BAB 1
PEKERJAAN PERSIAPAN DAN STRUKTUR
PASAL 1
UMUM
1.1 Jenis dan uraian pekerjaan dan syarat teknis khusus gambar-gambar rencana desain adalah merupakan kesatuan
dengan RKS ini.
1.2 Adapun standar yang dipakai untuk pekerjaan tersebut diatas ialah berdasarkan SNI (Standar Nasional Indonesia).
1.3 Pekerjaan utama adalah Rehab Gedung Kantor BILK Lanjutan 1 dengan konstruksi 1 (satu) lantai
1.4 Pekerjaan awal adalah Pembersihan dan pengurugan lahan yang nantinya di tempati bangunan
1.5 Penentuan Peil Lantai Di tentukan Pada Uitset Lapangan.
1.6 Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa harus mengukur kembali semua titik elevasi dan koordinat-
koordinat dan apabila terjadi perbedaan-perbedaan dilapangan, Penyedia Jasa wajib membuat gambar-gambar
penyesuaian dan harus mendapatkan persetujuan Konsultan Perencana.
PASAL 2
SYARAT-SYARAT UMUM
2.1 UMUM
Untuk dapat memahami dengan sebaik-baiknya seluruh seluk beluk pekerjaan ini Penyedia Jasa diwajibkan
mempelajari secara seksama seluruh gambar pelaksanaan beserta uraian pekerjaan dan persyaratan pelaksanaan
seperti yang diuraikan didalam buku ini. Bila terdapat ketidakjelasan dan atau perbedaan dalam gambar dan uraian
ini, Penyedia Jasa diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada Konsultan Perencana untuk mendapatkan
penyelesaian.
2.2 LINGKUP PEKERJAAN.
Penyelesaian tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat kerja yang dibutuhkan dalam melaksanakan pekerjaan ini
serta mengamankan, mengawasi dan memelihara bahan-bahan, alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa
pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan-pekerjaan dapat selesai dengan sempurna.
2.3 SARANA KERJA.
Penyedia Jasa wajib memasukan jadwal kerja, juga wajib memasukan identifikasi dari tempat kerja, nama,
jabatan, dan keahlian masing-masing anggota pelaksana pekerjaan, serta inventarisasi peralatan yang digunakan
melaksanakan pekerjaan ini. Penyedia Jasa wajib menyediakan tempat penyimpanan bahan-bahan/material
dilokasi yang aman dari segala kerusakan, kehilangan dan hal-hal yang dapat mengganggu pekerjaan lain.
Tersedianya semua sarana persyaratan kerja, sehingga kelancaran dan memudahkan kerja dilokasi dapat tercapai.
2.4.2 Semua ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran jadi, dalam keadaan selesai/ terpasang.
2.4.3 Mengingat masalah ukuran ini sangat penting, Penyedia Jasa diwajibkan memperhatikan dan meneliti
terlebih dahulu semua ukuran yang tercantum seperti peil-peil, ketinggian, lebar, ketebalan, luas
penampang dan lain-lainnya sebelum pekerjaan dimulai.
Bila ada keraguan mengenai ukuran mana yang akan dipakai dan dijadikan pegangan Penyedia Jasa wajib
merundingakn terlebih dahulu dengan Konsultan Perencana.
2.4.4 Penyedia Jasa tidak dibenarkan untuk mengubah dan atau mengganti ukuran-ukuran yang tercantum dalam
gambar-gambar pelaksanaan tanpa sepengetahuan Konsultan Perencana.
2.4.5 Penyedia Jasa harus menyediakan dengan lengkap masing-masing dua salinan semua gambar- gambar
pelaksanaan, spesifikasi teknis, agenda, berita-berita perubahan dan gambar-gambar pelaksanaan yang telah
disetujui di tempat pekerjaan.
Dokumen-dokumen ini harus dapat dilihat Konsultan Perencana dan Direksi setiap saat sampai dengan
serah terima kesatu. Serah terima kesatu dokumen-dokumen tersebut akan didokumentasikan oleh Pemberi
Tugas
2.5 GAMBAR-GAMBAR PELAKSANAAN DAN CONTOH-CONTOH
2.5.1 Semua gambar pelaksanaan (shop drawing) adalah gambar-gambar, diagram, ilustrasi jadwal, brosur, atau
data yang disiapkan Penyedia Jasa atau sub Penyedia Jasa, supplier atau produsen yang menjelaskan bahan-
bahan atau sebagian pekerjaan.
2.5.2 Disediakan Contoh-contoh material dari Penyedia Jasa untuk menunjukkan bahan, kelengkapan dan
kualitas. lni akan dipakai oleh Konsultan Perencana untuk menilai terlebih dahulu.
2.5.3 Penyedia Jasa akan memeriksa, menandatangani persetujuan dan menyerahkan dengan segera semua
gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-contoh yang disyaratkan dalam dokumen kontrak kepada
Konsultan Perencana.
Gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-contoh harus diberi tanda-tanda sebagaimana ditentukan
Konsultan Perencana. Penyedia Jasa harus melampirkan keterangan tertulis mengenai setiap perbedaan
dengan Dokumen Kontrak, jika ada hal-hal demikian.
2.5.4 Dengan menyetujui dan menyerahkan gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh dianggap Penyedia
Jasa telah meneliti dan menyesuaikan setiap gambar atau contoh tersebut dengan Dokurnen Kontrak.
2.5.5 Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas akan memeriksa dan atau rmenolak/ menyetujui gambar-
gambar pelaksanaan atau contoh-contoh dalam waktu sesingkat-singkatnya, sehingga tidak mengganggu
jalannya pekerjaan dengan mempertimbangkan syarat-syarat keindahan.
2.5.6 Penyedia Jasa akan melakukan perbaikan-perbaikan yang diminta Konsultan Perencana dan menyerahkan
kembali segala gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-contoh sampai disetujui
2.5.7 Persetujuan Konsultan Perencana terhadap gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-contoh tidak
membebaskan Penyedia Jasa dari tanggung jawabnya atas perbedaan tersebut jika tidak diberitahukan
secara tertulis kepada Konsultan Perencana.
2.5.8 Semua pekerjaan yang memerlukan gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh yang harus disetujui
Konsultan Perencana, tidak boleh dilaksanakan sebelum ada persetujuan dari Konsultan Perencana.
2.5.9 Gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh harus dikirim ke Konsultan Perencana dalam dua salinan,
Konsultan Perencana akan memeriksa dan mencantumkan "Telah Diperiksa Tanpa Perubahan" atau "
Ditolak". Satu salinan ditahan oleh Konsultan Perencana untuk arsip, sedangkan yang satu salinan
dikembalikan kepada Penyedia Jasa atau yang bersangkutan lainnya
2.5.10 Katalog dan atau barang cetakan, hanya boleh diserahkan apabila menurut Konsultan Perencana hal-hal
tersebut sudah ditentukan dalam katalog atau barang cetakan, sehingga tidak perlu dirubah. Barang cetakan
ini juga harus diserahkan dalam dua rangkap untuk masing-masing jenis dan diperlukan sama seperti diatas.
2.5.11 Contoh-contoh yang disebutkan dalam Spesifikasi Teknis harus dikirimkan kepada Konsultan Perencana
ketentuan-ketentuan undang-undang yang berlaku saat ini. Dilokasi pekerja, Penyedia Jasa wajib
mengadakan perlengkapan yang cukup untuk pertolongan pertama yang mudah dicapai.
2.13.6 Ganguan pada tetangga :
Segala pekerjaan yang menurut Pemberi Tugas mungkin akan menyebabkan adanya gangguan pada
penduduk yang berdekatan, hendaknya dilaksanakan pada waktu yang tepat (jam kerja), melakukan
koordinasi dan mengupayakan dampak gangguan sekecil mungkin.
PASAL 3
PEKERJAAN PERSIAPAN
yang merusak. Penyediaan harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Konsultan Perencana/Konsultan
Perencana.
3.4.2 Listrik untuk bekerja harus disediakan oleh Penyedia Jasa dan dapat diperoleh dari sambungan sementara
PLN setempat selama masa pembangunan. Penggunaan disel untuk pembangkit tenaga listrik hanya
diperkenakan untuk penggunaan sementara atas persetujuan Konsultan Perencana, daya listrik juga
disediakan untuk suplai kantor Konsultan Perencana.
3.5 PEKERJAAN PENYEDIAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN
Selama pembangunan berlangsung, Penyedia Jasa wajib menyediakan tabung alat pemadam kebakaran (fire
extinguisher) lengkap dengan isinya dengan jumlah sekurang-kurangnya 1 (satu) tabung.
3.7 DRAINASE TAPAK
3.7.1 Dengan mempertimbangkan keadaan topografi/kontur tanah yang ada ditapak, Penyedia Jasa wajib
membuat saluran sementara yang berfungsi untuk membuang air.
3.7.2 Arah aliran ditujukan ke daerah/permukaan yang terendah yang ada ditapak atau kesaluran yang sudah ada
dilingkungan daerah pembangunan.
3.7.3 Pembuatan saluran sementara harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Konsultan Perencana.
3.8 KANTOR PENYEDIA JASA DAN KONSULTAN PERENCANA
3.8.1 Kantor Konsultan Perencana merupakan bangunan dengan konstruksi rangka kayu, dinding papan
multiplex dicat, penutup atap asbes gelombang, lantai papan (rabat), diberi pintu/jendela secukupnya,
penghawaan/pencahayaan. Letak kantor Konsultan Perencana harus dekat dengan kantor Penyedia Jasa
tetapi terpisah.
3.8.2 Perlengkapan-perlengkapan kantor Konsultan Perencana yang harus disediakan Penyedia Jasa :
1 (satu) buah meja rapat ukuran 120 cm x 300 cm dengan 10 kursi.
1 (satu) buah meja tulis ukuran 60 cm x 120 cm dengan 2 kursi.
1 (satu) buah lemari ukuran 120 cm x 200 cm x 50 cm dapat dikunci.
1 (satu) buah whiteboard ukuran 120 cm x 240 cm
3.8.3 Berdekatan dengan Kantor Manajemen konstruksi harus ditempatkan ruang WC dengan bak air bersih
secukupnya dan dirawat kebersihannya.
3.8.4 Alat-alat yang harus senantiasa tersedia dilapangan, untuk setiap saat dapat digunakan oleh Direksi
lapangan adalah :
1 (satu) buah Alat ukur (meteran)
1 (satu) buah Alat ukur optic (theodolit/waterpass).
1 (satu) unit Komputer dan Printer.
3.8.5 Bangunan kantor Konsultan Perencana dengan perlengkapan-perlengkapannya terkecuali alat-alat yang
disebut dalam pasal 3.8 butir 2 dan butir 4 menjadi milik Pemberi Tugas setelah selesai pembangunan.
3.9 KANTOR PENYEDIA JASA DAN LOS KERJA.
3.9.1 Ukuran luar kantor Penyedia Jasa dan Los Kerja serta tempat simpan bahan, disesuaikan dengan kebutuhan
Penyedia Jasa dengan tidak mengabaikan keamanan dan kebersihan serta dilengkapi dengan pemadan
kebakaran.
3.9.2 Khusus untuk tempat simpan bahan-bahan seperti : Pasir, Krikil harus dibuat kotak simpan yang dipagari
dinding papan yang cukup rapat, sehingga masing-masing bahan tidak tercampur.
3.10 PAPAN NAMA
3.10.1 Penyedia Jasa harus menyediakan Papan Nama yang mencantumkan nama-nama Pemberi Tugas,
Konsultan Perencana, Konsultan Perencana dan Penyedia Jasa.
3.10.2 Ukuran Layout dan peletakan papan nama harus dipasang sesuai dengan pengarahan Konsultan Perencana.
3.10.3 Papan Nama sekurang kurangnya berisi :.
a. Nama Kegiatan
PASAL 4
PEKERJAAN PENGUKURAN
PASAL 5
PEKERJAAN PENGURUGAN DAN PEMADATAN
5.1 Seluruh tanah yang mengandung humus pada daerah yang akan dibangun harus dibuang/dikupas. Tebal
lapisan yang akan dikupas sedalam 15 cm dari permukaan tanah asli, termasuk pembersihan kembali dari
sisa-sisa akar tanaman yang masih tertinggal.
5.2 Pengelupasan dilakukan perblok, untuk mempermudah pengecekan kedalaman bagian yang akan dikupas.
Pekerjaan pengupasan dilapangan supaya memperhatikan patok-patok yang telah ada. Tidak diperbolehkan
untuk melakukan pekerjaan berikutnya diatas seluruh atau sebagian daerah yang stripingnya belum selesai,
pekerjaan ini dianggap sudah selesai setelah disetujui oleh Konsultan Perencana.
5.3 Bahan-bahan bekas galian jalan dan striping tidak boleh digunakan sebagai bahan material timbunan, tetapi
dipindahkan/dibuang keluar lokasi pekerjaan atau tempat yang akan ditentukan oleh Konsultan Perencana,
dimana tanah bekas galian-galian harus dirapikan dan dipadatkan.
5.4 Material timbunan harus didatangkan dari lokasi lain yang disetuji oleh Konsultan Perencana. Bahan
urugan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
Terlebih dahulu diadakan test dan hasilnya harus tertulis serta diketahui oleh Konsultan Perencana.
Penimbunan tanah dilakukan sampai peil yang ditentukan pada gambar rencana.
Khusus untuk urugan peninggian tanah asal sebelum dilaksanakan pengurugan awal, seluruh
permukaan tanah asal pada daerah yang akan diurug harus dibersihkan dari kotoran-kotoran atau
puing-puing dan harus dibuang keluar lokasi.
Pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis yang tebalnya tidak lebih dari 15-20 cm dipadatkan
dengan mesin pemadat ( Stamper / Vibro roller ) atau yang diijinkan.
5.5 Penimbunan baru dilaksanakan setelah tanah yang terkelupas dipadatkan sampai 95 % kepadatan maximum
compaction standart proctor yang dibuktikan dengan percobaan laboratorium
5.6 Tanah yang digunakan untuk penimbunan adalah tanah yang gradasinya bagus serta bebas dari humus/akar-
akaran.
PASAL 6
PEKERJAAN TANAH
Melakukan semua pengukuran lapangan sehubungan dengan pekerjaan ini dan mendapatkan
ketentuan atas seluruh lingkup pekerjaan seperti yang disyaratkan pada gambar-gambar dan
persyaratan-persyaratan sebagaimana yang disetujui oleh Konsultan Perencana.
Penyedia Jasa bertanggung jawab penuh untuk kesimpulan yang ditariknya dari informasi yang
disampaikan kepadanya dan dari pemeriksaan informasi tentang pekerjaan tanah yang diperolehnya.
Penyedia Jasa diperbolehkan atas biaya sendiri melakukan sendiri pemeriksaan tambahan bilamana
dianggapnya perlu untuk menentukan lebih lanjut kondisi dari lapangan guna pembangunan yang
dipersyaratkan disini.
Sebelum memulai sesuatu pekerjaan galian, Penyedia Jasa harus yakin bahwa semua permukaan tanah
yang ada maupun garis-garis transisi yang tertera dalam gambar rencana adalah benar.
Jika Penyedia Jasa tidak merasa puas dengan ketelitian permukaan tanah, Penyedia Jasa harus
memberitahukan secara tertulis kepada Pemberi Tugas, jika tidak maka tuntutan mengenai ketidak
samaan permukaan tanah tidak akan dipertimbangkan.
PASAL 7
PEKERJAAN STRUKTUR BETON
7.1 UMUM
7.1.1 Peraturan/Ketentuan Umum
(1) Peraturan-Peraturan/ standard setempat yang biasa dipakai.
(2) Peraturan-Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971, NI-2
(3) Peraturan Semen Portland Indonesia 1972, NI-8
(4) Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat
(5) Ketentuan-ketentuan Umum untuk pelaksanaan Pemborong Pekerjaan Umum (AV) No. 9
tanggal 28 Mei 1941 dan Tambahan Lembaran Negara No. 1457.
(6) Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang diberikan Direksi
7.1.2 Lingkup Pekerjaan
(1) Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya termasuk
pengangkutan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan beton bertulang seperti dinyatakan
dalam gambar–gambar rencana dan memenuhi semua persyaratan yang tercantum dalam bagian
ini.
(2) Penyediaan pesawat alat ukur vertikal dan horizontal theodolit, pengukuran atau survey,
pembuatan point-point Bench Mark, pembuatan as-as dan elevasi bangunan.
(3) Penyediaan acuan/ bekisting untuk beton bertulang termasuk perencanaan konstruksi,
pemasangan dan pembongkarannya.
(4) Penyediaan pembengkokan dan penempatan baja tulangan yang diperlukan.
(5) Penyediaan, pencampuran, penempatan dan perawatan semua beton biasa dan bertulang seperti
tercantum dalam gambar rencana.
(6) Pemasangan baut angkur, baji atau klos dan lain-lain yang merupakan bagian yang diperlukan
untuk ditanam atau dicor dalam beton guna mendukung konstruksi atap, balok kayu, plafond/
langit-langit dinding tembok dan sebagainya.
(7) Zat tambahan atau additive yang diperlukan.
(8) Kerja sama dengan bermacam-macam jenis pekerjaan lainnya yang diperlukan dalam
hubungannya dengan pekerjaan beton.
(9) Pekerjaan isian adukan encer pada bagian-bagian yang mengerut atau menciut (non shrink grout
Pekerjaan beton bertulang meliputi seluruh pekerjaan beton bertulang seperti yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau meliputi :
Pekerjaan Pondasi Foot Plat
Pekerjaan Sloof Struktur
Pekerjaan Sloof Praktis
Pekerjaan Kolom Struktur
Pekerjaan Kolom Praktis
Pekerjaan Balok Struktur
Pekerjaan Ring Balok
7.7.3 Cetakan kubus coba harus berbentuk silinder dalam segala arah dan memenuhi syarat-syarat dalam PBI-
1971.
7.7.4 Ukuran silinder atau benda uji adalah standar uji. Pengambilan adukan beton, percetakan kubus coba
harus sepengetahuan Konsultan Perencana dan harus memenuhi syarat-syarat dalam PBI-1971.
7.7.5 Ukuran identifikasi kubus coba harus ditandi dengan suatu kode yang dapat menunjukkan tanggal
pengecoran, pembuatan adukan struktur dan dicatat dalam buku .
7.7.6 Pengujian dilakukan sesuai dengan PBI-1971 bab 4.7 termasuk juga pengujian-pengujian slump dan
pengujian-pengujian tekanan.
7.7.7 Semua kubus coba harus ditest pada laboratorium yang bewenang dan disetuji oleh Konsultan
Perencana.
7.7.8 Semua biaya dan pembuatan dan percobaan kubus coba ditanggung oleh pihak Penyedia Jasa.
7.7.9 Laporan hasil percobaan harus diserahkan kepada Konsultan Perencana segera sesudah percobaan,
paling lambat 7 hari sesudah pengecoran, dengan mencantumkan besarnya kekuatan karakteristik,
deviasi standar, campuran adukan, berat kubus benda uji dan data-data lain yang diperlukan.
7.7.10 Apabila dalam pelaksanaan terdapat mutu beton yang tidak memenuhi spesifikasi, maka Konsultan
Perencana berhak meminta Penyedia Jasa agar mengadakan percobaan non destruktif atau kalau
memungkinkan pengadaan percobaan coring. Percobaan ini memenuhi persyaratan dalam PBI-1971,
apabila gagal maka bagian tersebut harus dibongkar dan dibangun kembali dengan petunjuk Konsultan
Perencana. Semua biaya untuk percobaan dan akibat-akibat gagalnya pekerjaan tersebut merupakan
tanggungan dari Penyedia Jasa.
7.7.11 Penyedia Jasa diharuskan mengadakan Slump test menurut Syarat-syarat PBI-1971. Slump beton
berkisar antara 8-12 cm.
7.8 CETAKAN BETON
7.8.1 Penyedia Jasa harus memberikan sampel bahan yang akan dipakai untuk cetakan beton untuk disetujui
oleh Konsultan Perencana.
7.8.2 Cetakan beton harus dibersihkan dari segala kotoran yang melekat seperti potongan-potongan kayu,
paku, tahi gergaji, tanah dan sebagainya.
7.8.3 Cetakan beton harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi kebocoran atau hilangnya air
hujan selama pengecoran, tetap lurus (tidak berubah bentuk) dan tidak bergoyang.
7.8.4 Untuk beton ekspose, cetakan beton yag digunakan harus memberikan hasil permukaan beton yang
baik,halus (tidak kasar) dan mempunyai warna yang merata pada seluruh permukaan beton.
7.8.5 Permukaan beton cetakan yang bersentuhan dengan beton harus dicoating dengan oil, untuk
mempermudah saat pembongkaran cetakan dan memperbaik permukaan beton.
7.8.6 Jika Penyedia Jasa ingin menggunakan cetakan berupa sistem, maka Penyedia Jasa harus mengajukan
kepada Konsultan Perencana untuk dimintakan persetujuannya.
7.8.7 Bahan bekisting boleh dipakai kayu, kayu lapis (multiplex/ plywood) atau bahan lain yang disetujui
Direksi, yang akan memberikan hasil yang baik pada permukaan beton serta harus memberikan atau
memudahkan diperolehnya suatu permukaan akhir beton yang baik. Papan dengan tebal minimum 3 cm
dari mutu kayu kelas 2 dapat dipakai untuk beton biasa . Khusus untuk beton telanjang (exposed
concrete) harus dipakai kayu lapis dengan tebal minimum 6 mm dan type kedap air (moisture resistant).
7.8.8 Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan bekisting harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971 (NI-2).
7.8.9 Pemasangan bekisting harus sedemikian sehingga dapat membentuk bagian-bagian konstruksi dengan
baik dan benar, baik dalam dimensi, bentuk, kelurusan, elevasi dan posisinya.
7.8.10 Perencanaan bekisting dan konstruksinya harus dipertanggung jawabkan oleh Kontraktor, dimana
bekisting harus direncanakan untuk dapat memikul beban-beban vertical dan lateral dari adukan beton
serta beban bergerak di atasnya termasuk pula peninjauan terhadap beban angin, lendutan serta sesuai
peraturan lain yang diatur oleh Peraturan Pemerintah Daerah setempat.
7.8.11 Semua permukaan bekisting dan bahan atau alat yang akan ditanam dalam beton harus dibersihkan
dahulu dari gumpalan-gumpalan mortar (bekas adukan) dan atau bahan yang bersifat merugikan dengan
menggunakan alat air compresor sebelum campuran beton ditempatkan atau dituang di atasnya.
7.8.12 Kecuali ditentukan lain atau disetujui Direksi, permukaan bekisting dapat diberlakukan sebagai berikut :
Sebelum penempatan baja tulangan permukaan bekisting boleh dilapisi dengan lapisan material
atau bahan yang telah disetujui oleh Direksi. Lapisan tersebut harus berfungsi mengurangi atau
mencegah peresapan air dari dalam beton serta tidak akan menodai permukaan beton akhir.
Permukaan bekisting yang akan dilapisi harus bersih, tidak kotor dan dan lapisan tersebut tidak
diperbolehkan terkena atau masuk ke dalam bagian-bagian beton yang telah mengeras dimana
adukan beton yang baru akan dituangkan.
7.8.13 Konstruksi bekisting harus cukup rapat untuk mencegah hilang atau lolosnya adukan beton. Bekisting
harus dijangkar untuk menopang atau mendukung permukaan lain dan atau bagian-bagian lainnya
dengan maksud mencegah kemungkinan pergerakan ke arah vertical dan ke arah horizontal selama
proses pengecoran berlangsung. Jalan-jalan untuk lalu-lintas alat pengecoran dan lain-lain harus
disediakan dengan papan penopang berikut kaki-kakinya yang diletakkan langsung di atas bekisting
atau bagian konstruksi lainnya tetapi tidak diperbolehkan diletakkan di atas tulangan.
7.8.14 Direksi/ Manajemen konstruksi akan memeriksa dan menyetujui secara tertulis semua pekerjaan
perencanaan dan pelaksanaan bekisting. Persetujuan mana tidak berarti Kontraktor bebas atau terlepas
dari tanggung jawab atas pekerjaannya.
7.9 PENGECORAN BETON
7.9.1 Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian-bagian utama dari pekerjaan, Penyedia
Jasa harus memberitahukan Konsultan Perencana dan mendapatkan persetujuanya jika tidak ada
persetujuan, maka Penyedia Jasa dapat diperintahakn untuk menyingkirkan/membongkar beton yang
sudah dicor tanpa persetujuan, atas biaya Penyedia Jasa sendiri.
7.9.2 Adukan beton harus secepatnya dibawa ketempat pengecoran dengan menggunakan cara (metode) yang
sepraktis mungkin, sehingga tidak memungkinkan adanya pengendapan agregat dan tercampurnya
kotoran-kotoran atau bahan lain dari luar. Penggunaan alat-alat pengangkutan tersebut didatangkan
ketempat pekerjaan. Semua alat-alat pengangkutan mesin haruslah mendapatkan persetujuan Konsultan
Perencana, sebelum alat-alat tersebut didatangkan ketempat pekerjaan. Semua alat-alat pengangkutan
yang digunakan pada setiap waktu harus dibersihkan dari sia-sia adukan yang mengeras.
7.9.3 Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum pemasangan besi beton selesai diperiksa dan
mendapatkan persetujuan Konsultan Perencana.
7.9.4 Sebelum pengecoran dimulai, maka tempat-tempat yang akan dicor terlebih dahulu harus dibersihkan
dari segala kotoran-kotoran (potongan kayu, batu, tanah, dan lain-lain) dan dibasahi dengan semen.
7.9.5 Pengecoran dilakukan lapis demi lapis dengan tebal tiap lapis maximum 30 cm dan tidak dibenarkan
menuangkan adukan dengan menjatuhkan dari suatu ketinggian, yang akan menyebabkan pengendapan
agregat.
7.9.6 Untuk menghindari keropos pada beton, maka pada waktu pengecoran menggunakan concrete vibrator.
Pemakaian concrete vibtaror tidak dibenarkan tanpa persetujuan Konsultan Perencana.
7.9.7 Pengecoran dilakukan secara terus menerus (tanpa berhenti) adukan yang tidak dicorkan dalam waktu
lebih dari 5 menit setelah keluar dari mesin adukan beton dan juga adukan yang tumpah selama
pengangkutan, tidak di perkenankan untuk dipakai lagi.
7.10 SAMBUNGAN PENGECORAN (CONSTRUCTION JOINTS)
7.10.1 Sambungan pengecoran (construction joints) untuk balok dan pelat harus vertikal dan harus diletakkan
di dekat tengah-tengah bentangnya, kecuali bila balok-balok bertemu satu sama lain pada daerah
tersebut maka letak bidang sambungnya boleh digeser sejauh dua kali lebar baloknya. Bidang
sambungan untuk balok harus dibuat seperti bergigi (shear key) pada tengah-tengah tinggi balok.
7.10.2 Sambungan pengecoran untuk kolom harus dibuat lurus dan horizontal dan diletakkan pada bagian
sedikit sebelah atas dan sedikit sebelah bawah dari pertemuan balok dan lantai.
7.10.3 Sebelum menempatkan adukan beton baru pada bidang sambungan harus dibersihkan dan dibuat
permukaan kasar. Setiap kotoran yang melekat pada bidang sambungan horizontal harus dihilangkan
dengan disikat, disemprot dengan tekanan air atau sand blasing. Sesaat sebelum adukan beton baru
ditempatkan pada bidang sambungan, permukaannya harus dibasahi dengan air semen atau additive tipe
perekat beton.
7.10.4 Untuk sambungan horizontal pada dinding atau kolom diberi satu lapisan campuran mortar yang
mempunyai susunan semen pasir yang sama dengan adukan beton yang akan disambung sepanjang
bidang sambungan setebal 4 cm. Perhatian khusus harus dilakukan untuk pemadatan di daerah sekitar
bidang sambungan.
7.11 PERAWATAN BETON
7.11.1 Secara umum harus memenuhi persyaratan PBI-1971.
7.11.2 Perawatan beton dimulai segera setelah pengecoran beton selesai dilaksanakan dan harus langsung terus
menerus selama paling sedikit 14 hari umur beton jika tidak ditentukan lain.
7.11.3 Dalam jangka waktu tersebut cetakan beton harus tetap dalam keadaan basah apabila cetakan beton
dibuka sebelum selesai masa perawatan, maka selama sisa waktu tersebut pelaksanaan perawatan beton
tetap dilakukan dengan membasahi permukaan beton tetap dilakukan dengan membasahi permukaan
beton terus menerus atau dengan menutupi dengan karung basah atau dengan cara lain yang disetujui
oleh Konsultan Perencana.
7.12 PEMBONGKARAN CETAKAN
7.12.1 Pembongkaran dilakukan sesuai dengan PBI-1971, dimana bagian struktur yang dibongkar cetakannya
harus dapat memikul berat sendiri dan beban-beban pelaksanaannya.
7.12.2 Pekerjaan Pembongkaran cetakan harus dilaporkan dan disetuji sebelumnya oleh Konsultan Perencana.
7.13 PERBAIKAN PEKERJAAN BETON
7.13.1 Kontraktor diharuskan memeriksa hasil pekerjaan beton segera setelah pembongkaran bekisting
dilakukan dan melaporkan secara tertulis kepada Direksi mengenai ketidaksempurnaan hasil pekerjaan
beton seperti keropos, sarang-sarang kerikil, retak atau susut dari permukaan beton. Kontraktor dilarang
memperbaiki ketidaksempurnaan itu sebelum Direksi memeriksa dan membarikan persetujuan untuk
diperbaiki.
7.13.2 Bila hasil test menunjukkan bahwa kekuatan beton tidak memenuhi syarat yang diminta dalam
peraturan pekerjaan ini, Direksi akan memerintahkan untuk membongkar dan mengganti kembali
sebagian atau seluruh pekerjaan tersebut atas biaya Kontraktor. Pembongkaran bagian pekerjaan beton
yang akan diperbaiki harus mencapai posisi yang paling baik untuk dibuat sebagai construction joint
sebagaimana yang ditentukan oleh Direksi/ Manajemen konstruksi.
7.13.3 Bila ketidaksempurnaan pekerjaan beton dianggap dapat diperbaiki tanpa melakukan pembongkaran,
Kontraktor diharuskan memperoleh persetujuan tertulis dari Doreksi mengenai cara-cara perbaikan yang
diusulkannya.
Penambalan dan perbaikan tidak dapat dilakukan sebelum Direksi memeriksa ketidaksempurnaan
pekerjaan tersebut dan memberikan persetujuannya untuk ditambal atau diperbaiki.
7.13.4 Bila beton yang dihasilkan tidak memenuhi persyaratan dalam peraturan ini maka Direksi mempunyai
wewenang untuk menghentikan pekerjaan pengecoran beton.
7.14 TOLERANSI DIMENSI DAN UKURAN BETON
Kecuali ditentukan lain dari gambar rencana, pemasangan, ukuran dan level dari akhir pekerjaan harus harus
dalam batas-batas maksimum toleransi yang diberikan, sebagai berikut :
7.14.1 Untuk Kolom dan Dinding
Dalam arah horizontal: 6 mm untuk setiap panjang 3 m dengan maks. 2,5 cm.
Dalam arah vertikal : 5 mm untuk setiap tinggi 5 m dengan maksimum 1,2 cm dari keseluruhan tinggi
bangunan atau untuk ketinggian sampai dengan 30 m dan 2,0 cm untuk ketinggian sampai dengan 60 m.
7.14.2 Untuk kerataan permukaan pelat, garis bawah balok dan plafon: 6 mm untuk panjang 3 m, 1 cm untuk
panjang 6 m dengan maksimum 2cm untuk keseluruhan bentang.
7.14.3 Untuk Elevasi : 6 mm untuk tinggi lantai 3 m dan 1 cm untuk tinggi lantai 6 m dengan maksimum 2 cm
(akumulasi dari tiap toleransi) untuk keseluruhan tinggi bangunan.
7.14.4 Untuk penampang kurang dari 15 cm batas toleransi 3 mm sampai maks. 1 cm; dan untuk penampang
sampai dengan 15cm atau lebih toleransi yang diberikan 6 mm sampai 1,2cm
7.15 PEMASANGAN STRUCTURE DECKING
7.15.1 Pekerjaan Structure Decking Merupakan bagian tak terpisahkan dari pekerjaan beton. Pekerjaan ini
meliputi pengerjaan plat lantai dan plat atap.
7.15.2 Persyaratan mutu structure decking
Material struktur rangka atap yang digunakan adalah Smartdeck/Superdeck/EKG. Properti mekanis
baja (Steel Mechanical Properties)
o Baja mutu tinggi
o Tegangan leleh minimum (Minimum Yield Strength) 500-550 Mpa
Lapisan pelindung terhadap korosi ( Protective Coating) Lapisan pelindung seng dan alumunium
(Zincalume AZ) dengan komposisi sebagai berikut :
o 50-60 % Alumunium (Al)
o 42.5-45 % Seng (Zinc)
o 1.5-2 % Silicon (Si)
o Ketebalan pelapisan : 275-300 gr/m²
Profil material Struktur Decking: Profil yang digunakan untuk rangka Decking dengan berat 7.25-7.50
Kg/m’
7.15.3 Persyaratan structure decking :
Kontraktor wajib menyertakan mill certificate (sertifikat pabrik) dari material baja yang akan
digunakan serta dokumen data-data produk.
Kontraktor wajib menyertakan analisis model pemasangan stucture decking dan disetujui oleh
pihak direksi.
7.15.4 Persyaratan Pra-Kontruksi.
Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran-ukuran
yang tercantum dalam gambar kerja. Pada prinsipnya ukuran pada gambar kerja adalah ukuran
jadi/ finish
Setiap bagian yang tidak memenuhi persyaratan yang tertulis disini yang diakibatkan oleh
kurang teliti dan kelalaian kontraktor akan ditolak dan harus diganti kewajiban yang sama juga
berlaku untuk ketidak cocokan kesalahan maupun kekurangan lain akibat kontraktor tidak teliti
dan cermat dalam koordinasi dengan gambar pelengkap dari konsultan perencana. Pekerjaan
perubahan dan pekerjaan tambah dalam hal ini harus dikerjakan atas biaya kontraktor dan tidak
dapat di klaim sebagai biaya tambah.
Sebaiknya sebanyak mungkin bahan untuk konstruksi baja ringan difabrikasi di workshop, baik
workshop permanen atau workshop sementara. Kontraktor bertanggung jawab atas semua
kesalahan detail, fabrikasi dan ketetapan pemasangan semua komponen struktur konstruksi
baja ringan
7.15.5 Pemasangan Structure Decking
Pemasangan stucture decking dilakukan setelah balok-balok selesai di kerjakan/dicor. Balok-
balok di beri angkur besi 12 mm setiap jarak 50 cm.
Pemasangan stucture decking melintang antar balok-balok dan disetujui oleh manajemen
konstruksi lapangan.
Untuk perancah di sarankan menggunakan scafolding
Jarak kasau kayu penahan stucture decking di buat 1,5 meter atau minimal 1/3 jarak bentang
antar balok.
7.16 TOLERANSI MUTU BETON
Kecuali ditentukan lain dari gambar rencana mutu beton dari akhir pekerjaan harus harus dalam batas-batas
maksimum toleransi yang diberikan, sebagai berikut :
7.16.1 Untuk mutu beton disesuai dengan dokumen perencanaan. Khususnya beton menggunakan ready mix
disertakan faktur pemesanan akan tetapi mutu beton yang terbayar adalah mutu beton terpasang dan
sudah sesuai umur beton serta di telah diuji/tes tekan dari lembaga/instasi yang berkompeten.
7.16.2 Untuk mutu yang mengunakan site mix disesuai dan disetujui oleh konsultan pengawas. Dan
menggunakan sampel kubus/silender ( sesuai dengan pasal 7.7). sampel di ambil tiap item pekerjaan pada
rencana anggaran biaya. Dan jumlah sampel 70% dari item pekerjaan.
Misalnya jumlah titik pondasi footplat ada 10 titik sehingga sampel utuk uji mutu beton ada 7 sampel.
7.16.3 Untuk Pembayaran mutu beton yang digunakan pada rata-rata hasil uji/tes tekan dari lembaga/instasi
yang berkompeten. Dalam hal ini diambil rata-rata mutu beton dari sampel-sampel yang di ujikan.
Toleransi mutu beton yang dapat dibayarkan adalah 90% dari mutu beton yang telah di rencanakan dari
konsultan perencana.
Misalnya dari hasil rata-rata uji/tes beton pada kolom K225. Sedangkan dari konsultan perencana K250
maka penyedia jasa konstruksi dapat terbayarkan hasil dari pekerjaannya. Akan tetapi yang terbayarkan
sesuai hasil dari uji/tes mutu beton tersebut.
Sedangkan jika hasil mutu beton tersebut kurang dari 90% maka pekerjaan tersebut harus di ulang dengan
kata lain di bongkar dan item dalam pekerjaan tidak terbayarkan.
PASAL 8
PEKERJAAN RANGKA ATAP
8.1.1 Pekerjaan meliputi desain kuda-kuda, perakitan kuda-kuda secara prefabrikasi di workshop,
pengangkutan (delivery) rangkaian kuda-kuda dan kebutuhan bahan ke lapangan, dan pemasangan seluruh
rangka kuda-kuda hingga siap dipasangi penutup atap sesuai dengan kontrak kerja dimana kondisi ring
balk sudah waterpass, serta pemasangan pengaku terdiri dari :
Perubahan bahan/detail karena alasan tertentu harus diajukan ke Konsultan Perencana dan konsultan
perencana untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis. Semua perubahan yang disetujui dapat
dilaksanakan tanpa adanya biaya tambahan yang mempengaruhi kontrak,
Sebaiknya sebanyak mungkin bahan untuk konstruksi baja ringan difabrikasi di workshop, baik
workshop permanen atau workshop sementara. Kontraktor bertanggung jawab atas semua kesalahan
detail, fabrikasi dan ketetapan pemasangan semua komponen struktur konstruksi baja ringan.
8.1.5 Persyaratan Konstruksi.
Sambungan.
Alat penyambung antar elemen rangka atap yang digunakan untuk fabrikasi dan instalasi adalah baut
mekanik seniri ( self drilling screw) dengan spesifikasi sebagai berikut :
o Kelas ketahanan korosi minimum (minimum corrosion rating): kelas 2
o Ukuran baut untuk struktur rangka atap (truss fastener) adalah type 12-14x20 dengan ketentuan
sebagai berikut :
1) Diameter ulir : 12 gauge (5,5 mm)
2) Jumlah ulir per inci(threads per inch/ TPI) : 14 TPI
3) Panjang : 20 mm
4) Ukuran kepala baut : 5/16” (8 mm hex.socket)
5) Standar material : AISI 1022 heat treated carbon
steel
6) Kuat geser rata-rata (shear average) : 8.8 kN
7) Kuat tarik minimum (tensile minimum) : 15.3 kN
8) Kuat torsi minimum (torque minimum) : 13.2 kN
o Untuk baut struktur reng (batten fastener) adalah type 10 16x16 dengan ketentuan sebagai berikut
:
1) Diameter ulir : 10 gauge (4,87 mm)
2) Jumlah ulir per inci(threads per inch/ TPI) : 16 TPI
3) Panjang : 16 mm
4) Ukuran kepala baut : 5/16” (8 mm hex.socket)
5) Standar material : AISI 1022 heat treated carbon
steel
6) Kuat geser rata-rata (shear average) : 6.8 kN
7) Kuat tarik minimum (tensile minimum) : 11.9 kN
8) Kuat torsi minimum (torque minimum) : 8.4 kN
o Pemasangan baut harus menggunakan alat bor listrik 600 watt dengan kemampuan putaran alat
minimal 2000 rpm
Pemotongan Material
o Pekerjaan pemotongan material baja ringan harus menggunakan peralatan yang sesuai, alat
potong listrik dan gunting, dan telah ditentukan oleh pabrik.
o Alat potong harus dalam kondisi baik.
o Bagian bekas irisan harus benar-benar datar, lurus dan bersih.
8.1.6 Jaminan Struktural dan Laporan Kerja
Jaminan yang dimaksud adalah jika terjadi deformasi yang melebihi ketentuan maupun
keruntuhan yang terjadi pada struktur rangka atap baja ringan, meliputi : kuda - kuda, pengaku, dan
reng.
Program perencanaan dan perhitungan rangka baja ringan telah di desain untuk menahan beban
sesuai dengan standart peraturan di Indonesia dan Australia.
PASAL 9
PEKERJAAN PASANGAN BATU BELAH
d. Pasir Beton
Pasir yang digunakan adalah Pasir Beton (Pb) Ex-Merapi, dengan persyaratan :
3) Kadar lumpur yang terkandung dalam pasir beton tidak boleh lebih dari 5 % serta tidak
mengandung garam ;
4) mempunyai variasi besar butir (gradasi) yang baik dengan ditunjukkan dengan nilai modulus halus
butir antara 1,50 – 3,80;
5) pasir harus dalam kesadaan jenuh kering muka ;
6) dan harus memenuhi komposisi butir serta kekerasan yang ditentukan dalam PBI 1971.
j. Pemeriksaan tiap galian pondasi dilaksanakan terhadap betulnya penempatan, kadalaman, besaran, lebar,
letak dan kondisi dasar galian. Sebelum pemasangan pondasi harus mendapat ijin tertulis dari Pengawas
Pekerjaan.
k. Penyedia harus memperhatikan adanya stek tulangan kolom, stek tulangan ke stool dan sparing pipa
plumbing yang menembus pondasi. Pondasi dimaksud juga termasuk penahan tanah. Permukaan
penahan tanah harus disiar dengan semen pasir 1Pc: 2Psr.
BAB 2
PEKERJAAN ARSITEKTUR
PASAL 1
UMUM
PASAL 2
PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATU BATA
2.1.2 Bahan-bahan
a. Batu - Bata
- Digunakan bata yang terbakar matang , tidak keropos , tidak boleh pecah-pecah melebihi 5 % dari
total penggunaan pasangan. Penggunaan batu-batu inl harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan
Pengawas. Tidak diperkenankan mempergunakan bata bekas / hasil bongkaran.
- Batu bata diambil dari satu sumber yang memiliki karakteristik dan mutu bahan yang sejenis dan baru.
b. Bahan Adukan
- Pasir
Digunakan pasir pasang, bebas lumpur, kotoran dan bahan organik lainnya. Pasir diayak dengan
ayakan 2 mm.
- Semen
Digunakan Porland Cement dari satu merk. Semen harus memenuhi Standar N I- 8 /1964
- Air
Digunakan air tawar, bersih tidak mengandung minyak, garam-garaman d an beb as dari zat -zat
organik. Air harus memenuhi standar NI-2/1970. Pemakaian air harus mendapatkan persetujuan
Konsultan Pengawas.
2.1.3 Contoh-contoh
Contoh-contoh yang diusulkan untuk dipakai harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas dan
persetujuan atas bahan-bahan tersebut harus sudah didapat sebelum bahan yang dimaksud dibawa
kelapangan kerja untuk dipasang.
Pengambilan contoh atas bahan-bahan yang telah berada dilapangan akan Dilakukan sewaktu-
waktu sesuai dengan kebutuhan Konsultan Pengawas guna pengujian. Bahan yang tidak sesuai akan
ditolak dan harus segera disingkirkan dari lapangan.
2.1.4 Campuran Adukan Pasangan
Perbandingan adukan yang digunakan untuk pasangan dan plesteran sebagai berikut
1. Adukan biasa : 1:4
2. Adukan Kedap Air : 1:3
3. Adukan Khusus : Perbandingan diatas ditambah dengan bahan additive sesuai
dengan rencana penggunaan / pasangan.
2.1.5 Pemasangan
Pasangan batu bata yang utuh, tidak retak atau cacat Iainnya untuk membuat dinding
pasangan sesuai dengan yang direncanakan.
Tidak diperkenankan mempergunakan bahan yang patah, hanya keadaan tertentu seperti pada sudut
atau perpotongan dengan bahan / pekerjaan lain, dengan bahan yang patah tetapi tidak melebihi 50%.
Sebelum dipasangkan batu bata harus direndam air sampai jenuh, demikian pula terlebih
dahulu dibasahi agar dapat dihindari penyerapan air semen dari adukan secara berlebihan.
Bagian existing yang akan dipasang dinding baru harus terlebih dahulu dibebaskan dari debu atau
mortar yang rapuh, kemudian disiram air hingga jenuh.
Sebelum menambahkan / melanjutkan pasangan baru diatas pasangan lama, yang terhenti sekurang-
kurangnya selama 12 jam maka pasangan lama harus dibersihkan dahulu, kedudukan bata yang
longgar / lepas harus diganti dan mortar yang lepas agar ditambal.
Spasi pasangan dibuat dengan tebal 2 cm untuk spasi datar dan 1,5 cm untuk spasi tegak, kecuali jika
ditentukan lain.
Mortar/spesi datar dan tegak harus penuh dan padat.
Tera /Leveling .
Lapisan bata harus ditera datar dan tegaknya agar didapat kekuatan pasangan yang sama dan merata
di setiap tempat.
2.1.6 Perlindungan & Pembersihan.
Seluruh lajur pasangan batu bata yang belum selesai harus ditutup (dilindungi) dengan kertas semen,
atau dengan cara-cara lain yang, disetujui oleh Konsultan Pengawas.
PASAL 3
PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN
Bersihkan permukaan dinding bata dari noda-noda debu, minyak, cat dan bahan-bahan lain yang dapat
mengurangi daya ikat plesteran.
b. Plesteran sambungan
Untuk mendapatkan permukaan yang merata dan ketebalan sesuai dengan yang
disyaratkan, maka dalam memulai pekerjaan plesteran harus dibuat terlebih dahulu
“kepala” plesteran.
c. Plesteran permukaan beton :
Bersihkan permukaan beton dari sisa begesting, debu, minyak-minyak, cat dan bahan yang
dapat mengurangi daya ikat plesteran. Basahi beton dengan air sehingga jenuh. Tunggu sampai
aliran air berhenti.
Pasangkan acian dan kasarkan permukaannya, kemudian pasangkan plesteran 15 mm sebelum acian
mengering.
Ulangi pasangkan plesteran dalam ketebalan / kerataan yang disyaratkan dalam gambar.
Bilamana acian diperlukan, Iaksanakan sesuai Bab 2 untuk acian
PASAL 4
PEKERJAAN PASANGAN LANTAI
4.2 BAHAN-BAHAN
4.2.1 Keramik
Pekerjaan pemasangan Granit/Keramik yang terdiri atas ubin dinding dan lantai menggunakan
Granit/Keramik sebagai berikut :
Granit Lantai ukuran 60 x 60 setara Platinum/Roman/Mulia dipasang pada Ruang Koridor, Pantry
dan Hall
Keramik lantai ukuran 25 x 25 setara Platinum/Roman/Mulia dipasang pada seluruh KM / WC dan
Tempat Wudhu
Keramik Dinding ukuran 25 x 40 setara Platinum/Roman/Mulia dipasang pada seluruh dinding KM
/ WC dan Tempat Wudhu
Keramik lantai ukuran 40 x 40 Polos setara Platinum/Roman/Mulia dipasang pada seluruh ruangan
sesuai dengan gambar
4.2.2 Bahan Perekat dan Pengisi Nat
B a h a n p er e k a t ya n g dipergunakan untuk pemasangan pada dinding dan lantai adalah
disesuaikan dengan persyaratan pabrik pembuat dan atau disetujui Konsultan Perencana.
4.2.3 Contoh-contoh
Penyedia Jasa harus mengadakan dan menyerahkan contoh-contoh yang akan d ip akai kep ad a
Ko nsultan P er encana untuk mendapatkan persetujuannya .
4.3 PEMASANGAN
Permukaan dinding harus diberi plesteran dulu sebelum lapisan ubin dipasang. Siar diisi setelah Keramik
terpasang 2x24 jam, lebar siar tidak boleh lebih dari 3 mm, kecuali tertera pada gambar. Bekas-bekas / sisa-sisa
semen pengisi siar harus segera dibersihkan sebelum mengeras. Siar lantai dan siar dinding tepat saling
bertemu Pada waktu pemasangan Keramik, plesteran harus terisi penuh dan tidak boleh ada yang kosong atau
berongga. Apabila diperlukan pemotongan, harus menggunakan mesin pemotong dan sudut tepinya digerinda
hingga halus dan rata. Setelah sekurang - kurangnya 3 (tiga) hari barulah pasangan lantai boleh diinjak-injak
atau dilalui. Pemasangan lantai berpola mengacu pada gambar kerja yang ada. Penyedia Jasa harus mendapatkan
persetujuan dari Konsultan Perencana pada saat menentukan awal pemasanganya. Apabila pemasangan tidak
seperti tersebut diatas harus dilakukan pembongkaran agar tercapai hasil yang disyaratkan.
PASAL 5
PEKERJAAN KEDAP AIR
PASAL 6
PEKERJAAN KACA
PASAL 8
PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA
“Sealant”.
Tanda-tanda dan cacat akibat proses anoldizing yaitu "Rack" atau "Gripper" yang timbal
dipermukaan alumunium harus dihilangkan.
8.4.2 Toleransi Fabrikasi
- Sudut /siku
Maksimal membuat penggesekan 3 mm terhadap titik tangkap dari sisi horisontal/'vertikal
sejauh 3 m
- Gap / Celah
Sambungan : Maksimum 0,5 mm.
- Perbedaan tinggi
Perbedaan tinggi untuk sisi vertikal dan horisontal maksimum 1,5 mm (Plus Minus).
- Pengelasan .
Tidak terlihat pada bagian yang akan terlihat mata langsung.
- Sealant .
Tidak terlihat pada bagian yang akan terlihat mata langsung.
8.4.3 Perlindungan
Semua Alumunium harus dilindungi dengan "Lacquer Film", atau bahan yang lain yang
disetujui Konsultan Pengawas ketika dibawa kelapangan.
Pelindung tersebut harus dibuka pada bagian-bagian tertentu dimana diperlukan, ketika
Alumunium akan dikerjakan dan ditutup kembali setelah pekerjaan selesai.
Kosen harus dilindungi dengan Plastic tape ketika pengerjaan plesteran dilaksanakan.
Bagian-bagian lain dapat dilindungi dengan : "Lacquer Film" sampai pekerjaan selesai.
Permukaan yang akan diberikan caulking atau sealant harus dibersihkan dari kotoran.
PASAL 9
PEKERJAAN LANGIT LANGIT
PASAL 10
PEKERJAAN PENGECATAN DAN FINISING
PASAL 11
PEKERJAAN PELENGKAPAN PINTU DAN JENDELA
PASAL 12
PEKERJAAN PENUTUP ATAP
PASAL 13
PEKERJAAN SANITASI DAN DRAINASE
BAB 3
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
PASAL 1
UMUM
b. Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Konsultan Perencana daftar material/bahan yang akan
dipasang dalam rangkap 3 (tiga) segera sebelum pekerjaan dimulai, lengkap dengan merk / spesifikasi
dan brosur / gambar kerja dari Pabrik Pembuat.
c. Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Konsultan Perencana contoh material / peralatan yang akan
dipergunakan dalam pekerjaan ini dan menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa untuk disetujui lebih
dahulu.
1.4 TESTING INSTALANSI
a. Untuk pekerjaan instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran-pengukuran yang
diperlukan untuk memeriksa / mengetahui apakah seluruh instalasi yang sudah dipasang dapat
berfungsi dengan baik dan memenuhi semua persyaratan.
b. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang diperlukan untuk testing tersebut merupakan tanggung
jawab Penyedia Jasa, termasuk peralatan khusus yang diperlukan untuk testing dari seluruh ini, seperti
yang disyaratkan oleh pabrik, harus disediakan oleh Penyedia Jasa.
c. Testing Instlasi yang dimaksud ialah :
Pada waktu instalasi telah selesai, sistem yang dipasang harus ditest untuk membuktikan,
bahwa seluruh perangkat instalasi telah mampu bekerja dengan baik.
Semua panel yang telah dipasang harus diperiksa (dicek) satu persatu sehingga yakin tidak
terdapat cacat atau kesalahan pemasangan.
Semua pipa dicek agar yakin tidak kebocoran.
d. Apabila pada saat pemeriksaan dan pengujian ternyata ada kerusakan atau kegagalan dari suatu
bagian dari Instalasi atau suatu bahan dari Instalasi yang rusak / gagal maka setelah diadakan
perbaikan, pemeriksaan /pengujian dilakukan lagi sampai berhasil.
Penggantian atas bahan-bahan yang rusak / gagal harus dilaksanakan, penambahan dengan bahan
apapun tidak diperkenankan.
e. Laporan Pengetesan
Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi dalam rangkap 3 (tiga) mengenai hal-hal sebagai
berikut :
Hasil pengetasan semua persyaratan operasi dan instalasi
Hasil pengukuran-pengukuran dan lain-lain.
Semua pengetesan dan / atau pengukuran tersebut harus disaksikan oleh Konsultan Perencana /
Pemberi Tugas.
1.5 LAIN-LAIN
a. Perijinan
Penyedia Jasa diwajibkan mengurus ijin-ijin (bila ada) yang diperlukan selama masa konstruksi dan
harus sudah diserahkan kepada Konsultan Perencana sebelum pekerjaan dimulai.
b. Pembobokan, Pengelasan dan Pengecoran
1. Pembobokan tembok, dinding yang sudah jadi dan sebagainya yang diperlukan dalam rangka
pemasangan instalansi ini serta mengembalikan dalam keadaan semula, termasuk pekerjaan
Penyedia Jasa
2. Pembobokan hanya dapat dilaksanakan setelah mendapat ijin tertulis dari Konsultan Perencana.
c. Walaupun tidak disebutkan didalam gambar perencanaan, Rencana Kerja dan Syarat- syarat Teknik
atau Bill of Quantity, namun Penyedia Jasa tetap diharuskan melaksanakan dan memasang semua
material, yang menurut ketentuan / kelaziman harus dipasang sedemikian sehingga seluruh sistem
instalasi dapat berfungsi dan bekerja dengan sebaik-baiknya.
d. Pada waktu konstruksi fisik berjalan, Penyedia Jasa harus sudah mulai mengurus izin operasi untuk
seluruh perangkat instalasi dari instansi yang berwenang sehingga pada saat serah terima pertama
semua izin operasi telah tersedia.
PASAL 2
PEKERJAAN INSTALASI PENERANGAN
DAN STOPKONTAK
g. Penyambungan kabel-kabel penerangan dan stop kontak didalam doos harus memakai las
dop yang terbuat dari bakelit berwarna yang dapat disetujui oleh Pemberi Tugas. Las dop
dari bahan porselin tidak diperkenankan untuk dipergunakan atau diisolasi dengan baik.
h. Kabel-kabel untuk penerangan harus menggunakan kabel yang disetuji oleh Pemberi Tugas.
2.2.3 STOP KONTAK DAN SAKLAR
a. Pada prinsipnya stop kontak dan saklar yang dapat dipergunakan adalah yang dapat disetuji
oleh Pemberi Tugas.
b. Stop kontak dan saklar yang akan dipasang adalah type pemasangan masuk (flush
mounting).
c. Hush box (inbox doos) untuk tempat saklar, stop kontak dinding harus dipakai dari jenis
yang sesuai dengan outletnya.
d. Stop kontak dinding dipasang 150cm dari permukaan lantai dan diruangan-ruangan yang
basah atau lembab harus jenis Water Dicht (Wt), sedang untuk saklar dipasang 150 cm dari
permukaan lantai, semuanya diukur dari lantai finish sampai ke as saklar atau stop kontak.
2.2.4. SPESIFIKASI TEKNIK LAMPU DAN ACCECORIS
a. Lampu Armateur InBow 2x18 Watt Philip/Osram/Hori
b. Lampu Downligt 18 Watt Philip/Osram/Hori
c. Pemasangan Saklar Engkel dan Dobel dan Stopkontak setara Brocco/Panasonic/KJ
d. Pemasangan Panel Listrik MDP dan SDP
2.2.5. INSTALASI HUBUNGAN PENGETANAHAN
a. Cara penyelenggaraan instalansi hubungan pengetanahan harus disesuaikan dengan
peraturan PLN yang ada dan disesuaikan dengan spesifikasi dan gambar perencanaan.
b. Bagian-bagian yang wajib dihubungkan ketanah ialah
- Semua titik nol dan badan panel
- Semua titik arde stop kontak
- Kwh meter
c. Kawat grounding dapat dipergunakan kawat telanjang Bare Copper Condustor (BCC)
untuk luar bangunan dan kawat berisolasi warna majemuk hijau-kuning (NYMHY) untuk
instalasi didalam bangunan.
d. Besarnya kawat grounding yang dapat digunakan minimal berpenampang kabel masuk
(Incoming feeder) tetapi tidak kurang dari 6 mm2.
e. Nilai tahanan grounding sistem untuk panel-panel harus lebih kecil dari 2 ohm, diukur
setelah tidak terjadi hujan selama 2 hari.
f. Elektroda pengetanahan untuk grounding digunakan pipa galvanis minimum berdiameter
1,5 inch, diujung pipa tersbeut diberi / dipasang copper rod sepanjang 0,5 m. Elektroda
pengetahuan yang dipantek dalam tanah minimal mencapai air tanah.
g. Tahanan dari hubungan pengetahuan harus diukur dan harus sesuai dengan peraturan PLN
yang ada (R2 ohm).
2.2.6. LAIN-LAIN
Masalah Ketidaksamaan Gambar Dan RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)
Penyedia Jasa menemukan ketidaksamaan atau kesalahan didalam gambar perencanaan
terhadap Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknik, maka Penyedia Jasa melaporkan secara
tertulis kepala Konsultan Perencana untuk mendapatkan penyelesaian yang sebaik-
baiknya. Bilamana Penyedia Jasa tidak melakukan pemeriksaan atas gambar perencanaan
dan RKS, maka Penyedia Jasa dianggap melakukan penelitian dan tidak ditemukan hal-hal
yang menyimpang. Apabila kelak terjadi penyimpangan-penyimpangan didalam
pekerjaan,
BAB 4
LAIN-LAIN DAN PENUTUP
LAIN-LAIN
1. Sebelum penyerahan pertama, Penyedia Jasa wajib meneliti semua bagian pekerjaan yang belum sempurna dan
harus diperbaiki, semua ruangan harus bersih dipel, halaman harus ditata rapih dan semua barang yang tidak
berguna harus disingkirkan dari lokasi.
2. Meskipun telah ada Konsultan Perencana dan unsur-unsur lainnya, semua penyimpangan dari ketentuan gambar
perencanaan teknis menjadi tanggungan kontraktor / Penyedia Jasa, untuk itu kontraktor / Penyedia Jasa harus
menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin.
3. Selama masa pemeliharaan, Penyedia Jasa wajib merawat, mengamankan, dan memperbaiki segala cacat yang
timbul, sehingga sebelum penyerahan ke II dilaksanakan, pekerjaan benar-benar telah sempurna.
4. Semua yang belum tercantum peraturan ini (RKS) akan ditentukan kemudian dalam Rapat Penjelasan
(Aanwijzing).
PENUTUP
Apabila syarat-syarat administasi umum dan teknis masih terdapat kekurangan akan digunakan ketentuan dan
peraturan yang berlaku serta akan diadakan evaluasi bersama