Anda di halaman 1dari 50

`

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


(RKS)
JASA KONSULTANSI REVIEW PERENCANAAN KANTIN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

PT BUMI MADANI
2020
Klien
UNIVERSITAS
NEGERI JAKARTA

Konsultan
PT BUMI MADANI

KONSULTAN KLIEN No Dokumen:


REV. TANGGAL DESKRIPSI
BY CHK. APP ACK ACK ACK
0 12/08/2020 For Review
Revisi: 0

No Kontrak :

Job No : 003

RKS REVIEW PERENCANAAN KANTIN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2020


b

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

BAB I
SYARAT - SYARAT UMUM
BAB II
PEKERJAAN PENGUKURAN DAN PERSIAPAN
BAB III
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN KANTIN
PASAL 1
PEKERJAAN TANAH
PASAL 2
PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL
PASAL 3
PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA
PASAL 4
PEKERJAAN PLESTERAN
PASAL 5
PEKERJAAN PENGECATAN
PASAL 6
KONSTRUKSI BAJA
PASAL 7
KONSTRUKSI BETON

RKS REVIEW PERENCANAAN KANTIN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA i


b

BAB I

SYARAT - SYARAT UMUM

1.1 Umum
Untuk dapat memahami dengan sebaik - baiknya seluruh seluk beluk pekerjaan ini, Kontraktor
diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh gambar pelaksanaan beserta uraian
pekerjaan dan persyaratan pelaksanaan seperti yang diuraikan di dalam buku ini. Bila
terdapat ke-tidak jelasan dan/atau perbedaan dalam gambar dan uraian ini, Kontraktor
diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada Konsultan perencana atau Konsultan pengawas
untuk mendapatkan penyelesaian.

1.2 Lingkup Pekerjaan


Penyelesaian tenaga kerja, bahan - bahan dan alat - alat kerja yang dibutuhkan dalam
melaksanakan pekerjaan ini serta menjaga kebersihan, mengamankan, mengawasi, dan
memelihara bahan - bahan, alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan
berlangsung sehingga seluruh pekerjaan pekerjaan dapat selesai dengan sempurna.

1.3 Sarana Kerja


Kontraktor wajib memasukkan jadwal kerja. Kontraktor juga wajib memasukkan identifikasi
dari tempat kerja, nama, jabatan dan keahlian masing-masing anggota pelaksana pekerjaan,
serta inventarisasi peralatan yang digunakan dalam melaksanakan pekerjaan ini. Kontraktor
wajib menyediakan tempat penyimpanan bahan/material di lokasi yang aman dari segala
kerusakan, kehilangan dan hal - hal yang dapat mengganggu pekerjaan lain. Semua sarana
persyaratan kerja, sehingga kelancaran dan memudahkan kerja dilokasi dapat tercapai.

1.4 Gambar-Gambar Dokumen


Dalam hal terjadi perbedaan dan/atau pertentangan dalam gambar - gambar yang ada dalam
buku uraian pekerjaan ini, maupun pekerjaan yang terjadi akibat keadaan di lokasi,
Kontraktor diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada Konsultan perencana atau Konsultan
pengawas secara tertulis untuk mendapatkan keputusan pelaksanaan di lokasi setelah
Konsultan pengawas berkoordinasi terlebih dahulu dengan Konsultan perencana. Ketentuan

RKS PERENCANAAN KANTIN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA TAHUN 2020 1


b

tersebut di atas tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor untuk memperpanjang waktu
pelaksanaan.
1) Semua ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran jadi, dalam keadaan
selesai/terpasang.
2) Bila ada keraguan mengenai ukuran mana yang akan dipakai dan dijadikan pegangan
Kontraktor wajib berkoordinasi terlebih dahulu dengan Konsultan perencana/
Konsultan pengawas Mengingat masalah ukuran ini sangat penting, Kontraktor
diwajibkan memperhatikan dan meneliti terlebih dahulu semua ukuran yang
tercantum seperti peil - peil, ketinggian, lebar ketebalan, luas penampang dan lain -
lainnya sebelum memulai pekerjaan.
3) Kontraktor tidak dibenarkan mengubah dan atau mengganti ukuran - ukuran yang
tercantum didalam gambar pelaksanaan tanpa sepengetahuan Konsultan pengawas
4) Kontraktor harus menyediakan dengan lengkap masing - masing dua salinan, segala
gambar - gambar, spesifikasi teknis, agenda, berita - berita perubahan dan gambar -
gambar pelaksanaan yang telah disetujui ditempat pekerjaan. Dokumen - dokumen ini
harus dapat dilihat Konsultan pengawas setiap saat sampai dengan serah terima
kesatu. Setelah serah terima kesatu, dokumen - dokumen tersebut akan
didokumentasikan oleh Pemberi Tugas.

1.5 Gambar-Gambar Pelaksanaan & Contoh-Contoh


1) Gambar - gambar pelaksanaan ( shop drawing ) adalah gambar - gambar, diagram,
ilustrasi jadwal, brosur atau data yang disiapkan Kontraktor atau sub Kontraktor,
supplier atau produsen yang menjelaskan bahan - bahan atau sebagian pekerjaan.
2) Contoh - contoh adalah benda - benda yang disediakan Kontraktor untuk menunjukan
bahan, kelengkapan dan kualitas kerja. Ini akan dipakai oleh Konsultan pengawas untuk
menilai dahulu.
3) Kontraktor akan memeriksa, menandatangani persetujuan dan menyerahkan dengan
segera semua gambar - gambar pelaksanaan dan contoh - contoh yang diisyaratkan
dalam Dokumen Kontrak atau oleh Konsultan pengawas
Gambar - gambar pelaksanaan dan contoh - contoh harus diberi tanda - tanda
sebagaimana ditentukan Konsultan pengawas Kontraktor harus melampirkan
keterangan tertulis mengenai setiap perbedaan dengan Dokumen Kontrak jika ada hal
- hal demikian.

RKS PERENCANAAN KANTIN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA TAHUN 2020 2


b

4) Dengan menyetujui dan menyerahkan gambar - gambar pelaksanaan atau contoh -


contoh dianggap Kontraktor telah meneliti dan menyesuaikan setiap gambar atau
contoh tersebut dengan Dokumen Kontrak.
5) Konsultan pengawas dan Konsultan perencana akan memeriksa dan menolak atau
menyetujui gambar - gambar pelaksanaan atau contoh - contoh dalam waktu sesingkat
- singkatnya, sehingga tidak mengganggu jalannya pekerjaan dengan
mempertimbangkan syarat - syarat keindahan.
6) Kontraktor akan melakukan perbaikan - perbaikan yang diminta Konsultan pengawas
dan menyerahkan kembali segala gambar - gambar pelaksanaan dan contoh - contoh
sampai disetujui Konsultan pengawas
7) Persetujuan Konsultan pengawas terhadap gambar - gambar pelaksanaan dan contoh
- contoh tidak membebaskan Kontraktor dari tanggung jawabnya atas perbedaan
tersebut tidak diberitahukan secara tertulis kepada Konsultan pengawas
8) Semua pekerjaan yang memerlukan gambar - gambar pelaksanaan atau contoh -
contoh yang harus disetujui Konsultan pengawas, tidak boleh dilaksanakan sebelum
ada persetujuan dari Konsultan pengawas
9) Gambar - gambar pelaksanaan atau contoh - contoh harus dikiriPengawasan kepada
Konsultan pengawas dalam dua salinan, Konsultan pengawas akan memeriksa dan
mencantuPengawasan tanda - tanda “ Telah Diperiksa Tanpa Perubahan “ atau “ Telah
Diperiksa Dengan Perubahan “ atau “ Ditolak “.
Satu salinan ditahan oleh Konsultan pengawas untuk arsip, sedangkan yang kedua
dikembalikan kepada Sub Kontraktor atau yang bersangkutan lainnya.
10) Sebutan Katalog atau barang cetakan, hanya boleh diserahkan apabila menurut
Konsultan pengawas hal - hal yang sudah ditentukan dalam katalog atau barang
cetakan tersebut sudah jelas dan tidak perlu dirubah.
Barang cetakan ini juga harus diserahkan dalam dua rangkap untuk masing -masing
jenis dan diperlukan sama seperti butir diatas.
11) Contoh - contoh yang disebutkan dalam Spesifikasi Teknis harus dikiriPengawasan
kepada Konsultan pengawas
12) Biaya pengiriman gambar - gambar pelaksanaan, contoh - contoh, katalog - katalog
kepada Konsultan pengawas dan Konsultan perencana menjadi tanggungan
Kontraktor.

RKS PERENCANAAN KANTIN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA TAHUN 2020 3


b

1.6 Jaminan Kualitas


Kontraktor menjamin pada Pemberi Tugas dan Konsultan pengawas, bahwa semua bahan dan
perlengkapan untuk pekerjaan adalah sama sekali baru, kecuali ditentukan lain, serta
Kontraktor menyetujui bahwa semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, bebas dari cacat
teknis dan estetis serta sesuai dengan Dokumen Kontrak.Kontraktor harus memberikan bukti
- bukti mengenai hal - hal tersebut pada butir ini dan kontraktor diwajibkan membantu
Konsultan pengawas dalam kegiatan lapangan atas biaya kontraktor, seperti : mill
certificate,tes tarik baja,JMF,trial mix,tes kuat beton,sertifikat /garansi produk,dll.Hal
tersebut diatas sudah termasuk dalam biaya masing-masing pekerjaan.
Sebelum mendapat persetujuan dari Konsultan pengawas, bahwa pekerjaan telah
diselesaikan dengan sempurna, semua pekerjaan tetap menjadi tanggung jawab Kontraktor
sepenuhnya.

1.7 Contoh-Contoh
1) Contoh - contoh material yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas atau wakilnya harus
segera disediakan atas biaya Kontraktor dan contoh - contoh tersebut diambil dengan
jalan atau cara sedemikian rupa, sehingga dapat dianggap bahwa bahan atau pekerjaan
tersebutlah yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan nanti. Contoh - contoh
tersebut jika telah disetujui, disimpan oleh Pemberi Tugas atau wakilnya untuk
dijadikan dasar penolakan tidak sesuai dengan contoh, baik kualitas maupun sifatnya.
2) Kontraktor diwajibkan menyerahkan barang - barang contoh ( sample ) dari material
yang akan dipakai / dipasang, untuk mendapatkan persetujuan Konsultan pengawas
3) Barang - barang contoh ( sample ) tertentu harus dilampiri dengan tanda bukti /
sertifikat pengujian dan spesifikasi teknis dari barang - barang / material - material
tersebut.
4) Untuk barang - barang dan material yang akan didatangkan ke site (melalui
pemesanan), maka Kontraktor diwajibkan menyerahkan :
Brochure, katalogue, gambar kerja atau shop drawing dan sample, yang dianggap perlu
oleh Konsultan perencana/ Konsultan pengawas dan harus mendapatkan persetujuan
Konsultan perencana/ Konsultan pengawas

1.8 Subtitusi
1) Produk yang disebutkan nama pabriknya :

RKS PERENCANAAN KANTIN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA TAHUN 2020 4


b

Material, peralatan, perkakas, aksesoris yang disebutkan nama pabriknya dalam RKS,
Kontraktor harus melengkapi produk yang disebutkan dalam Spesifikasi Teknis, atau
dapat mengajukan produk pengganti yang setara, disertai data - data yang lengkap
untuk mendapatkan persetujuan Konsultan perencana sebelum pemesanan.
2) Produk yang tidak disebutkan nama pabriknya :
Material, peralatan, perkakas, aksesoris dan produk - produk yang tidak disebutkan
nama pabriknya di dalam Spesifikasi Teknis, Kontraktor harus mengajukan secara
tertulis nama negara dari pabrik yang menghasilkannya katalog dan selanjutnya
menguraikan data - data yang menunjukan secara benar bahwa produk - produk yang
dipergunakan adalah sesuai dengan Spesifikasi Teknis dan kondisi proyek untuk
mendapatkan persetujuan dari pemilik / Konsultan perencana/ Konsultan pengawas

1.9 Material Dan Tenaga Kerja


 Seluruh peralatan, material yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus baru.Seluruh
peralatan harus dilaksanakan dengan cara yang benar dan setiap pekerja harus
mempunyai ketrampilan yang memuaskan, dimana latihan khusus bagi pekerja sangat
diperlukan dan Kontraktor harus melaksanakannya.
 Biaya Uji kualitas Material akan ditanggung oleh kontraktor.
 Diutamakan menggunakan material lokal.
 Menggunakan material yang memiliki sertifikat sistem manajemen lingkungan pada
proses produksinya.

1.10 Koordinasi Pekerjaan


1) Untuk kelancaran pekerjaan ini, harus disediakan koordinasi dari seluruh bagian yang
terlibat didalam kegiatan proyek ini.
Seluruh aktifitas yang menyangkut dalam proyek ini, harus dikoordinir lebih dahulu
agar gangguan dan konflik satu dengan yang lainnya dapat dihindarkan.
Memperinci setiap pekerjaan sampai dengan detail untuk menghindari gangguan dan
konflik, serta harus mendapat persetujuan dari Konsultan / Konsultan pengawas

2) Kontraktor harus melaksanakan segala pekerjaan menurut uraian dan syarat - syarat
pelaksanaan, gambar - gambar dan instruksi - instruksi tertulis dari Konsultan pengawas

RKS PERENCANAAN KANTIN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA TAHUN 2020 5


b

3) Konsultan pengawas berhak memeriksa pekerjaan yang dilakukan oleh Kontraktor


pada setiap waktu. Bagaimanapun juga kelalaian Konsultan pengawas dalam
pengontrolan terhadap kekeliruan - kekeliruan atas pekerjaan yang dilaksanakan oleh
Kontraktor, tidak berarti Kontraktor bebas dari tanggung jawab.
4) Pekerjaan yang tidak memenuhi uraian dan syarat - syarat pelaksanaan (spesifikasi)
atau gambar atau instruksi tertulis dari Konsultan pengawas harus diperbaiki atau
dibongkar. Semua biaya yang diperlukan untuk ini menjadi tanggung jawab Kontraktor

1.11 Perlindungan Terhadap Orang, Harta Benda dan Pekerjaan


1) Perlindungan terhadap milik umum
Kontraktor harus menjaga jalan umum, jalan kecil dan jalan bersih dari alat - alat mesin,
bahan - bahan bangunan dan sebagainya serta memelihara kelancaran lalu lintas, baik
bagi kendaraan maupun pejalan kaki selama kontrak berlangsung.
2) Orang - orang yang tidak berkepentingan
Kontraktor harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki tempat
pekerjaan dan dengan tegas memberikan perintah kepada ahli tekniknya yang bertugas
dan para penjaga.
3) Perlindungan terhadap bangunan yang ada
Selama masa - masa pelaksanaan kontrak, Kontraktor bertanggung jawab penuh atas
segala kerusakan bangunan yang ada, utilitas, jalan - jalan, saluran - saluran
pembuangan dan sebagainya ditempat pekerjaan, dan kerusakan - kerusakan sejenis
yang disebabkan operasi - operasi Kontraktor, dalam arti kata yang luas. Itu semua
harus diperbaiki oleh Kontraktor hingga dapat diterima oleh Pemberi Tugas.
4) Penjagaan dan perlindungan pekerjaan
Kontraktor bertanggung jawab atas penjagaan, penerangan dan perlindungan
terhadap pekerjaan yang dianggap penting selama pelaksanaan Kontrak, siang dan
malam.
Pemberi Tugas tidak bertanggung jawab terhadap Kontraktor, atas kehilangan atau
kerusakan bahan - bahan bangunan atau peralatan atau pekerjaan yang sedang dalam
pelaksanaan.
5) Keamanan dan Pertolongan Pertama
Kontraktor harus mengadakan dan memelihara fasilitas kesejahteraan dan tindakan
pengaman yang layak untuk melindungi para pekerja dan tamu yang akan datang

RKS PERENCANAAN KANTIN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA TAHUN 2020 6


b

kelokasi. Fasilitas dan tindakan pengamanan seperti ini disyaratkan harus memuaskan
Pemberi Tugas dan juga harus menurut (memenuhi) ketentuan Undang - Undang yang
berlaku pada waktu itu.
Dilokasi pekerjaan, Kontraktor wajib mengadakan perlengkapan yang cukup untuk
pertolongan pertama, yang mudah dicapai.
6) Gangguan pada tetangga
Segala pekerjaan yang menurut Pemberi Tugas mungkin akan menyebabkan adanya
gangguan pada penduduk yang berdekatan, hendaknya dilaksanakan pada waktu
sebagainya Pemberi Tugas akan menentukannya dan tidak akan ada tambahan, yang
mungkin ia keluarkan.

1.12 Peraturan Hak Patent


Kontraktor harus melindungi Pemilik ( owner ) terhadap semua “ claim “ atau tuntutan, biaya
atau kenaikan harga karena bencana, dalam hubungan dengan merk dagang atau nama
produksi, hak cipta pada semua material dan peralatan yang digunakan dalam proyek ini.

1.13 Iklan
Kontraktor tidak diijinkan membuat iklan dalam bentuk apapun didalam sempadan ( batas )
site atau ditanah yang berdekatan tanpa seijin dari pihak Pemberi Tugas.

1.14 Peraturan Teknis Pembangunan Yang Digunakan


1) Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan
Syarat - syarat ( RKS ) ini, berlaku dan mengikat ketentuan - ketentuan yang ada di
dalam SNI (Standar Nasional Indonesia).

2) Untuk melaksanakan pekerjaan dalam butir tersebut diatas, berlaku dan mengikat pula.
a. Gambar bestek yang dibuat Konsultan perencana yang sudah disahkan oleh
Pemberi Tugas termasuk juga gambar - gambar detail yang diselesaikan oleh
Kontraktor dan sudah disahkan / disetujui Direksi.
b. Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pekerjaan.
c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
d. Berita Acara Penunjukan.
e. Surat Keputusan Pemimpin Proyek tentang Penunjukan Kontraktor.

RKS PERENCANAAN KANTIN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA TAHUN 2020 7


b

f. Surat Perintah Kerja ( SPK )


g. Surat Penawaran beserta lampiran - lampirannya.
h. Jadwal Pelaksanaan ( Tentative Time Schedule ) yang telah disetujui.
i. Kontrak / Surat Perjanjian Pemborongan.

1.15 Shop Drawing dan Asbuilt Drawing


1) Harus selalu dibuat gambar pelaksanaan dari semua komponen struktur berdasarkan
disain yang ada dan harus dimintakan persetujuan tertulis dari Konsultan pengawas
2) Gambar pelaksanaan ini harus memberikan semua data - data yang diperlukan
termasuk keterangan produk bahan, keterangan pemasangan, data - data tertulis, dan
hal - hal lain yang diperlukan.
3) Keragu - raguan terhadap kebenaran dan kejelasan gambar dan spesifikasi harus
ditanyakan kepada Konsultan pengawas .
4) Kontraktor diwajibkan untuk membuat gambar - gambar “ As Built Drawing “ sesuai
dengan pekerjaan yang telah dilakukan dilapangan secara kenyataan. Untuk kebutuhan
pemeriksaan dikemudian hari. Gambar - gambar tersebut diserahkan kepada Konsultan
pengawas.

BAB II
SYARAT – SYARAT TEKNIS
PEKERJAAN PENGUKURAN & PERSIAPAN

2.1 Pembersihan Tapak Proyek


1) Lapangan terlebih dahulu harus dibersihkan dari rumput, semak, akar-akar pohon.
2) Sebelum pekerjaan lain dimulai, lapangan harus selalu dijaga, tetap bersih dan rata.

RKS PERENCANAAN KANTIN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA TAHUN 2020 8


b

3) Segala macam sampah-sampah dan barang-barang bongkaran harus dikeluarkan dari


tapak proyek, dan tidak dibenarkan untuk ditimbun di luar pagar proyek meskipun
untuk sementara.
4) Semua sisa-sisa bongkaran bangunan lama, seperti pondasi, jaringan listrik / pipa-pipa
dan lain-lain yang masih ada menurut penilaian Konsultan pengawas jika dibiarkan
ditempat akan mengganggu pekerjaan tapak, seperti pekerjaan tata hijau
(landscaping), pembuatan jalan, penanaman rumput dan lain-lain, harus dibongkar dan
dikeluarkan dari tapak.
Semua biaya pembongkaran sisa-sisa tersebut di atas adalah atas tanggungan
Kontraktor dan pelaksanaannya setelah mendapat persetujuan tertulis dari Pemberi
Tugas / Konsultan pengawas

2.2 Pengukuran Tapak Kembali


1) Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali lokasi
pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian
tanah, letak pohon, letak batas-batas tanah dengan alat-alat yang bantu.
2) Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang
sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Konsultan perencana/ Konsultan
pengawas untuk dimintakan keputusannya.
3) Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat
waterpass / theodolith yang ketepatannya dapat dipertanggung jawabkan.
4) Kontraktor harus menyediakan peralatan pengukuran (teodolith / waterpass, meteran
dan rambu ukur) beserta petugas yang melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan
Konsultan perencana/ Konsultan pengawas selama pelaksanaan proyek.
5) Pengukuran sudut siku dengan prisma atau barang secara azas segitiga phytagoras
hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui oleh Konsultan
perencana/ Konsultan pengawas
6) Segala pekerjaan pengukuran dan persiapan termasuk tanggungan Kontraktor.

2.3 Papan Dasar Pelaksanaan (Bouwplank)


1) Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patok kayu kasau (5/7 cm), tertancap di tanah
sehingga tidak bisa digerak-gerakkan atau diubah-ubah, berjarak maksimum 2m satu
sama lain.

RKS PERENCANAAN KANTIN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA TAHUN 2020 9


b

2) Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama satu dengan lainnya, kecuali dikehendaki
lain oleh Konsultan perencana/ Konsultan pengawas
3) Setelah selesai pemasangan papan dasar pelaksanaan, Kontraktor harus melaporkan
kepada Konsultan perencana/ Konsultan pengawas
4) Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan termasuk tanggungan Kontraktor.

2.4 Pekerjaan Penyediaan Air & Daya Listrik Untuk Bekerja


1) Air untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dengan membuat sumur pompa di tapak
proyek atau disuplai dari luar. Air harus bersih, bebas dari debu, bebas dari Lumpur,
minyak dan bahan bahan kimia lainnya yang merusak. Penyediaan air harus sesuai
dengan petunjuk dan persetujuan Konsultan perencana/ Konsultan pengawas
2) Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari sambungan
sementara PLN setempat selama masa pembangunan, dengan daya sekurang-
kurangnya (minimum) 20 kVA.
Penggunaan diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk
penggunaan sementara atas persetujuan Konsultan pengawas Daya listrik juga
disediakan untuk suplai Kantor Direksi Lapangan.
3) Segala biaya atas pemakaian daya listrik dan air di atas adalah beban Kontraktor.

2.5 Pekerjaan Penyediaan Alat Pemadam Kebakaran


1) Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor wajib menyediakan tabung alat
pemadam kebakaran (fire extinguisher) ex.Yamato lengkap dengan isinya, dengan
jumlah sekurang-kurangnya minimal 23 (dua puluh tiga) tabung, masing-masing tabung
berkapasitas 6 kg yang ditempatkan di setiap lantai dan direksi kit.
2) Apabila pelaksanaan pembangunan telah berakhir, maka alat pemadam kebakaran
tersebut menjadi hak milik Pemberi Tugas.
2.6 Pagar Pengaman Proyek
1) Sebelum Kontraktor mulai melaksanakan pekerjaannya, maka terlebih dahulu
memasang pagar pengaman pada sekeliling site pekerjaan yang akan dilakukan,
berupa pagar yang bersifat sementara menggunakan bahan Zinc BJLS 20 dengan
ketinggian minimum 2.4 meter dan dipasang stiker atau dicat.

RKS PERENCANAAN KANTIN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA TAHUN 2020 10


b

2) Pembuatan pagar pengaman dibuat jauh dari lokasi pekerjaan, sehingga tidak
mengganggu pelaksanaan pekerjaan yang sedang dilakukan, serta tempat penimbunan
bahan-bahan.
3) Dibuat sedemikian rupa, sehingga dapat bertahan / kuat sampai pekerjaan selesai.

2.7 Drainage Tapak


1) Dengan mempertimbangkan keadaan topografi/kontur tanah yang ada di tapak,
Kontraktor wajib membuat saluran sementara yang berfungsi untuk pembuangan air
yang ada.
2) Arah aliran ditujukan ke daerah/permukaan yang terendah yang ada di tapak sesuai
gambar yang sudah ada atau ke saluran yang sudah ada di lingkungan daerah
pembangunan.
3) Pembuatan saluran sementara harus sesuai petunjuk dan persetujuan Konsultan
pengawas

2.8 Kantor Direksi Lapangan


1) Kantor Direksi Lapangan merupakan bangunan dengan kontruksi rangka kayu, dinding
papan multiplex dicat, penutup pintu / jendela secukupnya untuk penghawaan /
pencahayaan. Letak kantor Direksi Lapangan harus cukup dekat dengan kantor
Kontraktor tetapi terpisah dengan tegas.
2) Berdekatan dengan kantor Konsultan pengawas, harus ditempatkan ruang WC dengan
bak air bersih secukupnya dan dirawat kebersihannya.

2.9 Kantor Kontraktor Dan Los Kerja


1) Ukuran luas kantor Kontraktor dan Los Kerja serta tempat simpan bahan, disesuaikan
dengan kebutuhan Kontraktor dengan tidak mengabaikan keamanan dan kebersihan
serta dilengkapi dengan pemadam kebakaran.
2) Khusus untuk tempat simpan bahan-bahan seperti : pasir, kerikil harus dibuatkan kotak
simpan yang dipagari dinding papan yang cukup rapat, sehingga masing-masing bahan
tidak tercampur.

RKS PERENCANAAN KANTIN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA TAHUN 2020 11


b

RKS PERENCANAAN KANTIN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA TAHUN 2020 12


b

BAB III
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN KANTIN

PASAL 1
PEKERJAAN TANAH

1.1 Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, alat-alat dan pengangkutan yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan semua “pekerjaan tanah” seperti tertera pada gambar
rencana dan spesifikasi ini, termasuk tetapi tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :
a. Pembersihan lahan
b. Pengurugan dan pemadatan
c. Pembuatan Bouwplank
d. Pengukuran dan penggambaran kembali

1.2 Bahan / Material


Untuk pemasangan bouwplank menggunakan bahan :
a. Kayu jenis papan, tebal 3 cm.
b. Kaso 5/7.

1.3 Pelaksanaan
1) Pembersihan persiapan daerah yang akan dikerjakan.
a. Pada umumnya, tempat-tempat untuk bangunan dibersihkan. Sampah yang
tertanam dan material lain yang tidak diinginkan berada dalam daerah yang akan
dikerjakan, harus dihilangkan, atau dibuang dengan cara-cara yang disetujui oleh
Konsultan pengawas Semua sisa-sisa tanaman seperti akar-akar, rumput-rumput
dan sebagainya, harus dihilangkan sampai kedalaman 0,5 m di bawah tanah
dasar / permukaan.
b. Semua daerah urugan, harus dipadatkan, baik urugan yang telah ada maupun
terhadap urugan yang baru. Tanah urugan harus bersih dari sisa-sisa tumbuhan
atau bahan-bahan yang dapat menimbulkan pelapukan dikemudian hari.
c. Pembuatan dan pemasangan papan dasar pelaksanaan (bouwplank) termasuk
pekerjaan Kontraktor dan harus dibuat dari kayu jenis meranti f dengan tiang

RKS PERENCANAAN KANTIN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA TAHUN 2020 13


b

dari kaso atau dolken dengan jarak 2 meter satu sama lain. Pemasangan harus
kuat dan permukaan atasnya rata dan sipat datar (waterpass).
d. Segala pekerjaan pengukuran. persiapan termasuk tanggungan Kontraktor.
e. Kontraktor harus menyediakan alat-alat ukur sepanjang masa pelaksanaan
berikut ahli ukur yang berpengalaman.
- Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali
lokasi pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai
peil tanah, letak batas-batas tanah dengan alat-alat yang sudah ditera
kebenarannya oleh Konsultan pengawas
- Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan
yang sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Konsultan pengawas untuk
dimintakan keputusannya.
- Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat
waterpass / teodolith.
- Kontraktor harus menyediakan teodolith / waterpass beserta petugas yang
melayaninya untuk kepentingan pemerikasaan Konsultan pengawas
- Pengukur sudut siku-siku dengan prisma atau benang secara azas segitiga
phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang telah
disetujui oleh Konsultan pengawas
f. Pada papan dasar pelaksanaan (bouwplank) harus dibuat tanda-tanda yang
menyatakan as-as dan atau level / peil-peil dengan warna yang jelas dan tidak
mudah hilang jika terkena air / hujan.

2) Pekerjaan Galian
a. Semua galian harus dilaksanakan sesuai dengan gambar dan syarat-syarat yang
ditentukan menurut keperluan.
b. Dasar dari semua galian harus waterpass, bilamana pada dasar setiap galian
masih terdapat akar-akar tanaman atau bagian-bagian gembur, maka ini harus
digali keluar sedang lubang-lubang tadi diisi kembali dengan pasir, disiram dan
dipadatkan sehingga mendapatkan kembali dasar yang waterpass.
c. Terhadap kemungkinan adanya air didasar galian, baik pada waktu penggalian
maupun pada waktu pekerjaan pondasi harus disediakan pompa air atau pompa

RKS PERENCANAAN KANTIN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA TAHUN 2020 14


b

lumpur yang jika diperlukan dapat bekerja terus menerus, untuk menghindari
tergenangnya air pada dasar galian.
d. Kontraktor harus memperhatikan pengamanan terhadap dinding tepi galian agar
tidak longsor dengan memberikan suatu dinding penahan atau penunjang
sementara atau lereng yang cukup.
e. Juga kepada Kontraktor diwajibkan mengambil langkah-langkah pengamanan
terhadap bangunan lain yang berada dekat sekali dengan lubang galian yaitu
dengan memberikan penunjang sementara pada bangunan tersebut sehingga
dapat dijamin bangunan tersebut tidak akan mengalami kerusakan.
f. Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian,setelah mencapai
jumlah tertentu harus segera disingkirkan dari halaman pekerjaan pada setiap
saat yang dianggap perlu dan atas petunjuk Konsultan pengawas
g. Bagian-bagian yang akan diurug kembali harus diurug dengan tanah dan
memenuhi syarat-syarat sebagai tanah urug. Pelaksanaannya secara berlapis-
lapis dengan penimbrisan lubang-lubang galian yang terletak di dalam garis
bangunan harus diisi kembali dengan pasir urug yang diratakan dan diairi serta
dipadatkan sampai mencapai 95% kepadatan maksimum yang dibuktikan
dengan test lab.
h. Perlindungan terhadap benda-benda berfaedah. Kecuali ditunjukkan untuk
dipindahkan, seluruh barang-barang berharga yang mungkin ditemui di lapangan
harus dilindungi dari kerusakan, dan bila sampai menderita kerusakan harus
direparasi / diganti oleh Kontraktor atas tanggungannya sendiri.
i. Bila pekerjaan pelayanan umum terganggu sebagai akibat pekerjaan Kontraktor,
Kontraktor harus segera mengganti kerugian yang terjadi yang dapat berupa
perbaikan dari barang yang rusak akibat pekerjaan Kontraktor.
j. Sarana yang sudah tidak bekerja lagi yang mungkin ditemukan di bawah tanah
dan teletak di dalam lapangan pekerjaan harus dipindahkan keluar lapangan ke
tempat yang disetujui oleh Konsultan pengawas atas tanggungan Kontraktor.

3) Pekerjaan Urugan dan Pemadatan


Yang dimaksudkan disini adalah pekerjaan pengurugan dan pemadatan tanah dengan
syarat khusus dimana tanah hasil urugan ini akan dipergunakan sebagai pemikul beban.

RKS PERENCANAAN KANTIN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA TAHUN 2020 15


b

a. Seluruh sisa penggalian yang tidak terpakai untuk penimbunan, juga seluruh
sisa-sisa, puing-puing, sampah-sampah harus disingkirkan dari lapangan
pekerjaan. Seluruh biaya adalah tanggung jawab Kontraktor.
b. Semua bagian / daerah urugan dan timbunan harus diatur berlapis sedemikian,
sehingga dicapai suatu lapisan setebal 15 cm dalam keadaan padat. Tiap lapis
harus dipadatkan sebelum lapisan berikutnya diurug. Dipadatkan per layer 30
cm.
c. Daerah urugan atau daerah yang terganggu harus dipadatkan dengan alat
pemadat / compactor “vibrator type” yang disetujui Konsultan pengawas.
d. Apabila material urugan mengandung batu-batu, tidak dibenarkan batu-batu
yang besar bersarang menjadi satu, dan semua pori-pori.

PASAL 2
PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL

2.1 Lingkup Pekerjaan


1). Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil yang baik dan
sempurna.
2). Pekerjaan ini meliputi beton sloof, beton kolom praktis, lantai beton untuk bangunan
yang dimaksudkan termasuk pekerjaan besi beton dan pekerjaan bekisting / acuan, dan
semua pekerjaan beton yang bukan struktur, seperti yang ditunjukkan dalam gambar.

2.2 Persyaratan Bahan


1). Semen Portland :
Harus memakai mutu yang terbaik dari satu jenis merk atas persetujuan Konsultan
pengawas dan harus memenuhi NI-8. Semen yang telah mengeras sebagian /
seluruhnya tidak dibenarkan untuk digunakan.
2). Pasir Beton :
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan organis,
lumpur dan sebagainya; dan harus memenuhi komposisi butir serta kekerasan yang
dicantuPengawasan dalam SNI 2847-2013.
3). Koral Beton / Split :

RKS PERENCANAAN KANTIN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA TAHUN 2020 16


b

Digunakan koral yang bersih, bermutu baik, tidak berpori serta mempunyai gradasi
kekerasan sesuai dengan syarat-syarat SNI 2847-2013. Penyimpanan / penimbunan
pasir dan koral beton harus dipisahkan satu sama lain, hingga kedua bahan tersebut
dijamin mendapatkan perbandingan adukan beton yang tepat.
4). Air :
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam,
alkali dan bahan-bahan organis / bahan lain yang dapat merusak beton dan harus
memenuhi (SNI 2847-2013). Apabila dipandang perlu Konsultan pengawas dapat
minta kepada Kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium
pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor.
5). Besi Beton :
Digunakan mutu fy 240Mpa dan 400Mpa. Besi harus bersih dari lapisan minyak / lemak
dan bebas dari cacat seperti serpih-serpih. Penampang besi harus bulat serta
memenuhi persyaratan (SNI 2847-2013) Bila dipandang perlu Kontraktor diwajibkan
untuk memeriksa mutu besi beton ke laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan
sah atas biaya Kontraktor.
Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan :
(a). Peraturan-peraturan / standard setempat yang biasa dipakai.
(b). Peraturan-peraturan Beton Bertulang Indonesia (SNI 2847-2013).
(c). Peraturan-peraturan Kayu Indonesia 1961, NI-5.
(d). Peraturan Semen Portland Indonesia 1972, NI-8.
(e). Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat.
(f). Ketentuan-ketentuan umum untuk pelaksanaan Pemborongan Pekerjaan Umum
(AV). No 9 tanggal 28 Mei 1941 dan Tambahan Lembaran Negara No.1457.
(g). Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang
diberikan Konsultan pengawas

2.3 Syarat-Syarat Pelaksanaan


1). Mutu beton :

RKS PERENCANAAN KANTIN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA TAHUN 2020 17


b

Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton bertulang adalah (Fc = 14.5 MPa) dan
harus Memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam SNI 2847-2013.
2). Pembesian
(a). Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang dibengkokkan,
sambungan kait-kait dan pembuatan sengkang (ring), persyaratannya harus
sesuai SNI 2847-2013.
(b). Pemasangan dan penggunaan tulangan beton harus disesuaikan dengan gambar
konstruksi.
(c). Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar besi tersebut
tidak berubah tempat selama pengecoran, dan harus bebas dari papan acuan
atau lantai kerja dengan memasang selimut beton sesuai dengan ketentuan
dalam SNI 2847-2013.

2.4 Pengecoran Beton


1). Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan
menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran dan ketinggian,
pemeriksaan penulangan dan penempatan penahan jarak.
2). Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan menggunakan alat
penggetar untuk menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan terjadinya cacat
pada beton seperti keropos dan sarang-sarang koral / split yang dapat memperlemah
konstruksi.

2.5 Pekerjaan Acuan / Bekisting


1). Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah ditetapkan
/ yang diperlukan dalam gambar.
2). Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan, sehingga cukup kokoh dan
dijamin tidak berubah bentuk dan kedudukannya selama pengecoran dilakukan.
3). Acuan harus rapat (tidak bocor), permukaannya licin, bebas dari kotoran-kotoran (tahi
gergaji), potongan kayu, tanah / lumpur dan sebagainya, sebelum pengecoran
dilakukan dan harus mudah dibongkar tanpa merusak permukaan beton.
4). Kawat pengikat besi beton / rangka adalah dari baja lunak dan tidak disepuh seng,
diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm. Kawat pengikat besi beton /
rangka harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam (SNI 2847-2013).

RKS PERENCANAAN KANTIN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA TAHUN 2020 18


b

5). Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan cepat.
Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan harus diperhatikan.

2.6 Kontraktor Dan Kualifikasi Pelaksana / Kontraktor


1). Pelaksana / Kontraktor bertanggung jawab atas kesempurnaan pekerjaannya sampai
dengan saat-saat penyerahan (selesai).
2). Pekerjaan harus dilakukan tenaga-tenaga ahli pada bidangnya.
3). Kontraktor harus mengikuti semua peraturan, baik yang terdapat pada uraian dan
syarat-syarat maupun yang tercantum dalam gambar-gambar atau peraturan yang
berlaku baik dalam negeri maupun luar negeri.
4). Kontraktor mengikuti kontrak-kontrak yang akan disusun kemudian dengan pemilik,
baik mengenai hal-hal pembayaran maupun hal teknis dan non teknis lainnya.
5). Kontraktor harus menempatkan tenaga ahli di lapangan yang setiap saat diperlukan
untuk dapat berdiskusi dan dapat memutuskan masalah administratif

2.7 Syarat-Syarat Pengiriman Dan Penyimpanan Bahan


1). Bahan baru didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak bercacat.
Bebarapa bahan tersebut harus masih di dalam kotak / kemasan aslinya yang masih
bersegel dan berlabel pabriknya.
2). Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung dan tertutup, kering, tidak lembab
dan bersih sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan pabrik.
3). Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi sesuai dengan
jenisnya.
4). Kontraktor bertanggung jawab terhadap kerusakan selama pengiriman dan
penyimpanan. Bila ada kerusakan, Kontraktor wajib mengganti atas beban Kontraktor.

2.8 Syarat-Syarat Pengamanan Pekerjaan


1). Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24 jam
setelah pengecoran.
2). Beton dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari pekerjaan-pekerjaan
lain.

RKS PERENCANAAN KANTIN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA TAHUN 2020 19


b

3). Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak
mengurangi mutu pekerjaan. Seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
4). Bagian beton setelah dicor selama dalam pengerasan harus selalu dibasahi dengan air
terus menerus selama 1 (satu) minggu atau lebih (sesuai ketentuan dalam SNI 2847-
2013). Satu hari setelah pengecoran harus dilakukan perawatan (curing).

PASAL 3
PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA/HEBEL

3.1 Lingkup Pekerjaan


1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, dan alat-alat
bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil
yang baik.
2) Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan
dalam gambar.

3.2 Standard
1) Batu bata harus memenuhi NI-10
2) Semen Portland harus memenuhi NI-8
3) Pasir harus memenuhi NI-3 Pasal 14 ayat 2
4) Air harus memenuhi PUBI-1982 Pasal 9

3.3 Bahan / Produk


Batu bata merah yang digunakan batu bata merah ex. lokal dengan kualitas terbaik yang
disetujui Konsultan perencana/ Konsultan pengawas, siku dan sama ukurannya 5 x 11 x 23
cm, atau disesuaikan yang ada di pasar lokal.

3.4 Pelaksanaan
1) Pasangan batu bata merah/hebel, dengan menggunakan aduk campuran 1 PC : 4 pasir
pasang.
2) Untuk semua dinding luar, semua dinding lantai dasar mulai dari permukaan sloof
sampai ketinggian 30 cm diatas permukaan lantai dasar, dinding didaerah basah

RKS PERENCANAAN KANTIN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA TAHUN 2020 20


b

setinggi 160 cm dari permukaan lantai, serta semua dinding yang pada gambar
menggunakan simbol aduk trasraam / kedap air digunakan aduk rapat air dengan
campuran 1 pc : 2 pasir pasang.
3) Sebelum digunakan batu bata harus direndam dalam bak air atau drum hingga jenuh.
4) Setelah bata terpasang dengan aduk, nad / siar-siar harus dikerok sedalam 1 cm dan
dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.
5) Pasangan dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih
dahulu dan siar-siar telah dikerok serta dibersihkan.
6) Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri maksimum 24
lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom praktis.
7) Bidang dinding ½ batu yang luasnya lebih besar dari 12 m2 ditambahkan kolom dan
balok penguat (kolom praktis) dengan ukuran 12 x 12 cm, dengan tulangan pokok
diameter 10 mm, beugel diameter 6 mm jarak 20 cm.
8) Pembuatan lubang pada pasangan untuk perancah / steiger sama sekali tidak
diperkenankan.
9) Pembuatan lubang pada pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian
pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter 6 mm
jarak 75 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton
dan bagian yang ditanam dalam pasangan bata sekurang-kurangnya 30 cm kecuali
ditentukan lain.
10) Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua melebihi dari 5%. Bata
yang patah lebih dari 2 tidak boleh dipergunakan.
11) Pasangan batu bata untuk dinding ½ batu harus menghasilkan dinding finish setebal 15
cm dan untuk dinding 1 batu finish adalah 25 cm. Pelaksanaan pasangan harus cermat,
rapi dan benar-benar tegak lurus.

RKS PERENCANAAN KANTIN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA TAHUN 2020 21


b

PASAL 4
PEKERJAAN PLESTERAN

4.1 Lingkup Pekerjaan


1) Termasuk dalam pekerjaan plester dinding ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-
bahan, peralatan termasuk alat-alat bantu dan alat angkut yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan plesteran, sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang
bermutu baik.
2) Pekerjaan plesteran dinding dikerjakan pada permukaan dinding bagian dalam dan luar
serta seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar.

4.2 Standard
- SNI 03-6862-2002, spesifikasi perawatan, pemasangan dinding bata dan plesteran.
- SNI 03-6882-2002, spesifikasi mortar untuk pekerjaan pasangan.

4.3 Persyaratan Bahan


1) Semen portland harus memenuhi NI-8 (dipilih dari satu produk untuk seluruh pekerjaan)
2) Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2
3) Air harus memenuhi NI-3 pasal 10
4) Penggunaan adukan plesteran :
(a) Adukan 1 pc : 2 pasir dipakai untuk plesteran rapat air.
(b) Adukan 1 pc : 4 pasir dipakai untuk seluruh plesteran dinding lainnya.
(c ) Seluruh permukaan plesteran difinish acian dari bahan PC.

4.4 Syarat-Syarat Pelaksanaan


1) Plesteran dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dari bahan yang digunakan sesuai
dengan petunjuk dan persetujuan Konsultan perencana/ Konsultan pengawas, dan
persyaratan tertulis dalam Uraian dan Syarat Pekerjaan ini.
2) Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan bidang beton atau
pasangan dinding batu bata telah disetujui oleh Konsultan perencana/ Konsultan
pengawas sesuai Uraian Syarat Pekerjaan yang tertulis dalam buku ini.
3) Dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus mengikuti semua petunjuk dalam gambar
arsitektur terutama dalam gambar detail dan gambar potongan mengenai ukuran tebal
/ tinggi / peil dan bentuk profilnya.

RKS PERENCANAAN KANTIN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA TAHUN 2020 22


b

4) Campuran aduk perekat yang dimaksud adalah campuran dalam volume, cara
pembuatannya menggunakan mixer selama 3 menit dan memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
a. Untuk bidang kedap air, beton, pasangan dinding batu bata yang berhubungan
dengan udara luar, dan semua pasangan batu bata di bawah permukaan tanah
sampai ketinggian 30 cm dari permukaan lantai dan 150 cm dari permukaan
lantai toilet dan daerah basah lainnya dipakai adukan plesteran 1 pc : 2 pasir.
b. Untuk aduk kedap air, harus ditambah dengan Daily Bond, dengan perbandingan
1 pc : 1 Daily Bond.
c. Untuk bidang lainnya diperlukan plesteran campuran 1 pc : 4 pasir.
d. Plesteran halus (acian) dipakai campuran pc dan air sampai mendapatkan
campuran yang homogen, acian dapat dikerjakan sesudah plesteran berumur 8
hari (kering benar), untuk adukan plesteran finishing harus ditambah dengan
additive plamix dengan dosis 200 - 250 gram plamix untuk setiap 40 Kg semen.
e. Semua jenis aduk perekat tersebut di atas harus disiapkan sedemikian rupa
sehingga selalu dalam keadaan baik dan belum mengering.
diusahakan agar jarak waktu pencampuran aduk perekat tersebut dengan
pemasangannya tidak melebihi 30 menit terutama untuk adukan kedap air.
5) Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai pemasangan instalasi
pipa listrik dan plumbing untuk seluruh bangunan.
6) Untuk Beton sebelum diplester permukaannya harus dibersihkan dari sisa-sisa
bekisting dan kemudian permukaannya dibuat kasar (scrath/cipping) terlebih dahulu
dan semua lubang-lubang bekas pengikat bekisting atau form tie harus tertutup aduk
plester.
7) Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton bertulang yang akan difinish
dengan cat dipakai plesteran halus (acian di atas permukaan plesteran).
8) Semua bidang yang akan menerima bahan (finishing) pada permukaannya diberi alur-
alur garis horizontal atau permukaannya dibuat kasar (scrath/cipping) untuk memberi
ikatan yang lebih baik terhadap bahan finishingnya.
9) Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 1 m, dipasang tegak dan menggunakan
keping-keping plywood setebal 9 mm untuk patokan keratan bidang.
10) Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding / kolom yang
dinyatakan dalam gambar, atau sesuai peil-peil yang diminta gambar. Tebal plesteran

RKS PERENCANAAN KANTIN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA TAHUN 2020 23


b

minimum 2,5 cm, jika ketebalan melebihi 2,5 cm harus diberi kawat ayam untuk
membantu dan memperkuat daya lekat dari plesterannya pada bagian pekerjaan yang
diijinkan Konsultan perencana/ Konsultan pengawas
11) Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda jenisnya yang bertemu dalam satu
bidang datar, harus diberi nat (tali air) dengan ukuran lebar 0,7 cm dalamnya 0,5 cm,
kecuali bila ada petunjuk lain di dalam gambar.
12) Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai toleransi lengkung atau cembung
bidang tidak melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m. Jika melebihi, kontraktor
berkewajiban memperbaikinya dengan biaya atas tanggungan Kontraktor.
13) Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak
terlalu tiba-tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering
dan melindungi dari terik panas matahari langsung dengan bahan - bahan penutup
yang bisa mencegah penguapan air secara cepat.
14) Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik, plesteran harus
dibongkar kembali dan diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Konsultan
perencana/ Konsultan pengawas dengan biaya atas tanggungan Kontraktor.
Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai Kontraktor harus selalu menyiram
dengan air, sampai jenuh sekurang-kurangnya 2 kali setiap hari.
15) Selama pemasangan dinding batu bata / beton bertulang belum finish, Kontraktor
wajib memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan-kerusakan dan pengotoran
bahan lain. Setiap kerusakan yang terjadi menjadi tanggung jawab Kontraktor dan
wajib diperbaiki.

RKS PERENCANAAN KANTIN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA TAHUN 2020 24


b

PASAL 5
PEKERJAAN PENGECATAN

5.1 Lingkup Pekerjaan


1). Persiapan permukaan yang akan diberi cat.
2). Pengecatan permukaan dengan bahan-bahan yang telah ditentukan.
3). Pengecatan semua permukaan dan area yang ada gambar tidak disebutkan secara
khusus, dengan warna dan bahan yang sesuai dengan petunjuk Konsultan
perencana/ Konsultan pengawas
Standar :
- SNI 03-2410-1994, tata cara pengecatan dinding , tembok dengan cat
emulsi.
- SNI 03-2408-1921, tata cara pengecatan logam.

5.2 Standar Pengerjaan (Mock Up)


1). Sebelum pengecatan dimulai, Kontraktor harus melakukan pengecatan pada satu
bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang-bidang tersebut akan
dijadikan contoh pilihan warna, texture, material dan cara pengerjaan. Bidang-bidang
yang akan dipakai sebagai mock up ini akan ditentukan oleh Konsultan pengawas
2). Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Konsultan pengawas dan
Konsultan perencana, bidang-bidang ini akan dipakai sebagai standar minimal
keseluruhan pekerjaan pengecatan.

5.3 Contoh Dan Bahan Untuk Perawatan


1) Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat pada
bidang-bidang transparan ukuran 30 x 30 cm2. Dan pada bidang-bidang tersebut
harus dicantuPengawasan dengan jelas warna, formula cat, jumlah lapisan dan jenis
lapisan (dari cat dasar s/d lapisan akhir).
2) Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan kepada Konsultan pengawas dan
Konsultan perencana. Jika contoh-contoh tersebut telah disetujui secara tertulis oleh
Konsultan pengawas dan Konsultan perencana, barulah Kontraktor melanjutkan
dengan pembuatan mock up seperti tercantum pada 11.2) di atas.

RKS PERENCANAAN KANTIN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA TAHUN 2020 25


b

3) Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Lapangan, untuk kemudian diteruskan


kepada Pemberi Tugas, minimal 5 galon tiap warna dan jenis cat yang dipakai. Kaleng-
kaleng cat tersebut harus tertutup rapat dan mencantuPengawasan dengan jelas
identitas cat yang ada di dalamnya. Cat ini akan dipakai sebagai cadangan untuk
perawatan, oleh Pemberi Tugas.
4) Pekerjaan Cat Dinding
(a). Yang termasuk pekerjaan cat dinding adalah pengecatan seluruh plesteran
bangunan dan/atau bagian-bagian lain yang ditentukan gambar.

(b). Untuk dinding-dinding luar bangunan digunakan cat khusus luar, jenis
weathershield, weather coat
(c). Untuk dinding-dinding dalam bangunan digunakan cat jenis Acrylic Emulsion
dengan lapisan dasar Color Binder, Warna ditentukan Konsultan perencana
melalui Konsultan pengawas
(d). Kondisi tembok yang siap dicat
Kondisi tembok yang siap dicat adalah tembok dalam yang keadaan kering ,tidak
retak,tidak berjamur dan tidak lembab.Kondisi tembok yang lembab dapat
menimbulkan berbagai masalah pada hasil akhir pengecatan.Untuk hasil
maksimal pada aplikasi pengecatan, pastikan kondisi tembok dalam keadaan
baik ,yaitu :
 Kelembaban (Moisture Content/MC) pada tembok <16%
 Tingkat pH atau alkalitas pada tembok <9
 Tembok tidak dalam kondisi retak
 Tembok dalam kondisi kering
(e). Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisau plamur dari plat baja tipis dan
lapisan plamur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang yang rata.
(f). Sesudah 7 hari plamur terpasang dan percobaan warna kemudian dibersihkan
dengan bulu ayam sampai bersih betul. Selanjutnya dinding dicat dengan
menggunakan roller.
(g). Lapisan pengecatan dinding dalam terdiri dari 1 (satu) lapis alkali resistence
sealer yang dilanjutkan dengan 3 (tiga) lapis Acrylic Emulsion dengan
kekentalan cat sebagai berikut :
- Lapis I encer (tambahkan 20 % air).

RKS PERENCANAAN KANTIN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA TAHUN 2020 26


b

- Lapis II kental.
- Lapis III encer.
(h). Untuk warna-warna dan jenis, Kontraktor diharuskan menggunakan kaleng-
kaleng dengan percampuran (batch number) yang sama.
(i). Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang utuh,
rata, licin, tidak ada bagian yang belang dan bidang dinding dijaga
kebersihannya.
5) Pekerjaan Cat Besi
a. Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan seluruh bagian-bagian besi lain
ditentukan dalam gambar.
b. Cat besi yang dipakai jenis Synthetic enamel
c. Pekerjaan cat dilakukan setelah bidang yang akan di cat, selesai diamplas halus
dan bebas debu, oli dan lain-lain.
d. Sebagai lapisan dasar anti karat dipakai sebagai cat dasar 1 kali. Sambungan las
dan ujung-ujung yang tajam diberi “touch up” dengan dua lapis setelah itu
lapisan tebal 40 micron diulaskan.
e. Setelah kering sesudah 8 jam, dan diamplas kembali maka disemprot 1 lapis.
Setelah 16 jam mengering baru lapisan akhir semprot 3 lapis.
f. Pengecatan dilakukan dengan menggunakan semprot dengan compresor 3 lapis.
g. Setelah pengecatan selesai, bidang cat harus licin, utuh, mengkilap, tidak ada
gelembung-gelembung dan dijaga kebersihannya.
6) Cat Marka
a. Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan seluruh bagian-bagian marka
dan lapangan olah raga yang ditentukan dalam gambar.
b. Cat marka yang dipakai jenis Synthetic enamel

5.4 produk
Menggunakan cat dan coating yang mengandung kadar volatile organic compounds (VOCs)
rendah, yang ditandai dengan label/sertifikasi atau dari MSDS.
1) Cat Eksterior : weathershield, weather coat
 Akzonobel Dulux
 Propan
 Nippon paint

RKS PERENCANAAN KANTIN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA TAHUN 2020 27


b

2) Cat Interior : Acrylic :


 Akzonobel Dulux
 Propan
 Nippon paint
3) Cat Besi : Synthetic enamel, Oil paint
 Dana paint
 Nippon paint
 Propan

PASAL 6
KONSTRUKSI BAJA

6.1. UMUM
LINGKUP PEKERJAAN
Penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, pengangkutan dan pelayanan yang diperlukan
untuk melaksanakan dan membuat konstruksi baja.
Spesifikasi ini meliputi syarat-syarat perencanaan, fabrikasi dan pemasangan tentang
konstruksi baja untuk atap, penyokong (support), dan sebagainya, sesuai dengan yang
ditunjukkan pada gambar kerja.

STANDAR
Bahan Struktur atau Konstruksi.
o Kecuali kalau diatur secara tersendiri, bentuk profil, pelat dan kisi-kisi untuk tujuan
semua konstruksi dibaut atau dilas harus baja karbon yang memenuhi persyaratan
A.S.T.M. A36 atau yang setara dan harus mendapat persetujuan PENGAWAS.
o Kecuali kalau diatur secara tersendiri pipa-pipa untuk konstruksi dengan las harus dari
baja karbon yang memenuhi A.S.T.M. A56 type E atau S.
o Kecuali kalau diatur secara tersendiri bahan-bahan harus memenuhi spesifikasi
“American Institute of Steel Construction (AISC)” dan PPBBI Mei 1984.

Pengikat-pengikat : baut-baut, mur-mur atau sekrup-sekrup dan ring-ring harus sebagai


berikut :
 Untuk sambuangan bukan baja ke baja.

RKS PERENCANAAN KANTIN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA TAHUN 2020 28


b

Pengikat-pengikat harus dari baja karbon yang memenuhi persyaratan ASTM A370 dan
harus digalvanis.
 Untuk sambuangan baja ke baja.
Pengikat-pengikat harus dari baja karbon yang memenuhi persyaratan ASTM A325 dan
atau ASTM A490 dan harus terlapis cadmium.
 Untuk sambungan logam yang berlainan (tidak sama).
Pengikat-pengikat harus baja tahan korosi memenuhi persyaratan ASTM A276 type 321
atau type lainnya dari baja tahan korosi.
 Ring-ring bulat untuk baut biasa harus memenuhi A.N.S.I. B27, type A.
Bahan-bahan las : bahan-bahan las harus memenuhi persyaratan dari “American
Welding Society” (AWS D1.0-69 : Code for Welding in Building Construction).
 Baut angkur dan sekrup-sekrup atau mur-mur harus memenuhi persyaratan ASTM A36
atau A325.
 Lapisan seng : baja berlapis seng harus memenuhi ASTM A123. Lapisan seng untuk
produksi uliran sekrup harus memenuhi ASTM A153.
 Baut dan mur yang idak terlapis (unfinished) harus memenuhi ASTM A307 dan harus
biasanya type segi enam (hexagon-bolt type).
Semua bahan baja yang dipergunakan harus merupakan bahan baru, yaitu bahan yang
belum pernah dipergunakan untuk konstruksi lain sebelumnya dan harus disertai sertifikat
dari pabrik.
Peraturan-peraturan dan standar dibawah ini atau publikasi yang dapat dipakai harus
dipertimbangkan serta merupakan bagian dari spesifikasi ini. Dalam hal ini ada
pertentangan, spesifikasi ini menentukan.

MATERIAL DAN FABRIKASI


Semua material baja harus baru dan disetujui pengawas walaupun kontraktor telah
menggunakan bahan yang telah disetujui, pasal berikut ini tetap mengikat kontraktor untuk
tetap bertanggung jawab.
Semua material untuk konstruksi baja harus menggunakan baja yang baru dan merupakan
"Hot Rolled Structural Steel" dan memenuhi mutu baja BJ 37 (PPBBI-83) atau ASTM A36
atau SS41 (JIS.U 3101 - 1970).

RKS PERENCANAAN KANTIN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA TAHUN 2020 29


b

Seluruh pekerjaan fabrikasi harus dilakukan di workshop, kecuali hal-hal yang tidak dapat
dilakukan di workshop dan dapat dikerjakan di lapangan setelah mendapat persetujuan
Pengawas.
Semua bagian baja sebelum dan setelah difabrikasi harus lurus dan tidak ada tekukan dan
ukuran disesuaikan dengan gambar. Sebelum semua pekerjaan fabrikasi dimulai pelat-pelat
baja harus rata dan tidak boleh tertekuk dan bengkok.
Semua pekerjaan baja harus disimpan rapi dan ditaruh diatas alas papan. Seluruh pekerjaan
baja setelah selesai difabrikasi harus dibersihkan dari karat dengan sikat baja dan dicat
zincromate 2 (dua) kali.
Kekurangtepatan pemasangan karena kesalahan fabrikasi harus dibetulkan, diperbaiki atau
diganti dengan yang baru atas biaya Kontraktor.
Pengawas dan Konsultan berhak meninjau bengkel dan memeriksa pekerjaan fabrikasi
Kontraktor yaitu baja dengan tegangan leleh minimum (y = 2400 kg/cm2).
Semua baja yang digunakan harus sesuai bentuk, ukuran dan ketebalannya serta bebas dari
karat, cacat karena tumbukan, tekuk dan puntir, dengan berat sesuai gambar rencana.
Semua fabrikasi yang dilakukan Pemborong harus mengajukan gambar kerja (Shop Drawing)
sesuai dengan gambar rencana untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas, dan Pemborong
tidak diperkenankan memulai pekerjaan sebelum gambar kerja tersebut disetujui.
Gambar kerja harus menunjukkan detail pelaksanaan secara jelas, untuk hal-hal berikut :
 Dimensi layout dalam metrik.
 Type dan lokasi sambungan.
 Dimensi bagian-bagian konstruksi bentuk, detail dan berat setiap unit konstruksi.
Permukaan yang akan disambung harus rata satu sama lain, digurinda dahulu sebelum
dilakukan penyambungan dan tidak boleh bergeser selama pengelasan dilakukan. Sisa-sisa
atau material las yang berlebih atau kerak-kerak las harus dibersihkan.

CONTOH BAHAN
Belum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh-contoh material, baja
profil, kawat las, cat dasar atau akhir dan lain-lain untuk mendapat persetujuan PENGAWAS.

RKS PERENCANAAN KANTIN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA TAHUN 2020 30


b

Contoh-contoh yang telah disetujui oleh PENGAWAS akan dipakai sebagai standar atau
pedoman untuk pemeriksaan atau penerimaan material yang dikirim oleh Kontraktor ke site.
Kontraktor diwajibkan membuat tempat penyimpanan contoh-contoh material yang telah
disetujui di bengkel PENGAWAS.

PENYIMPANAN DAN PENGIRIMAN BAHAN


Semua material harus disimpan rapi dan diletakkan diatas papan atau balok-balok kayu
untuk menghindari kontak langsung dengan permukaan tanah, sehingga tidak merusak
material.
Dalam penumpukan material harus dijaga agar tidak rusak, bengkok.
Kontraktor harus memberitahukan terlebih dahulu setiap akan ada pengiriman dari pabrik
ke lapangan, guna pengecekan pengawas.
Kontraktor harus memberitahukan pengawas sebelum pengiriman konstruksi baja dan
menjamin bahwa setelah di lapangan konstruksi baja tersebut tetap tidak rusak dan kotor.
Bilamana ternyata yang dikirim rusak dan bengkok, Kontraktor harus mengganti dengan
yang baru.

Sebelum erection dimulai, Kontraktor harus memeriksa kembali kedudukan angker-angker


baja dan memberitahukan kepada Pengawas metode dan urutan pelaksanaan erection.
Ketinggian dasar kolom yang telah ditentukan dan ketinggian daerah lainnya diukur dengan
theodolite oleh Kontraktor dan disetujui Pengawas.
Perhatian khusus dalam pemasangan angker-angker untuk kolom dimana jarak-
jarak/kedudukan angker-angker harus tetap dam akurat untuk mencegah ketidak cocokan
dalam erection, untuk ini harus dijaga agar selama pengecoran angker-angker tersebut tidak
bergeser.
Dasar kolom dan bidang bawah pelat pemegang angker harus dalam satu bidang yang rata
betul.
Erection komponen-komponen baja harus menggunakan alat mekanik (crane).
Tali pengikat dan penarik yang dipakai pada waktu erection harus dari kabel baja.
Toleransi dari kelurusan batang maupun komponen batang tidak boleh lebih dari 1/1000
panjang batang/komponen batang.

RKS PERENCANAAN KANTIN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA TAHUN 2020 31


b

Penyimpangan pertemuan sumbu perletakan dengan sumbu kolom tempat perletakan


maksimum 0.5 cm dari kedudukan pada gambar kerja ke arah horizontal dan 1 cm ke arah
vertikal.
Semua pelat-pelat atau elemen yang rusak setelah fabrikasi, tidak akan diperbolehkan
dipakai untuk erection.
Untuk pekerjaan erection di lapangan, Kontraktor harus menyediakan tenaga ahli. Tenaga
ahli tersebut harus senantiasa mengawasi dan bertanggung jawab atas
pekerjaan erection.
Tenaga ahli untuk mengawasi pekerjaan erection tersebut harus mendapat persetujuan
pengawas dan berpengalaman dalam erection konstruksi baja bertingkat guna mencegah
hal-hal yang tidak menguntungkan bagi struktur.
Kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan pekerja-pekerjanya di lapangan, sesuai
ketentuan yang dikeluarkan oleh dinas keselamatan kerja dari Departemen Tenaga Kerja.
Untuk ini Kontraktor harus menyediakan ikat pinggang pengaman, safety helmet, sarung
tangan dan pemadam kebakaran.
Kegagalan dalam erection ini menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya, oleh sebab
itu Kontraktor diminta untuk memberi perhatian khusus pada masalah erection ini.
Dalam pengiriman semua bahan yang didatangkan ketempat pekerjaan dalam keadaan
utuh dan tidak bercacat. Beberapa bahan tertentu harus masih didalam kotak atau kemasan
aslinya yang masih bersegel dan berlabel pabriknya.

TANDA-TANDA PADA KONSTRUKSI BAJA


Semua konstruksi baja yang telah selesai difabrikasi harus dibedakan dan diberi kode
dengan jelas sesuai bagian masing-masing agar dapat dipasang dengan mudah.

PEMOTONGAN BESI
Semua bekas pemotongan besi harus rapi dan rata. Pemotongannya hanya boleh
dilaksanakan dengan brander atau gergaji besi. Pemotongan dengan mesin las sekali kali
tidak diperkenankan.

PERENCANAAN DAN PENGAWASAN


Gambar Kerja dan Metode Pelaksanaan.

RKS PERENCANAAN KANTIN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA TAHUN 2020 32


b

Sebelum pekerjaan di pabrik dimulai, Kontraktor harus menyiapkan gambar-gambar kerja


yang menunjukkan detail-detail lengkap dari semua komponen, panjang serta ukuran las,
jumlah, ukuran serta tempat baut-baut serta detail-detail lain yang lazimnya diperlukan
untuk fabrikasi.
 Sebelum fabrikasi dimulai, kontraktor harus membuat gambar-gambar kerja yang
diperlukan dan mengirim 3 (tiga) copy gambar kerja untuk disetujui pengawas.
Bilamana disetujui 1 (satu) set gambar akan dikembalikan kepada Kontraktor untuk
dapat dimulai pekerjaan fabrikasinya.

 Walaupun semua gambar kerja telah disetujui oleh pengawas, tidaklah berarti mengurangi
tanggung jawab Kontraktor bilamana terdapat kesalahan atau perubahan dalam
gambar. Dan tanggung jawab atas ketepatan ukuran-ukuran selama erection tetap ada
pada Kontraktor.
 Pengukuran dengan skala dalam gambar tidak diperkenankan.
 Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor harus memberikan metode pelaksanaan.
Ukuran-ukuran.
Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran yang
tercantum pada gambar kerja.
Kelurusan.
Toleransi dari keseluruhan tidak lebih dari L/1000 untuk semua komponen.

PEMERIKSAAN DAN LAIN-LAIN


Sebelum pekerjaan di pabrik harus merupakan pekerjaan yang berkualitas tinggi, seluruh
pekerjaan harus dilakukan dengan ketepatan sedemikian rupa sehingga semua komponen
dapat dipasang dengan tepat di lapangan. PENGAWAS mempunyai hak untuk memeriksa
pekerjaan di pabrik pada saat yang dikehendaki, dan tidak ada pekerjaan boleh dikirim ke
lapangan sebelum diperiksa dan disetujui PENGAWAS. Setiap pekerjaan yang kurang baik
atau tidak sesuai dengan gambar atau spesifikasi ini akan ditolak dan bila terjadi demikian,
harus diperbaiki dengan segera.

6.2 PELAKSANAAN
PENGELASAN

RKS PERENCANAAN KANTIN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA TAHUN 2020 33


b

Pengelasan harus dilaksanakan sesuai AWS atau AISC specification, baru dapat dilaksanakan
dengan seijin pengawas dan menggunakan mesin las listrik.
Kawat las yang dipakai adalah harus merk "Kobesteel" atau yang setaraf.
Pengelasan harus dikerjakan oleh tenaga ahli dan berpengalaman.

Semua pekerjaan pengelasan harus rapi tanpa menimbulkan kerusakan-kerusakan pada


beban bajanya.
Elektrode las yang dipergunakan harus disimpan pada tempat yang dapat tetap menjamin
komposisi dan sifat-sifat dari electrode selama masa penyimpanan.
Pengelasan harus menjamin pengaliran yang rata dari cairan electrode tersebut.
Teknik atau cara pengelasan yang dipergunakan harus memperlihatkan mutu dan kualtias
dari las yang dikerjakan.
Permukaan dari daerah yang akan dilas harus bebas dari kotoran yang memberi pengaruh
besar pada kawat las. Permukaan yang akan dilas juga harus bersih dari aspal, cat, minyak,
karat dan bekas-bekas potongan api yang kasar, bekas potongan api harus digurinda dengan
rata. Kerak bekas pengelasan harus dibersihkan dan disikat.
Pengelasan tidak boleh dilakukan jika temperatur dari base metal lebih rendah 0F. Pada
temperatur 0F, permukaan las dari titik dimulainya las sampai sejauh 7.5 m juga dijaga
temperaturnya sampai dengan waktu pengelasan.
Pemberhentian las harus pada tempat yang ditentukan dan harus dijamin tidak akan
berputar atau berbengkok.
Pada pekerjaan las dimana terjadi banyak lapisan las (pengelasan lebih dari satu kali), maka
sebelum dilakukan pengelasan berikutnya lapis terdahulu harus dibersihkan dari kerak-
kerak las atau slag dan percikan-percikan logam yang ada. Lapisan las yang berpori-pori
atau retak atau rusak harus dibuang sama sekali.

SAMBUNGAN
Sambungan-sambungan yang dibuat harus mampu memikul gaya-gaya yang bekerja, selain
berguna untuk tempat pengikatan dan untuk menahan lenturan batang.

Hanya diperkenankan 1 (satu) sambungan dalam 1 (satu) bentang. Yang dimaksud dengan
1 bentang adalah panjang komponen batang baja dimana hanya ujung-ujungnya terdapat
sambungan dengan menggunakan bolt.

RKS PERENCANAAN KANTIN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA TAHUN 2020 34


b

Semua penyambungan profil baja harus dilaksanakan dengan las tumpul atau full
penetration butt weld.

LUBANG-LUBANG BAUT
Lubang-lubang baut harus benar-benar tepat dan sesuai dengan diameternya. Kontraktor
tidak boleh merubah atau membuat lubang baru di lapangan tanpa seijin pengawas.
Pembuatan lubang baut harus memakai bor. Untuk konstruksi yang tipis (maksimum 10
mm), boleh memakai mesin pons. Membuat lubang baut dengan api sama sekali tidak
diperkenankan.
Baut penyambung harus berkwalitas baik dan baru.
Diameter baut, panjang ulir harus sesuai dengan yang diperlukan. Mutu baut yang
digunakan sesuai dengan yang tercantum dalam gambar perencanaan.
Lubang baut dibuat maksimum 2 mm lebih besar dari diameter baut.
Pemasangan dan pengencangan baut harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga tidak
menimbulkan momen torsi yang berlebihan pada baut yang akan mengurangi kekuatan
baut itu sendiri. Untuk itu diharuskan menggunakan pengencang baut yang khusus dengan
momentorsi yang sesuai dengan buku petunjuk untuk mengencangkan masing-masing
baut.
Panjang baut harus sedemikian rupa, sehingga setelah dikencangkan masih terdapat paling
sedikit 4 ulir yang menonjol pada permukaan, tanpa menimbulkan kerusakan pada ulir baut
tersebut.
Baut harus dilengkapi dengan 2 ring, masing-masing 1 buah pada kedua sisinya.
Untuk menjamin pengencangan baut yang dikehendaki, maka baut-baut yang sudah
dikencangkan harus diberi tanda dengan cat, guna menghindari adanya baut yang tidak
dapat dikencangkan.

PEMASANGAN PERCOBAAN ATAU TRIAL ERECTION


Bila dipandang perlu oleh PENGAWAS, Kontraktor wajib melaksanakan pemasangan
percobaan dari sebagian atau seluruh pekerjaan konstruksi. Komponen yang tidak cocok
atau yang tidak sesuai dengan gambar dan spesifikasi dapat ditolak oleh PENGAWAS dan
pemasangan percobaan tidak boleh dibongkar tanpa persetujuan PENGAWAS.

PENGECATAN

RKS PERENCANAAN KANTIN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA TAHUN 2020 35


b

Semua bahan konstruksi baja harus di cat. Permukaan profil harus dibersihkan dari semua
debu, kotoran, minyak, gemuk dan sebagainya dengan cara mencuci dengan white spirit
atau solvent lain yang cocok. Karat dan kerak harus dihilangkan dengan cara menggosok
dengan wire brush mekanik.
Paling lambat 2 jam setelah pembersihan ini, pengecatan dasar pertama sudah harus
dilakukan. Baja yang akan ditanam didalam beton tidak boleh dicat.
Sebelum mulai pengecatan, Kontraktor harus memberitahukan kepada pengawas
untuk mendapatkan persetujuannya untuk aplikasi dari semua bahan cat.
Cat dasar pertama adalah cat zinchromat primer 2 (dua) kali di Workshop dengan
menggunakan kuas (brush). Cat dasar ini setebal 2 (dua) kali 50 mikron.
Cat finish dilakukan 2 (dua) kali di lapangan setebal 30 mikron, setelah semua konstruksi
selesai terpasang dengan menggunakan kuas (brush).
Cat dasar yang rusak pada waktu perakitan harus segera dicat ulang sesuai dengan
persyaratan cat yang digunakan.

GROUTING
Untuk grouting disekitar angker dan dibagian bawah dari base plate dipakai Conbex
100 atau yang setara setebal 2.5 cm. Pekerjaan ini harus menggunakan injection pump.

PEMASANGAN AKHIR ATAU FINAL ERECTION


Alat-alat untuk pemasangan harus sesuai untuk pekerjaannya dan harus dalam keadaan
baik. Bila dijumpai bagian-bagian konstruksi yang tidak dapat dipasang atau ditempatkan
sebagaimana mestinya sebagai akibat dari kesalahan fabrikasi atau perubahan bentuk yang
disebabkan penanganan, maka keadaaan itu harus segera dilaporkan kepada pengawas
disertai dengan usulan cara perbaikannya. Cara perbaikan tersebut harus mendapat
persetujuan dari pengawas sebelum dimulainya pekerjaan tersebut. Perbaikan harus
dilakukan dihadapan pengawas. Biaya tambahan yang timbul akibat pekerjaan perbaikan
tersebut adalah menjadi tanggungan Kontraktor. Meluruskan pelat dan siku atas bentuk
lainnya dilaksanakan dengan cara yang disetujui. Pekerjaan baja harus kering sebagaimana
mestinya, kantong air pada konstruksi yang tidak terlindungi dari cuaca harus diisi dengan
bahan “Waterproofing” yang disetujui. Sabuk pengaman dan tali-tali harus digunakan oleh
para pekerja pada saat bekerja ditempat yang tinggi, disamping pengaman yang berupa
“platform” atau jaringan (“net”).

RKS PERENCANAAN KANTIN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA TAHUN 2020 36


b

Setiap komponen diberi kode atau marking sesuai dengan gambar pemasangan sedemikian
rupa sehingga memudahkan pemasangan.
Bagian profil baja harus diangkat dengan baik dan ikatan-ikatan sementara harus digunakan
untuk mencegah tegangan-tegangan yang melewati tegangan izin. Ikatan-ikatan itu
dibiarkan sampai konstruksi selesai. Sambungan-sambungan sementara dari baut harus
diberikan kepada bagian konstruksi untuk menahan beban mati, angin dan tegangan-
tegangan selama pembangunan.
Baut-baut, baut angker, baut hitam, baut kekuatan tinggi dan lain-lain harus dipasang
sebagaimana mestinya sesuai dengan gambar detail. Baut kekuatan tinggi harus
dikencangkan dengan kunci momen (torque wrench).
Pelat dasar kolam untuk kolom penunjang dan pelat perletakan untuk balok, balok
penunjang dan yang sejenis harus dipasang dengan luas perletakan penuh setelah bagian
pendukung ditempatkan secara baik dan tegak. Daerah dibawah pelat harus diberi adukan
lembab atau kering yang tidak susut dan disetujui Konsultan atau pengawas.
Toleransi terhadapt penyimpangan kolom dari sumbu vertical tidak boleh lebih dari 1/1500
dari tinggi vertical kolom.

PENGUJIAN MUTU PEKERJAAN


Sebelum dilaksanakan fabrikasi atau pemasangan, Kontraktor diwajibkan memberikan pada
pengawas “Certificate Test” bahan baja profil, baut-baut, kawat las, cat dari produsen atau
pabrik.
Khusus untuk bagian-bagiankonstruksi dengan ketebalan bagian yang dilas tidak lebih dari
2 cm, pemeriksaan mutu pengelasan dilakukan secara visual, bila ditemukan hal-hal yang
meragukan, maka bagian tersebut harus diuji dengan standar AWS.D.1.0.
Seluruh biaya yang berhubungan dengan pengujian bahan atau las dan sebagainya, menjadi
tanggung jawab Kontraktor.

SYARAT-SYARAT PENGAMAN PEKERJAAN


Bahan-bahan baja profil dihindarkan atau dilindungi dari hujan dan lain-lain.
Baja yang sudah terpasang dilindungi dari kemungkinan cacat atau rusak yang diakibatkan
oleh pekerjaan-pekerjaan lain.

RKS PERENCANAAN KANTIN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA TAHUN 2020 37


b

Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak


mengurangi mutu pekerjaan. Seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor.

PASAL 7
PEKERJAAN BETON

7.1. SEMEN
Semua semen yang digunakan adalah semen portland lokal setara yang sesuai dengan
syarat-syarat :

 Peraturan Semen Portland Indonesia ( NI.8 – 1972 ).

 Peraturan Beton Indonesia ( NI.2 – 1971 ).

 Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung (SNI 2847:2013)

 Mempunyai sertifikat Uji (test sertificate).

 Mendapat Persetujuan Perencana / Pengawas.


Semua semen yang akan dipakai harus dari satu jenis dan merk yang sama (tidak
diperkenankan menggunakan bermacam-macam jenis/merk semen untuk suatu
konstruksi/struktur yang sama), seperti yang digunakan dalam menentukan rencana
campuran beton dan telah diuji pada saat pembuatan campuran beton percobaan (trial mix
design), dalam keadaan baru dan asli, dikirim dalam kantong-kantong semen yang masih
diegel dan tidak pecah.
Dalam pengangkutan semen harus terlindungi dari hujan. Harus diterimakan dalam sak
(kantong) asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat, dan harus disimpan digudang
yang cukup ventilasinya dan diletakan tidak kena air, diletakan pada tempat yang
ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai. Sak-sak semen tersebut tidak boleh ditumpuk
sampai tingginya melampaui 2 m atau maksimal 10 sak, setiap pengiriman baru harus
ditandai dan dipisahkan dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan
pengirimannya.
Untuk semen yang diragukan mutunya dan kerusakan-kerusakan akibat salah penyimpanan
dianggap rusak, membatu, dapat ditolak penggunaannya tanpa melalui test lagi. Bahan yang
telah ditolak harus segera dikeluarkan dari lapangan paling lambat dalam waktu 2 x 24 jam.

7.2. AGREGAT

RKS PERENCANAAN KANTIN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA TAHUN 2020 38


b

. Semua pemakaian koral (kerikil), batu pecah (agregat kasar) dan pasir beton, harus
memenuhi syarat-syarat :

 Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan (NI.3 - 1956)

 Peraturan Beton Indonesia (NI.2 - 1971).

 Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung (SNI 2847:2013).

 Tidak mudah hancur (tetap keras), tidak porous.


Agregat kasar dapat berupa kerikil hasil desintegrasi alami dari batuan alam atau berupa
batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu dengan besar butir lebih dari 5 mm.
Agregat kasar harus keras, bersih, dan tidak berpori. Jumlah butir-butir pipih tidak lebih dari
20%. Tidak mengandung lumpur lebih dari 1% terhadap berat kering dan bahan lain yang
merusak beton seperti zat-zat reaktif alkali.
Agregat kasar yang mempunyai ukuran lebih besar dari 30 mm, untuk penggunaannya harus
mendapat persetujuan Pengawas.
. Agregat halus dapat berupa pasir alam sebagai hasil desintegrasi alami dari batuan alam,
atau berupa pasir buatan yang dihasilkan oleh alat pemecah batu. Pasir harus terdiri dari
butir-butir yang tajam dank eras, tahan lama, bersih, dan tidak mengandung lumpur lebih
dari 5% terhadap berat kering, atau bahan organis yang merusak beton.
Pasir laut tidak dapat digunakan.
Gradasi dari agregat-agregat tersebut secara keseluruhan harus dapat menghasilkan mutu
beton yang baik, padat dan mempunyai daya kerja yang baik dengan semen dan air, dalam
proporsi campuran yang dipakai. Atau memenuhi syaarat-syarat yang tercantum dalam Bab
V PBI-NI-2-1971.

AGREGAT KASAR AGREGAT HALUS


%-lewat ayakan %-lewat ayakan
Ayakan (berat kering) Ayakan (berat kering)
30,0 mm 100 10,00 mm 100
25,0 mm 90 – 100 5,00 mm 90 – 100

RKS PERENCANAAN KANTIN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA TAHUN 2020 39


b

15,0 mm 25 – 60 2,50 mm 80 – 100


5,0 mm 0 – 10 1,20 mm 50 – 90
2,5 mm 0 – 5 0,60 mm 25 – 60
0,30 mm 10 – 30
0,15 mm 2 – 10
Pengawas dapat meminta kepada Kontraktor untuk mengadakan test kwalitas dari agregat-
agregat tersebut dari tempat penimbunan yang ditunjuk oleh pengawas, setiap saat dalam
laboratorium yang diakui atas biaya Kontraktor. Dalam hal adanya perubahan sumber dari
mana agregat tersebut disuplai, maka Kontraktor diwajibkan memberitahukan Pengawas.
Agregat harus disimpan ditempat yang bersih, yang keras permukaannya dan dicegah
supaya tidak terjadi pencampuran satu sama lain dan terkotori.

7.3. AIR
Air yang akan dipergunakan untuk semua pekerjaan-pekerjaan dilapangan adalah air bersih,
tidak berwarna, tidak mengandung bahan-bahan kimia (asam alkali) tidak mengandung
organisme yang dapat memberikan efek merusak beton, minyak atau lemak. Memenuhi
syarat-syarat Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung (SNI 2847:2013) dan uji
oleh Laboratorium yang diakui sah oleh yang berwajib dengan biaya ditanggung pihak
Kontraktor. Air yang mengandung garam (air laut) tidak diperkenankan untuk dipakai.

7.4. ADMIXTURE.
Untuk memperbaiki mutu beton, sifat-sifat pengerjaan, waktu pengikatan dan pengerasan
maupun maksud-maksud lain dapat dipakai bahan admixture.
Jenis dan jumlah bahan admixture yang dipakai harus ditest dan disetujui terlebih dahulu
oleh pengawas. Admixture yang telah disimpan lebih lebih dari 6 bulan dan telah rusak, tidak
boleh dipergunakan.

7.5. MUTU BETON READYMIX.


Adukan beton readymix harus memenuhi syarat-syarat PBI - 1971 dan SNI 2847:2013.
Kecuali ditentukan lain pada gambar kerja, kekuatan dan penggunaan beton dalah sebagai
berikut :

 Beton struktural fc’ = 30 MPa untuk konstruksi sub struktur

 Beton struktural fc’ = 25 MPa untuk konstruksi struktur atas

RKS PERENCANAAN KANTIN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA TAHUN 2020 40


b

 Beton non struktural K175, meliputi beton lantai kerja


. Adukan beton readymix terdiri dari bahan semen PC (tanpa fly ash), bahan pembantu
(admixture), dan waterproofing integral (untuk pelat lantai dasar, struktur Pitlift,
STP/GWT), agregat halus, agregat kasar dan air.
Kualitas bahan tersebut harus memenuhi syarat yang ditentukan.
Perbandingan campuran yang tepat untuk jenis pekerjaan beton yang berlainan harus
direncanakan oleh Kontraktor dengan membuat adukan percobaan (trial mix design),
dimana harus ditunjukkan water-cement ratio, water content, gradasi agregat, slump dan
kekuatan, dan design mix tersebut harus dimintakan persetujuan ke Konsultan MK sebelum
dapat dipakai dalam pembuatan trial mix. Secara umum, adukan beton harus direncanakan
untuk menghasilkan beton yang sedemikian rupa sehingga diperoleh kepadatan maksimum
, penyusutan minimum, tidak ada kelebihan air pada permukaan ataupun menyebabkan
terjadinya pengendapan (segregation) dari agregat.
Pekerjaan pembuatan adukan percobaan (trial mix) tersebut diatas harus dilakukan untuk
menentukan beton yang harus dimulai.

7.6. TEST BETON


Pengawas berhak meminta setiap saat kepada Kontraktor untuk membuat benda uji dari
adukan beton yang dibuat.

Selama pengecoran beton harus selalu dibuat benda-benda uji.


Untuk setiap pengiriman harian beton ready-mixed dari satu batch yang dipilih secara acak
harus diambil benda uji silinder :
Truk pertama : 1 x 4 benda uji
Truk ke 2 sampai 5 : 1 x 4 benda uji
Truk ke 6 sampai ke 10 : 2 x 4 benda uji
Untuk 10 truk berikutnya : 2 x 4 benda uji
Dari setiap set benda uji (4 silinder), satu benda uji digunakan untuk percobaan kekuatan
beton umur 7 hari dan 2 benda uji untuk umur 28 hari, sedangkan benda uji keempat harus
disimpan sebagai cadangan dan digunakan bilamana hasil uji tekan 28 hari tidak memenuhi
syarat. Laporan hasil percobaan tekan beton tersebut (satu asli dan satu copy) harus
diserahkan kepada Konsultan MK.

RKS PERENCANAAN KANTIN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA TAHUN 2020 41


b

Bilamana untuk keperluan penentuan pembongkaran bekisting atau keperluan lainnya


dibutuhkan hasil test beton umur 3 hari, atau 14 hari, maka harus dibuat benda uji
tambahan untuk keperluan tersebut diluar jumlah yang telah ditentukan di atas.
Cetakan kubus coba harus berbentuk silinder diameter 15 cm tinggi 30 cm, dan memenuhi
syarat-syarat dalam PBI 1971.
Pengambilan adukan beton, pencetakan benda uji dan curingnya harus dibawah
pengawasan. Produsernya harus memenuhi syarat-syarat dalam PBI 1971.
Ukuran identifikasi, kubus coba harus ditandai dengan suatu kode yang dapat menunjukan
tanggal pengecoran, pembuatan adukan struktur yang bersangkutan dan lain-lain yang
perlu dicatat.
Pengujian dilakukan sesuai dengan PBI 1971 Bab 4.7. termasuk juga pengujian-pengujian
slump dan pengujian-pengujian tekanan.
Semua kubus coba harus ditest pada laboratorium yang berwenang dan disetujui pengawas.
Laporan hasil percobaan harus diserahkan kepada pengawas segera sesudah percobaan,
paling lambat 7(tujuh) hari sesudah pengetesan, dengan mencantumkan besarnya kekuatan
karakteristik, deviasi standar, campuran adukan, berat kubus benda uji dan data-data lain
yang diperlukan.
Jika kekuatan beton berumur 7 hari kekuatannya kurang dari 70% kekuatan beton yang
berumur 28 hari, maka Pengawas dengan segera memerintahkan untuk mengecek
campuran yang dipakai, dan jika perlu membuat mix design atau komposisi campuran beton
yang baru.
Apabila dalam pelaksanaan terdapat mutu beton yang tidak memenuhi spesifikasi, maka
pengawas berhak meminta Kontraktor agar mengadakan percobaan non destruktif
( hammer test, loading test ) atau kalau memungkinkan mengadakan percobaan destruktif
(coring test).
Percobaan ini harus memenuhi syarat-syarat dalam PBI 1971. Apabila gagal, maka bagian
tersebut harus dibongkar dan dibangun kembali sesuai dengan petunjuk Pengawas. Semua
biaya untuk percobaan dan akibat-akibat gagalnya pekerjaan tersebut menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
Semua biaya untuk pembuatan dan percobaan kubus coba menjadi tanggung jawab
Kontraktor.

7.7. KEKENTALAN BETON

RKS PERENCANAAN KANTIN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA TAHUN 2020 42


b

Banyaknya air yang digunakan dalam adukan beton harus cukup dan tidak boleh melebihi
yang disyaratkan. Waktu mengadukan beton harus diambil tetap dan normal, sehingga
menghasilkan beton yang homogen tanpa adanya bahan-bahan yang terpisah satu sama
lainnya.
Kekentalan adukan beton harus ditetapkan menurut percobaan „ Standard Test Method for
Slump of Portland Cement“ ASTM C143 atau “Percobaan Slump Portland Cement Beton”
PBI-NI-2-1971
Slump yang dipakai akan ditetapkan oleh Konsultan Pengawas untuk masing-masing jenis
pekerjaan. Secara Umum batasan nilai slump maksimum adalah sebagai berikut :
Dengan Additif 16 + 2 cm
Tanpa additif 12 + 2 cm

7.8. PENGECORAN BETON


Pengecoran beton tidak boleh dilaksanakan, bilamana Konsultan Pengawas berpendapat
bahwa Kontraktor tidak memiliki fasilitas yang baik untuk melayani pengecoran, menjaga
proses pengerasan dan penyelesaian beton.
Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian-bagian utama dari
pekerjaan, Kontraktor harus memberitahukan pengawas 24 jam sebelumnya dan
mendapatkan persetujuannya. Jika tidak ada persetujuan, maka kontraktor dapat
diperintahkan untuk menyingkirkan/membongkar beton yang sudah dicor tanpa
persetujuan, atas biaya kontraktor sendiri.

Adukan beton harus secepatnya dibawa ke tempat pengecoran dengan menggunakan cara
(metode) yang se-praktis mungkin, sehingga tidak memungkinkan adanya pengendapan
agregat dan tercampurnya kotoran-kotoran atau bahan lain dari luar. Penggunaan alat-alat
pengangkutan mesin haruslah mendapat persetujuan pengawas, sebelum alat-alat tersebut
didatangkan ketempat pekerjaan. Semua alat-alat pengankutan yang digunakan pada setiap
waktu harus dibersihkan dari sisa-sisa adukan yang mengeras.
Dalam cuaca normal adukan beton harus sudah dituang/dicor tidak lebih dari 90 menit sejak
ditambahkannya air dalam campuran semen dan agregat, tetapi dalam cuaca yang sangat
panas (diatas 35° C) tidak boleh lebih dari 60 menit, kecuali digunakan retarder.Batas
temperatur beton ready-mix sebelum dicor disyaratkan tidak melampaui 38° C.

RKS PERENCANAAN KANTIN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA TAHUN 2020 43


b

Beton tidak boleh dicor tanpa ijin Konsultan MK atau bila keadaan cuaca hujan atau panas
yang dapat menggagalkan pengecoran dan pengerasan yang baik, kecuali jika telah
disiapkan fasilitas-fasilitas untuk hal tersebut seperti yang ditentukan oleh Pengawas.
Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum pemasangan besi beton selesai
diperiksa oleh dan mendapat persetujuan pengawas.
Sebelum pengecoran dimulai, maka tempat-tempat yang akan dicor terlebih dahulu harus
dibersihkan dari segala kotoran-kotoran (potongan kayu, batu, tanah dan lain-lain) dan
dibasahi dengan air semen.
Pengecoran dilakukan lapis demi lapis dengan tebal tiap lapis maksimum 30 cm dan tidak
dibenarkan menuangkan adukan dengan manjatuhkan dari suatu ketinggian tinggi jatuh
melampui 1,5 meter dibawah ujung corong, saluran atau kereta dorong untuk pengecoran,
yang akan menyebabkan pengendapan agregat.
Adukan beton harus dicor dengan merata selama proses pengecoran; setelah adukan dicor
pada tempatnya tidak boleh didorong atau dipindahkan lebih dari 2 (dua) meter dalam arah
mendatar.
Untuk menghindari keropos pada beton, maka pada waktu pengecoran digunakan internal
concrete vibrator. Pemakaian external concrete vibrator tidak dibenarkan tanpa
persetujuan Pengawas.
Pengecoran dilakukan secara terus menerus (kontinyu/tanpa berhenti). Adukan yang tidak
dicor (ditinggalkan) dalam waktu lebih dari 15 menit setelah keluar dar mesin adukan beton,
dan juga adukan yang tumpah selama pengangkutan, tidak diperkenankan untuk dipakai
lagi.
Kontraktor harus menaruh perhatian khusus untuk segera memberi pelindung pada beton
yang baru dicor terhadap terik matahari maupun hujan agar dapat dicegah pengeringan
yang terlalu cepat atau masuknya air hujan pada adukan beton yang baru dicor, yang mana
dapat mempengaruhi kekuatan beton tersebut.

7.9. PEMADATAN DAN PENGGETARAN


Untuk menghindari keropos pada beton, maka pada waktu pengecoran digunakan internal
concrete vibrator. Pemakaian external concrete vibrator tidak dibenarkan tanpa
persetujuan Konsultan MK.
Pada waktu adukan beton dicor kedalam bekisting atau lubang galian, tempat tersebut
harus telah betul-betul padat dan tetap; tidak ada penurunan lagi. Adukan beton tersebut

RKS PERENCANAAN KANTIN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA TAHUN 2020 44


b

harus memasuki semua sudut, melalui celah pembesian, tidak terjadi sarang koral dan
selama pengecoran kelebihan air pada permukaan beton harus sedikit saja.
Pekerjaan pengecoran harus dilaksanakan sebaik-baiknya dan dipadatkan dengan alat
penggetar / vibrator untuk meyakinkan bahwa tidak terjadi rongga-rongga kosong atau
kantong udara dan sarang koral /beton yang keropos. Perhatian khusus harus diberikan
untuk pengecoran beton dan pemadatan beton di sekeliling waterstop agar tidak terjadi
kantong udara dibawah waterstop dan di sekitar angkur beton prategang dimana pada
daerah tersebut terdapat besi tulangan sangat padat.
Lapisan beton berikutnya tidak boleh dicor, bila lapisan sebelumnya tidak dikerjakan secara
seksama.
Kontraktor harus menggunakan alat penggetar listrik berkecepatan tinggi yang bergetar
bagian dalamnya dari jenis "tenggelam" dengan amplitudo yang cukup, sehingga diperoleh
hasil yang baik dalam jangka waktu 15 (limabelas) menit setelah beton dengan konsistensi
yang ditentukan dicor dalam cetakan. Jarum alat penggetar harus dimasukkan kedalam
adukan vertikal, dan dalam keadaan khusus boleh miring sampai 45 derajat tetapi jarum alat
penggetar tidak diijinkan untuk digerakkan dalam arah horizontal karena hal ini dapat
menyebabkan pemisahan bahan-bahan.
Lapisan yang digetarkan tidak boleh lebih tebal dari panjang jarum penggetar dan pada
umumnya tidak boleh lebih tebal dari 30 ~ 50 cm. Untuk pengecoran bagian-bagian yang
sangat tebal harus dilakukan lapis demi lapis, sehingga tiap lapisnya dapat dipadatkan
dengan baik.
Ujung vibrator beton tidak boleh sampai mengenai bekisting maupun pembesian. Jarum
penggetar ditarik dari adukan beton apabila disekitar jarum mulai nampak pemisahan air
semen dan agregat, yang biasanya terjadi sekitar 30 detik. Penarikan jarum penggetar tidak
boleh terlalu cepat agar tidak rongga bekas jarum penggetar dapat terisi penuh.
Penggetaran ulang pada beton yang sudah mulai “set” (pengikatan awal) tidak diijinkan.
Dalam keadaan khusus dimana pemakaian vibrator tidak praktis, Pengawas dapat
menganjurkan dan menyetujui pengecoran tanpa vibrator.
Kontraktor harus menyediakan alat vibrator cadangan yang cukup dan harus diletakkan
sedekat mungkin dengan tempat pengecoran.

7.10. SAMBUNGAN PELAKSANAAN

RKS PERENCANAAN KANTIN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA TAHUN 2020 45


b

Sambungan pelaksanaan (construction joint) harus ditempatkan dan dibuat sedemikian


rupa hingga tidak mengurangi kekuatan konstruksi dan mampu meneruskan gaya geser dan
gaya-gaya lainnya. Sambungan pelaksanaan tipe sambungan kunci dengan kedalaman 40
mm harus digunakan dalam sambungan pelaksanaan pada pelat lantai, dinding dan balok.
Sambungan pelaksanaan pada pelat dan balok pada prinsipnya harus ditempatkan pada
sekitar tengah-tengah bentang dari balok dan pelat tersebut. Tetapi pada balok yang
ditengah-tengah bentangnya ada pertemuan atau persilangan dengan balok lainnya, maka
lokasi siar pelaksanaan ditempatkan sekitar 3 lebar balok persimpangan balok tersebut.
Apabila tempat sambungan pelaksanaan tidak ditunjukkan dalam gambar-gambar rencana,
maka sambungan pelaksanaan tersebut harus ditempatkan pada tengah-tengah bentang
atau tempat lainnya yang disetujui oleh Pengawas.
Permukaan beton pada sambungan pelaksanaan harus padat dan bersih dari kotoran-
kotoran atau beton yang rapuh dan bilamana dianggap perlu dapat dipasang kawat ayam.
Sebelum melaksanakan pengecoran beton, semua sambungan pelaksanaan harus dalam
kondisi bersih dan basah.

7.11. PERAWATAN BETON.


Secara umum harus memenuhi persyaratan dalam PBI 1971 Bab 6.6.

Perawatan beton dimulai segera setelah pengecoran beton selesai dilaksanakan dan harus
berlangsung terus menerus selama paling sedikit 2 minggu, jika tidak ditentukan lain.
Dalam jangka waktu tersebut cetakan beton harus tetap dalam keadaan basah. Apabila
cetakan beton dibuka sebelum selesai masa perawatan, maka selama sisa waktu tersebut
pelaksanaan perawatan beton tetap dilakukan dengan mambasahi permukaan beton terus
menerus, dengan menutupinya dengan karung basah, fog spraying, curing coumpond, atau
dengan cara lain yang disetujui pengawas.

7.12. PEMBONGKARAN CETAKAN


Pembongkaran dilakukan sesuai dengan PBI 1971, dimana bagian struktur yang dibongkar
cetakannya harus dapat memikul berat sendiri dan beban-beban pelaksanaannya.
Pekerjaan pembongkaran cetakan harus dilaporkan dan disetujui sebelumnya oleh
Pengawas.

RKS PERENCANAAN KANTIN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA TAHUN 2020 46


b

7.13. FINISHING PERMUKAAN BETON

Semua permukaan atau permukaan yang dicetak harus dikerjakan secara cermat sesuai
dengan bentuk, garis, kemiringan dan potongan sebagaimana tercantum dalam gambar
atau ditentukan oleh Pengawas.
Permukaan beton harus bebas dari segala jenis kerusakan, dalam bentuk apapun dan harus
merupakan suatu permukaan yang rapi, licin, merata dan keras. Permukaan bagian atas
pelat beton yang tidak di-finish harus dijadikan permukaan yang seragam dan dirapikan
dengan menggunakan alat trowel besi, kecuali bila ditentukan lain.
Perbaikan Cacat permukaan
Segera setelah cetakan dilepaskan, semua permukaan harus diperiksa secara teliti dan
bagian yang tidak rata harus segera diselesaikan dengan baik agar diperoleh suatu
permukaan yang licin, seragam dan merata.
Beton yang menunjukkan rongga-rongga, lobang, keropos atau cacat sejenis lainnya harus
diperbaiki atau dibongkar dan diganti. Perbaikan baru boleh dikerjakan setelah ada
pemeriksaan dan persetujuan dari Pengawas; pekerjaan perbaikan tersebut harus
mengikuti petunjuk Pengawas. Lubang bekas batang pengikat cetakan harus diisi (di-grout).
Permukaan beton yang mengalami perbaikan tersebut harus dirawat sebagaimana
disyaratkan atau diperlukan untuk beton.

RKS PERENCANAAN KANTIN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA TAHUN 2020 47

Anda mungkin juga menyukai