BAB I
SYARAT - SYARAT UMUM
1.1. Umum
Untuk dapat memahami dengan sebaik - baiknya seluruh seluk beluk pekerjaan ini, Kontraktor
diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh gambar pelaksanaan beserta uraian
pekerjaan dan persyaratan pelaksanaan seperti yang diuraikan didalam buku ini. Bila terdapat
ke-tidak jelasan dan atau perbedaan dalam gambar dan uraian ini, Kontraktor diwajibkan
melaporkan hal tersebut kepada Perencana atau Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
penyelesaian.
teknis dan estetis serta sesuai dengan Dokumen Kontrak. Apabila diminta, Kontraktor sanggup
memberikan bukti - bukti mengenai hal - hal tersebut pada butir ini.
Sebelum mendapat persetujuan dari Konsultan Konsultan Pengawas, bahwa pekerjaan telah
diselesaikan dengan sempurna, semua pekerjaan tetap menjadi tanggung jawab Kontraktor
sepenuhnya.
1.8. Contoh-Contoh
1) Contoh - contoh material yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas atau wakilnya harus
segera disediakan atas biaya Kontraktor dan contoh - contoh tersebut diambil dengan
jalan atau cara sedemikian rupa, sehingga dapat dianggap bahwa bahan atau pekerjaan
tersebutlah yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan nanti. Contoh - contoh
tersebut jika telah disetujui, disimpan oleh Pemberi Tugas atau wakilnya untuk dijadikan
dasar penolakan tidak sesuai dengan contoh, baik kualitas maupun sifatnya.
2) Kontraktor diwajibkan menyerahkan barang - barang contoh ( sample ) dari material yang
akan dipakai / dipasang, untuk mendapatkan persetujuan Manajemen Konstruksi.
3) Barang - barang contoh ( sample ) tertentu harus dilampiri dengan tanda bukti / sertifikat
pengujian dan spesifikasi teknis dari barang - barang / material - material tersebut.
4) Untuk barang - barang dan material yang akan didatangkan ke site ( melalui pemesanan ),
maka Kontraktor diwajibkan menyerahkan : Brochure, katalogue, gambar kerja atau shop
drawing dan sample, yang dianggap perlu oleh Perencana / Konsultan Pengawas dan
harus mendapatkan persetujuan Perencana / Konsultan Pengawas.
1.9. Subtitusi
1) Produk yang disebutkan nama pabriknya :
Material, peralatan, perkakas, aksesoris yang disebutkan nama pabriknya dalam RKS,
Kontraktor harus melengkapi produk yang disebutkan dalam Spesifikasi Teknis, atau
dapat mengajukan produk pengganti yang setara, disertai data - data yang lengkap untuk
mendapatkan persetujuan Konsultan Perencana sebelum pemesanan.
2) Produk yang tidak disebutkan nama pabriknya :
Material, peralatan, perkakas, aksesoris dan produk - produk yang tidak disebutkan nama
pabriknya didalam Spesifikasi Teknis, Kontraktor harus mengajukan secara tertulis nama
negara dari pabrik yang menghasilkannya katalog dan selanjutnya menguraikan data -
data yang menunjukan secara benar bahwa produk - produk yang dipergunakan adalah
sesuai dengan Spesifikasi Teknis dan kondisi proyek untuk mendapatkan persetujuan dari
pemilik / Perencana / Konsultan Pengawas.
Jika terjadi hal yang saling bertentangan antara gambar atau terhadap Spesifikasi Teknis, maka
diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai bobot teknis dan atau yang mempunyai
bobot biaya yang paling tinggi.
Pemilik proyek dibebaskan dari hak patent dan lain - lain untuk segala “ Claim “ atau tuntutan
terhadap hak -hak asasi manusia.
1.15. Iklan
Kontraktor tidak diijinkan membuat iklan dalam bentuk apapun didalam sempadan ( batas )
site atau ditanah yang berdekatan tanpa seijin dari pihak Pemberi Tugas.
BAB II
SYARAT – SYARAT TEKNIS
PEKERJAAN PERSIAPAN
1) Kantor Direksi Lapangan merupakan bangunan dengan kontruksi rangka kayu, dinding
papan multiplex dicat, penutup pintu / jendela secukupnya untukpenghawaan /
pencahayaan. Letak kantor Direksi Lapangan harus cukup dekat dengan kantor
Kontraktor tetapi terpisah dengan tegas.
2) Berdekatan dengan kantor Konsultan Pengawas, harus ditempatkan ruang WC dengan
bak air bersih secukupnya dan dirawat kebersihannya.
BAB III
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN
PASAL 1
PEKERJAAN BONGKARAN
1.1. Umum
Untuk pekerjaan bongkaran harus berkoordinasi dengan Pengawas, User / Owner, termasuk
dengan bagian-bagian pengelola bangunan existing. Sehingga tidak terjadi kesalahan-
kesalahan pembongkaran.
PASAL 2
PEKERJAAN ATAP
5) Menyiapkan semua peralatan untuk pemasangan rangka atap reng baja ringan, antara
lain : meteran, selang air (waterpass), gunting baja ringan, mesin bor, kabel roll, mata
obeng dan sebagainya
6) Menyiapkan semua peralatan perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja, dan
memperhatikan petunjuk wacana persyaratan melaksanakan pekerjaan di atasketinggian
(lihat pecahan keselamatan kerja).
5) Setiap lembaran material Nok/Bubungan atap yang didatangkan kelokasi pekerjaan harus
dalam keadaan baik tidak cacat permukaan catnya dan tidak melengkung lapisan
aluminium sengnya.
6) Bentuk material Nok/Bubungan atap harus sesuai dan serasi dengan bentuk dan model
atap.
7) Material Nok/Bubungan harus disimpan dalam Gudang material jika tidak langsung
digunakan. Material Nok/Rabung tidak boleh basah/lembab dan berhubungan langsung
dengan tanah.
1) Pemasangan aluminium foil double side yang baik adalah dengan pemasangan yang rata
karena dengan permukaan yang rata akan lebih efektif menolak radiasi panas matahari
dan menghalangi air
2) Untuk mendapatkan permukaan yang rata sebagai alas aluminium foil double side yaitu
memasang lapisan berupa tripleks tebal 3 mm di atas usuk.
3) Pemasangan lapisan Tripleks di screw di atas usuk. Tripleks dipasang dari bawah ke
atas, pemasangan awal triplek harus maju 10 cm dari lisplank. Untuk bagian bawah
triplek (pertemuan antara tripleks dengan lisplank) dipasang flashing berbentuk U,
fungsinya melindungi tripleks dari air hujan.
4) Pemasangan harus tepat dan rapih sesuai yang disyaratkan oleh pabrik dan design
yang sudah direncanakan sebelumnya.
PASAL 3
PEKERJAAN PLAFOND
3.2. Persyaratan
Pemasangan plafond boleh dilaksanakan setelah semua peralatan yang terdapat di dalam
plafon ( kabel - kabel, pipa-pipa, alat-alat penggantung dan penguat plafond ) siap dan selesai
dikerjakan.
9) Penggantung plafon harus dibuat sedemikian rupa sehingga diperoleh bidang plafon yang
rata, datar dan tidak melengkung.
10) Pemasangan plafon harus rata, sambungan-sambungan harus rapi dan kuat.
11) Kontraktor bertanggung jawab atas segala akibat yang mungkin terjadi terhadap :
• Kemungkinan pemasangan partisi, dimana ada bagian-bagian partisi yang harus
disangga oleh rangka plafon.
• Kemungkinan dibuatnya lubang-lubang untuk pemeriksanaan / kontrol
• Kemungkinan-kemungkinan tidak sempurnanya alat-alat penggantung, sehingga
plafon menjadi bergelombang karenanya.
• Kemungkinan-kemungkinan pemasangan alat-alat maintenance pada plafon luifel
diluar bangunan.
• Untuk itu harus ada koordinasi antara kontraktor dan sub kontraktor serta
persetujuan Konsultan Pengawas.
PASAL 4
PEKERJAAN PENGECATAN
4) Sebelum dinding plamur, plesteran sudah harus betul-betul kering, tidak ada retak-retak
dan Kontraktor meminta persetujuan kepada owner.
5) Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisau plamur dari plat baja tipis dan lapisan
plamur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang yang rata.
6) Selanjutnya dinding dicat dengan menggunakan roller.
7) Lapisan pengecatan dinding dalam terdiri dari 1 (satu) lapis alkali resistence sealer yang
dilanjutkan dengan 2 (dua) lapis Acrylic Emulsion dengan kekentalan cat sebagai berikut :
• Lapis I encer (tambahkan 20 % air).
• Lapis II kental.
8) Untuk warna-warna dan jenis, Kontraktor diharuskan menggunakan kaleng-kaleng
dengan percampuran (batch number) yang sama.
9) Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang utuh, rata, licin,
tidak ada bagian yang belang dan bidang dinding dijaga terhadap pengotoran-
pengotoran.
10) Merk : Vinilex-Nippon Paint (eksterior) atau setara.
PASAL 5
PEKERJAAN PASANGAN BATAKO
5.4. Pelaksanaan
1) Pasangan batako, dengan menggunakan aduk campuran 1 PC : 5 pasir pasang.
2) Sebelum digunakan batako harus direndam dalam bak air atau drum hingga jenuh.
3) Setelah batako terpasang dengan aduk, nad / siar-siar harus dikerok sedalam 1 cm dan
dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.
4) Pasangan dinding batako sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih dahulu dan
siar-siar telah dikerok serta dibersihkan.
5) Pemasangan dinding batako dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri maksimum 24 lapis
setiap harinya.
6) Pembuatan lubang pada pasangan untuk perancah / steiger sama sekali tidak
diperkenankan.
7) Tidak diperkenankan memasang batako yang patah dua melebihi dari 5%. Bata yang
patah lebih dari 2 tidak boleh dipergunakan.
8) Pasangan batako untuk dinding ½ batu harus menghasilkan dinding finish setebal 15 cm
dan untuk dinding 1 batu finish adalah 25 cm. Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi
dan benar-benar tegak lurus.
No Uraian Pekerjaan Bahan Penjelasan
1 Pasangan Dinding - Semen Portland - Komposisi campuran tiap m2
Batako - Pasir pasang dinding batako 1 PC : 5 Psr
- Batako Semen : 4,350 kg
- Air Pasir pasang : 0,050 m3
Batako : 12,500 bh
- Pemasangan dinding gawel
dengan campuran spesi/adukan
sesuai spesifikasi teknis
dilakukan secara bertahap
dengan ketinggian sesuai
gambar rencana
PASAL 6
PEKERJAAN PLESTERAN dan ACIAN
PASAL 7
PEKERJAAN ALUMINIUM COMPOSITE PANEL
7.2. Persyaratan
1) Semua pekerjaan yang disebutkan dalam bab ini harus dikerjakan sesuai dengan standar
dan spesifikasi dari pabrik.
2) Bahan-bahan yang harus memenuhi standar-standar antara lain :
• AA The Alluminium Association
• AAMA Architectural Aluminium Manufactures Association
• ASTM E.84 American Standard for Testing Materials
• DIN 4109 Isolasi Udara
• DIN 52212 Penyerapan Suara
• DIN 53440 Pengurangan getaran
• DIN 17611 / BS 1651 Proses Anoda
• DIN 476 Panel Kerangka
• AS. 1530 Hasil Indikatif
7.3. Komponen
1) Bracket/angkur dari material besi fin galvanish atau material aluminium ekstrussion.
2) Rangka vertikal dan horisontal dari material aluminium ekstrussion.
3) Rangka tepi panel aluminium composite dan reinforce dari material aluminium
ekstrussion.
4) Infill dari aluminium ekstrussion finish powder coating warna ditentukan kemudian.
5) Sealant
• Untuk pekerjaan luar, lihat bab sealant
• Warna ditentukan kemudian berdasarkan color chart pabrik.
• Sealant antara panel aluminium dengan komponen lain.
7.4. Bahan-Bahan
1) Bahan : Aluminium Composite
• Tebal : (AL 0.5, 3.0 PE, AL 0.5) 4MM PVDF
• Berat : 5-6 Kg / 5mm
• Bending Strengh : 45-50 Kg/5mm
• Heat Deformation : 2000C
• Sound Insulation : 24-39 dB
• Finished : Flourocarbond factory finished / PVdF Coating
2) Bahan composite panel harus dalam keadaan rata, warna akan ditentukan kemudian.
3) Contoh-contoh harus diserahkan kontraktor kepada direksi lapangan untuk mendapatkan
persetujuan pemberi tugas.
4) Toleransi dimensi mill finish :
7.5. Pelaksanaan
1) Pemasangan dilakukan oleh tenaga ahli yang khusus dalam pekerjaan ini dengan
menunjukan surat keterangan referensi pekerjaan-pekerjaan yang pernah dilakukan
kepada direksi lapangan untuk mendapatkan persetujuan.
2) Aluminium composite panel yang digunakan untuk seluruh gedung harus satu macam
saja.
3) Pelaksanaan pemasangan harus lengkap dengan peralatan bantu untuk mempermudah
serta mempercepat pemasangan dengan hasil pemasangan akurat, teliti dan tepat pada
posisinya.
4) Rangka-rangka pemegang transom dan mullion harus dipersiapkan dengan teliti, tegak
lurus dan tepat pada posisinya.
5) Metode pemasangan antara lain
• Dijepit diantara bagian-bagian sungkup puncak ganda.
• Panel-panel baki menggantung pada pin-pin dan dipasang dengan skrup.
• Dinding pelapis yang dijadikan satu unit, sistem ikatan pinggir.
6) Frekuensi pembersihan dan perawatan serta pemilihan bahan pembersih yang cocok
sangat tergantung pada lokasi gedung dan kondisi permukaan. Pembersihan dapat
dilaksanakan dengan air dan spons atau sikat lembut. Apabila pengotoran lebih berat bisa
ditambahkan deterjen netral.
7) Setelah pemasangan dilakukan penutupan celah antara panel dengan bahan caulking dan
sealant hingga rapat dan tidak bocor seseuai dengan uraian bab sealant dalam
persyaratan ini
8) Kontraktor harus melindungi pekerjaan yang telah selesai dari hal-hal yang dapat
menimbulkan kerusakan. Bila hal ini terjadi kontraktor harus memperbaiki tanpa biaya
tambahan.
9) Hasil pemasangan pekerjaan aluminium composite panel harus merupakan hasil
pekerjaan yang rapi dan tidak bergelombang.
10) Kontraktor harus dapat menyertakan jaminan mutu selama 10 tahun terhadap sinar
matahari dan pabrik pembuatnya berupa sertifikat jaminan.
PASAL 8
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
2) Penanggung jawab pekerjaan perbaikan instalasi harus seorang yang ahli berilmu
pengetahuan dalam pekerjaan instalasi listrik dan memiliki ijin dari instansi yang
berwenang.
3) Pekerjaan perbaikan instalasi listrik harus diawasi oleh seorang pengawas yang ahli dan
berpengetahuan tentang listrik, menguasai pengaturan perlistrikan, berpengalaman
dalam pemasangan instalasi listrik dan bertanggung jawab atas keselamatan para
pekerjanya.
4) Pekerjaan perbaikan instalasi listrik harus dilaksanakan oleh orang-orang yang
berpengalaman tentang listrik.
5) Perbaikan instalasi listrik yang selesai dikerjakan harus dilaporkan secara tertulis kepada
bagan pemeriksa (umumnya PLN setempat) untuk diperiksa dan diuji.
6) Pelaksana pekerjaan instalasi listrik bertanggung jawab atas pekerjaannya selama batas
waktu tertentu. Jika terjadi suatu kecelakaan karena kesalahan pemasangan ia
bertanggung jawab atas kecelakaan tersebut.
7) Kontraktor yang akan melaksanakan pekerjaan instalasi listrik harus memiliki Surat Ijin
Kerja sebagai berikut :
- Mempunyai surat ijin instalasi listrik (SIKA) tahun kerja yang berlaku
- Mempunyai Sertifikat dari Asosiasi untuk tahun kerja yang berlaku.
- Sudah berpengalaman dan dapat menunjukkan surat kemampuan / pengalaman kerja
dalam mengerjakan pekerjaan yang sejenis
8) Seluruh pekerjaan instalasi harus dikerjakan menurut Peraturan Umum Instalasi
Listrik/Peraturan PLN edisi terakhir sebagai petunjuk dan juga peraturan yang berlaku
pada daerah setempat dan standard yang ada (SII, SNI, SPLN, LMK, dll).
9) Untuk kelancaran pekerjaan ini, harus diadakan koordinasi terlebih dahulu dari seluruh
bagian yang terlibat di dalam kegiatan proyek ini, agar gangguan dan konflik antara satu
dengan yang lain dapat dihindarkan dengan mengalokasi/memperinci setiap pekerjaan
sampai detail untuk menghindari gangguan dan konflik dan harus mendapat persetujuan
Pengawas Lapangan.
10) Kontraktor harus menyerahkan shop drawing untuk disetujui Konsultan Pengawas
sebelum dimulainya pelaksanaan pekerjaan instalasi listrik selambat-lambatnya 30 hari
setelah menerima Surat Perintah Kerja.
11) Pelaksanaan Pekerjaan
a. Kabel-kabel eksisting harus disusun kembali, dibundel/diikat yang rapi dan diberi label
menurut nomer groupnya masing-masing.
b. Semua kabel dimasukkan dalam pipa conduit.
c. Semua penyambungan kabel harus dilaksanakan dalam circulart box dengan
menggunakan terminal strip atau las dop kualitas baik (merk scothlock).
d. Penyambungan kabel dalam conduit tidak dibenarkan. Semua penyambungan kabel di
terminal panel harus menggunakan sepatu kabel dan setiap group diberi label dan
diikat yang rapi.
e. Pemasangan conduit dan assesorisnya harus lurus terhadap garis lurus bangunan dan
diklem rapi dengan jarak max 100 cm dan menggunakan fisher yang sesuai.
f. Semua pemasangan konduit yang masuk ke panel, harus menggunakan bushinglock
nut (waltermeer/ karet kedap) sehingga bisa kedap terhadap uap air, rapi, kuat dan
tidak tajam terhadap isolasi kabel.
Termasuk di dalam lingkup pekerjaan pengujian ini penyediaan tenaga, bahan material
dan peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan ini hingga sistem yang di uji berfungsi dengan
baik.
2) Bahan Yang Digunakan
▪ Alat uji Meger 1000 V
▪ Alat uji dan alat bantu lainnya.
3) Pelaksanaan Pekerjaan
a. Seluruh instalasi yang telah selesai diperbaiki, harus diuji untuk menentukan apakah
kerjanya telah sempurna, sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan dalam gambar,
spesifikasi dan peraturan yang telah berlaku.
Pengujian instalasi meliputi :
▪ Pengujian isolasi
▪ Pengujian kontinuitas
b. Bila dijumpai bagian-bagian yang tidak memenuhi syarat teknis, Kontraktor wajib
membongkar, memperbaiki/mengganti dan menguji kembali sampai dinyatakan,
memenuhi syarat oleh Direksi.
c. Peralatan-peralatan tambahan yang diperlukan, walaupun tidak digambarkan atau
disebutkan dalam spesifikasi ini, harus disediakan Kontraktor, sehingga instalasi dapat
bekerja dengan baik dan dapat dipertanggung jawabkan tanpa tambahan biaya.
d. Setelah dinyatakan baik secara tertulis oleh bagan pemeriksa dan sebelum diserahkan
kepada pemilik, instalasinya harus dicoba dengan tegangan dan arus kerja penuh
selama waktu yang cukup lama, semua peralatan yang dipasang harus dicoba.
BAB IV
RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI
(RKK)
Keselamatan Konstruksi adalah segala kegiatan keteknikan untuk mendukung Pekerjaan Konstruksi
dalam mewujudkan pemenuhan standar keamanan, keselamatan, kesehatan dan keberlanjutan yang
menjamin keselamatan keteknikan konstruksi, keselamatan dan kesehatan tenaga kerja,
keselamatan publik dan lingkungan.
Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) yang merupakan komitmen dari penyedia jasa (kontraktor)
dalam penjaminan keselamatan konstruksi dalam proyek yang ditangani, wajib untuk memenuhi
regulasi yang sudah ditetapkan. Dengan terbitnya Permen PUPR No. 14/PRT/M/2020 tentang
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi sebagai pengganti Peraturan terdahulu yaitu
Permen PUPR No 05/PRT/M/2014.
Adapun Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) pada rencana Rehabilitasi Gedung dan Bangunan
Politeknik Kelautan dan Perikanan Kupang diuraikan sebagai berikut :
BAB V
PROTOKOL
PENCEGAHAN COVID-19 DI PROYEK KONSTRUKSI
PASAL 1
PENGANTAR
1. Protokol ini dimaksudkan sebagai panduan umum bagi Pemilik/Pengguna/Penyelenggara
bersama Konsultan, Kontraktor, Sub kontraktor, Vendor/ Supplier dan Fabrikator, Mandor serta
para Pekerja dalam mencegah wabah COVID-19 di proyek konstruksi.
2. Protokol ini merupakan bagian dari keseluruhan kebijakan untuk mewujudkan keselamatan
konstruksi. Keselamatan konstruksi adalah keselamatan dan kesehatan kerja; keselamatan
publik; dan keselamatan lingkungan dalam setiap tahapan penyelenggaraan konstruksi (life
cycle of building and infrastructure developmenf).
3. Protokol ini berlaku di proyek konstruksi yang diselenggarakan oleh Pemerintah dan/atau
Pemerintah Daerah dan/atau BUMN, maupun investasi swasta dan/atau gabungan. Masing-
masing pihak pemangku amanah di proyek konstruksi dapat menindaklanjuti implementasi dari
protokol ini sesuai dengan kebijakan perusahaan masing-masing.
PASAL 2
PEMBENTUKAN SATGAS PENCEGAHAN COVID.19
1. Pemilik/Pengguna/Penyelenggara bersama Konsultan Pengawas dan/atau Kontraktor wajib
membentuk Satuan Tugas Pencegahan COVID 19.
2. Satuan Tugas tersebut berjumlah paling sedikit 5 (lima) orang terdiri dari Ketua merangkap
anggota dan 4 (empat) Anggota yang mewakili Pemilik/Pengguna/Penyelenggara, Konsultan,
Kontraktor, Sub kontraktor, Vendorl Supplier.
3. Satuan Tugas tersebut memiliki tugas, tanggung jawab dan kewenangan melakukan: (i)
sosialisasi, (ii) edukasi, (iii) promosi teknik dan (iv) metoda pencegahaan COVID 19 serta (v)
perneriksaan (examination) potensi terinfeksi kepada semua orang, baik para manager,
insinyur, arsitek, karyawan / staf, mandor, pekeda dan tamu proyek.
PASAL 3
PENYEDIAAN FASILTTAS KESEHATAN DI LAPANGAN
1. Kontraktor wajib menyediakan ruang klinik di lapangan dilengkapi dengan sarana kesehatan
yang memadai, seperti: tabung oksigen, pengukur suhu badan (fhermoscan), pengukur tekanan
darah, obat-obatan, dan petugas medis.
2. Kontraktor wajib memiliki kerjasama operasional perlindungan kesehatan dan pencegahan
COVlD 19 dengan rumah sakit dan/atau pusat kesehatan masyarakat terdekat dengan lapangan
proyek untuk tindakan darurat (emergency).
3. Kontraktor wajib menyediakan fasilitas pengukur suhu badan (thermoscan), pencuci tangan
dengan sabun disinfektan (hand sanitizer), tissue, masker di kantor dan lapangan proyek bagi
para manager, insinyur, arsitek, karyawan/ staf, mandor, pekerja dan tamu proyek.
PASAL 4
PELAKSANAAN PENCECAHAN COVID 19 Dl LAPANGAN
1. Satuan Tugas memasang poster (flyers) baik digital maupun fisik tentang himbauan/anjuran
penegahan COVID I9, seperti mencuci tangan, memakai masker, untuk disebarluaskan atau
dipasang di tempat-tempat strategis di lapangan proyek.
2. Satuan Tugas bersama Petugas Medis harus menyampaikan penjelasan, anjuran, kampanye,
promosi teknik pencegahan COVID 19 dalam setiap kegiatan penyuluhan K3 pagi hari (safety
moming talk).
3. Satuan Tugas melarang seseorarg yang sakit dengan indikasi suhu > 38 derajat Celcius (seluruh
manager, insinyur, arsitek, karyawan/ staf, mandor, pekerja dan tamu proyek) datang ke lokasi
proyek.
4. Petugas Medis melaksanakan pengukuran suhu tubuh kepada seluruh pekerja, dan karyawan
bersama para Satuan Pengaman Proyek (Security Sfaff) dan Petugas Keamanan setiap pagi,
siang dan sore,
5. Apabila ditemukan manager, insinyur, arsitek, karyawan/staf, mandor dan pekeria di lapangan
proyek terpapar virus COVID 19, Petugas Medis dibantu Petugas Keamanan proyek melakukan
evakuasi dan penyemprotan disinfektan pada tempat, fasilitas, pegangan dan peralatan kerya.
Mengetahui :
Pejabat Pembuat Komitmen
Politeknik Kelautan dan Perikanan Kupang