabel Twisted shielded Kabelindo
Kabel, Instalasi & AWG 18 atau kabel selubung PVC dengan
Kontrol ukuran luas penampang kabel minimal 1,5
mm2 atau sesuai rekomendasi pabrik
pembuat peralatan sistem
Kabel kontrol Fire Resistance Voksel, Jembo, KMI
Kabel power NYM , ITC Supreme, Kabelindo
Conduit & Junction High Impact Conduit Clipsal, Legrand
Fire Extinguisher • Material : Silinder Baja Gunnebo, Chubb
• Test Pressure : 20 bar
• Klas Kebakaran : Ringan , dan Sedang
• Jenis Kebakaran : ABC ( Media terbakar
: Kayu, Kain, Kertas, Minyak, gas, trafo,
instalasi listrik, dsb).
• Agent : Dry Chemical
Kapasitas : sesuai schedule

2 Sistem Telepon
PABX 4 CO/PTT 32 Extension :
- Main unit 5slot + 1 Optional slot
- DHLC Card
Central Unit - ECLC 16 Port Card (2 Unit) Panasonic, Siemens
- S-Type Power Supply
- Standard Key Telephone
- Include operator console
Tipe meja atau dinding yang sudah
Telephone Unit Panasonic, Siemens
mendapat approval dari PT TELKOM.
Outlet telepon dipasang secara “flush
Outlet Telephone Panasonic, Broco
mounted“ pada dinding ruang
Jenis kabel Indoor Telepon Cable (ITC)
Jenis ground Cable digunakan untuk
Kabel Telepon menghubungkan Main Distribution Frame Supreme, Belden
(MDF) dengan instalasi-instalasi kabel luar
gedung.
Pipa conduit telepon adalah terbuat dari
Conduit & Junction EGA, Clipsal
bahan PVC.

3 Pekerjaan LAN

MEKANIKAL ELEKTRIKAL 70
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis
• 2 x 10/100/1000 Ethernet Linksys, TP-Link
• 2,4 GHz and 5 GHz
• Dual Band
Wireless Access Point
• 802.11 a/b/g/n/ac Wave 2 ;
Internal Antenna, MIMO 4x4:4
Spatial Stream
• Switching Bandwidth : HP, Cisco
• 24 x 10/1000/1000-Mbps RJ45
Switch Managed • 2 x Gigabit SFP+
• 1 x Console Port

• Menggunakan cable UTP category-6 Belden, Prolink


dan siap untuk running Fast Ethernet up
to Gigabit Ethernet
• Tipe kabel Unshielded Twisted Pair
(UTP) 4 pair category-6. Memiliki
separator pada masing-masing pair (
cat-6), jacket isolasi PVC sesuai
standard EIA/TIA 568.
• Kabel UTP 4 pair tersebut di atas, dapat
digunakan untuk data dengan
kecepatan minimal Fast Ethernet (100
MBps)
• Kabel UTP 4 pair tersebut di atas
Cable UTP (horizontal) dipasang sesuai topology star dari IDF
tiap lantai menuju ke workstation.
• Pemasangan kabel UTP secara
keseluruhan harus terlindungi oleh PVC
conduit atau cable protector dan tidak
diperkenankan adanya sambungan.
• Panjang kabel horizontal maksimum
yang diinstall tidak boleh lebih dari 90 m
(295 ft).
• Panjang total kabel jumper maksimum
10 m (33 ft).
• Conduit yang dipasang oleh tidak
diijinkan terdapat lebih dari dua
bengkokan bersudut 90o
Outlet data dipasang secara “flush
Outlet Data Panasonic, Broco
mounted“ pada dinding ruang
PVC Conduit High Impact Conduit Clipsal, Legrand
Rack 19” wallmounted maupun cabinet
Racking menggunakan yang local made dengan Indorack, ABBA
tebal plat 1,6 mm warna black.

4 Pekerjaan Closed Circuit Television (CCTV)

MEKANIKAL ELEKTRIKAL 71
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis

Main Equipment Network Video Recorder (NVR) System Hikvision, Honeywell


- Input 32 channel camera
- HDD PC WD 2x2TB CCTV Purple
- Gigabit Ethernet, DVD RW
- c/w keyboard & mouse
Fixed Bullet Camera Day/Night, Vandallproof c/w housing & Hikvision, Honeywell
support POE, 2 MP (1920x1080)
Resolution, up to 30mtr IR Visibility, IP 66
Dome Indoor Camera Day/Night (NTSC, PAL), Vandallproof Hikvision, Honeywell
POE, 2 MP (1920x1080) Resolution, up to
30mtr IR Visibility, True day/night
Colour Monitor Colour monitor LED 24” (24MK430H-B) Samsung, LG
Rasio Aspek 16:9
Resolusi 1920 x 1080
24" IPS
FULLHD
Input VGA,HDMI
UPS APC, Prolink
Kabel UTP Cat-6 Belden, Prolink
Conduit PVC High Impact Clipsal, Legrand
Rack 19” wallmounted maupun cabinet
Racking menggunakan yang local made dengan Indorack, ABBA
tebal plat 1,6 mm warna black.

5 Pekerjaan Tata Suara


Power Amplifier 240 WATT Bosch, TOA
Power Source AC: 230 V AC, 50/60 Hz
DC: 24 V DC
Input 2 program inputs (parallel), 0 dB*,
20 kΩ, balanced
2 priority inputs (parallel), 0 dB*, 20 kΩ,
balanced
Impedance 28 Ω (100 V)
S/N Ratio 80 dB or more
Total Harmonic Distortion 1 % or less (at
rated output f = 1 kHz)
Frequency Response 80 Hz - 16 kHz,
±3 dB (at 1/3 rated output)
Ventilation Fan cooling
Operating Temperature 0 ℃ to +40 ℃
(32 ゜F to 104 ゜F)
Operating Humidity 90 %RH or less
(no condensation)
Finish Panel: Aluminum, black, alumite

Mixer Pre Amp 10 input channel Bosch, TOA

MEKANIKAL ELEKTRIKAL 72
Perencanaan Pembangunan Gedung Baru Pengadilan Mukomuko

Spesifikasi Teknis
Ceiling Speaker 3-6 watt, 80 Hz – 12kHz Bosch, TOA
Paging Box Speaker 3-6 watt, 350 Hz – 10 kHz Bosch, TOA
Microphone Bosch, TOA
Volume Input Range : 0,5 W ~ 60 W Bosch, TOA
Control/Attenuator
Frequency Response : 30 – 10.000 Hz Bosch, TOA
Distortion: 1%
S/N Ratio : 50 dB
Kabel Instalasi NYMHY 3x1,5mm2 Kabelindo, Supreme
Conduit High Impact dia.20mm2 Ega, Clipsal, Legrand

Tata Suara Professional - 1 set Mixer Amplifier 2x250W Audio Pro, JBL
Ruang Sidang - 1 set Microphone (isi 2 bh mic)
- 2 bh Pasif Speaker 250 Watt
- 2 titik Instalasi Pasif Speaker

MEKANIKAL ELEKTRIKAL 73

Anda mungkin juga menyukai