SPESIFIKASI TEKNIS
A. UMUM
PASAL 1 1.1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan dan akan ditenderkan sesuai dengan :
URAIAN UMUM a. Gambar-gambar bestek, konstruksi dan detail terlampir
b. Uraian dan syarat-syarat teknis pelaksanaan pekerjaan (RKS)
c. Berita acara penjelasan pekerjaan (Aanwijzing)
d. Rencana Anggaran Biaya (RAB)
e. Petunjuk dari Direksi Lapangan/Pengawas Lapangan.
` 1.2. Pekerjaan yang akan dilaksanakan, meliputi :
a. Pembangunan dan Renovasi Gedung dan Bangunan
b. Sarana dan Prasarana Penunjang :
I. Pekerjaan Persiapan
II. Pekerjaan Lantai I (Lanjutan)
a) Pekerjaan Plafond Dan Partisi Lt.1
b) Pekerjaan Pintu
c) Pekerjaan Pengecatan
d) Pekerjaan Sanitasi
e) Pekerjaan Ruang Tumbuh Kembang Anak
Peralatan Ruang Tumbuh Kembang Anak Tipe 1
Peralatan Ruang Tumbuh Kembang Anak Tipe 2
III. Pekerjaan Lantai Ii (Lanjutan)
a) Pekerjaan Beton
b) Pekerjaan Dinding Dan Lantai
c) Pekerjaan Pintu Dan Jendela
d) Pekerjaan Atap Dan Plafond
e) Pekerjaan Sanitasi
f) Pekerjaan Listrik
g) Pekerjaan Tangga
h) Pekerjaan Pengecatan
i) Pekerjaan Taman
j) Pekerjaan Perlengkapan Interior Ruangan
1.3. Apabila ternyata ada perbedaan antara kontrak dan bestek, bestek dan gambar detail,
Kontraktor harus segera lapor kepada Direksi Pekerjaan, Direksi Teknis dan Pengawas
Lapangan
1.4. Kontraktor/pemborong harus menghitung kembali secara sendiri volume setiap
pekerjaan yang ada sesuai dengan gambar rencana dan RKS ini.
1.5. Sebelum dan selama melaksanakan pekerjaan, Penyedia jasa harus berkonsultasi
dengan Pengawas Kegiatan/ Direksi Pekerjaan.
1.6. Selama berlangsungnya pekerjaan, Penyedia jasa harus dapat menjaga lingkungan
agar tidak terganggu oleh jalannya pekerjaan.
1.7. Kerusakan jalan masuk yang disebabkan oleh pelaksanaan pekerjaan atau lahan sekitar
yang disebabkan oleh pelaksanaan pekerjaan menjadi tanggung jawab Penyedia jasa.
Untuk itu sebelum pelaksanaan pekerjaan Rekanan/ Kontraktor bisa minta ijin kepada
pemilik yang bersangkutan untuk mendapatkan dispensasi pemakaian jalan menuju
lokasi ataupun lahan sekitar yang diperlukan.
1.8. Pekerjaan harus segera diselesaikan dengan baik, dengan ketentuan-ketentuan sebagai
berikut :
a. Halaman harus bersih dari sisa-sisa kotoran atau puing-puing pada waktu
diserahkan.
b. Pekerjaan harus segera diserah terimakan dengan kondisi memuaskan dengan
disaksikan oleh Direksi dan Pengawas Lapangan.
PASAL 2 2.1. Umum
URAIAN PEKERJAAN Untuk dapat memahami dengan sebaik-baiknya seluruh seluk beluk pekerjaan ini
kontraktor diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh gambar pelaksanaan
beserta uraian pekerjaan dan persyaratan pelaksanaan seperti yang diuraikan didalam
buku ini. Bila terdapat ketidakjelasan dan atau perbedaan dalam gambar dan uraian ini
kontraktor diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada perencana untuk mendapatkan
penyelesaian.
2.2. Lingkup Pekerjaan
VI-1
Spesifikasi Teknis
Penyelesaian tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat kerja yang dibutuhkan dalam
melaksanakan pekerjaan ini serta mengamankan, mengawasi dan memelihara bahan-
bahan, alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung
sehingga seluruh pekerjaan-pekerjaan dapat selesai dengan sempurna.
2.3. Sarana Kerja
Kontraktor wajib memasukan jadwal kerja kontraktor juga wajib memasukan identiikasi
dari tempat kerja, nama, jabatan, dan keahlian masing-masing anggota pelaksanaan
pekerjaan, serta iventarisasi peralatan yang digunakan melaksanakan pekerjaan ini.
Kontraktor wajib menyediakan tempat penyimpanan bahan-bahan/material dilokasi yang
aman dari segala kerusakan, kehilangan dan hal-hal yang dapat mengganggu
pekerjaan lain. Semua sarana persyaratan kerja, sehingga kelancaran dan
memudahkan kerja dilokasi dapat tercapai.
2.4. Gambar-gambar Dokumen
a. Dalam hal terjadi perbedaan dan atau pertentangan dalam gambar-gambar yang
ada (arsitektur, struktur dan mekanikal dan elektrikal) dalam buku uraian
pekerjaan ini maupun pekerjaan yang terjadi akibat kecelakaan dilokasi,
kontraktor diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada perencanaan/ konsultan
pengawasan. Secara tertulis untuk mendapatkan keputusan pelaksanaan dilokasi
setelah konsultan pengawas berunding terlebih dahulu dengan perencana.
Ketentuan tersebut di atas tidak dapat dijadikan alasan oleh kontraktor untuk
memperpanjang waktu pelaksanaan.
b. Semua ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran jadi, dalam keadaan
selesai/terpasang.
c. Mengingat masalah ukuran ini sangat penting, kontraktor diwajibkan
memperhatikan dan meneliti dahulu semua ukuran yang tercantum seperti peil-
peil, ketinggian, lebar ketebalan, luas penampang dan lain-lainnya sebelum
pekerjaan dimulai.
Bila ada keraguan mengenai ukuran mana yang akan dipakai dan dijadikan
pegangan kontraktor wajib merundingkan terlebih dahulu dengan perencanaan.
d. Kontraktor tidak dibenarkan untuk mengubah dan atau mengganti ukuran-ukuran
yang tercantum dalam gambar-gambar pelaksanaan tanpa sepengetahuan
konsultan pengawas.
e. Kontraktor harus menyediakan dengan lengkap masing-masing dua salinan
segala gambar-gambar, spesifikasi teknis, agenda, berita-berita perubahan dan
gambar-gambar pelaksanaan yang telah disetujui di tempat pekerjaan. Dokumen-
dokumen ini harus dapat dilihat konsultan pengawas konstruksi dan direksi setiap
saat sempat dengan serah terima kesatu. Serah terima kesatu dokumen-dokumen
tersebut akan didokumentasikan oleh pemberi tugas.
2.5. Gambar-gambar Pelaksanaan dan Contoh-contoh
a. Semua gambar pelaksanaan (shop drawing) adalah gambar-gambar, diagram,
ilustrasi jadwal, brosur, atau data yang disiapkan kontraktor atau subkontraktor,
supplier atau produsen yang menjelaskan bahan-bahan atau sebagian pekerjaan.
b. Disediakan contoh-contoh benda dari kontraktor untuk menunjukan bahan,
pelengkapan, dan kualitas kerja. Ini akan dipakai oleh konsultan pengawas untuk
menilai dahulu.
c. Kontraktor akan memeriksa, menandatangani persetujuan dan menyerahkan
dengan segera semua gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-contoh yang
diisyaratkan dalam dokumen kontrak atau oleh konsultan pengawas. Gambar-
gambar pelaksanaan dan contoh-contoh harus diberi tanda-tanda sebagaimana
ditentukan konsultan pengawas. Kontraktor harus melampirkan keterangan tertulis
mengenai setiap perbedaan dengan Dokumen Kontrak jika, ada hal-hal demikian.
d. Dengan menyetujui dan menyerahkan gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-
contoh dianggap Kontraktor telah meneliti dan menyesuaikan setiap gambar atau
contoh tersebut dengan Dokumen Kontrak.
e. Konsultan Pengawas dan Perencanaan akan memeriksa dan menolak atau
menyetujui gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh dalam waktu
sesingkat-singkatnya, sehingga tidak mengganggu jalannya pekerjaan dengan
mempertimbangkan syarat-syarat keindahan.
f. Kontraktor akan melakukan perbaikan-perbaikan yang diminta konsultan
pengawas dan menyerahkan kembali gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-
contoh sampai disetujui.
g. Persetujuan konsultan pengawas terhadap gambar-gambar pelaksanaan dan
contoh-contoh tidak membebaskan kontraktor dari tanggung jawabnya atas
VI-2
Spesifikasi Teknis
VI-4
Spesifikasi Teknis
dalam pelaksanaan.
e. Kesejahteraan keamanan dan pertolongan pertama
Kontraktor harus mengadakan dan memelihara fasilitas kesejahteraan dan
tindakan pengamanan yang layak untuk melindungi para pekerja dan tamu yang
akan datang ke lokasi. Fasilitas dan tindakan pengamanan seperti ini diisyaratkan
harus memuaskan pemberi tugas dan juga harus menurut (memenuhi) ketentuan-
ketentuan undang-undang yang berlaku saat ini. Dilokasi pekerja, kontraktor wajib
mengadakan perlengkapan yang cukup untuk pertolongan pertama yang mudah
dicapai.
f. Gangguan pada tetangga
Segala pekerjaan yang menurut pemberi tugas mungkin akan menyebabkan
adanya gangguan pada penduduk yang berdekatan, hendaknya dilaksanakan
pada waktu sebagainya tugas akan menentukannya dan tidak ada tambahan yang
mungkin ia keluarkan.
2.14. Peraturan Hak Patent
Kontraktor harus melindungi pemilik (owner) terhadap semua “claim” atau tuntutan,
biaya atau kenaikan harga karena bencana, dalam hubungan dengan merk dagang atau
nama produksi, hak cipta ada semua material dan peralatan yang digunakan dalam
proyek ini.
2.15. Iklan
Kontraktor tidak diijinkan membuat iklan dalam bentuk apapun di dalam sempadan
(batas) site atau ditanah yang berdekatan tanpa seijin dari pemberi tugas
2.16. Peraturan Teknis Pembangunan yang digunakan
a. Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam rencana kerja
dan syarat-syarat (RKS) ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan di bawah
ini termasuk segala perubahan dan tambahannya.
b. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 tahun 2003 tanggal 03
Nopember tentang pedoman pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah.
c. Peraturan umum tentang pelaksanaan pembangunan di Indonesia atau Algemene
Voorwaarden Voor Uitvorering bij Aaneming van Openbare Warken (AV) 941.
d. Keputusan-keputusan dari majelis Indonesia untuk Arbitrase Teknik dari Dewan
Teknik Pembangunan Indonesia (DTPI).
e. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI-1971)
f. Tata cara perencanaan struktur untuk bangunan gedung SK-SNI T-15 1991-03
g. Peraturan umum dari Dinas Kesehatan Kerja Departemen Tenaga kerja.
h. Peraturan umum tentang Pelaksanaan Instalasi Listrik (PUIL) 979 dan PLN
setempat.
i. Peraturan umum tentang pelaksanaan Instalasi Air minum serta Instalasi
pembuangan dari Perusahaan Air Minum.
j. Peraturan konstruksi kayu Indonesia (PKKI-1961).
k. Peraturan Semen Portland Indonesia NI-08.
l. Peraturan Bata Merah sebagai bahan bangunan.
m. Peraturan Muatan Indonesia 1983.
n. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia 1983.
o. Peraturan Pengecatan NI-12.
p. Peraturan ketentuan lain yang dikeluarkan oleh jawatan/instansi pemerintahan
setempat, yang bersangkuta dengan permasalahan bangunan.
q. Untuk melaksanakan pekerjaan dalam butir tersebut diatas, berlaku dan mengikat
pula.
r. Gambar bestek yang dibuat konsultan perencana yang sudah disahkan oleh
pemberi tugas termasuk juga gambar-gambar detail yang diselesaikan oleh
kontraktor dan sudah disahkan/disetujui direksi.
s. Rencana kerja dan syarat-syarat pekerjaan.
t. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
u. Berita Acara Penunjukan.
v. Surat Keputusan Pengguna Barang/jasa tentang penunjukan kontraktor.
w. SPPPBJ (Surat Penetapan Penunjukan Penyedia Barang/Jasa).
x. Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya.
y. Jadwal Pelaksanaan (Tentative Time Schedule).
z. Kontrak/surat Perjanjian Pemborongan.
VI-5
Spesifikasi Teknis
VI-8
Spesifikasi Teknis
timbunan dan urugan. Sisanya harus dibuang ke luar site atau tempat lain
atas persetujuan konsultan pengawas.
PASAL 8 8.1. Lingkup Pekerjaan.
PEKERJAAN URUGAN Pekerjaan urugan ini dilaksanakan sebagai urugan peninggian halaman dan bangunan
DAN PEMADATAN maupun sebagai urugan lubang-lubang pondasi. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah
pekerjaan pemadatan untuk setiap layer urugan.
8.2. Persiapan Untuk Urugan
Pengurugan tidak boleh dilaksanakan sebelum pondasi atau bagian pekerjaan lainnya
yang akan ditutup/diurug atau tersembunyi oleh tanah urugan diperiksa oleh
Direksi/Pengawas. Pada pekerjaan urugan/peninggian permukaan tanah asal jika ada
ketidak sesuaian antara keadaan lapangan dan gambar rencana Pemborong harus
memberitahu secara tertulis kepada Direksi/Pengawas,
Jika tidak maka tuntutan mengenai ketidak samaan permukaan tanah tidak akan
dipertimbangkan.
8.3. Bahan-bahan Urugan
a. Untuk bahan urugan peninggian tanah asal (site) pada ketinggian tertentu diurug
dengan tanah urug/padas yang didatangkan dari luar lokasi.
b. Bahan-bahan urugan harus tidak mengandung lumpur dan bahan organik, kadar
lumpur tidak boleh terlalu tinggi dan bahan urugan mudah untuk dipadatkan.
8.4. Urugan Tanah
a. Khusus untuk urugan peninggian tanah asal sebelum dilaksanakan pengurugan
awal, seluruh permukaan tanah asal pada daerah yang akan diurug harus
dibersihkan dari kotoran-kotoran atau puing-puing dan harus dibuang keluar
lokasi.
b. Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur, kotoran, sampah dan
sebagainya.
c. Material-material bahan urugan yang terletak pada daerah yang tidak
memungkinkan untuk dipadatkan dengan alat-alat berat, urugan dilakukan dengan
ketebalan maksimal 15-20 cm material lepas dan dipadatkan dengan alat
pemadat (baby roller/stamper) atau dengan ijin pengawas/direksi.
d. Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian maupun pengurugan
adalah +/- 10 mm terhadap kerataan yang ditentukan.
e. Untuk mencapai kepadatan yang optimal, bahan ditest dilaboratorium untuk
mendapatkan nilai standart proctor. Laboratorium yang memeriksa harus
laboratoriumnya resmi atau laboratorium yang ditunjuk oleh konsultan pengawas.
Dengan bahan yang sama, material yang akan dipadatkan harus ditest juga
dilapangan dengan system “Field Density Test” dengan hasil kepadatannya
sebagai berikut :
1) Untuk lapisan yang dalamnya sampai 30 cm dari permukaan rencana
kepadatannya 95% dari sumber proctor.
2) Untuk lapisan yang didalamnya lebih dari 30 cm dari permukaan rencana
kepadatannya 90% dari standart proctor.
Hasil test dilapangan harus tertulis dan diketahui oleh konsultan pengawas semua
hasil-hasil pekerjaan diperiksa kembali terhadap pokok-pokok referensi untuk
mengetahui sampai dimana kedudukan permukaan tanah tersebut.
Bagian permukaan tanah yang telah dinyatakan padat, harus dipertahankan dan
dijaga jangan sampai rusak, akibat pengaruh luar dan tetap menjadi
tanggungjawab kontraktor s/d masa pemeliharaan.
f. Bahan urugan untuk pelaksanaan pengerasan harus disebar dalam lapisan-
lapisan yang rata dalam ketebalan yang tidak melebihi 200 mm pada kedalaman
gembur.
g. Standar Rujukan (AASHTO)
T 88 - 78 Analisa ukuran butir tanah
T 89 - 68 Penetapan batas cair tanah
T 90 - 70 Penetapan batas plastis dan indeks plastis tanah
T 99 - 74 Penetapan batas plastis dan indeks plastis tanah
T 145 - 73 Klasifikasi dari tanah dan campuran tanah dan agregat untuk
keperluan konstruksi jalan
T 180 - 74 Hubungan antara kelembaban dan kepadatan tanah
menggunakan palu 2.5 kg dan 305 mm tinggi jatuh
T 191 - 61 Kepadatan tanah di tempat dengan menggunakan metoda
kerucut pasir
T 193 - 72 “The California Bearing Ratio”
VI-15
Spesifikasi Teknis
VI-16
Spesifikasi Teknis
PASAL 9 9.1. Perbandingan dari berbagai adukan, menggunakan perbandingan jumlah isi yang
ADUKAN DAN ditakar dalam keadaan kering.
CAMPURAN 9.2. Kotak-kotak ukuran dibuat dengan ukuran yang sama dengan dalam 50 cm. Volume
kotak dibuat sesuai dengan volume 1 zak PC (40 Kg), diselenggarakan atas petunjuk
Direksi/Pengawas Lapangan.
9.3. Penggunaan adukan sesuai yang ditetapkan dalam gambar atau tempat-tempat yang
dianggap perlu oleh Direksi.
PASAL 10 10.1. Lingkup Pekerjaan
PEKERJAAN a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
PASANGAN BATU alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan
KALI/BELAH hasil yang terbaik.
b. Pekerjaan pasangan batu kali/belah ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/
ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi dan Pengawas Lapangan.
10.2. Persyaratan Bahan
a. Batu kali/belah harus keras, tidak mudah pecah, tidak lapuk dan minimal memiliki
3 sisi bidang pecah serta tidak bulat.
Persyaratan bahan lainnya sesuai dengan persyaratan bahan pekerjaan beton
bertulang.
b. Adukan yang dipergunakan menggunakan campuran 1 PC : 4 Pasir (1:4) atau
sesuai dengan gambar rencana.
10.3. Syarat Pelaksanaan
a. Yang termasuk dalam pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan yang menggunakan
pasangan batu kali/belah termasuk pasangan batu kosong/aanstamping.
b. Sebelum pelaksanaan pekerjaan pondasi, Kontraktor harus mengadakan
pengukuran-pengukuran untuk As-as pondasi seperti pada gambar dan harus
dimintakan persetujuan dari Direksi dan Pengawas Lapangan.
c. Kontraktor wajib melaporkan kepada Direksi dan Pengawas Lapangan bila ada
perbedaan gambar-gambar dari konstruksi dengan gambar-gambar arsitektur atau
bila ada hal-hal yang kurang jelas.
d. Pelaksanaan pasangan batu kosong/aanstamping harus dalam keadaan lubang
galian kering dan sudah diberi urugan pasir minimal setebal 10 cm padat atau
seperti yang ditunjukan dalam gambar.
e. Pasangan batu kosong/aanstamping adalah pasangan batu kali yang disusun
berdiri tanpa perekat (campuran) setebal 20 cm, celah antara batu-batu diisi pasir
dan disiram air sehingga celah penuh terisi pasir dan kedudukan batu cukup
kokoh sebagai dudukan pondasi.
f. Pasangan batu kali tidak boleh berongga dalam pemasangannya.Batu kali
disusun satu persatu dengan penyangga mortal.
g. Pelaksanaan pasangan batu kali juga harus memperhatian gambar rencana yang
terkait dan jika ada kelainan/ketidak cocokan harus dikonsultasikan dengan
Direksi/ Pengawas Lapangan.
h. Bentuk pasangan batu kali harus sesuai dengan gambar rencana.
i. Penggunaan campuran sesuai dengan yang tercantum dalam gambar rencana.
PASAL 11 11.1. Lingkup Pekerjaan
PEKERJAAN BETON a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
BERTULANG alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan
hasil yang terbaik.
b. Pekerjaan beton bertulang meliputi seluruh pekerjaan beton bertulang seperti
yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi dan
Pengawas Lapangan.
11.2. Persyaratan Umum
a. Konstruksi-konstruksi harus menggunakan peraturan peraturan/normalisasi yang
berlaku di Indonesia seperti PBI’71/SKSNI – T15 – 1991-03, PMI, PKKI dan lain-
lain.
b. Peraturan beton
1) Semua pekerjaan beton harus dipenuhi syarat-syarat yang ada pada PBI ’71 /
VI-17
Spesifikasi Teknis
VI-18
Spesifikasi Teknis
VI-19
Spesifikasi Teknis
e. Pembesian
1) Semua besi beton yang digunakan harus memebuhi syarat-syarat:
a). Peraturan Beton Indonesia (NI.2-1971).
b). Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan minyak-minyak, karat dan tidak
cacat (retak-retak, mengelupas, luka dan sebagainya).
c). Dari jenis baja mutu U-24 untuk Diameter Kurang dari 12 mm dan U-40
untuk lebih besar 12 mm (ulir) bahan tersebut dalam segala hal harus
memenuhi ketentuan-ketentuan PBI-1971.
d). Mempunyai penampang yang sama rata.
e). Ukuran disesuaikan dengan gambar-gambar.
2) Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuan-ketentuan
diatas, harus mendapat persetujuan perencana/konsultan pengawas.
3) Besi beton harus disuplay dari satu sumber (manufacture) dan tidak
diperkenankan untuk mencampurkan bermacam-macam besi beton tersebut
untuk pekerjaan konstruksi. Setiap pengiriman ke site harus disertakan Mil
Certaificate.
4) Kontraktor bilamana diminta harus pengujian mutu besi yang akan dipakai,
sesuai dengan petunjuk konsultan pengawas. Percobaan mutu besi beton
juga akan dilakukan setiap saat bilamana dipandang perlu oleh konsultan
pengawas.
5) Pemasangan besi beton dilakukan sesuai dengan gambar-gambar atau
mendapat persetujuan konsultan pengawas. Hubungan antara besi beton
dilakukan sesuai dengan yang lain harus menggunakan kawat beton, diikat
teguh, tidak bergeser selama pengecoran beton dan tidak menyentuh lantai
kerja atau papan acuan.Sebelum beton dicor besi beton harus bebas dari
minyak, kotoran cat, karet, kulit giling atau bahan-bahan yang merusak.
Semua besi beton harus dipasang pada posisi yang tepat.
6) Besi beton yang tidak memenuhi syarat karena ukuran maupun kwalitas
tidak sesuai dengan spesifikasi (RKS) diatas, harus segera dikeluarkan dari
site setelah penerimaan instruksi tertulis dari konsultan pengawas dalam
waktu 2x24 jam.
7) Membengkok dan meluruskan tulangan untuk beton bertulang harus
dilakukan dalam keadaan dingin. Batang tulangan harus dipotong dan
dibengkokkan sesuai dengan gambar kerja. Bila tidak tercantum dalam
gambar kerja, harus dimintakan persetujuan direksi terlebih dahulu.
8) Tulangan harus bebas dari kotoran-kotoran dan karat, serta bahan-bahan
lain yang mengurangi daya rekat.
9) Tulangan harus dipasang sedemikian rupa hingga sebelum dan selama
pengecoran tidak berubah tempat.
10) Tulangan lengkung tidak boleh menempel pada papan cetakan atau
tumpuan lain. Untuk itu harus dibuat beton tahu (beton decking) dengan
tebal dan pemasangan sesuai dengan PBI ’71 / SKSNI – T15 – 1991-03
11) Untuk mengatur jarak tulangan tarik dan tulangan tekan pada pelat
digunakan cakar ayam, yang sebelumnya telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas / Direksi.
12) Pertemuan dengan tulangan Plat / balok / kolom / pondasi yang sudah dicor
harus distek dengan overlapping sesuai dengan PBI ‘71.
f. Cara pengadukan
1). Cara pengadukan harus menggunakan beton molen.
2). Takaran untuk semen portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih
dahulu oleh Direksi/ Pengawas Lapangan.
3). Selama pengadukan, kekentalan adukan beton harus diawasi dengan jalan
memeriksa slump pada setiap campuran baru. Pengujian slump minimum
5 cm dan maksimum 10 cm.
4). Apabila memakai beton ready mix, maka cara pengadukannya mengikuti
prosedur beton ready mix dengan memperhatikan mutu beton yang akan
dicapai.
g. Bahan – Bahan Penambah (Admixture)
1). Penggunaan admixture dapat digunakan setelah diizinkan Pengawas
Proyek. Dimana penggunaan admixture diizinkan, maka bahan ini harus
ditambahkan pada beton dalam tempat pengadukannya dengan
VI-20
Spesifikasi Teknis
VI-21
Spesifikasi Teknis
beton vertikal yaitu sisi balok kolom praktis, dapat dibongkar bekistingnya
setelah 72 jam dengan persyaratan bahwa betonnya telah cukup mengeras
sehingga tidak ada kemungkinan cacat, setelah mendapat ijin dari Direksi.
Bagian struktur beton yang disangga dengan batang penyangga tidak boleh
dibongkar begesting maupun tiang penyangganya sebelum elemen struktur
tersebut mencapai kekuatan minimal untuk memikul berat sendiri berikut
bahan-bahan pelaksanaan di atasnya. Dalam keadaan apapun bekisting
tidak boleh dibongkar sebelum mencapai 14 (empat belas) hari pada beton
yang memakai rawatan begesting baru boleh dibongkar setelah rawatan
berakhir.
2). Selama proses pengerasan, beton tiap hari harus disiram dengan cukup air,
selama minimum 1 (satu) minggu berturut-turut.
PASAL 12 12.1. Lingkup Pekerjaan
PEKERJAAN a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
PASANGAN BATU alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan
BATA hasil yang terbaik.
b. Pekerjaan pasangan batu tela ini meliputi seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Perencana/Pengawas
Lapangan.
12.2. Persyaratan Bahan
a. Semen portland harus memenuhi NI-8 (dipilih dari satu produk untuk seluruh
pekerjaan).
b. Batu bata harus berkualitas (tidak mudah pecah) serta berukuran sama.
c. Pasir harus memenuhi NI-3 Pasal 14 ayat 2
d. Air harus memenuhi PVBI-1982 Pasal 9.
e. Penggunaan adukan :
Adukan 1 PC : 3 Ps, dipakai pasangan kedap air/trasraam.
Adukan 1 PC : 4 Ps, dipakai untuk seluruh pasangan lainnya.
Adukan 1 PC : 6 Ps, dipakai pasangan rollag batu bata.
12.3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Seluruh dinding kecuali dinyatakan lain dalam gambar menggunakan pasangan
setengah batu bata aduk campuran 1 PC : 4 Pasir pasang. Untuk semua dinding
lantai dasar mulai dari permukaan sloof sampai ketinggian 30 cm diatas
permukaan lantai dasar, dinding didaerah basah setinggi 150 cm dari permukaan
lantai, serta semua dinding yang ada pada gambar yang menggunakan simbol
aduk trasram/kedap air digunakan adukan rapat air dengan campuran 1 PC : 3
Pasir pasang serta untuk pasangan rolag batu bata menggunakan adukan 1 PC :
6 Pasir pasang.
b. Batu tela yang digunakan dengan kualitas baik yang disetujui Direksi dan
Pengawas Lapangan, siku dan sama ukurannya.
c. Sebelum digunakan batu bata harus direndam dalam bak air atau drum hingga
jenuh.
d. Setelah batu tela terpasang dengan baik, nad/siar harus dikerok sedalam 1 cm
dan dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram.
e. Pasangan dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih
dahulu dan siar-siar telah dikerok serta dibersihkan.
f. Tidak diperkenankan memasang batu bata yang patah melebihi dari 5%. Batu
bata yang patah lebih dari 2 tidak boleh dipergunakan.
g. Siar/spasi pasangan dibuat dengan tebal 2 cm untuk spasi datar dan 1,5 CHI
untuk spasi tegak kecuali jika ditentukan lain.
h. Mortar untuk spasi datar dan tegak harus penuh dan padat. Melakukan koordinasi
lainnya yang belum dilaksanakan.
i. Rangka kayu/kusen harus dipasang terlebih dahulu untuk dapat melanjutkan
pekerjaan pasangan.
j. Rangka kayu/kusen, pemasangannya harus diperkuat dengan angkur besi
berbentuk L, yang ujungnya disekrup kedalam kusen, sedangkan ujung
bengkoknya ditanamkan kedalam pasangan dinding/kolom praktis.
k. Panjang angkur terpasang tidak lebih dari 22,50 cm.
l. Tiap-tiap angkur dipasang dengan jarak 60 cm satu sama lainnya.
m. Pekerjaan pemasangan pipa dan/atau alat-alat yang ditanam di dalam dinding,
maka harus dibuat pahatan dengan kedalaman yang cukup pada pasangan
dinding sebelum diplester. Pahatan tersebut setelah dipasangnya pipa/alat-alat,
VI-23
Spesifikasi Teknis
VI-24
Spesifikasi Teknis
VI-25
Spesifikasi Teknis
Semua alat pengencang seperti paku, sekrup, baut, angkur dan lainnya harus dari
baja lapis galvanis dalam ukuran sesuai petunjuk Gambar Kerja atau sesuai
kebutuhan standar yang berlaku.
c. Perekat
Semua lem dan perekat yang digunakan harus dari jenis kedap air, seperti produk
neoprene based/synthetic resin based atau yang setara
16.3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Semua proses pemotongan dan pembuatan dikerjakan dengan mesin, kecuali
untuk detail tertentu atas persetujuan Direksi dan Pengawas Lapangan.
b. Semua pengikat berupa paku, baut, kawat dan lainnya harus digalvanisasikan
sesuai dengan NI-5. Tidak diperkenankan pengerjaan ditempat pemasangan.
c. Pengukuran keadaan lapangan diperlukan sebelum dimulai pekerjaan untuk
mendapatkan ketetapan pemasangan dilapangan.
d. Rangka kayu yang akan dipasang bahan finishing harus diperhalus, rata dan
waterpass.
e. Hasil akhir dari pemasangan harus rata, lurus dan tidak melampaui toleransi
kerataan 0,5 cm untuk setiap 2m2.
f. Pekerjaan kayu halus
1). Semua ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran jadi (sudah
diketam halus dan siap difinish). Kontraktor wajib menyerahkan shop
drawing dan contoh jadi untuk bagian detail tertentu pada Direksi dan
Pengawas Lapangan.
2). Bahan kayu halus tidak diperkenankan dipasang dengan cara memaku atau
cara lainnya yang disetujui Direksi dan Pengawas Lapangan.
3). Permukaan kayu yang terlihat bekas pemakuan harus diberi dempul atau
sejenisnya yang telah disetujui Direksi dan Pengawas Lapangan.
4). Hindari terlalu banyak pemakuan pada permukaan kayu.
5). Permukaan kayu yang terlihat harus diketam halus sedemikian rupa
sehingga siap menerima finish.
6). Jika diperlukan bahan perekat, maka kontraktor harus mengajukan terlebih
dahulu baik kualitas maupun jenisnya kepada Pengawas Lapangan untuk
mendapatkan persetujuan.
7). Semua pekerjaan kayu sebelum terpasang harus mendapat persetujuan
dari Direksi dan Pengawas Lapangan. Jika ada yang tidak memenuhi
syarat, maka kontraktor harus mengganti atas tanggung jawabnya.
8). Setelah dipasang, kontraktor wajib memberikan perlindungan terhadap
benturan-benturan benda lain dan kerusakan-kerusakan akibat kelalaian
pekerjaan, semua kerusakan yang timbul adalah tanggung jawab kontraktor.
9). Kayu plint atau lainnya yang melekat langsung pada dinding batu tela dan
beton harus diberi lapisan menie kayu minimal 2 lapis.
PASAL 17 17.1. Lingkup Pekerjaan
PEKERJAAN KUSEN a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan termasuk alat-alat bantu dan
PINTU, JENDELA DAN alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil
VENTILASI pekerjaan yang baik dan sempurna.
ALLUMINIUM b. Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu, kusen jendela dan ventilasi seperti
yang dinyatakan/ ditunjukkan dalam gambar serta shop drawing dari Kontraktor.
17.2. Pengendalian Pekerjaan
Semua pekerjaan yang disebutkan dalam bab ini harus dikerjakan menurut instruksi
pabrik/produsen dan standar-standar antara lain :
a. The Alumuniunl Association (AA)
b. Architectural Alumunium Manufactures Association (AAMA)
c. America standar for testing materials (ASTM)
17.3. Persyaratan Bahan
a. Kusen dan Pelat Alumunium
Kusen dari bahan aluminium framing system, aluminium extrusi sesuai SII extrusi
0695-82 atau Extrusi Standard YKK, tidak terbuat dari bahan bekas, dari produk
setara ALEXINDO atau produk lain yang disetujui Direksi.
Aluminium : 4 x 1,75 “, tebal 18 micron
Nilai deformasi : diijinkan maksimal 2 mm
Warna profil : warna coklat
1). Kadar campur
Architectural Billet 45 (AB45) atau setara dengan karakteristik kekuatan
VI-27
Spesifikasi Teknis
sebagai berikut :
Ultimate Strength : 28.000 p.s.i
Yang Strength : 22.000 p.s.i
Shear Strength : 17.000 p.s.i
2). Anoldizing
Ketebalan lapisan diseluruh permukaan aluminium adalah 18 Mikro dengan
warna dark brown
Hadware (perlengkapan)
Lihat bab perlengkapan pintu
Acesories
Lihat bab perlengkapan pintu
3). Jaminan
Harus diberikan jaminan tertulis selama 5 (lima) tahun dari type campuran
(“alloy”) dan ketebalan “anolizing”
b. Sealant
“sealant” sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuatnya digunakan untuk jendela
Alumunium dan kaca yang berhubungan langsung dengan udara luar.
c. Joint
Baker : Polyuretchane Foam tidak menyerap air, kepadatan 65 -95 kg/m3.
d. Neoprene
Jenis exlusion, tahan terhadap matahari oksidasi dangan kekerasan 60
Durometer.
e. Angkur Tanam
Bagian yang berhubungan dengan Aluminium di beri lapisan galvanished s/d 25
micron. Bagian lain diberi lapisan anti karat, Zincchromete, tipe Alkyd
f. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian syarat-syarat dan
spesifikasi dari pihak pabrik pembuatnya.
g. Konstruksi kusen alluminium mengikuti spesifikasi teknis yang dikeluarkan oleh
pabrik pembuatnya termasuk accessories yang akan dipergunakan.
h. Seluruh bagian aluminium berwarna harus datang di tapak dilengkapi dengan
pelindung dan baru diperkenankan dibuka sesudah mendapat persetujuan dari
Direksi.
i. Untuk keseragaman warna, diisyaratkan sebelum proses fabrikasi warna profil
harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu fabrikasi unit-unit
jendela, pintu dan lain-lain, profil harus diseleksi lagi warnanya sehingga dalam
setiap unit didapatkan warna yang sama. Pemotongan profil aluminium
menggunakan mesin potong, mesin punch, drill sedemikian rupa sehingga
diperoleh hasil yang telah dirangkai untuk jendela bukaan dan pintu mempunyai
toleransi ukuran tinggi dan lebar 1 mm dan untuk diagonal 2mm.
j. Accesories
Sekrup dari galvanized seel mutu Hotdeep kepala tertanam, weather strip dari
vinyl, pengikat alat penggantung yang dihubungkan dengan aluminium harus
ditutup caulking dan sealant. Ankur untuk rangka/kusen aluminium terbuat dari
steel plate tebal minimal 2 mm, dengan lapisan zinc tidak kurang dari 13 mikron
sehingga tidak dapat bergeser
17.4. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Pengerjaan
1) Semua pekerjaan harus dilaksanakan oleh tukang-tukang terbaik dengan
standar pengerjaan yang disetujui pengawas
2) Pemasangan sambungan harus tepat tanpa cela sedikitpun
3) Semua detail pertemuan harus runcing (adu manis), halus dan rata, bersih
dari goresan-goresan serta cacat-cacat yang mempengaruhi permukaan
Alumunium.
4) Pemasangan harus sesuai dengan gambar-gambar dan pesyaratan dan
persyaratan teknis ini.
5) Setiap sambungan dengan dinding atau beda yang berlainan sifatnya harus
diberi “sealant”
6) Tanda-tanda dan cacat akibat proses anoldizing, yaitu “Rack” atau “Gripper”
yang timbul dipermukaan aluminium harus dihilangkan.
b. Toleransi Fabrikasi
1) Sudut/siku
Maksimal membuat penggesekan 3 mm terhadap titik tangkap dari sisi
VI-28
Spesifikasi Teknis
Panel pintu kaca dipergunakan kaca rayben tebal 5mm dan panel pintu utama
menggunakan kaca tempered tebal 8mm (jika ada item pekerjaan).
Panel pintu double teakwood dipergunakan teakwood tebal 4 mm, tidak cacat
pada sisi luarnya.
Seluruh persyaratan kaca mengikuti persyaratan teknis pada pasal pekerjaan
kaca dalam RKS ini.
c. Bahan panel daun jendela terdiri dari :
Jendela panel kaca dan jendela kaca mati menggunakan kaca rayben tebal 5
mm.
Ventilasi panel kaca dan ventilasi kaca mati menggunakan kaca rayben tebal
5mm kecuali bouvenlight untuk KM/WC menggunakan kaca es/buram tebal 5
mm.
Seluruh persyaratan kaca mengikuti persyaratan teknis pada pasal pekerjaan
kaca dalam RKS ini.
18.4. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-
gambar yang ada dan kondisi dilapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk
mempelajari bentuk, pola, lay out/penempatan, cara pemasangan, mekanisme
dan detail-detail gambar.
b. Sebelum pemasangan, penimbunan bahan-bahan pintu ditempat pekerjaan harus
ditempatkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena
cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
c. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi.
d. Daun pintu panel kaca :
Dibuat dengan sistim penyambungan sesuai dengan yang dipersyaratkan
oleh pabrik pembuatnya.
Accesoris lain disesuaikan dengan kebutuhan pelaksanaan seperti yang
dipersyatkan oleh pabrik pembuatnya.
Untuk daun pintu panel kaca setelah dipasang harus rata dan tidak
bergelombang dan tidak melintir dan tidak meninggalkan bekas-bekas
penyambungan.
e. Daun pintu doubel teakwood :
Daun pintu teakwood yang dipasang pada rangka alluminum adalah dengan
cara yang lazim digunakan atas persetujuan Direksi/Pengawas Lapangan
tanpa meninggalkan bekas cacat pada permukaan yang tampak.
Pada bagian daun pintu teakwood harus dipasang rata, tidak bergelombang
dan merekat dengan sempurna.
Permukaan teakwood tidak boleh didempul.
f. Daun jendela kaca :
Dibuat dengan sistim penyambungan sesuai dengan yang dipersyaratkan oleh
pabrik pembuatnya.
Accesoris lain disesuaikan dengan kebutuhan pelaksanaan seperti yang
dipersyaratkan oleh pabrik pembuatnya.
Untuk daun jendela kaca setelah dipasang harus rata dan tidak bergelombang
dan tidak melintir dan tidak meninggalkan bekas-bekas penyambungan.
g. Daun ventilasi :
Dibuat dengan sistim penyambungan sesuai dengan yang dipersyaratkan oleh
pabrik pembuatnya.
Accesoris lain disesuaikan dengan kebutuhan pelaksanaan seperti yang
dipersyaratkan oleh pabrik pembuatnya.
Untuk daun ventilasi kaca setelah dipasang harus rata dan tidak
bergelombang dan tidak melintir dan tidak meninggalkan bekas-bekas
penyambungan.
18.5. Bahan Finishing
a. Daun pintu dan jendela kaca; permukaan rangka diberi lapisan finishing seperti
yang digunakan pada rangka kusen alluminium.
b. Daun pintu teakwood; permukaan rangka daun pintu diberi lapisan finishing
seperti yang digunakan pada rangka kusen alluminium sedangkan permukaan
teakwood diberi lapisan finishing politur sebanyak 3 kali.
PASAL 19 19.1. Pekerjaan Kaca
PEKERJAAN KACA a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
VI-30
Spesifikasi Teknis
VI-31
Spesifikasi Teknis
sebanyak 3 lapis.
5). Listplank beri finishing dari cat kilap kayu sebanyak 3 kali dan menghasilkan
permukaan yang halus dan licin serta mengkilap.
d. Talang Air
1). Rangka talang dibuat sedemikian rupa, sehingga permukaannya
membentuk bidang yang rata sehingga pada saat diberi lapisan seng plat
tidak bergelombang yang dapat mengakibatkan kebocoran.
2). Untuk pemasangan lapisan seng plat menggunakan paku sumbat sehingga
air hujan tidak merembes lewat lubang bekas paku.
3). Untuk talang datar dibuat arah kemiringan talang untuk membuang air
sehingga air tetap dapat mengalir hingga tuntas/habis dan tidak ada yang
tergenang yang dapat mengakibatkan terjadinya kebocoran.
4). Untuk talang gantung pada tritisan atap dipasang sedemikian rupa sehingga
kokoh, kuat dan tidak mudah goyang sehingga mampu menahan limbahan
air hujan. Pada bagian-bagian tertentu diberi lubang pembuangan yang
dihubungkan dengan menggunakan pipa PVC diameter 4” yang dipasang
pada sisi luar dinding bangunan, dipasang dengan penguat klem yang
dipasang secara tertatur tiap jarak klemnya sehingga tampak kuat dan rapi.
Air buangan dari talang dialirkan ke saluran pembuangan/got yang terletak
disisi luar bangunan.
rata, lurus dan waterpass. Tidak ada bagian yang bergelombang dan
batang-batang rangka harus saling tegak lurus.
b. Pemasangan Penutup Langit-Langit
1). Bahan penutup langit-langit terbuat dari gybsum board tebal 9 mm dan
calsyboard tebal 6 mm, produksi dalam negeri yang ada dipasaran dengan
ukuran 120x240 cm atau ukuran lain, sesuai dengan detail gambar.
2). Bahan gybsum board dan calsyboard yang dipasang adalah yang telah
dipilih dengan baik, bentuk dan ukuran tiap unit harus sama dan tidak cacat-
cacat dan telah mendapat persetujuan dari Direksi/ Pengawas Lapangan.
3). Pemasangan dengan cara yang diperbolehkan oleh pabrik pembuatnya dan
sambungan antar unit-unit harus merupakan garis-garis lurus yang
beraturan dan membentuk bidang permukaan yang rata.
4). Setelah terpasang, gybsum board dan calsyboard terpasang harus lurus,
waterpass atau tidak bergelombang.
PASAL 23 23.1. Lingkup Pekerjaan
PEKERJAAN BAJA a. Yang termasuk pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
PROFIL DAN BESI PIPA peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan.
b. Pekerjaan ini meliputi kontruksi baja konvensional (baja profil) dan konstruksi pipa
besi bulat seperti yang dinyatakan/ditunjukan dalam gambar.
VI-35
Spesifikasi Teknis
5). Dibagian bawah dari base plate dan/atau seperti yang tertera pada gambar
harus di grout dengan bahan setara “Master Flow 713 Grout”, dengan tebal
minimum 2,5 cm. Cara pemakaian harus sesuai dengan spesifikasi pabrik.
d. Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan
1). Bahan-bahan baja profil dihindarkan/dilindungi dari hujan dan lain-lain.
2). Baja yang sudah terpasang dilindungi dari kemungkinan cacat/rusak yang
diakibatkan oleh pekerjaan-pekerjaan lain.
3). Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan
tidak mengurangi mutu pekerjaan. Seluruh biaya perbaikan menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
* Lapisan II kental
* Lapisan III encer
i. Untuk warna-warna yang sejenis, kontraktor diharuskan menggunakan kaleng-
kaleng dengan nomor pencampuran (batch number) yang sama.
j. Setelah pengerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang utuh, rata,
licin, tidak ada bagian yang belang dan bidang dinding dijaga terhadap
pengotoran-pengotoran.
24.5. Pekerjaan Cat Langit-langit (Plafond)
a. Yang termasuk pekerjaan cat langit-langit adalah langit-langit gybsum dan langit-
langit calsyboard atau bagian lain yang ditentukan gambar.
b. Cat yang digunakan cat tembok, warna ditentukan Direksi dan Pengawas
Lapangan setelah melakukan percobaan pengecatan.
c. Selanjutnya semua metode/prosedur sama dengan pengecatan dinding dalam
pasal ini.
24.6. Pekerjaan Cat Kayu
a. Yang termasuk dalam pekerjaan cat kayu adalah listplank kayu dan/atau bagian
pekerjaan kayu lainnya.
b. Cat yang digunakan adalah cat kilat kayu jenis Syntetic Enamel (merek
Platone/TKS/Glotex, warna ditentukan Direksi dan Pengawas Lapangan setelah
melakukan percobaan pengecatan.
c. Bidang yang akan dicat diberi menie kayu warna merah 2 (dua) lapis, kemudian
diplamur dengan plamur kayu sampai lubang-lubang/pori-pori terisi campuran.
d. Setelah 7 (tujuh) hari, bidang plamur diamplas halus dan dibersihkan dari debu
kemudian dicat sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali dengan menggunakan kuas.
e. Setelah pengecatan selesai, bidang cat yang terbentuk utuh, rata, tidak ada bintik-
bintik atau gelembung udara dan bidang cat dijaga terhadap pengotoran.
24.7. Pekerjaan Menie Kayu
a. Yang termasuk pekerjaan ini adalah adalah pengecatan seluruh permukaan yang
akan dicat kayu.
b. Menie yang digunakan adalah menie kayu merk platone/patna warna merah.
c. Semua kayu hanya boleh dimenie ditapak proyek dan mendapat persetujuan dari
Direksi dan Pengawas Lapangan.
d. Sebelum pekerjaan menie dilakukan, bidang kayu kasar harus diamplas kayu
kasar dan dilanjutkan dengan amplas kayu halus sampai permukaan bidang licin
dan rata.
e. Pekerjaan menie dilakukan dengan menggunakan kuas, dilakukan 2 lapis,
sedemikian rupa sehingga bidang kayu tertutup sempurna dengan lapisan menie.
24.8. Pekerjaan Cat Besi
a. Yang termasuk dalam pekerjaan cat besi adalah pengecatan permukaan
konstruksi baja konvensional dan/atau bagian pekerjaan besi lainnya atas
petunjuk perencana.
b. Cat yang digunakan adalah cat kilat besi jenis Syntetic Enamel, warna ditentukan
Direksi dan Pengawas Lapangan setelah melakukan percobaan pengecatan.
c. Bidang yang akan dicat diberi menie besi warna hijau 2 (dua) lapis, kemudian
amplas halus dengan amplas besi untuk mendapatkan bidang yang halus dan rata
sehingga bidang siap untuk diberi finishing cat besi.
d. Sebelum dilakukan pengecatan, seluruh permukaan bidang yang akan dicat
dibersihkan dari debu kemudian dicat sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali dengan
menggunakan kuas atau cat semprot.
e. Setelah pengecatan selesai, bidang cat yang terbentuk utuh, rata, tidak ada bintik-
bintik atau gelembung udara dan bidang cat dijaga terhadap pengotoran.
24.9. Pekerjaan Menie Besi
a. Menie yang digunakan adalah menie besi warna hijau
b. Semua besi/baja hanya boleh dimenie ditapak proyek dan mendapat persetujuan
dari Direksi dan Pengawas Lapangan.
c. Pekerjaan menie dilakukan dengan menggunakan kuas, dilakukan lapis demi
lapis, sedemikian rupa sehingga bidang besi/baja tertutup sempurna dengan
lapisan menie.
PASAL 25 25.1. Teknik Instalasi
PEKERJAAN a. Instalasi kabel
INSTALASI LISTRIK 1). Umum
Semua kabel yang digunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi
persyaratan SII dan SPLN.
VI-38
Spesifikasi Teknis
2). Splice/percabangan
Tidak diperkenankan adanya ‘splice’ ataupun sambungan dalam
pipa/saluran cabang maupun feeder utama kecuali pada outlet atau kotak-
kotak penghubung yang dapat dicapai.
Sambungan pada kabel sirkuit cabang harus dibuat secara mekanis dan
harus teguh secara listrik dengan cara-cara ‘solderless connector’.
Dalam penyambungan dengan sistem soldered atau compresion harus
betul-betul tertutup rapat dan tidak boleh ada kebocoran serta dijamin tidak
akan lepas bila ada getaran.
3). Bahan isolasi
Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti karet,
PVC, asbes, glass, tape sintesis, resin, splice case compostion dan lain-lain
harus dari type yang direkomendasi/ disetujui untuk penggunaan, lokasi,
tegangan kerja, kondisi sekelilingnya dan lain-lain, oleh instalasi yang
berwenang (PLN), perwakilan pemerintah setempat dan manufacture.
4). Penyambungan kabel
* Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak
penyambungan yang khusus digunakan untuk itu.
* Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan
penyambungan-penyambungan tembaga yang dilapisi timah putih
dengan kuat.
* Penyambungan yang berisolasi dengan pipa PVC yang khusus untuk
listrik.
* Bila kabel dipasang tegak lurus dipermukaan yang terbuka, maka harus
dilindungi dengan pipa baja tebal 3mm setinggi maksimal 2,5m.
5). Saluran penghantar dalam bangunan
* Setiap aluran kabel dalam bangunan dipergunakan pipa GS plain
conduit dengan diameter minimum 3/4 inch. Setiap percabangan harus
menggunakan junction box yang sesuai dan sambungan yang lebih
dari satu harus menggunakan terminal strip didalam junction box.
* Ujung pipa yang masuk ke dalam panel dan junction box harus
dilengkapi dengan ‘socket/lock nut’ sehingga pipa tidak mudah tercabut
dari panel. Jumlah pipa keluar dari panel harus dilebihkan 20% dari
jumlah sirkuit yang keluar dari panel bersangkutan sebagai line
cadangan (blind pipe).
b. Instalasi saklar dan stop kontak
1). Saklar-saklar dari type rocker mekanisme dengan rating 10 A, 250 V pada
umumnya dipasang inbow atau sesuai dengan gambar. Letak saklar 150 cm
dari lantai atau disesuaikan dengan gambar dan dipasang dalam kotak
sambung yang diperuntukkan untuk itu, type pemasangan harus dipilih dari
type cakar (claw).
2). Stop kontak adalah type yang memakai terminal pentanahan (earthing
contact) dengan rating 10 A/16 A, 250 V ( 1 fase) dan 25 A/23 A, 500 V (3
fase). Stop kontak harus dipasang rata dengan permukaan dinding dengan
ketinggian 150 cm dari permukaan lantai atau disebut lain dalam gambar.
+ 25.2. Lampu Penerangan dan Kotak Kontak
a. Konstruksi
1). Lampu dan armatur
Lampu dan armaturnya harus sesuai dengan yang dimaksudkan, seperti
yang dilukiskan dalam gambar-gambar elektrikal.
Semua armatur lampu yang terbuat dari metal harus mempunyai terminal
penatanahan (grounding).
Adapun jenis-jenis lampu yang dipakai meliputi :
- Lampu Flourescent (TL)
Semua lampu floourescent dan lampu discharge lainnya harus
dikompensasi dengan “power factor correction capasitor” yang cukup
untuk mencapai p.f. 85%-95%.
Kapasitor harus dipasang paralel dan dilengkapi dengan sikring kecil
untuk menghindarkan bahaya kebocoran kapasitor.
Kabel-kabel dalam box harus diberikan saluran atau klem-klem
tersendiri sehingga tidak menempel pada ballast atau kapasitor. Box
terbuat dari pelat baja tebal minimum 0,7 mm dicat dasar tahan karat,
kemudian cat akhir dengan cat oven warna putih.
VI-39
Spesifikasi Teknis
Ballast harus mempunyai dudukan yang kuat dalam box lampu, tetapi
mudah dibuka untuk diperiksa atau diangkat.
Yang harus dipergunakan adalah single lamp ballast (satu ballast
untuk satu tabung lampu flourescent) dan harus dari satu merk setaraf
dengan Phillips, May & Christine, National, Atco atau Schwabe.
Tabung flourescent harus dari merk Philips type TL’D’ atau lampu TL
merk lain yang setara, dengan warna cahaya daylight.
Lampu TL harus sudah lengkap dengan kap/reflector dibuat dari pelat
baja. Jenis lampu TL yang dipergunakan antara lain :
TL 2 x 36 Watt, RM 300, 2 x 36ML,
TL 1 x 36 Watt BLCD 36 CN dan
1 x 18 Watt. TKO
- Lampu Pijar/Down Light, dll yang sejenis dipergunakan jenis lampu
Essencial ukuran 18 watt hingga 40 watt kecuali ditentukan lain dalam
gambar maka penggunaannya sesuai gambar rencana.
Untuk pemakaian lampu ini dipergunakan merk Philips dilengkapi
dengan viting untuk tiap-tiap lampu. Ukuran lampu serta jenis viting
yang dipergunakan (in bauw atau out bauw) mengikuti gambar
rencana.
- Sistem pemasangan menggunakan sistem INBOW
2). Kotak Kontak Biasa (KKB)
Kotak kontak biasa yang dipakai adalah kotak kontak satu fasa. Semua
kotak kontak harus memiliki terminal fasa, netral dan pentanahan. Kotak
kontak harus dari satu type, untuk pemasangan rata dinding, dengan rating
250 volts, 10 Amp.
3). Saklar dinding
Saklar biasa harus dari satu type untuk pemasangan rata dinding, type
rocker, mempunyai rating 250 volts 10 Amp. dari jenis single gang atau
double gangs atau multiple gangs (grid switches). Merk yang boleh dipakai
setaraf dengan MK, Broco, Clipsal, Berker, Crabtree atau setara.
4). Kotak untuk saklar dan kotak kontak
Kotak harus dari bahan baja dengan kedalaman minimal 35 mm. Kotak dari
metal harus mempunyai terminal pentanahan. Saklar atau kotak kontak
terpasang pada kotak (box) dengan menggunakan baut. Pemasangan
dengan cakar yang mengembang tidak diperbolehkan.
5). Kabel instalasi
Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan instalasi kotak kontak harus
kabel inti tembaga dengan insulasi PVC, satu inti atau lebih (NYA atau
NYY).
Kabel harus mempunyai penampang minimum 2,5 mm². Kode warna
insulasi kabel harus mengikuti ketentuan dalam PUIL sebagai berikut :
- Fasa - 1 : merah
- Fasa - 2 : kuning
- Fasa - 3 : hitam
- Netral : biru
- Tanah (ground) : hijau dan kuning
25.3. Pemasangan
a. Pemasangan Saklar dan “Receptacles” Dinding
Kecuali tercatat atau dipersyaratkan lain, tinggi pemasangan kotak saklar dinding,
harus 150 cm dan untuk kotak saklar dinding harus 30 cm dari permukaan lantai.
Dimana ada lebih dari lima saklar dinding atau ‘receptacles’ ditunjuk pada tempat
yang sama, maka dua deret kotak kontak tunggal, ganda atau “multigangs” sesuai
dengan kebutuhan harus dipasang satu diatas yang lain, dan titik tengah deretan-
deretan tersebut harus berada 1,45 M diatas permukaan lantai.
Kotak kontak outlet dekat pintu atau jendela harus dipasang 20 cm dari pinggir
kusen pada sisi kunci seperti ditunjukkan dalam gambar-gambar arsitektur,
kecuali ditunjukkan lain oleh Pengawas.
b. Pemasangan Lampu-lampu
1). Semua fixture penerangan dan perlengkapan-perlengkapan harus dipasang
oleh tukang-tukang yang berpengalaman dengan cara yang harus dsetujui
Pengawas seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
2). Pada daerah yang tidak memakai ceiling pemasangan lampu menempel
VI-40
Spesifikasi Teknis
VI-42
Spesifikasi Teknis
sedang untuk diameter 2 1/2" dan lebih besar, bahannya terbuat dari besi
tuang (cast iron), dengan sistim sambungan Flanged Suction, Flanged-end.
Setara Kitz.
b. Pelaksanaan
1) Sambungan pipa digunakan cara sambungan ulir, flange atau victaulic
sesuai dengan ukuran masing-masing. Penyambungan dengan ulir harus
terlebih dahulu dilapisi dengan red lead cement.
2) Pada bagian-bagian khusus, digunakan sambungan flanged dilas, dimana
penyambungan dengan menggunakan flange ini perlu dilengkapi dengan
Ring Type Gasket untuk menjamin kerapatan dan kekuatan sambungan
tersebut.
3) Semua ujung yang terakhir yang tidak dilanjutkan lagi harus ditutup dengan
doop/plug atau blind-flanged.
4) Pipa-pipa harus diberi gantungan, pipa tegak di dalam Shaft harus diklem
pada jarak setiap 2 m juga pada setiap percabangan dan belokan.
Pengurugan pipa-pipa ini dilakukan setelah hasil test baik dan disetujui
pengawas.
5) Semua pipa baik yang tampak atau yang ditanam diharuskan diberi
pelindung dengan Lead Meni, untuk yang ditanam di tanah ditambah lapisan
pelindung Water Proofing kwalitas baik. Pekerjaan Water Proofing harus
dilakukan sebaik-baiknya, sehingga tidak ada bagian permukaan pipa dan
fitting yang tidak terkena Water Proofing.
6) Pipa-pipa distribusi sebelum disambungkan ke fixtures harus ditest terlebih
dahulu dengan tekanan uji Hydrostatik sebesar satu setengah kali tekanan
kerjanya (Working Pressure) dimana dalam waktu minimum 1 x 24 jam
(disesuaikan dengan instruksi pengawas) tidak boleh mengalami
penurunan takanan/mengalami kebocoran.
7) Instalasi yang hasil testnya tidak baik, segera diperbaiki. Biaya pengetesan,
alat-alat yang diperlukan dan biaya perbaikannya ditanggung oleh
Pemborong.
8) Pipa-pipa yang menembus lantai, dinding beton harus dibuatkan sleeve/
sparing dari pipa PVC dan diberi perapat.
9) Pipa-pipa yang ada di atas langit-langit, shaft dan pada tempat-tempat
yang terlihat harus dicat (pipa air kotor dicat hitam, pipa udara dicat abu-
abu, pipa air bersih dicat biru, pipa talang air hujan dicat sesuai warna
dinding (tak ada pipa udara) dengan bahan cat yang baik dan tepat.
10) Sebelum air bersih dipakai, maka air yang ada dalam pipa dibuang dulu,
kemudian sistim pemipaan diisi dengan larutan yang mengandung 50 mg/1
chlor dan didiamkan selama 24 jam. Setelah 24 jam sistim dibilas dengan
air bersih.
26.3. Pekerjaan Instalasi Air Bekas, Air Kotor Dalam Bangunan
a. Bahan
1) Jenis bahan yang dipakai untuk menyalurkan air bekas, air kotor, air hujan
dan pipa udara vent dalam bangunan (instalasi above ground) memakai
bahan PVC. Untuk instalasi kitchen di bawah lantai menggunakan bahan
cast iron.
2) Pipa air kotor, bekas, menggunakan PVC Klas 10 kg/cm2 class (AW).
Standar JIS K.6742-1979 dan 4 lantai ke bawah menggunakan CIP
schedule 40.
3) Pipa vent/udara menggunakan PVC klas 5 Kg/Cm2 class (D).
4) Penyambungan pipa PVC dilakukan dengan Solvent Cement yang
berkwalitas baik. Sebelum melakukan penyambungan pipa, bagian yang
akan disambung lebih dahulu harus dibersihkan, bebas dari kotoran, air dan
lain-lain. Solvent Cement harus merata pada bagian permukaan yang akan
disambung.
5) Pipa vent pada ujung shaft harus dikeluarkan dari dalam bangunan agar
berjalan dengan sempurna dan tidak akan mengakibatkan polusi udara
dalam gudang.
b. Pelaksanaan.
1) Sambungan-sambungan antara pipa PVC diberi Solvent Cement dari
kwalitas baik yang disetujui oleh Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas.
VI-43
Spesifikasi Teknis
2) Bila terjadi pertemuan antara pipa PVC atau fitting logam, maka
menggunakan sambungan ulir atau flend dengan fitting antara lain faucet
elbow, valve socket, faucet socket dan lain-lain dan sambungan tersebut
diberi lem khusus.
3) Semua ujung pipa atau fitting yang terakhir, yang tidak dilanjutkan lagi harus
ditutup dengan doop atau plug, dengan bahan material yang sama.
4) Pipa-pipa sebelum disambung harus di test dahulu terhadap kebocoran, hal
ini dilakukan sebelum pekerjaan finishing dilaksanakan.
5) Pipa PVC untuk saluran air bekas dan air kotor yang tertanam ditanah,pada
setiap jarak 3 m harus diberikan pondasi bantalan beton 1 pc + 3 ps + 5
krl, pondasi ini juga dipasang pada bagian sambungan pipa percabangan
dan belokan.
6) Pipa tegak (riser) harus diberikan bantalan beton pondasi pada bagian
pertemuan antara pipa tegak dan datar dilantai dasar.
7) Pada prinsipnya pengetesan dilakukan dengan cara bagian demi bagian
dengan panjang pipa maksimum 50m, dalam hal ini lokasi setiap toilet
perlu diperhatikan.
8) Selain mengikuti ketentuan seperti tercantum diatas, semua Pekerjaan
Instalasi Pipa untuk Air Kotor, Air Bekas harus sesuai dengan ketentuan
seperti di bawah ini:
a) Penanaman pipa pada tembok harus tertutup oleh Pekerjaan
Finishing sesuai gambar.
b) Pipa-pipa harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak ada hawa
busuk yang keluar, dan tidak ada rongga-rongga udara, letaknya
harus lurus. Untuk pipa mendatar harus dibuat kemiringan minimal
1% (satu persen).
c) Setiap pencabangan arah dibuat dengan Y (wai) atau TY (tiwai)
sanitari dan dilengkapi dengan lobang pembersih (clean out), kecuali
ditentukan lain dalam gambar.
d) Pada ujung buntu dilengkapi dengan lobang pembersih (clean out),
dan diperlukan adanya lobang-lobang pemeriksa (lobang control).
e) Untuk menghindarkan hawa busuk didalam ruangan perlu adanya
pipa vent (pelepas udara), yang dipasang pada pembuangan air kotor
dan air bekas pada tempat-tempat tertentu (lihat gambar).
f) Di ujung pipa-pipa induk air kotor, didalam shaft digabungkan
menjadi satu pipa vent menuju atap dengan diameter 3" (atau sesuai
gambar).
g) Ujung-ujung pipa dan lobang-lobang harus didoop/plug selama
pemasangan, hal ini dimaksudkan untuk mencegah masuknya
kotoran/serangga ke dalam pipa.
h) Pipa-pipa PVC yang tertanam di tanah yang melintasi jalan harus
dilindungi dengan pipa besi BSP medium class, pada setiap jarak 3 m
dan pada kedua ujung pipa besi diberikan bantalan beton.
26.4. Pekerjaan Instalasi Pipa dan Saluran Pembuangan Didalam Tanah
Semua pemasangan pipa dan saluran-saluran pembuangannya.
Semua bagian bangunan-bangunan yang masuk ke dalam tanah antara lain bak-bak
kontrol, tangki septik dan lain sebagainya.
a. Pekerjaan Galian Tanah
1) Galian tanah dilaksanakan untuk :
- Semua pemasangan pipa dan saluran-saluran pembuangannya.
- Semua bagian bangunan-bangunan yang masuk ke dalam tanah antara
lain bak-bak kontrol, tangki septik dan lain sebagainya.
2) Pedoman yang dipakai untuk dalamnya galian adalah diukur dari atas pipa
sampai ke permukaan jalan atau tanah aspal ditambah tebal lapisan pasir di
bawah pipa. Galian dinyatakan selesai setelah diperiksa dan disetujui oleh
Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas.
3) Hal-hal yang timbul dalam pelaksanaan (kelongsoran tanah dan lain-lain)
adalah menjadi tanggung jawab Pemborong dan sudah termasuk dalam
harga penawaran, Pemberi Tugas tidak menerima adanya claim/tuntutan
terhadap hal-hal tersebut.
4) Penggalian tanah untuk selokan, pemasangan pipa dan perlengkapannya
harus diikuti pula dengan penimbunan kembali dengan segera, sesuai
dengan cara-cara yang disebut dalam pasal berikut dalam Rencana &
VI-44
Spesifikasi Teknis
Syarat ini.
5) Pada dasarnya pekerjaan galian tanah ini mengikuti ketentuan yang telah
ditentukan.
b. Pekerjaan Urugan Tanah
1) Pekerjaan urugan tanah harus sesuai dengan syarat- syarat yang telah
ditentukan.
2) Pemasangan pipa di dalam tanah harus tertutup sekelilingnya oleh pasir
sesuai ketentuan yang tercantum pada ayat 5.3. dibawah ini.
3) Urugan tanah untuk pemasangan pipa,baru dilaksanakan setelah
pengurugan pasir di sekeliling pipa yang dipasang telah selesai; dan harus
minta persetujuan Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas terlebih dahulu
sebelum dilaksanakan.
c. Pekerjaan Urugan Pasir
1) Pekerjaan urugan pasir ini harus memenuhi persyaratan yang telah
ditentukan.
2) Urugan pasir dilakukan pada sisi kanan, kiri dan bawah dengan tebal
masing-masing radius10 cm, khusus pipa yang memotong jalan harus
diurug sekeliling pipa dengan tebal 10 cm dan di atasnya dilindungi dengan
plat beton atau ubin beton.
27.6. Jaminan
Sistim pelapis kedap air yang dipilih harus dapat memberikan jaminan dari
produsen/pabrik pembuat terhadap mutu bahan dan pelaksanaanya selama minimal 15
tahun.
Sertifikat jaminan terhadap kemungkinan kebocoran harus diberikan oleh penyedia jasa
kepada konsultas pengawas, sebelum bahan tersebut digunakan.
PASAL 28 28.1. Lingkup Pekerjaan
PEKERJAAN Yang termasuk pekerjaan ini adalah saluran air hujan disekeliling bangunan dan saluran
PEMBUANGAN AIR pemutusan yang menghubungkan air limpahan dari halaman/bangunan ke saluran yang
HUJAN sudah ada sebelumnya dilokasi pekerjaan.
Pemborong harus mengatur drainage induk, sehingga air hujan selama dan sesudah
pekerjaan berjalan dengan baik dan lancar
28.2. Pengerjaan
a. Konstruksi saluran pembuangan air hujan harus sesuai dengan gambar rencana.
b. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan shop drawing
kepada Pengawas. Shop drawing tersebut harus memperlihatkan dengan lengkap
ukuran dimensi lokasi, elevasi, kemiringan dari saluran dan bak-bak kontrol,
gambar-gambar tersebut harus dibuat dalam skala yang cukup besar sehingga
memudahkan pemeriksaan dan pelaksanaan.
c. Galian tanah
1). Dinding galian tanah dibuat dengan kemiringan yang cukup, disesuaikan
dengan keadaan/kondisi.
2). Setempat, dalam hubungan untuk menghindarkan keruntuhan, terutama
waktu musim hujan.
3). Ukuran dan kedalaman galian dengan pengarahan Pengawas, jika ada
perubahan.
d. Saluran dibuat miring dengan gradasi kemiringan yang konstan sepanjang saluran
sesuai dengan yang tertera pada gambar.
e. Saluran terbuat dari buis beton U diameter 50 cm dengan pasangan batu bata
dengan campuran 1 pc : 4 ps diberi finishing plestaran 1 pc : 4 ps.
f. Kemiringan harus menjamin air hujan mengalir dan kemiringan yang terdapat
pada gambar rencana harus disesuaikan dengan ketinggian yang nyata pada
kondisi setempat.
g. Saluran-saluran yang melintas perkerasan jalan harus dipersiapkan terlebih
dahulu.
PASAL 29 29.1. Umum
PEKERJAAN Yang dimaksud dengan sistim penangkal petir dalam persyaratan ini adalah semua
INSTALASI usaha perlindungan bangunan dan seluruh bagian-bagian dari bencana akibat petir.
PENANGKAL PETIR Termasuk dalam usaha ini adalah pengadaan/ penyediaan dan pemasangan sistim
penangkal petir dalam hal ini batang penerima, konduktor, pemegang elektroda,
elektroda pentanahan dan peralatan lainnya yang sehubungan dengannya.
Penangkal petir digunakan sistem konvensional dan dilaksanakan sesuai gambar
dengan catatan sampai mendapatkan persetujuan dari instalasi terkait.
29.2. Pemasangan
Cara pemasangan harus sesuai dengan petunjuk-petunjuk dari gambar kerja, penilaian
baik pekerjaan jaringan sistim penangkal petir ditentukan berdasarkan pemeriksaan dan
pengujian Direksi dan Pengawas Lapangan.
29.3. Penerima
a. Sistim penerima berupa sistim konvensional (faraday) dari jenis tembaga.
b. Batang penerima harus dipasang pada ujung batang peninggi yang kuat, dimana
batang penerima harus dapat dilepaskan dari batang peninggi bila diperlukan
guna pemeriksaan.
c. Penerima harus disangga oleh pipa galvanished yang cukup kuat dan dapat
didirikan dengan kokoh dan tegak lurus rata-rata air pada ketinggian minimum
0,75 m diatas bagian tertinggi bangunan.
d. Pemasangan batang penerima diusahakan sedapat mungkin pada titik tengah dari
daerah yang dilindungi.
29.4. Batang Peninggi
Batang peninggi harus dibuat dari pipa galvanished atau dari batang besi sesuai
dengan yang ditunjukan dalam gabar dan finished agar tahan karat.
29.5. Pemegang Konduktor
VI-47
Spesifikasi Teknis
17 Lamp Wall Lampu tembak yang menempel pada dinding dilengkapi berbagai
warna berfungsi melatih kemampuan diskriminasi warna pada
ABK.
18 Square Tools Lampu warna warni untuk untukmeningkatkansensory visual,
persepsi dan atensi.
19 Correct Posture Cermin yang memantulkan cahaya atau pun bayangan dari benda
nyata sehingga dapat digunakan untuk koreksi postur tubuh
abnormal
20 LED Laser Lampu Laser yang digunakan untuk menampilkan cahaya dengan
berbagai ornament berfungsi untuk melatih konsentrasi anak.
VI-52
Spesifikasi Teknis
4 Trampolin Diameter 1,3 meter. Fungsi Alat latihan untuk anak dengan ggn
gravitional insecurity dengan melompat.
5 Skate Board Fungsi : Latihan koordinasi gerak kaki & tangan dengan meluncur.
VI-53
Spesifikasi Teknis
B. PENUTUP
PASAL 35 35.1. Meskipun dalam bestek ini pada uraian pekerjaan dan uraian bahan-bahan tidak
PENUTUP dinyatakan, tetapi disebutkan dalam penjelasan pekerjaan (aanwijzing)
mengenai suatu bagian pekerjaan yang termasuk harus dikerjakan oleh
pemborong/kontraktor, maka bagian tersebut dianggap ada dan dimuat dalam
bestek ini.
35.2. Pekerjaan yang nyata-nyata menjadi bagian dari pelaksanaan pekerjaan ini,
tetapi tidak diuraikan atau tidak dibuat dalam bestek ini, tetap diselenggarakan
dan diselesaikan oleh Pemborong/Kontraktor.
35.3. Setiap melalui pekerjaan Pemborong/Kontraktor, harus ijin tertulis serta
membuat gambar penjelasan (shop drawing) dan berikut target volume
pekerjaan yang dilaksanakan.
35.4. Pemborong/kontraktor diharuskan membuat gambar sesuai pelaksanaan (As-
built Drawing) yang harus mendapat persetujuan dan pengesahan dari
Konsultan Pengawas dan Pengendali kegiatan.
VI-54
Spesifikasi Teknis
VI-55