PT BUMI MADANI
2020
Klien
UNIVERSITAS
NEGERI JAKARTA
Konsultan
PT BUMI MADANI
No Kontrak :
Job No : 003
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I
SYARAT - SYARAT UMUM
BAB II
PEKERJAAN PENGUKURAN DAN PERSIAPAN
BAB III
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN KANTIN
PASAL 1
PEKERJAAN TANAH
PASAL 2
PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL
PASAL 3
PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA
PASAL 4
PEKERJAAN PLESTERAN
PASAL 5
PEKERJAAN PENGECATAN
PASAL 6
KONSTRUKSI BAJA
PASAL 7
KONSTRUKSI BETON
BAB I
1.1 Umum
Untuk dapat memahami dengan sebaik - baiknya seluruh seluk beluk pekerjaan ini, Kontraktor
diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh gambar pelaksanaan beserta uraian
pekerjaan dan persyaratan pelaksanaan seperti yang diuraikan di dalam buku ini. Bila
terdapat ke-tidak jelasan dan/atau perbedaan dalam gambar dan uraian ini, Kontraktor
diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada Konsultan perencana atau Konsultan pengawas
untuk mendapatkan penyelesaian.
tersebut di atas tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor untuk memperpanjang waktu
pelaksanaan.
1) Semua ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran jadi, dalam keadaan
selesai/terpasang.
2) Bila ada keraguan mengenai ukuran mana yang akan dipakai dan dijadikan pegangan
Kontraktor wajib berkoordinasi terlebih dahulu dengan Konsultan perencana/
Konsultan pengawas Mengingat masalah ukuran ini sangat penting, Kontraktor
diwajibkan memperhatikan dan meneliti terlebih dahulu semua ukuran yang
tercantum seperti peil - peil, ketinggian, lebar ketebalan, luas penampang dan lain -
lainnya sebelum memulai pekerjaan.
3) Kontraktor tidak dibenarkan mengubah dan atau mengganti ukuran - ukuran yang
tercantum didalam gambar pelaksanaan tanpa sepengetahuan Konsultan pengawas
4) Kontraktor harus menyediakan dengan lengkap masing - masing dua salinan, segala
gambar - gambar, spesifikasi teknis, agenda, berita - berita perubahan dan gambar -
gambar pelaksanaan yang telah disetujui ditempat pekerjaan. Dokumen - dokumen ini
harus dapat dilihat Konsultan pengawas setiap saat sampai dengan serah terima
kesatu. Setelah serah terima kesatu, dokumen - dokumen tersebut akan
didokumentasikan oleh Pemberi Tugas.
1.7 Contoh-Contoh
1) Contoh - contoh material yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas atau wakilnya harus
segera disediakan atas biaya Kontraktor dan contoh - contoh tersebut diambil dengan
jalan atau cara sedemikian rupa, sehingga dapat dianggap bahwa bahan atau pekerjaan
tersebutlah yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan nanti. Contoh - contoh
tersebut jika telah disetujui, disimpan oleh Pemberi Tugas atau wakilnya untuk
dijadikan dasar penolakan tidak sesuai dengan contoh, baik kualitas maupun sifatnya.
2) Kontraktor diwajibkan menyerahkan barang - barang contoh ( sample ) dari material
yang akan dipakai / dipasang, untuk mendapatkan persetujuan Konsultan pengawas
3) Barang - barang contoh ( sample ) tertentu harus dilampiri dengan tanda bukti /
sertifikat pengujian dan spesifikasi teknis dari barang - barang / material - material
tersebut.
4) Untuk barang - barang dan material yang akan didatangkan ke site (melalui
pemesanan), maka Kontraktor diwajibkan menyerahkan :
Brochure, katalogue, gambar kerja atau shop drawing dan sample, yang dianggap perlu
oleh Konsultan perencana/ Konsultan pengawas dan harus mendapatkan persetujuan
Konsultan perencana/ Konsultan pengawas
1.8 Subtitusi
1) Produk yang disebutkan nama pabriknya :
Material, peralatan, perkakas, aksesoris yang disebutkan nama pabriknya dalam RKS,
Kontraktor harus melengkapi produk yang disebutkan dalam Spesifikasi Teknis, atau
dapat mengajukan produk pengganti yang setara, disertai data - data yang lengkap
untuk mendapatkan persetujuan Konsultan perencana sebelum pemesanan.
2) Produk yang tidak disebutkan nama pabriknya :
Material, peralatan, perkakas, aksesoris dan produk - produk yang tidak disebutkan
nama pabriknya di dalam Spesifikasi Teknis, Kontraktor harus mengajukan secara
tertulis nama negara dari pabrik yang menghasilkannya katalog dan selanjutnya
menguraikan data - data yang menunjukan secara benar bahwa produk - produk yang
dipergunakan adalah sesuai dengan Spesifikasi Teknis dan kondisi proyek untuk
mendapatkan persetujuan dari pemilik / Konsultan perencana/ Konsultan pengawas
2) Kontraktor harus melaksanakan segala pekerjaan menurut uraian dan syarat - syarat
pelaksanaan, gambar - gambar dan instruksi - instruksi tertulis dari Konsultan pengawas
kelokasi. Fasilitas dan tindakan pengamanan seperti ini disyaratkan harus memuaskan
Pemberi Tugas dan juga harus menurut (memenuhi) ketentuan Undang - Undang yang
berlaku pada waktu itu.
Dilokasi pekerjaan, Kontraktor wajib mengadakan perlengkapan yang cukup untuk
pertolongan pertama, yang mudah dicapai.
6) Gangguan pada tetangga
Segala pekerjaan yang menurut Pemberi Tugas mungkin akan menyebabkan adanya
gangguan pada penduduk yang berdekatan, hendaknya dilaksanakan pada waktu
sebagainya Pemberi Tugas akan menentukannya dan tidak akan ada tambahan, yang
mungkin ia keluarkan.
1.13 Iklan
Kontraktor tidak diijinkan membuat iklan dalam bentuk apapun didalam sempadan ( batas )
site atau ditanah yang berdekatan tanpa seijin dari pihak Pemberi Tugas.
2) Untuk melaksanakan pekerjaan dalam butir tersebut diatas, berlaku dan mengikat pula.
a. Gambar bestek yang dibuat Konsultan perencana yang sudah disahkan oleh
Pemberi Tugas termasuk juga gambar - gambar detail yang diselesaikan oleh
Kontraktor dan sudah disahkan / disetujui Direksi.
b. Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pekerjaan.
c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
d. Berita Acara Penunjukan.
e. Surat Keputusan Pemimpin Proyek tentang Penunjukan Kontraktor.
BAB II
SYARAT – SYARAT TEKNIS
PEKERJAAN PENGUKURAN & PERSIAPAN
2) Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama satu dengan lainnya, kecuali dikehendaki
lain oleh Konsultan perencana/ Konsultan pengawas
3) Setelah selesai pemasangan papan dasar pelaksanaan, Kontraktor harus melaporkan
kepada Konsultan perencana/ Konsultan pengawas
4) Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan termasuk tanggungan Kontraktor.
2) Pembuatan pagar pengaman dibuat jauh dari lokasi pekerjaan, sehingga tidak
mengganggu pelaksanaan pekerjaan yang sedang dilakukan, serta tempat penimbunan
bahan-bahan.
3) Dibuat sedemikian rupa, sehingga dapat bertahan / kuat sampai pekerjaan selesai.
BAB III
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN KANTIN
PASAL 1
PEKERJAAN TANAH
1.3 Pelaksanaan
1) Pembersihan persiapan daerah yang akan dikerjakan.
a. Pada umumnya, tempat-tempat untuk bangunan dibersihkan. Sampah yang
tertanam dan material lain yang tidak diinginkan berada dalam daerah yang akan
dikerjakan, harus dihilangkan, atau dibuang dengan cara-cara yang disetujui oleh
Konsultan pengawas Semua sisa-sisa tanaman seperti akar-akar, rumput-rumput
dan sebagainya, harus dihilangkan sampai kedalaman 0,5 m di bawah tanah
dasar / permukaan.
b. Semua daerah urugan, harus dipadatkan, baik urugan yang telah ada maupun
terhadap urugan yang baru. Tanah urugan harus bersih dari sisa-sisa tumbuhan
atau bahan-bahan yang dapat menimbulkan pelapukan dikemudian hari.
c. Pembuatan dan pemasangan papan dasar pelaksanaan (bouwplank) termasuk
pekerjaan Kontraktor dan harus dibuat dari kayu jenis meranti f dengan tiang
dari kaso atau dolken dengan jarak 2 meter satu sama lain. Pemasangan harus
kuat dan permukaan atasnya rata dan sipat datar (waterpass).
d. Segala pekerjaan pengukuran. persiapan termasuk tanggungan Kontraktor.
e. Kontraktor harus menyediakan alat-alat ukur sepanjang masa pelaksanaan
berikut ahli ukur yang berpengalaman.
- Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali
lokasi pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai
peil tanah, letak batas-batas tanah dengan alat-alat yang sudah ditera
kebenarannya oleh Konsultan pengawas
- Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan
yang sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Konsultan pengawas untuk
dimintakan keputusannya.
- Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat
waterpass / teodolith.
- Kontraktor harus menyediakan teodolith / waterpass beserta petugas yang
melayaninya untuk kepentingan pemerikasaan Konsultan pengawas
- Pengukur sudut siku-siku dengan prisma atau benang secara azas segitiga
phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang telah
disetujui oleh Konsultan pengawas
f. Pada papan dasar pelaksanaan (bouwplank) harus dibuat tanda-tanda yang
menyatakan as-as dan atau level / peil-peil dengan warna yang jelas dan tidak
mudah hilang jika terkena air / hujan.
2) Pekerjaan Galian
a. Semua galian harus dilaksanakan sesuai dengan gambar dan syarat-syarat yang
ditentukan menurut keperluan.
b. Dasar dari semua galian harus waterpass, bilamana pada dasar setiap galian
masih terdapat akar-akar tanaman atau bagian-bagian gembur, maka ini harus
digali keluar sedang lubang-lubang tadi diisi kembali dengan pasir, disiram dan
dipadatkan sehingga mendapatkan kembali dasar yang waterpass.
c. Terhadap kemungkinan adanya air didasar galian, baik pada waktu penggalian
maupun pada waktu pekerjaan pondasi harus disediakan pompa air atau pompa
lumpur yang jika diperlukan dapat bekerja terus menerus, untuk menghindari
tergenangnya air pada dasar galian.
d. Kontraktor harus memperhatikan pengamanan terhadap dinding tepi galian agar
tidak longsor dengan memberikan suatu dinding penahan atau penunjang
sementara atau lereng yang cukup.
e. Juga kepada Kontraktor diwajibkan mengambil langkah-langkah pengamanan
terhadap bangunan lain yang berada dekat sekali dengan lubang galian yaitu
dengan memberikan penunjang sementara pada bangunan tersebut sehingga
dapat dijamin bangunan tersebut tidak akan mengalami kerusakan.
f. Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian,setelah mencapai
jumlah tertentu harus segera disingkirkan dari halaman pekerjaan pada setiap
saat yang dianggap perlu dan atas petunjuk Konsultan pengawas
g. Bagian-bagian yang akan diurug kembali harus diurug dengan tanah dan
memenuhi syarat-syarat sebagai tanah urug. Pelaksanaannya secara berlapis-
lapis dengan penimbrisan lubang-lubang galian yang terletak di dalam garis
bangunan harus diisi kembali dengan pasir urug yang diratakan dan diairi serta
dipadatkan sampai mencapai 95% kepadatan maksimum yang dibuktikan
dengan test lab.
h. Perlindungan terhadap benda-benda berfaedah. Kecuali ditunjukkan untuk
dipindahkan, seluruh barang-barang berharga yang mungkin ditemui di lapangan
harus dilindungi dari kerusakan, dan bila sampai menderita kerusakan harus
direparasi / diganti oleh Kontraktor atas tanggungannya sendiri.
i. Bila pekerjaan pelayanan umum terganggu sebagai akibat pekerjaan Kontraktor,
Kontraktor harus segera mengganti kerugian yang terjadi yang dapat berupa
perbaikan dari barang yang rusak akibat pekerjaan Kontraktor.
j. Sarana yang sudah tidak bekerja lagi yang mungkin ditemukan di bawah tanah
dan teletak di dalam lapangan pekerjaan harus dipindahkan keluar lapangan ke
tempat yang disetujui oleh Konsultan pengawas atas tanggungan Kontraktor.
a. Seluruh sisa penggalian yang tidak terpakai untuk penimbunan, juga seluruh
sisa-sisa, puing-puing, sampah-sampah harus disingkirkan dari lapangan
pekerjaan. Seluruh biaya adalah tanggung jawab Kontraktor.
b. Semua bagian / daerah urugan dan timbunan harus diatur berlapis sedemikian,
sehingga dicapai suatu lapisan setebal 15 cm dalam keadaan padat. Tiap lapis
harus dipadatkan sebelum lapisan berikutnya diurug. Dipadatkan per layer 30
cm.
c. Daerah urugan atau daerah yang terganggu harus dipadatkan dengan alat
pemadat / compactor “vibrator type” yang disetujui Konsultan pengawas.
d. Apabila material urugan mengandung batu-batu, tidak dibenarkan batu-batu
yang besar bersarang menjadi satu, dan semua pori-pori.
PASAL 2
PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL
Digunakan koral yang bersih, bermutu baik, tidak berpori serta mempunyai gradasi
kekerasan sesuai dengan syarat-syarat SNI 2847-2013. Penyimpanan / penimbunan
pasir dan koral beton harus dipisahkan satu sama lain, hingga kedua bahan tersebut
dijamin mendapatkan perbandingan adukan beton yang tepat.
4). Air :
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam,
alkali dan bahan-bahan organis / bahan lain yang dapat merusak beton dan harus
memenuhi (SNI 2847-2013). Apabila dipandang perlu Konsultan pengawas dapat
minta kepada Kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium
pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor.
5). Besi Beton :
Digunakan mutu fy 240Mpa dan 400Mpa. Besi harus bersih dari lapisan minyak / lemak
dan bebas dari cacat seperti serpih-serpih. Penampang besi harus bulat serta
memenuhi persyaratan (SNI 2847-2013) Bila dipandang perlu Kontraktor diwajibkan
untuk memeriksa mutu besi beton ke laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan
sah atas biaya Kontraktor.
Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan :
(a). Peraturan-peraturan / standard setempat yang biasa dipakai.
(b). Peraturan-peraturan Beton Bertulang Indonesia (SNI 2847-2013).
(c). Peraturan-peraturan Kayu Indonesia 1961, NI-5.
(d). Peraturan Semen Portland Indonesia 1972, NI-8.
(e). Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat.
(f). Ketentuan-ketentuan umum untuk pelaksanaan Pemborongan Pekerjaan Umum
(AV). No 9 tanggal 28 Mei 1941 dan Tambahan Lembaran Negara No.1457.
(g). Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang
diberikan Konsultan pengawas
Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton bertulang adalah (Fc = 14.5 MPa) dan
harus Memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam SNI 2847-2013.
2). Pembesian
(a). Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang dibengkokkan,
sambungan kait-kait dan pembuatan sengkang (ring), persyaratannya harus
sesuai SNI 2847-2013.
(b). Pemasangan dan penggunaan tulangan beton harus disesuaikan dengan gambar
konstruksi.
(c). Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar besi tersebut
tidak berubah tempat selama pengecoran, dan harus bebas dari papan acuan
atau lantai kerja dengan memasang selimut beton sesuai dengan ketentuan
dalam SNI 2847-2013.
5). Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan cepat.
Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan harus diperhatikan.
3). Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak
mengurangi mutu pekerjaan. Seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
4). Bagian beton setelah dicor selama dalam pengerasan harus selalu dibasahi dengan air
terus menerus selama 1 (satu) minggu atau lebih (sesuai ketentuan dalam SNI 2847-
2013). Satu hari setelah pengecoran harus dilakukan perawatan (curing).
PASAL 3
PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA/HEBEL
3.2 Standard
1) Batu bata harus memenuhi NI-10
2) Semen Portland harus memenuhi NI-8
3) Pasir harus memenuhi NI-3 Pasal 14 ayat 2
4) Air harus memenuhi PUBI-1982 Pasal 9
3.4 Pelaksanaan
1) Pasangan batu bata merah/hebel, dengan menggunakan aduk campuran 1 PC : 4 pasir
pasang.
2) Untuk semua dinding luar, semua dinding lantai dasar mulai dari permukaan sloof
sampai ketinggian 30 cm diatas permukaan lantai dasar, dinding didaerah basah
setinggi 160 cm dari permukaan lantai, serta semua dinding yang pada gambar
menggunakan simbol aduk trasraam / kedap air digunakan aduk rapat air dengan
campuran 1 pc : 2 pasir pasang.
3) Sebelum digunakan batu bata harus direndam dalam bak air atau drum hingga jenuh.
4) Setelah bata terpasang dengan aduk, nad / siar-siar harus dikerok sedalam 1 cm dan
dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.
5) Pasangan dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih
dahulu dan siar-siar telah dikerok serta dibersihkan.
6) Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri maksimum 24
lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom praktis.
7) Bidang dinding ½ batu yang luasnya lebih besar dari 12 m2 ditambahkan kolom dan
balok penguat (kolom praktis) dengan ukuran 12 x 12 cm, dengan tulangan pokok
diameter 10 mm, beugel diameter 6 mm jarak 20 cm.
8) Pembuatan lubang pada pasangan untuk perancah / steiger sama sekali tidak
diperkenankan.
9) Pembuatan lubang pada pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian
pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter 6 mm
jarak 75 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton
dan bagian yang ditanam dalam pasangan bata sekurang-kurangnya 30 cm kecuali
ditentukan lain.
10) Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua melebihi dari 5%. Bata
yang patah lebih dari 2 tidak boleh dipergunakan.
11) Pasangan batu bata untuk dinding ½ batu harus menghasilkan dinding finish setebal 15
cm dan untuk dinding 1 batu finish adalah 25 cm. Pelaksanaan pasangan harus cermat,
rapi dan benar-benar tegak lurus.
PASAL 4
PEKERJAAN PLESTERAN
4.2 Standard
- SNI 03-6862-2002, spesifikasi perawatan, pemasangan dinding bata dan plesteran.
- SNI 03-6882-2002, spesifikasi mortar untuk pekerjaan pasangan.
4) Campuran aduk perekat yang dimaksud adalah campuran dalam volume, cara
pembuatannya menggunakan mixer selama 3 menit dan memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
a. Untuk bidang kedap air, beton, pasangan dinding batu bata yang berhubungan
dengan udara luar, dan semua pasangan batu bata di bawah permukaan tanah
sampai ketinggian 30 cm dari permukaan lantai dan 150 cm dari permukaan
lantai toilet dan daerah basah lainnya dipakai adukan plesteran 1 pc : 2 pasir.
b. Untuk aduk kedap air, harus ditambah dengan Daily Bond, dengan perbandingan
1 pc : 1 Daily Bond.
c. Untuk bidang lainnya diperlukan plesteran campuran 1 pc : 4 pasir.
d. Plesteran halus (acian) dipakai campuran pc dan air sampai mendapatkan
campuran yang homogen, acian dapat dikerjakan sesudah plesteran berumur 8
hari (kering benar), untuk adukan plesteran finishing harus ditambah dengan
additive plamix dengan dosis 200 - 250 gram plamix untuk setiap 40 Kg semen.
e. Semua jenis aduk perekat tersebut di atas harus disiapkan sedemikian rupa
sehingga selalu dalam keadaan baik dan belum mengering.
diusahakan agar jarak waktu pencampuran aduk perekat tersebut dengan
pemasangannya tidak melebihi 30 menit terutama untuk adukan kedap air.
5) Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai pemasangan instalasi
pipa listrik dan plumbing untuk seluruh bangunan.
6) Untuk Beton sebelum diplester permukaannya harus dibersihkan dari sisa-sisa
bekisting dan kemudian permukaannya dibuat kasar (scrath/cipping) terlebih dahulu
dan semua lubang-lubang bekas pengikat bekisting atau form tie harus tertutup aduk
plester.
7) Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton bertulang yang akan difinish
dengan cat dipakai plesteran halus (acian di atas permukaan plesteran).
8) Semua bidang yang akan menerima bahan (finishing) pada permukaannya diberi alur-
alur garis horizontal atau permukaannya dibuat kasar (scrath/cipping) untuk memberi
ikatan yang lebih baik terhadap bahan finishingnya.
9) Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 1 m, dipasang tegak dan menggunakan
keping-keping plywood setebal 9 mm untuk patokan keratan bidang.
10) Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding / kolom yang
dinyatakan dalam gambar, atau sesuai peil-peil yang diminta gambar. Tebal plesteran
minimum 2,5 cm, jika ketebalan melebihi 2,5 cm harus diberi kawat ayam untuk
membantu dan memperkuat daya lekat dari plesterannya pada bagian pekerjaan yang
diijinkan Konsultan perencana/ Konsultan pengawas
11) Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda jenisnya yang bertemu dalam satu
bidang datar, harus diberi nat (tali air) dengan ukuran lebar 0,7 cm dalamnya 0,5 cm,
kecuali bila ada petunjuk lain di dalam gambar.
12) Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai toleransi lengkung atau cembung
bidang tidak melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m. Jika melebihi, kontraktor
berkewajiban memperbaikinya dengan biaya atas tanggungan Kontraktor.
13) Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak
terlalu tiba-tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering
dan melindungi dari terik panas matahari langsung dengan bahan - bahan penutup
yang bisa mencegah penguapan air secara cepat.
14) Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik, plesteran harus
dibongkar kembali dan diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Konsultan
perencana/ Konsultan pengawas dengan biaya atas tanggungan Kontraktor.
Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai Kontraktor harus selalu menyiram
dengan air, sampai jenuh sekurang-kurangnya 2 kali setiap hari.
15) Selama pemasangan dinding batu bata / beton bertulang belum finish, Kontraktor
wajib memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan-kerusakan dan pengotoran
bahan lain. Setiap kerusakan yang terjadi menjadi tanggung jawab Kontraktor dan
wajib diperbaiki.
PASAL 5
PEKERJAAN PENGECATAN
(b). Untuk dinding-dinding luar bangunan digunakan cat khusus luar, jenis
weathershield, weather coat
(c). Untuk dinding-dinding dalam bangunan digunakan cat jenis Acrylic Emulsion
dengan lapisan dasar Color Binder, Warna ditentukan Konsultan perencana
melalui Konsultan pengawas
(d). Kondisi tembok yang siap dicat
Kondisi tembok yang siap dicat adalah tembok dalam yang keadaan kering ,tidak
retak,tidak berjamur dan tidak lembab.Kondisi tembok yang lembab dapat
menimbulkan berbagai masalah pada hasil akhir pengecatan.Untuk hasil
maksimal pada aplikasi pengecatan, pastikan kondisi tembok dalam keadaan
baik ,yaitu :
Kelembaban (Moisture Content/MC) pada tembok <16%
Tingkat pH atau alkalitas pada tembok <9
Tembok tidak dalam kondisi retak
Tembok dalam kondisi kering
(e). Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisau plamur dari plat baja tipis dan
lapisan plamur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang yang rata.
(f). Sesudah 7 hari plamur terpasang dan percobaan warna kemudian dibersihkan
dengan bulu ayam sampai bersih betul. Selanjutnya dinding dicat dengan
menggunakan roller.
(g). Lapisan pengecatan dinding dalam terdiri dari 1 (satu) lapis alkali resistence
sealer yang dilanjutkan dengan 3 (tiga) lapis Acrylic Emulsion dengan
kekentalan cat sebagai berikut :
- Lapis I encer (tambahkan 20 % air).
- Lapis II kental.
- Lapis III encer.
(h). Untuk warna-warna dan jenis, Kontraktor diharuskan menggunakan kaleng-
kaleng dengan percampuran (batch number) yang sama.
(i). Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang utuh,
rata, licin, tidak ada bagian yang belang dan bidang dinding dijaga
kebersihannya.
5) Pekerjaan Cat Besi
a. Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan seluruh bagian-bagian besi lain
ditentukan dalam gambar.
b. Cat besi yang dipakai jenis Synthetic enamel
c. Pekerjaan cat dilakukan setelah bidang yang akan di cat, selesai diamplas halus
dan bebas debu, oli dan lain-lain.
d. Sebagai lapisan dasar anti karat dipakai sebagai cat dasar 1 kali. Sambungan las
dan ujung-ujung yang tajam diberi “touch up” dengan dua lapis setelah itu
lapisan tebal 40 micron diulaskan.
e. Setelah kering sesudah 8 jam, dan diamplas kembali maka disemprot 1 lapis.
Setelah 16 jam mengering baru lapisan akhir semprot 3 lapis.
f. Pengecatan dilakukan dengan menggunakan semprot dengan compresor 3 lapis.
g. Setelah pengecatan selesai, bidang cat harus licin, utuh, mengkilap, tidak ada
gelembung-gelembung dan dijaga kebersihannya.
6) Cat Marka
a. Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan seluruh bagian-bagian marka
dan lapangan olah raga yang ditentukan dalam gambar.
b. Cat marka yang dipakai jenis Synthetic enamel
5.4 produk
Menggunakan cat dan coating yang mengandung kadar volatile organic compounds (VOCs)
rendah, yang ditandai dengan label/sertifikasi atau dari MSDS.
1) Cat Eksterior : weathershield, weather coat
Akzonobel Dulux
Propan
Nippon paint
PASAL 6
KONSTRUKSI BAJA
6.1. UMUM
LINGKUP PEKERJAAN
Penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, pengangkutan dan pelayanan yang diperlukan
untuk melaksanakan dan membuat konstruksi baja.
Spesifikasi ini meliputi syarat-syarat perencanaan, fabrikasi dan pemasangan tentang
konstruksi baja untuk atap, penyokong (support), dan sebagainya, sesuai dengan yang
ditunjukkan pada gambar kerja.
STANDAR
Bahan Struktur atau Konstruksi.
o Kecuali kalau diatur secara tersendiri, bentuk profil, pelat dan kisi-kisi untuk tujuan
semua konstruksi dibaut atau dilas harus baja karbon yang memenuhi persyaratan
A.S.T.M. A36 atau yang setara dan harus mendapat persetujuan PENGAWAS.
o Kecuali kalau diatur secara tersendiri pipa-pipa untuk konstruksi dengan las harus dari
baja karbon yang memenuhi A.S.T.M. A56 type E atau S.
o Kecuali kalau diatur secara tersendiri bahan-bahan harus memenuhi spesifikasi
“American Institute of Steel Construction (AISC)” dan PPBBI Mei 1984.
Pengikat-pengikat harus dari baja karbon yang memenuhi persyaratan ASTM A370 dan
harus digalvanis.
Untuk sambuangan baja ke baja.
Pengikat-pengikat harus dari baja karbon yang memenuhi persyaratan ASTM A325 dan
atau ASTM A490 dan harus terlapis cadmium.
Untuk sambungan logam yang berlainan (tidak sama).
Pengikat-pengikat harus baja tahan korosi memenuhi persyaratan ASTM A276 type 321
atau type lainnya dari baja tahan korosi.
Ring-ring bulat untuk baut biasa harus memenuhi A.N.S.I. B27, type A.
Bahan-bahan las : bahan-bahan las harus memenuhi persyaratan dari “American
Welding Society” (AWS D1.0-69 : Code for Welding in Building Construction).
Baut angkur dan sekrup-sekrup atau mur-mur harus memenuhi persyaratan ASTM A36
atau A325.
Lapisan seng : baja berlapis seng harus memenuhi ASTM A123. Lapisan seng untuk
produksi uliran sekrup harus memenuhi ASTM A153.
Baut dan mur yang idak terlapis (unfinished) harus memenuhi ASTM A307 dan harus
biasanya type segi enam (hexagon-bolt type).
Semua bahan baja yang dipergunakan harus merupakan bahan baru, yaitu bahan yang
belum pernah dipergunakan untuk konstruksi lain sebelumnya dan harus disertai sertifikat
dari pabrik.
Peraturan-peraturan dan standar dibawah ini atau publikasi yang dapat dipakai harus
dipertimbangkan serta merupakan bagian dari spesifikasi ini. Dalam hal ini ada
pertentangan, spesifikasi ini menentukan.
Seluruh pekerjaan fabrikasi harus dilakukan di workshop, kecuali hal-hal yang tidak dapat
dilakukan di workshop dan dapat dikerjakan di lapangan setelah mendapat persetujuan
Pengawas.
Semua bagian baja sebelum dan setelah difabrikasi harus lurus dan tidak ada tekukan dan
ukuran disesuaikan dengan gambar. Sebelum semua pekerjaan fabrikasi dimulai pelat-pelat
baja harus rata dan tidak boleh tertekuk dan bengkok.
Semua pekerjaan baja harus disimpan rapi dan ditaruh diatas alas papan. Seluruh pekerjaan
baja setelah selesai difabrikasi harus dibersihkan dari karat dengan sikat baja dan dicat
zincromate 2 (dua) kali.
Kekurangtepatan pemasangan karena kesalahan fabrikasi harus dibetulkan, diperbaiki atau
diganti dengan yang baru atas biaya Kontraktor.
Pengawas dan Konsultan berhak meninjau bengkel dan memeriksa pekerjaan fabrikasi
Kontraktor yaitu baja dengan tegangan leleh minimum (y = 2400 kg/cm2).
Semua baja yang digunakan harus sesuai bentuk, ukuran dan ketebalannya serta bebas dari
karat, cacat karena tumbukan, tekuk dan puntir, dengan berat sesuai gambar rencana.
Semua fabrikasi yang dilakukan Pemborong harus mengajukan gambar kerja (Shop Drawing)
sesuai dengan gambar rencana untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas, dan Pemborong
tidak diperkenankan memulai pekerjaan sebelum gambar kerja tersebut disetujui.
Gambar kerja harus menunjukkan detail pelaksanaan secara jelas, untuk hal-hal berikut :
Dimensi layout dalam metrik.
Type dan lokasi sambungan.
Dimensi bagian-bagian konstruksi bentuk, detail dan berat setiap unit konstruksi.
Permukaan yang akan disambung harus rata satu sama lain, digurinda dahulu sebelum
dilakukan penyambungan dan tidak boleh bergeser selama pengelasan dilakukan. Sisa-sisa
atau material las yang berlebih atau kerak-kerak las harus dibersihkan.
CONTOH BAHAN
Belum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh-contoh material, baja
profil, kawat las, cat dasar atau akhir dan lain-lain untuk mendapat persetujuan PENGAWAS.
Contoh-contoh yang telah disetujui oleh PENGAWAS akan dipakai sebagai standar atau
pedoman untuk pemeriksaan atau penerimaan material yang dikirim oleh Kontraktor ke site.
Kontraktor diwajibkan membuat tempat penyimpanan contoh-contoh material yang telah
disetujui di bengkel PENGAWAS.
PEMOTONGAN BESI
Semua bekas pemotongan besi harus rapi dan rata. Pemotongannya hanya boleh
dilaksanakan dengan brander atau gergaji besi. Pemotongan dengan mesin las sekali kali
tidak diperkenankan.
Walaupun semua gambar kerja telah disetujui oleh pengawas, tidaklah berarti mengurangi
tanggung jawab Kontraktor bilamana terdapat kesalahan atau perubahan dalam
gambar. Dan tanggung jawab atas ketepatan ukuran-ukuran selama erection tetap ada
pada Kontraktor.
Pengukuran dengan skala dalam gambar tidak diperkenankan.
Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor harus memberikan metode pelaksanaan.
Ukuran-ukuran.
Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran yang
tercantum pada gambar kerja.
Kelurusan.
Toleransi dari keseluruhan tidak lebih dari L/1000 untuk semua komponen.
6.2 PELAKSANAAN
PENGELASAN
Pengelasan harus dilaksanakan sesuai AWS atau AISC specification, baru dapat dilaksanakan
dengan seijin pengawas dan menggunakan mesin las listrik.
Kawat las yang dipakai adalah harus merk "Kobesteel" atau yang setaraf.
Pengelasan harus dikerjakan oleh tenaga ahli dan berpengalaman.
SAMBUNGAN
Sambungan-sambungan yang dibuat harus mampu memikul gaya-gaya yang bekerja, selain
berguna untuk tempat pengikatan dan untuk menahan lenturan batang.
Hanya diperkenankan 1 (satu) sambungan dalam 1 (satu) bentang. Yang dimaksud dengan
1 bentang adalah panjang komponen batang baja dimana hanya ujung-ujungnya terdapat
sambungan dengan menggunakan bolt.
Semua penyambungan profil baja harus dilaksanakan dengan las tumpul atau full
penetration butt weld.
LUBANG-LUBANG BAUT
Lubang-lubang baut harus benar-benar tepat dan sesuai dengan diameternya. Kontraktor
tidak boleh merubah atau membuat lubang baru di lapangan tanpa seijin pengawas.
Pembuatan lubang baut harus memakai bor. Untuk konstruksi yang tipis (maksimum 10
mm), boleh memakai mesin pons. Membuat lubang baut dengan api sama sekali tidak
diperkenankan.
Baut penyambung harus berkwalitas baik dan baru.
Diameter baut, panjang ulir harus sesuai dengan yang diperlukan. Mutu baut yang
digunakan sesuai dengan yang tercantum dalam gambar perencanaan.
Lubang baut dibuat maksimum 2 mm lebih besar dari diameter baut.
Pemasangan dan pengencangan baut harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga tidak
menimbulkan momen torsi yang berlebihan pada baut yang akan mengurangi kekuatan
baut itu sendiri. Untuk itu diharuskan menggunakan pengencang baut yang khusus dengan
momentorsi yang sesuai dengan buku petunjuk untuk mengencangkan masing-masing
baut.
Panjang baut harus sedemikian rupa, sehingga setelah dikencangkan masih terdapat paling
sedikit 4 ulir yang menonjol pada permukaan, tanpa menimbulkan kerusakan pada ulir baut
tersebut.
Baut harus dilengkapi dengan 2 ring, masing-masing 1 buah pada kedua sisinya.
Untuk menjamin pengencangan baut yang dikehendaki, maka baut-baut yang sudah
dikencangkan harus diberi tanda dengan cat, guna menghindari adanya baut yang tidak
dapat dikencangkan.
PENGECATAN
Semua bahan konstruksi baja harus di cat. Permukaan profil harus dibersihkan dari semua
debu, kotoran, minyak, gemuk dan sebagainya dengan cara mencuci dengan white spirit
atau solvent lain yang cocok. Karat dan kerak harus dihilangkan dengan cara menggosok
dengan wire brush mekanik.
Paling lambat 2 jam setelah pembersihan ini, pengecatan dasar pertama sudah harus
dilakukan. Baja yang akan ditanam didalam beton tidak boleh dicat.
Sebelum mulai pengecatan, Kontraktor harus memberitahukan kepada pengawas
untuk mendapatkan persetujuannya untuk aplikasi dari semua bahan cat.
Cat dasar pertama adalah cat zinchromat primer 2 (dua) kali di Workshop dengan
menggunakan kuas (brush). Cat dasar ini setebal 2 (dua) kali 50 mikron.
Cat finish dilakukan 2 (dua) kali di lapangan setebal 30 mikron, setelah semua konstruksi
selesai terpasang dengan menggunakan kuas (brush).
Cat dasar yang rusak pada waktu perakitan harus segera dicat ulang sesuai dengan
persyaratan cat yang digunakan.
GROUTING
Untuk grouting disekitar angker dan dibagian bawah dari base plate dipakai Conbex
100 atau yang setara setebal 2.5 cm. Pekerjaan ini harus menggunakan injection pump.
Setiap komponen diberi kode atau marking sesuai dengan gambar pemasangan sedemikian
rupa sehingga memudahkan pemasangan.
Bagian profil baja harus diangkat dengan baik dan ikatan-ikatan sementara harus digunakan
untuk mencegah tegangan-tegangan yang melewati tegangan izin. Ikatan-ikatan itu
dibiarkan sampai konstruksi selesai. Sambungan-sambungan sementara dari baut harus
diberikan kepada bagian konstruksi untuk menahan beban mati, angin dan tegangan-
tegangan selama pembangunan.
Baut-baut, baut angker, baut hitam, baut kekuatan tinggi dan lain-lain harus dipasang
sebagaimana mestinya sesuai dengan gambar detail. Baut kekuatan tinggi harus
dikencangkan dengan kunci momen (torque wrench).
Pelat dasar kolam untuk kolom penunjang dan pelat perletakan untuk balok, balok
penunjang dan yang sejenis harus dipasang dengan luas perletakan penuh setelah bagian
pendukung ditempatkan secara baik dan tegak. Daerah dibawah pelat harus diberi adukan
lembab atau kering yang tidak susut dan disetujui Konsultan atau pengawas.
Toleransi terhadapt penyimpangan kolom dari sumbu vertical tidak boleh lebih dari 1/1500
dari tinggi vertical kolom.
PASAL 7
PEKERJAAN BETON
7.1. SEMEN
Semua semen yang digunakan adalah semen portland lokal setara yang sesuai dengan
syarat-syarat :
7.2. AGREGAT
. Semua pemakaian koral (kerikil), batu pecah (agregat kasar) dan pasir beton, harus
memenuhi syarat-syarat :
7.3. AIR
Air yang akan dipergunakan untuk semua pekerjaan-pekerjaan dilapangan adalah air bersih,
tidak berwarna, tidak mengandung bahan-bahan kimia (asam alkali) tidak mengandung
organisme yang dapat memberikan efek merusak beton, minyak atau lemak. Memenuhi
syarat-syarat Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung (SNI 2847:2013) dan uji
oleh Laboratorium yang diakui sah oleh yang berwajib dengan biaya ditanggung pihak
Kontraktor. Air yang mengandung garam (air laut) tidak diperkenankan untuk dipakai.
7.4. ADMIXTURE.
Untuk memperbaiki mutu beton, sifat-sifat pengerjaan, waktu pengikatan dan pengerasan
maupun maksud-maksud lain dapat dipakai bahan admixture.
Jenis dan jumlah bahan admixture yang dipakai harus ditest dan disetujui terlebih dahulu
oleh pengawas. Admixture yang telah disimpan lebih lebih dari 6 bulan dan telah rusak, tidak
boleh dipergunakan.
Banyaknya air yang digunakan dalam adukan beton harus cukup dan tidak boleh melebihi
yang disyaratkan. Waktu mengadukan beton harus diambil tetap dan normal, sehingga
menghasilkan beton yang homogen tanpa adanya bahan-bahan yang terpisah satu sama
lainnya.
Kekentalan adukan beton harus ditetapkan menurut percobaan „ Standard Test Method for
Slump of Portland Cement“ ASTM C143 atau “Percobaan Slump Portland Cement Beton”
PBI-NI-2-1971
Slump yang dipakai akan ditetapkan oleh Konsultan Pengawas untuk masing-masing jenis
pekerjaan. Secara Umum batasan nilai slump maksimum adalah sebagai berikut :
Dengan Additif 16 + 2 cm
Tanpa additif 12 + 2 cm
Adukan beton harus secepatnya dibawa ke tempat pengecoran dengan menggunakan cara
(metode) yang se-praktis mungkin, sehingga tidak memungkinkan adanya pengendapan
agregat dan tercampurnya kotoran-kotoran atau bahan lain dari luar. Penggunaan alat-alat
pengangkutan mesin haruslah mendapat persetujuan pengawas, sebelum alat-alat tersebut
didatangkan ketempat pekerjaan. Semua alat-alat pengankutan yang digunakan pada setiap
waktu harus dibersihkan dari sisa-sisa adukan yang mengeras.
Dalam cuaca normal adukan beton harus sudah dituang/dicor tidak lebih dari 90 menit sejak
ditambahkannya air dalam campuran semen dan agregat, tetapi dalam cuaca yang sangat
panas (diatas 35° C) tidak boleh lebih dari 60 menit, kecuali digunakan retarder.Batas
temperatur beton ready-mix sebelum dicor disyaratkan tidak melampaui 38° C.
Beton tidak boleh dicor tanpa ijin Konsultan MK atau bila keadaan cuaca hujan atau panas
yang dapat menggagalkan pengecoran dan pengerasan yang baik, kecuali jika telah
disiapkan fasilitas-fasilitas untuk hal tersebut seperti yang ditentukan oleh Pengawas.
Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum pemasangan besi beton selesai
diperiksa oleh dan mendapat persetujuan pengawas.
Sebelum pengecoran dimulai, maka tempat-tempat yang akan dicor terlebih dahulu harus
dibersihkan dari segala kotoran-kotoran (potongan kayu, batu, tanah dan lain-lain) dan
dibasahi dengan air semen.
Pengecoran dilakukan lapis demi lapis dengan tebal tiap lapis maksimum 30 cm dan tidak
dibenarkan menuangkan adukan dengan manjatuhkan dari suatu ketinggian tinggi jatuh
melampui 1,5 meter dibawah ujung corong, saluran atau kereta dorong untuk pengecoran,
yang akan menyebabkan pengendapan agregat.
Adukan beton harus dicor dengan merata selama proses pengecoran; setelah adukan dicor
pada tempatnya tidak boleh didorong atau dipindahkan lebih dari 2 (dua) meter dalam arah
mendatar.
Untuk menghindari keropos pada beton, maka pada waktu pengecoran digunakan internal
concrete vibrator. Pemakaian external concrete vibrator tidak dibenarkan tanpa
persetujuan Pengawas.
Pengecoran dilakukan secara terus menerus (kontinyu/tanpa berhenti). Adukan yang tidak
dicor (ditinggalkan) dalam waktu lebih dari 15 menit setelah keluar dar mesin adukan beton,
dan juga adukan yang tumpah selama pengangkutan, tidak diperkenankan untuk dipakai
lagi.
Kontraktor harus menaruh perhatian khusus untuk segera memberi pelindung pada beton
yang baru dicor terhadap terik matahari maupun hujan agar dapat dicegah pengeringan
yang terlalu cepat atau masuknya air hujan pada adukan beton yang baru dicor, yang mana
dapat mempengaruhi kekuatan beton tersebut.
harus memasuki semua sudut, melalui celah pembesian, tidak terjadi sarang koral dan
selama pengecoran kelebihan air pada permukaan beton harus sedikit saja.
Pekerjaan pengecoran harus dilaksanakan sebaik-baiknya dan dipadatkan dengan alat
penggetar / vibrator untuk meyakinkan bahwa tidak terjadi rongga-rongga kosong atau
kantong udara dan sarang koral /beton yang keropos. Perhatian khusus harus diberikan
untuk pengecoran beton dan pemadatan beton di sekeliling waterstop agar tidak terjadi
kantong udara dibawah waterstop dan di sekitar angkur beton prategang dimana pada
daerah tersebut terdapat besi tulangan sangat padat.
Lapisan beton berikutnya tidak boleh dicor, bila lapisan sebelumnya tidak dikerjakan secara
seksama.
Kontraktor harus menggunakan alat penggetar listrik berkecepatan tinggi yang bergetar
bagian dalamnya dari jenis "tenggelam" dengan amplitudo yang cukup, sehingga diperoleh
hasil yang baik dalam jangka waktu 15 (limabelas) menit setelah beton dengan konsistensi
yang ditentukan dicor dalam cetakan. Jarum alat penggetar harus dimasukkan kedalam
adukan vertikal, dan dalam keadaan khusus boleh miring sampai 45 derajat tetapi jarum alat
penggetar tidak diijinkan untuk digerakkan dalam arah horizontal karena hal ini dapat
menyebabkan pemisahan bahan-bahan.
Lapisan yang digetarkan tidak boleh lebih tebal dari panjang jarum penggetar dan pada
umumnya tidak boleh lebih tebal dari 30 ~ 50 cm. Untuk pengecoran bagian-bagian yang
sangat tebal harus dilakukan lapis demi lapis, sehingga tiap lapisnya dapat dipadatkan
dengan baik.
Ujung vibrator beton tidak boleh sampai mengenai bekisting maupun pembesian. Jarum
penggetar ditarik dari adukan beton apabila disekitar jarum mulai nampak pemisahan air
semen dan agregat, yang biasanya terjadi sekitar 30 detik. Penarikan jarum penggetar tidak
boleh terlalu cepat agar tidak rongga bekas jarum penggetar dapat terisi penuh.
Penggetaran ulang pada beton yang sudah mulai “set” (pengikatan awal) tidak diijinkan.
Dalam keadaan khusus dimana pemakaian vibrator tidak praktis, Pengawas dapat
menganjurkan dan menyetujui pengecoran tanpa vibrator.
Kontraktor harus menyediakan alat vibrator cadangan yang cukup dan harus diletakkan
sedekat mungkin dengan tempat pengecoran.
Perawatan beton dimulai segera setelah pengecoran beton selesai dilaksanakan dan harus
berlangsung terus menerus selama paling sedikit 2 minggu, jika tidak ditentukan lain.
Dalam jangka waktu tersebut cetakan beton harus tetap dalam keadaan basah. Apabila
cetakan beton dibuka sebelum selesai masa perawatan, maka selama sisa waktu tersebut
pelaksanaan perawatan beton tetap dilakukan dengan mambasahi permukaan beton terus
menerus, dengan menutupinya dengan karung basah, fog spraying, curing coumpond, atau
dengan cara lain yang disetujui pengawas.
Semua permukaan atau permukaan yang dicetak harus dikerjakan secara cermat sesuai
dengan bentuk, garis, kemiringan dan potongan sebagaimana tercantum dalam gambar
atau ditentukan oleh Pengawas.
Permukaan beton harus bebas dari segala jenis kerusakan, dalam bentuk apapun dan harus
merupakan suatu permukaan yang rapi, licin, merata dan keras. Permukaan bagian atas
pelat beton yang tidak di-finish harus dijadikan permukaan yang seragam dan dirapikan
dengan menggunakan alat trowel besi, kecuali bila ditentukan lain.
Perbaikan Cacat permukaan
Segera setelah cetakan dilepaskan, semua permukaan harus diperiksa secara teliti dan
bagian yang tidak rata harus segera diselesaikan dengan baik agar diperoleh suatu
permukaan yang licin, seragam dan merata.
Beton yang menunjukkan rongga-rongga, lobang, keropos atau cacat sejenis lainnya harus
diperbaiki atau dibongkar dan diganti. Perbaikan baru boleh dikerjakan setelah ada
pemeriksaan dan persetujuan dari Pengawas; pekerjaan perbaikan tersebut harus
mengikuti petunjuk Pengawas. Lubang bekas batang pengikat cetakan harus diisi (di-grout).
Permukaan beton yang mengalami perbaikan tersebut harus dirawat sebagaimana
disyaratkan atau diperlukan untuk beton.