Anda di halaman 1dari 63

Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS

A.

UMUM
PASAL 1
URAIAN UMUM

1.1.

1.2.

1.3.

1.4.
1.5.

1.6.

1.7.

1.8.

Pekerjaan yang akan dilaksanakan dan akan ditenderkan sesuai


dengan :
a. Gambar-gambar bestek, konstruksi dan detail terlampir
b. Uraian dan syarat-syarat teknis pelaksanaan pekerjaan
(RKS)
c. Berita acara penjelasan pekerjaan (Aanwijzing)
d. Rencana Anggaran Biaya (RAB)
e. Petunjuk dari Direksi Lapangan/Pengawas Lapangan.
Pekerjaan yang akan dilaksanakan, adalah :
a. Peningkatan dan Rehabilitasi Gedung Aula Sekolah Tinggi
Perikanan Jl. AUP No.1 Pasar Minggu Jakarta Selatan.
b. Meliputi Pekerjaan :
Pembongkaran dinding bagian belakang Gedung Aula.
Pembuatan dinding baru kearah belakang Aula.
Pekerjaan pintu Aula.
Pekerjaan plafon R.Aula & R. Podium.
Pekerjaan pelapisan lantai R.Aula & R.Podium
Pekerjaan pelapisan beton pada tangga balkon.
Pekerjaan dinding partisi double Teak wood untuk
ruang kontrol audio.
Pekerjaan titik lampu.
Apabila ternyata ada perbedaan antara kontrak dan bestek,
bestek dan gambar detail, Pemborong harus segera lapor kepada
Direksi dan Pengawas Lapangan
Kontraktor/pemborong harus menghitung sendiri volume setiap
pekerjaan yang ada sesuai dengan gambar rencana dan RKS ini.
Sebelum dan selama melaksanakan pekerjaan, Penyedia jasa
harus berkonsultasi dengan Pengawas Kegiatan/ Direksi
Pekerjaan.
Selama berlangsungnya pekerjaan, Penyedia jasa harus dapat
menjaga lingkungan agar tidak terganggu oleh jalannya
pekerjaan.
Kerusakan jalan masuk yang disebabkan oleh pelaksanaan
pekerjaan atau lahan sekitar yang disebabkan oleh pelaksanaan
pekerjaan menjadi tanggung jawab Penyedia jasa. Untuk itu
sebelum pelaksanaan pekerjaan Rekanan/ Kontraktor bisa minta
ijin kepada pemilik yang bersangkutan untuk mendapatkan
dispensasi pemakaian jalan menuju lokasi ataupun lahan sekitar
yang diperlukan.
Pekerjaan harus segera diselesaikan dengan baik, dengan
ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
a. Halaman harus bersih dari sisa-sisa kotoran atau puingpuing pada waktu diserahkan.
b. Pekerjaan harus segera diserah terimakan dengan kondisi
memuaskan dengan disaksikan oleh Direksi dan Pengawas
Lapangan.

1
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Spesifikasi Teknis

PASAL 2
URAIAN PEKERJAAN

2.1.

2.2.

2.3.

2.4.

Umum
Untuk dapat memahami dengan sebaik-baiknya seluruh seluk
beluk pekerjaan ini kontraktor diwajibkan mempelajari secara
seksama seluruh gambar pelaksanaan beserta uraian pekerjaan
dan persyaratan pelaksanaan seperti yang diuraikan didalam
buku ini. Bila terdapat ketidakjelasan dan atau perbedaan dalam
gambar dan uraian ini kontraktor diwajibkan melaporkan hal
tersebut kepada perencana untuk mendapatkan penyelesaian/
Lingkup Pekerjaan
Penyelesaian tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat kerja yang
dibutuhkan dalam melaksanakan pekerjaan ini serta
mengamankan, mengawasi dan memelihara bahan-bahan, alat
kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan
berlangsung sehingga seluruh pekerjaan-pekerjaan dapat selesai
dengan sempurna.
Sarana Kerja
Kontraktor wajib memasukan jadwal kerja kontraktor juga wajib
memasukan identifikasi dari tempat kerja, nama, jabatan, dan
keahlian masing-masing anggota pelaksanaan pekerjaan, serta
iventarisasi peralatan yang digunakan melaksanakan pekerjaan
ini. Kontraktor wajib menyediakan tempat penyimpanan bahanbahan/material dilokasi yang aman dari segala kerusakan,
kehilangan dan hal-hal yang dapat mengganggu pekerjaan lain.
Semua sarana persyaratan kerja, sehingga kelancaran dan
memudahkan kerja dilokasi dapat tercapai.
Gambar-gambar Dokumen
a. Dalam hal terjadi perbedaan dan atau pertentangan dalam
gambar-gambar yang ada (arsitektur, struktur dan
mekanikal dan elektrikal) dalam buku uraian pekerjaan ini
maupun pekerjaan yang terjadi akibat kecelakaan dilokasi,
kontraktor diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada
perencanaan/ konsultan pengawasan. Secara tertulis untuk
mendapatkan keputusan pelaksanaan dilokasi sebatah
konsultan pengawas berunding terlebih dahulu dengan
perencana. Ketentuan tersebut di atas tidak dapat dijadikan
alasan oleh kontraktor untuk memperpanjang waktu
pelaksanaan.
b. Semua ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran
jadi, dalam keadaan selesai/terpasang.
c. Mengingat masalah ukuran ini sangat penting, kontraktor
diwajibkan memperhatikan dan meneliti dahulu semua
ukuran yang tercantum seperti peil-peil, ketinggian, lebar
ketebalan, luas penampang dan lain-lainnya sebelum
pekerjaan dimulai.
Bila ada keraguan mengenai ukuran mana yang akan
dipakai dan dijadikan pegangan kontraktor wajib
merundingkan terlebih dahulu dengan perencanaan.
d. Kontraktor tidak dibenarkan untuk mengubah dan atau
mengganti ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambargambar pelaksanaan tanpa sepengetahuan konsultan
pengawas.
e. Kontraktor harus menyediakan dengan lengkap masingmasing dua salinan segala gambar-gambar, spesifikasi
teknis, agenda, berita-berita perubahan dan gambar-gambar
pelaksanaan yang batah disetujui di tempat pekerjaan.
2

Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Spesifikasi Teknis

2.5.

Dokumen-dokumen ini harus dapat dilihat konsultan


pengawas konstruksi dan direksi setiap saat sempat dengan
serah terima kesatu. Serah terima kesatu dokumendokumen tersebut akan didokumentasikan oleh pemberi
tugas.
Gambar-gambar Pelaksanaan dan Contoh-contoh
a. Semua gambar pelaksanaan (shop drawing) adalah gambargambar, diagram, ilustrasi jadwal, brosur, atau data yang
disiapkan kontraktor atau subkontraktor, supplier atau
produsen yang menjelaskan bahan-bahan atau sebagian
pekerjaan.
b. Disediakan contoh-contoh benda dari kontraktor untuk
menunjukan bahan, pelengkapan, dan kualitas kerja. Ini
akan dipakai oleh konsultan pengawas untuk menilai
dahulu.
c. Kontraktor akan memeriksa, menandatangani persetujuan
dan menyerahkan dengan segera semua gambar-gambar
pelaksanaan dan contoh-contoh yang diisyaratkan dalam
dokumen kontrak atau oleh konsultan pengawas. Gambargambar pelaksanaan dan contoh-contoh harus diberi tandatanda sebagaimana ditentukan konsultan pengawas.
Kontraktor harus melampirkan keterangan tertulis
mengenai setiap perbedaan dengan Dokumen Kontrak jika,
ada hal-hal demikian.
d. Dengan menyetujui dan menyerahkan gambar-gambar
pelaksanaan atau contoh-contoh dianggap Kontraktor batah
meneliti dan menyesuaikan setiap gambar atau contoh
tersebut dengan Dokumen Kontrak.
e. Konsultan Pengawas dan Perencanaan akan memeriksa dan
menolak atau menyetujui gambar-gambar pelaksanaan atau
contoh-contoh dalam waktu sesingkat-singkatnya, sehingga
tidak
mengganggu
jalannya
pekerjaan
dengan
mempertimbangkan syarat-syarat keindahan.
f. Kontraktor akan melakukan perbaikan-perbaikan yang
diminta konsultan pengawas dan menyerahkan kembali
gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-contoh sampai
disetujui.
g. Persetujuan konsultan pengawas terhadap gambar-gambar
pelaksanaan dan contoh-contoh tidak membebaskan
kontraktor dari tanggung jawabnya atas perbedaan tersebut
tidak diberitahukan secara tertulis kepada konsultan
pengawas.
h. Semua pekerjaan yang memerlukan gambar-gambar
pelaksanaan atau contoh-contoh yang harus disetujui
konsultan pengawas, tidak boleh dilaksanakan sebelum ada
persetujuan dari konsultan pengawas.
i. Gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh harus
dikirimkan konsultan pengawas dalam dua salinan,
konsultan pengawas akan memeriksa dan mencantumkan
Batah Diperiksa Tanpa Perubahan atau Ditolak satu
salinan ditahan oleh konsultan pengawas untuk arsip,
sedangkan yang kedua dikembalikan kepada sub kontraktor
atau yang bersangkutan lainnya.
j. Sebelum catalog atau barang cetakan, hanya boleh
diserahkan apabila menurut konsultan pengawas hal-hal
3

Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Spesifikasi Teknis

2.6.

2.7.

2.8.

yang sudah ditentukan dalam catalog atau barang cetakan


tersebut sudah jelas dan tidak dirubah. Barang cetakan ini
juga harus diserahkan dalam dua rangkap untuk masingmasing jenis dan diperlukan sama seperti butir diatas.
k. Contoh-contoh yang disebutkan dalam Spesifikasi teknis
harus dikirimkan kepada konsultan pengawas.
l. Biaya pengiriman gambar-gambar pelaksanaan, contohcontoh, catalog-katalog kepada konsultan, Pengawas dan
perencanaan menjadi tanggungan kontraktor.
Jaminan Kualitas
Kontraktor menjamin pada Pemberi Tugas dan Konsultan
Pengawas, bahwa semua bahan dan perlengkapan untuk
pekerjaan adalah sama sekali baru, kecuali ditentukan lain, serta
kontraktor menyetujui bahwa semua pekerjaan dilaksanakan
dengan baik, bebas dari cacat teknis dan estetis serta sesuai
dengan dokumen kontrak.
Apabila diminta. Kontraktor sanggup memberikan bukti-bukti
mengenai hal-hal tersebut pada butir-butir ini, sebelum
mendapat persetujuan dari konsultan pengawas, bahwa
pekerjaan batah dikerjakan dengan sempurna, semua pekerjaan
tetap menjadi tanggung jawab kontraktor sepenuhnya.
Nama Pabrik/Merk yang ditentukan
Apabila pada spesifikasi teknis ini disebutkan nama pabrik.merk
dari suatu jenis bahan/komponen, maka kontraktor menawarkan
dan memasang sesuai dengan yang ditentukan, jadi tidak ada
alasan bagi kontraktor pada waktu pemasangan menyatakan
barang tersebut sudah tidak terdapat lagi dipasaran ataupun
sukar didapat dipasaran.
Untuk barang-barang yang harus diimport, segera sebatah
ditunjuk sebagai pemenang, kontraktor harus sesegera mungkin
memesan pada agennya di Indonesia.
Apabila kontraktor batah berusaha untuk memesan namun pada
saat pemesanan bahan/merk tersebut tidak/sukar diperoleh, maka
perencana dengan persetujuan tertulis dari pemberi tugas akan
melakukan sendiri alternative merk lain dengan spesifikasi
minimum yang sama. Sebatah 1 (satu) bulan menunjukan
pemenang, kontraktor harus memberikan kepada pemberi tugas
fotocopy dari pemesanan material yang diimport pada agen
ataupun importer lainnya, yang menyatakan bahwa materialmaterial tersebut batah dipesan (order import)
Contoh-contoh Bahan/Material
a. Contoh-contoh material yang dikehendaki oleh pemberi
tugas atau wakilnya harus segera disediakan atas biaya
kontraktor dan contoh-contoh tersebut diambil dengan jalan
atau cara sedemikian rupa, sehingga dapat dianggap bahwa
bahan atau pekerjaan tersebutlah yang akan dipakai dalam
pekerjaan nanti. Contoh-contoh tersebut jika batah
disetujui, disimpan oleh pemberi tugas atau wakilnya untuk
dijadikan dasar penolakan tidak sesuai dengan contoh, baik
kualitas maupun sifatnya.
b. Kontraktor diwajibkan menyerahkan barang-barang contoh
(sample) dari material yang akan dipakai/dipasang, untuk
mendapatkan persetujuan konsultan pengawas.
c. Barang-barang contoh (sample) tertentu harus dilampiri
dengan tanda bukti sertifikasi pengujian dan spesifikasi
4

Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Spesifikasi Teknis

teknis dari barang-barang/material-material tersebut.


Untuk barang-barang dan material yang akan didatangkan
kesite (melalui pemesanan) maka kontraktor diwajibkan
menyerahkan : brosur, catalog, gambar kerja atau shop
drawing
dan
sample
yang
dianggap
perlu
perencanaan/konsultan pengawas.
Subtitusi
a. Produk yang disebutkan nama pabriknya :
Material peralatan, perkakas, aksesoris yang disebutkan
nama pabriknya dalam RKS, kontraktor harus melengkapi
produk yang disebutkan dalam spesifikasi teknis atau dapat
mengajukan produk yang setara, disertai data-data yang
lengkap untuk mendapatkan konsultan perencana sebelum
memesan.
b. Produk yang tidak disebutkan nama pabriknya.
Materialnya, peralatan, perkakas, aksesoris dan produkproduk yang tidak disebutkan nama pabriknya didalam
spesifikasi teknis, kontraktor harus mengajukan secara
tertulis nama Negara dari pabrik yang menghasilkan
catalog dan selanjutnya menguraikan data-data atau yang
menunjukan secara benar bahwa produk-produk yang
dipergunakan adalah sesuai dengan spesifikasi teknis dan
kondisi proyek untuk mendapatkan persetujuan dari
pemilik/ perencana/konsultan pengawas.
Peralatan, Material dan Tenaga Kerja
Seluruh peralatan, material yang dipergunakan dalam pekerjaan
ini harus baru. Seluruh peralatan harus dilaksanakan dengan cara
yang benar dan setiap pekerja harus mempunyai ketrampilan
yang memuaskan, dimana latihan khusus bagi pekerja sangat
diperlukan dan kontraktor harus melaksanakannya.
Klausal disebutkan kembali
Apabila dalam dokumen tender ini klausal-klausal yang
disebutkan kembali pada butir lain, maka ini bukan berarti
menghilangkan butir tersebut tetapi dengan pengertian lebih
menegaskan masalah. Jika terjadi hal-hal yang sering
bertentangan antara gambar atau terhadap spesifikasi teknis,
maka diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai bobot
teknis dan atau yang mempunyai bobot biaya yang paling tinggi.
Pemilik proyek dibebaskan dari hak patent dan lain-lain untuk
segala claim atau tuntutan terhadap hak-hak asasi manusia.
Koordinasi Pekerjaan
a. Untuk kelancaran pekerjaan ini, garus disediakan
koordinasi dari seluruh bagian yang terlibat didalam
kegiatan proyek ini. Seluruh aktifitas yang menyangkut
dalam proyek ini harus dikoordinir terlebih dahulu agar
gangguan dan konflik satu dengan yang laian dapat
dihindarkan. Melokalisasi/merinci setiap pekerjaan sampai
dengan detail untuk menghindari gangguan dan konflik
serta harus persetujuan dari konsultan perencana/
pengawas.
b. Kontraktor harus melaksanakan segala pekerjaan menurut
uraian dan syarat-syarat pelaksanaan, gambar-gambar dan
instruksi tertulis dari konsultan pengawas.
c. Konsultan pengawas berhak memeriksa pekerjaan yang
dilakukan oleh kontraktor pada setiap waktu.

d.

2.9.

2.10.

2.11.

2.12.

5
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Spesifikasi Teknis

2.13.

Bagaimanapun juga kelalaian konsultan pengawas dalam


pengontrolan terhadap kekeliruan atas pekerjaan yang
dilaksanakan oleh kontraktor. Tidak berarti kontraktor
bebas dari tanggung jawab.
d. Pekerjaan yang tidak memenuhi uraian dan syarat-syarat
pelaksanaan (spesifikasi) atau instruksi tertulis dari
konsultan pengawas harus diperbaiki atau dibongkar.
Semua biaya diperlukan untuk itu menjadi tanggung jawab
kontraktor
Perlindungan terhadap Orang, Harta Benda dan Pekerjaan
a. Perlindungan terhadap milik umum
Kontraktor harus menjaga jalan umum, jalan kecil dan jalan
bersih dari alat-alat mesin, bahan-bahan bangunan dan
sebagainya serta memelihara kelancaran lalulintas, baik
bagi kendaraan maupun pejalan kaki selama kontrak
berlangsung.
b. Orang-orang yang tidak berkepentingan
Kontraktor harus melarang siapapun yang tidak
berkepentingan memasuki tempat pekerjaan dan dengan
tegas memberikan perintah kepada ahli tekniknya yang
bertugas dan oara penjaga.
c. Perlindungan terhadap bangunan yang ada:
Selama masa-masa pelaksanaan kontrak, kontraktor
bertanggung jawab penuh atas segala kerusakan bangunan
yang ada, utilitas, jalan-jalan, saluran-saluran pembuangan
dan sebagainya ditempat pekerjaan, dan kerusakan sejenis
yang disebabkan operasi-operasi kontraktor, dalam arti kata
luas. Itu semua harus diperbaiki oleh kontraktor hingga
dapat diterima oleh pemberi tugas.
d. Penjagaan dan perlindungan pekerjaan:
Kontraktor bertanggung jawab atas penjagaan,
penerapan dan perlindungan terhadap pekerjaan yang
dianggap penting selama pelaksanaan kontrak, siang dan
malam.
Pemberi tidak bertanggung jawab terhadap kontraktor,
atas kehilangan atau kerusakan bahan-bahan bangunan
peralatan atau pekerjaan yang sedang dalam
pelaksanaan.
e. Kesejahteraan keamanan dan pertolongan pertama
Kontraktor harus mengadakan dan memelihara fasilitas
kesejahteraan dan tindakan pengamanan yang layak untuk
melindungi para pekerja dan tamu yang akan datang ke
lokasi. Fasilitas dan tindakan pengamanan seperti ini
diisyaratkan harus memuaskan pemberi tugas dan juga
harus menurut (memenuhi) ketentuan-ketentuan undangundang yang berlaku saat ini. Dilokasi pekerja, kontraktor
wajib mengadakan perlengkapan yang cukup untuk
pertolongan pertama yang mudah dicapai.
f.

Gangguan pada tetangga


Segala pekerjaan yang menurut pemberi tugas mungkin
akan menyebabkan adanya gangguan pada penduduk yang
berdekatan, hendaknya dilaksanakan pada waktu
sebagainya tugas akan menentukannya dan tidak ada
tambahan yang mungkin ia keluarkan.
6

Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Spesifikasi Teknis

2.14.

2.15.

2.16.

Peraturan Hak Patent


Kontraktor harus melindungi pemilik (owner) terhadap semua
claim atau tuntutan, biaya atau kenaikan harga karena
bencana, dalam hubungan dengan merk dagang atau nama
produksi, hak cipta ada semua material dan peralatan yang
digunakan dalam proyek ini.
Iklan
Kontraktor tidak diijinkan membuat iklan dalam bentuk apapun
didalam sempadan (batas) site atau ditanah yang berdekatan
tanpa seijin dari pemberi tugas
Peraturan Teknis Pembangunan yang digunakan
a. Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan
lain dalam rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) ini,
berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan dibawah ini
termasuk segala perubahan dan tambahannya.
b. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 tahun
2003 tanggal 03 Nopember tentang pedoman pelaksanaan
pengadaan barang/jasa pemerintah.
c. Peraturan umum tentang pelaksanaan pembangunan di
Indonesia atau Algemene Voorwaarden Voor Uitvorering
bij Aaneming van Openbare Warken (AV) 941.
d. Keputusan-keputusan dari majelis Indonesia untuk
Arbitrase Teknik dari Dewan Teknik Pembangunan
Indonesia (DTPI).
e. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI-1971)
f. Tata cara perencanaan struktur untuk bangunan gedung
SK-SNI T-15 1991-03
g. Peraturan umum dari Dinas Kesehatan Kerja Departemen
Tenaga kerja.
h. Peraturan umum tentang Pelaksanaan Instalasi Listrik
(PUIL) 979 dan PLN setempat.
i. Peraturan umum tentang pelaksanaan Instalasi Air minum
serta Instalasi pembuangan dari Perusahaan Air Minum.
j. Peraturan konstruksi kayu Indonesia (PKKI-1961).
k. Peraturan Semen Portland Indonesia NI-08.
l. Peraturan Bata Merah sebagai bahan bangunan.
m. Peraturan Muatan Indonesia 1983.
n. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia 1983.
o. Peraturan Pengecatan NI-12.
p. Peraturan ketentuan lain yang dikeluarkan oleh
jawatan/instansi pemerintahan setempat, yang bersangkuta
dengan permasalahan bangunan.
q. Untuk melaksanakan pekerjaan dalam butir tersebut diatas,
berlaku dan mengikat pula.
r. Gambar bestek yang dibuat konsultan perencana yang
sudah disahkan oleh pemberi tugas termasuk juga gambargambar detail yang diselesaikan oleh kontraktor dan sudah
disahkan/disetujui direksi.
s. Rencana kerja dan syarat-syarat pekerjaan.
t. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
u. Berita Acara Penunjukan.
v. Surat Keputusan Pengguna Barang/jasa tentang penunjukan
kontraktor.
w. SPPPBJ (Surat Penetapan Penunjukan Penyedia
Barang/Jasa).
x. Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya.
7

Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Spesifikasi Teknis

2.17.

2.18.

PASAL 3
PERSYARATAN BAHANBAHAN

3.1.

3.2.

y. Jadwal Pelaksanaan (Tentative Time Schedule).


z. Kontrak/surat Perjanjian Pemborongan.
Shop Drawing
a. Harus selalu dibuat gambar pelaksanaan dari semua
komponen struktur berdasarkan design yang ada dan harus
dimintakan persetujuan tertulis dari konsultan pengawas.
b. Gambar pelaksanaan ini harus memberikan semua data-data
yang diperlukan termasuk keterangan produk bahan,
keterangan pemasangan, data-data tertulis dan hal-hal lain
yang diperlukan.
c. Kontraktor bertanggung jawab terhadap semua kesalahankesalahan
detailing
fabrikasi
dan
ketepatan
penyebatan/pemasangan semua bagian konstruksi baja.
d. Semua bahan untuk pekerjaan baja difabrikasi diworkshop
kecuali atas persetujuan konsultan pengawas.
e. Semua Baut, baik yang dikerjakan diworkshop maupun
dilapangan harus selalu memberikan kekuatan yang
sebenarnya dan masuk tepat pada lubang baut tersebut.
f. Pekerjaan perubahan dan tambahan dilapangan pada waktu
pemasangan yang diakibatkan oleh kurang kelalaian
kontraktor, harus dilakukan atas biaya kontraktor.
g. Keragu-raguan terhadap kebenaran dan kejelasan gambar
dan spesifikasi harus ditanyakan kepada konsultan
pengawas/perencana.
h. Kontraktor diwajibkan untuk membuat gambar-gambar As
Built Drawing sesuai dengan pekerjaan yang batah
dilakukan dilapangan secara kenyataan. Untuk kebutuhan
pemeriksanaan dikemudian hari dan gambar-gambar
tersebut diserahkan kepada konsultan pengawas
Pembuatan Gambar Pelaksanaan (As-Build Drawing)
Sebelum penyerahan pekerjaan I, kontraktor pelaksana sudah
harus menyelesaikan gambar sesuai pelaksanaan yang terdiri
dari :
a. Gambar rancangan pelaksanaan yang tidak mengalami
perubahan dalam pelaksanaannya
b. Shop drawing sebagai penjelasan detail maupun yang
berupa gambar-gambar perubahan
c. Apabila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran,
maka ukuran dengan angka yang diikuti, kecuali bila terjadi
kesalahan penulisan angka tersebut yang jelas akan
menyebabkanketidaksempurnaan/ketidaksesuaian
konstruksi harus mendapatkan keputusan Konsultan
Pengawas terlebih dahulu
d. Kertas gambar as built drawing dengan ukuran A3 atau A2
e. Gambar sesuai pelaksanaan merupakan bagian pekerjaan
yang harus diserahkan pada saat Penyerahan Pertama.

Yang disebut dengan bahan bangunan adalah semua bahanbahan yang digunakan dalam pelaksanaan sebagaimana tertera
dalam uraian pekerjaan dan persyaratan pelaksanaan ini serta
gambar kerja.
Semua bahan bangunan harus berkualitas baik dan sesuai dengan
syarat-syarat yang tercantum dalam PUBI 1982, PBI 1971,
SKSNI T15 1991 03, SNI 03-1729-2002, AV, PTC,
AUWI, AVE dan PKKI-05-2002.
8

Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Spesifikasi Teknis

Jenis dan mutu bahan yang dipakai diutamakan merupakan


produk dalam negeri, dan mengacu Peraturan Daerah yang
berlaku, kecuali ditentukan lain.
3.4. Penyedia jasa harus membuat gambar-gambar detail pelaksanaan
(shop drawing), pengiriman kepada Direksi Pekerjaan/Pengawas
Kegiatan contoh bahan bangunan termasuk warna dan bentuk
yang akan dipakai sebelum pelaksanaan pekerjaan untuk
diperiksa dan disetujui.
3.5. Penyedia jasa harus menyerahkan hasil tes laboratorium jika
diperlukan, yang berkaitan dengan mutu bahan yang akan
digunakan.
3.6. Bila terdapat perbedaan pendapat mengenai mutu bahan, maka
Pemborong berkewajiban memeriksakan bahan tersebut
kelaboratorium Balai Penelitian Bahan Bangunan dengan semua
biaya menjadi tanggungan Pemborong, begitu pula waktu yang
tersita dapat untuk alasan perpanjangan waktu pelaksanaan.
3.7. Direksi Pekerjaan/Pengawas Kegiatan berhak untuk meminta
keterangan selengkap-lengkapnya tentang bahan tersebut.
3.8. Contoh-contoh harus sesuai dengan macam dan kualitas keadaan
barang-barang yang dipakai (dimaksud).
3.9. Jika diperlukan pekerjaan yang memerlukan tempat kerja selain
tempat kerja yang ada dilapangan/ Basecamp, maka Penyedia
Jasa wajib memberitahu kepada Direksi Pekerjaan/Pengawas
Kegiatan, agar kualitas bahan maupun kualitas pekerjaan
sebelum dikirimkan ke lapangan bisa direkomendasi oleh
Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan apakah layak untuk
dikirim/dipasang.
3.10. Ukuran/dimensi yang dimaksud dalam gambar untuk bahan
adalah bersih (ukuran jadi).
3.11. Air
a. Air untuk pembangunan haruslah digunakan air tawar yang
bersih dan bebas mineral zat organik tanah lumpur, larutan
alkalin dan lain-lain.
b. Jika air dari saluran air minum atau sumber air yang ada
tidak mencukupi maka penyedia jasa harus mengadakan air
untuk tujuan pembangunan ini dengan mendatangkan atau
mengadakan sumber air sendiri yang memenuhi syarat
3.12. Semen Portland
a. Portland Cemen (PC) yang dipergunakan dalam pekerjaan
ini adalah semen sekualitas Tiga Roda Kualitas I harus
memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam NI-8 Bab
3.2, PBI 1971 dan PUBI 1982, warna abu-abu kehijauan.
b. Semen yang digunakan dalam pekerjaan harus sama
dengan semen yang dipakai pada waktu menentukan
campuran beton.

3.3.

c.
d.
e.
f.

Untuk pekerjaan beton plat, menggunakan semen portland


type II yang tahan sulfat.
Kantong pembungkus tidak boleh rusak jahitannya sebelum
sampai di tempat pekerjaan.
Semen yang sudah mulai membatu tidak boleh
dipergunakan.
Untuk menghindari terjadinya semen sampai membatu,
Penyedia Jasa diwajibkan untuk menjaga stok semen
jangan sampai melebihi kapasitas penggunaan (sesuai
dengan schedule).
9

Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Spesifikasi Teknis

g.

3.13.

3.14.

3.15.

3.16.

Penyimpanan semen (gudang semen), agar dibuat bebas air/


bocor air hujan dan tidak terpengaruh cuaca.
h. Semen harus keluaran pabrik yang sama dan hasil produksi
yang sama.
Kerikil (Agregat Kasar)
a. Untuk pekerjaan beton, batu pecah atau koral dengan
gradasi 2 sampai 3 cm, bersih dari bahan organis atau
kotoran lain dan sebelum digunakan harus dicuci terlebih
dahulu.
b. Kerikil yang akan digunakan untuk bahan beton
(pengecoran) harus kerikil yang keras tidak berpori.
c. Untuk pekerjaan rembesan kerikil dari kwarsa keras.
Pasir (Agregat Halus)
a. Pasir urug adalah pasir pengisi yang tidak mengandung
bahan organis dan bebas dari bahan lumpur.
b. Pasir aduk adalah pasir yang tidak mengandung bahan
organis atau garam atau tidak tercampur tanah atau bahanbahan lain.
c. Pasir beton adalah pasir yang bersih tidak mengandung
bahan-bahan organis, kasar tajam memenuhi syarat-syarat
yang tercantum dalam PBI 71.
d. Untuk pasir aduk pasir beton digunakan pasir yang kasar
tidak mengandung lumpur atau tanah (yang berkualitas
baik).
e. Penyetokan material terutama pasir agar dipisahkan sesuai
dengan fungsi penggunaannya, tidak diperbolehkan
tercampur satu dengan yang lainnya.
Batu Belah
a. Jenis batu yang digunakan harus keras dan tidak boleh
berupa batu blondos (harus dibelah).
b. Untuk pekerjaan pasangan batu ukuran batu yang
digunakan antara 10 cm sampai dengan 20 cm, sedapat
mungkin berbentuk persegi.
Besi
a. Semua besi beton yang dipakai harus sesuai dengan standar
yang batah ditetapkan.
b. Semua baja tulangan yang akan dipakai harus berasal dari
produksi pabrik yang batah disetujui Pengawas Kegiatan.
c. Baja tulangan harus dari baja polos atau diprofilkan dengan
tegangan leleh minimal 2400 kg/cm2, Baja tulangan harus
dari baja Ulir atau diprofilkan dengan tegangan leleh
minimal 3900 kg/cm2 untuk besi beton < 19 mm dan
dengan tegangan leleh 4000 kg/cm2 untuk besi beton >
12 mm, untuk tulangan dengan > 16 mm digunakan baja
diprofilkan, yang dalam segala hal harus memenuhi
ketentuan-kelentuan SKSNI T-15-1991-03.
d. Baja tulangan harus disimpan dengan tidak menyentuh
tanah dan tidak boleh disimpan di udara terbuka untuk
jangka lama. Cara pembengkokan besi tulangan harus
menurut SKSNI T-15-1991 - 03.
e. Anyaman besi harus kokoh sehingga tidak berubah tempat
selama pengecoran. Selimut beton dibuat dengan beton
decking (tahu beton) dari semen pasir campuran 1 : 2
dengan ukuran 4 x 4 x 3 cm untuk elemen struktur (balok,
kolom) dan 4 x 4 x 2 cm untuk elemen pelat. Besi tulangan
10

Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Spesifikasi Teknis

harus disatukan satu sama lain dengan kawat bendrat.


Sebelum pengecoran baja tulangan harus bebas dari
minyak, kotoran, cat, karat atau bahan lain yang merusak
hubungan besi dan beton.
g. Untuk besi tulangan tidak boleh mempergunakan besi bekas
pakai.
3.17. Lain-lain
a. Penggunaan bahan yang belum tertuang dalam pasal ini
agar menyesuaikan penggunaannya dan sesuai gambar dan
dapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan/ Pengawas
Kegiatan.
b. Semua bahan-bahan perlengkapan yang akan dipergunakan
pada bangunan ini sebelumnya harus sebatah diperiksa dan
diterima oleh Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan.
c. Penggunaan bahan yang tidak sesuai dengan syarat-syarat
bahan tersebut akan ditolak atau dikeluarkan atas perintah
Pengawas Kegiatan sebatah 2x24 jam dengan segala resiko
oleh Penyedia jasa.
d. Apabila diperlukan pemeriksaan laboratorium atas bahan
maka biaya pemeriksaan ditanggung oleh Penyedia jasa.
e. Persyaratan bahan-bahan yang belum tertuang didalam
RKS dan ada dalam gambar, sebelum bahan tersebut
didatangkan di lokasi kegiatan agar terlebih dahulu
dikoordinasikan dengan Direksi Pekerjaan/ Pengawas
Kegiatan.

f.

PASAL 4
PEKERJAAN
PERSIAPAN

4.1.
4.2.

4.3.

Lokasi untuk bangunan ini akan diserahkan oleh Pemberi


Tugas kepada Pemborong dalam keadaan bebas dari gugatan
Pihak Ketiga.
Penyedia jasa harus membuat bangunan sementara untuk kantor
pengelolaan kegiatan, barak kerja dan gudang untuk menyimpan
bahan-bahan dengan ketentuan antara lain :
a. Bangunan sementara boleh memanfaatkan bangunan
sekitarnya yang masih layak dipergunakan.
b. Jika diperlukan pembuatan bangunan sementara,
penempatan bangunan sementara harus sepengetahuan dan
seijin Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan.
c. Kualitas dan mutu bangunan harus disetujui Direksi
Pekerjaan/Pengawas Kegiatan.
d. Bangunan sementara harus mempunyai penghawaan dan
penerangan secukupnya, tidak gelap dan tidak bocor.
e. Bangunan sementara/ Direksi Keet dilengkapi meja kursi
rapat, meja kursi tamu, almari, meja kursi kerja, white
board serta papan untuk menempelkan gambar dan ditutup
dengan plastik bening.
f. Alat-alat yang harus senantiasa tersedia diproyek, untuk
setiap saat dapat digunakan oleh direksi lapangan adalah:
1 (satu) buah alat ukur Schufmaat/alat ukur..
1 (satu) unit computer dan printer.
satu set kelengkapan PPPK (P3K)
Kantor Pengawas
a. Kantor konsultan pengawas merupakan bangunan dengan
konstruksi rangka kayu, dinding papan multiplex dicat,
penutup atap asbes semen gelombang, lantai papan, diberi
pintu/jendela secukupnya, penghawaan/pencahayaan. Letak
11

Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Spesifikasi Teknis

4.4.

4.5.

kantor konsultan pengawas harus dekat dengan kantor


kontraktor tetapi terpisah dengan tegas.
b. Perlengkapan-perlengkapan kantor konsultan pengawas
yang harus disediakan :
1 (satu) buah meja rapat ukuran 120 cm x 300 cm
dengan 10 kursi.
1 (satu) buah meja tulis ukuran 70 cm x 140 cm dengan
2 kursi.
1 (satu) buah lemari ukuran 150 cm x 200 cm x 50 cm
dapat dikunci.
1 (satu) buah whiteboard ukuran 120 cm x 240 cm.
Berdekatan dengan kantor pengawas harus ditempatkan
ruang WC dengan bak air bersih secukupnya dan
dirawat kebersihannya
Pelayanan Pengujian
a. Penyedia Jasa harus menyediakan tempat kerja, bahan,
fasilitas, pekerja, pelayanan dan pekerjaan lainnya yang
diperlukan untuk pelaksanaan pengujian yang diperlukan.
Umumnya Penyedia Jasa di bawah perintah dan
pengawasan Direksi Teknis akan melakukan semua
pengujian sehubungan dengan pengendalian mutu bahan
baku, campuran dan bahan yang diproses untuk menjamin
bahwa bahan-bahan tersebut memenuhi mutu bahan,
kepadatan dari pemadatan.
b. Penyedia Jasa
harus
menyediakan
pelayanan
pengujian dan/ atau fasilitas laboratorium sebagaimana
disyaratkan untuk memenuhi
seluruh ketentuan
pengendalian mutu.
c. Dalam segala hal, Penyedia Jasa harus menggunakan
SNI, sebagai standar pengujian. Penyedia Jasa dapat
menggunakan standar lain yang relevan sebagai
pengganti SNI atas persetujuan Pengawas Kegiatan/
Direksi Pekerjaan.
d. Inspeksi dan pengujian akan dilaksanakan oleh
Pengawas Kegiatan/ Direksi Pekerjaan untuk memeriksa
pekerjaan yang batah selesai apakah batah memenuhi
mutu bahan, kepadatan dari pemadatan dan setiap
ketentuan
lanjutan
yang
diperlukan
selama
pelaksanaan pekerjaan.
e. Bahan dan pengerjaan yang tidak memenuhi ketentuan
yang disyaratkan harus dibongkar dan diganti dengan
bahan dan pengerjaan yang memenuhi Spesifikasi ini,
atau menurut Pengawas Kegiatan/ Direksi Pekerjaan harus
diperbaiki sedemikian hingga sebatah diperbaiki akan
memenuhi semua ketentuan dalam kontrak.
Papan nama Kegiatan
a. Papan nama kegiatan dibuat dengan ukuran 1 x 2 m, dan
dipasang dilokasi kegiatan, 1 (satu) minggu sebatah
Penyedia jasa menerima SPK selama kegiatan berlangsung.
b. Papan nama kegiatan dibuat dari papan dan tiang kayu
10x10 kayu kualitas I (dibuat sesuai petunjuk Pengawas
Kegiatan)

12
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Spesifikasi Teknis

c.

4.6.

Atas biaya penyedia jasa, bila diharuskan oleh pihak


penguasa daerah setempat, Penyedia jasa boleh memasang
papan nama kegiatan sesuai normalisasi dari Pemerintah
Daerah setempat.

Pekerjaan Pembongkaran dan Perbaikan


a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan meliputi pembongkaran, penggalian dan
perbaikan serta pembuatan bangunan-bangunan, jalan,
gorong-gorong, jembatan atau hal-hal lain yang merupakan
milik Instansi/ Negara dan milik perorangan yang terletak
pada lokasi pekerjaan. Pekerjaan Kontraktor menurut
petunjuk-petunjuk Direksi dan syarat-syarat teknis dan
instansi yang bersangkutan.
b. Pelaksanaan Pembongkaran dan Perbaikan
1) Kontraktor dalam melaksanakan pembongkaran atau
penggalian harus diusahakan tidak merusak bahan
yang masih bisa dipergunakan dan melindungi bagian
bangunan yang berhubungan dengan pekerjaan ini,
dan pelaksanaan harus sesuai dengan petunjuk Direksi.
2) Pelaksanaan pembongkaran dan perbaikan yang
menyangkut fasilitas umum harus disediakan,
dikerjakan dan pelaksanaan harus sesuai dengan
petunjuk Direksi.
3) Persyaratan teknis terhadap perbaikan dan pemindahan
bangunan yang dimaksud dan belum tercakup dalam
Spesifikasi akan ditentukan oleh Direksi berdasarkan
informasi dan instansi yang bersangkutan.
4) Pada tempat mana akan dibuat jalur galian pipa
terdapat pengerasan bangunan, maka sebelum
pengerasan tersebut berikut pondasinya harus
dibongkar harus mengajukan izin ke Direksi.
5) Setiap bangunan/ saluran, jalan atau lainnya yang
dibongkar akibat pekerjaan ini harus diperbaiki
kembali seperti keadaan semula sehingga memuaskan
Direksi.
6) Pagar dan tanaman atau pohon-pohon yang terkena
pekerjaan ini harus dipindahkan, disusun dan ditanam
kembali. Atau singkirkan sesuai petunjuk Direksi.
c. Bahan dan Bekas Bongkaran
1) Bahan yang masih dipergunakan seperti batu kali, batu
bata, paving dan lain-lain harus dibersihkan dan
disusun di lokasi pekerjaan atau diangkut ke tempat
penyimpanan sesuai petunjuk Direksi.
2) Bahan bekas bongkaran yang tidak dapat dipakai lagi
harus disingkirkan dan dibuang sesuai dengan
petunjuk Direksi.
3) Bahan bekas bongkaran milik pihak ketiga, sejauh
pemilik menghendakinya kembali diangkat ke tempat
yang akan ditentukan dekat tempat pekerjaan.
4) Segala biaya pekerjaan bongkaran, perbaikan,
pemindahan dan pengangkutan bahanbahan yang
dimaksud dalam pekerjaan ini menjadi beban
Kontraktor.

13
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Spesifikasi Teknis

4.7.

Penjagaan dan Penerangan


a. Penyedia jasa harus mengurus penjagaan di luar jam kerja
(siang dan malam) dalam kompleks pekerjaan termasuk
bangunan yang sedang dikerjakan, gudang dan lain-lain.
b. Untuk kepentingan keamanan dan penjagaan perlu
diadakan penerangan/lampu pada tempat tertentu.
c. Penyedia jasa bertanggung jawab sepenuhnya atas bahan
dan alat-alat lain yang disimpan dalam gudang dan halaman
pekerjaan apabila terjadi kebakaran dan pencurian,
Penyedia jasa harus segera mendatangkan gantinya untuk
kelancaran pekerjaan.
d. Penyedia jasa harus menjaga jangan sampai terjadi
kebakaran atau sabotase ditempat pekerjaan, alat-alat
pemadam kebakaran atau alat bantu lain untuk keperluan
yang sama harus selalu berada ditempat pekerjaan.
e. Segala resiko dan kemungkinan kebakaran yang menimbulkan kerugian-kerugian dalam pelaksanaan pekerjaan dan
bahan-bahan material juga gudang dan lain-lain, sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia jasa.

4.8.

Drainase Tapak
a. Dengan mempertimbang keadaan topografi/kontur tanah
yang ada ditapak, kontraktor wajib membuat saluran
sementara yang berfungsi untuk membuang air yang ada.
b. Arah aliran ditujukan ke daerah/permukaan yang terendah
yang ada ditapak atau kesaluran yang sudah ada
dilingkungan daerah pembangunan.
c. Pembuatan saluran sementara harus sesuai dengan petunjuk
dan persetujuan konsultan pengawas.

Keselamatan Kerja
a. Bilamana terjadi kebakaran, Penyedia jasa harus segera
mengambil tindakan dan segera memberitahukan kepada
Pemimpin Kegiatan.
b. Penyedia jasa harus memenuhi/ mentaati peraturanperaturan tentang perawatan korban dan keluarganya.
c. Penyedia jasa harus menyediakan obat-obatan yang
tersusun menurut syarat-syarat Palang Merah dan setiap
kali sehabis digunakan harus dilengkapi lagi.
d. Penyedia jasa selain memberikan pertolongan kepada
pekerja juga selalu memberikan pertolongan kepada
pekerja pihak ketiga dan juga menyediakan air minum yang
memenuhi persyaratan kesehatan
e. Penyedia jasa diwajibkan mentaati undang-undang tenaga
kerja dan segera mengurus ASTEK sebatah SPK
diterbitkan.
f.
4.10. Mobilisasi dan Demobilisasi
a. Mobilisasi Personil
1) Penyedia Jasa harus memobilisasi personil sesuai
dengan ketentuan sebagai berikut :
2) Mobilisasi personil dilakukan secara bertahap sesuai
dengan kebutuhan dengan persetujuan Pengawas
Kegiatan/ Direksi Pekerjaan. Untuk tenaga inti harus
mengacu pada daftar personel inti (key personel) yang
dilampirkan dalam berkas penawaran.

4.9.

14
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Spesifikasi Teknis

3)

b.

c.

Mobilisasi
Kepala
Penyedia
Jasa
yang
memenuhi jaminan kualifikasi (sertifikasi) menurut
cakupan pekerjaannya.
4) Dalam pengadaan tenaga kerja dengan kemampuan
dan keahlian sesuai dengan yang diperlukan maka
prioritas harus diberikan kepada pekerja setempat.
Mobilisasi Peralatan
Penyedia Jasa harus memobilisasi peralatan sesuai dengan
ketentuan sebagai berikut :
1) Penggunaan
alat
berat
dan pengoperasian
peralatan/kendaraan
sudah
mengikuti
aturan
perizinan yang ditetapkan oleh Dinas Angkutan Lalu
lintas Jalan Raya, pihak Kepolisian dan Badan
Lingkungan
2) Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan
daftar peralatan yang tercantum dalam Penawaran,
dari suatu lokasi asal ke tempat pekerjaan di
mana peralatan tersebut akan digunakan menurut
Kontrak ini.
3) Bilamana setiap alat berat yang dianggap batah
selesai melaksanakan tugasnya dan tidak mungkin
digunakan lagi maka alat berat tersebut segera
dikembalikan.
4) Penyedia Jasa
melaksanakan operasional dan
pemeliharaan kendaraan/peralatan harus dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan pabrik pembuatnya dan tidak
mencemari air dan tanah.
Mobilisasi Material
Penyedia jasa harus memobilisasi material sesuai dengan
ketentuan sebagai berikut:
1) Mobilisasi material sesuai dengan jadwal dan realisasi
pelaksanaan fisik.
2) Material yang akan didatangkan dari luar lokasi
pekerjaan harus terlebih dahulu diambil contohnya
untuk mendapatkan persetujuan dari Pengawas
Kegiatan/Direksi
Pekerjaan
dan
atau
diuji
keandalannya
di laboratorium,
apabila
tidak
memenuhi syarat, harus segera diperintahkan untuk
diangkut ke luar lokasi proyek dalam waktu 3 x 24
jam.

d.

Demobilisasi
Kegiatan Demobilisasi berupa pembongkaran tempat
kerja oleh Penyedia Jasa pada saat akhir kontrak
termasuk pemindahan semua instalasi, peralatan dan
perlengkapan dari
tanah
milik Pemerintah dan
pengembalian kondisi tempat kerja menjadi kondisi
semula seperti sebelum pekerjaan dimulai.
4.11. Penyediaan Air dan Listrik
a. Air untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dengan
membuat sambungan dari PDAM atau disuplai dari luar.
b. Air harus bersih, bebas dari debu, lumpur, minyak dan
bahan-bahan kimia lainnya yang merusak. Penyediaan air
harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan
Direksi/Pengawas.
15
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Spesifikasi Teknis

c.

Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan


diperoleh dari sambungan sementara PLN setempat selama
masa pembangunan, dengan daya sekurang-kurangnya
(minimum) 1.300 KVA. Penggunaan diesel untuk
pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk
penggunaan sementara atas persetujuan Direksi.
d. Daya listrik juga disediakan untuk suplai Kantor Direksi
lapangan/Direksi Keet.
e. Segala biaya atas pemakaian daya dan air diatas adalah
beban kontraktor.
Pekerjaan
lain-lain
4.12.
Sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan/Pengawas Kegiatan, jika
terdapat pekerjaan yang belum disyaratkan dalam pekerjaan
persiapan, maka Penyedia jasa wajib untuk melaksanakan atas
biaya Penyedia jasa.

PASAL 5
PEMBERSIHAN
SEKITARVLOKASI
KERJA

5.1.

Pekerjaan pembersihan meliputi :


a. Pembersihan Selama Pelaksanaan
1) Penyedia Jasa harus melakukan pembersihan secara
teratur untuk menjamin bahwa tempat kerja,
struktur, kantor sementara, tempat hunian dipelihara
bebas dari sisa bahan bangunan, debu, sampah dan
kotoran lainnya yang diakibatkan oleh operasi-operasi
di tempat kerja dan memelihara tempat kerja dalam
kondisi rapih dan bersih setiap saat.
2) Penyedia Jasa harus menjamin bahwa selokan
samping (sistem drainase) yang ada terpelihara dan
bebas dari kotoran, bahan yang lepas dan berada
dalam kondisi operasional pada setiap saat.
3) Penyedia Jasa harus menjamin bahwa tanaman/ pohon
dan rumput yang tumbuh pada sekitar bangunan yang
direncanakan atau yang baru dikerjakan tetap dijaga
dan dipelihara sedemikian rupa sehingga tidak
mengalami kerusakan.
4) Penyedia Jasa harus menyediakan drum di
lapangan (bak sampah) untuk menampung sisa
bahan bangunan, kotoran dan sampah sebelum
dibuang.
5) Bilamana dianggap perlu dibuatkan bak penampung
endapan dan saringan pada musim hujan.
6) Penyedia Jasa harus membuang sisa bahan
bangunan, kotoran dan sampah di tempat yang
batah ditentukan sesuai dengan Peraturan Pusat
maupun Daerah dan Undang-undang Pencemaran
Lingkungan yang berlaku.
7) Penyedia Jasa tidak diperkenankan mengubur
sampah atau sisa bahan bangunan di lokasi proyek
tanpa persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
8) Penyedia Jasa tidak diperkenankan membuang
limbah berbahaya, seperti cairan kimia, minyak atau
thinner cat ke dalam saluran atau sanitasi yang ada.
9) Penyedia Jasa tidak diperkenankan membuang sisa
bahan bangunan ke dalam sungai atau saluran air.
10) Bilamana Penyedia Jasa menemukan bahwa
selokan yang ada atau bagian lain dari sistem
16

Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Spesifikasi Teknis

drainase yang dipakai untuk pembuangan setiap


jenis bahan selain dari pengaliran air permukaan,
baik oleh pekerja Penyedia Jasa maupun pihak lain,
maka Penyedia Jasa harus segera
melaporkan
kejadian tersebut kepada Direksi Pekerjaan, dan
segera
mengambil tindakan
sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan/Pengawas
Lapangan untuk mencegah terjadinya pencemaran
lebih lanjut.
b.

5.2.

PASAL 6
PEKERJAAN TANAH

6.1.

6.2.

Pembersihan Akhir
1) Pada saat penyelesaian pekerjaan, tempat kerja harus
ditinggal dalam keadaan bersih dan siap untuk dipakai
Pemilik. Penyedia Jasa juga harus mengembalikan
bagian-bagian dari tempat kerja yang tidak
diperuntukkan dalam Dokumen Kontrak ke kondisi
semula.
2) Pada saat pembersihan akhir, semua hasil pekerjaan
harus diperiksa ulang untuk mengetahui kerusakan
fisik
yang
mungkin
ditemukan
sebelum
pembersihan akhir
Penebangan Pohon-pohon
Pemborong tidak boleh membasmi, menebang atau merusak
pohon-pohon atau pagar, kecuali bila batah ditentukan lain atau
sebelumnya diberi tanda pada gambar-gambar yang menandakan
bahwa pohon-pohon dan pagar harus disingkirkan. Jika ada
sesuatu hal yang mengharuskan Pemborong untuk melakukan
penebangan, maka ia harus mendapat ijin dari Pemberi Tugas.

Lingkup Pekerjaan.
Yang dimaksud dengan pekerjaan tanah disini adalah semua
kegiatan yang berkaitan dengan pematangan tanah, pengolahan
tanah yang ada kaitannya dengan struktur bangunan antara lain
pembersihan tanah, galian tanah, urugan tanah/perataan ataupun
pembuangan tanah. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah mulai
dengan mobilisasi alat, pengadaan tenaga, konstruksi penyangga
hingga pemompaan air tanah penggalian (dewaterring).
Persiapan Pekerjaan Tanah
Bagian ini meliputi pembersihan/peralatan lapangan,
pengecekan keadaan kontur, pengukuran didaerah-daerah
dimana pekerjaan pembangunan akan dilaksanakan, seperti yang
ditunjukan pada gambar-gambar dan sesuai dengan yang
ditunjukan oleh pengawas.
Penyedia jasa bertanggung jawab untuk :

a.
b.
c.

Penelitian yang menyeluruh atas gambar-gambar dan


persyaratan-persyaratan kontrak ini dan kontrak lain yang
sehubungan dengan proyek ini, serta semua addendumnya.
Penelitian atas semua kondisi pekerjaan, memeriksa kondisi
lapangan, serta semua fasilitas yang ada.
Melakukan semua pengukuran lapangan sehubungan
dengan pekerjaan ini dan mendapatkan ketentuan atas
seluruh lingkup proyek seperti yang diisyaratkan pada
17

Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Spesifikasi Teknis

gambar-gambar dan persyaratan-persyaratan sebagaimanan


yang disetujui oleh pengawas.

6.3.

Penyedia jasa bertanggung jawab penuh untuk kesimpulan yang


ditariknya dari informasi yang disampaikan kepadanya dan dari
pemeriksaan informasi tentang pekerjaan tanah yang
diperolehnya. Penyedia jasa diperbolehkan atas biaya sendiri
melakukan
sendiri
pemeriksaan
tambahan
bilamana
dianggapnya perlu untuk menentukan lebih lanjut kondisi dari
lapangan guna pembangunan yang dipersyaratkan disini.
Sebelum memulai sesuatu pekerjaan galian, penyedia jasa harus
yakin bahwa semua permukaan tanah yang ada maupun garisgaris transisi yang tertera dalam gambar rencana adalah benar.
Jika penyedia jasa tidak merasa puas dengan ketelitian
permukaan tanah, penyedia jasa harus memberitahukan secara
tertulis kepada pengguna jasa, jika tidak maka tuntutan
mengenai ketidaksamaan permukaan tanah tidak akan
dipertimbangkan.
Pekerjaan Galian Tanah
a. Untuk memulai penggalian, Penyedia jasa harus mengukur
elevasi tanah asli dengan cara yang disetujui oleh Direksi
Pekerjaan/Pengawas
Kegiatan.
Direksi
Pekerjaan/
Pengawas Kegiatan harus hadir dalam pengukuran tersebut
b. Galian tanah, baik kedalamannya ataupun lebarnya
dilaksanakan sesuai dengan penampang galian yang
terlukis pada gambar rencana, pekerjaan lanjutan (tahapan
pekerjaan pondasi, pile cap, atau konstruksi lain diatasnya)
dapat dilaksanakan bila galian tersebut sudah mendapat
persetujuan dari Pengawas.
c. Pemborong harus menjaga sedemikian rupa agar lubanglubang galian tersebut tidak digenangi air yang berasal dari
hujan, parit, banjir, mata air atau lain-lain sebab dengan
jalan memompa, menimba, menyalurkan keparit-parit atau
lain-lain dan biaya untuk pekerjaan tersebut harus dianggap
batah termasuk dalam harga kontrak.
d. Dasar dari semua galian harus waterpass, bilamana pada
dasar setiap galian masih terdapat akar-akar tanaman atau
bagian-bagian gembur, maka ini harus digali keluar sedang
lubang-lubang tadi diisi kembali dengan pasir, disiram dan
dipadatkan sehingga mendapatkan kembali dasar yang
waterpass.
e. Terhadap kemungkinan adanya air didasar galian, baik
pada waktu penggalian maupun pada waktu pekerjaan
pondasi harus disediakan pompa air atau pompa lumpur
yang jika diperlukan dapat bekerja terus menerus, untuk
menghindari tergenangnya air pada dasar galian.
f. Kontraktor harus memperhatikan pengamanan terhadap
dinding tepi galian agar tidak longsor dengan memberikan
suatu dinding penahan atau penunjang sementara atau
lereng yang cukup.
g. Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian,
sebatah mencapai jumlah tertentu harus segera disingkirkan
dari halaman pekerjaan pada setiap saat yang dianggap
perlu dan atas penunjuk Pengawas.
h. Bagian-bagian yang akan diurug kembali harus diurug
dengan tanah dan memenuhi syarat-syarat sebagai tanah
18

Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Spesifikasi Teknis

i.

PASAL 7
PEKERJAAN URUGAN
DAN PEMADATAN

7.1.

7.2.

7.3.

7.4.

urug. Pelaksanaannya secara berlapis-lapis dengan


penimbrisan lubang-lubang galian yang terletak didalam
garis bangunan harus diisi kembali dengan pasir urugan
yang diratakan dan diairi serta dipadatkan sampai mencapai
95% kepadatan maksimum.
Pembuangan Material Hasil Galian
1)
Pembuangan material hasil galian bangunan menjadi
tanggung jawab kontraktor.
2)
Material dari hasil galian tersebut atas persetujuan
konsultan pengawas batah diseleksi bagian-bagian
yang dapat dimanfaatkan sebagai material timbunan
dan urugan. Sisanya harus dibuang ke luar site atau
tempat lain atas persetujuan konsultan pengawas.

Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan urugan ini dilaksanakan sebagai urugan peninggian
halaman dan bangunan maupun sebagai urugan lubang-lubang
pondasi. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pekerjaan
pemadatan untuk setiap layer urugan.
Persiapan Untuk Urugan
Pengurugan tidak boleh dilaksanakan sebelum pondasi atau
bagian pekerjaan lainnya yang akan ditutup/diurug atau
tersembunyi oleh tanah urugan diperiksa oleh Direksi/Pengawas.
Pada pekerjaan urugan/peninggian permukaan tanah asal jika
ada ketidak sesuaian antara keadaan lapangan dan gambar
rencana Pemborong harus memberitahu secara tertulis kepada
Direksi/Pengawas,
Jika tidak maka tuntutan mengenai ketidak samaan permukaan
tanah tidak akan dipertimbangkan.
Bahan-bahan Urugan
a. Untuk bahan urugan peninggian tanah asal (site) pada
ketinggian tertentu diurug dengan tanah urug/padas yang
didatangkan dari luar lokasi.
b. Bahan-bahan urugan harus tidak mengandung lumpur dan
bahan organik, kadar lumpur tidak boleh terlalu tinggi dan
bahan urugan mudah untuk dipadatkan.
Urugan Tanah
a. Khusus untuk urugan peninggian tanah asal sebelum
dilaksanakan pengurugan awal, seluruh permukaan tanah
asal pada daerah yang akan diurug harus dibersihkan dari
kotoran-kotoran atau puing-puing dan harus dibuang keluar
lokasi.
b. Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur, kotoran,
sampah dan sebagainya.
c. Material-material bahan urugan yang terletak pada daerah
yang tidak memungkinkan untuk dipadatkan dengan alatalat berat, urugan dilakukan dengan ketebalan maksimal
15-20 cm material lepas dan dipadatkan dengan alat
pemadat (baby roller/stamper) atau dengan ijin
pengawas/direksi.
d. Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk
penggalian maupun pengurugan adalah +/- 10 mm terhadap
kerataan yang ditentukan.
e. Untuk mencapai kepadatan yang optimal, bahan ditest
dilaboratorium untuk mendapatkan nilai standart proctor.
Laboratorium yang memeriksa harus laboratoriumnya
19

Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Spesifikasi Teknis

f.

g.

7.5.

resmi atau laboratorium yang ditunjuk oleh konsultan


pengawas.
Dengan bahan yang sama, material yang akan dipadatkan
harus ditest juga dilapangan dengan system Field Density
Test dengan hasil kepadatannya sebagai berikut :
1) Untuk lapisan yang dalamnya sampai 30 cm dari
permukaan rencana kepadatannya 95% dari sumber
proctor.
2) Untuk lapisan yang didalamnya lebih dari 30 cm dari
permukaan rencana kepadatannya 90% dari standart
proctor.
Hasil test dilapangan harus tertulis dan diketahui oleh
konsultan pengawas semua hasil-hasil pekerjaan diperiksa
kembali terhadap pokok-pokok referensi untuk mengetahui
sampai dimana kedudukan permukaan tanah tersebut.
Bagian permukaan tanah yang batah dinyatakan padat,
harus dipertahankan dan dijaga jangan sampai rusak, akibat
pengaruh luar dan tetap menjadi tanggungjawab kontraktor
s/d masa pemeliharaan.
Bahan urugan untuk pelaksanaan pengerasan harus disebar
dalam lapisan-lapisan yang rata dalam ketebalan yang tidak
melebihi 200 mm pada kedalaman gembur.
Standar Rujukan (AASHTO)
T 88 - 78
Analisa ukuran butir tanah
T 89 - 68
Penetapan batas cair tanah
T 90 - 70
Penetapan batas plastis dan indeks plastis
tanah
T 99 - 74
Penetapan batas plastis dan indeks plastis
tanah
T 145 - 73
Klasifikasi dari tanah dan campuran tanah
dan agregat untuk keperluan konstruksi jalan
T 180 - 74
Hubungan antara kelembaban dan kepadatan
tanah menggunakan palu 2.5 kg dan 305 mm
tinggi jatuh
T 191 - 61
Kepadatan tanah di tempat dengan
menggunakan metoda kerucut pasir
T 193 - 72
The California Bearing Ratio
T 258 - 78
Penetapan tanah yang mengembang dan
tindakan perbaikannya.

Urugan Pasir
a. Urugan pasir dilakukan di semua bagian-bagian yang
sebagaimana ditunjukkan dalam gambar pelaksanaan.
b. Tebal urugan pasir disesuaikan dengan syarat-syarat
gambar pelaksanaan atau dalam gambar pelaksanaan
c. Urugan pasir dilakukan sebatah permukaan tanah
dibawahnya rata (waterpass), ketebalan disesuaikan
sebagaimanan yang tercantum dalam gambar kerja. Pasir
urug yang digunakan harus bersih dari kotoran organic,
kandungan lumpur maksimal 10% pemadatan urugan pasir
untuk semua jenis pekerjaan dilakukan dengan alat
pemadat mekanis (stamper).
d. Pasir urugan yang digunakan harus bersih dan tidak
mengandung potongan-potongan bahan kertas yang
berukuran lebih dari 1,5 cm.
20

Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Spesifikasi Teknis

7.6.

7.7.

Pelaporan
a. Untuk setiap Urugan yang akan dibayar menurut ketentuanketentuan Seksi dari Spesifikasi ini Penyedia jasa
diharuskan menyerahkan laporan di bawah ini kepada
Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan Teknik sebelum ijin
memulai pekerjaan disetujui :
1). Gambar detail penampang melintang yang
menunjukkan permukaan yang batah dipersiapkan
untuk penempatan urugan.
2). Hasil pengujian kepadatan yang membuktikan
pemadatan yang cukup dari permukaan yang disiapkan
dimana urugan ditempatkan.
b. Penyedia jasa harus menunjukkan contoh-contoh bahan
urugan kepada Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan
Teknik paling lambat 14 hari sebelum tanggal yang
diusulkan untuk penggunaan pertama kalinya sebagai
bahan urugan itu
1). Dua contoh masing-masing 50 kg dari material, satu
harus disimpan oleh Direksi Pekerjaan/ Pengawas
Kegiatan Teknik untuk rujukan selama masa Kontrak.
2). Pernyataan perihal komposisi dari material yang
diusulkan, bersama dengan hasil pengujian
laboratorium yang membuktikan sifat meterial tersebut
memenuhi persyaratan sesuai dengan poin e pasal ini.
c. Penyedia jasa harus menyerahkan hal-hal berikut dalam
bentuk tertulis kepada Direksi Pekerjaan/ Pengawas
Kegiatan segera sebatah selesainya satu bagian dari
pekerjaan, dan sebelum mendapat persetujuan dari Direksi
Pekerjaan/
Pengawas
Kegiatan
Teknik,
tidak
diperkenankan material lain di atas urugan terdahulu :
1). Hasil dari pengujian kepadatan
2). Hasil dari pengujian pengukuran permukaan/
kelerengan dan data survei yang memeriksa bahwa
toleransi permukaan yang ditentukan dipenuhi.
Perbaikan Urugan yang Tak memuaskan atau Tidak stabil
a. Urugan akhir yang tidak memenuhi penampang melintang
yang disyaratkan atau disetujui atau toleransi permukaan
yang disyaratkan harus diperbaiki dengan menggaru
permukaan dan membuang atau menambah material
sebagaimana diperlukan yang dilanjutkan dengan
pembentukan dan pemadatan kembali.
b. Urugan yang terlalu kering untuk pemadatan, dalam hal
kadar airnya kurang memenuhi persyaratan atau yang
seperti yang diperintahkan Direksi Pekerjaan/ Pengawas
Kegiatan Teknik, maka harus diperbaiki dengan mengganti
material, disusul dengan penyiraman air secukupnya dan
dicampur dengan menggunakan motor grader atau
peralatan lain yang disetujui.
c. Urugan yang terlalu basah untuk pemadatan, dimana kadar
airnya melampaui kadar air yang disyaratkan atau
sebagaimana diperintahkan Direksi Pekerjaan/ Pengawas
Kegiatan Teknik, harus diperbaiki ulang dengan mengganti
material, disusul dengan penggunaan motor grader
berulang-ulang atau oleh alat lainnya dengan selang waktu
istirahat ketika penanganan, dalam cuaca yang kering. Cara
lain, atau jika pengeringan tak dapat dicapai dengan cara
21

Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Spesifikasi Teknis

d.

e.

PASAL 8
ADUKAN DAN
CAMPURAN

8.1.
8.2.

8.3.
PASAL 9
PEKERJAAN
PASANGAN BATU
KALI/BELAH

9.1.

9.2.

9.3.

mengaduk atau membiarkan bahan gembur tersebut,


Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan Teknik dapat
memerintahkan untuk mengeluarkan bahan tersebut dari
pekerjaan dan menggantikannya dengan bahan kering yang
lebih cocok.
Urugan yang menjadi jenuh akibat hujan atau banjir atau
karena hal lainnya sebatah dipadatkan dalam batasan
persyaratan ini biasanya tidak memerlukan pekerjaan
perbaikan asal sifat meterial dan kerataan permukaan masih
memanuhi persyaratan Spesfikasi ini.
Perbaikan dari urugan yang tidak memenuhi kepadatan atau
persyaratan sifat material dari spesifikasi ini harus seperti
yang diperintahkan Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan
Teknik dan dapat meliputi tambahan pemadatan,
penggaruan yang disusul dengan pengaturan kadar air dan
pemadatan kembali, atau pembuangan dan penggantian
material.

Perbandingan dari berbagai adukan, menggunakan perbandingan


jumlah isi yang ditakar dalam keadaan kering.
Kotak-kotak ukuran dibuat dengan ukuran yang sama dengan
dalam 50 cm. Volume kotak dibuat sesuai dengan volume 1 zak
PC (40 Kg), diselenggarakan atas petunjuk Direksi/Pengawas
Lapangan.
Penggunaan adukan sesuai yang ditetapkan dalam gambar atau
tempat-tempat yang dianggap perlu oleh Direksi.
Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahanbahan, peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam
terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang
terbaik.
b. Pekerjaan pasangan batu kali/belah ini meliputi seluruh
detail yang disebutkan/ ditunjukkan dalam gambar atau
sesuai petunjuk Direksi dan Pengawas Lapangan.
Persyaratan Bahan
a. Batu kali/belah harus keras, tidak mudah pecah, tidak lapuk
dan minimal memiliki 3 sisi bidang pecah serta tidak bulat.
Persyaratan bahan lainnya sesuai dengan persyaratan bahan
pekerjaan beton bertulang.
b. Adukan yang dipergunakan menggunakan campuran 1 PC :
5 Pasir (1:5) atau sesuai dengan gambar rencana.
Syarat Pelaksanaan
a. Yang termasuk dalam pekerjaan ini meliputi semua
pekerjaan yang menggunakan pasangan batu kali/belah
termasuk pasangan batu kosong/aanstamping.
b. Sebelum pelaksanaan pekerjaan pondasi, Kontraktor harus
mengadakan pengukuran-pengukuran untuk As-as pondasi
seperti pada gambar dan harus dimintakan persetujuan dari
Direksi dan Pengawas Lapangan.
c. Kontraktor wajib melaporkan kepada Direksi dan
Pengawas Lapangan bila ada perbedaan gambar-gambar
dari konstruksi dengan gambar-gambar arsitektur atau bila
ada hal-hal yang kurang jelas.
d. Pelaksanaan pasangan batu kosong/aanstamping harus
22

Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Spesifikasi Teknis

e.

f.

g.

h.
i.

PASAL 10
PEKERJAAN BETON
BERTULANG

10.1.

10.2.

dalam keadaan lubang galian kering dan sudah diberi


urugan pasir minimal setebal 10 cm padat atau seperti yang
ditunjukan dalam gambar.
Pasangan batu kosong/aanstamping adalah pasangan batu
kali yang disusun berdiri tanpa perekat (campuran) setebal
20 cm, celah antara batu-batu diisi pasir dan disiram air
sehingga celah penuh terisi pasir dan kedudukan batu
cukup kokoh sebagai dudukan pondasi.
Pasangan batu kali tidak boleh berongga dalam
pemasangannya. Batu kali disusun satu persatu dengan
penyangga mortal.
Pelaksanaan pasangan batu kali juga harus memperhatian
gambar rencana yang terkait dan jika ada kelainan/ketidak
cocokan harus dikonsultasikan dengan Direksi/ Pengawas
Lapangan.
Bentuk pasangan batu kali harus sesuai dengan gambar
rencana.
Penggunaan campuran sesuai dengan yang tercantum
dalam gambar rencana.

Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahanbahan, peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam
terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang
terbaik.
b. Pekerjaan beton bertulang meliputi seluruh pekerjaan beton
bertulang seperti yang disebutkan/ditunjukkan dalam
gambar atau sesuai petunjuk Direksi dan Pengawas
Lapangan.
Persyaratan Umum
a. Konstruksi-konstruksi harus menggunakan peraturan
peraturan/normalisasi yang berlaku di Indonesia seperti
PBI71/SKSNI T15 1991-03, PMI, PKKI dan lain-lain.
b. Peraturan beton
1) Semua pekerjaan beton harus dipenuhi syarat-syarat
yang ada pada PBI 71 / SKSNI T15 1991-03.
2) Syarat-syarat bahan untuk semua pekerjaan beton PBI

10.3.

71 NI-2 pasal 3.1 sampai 3.9 atau seperti yang tertera


dalam SKSNI T15 1991-03.
3) Syarat pelaksanaan pekerjaan beton PBI 71 NI-2
bagian 3 bab 4,5,6 berlaku seluruh pasal.
4) Syarat-syarat pekerjaan tulangan PBI 71 NI-2 bab 5
pasal 5.3 sampai 5.8.
5) Perhitungan
untuk pekerjaan beton bertulang
berdasarkan PBI 71/SKSNI T15 1991-03.
6) Perhitungan muatan pada bangunan (PMI).
7) Peraturan-peraturan/standart setempat yang biasa
dipakai.
8) Peraturan konstruksi kayu Indonesia 1961, NI-5
9) Peraturan semen portland Indonesaia 1972, NI-8
10) Peraturan pembangunan pemerintah daerah setempat.
Persyaratan Bahan
a. Semen portland
Harus memakai mutu yang terbaik dari satu jenis merk atas
persetujuan Direksi dan Pengawas Lapangan dan harus
23

Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Spesifikasi Teknis

10.4.

memenuhi NI-8. Semen yang batah mengeras


sebagian/seluruhnya tidak dibenarkan untuk digunakan.
Penyimpanan semen portland harus diusahakan sedemikian
rupa sehingga bebas dari kelembaban, bebas dari air
dengan lantai terangkat dari tanah dan tumpukan sesuai
dengan syarat penumpukan semen.
b. Pasir beton
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang berisi dan bebas dari
bahan-bahan organis, lumpur dan sebagainya; dan harus
memenuhi komposisi butir serta kekerasan yang
dicantumkan dalam PBI 1971.
c. Batu ciping/split
Digunakan koral yang bersih, bermutu baik, tidak berpori
serta mempunyai gradasi kekerasan sesuai dengan syaratsyarat PBI 1971. Penyimpanan/ penimbunan pasir koral
beton harus dipisahkan satu dari yang lain hingga kedua
bahan tersebut dijamin mendapatkan perbandingan adukan
beton yang tepat.
d. Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak
mengandung minyak, asam, alkali dan bahan-bahan
organis/bahan lain yang dapat merusak beton dan harus
memenuhi NI-3 Pasal 10.
e. Besi beton
Besi beton menggunakan besi beton ulir dan besi beton
polos yang digunakan mutu U39 dan U24 yang terdiri dari
besi ulir D22, D19, D18, D16 dan D13, untuk besi beton
polos 10 mm dan 8 mm dengan penggunaan seperti
yang ditunjukkan dalam gambar rencana. Besi harus bersih
dari lapisan minyak/lemak dan bebas dari cacat seperti
serpih-serpih. Penampang besi harus bulat serta memenuhi
persyaratan NI-2 (PBI 1971). Bila dipandang perlu
kontraktor diwajibkan untuk memeriksa mutu beton
dilaboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas
biaya kontraktor.
Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Cetakan begisting
1). Acuan harus dibuat dan direncanakan begitu rupa
sehingga beton dapat dengan baik ditempatkan dan
dipadatkan, tidak terjadi perubahan bentuk acuan
selama pembetonan dilaksanakan maupun terhadap
pengerasan beton.
2). Acuan harus juga cermat dalam kedudukan dan datar,
untuk jenis acuan-acuan tertentu, terlebih dahulu
Pemborong harus menyerahkan perencanaan gambar
acuan tersebut kepada Direksi, bila perlu harus
dilengkapi perhitungan dan detail-detail yang jelas.
Bilamana hal tersebut batah mendapatkan persetujuan
dari Direksi, rencana acuan tersebut dapat
dilaksanakan.
3). Sesuai dengan persyaratan betonnya acuan dapat
menggunakan papan-papan atau kayu lapis/multipleks
18mm dengan penguat dari balok 6/8, 5/7 atau
konstruksi form work yang lazim digunakan.
4). Perlu ditekankan bahwa tanggung jawab keamanan
konstruksi terletak pada Pemborong, Pemborong harus
24

Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Spesifikasi Teknis

b.

meminta ijin Direksi dan Pengawas Lapangan


bilamana ia bermaksud akan membongkar pada
bagian-bagian konstruksi utama.
5). Cetakan halus
Khusus pembuatan begisting untuk permukaan beton
yang tidak perlu dilapisi plesteran (dinding graving
dock), maka dapat dibuat cetakan harus dengan syarat
sebagai berikut :
Cetakan dapat digunakan secara berulang dengan
catatan hanya cetakan yang bermutu baik boleh
dipakai yang batah disetujui oleh Direksi/
Pengawas.
Permukaan cetakan harus dibasahi dengan minyak
(form oil/mould release agent) yang bermaksud
untuk menghasilkan permukaan beton yang bersih,
halus dan bebas kotoran dan kemudahan pada saat
pembukaan/pembongkaran
bidang-bidang
begisting.
Segala cacat pada permukaan beton yang batah
dicor harus ditambal (diplester) sedemikian rupa
hingga
sesuai
warna/texture
permukaan
disekatnya.
Pengujian
Pengujian dilakukan sebagai berikut :
1). Sebelum melaksanakan pengecoran awal, Kontraktor
harus mengadakan mix design yang dapat
membuktikan bahwa mutu beton yang disyaratkan
dapat tercapai dari mix design tersebut, selanjutnya
oleh Direksi/Pengawas akan dihitung karakteristik dari
hasil percobaan tersebut yang selanjutnya akan
dipergunakan untuk menilai mutu beton selama
pelaksanaan sesuai dengan syarat-syarat PBI 1971
pasal 4.6 dan 4.7.
2). Pada pekerjaan beton struktural untuk waktu
permulaan pelaksanaan dibuat 1 (satu) benda uji untuk
setiap 3m3 beton dan dalam waktu sesingkatsingkatnya harus segera terkumpul 20 benda uji,
sedang sebatah berjalan lancar diperlukan 1 (satu)
benda uji pada setiap 5 m3 beton dengan minimum 1
benda uji untuk setiap harinya.
3). Apabila hasil pemeriksaan pada padal 4.07 PBI 1971
masih meragukan, maka pemeriksaan lanjutan
dilakukan dengan menggunakan hammer test atau
kalau perlu dengan Corl Drilling untuk meyakinkan
penilaian terhadap kualitas beton yang sudah ada
sesuai dengan pasal 4.8 PBI 1971.
4). Pembuatan dan pemeriksaan benda-benda uji harus
memenuhi ketentuan-ketentuan dari Pasal 4.9 PBI
1971 dan semua biaya yang timbul akibat pengujian
yang tercantum pada ayat ini adalah menjadi tanggung
jawab kontraktor.
5). Slump yang diijinkan untuk beton dalam keadaan mix
yang normal adalah 7,5-10 cm, pemakaian slump
harus teratur dan disesuaikan dengan kebutuhan,
misalnya untuk daerah-daerah yang pembesiannya
25

Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Spesifikasi Teknis

c.

d.

e.

rapat dapat dipergunakan slump yang tinggi.


Pemberitahuan Tentang Pelaksanaan Pengecoran
Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada
bagian-bagian utama dari pekerjaan, Pemborong harus
memberitahukan Direksi/Pengawas untuk mendapat
persetujuan, hal ini dapat dilaksanakan dengan Berita Acara
Pengecoran. Jika hal ini tidak dilaksanakan dengan
semestinya atau persiapan pengecoran tidak disetujui oleh
Direksi/Pengawas,
maka
mungkin
Pemborong
diperintahkan untuk menyingkirkan beton yang beru dicor
atas biaya pemborong.
Sebelum pengecoran dimulai, Pemborong harus sudah
menyiapkan seluruh stek-stek maupun anker-anker yang
diperlukan, pada kolom-kolom, balok-balok beton yang
akan dihubungkan degnan dinding dan kecuali dinyatakan
lain pada gambar-gambar, maka stek-stek dan anker-anker
dipasang setiap jarak 1,00m.
Beton yang mengeras, kotoran-kotoran dan bahan-bahan
lain harus dibuang dari dalam bekisting, mesin pengaduk
(beton molen) maupun alat-alat pembawa.
Penulangan harus dimatikan pada posisinya, diperiksa
sebelum pengecoran dilakukan, agar pemeriksaan dan
persetujuan dapat diberikan pada waktunya.
Kelas dan Mutu beton
Kecuali dinyatakan lain, maka campuran dari beton harus
mencapai kekuatan tekan beton karakteristik yang
penggunaannya sebagai berikut :
1). Beton dengan mutu Bo untuk pekerjaan non struktural
seperti lantai kerja (work floor).
2). Beton dengan mutu K-275 untuk pekerjaan-pekerjaan
struktur seperti; sloof, kolom & balok dan mutu K-175
untuk pekerjaan beton praktis lainnya.
3). Setiap sambungan beton lama dan baru ditambahkan
bahan additive beton.
Pembesian
1) Semua besi beton yang digunakan harus memebuhi
syarat-syarat:
a). Peraturan Beton Indonesia (NI.2-1971).
b). Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan minyakminyak, karat dan tidak cacat (retak-retak,
mengelupas, luka dan sebagainya).
c). Dari jenis baja mutu U-24 untuk Diameter Kurang
dari 12 mm dan U-40 untuk lebih besar 12 mm
(ulir) bahan tersebut dalam segala hal harus
memenuhi ketentuan-ketentuan PBI-1971.
d). Mempunyai penampang yang sama rata.
e). Ukuran disesuaikan dengan gambar-gambar.
2) Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari
ketentuan-ketentuan
diatas,
harus
mendapat
persetujuan perencana/konsultan pengawas.
3) Besi beton harus disuplay dari satu sumber
(manufacture) dan tidak diperkenankan untuk
mencampurkan bermacam-macam besi beton tersebut
untuk pekerjaan konstruksi. Setiap pengiriman ke site
harus disertakan Mil Certaificate.
26

Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Spesifikasi Teknis

4)

5)

6)

7)

8)
9)

f.

g.

Kontraktor bilamana diminta harus pengujian mutu


besi yang akan dipakai, sesuai dengan petunjuk
konsultan pengawas. Percobaan mutu besi beton juga
akan dilakukan setiap saat bilamana dipandang perlu
oleh konsultan pengawas.
Pemasangan besi beton dilakukan sesuai dengan
gambar-gambar atau mendapat persetujuan konsultan
pengawas. Hubungan antara besi beton dilakukan
sesuai dengan yang lain harus menggunakan kawat
beton, diikat teguh, tidak bergeser selama pengecoran
beton dan tidak menyentuh lantai kerja atau papan
acuan. Sebelum beton dicor besi beton harus bebas
dari minyak, kotoran cat, karet, kulit giling atau
bahan-bahan yang merusak. Semua besi beton harus
dipasang pada posisi yang tepat.
Besi beton yang tidak memenuhi syarat karena ukuran
maupun kwalitas tidak sesuai dengan spesifikasi
(RKS) diatas, harus segera dikeluarkan dari site
sebatah penerimaan instruksi tertulis dari konsultan
pengawas dalam waktu 2x24 jam.
Membengkok dan meluruskan tulangan untuk beton
bertulang harus dilakukan dalam keadaan dingin.
Batang tulangan harus dipotong dan dibengkokkan
sesuai dengan gambar kerja. Bila tidak tercantum
dalam gambar kerja, harus dimintakan persetujuan
direksi terlebih dahulu.
Tulangan harus bebas dari kotoran-kotoran dan karat,
serta bahan-bahan lain yang mengurangi daya rekat.
Tulangan harus dipasang sedemikian rupa hingga
sebelum dan selama pengecoran tidak berubah tempat.

10) Tulangan lengkung tidak boleh menempel pada papan


cetakan atau tumpuan lain. Untuk itu harus dibuat
beton tahu (beton decking) dengan tebal dan
pemasangan sesuai dengan PBI 71 / SKSNI T15
1991-03
11) Untuk mengatur jarak tulangan tarik dan tulangan
tekan pada pelat digunakan cakar ayam, yang
sebelumnya batah disetujui oleh Konsultan Pengawas /
Direksi.
12) Pertemuan dengan tulangan Plat / balok / kolom /
pondasi yang sudah dicor harus distek dengan
overlapping sesuai dengan PBI 71.
Cara pengadukan
1). Cara pengadukan harus menggunakan beton molen.
2). Takaran untuk semen portland, pasir dan koral harus
disetujui terlebih dahulu oleh Direksi/ Pengawas
Lapangan.
3). Selama pengadukan, kekentalan adukan beton harus
diawasi dengan jalan memeriksa slump pada setiap
campuran baru. Pengujian slump minimum 5 cm dan
maksimum 10 cm.
4). Apabila memakai beton ready mix, maka cara
pengadukannya mengikuti prosedur beton ready mix
dengan memperhatikan mutu beton yang akan dicapai.
Bahan Bahan Penambah (Admixture)
27

Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Spesifikasi Teknis

h.

i.

1). Penggunaan admixture dapat digunakan sebatah


diizinkan Pengawas Proyek. Dimana penggunaan
admixture diizinkan, maka bahan ini harus
ditambahkan pada beton dalam tempat pengadukannya
dengan mempergunakan alat pengukur otomatis, dan
petunjuk petunjuk pabrik mengenai penggunaannya.
2). Istilah istilah kimia, rumus rumus dan jumlah
bahan bahan yang aktif, ukuran yang harus dipakai
dan efek mengenai bertambahnya atau berkurangnya
penggunaan dosis bahan bahan secara terus menerus
pada sifat sifat fisik dan kimia beton basah dan yang
sudah mengeras dan akan diserahkan kepada
Pengawas Proyek untuk persetujuannya.
3). Pemborong harus menyediakan sampel sampel dan
melaksanakan percobaan percobaan tersebut
sebagaimana diperintahkan oleh Pengawas Proyek
sebelum izin penggunaan admixture diizinkan dipakai
pada
pelaksanaan test
menjadi tanggungan
Pemborong.
Pengecoran beton
1). Kontraktor diwajibkan melaksanakan
pekerjaan
persiapan dengan membersihkan dan menyiram
cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuranukuran dan ketinggian, pemeriksaan penulangan dan
penempatan penahan jarak.
2). Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas
persetujuan Direksi dan Pengawas Lapangan.
3). Pengecoran harus dilaksanakan sebaik mungkin
dengan menggunakan alat penggetar untuk menjamin
beton cukup padat dan harus dihindarkan terjadinya
cacat pada beton seperti keropos dan sarang-sarang
koral/split yang dapat memperlemah konstruksi.
4). Apabila
pengecoran beton akan dihentikan dan
diteruskan pada
hari berikutnya maka tempat
perhentian tersebut harus disetujui oleh Pengawas
Lapangan.
Pemadatan beton
Sebelum pekerjaan beton dimulai, penulangan atau barang
barang lain yang harus berada didalam beton, harus
dibersihkan dari semua macam kotoran. Semua cetakan
dan pengatur jarak harus diperiksa dengan teliti dan ruang
yang akan diisi beton harus betul betul dibersihkan.
Pekerjaan pengecoran di bagian manapun dari pekerjaan
tidak boleh dimulai sebelum persiapan persiapannya
disetujui dan izin pengecoran diberikan oleh Pengawas
Proyek. Pengecoran harus selalu diawasi langsung oleh
mandor atau (foreman) yang berpengalaman.
Pemborong harus memberitahukan kepada Pengawas
Proyek bila akan mengecor dengan mengajukan request
yang batah disetujui Pengawas Teknik. Beton harus dicor
sedemikian rupa sehingga dalam satu bagian pekerjaan,
permukaannya rata. Penempatan didalam lapisan lapisan
horisontal tidak boleh melebihi tebal 40 cm (sebatah
dipadatkan), kecuali ditentukan lain oleh Pengawas Proyek.
Pengecoran beton harus dilakukan terus menerus antara
tempat sambungan yang direncanakan atau disetujui tanpa
28

Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Spesifikasi Teknis

j.

terhenti termasuk waktu makan. Jika dipakai corong


corong untuk mengalirkan beton, maka kemiringan harus
sedemikian rupa sehingga tidak terjadi segregasi dan harus
disediakan selang selang penyemprot atau pelat pelat
peluncur agar tidak terjadi segregasi selama pengecoran.
Beton tidak boleh dijatuhkan bebas dari ketinggian lebih
dari 1,5 m. Kecepatan pengecoran harus sedemikian rupa
sehingga tebal beton tidak kurang dari 0,5 m per jam dan
tidak lebih dari 1,5 m, kecuali disetujui lain oleh Pengawas
Proyek. Semua beton harus dipadatkan dengan
mempergunakan vibrator yang digerakkan dengan tenaga
listrik (immersion type vibrator) yang baik type maupun
cara kerjanya disetujui oleh Pengawas Proyek. Vibrator
yang disediakan harus cukup jumlah, ukuran dan
kapasitasnya dan sesuai dengan banyaknya beton yang
akan dicor, ukuran ukuran beton dan penulangan.
Vibrator ini harus dapat bekerja dengan baik didalam acuan
dan sekeliling penulangan dan barang barang lain yang
diletakkan didalamnya tanpa harus memindahkan.
Penggetaran yang berlebihan (overvibration) yang
menyebabkan segregasi, permukaan yang keropos atau
kebocoran melalui acuan harus dihindarkan.
Siar Dilatasi
Beton harus dicor secara kontinu sampai pada siar dilatasi,
letak dan pengaturannya ditunjukkan dalam gambar
gambar atau seperti yang disetujui Pengawas Proyek.
Apabila siar dilatasi harus dibuat diluar yang ditunjukkan
oleh ganbar, karena kerusakan mesin pengaduk beton atau
keadaan yang tidak terduga, harus dibuat bulk-head
sedemikian sehingga arahnya tegak lurus arah tegangan
tegangan utama. Apabila letaknya berdekatan dengan
tumpuan atau lokasi yang dianggap oleh Pengawas Proyek
tidak dikehendaki, maka pengecoran harus dihentikan dan
beton baru tersebut harus dibongkar sampai tempat yang
dianggap baik.
Posisi dan pengaturan siar-siar ini harus mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas, dimana:
Siar dalam kolom sebaiknya ditempatkan sedekat
mungkin dengan bidang bawah dari balok tertinggi
Siar dalam Balok dan Pelat ditempatkan pada tengahtengah bentang
Siar Vertikal dalam dinding supaya dihindarkan
Siar harus dibaut sekecil mungkin dan atas persetujuan
Konsultan Pengawas.
Permukaan Siar harus dibersihkan terlebih dahulu,
kemudian bubur semen (grout) yang tipis dilapiskan merata
keseluruh permukaan bahan yang dipakai untuk expantion
joint adalah heavyduty sealant dengan pelat hitam
berukuran 200mm x 2mm yang diletakkan sepanjang
delatasi dan dipasang sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
Apabila pengecoran harus dilanjutkan pada permukaan
beton yang sudah mengeras, maka permukaan beton
tersebut harus dikasarkan. Kemudian permukaan tersebut
harus dibersihakan dari bagian bagian yang lepas dan
29

Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Spesifikasi Teknis

k.

l.

m.

n.

o.

kotoran kotoran lainnya disemprot dengan air semen atau


zat perekat (addition) dan beton baru dikerjakan, yang
harus dipadatkan dengan baik pada bidang pertemuan
tersebut. Sebelum pengecoran, permukaan beton lama
harus dilapis dengan adukan semen dengan kualitas yang
sama dengan adukan beton.
Pengeringan Beton
Beton harus dilindungi selama proses pengerasan dari
pengaruh panas matahari yang merusak, hujan dan air yang
mengalir atau angin yang kering.
Perlindungan harus segera diberikan sebatah pengerasan
beton dengan cara sebagai berikut :
1) Permukaan beton harus ditutup dengan lapisan karung,
atau bahan sejenis atau lapisan pasir yang harus terus
menerus dibasahi selama 10 hari.
2) Sebatah permukaan beton dibasahi seluruhnya, lalu
ditutup dengan lapisan air yang disetujui.
Curing dan Perlindungan Atas Beton
Beton harus dilindungi selama berlangsungnya proses
pengerasan terhadap sinar matahari, angin, hujan atau
aliran air dan pengrusakan secara mekanis atau
pengeringan sebelum waktunya.
Semua permukaan beton yang terbuka harus dijaga tetap
basah selama 4 hari dengan menyemprotkan air atau
menggenangi dengan air pada permukaan beton tersebut.
Terutama pada pengecoran beton pada waktu cuaca panas,
curing dan perlindungan atas beton harus diperhatikan.
Kontraktor harus bertanggungjawab atas retaknya beton
karena kelalaian ini.
Alat-alat di Dalam Beton
Kontraktor tidak dibenarkan untuk membobok, membuat
lubang atau memotong konstruksi, beton yang sudah jadi
tanpa sepengetahuan dan seizin Konsultan Pengawas.
Ukuran dari pembuatan lubang, pemasangan alat-alat
didalam beton, pemasangan sparing dan sebagainya harus
menurut petunjuk Konsultan Pengawas.
Beton Kedap Air
Untuk pembuatan beton kedap air (sesuai dengan gambargambar), maka Kontraktor terlebih dahulu harus meminta
persetujuan
Konsultan
Pengawas
perihal
bahan
waterproofing (additive) sebagai campuran dalam adukan
beton dan proporsi adukannya.
Kontraktor bertanggungjawab atas pekerjaan pembuatan
beton kedap air tersebut. Apabila dikemudian hari terdapat
bocor atau terjadi rembesan, maka Kontraktor harus
mengadakan perbaikan-perbaikan dengan biaya Kontraktor
sendiri. Prosedur perbaikan tersebut harus sesuai dengan
petunjuk dari Konsultan Pengawas sedemikian rupa
sehingga tidak merusak bagian-bagian lain yang sudah
selesai.
Pembongkaran Begisting (cetakan)
1). Pembongkaran harus dilakukan dengan cara
sedemikian rupa hingga menjamin seluruhnya
keamanan beton yang batah dicor. Bagian struktur
beton vertikal yaitu sisi balok kolom praktis, dapat
30

Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Spesifikasi Teknis

PASAL 11
PEKERJAAN
PASANGAN BATU BATA

11.1.

11.2.

11.3.

dibongkar bekistingnya sebatah 72 jam dengan


persyaratan bahwa betonnya batah cukup mengeras
sehingga tidak ada kemungkinan cacat, sebatah
mendapat ijin dari Direksi. Bagian struktur beton yang
disangga dengan batang penyangga tidak boleh
dibongkar begesting maupun tiang penyangganya
sebelum elemen struktur tersebut mencapai kekuatan
minimal untuk memikul berat sendiri berikut bahanbahan pelaksanaan di atasnya. Dalam keadaan apapun
bekisting tidak boleh dibongkar sebelum mencapai 14
(empat belas) hari pada beton yang memakai rawatan
begesting baru boleh dibongkar sebatah rawatan
berakhir.
2). Selama proses pengerasan, beton tiap hari harus
disiram dengan cukup air, selama minimum 1 (satu)
minggu berturut-turut.
Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahanbahan, peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam
terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang
terbaik.
b. Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi seluruh detail
yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai
petunjuk Perencana/Pengawas Lapangan.
Persyaratan Bahan
a. Semen portland harus memenuhi NI-8 (dipilih dari satu
produk untuk seluruh pekerjaan).
b. Batu bata harus berkualitas (tidak mudah pecah) serta
berukuran sama.
c. Pasir harus memenuhi NI-3 Pasal 14 ayat 2
d. Air harus memenuhi PVBI-1982 Pasal 9.
e. Penggunaan adukan :
Adukan 1 PC : 3 Ps, dipakai pasangan kedap
air/trasraam.
Adukan 1 PC : 5 Ps, dipakai untuk seluruh pasangan
lainnya.
Adukan 1 PC : 6 Ps, dipakai pasangan rollag batu bata.
Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Seluruh dinding kecuali dinyatakan lain dalam gambar
menggunakan pasangan setengah batu bata aduk campuran
1 PC : 5 Pasir pasang. Untuk semua dinding lantai dasar
mulai dari permukaan sloof sampai ketinggian 30 cm diatas
permukaan lantai dasar, dinding didaerah basah setinggi
150 cm dari permukaan lantai, serta semua dinding yang
ada pada gambar yang menggunakan simbol aduk
trasram/kedap air digunakan adukan rapat air dengan
campuran 1 PC : 3 Pasir pasang serta untuk pasangan rolag
batu bata menggunakan adukan 1 PC : 6 Pasir pasang.
b. Batu bata yang digunakan dengan kualitas baik yang
disetujui Direksi dan Pengawas Lapangan, siku dan sama
ukurannya.
c. Sebelum digunakan batu bata harus direndam dalam bak air
atau drum hingga jenuh.
d. Sebatah batu bata terpasang dengan baik, nad/siar harus
dikerok sedalam 1 cm dan dibersihkan dengan sapu lidi dan
31

Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Spesifikasi Teknis

e.

f.

g.

h.
i.
j.

k.
l.

11.4.

PASAL 12
PEKERJAAN
PLESTERAN DAN
ACIAN

12.1.

12.2.

kemudian disiram.
Pasangan dinding batu bata sebelum diplester harus
dibasahi dengan air terlebih dahulu dan siar-siar batah
dikerok serta dibersihkan.
Tidak diperkenankan memasang batu bata yang patah
melebihi dari 5%. Batu bata yang patah lebih dari 2 tidak
boleh dipergunakan.
Siar/spasi pasangan dibuat dengan tebal 2 cm untuk spasi
datar dan 1,5 CHI untuk spasi tegak kecuali jika ditentukan
lain.
Mortar untuk spasi datar dan tegak harus penuh dan padat.
Melakukan koordinasi lainnya yang belum dilaksanakan.
Rangka kayu/kusen harus dipasang terlebih dahulu untuk
dapat melanjutkan pekerjaan pasangan.
Rangka kayu/kusen, pemasangannya harus diperkuat
dengan angkur besi berbentuk L, yang ujungnya disekrup
kedalam kusen, sedangkan ujung bengkoknya ditanamkan
kedalam pasangan dinding/kolom praktis.
Panjang angkur terpasang tidak lebih dari 22,50 cm.
Tiap-tiap angkur dipasang dengan jarak 60 cm satu sama
lainnya.

m. Pekerjaan pemasangan pipa dan/atau alat-alat yang ditanam


di dalam dinding, maka harus dibuat pahatan dengan
kedalaman yang cukup pada pasangan dinding sebelum
diplester. Pahatan tersebut sebatah dipasangnya pipa/alatalat, harus ditutup dengan adukan plesteran yang
dilaksanakan secara sempurna, yang dikerjakan bersamasama dengan plesteran seluruh dinding.
n. Sesudah pasangan batu bata selesai dikerjakan, dan sudah
kering baru pekerjaan plesteran dimulai.
o. Tera/leveling
Lapisan bata harus ditera datar dan tegaknya agar didapat
kekuatan pasangan yang sama dan merata di setiap tempat.
Perlindungan dan Pembersihan
Sesuai jam kerja, seluruh lajur pasangan batu bata yang belum
selesai, harus ditutup (dilindungi) dengan kertas semen atau
dengan cara-cara lain yang disetujui oleh pengawas.
Bersihkan bagian-bagian yang terkena adukan dengan segera,
kemudian betikan perlindungan atau hindari pasangan dari
benturan-benturan keras selama sekurang-kurangnya 3 hari
sebatah seluruh sebuah bidang kerja selesai terpasang.
Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk dalam pekerjaan plesteran ini adalah penyediaan
tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan termasuk alat-alat
bantu dan alat angkut yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan plesteran, sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan
yang bermutu baik.
b. Pekerjaan plesteran ini dikerjakan pada permukaan dinding
bagian dalam dan luar serta seluruh detail yang
disebutkan/ditunjuk dalam gambar.
Persyaratan Bahan
a. Semen portland harus memenuhi NI-8 (dipilih dari satu
produk untuk seluruh pekerjaan).
b. Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2.
32

Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Spesifikasi Teknis

c.
d.

12.3.

Air harus memenuhi NI-3 pasal 10.


Penggunaan adukan plesteran :
Adukan 1 PC : 2 Ps, dipakai untuk plesteran rapat air,
seluruh plesteran beton dan seluruh plesteran
sudut/skoning.
Adukan 1 PC : 5 Ps, dipakai untuk seluruh plesteran
dinding lainnya
Seluruh permukaan plesteran difinish acian dari bahan
PC.
Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Plesteran dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dari bahan
yang digunakan sesuai dengan petunjuk dan persetujuan
Direksi dan Pengawas Lapangan dan persyaratan tertulis
dalam uraian dan syarat pekerjaan ini.
b. Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan
bidang beton atau pasangan dinding batu bata telah
disetujui oleh Direksi dan Pengawas Lapangan sesuai
uraian dan syarat pekerjaan dalam buku ini.

c.

d.

e.

f.

g.

h.

i.

j.
k.

Dalam melaksanaan pekerjaan ini, harus mengikuti semua


petunjuk dalam gambar arsitektur terutama pada gambar
detail dan gambar potongan mengenai ukuran tebal/tinggi/
peil dan bentuk profilnya.
Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan sebatah
selesai pemasangan instalasi pipa listrik dan plumbing
untuk semua aduk plester.
Untuk beton, sebelum diplester permukaannya harus
dibersihkan dari sisa-sisa bekesting dan kemudian dikretek
(scrath) terlebih dahulu dan semua lubang-lubang bekas
pengikat bekesting atau form tie harus tertutup aduk
plester.
Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton
bertulang yang akan difinish dengan cat dipakai plesteran
halus (acian) diatas permukaan plesterannya.
Semua bidang yang akan menerima bahan finishing pada
permukaannya diberi alur-alur garis horizontal atau
dikretek (scrath) untuk memberi ikatan yang lebih baik
terhadap bahan finishing, kecuali untuk yang menerima cat.
Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan
dinding/kolom yang dinyatakan dalam gambar, atau sesuai
peil-peil yang diminta gambar. Tebal plesteran minimum
1,5 cm.
Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai toleransi
lengkung atau cembung bidang tidak melebihi 5 mm untuk
setiap jarak 2 m. Jika melebihi, pemborong berkewajiban
memperbaikinya
dengan biaya atas tanggungan
pemborong.
Untuk pengakhiran sudut plesteran/dinding, hendaknya
dibuat dengan sudut tumpul.
Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan
berlangsung wajar tidak terlalu tiba-tiba, dengan
membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering
dan melindungi dari terik panas sinar matahari langsung
dengan bahan penutup yang bisa mencegah penguapan air
33

Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Spesifikasi Teknis

secara cepat.
Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang
tidak baik, plesteran harus dibongkar kembali dan
diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Direksi
dan Pengawas Lapangan dengan biaya atas tanggungan
pemborong. Selama 7 (tujuh) hari sebatah pengacian selesai
pemborong harus selalu menyiram dengan air, sampai
jenuh sekurang-kurangnya 2 kali setiap hari.
m. Selama pemasangan dinding batu bata/beton bertulang
belum finishing, pemborong wajib memelihara dan
menjaganya terhadap kerusakan-kerusakan dan pengotoran
bahan lain. Setiap kerusakan yang terjadi menjadi tanggung
jawab pemborong dan wajib diperbaiki.
n. Kecuali ditentukan lain, seluruh permukaan plesteran diberi
lapisan acian dari bahan PC.
o. Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan dilakukan
sebelum plesteran berumur lebih dari 2 (dua) minggu.
l.

14.1.

PASAL 13
PEKERJAAN KERAMIK

13.1. Lingkup Pekerjaan


a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahanbahan, peralatan termasuk alat-alat bantu dan alat angkut
yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan plesteran,
sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.
b. Pekerjaan keramik ini meliputi lantai keramik, dinding
keramik dan seluruh detail yang disebutkan/ditunjuk dalam
gambar.
13.2. Persyaratan Bahan
a. Bahan keramik :
- Jenis
: Lantai ukuran 60 x 60 cm
menggunakan Granito,
Lantai Keramik 30 x 30 cm untuk
trap
tangga
menggunakan
sekualitas (Roman, Platinum)
warna
Lantai keramik 20x20 cm untuk
Km/Wc
sekualitas
(Roman,
Platinum) warna
Dinding Keramik 20x25 cm untuk
Km/Wc
sekualitas
(Roman,
Platinum) warna
Plint lantai menyesuaikan dengan
ukuran keramik lantai sesuai yang
ditunjukkan dalam gambar
- Bahan Perekat : Adukan spesi 1 PC : 3 Pasir Pasang
- Warna
: Akan ditentukan kemudian
b. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan
peraturan-peraturan ASTM, peraturan keramik Indonesia
(NI-19), PVBB 1970 dan PVBI 1982.
c. Semen Portland harus memenuhi NI-8, pasir dan air harus
memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PVBB
34

Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Spesifikasi Teknis

1970 (NI-3) dan PBI 1971 (NI-2) dan ASTM.


Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih
dahulu harus diserahkan contohnya untuk mendapatkan
persetujuan dari Direksi/Pengawas Lapangan.
Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum dimulai pekerjaan, Kontraktor diwajibkan
membuat shop drawing mengenai pola keramik.
b. Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak
retak, cacat dan ternoda.
c. Adukan pasangan/pengikat dengan aduk campuran 1 PC : 3
Pasir Pasang.
d. Bahan keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air
besih (tidak mengandung asam alkali) sampai jenuh.
e. Pola, arah dan awal pemasangan keramik harus
memperhatikan ukuran/letak dan semua peralatan yang
akan terpasang di dinding : panel listrik, stop kontak, saklar
dan lain-lain yang tertera didalam gambar.
f. Ketinggian peil tepi atas pola keramik disesuaikan dengan
gambar.
g. Awal pemasangan keramik pada dinding maupun lantai dan
kemana sisa ukuran harus ditentukan, harus dibicarakan
terlebih dahulu dengan Direksi dan Pengawas Lapangan
sebelum pekerjaan pemasangan dimulai.
h. Bidang dinding dan lantai keramik harus benar-benar rata,
garis-garis siar harus benar-benar lurus. Siar arah horizontal
maupun vertikal pada dinding dan lantai yang berbeda
ketinggian peil lantainya harus merupakan satu garis lurus.
i. Jarak antara unit-unit pemasangan keramik satu sama lain
(siar-siar) harus sama lebarnya, maksimum 3mm, yang
membentuk garis-garis sejajar dan lurus sama lebar dan
dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan harus
membentuk sudut siku yang saling berpotongan tegak lurus
sesamanya.
j. Sebatah spesi pasangan mengering, siar antara (nat) harus
diisi penuh dengan adukan PC dan dikeruk halus hingga
menghasilkan permukaan nat yang sama dengan garis
tepian tegel
k. Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari
segala macam noda pada permukaan keramik, hingga
betul-betul bersih.
d.

13.3.

l.

Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari


sentuhan/beban selama 3x24
jam dilindungi dari
kemungkinan cacat akibat pekerjaan lain.
m. Keramik plint terpasang siku terhadap lantai, dengan
memperhatikan siar-siarnya bertemu siku dengan siar lantai
dan dengan ketebalan siar yang sama pula.
PASAL 14
PEKERJAAN KAYU

14.1.

Lingkup Pekerjaan
Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan
dalam gambar, dengan hasil yang baik dan rapi. Pekerjaan ini
meliputi :
a. Pekerjaan Kayu Kasar meliputi
pekerjaan lainnya seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja
35

Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Spesifikasi Teknis

dan pekerjaan kayu kasar pada umumnya


Pekerjaan Kayu Halus
Meja display dan meja counter
pekerjaan lainnya seperti ditunjukkan dalam Gambar
Kerja dan pekerjaan kayu halus pada umumnya.
Persyaratan Bahan
a. Jenis kayu yang dipakai :
1). Kayu kamper kelas I dari jenisnya. Digunakan untuk
seluruh pekerjaan kayu terkecuali dinyatakan lain
dalam buku syarat-syarat teknis dan yang dinyatakan
dalam gambar.
2). Kayu albasia yang berkualitas baik dalam jenisnya.
Digunakan untuk pekerjaan papan bouplank dan
bekesting.
3). Kelembaban kayu disyaratkan 12%-14% sesuai
persyaratan dalam PPKI tahun 1961.
4). Dihindarkan adanya cacat-cacat kayu antara lain yang
berupa putih kayu, pecah-pecah, mata kayu, melintang
basah dan lapuk.
5). Semua kayu yang dipasang/dipakai ialah yang
disetujui oleh Direksi/ Pengawas Lapangan.
b. Alat Pengencang
Semua alat pengencang seperti paku, sekrup, baut, angkur
dan lainnya harus dari baja lapis galvanis dalam ukuran
sesuai petunjuk Gambar Kerja atau sesuai kebutuhan standar
yang berlaku.
c. Perekat
Semua lem dan perekat yang digunakan harus dari jenis
kedap air, seperti produk neoprene based/synthetic resin
based atau yang setara
Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Semua proses pemotongan dan pembuatan dikerjakan
dengan mesin, kecuali untuk detail tertentu atas persetujuan
Direksi dan Pengawas Lapangan.
b. Semua pengikat berupa paku, baut, kawat dan lainnya harus
digalvanisasikan sesuai dengan NI-5. Tidak diperkenankan
pengerjaan ditempat pemasangan.
c. Pengukuran keadaan lapangan diperlukan sebelum dimulai
pekerjaan untuk mendapatkan ketetapan pemasangan
dilapangan.
d. Rangka kayu yang akan dipasang bahan finishing harus
diperhalus, rata dan waterpass.
e. Hasil akhir dari pemasangan harus rata, lurus dan tidak
melampaui toleransi kerataan 0,5 cm untuk setiap 2m2.
f. Pekerjaan kayu halus
1). Semua ukuran yang tertera dalam gambar adalah
ukuran jadi (sudah diketam halus dan siap difinish).
Kontraktor wajib menyerahkan shop drawing dan
contoh jadi untuk bagian detail tertentu pada Direksi
dan Pengawas Lapangan.
2). Bahan kayu halus tidak diperkenankan dipasang
dengan cara memaku atau cara lainnya yang disetujui
Direksi dan Pengawas Lapangan.
3). Permukaan kayu yang terlihat bekas pemakuan harus
diberi dempul atau sejenisnya yang batah disetujui
Direksi dan Pengawas Lapangan.
b.

14.2.

14.3.

36
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Spesifikasi Teknis

4). Hindari terlalu banyak pemakuan pada permukaan


kayu.
5). Permukaan kayu yang terlihat harus diketam halus
sedemikian rupa sehingga siap menerima finish.
6). Jika diperlukan bahan perekat, maka kontraktor harus
mengajukan terlebih dahulu baik kualitas maupun
jenisnya kepada Pengawas Lapangan untuk
mendapatkan persetujuan.
7). Semua pekerjaan kayu sebelum terpasang harus
mendapat persetujuan dari Direksi dan Pengawas
Lapangan. Jika ada yang tidak memenuhi syarat, maka
kontraktor harus mengganti atas tanggung jawabnya.
8). Sebatah dipasang, kontraktor wajib memberikan
perlindungan terhadap benturan-benturan benda lain
dan kerusakan-kerusakan akibat kelalaian pekerjaan,
semua kerusakan yang timbul adalah tanggung jawab
kontraktor.
9). Kayu plint atau lainnya yang melekat langsung pada
dinding batu bata dan beton harus diberi lapisan menie
kayu minimal 2 lapis.

PASAL 15
PEKERJAAN KUSEN
PINTU, JENDELA DAN
VENTILASI
ALLUMINIUM

15.1.

15.2.

15.3.

Lingkup Pekerjaan
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
termasuk alat-alat bantu dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil
pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu, kusen jendela
dan ventilasi seperti yang dinyatakan/ ditunjukkan dalam
gambar serta shop drawing dari Kontraktor.
Pengendalian Pekerjaan
Semua pekerjaan yang disebutkan dalam bab ini harus
dikerjakan menurut instruksi pabrik/produsen dan standarstandar antara lain :
a. The Alumuniunl Association (AA)
b. Architectural Alumunium Manufactures Association
(AAMA)
c. America standar for testing materials (ASTM)
Persyaratan Bahan
a. Kusen dan Pelat Alumunium
Kusen dari bahan aluminium framing system, aluminium
extrusi sesuai SII extrusi 0695-82 atau Extrusi Standard
YKK, tidak terbuat dari bahan bekas, dari produk setara
ALEXINDO atau produk lain yang disetujui Direksi.
Aluminium
: 4 x 1,75 , tebal 18 micron
Nilai deformasi
: diijinkan maksimal 2 mm
Warna profil
: warna coklat
1). Kadar campur
Architectural Billet 45 (AB45) atau setara dengan
karakteristik kekuatan sebagai berikut :
Ultimate Strength : 28.000 p.s.i
Yang Strength
: 22.000 p.s.i
Shear Strength
: 17.000 p.s.i
37

Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Spesifikasi Teknis

15.4.

2). Anoldizing
Ketebalan lapisan diseluruh permukaan aluminium
adalah 18 Mikro dengan warna dark brown
Hadware (perlengkapan)
Lihat bab perlengkapan pintu
Acesories
Lihat bab perlengkapan pintu
3). Jaminan
Harus diberikan jaminan tertulis selama 5 (lima) tahun
dari type campuran (alloy) dan ketebalan anolizing
b. Sealant
sealant sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuatnya
digunakan untuk jendela Alumunium dan kaca yang
berhubungan langsung dengan udara luar.
c. Joint
Baker : Polyuretchane Foam tidak menyerap air, kepadatan
65 -95 kg/m3.
d. Neoprene
Jenis exlusion, tahan terhadap matahari oksidasi dangan
kekerasan 60 Durometer.
e. Angkur Tanam
Bagian yang berhubungan dengan Aluminium di beri
lapisan galvanished s/d 25 micron. Bagian lain diberi
lapisan anti karat, Zincchromete, tipe Alkyd
f. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian
syarat-syarat dan spesifikasi dari pihak pabrik pembuatnya.
g. Konstruksi kusen alluminium mengikuti spesifikasi teknis
yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya termasuk
accessories yang akan dipergunakan.
h. Seluruh bagian aluminium berwarna harus datang di tapak
dilengkapi dengan pelindung dan baru diperkenankan
dibuka sesudah mendapat persetujuan dari Direksi.
i. Untuk keseragaman warna, diisyaratkan sebelum proses
fabrikasi warna profil harus diseleksi secermat mungkin.
Kemudian pada waktu fabrikasi unit-unit jendela, pintu dan
lain-lain, profil harus diseleksi lagi warnanya sehingga
dalam setiap unit didapatkan warna yang sama.
Pemotongan profil aluminium menggunakan mesin potong,
mesin punch, drill sedemikian rupa sehingga diperoleh
hasil yang batah dirangkai untuk jendela bukaan dan pintu
mempunyai toleransi ukuran tinggi dan lebar 1 mm dan
untuk diagonal 2mm.
j. Accesories
Sekrup dari galvanized seel mutu Hotdeep kepala tertanam,
weather strip dari vinyl, pengikat alat penggantung yang
dihubungkan dengan aluminium harus ditutup caulking dan
sealant. Ankur untuk rangka/kusen aluminium terbuat dari
steel plate tebal minimal 2 mm, dengan lapisan zinc tidak
kurang dari 13 mikron sehingga tidak dapat bergeser
Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Pengerjaan
1) Semua pekerjaan harus dilaksanakan oleh tukangtukang terbaik dengan standar pengerjaan yang
disetujui pengawas
2) Pemasangan sambungan harus tepat tanpa cela
sedikitpun
38

Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Spesifikasi Teknis

3)

15.5.

PASAL 16
PEKERJAAN DAUN
PINTU, JENDELA DAN
VENTILASI

16.1.

Semua detail pertemuan harus runcing (adu manis),


halus dan rata, bersih dari goresan-goresan serta cacatcacat yang mempengaruhi permukaan Alumunium.
4) Pemasangan harus sesuai dengan gambar-gambar dan
pesyaratan dan persyaratan teknis ini.
5) Setiap sambungan dengan dinding atau beda yang
berlainan sifatnya harus diberi sealant
6) Tanda-tanda dan cacat akibat proses anoldizing, yaitu
Rack atau Gripper yang timbul dipermukaan
aluminium harus dihilangkan.
b. Toleransi Fabrikasi
1) Sudut/siku
Maksimal membuat penggesekan 3 mm terhadap titik
tangkap dari sisi horizontal / vertical sejauh 3 m
2) Gap/Celah
Sambungan : Maksimum 0,5 mm
3) Perbedaan tinggi
Perbedaan tinggi untuk sisi vertical dan horizontal
maksimum 1,5 mm (plus minus)
4) Pengelasan
Tidak terlihat pada bagian yang akan terlihat mata
langsung
5) Sealant
Tidak terlihat pada bagian yang akan terlihat mata
langsung.
c. Perlindungan
1)
Semua alumunium harus dilindungi dengan Lacquer
Film atau bahan yang lain yang disetujui pengawas
ketika dibawa kelapangan.
2)
Pelindung tersebut harus dibuka pada bagian-bagian
tertentu dimana diperlukan, ketika alumunium akan
dikerjakan dan ditutup kembali sebatah pekerjaan
selesai.
3)
Kusen harus dilindungi dengan plastic tape atau (Zine
Chroritate primer permis Transparant) ketika
pengerjaan plester dilakssanakan. Bagian-bagian lain
dapat dilindungi dengan : Lacquer Film sampai
pekerjaan selesai.
4)
Penggunaan permis palo permukaan yang akan
diberikan caulking atau sealant tidak diperkenankan
d. Weather Seal
Pemasangan kosen harus dilengkapi dengn weather seal
jenis polkyurenthene sealant dan backing strip dari busa
didalam dan diluar sebagai lapisan pengisi sebelum sealant
dipasang
Bahan Finishing
Treatment untuk permukaan kusen pintu, jendela dan ventilasi
diberi lapisan finishing dengan cat khusus untuk alluminium
sebanyak 2 kali.
Ketentuan Umum
Sebelum pekerjaan pembuatan dan pemasangan daun pintu
dilakukan, maka :
1). Pemborong wajib mengadakan pemeriksaan pengukuran di
lapangan agar ukuran daun pintu, jendela dan ventilasi
yang akan dipasang sesuai dengan keadaan di lapangan.
39

Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Spesifikasi Teknis

16.2.

16.3.

16.4.

2). Pemborong harus mengajukan terlebih dahulu contohcontoh bahan yang akan digunakan dan membuatkan shop
drawing dan mock-up untuk mendapatkan persetujuan dari
Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas, konsultan perencana.
3). Bahan yang cacat tidak boleh digunakan. Bahan yang harus
dipasang harus sesuai contoh yang sudah disetujui Pemberi
Tugas, Pengawas dan Perencana
Lingkup Pekerjaan
a. Bagian ini mencakup ketentuan/syarat-syarat (pembayaran,
pengiriman, penyimpanan, pemasangan) untuk pekerja,
material, dan peralatan.
b. Meliputi penyediaan seluruh daun pintu, jendela dan
ventilasi sesuai yang ditunjukkan dalam gambar dan
spesifikasi ini, aksesori yang diperlukan untuk pemasangan
dan kelengkapannya, penyimpanan dan perawatan, serta
pembangunannya sesuai yang batah ditunjukkan dalam
gambar.
Bagian ini menjelaskan Commercial Quality pintu-pintu
kayu untuk pintu dan bukaan-bukaan yang berhubungan
dengan pekerjaan interior. Bagian yang terkait :
Pekerjaan Pengecatan
Pekerjaan Dinding Bata/Plesteran
Pekerjaan Lantai
Pekerjaan Alat Penggantung dan Pengunci
Persyaratan Bahan
a. Bahan rangka
Kecuali ditentukan lain dalam gambar, seluruh bahan
rangka menggunakan alluminium 4 setara Alexsindo
warna coklat dengan persyaratan sesuai dengan spesifikasi
yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya, dengan ukuran
disesuiakan dengan gambar rencana.
b. Bahan panel daun pintu terdiri dari :
Panel pintu kaca dipergunakan kaca rayben tebal 5mm
dan panel pintu utama menggunakan kaca tempered
tebal 8mm.
Panel pintu double teakwood dipergunakan teakwood
tebal 4 mm, tidak cacat pada sisi luarnya.
Seluruh persyaratan kaca mengikuti persyaratan teknis
pada pasal pekerjaan kaca dalam RKS ini.
c. Bahan panel daun jendela terdiri dari :
Jendela panel kaca dan jendela kaca mati menggunakan
kaca rayben tebal 5 mm.
Ventilasi panel kaca dan ventilasi kaca mati
menggunakan kaca rayben tebal 5mm kecuali
bouvenlight untuk KM/WC menggunakan kaca
es/buram tebal 5 mm.
Seluruh persyaratan kaca mengikuti persyaratan teknis
pada pasal pekerjaan kaca dalam RKS ini.
Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor diwajibkan
untuk meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi
dilapangan (ukuran dan lubang-lubang),
termasuk
mempelajari bentuk, pola, lay out/penempatan, cara
pemasangan, mekanisme dan detail-detail gambar.
b. Sebelum pemasangan, penimbunan bahan-bahan pintu
40

Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Spesifikasi Teknis

c.
d.

e.

f.

ditempat pekerjaan harus ditempatkan pada ruang/tempat


dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca
langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran
jadi.
Daun pintu panel kaca :
Dibuat dengan sistim penyambungan sesuai dengan
yang dipersyaratkan oleh pabrik pembuatnya.
Accesoris lain disesuaikan dengan kebutuhan
pelaksanaan seperti yang dipersyatkan oleh pabrik
pembuatnya.
Untuk daun pintu panel kaca sebatah dipasang harus
rata dan tidak bergelombang dan tidak melintir dan
tidak meninggalkan bekas-bekas penyambungan.
Daun pintu doubel teakwood :
Daun pintu teakwood yang dipasang pada rangka
alluminum adalah dengan cara yang lazim digunakan
atas persetujuan Direksi/Pengawas Lapangan tanpa
meninggalkan bekas cacat pada permukaan yang
tampak.
Pada bagian daun pintu teakwood harus dipasang rata,
tidak bergelombang dan merekat dengan sempurna.
Permukaan teakwood tidak boleh didempul.
Daun jendela kaca :
Dibuat dengan sistim penyambungan sesuai dengan
yang dipersyaratkan oleh pabrik pembuatnya.
Accesoris lain disesuaikan dengan kebutuhan
pelaksanaan seperti yang dipersyaratkan oleh pabrik
pembuatnya.
Untuk daun jendela kaca sebatah dipasang harus rata
dan tidak bergelombang dan tidak melintir dan tidak
meninggalkan bekas-bekas penyambungan.

g.

16.5.

PASAL 17
PEKERJAAN KACA

17.1.

Daun ventilasi :
Dibuat dengan sistim penyambungan sesuai dengan
yang dipersyaratkan oleh pabrik pembuatnya.
Accesoris lain disesuaikan dengan kebutuhan
pelaksanaan seperti yang dipersyaratkan oleh pabrik
pembuatnya.
Untuk daun ventilasi kaca sebatah dipasang harus rata
dan tidak bergelombang dan tidak melintir dan tidak
meninggalkan bekas-bekas penyambungan.
Bahan Finishing
a. Daun pintu dan jendela kaca; permukaan rangka diberi
lapisan finishing seperti yang digunakan pada rangka kusen
alluminium.
b. Daun pintu teakwood; permukaan rangka daun pintu diberi
lapisan finishing seperti yang digunakan pada rangka kusen
alluminium sedangkan permukaan teakwood diberi lapisan
finishing politur sebanyak 3 kali.
Pekerjaan Kaca
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat
bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga
dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan
41

Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Spesifikasi Teknis

sempurna.
Pekerjaan
kaca
meliputi
seluruh
detail
yang
disebutkan/ditunjukkan dalam detail gambar.
Persyaratan Bahan
a. Kaca adalah benda terbuat dari bahan glass yang pipih,
pada umumnya mempunyai ketebalan sama, mempunyai
sifat tembus cahaya, dapat diperoleh dari proses-proses
tarik, gilas dan pengambangan (float glass).
b. Toleransi lebar dan panjang
Ukuran lebar dan panjang tidak boleh melampaui toleransi
seperti yang ditentukan oleh pabrik.
c. Kesikuan
Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus
mempunyai sudut serta tepi potongan yang rata dan lurus,
toleransi kesikuan maksimum yang diperkenankan adalah
1,5 mm per meter.
d. Cacat-cacat
1). Cacat-cacat lembaran bening yang diperbolehkan
harus sesuai ketentuan dari pabrik.
2). Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung
(ruang-ruang yang berisi gelembung gas yang terdapat
dalam kaca).
3). Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah
pada kaca, baik sebagian atau seluruh tebal kaca).
4). Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud)
dan goresan (scratch).
5). Bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok).
6). Ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh
melampaui toleransi yang ditentukan oleh pabrik.
Untuk ketebalan 5 mm kira-kira 0,3 mm.
e. Bahan Kaca
1). Bahan kaca harus sesuai SII 0189/78 dan PBVI 1982.
2). Bahan kaca yang dipergunakan menggunakan kaca
rayben tebal 5 mm, kaca bening tebal 5 mm dan kaca
es/buram tebal 5mm serta kaca tempered tebal 12mm.
3). Kaca harus dalam keadaan rata dan tidak
bergelombang serta dapat menahan angin 122 Kg/m2
atau sesuai persyaratan pabrik (sesuai masing-masing
penggunaan kaca-nya )
4). Penggunaan jenis dan ketebalan masing-masing kaca
sesuai dengan yang ditunjukkan dalam detail gambar
rencana.
f. Semua bahan kaca sebelum dan sesudah terpasang harus
mendapat persetujuan Direksi dan Pengawas Lapangan.
g. Sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat
pemotongan, harus digurinda/dihaluskan.
Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk
gambar, uraian dan syarat pekerjaan dalam buku ini.
b. Pekerjaan ini memerlukan keahlian dan ketelitian.
c. Semua bahan yang batah terpasang harus disetujui oleh
Direksi dan Pengawas Lapangan.
d. Bahan yang batah terpasang harus dilindungi dari
kerusakan dan benturan, dan diberi tanda untuk mudah
diketahui. Tanda-tanda tidak boleh menggunakan kapur.
Tanda-tanda dibuat dari potongan kertas yang direkatkan
b.

17.2.

17.3.

42
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Spesifikasi Teknis

e.
f.
g.
h.

i.

dengan menggunakan lem.


Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan
menggunakan alat-alat pemotongan kaca khusus.
Pemotongan harus disesuaikan ukuran rangka, minimal 10
mm masuk kedalam alur kaca pada kosen.
Pembersih akhir dari kaca harus menggunakan kain katun
yang lunak dengan menggunakan cairan pembersih kaca.
Hubungan kaca dengan kaca atau kaca dengan material lain
tanpa melakukan kosen, harus diisi dengan lem silikon
warna transparan cara pemasangan dan persiapan-persiapan
pemasangan harus mengikuti petunjuk yang dikeluarkan
pabrik.
Kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata,
tidak diperkenankan retak dan pecah pada sealant/tepinya,
bebas dari segala noda dan goresan.

20.3.
20.1.

PASAL 18
PEKERJAAN LANGITLANGIT (PLAFOND)

18.1.

18.2.

Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahanbahan, perlengkapan dan penutup atap dan alat-alat bantu
lainnya untuk melaksanakan pekerjaan hingga tercapainya
hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Pekerjaan langit-langit ini meliputi seluruh pemasangan
langit-langit (plafond) seperti yang ditunjukkan/dinyatakan
dalam detail gambar.
Persyaratan Bahan
a. Rangka plafond
Kecuali ditentukan lain dalam gambar, rangka langitlangit/plafond terbuat dari bahan metal furing dengan
spesifikasi sesuai dengan yang dipersyaratkan oleh pabrik
pembuatnya.
Rangka plafond memakai bahan yang terdiri dari besi
HOLLOW dengan ukuran 4x4x0,75cm untuk hanger
(Main Runner White) ukuran 3x4x0,75cm untuk rangka
pembagi (Cross Tee White) yang dilapisi dengan cat
besi.
Kawat penggantung rangka 3mm dilengkapi dengan
Suspension hanger Spring Adjusted
b. Penutup plafond
Kecuali ditentukan lain dalam gambar rencana, penutup
langit-langit (plafond) terbuat dari :
Penutup Plafond menggunakan bahan papan Gypsum
merk setara Knauff dengan ketebalan 9mm.
Sambungan antar papan gypsum (naat) diberi bahan
gypsum (cornice) yang kemudian diratakan sampai
43

Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Spesifikasi Teknis

18.3.

halus sehingga berbentuk permukaan yang halus dan


rata.
Penutup plafond menggunakan bahan Calcyboard, tebal
minimal 4 mm untuk plafond teritisan keliling bangunan
dan untuk daerah basah (Km/Wc).
Pada bagian tepi (antara plafond dan dinding) diberi list
tepi profil 8cm dari bahan gypsum untuk plafond
Gypsum, sedangkan untuk plafond Calcyboard list tepi
yang dipasang dari bahan kayu profil ukuran 5cm dan
difinish cat.
Penutup plafon menggunakan bahan PVC merk setara
Sunda plafon,Ayumiara dengan lebar 20 cm dengan
ketebalan 8mm.
Sambungan antar papan PVC di jalin saling ikat
mengikat dan di lekatkan dg sekrup sesuai ukuran.
Syarat Pelaksanaan
a. Rangka Langit-langit
1). Kecuali pada gambar rencana tertulis lain, rangka
langit-langit terbuat dari dari bahan metal furing
ukuran sesuai ketentuan yang dipersyaratkan oleh
pabrik pembuatnya.
2). Semua batang profil untuk rangka langit-langit batah
diseleksi dengan baik, lurus dan rata.
3). Seluruh rangka langit-langit digantung pada plat beton
dikaitkan pada plat besi yang dipaku ramset ke plat
beton/balok beton.
4). Sebatah seluruh rangka langit-langit terpasang, seluruh
permukaan harus rata, lurus dan waterpass. Tidak ada
bagian yang bergelombang dan batang-batang rangka
harus saling tegak lurus.
b.

Pemasangan Penutup Langit-Langit


1). Bahan penutup langit-langit terbuat dari gybsum board
tebal 9 mm dan calsyboard tebal 4mm, produksi dalam
negeri yang ada dipasaran dengan ukuran 60x120cm
atau ukuran lain, sesuai dengan detail gambar.
2). Bahan gybsum board dan calsyboard yang dipasang
adalah yang batah dipilih dengan baik, bentuk dan
ukuran tiap unit harus sama dan tidak cacat-cacat dan
batah mendapat persetujuan dari Direksi/ Pengawas
Lapangan.
3). Bahan penutup langit-langit dari PVC tebal 8
mm,dengan panjang variasi dari 3,4 dan 5m dengan
lebar yang bervariasi juga yaitu 10,15 dan 20 cm.
4). Pemasangan dengan cara yang diperbolehkan oleh
pabrik pembuatnya dan sambungan antar unit-unit
harus merupakan garis-garis lurus yang beraturan dan
membentuk bidang permukaan yang rata.
5). Sebatah terpasang, gybsum board dan calsyboard
terpasang harus lurus, waterpass atau tidak
bergelombang.

44
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Spesifikasi Teknis

PASAL 19
PEKERJAAN
PENGECATAN

19.1.

19.2.

19.3.

19.4.

Lingkup Pekerjaan
a. Persiapan permukaan yang akan dicat, untuk pengecatan
ulang permukaan discrat/digosok lalu dibersihkan dari sisasisa kotoran.
b. Pengecatan permukaan dengan bahan-bahan yang batah
ditentukan.
c. Pengecatan semua permukaan dan area yang ada dalam
gambar yang tidak disebutkan secara khusus, dengan warna
dan bahan yang sesuai dengan petunjuk Perencana.
Standar Pengerjaan (Mock Up)
a. Sebelum pengecatan dimulai, pemborong harus melakukan
pengecatan pada satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat
yang diperlukan. Bidang-bidang tersebut akan dijadikan
contoh pilihan warna, texture, material dan cara pengerjaan.
Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai mockup ini akan
ditentukan oleh Direksi dan Pengawas Lapangan.
b. Jika masing-masing bidang tersebut batah disetujui oleh
Direksi dan Pengawas Lapangan dan perencana, bidangbidang ini akan dipakai sebagai standar minimal
keseluruhan pekerjaan pengecatan.
Contoh dan Bahan
a. Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap
warna dan jenis cat pada bidang transparan ukuran 30x30
cm. Dan pada bidang-bidang tersebut harus dicantumkan
dengan jelas warna, formula cat, jumlah lapisan dan jenis
lapisan (dari cat dasar s/d lapisan akhir).
b. Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan kepada
Direksi/ Pengawas Lapangan. Jika contoh-contoh tersebut
batah disetujui secara tertulis oleh Direksi dan Pengawas
Lapangan, barulah kontraktor melanjutkan dengan
pembuatan mock up.
c. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi dan
Pengawas Lapangan, untuk kemudian diserahkan kepada
Pemberi Tugas, minimal 5 galon tiap warna dan jenis cat
yang dipakai. Kaleng-kaleng cat tersebut harus tertutup
rapat dan mencantumkan dengan jelas identitas cat yang
ada didalamnya. Cat ini akan dipakai sebagai cadangan
untuk perawatan oleh Pemberi Tugas.
Pekerjaan Cat Dinding
a. Yang termasuk pekerjaan cat dinding adalah pengecatan
seluruh permukaan plesteran bangunan dan/atau bagianbagian yang lain ditentukan gambar.
b. Untuk semua dinding dalam bangunan digunakan cat jenis
setara/sekualitas Catylac, Kemtone dan Dulux , dengan
lapisan dasar wall sealer, warna ditentukan kemudian.
c. Untuk semua dinding luar bangunan digunakan cat jenis
Weathershield setara/sekualitas Mowilex, Kemtone dan
Dulux, dengan lapisan dasar wall sealer, warna ditentukan
kemudian dan sebagai dinding depan menggunakan lapisan
komposit panel
d. Wall sealer yang digunakan adalah wall sealer tembok.
e. Sebelum dinding diplamur, plesteran sudah harus betulbetul kering, tidak ada retak-retak dan pemborong meminta
persetujuan kepada Direksi dan Pengawas Lapangan.
f. Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan menggunakan pisau
45

Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Spesifikasi Teknis

19.5.

19.6.

plamur dari plat baja tipis dan lapisan plamur dibuat setipis
mungkin sampai membentuk bidang yang rata.
g. Sesudah 7 (tujuh) hari plamur terpasang, kemudian
dibersihkan sampai betul-betul bersih. Selanjutnya dinding
dicat dengan menggunakan roller.
h. Lapisan pengecatan dinding dilakukan sebanyak 3x (tiga
kali) dengan kekentalan cat sebagai berikut :
* Lapisan I encer (tambahan 20 % air)
* Lapisan II kental
* Lapisan III encer
i. Untuk warna-warna yang sejenis, kontraktor diharuskan
menggunakan kaleng-kaleng dengan nomor pencampuran
(batch number) yang sama.
j. Sebatah pengerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan
bidang yang utuh, rata, licin, tidak ada bagian yang belang
dan bidang dinding dijaga terhadap pengotoran-pengotoran.
Pekerjaan Cat Langit-langit (Plafond)
a. Yang termasuk pekerjaan cat langit-langit adalah langitlangit qybsum dan langit-langit calsyboard atau bagian lain
yang ditentukan gambar.
b. Cat yang digunakan cat tembok, warna ditentukan Direksi
dan Pengawas Lapangan sebatah melakukan percobaan
pengecatan.
c. Selanjutnya semua metode/prosedur sama dengan
pengecatan dinding dalam pasal ini.
Pekerjaan Cat Kayu
a. Yang termasuk dalam pekerjaan cat kayu adalah listplank
kayu dan/atau bagian pekerjaan kayu lainnya.
b. Cat yang digunakan adalah cat kilat kayu jenis Syntetic
Enamel,
warna ditentukan Direksi dan Pengawas
Lapangan sebatah melakukan percobaan pengecatan.
c. Bidang yang akan dicat diberi menie kayu warna merah 2
(dua) lapis, kemudian diplamur dengan plamur kayu
sampai lubang-lubang/pori-pori terisi campuran.
d. Sebatah 7 (tujuh) hari, bidang plamur diamplas halus dan
dibersihkan dari debu kemudian dicat sekurang-kurangnya
3 (tiga) kali dengan menggunakan kuas.
e.

19.7.

Sebatah pengecatan selesai, bidang cat yang terbentuk utuh,


rata, tidak ada bintik-bintik atau gelembung udara dan
bidang cat dijaga terhadap pengotoran.
Pekerjaan Menie Kayu
a. Yang termasuk pekerjaan ini adalah adalah pengecatan
seluruh permukaan yang akan dicat kayu.
b. Menie yang digunakan adalah menie kayu merk patna
warna merah.
c. Semua kayu hanya boleh dimenie ditapak proyek dan
mendapat persetujuan dari Direksi dan Pengawas
Lapangan.
d. Sebelum pekerjaan menie dilakukan, bidang kayu kasar
harus diamplas kayu kasar dan dilanjutkan dengan amplas
kayu halus sampai permukaan bidang licin dan rata.
e. Pekerjaan menie dilakukan dengan menggunakan kuas,
dilakukan 2 lapis, sedemikian rupa sehingga bidang kayu
tertutup sempurna dengan lapisan menie.
46

Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Spesifikasi Teknis

19.8.

19.9.

PASAL 20
PEKERJAAN INSTALASI
LISTRIK

20.1.

Pekerjaan Cat Besi


a. Yang termasuk dalam pekerjaan cat besi adalah pengecatan
permukaan konstruksi baja konvensional dan/atau bagian
pekerjaan besi lainnya atas petunjuk perencana.
b. Cat yang digunakan adalah cat kilat besi jenis Syntetic
Enamel,
warna ditentukan Direksi dan Pengawas
Lapangan sebatah melakukan percobaan pengecatan.
c. Bidang yang akan dicat diberi menie besi warna hijau 2
(dua) lapis, kemudian amplas halus dengan amplas besi
untuk mendapatkan bidang yang halus dan rata sehingga
bidang siap untuk diberi finishing cat besi.
d. Sebelum dilakukan pengecatan, seluruh permukaan bidang
yang akan dicat dibersihkan dari debu kemudian dicat
sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali dengan menggunakan
kuas atau cat semprot.
e. Sebatah pengecatan selesai, bidang cat yang terbentuk utuh,
rata, tidak ada bintik-bintik atau gelembung udara dan
bidang cat dijaga terhadap pengotoran.
Pekerjaan Menie Besi
a. Menie yang digunakan adalah menie besi warna hijau
b. Semua besi/baja hanya boleh dimenie ditapak proyek dan
mendapat persetujuan dari Direksi dan Pengawas
Lapangan.
c. Pekerjaan menie dilakukan dengan menggunakan kuas,
dilakukan lapis demi lapis, sedemikian rupa sehingga
bidang besi/baja tertutup sempurna dengan lapisan menie.
Teknik Instalasi
a. Instalasi kabel
1). Umum
Semua kabel yang digunakan untuk instalasi listrik
harus memenuhi persyaratan SII dan SPLN.
2). Splice/percabangan
Tidak diperkenankan adanya splice ataupun
sambungan dalam pipa/saluran cabang maupun feeder
utama kecuali pada outlet atau
kotak-kotak
penghubung yang dapat dicapai.
Sambungan pada kabel sirkuit cabang harus dibuat
secara mekanis dan harus teguh secara listrik dengan
cara-cara solderless connector.
Dalam penyambungan dengan sistem soldered atau
compresion harus betul-betul tertutup rapat dan tidak
boleh ada kebocoran serta dijamin tidak akan lepas
bila ada getaran.
3). Bahan isolasi
Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lainlain seperti karet, PVC, asbes, glass, tape sintesis,
resin, splice case compostion dan lain-lain harus dari
type yang direkomendasi/ disetujui untuk penggunaan,
lokasi, tegangan kerja, kondisi sekelilingnya dan lainlain, oleh instalasi yang berwenang (PLN), perwakilan
pemerintah setempat dan manufacture.
4). Penyambungan kabel
* Semua penyambungan kabel harus dilakukan
dalam kotak penyambungan yang khusus
digunakan untuk itu.
47

Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Spesifikasi Teknis

20.2.

Penyambungan
kabel
tembaga
harus
mempergunakan penyambungan-penyambungan
tembaga yang dilapisi timah putih dengan kuat.
* Penyambungan yang berisolasi dengan pipa PVC
yang khusus untuk listrik.
* Bila kabel dipasang tegak lurus dipermukaan yang
terbuka, maka harus dilindungi dengan pipa baja
tebal 3mm setinggi maksimal 2,5 m.
5). Saluran penghantar dalam bangunan
* Setiap aluran kabel dalam bangunan dipergunakan
pipa GS plain conduit dengan diameter minimum
3/4 inch. Setiap percabangan harus menggunakan
junction box yang sesuai dan sambungan yang
lebih dari satu harus menggunakan terminal strip
didalam junction box.
* Ujung pipa yang masuk ke dalam panel dan
junction box harus dilengkapi dengan socket/lock
nut sehingga pipa tidak mudah tercabut dari
panel. Jumlah pipa keluar dari panel harus
dilebihkan 20% dari jumlah sirkuit yang keluar
dari panel bersangkutan sebagai line cadangan
(blind pipe).
b. Instalasi saklar dan stop kontak
1). Saklar-saklar dari type rocker mekanisme dengan
rating 10 A, 250 V pada umumnya dipasang inbow
atau sesuai dengan gambar. Letak saklar 150 cm dari
lantai atau disesuaikan dengan gambar dan dipasang
dalam kotak sambung yang diperuntukkan untuk itu,
type pemasangan harus dipilih dari type cakar (claw).
2). Stop kontak adalah type yang memakai terminal
pentanahan (earthing contact) dengan rating 10 A/16
A, 250 V ( 1 fase) dan 25 A/23 A, 500 V (3 fase). Stop
kontak harus dipasang rata dengan permukaan dinding
dengan ketinggian 150 cm dari permukaan lantai atau
disebut lain dalam gambar.
Lampu Penerangan dan Kotak Kontak
a. Konstruksi
1). Lampu dan armatur
Lampu dan armaturnya harus sesuai dengan yang
dimaksudkan, seperti yang dilukiskan dalam gambargambar elektrikal.
Semua armatur lampu yang terbuat dari metal harus
mempunyai terminal penatanahan (grounding).
Adapun jenis-jenis lampu yang dipakai meliputi :
- Lampu Flourescent (TL)
Semua lampu floourescent dan lampu discharge
lainnya harus dikompensasi dengan power factor
correction capasitor yang cukup untuk mencapai
p.f. 85%-95%.
Kapasitor harus dipasang paralel dan dilengkapi
dengan sikring kecil untuk menghindarkan bahaya
kebocoran kapasitor.
Kabel-kabel dalam box harus diberikan saluran
atau klem-klem tersendiri sehingga tidak
menempel pada ballast atau kapasitor. Box terbuat
dari pelat baja tebal minimum 0,7 mm dicat dasar
48

Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Spesifikasi Teknis

2).

3).

4).

5).

tahan karat, kemudian cat akhir dengan cat oven


warna putih.
Ballast harus mempunyai dudukan yang kuat
dalam box lampu, tetapi mudah dibuka untuk
diperiksa atau diangkat.
Yang harus dipergunakan adalah single lamp
ballast (satu ballast untuk satu tabung lampu
flourescent) dan harus dari satu merk setaraf
dengan Phillips, May & Christine, National, Atco
atau Schwabe.
Tabung flourescent harus dari merk Philips type
TLD atau lampu TL merk lain yang setara,
dengan warna cahaya daylight.
Lampu TL harus sudah lengkap dengan
kap/reflector dibuat dari pelat baja. Jenis lampu
TL yang dipergunakan antara lain :
TL 2 x 36 Watt, RM 300, 2 x 36ML,
TL 1 x 36 Watt BLCD 36 CN dan
1 x 18 Watt. TKO
Lampu Pijar/Down Light, dll yang sejenis
dipergunakan jenis lampu Essencial ukuran 20
watt hingga 40 watt kecuali ditentukan lain dalam
gambar maka penggunaannya sesuai gambar
rencana.
Untuk pemakaian lampu ini dipergunakan merk
Philips dilengkapi dengan viting untuk tiap-tiap
lampu. Ukuran lampu serta jenis viting yang
dipergunakan (in bauw atau out bauw) mengikuti
gambar rencana.
Sistem pemasangan menggunakan sistem INBOW
Kotak Kontak Biasa (KKB)
Kotak kontak biasa yang dipakai adalah kotak kontak
satu fasa. Semua kotak kontak harus memiliki terminal
fasa, netral dan pentanahan. Kotak kontak harus dari
satu type, untuk pemasangan rata dinding, dengan
rating 250 volts,
10 Amp.
Saklar dinding
Saklar biasa harus dari satu type untuk pemasangan
rata dinding, type rocker, mempunyai rating 250 volts
10 Amp. dari jenis single gang atau double gangs atau
multiple gangs (grid switches). Merk yang boleh
dipakai setaraf dengan MK, Clipsal, Berker, Crabtree
atau setara.
Kotak untuk saklar dan kotak kontak
Kotak harus dari bahan baja dengan kedalaman
minimal 35 mm. Kotak dari metal harus mempunyai
terminal pentanahan. Saklar atau kotak kontak
terpasang pada kotak (box) dengan menggunakan
baut. Pemasangan dengan cakar yang mengembang
tidak diperbolehkan.
Kabel instalasi
Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan
instalasi kotak kontak harus kabel inti tembaga dengan
insulasi PVC, satu inti atau lebih (NYA atau NYY).
Kabel harus mempunyai penampang minimum 2,5
mm. Kode warna insulasi kabel harus mengikuti
49

Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Spesifikasi Teknis

20.3.

20.4.

ketentuan dalam PUIL sebagai berikut :


- Fasa 1
: merah
- Fasa 2
: kuning
- Fasa 3
: hitam
- Netral
: biru
- Tanah (ground)
: hijau dan kuning
Pemasangan
a. Pemasangan Saklar dan Receptacles Dinding
Kecuali tercatat atau dipersyaratkan lain, tinggi
pemasangan kotak saklar dinding, harus 150 cm dan untuk
kotak saklar dinding harus 30 cm dari permukaan lantai.
Dimana ada lebih dari lima saklar dinding
atau
receptacles ditunjuk pada tempat yang sama, maka dua
deret kotak kontak tunggal, ganda atau multigangs sesuai
dengan kebutuhan harus dipasang satu diatas yang lain, dan
titik tengah deretan-deretan tersebut harus berada 1,45 M
diatas permukaan lantai.
Kotak kontak outlet dekat pintu atau jendela harus dipasang
20 cm dari pinggir kusen pada sisi kunci seperti
ditunjukkan dalam gambar-gambar arsitektur, kecuali
ditunjukkan lain oleh Pengawas.
b. Pemasangan Lampu-lampu
1). Semua fixture penerangan dan perlengkapanperlengkapan harus dipasang oleh tukang-tukang yang
berpengalaman dengan cara yang harus dsetujui
Pengawas seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
2). Pada daerah yang tidak memakai ceiling pemasangan
lampu menempel pada kanal yang dipasang lengkap
penggantungnya.
3). Pada waktu diselesaikan pemasangan fixture
penerangan, mereka harus siap untuk bekerja dengan
baik dan berada dalam kondisi sempurna serta bebas
dari semua cacat/kekurangan.
4). Pada waktu pemeriksaan akhir semua fixtures dan
perlengkapannya harus siap menyala.
5). Semua fixtures dan perlengkapan harus bersih, bebas
dari debu, plaster dan lain-lain.
Pemeriksaan dan Pengujian
Pemeriksaan dan pengujian seluruh instalasi seluruh instalasi
sistem penerangan dan kotak kontak diselenggarakan sebatah
seluruh pekerjaan selesai.
Pemeriksaan dan pengujian tersebut terdiri dari :
Pemeriksaan secara visual (apprearence inspection)
terhadap kelengkapan peralatan apakah sudah sesuai dengan
yang dimaksud.
Pemeriksaan fungsi kerja dan kekuatan mekanis dari
peralatan.
Pengujian sambungan-sambungan.
Pengujian tahanan insulasi.
Pengujian pentanahan.
Pengujian pemberian tegangan.
Paling lambat 2 (dua) minggu sebelum pengujian
dilaksanakan, Pemborong harus sudah mengajukan jadwal
dan prosedur pengujian kepada Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan.
Pengujian harus disaksikan oleh Pengawas. Pemborong
50

Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Spesifikasi Teknis

20.5.

21.1.
PASAL 21
PEKERJAAN INSTALASI
SISTEM PLUMBING
DAN SANITARY

harus membuat catatan (record) mengenai hasil pengujian,


dan 2 copy diserahkan kepada Pengawas.
Seluruh pengujian diselenggarakan oleh Pemborong, dan
segala biaya untuk itu ditanggung oleh Pemborong.
Pipa Instalasi Pelindung Kabel
Pipa instalasi pelindung kabel yang dipakai adalah steel plain
conduit khusus untuk instalasi listrik. Pipa, elbow, sochet,
junction box dan accecories lainnya yaitu pipa flexibel harus
dipasang untuk melindungi kabel antara Junction box dan
armatur lampu. Semua instalasi kabel yang ada harus berada
dalam pipa pelindung.
Lingkup Pekerjaan
a. Ketentuan Umum
Pekerjaan mekanikal yang dimaksud adalah pemasangan
instalasi air, udara dan perlengkapannya yang meliputi
penyediaan dan pemasangan :
1) Instalasi air bersih
a) Penyediaan air diperoleh dari Roof Tank dan
Ground tank yang ada, kemudian dipompakan ke
saluran sanitary.
b) Seluruh pemipaan sesuai gambar dan seluruh
distribusi air bersih ini dilengkapi dengan valve
(control, gate, check valve dan lain-lain) sesuai
dengan standar yang disyaratkan.
2) Instalasi air bekas, air kotor, pipa udara dan air hujan :
a) Air kotor, WC, dan air bekas dari floor drain
disalurkan ke Septictank dan Sumur Resapan serta
Saluran Kota.
b) Jaringan pembuangan air di dalam gedung
dilengkapi dengan pipa udara (vent).
c) Seluruh instalasi plumbing dan drainase harus
dilaksanakan sesuai gambar perencanaan dan persyaratan/peraturan yang berlaku baik secara teknis,
perijinan maupun administrasi.
3) Perlengkapan sanitasi (Sanitasi Fixtures)
Merk dan Type dari perlengkapan ini agar mengikuti
ketentuan yang batah ditetapkan
a) Kloset
: Monoblok ex TOTO CW 914 J
b) Wastafel
: ex TOTO
c) Urinoir
: ex TOTO
d) Kran
: setara Crom 5js 1703
e) Floor Drain : ex TOTO
4) Pipa Induk
a) Semua pipa baik pipa air bersih maupun air kotor
masuk ke Shaft yang disediakan, perletakan pipapipa disesuaikan dengan kondisi Shaft sehingga
memudahkan pemasangan dan perbaikan bila ada
perubahan.
b) Pipa-pipa di dalam Shaft, harus diberi penguat,
support dan access door untuk maintenance.
c) Penggantung pipa harus terpasang kuat pada
Jaringan Instalasi Air Bersih, Air Buangan, Pipa
Udara dan Pipa Talang Datar.
d) Pipa pada Floor Clean Out, Water Closet, Floor
Drain dan Perlengkapan Sanitari harus dipasang
51

Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Spesifikasi Teknis

b.

c.

d.

penggantung yang kuat.


Pengendalian
1) Pemborong diharuskan :
a) Mengirimkan contoh bahan yang akan digunakan,
komplit.
b) Menyerahkan brosur dan gambar detail peralatan
yang akan digunakan sebelum dilakukan
pemasangan untuk disetujui Direksi Lapangan/
Konsultan Pengawas.
c) Menyediakan peralatan yang baik untuk
pelaksanaan seperti water pas, water pump, pipe
cutter dan lain-lain.
2) Apabila ternyata Direksi meragukan kualitas bahan
atau alat tertentu, maka bahan tersebut akan dikirim ke
Laboratorium Penyelidikan Mutu Barang atas biaya
Pemborong, dan/atau bila ternyata kualitas bahan/alat
tersebut tidak sesuai dengan yang disyaratkan maka
bahan/alat dimaksud harus segera diganti.
3) Bahan yang dinyatakan tidak baik oleh Pemberi
Tugas/ Pengawas di lapangan, maka Pemborong harus
menyingkirkan bahan tersebut ke luar lapangan dalam
jangka waktu 1x24 jam, sejak tanda penolakan
diputuskan.
Gambar-gambar
1)
Pemborong wajib membuat gambar detail untuk
pelaksanaan pekerjaan (Shop Drawing). Gambar ini
harus disetujui oleh Direksi Lapangan/ Konsultan
Pengawas.
2)
Gambar Kerja & Gambar detail untuk seluruh
pekerjaan harus selalu berada di lapangan setiap
waktu. Gambar tersebut dalam keadaan jelas, dapat
dibaca dan menunjukkan perubahan-perubahan
terakhir.
3)
Ukuran pokok dan pembagiannya, seluruhnya batah
tercantum dalam Gambar Kerja dan detail. Ukuran
tersebut merupakan ukuran efektif/bersih, atau ukuran
dalam keadaan jadi, oleh karena itu dalam pelaksanaan
maupun
pemesanan
ukuran-ukuran
harus
diperhitungkan.
4)
Pemborong diharuskan membuat Gambar Instalasi
yang sebenarnya terpasang (As Built Drawing).
Gambar ini harus disetujui oleh Direksi Lapangan/
Konsultan Pengawas, sebelum acara serah terima
pekerjaan.
5)
Gambar as built sebatah terlaksana harus segera di
produksi, jadi proyek selesai 3 hari kemudian gambar
as built sudah harus diterima.
Pekerjaan Pelaksanaan
1). Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan baik
oleh tenaga-tenaga ahli dan terampil. Untuk
pelaksanaan khusus, Pemborong harus memberikan
surat pernyataan yang membuktikan bahwa
pelaksananya memang mempunyai pengalaman dan
kecakapan sesuai dengan yang disyaratkan.
2). Sebelum
melaksanakan
Pekerjaan
Instalasi,
52

Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Spesifikasi Teknis

Pemborong diwajibkan memastikan lintasan dan posisi


dari Instalasi Listrik, Ground Sistim, Air dan Sanitari
yang ada hubungannya dengan Pekerjaan Mekanikal
ini, dalam bentuk shop-drawing.
3). Jika didalam pelaksanaan pekerjaan ada salah satu
bagian Instalasi yang sukar dilaksanakan, Pemborong
wajib membuat laporan tertulis dan hal tersebut segera
dibicarakan dengan Konsultan Pengawas.
4). Pekerjaan bisa dianggap selesai dan diterima apabila
batah dilakukan test, dan dinyatakan baik secara
tertulis oleh Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas.
21.2.

Pekerjaan Instalasi Penyediaan Air Bersih


a. Bahan
1). Jenis pipa yang digunakan adalah Galvanized Iron
Pipe (GIP) medium class dan harus memenuhi
persyaratan Standard BS 1387 dinyatakan dengan
sertifikat test.
2). Pipa yang cacat akan ditolak
Bahan fitting dan perlengkapan lainnya harus sejenis
dengan, bahan pipanya, dan sesuai dengan standard
ANSI B 16,19, Ansi B 16,3.
3). Katup penutup (valve) untuk diameter lebih kecil
atau sama dengan 2" dibuat dari bahan bronze dengan
sistim sambungan ulir (screw joint), sedang untuk
diameter 2 1/2" dan lebih besar, bahannya terbuat dari
besi tuang (cast iron), dengan sistim sambungan
Flanged Suction, Flanged-end. Setara Kitz.
b.

Pelaksanaan
1)
Sambungan pipa digunakan cara sambungan ulir,
flange atau victaulic sesuai dengan ukuran masingmasing. Penyambungan dengan ulir harus terlebih
dahulu dilapisi dengan red lead cement.
2) Pada bagian-bagian khusus, digunakan sambungan
flanged dilas, dimana penyambungan dengan
menggunakan flange ini perlu dilengkapi dengan Ring
Type Gasket untuk menjamin kerapatan dan kekuatan
sambungan tersebut.
3) Semua ujung yang terakhir yang tidak dilanjutkan lagi
harus ditutup dengan doop/plug atau blind-flanged.
4) Pipa-pipa harus diberi gantungan, pipa tegak di dalam
Shaft harus diklem pada jarak setiap 2 m juga pada
setiap percabangan dan belokan. Pengurugan pipa-pipa
ini dilakukan sebatah hasil test baik dan disetujui
pengawas.
5) Semua pipa baik yang tampak atau yang ditanam
diharuskan diberi pelindung dengan Lead Meni, untuk
yang ditanam di tanah ditambah lapisan pelindung
Water Proofing kwalitas baik. Pekerjaan Water
Proofing harus dilakukan sebaik-baiknya, sehingga
tidak ada bagian permukaan pipa dan fitting yang tidak
terkena Water Proofing.
6) Pipa-pipa distribusi sebelum disambungkan ke fixtures
harus ditest terlebih dahulu dengan tekanan uji
Hydrostatik sebesar satu setengah kali tekanan
53

Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Spesifikasi Teknis

7)

8)

9)

10)

21.3.

kerjanya (Working Pressure) dimana dalam waktu


minimum 1 x 24 jam (disesuaikan dengan instruksi
pengawas) tidak boleh mengalami
penurunan
takanan/mengalami kebocoran.
Instalasi yang hasil testnya tidak baik, segera
diperbaiki. Biaya pengetesan, alat-alat yang diperlukan
dan biaya perbaikannya ditanggung oleh Pemborong.
Pipa-pipa yang menembus lantai, dinding beton
harus dibuatkan sleeve/ sparing dari pipa PVC dan
diberi perapat.
Pipa-pipa yang ada di atas langit-langit, shaft dan
pada tempat-tempat yang terlihat harus dicat (pipa air
kotor dicat hitam, pipa udara dicat abu-abu, pipa air
bersih dicat biru, pipa talang air hujan dicat sesuai
warna dinding (tak ada pipa udara) dengan bahan cat
yang baik dan tepat.

Sebelum air bersih dipakai, maka air yang ada dalam


pipa dibuang dulu, kemudian sistim pemipaan diisi
dengan larutan yang mengandung 50 mg/1 chlor dan
didiamkan selama 24 jam. Sebatah 24 jam sistim
dibilas dengan air bersih.

Pekerjaan Instalasi Air Bekas, Air Kotor Dalam Bangunan


a. Bahan
1) Jenis bahan yang dipakai untuk menyalurkan air
bekas, air kotor, air hujan dan pipa udara vent dalam
bangunan (instalasi above ground) memakai bahan
PVC. Untuk instalasi kitchen di bawah lantai
menggunakan bahan cast iron.
2) Pipa air kotor, bekas, menggunakan PVC Klas 10
kg/cm2 class (AW). Standar JIS K.6742-1979 dan 4
lantai ke bawah menggunakan CIP schedule 40.
3) Pipa vent/udara menggunakan PVC klas 5 Kg/Cm2
class (D).
4) Penyambungan pipa PVC dilakukan dengan Solvent
Cement yang berkwalitas baik. Sebelum melakukan
penyambungan pipa, bagian yang akan disambung
lebih dahulu harus dibersihkan, bebas dari kotoran, air
dan lain-lain. Solvent Cement harus merata pada
bagian permukaan yang akan disambung.
5) Pipa vent pada ujung shaft harus dikeluarkan dari
dalam bangunan agar berjalan dengan sempurna dan
tidak akan mengakibatkan polusi udara dalam gudang.
b. Pelaksanaan.
1) Sambungan-sambungan antara pipa PVC diberi
Solvent Cement dari kwalitas baik yang disetujui oleh
Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas.
2) Bila terjadi pertemuan antara pipa PVC atau fitting
logam, maka menggunakan sambungan ulir atau flend
dengan fitting antara lain faucet elbow, valve socket,
faucet socket dan lain-lain dan sambungan tersebut
diberi lem khusus.
3) Semua ujung pipa atau fitting yang terakhir, yang
54

Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Spesifikasi Teknis

4)

5)

6)

7)

8)

21.4.

tidak dilanjutkan lagi harus ditutup dengan doop atau


plug, dengan bahan material yang sama.
Pipa-pipa sebelum disambung harus di test dahulu
terhadap kebocoran, hal ini dilakukan sebelum
pekerjaan finishing dilaksanakan.
Pipa PVC untuk saluran air bekas dan air kotor yang
tertanam ditanah,pada setiap jarak 3 m
harus
diberikan pondasi bantalan beton 1 pc + 3 ps + 5 krl,
pondasi ini juga dipasang pada bagian sambungan
pipa percabangan dan belokan.
Pipa tegak (riser) harus diberikan bantalan beton
pondasi pada bagian pertemuan antara pipa tegak dan
datar dilantai dasar.
Pada prinsipnya pengetesan dilakukan dengan cara
bagian demi bagian dengan panjang pipa maksimum
50m, dalam hal ini lokasi setiap toilet perlu
diperhatikan.
Selain mengikuti ketentuan seperti tercantum diatas,
semua Pekerjaan Instalasi Pipa untuk Air Kotor, Air
Bekas harus sesuai dengan ketentuan seperti di bawah
ini:
a) Penanaman pipa pada tembok harus tertutup oleh
Pekerjaan Finishing sesuai gambar.
b) Pipa-pipa harus dipasang sedemikian rupa
sehingga tidak ada hawa busuk yang keluar, dan
tidak ada rongga-rongga udara, letaknya harus
lurus. Untuk pipa mendatar harus
dibuat
kemiringan minimal 1% (satu persen).
c) Setiap pencabangan arah dibuat dengan Y (wai)
atau TY (tiwai) sanitari dan dilengkapi dengan
lobang pembersih (clean out), kecuali ditentukan
lain dalam gambar.
d) Pada ujung buntu dilengkapi dengan lobang
pembersih (clean out), dan diperlukan adanya
lobang-lobang pemeriksa (lobang control).
e) Untuk menghindarkan hawa busuk didalam
ruangan perlu adanya pipa vent (pelepas udara),
yang dipasang pada pembuangan air kotor dan air
bekas pada tempat-tempat tertentu (lihat gambar).
f) Di ujung pipa-pipa induk air kotor, didalam
shaft digabungkan menjadi satu pipa
vent
menuju atap dengan diameter 3" (atau sesuai
gambar).
g) Ujung-ujung pipa dan lobang-lobang harus
didoop/plug selama pemasangan, hal ini
dimaksudkan untuk mencegah masuknya
kotoran/serangga ke dalam pipa.
h) Pipa-pipa PVC yang tertanam di tanah yang
melintasi jalan harus dilindungi dengan pipa besi
BSP medium class, pada setiap jarak 3 m dan
pada kedua ujung pipa besi diberikan bantalan
beton.

Pekerjaan Instalasi Pipa dan Saluran Pembuangan Didalam


Tanah
Semua pemasangan pipa dan saluran-saluran pembuangannya.
55

Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Spesifikasi Teknis

Semua bagian bangunan-bangunan yang masuk ke dalam tanah


antara lain bak-bak kontrol, tangki septik dan lain sebagainya.
a. Pekerjaan Galian Tanah
1) Galian tanah dilaksanakan untuk :
- Semua pemasangan pipa dan saluran-saluran
pembuangannya.
- Semua bagian bangunan-bangunan yang masuk ke
dalam tanah antara lain bak-bak kontrol, tangki
septik dan lain sebagainya.
2) Pedoman yang dipakai untuk dalamnya galian adalah
diukur dari atas pipa sampai ke permukaan jalan atau
tanah aspal ditambah tebal lapisan pasir di bawah pipa.
Galian dinyatakan selesai sebatah diperiksa dan
disetujui oleh Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas.
3)

4)

5)

b.

c.

21.5.

Hal-hal yang timbul dalam pelaksanaan (kelongsoran


tanah dan lain-lain) adalah menjadi tanggung jawab
Pemborong dan sudah termasuk dalam harga
penawaran, Pemberi Tugas tidak menerima adanya
claim/tuntutan terhadap hal-hal tersebut.
Penggalian tanah untuk selokan, pemasangan pipa dan
perlengkapannya harus diikuti pula dengan
penimbunan kembali dengan segera, sesuai dengan
cara-cara yang disebut dalam pasal berikut dalam
Rencana & Syarat ini.
Pada dasarnya pekerjaan galian tanah ini mengikuti
ketentuan yang batah ditentukan.

Pekerjaan Urugan Tanah


1) Pekerjaan urugan tanah harus sesuai dengan syaratsyarat yang batah ditentukan.
2) Pemasangan pipa di dalam tanah harus tertutup
sekelilingnya oleh pasir sesuai ketentuan yang
tercantum pada ayat 5.3. dibawah ini.
3) Urugan tanah untuk pemasangan pipa,baru
dilaksanakan sebatah pengurugan pasir di sekeliling
pipa yang dipasang batah selesai; dan harus minta
persetujuan Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas
terlebih dahulu sebelum dilaksanakan.
Pekerjaan Urugan Pasir
1) Pekerjaan urugan pasir ini harus memenuhi
persyaratan yang batah ditentukan.
2) Urugan pasir dilakukan pada sisi kanan, kiri dan
bawah dengan tebal masing-masing radius10 cm,
khusus pipa yang memotong jalan harus diurug
sekeliling pipa dengan tebal 10 cm dan di atasnya
dilindungi dengan plat beton atau ubin beton.

Pekerjaan Test Instalasi Air


a. Pengetesan Instalasi Air Bersih.
1) Pipa instalasi air bersih siap terpasang seluruhnya.
2) Siapkan alat pengisi air, dop ujung, pompa sistim
mekanik dan alat ukur tekanan/pressure gauge.
3) Hubungkan antara pipa dari, dan ke pipa input
instalasi bangunan, pengetesan dilaksanakan dengan
cara bagian demi bagian dari panjang pipa maksimal
56

Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Spesifikasi Teknis

4)

5)
6)

50 meter.
Sebatah selesai hubungan antara pipa instalasi
bangunan dan alat pompa penekan yang dapat
mencapai tekanan 10 kg/cm2, pipa kran yang
berhubungan ke instalasi seluruh posisi ditutup dengan
plug sesuai dimensi kran.
Pipa instalasi siap ditest, pompa penekan dijalankan
sampai 1,5 kali tekanan kerja selama 24 jam.
Untuk pemeriksaan tekanan bisa dibuatkan daftar,
dalam daftar ini tercantum tekanan per-jam maupun
keadaan cuaca pada saat test pipa dilakukan.

b. Pegetesan Instalasi Air Kotor dan Air Bekas.


1)
2)

3)

4)
5)
6)

21.6.

Pipa instalasi seluruhnya siap terpasang.


Test dilakukan dengan cara mengisi pipa dengan air
yang pada bagian ujung lainnya ditutup dan
dihubungkan dengan balon pada ketinggian tertentu,
demikian seterusnya bagian demi bagian sampai
dengan yang terhubung dengan saluran pembuangan.
Untuk air kotor, air diguyurkan dari pipa outlet
monoblok dan peralatan sanitasi lainnya. Proses
seperti diatas dilakukan.
Demikian pula dengan test air bekas.
Test ini dilakukan lantai demi lantai.
Sedangkan untuk instalasi saluran air hujan, dapat
dilakukan dengan pengisian/mengguyur air yang
cukup banyaknya dari lantai teratas ujung terbawah
ditutup rapat.

Pekerjaan Pompa serta syarat-syaratnya


a. Umum
Pompa air berfungsi untuk mensupply kebutuhan air bersih,
Air Pemadam Kebakaran dan kebutuhan lainnya yang
diperlukan untuk kegiatan bangunan ini.
b.

Lingkup Pekerjaan
Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah penyediaan,
pemasangan dan pengujian pompa air (Pompa Transfer)
lengkap dengan alat-alat perlengkapan yang diperlukan dan
panel-panel pompa.
Merk yang disarankan adalah Grundfos type CH2-50P.

c.

Pemasangan
1)
Sebelum memulai pekerjaan, pelaksanaan harus
memeriksa dan memahami pekerjaan lain yang ada
dalam proyek ini, apabila pelaksanaan pekerjaan dari
pihak lain tersebut dapat mempengaruhi kualitas dan
kelancaran pengerjaan instalasi pompa air ini sendiri.
2)
Pompa yang dipergunakan harus dipasang seperti
rekomendasi dari pabrik pembuatnya.
3)
Semua pompa air dengan motornya harus benar-benar
terpasang secara baik sebelum distart.
4)
Pompa dipasang diatas pondasi beton sesuai dengan
gambar perencanaan. Berat pondasi minimal 2 x dari
berat pompa. Isolasi Vibration/Damper dipasang
diantara base plate pompa dan pondasi beton.
57

Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Spesifikasi Teknis

Pembuatan pondasi beton disesuaikan dengan base


plate dari pompa yang akan dipasang dan batah
disetujui oleh Direksi pengawas sehingga baut yang
ditanam pada pondasi beton sesuai dengan lubang baut
pada base plate.
6)
Semua baut-baut dan clamp pengikat harus tertanam
didalam pondasi atau pada tempat lainnya dengan baik
dan tepat, dan untuk itu pelaksana harus memberikan
informasi yang tegas dan jelas kepada Direksi
Lapangan/ Konsultan Pengawas.
Pengujian
Sebelum penyerahan pertama pekerjaan, pihak kontraktor
harus melaksanakan pengujian-pengujian terhadap pompa
beserta instalasi dan accessories lainnya sebagai salah satu
persyaratan yang harus dipenuhi. Pengujian-pengujian ini
harus disaksikan oleh Direksi Lapangan / Konsultan
Pengawas. Pelaksana diwajibkan untuk menyediakan
fasilitas pengujian.
5)

d.

e.

PASAL 22
PEKERJAAN
PEMBUANGAN AIR
HUJAN

22.1.

22.2.

Sistem Kerja Pompa


1) Sistem Kerja Pompa secara Umum
Pompa bekerja
secara Otomatis (menggunkan
Electrode level Control) dimana pada saat level air
pada tangki bawah dalam keadaan minimum, maka
pompa bekerja dan pada saat level air pada tangki
bawah dalam keadaan maximum, maka pompa
berhenti bekerja.
2) Sistem Kerja pompa transfer/distribusi:
a) Pompa dapat bekerja secara automatis dan manual.
b) Pompa transfer bekerja untuk menstransfer air dari
tangki penampung Utama ke tangki air bersih subsub di masing-masing bangunan.
c) Pompa bekerja secara Manual dimana pompa dapat
dimatikan dan dihidupkan pada segala kondisi
tanpa dipengaruhi oleh level air pada tangki atas
dan bawah jika diinginkan.

Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk pekerjaan ini adalah saluran air hujan
disekeliling bangunan dan saluran pemutusan yang
menghubungkan air limpahan dari halaman/bangunan ke saluran
yang sudah ada sebelumnya dilokasi pekerjaan.
Pemborong harus mengatur drainage induk, sehingga air hujan
selama dan sesudah pekerjaan berjalan dengan baik dan lancar
Pengerjaan
a. Konstruksi saluran pembuangan air hujan harus sesuai
dengan gambar rencana.
b. Sebelum
memulai
pekerjaan,
Kontraktor
harus
menyerahkan shop drawing kepada Pengawas. Shop
drawing tersebut harus memperlihatkan dengan lengkap
ukuran dimensi lokasi, elevasi, kemiringan dari saluran
dan bak-bak kontrol, gambar-gambar tersebut harus dibuat
dalam skala yang cukup besar sehingga memudahkan
pemeriksaan dan pelaksanaan.
58

Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Spesifikasi Teknis

c.

d.

e.

f.

g.

PASAL 23
PEKERJAAN INSTALASI
SOUND SYSTEM

Galian tanah
1). Dinding galian tanah dibuat dengan kemiringan yang
cukup, disesuaikan dengan keadaan/kondisi.
2). Setempat, dalam hubungan untuk menghindarkan
keruntuhan, terutama waktu musim hujan.
3). Ukuran dan kedalaman galian dengan pengarahan
Pengawas, jika ada perubahan.
Saluran dibuat miring dengan gradasi kemiringan yang
konstan sepanjang saluran sesuai dengan yang tertera pada
gambar.
Saluran terbuat dari buis beton U diameter 50 cm dengan
pasangan batu bata dengan campuran 1 pc : 4 ps diberi
finishing plestaran 1 pc : 4 ps.
Kemiringan harus menjamin air hujan mengalir dan
kemiringan yang terdapat pada gambar rencana harus
disesuaikan dengan ketinggian yang nyata pada kondisi
setempat.
Saluran-saluran yang melintas perkerasan jalan harus
dipersiapkan terlebih dahulu.

23.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan instalasi sistem tata suara pada proyek ini, meliputi
pengadaan bahan, peralatan, pemasangan, pengujian-pengujian
dan perbaikan-perbaikan selama masa pemeliharaan, sehingga
untuk sistem tata suara dapat berfungsi dengan baik, sesuai yang
dikehendaki pekerjaan tersebut terdiri dari :
a. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan peralatan
utama sesuai dengan gambar rencana yang meliputi :
Mixer 16 Channel,10 input mic
Power Amplifier
Equalizer
Speaker Pasif 12 Inch
Microphone Wireless
Stand Tripot Speaker
Stand Mic Tinggi.
Rack Hardcase Full Body.
Kabel Speaker Toyo 2x120
b. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan wall speaker
sesuai gambar rencana.
c. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan berbagai
Continous Volume Control.
d. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan berbagai jenis
dan ukuran kabel dari peralatan utama sampai dengan
speaker sesuai dengan gambar rencana.
e. Pekerjaan penunjang lainnya yang diperlukan, meskipun
tidak tercantum dalam spesifikasi teknis dan gambar
rencana, agar sistem dapat bekerja dengan baik.
23.2. Cara Kerja Sistem Tata Suara
a. Cara kerja sistem tata suara public address di ruang ruang
pertemuan.
Secara garis besar Sistem harus dapat bekerja sebagai
berikut :
59

Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Spesifikasi Teknis

b.

1) Di ruangan operator, operator dilengkapi dengan


perangkat peralatan utama, operator dapat menyiarkan
salah satu program atau semua program dari peralatan
diatas ke seluruh ruang melalui speaker.
2) Besarnya suara yang keluar dan program yang dikehendaki dapat diatur oleh volume control yang dipasang
pada setiap ruang.
Karakteristik Peralatan
1) Mixer 16 Channel,10 input Mic
Catu daya
: 220 V AC,50/60Hz
Tanggapan frekuensi : 0,+1,-3dB,20Hz-20kHz.
Equivalent input noise : -128dBu
Residual output noise : -98dBu
Pemakaian Daya
: 35 Watt
2) Power Amplifier
Catu daya
Daya keluaran
Tanggapan frekuensi
Saluran Masuk

:
:
:
:

3) Speaker Pasif
Frek. Respon +/-3dB
Sistem Impedansi
Daya masuk
Rentang Frekuensi
Sistem Type Speaker

: 37 Hz-20kHz
: 8 ohm
: max. 550 W (normal 250 W)
: (-10dB)39 Hz-20kHz
: 10 inch,3-Way.

220 V AC main 50/60 Hz


8 Ohm 450 Watt
20 20k Hz, - 30dB@135kHz
Stereo > 20K ohm mono >
10K ohm.
Keluaran Puncak/murni : 105 V / 75 V

4) Equalizer
Tipe

: 31-band
stereo
Equalizer.

Graphic

5) Wireless Microphones
Tipe
: Infraled Frekuensi Switch
Automatic Scan
Catu daya
: 3 V DC ( 2xAA 1.5 Volt)
Jangkauan
: 100m dalam kondisi yang
baik,80m
dalam
kondisi
normal
Frekuensi
: UHF 740-860MHz
6) Kabel Instalasi untuk Speaker
Jenis kabel
: Kabel Speaker Toyo 2x120
23.3. Cara Instalasi
a. Peralatan Utama
Semua peralatan utama dari sistem tata suara harus
dipasang dalam rak peralatan yang ditempatkan diruang
kontrol, secara rapi dan beraturan sehingga peralatan bisa
berfungsi dengan baik.
b. Instalasi Kabel
Semua kabel yang ditarik harus dimasukkan ke dalam pipa
uPVC dan dipasang sejajar dan harus dihindari/dijaga
jaraknya terhadap instalasi dari arus kuat.
60
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Spesifikasi Teknis

Kabel catu untuk setiap loudspeaker mempergunakan


NYMHY 3 x 1,5 mm (min.) atau setara dan diberi
pelindung uPVC conduit, setiap kabel catu yang menuju
loudspeaker harus dikeluarkan lewat tee doos.
Pipa-pipa uPVC yang ditarik harus diklem serta diberi
penguat/pendukung yang kuat dan ditarik secara rapi.
Semua kabel yang akan dipasang harus disambung sesuai
dengan warna atau namanya masing-masing dan diadakan
pengetesan mutu kabel sebelum pemasangan.
Pipa uPVC yang dipakai type high impact. Semua
penyambungan kabel harus dilakukan dalam kontakkontak penyambung yang dibuat khusus untuk keperluan
itu.
c. Instalasi Loudspeaker
Pemasangan wall mounted loudspeaker dan harus
disesuaikan dengan keadaan ruangan dan dipasang serapi
mungkin.Pemasangan dan peletakkan attenuator harus
disesuaikan dengan tata letak dan tata guna ruangan dan
dipasang pada samping sisi dalam pintu masuk.
Pengkawatan yang menuju attenuator ini harus ditanam dan
dimasukkan ke dalam pipa uPVC conduit dengan diameter
minimal 19 mm, demikian juga untuk loudspeaker yang
wall mounted.
Semua loudspeaker dan attenuator beserta perlengkapannya
harus dipasang dengan cara yang batah disetujui Konsultan
Pengawas .
d. Instalasi kotak sambung sistem tata suara
Kotak sambung harus terbuat dari pelat baja dengan tebal
minimum 1,2 mm, dan dielectroplating galvanized anti
karat.
Tinggi pemasangan dari lantai 2,5 m dan dipasang
sebagaimana pada gambar perancangan. Pemborong harus
menyediakan semua peralatan tambahan yang harus
dipasang di dalam beton/tembok atau pekerjaan
pemasangan lainnya ditempat-tempat yang batah
ditentukan.
23.4. Pengetesan
a. Pada waktu yang disesuaikannya pemasangan dari seluruh
perlengkapan instalasi tata suara harus dalam kondisi baik
dan bebas cacat. Bagian-bagian yang rusak harus diganti
oleh Pemborong atas biaya Pemborong.
b. Mengadakan perbaikan lain terhadap kerusakan-kerusakan
yang diakibatkan kecerobohan para pekerja.
c. Pengetesan dan pemeriksaan instalasi sistem tata suara
yang terpasang.
d. Sebatah terpasang sistem yang baik, pengkabelan yang
batah sesuai, maka pemeriksaan dan pengetesan harus
dilakukan apakah sistem sudah bekerja dengan baik dan
benar.
e. Pengetesan
Pemborong harus melakukan semua pengetesan seperti
yang disyaratkan disini dan mendemonstrasikan cara kerja
dari segenap sistem, yang disaksikan oleh Konsultan
Pengawas. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang
perlu untuk percobaan tersebut merupakan tanggung jawab
Pemborong.
61
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Spesifikasi Teknis

Peralatan bahan dan pengerjaan yang tidak baik harus


diganti dan diperbaiki oleh Pemborong untuk dicoba dan
didemonstrasikan kembali
23.5. Persyaratan Bahan/Material
a. Semua material yang dipasok dan dipasang oleh
Pemborong harus baru dan material tersebut khusus untuk
pemasangan di daerah tropis, material-material haruslah
dari produk dengan kualitas baik dan dari produk yang
terbaru. Pemborong harus menjamin bahwa barang tersebut
adalah baik dan baru, dengan jalan menunjukkan surat
order pengiriman dari dealer/agen (pabrik), serta sebelum
pemasangan harus mendapat persetujuan tertulis dari
Konsultan Pengawas.
b. Pemborong harus bersedia mengganti material yang tidak
disetujui, karena menyimpang dari spesifikasi tanpa biaya
tambahan.
c. Untuk komponen dari material, yang mungkin sering
diganti harus dipilih yang mudah diperoleh di pasaran
bebas.
d. Daftar Material
Mixer setara yamaha
Amplifier setara Auderpro
Speaker Pasif setara Auderpro
Equalizer setara Behringer
Wireless Microphone setara Auderpro
Stand Tripot Speaker setara Sigma.
Stand Mic Tinggi Raschsehr.
Rack Hardcase Full Body 12U Silver.
Kabel Speaker Toyo2x120
Untuk semua material yang ditawarkan, maka Pemborong
wajib mengisi daftar material yang menyebutkan : merek,
tipe, model, kelas, lengkap dengan brosur/katalog yang
dilampirkan pada waktu tender.
e. Penyebutan Merek/Produk Pabrik.
Apabila pada spesifikasi teknis ini atau pada gambar
menyebutkan beberapa merek tertentu atau kelas mutu
(quality performance) dari material atau komponen
tertentu, maka Pemborong wajib melakukan didalam
penawarannya material yang dalam taraf mutu dan pabrik
yang disebutkan itu.
Apabila nanti selama proyek berjalan terjadi, bahwa
material yang disebutkan pada tabel material tidak dapat
diadakan oleh Pemborong, yang diakibatkan oleh sesuatu
alasan yang sangat kuat dan dapat diterima Pemilik,
Konsultan Pengawas dan Perancang, maka dapat dipikirkan
pengganti merek/type dengan suatu sanksi tertentu kepada
Pemborong.

B.

PENUTUP
PASAL 24
PENUTUP

24.1.

Meskipun dalam bestek ini pada uraian pekerjaan dan uraian bahanbahan tidak dinyatakan, tetapi disebutkan dalam penjelasan pekerjaan
(aanwijzing) mengenai suatu bagian pekerjaan yang termasuk harus
dikerjakan oleh pemborong/kontraktor, maka bagian tersebut dianggap
62

Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Spesifikasi Teknis

24.2.

24.3.

24.4.

ada dan dimuat dalam bestek ini.


Pekerjaan yang nyata-nyata menjadi bagian dari pelaksanaan
pekerjaan ini, tetapi tidak diuraikan atau tidak dibuat dalam bestek ini,
tetap diselenggarakan dan diselesaikan oleh Pemborong/Kontraktor.
Setiap melalui pekerjaan Pemborong/Kontraktor, harus ijin tertulis
serta membuat gambar penjelasan (shop drawing) dan berikut target
volume pekerjaan yang dilaksanakan.
Pemborong/kontraktor diharuskan membuat gambar sesuai
pelaksanaan (As-built Drawing) yang harus mendapat persetujuan dan
pengesahan dari Konsultan Pengawas dan Pengendali kegiatan.

63
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Anda mungkin juga menyukai