Anda di halaman 1dari 98

SPESIFIKASI TEKNIS/ METODE KONSTRUKSI/

METODE PELAKSANAAN / METODE KERJA

SKPD : DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL


KEGIATAN : PENYEDIAAN FASILITAS PELAYANAN KESEHAAN
UNTUK UKM DAN UKP KEWENANGAN DAERAH
KABUPATEN / KOTA
PEKERJAAN : PEMBANGUNAN GEDUNG PUSKESMAS TALANG
TAHUN ANGGARAN : 2021

A. LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional dalam
rangka mewujudkan misi Presiden yaitu peningkatan kualitas manusia Indonesia. Untuk
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, diselenggarakan upaya
kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, dengan pendekatan promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan.
Arah kebijakan pengalokasian DAK Fisik Bidang Kesehatan tahun anggaran 2021
adalah peningkatan kesiapan sistem kesehatan termasuk ketersediaan sarana, prasarana dan
alat kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan baik rumah sakit, Puskesmas maupun
laboratorium kesehatan, percepatan perbaikan gizi masyarakat dalam penurunan stunting,
peningkatan intervensi kesehatan ibu dalam rangka penurunan Angka Kematian Ibu (AKI)
dan Angka Kematian Bayi (AKB), penguatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)
melalui peningkatan pencegahan dan deteksi dini penyakit serta perilaku hidup sehat; dan
mendukung pemulihan kesehatan di daerah sebagai upaya penanganan pasca pandemi
COVID-19.
Puskesmas merupakan suatu institusi pelayanan kesehatan kepada individu pasien,
keluarga, dan masyarakat dengan inti pelayanan medis dari segi preventif (pencegahan),
kuratif (penyembuhan), rehabilitatif (pemulihan) dan promotif (penerangan) serta edukatif
(pendidikan) yang kesemuanya dilakukan dalam suatu sistem yang terpadu agar diperoleh
pelayanan yang maksimal dan optimal
Pembangunan gedung pelayanan puskesmas sejalan dengan arah kebijakan
pembangunan dibidang kesehatan guna mendukung percepatan pencapaian MDGs yang
terkait dengan kesehatan, pelaksanaan SJSN bidang kesehatan (Jaminan Kesehatan
Nasional), melalui pembangunan/ perbaikan/ peningkatan sarana prasarana dan peralatan di
Puskesmas dan jaringannya, pemenuhan fasilitas sarana prasarana dan peralatan di
Kabupaten Tegal.
Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/
puskemas pembantu dan jaringannya merupakan salah satu upaya program upaya kesehatan
masyarakat untuk meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan dalam mendukung
capaian kinerja dalam RPJMD Kab. Tegal 2019-2024.

B. MAKSUD DAN TUJUAN


1. Maksud Pembangunan Puskesmas
Maksudkan dari pengadaan pekerjaan Pembangunan gedung Puskesmas Talang
yang ada Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun Anggaran 2021 adalah mendukung
daerah dalam penyediaan dana pembangunan bidang kesehatan untuk mencapai target
prioritas nasional bidang kesehatan serta meningkatkan akses dan kualitas pelayanan
kesehatan dalam mendukung capaian kinerja Kabupaten Tegal dalam RPJMD Tahun
2019-2024.

1
2. Tujuan
Tujuan dari pengadaan pembangunan Puskesmas Talang Kabupaten Tegal adalah:
a. Meningkatkan ketersediaan sarana, prasarana dan alat kesehatan di Puskesmas sesuai
standar;
b. Meningkatkan sarana dan prasarana untuk Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
Dasar (PONED) di Puskesmas pada kabupaten Tegal lokus kegiatan penurunan
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) Tahun 2021;
c. Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, bersalin dan nifas
serta bayi baru lahir.
d. Meningkatkan manajemen mutu dan manajemen pelayanan kesehatan di puskesmas.

C. SUMBER DANA DAN PERKIRAAN BIAYA


1. Sumber Dana :
Pekerjaan Pembangunan Gedung Puskesmas Talang Kabupaten Tegal pada Dinas
Kesehatan Kab. Tegal menggunakan anggaran DAK Fisik Bidang Kesehatan Pelayanan
Dasar melalui APBD Kab. Tegal Tahun Anggaran 2021
2. Total perkiraan biaya yang diperlukan :
Pekerjaan Konstruksi Pembangunan Gedung Puskesmas Talang Kab. Tegal tahun 2021
adalah sebesar Rp 5.000.000.000,- (Lima Milyard rupiah ).

D. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


Waktu Pelaksanaan Pekerjaan: selama 135 (seratus tiga puluh lima) hari untuk pelaksanaan
pekerjaan Pembangunan Gedung Puskesmas Talang sejak penandatanganan Surat Perintah
Melaksanakan Kerja (SPMK) dan 360 (tiga ratus enam puluh) hari Kalender (12 bulan) untuk
masa pemeliharaan pekerjaan konstruksi terhitung mulai tanggal serah terima barang / hasil
pekerjaan dan diakhiri pada saat setelah serah terima pekerjaan kedua.

E. LOKASI DAN LINGKUP PEKERJAAN


1. Lokasi pekerjaan
Pekerjaan konstruksi yang akan dilaksanakan adalah di Puskesmas Talang berlokasi di
Jalan Raya Projosumarto II Kecamatan Talang Kabupaten Tegal.
2. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini harus di laksanakan oleh Penyedia meliputi bagian–bagian pekerjaan yang
dinyatakan dalam gambar kerja serta buku Rencana Kerja dan syarat-syarat teknis ini.
Lingkup pekerjaan konstruksi Paket Pekerjaan Gedung Puskesmas Talang adalah sebagai
berikut :
a. Pekerjaan Persiapan
b. Pekerjaan Tanah
c. Pekerjaan Pasangan
d. Pekerjaan Beton
e. Pekerjaan Pembesian
f. Pekerjaan Bekisting
g. Pekerjaan Plafond Dan Atap
h. Pekerjaan Besi & Alumunium
i. Pekerjaan Pengecatan
j. Pekerjaan Sanitasi Gedung
k. Pekerjaan Elektrikal
l. Pekerjaan Saluran
m. Penataan Lingkungan
n. Pekerjaan Interior

2
F. KELUARAN/HASIL PEKERJAAN
Produk yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah tersedianya sarana dan
prasarana gedung pelayanan kesehatan di Puskesmas Talang Kabupaten Tegal.
G. PERSYARATAN KUALIFIKASI DAN PERSYARATAN TEKNIS
1. Persyaratan Kualifikasi
Peserta yang berbadan usaha dan harus memiliki :
a. Memiliki SBU yang masih berlaku :
Pelaksana Konstruksi Kecil (K), memiliki SBU Klasifikasi Pelaksana Konstruksi
Bangunan Gedung, Subklasifikasi Jasa Pelaksana Untuk Konstruksi Bangunan
Kesehatan (BG008).
b. Akta Pendirian Perusahaan danPerubahan (jika ada);
c. Memiliki NIB;
d. Konfirmasi Status Wajib Pajak
2. Persyaratan Teknis;
a. Personal Manajerial
1) 1 (satu) Orang Pelaksana
Memiliki SKT pelaksana Bangunan Gedung kode TA022 atau TS 051, Sekurang-
kurangnya berpengalaman 2 tahun dibidangnya, memiliki SKT tingkat I;
2) 1 (satu) orang ahli Muda K3 Konstruksi, mempunyai pengalaman minimal 3 tahun
atau ahli madya K3 Konstruksi pengalaman 0 tahun.
b. Personal Tambahan
Penyedia wajib menyediakan personel yang dibutuhkan pada saat pelaksanaan
pekerjaan (sebelum berkontrak)
1) 1 (satu) Orang Mandor Pemasangan atap baja ringan TS 056 sebanyak 1 orang.
Sekurang-kurangnya pendidikan SLTA sederajat berpengalaman 3 tahun
dibidangnya, memiliki SKT minimal tingkat II;
2) 1 (satu) orang Juru Hitung Kuantitas (kode TS 047). Sekurang-kurangnya pendidikan
SLTA sederajat berpengalaman 3 tahun dibidangnya, memiliki SKT tingkat I.
3) 1 (satu) Orang Tukang Besi Beton / Barbender/Barbending TS 012. Sekurang-
kurangnya pendidikan SLTA sederajat berpengalaman 3 tahun dibidangnya, memiliki
SKT tingkat I;
c. Kebutuhan Peralatan Kerja
Daftar peralatan utama/minimal yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan
konstruksi ini adalah sebagai berikut:
1) Peralatan Utama
Jenis Alat Kapasitas Jumlah
1. Tamper Rammer/Stemper Kuda 5,5 HP 1 unit
2. Concrete Mixer 0,3-0,6 M3 1 unit
3. Concrete Vibrator 5,5 HP 1 unit
2) Peralatan Penunjang
Jenis Alat Kapasitas Jumlah
1. Pick Up 1,25 m3 1 unit
2. Scafolding - 50 unit
3. Peralatan terkait pemasangan kuda-
kuda IWF antara lain :
a. Welding Machine 300 A 1 unit
b. Generator Set 5 KVA 1 unit
c. Tripod/Tackel & Handle Crane 2 Ton 1 unit
4. Bar Cutter - 1 unit
5. Bar Bender - 1 unit

d. Ketentuan mengenai penerapan manajemen K3 konstruksi (Keselamatan dan


Kesehatan Kerja);

3
H. SPESIFIKASI BAHAN BANGUNAN KONSTRUKSI;
Berdasarkan analisis harga dan HPS yang telah ditetapkanm maka Spesifikasi Teknis Bahan
Material Bangunan Konstruksi Paket pekerjaan Pembangunan Gedung Puskesmas Talang
adalah sebagai berikut:
URAIAN
NO DESKRIPSI BAHAN / SPESIFIKASI
PEKERJAAN
1. Pekerjaan Sipil / Struktur 1. Kolom : Dihitung penuh tidak dikurangi balok
dan plat
2. Balok : Panjang dihitung bersih, dikurangi
kolom
3. Plat : Luas dikurangi void, kolom dan balok
4. Galian : Dihitung berdasarkan gambar dengan
acuan dimensi dan tinggi elevasi yang
direncanakan

2. Pekerjaan Arsitektur 1. Finishing lantai : Luas dihitung bersih batas


dinding dalam
2. Finishing plafond : Luas dihitung bersih batas
dinding dalam
3. Pasangan bata : Panjang pasangan dihitung
bersih dikurangi kolom struktur
dan kolom non strukstur, luas
kusen dan balok struktur dan
non struktur. Batu bata
menggunakan bata merah uk.
5x11x22 cm
4. Volume acian : Volume dinding bersih
dikurangi dikurangi keramik
dinding
3. Pekerjaan Beton 1. Pekerjaan Beton Struktur
- Mutu beton Fc 21,7Mpa K 250
2. Pekerjaan Beton Non Struktur
- Semen, merk GRESIK, TIGA RODA
- Pasir, Lokal
- Split, Lokal
- Air, Lokal
3. Bekisting :
- Balok dan papan kayu lokal
- Paku
4. Pekerjaan Sky Brigde 1. IWF IWF 350x175x7x11mm: merk GUNUNG
GARUDA, KRAKATAU STEEL. LAUTAN
STEEL
2. IWF 250x125x6x9mm merk GUNUNG GARUDA,
KRAKATAU STEEL. LAUTAN STEEL
3. LLC 125.50.20.2,3 mm merk GUNUNG
GARUDA, KRAKATAU STEEL.
5. Pekerjaan Rangka Atap 1. Kuda-kuda, usuk dan reng menggunakan merk Giga
Baja Ringan Steel
2. Garansi 10 Tahun (sertifikat)
3. Dilaksanakan oleh aplikator
4. Dilengkapi dengan perhitungan struktur
6. Pekerjaan pintu dan 1. Pintu
jendela  Material Kusen Almunium white ukuran 4”
tebal minimal 1,2 mm merk YKK
 Daun pintu dan jendela rangka almunium white
merk YKK

4
URAIAN
NO DESKRIPSI BAHAN / SPESIFIKASI
PEKERJAAN
 daun pintu Multipleks uk. tbl=12 mm (2 lapis)
finishing High Presure Laminated (HPL motif)
 Kaca bening tebal sesuai gambar merk
ASAHIMAS
 Aksesoris ( Kunci, handle, engsel dll) merk
DEKKSON
2. Jendela
 Material Kusen dan frame jendela Almunium
white ukran 4“ merk YKK
 Kaca bening tebal sesuai gambar dan sekualitas
ASAHIMAS,
 Aksesoris ( Kunci, handle, engsel dll) merk
DEKKSON
7. Pekerjaan plafond 1. Rangka Plafond Besi Hollow Galvanis 36.36.0,3
mm modul 60 x 60 cm
2. Gypsum tebal 9 mm merk JAYABOARD
3. Langit-langit uPVC tebal 8mm merk SHUNDA
PLAFON
8. Pekerjaan Lantai 1. Lantai granit tile 60x60 cm (polished) merk NIRO
2. Lantai granit tile 60x60 cm (unpolished) merk
NIRO
3. Hospital plint granite (10x60) cm merk NIRO
4. Hospital plint PVC (5x30x5) r7
5. Stepnosing 10 x 60 cm merk NIRO
6. Kuku macan 2,5 x 20 cm merk ASIA TILE/KIA
7. Keramik lantai 25x25 cm (antislip) merk ASIA
TILE/KIA
8. Keramik dinding 25x40 cm (warna) merk ASIA
TILE/KIA
9. Pekerjaan Sanitasi 1. Closet Jongkok Merk TOTO
2. Closet Duduk Merk TOTO
3. Pipa Air Bersih, Kotor, Bekas, menggunakan PVC
AW Class Merk RUCIKA
4. Pipa Air Hujan, Menggunakan PVC AW Class
Merk RUCIKA
10. Pekerjaan pengecatan 1. Cat Tembok
 cat dasar merk DULUX
 cat penutup merk CATYLAC INTERIOR
2. Cat Plafond dan List Plafond merk merk
CATYLAC INTERIOR
11. Pekerjaan Alumunium 1. Rangka Holow Galvanis 40x40 mm tebal minimal
Composit Panel ( ACP ) 2mm
2. Sistem panel terdiri atas 2 lapis almunium tebal 0,5
mm, diantara ke 2 lapisan tersebut direkatkan
polythirene dengan thermo setting adhesive, Tebal
total : 4 - 6 mm merk SEVEN
3. Bahan : Alloy 5005
4. Bending strength : 45-50 kg / 5mm
5. Heat deformation : 200 °C
6. Finishing : KYNAR 500. PVDF
12. Pekerjaan Penutup Atap 1. Genteng Selulosa bitumen merk ONDULINE
2. Tebal : 3 mm
3. Tinggi gelombang : 38 mm
4. Rangka atap baja ringan merk GIGA STEEL
 Garansi 10 Tahun (sertifikat)
5
URAIAN
NO DESKRIPSI BAHAN / SPESIFIKASI
PEKERJAAN
 Dilaksanakan oleh aplikator
 Dilengkapi dengan perhitungan struktur
13. Pekerjaan Elektrikal 1. Penambahan daya baru 23.000 VA 3phase + SLO
2. Kap RM Kap lampu LED Tube T8 2x18 W +
Lampu LED 2x18 Watt (Cahaya Putih 6500K) merk
PANASONIC
3. Kap downlight ∅4" + lampu Bohlam LED 11 W
merk PANASONIC
4. Kap downlight ∅4" + lampu Bohlam LED 18 W
merk PANASONIC
5. Saklar Tunggal Merk PANASONIC
6. Saklar Ganda Merk PANASONIC
7. Stop Kontak daya 10 A, 1 ph Merk PANASONIC
8. Stop Kontak daya 10 A, 1 ph, AC (3 kaki) Merk
PANASONIC
9. Server data Merk Dell Server PowerEdge T40 E3-
2224
10.CD player Z - CD2011 R Merk TOA
11.Power amplifier 120 W Merk TOA
12.Power amplifier 240 W Merk TOA
13.Ceiling speaker 6 W Merk TOA
14.Universal Speaker 30 W Merk TOA
15.Chime microphone Merk TOA
16.Dynamic microphone Merk TOA
17.Network Video Recorder (NVR) 1 X 16 chanel
Merk HIKVISION Full POE, HDD 1 Tera
18.Split Monitor LED 32" Merk LG HD 1366 x 768
pixel, support HDMI ,USB, bracket
19.Indoor camera day & night 2 mp, type Dome Colour
IP Merk IP Cam
20.Outdoor box camera day & night Colour IP, IP66
Merk IP Cam
14. Penataan Lingkungan 1. Totempylon (450x22x130) rangka pipa besi 3" lapis
ACP Merk SEVEN; huruf akrilik 10mm; CNC
router + lampu LED
15. Pekerjaan Interior 1. Backdrop Ruang Receptionis rangka kayu; panel
multiplek lapis HPL Merk TACO
2. Meja Receptionis rangka kayu; panel multiplek
lapis HPL Merk TACO
3. Backdrop Ruang Serbaguna rangka kayu; panel
multiplek lapis HPL Merk TACO
4. Meja rapat merk Expo uk. 570x290x75 MP series
5. Layar Proyektor 100" Otomatis + Poyektor Merk
BenQ MS550 3600lm SVGA Business Projector
dengan instalasi dudukan plafon dengan Bracket
Projector Universal
6. Backdrop meja HPL rangka kayu; panel multiplek
lapis HPL Merk TACO

6
I. PERSYARATAN DAN SPESIFIKASI TEKNIS PROSES KEGIATAN
1. Persyaratan dan Peraturan Umum
a. Memulai Kerja
1) Selambat-lambatnya 1 minggu setelah tanggal penunjukan dan perintah kerja
pelaksanaan pekerjaan (SPK), Pihak Penyedia harus sudah mulai pembangunan
fisik secara nyata di lapangan.
2) Apabila setelah satu minggu Penyedia yang ditetapkan belum melaksanakan
pembangunan fisik secara nyata di lapangan, maka akan di berlakukan ketentuan
yang telah di buat oleh panitia/owner.
b. Mobilisasi dan Demobilisasi
Mobilisasi yang dimaksud adalah mencakup hal-hal sebagai berikut:
1) Transportasi peralatan konstruksi yang berdasarkan daftar alat-alat konstruksi
yang diajukan bersama penawaran, dari tempat pembongkarannya ke lokasi
dimana biaya untuk mobilisasi dan demobilisasi sudah termasuk di dalam harga
satuan tiap pekerjaan yang ditawar.
2) Pembuatan kantor Penyedia, gudang dan lain-lain di lokasi pekerjaan untuk
keperluan pekerjaan ini.
3) Untuk mobilisasi dan demobilisasi alat selalu disertai ijin konsultan pengawas,
termasuk adanya perubahan, pengurangan dan atau penambahan terhadap alat-
alat konstruksi dan instalasinya.
4) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari dari pemberitahuan memulai kerja, penyedia
harus sudah menyerahkan program mobilisasi kepada Konsultan Pengawas untuk
disetujui.
c. Papan Nama Pekerjaan
Penyedia harus memasang Papan Nama Pekerjaan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku atas biaya Penyedia.
d. Kuasa Penyedia di Lapangan
1) Di lapangan pekerjaan, Penyedia wajib menunjuk seorang Kuasa Penyedia atau
biasa disebut Pelaksana Lapangan yang cakap dan ahli untuk memimpin
pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan mendapat kuasa penuh dari
Penyedia/Penyedia, berpendidikan dan pengalaman sesuai dengan ketentuan
yang dipersyaratkan dalam tender sebagai Pelaksana Lapangan, kecuali
ditentukan lain sesuai dengan dokumen kontrak atau atas petunjuk direksi/
konsultan pengawas.
2) Dengan adanya ‘Pelaksana’ tidak berarti bahwa Penyedia lepas tanggung jawab
sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.
3) Penyedia wajib memberitahu secara tertulis kepada Direksi pekerjaan nama dan
jabatan ‘Pelaksana’ untuk mendapat persetujuan.
4) Bila dikemudian hari menurut pendapat Direksi pekerjaan bahwa ‘Pelaksana’
dianggap kurang mampu atau tidak cukup cakap memimpin pekerjaan, maka
akan diberitahukan kepada Penyedia secara tertulis untuk mengganti ‘Pelaksana’.
5) Maksimal dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan,
Penyedia harus sudah menunjuk ‘Pelaksana’ yang baru atau Penyedia sendiri
(Penanggung Jawab/Direktur Perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan
pekerjaan.
e. Rencana Kerja
1) Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Penyedia wajib membuat
Rencana Kerja Pelaksanaan dari bagian-bagian pekerjaan berupa bar chart dan S-
curve bahan dan tenaga.

7
2) Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Konsultan Pengawas, paling lambat dalam waktu 8 (delapan) hari kalender
setelah Surat Keputusan Penunjukan (SPK) diterima oleh Penyedia.
3) Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas akan disahkan oleh
Pemberi Tugas/Pemimpin/Ketua Proyek.
4) Penyedia wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 2 (dua) kepada
Konsultan Pengawas untuk diberikan kepada Pemilik Proyek / direksi lapangan,
1 (satu) salinan Rencana Kerja harus ditempel pada dinding direksi keet di
lapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan/prestasi kerja.
5) Penyedia harus selalu dalam pelaksanaan pembangunan pekerjaan sesuai dengan
Rencana Kerja tersebut.
6) Konsultan pengawas akan menilai prestasi pekerjaan Penyedia berdasarkan
Rencana Kerja tersebut.
f. Direksi Keet, Los Kerja dan Gudang Bahan, Pagar Proyek
1) Direksi Keet (Los Konsultan Pengawas)
Penyedia harus menyediakan Direksi Keet (Los Konsultan Pengawas) untuk
keperluan Konsultan Pengawas Lapangan dan Personalia Proyek dengan bahan
semi permanen seluas 24 m2 (Ruang Konsultan Pengawas dan Ruang Rapat),
lantai diplester, dinding tripleks/papan/asbes, diperlengkapi dengan kursi, meja,
serta alat-alat kantor yang diperlukan. Dalam hal ini Penyedia dapat
memanfaatkan sementara ruangan/lokasi pada area bangunan yang belum/tidak
dibongkar yang akan ditentukan oleh Direksi pekerjaan.
2) Kantor Penyedia, Los Kerja dan Gudang Bahan
a) Penyedia atas biaya sendiri berkewajiban membuat kantor Penyedia di
lapangan, los kerja untuk para pekerja dan gudang bahan yang dapat dikunci
untuk menyimpan barang-barang, yang mana tempatnya/lokasinya akan
ditentukan oleh Konsultan pengawas/ direksi lapangan.
b) Penyedia berkewajiban menjaga keamanan dan kebersihan los Penyedia, los
Konsultan Pengawas beserta inventarisnya.
3) Pagar Pengaman Proyek
a) Untuk keamanan lapangan kerja, bila dianggap perlu Direksi/Pemilik dapat
memerintahkan kepada Penyedia untuk memagari sekelilingnya sehingga
aman. Biaya untuk keperluan ini akan dimasukan didalam penawaran
Penyedia.
b) Pagar pengaman sementara dari seng, non SNI tinggi 2 meter.
c) Kantor Penyedia, gudang bahan, los-los kerja dan los lainnya yang dibuat dan
dibiayai oleh penyedia, setelah selesai pelaksanaan pembangunan/pekerjaan
tersebut, harus segera dibongkar/dibersihkan oleh penyedia,dan bahan-bahan
bekasnya menjadi milik Penyedia.
4) Direksi Keet dan Pagar pengaman proyek (pada butir 1) dan butir 3)) yang dibuat
oleh Penyedia setelah selesai pelaksanaan pembangunan/pekerjaan tersebut akan
ditentukan pemanfaatannya oleh Proyek, namun apabila dianggap perlu, Direksi
dapat memerintahkan kepada Penyedia untuk segera membongkarnya dan
membersihkannya, dan bahan-bahan bekasnya diserahkan kepada Proyek.

g. Rencana Keselamatan Kontruksi dan Protokol Kesehatan dalam Pencegahan


Penyebaran COVID 19
1) Kelengkapan Administrasi K3
Setiap pelaksanaan pekerjaan konstruksi wajib memenuhi kelengkapan
administrasi K3, meliputi:

8
a) Pendaftaran proyek ke departemen tenaga kerja setempat
b) Pendaftaran dan pembayaran asuransi tenaga kerja (Astek)
c) Pendaftaran dan pembayaran asuransi lainnya, bila disyaratkan proyek
d) Ijin dari kantor kimpraswil tentang penggunaan jalan atau jembatanyang
menuju lokasi untuk lalu-lintas alat berat
e) Keterangan laik pakai untuk alat berat maupun ringan dari instansi yang
berwenang memberikan rekomendasi
f) Pemberitahuan kepada pemerintah atau lingkungan setempat
2) Penyusunan Safety Plan
Safety plan adalah rencana pelaksanaan K3 untuk proyek yang bertujuan agar
dalam pelaksanaan nantinya proyek akan aman dari kecelakaan dan bahaya
penyakit sehingga menghasilkan produktivitas kerja yangtinggi. Safety plan
berisi:
a) Pembukaan yang berisi:
Gambaran proyek dan Pokok
b) perhatian untuk kegiatan K3
(1) Resiko kecelakaan dan pencegahannya
(2) Tata cara pengoperasian peralatan
(3) Alamat instansi terkait: Rumah sakit, Polisi, Depnaker, Dinas Pemadam
kebakaran.
3) Pelaksanakan Kegiatan K3 di Lapangan
Pelaksanaan kegiatan K3 di lapangan meliputi:
a) Kegiatan K3 di lapangan berupa pelaksanaan safety plan, melalui kerja sama
dengan instansi yang terkait K3, yaitu depnaker, polisi dan rumah sakit.
b) Pengawasan pelaksanaan K3, meliputi kegiatan:
(1) Safety patrol, yaitu suatu tim K3 yang terdiri dari 2 atau 3 orang yang
melaksanakan patroli untuk mencatat hal-hal yang tidak sesuai ketentuan
K3 dan yang memiliki resiko kecelakaan.
(2) Safety supervisor; adalah petugas yang ditunjuk manajer proyek
c) untuk mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan dilihat dari
segi K3.
d) Safety meeting; yaitu rapat dalam proyek yang membahas hasil laporan safety
patrol maupun safety supervisor
e) Pelaporan dan penanganan kecelakaan, terdiri dari:
(1) Pelaporan dan penanganan kecelakaan ringan
(2) Pelaporan dan penanganan kecelakaan berat
(3) Pelaporan dan penanganan kecelakaan dengan korban meninggal
(4) Pelaporan dan penanganan kecelakaan peralatan berat
f) Pelatihan Program K3
Pelatihan program K3 yang terdiri atas 2 bagian, yaitu:
(1) Pelatihan secara umum, dengan materi pelatihan tentang panduan K3 di
proyek, misalnya:
(a) Penanganan, penyimpanan dan pemeliharaan material
(b) Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan sipil
(c) Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan finishing luar
(d) Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan mekanikal dan
elektrikal
(e) Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan finishing dalam
(f) Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan bekisting
(g) Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan pembesian

9
(h) Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan sementara
(i) Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan rangka baja
(j) Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan struktur khusus
(k) Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan pembetonan
(l) Keselamatan dan kesehatan kerja dalam pekerjaan pembongkaran
(2) Pelatihan khusus proyek, yang diberikan pada saat awal proyek dan di
tengah periode pelaksanaan proyek sebagai penyegaran, dengan peserta
seluruh petugas yang terkait dalam pengawasan proyek, dengan materi
tentang pengetahuan umum tentang K3 atau Safety plan proyek yang
bersangkutan Perlengkapan dan Peralatan K3
(3) Perlengkapan dan peralatan penunjang program K3,meliputi: promosi
program K3; yang terdiri dari:
(a) pemasangan bendera K3,
(b) bendera RI, bendera perusahaan.
(c) Pemasangan sign-board K3 yang berisi antara lain slogan-slogan
yang mengingatkan perlunya be-kerja dengan selamat
(4) Sarana peralatan yang melekat pada orang atau disebut perlengkapan
perlindungan diri (personal protective equipment), diantaranya:
(a) Pelindung mata dan wajah
(b) Kaca mata safety merupakan peralatan yang paling banyak
digunakan sebagai pelindung mata. Meskipun kelihatannya sama
dengan kacamata biasa, namun kaca mata safety lebih kuat dan tahan
benturan serta tahan panas dari pada kaca mata biasa. safety glass
sebab lebih menempel pada wajah
(5) Pelindung wajah memberikan perlindungan menyeluruh pada wajah dari
bahaya percikan bahan kimia, obyek yang beterbangan atau cairan besi.
Banyak dari pelindung wajah ini dapat digunakan bersamaan dengan
penggunaan helm. Helm pengelas memberikan perlindungan baik pada
wajah dan juga mata. Helm ini menggunakan lensa penahan khusus yang
menyaring intesnsitas cahaya serta energi panas yang dihasilkan dari
kegiatan pengelasan.
(a) kaca mata safety
(b) google
(c) pelindung wajah
(d) helm pengelas
(6) Pelindung pendengaran, dan jenis yang paling banyak digunakan: foam
earplugs, PVC earplugs, earmuffs
(7) Pelindung kepala atau helm (hard hat) yang melindungi kepala karena
memiliki hal berikut: lapisan yang keras, tahan dan kuat terhadap benturan
yang mengenai kepala; sistem suspensi yang ada didalamnya bertindak
sebagai penahan goncangan; beberapa jenis dirancang tahan terhadap
sengatan listrik; serta melindungi kulit kepala, wajah, leher, dan bahu dari
percikan, tumpahan, dan tetesan. Jenis-jenis pelindung kepala , antara
lain:
(a) Kelas G untuk melindungi kepala dari benda yang jatuh; dan
melindungi dari sengatan listrik sampai 2.200 volts.
(b) Kelas E untuk melindungi kepala dari benda yang jatuh, dan dapat
melindungi dari sengatan listrik sampai 20.000 volts.

10
(c) Kelas F untuk melindungi kepala dari benda yang jatuh, TIDAK
melindungi dari sengatan listrik, dan TIDAK melindungi dari bahan-
bahan yang merusak (korosif)
(8) Pelindung kaki berupa sepatu dan sepatu boot, seperti terlihat pada
(a) Steel toe, sepatu yang didesain untuk melindingi jari kaki dari
kejatuhan benda
(b) Metatarsal, sepatu yang didesain khusus melindungi seluruh kaki
dari bagian tuas sampai jari
(c) Reinforced sole, sepatu ini didesain dengan bahan penguat dari besi
yang akan melindungi dari tusukan pada kaki
(d) Latex/Rubber, sepatu yang tahan terhadap bahan kimia
danmemberikan daya cengkeram yang lebih kuat pada permukaan
yang licin.
(e) PVC boots, sepatu yang melindungi dari lembab dan
membantuberjalan di tempat becek
(f) Vinyl boots, sepatu yang tahan larutan kimia, asam, alkali, garam, air
dan darah
(g) Nitrile boots, sepatu yang tahan terhadap lemak hewan, oli, dan bahan
kimia
(9) Pelindung tangan berupa sarung tangan dengan jenis-jenisnya seperti
terlihat pada gambar -,antara lain:
(a) Metal mesh, sarung tangan yang tahan terhadap ujung benda yang
tajam dan melindungi tangan dari terpotong
(b) Leather gloves, melindungi tangan dari permukaan yang kasar.
(c) Vinyl dan neoprene gloves, melindungi tangan dari bahan kimia
beracun
(d) Rubber gloves, melindungi tangan saat bekerja dengan listrik
(e) Padded cloth gloves, melindungi tangan dari sisi yang tajam,
bergelombang dan kotor.
(f) Heat resistant gloves, melindungi tangan dari panas dan api
(g) Latex disposable gloves, melindungi tangan dari bakteri dan
kuman.
(10) Pelindung bahaya jatuh dengan jenis-jenis antara lain:
(a) Full Body Hardness (Pakaian penahan Bahaya Jatuh), sistim yang
dirancang untuk menyebarkan tenaga benturan atau goncangan
pada saat jatuh melalui pundak, paha dan pantat. Pakaian penahan
bahaya jatuh ini dirancang dengan desain yang nyaman bagi si
pemakai dimana pengikat pundak, dada, dan tali paha dapat
disesuaikan menurut pemakainya. Pakaian penahan bahaya jatuh
ini dilengkapi dengan cincin “D” (high) yang terletak dibelakang
dan di depan dimana tersambung tali pengikat, tali pengaman atau
alat penolong lain yang dapat dipasangkan
(b) Life Line (tali kaitan), tali kaitan lentur dengan kekuatan tarik
minimum 500 kg yang salah satu ujungnya diikatkan ketempat
kaitan dan menggantung secara vertikal, atau diikatkan pada
tempat kaitan yang lain untuk digunakan secara horisontal
(c) Anchor Point (Tempat Kaitan), tempat menyangkutkan pengait
yang sedikitnya harus mampu menahan 500 kg per pekerja yang
menggunakan tempat kaitan tersebut. Tempat kaitan harus dipilih
untuk mencegah kemungkinan jatuh. Tempat kaitan, jika

11
memungkinkan harus ditempatkan lebih tinggi dari bahu
pemakainya
(d) Lanyard (Tali Pengikat), tali pendek yang lentur atau anyaman
tali, digunakan untuk menghubungkan pakaian pelin-dung jatuh
pekerja ke tempat kaitan atau tali kaitan. Panjang tali pengikat
tidak boleh melebihi 2 meter dan harus yang kancing pengaitnya
dapat mengunci secara otomatis
(e) Refracting Life Lines (Pengencang Tali kaitan), komponen yang
digunakan untuk mencegah agar tali pengikat tidak terlalu kendor.
Tali tersebut akan memanjang dan memendek secara otomatis
pada saat pekerja naik maupun pada saat turun.
(11) sarana peralatan lingkungan berupa:
(a) tabung pemadam kebakaran
(b) pagar pengamanan
(c) penangkal petir darurat
(d) pemeliharaan jalan kerja dan jembatan kerja
(e) jaring pengamanan pada bangunan tinggi
(f) pagar pengaman lokasi proyek
(g) tangga
(h) peralatan P3K
(12) rambu-rambu peringatan, antara lain dengan fungsi:
(a) peringatan bahaya dari atas
(b) peringatan bahaya benturan kepala
(c) peringatan bahaya longsoran
(d) peringatan bahaya api
(e) peringatan tersengat listrik
(f) penunjuk ketinggian (untuk bangunan yang lebih dari 2 lantai)
(g) penunjuk jalur instalasi listrik kerja sementara
(h) penunjuk batas ketinggian penumpukan material
(i) larangan memasuki area tertentu
(j) larangan membawa bahan-bahan berbahaya
(k) petunjuk untuk melapor (keluar masuk proyek)
(l) peringatan untuk memakai alat pengaman kerja
(m) peringatan ada alat/mesin yang berbahaya (untuk lokasi tertentu)
(n) peringatan larangan untuk masuk ke lokasi power listrik (untuk
orangorang tertentu)

4) Protokol Pencegahan Penyebaran Covid-19


a) Ruang klinik kesehatan
b) tabung oksigen include isinya (tabung + regulator)
c) pengukur suhu badan nir-sentuh (termoscan)
d) pengukur tekanan darah
e) Peralatan P3K dan Obat - obatan
f) wastafel dan instalasi
g) hand sanitizer
h) sabun cuci tangan
i) masker
j) vitamin dan nutrisi tambahan

h. Peraturan Teknis Pelaksanaan Pembangunan


1) Persyaratan Pelaksanan
12
Untuk menghindari klaim dari ‘User’/Proyek dikemudian hari, maka Penyedia
harus betul-betul memperhatikan pelaksanaan pekerjaan dengan memperhitungkan
“ukuran jadi (finished)” sesuai persyaratan ukuran pada gambar kerja dan
penjelasan RKS. Penyedia wajib melaksanakan semua pekerjaan dengan
mengikuti petunjuk dan syarat pekerjaan, peraturan persyaratan pemakaian bahan
bangunan yang dipergunakan sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
Teknis dan atau petunjuk yang diberikan Konsultan pengawas. Untuk menjamin
mutu dan kelancaran pekerjaan, Penyedia harus menyediakan:
a) Penanggung jawab lapangan yang terampil dan ahli dibidangnya selama
pelaksanaan pekerjaan dan selama masa pemeliharaan guna memenuhi
kewajiban menurut kontrak.
b) Buku komunikasi/ buku direksi untuk kunjungan tamu-tamu yang ada
hubungannya dengan pekerjaan.
c) Buku Tamu untuk kunjungan tamu-tamu yang tidak ada hubungannya dengan
pekerjaan.
d) Mencatat semua petunjuk-petunjuk, keputusan-keputusan dan detail dari
pekerjaan.
e) Alat-alat yang harus senantiasa tersedia di lokasi pekerjaan adalah :
 1 (satu) kamera
 1 (satu) alat ukur schuifmaat
 2 (dua) alat ukur optik (theodolit & waterpass)
 1 (satu) unit komputer dan printer.
 1 (satu) alat ukur panjang 5 m & 50 m.
 1 (satu) mistar waterpass panjang 120 cm.
2) Standar yang digunakan
Semua pekerjaan dalam kontrak ini harus dilaksanakan dengan mengikuti dan
memenuhi persyaratan teknis yang tertera dalam persyaratan Normalisasi
Indonesia (NI), Standar Industri Indonesia (SII), Peraturan Nasional maupun
Peraturan Pemda setempat lainnya yang berlaku atas jenis pekerjaan maupun bahan
tersebut, peraturan tersebut antara lain :
a) Standar Industri Indonesia untuk bahan yang digunakan.
b) Peraturan Beton Bertulang Indonesia, NI-5 1971.
c) Peraturan Standar Beton, SKSNI-T15-1991-03.
d) Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia, NI-5 1961.
e) Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung SNI 03 – 2847 –
2002.
f) Tatacara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung SNI 03 – 1729
– 2002.
g) Peraturan Cement Portland Indonesia, NI-8.
h) Peraturan Plumbing Indonesia.
i) Peraturan Umum Instalasi Listrik.
j) Peraturan / Pedoman Perencanaan Penangkal Petir SKBI-1.3.53.1987, UDC :
887.2.
k) Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia Tahun 1987.
l) Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung Tahun 1989.
m) Untuk bahan dan pekerjaan yang belum termasuk dalam standar tersebut
diatas, maupun standar lainnya, maka diberlakukan Standar Internasional atau
persyaratan teknis dari pabrik / produsen yang bersangkutan.

13
n) Dan lain-lain yang secara nyata termasuk didalam Dokumen / Gambar, RKS,
Spesifikasi Teknis, Berita Acara Penjelasan Pekerjaan / Aanwijzing dan
ketentuan-ketentuan lainnya.
o) Shop Drawing yang dibuat oleh Penyedia dan sudah disetujui /disahkan oleh
Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.
b. Untuk melaksanakan pekerjaan tersebut diatas, Penyedia harus menyediakan :
1). Tenaga-tenaga kerja, tenaga-tenaga ahli yang memadai baik kualitas maupun
kuantitasnya (jumlahnya) untuk semua jenis pekerjaan.
2). Alat-alat yang cukup untuk setiap jenis pekerjaannya.
3). Bahan-bahan yang memenuhi syarat dalam jumlah yang cukup dan didatangkan
tepat waktunya, sehingga tidak terjadi stagnasi yang mengakibatkan
keterlambatan pada waktu penyerahan pertama.
c. Merk Dagang
1) Merk-merk dagang untuk bahan-bahan tertentu yang disebutkan dalam
Persyaratan Teknis ini dimaksudkan hanya sebagai bahan perbandingan dalam
hal bentuk, model, mutu, jenis dan sebagainya, sehingga tidak diartikan sebagai
persyaratan merk yang mengikat.
2) Penyedia dapat mengusulkan merk dagang lain yang setaraf (sekualitas setelah
mendapat persetujuan dari direksi pelaksana.
3) Dalam hal disebutkan 3 (tiga) merk dagang atau lebih untuk jenis bahan yang
sama, maka Penyedia diwajibkan untuk mengajukan salah satu dari padanya
(bukan setaraf) untuk diperiksa dan disetujui direksi.
d. Syarat Pemeriksaan Bahan
1) Untuk pedoman pemeriksaan bahan-bahan bangunan digunakan Persyaratan
Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI – 1982) – NI – 3.
2) Sebelum mendatangkan bahan-bahan bangunan ketempat pekerjaan, Penyedia
diwajibkan menyerahkan contoh-contoh terlebih dahulu kepada Direksi untuk
diminta persetujuannya.
3) Bahan-bahan yang akan digunakan harus sesuai dengan contoh-contoh yang telah
disetujui.
4) Apabila bahan yang didatangkan tidak sesuai dengan contoh yang telah disetujui,
maka Direksi berhak menolak / memerintahkan Penyedia untuk mengeluarkan
bahan-bahan tersebut dilapangan (tempat pekerjaan) selambat-lambatnya 2 x 24
jam sejak ditolaknya bahan-bahan tersebut.
5) Tidak diperkenankan menggunakan bahan-bahan yang telah ditolak oleh Direksi,
apabila ternyata Penyedia tetap menggunakan bahan-bahan tersebut diatas baik
secara sengaja maupun tidak sengaja, maka Direksi berhak membongkar
pekerjaan yang menggunakan bahan-bahan tersebut dengan biaya dibebankan
kepada Penyedia.
6) Bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat-syarat atau kualitas jelek yang
dinyatakan afkir/ditolak oleh Konsultan pengawas, harus segera dikeluarkan dari
lokasi bangunan/proyek selambat-lambatnya dalam tempo 3 x 24 jam dan tidak
boleh dipergunakan.
7) Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh Konsultan
pengawas /Konsultan Perencana dan ternyata masih dipergunakan oleh
Pelaksana, maka Konsultan pengawas/Konsultan Perencana berhak
memerintahkan pembongkaran kembali kepada Penyedia, yang mana segala
kerugian yang diakibatkan oleh pembongkaran tersebut menjadi tanggungan
Penyedia sepenuhnya.

14
8) Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan kualitas dari
bahan-bahan tersebut, maka Penyedia harus menguji dan memeriksakannya ke
laboratorium Balai Penelitian Bahan pemerintah untuk diuji dan hasil pengujian
tersebut disampaikan secara tertulis kepada Konsultan pengawas
/Direksi/Konsultan Perencana. Segala biaya pemeriksaan ditanggung oleh
Penyedia.
9) Sebelum ada kepastian dari laboratorium di atas tentang baik atau tidaknya
kualitas dari bahan-bahan tersebut, Pelaksana tidak diperkenankan melanjutkan
pekerjaan-pekerjaan yang menggunakan bahan-bahan tersebut di atas.
10) Bila diminta oleh Konsultan pengawas, Penyediaharus memberikan penjelasan
lengkap tertulis mengenai tempat asal diperolehnya material dan tempat
pekerjaan yang akan dilaksanakan.
11) Untuk setiap perselisihan kualitas bahan bangunan yang digunakan antara direksi
dengan Penyedia, Penyedia diwajibkan memeriksa kualitas-kualitas bahan itu ke
Lembaga Penelitian Bahan Bangunan di Depok dan sekitarnya, atau ditempat lain
yang disetujui Direksi Pelaksana, dengan biaya ditanggung oleh Penyedia.
12) Dalam jangka waktu 2 x 24 jam sejak timbulnya perselisihan, sebelum diperoleh
hasil pemeriksaan tersebut, Penyedia tidak diperkenankan menggunakan bahan
bangunan tersebut didalam pekerjaannya.
e. Ukuran / Dimensi
Pada dasarnya semua ukuran yang tertera dalam Gambar Kerja dan Gambar
Pelengkap meliputi :
- As - as
- Luar - luar
- Dalam - dalam
- Luar - dalam.
1) Ukuran-ukuran yang digunakan disini semuanya dinyatakan dalam Centi meter
(cm) untuk pekerjaan Arsitektur dan Sipil, dan ukuran Milimeter (mm) untuk
pekerjaan Baja dan Mekanikal/Elektrikal, kecuali ditentukan lain atas petunjuk
konsultan pengawas.
2) Khusus ukuran-ukuran dalam Gambar Kerja Arsitektur, pada dasarnya adalah
ukuran jadi seperti dalam keadaan jadi/selesai (“finished”).
3) Bila ada keraguan mengenai ukuran, Penyedia wajib melaporkan secara tertulis
kepada Konsultan pengawas yang selanjutnya akan memberikan keputusan ukuran
mana yang akan dipakai dan dijadikan pegangan.
4) Bila ukuran sudah tertera dalam gambar atau dapat dihitung, maka pengukuran
skala tidak boleh dipergunakan kecuali bila sudah disetujui oleh Konsultan
Pengawas. Setiap deviasi dari gambar karena kondisi lapangan yang tak terduga
akan ditentukan oleh Konsultan pengawas dan disahkan secara tertulis.Penyedia
tidak dibenarkan merubah atau mengganti ukuran-ukuranyang tercantum di
dalam Gambar Pelaksanaan tanpa sepengetahuan Konsultan pengawas/Direksi,
dan segala akibat yang terjadi adalah tanggung jawab Penyedia baik dari segi biaya
maupun waktu
5) Ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar adalah ukuran yang mengikat dan
mutlak harus ditepati.
6) Satuan ukuran yang dicantumkan dalam gambar dinyatakan dalam :
a) Milimeter (mm).
b) Centimeter (cm).
c) Meter (m)

15
d) Kecuali untuk hal khusus, satuan dinyatakan sesuai kebutuhan / ketentuan
umum yang berlaku.
7) Apabila terdapat perbedaan ukuran antara gambar struktur dan detail dalam jenis
yang sama, maka yang menjadi pegangan adalah gambar yang berskala lebih besar
(gambar detail).
8) Bila ada perbedaan antara gambar struktur, gambar arsitektur dan gambar ME atau
ketidaksesuaian atau keraguan diantara gambar kerja yang tidak bisa diatasi
menurut point no. 3 diatas, Penyedia harus melaporkan secara tertulis kepada
Konsultan Pengawas untuk diberi keputusan gambar mana yang akan dijadikan
pegangan/acuan di dalam pelaksanaan pekerjaan.
9) Sinkronisasi antara gambar, spesifikasi dan BQ (Daftar Volume dan Biaya
Pekerjaan) diambil yang mempunyai bobot teknis yang paling tinggi dan tidak
saling menghilangkan, demikian pula gambar-gambar, antara gambar Arsitektur,
Sipil dan Mekanikal / Elektrikal adalah saling melengkapi dan tidak saling
menghilangkan.
f. Perbedaan Gambar
1) Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam satu disiplin kerja,
maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang mengikat (berlaku).
2) Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan Sipil/Struktur, maka
Penyedia wajib melaporkannya kepada Konsultan pengawas yang akan
memutuskannya setelah berkonsultasi dengan Konsultan Perencana.
3) Mengingat setiap kesalahan maupun ketidaktelitian di dalam pelaksanaan satu
bagian pekerjaan akan selalu mempengaruhi bagian pekerjaan lainnya, maka dalam
hal terdapat ketidakjelasan, kesimpangsiuran, perbedaan-perbedaandan ataupun
ketidaksesuaian dan keragu-raguan diantara setiap Gambar Kerja, Penyedia
diwajibkan melaporkan kepada Konsultan pengawas secara tertulis dan selanjutnya
diadakan pertemuan dengan Konsultan pengawas dan Konsultan Perencana, untuk
mendapat keputusan gambar mana yang akan dijadikan pegangan.
4) Ketentuan tersebut di atas tidak dapat dijadikan alasan oleh Penyedia untuk
memperpanjang/ meng-“klaim” biaya maupun waktu pelaksanaan.
g. Shop Drawing
Shop drawing merupakan gambar detail pelaksanaan di lapangan yang harus dibuat
oleh Penyedia berdasarkan gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan
keadaan lapangan.
 Penyedia wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang belum tercakup
lengkap dalam Gambar Kerja/Dokumen Kontrak maupun yang diminta oleh
Konsultan Pengawas.
 Dalam shop drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua data
yang diperlukan termasuk pengajuan contoh dari semua bahan,keterangan produk,
cara pemasangan dan atau spesifikasi/persyaratan khusus sesuai dengan spesifikasi
pabrik yang belum tercakup secara lengkap di dalam Gambar Kerja/Dokumen
Kontrak maupun di dalam buku ini.
 Penyedia wajib mengajukan shop drawing tersebut kepada Konsultan pengawas
untuk mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan pengawas.
 Semua gambar yang dipersiapkan oleh Penyedia dan diajukan kepada Konsultan
pengawas untuk diminta persetujuannya harus sesuain dengan format standar dari
proyek dan harus digambar pada kertas HVS A3 yang dapat direproduksi.
Perubahan, Penambahan, Pengurangan Pekerjaan dan Pembuatan “As Built Drawing“.
 Tata cara pelaksanaan dan penilaian perubahan, penambahan dan pengurangan
pekerjaan disesuaikan dengan Dokumen Kontrak.
16
 Setelah pekerjaan selesai dan diserahterimakan, Penyedia berkewajiban membuat
gambar-gambar yang memuat seluruh perubahan,dan sesuai dengan kenyataan yang
telah dikerjakan/ dibangun oleh Penyedia ( As Built Drawing ). Biaya untuk
penggambaran “As Built Drawing”, sepenuhnya menjadi tanggungan Penyedia.
h. Letak Bangunan
Keterangan mengenai letak banguan ditentukan dalam gambar situasi dan untuk awal
pelaksanaan harus diadakan pengukuran dulu dibawah pengawasan Konsultan
Pengawas.
i. Pemasangan Patok Ukur dan Papan Bangunan (Bouwplank)
1) Patok Ukur
a) Penyedia harus membuat patok-patok untuk membentuk garis-garis sesuai
dengan gambar, dan harus memperoleh persetujuan Konsultan pengawas
sebelum memulai pekerjaan. Bila dianggap perlu, Konsultan pengawas dapat
merevisi garis-garis/kemiringan dan meminta Penyedia untuk membetulkan
patok-patok itu. Penyediaharus mengajukan pemberitahuan mengenai rencana
pematokan atau penentuan permukaan (level) dari bagian pekerjaan tertentu,
tidak kurang dari 48 (empat puluh delapan) jam, agar susunan patok itu dapat
diperiksa.Penyediaharus membuat pengukuran atas pekerjaan pematokan dan
Konsultan pengawas akan memeriksa pengukuran itu.
b) Patok ukur dibuat dari kayu secukupnya, berpenampang 5 x 7 cm. Tertancap
kuat ke dalam tanah sedalam 100 cm. dengan bagian yang muncul diatas muka
tanah cukup untuk memberikan indikasi peil + 0,00 sesuai GambarKerja, dan
diatasnya ditambahkan pipa besi untuk mencantumkan patokan ketinggian
diatas peil + 0,00.
c) Indikasi selanjutnya selain tersebut di atas agar dicantumkan pada patok ukur
sesuai petunjuk Konsultan pengawas.
d) Pada dasarnya, patok ukur ini dibutuhkan sesuai patokan ketinggian atau peil
permukaan yang ada dan tercantum dalam Gambar Kerja.
e) Jumlah patok ukur yang harus dibuat oleh Penyedia minimal 2 (dua) buah, dan
lokasi penanamannya sesuai petunjuk dan persetujuan Konsultan pengawas
sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu atau terganggu selama
pelaksanaan pembangunan berlangsung.
f) Patok ukur adalah permanen, tidak dapat diubah, harus diberi tanda yang jelas,
dan dijaga keutuhannya sampai pelaksanaan pembangunan selesai dan ada
instruksi dari Konsultan pengawas untuk dibongkar.
2) Papan Bangunan (Bouwplank)
a) Papan bangunan (bouwplank) dibuat dari kayu dengan ukuran tebal 3 cm dan
lebar 15 cm, lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya.
b) Papan bangunan dipasang pada patok kayu 5/7 dengan jarak satu sama laina
dalah 1,50 m. tertancap di tanah sehingga tidak dapat digerak-gerakkan atau
diubah.
c) Papan bangunan dipasang sejarak 2,00 m. dari as pondasi terluar atau sesuai
dengan keadaan setempat.
d) Tinggi sisi atas papan bangunan harus sama dengan antara satu dengan lainnya
atau rata waterpass, kecuali dikehendaki lain oleh Konsultan pengawas.
e) Setelah selesai pemasangan papan bangunan, Penyedia harus melaporkan
kepada Konsultan pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
f) Penyedia harus menjaga dan memelihara keutuhan dan ketepatan letak papan
bangunan ini sampai tidak diperlukan lagi.
3) Tinggi Peil

17
a) Sebagai ukuran tinggi lantai diambil ± 65 cm dari tanah bangunan yang ada
(setelah pekerjaan mematangan lahan oleh penyedia yang ditentukan oleh
direksi pekerjaan, atau sesuai dengan penjelasan pekerjaan / aanwijzing.
b) Ukuran yang merupakan tanda tetap, tidak boleh berubah letak dan ukurannya.
Dengan ini tanda tersebut harus dibuat dengan beton atau tembokan yang harus
dijaga dan dipelihara selama pelaksanaan dan sampai pekerjaan selesai.
c) Supaya dibuat beberapa patok duga juga untuk ordinat / koordinat dan elevasi
yang dibuat dari patok beton yang kuat dan terpelihara sehingga bangunan
tidak kehilangan ukuran awal.

2. JENIS PEKERJAAN YANG DIKERJAKAN


a. Jenis Pekerjaan
1) Pekerjaan Pembangunan Bangunan Baru
Pembangunan meliputi semua materi pekerjaan yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.
2) Pekerjaan Site Development
3) Termasuk dalam pekerjaan ini perataan/pembersihan dan melaksanakan pekerjaan
site development sesuai gambar kerja dan RKS.
4) Pekerjaan Persiapan
Meliputi mobilisasi peralatan, pengadaan sarana komunikasi, pengadaan air dan
listrik untuk bekerja.
5) Pekerjaan Sipil, Arsitektur, Mekanikal Elektrikal Dan Plumbing Atau
Sanitasi
Sesuai dalam gambar kerja
b. Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan Persiapan
a) Pas. Papan Nama Kegiatan
b) Pembersihan Lapangan
c) Pengukuran + pas. patok/profil
d) Sewa Scafolding, perancah + alat bantu
e) Pengujian laboratorium (Uji kuat tekan beton; uji tarik, berat besi)
f) Sewa direksi keet, gudang, brak kerja
g) Air kerja + listrik kerja
h) Sewa Pagar pengaman sementara dari seng, non SNI tinggi 2 meter
i) SMK3 dan Pencegahan Covid-19

2) PEKERJAAN TANAH
a) Galian tanah biasa sedalam 2 m
b) Galian tanah keras sedalam 1 m
c) Urugan tanah kembali
d) Urugan pasir
e) Urugan sirtu
3) PEKERJAAN PASANGAN
a) Pas. Anstampeng
b) Pas. Batu Kali 1 : 5
c) Pas. Batu bata 1 : 5, (tb. 1/2 bata)
d) Pas. Plesteran 1 : 5
e) Pas. Acian
f) Pas. lantai granit tile 60x60 cm (polished)
g) Pas. Hospital plint granite (10x60)
h) Pas. Stepnosing 10 x 60 cm
i) Pas. Kuku macan 2,5 x 20 cm
j) Pas. Hospital plint PVC (5x30x5) r7
k) Pas. Keramik dinding 25/40 (warna)
18
l) Pas. Keramik lantai anti selip (25x25)
m) Pas. Hand Railling tangga Pipa stainless steel Ø 2" SS304 (tinggi 80cm)
n) Pas. Hand Railling tangga Pipa stainless steel Ø 2" SS304 (tempel dinding)
o) Pas. Plint keramik warna (10x25)
p) Pas. Handrail stainless steel kamar mandi (panjang 60cm)
q) Pas. Hand Railling Ramp Divabel Pipa stainless steel Ø 2" SS304 (tinggi
60cm)
r) Pas. APAR 3kg + Dudukan
s) Pas. Rangka + lapis ACP PVDF 4 mm
t) Pas. Ornamen Plat Cutting plasma
u) Pas. Dinding batu andesit 20x40
v) Pas. lantai granit tile 60x60 cm (unpolished) drop off

4) PEKERJAAN BETON
a) Pas. Lantai kerja rabat beton dan lantai kerja
b) Pas. Beton footplate (K250)
c) Pas. Beton kolom pedestal 30x30 (K250)
d) Pas. Beton sloof 15x25 (K250)
e) Pas. Beton kolom 30x30 (K250)
f) Pas. Beton kolom praktis 12x15 (K175)
g) Pas. Beton balok 25x40 (K250)
h) Pas. Beton balok 25x30 (K250)
i) Pas. Beton balok 20x20 (K250)
j) Pas. Beton ring balok 12x20 (K175)
k) Pas. Beton plat lantai tbl.12cm (K250)
l) Pas. Beton Plat meja beton tbl. 10cm (K175)
m) Pas. Beton lateu 12x15 (K175)
n) Pas. Beton Plat penutup saluran tbl. 10 cm (K.175)
o) Pas. Beton plat tangga tb.12cm (K250)
p) Pas. Beton balok 20x25 tangga (K250)
q) Pas. Beton plat Tritisan tbl.10cm (K250)
r) Pas. Slab on ground tbl. 12cm (K.250)

5) PEKERJAAN PEMBESIAN
a) Pas. Pembesian footplate
b) Pas. Pembesian kolom pedestal 30x30
c) Pas. Pembesian sloof 15x25
d) Pas. Pembesian kolom 30x30
e) Pas. Pembesian kolom praktis 12x15
f) Pas. Pembesian balok 25x40
g) Pas. Pembesian balok 25x30
h) Pas. Pembesian balok 20x20
i) Pas. Pembesian ring balok 12x20
j) Pas. Wiremesh M10 plat lantai
k) Pas. Wiremesh M10 Plat meja beton
l) Pas. Pembesian balok lateu 12x15
m) Pas. Wiremesh M10 Plat penutup saluran
n) Pas. Pembesian plat tangga
o) Pas. Pembesian balok tangga 20x25
p) Pas. Wiremesh M10 plat tritisan
q) Pas. Wiremesh M10 slab on ground

6) PEKERJAAN BEKISTING
a) Pas. Bekisting footplate
b) Pas. Bekisting kolom pedestal 30x30
c) Pas. Bekisting sloof 15x25
d) Pas. Bekisting kolom 30x30

19
e) Pas. Bekisting kolom praktis 12x15
f) Pas. Bekisting balok 25x40
g) Pas. Bekisting balok 25x30
h) Pas. Bekisting balok 20x20
i) Pas. Bekisting ring balok 12x20
j) Pas. Plat bondeks 0,75 + perancah plat lantai
k) Pas. Bekisting Plat meja beton
l) Pas. Bekisting balok lateu 12x15
m) Pas. Bekisting Plat penutup saluran
n) Pas. Bekisting plat tangga
o) Pas. Bekisting balok tangga 20x25
p) Pas. Plat bondeks 0,75 + perancah plat atap

7) PEKERJAAN PLAFOND DAN ATAP


a) Pas. rk. Besi Hollow 1x36.36.0,3mm; Modul 60x60 cm plafond
b) Pas. Plafond gypsum tb. 9 mm
c) Pas. Langit-langit uPVC tebal 8mm
d) Pas. List Plafon GypsumBoard 10 cm
e) Pas. Roof drain stainless steel dia. 3"
f) Pas. rk. Besi Hollow 1x40.40.2mm; Modul 60x120 cm dinding partisi
g) Pas. Dinding partisi gypsum 9 mm
h) Pas. Lettering timbul akrilik + LED
i) Pas. Lambang Puskesmas (80x95) + LED
j) Pas. Atap Onduline
k) Pas. Atap baja ringan
l) Pas. Bubungan Atap Onduline
m) Pas. Rangka hollow atap + Akrilik tebal 5mm

8) PEKERJAAN BESI & ALUMUNIUM


Konstruksi baja termasuk didalamnya pengadaan, perakitan, pengelasan,
pengecatan menie dan pemasangan di lokasi
a) Pas. Besi Baja IWF 350x175x7x11mm
b) Pas. Besi Baja IWF 250x125x6x9mm
c) Pas. Konstruksi baja (plat buhul, mur, baut, plat landas + cat menie)
d) Pas. Pintu type PJ01
e) Pas. Pintu type PJ02
f) Pas. Pintu type P01
g) Pas. Pintu type P01a
h) Pas. Pintu type P03 (pabrikasi)
i) Pas. Jendela type J01
j) Pas. Jendela type J02
k) Pas. Jendela type J03
l) Pas. Jendela type J04
m) Pas. Jendela type Boven type BV01
n) Pas. Jendela type Boven type BV02
o) Pas. Jendela type Boven type BV03

9) PEKERJAAN PENGECATAN
a) Waterproofing atap beton
b) Pengecatan plafon 1 x cat dasar; 2x cat penutup
c) Coating batu alam/tempel
d) Pengecatan tembok interior
e) Pengecatan tembok eksterior
f) Pengecatan Besi

10) PEKERJAAN SANITASI GEDUNG


a) Pas. Closet duduk
20
b) Pas. Closet Jongkok Porselen
c) Pas. Floor Drain stainless steel
d) Pas. Kran Air dia. 1/2"
e) Pas. Pipa PVC dia. 1/2" + aksesoris
f) Pas. Pipa PVC dia. 3/4" + aksesoris
g) Pas. Pipa PVC dia. 3" + aksesoris
h) Pas. Pipa PVC dia. 4" + aksesoris
i) Pas. Septic Tank Bio BSR 1200
j) Pas. Watafel + kran & cermin
k) Pas. Bak cuci stainless steel + water drain, kran leher angsa 1/2"
l) Tandon Air 500 liter + aksesoris
m) Pompa Air Jet Pump
n) Pembuatan Sumur baru
o) Pas. Peresapan + bak kontrol (2 buah)

11) PEKERJAAN ELEKTRIKAL


a) PASANG INSTALASI
(1) Instalasi Lampu (2x2,5 NYM) dalam pipa konduit + aksesoris
(2) Instalasi Stop Kontak (3x2,5 NYM) dalam pipa konduit + aksesoris
(3) Instalasi Saklar Tunggal (2x2,5 NYM) dalam pipa konduit + aksesoris
(4) Instalasi Saklar Double (3x2,5 NYM) dalam pipa konduit + aksesoris
(5) Instalasi AC (3x2,5 NYM) dalam pipa konduit + aksesoris
(6) Instalasi Exhaust fan (2x2,5 NYM) dalam pipa konduit + aksesoris
b) Pas. Kap Lampu tipe RM 2 + Lampu LED tube T8 2x18 W
c) Pas. Kap downlight ∅4" + lampu Bohlam LED 11 W
d) Pas. Kap downlight ∅4" + lampu Bohlam LED 18 W
e) Pas. fitting + lampu Bohlam LED 11 W
f) Pas. Stop kontak
g) Pas. Saklar tunggal
h) Pas. Saklar double
i) Pas. Stop kontak AC
j) Pas. AC Split type Wall Mounted 3/4 PK
k) Pas. Stop kontak Exhaust fan
l) Pas. Exhaust fan
m)Pas. MCB + box sekring
n) Pas. Panel Box Utama +MCB
o) Penambahan daya baru 23.000 VA 3phase + SLO
p) Pas. Penangkal Petir Konvevsional
(1) Penangkal Petir, sesuai spesifikasi dan gambar termasuk test
comisioning
(2) Kawat BC 50mm in conduit PVC AW 1
(3) Bak kontrol + grounding
(4) Instalasi Penangkal Petir
q) PEKERJAAN INSTALASI LAN
(1) Pas. Instalasi titik LAN (UTP cat.5e)
(2) Pas. Outlet LAN
(3) Pas. Wifi Router
(4) Pas. Switch hub 8 port
(5) Pas. Server
r) PEKERJAAN TATA SUARA
(1) CD player Z - CD2011 R
(2) COS (Change Over Swicth)
(3) Rack cabinet
(4) Power amplifier 120 W
(5) Power amplifier 240 W
(6) Instalasi speaker NYMHY 3x1,5 mm2
(7) Ceiling speaker 6 W
(8) Universal Speaker 30 W
21
(9) Chime microphone
(10) Dynamic microphone
s) PEKERJAAN CCTV
(1) Network Video Recorder (NVR) 1 X 16 chanel, HDD 1 Tera
(2) Split Monitor LED 32" HD 1366 x 768 pixel, support HDMI ,USB,
bracket
(3) Instalasi dan pemograman
(4) Indoor camera day & night 2 mp, type Dome Colour IP
(5) Outdoor box camera day & night Colour IP, IP66
(6) Switch hub. 16 port + POE
(7) Instalasi titik camera kabel UTP cat 6 dua kali instali (Termasuk
instalasi pada pekerjaan Pengawasan kostruksi)

12) PEKERJAAN SALURAN


a) Galian tanah biasa sedalam 1 m
b) Pas. Bak kontrol uk. 80x80 cm
c) Pas. Box culvert 600 x 600 x 1200 mm (K. 350)

13) PENATAAN LINGKUNGAN


a) Galian tanah keras sedalam 1 m
b) Urugan tanah kembali
c) Pas. Anstampeng
d) Pas. Batu Kali 1 : 4
e) Pas. Beton kolom 30x30 (K175)
f) Pas. Pembesian kolom 30x30
g) Pas. Bekisting kolom 30x30
h) Pas. Beton kolom 12x15 (K175)
i) Pas. Pembesian kolom 12x15
j) Pas. Bekisting kolom 12x15
k) Pas. Batu bata 1 : 5, (tb. 1/2 bata)
l) Pas. Plesteran 1 : 5
m) Pas. Acian
n) Pas. Teralis pagar besi hollow + pengecatan & aksesoris
o) Pas. Pintu pagar besi hollow + pengecatan & aksesoris
p) Pas. Dinding batu andesit 20x40
q) Coating batu alam/tempel
r) Pas. Lambang Puskesmas (80x95)
s) Pas. Krawangan GRC tb. 5cm
t) Pas. Paving blok natural tb. 6cm
u) Pengecatan tembok baru
v) Pas. Totempylon

14) PEKERJAAN INTERIOR


a) Pas. Backdrop Ruang Receptionis
b) Pas. Meja Receptionis
c) Pas. Lettering akrilik Ruang Receptionis
d) Pas. Lambang Puskesmas (35x40)
e) Pas. Backdrop Ruang Serbaguna
f) Pas. Meja rapat merk Expo uk. 570x290x75 MP series
g) Pas. Layar Proyektor 100" Otomatis
h) Pas. Backdrop meja

J. PERSYARATAN TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN


1. PEKERJAAN PERSIAPAN
1.1. Umum
Pasal ini menguraikan pekerjaan yang harus dilaksanakan Penyedia seperti
mobilisasi, pengukuran dan pematokan lahan sesuai dengan gambar dan RKS.
22
1.2. Mobilisasi Alat
Penyedia wajib mengadakan peralatan-peralatan kerja yang diperlukan, minimal
dapat mendukung kelancaran pelaksanaan, sehingga pekerjaan dapat selesai pada
waktunya.
1.3. Mobilisasi Tenaga Kerja
Penyedia wajib mendatangkan/mempekerjakan tenaga kerja yang cukup
jumlahnya dan kemampuannya/skill yang tinggi.
1.4. Penggunaan / Pemanfaatan Lahan
Penyedia wajib untuk berkonsultasi dengan Konsultan Pengawas Konstruksi dalam
merancang penggunaan, pemanfaatan lahan bagi keperluan pelaksanaan dari
Pekerjaan. Dimana Konsultan Pengawas Konstruksi dimintakan persetujuannya
atau gambar rencana dari tata letak Bangunan Sementara yang akan dibangun
berikut pembagian ruang, tampak dan potongan serta bahan- bahan yang akan
dipakai. Bangunan Sementara yang dimaksud adalah Direksi Keet, Kantor
Penyedia, Ruang Rapat, Gudang Bahan, Los Kerja, tempat penumpukan bahan dan
sejenisnya. Khusus untuk Direksi KIt penempatannya terpisah dari Bangunan
lainnya dan Penyedia wajib menyediakan perlengkapan seperti : meja, kursi, lemari
penyimpanan arsip, rak contoh bahan, helm dan kelengkapan lain yang diperlukan
bagi pelaksanaan proyek.
1.5. Perataan Tanah
Tanah/Site dimana gedung akan dibangun harus diratakan dan dirapihkan sampai
betul- betul rapih, rata dan bebas dari segala kotoran.
1.6. Pembuatan Titik Acuan
Titik acuan merupakan patok tetap yang akan dijadikan sebagai acuan atau
referensi pada segala pengukuran ketinggian, pengecekan atau pengontrolan. Titik
ini harus kuat serta terlindung dari gangguan sampai pekerjaan selesai dan terbuat
dari tiang pipa diameter 1 ½” dengan dicor beton atau pasangan batu kali.
Elevasi atau ketinggian dari titik acuan adalah + 0,00 sesuai dengan Gambar
rencana. Tulisan dari titik acuan harus menggunakan cat minyak.

1.7. Pengukuran Batas Pekerjaan


Untuk menentukan batas- batas pekerjaan,Penyedia wajib melaksanakan pekerjaan
pengukuran dan pelaksanaannya harus disaksikan oleh Direksi Konsultan
Pengawas dan atau dengan instansi yang berwenang jika memang diperlukaan atau
harus demikian.
Pelaksanaan pengukuran ini dimaksudkan untuk menentukan as- as bangunan dan
kemudian ditandai dengan patok- patok yang tidak dapat berubah oleh pengaruh-
pengaruh luar dan harus tetap dipelihara dan dijaga dengan baik.
Hasil pengukuran tersebut dituangkan dalam suatu catatan atau berita acara yang
ditandatangani oleh pihak- pihak yang berkepentingan dalam pelaksanaan proyek.
1.8. Pemasangan Bouwplank
Dari hasil pengukuran as- as bangunan maka Penyedia harus membuat bouwplank
pada sekitar batas bangunan dengan jarak setiap 2 meter. Bahan yang digunakan
adalah papan kayu dengan bagian atau dan salah satu sisinya diserut halus dan
lurus, untuk perkuatannya dipergunakan kayu dolken atau kaso yang ditancapkan
kedalam tanah. Pada bouwplank dicantumkan as- as bangunan dan ketinggian atau
elevasi bouwplank diukur dari titik acuan. Antara bouwplank yang satu dengan
lainnya harus waterpass dan posisinya dijaga agar tidak berubah dan dikontrol pada
saat- saat tertentu.Bahan bouwplank dari kayu Meranti Merah / Borneo, dengan

23
ukuran balok tanam 5 x 7 cm jarak maksium 1,5 m, ukuran papan 2 x 20 cm bagian
atas diserut rata dan halus.
1.9. Direksi Keet
Penyedia wajib membuat Direksi Keet dengan ketentuan-ketentuan sebagai
berikut :
a. Luas lebih kurang 36 m².
b. Rangka kayu, atap asbes / seng gelombang, dinding triplek, pintu triplek, lantai
plesteran, plafon triplek, jendela kaca nako seperlunya.
1.10. Gudang Bahan
Demikian pula dengan gudang bahan, besarnya tergantung kebutuhan Penyediaan,
dan pelaksanaannya harus memperhatikan keadaan lokasi dan keserasian
lingkungan yang ada
a. Pembersihan Lapangan
Penyedia jasa harus membersihkan segala sesuatu yang kemungkinan akan
dapat mengganggu pelaksanaan, pada waktu ataupun setelah selesainya
pekerjaan. Diantaranya: Pembabatan rumput, penebangan pohon, pembersihan
humus diseluruh area. Tidak dibenarkan apabila memulai pekerjaan
pengurugan tanah tanpa terlebih dahulu membersihkan dari semua humus,
rumput dan lain sebagainya.
b. Pengukuran dan pemasangan profil / bowplank
- Penyedia jasa harus melakukan pengukuran yang tepat berkenaan dengan
titik patok / pedoman yang telah ditentukan agar dicapai tingkat kelandaian
sehingga aliran air dapat lancar menuju lubang penampungan dan
pembuangan.
- Dan bila terjadi penyimpangan atau tidak sesuainya antara kondisi
lapangan Penyedia Jasa harus melapor pada Pengelola kegiatan
c. Pada lokasi pekerjaan dibuat juga bangunan yang digunakan untuk gudang
bahan bangunan yang tertutup rapat dan dapat dikunci berikut barak kerja
untuk para pekerja.
d. Penyedia Jasa harus membuat papan nama proyek dengan ukuran minimal 90
cm x 120 cm
e. Selama berlangsungnya pekerjaan Pelaksana harus dapat menjaga lingkungan
yang terganggu oleh jalannya kegiatan.

2. PEKERJAAN PEMBONGKARAN DAN PEKERJAAN TANAH


2.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan tenaga, bahan-bahan, peralatan dan
alat bantu lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini, yaitu dan
tidak terbatas pada :
 Pekerjaan pembongkaran bangunan existing dan pembersihan sebelum
pelaksanaan.
 Pekerjaan perlindungan instalasi “existing”.
 Pekerjaan galian, pengurugan, pemadatan dan perataan tanah.
 Pekerjaan perbaikan/urugan kembali
2.2 Persiapan Pelaksanaan
Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, Penyedia harus mempelajari dengan
seksama Gambar Kerja. Penyedia harus sudah memperhitungkan segala kondisi di
lapangan yang meliputi dan tidak terbatas pada bangunan existing, trench, saluran
drainase, pipa-pipa, instalasi existing lainnya,tiang listrik dan penangkal
petir.Penyedia harus mengamankan/melindungi hasil paket pekerjaan sebelumnya
24
maupun yang sedang berjalan, bahan/ komponen/instalasi existing yang
dipertahankan agar tidak rusak atau cacat.Rencana pengamanan, baik berupa
penyangga, penopang atau konstruksi khusus sebagai penahan atau pelindung bagian
yang tidak dibongkar,harus dilaporkan kepada Konsultan Pengawas terlebih dahulu
untuk mendapatkan persetujuan.
2.3 Pembersihan
a. Pekerjaan pembongkaran dan pembersihan mencakup pembongkaran/
pembersihan pemindahan konstruksi keluar dari dalam tapak/site terhadap
semua hal yang dinyatakan oleh Konsultan Pengawas / Perencana dan Direksi
tidak akan digunakan lagi, maupun yang dapat mengganggu kelancaran
pelaksanaan diantaranya :
1) Pembongkaran dan pembersihan bangunan existing.
2) Pembersihan material yang ada di lokasi.
3) Pembersihan akhir Pekerjaan.
b. Setiap pembongkaran harus dilakukan sedemikian rupa sehingga siap untuk
dapat dilaksanakan pemasangan baru sesuai dengan Gambar Kerja.
c. Barang hasil bongkaran dan pembersihan harus dikeluarkan dari tapak/site
konstruksi dan dikumpulkan di tempat/lokasi tertentu yang ditunjukkan oleh
Konsultan Pengawas. Pada dasarnya, barang-barang bongkaran tersebut tidak
dapat dipakai lagi dalam pekerjaan, kecuali apabila dinyatakan lain oleh
Konsultan Pengawas.
2.4 Pekerjaan Tanah
a. Pekerjaan tanah adalah pekerjaan pembuatan lubang/galian di tanah dan termasuk
pengurugan/pemadatan tanah kembali yang diperlukan untuk :
 Pondasi footplate dan pondasi lajur
 Perataan tanah bekas galian
 Galian lain seperti yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan atau atas
petunjuk Konsultan Pengawas.
b. Macam Galian
Penggalian dibagi dalam macam-macam jenis, yaitu :
1) Galian tanah biasa
Galian tanah biasa mencakup semua galian yang bukan galian batu, galian
konstruksi atau galian material dan bahan baku lainnya.
2) Galian tanah berbatu
Galian tanah berbatu terdiri dari pekerjaan menggali/membongkar batu-
batuan pada daerah galian yang menurut pendapat Konsultan pengawas harus
dilakukan pembongkaran.
3) Galian konstruksi / obstacle
Galian konstruksi/obstacle adalah semua galian selain dari galian tanah dan
galian batu dalam batas pekerjaan yang disebut dalam spesifikasi ini atau
tercantum dalam Gambar Rencana.Semua galian yang disebut sebagai galian
konstruksi terdiri dari galian lantai bangunan, galian pondasi bangunan
existing, galian perkerasan jalan/halaman, galian pipa/kabel listrik/pipa gas,
saluran-saluran serta konstruksi-konstruksi lainnya, selain yang disebutkan
pada spesifikasi ini. Semua pekerjaan galian harus dikerjakan sesuai dengan
spesifikasi untuk ketiga macam galian tersebut di atas. Syarat-syarat kerja
yang menyangkut bidang lain,mengikuti ketentuan-ketentuan letak, peil dan
dimensi seperti yang dicantumkan dalam Gambar Rencana atau petunjuk
Konsultan pengawas.

25
4) Pekerjaan galian ini baru boleh dilaksanakan setelah papan Patok Ukur
terpasang lengkap dengan penandaan sumbu, ketinggian dan bentuk telah
diperiksa serta disetujui Konsultan pengawas.
5) Galian untuk konstruksi harus sesuai dengan Gambar Kerja dan bersih dari
tanah urug bekas serta sisa bahan bangunan.
6) Urutan penggalian harus diatur sedemikian rupa dengan mengikuti petunjuk-
petunjuk Konsultan pengawas sehingga tidak menimbulkan gangguan pada
lingkungan tapak / site atau menyebabkan timbulnya genangan air untuk
waktu lebih dari 24 jam.
7) Jika pada galian terdapat akar kayu, kotoran dan bagian tanah yang tidak
padat atau longgar, maka bagian ini harus dikeluarkan seluruhnya, kemudian
lubang yang tejadi harus ditutup urugan pasir yang dipadatkan dan disirami
air setiap ketebalan 5 cm lapis demi lapis sampai penuh sehingga mencapai
ketinggian yang diinginkan.Biaya pekerjaan ini menjadi tanggungan
Penyedia dan tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah.
8) Bila pada galian terdapat instalasi existing, Penyedia harusmengikuti
prosedur seperti terurai dalam butir 3.1. s/d. 3.3.
9) Bila Penyedia melakukan penggalian yang melebihi kedalaman yang
ditentukan dalam Gambar Kerja, maka Penyedia wajib untuk menutupi
kelebihan galian tersebut dengan urugan pasir yang dipadatkan dan disirami
air setiap ketebalan 5 cm lapis demi lapis sampai penuh sehingga mencapai
ketinggian yang diinginkan.
10) Biaya pekerjaan ini menjadi tanggungan Penyedia dan tidak dapatdiklaim
sebagai pekerjaan tambah.
11) Dasar galian harus dikerjakan dengan teliti, datar/rata sesuai dengan Gambar
Kerja dan harus dibersihkan dari segala macam kotoran.
12) Galian pondasi harus dilakukan sesuai dengan lebar lantai kerja pondasi atau
seperti tercantum dalam Gambar Kerja, dengan penampang lereng galian kiri
dan kanan dimiringkan 10º kearah luar pondasi dari As, ketinggian serta
bentuk selesai sesuai Gambar Kerja, diperiksa serta disetujui Konsultan
pengawas.
13) Kelebihan tanah galian harus dibuang keluar dari dalam tapak/site
konstruksi.Area antara papan Patok Ukur dengan galian harus bebas dari
timbunan tanah.
14) Apabila dan atau karena permukaan air tanah tinggi, Penyedia harus
menyediakan pompa air secukupnya untuk menyedot air yang menggenangi
galian.Disyaratkan bahwa seluruh permukaan galian terutama lantai galian,
harus kering untuk pekerjaan-pekerjaan selanjutnya, khususnya untuk
pekerjaan :
 Pondasi beton setempat (footplate) dan Sloof beton
 Pondasi Batu Kali.
 Pengurugan dan pemadatan.
 Biaya untuk lingkup yang terurai di atas ditanggung oleh Penyedia, serta
tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.

2.5 Pekerjaan Galian Struktur
1. Lingkup Pekerjaan
a. Galian struktur merupakan penggalian tanah untuk bangunan struktur, sesuai
dengan batasan pekerjaan sebagaimana dijelaskan disini atau sebagaimana
tampak pada gambar.
26
b. Pekerjaan galian yang dijelaskan dengan pasal-pasal lain dalam spesifikasi
ini tidaklah digolongkan sebagai galian struktur.
c. Galian struktur disini tidak dibatasi hanya pada galian / pengeboran struktur
pondasi, tapi termasuk pekerjaan galian untuk poer, sloof dan batu kali.
d. Pekerjaan galian ini mencakup pengurugan kembali dengan material yang
disetujui oleh Konsultan pengawas, berikut pembuangan bahan-bahan sisa,
dan semua bahan serta peralatan lainnnya untuk menghindarkan galian dari
genangan air tanah dan air permukaan.
e. Penyediaan tenaga kerja, bahan, fasilitas pelaksanaan dan kebutuhan-
kebutuhan lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan tanah
yang sesuai dengan gambar-gambar dan spesifikasi.
2. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Tata letak
Penyedia bertanggung jawab atas tata letak yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan. Sebelum penataan, Penyedia harus menyerahkan
rencana tata letak untuk mendapat persetujuan dari Konsultan pengawas.
Bench mark yang bersifat tetap maupun sementara harus dijaga dari
kemungkinan gangguan atau pemindahan.
b. Pekerjaan pembersihan dan pembongkaran.
Semua benda di permukaan seperti pohon, akar dan tonjolan, serta rintangan-
rintangan dan lain-lain yang berada di dalam batas daerah pembangunan yang
tercantum dalam gambar, harus dibersihkan dan atau dibongkar, kecuali untuk
hal-hal di bawah ini :
1) Sisa-sisa pohon yang tidak mengganggu dan akar-akar serta benda-benda
yang tidak mudah rusak, yang letaknya minimal 1 (satu) meter di bawah
dasar poer.
2) Pembongkaran tiang-tiang, saluran-saluran dan selokan-selokan hanya
sedalam yang diperlukan dalam penggalian di tempat tersebut.
3) Kecuali pada tempat-tempat yang harus digali, lubang-lubang bekas
pepohonan dan lubang-lubang lain, harus diurug kembali dengan bahan-
bahan yang baik dan dipadatkan.
4) Penyedia bertanggung jawab untuk membuang sendiri tanaman-tanaman
dan puing-puing ke tempat yang ditentukan oleh Konsultan pengawas.
5) Penyedia harus melestarikan semua benda-benda yang ditentukan tetap
berada pada tempatnya.
6) Galian konstruksi/obstacle
Kriteria obstacle adalah berupa konstruksi beton, pasangan batu kali,
pasangan dinding tembok, besi-besi tua dan lain-lain bekas konstruksi
bangunan lama, dimana cara melakukan pembongkarannya memerlukan
metoda khusus dengan menggunakan peralatan yang lebih khusus pula
(misalnya pemecah beton/concrete breaker, compressor, mesin potong)
dibandingkan peralatan yang digunakan pada pekerjaan galian tanah.
Semua brangkal dan kotoran dari bekas pembongkaran konstruksi existing
harus segera dikeluarkan dari site dan dibuang ke tempat yang ditentukan
oleh Direksi/ Konsultan pengawas. Semua peralatan yang diperlukan pada
paket pekerjaan ini, harus tersedia di lapangan dalam keadaan siap pakai.
Batasan pembongkaran obstacle adalah sebagai berikut :
a) Pada daerah titik galian pondasi sampai mencapai kedalaman yang
masih memungkinkan, obstacle tersebut bisa dibongkar/digali sesuai
dengan kondisi dan sifat tanah pada daerah tersebut.

27
b) Pada jalur yang akan dibuat poer dan sloof, mulai dari permukaan tanah
existing sampai dengan di bawah permukaan dasar urugan pasir dari
konstruksi beton poer dan sloof.
c. Pembuangan humus
Sebelum mulai pekerjaan penggalian, lapisan humus dan rumput harus
dibersihkan, harus bebas dari sisa-sisa tanah bawah (sub soil), bekas-bekas
pohon, akar-akar, batu-batuan, semak-semak atau bahan lainnya. Humus yang
didapat dari pengupasan tersebut harus dibuang ke tempat yang sudah
ditentukan oleh Direksi/ Konsultan pengawas.
3. Penggalian
Sebelum memulai pekerjaan galian, Penyedia harus :
a. Dengan inisiatif sendiri mengambil tindakan untuk mengatur drainase alamiah
dari air yang mengalir pada permukaan tanah, untuk mencegah galian
tergenang air.
b. Memeriksa segala pembongkaran dan pembersihan di tempat itu sudah
dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi ini.
c. Memberitahu Konsultan pengawas sebelum memulai suatu galian apapun, agar
elevasi penampang melintang dan pengukuran dapat diketahui dan dilakukan
pada tanah yang belum terganggu. Tanah yang berdekatan dengan struktur
tidak boleh diganggu tanpa ijin Konsultan pengawas.
d. Parit-parit atau galian pondasi untuk struktur atau alas struktur, harus
mempunyai ukuran yang cukup sehingga memungkinkan perletakan atau alas
pondasi sesuai dengan ukurannya. Bagian-bagian dinding/sisi parit harus
selalu ditopang. Elevasi dasar alas sebagaimana tampak pada gambar
merupakan perkiraan, sehingga secara tertulis Konsultan pengawas dapat
memerintahkan perubahan ukuran dan elevasi jika diperlukan untuk menjamin
pondasi yangkokoh.
e. Penggunaan mesin untuk penggalian diperbolehkan, kecuali untuk tempat
tempat dimana penggunaan mesin-mesin itu dapat merusak benda-benda yang
berada didekatnya, bangunan-bangunan ataupun pekerjaan yang telah
rampung. Dalam hal ini metoda pekerjaan secara manual/dengan
menggunakan tenaga buruh yang harus dilakukan.
f. Bila diperlukan, Penyediaharus membuat turap sementara yang cukup kuat
untuk menahan lereng-lereng tanah galian supaya tidakambruk, dan agar tidak
mengganggu pekerjaan.
g. Turap sementara tersebut harus dapat menjaga bangunan-bangunan yang
berada didekat lereng galian tetap stabil.Apabila terjadi kerusakan bangunan
(roboh) yang diakibatkan oleh pekerjaan galian, maka Penyedia harus
bertanggung jawab terhadap kerusakan bangunan tersebut dan harus
menggantinya/memperbaikinya atas biaya Penyedia.
h. Penyedia harus melakukan perlindungan dan perawatan yang cukup untuk
bagian-bagian pekerjaan di atas maupun di bawah tanah,drainase, saluran
saluran pembuang dan rintangan-rintangan yang dihadapi dalam pelaksanaan
pekerjaan.Semua biaya yang ditimbulkan menjadi tanggung jawab Penyedia.
i. Kemiringan galian harus dibuat maksimal dengan perbandingan 1 (satu)
horizontal dan 1 (satu) vertikal, kecuali diperlihatkan lain dalam gambar.
j. Batu-batu, kayu-kayu dan bahan-bahan lain dalam lubang galian yang tak
berguna harus dibuang dan tidak boleh digunakan untuk pengurugan.
k. Setiap kali galian selesai dikerjakan, Penyedia harus memberitahu Konsultan
pengawas mengenai hal itu dan pembuatan Lapisan Sirtu, Lantai Kerja atau

28
penempatan material apapun tidak boleh dilakukan sebelum Konsultan
pengawas menyetujui kedalaman pondasi dan karakter tanah dasar pondasi.
l. Bila tanah dasar pondasi lembek, berlumpur atau tidak memenuhi syarat,maka
bila diperintahkan oleh Konsultan pengawas, Penyedia harus menggantinya
dengan material berbutir atau kerikil sebagaimana disyaratkan pada RKS ini.
Material penggganti tersebut harus diurugkan dan dipadatkan lapis demi lapis
dengan tebal tiap lapis 15 cm, sampai mencapai elevasi dasar pondasi dengan
kepadatan sesuai petunjuk Konsultan pengawas.
m.Penggilasan atau pemadatan seluruh daerah lapangan harus dapat mencapai
70% dari derajat kepadatan maximum Mod. Proctor. Bila menurut Konsultan
pengawas tanah dasar pondasi tidak memenuhi syarat semata-mata karen
akesalahan Penyedia dalam mengerjakan kewajibannya, maka Penyediaharus
membuang dan mengganti tanah dasar pondasi atas tanggungan biaya sendiri,
atau menangguhkan pekerjaan galian itu sampai kondisi tanah dasar pondasi
tersebut memenuhi syarat.
n. Semua material hasil galian bila memenuhi syarat, harus dimanfaatkan sebagai
material urugan atau timbunan, dan bila ternyata berlebihan maka harus
dibuang.
4. Air Tanah
a. Bila air tanah muncul ketika sedang dilakukan galian struktur, maka
Penyediaharus segera mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk
mencegah air menggenangi galian dan alas struktur.
b. Bila galian terjadi pada tanah yang mengandung air permukaan, maka air ini
tidak dianggap sebagai air tanah dan merupakan kewajiban Penyedia untuk
menanggulanginya sesuai spesifikasi ini, sehingga tidak akan ada tambahan
pembayaran.Penilaian apakah air itu merupakan air permukaan atau air tanah
adalah mutlak wewenang Konsultan pengawas. Jika air dapat dihalangi
memasuki galian dengan menggunakan cofferdam terbuka, maka air ini tidak
dinilai sebagai air tanah.
c. Bila tinggi muka air di atas elevasi dasar galian, maka harus digunakan
cofferdam yang kedap air. Bila diminta, Penyedia harus menunjukkan gambar
mengenai metoda pembuatan cofferdam yang dipakainya kepada Konsultan
pengawas untuk disetujui.Cofferdam atau palung untuk pembuatan pondasi,
secara umum harus dibuat di bawah dasar alas pondasi dan dibuat sedapat
mungkin kedap air.Umumnya dimensi cofferdam itu harus sedemikian rupa
sehinggamemberikan cukup kebebasan/keleluasaan untuk pembuatan acuan
(form) dan pemeriksaannya serta memudahkan proses pemompaan air
keluar.Bila menurut Konsultan pengawas keadaannya tidak memungkinkan
untuk mengeringkan galian sebelum membuat alas pondasi, maka Konsultan
pengawas dapat memerintahkan pembuatan lapisan beton penutup dengan
ukuran tertentu, dan lapisan tersebut harus diletakkan sebagaimana tampak
pada gambar atau mengikuti petunjuk Konsultan pengawas. Lalu galian harus
dikeringkan dan alas pondasi diletakkan.Bila digunakan palung berbeban, dan
beban tersebut dipakai untuk menanggulangi tekanan hidrostatik yang bekerja
terhadap dasar lapisan pondasi penutup, maka harus digunakan penyemat
(jangkar) khusus untuk mentransfer seluruh berat palung terhadap lapisan
pondasi.Bila lapisan pondasi penutup dibuat di bawah air, maka cofferdam
harus dibuat pada muka air yang rendah. Cofferdam dibuat untuk melindungi
beton dari kerusakan karena naiknya muka air dan erosi.Di dalam cofferdam
tidak boleh ditinggalkan kayu-kayuan dan lain-lain tanpa ijin Konsultan

29
pengawas.Bila pekerjaan memompa air diijinkan dilakukan dari bagian galian
pondasi,maka harus dicegah agar jangan ada bahan beton yang ikut terbawa
keluar.Setiap pekerjaan memompa yang dibutuhkan selama perletakan beton,
atau selama waktu sekurang kurangnya 24 jam sesudahnya harus
menggunakan pompa yang sesuai dan air diletakkan di luar acuan
beton.Pemompaan air untuk mengeringkan ini tidak boleh dikerjakan sebelum
lapisan cukup keras dan kuat untuk melawan tekanan hidrostatik.Kecuali bila
ditentukan lain, cofferdam atau palung dengan segala kelengkapannya, harus
dibongkar oleh Penyedia segera setelah selesai pekerjaan sub-struktur.
Pemindahannya harus sedemikian rupa sehingga tidak merusak pekerjaan yang
telah diselesaikan.
4.1. Pemeliharaan saluran
Bila tak diijinkan, penggalian tak boleh dikerjakan di luar caisson,
palung,cofferdam atau palung,sheet piling dan saluran air yang berdekatan
dengan pondasi tidak boleh terganggu tanpa ijin Konsultan pengawas.Jika ada
pekerjaan galian atau pengerukan yang dilakukan sebelum caisson,palung dan
cofferdam terpasang pada tempatnya, maka setelah selesai pembuatan dasar
pondasi, Penyedia harus mengurug kembali galian-galian itu sesuai dengan muka
tanah semula, dengan memakai bahan yang telah disetujui oleh Konsultan
pengawas.Bahan-bahan yang tertinggal pada daerah aliran air akibat dari
pembuatan pondasi atau galian lainnya harus dibuang agar saluran itu bersih dari
segala macam halangan.
2.6 Pekerjaan Urugan dan Pemadatan
1. Pekerjaan Urugan
Pekerjaan pengurugan dan pemadatan tanah ini untuk semua galian sampai
permukaan yang ditentukan sesuai Gambar Kerja, Semua tanah lantai bangunan
sampai permukaan yang ditentukan dengan kepadatan Standard Proctor atau
sesuai Gambar Kerja, Terkecuali untuk tempat tertentu/khusus, kepadatan
tanahnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja atau petunjuk Konsultan
pengawas /Konsultan Perencana.
a. Bahan Urugan
Bahan urugan yang dipakai adalah urugan sirtu yang memenuhi persyaratan
sebagai bahan urugan.Tanah bekas galian boleh dipakai lagi untuk dasar bahan
urugan,kecuali apabila tanah tersebut tidak memenuhi persyaratan sebagai
bahan urugan dan telah mendapat persetujuan dari Konsultan
pengawas.Sumber bahan urugan ini harus mempunyai jumlah yang cukup
untuk menjamin penyediaan bahan urugan yang bisa mencukupi kebutuhan
seluruh pekerjaan.Semua bahan urugan harus mendapat persetujuan Konsultan
pengawas, baik mengenai kualitas bahan maupun sumber bahan itu sendiri
sebelum dibawa atau digunakan di dalam lokasi pekerjaan.Bahan urugan yang
mengandung tanah organis, akar-akaran, sampah dan lain-lain,tidak boleh
dipergunakan untuk urugan. Bahan-bahan seperti ini harus dipindahkan dan
ditempatkan pada daerah pembuangan yang disetujui atau ditunjuk oleh
Konsultan pengawas.Daerah yang akan diurug harus dibersihkan dari humus
dan bahan-bahan urugan yang sudah ditempatkan di lokasi pengurugan tetapi
tidak memenuhi standar, harus dibuang dan diganti oleh Penyedia atas biaya
sendiri.
b. Pengurugan

30
1) Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, seluruh area pembangunan harus
sudah bersih dari humus, akar tanaman, benda-benda organis, sisa-sisa
bongkaran dan bahan lain yang dapat mengurangi kualitas pekerjaan ini.
2) Urugan harus bebas dari segala macam bahan yang dapat membusuk, sisa
bongkaran, dan atau yang dapat mempengaruhi kepadatan urugan.
Urugan sirtu yang didatangkan dari luar tidak mengandung bahan-bahan
seperti tersebut di atas dan atau telah disetujui Konsultan pengawas.
3) Penghamparan urugan sirtu dilakukan lapis demi lapis dan langsung
dipadatkan sampai mencapai permukaan/peil yang diinginkan.Ketebalan
perlapis setelah dipadatkan tidak boleh melebihi 20 cm. Setiap kali
penghamparan harus mendapat persetujuan dari Konsultan pengawas
yang menyatakan bahwa lapisan di bawahnya telah memenuhi kepadatan
yang disyaratkan, dan seluruh prosedur pemadatan ini harus ditulis dalam
Berita Acara yang disetujui Konsultan pengawas.
4) Lapisan tanah lunak (lumpur) yang ada harus dihilangkan dengan dikeruk,
sebelum pekerjaan pengurugan dimulai.Pada saat pengerukan dan
pengurugan, daerah ini harus dikeringkan.
5) Pemampatan dan pemadatan harus dilakukan sesuai dengan artikel yang
bersangkutan di bawah ini dalam bab ini.
6) Tidak boleh dilakukan pengurugan atau pemadatan selama hujan
deras.Jika permukaan lapisan yang sudah dipadatkan tergenang oleh air,
Penyedia harus membuat alur-alur pada bagian teratas untuk
mengeringkannya sampai mencapai kadar air yang benar dan dipadatkan
kembali.
7) Ketinggian pengurugan setelah dipadatkan harus mencapai elevasi sesuai
yang tercantum dalam Gambar Kerja.
c. Pengurugan untuk halaman yang tidak dibangun, Jalan dan Perkerasan,
tidak perlu dipadatkan dengan Mesin Pemadat, Cukup Ditimbris dengan
Tangan.

2. Pekerjaan Pemadatan
a. Sebelum pelaksanaan pemadatan, seluruh area pembangunan harus
dikeringkan terlebih dahulu. Penyedia harus bertanggung jawab atas ketepatan
penempatan dan pemadatan bahan-bahan urugan dan juga memperbaiki
kekurangan-kekurangan akibat pemadatan yang tidak cukup.
b. Penyediaharus menetukan jenis ukuran dan berat dari alat yang paling sesuai
untuk pemadatan bahan urugan yang ada. Alat-alat pemadatan ini harus
mendapat Persetujuan Konsultan pengawas.
c. Pemadatan tanah harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan tiap
lapisan maksimum 30 cm. dan dipadatkan sampai mencapai kepadatan kering
maksimum seperti yang ditentukan dlam AASHTO T 99.
d. Pelaksanaan pemadatan harus dilakukan dalam cuaca baik. Apabila hari hujan,
pemadatan harus dihentikan. Selama pekerjaan ini, kadar air harus dijaga agar
tidak lebih besar dari 2 % kadar air optimum.
e. Penyedia diwajibkan melakukan tes kepadatan Uji Kepadatan tanah apabila
diminta oleh Direksi / Konsultan pengawas, sebanyak titik yang ditentukan
oleh Konsultan pengawas, yang harus disaksikan oleh Konsultan pengawas
dan dibuatkan laporan tertulis untuk tiap titik meliputi area 150 m2.
3. Pekerjaan Perataan Tanah

31
Bila terdapat bagian-bagian yang lebih tinggi dari permukaan tanah yang
direncanakan, perataan pada bagian ini harus dilakukan sedemikian rupa
sehingga kelebihan tanah tersebut dapat diangkut ke tempat lain yang ditentukan
oleh Konsultan pengawas.

2.7 PEKERJAAN STRUKTUR


1. PEKERJAAN STRUKTUR BETON
a. Persyaratan Mutu
1) Mutu Beton
Beton yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini harus
mempunyai mutu karakteristik minimal sebagai berikut :
a) Pondasi plat Beton setempat (footplate) : K-250
b) Sloof Beton : K-250
c) Kolom dan Balok : K-250
d) Sloof ,Kolom & Ring Balok Praktis : K-175
2) Adukan Beton
Adukan beton yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini harus
Beton Readymix, kecuali ada pertimbangan lain pada bagian-bagian tertentu
dapat menggunakan beton konvensional yang sebelumnya sudah mendapat
persetujuan dari Direksi /Konsultan pengawas.
3) Lantai Kerja
Seluruh beton untuk lantai kerja adalah beton rabat K100.
4) Mutu Baja
Jenis dan Tegangan leleh (fy) baja struktur yang digunakan adalah:
a) Baja Tulangan Polos (BJTP) fy=240 Mpa (U=24), untuk baja dengan D
<12mm
b) Baja Tulangan Ulir (BJTD) fy=400 Mpa (U=40), untuk baja dengan D
>12mm
c) Baja Profil menggunakan mutu BJ37 fy=240 Mpa
d) Dimensi dan diameter batang sesuai dengan yang tercantum dalam
gambar rencana.
b. Persyaratan Bahan Beton
1) Semen
a) Semua semen harus Semen Portland yang disesuaikan dengan
persyaratan dalam Peraturan Portland Cement Indonesia NI-8 atau
ASTM C-150 Type1 atau standar Inggris BS 12.
b) Mutu semen yang memenuhi syarat dan dapat dipakai serta memenuhi
persyaratan NI-8. Pemilihan salah satu merk semen adalah mengikat dan
dipakai untuk seluruh pekerjaan.
c) Pemeriksaan
Konsultan pengawas dapat memeriksa semen yang disimpan dalam
gudang pada setiap waktu sebelum dipergunakan. Penyedia harus
bersedia untuk memberi bantuan yang dibutuhkan oleh Konsultan
pengawas untuk pengambilan contoh-contoh tersebut. Semen yang tidak
dapat diterima sesuai pemeriksaan oleh Konsultan pengawas, harus tidak
dipergunakan atau diafkir. Jika semen yang dinyatakan tidak
memuaskan tersebut telah dipergunakan untuk beton,maka Konsultan
pengawas dapat memerintahkan untuk membongkar beton tersebut dan
diganti dengan memakai semen yang telah disetujui atas beban

32
Penyedia. Penyedia harus menyediakan semua semen-semen dan beton
yang dibutuhkan untuk pemeriksaan atas biaya Penyedia.
2) Tempat Penyimpanan
a) Penyedia harus menyediakan tempat penyimpanan yang sesuai untuk
semen, dan setiap saat harus terlindung dengan cermat terhadap
kelembaban udara. Tempat penyimpanan tersebut juga harus sedemikian
rupa agar memudahkan waktu pengambilan.Gudang penyimpanan harus
berlantai kuat dibuat dengan jarak minimal 30 cm dari tanah, harus
cukup besar untuk dapat memuat semen dalam jumlah cukup besar
sehingga kelambatan atau kemacetan dalam pekerjaan dapat dicegah dan
harus mempunyai ruang lantai yang cukup untuk menyimpan tiap
muatan truk semen secara terpisah-pisah dan menyediakan jalan yang
mudah untuk mengambil contoh,menghitung zak-zak dan
memindahkannya. Semen dalam zak tidak boleh ditumpuk lebih tinggi
dari 2 meter.
b) Untuk mencegah semen didalam zak disimpan terlalu lama sesudah
penerimaan, Penyedia hendaknya mempergunakan semen menurut
urutan kronologis yang diterima di tempat pekerjaan. Tiap kiriman
semen harus disimpan sedemikian rupa sehingga mudah dibedakan ari
kiriman lainnya. Semua zak kosong harus disimpan dengan rapih dan
diberi tanda yang telah disetujui oleh Konsultan pengawas.
c) Timbangan-timbangan yang baik dan teliti harus diadakan oleh Penyedia
untuk menimbang semen didalam gudang dan di lokasi serta harus
dilengkapi segala timbangan untuk untuk keperluan pemeriksaan atau
penyelidikan.
d) Penyedia harus menyediakan penjaga yang cakap, untuk mengawasi
gudang-gudang semen dan mengadakan catatan-catatan yang cocok dari
penerimaan dan pemakaian semen seluruhnya.
e) Tembusan dari catatan-catatan harus disediakan untuk Konsultan
pengawas bila dikehendakinya, jumlah dari semen yang digunakan
selama hari itu ditiap bagian pekerjaan.
3) Pasir dan kerikil
a) Penyedia harus mengangkut, membongkar, mengerjakan dan menimbun
semua pasir dan kerikil. Segala cara yang dilaksanakan oleh Penyedia
untuk pembongkaran, pemuatan, pengerjaan dan penimbunan pasir
dankerikil harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan pengawas.
b) Tempat dan pengaturan dari semua daerah penimbunan harus mendapat
persetujuan dari Konsultan pengawas. Penyedia harus membersihkan
bahkan memperbaiki saluran buangan di semua tempat penimbunan dan
harus mengatur semua pekerjaan penimbunan pasir dan kerikil
sedemikian rupa sehingga timbulnya pemisahan dan pencampuran
antara pasir dan kerikil akan dapat dihindari dan bahan yang ditimbun
tidak akan tercampur tanah atau bahan lain pada waktu ada banjir atau
air rembesan.Penyedia diminta untuk menanggung sendiri segala biaya
untuk pengolahan kembali pasir dan kerikil yang kotor karena timbunan
yang tidak sempurna dan lalai dalam pencegahan yang cukup. Pasir dan
kerikil tidak boleh dipindah-pindah dari timbunan, kecuali bila
diperlukan untuk meratakan pengiriman berikutnya.
4) Pasir

33
a) Jenis pasir yang dipakai untuk pekerjaan bangunan ini adalah pasir alam
yaitu pasir yang dihasilkan dari sungai atau pasir alam lain yang didapat
dengan persetujuan Konsultan pengawas.
b) Persetujuan untuk sumber-sumber pasir alam tidak dimaksudkan sebagai
persetujuan dasar (pokok) untuk semua bahan yang diambil dari sumber
tersebut. Penyedia harus bertanggung jawab atas kualitas tiap jenis dari
semua bahan yang dipakai dalam pekerjaan.Penyedia harus
menyerahkan pada Konsultan pengawas sebagai bahan pemeriksaan
pendahuluan dan persetujuan, contoh yang cukup,seberat 15 kg dari
pasir alam yang diusulkan untuk dipakai, sedikitnya14 hari sebelum
diperlukan.
c) Timbunan pasir alam harus dibersihkan dari semua tumbuh-tumbuhan
dan dari bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki. Segala macam tanah
pasir dan kerikil yang tidak dapat dipakai, harus disingkirkan.Timbunan
harus diatur dan dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak
merugikan kegunaan dari timbunan.
d) Pasir harus halus, bersih dan bebas dari gumpalan-gumpalan kecil dan
lunak dari tanah liat, mika/plastik dan hal-hal yang merugikan dari
substansi yang merusak, jumlah prosentase dari segala macam subsansi
yang merugikan, beratnya tidak boleh lebih dari 5% berat pasir.
e) Pasir harus mempunyai “modulus kehalusan butir“ sesuai denganstandar
Indonesia untuk beton
5) Agregat Kasar ( Kerikil )
a) Agregat kasar harus didapat dari sumber yang telah disetujui. Ini dapat
berupa kerikil sebagai hasil disintegrasi alami dari batu-batuan
atauberupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu.
b) Kebersihan dan mutu
Agregat kasar harus bersih dan bebas dari bagian-bagian yang
halus,mudah pecah, tipis atau yang berukuran panjang, bersih dari
alkali,bahan-bahan organis atau dari substansi yang merusak dalam
jumlah yang merugikan. Besarnya persentase dari semua substansi
yangmerusak tidak boleh mencapai 3 (tiga) persen dari beratnya.Agregat
kasar harus berbentuk baik, keras, padat, kekal dan tidak berpori.
Apabila kadar lumpur melampaui 1%, maka agregat kasar harus dicuci.
c) Gradasi
Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir berada antara
5 mm. sampai dengan 25 mm dan harus memenuhi syarat-syaratsebagai
berikut :
 Sisa di atas ayakan 31,5 mm, harus 6 % berat.
 Sisa di atas ayakan 4 mm harus berkisar antara 90% dan 98% berat.
 Selisih antara sisa-sisa kumulatif di atas dua ayakan yang berurutan,
adalah maksimum 60% dan minimum 10% berat serta harus
menyesuaikan dengan semua ketentuan-ketentuan yang terdapat di
NI-2 PBI-1971. Agregat kasar harus sesuai dengan spesifikasi ini dan
jika diperiksa oleh Konsultan pengawas ternyata tidak sesuai dengan
ketentuan gradasi, maka Penyedia harus menyaring kembali atau
mengolah kembali bahannya atas bebannya sendiri, untuk
menghasilkan agrega tyang dapat disetujui Konsultan pengawas.

6) A i r

34
Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi/mortar dan spesi
injeksi harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik basah, garam
dan kotoran-kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak. Air tersebut
harus diuji di Laboratorium pengujian yang ditetapkan oleh Konsultan
pengawas untuk menetapkan sesuai tidaknya dengan ketentuan-ketentuan
yang ada didalam PBI-1971/ 2 atau Tata Cara Penghitungan Struktur Beton
untuk Bangunan Gedung, SNI–03–1726–2019 untuk bahan campuran beton
7) Tulangan Beton
a) Semua baja tulangan beton harus baru, mutu dan ukuran sesuai dengan
standar Indonesia untuk beton NI-2, PBI-1971, atau SNI–03–1726–
2019, dan harus disetujui oleh Konsultan pengawas.Konsultan pengawas
berhak meminta kepada Penyedia, surat keterangan tentang pengujian
oleh pabrik dari semua baja tulangan beton yang disediakan, untuk
persetujuan Konsultan pengawas sesuai dengan persyaratan mutu untuk
setiap bagian konstruksi seperti tercantum didalam gambar rencana.
b) Baja tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari serpih-
serpih,karat, minyak, gemuk dan zat kimia lainnya yang dapat merusak
atau mengurangi daya lekat antara baja tulangan dengan beton.
c) Khusus untuk plat lantai apabila pada gambar menggunakan
wiremesh,maka wiremesh yang digunakan adalah tipe deform (ulir)
produk UNIONMETAL atau BRC LYSAGHT.
8) Cetakan ( bekisting )
a) Kecuali bila ditenntukan lain atau atas petunjuk konsultan pengawas/
direksi, bekisting untuk seluruh struktur bangunan ini memakai
multipleks dengan tebal minimum 12 mm. Bekisting dari multipleks
tersebut harus diperkuat dengan rangka kayu kualitas baik ukuran 5/7,
6/10, 6/12 dan sebagainya,untuk mendapatkan kekuatan dan kekakuan
yang sempurna, atau dari bahan lain yang disetujui oleh Konsultan
pengawas/ KonsultanPerencana.
b) Steiger/penyangga bekisting harus terdiri dari pipa-pipa besi
standarpabrik (schafolding) atau kayu dan tidak diperkenankan memakai
bambu.
9) Bonding Agent
Dipergunakan pada elemen-elemen beton yang harus disambungkan/dicor
secara terputus, untuk mendapatkan sistem struktur yang kokoh sesuai
dengan design dan perhitungannya. Bonding agent yang dipergunakan
adalah NITOBOND PVA merk FOSROC berupa material liquid berwarna
putih terbuat dari bahan polymer acrylic digunakan pada sambungan
pengecoran beton lama dan baru khusus untuk daerah kering. Cara
pemakaiannya harus sesuai petunjuk pabrik.
10) Admixture
a) Admixture/hardener dipergunakan apabila keadaan memaksa untuk
mempercepat pengerasan beton. Bahan Admixture yang dipakai adalah
SIKAMENT 520 merk SIKA dengan takaran 0,8% dari berat semen.
Takaran yang lain dapat digunakan untuk mendapatkan kekuatan
maksimal dengan persetujuan dari Konsultan pengawas/Perencana.
b) Retarder digunakan untuk memperlambat waktu setting beton (initial
set),dimana bila waktu pengiriman beton dari Batching Plant ke proyek
dan sampai dengan waktu penuangan beton memerlukan waktu lebih
dari1 (satu) jam. Bahan retarder yang dipergunakan adalah

35
CONPLASTRP264M2 dengan takaran 0,20 – 0,60 liter per 100 kg.
semen.Pencampuran dilakukan di Batching Plant.
c) Superplasticizer digunakan untuk membuat beton lebih plastis dan
mencapai kekuatan awal yang lebih tinggi (high early strength).Bahan
plasticizer adalah CONPLAST SP 430D dengan takaran 0,60 –2,00 liter
per 100 kg. semen.Pencampuran dilakukan di dalam mixer sebelum
beton dituang ke dalamcetakan
c. Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan Beton
1) Kelas dan Mutu Pekerjaan Beton
a) Kelas dan mutu dari beton harus sesuai dengan Standar Beton yang
berlaku. Bilamana tidak ditentukan lain, kuat tekan dari betona dalah
selalu kekuatan tekan hancur dari contoh kubus yang bersisi 15
cm.(0,003375 m3) diuji pada umur 7 hari, 14 hari dan 28 hari.
b) Kriteria untuk menentukan mutu beton adalah persyaratan bahwa hasil
pengujian benda-benda uji harus memberikan hasil σ’bk ( kekuatan
tekan beton karakteristik ) yang lebih besar dari yang ditentukan di
dalam tabel 4.2.1. PBI-1971.
c) Umur benda uji pada saat pengujian harus dilaksanakan pada umur 7,
14,atau 28 hari sesuai dengan kesepakatan dengan Konsultan pengawas
yang tertuang dalam risalah rapat.
2) Komposisi campuran Beton
a) Beton harus dibentuk dari campuran bahan-bahan semen portland,
pasir,kerikil dan air seperti yang ditentukan sebelumnya. Bahan beton
dicampur dalam perbandingan yang tertentu/ serasi dan diolah sebaik-
baiknya sampai pada kekentalan yang baik/tepat.
b) Untuk mendapatkan mutu beton yang sesuai dengan yang ditentukan
dalam spesifikasi ini, harus dipakai “campuran yang direncanakan
(design mix)“.Campuran yang direncanakan ini dihasilkan dari
percobaan-percobaan campuran yang memenuhi kekuatan karakteristik
yang disyaratkan dan dilakukan oleh laboratorium dari instansi
pemerintah atau Badan yang sudah terbukti akreditasinya.
c) Ukuran maksimal dari agregat kasar dalam beton untuk bagian-bagian
dari pekerjaan tidak boleh melampaui ukuran yang ditetapkan dalam
persyaratan bahan beton, ukuran mana ditetapkan sepraktis mungkin
sehingga tercapai pengecoran yang tepat dan memuaskan.
d) Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton yang dipakai untuk
berbagai mutu, harus ditetapkan dari waktu ke waktu selama berjalannya
pekerjaan, demikian juga pemeriksaan terhadap agregat dan beton yang
dihasilkan.
e) Perbandingan campuran dan faktor air semen yang tepat akan ditetapkan
atas dasar beton yang dihasilkan yang mempunyai kepadatan yang
tepat,kekedapan, keawetan dan kekuatan yang dikehendaki.
f) Kekentalan (konsistensi) adukan beton untuk bagian-bagian konstruksi
beton harus disesuaikan dengan jenis konstruksi yang bersangkutan, cara
pengangkutan adukan beton dan cara pemadatannya. Kekentalan adukan
beton antara lain ditentukan oleh faktor air semen.
g) Agar dihasilkan suatu konstruksi beton yang sesuai dengan yang
direncanakan, maka faktor air semen ditentukan sebagai berikut :
(1) Faktor air semen untuk pondasi, sloof, maksimum 0,60.

36
(2) Faktor air semen untuk kolom, balok, plat lantai, tangga, dinding
beton dan listplank/ parapet, maksimum 0,60.
(3) Faktor air semen untuk konstruksi pelat atap dan tempat-tempat
basahlainnnya, maksimum 0,55.
h) Pengujian beton akan dilakukan oleh Konsultan pengawas atas biaya
Penyedia. Perbandingan campuran beton harus diubah jika perlu untuk
tujuan penghematan yang dikehendaki, workability, kepadatan,
kekedapan awet atau kekuatan dan Penyedia tidak berhak atas klaim
yang disebabkan perubahan yang demikian.
3) Pengujian Konsistensi Beton dan Benda-Benda Uji Beton
a) Banyaknya air yang dipakai untuk beton harus diatur menurut keperluan
untuk menjamin beton dengan konsistensi yang baik dan untuk
menyesuaikan variasi kandungan lembab atau gradasi (perbutiran) dari
agregat waktu masuk dalam mesin pengaduk (mixer). Penambahan airu
ntuk mencairkan kembali beton padat hasil pengadukan yang terlalu
lama atau yang menjadi kering sebelum dipasang adalah sama sekali
tidak diperkenankan. Keseragaman konsistensi beton untuk setiap kali
pengadukan sangat perlu.
b) Nilai slump dari beton (pengujian kerucut slump), tidak boleh kurang
dari 8 cm, dan tidak melampaui 12 cm untuk segala beton yang
dipergunakan.Semua pengujian harus sesuai dengan NI-2 PBI-1971/
ketentuan yang berlaku. Konsultan pengawas berhak untuk menuntut
nilai slump yang lebih kecil bila hal tersebut dapat dilaksanakan
dan akan menghasilkan beton berkualitas lebih tinggi atau alasan
penghematan.
c) Kekuatan tekan dari beton harus ditetapkan oleh Konsultan pengawas
melalui pengujian biasa dengan kubus 15 x 15 x 15 cm. dibuat dan
diujisesuai dengan NI-2 PBI-1971. Pengujian slump akan diadakan oleh
Konsultan pengawas sesuai dengan NI-2 PBI-1971, Penyedia harus
menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk mengerjakan contoh-
contoh pemeriksaan yang representatif.
4) Pekerjaan Baja Tulangan
a) Baja tulangan beton harus dibengkokkan/dibentuk dengan teliti sesuai
dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang tertera pada gambar-gamba
rkonstruksi. Baja tulangan beton tidak boleh diluruskan atau
dibengkokkan kembali dengan cara yang dapat merusak bahannya.
Batang dengan bengkokan yang tidak ditunjukan dalam gambar tidak
boleh dipakai.Semua batang harus dibengkokkan dalam keadaan dingin,
pemanasan dari besi beton hanya dapat diperkenankan bila seluruh cara
pengerjaannya disetujui oleh Konsultan pengawas atau Perencana.
b) Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan gambar
rencana.Untuk menempatkan tulangan-tulangan tetap tepat ditempatnya,
maka tulangan harus diikat kuat dengan kawat beton ( bendraat ) dan
memakai bantalan blok-blok beton cetak (beton decking) dan atau kursi-
kursi besi /cakar ayam perenggang.Dalam segala hal untuk besi beton
yang horizontal harus digunakan penunjang yang tepat, sehingga tidak
akan ada batang yang turun.
c) Jarak bersih terkecil antara batang yang paralel apabila tidak ditentukan
dalam gambar rencana, minimal harus 1,2 kali ukuran terbesar dari

37
agregat kasar dan harus memberikan kesempatan masuknya alat
penggetar beton.
d) Pada dasarnya jumlah luas tulangan harus sesuai dengan gambar dan
perhitungan. Apabila dipakai dimensi tulangan yang berbeda dengan
gambar, maka yang menentukan adalah luas tulangan.Dalam hal ini
Penyedia diwajibkan meminta persetujuan terlebih dahulu dari
Konsultan pengawas.
5) Pekerjaan Selimut Beton
Penempatan besi beton didalam cetakan tidak boleh menyinggung dinding
atau dasar cetakan sesuai butir tersebut di atas, serta harus mempunyai jarak
tetap dan tertentu untuk setiap bagian-bagian konstruksi sesuai dengan
gambar rencana.Apabila tidak ditentukan di dalam gambar rencana, maka
tebal selimut beton untuk satu sisi pada masing-masing konstruksi adalah
sebagai berikut :
a) Pondasi Pelat, untuk sisi bawah 8 cm, untuk sisi lainnya : 4,0 cm.
b) Balok sloof : 4,0 cm.
c) Kolom : 4,0 cm.
d) Balok : 3,0 cm.
e) Pelat beton : 2,0 cm.
6) Pekerjaan Sambungan Baja Tulangan
Jika diperlukan untuk menyambung tulangan pada tempat-tempat lain dari
yang ditunjukkan pada gambar-gambar, bentuk dari sambungan harus
disetujui oleh Konsultan pengawas. Overlap pada sambungan-sambungan
tulangan harus minimal 40 kali diameter batang, kecuali jika telah ditetapkan
secara pasti di dalam gambar rencana dan harus mendapat persetujuan
Konsultan pengawas.
7) Pekerjaan Mengaduk
a) Penyedia harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang
mempunyai ketelitian cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah
dari masing-masing bahan beton. Perlengkapan-perlengkapan tersebut
dan cara pengerjaannya selalu harus mendapatkan persetujuan dari
Konsultan pengawas.
b) Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin
pengaduk beton (“batch mixer/beton mollen“). Konsultan pengawas
berwenang untuk menambah waktu pengadukan jika pemasukan bahan
dan cara pengadukan gagal untuk mendapatkan hasil adukan dengan
susunan kekentalan dan warna yang merata/seragam dalam komposisi
atau konsistensi. Air harus dituang lebih dahulu selama pekerjaan
penyempurnaan.
c) Tidak diperkenankan melakukan pengadukan beton yang berlebihan
(lamanya) yang membutuhkan penambahan air untuk mendapatkan
konsistensi beton yang dikehendaki.Mesin pengaduk yang memproduksi
hasil yang tidak memuaskan harus diperbaiki dan atau diganti.Mesin
pengaduk yang disentralisir (batching mixing plant) harus diatur
sedemikian rupa, sehingga pekerjaan mengaduk dapat diawasi dengan
mudah dari stasiun operator.Mesin pengaduk tidak boleh dipakai
melebihi dari kapasitas yang telah ditentukan. Setiap mesin pengaduk
harus diperlengkapi dengan alat mekanis untuk mengatur waktu dan
menghitung jumlah adukan.

38
8) S u h u
Suhu beton sewaktu dituang tidak boleh lebih dari 32˚C dan tidak kurang
dari4,5˚C. Bila suhu dari beton yang dituang berada antara 27˚C - 32˚C,
beton harus diaduk di tempat pekerjaan untuk kemudian langsung dicor.Bila
beton dicor pada waktu iklim sedemikian rupa sehingga suhu dari beton
melebihi 32˚C sebagai yang ditetapkan oleh Konsultan pengawas, maka
Penyedia harus mengambil langlah-langkah yang efektif, umpamanya
mendinginkan agregat, mencampur dengan es dan mengecor pada
waktumalam hari bila perlu, untuk mempertahankan suhu beton waktu dicor
padasuhu dibawah 32˚C.
9) Pekerjaan Rencana Cetakan
Cetakan (bekisting) harus sesuai dengan bentuk dan ukuran yang ditentukan
dalam gambar rencana. Bahan yang dipakai untuk cetakan harus
mendapatkan persetujuan dari Konsultan pengawas sebelum pembuatan
cetakan dimulai, tetapi persetujuan yang demikian tidak akan mengurangi
tanggung jawab Penyedia terhadap keserasian bentuk maupun terhadap
perlunya perbaikan kerusakan-kerusakan yang mungkin dapat timbul pada
waktu pemakaian. Sewaktu-waktu Konsultan pengawas dapat mengafkir
sesuatu bagian dari bentuk yang tidak dapat diterima dalam segi apapun dan
Penyedia harus dengan segera menanggulangi bentuk yang diafkir tesebut
dan menggantinya atas bebannya sendiri.
10)Pekerjaan Konstruksi Cetakan
a) Semua cetakan harus betul-betul teliti, kuat dan aman pada
kedudukannya sehingga dapat dicegah pengembangan atau lain gerakan
selama dan sesudah pengecoran beton.
b) Semua cetakan beton harus kokoh.Sebelum beton dicor, permukaan dari
cetakan-cetakan (bekisting) harus dilaburi/diminyaki dengan minyak
bekisting yang biasa diperdagangkan untuk maksud itu yang dapat
mencegah secara efektif melekatnya beton pada cetakan, dan akan
memudahkan melepa sbekisting/cetakan beton. Minyak bekisting
tersebut dapat dipakai hanya setelah disetujui oleh Konsultan
pengawas.Penggunaan minyak bekisting ini harus hati-hati untuk
mencegah kontak dengan besi beton dan mengakibatkan kurangnya daya
lekat.
c) Alat-alat dan usaha-usaha yang sesuai dan cocok untuk membuka
cetakan-cetakan tanpa merusak permukaan dari beton yang telah
selesai,harus tersedia.
d) Penyangga cetakan ( steiger ) harus bertumpu pada pondasi yang baik
dan kuat sehingga tidak akan ada kemungkinan penurunan cetakan
selama pelaksanaan.
11)Pekerjaan Pengangkutan Beton
Cara-cara dan alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus
sedemikian rupa sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang
diinginkan dapat dibawa ke tempat pekerjaan, tanpa adanya pemisahan dan
kehilangan bahan yang menyebabkan perubahan nilai slump.
12)Pekerjaan Pengecoran
a) Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, ukuran dan
letak baja tulangan beton sesuai dengan gambar pelaksanaan,
pemasangan sparing-sparing instalasi, penyokong, pengikatan da n lain-
lainnyatelah selesai dikerjakan. Sebelum pengecoran dimulai,

39
permukaan-permukaan yang berhubungan dengan pengecoran harus
sudah disetujui oleh Konsultan pengawas.
b) Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat
pengecoran beton (cetakan/bekisting) harus bersih dari air yang
tergenang, reruntuhan atau bahan lepas. Permukaan bekisting dengan
bahan-bahan yang menyerap pada tempat-tempat yang akan dicor, harus
dibasahi dengan merata sehingga kelembaban/air dari beton yang baru
dicor- tidak akan diserap.
c) Permukaan-permukaan beton yang telah dicor lebih dahulu dimana akan
dicor beton baru, harus bersih dan lembab/basah ketika dicor dengan
beton baru. Pembersihan harus berupa pembuangan semua kotoran,
pembuangan beton-beton yang mengelupas atau rusak, atau bahan-
bahan asing yang menutupinya. Semua genangan air harus dibuang dari
permukaan beton lama tersebut sebelum beton baru dicor.Pada
sambungan pengecoran ini harus dipakai bahan perekat beton yang
disetujui oleh Konsultan pengawas.
d) Perlu diperhatikan letak/jarak/sudut untuk setiap penghentian
pengecoran yang masih akan berlanjut, terhadap sistem struktur
/penulangan yang ada.
e) Beton boleh dicor hanya ketika Konsultan pengawas atau wakilnya yang
ditunjuk serta Staf Penyedia yang setara ada ditempat/lokasi Pekerjaan,
dan persiapannya betul-betul telah memadai.
f) Dalam semua hal, beton yang akan dicor harus diusahakan agar
pengangkutan ke tempat posisi terakhir sependek mungkin, sehingga
pada waktu pengecoran tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil
dan spesinya. Pemisahan yang berlebihan dari agregat kasar dalam beton
yang disebabkan jatuh bebas dari tempat yang cukup tinggi, atau
sudutyang terlalu besar, atau bertumpuk dengan baja-baja tulangan,
tidak diijinkan. Kalau diperkirakan pemisahan yang demikian itu
mungkin akan terjadi, Penyedia harus mempersiapkan tremie atau alat
lain yangcocok untuk mengontrol jatuhnya beton.
g) Pengecoran beton tidak boleh dijatuhkan lebih tinggi dari 2 meter,semua
penuangan beton harus selalu lapis - perlapis horizontal dan tebalnya
tidak lebih dari 50 cm. Konsultan pengawas mempunyai hak untuk
mengurangi tebal tersebut apabila pengecoran dengan tebal lapisan 50
cm tidak dapat memenuhi spesifikasi ini.
h) Pengecoran beton tidak diperkenankan selama terjadi hujan deras atau
turun hujan yang lama, sedemikian rupa sehingga spesi/mortar
terpisahdari agregat kasar. Selama hujan, air semen atau spesi tidak
boleh dihamparkan pada construction joint, dan air semen atau spesi
yanghanyut terhampar harus dibuang sebelum pekerjaan dilanjutkan.
i) Ember-ember / gerobak dorong beton yang dipakai harus sanggup
menuang dengan tepat dalam slump yang rendah dan memenuhi syarat-
syarat campuran.Mekanisme penuangan harus dibuat dengan kapasitas
minimal 50 liter.Juga harus tersedia peralatan lainnya untuk mendukung
lancarnya pengecoran dimana diperlukan terutama bagi lokasi-lokasi
yang sulit/terbatas.
j) Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai sepadat mungkin,sehingga
bebas dari kantong-kantong kerikil, dan menutup rapat-rapat semua
permukaan dari cetakan dan material yang diletakan.Dalam pemadatan

40
setiap lapisan dari beton, kepala alat penggetar (vibrator) harus dapat
menembus dan menggetarkan kembali beton pada bagian atas dari
lapisan yang terletak di bawah. Lamanya penggetaran tidak boleh
menyebabkan terpisahnya bahan beton dengan airnya.Semua beton
harus dipadatkan dengan alat penggetar type IMMERSON,beroperasi
dengan kecepatan paling sedikit 3.000 putaran per menitketika
dibenamkan ke dalam beton.
13)Waktu dan Cara-Cara Pembukaan Cetakan
a) Waktu dan cara pembukaan dan pemindahan cetakan harus mengikuti
petunjuk Konsultan pengawas. Pekerjaan ini harus dikerjakan dengan
hati-hati untuk menghindarkan kerusakan pada beton. Beton yang masih
muda/lunak tidak diijinkan untuk dibebani.Segera sesudah cetakan-
cetakan dibuka, permukaan beton harus diperiksa dengan teliti dan
permukaan-permukaan yang tidak beraturan harus segera diperbaiki
sampai disetujui Konsultan pengawas
b) Umumnya diperlukan waktu minimum sebelum cetakan beton boleh
dibuka, yaitu minimum 3 hari untuk cetakan-cetakan samping pada
pondasi dan sloof 7 hari untuk dinding-dinding pemikul dan kolom 21
hari untuk balok-balok, plat lantai, plat atap dan tangga kecuali
ditentukan lain atas petunjuk konsultan pengawas.
14)Perawatan (Curing)
a) Semua beton harus dirawat (cured) dengan air seperti ditentukan
dibawah ini atau disemprot dengan Curing Agent CONCUREP yang
berupa bahan cair/liquid material dimana setelah mengering berbentuk
membrane clear dan berfungsi sebagai pelindung (curing compound)
untuk menahan/mencegah penguapan air dari dalam beton, dengan
takaran pemakaian untuk 1 liter adalah 5 – 6 m2.Konsultan pengawas
berhak menentukan cara perawatan bagaimana yang harus digunakan
pada bagian-bagian pekerjaan.
b) Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar matahari
yang langsung minimal selama 3 hari sesudah pengecoran.Perlindungan
semacam itu dilakukan dengan menutupi permukaan betondengan deklit
atau karung bekas yang dibasahi dan harus dilaksanakan segera setelah
pengecoran dilaksanakan.
c) Perawatan beton setelah 3 hari, adalah dengan melakukan penggenangan
dengan air pada permukaan beton paling sedikit selama 14 hari terus
menerus. Perawatan semacam ini bisa dilakukan dengan penyiraman
secara mekanis atau dengan pipa yang berlubang-lubang atau
dengancara lain yang disetujui Konsultan pengawas sehingga selama
masa tersebut permukaan beton selalu dalam keadaan basah. Air yang
digunakan dalam perawatan (curing) harus memenuhi persyaratan
spesifikasi air untuk campuran beton.
15)Pekerjaan Perlindungan (Protection).
Penyedia harus melindungi semua beton terhadap kerusakan-
kerusakansebelum penerimaan terakhir oleh Konsultan pengawas.
16)Pekerjaan Perbaikan Permukaan Beton
a) Jika sesudah pembukaan cetakan, ada permukaan beton yang tidak
sesuai dengan yang direncanakan, atau tidak tercetak menurut gambar
atau diluar garis permukaan, atau ternyata ada permukaan yang
cacat/rusak, semua hal itu dianggap sebagai tidak sesuai dengan

41
spesifikasi ini dan harus dibuang dan diganti oleh Penyedia atas
bebannya sendiri. Kecuali bila Konsultan pengawas memberikan ijinnya
untuk memperbaiki/menambal tempat yang rusak, dalam hal mana
perbaikan harus dikerjakan seperti yang telah tercantum dalam pasal-
pasal berikut.
b) Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang
terdiri dari sarang kerikil, kerusakan-kerusakan karena cetakan-
cetakan,lubang-lubang karena keropos, ketidakrataan dan bengkak harus
dibuang dengan pemahatan atau dengan batu gerinda. Sarang kerikil
danbeton lainnya harus dipahat, lubang-lubang pahatan harus diberi
pinggiran yang tajam dan dicor sedemikian sehingga pengisian akan
terikat (terkunci) di tempatnya. Semua lubang harus terus menerus
dibasahi selama 24 jam sebelum dicor, dan seterusnya disempurnakan.
c) Jika menurut pendapat Konsultan pengawas hal-hal tidak sempurna pada
bagian bangunan yang akan terlihat jika dengan penambalan saja akan
menghasilkan sebidang dinding yang tidak memuaskan kelihatannya,
Penyedia diwajibkan untuk menutupi seluruh dinding (dengan spesi
plesteran 1pc : 3ps) dengan ketebalan yang tidak melebihi 1 cm,
demikian juga pada dinding yang berbatasan (yang bersambungan)
sesuai dengan instruksi dari Konsultan pengawas.Perlu diperhatikan
untuk permukaan yang datar, batas toleransi kelurusan (pencekungan
atau Pencembungan) bidang tidak boleh melebihi dari L / 1000 untuk
semua komponen.
d. Penyekat Penyekat Air
1) Penyekat-penyekat air (waterstop) dari PVC harus ditempatkan pada
sambungan–sambungan bangunan seperti yang ditunjukkan pada gambar-
gambar. Penyedia harus menyiapkan semua penyekat-penyekat air termasuk
lem PVC, semen, pasak, mur-mur dan bahan penyambung lainnya.
2) Penyedia harus membuat semua sambungan-sambungan (splices), penyatuan
dan lengkungan-lengkungan (joints and bends), pasak-pasak untuk penyekat
air,pertemuan perpotongan-perpotongan yang dibuat secara khusus sesuai
dengan gambar-gambar atau seperti ditunjukkan oleh Konsultan Perencana.

2. PEKERJAAN STRUKTUR BAJA


a. LINGKUP PEKERJAAN
Yang termasuk pekerjaan struktur baja adalah seluruh pekerjaan atap baja
sesuai dengan gambar-gambar pelaksanaan, termasuk didalamnya tapi tidak
terbatas pada :
1) Pekerjaan pengadaan dari semua peralatan, perlengkapan, tenaga serta
bahan-bahan seperti pelat, profil, baut, angker dan lain-lain menurut
kebutuhan sesuai dengan gambar kerja dan persyaratan- persyaratan
teknis pelaksanaan.
2) Pekerjaan pembuatan bagian-bagian konstruksi kolom, ring balok ,atap
baja,dan gording, sambungan- sambungan, pengelasan baik las
sudut maupun las penuh, sambungan dengan baut dan lain-lain sesuai
dengan gambar kerja dan persyaratan teknis pelaksanaan.
3) Pekerjaan pemasangan dan penyelesaian konstruksi baja seperti
pemasangan rangka atap (kuda-kuda), rangka ikatan angin, ikatan
pengaku, gording,trekstang, penutup atap baja finish Menie dan

42
Catpengecatan dan lain-lain sesuai dengan gambar kerja dan persyaratan
teknis pelaksanaan.
4) Harga satuan untuk pekerjaan baja IWF yang tertuang dalam dokumen
kontrak sudah termasuk pekerjaan erection, pengelasan (pekerjaan
terpasang), pengecatan dengan meni dan pengiriman baja sampai lokasi
pekerjaan.
b. PERSYARATAN UMUM
Semua pelaksanaan pekerjaan baja ini harus memenuhi persyaratan-
persyaratan normalisasi yang berlaku di Indonesia, seperti :
1) Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia 1983, NI-3 PBUBB
(1970)dan lain-lain kecuali ada hal-hal yang khusus.
2) AISC “Specification for Fabrication and erection” 12 Pebruari 1981.
3) Semua pekerjaan baut pada bangunan ini juga harus memenuhi syarat dar
AISC “Specification for Structural Joints Bolts”.
4) Semua pekerjaan las harus mengikuti “American Welding Society for Ar
Welding in Builiding Construction Section”.
c. PERSYARATAN BAHAN
1) Mutu baja yang digunakan untuk seluruh konstruksi baja adalah baja BJ-
3 dengan tegangan dasar 1600 Kg/Cm2.Seluruh profil baja yang
digunakan sesuai dengan persyaratan bahan dan harus mendapat
persetujuan Konsultan pengawas dan Konsultan Perencana serta
dilampiri sertifikat dari pabrik pembuat profil baja tersebut.
2) Elektroda las yang digunakan sesuai dengan persyaratan bahan dan harus
mendapat persetujuan Konsultan pengawas/Perencana, harus disimpan
pada tempat terlindung yang menjamin komposisi dan sifat-sifat lain dari
bahan elektroda tersebut tidak berubah. Bahan las yang digunakan dari
kelas E 6012 AWS dan harus dijaga agar selalu dalam keadaan baik dan
kering.
3) Semua bahan konstruksi baja yang dipergunakan harus memenuhi
persyaratanPeraturan Umum Bahan Bangunan (PUBB 1982) dan harus
memenuhi standarASTM A-36.
4) Bahan-bahan yang dipakai untuk pekerjaan baja harus diperoleh dari
Supplier/Distributor yang dikenal dan disetujui Konsultan Perencana /
Konsultan pengawas.
5) Semua bahan-bahan harus lurus, tidak cacat dan tidak ada
karatnya.Penampang-penampang (profil) yang tepat, bentuk, tebal,
ukuran, berat dan detail-detail konstruksi yang ditunjukkan pada gambar
harus disediakan.
d. PERSYARATAN TEKNIS
1) Penyedia wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap
semua ukuran-ukuran yang tercantum pada gambar kerja.
2) Penyedia wajib membuat shop drawing untuk melengkapi gambar
detail/sambungan dari bagian-bagian konstruksi baja yang tidak/belum
tercantum dalam gambar kerja, untuk mendapat persetujuan Konsultan
pengawas sebelum memulai pekerjaan tersebut.
3) Perubahan bahan atau detail karena alasan-alasan tertentu, harus diajukan
dan diusulkan pada Konsultan pengawas/Perencana untuk mendapat
persetujuan.
4) Semua perubahan-perubahan yang disetujui dapat dilaksanakan tanpa ada
biaya tambahan yang mempengaruhi kontrak.

43
5) Penyedia bertanggung jawab terhadap semua kesalahan-kesalahan
detailing, fabrikasi dan ketepatan penyetelan/pemasangan semua bagian-
bagian dari konstruksi baja.
6) Seluruh pekerjaan struktur baja harus di-fabrikasi di workshop, kecuali
untuk bagian-bagian pekerjaan yang tidak memungkinkan untuk
dikerjakan di workshop sehingga harus dikerjakan di lapangan.
7) Semua rivet dan baut baik yang dikerjakan di workshop maupun di
lapangan harus selalu memberikan kekuatan yang sebenarnya dan masuk
tepat pada lubang rivet atau baut tersebut.
8) Pekerjaan perubahan dan pekerjaan tambahan di lapangan pada waktu
pemasangan yang diakibatkan oleh kekurangtelitian atau kelalaian
Penyedia, harus diganti dan dilaksanakan atas biaya Penyedia.
9) Kekurangtepatan pemasangan karena kesalahan fabrikasi harus
dibetulkan, diperbaiki atau diganti dengan yang baru dan semua biaya
untuk ini harus ditanggung oleh Penyedia.
10)Penyedia dapat diminta untuk memberikan surat keterangan tentang
pengujian oleh pabrik (laboratorium) untuk bahan konstruksi baja yang
digunakan.
11)Setelah pengujian bahan dilakukan, maka hasil testing tersebut harus
diberikan kepada Konsultan pengawas untuk mendapat persetujuan
terhadap bahan tersebut.
12)Pekerjaan baja harus dilaksanakan sesuai dengan keterangan-keterangan
yang tertera dalam gambar, lengkap dengan penyangga-penyangga, alat
untuk memasang dan menyambungnya, pelat-pelat siku peralatan
penunjang untuk presisi dari komponen maupun pekerjaannya sendiri.
13)Pekerjaan harus berkualitas kelas I, semua pekerjaan ini harus
diselesaikan bebas dari puntiran, tekanan dan harus dikerjakan dengan
teliti untuk menghasilkan tampak yang rapi sekali.
14)Semua perlengkapan atau barang-barang / pekerjaan lain yang diperlukan
demi kesempurnaan pemasangan, walaupun tidak secara khusus
diperlihatkan dalam gambar atau dipersyaratkan disini, harus diadakan /
disediakan, kecuali jika dipersyaratkan lain.
15)Konstruksi baja yang telah dikerjakan tetapi belum dilakukan pengecatan,
harus segera dilindungi terhadap pengaruh-pengaruh udara, hujan dan
lain-lain dengan cara yang memenuhi syarat.
16)Sebelum bagian-bagian dari konstruksi dipasangkan dimana semua
bagian yang perlu sudah diberi lubang dan sudah dibersihkan dari karat,
maka bagian-bagian itu harus diperiksa dalam keadaan tidak cacat.
e. PERSYARATAN PELAKSANAAN
1) Pengelasan
a) Pengelasan harus dikerjakan oleh tenaga ahli yang berpengalaman.
Penyedia wajib menyerahkan sertifikat keakhlian dari masing-masing
tukang lasnya.
b) Kekuatan bahan las yang dipakai minimal harus sama dengan
kekuatan baja yang dipakai. Bahan las yang dipergunakan dari tipe E
6010 untuk posisi pengelasan plat horizontal dan overhead, serta tipe
E 6012 dan E 6013 untuk posisi pengelasan plat, dan harus dijaga agar
supaya selalu dalam keadaan baik dan kering.Ukuran las harus sesuai
dengan gambar kerja dan atau :
 Tebal las minimum : 3,5 mm.

44
 Panjang las minimum : 13 x tebal las.
 Panjang las maksimum : 43 x tebal las.
c) Pekerjaan las harus dilakukan di bengkel (pabrik) atau bebas angin
dan dalam keadaan kering. Baja yang sedang dikerjakan harus
ditempatkan sedemikian rupa, sehingga pekerjaan las dapat dilakukan
dengan baik dan teliti.
d) Pemberhentian las, harus pada tempat yang ditentukan dan harus
dijamin tidak akan berputar atau membengkok.
e) Setelah pengelasan, maka sisa-sisa / kerak-kerak las harus dibuang
dan dibersihkan dengan baik.
f) Semua pengerjaan pengelasan harus dikerjakan dengan rapi dan tanpa
menimbulkan kerusakan-kerusakan pada bahan bajanya.
g) Pengelasan harus menjamin pengaliran yang rata dari cairan elektroda
tersebut.
h) Teknik cara pengelasan yang dipergunakan harus memperlihatkan
mutu dan kualitas dari las yang dikerjakan.
i) Permukaan dari bagian yang akan dilas harus bebas dari kotoran, cat,
minyak, karat dan kotoran dalam ukuran kecilpun harus dibersihkan,
bahan yang akan dilas juga harus bersih dari aspal.
j) Peralatan yang dipergunakan untuk mengelas harus memakai tipe
yang sesuai dengan yang dibutuhkan, sehingga penyambungan
dengan las dapat memuaskan. Mesin las tersebut harus mencapai
kapasitas 24 – 40 Voltdan 200 – 400 Ampere.Perbaikan las, Bila
pekerjaan las ternyata memerlukan perbaikan, maka hal ini harus
dilakukan sebagaiamana diperintahkan oleh Konsultan pengawas.
Biaya perbaikan las ini menjadi tanggung jawab Penyedia.
2) Sambungan dengan baud.
a) Sambungan-sambungan yang dibuat harus dapat memikul gaya-gaya
yang bekerja, selain berguna untuk tempat pengikatan dan untuk
menahan lenturan batang.
b) Lubang baud harus lebih besar 0,5 mm daripada diameter luar baud.
Jika baud dikerjakan di workshop, maka cara melubangi boleh
langsung dengan alat pengerat. Semua pelubangan / pengeboran
untuk baud harus dapat dikerjakan sesudah bagian-bagian / profil-
profil yang akan berhubungan tersebut dikerjakan.
c) Daerah-daerah yang berbatasan antara profil dengan lubang baud dan
baud itu sendiri harus dapat memikul gaya-gaya dan dapat dengan
cepat meneruskan gaya tersebut.
d) Apabila dianggap perlu dilakukan pengujian-pengujian untuk
mengetahui kualitas hasil pekerjaan seperti Pengujian pekerjaan
sambungan baud dan las. Kecuali ditentukan lain sesuai dengan
dokumen kontrak atau atas petunjuk direksi/ konsultan pengawas.
 Untuk sambungan baud dan las dilakukan pemeriksaan visual
kecuali pengelasan dengan Full Penetration harus dilakukan
dengan X-ray test, sebanyak 2 (dua) titik pengetesan. Pemeriksaan
dilakukan dengan random testing.
 Untuk pekerjaan las dan pengujian yang tidak memenuhi syarat
harus diulangi kembali hingga memenuhi persyaratan. Biaya X-
ray test ditanggung oleh Penyedia.

45
3) Meluruskan, Mendatarkan dan Melengkungkan.
a) Melengkungkan dalam keadaan dingin hanya boleh dilakukan pada
bagian non struktural.
b) Untuk melengkungkan harus digunakan gilingan lengkung.
Melengkungkan plat dalam keadaan dingin menurut suatu jari-jari
tidak boleh lebih kecil dari 3 (tiga) kali tebal plat. Hal ini berlaku pula
untuk batang-batang di bidang plat badannya.
c) Melengkungkan batang menurut jari-jari yang kecil harus dilakukan
dalam keadaan panas segera setelah bahan yang dipanaskan tersebut
menjadi merah tua.Tidak diperkenankan melengkungkan dan
memukul dengan martil bilamana bahan tersebut tidak dalam kondisi
menyala merah tua lagi.
d) Pemotongan-pemotongan baja untuk bahan konstruksi, harus dengan
mechanical cutting kecuali ditunjukkan lain dalam gambar rencana.
e) Bagian-bagian bekas irisan harus benar-benar datar, lurus dan bersih,
sekali-kali tidak diperbolehkan ada bekas jalur dan lain-lain.
f) Bila bekas pemotongan dengan mesin diperoleh pinggiran-pinggiran
bekas irisan, maka bagian tersebut harus dibuang sekurang-kurangnya
setebal 2,5 mm, kecuali kalau keadaannya sebelum dibuang setebal
2,5 mm sudah tidak tampak lagi jalur-jalur.
g) Bagian konstruksi yang berfungsi sebagai pengisi juga perlu dibuang
bekas-bekas potongan atau kotoran-kotoran lainnya.
f. PEMASANGAN.
1) Pemasangan rangka-rangka baja tidak boleh bergeser lebih dari 2 mm dari
Asnya. Kemudian juga elemen-elemen vertikal harus tegak lurus dengan
bidang permukaan lantai.
2) Penyedia diwajibkan untuk menjaga supaya bagian-bagian konstruksi
yang tertumpuk di lapangan tetap dalam keadaan baik seperti pada saat
pelaksanaan pembuatan konstruksi tersebut.
3) Penyedia harus menjaga konstruksi yang tertumpuk di lapangan, agar
jangan rusak karena perubahan cuaca.
4) Memotong dan menyelesaikan pinggiran-pinggiran bekas irisan dan lain-
lain.
a) Semua lubang-lubang pada bahan baja harus dibor.
b) Pada keadaan akhir diameter lubang untuk baud yang dibubut dengan
tepat dan sebuah baud hitam yang tepat boleh berbeda masing-masing
sebanyak 0,1 mm dan 0,4 mm daripada diameter batang baud-baud.
c) Semua lubang-lubang dalam bagian konstruksi yang disambung dan
yang harus dijadikan satu dengan alat penyambung, harus dibor
sekaligus sampai diameter sepenuhnya. Apabila ternyata tidak sesuai,
maka perubahan - perubahan lubang tersebut dibor atau diluaskan dan
penyimpangannya tidak boleh melebihi 0,5 mm.
d) Semua lubang-lubang harus benar-benar bulat atau sesuai dengan
permintaan gambar rencana terdiri dari siku-siku pada bidang-bidang
dan bagian-bagian konstruksi yang akan disambung.
e) Semua lubang-lubang sebelum pemasangan harus dibersihkan
dulu.Mempersiapkan lubang tidak boleh dilakukan dengan
menggunakan besi/sikat kawat atau besi-besi penggaruk.

46
g. PERAWATAN DAN PERLINDUNGAN.
1) Seluruh profil baja harus dibersihkan dari permukaan korosi (karat) dan
kotoran-kotoran ataupun minyak-minyak, dengan menggunakan sikat
baja atau sandblasting, sampai permukaannya memperoleh warna metalic
yang merata.
2) Segera setelah dibersihkan, sebelum profil-profil baja dipasang di
workshop,seluruh permukaannya harus cepat-cepat di cat dengan meni
(red oxide) yang tebalnya 30 – 35 micron. Cat dasar ini harus betul-betul
merata untuk seluruh permukaan profil.
3) Cat dasar yang tidak baik harus dibuang / dibersihkan sama sekali, disikat
kawat, digosok, dan setelah bersih segera dicat dasar lagi seperti yang
telah diuraikan. Cat dasar dilaksanakan 2 (dua) kali pengecatan dan
dipakai produksi DANAPAINT.
4) Cat finish dilaksanakan 2 (dua) kali, produk DANAPAINT.
5) Pengecatan harus dilakukan sesuai dengan instruksi yang dikeluarkan
oleh pabrik dan mengikuti petunjuk Konsultan pengawas untuk
mendapatkan persetujuannya.

3. PEKERJAAN PONDASI
a. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup Pekerjaan pondasi yang harus dikerjakan terdiri atas pasang pondasi
tapak beton/ footplat dan pondasi lajur sesuai dengan gambar dan spesifikasi.
b. PERSYARATAN BAHAN.
1) Semen.
Sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam Buku Rencana Kerja
danSyarat-syarat Teknis Struktur.
2) Pasir.
Pasir yang digunakan adalah jenis pasir pasang dengan butir-butir yang
tajam,bersih dari tanah dan lumpur dan tidak mengandung bahan-bahan
organis.
3) Air.
Air yang dipakai harus bebas dari lumpur, minyak, asam, basa, garam,
bahan organik dan kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.
4) Batu kali.
Batu kali yang digunakan harus batu pecah dari jenis yang keras, bersudut
runcing dan tidak porous.
5) Baja Tulangan
Ukuran baja tulangan harus disesuaikan dengan gambar, mutu baja BJTD
35 untuk tulangan dengan diameter lebih besar atau sama dengan 13 mm
dan BJTP 24 untuk tulangan yang lebih kecil. Masing-masing
penggunaan disesuaikan dengan yang tercantum pada gambar.Volume
yang dibayarkan untuk pekerjaan Besi Profil maupun Besi tulangan
berdasakan hasil uji Timbang laburatorium
c. PERSYARATAN PELAKSANAAN.
Pondasi telapak beton diletakkan pada tanah keras dengan kedalaman seperti
yang ditunjukkan pada Gambar Rencana. Untuk mendapatkan
elevasi/kedalaman tanah keras, perlu dilakukan penggalian tanah dengan
menggunakan alat yang memadai. Dalam menentukan kedalaman dasar
pondasi di lapangan, Penyedia pekerjaan konstruksi harus meminta
persetujuan pihak Konsultan pengawas / direksi.

47
2.8 PEKERJAAN ARSITEKTUR
1. Pekerjaan Adukan dan Campuran
1.1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
a. Pekerjaan adukan pasangan batu kali
b. Pekerjaan adukan pasangan batu bata merah
c. Pekerjaan adukan lain seperti tercantum dalam gambar kerja.
1.2. PERSYARATAN BAHAN
a. Semen.
Sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam Buku Rencana Kerja
dan Syarat-syarat Teknis Struktur.
b. Pasir.
Pasir yang digunakan adalah jenis pasir pasang dengan butir-butir yang
tajam,bersih dari tanah dan lumpur dan tidak mengandung bahan-bahan
organis.
c. Air.
Air yang dipakai harus bebas dari lumpur, minyak, asam, basa, garam,
bahanorganik dan kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.

1.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN


a. Campuran adukan yang dimaksud adalah campuran dalam volume. Cara
pembuatannya menggunakan mixer selama 3 (tiga) menit.
b. Jenis adukan.
d) sesuai dengan ketentuan yang tertuang dalam daftar kuantitas dan
harga.
e) Semua jenis adukan tersebut harus disiapkan sedemikian rupa
sehingga selalu dalam keadaan masih segar dan belum mengering
pada waktu pelaksanaan pemasangan.
f) Penyedia harus mengusahakan agar tenggang waktu antara waktu
pencampuran adukan dengan pemasangan tidak melebihi 30 menit,
terutama untuk adukan bagian konstruksi yang kedap air.
2. Pekerjaan Pasangan Batu Kali
2.1. LINGKUP PEKERJAAN.
Pekerjaan yang dimaksud meliputi semua pekerjaan pondasi pasangan batu
kali seperti tercantum dalam Gambar Kerja
2.2. PERSYARATAN BAHAN.
a. Batu kali.
Batu kali yang digunakan harus batu pecah dari jenis yang keras,
bersudutruncing dan tidak porous.
b. Semen, pasir, air
Sesuai Pasal 1
2.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.
a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan pondasi, harus dibuat profil / bentuk
pondasi dari bambu atau kayu pada setiap ujung yang bentuk dan
ukurannya sesuai dengan Gambar Kerja dan telah mendapat persetujuan
dari Konsultan pengawas.
b. Galian pondasi harus telah disetujui secara tertulis oleh Konsultan
pengawas,kemudian dasar galian harus diurug dengan pasir urug dengan
ketebalan sesuai gambar rencana. Disiram sampai jenuh, diratakan dan
dipadatkan sampai benar-benar padat.Di atas lapisan pasir tersebut

48
diberi pasangan batu kali kosong yang dipasang sesuai dengan Gambar
Kerja.
c. Pasangan batu kali untuk pondasi menggunakan adukan sesuai yang
tercantum dalam dokumen daftar kuantitas dan harga.
d. Adukan harus membungkus batu kali sedemikian rupa sehingga tidak
ada bagian dari pondasi yang berongga atau tidak padat khususnya pada
bagian tengah.
e. Setiap jarak 100 cm sesuai dengan gambar rencana atau atas petunjuk
Konsultan pengawas, As-as harus ditanam stek ∅ 10 mm untuk sloof dan
dinding pasangan yang tercantum dalam Gambar Kerja.Pada perletakan
kolom beton atau kolom praktis beton harus ditanamkan steks
tektulangan kolom dengan diameter dan jumlah besi yang sama dengan
tulangan pokok pada kolom beton atau kolom praktis tersebut.Stek-stek
harus tertanam dengan baik dalam pondasi sedalam ukuran dalam
Gambar Kerja.Jarak antara stek-stek ini adalah tiap 100 cm dan atau
seperti yang tercantum dalam Gambar Kerja atau atas petunjuk direksi/
Konsultan pengawas.
3. Pekerjaan Pasangan Batu Bata
3.1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
a. Pembuatan dinding batu bata merah
b. Pekerjaan pasangan batu bata lainnya seperti tercantum dalam Gambar
Kerja.
3.2. PERSYARATAN BAHAN
a. Batu bata merah
Batu bata merah yang dipakai adalah dari mutu yang terbaik. Dengan
pengepresan sempurna dan merata. Batu bata merah yang dipakai harus
bebas dari cacat, retak, atau adukan, mempunyai sudut siku dan ukuran
yang seragam dan langsung didatangkan dari penjual. Sebelum pengadaan
bahan ini, Penyedia diwajibkan mengajukan contoh disertai data teknis
dari batu bata yang akan dipakai kepada Konsultan pengawas untuk
mendapatkan persetujuan.
b. Semen, pasir, air
Sesuai Pasal 1
3.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN
a. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Penyedia harus memperhatikan detail
bentuk profil, sambungan dan hubungan dengan material lain dan
melaksanakannya sesuai dengan yang tercantum dalam Gambar Kerja.
b. Sebelum pemasangan, batu bata harus direndam dalam air bersih dulu
sehingga jenuh. Pada saat diletakkan, tidak boleh ada genangan air di atas
permukaan batu bata tersebut.
c. Aduk perekat / spesi.
sesuai dengan ketentuan dalam daftar kuantitas dan harga.
d. Pemasangan harus sedemikian rupa sehingga ketebalan aduk perekat /
spesi harus sama setebal 1 cm.Semua pertemuan horizontal dan vertikal
harus terisi dengan baik dan penuh.
e. Pemasangan dinding pasangan batu bata merah dilakukan bertahap, setiap
tahap terdiri maksimum 5 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom
dan balok praktis.Persyaratan pelaksanaan kolom dan balok praktis,

49
mengacu pada persyaratan pelaksanaan pekerjaan beton di Bab lain dalam
buku ini.
f. Pelaksanaan pemasangan batu bata harus rapi, sama tebal, lurus, tegak dan
pola ikatan harus terjaga baik di seluruh pekerjaan.Pertemuan sudut antara
dua dinding harus rapi dan siku seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
g. Semua pasangan bata yang tertanam dalam tanah harus dilapis aduk kasar
sampai setinggi permukaan tanah.
h. Sebelum diplester, permukaan pasangan bata harus dibasahi dengan air
terlebih dahulu dan siar-siar telah dikerok dan dibersihkan.
i. Pembuatan lubang pada dinding pasangan bata untuk perancah sama sekali
tidak diperkenankan.
j. Ketebalan jadi (setelah di-finish dengan plester aci) harus :
 Dinding bata ½ batu, harus setebal 15 cm.
 Dinding bata 1 batu, harus setebal 25 cm.
3.4. Pemeliharaan
Selama pasangan dinding bata belum di-finish, Penyedia wajib untuk
memelihara dan menjaga atas kerusakan atau pengotoran oleh bahan
lain.Apabila pada saat difinish terdapat kerusakan, berlubang dan lain
sebagainya, Penyedia harus memperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima
oleh Konsultan pengawas.Biaya ini ditanggung oleh Penyedia dan tidak dapat
diklaim sebagai pekerjaan tambah
4. Pekerjaan Beton
4.1. LINGKUP PEKERJAAN.
a. Pekerjaan Beton Bertulang
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
 Pembuatan kolom praktis
 Pembuatan balok praktis / balok lintel
 Pekerjaan kolom praktis, balok praktis / lintel dan ring balok lainnya
seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
b. Pekerjaan Beton Tumbuk.
Pembuatan lantai kerja beton tumbuk pada lantai dasar sesuai Gambar
Kerja.
4.2. PERSYARATAN BAHAN
a. Besi Beton
 Besi beton yang dipakai adalah dari mutu U-24 untuk Polos
diameter lebih kecildari ∅ 13 mm. Sedangkan mutu besi U-35 untuk
Besi Ulir i lebih besar D-13
 Besi harus bersih dari lapisan minyak, lemak dan bebas dari cacat
seperti serpih-serpih.
 Penampang besi harus bulat serta memenuhi persyaratan NI-2.
 Diameter besi beton yang dipasang harus sesuai dengan Gambar
Kerja.
 Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan
dari lapangan kerja dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis
dari Konsultan pengawas.
 Kawat pengikat besi beton adalah dari baja lunak dan tidak
disepuh/dilapis seng. Diameter kawat lebih besar atau sama dengan
0,40 mm.Kawat pengikat besi beton harus memenuhi syarat-syarat
dalam NI-2(PBI-1971)

50
b. Semen, air
Sesuai dengan Pasal 1
c. Pasir.
Pasir yang dipakai harus Pasir Beton.
d. Koral beton / Spleet.
 Koral beton/split harus bersih, bersudut tajam, tidak berpori serta
mempunyai gradasi kekerasan sesuai dengan syarat-syarat NI-2.
 Penyimpanan/penimbunan koral beton dengan pasir harus
dipisahkan satu sama lain, hingga kedua bahan tersebut dijamin
mendapatkan perbandingan adukan beton yang disyaratkan.
e. Acuan/bekisting dan perancah.
 Kecuali ditentukan lain atai atas petunjuk konsultan pengawas/
direksi pekerjaan, Papan acuan / bekisting dibuat dari papan kayu
lokal 2/20.
 Balok-balok pengaku dan pengikat papan acuan dari kaso 5/7.
 Perancah disyaratkan memakai perancah besi, tidak diperkenankan
mempergunakan balok kaso 5/7 atau bambu.
4.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN
a. Campuran dan mutu beton
Mutu beton yang disyaratkan dalam pekerjaan beton bertulang ini adalah
K-250 dan K-175
b. Pembesian
 Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang
dibengkokkan, sambungan, kait-kait dan sengkang (ring)
 persyaratannya harus sesuai NI-2 (PBI-1971).
 Pemasangan dan penggunaan tulangan beton harus sesuai dengan
Gambar Kerja.
 Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar besi
tulangan tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran, dan harus
bebas dari papan acuan / bekisting atau lantai kerja dengan memasang
selimut beton dan bantalan beton (beton decking) sesuai dengan NI-
2(PBI-1971).
c. Acuan / bekisting
 Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran
yangtelah ditetapkan dalam Gambar Kerja.
 Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-
perkuatan,sehingga cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk
dan kedudukannya selama pengecoran berlangsung.
 Acuan harus rapat (tidak bocor), permukaannya licin, bebas dari
kotoran tahi gergaji, potongan kayu, tanah, lumpur dan sebagainya.
d. Cara pengadukan
 Cara pengadukan harus menggunakan beton molen.
 Takaran untuk semen portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih
dahulu oleh Konsultan pengawas.
 Beton harus dilindungi dari sinar matahari langsung, hingga tidak
terjadi penguapan terlalu cepat.
 Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus
diperhatikan.

51
e. Pengecoran Beton
 Sebelum pelaksanaan pengecoran, Penyedia diwajibkan
melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan
menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-
ukuran danketinggian, pemeriksaan penulangan dan penempatan
penahan jarak.
 Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan
Konsultan pengawas.
 Pengecoran harus dilakukan dengan menggunakan alat penggetar
beton untuk menjamin beton cukup padat, dan harus dihindarkan
terjadinya cacat pada beton seperti keropos dan sarang-sarang koral
/spleet yang dapat memperlemah konstruksi.
 Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari
berikutnya, maka tempat perhentian tersebut harus disetujui
Konsultan pengawas.
5. Pekerjaan Plesteran
5.1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
 Plesteran aci halus untuk dinding pasangan bata press dan permukaan
beton.
 Pekerjaan plesteran lainnya seperti terurai dalam Gambar Kerja.
5.2. PERSYARATAN BAHAN
Semen, pasir, air Sesuai dengan Pasal 1
5.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.
a. Campuran plesteran yang dimaksud adalah campuran dalam
volume.Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan
dinding pasangan bata atau bidang beton telah disetujui secara tertulis
oleh Konsultan pengawas.
b. Plesteran halus/aci halus adalah campuran PC dengan air yang
dibuatsedemikian rupa sehingga diperoleh campuran yang
homogen.Plesteran halus ini merupakan pekerjaan penyelesaian akhir
dari dinding pasangan. Pekerjaan plesteran halus ini dilaksanakan
sesudah aduk plesteran sebagai lapisan dasar telah berumur 8 (delapan)
hari, atau sudah kering benar.
c. Pelaksanaan
 Adukan semua jenis plesteran tersebut di atas harus disiapkan
sedemikian rupa sehingga selalu dalam keadaan masih segar dan
belum mengering pada waktu pelaksanaan pemasangan.
 Penyedia harus mengusahakan agar tenggang waktu antara waktu
pencampuran aduk plesteran dengan waktu pemasangan tidak
melebihi 30 menit, terutama untuk plesteran kedap air.
 Penyedia harus menyediakan Pekerja/Tukang yang ahli untuk
pelaksanaan pekerjaan plesteran ini, khususnya untuk plesteran aci
halus.
 Terkecuali untuk plesteran kasar, permukaan semua aduk plesteran
harus diratakan. Permukaan plesteran tersebut khususnya plesteran
halus/aci harus rata, tidak bergelombang, penuh dan padat, tidak
berongga dan berlubang, tidak mengandung kerikil ataupun benda-
benda lain yang membuat cacat.

52
 Untuk permukaan dinding pasangan, sebelum diplester harus
dibasahi terlebih dahulu dan siar-siarnya dikerok sedalam kurang
lebih 1 cm.Sedang untuk permukaan beton yang akan diplester,
permukaannya harus dibersihkan dari sisa-sisa bekisting, kemudian
dikasarkan (“scratched”).Semua lubang - lubang bekas pengikat
bekisting atau form tie harus tertutup aduk plesteran.
 Untuk semua bidang dinding yang akan dilapis dengan cat dipakai
plesteran aci halus di atas permukaan plesterannya.Untuk bidang
dinding pasangan yang menggunakan bahan/material akhir lain,
permukaan plesterannya harus diberi alur-alur garis horizontal untuk
memberikan ikatan yang lebih baik terhadap bahan/material yang
akan digunakan tersebut.
 Untuk setiap pertemuan bahan/material yang berbeda jenisnya pada
satu bidang datar, harus diberi naat/celah dengan ukuran lebar 7 mm
dan dalam 5 mm.
 Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau
pencembungan bidang tidak boleh melebihi 5 mm untuk setiap jarak
2 m.
 Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan
dinding/kolom seperti yang dinyatakan dan dicantumkan dalam
Gambar Kerja.Tebal plesteran adalah minimal 1,5 cm. dan maksimal
2,5 cm.Jika ketebalan melebihi 2,5 cm, maka diharuskan
menggunakan kawat ayam yang diikatkan/dipakukan ke permukaan
dinding pasangan yang bersangkutan, untuk memperkuat daya lekat
plesteran.
 Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai
pemasangan instalasi pipa listrik, pipa plumbing, untuk seluruh
bangunan.
5.4. Pemeliharaan.
a. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung
dengan wajar. Hal ini dilakukan dengan membasahi permukaan
plesteran setiap kali terlihat kering dan melindunginya dari sinar
matahari langsung dengan bahan penutup yang dapat mencegah
penguapan secara cepat.Pembasahan tersebut adalah selama 7 (tujuh)
hari setelah pengacian selesai, Penyedia harus selalu menyiram dengan
air sekurang-kurangnya2 (dua) kali sehari sampai jenuh.
b. Selama permukaan plesteran belum dilapis dengan bahan / material
akhir,Penyedia wajib memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan-
kerusakan dan pengotoran dengan biaya ditanggung oleh Penyedia,
dantidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah.
c. Tidak dibenarkan pekerjaan penyelesaian dengan bahan / material
akhirdi atas permukaan plesteran dilakukan sebelum plesteran berumur
lebihdari 2 (dua) minggu, cukup kering, bersih dari retak, noda dan cacat
lain seperti yang disyaratkan tersebut di atas.
d. Apabila hasil pekerjaan tidak memenuhi semua yang disyaratkan oleh
Konsultan pengawas, maka Penyedia harus membongkar dan
memperbaiki sampai disetujui oleh Konsultan pengawas.Biaya untuk
perbaikan tersebut ditanggung oleh Penyedia dan tidak dapat dijadikan
sebagai pekerjaan tambah.

53
6. Pekerjaan Acian
6.1. Plesteran-acian dinding dan sponing/plester sudut (semen instan)
a. Campuran diaduk sesuai dengan standard dari pabrik
b. Persiapan Permukaan.
Permukaan dinding bata harus cukup kering dan semua pipa saluran-
saluran harus sudah terpasang pada tempatnya. Untuk mencegah
mengeringnya plesteran sebelum waktunya permukaan yang telah
disiapkan harus dibasahi.
c. Semua dinding yang diplester harus bersih dari kotoran dan disiram air
d. Sebelumnya dibuat kepala plesteran dengan tebal sama dengan
ketebalan plester yang direncanakan. Tebal plesteran paling sedikit 1
cm dan paling tebal 2 cm, plesteran yang baru saja selesai tidak boleh
langsung difinish / diselesaikan.
e. Plesteran diratakan dengan menggunakan kayu yang lurus, minimum
panjangnya 1 meter.
f. Penyampuran adukan hanya boleh menggunakan MIXER dan
dilaksanakan atas izin Konsultan pengawas. Pengadukan harus diatas
alas dari papan dan lain-lain.
g. Acian untuk dinding yang akan dicat tembok, penyelesaian terakhir
harus digosok dengan sterofoam. Semua beton yang akan diplester
harus dibuat kasar dulu agar plesteran/acian dapat merekat. Untuk
semua sponingan harus digunakan campuran M3, rata siku dan tajam
pada sudut-sudutnya.
h. Pada keadaan cuaca kering dan panas plesteran harus dilindungi
terhadap pengeringan yang tidak merata atau berlebihan.
i. Memperbaiki dan membersihkan lontraktor wajib memperbaiki
plesteran dinding yang kurang sempurna dengan cara membuang
bagian-bagian tersebut dengan bentuk memanjang, memakai alat serta
diplester kembali. Pekerjaan plesteran yang telah selesai harus bebas
dari retak, noda dan cacat lain.
j. Pada waktu-waktu tertantu selama pelaksanaan, dan bila pekerjaan telah
selesai, semua plesteran yang tampak harus dibersihkan dari kotoran-
kotoran akibat pekerjaan.
6.2. Perlindungan
Bagian dinding atau pasangan batu belah yang sudah terpasang dan terkena
udara terbuka, pada waktu hujan lebat harus diberi perlindungan dengan
penutup bagian atasnya dengan sesuatu yang memadai.
6.3. Perawatan
Dinding pasangan batu bata dan Pasangan batu belah harus dibasahi terus
menerus selama paling sedikit 7 hari setelah didirikan
7. Pekerjaan Kusen dan Daun Pintu Jendela
7.1. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan, meliputi :
a. Pembuatan kusen pintu dan jendela Allumunium, sesuai gambar
perencanaan/bestek.
b. Pembuatan daun pintu kaca dan jendela rangka alumunium, sesuai
gambar perencanaan/bestek.
c. Pembuatan daun pintu Multipleks sesuai gambar perencanaan/bestek.
d. Pemasangan alat-alat gantung seperti engsel pintu, grendel tanam,
kunci + handel, friction stay, castmet :

54
 Setiap daun pintu dipasang 3 (tiga) buah engsel.
 Setiap daun jendela dipasang 1 set casement, dan rambuncis.
 Pintu double dilengkapi grendel tanam atas 30 cm dan bawah 15
cm.
 Pemasangan Kaca dengan ketebalan sesuai gambar kerja.
7.2. PERSYARATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
a. PEKERJAAN KUSEN
 Penyetelan dijaga agar permukaan tidak cacat, sponengan harus
siku dan waterpass
 Kusen-kusen harus dilindungi supaya sudut-sudutnya tidak rusak
selama waktu penyetelan
 Semua kusen pintu /jendela, bouvenligh terpasang harus water
pass.
 Di atas kusen dengan bentangan 100 cm atau lebih harus
dipasang balok lateu beton bertulang dengan pembesian praktis
4 diameter 10 mm, beugel 8 - 150 mm, dengan campuran beton
1Pc : 2Ps : 3 Split atau sesuai dengan gambar rencana.
 Bagian dalam alluminium sebagai tumpuan engsel dipasang
klose kayu
 Pertemuan antara kusen dan dinding ditutup dengan silent warna
disesuaikan dengan warna kusen
b. PEKERJAAN DAUN PINTU /JENDELA
 Pemasangan daun pintu harus tepat pertemuannya dengan kusen.
 Konstruksi pelaksanaan sesuai gambar.
 Kaca yang dipakai disesuaikan dengan gambar detail, tebal
sesuai gambar, semua kaca harus benar-benar datar dan tidak
boleh bergelombang.
Untuk daun pintu menggunakan rangka alumunium , dengan
penutup arah buka daun pintu dan jendela disesuaikan dengan
gambar detail
8. Pekerjaan Perlengkapan Pintu dan Jendela (Alat Penggantung & Pengunci)
8.1. LINGKUP PEKERJAAN.
Pekerjaan ini meliputi Pekerjaan perlengkapan pintu jendela (asesoris)
seperti yang tercantum dalam Gambar Kerja.
8.2. PERSYARATAN BAHAN.
Semua alat penggantung dan pengunci (“hardware”) yang digunakan harus
sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Buku Spesifikasi ini.Apabila
terjadi perubahan atau penggantian, harus mendapat persetujuan terlebih
dahulu secara tertulis dari Pemberi Tugas.Penyedia wajib mengajukan
contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan dari Pemberi Tugas/Konsultan
pengawas.
a. Perlengkapan Pintu Ayun
 Engsel.
 Mekanisme : Ayun satu arah (“single swing”).
- Spesifikasi : Tipe kupu-kupu ring nylon, memenuhi
standar SNI-0407-80
- Pemakaian : Pintu tunggal dan pintu ganda, rangka
aluminium.
- Ukuran : 4 x 3 inchi, tebal 3,2 mm. (standar produk).
- Jumlah : 3 (tiga) set per daun pintu.
55
- Produk : DEKKSON
- Warna : sesuai warna kusen
 Mekanisme : Ayun dua arah (“double swing”).
- Spesifikasi : Khusus untuk pintu kaca tanpa rangka
(“frameless”)dipasang pada sisi bawah /
tertanam di lantai dan sisi atas daun pintu,
sekaligus berfungsi sebagai door closer.
Dilengkapi engsel penjepit bagian bawah
(bottom pivot patch) dan atas (top pivot
patch).
- Pemakaian : Pintu masuk utama lantai dasar.
- Jumlah : 2 (dua) set lengkap per daun pintu.
- Produk : DEKKSON.
- Warna : sesuai warna kusen
 Kotak Kunci (“Lockcase”).
 Mekanisme : 2 kali kunci (“double lock”).
Pemakaian : Semua pintu tunggal dan pintu ganda
dengan rangkaaluminium.
Spesifikasi : Lockcase yang mempunyai lidah silang
(latch bolt)dan lidah malam
(rolling dead bolt).
Produk : DEKKSON
Warna : sesuai warna kusen
 Mekanisme : 1 kali kunci (“single lock”)
Pemakaian : Pintu kaca ganda tanpa rangka (frameless
door glass)
Spesifikasi : Lockcase pada bagian bawah dan atas pintu
frameless.
Produk : DEKKSON
Warna : sesuai warna kusen
 Kunci (“Cylinder”).
 Pemakaian : Semua pintu Rolling Door
 Spesifikasi : Mempunyai lubang kunci di kedua
ujungnya (Double Cylinder).
 Produk : DEKKSON
 Warna : sesuai warna daun pintu.
 Pegangan (“Handle”).
 Pemakaian : Untuk semua pintu kecuali pintu
frameless.
- Spesifikasi : Handle untuk membuka lidah penahan
(Latch Bolt) secara mekanis.
Pemasangan menyatu dengan silinder
kunci. Dilengkapi dengan penutup
lubang kunci.
- Produk : DEKKSON
- Warna : sesuai warna kusen
 Pemakaian : Pintu kaca ganda tanpa kaca (frameless)
o Spesifikasi : Pegangan (Handle) khusus untuk pintu
kaca tanparangka (frameless).
o Produk : DEKKSON

56
o Warna : sesuai warna rangka daun pintu.

b. Kehandalan kerja.
Seluruh perangkat perlengkapan pintu dan jendela ini harus bekerja
denganbaik sebelum dan sesudah pemasangan. Untuk itu, harus
dilakukan pengujian secara kasar dan halus.
8.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN
a. Penyedia wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan gambar dokumen kontrak yang telah disesuaikan dengan
keadaan di lapangan.Didalam shop drawing harus jelas dicantumkan
semua data yang diperlukan termasuk keterangan produk, cara
pemasangan atau detail-detail khusus yang belum tercakup secara
lengkap didalam gambar dokumen kontrak sesuai dengan standarisasi
fabrikasi, dan pemasangannya untuk setiap tipe pintu dan jendela.Shop
drawing harus disetujui dahulu oleh Konsultan pengawas sebelum
dilaksanakan.
b. Pemasangan semua perangkat perlengkapan pintu, jendela dan
bovenlicht khususnya lockcase, handle dan backplate harus rapi dan
sesuai dengan letak posisi yang telah ditentukan dalam Gambar Kerja
dan atau petunjuk Konsultan pengawas.Apabila hal tersebut tidak
tercapai, maka Penyedia wajib memperbaiki tanpa tambahan biaya.
c. Engsel, dipasang + 28 cm. (as) dari permukaan atas dan permukaan
bawah pintu pada pintu-pintu umum biasa.
d. Engsel pintu toilet / peturasan dan janitor adalah + 32 cm.(as)
daripermukaan bawah pintu.
Khusus pintu frameless mengikuti persyaratan pabrik.
9. Pekerjaan Plafond
9.1. LINGKUP PEKERJAAN
Bagian ini meliputi pengadaan bahan, tenaga, peralatan serta pemasangan
langit-langit Gypsumboard 9 mm dengan rangka hollow galvanis serta
pekerjaan-pekerjaan lain yang berhubungan dengan pemasangan seperti yang
tertera dalam gambar dan petunjuk Pengawas lapangan /direksi pekerjaan.
9.2. PERSYARATAN BAHAN
a. Gypsum board tebal 9 A Plus G Strenghth
b. Kerangka plafond menggunakan hollow Galvanis dengan dimensi
batang dan ketebalan sesuai daftar kuantitas dan harga/gambar kerja.
Rangka langit-langit dipasang pada ketinggian dari lantai menurut
gambar dan berkotak-kotak sesuai ukuran serta persyaratan untuk
bahan penutupnya (gypsum). Jarak antara penggantung langit-langit
sesuai dengan persyaratan sehingga menjamin bidang penutup plafond
rata dan sifat datar.Rangka Plafond Hollow terpasang dengan module
disesuaikan gambar. Sambungan antar rangka menggunakan
keling/ramp set yang cukup kuat. Rangka plafond hollow harus diberi
gantungan kawat diameter + 3 mm tiap jarak 120 cm dikalikan dengan
bidang atasnya (plat lantai, balok, kuda-kuda/ gording)
9.3. CONTOH BAHAN
Pelaksana harus menyerahkan sekurang-kurangnya 2 (dua) lembar bahan
langit-langit dalam ukuran penuh kepada Pengelola Teknis/Perencana untuk
mendapatkan persetujuannya.
9.4. PENYIMPANAN

57
Bahan langit-langit disimpan/ditumpuk dengan lantai terangkat, dan harus
bebas dari genangan air, dan diusahakan agar mudah untuk diadakan
pemeriksaan dan pengamatan. Tinggi tumpukan tidak boleh lebih dari 2 (dua)
meter dan diusahakan terlindung dari cuaca dan diusahakan udara masih tetap
berhembus.
9.5. PELAKSANAAN PEKERJAAN
a. Pelaksana harus menyediakan steger-steger agar pada waktu
pemasangan langit-langit tidak merusak lantai ataupun pekerjaan
pekerjaan lain yang telah selesai. Langit-langit hanya boleh dipasang
setelah semua pekerjaan yang akan ditutup selesai terpasang.
b. Perhatikan pemasangan langit-langit, yang berhubungan dengan lampu-
lampu, KM/WC, diffuser-diffuser, AC, Pinggiran-pinggiran, dan
sebagainya. Langit-langit yang terpasang, akan tetapi harus dibuka
kembali untuk memperbaiki pekerjaan-pekerjaan yang berada di
atasnya (mekanikal, elektrikal, atau memperbaiki pekerjaan) maka
harus dipasang kembali serta mendapatkan persetujuan dari Konsultan
pengawas.
c. Pelaksana harus membuat lubang manhole sesuai kebutuhan dengan
lokasi-lokasi yang sudah mendapat persetujuan Konsultan pengawas.
d. Rangka harus benar-benar dipasang kuat dengan jarak penggantung
sesuai dengan standar pabrik.
e. Sambungan antar gypsum harus disambung dengan kain kasa lebar 5
cm, dan dicompound dengan serbuk gypsump dicampur dengan alkasit.
f. Compound harus dikerjakan dengan rata, sehingga tidak nampak
adanya sambungan.
g. Bagian tepi dipasang list profil gypsum, type list sesuai gambar,
pemasangan list harus menggunakan fischer setiap jarak 70 cm.
h. Sambungan antar list harus benar-benar rata sehingga tidak nampak
sambungannya.
10. Pekerjaan Pengecatan
10.1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi ;
a. Pekerjaan pengecatan permukaan dinding pasangan batu bata dan
beton ,
b. Pekerjaan pengecatan permukaan logam seperti tercantum dalam
Gambar Kerja.
c. Termasuk pengecatan dasar (plamuur, menie dan lain-lain).

10.2. PERSYARATAN BAHAN


a. Cat Tembok. Bahan dari jenis acrylic emulsion kualitas baik, tipe
interior matt emulsion.
b. Cat Logam & Kayu. Bahan dari jenis synthetic enamel super gloss
kualitas utama, tipe interior & exterior gloss paint.
c. Lapisan Primer.
d. Bahan dari kualitas utama.
e. Penyedia wajib membuktikan keaslian cat dari produk tersebut di atas
mengenai kemurnian cat yang akan dipergunakan.
f. Penyedia harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis
cat pada bidang-bidang transparan ukuran 30 x 30 cm. Pada bidang-
bidang tersebut harus dicantumkan dengan jelas warna,formula cat,

58
jumlah lapisan dan jenis lapisan (dari cat dasar sampai dengan lapisan
akhir).
g. Semua bidang contoh tersebut harus disampaikan kepada Konsultan
pengawas. Jika contoh-contoh tersebut telah disetujui secara tertulis
oleh Perencana dan Konsultan pengawas, barulah Penyedia
melanjutkan dengan pembuatan “mock-up”.
h. Penyedia harus menyerahkan kepada Konsultan pengawas, untuk
kemudian akan diteruskan ke Pemberi Tugas, minimal 5 galon tiap
warnadan jenis cat yang dipakai.Kaleng-kaleng cat tersebut harus
tertutup rapat dan mencantumkan dengan jelas identitas cat yang ada
di dalamnya.Cat ini akan dipakai sebagai cadangan oleh Pemberi
Tugas untuk perawatan.
10.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.
a. Lakukan dengan cara terbaik yang umum dilakukan kecuali
apabiladispesifikasikan lain.
Tebal minimum dari tiap lapisan jadi (finish) minimum sama dengan
syarat yang dispesifikasikan pabrik.Pengecatan harus rata, tidak
bertumpuk, tidak bercucuran atau ada bekas yang menunjukkan tanda-
tanda sapuan, roller maupun semprotan.
b. Apabila dari cat yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar
beracunatau membahayakan kesehatan manusia, maka Penyedia
harusmenyediakan peralatan pelindung, misalnya : masker, sarung
tangan dansebagainya yang harus dipakai pada waktu pelaksanaan
pekerjaan.
c. Tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan ini dalam keadaan
cuaca yang lembab atau hujan atau dalam keadaan angin berdebu
bertiup.Terutama untuk pelaksanaan di dalam ruangan bagi cat dengan
bahan dasar beracun atau membahayakan manusia, maka ruangan
tersebut harus mempunyai ventilasi yang cukup atau pergantian udara
berlangsung lancar.Di dalam keadaan tertentu misalnya untuk ruangan
tertutup, Penyedia harus memakai kipas angin (fan)untuk
memperlancar pergantian/aliran udara.
d. Peralatan seperti kuas, roller, sikat kawat, kape, pompa udara tekan
(vacuum cleaner), semprotan dan sebagainya harus tersedia dari
kualitas/mutu terbaik dan jumlahnya cukup untuk pekerjaan ini.
e. Khusus untuk semua cat dasar harus disapukan dengan
kuas.Penyemprotan hanya boleh dilakukan bila disetujui Konsultan
pengawas.
f. Pemakaian ampelas, pencucian dengan air maupun pembersihan
dengan kain kering terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan
tertulis dari Konsultan pengawas, terkecuali disyaratkan lain dalam
spesifikasi ini.
g. Pelaksanaan pekerjaan ini khususnya pengecatan cat dasar untuk
komponen bahan / material logam, harus dilakukan sebelum
komponen tersebut terpasang.
h. Standar Pengerjaan (“Mock-Up”).Sebelum pengecatan dimulai,
Penyedia harus melakukan pengecatan pada satu bidang untuk tiap
warna dan jenis cat yang diperlukan.Bidang-bidang tersebut akan
dijadikan contoh pilihan warna, tekstur,material dan cara
pengerjaan.Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai “mock-up” ini

59
akan ditentukan oleh Konsultan pengawas.Jika masing-masing bidang
tersebut telah disetujui oleh Konsultan pengawas dan Perencana,
maka bidang-bidang ini akan dipakai sebagai standar minimal
keseluruhan pekerjaan pengecatan.
i. Hasil pekerjaan yang tidak disetujui Konsultan pengawas harus
diulang dan diganti. Penyedia harus melakukan pengecatan kembali
bila ada cat dasar atau cat finish yang kurang menutupi atau lepas
sebagaimana ditunjukkan oleh Konsultan pengawas.Biaya untuk hal
ini ditanggung Penyedia, dan tidak dapat diklaimsebagai pekerjaan
tambah.
11. Pekerjaan Penutup Lantai dan Dinding
11.1. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup Pekerjaan meliputi semua pekerjaan yang tercantum dalam
gambar kerja dan daftar kuantitas dan harga.
11.2. PERSYARATAN BAHAN
a. Bahan penutup lantai harus memenuhi standart SNI03-1331-2001
b. Bahan penutup lantai menggunakan keramik lantai uk. 40x40 cm
(putih) ASIA TILE, keramik lantai uk. 40x40 cm (antislip) ASIA
TILE, keramik lantai uk. 25x25 cm (antislip) ASIA TILE, keramik
dinding uk. 25x40 cm (warna) ASIA TILE, dan atau yang telah
mendapatkan persetujuan konsultan pengawas.
c. Bahan penutup dinding menggunakan keramik dinding uk. 25x40 cm
(warna) ASIA TILE, dan atau yang telah mendapatkan persetujuan
konsultan pengawas.
11.3. Syarat Pelaksanaan Pekerjaan
a. Sebelum pemasangan penutup lantai, granite tile terlebih dahulu diberi
lapisan pasir urug tebal sesuai dengan gambar kerja.
b. perekat adukan 1pc:5 psr
c. Pemasangan dengan mempergunakan alat bantu Waterpas ,sehingga
menghasilkan bidang permukaan pasangan yang datar,rata dan naat-
naatnya segaris.
d. Naat-naatnya diisi dengan semen warna dan harus segera dibersihkan,
supaya permukaan lantai terlihat bersih.
e. granite tile yangcacat,retak tepinya,noda-noda atau cacat warna tidak
boleh dipasang, jika terlanjur dipasang harus dibongkar dan diganti
dengan yang utuh dengan biaya Penyedia.
12. Pekerjaan Baja Ringan
12.1. Lingkup pekerjaan
Terdiri atas pekerjaan pemasangan rangka atap baja ringan
12.2. Persyaratan bahan
Rangka Atap Konstruksi Baja Ringan Galvanized
12.3. Syarat pelaksanaan
a. Umum dan Produk yang dipakai
Pekerjaan rangka atap baja ringan adalah pekerjaan pembuatan dan
pemasangan struktur atap berupa rangka batang yang telah dilapisi
lapisan antikarat. Seluruh rangka tersebut disambung menggunakan
baut menakik sendiri (selfdrilling screw) dengan jumlah yang cukup.
Rangka reng (batten) langsung dipasang diatas struktu rangka atap
utama dengan jarak sesuai dengan ukuran jarak genteng. Adapun
produk yang dipakai Giga Steel.

60
b. Pekerjaan rangka atap baja ringan meliputi:
 Penyediaan tenaga kerja beserta alat/bahan lain yang diperlukan
untuk pelaksanaan pekerjaan.
 Pekerjaan pemasangan seluruh rangka atap meliputi struktur
rangka
c. Persyaratan Material Rangka Atap
 Material struktur rangka atap
 Properti mekanikal baja(Steel mechanical properties)
o Baja Mutu Tinggi G 550
o KekuatanLeleh Minimum : 550 Mpa
o Tegangan Maksimum : 550 Mpa
o Modulus Elastisitas : 200.000 Mpa
o Modulus geser : 80.000 Mpa
 Lapisan antikarat
Material baja harus dilapisi perlindungan terhadap serangan
korosi, jenis lapisan anti karat (coating):
o Jenis : Hot-dip zinc
o komposisi : 95% zinc, 5% bahan campuran
 Geometri profil rangka atap
o Rangka Atap
Profil yang dapat digunakan untuk rangka atap sesuai
dengan perhitungan struktur rangka atap baja ringan dari
fabrikator.
o Reng
Profil yang dapat digunakan untuk reng adalah 35B50
profil U tinggi profil 35 mm dan tebal 0,5 mm.
o Alat Sambung (Screw)
Baut menakik sendiri (self drilling screw) digunakan
sebagai alat sambungan antar elemen rangka atap yang
digunakan untuk fabrikasi dan instalasi.
d. Persyaratan Pra-Konstruksi
 Penyedia wajib melampirkan :
o Surat dukungan produsen baja ringan
o Brosur asli
o Sertifikasi tukang dari pabrikan.
 Penyedia wajib memberikan pemaparan produk sebelum
pelaksanaan pemasangan rangka atap baja ringan,sesuai dengan
RKS (Rencana Kerja dan Syarat) seperti pada pasal
diatas.Produkyang dipaparkan sesuai dengan surat dukungan dan
brosur yang dilampirkan pada dokumen pengadaan.
 Penyedia wajib menyerahkan gambar kerja yang lengkap berserta
detail dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran-ukuran yang
tercantum dalam gambar kerja.Dalam hal ini meliputi dimensi
profil ,panjang profil dan jumlah alat sambung pada setiap titik
buhul.
 Perubahan bahan/detail karena alasan apapun harus diajukan ke
Konsultan Pengawas, untuk mendapatkan persetujuan
secaratertulis.
 Penyedia wajib memberikan hasil uji lab bahan baja ringan
yang menyebutkan bahwa mutu baja ringan tersebut harus sesuai
61
standar mutu JIS dengan kekuatan minimal 550 MPa.
e. PersyaratanPelaksanaan
 Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain terkait,
harus dilaksanakan sesuai gambar dan desain yang telah dihitung
dengan aplikasi khusus perhitungan baja ringan sesuai dengan
standar perhitungan mengacu pada standar peraturan yang berlaku.
 Semua detail dan konektor harus dipasang sesuai dengan gambar
kerja/ shop drawing.
 Perakitan kuda-kuda harus dilakukan di work shop permanen
dengan menggunakan mesin rakit(Jig) dan pemasangan sekrup
dilakukan dengan mesin screw driver yang dilengkapi dengan
kontrol torsi.
 Pihak Penyedia harus menyiapkan semua struktur balok penopang
dengan kondisi rata air (water paslevel)untuk dudukan kuda-kuda
sesuai dengan desain sistem rangka atap.
 Pihak Penyedia harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua
struktur yang dipakai untuk tumpuan kuda-kuda.Berkenaan dengan
halitu, pihak konsultan ataupun tenaga ahli berhak meminta
informasi mengenai reaksi- reaksi perletakan kuda-kuda.
 Pihak Penyedia bersedia menyediakan minimal 8(delapan) buah
genteng yang akan dipakai sebagai penutup atap, agar pihak
penyedia konstruksi baja ringan dapat memasang reng dengan
jarak yang setepat mungkin,dan penyediaan genteng tersebut
sudah harus ada pada saat kuda-kuda tiba dilokasi proyek.
f. Jaminan Struktural
 Jaminan yang dimaksud disini adalah jika terjadi deformasi yang
melebihi ketentuan maupun keruntuhan yang terjadi pada struktur
rangka atap Baja Ringan, meliputi kuda-kuda, pengaku-pengaku
dan reng.Bentuk jaminan struktur harus diwujudkan dalam bentuk
Surat Garansi dari Fabrikator dan berlaku paling tidak 10 (sepuluh)
tahun dari masa serah terima bangunan.
 Kekuatan struktur Baja Ringan dijamin dengan kondisi sesuai
dengan Peraturan Pembebanan Indonesia dan ketentuan lain yang
berlaku.

13. Pekerjaan Atap dan Rangka Atap


13.1 Pekerjaan Atap Genteng
Pada bagian ini menguraikan pengiriman dan pemasangan atap Genteng
Bitumen Selulosa merk. Onduline yang harus dikerjakan oleh Kontraktor
sebagaimana yang tertera pada gambar.
1) Penutup Atap Genteng Bitumen Bergelombang Memanjang
(Onduline Tile)
Jenis penutup atap gelombang dengan spesifikasi sebagai berikut:
a) Deskripsi: Lembaran bitumen bergelombang monolayer yang
terbuat dari serat organik, diberi warna dengan pigmen mineral
dan resin thermosetting pada kedua sisi (atas dan bawah) dengan
model genteng 7 gelombang dan memanjang.
b) Terbuat dari bahan dasar : Bitumen Selulosa
c) Dimensi / ukuran : Panjang 1950 mm (-0 s/d +20)
d) Lebar 960 mm (-20 s/d + 20)
62
e) Tebal 3.0 mm (±0,3)
f) Korugasi / gelombang : 7 korugasi + 6 bagian datar per lembar;
g) Lebar 96 mm (±2)
h) Tinggi 38 mm (±2)
i) Berat : 5.90 Kilogram per Lembar ; 3,15 Kilogram per meter
persegi
j) Warna : Dual Red 3D
k) Standar Spesifikasi Material: EN 534:2010.
2) Pelaksanaan
Tata cara pemasangan mengacu kepada katalog atau brosur Onduline
Tile, dengan jarak antar reng 45 cm. Atap Onduline Tile memiliki
garansi 10 tahun terhadap waterproofing dengan syarat dan ketentuan
sebagai berikut:
a) Pemasangan sesuai dengan persyaratan yang di tetapkan oleh pihak
Onduline.
b) Pemasangan dilakukan oleh tenaga terlatih disertai supervisi dari
pihak Onduline atau distributor secara berkala.
c) Pemasangan menggunakan asesoris (screw, Nok, dll) dari produk
pihak Onduline.
d) Tata cara pemasangan atap Onduline tile:
(1) Pemasangan Atap Onduline Tile

(a)Pastikan kemiringan rangka kuda-kuda atap adalah lebih


dari 10 derajat.
(b)Pastikan jarak antar reng adalah 38 cm pada reng pertama
(paling bawah setelah listplang), dan selanjutnya jarak reng
45 cm secara menerus.
(c)Pemasangan lembaran dimulai dari sisi paling bawah dari
bidang atap, dengan panjang overhang maksimal adalah
3.50 cm dari listplang.
(d)Penyekrupan menggunakan sekrup Onduline dengan warna
yang sesuai dengan lembar atap. Penyekrupan dilakukan
pada setiap gelombang yang terdapat garis timbul
(embosement) pada lembaran atap.
(e)Urutan penyekrupan lembaran atap dimulai dari posisi reng
pertama dan di screw di setiap gelombang lembaran atap,
dan di posisi reng kedua penyekrupan di lakukan dengan
melompati setiap satu gelobang lembaran atap, di posisi
reng ke tiga, lima , dst mengacu penyekrupan seperti di
posisi reng pertama. Dan pada posisi reng ke empat, enam,
dst mengacu pada penyekrupan seperti di posisi reng ke dua.
(f) Pemasangan lembaran atap harus menggunakan susunan
pasangan bata. Baris pertama pemasangan menggunakan
lembaran atap utuh. Baris kedua dari bawah diawali dengan
menggunakan lembaran atap yang dipotong menjadi dua.
Baris ketiga, kelima dan seterusnya seperti pemasangan
pada baris pertama. Baris keempat, keenam dan seterusnya
seperti pemasangan pada baris kedua.

63
(g)Selama pemasangan atap agar menggunakan papan yang di
letakkan di atas lembaran atap dengan posisi papan tegak
lurus rangka reng untuk menghindari kontak langsung
dengan permukaan lembaran atap dan beban bekerja dapat
tersalurkan dengan merata ke tumpuan tumpuan pada
rangka reng.
(2) Pemasangan Penutup Listplang Samping.

a) Pemasangan penutup listplang samping dengan


menggunakan aksesoris Verge Piece dari pihak Onduline.
b) Penyekrupan pada verge piece berada di setiap posisi reng
yang menyatu dengan lembaran atap onduline tile yang
berada di bawah lembaran verge piece.
(3) Pemasangan Nok.

a) Nok menggunakan aksesoris nok standar dari Onduline.


b) Penyekrupan pada nok harus berada di lembaran nok yang
bersentuhan dengan gelombang Onduline Tile.
e) Kontrol dan Batasan
Dalam melaksanakan pekerjaan atap Genteng Bitumen Selulosa
merk. Onduline ini, Kontraktor harus mengikuti semua persyaratan
yang tercantum di dalam PUBI 1982, SII.0447.81, Spesifikasi
Teknis ini dan semua perintah yang disampaikan oleh Konsultan
Pengawas selama berlangsungnya pekerjaan.
f) Persyaratan Bahan
1) Genteng Bitumen Selulosa merk. Onduline harus berkualitas
baik,
2) Nok Genteng Bitumen Selulosa merk. Onduline yang dipakai
harus dari jenis yang sama.

2.9 PEKERJAAN MEKANIKAL / ELEKTRIKAL


1. Keterangan Umum
Syarat-syarat Instalasi Mekanikal/Elektrikal ini berisi perincian yang
memperjelas/menambahkan hal-hal yang tercantum dalam Buku Syarat-Syarat
Administrasi. Dalam hal ini Buku Syarat-syarat Administratif saling melengkapi
dengan Syarat-syarat Umum Teknis Mekanikal/Elektrikal.
2. Persyaratan Pelaksanaan
2.1. Instalasi yang dinyatakan di dalam spesifikasi harus dilaksanakan sesuai
dengan Undang-undang dan Peraturan-peraturan yang berlaku saat ini di
Indonesia serta tidak bertentangan dengan ketentuan dari Jawatan
Keselamatan Kerja.
2.2. Cara dan teknik pemasangan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum
dan telah ditetapkan sebagai peraturan pemasangan instalasi ini oleh Badan
yang berwenang dalam hal ini, bila tidak ada petunjuk dari Konsultan
pengawas.
2.3. Pelaksanaan pekerjaan harus ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dalam
instalasi Elektrikal, untuk dapat dipertanggungjawabkan.
2.4. Tenaga ahli harus ditempatkan di lapangan oleh Penyedia sehingga dapat
berdiskusi dengan Konsultan pengawas pada waktu pelaksanaan pekerjaan.

64
2.5. Penyedia diharuskan melaksanakan pekerjaan test penuh di bawah
persyaratan operasional. Testing harus dilaksanakan di hadapan Konsultan
pengawas.
2.6. Penggantian material yang kurang baik atas kesalahan pemasangan adalah
tanggung jawab Penyedia dan Penyedia harus mengganti/memperbaiki hal
tersebut di atas.
2.7. Semua biaya dan pengurusan perijinan, lisensi, pengujian adalah tanggung
jawab Penyedia.
2.8. Semua syarat-syarat penerimaan bahan, peralatan, cara-cara pemasangan,
kualitas pekerjaan dan lain-lain, untuk sistim instalasi Mekanikal/Elektrikal
ini harus sesuai dengan standar-standar sebagai berikut :
2.8.1. Persyaratan Umum Instalasi Listrik Tahun 2000.
2.8.2. Peraturan-Peraturan lainnya yang telah ditentukan PLN.
2.8.3. Pedoman Plumbing Indonesia 1979.
2.8.4. Pedoman Manajemen Konstruksian Instalasi Listrik, Departemen
Tenaga Kerja &Transmigrasi No. 59/DP/1980.
2.8.5. Pedoman dan Petunjuk Keselamatan Kerja PLN No.48.
2.8.6. Peraturan Pokok Teknik Penyehatan Mengenai Air Minum dan Air
BuanganRancangan 1968 Dirjen Cipta Karya, Direktorat Teknik
Penyehatan.
2.8.7. Peraturan-peraturan dan standar yang telah disesuaikan dengan
peraturan danstandar Internasional dari KRT, ASME, ASHRAE,
ASTM, VDE, BS, NEC,IEC dan lain-lain.
2.8.8. Peraturan Perburuhan Departemen Tenaga Kerja.
2.8.9. Peraturan-peraturan yang ditentukan dalam spesifikasi ini maupun
yangterdapat dalam gambar-gambar.
2.8.10. Pedoman Instalasi Alarm Kebakaran Otomatik 1980 (Departemen
TenagaKerja dan Transmigrasi RI).
2.8.11. Pedoman Penanggulangan Bahaya Kebakaran Tahun 1980
(Departemen PU).
2.8.12. Ketentuan Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Pada
BangunanGedung Tahun 1985 (Departemen PU.
2.8.13. N.F.P.A. dan F.O.C. sebagai pelengkap.
2.8.14. Peraturan Telekomunikasi 1989.
2.8.15. Peraturan-peraturan lain yang berlaku setempat.Semua peralatan dan
mesin yang dipasang untuk sistim Mekanikal / Elektrikal ini selain
dari persyaratan tersebut di atas, juga tidak boleh menyimpang dari
persyaratan yang dikeluarkan oleh pabik pembuatnya.
2.9. Pekerjaan dianggap selesai apabila :
2.9.1. Telah mendapat Surat Pernyataan bahwa instalasi baik dari
Konsultan pengawas
2.9.2. Semua persoalan mengenai kontrak dengan Pemilik telah dipenuhi,
sehingga Pemilik dapat membenarkannya.
2.9.3. Seluruh instalasi terpasang telah ditest bersama-sama dengan
Konsultan pengawas, Konsultan Perencana dan Pemilik dengan hasil
baik, sesuai dengan spesifikasi teknis.
2.10. Penyedia
2.10.1. Hanya Penyedia yang diundang yang berhak mengikuti pelelangan
ini.

65
2.10.2. Yang dimaksud dengan Penyedia di dalam spesifikasi ini adalah
Badan Pelaksana yang telah terpilih dan memperoleh Kontrak Kerja
untukpenyediaan dan pemasangan instalasi Mekanikal / Elektrikal
ini sampaiselesai.
2.10.3. Penyedia harus memiliki tenaga ahli yang mempunyai PAS / SIKA
PLN kelas C untuk pekerjaan instalasi listrik, PAS PAM kelas III (C)
untuk pekerjaan plumbing dan pemadam kebakaran (pemipaan)
sebagai penanggung jawab di bidangnya masing-masing.Penyedia
bertanggung jawab atas pelaksanaan instalasi Mekanikal/Elektrikal
dalam proyek ini dan menempatkan paling tidak seorang tenaga ahli
yang setiap saat dapat berdiskusi dan dapat memutuskan setiap
persoalan teknis dan administrasi di lapangan.
2.10.4. Penyedia harus bersedia mengikuti peraturan-peraturan di lapangan
yang ditentukan oleh Konsultan pengawas.
2.10.5. Penyedia wajib mempelajari dan memahami semua undang-
undang,peraturan-peraturan, persyaratan umum, maupun
suplementer-nya,persyaratan standar internasional, persyaratan
pabrik pembuat unit-unitperalatan, buku-buku dokumen pelelangan,
bundel gambar-gambar sertasegala petunjuk tertulis yang telah
dikeluarkan.
2.10.6. Penyedia dapat meminta penjelasan kepada Konsultan pengawas
atau pihak lain yang ditunjuk, bila mana menurut pendapatnya
terdapat hal-hal yang kurang jelas pada dokumen-dokumen
pelelangan, gambar-gambar atau lainnya.
2.10.7. Penyedia wajib mempelajari dan memeriksa juga pekerjaan-
pekerjaan pelaksanaan dari pihak-pihak Penyedia lain yang ikut
mengerjakan proyek ini apabila pekerjaan pihak lain dapat
mempengaruhi kelancaran pekerjaannya.Bilamana sampai terjadi
gangguan, maka Penyedia wajib mengerjakan saran-saran perbaikan
untuk segenap pihak.Apabila hal ini dilakukan, Penyedia tetap
bertanggung jawab atas segala kerugian-kerugian yang ditimbulkan.
2.11. Koordinasi dengan Pihak Lain
2.11.1. Untuk kelancaran pekerjaan, Penyedia harus mengadakan
koordinasi/penyesuaian pelaksanaan pekerjaannya dengan seluruh
disiplin pekerjaan lainnya atas petunjuk ahli, sebelum memulai
mengerjakan pada waktu pelaksanaan.Gangguan dan konflik di
antara Penyedia harus dihindari.Keterlambatan pekerjaan akibat
tidak adanya koordinasi menjadi tanggung jawab Penyedia.
2.11.2. Penyedia wajib bekerja sama dengan pihak-pihak lainnya demi
kelancaran pelaksanaan proyek ini, terutama koordinasi dengan
pihak Penyedia Sipil maupun Arsitektur.
2.11.3. Penyedia wajib berkonsultasi dengan pihak-pihak lainnya, agar
sejauh/sedapat mungkin digunakan peralatan-peralatan yang
seragam dan merk yang sama untuk seluruh proyek ini agar mudah
memeliharanya.
2.11.4. Untuk semua peralatan dan mesin yang disediakan, atau diselesaikan
oleh pihak lain atau yang dibeli dari pihak lain yang termasuk dalam
lingkup instalasi sistim ini, Penyedia bertanggung jawab penuh atas
segala peralatan dan pekerjaan ini.

66
2.11.5. Penyedia harus mengijinkan, mengawasi dan memberikan petunjuk
kepada Penyedia lainnya untuk melakukan penyambungan kabel-
kabel,pemasangan sensor-sensor, perletakan peralatan/instalasi,
pembuatan sparing dan lain-lain pada dan untuk peralatan
Mekanikal/Elektrikal agarsistim Mekanikal / Elektrikal keseluruhan
dapat berjalan dengan sempurna.Dalam hal ini Penyedia masih tetap
bertanggung jawab penuh atas peralatan-peralatan tersebut.
2.11.6. Penolakan Pekerjaan Sistim Mekanikal/Elektrikal.Apabila sistim
pekerjaan ini tidak lengkap atau ada bagian yang cacat, gagalatau
tidak memenuhi persyaratan dalam spesifikasi dan gambar, ternyata
Penyedia gagal untuk melaksanakan perbaikan ini dalam waktu yang
cukup menurut Konsultan pengawas serta pihak yang berwenang,
maka keseluruhan atau sebagian dari sistim ini sebagaimana
kenyataannya, dapat ditolak dan diganti.Dalam hal ini Pemilik dapat
menunjuk pihak ketiga untuk melaksanakan pekerjaan tersebut di
atas dengan baik atas biaya dan tanggung jawab Penyedia.
2.12. Konsultan Pengawas Instalasi
2.12.1. Shop drawing.
Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia harus membuat gambar
kerja/shop drawing rangkap 4 (empat). Gambar kerja tersebut
haruslah gambar yang telah dikoordinasikan dengan semua disiplin
pekerjaan pada proyek inidan disesuaikan dengan koordinasi
lapangan yang ada.Pekerjaan baru dapat dimulai bila gambar kerja
telah diperiksa dan disetujuioleh Konsultan pengawas.
2.12.2. Penyedia harus memberikan contoh semua bahan yang akan
digunakannya kepada Konsultan pengawas atau pihak yang ditunjuk
untuk dimintakan persetujuannya secara tertulis untuk dapat
dipasang.Seluruh contoh harus sudah diserahkan dalam jangka
waktu 1 (satu) bulan sesudah Penyedia memperoleh SPK.
2.12.3. Penyedia harus membuat jadwal/skedul waktu pelaksanaan, skedul
tenaga kerja, skedul pengadaan peralatan dan network planning yang
terinci untuk setiap pekerjaannya dan diserahkan kepada Konsultan
pengawas atau pihak lain yang ditunjuk untuk mendapatkan
persetujuannya.Skedul dan network planning harus diserahkan
dalam waktu 15 (lima belas) hari kalender sesudah menerima SPK.
2.12.4. Penyedia harus mengadakan :
a. Laporan kegiatan pekerjaan harian.
b. Laporan prestasi pekerjaan dan pengadaan material mingguan.
c. Laporan prestasi pekerjaan bulanan beserta foto-foto
dokumentasi.
2.12.5. Untuk setiap tahap pekerjaan sistim Mekanikal dan Elektrikal yang
telah selesai dikerjakan, Penyedia harus mendapatkan pernyataan
tertulis dari pihak Konsultan pengawas atau pihak yang ditunjuk
yang menerangkan bahwa setiap pekerjaan sistim Mekanikal dan
Elektrikal telah selesai dikerjakan sesuai dengan persyaratan yang
ada.Tahap-tahap pekerjaan sistim ini ditentukan kemudian,
berdasarkan pada jadwal perincian waktu yang diserahkan oleh
Penyedia.
2.12.6. Di dalam setiap pelaksanaan pengujian dan trial-run pekerjaan sistim
Mekanikal dan Elektrikal ini harus dihadiri pihak Konsultan

67
pengawas,Konsultan Perencana, ahli atau pihak-pihak lain yang
ditunjuk. Untuk iniharus dibuatkan berita acaranya bersama
pemegang merk peralatan yang diuji dan dari Penyedia yang
bersangkutan.Peralatan untuk pengujian harus berkualitas baik dan
sudah tertera. Semua biaya pada waktu pengetesan sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Penyedia.
2.12.7. Penyedia wajib melaporkan kepada Konsultan pengawas atau ahli
yang ditugaskan apabila sekiranya terjadi kesulitan atau gangguan-
gangguan yang mungkin terjadi pada saat melaksanakan pekerjaan.
2.13. Pembersihan Lapangan
2.13.1. Setiap hari setelah selesai bekerja, Penyedia harus membersihkan
lapangan yang digunakan.Penyedia hendaknya menghubungi pihak-
pihak lain untuk koordinasi pembersihan lapangan tersebut.
2.13.2. Setelah Penyedia selesai, Penyedia harus memindahkan semua sisa
bahan pekerjaan dan peralatannya, kecuali yang masih diperlukan
selama masa pemeliharaan.
2.14. Petunjuk Operasi, Pemeliharaan dan Pendidikan.
2.14.1. Pada saat penyerahan untuk pertama kali, Penyedia harus
menyerahkan :
a. Gambar-gambar jadi (as built drawing) dalam bentuk gambar
cetak
b. Buku petunjuk perawatan atas peralatan yang terpasang dalam
kontrak ini, juga dalam bahasa Indonesia.Data-data tersebut
haruslah diserahkan kepada Pemilik sebanyak 3 (tiga) se tdan
kepada Konsultan pengawas 2 (dua) set. Bila gambar dan data-data
tersebut belum lengkap diserahkan, maka pekerjaan Penyedia
belumdi prestasikan 100%.
2.14.2. Penyedia harus memberikan pendidikan teori dan praktek mengenai
operasi dan perawatannya kepada petugas-petugas teknik yang
ditunjuk oleh Konsultan pengawas secara cuma-cuma sampai cakap
menjalankan tugasnya, minimal 3 (tiga) orang selama 3 (tiga) bulan
sesudah penyerahan pertama proyek dilakukan.Penyedia harus
mengajukan rencana sistim pendidikan ini terlebih dahulu kepada
Konsultan pengawas. Pendidikan ini dan segala biaya
pelaksanaannya menjadi tanggung jawab Penyedia.

2.15. Service dan Garansi.


Keseluruhan instalasi Mekanikal dan Elektrikal harus memiliki garansi 1
(satu tahun sesudah tanggal saat sistem diterima oleh Konsultan Pengawas
secara baik (setelah masa pemeliharaan).
2.15.1. Penyedia harus bertanggung jawab atas seluruh peralatan yang rusak
selama masa garansi, termasuk penyediaan suku cadang.
2.15.2. Penyedia wajib mengganti biaya sendiri setiap kelompok barang-
barang atau sistim yang tidak sesuai dengan persyaratan spesifikasi,
akibatkesalahan pabrik atau pengerjaan yang salah selama jangka
waktu 180 (seratus delapan puluh) hari kalender setelah proyek ini
diserahterimakan untuk pertama kalinya.

68
2.15.4. Penyedia harus memberikan service cuma-cuma untuk seluruh sistim
Mekanikal/Elektrikal selama 180 (seratus delapan puluh) hari
kalender setelah proyek ini diserahterimakan pertama kali dan
garansi 1 (satu) tahun kalender setelah serah terima kedua.
2.16. I Z I N
2.16.1. Semua izin-izin dan persyaratan-persyaratan yang mungkin
diperlukan untuk melaksanakan instalasi ini harus dilakukan oleh
Penyedia atas tanggungan dan biaya Penyedia.
2.16.2. Semua pemeriksaan, pengujian dan lain-lain, beserta keterangan
resminya yang mungkin diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini
haruslah dilakukan oleh Penyedia atau pihak lain yang ditunjuk oleh
Direksi/Konsultan pengawas dengan semua biaya atas beban
Penyedia.
2.16.3. Penyedia harus bertanggung jawab atas penggunaan alat-alat yang
dipatenkan serta kemungkinan tuntutan ganti rugi dan biaya-biaya
yang diperlukan untuk ini.Untuk hal ini Penyedia wajib
menyerahkan Surat Pernyataan mengenai hal tersebut di atas.
2.16.4. Penyedia harus menyerahkan semua izin atau keterangan resmi yang
diperolehnya mengenai instalasi proyek kepada Konsultan pengawas
atau pihak yang ditunjuk, sebelum penyerahan kedua dilakukan.
2.16.5. Penyedia harus memperoleh izin terlebih dahulu dari Konsultan
pengawas setiap akan memulai suatu tahapan pekerjaan, demikian
pula bila akan melaksanakan pekerjaan diluar jam kerja (kerja
lembur).
2.16.6. Penyedia harus mendapatkan izin-izin yang berhubungan dengan
pajak,pemerintahan setempat, badan yang berwenang terhadap
instalasi yang dikerjakan.Dalam hal ini, biaya yang dikeluarkan
sehubungan dengan permintaan izin tersebut harus dibayar oleh
Penyedia, termasuk biaya memperbanyak gambar yang diperlukan
untuk pengurusan IMB.
2.17. Korelasi Pekerjaan
2.17.1. Pekerjaan galian dan penimbunan tanah untuk keperluan instalasi
Mekanikal/Elektrikal, dilaksanakan oleh Penyedia. Penyedia harus
sudah memperhitungkan pengangkutan tanah bekas galian/
pembersihan.
2.17.2. Semua pekerjaan pembuatan lubang-lubang dan penutupan kembali
pada dinding, lantai, langit-langit untuk jalannya pipa dan kabel,
dilaksanakan oleh Penyedia berikut perapihan/finishing-nya
kembali.
2.17.3. Penyedia harus menyediakan dan menyambung kabel-kabel listrik
dari peralatan-peralatan ke panel yang disediakan oleh Penyedia
Listrik sesuai dengan gambar dokumen tender.Untuk itu Penyedia
wajib memeriksa terlebih dahulu panel tersebut,apakah sudah sesuai
dengan peralatan yang akan disambungkan. Segala akibat yang
timbul akibat penyambungan ini menjadi tanggung jawab Penyedia.
2.17.4. Semua pekerjaan pembuatan pondasi untuk mesin dilakukan oleh
Penyedia. Penyedia harus memberikan data-data, ukuran-
ukuran,gambar-gambar dan peralatan yang diperlukan kepada
Konsultan pengawas untuk mendapatkan persetujuan.

69
2.17.5. Semua fasilitas yang diperlukan pada saat proyek berjalan yaitu air,
listrik,saniter darurat harus disediakan oleh Penyedia, dengan
terlebih dahulu membuat gambar untuk mendapatkan persetujuan
Konsultan pengawas.
2.17.6. Untuk pipa yang menembus dinding, lantai, langit-langit dan lain-
lain, harusd iberi lapisan isolasi peredam getaran dan pipa selubung
(sleeve) untuk memudahkan perbaikan dan pemeliharaan dari segi
teknis.Untuk itu Penyedia diharuskan menyerahkan gambar kerja
kepada Konsultan pengawas untuk diminta persetujuannya. Segala
akibat pekerjaan tersebut harus sudah diperhitungkan dalam
penawaran oleh Penyedia.
2.17.7. Akibat pekerjaan tersebut di atas (pembobokan, pembongkaran dsb.)
harus ditutup kembali seperti semula dan dirapikan / di-finish yang
rapi sehingga tidak terlihat lagi bekas-bekas pembobokan.
2.17.8. Selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sesudah ditunjuk, Penyedia harus
menyerahkan gambar/data teknis listrik sesuai dengan keperluan
peralatan yang akan dipasang, agar peralatan tersebut dapat
beroperasi dengan baik berikut pengamanannya.Jika hal ini tidak
dilaksanakan, segala akibatnya menjadi tanggung jawab Penyedia.
2.18. Bahan.
2.18.1. Penyedia harus menyerahkan pada waktu tender, brosur teknis asli
peralatan utama Mekanikal/ Elektrikal, juga brosur asli pipa, kabel,
pipakonduit, katup-katup, detektor, sensor dan lainnya beserta data-
data teknis dan mengisi daftar skedul dari peralatan tersebut. Pada
brosur-brosur peralatan/bahan yang ditawarkan harus diberi tanda
dengan warna yangjelas.
2.18.2. Apabila ada tanda-tanda serta bahan yang diajukan menyimpang
dari yang disebutkan di dalam gambar dan spesifikasinya, maka
nilai evaluasi penawaran Penyedia tersebut akan dikurangi dan
Penyedia tetap harus menggantinya sesuai dengan gambar dan
spesifikasinya.
2.18.3. Semua pelaksanaan instalasi yang berbeda dengan spesifikasi dan
gambar,tanpa persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang harus
diperbaiki dan dirubah sesuai dengan spesifikasi dan gambar yang
telah disepakati bersama, atas tanggungan biaya Penyedia.
2.18.4. Semua bahan yang digunakan dalam instalasi ini harus baru, dalam
keadaan baik, tidak bercacat, sesuai dengan spesifikasi dan gambar.
Penyedia harus menjaga kebersihan serta melindungi semua bahan-
bahan yang digunakandalam instalasi ini sebelum dipasang.
2.18.5. Bilamana ternyata dipakai/digunakan bahan/peralatan sama, bekas
dipergunakan bercacat atau rusak, Penyedia harus menggantinya
dengan bahan-bahan atau peralatan yang baru dan tetap sesuai
dengan spesifikasidan gambar, atas biaya tanggungan Penyedia.
2.20.6. Tidak diperkenankan mendatangkan bahan/peralatan masuk ke site
sebelum contoh atau brosur disetujui oleh Konsultan pengawas.
Semua bahan yang telah masuk di site dan menyimpang dari
ketentuan dalam spesifikasi, contoh ataupun brosur yang telah
disetujui, maka bahan/peralatan tersebut harus dikeluarkan dari site
dalam waktu 3 x 24 jam sejak diketahuinya penyimpangan itu oleh

70
Konsultan pengawas.Bila hal ini belum dilakukan maka bahan
tersebut segera akan dimusnahkan.

Slawi, 17 Mei 2021


Mengetahui dan Menyetujui Di tetapkan Oleh :
Kuasa Pengguna Anggaran Pejabat Pembuat Komitmen

dr. MELIANSYORI. RIZAL PURNOMO, SKM,M.Kes


NIP. 19740523 200604 1 005 NIP. 19750714 200312 1 003

71
IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO DAN PENGENDALIAN RISIKO

PENILAIAN TINGKAT PENILAIAN SISA


DESKRIPSI RISIKO
RISIKO RISIKO

PENGENDALIAN
PERSYARATAN

PENGEDALIAN

KETERANGAN
PEMENUHAN
PERATURAN

TINGKAT RISIKO

TINGKAT RISIKO
KEPARAHAN (A)
KEPARAHAN (A)
KEMUNGKINAN

KEMUNGKINAN
LANJUTAN
KECELAKAAN)
JENIS BAHAYA
IDENTIFIKASI

NILAI RISIKO

NILAI RISIKO
(SKENARIO

AWAL
BAHAYA)
BAHAYA
NO.

(FXA)

(FXA)
(TIPE

(TR)

(TR)
(F)

(F)
URAIAN PEKERJAAN

1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 13 14 15 16
2
I AKTIFITAS PENUNJANG
1. Mengemudi mobil & motor Selip - Luka ringan 1 2 2 KECIL
- Luka berat
- Mobil rusak
- Kerugiaan materiil
Tabrakan - Luka sedang 1 3 3 KECIL
- Luka berat
- Mobil rusak
- Kerugian materiil
Kebakaran - Luka berat 1 3 3 KECIL
- Mobil rusak
- Kerugian materiil
Selip - Luka ringan 1 2 2 KECIL
- Luka berat
- Mobil rusak
- Kerugiaan materiil
Tabrakan - Luka sedang 1 3 3 KECIL
- Luka berat
- Mobil rusak

17
PENILAIAN TINGKAT PENILAIAN SISA
DESKRIPSI RISIKO
RISIKO RISIKO

PENGENDALIAN
PERSYARATAN

PENGEDALIAN

KETERANGAN
PEMENUHAN
PERATURAN

TINGKAT RISIKO

TINGKAT RISIKO
KEPARAHAN (A)
KEPARAHAN (A)
KEMUNGKINAN

KEMUNGKINAN
LANJUTAN
KECELAKAAN)
JENIS BAHAYA
IDENTIFIKASI

NILAI RISIKO

NILAI RISIKO
(SKENARIO

AWAL
BAHAYA)
BAHAYA
NO.

(FXA)

(FXA)
(TIPE

(TR)

(TR)
(F)

(F)
URAIAN PEKERJAAN

1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 13 14 15 16
2
- Kerugian materiil
Kebakaran - Luka berat 1 3 3 KECIL
- Mobil rusak
- Kerugian materiil
2. Catering untuk karyawan Sakit Perut - Kram perut 3 1 3 KECIL
Keracunan - Muntah - muntah 1 2 2 KECIL
makanan
Bau yang - Mual 3 1 3 KECIL
tidak enak

3. Mencuci peralatan makan & Piring / gelas - Luka ringan 3 1 3 KECIL


minum pecah
Terkena - Mata perih/ iritasi 2 1 2
percikan air
sabun
Kontak - Iritasi kulit 3 1 3 KECIL
dengan sabun
Terpeleset - Luka ringan 3 1 3 KECIL
4. Membersihkan kamar mandi Terpeleset - Luka ringan 3 1 3 KECIL
Septic Tank - Bau 2 2 4 KECIL
penuh

18
PENILAIAN TINGKAT PENILAIAN SISA
DESKRIPSI RISIKO
RISIKO RISIKO

PENGENDALIAN
PERSYARATAN

PENGEDALIAN

KETERANGAN
PEMENUHAN
PERATURAN

TINGKAT RISIKO

TINGKAT RISIKO
KEPARAHAN (A)
KEPARAHAN (A)
KEMUNGKINAN

KEMUNGKINAN
LANJUTAN
KECELAKAAN)
JENIS BAHAYA
IDENTIFIKASI

NILAI RISIKO

NILAI RISIKO
(SKENARIO

AWAL
BAHAYA)
BAHAYA
NO.

(FXA)

(FXA)
(TIPE

(TR)

(TR)
(F)

(F)
URAIAN PEKERJAAN

1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 13 14 15 16
2
- Air kotor dari septic
tank meluap
Floor drain - Bau 3 1 3 KECIL
kamar mandi
tersumbat
- Air kamar mandi 1 2 2 KECIL
tergenang
Tempat - Sarang nyamuk 2 2 4 KECIL
berkembang
biaknya
jentik
nyamuk
- Vektor penyakit DB 2 2 4 KECIL
5. Membuang sampah - Estetika 3 1 3 KECIL
Bau Mual dan sesak napas 3 1 3 KECIL
Sarang vektor - Sumber penyakit 3 1 3 KECIL
penyakit

II KANTOR & OWNER


1. Membersihkan area kantor Udara kantor - Sesak napas 3 1 3 KECIL
tidak sehat
karena debu

19
PENILAIAN TINGKAT PENILAIAN SISA
DESKRIPSI RISIKO
RISIKO RISIKO

PENGENDALIAN
PERSYARATAN

PENGEDALIAN

KETERANGAN
PEMENUHAN
PERATURAN

TINGKAT RISIKO

TINGKAT RISIKO
KEPARAHAN (A)
KEPARAHAN (A)
KEMUNGKINAN

KEMUNGKINAN
LANJUTAN
KECELAKAAN)
JENIS BAHAYA
IDENTIFIKASI

NILAI RISIKO

NILAI RISIKO
(SKENARIO

AWAL
BAHAYA)
BAHAYA
NO.

(FXA)

(FXA)
(TIPE

(TR)

(TR)
(F)

(F)
URAIAN PEKERJAAN

1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 13 14 15 16
2
yang
menumpuk

- Lingkungan kerja tidak 3 1 3 KECIL


sehat
2. Memfotocopy Tersengat - Shock 2 2 4 KECIL
listrik
Radiasi panas - Mengganggu kesehatan 3 1 3 KECIL
dan cahaya
dari mesin
fotocopy
3. Menggunakan cutter Tergores - Luka ringan 3 1 3 KECIL
pisau cutter
4. Menggunakan staples Tertusuk isi - Luka ringan 3 1 3 KECIL
staples
5. Ke kamar mandi Terpeleset - Luka ringan 3 1 3 KECIL
6. Mengoperasikan komputer Radiasi - Merusak mata 3 1 3 KECIL
cahaya
monitor
- Pusing
- Kelelahan
Radiasi panas - Pusing 3 1 3 KECIL

20
PENILAIAN TINGKAT PENILAIAN SISA
DESKRIPSI RISIKO
RISIKO RISIKO

PENGENDALIAN
PERSYARATAN

PENGEDALIAN

KETERANGAN
PEMENUHAN
PERATURAN

TINGKAT RISIKO

TINGKAT RISIKO
KEPARAHAN (A)
KEPARAHAN (A)
KEMUNGKINAN

KEMUNGKINAN
LANJUTAN
KECELAKAAN)
JENIS BAHAYA
IDENTIFIKASI

NILAI RISIKO

NILAI RISIKO
(SKENARIO

AWAL
BAHAYA)
BAHAYA
NO.

(FXA)

(FXA)
(TIPE

(TR)

(TR)
(F)

(F)
URAIAN PEKERJAAN

1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 13 14 15 16
2
komputer
7. Menyusun dokumen Tersandung - Luka ringan 3 1 3 KECIL
Kejatuhan - Luka ringan 3 1 3 KECIL
dokumen
8. Mengatur efisiensi ruang Ruang kerja - Suasana kerja kurang 3 1 3 KECIL
kerja sempit nyaman
Tersandung - Luka ringan 3 1 3 KECIL
barang /
dokumen
9. Menggunakan aliran listrik - Kebakaran - Luka Bakar 2 3 3 SEDANG
Tersengat - Cacat / hilang hari
listrik kerja
- Kerugian materiil
III GUDANG
A. Gudang Alat
1. Penyimpanan Alat Tersandung - Luka ringan 3 1 3 KECIL
alat
Kejatuhan - Luka ringan
alat
Kebakaran - Luka berat 2 3 6 SEDANG
- Kerugian materiil
2. Pengangkutan alat secara Kejatuhan - Luka ringan / sedang 2 2 4 KECIL

21
PENILAIAN TINGKAT PENILAIAN SISA
DESKRIPSI RISIKO
RISIKO RISIKO

PENGENDALIAN
PERSYARATAN

PENGEDALIAN

KETERANGAN
PEMENUHAN
PERATURAN

TINGKAT RISIKO

TINGKAT RISIKO
KEPARAHAN (A)
KEPARAHAN (A)
KEMUNGKINAN

KEMUNGKINAN
LANJUTAN
KECELAKAAN)
JENIS BAHAYA
IDENTIFIKASI

NILAI RISIKO

NILAI RISIKO
(SKENARIO

AWAL
BAHAYA)
BAHAYA
NO.

(FXA)

(FXA)
(TIPE

(TR)

(TR)
(F)

(F)
URAIAN PEKERJAAN

1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 13 14 15 16
2
manual (tenaga manusia) alat
Tersandung - Keseleo
B. Gudang Bahan/Material
1. Penyimpanan material Tersandung - Luka ringan 3 1 3 KECIL
Terjepit / - Luka ringan
Tertusuk
material
2. Penyimpanan semen Tersandung - Luka ringan 3 1 3 KECIL
3. Penyimpanan bahan B3 Tersandung - Luka ringan 3 1 3 KECIL
Terhirup zat - Sesak napas 2 3 6 SEDANG
B3
Kebakaran - Luka berat 2 3 6 SEDANG
- Kerugian materiil
Iritasi tangan - Luka ringan / sedang 3 2 6 SEDANG
/ kaki
Terjadinya - Pencemaran tanah 2 3 6 SEDANG
tumpahan
IV PEKERJAAN STRUKTUR
A. Pekerjaan Bekisting
1 Pengangkutan kayu/papan
a. Pengangkutan - Tersandung - Luka ringan 3 1 3 KECIL
manual(tenaga manusia) kayu

22
PENILAIAN TINGKAT PENILAIAN SISA
DESKRIPSI RISIKO
RISIKO RISIKO

PENGENDALIAN
PERSYARATAN

PENGEDALIAN

KETERANGAN
PEMENUHAN
PERATURAN

TINGKAT RISIKO

TINGKAT RISIKO
KEPARAHAN (A)
KEPARAHAN (A)
KEMUNGKINAN

KEMUNGKINAN
LANJUTAN
KECELAKAAN)
JENIS BAHAYA
IDENTIFIKASI

NILAI RISIKO

NILAI RISIKO
(SKENARIO

AWAL
BAHAYA)
BAHAYA
NO.

(FXA)

(FXA)
(TIPE

(TR)

(TR)
(F)

(F)
URAIAN PEKERJAAN

1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 13 14 15 16
2
- Kaki - Luka ringan
Terpeleset
- Kejatuhan - Luka ringan
balok kayu
- Tangan - Luka ringan
terjepit
b. Pengangkutan dengan - Tangan - Luka ringan 3 1 3 KECIL
Tower Crane terjepit
- Kejatuhan - Luka berat
balok kayu

2 Penggergajian kayu/papan - Tangan lecet - Luka ringan 3 1 3 KECIL


- Tangan - Luka sedang/cacat
terpotong
- Terhirup - Sesak napas
serbuk kayu
- Mata - Sakit mata
kemasukan
serbuk kayu
3 Menginstal kayu/papan - Tangan - Luka ringan 3 1 3 KECIL
terjepit
- Tangan - Luka ringan

23
PENILAIAN TINGKAT PENILAIAN SISA
DESKRIPSI RISIKO
RISIKO RISIKO

PENGENDALIAN
PERSYARATAN

PENGEDALIAN

KETERANGAN
PEMENUHAN
PERATURAN

TINGKAT RISIKO

TINGKAT RISIKO
KEPARAHAN (A)
KEPARAHAN (A)
KEMUNGKINAN

KEMUNGKINAN
LANJUTAN
KECELAKAAN)
JENIS BAHAYA
IDENTIFIKASI

NILAI RISIKO

NILAI RISIKO
(SKENARIO

AWAL
BAHAYA)
BAHAYA
NO.

(FXA)

(FXA)
(TIPE

(TR)

(TR)
(F)

(F)
URAIAN PEKERJAAN

1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 13 14 15 16
2
terkena palu
- Kaki - Luka ringan
kejatuhan
kayu/alat
bantu
- Kaki kena - Luka ringan
paku
4 Pemasangan bekisting - Tangan - Luka ringan 3 1 3 KECIL
terjepit
- Tangan lecet - Luka ringan
- Tangan atau - Luka ringan
kaki terkena
paku
- Kejatuhan - Luka ringan
kayu / cedera
badan
- Jatuh dari - Luka sedang/berat 2 3 6 SEDANG
ketinggian
dari 4,5 meter
& di tepi
bangunan

24
PENILAIAN TINGKAT PENILAIAN SISA
DESKRIPSI RISIKO
RISIKO RISIKO

PENGENDALIAN
PERSYARATAN

PENGEDALIAN

KETERANGAN
PEMENUHAN
PERATURAN

TINGKAT RISIKO

TINGKAT RISIKO
KEPARAHAN (A)
KEPARAHAN (A)
KEMUNGKINAN

KEMUNGKINAN
LANJUTAN
KECELAKAAN)
JENIS BAHAYA
IDENTIFIKASI

NILAI RISIKO

NILAI RISIKO
(SKENARIO

AWAL
BAHAYA)
BAHAYA
NO.

(FXA)

(FXA)
(TIPE

(TR)

(TR)
(F)

(F)
URAIAN PEKERJAAN

1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 13 14 15 16
2
B. Pekerjaan Pembesian
1. Pengangkutan besi
a. Pengangkutan manual (tenaga - Tersandung - Luka ringan 3 1 3 KECIL
manusia) besi
- Tangan - Luka ringan
terjepit
- Kejatuhan - Luka ringan / sedang
besi / cedera
badan
b. Pengangkutan dengan Tower - Tangan - Luka ringan 3 1 3 KECIL
terjepit
Crane - Kejatuhan - Luka berat
besi
2. Pemotongan besi
a. Pemotongan dengan Blander - Tangan lecet - Luka ringan 3 1 3 KECIL
- Tangan - Luka ringan
terjepit
- Tangan - Luka sedang/cacat
terpotong
b. Pemotongan dengan Bar - Tangan lecet - Luka ringan 3 1 3 KECIL
Cutter
- Tangan - Luka ringan

25
PENILAIAN TINGKAT PENILAIAN SISA
DESKRIPSI RISIKO
RISIKO RISIKO

PENGENDALIAN
PERSYARATAN

PENGEDALIAN

KETERANGAN
PEMENUHAN
PERATURAN

TINGKAT RISIKO

TINGKAT RISIKO
KEPARAHAN (A)
KEPARAHAN (A)
KEMUNGKINAN

KEMUNGKINAN
LANJUTAN
KECELAKAAN)
JENIS BAHAYA
IDENTIFIKASI

NILAI RISIKO

NILAI RISIKO
(SKENARIO

AWAL
BAHAYA)
BAHAYA
NO.

(FXA)

(FXA)
(TIPE

(TR)

(TR)
(F)

(F)
URAIAN PEKERJAAN

1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 13 14 15 16
2
terjepit
- Tangan - Luka sedang/cacat
terpotong
3. Membengkokkan besi - Tangan - Luka ringan 3 1 3 KECIL
lecet
- Tangan - Cacat
terjepit
- Kaki - Hilang hari kerja
kesandung
- Kaki
tertusuk besi
- Tangan
terpotong

4. Menggunakan Aliran Listrik - Kesetrum - Luka berat 2 3 6 SEDANG


5 Instal Pembesian - Tangan - Cacat 3 2 6 SEDANG
terjepit
- Kaki - Luka ringan
kesandung
- Kaki - Hilang hari kerja
tertusuk besi
- Pembesian - Hilang hari kerja
kolom roboh

26
PENILAIAN TINGKAT PENILAIAN SISA
DESKRIPSI RISIKO
RISIKO RISIKO

PENGENDALIAN
PERSYARATAN

PENGEDALIAN

KETERANGAN
PEMENUHAN
PERATURAN

TINGKAT RISIKO

TINGKAT RISIKO
KEPARAHAN (A)
KEPARAHAN (A)
KEMUNGKINAN

KEMUNGKINAN
LANJUTAN
KECELAKAAN)
JENIS BAHAYA
IDENTIFIKASI

NILAI RISIKO

NILAI RISIKO
(SKENARIO

AWAL
BAHAYA)
BAHAYA
NO.

(FXA)

(FXA)
(TIPE

(TR)

(TR)
(F)

(F)
URAIAN PEKERJAAN

1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 13 14 15 16
2
- Pembesian - Hilang hari kerja
dinding roboh
- Tertimpa - Luka ringan
besi
- Tangan lecet - Luka ringan
- Terjatuh dari - Luka berat 2 3 6 SEDANG
ketinggian
- Kematian
C. Pengecoran - Tertabrak - Luka sedang 1 3 3 KECIL
truck
- Luka berat
a. Dengan - Tangan lecet 2 2 4 KECIL
Bucket
(diangkat
dengan
Tower Crane) - Anggota badan
terciprat beton
b. - Kebisingan SEDANG 2 2 4 KECIL
Menggunakan
pompa
- Anggota badan
terciprat beton

27
PENILAIAN TINGKAT PENILAIAN SISA
DESKRIPSI RISIKO
RISIKO RISIKO

PENGENDALIAN
PERSYARATAN

PENGEDALIAN

KETERANGAN
PEMENUHAN
PERATURAN

TINGKAT RISIKO

TINGKAT RISIKO
KEPARAHAN (A)
KEPARAHAN (A)
KEMUNGKINAN

KEMUNGKINAN
LANJUTAN
KECELAKAAN)
JENIS BAHAYA
IDENTIFIKASI

NILAI RISIKO

NILAI RISIKO
(SKENARIO

AWAL
BAHAYA)
BAHAYA
NO.

(FXA)

(FXA)
(TIPE

(TR)

(TR)
(F)

(F)
URAIAN PEKERJAAN

1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 13 14 15 16
2
- Tangan lecet
- Jatuh dari - Luka berat 2 3 6 SEDANG
keSEDANGan
- Kematian
- Besi tarik - Luka berat 2 3 6 SEDANG
putus
- Cacat

D Pembongkaran Bekisting - Tangan - Cacat 3 1 3 KECIL


terjepit
- Tangan lecet - Luka ringan
- Tersandung - Luka ringan
stek besi
- Kejatuhan - Luka ringan
kayu
- Kaki atau - Luka ringan
tangan kena
paku

- Jatuh dari - Luka berat 2 3 6 SEDANG


ketinggian
E Repair/Perbaikan

28
PENILAIAN TINGKAT PENILAIAN SISA
DESKRIPSI RISIKO
RISIKO RISIKO

PENGENDALIAN
PERSYARATAN

PENGEDALIAN

KETERANGAN
PEMENUHAN
PERATURAN

TINGKAT RISIKO

TINGKAT RISIKO
KEPARAHAN (A)
KEPARAHAN (A)
KEMUNGKINAN

KEMUNGKINAN
LANJUTAN
KECELAKAAN)
JENIS BAHAYA
IDENTIFIKASI

NILAI RISIKO

NILAI RISIKO
(SKENARIO

AWAL
BAHAYA)
BAHAYA
NO.

(FXA)

(FXA)
(TIPE

(TR)

(TR)
(F)

(F)
URAIAN PEKERJAAN

1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 13 14 15 16
2
1 Chipping - Tangan lecet - Luka ringan 3 1 3 KECIL
- Kena - Luka ringan
pecahan beton
- Mata - Luka ringan
kemasukan
serpihan beton
- Menghirup - Luka ringan
debu
- Jatuh dari - Luka ringan
scaffolding
2 Bobok beton - Tangan lecet - Luka ringan 3 1 3 KECIL
- Kena - Luka ringan
pecahan beton
- Mata - Luka ringan
kemasukan
serpihan beton
- Menghirup - Luka ringan
debu
- Jatuh dari - Luka ringan
scaffolding

29
PENILAIAN TINGKAT PENILAIAN SISA
DESKRIPSI RISIKO
RISIKO RISIKO

PENGENDALIAN
PERSYARATAN

PENGEDALIAN

KETERANGAN
PEMENUHAN
PERATURAN

TINGKAT RISIKO

TINGKAT RISIKO
KEPARAHAN (A)
KEPARAHAN (A)
KEMUNGKINAN

KEMUNGKINAN
LANJUTAN
KECELAKAAN)
JENIS BAHAYA
IDENTIFIKASI

NILAI RISIKO

NILAI RISIKO
(SKENARIO

AWAL
BAHAYA)
BAHAYA
NO.

(FXA)

(FXA)
(TIPE

(TR)

(TR)
(F)

(F)
URAIAN PEKERJAAN

1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 13 14 15 16
2
3 Repair/Perbaikan - Menghirup - Luka ringan 3 1 3 KECIL
debu semen
- Jatuh dari - Luka ringan
scaffolding
V FINISHING
1. Masonry - Kejatuhan - Luka ringan 2 2 4 KECIL
batu
2 Memasang bata - Tersandung - Luka ringan 3 1 3 KECIL
material
- Kejatuhan - Luka ringan
bata
- Pasangan - Luka ringan / sedang
bata roboh
- Jatuh dari - Luka berat 2 3 6 SEDANG
ketinggian
- Perancah - Luka berat
kayu roboh
3 Memplester dan mengaci - Terciprat - Luka ringan 3 1 3 KECIL
adukan semen
- Terpeleset - Luka ringan
- Tersandung - Luka ringan
- Jatuh dari - Luka berat 2 3 6 SEDANG

30
PENILAIAN TINGKAT PENILAIAN SISA
DESKRIPSI RISIKO
RISIKO RISIKO

PENGENDALIAN
PERSYARATAN

PENGEDALIAN

KETERANGAN
PEMENUHAN
PERATURAN

TINGKAT RISIKO

TINGKAT RISIKO
KEPARAHAN (A)
KEPARAHAN (A)
KEMUNGKINAN

KEMUNGKINAN
LANJUTAN
KECELAKAAN)
JENIS BAHAYA
IDENTIFIKASI

NILAI RISIKO

NILAI RISIKO
(SKENARIO

AWAL
BAHAYA)
BAHAYA
NO.

(FXA)

(FXA)
(TIPE

(TR)

(TR)
(F)

(F)
URAIAN PEKERJAAN

1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 13 14 15 16
2
keSEDANGan
- Perancah - Luka berat
kayu roboh
4 Memasang aluminium pintu - Tangan - Luka ringan 3 1 3 KECIL
& tergores
jendela - Terhirup - Sesak napas
debu
- Tersandung - Luka ringan
kabel
- Tangan - Luka ringan
tergores
- Terhirup - Sesak napas
debu
- Tersandung - Luka ringan
kabel

5 Memasang Aluminium - Tangan - Luka ringan 3 1 3 KECIL


tergores
Pintu dan jendela - Hirup udara - Sesak nafas
kotor / debu
- Terkena - Luka ringan
percikan
- Terdengar - Tuli

31
PENILAIAN TINGKAT PENILAIAN SISA
DESKRIPSI RISIKO
RISIKO RISIKO

PENGENDALIAN
PERSYARATAN

PENGEDALIAN

KETERANGAN
PEMENUHAN
PERATURAN

TINGKAT RISIKO

TINGKAT RISIKO
KEPARAHAN (A)
KEPARAHAN (A)
KEMUNGKINAN

KEMUNGKINAN
LANJUTAN
KECELAKAAN)
JENIS BAHAYA
IDENTIFIKASI

NILAI RISIKO

NILAI RISIKO
(SKENARIO

AWAL
BAHAYA)
BAHAYA
NO.

(FXA)

(FXA)
(TIPE

(TR)

(TR)
(F)

(F)
URAIAN PEKERJAAN

1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 13 14 15 16
2
suara bising
- Tersandung - Luka ringan
kabel
- Tersandung - Luka ringan 3 1 3 KECIL
material
- Hirup udara - Sesak nafas
kotor / debu
- Tersengat - Luka Bakar 2 3 6 SEDANG
listrik
- Jatuh dari - Luka berat 2 3 6 SEDANG
ketinggian
- Perancah - Kematian
roboh
- Hirup udara - Sesak nafas 3 1 3 KECIL
kotor / debu
- Tersengat - Luka Bakar 2 3 6 SEDANG
listrik
- Jatuh dari - Luka berat 2 3 6 SEDANG
ketinggian
- Perancah - Luka Sedang 3 1 3 KECIL
roboh
6 Memasang Pintu Kayu - Tangan - Luka ringan 3 1 3 KECIL
tergores

32
PENILAIAN TINGKAT PENILAIAN SISA
DESKRIPSI RISIKO
RISIKO RISIKO

PENGENDALIAN
PERSYARATAN

PENGEDALIAN

KETERANGAN
PEMENUHAN
PERATURAN

TINGKAT RISIKO

TINGKAT RISIKO
KEPARAHAN (A)
KEPARAHAN (A)
KEMUNGKINAN

KEMUNGKINAN
LANJUTAN
KECELAKAAN)
JENIS BAHAYA
IDENTIFIKASI

NILAI RISIKO

NILAI RISIKO
(SKENARIO

AWAL
BAHAYA)
BAHAYA
NO.

(FXA)

(FXA)
(TIPE

(TR)

(TR)
(F)

(F)
URAIAN PEKERJAAN

1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 13 14 15 16
2
- Tersandung - Luka ringan
material
- Hirup udara - Sesak nafas
kotor / debu

- Jatuh dari - Luka berat 2 3 6 SEDANG


keSEDANGan
- Perancah - Kematian
roboh
7 Memasang Ceiling - Tersandung - Luka ringan 3 1 3 KECIL
material
- Hirup udara - Sesak nafas
kotor / debu
- Tangan kena - Luka ringan
bahan kimia
- Tersengat - Kematian 2 3 6 SEDANG
listrik
- Jatuh dari - Luka berat 2 3 6 SEDANG
ketinggian
- Perancah - Kematian
roboh

33
PENILAIAN TINGKAT PENILAIAN SISA
DESKRIPSI RISIKO
RISIKO RISIKO

PENGENDALIAN
PERSYARATAN

PENGEDALIAN

KETERANGAN
PEMENUHAN
PERATURAN

TINGKAT RISIKO

TINGKAT RISIKO
KEPARAHAN (A)
KEPARAHAN (A)
KEMUNGKINAN

KEMUNGKINAN
LANJUTAN
KECELAKAAN)
JENIS BAHAYA
IDENTIFIKASI

NILAI RISIKO

NILAI RISIKO
(SKENARIO

AWAL
BAHAYA)
BAHAYA
NO.

(FXA)

(FXA)
(TIPE

(TR)

(TR)
(F)

(F)
URAIAN PEKERJAAN

1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 13 14 15 16
2
8 Mengecat - Tersandung - Luka ringan 3 1 3 KECIL
material
- Hirup udara - Sesak nafas
kotor / debu
- Tangan kena - Luka ringan
bahan kimia
- Jatuh dari - Luka berat 2 3 6 SEDANG
keSEDANGan
- Perancah - Kematian
roboh
- Tangan kena - Luka ringan 3 1 3 KECIL
bahan kimia
- Tersandung - Luka ringan
material
- Hirup udara - Sesak nafas
kotor / debu
- Jatuh keluar - Kematian 2 3 6 SEDANG
bangunan
- Jatuh dari - Luka berat
ketinggian
- Perancah - Kematian
roboh

34
PENILAIAN TINGKAT PENILAIAN SISA
DESKRIPSI RISIKO
RISIKO RISIKO

PENGENDALIAN
PERSYARATAN

PENGEDALIAN

KETERANGAN
PEMENUHAN
PERATURAN

TINGKAT RISIKO

TINGKAT RISIKO
KEPARAHAN (A)
KEPARAHAN (A)
KEMUNGKINAN

KEMUNGKINAN
LANJUTAN
KECELAKAAN)
JENIS BAHAYA
IDENTIFIKASI

NILAI RISIKO

NILAI RISIKO
(SKENARIO

AWAL
BAHAYA)
BAHAYA
NO.

(FXA)

(FXA)
(TIPE

(TR)

(TR)
(F)

(F)
URAIAN PEKERJAAN

1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 13 14 15 16
2
9 Memasang Keramik - Tangan - Luka ringan 3 1 3 KECIL
tergores
- Terkena - Luka ringan
percikan
- Tersandung - Luka ringan
material
- Tangan kena - Luka ringan
bahan kimia
10 Memasang Atap Rangka - Tangan - Luka ringan 3 1 3 KECIL
Baja tergores
- Tersandung - Luka ringan
material
- Tangan - Luka ringan
tergores
- Jatuh dari - Luka berat 2 4 8 SEDANG
ketinggian
- Perancah - Kematian
roboh
VI PEKERJAAN M/E
1. Pekerjaan Pemasangan
Instalasi
a. Piping - Jatuh - Luka sedang 2 3 6 SEDANG

35
PENILAIAN TINGKAT PENILAIAN SISA
DESKRIPSI RISIKO
RISIKO RISIKO

PENGENDALIAN
PERSYARATAN

PENGEDALIAN

KETERANGAN
PEMENUHAN
PERATURAN

TINGKAT RISIKO

TINGKAT RISIKO
KEPARAHAN (A)
KEPARAHAN (A)
KEMUNGKINAN

KEMUNGKINAN
LANJUTAN
KECELAKAAN)
JENIS BAHAYA
IDENTIFIKASI

NILAI RISIKO

NILAI RISIKO
(SKENARIO

AWAL
BAHAYA)
BAHAYA
NO.

(FXA)

(FXA)
(TIPE

(TR)

(TR)
(F)

(F)
URAIAN PEKERJAAN

1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 13 14 15 16
2
- Tangan - Luka ringan
tergores
- Hirup udara - Pernafasan terganggu
kotor / debu
- Terkena - Luka ringan
percikan
api/las
- Terdengar - Pendengaran terganggu
suara bising
- Tersandung - Luka ringan
kabel
b. Wiring - Jatuh - Luka sedang 2 3 6 SEDANG
- Kulit tangan - Luka ringan
terkelupas
- Mata - Luka sedang
terkena debu

c. Connnecting - Jatuh - Luka sedang 2 3 6 SEDANG


- Kulit tangan
terkelupas
d. Welding - Jatuh - Luka sedang 2 3 6 SEDANG
- Kulit tangan

36
PENILAIAN TINGKAT PENILAIAN SISA
DESKRIPSI RISIKO
RISIKO RISIKO

PENGENDALIAN
PERSYARATAN

PENGEDALIAN

KETERANGAN
PEMENUHAN
PERATURAN

TINGKAT RISIKO

TINGKAT RISIKO
KEPARAHAN (A)
KEPARAHAN (A)
KEMUNGKINAN

KEMUNGKINAN
LANJUTAN
KECELAKAAN)
JENIS BAHAYA
IDENTIFIKASI

NILAI RISIKO

NILAI RISIKO
(SKENARIO

AWAL
BAHAYA)
BAHAYA
NO.

(FXA)

(FXA)
(TIPE

(TR)

(TR)
(F)

(F)
URAIAN PEKERJAAN

1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 13 14 15 16
2
terkelupas
- Iritasi mata
- Kesetrum - Luka sedang/berat 2 3 6 SEDANG
d. Pemasangan Armatur - Jatuh - Luka sedang 2 3 6 SEDANG
- Kesetrum - Luka sedang/berat 2 3 6 SEDANG
5 Memasang Bahan Sanitary - Tersandung - Luka ringan 3 1 3 KECIL
material
- Tangan kena - Luka ringan
bahan kimia
- Tangan - Luka ringan
tergores
6 Pekerjaan Plumbing - Tangan - Luka ringan 3 1 3 KECIL
tergores
- Hirup udara - Sesak nafas
kotor / debu
- Terkena - Luka ringan
percikan
- Terdengar - Tuli
suara bising
- Tersandung - Luka ringan
kabel
- Tersengat - Kematian 2 3 6 SEDANG

37
PENILAIAN TINGKAT PENILAIAN SISA
DESKRIPSI RISIKO
RISIKO RISIKO

PENGENDALIAN
PERSYARATAN

PENGEDALIAN

KETERANGAN
PEMENUHAN
PERATURAN

TINGKAT RISIKO

TINGKAT RISIKO
KEPARAHAN (A)
KEPARAHAN (A)
KEMUNGKINAN

KEMUNGKINAN
LANJUTAN
KECELAKAAN)
JENIS BAHAYA
IDENTIFIKASI

NILAI RISIKO

NILAI RISIKO
(SKENARIO

AWAL
BAHAYA)
BAHAYA
NO.

(FXA)

(FXA)
(TIPE

(TR)

(TR)
(F)

(F)
URAIAN PEKERJAAN

1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 13 14 15 16
2
listrik
- Tersandung - Luka ringan 3 1 3 KECIL
material
- Tangan - Luka ringan
tergores
- Jatuh dari - Luka berat 2 3 6 SEDANG
keSEDANGan
- Perancah - Kematian
roboh

1. Penggunaan alat listrik - Kebakaran - Luka berat 2 3 6 SEDANG


karena arus
pendek
- Cacat / hilang hari
kerja
- Kerugian materiil
- Rusaknya - Rusaknya alat kerja 2 3 6 SEDANG
peralatan
karena
arus pendek - Kerugian materiil

- Tersengat - Kematian 2 3 6 SEDANG


listrik /

38
PENILAIAN TINGKAT PENILAIAN SISA
DESKRIPSI RISIKO
RISIKO RISIKO

PENGENDALIAN
PERSYARATAN

PENGEDALIAN

KETERANGAN
PEMENUHAN
PERATURAN

TINGKAT RISIKO

TINGKAT RISIKO
KEPARAHAN (A)
KEPARAHAN (A)
KEMUNGKINAN

KEMUNGKINAN
LANJUTAN
KECELAKAAN)
JENIS BAHAYA
IDENTIFIKASI

NILAI RISIKO

NILAI RISIKO
(SKENARIO

AWAL
BAHAYA)
BAHAYA
NO.

(FXA)

(FXA)
(TIPE

(TR)

(TR)
(F)

(F)
URAIAN PEKERJAAN

1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 13 14 15 16
2
kesetrum
- Luka berat / cacat
2. Pengelasan - Percikan api - Luka ringan 3 1 3 KECIL
- Kebakaran kecil
- Cahaya pijar - Mata silau 3 2 6 SEDANG
pengelasan
- Kebutaan
3 Mengelas dengan Las listrik - Percikan api - Kebakaran 2 3 6
- Luka bakar
- Cacat/hilang hari kerja
- Kerugian materiil
- Cahaya pijar - Mata silau 3 1 3 KECIL
pengelasan
- Asap - Sesak nafas 3 1 3 KECIL
pengelasan
- Mata pedih
4 Mengelas dengan Las Tabung - Percikan api - Kebakaran 2 3 6 SEDANG
- Luka bakar
- Cacat/hilang hari kerja
- Kerugian materiil
- Tabung Gas - Kematian 2 3 6 SEDANG
meledak

39
PENILAIAN TINGKAT PENILAIAN SISA
DESKRIPSI RISIKO
RISIKO RISIKO

PENGENDALIAN
PERSYARATAN

PENGEDALIAN

KETERANGAN
PEMENUHAN
PERATURAN

TINGKAT RISIKO

TINGKAT RISIKO
KEPARAHAN (A)
KEPARAHAN (A)
KEMUNGKINAN

KEMUNGKINAN
LANJUTAN
KECELAKAAN)
JENIS BAHAYA
IDENTIFIKASI

NILAI RISIKO

NILAI RISIKO
(SKENARIO

AWAL
BAHAYA)
BAHAYA
NO.

(FXA)

(FXA)
(TIPE

(TR)

(TR)
(F)

(F)
URAIAN PEKERJAAN

1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 13 14 15 16
2
- Luka bakar
- Cacat/hilang hari kerja
- Kebakaran
- Kerugian materiil
- Cahaya pijar - Mata silau 3 1 3 KECIL
pengelasan
- Asap - Sesak nafas 3 1 3 KECIL
pengelasan
- Mata pedih
5 Menggerinda - Percikan - Luka tergores 3 1 3 KECIL
Serpihan
- Luka ringan
6 Menggali Tanah - Lubang - Luka ringan 3 1 3 KECIL
Galian
menyebabkan
banjir - Kerugian material
- Lubang - Luka ringan 3 1 3 KECIL
Galian
menyebabkan
longsor - Kerugian material
- Lubang - Luka ringan 3 1 3 KECIL
Galian

40
PENILAIAN TINGKAT PENILAIAN SISA
DESKRIPSI RISIKO
RISIKO RISIKO

PENGENDALIAN
PERSYARATAN

PENGEDALIAN

KETERANGAN
PEMENUHAN
PERATURAN

TINGKAT RISIKO

TINGKAT RISIKO
KEPARAHAN (A)
KEPARAHAN (A)
KEMUNGKINAN

KEMUNGKINAN
LANJUTAN
KECELAKAAN)
JENIS BAHAYA
IDENTIFIKASI

NILAI RISIKO

NILAI RISIKO
(SKENARIO

AWAL
BAHAYA)
BAHAYA
NO.

(FXA)

(FXA)
(TIPE

(TR)

(TR)
(F)

(F)
URAIAN PEKERJAAN

1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 13 14 15 16
2
menyebabkan
jatuh dari - Kerugian material
keSEDANGa
n
7 Memotong Tiang Pancang - Tangan - Luka ringan 3 1 3 KECIL
lecet
- Terkena - Luka ringan 3 1 3 KECIL
pecahan beton
- Tertimpa - Luka berat 2 2 4 KECIL
tiang
8 Pengangkatan material - Cedera - Keseleo 2 2 4 KECIL
badan
dengan manual (tenaga orang) - Kesandung - Tangan terjepit
- Pinggang sakit
- Bahu sakit
VIII PERALATAN
1. Genset - Kebisingan - Gangguan pendengaran 3 1 3 KECIL
- Kipas - Luka sedang 2 2 4 KECIL
Genset
- Kebakaran - Luka berat 2 3 6 SEDANG
- Menghirup - Sesak napas & pusing 1 3 3 KECIL
gas CO

41
PENILAIAN TINGKAT PENILAIAN SISA
DESKRIPSI RISIKO
RISIKO RISIKO

PENGENDALIAN
PERSYARATAN

PENGEDALIAN

KETERANGAN
PEMENUHAN
PERATURAN

TINGKAT RISIKO

TINGKAT RISIKO
KEPARAHAN (A)
KEPARAHAN (A)
KEMUNGKINAN

KEMUNGKINAN
LANJUTAN
KECELAKAAN)
JENIS BAHAYA
IDENTIFIKASI

NILAI RISIKO

NILAI RISIKO
(SKENARIO

AWAL
BAHAYA)
BAHAYA
NO.

(FXA)

(FXA)
(TIPE

(TR)

(TR)
(F)

(F)
URAIAN PEKERJAAN

1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 13 14 15 16
2
2. Compresor - Kebisingan - Gangguan pendengaran 3 1 3 KECIL
- Kematian
3. Stamper - Getaran - Gangguan pada sistem 3 1 3 KECIL
tubuh
- Kaki terjepit - Retak pada kaki 3 1 3 KECIL
4. Vibrator - Getaran - Gangguan pada sistem 3 1 3 KECIL
tubuh
- Kesetrum - Luka berat 2 3 6 SEDANG
- Kematian
5. Stasionary Concrete Pump - Pipa pecah - Kematian 3 1 3 KECIL
IX Lain - Lain
1 Mengoperasikan Genset Putaran - Luka berat di 2 3 6 SEDANG
Kipas
Kebakaran - Luka bakar 2 3 6 SEDANG
- Kerugian materiil
Menghirup - Sesak nafas 1 3 3 KECIL
gas CO
2 Landscape Kena cangkul - Luka ringan 3 1 3 KECIL
3 Fogging/ kegiatan nyamuk - Gangguan pernafasan 3 1 3 KECIL
penyemprotan
XI KLINIK
1 Mengobati Pasien - Tertular - Sakit berat 2 2 4 KECIL

42
PENILAIAN TINGKAT PENILAIAN SISA
DESKRIPSI RISIKO
RISIKO RISIKO

PENGENDALIAN
PERSYARATAN

PENGEDALIAN

KETERANGAN
PEMENUHAN
PERATURAN

TINGKAT RISIKO

TINGKAT RISIKO
KEPARAHAN (A)
KEPARAHAN (A)
KEMUNGKINAN

KEMUNGKINAN
LANJUTAN
KECELAKAAN)
JENIS BAHAYA
IDENTIFIKASI

NILAI RISIKO

NILAI RISIKO
(SKENARIO

AWAL
BAHAYA)
BAHAYA
NO.

(FXA)

(FXA)
(TIPE

(TR)

(TR)
(F)

(F)
URAIAN PEKERJAAN

1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 13 14 15 16
2
penyakit
- Keracunan - Sakit berat 2 2 4 KECIL
Obat
- Kematian
X PSHYCHO SOCIO -
1 Perbedaan pendapat/ - Bentrok - Luka ringan 2 2 4 KECIL
Fisik
Kesalahpahaman - Perkelahian - Luka berat
Tindak - Kerusakan properti
kekerasan
2 Ketidakpuasan - Demo masal - Luka ringan 1 2 2 KECIL
Huru - hara - Luka berat
- Kerusakan properti

43

Anda mungkin juga menyukai