Anda di halaman 1dari 136

POLITEKNIK AHLI USAHA PERIKANAN

SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN RENOVASI GEDUNG DIREKTORAT,


AUDITORIUM MADIDIHANG DAN VIP
KAMPUS POLITEKNIK AHLI USAHA PERIKANAN

LOKASI KEGIATAN : Jl. AUP No. I Pasar Minggu Jakarta Selatan


TAHUN ANGGARAN : 2023
WILAYAH : JAKARTA SELATAN
BAB I
SYARAT - SYARAT UMUM

1.1 UMUM
Untuk dapat memahami dengan sebaik - baiknya seluruh seluk beluk pekerjaan ini,
Kontraktor diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh gambar pelaksanaan
beserta uraian pekerjaan dan persyaratan pelaksanaan seperti yang diuraikan
didalam buku ini.
Bila terdapat ke-tidak jelasan dan/atau perbedaan dalam gambar dan uraian ini,
Kontraktor diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada Perencanaan atau Pengawas
untuk mendapatkan penyelesaian.

1.2 LINGKUP PEKERJAAN


Penyelesaian tenaga kerja, bahan - bahan dan alat - alat kerja yang dibutuhkan
dalam Melaksanakan pekerjaan ini serta mengamankan, mengawasi, dan memelihara
bahan - bahan, alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan
berlangsung sehingga seluruh pekerjaan pekerjaan dapat selesai dengan sempurna.

1.3 SARANA KERJA


Kontraktor wajib memasukkan jadwal kerja. Kontraktor juga wajib memasukkan
identifikasi dari tempat kerja, nama, jabatan dan keahlian masing - masing anggota
pelaksana pekerjaan, serta inventarisasi peralatan yang digunakan dalam
melaksanakan pekerjaan ini. Kontraktor wajib menyediakan tempat penyimpanan
bahan/material dilokasi yang aman dari segala kerusakan, kehilangan dan hal - hal
yang dapat mengganggu pekerjaan lain. Semua sarana persyaratan kerja, sehingga
kelancaran dan memudahkan kerja dilokasi dapat tercapai.

1.4 GAMBAR-GAMBAR DOKUMEN


Dalam hal terjadi perbedaan dan atau pertentangan dalam gambar - gambar yang ada
(AR, ST, dan ME) dalam buku uraian pekerjaan ini, maupun pekerjaan yang terjadi
akibat keadaan dilokasi, Kontraktor diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada
Perencana/ Pengawas secara tertulis untuk mendapatkan keputusan pelaksanaan
dilokasi setelah Pengawas berunding terlebih dahulu dengan Perencana. Ketentuan
tersebut di atas tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor untuk memperpanjang
waktu pelaksanaan.
1. Semua ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran jadi, dalam keadaan
selesai/terpasang.
2. Bila ada keraguan mengenai ukuran mana yang akan dipakai dan dijadikan
pegangan Kontraktor wajib berunding terlebih dahulu dengan Perencana.
Mengingat masalah ukuran ini sangat penting, Kontraktor diwajibkan
memperhatikan dan meneliti terlebih dahulu semua ukuran yang tercantum seperti
peil - peil, ketinggian, lebar ketebalan, luas penampang dan lain - lainnya sebelum
memulai pekerjaan.
3. Kontraktor tidak dibenarkan mengubah dan atau mengganti ukuran - ukuran yang
tercantum didalam gambar pelaksanaan tanpa sepengetahuan Pengawasan.
4. Kontraktor harus menyediakan dengan lengkap masing - masing dua salinan, segala
gambar - gambar, spesifikasi teknis, agenda, berita - berita perubahan dan
gambar- gambar pelaksanaan yang telah disetujui ditempat pekerjaan.
Dokumen - dokumen ini harus dapat dilihat Konsultan Pengawas konstruksi dan
Direksi setiap saat sampai dengan serah terima kesatu. Setelah serah terima
kesatu, dokumen – dokumen tersebut akan didokumentasikan oleh Pemberi Tugas.
1.5 GAMBAR-GAMBAR PELAKSANAAN & CONTOH-CONTOH
1. Gambar - gambar pelaksanaan pelaksanaan ( shop drawing ) adalah gambar -
gambar, diagram, ilustrasi jadwal, brosur atau data yang disiapkan Kontraktor
atau sub Kontraktor, supplier atau produsen yang menjelaskan bahan - bahan
atau sebagian pekerjaan.
2. Contoh - contoh adalah benda - benda yang disediakan Kontraktor untuk
menunjukan bahan, kelengkapan dan kualitas kerja. Ini akan dipakai oleh
Konsultan Pengawas untuk menilai dahulu.
3. Kontraktor akan memeriksa, menandatangani persetujuan dan menyerahkan
dengan segera semua gambar - gambar pelaksanaan dan contoh - contoh yang
diisyaratkan dalam Dokumen Kontrak atau oleh Konsultan Pengawas.
4. Gambar - gambar pelaksanaan dan contoh - contoh harus diberi tanda – tanda
sebagaimana ditentukan Konsultan Pengawas. Kontraktor harus melampirkan
keterangan tertulis mengenai setiap perbedaan dengan Dokumen Kontrak jika ada
hal - hal demikian.
5. Dengan menyetujui dan menyerahkan gambar - gambar pelaksanaan atau contoh-
contoh dianggap Kontraktor telah meneliti dan menyesuaikan setiap gambar atau
contoh tersebut dengan Dokumen Kontrak.
6. Konsultan Pengawas dan Perencana akan memeriksa dan menolak atau
menyetujui gambar - gambar pelaksanaan atau contoh - contoh dalam waktu
sesingkat -singkatnya, sehingga tidak mengganggu jalannya pekerjaan dengan
mempertimbangkan syarat - syarat keindahan.
7. Kontraktor akan melakukan perbaikan - perbaikan yang diminta Konsultan
Pengawas dan menyerahkan kembali segala gambar - gambar pelaksanaan dan
contoh - contoh sampai disetujui.
8. Persetujuan Konsultan Pengawas terhadap gambar - gambar pelaksanaan dan
contoh - contoh tidak membebaskan Kontraktor dari tanggung jawabnya atas
perbedaan tersebut tidak diberitahukan secara tertulis kepada Konsultan
Pengawas.
9. Semua pekerjaan yang memerlukan gambar - gambar pelaksanaan atau contoh-
contoh yang harus disetujui Konsultan Pengawas, tidak boleh dilaksanakan
sebelum ada persetujuan dari Konsultan Pengawas.
10. Gambar - gambar pelaksanaan atau contoh - contoh harus dikirimkan kepada
KONSULTAN PENGAWAS dalam dua salinan, Konsultan Pengawas akan
memeriksa dan mencantumkan tanda - tanda “ Telah Diperiksa Tanpa Perubahan “
atau “ Telah Diperiksa DenganPerubahan “ atau “Ditolak“.
11. Satu salinan ditahan oleh Konsultan Pengawas untuk arsip, sedangkan yang
kedua dikembalikan kepada Sub Kontraktor atau yang bersangkutan lainnya.
12. Sebutan Katalog atau barang cetakan, hanya boleh diserahkan apabila menurut
Konsultan Pengawas hal - hal yang sudah ditentukan dalam katalog atau barang
cetakan tersebut sudah jelas dan tidak perlu dirubah.
13. Barang cetakan ini juga harus diserahkan dalam dua rangkap untuk
masing-masing jenis dan diperlukan sama seperti butir diatas.
14. Contoh - contoh yang disebutkan dalam Spesfikasi Teknis harus dikirimkan
kepada Konsultan Pengawas.
15. Biaya pengiriman gambar - gambar pelaksanaan, contoh - contoh, katalog –
catalog kepada Konsultan Pengawas dan Perencanaan menjadi tanggungan
Kontraktor.
1.6 JAMINAN KUALITAS
Kontraktor menjamin pada Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas, bahwa
semua bahan dan perlengkapan untuk pekerjaan adalah sama sekali baru,
kecuali ditentukan lain, serta Kontraktor menyetujui bahwa semua pekerjaan
dilaksanakan dengan baik, bebas dari cacat teknis dan estetis serta sesuai dengan
Dokumen Kontrak. Apabila diminta, Kontraktor sanggup memberikan bukti -
bukti mengenai hal - hal tersebut pada butir ini. Sebelum mendapat persetujuan
dari Konsultan Pengawas, bahwa pekerjaan telah diselesaikan dengan sempurna,
semua pekerjaan tetap menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.

1.7 NAMA PABRIK / MERK YANG DITENTUKAN


Apabila pada spesifikasi teknis ini disebutkan nama pabrik/merk dari suatu jenis
bahan/komponen, maka Kontraktor menawarkan dan memasang sesuai dengan
yang itentukan. Jadi tidak ada alasan bagi Kontraktor pada waktu pemasangan
menyatakan barang tersebut sudah tidak terdapat lagi dipasaran ataupun sukar
didapat dipasaran.
Untuk barang - barang yang harus diimport, segera setelah ditunjuk sebagai
pemenang, Kontraktor harus sesegera mungkin memesan pada agennya di
Indonesia. Apabila Kontraktor telah berusaha untuk memesan namun pada saat
pemesanaan bahan / merk tersebut tidak / sukar diperoleh, maka Perencana dengan
persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas akan menentukan sendiri alternaatif merk lain
dengan spesifikasi minimum yang sama. Setelah 1 (satu) bulan penunjukan
pemenang, Kontraktor harus memberikan kepada pemberi tugas fotocopy dari
pemesanan material yang diimport pada agen ataupun importir lainnya, yang
menyatakan bahwa material - material tersebut telah dipesan ( order import ).

1.8 CONTOH-CONTOH
1. Contoh - contoh material yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas atau wakilnya
harus segera disediakan atas biaya Kontraktor dan contoh - contoh tersebut
diambil dengan jalan atau cara sedemikian rupa, sehingga dapat dianggap
bahwa bahan atau pekerjaan tersebutlah yang Akan dipakai dalam pelaksanaan
pekerjaan nanti.
Contoh - contoh tersebut jika telah disetujui, disimpan oleh Pemberi Tugas
atau wakilnya untuk dijadikan dasar penolakan tidak sesuai dengan contoh, baik
kualitas maupun sifatnya.
2. Kontraktor diwajibkan menyerahkan barang - barang contoh ( sample ) dari
material yang akan dipakai / dipasang, untuk mendapatkan persetujuan
Pengawas.
3. Barang - barang contoh ( sample ) tertentu harus dilampiri dengan tanda bukti
/sertifikat pengujian dan spesifikasi teknis dari barang - barang / material –
material tersebut.
4. Untuk barang - barang dan material yang akan didatangkan ke site ( melalui
pemesanan ), maka Kontraktor diwajibkan menyerahkan : Brochure, katalogue,
gambar kerja atau shop drawing, konster dan sample,yang dianggap perlu oleh
Perencana / Pengawas dan harus mendapatkan persetujuan Perencana /
Pengawas.

1.9 SUBTITUSI
Produk yang disebutkan nama pabriknya :
Material, peralatan, perkakas, aksesoris yang disebutkan nama pabriknya dalam RKS,
Kontraktor harus melengkapi produk yang disebutkan dalam Spesifikasi Teknis, atau
dapat mengajukan produk pengganti yang setara, disertai data - data yang lengkap
untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Perencana sebelum pemesanan.
Produk yang tidak disebutkan nama pabriknya :
Material, peralatan, perkakas, aksesoris dan produk - produk yang tidak
disebutkan nama pabriknya didalam Spesifikasi Teknis, Kontraktor harus
mengajukan secara tertulis nama negara dari pabrik yang menghasilkannya katalog
dan selanjutnya menguraikan data - data yang menunjukan secara benar bahwa
produk - produk yang dipergunakan adalah sesuai dengan Spesifikasi Teknis dan
kondisi proyek untuk mendapatkan persetujuan dari pemilik / Perencana / Pengawas.

1.10 MATERIAL DAN TENAGA KERJA


Seluruh peralatan, mineral yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus baru.
Seluruh peralatan harus dilaksanakan dengan cara yang benar dan setiap pekerja
harus mempunyai ketrampilan yang memuaskan, dimana latihan khusus bagi
pekerja sangat diperlukan dan Kontraktor harus melaksanakannya.

1.11 KLAUSAL DISEBUTKAN KEMBALI


Apabila dalam Dokumen Tender ini ada klausal - klausal yang disebutkan kembali
pada butir lain, maka ini bukan berarti menghilangkan butir tersebut tetapi dengan
pengertian lebih menegaskan masalahnya. Jika terjadi hal yang saling bertentangan
antara gambar atau terhadap Spesifikasi Teknis, maka diambil sebagai patokan
adalah yang mempunyai bobot teknis dan atau yang mempunyai bobot biaya yang
paling tinggi. Pemilik proyek dibebaskan dari hak patent dan lain - lain untuk
segala “ Claim “ atau tuntutan terhadap hak -hak asasi manusia.

1.12 KOORDINASI PEKERJAAN


1. Untuk kelancaran pekerjaan ini, harus disediakan koordinasi dari seluruh bagian
yang terlibat didalam kegiatan proyek ini. Seluruh aktifitas yang menyangkut
dalam proyek ini, harus dikoordinir lebih dahulu agar gangguan dan konflik
satu dengan yang lainnya dapat dihindarkan.Melokalisasi / memerinci setiap
pekerjaan sampai dengan detail untuk menghindari gangguan dan konflik, serta
harus mendapat persetujuan dari Konsultan / Pengawas.
2. Kontraktor harus melaksanakan segala pekerjaan menurut uraian dan syarat -
syarat pelaksanaan, gambar - gambar dan instruksi - instruksi tertulis dari
Pengawas.
3. Pengawas berhak memeriksa pekerjaan yang dilakukan oleh Kontraktor pada
setiap waktu. Bagaimanapun juga kelalaian Pengawas dalam pengontrolan
terhadap kekeliruan- kekeliruan atas pekerjaan yang dilaksanakan oleh Kontraktor,
tidak berarti Kontraktor bebas dari tanggung jawab.
4. Pekerjaan yang tidak memenuhi uraian dan syarat - syarat pelaksanaan
(spesifikasi) atau gambar atau instruksi tertulis dari KONSULTAN PENGAWAS
harus diperbaiki atau dibongkar.
Semua biaya yang diperlukan untuk ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.

1.13 PERLINDUNGAN TERHADAP ORANG, HARTA BENDA DAN PEKERJAAN


1. Perlindungan terhadap milik umum :
Kontraktor harus menjaga jalan umum, jalan kecil dan jalan bersih dari alat –
alat mesin, bahan - bahan bangunan dan sebagainya serta memelihara
kelancaran lalu lintas, baik bagi kendaraan maupun pejalan kaki selama kontrak
berlangsung.
2. Orang - orang yang tidak berkepentingan :
Kontraktor harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki tempat
pekerjaan dan dengan tegas memberikan perintah kepada ahli tekniknya yang
bertugas dan para penjaga.

3. Perlindungan terhadap bangunan yang ada :


Selama masa - masa pelaksanaan kontrak, Kontraktor bertanggung jawab
penuh atas segala kerusakan bangunan yang ada, utilitas, jalan - jalan, saluran –
saluran pembuangan dan sebagainya ditempat pekerjaan, dan kerusakan –
kerusakan sejenis yang disebabkan operasi - operasi Kontraktor, dalam arti
kata yang luas. Itu semua harus diperbaiki oleh Kontraktor hingga dapat
diterima oleh Pemberi Tugas.

4. Penjagaan dan perlindungan pekerjaan :


Kontraktor bertanggung jawab atas penjagaan, penerangan dan perlindungan
terhadap pekerjaan yang dianggap penting selama pelaksanaan Kontrak, siang
dan malam. Pemberi Tugas tidak bertanggung jawab terhadap Kontraktor, atas
kehilangan atau kerusakan bahan - bahan bangunan atau peralatan atau pekerjaan
yang sedang dalam pelaksanaan.

5. Kesejahteraan Keamanan dan Pertolongan Pertama :


Kontraktor harus mengadakan dan memelihara fasilitas kesejahteraan dan
tindakan pengaman yang layak untuk melindungi para pekerja dan tamu
yangakan datang kelokasi. Fasilitas dan tindakan pengamanan seperti ini
disyaratkan harus memuaskan Pemberi Tugas dan juga harus menurut (
memenuhi ) ketentuan Undang - Undang yang berlaku pada waktu itu.

Kontraktor juga harus melaksanakan prosedur tentang skema dan mekanisme


Protokol Pencegahan Covid-19 dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
sesuai Instruksi Menteri PUPR No. C2/1N/M/2020. Dilokasi pekerjaan,
Kontraktor wajib mengadakan perlengkapan yang cukup untuk pertolongan
pertama, yang mudah dicapai.

6. Gangguan pada tetangga :


Segala pekerjaan yang menurut Pemberi Tugas mungkin akan menyebabkan
adanya gangguan pada penduduk yang berdekatan, hendaknya dilaksanakan pada
waktu sebagainya Pemberi Tugas akan menentukannya dan tidak akan ada
tambahan, yang mungkin ia keluarkan.

1.14 PERATURAN HAK PATENT


Kontraktor harus melindungi Pemilik ( owner ) terhadap semua “ claim “ atau
tuntutan, biaya atau kenaikan harga karena bencana, dalam hubungan dengan merk
dagang atau nama produksi, hak cipta pada semua material dan peralatan yang
digunakan dalam proyek ini.

1.15 IKLAN
Kontraktor tidak diijinkan membuat iklan dalam bentuk apapun didalam
sempadan (batas) site atau ditanah yang berdekatan tanpa seijin dari pihak Pemberi
Tugas.
1.16 PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN
1. Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam Rencana Kerja
dan Syarat - syarat ( RKS ) ini, berlaku dan mengikat ketentuan - ketentuan
dibawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya :
a. Keppres 29 / 1984 dengan lampiran - lampirannya.
b. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Pembangunan di Indonesia
atau Algemene Voorwaarden voor de Uitvoering bij Aaneming van
Openbare Warken ( AV ) 1941.
c. Keputusan - keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbitrase
Teknik dari Dewan Teknik Pembangunan Indonesia ( DTPI ).
d. SNI 2847-2019 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung SNI
1726-2019 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
e. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton. Untuk Bangunan Gedung - SNI-03-2847-
2002
f. Peraturan Umum dari Dinas Kesehatan Kerja Departemen Tenaga kerja.
g. Standar Nasional Indonesia 0225:2011/Amd1:2013 Mengenai Persyaratan
Umum Instalasi Listrik 2011 (PUIL 2011)
h. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Instalasi Air Minum serta Instalasi
Pembuangan dan Perusahaan Air Minum.
i. Peraturan konstruksi Kayu Indonesia SNI 7973:2013
j. Peraturan Semen Portland Indonesia NI - 08.
k. Peraturan Bata Merah sebagai bahan bangunan.
l. Peraturan Muatan Indonesia.
m. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia 1983.
n. Peraturan Pengecatan NI - 12.
o. Peraturan dan Ketentuan lain yang dikeluarkan oleh Jawatan /
Instansi Pemerintah setempat, yang bersangkutan dengan
permasalahan bangunan.
2. Untuk melaksanakan pekerjaan dalam butir tersebut diatas, berlaku dan mengikat pula.
a. Gambar bestek yang dibuat Konsultan Perencana yang sudah disahkan
oleh Pemberi Tugas termasuk juga gambar - gambar detail yang diselesaikan
oleh Kontraktor dan sudah disahkan / disetujui Direksi.
b. Rencana Kerja dan Syarat - syarat Pekerjaan.
c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
d. Berita Acara Penunjukan.
e. Surat Keputusan Pemimpin Proyek tentang Penunjukan Kontraktor.
f. Surat Perintah Kerja ( SPK )
g. Surat Penawaran beserta lampiran - lampirannya.
h. Jadwal Pelaksanaan ( Tentative Time Schedule ) yang telah disetujui.
i. Kontrak / Surat Perjanjian Pemborongan.

1.17 SHOP DRAWING


1. Harus selalu dibuat gambar pelaksanaan dari semua komponen struktur
berdasarkan disain yang ada dan harus dimintakan persetujuan tertulis dari
Pengawas.
2. Gambar pelaksanaan ini harus memberikan semua data - data yang diperlukan
termasuk keterangan produk bahan, keterangan pemasangan, data - data tertulis,
dan hal - hal lain yang diperlukan.
3. Kontraktor bertanggung jawab terhadap semua kesalahan - kesalahan
detailing fabrikasi dan ketepatan penyetelan / pemasangan semua bagian
konstruksi baja.
4. Semua bahan untuk pekerjaan baja difabrikasikan diworkshop, kecuali atas persetujuan
Pengawas.
5. Semua baut, baik yang dikerjakan diworkshop maupun dilapangan harus
selalu memberikan kekuatan yang sebenarnya dan masuk tepat pada lubang baut
tersebut.
6. Pekerjaan perubahan dan pekerjaan tambahan dilapangan pada waktu
pemasangan yang diakibatkan oleh kurang teliti atau kelalaian Kontraktor, harus
dilakukan atas biaya Kontraktor.
7. Keragu - raguan terhadap kebenaran dan kejelasan gambar dan spesifikasi harus
ditanyakan kepada KONSULTAN PENGAWAS / Perencana.
8. Kontraktor diwajibkan untuk membuat gambar - gambar “ As Built Drawing “
sesuai dengan pekerjaan yang telah dilakukan dilapangan secara kenyataan
untuk kebutuhan pemeriksaan dikemudian hari.
9. Gambar - gambar tersebut diserahkan kepada KONSULTAN PENGAWAS.
BAB II
PEKERJAAN PENGUKURAN & PERSIAPAN

2.1 PEMBERSIHAN TAPAK PROYEK


1. Lapangan terlebih dahulu harus dibersihkan dari rumput, semak, akar-akar
pohon dan sisa bongkaran existing.
2. Sebelum pekerjaan lain dimulai, lapangan harus selalu dijaga, tetap bersih dan rata.
3. Segala macam sampah-sampah dan barang-barang bongkaran harus dikeluarkan
dari tapak proyek, dan tidak dibenarkan untuk ditimbun di luar pagar proyek
meskipun untuk sementara.
4. Semua sisa-sisa bongkaran bangunan lama, seperti pondasi, jaringan listrik/pipa-
pipa dan lain-lain yang masih ada menurut penilaian KONSULTAN PENGAWAS
jika dibiarkan ditempat akan mengganggu pekerjaan tapak, seperti pekerjaan
tata hijau (landscaping), pembuatan jalan, penanaman rumput dan lain-lain,
harus dibongkar dan dikeluarkan dari tapak.
5. Semua biaya pembongkaran sisa-sisa tersebut di atas adalah atas tanggungan
Kontraktor dan pelaksanaannya setelah mendapat persetujuan tertulis dari
Pemberi Tugas.

2.2 PENGUKURAN TAPAK KEMBALI


1. Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali lokasi
Pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian
tanah, letak pohon, letak batas- batas tanah dengan alat-alat yang sudah ditera
kebenarannya.
2. Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang
sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Perencana/KONSULTAN PENGAWAS
untuk dimintakan keputusannya.
3. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat
waterpass/theodolith yang ketepatannya dapat dipertanggung jawabkan.
4. Kontraktor harus menyediakan teodolith/waterpass beserta petugas yang
melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan Perencana/KONSULTAN
PENGAWAS selama pelaksanaan proyek.
5. Pengukuran sudut siku dengan prisma atau barang secara azas Segitiga
Phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui oleh
Perencana/ KONSULTAN PENGAWAS.
6. Segala pekerjaan pengukuran dan persiapan termasuk tanggungan Kontraktor.

2.3 TUGU PATOKAN DASAR (BENCH MARK)


1. Letak dan jumlah tugu patokan dasar ditentukan oleh Perencana/KONSULTAN
PENGAWAS
2. Tugu patokan dasar dibuat dari beton berpenampang sekurang-kurangnya 20 x 20
cm tertancap kuat kedalam tanah sedalam 1 m dengan bagian yang menonjol di
atas muka tanah secukupnya untuk memudahkan pengukuran selanjutnya dan
sekurang kurangnya setinggi 40 cm di atas tanah. Tugu patokan dasar harus
dilengkapi dengan titik ukur.
3. Tugu patokan dasar dibuat permanen, tidak bias diubah, diberi tanda yang
jelas dan dijaga keutuhannya sampai ada instruksi tertulis dari perencana/
KONSULTAN PENGAWAS untuk membongkarnya.
4. Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan termasuk tanggungan Kontraktor.
5. Pada setiap tugu patok dasar harus tertera dengan jelas kode koordinat dan ketinggian
(elevasi) nya.
2.4 PAPAN DASAR PELAKSANAAN (BOUWPLANK)
1. Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patok kayu kasau, tertancap di tanah
sehingga tidak bisa digerak-gerakkan atau diubah-ubah, berjarak maksimum 2m
satu sama lain.
2. Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama satu dengan lainnya, kecuali
dikehendaki lain oleh Perencana/KONSULTAN PENGAWAS.
3. Setelah selesai pemasangan papan dasar pelaksanaan, Kontraktor harus
melaporkan kepada Perencana/KONSULTAN PENGAWAS.
4. Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan termasuk tanggungan Kontraktor.

2.5 PEKERJAAN PENYEDIAAN AIR & DAYA LISTRIK UNTUK BEKERJA


1. Air untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dengan membuat sumur pompa di
tapak proyek atau disuplai dari luar. Air harus bersih, bebas dari debu, bebas
dari Lumpur, minyak dan bahan bahan kimia lainnya yang merusak.
Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan
Perencana/KONSULTAN PENGAWAS.
2. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari
sambungan sementara PLN setempat selama masa pembangunan Penggunaan
diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan
sementara atas persetujuan KONSULTAN PENGAWAS. Daya listrik juga disediakan
untuk suplai Kantor Direksi Lapangan.
3. Segala biaya atas pemakaian daya listrik dan air di atas adalah beban Kontraktor.

2.6 PEKERJAAN PENYEDIAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN


1. Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor wajib menyediakan tabung alat
pemadam kebakaran (fire extinguisher) Yamato lengkap dengan isinya, dengan
jumlah sekurang - kurangnya minimal 4 (empat) tabung, masingmasing tabung
berkapasitas 6 kg.
2. Apabila pelaksanaan pembangunan telah berakhir, maka alt pemadam kebakaran
tersebut menjadi hak milik Pemberi Tugas.

2.7 DRAINAGE TAPAK


1. Dengan mempertimbangkan keadaan topografi/kontur tanah yang ada ditapak,
Kontraktor wajib membuat saluran sementara yang berfungsi untuk pembuangan
air yang ada.
2. Arah aliran ditujukan ke daerah/permukaan yang terendah yang ada di tapak
sesuai gambar yang sudah ada atau ke saluran yang sudah ada di lingkungan
daerah pembangunan.
3. Pembuatan saluran sementara harus sesuai petunjuk dan persetujuan KONSULTAN
PENGAWAS.

2.8 PAGAR PENGAMAN PROYEK


1. Sebelum Kontraktor mulai melaksanakan pekerjaannya, maka terlebih dahulu
memberi pagar pengaman pada sekeliling site pekerjaan yang akan dilakukan,
berupa pagar seng rangka kayu atau setara dengan tinggi kolom 2 m.
2. Pembuatan pagar pengaman dibuat sesuai dengan batas kavling tanah yang
ada, sehingga tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan yang sedang dilakukan,
serta tempat penimbunan bahan-bahan.
3. Dibuat sedemikian rupa, sehingga dapat bertahan/kuat sampai pekerjaan selesai.
2.9 KANTOR DIREKSI LAPANGAN
1. Kantor Direksi lapangan merupakan bangunan dengan kontruksi rangka kayu,
dinding triplek, penutup pintu/jendela secukupnya untuk penghawaan/
pencahayaan. Letak kantor Direksi lapangan harus cukup dekat dengan kantor
Kontraktor tetapi terpisah dengan tegas.
2. Berdekatan dengan kantor Konsultan KONSULTAN PENGAWAS, harus
ditempatkan ruang WC dengan bak air bersih secukupnya dan dirawat
kebersihannya.

2.10 KANTOR KONTRAKTOR DAN LOS KERJA


1. Ukuran luas kantor Kontraktor dan Los Kerja serta tempat simpan bahan,
disesuaikan dengan kebutuhan Kontraktor dengan tidak mengabaikan keamanan
dan kebersihan serta dilengkapi dengan pemadam kebakaran.
2. Khusus untuk tempat simpan bahan-bahan seperti : pasir, kerikil harus dibuatkan
kotak simpan yang dipagari dinding papan yang cukup rapat, sehingga masing-
masing bahan tidak tercampur.
BAB III
GEDUNG DIREKTORAT
SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN STRUKTUR

PASAL 1 PEKERJAAN CETAKAN DAN PERANCAH

1.1 U M U M
Ruang Lingkup.
Kontraktor harus menyiapkan semua bahan dan tenaga kerja yang diperlukan.
Kontraktor harus menyiapkan, membuat dan membongkar semua cetakan dan
perancah beton cor yang Diperlukan.

Gambar Kerja
Kontraktor harus membuat dan mengajukan perhitungan dan gambar kerja
kepada KONSULTAN PENGAWAS untuk mendapatkan persetujuan sebelum
pekerjaan dilaksanakan.

Standard
Semua bahan dan konstruksi, jika tidak diberi catatan khusus harus memenuhi
standard yang umum dipakai di Indonesia PBI-NI-2-1971 (Peraturan Beton
Bertulang 1971), ACI- 347 (Recommended Practice for Concrete Formwork), PUBI-
1982 (Persyaratan Umum Bahan Bangunan). Jika persyaratan yang tersebut diatas
tidak cukup memadahi, maka konstruksi harus disesuaikan dengan standard
Internasional yang diakui dan dapat diterima oleh KONSULTAN PENGAWAS.

1.2 BAHAN
Semua balok-balok kayu dan multipleks untuk cetakan harus bahan baru. Permukaan
dan bahan cetakan harus licin, bebas dari celah dan kotoran. Hal tersebut diatas
berlaku untuk sistim konvensional maupun bekisting siap pakai.

1.3 PELAKSANAAN
Perancah harus merupakan suatu konstruksi yang kuat, kokoh, stabil dan dapat
memikul beban-beban vertikal dan horizontal, dan beban-beban pelaksanaan lainnya
yang mungkin terjadi. Kontraktor harus memperhitungkan penurunan atau
lendutan dari perancah dimana tidak tidak boleh lebih dari 1/400 bentang dan
mempertimbangkan langkah-langkah seperlunya sehubungan dengan kedudukan garis
permukaan (level) yang disyaratkan; pada akhir pekerjaan beton Bekisting harus
menghasilkan konstruksi yang sesuai dengan bentuk dan level yang sesuai dengan
gambar-gambar rencana.

Bila tidak ditentukan lain dalam gambar, cetakan dibuat dengan “camber” pada tengah
bentang sebagai berikut :
Balok dan pelat = 0.2 % dari bentang yang bersangkutan Cantilever (balok dan pelat) = 0.4 %
dari bentang yang bersangkutan Cetakan harus diberi ikatan-ikatan secukupnya sehingga
dapat terjamin kedudukan dan bentuknya. Khusus untuk cetakan kolom, dinding dan balok
tinggi harus diadakan perlengkapan-perlengkapan untuk menying-kirkan kotoran-kotoran,
serbuk gergaji, potongan-potongan kayu, kawat pengikat dan lainnya. Pekerjaan pengecoran
beton boleh dilaksanakan hanya setelah diinspeksi dan disetujui oleh KONSULTAN
PENGAWAS.
Namun demikian bila ada cetakan dan perancah/bekisting yang menurut
KONSULTAN PENGAWAS membahayakan atau tidak memadai selama pekerjaan
pengecoran beton berlangsung, maka KONSULTAN PENGAWAS dapat
menginstruksikan kepada Kontraktor untuk memperkuat/memperbaiki atau
membongkar dan mengulangi pekerjaan beton yang sudah dilaksanakan tersebut.
Semua biaya yang timbul merupakan tanggung jawab Kontraktor. Perancah harus
diinspeksi secara rutin selama pengecoran beton berlangsung untuk mengetahui
lebih dini jika terjadi perlemahan pada sistim cetakan dan perancah yang
menyebabkan terjadinya perubahan kedudukan, ketidak-stabilan dan perubahan
bentuk. Jika hal ini terjadi, pekerjaan pengecoran harus segera dihentikan dan
Kontraktor diwajibkan untuk memperkuat, memperbaiki atau membongkar dan
mengulangi pekerjaan beton yang sudah dilaksanakan tersebut jika kerusakan tidak
dapat diperbaiki. Semua biaya yang timbul menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Cetakan harus kokoh dan cukup kedap air, sehingga dijamin tidak timbul sirip atau
adukan keluar pada sambungan atau cairan keluar dari beton. Cetakan harus terbuat
dari bahan- bahan yang tidak mudah menyerap air dan harus direncanakan
sedemikian rupa sehingga mudah dapat dilepaskan dari beton tanpa menyebabkan
kerusakan pada beton pada saat pembongkaran dan tanpa harus memindahkan
penunjang utama yang masih diperlukan selama waktu perawatan. Perancah dan
cetakan harus sesuai dengan ukuran, bentuk dan kedudukan vertical maupun
kedudukan horizontal, dan harus dilengkapi dengan block-out untuk lubanglubang
atau opening, chamfers dan detail-detail lainnya yang ditunjukkan dalam gambar
gambar rencana arsitektur, struktur dan M&E.

Tolerasi dari permukaan cetakan untuk struktur beton bertulang adalah


sebagai berikut : Terhadap kelurusan vertikal (plumbness) untuk kolom
dan dinding :
Untuk setiap 3 meter ...................................................... 5 mm
Untuk panjang keseluruhan (maksimal) ........................ 25 mm
Terhadap ketinggian/level untuk sisi bawah pelat, balokkolom
dan dinding : Untuk setiap 3 meter ................................ 5
mm
Untuk setiap bentang atau 6 meter ................................... 10 mm
Untuk panjang keseluruhan (maksimal) ........................ 20 mm
Terhadap ukuran penampang kolom, balok, ketebalan dinding dan pelat :
Plus .................................................................. 12 mm
Minus ............................................................... 5 mm
Terhadap ukuran dan posisi bukaan atau sleeve di balok, pelat
dan dinding : Plus / minus ..............................................5
mm

Bila digunakan bahan untuk pelepas cetakan (release agent), pelaksanaannya


harus sebelum pemasangan besi tulangan dan tidak boleh berlebihan. Bilamana besi
tulangan dan/atau permukaan beton lama pada sambungan cor terkomtaminasi oleh
release agent ini, maka harus dibersihkan dengan baik untuk menghindari hilangnya
rekatan beton dengan besi tulangan atau beton lama akibat bahan tersebut.
1.4 PENANAMAN PIPA DAN LAIN-LAIN
Pipa, saluran dan lain-lainnya yang akan ditanam dan perlengkapan lain untuk
membuat lobang, saluran dan lain-lain harus dipasang pada posisi yang benar dan
kokoh agar tidak bergerak selama pelaksanaan pekerjaan pengecoran. Penempatan
pipa dan saluran harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi
kekuatan struktur dan tidak menyebabkan pemindahkan atau pembengkokkan besi
beton. Pembengkokkan dan pemindahan besi tulangan untuk memudahkan
pemasangan pipa atau saluran harus dengan ijin KONSULTAN PENGAWAS. Pipa-pipa
dan bagian-bagiannya yang terbuat dari aluminium tidak boleh ditanam dalam beton,
kecuali apabila ditutup dengan lapisan yang efektif dapat mencegah terjadinya
reaksi kimia antara aluminium dengan beton dan/atau dapatmencegah proses
elektrolisa antara aluminium dengan baja. Pelaksanaan pekerjaan pemasangan benda-
benda yang tertanam dalam beton harus sesuai dengan ketentuan
dalam Bab 5.7 dari PBI-NI-2-1971.

1.5 PEMBONGKARAN
Pembongkaran cetakan harus sesuai dengan ketentuan dalam Bab 5.8 PBI-NI-2-
1971. Seluruh bagian dari cetakan yang sudah dapat dibongkar harus dilepas dengan
tenaga statis, tanpa goncangan, getaran atau kerusakan pada beton. Pemasangan
kembali penunjang atau re-shoring harus dilakukan segera setelah pembongkaran
cetakan dan harus tetap ditempat sampai beton mencapai kriteria kekuatan umur 28
hari dan sampai seluruh pekerjaan pengecoran beton 3 lantai diatasnya selesai
dilaksanakan.

Pembongkaran bekisting/cetakan dan perancah yang memikul berat beton tergantung


dari kekuatan yang telah dicapai oleh beton berdasarkan hasil pemeriksaan benda
uji. Pengawas akan memberikan persetujuan pembongkaran cetakan dan
perancah berdasarkan hasil pemeriksaan benda uji dan perhitungan-perhitungan
kekuatan tersebut. Bekisting/cetakan dan perancah yang memikul berat beton balok,
pelat dan elemen struktur lainnya hanya boleh dibongkar setelah beton mencapai
minimal 75% kekuatan yang disyaratkan, tetapi tidak boleh kurang dari pedoman berikut
ini :

PENGERASAN
BAGIAN
SECARA NORMAL
1. Kolom, dinding dan sisi balok 24 jam
2. Dasar cetakan pelat dan balok
(Prop/penumpu masih terpasang) 7 hari
3. Prop/penumpu pelat dan balok 14 hari
4. Prop/penumpu pelat dan balok kantilever 28 hari

Apabila cetakan dan perancah untuk pelat dan balok dibongkar setelah hari ke 14,
panel pelat dan balok tersebut harus tetap ditunjang (re-shored) setempat-setempat
yang posisinya harus direncanakan dan harus mendapatkan persetujuan dari
KONSULTAN PENGAWAS.

1.6 PEMAKAIAN ULANG


Pemakaian ulang cetakan hanya diijinkan bilamana keadaan cetakan masih betul-
betul dalam keadaan baik, dimana masih dapat dikencangkan dengan baik, masih
kedap air, tidak menyebabkan cacat pada permukaan beton yang dicetak, dan
dianggap layak oleh Pengawas.
PASAL 2 PEKERJAAN PEMBESIAN

2.1 U M U M
1. Ruang Lingkup.
Kontraktor harus menyiapkan, membengkokkan dan memasang pembesian sesuai
dengan apa yang tercantum didalam gambar dan apa yang dijelaskan didalam
spesifikasi.
Dalam pekerjaan pembesian termasuk semua pemasangan kawat beton, kaki
ayam untuk penyanggah tulangan agar didapat ketebalan penutup atau selimut
beton yang akurat, penyediaan dan pemasangan batang-batang “dowel” atau
angkur-angkur yang ditanam dalam beton seperti yang disyaratkan didalam gambar
dan segala hal lainnya yang perlu untuk menghasilkan pekerjaan beton yang baik.
2. Gambar Kerja
Kontraktor harus membuat gambar kerja yang menunjukkan semua detail,
posisi dan ukuran pembesian, daftar pembesian dan gambar pembengkokan
dan menyerahkannya pada Pengawas untuk mendapatkan persetujuan dari
KONSULTAN PENGAWAS.
3. Standard
Detail dan pemasangan pembesian harus sesuai dengan gambar standar
detail,catatan - catatan pada gambar dan peraturan atau standard yang
berlaku seperti SK SNI T-15-1991-03 (Tatacara Perhitungan Struktur Beton
untuk Bangunan Gedung), PBI-1971 (Peraturan Beton Indonesia), SII- 0136
(Standard Industri Indonesia – Baja Tulangan Beton), ACI-301 (Specification
for Structural concrete of Building), ACI-315 (Manual of Standard Practice for
Reinforced Concrete), ACI- 318 (Building Code Requirements for Reinforced
Concrete).

2.2 BAHAN
Besi beton yang dipakai adalah besi beton ulir (deformed bar) dengan tegangan
leleh 4200 kg/cm² (BJTD-42) dan besi beton polos (plain bar) dengan tegangan leleh
2400 kg/cm² (BJTP-24) seperti yang tertera didalam gambar dengan ukuran diameter
dalam metrik, sesuai dengan SII 0136-84.
Semua besi beton harus berasal dari satu pabrik yang telah disetujui oleh KONSULTAN
PENGAWAS dan setiap pengiriman baja tulangan harus disertai sertifikat hasil uji
tarik, lengkung dan analisa kimia dari pabrik.

Untuk setiap pengiriman atau 30 ton harus diambil secara acak 3 benda uji untuk setiap
jenis ukuran dimana 2 benda uji untuk pengujian tarik dan satu benda uji untuk
pengujian lengkung di laboratorium independen yang ditunjuk oleh KONSULTAN
PENGAWAS. Bilamana dianggap perlu, Pengawas dapat meminta untuk menambah
jumlah benda uji tersebut.

2.3 PEMBENGKOKAN BESI BETON


Pekerjaan pembengkokan besi beton harus dilaksanakan dengan teliti sesuai dengan
ukuran yang tertera pada gambar.Pembengkokan dan toleransi pelaksanaan harus
mengikut ketentuan yang tercantum dalam PBI NI21971. Harus diperhatikan khusus
pada pembuatan sengkang agar diperoleh ukuran yang sesuai, sehingga tebal selimut
beton yang disyaratkan dapat terpenuhi. Besi beton tidak boleh dibengkokkan atau
diluruskan sedemikian rupa, sehingga rusak atau cacat. Dilarang membengkokkan
besi beton dengan cara pemanasan. Batang tulangan yang diprofilkan, setelah
dibengkok dan diluruskan kembali tidak boleh dibengkok lagi dalam jarak 60 cm dari
bengkokan sebelumnya. Batang tulangan yang tertanam sebagian didalam beton tidak
boleh dibengkok dan diluruskan di lapangan, kecuali apabila ditentukan di dalam
gambar-gambar rencana atau disetujui Pengawas.

Membengkok dan meluruskan batang tulangan harus dilakukan dalam keadaan


dingin. Batang tulangan dari baja keras tidak boleh dipanaskan. Menyepuh batang
tulangan dengan seng tidak boleh dilakukan dalam jarak 8 kali diameter batang dari
setiap bagian dari bengkokan.

2.4 PEMASANGAN PEMBESIAN


1. Pembersihan
Sebelum dipasang, besi beton harus bebas dari kotoran, minyak, dan karat lepas,
serta bahan-bahan lain yang dapat merusak atau mengurangi daya ikat. Bila
pengecoran beton ditunda, besi beton harus diperiksa kembali dan dibersihkan.
2. Pemasangan
Pembesian harus disetel dengan cermat sesuai dengan gambar dan diikat dengan
kawat atau jepitan yang sesuai pada persilangan, dan harus ditunjang oleh
penumpu logam dan/atau penggantung logam, sehingga sebelum dan selama
pengecoran tidak berubah tempatnya. Jepitan atau penumpu logam tidak boleh
diletakkan menempel pada bekisting. Kawat beto harus dibengkokkan kearah
dalam bekisting, sehingga diperoleh selimut beton yang telah ditentukan. Bilamana
tidak ditentukan lain, disamping perlengkapan yang biasa dipakai untuk
memegang pembesian secara kokoh pada tempatnya, harus dipakai ketentuan berikut :
 Dalam pelat, berdiameter 12 mm berbentuk U atau Z dengan jarak 80 –
100 cm, untuk menunjang penulangan bagian atas.
Perhatian khusus perlu diberikan terhadap ketepatan tebal penutup beton. Untuk
itu tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari beton dengan
mutu paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor. Penahanpenahan
jarak dapat berbentuk blok-blok persegi atau gelang- gelang yang harus dipasang
sebanyak minimum 4 buah setiap 1 m2 cetakan atau lantai kerja. Penahan-
penahan jarak ini harus tersebar merata.
3. Selimut Beton
Bilamana tidak ditentukan lain dalam gambar, maka penulangan harus dipasang
dengan celah untuk selimut beton sebagai berikut :
 Dinding, pelat dan pertemuan-pertemuan (joints) 2,0 cm.
 Balok dan kolom – penutup tulangan utama 4,0 cm.
4. Toleransi
Toleransi pada pemotongan dan pembengkokan tulangan :
 Terhadap panjang total batang lurus yang dipotong menurut ukuran dan terhadap
 panjang total dan ukuran intern dari batang yang dibengkokkan 2,5 cm.
 Terhadap panjang total batang yang diserahkan menurut sesuatu ukuran+5,0 cm
 Terhadap jarak turun total dari batang -2.5 cm dibengkok untuk bagian
konstruksi berukuran 60 cm atau kurang 0,6 cm.
 Terhadap jarak turun total dari batang yang dibengkok untuk bagian
konstruksi berukuran 60 cm atau lebih 1,2 cm.
 Terhadap ukuran luar dari sengkang, lilitan dan ikatan-ikatan 0,6 cm
 Toleransi pada pemasangan penulangan adalah : Terhadap selimut beton 0,6 cm.
 Toleransi pada ketidak lurusan adalah :Untuk rangkaian tulangan kolom 1 : 100
5. Sambungan
Bilamana tidak ditentukan lain, sambungan pembesian harus dibuat dengan
"overlap" minimum 40 kali diameter besi beton. Panjang overlap penyambungan
untuk diameter yang berbeda, harus didasarkan pada diameter yang besar.

Penyambungan tulangan harus dilakukan pada titik dimana terjadi tegangan


yang terkecil. Sambungan tulangan atas balok dan pelat harus diadakan di tengah
bentang, dan tulangan bawah balok dan pelat pada tumpuan.

Penyambungan tulangan sebaiknya tidak dilakukan sekaligus pada satu


penampang tetapi dilaksanakan dengan sistim “staggered”.

Sambungan mekanik harus digunakan jika luas tulangan kolom mencapai


lebih dari 3% luas penampang beton, yang mana posisinya harus berselang-seling.

Jenis atau merk sambungan yang akan digunakan harus yang memenuh syarat
dan harus disetujui oleh KONSULTAN PENGAWAS.

6. Persetujuan dari KONSULTAN PENGAWAS


Pemasangan penulangan harus diperiksa dan mendapat persetujuan dari
KONSULTAN PENGAWAS terlebih dahulu sebelum dapat dilakukan pengecoran.
KONSULTAN PENGAWAS harus diberitahu bila pemasangan penulangan sudah
siap untuk diperiksa.

PASAL 3 PEKERJAAN BETON

3.1 U M U M
Ruang Lingkup.
 Kontraktor harus menyiapkan semua gambar kerja, bahan dan tenaga kerja yang
diperlukan.
 Kontraktor harus merencanakan, membuat dan melakukan test untuk
mendapatkan design campuran beton yang baik dan sesuai dengan yang
disyaratkan.
 Kontraktor harus melaksanakan pengecoran beton termasuk pemasangan semua
alat-alat, pipa-pipa, selubung-selubung dan lainnya yang tertanam dalam beton.
 Kontraktor harus memelihara, memperbaiki, menyelesaikan dan mengerjakan
semua pekerjaan dan pekerjaan tambahan, sehingga menghasilkan pekerjaan yang
sesuai dengan gambar rencana.

Gambar Kerja
 Kontraktor harus membuat dan mengajukan gambar kerja kepada KONSULTAN
PENGAWAS untuk mendapatkan persetujuan sebelum pekerjaan dilaksanakan.
 Kontraktor harus memperbaiki gambar-gambar kerja sesuai dengan semua
perubahan yang dilakukan di lapangan (As-built) dan menyerahkan kepada
Pengawas pada akhir waktu pelaksanaan.

Standard
Semua bahan dan konstruksi harus memenuhi standard yang umum dipakai di
Indonesia : PBI-NI-2- 1971 (Peraturan Beton Bertulang 1971), SK SNI T-15-1991-03
(Tatacara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung), PUBI-1982
(Persyaratan Umum Bahan Bangunan), NI-8 (Peraturan Semen Portland
Indonesia), SII (Standard Industri Indonesia), ACI 318 (Building code requirement
for Reinforced Condrete), ACI 301 (Specification for Structural Concrete for
Buildings) dan ASTM (American Society for Testing and Materials)

3.2 BAHAN
Portland Cement (PC)
Semua PC yang digunakan harus portland cement yang memenuhi standard internasional
dan memenuhi persyaratan Portland Cement type I yang ditentukan dalam ASTM C-150,
NI-8, PUBI 1982 atau sesuai SII-0013-82.

Kontraktor harus menggunakan jenis dan merk semen yang digunakan dalam
menentukan rencana campuran beton dan telah diuji pada saat pembuatan campuran
beton percobaan (trial design mix).

PC harus disimpan secara baik, dihindarkan dari kelembaban, tidak berhubungan


langsung dengan tanah dan terlindung dari pengaruh cuaca, sampai tiba saatnya
untuk dipakai. Semen curah harus disimpan dalam konstruksi silo secara baik. PC
yang telah menggumpal/membatu atau yang telah disimpan lebih dari 60 hari tidak
boleh digunakan.
PC harus disimpan sedemikian rupa, sehingga mudah untuk diperiksa dan diambil
contohnya.

Agregat
Agregat kasar dapat berupa kerikil hasil desintergrasi alami dari batuan-batuan atau
berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu dengan besar butir lebih dari
5 mm. Koral harus keras, bersih dan tidak berpori, jumlah butir-butir pipih tidak lebih
dari 20%, bersifat kekal (tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca) dan tidak
mengandung lumpur lebih dari 1% (terhadap berat kering) dan bahan lain yang
merusak beton, seperti zat-zat reaktif alkali. Agregat halus untuk beton dapat
berupa pasir alam sebagai hasil desintegrasi alami dari batuan-batuan atau berupa
pasir buatan yang dihasil oleh alat-alat pemecah batu. Pasir harus terdiri dari butir-
butir yang tajam dan keras, tahan lama dan bersih serta tidak mengandung lumpur
lebih dari 5% (terhadap berat kering) atau bahan-bahan organis atau lainnya yang
merusak dalam bentuk ataupun jumlah yang cukup banyak, yang akan memperlemah
kekuatan beton. Pasir laut tidak boleh digunakan. Agregat kasar dan agregat halus
harus memenuhi syarat-syarat yang terdapat pada Bab 3 - PBI-NI-2-1971, atau daftar
berikut :

AGREGAT KASAR AGREGAT HALUS

%-lewat ayakan Ayakan %-lewat ayakan


Ayakan (berat kering) (berat kering)
30,0 mm 100 10,00 mm 100
25,0 mm 90 – 100 5,00 mm 90 – 100
15,0 mm 25 – 60 2,50 mm 80 – 100
5,0 mm 0 – 10 1,20 mm 50 – 90
2,5 mm 0–5 0,60 mm 25 – 60
0,30 mm 10 – 30
0,15 mm 2 – 10
Air
Air harus bersih, tidak mengandung minyak dan bebas dari bahan organik, asam,
alkali, garam dan kotoran lain dalam jumlah yang cukup besar yang dapat
merusak beton dan besi tulangan. Sebaiknya dipakai air yang dapat diminum.
Apabila terdapat keraguan mengenai kualitas air, harus dilakukan test laboratorium
untuk mendapatkan kepastian tentang kelayakan air.

Bahan Pembantu (Admixture)


Atas pilihan Kontraktor dan persetujuan dari KONSULTAN PENGAWAS suatu
bahan pembantu boleh ditambahkan pada campuran beton untuk mengatur
pengerasan beton (akselerator/retarder) atau efek pengurangan air (water reducing
admixture). Jumlah penggunaan PC dalam adukan adalah tetap dan tidak tergantung
ada atau tidaknya penggunaan bahan pembantu dan cara pencampuran dan
takarannya harus sesuai dengan rekomendasi Pabrik dan penggunaannya harus
sesuai dengan Bab 3 PBINI-2-1971.

Mutu Beton
Mutu beton yang dipergunakan adalah : K-225
Beton struktural K-225 (Sloof, pelat lantai, balok dan kolom). Beton non struktural
K175, meliputi beton lintel, topi beton, meja beton dan kolom praktis.

3.3 PERBANDINGAN ADUKAN


1. U m u m
Adukan beton terdiri dari bahan semen PC (tanpa fly ash, agregat halus,
agregat kasar dan air. Kualitas bahan tersebut harus memenuhi syarat yang
ditentukan. Perbandingan campuran yang tepat untuk jenis pekerjaan beton yang
berlainan harus direncanakan oleh Kontraktor dimana harus ditunjukkan
water-cement ratio, water content, gradasi agregat, slump dan kekuatan, dan
design mix tersebut harus dimintakan persetujuan ke Pengawas sebelum dapat
dipakai dalam pembuatan trial mix. Secara umum, adukan beton harus
direncanakan untuk menghasilkan beton yang sedemikian rupa sehingga diperoleh
kepadatan maksimum dan penyusutan minimum.
2. Perbandingan air-semen (PC) dan Kekuatan tekan Kekuatan tekan minimum dan
banyaknya portland cement yang terdapat dalam beton tidak boleh kurang dari
daftar yang tertera dibawah ini. KONSULTAN PENGAWAS berhak
memerintahkan untuk menambahkan jumlah PC yang melebihi daftar pada
setiap pekerjaan beton, jika memang dianggap perlu bahwa penambahan tersebut
akan mencapai kekuatan yang dikehendaki.
Jumlah semen minimum dan daftar air-semen maksimum

Jumlah Nilai
semen faktor Air-
minimum sementisius
per m3 maksimum
beton (kg)
Beton didalam ruang bangunan :
a. Keadaan keliling non korosif 300 0,4
5
b. Keadaan keliling korosif disebabkan oleh
kondensasi atau uap korosif 325 0,4
5
Beton diluar ruang Bangunan :
a. Tidak terlindung dari hujan dan terik 325 0,4
matahari langsung 5

b. Terlindung dari hujan dan terik matahari langsung

Beton yang
berhubungan dengan
tanah :
a. Mengalami keadaan basah dan kering berganti- 325 0,4
ganti 5
b. Mendapat pengaruh sulfat alkali dari tanah 375 0.4
atau air tanah 5

Beton yang kontinyu


berhubungan
dengan air :
a. Air tawar 325 0,4
0
b. Air asin/laut 375 0,4
0

3) Percobaan Kekuatan Beton


Penetapan kekuatan beton dalam Mpa dilakukan dengan percobaan tekan
(crushing test) pada benda uji silinder beton berukuran pembuatan dan jumlah
benda uji silinder tersebut harus menurut syarat dan sesuai dengan dari Bab 4,
khususnya Bab 4.5, 4.6 dan 4.7 PBI-NI-2-1971 dan memenuhi persyaratan
jumlah benda uji sebagai berikut :

Untuk setiap pengiriman harian beton ready-mixed dari satu batch yang dipilih
secara acak harus diambil benda uji silinder :
Truk pertama : 1 x 4 benda uji
Truk ke 2 sampai 5 : 1 x 4 benda uji
Truk ke 6 sampai ke 10 : 2 x 4 benda
uji Untuk 10 truk berikutnya : 2 x 4
benda uji
Dari setiap set benda uji (4 silinder), satu benda uji digunakan untuk percobaan
kekuatan beton umur 7 hari dan 2 benda uji untuk umur 28 hari, sedangkan
benda uji keempat harus disimpan sebagai cadangan dan digunakan bilamana
hasil uji tekan 28 hari tidak memenuhi syarat. Laporan hasil percobaan tekan
beton tersebut (satu asli dan satu copy) harus diserahkan kepada KONSULTAN
PENGAWAS. Tingkat kekuatan mutu beton tertentu dianggap memenuhi syarat
apabila dipenuhi semua kriteria yang disyaratkan dalam Bab 4.7 PBI-NI-2-1971.

Cetakan benda uji harus berbentuk silinder 15 x 30 cm dan memenuhi syarat-


syarat dalam PBI 1991.

Bilamana untuk keperluan penentuan pembongkaran bekisting atau keperluan


lainnya dibutuhkan hasil test beton umur 3 hari, maka harus dibuat benda uji
tambahan untuk keperluan tersebut diluar jumlah yang ditentukan diatas. Setiap
kali, jika kekuatan beton yang berumur 7 hari kekuatannya kurang dari 70%
dari beton yang berumur 28 hari, maka Pengawas dengan segera memerintahkan
untuk mengecek campuran yang dipakai dan, jika perlu, membuat design mix
atau komposisi campuran beton yang baru. Campuran-campuran yang dipakai
(mix design) dapat diubah bilamana menurut pendapat KONSULTAN PENGAWAS
perubahan tersebut memang perlu atau patut untuk mendapatkan pekerjaan
yang memenuhi syarat kepadatan, kekedapan, penyelesaian permukaan dan
kekuatannya. Apabila kekuatan benda uji berdasarkan hasil percobaan di
laboratorium menunjukkan nilai yang lebih kecil dari yang disyaratkan, maka
harus dilakukan percobaan di lapangan lanjutan dengan urut-urutan : hammer
test, core test dan percobaan pembebanan /loading test sesuai persyaratan
dalam Bab 4.8 dan Bab 21 PBI NI2-1971.

3.4 KEKENTALAN
Banyaknya air yang digunakan dalam adukan beton harus cukup dan tidak boleh
melebihi yang disyaratkan. Waktu pengadukan beton harus diambil tetap dan normal,
sehingga menghasilkan beton yang homogen tanpa adanya bahan-bahan yang
terpisah satu sama lain. Penggetaran dilakukan dengan vibrator untuk mendapatkan
beton yang padat, cukup kedap dan licin permukaannya. Penggetaran yang berlebihan
dapat mengakibatkan segregasi (bleeding) dan harus dihindari. Kekentalan adukan
beton harus ditetapkan menurut percobaan "Standard Test Method for Slump of
Portland Cement concrete" (ASTM C143) atau "Percobaan slump Portland Cement
Beton" (PBI-NI-2-1971).

Slump yang dipakai akan ditetapkan oleh KONSULTAN PENGAWAS untuk


masing-masing jenis pekerjaan, tetapi secara umum batasan maksimum nilai slump
adalah sebagai berikut :

Batasan maksimum nilai slump untuk berbagai-bagai

pekerjaan beton Uraian Slump

(cm)
Maksimum Dengan Aditif Maksimum Tanpa

Aditif Pelat, balok, kolom dan dinding 18,0 12,0


3.5 PERSIAPAN PENGECORAN BETON
1. Peralatan yang ditanam.
Pipa listrik, angkur, penggantung dan bahan lain yang ditanam dalam beton harus
dipasang cukup kuat sebelum pelaksanaan pengecoran beton. Jaga jarak antara
bahan tersebut dengan setiap bagian pembesian sekurangkurangnya harus 5 cm.
2. Persiapan permukaan yang akan dicor beton.
Permukaan bekisting atau lantai kerja harus dibasahi dengan disiram air
sebelum pengecoran; permukaan tersebut harus tetap basah dengan penyiraman
air terus menerus sampai tiba saatnya pengecoran. Tetapi permukaan tersebut
harus bebas dari air yang tergenang dan juga bebas dari lumpur serta kotoran-
kotoran lainnya.

3. Sambungan Beton
Permukaan beton yang akan dicor lagi, dimana pengecoran beton lama telah
berhenti atau terhalang dan Pengawas berpendapat bahwa beton yang baru tidak
dapat bersatu dengan sempurna dengan beton yang lama, dinyatakan sebagai
sambungan beton. Permukaan beton lama harus dikasarkan dan dibersihkan
dengan semprotan
udara bertekanan (compressed air) untuk memperoleh permukaan yang kasar
dan bebas dari kotoran, bahan yang terlepas atau beton yang cacat dan benda
asing lainnya. Pembersihan dengan compresor diikuti dengan pembersihan
dengan air sebaik-baiknya. Semua genangan air harus dihilangkan dari
permukaan sambungan beton sebelum beton yang baru dicor. Setelah permukaan
beton lama disiapkan, semua sambungan beton harus dilapisi dengan
campuran air dan semen murni dalam perbandingan 1:1 dalam volume atau
bahan perekat beton (concrete bonding agent).
Pengecoran beton harus dilakukan sesegera mungkin sebelum campuran air dan
semen murni atau bahan perekat beton (concrete bonding agent) yang dilapiskan
pada permukaan beton lama belum mengering.

4. Persiapan Pengecoran
Beton tidak diperbolehkan dicor, bila seluruh pekerjaan bekisting dan pekerjaan
penulangan serta pemasangan benda-benda yang tertanam dalam beton belum
selesai dan persiapan serta pembersihan seluruh permukaan tempat pengecoran
belum disetujui oleh KONSULTAN PENGAWAS. Seluruh permukaan bekisting dan
bagian instalasi yang akan ditanam didalam beton harus dibersihkan terhadap
seluruh kerak beton sebelum beton disekelilingnya atau beton yang berdekatan di-
cor.
Ketepatan tebal penutup beton harus diperhatikan dan untuk itu tulangan harus
dipasang dengan penahan jarak yang memadahi yang terbuat dari beton dengan
mutu minimal sama dengan mutu beton yang akan dicor.

5. Penyingkiran Air
Beton tidak boleh dicor kedalam setiap struktur, sebelum semua air yang
memasuki tempat pengecoran tersebut dikeringkan dengan sebaik-baiknya atau
telah disalurkan dengan pipa atau alat lain. Beton tidak diperbolehkan dicor
didalam air tanpa izin yang jelas dan tertulis dari KONSULTAN
PENGAWAS.Kontraktor juga tidak diperbolehkan tanpa ijin KONSULTAN
PENGAWAS membiarkan air mengalir diatas beton sebelum beton cukup umurnya
dan mencapai pengerasan awal.
3.6 CAMPURAN BETON
Beton yang digunakan harus berupa beton ready-mix dari sumber yang telah disetujui
oleh KONSULTAN PENGAWAS dengan perbandingan campuran sesuai dengan design
mix
yang telah diuji di laboratorium dan disetujui oleh KONSULTAN PENGAWAS.
Takaran campuran serta cara pengiriman/pengangkutannya harus memenuhi
persyaratan didalam PBI- 1971, ACI-304 dan ASTM C94.

Penambahan bahan aditif dalam proses pembuatan beton ready-mix harus sesuai
dengan petunjuk pabrik pembuat aditiv tersebut dan dengan persetujuan dari
KONSULTAN PENGAWAS. Bila diperlukan dua atau lebih jenis bahan aditif maka
pelaksanaannya harus dikerjakan secara terpisah.

Penambahan air selama pengangkutan beton tidak diijinkan. Penambahan air di


lapangan/ proyek untuk meningkatkan slump beton atau untuk alasan lain tidak
diperkenankan, kecuali atas persetujuan dan dibawah pengawasan KONSULTAN
PENGAWAS dan selama perbandingan air-semen maksimum belum terlampau.

3.7 PENGECORAN
1. Pengangkutan dan Pengecoran
Dua puluh empat jam sebelum pengecoran, Kontraktor harus memberikan
pemberitahuan tertulis kepada KONSULTAN PENGAWAS.

Dalam cuaca normal adukan beton harus sudah dituang/dicor tidak lebih dari
90 menit sejak ditambahkannya air dalam campuran semen dan agregat, tetapi
dalam cuaca yang sangat panas (diatas 35° C) tidak boleh lebih dari 60 menit,
kecuali digunakan retarder.
Batas temperatur beton ready-mix sebelum dicor disyaratkan tidak melampaui 38° C.
Beton tidak boleh dicor tanpa ijin KONSULTAN PENGAWAS atau bila keadaan
cuaca hujan atau panas yang dapat menggagalkan pengecoran dan pengerasan
yang baik, kecuali jika telah disiapkan fasilitas-fasilitas untuk hal tersebut seperti
yang ditentukan oleh KONSULTAN PENGAWAS.

Adukan beton tidak boleh dijatuhkan melalui pembesian atau kedalam papan
bekisting yang dalam, yang dapat menyebabkan terlepasnya koral dari adukan
beton (segregasi) karena berulang kali mengenai batang pembesian atau tepi
bekisting ketika adukan beton itu dijatuhkan. Dalam hal tersebut, harus
disiapkan corong atau saluran vertikal (tremie) untuk pengecoran agar adukan
beton dapat mencapai tempatnya tanpa terlepas satu sama lain.
Bagaimanapun juga tinggi jatuh dari adukan beton tidak boleh melampui 1,5 meter
dibawah ujung corong, saluran atau kereta dorong untuk pengecoran.

Adukan beton harus dicor dengan merata selama proses pengecoran; setelah
adukan dicor pada tempatnya tidak boleh didorong atau dipindahkan lebih dari 2
(dua) meter dalam arah mendatar.

Adukan beton didalam bekisting harus dicor berupa lapisan horizontal yang merata tidak
lebih dari 30 ~ 50 cm dalamnya dan harus diperhatikan agar terhindar terjadinya lapisan
adukan yang miring atau sambungan beton yang miring, kecuali diperlukan untuk
bagian konstruksi miring. Tiap lapisan harus dicor pada waktu lapisan yang sebelumnya
masih lunak.
Bila metoda pelaksanaan pengecoran akan dilakukan tidak sesuai dengan
ketentuan yang tercantum dalam PBI 1971, maka Kontraktor harus mengajukan
usulan tersebut 14 hari sebelum pelaksanaan dimulai untuk mendapat
persetujuan dari KONSULTAN PENGAWAS.

2. Pengecoran Beton Dalam Cuaca Buruk


Kontraktor harus menaruh perhatian khusus untuk segera memberi pelindung
pada beton yang baru dicor terhadap terik matahari maupun hujan agar dapat
dicegah pengeringan yang terlalu cepat atau masuknya air hujan pada adukan
beton yang baru dicor, yang mana dapat mempengaruhi kekuatan beton tersebut.

Pengecoran beton tidak boleh dilaksanakan, bilamana Pengawas berpendapat


bahwa Kontraktor tidak memiliki fasilitas yang baik untuk melayani pengecoran
proses pengerasan dan penyelesaian beton.

3.8 PEMADATAN DAN PENGGETARAN


Pada waktu adukan beton dicor kedalam bekisting atau lubang galian, tempat tersebut
harus telah betul- betul padat dan tetap; tidak ada penurunan lagi. Adukan beton
tersebut harus memasuki semua sudut, melalui celah pembesian, tidak terjadi sarang
koral dan selama pengecoran kelebihan air pada permukaan beton harus sedikit
saja. Pekerjaan pengecoran harus dilaksanakan sebaik-baiknya dan dipadatkan
dengan alat penggetar / vibrator untuk meyakinkan bahwa tidak terjadi rongga-
rongga kosong atau kantong udara dan sarang koral /beton yang keropos. Perhatian
khusus harus diberikan untuk pengecoran beton dan pemadatan beton di sekeliling
waterstop agar tidak terjadi kantong udara dibawah waterstop dan di sekitar angkur
beton prategang dimana pada daerah tersebut terdapat besi tulangan sangat padat.
Lapisan beton berikutnya tidak boleh dicor, bila lapisan sebelumnya tidak dikerjakan
secara seksama. Kontraktor harus menggunakan alat penggetar listrik berkecepatan
tinggi yang bergetar bagian dalamnya dari jenis "tenggelam" dengan amplitudo yang
cukup, sehingga diperoleh hasil yang baik dalam jangka waktu 15 (limabelas) menit
setelah beton dengan konsistensi yang ditentukan dicor dalam cetakan. Jarum
alat penggetar harus dimasukkan kedalam adukan vertikal, dan dalam keadaan
khusus boleh miring sampai 45 derajat tetapi jarum alat penggetar tidak diijinkan
untuk digerakkan dalam arah horizontal karena hal ini dapat menyebabkan
pemisahan bahan-bahan. Lapisan yang digetarkan tidak boleh lebih tebal dari panjang
jarum penggetar dan pada umumnya tidak boleh lebih tebal dari 30 ~ 50 cm. Untuk
pengecoran bagianbagian yang sangat tebal harus dilakukan lapis demi lapis, sehingga
tiap lapisnya dapa dipadatkan dengan baik. Ujung vibrator beton tidak boleh
sampai mengenai bekisting maupun pembesian. Jarum penggetar ditarik dari adukan
beton apabila disekitar jarum mulai Nampak pemisahan air semen dan agregat, yang
biasanya terjadi sekitar 30 detik. Penarikan jarum penggetar tidak boleh terlalu
cepat agar tidak rongga bekas jarum penggetar dapat terisi penuh. Penggetaran ulang
pada beton yang sudah mulai “set” (pengikatan awal) tidak diijinkan. Dalam
keadaan khusus dimana pemakaian vibrator tidak praktis, Pengawas dapat
menganjurkan dan menyetujui pengecoran tanpa vibrator. Kontraktor harus
menyediakan alat vibrator cadangan yang cukup dan harus diletakkan sedekat
mungkin dengan tempat pengecoran.
3.9 SAMBUNGAN PELAKSANAAN
Sambungan pelaksanaan (construction joint) harus ditempatkan dan dibuat
sedemikian rupa hingga tidak mengurangi kekuatan konstruksi dan mampu
meneruskan gaya geser dan gaya-gaya lainnya. Sambungan pelaksanaan tipe
sambungan kunci dengan kedalaman 40 mm harus digunakan dalam sambungan
pelaksanaan pada pelat lantai, dinding dan balok.

Sambungan pelaksanaan pada pelat dan balok pada prinsipnya harus ditempatkan
pada sekitar tengah-tengah bentang dari balok dan pelat tersebut. Tetapi pada
balok yang ditengah- tengah bentangnya ada pertemuan atau persilangan dengan
balok lainnya, maka lokasi siar pelaksanaan ditempatkan sekitar 3 lebar balok
persimpangan balok tersebut. Apabila tempat sambungan pelaksanaan tidak
ditunjukkan dalam gambar-gambar rencana, maka sambungan pelaksanaan
tersebut harus ditempatkan pada tengah-tengah bentang atau tempat lainnya
yang disetujui oleh KONSULTAN PENGAWAS.

Permukaan beton pada sambungan pelaksanaan harus padat dan bersih dari kotoran-
kotoran atau beton yang rapuh dan bilamana dianggap perlu dapat dipasang kawat
ayam. Sebelum melaksanakan pengecoran beton, semua sambungan pelaksanaan
harus dalam kondisi bersih dan basah.

3.10 PERAWATAN DAN PERLINDUNGAN BETON


Beton yang selesai dicor harus segera dilindungi terhadap proses pengeringan
yang berlebihan. Perawatan beton yang baru dicor harus dimulai setelah pengecoran
selesai dan harus berlangsung terus- menerus selama sekurangkurangnya 7 hari.
Dalam jangka waktu tersebut kelembaban beton harus dijaga dengan cara penyiraman
atau penggenangan dengan air, menutup dengan karung yang dibasahi, fog- spraying,
curing compound atau dengan cara lain yang dapat disetujui oleh KONSULTAN
PENGAWAS.

Kontraktor harus melindungi semua permukaan beton terhadap kerusakan akibat


panas yang berlebihan, kurangnya pembasahan, tegangan yang berlebihan,
benturan atau hal lain, sampai saat penyerahan pekerjaan oleh Kontraktor.
Beton yang keadaannya seperti tertera dibawah ini harus diperbaiki atau dibongkar
dan diganti dengan beton yang dapat disetujui oleh KONSULTAN PENGAWAS dan semua
biaya
yang timbul di tanggung oleh Kontraktor. Beton yang dimaksud tersebut adalah :
a. Ternyata rusak.
b. Cacat sejak semula.
c. Cacat sebelum Penyerahan Pertama.
d. Menyimpang dari elevasi / ketinggian yang telah ditetapkan.
e. Tidak sesuai dengan spesifikasi.

3.11 FINISHING PERMUKAAN BETON


1. Finishing Permukaan Beton
Semua permukaan atau permukaan yang dicetak harus dikerjakan secara
cermat sesuai dengan bentuk, garis, kemiringan dan potongan sebagaimana
tercantum dalam gambar atau ditentukan oleh KONSULTAN PENGAWAS.
Permukaan beton harus bebas dari segala jenis kerusakan, dalam bentuk
apapun dan harus merupakan suatu permukaan yang rapi, licin, merata dan
keras. Permukaan bagian atas pelat beton yang tidak di-finish harus dijadikan
permukaan yang seragam dan dirapikan dengan menggunakan alat trowel besi,
kecuali bila ditentukan lain.

2. Perbaikan Cacat permukaan


Segera setelah cetakan dilepaskan, semua permukaan harus diperiksa secara teliti
dan bagian yang tidak rata harus segera diselesaikan dengan baik agar
diperoleh suatu permukaan yang licin, seragam dan merata.

Beton yang menunjukkan rongga-rongga, lobang, keropos atau cacat sejenis


lainnya harus diperbaiki atau dibongkar dan diganti. Perbaikan baru boleh
dikerjakan setelah ada pemeriksaan dan persetujuan dari KONSULTAN
PENGAWAS; pekerjaan perbaikan tersebut harus mengikuti petunjuk Pengawas.
Lubang bekas batang pengikat cetakan harus diisi (di-grout). Permukaan beton
yang mengalami perbaikan tersebut harus dirawat sebagaimana disyaratkan atau
diperlukan untuk beton.

3.12 LAPISAN KEDAP AIR


1. Umum
Pelat lantai daerah basah, pelat lantai atap atau yang berhubungan langsung
dengan udara luar, dan daerah lainnya seperti tertera di dalam gambar-gambar
arsitektur harus diberi lapisan kedap air.

Pekerjaan pemasangan lapisan kedap air harus mengikuti prosedur pemasangan


dan petunjuk yang direkomendasi oleh pabrik pembuat, dan petunjuk Pengawas
atau Sub kontraktor spesialis yang khusus dan telah ahli dalam pemasangan
material waterproofing, dan mengikuti ketentuan-ketentuan dalam standar-
standar seperti ASTM D 146, ASTM D 412, ASTM D 903 dan ASTM E 154.

2. Bahan
Waterproofing untuk pemasangan pada pelat lantai daerah basah dan pelat
lantai atap harus memenuhi sesuai dengan persyaratan pabrik dan dapat
dipertanggung-jawabkan.

Lapisan kedap air yang terbentuk harus dapat ditembusi uap air dari beton tanpa
terjadi gelembung- gelembung udara yang dapat merusak lapisan kedap air itu
sendiri.

Pemborong harus memeriksa seluruh keadaan permukaan yang akan dikenakan


bahan ini dan harus memperbaiki kondisi permukaan yang akan diberi lapisan
kedap air. Permukaan beton harus bersih dan rata.
Pemborong harus mengajukan contoh dari bahan-bahan yang akan dipakainya
terlebih dulu, untuk mendapatkan persetujuan Pengawas.

3. Pelaksanaan
Semua pemasangan harus didasarkan pada prosedur pemasangan dan petunjuk
dari pabrik pembuat bahan-bahan tersebut.
Sebelum pemasangan lapisan kedap air dilaksanakan permukaan beton yang akan
dikenakan bahan ini harus diperbaiki jika ada kerusakkan-kerusakkan, harus
bersih, harus kering dan harus rata.
Sistem pelapisan kedap air yang dipilih harus dapat memberikan jaminan dari
produsen/pabrik pembuat terhadap mutu bahan selama minimal 10 tahun.

Pemborong harus melaksanakan tes rendam dengan air setinggi 10 cm minimal


selama 1x24 jam dan harus memberikan sertifikat jaminan terhadap kemungkinan
kebocoran karena pelaksanaan pekerjaan atau kerusakan.

Jaminan ini harus berlaku selama minimal 10 tahun.

Kebocoran-kebocoran yang terjadi harus diperbaiki sampai dinyatakan sempurna


oleh KONSULTAN PENGAWAS.

PASAL 4
PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI
4.1. KETERANGAN
Pekerjaan pasangan batu kali terutama untuk pondasi pagar serta lantai kerja sloof,
meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan perlengkapan serta peralatan yang
diperlukan untuk pekerjaan tersebut.

4.2. BAHAN
a. Batu belah/ batu kali

Batu belah yang digunakan adalah batu belah yang tidak poreus, bermutu tinggi,
kuat, bersih tidak bercacat yang dapat mempengaruhi mutunya. Sebelum
digunakan harus dimintakan persetujuan dari Pengawas Lapangan.

b. Adukan

Adukan yang digunakan adalah adukan semen pasir dengan komposisi adukan
yaitu 1pc : 5 pasir untuk pasangan pondasi batu kali. Semen PC yang dipakai
adalah (merk Tiga Roda, Holcim atau yang setaraf produk lokal yang terbaik)

c. Pasir Urug

Pasir urug digunakan untuk alas/dasar pondasi batu kali dengan tebal 5 cm padat.

d. Pasir Pasang

Pasir pasang yang dipergunakan harus pasir yang berbutir (keras dan kekal, kadar
lumpur yang terkandung dalam pasir tidak boleh lebih dari 5%)
4.3. PELAKSANAAN
Pasangan batu kali harus dipasang sesuai dengan gambar pelaksanaan atau
addendanya. Pasangan batu kali harus dilakukan oleh tukang batu yang
berpengalaman.

a. Galian

Kedalaman pondasi dibuat sesuai dengan gambar pelaksanaan. Kalau ada


masalah lain mengenai keadaan tanah dasar untuk pondasi tersebut, maka
Kontraktor harus memberitahukan kepada Pengawas.

Bentuk galian untuk pondasi batu kali harus dibuat dengan kemiringan yang
disesuaikan dengan jenis/sifat tanah setempat untuk menjaga agar lobang galian
tidak longsor. Galian untuk pondasi batu kali harus dihindarkan dari genangan
air.

b. Pasangan batu kali

Pondasi batu kali dipasang diatas pasangan aanstamping dengan ukuran sesuai
dengan gambar pelaksanaan. Batu kali dipasang dengan adukan yang cukup dan
penuh pada sela-selanya untuk mencapai kekuatan dan kesatuan. Permukaan
atas pasangan batu kali harus sipat datar.

SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN ARSITEKTUR

PASAL 1 PEKERJAAN TANAH

1.1 LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, alat-alat dan pengangkutan yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan semua “pekerjaan tanah” seperti tertera pada
gambar rencana dan spesifikasi ini, termasuk tetapi tidak terbatas pada hal-hal
sebagai berikut :
a. Pembersihan lahan
b. Pengurugan dan pemadatan
c. Pembuatan Bouwplank
d. Pengukuran dan penggambaran kembali

1.2 BAHAN/MATERIAL
Untuk pemasangan bouwplank menggunakan bahan :
a. Kayu jenis meranti atau setaraf, tebal 3 cm.
b. Kaso 5/7 atau dolken berdiameter 8 – 10 cm.

1.3 PELAKSANAAN
1. Pembersihan persiapan daerah yang akan dikerjakan.
a. Pada umumnya, tempat-tempat untuk bangunan dibersihkan. Sampah
yang tertanam dan material lain yang tidak diinginkan berada dalam daerah
yang akan dikerjakan, harus dihilangkan, atau dibuang dengan cara-cara yang
disetujui oleh KONSULTAN PENGAWAS. Semua sisa-sisa tanaman seperti
akar-akar, rumputrumput dan sebagainya, harus dihilangkan sampai
kedalaman 0,5 m di bawah tanah dasar/permukaan.
b. Semua daerah urugan, harus dipadatkan, baik urugan yang telah ada maupun
terhadap urugan yang baru. Tanah urugan harus bersih dari sisa sisa
tumbuhan atau bahan-bahan yang dapat menimbulkan pelapukan
dikemudian hari.
c. Pembuatan dan pemasangan papan dasar pelaksanaan (bouwlank)
termasuk pekrjaan Kontraktor dan harus dibuat dari kayu jenis meranti
atau setaraf dengan tiang dari kaso atau dolken dengan jarak 2 meter satu
sama lain. Pemasangan harus kuat dan permukaan atasnya rata dan sipat
datar (waterpass).
d. Segala pekerjaan pengukuran. persiapan termasuk tanggungan Kontraktor.
e. Kontraktor harus menyediakan alat-alat ukur sepanjang masa
pelaksanaan berikut ahli ukur yang berpengalaman.
- Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran
kembali lokasi pembangunan dengan dilengkapi keteranganketerangan
mengenai peil tanah, letak batas- batas tanah dengan alatalat yang sudah
ditera kebenarannya oleh Konsultan KONSULTAN PENGAWAS/Pengawas.
- Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan
lapangan yang sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Konsultan
Pengawas untuk dimintakan keputusannya.
- Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan
alat-alat waterpass/teodolith.
- Kontraktor harus menyediakan tedolith/waterpass beserta petugas yang
melayaninya untuk kepentingan pemerikasaan Konsultan Pengawas.
- Pengukur sudut siku-siku dengan prisma atau benang secara azas
segitiga phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil
yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
- Pada papan dasar pelaksanaan (bouwplank) harus dibuat tanda-tanda yang
menyatakan as- as dan atau level/peil-peil dengan warna yang jelas dan
tidak mudah hilang jika terkena air/hujan.

2. Pekerjaan Galian
a. Semua galian harus dilaksanakan sesuai dengan gambar dan
syarat-syarat yang ditentukan menurut keperluan.
b. Dasar dari semua galian harus waterpass, bilamana pada dasar setiap galian
masih terdapat akar-akar tanaman atau bagian-bagian gembur, maka ini
harus digali keluar sedang lubang-lubang tadi diisi kembali dengan pasir,
disiram dan dipadatkan sehingga mendapatkan kembali dasar yang
waterpass.
c. Terhadap kemungkinan adanya air didasar galian, baik pada waktu
penggalian maupun pada waktu pekerjaan pondasi harus disediakan pompa
air atau pompa Lumpur yang jika diperlukan dapat bekerja terus menerus,
untuk menghindari tergenangnya air pada dasar galian.
d. Kontraktor harus memperhatikan pengamanan terhadap dinding tepi galian
agar tidak longsor dengan memberikan suatu dinding penahan atau penunjang
sementara atau lereng yang cukup.
e. Juga kepada Kontraktor diwajibkan mengambil langkah-langkah pengamanan
terhadap bangunan lain yang berada dekat sekali dengan lubang galian
yaitu dengan memberikan penunjang sementara pada bangunan tersebut
sehingga dapatdijamin bangunan tersebut tidak akan mengalami
kerusakan.
f. Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian,setelah mencapai
jumlah tertentu harus segera disingkirkan dari halaman pekerjaan pada
setiapsaat yang dianggap perlu dan atas petunjuk Konsultan Pengawas.
g. Bagian-bagian yang akan diurug kembali harus diurug dengan tanah dan
memenuhi syarat- syarat sebagai tanah urug. Pelaksanaannya secara
berlapislapis
dengan penimbrisan lubang-lubang galian yangterletak di dalam garis
bangunan harus diisi kembali dengan pasir urug yang diratakan dan diairi
serta dipadatkan sampai mencapai 95 % kepadatan maksimum yang
dibuktikan dengan test lab.
h. Perlindungan terhadap benda-benda berfaedah. Kecuali ditunjukkan untuk
dipindahkan, seluruh barang-barang berharga yang mungkin ditemui
dilapangan harus dilindungi dari kerusakan, dan bila sampai menderita
kerusakan harus direparasi/diganti oleh Kontraktor atas tanggungannya
sendiri.
i. Bila pekerjaan pelayanan umum terganggu sebagai akibat pekerjaan Kontraktor,
Kontraktor harus segera mengganti kerugian yang terjadi yang dapat berupa
perbaikan dari barang yang rusak akibat pekerjaan Kontraktor.
j. Sarana yang sudah tidak bekerja lagi yang mungkin ditemukan di bawah
tanah dan teletak di dalam lapangan pekerjaan harus dipindahkan keluar
lapangan ke tempat yang disetujui oleh Konsultan Pengawas atas tanggungan
Kontraktor.
3. Pekerjaan Urugan dan Pemadatan
Yang dimaksudkan disini adalah pekerjaan pengurugan dan pemadatan tanah
dengan syarat khusus dimana tanah hasil urugan ini akan dipergunakan sebagi
pemikul beban.
a. Seluruh sisa penggalian yang tidak terpakai untuk penimbunan, juga
seluruh sisa-sisa, puing- puing, sampah-sampah harus disingkirkan dari
lapangan pekerjaan. Seluruhbiaya adalah tanggung jawab Kontraktor.
b. Semua bagian/daerah urugan dan timbunan harus diatur berlapis sedemikian
sehingga dicapai suatu lapisan setebal 20 cm dalam keadaan padat. Tiap lapis
harus dipadatkan sebelum lapisan berikutnya diurug.

c. Daerah urugan atau daerah yang terganggu harus dipadatkan dengan alat
pemadat/compactor “vibrator type” yang disetujui Konsultan Pengawas.
Pemadatan dilakukan sampai mencapai hasil kepadatan lapangan tidak
kurang dari 95% dari kepadatan Maksimum hasil lab.
d. Kepadatan maksimum terhadap kadar air optimum dari percobaan Proctor.
Kontraktor harus melaksanakan penelitian kepadatan maksimum tehadap
kadar air optimum minimal satu kali untuk jenis tanah yang dijumpai
dilapangan.
e. Apabila material urugan mengandung batu-batu, tidak dibenarkan batu-
batu yang besar bersarang menjadi satu, dan semua pori-pori
PASAL 2 PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL

2.1 LINGKUP PEKERJAAN


Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil yang baik dan
sempurna.
Pekerjaan ini meliputi beton sloof, beton kolom praktis, lantai beton untuk bangunan
yang dimaksudkan termasuk pekerjaan besi beton dan pekerjaan bekisting/acuan, dan
semua pekerjaan beton yang bukan struktur, seperti yang ditunjukkan dalam gambar.

2.2 PERSYARATAN BAHAN


1. Semen Portland :
Harus memakai mutu yang terbaik dari satu jenis merk atas persetujuan
Perencana/Owner dan harus memenuhi NI-8. Semen yang telah mengeras
sebagian/seluruhnya tidak dibenarkan untuk digunakan.
2. Pasir Beton :
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahanbahan
organis, lumpur dan sebagainya; dan harus memenuhi komposisi butir serta
kekerasan yang dicantuKonsultan Pengawasan dalam SNI 1726-2019.
3. Koral Beton/Split :
Digunakan koral yang bersih, bermutu baik, tidak berpori serta mempunyai gradasi
kekerasan sesuai dengan syarat-syarat SNI 1726-2019.
Penyimpanan/penimbunan pasir dan koral beton harus dipisahkan satu sama
lain, hingga kedua bahan tersebut dijamin mendapatkan perbandingan adukan beton
yang tepat.
4. A i r :
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung
minyak, asam,alkali dan bahan-bahan organis/ bahan lain yang dapat merusak
beton dan harus memenuhi SNI 1726-2019. Apabila dipandang perlu
Perencana/Owner dapat minta kepada Kontraktor supaya air yang dipakai
diperiksa di laboratorium pemerikasaan bahan yang resmi dan sah atas biaya
Kontraktor.
5. Besi Beton :
Digunakan mutu U24. Besi harus bersih dari lapisan minyak/lemak dan bebas
dari cacat seperti serpih-serpih. Penampang besi harus bulat serta memenuhi
persyaratan SNI 1726-2019 Bila dipandang perlu Kontraktor diwajibkan untuk
memeriksa mutu besi beton ke laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan
sah atas biaya Kontraktor.
Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan :
(a). Peraturan-peraturan/standard setempat yang biasa dipakai.
(b). Peraturan-peraturan Beton Bertulang Indonesia SNI 1726-2019 Persyaratan
Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung.
(c). Peraturan-peraturan Kayu Indonesia SNI 7973:2013.
(d). Peraturan Semen Portland Indonesia SNI 15-2049-2004-
semen-portland (e). Peraturan Pembangunan Pemerintah
Daerah setempat.
(f). Ketentuan-ketentuan umum untuk pelaksanaan Pemborongan Pekerjaan
Umum (AV). No 9 tanggal 28 Mei 1941 dan Tambahan Lembaran
Negara No.1457. (g). Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan
maupun tertulis yang
diberikan Perencana/Owner.
(h). Standar Normalisasi Jerman (DIN).
(i). American Society for Testing and Material
(ASTM). (j). American Concrete Institute (ACI).

2.3 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN


1. Mutu beton :
Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton bertulang adalah K-225
dan K-175 serta harus Memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam SNI
1726-2019.
2. Pembesian
(a). Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang dibengkokkan,
sambungan kait-kait dan pembuatan sengkang (ring), persyaratannya harus
sesuai SNI 1726-2019.
(b). Pemasangan dan penggunaan tulangan beton harus disesuaikan dengan gambar
konstruksi.
(c). Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar besi
tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran, dan harus bebas dari
papan acuan atau lantai kerja dengan memasang selimut beton sesuai
dengan ketentuan dalam SNI 1726-2019.

2.4 PENGECORAN BETON


1. Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan
dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran dan
ketinggian, pemeriksaan penulangan dan penempatan penahan jarak.
2. Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan menggunakan alat
penggetar untuk menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan terjadinya
cacat pada beton seperti keropos dan sarang-sarang koral/split yang dapat
memperlemah konstruksi.

2.5 PEKERJAAN ACUAN/BEKISTING


1. Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah
ditetapkan/yang diperlukan dalam gambar.
2. Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan, sehingga cukup kokoh
dan dijamin tidak berubah bentuk dan kedudukannya selama pengecoran
dilakukan.
3. Acuan harus rapat (tidak bocor), permukaannya licin, bebas dari
kotorankotoran (tahi gergaji), potongan kayu, tanah/lumpur dan sebagainya,
sebelum pengecoran dilakukan dan harus mudah dibongkar tanpa merusak
permukaan beton.
4. Kawat pengikat besi beton/rangka adalah dari baja lunak dan tidak disepuh
seng, diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm. Kawat pengikat besi
beton/rangka harus memenuhi syarat- syarat yang ditentukan dalam SNI 1726-
2019.
5. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan
cepat. Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan harus
diperhatikan.
2.6 KONTRAKTOR DAN KUALIFIKASI PELAKSANA/KONTRAKTOR
1. Pelaksana / Kontraktor bertanggung jawab atas kesempurnaan pekerjaannya
sampai dengan saat- saat penyerahan (selesai).
2. Pekerjaan harus dilakukan tenaga-tenaga ahli pada bidangnya. Pelaksana /
Kontraktor harus qualified, minimum STM 3 (tiga) tahun pengalaman kerja.
3. Kontraktor harus mengikuti semua peraturan, baik yang terdapat pada uraian
dan syarat-syarat maupun yang tercantum dalam gambar-gambar atau
peraturan yang berlaku baik dalam negeri maupun luar negeri.
4. Kontraktor mengikuti kontrak-kontrak yang akan disusun kemudian dengan
pemilik, baik mengenai hal-hal pembayaran maupun hal teknis dan non teknis
lainnya.
5. Kontraktor harus menempatkan tenaga ahli di lapangan yang setiap saat
diperlukan untuk dapat berdiskusi dan dapat memutuskan administratif

2.7 SYARAT-SYARAT PENGIRIMAN DAN PENYIMPANAN BAHAN


1. Bahan baru didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak
bercacat. Bebarapa bahan tersebut harus masih di dalam kotak/kemasan
aslinya yang masih bersegel dan berlebel pabriknya.
2. Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung dan tertutup, kering, tidak
lembab dan bersih sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan pabrik.
3. Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi sesuai dengan
jenisnya.
4. Kontraktor bertanggung jawab terhadap kerusakan selama pengiriman dan
penyimpanan. Bila ada kerusakan, Kontraktor wajib mengganti atas beban
Kontraktor.

2.8 SYARAT-SYARAT PENGAMANAN PEKERJAAN


1. Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24 jam setelah
pengecoran.
2. Beton dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari pekerjaanpekerjaan lain.
3. Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan
tidak mengurangi mutu pekerjaan. Seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
4. Bagian beton setelah dicor selama dalam pengerasan harus selalu dibasahi dengan
air terus menerus selama 1 (satu) minggu atau lebih.

PASAL 3 PEKERJAAN BATA RINGAN

3.1. LINGKUP PEKERJAAN


1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, dan
alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk
mendapatkan hasil yang baik.
2. Pekerjaan pasangan bata ringan ini meliputi seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.

3.2. STANDARD
o SNI 03-2156-1991, Blok beton ringan bergelembung udara (aerated ) dengan proses
otoklaf.
3.3. PERSYARATAN BAHAN
o Bata yang digunakan blok beton ringan dengan kualitas terbaik yang disetujui
Konsultan Perencana konsultan Pengawas , siku dan sama ukurannya tebal 10 x
tinggi 20 x panjang 60 cm.
o Produk : Powerblock, Celcon, Grand elephant

3.4. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN


1. Sloff dan posisi dinding.
o Siapkan sloff dan pondasi
o Tarik benang antara sudut-sudut dinding, gunakan waterpas

2. Lapisan dasar.
o Gunakan adukan semen instant
o Tebarkan adukan secara merata

3. Letakan blok di atas adukan semen instant


4. Tekan hingga permukaan blok rata dengan benang.
5. Periksa kerataan blok dengan waterpas.
6. Rekatkan bagian vertikal blok dengan semen instant
7. Letakkan blok pada masing-masing ujung dinding, periksa kerataan waterpas.
8. Bersihkan permukaan blok setiap akan memasang lapisan baru.
9. Campur semen instant dengan air dan diaduk hingga rata.
10. Kelurusan Tembok
o Tarik benang untuk kelurusan dinding
o Gunakan trowel sesuai lebar blok
o Letakan adukan semen instant pada arah vertikal, kemudian horizontal
o Tebarkan adukan untuk 1blok saja

11. Pekerjaan Plesteran Bata Ringan


o Periksa kerataan pasangan dengan waterpas secara vertikal.
o Plesteran vertikal blok dengan semen instant
o Bersihkan permukaan blok setiap akan memasang lapisan baru.
o Campur semen instant dengan air dan diaduk hingga rata.

PASAL 4 PEKERJAAN PLESTERAN

4.1. LINGKUP PEKERJAAN


Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan plesteran pada seluruh dinding bata dan
lain-lain seperti yang dijelaskan dalam gambar pelaksanaan.

4.2. PERSYARATAN BAHAN


Semen instan untuk plesteran dinding bata ini merupakan campuran semen, pasir
silika, filler dan aditif. Semen instan ini harus dengan mutu yang baik dan bebas
dari ketidak-murnian/kotoran supaya menghasilkan plester dengan kekuatan
yang dibutuhkan, mudah dipakai, daya tahan yang tinggi dan penampilan yang
baik. Contoh-contoh bahan harus diserahkan ke Arsitek untuk persetujuan
sebelum pemakaian dimulai. Semen instan ini untuk plesteran dinding siap digunakan
dengan menambahkan air. Air harus bersih dan memenuhi ketentuan-ketentuan
yang sama seperti yang harus tercapai untuk pekerjaan beton
4.3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a. Alat kerja : Roskam, jidar panjang dari baja atau alumunium
b. Persiapan dan Pelaksanaan :
a. Siapkan tempat kerja & permukaan yang akan diplester.
b. Singkirkan semua hal yang dapat merusak / mengganggu pekerjaan plesteran.
c. Pasang petunjuk-petunjuk yang cukup untuk kerataan pemlesteran.
d. Bersihkan dasar permukaan dari serpihan, kotoran & minyak yang dapat
mengurangi daya rekat adukan.
e. Jika terlalu kering, basahi dasar permukaan yang akan diplester air.
f. Pekerjaan plesteran harus lurus, sama rata, datar maupun tegak lurus.
g. Jika plesteran menunjukkan hasil yang tidak memuaskan seperti tidak rata,
tidak tegak lurus atau bergelombang, adanya pecah atau retak, keropos,
maka bagian tersebut harus dibongkar kembali untuk diperbaiki atas biaya
Kontraktor.
c. Pengadukan Bahan :
a. Bak adukan, peralatan (tools and untensils) harus bersih dan dicuci dahulu
sebelum pengadukan berikutnya dilaksanakan. Tuangkan air sebanyak 7,5 –
8,0 liter / 50 kg semen instan atau 6 – 6,5 liter / 40 kg kemudian masukan
adukan kering semen instan ke dalam bak adukan.
b. Aduk campuran diatas hingga rata dan diperoleh kelecakan (consistency)
yang sesuai untuk pelaksanaan plesteran.
d. Aplikasi untuk plesteran :
a. Pemlesteran dilakukan sebagaimana umumnya.
b. Aplikasi plester dilakukan secara manual sebagaimana umumnya dengan tebal
yang dianjurkan adalah 10 mm.
c. Sangat dianjurkan untuk aplikasi awal dengan cara dikamprot maksimal 5 mm
dengan adukan plesteran encer sebagai lapisan awal untuk ikatan plester
selanjutnya dan setelah beberapa lama dapat dilapisi adukan plester hingga
didapatkan ketebalan yang diinginkan dan untuk perataan permukaan plester
dengan menggunakan jidar alumunium, setelah ditunggu setengah kering
dapat dilakukan penghalusan permukaan

4.4. PELAKSANAAN
a. Semua permukaan yang akan menerima plester harus cukup keras dan kasar
untuk menjamin adanya pengikatan (bond) yang baik, bersih dan bebas dari
debu-debu dan barang-barang/materi yang lepas, demikian juga harus
dibasahkan dengan air segera, sebelum pemasangan plester dilaksanakan.
b. Permukaan-permukaan beton yang lama dimana plester baru akan
dipasangkan harus dilukai (hacked)/dibuat kasar untuk memperoleh
penempelan yang sempurna, dibersihkan secara sempurna, dan dibasahi
secepatnya, sebelum pelaksanaan memplester dimulai, dengan memakai
bonding-agent yang sudah disetujui.
c. Plester yang mempunyai ketebalan lebih dari 2 cm harus diaplikasikan lapis
demi lapis, dengan jangka waktu pemasangan setiap lapis tidak boleh melebihi
dari 24 jam. Bonding agent yang sudah disetujui harus dipakai.
d. Permukaan yang akan terbentuk harus datar dan sama rata/tidak melengkung.
Kontraktor harus memakai mistar/penggaris dari metal (metal straight edge)
dengan kepanjangan paling sedikit 1 meter untuk memastikan kerataan/sama
rata, dan penggaris dari metal tersebut harus diadakan supaya Arsitek bisa
memakainya untuk memeriksa hasil pekerjaan pekerjaan.
e. Sambungan-sambungan (joints) yang disebabkan oleh pemasang plester secara
bertahap/interval harus diatur dan ditaruh/dialokasikan supaya retak-retak yang
tidak diinginkan ataupun perubagan- perubahan tekstur pada permukaan, tidak
terlihat.
f. Kontraktor harus memastikan supaya semua conduits/sparing, pipa-pipa, plugs
dan lain-lain berada dalam posisinya yang tepat sebelum memulai pekerjaan
plester supaya pemahatan/pembobokan plester tidak akan terjadi sesudahnya.
g. Semua sudut-sudut internal dan eksternal harus diplester dan harus
dilaksanakan secara rapih untuk mendapatkan sudut-sudut yang
rapih/terbentuk dengan baik, lurus, benar dan tegak lurus.
h. Perhatian yang baik harus ada selama pelaksanaan untuk menghindari plester
yang masih basah jatuh atau bepercikan pada pekerjaan-pekerjaan lainnya,
seperti pada lantai-lantai, pintu-pintu, jendela-jendela, plafond-plafond yang bisa
mengakibatkan timbulnya noda/kotor. Sisa-sisa plester harus dibuang segera
sebelum terjadinya pengerasan dan noda yang permanen.

PASAL 5
PEKERJAAN PENUTUP LANTAI DAN DINDING

5.1. LINGKUP PEKERJAAN


1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu lainnya untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan yang bermutu baik.
2) Pasangan keramik tile ini dipasang pada seluruh detail yang disebutkan/
ditunjukkan dalam gambar.

5.2. STANDAR
1) PUBI : Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia 1982 (NI - 3).
2) ANSI : American National Standard Institute
3) TCA : Tile Council of America, USA. TCA 137.1 - Recommended Standard
Spesification for Ceramik Tile.

5.3. PERSYARATAN BAHAN


1) Lantai homogenus tile yang
digunakan : Ukuran : 60 x 60
cm
Produksi : Niro Granite, Sandimas,
Garuda Warna/type : Ditentukan
kemudian Kualitas : Kelas I
Finishing Permukaan :
Polished Bahan pengisi : AM
tile grout Bahan perekat :
Spesi 1 pc : 3 pasir
2) Lantai homogenus tile yang digunakan
(Border) : Ukuran : 30 x 60 cm
Produksi : Niro Granite, Sandimas,
Garuda Warna/type : Ditentukan
kemudian Kualitas : Kelas I
Finishing Permukaan :
Polished Bahan pengisi : AM
tile grout Bahan perekat :
Spesi 1 pc : 3 pasir
3) Lantai homogenus tile yang
digunakan : Ukuran : 60 x 60
cm
Produksi : Niro Granite, Sandimas,
Garuda Warna/type : Ditentukan
kemudian Kualitas : Kelas I
Finishing Permukaan :
Unpolished Bahan pengisi :
AM tile grout Bahan perekat
: Spesi 1 pc : 3 pasir
4) Pelapis dinding homogenus tile
digunakan: Ukuran : 30 x 60 cm
Produksi : Niro Granite, Sandimas,
Garuda Warna/type : Ditentukan
kemudian Kualitas : Kelas I
Finishing Permukaan :
Polished Bahan pengisi : AM
tile grout Bahan perekat :
Spesi 1 pc : 3 pasir
5) Pelapis washtafel homogenus tile
digunakan : Ukuran : 60 x 60 cm
Produksi : Niro Granite, Sandimas, Garuda
Warna/type : Ditentukan
kemudian Kualitas : Kelas I
Finishing Permukaan :
Polished Bahan pengisi : AM
tile grout Bahan perekat :
Spesi 1 pc : 3 pasir
6) Pelapis Granit Alam yang
digunakan : Kualitas : Kelas I
Finishing Permukaan :
Polished Bahan pengisi : AM
tile grout Bahan perekat :
Spesi 1 pc : 3 pasir

Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan


contoh-contohnya kepada Konsultan Pengawas/Pemberi tugas.

5.4. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN


1) Sebelum dimulai pekerjaan Kontraktor diwajibkan membuat
shop drawing mengenai pola keramik.
2) keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, cacat dan bernoda.
3) Adukan pasangan/pengikat dengan aduk campuran 1 PC : 3 pasir pasang
dan ditambah bahan perekat seperti yang disyaratkan atau dapat pula
digunakan acian PC murni dan ditambah bahan perekat.
4) Bahan keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air bersih (tidak
mengandung asam alkali) sampai jenuh.
5) Hasil pemasangan lantai keramik harus merupakan bidang permukaan yang
benar-benar rata, tidak bergelombang, dengan memperhatikan kemiringan di
daerah basah dan teras.
6) Pola, arah dan awal pemasangan lantai keramik harus sesuai gambar detail atau
sesuai petunjuk Perencana. Perhatikan lubang instalasi dan drainase/bak kontrol
sebelum pekerjaan dimulai.
7) Jarak antara unit-unit pemasangan keramik satu sama lain (siar-siar), harus
sama lebarnya, maksimum 1,5 mm, yang membentuk garis-garis sejajar dan
lurus yang sama lebar dan sama dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan
harus membentuk sudut sikut yang saling berpotongan tegak lurus
sesamanya.
8) Siar-siar diisi dengan bahan pengisi siar yang bermutu baik, dari bahan
seperti yang telah diisyaratkan di atas.
9) Pemotongan unit-unit homogenous tile tiles harus menggunakan alat pemotong
keramik khusus sesuai persyaratan dari pabrik.
10) Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda
pada permukaan keramik, hingga betul-betul bersih.
11) Keramik yang terpasang haru dihindarkan dari sentuhan/beban selama 3 x 24
jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat dari pekerjaan lain.

Bidang permukaan lantai harus rata, tidak terdapat retak-retak, tidak ada lubang dan celah
celah yang terjadi pada permukaan lantai, harus ditutup dengan adukan semen pasir
(tasram) sampai rata terhadap permukaan sekelilingnya.

PASAL 6 PEKERJAAN KACA

6.1. LINGKUP PEKERJAAN


1. Menyediakan tenaga Kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya
untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang
bermutu baik dan sempurna.
2. Pekerjaan kaca dan cermin meliputi seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam detail gambar.

6.2. PERSYARATAN BAHAN


1. Kaca adalah benda terbuat dari bahan glass yang pipih pada umumnya
mempunyai ketebalan yang sama, mempunyai sifat tembus cahaya, dapat
diperoleh dari proses-proses tarik tembus cahaya, dapat diperoleh dari proses-
proses tarik, gilas dan pengambangan (Float glass).
2. Toleransi lebar dan panjang : Ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui
toleransi seperti yang ditentukan oleh pabrik.
3. Kesikuan : Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai
sudut serta tepi potongan yang rata dan lurus, toleransi kesikuan maximum
yang diperkenankan adalah 1,5 mm per meter.
4. Cacat-cacat.
 Cacat-cacat lembaran bening yang diperbolehkan harus sesuai ketentuan dari
pabrik.
 Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang yang
berisi gas yang terdapat pada kaca).
 Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang dapat
mengganggu pemandangan.
 Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah pada kaca, baik
sebagian atau seluruh tebal kaca)
 Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan
lebar ke arah luar/masuk).
 Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave) benang adalah cacat
garis timbul yang tembus pandangan, gelombang adalah permukaan
kaca yang berobah dan mengganggu pandangan.
 Harus bebas dari bintik-bintik (spots, awan (cloud) dan goresan (scratch).
 Bebas lengkungan (lembaran baca yang bengkok).
 Mutu kaca lembaran yang digunakan AA.
 Ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh melampaui
toleransiyang ditentukan oleh pabrik.
5. Bahan kaca :
Bahan kaca dan cermin, harus sesuai SII 0189/78 dan PBVI 1982.
6. Digunakan produk Asahimas.
7. Sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak
akibat pemotongan, harus digurinda/dihaluskan, hingga
membentuk tembereng.

6.3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

1. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian dan


syarat pekerjaan dalam buku ini. Pekerjaan ini memerlukan keahlian dan
ketelitian. Semua bahan yang telah terpasang harus disetujui oleh Konsultan
Pengawas /Perencana.
2. Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan, dan
diberi tanda untuk mudah diketahui, tanda-tanda tidak boleh menggunakan
kapur. Tanda-tanda harus dibuat dari potongan kertas yang direkatkan dengan
menggunakan lem aci.
3. Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat-alat
pemotong kaca khusus.
4. Pemotongan kaca harus disesuaikan ukuran rangka, minimal 10 mm masuk
ke dalam alur kaca pada kusen.
5. Pembersih akhir dari kaca harus menggunakan kain katun yang lunak
dengan menggunakan cairan pembersih kaca.
6. Hubungan kaca dengan kaca atau kaca dengan material lain tanpa melalui
kusen, harus diisi dengan lem silikon.Warna transparant cara pemasangan dan
persiapan-persiapan pemasangan harus mengikuti petunjuk yang dikeluarkan
pabrik.

PASAL 7
PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

7.1. LINGKUP PEKERJAAN


1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan
daun pintu/daun jendela dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan hingga tercapainya hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
2. Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh
pemasangan pada daun pintu kayu, seperti yang ditunjukan/disyaratkan dalam
detail gambar.
7.2. PERSYARATAN BAHAN
1. Semua 'hardware' yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang
tercantum dalam buku Spesifikasi Teknis. Bila terjadi perubahan atau
penggantian 'hardware' akibat dari pemilihan merek, Kontraktor wajib melaporkan
hal tersebut kepada Owner untuk mendapatkan persetujuan.
2. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal dari pelat aluminium
berukuran 3 x 6 cm dengan tebal 1 mm. Tanda pengenal ini dihubungkan
dengan cincin nikel kesetiap anak kunci.

7.3. PERLENGKAPAN PINTU DAN JENDELA


1. Pekerjaan Kunci dan Pegangan Pintu
a) Semua pintu menggunakan peralatan kunci sebagai berikut :
 Lockcase : Dekkson, Paloma, Solid
 Cylinder : Dekkson, Paloma, Solid
 Handle : Dekkson, Paloma, Solid
 Engsel : Dekkson, Paloma, Solid
 Rambuncis : Dekkson, Paloma, Solid
 Kait Angin ; Dekkson, Paloma, Solid
 Floor Hange, Patching : Dorma, Dekkson
 Perincian type yang dipakai dari merk-merk di atas, lihat pada gambar.
b) Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu
Dipasang setinggi 90 cm dari lantai, atau sesuai petunjuk Pemberi Tugas.
2. Pekerjaan Engsel
a) Untuk pintu-pintu panel pada umumnya menggunakan engsel pintu di
pasang sekurang- kurangnya 3 buah untuk setiap daun dengan
menggunakan sekrup kembang dengan warna yang sama dengan warna
engsel. Jumlah engsel yang dipasang harus diperhitungkan menurut
beban berat daun pintu, tiap engsel memikul maksimal 20 Kg.
b) Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan
perencana.
3. Pekerjaan Roller Blind
Pasangan Roller Blind menggunakan type Dimout 64 chain 38 Merk Onna.

7.4. PERSYARATAN PELAKSANAAN


1) Engsel atas dipasang + 28 cm (as) dari permukaan atas pintu. Engsel bawah
dipasang + 32 cm (as) dari permukaan bawah pintu. Engsel tengah dipasang di
tengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
2) Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang + 28 cm dari permukaan
pintu, engsel tengah dipasang di tengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
3) Penarik pintu (door pull) dipasang 90 cm (as) dari permukaan lantai.
4) Pemasangan lockcase, handle dan backplate serta door closer harus rapi, lurus
dan sesuai dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh Pemberi Tugas.
Apabila hal tersebut tidak tercapai, Kontraktor wajib memperbaiki tanpa
tambahan biaya.
5) Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan
6) pengujian secara kasar dan halus.
7) Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.
8) Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan Gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan
keadaan di lapangan. Di dalam shop drawing harus jelas dicantuKonsultan
Pengawasan semua data yang diperlukan termasuk keterangan produk, cara
pemasangan atau detail-detail khusus yang belum tercakup secara lengkap di
dalam Gambar Dokumen Kontrak, sesuai dengan Standar Spesifikasi Pabrik.
9) Shop drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh Konsultan
Pengawas / Pemberi Tugas.

PASAL 8 PEKERJAAN PLAFOND

8.1. PERSYARATAN
Bahan Penutup plafond adalah bahan dari PVC, Gypsum dan Multiplek.
Pemasangan plafond boleh dilaksanakan setelah semua peralatan yang terdapat
di dalam plafond (kabel- kabel, pipa-pipa, ducting-ducting, alat-alat penggantung
dan penguat plafond) siap dan selesai dikerjakan.

8.2. PELAKSANAAN
a. Penggantung plafond harus dibuat sedemikian rupa sehingga diperoleh bidang
plafond yang rata, datar dan tidak melengkung.
b. Pemasangan plafond harus rata, sambungan-sambungan harus rapi dan kuat.
c. Kontraktor bertanggung jawab atas segala akibat yang mungkin terjadi terhadap :
 Kemungkinan pemasangan partisi, dimana ada bagian-bagian partisi yang
harus disangga oleh rangka plafond.
 Kemungkinan dibuatnya lubang-lubang untuk pemeriksanaan / control.
 Kemungkinan-kemungkinan tidak sempurnanya alat-alat penggantung,
sehingga plafond menjadi bergelombang karenanya.
 Kemungkinan-kemungkinan pemasangan alat-alat maintenance pada
plafond luifel di luar bangunan.
 Untuk itu harus ada koordinasi antara kontraktor dan sub kontraktor
serta persetujuan Konsultan Pengawas.
d. Pekerjaan plafond PVC.
 Lingkup pekerjaan meliputi.
Penyediaan bahan plafond
a. Gypsum 120 x 240 t = 9 mm ex DN
b. Gypsum 120 x 240 t = 9 mm wet area ex DN
c. Multiplex 9mm fin HPL
d. Plafond PVC (Shunda Plafon)
dan konstruksi penggantungnya, penyiapan tempat serta pemasangan pada
tempat-tempat yang tercantum pada gambar untuk itu.
 Rangka plafond.
Kecuali pada gambar tertulis lain, rangka plafond dibuat dari
batang besi hollow galvanis 40x40x2 untuk rangka pokok dan
20x40x2 untuk lainnya.

PASAL 9
PEKERJAAN DINDING PARTISI

9.1. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan ini dilakukan meliputi pemasangan dinding partisi termasuk pemasangan
rangka sesuai yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas.
9.2. PERSYARATAN BAHAN
a. Penutup partisi : Wallboard PVC ex. Shunda Wallboard
b. Rangka : C75 zincalume
c. Kesemua bahan di atas harus disetujui oleh Konsultan Pengawas, Perencana dan
Pemberi Tugas.

9.3. PELAKSANAAN
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti
gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan peil), termasuk
mempelajari bentuk, pola lay-out / penempatan, cara pemasangan, mekanisme
dan detail-detail sesuai gambar. Juga terlebih dahulu harus memeriksa untuk
dikoordinasikan dengan pekerjaan-pekerjaan yang terkait dengan partisi,
diantaranya adalah :
- Pekerjaan Instalasi pada dinding
- Pekerjaan Kusen, dan lain sebagainya yang terkait dalam terlaksananya pekerjaan
ini
b. Wallboard yang dipasang adalah wallboard yang telah dipilih dengan baik,
bentuk dan ukuran masing- masing unit sama, tidak ada bagian yang retak,
gompal atau cacat-cacat lainnya dan telah mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
c. Setelah panel wall board terpasang, bidang permukaan partisi harus rata, lurus
dan siku, dan antara unit-unit wall board tidak terlihat bergelombang dan
sambungan. Kecuali bila dinyatakan lain, misal
: permukaan merupakan bidang miring atau melengkung sesuai yang ditunjukkan
dalam gambar.
d. Untuk menguji kesikuan/kerataan bidang partisi gypsum, dilakukan dengan
menggunakan waterpas khusus, dan diperiksa bersama-sama Konsultan
Pengawas/MK.

PASAL 10
PEKERJAAN PENGECATAN

10.1. LINGKUP PEKERJAAN


1) Persiapan permukaan yang akan diberi cat.
2) Pengecatan permukaan dengan bahan-bahan yang telah ditentukan.
3) Pengecatan semua permukaan dan area yang ada gambar tidak disebutkan
secara khusus, dengan warna dan bahan yang sesuai dengan petunjuk Konsultan
Perencana.

10.2. STANDAR PENGERJAAN (MOCK UP)


1) Sebelum pengecatan dimulai, Kontraktor harus melakukan pengecatan pada satu
bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang-bidang tersebut
akan dijadikan contoh pilihan warna, texture, material dan cara pengerjaan.
Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai mock up ini akan ditentukan oleh
Konsultan Pengawas.
2) Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Konsultan Pengawas
dan Perencana, bidang-bidang INI akan dipakai sebagai standar minimal
keseluruhan pekerjaan pengecatan.
10.3. CONTOH DAN BAHAN UNTUK PERAWATAN
1) Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat
pada bidang-bidang transparan ukuran 100 x 100 cm. Dan pada bidang-
bidang tersebut harus dicantumkan dengan jelas warna, formula cat, jumlah
lapisan dan jenis lapisan (dari cat dasar s/d lapisan akhir).
2) Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan kepada Konsultan Pengawas
dan Perencana. Jika contoh-contoh tersebut telah disetujui secara tertulis
oleh Konsultan Pengawas dan Perencana, barulah Kontraktor melanjutkan
dengan pembuatan mock up seperti tercantum di atas.
3) Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Lapangan, untuk kemudian
diteruskan kepada Pemberi Tugas, minimal 3 galon tiap warna dan jenis cat
yang dipakai. Kaleng-kaleng cat tersebut harus tertutup rapat dan
mencantuKonsultan Pengawasan dengan jelas identitas cat yang ada di
dalamnya. Cat ini akan dipakai sebagai cadangan untuk perawatan, oleh Pemberi
Tugas.
4). Pekerjaan Cat Dinding
 Yang termasuk pekerjaan cat dinding adalah pengecatan seluruh plesteran
bangunan dan/atau bagian-bagian lain yang ditentukan gambar.
 Untuk dinding-dinding bangunan digunakan cat jenis Emulsi Acrylic
merk Vinilex dengan lapisan dasar merk Vinilex. Warna ditentukan User/
perencana.
 Lapisan dasar yang digunakan adalah merk Vinilex.
 Sebelum dicat dasar, plesteran sudah harus betul-betul kering, tidak ada
retak-retak dan Kontraktor meminta persetujuan kepada User.
 Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisau plamur dari plat baja tipis
dan lapisan plamur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang yang
rata.
 Sesudah 7 hari plamur terpasang dan percobaan warna kemudian
dibersihkan dengan bulu ayam sampai bersih betul. Selanjutnya dinding
dicat dengan menggunakan roller.
 Lapisan pengecatan dinding dalam terdiri dari 1 (satu) lapis alkali
resistence sealer yang dilanjutkan dengan 3 (tiga) lapis acrylic emulsion
dengan kekentalan cat sebagai berikut:
o Lapis I encer (tambahkan 20 % air).
o Lapis II kental.
o Lapis III encer.
 Untuk warna-warna dan jenis, Kontraktor diharuskan menggunakan kaleng-
kaleng dengan percampuran (batch number) yang sama.
 Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang utuh,
rata, licin, tidak ada bagian yang belang dan bidang dinding dijaga terhadap
pengotoran-pengotoran.
 Jenis Cat :
Interior : Emulsi Acrylic
Exterior : Tahan Cuaca/Weathershield.
5) Pekerjaan Cat Lisplang
 Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan seluruh bagian lisplang yang
ditentukan dalam gambar.
 Cat yang dipakai adalah merk Seiv, glotex
 Pekerjaan cat dilakukan setelah bidang yang akan di cat selesai diamplas
halus dan bebas debu, kotoran dan lain-lain.
 Setelah pengecatan selesai, bidang cat harus licin, utuh, mengkilap, tidak
ada gelembung- gelembung dan dijaga terhadap pengotoran.
PASAL 11
PEKERJAAN ALUMINIUM

11.1. UMUM
1) Lingkup Pekerjaan
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat Bantu
lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil
pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi seluruh pintu dan jendela rangka alluminium,
lengkap dengan kusen dan kacanya, dan bukan merupakan bagian
curtain wall seperti yang dinyataka/ditunjukkan dalam gambar serta
shop drawing dari Kontraktor.

2) Standard ASTM :
 C 509 – Cellular Elastomeric Preformed (Gasked and Selaing Material)
 C 2000 – Clasification System for Rubber Products in Automatic Applications.
 C 2287 – Nonrigit Vinyl Chloride Polymer and Copolymer Molding
and Extination Compounds.

3) Persetujuan - persetujuan
a. Shop drawing
 Harus memperlihatkan dengan jelas dimensi, sistim konstruksi,
hubungan-hubungan antar komponen, cara pengangkuran dan
lokasinya, penempatan hardware dan detail-detail pemasangan.
 Harus memperlihatkan kesesuaiannya dengan gambar rencana dan
spesifikasi.
 Shop drawing harus memperlihatkan juga detail-detail
pemasangan kaca, gasket serta sealant.
b. Contoh bahan :
 Kontraktor harus menyerahkan 3 set contoh semua bahan yang
memperlihatkan tekstur, finishing dan warna. Sampul profil-profil
extruded panjangnya minimum 300 mm. Untuk alluminium sheet,
ukuran 300x300 mm2, ketebalan sesuai dengan yang akan dipakai.
 Semua sampul harus diberi tanda yang memperlihatkan ketebalan,
jenis alloy, warna dan pekerjaan dimana bahan tersebut akan dipakai.

4) Pengadaan dan Penyimpanan Material


 Bahan harus didatangkan ke lapangan dalam kemasan pabrik, lengkap
dengan instruksi- instruksi pemasangan.

11.2. BAHAN/PRODUK
1) Kusen Alluminium yang digunakan
 Bahan :
Dari bahan Alluminium merk Indall, Alexindo
 Bentuk profil :
Sesuai shop drawing yang disetujui Perencana/Konsultan Pengawas
 Warna profil :
Ditentukan kemudian (contoh warna diajukan Kontraktor)
 Lebar profil :
3” dan atau 4” (pemakaian lebar bahan sesuai yang ditunjukkan dalam gambar)
 Pewarnaan :
Anodize, Power Coating, ketebalan coating, sesuai dengan ketentuan pabrik.
2) Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat-
syarat dari pekerjaan alluminium serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari
pabrik yang bersangkutan.
3) Konstruksi kusen alluminium yang dikerjakan seperti yang ditunjukkan
dalam detail gambar termasuk bentuk dan ukurannya.
4) Ketahanan terhadap air dan angin untuk setiap type harus disertai hasil
test, minimum 100 kg/m2
5) Ketahanan terhadap udara tidak kuran dari 15 m3/hari dan terhadap
tekanan air 15 kg/m2 yang harus disertai hasil test.
6) Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu
sesuai dengan bentuk toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan
dan pewarnaan yang dipersyaratkan.
7) Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses fabrikasi warna
profil-profil harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu
fabrikasi unitunit, jendela, pintu partisi dan lain-lain, profil harus diseleksi
lagi warnanya sehingga dalam tiap unit didapatkan warna yang sama.
Pekerjaan memotong, punch dan drill, dengan mesin harus sedemikian rupa
sehingga diperoleh hasil yang telah dirangkai untuk jendela, dinding dan
pintu mempunyai toleransi ukuran sebagai berikut :
 Untuk tinggi dan lebar 1 mm
 Untuk diagonal 2 mm
8) Accessories
Sekrup dari stainless steel galvanized kepala tertanam, weather strip dari
vinyl, pengikat alat penggantung yang dihubungkan dengan alluminium
harus ditutup caulking dan sealent, angkur-angkur untuk rangka/kusen
alluminium terbuat dari steel plate tebal 2-3 mm, dengan lapisan zink tidak
kurang dari (13) mikron sehingga dapat bergeser.
9) Bahan finishing
Treatment untuk permukaan kusen jendela dan pintu yang bersentuhan
dengan bahan alkaline seperti beton, aduk atau plester dan bahan lainnya
harus diberi lapisan finish dari laquer yang jernih atau anti corrosive
treatment dengan insulating varnish seperti asphaltic varnish atau bahan
insulation lainnya.

11.3. PELAKSANAAN
1) Sebelum memulai pelaksanaan Kontraktor diwajibkan meneliti gambar-
gambar dan kondisi dilapangan (ukuran dan peil lubang) serta membaut
contoh jadi untuk semua detail sambungan dan profil alluminium yang
berhubungan dengan sistem konstruksi bahan lain.
2) Prioritas proses fabrikasi, harus sudah siap sebelum pekerjaan dimulai,
dengan membuat lengkap dahulu shop drawing dengan petunjuk
Perencana/KONSULTAN PENGAWAS meliputi gambar denah, lokasi, merk,
kualitas, bentuk, ukuran.
3) Semua frame/kusen baik untuk dinding, jendela dan pintu dikerjakan secara
fabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar
hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.
4) Pemotongan alluminium hendaknya dijauhkan dari material besi untuk
menghindar kan penempelan debu besi pada permukaannya. Didasarkan
untuk mengerjakannya pada tempat yang aman dengan hati-hati tanpa
menyebabkan kerusakan pada permukaannya.
5) Pengelasan dibenarkan menggunakan non-activated gas (argon) dari arah
bagian dalam agar sambungannya tidak tampak oleh mata.
6) Akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan
sekrup, rivet, stap dan harus cocok.
7) Pengelasan harus rapi untuk memperoleh kualitas dan bentuk yang sesuai dengan
gambar.
8) Angkur-angkur untuk rangka/kusen alluminium terbuat dari steel plate
setebal 2-3 mm dan ditempatkan pada interval 600 mm.
9) Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti
karat/stainless steel, sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan
harus kedap air dan memenuhi syarat kekuatan terhadap air sebesar 1.000
kg/cm2.
10) Untuk fitting hard ware dan reinforcing materials yang mana kusen
alluminium akan kontrak dengan besi, tembaga atau lainnya maka
permukaan metal yang bersangkutan harus diberi lapisan chormium untuk
menghindari kontak korosi.
11) Toleransi pemasangan kusen alluminium disatu sisi dinding adalah 10 –
25 mm yang kemudian diisi dengan beton ringan/grout.
12) Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama pada
ruang yang dikondisikan hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu
dapat digunakan synthetic rubber atau bahan dari synthetic resin.
Penggunaan ini pada swing door dan double door.
13) Sekeliling tepi kusen yang terlihat terbatas dengan dinding agar diberi sealent
supaya kedap air dan kedap suara.
14) Tepi bawah ambang kusen exterior agar dilengkapi flashing untuk penahan air
hujan.

PASAL 12
PEKERJAAN PENUTUP ATAP
12.1. LINGKUP
PEKERJAAN.
Meliputi pemasangan penutup atap dengan persetujuan Direksi/Konsultan
Pengawas. Juga pemasangan bubungan termasuk pemasangan bahan lain
seperti yang disebut/dinyatakan dalam Gambar kerja.

12.2. PERSYARATAN BAHAN


1. Bahan Penutup Atap : pekerjaan tambal sulam atap menggunakan Metal Roof
merk Prima Roof dan disetujui Direksi/Konsultan Pengawas.
2. Nok / Karpusan atap menggunakan Metal Roof dengan bentuk sesuai tertera pada
gambar kerja.
3. Listplank atap dalam bab ini adalah lisplank kayu 2x3/30 + kayu kaso 4/6
untuk perkuatanatap

12.3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN


1. Sebelum pelaksanaan dimulai, Pemborong diwajibkan memeriksa gambar-gambar
pelaksanaan seperti yang dinyatakan dalam Gambar Kerja, serta melakukan
pengukuranpengukuran setempat yang diperlukan.
2. Pemborong atas dasar Gambar pelaksanaan diwajibkan menyediakan shop
drawing yang memperlihatkan sambungan antara bahan yang satu dengan yang
lain, pengakhiran pengakhiran dan lain-lain yang belum/tidak tercakup dalam
Gambar kerja, namun memenuhi persyaratan pabrik.
3. Sebelum dimulai pemasangan, permukaan semua gording atau rangka bidang,
jika perlu dengan mengganjal atau menyetel bagian-bagian ini terhadap rangka
penumpuknya.
4. Dalam keadaan apapun juga ganjal tidak boleh dipasang langsung dibawah plat
kait untuk mengatur kemiringan atas.
5. Pada waktu pelaksanaan harus selalu diperiksa dengan seksama, untuk
menghindarkan penggeseran pada pemasangan.
6. Semua sisa-sisa pekerjaan (sisa potongan dan lain- lain yang berupa kotoran),
harus dibersihkan dari atas permukaan atap, agar tidak terjadi pengaratan.
Hasil pemasangan harus datar dengan kelandaian yang cukup agar tidak terjadi kebocoran.

PASAL 13
PEKERJAAN ALUMUNIUM COMPOSITE PANEL (ACP)

13.1. LINGKUP PEKERJAAN.


a. Termasuk dalam pekerjaan pemasangan ACP ini adalah penyediaan tenaga kerja,
bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yangdigunakan dalam
pekerjaan ini hinggatercapai hasil pekerjaan yang bermutu dan sempurna dalam
pemakainnya / operasinya.
b. Pekerjaan pemasangan panel –panel dinding terluar sesuai dengaan
ditunjukan pada gambar kerja.

13.2. PERSYARATAN BAHAN


a. Bahan menggunakan Bahan Alumunium Composite Panel (ACP) dan disetujui
Direksi/Konsultan Pengawas.
b. ACP yang digunakan Produk Seven
c. Warna panel-panel akan ditentukan kemudian.
d. Rangka menggunakan bahan besi siku dengan bentuk sesuai tertera pada gambar
kerja
13.3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a. Pelaksanaan pekerjaan dalam pasal ini harus dilaksanakan oleh
professional sesuai dengan keahlian/spesialisasi. Metode pelaksanaan harus
berdasarkan teknis standar yang diterapkan oleh Kontraktor Spesialis (Sub-
Kontraktor).
b. Dalam hal ini kontraktor pelaksana ditekankan memberikan deskripsi yang jelas
tentang metode pelaksanaan pekerjaan ini, dengan meyertakan dukungan dan
atau brosur-brosur dari kontraktor spesialis yang bersangkutan.
c. Pada waktu pelaksanaan harus selalu diperiksa dengan seksama, untuk
menghindarkan penggeseran pada pemasangan.
d. Semua sisa-sisa pekerjaan (sisa potongan dan lain- lain yang berupa kotoran),
harus dibersihkan dari atas permukaan panel, Hasil pemasangan harus rata dan
rapi.

SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN
INTERIOR

PASAL 1
PEKERJAAN DINDING PARTISI

1.1. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan ini dilakukan meliputi pemasangan dinding partisi gypsum dan partisi
allumunium kaca, termasuk pemasangan rangka sesuai yang disebutkan /
ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.

1.2. PERSYARATAN BAHAN


a. Rangka
Rangka vertikal dan horizontal dari besi hollow 4 x 4 cm/ 2 x 4 cm, tebal pelat besi
hollow minimal 0,3 mm terbuat dari galvanis.
b. Kusen Alluminium yang digunakan
1. Bahan : Dari bahan Alluminium framing system, ex Indal, Alkasa, Alexindo
2. Bentuk profil : Sesuai shop drawing yang disetujui Perencana/Konsultan Pengawas
3. Warna profil : Ditentukan kemudian (contoh warna diajukan Kontraktor)
4. Lebar profil : 4” (pemakaian lebar bahan sesuai yang ditunjukkan dalam gambar)
5. Pewarnaan : Anodize, Power Coating, PVDF, produk PT. ESI, ketebalan
coating, sesuai dengan ketentuan pabrik.
6. Nilai Deformasi : Diijinkan maksimal 2 mm
c. Penutup partisi gypsum
1. Gypsum Board yang bermutu baik produk Jaya Board atau produk lain yang
setara, tebal = 9 mm.
2. Bahan penutup sambungan partisi : Compound atau bahan plester ex UB400
atau produk lain yg setara. Paper tape yang berpori/berlubang dan bergaris
tengah, serta Corner Bead berbahan metal, yaitu untuk penutup bagian sudut
dinding partisi.
d. Kesemua bahan di atas harus disetujui oleh Konsultan Pengawas, Perencana dan Pemberi
Tugas.
1.3. SYARAT PELAKSANAAN
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-
gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan peil), termasuk mempelajari
bentuk, pola lay-out / penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail
sesuai gambar. Juga terlebih dahulu harus memeriksa untuk dikoordinasikan
dengan pekerjaan-pekerjaan yang terkait dengan partisi gypsum, diantaranya
adalah :
i. Pekerjaan Instalasi pada dinding
ii. Pekerjaan Kosen, dan lain sebagainya yang terkait dalam terlaksananya pekerjaan
ini.
b. Gypsum board yang dipasang adalah gypsum board yang telah dipilih dengan
baik, bentuk dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang retak,
gompal atau cacat-cacat lainnya dan telah mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas.
c. Sebelum pemasangan metal runner, dibuat tanda/marking terlebih dahulu di atas
bidang lantai sesuai gambar rencana dan diajukan untuk diperiksa terlebih
dahulu oleh Konsultan Pengawas dan Perencana.
d. Modul rangka vertikal besi hollow adalah setiap berjarak per as = 60 cm.
e. Rangka besi hollow dan metal runner harus siku, tegak, kaku dan kuat, kecuali
bila dinyatakan lain, misal : permukaan merupakan bidang miring sesuai yang
ditunjukkan dalam gambar.
f. Bahan penutup langit-langit adalah gypsum dengan
mutu bahan seperti yang telah dipersyaratkan dengan pola
pemasangan sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.
g. Gypsum board dipasang dengan sekrup khusus, dengan menggunakan alat
bor listrik dan setiap pemasangan masing-masing sekrup sejajar minimal berjarak
300 mm.
h. Kepala sekrup yang terlihat diberi compund agar tertutup dan diamplas.
i. Sambungan partisi gypsum board diberi compound dengan sebelumnya diberi
paper tape khusus gypsum. Setelah compound kering, diamplas sampai rata dan
garis sambungan setiap unit gypsum board hilang.
j. Bagian sudut partisi gypsum board yang tidak terlindung oleh material lain, diberi
corner bead dan dicompound dan diamplas dengan baik.
k. Setelah panel gypsum board terpasang, bidang permukaan partisi harus rata,
lurus dan siku, dan antara unit-unit gypsum board tidak terlihat bergelombang
dan sambungan. Kecuali bila dinyatakan lain, misal : permukaan merupakan
bidang miring atau melengkung sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.
l. Untuk menguji kesikuan/kerataan bidang partisi gypsum, dilakukan dengan
menggunakan waterpas khusus, dan diperiksa bersama-sama Konsultan
Pengawas/MK.
PASAL 3
PEKERJAAN FURNITURE

1.1. PERSYARATAN UMUM


1. Batasan
Lingkup Kerja : Penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, disiapkan untuk membuat
custommade furniture, seperti yang dispesifikasikan dan tertera dalam gambar desain.

1.2. PRODUK
 Bahan / Material
a. Jenis : jenis bahan / material yang digunakan dalam pembuatan furniture adalah
sebagai berikut :
• Bahan utama 1 : Multiplex veneer dan kayu padat.
• Bahan utama 2 : Multiplex dan Multiplex untuk finishing dengan HPL.
• Bahan pengikat & perekat.
• Bahan finishing 1 : Melamic .
• Bahan finishing 2 : High Pressure Laminate ( HPL ) .
• Bahan finishing 3 : pelapis kain/kulit (upholstery).
• Bahan pelengkap/Hardware.
• Dan bahan/material lain seperti yang tercantum dalam gambar
rancangan/desain.
b. Persyaratan : Pemilihan jenis bahan / material dan sumbernya harus sesuai dengan
spesifikasi.
c. Pengajuan Alternatif : Apabila karena suatu hal, Pelaksana akan mengganti jenis
bahan / material atau sumber yang telah dispesifikasikan, pengajuan
alternatif tersebut harus memenuhi persyaratan yang ada dan mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas/MK dan Perencana.

1.3. SYARAT PELAKSANAAN


a. Multiplex Veneer dan Kayu Padat
 Persyaratan : Jenis Multiplex veneer yang dipakai adalah Multiplex nyatoh dan
Multiplex mega sungkai atau sesuai yang tercantum dalam gambar desainn
 Kayu padat/solid yang dipakai adalah sama/sejenis dengan Multiplex veneer
yang dipakai dalam satu barang/item tersebut.
 Ukuran-ukuran yang tertera pada gambar desain adalah ukuran jadi artinya
ukuran kayu sesudah diserut dan diproses atau diberi finishing.
 Kedap air : kayu harus melalui proses tertentu supaya mempunyai kedap air
yang cukup, terutama bila digunakan untuk jenis furniture sebagai berikut :
 Kualitas / Mutu Kayu : Kayu yang digunakan harus memiliki kualitas / mutu
yang sesuai standard yang ada dan sesuai dengan tujuan penggunaannya.
 Kelembaban Kayu : Persyaratan kelembaban kayu yang dipakai harus
memenuhi syarat NI-5 (PPKI tahun 1961). Untuk pekerjaan ini, kelembaban
kayu yang dijinkan, baik kayu padat maupun kayu lapis tidak boleh melebihi
12% WMC. Khusus untuk kayu Kamper atau kayu Kapur tidak
diperkenankan melebihi 10% WMC.
 Pola Serat Kayu : Harus diperhatikan pola serat kayu pada pekerjaan kayu
dekoratif, baik yang bersifat “veneer matching”, “cross veneer inlay”, ataupun
“banding”, harus sesuai dengan desain dan pola yang tertera pada gambar
desain, serta sesuai dengan contoh warna pada Material color board. Pengerjaan
harus dilakukan sebaik-baiknya sehingga menghasilkan permukaan dekoratif
yang betul-betul rata, sejajar, halus dan menghasilkan daerah-daerah pertemuan
yang rapi.
 Metode : Semua pekerjaan kayu di tempat pengerjaan harus sebaik mungkin,
dalam ruang yang kering, sirkulasi udara baik dan dijaga agar tidak terkena
cuaca / udara langsung. Pencegahan kerusakan oleh benturan amat mutlak,
baik sebelum maupun sesudah terpasang.

b. Alat Pengikat & Bahan Perekat – Meja


 Alat Pengikat : Sediakan alat-alat pengikat kayu yang diperlukan seperti angkur,
paku, sekrup, baut dan jenis lain yang disetujui. Penggunaan pengikat ini
harus tampak rapi, tidak menimbulkan keretakan dan harus menunjang
konstruksi furniture agar kuat dan kokoh. Bila perlu kayu harus dibor agar
permukaannya tidak retak.
 Metode : Pembuatan, persiapan dan pemasangan alat-alat pengikat yang terbuat
dari logam / “iron mongery” pada kayu harus dikerjakan dengan mesin kayu
sehingga tercapai kerapian dan ketepatan yang setinggi-tingginya.
 Bahan Perekat : Perekat yang digunakan harus disetujui dan tidak berpengaruh
bagi kesehatan. Penggunaan perekat ini harus menunjang konstruksi furniture
agar kuat dan kokoh, permukaan kayu harus tampak rapi dan tidak
meninggalkan noda (terutama bila di-spesifikasikan bahwa permukaan kayu
diberi “clear / transparent finish”).

c. Bahan Finishing 1 - Melamic


 Persyaratan : Finishing melamic yang dipakai adalah warna yang sesuai dengan
skema warna dan material yang dikeluarkan oleh Perencana dengan syarat
intensitas warna sama antara masing- masing bagian bidang permukaan
kayu/Multiplex . Contoh warna melamic, harus diajukan terlebih dulu oleh
kontraktor, untuk disetujui Konsultan Pengawas/MK dan Perencana.
 Lapisan akhir : seluruh kayu/Multiplex bagian top harus diberi lapisan
akhir dengan jenis polyurethane, atau sesuai dengan ditunjukkan dalam gambar
rencana.
 Semua bagian kayu yang terlihat (exposed) harus difinish, termasuk
semua permukaan yang terlihat bila pintu dan laci dibuka dan ditutup.
 Pekerjaan finishing kayu harus dilaksanakan sebagai berikut :
1. Digosok dengan amplas no. 2 sampai 0
2. Diberi wood filler, ICI atau Nippon paint dan dikerjakan spray gun.
3. Digosok dengan amplas duco
4. Diberi bahan pewarna (wood stain) dengan teknik spray gun sesuai
dengan warna yang ditentukan Perencana. Bahan pewarna : IMPRA, NIPPON
PAINT atau sejenis.
5. Sanding sealer dengan spray gun. Bahan sanding sealer : IMPRA, NIPPON PAINT
atau sejenis
6. Digosok dengan amplas ducco
7. Melamic coating dengan spray gun, ICI, NIPPON PAINT atau sejenis.

d. Bahan Finishing 2 - HPL


 Persyaratan : High Pressure Laminate ( HPL ) yang dipakai adalah ex Taco HPL
motif dan warna solid atau Setara, warna sesuai dengan skema warna dan
 material yang dikeluarkan oleh Perencana.
 Tebal HPL yang disyaratkan adalah minimum 0,8 mm. Untuk finishing HPL
dengan profil post forming adalah dengan ketebalan maksimal 0,8 mm.
 Proses laminasi sebaiknya dipress secara hydrolis (High Pressure system )
di bengkel/ work- shop Kontraktor.
 Arah serat dari HPL, sesuai yang ditunjukkan dalam gambar rencana/desain.
 Permukaan HPL dilarang keras diamplas.
 Bagian tepi (edging) dari daun pintu, bidang atas/top meja /credenza, diberi
edging berbahan PVC tebal minimal 2 mm. Warna disesuaikan dengan warna
HPL nya atau sesuai petunjuk gambar rencana/desain.

e. Bahan Finishing 3 - Pelapis / “Upholstery”


 Persyaratan : Tekstur bahan pelapis harus konsisten, polanya rapi dan teratur
dan tidak bercacat. Kondisinya harus kuat, tidak menyusut. Mempunyai
warna yang awet, tidak luntur / “colorfast” dan mempunyai daya tahan
terhadap sinar matahari / “UV resistant.
 Tahan api : Harus mempunyai daya tahan terhadap api dan memenuhi standard
keselamatan.
 Anti noda : Bahan pelapis tersebut harus sudah diberi lapisan anti noda
yang sesuai dan memenuhi standard.

f. Bahan Pelengkap / Hardware


 Jenis : Bahan pelengkap / hardware yang digunakan untuk furniture ini adalah
produk Hafele ex Jerman, Blum ex Austria atau Stanley.
 Untuk handel laci/pintu lemari digunakan ex Vogel atau setara, metal/besi
dengan diameter handel 12mm panjang + 15 cm, kecuali disebutkan lain dalam
gambar rencana/desain ( misal dengan finger pull, dll ).
 Glides untuk kaki meja/kursi/sofa/credenza : Berbahan plastik atau karet keras
harus berasal dari sumber yang disetujui Perencana / KP dan dianggap
memenuhi persyaratan penggunaan setelah pihak Pelaksana mengajukan
contohnya.
 Tacon : Bila digunakan plastik dalam bentuk Tacon ex Jerman atau setara untuk
bahan penutup permukaan BAGIAN BAWAH meja, lemari simpan dan lain-
lain, dipersyaratkan dengan kwalitas yang baik dan warna merata.
 Hardware : Pemasangan rel laci, rel laci, engsel, handel dan kunci dll, harus
kuat dan tepat, sehingga mudah digunakan dan mudah dibuka – tutup.
 Elemen Lepasan : Pemasangan elemen lepasan harus tepat dan sesuai dengan
 ukuran yang telah ditetapkan. Kesalahan dalam ukuran yang berakibat
pada kerapihan bentuk dan desain harus dihindari. Bila hal itu terjadi,
Pelaksana harus mengganti sebagian atau seluruh bagian yang tidak sesuai.

g. Mock Up
 Penyerahan : Bila jenis furniture yang dibuat berjumlah 10 (sepuluh) buah / unit
atau lebih, maka dalam pelaksanaannya diwajibkan untuk membuat 1 (satu)
contoh /mock up.
 Penilaian : Mock up tersebut dinilai dan diuji oleh Perencana dan Konsultan
Pengawas/MK. Hasil penilaian mengikat di dalam proses pengerjaan selanjutnya.
 Revisi : Bila diperlukan, maka revisi yang menyangkut pekerjaan konstruksi,
metode pelaksanaan atau ukuran-ukuran masih dapat dilakukan oleh
Pelaksana, dengaN mempertimbangkan penilaian dan pengarahan dari
Perencana dan Konsultan Pengawas/MK.

h. Penyesuaian dan Pembersihan


 Penyesuaian : Sebelum dan setelah pengiriman ke site, perlu dilakukan
penyesuaian /penyetelan untuk menguatkan konstruksi furniture yang sudah
dibuat.
 Pembersihan : Setelah penyetelan selesai dilakukan dan sebelum penyerahan
barang, Pelaksana harus membersihkan seluruh noda, bekas goresan
maupun kotoran bekas tangan pekerja. Penyerahan furniture harus dalam
kondisi yang baik dan sempurna.

1.4. SYARAT PEMELIHARAAN


a. Perbaikan : Pelaksana diwajibkan memperbaiki furniture yang rusak, cacat atau ternoda.
b. Pengamanan : harus diberi perlindungan agar tidak rusak, karena pekerjaan lain
yang mungkin dapat menyebabkan rusaknya furniture.
c. Pelaksana bertanggung jawab untuk menyimpan dan memelihara seluruh
furniture, sebelum dilakukan penyerahan resmi kepada pihak Pemberi Tugas.
d. Finishing ulang : adanya perbedaan suhu di bengkel dan di proyek / site akan
mempengaruhi kadar kelembaban dan finishing dari furniture. Apabila setelah
ditempatkan di site diperlukan finishing kembali, maka biaya yang timbul
ditanggung
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN
ELEKTRIKAL DAN PLUMBING

PASAL 1
PEKERJAAN INTSTALASI ELEKTRIKAL

1. Umum
Pekerjaan sistem elektrikal meliputi pengadaan semua bahan, peralatan dan tenaga kerja,
pengujian perbaikan selama masa pemeliharaan.

a) Setiap Pelaksana Pekerjaan yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari


seluruh Dokumen Kontrak dengan teliti untuk mengetahui kondisi yang
berpengaruh pada pekerjaan ini.
b) Pelaksana Pekerjaan harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang di
jelaskan baik dalam spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar,
dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan harus sesuai dengan
ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.
c) Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban
Pelaksana Pekerjaan untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut, sehingga
sesuai dengan ketentuan pada RKS ini tanpa adanya ketentuan tambahan
biaya.
d) Pelaksana Pekerjaan, haruslah membuat metode pekerjaan secara detail dan
jelas yang berkaitan dengan pekerjaan ini .

2. Lingkup Pekerjaan
a) Pekerjaan pengadaan dan pemasangan instalasi titik penerangan dan stop kontak
daya dalam gedung maupun luar gedung baik outbow maupun indbow.
b) Pekerjaan, pengadaan dan Pemasangan Armature lampu exhaust fan, dan outlet-
outlet (stop kontak daya, sakelar) dan asessories lainya.
c) Pekerjaan pengadaan dan pemasangan panel tambahan untuk lampu luar

3. Contoh –Contoh material


a) Contoh - contoh material yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas atau wakilnya harus
segera disediakan atas biaya Kontraktor dan contoh - contoh tersebut diambil dengan
jalan atau cara sedemikian rupa, sehingga dapat dianggap bahwa bahan atau
pekerjaan ersebutlah yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan
nanti.Contoh - contoh tersebut jika telah disetujui, disimpan oleh Pemberi Tugas atau
wakilnya untuk dijadikan dasar penolakan tidak sesuai dengan contoh, baik
kualitas maupun sifatnya.
b) Kontraktor diwajibkan menyerahkan barang - barang contoh ( sample ) dari material yang
akan dipakai/ dipasang, untuk mendapatkan persetujuan Pengawas.
c) Kontraktor diwajibkan menyerahkan barang - barang contoh ( sample ) dari material yang
akan dipakai/ dipasang, untuk mendapatkan persetujuan Pengawas.
d) Untuk barang - barang dan material yang akan didatangkan ke site ( melalui
pemesanan ), maka Kontraktor diwajibkan menyerahkan : Brochure, katalogue,
gambar kerja atau shop drawing, konster dan sample,yang dianggap perlu oleh
Perencana / Pengawas dan harus mendapatkan persetujuan Perencana /
Pengawas.

4. Standard / Rujukan
a) Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL-2011).
b) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Tahun 1978 tentang Peraturan Instalasi Listrik
(PIL) dan tentang Syarat-syarat Penyambungan Listrik (SPL) (PUIL-2000).
c) Standard Industri Indonesia (SII)
d) Standard PLN wilayah setempat
e) Keputusan Dirjen Cipta Karya DPU tentang standard penerangan buatan
f) Petunjuk pengajuan rencana instalasi dan perlengkapan bangunan
g) Standard negara lain yang berlaku di indonesia seperti : VDE,DIN,NEMA,IEC,JIS,NFPA dan
lain-lain

5. Pekerjaan Terkait
a) Panel tambahan
b) Armature – armature lampu
c) Outlet – outlet stop kontak daya 1 phase
d) Daftar merk / produk material

6. Gambar – gambar Kerja Dan Petunjuk Instalasi


a. Kontraktor/Pemborong harus membuat dan menyerahkan Gambar sebelum
instalasi di pasang hal-hal sebagai berikut :
- Gambar Kerja (Shop Drawing) yang menunjukan secara detail tentang
pemasangan ( instalasi ) peraltan – peralatan serta hubungan – hubungannya
dengan pekerjaan ini.
- Gambar – gambar kerja yang menunjukan posisi – posisi
elevasi,pengkabelan serta detail pemasangan perlatan pada posisinya,atau
pada ruangan.
- Brosur – brosur / katalog yang lengkap tentang ukuran peralatan yang akan
digunakan.
b. Prosedur pemasangan yang di sarankan sistem elektrikal kepada Pengawas Lapangan
untuk disetujui.

7. Peryaratan Bahan / Material


a. Umum
Semua material yang disupply dan dipasang oleh pemborong harus baru dan
material tersebut harus cocock untuk dipasang.Material – material haruslah dari
produk dengan berkualitas baik dan dari produksi yang terbaru.Untuk material
– material yang disebut dibawah ini.maka pemilik harus menjamin bahwa
barang tersebut adalah baik dan baru.dengan jalan menunjukan surat order/surat
jalan pengiriman dari dealer/agen/pabrik.
b. Contoh Bahan, Data Teknis dan Daftar Bahan
- Sebelum diadakan / didatangkan ke lokasi, contoh dan/atau brosur/data
teknis bahan / barang / peralatan untuk pekerjaan ini harus diajukan terlebih
dahulu kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui.
- Kontraktor harus membuat daftar yang lengkap untuk bahan, barang, dan
peralatan yang akan digunakan, dan menyerahkannya kepada Pengawas
Lapangan untuk mendapat persetujuan dengan dilampiri brosur-brosur yang
lengkap dengan data teknis serta performance dari peralatan.

8. Spesifikasi Bahan /Material

NO JENIS MATERIAL SPESIFIKASI MATERIAL MERK /


PRODUK

1 Kabel instalasi NYM 3 x Supreme,


penerangan Area dalam Jembo,
Kabel instalasi 1,5mm2 NYM Eterna
penerangan Area fasad
Kabel instalasi stopkontak 3 x 2,5mm2
Kabel Feeder / Toervoer NYM 3 x

2,5mm2
NYY 3 x 4mm2

2 Kond PVC Higt Impact dia 20mm / dia 5/8” Clipsal, Ega,
uit Boss
Tedoo
s

3 Armature Lampu :

Lampu -_Lampu Down Light Slim Panel Led 20 W Type Philips,Teckali


( T- 085 ) ne, JO
Down Light Slim Panel Led 18 W Type Lighting
( T-
085 )
Down Light Slim Panel Led 15 W Type
( T-
085 )
Down Light Slim Panel Led 9 W Type (
T-
085 )
Spot Light Cree COB Warm White Led
5W
Type ( TR-1002 )
Neon Flex Light Warm White Led 10
W/ M +
Cover Type ( NF 1515 )
UpLight / InGround Light Warm
White Led
30 W Type ( UL-1802 )
Spot Light Cree COB Warm White Led
25 W
Type ( TR-1133 )

4 Outlet Saklar –saklar Type Wall / Dinding Broco,Panaso


Single / Tunggal nic,
inbow/outbow Double / Legrand
Ganda inbow/outbow

5 Stop kontak Daya 1 Phs Type Wall / Dinding Broco,Panaso


1 Gang / 1 Lobang, Inbow/outbow nic,
Legrand

7 Box Panel Type Wall Mounted powder LOKAL


coating tebal plat,1,8 s/ d 2mm Standar
d SNI

9. Ketidaksesuaian
1. Pengawas Lapangan barhak menolak setiap bahan yang didatangkan atau dipasang
yang ternyata tidak sesuai dengan Gambar Kerja dan/atau Spesifikasi
Teknis.Kontraktor harus segera memperbaiki dan / atau mengganti setiap
pekerjaan yang dinilai tidak sesuai oleh Pengawas Lapangan, tanpa tambahan
biaya ke Pemilik Proyek.

2. Bila bahan-bahan yang akan didatangkan ternyata menyimpang atau berbeda dari
yang ditentukan, Kontraktor harus terlebih dahulu membuat pernyataan tertulis yang
menjelaskan usulan penggantian berikut alasan penggantian, dengan maksud bila
diterima, akan segera diadakan penyesuaian. Bila Kontraktor mengabaikan hal di
atas, Kontraktor bertanggung jawab melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
Gambar Kerja.

PASAL 2
PEKERJAAN INTSTALASI
PLUMBING

1. Umum
Pekerjaan sistem plumbing meliputi pengadaan semua bahan,peralatan dan tenaga
kerja, pengujian perbaikan selama masa pemeliharaan.
a) Setiap Pelaksana Pekerjaan yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari
seluruh Dokumen Kontrak dengan teliti untuk mengetahui kondisi yang
berpengaruh pada pekerjaan ini.
b) Pelaksana Pekerjaan harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang di
jelaskan baik dalam spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar,
dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan harus sesuai dengan
ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.
c) Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban
Pelaksana Pekerjaan untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut, sehingga
sesuai dengan ketentuan pada RKS ini tanpa adanya ketentuan tambahan
biaya.
d) Pelaksana Pekerjaan, haruslah membuat metode pekerjaan secara detail dan
jelas yang berkaitan dengan pekerjaan ini .

2. Lingkup Pekerjaan
a) Pekerjaan pengadaan dan pemasangan instalasi Pipa air bersih, bekas, kotor, air
hujan dan asessories fitting-fitting
b) Pengadaan dan Pemasangan Sanitary (kloset, wastafel, kran-kran, floor drain) dan
asessories lainya.
c) Pengadaan dan pemasangan katu-katub ( foot valve, chek valve, ball valve )

3. Contoh –Contoh material


a) Contoh - contoh material yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas atau wakilnya harus
segera disediakan atas biaya Kontraktor dan contoh - contoh tersebut diambil dengan
jalan atau cara sedemikian rupa, sehingga dapat dianggap bahwa bahan atau
pekerjaan ersebutlah yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan
nanti.Contoh - contoh tersebut jika telah disetujui, disimpan oleh Pemberi Tugas atau
wakilnya untuk dijadikan dasar penolakan tidak sesuai dengan contoh, baik
kualitas maupun sifatnya.
b) Kontraktor diwajibkan menyerahkan barang - barang contoh ( sample ) dari material yang
akan dipakai
/ dipasang, untuk mendapatkan persetujuan Pengawas.
c) Kontraktor diwajibkan menyerahkan barang - barang contoh ( sample ) dari
material yang akan dipakai / dipasang, untuk mendapatkan persetujuan Pengawas.
d) Barang - barang contoh ( sample ) tertentu harus dilampiri dengan tanda bukti
/sertifikat pengujian dan spesifikasi teknis dari barang - barang / material – material
tersebut.
e) Untuk barang - barang dan material yang akan didatangkan ke site ( melalui
pemesanan ), maka Kontraktor diwajibkan menyerahkan : Brochure,
katalogue,gambar kerja atau shop drawing, konster dan sample,yang dianggap perlu
oleh Perencana / Pengawas dan harus mendapatkan persetujuan Perencana /
Pengawas.

4. Standard / Rujukan
a) Peraturan-peraturan Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum Perencanaan &
Pemeliharaan Sistem Plambing, Soufyan Nurbambang & Morimura.
b) SNI 03-6481-2000 tentang Sistem Plambing
c) Peraturan Daerah (PERDA) setempat
5. Pekerjaan Terkait
a) Pipa – Pipa PVC Class AW
b) Fitting-Fitting PVC Class AW
c) Talang Datar Air Hujan
d) Sanitary (kloset, wastafe, kran-kran, floordrain)
e) Daftar merk / produk material

6. Gambar – gambar Kerja Dan Petunjuk Instalasi


a. Kontraktor/Pemborong harus membuat dan menyerahkan Gambar sebelum
instalasi di pasang hal-hal sebagai berikut :
- Gambar Kerja (Shop Drawing) yang menunjukan secara detail tentang
pemasangan ( instalasi ) peraltan – peralatan serta hubungan – hubungannya
dengan pekerjaan ini.
- Gambar – gambar kerja yang menunjukan posisi – posisi
elevasi,pengkabelan serta detail pemasangan perlatan pada posisinya,atau
pada ruangan.
- Brosur – brosur / katalog yang lengkap tentang ukuran peralatan yang akan
digunakan.
b. Prosedur pemasangan yang di sarankan sistem plumbing kepada Pengawas Lapangan
untuk disetujui.

7. Peryaratan Bahan / Material


a. Umum
Semua material yang disupply dan dipasang oleh pemborong harus baru dan
material tersebut harus cocock untuk dipasang. Material – material haruslah
dari produk dengan berkualitas baik dan dari produksi yang terbaru.Untuk
material – material yang disebut dibawah ini.maka pemilik harus menjamin
bahwa barang tersebut adalah baik dan baru.dengan jalan menunjukan surat
order/surat jalan pengiriman dari dealer/agen/pabrik.

b. Contoh Bahan, Data Teknis dan Daftar Bahan


- Sebelum diadakan / didatangkan ke lokasi, contoh dan/atau brosur/data teknis
bahan / barang / peralatan untuk pekerjaan ini harus diajukan terlebih dahulu
kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui.
- Kontraktor harus membuat daftar yang lengkap untuk bahan, barang, dan
peralatan yang akan digunakan, dan menyerahkannya kepada Pengawas
Lapangan untuk mendapat persetujuan dengan dilampiri brosur-brosur yang
lengkap dengan data teknis serta performance dari peralatan.
8. Spesifikasi Bahan /Material

NO JENIS MATERIAL SPESIFIKASI MERK /


MATERIAL PRODUK

1 Pipa Air Bersih, Air Bekas PVC Class AW Rucika, Wavin


Dan Air Kotor Warna putih
10Kg/m2

2 Katub-katub Drat
Kuningan Drat Kitz,Toyo,On
Ball Valve 10 K Dia 1 da
1/2”

3 Kloset duduk Type : CW421J / SW420JP Toto


+
TCW07S with Eco Washer

Warna : putih

4 Wastafel Meja/ Tanam LW 951CJ Warna : putih Toto

5 Zink Lobang Satu Lengkap dengan Royale


kran dan
asessoriesnya

6 Kran air bersih dinding/tembok Dinding/tembok Dia Toto, San-Ei


1/2” Metal Handle Sink
Tap

7 Urinoir U 57 M
Toto
Sekat Urinoir A 100

8 Jet Washer Dia 1/2” Toto, San-Ei

9 Floor drain Stainless Dia 3” Toto, San-Ei


PVC Class AW Warna
10 Pipa Tegak Air Hujan putih 10Kg/m2 Rucika, Wavin
Metal Baja Glvalum Anti
`11 Talang Datar Air Hujan Karat 1/2 Lingkaran Dia 20 Lindab
Cm
Talang Sudut Air
12 Metal Baja Glvalum Anti
Hujan Corong Talang Karat 1/2 Lingkaran Dia 20 Lindab
Cm
Air Hujan
9. Ketidaksesuaian
1. Pengawas Lapangan barhak menolak setiap bahan yang didatangkan atau dipasang
yang ternyata tidak sesuai dengan Gambar Kerja dan/atau Spesifikasi
Teknis.Kontraktor harus segera memperbaiki dan / atau mengganti setiap pekerjaan
yang dinilai tidak sesuai oleh Pengawas Lapangan, tanpa tambahan biaya ke
Pemilik Proyek.

2. Bila bahan-bahan yang akan didatangkan ternyata menyimpang atau berbeda dari
yang ditentukan, Kontraktor harus terlebih dahulu membuat pernyataan tertulis
yang menjelaskan usulan penggantian berikut alasan penggantian, dengan maksud
bila diterima, akan segera diadakan penyesuaian. Bila Kontraktor mengabaikan hal
di atas, Kontraktor bertanggung jawab melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
Gambar Kerja.
BAB IV
GEDUNG AUDITORIUM MADIDIHANG
SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN ALUMUNIUM COMPOSITE


PASAL 1 : PEKERJAAN PEMASANGAN ALUMUNIUM COMPOSITE

Lingkup Pekerjaan
Penyedia tenaga kerja, bahan, peralatan, pengangkutan dan pelayanan yang
diperlukan untuk melaksanakan membuat kontruksi rangka dan pemasangan
panel composit sesuai ketentuan perencanaan dan pemasangan dilapangan.
Pemborong harus mempersiapkan dan membuat gambar kerja yang lengkap,
draft material dan sambungan dari komponen – komponen yang sebelum
dilaksanakan harus diperiksa dan disetujui oleh pengawas.
Bahan yang digunakan adalah Alumunium composit merk seven / ALUCOMP
(Geasindo) uk 1220mm x 2440mm x 4mm. Warna mengikuti gambar kerja
bending strength 132 Mpa sound insulation 0 – 3 dB Finished PVdF coating
Sebelum pemasangan, Kontraktor Pelaksana wajib menyerahkan shop drawing
dan contoh bahan kepada Perencana dan Pengawas kemudian mendapatkan
pengesahan dari Pemberi Tugas. Bila ditemukan spesifikasi berbeda dari
ketentuan ini, maka Pengawas/Perencana/Pemberi Tugas berhak menolaknya
dan Kontraktor Pelaksana wajib segera mengganti sesuai spesifikasi

Spesifikasi Bahan dan Persyaratannya

a. . Bahan ACP
- Bahan : Aluminium Composite
- Tebal : 4 mm
- Berat : 5-6kg/m2
- Bending strength : 45 – 60 kg/ 4mm
- Heat Deformation : 200 derajatCelcius
- Sound Insulation : 24 – 39 dB
- Finished : Flourocarbond factory finished
- Warna : lihatgambar / sesuai approval.
- Aluminium skin thickness : 0,3mm
- Aluminium alloy : 3003
- Coating type : PVDF khusus eksterior
- Rangka : Hollow Alumunium 40x40

Teknis Pelaksanaan
a. Pemasangan dilakukan oleh tenaga ahli yang khusus dalam pekerjaan ini
dengan menunjukkan surat keterangan referensi pekerjaan-pekerjaan yang
pernah dikerjakan kepada Direksi Lapangan untuk mendapatkan
persetujuan.
b. Untuk pemasangan rangka harus dipasang dahulu besi siku dengan posisi
seperti pada gambar kerja sebagai dasar rangka panel.
c. Untuk mengikat besi siku dengan dinding, digunakan dinabolt Ø 10mm yang
sebelumnya sudah di bor. Jarak antara dinabolt bisa dilihat pada gambar
kerja.
d. Setelah itu pasang rangka alumunium 38 x 38 untuk landasan panel
composit disetelah rangka besi siku dengan posisi dan jarak disesuaikan
dengan gambar kerja. Rangka – rangka pada panel composit harus diperiksa
dengan teliti, tegak lurus dan terpasang pada posisinya.
e. Setelah semua rangka sudah benar dipasang, siapkan panel composit yang
sudah diukur dan dipotong sesuai ukuran pada gambar kerja. Untuk
penyambungannya menggunakan rivet pada sisi depan rangka alumunium.
f. Setelah pemasangan dilakukan penutupan celah antara panel dengan bahan
caulking dan sealant hingga rapat dan tidak bocor sesuai dengan gambar
kerja. Untuk pengisi celah antar sambungan panel agar padat di beri selang
Ø ½ inchi sepanjang celah tadi.
g. Kontraktor harus dapat menyertakan jaminan mutu selama 10 tahun dari
PPG Factory terhadap warna dan kualitas aluminium berupa Sertifikat
Jaminan sesuai dengan volume yang dibutuhkan.
h. Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab penuh atas ketetapan pedoman
tersebut di atas.

PEKERJAAN PLAFOND PVC


PASAL 1 : PEKERJAAN PEMASANGAN PLAFOND PVC

Lingkup Pekerjaan
Meliputi pemasangan rangka penguat dan pekerjaan pemasangan penutup
langit-langit. Termasuk penyediaan bahan, tenaga pekerja, pelaksanaan
pekerjaan dan perapihan dengan menggunakan bahan Polivynil Choloride
(PVC).

Spesifikasi Bahan
Bahan PVC yang sangat ringan dan memiliki banyak keunggulan seperti tahan
air, anti rayap. Sebelum pemasangan, Kontraktor Pelaksana wajib menyerahkan
shop drawing dan contoh bahan kepada Perencana dan Pengawas kemudian
mendapatkan pengesahan dari Pemberi Tugas. Bila ditemukan spesifikasi
berbeda dari ketentuan ini, maka Pengawas/Perencana/Pemberi Tugas berhak
menolaknya dan Kontraktor Pelaksana wajib segera mengganti sesuai
spesifikasi.

Teknis Pelaksana
a. Rangka harus dipasang pada beton diatasnya dengan menggunakan ram set
dan terpasang kuat pada plat beton atau tulangan.
b. Lay-out pemasangannya harus memperhitungkan adanya instalasi dan
fixtures MEP yang terdapat dalam plafond.
c. Jarak maksimal antar rangka adalah 60cm.
d. Pemasangan harus rata.
e. Sebelum memulai pemasangan, Kontraktor Pelaksana harus menyediakan
atau menentukan bench mark sebagai pedoman ketinggian peil plafond sesuai
gambar rencana dan disetujui oleh Pengawas.
f. Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab penuh atas ketetapan pedoman
tersebut di
atas.

PASAL 2 : PEKERJAAN PEMASANGAN PENUTUP LANGIT-LANGIT

Lingkup Pekerjaan
Meliputi pemasangan penutup langit-langit/plafond termasuk penyediaan
bahan, tenaga pekerja, pelaksanaan pekerjaan dan perapihan.

Spesifikasi Bahan dan Persyaratannya


Bahan PVC
 Bahan : Aluminium Composite
 Tebal : 4 mm
 Berat : 5-6kg/m2
 Bending strength : 45 – 60 kg/ 4mm
 Heat Deformation : 200 derajatCelcius
 Sound Insulation : 24 – 39 dB
 Finished : Flourocarbond factory finished
 Warna : lihatgambar / sesuai approval.
 Aluminium skin thickness : 0,3mm
 Aluminium alloy : 3003
 Coating type : PVDF khusus eksterior
 Rangka : Hollow Alumunium 40x40

Teknis Pelaksanaan
 Panel yang akan dipasang harus bebas dari cacat dan/atau kerusakan.
 Pemasangan harus lurus, rata air dan rapi.
 Sebelum memulai pemasangan, Kontraktor Pelaksana harus
menyediakan atau menentukan bench mark sebagai pedoman
ketinggian peil plafond sesuai gambar rencana dan disetujui oleh
Pengawas.
 Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab penuh atas ketetapan pedoman
tersebut di atas.
 Lembaran gypsum dan GRC yang cacat dan retak – retak tidak boleh
digunakan dan harus disingkirkan dari lapangan pekerjaan.
 Rangka langit – langit dipasang tidak lebih besar dari 60 x 60 cm.
 Tinggi tumpukan lembaran gypsum dan GRC tidak boleh lebih dari 2
meter.
PASAL 3 : PEKERJAAN PEMASANGAN LIST LANGIT-LANGIT

Lingkup Pekerjaan
Meliputi pemasangan list plafond sepanjang pertemuan dinding dengan
penutup langit-langit termasuk dinding-dinding partisi dan kolom sesuai
gambar rencana. Terkait juga dengan penyediaan bahan, tenaga pekerja,
pelaksanaan pekerjaan dan perapihan.

Spesifikasi Bahan dan Persyaratannya


Bahan PVC
1. Bahan : Aluminium Composite
2. Tebal : 4 mm
3. Berat : 5-6kg/m2
4. Bending strength : 45 – 60 kg/ 4mm
5. Heat Deformation : 200 derajatCelcius
6. Sound Insulation : 24 – 39 dB
7. Finished : Flourocarbond factory finished
8. Warna : lihatgambar / sesuai approval.
9. Aluminium skin thickness : 0,3mm
10. Aluminium alloy : 3003
11. Coating type : PVDF khusus eksterior
12. Rangka : Hollow Alumunium 40x4

Teknis Pelaksanaan
 Sebelum memulai pemasangan, Kontraktor Pelaksana harus menyediakan
atau menentukan bench mark sebagai pedoman ketinggian peil plafond
sesuai gambar rencana dan disetujui oleh Pengawas.
 Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab penuh atas ketetapan pedoman
tersebut di atas.
 Pemasangan harus lurus jalur dinding dan rapi.
 Setelah pemasangan, dilakukan pengecatan dengan ketentuan sesuai SNI.
Warna cat adalah warna putih atau mengikuti warna cat penutup langit-
langit.

PEKERJAAN PENGECATAN

Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini mencakup semua pekerjaan yang berhubungan dan seharusnya
dilaksanakan dalam pengecatan dengan bahan – bahan emulsi, enamel, politur
/ teak oil, cat dasar, pendempulan, baik yang dilaksanakan sebagai pekerjaan
permulaan, ditengah – tengah dan akhir. Yang di cat adalah semua permukaan
baja/besi, kayu, plesteran tembok, plafon, list plafon dan beton dan permukaan
– permukaan lain yang disebut dalam gambar dan RKS. Pekerjaan ini meliputi
penyediaan bahan, tenaga dan semua peralatan yang diperlukan untuk
pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, tenaga dan semua peralatan yang
diperlukan untuk pekerjaan ini. Untuk semua bahan pelaksanaannya harus
menaati PUBB 1973 NI-3.

Bahan – Bahan
A. Umum
Bahan – bahan yang dipergunakan harus mendapatkan persetujuan dari
pengawas baik mengenai kualitas maupun pabrik asalnya. Bahan – bahan
yang didatangkan ketempat pekerjaan harus diberikan kepada pengawas
lapangan untuk contoh / pengujian. Contoh tersebut akan diambil secara
acak dan disaksikan oleh pengawas lapangan / owner. Pemakaian bahan –
bahan pengering atau bahan – bahan lainnya tanpa persetujuan pengawas /
owner tidak diperbolehkan. Tempat / tempat atau kaleng cat yang
dimasukan harus lengkap dengan merk. Nomor spesifikasi dan sebagainya.
Selambat – lambatnya sebulan sebelum pengecatan dimulai, kontraktor
harus mengajukan daftar tertulis dari semua bahan yang digunakan untuk
disetujui oleh pengawas lapangan. Pengawas lapangan berhak menguji
contoh – contoh sebelum memberikan persetujuan. Warna cat yan digunakan
akan kemudian ditentukan oleh konsultan perencana.
B. Cat Dinding Tembok
Cat yang digunakan adalah emolsion paint untuk ruangan (interior) setara
Dulux/mowilex/jotun. Sedangkan bagian luar (exterior) yang kena terhadap
cuaca panas ataupun hujan digunakan cat Weathersield setara
Dulux/mowilex/jotun. Baha penutup dempul yang digunakan merupakan
campuran dari bahan cat yang sama. Untuk cat dasar harus digunakan
bahan cat dasar yang dikeluarkan dari pabrik yang sama. Untuk dinding luar
sebelum di cat, dilapisi dulu dengan syntesis anti lumut.
C. Cat Kayu
Cat kayu yang digunakan untuk pengecatan permukaan kayu melamik /
politur (bilamana tidak dimelamik / politur) yang akan di expose harus
mengandung bahan sintesis (synthetic resin) dari jenis yang baik setara
SEIVE. Bahan penutup dempul, dan cat dasar /meni harus dipakai produk
yang dikeluarkan oleh pabrik yang sama.
D. Melamik / Politur
Bahan yang digunakan adalah produk lokal setara impra
E. Cat Meni
Kayu – kayu kaso dan reng harus dicat meni jenis yang baik.
F. Cat besi
Bahan cat besi yang digunakan adalah setara produk SEIVE. Sebelum
pengecatan
dilakukan pendempulan yang merata dan rapi. Warna cat yang akan
digunakan akan ditentukan kemudian bersama konsultan perencana dan
user / owner.
Persyaratan Teknis
 Semua pekerjaan mengacu pada standar : NI-3, NI-4. Produk yang
digunakan harus diproduksi oleh perusahaan yang memiliki reputasi baik
dan pengalaman yangsukses.
 Produk cat yang digunakan adalah cat setara produk Dulux Weathershield
untuk cat eksterior dan setara Dulux untuk cat bidang interior termasuk
langit-langit. Kriteria cat adalah sebagai berikut;
o Cat interior : menggunakan cat jenis emulsion
o Cat eksterior : menggunakan cat jenis wheathershield
Pengecatan dilakukan tiga (3) lapis.
 Kontraktor Pelaksana harus menyediakan sample/mock-up sedikitnya
seluas 2 m2 baik untuk pengecatan interior maupun eksterior segera
sebelum pelaksanaan, untuk tujuan-tujuan testing,sample harus disimpan
dalam kondisi aman dan utuh.
 Kontraktor Pelaksana harus menunjukkan contoh cat yang akan digunakan
sebelum pekerjaan dimulai dan mendapatkan persetujuan dari Pengawas,
Perencana serta pengesahan oleh Pemberi Tugas.
 Contoh kemasan harus diperlihatkan kepada Pengawas/Perencana dan
semua cat yang digunakan harus sesuai dengan sample yang disetujui dan
disuplai dalam kemasan asli dari pabrik.
 Produk dikirim dalam keadaan tertutup terkemas dari pabrik, tanpa cacat,
pecah.
 Simpan semua kemasan diatas peninggian lantai dan tempat yang kering.
 Setelah pekerjaan selesai, kontraktor harus mengirim extra stock sebanyak
5% dari tiap-tiap warna, tipe dan keterangan-keterangan cat yang
digunakan dalam bekerja. Pengemasan harus tertutup rapat dan tertera
jelas label dengan isi dan lokasi digunakan. Tidak ada extra pembayaran
terhadap extra stock ini.

Teknis Pelaksanaan
 Sebelum pekerjaan pengecatan dimulai yaitu setelah dinding batu bata
diplester dan diaci dengan baik, dinding harus ditunggu sampai betul-betul
kering sekurang-kurangnya 2 (dua) minggu (untuk memperoleh hasil
pengecatan yang baik).
 Setelah dinding bata tersebut kering, dinding lalu dibersihkan dan lubang-
lubang pada dinding diisi dan diratakan seluruhnya dengan plamur /filler.
 Setelah plamur / filler kering, permukaan dinding lalu diamplas hingga
halus, licin dan rata, kemudian dibersihkan debunya.
 Setelah itu dimulai pemberian lapisan-lapisan cat alkali resistance sealer (1
lapis) kemudian baru diadakan pengecatan lapis berikutnya sesuai dengan
petunjuk pabriknya
 Pengecatan dilakukan tiga (3) lapis atau sampai kondisi sempurna dan
disetujui oleh Pengawas, Perencana dan Pemberi Tugas.
 Apabila terdapat retak-retak pada bidang cat harus diperbaiki dengan
plamur, diamplas kemudian dicat kembali sampaibaik.
 Pemborong harus menyediakan cat cadangan (extra stock) untuk keperluan
maintenance dan diserahkan kepada Pemberi Tugas.
 Semua cat harus diterapkan dengan metode yang benar dan dengan
campuran yang baik selama pengecatan. Pengecatan harus memberikan
bagian yang rata. Interval masa 4 hari harus diberikan diantara aplikasi
pengecatan atau sesuai petunjuk tertulis dari pabrik.
 Lembaran pembersih dengan jumlah yang cukup harus selalu ada ditangan
selama proses pengecatan.
 Tidak boleh ada cat yang diterapkan dan menjadi terkondensasi atau
lembab secara struktural pada permukaan, debu atau bahan-bahan lain
sebelum aplikasi pengecatan.

 Tidak boleh ada bagian eksterior atau cat yang terekspose terbawa oleh
kondisi cuaca yang merugikan seperti temperatur yang ekstrern, hujan,
angin, dan lain-lain.
 Pada pengecatan langit-langit, siapkan dan lakukan 1 lapisan Plaster
Cement Base untuk sambungan-sambungan dan finishing cat minimum 3
lapisan. Sebelum pengecatan dimulai permukaan, sambungan-sambungan,
kepala- kepala paku, sisi-sisi dan pojok-pojok harus diberi Plaster Cement
Base sehingga menjadi rata dan halus. Setelah itu berilah paper tape pada
tengah-tengah sambungan sehingga menutup bagian base cement tadi.
Biarkan base cement mengering paling tidak dalam 1 jam sebelumdilakukan
pengecatan. Lakukan pengecatan dan bila masih belum rata permukaannya
lakukan cara-cara diatas sampai 3 kali.
 Pengecatan dinding tembok semua plesteran yang tidak ditutup dengan
lapisan lain harus dicat dengan cat tembok. Cat tembok exterior gedung
yang terkena cuaca panas dan hujan menggunaan cat weathersield,
sedangkan cat tembok interior menggunakan cat interior. Bidang plasteran
yang dicat harus diperbaiki dengan pendempulan yang sama. Retak – retak
harus ditambal dengan bahan penutup. Retak – retak yang lebar harus
dipotong bersama dengan pinggirannya dan ditambal dengan plasteran yang
baru. Pengecatan dilakukan dengan baik sesuai dengan petunjuk dari
pabrik cat yang bersangkutan, sampai terdapat warna yang rata.
 Pengecatan kayu yang tidak dipertahankan corak naturalnya, termasuk
semua kusen kayu dan lispalng atap (dari kayu). Semua bagian kayu yang
tertanam dalam kontruksi dan yang berfungsi sebagai rangka langit – langit
harus dicat meni. Bagian rangka atap (kaso dan reng) sebelum ditutup
dengan genteng harus dicat residu dan di ter. Bagian yang dicat harus
benar benar kering.
 Pengecatan besi harus dicat dengan zinkromat. Sebelum dicat akhir besi
dan baja harus dicat meni terlebih dahulumenurut syarat - syarat yang ada.
Baja / besi yang akan di cat harus diamplas kemudian dicat meni dan dicat
dasar. Pengecatan dilakukan lapis demi lapis sehingga didapat hasil akhir
yang rata.
 Pengecatan politur (daun pintu) kecuali untuk kamar mandi/WC dengan
bahan dari produk yang baik. Pekerjaan harus dilakukan oleh tukang yang
ahli dan berpengalaman. Bagian yang dipolitur harus benar - benar bersih
dan kering. Bagian yang retak harus ditutup dulu dengan dempul yang
khusus untuk poilitur.

PEKERJAAN PELAPIS LANTAI GRANITE HOMOGENOUS

Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat- alat bantu lainnya untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan yang bermutu
baik.
Pasangan lantai granite Homogenous tile ini dipasang pada seluruh detail
yang disebutkan /ditunjukkan dalam gambar, berikut plint dan stepnoshing
tangga.

Spesifikasi Bahan dan Persyaratannya


 Granite Homogenous Tile ukuran 60 x 60 cm pada lantai ruangan koridor,
dan selasar (sesuai petunjuk gambar) ketebalan 0,8 – 10 mm
 Granite Homogenous Tile ukuran 40 x 40 cm pada lantai KM/WC (sesuai
petunjuk gambar) ketebalan 0,8 – 10 mm
 Produksi ESSENZA / GRANITO/ NIRO GRANITE atau setara.
 Bahan perekat adukan spasi 1 pc : 3 pasir pasang.
 Bahan pengisi Grout semen berwarna / IGI grout
 Homogenous tile yang sering juga disebut granite tile adalah material
penutup lantai dan dinding yang terbuat dari bahan-bahan seperti tanah
liat, silika, dan kaolin yang dicampur menjadi satu sehingga homogen.
Karena itu pada potongan material homogenous tile hanya nampak satu
material yang sama dari permukaan atas sampai permukaan bawah.
 Material granite homogenous tile dibakar dengan suhu tinggi 1200 ºC s/d
1230ºC sehingga menghasilkan material dengan kekuatan yang tinggi.
 Ketebalan homogenous tile bisa mencapai 8-10 mm.
 Water absorption atau daya penyerapan air dari granit < 0,05% Karena dari
berbahan dasar batu granit, lantai granit akan lebih tahan lama, kuat,
mewah dan mudah dalam perawatannya.
 Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus
diserahkan contoh-contohnya kepada Konsultan Pengawas.
 Lantai Parkit kayu merbau ukuran tebal 1-1,5 cm, lebar 9 cm, panjang 60
cm serat kayu yang digunakan bahan kayu solid :
 Parkit kayu merbau ukuran tebal 1-1,5 cm, lebar 9 cm, panjang 60 cm serat
kayu di pasang pada lantai 2, ruangan Auditorium, (atau sesuai petunjuk
dalam gambar).
 Parkit kayu merbau ukuran tebal 1-1,5 cm, lebar 9 cm, panjang 60 cm serat
kayu anti rayap, adalah produk AMSTRONG/ GRAHA
PARKET/RAJAWALIPARKET, atau yang setara.
 Pemasangan menggunakan bahan perekat lem kuning, adalah produk AICA
AIBON atau yang setara.
 Finishing menggunakan mesin serut dan mesin amplas sesuai dengan
standar pabrik dan finishing penutup lantai parkit menggunakan cat
coating standar pabrik.
 Texture dan warna ditentukan kemudian oleh Owner/User/Konsultan
Pengawas.

Teknis Pelaksanaan
 Sebelum dimulai pekerjaan Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing
mengenai pola granite ataupun Parkit.
 Granite tile ataupun Parkit yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak
retak, cacat dan bernoda.
 Pemasangan granite tile dengan pasangan/pengikat adukan spesi 1 pc : 3
pasir pasang, bahan perekat seperti yang disyaratkan dan sesuai Bill of
Quantity (BQ) yang disetujui Ahli.
 Pemasangan Parkit dengan pengikat lem kuning, bahan perekat seperti yang
disyaratkan dan sesuai Bill of Quantity (BQ) yang disetujui Ahli.
 Bahan geranite tile sebelum dipasang harus direndam dalam air bersih
(tidak mengandung asam alkali) sampai jenuh.
 Hasil pemasangan lantai granit tile harus merupakan bidang permukaan
yang benar-benar rata, tidak bergelombang, dengan memperhatikan
kemiringan didaerah basah dan teras.
 Hasil pemasangan lantai Parkit harus merupakan bidang permukaan yang
benar- benar rata, tidak bergelombang, dipasang di daerah kering dan tidak
lembab.
 Pola, arah dan awal pemasangan lantai keramik harus sesuai gambar detail
atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas. Perhatikan lubang instalasi dan
drainage/bak kontrol sebelum pekerjaan dimulai.
 Sebelum pemasangan Parkit, lantai harus rata dan bersih dari kotoran.

 Jarak antara unit-unit pemasangan granite satu sama lain (siar-siar), harus
sama lebar dan sama dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan harus
membentuk sudut siku yang saling berpotongan tegak lurus sesamanya.
 Siar-siar diisi dengan bahan pengisi siar yang bermutu baik, dari bahan
seperti yang telah disyaratkan diatas, warna sama dengan granite yang
dipasang.
 Pemotongan unit-unit granite tile harus menggunakan alat pemotong
keramik khusus sesuai persyaratan dari pabrik.
 Granite tile yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam
noda pada permukaan granite tile, hingga betul-betul bersih.
 Granite tile yang terpasang harus dibersihkan dari sentuhan/beban selama
3x24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat dari pekerjaan lain.
 Granite tile plint terpasang siku terhadap lantai, dengan memperhatikan
siar-siarnya bertemu siku dengan siar lantai dan dengan ketebalan siar
yang sama pula.
PEKERJAAN PELAPIS DINDING WCP

Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pasangan Batu Alam (Andasit Bakar) dilaksanakan untuk dinding /
tembok gedung, pada bagian tertentu sesuai dengan gambar perencanaan.

Spesifikasi bahan
 Batu alam andesit bakar polos dengan permukaan kasar tanpa cacat /
retak.
 Pasir galian yang harus diurug setebal 5 cm dan dipadatkan dengan alat
timbris tangan terbuat dari logam atau stemper.
 Pipa dengan diameter 2 dengan kualitas pipa PVC Maspion putih
 Adukan terdiri dari campuran 1 semen : 3 pasir
 Air bersih yang terbebas dari campuran minyak, asam, dan unsur organik

Teknis Pelaksanaan
 Pekerjaan pasangan batu dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan bentuk –
bentuk yang ditunjukan pada gambar.
 Tiap – tiap batu harus dipasang penuh dengan adukan sehingga semua
hubungan batu melekat satu sama lain dengan sempurna.
 Setiap batu harus dipasang diatas lapisan adukan dan diketok ketempatnya
hingga teguh.
 Adukan harus mengisi penuh rongga – rongga antar batu untuk
mendapatkan masa yang kuat dan integral dibeberapa sisi luar dan dalam.
Batu yang dipasang dibasahi dahulu. Lalu dibentuk menjadi bidang luar
sesuai dengan rencana gambar.
 Ankor/stek dipasang dengan cara dibungkus campuran batu kali dengan
adukan 10 cm sekelilingnya, sedalam 20 cm tiap 1m dengan diameter anker
/ stek minimum 10 mm.
 Pemasangan pipa sulingan atau resapan air berjarak 1 meter antara pipa
lainnya dengan dimasukan injuk agar pipa tidak tersendat oleh tanah atau
bahan lainnya yang dapat mengganggu resapan air.

PEKERJAAN INTERIOR
PASAL 1 PEKERJAAN BACKDROP

Lingkup Pekerjaan
pemasangan Backdrop Multipleks Lapis HPL, Backdrop sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas/MK sesuai dengan gambar kerja dan BQ.

Spesifikasi Bahan dan Persyaratannya


 Rangka backdrop menggunakan hollou galnavis 4x4 cm multiplex 18 mm,
dilapis multiplex 9 mm, dilapis triplex 4 mm finishing HPL, sesuai gambar.
 Dinding backdrop dilapis multiplex 9 mm, dilapis triplex 4 mm finishing
HPL, sesuai gambar.
 Box screen/layar projector menggunakan multiplex 12 mm, dilapis triplex
4mm finishing HPL, sesuai gambar.
 Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus
diserahkan contoh-contohnya kepada Konsultan Pengawas.
 Bahan HPL yang digunakan Produksi setara
WINSTON/GRASMERINO/AICA.

Teknis Pelaksanaan
 Pemborong harus menyerahkan rencana pekerjaan kepada Konsultan
Pengawas untuk persetujuannya. Pertemuan sambungan multiplex, triplex,
ataupun HPL harus rapi dan rata.
 Siapkan sambungan-sambungan lubang-lubang untuk pekerjaan lain
(listrik, mekanikal) pada pekerjaan partisi multiplex, triplex, ataupun HPL.
 Pemasangan backdrop harus dipasang dengan tukang interior yang sudah
berpengalaman dibidangnya atau sesuai dengan persyaratan disini yang
bisa diterima oleh petunjuk Konsultan Pengawas/Owner/User.
 Lembaran multriplex, triplex ataupun HPL yang cacat dan retak-retak
tidak boleh digunakan, dan harus disingkirkan dari lapangan pekerjaan.
 Rangka multiplex lemari buku dipasang menggunakan paku ripet/skrup
dan lem fox sehingga rapi, kokoh, kuat dan stabil.

PASAL 2 PEKERJAAN SCREEN / LAYAR PROYEKTOR

Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pekerjaan pemasangan screen/layar projector, sesuai
dengan gambar kerja dan BQ.

Spesifikasi Bahan dan Persyaratannya


 Bahan Screen/layar projector manual dengan ukuran 96” x 96” (244 cm x
244 cm) setara MICROVISION/BRITE/D-LIGHT.
 Screen/layar projector manual yang akan digunakan sebelum
diadakan/dipasang terlebih dahulu harus diajukan dulu contohnya oleh
kontraktor pelaksana untuk disetujui oleh User/Owner/Konsultan
Perencana dan Konsultan Pengawas.

Teknis Pelaksanaan
 Pemborong harus menyerahkan rencana pekerjaan kepada Konsultan
Pengawas untuk persetujuannya.
 Screen/layar projector dipasang di box/tempat yang sudah disediakan pada
backdrop, posisi pemasangan box screen diatas white board, sebelum
pemasangan pelaksana lapangan harus koordinasi dengan Konsultan
Pengawas untuk mendapat persetujuan.
 Pemasangan Screen/layar projector harus kokoh dan kuat, tidak boleh
goyang pada saat dioperasikan/dipakai.
PEKERJAAN KUSEN, PINTU, DAN JENDELA ALUMUNIUM
PASAL I PEKERJAAN KUSEN ALUMUNIUM

Lingkup Pekerjaan
 Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya
untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang
baik .
 Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu, kusen jendela, kusen bovenlicht
seperti yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar serta shop drawing
dari Kontraktor.

Spesifikasi Bahan dan Persyaratannya


 Kusen alumunium yang digunakan :
– Bahan : Dari bahan alumunium framing system
buatan
ALEXINDOALCAN, Intalan atau setara.
– Bentuk Profil : Sesuai shop drawingyang disetujui Perencana/
Konsultan Pengawas.
 Untuk kusen jendela dan curtain wall luar dibuat dengan sistem frameless.
– Warna Profil : Ditentukan kemudian (contoh warna diajukan
Kontraktor).
– Lebar Profil : 10 cm (pemakaian lebar bahan sesuai yang
ditunjukkan dalam gambar).
– Tebal Profil : 1.20 mm
– Pewarnaan : polos.
 Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat-
syarat dari pekerjaan alumunium serta memenuhi ketentuan-ketentuan
dari pabrik yang bersangkutan.
 Konstruksi kusen alumunium yang dikerjakan seperti yang ditunjukkan
dalam detail gambar termasuk bentuk dan ukurannya.
 Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai
dengan bentuk toleransi ukuran, ketebalan, kesi-kuan, kelengkungan dan
pewarnaan yang dipersyaratkan.
 Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses fabrikasi warna
profil-profil harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu
pabrikasi unit-unit, jendela, pintu partisi dll, profil harus diseleksi lagi
warnanya sehingga dalam tiap unit didapatkan warna yang sama.
Pekerjaan memotong, punch dan drill, dengan mesin harus sedemikian rupa
sehingga diperoleh hasil yang telah dirangkai untuk jendela, dinding dan
pintu mempunyai toleransi ukuran sebagai berikut :
– Untuk tinggi dan lebar 1 mm, untuk diagonal 2 mm
 Accessories
Sekrup dari stainless steel galvanized kepala tertanam, weather strip dari
vinyl, pengikat alat penggantung yang dihubungkan dengan alumunium
harus ditutup caulking dan sealant, angkur-angkur untuk rangka/kusen
alumunium terbuat dari steel plate tebal 2 - 3 mm, dengan lapisan zink
tidak kurang dari (13) mikron sehingga dapat bergeser.
 Bahan Finishing
Treatment untuk permukaan kusen jendela dan daun pintu yang
bersentuhan dengan bahan alkaline seperti beton, aduk atau plester dan
bahan lainnya harus diberi lapisan finish dari laquer yang jernih atau anti
corrosive treatment dengan insulating war-nish seperti asphaltic varnish
atau bahan insulation lainnya.

Teknis Pelaksanaan
 Sebelum memulai pelaksanaan Kontraktor diwajibkan meneliti gambar-
gambar dan kondisi dilapangan (ukuran dan peil lubang dan membuat
contoh jadi untuk semua detail sambungan dan profil alumunium yang
berhubungan dengan sistem konstruksi bahan lain).
 Prioritas proses fabrikasi, harus sudah siap sebelum pekerjaan dimulai,
dengan membuat lengkap dahulu shop drawing dengan petunjuk Konsultan
Pengawas meliputi gambar denah, lokasi, merk, kualitas, bentuk dan
ukuran.
 Semua frame/kusen baik untuk dinding, jendela dan pintu dikerjakan
secara fabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan
agar hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.
 Pemotongan alumunium hendaknya dijauhkan dari material besi untuk
menghindarkan penempelan debu besi pada permukaannya. Didasarkan
untuk mengerjakannya pada tempat yang aman dengan hati-hati tanpa
menyebabkan kerusakan pada permukaannya.
 Akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan
sekrup, rivet, stap dan harus cocok. Pengelasan harus rapi untuk
memperoleh kualitas dan bentuk yang sesuai dengan gambar.
 Angkur-angkur untuk rangka/kusen alumunium terbuat dari steel plate
setebal 2 - 3 mm dan ditempatkan pada interval 600 mm.
 Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti
karat / stainless steel, demikian rupa hingga hair line dari tiap sambungan
harus kedap air dan memenuhi syarat kekuatan terhadap air sebesar 1000
kg/m². Celah antara kaca dan sistem kusen alumunium harus ditutup oleh
sealant.
 Disyaratkan bahwa kusen alumunium dilengkapi oleh kemungkinan-
kemungkinan sebagai berikut:
– Dapat menjadi kusen untuk dinding kaca mati.
– Dapat cocok dengan jendela geser, jendela putar, dll.
– Sistem kusen dapat menampung pintu kaca frameless.
– Untuk sistem partisi, harus mampu moveable dipasang tanpa harus
dimatikan secara penuh yang merusak baik lantai maupun langit –
langit.
– Mempunyai accesories yang mampu mendukung kemungkinan diatas.
 Untuk fitting hard ware dan reinforcing materials yang mana kusen
alumunium akan kontak dengan besi, tembaga atau lainnya maka
permukaan metal yang bersangkutan harus diberi lapisan chormium
untuk menghindari kontak korosi.
 Toleransi pemasangan kusen alumunium disatu sisi dinding adalah10-
25mm yang kemudian diisi dengan beton ringan/grout.
 Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama
pada ruang yang dikondisikan hendaknya ditempatkan mohair dan jika
perlu dapat digunakan synthetic rubber atau bahan dari synthetic resin.
Penggunaan ini pada swing door dan double door.
 Sekeliling tepi kusen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar diberi
sealant supaya kedap air dan kedap udara.
 Tepi bawah ambang kusen exterior agar dilengkapi flashing untuk
penahan air hujan.

PASAL II PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA KACA RANGKA ALUMUNIUM

Lingkup Pekerjaan
 Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang baik dan sempurna.
 Pekerjaan ini meliputi pembuatan daun pintu dan jendela panil kaca seperti
yang ditunjukkan dalam gambar.

Spesifikasi Bahan dan Persyaratannya


 Bahan Rangka
– Dari bahan alumunium framing system, dari produk dalam negeri yang
ex. Alexindo, Alcan, Intalan atau setaraf disetujui Perencana/Konsultan
Pengawas. Type yang dipergunakan untuk rangka kaca luar adalah jenis
frameless.
– Bentuk dan ukuran profil disesuaikan terhadap shop drawing yang telah
disetujui Perencana/Konsultan Pengawas.
– Warna profil alumunium polos.
– Bahan yang diproses pabrikan harus diseleksi terlebih dahulu dengan
seksama sesuai dengan bentuk toleransi, ukuran, ketebalan, kesikuan,
kelengkungan, pewarnaan yang disyaratkan oleh Perencana/Konsultan
Pengawas.
– Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat-
syarat dari pekerjaan aluumunium serta memenuhi ketentuan-
ketentuan dari pabrik yang bersangkutan.
– Daun pintu dengan konstruksi panel kaca rangka alumunium, seperti
yang ditujukan dalam gambar, termasuk bentuk dan ukurannya.
 Penjepit Kaca
Digunakan penjepit kaca dari bahan karet yang bermutu baik dan
memenuhi persyaratan yang ditentukan dari pabrik, pemasangan
disyaratkan hanya 1 (Satu) sambungan serta harus kedap air dan bersifat
structural seal.
 Bahan Panil Kaca Daun Pintu dan Jendela
– Bahan untuk kaca interior dan exterior menggunakan Merk Tens type
One Way tebal 5 mm. Warna ditentukan kemudian oleh perencana.
– Bahan untuk kaca pada lobby pintu masuk utama menggunakan merk
Tens type clear glass tebal 5 mm.
– Semua bahan kaca yang digunakan harus bebas noda dan cacat, bebas
sulfida maupun bercak-bercak lainnya, dari produk Tens (ex. lokal)
atau yang setara.

Teknis Pelaksanaan
 Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti
gambar- gambar yang ada dan kondisi dilapangan (ukuran dan lubang-
lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola, lay-out/penempatan, cara
pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
 Sebelum pemasangan, penimbunan bahan-bahan pintu ditempat pekerjaan
harus ditempatkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik,
tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan
kelembaban.
 Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka alumunium dan
penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan
memperhatikan/menjaga kerapian terutama untuk bidang-bidang tampak
tidak boleh ada cacat bekas penyetelan.
 Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi.
 Daun pintu
– Jika diperlukan, harus menggunakan sekrup galvanized atas
persetujuan Perencana / Konsultan Pengawas tanpa meninggalkan
bekas cacat pada permukaan yang tampak.
– Untuk daun pintu panel kaca setelah dipasang harus rata dan tidak
bergelombang dan tidak melintir.

PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

Umum
 Setiap Pelaksana pekerjaan yang menangani pekerjaan ini, haruslah
mempelajari seluruh Dokumen Kontrak dengan teliti untuk mengetahui
kondisi yang berpengaruh pada pekerjaan ini.
 Pelaksana pekerjaan harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang
dijelaskan baik dalam spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-
gambar, dimana bahan- bahan dan peralatan yang digunakan harus
sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.
 Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang
dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan
kewajiban Pelaksana pekerjaan untuk mengganti bahan atau peralatan
tersebut, sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya
ketentuan tambahan biaya.

Lingkup Pekerjaan
Pengadaan, pemasangan dan pengaturan dari perlengkapan dan bahan yang
disebutkan dalam gambar atau Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini, antara
lain:
 Sistim penerangan secara lengkap di luar ataupun di dalam bangunan,
termasuk di dalamnya pengkawatan, titik nyala lampu, armature, saklar
dan seluruh stop-kontak.
 Kabel feeder untuk panel penerangan dan panel-panel tenaga.
 Panel-panel penerangan, Panel-panel tenaga dan Panel Distribusi Utama
( PDTR, MDB ) secara lengkap.
 Pengadaan dan pemasangan peralatan kontrol berikut panelnya.
 Pengadaan dan pemasangan transformator.
 Pekerjaan pentanahan / grounding.
– Pengadaan, pemasangan dan mengecek ulang atas design, baik yang
telah disebutkan dalam gambar / Spesifikasi Teknis maupun yang tidak
disebutkan namun secara umum / teknis diperlukan untuk memperoleh
suatu sistim yang sempurna, aman, siap pakai dan handal.
– Menyelenggarakan pemeriksaan, pengujian, dan pengesahan seluruh
instalasi listrik yang terpasang.
– Menyerahkan gambar instalasi yang terpasang (As-built drawings).

Spesifikasi Bahan dan Persyaratannya


 Panel Bagi Utama 220 – 380 ( PDTR )
– Panel PDTR harus rakitan di Indonesia dan pabrik – pabrik
pembuatannya harus telah tergabung dalam APPI ( Assosiasi Pembuat
Panel Indonesia ).
– Komponen pengaman : Circuit Breaker, Air Circuit Breaker, Contactor,
Magnetic Contactor, Relays harus mempunyai breaking capacity 65 KA
pada tegangan 380 / 415 Volt ; dan harus sesuai dengan iklim
Indonesia.
– Untuk Pemakaian komponen harus diusahakan menggunakan satu
produk / merk saja.
– Model modul cubicle yang ditanahkan secara sempurna, pasangan
pada lantai dan pintu dilengkapi master key.
– Jenis pasangan dalam ( indoor-type ).
– Menggunakan plat baja minimum 2,0 mm dengan rangka besi siku,
kompak dan kuat sehingga mampu menahan stress mekanik pada saat
hubung singkat.
– Dilengkapi louvers untuk ventilasi.
– Komponen-komponen peletakannya agar diatur dengan baik, terlindung,
sehingga mudah dioperasikan dan mudah perawatannya.
– Terminal-terminal untuk kabel masuk atau ke luar serta kabel kontrol
diatur sedemikian rupa sehingga kabel-kabel tersebut tidak mengganggu
komponen-komponen panel.
– Meter dan indikator sesuai gambar dengan perletakan yang mudah
dilihat.
– Busbar Terdiri dari 5 busbar dengan ukuran seperti gambar rencana.
– Seluruh bagian baja / besi dicat dengan powder coating warna abu-abu
kanzai atau ditentukan kemudian oleh pihak perencana.
– Jumlah dan jenis komponen panel harus sesuai dengan gambar rencana.

 Panel Tegangan Rendah


– Panel-panel daya dan penerangan lengkap dengan semua komponen
yang harus ada seperti yang ditunjukkan pada gambar.Panel-panel
yang dimaksud untuk beroperasi pada 220/380V, 3 phasa, 4 kawat, 50
Hz dan solidly grounded dan harus dibuat mengikuti standard PUIL,
IEC, VDE/DIN, BS, NEMA dan sebagainya.
– Panel-panel harus dibuat dari plat besi setebal 2 mm dengan rangka besi
dan seluruhnya harus di zinchromate dan di duco 2 kali dan
harus di cat dengan cat bakar, warna dan cat akan ditentukan
kemudian oleh pihak Pemberi Tugas. Pintu panel-panel harus dilengkapi
dengan master key.
– Konstruksi dalam panel-panel serta letak dari komponen-komponen dan
sebagainya harus diatur sedemikian rupa sehingga perbaikan-
perbaikan, penyambungan-penyambungan pada komponen dapat
– mudah dilaksanakan tanpa mengganggu komponen-komponen lainnya.
– Ukuran dari tiap-tiap unit panel harus disesuaikan dengan keadaan
dan keperluannya dan telah disetujui oleh Pengawas Lapangan.
– Body / badan panel harus ditanahkan secara sempurna
– Komponen panel :

 Accessories
Bus bar, terminal terminal, isolator switch dan perlengkapan lainnya harus
buatan pabrik dan berkualitas dan dipasang di dalam panel dengan kuat
dan tidak boleh ada bagian yang bergetar.
 Busbar
Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper terdiri dari 3 busbar phase
R-S-T, 1 busbar netral dan 1 busbar untuk grounding. Besarnya busbar
harus diperhitungkan dengan besar arus yang mengalir dalam busbar
tersebut tanpa menyebabkan kenaikkan suhu lebih besar dari 65°C.Setiap
busbar cooper harus diberi warna sesuai peraturan PLN, dimana lapisan
warna busbar tersebut harus tahan terhadap panas yang timbul. Bus bar
adalah batang tembaga murni dengan minimum conduktivitas 98%, rating
amper sesuai gambar. Bus bar harus dicat sesuai dengan kode warna
dalam PUIL sebagai berikut:
 Phasa : Merah, Kuning , dan Hitam
 Netral : Biru
 Ground : Hijau / Kuning

 Circuit Breaker
- Circuit breaker untuk penerangan boleh menggunakan MCB dengan
breaking capacity minimal 5 kA simetris.
- Circuit breaker lainnya harus dari tipe MCCB, sesuai dengan yang
diberikan pada gambar rencana dangan breaking capacity minimal 8 kA
simetris.
- Circiuit breaker harus dari tipe automatic trip dengan kombinasi thermal
dan instantaneouse magnetic unit.
- Main Circuit Breaker dari setiap panel emergensi harus dilengkapi shunt
trip terminal.

 Alat Ukur
Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis semi flush mounting dalam
kotak tahan getaran. Untuk Ampermeter dan Voltmeter dengan ukuran
96 x 96 mm dengan skala linier dan ketelitian 1% dan bebas pengaruh
induksi serta bersertifikat tera dari LMK / PLN ( minimum 1 buah untuk
setiap jenis alat ukur ). Komponen- komponen pengukuran yang dipakai:
- KWh Meter
- Amperemeter
- Voltmeter

 Kabel Tegangan Rendah


– Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan bantu lainnya harus
mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Pengawas Lapangan.
– Pada prinsipnya kabel-kabel yang dipergunakan adalah jenis NYY,
NYFGBY, NYM, NYA, NYMHY, FRC, BCC. Untuk kabel feeder / power
dari jenis NYY, NYFGBY kabel penerangan dipergunakan kabel NYM
sedangkan untuk kabel grounding dari jenis BCC.
– Kabel-kabel yang dipakai harus dapat dipergunakan untuk tegangan
min. 0,6 KV dan 0,5 KV untuk kabel NYM.
– Penampang kabel minimum yang dapat dipakai 3 x 2,5 mm.

 Kotak – kontak dan Saklar


– Kotak-kontak dan saklar yang akan dipasang pada dinding tembok bata
adalah tipe pemasangan masuk / inbow ( flush mounting ).
– Kotak-kontak biasa ( inbow ) yang dipasang mempunyai rating 13 A dan
mengikuti standard VDE, sedangkan kotak-kontak khusus tenaga (
outbow ) mempunyai rating 15 A dan mengikuti standard BS ( 3 pin)
dengan lubang bulat.
– Flush-box ( inbow doos ) untuk tempat saklar, kotak-kontak dinding dan
push button harus dipakai dari jenis bahan blakely atau metal.
– Kotak-kontak dinding yang dipasang 300 mm dari permukaan lantai
kecuali ditentukan lain dan ruang-ruang yang basah / lembab harus
jenis water dicht ( WD ) sedang untuk saklar dipasang 1,500 mm dari
permukaan lantai atau sesuai gambar.

 Konduit
Konduit instalasi penerangan yang dipakai adalah dari jenis PVC High
Impact dimana diameter dalam dari konduit minimum 1,5 kali diameter
dalam ( 19 mm ) atau dinyatakan lain pada gambar.

 Cable Tray (Rak Kabel)


– Rak kabel terbuat dari plat digalvanis dan buatan pabrik, ukurannya
disesuaikan dengan kebutuhan.
– Penggantung dibuat dari Hanger Rod, jarak antar penggantung
maximum 1 meter. Penggantung harus rapi & kuat sehingga bila ada
pembebanan tidak akan berubah bentuk. Penggantung harus dicat
dasar anti karat sebelum dicat akhir dengan warna abu-abu.

Teknis Pelaksanaan
 Panel – Panel
- Sebelum pemesanan/pembuatan panel, harus mengajukan gambar kerja
untuk mendapatkan persetujuan perencana dan Pengawas Lapangan.
- Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik
pembuat dan harus rata (horizontal).
- Letak panel seperti yang ditunjukan dalam gambar, dapat disesuaikan
dengan kondisi setempat.
- Untuk panel yang dipasang tertanam ( inbow ) kabel - kabel dari / ke
terminal panel harus dilindungi pipa PVC High Impact yang tertanam
dalam. tembok secara kuat dan teratur rapi. Sedangkan untuk panel
yang dipasang menempel tembok ( outbow ), kabel-kabel dari / ke
terminal panel harus melalui tangga kabel.
- Penyambungan kabel ke terminal harus menggunakan sepatu kabel (
cable lug ) yang sesuai.
- Ketinggian panel yang dipasang pada dinding ( wall-mounted ) = 1,600
mm dari lantai terhadap as panel.
- Setiap kabel yang masuk / keluar dari panel harus dilengkapi dengan
gland dari karet atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang
tajam. Semua panel harus ditanahkan.
 Kabel – Kabel
- Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark
yang jelas dan tidak mudah lepas untuk mengindentifikasikan arah
beban.
- Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk
mengidentifikasikan phasenya sesuai dengan ketentuan PUIL.
- Kabel daya yang dipasang horizontal / vertical harus dipasang pada
tangga kabel, diklem dan disusun rapi.
- Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan, kecuali
pada kabel penerangan.
- Untuk kabel dengan diameter 16 mm² atau lebih harus dilengkapi
dengan sepatu kabel untuk terminasinya.

- Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm² atau lebih harus


mempergunakan alat press hidraulis yang kemudian disolder dengan
timah pateri.
- Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan atau instalasi
lainnya harus ditanam lebih dalam dari 50 cm dan diberikan pelindung
pipa galvanis dengan diameter minimum 2 ½ kali penampang kabel.
- Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton harus
dibuatkan sleeve dari pipa galvanis dengan diameter minimum 2 ½ kali
penampang kabel.
- Semua kabel yang dipasang di atas langit-langit harus diletakkan pada
suatu rak kabel.
- Kabel penerangan yang terletak di atas rak kabel harus tetap di dalam
konduit.
- Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak-kontak harus di
dalam kotak terminal yang terbuat dari bahan yang sama dengan
bahan konduitnya dan dilengkapi dengan skrup untuk tutupnya
dimana tebal kotak terminal tadi minimum 4 cm.
- Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1
m disetiap ujungnya.
- Kabel tegangan rendah yang akan dipasang harus mempunyai serifikat
lulus uji dari PLN yang terutama menjamin bahan isolasi kabel sudah
memenuhi persyaratan.
- Pengujian dengan Megger harus tetap dilaksanakan dengan nilai
tahanan isolasi minimum 500 ohm.

 Kotak – Kontak Saklar


- Kotak-kontak dan saklar yang akan dipakai adalah tipe pemasangan
masuk dan dipasang pada ketinggian 300 mm dari level lantai untuk
kontak - kontak dan 1.500 mm untuk saklar atau sesuai gambar detail.
- Kotak-kontak dan saklar yang dipasang pada tempat yang lembab /
basah harus dari tipe water dicht ( bila ada).
- Kotak-kontak yang khusus dipasang pada kolom beton harus terlebih
dahulu dipersiapkan sparing untuk pengkabelannya disamping metal
doos tang harus terpasang pada saat pengecoran kolom tersebut.
PEKERJAAN PLUMBING

Lingkup Pekerjaan
Meliputi penyediaan air bersih beserta instalasinya, pengelolaan air kotor dan
drainasi air hujan termasuk : Pemilihan, pengadaan, pemasangan serta
pengujian material maupun sistem keseluruhan sehingga sistem plambing
dapat berjalan dan beroperasi dengan baik dan benar sesuai gambar rencana
dan persyaratan ini.
Semua perijinan yang diperlukan untuk melaksanakan instalasi plambing.
Pengukuran terhadap ketinggian site terutama untuk kemiringan saluran dan
peil banjir

• Sistem dan unit - unitnya meliputi :


– Jaringan pipa air bersih untuk di luar dan di dalam bangunan.
– Jaringan pipa - pipa air kotor dan bekas di dalam dan di luar bangunan.
– Jaringan pipa-pipa vent untuk sistem pembuangan air kotor dan air bekas.
– Jaringan pipa - pipa dan saluran pembuangan halaman (drainase site) dan
menyalurkan menuju drainasi kota.
– Pompa-pompa untuk menjalankan sistem air bersih lengkap dengan panel
kontrolnya.
– Unit pengolahan air kotor / limbah, Sewage Treatment Plant ( STP ) sistem
Media Bio.
– Reservoir bawah (ground reservoir) dari beton bertulang lengkap dengan
pipa-pipa pengisi, overflow yang disalurkan secara gravitasi melalui pipa
kesaluran luar / kota, elektroda pengontrol muka air, manhole,
pelampung, tangga dan reservoir bawah harus tertutup, dan dapat dibuka.

Spesifikasi Bahan dan Persyaratannya


 Air Bersih
- Untuk memenuhi kebutuhan ini, air disupplai dari PDAM & Sumur
dalam.
- Air dari Sumur Dalam dan PDAM terlebih dahulu di tampung ke dalam
bak bawah (Ground reservoir) yang mempunyai kapasitas 120 m3,
selanjutnya air dipompakan dengan pompa transfer ke roof tank
dengan kapasitas 2 x 5 m3
- untuk Pasar Induk dan 1 x 5 m3 untuk Pasar Inpres selanjutnya air
didistribusikan ke masing-masing fixture unit.
- Untuk Pasar Induk lantai Basement ~ Dasar air didistribusikan secara
grafitasi sedangkan untuk lantai 1 ~ 2 dibantu dengan menggunakan
pompa booster.
- Untuk Pasar Inpres lantai Basement ~ Dasar air didistribusikan secara
grafitasi sedangkan untuk lantai 1 dibantu dengan menggunakan pompa
booster.

 Air Buangan
- Air buangan mencakup air bekas dan air kotor.
- Air bekas adalah air buangan tidak tercemar dari bak cuci tangan,
kamar mandi, pengering lantai dan kitchen sink.
- Air bekas dan air kotor disalurkan secara gravitasi dengan pipa menuju
STP ( Sewage Treatment Plant ), sistem Bio Media kemudian disalurkan
ke saluran kota.

 Air Hujan
Air Hujan yang jatuh diatap bangunan disalurkan melalui pipa-pipa tegak
PVC menuju ke dalam saluran air hujan halaman / drainase site secara
gravitasi kemudian dialirkan ke saluran kota.

 Pompa Air Bersih


- Untuk memompakan air dari ground tank ke fixture unit digunakan
pompa booster packaged.
- Semua pompa harus dilengkapi dengan pondasi pompa, peredam
getaran, serta manometer. Pada pipa tekan harus dilengkapi dengan
Gate valve, Check Valve, Flexible joint, dan perlengkapan lainya
sehingga sistim pompa dapat berjalan sesuai dengan fungsinya.

 Pipa – Pipa
- Untuk jaringan air bersih digunakan pipa Galvanized Iron Pipe Medium
Class, British standard 1387 dengan sambungan ulir, flanged atau
las termasuk perlindungan tambahan terhadap pengkaratan (corotion
protection).
- Untuk pipa air buangan dan air kotor digunakan pipa PVC klas AW (10
kg/cm²) dengan sambungan Solvent Cement (perekat) yang sesuai untuk
jenis pipa PVC.
- Untuk pipa-pipa Vent digunakan pipa PVC kelas AW (10 kg/cm²).
- Sebelum pemasangan/penyambungan dilakukan, pipa-pipa harus
dalam keadaan bersih dari kotoran baik pada bagian yang akan
disambung ataupun didalam pipa itu sendiri.

Syarat Teknis Pelaksanaan


 Pompa
- Pompa-pompa harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik
pembuatnya.
- Pompa harus diletakan diatas pondasi menurut petunjuk pabrik dan
disesuaikan dengan berat, daya, putaran dan dimensi pompa.
- Semua pompa harus dilengkapi :
- Pada pipa hisap dilengkapi dengan gate valve, strainer dan flexible joint,
Pada pipa tekan dilengkapi dengan gate valve, check valve, flexible
joint dan manometer serta dilengkapi dengan panel board signal yang
menunjukkan bahwa pompa sedang bekerja atau tidak.
- Alat-alat penunjang lainnya agar pompa dapat bekerja dengan baik.
- Pengkabelan dan alat-alat bantu (panel, electrode water level control,
alarm dan lain-lain) harus lengkap terpasang dan dijamin bahwa sistem
bekerja dengan baik.
- Pelaksana harus menghitung kembali besarnya jumlah aliran air yang
mengalir dan total head berdasarkan peralatan / mesin ( sesuai dengan
penawaran ) yang dipasangnya atau mencoba sisa tekanan pada fixture
unit yang paling jauh.
 Pipa – Pipa
- Memakai sambungan ulir/secrewed
atau las untuk pipa berdiameter 32 mm ke
bawah dan menggunakan sambungan flanged untuk diameter pipa 75
mm ke atau dari bahan yang sesuai dengan jenis bahan pipanya.
- Pembuatan ulir harus dengan peralatan tap dan dies berpresisi tinggi
(bermesin) pada sambungan ulir yang sering kali dibuka harus
dipasang water mour.
- Sambungan flanged dilakukan pada setiap belokan dan pada setiap dua
batang pipa pada pipa lurus.
- Untuk memperkuat terhadap kebocoran penyambungan pipa dengan
ulir harus terlebih dulu diberi lapisan red lead cement atau pintalan
khusus dari asbes.
- Sedangkan untuk sambungan flanged harus dilengkapi rubber
set/ring seal dari karet secara homogen.
- Pipa Air Kotor Memakai sistem lem/solvens cemend untuk pengikatnya
terutama untuk pipa-pipa cabang atau pipa yang berdiameter kecil.
- Sistem penyambungan uPVC harus memenuhi standard JIS 101
1967 dimana untuk ukuran nominal pipa 50 mm kebawah
menggunakan solvens cement dan untuk pipa 65
mm keatas menggunakan solvens cement Joint.
- Pada penggunaan pipa 50 mm kebawah dipakai minimaì sebanyak 20
gram pada setiap penyambungan.
- Untuk pemipaan 65 mm keatas dipakai bahan solvens cement
minimal sebanyak 120 gram pada setiap penyambungan.

PEKERJAAN DINDING MULTIPLEK LAPIS HPL

Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan dinding yang dipasang pada ruangan
sesuai dengan gambar-gambar

Spesifikasi Bahan dan Persyaratan


 Penutup dinding ruang auditorium sebagai peredam suara dan estetika
menggunakan rangka holou galvanis ukuran 4x4 cm tebal 1,5 mm, rockwool
tebal 5 cm, pentutup multiplex 9 mm, triplex 4 mm finishing HPL dan
wallpaper.
 Penutup dinding bagian bawah HPL setara WINSTON/GRASMERINO/AICA
 Penutup dinding wallpaper setara MAESTRO/BELLAGIO/KING
 Plint dan list pada dinding menggunakan multiplex kayu solid dan 18 mm
lapis HPL sesuai rencana gambar.
 Daun pintu panel menggunakan rangka kayu kamper/merbau penutup
dobel triplex 4 mm finis dilapisi HPL sesuai dengan gambar.
 Penutup untuk dinding pintu utama menggunakan multiplex 18 mm
finishing HPL setara WINSTON/GRASMERINO/AICA.
 Daun pintu kaca menggunakan Pintu Frameless (tempered 10 mm polos)
floor hinge Dorma BTS 84.
Teknis Pelaksanaan
 Pemborong harus menyerahkan rencana pekerjaan kepada Konsultan
Pengawas untuk persetujuannya. Pertemuan sambungan multiplex, triplex,
HPL ataupun wallpaper harus rapi dan rata.
 Siapkan sambungan-sambungan, lubang-lubang untuk pekerjaan lain
(listrik, mekanikal) pada pekerjaan partisi multiplex, triplex, HPL ataupun
wallpaper.
 Lembaran gypsum board, multiplex, triplex, HPL ataupun wallpaper yang
cacat dan retak-retak ataupun sobek tidak boleh digunakan, dan harus
disingkirkan dari lapangan pekerjaan.
 Rangka besi hollou galvanis partisi dipasang menggunakan paku
ripet/skrup sehingga rapi, kokoh, kuat dan stabil.

PEKERJAAN PENERANGAN DAN STOP KONTAK

Lingkup Pekerjaan
Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis armatur dan komponennya,
pengadaan dan pemasangan berbagai jenis saklar dan atau grid switches.
Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis stop kontak biasa dan stop kontak
khusus. Pengadaan dan pemasangan pelindung kabel serta berbagai accessories
lain seperti box, flexible conduit, bends/ellbows, socket dan lain-lain.

Spesifikasi Bahan dan Persyaratan


 Kabel dan Conduit.
 Stop Kontak dan gridswith/sakalar.
 Lampu dan Komponen.
 Design dan Finishing Syntetics warna putih.
 Titik lampu NYM kabel tunggal 3 x 2.5 mm² untuk power dan 2 x 1,5 mm²
untuk lampu.
 Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi
peraturan PUIL/LMK. Semua kabel/penghantar harus baru dan harus jelas
ditandai dengan ukurannya, jenis kabelnya, nomor dan jenis pintalannya.
Kabel, instalasi penerangan dan instalasi stop kontak harus kabel inti
tembaga dengan insulasi PVC, satu inti. Kabel harus mempunyai
penampang minimal dari 2,5 mm2.
 Pipa Instalasi Pelindung Kabel. Pipa instalasi pelindung kabel yang dipakai
adalah pipa PVC high impact dengan ulir dan diameter minimum 3/4" Pipa,
elbow, socket, junction box, clamp dan accessories lainnya, juga tidak boleh
kurang dari 3/4" diameter. Pipa flexible dari baja harus dipasang untuk
melindungi kabel antara kotak sambung (junction box) dan armatur lampu.
 Stop Kontak Stop kontak biasa yang dipakai adalah stop kontak satu phasa,
untuk pemasangan di dinding/kolom . Stop kontak dinding/kolom harus
satu type untuk pemasangan rata dengan dinding/kolom dengan rating 250
Volt, 10 Ampere.
 Stop Kontak Khusus (SKK). Stop kontak khusus yang dipakai adalah stop
kontak satu phasa untuk pemasangan rata dinding dengan ketinggian 150
cm di atas lantai. SKK harus mempunyai terminal phasa, netral dan
pentanahan dengan rating 250 Volt, 16 Ampere. 3. Gridswith/sakalar
Dinding. Gridswith/sakalar harus dari tipe untuk pemasangan rata dinding
tipe skrup, dengan rating 250 Volt, 10 Ampere, single gangs atau multiple
gangs (Grid Switches).

Teknis Pelaksanaan
 yang Pemborong harus menutup dan merapikan kembali setiap galian atau
bobokan yang dilakukan pada Konstruksi bangunan, yang disebabkan
pekerjaan instalasi penerangan/ stop kontak. Untuk menghindari sejauh
mungkin pekerjaan pembobokan maka semua inserts, sleeves, receways
atau openings harus telah dipersiapkan dan dipasang dalam tahap
pekerjaan kontruksi atau finishing.
 sambungan-sambungan baik dalam group maupun cabang-cabang, kecuali
pada outlet kotak-kotak penghubung yang bisa dicapai. Sambungan pada
kabel harus dibuat kuat secara mekanis maupun secara elektris, dengan
caracara "Solderless Connector". Semua sambungan kabel baik di dalam
junction box, panel ataupun tempat lainnya harus mempergunakan
connector yang terbuat dari tembaga yang diisolasi dengan porselen atau
bakelite ataupun PVC, yang diameternya disesuaikan dengan diameter
kabel.
 Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak
penyambungan yang khusus untuk itu (misalnya junction box dan lain-lain)
 Kabel-kabel harus disambung sesuai dengan warna-warna atau nama
masing-masing, dan harus diadakan pengetesan tahanan isolasi sebelum
dan sesudah penyambungan dilakukan.
 Penyekat-penyekat khusus harus dipergunakan bila perlu untuk menjaga
nilai isolasi tertentu. Bila kabel dipasang tegak lurus dipermukaan yang
terbuka, maka harus dilindungi dengan pipa baja dengan tebal maksimal
2,5 mm.
 Untuk instalasi penerangan di daerah tanpa menggunakan ceiling saluran
penghantar (conduit) di-klem di beton.
 Seluruh kabel penerangan, lebih dari empat jalur harus diletakkan pada
cable ladder. d. Setiap saluran kabel dalam bangunan dipergunakan pipa
conduit minimum 5/8" diameternya.
 Setiap pencabangan ataupun pengambilan keluar harus menggunakan
junction box yang sesuai dan sambungan yang lebih dari satu harus
menggunakan terminal strip di dalam junction box.
 Ujung pipa yang masuk dalam panel dan junction box harus dilengkapi
dengan socket/lock nut, sehingga pipa tidak mudah tercabut dari panel.
Bila tidak ditentukan lain, maka setiap kabel yang berada pada ketinggian
muka lantai sampai dengan 2 m, harus dimasukkan dalam pipa logam dan
pipa harus diklem ke bangunan pada setiap jarak 50 cm serta ditanahkan.
 Kabel tegangan rendah untuk penerangan taman/parkir harus ditanam
minimal sedalam 60 cm Kabel yang ditanam langsung dalam tanah harus
dilindungi dengan cetakan beton cor dan diberi pasir.
 Untuk yang lewat jalan raya ditanam sedalam 80 cm dan dilindungi dengan
pipa galvanized.
 Kabel-kabel yang menyeberang selokan, dilindungi dengan pipa galvanized,
pipa harus berjarak tidak kurang dari 30 cm dari pipa gas, air dan lain-lain.
 Galian untuk menempatkan kabel yang dipasang dalam tanah harus bersih
dari bahanbahan yang dapat merusak isolasi kabel, seperti : batu, abu,
kotoran bahan kimia dan lain sebagainya.
 Penyambungan kabel dalam tanah tidak diperkenankan secara langsung,
harus mempergunakan peralatan khusus untuk penyambungan kabel
dalam tanah. Instalasi Sakalar dan Stop Kontak (Outlet).
 Sakalar-sakalar dari jenis rocker mekanisme dengan rating 10 A/250 V.
Sakalar pada umumnya dipasang inbow kecuali disebutkan lain pada
gambar. Jika tidak ditentukan lain, sakalar-sakalar tersebut bingkainya
harus dipasang rata pada tembok setinggi 150 cm di atas lantai yang sudah
jadi kecuali ditentukan lain oleh Konsultan MK Lapangan.
 Stop kontak haruslah dengan type yang memakai earting contact dengan
rating 10 A/250 V AC, semua pasangan stop kontak dengan tegangan kerja
220 harus diberi saluran ke tanah (grounding). Stop kontak harus dipasang
rata dengan permukaan dinding dengan ketinggian 30 cm dari atas lantai
yang sudah jadi atau sesuai petunjuk Konsultan MK Lapangan.
 Hasil pengetesan harus tertulis dan disaksikan oleh Pengawas/Konsultan
MK.

PEKERJAAN PASANG KARPET TILE / VINYL

Lingkup Pekerjaan
Meliputi pengadaan material, pekerjan, pemasangan, perapihan dan
penyelesaian pekerjaan pasang karpet di Gedung VIP.

Spesifikasi Bahan dan Persyaratannya


Lantai karpet Tile :
a. Konstruksi : Multi Level Scroll
b. Fiber : Camfin PP
c. Pile height : 4-5 mm
d. Total height : 7-8 mm
e. Pile weight : 600 gr/m2
f. Primary backing : Non Woven Lutrador
g. Secondary Backing : PVC + Fiber Glass
h. Warna dan pola : ditentukan kemudian
i. Merk : Setara Gravity
Teknis Pelaksanaan
a. Kontraktor Pelaksana wajib menyiapkan gambar-gambar shop drawing dan
telah disetujui oleh Perencana serta Pengawas untuk mendapatkan
pengesahan dari PemberiTugas.
b. Kontraktor Pelaksana wajib memberikan contoh material terlebih dahulu
sebelum melaksanakan pekerjaan. Contoh tersebut harus mendapat
persetujuan Perencana, Pengawas dan mendapat pengesahan dari Pemberi
Tugas.
c. Pemasangan pada lantai harus rata, oleh karena itu permukaan yang akan
dipasang karpet harus dilot terlebih dahulu menghindari ada bagian yang
cekung
d. Sebelum pemasangan karpet, didahulukan dengan pemasangan underlayer
e. Jika ada sambungan, usahakan sambungan tidak terlihat untuk menjaga
estetika
f. Hasil akhir pekerjaan harus mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas.

PEKERJAAN WATERPROOFING BITUMEN EMULSION

Lingkup Pekerjaan
Meliputi penyediaan bahan-bahan, tenaga kerja dan peralatan untuk
melakukan pekerjaan pemasangan waterproofing coating. Bagian yang di
waterproofing meliputi plat atap, ruang tangki air, dan overstek dak beton.
Toilet, janitor, spoel hoek, ruang tangki air dan daerah basah lainnya. Ground
reservior tank dan bagian lain yang masuk dalam rencana gambar.

Spesifikasi bahan
a. Anti BOCOR, bisa diaplikan untuk talang, atap seng, dapur, kamar mandi,
struktur beton, perahu, kapal ikan dll
b. Menjaga Dinding agar tidak lembab dan lantai dasar selalu kering.
c. Melapisi tangki air.
d. Pasangan pada melmen Bakar waterproofing.
e. Mencegah Karat pada bagian bawah, struktur besi dan struktur atap dari
kendaraan bermotor.
f. Sebagai Bitumen perlindungan terhadap akar.

Syarat pelaksanaan waterproofing coating


a. Pekerjaan waterproofing dilakukan dapat dilakukan sebelum permukaannya
di finish. Atau sudah dibersihkan dari kotoran dan debu.
b. Membuat pinggulan pada bagian tertentu seperti permukaan lantai dengan
dinding dan di plester atau di aci pada bagian dinding yang naik ± 20 cm.
c. Tutup bagian yang berlubang dan membuat lapisan pada bagian yang tidak
sama tinggi.
d. Cek permukaan lantai dan dinding secara keseluruhan. Jika terdapat
lumpur, lumut, minyak, oli dan lain-lain segera bersihkan.
e. Semua instalasi pipa harus sudah terpasang dan diproteksi (grouting).
f. Kikis permukaan lantai dan dinding yang terlihat keropos dengan pahan
beton atau kape scrabe.
g. Bersihkan dan cuci permukaan dengan sikat kawat dan air bersih.
h. Pekerjaan waterproofing bisa segera dilakukan dengan kuas atau roll.
i. Setelah diberi lapisan pertama, berikan lapisan kain kassa dan lapisi
kembali dengan waterproofing coating.
j. Ketinggian waterproofing coating untuk area dinding minimal 20 cm dari
permukaan lantai.
k. Produk waterproofing tidak boleh dipasang pada suhu dibawah 5ºC
l. Protection waterproofing harus secepat mungkin dilndungi dengan
menggunakan servipack protection board atau screed dengan teba minimum
25 mm atau dengan pasangan dinding bata.
m. Kontraktor diwajibkan melakukan percobaan / pengetesan terhadap hasil
pekerjaan. Kalau terjadi kerusakan pada waktu pekerjaan ini kontraktor
harus segera memperbaiki, mengganti sampai dinyatakan dapat diterima
oleh owner.
n. Setelah pengerjaan waterproofing ini selesai, kontraktor harus mengadakan
pengetesan selama 3 hari berturut turut dengan tidak ada kebocoran sedikit
pun kemudian baru ditutup dengan lapisan screeding dengan ketebalan
minimal 5 cm sebagai proteksi dari ultra violet dan aus karena gesekan.
Kontraktor juga diwajibkan melakukan test tambahan setelah penutup
waterproofing dikerjakan untuk lebih meyakinkan bahwa daerah tersebut
sudah terbebas dari rembes / bocor.

SMKK

Gambaran Umum
Perusahaan jasa kontruksi memiliki potensi bahaya tinggi, seperti penggunaan
alat berat, mesin gerinda, las, bekerja diketinggian, suhu yang ekstrim,
melakukan penggalian dan lain-lain.
Dengan adanya hal tersebut maka dipergunakan Program Keselamatan dan
Kesehatan Kerja yang penerapannya meliputi Kantor, Projeck Site serta area
pendukung lainnya yang merupakan kebijakan pihak perusahaan.
Tersedianya Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja datau
Occupational Health and Safety Manajement System (SMKK/OHSMS) dimana
system ini diperlukan untuk menurunkan insiden dan penyakit akibat kerja
sehingga tercipta tempat kerja yang aman dan sehat.
Untuk memberikan kepuasan pelanggan dan perlindungan kepada pekerja dan
keselamatan dan kesehatan kerja serta menjaga kelestarian lingkungan hidup
dan dalam rangka pemenuhan OHSAS 18001:2007 butir 4:4.6 maka diperlukan
suatu Rencana Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Proyek.

Kebijakan SMKK
Sudah harus menjadi kebijaksanaan dari kontraktor pelaksana agar setiap
karyawan dan pekerja mendapatkan tempat yang aman dan sehat dalam
melaksanakan tugas sehari-hari. Pada prinsipnya semua pihak harus berupaya
serta mengambil langkah-langkah positif sehingga seluruh karyawan dan
pekerja terjamin dan bekerja dengan aman dan sehat. Secara garis besar,
kebijakan ini adalah :
1. Mematuhi seluruh peraturan perundangan dalam bidang Keselamatan dan
Kesehatan kerja, yang merupakan persyaratan minimum kinerja
keselamatan dan kesehatan kerja.
2. Selalu memberikan perlindungan kepada seluruh karyawan, tamu, pihak ke
tiga dan asset perusahaan dengan mencegah dan mengendalikan kejadian
yang dapat merugikan asset perusahaan.
3. Melakukan komunikasi yang efektif kepada seluruh karyawan, masyarakat
dan pihak-pihak yang berkepentingan.
4. Mempertimbangkan setiap aspek Keselamatan dan kesehatan kerja pada
setip tahap penyelenggaraan kegiatan serta mengendalikan resiko yang ada
seminimal mungkin.
5. Meningkatkan kesadaran dan memberikan pengertian bahwah kecelakaan
itu dapat dicegah.
6. Memberikan pengertian bahwah target utama kontraktor pelaksana adalah
“zero accident’.
7. Mengutamakan keselamatan karyawan dan pekerja dari penggunaan
peralatan dan bahan dilokasi proyek.
8. Menjamin bahwah semua karyawan dan pekerja telah mengetahui dan
melaksanakan pekerjaannya secara produktif yaitu dengan cara yang aman
melalui petunjuk yang benar, instuksi pekerjaan yang tepat, instuksi
pemakaian peralatan yang tepat, instuksi pemakaian bahan yang tepat
melalui pengawasan yang tepat.
9. Menyediakan fasilitas, peralatan, perlengkapan keselamatan kerja yang
layak dan memadai serta menjamin akan digunakan secara tepat.
10. Memastikan bahwa yang diminta dan direkomendasikan dalam kebijakan
K3 telah diikuti.
11. Meningkatkan perlindungan dan pelestarian lingkungan dalam segalah
aktivitas dan meminimumkan kerusakan yang mungkin terjadi akibat
aktivitas tersebut.

Semua karyawan dan pekerja harus sudah mengetahui akan tanggungjawabnya


masing-masing termasuk peduli akan kesehatannya, keselamatannya dan
lingkungan ditempat kerja, sehubungan dengan kebijakan diatas.
Perencanaan SMKK

1) Identifikasi Bahaya dan pengendalian Resiko Bahaya.

IDENTIFIKASI JENIS
JENIS/TYPE PENGENDALIAN RESIKO
NO. BAHAYA DAN RESIKO
PEKERJAAN K3
K3
1 2 3 4
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Mobilisasi Kecelakaan saat 1. Cek kondisi kendaraan
perjalanan--> luka saat mobilisasi
berat/meninggal 2. Mematuhi rambu-
rambu dan peraturan
lalu lintas dalam
berkendara
3. Penentuan
Kualifikasi/Job spec.
Supir pada sat rekruting
aspek kwalitas sopir di
tetapkan
II. PEKERJAAN PERENCANA RENOVASI AUDITORIUM MADIDIHANG
POLITEKNIK AHLI USAHA PERIKANAN.
1. Pekerjaan Jatuh dari ketinggian 1. Pekerja dilengkapi atau
Alumunium luka berat menggunakan Alat
Composite Terkena alat Pelingung Diri (APD)
pertukangan. luka (Safety Helmet, Body
sedang sampai berat harmes, Masker, Safety
shoes, Sarung Tangan).
2. Memasang jenis rambu
dan semboyan K3-
L sesuai dengan SOP
(Standard Operating
Prosedure)
2. Pekerjaan Jatuh dari ketinggian, 1. Pekerja dilengkapi atau
Plafond / luka ringan/berat menggunakan Alat
Langit-Langit Pelingung Diri (APD)
(Safety Helmet, Body
harmes, Masker, Safety
shoes, Sarung Tangan).
2. Memasang jenis rambu
dan semboyan K3-
L sesuai dengan SOP
(Standard Operating
Prosedure)
3. Pekerjaan Jatuh dari ketinggian 1. Pekerja dilengkapi atau
Pengecatan luka ringan/berat menggunakan Alat
Terkena campuran cat Pelingung Diri (APD)
–iritasi ringan dan Alat Pelindung
Kesehatan (APK) (Safety
Helmet, Masker, Safety
shoes, Sarung Tangan).
2. Memasang jenis rambu
dan semboyan K3-
L sesuai dengan SOP
(Standard Operating
Prosedure)
4. Pekerjaan Luka karena pisau 1. Pekerja dilengkapi atau
Pelapis Lantai keramik/keramik – menggunakan Alat
Granite luka ringan Pelingung Diri (APD)
Homogenous dan Alat Pelindung
Kesehatan (APK) (Safety
Helmet, Masker, Safety
shoes, Sarung Tangan).
2. Memasang jenis rambu
dan semboyan K3-
L sesuai dengan SOP
(Standard Operating
Prosedure)
5. Pekerjaan Jatuh dari ketinggian – 1. Pekerja dilengkapi atau
Pelapis Dinding luka berat/Ringan menggunakan Alat
WPC Terkena mesin potong Pelingung Diri (APD)
dan Alat Pelindung
Kesehatan (APK) (Body
Harmes, Safety Helmet,
Masker, Safety shoes,
Sarung Tangan).
2. Memasang jenis rambu
dan semboyan K3-
L sesuai dengan SOP
(Standard Operating
Prosedure)
6. Pekerjaan Terkena alat 1. Pekerja dilengkapi atau
Interior pertukangan > Luka menggunakan Alat
ringan Pelingung Diri (APD)
dan Alat Pelindung
Kesehatan (APK) (Safety
Helmet, Masker, Safety
shoes, Sarung Tangan).
2. Memasang jenis rambu
dan semboyan K3-
L sesuai dengan SOP
(Standard Operating
Prosedure)
7. Pekerjaan Luka karena mesin 1. Pekerja dilengkapi atau
Kusen, Pintu, potong – luka ringan menggunakan Alat
dan Jendela Terjatuh dari Pelingung Diri (APD)
Alumunium ketinggian dan Alat Pelindung
Kesehatan (APK) (Safety
Helmet, Masker, Safety
shoes, Sarung Tangan).
2. Memasang jenis rambu
dan semboyan K3-
L sesuai dengan SOP
(Standard Operating
Prosedure)
8. Pekerjaan Jatuh dari ketinggian, 1. Pekerja dilengkapi atau
Instalasi Listrik luka ringan/berat menggunakan Alat
Terkelupas, iritasi, Pelingung Diri (APD)
Tergelicir, Terimpa alat dan Alat Pelindung
dan bahan material. Kesehatan (APK) (Safety
Helmet, Masker, Safety
shoes, Sarung Tangan).
2. Memasang jenis rambu
dan semboyan K3-
L sesuai dengan SOP
(Standard Operating
Prosedure)
9 Pekerjaan Luka Ringan, 1. Pekerja dilengkapi atau
Plumbing Terkelupas, menggunakan Alat
Tergelicir, Terimpa alat Pelingung Diri (APD)
dan bahan material. dan Alat Pelindung
Kesehatan (APK) (Safety
Helmet, Masker, Safety
shoes, Sarung Tangan).
2. Memasang jenis rambu
dan semboyan K3-
L sesuai dengan SOP
(Standard Operating
Prosedure)
10 Pekerjaan Jatuh dari ketinggian, 1. Pekerja dilengkapi atau
Dinding luka ringan/berat menggunakan Alat
Multiplek Lapis Terkelupas, iritasi, Pelingung Diri (APD)
HPL Tergelicir, Terimpa alat dan Alat Pelindung
dan bahan material. Kesehatan (APK) (Safety
Helmet, Masker, Safety
shoes, Sarung Tangan).
2. Memasang jenis rambu
dan semboyan K3-
L sesuai dengan SOP
(Standard Operating
Prosedure)
11 Pekerjaan Jatuh dari ketinggian, 1. Pekerja dilengkapi atau
Penerangan dan luka ringan/berat menggunakan Alat
Stop Kontak Terkelupas, iritasi, Pelingung Diri (APD)
Tergelicir, Terimpa alat dan Alat Pelindung
dan bahan material. Kesehatan (APK) (Safety
Helmet, Masker, Safety
shoes, Sarung Tangan).
2. Memasang jenis rambu
dan semboyan K3-
L sesuai dengan SOP
(Standard Operating
Prosedure)
12 Pekerjaan luka ringan 1. Pekerja dilengkapi atau
Pasang Karpet Terkelupas, iritasi, menggunakan Alat
Tile Tergelicir, Terimpa alat Pelingung Diri (APD)
dan bahan material. dan Alat Pelindung
Kesehatan (APK) (Safety
Helmet, Masker, Safety
shoes, Sarung Tangan)
2. Memasang jenis rambu
dan semboyan K3-
L sesuai dengan SOP
(Standard Operating
Prosedure)
13 Pekerjaan Jatuh dari ketinggian, 1. Pekerja dilengkapi atau
Waterproofing luka ringan/berat menggunakan Alat
Bitumen Terkelupas, iritasi, Pelingung Diri (APD)
Emulsion Tergelicir, Terimpa alat dan Alat Pelindung
dan bahan material. Kesehatan (APK) (Safety
Helmet, Masker, Safety
shoes, Sarung Tangan).
2. Memasang jenis rambu
dan semboyan K3-
L sesuai dengan SOP
(Standard Operating
Prosedure)

2) Pemenuhan perundang – undangan dan persyaratan lainnya.


Daftar peraturan perundang – undangan dan persyaratan lain yang terkait
dengan K3 yang wajib dipunyai dan dipenuhi dalam melaksanaan paket
pekerjaan ini adalah :
a. UU No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja
b. UU No. 23 1992 tentang kesehatan
c. UU No. 18 tahun 1999 tentang jasa konstruksi
d. UU No. 13 Tahun 2003 tentang ketenaga kerjaan
e. Menteri tenaga Kerja RI. Nomor : kep – 51/Men/1999 Tentang Nilai
Ambang batas Faktor Fisika ditempat kerja
f. Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor kep- 187/Men 1999 Tentang
pengendalian bahan kimia berbahaya ditempat kerja
g. Peraturan pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang analisis mengenai
dampak lingkungan.
h. Surat Edaran Dirjen Binawas No. SE.05/BW/1997 Tentang Penggunaan
Alat Pelindung Diri.
i. Peraturan Menteri tenaga Kerja No: PER .05/MEN/1996 tentang sistem
Manajemen kesehatan dan keselamatan kerja.
j. Keputusan presiden No. 22 tahun 1993 tentang penyakit yang timbul
akibat hubungan kerja
k. Keputusan menteri kesehatan Nomor 876/menkes/SK/IX/2001/tentang
pedoman teknis analisis dampak lingkungan
l. Keputusan Mewnteri Kesehatan Nomor 1217/Menkes
SK/IX/2001tentang pedoman penanganan dampak radiasi
m. Keputusan Mewnteri Kesehatan Nomor 315 Menkes/SK/III/2003
tentang komite kesehatan dan keselamatan kerja sektor kesehatan
n. Permen PU No.9 /PRT/M/2008 tentang pedoman sistem manajemen
keselamatan Kerja (SMKK) konstriuksi bidang PU

Sasaran dan Program K3


1 Sasaran K3
Sasaran kesehatan dan keselamatan kerja dilokasi proyek adalah karyawan
dan pekerja yang terlibat langsung dengan peralatan kerja dan material
serta lingkungan sekitarnya. Sasaran yang dituju dalam penerapan k3
adalah:
a. Menghindari adanya kecelakaan kerja
b. Menghindari adanya penyakit akibat kerja
c. Menyediakan lingkungan kerja yang sehat
d. Menghindari terjadinya efek negatif terhadap lingkungan yang
diakibatkan oleh aktifitas kerja
e. Semua karyawan dan pekerja wajib memakai APD yang sesuai bahaya
dan resiko pekerjaannya masing-masing.

2 Program K3
a. Promosi program k3 Promosi program k3 terdiri dari:
1) Pemasangan bendera k3, bendera RI, bendera Perusahaan.
2) Pemasangan sign board k3
3) Slogan-slogan yang mengisyaratkan akan perlunya bekerja dengan
selamat
4) Gambar-gambar pamplet tentang bahaya/kecelakaan yang mungkin
terjadi dilokasi pekerjaan dipasang dikantor proyek atau lokasi
pekerjaan dilapangan.
b. Sarana peralatan untuk K3
- Sarana peralatan untuk K3 terdiri dari :
Yang melekat pada orang, yaitu :
1) Topi helm
2) Sepatu lapangan
3) Sabuk pengaman (untuk pekerja ditempat yang tinggi)
4) Sarung tangan (untuk pekerja tertentu)
5) Masker pengaman untuk gas beracun ( untuk pekerjaan
tertentu)
6) Kacamata las/google
7) Obat-obatan untuk P3K
- Sarana peralatan lingkungan yaitu :
Tabung pemadam kebakaran pada ruang-ruang antara lain:
1) Kantor proyek
2) Gudang bahan bakar
3) Ruang genset
4) Bengkel
5) Gudang bahan peledak
6) Mess karyawan
7) Barak tenaga kerja
8) Gudang material
- Rambu-rambu peringatan
Rambu-rambu peringatan antara lain untuk:
1) Perngatan bahaya dari atas
2) Peringatan bahaya benturan kepala
3) Peringatan bahaya longsoran
4) Peringatan bahaya api/kebakaran
5) Peringatan tersengat listrik
6) Petunjuk ketinggian (untuk bangunan yang lebih tinggi dari 2
(dua) lanta)
7) Petunjuk jalur instalasi listrik kerja sementara
8) Petunjuk batas ketinggian penumpukan material
9) Larangan memasuki area tertentu
10) Larangan membawa bahan-bahan yang berbahaya
11) Petunjuk untuk melapor (Keluar Masuk Proyek)
12) Peringatan untuk memakai alat pengaman kerja
13) Peringatan ada alat/masin yang berbahaya (untuk lokasi
tertentu)
14) Peringatan/larangan masuk lokasi genset/power listrik
(untuk orang tertentu)

Catatan :
Ada pemahaman yang keliru, yaitu menganggap bahwa kalau sudah
memenuhi syarat peralatan K3 berarti sudah memenuhi persayaratan K3
padahal sarana peralatan K3 ini adalah baru sebagian dari sistem kerja K3.
Bekerja dengan K3 yang benar adalah bila memenuhi 3 hal sebagai berikut:
1 Orangnya
Orangnya (pengawas dan tenaga kerja) punya sikap kerja yang benar
yaitu:
a. Punya pengetahuan dan keterampilan K3
b. Berperilaku sesuai ketentuan K3
c. Sehat jasmani dan rohani.
2 Mesin/alat kerja serta sarana peralatan K3 sesuai ketentuan.
3 Lingkungan kerja sesuai ketentuan
Lingkungan kerja meliputi :
a. Lay out planning (perencanaan tata letak)
b. Huose keeping (pemeliharaan alat-alat rumah tangga)
c. Penerangan dan ventilasi
4 Penataan lingkungan
5 Lay out planning (perencanaan tata letak)
Perencanaan tata letak harus diatur sedemikian rupa sehingga orang dan
alat yang akan bekerja tidak saling terganggu justru saling mendukung
sehingga dapat dicapai pelaksanaan dengan produktivitas tinggi dan
aman.
Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan tata letak yaitu :
a. Dimensi (ukuran), posisi, elevasi (ketinggian);
b. Gerakan manusia dan alat;
c. Suara (kebisingan);
d. Getaran;
e. Cahaya dan situasi udara.
House keeping kebersihan dan kerapian tempat kerja merupakan syarat K3
Sarana kebersihan dan kerapihan untuk program K3 terdiri atas :
a. Penyediaan air bersih yang cukup;
b. Penyediaan toilet/Wc yang bersih;
c. Penyediaan musholah yang bersih dan terawat;
d. Penyediaan toilet/Wc untuk pekerja proyek;
e. Penyediaan bak-bak sampah pada lokasi yang diperlukan;
f. Pebuatan saluran pembuangan limbah
g. Pembersihan sampah secara teratur;
h. Kerapian penempatan alat-alat kerja dilapangan setelah dipakai (concrete
Vibratory, lampu-lampu penerangan dll).

RANGKUMAN SPESIFIKASI TEKNIS


PEKERJAAN RENOVASI AUDITORIUM MADIDIHANG
POLITEKNIK AHLI USAHA PERIKANAN

NO ITEM URAIAN MEREK


PEKERJAAN
1 PEKERJAAN Spesifikasi : Seven /
ALUMINIUM  Aluminium Composite tebal ALUCOMP
COMPOSITE 4 mm (Geasindo)
 Rangka hollow 40x40
2 PEKERJAAN Spesifikasi : ALEXINDO,
PLAFOUND /  Rangka hollow 40x40 ALCAN, JAYA
LANGIT-LANGIT  Bahan PVC BOARD/
ELEPHANT
Setara
3 PEKERJAAN Spesifikasi : Setara Dulux,
PENGECATAN  Cat interior : menggunakan mowilex, jotun
cat jenis emulsion dan SEIVE
 Cat eksterior :
menggunakan cat jenis
wheathershield
 Pengecatan dilakukan 3
lapis
4 PEKERJAAN Spesifikasi : ESSENZA /
PELAPIS LANTAI  Granite Homogenous Tile GRANITO/
GRANITE ukuran 60 x 60 cm pada NIRO GRANITE
HOMOGENEUS lantai ruangan koridor, dan atau setara
selasar
 Granite Homogenous Tile
ukuran 40 x 40 cm pada
lantai KM/WC
 Ketebalan 0,8 – 10 mm
5 PEKERJAAN Spesifikasi :
PELAPIS  Batu alam andesit bakar
DINDING WCP polos dengan permukaan
kasar
6 PEKERJAAN Spesifikasi : setara
INTERIOR  Multiplek 9mm WINSTON/GRA
 HPL uk. 1,2x2,4 SMERINO/AIC
A Setara
7. PEKERJAAN Spesifikasi : ALEXINDOALC
KUSEN, PINTU  Lebar Profil : 10 cm AN, Intalan
DAN JENDELA  Tebal Profil : 1.20 mm atau setara.
ALUMINIUM
8. INSTALASI Spesifikasi : Kabel Metal,
LISTRIK  Panel-panel penerangan, Supreme,
Panel-panel tenaga dan Kabelindo
Panel Distribusi Utama ( Setara
PDTR, MDB )Tebal 4mm
 Pengadaan dan
pemasangan peralatan
kontrol berikut panelnya
serta Transformator.
 Grounding.
9. PEKERJAAN Spesifikasi : GRC board
PLUMBING  pipa Galvanized Iron Pipe
Medium Class, British
standard 1387
 pipa PVC klas AW (10
kg/cm²).
10. PEKERJAAN Spesifikasi : WINSTON/GRA
DINDING  Multiplek 9mm SMERINO/AIC
MULTIPLEK  HPL uk. 1,2x2,4 A Setara
LAPIS HPL  Rangka Holou Galvanis
ukuran 4x4 cm tebal 1,5
mm
11. PEKERJAAN Spesifikasi : Kabel Metal,
PENERANGAN  Kabel 3x2,5mm Supreme,
DAN STOP  Kabel 2x1,5 mm² Kabelindo.
KONTAK  Stop Kontak dan Saklar dan stop
gridswith/sakalar kontak merk
Clipsal, Broco,
Panasonic

12 PEKERJAAN Spesifikasi : Gravity, Setara


PASANG KARPET  Ukuran 50x50 Cm
TILE/VINYL
13 PEKERJAAN Spesifikasi : Sell Bitumen
WATERPROOFIN  Coating NO.05, setara
G BITUMEN
EMULSION
14 SMKK Pemenuhan standar keamanan,
keselamatan, kesehatan dan
keberlanjutan yang menjamin
keselamatan keteknikan
konstruksi, keselamatan dan
kesehatan tenaga kerja,
keselamatan publik dan
lingkungan.
BAB V
GEDUNG VIP
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN STRUKTUR

PEKERJAAN ACP / COMPOSIT PANEL


PASAL 1 : PEKERJAAN PEMASANGAN ALUMUNIUM COMPOSITE

Lingkup Pekerjaan
a. Bahan ACP
- Bahan : Aluminium Composite
- Tebal : 4 mm
- Berat : 5-6kg/m2
- Bending strength : 45 – 60 kg/ 4mm
- Heat Deformation : 200 derajatCelcius
- Sound Insulation : 24 – 39 dB
- Finished : Flourocarbond factory finished
- Warna : lihatgambar / sesuai approval.
- Aluminium skin thickness : 0,3mm
- Aluminium alloy : 3003
- Coating type : PVDF khusus eksterior
- Rangka : Hollow Alumunium 40x40

Penyedia tenaga kerja, bahan, peralatan, pengangkutan dan pelayanan yang


diperlukan untuk melaksanakan membuat kontruksi rangka dan pemasangan
panel composit sesuai ketentuan perencanaan dan pemasangan dilapangan.
Pemborong harus mempersiapkan dan membuat gambar kerja yang lengkap,
draft material dan sambungan dari komponen – komponen yang sebelum
dilaksanakan harus diperiksa dan disetujui oleh pengawas.

Spesifikasi Bahan dan Persyaratannya


Bahan yang digunakan adalah Alumunium composit merk seven / ALUCOMP
(Geasindo) uk 1220mm x 2440mm x 4mm. Warna mengikuti gambar kerja
bending strength 132 Mpa sound insulation 0 – 3 dB Finished PVdF coating
Sebelum pemasangan, Kontraktor Pelaksana wajib menyerahkan shop drawing
dan contoh bahan kepada Perencana dan Pengawas kemudian mendapatkan
pengesahan dari Pemberi Tugas. Bila ditemukan spesifikasi berbeda dari
ketentuan ini, maka Pengawas/Perencana/Pemberi Tugas berhak menolaknya
dan Kontraktor Pelaksana wajib segera mengganti sesuai spesifikasi.

Teknis Pelaksanaan
a. Pemasangan dilakukan oleh tenaga ahli yang khusus dalam pekerjaan ini
dengan menunjukkan surat keterangan referensi pekerjaan-pekerjaan yang
pernah dikerjakan kepada Direksi Lapangan untuk mendapatkan
persetujuan.
b. Untuk pemasangan rangka harus dipasang dahulu besi siku dengan posisi
seperti pada gambar kerja sebagai dasar rangka panel.
c. Untuk mengikat besi siku dengan dinding, digunakan dinabolt Ø 10mm yang
sebelumnya sudah di bor. Jarak antara dinabolt bisa dilihat pada gambar
kerja.
d. Setelah itu pasang rangka alumunium 38 x 38 untuk landasan panel
composit disetelah rangka besi siku dengan posisi dan jarak disesuaikan
dengan gambar kerja. Rangka – rangka pada panel composit harus diperiksa
dengan teliti, tegak lurus dan terpasang pada posisinya.
e. Setelah semua rangka sudah benar dipasang, siapkan panel composit yang
sudah diukur dan dipotong sesuai ukuran pada gambar kerja. Untuk
penyambungannya menggunakan rivet pada sisi depan rangka alumunium.
f. Setelah pemasangan dilakukan penutupan celah antara panel dengan bahan
caulking dan sealant hingga rapat dan tidak bocor sesuai dengan gambar
kerja. Untuk pengisi celah antar sambungan panel agar padat di beri selang
Ø ½ inchi sepanjang celah tadi.
g. Kontraktor harus dapat menyertakan jaminan mutu selama 10 tahun dari
PPG Factory terhadap warna dan kualitas aluminium berupa Sertifikat
Jaminan sesuai dengan volume yang dibutuhkan.
h. Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab penuh atas ketetapan pedoman
tersebut di atas.

PEKERJAAN PLAFOND
PASAL 1 : PEKERJAAN PEMASANGAN RANGKA DAN PENUTUP LANGIT-
LANGIT

Lingkup Pekerjaan
Meliputi pemasangan rangka penguat dan pekerjaan pemasangan penutup
langit-langit. Termasuk penyediaan bahan, tenaga pekerja, pelaksanaan
pekerjaan dan perapihan sesuai dengan gambar kerja.

Spesifikasi Bahan dan Persyaratannya


1. Rangka Plafond
a) Rangka plafond ruangan menggunakan hollou galvanis 2/4 + 4/4 cm,
seperti tertera dalam gambar setara ALEXINDO atau ALCAN.
b) Rangka Plafond selasar menggunakan rangka hollou galvanis 2/4 + 4/4
cm, seperti tertera dalam gambar setara ALEXINDO atau ALCAN.
c) Rangka Plafond KM/WC menggunakan rangka hollou galvanis 2/4 + 4/4
cm, seperti tertera dalam gambar setara ALEXINDO atau ALCAN.
d) Dipakai baja atau gesper metal penggantung yang dapat distel agar
seluruh sistem langit – langit dapat tetap rata permukaannya, setelah
sistem – sitem lainnya ikut terpasang (mekanikal, elektrikal) dan
sebagainya.
e) Rangka langit – langit menggunakan besi hollow 4x4 cm tebal 0,9 mm
dengan finishing cat zincromate. Rangka hollow dipasang dengan
modular 60 x 60 untuk plafond datar sedangkan untuk drop ceilling
mengikuti gambar kerja.
f) Semua bahan menggunakan kualitas yang terbaik.
Teknis Pelaksanaan
a. Sebelum Pelaksanaan, Kontraktor harus memberikan contoh / bahan
penutup langit – langit dan harus mendapat persetujuan konsultan
perencana, pengawas dan pemberi tugas.
b. Rangka harus dipasang pada beton diatasnya dengan menggunakan ram set
dan terpasang kuat pada plat beton atau tulangan.
c. Batang – batang hollow untuk rangka langit – langit rata sesuai ukuran yang
telah ditentukan. Batang hollow yang dipasang di pasangan bata harus
difiser masuk dalam tembok sedalam 5 cm. Pada sambungan antar modul
dilas dan di sekru dan sebagiannya yang telah diseleksi dengan baik, lurus,
rata, tidak ada bagian yang bengkok atau melengkung, atau cacat lainnya
dan sudah disetujui konsultan pengawas.

d. Jarak maksimal antar rangka adalah 60cm.


e. Pemasangan harus rata, jika ada yang cacat atau retak – retak tidak boleh
digunakan dan harus disingkirkan dari lapangan pekerjaan, Rangka langit
langit dipasang tidak lebih besar dari 60 x 60 cm.
f. Sebelum memulai pemasangan, Kontraktor Pelaksana harus menyediakan
atau menentukan bench mark sebagai pedoman ketinggian peil plafond sesuai
gambar rencana dan disetujui oleh Pengawas.
g. Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab penuh atas ketetapan pedoman
tersebut di atas.

PASAL 2 : PEKERJAAN PEMASANGAN PENUTUP LANGIT-LANGIT

Lingkup Pekerjaan
Meliputi pemasangan penutup langit-langit/plafond termasuk penyediaan
bahan, tenaga pekerja, pelaksanaan pekerjaan dan perapihan.

Spesifikasi Bahan danPersyaratannya


Penutup Plafond
a) Penutup plafond ruangan menggunakan gypsum board dengan tebal 9
mm,seperti tertera pada gambar kerja, setara JAYA BOARD / ELEPHANT.
b) Penutup plafond pada Gedung VIP menggunakan gypsum board dengan
tebal 9 mm, seperti tertera pada gambar dan multiplex 9 mm + triplek 4 mm
finishing HPL setara produksi WINSTON / GRASMERINO / AIC.
c) Plafond overstek menggunakan GRC dengan tebal 4 mm, setara JAYA
BOARD / ELEPHANT sesuai gambar kerja.
d) Plafond kamar mandi (toilet) memakai GRC dengan tebal 4 mm setara JAYA
BOARD / ELEPHANT sesuai gambar kerja.
e) Semua bahan menggunakan dari kualitas yang terbaik.

Teknis Pelaksanaan
a) Panel yang akan dipasang harus bebas dari cacat dan/atau kerusakan.
b) Pemasangan harus lurus, rata air dan rapi.
c) Sebelum memulai pemasangan, Kontraktor Pelaksana harus
menyediakan atau menentukan bench mark sebagai pedoman
ketinggian peil plafond sesuai gambar rencana dan disetujui oleh
Pengawas.
d) Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab penuh atas ketetapan pedoman
tersebut di atas.

PASAL 3 : PEKERJAAN PEMASANGAN LIST LANGIT-LANGIT

Lingkup Pekerjaan
Meliputi pemasangan list plafond sepanjang pertemuan dinding dengan
penutup langit-langit termasuk dinding-dinding partisi dan kolom sesuai
gambar rencana. Terkait juga dengan penyediaan bahan, tenaga pekerja,
pelaksanaan pekerjaan dan perapihan.

Spesifikasi Bahan dan Persyaratannya


a. Bahan yang dipakai pada pekerjaan ini adalah papan kalsiboard dan
gypsum produk JAYA BOARD atau setara.

b. Rangka plafond menggunakan rangka hollow 40 x 40 mm dan 20 x 40


mm dengan ketebalan 0,7 mm
c. Bahan list plafond dari gypsum uk 70 x 70
d. Semua bahan menggunakan kualitas yang terbaik.

Teknis Pelaksanaan
a. Sebelum memulai pemasangan, Kontraktor Pelaksana harus menyediakan
atau menentukan bench mark sebagai pedoman ketinggian peil plafond
sesuai gambar rencana dan disetujui oleh Pengawas.
b. Pelaksanaan langit-langit dapat dilaksanakan setelah dudukan untuk
alat penggantung/pengait rangka plafond telah selesai dikerjakan dan
tertutup dengan atap atau dak beton. Konstruksi rangka plafond dalam satu
ruang telah selesai dilaksanakan baru penutup atau lembaran plafond
dapat dipasangkan.
c. Pemasangan rangka plafond ditimbang rata air untuk mendapatkan
permukaan plafond yang rata air.
d. Jarak antara paku atau sekrup minimal 10 mm dan maksimal 16 mm.
dipinggir bahan penutup pada setiap rangkaian rangka plafondnya.
Sambungan antara lembaran plafond yang terpasang serapat mungkin lalu
dilapisi dengan base bond dan paper tape dari produk yang sama dengan
papan penutup langit-langit.
e. Pemasangan list plafond di pasang pada setiap permukaan antara
dinding dan plafond dengan cara pemasangan menggunakan paku atau
sekrup.
f. Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab penuh atas ketetapan pedoman
tersebut di atas.
g. Setelah pemasangan, dilakukan pengecatan dengan ketentuan sesuai
SNI.
PEKERJAAN PENGECATAN

Lingkup Pekerjaan
Meliputi semua pekerjaan pengecatan sisi dalam (interior) bangunan, termasuk
langit-langit dan pelengkapan bangunan lainnya. Terkait juga akan penyediaan
material, tenaga serta perlengkapan pendukung lain demi mendapatkan hasil
kerja yang baik, benar dan sesuai perencanaan.
Spesifikasi Bahan
a. Cat interior menggunakan cat dengan spesifikasi khusus interior, type
emulsion, merk vinilex, catylac, atau setara, dengan warna menyesuaikan
dengan permintaan Pemberi Tugas.
b. Cat exterior menggunakan cat dengan spesifikasi khusus exterior, type
weathershield dengan merk Dulux ICI, catylac exterior, dan setara, dengan
warna menyesuaikan dengan permintaan Pemberi Tugas.

Persyaratan Teknis
a. Semua pekerjaan mengacu pada standar : NI-3, NI-4. Produk yang digunakan
harus diproduksi oleh perusahaan yang memiliki reputasi baik dan
pengalaman yang sukses.

b. Produk cat yang digunakan adalah cat setara produk Dulux Weathershield
untuk cat eksterior dan setara Dulux untuk cat bidang interior termasuk
langit-langit. Kriteria cat adalah sebagai berikut;
1) Cat interior : menggunakan cat jenis emulsion
2) Cat eksterior : menggunakan cat jenis wheathershield
Pengecatan dilakukan tiga (3) lapis.
c. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan sample/mock-up sedikitnya seluas
2 m2 baik untuk pengecatan interior maupun eksterior segera sebelum
pelaksanaan, untuk tujuan- tujuan testing, sample harus disimpan dalam
kondisi aman danutuh.
d. Kontraktor Pelaksana harus menunjukkan contoh cat yang akan digunakan
sebelum pekerjaan dimulai dan mendapatkan persetujuan dari
Pengawas,Perencana serta pengesahan oleh Pemberi Tugas.
e. Contoh kemasan harus diperlihatkan kepada Pengawas/Perencana dan
semua cat yang digunakan harus sesuai dengan sample yang disetujui dan
disuplai dalam kemasan asli dari pabrik.
f. Produk dikirim dalam keadaan tertutup dan terkemas dari pabrik, tanpa
cacat, pecah.
g. Simpan semua kemasan diatas peninggian lantai dan tempat yang kering.
h. Setelah pekerjaan selesai, kontraktor harus mengirim extra stock sebanyak
5% dari tiap- tiap warna, tipe, dan keterangan- keterangan cat yang
digunakan dalam bekerja. Pengemasan harus tertutup rapat dan tertera jelas
label dengan isi dan lokasi digunakan. Tidak ada extra pembayaran terhadap
extra stock ini.
Teknis Pelaksanaan
a. Sebelum pekerjaan pengecatan dimulai yaitu setelah dinding batu bata
diplester dan diaci dengan baik, dinding harus ditunggu sampai betul-betul
kering sekurang-kurangnya 2 (dua) minggu (untuk memperoleh hasil
pengecatan yangbaik).
b. Setelah dinding bata tersebut kering, dinding lalu dibersihkan dan lubang-
lubang pada dinding diisi dan diratakan seluruhnya dengan plamur /filler.
c. Setelah plamur / filler kering, permukaan dinding lalu diamplas hingga
halus, licin dan rata, kemudian dibersihkan debunya.
d. Setelah itu dimulai pemberian lapisan-lapisan cat alkali resistance sealer (1
lapis) kemudian baru diadakan pengecatan lapis berikutnya sesuai dengan
petunjukpabriknya
e. Pengecatan dilakukan tiga (3) lapis atau sampai kondisi sempurna dan
disetujui oleh Pengawas, Perencana dan Pemberi Tugas.
f. Apabila terdapat retak-retak pada bidang cat harus diperbaiki dengan
plamur, diamplas kemudian dicat kembali sampaibaik.
g. Pemborong harus menyediakan cat cadangan (extra stock) untuk keperluan
maintenance dan diserahkan kepada Pemberi Tugas.
h. Semua cat harus diterapkan dengan metode yang benar dan dengan
campuran yang baik selama pengecatan. Pengecatan harus memberikan
bagian yang rata. Interval masa 4 hari harus diberikan diantara aplikasi
pengecatan atau sesuai petunjuk tertulis daripabrik.
i. Lembaran pembersih dengan jumlah yang cukup harus selalu ada ditangan
selama proses pengecatan.
j. Tidak boleh ada cat yang diterapkan dan menjadi terkondensasi atau lembab
secara struktural pada permukaan, debu atau bahan-bahan lain sebelum
aplikasipengecatan.
k. Tidak boleh ada bagian eksterior atau cat yang terekspose terbawa oleh
kondisi cuaca yang merugikan seperti temperatur yang ekstrern, hujan,
angin, dan lain-lain.
Pada pengecatan langit-langit, siapkan dan lakukan 1 lapisan Plaster Cement
Base untuk sambungan-sambungan dan finishing cat minimum 3 lapisan.
Sebelum pengecatan dimulai permukaan, sambungan-sambungan, kepala-
kepala paku, sisi-sisi dan pojok-pojok harus diberi Plaster Cement Base
sehingga menjadi rata dan halus. Setelah itu berilah paper tape pada tengah-
tengah sambungan sehingga menutup bagian base cement tadi. Biarkan base
cement mengering paling tidak dalam 1 jam sebelumdilakukan pengecatan.
Lakukan pengecatan dan bila masih belum rata permukaannya lakukan
cara-cara diatas sampai 3 kali.

PEKERJAAN GRANIT TILE LANTAI DAN DINDING


PASAL 1 : PEKERJAAN GRANIT TILE UNTUK LANTAI

Lingkup Pekerjaan
Meliputi pemasangan granit/homogeneous tile sebagai finishing pekerjaan
lantai. Mencakup lantai ruangan-ruangan toilet Gedung VIP. Terkait juga
dengan penyediaan bahan, tenaga pekerja, pelaksanaan pekerjaan dan
perapihan, serta pembuatan mock up. Pemasangan lantai keramik ini dipasang
pada seluruh detail yang disebutkan dalam gambar, berikut step – nosing
tangga.

Spesifikasi Bahan dan Persyaratannya


a. Jenis Homogeneous Tile, keramik ukuran 30 x 30, 30 x 60, 60 x 60, Cm.
b. Daya serap 1 %.
c. Kekerasan minimum 6 skala Mohs.
d. Kekuatan tekan minimum 900 kb per cm²
e. Daya tahan lengkung minimum 350 kg / cm².
f. Mutu : Tingkat satu, Extruded Single Firing tahan asam dan basa.
g. Chemical Resistance : Konsiten terhadap PVBB 1970 (NI-3) pasal 33 D ayat
17 – 23.
h. Bahan Pengisi : MU 408
i. Bahan Perekat : MU 450

Teknis Pelaksanaan
a) Sebelum pelaksanaan, Kontraktor Pelaksana wajib meneliti dan mengukur
level peil lantai dan kemiringannya, sesuai gambar rencana.
b) Kontraktor Pelaksana wajib menyiapkan gambar-gambar shop drawing
terkait lantai dan telah disetujui oleh Perencana serta Pengawas untuk
mendapatkan pengesahan dari PemberiTugas.
c) Homogenious tile yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak cacat
dan bernoda.
d) Pelaksanaan pekerjaan ini dapat dimulai setelah semua pekerjaan dinding
dan langit-langit selesai dikerjakan dan telah disetujui oleh Pengawas.
e) Untuk lantai dasar, pekerjaan pemadatan tanah, pengujiannya dan
pekerjaan vapour-barier serta rabat beton harus sudah selesai dikerjakan.
f) Alas dari lantai homogenious tile di atas plat beton struktur adalah
lantai screed MU-440 dengan ketebalan minimal 2-3 cm atau lebih sesuai
dengan gambar. Lapisan waterproofing harus dilakukan pada area-area
basah (toilet,janitor,dsb) dan harus sudah selesai sempurna sebelum
memulai pekerjaan pemasangan lantai.
g) Kontraktor Pelaksana wajib memberikan contoh material terlebih dahulu
sebelum melaksanakan pekerjaan. Contoh tersebut harus mendapat
persetujuan Perencana, Pengawas dan mendapat pengesahan dari Pemberi
Tugas.
h) Pembersihan harus dilakukan terlebih dahulu pada area yang hendak
dilakukan pemasangan keramik.
i) Pemasangan lantai harus rata air dan nat yang terjadi harus saling tegak
lurus dengan maksimum jarak nat yang terjadi adalah 2 mm, untuk
selanjutnya nat diisi dengan bahan pengisi yang telah ditentukan, secara
penuh, rata dan tidak boleh berongga/keropos.
j) Pemotongan keramik/granit harus dilakukan dengan alat masinal yang baik
dan mampu menghasilkan potongan yang presisi, lurus dan rapi.
k) Untuk mencegah terjadinya keretakan akibat pengembangan, maka pada
beberapa bagian harus disediakan alur – alur expansion (expansion joint).
Alur – alur expansion ini harus diisi dengan bahan yang elastis / sealant
dan mendapat persetujuan pengawas.
l) Permukaan yang sudah selesai dipasang harus segera dibersihkan dari sisa
bahan perekat dan pengisi nat kemudian dijaga kebersihan dan
keawetannya dengan menutup permukaan menggunakan bahan-bahan
yang bersifat lunak seperti ; kardus, plastik, dan lain sebagainya.
m) Hasil akhir pekerjaan harus mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas
untuk dapat di kalim selesai sempurna.
- Isi nat dengan semen khusus nat. Nat dibuat rata, jangan cekung dan
segera bersihkan sisa-sisa pengisi nat setelah selesai.

PASAL 2 : PEKERJAAN GRANIT TILE UNTUK DINDING

Lingkup Pekerjaan
Meliputi pemasangan granit/homogeneous tile sebagai finishing pekerjaan
dinding. Mencakup lantai ruangan-ruangan Gedung VIP. Terkait juga dengan
penyediaan bahan, tenaga pekerja, pelaksanaan pekerjaan, perapihan serta
pembuatan mock up.
Spesifikasi Bahan dan Persyaratannya
Dinding kamar mandi, menggunakan material Granit tile 60x60 polished type
GMT 02 merk Niro Granit atau Roman.

Teknis Pelaksanaan
a. Kontraktor Pelaksana wajib menyiapkan gambar-gambar shop drawing dan
telah disetujui oleh Perencana serta Pengawas untuk mendapatkan
pengesahan dari PemberiTugas.
b. Kontraktor Pelaksana wajib memberikan contoh material terlebih dahulu
sebelum melaksanakan pekerjaan. Contoh tersebut harus mendapat
persetujuan Perencana, Pengawas dan mendapat pengesahan dari Pemberi
Tugas.
c. Pemasangan pada dinding harus rata air dan nat yang terjadi harus saling
tegak lurus dengan jarak nat yang terjadi maksimal adalah 3 mm, untuk
selanjutnya nat diisi dengan bahan pengisi yang telah ditentukan, secara
penuh, rata dan tidak boleh berongga/keropos. Warna nat sesuai warna
keramik.
d. Pemotongan granit tile harus menggunakan alat masinal yang baik dan
mampu menghasilkan potongan yang presisi, lurus dan rapi.
e. Keramik yang gagal potong sehingga retak, pecah atau rusak tidak boleh
digunakan.
f. Permukaan yang sudah selesai dipasang harus segera dibersihkan dari
sisa bahan perekat dan pengisi nat kemudian dijaga kebersihannya.
g. Hasil akhir pekerjaan harus mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas
untuk dapat diklaim selesai sempurna.

PEKERJAAN SANITARY FIXTURES

Lingkup Pekerjaan
Meliputi penyediaan bahan-bahan, tenaga kerja dan peralatan untuk
melakukan pekerjaan pemasangan perlengkapan sanitary pada toilet, pantry
dan tempat-tempat lain sesuai yang tertera pada gambar rencana.

Spesifikasi Bahan dan Persyaratannya


Syarat material yang digunakan adalah produk American Standart atau setara,
merupakan produk yang baru/bukan bekas, dan tidak terdapat cacat.
Spesifikasi material adalah sebagai berikut ;

- Kloset duduk :Type Newton American Standart atau TOTO


- Floordrain : Stainles steel American Standart ata TOTO
- Kran dinding : American Standart TP 0009 Wall tap atau TOTO
- Jetwasher : Full stainless steel American Standart atau TOTO
- Wastafel : American Standart atau TOTO
- Urinoir : Type CUW01000-1CACTTI4B American Standart / TOTO
Sekat Urinoir : American Standart atau TOTO
- Kran Wastafel : Type Loft Basin Mono American Standart atau TOTO

Teknis Pelaksanaan
a. Pelaksana harus mendapat persetujuan mengenai cara, waktu dan tempat
pemasangan perlengkapan Sanitair.
b. Setiap pekerjaan pemasangan Fixtures harus memperhatikan hal-hal yang
berhubungan dengan pekerjaan instalasi mekanikal dan elektrikal.
c. Sebelum pemasangan dimulai, Pelaksana harus menyesuaikan
barang/material dengan gambar rencana dan meminta persetujuan dari
Perencana, Pengawas dan disahkan oleh pemberi tugas.
d. Kontraktor Pelaksana agar menunjukkan contoh material yang akan
digunakan sebelm pemasangan dan mendapat persetujuan Perencana,
Pengawas serta pengesahan dari Pemberi Tugas.
e. Semua pemasangan harus sesuai petunjuk pabrik pembuat material
bersangkutan.
f. Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab terhadap material yang telah
dipasang. Kerusakan yang terjadi setelah pemasangan harus diganti serupa
material semula dan biaya atas tanggungan Kontraktor Pelaksana sendiri.
PEKERJAAN WATERPROOFING BITUMEN EMULSION

Lingkup Pekerjaan
Meliputi penyediaan bahan-bahan, tenaga kerja dan peralatan untuk
melakukan pekerjaan pemasangan waterproofing coating. Bagian yang di
waterproofing meliputi plat atap, ruang tangki air, dan overstek dak beton.
Toilet, janitor, spoel hoek, ruang tangki air dan daerah basah lainnya. Ground
reservior tank dan bagian lain yang masuk dalam rencana gambar.

Spesifikasi bahan
a. Anti BOCOR, bisa diaplikan untuk talang, atap seng, dapur, kamar mandi,
struktur beton, perahu, kapal ikan dll
b. Menjaga Dinding agar tidak lembab dan lantai dasar selalu kering.
c. Melapisi tangki air.
d. Pasangan pada melmen Bakar waterproofing.
e. Mencegah Karat pada bagian bawah, struktur besi dan struktur atap dari
kendaraan bermotor.
f. Sebagai Bitumen perlindungan terhadap akar.

Syarat pelaksanaan waterproofing coating


a. Pekerjaan waterproofing dilakukan dapat dilakukan sebelum permukaannya
di finish. Atau sudah dibersihkan dari kotoran dan debu.
b. Membuat pinggulan pada bagian tertentu seperti permukaan lantai dengan
dinding dan di plester atau di aci pada bagian dinding yang naik ± 20 cm.
c. Tutup bagian yang berlubang dan membuat lapisan pada bagian yang tidak
sama tinggi.
d. Cek permukaan lantai dan dinding secara keseluruhan. Jika terdapat
lumpur, lumut, minyak, oli dan lain-lain segera bersihkan.
e. Semua instalasi pipa harus sudah terpasang dan diproteksi (grouting).
f. Kikis permukaan lantai dan dinding yang terlihat keropos dengan pahan
beton atau kape scrabe.
g. Bersihkan dan cuci permukaan dengan sikat kawat dan air bersih.
h. Pekerjaan waterproofing bisa segera dilakukan dengan kuas atau roll.
i. Setelah diberi lapisan pertama, berikan lapisan kain kassa dan lapisi
kembali dengan waterproofing coating.
j. Ketinggian waterproofing coating untuk area dinding minimal 20 cm dari
permukaan lantai.
k. Produk waterproofing tidak boleh dipasang pada suhu dibawah 5ºC
l. Protection waterproofing harus secepat mungkin dilndungi dengan
menggunakan servipack protection board atau screed dengan teba minimum
25 mm atau dengan pasangan dinding bata.
m. Kontraktor diwajibkan melakukan percobaan / pengetesan terhadap hasil
pekerjaan. Kalau terjadi kerusakan pada waktu pekerjaan ini kontraktor
harus segera memperbaiki, mengganti sampai dinyatakan dapat diterima
oleh owner.
n. Setelah pengerjaan waterproofing ini selesai, kontraktor harus mengadakan
pengetesan selama 3 hari berturut turut dengan tidak ada kebocoran sedikit
pun kemudian baru ditutup dengan lapisan screeding dengan ketebalan
minimal 5 cm sebagai proteksi dari ultra violet dan aus karena gesekan.
Kontraktor juga diwajibkan melakukan test tambahan setelah penutup
waterproofing dikerjakan untuk lebih meyakinkan bahwa daerah tersebut
sudah terbebas dari rembes / bocor.

PEKERJAAN BATU ALAM

Lingkup Pekerjaan
Pemesanan dan pemasangan Batu Alam pada daerah yang dijelaskan pada
gambar.

Spesifikasi Bahan dan Persyaratannya


a. Bahan yang dipakai adalah batu Andesit, Batu Granit, Batu Palimanan,
Batu Candi dan Batu Salagedang dengan pola dan dimensi sesuai yang
ditentukan dalam gambar. Naad yang digunakan berbahan semen warna
abu – abu atau sesuai dengan warna batu alam.
b. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus memberikan material
contoh untuk disetujui oleh konsultan perencana / owner.
c. Semen yang digunakan harus memenuhi syarat NI-8 tipe I menurut ASTM
atau S-400. Jenis semen yang dipilih dari produk semen tiga roda, gresik
atau setara yang disetujui konsultan perencana / owner. Penyimpanan
harus ditempat yang kering dan rapat air terangkat dari tanah.
d. Pasir dipilih dari jenis pasir pasang yang kasar, tajam, bersih dan bebas dari
tanah liat / lumpur / campuran lain. Pasir ini harus mempunyai gradasi
ukuran dan bentuk yang sama sesuai persyaratan NI-3 pasal I, dan NI-2.
e. Air yang digunakan harus bersih dan bebas dari bahan minyak, bahan
organik, garam asam alkali.
f. Semua material sebelum dipakai harus mendapat persetujuan konsultan
perencana.

Teknis Pelaksanaan
a. Bersihkan permukaan dinding dari kotoran dan minyak. Dinding sudah
harus diplaster atau merupakan dinding beton. Jika permukaan dinding
sudah diaci / dicat, maka permukaan dinding harus dikerik terlebih dahulu
sebanyak mungkin.
b. Adukan pasangan cukup semen dan WBM yang dibuat menjadi pesta. Tiap
M² diperlukan 3 kg semen PC dan 0,75 liter WBM.
c. Tarik garis horisontal untuk membantu rapinya pemasangan.
d. Batu mudah dipotong sesuai dengan rencana bentuk dengan mesin potong
keramik.
e. Tiap batu dipasang satu persatu dengan adukan perekat yang dianjurkan.
f. Setelah pemasangan batu, permukaan batu dibersihkan dari debu dan
serpihan kemudian dicoating efek doof sehingga merata. Coating harus
dilakukan pada batu yang benar – benar kering dan bersih.
g. Batu dan pinggiran nat dibersihkan dari sisa-sisa pengecoran hingga bersih
dengan menggunakan sikat nilon.
h. Perawatan khusus perlu dilakukan dengan melakukan coating berkala
setiap 6 bulan sekali dan bersihkan debu – debu yeng melekat dengan
vacume cleaner secara teratur . jika batu berlumut, bersihkan dengan sikat
kawat dan air deterjen secara berkala, dan lakukan coating ulang setelah
penyikatan. Jika bernoda hitam, bersihkan dengan amplas atau gerinda.

PEKERJAAN PASANG KARPET TILE / VINYL

Lingkup Pekerjaan
Meliputi pengadaan material, pekerjan, pemasangan, perapihan dan
penyelesaian pekerjaan pasang karpet di Gedung VIP.

Spesifikasi Bahan dan Persyaratannya


Lantai karpet Tile :
a. Konstruksi : Multi Level Scroll
b. Fiber : Camfin PP
c. Pile height : 4-5 mm
d. Total height : 7-8 mm
e. Pile weight : 600 gr/m2
f. Primary backing : Non Woven Lutrador
g. Secondary Backing : PVC + Fiber Glass
h. Warna dan pola : ditentukan kemudian
i. Merk : Setara Gravity

Teknis Pelaksanaan
a. Kontraktor Pelaksana wajib menyiapkan gambar-gambar shop drawing dan
telah disetujui oleh Perencana serta Pengawas untuk mendapatkan
pengesahan dari PemberiTugas.
b. Kontraktor Pelaksana wajib memberikan contoh material terlebih dahulu
sebelum melaksanakan pekerjaan. Contoh tersebut harus mendapat
persetujuan Perencana, Pengawas dan mendapat pengesahan dari Pemberi
Tugas.
c. Pemasangan pada lantai harus rata, oleh karena itu permukaan yang akan
dipasang karpet harus dilot terlebih dahulu menghindari ada bagian yang
cekung
d. Sebelum pemasangan karpet, didahulukan dengan pemasangan underlayer
e. Jika ada sambungan, usahakan sambungan tidak terlihat untuk menjaga
estetika
f. Hasil akhir pekerjaan harus mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas.

PEKERJAAN PARTISI GYPSUM

Lingkup Pekerjaan
Meliputi pemasangan rangka penguat dan pekerjaan pemasangan penutup
dinding dengan gypsumboard rangka metal stud / jayaboard dilapis rockwool
untuk peredam suara. Termasuk penyediaan bahan, tenaga pekerja,
pelaksanaan pekerjaan dan perapihan. Pekerjaan ini harus sesuai dalam
gambar dan atas petunjuk konsultan pengawas. Rangka yang digunakan adalah
rangka Boral Metal System (BMSys) yang memproduksi rangkaian sysem
dinding partisi rangka metal secara menyeluruh. Termasuk sysem partisi ringan
(non load bearing) dan system partisi pemikul beban (load bearing). Beberapa
komponen BMS, termasuk wall stud dan wall track diperkuat dengan
menggunakan lekukan.

Spesifikasi Bahan dan Persyaratannya


1. Gypsum Board yang dipakai adalah merk Jaya Board dengan ketebalan 12
mm. Finishing gypsum dicat sesuai dengan pasal pekerjaan cat, juga harus
memiliki daya tahan terhadap bahaya kebakaran selama minimal 60 menit.
2. Rangka partisi menggunakan metal stud merk Jayaboard. Apabila ada yang
memakai rangka kayu ditempat tertentu, seluruh rangka kayu harus diserut
secara lurus dan di treatment dengan bahan anti rayap. Ketebalan partisi
100 mm.
3. Pemasangan partisi rangka metal jayaboard terdiri dari pemasangan satu
atau beberapa lembar papan gypsum jayaboard yang dipasang pada rangka
metal tahan karat dengan menggunakan sekrup.
4. Rangka yang digunakan adalah Rangka Boral Metal System (BMSys) yang
memproduksi rangkaian system dinding partisi rangka metal secara
menyeluruh,termasuk system partisi ringan (non load bearing) dan system
partisi pemikul beban (load bearing).
5. Sebelum pemasangan, Kontraktor Pelaksana wajib menyerahkan shop
drawing dan contoh bahan kepada Perencana dan Pengawas kemudian
mendapatkan pengesahan dari Pemberi Tugas

Teknis Pelaksanaan
a) Semua partisi Rangka harus dipasang pada lantai eksisting dengan kuat
dan tegak lurus. Bisa menggunakan dinabolt.
b) Panel gypsum dipasang rata dikedua sisi tanpa ada sambungan horizontal
ditengahnya. Semua sambungan antar panel gypsum harus ditengah
dengan paper tape dengan ditutup oleh joint compound dan dihamplas
halus dengan permukaan yang rata. Panel gypsum harus ditempel pada
rangka – rangka dengan sekrup khusus dengan jarak kearah horizontal
maksimal 60 cm arah vertikal 40 cm kecuali bagian tepinya.
c) Pemasangan kanal pegangan di bawah (lantai) digunakan skrup fiser S6
atau jika kondisi lapangan memaksa boleh menggunakan paku beton 1,5 cm
– 2 cm setiap jarak 30 cm dengan sekrup lainnya.
d) Pemasangan kanal pegangan ke plafond menggunakan paku full drat S 6
dengan jarak skrup maximal 30 cm dengan skrup lainnya.
e) Sebelum memulai pemasangan, Kontraktor Pelaksana harus menyediakan
ataumenentukan bench mark sebagai pedoman ketinggian peil plafond
sesuai gambar rencana dan disetujui oleh Pengawas.

PEKERJAAN CANOPY KACA

Lingkup Pekerjaan
Menyediakan tenaga kerja, bahan – bahan, peralatan dan alat bantu lainnya
untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang
bermutu. Pekerjaan kaca meliputi seluruh detail yang disebutkan dalam
gambar.

Spesifikasi bahan dan Persyaratan


1. Merk kaca Asahimas
2. Tipe kaca
 Clear Tempered 12, 10, 6, dan 5 mm ( dijelaskan dalam gambar kerja )
 Tempered Panasap Green 10, 8, dan 6 mm
 Indofloot 5 mm

Teknis Pelaksanaan
a. Kaca yang terbuat dari bahan gelas yang pipih pada umumnya memiliki
ketebalan
yang sama mempunyai sifat tembus cahaya, dapat diperoleh dari proses –
proses tarik, gilas dan pengembangan (float glass).
b. Ukuran panjang tidak boleh melampaui batas toleransi seperti yang
ditentukan oleh
pabrik.
c. kesikuan kaca berbentuk segi empat harus mempunyai sudut dan tepi
potongan
yang sama yang rata dan lurus. Toleransi maksimal yang diperkanankan 1,5
mm per
meter.
D. Kaca yang digunakan daru bebas dari komposisi kimia yang dapat
mengganggu
pemandangan

PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

Lingkup Pekerjaan
Pemborong harus melakukan pengadaan, pemasangan, pengujian dan serah
terima dilapangan instalasi listrik seperti pada rencana gambar. Pekerjaan
elektrikal meliputi pemasangan seluruh jaringan instalasi listrik di dalam
bangunan, penyediaan kabel–kabel, pipa–pipa PVC, bola lampu, Panel induk
dan Miniature Circuit Breaker (MCB) dan sebagainya sehingga listrik menyala
dengan baik. Jumlah titik lampu dan stop kontak yang harus dipasang
disesuaikan dengan jumlah yang tertera dalam gambar. Titik lampu dan stop
kontak mengandung maksud tempat mata lampu dan stop kontak yang telah
dipasang kabel–kabel yang diperlukan sehingga arus listrik mudah berfungsi
pada titik tersebut. Yang termasuk dalam lingkup pekerjaan listrik pada
pekerjaan ini antara lain :
a. Pengadaan dan pemasangan kabel-kabel untuk seluruh jaringan instalasi
listrik dalam dan luar gedung VIP.
b. Pengadaan dan pemasangan panel listrik.
c. Pengadaan dan pemasangan penerangan lampu / armature, saklar dan stop
kontak pada Gedung VIP.
d. Pengadaan dan pemasangan tata udara (Air Conditioner).

Persyaratan Umum
1. Peraturan Instalasi Listrik
Pekerjaan harus berdasarkan dan memenuhi peraturan – peraturan :
a. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000
b. Perubahan dan Tambahan dari Komisi Bidang Listrik Indonesia urusan
PUIL – 2000
c. Persyaratan yang dikeluarkan oleh pabrik berkenaan dengan peralatan
yang dipakai.
d. Sakelar, stop kontak, konduit, doos junction box, surface mounting
box, floor duct, floor oulet, floor service box, dan perlengkapan lain
memenuhi ketentuan British Standard dan IEE.
e. Kabel memenuhi ketentuan I.E.C, SII, SPLN dan ketentuan lainnya.
f. Peraturan-peraturan setempat yang dikeluarkan oleh PLN Daerah
Distribusi setempat.
g. Memiliki Sertifikat Keahlian atau Keterampilan di bidang kelistrikan
h. Pekerjaan instalasi listrik ini harus dilakukan oleh perusahaan yang bisa
mengerjakan pemasangan sistem ini, dan mendapat referensi
pemasangan serta telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
i. Pemborong harus memiliki Surat Pengesahan Instalatir (SPI) dan Surat
Ijin Kerja (SIKA) dari perum listrrik negara yang masih berlaku.
Pemborong wajib menunjukan dan atau menyerahkan salinan surat
surat ini kepada pengawas.

2. Gambar–gambar
a. Gambar–gambar rencana instalasi dan spesifikasi merupakan satu
kesatuan yang saling melengkapi dan sama mengikatnya.
b. Gambar–gambar instalasi sistem menunjukan secara umum tata
letak dari peralatan instalasi, sedangkan pemasangan harus
dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari bangunan, gambar
arsitek dan struktur harus dipakai sebagai patokan untuk
pelaksanaan.
c. Apabila ada hal–hal yang disebutkan kembali pada bagian (bab,
gambar lain), maka harus diartikan bukan untuk menghilangkan
satu terhadap yang lain akan tetapi menegaskan permasalahannya,
kalau terjadi hal yang saling bertentangan antara Konsultan
Perencana dengan Direksi Pekerjaan.
d. Perbedaan tersebut tidak dapat dijadikan alasan bagi kontraktor
untuk mengadakan claim pada waktu pelaksanaan.

3. Shop Drawing (Gambar Kerja)


Sebelum kontraktor melaksanakan pekerjaan, terlebih dahulu harus
membuat Shop Drawing untuk memperjelas pelaksanaan pekerjaan
dilapangan antara lain :
a. Gambar Instalasi Sistem (rangkaian listrik)
b. Detail Pemasangan Secara Lengkap
c. Detail Pemasangan Fixture dan Semua Peralatan Sistem
d. Detail Linnya yang Diperlukan.
- Shop drawing dibuat 3 (tiga) rangkap dan diserahkan kepada Direksi
untuk diperiksa dan disetujui.
- Shop Drawing yang telah disetujui tersebut adalah merupakan
pedoman bagi kontraktor untuk pelaksanaan pekerjaan.
- Untuk pekerjaan instalasi pendistribusian listrik, kontraktor harus
menyiapkan gambar instalasi untuk diperiksa dan disyahkan oleh PLN.

4. Brosur – Brosur Teknis


Dokumen ini dicetak oleh pabrik pembuat komponen, peralatan dan
material, yangmemperlihatkan dengan tepat mengenai jenis dan kapasitas
barang – barang yang akan diadakan dan dipasang. Dokumen harus asli
bukan fotocopy.

5. Metode Pelaksanaan dan Pengujian


Uraian lengkap dan terperinci mengenai tata cara perakitan, pemasangan
dan pengujian yang akan dilaksankan dan disertai cara perlindngan dari
kecelakaan baik terhadap peralatan maupun personil.

6. Program Pelatihan
Pemborong harus memberikan pelatihan untuk operator pemberi tugas yang
berisi penjelasan peragaan materi dan daftar suku cadang perawatan.

Persyaratan Peralatan dan Material


1 Peralatan
a. Semua bahan / material dan peralatan yang akan dipasang harus dalam
keadaan baik 100% baru, dan lulus pengujian di pabrik atau
dilapangan.
b. Sebelum pekerjaan dimulai kontraktor harus menyerahkan kepada
direksi daftar peralatan dan material yang dipakai, dalam rangkap 4
selambat–lambatnya 2 minggu sebelum dipasang.
c. Kontraktor terlebih dahulu harus menyerahkan contoh peralatan dan
material yang akan dipasang untuk mendapat persetujuan dan Direksi,
biaya untuk pengambilan contoh tersebut ditanggung oleh Kontraktor.
d. Semua peralatan dipasang harus mengikuti persyaratan yang
dikeluarkan oleh pabrik pembuatannya serta standar yang ada pada PLN
atau PUIL yang berlaku.
e. Jika terjadi tuntutan dari pihak lain yang berhubungan dengan hak
paten dari suatu produk yang disebabkan kesalahan pemasangan maka
kontraktor harus bertanggung jawab akan hal itu.

2. Material
a. Komponen sistim instalasi distribusi listrik digunakan peralatan yang
telah mendapat rekomendasi dari PLN.
b. Kabel daya, tegangan rendah yang dipakai adalah berdasarkan ukuran
dan type yang sesuai dengan gambar.
c. Kabel yang digunakan adalah jenis NYM keluaran kabel metal,
Kabelindo, Supreme, atau yang setara memenuhi PLN, SNI dan
telah mendapat rekomendasi dari PLN.
d. Panel listrik digunakan kualitas setara produksi Broco dan MCB
setara Merlin Gerin serta menggunakan grounding.

e. Armature lampu, tabung lampu, fitting lampu, ballast, stater dan


kondensor digunakan merk setara dengan Philips.
f. Stecker, Stop Kontak dan Saklar dari bahan ebonit kualitas baik
setara Clipsal. Stop Kontak dipasang 40 cm dari lantai dan saklar 125
cm dari lantai
g. Ukuran, kapasitas bahan yang digunakan harus sesuai dengan
gambar rencana dan petunjuk direksi ataupun standar yang ada.

3. Penerangan dan Stop Kontak


a. Lampu dan armaturenya harus sesuai dengan rencana gambar
b. Pasang titik lampu NYM kabel tunggal 3 x 2.5 mm² untuk power dan 2 x
1,5 untuk lampu.

Pedoman Pelaksanaan
a. Pasangan Instalasi
1) Untuk pekerjaan ini, kontraktor atau harus mempunyai Sertifikat
keterampilan (SKT) atau Sertifikat Keahlian (SKA) yang masih berlaku.
2) Jika pekerjaan ini disubkan, maka sub kontraktor harus mempunyai
Izin Pemasangan dari PLN Wilayah yang bersangkutan.

b. Comissioning dan Testing (Pengujian)


1) Kontraktor/Sub kontraktor harus melakukan pengujian dan
pengukuran yang dianggap perlu untuk memeriksa dan mengetahui
apakah seluruh instalasi dapat berfungsi dengan baik dan memenuhi
syarat (seperti tahan uji isolasi kabel antara phasa dengan netral,
(antara phasa dengan tanah dan lainya).
2) Semua tenaga, bahan dan kelengkapan yang diperlukan untuk
testing ditanggung oleh kontraktor.
3) Setelah pelaksanaan pemasangan instalasi kontraktor harus
menunjukan bahwa sistem tersebut sudah terpasang dan berfungsi
dengan baik dan memenuhi persyaratan.

c. Laporan Pengetesan
1) Kontraktor harus menyerahkan kepada Pemberi Tugas / Direksi 4
(empat) rangkap laporan :
2) Hasil pengetesan Kabel
3) Hasil pengetesan peralatan instalasi
4) Hasil pengetasan semua persyaratan operasi instalasi
5) Semua pengetesan dan pengukuran tersebut harus disaksikan oleh
Direksi pekerjaan atau yang mewakili.
d. Gambar Terlaksana (As Built Drawing)
Kontraktor harus menyerahkan As Built Drawing (Gambar Terlaksana)
sebanyak 4 (empat) rangkap termasuk yang asli kepada Pemberi
Tugas/Direksi untuk semua pekerjaan instalasi yang telah dilaksanakan.
1) Perubahan/Penambahan/Pengurangan Pekerjaan
2) Pelaksanaan pekerjaan apabila menyimpang dari gambar rencana
yang disesuaikan dengan kondisi lapangan harus dikonsultasikan
terlebih dahulu dengan Direksi, dalam perobahan gambar dan RKS
tersebut kontraktor harus menyerahkan gambar perubahan yang
dimaksud kepada Direksi Pekerjaan dalam rangkap 3 (tiga) untuk
disetujui.
3) Pengajuan perubahan material, gambar rencana/bestek harus
diajukan kontraktor kepada Direksi secara tertulis.
4) Lampu Armature
a) Down Light LED panel dari armature dengan kualitas setara Philips.
Jenis / type Down Light dan Armature seperti pada gambar rencana.
b) Lampu Strip LED

PEKERJAAN PLESTER DAN ACIAN DINDING BATA

Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh pasangan dinding bagian dalam
maupun bagian luar yang tidak difinish keramik / batu alam, serta seluruh
detail
Spesifikasi Bahan dan Persyaratan
a. Bahan yang digunakan adalah ex Cipta Mortar tipe MU-301 atau setara
dengan ketebalan plesteran minimal 15 mm dan ketebalan acian minimal
2,5 mm memakai tipe MU – 200 atau setara yang diseujui konsultan
perencana / owner.
b. Air yang digunakan harus bersih dan tidak mengandung minyak, asam
alkali dan bahan – bahan organis lainnya.

Teknis Pelaksanaan
a. Pihak kontraktor harus mensyaratkan pengawas mutu untuk hadir pada
saat pelaksanaan untuk memberikan bimbingan maupun pengarahan.
b. Pada permukaan dinding yang akan diplester, siar siar sebelumnya harus
disiram air dan dibersihkan untuk memberikan pegangan pada plasteran.
c. Kepalaan plasteran harus dibuat dengan bidang kesikuan dinding ± 7 cm,
kemudian di lot, pembuatan kepalaan dari samping kiri ke kanan dengan
jarak minimum ± 1,5 m untuk setiap dindingnya.
d. Plasteran harus dimulai dari bawah ke atas dan dilakukan dengan jidar
alumunium.
e. Acian dilakukan pada saat plasteran sudah kering.
f. Bahan – bahan yang dikirim ke site harus dalam keadaan tertutup atau
dalam kantong yang masih disegel dan berlabel pabriknya, bertuliskan type
dan tingkatannya, dalam keadaan utuh dan tidak cacat.
g. Bahan harus diletakan ditempat yang kering dan berventilasi baik,
terlindung bersih. Tempat penyimpanan harus cukup untuk pekerjaan ini.
Dan dilindungi sesuai dengan jenisnya.
h. Sebelum memulai pekerjaan, kontraktor diharuskan memeriksa site yang
telah disiapkan apakah sudah sesuai dengan syarat – syarat baru pekerjaan
ini dapat dimulai. Bila ada kelainan harus dalam hal apapun antar gambar,
spesifikasi dan lainnya. Kontraktor harus segera melapor kepada konsultan
pererncana / owner.
i. Pekerjaan acian dapat dilaksanakan apabila pekerjaan bidang yang akan
diaci telah disetujui oleh konsultan perencana / owner. Tebal acian minimal
2,5 mm atau sesuai yang ditunjukan dalam detail gambar. Pekerjaan acian
harus rapi menurut bentuk dan ukuran dalam gambar. Pekerjaan jarus
lurus, dan tidak bergelombang tajam pada bagian sudut – sudut, tidak
kropos dan tidak retak – retak.
j. Kelembaban acian harus dijaga sehingga pengeringan berlangusng wajar
tidak terlalu tiba – tiba, dengan membasahi permukaan acian setiap kali
terlihat kering dan meilindungi dari terik panas matahari langsung dengan
bahan penutup yang bisa mencegah penguapan air secara cepat.
k. Pekerjaan acian harus dirawat dengan cara disiram air, lebih khusus lagi
pada daerah yang terkena sinar matahari sehingga proses hidrasi semen
benar – benar telah bekerja sempurna. Hal ini untuk mengurangi retak –
retak rambut pada permukaan.
l. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulang/mengganti bila ada kerusakan
yang terjadi selama masa pelaksanaan dan pemeliharaan.
PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan daun
pintu/daun jendela dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan hingga tercapainya hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh
pemasangan pada daun pintu kayu, daun pintu alumunium dan daun
jendela alumunium seperti yang ditunjukkan/disyaratkan dalam detail
gambar.

Persyaratan Bahan
a. Semua "hard ware" yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang
tercantum dalam buku Spesifikasi Teknis. Bila terjadi perubahan atau
penggantian hardware akibat dari pemilihan merk, Kontraktor wajib
melaporkan hal tersebut kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan.
b. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal. Tanda
pengenal ini dihubungkan dengan cincin kesetiap anak kunci.

Perlengkapan Pintu dan Jendela


a. Pekerjaan Kunci dan Pegangan Pintu
 Pekerjaan Kunci dan Pegangan Pintu semua pintu menggunakan
peralatan kunci silinder setara merk SOLID.
 Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun
pintu. Dipasang setinggi 90 cm dari lantai, atau sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas.
b. Pekerjaan Engsel
 Engsel atas dipasang + 28 cm (as) dari permukaan atas pintu. Engsel
bawah dipasang + 32 cm (as) dari permukaan bawah pintu.
 Engsel tengah dipasang ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
 Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang + 28 cm dari
permukaan pintu, engsel tengah dipasang ditengah-tengah antara kedua
engsel tersebut.
 Floor hinge untuk kaca Pintu Frameless (tempered 12 mm polos) floor
hinge setaraf merk DORMA.
 Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus
dilakukan pengujian secara kasar dan halus.
 Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.

PEKERJAAN TAMAN

Lingkup Pekerjaan
Dalam pekerjaan taman ini memperhatikan komponen – komponen struktur
yang sudah ada, supaya pada waktu pelaksanaan tidak merusak struktur atau
komponen yang sudah ada. Area pekerjaan ini sesuai yang tertera pada gambar
kerja atau berdasarkan arahan dari konsultan atau owner. Menyediakan
tanaman yang sehat dan tidak layu untuk area – area yang di tunjukan pada
gamba kerja. Manajer kontruksi mempunyai hak membuat penyesuaian dan
penggantian dilapangan agar pelaksanaan konsep sesuai dengan kondisi
lapangan.

Spesifikasi Bahan dan Persyaratan


a) Tanah Lembang 39 m²
b) Rumput Gajah mini m²
c) Palem Sikas 5 unit
d) Tanaman Bromelia Siklok 7 Unit
e) Tanaman Hias Bonsai Andong 10 Unit
f) Tanaman Hias Lidah Mertua 8 Unit
g) Penghamparan batu koral putih 19,5 m²
h) Semua pohon, palem, semak, dan tanaman lain harus memiliki
pertumbuhan yang normal, sehat, kuat , dan bebas hama.
i) Ukuran minimum yang diterima dari pohon sesuai dengan ukuran BoQ
j) Tanaman yang sesuai ukuran, namun tidak memiliki bentuk, keseimbangan
tinggi dan lebar yang normal akan ditolak.
k) Pohon dan tanaman sebaikanya di tanam dalam kontainer dengan ukuran
yang sesuai dengan gambar atau spesifikasi dan harus memiliki cukup akar
sehingga dapat dipindahkan dari kontainer (drum, karung atau polybag)
tanpa terjadi kerusakan pada akar.
l) Palem dan pohon yang dikirim dengan bola akar kecil atau tidak cukup
akan ditolak. Dalam semua kasus, keputusan penanggung jawab adalah
final. Ukuran diameter bola akar yang mencukupi adalah minimal tiga kali
dari ukuran diameter batang di pangkal bawah.
m) Potongan akar harus sehat, material vegetatif dengan perakaran pada satu
atau lebih titik.

Teknis Pelaksanaan
1. Semua rumput yang disuplai kontraktor haruslah dari jenis rumput gajah
mini varigata yang sehat dan vigor dari sumber yang disetujui sesuai dengan
yang tertera di BoQ. Rumput dan lempengan rumput harus dipotong bujur
sangkar dengan ukuran 15 x 15 cm dan tebal 5 cm. Semua rumput harus
bersih dari gulma atau rumput liar dan sampah.
2. Lempengan rumput tidak boleh terpecah menjadi potongan -potongan kecil
untuk penyiraman.

3. Lempengan rumput harus diletakan beririsan pada tanah dengan jarak


antaranya tidak lebih dari 2 cm.
4. Rumput harus ditanam pada area yang telah disiapkan segera sesudah
pengiriman untuk mencegah kerusakan.
5. Segera menyiram area rumput setelah penanaman dalam jumlah yang
cukup untuk membasahi lempengan.
6. Penyiraman dapat dilakukan menggunakan sumber air yang ada di tapak.
Kontraktor harus menyediakan selang dan semprotan untuk menyiram
tanaman. Bila terdapat ketentuan lain mengenai detail teknis penyiraman,
harus ditentukan oleh kedua belah pihak sebelum dimulainya pelaksanaan
kontruksi di lapangan.
PEKERJAAN PENERANGAN DAN STOP KONTAK

Lingkup Pekerjaan
Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis armatur dan komponennya,
pengadaan dan pemasangan berbagai jenis saklar dan atau grid switches.
Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis stop kontak biasa dan stop kontak
khusus. Pengadaan dan pemasangan pelindung kabel serta berbagai accessories
lain seperti box, flexible conduit, bends/ellbows, socket dan lain-lain.

Spesifikasi Bahan dan Persyaratan


 Kabel dan Conduit.
 Stop Kontak dan gridswith/sakalar.
 Lampu dan Komponen.
 Design dan Finishing Syntetics warna putih.
 Titik lampu NYM kabel tunggal 3 x 2.5 mm² untuk power dan 2 x 1,5 mm²
untuk lampu.
 Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi
peraturan PUIL/LMK. Semua kabel/penghantar harus baru dan harus jelas
ditandai dengan ukurannya, jenis kabelnya, nomor dan jenis pintalannya.
Kabel, instalasi penerangan dan instalasi stop kontak harus kabel inti
tembaga dengan insulasi PVC, satu inti. Kabel harus mempunyai
penampang minimal dari 2,5 mm2.
 Pipa Instalasi Pelindung Kabel. Pipa instalasi pelindung kabel yang dipakai
adalah pipa PVC high impact dengan ulir dan diameter minimum 3/4" Pipa,
elbow, socket, junction box, clamp dan accessories lainnya, juga tidak boleh
kurang dari 3/4" diameter. Pipa flexible dari baja harus dipasang untuk
melindungi kabel antara kotak sambung (junction box) dan armatur lampu.
 Stop Kontak Stop kontak biasa yang dipakai adalah stop kontak satu phasa,
untuk pemasangan di dinding/kolom . Stop kontak dinding/kolom harus
satu type untuk pemasangan rata dengan dinding/kolom dengan rating 250
Volt, 10 Ampere.
 Stop Kontak Khusus (SKK). Stop kontak khusus yang dipakai adalah stop
kontak satu phasa untuk pemasangan rata dinding dengan ketinggian 150
cm di atas lantai. SKK harus mempunyai terminal phasa, netral dan
pentanahan dengan rating 250 Volt, 16 Ampere. 3. Gridswith/sakalar
Dinding. Gridswith/sakalar harus dari tipe untuk pemasangan rata dinding
tipe skrup, dengan rating 250 Volt, 10 Ampere, single gangs atau multiple
gangs (Grid Switches).

Teknis Pelaksanaan
 Pemborong harus menutup dan merapikan kembali setiap galian atau
bobokan yang dilakukan pada Konstruksi bangunan, yang disebabkan
pekerjaan instalasi penerangan/ stop kontak. Untuk menghindari sejauh
mungkin pekerjaan pembobokan maka semua inserts, sleeves, receways
atau openings harus telah dipersiapkan dan dipasang dalam tahap
pekerjaan kontruksi atau finishing.
 Sambungan-sambungan baik dalam group maupun cabang-cabang, kecuali
pada outlet kotak-kotak penghubung yang bisa dicapai. Sambungan pada
kabel harus dibuat kuat secara mekanis maupun secara elektris, dengan
caracara "Solderless Connector". Semua sambungan kabel baik di dalam
junction box, panel ataupun tempat lainnya harus mempergunakan
connector yang terbuat dari tembaga yang diisolasi dengan porselen atau
bakelite ataupun PVC, yang diameternya disesuaikan dengan diameter
kabel.
 Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak
penyambungan yang khusus untuk itu (misalnya junction box dan lain-lain)
 Kabel-kabel harus disambung sesuai dengan warna-warna atau nama
masing-masing, dan harus diadakan pengetesan tahanan isolasi sebelum
dan sesudah penyambungan dilakukan.
 Penyekat-penyekat khusus harus dipergunakan bila perlu untuk menjaga
nilai isolasi tertentu. Bila kabel dipasang tegak lurus dipermukaan yang
terbuka, maka harus dilindungi dengan pipa baja dengan tebal maksimal
2,5 mm.
 Untuk instalasi penerangan di daerah tanpa menggunakan ceiling saluran
penghantar (conduit) di-klem di beton.
 Seluruh kabel penerangan, lebih dari empat jalur harus diletakkan pada
cable ladder. d. Setiap saluran kabel dalam bangunan dipergunakan pipa
conduit minimum 5/8" diameternya.
 Setiap pencabangan ataupun pengambilan keluar harus menggunakan
junction box yang sesuai dan sambungan yang lebih dari satu harus
menggunakan terminal strip di dalam junction box.
 Ujung pipa yang masuk dalam panel dan junction box harus dilengkapi
dengan socket/lock nut, sehingga pipa tidak mudah tercabut dari panel.
Bila tidak ditentukan lain, maka setiap kabel yang berada pada ketinggian
muka lantai sampai dengan 2 m, harus dimasukkan dalam pipa logam dan
pipa harus diklem ke bangunan pada setiap jarak 50 cm serta ditanahkan.
 Kabel tegangan rendah untuk penerangan taman/parkir harus ditanam
minimal sedalam 60 cm Kabel yang ditanam langsung dalam tanah harus
dilindungi dengan cetakan beton cor dan diberi pasir.
 Untuk yang lewat jalan raya ditanam sedalam 80 cm dan dilindungi dengan
pipa galvanized.
 Kabel-kabel yang menyeberang selokan, dilindungi dengan pipa galvanized,
pipa harus berjarak tidak kurang dari 30 cm dari pipa gas, air dan lain-lain.
 Galian untuk menempatkan kabel yang dipasang dalam tanah harus bersih
dari bahanbahan yang dapat merusak isolasi kabel, seperti : batu, abu,
kotoran bahan kimia dan lain sebagainya.
 Penyambungan kabel dalam tanah tidak diperkenankan secara langsung,
harus mempergunakan peralatan khusus untuk penyambungan kabel
dalam tanah. Instalasi Sakalar dan Stop Kontak (Outlet).
 Sakalar-sakalar dari jenis rocker mekanisme dengan rating 10 A/250 V.
Sakalar pada umumnya dipasang inbow kecuali disebutkan lain pada
gambar. Jika tidak ditentukan lain, sakalar-sakalar tersebut bingkainya
harus dipasang rata pada tembok setinggi 150 cm di atas lantai yang sudah
jadi kecuali ditentukan lain oleh Konsultan MK Lapangan.
 Stop kontak haruslah dengan type yang memakai earting contact dengan
rating 10 A/250 V AC, semua pasangan stop kontak dengan tegangan kerja
220 harus diberi saluran ke tanah (grounding). Stop kontak harus dipasang
rata dengan permukaan dinding dengan ketinggian 30 cm dari atas lantai
yang sudah jadi atau sesuai petunjuk Konsultan MK Lapangan.
 Hasil pengetesan harus tertulis dan disaksikan oleh Pengawas/Konsultan
MK.

PEKERJAAN PELAPIS DINDING WPC

Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pasangan Batu Alam (Andasit Bakar) dilaksanakan untuk dinding /
tembok gedung, pada bagian tertentu sesuai dengan gambar perencanaan.

Spesifikasi bahan
 Batu alam andesit bakar polos dengan permukaan kasar tanpa cacat /
retak.
 Pasir galian yang harus diurug setebal 5 cm dan dipadatkan dengan alat
timbris tangan terbuat dari logam atau stemper.
 Pipa dengan diameter 2 dengan kualitas pipa PVC Maspion putih
 Adukan terdiri dari campuran 1 semen : 3 pasir
 Air bersih yang terbebas dari campuran minyak, asam, dan unsur organik

Teknis Pelaksanaan
 Pekerjaan pasangan batu dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan bentuk –
bentuk yang ditunjukan pada gambar.
 Tiap – tiap batu harus dipasang penuh dengan adukan sehingga semua
hubungan batu melekat satu sama lain dengan sempurna.
 Setiap batu harus dipasang diatas lapisan adukan dan diketok ketempatnya
hingga teguh.
 Adukan harus mengisi penuh rongga – rongga antar batu untuk
mendapatkan masa yang kuat dan integral dibeberapa sisi luar dan dalam.
Batu yang dipasang dibasahi dahulu. Lalu dibentuk menjadi bidang luar
sesuai dengan rencana gambar.
 Ankor/stek dipasang dengan cara dibungkus campuran batu kali dengan
adukan 10 cm sekelilingnya, sedalam 20 cm tiap 1m dengan diameter anker
/ stek minimum 10 mm.
 Pemasangan pipa sulingan atau resapan air berjarak 1 meter antara pipa
lainnya dengan dimasukan injuk agar pipa tidak tersendat oleh tanah atau
bahan lainnya yang dapat mengganggu resapan air.

PEKERJAAN DINDING MULTIPLEK LAPIS HPL

Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan dinding yang dipasang pada ruangan
sesuai dengan gambar-gambar
Spesifikasi Bahan dan Persyaratan
 Penutup dinding ruang auditorium sebagai peredam suara dan estetika
menggunakan rangka holou galvanis ukuran 4x4 cm tebal 1,5 mm, rockwool
tebal 5 cm, pentutup multiplex 9 mm, triplex 4 mm finishing HPL dan
wallpaper.
 Penutup dinding bagian bawah HPL setara WINSTON/GRASMERINO/AICA
 Penutup dinding wallpaper setara MAESTRO/BELLAGIO/KING
 Plint dan list pada dinding menggunakan multiplex kayu solid dan 18 mm
lapis HPL sesuai rencana gambar.
 Daun pintu panel menggunakan rangka kayu kamper/merbau penutup
dobel triplex 4 mm finis dilapisi HPL sesuai dengan gambar.
 Penutup untuk dinding pintu utama menggunakan multiplex 18 mm
finishing HPL setara WINSTON/GRASMERINO/AICA.
 Daun pintu kaca menggunakan Pintu Frameless (tempered 12 mm polos)
floor hinge Dorma BTS 84.

Teknis Pelaksanaan
 Pemborong harus menyerahkan rencana pekerjaan kepada Konsultan
Pengawas untuk persetujuannya. Pertemuan sambungan multiplex, triplex,
HPL ataupun wallpaper harus rapi dan rata.
 Siapkan sambungan-sambungan, lubang-lubang untuk pekerjaan lain
(listrik, mekanikal) pada pekerjaan partisi multiplex, triplex, HPL ataupun
wallpaper.
 Lembaran gypsum board, multiplex, triplex, HPL ataupun wallpaper yang
cacat dan retak-retak ataupun sobek tidak boleh digunakan, dan harus
disingkirkan dari lapangan pekerjaan.
 Rangka besi hollou galvanis partisi dipasang menggunakan paku
ripet/skrup sehingga rapi, kokoh, kuat dan stabil.

PEKERJAAN PEMASANGAN WALLPAPER

Lingkup Pekerjaan
Seiring dengan perkembangan seputar Interior Dedign, wallpaper dinding sagat
banyak diminati sebagai alternatif pengganti cat untuk menghiasi ruangan,
selain warna dan motif sangat beragam. Wallpaper dinding mampu memberikan
nuansa yang berbeda pada ruangan suatu bangunan.

Spesifikasi Bahan dan Persyaratan


1. Ukuran per rol : 53cm x 10m
2. Bahan Kertas dengan lapisan vinyl
3. Lem terpisah sehingga gampang diatur dalam pemasangan (tidak seperti
wallsticker)
4. Waterproof pada lapisan luar
5. Bahan tebal dan bertekstur
6. Tampilan yang elegan dengan motif, warna dan tema yang beragam
Teknis Pelaksanaan
1. Ukur terlebih dahulu tinggi dinding yang akan dipasang wallpaper.
2. Tahap pemotongan. Sebelum melakukan tahap ini anda harus terlebih
dahulu memahami kriteria wallpaper. wallpaper umum nya diproduksi
per roll, untuk 1 roll wallpaper dapat digunakan untuk luas 5m persegi
karena ukuran 1 roll wallpaper umum nya adalah 0,6 x 9,5 meter. Oleh
karena itu apabila tinggi ruangan anda berkisar 3m, 1 roll wallpaper
dapat dipotong menjadi 3 bagian.
3. Cara pemotongan pemotongannya menggunakan pisau cutter, untuk
potongan pertama ukuran nya dilebihkan sedikit dari tinggi dinding.
Misalkan tinggi dinding 3m maka ukuran untuk panjang wallpaper yang
dipotong adalah 3,1m. Potongan pertama ini akan menjadi acuan untuk
potongan kedua dan seterusnya, mengenai ukuran potongan kedua dan
seterusnya biasanya tidak pasti disesuaikan dengan motif pada ukuran
potongan pertama. Untuk potongan kedua dan seterusnya samakan
terlebih dahulu motif dengan potongan wallpaper pertama, ingat untuk
ukuran panjangnya tidak boleh lebih pendek dari potongn pertama, harus
lebih panjang.
4. Setelah wallpaper dipotong, baluti bagian belakang wallpaper dengan lem
wallpaper. lem wallpaper ini berupa serbuk seperti terigu, untuk
pengencerannya menggunakan air (cara penggunaan lem tertera pada
kemasan). Untuk menghasilkan lem yang lebih kuat berikan tambahan
lem kayu putih biasanya digunakan merk fox. untuk cara pelumasannya
agar lebih cepat gunakan roll kuas untuk cat. pastikan seluruh bagian
wallpaper terbalut lem, jika tidak akan mengakibatkan gelembung pada
saat pemasangan.
5. Pemasangan dimulai dari bagian sudut dinding, pada langkah
pemasangan pertama lot terlebih dahulu, marking dengan menggunakan
pulpen agar wallpaper terpasang lurus. selanjutnya tinggal mengikuti
motif pada wallpaper yang terpasang. Pada saat pemasangan pastikan
tidak ada gelembung pada bagian tengah wallpaper, Gelembung dapat
diratakan dengan menggunakan kape plastik. Untuk pasangan
selanjutnya samakan alur dan motif pada wallpaper yang telah terpasang
sebelumnya, ingat!! pastikan benar" rapat dan tidak ada celah pada tiap
sambungan wallpaper. Jangan lupa untuk memotong wallpaper yang
lebih pada bagian atas dan bawah dinding. Setiap lembar proses
pemasangan lakukan pembersihan dengan mengusap wallpaper
menggunakan spoon atau busa yang di basahi dengan air bersih. ulangi
proses tersebut hingga semua bidang yang dinginkan tertutup wallpaper.
6. Bersihkan hasil dari potongan wallpaper yang tidak digunakan. pastikan
juga untuk mengepel lantai, agar tidak ada sisa lem yang menempel di
lantai.

SMKK

Gambaran Umum
Perusahaan jasa kontruksi memiliki potensi bahaya tinggi, seperti penggunaan
alat berat, mesin gerinda, las, bekerja diketinggian, suhu yang ekstrim,
melakukan penggalian dan lain-lain.
Dengan adanya hal tersebut maka dipergunakan Program Keselamatan dan
Kesehatan Kerja yang penerapannya meliputi Kantor, Projeck Site serta area
pendukung lainnya yang merupakan kebijakan pihak perusahaan.
Tersedianya Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja datau
Occupational Health and Safety Manajement System (SMKK/OHSMS) dimana
system ini diperlukan untuk menurunkan insiden dan penyakit akibat kerja
sehingga tercipta tempat kerja yang aman dan sehat.
Untuk memberikan kepuasan pelanggan dan perlindungan kepada pekerja dan
keselamatan dan kesehatan kerja serta menjaga kelestarian lingkungan hidup
dan dalam rangka pemenuhan OHSAS 18001:2007 butir 4:4.6 maka diperlukan
suatu Rencana Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Proyek.

Kebijakan SMKK
Sudah harus menjadi kebijaksanaan dari kontraktor pelaksana agar setiap
karyawan dan pekerja mendapatkan tempat yang aman dan sehat dalam
melaksanakan tugas sehari-hari. Pada prinsipnya semua pihak harus berupaya
serta mengambil langkah-langkah positif sehingga seluruh karyawan dan
pekerja terjamin dan bekerja dengan aman dan sehat. Secara garis besar,
kebijakan ini adalah :
1. Mematuhi seluruh peraturan perundangan dalam bidang Keselamatan dan
Kesehatan kerja, yang merupakan persyaratan minimum kinerja
keselamatan dan kesehatan kerja.
2. Selalu memberikan perlindungan kepada seluruh karyawan, tamu, pihak ke
tiga dan asset perusahaan dengan mencegah dan mengendalikan kejadian
yang dapat merugikan asset perusahaan.
3. Melakukan komunikasi yang efektif kepada seluruh karyawan, masyarakat
dan pihak-pihak yang berkepentingan.
4. Mempertimbangkan setiap aspek Keselamatan dan kesehatan kerja pada
setip tahap penyelenggaraan kegiatan serta mengendalikan resiko yang ada
seminimal mungkin.
5. Meningkatkan kesadaran dan memberikan pengertian bahwah kecelakaan
itu dapat dicegah.
6. Memberikan pengertian bahwah target utama kontraktor pelaksana adalah
“zero accident’.
7. Mengutamakan keselamatan karyawan dan pekerja dari penggunaan
peralatan dan bahan dilokasi proyek.
8. Menjamin bahwah semua karyawan dan pekerja telah mengetahui dan
melaksanakan pekerjaannya secara produktif yaitu dengan cara yang aman
melalui petunjuk yang benar, instuksi pekerjaan yang tepat, instuksi
pemakaian peralatan yang tepat, instuksi pemakaian bahan yang tepat
melalui pengawasan yang tepat.
9. Menyediakan fasilitas, peralatan, perlengkapan keselamatan kerja yang
layak dan memadai serta menjamin akan digunakan secara tepat.
10. Memastikan bahwa yang diminta dan direkomendasikan dalam kebijakan
K3 telah diikuti.
11. Meningkatkan perlindungan dan pelestarian lingkungan dalam segalah
aktivitas dan meminimumkan kerusakan yang mungkin terjadi akibat
aktivitas tersebut.
Semua karyawan dan pekerja harus sudah mengetahui akan tanggungjawabnya
masing-masing termasuk peduli akan kesehatannya, keselamatannya dan
lingkungan ditempat kerja, sehubungan dengan kebijakan diatas.

Perencanaan SMKK

1) Identifikasi Bahaya dan pengendalian Resiko Bahaya.

IDENTIFIKASI JENIS
JENIS/TYPE PENGENDALIAN RESIKO
NO. BAHAYA DAN RESIKO
PEKERJAAN K3
K3
1 2 3 4
I. PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Mobilisasi Kecelakaan saat 1. Cek kondisi kendaraan


perjalanan--> luka saat mobilisasi
berat/meninggal 2. Mematuhi rambu-rambu
dan peraturan lalu lintas
dalam berkendara
3. Penentuan
Kualifikasi/Job spec.
Supir pada sat rekruting
aspek kwalitas sopir di
tetapkan
II. PEKERJAAN RENOVASI GEDUNG VIP POLITEKNIK AHLI USAHA
PERIKANAN
1. Pekerjaan a. Jatuh dari ketinggian 1. Pekerja dilengkapi atau
ACP / --> luka berat menggunakan Alat
Composit b. Terkena alat Pelingung Diri (APD)
Panel pertukangan > luka (Safety Helmet, Body
sedang sampai berat harmes, Masker, Safety
shoes, Sarung Tangan).
2. Memasang jenis rambu
dan semboyan K3-
L sesuai dengan SOP
(Standard Operating
Prosedure)
2. Pekerjaan Jatuh dari ketinggian-- 1. Pekerja dilengkapi atau
Plafond > luka ringan/berat menggunakan Alat
Pelingung Diri (APD)
(Safety Helmet, Body
harmes, Masker, Safety
shoes, Sarung Tangan).
2. Memasang jenis rambu
dan semboyan K3-
L sesuai dengan SOP
(Standard Operating
Prosedure)
3. Pekerjaan 1. Jatuh dari ketinggian 1. Pekerja dilengkapi atau
Pengecatan (cat plafond) –- luka menggunakan Alat
ringan/berat Pelingung Diri (APD) dan
2. Terkena campuran Alat Pelindung Kesehatan
cat –iritasi ringan (APK) (Safety Helmet,
Masker, Safety shoes,
Sarung Tangan).
2. Memasang jenis rambu
dan semboyan K3-
L sesuai dengan SOP
(Standard Operating
Prosedure)
4. Pekerjaan Luka karena pisau 1. Pekerja dilengkapi atau
Granit Tile keramik/keramik – luka menggunakan Alat
Lantai Dan ringan Pelingung Diri (APD) dan
Dinding Alat Pelindung Kesehatan
(APK) (Safety Helmet,
Masker, Safety shoes,
Sarung Tangan).
2. Memasang jenis rambu
dan semboyan K3-
L sesuai dengan SOP
(Standard Operating
Prosedure)
5. Pekerjaan Terkena alat 1. Pekerja dilengkapi atau
Sanitary pertukangan Luka menggunakan Alat
Fixtures ringan Pelingung Diri (APD) dan
Alat Pelindung Kesehatan
(APK) (Safety Helmet,
Masker, Safety shoes,
Sarung Tangan).
2. Memasang jenis rambu
dan semboyan K3-L
sesuai dengan SOP
(Standard Operating
Prosedure)
6. Pekerjaan 1. Jatuh dari ketinggian 1. Pekerja dilengkapi atau
Waterprofing (Waterprofing) –- luka menggunakan Alat
Bitumen ringan/berat Pelingung Diri (APD) dan
Emulsion 2. Terkelupas, iritasi, Alat Pelindung Kesehatan
Tergelicir, Terimpa (APK) (Safety Helmet,
alat dan bahan Masker, Safety shoes,
material. Sarung Tangan).
2. Memasang jenis rambu
dan semboyan K3-
L sesuai dengan SOP
(Standard Operating
Prosedure)
7. Pekerjaan Terkena alat 1. Pekerja dilengkapi atau
Batu Alam pertukangan Luka menggunakan Alat
ringan Pelingung Diri (APD) dan
Terkelupas, iritasi, Alat Pelindung Kesehatan
Tergelicir, Terimpa alat (APK) (Safety Helmet,
dan bahan material. Masker, Safety shoes,
Sarung Tangan).
2. Memasang jenis rambu
dan semboyan K3-L
sesuai dengan SOP
(Standard Operating
Prosedure)
8. Pekerjaan Terkelupas, iritasi, 1. Pekerja dilengkapi atau
Pasang Tergelicir, Terimpa alat menggunakan Alat
Karpet Tile / dan bahan material. Pelingung Diri (APD) dan
Vinyl Alat Pelindung Kesehatan
(APK) (Safety Helmet,
Masker, Safety shoes,
Sarung Tangan).
2. Memasang jenis rambu
dan semboyan K3-L
sesuai dengan SOP
(Standard Operating
Prosedure)
9. Pekerjaan Jatuh dari ketinggian, 1. Pekerja dilengkapi atau
Partisi luka ringan/berat menggunakan Alat
Gypsum Terkelupas, iritasi, Pelingung Diri (APD) dan
Tergelicir, Terimpa alat Alat Pelindung Kesehatan
dan bahan material. (APK) (Safety Helmet,
Masker, Safety shoes,
Sarung Tangan).
2. Memasang jenis rambu
dan semboyan K3-L
sesuai dengan SOP
(Standard Operating
Prosedure)
10. Pekerjaan Jatuh dari ketinggian, 1. Pekerja dilengkapi atau
Canopy luka ringan/berat menggunakan Alat
Terkelupas, iritasi, Pelingung Diri (APD) dan
Tergelicir, Terimpa alat Alat Pelindung Kesehatan
dan bahan material. (APK) (Safety Helmet,
Masker, Safety shoes,
Sarung Tangan).
2. Memasang jenis rambu
dan semboyan K3-L
sesuai dengan SOP
(Standard Operating
Prosedure)
11. Pekerjaan Jatuh dari ketinggian, 1. Pekerja dilengkapi atau
Instalasi luka ringan/berat menggunakan Alat
Listrik Terkelupas, iritasi, Pelingung Diri (APD) dan
Tergelicir, Terimpa alat Alat Pelindung Kesehatan
dan bahan material. (APK) (Safety Helmet,
Masker, Safety shoes,
Sarung Tangan).
2. Memasang jenis rambu
dan semboyan K3-L
sesuai dengan SOP
(Standard Operating
Prosedure)
12. Pekerjaan Terkelupas, iritasi, 1. Pekerja dilengkapi atau
Plester dan Tergelicir, Terimpa alat menggunakan Alat
Acian dan bahan material. Pelingung Diri (APD) dan
Dinding Bata Alat Pelindung Kesehatan
(APK) (Safety Helmet,
Masker, Safety shoes,
Sarung Tangan).
2. Memasang jenis rambu
dan semboyan K3-L
sesuai dengan SOP
(Standard Operating
Prosedure)
13. Pekerjaan Terkelupas, iritasi, 1. Pekerja dilengkapi atau
Alat Tergelicir, Terimpa alat menggunakan Alat
Penggantung dan bahan material. Pelingung Diri (APD) dan
dan Alat Pelindung Kesehatan
Pengunci (APK) (Safety Helmet,
Masker, Safety shoes,
Sarung Tangan).
2. Memasang jenis rambu
dan semboyan K3-L
sesuai dengan SOP
(Standard Operating
Prosedure)
14. Pekerjaan Terkelupas, iritasi, 1. Pekerja dilengkapi atau
Taman Tergelicir, Terimpa alat menggunakan Alat
dan bahan material. Pelingung Diri (APD) dan
Alat Pelindung Kesehatan
(APK) (Safety Helmet,
Masker, Safety shoes,
Sarung Tangan).
2. Memasang jenis rambu
dan semboyan K3-L
sesuai dengan SOP
(Standard Operating
Prosedure)
15. Pekerjaan Jatuh dari ketinggian, 1. Pekerja dilengkapi atau
Penerangan luka ringan/berat menggunakan Alat
dan Stop Terkelupas, iritasi, Pelingung Diri (APD) dan
Kontak Tergelicir, Terimpa alat Alat Pelindung Kesehatan
dan bahan material. (APK) (Safety Helmet,
Masker, Safety shoes,
Sarung Tangan).
2. Memasang jenis rambu
dan semboyan K3-L
sesuai dengan SOP
(Standard Operating
Prosedure)
16. Pekerjaan Jatuh dari ketinggian, 1. Pekerja dilengkapi atau
Pelapis luka ringan/berat menggunakan Alat
Dinding WPC Terkelupas, iritasi, Pelingung Diri (APD) dan
Tergelicir, Terimpa alat Alat Pelindung Kesehatan
dan bahan material. (APK) (Safety Helmet,
Masker, Safety shoes,
Sarung Tangan).

2. Memasang jenis rambu


dan semboyan K3-L
sesuai dengan SOP
(Standard Operating
Prosedure)
17. Pekerjaan a. Jatuh dari ketinggian 1. Pekerja dilengkapi atau
dinding HPL – - luka berat menggunakan Alat
b. Terkena mesin potong Pelingung Diri (APD) dan
Alat Pelindung Kesehatan
(APK) (Body Harmes,
Safety Helmet, Masker,
Safety shoes, Sarung
Tangan).
2. Memasang jenis rambu
dan semboyan K3-
L sesuai dengan SOP
(Standard Operating
Prosedure)
18. Pekerjaan Jatuh dari ketinggian, 1. Pekerja dilengkapi atau
Pemasangan luka ringan/berat menggunakan Alat
Wallpaper Terkelupas, iritasi, Pelingung Diri (APD) dan
Tergelicir, Terimpa alat Alat Pelindung Kesehatan
dan bahan material. (APK) (Safety Helmet,
Masker, Safety shoes,
Sarung Tangan).
2. Memasang jenis rambu
dan semboyan K3-
L sesuai dengan SOP
(Standard Operating
Prosedure
2) Pemenuhan perundang – undangan dan persyaratan lainnya.
Daftar peraturan perundang – undangan dan persyaratan lain yang terkait
dengan K3 yang wajib dipunyai dan dipenuhi dalam melaksanaan paket
pekerjaan ini adalah :
a. UU No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja
b. UU No. 23 1992 tentang kesehatan
c. UU No. 18 tahun 1999 tentang jasa konstruksi
d. UU No. 13 Tahun 2003 tentang ketenaga kerjaan
e. Menteri tenaga Kerja RI. Nomor : kep – 51/Men/1999 Tentang Nilai
Ambang batas Faktor Fisika ditempat kerja
f. Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor kep- 187/Men 1999 Tentang
pengendalian bahan kimia berbahaya ditempat kerja
g. Peraturan pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang analisis mengenai
dampak lingkungan.
h. Surat Edaran Dirjen Binawas No. SE.05/BW/1997 Tentang Penggunaan
Alat Pelindung Diri.
i. Peraturan Menteri tenaga Kerja No: PER .05/MEN/1996 tentang sistem
Manajemen kesehatan dan keselamatan kerja.
j. Keputusan presiden No. 22 tahun 1993 tentang penyakit yang timbul
akibat hubungan kerja
k. Keputusan menteri kesehatan Nomor 876/menkes/SK/IX/2001/tentang
pedoman teknis analisis dampak lingkungan
l. Keputusan Mewnteri Kesehatan Nomor 1217/Menkes
SK/IX/2001tentang pedoman penanganan dampak radiasi
m. Keputusan Mewnteri Kesehatan Nomor 315 Menkes/SK/III/2003
tentang komite kesehatan dan keselamatan kerja sektor kesehatan
n. Permen PU No.9 /PRT/M/2008 tentang pedoman sistem manajemen
keselamatan Kerja (SMKK) konstriuksi bidang PU

Sasaran dan Program K3


1 Sasaran K3
Sasaran kesehatan dan keselamatan kerja dilokasi proyek adalah karyawan
dan pekerja yang terlibat langsung dengan peralatan kerja dan material
serta lingkungan sekitarnya. Sasaran yang dituju dalam penerapan k3
adalah:
a. Menghindari adanya kecelakaan kerja
b. Menghindari adanya penyakit akibat kerja
c. Menyediakan lingkungan kerja yang sehat
d. Menghindari terjadinya efek negatif terhadap lingkungan yang
diakibatkan oleh aktifitas kerja
e. Semua karyawan dan pekerja wajib memakai APD yang sesuai bahaya
dan resiko pekerjaannya masing-masing.
2 Program K3
a. Promosi program k3 Promosi program k3 terdiri dari:
1) Pemasangan bendera k3, bendera RI, bendera Perusahaan.
2) Pemasangan sign board k3
3) Slogan-slogan yang mengisyaratkan akan perlunya bekerja dengan
selamat
4) Gambar-gambar pamplet tentang bahaya/kecelakaan yang mungkin
terjadi dilokasi pekerjaan dipasang dikantor proyek atau dilokasi
pekerjaan.
b. Sarana peralatan untuk K3
- Sarana peralatan untuk K3 terdiri dari :
Yang melekat pada orang, yaitu :
1) Topi helm
2) Sepatu lapangan
3) Sabuk pengaman (untuk pekerja ditempat yang tinggi)
4) Sarung tangan (untuk pekerja tertentu)
5) Masker pengaman untuk gas beracun ( untuk pekerjaan
tertentu)
6) Kacamata las/google
7) Obat-obatan untuk P3K
- Sarana peralatan lingkungan yaitu :
Tabung pemadam kebakaran pada ruang-ruang antara lain:
1) Kantor proyek
2) Gudang bahan bakar
3) Ruang genset
4) Bengkel
5) Gudang bahan peledak
6) Mess karyawan
7) Barak tenaga kerja
8) Gudang material
- Rambu-rambu peringatan
Rambu-rambu peringatan antara lain untuk:
1) Perngatan bahaya dari atas
2) Peringatan bahaya benturan kepala
3) Peringatan bahaya longsoran
4) Peringatan bahaya api/kebakaran
5) Peringatan tersengat listrik
6) Petunjuk ketinggian (untuk bangunan yang lebih tinggi dari 2
(dua) lanta)
7) Petunjuk jalur instalasi listrik kerja sementara
8) Petunjuk batas ketinggian penumpukan material
9) Larangan memasuki area tertentu
10) Larangan membawa bahan-bahan yang berbahaya
11) Petunjuk untuk melapor (Keluar Masuk Proyek)
12) Peringatan untuk memakai alat pengaman kerja
13) Peringatan ada alat/masin yang berbahaya (untuk lokasi
tertentu)
14) Peringatan/larangan masuk lokasi genset/power listrik
(untuk orang tertentu)
Catatan :
Ada pemahaman yang keliru, yaitu menganggap bahwa kalau sudah
memenuhi syarat peralatan K3 berarti sudah memenuhi persayaratan K3
padahal sarana peralatan K3 ini adalah baru sebagian dari sistem kerja K3.
Bekerja dengan K3 yang benar adalah bila memenuhi 3 hal sebagai berikut:
1 Orangnya
Orangnya (pengawas dan tenaga kerja) punya sikap kerja yang benar
yaitu:
a. Punya pengetahuan dan keterampilan K3
b. Berperilaku sesuai ketentuan K3
c. Sehat jasmani dan rohani.
2 Mesin/alat kerja serta sarana peralatan K3 sesuai ketentuan.
3 Lingkungan kerja sesuai ketentuan
Lingkungan kerja meliputi :
a. Lay out planning (perencanaan tata letak)
b. Huose keeping (pemeliharaan alat-alat rumah tangga)
c. Penerangan dan ventilasi
4 Penataan lingkungan
5 Lay out planning (perencanaan tata letak)
Perencanaan tata letak harus diatur sedemikian rupa sehingga orang dan
alat yang akan bekerja tidak saling terganggu justru saling mendukung
sehingga dapat dicapai pelaksanaan dengan produktivitas tinggi dan
aman.

Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan tata letak yaitu :


a. Dimensi (ukuran), posisi, elevasi (ketinggian);
b. Gerakan manusia dan alat;
c. Suara (kebisingan);
d. Getaran;
e. Cahaya dan situasi udara.

House keeping kebersihan dan kerapian tempat kerja merupakan syarat K3


Sarana kebersihan dan kerapihan untuk program K3 terdiri atas :
a. Penyediaan air bersih yang cukup;
b. Penyediaan toilet/Wc yang bersih;
c. Penyediaan musholah yang bersih dan terawat;
d. Penyediaan toilet/Wc untuk pekerja proyek;
e. Penyediaan bak-bak sampah pada lokasi yang diperlukan;
f. Pebuatan saluran pembuangan limbah
g. Pembersihan sampah secara teratur.
h. Kerapian penempatan alat-alat kerja dilapangan setelah dipakai (concrete
Vibratory, lampu-lampu penerangan dll).

RANGKUMAN SPESIFIKASI TEKNIS


RENOVASI GEDUNG VIP POLITEKNIK AHLI USAHA PERIKANAN

NO ITEM URAIAN MEREK


PEKERJAAN
1 PEKERJAAN ACP Spesifikasi : SEVEN /
/ COMPOSIT  Alumunium composite tebal 4 ALUCOMP
PANEL mm (Geasindo)
 PVDF khusus eksterior
2 PEKERJAAN Spesifikasi : ALEXINDO atau
PLAFOND  hollou galvanis 2/4 + 4/4 cm ALCAN, JAYA
 gypsum board dengan tebal 9 BOARD /
mm ELEPHANT
Setara
3 PENGERJAAN Spesifikasi : vinilex, catylac,
PENGECATAN  khusus interior, type Dulux ICI,
emulsion Dinding catylac
 khusus exterior, type exterior, dan
weathershield setara
4 PEKERJAAN Spesifikasi : Adeliade Bone,
GRANIT TILE  Glazed Ceramic Tile, keramik Sandstone
LANTAI DAN ukuran 60 x 60 Cream, Niro
DINDING  120x60 polished type GMT 02 Granit atau
Roman, setara
5 PEKERJAAN Spesifikasi : American
SANITARY  Bahan phenolic board standard /
FIXTURES  Tebal 12mm TOTO
 Harga termasuk Aksesoris
lengkap bahan stainless steel
6 PEKERJAAN Spesifikasi : Sell Bitumen
WATERPROOFIN Coating NO.05, setara
G BITUMEN
EMULSION
7. PEKERJAAN Spesifikasi : Andesit, Batu
BATU ALAM  Batu alam andesit bakar Granit, Batu
polos dengan permukaan Palimanan,
kasar Batu Candi,
Batu
Salagedang
setara
8. PEKERJAAN Spesifikasi : Gravity, Setara
PASANG KARPET  Ukuran 50x50 Cm
TILE/ VINYL
9. PEKERJAAN Spesifikasi : Jayaboard
PARTISI GYPSUM  Ukuran 240x140 Cm setara
 Rangka Baja Ringan
10. PEKERJAAN Spesifikasi : Asahimas
CANOPY  Clear Tempered 12, 10, 6, dan setara
5 mm
 Tempered Panasap Green 10,
8, dan 6 mm
 Indofloot 5 mm
11. PEKERJAAN Spesifikasi : Kabel Metal,
INSTALASI  Kabel 3x2,5mm Supreme,
LISTRIK  Lampu downlight Kabelindo.
 Lampu strip Armature
lampu merk
Philips.
Saklar dan stop
kontak merk
Clipsal, Broco,
Panasonic
12 PEKERJAAN Spesifikasi : MU – 200
PLESTER DAN  Plester Tebal 15 mm (MORTAR)
ACIAN DINDING  Acian Tebal 2,5 mm setara
BATA
13 PEKERJAAN Spesifikasi : SOLID, DORMA
ALAT  Kunci dipasang 90 Cm dr setara
PENGGANTUNG lantai
DAN PENGUNCI  Engsel Atas : 28 Cm dari
permukaan atas pintu
Engsel Tengah : di tengah
kedua engsel
Engsel Bawah : 28 Cm dari
permukaan bawah pintu
14 PEKERJAAN Spesifikasi :
TAMAN  Tanah Lembang 39 m²
 Batu koral putih 19,5 m²
15 PEKERJAAN Spesifikasi : Kabel Metal,
PENERANGAN  Kabel tunggal 3 x 2.5 mm² Supreme,
DAN STOP  Kabel Lampu 2 x 1,5 mm² Kabelindo.
KONTAK  Stop Kontak gridswith/ Saklar dan stop
sakalar. kontak merk
Clipsal, Broco,
Panasonic
16 PEKERJAAN Spesifikasi :
PELAPIS  Batu alam andesit bakar
DINDING WPC polos dengan permukaan
kasar
17 PEKERJAAN Spesifikasi : WINSTON/GRA
DINDING  Multiplek 9mm SMERINO/AICA
MULTIPLEK  HPL uk. 1,2x2,4 Setara
LAPIS HPL  Rangka Holou Galvanis
ukuran 4x4 cm tebal 1,5 mm

18 PEKERJAAN Spesifikasi : New Wall.


PEMASANGAN  Bahan Kertas dengan lapisan Setara
WALLPAPER vinyl
 Waterproof pada lapisan luar
19 SMKK Pemenuhan standar
keamanan, keselamatan,
kesehatan dan keberlanjutan
yang menjamin keselamatan
keteknikan konstruksi,
keselamatan dan kesehatan
tenaga kerja, keselamatan
publik dan lingkungan.
BAB VI
PENUTUP

Pelaksana harus melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan-ketentuan


pada Dokumen Pekerjaan Renovasi Gedung Direktorat, Auditorium
Madidihang Dan Vip Kampus Politeknik Ahli Usaha Perikanan. yaitu rencana
kerja dan syarat-syarat ketentuan teknis, rencana anggaran biaya dan gambar
perencanaan, yang saling mendukung dan melengkapi. Kekurangan dan
permasalahan-permasalahan pada dokumen tersebut, baik yang terjadi
didalamnya maupun ketidakcocokan antara dokumen atau dengan peraturan-
peraturan yang terkait, harus diselesaikan pada rapat monitoring yang dihadiri
oleh Pemberi Tugas, Perencana, Pengawas Teknis dan Pelaksana (Pemborong
Fisik) yang bertempat di Direksi Keet dengan saling mendukung untuk
mendapatkan hasil yang terbaik sesuai dengan peraturan yang berlaku. Hal-hal
yang belum ditetapkan atau tercantum dalam Spesifikasi Teknis ini, jika
dianggap perlu akan disampaikan kemudian dengan berpedoman kepada :
Peraturan Pekerjaan Renovasi Gedung Direktorat, Auditorium Madidihang
Dan Vip Kampus Politeknik Ahli Usaha Perikanan.

Pejabat Pembuat Komitmen

Drs. Jaulim Sirait, M.Si


NIP. 196312311985081001

Anda mungkin juga menyukai