DINAS KESEHATAN
Komplek Perkantoran Pemda
Sei Betung – Siak Sri Indrapura
Telepon (0764) 32209, 20417, Faxs (0764) 32209, 20417
PEMBANGUNAN
PUSKESMAS BARU SUNGAI APIT (DAK)
Pembangunan Puskesmas Baru Sungai Apit (DAK)
2.1. UMUM
Untuk dapat memahami dengan sebaik – baiknya seluruh seluk beluk pekerjaan ini, Kontraktor
diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh gambar pelaksanaan beserta uraian Pekerjaan dan
Persyaratan Pelaksanaan seperti yang akan diuraikan di dalam buku ini, Bila terdapat ketidak
jelasan dan / atau perbedaan dalam gambar dan uraian ini, kontraktor diwajibkan melaporkan hal
tersebut kepada Perencana / Pengawas untuk mendapatkan penyelesaian.
Penyediaan tenaga kerja, bahan - bahan dan alat – alat yang dibutuhkan dalam melaksanakan
pekerjaan ini serta mengamankan, mengawasi dan memelihara bahan – bahan, alat kerja maupun
hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan dapat selesai
dengan sempurna.
Kontraktor wajib memasukan jadwal kerja, Kontraktor juga wajib memasukan identifikasi dari
tempat kerja, nama, jabatan dan keahlian masing – masing anggota pelaksana pekerjaan, serta
inventarisir peralatan yang digunakan dalam melaksanakan pekerjaan ini. Kontraktor wajib
menyediakan tempat penyimpanan bahan / material dilokasi yang aman dari segala kerusakan,
kehilangan dan hal – hal yang dapat menggangu pekerjaan lain. Semua sarana persyaratan kerja,
sehingga kelancaran dan memudahkan kerja dilokasi dapat tercapai.
2.4.1. Dalam hal terjadi perbedaan dan atau pertentangan dalam gambar – gambar yang ada
( Struktur, Arsitektur, dan Mekanikan Elektrikal ) dalam Uraian Spesifikasi
Pekerjaan ini, maupun pekerjaan yang terjadi akibat keadaan dilokasi, Kontraktor
diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada Perencana / pengawas secara tertulis untuk
mendapatkan keputusan pelaksanaan di lokasi setelah Pengawas berunding terlebih
dahulu dengan Perencana, Ketentuan tersebut diatas tidak dapat dijadikan alasan oleh
Kontraktor untuk memperpanjang waktu pelaksanaan.
2.4.2. Semua ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran jadi dalam keadaan selesai /
terpasang.
2.4.3. Mengingat masalah ukuran ini sangat penting, Kontraktor diwajibkan memperhatikan
dan meneliti terlebih dahulu semua ukuran yang tercantum seperti peil – peil, ketinggian,
lebar, ketebalan, luas penampang dan lain – lainnya sebelum memulai pekerjaan.
Bila ada keraguan mengenai ukuran mana yang akan dipakai dan dijadikan pegangan
Kontraktor wajib berkonsultasi terlebih dahulu dengan Perencana.
2.4.4. Kontraktor tidak dibenarkan mengubah dan atau mengganti ukuran – ukuran yang
tercantum didalam gambar pelaksanaan tanpa sepengetahuan pengawas.
Bila hal tersebut terjadi segala akibat yang akan ada menjadi tanggung jawab Kontraktor
baik dari segi biaya maupun waktu.
2.4.5. Kontraktor harus menyediakan dengan lengkap masing – masing dua salinan, segala
gambar-gambar spesifikasi teknis. agenda, berita acara perubahan dan gambar – gambar
pelaksanaan yang telah disetujui ditempat pekerjaan.
Dokumen-dokumen ini harus dapat dilihat Konsultan Pengawas dan Direksi setiap saat
sampai dengan serah terima kesatu, Setelah serah terima kesatu, dokumen – dokumen
tersebut akan didokumentasikan oleh Pemberi tugas.
2.5.1. Gambar – gambar pelaksanaan ( shop drawing ) adalah gambar – gambar, diagram.
Ilustrasi, jadwal brosur atau data yang disiapkan Kontraktor, Supplier atau Produsen
yang menjelaskan bahan-bahan atau sebagian pekerjaan.
2.5.2. Contoh – contoh adalah benda – benda yang disediakan Kontraktor untuk menunjukan
bahan, kelengkapan dan kualitas kerja. Ini akan dipakai oleh konsultan pengawas untuk
menilai dahulu.
2.5.4. Dengan menyetujui dan menyerahkan gambar – gambar pelaksanaan atau contoh –
contoh dianggap Kontraktor telah meneliti dan menyesuaikan setiap gambar atau contoh
tersebut dengan Dokumen Kontrak.
2.5.5. Konsultan Pengawas dan Perencana akan memeriksa dan menolak atau menyetujui
gambar – gambar pelaksanaan atau contoh-contoh dalam waktu sesingkat – singkatnya,
sehingga tidak menggangu jalannya pekerjaan dengan mempertimbangkan syarat – syarat
keindahan.
2.5.6. Kontraktor akan melakukan perbaikan – perbaikan yang diminta Konsultan pengawas
dan menyerahkan kembali segala gambar – gambar pelaksanaan dan contoh – contoh
sampai disetujui.
2.5.8. Semua pekerjaan yang memerlukan gambar – gambar pelaksanaan atau contoh – contoh
yang harus disetujui Konsultan Pengawas tidak boleh dilaksanakan sebelum ada
persetujuan tertulis dari Konsultan pengawas
2.5.9. Gambar – gambar pelaksanaan atau contoh – contoh harus dikirimkan Pengawas kepada
Konsultan Pengawas dalam dua salinan, Konsultan Pengawas akan memeriksa dan
mencantumkan tanda – tanda “Telah diperiksa tanpa Perubahan“ atau “ Telah Diperika
dengan Perubahan” Atau “Ditolak”.
2.5.10. Sebutan katalog atau barang cetakan, hanya boleh diserahkan apabila menurut Konsultan
pengawas hal-hal yang sudah ditentukan dalam katalog atau barang cetakan tersebut
sudah jelas dan tidak perlu dirubah.
Barang cetakan ini juga harus diserahkan dalam dua rangkap untuk masing – masing jenis
dan tidak diperlu dirubah.
2.5.11. Contoh – contoh yang disebutkan dalam Spesifikasi Teknis harus dikirimkan kepada
Konsultan pengawas.
Kontraktor menjamin pada Pemberi tugas dan Konsultan Pengawas, bahwa semua bahan dan
perlengkapan untuk pekerjaan adalah sama sekali baru, kecuali ditentukan lain, serta Kontraktor
menyetujui bahwa semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, bebas dari cacat teknis dan estetis
sesuai dengan Dokumen kontrak.
Apabila diminta, kontraktor sanggup memberikan bukti – bukti mengenai hal – hal tersebut pada
butir ini.
Sebelum mendapat persetujuan dari konsultan pengawas, bahwa pekerjaan telah diselesaikan
dengan sempurna, semua pekerjaan tetap menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
Apabila pada Spesifikasi teknis ini disebutkan nama pabrik/merk dari satu jenis bahan /
komponen, maka Kontraktor menawarkan dan memasang sesuai dengan yang ditentukan jadi
tidak ada alasan bagi kontraktor pada waktu pemasangan menyatakan barang tersebut sudah tidak
terdapat lagi dipasaran ataupun sukar didapat dipasaran.
Untuk barang-barang yang harus diimport, segera setelah ditunjuik sebagai pemenang Kontraktor
harus segera mungkin memesan pada agennya di Indonesia.
Apabila Kontraktor telah berusaha untuk memesan namun pada saat pemesanan bahan / merek
tersebut tidak / sukar diperoleh, maka perencana akan menentukan sendiri alternatif merek lain
dengan spesifikasi minimum yang sama. Setelah 1 ( satu) bulan penunjukan pemenang ,
Kontraktor harus memberikan kepada pemberi tugas fotocopy dari pemesanan material yang
diimport pada agen ataupun importir lainnya, yang menyatakan bahwa material-material tersebut
telah dipesan.
2.8.1. Contoh –contoh material yang dikehendaki oleh pemberi tugas atau wakilnya hanya
segera disediakan atas biaya kontraktor dan contoh – contoh tersebut diambil dengan
jalan atau cara sedemikian rupa, sehingga dapat dianggap bahwa bahan atau pekerjaan
tersebutlah yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan nanti, Contoh – contoh
tersebut jika telah disetujui. Disimpan oleh Pemberi tugas atau wakilnya untuk dijadikan
dasar penolakan tidak sesuai dengan contoh, baik kualitas maupun sifatnya.
2.8.2. Kontraktor diwajibkan menyerahkan barang – barang contoh (Sample) dari material yang
akan dipakai / dipasang, untuk mendapatkan persetujuan Pengawas.
2.8.3. Barang – barang Contoh ( sample ) tertentu harus dilampiri dengan tanda bukti /
sertifikat pengujian dan spesifikasi teknis dari barang – barang / material – material
tersebut.
2.8.4. Untuk barang – barang dan material yang akan didatangkan ke site ( melalui pemesanan ),
maka Kontraktor diwajibkan menyerahkan :
Brochure, katalague, gambar kerja atau shop drawing, konster dan sample, yang
dianggap perlu oleh Perencana / Pengawas dan harus mendapatkan persetujuan
Perencaan/Pengawas.
2.9. SUBSTITUSI
Seluruh, peralatan, material yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus baru.
Seluruh peralatan harus dilaksanakan dengan cara yang benar dan setiap pekerja harus
mempunyai keterampilan yang memuaskan dimana latihan khusus bagi pekerjan sangat
diperlukan dan Kontraktor harus melaksanakannya.
Apabila dalam Dokumen lelang ini ada klausal – klausal yang disebutkan kembali pada butir lain,
maka ini bukan berarti menghilangkan butir tersebut tetapi dengan pengertian lebih menegaskan
masalahnya.
Jika terjadi hal yang saling bertentangan antara gambar atau terhadap spesifikasi teknis maka
diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai bobot teknis dan atau yang mempunyai bobot
biaya yang paling tinggi.
Pemilik proyek dibebaskan dari hak petent dan lain – lain untuk segala “claim” atau tuntutan
terhadap hak – hak khusus.
2.12.1. Untuk Kelengkapan pekerjaan ini harus disediakan koordinasi dari seluruh bagian yang
terlibat didalam kegiatan proyek ini.
Seluruh aktifitas yang menyangkut dalam proyek ini, harus di koordinasi lebih dahulu
agar gannguan dan konflik satu dengan lainnya dapat dihindarkan.
2.12.2. Kontraktor harus melaksanakan segala pekerjaan menurut uraian dan syarat – syarat
pelaksanaan, gambar – gambar dan instruksi tertulis dari Pengawas.
2.12.3. Pengawas berhak memeriksa pekerjan yang dilakukan oleh Kontraktor pada setiap waktu
bagaimanapun juga kelalaian Pengawas dalam pengontrolan terhadap kekeliruan –
kekeliruan atas pekerjaan yang dilaksanakan oleh Kontraktor, tidak berarti Kontraktor
bebas dari tanggung jawab.
2.12.4. Pekerjaan yang tidak memenuhi uraian dan syarat – syarat pelaksanaan (Spesifikasi) atau
gambar atau instruksi tertulis dari Pengawas harus diperbaiki atau dibongkar.
Semua biaya yang diperlukan untuk ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Kontraktor harus melindungi Pemilik ( Owner ) terhadap semua “Claim“ atau tuntutan biaya
atau kenaikan harga kerena bencana, dalam hubungan dengan merek dagang atau nama produksi,
hak cipta pada semua material dan peralatan yang digunakan dalam proyek ini.
2.15.1. Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan
syarat - syarat (RKS) ini, berlaku dan mengikat ketentuan – ketentuan dibawah ini
termasuk segala perubahan dan tambahannya.
1. Keppres 54 tahun 2010 dengan lampiran-lampirannya
2. Peraturan umum tentang Pelaksanaan Pembangunan di Indinesia atau Algemene
Voorwarden voor de Uitvoeiring bij Aanneming Openbare Warken ( AV ) 1941
3. Peraturan Beton BertulangIndonesia (PBI – 1971)
4. Peraturan Umum dari Dinas Kesehatan Kerja Departemen Tenaga Kerja
5. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Instalasi Listrik (PUIL) 1979 dan PLN
setempat.
6. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Instalasi Air Minum serta Instalasi
Pembuangan dan Perusahaan Air Minum.
7. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PPKI-1961)
8. Peraturan Semen Portland Indonesia NI-08
9. Peraturan Bata Merah sebagai bahan bangunan
10. Peraturan Muatan Indonesia
11. Standar SK.SNIT 1728-1989; Pelaksanaan Mendirikan Bangunan Gedung.
12. Standar SK.SNIT 1734-1989; Perencanaan beton bertulang dan Struktur dinding
bertulang untuk Rumah dan Gedung.
13. Standar SK.SNIT 5-04-1989; Spesifikasi Bahan Bangunan (Bukan logam)
14. Standar SK.SNIT 15-1990 03; Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal
15. Standar SK.SNIT 18-1990 03; Spesifikasi Bahan Tambah untuk Beton
16. Standar-standar Nasional Indonesia lainnya.
2.15.2. Untuk melaksanakan pekerjaan dalam butir tesebut diatas, berlaku dan mengikat pula :
1. Gambar bestek yang dibuat Konsultan Perencana yang sudah disahkan oleh
Pemberi Tugas termasuk juga gambar – gambar detail yang diselesaikan oleh
Kontraktor dan sudah disahkan / disetujui Direksi.
2. Rencana Kerja dan Syarat – syarat
3. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan
4. Berita Acara Penunjukan
5. Surat Keputusan Pemimpin Proyek tentang Penunjukan Kontraktor
6. Surat Perintah Mulai Kerja ( SPMK )
7. Surat Penawaran beserta lampiran – lampirannya
8. Jadwal Pelaksanaan ( Tentative Time Scedulle) yang telah disetujui
9. Kontrak/Surat Perjanjian Pemborongan
2.16.1. Harus selalu dibuat gambar pelaksanaan dari semua komponen struktur berdasarkan
disain yang ada dan harus dimintakan persetujuan tertulis dari Pengawas.
2.16.2. Gambar pelaksanaan ini harus memberikan semua data – data yang diperlukan termasuk
keterangan produk bahan, keterangan pemasangan, data-data tertulis, dan hal-hal lain
yang diperlukan.
2.16.3. Kontraktor bertanggung jawab terhadap semua kesalahan – kesalahan detailing fabrikasi
dan ketepatan penyetelan / pemasangan semua bagian konstruksi baja.
2.16.4. Pekerjaan perubahan dan pekerjaan tambahan di lapangan pada waktu pemasangan yang
diakibatkan oleh kurang teliti atau kelelaian Kontraktor, harus dilakukan atas biaya
Kontraktor.
2.16.5. Keraguan – keraguan terhadap kebenaran dan kejelasan gambar dan spesifikasi harus
ditanyakan kepada Pengawas / Perencana.
2.16.6. Kontraktor diwajibkan untuk membuat gambar – gambar “As Built Drawing “ sesuai
dengan pekerjaan yang telah dilakukan dilapangan secara kenyataan, untuk kebutuhan
pemeriksaan di kemudian hari.
Gambar – gambar tersebut diserahkan kepada Pengawas.
2.17.1. Kontraktor diwajibkan untuk membuat gambar – gambar “As Built Drawing “ sesuai
dengan pekerjaan yang telah dilakukan dilapangan secara kenyataan, untuk kebutuhan
pemeriksaan di kemudian hari.
2.17.3. Pembuatan As Built Drawing tersebut berdasarkan hasil evaluasi dari pihak Direksi
terhadap pekerjaan yang terpasang (ukuran, bentuk, peil dan sebagainya).
2.17.4. Semua biaya / pengukuran akibat butir (1) dan (2) diatas ditanggung oleh pihak
Pemborong.
2.18.1. Air untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dengan membuat sumur pompa dilokasi
proyek atau disuplai dari luar, Air harus bersih, bebas dari debu, bebas dari Lumpur,
minyak dan bahan – bahan kimia lainnya yang merusak penyediaan air harus sesuai
dengan petunjuk dan pesetujuan Perencana / Pengawas.
2.18.2. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari sambungan
sementara PLN setempat selma masa pembangunan. Penggunaan diesel untuk
pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk sementara atas persetujuan
Pengawas daya listrik juga disediakan untuk suplai Kantor Konsultan Pengawas.
2.19.1. Kantor Konsultan Pengawas merupakan bangunan bertingkat dengan konstruksi rangka
kayu, dinding papam multiplek dicat, penutup atap asbes, lantai papan, diberi pintu /
jendela secukupnya untuk penghawaan / pencahayaan. Letak Kantor Konsultan
Pengawas harus cukup dekat dengan kantor Kantraktor tetapi terpisah dengan tegas.
2.19.3. Berdekatan dengan kantor konsultan Pengawas, harus ditempatkan ruang WC dengan
bak air bersih secukupnya dan dirawat kebersihannya.
2.19.4. Alat – alat yang harus senantiasa tersedia di proyek, untuk setiap saat dapat digunakan
oleh Direksi Lapangan adalah :
a. 1 ( Satu ) buah alat ukur schuifmaat
b. 1 ( Satu ) buah alat ukur optik ( theodolith / waterpass )
c. 1 ( Satu ) mesin ketik standar 18“
2.20.1. Ukuran luas kantor Kontraktor, Los kerja serta tempat – tempat simpan bahan,
disesuaikan dengan kebutuhan kontraktor dengan mengabaikan keamanan dan
kebersihan serta dilengkapi dengan pemadam kebakaran.
2.20.2. Khusus untuk tempat simpan bahan – bahan seperti : pasair, kerikil harus dibuatkan
kotak simpan yang dipagari dinding papan yang cukup rapat, sehingga masing – masing
bahan tidak tercampur.
2.20.1. LAPORAN
(1). Pemborong diharuskan membuat laporan Harian setiap hari dan berkala kemajuan
pekerjaan untuk setiap satu Minggu kegiatan dengan mengisi formulir evaluasi
kemajuan pekerjaan yang telah disediakan Direksi.
Ringkasan laporan tersebut harus mencantumkan keadaan cuaca, jumlah
pengerahan tenaga kerja, tenaga pengawas dan pelaksana, alat-alat yang
dipergunakan, jumlah pengiriman bahan-nahan bangunan kelokasi pekerjaan,
kemajuan fisik dari pekerjaan yang telah selesai, masalah-masalah yang timbul
dilapangan serta pemecahannya, dan rencana kerja mingguan berikutnya. Laporan
juga dilengkapi dengan buku tamu yang berisikan saran-saran yang tertulis
didalamnya sebagai masukan bagi Direksi dalam pengembangan manajemen
proyek.
Laporan kemajuan pekerjaan harus diserahkan pemborong pada setiap akhir pekan
untuk evaluasi.
2.20.2. DOKUMENTASI
BAGIAN II
PERSYARATAN TEKNIS
PEKERJAAN PERSIAPAN / PENDAHULUAN
1.1.1. Lapangan terlebih dahulu harus dibersihkan dari rumput, semak, akar – akar pohon.
1.1.2. Sebelum pekerjaan lain dimulai, lapangan harus selalu dijaga, tetap bersih dan rata.
1.2.2. Ketidak cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang
sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Perencana/ Pengawas untuk dimintakan
keputusannya.
1.2.3. Penentuan titik ketinggian dan sudut – sudut hanya dilakukan dengan alat – alat
waterpass / theodolith yang ketepatannya dapat dipertanggung jawabkan.
1.2.5. Pengurusan sudut siku dengan prisma atau barang secara asas Segitiga Phytagoras hanya
diperkenankan untuk bagian - bagian kecil yang disetujui oleh Perencana / Pengawas.
Segala Pekerjaan pengukuran persiapan termasuk tanggungan Kontraktor.
1.3.1. Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patok kayu kasau meranti 5/7, tertancap ditanah
sehingga tidak bisa digerak-gerakkan atau diubah – ubah, berjarak maksimum 2 m satu
patok dengan patok yang berikutnya.
1.3.2. Papan bouwplank dibuat dari kayu Meranti, dengan ukuran tebal 3 cm, lebar 20 cm, lurus
dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya (waterpass).
1.3.3. Tinggi sisi atas papan bouwplank harus sama satu dengan lainnya, kecuali dikehendaki
lain oleh perencana / Pengawas.
1.3.4. Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 150 cm dari as pondasi terluar.
1.3.5. Setelah selesai pemasangan papan dasar pelaksanaan (bouwplank), kontraktor harus
melaporkan kepada Perencana / Pengawas.
1.4.1. Kontraktor harus menyediakan Papan Nama Proyek yang mencantumkan nama – nama
Pemberi tugas, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan Kontraktor.
Pemborong harus membuat dan memasang papan nama proyek dilokasi pada pangkal
jalan atau tempat yang mudah dilihat atau yang ditunjuk Direksi. Ukuran, bentuk dan
susunan kata-kata disesuaikan serta warna akan ditentukan direksi. Pemasangan papan
nama Proyek dilaksanakan sebelum pekerjaan fisik dimulai.
BAGIAN III
PERSYARATAN TEKNIS
PEKERJAAN TANAH DAN STRUKTUR
2. Lokasi galian
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan galian untuk pondasi, seperti yang tercantum
dalam gambar rencana atau sesuai kebutuhan kontraktor agar pekerjaan dapat
dilaksanakan dengan benar dan aman. Kontraktor didalam penwarannya sudah
harus mempertimbangkan kemungkinan adanya pondasi bangunan lama atau
benda- benda lain yang tertanam dan tidak diketahui keberadaannya.
4. Sisa galian
Termasuk didalam lingkup pekerjaan adalah pembuangan sisa galian ketempat
yang disepakati pada saat penawaran. Jika tidak disebutkan dalam pelelangan,
maka kontraktor wajib untuk mengusulkan lokasi pembuangan sisa galian dan
mempertimbangkan hal tersebut dalam penawarannya.
1. Pelaksanaan galian
Galian tanah harus sesuai dengan level- level yang tercantum dalam gambar.
Semua bekas- bekas paondasi bangunan lama, batu, jaringan jalan/ aspal, akar
dan pohon- pohon yang terkena galian yang akan dilaksanakan harus dibongkar
dan dibuang . Bekas bongkaran harus dibuang pada tempat yang disepakati.
2. Jaringan utilitas
Apabila ternyata terdapat pipa- pipa pembuangan, kabel listrik, telepon dan lain-
lain yang masih digunakan, maka kontraktor harus secepantnya
memberitahukan kepada konsultan Pengawas, atau kepada instansi yang
berwenang untuk mendapatkan petujuk- petunjuk seperlunya.
Sarana umum yang sudah tidak berfungsi lagi yang mungkin ditemukan
dibawah tanah dan terletak didalam lokasi pekerjaan harus dipindahkan keluar
lapangan kesuatu tempat yang disetujui oleh konsultan Pengawas atas
tanggungan kontraktor.
4. Urugan kembali
Pengurugan / pengisian kembali bekas galian harus dilakukan sesuai dengan
yang diisyaratkan pada bab mengenai pekerjaan urugan dan pemadatan.
Pekerjaan pengisian/ pengurugan kembali ini hanya boleh dilakukan setelah
diadakan pemeriksaan dan mendapat persetujuan tertulis dari konsultan
Pengawas.
Didalam lokasi proyek galian harus dibuat drainase yang baik agar aliran air
dapat dikendalikan selama pekerjaan berlangsung.
Drainase tersebut harus berakhir pada bak penampung yang mengumpulkan air
tersebut dan selanjutnya dibuang keluar. Selain itu harus diperhatikan bahwa
permukaan air tanah pada lokasi galian setiap saat harus berada pada level 100
cm dibawah dasar galian yang terendah , sehingga dapat dipastikan bahwa galian
dilakukan dalam keadaan kering.
7. Pengaman galian
Kontraktor harus membuat pengamanan galian sedemikian rupa, agar tidak
terjadi kelongsoran dengan memberikan suatu dinding penahan sementara yang
memenuhi persyaratan diatas.
Galian terbuka hanya diizinkan jika lahan proyek cukup luas dan daerah galian
cukup jauh dari batas lahan.
Galian terbuka yang lebih besar dari 1:2 ( vertical : horizontal ) harus dilindungi
dengan menggunakan adukan beton yang diperkuat dengan jaringan tulangan
dengan tidak lebih dari 1 hari setelah galian dilakukan. Sebelum adukan beton
terpasang, maka galian tersebut harus dilindungi dengan material yang kedap
air, seperti lembaran kanvas, sehingga galian tersebut selalu terlindungi dengan
baik dari hujan maupun sinar matahari.
9. Urutan galian
Jika kedalaman galian berbeda satu dengan yang lainnya, maka galian harus
dilakukan terlebih dahulu pada bagian yang lebih dalam dan seterusnya.
1. Peralatan kerja
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat Bantu yang dibutuhkan dalam melaksanakan pekerjaan ini,sehingga
diperoleh hasil pekerjaan yang baik dan sesuai dengan waktu pelaksanaan yang
disetujui.
2. Lokasi pekerjaan
Pekerjaan urugan pasir dilakukan diatas dasar galian tanah, dibawah lapisan
lantai kerja dan digunakan untuk semua struktur beton yang berhubungan
dengan tanah, seperti pondasi, lantai basement, pile cap dan lain-lain.
1. Bahan urugan
Pasir yang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan keras
serta bebas dari Lumpur, tanah lempung dan sebagainya, seperti disyaratkan
dalam NI-3 (PUBI-1982) pasal 14 ayat 3. Penggunaan material lain dari yang
disebutkan diatas haris diajukan untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan
Pengawas.
2. Air kerja
Air yang digunakan harus memenuhi syarat untuk digunakan. Air tidak boleh
mengandung sulfat dan kloride yang melebihi batas yang ditentukan.Air yang
akan digunakan harus diuji sebelum digunakan.
3. Persetujuan
Bahan-bahan yang digunakan harus mendapatkan persetujuan tertulis dari
konsultan Pengawas sebelum proses pengiriman dan yang lainnya dilakukan.
Kontraktor harus mengajukan per mohonan persetujuan dalam waktu minimal
7 hari sebelum pekerjaan dilaksanakan.
1. Tebal urugan
Jika tidak tercantum dalam gambar kerja,maka lapisan pasir urug harus dibuat
dengan tebal 10 cm padat , dan harus dipadatkan sehingga dapat menerima
beban yang bekerja.
2. Cara pemadatan
Setiap lapis pasir urug harus diratakan,disiram air dan atau dipadatkan dengan
alat pemadat yang disetujui konsultan Pengawas. Pemadatan dilakukan hingga
mencapai tidak kurang dari 98% dari kepadatan optimum laboratorium.
Pemadatan harus dilakukan pada kondisi galian yang memadai agar dapat
diperoleh hasil kepadatan yang baik.Kondisi galian tersebut harus dipertahankan
sampai pekerjaan pemadatan selesai dilakukan.Pemadatan harus diulang kembali
jika keadaan tersebut diatas tidak terpenuhi.
3. Persetujuan
Pekerjaan selanjutnya dapat dikerjakan, bilamana pekerjaan urugan tersebut
sudah mendapat persetujuan tertulis dari konsultan Pengawas.
1. Persyaratan Bahan
Bahan untuk urugan tersebut menggunaka material bekas galian atau dengan
mendatangkan dari lokasi lain dan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Jenis tanah harus bergradasi baik dan bebas dari tanah organic, kotoran dan
batuan yang berukuran lebih besar dari 100 mm harus mempunyai Liquid
Limit (LL) 30% atau kurang Indeks Plastis (IP) 15% atau kurang dan tidak
lebih dari 20% melampaui saringan no.200, kecuali ditentukan lain oleh
konsultan Pengawas.
b. Gumpalan-gumpalan tanah harus digemburkan dan bahan tersebut harus
dicampurkan dengan tanah urug lainnya, sehingga diperoleh lapisan dengan
gradasi yang baik.
c. Jika material tersebut tidak memenuhi syarat,maka konsultan Konsultan
Pengawas berhak menolak dan kontraktor harus mengganti dengan material
yang memenuhi syarat.
2. Syarat-syarat Pelaksanaan
1) Cara pengurugan
Pelaksanaan pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal
maksimum tiap-tiap lapisan 20 cm tanah lepas dan dipadatkan sampai
mencapai kepadatan maksimum pada kadar air optimum dan mencapai peil
permukaan tanah yang direncanakan. Uji kepadatan optimum harus
mengikuti ASTMD-1557.
2) Pemasangan patok
Pada lokasi yang diurug harus diberi patok-patok, ketinggian sesuai dengan
ketinggian rencana. Untuk daerah-daerah dengan ketinggian tertentu,dibuat
patok dengan warna tertentu pula.
3) Saluran air
Pada daerah yang basah/tergenang air, kontraktor harus membuat saluran-
saluran sementara untuk mengeringkan lokasi - lokasi tersebut, misalnya
dengan bantuan pompa air. Sistem drainase yang direncanakan harus
disetujui oleh konsultan Pengawas. Dan system drainase tersebut harus
selalu dijaga selama pekerjaan berlangsung agar dapat berfungsi secara
efektif untuk menanggulangi air yang ada.
7) Toleransi kerataan
Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian dan
pengurugan adalah sekitar 50 mm terhadap kerataan yang ditentukan.
8) Uji lapangan
Untuk bahan yang sama,setiap lapis tanah yang sudah dipadatkan harus
diuji di lapangan, yaitu satu tes untuk tiap 500 m2, yaitu dengan system
“FIELD DENSITY TEST”. Jika urugan cukup tebal, maka hasil
kepadatannya harus memenuhi ketentuan-ketentuan sebbagai berikut :
a. Untuk lapisan yang letaknya lebih dari 50 cm dari permukaan rencana,
kepadatannya harus mencapai minimal 95% dari standard proctor.
b. Untuk Lapisan 50 Cm dari permukaan rencana. Kepadatannya 98 %
dari standard proctor.
9) Level Akhir
Hasil test dilapangan harus tertulis dan diketahui oleh Konsultan
Pengawas, Semua hasil – hasil pekerjaan harus diperiksa kembali terhadap
patok – patok referensi untuk mengetahui sampai dimana kedudukan
permukaan tenah tersebut.
2.1. SEMEN
2.1.2. Semua semen yang akan dipakai harus dari satu merk yang sama ( tidak
diperkenankan menggunakan bermacam – macam jenis / merk semen untuk suatu
konstruksi / struktur yang sama ) dalam kedaan baru dan asli, dikirim dalam kantong
– kantong semen yang masih disegel dan tidak pecah.
2.1.3. Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan. Harus diterimakan dalam
zak ( Kantong ) asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat, dan harus disimpan
digudang yang cukup ventilasinya dan diletakkan tidak kena air, diletakkan pada
tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai zak – zak semen tersebut
tidak boleh ditumpuk sampai tingginya melampaui 2 m atau maxsimum 10 zak,
setuap pengiriman baru harus ditandai dan dipisahkan dengan maksud agar
pemakaian semen dilakukan menurut urutan pengirimnya.
2.1.4. Untuk semen yang diragukan mutu dan kerusakan – kerusakan akibat salah
penyimpanan dianggap rusak, membatu, dapat ditolak penggunannya tanpa melalui
test lagi, Bahan yang telah ditolak harus segera dikeluarkan dari lapangan paling
lambat dalam waktu 2 x 24 jam.
2.2. AGGREGAT
2.2.1. Semua pemakaian koral ( Kerikil ), batu pecah ( aggregat kasar dan pasir beton harus
memenuhi syarat – syarat :
a. Peraturan umum Pemeriksaan Bahan Bangunan ( NI.3-1956 )
b. Peraturan Beton Indonesia ( NI.3-1956 )
c. Tidak mudah Hancur ( Tetap Keras ) tidak porous
d. Bebas dari tanah / tanah liat ( tidak bercampur dengan tanah/tanah liat atau
kotoran – kotoran lainnya ).
2.2.2. Kekerasan dari butir – butir agregat kasar diperiksa dengan bejana penguji dari
Rudelaff dengan beban penguji 2o ton, aggregat kasar harus memenuhi syarat sebagai
berikut :
a. Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9,5 – 19 mm lebih dari 24 %
b. Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19 – 30 mm lebih dari 22 % atau
dengan mesin pengaus Los Angelos dimana tidak terjadi kehilangan berat lebih
dari 50 %
bagian III ; spesifikasi teknis_pek. Tanah & struktur III - 17
Pembangunan Puskesmas Baru Sungai Apit (DAK)
2.2.3. Koral ( Kerikil ) dan batu pecah ( aggregat kasar ) yang mempunyai ukuran lebih
besar dari 30 mm, untuk penggunaanya harus mendapat persetujuan Pengawas.
2.2.4. Gradasi dari aggregat – aggregat tyersebut secara keseluruhan harus dapat
menghasilkan mutu beton yang baik, padat dan mempunyai daya kerja yang bak
dengan semen dan air, dalam proporsi campuran yang akan dipakai.
2.2.5. Pengawas dapat meminta kepada kontraktor untuk mengadakan test kwalitas dari
aggregat – aggregat tersebut dari tempat penimbunan yang ditunjuk oleh Pengawas,
setiap saat dalam laboratorium yang diakui atas biaya Kontraktor.
2.2.6. Dalam hal adanya perubahan sumber dari mana aggregat tersebut disupply, maka
Kontraktor diwajibkan untuk memberitahukan kepada Pengawas
2.2.7. Aggeregat harus disimpan di tempat yang bersih, yang keras permukaanya dan
dicegah supaya tidak terjadi pencampuran satu sama lain dan terkotori.
2.3. AIR
2.3.1. Air yang akan dipergunakan untuk semua pekerjaan – pekerjaan di lapangan adalah
air bersih, tidak bewarna, tidak mengandung bahan – bahan kimia ( asam alkali )
tidak mengandung organisme yang dapat memberikan efek merusak beton, minyak
atau lemak.
Memenuhi syarat – syarat Peraturan Beton Indonesia ( NI.2-1971) dan diuji oleh
Laboratorium yang diakui sah oleh yang berwajib dengan biaya ditanggung / Pihak
kontraktor.
2.3.2. Air yang mengandung garam, (air laut) tidak diperkenankan untuk dipakai.
2.4.1. Semua besi beton yang digunakan harus memenuhi syarat – syarat :
a. Peraturan Beton Indonesia ( NI.2-1971)
b. Bebas dar kotoran – kotoran, lapisan minyak – minyak, karat dan tidak cacat (
retak – retak, mengelupas, luka dan sebagainya )
c. Dari jenis baja dengan mutu U24 untuk Ø < 13, dan ( U 39 untuk Ø< 13 ( ulir )
Bahan tersebut dalam segala hal harus memenuhi ketentuan – ketentuan PBI 1971.
a. Mempunyai penampang yang sama rata
b. Ukuran disesuaikan dengan gambar – gambar
2.4.2. Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuan – ketentuan diatas,
harus mendapat persetujuan perencana / pengawas.
2.4.3. Besi beton harus disupply dari satu sumber ( manufacture ) atau dengan persetujuan
Pengawas untuk pekerjaan Konstruksi. Produksi yang digunakan setara Krakatau
Steel.
2.4.4. Kontraktor bilamana harus mengadakan pengujian mutu besi beton yang akan
dikapai, sesuai dengan petunjuk –petunjuk dari pengawas, Batang percobaan diambil
dibawah kesaksian pengawas, jumlah test besi, Percobaan mutu besi beton juga akan
dilakukan setiap saat bilamana dipandang perlu oleh pengawas.
Semua biaya-biaya percobaan tesebut sepenuhnya menjdai tanggung jawab
kontraktor.
2.4.5. Pemasangan besi beton dilakukan sesuai dengan gambar – gambar atau mendapat
persetujuan pengawas, untuk hal itu sebelumnya kontraktor harus membuat gambar
III - 18 spesifikasi & syarat-syarat teknis
Pembangunan Puskesmas Baru Sungai Apit (DAK)
pembengkokan baja tulangan ( banding schedule ) diajukan kepada pengawas untuk
mendapat persetujuannya.
Hubungan antara besi beton satu dengan yang lainnya harus menggunakan kawat
beton, diikat denan teguh, tidak bergeser selama pengecoran beton dan bebas dari
lantai kerja atau papan acuan.
2.4.6. Sebelum beton dicor, besi beton harus bebas dari minyak , kotoran, cat keret lepas,
kulit giling atau bahan – bahan lain yang merusak. Semua besi beton harus dipasang
pada posisi yang tepat.
2.4.7. Pengunaan besi beton yang sudah jadi, seperti steel wiremesh atau yang semacam itu
harus mendapat persetujuan perencana / pengawas.
2.4.8. Besi Beton yang tidak memenuhi syarat – syarat karena kwalitasnya tidak sesuai
dengan spesifikasi ( RKS ) diatas, harus segera dikeluarkan dari site setelah menerima
instruksi tertulis dari pengawas dalam waktu 2 x 24 jam.
2.5. ADMIXTURE
Untuk memperbaiki mutu beton, sifat – sifat pengerjaan, waktu pengikatan dam pengerasan
maupun untuk maksud – maksud lain dapat dipakai bahan admixture, Jenis dan jumlah bahan
admixture yang dipakai harus disetujui terlebih dahulu oleh pengawas/perencana.
2.6.1. Adukan (adonan) beton harus memenuhi syarat – syarat PBI – 1971 NI.2. Beton
harus mempunyai kekuatan karateristik sesuai yang ditentukan dalam gambar.
2.6.2. Kontraktor diharuskan membuat adukan percobaan (trial mixes) untuk mengontrol
daya kerjanya sehingga tidak ada kelebihan pada permukaan ataupun menyebabkan
terjadinya pengendapan (Segregation) dari aggregat
Percobaan slup diadakan menurut syarat – syarat dalam Peraturan Beton Bertulang
Indonesia (NI.2-1971).
2.6.3. Pekerjaan pembuatan adukan percobaan (trial mixes) tersebut diatas harus dilakukan
untuk menentukan beton yang baru dimulai.
Pekerjaan pembuatan adukan percobaan (trial mixes) tersebut diatas harus dilakukan untuk
menentukan komposisi adukan yang akan dipakai pada pekerjaan beton selanjutnya dan harus
mendapat persetujuan pengawas.
2.7.1. Agar dihasilkan suatu konstruksi beban yang sesuai dengan yang direncanakan, maka
factor air semen ditentukan sebagai berikut :
a. Faktor air semen untuk balok sloof dan poer maksimum 0.60
b. Faktor air semen untuk kolom, balok, pelat lantai tangga dinding, beton dan
listplank / parapet maksimum 0.60
c. Faktor air semen untuk kontruksi plet atap dan tempat – tempat basah lainnya
maks. 0.55
2.7.2. Untuk lebih mempermudah dalam pengerjaan beton dan dapat dihasilkan suatu mutu
sesuai dengan yang direncanakan, maka untuk konstruksi beton dengan factor air
semen maksimum 0.55 harus memakai plasticizer sebagai bahan additive.
2.8.1. Pengawas berhak meminta setiap saat kepada kontraktor untuk membuat kubus
coba dari adukan beton yang dibuat.
2.8.2. Selama pengecoran beton harus selalu dibuat benda – benda uji setiap 5 M3 dengan
minimum satu benda uji setiap hari. Sesuai dengan PBI 1971.NI-2 dan nomor urut
yang menerus.
2.8.3. Cetakan kubus coba harus berbentuk bujur sangkar dalam segala arah dan memenuhi
syarat – syarat dalam peraturan beton Indonesia ) NI.2-1971).
2.8.4. Ukuran kkubus coba atau benda uji adalah 15 x 15 x 15 cm, Pengambilan adukan
beton, percetakan kubus coba dan curingnya harus dibawah pengawasan.
Prosedurnya harus memenuhi syarat – syarat dalam peraturan beton Indonesia (
NI.2-1971).
2.8.5. Kubus coba harus ditandai untuk identifikasi dengan suatu code yang dapat
menunjukan tangal pengecoran, pembuatan adukan struktur yang bersangkutan dan
lain – lain yang perlu dicacat.
2.8.6. Pada umumnya pengujian dilakukan sesuai dengan PBI 1971, bab 4,7 termasuk juga
pengujian – pengujian usut ( slump ) dan pengujian – pengujian tekanan.
Jika beton tidak memenuhi syarat – syarat pengujian slupm, maka kelompok adukan
yang tidak memenuhi syarat itu tidak boleh dipakai, dan kontraktor harus
menyingkirkan dari tempat pekerjaan jika pengujian tekanan gagal maka perbaikan
harus dilakukan dengan mengikuti prosedure – prosedure PBI, untuk perbaikan.
2.8.7. Semua biaya untuk pembuatan dan percobaan kubus coba menjadai tanggung jawab
kontraktor.
2.8.8. Semua kubus coba jika perlu akan dicoba dalam laboratorium yang berwenang dan
disetujui pengawas.
2.8.9. Laporan hasil percobaan harus diserahkan kepada pengawas segera sesudah selesai
percobaan, paling lambat 7 hari sesudah pengecoran, dengan mencatu Pengawasan
2.8.10. Apabila dalam pelaksanaan nanti kedapatan bahwa mutu beton yang dibuat seperti
yang ditunjukan oleh kubus cobanya gagal memenuhi syarat spesifikasi, maka
pengawas berhak meminta kontraktor supaya mengdakan percobaan – percobaan
non destruktif atau kalau memungkinkan mengadakan percobaan (destruktif).
Percobaan – percobaan ini harus memenuhi syarat – syarat dalam peraturan beton
Bertulang Indonesia ( NI.2-1971)
Apabila gagal maka bagian pekerjaan tersebut harus dibongkar dan dibangun baru
sesuai dengan petunjuk pengawas. Semua biaya- biaya untuk percobaan dan akibat -
akibat gagalnya pekerjaan tesebut menjadi tanggung jawab kontraktor. Kontraktor
juga diharuskan mengadakan slump test menurut syarat – syarat dalam Peraturan
Beton Bertulang Indonesia (NI.2-1971).
2.9.1. BAHAN
1. Bekisting Beton biasa (non espos)
2. Plywood tbl = 12 mm
3. Paku, angkur dan sekrup ukuran sesuai dengan keperluan dan cukup kuat untuk
menahan bekisting agar tidak bergerak ketika dilakukan pengecoran.
2.9.2. PELAKSANAAN
a. Pemasangan Bekisting
1. Tentukan jarak, level dan pusat ( Lingkaran ) sebelum memulai pekerjaan.
Pastikan ukuran – ukuran ini sudah sesuai dengan gambar.
2. Pasang bekisting dengan tepat dan sudah diperkuat (brancing), sesuai dengan
design dan standard yang telah ditentukan, sehingga bisa dipastikan akan
menghasilkan beton yang sesuai dengan kebutuhan – kebutuhan akan
bentuk, kelurusan dan dimensi.
3. Hubungan – hubungan antar papan bekisting harus lurus dan harus dibuat
kedap air, untuk mencegah kebocoran adukan atau kemungkinan deformasi
bentuk beton. Hubungan – hubungan ini harus diusahakan semenimal
mungkin.
4. Bekisting untuk dinding pondasi dan sloof harus dipasang pada kedua
sisinya. Pemakain pasangan bata untuk bekisting pondasi harus atas seijin
Direksi Lapangan. Semua tanah yang mengotori bekisting pada sisi
pengecoran harus dibuang.
5. Perkuat – perkuat pada bukaan – bukaan dibagian – bagian yang structural
yang tidak diperlihatkan pada gambar harus mendapatkan pemeriksaan dan
persetujuan dari Direksi.
6. Bekisting harus memenuhi toleransi deviasi maksimal berikut :
8. Dimana permukaan beton yang akan dilapisi bahan yang bisa rusak terkena
bahan pelepas acuan, bahan pelepas acuan tidak boleh dipakai.
Untuk itu dalam hal bahan pelepas acuan tidak boleh dipakai, sisi dalam
bekisting harus dibasahi dengan air bersih.
Dan permukaan ini harus dijaga selalu basah sebelum pengecoran beton.
c. Kontrol Kualitas
1. Periksa dan kontrol bekisting yang dilaksanakan telah sesuai dengan betuk
beton yang diinginkan, dan perkuatan – perkuatannya guna memastikan
bahwa pekerjaan telah sesuai dengan rancangan bekisting, wedgeeties dan
bagian – bagian lainnya aman.
2. Informasikan pada Direksi Lapangan jika bekisting telah dilaksanakan dan
telah dibersihkan guna pelaksanaan pemeriksaan, Mintakan persetujuan
Direksi terhadap bekisting yang telah dilaksanakan sebelum dilaksanakan
pengecoran beton.
3. Untuk permukaan beton ekspose, pemakaian bekisting kayu lebih dari 2 kali
tidak diperkenankan.
Penambahan pada bekisting juga tidak diperkenankan kecuali pada bukaan –
bukaan sementara yang diperlukan.
4. Bekisting yang akan dipakai ulang harus mendapatkan persetujuan
sebelumnya dari Direksi Lapangan.
d. Pembersihan
1. Bersihkan bekisting selama pemasangan, buang semua benda – benda yang
tidak perlu.
Buang bekas – bekas potongan, kupasan dan puing – dari bagian dalam
bekisting. Siram dengan air, menggunakan air bertekanan tinggi, guna
membuang benda – benda asing yang masih tersisa pastikan bahwa air dan
puing – puing tersebut telah mengalir keluar melalui lubang pembersih yang
disediakan.
2. Buka belisting secara kontinyu dan sesuai dengan standard yang berlaku
sehingga tidak terjadi bahan kejut ( shock load ) atau tidak seimbang beban
yang terjadi pada struktur.
3. Pembukaan bekisting harus dilakukan dengan hati – hati, agar peralatan –
peralatan yang dipakai untuk membuka tidak merusak permukaan beton.
4. Untuk yang akan dipakai kembali, bekisting – bekisting yang telah dibuka
harus disimpan dengan cara yang memungkinkan perlindungan terhadap
permukaan yang akan kontak dengan beton tidak mengalami kerusakan.
5. Dimana diperlukan perkuatan – perkuatan pada komponen – komponen
structural yang telah dilaksanakan guna memenuhi syarat pembebanan dan
konstruksi sehingga pekerjaan – pekerjaan konstruksi dilantai – lantai
diatasnya bisa dilanjutkan.
Pembukaan penunjukan bekisting hanya bisa dilakukan setelah beton
mempunyai 75 % dari kuat tekan 28 hari ( 28 day compressive stregth ) yang
diperlukan.
6. Bekisting – bekisting yang dipakai untuk mematangkan ( curing ) beton,
tidak boleh dibongkar sebelum dinyatakan matang oleh Direksi.
2.10.1. Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian – bagian utama dari
pekerjaan, kontraktor harus memberitahukan pengawas dan mendapatkan
persetujuan.
Jika tidak ada persetujuan maka kontraktor dapat diperintahkan untuk peyingkir /
membongkar beton yang sudah dicor tanpa persetujuan atas biaya kontraktor sendiri.
2.10.3. Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum pemasangan besi beton
selesai diperiksa oleh dan mendapat persetujuan pengawas.
2.10.4. Sebelum pengecoran dimulai, maka tenpat – tempat yang akan dicor terlebih dahulu
harus dibersihkan dari segala kotoran-kotoran ( potongan kayu, batu, tanah dan
lain -lain ) dan dibasahi dengan air semen.
2.10.5. Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dan tidak dibenarkan menuangkan adukan
dengan menjatuhkan dari suatu ketinggian, yang akan menyebabkan pengendapan
agregat.
2.10.6. Untuk menghindari keropos pada beton, maka pada waktu pengecoran digunakan
vibrator.
2.10.7. Pengecoran dilakukan secara terus menerus (kontinyu / tanpa berhenti). Adukan
yang tidak boleh dicor ( ditingglkan ) dalam waktu lebih dari 15 menit setelah keluar
dari mesin adukan beton, dan juga adukan yang tumpah selama pengangkutan, tidak
diperkenankan untuk dipakai lagi.
2.10.8. Pada penyambungan beton lama dan baru, maka permukaan beton lama terlebih
dahulu harus dibersihkan dan dikasarkan.
Apabila perbedaan waktu pengecoran kurang atau sama dengan 1 hari, beton lama
disiram dengan air semen dan selanjutnya seperti pengecoran biasa.
Apabila lebih dari 1 hari maka harus digunakan bahan additive untuk penyambungan
beton lama dan beton baru.
2.10.9. Tempat dimana pengecoran akan dihentikan, harus mendapat persetujuan pengawas.
bagian III ; spesifikasi teknis_pek. Tanah & struktur III - 23
Pembangunan Puskesmas Baru Sungai Apit (DAK)
2.11.1. Beton harus dilindungi selama berlangsungnya proses pengerasan terhadap matahari,
pengeringan oleh angin, hujan atau aliran air dan pengerasan secara mekanis atau
pengeringan sebelum waktunya.
2.11.2. Untuk bahan curing dapat dipakai Concure 75 produksi Fosroc atau setara sebanyak
1 liter tiap 6 M2. Pemakaian bahan curing harus disetujui oleh Pengawas
2.12.1. Pembongkaran dilakukan sesuai dengan PBI 1971 (NI.2-1971) dimana bagian
kontruksi yang dibongkar cetakannya harus mendapat memikul berat sendiri dan
beban – beban pelaksanaanya.
2.12.2. Cetakan beton baru dibongkar bila bagian beton tersebut untuk :
a. Sisi balok / kolom setelah berumur 3 hari
b. Balok / pelat setelah berumur 3 minggu
2.12.3. Pekerjaan pembongkaran cetakan harus dilaporkan dan disetujui sebelumnya oleh
Pengawas.
2.12.4. Apabila setelah cetakan dibongkar tenyata terdapat bagian – bagian beton yang
kropos atau cacat lainnya, yang akan mempengaruhi kekuatan kontruksi tersebut,
maka Kontraktor harus segera memberitahukan kepada pengawas untuk meminta
persetujuan mengenai cara pengisian atau menutupnya, Semua resiko yang terjadu
akibat pekerjaan tersebut dan biaya – biaya pengisian ataui penutup bagian tersebut
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
2.12.5. Meskipun hasil pengujian kubus – kubus beton memuaskan, pengawas mempunyai
wewenang untuk menolak kontruksi beton yang caat seperti berikut :
a. Kontruksi beton sangat kropos
b. Kontruksi beton yang sesuai dengan bentuk yang direncanakan atau posisi –
posisinya tidak seperti yang ditunjuk oleh Gambar.
c. Kontruksi beton yang berisikan kayu atau benda lainnya.
2.13.1. Kontraktor tidak dibenarkan untuk membobok, membuat lubang atau memetong
Kontruksi beton yang sudah jadi tanpa sepengetahuan dan seijin pengawas.
2.13.2. Pemasangan sparing untuk pelat dan dinding yang dilubangi sebesar diameter 10 cm
atau 8 x 8 cm tidak perlu perkuatan, apabila lebih dari ukuran tersebut maka pelat
dan dinding perlu dipasang perkuatan, pekerjaan ini menjadi tanggung jawab
Kontraktor dan dikoordinasikan dengan Kontraktor terkait dan mendapat
persetujaun Pengawas.
BAGIAN IV
PERSYARATAN TEKNIS
PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL
Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan-peraturan sebagai berikut :
1. Praturan Umum Instalasi Listrik ( PUIL )
2. Pedoman Plambing Indonesia 1987
3. Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instalasi yang berwenang / Pemda setempat.
1.3.1. Gambar – gambar rencana dan persyaratan – persyaratan ini merupakan suatu
kesatuan yang saling melengkapi dan sama mengikatnya.
1.3.2. Gambar – gambar sistim ini menunjukan secara umum tata letak dari peralatan,
sedangkan pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari
bangunan yang ada dan mempertimbangkan juga kemudian service/maintenance jika
peralatan – peralatan sudah dioperasikan.
1.3.3. Gambar – gambar arsitek dan struktur / Sipil harus dipakai sebagai referensi untuk
pelaksanaan dan detail finishing instalasi.
1.3.4. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus mengajukan gambar kerja dan detail
kepada Pengawas Lapangan untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih dahulu.
Dengan mengajukan gambar – gambar tersebut, Kontraktor dianggap telah
mempelajari situasi dari instalasi lain yang berhubungan dengan dengan instalasi ini.
1.4.2. Kontraktor harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan kapasitas
peralatan yang akan dipasang. Apabila ada sesuatu yang diragukanKontraktor harus
segera menghubungi Direksi.
Pengambilan ukuran dan / atau pemilihan kapasitas peralatan yang salah akan
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
1.5.1. Kontraktor instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran yang
dianggap perlu untuk mengetahui apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi
dengan baik dan dapat memenuhi semua persyaratan yang diminta.
1.5.2. Semua bahan dan perlengkapanya yang diperlukan untuk mengadakan tseting
tersebut merupakan tanggung jawab kontraktor.
1.6.1. Pembobokan tembok, lantai dinding dan sebaginya yang diperlukan dalam
pelaskanaan instilasi ini serta mengembalikannya kekondisi semula, menjadi lingkup
pekerjaan instalasi ini.
Yang dimaksud disini dengan pekerjaan instalasi mekanikal plambing secara keseluruhan
adalah pengadaan, transportasi, pembuatan, pemasangan peralatan-peralatan bahan-bahan
utama dan pembantu serta pengujian, sehingga diperoleh instalasi yang lengkap dan baik
sesuai dengan spesifikasi gambar dan bill of quantity.
a. Denah tata ruang dan detail pemasangan dari peralatan utama, perlengkapan
dan fiktures.
b. Detail denah perpipaan
c. Detail denah perkabelan.
d. Detail penempatan sparing, sleeve yang menembus lantai, atap, tembok dll
e. Detail lain yang diminta oleh Pemberi Tugas
Setiap tahapan penyelesaian pekerjaan, kontraktor harus memberi tanda sesuai jalur
terpasang pada Re-kakir gambar tender maupun gambar kerja, sehingga pada akhir
penyelesaian pemasangan sudah tersedia gambar terpasang yang mendekati keadaan
sebenarnya.
1.8.1. Umum
1. Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin kebersihan,
kerapian, ketinggian yang benar, sera memperkecil banyaknya penyilangan.
2. Pekerjaan harus ditunjang dengan suatau ruang yang longgar, tidak kurang dari
50 mm diantara pipa-pipa atau dengan bangunan dan peralatan.
3. Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum
dipasang, membersihkan semua kotoran, benda-benda tajam/ runcing serta
penghalang lainnya.
4. Pekerjaan perpipaan harfus dilengkapi dengan semua katup-katup yang
diperlukan antara lain katup penutup, pengatur, katup balik dan sebagainya,
sesuai dengan fungsi sistem dan yang diperlihatkan gambar.
5. Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan, harus dilengkapi
UNION atau FLANGE.
6. Sambungan lengkung, reducer dan expander dan sambungan-sambungan
cabang pada pekerjaan perpipaan harfus mempergunakan fitting buatan pabrik.
7. Kemiringan Menurun dari pekerjaan perpipaan air limbah harus seperti berikut,
kecuali seperti diperlihatkan dalam gambar.
a. Dibagian dalam bangunan.
- Garis tengah 150 mm atau lebih kecil 1 <<%.
b. Dibangian luar bangunan.
- Garis tengah 150 mm atau lebih kecil <<%.
- Garis tengah 200 mm atau lebih besar 1%
8. Semua pekerjaan perpipaan harus dipasang secara menurun kearah titik
buangan.
Drains dan Vents harus disediakan guna mempermudah pengisian maupun
pengurasan.
9. Katup (valves0 dan saringan (Strainers) harus mudah dicapai untuk
pemeliharaan dan penggantian. Pengangan katup (valve handled) tidak boleh
menukik.
10. Sambungan-sambunganfleksibel harus dipasang sedemikian rupa dan angkur
pipa secukupnya harus disediakan guna mencegah tegangan pada pipa atau alat-
alat yang dihubungkan oleh gaya yang bekerfja kearah memenjang.
11. Pekerjaan perpipaan ukuran jalur penuh harus diambil lurus tepat kearah pompa
dengan proporsi yang tepat pada bagian-bagian penyempitan. Katup-katup dan
fitting pada pemipaan demikian harfus ukuran jalur penuh.
12. Pada pemasangan alat-alat pemuaian, angkur-angkur pipa dan pengarah-
pengarah pipa harus secukunya disediakan agar pemuaian serta peregangan
terjadi pada alat-alat tersebut, sesuai dengan permintaan dan persyaratan pabrik.
13. Kecuali jika tidak terdapat dalam spesifikasi, pipa sleeve harus disediakan
dimana pipa-pipa menembus dinding-dinding, lantai, balok, kolom atau langit-
langit.
Dimana pipa-pipa melalui dinding tahan api, ruang-ruang kosong diantara sleeve
dan pipa –pipa harus dipakai dengan bahan rock wool 15. Selama pemasangan,
bila terdapat ujung-ujung pipa yang terbuka dalam pekerjaan perpipaan yang
tersisa pada setiap tahap pekerjaan, harus ditutup dengan menggunakan caps
atau plugs untuk mencegah masuknya benda-benda lain.
14. Semua galian, harus juga termasuk penutupan kembali serta pemadatan.
15. Pekerjaan perpipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik.
1.9. PENGUJIAN.
1. Kalau tidak dinyatakan lain, semua pipa harus diuji dengan tekanan air dibawah
tekana kerja ditambah 50% atau 9 kg/cm2 dan tidak lebih tinggi lagi dalam
jangka waktu 1 jam.
2. Kebocoran-kebocoran harus diperbaiki dan pekerjaan pemipaan harus diuji
kembali.
3. Peralatan-peralatan yang rusak akibat uji tekana harus dilepas (diputus) dari
hubungan-hubungannya selama uji tekanan berlangsung.
1. Pipa yang bertekanan harus diuji dengan tekanan air sebesar tekana kerja
ditambah 50& atau 8 kg/cm2 selama 1 jam.
2. Pipa-pipa grafitasi harus diji dengan tekanan statis sebesar 3.0 meter diatas titik
tertinggi selama 1 jam.
1.11.1. Tangki septik berfungsi air limbah selama jangka waktu pemakaian air rata – rata
sehari.
2.1.1. Umum
Dokumen ini berisi spesifikasi umum instalasi listrik untuk proyek tersebut diatas.
Sega persyaratan dan ketentuan instalsi listrik akan dijelaskan apada bagian
berikutnya.
Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh perusahaan yang memiliki surat ijin
instalsi dari instansi yang berwenang dan telah biasa mengerjakannya dan suatu daftar
referensi pemasangan harus dilampirkan dalam surat penawaran.
2.2.2. Gambar-gambar sistem ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan,
sedangkan pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari
bangaaunan yang ada dan mempertimbangkan juga kemudahan service /
maiantenence juka peralatn-peralatan sudah dioperasikan.
2.2.3. Gambar-gambar arsitek dan struktur atau sipil harus dipakai sebagai referensi untuk
pelaksanaan dan detail finishing instalasi.
2.2.4. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus mengajukan gambar kerja dan detai
kepada Direksi atau manajemen konstruksi untuk dapat diperiksa dan disetujui
telebuh dahulu. Dengan mengajukan gambar-gambat tersebut, Kontraktor dianggap
telah mempelajarai instalasi lain yang berhubungan dengan instalasi ini.
2.2.5. Kontraktor harus membuat gambar-gambar instalasi terpasang yang disertai dengan
operating dan maintetence instruction serta harus diserahkan kepada
Direksi/manajemen Konstruksi pada saat penyerahan pertama dalam rangkap 3
(tiga), dijilid serta dilengkapi dengan daftar ini dan daftar notasi
2.3. KOORDINASI
2.3.1. Kontraktor instalasi hendak bekerjasama dengan Kontraktor Instalasi lainnya agar
seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan.
2.3.2. Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi kemajuan
istalasi yang lain.
2.3.3. Apabila pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi lain, maka semua akibatnya
menjadi tanggung jawab kontraktor.
2.4.2. Kontraktor harus mengadakan pemeriksaan ulang atas sega ukuran dan kapasitas
peralatan yang kan dopasang. Apabila ada sesuai yang diragukan kontraktor harus
segera menghubungi diresi / manajemen Konstruksi. Pengambilan ukuran dan/
atau pemilihan kapasitas peralatan yang salah akan menjadi tanggung jawab
kontraktor
2.5.1. Kontraktor instalasi harus melakukan semua testing dan pengukuran yang diaqnggap
perlu untuk mengetahui apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi dengan baik
dan dapat memenuhi semua persyaratan yang diminta.
2.5.2. Semua bahan dan perlengkapannya yang diperlukan untuk mengadakan testing
tersebut merupakan tanggung jawab kontraktor.
2.6.1. Pelaksanaan istalasi yang menyimpang dari rencana yang disesuaikan dengan kondisi
lapangan, harus mendapat persetujuan tertulis dahulu dari pihak konsultan perencana
dan Direksi / Manajemen Konstruksi.
2.6.2. Kontraktor harus menyerahkan setiap gambar perubahan yang ada kepada pihak
direksi/menejemen Konstruksi dalam rangkap 3 (tiga).
2.7.1. Pembobokan tembok, lantai dinding dan sebagainya yang diperlukan dalam
pelaksanaan yang diperlukan instalsi ini serta mengembalikannya ke kondisi semula,
menjadi lingkup pekerjaan instalasi ini.
2.8.1. Umum
Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dije;laskan baik dalam
spesiufikasi ini ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan
peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.
Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang
dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan
kewajuban kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai
dengan ketentuan pada pasalaini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
BAGIAN V
PERSYARATAN TEKNIS
PEKERJAAN ARSITEKTUR
1.1. Bahan
1.1.1. Saluran air hujan di dalam gedung/bawah gedung digunakan selokan beton yang
ukuran sesuai dengan gambar.
1.1.2. Saluran air hujan di luar gedung digunakan konstruksi beton dengan ukuran diameter
yang sesuai dengan gambar .
1.3.2. Pedoman yang dipakai untuk dalamnya galian adalah diukur dari bagian atas pipa
sampai kepermukaan jalan atau tanah aspal ditambah tebal lapisan pasir dibawah
pipa. Galian yang dinyatakan selesai setelah diperiksa dan disetujui oleh pengawas /
Direksi.
1.3.3. Hal – hal yang timbul dalam pelaksanaan ( kelongsoran tanah dan lain – lain )
menjadi tanggung jawab pemborong dan sudah termasuk dalam harga penawaran,,
Pemberi Tugas tidak menerima adanya tuntutan terhadap hal – hal tersebut.
1.3.4. Penggalian tanah untuk selokan pemasangan pipa dan perlengkapannya harus diikuti
pula dengan penimbunan kembali dengan segera, sesuai dengan cara – cara yang
disebutkan dalam pasal – pasal berikut dalam rencana kerja dan syarat ini.
1.3.5. Pada dasarnya pekerjaan galian tanah ini mengikuti ketentuan yang telah ditentukan.
V - 32 spesifikasi & syarat-syarat teknis
Pembangunan Puskesmas Baru Sungai Apit (DAK)
1.4.1. Pekerjaan urugan tanah harus sesuai dengan syarat – syarat yang telah ditentukan.
1.4.2. Pemasangan pipa didalam tanah harus tertutup sekelilingnya oleh pasir sesuai
ketentuan yang tercantum dalam RKS.
1.4.3. Urugan tanah untuk pemasangan pipa, baru dilaksanakan setelah pengurugan pasir
sekeliling pipa yang dipasang telah selesai, dan harus minta persetujuan pengawas
terlebih dahulu sebelum dilaksanakan.
1.5.1. Pekerjaan urugan pasir ini harus memenuhi persyarat yang telah ditentukan.
1.5.2. Urugan pasir dilakukan pada sisi kanan, kiri dan bawah dengan tebal 10 cm khusus
pipa yang memotong jalan harus diurug sekeliling pipa dengan tebal 10 cm dan
diatasnya dilindungi plat beton bertulang
Bagian ini mencakup hal – hal mengenai pengadaan dan pengerjaan Baja Ringan
(Galvanis/Zincalume) untuk :
2.1.1 Pekerjaan Baja Ringan
Bagian ini meliputi pekerjaan dan pemasangan Baja Ringan untuk :
a. Rangka atap.
2.3.2. Lapisan pelindung terhadap korosi, dengan komposisi sebagai berikut / sesuai
dengan standarisasi pabrik yang dikeluarkan :
- 55 % aluminium (AL)
- 43,5 % seng (Zinc)
- 1,5 % Silicon Aloy (Si)
2.3.3. Contoh – contoh, pemborong harus mengajukan contoh dari bahan yang akan
dipakai untuk mendapatkan persetujuan Direksi
1. Profil
a. Rangka kuda-kuda (profil canal C75.100/ C75.75)
- Tebal : 1 mm dan 0,75 mm (untuk Top & Bottom Chord, tergantung
bentangan & beban).
- Tinggi : 75 mm
- Lebar : 40 mm
3.1.1. Pemasangan dinding batu bata, untuk semua dinding ruangan dalam maupun semua
dinding pembatas. Dinding batu bata dipasang dengan perkuatan kolom praktis.
3.1.2. Bagian ini meliputi hal – hal mengenai pengadaan bahan – bahan dan pemasangan
semua pekerjaan pasangan bata pada dinding – dinding ruang dalam dan dinding
pembatas pada ruang toilet dan ruang ali seperti yang tertera pada gambar - gambar.
Pelaksanaan pemasangan harus benar - benar mengikuti garis - garis ketinggian,
bentuk-bentuk seperti yang terlihat dalam gambar – gambar persyaratan disini.
Batu bata harus baru, terbuat dari tanah yang baik sesuai dengan persyaratan- persyaratn
dalam S.I.I – 0285 – 84 dengan ukuran
- 24 x 10 x 4,5 cm. atau
- 18 x 9 x 6 cm
Bilamana tidak terdapat bahan bahan yang sesuai standar tersebut diatas. maka Direksi
menentukan jenis – jenis lain yang ada dipasaran lokal dengan persyaratan yang ditentukan.
Batu bata harus berkekuatan tekan compressive strength sebesar 30 kg/cm2, dan bisa
menahan gaya horizontal / shear strenght sebesar 1,7 Kg/cm2.
Contoh – contoh bahan yang diusulkan untuk dipakai harus diserahkan kepada Direksi dan
persetujuan atas bahan bahan tersebut harus sudah didapat sebelum bahan yang dimaksud
dibawa kelapangan kerja untuk dipasang.
Pengambilan contoh atas bahan -bahan yang telah berada dilapangan akan dilakukan sewaktu
- waktu sesuai dengan kebutuhan Direksi untuk keperluan pengujian. Bahan yang tidak sesuai
akan ditolak dan harus segera disingkirkan dari lapangan.
Bahan - bahan untuk pekerjaan pasangan harus disimpan dengan cara - cara yang disetujui
Direksi untuk menghindarkan dari segala hal – hal yang mengakibatkan kerusakan terhadap
bahan – bahan tersebut.
V - 34 spesifikasi & syarat-syarat teknis
Pembangunan Puskesmas Baru Sungai Apit (DAK)
3.5. Pelaksanaan.
Pasangan batu bata yang dilaksanakan harus rata, tegak dan lajur penaikannya diukur tepat
dengan tiang lot, dan bila tidak diperlihatkan dalam gambar – gambar maka setiap lajur naik,
bata harus putus sambungan dengan lajur dibawahnya.
Sebelum dipasang batu bata harus dibasahi dalam air / direndam terlebih dahulu.
Pada proses pemasangan dinding bata agar sudah diperhitungkan adanya fasilitas counduit /
sparing yang harus tertanam didalam pasangan batu bata.
Rangka penguat berupa sloof, kolom praktis dan ring balok dari beton dipasang untuk setiap
luas dinding maksimum 6 m2 dan sesuai persyaratan pabrik pembuat batu bata atau yang
disetujui Direksi.
3.6. Perlindungan
Sesuai jam kerja, seluruh laju pasangan batu bata yang belum selesai, harus ditutup (
dilindungi ) dengan kertas semen, atau dengan cara – cara lain yang disetujui oleh Direksi.
Untuk dinding – dinding yang sudah kering ( berumur 6 jam keatas ) harus disiram dengan air
bersih setiap pagi atau sesuai dengan persyaratan.
Meliputi semua pekerja, peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan untuk plesteran seperti
tercantum dalam gambar.
Untuk dinding yang akan dipasang keramik, plesteran yang disiapkan hanyalah sampai
plesteran tanpa acian.
Untuk adukan plesteran, pengggunaan semen, pasir dan air dalam segala hal harus memenuhi
ketentuan seperti tersebut pada RKS ini.
4.3.2. Acian
Setelah diplester dengan jenis plester seperti diuraikan dalam butir (a) di atas,
selanjutnya permukaan plester tersebut diaci (semen dan air) hingga halus.
4.4.1. Untuk mengerjakan dinding batu bata dan permukaan beton harus diberikan cukup
waktu. Tidak boleh memulai pekerjaan plesteran sampai dinding betul-betul kering.
(+ 21 hari).
4.4.2. Semua permukaan harus dibersihkan dengan sikat memakai sikat yang kaku, untuk
membersihkanya dari bintik-bintik, dan segala kotoran.
4.4.3. Pada permukaan pasangan batu bata, pekerjaan plasteran dapat segera dimulai setelah
pasangan kering.
4.5.1. Guna penyelesaian muka beton dan dinding dipasang plasteran dengan tebal
lapisannya tidak kurang dari 1,5 cm, kecuali ditentukan lain.
4.5.2. Lapisan harus dibentuk sedemikian rupa hingga merupakan permukaan yang rata,
plesteran harus dilaksanakan dengan memakai alat hampar dari kayu dan disebarkan
kepinggir-pinggir dengan memakai alat perata adukan sampai permukaannya rata dan
halus.
4.5.3. Plasteran harus dibiarkan basah selama paling sedikit dua hari setelah dipasang.
4.5.4. Mulailah membasahi, secukupnya begitu plasteran telah mengeras untuk menghindari
kerusakan. Waktu kering dan panas, plasteran harus dijaga agar tidak terjadi
penguapan terlalu banyak dan tidak rata.
4.6.1. Membetulkan semua pekerjaan yang cacat, harus dilaksanakan dengan membongkar
bagian tersebut, kemudian dilakukan perbaikan dan dinyatakan baik jika sudah
disetujui Pengawas. Biaya perbaikan menjadi beban pemborong.
4.6.2. Pekerjaan yang telah selesai tidak boleh ada yang retak, noda dan cacat-cacat lainnya.
4.6.3. Singkirkan sisa-sisa plesteran yang mungkin masuk kedalam lobang sparing yang
disiapkan untuk pekerjaan instalasi listrik.
Pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan, harus selalu dalam keadaan bersih.
5.1.1. Meliputi semua tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan yang berhubungan dengan
pekerjaan lantai sesuai dengan RKS serta gambar rencana.
5.1.2. Pemborong harus memberikan contoh-contoh bahan lantai yang akan dipasang
khususnya diseleksi kualitas, warna, tekstur, bahan lantai untuk mendapatkan
persetujuan Direksi lapangan.
5.1.3. Pemborong harus menyediakan jaminan tertulis dari Produsen / Sub kontraktor
kepada Pemilik Proyek untuk setiap masing-masing penggunaan bahan lantai dengan
jangka waktu jaminan minimal 5 (lima) tahun.
1. Ukuran : 30 x 30 x 0,7 cm
60 x 60 x 1,0 cm.
2. Bahan dasar : kaolin.
3. Kekerasan glasur : 6 –7 skala Moh’s.
4. Kekerasan bahan : 8 skala Moh’s.
5. Moisture expansion : 0,2 – 0,05 %.
6. Pengkaburan : tidak jadi
7. Tahan terhadap cuaca :
8. Tahan terhadap asam : Setelah dilakukan pencelupan kedalam HCL
selama 2 hari, hanya terpengaruh sampai 3 %.
9. Thermal shock : Dipaskan sampai 250 Celcuis, kemudian
dicelupkan kedalam air dengan suhu ruangan
tidak akan terjadi keretakan.
10. Daya tahan terhadap alkali : Dicelup kedalam KOH selama dua hari hanya
terpengaruh 3 %.
11. Warna : Tidak luntur, tahan terhadap asam dan basa
yang umum dipakai, tahan terhadap cuaca dan
perubahan suhu yang mendadak.
12. Warna keramik : ditentukan kemudian
13. Lembaran : tidak bergelombang atau cacat lainnya.
14. Pelaksanaan :
a. Seluruh pekerjaan dinding, plafond dan dibawah lantai yang akan dipasang
keramik harus sudah selesai dikerjakan.
b. Adukan untuk alas / sambungan : 1 pc + 3 pasir.
c. Pemasangan harus rata, lurus dan tegak lurus satu sama lain, permukaan
harus water pas.
d. Selesai pemasangan ruangan harus bebas dari beban berat serta kegiatan lain.
e. Sedapat mungkin pemotongan dihindarkan jangan terjadi potongan lebih
kecil dari setengah ukuran, kecuali tercantumpada gambar. Potongan
dilakukan tanpa bergerigi.
f. Pemasangan keramik wajib memperhatikan letak expansion joint karena
ruangan.
Meliputi tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan
penyelesaian dinding sesuai dengan gambar kerja dan RKS.
6.2.1. Bahan
1. Meliputi pengadaan bahan, tenaga kerja, peralatan dan lain sebagainya untuk
penyelesaian pekerjaan pelapis dinding luar sesuai yang tercantum dalam gambar
kerja. Dinding exterior dilapisi dengan batu tempel ex. Lokal seperti pada
bangunan yang ada.
a. Ukuran : 30 x 60 cm
b. Daya tahan lengkung : 350 kg/cm2.
c. Pengisapan air : dibawah 1 %
d. Kekerasan : 6 skala mohs.
e. Kuat tekan : 1000 kg/cm2.
f. Penampilan permukaan : tidak adanya keretakan rambut
g. Tahan asam dan basa :
h. Marna keramik : ditentukan kemudian.
i. Lembaran : tidak bergelombang atau cacat lainnya .
j. Mempunyai rongga atau laur khususu disisi belakang tegel sehingga
membantu daya rekat yang kuat.
6.2.2. Pemasangan
1. Keramik dipasang dengan adukan semen, pasir dan air dgn campuran 1 pc+ 2
ps
2. Penggunaan semen pasir dan air dalam segala hal harus memenuhi ketentuan.
3. Dinding beton yang akan ditempel keramik dipahat terlebih dahulu agar adukan
dapat mengikat dengan beton
4. Dalam keadaan setengah kering digores dengan sisir seng.
5. Sebaiknya pemasangan keramik dimulai setelah plesteran umurnya 7 hari sambil
disiram pagi dan sore.
6. Ketebalan adukan 2,5 cm dan dibuat saat maksimal 3 mm
7. Pemasangan naad-naad keramik harus saling tegak lurus, dengan permukaan
keramik tidak bergelombang dan cacat lainnya.
8. Jika terjadi pemotongan harus dilaksanakan dengan alat pemotong khusus
keramik, hasil pemotongan harus rata, tidak bergerigi.
9. Pemasangan keramik harus dilaksanakan mengikuti petunjuk darai pabriknya.
6.2.3. Finishing
1. Setelah keramik terpasang selam 24 jam, naad diisi dengan bahan Duragout
dengan warna sesuai keramik.
2. Jumlah pemakaian 0,5 – 1 kg/m2
3. Pemakaian Duragout harus mengikuti petunjuk dari pabrik pembuat bahan
tersebut.
6.2.4. Pelaksanaan
1. Dilaksanakan setelah pekerjaan lantai, langit-langit, dinding selesai dikerjakan
V - 38 spesifikasi & syarat-syarat teknis
Pembangunan Puskesmas Baru Sungai Apit (DAK)
7.1.1. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan yang
diperlukan, peralatan termasuk alat bantu dan pengangkutan yang dperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan ini sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang maksimal.
Semua pekerjaan harus dikerjakan menurut instruksi pabrik / produsen dan standar antara
lain :
The aluminium Assosiated (AA)
Architectural Aluminium manufactures Association (AAMA)
American Society for testing Material (ASTM)
7.2.2. Seluruh pekerjaan alumunium harus memiliki syarat-syarat tenis sebagai berikut :
1. Profile
a. Beban angin : 120 kg/m2
b. Ketahanan kebocoran terhadap air : Mampu menahan kebocoran pada
tekanan 15kg/m2
c. Ketahanan kebocoran thd udara : max 12 cm3/ham m pada tek 15
kg/m2
d. Ketebalan profil min : 2 mm
e. Ketebalan warna : 18 micron
bagian V ; spesifikasi teknis_pek. arsitektur V - 39
Pembangunan Puskesmas Baru Sungai Apit (DAK)
2. Kelengkapan aluminium
a. Join backer : Polytrane foam, tidak menyerap
air, kepadatan 65-96 kg/m3,
penampang 25% lebih besar dari
celah yang ada.
b. Neoprone : Jenis extrusion, tahan terhadap
matahar, oksidasi dengan
kekerasan 60 – 80 durometer
c. Sealent : Silicon Sealent
d. Anker : Bagian yang berhubungan dengan
alumunium dilapis galvanis 25
micron. Bagian lain dilapis zinc
chremat
e. Sims (klos) : Plastic, mutu polymer dengan
kekuatan 565 kg/cm2
f. Kunci-kunci : (lihat pekerjaan kunci
penggantung)
g. Kaca : (lihat pekerjaan kaca)
h. Dan lain-lain sesuai yang disyaratkan untuk pekerjaan aluminium.
1. Periksa semua ukuran di gambar kerja dan sesuaikan dengan kondisi di lapangan
sebelum dilakukan penyetelan. Setiap terdapat perbedaan segera diberitahukan
kepada Direksi Lapangan akan memberikan keputusan tentang perbaikannya.
2. Tanda-tanda cacat akibat proses anodizing seperti rock atau griper pada
permukaan alumunium harus diganti atas biaya pemborong.
Apabila alumunium berhubungan dengan besi, maka besi harus dilapisi dengan zinc
chromate + betumen.
7.2.7. Pengetesan
1. Pemborong wajib melakukan pengetesan dengan hasil yang baik, jika hasil
pengetesan gagal, pemborong wajib melakukan perbaikan dan pengetesan ulang
hingga mencapai standar test yang disyaratkan. Biaya tes dan lain-lain menjadi
tanggung jawab pemborong.
Khusus untuk pintu pada kamar mandi/Wc dan toilet dipakai pintu Alumunium.
7.3.1. Penggunaan :
1. Khusus pada pintu utama digunakan kaca tempered claer laminated 12,
sedangkan pada daun pintu lainnya dipakai kaca tebal 8 mm.
2. Selain kaca pada pintu seluruh kaca jendela dan ventilasi menggunakan kaca
ketebalan 5 mm.
7.3.2. Bahan-bahan
1. Kaca harus standar dari pabrik yang disetujui dan yang tebalnya seperti
disebutkan dalam gambar kaca harus plat, rata dan jernih dan tidak ada bintik -
bintik noda lainnya.
1. Semua kaca yang selesai dipasang harus diberi tanda silang dengan kertas
ditempel dengan lem hal tersebut dimaksud untuk menghindari benturan-
benturan akibat salah masuk.
2. Setelah selesai dipasang dan akan diserahkan yang ke I, kaca harus dibersihkan,
yang retak / pecah atau gores – gores harus diganti dengan yang baru.
1. Pemborong harus memberikan contoh kepada Direksi kaca yang akan dipasang
sesuai ketentuan pasal diatas dan dilengkapi dengan penjelesan mengenai cara
pemasangan dari pabriknya.
Meliputi semua pekerjaan peralatan dan bahan yang diperlukan untuk pekerjaan kunci dan
alat penggantung lengkap dengan accesoriesnya seperti tercantum di dalam gambar.
8.1.1. Kunci cylinder harus berkontak baja dengan finish akan ditentukan kemudian, baut-
baut yang ungkitnya harus dari kuningan. Tiap kunci harus mempunyai 3 anak kunci
yang berselaput nikel dijadikan satu dengan ring dari kawat.
8.1.3. Pegangan (handle) dari bahan stainless steel dan solid nylon serta engsel-engsel harus
dari stainless steel dengan memakai ring nylon ukuran 3 x 4 inch. Engsel dipasang
sekurang-kurangnya 3 buah untuk setiap daun pintu dengan menggunakan sekrup
V - 42 spesifikasi & syarat-syarat teknis
Pembangunan Puskesmas Baru Sungai Apit (DAK)
kembang dengan warna yang sama dengan engselnya, jumlah engsel yang dipasang
harus diperhitungkan menurut beban berat daun pintu, tiap engsel memikul beban
maksimum 20 kg.
8.3 Pelaksanaan
8.3.1. Semua kunci, engsel dan door closer harus dilindungi dan dibungkus plastik atau
tempat aslinya setelah dicoba. Pemasangan dilakukan setelah bangunan selesai di cat.
8.3.2. Sekrup-sekrup harus cocok dengan barang yang dipasang, jangan memukul sekrup,
cara mengokohkan hanya diputar sampai ujung. Sekrup yang rusak waktu dipasang
harus dipasang harus dicabut kembali dan diganti.
8.3.3. Semua kunci tanam harus terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu, dipasang
setinggi 90 cm dari lantai atau sesuai gambar.
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan langit -langit Gybsum dipasang pada seluruh ruangan
a. B a h a n
Panel Gybsum board buatan Jaya Board atau Elephan Brand, Australian
Gybsum dengan ketebalan 9 mm, dengan spesifikasi sebagai berikut :
1) ASTM C 423 untuk penyerapan suara.
2) AMA I-II untuk transmisi suara.
3) Federal Specification SS-S118 B untuk pantulan cahaya.
4) Weight maz : 0,60 Lb/sq.ft.
5) Thermal conductabce : 0,63 btu/sq,ft.hr derajat F pada 75
F
6) Flame spread class : class A (Fed spec. SS-S118 B)
0-25 (ASTM E 84).
7) Ligth reflectance : LR-1 (Fed spec. SS-S-118 B)
8) NRC range
(Naise reduction coefisien) : 0,50 – 0,60 (ASTM C 423)
9) STC range : 35 – 39 (AMA i – II ).
b. Pemasangan
1) Rangka hollow besi berukuran 20.40.1,3 untuk rangka dengan lapisan
Galvanneal / Zincanneal pada standard GZS AS 1397/G2 ZF F100.
bagian V ; spesifikasi teknis_pek. arsitektur V - 43
Pembangunan Puskesmas Baru Sungai Apit (DAK)
2) Seluruh pekerjaan besi harus mengikuti persyaratan dalam : NI-3, 1970.
3) Pengikuti berupa las, mur,baut ,kawat skrup dan lain-lain , di galvanis
sesuai dengan NI-5.
4) Contoh-ocntoh, pemborong haru smengajukan contoh dari bahan
yang akan di pakai ataupun mock-up untuk mendapat kan persetujuan
Direksi.
d. Sistem rangka
Sistim rangka digantung dengan steel rod hanger 4 mm yang panjangnya
dapat disetel. jarak penggantung dalam arah batang rangka maksimum 4
Harus dilaksanakan oleh tenaga yang benar –benar ahli dalam pekerjaan
langit-langit. Sebelum pelaksanaan, pemborong wajib menyerahkan shop
drawing kepada direksi untuk mendapatkan persetujuan.
Pemasangan harus datar (tidak bergelombang) panel-panel harus bersih
tampa cacat, grit harus lurus dan datar.
Rangka yang terpasang harus benar-benar lurus dan datar.
e. Hasil pelaksanaan
Langit-langit harus benar-benar terpasang dengan baik, permukaan harus
rata, garis vertikal dan horizontal harus saling tegak lurus sesuai disain. Jika
terjadi lendutan atau kekurangan-kekurangan lain, pemborong harus
melaksanakannya atas biaya pemborong.
10.1.3. Jika terjadi cacat seperti butir (b) pemborong harus melakukan perbaikan (pengecat
ulang) Hinga pemilik proyek merasa puas. Biaya perbaikan semua menjadi beban
pemborong.
10.2. Bahan-bahan
Cat yang digunakan berada dalam kaleng yang masih disegel dalm kemasan 5 (lima) kg atau
25 (dua puluh lima) kg tidak pecah dan tidak bocor dan dapat persetujuan pemilik proyek
atau menejer kontruksi. Pengiriman cat harus disertai dengan sertifikat dari agen atau
distributor yang menyatakan cat yang dimiliki dijamin keaslianya. Pemborong bertanggung
jawab, bahwa warna dan bahan cat tidak palsu dan sesuai dengan RKS.
10.2.6. Warna.
Selambat –lambatnya 2 ( dua ) minggu pengecatan , pemborong mengajukan daftar
bahan bahan pengecatan pada menejer konstruksi.
warna yang ditetapkan untuk pedoman pengecatan adalah, seperti stan yang
ditetapkan untuk warna, pemborong menyiapkan bahan dan bidang pengecatan
untuk dijadikan contoh atas biaya pemborong. Pencampuran warna atau
pemesanan dan pembuatan warna khusus harus disiapkan dari pabrik dan
mempunyai sertifkat laboratorim untuk pembuatan dan pencampuranya.
a. Dinding atau bahagian yang akan dicat selesai dan disetujui oleh menejer
konstruksi.
b. Bagian yang retak-retak, pecah dan atau kotoran yang menempel dibersihkan.
c. Menunggu keringnya dinding atau bagian yang akan dicat karena masih basah
dan lembab.
d. Menyiapkan dan mengadakan pengecatan untuk contoh warna.
10.3.3. Pemborong harus mengatur waktu sedemikian rupa sehingg terdapat urutan-urutan
yang tepat mulai dari pekerjaan dasar sampai pekerjaan akhir.
10.3.4. Semua pekerjaan pengecatan harus mengikuti petunjuk dari pabrik pembuatan cat
tersebut.
11.1.1. Mengikuti. Semua pekerjan peralatan dan bahan-bahan yang berhubungan untuk
sinitasi sesuai dengan gambarkerj dan RKS.
11.1.2. Khusus untuk fiting-fiting, stop kran dan perlengkapan sanitasi fixture lainya,
pembongkaran harus memberikan contoh yang sesuai yang ditentukan dalam RKS
untuk dipersetujui oleh proyek / Direksi, Pengawas.
11.1.3. Pekerjaan sanitasi tiadak dapat terlepas dari perkerjaan mekanikal plumbing
11.2. Bahan-bahan
11.2.1. Sanitasi fixture harus dilengkapi dengan fiting-fiting , stop kran dan perlengkapan
yang lainya dan merupakan standard.
11.2.2. Barang yang dipakai adalah dari produksi TOTO, dan mempunyai permukaan yang
halus, licin dan mengkilat dari bahan kramik.
Perlengkapan sanitasi sebagai berikut :
11.3.1. Pada saat pekerjaan plasteran dilak sanakan , pemborong harus menen tukan letak
klos – klos kayu untuk untuk pemasangan lavatory, tempat tissue dan lain-lain.
11.3.2. Sebelum pemasang lapis dinding, pemborong wajib memeriksa tempat yang akan
dipasang perlengkapan snitasi dan klos-klos kayu yang belum terpasang, memeriksa
instilasi air tang akan di hubungkan dengan perlengakapan sinitasi.
11.4.1. Semua perlengkapan sanitsi dipasang ke dinding atau lantai sambungan harus
dilakukan dengan baik tampa ada kebocoran dengan cara yang baik.
11.4.4. Selesai pemasangan sanitasi wajib dilaksanakan final tes dan disaksikan dengan
Direksi / Pengawas Lapangan
Meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja dan peralatan untuk melaksanakan pekerjaan atap
baja sebangai mana yang dijelaskan dalm gambar rencana kerja dan syarat – syarat pekerjaan
termasuk alat-alat dan benda benda yang terletak dan yang berkaitan meliputi :
12.1.1. Menyediakan semua tenaga /pekerja untuk melaksanakan pekerjaan, yang harus ahli
dan berpengalaman, yang dinyatakan dengan pengalaman/ referensi pekerjaan yang
harus dilaksanakan.
12.1.2. Pemborong harus mempersiapkan dan membuat gambar kerja (shop drawings) yang
dilengkapi dengan daftar material, detail sambungan dari komponen-komponen yang
sebelum pelaksanaan harus diajukan untuk mendapatkan persetujuan pengawas.
12.1.3. Seluruh pengadaan bahan-bahan seperti lembaran baja, pelat kait, sekrup atau baut,
nok, flashing sealant serta bahan lain yang diperlukan sesuai dengan Gambar
Rencana dan Rencana Kerja & Syarat-syarat Pelaksanaan Pekerjaan.
12.2. B a h a n.
Penutup atap yang digunakan adalah lembaran “Atap ZincAlumunium”, terdiri dari
perpaduan antara 55% Alumunium, 43,5% Zinc dan 1,5% Silicon.
Produk Atap Zincalum type KR :
Lebar Efektif : 750 mm
Gelombang : 5 Gelombang
Sumber Bahan :
- Zincalum AZ 150
- Abadi AZ 100
Lapis Lindung :
- Zinc – Alumunium
- Prepainted Zinc-Alumunium 150 gr/m2
- Prepainted Zinc-Alumunium 100 gr/m2
Warna :
- Colorbond
- Pelangi
- Gemilang
Tebal Standar :
- 0,35 mm BMT atau 0,35 mm TCT
12.3. Pelaksanaan.
12.3.1. Sebelum pemasangan, lembaran atap baja, pemborong harus memeriksa seluruh
permukaan atas dari semua gording atau penumpu, dan harus terletak pada satu
bidang datar.
Apabila diperlukan perbaikan, bagian tersebut harus diprbaiki dengan mendesak atau
menyetel distruktur penumbuhan.
Pemborong harus menjamin kelurusan dan kesejajaran, karena hal tersebut akan
berakibat pada kekuatan penguncian dari lembaran-lembaran oleh plat kait.
12.3.2. Untuk memperkuat dan menghasilkan daya kait maksimal, penumpu pertama dan
terakhir dan pelat kaitnya harus dipasang minimal 75 mm dari setiap ujung lembaran.
12.3.3. Pada saat pemasangan agar selalu diadakan pemeriksaan untuk menjaga kesejajaran
lembaran-lembaran serta diadakan pengukuran dengan cermat sehingga tidak terjadi
pergeseran.
Apabila diperlukan koreksi kesejajaran, lembaran-lembaran dapat disesuaikan + 2
mm dengan menarik atau mendorong pelat kait kearah lembaran pada saat
menyekrup pelat kait itu.
12.3.4. Untuk mencegah gerakan kebawah pada atap dengan sudut kemiringan yang curam
harus dipasang sebuah pengikat positif, yaitu sekrup atau baut yang dipasang pada
setiap panjang dan lembaran, yang dipasang dibawah atau melalui flashing/ capping
pada bagian atas ujungnya.
12.3.5. Pengangkatan lembaran atap baja, metode pemasangan, serta pelat kait, sekrup dan
peralatan pemasanan harus memenuhi petunjuk dan persyaratan dari pabrik
pembuat, dan pemborong harus menjamin bahwa pemasangan atau petunjuk dari
pabrik.
Supaya lembaran atap terkunci dengan baik maka tonjolan pengait dari klip-lok
sepanjang rusuk bawah harus terikat/ terkunci sepenuhnya pada sambungan sampai
rusuk atas.
12.3.6. Sambungan
Apabila terdapat sambungan, maka sambungan itu harus diberi sealent agar kedap air
dan harus digunakan dua sekrup pada lembah golombang dan satu buah pada rusuk
penguncinya untuk menjamin kekuatan sambungan, dengan jarak sambung minimal
100 mm.
Sealant adalah jenis GE Silglaze-N atau Silpruf, Dow korning (Selley) 780 atau yang
setara.
12.3.11. Pembersihan
Pemborong harus membersihkan seluruh bekas serbuk akibat pekerja pengeboran,
pemotongan dan lain-lain, serta sisa rivet, sekrup atau paku dari atas atap, karena
akan mengakibatkan tergoresnya lembaran atap dan menimbulkan karat.
Apabila terdapat cacat ringan pada cat diperlukan lembaran atap, maka pemborong
harus memperbaiki cat tersebut dengan cat yang halus Colorbrond.
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan yang dipergunakan
untuk melaksanakan pekerjaan pemasangan Panel Aluminium Composite seperti yang
ditunjukkan dalam gambar rencana.
Semua pekerjaan yang disebutkan dalam bab ini harus dikerjakan sesuai dengan standar
spesifikasi dari pabrik.
Bahan-bahan yang harus memenuhi standar antara lain :
bagian V ; spesifikasi teknis_pek. arsitektur V - 49
Pembangunan Puskesmas Baru Sungai Apit (DAK)
a. AA The Aluminium Association
b. AAMA Architectural Aluminium Manufactures Association
c. ASTM American Standard fo Testing Materials.
13.3. Komponen
a. Hot Dip Galvanized Steel / Hollow Aluminium 400 x 400 mm c.a finished untuk instalasi frame
(lihat Bab Pekerjaan Logam).
antara panel aluminium dengan panel aluminium (Neutral / Non Acid) ex MARKS
13.4. Bahan-Bahan
a. Bahan
- Bahan : Aluminium Composite
- Tebal : 4 mm
- Berat : 5-6 kg/m2
- Bending strength : 45 – 60 kg/ 4mm
- Heat Deformation : 200 derajat Celcius
- Sound Insulation : 24 – 39 dB
- Finished : Flourocarbond factory finished
- Warna : lihat gambar / sesuai approval.
- Aluminium skin thickness : 0,3 mm
- Aluminium alloy : 3003
- Coating type : PVDF
b. Bahan composite tidak mengandung racun / non toxic
c. Bahan composite harus dalam keadaan rata, warna akan ditentukan kemudian.
d. Bahan yang digunakan dari produksi ex. Seven, Reynobond, Marks dengan PVDF 0.3 alloy
3003 Self Cleaning
e. Contoh–contoh :
Kontraktor diharuskan menyerahkan contoh-contoh bahan kepada Direksi Lapangan
untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas.
13.5. Pelaksanaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaanPemasangan dilakukan oleh tenaga ahli yang khusus
dalam pekerjaan ini dengan menunjukkan surat keterangan referensi pekerjaan-pekerjaan
yang pernah dikerjakan kepada Direksi Lapangan untuk mendapatkan persetujuan.
b. Aluminium Composite yang digunakan untuk seluruh proyek harus dari satu macam produk
saja.
c. Pelaksanaan pemasangan harus lengkap dengan peralatan bantu untuk mempermudah
serta mempercepat pemasangan dengan hasil pemasangan yang akurat, teliti dan tepat
pada posisinya.
V - 50 spesifikasi & syarat-syarat teknis
Pembangunan Puskesmas Baru Sungai Apit (DAK)
d. Rangka-rangka pemegang harus dipersiapkan dengan teliti, tegak lurus dan tepat pada
posisinya.
e. Setelah pemasangan, dilakukan penutupan celah-celah antara panel dengan bahan caulking
dan sealant hingga rapat dan tidak bocor sesuai dengan uraian Bab Caulking dan Sealant
dalam persyaratan ini.
f. Kontraktor harus melindungi pekerjaan yang telah selesai dari hal-hal yang dapat
menimbulkan kerusakan. Bila hal ini terjadi, Kontraktor harus memperbaiki tanpa biaya
tambahan.
g. Hasil pemasangan pekerjaan Aluminium Panel Composite harus merupakan hasil pekerjaan
yang rapi dan tidak bergelombang.
h. Kontraktor harus dapat menyertakan jaminan mutu selama 15 tahun dari PPG Factory
terhadap warna dan kualitas aluminium berupa Sertifikat Jaminan sesuai dengan volume
yang dibutuhkan.
15.1 Halaman harus dibersihkan dari semua kotoran, bekas – bekas bahan bangunan dan
tanah sekitar tiga meter disekeliling bangunan diratakan.
15.2 Pekerjaan bangunan dan halaman sudah harus dalam keadaan siap untuk digunakan,
baru penyerahan pertama dapat dilaksanakan.
15.3 Seluruh bagian – bagian dari gedung sudah lengkap sesuai spesifikasi gambar –
gambar rencana dan memenuhi syarat – syarat teknis.
a. Lantai, kaca, cat - cat, pekerjaan atap, saluran, perataan tanah / halaman dan
seluruh kotoran telah dibersihkan.
b. Instalasi Air bersih / kotor sudah dapat bekerja lancer.
c. Instalasi listrik sudah siap untuk disambung
d. Setiap Pintu dan jendela sudah dapat dibuka dengan baik
e. Pekerjaan cat sudah selesai dalam garis besarnya, yang tinggal cuma untuk
penyempurnaan saja.
15.4 Apabila penyerahan pertama pekerjaan telah dapat diterima, yang harus diserahkan
dan pakai Surat Tanda Terima adalah :
a. Photo Dokumentasi
b. Setengah set kunci tiap pintu
c. Surat keterangan dari Biro Instalasi Listrik.
15.5 Serah Terima Kedua dari pekerjaan merupakan penyerahan terakhir pekerjaan, dapat
dilaksanakan dengan syarat :
a. Semua pekerjaan pembetulan / penyempurnaan, pembersihan kerapian telah
selesai baik dan sempurna.
b. Semua pekerjaan telah disiapkan / diserahkan pakai surat tanda terima.
16.1 Meskipun dalam bestek ini pada uraian pekerjaan dan uraian bahan-bahan tidak
dinyatakan kata-kata yang harus disediakan oleh Pemborong tetapi disebutkan dalam
penjelasan pekerjaan pembangunan ini, pekerjaan tersebut diatas tetap dianggap ada
dan dimuat dalam bestek ini.
16.2 Pekerjaan yang nyata – nyata menjadi bagian dari pekerjaan pembangunan ini, tetapi
tidak diuraikan atau dimuat dalam bestek ini, tetapi diselengarakan dan diselesaikan
oleh kontraktor, harus dianggap seakan pekerjaan itu diuraikan dan dimuat dalam
bestek ini, untuk menuju penyerahan selesai yang lengkap dan sempurna, sesuai
menurut pertimbangan direksi.