Anda di halaman 1dari 55

Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS
A. UMUM
PASAL 1 1.1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan dan akan ditenderkan sesuai dengan :
URAIAN UMUM a. Gambar-gambar bestek, konstruksi dan detail terlampir
b. Uraian dan syarat-syarat teknis pelaksanaan pekerjaan (RKS)
c. Berita acara penjelasan pekerjaan (Aanwijzing)
d. Rencana Anggaran Biaya (RAB)
e. Petunjuk dari Direksi Lapangan/Pengawas Lapangan.
` 1.2. Pekerjaan yang akan dilaksanakan, meliputi :
a. Pembangunan dan Renovasi Gedung dan Bangunan
b. Sarana dan Prasarana Penunjang :
I. Pekerjaan Persiapan
II. Pekerjaan Lantai I (Lanjutan)
a) Pekerjaan Plafond Dan Partisi Lt.1
b) Pekerjaan Pintu
c) Pekerjaan Pengecatan
d) Pekerjaan Sanitasi
e) Pekerjaan Ruang Tumbuh Kembang Anak
 Peralatan Ruang Tumbuh Kembang Anak Tipe 1
 Peralatan Ruang Tumbuh Kembang Anak Tipe 2
III. Pekerjaan Lantai Ii (Lanjutan)
a) Pekerjaan Beton
b) Pekerjaan Dinding Dan Lantai
c) Pekerjaan Pintu Dan Jendela
d) Pekerjaan Atap Dan Plafond
e) Pekerjaan Sanitasi
f) Pekerjaan Listrik
g) Pekerjaan Tangga
h) Pekerjaan Pengecatan
i) Pekerjaan Taman
j) Pekerjaan Perlengkapan Interior Ruangan
1.3. Apabila ternyata ada perbedaan antara kontrak dan bestek, bestek dan gambar detail,
Kontraktor harus segera lapor kepada Direksi Pekerjaan, Direksi Teknis dan Pengawas
Lapangan
1.4. Kontraktor/pemborong harus menghitung kembali secara sendiri volume setiap
pekerjaan yang ada sesuai dengan gambar rencana dan RKS ini.
1.5. Sebelum dan selama melaksanakan pekerjaan, Penyedia jasa harus berkonsultasi
dengan Pengawas Kegiatan/ Direksi Pekerjaan.
1.6. Selama berlangsungnya pekerjaan, Penyedia jasa harus dapat menjaga lingkungan
agar tidak terganggu oleh jalannya pekerjaan.
1.7. Kerusakan jalan masuk yang disebabkan oleh pelaksanaan pekerjaan atau lahan sekitar
yang disebabkan oleh pelaksanaan pekerjaan menjadi tanggung jawab Penyedia jasa.
Untuk itu sebelum pelaksanaan pekerjaan Rekanan/ Kontraktor bisa minta ijin kepada
pemilik yang bersangkutan untuk mendapatkan dispensasi pemakaian jalan menuju
lokasi ataupun lahan sekitar yang diperlukan.
1.8. Pekerjaan harus segera diselesaikan dengan baik, dengan ketentuan-ketentuan sebagai
berikut :
a. Halaman harus bersih dari sisa-sisa kotoran atau puing-puing pada waktu
diserahkan.
b. Pekerjaan harus segera diserah terimakan dengan kondisi memuaskan dengan
disaksikan oleh Direksi dan Pengawas Lapangan.
PASAL 2 2.1. Umum
URAIAN PEKERJAAN Untuk dapat memahami dengan sebaik-baiknya seluruh seluk beluk pekerjaan ini
kontraktor diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh gambar pelaksanaan
beserta uraian pekerjaan dan persyaratan pelaksanaan seperti yang diuraikan didalam
buku ini. Bila terdapat ketidakjelasan dan atau perbedaan dalam gambar dan uraian ini
kontraktor diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada perencana untuk mendapatkan
penyelesaian.
2.2. Lingkup Pekerjaan
VI-1
Spesifikasi Teknis

Penyelesaian tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat kerja yang dibutuhkan dalam
melaksanakan pekerjaan ini serta mengamankan, mengawasi dan memelihara bahan-
bahan, alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung
sehingga seluruh pekerjaan-pekerjaan dapat selesai dengan sempurna.
2.3. Sarana Kerja
Kontraktor wajib memasukan jadwal kerja kontraktor juga wajib memasukan identiikasi
dari tempat kerja, nama, jabatan, dan keahlian masing-masing anggota pelaksanaan
pekerjaan, serta iventarisasi peralatan yang digunakan melaksanakan pekerjaan ini.
Kontraktor wajib menyediakan tempat penyimpanan bahan-bahan/material dilokasi yang
aman dari segala kerusakan, kehilangan dan hal-hal yang dapat mengganggu
pekerjaan lain. Semua sarana persyaratan kerja, sehingga kelancaran dan
memudahkan kerja dilokasi dapat tercapai.
2.4. Gambar-gambar Dokumen
a. Dalam hal terjadi perbedaan dan atau pertentangan dalam gambar-gambar yang
ada (arsitektur, struktur dan mekanikal dan elektrikal) dalam buku uraian
pekerjaan ini maupun pekerjaan yang terjadi akibat kecelakaan dilokasi,
kontraktor diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada perencanaan/ konsultan
pengawasan. Secara tertulis untuk mendapatkan keputusan pelaksanaan dilokasi
setelah konsultan pengawas berunding terlebih dahulu dengan perencana.
Ketentuan tersebut di atas tidak dapat dijadikan alasan oleh kontraktor untuk
memperpanjang waktu pelaksanaan.
b. Semua ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran jadi, dalam keadaan
selesai/terpasang.
c. Mengingat masalah ukuran ini sangat penting, kontraktor diwajibkan
memperhatikan dan meneliti dahulu semua ukuran yang tercantum seperti peil-
peil, ketinggian, lebar ketebalan, luas penampang dan lain-lainnya sebelum
pekerjaan dimulai.
Bila ada keraguan mengenai ukuran mana yang akan dipakai dan dijadikan
pegangan kontraktor wajib merundingkan terlebih dahulu dengan perencanaan.
d. Kontraktor tidak dibenarkan untuk mengubah dan atau mengganti ukuran-ukuran
yang tercantum dalam gambar-gambar pelaksanaan tanpa sepengetahuan
konsultan pengawas.
e. Kontraktor harus menyediakan dengan lengkap masing-masing dua salinan
segala gambar-gambar, spesifikasi teknis, agenda, berita-berita perubahan dan
gambar-gambar pelaksanaan yang telah disetujui di tempat pekerjaan. Dokumen-
dokumen ini harus dapat dilihat konsultan pengawas konstruksi dan direksi setiap
saat sempat dengan serah terima kesatu. Serah terima kesatu dokumen-dokumen
tersebut akan didokumentasikan oleh pemberi tugas.
2.5. Gambar-gambar Pelaksanaan dan Contoh-contoh
a. Semua gambar pelaksanaan (shop drawing) adalah gambar-gambar, diagram,
ilustrasi jadwal, brosur, atau data yang disiapkan kontraktor atau subkontraktor,
supplier atau produsen yang menjelaskan bahan-bahan atau sebagian pekerjaan.
b. Disediakan contoh-contoh benda dari kontraktor untuk menunjukan bahan,
pelengkapan, dan kualitas kerja. Ini akan dipakai oleh konsultan pengawas untuk
menilai dahulu.
c. Kontraktor akan memeriksa, menandatangani persetujuan dan menyerahkan
dengan segera semua gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-contoh yang
diisyaratkan dalam dokumen kontrak atau oleh konsultan pengawas. Gambar-
gambar pelaksanaan dan contoh-contoh harus diberi tanda-tanda sebagaimana
ditentukan konsultan pengawas. Kontraktor harus melampirkan keterangan tertulis
mengenai setiap perbedaan dengan Dokumen Kontrak jika, ada hal-hal demikian.
d. Dengan menyetujui dan menyerahkan gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-
contoh dianggap Kontraktor telah meneliti dan menyesuaikan setiap gambar atau
contoh tersebut dengan Dokumen Kontrak.
e. Konsultan Pengawas dan Perencanaan akan memeriksa dan menolak atau
menyetujui gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh dalam waktu
sesingkat-singkatnya, sehingga tidak mengganggu jalannya pekerjaan dengan
mempertimbangkan syarat-syarat keindahan.
f. Kontraktor akan melakukan perbaikan-perbaikan yang diminta konsultan
pengawas dan menyerahkan kembali gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-
contoh sampai disetujui.
g. Persetujuan konsultan pengawas terhadap gambar-gambar pelaksanaan dan
contoh-contoh tidak membebaskan kontraktor dari tanggung jawabnya atas
VI-2
Spesifikasi Teknis

perbedaan tersebut tidak diberitahukan secara tertulis kepada konsultan


pengawas.
h. Semua pekerjaan yang memerlukan gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-
contoh yang harus disetujui konsultan pengawas, tidak boleh dilaksanakan
sebelum ada persetujuan dari konsultan pengawas.
i. Gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh harus dikirimkan konsultan
pengawas dalam dua salinan, konsultan pengawas akan memeriksa dan
mencantumkan “Telah Diperiksa Tanpa Perubahan” atau “Ditolak” satu salinan
ditahan oleh konsultan pengawas untuk arsip, sedangkan yang kedua
dikembalikan kepada sub kontraktor atau yang bersangkutan lainnya.
j. Sebelum catalog atau barang cetakan, hanya boleh diserahkan apabila menurut
konsultan pengawas hal-hal yang sudah ditentukan dalam catalog atau barang
cetakan tersebut sudah jelas dan tidak dirubah. Barang cetakan ini juga harus
diserahkan dalam dua rangkap untuk masing-masing jenis dan diperlukan sama
seperti butir diatas.
k. Contoh-contoh yang disebutkan dalam Spesifikasi teknis harus dikirimkan kepada
konsultan pengawas.
l. Biaya pengiriman gambar-gambar pelaksanaan, contoh-contoh, catalog-katalog
kepada konsultan, Pengawas dan perencanaan menjadi tanggungan kontraktor.
2.6. Jaminan Kualitas
Kontraktor menjamin pada Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas, bahwa semua
bahan dan perlengkapan untuk pekerjaan adalah sama sekali baru, kecuali ditentukan
lain, serta kontraktor menyetujui bahwa semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik,
bebas dari cacat teknis dan estetis serta sesuai dengan dokumen kontrak.
Apabila diminta. Kontraktor sanggup memberikan bukti-bukti mengenai hal-hal tersebut
pada butir-butir ini, sebelum mendapat persetujuan dari konsultan pengawas, bahwa
pekerjaan telah dikerjakan dengan sempurna, semua pekerjaan tetap menjadi tanggung
jawab kontraktor sepenuhnya.
2.7. Nama Pabrik/Merk yang ditentukan
Apabila pada spesifikasi teknis ini disebutkan nama pabrik, merk dari suatu jenis
bahan/komponen, maka kontraktor menawarkan dan memasang sesuai dengan yang
ditentukan, jadi tidak ada alasan bagi kontraktor pada waktu pemasangan menyatakan
barang tersebut sudah tidak terdapat lagi di pasaran ataupun sukar didapat di pasaran.
Untuk barang-barang yang harus diimport, segera setelah ditunjuk sebagai pemenang,
kontraktor harus sesegera mungkin memesan pada agennya di Indonesia.
Apabila kontraktor telah berusaha untuk memesan namun pada saat pemesanan
bahan/merk tersebut tidak/sukar diperoleh, maka perencana dengan persetujuan tertulis
dari pemberi tugas akan melakukan sendiri alternative merk lain dengan spesifikasi
minimum yang sama. Setelah 1 (satu) bulan menunjukan pemenang, kontraktor harus
memberikan kepada pemberi tugas fotocopy dari pemesanan material yang diimport
pada agen ataupun importer lainnya, yang menyatakan bahwa material-material tersebut
telah dipesan (order import)
2.8. Contoh-contoh Bahan/Material
a. Contoh-contoh material yang dikehendaki oleh pemberi tugas atau wakilnya harus
segera disediakan atas biaya kontraktor dan contoh-contoh tersebut diambil
dengan jalan atau cara sedemikian rupa, sehingga dapat dianggap bahwa bahan
atau pekerjaan tersebutlah yang akan dipakai dalam pekerjaan nanti. Contoh-
contoh tersebut jika telah disetujui, disimpan oleh pemberi tugas atau wakilnya
untuk dijadikan dasar penolakan tidak sesuai dengan contoh, baik kualitas
maupun sifatnya.
b. Kontraktor diwajibkan menyerahkan barang-barang contoh (sample) dari material
yang akan dipakai/dipasang, untuk mendapatkan persetujuan konsultan
pengawas.
c. Barang-barang contoh (sample) tertentu harus dilampiri dengan tanda bukti
sertifikasi pengujian dan spesifikasi teknis dari barang-barang/material-material
tersebut.
d. Untuk barang-barang dan material yang akan didatangkan ke site (melalui
pemesanan) maka kontraktor diwajibkan menyerahkan : brosur, catalog, gambar
kerja atau shop drawing dan sample yang dianggap perlu perencanaan/konsultan
pengawas.
2.9. Subtitusi
a. Produk yang disebutkan nama pabriknya :
Material peralatan, perkakas, aksesoris yang disebutkan nama pabriknya dalam
VI-3
Spesifikasi Teknis

RKS, kontraktor harus melengkapi produk yang disebutkan dalam spesifikasi


teknis atau dapat mengajukan produk yang setara, disertai data-data yang
lengkap untuk mendapatkan konsultan perencana sebelum memesan.
b. Produk yang tidak disebutkan nama pabriknya.
Materialnya, peralatan, perkakas, aksesoris dan produk-produk yang tidak
disebutkan nama pabriknya di dalam spesifikasi teknis, kontraktor harus
mengajukan secara tertulis nama Negara dari pabrik yang menghasilkan catalog
dan selanjutnya menguraikan data-data atau yang menunjukan secara benar
bahwa produk-produk yang dipergunakan adalah sesuai dengan spesifikasi teknis
dan kondisi proyek untuk mendapatkan persetujuan dari pemilik/
perencana/konsultan pengawas.
2.10. Peralatan, Material dan Tenaga Kerja
Seluruh peralatan, material yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus baru. Seluruh
peralatan harus dilaksanakan dengan cara yang benar dan setiap pekerja harus
mempunyai ketrampilan yang memuaskan, dimana latihan khusus bagi pekerja sangat
diperlukan dan kontraktor harus melaksanakannya.
2.11. Klausal disebutkan kembali
Apabila dalam dokumen tender ini klausal-klausal yang disebutkan kembali pada butir
lain, maka ini bukan berarti menghilangkan butir tersebut tetapi dengan pengertian lebih
menegaskan masalah. Jika terjadi hal-hal yang sering bertentangan antara gambar atau
terhadap spesifikasi teknis, maka diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai
bobot teknis dan atau yang mempunyai bobot biaya yang paling tinggi.
Pemilik proyek dibebaskan dari hak patent dan lain-lain untuk segala “claim” atau
tuntutan terhadap hak-hak asasi manusia.
2.12. Koordinasi Pekerjaan
a. Untuk kelancaran pekerjaan ini, harus disediakan koordinasi dari seluruh bagian
yang terlibat di dalam kegiatan proyek ini. Seluruh aktifitas yang menyangkut
dalam proyek ini harus dikoordinir terlebih dahulu agar gangguan dan konflik satu
dengan yang laian dapat dihindarkan. Melokalisasi/merinci setiap pekerjaan
sampai dengan detail untuk menghindari gangguan dan konflik serta harus
persetujuan dari konsultan perencana/pengawas.
b. Kontraktor harus melaksanakan segala pekerjaan menurut uraian dan syarat-
syarat pelaksanaan, gambar-gambar dan instruksi tertulis dari konsultan
pengawas.
c. Konsultan pengawas berhak memeriksa pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor
pada setiap waktu. Bagaimanapun juga kelalaian konsultan pengawas dalam
pengontrolan terhadap kekeliruan atas pekerjaan yang dilaksanakan oleh
kontraktor. Tidak berarti kontraktor bebas dari tanggung jawab.
d. Pekerjaan yang tidak memenuhi uraian dan syarat-syarat pelaksanaan
(spesifikasi) atau instruksi tertulis dari konsultan pengawas harus diperbaiki atau
dibongkar. Semua biaya diperlukan untuk itu menjadi tanggung jawab kontraktor
2.13. Perlindungan terhadap Orang, Harta Benda dan Pekerjaan
a. Perlindungan terhadap milik umum
Kontraktor harus menjaga jalan umum, jalan kecil dan jalan bersih dari alat-alat
mesin, bahan-bahan bangunan dan sebagainya serta memelihara kelancaran
lalulintas, baik bagi kendaraan maupun pejalan kaki selama kontrak berlangsung.
b. Orang-orang yang tidak berkepentingan
Kontraktor harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki tempat
pekerjaan dan dengan tegas memberikan perintah kepada ahli tekniknya yang
bertugas dan oara penjaga.
c. Perlindungan terhadap bangunan yang ada:
Selama masa-masa pelaksanaan kontrak, kontraktor bertanggung jawab penuh
atas segala kerusakan bangunan yang ada, utilitas, jalan-jalan, saluran-saluran
pembuangan dan sebagainya ditempat pekerjaan, dan kerusakan sejenis yang
disebabkan operasi-operasi kontraktor, dalam arti kata luas. Itu semua harus
diperbaiki oleh kontraktor hingga dapat diterima oleh pemberi tugas.
d. Penjagaan dan perlindungan pekerjaan:
 Kontraktor bertanggung jawab atas penjagaan, penerapan dan perlindungan
terhadap pekerjaan yang dianggap penting selama pelaksanaan kontrak,
siang dan malam.
 Pemberi tidak bertanggung jawab terhadap kontraktor, atas kehilangan atau
kerusakan bahan-bahan bangunan peralatan atau pekerjaan yang sedang

VI-4
Spesifikasi Teknis

dalam pelaksanaan.
e. Kesejahteraan keamanan dan pertolongan pertama
Kontraktor harus mengadakan dan memelihara fasilitas kesejahteraan dan
tindakan pengamanan yang layak untuk melindungi para pekerja dan tamu yang
akan datang ke lokasi. Fasilitas dan tindakan pengamanan seperti ini diisyaratkan
harus memuaskan pemberi tugas dan juga harus menurut (memenuhi) ketentuan-
ketentuan undang-undang yang berlaku saat ini. Dilokasi pekerja, kontraktor wajib
mengadakan perlengkapan yang cukup untuk pertolongan pertama yang mudah
dicapai.
f. Gangguan pada tetangga
Segala pekerjaan yang menurut pemberi tugas mungkin akan menyebabkan
adanya gangguan pada penduduk yang berdekatan, hendaknya dilaksanakan
pada waktu sebagainya tugas akan menentukannya dan tidak ada tambahan yang
mungkin ia keluarkan.
2.14. Peraturan Hak Patent
Kontraktor harus melindungi pemilik (owner) terhadap semua “claim” atau tuntutan,
biaya atau kenaikan harga karena bencana, dalam hubungan dengan merk dagang atau
nama produksi, hak cipta ada semua material dan peralatan yang digunakan dalam
proyek ini.
2.15. Iklan
Kontraktor tidak diijinkan membuat iklan dalam bentuk apapun di dalam sempadan
(batas) site atau ditanah yang berdekatan tanpa seijin dari pemberi tugas
2.16. Peraturan Teknis Pembangunan yang digunakan
a. Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam rencana kerja
dan syarat-syarat (RKS) ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan di bawah
ini termasuk segala perubahan dan tambahannya.
b. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 tahun 2003 tanggal 03
Nopember tentang pedoman pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah.
c. Peraturan umum tentang pelaksanaan pembangunan di Indonesia atau Algemene
Voorwaarden Voor Uitvorering bij Aaneming van Openbare Warken (AV) 941.
d. Keputusan-keputusan dari majelis Indonesia untuk Arbitrase Teknik dari Dewan
Teknik Pembangunan Indonesia (DTPI).
e. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI-1971)
f. Tata cara perencanaan struktur untuk bangunan gedung SK-SNI T-15 1991-03
g. Peraturan umum dari Dinas Kesehatan Kerja Departemen Tenaga kerja.
h. Peraturan umum tentang Pelaksanaan Instalasi Listrik (PUIL) 979 dan PLN
setempat.
i. Peraturan umum tentang pelaksanaan Instalasi Air minum serta Instalasi
pembuangan dari Perusahaan Air Minum.
j. Peraturan konstruksi kayu Indonesia (PKKI-1961).
k. Peraturan Semen Portland Indonesia NI-08.
l. Peraturan Bata Merah sebagai bahan bangunan.
m. Peraturan Muatan Indonesia 1983.
n. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia 1983.
o. Peraturan Pengecatan NI-12.
p. Peraturan ketentuan lain yang dikeluarkan oleh jawatan/instansi pemerintahan
setempat, yang bersangkuta dengan permasalahan bangunan.
q. Untuk melaksanakan pekerjaan dalam butir tersebut diatas, berlaku dan mengikat
pula.
r. Gambar bestek yang dibuat konsultan perencana yang sudah disahkan oleh
pemberi tugas termasuk juga gambar-gambar detail yang diselesaikan oleh
kontraktor dan sudah disahkan/disetujui direksi.
s. Rencana kerja dan syarat-syarat pekerjaan.
t. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
u. Berita Acara Penunjukan.
v. Surat Keputusan Pengguna Barang/jasa tentang penunjukan kontraktor.
w. SPPPBJ (Surat Penetapan Penunjukan Penyedia Barang/Jasa).
x. Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya.
y. Jadwal Pelaksanaan (Tentative Time Schedule).
z. Kontrak/surat Perjanjian Pemborongan.
VI-5
Spesifikasi Teknis

2.17. Shop Drawing


a. Harus selalu dibuat gambar pelaksanaan dari semua komponen struktur
berdasarkan design yang ada dan harus dimintakan persetujuan tertulis dari
konsultan pengawas.
b. Gambar pelaksanaan ini harus memberikan semua data-data yang diperlukan
termasuk keterangan produk bahan, keterangan pemasangan, data-data tertulis
dan hal-hal lain yang diperlukan.
c. Kontraktor bertanggung jawab terhadap semua kesalahan-kesalahan detailing
fabrikasi dan ketepatan penyetelan/pemasangan semua bagian konstruksi baja.
d. Semua bahan untuk pekerjaan baja difabrikasi diworkshop kecuali atas
persetujuan konsultan pengawas.
e. Semua Baut, baik yang dikerjakan di workshop maupun di lapangan harus selalu
memberikan kekuatan yang sebenarnya dan masuk tepat pada lubang baut
tersebut.
f. Pekerjaan perubahan dan tambahan di lapangan pada waktu pemasangan yang
diakibatkan oleh kurang kelalaian kontraktor, harus dilakukan atas biaya
kontraktor.
g. Keragu-raguan terhadap kebenaran dan kejelasan gambar dan spesifikasi harus
ditanyakan kepada konsultan pengawas/perencana.
h. Kontraktor diwajibkan untuk membuat gambar-gambar “As Built Drawing” sesuai
dengan pekerjaan yang telah dilakukan dilapangan secara kenyataan. Untuk
kebutuhan pemeriksanaan dikemudian hari dan gambar-gambar tersebut
diserahkan kepada konsultan pengawas
2.18. Pembuatan Gambar Pelaksanaan (As-Build Drawing)
Sebelum penyerahan pekerjaan I, kontraktor pelaksana sudah harus menyelesaikan
gambar sesuai pelaksanaan yang terdiri dari :
a. Gambar rancangan pelaksanaan yang tidak mengalami perubahan dalam
pelaksanaannya
b. Shop drawing sebagai penjelasan detail maupun yang berupa gambar-gambar
perubahan
c. Apabila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran dengan
angka yang diikuti, kecuali bila terjadi kesalahan penulisan angka tersebut yang
jelas akan menyebabkanketidaksempurnaan/ketidaksesuaian konstruksi harus
mendapatkan keputusan Konsultan Pengawas terlebih dahulu
d. Kertas gambar as built drawing dengan ukuran A3 atau A2
e. Gambar sesuai pelaksanaan merupakan bagian pekerjaan yang harus diserahkan
pada saat Penyerahan Pertama.
PASAL 3 3.1. Yang disebut dengan bahan bangunan adalah semua bahan-bahan yang digunakan
PERSYARATAN dalam pelaksanaan sebagaimana tertera dalam uraian pekerjaan dan persyaratan
BAHAN-BAHAN pelaksanaan ini serta gambar kerja.
3.2. Semua bahan bangunan harus berkualitas baik dan sesuai dengan syarat-syarat yang
tercantum dalam PUBI 1982, PBI 1971, SKSNI – T15 – 1991 – 03, SNI 03-1729-2002,
AV, PTC, AUWI, AVE dan PKKI-05-2002.
3.3. Jenis dan mutu bahan yang dipakai diutamakan merupakan produk dalam negeri, dan
mengacu Peraturan Daerah yang berlaku, kecuali ditentukan lain.
3.4. Penyedia jasa harus membuat gambar-gambar detail pelaksanaan (shop drawing),
pengiriman kepada Direksi Pekerjaan/Pengawas Kegiatan contoh bahan bangunan
termasuk warna dan bentuk yang akan dipakai sebelum pelaksanaan pekerjaan untuk
diperiksa dan disetujui.
3.5. Penyedia jasa harus menyerahkan hasil tes laboratorium jika diperlukan, yang berkaitan
dengan mutu bahan yang akan digunakan.
3.6. Bila terdapat perbedaan pendapat mengenai mutu bahan, maka Pemborong
berkewajiban memeriksakan bahan tersebut kelaboratorium Balai Penelitian Bahan
Bangunan dengan semua biaya menjadi tanggungan Pemborong, begitu pula waktu
yang tersita dapat untuk alasan perpanjangan waktu pelaksanaan.
3.7. Direksi Pekerjaan/Pengawas Kegiatan berhak untuk meminta keterangan selengkap-
lengkapnya tentang bahan tersebut.
3.8. Contoh-contoh harus sesuai dengan macam dan kualitas keadaan barang-barang yang
dipakai (dimaksud).
3.9. Jika diperlukan pekerjaan yang memerlukan tempat kerja selain tempat kerja yang ada
dilapangan/ Basecamp, maka Penyedia Jasa wajib memberitahu kepada Direksi
Pekerjaan/Pengawas Kegiatan, agar kualitas bahan maupun kualitas pekerjaan sebelum
VI-6
Spesifikasi Teknis

dikirimkan ke lapangan bisa direkomendasi oleh Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan


apakah layak untuk dikirim/dipasang.
3.10. Ukuran/dimensi yang dimaksud dalam gambar untuk bahan adalah bersih (ukuran jadi).
3.11. Air
a. Air untuk pembangunan haruslah digunakan air tawar yang bersih dan bebas
mineral zat organik tanah lumpur, larutan alkalin dan lain-lain.
b. Jika air dari saluran air minum atau sumber air yang ada tidak mencukupi maka
penyedia jasa harus mengadakan air untuk tujuan pembangunan ini dengan
mendatangkan atau mengadakan sumber air sendiri yang memenuhi syarat
3.12. Semen Portland
a. Portland Cemen (PC) yang dipergunakan dalam pekerjaan ini adalah semen
sekualitas Gresik dan atau Tiga Roda Kualitas I harus memenuhi syarat-syarat
yang tercantum dalam NI-8 Bab 3.2, PBI 1971 dan PUBI – 1982, warna abu-abu
kehijauan.
b. Semen yang digunakan dalam pekerjaan harus sama dengan semen yang dipakai
pada waktu menentukan campuran beton.
c. Untuk pekerjaan beton plat, menggunakan semen portland type II yang tahan
sulfat.
d. Kantong pembungkus tidak boleh rusak jahitannya sebelum sampai di tempat
pekerjaan.
e. Semen yang sudah mulai membatu tidak boleh dipergunakan.
f. Untuk menghindari terjadinya semen sampai membatu, Penyedia Jasa diwajibkan
untuk menjaga stok semen jangan sampai melebihi kapasitas penggunaan
(sesuai dengan schedule).
g. Penyimpanan semen (gudang semen), agar dibuat bebas air/ bocor air hujan dan
tidak terpengaruh cuaca.
h. Semen harus keluaran pabrik yang sama dan hasil produksi yang sama.
3.13. Kerikil (Agregat Kasar)
a. Untuk pekerjaan beton, batu pecah atau koral dengan gradasi 2 sampai 3 cm,
bersih dari bahan organis atau kotoran lain dan sebelum digunakan harus dicuci
terlebih dahulu.
b. Kerikil yang akan digunakan untuk bahan beton (pengecoran) harus kerikil yang
keras tidak berpori.
c. Untuk pekerjaan rembesan kerikil dari kwarsa keras.
3.14. Pasir (Agregat Halus)
a. Pasir urug adalah pasir pengisi yang tidak mengandung bahan organis dan bebas
dari bahan lumpur.
b. Pasir aduk adalah pasir yang tidak mengandung bahan organis atau garam atau
tidak tercampur tanah atau bahan-bahan lain.
c. Pasir beton adalah pasir yang bersih tidak mengandung bahan-bahan organis,
kasar tajam memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam PBI’ 71.
d. Untuk pasir aduk pasir beton digunakan pasir yang kasar tidak mengandung
lumpur atau tanah (yang berkualitas baik).
e. Penyetokan material terutama pasir agar dipisahkan sesuai dengan fungsi
penggunaannya, tidak diperbolehkan tercampur satu dengan yang lainnya.
3.15. Batu Belah
a. Jenis batu yang digunakan harus keras dan tidak boleh berupa batu blondos
(harus dibelah).
b. Untuk pekerjaan pasangan batu ukuran batu yang digunakan antara 10 cm
sampai dengan 20 cm, sedapat mungkin berbentuk persegi.
3.16. Besi
a. Semua besi beton yang dipakai harus sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.
b. Semua baja tulangan yang akan dipakai harus berasal dari produksi pabrik yang
telah disetujui Pengawas Kegiatan.
c. Baja tulangan harus dari baja polos atau diprofilkan dengan tegangan leleh
minimal 2400 kg/cm2, Baja tulangan harus dari baja Ulir atau diprofilkan dengan
tegangan leleh minimal 3900 kg/cm2 untuk besi beton Ø < 19 mm dan dengan
tegangan leleh 4000 kg/cm2 untuk besi beton Ø > 12 mm, untuk tulangan dengan
Ø >16 mm digunakan baja diprofilkan, yang dalam segala hal harus memenuhi
VI-7
Spesifikasi Teknis

ketentuan-kelentuan SKSNI T-15-1991-03.


d. Baja tulangan harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh
disimpan di udara terbuka untuk jangka lama. Cara pembengkokan besi tulangan
harus menurut SKSNI T-15-1991 - 03.
e. Anyaman besi harus kokoh sehingga tidak berubah tempat selama pengecoran.
Selimut beton dibuat dengan beton decking (tahu beton) dari semen pasir
campuran 1 : 2 dengan ukuran 4 x 4 x 3 cm untuk elemen struktur (balok, kolom)
dan 4 x 4 x 2 cm untuk elemen pelat. Besi tulangan harus disatukan satu sama
lain dengan kawat bendrat.
f. Sebelum pengecoran baja tulangan harus bebas dari minyak, kotoran, cat, karat
atau bahan lain yang merusak hubungan besi dan beton.
g. Untuk besi tulangan tidak boleh mempergunakan besi bekas pakai.
3.17. Lain-lain
a. Penggunaan bahan yang belum tertuang dalam pasal ini agar menyesuaikan
penggunaannya dan sesuai gambar dan dapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan/
Pengawas Kegiatan.
b. Semua bahan-bahan perlengkapan yang akan dipergunakan pada bangunan ini
sebelumnya harus setelah diperiksa dan diterima oleh Direksi Pekerjaan/
Pengawas Kegiatan.
c. Penggunaan bahan yang tidak sesuai dengan syarat-syarat bahan tersebut akan
ditolak atau dikeluarkan atas perintah Pengawas Kegiatan setelah 2x24 jam
dengan segala resiko oleh Penyedia jasa.
d. Apabila diperlukan pemeriksaan laboratorium atas bahan maka biaya
pemeriksaan ditanggung oleh Penyedia jasa.
e. Persyaratan bahan-bahan yang belum tertuang di dalam RKS dan ada dalam
gambar, sebelum bahan tersebut didatangkan di lokasi kegiatan agar terlebih
dahulu dikoordinasikan dengan Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan.
PASAL 4 4.1. Lokasi untuk bangunan ini akan diserahkan oleh Pemberi Tugas kepada Pemborong
PEKERJAAN dalam keadaan bebas dari gugatan Pihak Ketiga.
PERSIAPAN
4.2. Penyedia jasa harus membuat bangunan sementara untuk kantor pengelolaan kegiatan,
barak kerja dan gudang untuk menyimpan bahan-bahan dengan ketentuan antara lain :
a. Bangunan sementara boleh memanfaatkan bangunan sekitarnya yang masih
layak dipergunakan.
b. Jika diperlukan pembuatan bangunan sementara, penempatan bangunan
sementara harus sepengetahuan dan seijin Direksi Pekerjaan/ Pengawas
Kegiatan.
c. Kualitas dan mutu bangunan harus disetujui Direksi Pekerjaan/Pengawas
Kegiatan.
d. Bangunan sementara harus mempunyai penghawaan dan penerangan
secukupnya, tidak gelap dan tidak bocor.
e. Bangunan sementara/ Direksi Keet dilengkapi meja kursi rapat, meja kursi tamu,
almari, meja kursi kerja, white board serta papan untuk menempelkan gambar dan
ditutup dengan plastik bening.
f. Alat-alat yang harus senantiasa tersedia diproyek, untuk setiap saat dapat
digunakan oleh direksi lapangan adalah:
 1 (satu) buah alat ukur Schufmaat/alat ukur.
 1 (satu) buah alat ukur optic (teodolit/waterpass).
 1 (satu) buah mesin tik standar 18”.
 1 (satu) unit computer dan printer.
 1 (satu) set kelengkapan PPPK (P3K)
4.3. Kantor Pengawas
a. Kantor konsultan pengawas merupakan bangunan dengan konstruksi rangka
kayu, dinding papan multiplex dicat, penutup atap asbes semen gelombang, lantai
papan, diberi pintu/jendela secukupnya, penghawaan/pencahayaan. Letak kantor
konsultan pengawas harus dekat dengan kantor kontraktor tetapi terpisah dengan
tegas.
b. Perlengkapan-perlengkapan kantor konsultan pengawas yang harus disediakan :
 1 (satu) buah meja rapat ukuran 120 cm x 300 cm dengan 10 kursi.
 1 (satu) buah meja tulis ukuran 70 cm x 140 cm dengan 2 kursi.
 1 (satu) buah lemari ukuran 150 cm x 200 cm x 50 cm dapat dikunci.

VI-8
Spesifikasi Teknis

 1 (satu) buah whiteboard ukuran 120 cm x 240 cm.


 Berdekatan dengan kantor pengawas harus ditempatkan ruang WC dengan
bak air bersih secukupnya dan dirawat kebersihannya
4.4. Pelayanan Pengujian
a. Penyedia Jasa harus menyediakan tempat kerja, bahan, fasilitas, pekerja,
pelayanan dan pekerjaan lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan pengujian
yang diperlukan. Umumnya Penyedia Jasa di bawah perintah dan
pengawasan Direksi Teknis akan melakukan semua pengujian sehubungan
dengan pengendalian mutu bahan baku, campuran dan bahan yang diproses
untuk menjamin bahwa bahan-bahan tersebut memenuhi mutu bahan, kepadatan
dari pemadatan.
b. Penyedia Jasa harus menyediakan pelayanan pengujian dan/ atau
fasilitas laboratorium sebagaimana disyaratkan untuk memenuhi seluruh
ketentuan pengendalian mutu.
c. Dalam segala hal, Penyedia Jasa harus menggunakan SNI, sebagai standar
pengujian. Penyedia Jasa dapat menggunakan standar lain yang relevan
sebagai pengganti SNI atas persetujuan Pengawas Kegiatan/ Direksi Pekerjaan.
d. Inspeksi dan pengujian akan dilaksanakan oleh Pengawas Kegiatan/ Direksi
Pekerjaan untuk memeriksa pekerjaan yang telah selesai apakah telah
memenuhi mutu bahan, kepadatan dari pemadatan dan setiap ketentuan
lanjutan yang diperlukan selama pelaksanaan pekerjaan.
e. Bahan dan pengerjaan yang tidak memenuhi ketentuan yang disyaratkan
harus dibongkar dan diganti dengan bahan dan pengerjaan yang memenuhi
Spesifikasi ini, atau menurut Pengawas Kegiatan/ Direksi Pekerjaan harus
diperbaiki sedemikian hingga setelah diperbaiki akan memenuhi semua
ketentuan dalam kontrak.
4.5. Papan nama Kegiatan
a. Papan nama kegiatan dibuat dengan ukuran 1 x 2 m, dan dipasang dilokasi
kegiatan, 1 (satu) minggu setelah Penyedia jasa menerima SPMK selama
kegiatan berlangsung.
b. Papan nama kegiatan dibuat dari papan dan tiang kayu 10x10 kayu kualitas I
(dibuat sesuai petunjuk Pengawas Kegiatan)
c. Atas biaya penyedia jasa, bila diharuskan oleh pihak penguasa daerah setempat,
Penyedia jasa boleh memasang papan nama kegiatan sesuai normalisasi dari
Pemerintah Daerah setempat.
4.6. Titik Ikat Lapangan
Penyedia jasa diminta untuk membuat titik ikat lapangan yang terbuat dari beton untuk
memudahkan dalam pengukuran peil pekerjaan. Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan
diminta untuk mengawasi penurunan bangunan terhadap titik ikat bangunan akibat
terjadinya Settlement yang disyaratkan didalam perencanaan dan melaporkan ke
Pemimpin Kegiatan.
4.7. Pekerjaan Pembongkaran dan Perbaikan
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan meliputi pembongkaran, penggalian dan perbaikan serta pembuatan
bangunan-bangunan, jalan, gorong-gorong, jembatan atau hal-hal lain yang
merupakan milik Instansi/ Negara dan milik perorangan yang terletak pada lokasi
pekerjaan. Pekerjaan Kontraktor menurut petunjuk-petunjuk Direksi dan syarat-
syarat teknis dan instansi yang bersangkutan.
b. Pelaksanaan Pembongkaran dan Perbaikan
1) Kontraktor dalam melaksanakan pembongkaran atau penggalian harus
diusahakan tidak merusak bahan yang masih bisa dipergunakan dan
melindungi bagian bangunan yang berhubungan dengan pekerjaan ini, dan
pelaksanaan harus sesuai dengan petunjuk Direksi.
2) Pelaksanaan pembongkaran dan perbaikan yang menyangkut fasilitas
umum harus disediakan, dikerjakan dan pelaksanaan harus sesuai dengan
petunjuk Direksi.
3) Persyaratan teknis terhadap perbaikan dan pemindahan bangunan yang
dimaksud dan belum tercakup dalam Spesifikasi akan ditentukan oleh
Direksi berdasarkan informasi dan instansi yang bersangkutan.
4) Pada tempat mana akan dibuat jalur galian pipa terdapat pengerasan
bangunan, maka sebelum pengerasan tersebut berikut pondasinya harus
dibongkar harus mengajukan izin ke Direksi.
VI-9
Spesifikasi Teknis

5) Setiap bangunan/ saluran, jalan atau lainnya yang dibongkar akibat


pekerjaan ini harus diperbaiki kembali seperti keadaan semula sehingga
memuaskan Direksi.
6) Pagar dan tanaman atau pohon-pohon yang terkena pekerjaan ini harus
dipindahkan, disusun dan ditanam kembali. Atau singkirkan sesuai petunjuk
Direksi.
c. Bahan dan Bekas Bongkaran
1) Bahan yang masih dipergunakan seperti batu kali, batu bata, paving dan
lain-lain harus dibersihkan dan disusun di lokasi pekerjaan atau diangkut ke
tempat penyimpanan sesuai petunjuk Direksi.
2) Bahan bekas bongkaran yang tidak dapat dipakai lagi harus disingkirkan
dan dibuang sesuai dengan petunjuk Direksi.
3) Bahan bekas bongkaran milik pihak ketiga, sejauh pemilik menghendakinya
kembali diangkat ke tempat yang akan ditentukan dekat tempat pekerjaan.
4) Segala biaya pekerjaan bongkaran, perbaikan, pemindahan dan
pengangkutan vahan-bahan yang dimaksud dalam pekerjaan ini menjadi
beban Kontraktor.
4.8. Penjagaan dan Penerangan
a. Penyedia jasa harus mengurus penjagaan di luar jam kerja (siang dan malam)
dalam kompleks pekerjaan termasuk bangunan yang sedang dikerjakan, gudang
dan lain-lain.
b. Untuk kepentingan keamanan dan penjagaan perlu diadakan penerangan/lampu
pada tempat tertentu.
c. Penyedia jasa bertanggung jawab sepenuhnya atas bahan dan alat-alat lain yang
disimpan dalam gudang dan halaman pekerjaan apabila terjadi kebakaran dan
pencurian, Penyedia jasa harus segera mendatangkan gantinya untuk kelancaran
pekerjaan.
d. Penyedia jasa harus menjaga jangan sampai terjadi kebakaran atau sabotase
ditempat pekerjaan, alat-alat pemadam kebakaran atau alat bantu lain untuk
keperluan yang sama harus selalu berada ditempat pekerjaan.
e. Segala resiko dan kemungkinan kebakaran yang menimbulkan kerugian-kerugian
dalam pelaksanaan pekerjaan dan bahan-bahan material juga gudang dan lain-
lain, sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia jasa.
4.9. Penyediaan Alat Pemadam Kebakaran
Selama pembangunan berlangsung, kontraktor wajib menyediakan tabung alat
pemadam kebakaran (fire extinguisher) YAMATO lengkap dengan isinya dengan jumlah
sekurang-kurangnya minimal 4 (empat) tabung, masing-masing tabung berkapasitas
15kg.
4.10. Drainase Tapak
a. Dengan mempertimbang keadaan topografi/kontur tanah yang ada ditapak,
kontraktor wajib membuat saluran sementara yang berfungsi untuk membuang air
yang ada.
b. Arah aliran ditujukan ke daerah/permukaan yang terendah yang ada ditapak atau
kesaluran yang sudah ada dilingkungan daerah pembangunan.
c. Pembuatan saluran sementara harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan
konsultan pengawas.
4.11. Asuransi
a. Penyedia jasa diwajibkan mengasuransikan semua pekerjaan yang berhubungan
langsung dengan pekerjaan ini antara lain: asuransi tenaga kerja (Astek) dll.
b. Penggunaan asuransi harus sepengetahuan Direksi Pekerjaan/ Pengawas
Kegiatan dan Pemimpin Kegiatan.
c. Penggunaan asuransi dilakukan sebelum memulai pekerjaan sampai selesai
pekerjaan.
d. Persyaratan-persyaratan asuransi harus dipenuhi oleh penyedia jasa dan wajib
dilaksanakan.
4.12. Keselamatan Kerja
a. Bilamana terjadi kebakaran, Penyedia jasa harus segera mengambil tindakan dan
segera memberitahukan kepada Pemimpin Kegiatan.
b. Penyedia jasa harus memenuhi/ mentaati peraturan-peraturan tentang perawatan
korban dan keluarganya.
c. Penyedia jasa harus menyediakan obat-obatan yang tersusun menurut syarat-
syarat Palang Merah dan setiap kali sehabis digunakan harus dilengkapi lagi.
VI-10
Spesifikasi Teknis

d. Penyedia jasa selain memberikan pertolongan kepada pekerja juga selalu


memberikan pertolongan kepada pekerja pihak ketiga dan juga menyediakan air
minum yang memenuhi persyaratan kesehatan
e. Penyedia jasa diwajibkan mentaati undang-undang tenaga kerja dan segera
mengurus ASTEK setelah SPK diterbitkan.
4.13. Mobilisasi dan Demobilisasi
a. Mobilisasi Personil
1) Penyedia Jasa harus memobilisasi personil sesuai dengan ketentuan
sebagai berikut :
2) Mobilisasi personil dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan
dengan persetujuan Pengawas Kegiatan/ Direksi Pekerjaan. Untuk tenaga
inti harus mengacu pada daftar personel inti ( ) yang dilampirkan dalam
berkas penawaran.
3) Mobilisasi Kepala Penyedia Jasa yang memenuhi jaminan kualifikasi
(sertifikasi) menurut cakupan pekerjaannya.
4) Dalam pengadaan tenaga kerja dengan kemampuan dan keahlian
sesuai dengan yang diperlukan maka prioritas harus diberikan kepada
pekerja setempat.
b. Mobilisasi Peralatan
Penyedia Jasa harus memobilisasi peralatan sesuai dengan ketentuan sebagai
berikut :
1) Penggunaan alat berat dan pengoperasian peralatan/kendaraan sudah
mengikuti aturan perizinan yang ditetapkan oleh Dinas Angkutan Lalu lintas
Jalan Raya, pihak Kepolisian dan Badan Lingkungan
2) Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang
tercantum dalam Penawaran, dari suatu lokasi asal ke tempat
pekerjaan di mana peralatan tersebut akan digunakan menurut Kontrak
ini.
3) Bilamana setiap alat berat yang dianggap telah selesai melaksanakan
tugasnya dan tidak mungkin digunakan lagi maka alat berat tersebut
segera dikembalikan.
4) Penyedia Jasa melaksanakan operasional dan pemeliharaan
kendaraan/peralatan harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan pabrik
pembuatnya dan tidak mencemari air dan tanah.
c. Mobilisasi Material
Penyedia jasa harus memobilisasi material sesuai dengan ketentuan sebagai
berikut:
1) Mobilisasi material sesuai dengan jadwal dan realisasi pelaksanaan fisik.
2) Material yang akan didatangkan dari luar lokasi pekerjaan harus
terlebih dahulu diambil contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari
Pengawas Kegiatan/Direksi Pekerjaan dan atau diuji keandalannya di
laboratorium, apabila tidak memenuhi syarat, harus segera diperintahkan
untuk diangkut ke luar lokasi proyek dalam waktu 3 x 24 jam.
d. Demobilisasi
Kegiatan Demobilisasi berupa pembongkaran tempat kerja oleh Penyedia
Jasa pada saat akhir kontrak termasuk pemindahan semua instalasi,
peralatan dan perlengkapan dari tanah milik Pemerintah dan pengembalian
kondisi tempat kerja menjadi kondisi semula seperti sebelum pekerjaan
dimulai.
4.14. Penyediaan Air dan Listrik
a. Air untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dengan membuat sambungan dari
PDAM atau disuplai dari luar.
b. Air harus bersih, bebas dari debu, lumpur, minyak dan bahan-bahan kimia lainnya
yang merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan
Direksi/Pengawas.
c. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari sambungan
sementara PLN setempat selama masa pembangunan, dengan daya sekurang-
kurangnya (minimum) 1.300 KVA. Penggunaan diesel untuk pembangkit tenaga
listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan sementara atas persetujuan
Direksi.
d. Daya listrik juga disediakan untuk suplai Kantor Direksi lapangan/Direksi Keet.
e. Segala biaya atas pemakaian daya dan air diatas adalah beban kontraktor.
4.15. Pekerjaan lain-lain
VI-11
Spesifikasi Teknis

Sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan/Pengawas Kegiatan, jika terdapat pekerjaan yang


belum disyaratkan dalam pekerjaan persiapan, maka Penyedia jasa wajib untuk
melaksanakan atas biaya Penyedia jasa.
PASAL 5 5.1. Pekerjaan pembersihan meliputi :
PEMBERSIHAN DAN a. Pembersihan Selama Pelaksanaan
PENEBANGAN POHON- 1) Penyedia Jasa harus melakukan pembersihan secara teratur untuk
POHON menjamin bahwa tempat kerja, struktur, kantor sementara, tempat hunian
dipelihara bebas dari sisa bahan bangunan, debu, sampah dan kotoran
lainnya yang diakibatkan oleh operasi-operasi di tempat kerja dan
memelihara tempat kerja dalam kondisi rapih dan bersih setiap saat.
2) Penyedia Jasa harus menjamin bahwa selokan samping (sistem
drainase) yang ada terpelihara dan bebas dari kotoran, bahan yang lepas
dan berada dalam kondisi operasional pada setiap saat.
3) Penyedia Jasa harus menjamin bahwa tanaman/ pohon dan rumput yang
tumbuh pada sekitar bangunan yang direncanakan atau yang baru
dikerjakan tetap dijaga dan dipelihara sedemikian rupa sehingga tidak
mengalami kerusakan.
4) Penyedia Jasa harus menyediakan drum di lapangan (bak sampah)
untuk menampung sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah sebelum
dibuang.
5) Bilamana dianggap perlu dibuatkan bak penampung endapan dan saringan
pada musim hujan.
6) Penyedia Jasa harus membuang sisa bahan bangunan, kotoran dan
sampah di tempat yang telah ditentukan sesuai dengan Peraturan
Pusat maupun Daerah dan Undang-undang Pencemaran Lingkungan
yang berlaku.
7) Penyedia Jasa tidak diperkenankan mengubur sampah atau sisa bahan
bangunan di lokasi proyek tanpa persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
8) Penyedia Jasa tidak diperkenankan membuang limbah berbahaya,
seperti cairan kimia, minyak atau thinner cat ke dalam saluran atau sanitasi
yang ada.
9) Penyedia Jasa tidak diperkenankan membuang sisa bahan bangunan
ke dalam sungai atau saluran air.
10) Bilamana Penyedia Jasa menemukan bahwa selokan yang ada atau
bagian lain dari sistem drainase yang dipakai untuk pembuangan
setiap jenis bahan selain dari pengaliran air permukaan, baik oleh
pekerja Penyedia Jasa maupun pihak lain, maka Penyedia Jasa harus
segera melaporkan kejadian tersebut kepada Direksi Pekerjaan, dan
segera mengambil tindakan sebagaimana diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan/Pengawas Lapangan untuk mencegah terjadinya pencemaran
lebih lanjut.
11) Semua pembabatan/penebangan pohon di kawasan perencanaan untuk
pembukaan lahan maupun pelaksanaan pekerjaan harus seijin Direksi
Pekerjaan /Pengawas Lapangan.
b. Pembersihan Akhir
1) Pada saat penyelesaian pekerjaan, tempat kerja harus ditinggal dalam
keadaan bersih dan siap untuk dipakai Pemilik. Penyedia Jasa juga harus
mengembalikan bagian-bagian dari tempat kerja yang tidak diperuntukkan
dalam Dokumen Kontrak ke kondisi semula.
2) Pada saat pembersihan akhir, semua hasil pekerjaan harus diperiksa
ulang untuk mengetahui kerusakan fisik yang mungkin ditemukan
sebelum pembersihan akhir
5.2. Penebangan Pohon-pohon
Pemborong tidak boleh membasmi, menebang atau merusak pohon-pohon atau pagar,
kecuali bila telah ditentukan lain atau sebelumnya diberi tanda pada gambar-gambar
yang menandakan bahwa pohon-pohon dan pagar harus disingkirkan. Jika ada sesuatu
hal yang mengharuskan Pemborong untuk melakukan penebangan, maka ia harus
mendapat ijin dari Pemberi Tugas.
PASAL 6 6.1. Pengukuran Tapak Kembali
PENGUKURAN DAN a. Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali
PEMASANGAN lokasi pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil
BOUWPLANK ketinggian tanah, letak pohon, letak batas-batas tanah dengan alat-alat yang
VI-12
Spesifikasi Teknis

sudah ditera kebenarannya.


b. Ketidak cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan yang
sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Perencana untuk dimintakan
keputusannya.
c. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat
waterpass/theodolite yang ketepatannya dapat dipertanggung jawabkan.
d. Kontraktor harus menyediakan Theodolith/waterpass beserta petugas yang
melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan Perencana selama pelaksanaan
proyek.
e. Pengukuran sudut siku dengan prisma atau barang secara azas Segitiga
Phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui oleh
Perencana.
f. Segala pekerjaan pengukuran dan persiapan termasuk tanggungan kontraktor.
6.2. Pengukuran dan Titik Peil (0,00) Bangunan
Pemborong harus mengadakan pengukuran yang tepat berkenaan dengan
letak/kedudukan bangunan terhadap titik patok/pedoman yang telah ditentukan, siku
bangunan maupun datar (waterpass) dan tegak lurus bangunan harus ditentukan
dengan memakai alat waterpass instrument/theodolith.
Hal tersebut dilaksanakan untuk mendapatkan lantai, langit-langit dan sebagainya
dengan hasil yang baik dan siku.
Untuk mendapatkan titik peil harap disesuaikan dengan notasi-notasi yang tercantum
pada gambar rencana (Lay Out). Dan bila terjadi penyimpangan atau tidak sesuainya
antara kondisi lapangan dan gambar Lay out, Pemborong harus melapor pada
Pengawas/Perencana.
6.3. Pemasangan Bouwplank
a. Pemborong bertanggung jawab atas ketepatan serta kebenaran persiapan
bouwplank/pengukuran pekerjaan sesuai dengan referensi ketinggian yang
diberikan Konsultan Pengawas secara tertulis, serta bertanggung jawab atas
ketinggian, posisi, dimensi, serta kelurusan seluruh bagian pekerjaan serta
pengadaan peralatan, tenaga kerja yag diperlukan.
b. Bilamana suatu waktu dalam proses pembangunan ternyata ada kesalahan dalam
hal tersebut diatas, maka hal tersebut merupakan tanggung jawab Pemborong
serta wajib memperbaiki kesalahan tersebut dan akibat-akibatnya, kecuali bila
kesalahan tersebut disebabkan referensi tertulis dari Direksi.
c. Pengecekan pengukuran atau lainnya oleh Konsultan Pengawas atau wakilnya
tidak menyebabkan tanggung jawab Pemborong menjadi berkurang.
d. Bahan dan pelaksanaan
 Tiang bouwplank menggunakan kayu ukuran 5/7 dipasang setiap jarak 2 m’,
sedangkan papan bouwplank ukuran 2/20 diketam halus dan lurus bagian
atasnya dan dipasang datar (waterpass).
 Pemasangan bouplank harus sekeliling bangunan dengan jarak 2 m’ dari As
tepi bangunan dengan patok-patok yang kuat, bouplank tidak boleh
dilepas/dibongkar dan harus tetap berdiri tegak pada tempatnya sehingga
dapat dimanfaatkan hingga pekerjaan mencapai tahapan trasram tembok
bawah.
 Bouwplank harus dipasang pada patok-patok yang tertancap kuat kedalam
tanah dan tidak dapat digerakkan.
 Titik-titik as bangunan harus di jaga kebenarannya agar tidak berubah
letaknya.
 Jika tidak terpaksa harus dipindah, pemindahan as-as bangunan dalam
bouwplank tidak dibenarkan. Pemindahan titik-titik as bangunan harus
sepengetahuan Direksi Pekerjaan/Pengawas Kegiatan.

PASAL 7 7.1. Lingkup Pekerjaan.


PEKERJAAN TANAH Yang dimaksud dengan pekerjaan tanah disini adalah semua kegiatan yang berkaitan
dengan pematangan tanah, pengolahan tanah yang ada kaitannya dengan struktur
bangunan antara lain pembersihan tanah, galian tanah, urugan tanah/perataan ataupun
pembuangan tanah. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah mulai dengan mobilisasi alat,
pengadaan tenaga, konstruksi penyangga hingga pemompaan air tanah penggalian
(dewaterring).
7.2. Persiapan Pekerjaan Tanah
Bagian ini meliputi pembersihan/peralatan lapangan, pengecekan keadaan kontur,
VI-13
Spesifikasi Teknis

pengukuran di daerah-daerah dimana pekerjaan pembangunan akan dilaksanakan,


seperti yang ditunjukan pada gambar-gambar dan sesuai dengan yang ditunjukan oleh
pengawas.
Penyedia jasa bertanggung jawab untuk :
a. Penelitian yang menyeluruh atas gambar-gambar dan persyaratan-persyaratan
kontrak ini dan kontrak lain yang sehubungan dengan proyek ini, serta semua
addendumnya.
b. Penelitian atas semua kondisi pekerjaan, memeriksa kondisi lapangan, serta
semua fasilitas yang ada.
c. Melakukan semua pengukuran lapangan sehubungan dengan pekerjaan ini dan
mendapatkan ketentuan atas seluruh lingkup proyek seperti yang diisyaratkan
pada gambar-gambar dan persyaratan-persyaratan sebagaimana yang disetujui
oleh pengawas.
Penyedia jasa bertanggung jawab penuh untuk kesimpulan yang ditariknya dari
informasi yang disampaikan kepadanya dan dari pemeriksaan informasi tentang
pekerjaan tanah yang diperolehnya. Penyedia jasa diperbolehkan atas biaya sendiri
melakukan sendiri pemeriksaan tambahan bilamana dianggapnya perlu untuk
menentukan lebih lanjut kondisi dari lapangan guna pembangunan yang dipersyaratkan
disini.
Sebelum memulai sesuatu pekerjaan galian, penyedia jasa harus yakin bahwa semua
permukaan tanah yang ada maupun garis-garis transisi yang tertera dalam gambar
rencana adalah benar.
Jika penyedia jasa tidak merasa puas dengan ketelitian permukaan tanah, penyedia jasa
harus memberitahukan secara tertulis kepada pengguna jasa, jika tidak maka tuntutan
mengenai ketidaksamaan permukaan tanah tidak akan dipertimbangkan.
7.3. Pekerjaan Galian Tanah
a. Untuk memulai penggalian, Penyedia jasa harus mengukur elevasi tanah asli
dengan cara yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan/Pengawas Kegiatan. Direksi
Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan harus hadir dalam pengukuran tersebut
b. Galian tanah, baik kedalamannya ataupun lebarnya dilaksanakan sesuai dengan
penampang galian yang terlukis pada gambar rencana, pekerjaan lanjutan
(tahapan pekerjaan pondasi, pile cap, atau konstruksi lain diatasnya) dapat
dilaksanakan bila galian tersebut sudah mendapat persetujuan dari Pengawas.
c. Pemborong harus menjaga sedemikian rupa agar lubang-lubang galian tersebut
tidak digenangi air yang berasal dari hujan, parit, banjir, mata air atau lain-lain
sebab dengan jalan memompa, menimba, menyalurkan ke parit-parit atau lain-lain
dan biaya untuk pekerjaan tersebut harus dianggap telah termasuk dalam harga
kontrak.
d. Dasar dari semua galian harus waterpass, bilamana pada dasar setiap galian
masih terdapat akar-akar tanaman atau bagian-bagian gembur, maka ini harus
digali keluar sedang lubang-lubang tadi diisi kembali dengan pasir, disiram dan
dipadatkan sehingga mendapatkan kembali dasar yang waterpass.
e. Terhadap kemungkinan adanya air di dasar galian, baik pada waktu penggalian
maupun pada waktu pekerjaan pondasi harus disediakan pompa air atau pompa
lumpur yang jika diperlukan dapat bekerja terus menerus, untuk menghindari
tergenangnya air pada dasar galian.
f. Kontraktor harus memperhatikan pengamanan terhadap dinding tepi galian agar
tidak longsor dengan memberikan suatu dinding penahan atau penunjang
sementara atau lereng yang cukup.
g. Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian, setelah mencapai
jumlah tertentu harus segera disingkirkan dari halaman pekerjaan pada setiap
saat yang dianggap perlu dan atas penunjuk Pengawas.
h. Bagian-bagian yang akan diurug kembali harus diurug dengan tanah dan
memenuhi syarat-syarat sebagai tanah urug. Pelaksanaannya secara berlapis-
lapis dengan penimbrisan lubang-lubang galian yang terletak didalam garis
bangunan harus diisi kembali dengan pasir urugan yang diratakan dan diairi serta
dipadatkan sampai mencapai 95% kepadatan maksimum.
i. Pembuangan Material Hasil Galian
1) Pembuangan material hasil galian bangunan menjadi tanggung jawab
kontraktor.
2) Material dari hasil galian tersebut atas persetujuan konsultan pengawas
telah diseleksi bagian-bagian yang dapat dimanfaatkan sebagai material
VI-14
Spesifikasi Teknis

timbunan dan urugan. Sisanya harus dibuang ke luar site atau tempat lain
atas persetujuan konsultan pengawas.
PASAL 8 8.1. Lingkup Pekerjaan.
PEKERJAAN URUGAN Pekerjaan urugan ini dilaksanakan sebagai urugan peninggian halaman dan bangunan
DAN PEMADATAN maupun sebagai urugan lubang-lubang pondasi. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah
pekerjaan pemadatan untuk setiap layer urugan.
8.2. Persiapan Untuk Urugan
Pengurugan tidak boleh dilaksanakan sebelum pondasi atau bagian pekerjaan lainnya
yang akan ditutup/diurug atau tersembunyi oleh tanah urugan diperiksa oleh
Direksi/Pengawas. Pada pekerjaan urugan/peninggian permukaan tanah asal jika ada
ketidak sesuaian antara keadaan lapangan dan gambar rencana Pemborong harus
memberitahu secara tertulis kepada Direksi/Pengawas,
Jika tidak maka tuntutan mengenai ketidak samaan permukaan tanah tidak akan
dipertimbangkan.
8.3. Bahan-bahan Urugan
a. Untuk bahan urugan peninggian tanah asal (site) pada ketinggian tertentu diurug
dengan tanah urug/padas yang didatangkan dari luar lokasi.
b. Bahan-bahan urugan harus tidak mengandung lumpur dan bahan organik, kadar
lumpur tidak boleh terlalu tinggi dan bahan urugan mudah untuk dipadatkan.
8.4. Urugan Tanah
a. Khusus untuk urugan peninggian tanah asal sebelum dilaksanakan pengurugan
awal, seluruh permukaan tanah asal pada daerah yang akan diurug harus
dibersihkan dari kotoran-kotoran atau puing-puing dan harus dibuang keluar
lokasi.
b. Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur, kotoran, sampah dan
sebagainya.
c. Material-material bahan urugan yang terletak pada daerah yang tidak
memungkinkan untuk dipadatkan dengan alat-alat berat, urugan dilakukan dengan
ketebalan maksimal 15-20 cm material lepas dan dipadatkan dengan alat
pemadat (baby roller/stamper) atau dengan ijin pengawas/direksi.
d. Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian maupun pengurugan
adalah +/- 10 mm terhadap kerataan yang ditentukan.
e. Untuk mencapai kepadatan yang optimal, bahan ditest dilaboratorium untuk
mendapatkan nilai standart proctor. Laboratorium yang memeriksa harus
laboratoriumnya resmi atau laboratorium yang ditunjuk oleh konsultan pengawas.
Dengan bahan yang sama, material yang akan dipadatkan harus ditest juga
dilapangan dengan system “Field Density Test” dengan hasil kepadatannya
sebagai berikut :
1) Untuk lapisan yang dalamnya sampai 30 cm dari permukaan rencana
kepadatannya 95% dari sumber proctor.
2) Untuk lapisan yang didalamnya lebih dari 30 cm dari permukaan rencana
kepadatannya 90% dari standart proctor.
Hasil test dilapangan harus tertulis dan diketahui oleh konsultan pengawas semua
hasil-hasil pekerjaan diperiksa kembali terhadap pokok-pokok referensi untuk
mengetahui sampai dimana kedudukan permukaan tanah tersebut.
Bagian permukaan tanah yang telah dinyatakan padat, harus dipertahankan dan
dijaga jangan sampai rusak, akibat pengaruh luar dan tetap menjadi
tanggungjawab kontraktor s/d masa pemeliharaan.
f. Bahan urugan untuk pelaksanaan pengerasan harus disebar dalam lapisan-
lapisan yang rata dalam ketebalan yang tidak melebihi 200 mm pada kedalaman
gembur.
g. Standar Rujukan (AASHTO)
T 88 - 78 Analisa ukuran butir tanah
T 89 - 68 Penetapan batas cair tanah
T 90 - 70 Penetapan batas plastis dan indeks plastis tanah
T 99 - 74 Penetapan batas plastis dan indeks plastis tanah
T 145 - 73 Klasifikasi dari tanah dan campuran tanah dan agregat untuk
keperluan konstruksi jalan
T 180 - 74 Hubungan antara kelembaban dan kepadatan tanah
menggunakan palu 2.5 kg dan 305 mm tinggi jatuh
T 191 - 61 Kepadatan tanah di tempat dengan menggunakan metoda
kerucut pasir
T 193 - 72 “The California Bearing Ratio”
VI-15
Spesifikasi Teknis

T 258 - 78 Penetapan tanah yang mengembang dan tindakan


perbaikannya.
8.5. Urugan Pasir
a. Urugan pasir dilakukan di semua bagian-bagian yang sebagaimana ditunjukkan
dalam gambar pelaksanaan.
b. Tebal urugan pasir disesuaikan dengan syarat-syarat gambar pelaksanaan atau
dalam gambar pelaksanaan
c. Urugan pasir dilakukan setelah permukaan tanah dibawahnya rata (waterpass),
ketebalan disesuaikan sebagaimanan yang tercantum dalam gambar kerja. Pasir
urug yang digunakan harus bersih dari kotoran organic, kandungan lumpur
maksimal 10% pemadatan urugan pasir untuk semua jenis pekerjaan dilakukan
dengan alat pemadat mekanis (stamper).
d. Pasir urugan yang digunakan harus bersih dan tidak mengandung potongan-
potongan bahan kertas yang berukuran lebih dari 1,5 cm.
8.6. Pelaporan
a. Untuk setiap Urugan yang akan dibayar menurut ketentuan-ketentuan Seksi dari
Spesifikasi ini Penyedia jasa diharuskan menyerahkan laporan di bawah ini
kepada Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan Teknik sebelum ijin memulai
pekerjaan disetujui :
1). Gambar detail penampang melintang yang menunjukkan permukaan yang
telah dipersiapkan untuk penempatan urugan.
2). Hasil pengujian kepadatan yang membuktikan pemadatan yang cukup dari
permukaan yang disiapkan dimana urugan ditempatkan.
b. Penyedia jasa harus menunjukkan contoh-contoh bahan urugan kepada Direksi
Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan Teknik paling lambat 14 hari sebelum tanggal
yang diusulkan untuk penggunaan pertama kalinya sebagai bahan urugan itu
1). Dua contoh masing-masing 50 kg dari material, satu harus disimpan oleh
Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan Teknik untuk rujukan selama masa
Kontrak.
2). Pernyataan perihal komposisi dari material yang diusulkan, bersama dengan
hasil pengujian laboratorium yang membuktikan sifat meterial tersebut
memenuhi persyaratan sesuai dengan poin e pasal ini.
c. Penyedia jasa harus menyerahkan hal-hal berikut dalam bentuk tertulis kepada
Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan segera setelah selesainya satu bagian dari
pekerjaan, dan sebelum mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan/ Pengawas
Kegiatan Teknik, tidak diperkenankan material lain di atas urugan terdahulu :
1). Hasil dari pengujian kepadatan
2). Hasil dari pengujian pengukuran permukaan/ kelerengan dan data survei
yang memeriksa bahwa toleransi permukaan yang ditentukan dipenuhi.
8.7. Perbaikan Urugan yang Tak memuaskan atau Tidak stabil
a. Urugan akhir yang tidak memenuhi penampang melintang yang disyaratkan atau
disetujui atau toleransi permukaan yang disyaratkan harus diperbaiki dengan
menggaru permukaan dan membuang atau menambah material sebagaimana
diperlukan yang dilanjutkan dengan pembentukan dan pemadatan kembali.
b. Urugan yang terlalu kering untuk pemadatan, dalam hal kadar airnya kurang
memenuhi persyaratan atau yang seperti yang diperintahkan Direksi Pekerjaan/
Pengawas Kegiatan Teknik, maka harus diperbaiki dengan mengganti material,
disusul dengan penyiraman air secukupnya dan dicampur dengan menggunakan
“motor grader” atau peralatan lain yang disetujui.
c. Urugan yang terlalu basah untuk pemadatan, dimana kadar airnya melampaui
kadar air yang disyaratkan atau sebagaimana diperintahkan Direksi Pekerjaan/
Pengawas Kegiatan Teknik, harus diperbaiki ulang dengan mengganti material,
disusul dengan penggunaan motor grader berulang-ulang atau oleh alat lainnya
dengan selang waktu istirahat ketika penanganan, dalam cuaca yang kering. Cara
lain, atau jika pengeringan tak dapat dicapai dengan cara mengaduk atau
membiarkan bahan gembur tersebut, Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan
Teknik dapat memerintahkan untuk mengeluarkan bahan tersebut dari pekerjaan
dan menggantikannya dengan bahan kering yang lebih cocok.
d. Urugan yang menjadi jenuh akibat hujan atau banjir atau karena hal lainnya
setelah dipadatkan dalam batasan persyaratan ini biasanya tidak memerlukan
pekerjaan perbaikan asal sifat meterial dan kerataan permukaan masih memanuhi

VI-16
Spesifikasi Teknis

persyaratan Spesfikasi ini.


e. Perbaikan dari urugan yang tidak memenuhi kepadatan atau persyaratan sifat
material dari spesifikasi ini harus seperti yang diperintahkan Direksi Pekerjaan/
Pengawas Kegiatan Teknik dan dapat meliputi tambahan pemadatan, penggaruan
yang disusul dengan pengaturan kadar air dan pemadatan kembali, atau
pembuangan dan penggantian material.

PASAL 9 9.1. Perbandingan dari berbagai adukan, menggunakan perbandingan jumlah isi yang
ADUKAN DAN ditakar dalam keadaan kering.
CAMPURAN 9.2. Kotak-kotak ukuran dibuat dengan ukuran yang sama dengan dalam 50 cm. Volume
kotak dibuat sesuai dengan volume 1 zak PC (40 Kg), diselenggarakan atas petunjuk
Direksi/Pengawas Lapangan.
9.3. Penggunaan adukan sesuai yang ditetapkan dalam gambar atau tempat-tempat yang
dianggap perlu oleh Direksi.
PASAL 10 10.1. Lingkup Pekerjaan
PEKERJAAN a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
PASANGAN BATU alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan
KALI/BELAH hasil yang terbaik.
b. Pekerjaan pasangan batu kali/belah ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/
ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi dan Pengawas Lapangan.
10.2. Persyaratan Bahan
a. Batu kali/belah harus keras, tidak mudah pecah, tidak lapuk dan minimal memiliki
3 sisi bidang pecah serta tidak bulat.
Persyaratan bahan lainnya sesuai dengan persyaratan bahan pekerjaan beton
bertulang.
b. Adukan yang dipergunakan menggunakan campuran 1 PC : 4 Pasir (1:4) atau
sesuai dengan gambar rencana.
10.3. Syarat Pelaksanaan
a. Yang termasuk dalam pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan yang menggunakan
pasangan batu kali/belah termasuk pasangan batu kosong/aanstamping.
b. Sebelum pelaksanaan pekerjaan pondasi, Kontraktor harus mengadakan
pengukuran-pengukuran untuk As-as pondasi seperti pada gambar dan harus
dimintakan persetujuan dari Direksi dan Pengawas Lapangan.
c. Kontraktor wajib melaporkan kepada Direksi dan Pengawas Lapangan bila ada
perbedaan gambar-gambar dari konstruksi dengan gambar-gambar arsitektur atau
bila ada hal-hal yang kurang jelas.
d. Pelaksanaan pasangan batu kosong/aanstamping harus dalam keadaan lubang
galian kering dan sudah diberi urugan pasir minimal setebal 10 cm padat atau
seperti yang ditunjukan dalam gambar.
e. Pasangan batu kosong/aanstamping adalah pasangan batu kali yang disusun
berdiri tanpa perekat (campuran) setebal 20 cm, celah antara batu-batu diisi pasir
dan disiram air sehingga celah penuh terisi pasir dan kedudukan batu cukup
kokoh sebagai dudukan pondasi.
f. Pasangan batu kali tidak boleh berongga dalam pemasangannya.Batu kali
disusun satu persatu dengan penyangga mortal.
g. Pelaksanaan pasangan batu kali juga harus memperhatian gambar rencana yang
terkait dan jika ada kelainan/ketidak cocokan harus dikonsultasikan dengan
Direksi/ Pengawas Lapangan.
h. Bentuk pasangan batu kali harus sesuai dengan gambar rencana.
i. Penggunaan campuran sesuai dengan yang tercantum dalam gambar rencana.
PASAL 11 11.1. Lingkup Pekerjaan
PEKERJAAN BETON a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
BERTULANG alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan
hasil yang terbaik.
b. Pekerjaan beton bertulang meliputi seluruh pekerjaan beton bertulang seperti
yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi dan
Pengawas Lapangan.
11.2. Persyaratan Umum
a. Konstruksi-konstruksi harus menggunakan peraturan peraturan/normalisasi yang
berlaku di Indonesia seperti PBI’71/SKSNI – T15 – 1991-03, PMI, PKKI dan lain-
lain.
b. Peraturan beton
1) Semua pekerjaan beton harus dipenuhi syarat-syarat yang ada pada PBI ’71 /
VI-17
Spesifikasi Teknis

SKSNI – T15 – 1991-03.


2) Syarat-syarat bahan untuk semua pekerjaan beton PBI ‘71 NI-2 pasal 3.1
sampai 3.9 atau seperti yang tertera dalam SKSNI – T15 – 1991-03.
3) Syarat pelaksanaan pekerjaan beton PBI ‘71 NI-2 bagian 3 bab 4,5,6 berlaku
seluruh pasal.
4) Syarat-syarat pekerjaan tulangan PBI ‘71 NI-2 bab 5 pasal 5.3 sampai 5.8.
5) Perhitungan untuk pekerjaan beton bertulang berdasarkan PBI ’71/SKSNI –
T15 – 1991-03.
6) Perhitungan muatan pada bangunan (PMI).
7) Peraturan-peraturan/standart setempat yang biasa dipakai.
8) Peraturan konstruksi kayu Indonesia 1961, NI-5
9) Peraturan semen portland Indonesaia 1972, NI-8
10) Peraturan pembangunan pemerintah daerah setempat.
11.3. Persyaratan Bahan
a. Semen portland
Harus memakai mutu yang terbaik dari satu jenis merk atas persetujuan Direksi
dan Pengawas Lapangan dan harus memenuhi NI-8. Semen yang telah mengeras
sebagian/seluruhnya tidak dibenarkan untuk digunakan. Penyimpanan semen
portland harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari kelembaban,
bebas dari air dengan lantai terangkat dari tanah dan tumpukan sesuai dengan
syarat penumpukan semen.
b. Pasir beton
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang berisi dan bebas dari bahan-bahan organis,
lumpur dan sebagainya; dan harus memenuhi komposisi butir serta kekerasan
yang dicantumkan dalam PBI 1971.
c. Batu ciping/split
Digunakan koral yang bersih, bermutu baik, tidak berpori serta mempunyai
gradasi kekerasan sesuai dengan syarat-syarat PBI 1971. Penyimpanan/
penimbunan pasir koral beton harus dipisahkan satu dari yang lain hingga kedua
bahan tersebut dijamin mendapatkan perbandingan adukan beton yang tepat.
d. Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak,
asam, alkali dan bahan-bahan organis/bahan lain yang dapat merusak beton dan
harus memenuhi NI-3 Pasal 10.
e. Besi beton
Besi beton menggunakan besi beton polos yang digunakan mutu U24 yang terdiri
dari besi beton polos  12 mm,  10 mm dan  8 mm dengan penggunaan
seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana. Besi harus bersih dari lapisan
minyak/lemak dan bebas dari cacat seperti serpih-serpih. Penampang besi harus
bulat serta memenuhi persyaratan NI-2 (PBI 1971). Bila dipandang perlu
kontraktor diwajibkan untuk memeriksa mutu beton dilaboratorium pemeriksaan
bahan yang resmi dan sah atas biaya kontraktor.
11.4. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Cetakan begisting
1). Acuan harus dibuat dan direncanakan begitu rupa sehingga beton dapat
dengan baik ditempatkan dan dipadatkan, tidak terjadi perubahan bentuk
acuan selama pembetonan dilaksanakan maupun terhadap pengerasan
beton.
2). Acuan harus juga cermat dalam kedudukan dan datar, untuk jenis acuan-
acuan tertentu, terlebih dahulu Pemborong harus menyerahkan
perencanaan gambar acuan tersebut kepada Direksi, bila perlu harus
dilengkapi perhitungan dan detail-detail yang jelas. Bilamana hal tersebut
telah mendapatkan persetujuan dari Direksi, rencana acuan tersebut dapat
dilaksanakan.
3). Sesuai dengan persyaratan betonnya acuan dapat menggunakan papan-
papan atau kayu lapis/multipleks 18mm dengan penguat dari balok 3/4, 5/7
atau konstruksi form work yang lazim digunakan.
4). Perlu ditekankan bahwa tanggung jawab keamanan konstruksi terletak pada
Pemborong, Pemborong harus meminta ijin Direksi dan Pengawas
Lapangan bilamana ia bermaksud akan membongkar pada bagian-bagian
konstruksi utama.
5). Cetakan halus

VI-18
Spesifikasi Teknis

Khusus pembuatan begisting untuk permukaan beton yang tidak perlu


dilapisi plesteran (dinding graving dock), maka dapat dibuat cetakan harus
dengan syarat sebagai berikut :
 Cetakan dapat digunakan secara berulang dengan catatan hanya
cetakan yang bermutu baik boleh dipakai yang telah disetujui oleh
Direksi/Pengawas.
 Permukaan cetakan harus dibasahi dengan minyak (form oil/mould
release agent) yang bermaksud untuk menghasilkan permukaan beton
yang bersih, halus dan bebas kotoran dan kemudahan pada saat
pembukaan/pembongkaran bidang-bidang begisting.
 Segala cacat pada permukaan beton yang telah dicor harus ditambal
(diplester) sedemikian rupa hingga sesuai warna/texture permukaan
disekatnya.
b. Pengujian
Pengujian dilakukan sebagai berikut :
1). Sebelum melaksanakan pengecoran awal, Kontraktor harus mengadakan
mix design yang dapat membuktikan bahwa mutu beton yang disyaratkan
dapat tercapai dari mix design tersebut, selanjutnya oleh Direksi/Pengawas
akan dihitung karakteristik dari hasil percobaan tersebut yang selanjutnya
akan dipergunakan untuk menilai mutu beton selama pelaksanaan sesuai
dengan syarat-syarat PBI 1971 pasal 4.6 dan 4.7.
2). Pada pekerjaan beton struktural untuk waktu permulaan pelaksanaan dibuat
1 (satu) benda uji untuk setiap 3 m3 beton dan dalam waktu sesingkat-
singkatnya harus segera terkumpul 20 benda uji, sedang setelah berjalan
lancar diperlukan 1 (satu) benda uji pada setiap 5 m3 beton dengan
minimum 1 benda uji untuk setiap harinya.
3). Apabila hasil pemeriksaan pada padal 4.07 PBI 1971 masih meragukan,
maka pemeriksaan lanjutan dilakukan dengan menggunakan hammer test
atau kalau perlu dengan Corl Drilling untuk meyakinkan penilaian terhadap
kualitas beton yang sudah ada sesuai dengan pasal 4.8 PBI 1971.
4). Pembuatan dan pemeriksaan benda-benda uji harus memenuhi ketentuan-
ketentuan dari Pasal 4.9 PBI 1971 dan semua biaya yang timbul akibat
pengujian yang tercantum pada ayat ini adalah menjadi tanggung jawab
kontraktor.
5). Slump yang diijinkan untuk beton dalam keadaan mix yang normal adalah
7,5-10 cm, pemakaian slump harus teratur dan disesuaikan dengan
kebutuhan, misalnya untuk daerah-daerah yang pembesiannya rapat dapat
dipergunakan slump yang tinggi.
c. Pemberitahuan Tentang Pelaksanaan Pengecoran
Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian-bagian utama
dari pekerjaan, Pemborong harus memberitahukan Direksi/Pengawas untuk
mendapat persetujuan, hal ini dapat dilaksanakan dengan Berita Acara
Pengecoran. Jika hal ini tidak dilaksanakan dengan semestinya atau persiapan
pengecoran tidak disetujui oleh Direksi/Pengawas, maka mungkin Pemborong
diperintahkan untuk menyingkirkan beton yang baru dicor atas biaya pemborong.
Sebelum pengecoran dimulai, Pemborong harus sudah menyiapkan seluruh stek-
stek maupun anker-anker yang diperlukan, pada kolom-kolom, balok-balok beton
yang akan dihubungkan degnan dinding dan kecuali dinyatakan lain pada gambar-
gambar, maka stek-stek dan anker-anker dipasang setiap jarak 1,00 m.
Beton yang mengeras, kotoran-kotoran dan bahan-bahan lain harus dibuang dari
dalam bekisting, mesin pengaduk (beton molen) maupun alat-alat pembawa.
Penulangan harus dimatikan pada posisinya, diperiksa sebelum pengecoran
dilakukan, agar pemeriksaan dan persetujuan dapat diberikan pada waktunya.
d. Kelas dan Mutu beton
Kecuali dinyatakan lain, maka campuran dari beton harus mencapai kekuatan
tekan beton karakteristik yang penggunaannya sebagai berikut :
1). Beton dengan mutu Bo untuk pekerjaan non struktural seperti lantai kerja
(work floor).
2). Beton dengan mutu sedang untuk pekerjaan-pekerjaan struktur seperti;
pondasi, sloof, kolom & balok dan mutu rendah untuk pekerjaan beton
praktis lainnya.
3). Setiap sambungan beton lama dan baru ditambahkan bahan additive beton.

VI-19
Spesifikasi Teknis

e. Pembesian
1) Semua besi beton yang digunakan harus memebuhi syarat-syarat:
a). Peraturan Beton Indonesia (NI.2-1971).
b). Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan minyak-minyak, karat dan tidak
cacat (retak-retak, mengelupas, luka dan sebagainya).
c). Dari jenis baja mutu U-24 untuk Diameter Kurang dari 12 mm dan U-40
untuk lebih besar 12 mm (ulir) bahan tersebut dalam segala hal harus
memenuhi ketentuan-ketentuan PBI-1971.
d). Mempunyai penampang yang sama rata.
e). Ukuran disesuaikan dengan gambar-gambar.
2) Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuan-ketentuan
diatas, harus mendapat persetujuan perencana/konsultan pengawas.
3) Besi beton harus disuplay dari satu sumber (manufacture) dan tidak
diperkenankan untuk mencampurkan bermacam-macam besi beton tersebut
untuk pekerjaan konstruksi. Setiap pengiriman ke site harus disertakan Mil
Certaificate.
4) Kontraktor bilamana diminta harus pengujian mutu besi yang akan dipakai,
sesuai dengan petunjuk konsultan pengawas. Percobaan mutu besi beton
juga akan dilakukan setiap saat bilamana dipandang perlu oleh konsultan
pengawas.
5) Pemasangan besi beton dilakukan sesuai dengan gambar-gambar atau
mendapat persetujuan konsultan pengawas. Hubungan antara besi beton
dilakukan sesuai dengan yang lain harus menggunakan kawat beton, diikat
teguh, tidak bergeser selama pengecoran beton dan tidak menyentuh lantai
kerja atau papan acuan.Sebelum beton dicor besi beton harus bebas dari
minyak, kotoran cat, karet, kulit giling atau bahan-bahan yang merusak.
Semua besi beton harus dipasang pada posisi yang tepat.
6) Besi beton yang tidak memenuhi syarat karena ukuran maupun kwalitas
tidak sesuai dengan spesifikasi (RKS) diatas, harus segera dikeluarkan dari
site setelah penerimaan instruksi tertulis dari konsultan pengawas dalam
waktu 2x24 jam.
7) Membengkok dan meluruskan tulangan untuk beton bertulang harus
dilakukan dalam keadaan dingin. Batang tulangan harus dipotong dan
dibengkokkan sesuai dengan gambar kerja. Bila tidak tercantum dalam
gambar kerja, harus dimintakan persetujuan direksi terlebih dahulu.
8) Tulangan harus bebas dari kotoran-kotoran dan karat, serta bahan-bahan
lain yang mengurangi daya rekat.
9) Tulangan harus dipasang sedemikian rupa hingga sebelum dan selama
pengecoran tidak berubah tempat.
10) Tulangan lengkung tidak boleh menempel pada papan cetakan atau
tumpuan lain. Untuk itu harus dibuat beton tahu (beton decking) dengan
tebal dan pemasangan sesuai dengan PBI ’71 / SKSNI – T15 – 1991-03
11) Untuk mengatur jarak tulangan tarik dan tulangan tekan pada pelat
digunakan cakar ayam, yang sebelumnya telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas / Direksi.
12) Pertemuan dengan tulangan Plat / balok / kolom / pondasi yang sudah dicor
harus distek dengan overlapping sesuai dengan PBI ‘71.
f. Cara pengadukan
1). Cara pengadukan harus menggunakan beton molen.
2). Takaran untuk semen portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih
dahulu oleh Direksi/ Pengawas Lapangan.
3). Selama pengadukan, kekentalan adukan beton harus diawasi dengan jalan
memeriksa slump pada setiap campuran baru. Pengujian slump minimum
5 cm dan maksimum 10 cm.
4). Apabila memakai beton ready mix, maka cara pengadukannya mengikuti
prosedur beton ready mix dengan memperhatikan mutu beton yang akan
dicapai.
g. Bahan – Bahan Penambah (Admixture)
1). Penggunaan admixture dapat digunakan setelah diizinkan Pengawas
Proyek. Dimana penggunaan admixture diizinkan, maka bahan ini harus
ditambahkan pada beton dalam tempat pengadukannya dengan
VI-20
Spesifikasi Teknis

mempergunakan alat pengukur otomatis, dan petunjuk – petunjuk pabrik


mengenai penggunaannya.
2). Istilah – istilah kimia, rumus – rumus dan jumlah bahan – bahan yang aktif,
ukuran yang harus dipakai dan efek mengenai bertambahnya atau
berkurangnya penggunaan dosis bahan – bahan secara terus menerus
pada sifat – sifat fisik dan kimia beton basah dan yang sudah mengeras dan
akan diserahkan kepada Pengawas Proyek untuk persetujuannya.
3). Pemborong harus menyediakan sampel – sampel dan melaksanakan
percobaan – percobaan tersebut sebagaimana diperintahkan oleh
Pengawas Proyek sebelum izin penggunaan admixture diizinkan dipakai
pada pelaksanaan test menjadi tanggungan Pemborong.
h. Pengecoran beton
1). Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan
membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan
ukuran-ukuran dan ketinggian, pemeriksaan penulangan dan penempatan
penahan jarak.
2). Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Direksi
dan Pengawas Lapangan.
3). Pengecoran harus dilaksanakan sebaik mungkin dengan menggunakan
alat penggetar untuk menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan
terjadinya cacat pada beton seperti keropos dan sarang-sarang koral/split
yang dapat memperlemah konstruksi.
4). Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari
berikutnya maka tempat perhentian tersebut harus disetujui oleh
Pengawas Lapangan.
i. Pemadatan beton
Sebelum pekerjaan beton dimulai, penulangan atau barang– barang lain yang
harus berada didalam beton, harus dibersihkan dari semua macam kotoran.
Semua cetakan dan pengatur jarak harus diperiksa dengan teliti dan ruang yang
akan diisi beton harus betul – betul dibersihkan. Pekerjaan pengecoran di bagian
manapun dari pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum persiapan – persiapannya
disetujui dan izin pengecoran diberikan oleh Pengawas Proyek. Pengecoran
harus selalu diawasi langsung oleh mandor atau (foreman) yang berpengalaman.
Pemborong harus memberitahukan kepada Pengawas Proyek bila akan
mengecor dengan mengajukan request yang telah disetujui Pengawas Teknik.
Beton harus dicor sedemikian rupa sehingga dalam satu bagian pekerjaan,
permukaannya rata. Penempatan didalam lapisan – lapisan horisontal tidak boleh
melebihi tebal 40 cm (setelah dipadatkan), kecuali ditentukan lain oleh Pengawas
Proyek. Pengecoran beton harus dilakukan terus menerus antara tempat
sambungan yang direncanakan atau disetujui tanpa terhenti termasuk waktu
makan. Jika dipakai corong – corong untuk mengalirkan beton, maka kemiringan
harus sedemikian rupa sehingga tidak terjadi segregasi dan harus disediakan
selang – selang penyemprot atau pelat – pelat peluncur agar tidak terjadi
segregasi selama pengecoran.
Beton tidak boleh dijatuhkan bebas dari ketinggian lebih dari 1,5 m. Kecepatan
pengecoran harus sedemikian rupa sehingga tebal beton tidak kurang dari 0,5 m
per jam dan tidak lebih dari 1,5 m, kecuali disetujui lain oleh Pengawas Proyek.
Semua beton harus dipadatkan dengan mempergunakan vibrator yang digerakkan
dengan tenaga listrik (immersion type vibrator) yang baik type maupun cara
kerjanya disetujui oleh Pengawas Proyek. Vibrator yang disediakan harus cukup
jumlah, ukuran dan kapasitasnya dan sesuai dengan banyaknya beton yang akan
dicor, ukuran – ukuran beton dan penulangan. Vibrator ini harus dapat bekerja
dengan baik didalam acuan dan sekeliling penulangan dan barang – barang lain
yang diletakkan didalamnya tanpa harus memindahkan. Penggetaran yang
berlebihan (overvibration) yang menyebabkan segregasi, permukaan yang
keropos atau kebocoran melalui acuan harus dihindarkan.
j. Siar Dilatasi
Beton harus dicor secara kontinu sampai pada siar dilatasi, letak dan
pengaturannya ditunjukkan dalam gambar – gambar atau seperti yang disetujui
Pengawas Proyek.
Apabila siar dilatasi harus dibuat diluar yang ditunjukkan oleh ganbar, karena
kerusakan mesin pengaduk beton atau keadaan yang tidak terduga, harus dibuat

VI-21
Spesifikasi Teknis

bulk-head sedemikian sehingga arahnya tegak lurus arah tegangan – tegangan


utama. Apabila letaknya berdekatan dengan tumpuan atau lokasi yang dianggap
oleh Pengawas Proyek tidak dikehendaki, maka pengecoran harus dihentikan dan
beton baru tersebut harus dibongkar sampai tempat yang dianggap baik.
Posisi dan pengaturan siar-siar ini harus mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas, dimana:
 Siar dalam kolom sebaiknya ditempatkan sedekat mungkin dengan bidang
bawah dari balok tertinggi
 Siar dalam Balok dan Pelat ditempatkan pada tengah-tengah bentang
 Siar Vertikal dalam dinding supaya dihindarkan
 Siar harus dibaut sekecil mungkin dan atas persetujuan Konsultan Pengawas.
Permukaan Siar harus dibersihkan terlebih dahulu, kemudian bubur semen (grout)
yang tipis dilapiskan merata keseluruh permukaan bahan yang dipakai untuk
expantion joint adalah heavyduty sealant dengan pelat hitam berukuran 200 mm x
2 mm yang diletakkan sepanjang delatasi dan dipasang sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas.
Apabila pengecoran harus dilanjutkan pada permukaan beton yang sudah
mengeras, maka permukaan beton tersebut harus dikasarkan. Kemudian
permukaan tersebut harus dibersihakan dari bagian – bagian yang lepas dan
kotoran – kotoran lainnya disemprot dengan air semen atau zat perekat (addition)
dan beton baru dikerjakan, yang harus dipadatkan dengan baik pada bidang
pertemuan tersebut. Sebelum pengecoran, permukaan beton lama harus dilapis
dengan adukan semen dengan kualitas yang sama dengan adukan beton.
k. Pengeringan Beton
Beton harus dilindungi selama proses pengerasan dari pengaruh panas matahari
yang merusak, hujan dan air yang mengalir atau angin yang kering.
Perlindungan harus segera diberikan setelah pengerasan beton dengan cara
sebagai berikut:
1) Permukaan beton harus ditutup dengan lapisan karung, atau bahan sejenis
atau lapisan pasir yang harus terus menerus dibasahi selama 10 hari.
2) Setelah permukaan beton dibasahi seluruhnya, lalu ditutup dengan lapisan
air yang disetujui.
l. Curing dan Perlindungan Atas Beton
Beton harus dilindungi selama berlangsungnya proses pengerasan terhadap sinar
matahari, angin, hujan atau aliran air dan pengrusakan secara mekanis atau
pengeringan sebelum waktunya.
Semua permukaan beton yang terbuka harus dijaga tetap basah selama 4 hari
dengan menyemprotkan air atau menggenangi dengan air pada permukaan beton
tersebut.
Terutama pada pengecoran beton pada waktu cuaca panas, curing dan
perlindungan atas beton harus diperhatikan. Kontraktor harus bertanggungjawab
atas retaknya beton karena kelalaian ini.
m. Alat-alat di Dalam Beton
Kontraktor tidak dibenarkan untuk membobok, membuat lubang atau memotong
konstruksi, beton yang sudah jadi tanpa sepengetahuan dan seizin Konsultan
Pengawas. Ukuran dari pembuatan lubang, pemasangan alat-alat didalam beton,
pemasangan sparing dan sebagainya harus menurut petunjuk Konsultan
Pengawas.
n. Beton Kedap Air
Untuk pembuatan beton kedap air (sesuai dengan gambar-gambar), maka
Kontraktor terlebih dahulu harus meminta persetujuan Konsultan Pengawas
perihal bahan waterproofing (additive) sebagai campuran dalam adukan beton
dan proporsi adukannya.
Kontraktor bertanggungjawab atas pekerjaan pembuatan beton kedap air
tersebut. Apabila dikemudian hari terdapat bocor atau terjadi rembesan, maka
Kontraktor harus mengadakan perbaikan-perbaikan dengan biaya Kontraktor
sendiri.Prosedur perbaikan tersebut harus sesuai dengan petunjuk dari Konsultan
Pengawas sedemikian rupa sehingga tidak merusak bagian-bagian lain yang
sudah selesai.
o. Pembongkaran Begisting (cetakan)
1). Pembongkaran harus dilakukan dengan cara sedemikian rupa hingga
menjamin seluruhnya keamanan beton yang telah dicor. Bagian struktur
VI-22
Spesifikasi Teknis

beton vertikal yaitu sisi balok kolom praktis, dapat dibongkar bekistingnya
setelah 72 jam dengan persyaratan bahwa betonnya telah cukup mengeras
sehingga tidak ada kemungkinan cacat, setelah mendapat ijin dari Direksi.
Bagian struktur beton yang disangga dengan batang penyangga tidak boleh
dibongkar begesting maupun tiang penyangganya sebelum elemen struktur
tersebut mencapai kekuatan minimal untuk memikul berat sendiri berikut
bahan-bahan pelaksanaan di atasnya. Dalam keadaan apapun bekisting
tidak boleh dibongkar sebelum mencapai 14 (empat belas) hari pada beton
yang memakai rawatan begesting baru boleh dibongkar setelah rawatan
berakhir.
2). Selama proses pengerasan, beton tiap hari harus disiram dengan cukup air,
selama minimum 1 (satu) minggu berturut-turut.
PASAL 12 12.1. Lingkup Pekerjaan
PEKERJAAN a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
PASANGAN BATU alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan
BATA hasil yang terbaik.
b. Pekerjaan pasangan batu tela ini meliputi seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Perencana/Pengawas
Lapangan.
12.2. Persyaratan Bahan
a. Semen portland harus memenuhi NI-8 (dipilih dari satu produk untuk seluruh
pekerjaan).
b. Batu bata harus berkualitas (tidak mudah pecah) serta berukuran sama.
c. Pasir harus memenuhi NI-3 Pasal 14 ayat 2
d. Air harus memenuhi PVBI-1982 Pasal 9.
e. Penggunaan adukan :
 Adukan 1 PC : 3 Ps, dipakai pasangan kedap air/trasraam.
 Adukan 1 PC : 4 Ps, dipakai untuk seluruh pasangan lainnya.
 Adukan 1 PC : 6 Ps, dipakai pasangan rollag batu bata.
12.3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Seluruh dinding kecuali dinyatakan lain dalam gambar menggunakan pasangan
setengah batu bata aduk campuran 1 PC : 4 Pasir pasang. Untuk semua dinding
lantai dasar mulai dari permukaan sloof sampai ketinggian 30 cm diatas
permukaan lantai dasar, dinding didaerah basah setinggi 150 cm dari permukaan
lantai, serta semua dinding yang ada pada gambar yang menggunakan simbol
aduk trasram/kedap air digunakan adukan rapat air dengan campuran 1 PC : 3
Pasir pasang serta untuk pasangan rolag batu bata menggunakan adukan 1 PC :
6 Pasir pasang.
b. Batu tela yang digunakan dengan kualitas baik yang disetujui Direksi dan
Pengawas Lapangan, siku dan sama ukurannya.
c. Sebelum digunakan batu bata harus direndam dalam bak air atau drum hingga
jenuh.
d. Setelah batu tela terpasang dengan baik, nad/siar harus dikerok sedalam 1 cm
dan dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram.
e. Pasangan dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih
dahulu dan siar-siar telah dikerok serta dibersihkan.
f. Tidak diperkenankan memasang batu bata yang patah melebihi dari 5%. Batu
bata yang patah lebih dari 2 tidak boleh dipergunakan.
g. Siar/spasi pasangan dibuat dengan tebal 2 cm untuk spasi datar dan 1,5 CHI
untuk spasi tegak kecuali jika ditentukan lain.
h. Mortar untuk spasi datar dan tegak harus penuh dan padat. Melakukan koordinasi
lainnya yang belum dilaksanakan.
i. Rangka kayu/kusen harus dipasang terlebih dahulu untuk dapat melanjutkan
pekerjaan pasangan.
j. Rangka kayu/kusen, pemasangannya harus diperkuat dengan angkur besi
berbentuk L, yang ujungnya disekrup kedalam kusen, sedangkan ujung
bengkoknya ditanamkan kedalam pasangan dinding/kolom praktis.
k. Panjang angkur terpasang tidak lebih dari 22,50 cm.
l. Tiap-tiap angkur dipasang dengan jarak 60 cm satu sama lainnya.
m. Pekerjaan pemasangan pipa dan/atau alat-alat yang ditanam di dalam dinding,
maka harus dibuat pahatan dengan kedalaman yang cukup pada pasangan
dinding sebelum diplester. Pahatan tersebut setelah dipasangnya pipa/alat-alat,

VI-23
Spesifikasi Teknis

harus ditutup dengan adukan plesteran yang dilaksanakan secara sempurna,


yang dikerjakan bersama-sama dengan plesteran seluruh dinding.
n. Sesudah pasangan batu tela selesai dikerjakan, dan sudah kering baru pekerjaan
plesteran dimulai.
o. Tera/leveling
Lapisan bata harus ditera datar dan tegaknya agar didapat kekuatan pasangan
yang sama dan merata di setiap tempat.
12.4. Perlindungan dan Pembersihan
Sesuai jam kerja, seluruh lajur pasangan batu bata yang belum selesai, harus ditutup
(dilindungi) dengan kertas semen atau dengan cara-cara lain yang disetujui oleh
pengawas.
Bersihkan bagian-bagian yang terkena adukan dengan segera, kemudian betikan
perlindungan atau hindari pasangan dari benturan-benturan keras selama sekurang-
kurangnya 3 hari setelah seluruh sebuah bidang kerja selesai terpasang.
PASAL 13 13.1. Lingkup Pekerjaan
PEKERJAAN a. Termasuk dalam pekerjaan plesteran ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-
PLESTERAN DAN bahan, peralatan termasuk alat-alat bantu dan alat angkut yang diperlukan untuk
ACIAN melaksanakan pekerjaan plesteran, sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang
bermutu baik.
b. Pekerjaan plesteran ini dikerjakan pada permukaan dinding bagian dalam dan luar
serta seluruh detail yang disebutkan/ditunjuk dalam gambar.
13.2. Persyaratan Bahan
a. Semen portland harus memenuhi NI-8 (dipilih dari satu produk untuk seluruh
pekerjaan).
b. Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2.
c. Air harus memenuhi NI-3 pasal 10.
d. Penggunaan adukan plesteran :
 Adukan 1 PC : 2 Ps, dipakai untuk plesteran rapat air, seluruh plesteran
beton dan seluruh plesteran sudut/skoning.
 Adukan 1 PC : 5 Ps, dipakai untuk seluruh plesteran dinding lainnya
 Seluruh permukaan plesteran difinish acian dari bahan PC.
13.3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Plesteran dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dari bahan yang digunakan
sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Direksi dan Pengawas Lapangan dan
persyaratan tertulis dalam uraian dan syarat pekerjaan ini.
b. Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan bidang beton atau
pasangan dinding batu tela telah disetujui oleh Direksi dan Pengawas Lapangan
sesuai uraian dan syarat pekerjaan dalam buku ini.
c. Dalam melaksanaan pekerjaan ini, harus mengikuti semua petunjuk dalam
gambar arsitektur terutama pada gambar detail dan gambar potongan mengenai
ukuran tebal/tinggi/peil dan bentuk profilnya.
d. Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai pemasangan
instalasi pipa listrik dan plumbing untuk semua aduk plester.
e. Untuk beton, sebelum diplester permukaannya harus dibersihkan dari sisa-sisa
bekesting dan kemudian dikretek (scrath) terlebih dahulu dan semua lubang-
lubang bekas pengikat bekesting atau form tie harus tertutup aduk plester.
f. Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton bertulang yang akan difinish
dengan cat dipakai plesteran halus (acian) diatas permukaan plesterannya.
g. Semua bidang yang akan menerima bahan finishing pada permukaannya diberi
alur-alur garis horizontal atau dikretek (scrath) untuk memberi ikatan yang lebih
baik terhadap bahan finishing, kecuali untuk yang menerima cat.
h. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/kolom yang
dinyatakan dalam gambar, atau sesuai peil-peil yang diminta gambar. Tebal
plesteran minimum 1,5 cm.
i. Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai toleransi lengkung atau cembung
bidang tidak melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m. Jika melebihi, pemborong
berkewajiban memperbaikinya dengan biaya atas tanggungan pemborong.
j. Untuk pengakhiran sudut plesteran/dinding, hendaknya dibuat dengan sudut
tumpul.
k. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar
tidak terlalu tiba-tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat
kering dan melindungi dari terik panas sinar matahari langsung dengan bahan

VI-24
Spesifikasi Teknis

penutup yang bisa mencegah penguapan air secara cepat.


l. Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik, plesteran harus
dibongkar kembali dan diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Direksi
dan Pengawas Lapangan dengan biaya atas tanggungan pemborong. Selama 7
(tujuh) hari setelah pengacian selesai pemborong harus selalu menyiram dengan
air, sampai jenuh sekurang-kurangnya 2 kali setiap hari.
m. Selama pemasangan dinding batu tela/beton bertulang belum finishing,
pemborong wajib memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan-kerusakan
dan pengotoran bahan lain. Setiap kerusakan yang terjadi menjadi tanggung
jawab pemborong dan wajib diperbaiki.
n. Kecuali ditentukan lain, seluruh permukaan plesteran diberi lapisan acian dari
bahan PC.
o. Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan dilakukan sebelum plesteran
berumur lebih dari 2 (dua) minggu.

PASAL 14 14.1. Lingkup Pekerjaan


PEKERJAAN SUB- a. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
LANTAI/RABAT BETON peralatan termasuk alat-alat bantu dan alat angkut yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan plesteran, sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang
bermutu baik.
b. Pekerjaan sub lantai/rabat beton ini meliputi seluruh detail yag
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar sebagai alas lantai finishing dan untuk
rabat beton finishing acian.
14.2. Persyaratan Bahan
a. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan PBI 1971
(NI-2), PVBB 1956 dan NI-8.
b. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan
contoh-contohnya kepada Direksi dan Pengawas Lapangan untuk disetujui.
14.3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Untuk pasangan yang langsung diatas tanah, tanah yang akan dipasang beton cor
harus dipadatkan untuk mendapatkan permukaan yang rata dan padat sehingga
diperoleh daya dukung tanah yang maksimum. Pemadatan dipergunakan alat
timbris.
b. Pasir urug bawah lantai yang disyaratkan harus merupakan permukaan yang
keras, bersih dan bebas alkali, asam maupun bahan organik lainnya yang dapat
mengurangi mutu pasangan.
c. Tebal lapisan pasir urug disyaratkan minimum 7 cm atau sesuai dengan gambar,
disiram air dan ditimbris sehingga diperoleh kepadatan yang maksimal.
d. Diatas pasir urug dilakukan pekerjaan beton cor/rabat beton setebal minimum 7
cm atau sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar detail dengan campuran
1 PC : 3 Ps : 5 Krkl
PASAL 15 15.1. Lingkup Pekerjaan
PEKERJAAN KERAMIK a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan termasuk
alat-alat bantu dan alat angkut yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan
plesteran, sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.
b. Pekerjaan keramik ini meliputi lantai keramik, dinding keramik dan seluruh detail
yang disebutkan/ditunjuk dalam gambar.
15.2. Persyaratan Bahan
a. Bahan keramik :
- Jenis :  Lantai ukuran 60cm x 60cm polished menggunakan
merek : Essenza, Granito, Eurogress, Indogress,
Niro Granite, Sandimass atau yang setara,
 Lantai keramik 30cm x 30cm untuk Km/Wc
sekualitas (Roman, Platinum, Asia atau yang setara)
warna
 Dinding Keramik 30cm x 30cm cm untuk Km/Wc
sekualitas (Roman, Platinum, Asia atau yang setara)
warna
 Plint lantai menyesuaikan dengan ukuran keramik
lantai sesuai yang ditunjukkan dalam gambar
- Bahan Perekat : Adukan spesi 1 PC : 3 Pasir Pasang
- Warna : Akan ditentukan kemudian

VI-25
Spesifikasi Teknis

b. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan


ASTM, peraturan keramik Indonesia (NI-19), PVBB 1970 dan PVBI 1982.
c. Semen Portland harus memenuhi NI-8, pasir dan air harus memenuhi syarat-
syarat yang ditentukan dalam PVBB 1970 (NI-3) dan PBI 1971 (NI-2) dan ASTM.
d. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan
contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi/Pengawas Lapangan.
15.3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum dimulai pekerjaan, Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing
mengenai pola keramik.
b. Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, cacat dan
ternoda.
c. Adukan pasangan/pengikat dengan aduk campuran 1 PC :3 Pasir Pasang.
d. Bahan keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air besih (tidak
mengandung asam alkali) sampai jenuh.
e. Pola, arah dan awal pemasangan keramik harus memperhatikan ukuran/letak dan
semua peralatan yang akan terpasang di dinding : panel listrik, stop kontak, saklar
dan lain-lain yang tertera didalam gambar.
f. Ketinggian peil tepi atas pola keramik disesuaikan dengan gambar.
g. Awal pemasangan keramik pada dinding maupun lantai dan kemana sisa ukuran
harus ditentukan, harus dibicarakan terlebih dahulu dengan Direksi dan Pengawas
Lapangan sebelum pekerjaan pemasangan dimulai.
h. Bidang dinding dan lantai keramik harus benar-benar rata, garis-garis siar harus
benar-benar lurus. Siar arah horizontal maupun vertikal pada dinding dan lantai
yang berbeda ketinggian peil lantainya harus merupakan satu garis lurus.
i. Jarak antara unit-unit pemasangan keramik satu sama lain (siar-siar) harus sama
lebarnya, maksimum 3mm, yang membentuk garis-garis sejajar dan lurus sama
lebar dan dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan harus membentuk sudut
siku yang saling berpotongan tegak lurus sesamanya.
j. Setelah spesi pasangan mengering, siar antara (nat) harus diisi penuh dengan
adukan PC dan dikeruk halus hingga menghasilkan permukaan nat yang sama
dengan garis tepian tegel
k. Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda pada
permukaan keramik, hingga betul-betul bersih.
l. Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari sentuhan/beban selama 3x24
jam dilindungi dari kemungkinan cacat akibat pekerjaan lain.
m. Keramik plint terpasang siku terhadap lantai, dengan memperhatikan siar-siarnya
bertemu siku dengan siar lantai dan dengan ketebalan siar yang sama pula.
PASAL 16 16.1. Lingkup Pekerjaan
PEKERJAAN KAYU Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil yang baik dan
rapi. Pekerjaan ini meliputi :
a. Pekerjaan Kayu Kasar meliputi
pekerjaan lainnya seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerjadan pekerjaan kayu
kasar pada umumnya
b. Pekerjaan Kayu Halus
 Pekerjaan kayu kusen pintu, jendela dan ventilasi serta pekerjaan pintu
panel dan bingkai jendela.
 Pekerjaan lainnya seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan pekerjaan
kayu halus pada umumnya.
16.2. Persyaratan Bahan
a. Jenis kayu yang dipakai :
1). Kayu kelas I dan kelas II dari jenisnya. Digunakan untuk seluruh pekerjaan
kayu kusen, daun pintu dan bingkai jendela terkecuali dinyatakan lain
dalam buku syarat-syarat teknis dan yang dinyatakan dalam gambar.
2). Kayu kelas III atau kayu bekisting yang berkualitas baik dalam jenisnya.
Digunakan untuk pekerjaan papan bouwplank dan bekesting.
3). Kelembaban kayu disyaratkan 12%-14% sesuai persyaratan dalam PPKI
tahun 1961.
4). Dihindarkan adanya cacat-cacat kayu antara lain yang berupa putih kayu,
pecah-pecah, mata kayu, melintang basah dan lapuk.
5). Semua kayu yang dipasang/dipakai ialah yang disetujui oleh Direksi/
Pengawas Lapangan.
b. Alat Pengencang
VI-26
Spesifikasi Teknis

Semua alat pengencang seperti paku, sekrup, baut, angkur dan lainnya harus dari
baja lapis galvanis dalam ukuran sesuai petunjuk Gambar Kerja atau sesuai
kebutuhan standar yang berlaku.
c. Perekat
Semua lem dan perekat yang digunakan harus dari jenis kedap air, seperti produk
neoprene based/synthetic resin based atau yang setara
16.3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Semua proses pemotongan dan pembuatan dikerjakan dengan mesin, kecuali
untuk detail tertentu atas persetujuan Direksi dan Pengawas Lapangan.
b. Semua pengikat berupa paku, baut, kawat dan lainnya harus digalvanisasikan
sesuai dengan NI-5. Tidak diperkenankan pengerjaan ditempat pemasangan.
c. Pengukuran keadaan lapangan diperlukan sebelum dimulai pekerjaan untuk
mendapatkan ketetapan pemasangan dilapangan.
d. Rangka kayu yang akan dipasang bahan finishing harus diperhalus, rata dan
waterpass.
e. Hasil akhir dari pemasangan harus rata, lurus dan tidak melampaui toleransi
kerataan 0,5 cm untuk setiap 2m2.
f. Pekerjaan kayu halus
1). Semua ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran jadi (sudah
diketam halus dan siap difinish). Kontraktor wajib menyerahkan shop
drawing dan contoh jadi untuk bagian detail tertentu pada Direksi dan
Pengawas Lapangan.
2). Bahan kayu halus tidak diperkenankan dipasang dengan cara memaku atau
cara lainnya yang disetujui Direksi dan Pengawas Lapangan.
3). Permukaan kayu yang terlihat bekas pemakuan harus diberi dempul atau
sejenisnya yang telah disetujui Direksi dan Pengawas Lapangan.
4). Hindari terlalu banyak pemakuan pada permukaan kayu.
5). Permukaan kayu yang terlihat harus diketam halus sedemikian rupa
sehingga siap menerima finish.
6). Jika diperlukan bahan perekat, maka kontraktor harus mengajukan terlebih
dahulu baik kualitas maupun jenisnya kepada Pengawas Lapangan untuk
mendapatkan persetujuan.
7). Semua pekerjaan kayu sebelum terpasang harus mendapat persetujuan
dari Direksi dan Pengawas Lapangan. Jika ada yang tidak memenuhi
syarat, maka kontraktor harus mengganti atas tanggung jawabnya.
8). Setelah dipasang, kontraktor wajib memberikan perlindungan terhadap
benturan-benturan benda lain dan kerusakan-kerusakan akibat kelalaian
pekerjaan, semua kerusakan yang timbul adalah tanggung jawab kontraktor.
9). Kayu plint atau lainnya yang melekat langsung pada dinding batu tela dan
beton harus diberi lapisan menie kayu minimal 2 lapis.
PASAL 17 17.1. Lingkup Pekerjaan
PEKERJAAN KUSEN a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan termasuk alat-alat bantu dan
PINTU, JENDELA DAN alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil
VENTILASI pekerjaan yang baik dan sempurna.
ALLUMINIUM b. Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu, kusen jendela dan ventilasi seperti
yang dinyatakan/ ditunjukkan dalam gambar serta shop drawing dari Kontraktor.
17.2. Pengendalian Pekerjaan
Semua pekerjaan yang disebutkan dalam bab ini harus dikerjakan menurut instruksi
pabrik/produsen dan standar-standar antara lain :
a. The Alumuniunl Association (AA)
b. Architectural Alumunium Manufactures Association (AAMA)
c. America standar for testing materials (ASTM)
17.3. Persyaratan Bahan
a. Kusen dan Pelat Alumunium
Kusen dari bahan aluminium framing system, aluminium extrusi sesuai SII extrusi
0695-82 atau Extrusi Standard YKK, tidak terbuat dari bahan bekas, dari produk
setara ALEXINDO atau produk lain yang disetujui Direksi.
 Aluminium : 4 x 1,75 “, tebal 18 micron
 Nilai deformasi : diijinkan maksimal 2 mm
 Warna profil : warna coklat
1). Kadar campur
Architectural Billet 45 (AB45) atau setara dengan karakteristik kekuatan
VI-27
Spesifikasi Teknis

sebagai berikut :
 Ultimate Strength : 28.000 p.s.i
 Yang Strength : 22.000 p.s.i
 Shear Strength : 17.000 p.s.i
2). Anoldizing
Ketebalan lapisan diseluruh permukaan aluminium adalah 18 Mikro dengan
warna dark brown
 Hadware (perlengkapan)
Lihat bab perlengkapan pintu
 Acesories
Lihat bab perlengkapan pintu
3). Jaminan
Harus diberikan jaminan tertulis selama 5 (lima) tahun dari type campuran
(“alloy”) dan ketebalan “anolizing”
b. Sealant
“sealant” sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuatnya digunakan untuk jendela
Alumunium dan kaca yang berhubungan langsung dengan udara luar.
c. Joint
Baker : Polyuretchane Foam tidak menyerap air, kepadatan 65 -95 kg/m3.
d. Neoprene
Jenis exlusion, tahan terhadap matahari oksidasi dangan kekerasan 60
Durometer.
e. Angkur Tanam
Bagian yang berhubungan dengan Aluminium di beri lapisan galvanished s/d 25
micron. Bagian lain diberi lapisan anti karat, Zincchromete, tipe Alkyd
f. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian syarat-syarat dan
spesifikasi dari pihak pabrik pembuatnya.
g. Konstruksi kusen alluminium mengikuti spesifikasi teknis yang dikeluarkan oleh
pabrik pembuatnya termasuk accessories yang akan dipergunakan.
h. Seluruh bagian aluminium berwarna harus datang di tapak dilengkapi dengan
pelindung dan baru diperkenankan dibuka sesudah mendapat persetujuan dari
Direksi.
i. Untuk keseragaman warna, diisyaratkan sebelum proses fabrikasi warna profil
harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu fabrikasi unit-unit
jendela, pintu dan lain-lain, profil harus diseleksi lagi warnanya sehingga dalam
setiap unit didapatkan warna yang sama. Pemotongan profil aluminium
menggunakan mesin potong, mesin punch, drill sedemikian rupa sehingga
diperoleh hasil yang telah dirangkai untuk jendela bukaan dan pintu mempunyai
toleransi ukuran tinggi dan lebar 1 mm dan untuk diagonal 2mm.
j. Accesories
Sekrup dari galvanized seel mutu Hotdeep kepala tertanam, weather strip dari
vinyl, pengikat alat penggantung yang dihubungkan dengan aluminium harus
ditutup caulking dan sealant. Ankur untuk rangka/kusen aluminium terbuat dari
steel plate tebal minimal 2 mm, dengan lapisan zinc tidak kurang dari 13 mikron
sehingga tidak dapat bergeser
17.4. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Pengerjaan
1) Semua pekerjaan harus dilaksanakan oleh tukang-tukang terbaik dengan
standar pengerjaan yang disetujui pengawas
2) Pemasangan sambungan harus tepat tanpa cela sedikitpun
3) Semua detail pertemuan harus runcing (adu manis), halus dan rata, bersih
dari goresan-goresan serta cacat-cacat yang mempengaruhi permukaan
Alumunium.
4) Pemasangan harus sesuai dengan gambar-gambar dan pesyaratan dan
persyaratan teknis ini.
5) Setiap sambungan dengan dinding atau beda yang berlainan sifatnya harus
diberi “sealant”
6) Tanda-tanda dan cacat akibat proses anoldizing, yaitu “Rack” atau “Gripper”
yang timbul dipermukaan aluminium harus dihilangkan.
b. Toleransi Fabrikasi
1) Sudut/siku
Maksimal membuat penggesekan 3 mm terhadap titik tangkap dari sisi
VI-28
Spesifikasi Teknis

horizontal / vertical sejauh 3 m


2) Gap/Celah
Sambungan : Maksimum 0,5 mm
3) Perbedaan tinggi
Perbedaan tinggi untuk sisi vertical dan horizontal maksimum 1,5 mm (plus
minus)
4) Pengelasan
Tidak terlihat pada bagian yang akan terlihat mata langsung
5) Sealant
Tidak terlihat pada bagian yang akan terlihat mata langsung.
c. Perlindungan
1) Semua alumunium harus dilindungi dengan “ Lacquer Film” atau bahan
yang lain yang disetujui pengawas ketika dibawa kelapangan.
2) Pelindung tersebut harus dibuka pada bagian-bagian tertentu dimana
diperlukan, ketika alumunium akan dikerjakan dan ditutup kembali setelah
pekerjaan selesai.
3) Kusen harus dilindungi dengan plastic tape atau (Zine Chroritate primer
permis Transparant) ketika pengerjaan plester dilakssanakan. Bagian-
bagian lain dapat dilindungi dengan :“Lacquer Film” sampai pekerjaan
selesai.
4) Penggunaan permis palo permukaan yang akan diberikan caulking atau
sealant tidak diperkenankan
d. Weather Seal
Pemasangan kosen harus dilengkapi dengn weather seal jenis polkyurenthene
sealant dan backing strip dari busa didalam dan diluar sebagai lapisan pengisi
sebelum sealant dipasang
17.5. Bahan Finishing
Treatment untuk permukaan kusen pintu, jendela dan ventilasi diberi lapisan finishing
dengan cat khusus untuk alluminium sebanyak 2 kali.

PASAL 18 18.1. Ketentuan Umum


PEKERJAAN DAUN Sebelum pekerjaan pembuatan dan pemasangan daun pintu dilakukan, maka :
PINTU, JENDELA DAN 1). Pemborong wajib mengadakan pemeriksaan pengukuran di lapangan agar ukuran
VENTILASI daun pintu, jendela dan ventilasi yang akan dipasang sesuai dengan keadaan di
lapangan.
2). Pemborong harus mengajukan terlebih dahulu contoh-contoh bahan yang akan
digunakan dan membuatkan shop drawing dan mock-up untuk mendapatkan
persetujuan dari Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas, konsultan perencana.
3). Bahan yang cacat tidak boleh digunakan. Bahan yang harus dipasang harus
sesuai contoh yang sudah disetujui Pemberi Tugas, Pengawas dan Perencana
18.2. Lingkup Pekerjaan
a. Bagian ini mencakup ketentuan/syarat-syarat (pembayaran, pengiriman,
penyimpanan, pemasangan) untuk pekerja, material, dan peralatan.
b. Meliputi penyediaan seluruh daun pintu, jendela dan ventilasi sesuai yang
ditunjukkan dalam gambar dan spesifikasi ini, aksesori yang diperlukan untuk
pemasangan dan kelengkapannya, penyimpanan dan perawatan, serta
pembangunannya sesuai yang telah ditunjukkan dalam gambar.
Bagian ini menjelaskan “Commercial Quality” pintu-pintu kayu untuk pintu dan
bukaan-bukaan yang berhubungan dengan pekerjaan interior. Bagian yang terkait
:
 Pekerjaan Pengecatan
 Pekerjaan Dinding Bata/Plesteran
 Pekerjaan Lantai
 Pekerjaan Alat Penggantung dan Pengunci
18.3. Persyaratan Bahan
a. Bahan rangka
Kecuali ditentukan lain dalam gambar, seluruh bahan rangka menggunakan
alluminium 4” setara Alexsindo warna coklat dengan persyaratan sesuai dengan
spesifikasi yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya, dengan ukuran disesuiakan
dengan gambar rencana.
b. Bahan panel daun pintu terdiri dari :
VI-29
Spesifikasi Teknis

 Panel pintu kaca dipergunakan kaca rayben tebal 5mm dan panel pintu utama
menggunakan kaca tempered tebal 8mm (jika ada item pekerjaan).
 Panel pintu double teakwood dipergunakan teakwood tebal 4 mm, tidak cacat
pada sisi luarnya.
 Seluruh persyaratan kaca mengikuti persyaratan teknis pada pasal pekerjaan
kaca dalam RKS ini.
c. Bahan panel daun jendela terdiri dari :
 Jendela panel kaca dan jendela kaca mati menggunakan kaca rayben tebal 5
mm.
 Ventilasi panel kaca dan ventilasi kaca mati menggunakan kaca rayben tebal
5mm kecuali bouvenlight untuk KM/WC menggunakan kaca es/buram tebal 5
mm.
 Seluruh persyaratan kaca mengikuti persyaratan teknis pada pasal pekerjaan
kaca dalam RKS ini.
18.4. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-
gambar yang ada dan kondisi dilapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk
mempelajari bentuk, pola, lay out/penempatan, cara pemasangan, mekanisme
dan detail-detail gambar.
b. Sebelum pemasangan, penimbunan bahan-bahan pintu ditempat pekerjaan harus
ditempatkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena
cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
c. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi.
d. Daun pintu panel kaca :
 Dibuat dengan sistim penyambungan sesuai dengan yang dipersyaratkan
oleh pabrik pembuatnya.
 Accesoris lain disesuaikan dengan kebutuhan pelaksanaan seperti yang
dipersyatkan oleh pabrik pembuatnya.
 Untuk daun pintu panel kaca setelah dipasang harus rata dan tidak
bergelombang dan tidak melintir dan tidak meninggalkan bekas-bekas
penyambungan.
e. Daun pintu doubel teakwood :
 Daun pintu teakwood yang dipasang pada rangka alluminum adalah dengan
cara yang lazim digunakan atas persetujuan Direksi/Pengawas Lapangan
tanpa meninggalkan bekas cacat pada permukaan yang tampak.
 Pada bagian daun pintu teakwood harus dipasang rata, tidak bergelombang
dan merekat dengan sempurna.
 Permukaan teakwood tidak boleh didempul.
f. Daun jendela kaca :
 Dibuat dengan sistim penyambungan sesuai dengan yang dipersyaratkan oleh
pabrik pembuatnya.
 Accesoris lain disesuaikan dengan kebutuhan pelaksanaan seperti yang
dipersyaratkan oleh pabrik pembuatnya.
 Untuk daun jendela kaca setelah dipasang harus rata dan tidak bergelombang
dan tidak melintir dan tidak meninggalkan bekas-bekas penyambungan.
g. Daun ventilasi :
 Dibuat dengan sistim penyambungan sesuai dengan yang dipersyaratkan oleh
pabrik pembuatnya.
 Accesoris lain disesuaikan dengan kebutuhan pelaksanaan seperti yang
dipersyaratkan oleh pabrik pembuatnya.
 Untuk daun ventilasi kaca setelah dipasang harus rata dan tidak
bergelombang dan tidak melintir dan tidak meninggalkan bekas-bekas
penyambungan.
18.5. Bahan Finishing
a. Daun pintu dan jendela kaca; permukaan rangka diberi lapisan finishing seperti
yang digunakan pada rangka kusen alluminium.
b. Daun pintu teakwood; permukaan rangka daun pintu diberi lapisan finishing
seperti yang digunakan pada rangka kusen alluminium sedangkan permukaan
teakwood diberi lapisan finishing politur sebanyak 3 kali.
PASAL 19 19.1. Pekerjaan Kaca
PEKERJAAN KACA a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
VI-30
Spesifikasi Teknis

melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu


baik dan sempurna.
b. Pekerjaan kaca meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam detail
gambar.
19.2. Persyaratan Bahan
a. Kaca adalah benda terbuat dari bahan glass yang pipih, pada umumnya
mempunyai ketebalan sama, mempunyai sifat tembus cahaya, dapat diperoleh
dari proses-proses tarik, gilas dan pengambangan (float glass).
b. Toleransi lebar dan panjang
Ukuran lebar dan panjang tidak boleh melampaui toleransi seperti yang ditentukan
oleh pabrik.
c. Kesikuan
Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut serta tepi
potongan yang rata dan lurus, toleransi kesikuan maksimum yang diperkenankan
adalah 1,5 mm per meter.
d. Cacat-cacat
1). Cacat-cacat lembaran bening yang diperbolehkan harus sesuai ketentuan
dari pabrik.
2). Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang yang berisi
gelembung gas yang terdapat dalam kaca).
3). Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah pada kaca, baik
sebagian atau seluruh tebal kaca).
4). Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud) dan goresan (scratch).
5). Bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok).
6). Ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh melampaui toleransi
yang ditentukan oleh pabrik. Untuk ketebalan 5 mm kira-kira 0,3 mm.
e. Bahan Kaca
1). Bahan kaca harus sesuai SII 0189/78 dan PBVI 1982.
2). Bahan kaca yang dipergunakan menggunakan kaca rayben tebal 5 mm,
kaca bening tebal 5 mm dan kaca es/buram tebal 5mm serta kaca tempered
tebal 12mm.
3). Kaca harus dalam keadaan rata dan tidak bergelombang serta dapat
menahan angin 122 Kg/m2 atau sesuai persyaratan pabrik (sesuai masing-
masing penggunaan kaca-nya )
4). Penggunaan jenis dan ketebalan masing-masing kaca sesuai dengan yang
ditunjukkan dalam detail gambar rencana.
f. Semua bahan kaca sebelum dan sesudah terpasang harus mendapat persetujuan
Direksi dan Pengawas Lapangan.
g. Sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan, harus
digurinda/dihaluskan.
19.3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian dan
syarat pekerjaan dalam buku ini.
b. Pekerjaan ini memerlukan keahlian dan ketelitian.
c. Semua bahan yang telah terpasang harus disetujui oleh Direksi dan Pengawas
Lapangan.
d. Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan, dan
diberi tanda untuk mudah diketahui. Tanda-tanda tidak boleh menggunakan
kapur. Tanda-tanda dibuat dari potongan kertas yang direkatkan dengan
menggunakan lem.
e. Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat-alat
pemotongan kaca khusus.
f. Pemotongan harus disesuaikan ukuran rangka, minimal 10 mm masuk kedalam
alur kaca pada kosen.
g. Pembersih akhir dari kaca harus menggunakan kain katun yang lunak dengan
menggunakan cairan pembersih kaca.
h. Hubungan kaca dengan kaca atau kaca dengan material lain tanpa melakukan
kosen, harus diisi dengan lem silikon warna transparan cara pemasangan dan
persiapan-persiapan pemasangan harus mengikuti petunjuk yang dikeluarkan
pabrik.
i. Kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak diperkenankan
retak dan pecah pada sealant/tepinya, bebas dari segala noda dan goresan.

VI-31
Spesifikasi Teknis

PASAL 20 20.1. Lingkup Pekerjaan


PEKERJAAN ALAT a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan daun
PENGGANTUNG DAN pintu/jendela dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan hingga
PENGUNCI tercapainya hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh
pemasangan pada daun pintu dan jendela serta ventilasi seperti yang
ditunjukkan/disyaratkan dalam detail gambar.
20.2. Persyaratan Bahan
a. Semua ‘hardware’ yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang
tercantum dalam buku spesifikai teknis. Bila terjadi perubahan atau penggantian
‘hardware’ akibat dari pemilihan merk, kontraktor wajib melaporkan hal tersebut
kepada Direksi dan Pengawas Lapangan untuk mendapatkan persetujuan.
b. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal.
20.3. Perlengkapan Pintu dan Jendela
a. Perlengkapan kunci dan pegangan kunci
1). Untuk semua pintu dilengkapi dengan kunci 2x putaran dengan kualitas baik
dan handel pintu. Khusus untuk pintu utama dipakai handle pintu yang agak
besar pada masing-masing daun pintu.
2). Untuk daun jendela kaca dipakai handle pengunci
3). Semua kunci-kunci terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu.
Dipasang setinggi 90 cm dari lantai, atau sesuai petunjuk Direksi dan
Pengawas Lapangan.
b. Pekerjaan engsel
1). Untuk seluruh daun pintu menggunakan engsel pintu type kupu-kupu
dengan ring nylon ukuran 4” dipasang sekurang-kurangnya 3 (tiga) buah
untuk setiap daun pintu dengan menggunakan sekrup kembang dengan
warna yang sama dengan warna engsel. Jumlah engsel yang dipasang
harus diperhitungkan beban berat daun pintu, tiap engsel memikul maksimal
20 Kg.
2). Untuk jendela menggunakan engsel type kupu-kupu dengan ring nylon
ukuran 3” dipasang sekurang-kurangnya 2 (dua) buah untuk setiap daun
jendela.
c. Pekerjaan Hak Angin/Kait Angin
1). Setiap daun jendela ungkit diberi 2 buah hak angin/kait angin, dipasang
pada bagian kanan dan kiri atau sesuai petunjuk Direksi dan Pengawas
Lapangan.
2). Hak angin/kait angin yang dipergunakan adalah hak angin/kait angin biasa
merk dalam negeri.
d. Pekerjaan grendel
1). Setiap daun pintu dan jendela ungkit diberi masing-masing 1 buah grendel.
2). Untuk daun pintu menggunakan grendel besar, sedang daun jendela
menggunakan grendel kecil/pengunci jendela.
e. Pekerjaan Door Closer
1). Khusus untuk pintu-pintu tertentu yang diharuskan selalu tertutup, maka
pada masing-masing daun pintu dipasang 1 buah door closer.
2). Door clooser dipasang pada sisi bagian atas daun pintu, yang berfungsi
supaya daun pintu setelah dibuka dapat menutup kembali dengan
sendirinya.
3). Teknik dan cara pemasangan mengikuti spesifikasi teknis yang dikeluarkan
oleh pabrik pembuatnya.
4). Penempatan dan pemasangan door clooser ini sesuai dengan gambar atau
atas petunjuk dari Direksi/Konsultan Pengawas.
PASAL 21 21.1. Lingkup Pekerjaan
PEKERJAAN ATAP a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan dan
penutup atap dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan hingga
tercapainya hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Pekerjaan atap ini meliputi rangka atap, penutup atap, talang air dan lain
sebagainya yang termasuk pekerjaan atap seperti yang ditunjukkan/dinyatakan
dalam detail gambar.
21.2. Persyaratan Bahan
a. Rangka atap
Kecuali ditentukan lain dalam gambar rencana, rangka atap menggunakan bahan
baja ringan galvalum/galvanized/zincalum dengan persyaratan sesuai dalam
VI-32
Spesifikasi Teknis

Pasal Pekerjaan Baja dalam RKS ini.


Untuk rangka atap yang menggunakan bahan baja ringan, meliputi :
 Rangka kuda-kuda/Kaso/usuk, baja ringan profil C dengan ukuran 75 x 75
atau seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana.
 Reng, baja ringan profil A 32 x 45 dengan ukuran atau seperti yang ditunjukan
dalam gambar rencana.
b. Penutup atap
Kecuali ditentukan lain dalam gambar, penutup atap terdiri dari :
 Bahan penutup atap dipakai genteng metal zincalume tebal 0.3 mm dengan
lapisan aluminium foil + foam dibawahnya (dilem menyatu dengan bahan
atap) merk sekualitas/setara German Roof Prima dengan motif
kembang/permukaan atap seperti genteng metal merek Multi Roof, Sakura
Roof, Surya Roof, Soka Abadi, KW 1, Type Classic.
 Genteng bubungan/krepus dari jenis yang sama dengan penutup atap yang
akan digunakan.
c. Listplank papan
Kecuali ditentukan lain dalam gambar, seluruh pekerjaan listplank papan
menggunakan papan kayu kelas I 2/10 cm dan 2/20 cm dengan persyaratan
sesuai dalam Pasal Pekerjaan Kayu
d. Talang air
1). Talang air patahan atap
Rangka talang dari papan kayu kelas 2/20 cm dengan persyaratan sesuai
dalam Pasal Pekerjaan Kayu dan talang dari bahan seng plat baja ringan
(galvanized atau galvalum) dan atau dari jenis BJLS tebal 0.30 mm.
2). Talang air gantung/tritisan atap
Talang dari bahan PVC type U diameter 20cm, saluran pembuang air dari
pipa PVC diameter 4”.
21.3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Rangka Atap
1). Rangka atap baja konvensional
Untuk persyaratan pelaksanaan pekerjaan atap baja konvensional,
mengikuti persyaratan dalam Pasal Pekerjaan Baja dalam RKS ini.
2). Untuk rangka dari bahan kayu
Seluruh persyaratan mengikuti persyaratan dalam Pasal Pekerjaan Kayu
dalam RKS ini.
Untuk pemasangan kaso/usuk 5/7cm dipasang pada jarak 50cm antar
kaso/usuk sedangkan jarak pemasangan reng 2/3cm pada jarak 38,5cm
kecuali pada spesifikasi dari pabrik pembuat atap menentukan lain, maka
pemasangan kaso/usuk maupun reng mengikuti spesifikasi dari pabrik
pembuat atap.
b. Penutup Atap
1). Sebelum mendatangkan bahan ke lokasi pekerjaan, Kontraktor harus
menyerahkan contoh bahan beserta spesifikasinya kepada Direksi dan
Pengawas Lapangan untuk mendapatkan persetujuan.
2). Genteng dan genteng bubungan/nok harus dari type yang sama, ukuran
seragam, tidak ada lobang dan cacat-cacat lainnya.
3). Genteng dan genteng bubungan/nok yang tidak lolos seleksi harus
dikeluarkan dari lokasi pekerjaan dalam tempo 1x24 jam.
4). Pemasangan genteng dan genteng bubungan/nok menurut konstruksi dan
petunjuk pemasangan dari pabrik pembuat atap yang dipakai atau atas
petunjuk dari Direksi/Pengawas Lapangan.
5). Setelah genteng terpasang, bidang permukaan harus rata, lurus dan tidak
ada bagian yang bergelombang yang dapat mengakibatkan terjadinya
kebocoran.
c. Listplank Papan
1). Papan kayu besi yang digunakan tebal 3 cm lebar 20 cm kualitas terbaik,
kering, lurus/tidak melengkung dan tidak retak-retak.
2). Bila diperlukan adanya penyambungan, maka harus memakai sambungan
model ekor burung dan diberi lem kayu.
3). Permukaan yang tampang harus disekap halus, rata, waterpass dan tidak
bergelombang.
4). Sebelum dilakukan pemasangan, listplank harus diberi lapisan meni
VI-33
Spesifikasi Teknis

sebanyak 3 lapis.
5). Listplank beri finishing dari cat kilap kayu sebanyak 3 kali dan menghasilkan
permukaan yang halus dan licin serta mengkilap.
d. Talang Air
1). Rangka talang dibuat sedemikian rupa, sehingga permukaannya
membentuk bidang yang rata sehingga pada saat diberi lapisan seng plat
tidak bergelombang yang dapat mengakibatkan kebocoran.
2). Untuk pemasangan lapisan seng plat menggunakan paku sumbat sehingga
air hujan tidak merembes lewat lubang bekas paku.
3). Untuk talang datar dibuat arah kemiringan talang untuk membuang air
sehingga air tetap dapat mengalir hingga tuntas/habis dan tidak ada yang
tergenang yang dapat mengakibatkan terjadinya kebocoran.
4). Untuk talang gantung pada tritisan atap dipasang sedemikian rupa sehingga
kokoh, kuat dan tidak mudah goyang sehingga mampu menahan limbahan
air hujan. Pada bagian-bagian tertentu diberi lubang pembuangan yang
dihubungkan dengan menggunakan pipa PVC diameter 4” yang dipasang
pada sisi luar dinding bangunan, dipasang dengan penguat klem yang
dipasang secara tertatur tiap jarak klemnya sehingga tampak kuat dan rapi.
Air buangan dari talang dialirkan ke saluran pembuangan/got yang terletak
disisi luar bangunan.

PASAL 22 22.1. Lingkup Pekerjaan


PEKERJAAN LANGIT- a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan dan
LANGIT (PLAFOND) penutup atap dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan hingga
tercapainya hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Pekerjaan langit-langit ini meliputi seluruh pemasangan langit-langit (plafond)
seperti yang ditunjukkan/dinyatakan dalam detail gambar.
22.2. Persyaratan Bahan
a. Rangka plafond
Kecuali ditentukan lain dalam gambar, rangka langit-langit/plafond terbuat dari
bahan metal furing dengan spesifikasi sesuai dengan yang dipersyaratkan oleh
pabrik pembuatnya.
 Rangka plafond memakai bahan yang terdiri dari besi HOLLOW dengan
ukuran 4x4x0,75cm untuk hanger (Main Runner White) ukuran 3x4x0,75cm
untuk rangka pembagi (Cross Tee White) yang dilapisi dengan cat besi.
 Kawat penggantung rangka Ø 3mm dilengkapi dengan Suspension hanger
Spring Adjusted
b. Penutup plafond
Kecuali ditentukan lain dalam gambar rencana, penutup langit-langit (plafond)
terbuat dari :
 Penutup Plafond lantai 2 menggunakan bahan PVC dengan ketebalan 6 mm
dan 8 mm dengan list minimalis merek Sunda Plafond, Kang Bang atau yang
setara/sejenis
 Penutup Plafond lantai 1 menggunakan bahan papan Gypsum merk setara
Knauff dengan ketebalan 9 mm.
 Sambungan antar papan gypsum (naat) diberi bahan gypsum (cornice) yang
kemudian diratakan sampai halus sehingga berbentuk permukaan yang halus
dan rata.
 Penutup plafond menggunakan bahan Calcyboard, tebal minimal 6 mm untuk
plafond teritisan keliling bangunan dan untuk daerah basah (Km/Wc).
 Pada bagian tepi (antara plafond dan dinding) diberi list tepi profil 8 cm dari
bahan gypsum untuk plafond Gypsum, sedangkan untuk plafond Calcyboard
list tepi yang dipasang dari bahan kayu profil ukuran 5cm dan difinish cat
22.3. Syarat Pelaksanaan
a. Rangka Langit-langit
1). Kecuali pada gambar rencana tertulis lain, rangka langit-langit terbuat dari
dari bahan metal furing ukuran sesuai ketentuan yang dipersyaratkan oleh
pabrik pembuatnya.
2). Semua batang profil untuk rangka langit-langit telah diseleksi dengan
baik,lurus dan rata.
3). Seluruh rangka langit-langit digantung pada plat beton dikaitkan pada plat
besi yang dipaku ramset ke plat beton/balok beton.
4). Setelah seluruh rangka langit-langit terpasang, seluruh permukaan harus
VI-34
Spesifikasi Teknis

rata, lurus dan waterpass. Tidak ada bagian yang bergelombang dan
batang-batang rangka harus saling tegak lurus.
b. Pemasangan Penutup Langit-Langit
1). Bahan penutup langit-langit terbuat dari gybsum board tebal 9 mm dan
calsyboard tebal 6 mm, produksi dalam negeri yang ada dipasaran dengan
ukuran 120x240 cm atau ukuran lain, sesuai dengan detail gambar.
2). Bahan gybsum board dan calsyboard yang dipasang adalah yang telah
dipilih dengan baik, bentuk dan ukuran tiap unit harus sama dan tidak cacat-
cacat dan telah mendapat persetujuan dari Direksi/ Pengawas Lapangan.
3). Pemasangan dengan cara yang diperbolehkan oleh pabrik pembuatnya dan
sambungan antar unit-unit harus merupakan garis-garis lurus yang
beraturan dan membentuk bidang permukaan yang rata.
4). Setelah terpasang, gybsum board dan calsyboard terpasang harus lurus,
waterpass atau tidak bergelombang.
PASAL 23 23.1. Lingkup Pekerjaan
PEKERJAAN BAJA a. Yang termasuk pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
PROFIL DAN BESI PIPA peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan.
b. Pekerjaan ini meliputi kontruksi baja konvensional (baja profil) dan konstruksi pipa
besi bulat seperti yang dinyatakan/ditunjukan dalam gambar.

23.2. Persyaratan Bahan


a. Bahan besi pipa yang dipergunakan diameter 3” dan 4” Hot Deep Galvanized
Steel Pipe atau seperti yang tertera pada detail gambar.
b. Bahan baja yang dipergunakan jenis baja Canel serta baja siku-siku sama kaki
serta baja plat pendes digunakan sebagai penguat sambungan. Ukuran baja
mengikuti yang tertera dalam gambar rencana untuk masing-masing pekerjaan.
c. Bahan baja yang dipergunakan untuk kerangka kuda-kuda, baja jenis BJ-37  =
1600 kg/cm², ukurannya sesuai dengan yang tertera pada detail gambar.
d. Sebagai kawat las dipakai setaraf produksi “KOBE” atau “NIPPON STEEL”. Jenis
kawat las yang akan digunakan harus sesuai dengan petunjuk dari pabrik
pembuat dan Direksi/Pengawas.
e. Elektroda las harus diambil dari GRADE-A (Best Heave Coated Type) batang-
batang elektroda yang dipakai diamternya lebih besar atau sama dengan 6mm
(1/4 inch), dan batang-batang elektroda harus dijaga agar selalu dalam keadaan
kering.
f. Baut-baut yang digunakan harus baut hitam ulir tak penuh dengan tegangan baut
dan tegangan las minimum adalah 1.400 kg/cm2 atau minimal sama dengan mutu
baja yang digunakan (A-325 ASTM).
g. Bahan-bahan yang digunakan untuk pekerjaan baja harus diperoleh dari
leveransir-leveransir yang dikenal dan disetujui dan yang tidak ada karatnya,
bagian-bagian dan lembaran-lembarannya tidak bengkok atau cacat, dan telah
mendapat persetujuan dari Direksi dan Pengawas Lapangan.
23.3. Pelaksanaan dan Sistim Pemasangan
a. Fabrikasi
1). Sebelum memulai dengan pemotongan, penyambungan dan pemasangan,
kontraktor harus memberitahukan secara tertulis tentang tempat, sistim
pengerjaan dan pemasangan kepada Direksi/Pengawas untuk mendapat
persetujuan.
2). Kontraktor harus terlebih dahulu menunjukkan kualitas pengelasan dan
penghalusan untuk dijadikan standart dalam pekerjaan tersebut.
3). Pekerjaan pengelasan konstruksi baja harus sesuai dengan gambar
rencana dan harus mengikuti prosedur yang berlaku seperti AWC atau AISC
Spesification.
4). Kecuali ditunjukkan sistim lain, maka dalam hal menghubungkan propil-
propil, plat-plat pengaku digunakan las listrik dengan alat pembakar yang
standart dengan ketentuan sebagai berikut :
 Batang las (bahan untuk las) harus dibuat dari bahan yang
campurannya sama dengan bahan yang akan disambung.
 Kekuatan sambungan dengan las (hasil pengelasan) harus sama kuat
dengan batang yang disambung.
 Pemeriksaan kekuatan las harus dilakukan dengan persetujuan

VI-35
Spesifikasi Teknis

pengawas bila dianggap perlu dan dapat dilakukan di laboratorium.


 Kedudukan konstruksi baja yang segera akan di las harus menjamin
situasi yang paling aman bagi pengelas dan kualitas hasil pengelasan
yang dilakukan.
 Pada pekerjaan las, maka sebelum mengadakan las ulangan, baik
bekas lapisan pertama, maupun bidang-bidang benda kerja harus
dibersihkan dari kerak (slag) dan kotoran lainnya.
 Pada pekerjaan, dimana akan terjadi banyak lapisan las, maka lapisan
yang terdahulu harus dibersihkan dari kerak (slag) dan percikan-
percikan logam sebelum memulai dengan lapisan as yang baru.
Lapisan las yang berpori-berpori, rusak atau retak harus dibuang sama
sekali.
 Tempat pengelasan dan juga bidang konstruksi yang dilas, harus
terlindung dari hujan dan angin kencang.
5). Lubang-lubang baut
Lubang baut untuk baut harus dilaksanakan dengan bor. Lubang baut harus
lebih besar 2 mm dari pada diameter luar baut. Pembuatan lubang baut
harus dilaksanakan di pabrik dan harus dikerjakan dengan alat bor.
6). Sambungan
Untuk sambungan komponen konstruksi baja yang tidak dapat dihindarkan
berlaku ketentuan sebagai berikut :
 Hanya diperkenankan satu sambungan
 Semua penyambungan profil baja harus dilaksanakan dengan las
tumpul/full penetration butt weld.
7). Pemasangan percobaan/Trial erection.
Bila dipandang perlu oleh Direksi/Pengawas, Kontraktor wajib
melaksanakan pemasangan percobaan dari sebagian atau seluruh
pekerjaan kontruksi. Komponen yang tidak cocok atau yang tidak sesuai
dengan gambar dan spesifikasi dapat ditolak oleh Direksi/ Pengawas dan
pemasangan percobaan tidak boleh dibongkar tanpa persetujuan
Direksi/Pengawas.
b. Pemasangan/Erection
Baja dipasangkan, kecuali ditentukan lain oleh Direksi/Pengawas 28 hari setelah
pengecoran.
1). Penguat sementara
 Baja harus dipasang mati setelah sebagian besar struktur baja
terpasang dan disetujui ketepatan garis, vertikal dan horisontal.
 Kontraktor supaya menyediakan penunjang-penunjang sementara
(pembautan-pembautan) bilamana diperlukan sampai pemasangan
mati sesuai keputusan Direksi/Pengawas.
2). Pembautan
 Ulir harus bebas setidak-tidaknya dua setengah putaran dari muka mur
dalam keadaan terpasang mati.
 Kontraktor supaya menggunakan setidak-tidaknya satu cincin pada
setiap mur dan menyiapkan daftar mur, baut dan cincin.
 Kontraktor supaya menggunakan cincin baja keras untuk baut
tegangan tinggi (HBS).
3). Adukan Pengisi (Grouting)
Kontraktor supaya memasang adukan pengisi dibawah plat-plat kolom dan
lain-lain tempat sesuai dengan gambar-gambar.
Penawaran harus sudah termasuk pekerjaan ini, bahan grouting yang
digunakan setaraf Tricosal VGM Superfluid.
c. Pengecatan
1). Semua bahan kontruksi baja harus di cat.
2). Cat dasar adalah cat zink chromate buatan Danapaints atau setara, dan
pengecatan dilakukan satu kali di pabrik dan satu kali dilapangan. Baja yang
akan ditanam didalam beton tidak boleh dicat.
3). Untuk lubang baut kekuatan tinggi/high strenghbolt permukaan baja tidak
boleh di cat.
4). Cat akhir adalah enamel paint buatan Danapaints atau setaraf dan
pengecatan dilakukan 2 kali dilapangan, kecuali bila dinyatakan lain dalam
gambar atau spesifikasi arsitektur.
VI-36
Spesifikasi Teknis

5). Dibagian bawah dari base plate dan/atau seperti yang tertera pada gambar
harus di grout dengan bahan setara “Master Flow 713 Grout”, dengan tebal
minimum 2,5 cm. Cara pemakaian harus sesuai dengan spesifikasi pabrik.
d. Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan
1). Bahan-bahan baja profil dihindarkan/dilindungi dari hujan dan lain-lain.
2). Baja yang sudah terpasang dilindungi dari kemungkinan cacat/rusak yang
diakibatkan oleh pekerjaan-pekerjaan lain.
3). Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan
tidak mengurangi mutu pekerjaan. Seluruh biaya perbaikan menjadi
tanggung jawab Kontraktor.

PASAL 24 24.1. Lingkup Pekerjaan


PEKERJAAN a. Persiapan permukaan yang akan dicat, untuk pengecatan ulang permukaan
PENGECATAN discrat/digosok lalu dibersihkan dari sisa-sisa kotoran.
b. Pengecatan permukaan dengan bahan-bahan yang telah ditentukan.
c. Pengecatan semua permukaan dan area yang ada dalam gambar yang tidak
disebutkan secara khusus, dengan warna dan bahan yang sesuai dengan
petunjuk Perencana.
24.2. Standar Pengerjaan (Mock Up)
a. Sebelum pengecatan dimulai, pemborong harus melakukan pengecatan pada
satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang-bidang
tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna, texture, material dan cara
pengerjaan. Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai mockup ini akan ditentukan
oleh Direksi dan Pengawas Lapangan.
b. Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Direksi dan Pengawas
Lapangan dan perencana, bidang-bidang ini akan dipakai sebagai standar
minimal keseluruhan pekerjaan pengecatan.
24.3. Contoh dan Bahan
a. Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat pada
bidang transparan ukuran 30x30 cm². Dan pada bidang-bidang tersebut harus
dicantumkan dengan jelas warna, formula cat, jumlah lapisan dan jenis lapisan
(dari cat dasar s/d lapisan akhir).
b. Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan kepada Direksi/ Pengawas
Lapangan. Jika contoh-contoh tersebut telah disetujui secara tertulis oleh Direksi
dan Pengawas Lapangan, barulah kontraktor melanjutkan dengan pembuatan
mock up.
c. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi dan Pengawas Lapangan, untuk
kemudian diserahkan kepada Pemberi Tugas, minimal 5 galon tiap warna dan
jenis cat yang dipakai. Kaleng-kaleng cat tersebut harus tertutup rapat dan
mencantumkan dengan jelas identitas cat yang ada didalamnya. Cat ini akan
dipakai sebagai cadangan untuk perawatan oleh Pemberi Tugas.
24.4. Pekerjaan Cat Dinding
a. Yang termasuk pekerjaan cat dinding adalah pengecatan seluruh permukaan
plesteran bangunan dan/atau bagian-bagian yang lain ditentukan gambar.
b. Untuk semua dinding dalam bangunan digunakan cat jenis setara/sekualitas
Matex/Catylac/Kimex, dengan lapisan dasar wall sealer, warna ditentukan
kemudian.
c. Untuk semua dinding luar bangunan digunakan cat jenis Weathershield
setara/sekualitas Matex/Catylac/Kimex dengan lapisan dasar wall sealer, warna
ditentukan kemudian dan sebagai dinding depan menggunakan lapisan komposit
panel
d. Wall sealer yang digunakan adalah wall sealer tembok.
e. Sebelum dinding diplamur, plesteran sudah harus betul-betul kering, tidak ada
retak-retak dan pemborong meminta persetujuan kepada Direksi dan Pengawas
Lapangan.
f. Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan menggunakan pisau plamur dari plat baja
tipis dan lapisan plamur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang yang
rata.
g. Sesudah 7 (tujuh) hari plamur terpasang, kemudian dibersihkan sampai betul-
betul bersih. Selanjutnya dinding dicat dengan menggunakan roller.
h. Lapisan pengecatan dinding dilakukan sebanyak 3x (tiga kali) dengan kekentalan
cat sebagai berikut :
* Lapisan I encer (tambahan 20 % air)
VI-37
Spesifikasi Teknis

* Lapisan II kental
* Lapisan III encer
i. Untuk warna-warna yang sejenis, kontraktor diharuskan menggunakan kaleng-
kaleng dengan nomor pencampuran (batch number) yang sama.
j. Setelah pengerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang utuh, rata,
licin, tidak ada bagian yang belang dan bidang dinding dijaga terhadap
pengotoran-pengotoran.
24.5. Pekerjaan Cat Langit-langit (Plafond)
a. Yang termasuk pekerjaan cat langit-langit adalah langit-langit gybsum dan langit-
langit calsyboard atau bagian lain yang ditentukan gambar.
b. Cat yang digunakan cat tembok, warna ditentukan Direksi dan Pengawas
Lapangan setelah melakukan percobaan pengecatan.
c. Selanjutnya semua metode/prosedur sama dengan pengecatan dinding dalam
pasal ini.
24.6. Pekerjaan Cat Kayu
a. Yang termasuk dalam pekerjaan cat kayu adalah listplank kayu dan/atau bagian
pekerjaan kayu lainnya.
b. Cat yang digunakan adalah cat kilat kayu jenis Syntetic Enamel (merek
Platone/TKS/Glotex, warna ditentukan Direksi dan Pengawas Lapangan setelah
melakukan percobaan pengecatan.
c. Bidang yang akan dicat diberi menie kayu warna merah 2 (dua) lapis, kemudian
diplamur dengan plamur kayu sampai lubang-lubang/pori-pori terisi campuran.
d. Setelah 7 (tujuh) hari, bidang plamur diamplas halus dan dibersihkan dari debu
kemudian dicat sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali dengan menggunakan kuas.
e. Setelah pengecatan selesai, bidang cat yang terbentuk utuh, rata, tidak ada bintik-
bintik atau gelembung udara dan bidang cat dijaga terhadap pengotoran.
24.7. Pekerjaan Menie Kayu
a. Yang termasuk pekerjaan ini adalah adalah pengecatan seluruh permukaan yang
akan dicat kayu.
b. Menie yang digunakan adalah menie kayu merk platone/patna warna merah.
c. Semua kayu hanya boleh dimenie ditapak proyek dan mendapat persetujuan dari
Direksi dan Pengawas Lapangan.
d. Sebelum pekerjaan menie dilakukan, bidang kayu kasar harus diamplas kayu
kasar dan dilanjutkan dengan amplas kayu halus sampai permukaan bidang licin
dan rata.
e. Pekerjaan menie dilakukan dengan menggunakan kuas, dilakukan 2 lapis,
sedemikian rupa sehingga bidang kayu tertutup sempurna dengan lapisan menie.
24.8. Pekerjaan Cat Besi
a. Yang termasuk dalam pekerjaan cat besi adalah pengecatan permukaan
konstruksi baja konvensional dan/atau bagian pekerjaan besi lainnya atas
petunjuk perencana.
b. Cat yang digunakan adalah cat kilat besi jenis Syntetic Enamel, warna ditentukan
Direksi dan Pengawas Lapangan setelah melakukan percobaan pengecatan.
c. Bidang yang akan dicat diberi menie besi warna hijau 2 (dua) lapis, kemudian
amplas halus dengan amplas besi untuk mendapatkan bidang yang halus dan rata
sehingga bidang siap untuk diberi finishing cat besi.
d. Sebelum dilakukan pengecatan, seluruh permukaan bidang yang akan dicat
dibersihkan dari debu kemudian dicat sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali dengan
menggunakan kuas atau cat semprot.
e. Setelah pengecatan selesai, bidang cat yang terbentuk utuh, rata, tidak ada bintik-
bintik atau gelembung udara dan bidang cat dijaga terhadap pengotoran.
24.9. Pekerjaan Menie Besi
a. Menie yang digunakan adalah menie besi warna hijau
b. Semua besi/baja hanya boleh dimenie ditapak proyek dan mendapat persetujuan
dari Direksi dan Pengawas Lapangan.
c. Pekerjaan menie dilakukan dengan menggunakan kuas, dilakukan lapis demi
lapis, sedemikian rupa sehingga bidang besi/baja tertutup sempurna dengan
lapisan menie.
PASAL 25 25.1. Teknik Instalasi
PEKERJAAN a. Instalasi kabel
INSTALASI LISTRIK 1). Umum
Semua kabel yang digunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi
persyaratan SII dan SPLN.
VI-38
Spesifikasi Teknis

2). Splice/percabangan
Tidak diperkenankan adanya ‘splice’ ataupun sambungan dalam
pipa/saluran cabang maupun feeder utama kecuali pada outlet atau kotak-
kotak penghubung yang dapat dicapai.
Sambungan pada kabel sirkuit cabang harus dibuat secara mekanis dan
harus teguh secara listrik dengan cara-cara ‘solderless connector’.
Dalam penyambungan dengan sistem soldered atau compresion harus
betul-betul tertutup rapat dan tidak boleh ada kebocoran serta dijamin tidak
akan lepas bila ada getaran.
3). Bahan isolasi
Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti karet,
PVC, asbes, glass, tape sintesis, resin, splice case compostion dan lain-lain
harus dari type yang direkomendasi/ disetujui untuk penggunaan, lokasi,
tegangan kerja, kondisi sekelilingnya dan lain-lain, oleh instalasi yang
berwenang (PLN), perwakilan pemerintah setempat dan manufacture.
4). Penyambungan kabel
* Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak
penyambungan yang khusus digunakan untuk itu.
* Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan
penyambungan-penyambungan tembaga yang dilapisi timah putih
dengan kuat.
* Penyambungan yang berisolasi dengan pipa PVC yang khusus untuk
listrik.
* Bila kabel dipasang tegak lurus dipermukaan yang terbuka, maka harus
dilindungi dengan pipa baja tebal 3mm setinggi maksimal 2,5m.
5). Saluran penghantar dalam bangunan
* Setiap aluran kabel dalam bangunan dipergunakan pipa GS plain
conduit dengan diameter minimum 3/4 inch. Setiap percabangan harus
menggunakan junction box yang sesuai dan sambungan yang lebih
dari satu harus menggunakan terminal strip didalam junction box.
* Ujung pipa yang masuk ke dalam panel dan junction box harus
dilengkapi dengan ‘socket/lock nut’ sehingga pipa tidak mudah tercabut
dari panel. Jumlah pipa keluar dari panel harus dilebihkan 20% dari
jumlah sirkuit yang keluar dari panel bersangkutan sebagai line
cadangan (blind pipe).
b. Instalasi saklar dan stop kontak
1). Saklar-saklar dari type rocker mekanisme dengan rating 10 A, 250 V pada
umumnya dipasang inbow atau sesuai dengan gambar. Letak saklar 150 cm
dari lantai atau disesuaikan dengan gambar dan dipasang dalam kotak
sambung yang diperuntukkan untuk itu, type pemasangan harus dipilih dari
type cakar (claw).
2). Stop kontak adalah type yang memakai terminal pentanahan (earthing
contact) dengan rating 10 A/16 A, 250 V ( 1 fase) dan 25 A/23 A, 500 V (3
fase). Stop kontak harus dipasang rata dengan permukaan dinding dengan
ketinggian 150 cm dari permukaan lantai atau disebut lain dalam gambar.
+ 25.2. Lampu Penerangan dan Kotak Kontak
a. Konstruksi
1). Lampu dan armatur
Lampu dan armaturnya harus sesuai dengan yang dimaksudkan, seperti
yang dilukiskan dalam gambar-gambar elektrikal.
Semua armatur lampu yang terbuat dari metal harus mempunyai terminal
penatanahan (grounding).
Adapun jenis-jenis lampu yang dipakai meliputi :
- Lampu Flourescent (TL)
Semua lampu floourescent dan lampu discharge lainnya harus
dikompensasi dengan “power factor correction capasitor” yang cukup
untuk mencapai p.f. 85%-95%.
Kapasitor harus dipasang paralel dan dilengkapi dengan sikring kecil
untuk menghindarkan bahaya kebocoran kapasitor.
Kabel-kabel dalam box harus diberikan saluran atau klem-klem
tersendiri sehingga tidak menempel pada ballast atau kapasitor. Box
terbuat dari pelat baja tebal minimum 0,7 mm dicat dasar tahan karat,
kemudian cat akhir dengan cat oven warna putih.
VI-39
Spesifikasi Teknis

Ballast harus mempunyai dudukan yang kuat dalam box lampu, tetapi
mudah dibuka untuk diperiksa atau diangkat.
Yang harus dipergunakan adalah single lamp ballast (satu ballast
untuk satu tabung lampu flourescent) dan harus dari satu merk setaraf
dengan Phillips, May & Christine, National, Atco atau Schwabe.
Tabung flourescent harus dari merk Philips type TL’D’ atau lampu TL
merk lain yang setara, dengan warna cahaya daylight.
Lampu TL harus sudah lengkap dengan kap/reflector dibuat dari pelat
baja. Jenis lampu TL yang dipergunakan antara lain :
TL 2 x 36 Watt, RM 300, 2 x 36ML,
TL 1 x 36 Watt BLCD 36 CN dan
1 x 18 Watt. TKO
- Lampu Pijar/Down Light, dll yang sejenis dipergunakan jenis lampu
Essencial ukuran 18 watt hingga 40 watt kecuali ditentukan lain dalam
gambar maka penggunaannya sesuai gambar rencana.
Untuk pemakaian lampu ini dipergunakan merk Philips dilengkapi
dengan viting untuk tiap-tiap lampu. Ukuran lampu serta jenis viting
yang dipergunakan (in bauw atau out bauw) mengikuti gambar
rencana.
- Sistem pemasangan menggunakan sistem INBOW
2). Kotak Kontak Biasa (KKB)
Kotak kontak biasa yang dipakai adalah kotak kontak satu fasa. Semua
kotak kontak harus memiliki terminal fasa, netral dan pentanahan. Kotak
kontak harus dari satu type, untuk pemasangan rata dinding, dengan rating
250 volts, 10 Amp.
3). Saklar dinding
Saklar biasa harus dari satu type untuk pemasangan rata dinding, type
rocker, mempunyai rating 250 volts 10 Amp. dari jenis single gang atau
double gangs atau multiple gangs (grid switches). Merk yang boleh dipakai
setaraf dengan MK, Broco, Clipsal, Berker, Crabtree atau setara.
4). Kotak untuk saklar dan kotak kontak
Kotak harus dari bahan baja dengan kedalaman minimal 35 mm. Kotak dari
metal harus mempunyai terminal pentanahan. Saklar atau kotak kontak
terpasang pada kotak (box) dengan menggunakan baut. Pemasangan
dengan cakar yang mengembang tidak diperbolehkan.
5). Kabel instalasi
Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan instalasi kotak kontak harus
kabel inti tembaga dengan insulasi PVC, satu inti atau lebih (NYA atau
NYY).
Kabel harus mempunyai penampang minimum 2,5 mm². Kode warna
insulasi kabel harus mengikuti ketentuan dalam PUIL sebagai berikut :
- Fasa - 1 : merah
- Fasa - 2 : kuning
- Fasa - 3 : hitam
- Netral : biru
- Tanah (ground) : hijau dan kuning
25.3. Pemasangan
a. Pemasangan Saklar dan “Receptacles” Dinding
Kecuali tercatat atau dipersyaratkan lain, tinggi pemasangan kotak saklar dinding,
harus 150 cm dan untuk kotak saklar dinding harus 30 cm dari permukaan lantai.
Dimana ada lebih dari lima saklar dinding atau ‘receptacles’ ditunjuk pada tempat
yang sama, maka dua deret kotak kontak tunggal, ganda atau “multigangs” sesuai
dengan kebutuhan harus dipasang satu diatas yang lain, dan titik tengah deretan-
deretan tersebut harus berada 1,45 M diatas permukaan lantai.
Kotak kontak outlet dekat pintu atau jendela harus dipasang  20 cm dari pinggir
kusen pada sisi kunci seperti ditunjukkan dalam gambar-gambar arsitektur,
kecuali ditunjukkan lain oleh Pengawas.
b. Pemasangan Lampu-lampu
1). Semua fixture penerangan dan perlengkapan-perlengkapan harus dipasang
oleh tukang-tukang yang berpengalaman dengan cara yang harus dsetujui
Pengawas seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
2). Pada daerah yang tidak memakai ceiling pemasangan lampu menempel

VI-40
Spesifikasi Teknis

pada kanal yang dipasang lengkap penggantungnya.


3). Pada waktu diselesaikan pemasangan “fixture” penerangan, mereka harus
siap untuk bekerja dengan baik dan berada dalam kondisi sempurna serta
bebas dari semua cacat/kekurangan.
4). Pada waktu pemeriksaan akhir semua “fixtures” dan perlengkapannya harus
siap menyala.
5). Semua fixtures dan perlengkapan harus bersih, bebas dari debu, plaster
dan lain-lain.
25.4. Pemeriksaan dan Pengujian
Pemeriksaan dan pengujian seluruh instalasi seluruh instalasi sistem penerangan dan
kotak kontak diselenggarakan setelah seluruh pekerjaan selesai.
Pemeriksaan dan pengujian tersebut terdiri dari :
 Pemeriksaan secara visual (apprearence inspection) terhadap kelengkapan
peralatan apakah sudah sesuai dengan yang dimaksud.
 Pemeriksaan fungsi kerja dan kekuatan mekanis dari peralatan.
 Pengujian sambungan-sambungan.
 Pengujian tahanan insulasi.
 Pengujian pentanahan.
 Pengujian pemberian tegangan.
Paling lambat 2 (dua) minggu sebelum pengujian dilaksanakan, Pemborong harus
sudah mengajukan jadwal dan prosedur pengujian kepada Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan.
Pengujian harus disaksikan oleh Pengawas. Pemborong harus membuat catatan
(record) mengenai hasil pengujian, dan 2 copy diserahkan kepada Pengawas.
Seluruh pengujian diselenggarakan oleh Pemborong, dan segala biaya untuk itu
ditanggung oleh Pemborong.
25.5. Pipa Instalasi Pelindung Kabel
Pipa instalasi pelindung kabel yang dipakai adalah steel plain conduit khusus untuk
instalasi listrik. Pipa, elbow, sochet, junction box dan accecories lainnya yaitu pipa
flexibel harus dipasang untuk melindungi kabel antara Junction box dan armatur lampu.
Semua instalasi kabel yang ada harus berada dalam pipa pelindung.
PASAL 26 26.1. Lingkup Pekerjaan
PEKERJAAN a. Ketentuan Umum
INSTALASI SISTEM Pekerjaan mekanikal yang dimaksud adalah pemasangan instalasi air, udara dan
PLUMBING DAN perlengkapannya yang meliputi penyediaan dan pemasangan :
SANITARY 1) Instalasi air bersih
a) Penyediaan air diperoleh dari Roof Tank dan Ground tank yang ada,
kemudian dipompakan ke saluran sanitary.
b) Seluruh pemipaan sesuai gambar dan seluruh distribusi air bersih ini
dilengkapi dengan valve (control, gate, check valve dan lain-lain) sesuai
dengan standar yang disyaratkan.
2) Instalasi air bekas, air kotor, pipa udara dan air hujan :
a) Air kotor, WC, dan air bekas dari floor drain disalurkan ke Septictank
dan Sumur Resapan serta Saluran Kota.
b) Jaringan pembuangan air di dalam gedung dilengkapi dengan pipa
udara (vent).
c) Seluruh instalasi plumbing dan drainase harus dilaksanakan sesuai
gambar perencanaan dan per-syaratan/peraturan yang berlaku baik
secara teknis, perijinan maupun administrasi.
3) Perlengkapan sanitasi (Sanitasi Fixtures)
Merk dan Type dari perlengkapan ini agar mengikuti ketentuan yang telah
ditetapkan
a) Kloset : Jongkok ex INA atau yang setara
b) Wastafel : ex INA atau yang setara
c) Kran : Stainless Steel setara Crom 5js 1703
4) Floor Drain : Stainless Steel setara atau ex INA atau yang
setara
5) Pipa Induk
a) Semua pipa baik pipa air bersih maupun air kotor masuk ke Shaft yang
disediakan, perletakan pipa-pipa disesuaikan dengan kondisi Shaft
sehingga memudahkan pemasangan dan perbaikan bila ada perubahan.
b) Pipa-pipa di dalam Shaft, harus diberi penguat, support dan access door
untuk maintenance.
VI-41
Spesifikasi Teknis

c) Penggantung pipa harus terpasang kuat pada Jaringan Instalasi Air


Bersih, Air Buangan, Pipa Udara dan Pipa Talang Datar.
d) Pipa pada Floor Clean Out, Water Closet, Floor Drain dan Perlengkapan
Sanitari harus dipasang penggantung yang kuat.
b. Pengendalian
1) Pemborong diharuskan :
a) Mengirimkan contoh bahan yang akan digunakan, komplit.
b) Menyerahkan brosur dan gambar detail peralatan yang akan
digunakan sebelum dilakukan pemasangan untuk disetujui Direksi
Lapangan/ Konsultan Pengawas.
c) Menyediakan peralatan yang baik untuk pelaksanaan seperti water pas,
water pump, pipe cutter dan lain-lain.
2) Apabila ternyata Direksi meragukan kualitas bahan atau alat tertentu, maka
bahan tersebut akan dikirim ke Laboratorium Penyelidikan Mutu Barang atas
biaya Pemborong, dan/atau bila ternyata kualitas bahan/alat tersebut tidak
sesuai dengan yang disyaratkan maka bahan/alat dimaksud harus segera
diganti.
3) Bahan yang dinyatakan tidak baik oleh Pemberi Tugas/ Pengawas di
lapangan, maka Pemborong harus menyingkirkan bahan tersebut ke luar
lapangan dalam jangka waktu 1x24 jam, sejak tanda penolakan
diputuskan.
c. Gambar-gambar
1) Pemborong wajib membuat gambar detail untuk pelaksanaan pekerjaan
(Shop Drawing). Gambar ini harus disetujui oleh Direksi Lapangan/
Konsultan Pengawas.
2) Gambar Kerja & Gambar detail untuk seluruh pekerjaan harus selalu berada
di lapangan setiap waktu. Gambar tersebut dalam keadaan jelas, dapat
dibaca dan menunjukkan perubahan-perubahan terakhir.
3) Ukuran pokok dan pembagiannya, seluruhnya telah tercantum dalam
Gambar Kerja dan detail. Ukuran tersebut merupakan ukuran efektif/bersih,
atau ukuran dalam keadaan jadi, oleh karena itu dalam pelaksanaan
maupun pemesanan ukuran-ukuran harus diperhitungkan.
4) Pemborong diharuskan membuat Gambar Instalasi yang sebenarnya
terpasang (As Built Drawing). Gambar ini harus disetujui oleh Direksi
Lapangan/ Konsultan Pengawas, sebelum acara serah terima pekerjaan.
5) Gambar as built setelah terlaksana harus segera di produksi, jadi proyek
selesai 3 hari kemudian gambar as built sudah harus diterima.
d. Pekerjaan Pelaksanaan
1). Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan baik oleh tenaga-tenaga ahli
dan terampil. Untuk pelaksanaan khusus, Pemborong harus memberikan
surat pernyataan yang membuktikan bahwa pelaksananya memang
mempunyai pengalaman dan kecakapan sesuai dengan yang disyaratkan.
2). Sebelum melaksanakan Pekerjaan Instalasi, Pemborong diwajibkan
memastikan lintasan dan posisi dari Instalasi Listrik, Ground Sistim, Air dan
Sanitari yang ada hubungannya dengan Pekerjaan Mekanikal ini, dalam
bentuk shop-drawing.
3). Jika didalam pelaksanaan pekerjaan ada salah satu bagian Instalasi yang
sukar dilaksanakan, Pemborong wajib membuat laporan tertulis dan hal
tersebut segera dibicarakan dengan Konsultan Pengawas.
4). Pekerjaan bisa dianggap selesai dan diterima apabila telah dilakukan test,
dan dinyatakan baik secara tertulis oleh Direksi Lapangan/Konsultan
Pengawas.
26.2. Pekerjaan Instalasi Penyediaan Air Bersih
a. Bahan
1). Jenis pipa yang digunakan adalah Galvanized Iron Pipe (GIP) medium class
dan harus memenuhi persyaratan Standard BS 1387 dinyatakan dengan
sertifikat test.
2). Pipa yang cacat akan ditolak
Bahan fitting dan perlengkapan lainnya harus sejenis dengan, bahan
pipanya, dan sesuai dengan standard ANSI B 16,19, Ansi B 16,3.
3). Katup penutup (valve) untuk diameter lebih kecil atau sama dengan 2"
dibuat dari bahan bronze dengan sistim sambungan ulir (screw joint),

VI-42
Spesifikasi Teknis

sedang untuk diameter 2 1/2" dan lebih besar, bahannya terbuat dari besi
tuang (cast iron), dengan sistim sambungan Flanged Suction, Flanged-end.
Setara Kitz.
b. Pelaksanaan
1) Sambungan pipa digunakan cara sambungan ulir, flange atau victaulic
sesuai dengan ukuran masing-masing. Penyambungan dengan ulir harus
terlebih dahulu dilapisi dengan red lead cement.
2) Pada bagian-bagian khusus, digunakan sambungan flanged dilas, dimana
penyambungan dengan menggunakan flange ini perlu dilengkapi dengan
Ring Type Gasket untuk menjamin kerapatan dan kekuatan sambungan
tersebut.
3) Semua ujung yang terakhir yang tidak dilanjutkan lagi harus ditutup dengan
doop/plug atau blind-flanged.
4) Pipa-pipa harus diberi gantungan, pipa tegak di dalam Shaft harus diklem
pada jarak setiap 2 m juga pada setiap percabangan dan belokan.
Pengurugan pipa-pipa ini dilakukan setelah hasil test baik dan disetujui
pengawas.
5) Semua pipa baik yang tampak atau yang ditanam diharuskan diberi
pelindung dengan Lead Meni, untuk yang ditanam di tanah ditambah lapisan
pelindung Water Proofing kwalitas baik. Pekerjaan Water Proofing harus
dilakukan sebaik-baiknya, sehingga tidak ada bagian permukaan pipa dan
fitting yang tidak terkena Water Proofing.
6) Pipa-pipa distribusi sebelum disambungkan ke fixtures harus ditest terlebih
dahulu dengan tekanan uji Hydrostatik sebesar satu setengah kali tekanan
kerjanya (Working Pressure) dimana dalam waktu minimum 1 x 24 jam
(disesuaikan dengan instruksi pengawas) tidak boleh mengalami
penurunan takanan/mengalami kebocoran.
7) Instalasi yang hasil testnya tidak baik, segera diperbaiki. Biaya pengetesan,
alat-alat yang diperlukan dan biaya perbaikannya ditanggung oleh
Pemborong.
8) Pipa-pipa yang menembus lantai, dinding beton harus dibuatkan sleeve/
sparing dari pipa PVC dan diberi perapat.
9) Pipa-pipa yang ada di atas langit-langit, shaft dan pada tempat-tempat
yang terlihat harus dicat (pipa air kotor dicat hitam, pipa udara dicat abu-
abu, pipa air bersih dicat biru, pipa talang air hujan dicat sesuai warna
dinding (tak ada pipa udara) dengan bahan cat yang baik dan tepat.
10) Sebelum air bersih dipakai, maka air yang ada dalam pipa dibuang dulu,
kemudian sistim pemipaan diisi dengan larutan yang mengandung 50 mg/1
chlor dan didiamkan selama 24 jam. Setelah 24 jam sistim dibilas dengan
air bersih.
26.3. Pekerjaan Instalasi Air Bekas, Air Kotor Dalam Bangunan
a. Bahan
1) Jenis bahan yang dipakai untuk menyalurkan air bekas, air kotor, air hujan
dan pipa udara vent dalam bangunan (instalasi above ground) memakai
bahan PVC. Untuk instalasi kitchen di bawah lantai menggunakan bahan
cast iron.
2) Pipa air kotor, bekas, menggunakan PVC Klas 10 kg/cm2 class (AW).
Standar JIS K.6742-1979 dan 4 lantai ke bawah menggunakan CIP
schedule 40.
3) Pipa vent/udara menggunakan PVC klas 5 Kg/Cm2 class (D).
4) Penyambungan pipa PVC dilakukan dengan Solvent Cement yang
berkwalitas baik. Sebelum melakukan penyambungan pipa, bagian yang
akan disambung lebih dahulu harus dibersihkan, bebas dari kotoran, air dan
lain-lain. Solvent Cement harus merata pada bagian permukaan yang akan
disambung.
5) Pipa vent pada ujung shaft harus dikeluarkan dari dalam bangunan agar
berjalan dengan sempurna dan tidak akan mengakibatkan polusi udara
dalam gudang.
b. Pelaksanaan.
1) Sambungan-sambungan antara pipa PVC diberi Solvent Cement dari
kwalitas baik yang disetujui oleh Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas.
VI-43
Spesifikasi Teknis

2) Bila terjadi pertemuan antara pipa PVC atau fitting logam, maka
menggunakan sambungan ulir atau flend dengan fitting antara lain faucet
elbow, valve socket, faucet socket dan lain-lain dan sambungan tersebut
diberi lem khusus.
3) Semua ujung pipa atau fitting yang terakhir, yang tidak dilanjutkan lagi harus
ditutup dengan doop atau plug, dengan bahan material yang sama.
4) Pipa-pipa sebelum disambung harus di test dahulu terhadap kebocoran, hal
ini dilakukan sebelum pekerjaan finishing dilaksanakan.
5) Pipa PVC untuk saluran air bekas dan air kotor yang tertanam ditanah,pada
setiap jarak 3 m harus diberikan pondasi bantalan beton 1 pc + 3 ps + 5
krl, pondasi ini juga dipasang pada bagian sambungan pipa percabangan
dan belokan.
6) Pipa tegak (riser) harus diberikan bantalan beton pondasi pada bagian
pertemuan antara pipa tegak dan datar dilantai dasar.
7) Pada prinsipnya pengetesan dilakukan dengan cara bagian demi bagian
dengan panjang pipa maksimum 50m, dalam hal ini lokasi setiap toilet
perlu diperhatikan.
8) Selain mengikuti ketentuan seperti tercantum diatas, semua Pekerjaan
Instalasi Pipa untuk Air Kotor, Air Bekas harus sesuai dengan ketentuan
seperti di bawah ini:
a) Penanaman pipa pada tembok harus tertutup oleh Pekerjaan
Finishing sesuai gambar.
b) Pipa-pipa harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak ada hawa
busuk yang keluar, dan tidak ada rongga-rongga udara, letaknya
harus lurus. Untuk pipa mendatar harus dibuat kemiringan minimal
1% (satu persen).
c) Setiap pencabangan arah dibuat dengan Y (wai) atau TY (tiwai)
sanitari dan dilengkapi dengan lobang pembersih (clean out), kecuali
ditentukan lain dalam gambar.
d) Pada ujung buntu dilengkapi dengan lobang pembersih (clean out),
dan diperlukan adanya lobang-lobang pemeriksa (lobang control).
e) Untuk menghindarkan hawa busuk didalam ruangan perlu adanya
pipa vent (pelepas udara), yang dipasang pada pembuangan air kotor
dan air bekas pada tempat-tempat tertentu (lihat gambar).
f) Di ujung pipa-pipa induk air kotor, didalam shaft digabungkan
menjadi satu pipa vent menuju atap dengan diameter 3" (atau sesuai
gambar).
g) Ujung-ujung pipa dan lobang-lobang harus didoop/plug selama
pemasangan, hal ini dimaksudkan untuk mencegah masuknya
kotoran/serangga ke dalam pipa.
h) Pipa-pipa PVC yang tertanam di tanah yang melintasi jalan harus
dilindungi dengan pipa besi BSP medium class, pada setiap jarak 3 m
dan pada kedua ujung pipa besi diberikan bantalan beton.
26.4. Pekerjaan Instalasi Pipa dan Saluran Pembuangan Didalam Tanah
Semua pemasangan pipa dan saluran-saluran pembuangannya.
Semua bagian bangunan-bangunan yang masuk ke dalam tanah antara lain bak-bak
kontrol, tangki septik dan lain sebagainya.
a. Pekerjaan Galian Tanah
1) Galian tanah dilaksanakan untuk :
- Semua pemasangan pipa dan saluran-saluran pembuangannya.
- Semua bagian bangunan-bangunan yang masuk ke dalam tanah antara
lain bak-bak kontrol, tangki septik dan lain sebagainya.
2) Pedoman yang dipakai untuk dalamnya galian adalah diukur dari atas pipa
sampai ke permukaan jalan atau tanah aspal ditambah tebal lapisan pasir di
bawah pipa. Galian dinyatakan selesai setelah diperiksa dan disetujui oleh
Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas.
3) Hal-hal yang timbul dalam pelaksanaan (kelongsoran tanah dan lain-lain)
adalah menjadi tanggung jawab Pemborong dan sudah termasuk dalam
harga penawaran, Pemberi Tugas tidak menerima adanya claim/tuntutan
terhadap hal-hal tersebut.
4) Penggalian tanah untuk selokan, pemasangan pipa dan perlengkapannya
harus diikuti pula dengan penimbunan kembali dengan segera, sesuai
dengan cara-cara yang disebut dalam pasal berikut dalam Rencana &
VI-44
Spesifikasi Teknis

Syarat ini.
5) Pada dasarnya pekerjaan galian tanah ini mengikuti ketentuan yang telah
ditentukan.
b. Pekerjaan Urugan Tanah
1) Pekerjaan urugan tanah harus sesuai dengan syarat- syarat yang telah
ditentukan.
2) Pemasangan pipa di dalam tanah harus tertutup sekelilingnya oleh pasir
sesuai ketentuan yang tercantum pada ayat 5.3. dibawah ini.
3) Urugan tanah untuk pemasangan pipa,baru dilaksanakan setelah
pengurugan pasir di sekeliling pipa yang dipasang telah selesai; dan harus
minta persetujuan Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas terlebih dahulu
sebelum dilaksanakan.
c. Pekerjaan Urugan Pasir
1) Pekerjaan urugan pasir ini harus memenuhi persyaratan yang telah
ditentukan.
2) Urugan pasir dilakukan pada sisi kanan, kiri dan bawah dengan tebal
masing-masing radius10 cm, khusus pipa yang memotong jalan harus
diurug sekeliling pipa dengan tebal 10 cm dan di atasnya dilindungi dengan
plat beton atau ubin beton.

26.5. Pekerjaan Test Instalasi Air


a. Pengetesan Instalasi Air Bersih.
1) Pipa instalasi air bersih siap terpasang seluruhnya.
2) Siapkan alat pengisi air, dop ujung, pompa sistim mekanik dan alat ukur
tekanan/pressure gauge.
3) Hubungkan antara pipa dari, dan ke pipa input instalasi bangunan,
pengetesan dilaksanakan dengan cara bagian demi bagian dari panjang
pipa maksimal 50 meter.
4) Setelah selesai hubungan antara pipa instalasi bangunan dan alat pompa
penekan yang dapat mencapai tekanan 10 kg/cm2, pipa kran yang
berhubungan ke instalasi seluruh posisi ditutup dengan plug sesuai dimensi
kran.
5) Pipa instalasi siap ditest, pompa penekan dijalankan sampai 1,5 kali
tekanan kerja selama 24 jam.
6) Untuk pemeriksaan tekanan bisa dibuatkan daftar, dalam daftar ini
tercantum tekanan per-jam maupun keadaan cuaca pada saat test pipa
dilakukan.
b. Pegetesan Instalasi Air Kotor dan Air Bekas.
1) Pipa instalasi seluruhnya siap terpasang.
2) Test dilakukan dengan cara mengisi pipa dengan air yang pada bagian
ujung lainnya ditutup dan dihubungkan dengan balon pada ketinggian
tertentu, demikian seterusnya bagian demi bagian sampai dengan yang
terhubung dengan saluran pembuangan.
3) Untuk air kotor, air diguyurkan dari pipa outlet monoblok dan peralatan
sanitasi lainnya. Proses seperti diatas dilakukan.
4) Demikian pula dengan test air bekas.
5) Test ini dilakukan lantai demi lantai.
6) Sedangkan untuk instalasi saluran air hujan, dapat dilakukan dengan
pengisian/mengguyur air yang cukup banyaknya dari lantai teratas ujung
terbawah ditutup rapat.
26.6. Pekerjaan Pompa serta syarat-syaratnya
a. Umum
Pompa air berfungsi untuk mensupply kebutuhan air bersih, Air Pemadam
Kebakaran dan kebutuhan lainnya yang diperlukan untuk kegiatan bangunan ini.
b. Lingkup Pekerjaan
Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah penyediaan, pemasangan dan
pengujian pompa air (Pompa Transfer) lengkap dengan alat-alat perlengkapan
yang diperlukan dan panel-panel pompa.
Merk yang disarankan adalah Grundfos type CH2-50P.
c. Pemasangan
1) Sebelum memulai pekerjaan, pelaksanaan harus memeriksa dan
memahami pekerjaan lain yang ada dalam proyek ini, apabila pelaksanaan
VI-45
Spesifikasi Teknis

pekerjaan dari pihak lain tersebut dapat mempengaruhi kualitas dan


kelancaran pengerjaan instalasi pompa air ini sendiri.
2) Pompa yang dipergunakan harus dipasang seperti rekomendasi dari pabrik
pembuatnya.
3) Semua pompa air dengan motornya harus benar-benar terpasang secara
baik sebelum distart.
4) Pompa dipasang diatas pondasi beton sesuai dengan gambar perencanaan.
Berat pondasi minimal 2 x dari berat pompa. Isolasi Vibration/Damper
dipasang diantara base plate pompa dan pondasi beton.
5) Pembuatan pondasi beton disesuaikan dengan base plate dari pompa yang
akan dipasang dan telah disetujui oleh Direksi pengawas sehingga baut
yang ditanam pada pondasi beton sesuai dengan lubang baut pada base
plate.
6) Semua baut-baut dan clamp pengikat harus tertanam didalam pondasi atau
pada tempat lainnya dengan baik dan tepat, dan untuk itu pelaksana harus
memberikan informasi yang tegas dan jelas kepada Direksi Lapangan/
Konsultan Pengawas.
d. Pengujian
Sebelum penyerahan pertama pekerjaan, pihak kontraktor harus melaksanakan
pengujian-pengujian terhadap pompa beserta instalasi dan accessories lainnya
sebagai salah satu persyaratan yang harus dipenuhi. Pengujian-pengujian ini
harus disaksikan oleh Direksi Lapangan / Konsultan Pengawas.Pelaksana
diwajibkan untuk menyediakan fasilitas pengujian.
e. Sistem Kerja Pompa
1) Sistem Kerja Pompa secara Umum
Pompa bekerja secara Otomatis (menggunkan Electrode level Control)
dimana pada saat level air pada tangki bawah dalam keadaan minimum,
maka pompa bekerja dan pada saat level air pada tangki bawah dalam
keadaan maximum, maka pompa berhenti bekerja.
2) Sistem Kerja pompa transfer/distribusi:
a) Pompa dapat bekerja secara automatis dan manual.
b) Pompa transfer bekerja untuk menstransfer air dari tangki penampung
Utama ke tangki air bersih sub-sub di masing-masing bangunan.
c) Pompa bekerja secara Manual dimana pompa dapat dimatikan dan
dihidupkan pada segala kondisi tanpa dipengaruhi oleh level air pada
tangki atas dan bawah jika diinginkan.
PASAL 27 27.1. Umum
PEKERJAAN WATER Pekerjaan ini meliputi seluruh pengadaan dan pemasangan bahan pelapis kedap air
PROOFING untuk plat dak, lantai kamar mandi, tempat wudhlu dan talang bangunan dan
sebagaimana dijelaskan dalam gambar-gambar.
27.2. Pengendalian Pekerjaan
Sesuai rekomendasi pabrik dan petunjuk ahli water proofing
27.3. Bahan-Bahan
Pelapis kedap air untuk pelat atap seperti tertera pada gambar terdiri dari bahan rubber
bitumen water proofing coating yang sangat elastif, berupa Sikaproof 400 SBS atau
water proofing setara merk MEYNADIER.
Pelapis kedap air ini tidak boleh pecah-pecah atau berubah bentuk oleh pengaruh sinar
matahari.
Lapisan kedap air harus dapat ditembusi uap air dari beton tanpa terjadi gelembung-
gelembung udara yang dapat merusak lapisan kedap air itu sendeiri, lapisan ini juga
harus dapat menolak sebagian besar panas yang didapat dari sinar matahari.
27.4. Contoh Bahan
Penyedia Jasa harus mengajukan contoh dari bahan yang akan dipakai untuk
mendapatkan persetujuan konsultan pengawas adalah : Sikaprof 400 SBS atau water
proofing setara merk MEYNADIER atau yang setara.
27.5. Pemasangan
Sebelum pemasangan, penyedia jasa harus memeriksa seluruh keadaan permukaan
yang akan dikenakan bahan ini dan harus memperbaiki kondisi permukaan yang
dianggap dapat merusak lapisan kedap air.
Permukaan beton yang akan diberi lapisan kedap air harus bersih, dan kering. Cara
pemasangan sesuai buku petunjuk / brosur bahan serta dilaksanakan dengan baik.
Overlapping pemasangan water proving harus mengikuti petujuk pabrik
VI-46
Spesifikasi Teknis

27.6. Jaminan
Sistim pelapis kedap air yang dipilih harus dapat memberikan jaminan dari
produsen/pabrik pembuat terhadap mutu bahan dan pelaksanaanya selama minimal 15
tahun.
Sertifikat jaminan terhadap kemungkinan kebocoran harus diberikan oleh penyedia jasa
kepada konsultas pengawas, sebelum bahan tersebut digunakan.
PASAL 28 28.1. Lingkup Pekerjaan
PEKERJAAN Yang termasuk pekerjaan ini adalah saluran air hujan disekeliling bangunan dan saluran
PEMBUANGAN AIR pemutusan yang menghubungkan air limpahan dari halaman/bangunan ke saluran yang
HUJAN sudah ada sebelumnya dilokasi pekerjaan.
Pemborong harus mengatur drainage induk, sehingga air hujan selama dan sesudah
pekerjaan berjalan dengan baik dan lancar
28.2. Pengerjaan
a. Konstruksi saluran pembuangan air hujan harus sesuai dengan gambar rencana.
b. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan shop drawing
kepada Pengawas. Shop drawing tersebut harus memperlihatkan dengan lengkap
ukuran dimensi lokasi, elevasi, kemiringan dari saluran dan bak-bak kontrol,
gambar-gambar tersebut harus dibuat dalam skala yang cukup besar sehingga
memudahkan pemeriksaan dan pelaksanaan.
c. Galian tanah
1). Dinding galian tanah dibuat dengan kemiringan yang cukup, disesuaikan
dengan keadaan/kondisi.
2). Setempat, dalam hubungan untuk menghindarkan keruntuhan, terutama
waktu musim hujan.
3). Ukuran dan kedalaman galian dengan pengarahan Pengawas, jika ada
perubahan.
d. Saluran dibuat miring dengan gradasi kemiringan yang konstan sepanjang saluran
sesuai dengan yang tertera pada gambar.
e. Saluran terbuat dari buis beton U diameter 50 cm dengan pasangan batu bata
dengan campuran 1 pc : 4 ps diberi finishing plestaran 1 pc : 4 ps.
f. Kemiringan harus menjamin air hujan mengalir dan kemiringan yang terdapat
pada gambar rencana harus disesuaikan dengan ketinggian yang nyata pada
kondisi setempat.
g. Saluran-saluran yang melintas perkerasan jalan harus dipersiapkan terlebih
dahulu.
PASAL 29 29.1. Umum
PEKERJAAN Yang dimaksud dengan sistim penangkal petir dalam persyaratan ini adalah semua
INSTALASI usaha perlindungan bangunan dan seluruh bagian-bagian dari bencana akibat petir.
PENANGKAL PETIR Termasuk dalam usaha ini adalah pengadaan/ penyediaan dan pemasangan sistim
penangkal petir dalam hal ini batang penerima, konduktor, pemegang elektroda,
elektroda pentanahan dan peralatan lainnya yang sehubungan dengannya.
Penangkal petir digunakan sistem konvensional dan dilaksanakan sesuai gambar
dengan catatan sampai mendapatkan persetujuan dari instalasi terkait.
29.2. Pemasangan
Cara pemasangan harus sesuai dengan petunjuk-petunjuk dari gambar kerja, penilaian
baik pekerjaan jaringan sistim penangkal petir ditentukan berdasarkan pemeriksaan dan
pengujian Direksi dan Pengawas Lapangan.
29.3. Penerima
a. Sistim penerima berupa sistim konvensional (faraday) dari jenis tembaga.
b. Batang penerima harus dipasang pada ujung batang peninggi yang kuat, dimana
batang penerima harus dapat dilepaskan dari batang peninggi bila diperlukan
guna pemeriksaan.
c. Penerima harus disangga oleh pipa galvanished yang cukup kuat dan dapat
didirikan dengan kokoh dan tegak lurus rata-rata air pada ketinggian minimum
0,75 m diatas bagian tertinggi bangunan.
d. Pemasangan batang penerima diusahakan sedapat mungkin pada titik tengah dari
daerah yang dilindungi.
29.4. Batang Peninggi
Batang peninggi harus dibuat dari pipa galvanished atau dari batang besi sesuai
dengan yang ditunjukan dalam gabar dan finished agar tahan karat.
29.5. Pemegang Konduktor

VI-47
Spesifikasi Teknis

a. Jarak antara pemegang konduktor maksimum 1 meter.


b. Pemegang konduktor harus diikat pada bagian bangunan dengan kokoh.
c. Dari bahan yang tidak menimbulkan kerugian, keran kontak bahan yang
berlainan.
d. Pemegang konduktor harus terbuat dari bahan yang sama dengan konduktor
untuk mencegah terjadinya elektrolisa jika kena air.
29.6. Lintasan Konduktor
a. Radius pembelokan konduktor harus lebih besar dari 20 cm.
b. Sudut pembelokan paling kecil adalah 90.
c. Lintasan konduktor hanya pada arah horizontal dan vertikal saja.
29.7. Konduktor
Konduktor atau penghantar haruslah dari tembaga telanjang dengan luas penampang
minimum 50 mm².
29.8. Sambungan-sambungan
a. Sambungan yang diperlukan harus menjamin kontak yang baik dan tidak mudah
terlepas.
b. Sambungan sedapat mungkin mengurangi kerugian-kerugian fisik akibat adanya
sambungan.
c. Sambungan harus diusahakan agar dapat dibuka untuk keperluan pemeriksaan.
29.9. Pelindung Mekanis
Down konduktor harus dilindungi terhadap kerusakan mekanis dengan pipa galvanis
seperti pada gambar. Penghantar yang dilindungi harus disambung secara elektris
dengan pelindung dengan cara disolder.
29.10. Pentanahan
Tahanan tanah maksimum 3 Ohm, ground 10 Ohm, ground rod harus terbuat dari
tembaga atau “opper clad steel” dengan diameter tidak kurang dari 2 cm dan panjang 6
m dan harus ditanamkan kedalam tanah.
Sambungan pentanahan harus terletak pada kotak pemeriksaan untuk memudahkan
pemeriksaan.
Pada setiap ground rod harus dibuat bak pemeriksaan sambungan dari down konduktor
ke elektroda pentanahan yang harus dapat dibuka untuk keperluan pemeriksaan.
PASAL 30 30.1. Lingkup Pekerjaan
PEKERJAAN Yang termasuk dalam pekerjaan pengkondisian udara pada tempat-tempat seperti
PENGKONDISIAN tertera pada gambar-gambar rencana, pemborong pekerjaan instalasi ini melaksanakan
UDARA (hanya berlaku pengadaan, pemasangan serta menyerahkan dalam keadaan jalan dengan baik.
jika ada pekerjaannya) a. Semua refrigerant piping untuk refrigerant R-11, R-12, R-502 dan sebagainya
harus terbuat dari cpper tipe K atau equivalent yang dapat disetujui oleh direksi.
b. Semua conection, fitting, valves, dan sebagainya pada refrigerant piping dengan
diameter sampai 1”, dilaksanakan dengan flare fittings / silver soldering.
c. Sedangkan connections, fitting dan valve dan sebagainya pada refrigerant piping
dengan diameter lebih besar dari ¾” hanya dilaksanakan dengan silver soldering.
d. Semua fittings seperti elbow, tees, y’s fan sebagainya yang dipasang harus asli
standart dan dengan kwalitas yang terbaik. Semua refrigerant piping yang dibeli
untuk dipakai harus dehydrated dan dalam sealed condition untuk diameter yang
lebih besar dari 1,5 “.
e. Sizing dari refrigerant piping, harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
diuraikan di guide yang diterbitkan oleh ASHRAE.
f. Untuk refrigerant piping yang dipergunakan harus sesuai juga dengan petunjuk-
petunjuk yang diberikan oleh supplier dari peralatan, demikian juga mengenai max
friction losser dalam piping system.
g. Suction piping harus diisolir dengan armaflex hingga betul-betul kedap uap air.
h. Untuk refrigerant piping yang ada diluar bangunan/ditanam didalam tanah perlu
dilindungi terhadap mechanical damage.
30.2. Electrical System untuk Instalasi AC
a. Pekerjaan listrik yang termasuk perkerjaan instalasi AC ini adalah seluruh system
listrik secara lengkap dan pada garis besarnya sesuai dengan gambar electrical
wiring system, termasuk juga panel-panel, wiring dari panel ke peralatan-peralatan
AC pengaman dan lain-lain, hingga seluruh system AC dapat running dengan
baik.
b. Di tempat-tempat diperlukan power outlet untuk instalasi AC disediakan oleh
pemborong instalasi listrik. Selanjutnya untuk electrical system instalasi AC harus
memenuhi syarat-syarat serta ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
VI-48
Spesifikasi Teknis

 Semua perkerjaan listrik yang dilaksanakan harus memenuhi peraturan PUIL


dan persyaratan-persyaratan lainnya yang di tentukan oleh PLN serta
instruksi dari pabrik yang membuat peralatan yang digunakan.
 Komponen-komponen listrik untuk panel AC dan lain-lain harus buatan
siemens, AEG atau sejenis yang dapat disetujui direksi.
 Panel AC harus dibuat dari metal, tebal 1,6 mm model tertanam sebagian
didalam tembok dilengkapi dengan kunci yale atau setaraf, serta dengan pilot
lamp “on-off” panel-panel ini harus di meni dan di duco 2 kali warna finishing
ditentukan direksi
 Tiap-tiap panel harus grounded, tahanan pentanahan harus lebih kecil dari 5
ohm, diukur setelah minimum tidak hujan 2 hari.
 Wiring untuk instalasi listrik dan control harus dipasang di conduits.
 Tegangan listrik yang tersedia adalah 220/380 V 50 cycle.
 Wiring diagram hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan peralatan-
peralatan instalasi AC yang dipergunakan, karena kemungkinan power yang
diperlukan berbeda.
 Kabel yang dipasang didalam tanah, jenis NYFGBY harus dipasang
sekurang-kurangnya sedalam 75 cm dengan pasir sebagai alas pelindung
sebelum diurug kembali, route kabel perlu diberi tanda.
 Untuk kabel yang menyeberangi jalan, selokan atau instalasi lainnya harus
dilindungi dengan pipa galvanis.
 Di tiap tarikan kabel tidak boleh ada sambungan.
 Hubungan kabel pada terminal harus menggunakan kabel schoen, untuk
diameter 25 mm keatas memasang kabel schoen pada kabel harus
menggunakan timah patri, untuk ukuran yang lebih kecil boleh dengan press
tangan atau hydraulis.
30.3. Testing, Balancing, Adjusting dan Measuring
a. untuk dinilai dan untuk dapat mendapatkan persetujuan direksi, instalasi AC ini
setelah selesai seluruhnya perlu dicoba dan diuji.
b. Bagian-bagian dan peralatan tertentu diuji dan dilakukan pengukuran-pengukuran
untuk dapat mengetahui apakah telah memenuhi syarat-syarat dan ketentuan-
ketentuan yang ada.
c. Suara-suara yang ditimbulkan oleh peralatan-peralatan atau bagian-bagian dari
instalasi AC ini perlu diukur.
d. Selanjutnya perlu dilakukan pengukuran-pengukuran udara serta pengaturan
pembagian udara sesuai dengan yang direncanakan.
e. Setelah selesai disampaikan kepada direksi laporan dalam rangkap 3 yang
memuat antara lain jumlah udara untuk setiap fan, jumlah udara yang diatur untuk
setiap supply diffusers, return dan exhaust grilles, serta data-data teknis lainnya.
f. Sebelum dilakukan percobaan, pengujian dan pengukuran lain-lain, perlu terlebih
dahulu dirundingkan dengan direksi mengenai cara-cara, prosedure, metode fan
lain-lain yang akan dipakai dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan tersebut diatas.
g. Untuk pekerjaan testing, balancing, adjusting dan measuring seluruh kebutuhan
peralatan-peralatan serta tenaga-tenaga ahlinya harus disediakan oleh
pemborong instalasi AC.
30.4. Syarat-syarat Pelaksanaan Umum
a. Sebelum pelaksanaan pemesanan dan pengadaan peralatan-peralatan, peralatan
pembantu dan bahan-bahan dan lain-lain yang diperlukan untuk instalasi AC,
pemborong harus mengajukan terlebih dahulu kepada direksi daftar dimana
tercantum data-data teknis, pabrik yang membuat dan lain-lain dari barang-barang
tersebut diatas, untuk mendapatkan persetujuannya.
b. Sebelum dapat mulai dengan pekerjaan pelaksanaan instalasi ini, pemborong
harus membuat dahulu gambar-gambar kerja dan diajukan kepada direksi untuk
mendapatkan persetujuannya. Dalam membuat gambar kerja ini, pemborong
instalasi hendaknya bekerjasama dengan pemborong-pemborong instalasi listrik
dan bangunan.
c. Pemasangan peralatan dan peralatan pembantu, accessories dan lain-lain harus
memenuhi ketentuan-ketentuan yang diberikan pabrik.
d. Pemborong instalasi AC hendaknya dalam pelaksanaan pekerjaan ini, bekerja
sama dengan pemborong-pemborong bidang lainnya agar seluruh pekerjaan
dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Koordinasi
yang baik perlu untuk mencegah agar jenis pekerjaan yang satu tidak
VI-49
Spesifikasi Teknis

menghalangi jenis pekerjaan yang lain.


e. Pemborong harus membuat gambar revisi dan pada penyerahan pertama
menyerahkannya pada direksi dalam rangkap 3. Gambar-gambar revisi ini harus
dilengkapi dengan gambar-gambar detail, dokumentasi dari semua peralatan yang
dipergunakan berikut instalation operating dan maintenance instruction, semua
dalam rangkap 3.
f. Masa pemeliharaan pekerjaan instalasi ini ini adalah 3 (tiga) bulan terhitung saat
penyerahan pertama, selama ini pemborong diwajibkan memberikan service
cuma-cuma untuk seluruh sistem sekali sebulan.
g. Jangka waktu garansi dari peralatan-peralatan yang dipergunakan harus minimal
satu tahun, terhitung dari penyerahan pertama.
h. Pemborong diwajibkan untuk mendidik petugas-petugas dari owner hingga
mengenali betul seluruh instalasi dengan baik dan dapat menjalankan dengan
baik seluruh system serta melakukan sendiri maintenance.
i. AC yang dipasang tipe split dengan kapasitas 1 PK

PASAL 34 34.1. Lingkup Pekerjaan


PEKERJAAN Pekerjaan lansekap yang dilaksanakan meliputi semua pekerjaan yang tertera dalam
LANSEKAP / TAMAN gambar perencanaan yaitu meliputi:
a. Pekerjaan persiapan dan pematangan tanah
b. Pekerjaan penanaman
c. Pekerjaan perawatan/pemeliharaan tanaman
34.2. Persyaratan pekerjaan lansekap
a. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk-petunjuk dan syarat-
syarat pekerjaan lansekap, peraturan persyaratan pemakaian bahan bangunan
yang berlaku, standar spesifikasi dari bahan yang dipergunakan.
b. Pekerjaan lansekap yang dilaksanakan harus mengikuti semua petunjuk gambar
lansekap.
c. Sebelum melaksanakan setiap pekerjaan di lapangan, pekerjaan lansekap harus
memperhatikan koordinasi kerja dengan pekerjaan lain (struktur, Arsitektur,
Mekanikal, Elektrikal dan Plumbing) terutama dalam melakukan pekerjaan
pembentukkan tanah dan penyelesaian tanah agar tidak terjadi kesalahan,
pembongkaran, pengrusakkan yang tidak diinginkan terhadap pekerjaan yang lain
yang telah selesai dilaksanakan maupun yang sedang dilaksanakan.
34.3. Pelaksanaan pekerjaan
a. Semua ukuran dan posisi harus tepat sesuai gambar lansekap juga ketepatan
pemasangan patok-patok dilapangan.
b. Pembentukkan dan penyelesaian tanah harus mengikuti bentuk kemiringan /
kontur / peil yang tertera dalam gambar.
c. Kemiringan-kemiringan yang dibuat harus cukup kuat untuk mengalirkan air hujan
menuju keselokan yang ada disekitarnya serta mengikuti persyaratan-persyaratan
yang tertera dalam gambar. Adanya genangan air diatas tanah tidak dibenarkan.
d. Cara pelaksanaan setiap bagian pekerjaan ini mengikuti petunjuk gambar, uraian
dan syarat pekerjaan Lansekap.

34.4. Pekerjaan Persiapan Tanah


a. Pekerjaan ini meliputi:
 Pekerjaan persiapan tanah
 Pembentukkan dan penyelesaian tanah, penghamparan tanah subur untuk
rumput dan untuk tanaman hias dalam bak bunga.
 Pembersihan tanah
b. Jenis tanah yang dipakai adalah:
 Tanah merah: untuk gundukan / bukit tanah
 Tanah humus: tanah subur, dihamparkan dengan ketebalan minimum 40 cm.
c. Pekerjaan persiapan tanah ini meliputi pembongkaran/ pemindahan/ pembersihan
ditempat kerja dari benda/ bekas bahan bangunan/ struktur bangunan yang tidak
berguna lagi yang dapat mengganggu terlaksananya dan kelancaran kerja
ditempat tersebut.
d. Tanaman pohon/ semak/ rerumputan yang tidak diperlukan lagi ditempat kerja
harus disingkirkan berikut pokok/ pohon/ semak/ rerumputan sampai akar-
akarnya.
34.5. Pembentukan dan Penyelesaian Tanah
VI-50
Spesifikasi Teknis

a. Pembentukkan dan penyelesaian tanah harus mengikuti bentuk / kemiringan /


kontur / peil yang tertera dalam gambar Lansekap.
b. Kemiringan yang dibuat harus cukup untuk mengalirkan air hujan menuju ke
selokan yang ada disekitarnya serta mengikuti persyaratan yang tertera dalam
gambar. Tidak dibenarkan adanya genangan air diatas tanah.
c. Untuk pekerjaan penanaman diperlukan pekerjaan pengupasan tanah yang
mengandung bahan organis sedalam keadaan tanah setempat sampai
mendapatkan tanah subur serta penyediaan tanah subur untuk bekas galian tanah
setelah pekerjaan penanaman dilakukan pada lubang tersebut.
34.6. Pembersihan tanah
a. Tanah yang telah siap untuk pelaksanaan suatu pekerjaan ataupun yang telah
selesai digarap harus dibersihkan dari:
 Bekas tanah galian.
 Bekas-bekas bahan bangunan.
b. Tanah yang disiapkan untuk pekerjaan penanaman harus benar-benar
dibersihkan dari batu, kerikil, aduk, kapur dan segala bekas bahan bangunan,
bahan plastik dan bahan-bahan organis. Tanah yang dipakai untuk urugan dan
pelapisan tanah (trop soil) untuk rumput adalah tanah subur dan gembur.
34.7. Pekerjaan penanaman
a. Pekerjaan penanaman ini meliputi:
 Penanaman pohon peneduh dan pengarah
 Penanaman tanaman hias
 Penanaman tanaman rumput seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
b. Bahan/material
 Jenis rumput yang ditanam adalah: Rumput gajah mini, rumput ditanam pada
gundukkan tanah sesuai gambar rencana penanaman dalam bentuk rumpun.
 Jenis tanaman yang ditanam adalah: tanaman hias sesuai dengan Gambar
Rencana dan/ atau petunjuk Konsultan MK serta Perencana.
 Semua jenis tanaman harus bebas dari segala jenis penyakit dan hama,
daun/cabang jangan sampai cacat dan tumbuh sehat.
 Pembungkusan ball root harus dengan karung goni dan diikat dengan erat
untuk mencegah pecahnya akar dalam pengangkutan.
 Untuk penampungan sementara dilapangan dipilihkan tempat yang aman dari
segala kerusakkan, teduh dan dekat daerah penanaman.
 Tanaman dijaga agar mendapat panas matahari langsung 50 %.
 Waktu penyesuaian adalah dua minggu sampai satu bulan di tempat
penampungan dengan menanamkan dalam tanah setempat tanpa melepas
ball root untuk tanaman hias.
 Sebelum pelaksanaan penanaman, semua tanaman pembibitan harus dirawat
dengan penyiraman secara teratur pagi dan sore sampai terlihat tumbuh segar
dan baik.

PENGEMBANGAN RUANG TUMBUH KEMBANG SNOEZELEN


Pengembangan Ruang Tumbuh Kembang Anak Tipe 1
(Untuk anak Autism, ADHD, CP, Learning Disorder & berkebutuhan khusus lainnya)

No. NAMA ALAT SPESIFIKASI KETERANGAN


1 Viola Lamp Sebuah lampu dengan pancaran cahaya mengandung ultra violet
yang berguna untuk menciptakan suasana nyaman untuk
relaksasi.
2 Matras Lantai Terbuat dari busa kenyal yang terbungkus kain oscar dan
menutupi lantai ruangan snoezelen berfungsi sebagai alas yang
nyaman ketika pasien anak meloncat, berguling, merangkak dll.
3 Matras Busa Dinding Terbuat dari busa kenyal yang terbungkus kain oscar dan
menutupi dinding ruangan setinggi 100 cm dan berfungsi sebagai
bumper dinding sehingga anak berkebutuhan khusus tidak
VI-51
Spesifikasi Teknis

terbentur dinding ketika melakukan terapi snoezelen.


4 Bean Bag Terbuat dari biji steoform yang terbungkus kain sweet. Fungsi
tempat relaksasi anak berkebutuhan khusus pada posisi duduk
maupun berbaring sambil mengikuti aktifitas terapi snoezelen.
5 Tactile ball Bola genggam bergerigi dengan teksture keras dan lunak
berfungsi untuk stimuli rangsang taktil/sentuhan tajam & halus
pada permukaan kulit tangan & kaki sehingga anak mau
menggenggam benda atau mengurangi pola jinjit ketika berjalan.
6 Bubble Light Terbuat dari fiber glass aquarium dengan pemompa udara yang
akan menciptakan gelembung air dengan berbagai warna sesuai
warna lampu yang masuk ke air. Dilengkapi beberapa aksesoris
binatang laut berfungsi untuk melatih konsentrasi dan eksplorasi
anak berkebutuhan khusus terhadap barang yang bergerak.
7 Lampdisc Circle Lampu disco putar elektrik dengan pola on/off berfungsi untuk
melatih kemampuan anak pada pemusatan perhatian pada kurun
waktu tertentu.
8 Lampdisc Flash Lampu disco pantul elektrik terbuat dari potongan cermin yang
berbentuk bola berfungsi untuk memantulkan cahaya ke segala
arah ruangan sebagai sistem rangsang visual pada anak
berkebutuhan khusus.
9 Vibrator Vibrator dengan pola getaran untuk stimuli rasa sentuhan pada
anak berkebutuhan khusus yang hipersensitif thd rangsang,
dilengkapi pilihan ujung rasa sentuhan pada alat
10 Olfactory Media Merupakan alat terapi untuk stimuli rangsang pembau, dengan
aroma menyengat pada anak hiposensitif guna meningkatkan
arousal anak dan juga aroma soft untuk anak hiperaktif agar lebih
terkontrol.
11 Lamp Point Terdiri dari 3 lampu tembak yang akan terkena pada lampu disko
pantul sehingga terpanjar berputar ke seluruh ruangan snoezelen.
Berfungsi menciptakan suasana rangsang untuk warna merah,
kuning atau biru untuk suasana netral dan warna lampu hijau untuk
suasana nyaman.
12 Visual Equipment Terdiri dari satu unit televisi 32 inchi dan DVD yang akan
memunculkan gambar visual dari CD Snoezelen dengan tujuan
meningkatkan arousal anak ataupun membuat anak lebih tenang &
relaks.
13 Audio Equipment Terdiri dari home theatre berfungsi sebagai perangkat stimuli suara
terhadap alunan musik yang dikeluarkan dari DVD sehingga
membuat anak lebih relaks
14 Optokinetik Program Merupakan rope light yang akan memancarkan cahaya yang
berganti warna berfungsi merangsang anak untuk eksplorasi
benda dengan stimuli warna yang menarik.
15 Audio visual table Meja dilengkapi almari guna menempatkan perangkat audiovisual.
16 Electrik Aquarium Aquarium elektrik dengan berbagai ornamen biota laut yang dapat
bergerak berfungsi melatih perhatian anak melalui rangsang visual.

17 Lamp Wall Lampu tembak yang menempel pada dinding dilengkapi berbagai
warna berfungsi melatih kemampuan diskriminasi warna pada
ABK.
18 Square Tools Lampu warna warni untuk untukmeningkatkansensory visual,
persepsi dan atensi.
19 Correct Posture Cermin yang memantulkan cahaya atau pun bayangan dari benda
nyata sehingga dapat digunakan untuk koreksi postur tubuh
abnormal
20 LED Laser Lampu Laser yang digunakan untuk menampilkan cahaya dengan
berbagai ornament berfungsi untuk melatih konsentrasi anak.

VI-52
Spesifikasi Teknis

PENGEMBANGAN RUANGAN SENSORY INTEGRASI


Pengembangan Ruang Tumbuh Kembang Anak Tipe 2

No. NAMA ALAT SPESIFIKASI KETERANGAN


1 Papan Titian Portabel, Bisa di setting dengan berbagai bentuk titian, Fungsi :
Alat latihan keseimbangan berjalan anak.
2 Climbing Wall Fungsi : Alat latihan motor planning koordinasi gerak tangan dan
kaki (memanjat) terutama bagi anak yang takut pada ketinggian.
3 Brush Pit Fungsi : Sebagai Pad/tempat mendarat anak setelah berayun
sebagai latihan perencanaan gerak anak dan latihan vestibuler.

4 Trampolin Diameter 1,3 meter. Fungsi Alat latihan untuk anak dengan ggn
gravitional insecurity dengan melompat.
5 Skate Board Fungsi : Latihan koordinasi gerak kaki & tangan dengan meluncur.

6 Wedge Fungsi : Alat latihan postural control & Neck control.


7 Rocking Board Fungsi : latihan keseimbangan berdiri dan sitting balance.

8 Bean Bag Fungsi : Alat positioning badan dan relaksasi inhibisi.


9 Platform Swing Fungsi :. Untuk melatih motor planning dengan posisi tidur.
10 Tiang Ayunan Fungsi : Menempatkan alat SI dengan pola swing (mengayun).
Penyangga
11 Trapeze Set Fungsi : Untuk melatih motor planning dimana anak dalam posisi
bergelantung.
12 Matras Lantai Panjang 200 cm, Lebar 150 cm dan Tebal 10 cm. isi 4 buah.
Fungsi : sebagai tempat latihan merangkak, berguling dan
exercise lainnya.
13 Bolster Swing Fungsi : Melatih kemampuan vestibuler.
14 Tumble Form Fungsi : Untuk latihan sitting balance dan rolling/berguling.
Rools
15 Mandi Bola Fungsi : Eksplorasi stimulasi sensory, Melatih konsep warna.

16 Tactile Ball Fungsi : Melatih rasa sentuhan/proprioseptif pada telapak tangan


dan kaki pada fungsi memegang dan berjalan. Isi 8 Biji.

17 Handle Ball Diameter 55 cm dengan handle. Fungsi : Melatih kemampuan


sitting balance & trunk control
18 Crawling Tunnel Panjang 216 cm, Dapat dilipat. Fungsi : Alat latihan merangkak.

19 Hammock Fungsi : Latihan vestibuler & relaksasi


20 Tent Fungsi : Latihan orientasi tempat.
21 Standing Table Alas pijakan dapat di atur tinggi rendahnya.Fungsi : Latihan
endurance berdiri
22 Standing Frame Fungsi : Latihan jongkok berdiri.
23 Tangga Prosotan Fungsi : Latihan motor planning dengan aktifitas meluncur.
24 T-Swing Fungsi : Alat latihan keseimbangan badan dengan posisi
mendekap alat.
25 Barel Fungsi : Alat latihan trunk control, control kepala serta
kemampuan merangkak.
26 Bola Bergerigi Fungsi : Melatih stimuli rangsang rasa pada seluruh badan.

27 APE Terdiri dari 25 item. Fungsi : Melatih kemampuan atensi &


konsentrasi dan lat. Koordinasi mata tangan.
28 Bola Bobath Diameter 75 cm. Fungsi : Melatih kemampuan trunk control, neck
control dan fungsi vestibuler
29 Brushing Sensory Fungsi : Melatih stimuli rangsang pada permukaan kulit anak
30 Physio Rool Fungsi : Melatih kemampuan Supine (terlentang) dan Prone
(tengkurap) dan kneeling (berdiri pada lutut) pada anak
berkebutuhan khusus / ABK

VI-53
Spesifikasi Teknis

B. PENUTUP
PASAL 35 35.1. Meskipun dalam bestek ini pada uraian pekerjaan dan uraian bahan-bahan tidak
PENUTUP dinyatakan, tetapi disebutkan dalam penjelasan pekerjaan (aanwijzing)
mengenai suatu bagian pekerjaan yang termasuk harus dikerjakan oleh
pemborong/kontraktor, maka bagian tersebut dianggap ada dan dimuat dalam
bestek ini.
35.2. Pekerjaan yang nyata-nyata menjadi bagian dari pelaksanaan pekerjaan ini,
tetapi tidak diuraikan atau tidak dibuat dalam bestek ini, tetap diselenggarakan
dan diselesaikan oleh Pemborong/Kontraktor.
35.3. Setiap melalui pekerjaan Pemborong/Kontraktor, harus ijin tertulis serta
membuat gambar penjelasan (shop drawing) dan berikut target volume
pekerjaan yang dilaksanakan.
35.4. Pemborong/kontraktor diharuskan membuat gambar sesuai pelaksanaan (As-
built Drawing) yang harus mendapat persetujuan dan pengesahan dari
Konsultan Pengawas dan Pengendali kegiatan.

Palangka Raya, 20 April 2018

Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)


Rumah Sakit Jiwa Kalawa Atei

KUS WINARNO, SKM, MPH


NIP. 19700306 199502 1 001

VI-54
Spesifikasi Teknis

VI-55

Anda mungkin juga menyukai