Anda di halaman 1dari 87

RKS

(Rencana Kerja dan Syarat-


syarat)

PEKERJAAN:
PEMBANGUNAN GEDUNG A TAHAP I DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PER-
MUKIMAN ACEH

LOKASI:
BANDA ACEH

T.A

2021
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

BAB I
SYARAT-SYARAT PEKERJAAN PERSIAPAN

Pasal 01. LINGKUP PEKERJAAN

1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan, pendayagunaan tenaga kerja, bahan-


bahan, peralatan dan alat-alat bantunya yang dibutuhkan dalam
melaksanakan pembangunan pada proyek ini.

2. Bagian ini meliputi pembersihan lokasi, pemasangan bowplank, pembutan


Direksi Keet dan Gudang Material, penyediaan air kerja dan penerangan
kerja, mobilisasi /demobilisasi serta biaya sistem manajemen keselamatan
konstruksi (SMKK).

Pasal 02. PEMBERSIHAN LOKASI

Sebelum memulai pekerjaan Pembangunan Gedung baru, Penyedia jasa wajib


membersihkan lokasi dari puing-puing, tumbuh-tumbuhan, batu-batuan, serta
benda lainnya yang dianggap dapat mengganggu pelaksanaan
pembangunan..

Pasal 03. PENGUKURAN

1. Penyedia jasa harus sudah memperhitungkan biaya untuk pengukuran


dan penelitian ukuran tata letak atau ketinggian bangunan (Bouwplank),
termasuk penyediaan Banck Mark atau Line Offset Mark, pada masing-
masing lantai bangunan.
Bahan – bahan bouwplank terdiri dari :
Kayu Kelas III (Kayu Balok 5/7, papan kayu 3/20)
Paku Kayu 2” – 3”
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

2. Hasil pengukuran harus dilaporkan kepada pengawas agar dapat


ditentukan sebagai pedoman atau referensi dalam melaksanakan pekerjaan
sesuai dengan gambar rencana dan persyaratan teknis.

Pasal 04. KEAMANAN PROYEK

1. Penyedia jasa harus menjamin keamanan proyek baik untuk barang-


barang milik Penyedia jasa, pengawas atau pengelola proyek, serta
menjaga keutuhan bangunan-bangunan yang ada dari gangguan para
pekerja Penyedia jasa ataupun kerusakan akibat pelaksanaan pekerjaan.

2. Penyedia jasa harus menempatkan petugas-petugas keamanan selama


24 jam penuh setiap hari, yang dibagi dalam 3 (tiga) shift, dan harus selalu
mengadakan pemeriksaan pengamanan setiap hari setelah selesai
pekerjaan.
3. Untuk menguasai dan menjaga ketertiban bekerja para pekerjanya, setiap
pekerja Penyedia jasa diharuskan mengenakan tanda pengenal khusus
yang harus dipakai pada bagian badan yang mudah terlihat oleh petugas
keamanan.

4. Pekerja Penyedia jasa tidak diijinkan menginap di lokasi kecuali petugas


keamanan yang sedang bertugas pada malam hari.

5. Penyedia jasa diharuskan membuat pagar pengaman sementara dengan


spesifikasi tiang menggunakan Dolken Kayu Ø 8 – 10 dengan jarak
masing – masing kayu 2,5 m, pada gelagar menggunakan kayu kelas III dan
ditutupi dengan seng BJLS (Seng Gelombang). Bahan yang
digunakan pada pagar pengaman sementara diantaranya:
Dolken Kayu Ø 8 - 10, panjang = 4 M
Semen PC 40 kg
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

Seng BJLS (Seng Gelombang)


Pasir Beton
Kerikil Basah (Koral Beton)
Kayu Kelas III (Kayu 5/7)
Paku Kayu 2” – 5”
Meni Besi

Pasal 05. PERALATAN KERJA DAN MOBILISASI/DEMOBILISASI

1. Penyedia jasa harus menyediakan peralatan-peralatan kerja yang


dibutuhkan untuk dapat melaksanakan seluruh pekerjaan dengan baik.
peralatan yang harus di mobilisasi/demobilisasi setidaknya meliputi:
Excavator 80-140 Hp;
Bulldozer 100-150 Hp;
Dump Truck 3.5 Ton;
Motor Grader >100 Hp;
Excavator 80-140 Hp;
Vibratory Roller 5-8 T;
Water Tanker 3000-4500 L;
Chainsaw.

2. Penyedia jasa harus menjaga ketertiban dan kelancaran selama


perjalanan alat-alat berat yang menggunakan jalanan umum agar tidak
mengganggu lalu-lintas.

3. Pengawas atau pemberi tugas berhak memerintahkan untuk menambah


peralatan atau menolak peralatan yang tidak sesuai atau tidak memenuhi
persyaratan.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

4. Bila pekerjaan telah selesai, Penyedia jasa diwajibkan untuk segera


menyingkirkan alat-alat tersebut, memperbaiki kerusakan yang
diakibatkannya dan membersihkan bekas-bekasnya.

5. Disamping untuk menyediakan alat-alat yang diperlukan seperti


dimaksudkan pada ayat (1), Penyedia jasa harus menyediakan alat-alat
bantu sehingga dapat bekerja pada kondisi apapun, seperti : tenda-tenda
untuk bekerja pada waktu hari hujan, perancah (scafolding) pada sisi luar
bangunan atau tempat lain yang memerlukan, serta peralatan lainnya.

Pasal 06. SARANA AIR KERJA DAN PENERANGAN (FASILITAS LISTRIK)

1. Untuk kepentingan pelaksanaan pekerjaan selama proyek berlangsung,


Penyedia jasa harus memperhitungkan biaya penyediaan air bersih guna
keperluan air kerja, air minum untuk pekerja dan air kamar mandi.

2. Air yang dimaksud adalah bersih, baik yang berasal dari PAM atau
sumber air lain yang layak. Penyedia jasa wajib menyediakan dan
memasang pipa distribusi air bagi keperluan pelaksanaan pekerjaan, direksi
keet, kamar mandi/WC atau tempat-tempat lain yang dianggap perlu.

3. Penyedia jasa juga harus menyediakan sumber tenaga listrik untuk


keperluan pelaksanaan pekerjaan, kebutuhan direksi keet dan
penerangan proyek pada malam hari sebagai keamanan selama proyek
berlangsung selama 24 jam penuh dalam sehari.

4. Pengadaan penerangan dapat diperoleh dari sambungan PLN atau


dengan pengadaan Generator Set, dan semua perijinan untuk pekerjaan
tersebut menjadi tanggung jawab Penyedia jasa. Pengadaan fasilitas
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

penerangan tersebut termasuk pengadaan dan pemasangan instalasi dan


armatur, stop kontak serta saklar/panel.

Pasal 07. KESELAMATAN KERJA

A. PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI


(SMKK)
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK)
merupakan bagian dari sistem manajemen pelaksanaan Pekerjaan
Konstruksi dalam rangka menjamin terwujudnya Keselamatan Konstruksi.
Keselamatan Konstruksi diartikan segala kegiatan keteknikan untuk
mendukung Pekerjaan Konstruksi dalam mewujudkan pemenuhan standar
keamanan, keselamatan, kesehatan dan keberlanjutan yang menjamin
keselamatan dan Kesehatan tenaga kerja keselamatan publik, harta
benda, material, peralatan, konstruksi dan lingkungan. SMKK ini mengacu
kepada peraturan perundang-undangan di antaranya: Undang-undang No.
1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Undang undang No. 2 tahun
2017 tentang Jasa Konstruksi serta mengadopsi ISO 45001:2018 dengan
beberapa penyesuaian.
Undang-Undang No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi,
mengamanatkan pada Pasal 3, bahwa tujuan penyelenggaraan Jasa
Konstruksi diantaranya memberikan arah pertumbuhan dan
perkembangan Jasa Konstruksi untuk mewujudkan struktur usaha yang
kukuh, andal, berdaya saing tinggi, dan hasil Jasa Konstruksi yang
berkualitas.
Selain itu penyelenggaraan Jasa Konstruksi pada UU tersebut
mengamanahkan untuk mewujudkan ketertiban penyelenggaraan Jasa
Konstruksi yang menjamin kesetaraan kedudukan antara Pengguna Jasa
dan Penyedia Jasa dalam menjalankan hak dan kewajiban, serta
meningkatkan kepatuhan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang
undangan.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

Atas dasar hal tersebut, Pemerintah Pusat diberikan tanggungjawab atas


penyelenggaraan Jasa Konstruksi yang sesuai dengan standar
keamanan, keselamatan, kesehatan, dan keberlanjutan (Standar K4) sesuai
Pasal 4 ayat (1) huruf c, serta kewenangan Pemerintah sesuai amanat Pasal
5 ayat (3) dan kemudian bahwa Standar K4 wajib untuk dipenuhi oleh
Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa sesuai amanat Pasal 59 ayat (1)
Undang-Undang No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi.

PERENCANAAN KESELAMATAN KONSTRUKSI


Identifikasi dan Penetapan Isu Eksternal dan Internal
Penyedia Jasa harus mengidentifikasi bahaya dengan mengacu kepada isu-
isu eksternal dan internal yang dapat mempengaruhi Penyedia Jasa dalam
mencapai sasaran atau hasil yang diharapkan dari SMKK. Isu eksternal
seperti:
- lingkungan budaya, sosial, politik, hukum, keuangan,
- teknologi, ekonomi dan alam serta persaingan pasar, baik
internasional, nasional, regional maupun lokal;
- pengenalan pesaing, Penyedia jasa, subPenyedia jasa, pemasok,
mitra dan Penyedia Jasa baru; teknologi baru; undangundang baru
dan pekerjaan baru;
- pengetahuan baru tentang produk dan pengaruhnya terhadap
kesehatan dan keselamatan;
- dorongan dan kecenderungan utama yang terkait dengan industri atau
sektor yang berdampak pada Penyedia Jasa;
- hubungan, persepsi, dan nilai pihak eksternal yang berkepentingan;
- perubahan terkait dengan hal-hal di atas;

Isu internal seperti:


- tata kelola, struktur organisasi, peran dan akuntabilitas;
- kebijakan, tujuan, dan strategi pencapaiannya;
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

- kemampuan dan pemahaman dalam hal sumber daya, pengetahuan,


dan kompetensi (seperti modal, waktu, sumber daya manusia, proses,
sistem, dan teknologi);
- sistem informasi, arus informasi dan proses pengambilan keputusan
(baik formal maupun informal);
- pengenalan produk, bahan, layanan, peralatan, perangkat lunak,
tempat, dan peralatan baru;
- hubungan persepsi dan nilai-nilai pekerja;
- budaya dalam organisasi;
- standar, pedoman dan model yang diadopsi oleh Penyedia Jasa;
- bentuk dan tingkat hubungan kontraktual, termasuk, misalnya,
kegiatan yang dialihdayakan;
- pengaturan waktu kerja;
- kondisi kerja; dan perubahan yang terkait dengan hal-hal di atas.

Penilaian Risiko dan Peluang Keselamatan Konstruksi


Identifikasi bahaya serta penilaian risiko dan peluang keselamatan
konstruksi. Risiko yang dimaksud adalah Risiko Keselamatan Konstruksi
untuk menentukan kebutuhan Ahli K3 Konstruksi dan/atau Petugas
Keselamatan Konstruksi, tidak untuk menentukan kompleksitas atau
segmentasi pasar Jasa Konstruksi. Penilaian risiko dan peluang
Keselamatan Konstruksi meliputi:
- penilaian risiko bahaya yang telah teridentifikasi, dengan
mempertimbangkan keberhasilgunaan pengendalian yang ada;
- penentuan dan penilaian risiko lain yang terkait dengan penerapan,
pengoperasian dan pemeliharaan SMKK.
- penilaian peluang Keselamatan Konstruksi untuk meningkatkan
kinerja Keselamatan Konstruksi, dengan mempertimbangkan
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

perubahan yang direncanakan terkait organisasi, kebijakan, proses


atau kegiatan dan:
peluang untuk menyesuaikan pekerjaan, organisasi kerja dan
lingkungan kerja;
peluang untuk menghilangkan bahaya dan mengurangi risiko
Keselamatan Konstruksi;
- penilaian peluang lain guna peningkatan SMKK. Metodologi dan
kriteria untuk penilaian risiko Keselamatan Konstruksi harus
ditetapkan dengan memperhatikan:
ruang lingkup, sifat dan jangka waktu untuk memastikan bahwa
yang dilakukan adalah lebih bersifat proaktif dari pada reaktif dan
digunakan dengan cara yang sistematis.
kemungkinan terjadinya risiko dan peluang lain untuk Penyedia
Jasa sebagai akibat terjadinya risiko Keselamatan Konstruksi dan
peluang Keselamatan Konstruksi.
Perencanaan pengendalian risiko meliputi:
jenis tindakan pengendalian risiko:
- mengatasi risiko dan peluang;
- mematuhi peraturan perundang-undangan dan peraturan lainnya;
- mempersiapkan dan menanggapi situasi darurat;
cara melaksanakan tindakan pengendalian risiko:
- mengintegrasikan dan menerapkan tindakan ke dalam penerapan
SMKK;
- mengevaluasi keberhasilgunaan tindakan.
Perencanaan tindakan dilakukan dengan mempertimbangkan:
- tingkatan pengendalian dan keluaran dari penerapan SMKK;
- praktek terbaik yang pernah dilakukan oleh organisasi lainnya;
- teknologi yang digunakan (peralatan, material, metode);
- kemampuan keuangan;
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

- kebutuhan operasional dan bisnis.

DUKUNGAN KESELAMATAN KONSTRUKSI


Sumber Daya
Penyedia Jasa harus menetapkan dan menyediakan sumber daya (material,
peralatan, biaya) yang dibutuhkan untuk penerapan, pemeliharaan, dan
peningkatan berkesinambungan dari SMKK.
Kompetensi
Penyedia Jasa harus:
- menentukan kompetensi yang diperlukan pekerja yang mempengaruhi
atau dapat mempengaruhi kinerja Keselamatan Konstruksi;
- memastikan bahwa pekerja berkompeten (termasuk kemampuan
untuk mengidentifikasi bahaya) berdasarkan pendidikan, pelatihan
atau pengalaman;
- jika memungkinkan untuk diterapkan, mengambil Tindakan untuk
memperoleh dan mempertahankan kompetensi yang diperlukan, dan
mengevaluasi efektivitas tindakan yang diambil;
- menyimpan dan memelihara bukti kompetensi sebagai informasi yang
terdokumentasi.
Kepedulian
Pekerja harus mempunyai kepedulian terhadap:
- kebijakan dan sasaran Keselamatan Konstruksi;
- kontribusi pekerja terhadap keberhasilgunaan efektivitas SMKK,
termasuk manfaat peningkatan kinerja Keselamatan Konstruksi;
- implikasi dan konsekuensi yang terjadi apabila Pekerjaan Konstruksi
tidak memenuhi sesuai dengan persyaratan ketentuan SMKK;
- kejadian dan hasil investigasi yang terkait dengan pekerja,
keselamatan umum dan lingkungan;
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

- bahaya, risiko dan tindakan Keselamatan Konstruksi ditentukan oleh


keteknikan konstruksi, publik, peralatan, material dan lingkungan;
- kemampuan untuk melindungi diri pekerja dari situasi kerja yang
berpotensi menghadirkan bahaya yang serius terhadap kehidupan
atau kesehatan pekerja; dan pengaturan untuk melindungi pekerja dari
konsekuensi yang tidak semestinya.

Untuk menumbuhkan kepedulian pekerja terhadap Keselamatan Konstruksi,


Penyedia Jasa harus memberikan informasi dan penjelasan kepada
pekerja.

Komunikasi
- Penyedia Jasa harus menetapkan, menerapkan dan memelihara
komunikasi internal dan eksternal terkait dengan SMKK dengan
memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan dan
peraturan lainnya.
- Komunikasi internal dan eksternal meliputi:
substansi yang dikomunikasikan yakni informasi SMKK termasuk
perubahannya;
waktu pelaksanaan komunikasi;
pihak berkepentingan yang perlu dikomunikasikan terdiri dari:
o antara Penyedia Jasa dengan seluruh jajarannya;
o antara Penyedia Jasa dengan pengunjung; dan
o dengan pihak yang berkepentingan lainnya;
cara melakukan komunikasi.
- Komunikasi internal dilakukan untuk memungkinkan pekerja
berkontribusi pada perbaikan berkesinambungan.
- Bukti komunikasi harus disimpan dan dipelihara sebagai informasi
terdokumentasi.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

OPERASI KESELAMATAN KONSTRUKSI


Perencanaan Keselamatan Konstruksi
Perencanaan dan pengendalian pelaksanaan meliputi kegiatan:
- Menetapkan penanggungjawab untuk setiap proses;
- menetapkan kriteria untuk proses dengan struktur organisasi proyek;
- menerapkan kendali atas proses sesuai dengan kriteria Keselamatan
Konstruksi, publik, peralatan, material dan lingkungan;
- memelihara dan menyimpan informasi terdokumentasi yang
diperlukan untuk memastikan bahwa proses telah dilakukan sesuai
rencana;
- mengadaptasi pekerjaan dengan pekerja.
Menghilangkan bahaya dan mengurangi risiko Keselamatan Konstruksi
Penyedia harus menetapkan, menerapkan dan memelihara suatu proses
untuk menghilangkan bahaya dan mengurangi risiko SMKK dengan dasar
sebagai berikut:
- menghilangkan bahaya;
- penggantian proses, operasi, bahan, atau peralatan dengan yang
tidak berbahaya;
- melakukan rekayasa teknik;
- melakukan pengendalian administrasi; dan
- penggunaan alat pelindung diri yang memadai.
Kesiapan dan Tanggapan Terhadap Kondisi Darurat
Kesiapan Terhadap Kondisi Darurat
Kesiapan terhadap kondisi darurat meliputi:
- menetapkan rencana untuk menanggapi keadaan darurat, yang
sekurang-kurangnya mencakup;
penyediaan tim tanggap darurat yang memadai, kompeten, dengan
pembagian peran dan tanggung jawab yang jelas, dan selalu siaga;
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

penyediaan sarana dan prasarana keadaan darurat yang memadai


dan selalu siap digunakan;
penyediaan ruang pusat kendali darurat yang dilengkapi dengan peta,
papan tulis, jam, daftar nama dan nomor kontak anggota tim, nomor
pihak lain yang terkait, serta peralatan komunikasi dua arah;
penyediaan akses bantuan dari pihak luar apabila diperlukan dalam
penanganan keadaan darurat;
penyelidikan kejadian keadaan darurat termasuk perkiraan

kerugian dan pelaporan


pemulihan pasca penanganan keadaan darurat yang sekurang-
kurangnya mencakup penyediaan tim pemulihan, pembersihan
lokasi, operasi pemulihan, dan laporan pemulihan pasca penanganan
keadaan darurat;
penyediaan dan penyiapan pertolongan pertama pada kecelakaan
(P3K), sekurang-kurangnya terdiri atas:
o penyediaan petugas P3K yang kompeten;
o penyediaan peralatan P3K yang memenuhi ketentuan
peraturan perundang-undangan; dan
o pencatatan penggunaan peraltan P3K
- memberikan pelatihan tanggap darurat yang telah direncanakan;
- menguji dan melatih kemampuan tanggap darurat yang direncanakan
secara berkala;
- mengomunikasikan informasi yang terkait kepada semua pekerja
tentang tugas dan tanggung jawabnya;
- mengomunikasikan informasi yang terkait kepada subpenyedia jasa
dan pemasok, pengunjung, pihak terkait layanan tanggap darurat,
pihak berwenang, dan masyarakat sekitar;
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

Penyelidikan Kejadian Kondisi Darurat


Penyelidikan kejadian kondisi darurat meliputi:
- pelaporan awal;
- pengamanan lokasi dan barang bukti di tempat kejadian;
- pembentukan tim penyelidik
- melakukan penyelidikan yang terdiri atas:
pengumpulan data dan informasi;
evaluasi dan analisis;
penyusunan kesimpulan dan rekomendasi;
- tindak lanjut hasil penyelidikan;
- pelaporan dan dokumentasi hasil penyelidikan;
- komunikasi hasil penyelidikan.
Penyedia Jasa harus melaporkan kecelakaan berat, kasus kematian, dan
kejadian berbahaya kepada pihak-pihak terkait (Dinas Ketenagakerjaan,
Komite Keselamatan Konstruksi, dll) dalam waktu 2 x 24 jam untuk dilakukan
penyelidikan lebih lanjut.

EVALUASI KENIRJA KESELAMATAN KONSTRUKSI


Pemantauan dan Evaluasi
Evaluasi kinerja Keselamatan Konstruksi meliputi kegiatan pemantauan,
pengukuran, analisis dan evaluasi kinerja. Penyedia Jasa harus
menetapkan:
- hal-hal yang perlu dipantau dan diukur yang meliputi:
tingkat kepatuhan pemenuhan terhadap peraturan
perundangundangan dan peraturan lain;
penanganan terkait dengan bahaya, risiko, dan peluang yang
teridentifikasi;
pencapaian tujuan Keselamatan Konstruksi; dan
tingkat hasil guna pengendalian dan pelaksanaan.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

- metode pemantauan, pengukuran, analisis dan evaluasi kinerja;


- kriteria yang akan digunakan untuk mengevaluasi kinerja Keselamatan
Konstruksi;
- waktu pemantauan, pengukuran, analisis, dan evaluasi, serta
pelaporan;
- prosedur pengukuran kinerja Keselamatan Konstruksi.

Evaluasi Kepatuhan
Evaluasi kepatuhan dilakukan dengan cara:
- menentukan frekuensi dan metode evaluasi kepatuhan;
- mengevaluasi kepatuhan dan mengambil tindakan jika diperlukan;
- menghentikan pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi (stop working) jika
ditemukan hal yang membahayakan.
- mengisi lembar penghentian pekerjaan yang ditandatangani oleh
pihak – pihak berwenang yang ditunjuk oleh Pimpinan Tertinggi
Penyedia Jasa.
- menjaga pengetahuan dan pemahaman tentang status kepatuhannya;
dan
- menyimpan informasi terdokumentasi hasil evaluasi kepatuhan.

Peningkatan Kinerja Keselamatan Konstruksi


Penyedia Jasa harus meningkatkan kesesuaian, kecukupan dan
keefektifan SMKK secara berkesinambungan melalui upaya:
- meningkatkan kinerja Keselamatan Konstruksi;
- mempromosikan budaya SMKK;
- mempromosikan partisipasi pekerja dalam melaksanakan tindakan
untuk perbaikan secara berkesinambungan pada SMKK;
- mengkomunikasikan hasil peningkatan berkesinambungan yang
terkait kepada para pekerja dan perwakilan pekerja; dan memelihara
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

dan menyimpan informasi terdokumentasi sebagai bukti peningkatan


berkesinambungan.

B. TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG PENGGUNA DAN


PENYEDIA JASA DALAM PENERAPAN SMKK
Direktur Jenderal Bina Konstruksi
Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang Direktur Jenderal Bina
Konstruksi meliputi:
- merumuskan Kebijakan tentang SMKK di Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat;
- menyusun Petunjuk Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi Kinerja
Penerapan SMKK;
- melaksanakan pemantauan dan evaluasi secara acak terhadap
penerapan SMKK pada Pekerjaan Konstruksi di Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat, apabila ditemukan hal-hal yang sangat
berbahaya, maka dapat memberi peringatan atau meminta PPK untuk
memberhentikan pekerjaan sementara sampai dengan adanya
Tindakan perbaikan.
- melaporkan hasil pemantauan dan evaluasi kinerja SMKK kepada
Menteri;
- melakukan tugas pembinaan penyelenggaraan SMKK di Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
- memberikan rekomendasi perbaikan untuk peningkatan kinerja
penerapan SMKK kepada Menteri dan Unit Organisasi Eselon I.
Pimpinan Tinggi Madya pada Unit Organisasi Teknis
Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang pimpinan tinggi madya pada unit
organisasi teknis meliputi:
- bertanggung jawab dalam penerapan SMKK untuk Pekerjaan
Konstruksi di Unit Organisasi Eselon I yang bersangkutan;
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

- menetapkan norma, standar, prosedur dan kriteria sesuai kebutuhan


penerapan SMKK di unit organisasinya, mengacu pada ketentuan
teknis yang berlaku;
- melakukan koordinasi hasil penerapan SMKK di unit organisasinya
dengan Direktorat Jenderal Bina Konstruksi untuk selanjutnya
diteruskan kepada Menteri;
- apabila ditemukan hal-hal yang sangat berbahaya, maka dapat
memberi peringatan atau meminta PPK untuk memberhentikan
pekerjaan sementara sampai dengan adanya tindakan perbaikan.

Pimpinan Tinggi Pratama pada Unit Kerja Teknis


Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang Pimpinan Tinggi Pratama pada
Unit Kerja Teknis meliputi:
- bertanggung jawab dalam penerapan SMKK untuk Pekerjaan
Konstruksi di Unit Kerja Eselon II yang bersangkutan;
- mengevaluasi penerapan SMKK dan melaporkannya kepada Unit
Organisasi Eselon I serta melakukan peningkatan berkelanjutan di
Unit Kerja Eselon II yang bersangkutan;
- apabila ditemukan hal-hal yang sangat berbahaya, maka dapat
memberi peringatan atau meminta PPK untuk memberhentikan
pekerjaan sementara sampai dengan adanya tindakan perbaikan.

Pejabat Pembuat Komitmen


Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK) meliputi:
- menerapkan SMKK untuk setiap paket Pekerjaan Konstruksi;
- mengidentifikasi bahaya Keselamatan Konstruksi, dengan mengacu
hasil dokumen perancangan atau berkonsultasi dengan Ahli K3
Konstruksi dan/atau Petugas Keselamatan Konstruksi;
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

- mengidentifikasi dan menetapkan tingkat Risiko Keselamatan


Konstruksi
- menetapkan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) yang di dalamnya
memuat biaya penerapan SMKK pada daftar kuantitas dan harga;
- melakukan penilaian RKK pada dokumen penawaran
- menyusun dan menetapkan Dokumen Kontrak yang didalamnya
memuat ketentuan penerapan SMKK;
- membahas dan mengesahkan RKK yang disusun oleh Penyedia Jasa
padasaat rapat persiapan pelaksanaan (Preconstruction
Meeting/PCM), atas dasar rekomendasi Ahli K3 Konstruksi;
- melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan RKK;
- melakukan evaluasi terhadap adanya kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja untuk bahan perbaikan dan laporan kepada Kepala
Satuan Kerja;
- dalam melakukan pengawasan pelaksanaan RKK dan evaluasi kinerja
SMKK, PPK dapat dibantu oleh Ahli K3 Konstruksi/Petugas
Keselamatan Konstruksi dari internal dan/atau eksternal organisasi
PPK;
- memberi surat peringatan secara bertahap kepada Penyedia Jasa
apabila Penyedia Jasa tidak melaksanakan RKK yang telah
ditetapkan,
- menghentikan bagian pekerjaan yang dinilai berisiko Keselamatan
Konstruksi besar apabila peringatan ke-2 tidak ditindaklanjuti oleh
Penyedia Jasa,
- dalam kondisi Penyedia Jasa melakukan pekerjaan kritis/risiko besar
tidak mengikuti dokumen RKK, PPK dapat menghentikan pekerjaan
sampai upaya pengendalian telah dilakukan;
- memberikan Surat Keterangan Nihil Kecelakaan Kerja kepada
Penyedia Jasa yang telah melaksanakan SMKK dalam
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

menyelenggarakan paket Pekerjaan Konstruksi tanpa terjadi


kecelakaan kerja,
- membuat RKK Kegiatan untuk Pekerjaan Konstruksi yang bersifat
swakelola sekurang-kurangnya memuat Perencanaan Keselamatan
Konstruksi dan Operasi Keselamatan Konstruksi;
- membuat analisis, kesimpulan, rekomendasi dan rencana tindak lanjut
terhadap laporan kecelakaan konstruksi dan penyakit akibat kerja
konstruksi yang diterima dari Penyedia Jasa.
- Menetapkan risiko Pekerjaan Konstruksi sedang dan kecil.

Penyedia Jasa Pelaksana Konstruksi


Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang Penyedia Jasa Pelaksana
Konstruksi meliputi:
- berhak meminta penjelasan kepada UKPBJ tentang Risiko
Keselamatan Konstruksi termasuk kondisi dan risiko keselamatan
konstruksi yang dapat terjadi pada saat Rapat Penjelasan Pekerjaan
(aanwizjing) atau pada waktu sebelum batas akhir pemasukan
penawaran;
- menyampaikan RKK Penawaran sebagai lampiran dokumen
penawaran;
- apabila ditetapkan sebagai pemenang tender maka:
menyampaikan RKK yang memuat seluruh kegiatan dalam
pekerjaan yang akan dilaksanakan pada saat rapat persiapan
pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi atau disebut Preconstruction
Meeting (PCM);
menugaskan Ahli K3 Konstruksi untuk setiap pekerjaan yang
mempunyai Risiko Keselamatan Konstruksi Besar dan Sedang atau
Petugas Keselamatan Konstruksi untuk pekerjaan dengan Risiko
Keselamatan Konstruksi Kecil.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

- menghitung dan memasukkan biaya penerapan SMKK dalam harga


penawaran pada daftar kuantitas dan harga sesuai kebutuhan;
- membuat rangkuman aktifitas pelaksanaan SMKK sebagai bagian dari
Dokumen Serah Terima Kegiatan pada akhir kegiatan;
- melaporkan kepada PPK dan Dinas yang membidangi
ketenagakerjaan setempat tentang kejadian berbahaya, kecelakaan
konstruksi dan penyakit akibat kerja konstruksi dalam bentuk laporan
bulanan;
- menindaklanjuti surat peringatan yang diterima dari PPK;
- bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan konstruksi, kecelakaan
kerja dan penyakit akibat kerja apabila tidak menerapkan SMKK
sesuai dengan RKK;
- mengikutsertakan pekerjanya dalam program perlindungan tenaga
kerja selama kegiatan Pekerjaan Konstruksi;
- melakukan pengendalian Risiko Keselamatan Konstruksi, termasuk
inspeksi yang meliputi:
Tempat kerja;
Peralatan kerja;
Cara kerja;
Alat Pelindung Kerja;
Alat Pelindung Diri;
Rambu-rambu; dan
Lingkungan kerja konstruksi sesuai dengan RKK.

Sehubungan dengan meningkatnya penyebaran Corona Virus Disease 2019


(COVID-19) di beberapa wilayah Indonesia dan memperhatikan pernyataan
resmi World Health Organization (WHO) yang menyatakan COV/D-19
sebagai pandemi global, perlu dilakukan langkah-langkah guna melindungi
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

pekerja/buruh serta kelangsungan usaha. Berkaitan dengan hal tersebut,


diminta kepada para Gubernur untuk

Mengupayakan Pencegahan Penyebaran dan Penanganan kasus terkait


COVID-19 di Lingkungan Kerja
- Penyedia jasa harus untuk melakukan segala Langkah dalam
mengantisipasi penyebaran COVID-19 pada pekerja/buruh dengan
melakukan 'tindakan-tindakan pencegahan seperti perilaku hidup
bersih dan sehat dengan mengintegrasikan dalam program K3,
pemberdayaan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(P2K3) dan optimalisasi fungsi pelayanan kesehatan kerja.
- Penyedia jasa wajib melakukan pembinaan dan pengawasan
terhadap dilaksanakannya peraturan perundangan di bidang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
- Penyedia jasa wajib menyebarkan informasi kepada semua jajaran
organisasi dan pihak terkait yang berada dalam wilayah pembinaan
dan pengawasan Saudara.
- Penyedia jasa harus mendata dan melaporkan kepada instansi terkait
setiap kasus atau yang patut diduga kasus COVID-19 di tempat kerja.
- Penyedia jasa wajib membuat rencana kesiapsiagaan dalam
menghadapi pandemi COVID-19 dengan tujuan memperkecil resiko
penularan di tempat kerja dan menjaga kelangsungan usaha.
- Dalam hal terdapat pekerja/buruh atau pengusaha yang beresiko
diduga atau mengalami sakit akibat COVID-19, maka dilakukan
Langkah - langkah penanganan sesuai standar Kesehatan yang
dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan

Melaksanakan Pelindungan Pengupahan bagi Pekerja/Buruh terkait


Pandemi COVID-19.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

- Bagi pekerja/buruh yang dikategorikan sebagai Orang Dalam


Pemantauan (ODP) terkait COVID-19 berdasarkan keterangan dokter
sehingga tidak dapat masuk kerja paling lama 14 (empat belas) hari
atau sesuai standar Kementerian Kesehatan, maka upahnya
dibayarkan
- Bagi pekerja/buruh yang dikategorikan kasus suspek COVID-19 dan
dikarantina/diisolasi menurut keterangan dokter,maka upahnya
dibayarkan secara penuh selama menjalani masa karantina/isolasi.
- Bagi pekerja/buruh yang tidak masuk kerja karena sakit COVID-19
dan dibuktikan dengan keterangan dokter, maka upahnya dibayarkan
sesuai peraturan perundang-undangan.

Bagi perusahaan yang melakukan pembatasan kegiatan usaha akibat


kebijakan pemerintah di daerah masing-masing guna pencegahan dan
penanggulangan COVID-19, sehingga menyebabkan sebagian atau seluruh
pekerja/buruhnya tidak masuk kerja, dengan mempertimbangkan
kelangsungan usaha maka perubahan besaran maupun cara pembayaran
upah pekerja/buruh dilakukan sesuai dengan kesepakatan antara
pengusaha dengan pekerja/buruh.

Pasal 08. DOKUMENTASI

1. Penyedia jasa harus memperhitungkan penyiapan administrasi, biaya


pembuatan dokumentasi dan pelaporan serta pengirimannya ke pemberi
tugas serta pihak-pihak lain yang diperlukan.

2. Yang dimaksudkan dengan pekerjaan dokumentasi adalah:


Foto - foto proyek, berwarna, minimal ukuran postcard, untuk keperluan
laporan bulanan yang dibuat oleh konsultan pengawas, dan 3 (tiga) set
album yang harus diserahkan pada serah terima pekerjaan untuk pertama
kalinya.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

Pasal 09. DIREKSI KEET DAN PERLENGKAPANNYA

1. Bangunan direksi keet merupakan bangunan semi permanen. Dimana


pondasi menggunakan pasangan batu bata, pada tiangnya menggunakan
kayu dolken, kemudian pada sisi dasar dinding menggunakan pasangan
bata dan pada sisi atas dinding menggunakan plywood, untuk jendela
digunakan jendela naco dan kaca bening, dan pada pintu digunakan plwood
dan dipasang kunci tanam, pada penutup atap digunakan Seng BJLS (Seng
Gelombang). Material yang digunakan pada pembangunan direksi keet ini
diantaranya:
- Dolken Kayu Ø 8 - 10, panjang = 4 M
- Semen PC 40 kg
- Seng BJLS (Seng Gelombang)
- Pasir Beton (pasir pasang)
- Kerikil Basah (Koral Beton)
- Kayu Kelas III
- Paku Kayu (paku biasa)
- Besi strip
- Batu bata
- Seng pelat
- Jendela naco
- Kaca bening t = 5 mm
- Kunci tanam
- Plywood 4 mm.

2. lengkap dengan peralatan / perabotan serta fasilitas-fasilitas kerja lainnya


yang dibutuhkan untuk pelaksanaan proyek sebagai berikut :
- 3 (tiga) set meja kerja lengkap dengan kursinya
- Meja rapat untuk kapasitas 10 orang
- Calculator sebanyak 2 Buah (Minimal 12 digit)
- 1 (satu) lemari arsip metal terkunci
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

- 1 (satu) set meja gambar

4. Penyedia jasa juga harus menyediakan alat-alat kerja pengelola proyek di


lapangan, sebagai berikut :
- Sepatu lapangan yang tahan terhadap paku, helm pengaman dan jas
hujan masing-masing 5 set
- 2 (Dua) buah roll meter tape ukuran 5 meter
- Caliper/schuifmaat dan penyiku besi

5. Direksi keet / kantor pengelola proyek, kantor dan gudang Penyedia jasa,
pompa air kerja adalah merupakan sarana penunjang dalam pelaksanaan
proyek dan merupakan yang dipakai habis pada saat selesai pekerjaan.

Pasal 10. PEMBUATAN GUDANG DAN BANGUNAN ISTIRAHAT (BARAK PEKERJA)

1. Penyedia jasa harus membuat Gudang, bangunan tempat untuk istirahat


dan tempat shalat bagi pekerja. Luasan total Gudang adalah sebesar 12
m2 dengan spesifikasi tiang menggunakan kayu dolken, pada dinding
digunakan seng pelat serta atap ditutup dengan seng BJLS. Bahan yang
digunakan pada Gudang yaitu:
Dolken Kayu Ø 8 - 10, panjang = 4 M
Kayu Kelas III
Semen PC 40 kg
Seng BJLS (Seng Gelombang)
Pasir Beton
Kerikil Basah (Koral Beton)
Paku Kayu (Paku Biasa)
Seng Pelat

Untuk kampus bukit indah, Penyedia jasa harus menyediakan 2 buah


Gudang dengan masing luas 80 m2.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

Bangunan istirahat (Barak Pekerja) merupakan bangunan semi permanen


yang mempunyai luasan total sebesar 25 m2 dengan spesifikasi pada
pondasi digunakan pasangan batu dan dinding bawah menggunakan
campuran beton dan pada atas dinding digunakan plywood, pada atap
ditutupi dengan seng BJLS. Material yang digunakan pada pembangunan
Gudang adalah sebagai berikut:
Dolken Kayu Ø 8 - 10, panjang = 4 M
Kayu Kelas III
Semen PC 40 kg
Seng BJLS (Seng Gelombang)
Pasir Beton
Kerikil Basah (Koral Beton)
Paku Kayu (Paku Biasa)
Plywood
Untuk kampus bukit indah, pelaksana harus menyediakan 1 buah barak
pekerja dengan luas 200 m2, dan untuk kampus reulet 1 buah barak
pekerja dengan luas 150 m2.

2. Los kerja merupakan bangunan dengan luas yang cukup untuk tempat
bekerja bagi tukang/pekerja Penyedia jasa dan mempunyai kondisi yang
cukup baik, terlindung dari pengaruh cuaca yang dapat menghambat
kelancaran pekerjaan.

Pasal 11. TANDA-TANDA/ RAMBU DAN PAPAN NAMA PROYEK

Ditempat-tempat yang dipandang perlu, Penyedia Jasa harus menyediakan


tanda-tanda untuk keperluan kelancaran lalu lintas. Tanda - tanda tersebut
harus cukup jelas untuk menjamin keselamatan lalu lintas. Apabila pekerjaan
harus memotong/menyeberangi jalan dengan lalu lintas padat, Penyedia
Jasa harus melaksanakan pekerjaan secara bertahap atau apabila
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

dipandang perlu dilaksanakan pada malam hari. Segala biaya untuk


keperluan tersebut harus sudah termasuk di dalam penawaran Penyedia
Jasa.
Penyedia Jasa wajib membuat papan nama proyek yang
bertuliskan/berisikan keterangan mengenai pekerjaan yang sedang
dilaksanakan (pemberi tugas, nama Penyedia Jasa, dsb) sesuai gambar
rencana.

Pasal 12. PENYEDIAAN FASILITAS PROYEK

1. Penyedia jasa juga harus memperhitungkan biaya-biaya konsumsi untuk


rapat-rapat/ pertemuan dengan pemberi tugas atau wakilnya dan tamu-
tamu pemberi tugas yang berkepentingan dengan proyek.

2. Unit tabung pemadam kebakaran harus ditempatkan pada setiap lantai


bangunan dengan radius kurang lebih 50 meter, di dalam direksi keet dan
tempat-tempat lain yang memerlukan.

Pasal 13. PEMADAM KEBAKARAN

1. Selama pelaksanaan pekerjaan, Penyedia jasa harus menyediakan alat


pemadam kebakaran berupa tabung pemadam kebakaran yang dapat
digunakan untuk memadamkan api akibat listrik, minyak dan gas dengan
kapasitas 7 kg.

2. Unit tabung pemadam kebakaran harus ditempatkan pada setiap lantai


bangunan dengan radius kurang lebih 50 meter, di dalam direksi keet dan
tempat-tempat lain yang memerlukan.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

Pasal 14. SOIL TEST (BORING)

Pekerjaan Penyelidikan tanah (Soil Test) dilaksanakan Kampus Bukit Indah.


Laporan hasil tes dan penelitian ini meliputi penyelidikan tanah dilapangan dan
tes dilaboratorium.
Penyelidikan tanah (soil test) dilakukan di Kampus Bukit Indah.
Tujuan penyelidikan tanah ini dimaksudkan untuk mengetahui sifat- sifat fisis
dan sifat-sifat fisik dari lapisan tanah serta kedalaman lapisan tanah keras pada
daerah penyelidikan. Sifat-sifat fisis dan sifat-sifat fisik yaitu berupa klasifikasi
tanah, sifat konsistensi tanah, daya dukung tanah.
Pelaksanaan pengeboran dilakukan pada titik bor yang telah ditentukan
dengan titik awal atau titik 0,00 m pada level muka tanah existing yang
merupakan permukaan conblok / paving blok setempat pada saat bor
dilakukan, pengeboran menggunakan mata bor secara bertahap setiap
kedalaman 20 cm, tanah yang dikeluarkan dari mata bor dimasukan
kedalam plastik yang telah diberi kodefikasi bor dan kedalaman. Pada
kedalaman yang diinginkan dilakukan pengambilan contoh tanah tidak
terganggu / tanah asli (Undistrub sample) dengan menggunakan tabung
sampel, dan tabung sampel juga diberi kodefikasi kedalaman.

Pasal 15. IJIN - IJIN

1. Penyedia jasa harus mengurus dan memperhitungkan biaya untuk


membuat ijin - ijin yang diperlukan dan berhubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan, antara lain: ijin peneringan, ijin pengambilan material, ijin
pembuangan, ijin pengurugan, ijin trayek dan pemakaian jalan, ijin
penggunaan bangunan serta ijin - ijin lain yang diperlukan sesuai dengan
ketentuan/peraturan daerah setempat.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

2. Biaya Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), menjadi tanggung jawab pemilik


proyek, dengan pengurusan dibantu konsultan perencana dan konsultan
pengawas serta Penyedia jasa.

3. Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan yang diakibatkan oleh hal tersebut


ayat (1) di atas menjadi tanggung jawab Penyedia jasa.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

BAB II

PEKERJAAN PEMATANGAN LAHAN

Pasal 01. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan yang dilaksanakan adalah Pekerjaan Pematangan Lahan.

Perincian bagian pekerjaan yang dilaksanakan didasarkan pada gambar

rencana, Rencana Anggaran Biaya (kosong) dan Spesifikasi Teknis yang

menjadi bagian tidak terpisahkan dari dokumen lelang ini.

Lingkup pekerjaan pematang lahan meliputi:

Pembersihan dan Pengupasan Lahan

Pemotongan Pohon Pilihan diameter 15 - 30 cm

Pemotongan Pohon Pilihan diameter 30 - 50 cm

Galian Tanah Biasa

Meratakan Tanah Hasil Galian (Area Tapak Bangunan)

Meratakan Tanah Hasil Galian (Area Disposal)

Melakukan Pembongkaran Bangunan Gedung yang Berada di Dalam Site

Pembangunan Gedung A Dinas Perkim Aceh

Pasal 02. PERATURAN TEKNIS YANG DIGUNAKAN

Kecuali ditentukan lain dalam Spesifikasi Teknis ini, berlaku dan mengikat

ketentuan-ketentuan tersebut dibawah ini termasuk segala perubahan dan

tambahannya.

Undang - Undang No 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi

Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan

Jasa Konstruksi
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

UU No.28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung


Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 43/PRT/M/2007, tentang standar

dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi.

Permen PUPR 2018 No. 28/PRT/M/2016

Spesifikasi umum 2018 Untuk Pekerjaan Konstruksi Jalan dan Jembatan

Pedoman Perencanaan Penanggulangan Longsoran SNI 03-1962-1990

Peraturan dan ketentuan yang dikeluarkan Pemerintah Daerah setempat

yang bersangkutan dengan permasalahan bangunan.

Apabila penjelasan dalam Spesifikasi Teknis tidak sempurna atau belum

lengkap sebagaimana ketentuan dan syarat dalam peraturan diatas, maka

Penyedia Jasa wajib mengikuti ketentuan peraturan-peraturan yang

disebutkan diatas

Pasal 03. PEKERJAAN PENDAHULUAN

1. MOBILISASI

Mobilisasi sebagaimana ditentukan dalam dokumen ini akan meliputi

pekerjaan mobilisasi peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan

pekerjaan, ini juga akan mencakup Demobilisasi setelah penyelesaian

pelaksanaan pekerjaan yang memuaskan. Penyedia/penyedia harus

mengerahkan sebanyak mungkin tenaga setempat dari kebutuhan tenaga

pelaksanaan pekerjaan tersebut agar pelaksanaan pekerjaan selesai tepat

pada waktunya.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

Penyedia harus menempuh jalur laut untuk mengantarkan alat berat dari
dermaga Tuapejat ke lokasi untuk menghindari kerusakan jalan dan

jembatan yang berakibat klaim dari pihak lain.

Cakupan dari mobilisasi Peralatan ini meliputi :

a. Alat berat yang terdiri dari

- Excavator 80-140 Hp;

- Bulldozer 100-150 Hp;

- Dump Truck 3.5 Ton;

- Motor Grader >100 Hp;

- Excavator 80-140 Hp;

- Vibratory Roller 5-8 T;

- Water Tanker 3000-4500 L;

- Chainsaw.

b. Alat Bantu

c. Peralatan perlatan kerja

2. PENYIAPAN LAPANGAN

Penyedia harus menguasai lapangan dalam melaksanakan pekerjaan.

Penyedia/Penyedia harus menyediakan material dan seluruh kebutuhan

pekerjaan sesuai dengan item-item pekerjaan.

3. PELAKSANAAN PEKERJAAN

Untuk menjamin kualitas, kuantitas dan waktu yang tepat, Penyedia harus

menyediakan staff teknik berpengalaman yang cocok sebagaimana

ditentukan, Staf teknik tersebut jika dan bila mana diminta harus mengatur

pekerjaan lapangan dan mengorganisasi tenaga kerja Penyedia dan


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

memelihara catatan-catatan serta dokumentasi proyek. Sebelum


pematokan dan pengukuran dilapangan (setting cut) Penyedia harus

mempelajari gambar-gambar, kontrak, dan bersama sama dengan direksi

teknik mengadakan pemeriksaan daerah kegiatan.

Pasal 04. PEKERJAAN STAKING OUT

1. Untuk menentukan posisi dan kedalaman galian di lapangan Penyedia

harus melakukan pengukuran di lapangan secara teliti dan benar, sesuai

dengan referensi Bench Mark atau titik tetap di lapangan seperti

ditunjukan dalam gambar atau atas petunjuk Direksi.

2. Pengukuran untuk penentuan posisi galian dan timbunan dilakukan

dengan peralatan yang mempunyai presisi tinggi dengan metode

trianggulasi dan hasilnya disampaikan ke Direksi untuk mendapatkan

persetujuan.

3. Gambar kerja (Shop drawing) dan hitungan kuantitas harus mendapat

persetujuan Direksi sebelum penggalian di mulai dan dimuatkan dalam

Berita Acara.

Pasal 05. PATOK-PATOK REFERENSI, BOUPLANK dan PENGUKURAN

1. Direksi akan menetapkan 1 (satu) “Bench Mark” sebagai referensi yang

ditetapkan di lapangan. Bila Bench Mark belum ada maka Penyedia Jasa

berkewajiban membuat Bench Mark sesuai dengan petunjuk Direksi.

2. Penyedia Jasa harus atau wajib membuat Bowplank/ patok-patok

pembantu sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan untuk menjamin


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

ketelitian bentuk, posisi, arah elevasi dan lain-lain, yang harus dipelihara
keutuhan letak dan ketinggiannya selama pekerjaan berlangsung.

3. Sebelum pekerjaan dimulai, Bowplank / patok - patok pembantu, harus

disetujui Direksi. Patok-patok dan referensi lainnya tidak boleh

disingkirkan sebelum diperintahkan oleh Direksi.

Pasal 06. LALU LINTAS

Dalam melaksanakan pekerjaan dan pengangkutan bahan - bahan untuk

keperluan pekerjaan. Penyedia Jasa harus berhati -hati sedemikian rupa

sehingga tidak mengganggu kelancaran lalu lintas atau menimbulkan

kerusakan terhadap jalan yang telah ada dan prasarana lainnya. Bilamana

terjadi kerusakan, Penyedia Jasa berkewajiban untuk memperbaiki

/mengganti.

Pasal 07. CUACA

Pekerjaan harus diberhentikan apabila cuaca tidak mengijinkan yang

mengakibatkan penurunan mutu suatu pekerjaan.

Pasal 08. PEMBERSIHAN DAN PENGUPASAN LAHAN

Pembersihan lahan adalah pekerjaan yang terdiri dari pembersihan lahan

dari semua pohon, halangan - halangan, semak – semak, sampah, dan

bahan lainnya yang tidak dikehendaki atau menggangu keberadaannya sesuai

dengan yang diperintahkan oleh direksi Pekerjaan.


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

Pembersihan lahan dari semua halangan dan bahan lain yang tidak
dikehendaki menggunakan garpu dan gergaji listrik untuk menebang

tanaman atau pohon. Kemudian, linggis dan sekop digunakan untuk

pembersihan dan memuat akar tanaman. Hasil pembersihan lahan akan

dibawa menggunakan dump truck dan dibuang ke lokasi yang jauh agar tidak

menganggu pekerjaan – pekerjaan lain.

Pasal 09. PEKERJAAN PENUMBANGAN POHON

Penebangan/Penumbangan dilakukan terhadap pohon-pohon yang

berdiameter 15 - 30 cm dan pemotongan pohon 30 – 50 m dilakukan dengan

mnggunakan peralatan alat bantu seperti chainsaw, kampak dan parang.

Batang dan ranting pohon yang telah di potong kemudian di tumpuk di

beberapa tempat dan dimuat kedalam dump truck, selanjutnya dibuang ke

lokasi yang jauh dari area pekerjaan, sehingga tidak mengganggu

penggalian dan tidak tertimbun di dalam tanah timbunan.

Pasal 10. PEMBONGKARAN DAN PEMBERSIHAN

Pekerjaan pembongkaran dan pembersihan mencakup pembongkaran/

pembersihan/pemindahan konstruksi keluar dari dalam tapak/site terhadap

semua hal yang dinyatakan oleh Konsultan Pengawas/Perencana dan

Direksi tidak akan digunakan lagi, maupun yang dapat mengganggu

kelancaran pelaksanaan diantaranya :

Pembongkaran dan pembersihan bangunan existing

Pembersihan material yang ada di lokasi.


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

Setiap pembongkaran harus dilakukan sedemikian rupa sehingga siap untuk


dapat dilaksanakan pemasangan baru sesuai dengan Gambar Kerja.

Barang – barang hasil bongkaran dan pembersihan yang masih bernilai

dan berharga seperti kusen kayu, jendela, material atap seng dan besi pagar

adalah asset milik Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman

Aceh dan harus dikonsultasikan penempatannya pada Konsultan Pengawas.

Barang hasil bongkaran dan pembersihan harus dikeluarkan dari

tapak/site konstruksi dan dikumpulkan di tempat/lokasi tertentu yang

ditunjukkan oleh Konsultan Pengawas. Pada dasarnya, barang-barang

bongkaran tersebut tidak dapat dipakai lagi dalam pekerjaan, kecuali

apabila dinyatakan lain oleh Konsultan Pengawas.

Pasal 11. GALIAN DENGAN ALAT BERAT

Pekerjaan ini terdiri dari penggalian yang berada di elevasi yang tinggi.

Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan sekecil mungkin terjadi

gangguan terhadap bahan bahan dibawah dan diluar batas galian yang

ditentukan sebelumnya.

Dimana batu, lapisan keras atau tidak dapat dihancurkan lainnya ditemukan

berada diatas garis formasi untuk saluran yang dilapisi,atau pada ketinggian

permukaan untuk perkerasan dan bahu jalan atau diatas bagian dasar parit

pipa atau galian pondasi struktur, bahan tersebut harus digali sedalam 20 cm

sampai satu permukaan yang merata dan halus. Tidak ada runcingan
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

runcingan batu akan ditinggalkan menonjol dari permukaan dan semua


bahan bahan yang lepas lepas harus dibuang.

Setiap bahan beban diatas harus disingkirkan dari tebing yang tidak stabil

sebelum penggalian dan talud tebing harus dipotong menurut sudut rencana

talud.

Untuk perlindungan tebing terhadap erosi harus dibuatkan saluran cut off

(penutup aliran rembesan) dan saluran pada kaki tebing.

Penggalian tanah dilaksanakan menurut kelandaian, garis dan elevasi yang

ditentukan dalam Gambar atau ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan dan

mencakup pembuangan material/bahan dalam bentuk apapun yang dijumpai,

termasuk tanah, batu, batu bata, beton, pasangan batu, bahan organik dan

bahan perkerasan lama yang sudah tidak dipakai lagi.

Galian dilakukan dengan menggunakan alat berat Excavator dan selanjutnya

hasil dari galian akan dituangkan kedalam dump truck dengan menggunakan

sekop dan dibuang kelokasi yang jauh.

Pasal 12. PEKERJAAN GALIAN TANAH DAN MERATAKAN TANAH HASIL GALIAN

Setelah proses galian yang tertuang pada pada pasal 10, selanjutnya tanah
hasil galian diratakan pada lokasi sekitar area pekerjaan yang memiliki
elevasi yang rendah.

Tanah yang dipotong pada kawasan yang tinggi menggunakan excavator

dan hasil galian kemudian diangkut/digusur dengan menggunakan bulldozer

ke lokasi pembuangan disekitar lokasi pekerjaan yang disetujui oleh direksi.

Lakukan penggalian dan meratakan hasil galian secara berulang, sampai

batas dan elevasi yang sudah ditentukan.


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

Pada permukaan galian/pemotongan harus dibersihkan dari segala bahan


yang lepas yang akan menjadi berbahaya setelah pekerjaan selesai dan

permukaan lereng hasil galian/pemotongan agar diusahakan dalam keadaan

stabil.

Pasal 13. PEKERJAAN GALIAN TANAH DAN PEMBUANGAN TANAH HASIL GALIAN

Pada saat proses meratakan tanah hasil galian terjadi, apabila elevasi tanah
yang diinginkan sudah mencapai elevasi yang terdapat pada gambar, hasil
tanah galian akan dibuang ke lokasi lain yang telah disetujui oleh direksi.

Penggalian tanah dilakukan dengan menggunakan excavator, selanjutnya

menuangkan material hasil galian ke dalam dump truck yang kemudian

membawa ke lokasi pembuangan yang telah disetujui direksi.

Pasal 14. MERATAKAN HASIL GALIAN

Hasil pekerjaan yang terdapat pada pasal 12, setelah tanah hasil galian yang

digali dengan menggunakan excavator kemudian dibawa dengan

menggunakan dump truck, lalu dituangkan ke lokasi yang oleh disetujui oleh

direksi, kemudian tanah hasil galian yang dibawa dari lokasi sebelumnya

diratakan kembali dengan menggunakan Bulldozer agar tidak terjadi tumpukan

– tumpukan.

Pasal 15. PEKERJAAN LAIN-LAIN

Lingkup pekerjaannya adalah pekerjaan administrasi / dokumentasi, biaya

keamanan/jaga malam, obat – obatan / P3K. Penjelasan masing - masing


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

lingkup pekerjaan ini telah dijabarkan pada masing-masing pasal diatas,


kecuali pekerjaan administrasi proyek berupa:

- Laporan Harian, Mingguan mengenai kemajuan dan segala sesuatunya

yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut yang dalam kontrak

harus di siapkan oleh penyedia jasa.

- Catatan yang jelas mengenai kemajuan pekerjaan yang telah

dilaksanakan dan jika diminta oleh Direksi Pekerjaan/Pemilik untuk

keperluan pemeriksaan sewaktu-waktu dapat diserahkan.

- Dokumen Foto: Penyedia Jasa diwajibkan membuat dokumen foto-foto,

sebelum pekerjaan dimulai sampai pada pekerjaan selesai 100 % dan

tiap tahap permintaan angsuran disertai keterangan lokasi, arah

pengambilan dan tahap pelaksanaan pembangunan serta disusun secara

rapih dan diketahui oleh Direksi Pekerjaan/Pemilik dan Pengelola

Teknis.

Syarat-syarat foto dokumentasi :

- Tiap Unit pekerjaan diambil dari empat arah,

- Gambar menyeluruh pandangan dari empat arah,

- Sudut pengambilan gambar dari tiap tahap harus tetap pada sudut

pengambilan tersebut pada butir (a).

- Gambar dimasukkan dalam album diserahkan kepada Pemilik melalui

Direksi Pekerjaan rangkap 3 (tiga).

- Biaya dokumen merupakan tanggung jawab Penyedia Jasa, Foto-foto


tersebut harus dibuat dan menjadi lampiran setiap permohonan angsuran

pembayaran.

Penyedia jasa harus menyerahkan pada Pemilik kegiatan berupa as built


drawing. As built drawing adalah gambar-gambar yang sesuai dengan
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

pelaksanaan di lapangan yang harus diselesaikan 4 minggu setelah serah


terima pekerjaan untuk pertama kali, dalam bentuk kertas A.3.

Apabila ada pekerjaan yang tidak tersebutkan dalam uraian ini, yang ternyata

pekerjaan tersebut harus ada agar mendapatkan hasil akhir yang sempurna,

maka pekerjaan tersebut harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa atas

perintah tertulis Pejabat Pembuat Komitmen.

Pasal 16. PENUTUP

Apabila ada hal-hal yang tercakup dalam dokumen lelang ini yang harus

dikerjakan, dibuat dengan ketentuan-ketentuan yang telah ada dan

kelaziman-kelaziman pekerjaan, yang nantinya akan diatur dan dimuat dalam

Berita Acara atau Addendum pekerjaan, merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari dokumen lelang ini.


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

BAB III
PEKERJAAN TANAH DAN PASIR

Pasal 01. KETENTUAN UMUM

1. Sebelum melakukan pekerjaan tanah, Penyedia Jasa harus


membersihkan daerah yang akan dikerjakan dari sisa-sisa bongkaran,
akar pohon maupun semak-semak serta segala perintang yang ada dalam
daerah kerja, kecuali ditentukan lain oleh pengawas.

2. Penyedia Jasa harus menjamin terjaganya keutuhan barang/benda atau


bangunan yang telah selesai dikerjakan dari segala macam kerusakan
dan berhati-hati untuk tidak mengganggu patok pengukuran atau tanda-
tanda yang lainnya.

3. Perbaikan kerusakan pada barang/benda atau bangunan yang harus


dijaga akibat pelaksanaan pekerjaan akan menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa.

4. Penyedia Jasa harus melakukan pengukuran dan pematokan terlebih


dahulu dan melaporkannya kepada pengawas, serta meminta ijin untuk
memulai pekerjaan.

5. Pemindahan material akibat pembongkaran puing-puing dan semua yang


merintangi pekerjaan harus dilakukan menurut peraturan.

Pasal 02. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pendaya gunaan semua tenaga kerja,
bahan - bahan, dan perlengkapan - perlengkapan untuk semua pekerjaan
penggalian, penimbunan kembali, dan pengisian/pengurugan untuk
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

peninggian lantai bangunan sesuai dengan peil/elevasi yang telah


ditentukan/direncanakan.
Ruang lingkup kerja diantaranya:
Galian Tanah Pondasi Area Bangunana Utama
Urugan Kembali Bekas Galian Area Bangunan Utama
Urugan Pasir Bawah Pondasi Keseluruhan Area Bangunan Utama
Pasangan Batu Kosong (Anstamping) Area Bangunan Utama

Pasal 03. BAHAN – BAHAN

Bahan – bahan pada pekerjaan ini meliputi :


Pasir urug
Tanah urug (Tanah Timbun)
Batu Kali (Batu Gunung)
Semen PC 40 kg
Pasir Beton (1.400 kg/m3)
Kerikil bersih (1.350 kg/m3)
Air bersih

Pasal 04. PELAKSANAAN

GALIAN TANAH PONDASI


Semua sampah - sampah, tumbuh - tumbuhan dan bekas urugan harus
dibuang. Penggalian harus dilaksanakan sampai kedalaman sebagaimana
ditentukan dalam gambar - gambar. Sebelum pekerjaan selanjutnya
dilanjutkan, maka semua pekerjaan penggalian harus disetujui pengawas.
Bilamana tidak dinyatakan lain oleh Pengawas, maka penggalian untuk
pondasi harus mempunyai lebar yang cukup (minimum 20 cm lebih lebar
dari dasar pondasi) untuk dapat memasang maupun memindahkan
rangka/bekisting yang diperlukan, serta pembersihan.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

Apabila terjadi kesalahan dalam penggalian sehingga dicapai kedalaman


yang melebihi apa yang tertera dalam gambar tanpa instruksi tertulis dari
pengawas, maka kelebihan di atas harus diisi kembali dengan adukan beton
1: 3 : 5 tanpa biaya tambahan.
Penyedia Jasa harus merawat tebing galian dan menghindarkan dari
longsoran. Untuk itu Penyedia Jasa harus membuat penyangga/penahan
tanah yang diperlukan selama masa penggalian, karena stabilitas selama
penggalian merupakan tanggung jawab Penyedia Jasa.
Pada saat penggalian, pipa-pipa drainase, gas, air bersih dan kabel-kabel
yang masih berfungsi harus diamankan dan dijaga agar jangan sampai
rusak atau cacat. Apabila hal tersebut dijumpai, maka Penyedia Jasa
harus segera memberitahukan kepada pengawas dan mengganti semua
kerusakan - kerusakan tersebut atas biaya sendiri.
Semua galian harus diperiksa terlebih dahulu oleh pengawas sebelum
pelaksanaan pekerjaan selanjutnya. Untuk dapat melaksanakan pekerjaan
selanjutnya, Penyedia Jasa harus mendapat persetujuan/ijin tertulis
pengawas.

URUGAN KEMBALI BEKAS GALIAN


Pekerjaan Urugan Kembali adalah Mengurug dan menimbun kembali bekas
galian atau lainnya pada lokasi yang ditentukan sesuai dengan yang tercantum
dalam Gambar. Tahap pelaksanaan meliputi:
Penggalian harus dilakukan untuk mencapai garis elevasi permukaan dan
kedalaman yang perlu untuk dasar pondasi yang dipersyaratkan atau
diperlihatkan pada gambar - gambar.
Penggalian meliputi pemindahan tanah serta batu-batu dan materi lain
yang dijumpai dalam pengerjaannya.
apabila ternyata dijumpai kondisi yang tak memuaskan pada kedalaman yang
diperlihatkan dalam gambar-gambarmaka penggalian harus diperdalam,
diperbesar atau diubah hingga disetujui Konsultan Pengawas, untuk
manapekerjaan ini akan dinilai sebagai pekerjaan tambah.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

Kalau terjadi kesalahan dalam penggalian tanah untuk dasar pondasi


sehingga dicapai kedalaman yang melebihi apa yang tertera dalam
gambar atau yang sanggup disetujui oleh Konsultan Pengawas, maka
kelebihan diatas harus ditimbun kembali dengan pasir yang dipadatkan
tanpa pembebanan biaya pemanis kepada pemilik. Pada pekerjaan
penggalian untuk mencapai/ membentuk permukaan tanah rencana maka
Penyedia Jasa harus mengusahakan dan meyakini bahwa pada pekerjaan
galian tersebut tidak merusak/ mengganggu bangunan atau konstruksi
yang sudah ada.
Penimbunan Kembali harus dilaksanakan didaerah - daerah ataupun bagian-
bagian pekerjaan, serta mengikuti ukuran-ukuran ketinggian, kemiringan-
kemiringan dan bentukbentuk menyerupai yang ditunjukkan dalam gambar-
gambar.
Penimbunan harus dilaksanakan dalam bentuk-bentuk lapisan-lapisan
dengan ketebalan maksimum yang tercantum pada gambar.
Padatkan sesuai dengan Instruksi Konsultan Pengawas. Penimbunan dan
timbun kembali, kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas, harus
dari materi galian pekerjaan ini.
Bahan timbunan harus bebas dari kotoran-kotoran, tumbuh-tumbuhan,
batu-batuan atau materi lain yang sanggup merusak pekerjaan.

URUGAN PASIR BAWAH PONDASI


Pekerjaan Urugan Pasir dilaksanakan setelah Pekerjaan Galian Tanah
Pondasi selesai dikerjakan dengan sempurna dan telah disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
Urugan Pasir dilakukan sampai elevasi rencana sesuai gambar.
Urugan dilakukan secara merata dan padat. Pada lokasi urugan tidak
boleh terdapat genangan air.
Untuk pondasi tapak urugan pasir t = 10 cm, dan pondasi menerus t = 0,5 cm
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

URUGAN PASIR BAWAH LANTAI


Pekerjaan pasir urug dikerjakan setelah pekerjaan timbunan tanah dalam
bangunan lengkap dengan pemadatan selesai dikerjakan.
Pasir urug yang digunakan harus dari jenis pasir pasang yang
bersih/bebas dari lumpur, kotoran-kotoran, sampah dan benda-benda
organis lainnya yang dapat menyebakan tidak sempurnanya pemadatan.
Urugan Pasir dilakukan sampai elevasi rencana sesuai gambar.
Urugan dilakukan secara merata dan padat. Pada lokasi urugan tidak
boleh terdapat genangan air.

TIMBUNAN TANAH DALAM BANGUNAN


Timbunan tanah dalam bangunan dikerjakan setelah semua pekerjaan
Pondasi tapak, pondasi menerus, pekerjaan sloof dan Pas. Bata 1 : 2 Bawah
Lantai (Trasram) selesai dikerjakan. Kemudian hal – hal yang perlu
diperhatikan saat pelaksanaan timbunan tanah dalam bangunan dikerjakan
adalah sbb:
Tanah yang diurug didatangkan dari luar lokasi pekerjaan atau sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan.
Pekerjaan urugan tanah dari luar dilaksanakan untuk peninggian level.
Tanah diurug secara merata lapis demi lapis dengan ketinggian sesuai
yang ditentukan.

PEMADATAN TANAH TIMBUNAN DALAM BANGUNAN


hal – hal yang perlu diperhatikan saat pelaksanaan pemadatan tanah
timbunan dalam gedung dikerjakan adalah sbb:
Pemadatan tanah dilakukan dengan menggunakan alat compaction machine.
Penghamparan dan pemadatan harus dilaksanakan lapis-per lapis yang tidak
lebih tebal dari 30 cm (gembur) dengan alat-alat yang telah disetujui oleh
direksi atau pengawas dimana standar kepadatannya dicapai pada
kepadatan dimana kadar airnya 95 % dari kadar air optimal, atau “dry
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

density” nya mencapai 95 % dari dry density optimal, sesuai dengan


petunjuk pengawas.
jenis tanah urug yang digunakan adalah “silty clay” yang bersih tanpa
potongan-potongan bahan yang bisa lapuk, serta bahan batuan yang telah
dipecahkan (pecahan batuan tersebut maksimal 15 cm).
Penyedia Jasa wajib melaksanakan pengurugan dengan semua bahan
urugan yang keras atau mutu bahan yang terbaik dan mengajukan contoh
bahan yang akan digunakan untuk mendapat persetujuan pengawas.
Terhadap hasil pemadatan yang dilaksanakan, Penyedia Jasa harus
mengadakan “density test” di lapangan. Semua biaya seluruh pengujian
tersebut menjadi beban Penyedia Jasa.
Bila bahan urugan apapun yang digunakan menjadi lapuk/rusak atau bila
urugan yang telah dipadatkan menjadi terganggu, maka bahan tersebut
harus digali keluar dan diganti dengan bahan yang memenuhi syarat serta
dipadatkan kembali, sesuai dengan petunjuk Pengawas, tanpa adanya
biaya tambahan.
Selama dan sesudah pekerjaan pengurugan dan pemadatan, tidak
dibenarkan adanya genangan air di atas tanah atau sekitar lapangan
pekerjaan. Penyedia Jasa harus mengatur pembuangan air sedemikian
rupa agar aliran air hujan atau dari sumur lain dapat berjalan lancar, baik
selama ataupun sesudah pekerjaan selesai.
Penyedia Jasa bertanggung jawab atas stabilitas urugan tanah dan Penyedia
Jasa harus mengganti bagian-bagian yang rusak akibat dari kesalahan dan
kelalaian Penyedia Jasa atau akibat dari aliran air.

PASANGAN BATU KOSONG (Aanstamping)


Pekerjaan aanstamping adalah pekerjaan pasangan batu kosong pada
landasan pondasi menerus sesuai dengan detail yang ditunjukkan pada
gambar dan memenuhi spesifikasi. Batu yang berukuran lebih besar harus
diletakkan pada bagian paling bawah lalu dilanjutkan dengan menyusun batu
yang berukuran lebih kecil di atasnya sampai memenuhi ketebalan/dimensi
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

yang sesuai dalam gambar. Pemasangan batu kosong harus diupayakan


serapat mungkin sehingga tidak banyak terdapat rongga.
Pelaksanaan:
Pekerjaan aanstamping dikerjakan setelah pekerjaan pasir urug dibawah
pondasi selesai dikerjakan.
Untuk memadatkan pasir urug dicelah-celah batu kosong, harus disiram
dengan air, sampai pasir betul-betul mengisi celah-celah batu kosong.
Pemakaian ukuran batu kosong variatif.
Susunan batu dibuat berdiri, dengan ketebalan sekitar 10 cm dan dikunci
dengan batu yang ukurannya lebih kecil.
Memakai batu pecah dengan tujuan agar bidang sentuh antar permukaan
batu lebih luas.

LANTAI KERJA PONDASI BETON MUTU F’C = 7,4 MPa (K-100)


Lantai kerja adalah adukan sebelum pondasi tapak dan di atas urugan pasir
dengan ketebalan 5 cm. Bahan adukan lantai kerja ini adalah semen, air
pasir, dan kerikil dengan ketentuan mutu beton yang harus dicapai f’c = 7,4
MPa.
Untuk lantai kerja dibawah pondasi tapak dibuat dengan ketebalan sesuai
rencana.
Pastikan bahwa lokasi yang akan dipasang lantai kerja sudah terdapat
urugan pasir dengan ketebalan yang sesuai rencana dan telah diratakan.
Bersihkan lokasi yang akan dipasang lantai kerja dari sampah atau
kotoran.
Pasang patok dan leveling lantai kerja yang dibutuhkan sebagai pola
untuk menentukan ketebalan. Bisa juga dengan terlebih dahulu dibuat
kepalaan dengan jarak per 1 m untuk leveling lantai kerja.
Tuangkan adukan lantai kerja ke area melalui talang cor atau ember.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

Adukan lantai kerja diratakan dengan menggunakan cangkul maupun


sendok adukan/raskam hingga ketinggian yang telah ditentukan dengan
cara melaksanakan tarikan benang dari patok level satu dengan yang
lainnya.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

BAB IV
PEKERJAAN PONDASI

Pasal 01. LINGKUP PEKERJAAN

Bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan semua pondasi sesuai


dengan gambar dan persyaratan disini. Jenis pondasi yang digunakan
adalah pondasi tapak dan pondasi menerus (Pondasi Batu Kali)

Pasal 02. BAHAN – BAHAN

1. Pondasi Tapak
Pondasi tapak merupakan pondasi yang terbuat dari struktur beton
bertulang dengan mutu beton rencana sebesar f’c = 26,4 MPa (K – 300).
Adapun bahan yang digunakan pada pekerjaan ini adalah
Semen PC 40 Kg
Pasir Beton (1.400kg/M3)
Kerikil Bersih (1.350kg/M3)
Besi Ulir
Air Bersih
Bekisting Pondasi

2. Pondasi menerus
Pondasi menerus merupakan pondasi yang strukturnya terbuat dari
pasangan batu kali yang disusun sedemikian rupa sehingga berdiri
kokoh untuk mendukung beban dinding.
Bahan yang digunakan pada pekerjaan ini diantaranya:
Batu Kali (Batu Gunung)
Semen PC 40 Kg
Pasir Pasang
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

Air Bersih
3. Kolom Pedestal
Kolom Pedestal merupakan kolom utama dimana ukuran dan fungsi kolom
pedestal ini sama dengan kolom utama pada bangunan. Tinggi kolom
utama biasanya dibuat setinggi dinding sedangkan kolom pedestal dibuat
lebih pendek. Kolom Pedestal biasanya menjadi dudukan plat kolom
baja dan dimana pada kolom pedestal ini ditanam angkur baja. Jenis kolom
pedestal yang direncakan adalah Uk. D-60 cm Type K1-00
Adapun bahan yang digunakan pada pekerjaan ini adalah
Beton Mutu f'c = 26.4 MPa (K - 300)
Pekerjaan Besi Beton Ulir
Bekisting Kolom Pedestal

Pasal 03. PELAKSANAAN

1. Pondasi Tapak
Urutan Kegiatan Pekerjaan Pondasi Setempat, yaitu:
a. Penggalian tanah pondasi
b. Penulangan pondasi
c. Pekerjaan bekisting
d. Pengecoran

a. Pekerjaan Galian Tanah Pondasi


Tahap-tahap pekerjaan galian tanah pondasi setempat yaitu:
Penggalian tanah untuk pondasi setempat dilakukan secara hati-
hati serta harus mengetahui ukuran panjang, lebar dan kedalaman
pondasi.
Tebing dinding galian tanah pondasi dibuat dengan perbandingan
5:1 untuk jenis tanah yang kurang baik dan untuk jenis tanah yang
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

stabil dapat dibuat dengan perbandingan 1:10 atau dapat juga


dibuat tegak lurus permukaan tanah tempat meletakkan pondasi.
dalamnya suatu galian tanah ditentukan oleh kedalamnya tanah
padat/tanah keras dengan daya dukung yang cukup kuat, yang sudah
ditentukan
Lebar dasar galian tanah pondasi hendaknya dibuat lebih lebar
dari ukuran pondasi agar tukang lebih leluasa bekerjanya
Semua galian tanah harus ditempatkan diluar dan agak jauh dari
pekerjaan penggalian agar tidak mengganggu pekerjaan.

b. Pekerjaan Penulangan
- Perakitan tulangan
Untuk pondasi setempat ini perakitan tulangan dilakukan di luar tempat
pengecoran di lokasi proyek agar setelah dirakit dapat langsung dipasang
dan proses pembuatan pondasi dapat berjalan lebih cepat.
Cara perakitan tulangan:
Mengukur panjang untuk masing-masing tipe tulangan yang dapat
diketahui dari ukuran pondasi setempat.
Mendesign bentuk atau dimensi dari tulangan pondasi setempat,
dengan memperhitungkan bentuk-bentuk tipe tulangan yang ada pada
pondasi setempat tersebut.
Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan pondasi dengan
kawat pengikat agar kokoh dan tulangan tidak terlepas

- Pemasangan Tulangan
Setelah merakit tulangan pondasi setempat maka untuk pemasangan
tulangan dilakukan dengan cara manual karena tulangan untuk pondasi
setempat ini tidak terlalu berat dan kedalaman pondasi ini juga tidak
terlalu dalam.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan tulangan:
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

Hasil rakitan tulangan dimasukan kedalam tanah galian dan


diletakkan tegak turus permukaan tanah dengan bantuan waterpass.
Rakitan tulangan ditempatkan tidak langsung bersentuhan dengan
dasar tanah, jarak antara tulangan dengan dasar tanah ± 40 mm,
yaitu dengan menggunakan pengganjal yang di buat dari batu kali
disetiap ujung sisi/tepi tulangan bawah agar ada jarak antara tulangan
dan permukaan dasar tanah untuk melindungi/melapisi tulangan dengan
beton (selimut beton) dan tulangan tidak menjadi karat.
Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-benar stabil, maka dapat
langsung melakukan pengecoran

c. Pekerjaan Bekisting
Bekisting adalah suatu konstruksi bantu yang bersifat sementara yang
digunakan untuk mencetak beton yang akan di cor, di dalamnya atau
diatasnya.
Tahap-tahap pekerjaan bekisting:
Diasumsikan yang akan dibuat bekisting adalah bagian tiangnya untuk
penyambungan kolom sedangkan untuk pondasinya hanya diratakan
dengan cetok (sendok spesi).
Supaya balok beton yang dihasilkan tidak melengkung maka
waktu membuat bekisting, jarak sumbu tumpuan bekistingnya
harus memenuhi persaratan tertentu.
Papan cetakan disusun secara rapih berdasarkan bentuk beton
yang akan di cor.
Papan cetakan dibentuk dengan baik dan ditunjang dengan tiang
agar tegak lurus tidak miring dengan bantuan alat waterpass.
Papan cetakan tidak boleh bocor
Papan-papan disambung dengan klem / penguat / penjepit
Paku diantara papan secara berselang-seling dan tidak segaris
agar tidak terjadi retak.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

d. Pekerjaan Pengecoran
Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah: semen, pasir, kerikil
/split serta air. Kualitas/mutu beton tergantung dari kualitas bahan-bahan
pembuat beton dan perbandingannya. Bahan-bahan harus diperiksa dulu
sebelum dipakai membuat beton dengan maksud menguji apakah syarat-
syarat mutu dipenuhi. Semen merupakan bahan pokok terpenting dalam
pembuatan beton karena mempersatukan butir-butir pasir dan kerikil /split
menjadi satu kesatuan berarti semen merupakan bahan pengikat dan
apabila diberi air akan mengeras. Agregat adalah butiran-butiran batuan
yang dibagi menjadi bagian pokok ditinjau dari ukurannya yaitu agregat
halus yang disebut pasir dan agregat kasar yang disebut kerikil/split dan
batu pecah.
Tahap-tahap pekerjan pengecoran pondasi setempat yaitu:
Membuat kotak takaran untuk perbandingan material yaitu dari kayu
dan juga dapat mempergunakan ember sebagai ukuran perbandingan.
Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk pengecoran
seperti: semen, pasir, split, serta air dan juga peralatan yang akan
digunakan untuk pengecoran.
Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer) dengan
komposisi campuran adukan sesuai dengan hasil mix desain.
Bahan-bahan adukan dimasukan kedalam mollen (mixer) dengan
urutan: pertama masukan pasir, kedua semen portand, ke tiga split
dan biarkan tercampur kering dahulu dan baru kemudian ditambahkan
air secukupnya.
Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna kurang lebih
selama 4-10 menit tabung mollen (mixer) dibalikan dan tuangkan
kedalam kotak spesi.
Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan kedalam lubang
galian tanah yang sudah diletakan tulangan dengan bantuan alat
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

sendok spesi centong/ dan dilakukan/dikerjakan bertahap sedikit demi


sedikit agar tidak ada ruangan yang kosong dan kerikil/split yang
berukuran kecil sampai yang besar dapat masuk kecelah - celah
tulangan.

2. Pondasi Menerus
a. Komposisi Pasangan
Urugan pasir pada bagian bawah pondasi dengan ketebalan 5 cm
Pasangan batu aanstamping atau batu kosong dengan ketebalan 10
cm diatas urugan pasir tadi.
Pasangan batu kali bentuk trapesium dengan campuran batu kali +
pasir + semen PC, untuk tinggi pondasi 1 m sampai dengan 1,5 m
tergantung dari kondisi tanah dan tekstur tanahnya.
Ukuran lebar pondasi mengikuti sesuai dengan gambar, dimana lebar
atas pondasi lebih kecil dari lebar bawah, tergantung ketinggian dari
pondasi tersebut. Artinya makin tinggi pondasi makin lebar ukuran
bagian bawah pondasi tersebut.

b. Tahapan Dalam Pelaksanaan


- Pekerjaan Tanah
Pembongkaran dan Pembersihan lokasi atau lapangan yang akan di
gali misalkan pembuangan rumput atau tanah, sampah, bahan lainnya
yang mengganggu, menebang pohon-pohon dan mencabut akarnya
serta membuang keluar lokasi supaya di dalam pengerjaannya lancar.
penggalian tanah untuk pondasi disesuai dengan ukuran yang ada
dalam gambar kerja atau penggalian pondasi tersebut harus sampai
pada tanah keras. Apabila diperlukan untuk memadatkan daya dukung
yang baik, dasar galian harus dipadatkan atau ditumbuk.
Jika galian melebihi batas kedalaman harus menimbun kembali dan
dipadatkan sampai kepadatan yang maksimum.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

Hasil galian yang dipakai untuk penimbunan harus diangkat langsung


ketempat yang direncanakan Sedangkan hasil galian yang tidak dapat
dipakai untuk penimbunan harus disingkirkan.
Harga satuan pekerjaan harus sudah mencakup semua biaya
pekerjaan-pekerjaan, pembersihan, sewa alat, penimbunan dan
pembuangan hasil galian.

-Pekerjaan Pondasi
Pondasi untuk bangunan yang digunakan adalah pondasi batu kali yang
memenuhi persyaratan teknis atau sesuai dengan kondisi di lapanagan.
Pasangan pondasi adalah dari batu kali, dengan ukuran pondasi
sesuai dengan gambar rencana pondasi.dengan bagian bawah
pondasi dipasang batu kosong atau aanstamping setebal 10 cm
dengan sela-selanya disisi pasir urug, disiram air sampai Penuh dan
ditumbuk hingga padat dan rata.
Celah–celah yang besar antara batu diisi dengan batu kecil yang
cocok padatnya.
Pasangan pondasi batu kali tidak saling bersentuhan dan selalu ada
perekat diantaranya hingga rapat.
Pada pasangan batu kali sudah harus disiapkan anker besi dengan
diameter 10 mm.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

BAB V
PEKERJAAN BETON / BETON BERTULANG

Pasal 01. KETENTUAN UMUM

1. Persyaratan-persyaratan konstruksi beton, istilah teknik dan syarat


pelaksanaan beton secara umum menjadi kesatuan dalam bagian buku
persyaratan teknis ini. Kecuali ditentukan lain dalam buku persyaratan teknis
ini, maka semua pekerjaan beton harus sesuai dengan standar di bawah ini
:

Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung (SNI 2847-


2019)
Beban Minimum untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur
lain (SNI 1723-2013)
Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan
gedung dan non gedung (SNI-1726-2019)
Standar Industri Indonesia

2. Penyedia Jasa harus melaksanakan pekerjaan ini dengan ketepatan dan


kesesuaian yang tinggi menurut persyaratan teknis ini, gambar rencana dan
instruksi-instruksi yang tidak memenuhi syarat harus dibongkar dan diganti
atas biaya Penyedia Jasa sendiri.

3. Semua material harus baru dengan kualitas yang terbaik sesuai dengan
persyaratan dan disetujui oleh pengawas, dan pengawas berhak meminta
diadakan pengujian bahan-bahan tersebut dan Penyedia Jasa
bertanggung jawab atas segala biayanya. Semua material yang tidak
disetujui oleh pengawas harus segera dikeluarkan dari lokasi proyek.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

Pasal 02. LINGKUP PEKERJAAN

1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pendaya gunaan semua tenaga


kerja, bahan - bahan, upah dan perlengkapan - perlengkapan untuk
semua pekerjaan beton / beton bertulang yang terdapat dalam gambar
rencana.

2. Pengadaan, detail, fabrikasi dan pemasangan semua penulangan dan


bagian-bagian dari pekerjaan lain yang tertanam dalam beton.

3. Perancangan, pelaksanaan dan pembongkaran acuan beton,


penyelesaian dan pemeliharaan beton dan semua jenis pekerjaan yang
menunjang pekerjaan beton.

4. Pekerjaan ini mencakup elemen struktur dan elemen non struktur yang
terdiri dari:
Elemen Struktur
Sloof
Kolom
Balok lantai
Plat Lantai
Floor Deck
Struktur Tangga

Elemen Non Struktur


Kolom praktis
Balok latei
Meja washtafel
Lantai kerja
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

Pasal 03. PENGENDALIAN PEKERJAAN

1. Penyedia Jasa harus bertanggung jawab atas instalasi semua alat yang
terpasang, selubung-selubung dan sebagainya yang tertanam dalam
beton.

2. Pengendalian pekerjaan ini tercantum pada syarat – syarat dalam


Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung (SNI 2847-2019).

3. Ukuran-ukuran (dimensi) dari bagian-bagian beton bertulang yang


tercantum dalam gambar - gambar rencana pelaksanaan arsitektur adalah
ukuran - ukuran dalam garis besar. Ukuran-ukuran yang tepat, begitu
pula besi penulangannya ditetapkan dalam gambar-gambar struktur
konstruksi beton bertulang. Jika terdapat selisih dalam ukuran antara
kedua macam gambar itu, maka ukuran yang berlaku harus
dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Pengawas untuk mendapatkan
ukuran sesungguhnya.

4. Jika karena keadaan pasaran penulangan perlu diganti guna


kelangsungan pelaksanaan, maka jumlah luas penampang tidak boleh
berkurang dengan memperhatikan syarat-syarat lainnya yang termuat
dalam SNI 2847-2019. Dalam hal ini harus mendapatkan persetujuan
Pengawas.

Pasal 04. JENIS-JENIS

1. Lantai Beton Mutu F’c = 14,5 Mpa (K 175), Slump (12 ± 2) cm, W/c = 0,87
2. Kolom Uk. D-60 Type K1-01
- Beton Mutu f'c = 26,4 MPa (K - 300)
- Besi Beton Ulir
- Bekisting Kolom
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

3. Balok Uk. 40/70 cm Type B1-01


Balok Uk. 40/70 cm Type B1-02
- Beton Mutu f'c = 26,4 MPa (K - 300)
- Besi Beton Ulir
- Bekisting Kolom
4. Balok Uk. 40/60 cm Type B2-01
Balok Uk. 40/60 cm Type B2-02
Balok Uk. 40/60 cm Type BB-01
- Beton Mutu f'c = 26,4 MPa (K - 300)
- Besi Beton Ulir
- Bekisting Kolom
5. Balok Uk. 30/50 cm Type B3-02
- Beton Mutu f'c = 26,4 MPa (K - 300)
- Besi Beton Ulir
- Bekisting Kolom
6. Kolom H-Beam Uk. 300 x 300 x 10 x 15 mm Type H1
- Beton Mutu f'c = 26,4 MPa (K - 300)
- Besi Beton Ulir
- Bekisting Kolom
7. Balok Uk. 30/60 cm Type RB-01
- Beton Mutu f'c = 26,4 MPa (K - 300)
- Besi Beton Ulir
- Bekisting Kolom
8. Balok Uk. 25/40 cm Type RB-02
- Beton Mutu f'c = 26,4 MPa (K - 300)
- Besi Beton Ulir
- Bekisting Kolom
9. Balok Uk. 25/40 cm Type RB-03
- Beton Mutu f'c = 26,4 MPa (K - 300)
- Besi Beton Ulir
- Bekisting Kolom
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

10. Plat Lantai Type SF-01


- Beton Mutu f'c = 26,4 MPa (K - 300)
- Besi Beton Ulir
- Bekisting Kolom
Union Floor Deck W-1000 BMT 1,40 mm bergelombang Type SF-02
Union Floor Deck W-1000 BMT 1,40 mm bergelombang Type SF-03

- Beton Mutu f'c = 26,4 MPa (K - 300)


- Besi Wiremesh Ulir M10
11. Beton Mutu f'c = 26,4 MPa (K - 300)
- Besi Beton Ulir
- Semen PC 40 kg
- Pasir Beton (1.400 kg/m3)
- Batu pecah / Kerikil bersih (1.350 kg/m3)
- Air bersih
- Besi Beton Polos
12. Besi Beton Ulir
- Tulangan utama (BjTS – 40)
- Tulangan Sengkang (BjTS – 30)
13. Besi Beton Polos (BjTP – 24)
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

14. Kawat beton


15. Bekisting

Pasal 05. SYARAT – SYARAT MATERIAL PEMBENTUK BETON

1. Semen Portland
a. Semen Portland harus memenuhi persyaratan SNI – 15 – 2094 - 2004
untuk butir pengikat awal, kekekalan bentuk, kekuatan tekan aduk dan
susunan kemia. Semen yang cepat mengeras hanya boleh digunakan jika
atas petunjuk Pengawas. Semen yang digunakan untuk seluruh
pekerjaan pondasi dan beton harus dari satu merk saja yang disetujui
Pengawas.
b. Penyimpanan semen harus dilaksanakan dalam tempat penyimpanan
dan dijaga agar semen tidak lembab, dengan lantai terangkat bebas
dari tanah dan ditumpuk sesuai dengan syarat penumpukan semen dan
menurut urutan pengiriman. Semen yang telah rusak karena terlalu
lama disimpan sehingga mengeras atau tercampur bahan lain, tidak boleh
digunakan dan harus disingkirkan dari tempat pekerjaan. Semen harus
dalam zak-zak yang utuh dan terlindung baik dari pengaruh cuaca,
dengan ventilasi secukupnya dan dipergunakan sesuai dengan urutan
pengiriman.

2. Agregat Halus (Pasir)


a. Jenis dan syarat campuran agregat harus memenuhi syarat-syarat
dalam SNI 2847-2019, Bab 3.
b. Mutu Pasir
Butir-butir tajam, keras, bersih dan tidak mengandung lumpur dan
bahan-bahan organis.
c. Ukuran
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

Sisa di atas ayakan 4 mm harus minimal 2 % berat ; Sisa di atas


ayakan 2 mm harus minimal 10 % berat ; Sisa di atas ayakan 0,25 mm
harus berkisar antara 80% - 90% berat.
d. Penyimpanan
Pasir dan kerikil atau batu pecah harus disimpan sedemikian rupa
sehingga terlindung dari pengotoran oleh bahan-bahan lain.

3. Agregat Kasar (Koral/Batu Pecah)


a. Jenis dan syarat campuran agregat harus memenuhi syarat syarat
dalam SNI 2847-2019, Bab 3.
b. Mutu
Butir-butir keras, bersih dan tidak berpori, jumlah butir-butir pipih
maksimal 20% berat; tidak pecah atau hancur serta tidak mengandung
zat-zat reaktif alkali.
c. Ukuran
Sisa di atas ayakan 31,5 mm, harus 0 % berat ; Sisa di atas ayakan 4
mm, harus berkisar antara 90 % - 98 % berat, selisir antara sisa-sisa
kumulatif di atas dua ayakan yang berurutan, adalah maksimal 60 % dan
minimal 10 % berat.
d. Penyimpanan
Pasir dan kerikil atau batu pecah harus disimpan sedemikian rupa
sehingga terlindung dari pengotoran oleh bahan-bahan lain.

4. Air
a. Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung
minyak, asam, alkali, garam-garam, bahan organis atau bahan lain
yang dapat merusak beton serta baja tulangan atau jaringan kawat
baja. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum.
b. Pengawas dapat memerintahkan untuk diadakan pengujian contoh air
di lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui apabila terdapat
keragu-raguan mengenai mutu air tersebut. Biaya pengujian contoh air
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

tersebut untuk keperluan pelaksanaan proyek ini adalah sepenuhnya


menjadi tanggungan Penyedia Jasa.

5. Pembesian/Penulangan
a. Baja tulangan harus memenuhi persyaratan Spesifikasi untuk
Bangunan Gedung baja Struktural (SNI 2052-2014), untuk tulangan
utama (longitudinal) dengan tegangan leleh (fy = 390 N / mm2) atau Baja
BjTS – 40 dan untuk tulangan transversal (sengkang) digunakan tulangan
ulir fy = 295 N / mm 2 atau Baja BjTS – 30. Untuk tulangan polos
digunakan fy = 235 N / mm2 atau Baja BjTP – 24.
b. Besi penulangan beton harus disimpan dengan cara-cara sedemikian
rupa sehingga bebas dari hubungan langsung dengan tanah lembab
ataupun basah. Juga besi penulangan harus disimpan rata.
c. Besi yang akan digunakan harus bebas dari karat dan kotoran lain.
Apabila terdapat karat pada bagian permukaan besi, maka besi harus
di bersihkan dengan cara disikat atau digosok tanpa mengurangi
diameter penampang besi, atau menggunakan bahan cairan sejenis
“Vikaoxy off” produksi yang telah memenuhi SII atau yang setaraf dan
disetujui Pengawas.
d. Pengawas dapat memerintahkan untuk diadakan pengujian terhadap
beton cor di tempat yang akan digunakan ; dan bahan yang diakui serta
yang disetujui Pengawas. Semua biaya sehubungan dengan pengujian
tersebut di atas sepenuhnya menjadi tanggungan Penyedia Jasa.
e. Apabila baja tulangan yang digunakan telah distel di pabrik dan perlu
penyambungan yang berbeda antara penulangan di lapangan dengan
ketentuan dari pabrik pembuat, maka harus atas persetujuan
Pengawas.

6. Kawat Pengikat
Kawat pengikat harus berukuran minimal diameter 1 mm seperti yang
disyaratkan dalam SNI 2847-2019.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

7. Beton Ready-mixed
a. Beton ready-mixed haruslah berasal dari perusahaan ready-mixed
yang disetujui, pengukuran, pencampuran dan pengiriman sesuai
dengan ACI 301-74, ACI committee 304 dan ASTMC 94-92a.
b. Pemeriksaan bagi Konsultan MK/Pengawas yang ditunjuk diadakan
jalan masuk ke proyekdan ketempat pengantaran contoh atau
pemeriksaan pekerjaan yang dapat dilalui setiap waktu. Denah dan
semua peralatan untuk pengukuran, adukan dan pengantaran beton
harus diperiksa oleh Konsultan MK/Pengawas yang ditunjuk sebelum
pengadukan beton.
c. Adukan beton harus dibuat sesuai dengan perbandingan campuran
yang sesuai dengan yang telah diuji dilaboratorium dan disetujui, serta
secara konsisten harus dikontrol bersama-sama oleh Kontraktor dan
Supplier beton ready-mixed. Kekuatan beton minimum yang dapat
diterima adalah berdasarkan hasil pengujian yang diadakan di
laboratorium.
d. Temperatur beton yang diijinkan dari campuran beton tidak boleh
melampaui 35 derajat (C).
e. Menambahkan bahan tambahan pada plant harus sesuai dengan
instruksi yang diberikan dari pabrik. Bila dipakai dua atau lebih bahan
tambahan, maka bahan tambahan harus ditambahkan secara terpisah
untuk bahan yang lain dan mengikuti instruksi pabrik. Bahan
tambahan harus sesuai dengan ACI 212.2R-71 dan ACI 212.1R-64.
f. Menambahkan air pada batch plant dan/atau pada lapangan proyek
pada kesempatan terakhir yang memungkinkan dan dibawah supervisi
dari Konsultan MK/Pengawas yang ditunjuk. Air tidak boleh
ditambahkan selama pengangkutan beton.
g. Penambahan air untuk menaikkan slump atau untuk alas dan lain
apapun hanya boleh dilakukan bila diijinkan dan di bawah supervise dari
Konsultan MK/Pengawas yang ditunjuk.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

h. Truk-truk harus dilengkapi dengan alat untuk mengukur air yang


akurat dan alat untuk menghitung putaran.
i. Mulailah operasi pemutaran dalam waktu 30 menit sesudah semen
dan agregat dituang ke dalam mixer.
j. Beton harus dituangkan seluruhnya dilapangan proyek dalam waktu
satu setengah jam atau sebelum truk mixer mencapai 300 putaran
yang mana yang lebih dulu, setelah semen dan agregat dituang ke
dalam mixer. Dalam cuaca panas, batasan waktu harus diturunkan
seperti ditentukan oleh Pengawas yang ditunjuk.
k. Penggetaran ulangbeton (yang sudah mulai pengikatan awal) tidak
diijinkan.
l. Apabila temperatur atau kondisi lain menyebabkan suatu perbedaan
(deviasi)pada slump atau sifat pengecoran, harus diberikan ukuran yang
disetujui oleh Pengawas yang ditunjuk untuk menjaga kondisi normal.
Penggumpalan beton karena agregat yang panas, air, semen atau
kondisi lainnya tidak diijinkan, dan beton harus ditolak.
m. Menggetarkan beton harus mengikuti ACI 309-72 (Recommended
Practice for Consolidation of Concrete).

8. Bahan Additive
a. Penggunaan Additive tidak diijinkan tanpa persetujuan tertulis dari
pengawas.
b. Bila diperlukan untuk mempercepat pengerasan beton atau bila slump
yang disyaratkan tinggi, beton dapat digunakan bahan additive yang
disetujui Pengawas. Bahan additive yang digunakan produksi
CEMENT–AIDS atau yang setaraf. Semua perubahan design mix atau
penambahan bahan additive, sepenuhnya menjadi tanggungan Penyedia
Jasa dan tidak ada biaya tambahan untuk hal tersebut.

Pasal 06. ADUKAN BETON


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

1. Sebelum pengecoran dilaksanakan, harus diadakan adukan beton


percobaan “Trial Mix” yang sesuai dengan yang dibutuhkan pada setiap
bagian konstruksi. Pekerjaan pengecoran tidak boleh dimulai sebelum
diperiksa dan disetujui Pengawas mengenai kekuatan/kebersihannya.
Semua biaya pengujian tersebut menjadi beban Penyedia Jasa.

2. Mutu beton yang digunakan pada pekerjaan elemen strukural (pondasi


tapak, kolom pedestal, sloof, kolom, balok lantai, plat lantai, Floordeck dan
struktur tangga) f’c = 25 MPa (K-300). Mutu beton non struktural (kolom
praktis, balok latei, meja washtafel) f’c = 14,5 MPa K-175. Mutu beton
pada pekerjaan saluran sebesar f’c = 19,4 MPa (K-225).

Pasal 07. CETAKAN DAN ACUAN

1. Penyedia Jasa harus terlebih dahulu mengajukan gambar-gambar


rencana cetakan dan acuan untuk mendapatkan persetujuan Pengawas,
sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan. Dalam gambar-gambar
tersebut harus secara jelas terlihat konstruksi cetakan atau acuan,
sambungan-sabungan dan kedudukan serta sistem rangkanya.

2. Cetakan dan acuan untuk pekerjaan beton harus memenuhi persyaratan


dalam SNI 2847-2019.

3. Acuan harus direncanakan agar dapat memikul beban-beban konstruksi


dan getaran-getaran yang ditimbulkan oleh peralatan penggetar. Defleksi
maksimal dari cetakan dan acuan antara tumpuannya harus dibatasi sampai
1/400 bentang antara tumpuan tersebut.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

4. Pembongkaran cetakan dan acuan harus dilaksanakan sedemikian agar


keamanan konstruksi tetap terjamin dan disesuaikan dengan persyaratan
SNI 2847-2019.

5. Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari


pengawas, atau jika umur beton telah melampaui waktu sebagai berikut :
Bagian sisi balok 48 Jam
Balok tanpa beban konstruksi 7 Hari
Balok dengan beban konstruksi 21 Hari
Plat lantai/Floordeck 21 Hari

6. Pembongkaran cetakan harus dilaksanakan dengan hati-hati sehingga


tidak menyebabkan cacat pada permukaan beton. Dalam hal terjadi
bentuk beton yang tidak sesuai dengan gambar rencana, Penyedia Jasa
wajib mengadakan perbaikan atau pembetulan kembali.

7. Cetakan untuk pekerjaan kolom dan pekerjaan beton lainnya harus


menggunakan papan tebal minimal 2,5 cm atau multliptek 18 mm, balok
5/7, 6/10, 8/10 dan dolken diameter 8-12 cm, dapat digunakan dari mutu
kayu Klas II.

Pasal 08. PELAKSANAAN

1. UMUM
Proporsi
Kecuali disebut lain, maka campuran dari beton harus sedemikian
sehingga mencapai kekuatan benda uji berbentuk silinder umur 28 hari
sebesar mutu beton yang direncanakan.

Slump
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

Nilai yang diijinkan untuk beton dalam keadaan mix yang normal adalah
7,5–10 cm dan disesuaikan terhadap mutu beton yang disyaratkan. Slump
yang terjadi diluar batas tersebut harus mendapatkan persetujuan
Pengawas.

Penyambungan Beton dan Grouting


Sebelum melanjutkan pengecoran pada beton yang telah mengeras,
maka permukaanya harus dibersihkan dan dikasarkan terlebih dahulu.
Cetakan harus dikencangkan kembali dan permukaan sambungan disiram
dengan bahan “Bonding Agent” untuk maksud tersebut dengan
persetujuan Pengawas.

Pengukuran
Untuk memastikan posisi dari setiap elemen struktur yang akan dikerjakan
harus simetris dan tegak lurus maka penyedia jasa wajib menyediakan
surveyor untuk melakukan pengukuran dengan theodolith dan memberi
tanda (marking) untuk posisi titik perletakan elemen struktur
beton bertulang.

Pekerjaan pembesian
Pembesian atau perakitan tulangan dikerjakan ditempat lain yang lebih
nyaman.
Perakitan tulangan harus sesuai dengan gambar kerja.
Selanjutnya adalah pemasangan tulangan utama, sebelum
pemasangan sengkang, terlebih dahulu dibuat tanda pada tulangan
utama dengan kapur.
Selanjutnya adalah pemasangan sengkang, setiap pertemuan antara
tulangan utama dan sengkang diikat oleh kawat dengan system silang.
Setelah tulangan selesai dirakit, besi tulangan diangkut ke lokasi yang
akan dipasang.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

Setelah besi terpasang pada posisinya dan cukup kaku, lalu dipasang
beton deking sesuai ketentuan. Beton deking ini berfungsi sebagai
selimut beton.

Pekerjaan Bekisting
Bekisting dipasang dengan multiplek 9 mm sebagai bahan bekisting
dan kayu kelas III serta dolken kayu sebagai perancah.
Ukur bekisting menggunakan meteran agar mendapatkan hasil yang
sesuai, setelah itu kemudian letakkan bekisting pada tempat yang
sudah ditentukan.
Bekisting diberikan skoor dari kayu reng 3/4 sebagai penguat tekanan saat
coran dituangkan, antar skoor diberi jarak sekitar 30cm dengan skoor
lainnya.
Pemasangan skoor dapat menggunakan paku sebagai perekatnya,
kemudian paku dipakukan dengan menggunakan palu.

Form Request
Sebelum melakukan pengecoran, penyedia jasa wajib memeriksa
bersama – sama dengan konsultan pengawas berkenaan dengan
pemasangan pembesian dan pemasangan bekisting harus sesuai dengan
gambar rencana. Sesudah pengecekan, penyedia jasa wajib mengajukan
form request untuk pelaksanaan pengecoran yang disetujui oleh konsultan
pengawas.

Pekerjaan pengecoran
Setelah bekisting terpasang dengan baik, bekisting diolesi minyak bekisting
kemudian letakkan pembesian pada posisinya tepat didalam bekisting.
Pastikan pembesian telah terletak dengan sempurna pada posisinya
didalam bekisting dengan membuat tahu-tahu beton di bawah dan
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

digantung kiri kanan bagian dalam bekisting, dengan maksud


mendapatkan selimut beton.
Pengecoran beton dilakukan menggunakan mutu beton yang
direncanakan.
Setelah area siap, lakukan pengecoran beton dengan menuang adukan
beton ke area pengecoran, Penuangan beton dilakukan secara
bertahap, hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya segregasi yaitu
pemisahan agregat yang dapat mengurangi mutu beton. Selama proses
pengecoran berlangsung pemadatan beton menggunakan vibrator. Hal
tersebut dilakukan untuk menghilangkan rongga-rongga udara serta
untuk mencapai kepadatan maksimal.

Pekerjaan pembongkaran bekisting


Setelah beton sudah mencapai umur sesuai dengan yang dijelaskan pada
pasal 6 ayat 5, maka bekisting sudah dapat dibongkar.
Pertama - tama, multiplek dipukul-pukul dengan menggunakan palu
agar lekatan beton pada multiplek dapat terlepas.
Kendorkan push pull (penyangga bekisting), lalu lepaskan push pull.
Kendorkan baut-baut/paku-paku yang ada pada bekisting, sehingga
rangkaian/panel bekisting terlepas.

Pekerjaan perawatan beton


Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton
tetap terjaga dilakukan perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan
adalah dengan menyiram /membasahi beton 2 kali sehari selama 28 hari.

2. KOLOM
Kolom adalah struktur yang merupakan penyangga atau pilar yang akan
menyalurkan beban atau gaya vertikal dan lateral ke pondasi. Konstruksi
kekakuan kolom akan menentukan besarnya gaya lateral yang yang akan di
pikul kolom tersebut. Prosedur pelaksanaan pekerjaan kolom dalam
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

proyek ini secara keseluruhan sama, meskipun dimensi dan jumlah


tulangan pada masing-masing tipe kolom berbeda-beda. Langkah teknis
pada pekerjaan kolom adalah sebagai berikut:
Pekerjaan Pengukuran Marking.
Pekerjaan Marking merupakan pekerjaan penentuan titik-titik as kolom
yang diperoleh dari hasil pengukuran dan pematokan di lapangan.
Penentuan as kolom ini dilakukan dengan menggunakan alat theodolite.
Untuk pengukuran di perlukan juru ukur (surveyor) yang berpengalaman.
Pekerjaan ini bertujuan untuk menentukan posisi kolom agar sesuai dengan
gambar dan agar kolom tetap lurus dari lantai pertama sampai lantai
terakhir.

Pekerjaan Penulangan
Pada penulangan utama kolom digunakan mutu beton K300 untuk kolom
persegi. Pekerjaan pemasangan pembesian kolom pada lantai pertama
dipasang dengan menghubungkan pada pondasi sedangkan untuk lantai
diatasnya disambungkan dengan besi kolom dibawahnya. Tulangan kolom
dikerjakan pada workshop pembesian (tulangan kolom pre-cast) lalu
diangkat dengan mengunakan tower crane dan kemudian
dipasang.Langkah – langkah dalam pekerjaan penulangan kolom adlah
sebagai berikut :
Pengukuran serta pemotongan tulangan utama dan Sengkang
berdasarkan perencanaan.
Merakit tulangan utama dan sengkang kolom. Sebelum pemasangan
sengkang terlebih dahulu dibuat tanda pada tulangan utama.
Setelah sengkang dipasang, setiap pertemuan antara tulangan utama
dan sengkang diikat oleh kawat dengan sistem silang.
Tulangan yang telah selesai dirakit, untuk besi diangkut dengan
menggunakan Tower Crane ke lokasi yang akan dipasang.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

Setelah besi terpasang pada posisinya dan cukup kaku, lalu dipasang
beton deking sesuai ketentuan. Beton deking ini berfungsi sebagai
selimut beton.

Pekerjaan Bekisting
Bekisting kolom adalah alat bantu sementara yang berfungsi untuk
membentuk beton pada saat pengecoran kolom dilaksanakan, sehingga
diperoleh bentuk beton sesuai dengan perencanaan. Pekerjaan
pemasangan bekisting dilakukan setelah pembesian dilaksanakan dan
beton decking telah dipasang. Beton decking dipasang dengan mengebor
pelat lantai dan kemudian dipasang potongan besi pada lubang bor tersebut.
Sepatu kolom berguna untuk menahan bekisting kolom agar tetap sesuai
dengan marking kolom. Sama halnya dengan pembesian kolom, bekisting
juga sudah dirangkai ditempat fabrikasi bekisting. Bekisting yang digunakan
juga semi sistem dimana bekisting ini menggunakan besi dan juga triplek
polyfilm. Dengan sistem ini maka pekerjaan bekisting dapat lebih cepat serta
efisien karena tidak perlu merakit bekisting tiap saat. Adapun langkah
– langkah yang dilakukan dalam pekerjaan bekisting kolom adalah
sebagai berikut :
Bersihkan area kolom dan marking posisi bekisting kolom.
Pasang beton decking pada tulangan utama atau tulangan sengkang.
Bekisting yang digunakan merupakan bekisting yang sudah dirangkai
ditempat fabrikasi bekisting.
Bekisting yang sudah dirangkai diangkut dengan tower crane dan
ditempatkan pada tulangan kolom yang akan dicor
Setelah bekisting terpasang pada tulangan kolom, bekisting dikunci
dengan sabuk pengunci.
Untuk menjaga ketegakan dan kelurusan pada bekisting maka
digunakan unting–unting.
Setelah bekisting dirasa tegak dan lurus maka pengecoran dapat
dilakukan.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

Pekerjaan Pengecoran
Pengecoran dilakukan dengan bucket cor dan pipa tremi yang diangkat oleh
mobile crane. Beton harus dituang sedekat-dekatnya dengan tujuan akhir
untuk mencegah terjadinya pemisahan bahan-bahan akibat pemindahan
adukan di dalam cetakan. Tinggi jatuh beton maksimum adalah adalah 1,5
m. Penuangan beton dengan tinggi jatuh beton melebihi
1,5 m akan menyebabkan bahan-bahan yang lebih berat akan jatuh
terlebih dahulu sehingga terjadi pemisahan agregat pada beton
(segregasi) dan akan sangat mempengaruhi kualitas beton. Pemadatan
tiap layer dengan menggunakan concrete vibrator (jarum penggetar).
Pemadatan dilakukan untuk mengeluarkan gelembung-gelembung udara
yang terjebak didalam adukan semen yang timbul pada saat penuangan
beton. Langkah – langkah dalam pekerjaan pengecoran kolom :
Sebelum dilaksanakan pengecoran, kolom yang akan dicor harus di
lakukan pengecekan. Pengecekan yang dilakukan adalah tulangan dan
kondisi bekisting agar tidak membahayakan konstruksi dan
menghindari kerusakan beton.
Setelah pengecekan selesai. Pengecoran dilakukan dengan
menggunakan bucket cor yang dihubungkan dengan pipa tremi dengan
kapasitas bucket sampai 0,9m3 Bucket tersebut diangkut dengan
menggunakan tower crane untuk memudahkan pengerjaan.
Penulangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini dilakukan untuk
menghindari terjadinya segregasi yaitu pemisahan agregat yang dapat
mengurangi mutu beton.
Beton yang dituangkan tidak sepenuhnya, melainkan hanya 3/4 dari
tinggi kolom.
Selama proses pengecoran berlangsung, pemadatan beton
menggunakan vibrator. Hal tersebut dilakukan untuk menghilangkan
rongga-rongga udara serta untuk mencapai pemadatan yang maksimal.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

Pekerjaan Pembongkaran Bekisting


Pembongkaran bekisting kolom dilakukan sehari setelah pengecoran.
Kondisi paling ekstrim adalah 8 jam setelah pengecoran. Diasumsikan
bahwa beton telah mengeras dan semen telah mencapai waktu ikat
awal.Pembongkaran bekisting harus mendapat ijin terlebih dahulu dari
pengawas proyek dan pada saat proses pelepasan dilakukan dengan hati
– hati untuk menghindarkan kolom dari kerusakan. Bekisting yang telah
dilepas tersebut diangkat dengan bantuan mobile crane dan dibersihkan
bagian permukaan dalamnya serta diolesi pelumas untuk kemudian
dipasang pada kolom berikutnya. Adapun langkah langkah pelepasan
bekisting adalah :
Menyiapakan peralatan yang akan digunakan untuk pembongkaran
bekisting.
Membongkar clemp yang terpasang pada sabuk pengikat.
Bongkar bagian–bagian bekisting dengan hati – hati agar tidak merusak
kolom dan tidak merusak bekisting sehingga bekisting dapat digunakan
lagi.
Angkut bekisting dengan mobile crane kedaerah yang terlindungi.
Mengecek hasil cor kolom. Jika ditemukan hasil kurang bagus maka
dilakukan perbaikan sesuai dengan kerusakan yang terjadi.

3. BALOK DAN FLOORDECK


Pekerjaan Balok dan Floordeck merupakan satu kesatuan, karena
pekerjaannya dilaksanakan secara bersamaan. tipe balok terdiri dari 2
macam, yaitu balok utama (balok induk) dan balok anak.

Tahap pelaksanaan pekerjaan balok dan floordeck adalah sebagai berikut:


Lakukan pekerjaan Pengukuran dan Pengecekan. Hal ini bertujuan
untuk menentukan as, elevasi dan mengatur serta memastikan
kerataan kedudukan balok dan pelat yang ada pada shop drawing.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

Dilakukan pabrikasi pembesian balok yaitu pembesian tulangan utama


dan sengkang sesuai ketentuan shop drawing.
Untuk bentang balok lebih dari 6 maka ada penyambungan besi
(overlap), dimana panjang overlap ini sesuai dengan standart penulangan
yang telah ditetapkan oleh konsultan struktur.
Pabrikasi pembesian dilakukan dengan bantuan alat bar bender dan
bar cutter. Setiap pertemuan antara tulangan utama dan sengkang
diikat dengan kawat branded. Pekerjaan pabrikasi pembesian dilakukan
bersamaan dengan waktu dilaksanakan pemasangan bekisting.
Selanjutnya digelar triplek pada bagian atas pelat lantai untuk
memproteksi lantai dari stretch akibat pemasangan scaffolding.
Selanjutnya dilakukan pemasangan scaffolding untuk balok dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
Dilakukan pemasangan support vertical dengan jack base dan U-head
dengan ukuran ketinggian yang diambil dari garis pinjaman
kolom,kemudian dilakukan pemasangan support horizontal.
Kemudian dilanjutkan dengan pemasangan gelagar dengan
menggunakan UNP 10 dan suri-suri dengan menggunakan hollow 4 x
4.
Selanjutnya dilakukan pemasangan bekisting balok. Tahapan
pemasangan bekisting balok adalah sebagai berikut :
- Multipleks dipotong berdasarkan ukuran shop drawing yang telah
disetujui,kemudian permukaan multipleks dilapisi dengan mould oil
agar pada saat pembongkaran bekisting, beton tidak menempel
pada bekisting.
- Selanjutnya dilakukan pemasangan bekisting bawah (bottom form)
dengan menggunakan multipleks. Kemudian selanjutnya dilakukan
pengecekan elevasi balok kembali dengan menggunakan theodolite.
- Apabila elevasi bekisting balok sudah sesuai maka dilanjutkan
dengan pemasangan bekisting samping (side form) menggunakan
multipleks kemudian diikat dengan menggunakan formties dan
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

bracing selanjutnya dilakukan pengecekan ketegakan siku bekisting


dengan siku logam dan kelurusan bekisting dengan tarikan benang.
Selanjutnya lembaran Floordeck dipasang diatas 2 balok pemikul, dimana
floordeck disimpan diatas bekisting balok dengan jarak 2,5cm dari
pinggir besi balok yang belum dicor.
Floordeck dipasang searah dengan bentangan balok terpendek.
Disetiap bagian tepi floordeck dipasang end stop untuk melindungi
beton dari tumpah.
Penyempurnaan sambungan tumpuan sisi rusuk panel dek sejarak +/-
100cm dengan alternatif dilas cantum, di rivet dia 5 mm, di sekrup.
Setelah perakitan pembesian balok selesai, pembesian wiremesh
dilakukan langsung di atas floordeck yang sudah siap. Besi wiremesh
diangkat dari Gudang pengadaan dengan menggunakan mobile crane.
Bila dalam perhitungan diperlukan danya penahan geser, maka
penahan geser tersebut dilas/tertanam pada balok tumpuan diantara
lembeh rusuk dek. Jrak dari ujung penahan geser ke permukaan beton
tidak boleh kurang dari selimut beton (+/- 25 mm) jarak penempatan
harus dihitung berdasarkan diagram gaya lintang balok.
Pasangkan 2 lapis tulangan atas dan bawah dengan diameter 10 mm.
Kemudian pasang plastic chair sebagai pengganti beton decking untuk
selimut beton dengan tebal 20 mm.
Untuk mendapatkan jarak tertentu antara tulangan bawah dan atas
dipasang kaki ayam atau tulangan penyangga.
Gelar wiremesh/tulangan plat dengan memberikan jarak dari floordeck
ke wiremesh sekitar 3 cm.
Bondek dan balok sudah siap dicor setelah dipastikan bebas dari
sampah dan material yang tidak penting.
Tiang Penyangga sementara diperlukan untuk mencegah lendutan
pada saat masih basah, tergantung dari keadaan betonnya, biasanya
penyangga sementara ini dapat dilepas setelah umur beton mencapai 7
– 14 hari.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

Pekerjaan Pembesian Balok


Tahap pelaksanaan pekerjaan pembesian balok antara lain :
Pembesian balok dilakukan di lapangan.
Sebelum dilakukan pembesian pada titik lokasi balok, tulangan
disesuaikan ukurannya dengan desain penulangan balok pada Shop
drawing seperti tulangan utama dengan panjang 6 m, daerah tumpuan
atau daerah lapangan dengan panjang tulangan yang berbeda harus
disesuaikan berdasarkan kebutuhan perencanaan dengan dipotong
menggunakan Bar Cutter, dan tulangan kait ataupun sengkang yang
harus terlebih dahulu dipabrikasi dengan menggunakan Bar Bender
untuk membentuk bengkokan sesuai ketentuan.
Tulangan balok yang telah dipabrikasi kemudian diangkat
menggunakan mobile crane lalu diletakkan di atas bekisting balok yang
telah disediakan.

Pekerjaan Pembesian Floordeck


Tahap pelaksanaan pekerjaan pembesian floordeck antara lain :
Material baja tulangan didatangkan dari pabrik/supplier ke lokasi
pekerjaan.
Material diletakkan pada stock area material baja tulangan atau dalam
gudang proyek. Mutu baja tulangan (besi beton) sesuai yang
dipersyaratkan di dalam spesifikasi teknis dan gambar rencana/gambar
kerja.
Selanjutnya dilakukan perakitan tulangan/pabrikasi, yaitu berupa
pengukuran panjang yang diperlukan, pemotongan dengan bar cutter
dan pembengkokan dengan bar bender dan dikerjakan pada saat suhu
dingin.
Batang tulangan kemudian disusun/dipasang sesuai dengan Gambar
pelaksanaan dan persilangannya diikat kuat dengan kawat bendrat.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

Diameter Baja tulangan yang digunakan dengan detail perakitan sesuai


dengan gambar kerja.

Pekerjaan Pembongkaran Bekisting


Pembongkaran bekisting balok dilakukan setelah pengecoran beton
mencapai umur 21 hari. Diasumsikan bahwa beton mutu beton sudah
mampu menahan beban berat sendiri. Pembongkaran bekisting harus
mendapat ijin terlebih dahulu dari pengawas proyek dan pada saat proses
pelepasan dilakukan dengan hati – hati untuk menghindar dari kerusakan
beton. Bekisting yang telah dilepas tersebut diangkat dengan bantuan
mobile crane dan dibersihkan bagian permukaan dalamnya serta diolesi
pelumas untuk kemudian dipasang pada balok berikutnya. Adapun
langkah langkah pelepasan bekisting adalah :
Menyiapakan peralatan yang akan digunakan untuk pembongkaran
bekisting.
Membongkar clemp yang terpasang pada sabuk pengikat.
Bongkar bagian–bagian bekisting dengan hati – hati agar tidak merusak
baok dan plat lantai serta tidak merusak bekisting sehingga bekisting
dapat digunakan lagi.
Angkut bekisting dengan mobile crane kedaerah yang terlindungi.
Mengecek hasil pengcoran. Jika ditemukan hasil kurang bagus maka
dilakukan perbaikan sesuai dengan kerusakan yang terjadi.

Pasal 09. TEBAL PENUTUP BETON MINIMAL

1. Bila tidak disebutkan lain, tebal penutup beton minimal adalah 2,5 cm
untuk plat lantai, dan 4 cm untuk kolom.

2. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup


beton, untuk itu tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

terbuat dari beton dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu beton
yang akan dicor.

3. Penahan-penahan jarak dapat berbentuk blok-blok persegi atau gelang-


gelang yang harus dipasang sebanyak minimal 4 (empat) buah setiap meter
persegi cetakan atau lantai kerja. Penahan-penahan jarak tersebar merata.

Pasal 10. PENGANGKUTAN ADUKAN DAN PENGECORAN

1. Penyedia Jasa harus memberitahukan pengawas selambat-lambatnya 2


(Dua) hari sebelum pengecoran beton dilaksanakan. Persetujuan untuk
melaksanakan pengecoran beton berkaitan dengan pelaksanaan
pekerjaan cetakan dan pemasangan baja tulangan serta bukti bahwa
Penyedia Jasa akan dapat melaksanakan pengecoran tanpa gangguan.
2. Beton harus dicor sesuai dengan persyaratan dalam SNI 2847-2019. Bila
tidak disebutkan lain atau persetujuan Pengawas, tinggi jatuh dari beton
yang dicor jangan melebihi 1,5 m.

3. Sebelum pengecoran dimulai, semua bagian-bagian yang akan dicor


harus bersih dan bebas dari kotoran dan bagian beton yang lepas.
Bagian-bagian yang akan ditanam dalam beton sudah harus terpasang
(pipa-pipa untuk instalasi listrik, Plumbing dan perlengkapan lainnya).

4. Cetakan atau pasangan dinding yang akan berhubungan dengan beton


harus sudah dibasahi dengan air sampai jenuh dan tulangan harus sudah
terpasang dengan baik. Bidang-bidang beton lama yang akan dicor harus
dibuat kasar terlebih dahulu dan kemudian dibersihkan dari segala kotoran
yang lepas.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

5. Waktu pengangkutan harus diperhitungkan dengan cermat, sehingga


waktu antara pengadukan dan pengecoran tidak lebih dari 1 (satu) jam
dan tidak terjadi perbedaan pengikatan yang mencolok antara beton yang
sudah dicor dan akan dicor.

6. Apabila waktu yang dibutuhkan untuk pengangkutan melebihi waktu yang


telah ditentukan, maka harus dipakai bahan-bahan penghambat
pengikatan (Retarder) dengan persetujuan pengawas.

7. Adukan tidak boleh dituang bila waktu sejak dicampur air pada semen dan
agregat telah melampaui 1,5 jam; dan waktu ini dapat berkurang, bila
pengawas menganggap perlu berdasarkan kondisi tertentu.

8. Pengecoran harus dilakukan sedemikian rupa untuk menghindarkan


terjadinya pemisahan material (Segresi) dan perubahan letak tulangan. Cara
penuangan dengan alat-alat bantu seperti talang, pipa, chute dan
sebagainya harus mendapat persetujuan pengawas dan alat-alat tersebut
harus bersih dan bebas dari sisa-sisa beton yang mengeras.

Pasal 11. PEMADATAN BETON

1. Penyedia Jasa bertanggung jawab untuk menyediakan peralatan guna


pengangkutan dan penuangan beton dengan kekentalan secukupnya agar
didapat beton yang padat tanpa perlu penggetaran secara berlebihan.

2. Pemadatan beton seluruhnya hars dilaksanakan dengan Mechanical


Vibrator dan dioperasikan oleh orang yang berpengalaman. Penggetaran
dilakukan secukupnya agar tidak terjadi Over Vibration dan tidak
diperkenankan melakukan penggetaran dengan maksud untuk
mengalirkan beton. Hasil beton harus merupakan massa yang utuh,
bebas dari lubang-lubang segresi atau keropos.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

3. Pada daerah penulangan yang rapat, penggetaran dilakukan dengan alat


penggetar yang mempunyai frekuensi tinggi untuk menjamin pengisian
beton dan pemadatan beton yang baik. Alat penggetar tidak boleh disentuh
pada tulangan yang telah masuk pada beton yang telah mulai mengeras.

Pasal 12. BENDA-BENDA YANG DITANAM DALAM BETON

1. Tidak diperkenankan untuk menanam pipa dan lain-lain dalam bagian-


bagian struktur beton bila tidak ditunjukkan secara detail dalam gambar.
Dalam beton perlu dipasang selongsong pada tempat-tempat yang
dilewati pipa.

2. Bila tidak ditentukan secara detail atau ditunjukkan dalam


gambar/petunjuk pengawas tidak dibenarkan untuk menanam saluran
listrik dalam struktur beton.

3. Semua bagian atau peralatan yang ditanam dalam beton seperti angkur-
angkur, kait dan pekerjaan lain yang ada hubungannya dengan pekerjaan
beton, harus sudah di pasang sebelum pengecoran beton dilaksanakan.

4. Bagian-bagian atau peralatan tersebut harus dipasang dengan tepat pada


posisinya dan diusahakan agar tidak bergeser selama pengecoran beton
dilakukan.

5. Penyedia Jasa utama harus memberitahukan serta memberi kesempatan


kepada pihak lain untuk memasang bagian/peralatan tersebut sebelum
pengecoran beton dilaksanakan.

6. Rongga-rongga kosong atau bagian-bagian yang harus tetap kosong pada


benda atau peralatan yang akan ditanam dalam beton, yang mana rongga
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

tersebut harus tidak terisi beton, harus ditutupi bahan lain yang mudah
dilepas nantinya setelah pelaksanaan pengecoran beton.

Pasal 13. PEMERIKSAAN / PENGUJIAN MUTU BETON

1. Pengujian mutu beton ditentukan melalui pengujian sejumlah benda uji


berbentuk silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm sesuai
standar dalam SNI 2847-2019.

2. Kekentalan adukan beton diperiksa dengan pengujian “slump”, dimana


nilai slump harus dalam batas-batas yang disyaratkan dalam SNI 2847-
2019.

3. Pengujian compresive strength untuk beton dilaksanakan sesuai ASTM


dan SNI 2847-2019, di laboratorium yang disetujui Pengawas.

4. Benda uji untuk kekuatan setiap mutu beton yang dicor setiap hari harus
diambil tidak boleh kurang dari sekali sehari, atau tidak kuran dari sekali
untuk setiap 110 m3 beton atau tidak kurang dari sekali untuk setiap 460
m2 luasan permukaan lantai stsu dinding. Hal ini diatur sesuai SNI 2847 –
2019, pasal 5.6.2.

5. Hasil pengujian dikeluarkan pada :


saat benda uji berumur 3 – 7 hari
saat benda uji berumur 14 hari
saat benda uji berumur 28 hari

6. Penyedia Jasa bertanggung jawab sepenuhnya terhadap biaya pengujian


beton dan biaya yang ditimbulkan akibat tidak dapat diterimanya mutu beton
tersebut.

7. Pemeriksaan Lanjutan
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

Pengawas dapat meminta pemeriksaan lanjutan yang dilakukan dengan


menggunakan concrete gun atau kalau perlu dengan core drilling untuk
meyakinkan penilaian terhadap kualitas beton yang sudah ada. Biaya
pekerjaan serupa ini sepenuhnya menjadi tanggungan Penyedia Jasa.

Pasal 14. PERAWATAN BETON

1. Secara umum harus memenuhi persyaratan dalam SNI 2847-2019.

2. Beton setelah dicor harus dilindungi terhadap preoses pengeringan yang


belum saatnya dengan cara mempretahankan kondisi dimana kehilangan
kelembaban adalah minimal dan suhu yang konstan dalam jangka waktu
yang diperlukan untuk preoses hydrasi semen serta pengerasan beton.

3. Perawatan beton segera dimulai setelah pengecoran beton selesai


dilaksanakan dan harus berlangsung terus menerus selama paling sedikit
2 (dua) minggu jika tidak ditentukan lain. Suhu beton pada awal pengecoran
harus dipertahankan supaya tidak melebihi 30 C.

4. Dalam jangka waktu tersebut cetakan dan acuan beton pun harus tetap
dalam keadaan basah. Apabila cetakan dan acuan beton dibuka sebelum
selesai masa perawatan maka selama sisa waktu tersebut pelaksanaan
perawatan tetap dilakukan dengan membasahi permukaan beton terus
menerus dengan menutupinya dengan karung-karung basah atau dengan
cara lain yang disetujui Pengawas.

5. Cara pelaksanaan perawatan serta alat dipergunakan harus mendapat


persetujuan dulu dari Pengawas.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

Pasal 15. CACAT-CACAT PEKERJAAN

1. Bila penyelesaian pekerjaan, bahan yang digunakan atau keahlian dalam


pengerjaan setiap bagian pekerjaan tidak memenuhi persyaratan -
persyaratan yang tercantum dalam Persyaratan Teknis, maka bagian
pekerjaan tersebut harus digolongkan sebagai cacat pekerjaan.

2. Semua pekerjaan yang digolongkan demikian harus dibongkar dan diganti


sesuai dengan yang dikehendaki oleh Pengawas. Seluruh pembongkaran
dan pemulihan pekerjaan yang digolongkan cacat tersebut serta semua
biaya yang timbul akibat hal itu. Seluruhnya menjadi tanggungan
Penyedia Jasa.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

BAB VI
PEKERJAAN TANGGA

Pasal 01. KETENTUAN UMUM

1. Kontruksi tangga terbuat dari struktur beton bertulang, yang mana


istilah teknis dan persyaratan secara umum menjadi kesatuan dalam
bagian buku persyaratan teknis ini. Semua standar pekerjaan beton
mengacu pada bab 9 mengenai pekerjaan beton/ beton bertulang.

2. Penyedia Jasa harus melaksanakan pekerjaan ini dengan ketepatan


dan kesesuaian yang tinggi menurut persyaratan teknis ini, gambar
rencana dan instruksi-instruksi yang tidak memenuhi syarat harus
dibongkar dan diganti atas biaya Penyedia Jasa sendiri.

3. Semua material harus baru dengan kualitas yang terbaik sesuai dengan
persyaratan dan disetujui oleh pengawas, dan pengawas berhak meminta
diadakan pengujian bahan-bahan tersebut dan Penyedia Jasa
bertanggung jawab atas segala biayanya. Semua material yang tidak
disetujui oleh pengawas harus segera dikeluarkan dari lokasi proyek.

Pasal 02. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan tangga meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan - bahan, serta


perlengkapan untuk semua kegiatan pekerjaan ini, yang mana ruang lingkup
pekerjaan ini terdiri dari :
Galian tanah pondasi
Urugan tanah bekas galian
Urugan pasir
Timbunan tanah
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

Lantai kerja bawah pondasi, Beton Mutu f’c = 7,4 Mpa (K – 100)
Pekerjaan struktur tangga meliputi pondasi tangga, tangga, kolom
pedestal, balok bordes, plat tangga, anak tangga dan plat bordes yang
terbuat dari beton bertulang
Pekerjaan arsitektur tangga meliputi pasangan batu bata dan pasangan ½
bata, plesteran, pekerjaan acian, pasangan lantai granit polished, pasangan
keramik unpolished dan railing tangga
Pekerjaan tangga monyet

Pasal 03. BAHAN-BAHAN

Bahan – bahan pada pekerjaan tangga terdiri dari :


Pasir
Tanah timbun
Material pembentuk beton terdiri dari :
- Semen PC 40 kg
- Pasir Beton (1.400 kg/m3)
- Batu pecah / Kerikil bersih (1.350 kg/m3)
- Air bersih
Besi beton ulir
Besi Beton Polos
Bekisting
Batu bata
Granit
- Granit Tile Merk Sierra Fin. Polished Volakas Bianco Uk. 60 x 60 cm
- Semen PC 40 kg
- Pasir Pasang
- Semen Putih 50 Kg
Plint granit
Railing Besi Hollow, Uk. 40 x 40 x 2 mm
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

Railing Kaca Tempered 6 mm


Cat meni
Dynabolt
Plat besi
Plat stainless steel

Pasal 04. PELAKSANAAN

Pekerjaan Galian tanah pondasi untuk konstruksi tangga mengacu pada


pekerjaan galian pondai yang diatur pada bab 7 pasal 3.
Pekerjaan urugan tanah bekas galian pada konstruksi tangga mengacu pada
pekerjaan urugan Kembali bekas galian yang diatur pada bab 7 pasal
3.
Pekerjaan urugan pasir pada konstruksi tangga mengacu pada pekerjaan
urugan pasir yang diatur pada bab 7 pasal 3.
Pekerjaan timbunan tanah pada konstruksi tangga mengacu pada
pekerjaan timbunan tanah yang diatur pada bab 7 pasal 3.
Pekerjaan Lantai kerja bawah pondasi, yang terbuat dari beton dengan
mutu f’c = 7,4 Mpa (K – 100) pada konstruksi tangga mengacu pada
pekerjaan lantai kerja pondasi beton mutu f’c = 7,4 MPa yang diatur pada
bab 7 pasal 3.
Pekerjaan struktur konstruksi tangga yang terbuat dari beton bertulang.
Persyaratan teknis, material yang digunakan, tahapan pekerjaan harus
mengacu pada bab 9 tentang pekerjaan beton/beton bertulang.
Pekerjaan pas batu bata dan pas ½ bata mengacu pada bab 13 tentang
pekerjaan lantai dan dinding.
Pekerjaan lantai terdiri dari pemasangan keramik dan granit mengacu
pada bab 14 mengenai pekerjaan lantai dan dinding.
Pekerjaan railing tangga
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PEMBANGUNAN GEDUNG A DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
TAHUN ANGGARAN 2021

- Pekerjaan railing tangga terbuat dari besi hollow yang mana ukuran
penampang besi hollow mengacu pada gambar kerja
- kemudian besi hollow tersebut perlu dilakukan cat meni, kemudian juga
di cat finish
- tiang dari railing tangga yang terletak pada anak tangga menggunakan
plat besi yang di ikat dengan menggunakan dynabolt
Pekerjaan tangga monyet
- Pekerjaan tangga monyet terbuat dari besi hollow yang mana
ukuran/dimensi penampang dari besi hollow mengacu pada gambar
kerja.
- besi hollow yang digunakan perlu dilakukan pengecatan dengan
menggunakan cat meni yang kemudian selanjutnya di lakukan cat finish
- penutup pada lubang bukaan tangga monyet menuju plat dak
menggunakan material Plat stainless steel dengan ukuran/dimensi
sesuai dengan gambar.

Anda mungkin juga menyukai