Anda di halaman 1dari 83

Spesifikasi Teknis

BAB VI
SPESIFIKASI TEKNIS

A. UMUM
PASAL 1 1.1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan dan akan ditenderkan sesuai
URAIAN UMUM dengan :
a. Gambar-gambar bestek, konstruksi dan detail terlampir
b. Uraian dan syarat-syarat teknis pelaksanaan pekerjaan
(RKS)
c. Berita acara penjelasan pekerjaan (Aanwijzing)
d. Rencana Anggaran Biaya (RAB)
e. Petunjuk dari Direksi Lapangan/Pengawas Lapangan.
` 1.2. Pekerjaan yang akan dilaksanakan, meliputi :
a. Pembangunan Gedung Kantor Dinas Pertanian Tanaman
Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua Barat
b. Sarana dan Prasarana Penunjang :
 Pekerjaan instalansi listrik.
 Pekerjaan instalansi air bersih/kotor, septictank,
groundtank dan watertank.
 Pekerjaan penangkal petir sampai disetujui oleh
instansi yang berwenang
 Pekerjaan prasarana lingkungan, meliputi: Resapan air
hujan saluran pembuangan air hujan dan air kotor.
 Pekerjaan instalasi AC
 Pekerjaan Jaringan Utilitas lainnya.
1.3. Apabila ternyata ada perbedaan antara kontrak dan bestek,
bestek dan gambar detail, Pemborong harus segera lapor kepada
Direksi dan Pengawas Lapangan
1.4. Kontraktor/pemborong harus menghitung sendiri volume setiap
pekerjaan yang ada sesuai dengan gambar rencana dan RKS ini.
1.5. Sebelum dan selama melaksanakan pekerjaan, Penyedia jasa
harus berkonsultasi dengan Pengawas Kegiatan/ Direksi
Pekerjaan.
1.6. Selama berlangsungnya pekerjaan, Penyedia jasa harus dapat
menjaga lingkungan agar tidak terganggu oleh jalannya
pekerjaan.
1.7. Kerusakan jalan masuk yang disebabkan oleh pelaksanaan
pekerjaan atau lahan sekitar yang disebabkan oleh pelaksanaan
pekerjaan menjadi tanggung jawab Penyedia jasa. Untuk itu
sebelum pelaksanaan pekerjaan Rekanan/ Kontraktor bisa minta
ijin kepada pemilik yang bersangkutan untuk mendapatkan
dispensasi pemakaian jalan menuju lokasi ataupun lahan sekitar
yang diperlukan.
1.8. Pekerjaan harus segera diselesaikan dengan baik, dengan
ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
a. Halaman harus bersih dari sisa-sisa kotoran atau puing-
puing pada waktu diserahkan.
b. Pekerjaan harus segera diserah terimakan dengan kondisi
memuaskan dengan disaksikan oleh Direksi dan Pengawas
Lapangan.

PASAL 2 2.1. Umum


URAIAN PEKERJAAN Untuk dapat memahami dengan sebaik-baiknya seluruh seluk
VI-1
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

beluk pekerjaan ini kontraktor diwajibkan mempelajari secara


seksama seluruh gambar pelaksanaan beserta uraian pekerjaan
dan persyaratan pelaksanaan seperti yang diuraikan didalam
buku ini. Bila terdapat ketidakjelasan dan atau perbedaan dalam
gambar dan uraian ini kontraktor diwajibkan melaporkan hal
tersebut kepada perencana untuk mendapatkan penyelesaian/
2.2. Lingkup Pekerjaan
Penyelesaian tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat kerja yang
dibutuhkan dalam melaksanakan pekerjaan ini serta
mengamankan, mengawasi dan memelihara bahan-bahan, alat
kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan
berlangsung sehingga seluruh pekerjaan-pekerjaan dapat selesai
dengan sempurna.
2.3. Sarana Kerja
Kontraktor wajib memasukan jadwal kerja kontraktor juga wajib
memasukan identiikasi dari tempat kerja, nama, jabatan, dan
keahlian masing-masing anggota pelaksanaan pekerjaan, serta
iventarisasi peralatan yang digunakan melaksanakan pekerjaan
ini. Kontraktor wajib menyediakan tempat penyimpanan bahan-
bahan/material dilokasi yang aman dari segala kerusakan,
kehilangan dan hal-hal yang dapat mengganggu pekerjaan lain.
Semua sarana persyaratan kerja, sehingga kelancaran dan
memudahkan kerja dilokasi dapat tercapai.
2.4. Gambar-gambar Dokumen
a. Dalam hal terjadi perbedaan dan atau petentangan dalam
gambar-gambar yang ada (arsitektur, struktur dan
mekanikal dan elektrikal) dalam buku uraian pekerjaan ini
maupun pekerjaan yang terjadi akibat kecelakaan dilokasi,
kontraktor diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada
perencanaan/ konsultan pengawasan. Secara tertulis untuk
mendapatkan keputusan pelaksanaan dilokasi setelah
konsultan pengawas berunding terlebih dahulu dengan
perencana. Ketentuan tersebut di atas tidak dapat dijadikan
alasan oleh kontraktor untuk memperpanjang waktu
pelaksanaan.
b. Semua ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran
jadi, dalam keadaan selesai/terpasang.
c. Mengingat masalah ukuran ini sangat penting, kontraktor
diwajibkan memperhatikan dan meneliti dahulu semua
ukuran yang tercantum seperti peil-peil, ketinggian, lebar
ketebalan, luas penampang dan lain-lainnya sebelum
pekerjaan dimulai.
Bila ada keraguan mengenai ukuran mana yang akan
dipakai dan dijadikan pegangan kontraktor wajib
merundingkan terlebih dahulu dengan perencanaan.
d. Kontraktor tidak dibenarkan untuk mengubah dan atau
mengganti ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar-
gambar pelaksanaan tanpa sepengetahuan konsultan
pengawas.
e. Kontraktor harus menyediakan dengan lengkap masing-
masing dua salinan segala gambar-gambar, spesifikasi
teknis, agenda, berita-berita perubahan dan gambar-gambar
pelaksanaan yang telah disetujui di tempat pekerjaan.
Dokumen-dokumen ini harus dapat dilihat konsultan
pengawas konstruksi dan direksi setiap saat sempat dengan

VI-2
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

serah terima kesatu. Serah terima kesatu dokumen-


dokumen tersebut akan didokumentasikan oleh pemberi
tugas.
2.5. Gambar-gambar Pelaksanaan dan Contoh-contoh
a. Semua gambar pelaksanaan (shop drawing) adalah gambar-
gambar, diagram, ilustrasi jadwal, brosur, atau data yang
disiapkan kontraktor atau subkontraktor, supplier atau
produsen yang menjelaskan bahan-bahan atau sebagian
pekerjaan.
b. Disediakan contoh-contoh benda dari kontraktor untuk
menunjukan bahan, pelengkapan, dan kualitas kerja. Ini
akan dipakai oleh konsultan pengawas untuk menilai
dahulu.
c. Kontraktor akan memeriksa, menandatangani persetujuan
dan menyerahkan dengan segera semua gambar-gambar
pelaksanaan dan contoh-contoh yang diisyaratkan dalam
dokumen kontrak atau oleh konsultan pengawas. Gambar-
gambar pelaksanaan dan contoh-contoh harus diberi tanda-
tanda sebagaimana ditentukan konsultan pengawas.
Kontraktor harus melampirkan keterangan tertulis
mengenai setiap perbedaan dengan Dokumen Kontrak jika,
ada hal-hal demikian.
d. Dengan menyetujui dan menyerahkan gambar-gambar
pelaksanaan atau contoh-contoh dianggap Kontraktor telah
meneliti dan menyesuaikan setiap gambar atau contoh
tersebut dengan Dokumen Kontrak.
e. Konsultan Pengawas dan Perencanaan akan memeriksa dan
menolak atau menyetujui gambar-gambar pelaksanaan atau
contoh-contoh dalam waktu sesingkat-singkatnya, sehingga
tidak mengganggu jalannya pekerjaan dengan
mempertimbangkan syarat-syarat keindahan.
f. Kontraktor akan melakukan perbaikan-perbaikan yang
diminta konsultan pengawas dan menyerahkan kembali
gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-contoh sampai
disetujui.
g. Persetujuan konsultan pengawas terhadap gambar-gambar
pelaksanaan dan contoh-contoh tidak membebaskan
kontraktor dari tanggung jawabnya atas perbedaan tersebut
tidak diberitahukan secara tertulis kepada konsultan
pengawas.
h. Semua pekerjaan yang memerlukan gambar-gambar
pelaksanaan atau contoh-contoh yang harus disetujui
konsultan pengawas, tidak boleh dilaksanakan sebelum ada
persetujuan dari konsultan pengawas.
i. Gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh harus
dikirimkan konsultan pengawas dalam dua salinan,
konsultan pengawas akan memeriksa dan mencantumkan
“Telah Diperiksa Tanpa Perubahan” atau “Ditolak” satu
salinan ditahan oleh konsultan pengawas untuk arsip,
sedangkan yang kedua dikembalikan kepada sub kontraktor
atau yang bersangkutan lainnya.
j. Sebelum catalog atau barang cetakan, hanya boleh
diserahkan apabila menurut konsultan pengawas hal-hal
yang sudah ditentukan dalam catalog atau barang cetakan
tersebut sudah jelas dan tidak dirubah. Barang cetakan ini
VI-3
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

juga harus diserahkan dalam dua rangkap untuk masing-


masing jenis dan diperlukan sama seperti butir diatas.
k. Contoh-contoh yang disebutkan dalam Spesifikasi teknis
harus dikirimkan kepada konsultan pengawas.
l. Biaya pengiriman gambar-gambar pelaksanaan, contoh-
contoh, catalog-katalog kepada konsultan, Pengawas dan
perencanaan menjadi tanggungan kontraktor.
2.6. Jaminan Kualitas
Kontraktor menjamin pada Pemberi Tugas dan Konsultan
Pengawas, bahwa semua bahan dan perlengkapan untuk
pekerjaan adalah sama sekali baru, kecuali ditentukan lain, serta
kontraktor menyetujui bahwa semua pekerjaan dilaksanakan
dengan baik, bebas dari cacat teknis dan estetis serta sesuai
dengan dokumen kontrak.
Apabila diminta. Kontraktor sanggup memberikan bukti-bukti
mengenai hal-hal tersebut pada butir-butir ini, sebelum
mendapat persetujuan dari konsultan pengawas, bahwa
pekerjaan telah dikerjakan dengan sempurna, semua pekerjaan
tetap menjadi tanggung jawab kontraktor sepenuhnya.
2.7. Nama Pabrik/Merk yang ditentukan
Apabila pada spesifikasi teknis ini disebutkan nama pabrik.merk
dari suatu jenis bahan/komponen, maka kontraktor menawarkan
dan memasang sesuai dengan yang ditentukan, jadi tidak ada
alasan bagi kontraktor pada waktu pemasangan menyatakan
barang tersebut sudah tidak terdapat lagi dipasaran ataupun
sukar didapat dipasaran.
Untuk barang-barang yang harus diimport, segera setelah
ditunjuk sebagai pemenang, kontraktor harus sesegera mungkin
memesan pada agennya di Indonesia.
Apabila kontraktor telah berusaha untuk memesan namun pada
saat pemesanan bahan/merk tersebut tidak/sukar diperoleh, maka
perencana dengan persetujuan tertulis dari pemberi tugas akan
melakukan sendiri alternative merk lain dengan spesifikasi
minimum yang sama. Setelah 1 (satu) bulan menunjukan
pemenang, kontraktor harus memberikan kepada pemberi tugas
fotocopy dari pemesanan material yang diimport pada agen
ataupun importer lainnya, yang menyatakan bahwa material-
material tersebut telah dipesan (order import)
2.8. Contoh-contoh Bahan/Material
a. Contoh-contoh material yang dikehendaki oleh pemberi
tugas atau wakilnya harus segera disediakan atas biaya
kontraktor dan contoh-contoh tersebut diambil dengan jalan
atau cara sedemikian rupa, sehingga dapat dianggap bahwa
bahan atau pekerjaan tersebutlah yang akan dipakai dalam
pekerjaan nanti. Contoh-contoh tersebut jika telah disetujui,
disimpan oleh pemberi tugas atau wakilnya untuk dijadikan
dasar penolakan tidak sesuai dengan contoh, baik kualitas
maupun sifatnya.
b. Kontraktor diwajibkan menyerahkan barang-barang contoh
(sample) dari material yang akan dipakai/dipasang, untuk
mendapatkan persetujuan konsultan pengawas.
c. Barang-barang contoh (sample) tertentu harus dilampiri
dengan tanda bukti sertifikasi pengujian dan spesifikasi
teknis dari barang-barang/material-material tersebut.
d. Untuk barang-barang dan material yang akan didatangkan
VI-4
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

kesite (melalui pemesanan) maka kontraktor diwajibkan


menyerahkan : brosur, catalog, gambar kerja atau shop
drawing dan sample yang dianggap perlu
perencanaan/konsultan pengawas.
2.9. Subtitusi
a. Produk yang disebutkan nama pabriknya :
Material peralatan, perkakas, aksesoris yang disebutkan
nama pabriknya dalam RKS, kontraktor harus melengkapi
produk yang disebutkan dalam spesifikasi teknis atau dapat
mengajukan produk yang setara, disertai data-data yang
lengkap untuk mendapatkan konsultan perencana sebelum
memesan.
b. Produk yang tidak disebutkan nama pabriknya.
Materialnya, peralatan, perkakas, aksesoris dan produk-
produk yang tidak disebutkan nama pabriknya didalam
spesifikasi teknis, kontraktor harus mengajukan secara
tertulis nama Negara dari pabrik yang menghasilkan
catalog dan selanjutnya menguraikan data-data atau yang
menunjukan secara benar bahwa produk-produk yang
dipergunakan adalah sesuai dengan spesifikasi teknis dan
kondisi proyek untuk mendapatkan persetujuan dari
pemilik/ perencana/konsultan pengawas.
2.10. Peralatan, Material dan Tenaga Kerja
Seluruh peralatan, material yang dipergunakan dalam pekerjaan
ini harus baru. Seluruh peralatan harus dilaksanakan dengan cara
yang benar dan setiap pekerja harus mempunyai ketrampilan
yang memuaskan, dimana latihan khusus bagi pekerja sangat
diperlukan dan kontraktor harus melaksanakannya.
2.11. Klausal disebutkan kembali
Apabila dalam dokumen tender ini klausal-klausal yang
disebutkan kembali pada butir lain, maka ini bukan berarti
menghilangkan butir tersebut tetapi dengan pengertian lebih
menegaskan masalah.Jika terjadi hal-hal yang sering
bertentangan antara gambar atau terhadap spesifikasi teknis,
maka diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai bobot
teknis dan atau yang mempunyai bobot biaya yang paling tinggi.
Pemilik proyek dibebaskan dari hak patent dan lain-lain untuk
segala “claim” atau tuntutan terhadap hak-hak asasi manusia.
2.12. Koordinasi Pekerjaan
a. Untuk kelancaran pekerjaan ini, garus disediakan
koordinasi dari seluruh bagian yang terlibat didalam
kegiatan proyek ini. Seluruh aktifitas yang menyangkut
dalam proyek ini harus dikoordinir terlebih dahulu agar
gangguan dan konflik satu dengan yang laian dapat
dihindarkan. Melokalisasi/merinci setiap pekerjaan sampai
dengan detail untuk menghindari gangguan dan konflik
serta harus persetujuan dari konsultan perencana/pengawas.
b. Kontraktor harus melaksanakan segala pekerjaan menurut
uraian dan syarat-syarat pelaksanaan, gambar-gambar dan
instruksi tertulis dari konsultan pengawas.
c. Konsultan pengawas berhak memeriksa pekerjaan yang
dilakukan oleh kontraktor pada setiap waktu.
Bagaimanapun juga kelalaian konsultan pengawas dalam
pengontrolan terhadap kekeliruan atas pekerjaan yang
dilaksanakan oleh kontraktor. Tidak berarti kontraktor
bebas dari tanggung jawab.
VI-5
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

d. Pekerjaan yang tidak memenuhi uraian dan syarat-syarat


pelaksanaan (spesifikasi) atau instruksi tertulis dari
konsultan pengawas harus diperbaiki atau dibongkar.
Semua biaya diperlukan untuk itu menjadi tanggung jawab
kontraktor
2.13. Perlindungan terhadap Orang, Harta Benda dan Pekerjaan
a. Perlindungan terhadap milik umum
Kontraktor harus menjaga jalan umum, jalan kecil dan jalan
bersih dari alat-alat mesin, bahan-bahan bangunan dan
sebagainya serta memelihara kelancaran lalulintas, baik
bagi kendaraan maupun pejalan kaki selama kontrak
berlangsung.
b. Orang-orang yang tidak berkepentingan
Kontraktor harus melarang siapapun yang tidak
berkepentingan memasuki tempat pekerjaan dan dengan
tegas memberikan perintah kepada ahli tekniknya yang
bertugas dan oara penjaga.
c. Perlindungan terhadap bangunan yang ada:
Selama masa-masa pelaksanaan kontrak, kontraktor
bertanggung jawab penuh atas segala kerusakan bangunan
yang ada, utilitas, jalan-jalan, saluran-saluran pembuangan
dan sebagainya ditempat pekerjaan, dan kerusakan sejenis
yang disebabkan operasi-operasi kontraktor, dalam arti kata
luas. Itu semua harus diperbaiki oleh kontraktor hingga
dapat diterima oleh pemberi tugas.
d. Penjagaan dan perlindungan pekerjaan:
 Kontraktor bertanggung jawab atas penjagaan,
penerapan dan perlindungan terhadap pekerjaan yang
dianggap penting selama pelaksanaan kontrak, siang dan
malam.
 Pemberi tidak bertanggung jawab terhadap kontraktor,
atas kehilangan atau kerusakan bahan-bahan bangunan
peralatan atau pekerjaan yang sedang dalam
pelaksanaan.
e. Kesejahteraan keamanan dan pertolongan pertama
Kontraktor harus mengadakan dan memelihara fasilitas
kesejahteraan dan tindakan pengamanan yang layak untuk
melindungi para pekerja dan tamu yang akan datang ke
lokasi. Fasilitas dan tindakan pengamanan seperti ini
diisyaratkan harus memuaskan pemberi tugas dan juga
harus menurut (memenuhi) ketentuan-ketentuan undang-
undang yang berlaku saat ini. Dilokasi pekerja, kontraktor
wajib mengadakan perlengkapan yang cukup untuk
pertolongan pertama yang mudah dicapai.

f. Gangguan pada tetangga


Segala pekerjaan yang menurut pemberi tugas mungkin
akan menyebabkan adanya gangguan pada penduduk yang
berdekatan, hendaknya dilaksanakan pada waktu
sebagainya tugas akan menentukannya dan tidak ada
tambahan yang mungkin ia keluarkan.
2.14. Peraturan Hak Patent
Kontraktor harus melindungi pemilik (owner) terhadap semua
“claim” atau tuntutan, biaya atau kenaikan harga karena
bencana, dalam hubungan dengan merk dagang atau nama
produksi, hak cipta ada semua material dan peralatan yang
VI-6
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

digunakan dalam proyek ini.


2.15. Iklan
Kontraktor tidak diijinkan membuat iklan dalam bentuk apapun
didalam sempadan (batas) site atau ditanah yang berdekatan
tanpa seijin dari pemberi tugas
2.16. Peraturan Teknis Pembangunan yang digunakan
a. Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan
lain dalam rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) ini,
berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan dibawah ini
termasuk segala perubahan dan tambahannya.
b. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 tahun
2003 tanggal 03 Nopember tentang pedoman pelaksanaan
pengadaan barang/jasa pemerintah.
c. Peraturan umum tentang pelaksanaan pembangunan di
Indonesia atau Algemene Voorwaarden Voor Uitvorering
bij Aaneming van Openbare Warken (AV) 941.
d. Keputusan-keputusan dari majelis Indonesia untuk
Arbitrase Teknik dari Dewan Teknik Pembangunan
Indonesia (DTPI).
e. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI-1971)
f. Tata cara perencanaan struktur untuk bangunan gedung
SK-SNI T-15 1991-03
g. Peraturan umum dari Dinas Kesehatan Kerja Departemen
Tenaga kerja.
h. Peraturan umum tentang Pelaksanaan Instalasi Listrik
(PUIL) 979 dan PLN setempat.
i. Peraturan umum tentang pelaksanaan Instalasi Air minum
serta Instalasi pembuangan dari Perusahaan Air Minum.
j. Peraturan konstruksi kayu Indonesia (PKKI-1961).
k. Peraturan Semen Portland Indonesia NI-08.
l. Peraturan Bata Merah sebagai bahan bangunan.
m. Peraturan Muatan Indonesia 1983.
n. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia 1983.
o. Peraturan Pengecatan NI-12.
p. Peraturan ketentuan lain yang dikeluarkan oleh
jawatan/instansi pemerintahan setempat, yang bersangkuta
dengan permasalahan bangunan.
q. Untuk melaksanakan pekerjaan dalam butir tersebut diatas,
berlaku dan mengikat pula.
r. Gambar bestek yang dibuat konsultan perencana yang
sudah disahkan oleh pemberi tugas termasuk juga gambar-
gambar detail yang diselesaikan oleh kontraktor dan sudah
disahkan/disetujui direksi.
s. Rencana kerja dan syarat-syarat pekerjaan.
t. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
u. Berita Acara Penunjukan.
v. Surat Keputusan Pengguna Barang/jasa tentang penunjukan
kontraktor.
w. SPPPBJ (Surat Penetapan Penunjukan Penyedia
Barang/Jasa).
x. Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya.
y. Jadwal Pelaksanaan (Tentative Time Schedule).
z. Kontrak/surat Perjanjian Pemborongan.
2.17. Shop Drawing
a. Harus selalu dibuat gambar pelaksanaan dari semua
komponen struktur berdasarkan design yang ada dan harus
VI-7
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

dimintakan persetujuan tertulis dari konsultan pengawas.


b. Gambar pelaksanaan ini harus memberikan semua data-data
yang diperlukan termasuk keterangan produk bahan,
keterangan pemasangan, data-data tertulis dan hal-hal lain
yang diperlukan.
c. Kontraktor bertanggung jawab terhadap semua kesalahan-
kesalahan detailing fabrikasi dan ketepatan
penyetelan/pemasangan semua bagian konstruksi baja.
d. Semua bahan untuk pekerjaan baja difabrikasi diworkshop
kecuali atas persetujuan konsultan pengawas.
e. Semua Baut, baik yang dikerjakan diworkshop maupun
dilapangan harus selalu memberikan kekuatan yang
sebenarnya dan masuk tepat pada lubang baut tersebut.
f. Pekerjaan perubahan dan tambahan dilapangan pada waktu
pemasangan yang diakibatkan oleh kurang kelalaian
kontraktor, harus dilakukan atas biaya kontraktor.
g. Keragu-raguan terhadap kebenaran dan kejelasan gambar
dan spesifikasi harus ditanyakan kepada konsultan
pengawas/perencana.
h. Kontraktor diwajibkan untuk membuat gambar-gambar “As
Built Drawing” sesuai dengan pekerjaan yang telah
dilakukan dilapangan secara kenyataan. Untuk kebutuhan
pemeriksanaan dikemudian hari dan gambar-gambar
tersebut diserahkan kepada konsultan pengawas
2.18. Pembuatan Gambar Pelaksanaan (As-Build Drawing)
Sebelum penyerahan pekerjaan I, kontraktor pelaksana sudah
harus menyelesaikan gambar sesuai pelaksanaan yang terdiri
dari :
a. Gambar rancangan pelaksanaan yang tidak mengalami
perubahan dalam pelaksanaannya
b. Shop drawing sebagai penjelasan detail maupun yang
berupa gambar-gambar perubahan
c. Apabila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran,
maka ukuran dengan angka yang diikuti, kecuali bila terjadi
kesalahan penulisan angka tersebut yang jelas akan
menyebabkanketidaksempurnaan/ketidaksesuaian
konstruksi harus mendapatkan keputusan Konsultan
Pengawas terlebih dahulu
d. Kertas gambar as built drawing dengan ukuran A3 atau A2
e. Gambar sesuai pelaksanaan merupakan bagian pekerjaan
yang harus diserahkan pada saat Penyerahan Pertama.
PASAL 3 3.1. Yang disebut dengan bahan bangunan adalah semua bahan-
PERSYARATAN BAHAN- bahan yang digunakan dalam pelaksanaan sebagaimana tertera
BAHAN dalam uraian pekerjaan dan persyaratan pelaksanaan ini serta
gambar kerja.
3.2. Semua bahan bangunan harus berkualitas baik dan sesuai dengan
syarat-syarat yang tercantum dalam PUBI 1982, PBI 1971,
SKSNI – T15 – 1991 – 03, SNI 03-1729-2002, AV, PTC,
AUWI, AVE dan PKKI-05-2002.
3.3. Jenis dan mutu bahan yang dipakai diutamakan merupakan
produk dalam negeri, dan mengacu Peraturan Daerah yang
berlaku, kecuali ditentukan lain.
3.4. Penyedia jasa harus membuat gambar-gambar detail pelaksanaan
(shop drawing), pengiriman kepada Direksi Pekerjaan/Pengawas
Kegiatan contoh bahan bangunan termasuk warna dan bentuk
yang akan dipakai sebelum pelaksanaan pekerjaan untuk
VI-8
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

diperiksa dan disetujui.


3.5. Penyedia jasa harus menyerahkan hasil tes laboratorium jika
diperlukan, yang berkaitan dengan mutu bahan yang akan
digunakan.
3.6. Bila terdapat perbedaan pendapat mengenai mutu bahan, maka
Pemborong berkewajiban memeriksakan bahan tersebut
kelaboratorium Balai Penelitian Bahan Bangunan dengan semua
biaya menjadi tanggungan Pemborong, begitu pula waktu yang
tersita dapat untuk alasan perpanjangan waktu pelaksanaan.
3.7. Direksi Pekerjaan/Pengawas Kegiatan berhak untuk meminta
keterangan selengkap-lengkapnya tentang bahan tersebut.
3.8. Contoh-contoh harus sesuai dengan macam dan kualitas keadaan
barang-barang yang dipakai (dimaksud).
3.9. Jika diperlukan pekerjaan yang memerlukan tempat kerja selain
tempat kerja yang ada dilapangan/ Basecamp, maka Penyedia
Jasa wajib memberitahu kepada Direksi Pekerjaan/Pengawas
Kegiatan, agar kualitas bahan maupun kualitas pekerjaan
sebelum dikirimkan ke lapangan bisa direkomendasi oleh
Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan apakah layak untuk
dikirim/dipasang.
3.10. Ukuran/dimensi yang dimaksud dalam gambar untuk bahan
adalah bersih (ukuran jadi).
3.11. Air
a. Air untuk pembangunan haruslah digunakan air tawar yang
bersih dan bebas mineral zat organik tanah lumpur, larutan
alkalin dan lain-lain.
b. Jika air dari saluran air minum atau sumber air yang ada
tidak mencukupi maka penyedia jasa harus mengadakan air
untuk tujuan pembangunan ini dengan mendatangkan atau
mengadakan sumber air sendiri yang memenuhi syarat
3.12. Semen Portland
a. Portland Cemen (PC) yang dipergunakan dalam pekerjaan
ini adalah semen sekualitas Tiga Roda Kualitas I harus
memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam NI-8 Bab
3.2, PBI 1971 dan PUBI – 1982, warna abu-abu kehijauan.
b. Semen yang digunakan dalam pekerjaan harus sama
dengan semen yang dipakai pada waktu menentukan
campuran beton.

c. Untuk pekerjaan beton plat, menggunakan semen portland


type II yang tahan sulfat.
d. Kantong pembungkus tidak boleh rusak jahitannya sebelum
sampai di tempat pekerjaan.
e. Semen yang sudah mulai membatu tidak boleh
dipergunakan.
f. Untuk menghindari terjadinya semen sampai membatu,
Penyedia Jasa diwajibkan untuk menjaga stok semen
jangan sampai melebihi kapasitas penggunaan (sesuai
dengan schedule).
g. Penyimpanan semen (gudang semen), agar dibuat bebas air/
bocor air hujan dan tidak terpengaruh cuaca.
h. Semen harus keluaran pabrik yang sama dan hasil produksi
yang sama.
3.13. Kerikil (Agregat Kasar)
a. Untuk pekerjaan beton, batu pecah atau koral dengan
gradasi 2 sampai 3 cm, bersih dari bahan organis atau
VI-9
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

kotoran lain dan sebelum digunakan harus dicuci terlebih


dahulu.
b. Kerikil yang akan digunakan untuk bahan beton
(pengecoran) harus kerikil yang keras tidak berpori.
c. Untuk pekerjaan rembesan kerikil dari kwarsa keras.
3.14. Pasir (Agregat Halus)
a. Pasir urug adalah pasir pengisi yang tidak mengandung
bahan organis dan bebas dari bahan lumpur.
b. Pasir aduk adalah pasir yang tidak mengandung bahan
organis atau garam atau tidak tercampur tanah atau bahan-
bahan lain.
c. Pasir beton adalah pasir yang bersih tidak mengandung
bahan-bahan organis, kasar tajam memenuhi syarat-syarat
yang tercantum dalam PBI’ 71.
d. Untuk pasir aduk pasir beton digunakan pasir yang kasar
tidak mengandung lumpur atau tanah (yang berkualitas
baik).
e. Penyetokan material terutama pasir agar dipisahkan sesuai
dengan fungsi penggunaannya, tidak diperbolehkan
tercampur satu dengan yang lainnya.
3.15. Batu Belah
a. Jenis batu yang digunakan harus keras dan tidak boleh
berupa batu blondos (harus dibelah).
b. Untuk pekerjaan pasangan batu ukuran batu yang
digunakan antara 10 cm sampai dengan 20 cm, sedapat
mungkin berbentuk persegi.
3.16. Besi
a. Semua besi beton yang dipakai harus sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan.
b. Semua baja tulangan yang akan dipakai harus berasal dari
produksi pabrik yang telah disetujui Pengawas Kegiatan.
c. Baja tulangan harus dari baja polos atau diprofilkan dengan
tegangan leleh minimal 2400 kg/cm2,Baja tulangan harus
dari baja Ulir atau diprofilkan dengan tegangan leleh
minimal 3900 kg/cm2 untuk besi beton Ø < 19 mm dan
dengan tegangan leleh 4000 kg/cm2 untuk besi beton Ø >
12 mm, untuk tulangan dengan Ø >16 mm digunakan baja
diprofilkan, yang dalam segala hal harus memenuhi
ketentuan-kelentuan SKSNI T-15-1991-03.
d. Baja tulangan harus disimpan dengan tidak menyentuh
tanah dan tidak boleh disimpan di udara terbuka untuk
jangka lama. Cara pembengkokan besi tulangan harus
menurut SKSNI T-15-1991 - 03.
e. Anyaman besi harus kokoh sehingga tidak berubah tempat
selama pengecoran. Selimut beton dibuat dengan beton
decking (tahu beton) dari semen pasir campuran 1 : 2
dengan ukuran 4 x 4 x 3 cm untuk elemen struktur (balok,
kolom) dan 4 x 4 x 2 cm untuk elemen pelat. Besi tulangan
harus disatukan satu sama lain dengan kawat bendrat.
f. Sebelum pengecoran baja tulangan harus bebas dari
minyak, kotoran, cat, karat atau bahan lain yang merusak
hubungan besi dan beton.
g. Untuk besi tulangan tidak boleh mempergunakan besi bekas
pakai.
3.17. Lain-lain
VI-10
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

a. Penggunaan bahan yang belum tertuang dalam pasal ini


agar menyesuaikan penggunaannya dan sesuai gambar dan
dapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan/ Pengawas
Kegiatan.
b. Semua bahan-bahan perlengkapan yang akan dipergunakan
pada bangunan ini sebelumnya harus setelah diperiksa dan
diterima oleh Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan.
c. Penggunaan bahan yang tidak sesuai dengan syarat-syarat
bahan tersebut akan ditolak atau dikeluarkan atas perintah
Pengawas Kegiatan setelah 2x24 jam dengan segala resiko
oleh Penyedia jasa.
d. Apabila diperlukan pemeriksaan laboratorium atas bahan
maka biaya pemeriksaan ditanggung oleh Penyedia jasa.
e. Persyaratan bahan-bahan yang belum tertuang didalam
RKS dan ada dalam gambar, sebelum bahan tersebut
didatangkan di lokasi kegiatan agar terlebih dahulu
dikoordinasikan dengan Direksi Pekerjaan/ Pengawas
Kegiatan.

PASAL 4 4.1. Lokasi untuk bangunan ini akan diserahkan oleh Pemberi
PEKERJAAN Tugas kepada Pemborong dalam keadaan bebas dari gugatan
PERSIAPAN Pihak Ketiga.
4.2. Penyedia jasa harus membuat bangunan sementara untuk kantor
pengelolaan kegiatan, barak kerja dan gudang untuk menyimpan
bahan-bahan dengan ketentuan antara lain :
a. Bangunan sementara boleh memanfaatkan bangunan
sekitarnya yang masih layak dipergunakan.
b. Jika diperlukan pembuatan bangunan sementara,
penempatan bangunan sementara harus sepengetahuan dan
seijin Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan.
c. Kualitas dan mutu bangunan harus disetujui Direksi
Pekerjaan/Pengawas Kegiatan.
d. Bangunan sementara harus mempunyai penghawaan dan
penerangan secukupnya, tidak gelap dan tidak bocor.
e. Bangunan sementara/ Direksi Keet dilengkapi meja kursi
rapat, meja kursi tamu, almari, meja kursi kerja, white
board serta papan untuk menempelkan gambar dan ditutup
dengan plastik bening.
f. Alat-alat yang harus senantiasa tersedia diproyek, untuk
setiap saat dapat digunakan oleh direksi lapangan adalah:
 1 (satu) buah alat ukur Schufmaat/alat ukur.
 1 (satu) buah alat ukur optic (teodolit/waterpass).
 1 (satu) buah mesin tik standar 18”.
 1 (satu) unit computer dan printer.
 satu set kelengkapan PPPK (P3K)
4.3. Kantor Pengawas
a. Kantor konsultan pengawas merupakan bangunan dengan
konstruksi rangka kayu, dinding papan multiplex dicat,
penutup atap asbes semen gelombang, lantai papan, diberi
pintu/jendela secukupnya, penghawaan/pencahayaan. Letak
kantor konsultan pengawas harus dekat dengan kantor
kontraktor tetapi terpisah dengan tegas.
b. Perlengkapan-perlengkapan kantor konsultan pengawas
yang harus disediakan :
 1 (satu) buah meja rapat ukuran 120 cm x 300 cm
VI-11
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

dengan 10 kursi.
 1 (satu) buah meja tulis ukuran 70 cm x 140 cm dengan
2 kursi.
 1 (satu) buah lemari ukuran 150 cm x 200 cm x 50 cm
dapat dikunci.
 1 (satu) buah whiteboard ukuran 120 cm x 240 cm.
 Berdekatan dengan kantor pengawas harus ditempatkan
ruang WC dengan bak air bersih secukupnya dan
dirawat kebersihannya
4.4. Pelayanan Pengujian
a. Penyedia Jasa harus menyediakan tempat kerja, bahan,
fasilitas, pekerja, pelayanan dan pekerjaan lainnya yang
diperlukan untuk pelaksanaan pengujian yang diperlukan.
Umumnya Penyedia Jasa di bawah perintah dan
pengawasan Direksi Teknis akan melakukan semua
pengujian sehubungan dengan pengendalian mutu bahan
baku, campuran dan bahan yang diproses untuk menjamin
bahwa bahan-bahan tersebut memenuhi mutu bahan,
kepadatan dari pemadatan.
b. Penyedia Jasa harus menyediakan pelayanan
pengujian dan/ atau fasilitas laboratorium sebagaimana
disyaratkan untuk memenuhi seluruh ketentuan
pengendalian mutu.
c. Dalam segala hal, Penyedia Jasa harus menggunakan
SNI, sebagai standar pengujian. Penyedia Jasa dapat
menggunakan standar lain yang relevan sebagai
pengganti SNI atas persetujuan Pengawas Kegiatan/
Direksi Pekerjaan.
d. Inspeksi dan pengujian akan dilaksanakan oleh
Pengawas Kegiatan/ Direksi Pekerjaan untuk memeriksa
pekerjaan yang telah selesai apakah telah memenuhi
mutu bahan, kepadatan dari pemadatan dan setiap
ketentuan lanjutan yang diperlukan selama
pelaksanaan pekerjaan.
e. Bahan dan pengerjaan yang tidak memenuhi ketentuan
yang disyaratkan harus dibongkar dan diganti dengan
bahan dan pengerjaan yang memenuhi Spesifikasi ini,
atau menurut Pengawas Kegiatan/ Direksi Pekerjaan harus
diperbaiki sedemikian hingga setelah diperbaiki akan
memenuhi semua ketentuan dalam kontrak.
4.5. Papan nama Kegiatan
a. Papan nama kegiatan dibuat dengan ukuran 1 x 2 m, dan
dipasang dilokasi kegiatan, 1 (satu) minggu setelah
Penyedia jasa menerima SPK selama kegiatan berlangsung.
b. Papan nama kegiatan dibuat dari papan dan tiang kayu
10x10 kayu kualitas I (dibuat sesuai petunjuk Pengawas
Kegiatan)
c. Atas biaya penyedia jasa, bila diharuskan oleh pihak
penguasa daerah setempat, Penyedia jasa boleh memasang
papan nama kegiatan sesuai normalisasi dari Pemerintah
Daerah setempat.
4.6. Titik Ikat Lapangan
Penyedia jasa diminta untuk membuat titik ikat lapangan yang
terbuat dari beton untuk memudahkan dalam pengukuran peil
pekerjaan. Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan diminta untuk

VI-12
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

mengawasi penurunan bangunan terhadap titik ikat bangunan


akibat terjadinya Settlement yang disyaratkan didalam
perencanaan dan melaporkan ke Pemimpin Kegiatan.
4.7. Pekerjaan Pembongkaran dan Perbaikan
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan meliputi pembongkaran, penggalian dan
perbaikan serta pembuatan bangunan-bangunan, jalan,
gorong-gorong, jembatan atau hal-hal lain yang merupakan
milik Instansi/ Negara dan milik perorangan yang terletak
pada lokasi pekerjaan. Pekerjaan Kontraktor menurut
petunjuk-petunjuk Direksi dan syarat-syarat teknis dan
instansi yang bersangkutan.
b. Pelaksanaan Pembongkaran dan Perbaikan
1) Kontraktor dalam melaksanakan pembongkaran atau
penggalian harus diusahakan tidak merusak bahan
yang masih bisa dipergunakan dan melindungi bagian
bangunan yang berhubungan dengan pekerjaan ini,
dan pelaksanaan harus sesuai dengan petunjuk Direksi.
2) Pelaksanaan pembongkaran dan perbaikan yang
menyangkut fasilitas umum harus disediakan,
dikerjakan dan pelaksanaan harus sesuai dengan
petunjuk Direksi.
3) Persyaratan teknis terhadap perbaikan dan pemindahan
bangunan yang dimaksud dan belum tercakup dalam
Spesifikasi akan ditentukan oleh Direksi berdasarkan
informasi dan instansi yang bersangkutan.
4) Pada tempat mana akan dibuat jalur galian pipa
terdapat pengerasan bangunan, maka sebelum
pengerasan tersebut berikut pondasinya harus
dibongkar harus mengajukan izin ke Direksi.
5) Setiap bangunan/ saluran, jalan atau lainnya yang
dibongkar akibat pekerjaan ini harus diperbaiki
kembali seperti keadaan semula sehingga memuaskan
Direksi.
6) Pagar dan tanaman atau pohon-pohon yang terkena
pekerjaan ini harus dipindahkan, disusun dan ditanam
kembali. Atau singkirkan sesuai petunjuk Direksi.
c. Bahan dan Bekas Bongkaran
1) Bahan yang masih dipergunakan seperti batu kali, batu
bata, paving dan lain-lain harus dibersihkan dan
disusun di lokasi pekerjaan atau diangkut ke tempat
penyimpanan sesuai petunjuk Direksi.
2) Bahan bekas bongkaran yang tidak dapat dipakai lagi
harus disingkirkan dan dibuang sesuai dengan
petunjuk Direksi.
3) Bahan bekas bongkaran milik pihak ketiga, sejauh
pemilik menghendakinya kembali diangkat ke tempat
yang akan ditentukan dekat tempat pekerjaan.
4) Segala biaya pekerjaan bongkaran, perbaikan,
pemindahan dan pengangkutan bahanbahan yang
dimaksud dalam pekerjaan ini menjadi beban
Kontraktor.
4.8. Penjagaan dan Penerangan
a. Penyedia jasa harus mengurus penjagaan di luar jam kerja
(siang dan malam) dalam kompleks pekerjaan termasuk
bangunan yang sedang dikerjakan, gudang dan lain-lain.
VI-13
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

b. Untuk kepentingan keamanan dan penjagaan perlu


diadakan penerangan/lampu pada tempat tertentu.
c. Penyedia jasa bertanggung jawab sepenuhnya atas bahan
dan alat-alat lain yang disimpan dalam gudang dan halaman
pekerjaan apabila terjadi kebakaran dan pencurian,
Penyedia jasa harus segera mendatangkan gantinya untuk
kelancaran pekerjaan.
d. Penyedia jasa harus menjaga jangan sampai terjadi
kebakaran atau sabotase ditempat pekerjaan, alat-alat
pemadam kebakaran atau alat bantu lain untuk keperluan
yang sama harus selalu berada ditempat pekerjaan.
e. Segala resiko dan kemungkinan kebakaran yang menimbul-
kan kerugian-kerugian dalam pelaksanaan pekerjaan dan
bahan-bahan material juga gudang dan lain-lain, sepe-
nuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia jasa.
4.9. Penyediaan Alat Pemadam Kebakaran
Selama pembangunan berlangsung, kontraktor wajib
menyediakan tabung alat pemadam kebakaran (fire extinguisher)
YAMATO lengkap dengan isinya dengan jumlah sekurang-
kurangnya minimal 4 (empat) tabung, masing-masing tabung
berkapasitas 15kg.
4.10. Drainase Tapak
a. Dengan mempertimbang keadaan topografi/kontur tanah
yang ada ditapak, kontraktor wajib membuat saluran
sementara yang berfungsi untuk membuang air yang ada.
b. Arah aliran ditujukan ke daerah/permukaan yang terendah
yang ada ditapak atau kesaluran yang sudah ada
dilingkungan daerah pembangunan.
c. Pembuatan saluran sementara harus sesuai dengan petunjuk
dan persetujuan konsultan pengawas.

4.11. Asuransi
a. Penyedia jasa diwajibkan mengasuransikan semua
pekerjaan yang berhubungan langsung dengan pekerjaan ini
antara lain: asuransi tenaga kerja (Astek) dll.
b. Penggunaan asuransi harus sepengetahuan Direksi
Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan dan Pemimpin Kegiatan.
c. Penggunaan asuransi dilakukan sebelum memulai
pekerjaan sampai selesai pekerjaan.
d. Persyaratan-persyaratan asuransi harus dipenuhi oleh
penyedia jasa dan wajib dilaksanakan.
4.12. Keselamatan Kerja
a. Bilamana terjadi kebakaran, Penyedia jasa harus segera
mengambil tindakan dan segera memberitahukan kepada
Pemimpin Kegiatan.
b. Penyedia jasa harus memenuhi/ mentaati peraturan-
peraturan tentang perawatan korban dan keluarganya.
c. Penyedia jasa harus menyediakan obat-obatan yang
tersusun menurut syarat-syarat Palang Merah dan setiap
kali sehabis digunakan harus dilengkapi lagi.
d. Penyedia jasa selain memberikan pertolongan kepada
pekerja juga selalu memberikan pertolongan kepada
pekerja pihak ketiga dan juga menyediakan air minum yang
memenuhi persyaratan kesehatan
e. Penyedia jasa diwajibkan mentaati undang-undang tenaga
VI-14
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

kerja dan segera mengurus ASTEK setelah SPK


diterbitkan.
4.13. Mobilisasi dan Demobilisasi
a. Mobilisasi Personil
1) Penyedia Jasa harus memobilisasi personil sesuai
dengan ketentuan sebagai berikut :
2) Mobilisasi personil dilakukan secara bertahap sesuai
dengan kebutuhan dengan persetujuan Pengawas
Kegiatan/ Direksi Pekerjaan. Untuk tenaga inti harus
mengacu pada daftar personel inti (key personel) yang
dilampirkan dalam berkas penawaran.
3) Mobilisasi Kepala Penyedia Jasa yang
memenuhi jaminan kualifikasi (sertifikasi) menurut
cakupan pekerjaannya.
4) Dalam pengadaan tenaga kerja dengan kemampuan
dan keahlian sesuai dengan yang diperlukan maka
prioritas harus diberikan kepada pekerja setempat.
b. Mobilisasi Peralatan
Penyedia Jasa harus memobilisasi peralatan sesuai dengan
ketentuan sebagai berikut :
1) Penggunaan alat berat dan pengoperasian
peralatan/kendaraan sudah mengikuti aturan
perizinan yang ditetapkan oleh Dinas Angkutan Lalu
lintas Jalan Raya, pihak Kepolisian dan Badan
Lingkungan
2) Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan
daftar peralatan yang tercantum dalam Penawaran,
dari suatu lokasi asal ke tempat pekerjaan di
mana peralatan tersebut akan digunakan menurut
Kontrak ini.
3) Bilamana setiap alat berat yang dianggap telah
selesai melaksanakan tugasnya dan tidak mungkin
digunakan lagi maka alat berat tersebut segera
dikembalikan.
4) Penyedia Jasa melaksanakan operasional dan
pemeliharaan kendaraan/peralatan harus dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan pabrik pembuatnya dan tidak
mencemari air dan tanah.

c. Mobilisasi Material
Penyedia jasa harus memobilisasi material sesuai dengan
ketentuan sebagai berikut:
1) Mobilisasi material sesuai dengan jadwal dan realisasi
pelaksanaan fisik.
2) Material yang akan didatangkan dari luar lokasi
pekerjaan harus terlebih dahulu diambil contohnya
untuk mendapatkan persetujuan dari Pengawas
Kegiatan/Direksi Pekerjaan dan atau diuji
keandalannya di laboratorium, apabila tidak
memenuhi syarat, harus segera diperintahkan untuk
diangkut ke luar lokasi proyek dalam waktu 3 x 24
jam.

d. Demobilisasi
Kegiatan Demobilisasi berupa pembongkaran tempat
kerja oleh Penyedia Jasa pada saat akhir kontrak
VI-15
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

termasuk pemindahan semua instalasi, peralatan dan


perlengkapan dari tanah milik Pemerintah dan
pengembalian kondisi tempat kerja menjadi kondisi
semula seperti sebelum pekerjaan dimulai.
4.14. Penyediaan Air dan Listrik
a. Air untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dengan
membuat sambungan dari PDAM atau disuplai dari luar.
b. Air harus bersih, bebas dari debu, lumpur, minyak dan
bahan-bahan kimia lainnya yang merusak. Penyediaan air
harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan
Direksi/Pengawas.
c. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan
diperoleh dari sambungan sementara PLN setempat selama
masa pembangunan, dengan daya sekurang-kurangnya
(minimum) 1.300 KVA. Penggunaan diesel untuk
pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk
penggunaan sementara atas persetujuan Direksi.
d. Daya listrik juga disediakan untuk suplai Kantor Direksi
lapangan/Direksi Keet.
e. Segala biaya atas pemakaian daya dan air diatas adalah
beban kontraktor.
4.15. Pekerjaan lain-lain
Sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan/Pengawas Kegiatan, jika
terdapat pekerjaan yang belum disyaratkan dalam pekerjaan
persiapan, maka Penyedia jasa wajib untuk melaksanakan atas
biaya Penyedia jasa.

PASAL 5 5.1. Pekerjaan pembersihan meliputi :


PEMBERSIHAN DAN a. Pembersihan Selama Pelaksanaan
PENEBANGAN POHON- 1) Penyedia Jasa harus melakukan pembersihan secara
POHON teratur untuk menjamin bahwa tempat kerja,
struktur, kantor sementara, tempat hunian dipelihara
bebas dari sisa bahan bangunan, debu, sampah dan
kotoran lainnya yang diakibatkan oleh operasi-operasi
di tempat kerja dan memelihara tempat kerja dalam
kondisi rapih dan bersih setiap saat.
2) Penyedia Jasa harus menjamin bahwa selokan
samping (sistem drainase) yang ada terpelihara dan
bebas dari kotoran, bahan yang lepas dan berada
dalam kondisi operasional pada setiap saat.
3) Penyedia Jasa harus menjamin bahwa tanaman/ pohon
dan rumput yang tumbuh pada sekitar bangunan yang
direncanakan atau yang baru dikerjakan tetap dijaga
dan dipelihara sedemikian rupa sehingga tidak
mengalami kerusakan.
4) Penyedia Jasa harus menyediakan drum di
lapangan (bak sampah) untuk menampung sisa
bahan bangunan, kotoran dan sampah sebelum
dibuang.
5) Bilamana dianggap perlu dibuatkan bak penampung
endapan dan saringan pada musim hujan.
6) Penyedia Jasa harus membuang sisa bahan
bangunan, kotoran dan sampah di tempat yang
telah ditentukan sesuai dengan Peraturan Pusat
maupun Daerah dan Undang-undang Pencemaran
VI-16
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

Lingkungan yang berlaku.


7) Penyedia Jasa tidak diperkenankan mengubur
sampah atau sisa bahan bangunan di lokasi proyek
tanpa persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
8) Penyedia Jasa tidak diperkenankan membuang
limbah berbahaya, seperti cairan kimia, minyak atau
thinner cat ke dalam saluran atau sanitasi yang ada.
9) Penyedia Jasa tidak diperkenankan membuang sisa
bahan bangunan ke dalam sungai atau saluran air.
10) Bilamana Penyedia Jasa menemukan bahwa
selokan yang ada atau bagian lain dari sistem
drainase yang dipakai untuk pembuangan setiap
jenis bahan selain dari pengaliran air permukaan,
baik oleh pekerja Penyedia Jasa maupun pihak lain,
maka Penyedia Jasa harus segera melaporkan
kejadian tersebut kepada Direksi Pekerjaan, dan
segera mengambil tindakan sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan/Pengawas
Lapangan untuk mencegah terjadinya pencemaran
lebih lanjut.
11) Semua pembabatan/penebangan pohon di kawasan
perencanaan untuk pembukaan lahan maupun
pelaksanaan pekerjaan harus seijin Direksi Pekerjaan
/Pengawas Lapangan.

b. Pembersihan Akhir
1) Pada saat penyelesaian pekerjaan, tempat kerja harus
ditinggal dalam keadaan bersih dan siap untuk dipakai
Pemilik. Penyedia Jasa juga harus mengembalikan
bagian-bagian dari tempat kerja yang tidak
diperuntukkan dalam Dokumen Kontrak ke kondisi
semula.
2) Pada saat pembersihan akhir, semua hasil pekerjaan
harus diperiksa ulang untuk mengetahui kerusakan
fisik yang mungkin ditemukan sebelum
pembersihan akhir
5.2. Penebangan Pohon-pohon
Pemborong tidak boleh membasmi, menebang atau merusak
pohon-pohon atau pagar, kecuali bila telah ditentukan lain atau
sebelumnya diberi tanda pada gambar-gambar yang menandakan
bahwa pohon-pohon dan pagar harus disingkirkan. Jika ada
sesuatu hal yang mengharuskan Pemborong untuk melakukan
penebangan, maka ia harus mendapat ijin dari Pemberi Tugas.

PASAL 6 6.1. Pengukuran Tapak Kembali


PENGUKURAN DAN a. Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan
PEMASANGAN penggambaran kembali lokasi pembangunan dengan
BOUPLANK dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian
tanah, letak pohon, letak batas-batas tanah dengan alat-alat
yang sudah ditera kebenarannya.
b. Ketidak cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan
keadaan yang sebenarnya harus segera dilaporkan kepada
Perencana untuk dimintakan keputusannya.
c. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan
dengan alat-alat waterpass/theodolite yang ketepatannya
VI-17
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

dapat dipertanggung jawabkan.


d. Kontraktor harus menyediakan Theodolith/waterpass
beserta petugas yang melayaninya untuk kepentingan
pemeriksaan Perencana selama pelaksanaan proyek.
e. Pengukuran sudut siku dengan prisma atau barang secara
azas Segitiga Phytagoras hanya diperkenankan untuk
bagian-bagian kecil yang disetujui oleh Perencana.
f. Segala pekerjaan pengukuran dan persiapan termasuk
tanggungan kontraktor.
6.2. Pengukuran dan Titik Peil (0,00) Bangunan
Pemborong harus mengadakan pengukuran yang tepat berkenaan
dengan letak/kedudukan bangunan terhadap titik patok/pedoman
yang telah ditentukan, siku bangunan maupun datar (waterpass)
dan tegak lurus bangunan harus ditentukan dengan memakai alat
waterpass instrument/theodolith.
Hal tersebut dilaksanakan untuk mendapatkan lantai, langit-
langit dan sebagainya dengan hasil yang baik dan siku.
Untuk mendapatkan titik peil harap disesuaikan dengan notasi-
notasi yang tercantum pada gambar rencana (Lay Out). Dan bila
terjadi penyimpangan atau tidak sesuainya antara kondisi
lapangan dan gambar Lay out, Pemborong harus melapor pada
Pengawas/Perencana.

6.3. Pemasangan Bouplank


a. Pemborong bertanggung jawab atas ketepatan serta
kebenaran persiapan bouplank/pengukuran pekerjaan sesuai
dengan referensi ketinggian yang diberikan Konsultan
Pengawas secara tertulis, serta bertanggung jawab atas
ketinggian, posisi, dimensi, serta kelurusan seluruh bagian
pekerjaan serta pengadaan peralatan, tenaga kerja yag
diperlukan.
b. Bilamana suatu waktu dalam proses pembangunan ternyata
ada kesalahan dalam hal tersebut diatas, maka hal tersebut
merupakan tanggung jawab Pemborong serta wajib
memperbaiki kesalahan tersebut dan akibat-akibatnya,
kecuali bila kesalahan tersebut disebabkan referensi tertulis
dari Direksi.
c. Pengecekan pengukuran atau lainnya oleh Konsultan
Pengawas atau wakilnya tidak menyebabkan tanggung
jawab Pemborong menjadi berkurang.
d. Bahan dan pelaksanaan
 Tiang bouplank menggunakan kayu ukuran 5/7
dipasang setiap jarak 2 m’, sedangkan papan bouplank
ukuran 2/20 diketam halus dan lurus bagian atasnya dan
dipasang datar (waterpass).
 Pemasangan bouplank harus sekeliling bangunan
dengan jarak 2 m’ dari As tepi bangunan dengan patok-
patok yang kuat, bouplank tidak boleh
dilepas/dibongkar dan harus tetap berdiri tegak pada
tempatnya sehingga dapat dimanfaatkan hingga
pekerjaan mencapai tahapan trasram tembok bawah.
 Bouwplank harus dipasang pada patok-patok yang
tertancap kuat kedalam tanah dan tidak dapat
digerakkan.

VI-18
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

 Titik-titik as bangunan harus di jaga kebenarannya agar


tidak berubah letaknya.
 Jika tidak terpaksa harus dipindah, pemindahan as-as
bangunan dalam bouwplank tidak dibenarkan.
Pemindahan titik-titik as bangunan harus sepengetahuan
Direksi Pekerjaan/Pengawas Kegiatan.

PASAL 7 7.1. Lingkup Pekerjaan.


PEKERJAAN TANAH Yang dimaksud dengan pekerjaan tanah disini adalah semua
kegiatan yang berkaitan dengan pematangan tanah, pengolahan
tanah yang ada kaitannya dengan struktur bangunan antara lain
pembersihan tanah, galian tanah, urugan tanah/perataan ataupun
pembuangan tanah. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah mulai
dengan mobilisasi alat, pengadaan tenaga, konstruksi penyangga
hingga pemompaan air tanah penggalian (dewaterring).
7.2. Persiapan Pekerjaan Tanah
Bagian ini meliputi pembersihan/peralatan lapangan,
pengecekan keadaan kontur, pengukuran didaerah-daerah
dimana pekerjaan pembangunan akan dilaksanakan, seperti yang
ditunjukan pada gambar-gambar dan sesuai dengan yang
ditunjukan oleh pengawas.
Penyedia jasa bertanggung jawab untuk :

a. Penelitian yang menyeluruh atas gambar-gambar dan


persyaratan-persyaratan kontrak ini dan kontrak lain yang
sehubungan dengan proyek ini, serta semua addendumnya.
b. Penelitian atas semua kondisi pekerjaan, memeriksa kondisi
lapangan, serta semua fasilitas yang ada.
c. Melakukan semua pengukuran lapangan sehubungan
dengan pekerjaan ini dan mendapatkan ketentuan atas
seluruh lingkup proyek seperti yang diisyaratkan pada
gambar-gambar dan persyaratan-persyaratan sebagaimanan
yang disetujui oleh pengawas.

Penyedia jasa bertanggung jawab penuh untuk kesimpulan yang


ditariknya dari informasi yang disampaikan kepadanya dan dari
pemeriksaan informasi tentang pekerjaan tanah yang
diperolehnya. Penyedia jasa diperbolehkan atas biaya sendiri
melakukan sendiri pemeriksaan tambahan bilamana
dianggapnya perlu untuk menentukan lebih lanjut kondisi dari
lapangan guna pembangunan yang dipersyaratkan disini.
Sebelum memulai sesuatu pekerjaan galian, penyedia jasa harus
yakin bahwa semua permukaan tanah yang ada maupun garis-
garis transisi yang tertera dalam gambar rencana adalah benar.
Jika penyedia jasa tidak merasa puas dengan ketelitian
permukaan tanah, penyedia jasa harus memberitahukan secara
tertulis kepada pengguna jasa, jika tidak maka tuntutan
mengenai ketidaksamaan permukaan tanah tidak akan
dipertimbangkan.
7.3. Pekerjaan Galian Tanah
a. Untuk memulai penggalian, Penyedia jasa harus mengukur
elevasi tanah asli dengan cara yang disetujui oleh Direksi
Pekerjaan/Pengawas Kegiatan. Direksi Pekerjaan/
Pengawas Kegiatan harus hadir dalam pengukuran tersebut
b. Galian tanah, baik kedalamannya ataupun lebarnya

VI-19
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

dilaksanakan sesuai dengan penampang galian yang


terlukis pada gambar rencana, pekerjaan lanjutan (tahapan
pekerjaan pondasi, pile cap, atau konstruksi lain diatasnya)
dapat dilaksanakan bila galian tersebut sudah mendapat
persetujuan dari Pengawas.
c. Pemborong harus menjaga sedemikian rupa agar lubang-
lubang galian tersebut tidak digenangi air yang berasal dari
hujan, parit, banjir, mata air atau lain-lain sebab dengan
jalan memompa, menimba, menyalurkan keparit-parit atau
lain-lain dan biaya untuk pekerjaan tersebut harus dianggap
telah termasuk dalam harga kontrak.
d. Dasar dari semua galian harus waterpass, bilamana pada
dasar setiap galian masih terdapat akar-akar tanaman atau
bagian-bagian gembur, maka ini harus digali keluar sedang
lubang-lubang tadi diisi kembali dengan pasir, disiram dan
dipadatkan sehingga mendapatkan kembali dasar yang
waterpass.
e. Terhadap kemungkinan adanya air didasar galian, baik
pada waktu penggalian maupun pada waktu pekerjaan
pondasi harus disediakan pompa air atau pompa lumpur
yang jika diperlukan dapat bekerja terus menerus, untuk
menghindari tergenangnya air pada dasar galian.
f. Kontraktor harus memperhatikan pengamanan terhadap
dinding tepi galian agar tidak longsor dengan memberikan
suatu dinding penahan atau penunjang sementara atau
lereng yang cukup.
g. Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian,
setelah mencapai jumlah tertentu harus segera disingkirkan
dari halaman pekerjaan pada setiap saat yang dianggap
perlu dan atas penunjuk Pengawas.
h. Bagian-bagian yang akan diurug kembali harus diurug
dengan tanah dan memenuhi syarat-syarat sebagai tanah
urug. Pelaksanaannya secara berlapis-lapis dengan
penimbrisan lubang-lubang galian yang terletak didalam
garis bangunan harus diisi kembali dengan pasir urugan
yang diratakan dan diairi serta dipadatkan sampai mencapai
95% kepadatan maksimum.
i. Pembuangan Material Hasil Galian
1) Pembuangan material hasil galian bangunan menjadi
tanggung jawab kontraktor.
2) Material dari hasil galian tersebut atas persetujuan
konsultan pengawas telah diseleksi bagian-bagian
yang dapat dimanfaatkan sebagai material timbunan
dan urugan. Sisanya harus dibuang ke luar site atau
tempat lain atas persetujuan konsultan pengawas.

PASAL 8 8.1. Lingkup Pekerjaan.


PEKERJAAN URUGAN Pekerjaan urugan ini dilaksanakan sebagai urugan peninggian
DAN PEMADATAN halaman dan bangunan maupun sebagai urugan lubang-lubang
pondasi. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pekerjaan
pemadatan untuk setiap layer urugan.
8.2. Persiapan Untuk Urugan
Pengurugan tidak boleh dilaksanakan sebelum pondasi atau
bagian pekerjaan lainnya yang akan ditutup/diurug atau
tersembunyi oleh tanah urugan diperiksa oleh Direksi/Pengawas.
Pada pekerjaan urugan/peninggian permukaan tanah asal jika
VI-20
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

ada ketidak sesuaian antara keadaan lapangan dan gambar


rencana Pemborong harus memberitahu secara tertulis kepada
Direksi/Pengawas,
Jika tidak maka tuntutan mengenai ketidak samaan permukaan
tanah tidak akan dipertimbangkan.
8.3. Bahan-bahan Urugan
a. Untuk bahan urugan peninggian tanah asal (site) pada
ketinggian tertentu diurug dengan tanah urug/padas yang
didatangkan dari luar lokasi.
b. Bahan-bahan urugan harus tidak mengandung lumpur dan
bahan organik, kadar lumpur tidak boleh terlalu tinggi dan
bahan urugan mudah untuk dipadatkan.
8.4. Urugan Tanah
a. Khusus untuk urugan peninggian tanah asal sebelum
dilaksanakan pengurugan awal, seluruh permukaan tanah
asal pada daerah yang akan diurug harus dibersihkan dari
kotoran-kotoran atau puing-puing dan harus dibuang keluar
lokasi.
b. Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur, kotoran,
sampah dan sebagainya.
c. Material-material bahan urugan yang terletak pada daerah
yang tidak memungkinkan untuk dipadatkan dengan alat-
alat berat, urugan dilakukan dengan ketebalan maksimal
15-20 cm material lepas dan dipadatkan dengan alat
pemadat (baby roller/stamper) atau dengan ijin
pengawas/direksi.
d. Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk
penggalian maupun pengurugan adalah +/- 10 mm terhadap
kerataan yang ditentukan.
e. Untuk mencapai kepadatan yang optimal, bahan ditest
dilaboratorium untuk mendapatkan nilai standart proctor.
Laboratorium yang memeriksa harus laboratoriumnya
resmi atau laboratorium yang ditunjuk oleh konsultan
pengawas.
Dengan bahan yang sama, material yang akan dipadatkan
harus ditest juga dilapangan dengan system “Field Density
Test” dengan hasil kepadatannya sebagai berikut :
1) Untuk lapisan yang dalamnya sampai 30 cm dari
permukaan rencana kepadatannya 95% dari sumber
proctor.
2) Untuk lapisan yang didalamnya lebih dari 30 cm dari
permukaan rencana kepadatannya 90% dari standart
proctor.
Hasil test dilapangan harus tertulis dan diketahui oleh
konsultan pengawas semua hasil-hasil pekerjaan diperiksa
kembali terhadap pokok-pokok referensi untuk mengetahui
sampai dimana kedudukan permukaan tanah tersebut.
Bagian permukaan tanah yang telah dinyatakan padat,
harus dipertahankan dan dijaga jangan sampai rusak, akibat
pengaruh luar dan tetap menjadi tanggungjawab kontraktor
s/d masa pemeliharaan.
f. Bahan urugan untuk pelaksanaan pengerasan harus disebar
dalam lapisan-lapisan yang rata dalam ketebalan yang tidak
melebihi 200 mm pada kedalaman gembur.
g. Standar Rujukan (AASHTO)
T 88 - 78 Analisa ukuran butir tanah
VI-21
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

T 89 - 68 Penetapan batas cair tanah


T 90 - 70 Penetapan batas plastis dan indeks plastis
tanah
T 99 - 74 Penetapan batas plastis dan indeks plastis
tanah
T 145 - 73 Klasifikasi dari tanah dan campuran tanah
dan agregat untuk keperluan konstruksi jalan
T 180 - 74 Hubungan antara kelembaban dan kepadatan
tanah menggunakan palu 2.5 kg dan 305 mm
tinggi jatuh
T 191 - 61 Kepadatan tanah di tempat dengan
menggunakan metoda kerucut pasir
T 193 - 72 “The California Bearing Ratio”
T 258 - 78 Penetapan tanah yang mengembang dan
tindakan perbaikannya.

8.5. Urugan Pasir


a. Urugan pasir dilakukan di semua bagian-bagian yang
sebagaimana ditunjukkan dalam gambar pelaksanaan.
b. Tebal urugan pasir disesuaikan dengan syarat-syarat
gambar pelaksanaan atau dalam gambar pelaksanaan
c. Urugan pasir dilakukan setelah permukaan tanah
dibawahnya rata (waterpass), ketebalan disesuaikan
sebagaimanan yang tercantum dalam gambar kerja. Pasir
urug yang digunakan harus bersih dari kotoran organic,
kandungan lumpur maksimal 10% pemadatan urugan pasir
untuk semua jenis pekerjaan dilakukan dengan alat
pemadat mekanis (stamper).
d. Pasir urugan yang digunakan harus bersih dan tidak
mengandung potongan-potongan bahan kertas yang
berukuran lebih dari 1,5 cm.
8.6. Pelaporan
a. Untuk setiap Urugan yang akan dibayar menurut ketentuan-
ketentuan Seksi dari Spesifikasi ini Penyedia jasa
diharuskan menyerahkan laporan di bawah ini kepada
Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan Teknik sebelum ijin
memulai pekerjaan disetujui :
1). Gambar detail penampang melintang yang
menunjukkan permukaan yang telah dipersiapkan
untuk penempatan urugan.
2). Hasil pengujian kepadatan yang membuktikan
pemadatan yang cukup dari permukaan yang disiapkan
dimana urugan ditempatkan.
b. Penyedia jasa harus menunjukkan contoh-contoh bahan
urugan kepada Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan
Teknik paling lambat 14 hari sebelum tanggal yang
diusulkan untuk penggunaan pertama kalinya sebagai
bahan urugan itu
1). Dua contoh masing-masing 50 kg dari material, satu
harus disimpan oleh Direksi Pekerjaan/ Pengawas
Kegiatan Teknik untuk rujukan selama masa Kontrak.
2). Pernyataan perihal komposisi dari material yang
diusulkan, bersama dengan hasil pengujian
laboratorium yang membuktikan sifat meterial tersebut
memenuhi persyaratan sesuai dengan poin e pasal ini.
VI-22
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

c. Penyedia jasa harus menyerahkan hal-hal berikut dalam


bentuk tertulis kepada Direksi Pekerjaan/ Pengawas
Kegiatan segera setelah selesainya satu bagian dari
pekerjaan, dan sebelum mendapat persetujuan dari Direksi
Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan Teknik, tidak
diperkenankan material lain di atas urugan terdahulu :
1). Hasil dari pengujian kepadatan
2). Hasil dari pengujian pengukuran permukaan/
kelerengan dan data survei yang memeriksa bahwa
toleransi permukaan yang ditentukan dipenuhi.
8.7. Perbaikan Urugan yang Tak memuaskan atau Tidak stabil
a. Urugan akhir yang tidak memenuhi penampang melintang
yang disyaratkan atau disetujui atau toleransi permukaan
yang disyaratkan harus diperbaiki dengan menggaru
permukaan dan membuang atau menambah material
sebagaimana diperlukan yang dilanjutkan dengan
pembentukan dan pemadatan kembali.
b. Urugan yang terlalu kering untuk pemadatan, dalam hal
kadar airnya kurang memenuhi persyaratan atau yang
seperti yang diperintahkan Direksi Pekerjaan/ Pengawas
Kegiatan Teknik, maka harus diperbaiki dengan mengganti
material, disusul dengan penyiraman air secukupnya dan
dicampur dengan menggunakan “motor grader” atau
peralatan lain yang disetujui.
c. Urugan yang terlalu basah untuk pemadatan, dimana kadar
airnya melampaui kadar air yang disyaratkan atau
sebagaimana diperintahkan Direksi Pekerjaan/ Pengawas
Kegiatan Teknik, harus diperbaiki ulang dengan mengganti
material, disusul dengan penggunaan motor grader
berulang-ulang atau oleh alat lainnya dengan selang waktu
istirahat ketika penanganan, dalam cuaca yang kering. Cara
lain, atau jika pengeringan tak dapat dicapai dengan cara
mengaduk atau membiarkan bahan gembur tersebut,
Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan Teknik dapat
memerintahkan untuk mengeluarkan bahan tersebut dari
pekerjaan dan menggantikannya dengan bahan kering yang
lebih cocok.
d. Urugan yang menjadi jenuh akibat hujan atau banjir atau
karena hal lainnya setelah dipadatkan dalam batasan
persyaratan ini biasanya tidak memerlukan pekerjaan
perbaikan asal sifat meterial dan kerataan permukaan masih
memanuhi persyaratan Spesfikasi ini.
e. Perbaikan dari urugan yang tidak memenuhi kepadatan atau
persyaratan sifat material dari spesifikasi ini harus seperti
yang diperintahkan Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan
Teknik dan dapat meliputi tambahan pemadatan,
penggaruan yang disusul dengan pengaturan kadar air dan
pemadatan kembali, atau pembuangan dan penggantian
material.

PASAL 9 9.1. Perbandingan dari berbagai adukan, menggunakan perbandingan


ADUKAN DAN jumlah isi yang ditakar dalam keadaan kering.
CAMPURAN 9.2. Kotak-kotak ukuran dibuat dengan ukuran yang sama dengan
dalam 50 cm. Volume kotak dibuat sesuai dengan volume 1 zak
PC (40 Kg), diselenggarakan atas petunjuk Direksi/Pengawas
Lapangan.
VI-23
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

9.3. Penggunaan adukan sesuai yang ditetapkan dalam gambar atau


tempat-tempat yang dianggap perlu oleh Direksi.

PASAL 10 10.1. Lingkup Pekerjaan


PEKERJAAN a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-
PASANGAN BATU bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam
KALI/BELAH terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang
terbaik.
b. Pekerjaan pasangan batu kali/belah ini meliputi seluruh
detail yang disebutkan/ ditunjukkan dalam gambar atau
sesuai petunjuk Direksi dan Pengawas Lapangan.
10.2. Persyaratan Bahan
a. Batu kali/belah harus keras, tidak mudah pecah, tidak lapuk
dan minimal memiliki 3 sisi bidang pecah serta tidak bulat.

Persyaratan bahan lainnya sesuai dengan persyaratan bahan


pekerjaan beton bertulang.
b. Adukan yang dipergunakan menggunakan campuran 1 PC :
5 Pasir (1:5) atau sesuai dengan gambar rencana.
10.3. Syarat Pelaksanaan
a. Yang termasuk dalam pekerjaan ini meliputi semua
pekerjaan yang menggunakan pasangan batu kali/belah
termasuk pasangan batu kosong/aanstamping.
b. Sebelum pelaksanaan pekerjaan pondasi, Kontraktor harus
mengadakan pengukuran-pengukuran untuk As-as pondasi
seperti pada gambar dan harus dimintakan persetujuan dari
Direksi dan Pengawas Lapangan.
c. Kontraktor wajib melaporkan kepada Direksi dan
Pengawas Lapangan bila ada perbedaan gambar-gambar
dari konstruksi dengan gambar-gambar arsitektur atau bila
ada hal-hal yang kurang jelas.
d. Pelaksanaan pasangan batu kosong/aanstamping harus
dalam keadaan lubang galian kering dan sudah diberi
urugan pasir minimal setebal 10 cm padat atau seperti yang
ditunjukan dalam gambar.
e. Pasangan batu kosong/aanstamping adalah pasangan batu
kali yang disusun berdiri tanpa perekat (campuran) setebal
20 cm, celah antara batu-batu diisi pasir dan disiram air
sehingga celah penuh terisi pasir dan kedudukan batu
cukup kokoh sebagai dudukan pondasi.
f. Pasangan batu kali tidak boleh berongga dalam
pemasangannya.Batu kali disusun satu persatu dengan
penyangga mortal.
g. Pelaksanaan pasangan batu kali juga harus memperhatian
gambar rencana yang terkait dan jika ada kelainan/ketidak
cocokan harus dikonsultasikan dengan Direksi/ Pengawas
Lapangan.
h. Bentuk pasangan batu kali harus sesuai dengan gambar
rencana.
i. Penggunaan campuran sesuai dengan yang tercantum
dalam gambar rencana.

PASAL 11 11.1. Lingkup Pekerjaan


PEKERJAAN BETON a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-
BERTULANG bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam
terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang
VI-24
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

terbaik.
b. Pekerjaan beton bertulang meliputi seluruh pekerjaan beton
bertulang seperti yang disebutkan/ditunjukkan dalam
gambar atau sesuai petunjuk Direksi dan Pengawas
Lapangan.
11.2. Persyaratan Umum
a. Konstruksi-konstruksi harus menggunakan peraturan
peraturan/normalisasi yang berlaku di Indonesia seperti
PBI’71/SKSNI – T15 – 1991-03, PMI, PKKI dan lain-lain.
b. Peraturan beton
1) Semua pekerjaan beton harus dipenuhi syarat-syarat
yang ada pada PBI ’71 / SKSNI – T15 – 1991-03.

2) Syarat-syarat bahan untuk semua pekerjaan beton PBI


‘71 NI-2 pasal 3.1 sampai 3.9 atau seperti yang tertera
dalam SKSNI – T15 – 1991-03.
3) Syarat pelaksanaan pekerjaan beton PBI ‘71 NI-2
bagian 3 bab 4,5,6 berlaku seluruh pasal.
4) Syarat-syarat pekerjaan tulangan PBI ‘71 NI-2 bab 5
pasal 5.3 sampai 5.8.
5) Perhitungan untuk pekerjaan beton bertulang
berdasarkan PBI ’71/SKSNI – T15 – 1991-03.
6) Perhitungan muatan pada bangunan (PMI).
7) Peraturan-peraturan/standart setempat yang biasa
dipakai.
8) Peraturan konstruksi kayu Indonesia 1961, NI-5
9) Peraturan semen portland Indonesaia 1972, NI-8
10) Peraturan pembangunan pemerintah daerah setempat.
11.3. Persyaratan Bahan
a. Semen portland
Harus memakai mutu yang terbaik dari satu jenis merk atas
persetujuan Direksi dan Pengawas Lapangan dan harus
memenuhi NI-8. Semen yang telah mengeras
sebagian/seluruhnya tidak dibenarkan untuk digunakan.
Penyimpanan semen portland harus diusahakan sedemikian
rupa sehingga bebas dari kelembaban, bebas dari air
dengan lantai terangkat dari tanah dan tumpukan sesuai
dengan syarat penumpukan semen.
b. Pasir beton
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang berisi dan bebas dari
bahan-bahan organis, lumpur dan sebagainya; dan harus
memenuhi komposisi butir serta kekerasan yang
dicantumkan dalam PBI 1971.
c. Batu ciping/split
Digunakan koral yang bersih, bermutu baik, tidak berpori
serta mempunyai gradasi kekerasan sesuai dengan syarat-
syarat PBI 1971. Penyimpanan/ penimbunan pasir koral
beton harus dipisahkan satu dari yang lain hingga kedua
bahan tersebut dijamin mendapatkan perbandingan adukan
beton yang tepat.
d. Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak
mengandung minyak, asam, alkali dan bahan-bahan
organis/bahan lain yang dapat merusak beton dan harus
memenuhi NI-3 Pasal 10.
e. Besi beton
VI-25
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

Besi beton menggunakan besi beton ulir dan besi beton


polos yang digunakan mutu U39 dan U24 yang terdiri dari
besi ulir D22, D19, D18, D16 dan D13, untuk besi beton
polos 10 mm dan  8 mm dengan penggunaan seperti
yang ditunjukkan dalam gambar rencana. Besi harus bersih
dari lapisan minyak/lemak dan bebas dari cacat seperti
serpih-serpih. Penampang besi harus bulat serta memenuhi
persyaratan NI-2 (PBI 1971). Bila dipandang perlu
kontraktor diwajibkan untuk memeriksa mutu beton
dilaboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas
biaya kontraktor.
11.4. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Cetakan begisting
1). Acuan harus dibuat dan direncanakan begitu rupa
sehingga beton dapat dengan baik ditempatkan dan
dipadatkan, tidak terjadi perubahan bentuk acuan
selama pembetonan dilaksanakan maupun terhadap
pengerasan beton.
2). Acuan harus juga cermat dalam kedudukan dan datar,
untuk jenis acuan-acuan tertentu, terlebih dahulu
Pemborong harus menyerahkan perencanaan gambar
acuan tersebut kepada Direksi, bila perlu harus
dilengkapi perhitungan dan detail-detail yang jelas.
Bilamana hal tersebut telah mendapatkan persetujuan
dari Direksi, rencana acuan tersebut dapat
dilaksanakan.
3). Sesuai dengan persyaratan betonnya acuan dapat
menggunakan papan-papan atau kayu lapis/multipleks
18mm dengan penguat dari balok 6/8, 5/7 atau
konstruksi form work yang lazim digunakan.
4). Perlu ditekankan bahwa tanggung jawab keamanan
konstruksi terletak pada Pemborong, Pemborong harus
meminta ijin Direksi dan Pengawas Lapangan
bilamana ia bermaksud akan membongkar pada
bagian-bagian konstruksi utama.
5). Cetakan halus
Khusus pembuatan begisting untuk permukaan beton
yang tidak perlu dilapisi plesteran (dinding graving
dock), maka dapat dibuat cetakan harus dengan syarat
sebagai berikut :
 Cetakan dapat digunakan secara berulang dengan
catatan hanya cetakan yang bermutu baik boleh
dipakai yang telah disetujui oleh
Direksi/Pengawas.
 Permukaan cetakan harus dibasahi dengan minyak
(form oil/mould release agent) yang bermaksud
untuk menghasilkan permukaan beton yang bersih,
halus dan bebas kotoran dan kemudahan pada saat
pembukaan/pembongkaran bidang-bidang
begisting.
 Segala cacat pada permukaan beton yang telah
dicor harus ditambal (diplester) sedemikian rupa
hingga sesuai warna/texture permukaan
disekatnya.
b. Pengujian

VI-26
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

Pengujian dilakukan sebagai berikut :


1). Sebelum melaksanakan pengecoran awal, Kontraktor
harus mengadakan mix design yang dapat
membuktikan bahwa mutu beton yang disyaratkan
dapat tercapai dari mix design tersebut, selanjutnya
oleh Direksi/Pengawas akan dihitung karakteristik dari
hasil percobaan tersebut yang selanjutnya akan
dipergunakan untuk menilai mutu beton selama
pelaksanaan sesuai dengan syarat-syarat PBI 1971
pasal 4.6 dan 4.7.
2). Pada pekerjaan beton struktural untuk waktu
permulaan pelaksanaan dibuat 1 (satu) benda uji untuk
setiap 3m3 beton dan dalam waktu sesingkat-
singkatnya harus segera terkumpul 20 benda uji,
sedang setelah berjalan lancar diperlukan 1 (satu)
benda uji pada setiap 5 m3 beton dengan minimum 1
benda uji untuk setiap harinya.
3). Apabila hasil pemeriksaan pada padal 4.07 PBI 1971
masih meragukan, maka pemeriksaan lanjutan
dilakukan dengan menggunakan hammer test atau
kalau perlu dengan Corl Drilling untuk meyakinkan
penilaian terhadap kualitas beton yang sudah ada
sesuai dengan pasal 4.8 PBI 1971.
4). Pembuatan dan pemeriksaan benda-benda uji harus
memenuhi ketentuan-ketentuan dari Pasal 4.9 PBI
1971 dan semua biaya yang timbul akibat pengujian
yang tercantum pada ayat ini adalah menjadi tanggung
jawab kontraktor.
5). Slump yang diijinkan untuk beton dalam keadaan mix
yang normal adalah 7,5-10 cm, pemakaian slump
harus teratur dan disesuaikan dengan kebutuhan,
misalnya untuk daerah-daerah yang pembesiannya
rapat dapat dipergunakan slump yang tinggi.
c. Pemberitahuan Tentang Pelaksanaan Pengecoran
Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada
bagian-bagian utama dari pekerjaan, Pemborong harus
memberitahukan Direksi/Pengawas untuk mendapat
persetujuan, hal ini dapat dilaksanakan dengan Berita Acara
Pengecoran. Jika hal ini tidak dilaksanakan dengan
semestinya atau persiapan pengecoran tidak disetujui oleh
Direksi/Pengawas, maka mungkin Pemborong
diperintahkan untuk menyingkirkan beton yang beru dicor
atas biaya pemborong.
Sebelum pengecoran dimulai, Pemborong harus sudah
menyiapkan seluruh stek-stek maupun anker-anker yang
diperlukan, pada kolom-kolom, balok-balok beton yang
akan dihubungkan degnan dinding dan kecuali dinyatakan
lain pada gambar-gambar, maka stek-stek dan anker-anker
dipasang setiap jarak 1,00m.
Beton yang mengeras, kotoran-kotoran dan bahan-bahan
lain harus dibuang dari dalam bekisting, mesin pengaduk
(beton molen) maupun alat-alat pembawa.
Penulangan harus dimatikan pada posisinya, diperiksa
sebelum pengecoran dilakukan, agar pemeriksaan dan
persetujuan dapat diberikan pada waktunya.
d. Kelas dan Mutu beton
VI-27
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

Kecuali dinyatakan lain, maka campuran dari beton harus


mencapai kekuatan tekan beton karakteristik yang
penggunaannya sebagai berikut :
1). Beton dengan mutu Bo untuk pekerjaan non struktural
seperti lantai kerja (work floor).
2). Beton dengan mutu K-275 untuk pekerjaan-pekerjaan
struktur seperti; sloof, kolom & balok dan mutu K-175
untuk pekerjaan beton praktis lainnya.
3). Setiap sambungan beton lama dan baru ditambahkan
bahan additive beton.
e. Pembesian
1) Semua besi beton yang digunakan harus memebuhi
syarat-syarat:
a). Peraturan Beton Indonesia (NI.2-1971).
b). Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan minyak-
minyak, karat dan tidak cacat (retak-retak,
mengelupas, luka dan sebagainya).
c). Dari jenis baja mutu U-24 untuk Diameter Kurang
dari 12 mm dan U-40 untuk lebih besar 12 mm
(ulir) bahan tersebut dalam segala hal harus
memenuhi ketentuan-ketentuan PBI-1971.
d). Mempunyai penampang yang sama rata.
e). Ukuran disesuaikan dengan gambar-gambar.
2) Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari
ketentuan-ketentuan diatas, harus mendapat
persetujuan perencana/konsultan pengawas.
3) Besi beton harus disuplay dari satu sumber
(manufacture) dan tidak diperkenankan untuk
mencampurkan bermacam-macam besi beton tersebut
untuk pekerjaan konstruksi. Setiap pengiriman ke site
harus disertakan Mil Certaificate.
4) Kontraktor bilamana diminta harus pengujian mutu
besi yang akan dipakai, sesuai dengan petunjuk
konsultan pengawas. Percobaan mutu besi beton juga
akan dilakukan setiap saat bilamana dipandang perlu
oleh konsultan pengawas.
5) Pemasangan besi beton dilakukan sesuai dengan
gambar-gambar atau mendapat persetujuan konsultan
pengawas. Hubungan antara besi beton dilakukan
sesuai dengan yang lain harus menggunakan kawat
beton, diikat teguh, tidak bergeser selama pengecoran
beton dan tidak menyentuh lantai kerja atau papan
acuan.Sebelum beton dicor besi beton harus bebas dari
minyak, kotoran cat, karet, kulit giling atau bahan-
bahan yang merusak. Semua besi beton harus dipasang
pada posisi yang tepat.
6) Besi beton yang tidak memenuhi syarat karena ukuran
maupun kwalitas tidak sesuai dengan spesifikasi
(RKS) diatas, harus segera dikeluarkan dari site
setelah penerimaan instruksi tertulis dari konsultan
pengawas dalam waktu 2x24 jam.
7) Membengkok dan meluruskan tulangan untuk beton
bertulang harus dilakukan dalam keadaan dingin.
Batang tulangan harus dipotong dan dibengkokkan
sesuai dengan gambar kerja. Bila tidak tercantum

VI-28
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

dalam gambar kerja, harus dimintakan persetujuan


direksi terlebih dahulu.
8) Tulangan harus bebas dari kotoran-kotoran dan karat,
serta bahan-bahan lain yang mengurangi daya rekat.
9) Tulangan harus dipasang sedemikian rupa hingga
sebelum dan selama pengecoran tidak berubah tempat.

10) Tulangan lengkung tidak boleh menempel pada papan


cetakan atau tumpuan lain. Untuk itu harus dibuat
beton tahu (beton decking) dengan tebal dan
pemasangan sesuai dengan PBI ’71 / SKSNI – T15 –
1991-03
11) Untuk mengatur jarak tulangan tarik dan tulangan
tekan pada pelat digunakan cakar ayam, yang
sebelumnya telah disetujui oleh Konsultan Pengawas /
Direksi.
12) Pertemuan dengan tulangan Plat / balok / kolom /
pondasi yang sudah dicor harus distek dengan
overlapping sesuai dengan PBI ‘71.
f. Cara pengadukan
1). Cara pengadukan harus menggunakan beton molen.
2). Takaran untuk semen portland, pasir dan koral harus
disetujui terlebih dahulu oleh Direksi/ Pengawas
Lapangan.
3). Selama pengadukan, kekentalan adukan beton harus
diawasi dengan jalan memeriksa slump pada setiap
campuran baru. Pengujian slump minimum 5 cm dan
maksimum 10 cm.
4). Apabila memakai beton ready mix, maka cara
pengadukannya mengikuti prosedur beton ready mix
dengan memperhatikan mutu beton yang akan dicapai.
g. Bahan – Bahan Penambah (Admixture)
1). Penggunaan admixture dapat digunakan setelah
diizinkan Pengawas Proyek. Dimana penggunaan
admixture diizinkan, maka bahan ini harus
ditambahkan pada beton dalam tempat pengadukannya
dengan mempergunakan alat pengukur otomatis, dan
petunjuk – petunjuk pabrik mengenai penggunaannya.
2). Istilah – istilah kimia, rumus – rumus dan jumlah
bahan – bahan yang aktif, ukuran yang harus dipakai
dan efek mengenai bertambahnya atau berkurangnya
penggunaan dosis bahan – bahan secara terus menerus
pada sifat – sifat fisik dan kimia beton basah dan yang
sudah mengeras dan akan diserahkan kepada
Pengawas Proyek untuk persetujuannya.
3). Pemborong harus menyediakan sampel – sampel dan
melaksanakan percobaan – percobaan tersebut
sebagaimana diperintahkan oleh Pengawas Proyek
sebelum izin penggunaan admixture diizinkan dipakai
pada pelaksanaan test menjadi tanggungan
Pemborong.
h. Pengecoran beton
1). Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan
persiapan dengan membersihkan dan menyiram
cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-
ukuran dan ketinggian, pemeriksaan penulangan dan
VI-29
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

penempatan penahan jarak.


2). Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas
persetujuan Direksi dan Pengawas Lapangan.
3). Pengecoran harus dilaksanakan sebaik mungkin
dengan menggunakan alat penggetar untuk menjamin
beton cukup padat dan harus dihindarkan terjadinya
cacat pada beton seperti keropos dan sarang-sarang
koral/split yang dapat memperlemah konstruksi.
4). Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan
diteruskan pada hari berikutnya maka tempat
perhentian tersebut harus disetujui oleh Pengawas
Lapangan.
i. Pemadatan beton
Sebelum pekerjaan beton dimulai, penulangan atau barang–
barang lain yang harus berada didalam beton, harus
dibersihkan dari semua macam kotoran. Semua cetakan
dan pengatur jarak harus diperiksa dengan teliti dan ruang
yang akan diisi beton harus betul – betul dibersihkan.
Pekerjaan pengecoran di bagian manapun dari pekerjaan
tidak boleh dimulai sebelum persiapan – persiapannya
disetujui dan izin pengecoran diberikan oleh Pengawas
Proyek. Pengecoran harus selalu diawasi langsung oleh
mandor atau (foreman) yang berpengalaman.
Pemborong harus memberitahukan kepada Pengawas
Proyek bila akan mengecor dengan mengajukan request
yang telah disetujui Pengawas Teknik. Beton harus dicor
sedemikian rupa sehingga dalam satu bagian pekerjaan,
permukaannya rata. Penempatan didalam lapisan – lapisan
horisontal tidak boleh melebihi tebal 40 cm (setelah
dipadatkan), kecuali ditentukan lain oleh Pengawas Proyek.
Pengecoran beton harus dilakukan terus menerus antara
tempat sambungan yang direncanakan atau disetujui tanpa
terhenti termasuk waktu makan. Jika dipakai corong –
corong untuk mengalirkan beton, maka kemiringan harus
sedemikian rupa sehingga tidak terjadi segregasi dan harus
disediakan selang – selang penyemprot atau pelat – pelat
peluncur agar tidak terjadi segregasi selama pengecoran.
Beton tidak boleh dijatuhkan bebas dari ketinggian lebih
dari 1,5 m. Kecepatan pengecoran harus sedemikian rupa
sehingga tebal beton tidak kurang dari 0,5 m per jam dan
tidak lebih dari 1,5 m, kecuali disetujui lain oleh Pengawas
Proyek. Semua beton harus dipadatkan dengan
mempergunakan vibrator yang digerakkan dengan tenaga
listrik (immersion type vibrator) yang baik type maupun
cara kerjanya disetujui oleh Pengawas Proyek. Vibrator
yang disediakan harus cukup jumlah, ukuran dan
kapasitasnya dan sesuai dengan banyaknya beton yang
akan dicor, ukuran – ukuran beton dan penulangan.
Vibrator ini harus dapat bekerja dengan baik didalam acuan
dan sekeliling penulangan dan barang – barang lain yang
diletakkan didalamnya tanpa harus memindahkan.
Penggetaran yang berlebihan (overvibration) yang
menyebabkan segregasi, permukaan yang keropos atau
kebocoran melalui acuan harus dihindarkan.
j. Siar Dilatasi
Beton harus dicor secara kontinu sampai pada siar dilatasi,
VI-30
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

letak dan pengaturannya ditunjukkan dalam gambar –


gambar atau seperti yang disetujui Pengawas Proyek.

Apabila siar dilatasi harus dibuat diluar yang ditunjukkan


oleh ganbar, karena kerusakan mesin pengaduk beton atau
keadaan yang tidak terduga, harus dibuat bulk-head
sedemikian sehingga arahnya tegak lurus arah tegangan –
tegangan utama. Apabila letaknya berdekatan dengan
tumpuan atau lokasi yang dianggap oleh Pengawas Proyek
tidak dikehendaki, maka pengecoran harus dihentikan dan
beton baru tersebut harus dibongkar sampai tempat yang
dianggap baik.
Posisi dan pengaturan siar-siar ini harus mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas, dimana:
 Siar dalam kolom sebaiknya ditempatkan sedekat
mungkin dengan bidang bawah dari balok tertinggi
 Siar dalam Balok dan Pelat ditempatkan pada tengah-
tengah bentang
 Siar Vertikal dalam dinding supaya dihindarkan
 Siar harus dibaut sekecil mungkin dan atas persetujuan
Konsultan Pengawas.
Permukaan Siar harus dibersihkan terlebih dahulu,
kemudian bubur semen (grout) yang tipis dilapiskan merata
keseluruh permukaan bahan yang dipakai untuk expantion
joint adalah heavyduty sealant dengan pelat hitam
berukuran 200mm x 2mm yang diletakkan sepanjang
delatasi dan dipasang sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
Apabila pengecoran harus dilanjutkan pada permukaan
beton yang sudah mengeras, maka permukaan beton
tersebut harus dikasarkan. Kemudian permukaan tersebut
harus dibersihakan dari bagian – bagian yang lepas dan
kotoran – kotoran lainnya disemprot dengan air semen atau
zat perekat (addition) dan beton baru dikerjakan, yang
harus dipadatkan dengan baik pada bidang pertemuan
tersebut. Sebelum pengecoran, permukaan beton lama
harus dilapis dengan adukan semen dengan kualitas yang
sama dengan adukan beton.
k. Pengeringan Beton
Beton harus dilindungi selama proses pengerasan dari
pengaruh panas matahari yang merusak, hujan dan air yang
mengalir atau angin yang kering.
Perlindungan harus segera diberikan setelah pengerasan
beton dengan cara sebagai berikut:
1) Permukaan beton harus ditutup dengan lapisan karung,
atau bahan sejenis atau lapisan pasir yang harus terus
menerus dibasahi selama 10 hari.
2) Setelah permukaan beton dibasahi seluruhnya, lalu
ditutup dengan lapisan air yang disetujui.
l. Curing dan Perlindungan Atas Beton
Beton harus dilindungi selama berlangsungnya proses
pengerasan terhadap sinar matahari, angin, hujan atau
aliran air dan pengrusakan secara mekanis atau
pengeringan sebelum waktunya.
Semua permukaan beton yang terbuka harus dijaga tetap
basah selama 4 hari dengan menyemprotkan air atau

VI-31
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

menggenangi dengan air pada permukaan beton tersebut.

Terutama pada pengecoran beton pada waktu cuaca panas,


curing dan perlindungan atas beton harus diperhatikan.
Kontraktor harus bertanggungjawab atas retaknya beton
karena kelalaian ini.
m. Alat-alat di Dalam Beton
Kontraktor tidak dibenarkan untuk membobok, membuat
lubang atau memotong konstruksi, beton yang sudah jadi
tanpa sepengetahuan dan seizin Konsultan Pengawas.
Ukuran dari pembuatan lubang, pemasangan alat-alat
didalam beton, pemasangan sparing dan sebagainya harus
menurut petunjuk Konsultan Pengawas.
n. Beton Kedap Air
Untuk pembuatan beton kedap air (sesuai dengan gambar-
gambar), maka Kontraktor terlebih dahulu harus meminta
persetujuan Konsultan Pengawas perihal bahan
waterproofing (additive) sebagai campuran dalam adukan
beton dan proporsi adukannya.
Kontraktor bertanggungjawab atas pekerjaan pembuatan
beton kedap air tersebut. Apabila dikemudian hari terdapat
bocor atau terjadi rembesan, maka Kontraktor harus
mengadakan perbaikan-perbaikan dengan biaya Kontraktor
sendiri.Prosedur perbaikan tersebut harus sesuai dengan
petunjuk dari Konsultan Pengawas sedemikian rupa
sehingga tidak merusak bagian-bagian lain yang sudah
selesai.
o. Pembongkaran Begisting (cetakan)
1). Pembongkaran harus dilakukan dengan cara
sedemikian rupa hingga menjamin seluruhnya
keamanan beton yang telah dicor. Bagian struktur
beton vertikal yaitu sisi balok kolom praktis, dapat
dibongkar bekistingnya setelah 72 jam dengan
persyaratan bahwa betonnya telah cukup mengeras
sehingga tidak ada kemungkinan cacat, setelah
mendapat ijin dari Direksi. Bagian struktur beton yang
disangga dengan batang penyangga tidak boleh
dibongkar begesting maupun tiang penyangganya
sebelum elemen struktur tersebut mencapai kekuatan
minimal untuk memikul berat sendiri berikut bahan-
bahan pelaksanaan di atasnya. Dalam keadaan apapun
bekisting tidak boleh dibongkar sebelum mencapai 14
(empat belas) hari pada beton yang memakai rawatan
begesting baru boleh dibongkar setelah rawatan
berakhir.
2). Selama proses pengerasan, beton tiap hari harus
disiram dengan cukup air, selama minimum 1 (satu)
minggu berturut-turut.
PASAL 12 12.1. Lingkup Pekerjaan
PEKERJAAN a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-
PASANGAN BATU TELA bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam
terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang
terbaik.
b. Pekerjaan pasangan batu tela ini meliputi seluruh detail
yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai
petunjuk Perencana/Pengawas Lapangan.
VI-32
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

12.2. Persyaratan Bahan


a. Semen portland harus memenuhi NI-8 (dipilih dari satu
produk untuk seluruh pekerjaan).
b. Batu tela harus berkualitas (tidak mudah pecah) serta
berukuran sama.
c. Pasir harus memenuhi NI-3 Pasal 14 ayat 2
d. Air harus memenuhi PVBI-1982 Pasal 9.
e. Penggunaan adukan :
 Adukan 1 PC :3 Ps, dipakai pasangan kedap
air/trasraam.
 Adukan 1 PC : 5 Ps, dipakai untuk seluruh pasangan
lainnya.
 Adukan 1 PC : 6 Ps, dipakai pasangan rollag batu bata.
12.3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Seluruh dinding kecuali dinyatakan lain dalam gambar
menggunakan pasangan setengah batu tela aduk campuran
1 PC :5 Pasir pasang. Untuk semua dinding lantai dasar
mulai dari permukaan sloof sampai ketinggian 30 cm diatas
permukaan lantai dasar, dinding didaerah basah setinggi
150 cm dari permukaan lantai, serta semua dinding yang
ada pada gambar yang menggunakan simbol aduk
trasram/kedap air digunakan adukan rapat air dengan
campuran 1 PC : 3 Pasir pasang serta untuk pasangan rolag
batu tela menggunakan adukan 1 PC : 6 Pasir pasang.
b. Batu tela yang digunakan dengan kualitas baik yang
disetujui Direksi dan Pengawas Lapangan, siku dan sama
ukurannya.
c. Sebelum digunakan batu tela harus direndam dalam bak air
atau drum hingga jenuh.
d. Setelah batu tela terpasang dengan baik, nad/siar harus
dikerok sedalam 1 cm dan dibersihkan dengan sapu lidi dan
kemudian disiram.
e. Pasangan dinding batu tela sebelum diplester harus
dibasahi dengan air terlebih dahulu dan siar-siar telah
dikerok serta dibersihkan.
f. Tidak diperkenankan memasang batu tela yang patah
melebihi dari 5%. Batu tela yang patah lebih dari 2 tidak
boleh dipergunakan.
g. Siar/spasi pasangan dibuat dengan tebal 2 cm untuk spasi
datar dan 1,5 CHI untuk spasi tegak kecuali jika ditentukan
lain.
h. Mortar untuk spasi datar dan tegak harus penuh dan padat.
Melakukan koordinasi lainnya yang belum dilaksanakan.
i. Rangka kayu/kusen harus dipasang terlebih dahulu untuk
dapat melanjutkan pekerjaan pasangan.
j. Rangka kayu/kusen, pemasangannya harus diperkuat
dengan angkur besi berbentuk L, yang ujungnya disekrup
kedalam kusen, sedangkan ujung bengkoknya ditanamkan
kedalam pasangan dinding/kolom praktis.
k. Panjang angkur terpasang tidak lebih dari 22,50 cm.
l. Tiap-tiap angkur dipasang dengan jarak 60 cm satu sama
lainnya.

m. Pekerjaan pemasangan pipa dan/atau alat-alat yang ditanam


di dalam dinding, maka harus dibuat pahatan dengan

VI-33
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

kedalaman yang cukup pada pasangan dinding sebelum


diplester. Pahatan tersebut setelah dipasangnya pipa/alat-
alat, harus ditutup dengan adukan plesteran yang
dilaksanakan secara sempurna, yang dikerjakan bersama-
sama dengan plesteran seluruh dinding.
n. Sesudah pasangan batu tela selesai dikerjakan, dan sudah
kering baru pekerjaan plesteran dimulai.
o. Tera/leveling
Lapisan bata harus ditera datar dan tegaknya agar didapat
kekuatan pasangan yang sama dan merata di setiap tempat.
12.4. Perlindungan dan Pembersihan
Sesuai jam kerja, seluruh lajur pasangan batu tela yang belum
selesai, harus ditutup (dilindungi) dengan kertas semen atau
dengan cara-cara lain yang disetujui oleh pengawas.
Bersihkan bagian-bagian yang terkena adukan dengan segera,
kemudian betikan perlindungan atau hindari pasangan dari
benturan-benturan keras selama sekurang-kurangnya 3 hari
setelah seluruh sebuah bidang kerja selesai terpasang.

PASAL 13 13.1. Lingkup Pekerjaan


PEKERJAAN a. Termasuk dalam pekerjaan plesteran ini adalah penyediaan
PLESTERAN DAN tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan termasuk alat-alat
ACIAN bantu dan alat angkut yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan plesteran, sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan
yang bermutu baik.
b. Pekerjaan plesteran ini dikerjakan pada permukaan dinding
bagian dalam dan luar serta seluruh detail yang
disebutkan/ditunjuk dalam gambar.
13.2. Persyaratan Bahan
a. Semen portland harus memenuhi NI-8 (dipilih dari satu
produk untuk seluruh pekerjaan).
b. Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2.
c. Air harus memenuhi NI-3 pasal 10.
d. Penggunaan adukan plesteran :
 Adukan 1 PC :2 Ps, dipakai untuk plesteran rapat air,
seluruh plesteran beton dan seluruh plesteran
sudut/skoning.
 Adukan 1 PC : 5 Ps, dipakai untuk seluruh plesteran
dinding lainnya
 Seluruh permukaan plesteran difinish acian dari bahan
PC.
13.3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Plesteran dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dari bahan
yang digunakan sesuai dengan petunjuk dan persetujuan
Direksi dan Pengawas Lapangan dan persyaratan tertulis
dalam uraian dan syarat pekerjaan ini.
b. Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan
bidang beton atau pasangan dinding batu tela telah disetujui
oleh Direksi dan Pengawas Lapangan sesuai uraian dan
syarat pekerjaan dalam buku ini.

c. Dalam melaksanaan pekerjaan ini, harus mengikuti semua


petunjuk dalam gambar arsitektur terutama pada gambar
detail dan gambar potongan mengenai ukuran

VI-34
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

tebal/tinggi/peil dan bentuk profilnya.


d. Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah
selesai pemasangan instalasi pipa listrik dan plumbing
untuk semua aduk plester.
e. Untuk beton, sebelum diplester permukaannya harus
dibersihkan dari sisa-sisa bekesting dan kemudian dikretek
(scrath) terlebih dahulu dan semua lubang-lubang bekas
pengikat bekesting atau form tie harus tertutup aduk
plester.
f. Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton
bertulang yang akan difinish dengan cat dipakai plesteran
halus (acian) diatas permukaan plesterannya.
g. Semua bidang yang akan menerima bahan finishing pada
permukaannya diberi alur-alur garis horizontal atau
dikretek (scrath) untuk memberi ikatan yang lebih baik
terhadap bahan finishing, kecuali untuk yang menerima cat.
h. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan
dinding/kolom yang dinyatakan dalam gambar, atau sesuai
peil-peil yang diminta gambar. Tebal plesteran minimum
1,5 cm.
i. Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai toleransi
lengkung atau cembung bidang tidak melebihi 5 mm untuk
setiap jarak 2 m. Jika melebihi, pemborong berkewajiban
memperbaikinya dengan biaya atas tanggungan
pemborong.
j. Untuk pengakhiran sudut plesteran/dinding, hendaknya
dibuat dengan sudut tumpul.
k. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan
berlangsung wajar tidak terlalu tiba-tiba, dengan
membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering
dan melindungi dari terik panas sinar matahari langsung
dengan bahan penutup yang bisa mencegah penguapan air
secara cepat.
l. Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang
tidak baik, plesteran harus dibongkar kembali dan
diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Direksi
dan Pengawas Lapangan dengan biaya atas tanggungan
pemborong. Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai
pemborong harus selalu menyiram dengan air, sampai
jenuh sekurang-kurangnya 2 kali setiap hari.
m. Selama pemasangan dinding batu tela/beton bertulang
belum finishing, pemborong wajib memelihara dan
menjaganya terhadap kerusakan-kerusakan dan pengotoran
bahan lain. Setiap kerusakan yang terjadi menjadi tanggung
jawab pemborong dan wajib diperbaiki.
n. Kecuali ditentukan lain, seluruh permukaan plesteran diberi
lapisan acian dari bahan PC.
o. Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan dilakukan
sebelum plesteran berumur lebih dari 2 (dua) minggu.

PASAL 14 14.1. Lingkup Pekerjaan


PEKERJAAN SUB- a. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga
LANTAI/RABAT BETON kerja, bahan-bahan, peralatan termasuk alat-alat bantu dan
alat angkut yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan
plesteran, sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang
VI-35
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

bermutu baik.
b. Pekerjaan sub lantai/rabat beton ini meliputi seluruh detail
yag disebutkan/ditunjukkan dalam gambar sebagai alas
lantai finishing dan untuk rabat beton finishing acian.
14.2. Persyaratan Bahan
a. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan
persyaratan PBI 1971 (NI-2), PVBB 1956 dan NI-8.
b. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih
dahulu harus diserahkan contoh-contohnya kepada Direksi
dan Pengawas Lapangan untuk disetujui.
14.3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Untuk pasangan yang langsung diatas tanah, tanah yang
akan dipasang beton cor harus dipadatkan untuk
mendapatkan permukaan yang rata dan padat sehingga
diperoleh daya dukung tanah yang maksimum. Pemadatan
dipergunakan alat timbris.
b. Pasir urug bawah lantai yang disyaratkan harus merupakan
permukaan yang keras, bersih dan bebas alkali, asam
maupun bahan organik lainnya yang dapat mengurangi
mutu pasangan.
c. Tebal lapisan pasir urug disyaratkan minimum 7 cm atau
sesuai dengan gambar, disiram air dan ditimbris sehingga
diperoleh kepadatan yang maksimal.
d. Diatas pasir urug dilakukan pekerjaan beton cor/rabat beton
setebal minimum 7 cm atau sesuai dengan yang
ditunjukkan dalam gambar detail dengan campuran 1 PC :
3 Ps : 5 Kricak

PASAL 15 15.1. Lingkup Pekerjaan


PEKERJAAN KERAMIK a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-
bahan, peralatan termasuk alat-alat bantu dan alat angkut
yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan plesteran,
sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.
b. Pekerjaan keramik ini meliputi lantai keramik, dinding
keramik dan seluruh detail yang disebutkan/ditunjuk dalam
gambar.
15.2. Persyaratan Bahan
a. Bahan keramik :
- Jenis :  Lantai ukuran 60x 60cm
menggunakan Granito,
 Lantai Keramik 30 x 30 cm untuk
trap tangga menggunakan
sekualitas (Roman,
Platinum)warna
 Lantai keramik 20x20 cm untuk
Km/Wc sekualitas (Roman,
Platinum) warna
 Dinding Keramik 20x25 cm untuk
Km/Wc sekualitas (Roman,
Platinum) warna
 Plint lantai menyesuaikan dengan
ukuran keramik lantai sesuai yang
ditunjukkan dalam gambar
- Bahan Perekat : Adukan spesi 1 PC : 3 Pasir Pasang
- Warna : Akan ditentukan kemudian

VI-36
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

b. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan


peraturan-peraturan ASTM, peraturan keramik Indonesia
(NI-19), PVBB 1970 dan PVBI 1982.
c. Semen Portland harus memenuhi NI-8, pasir dan air harus
memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PVBB
1970 (NI-3) dan PBI 1971 (NI-2) dan ASTM.
d. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih
dahulu harus diserahkan contohnya untuk mendapatkan
persetujuan dari Direksi/Pengawas Lapangan.
15.3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum dimulai pekerjaan, Kontraktor diwajibkan
membuat shop drawing mengenai pola keramik.
b. Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak
retak, cacat dan ternoda.
c. Adukan pasangan/pengikat dengan aduk campuran 1 PC :3
Pasir Pasang.
d. Bahan keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air
besih (tidak mengandung asam alkali) sampai jenuh.
e. Pola, arah dan awal pemasangan keramik harus
memperhatikan ukuran/letak dan semua peralatan yang
akan terpasang di dinding : panel listrik, stop kontak, saklar
dan lain-lain yang tertera didalam gambar.
f. Ketinggian peil tepi atas pola keramik disesuaikan dengan
gambar.
g. Awal pemasangan keramik pada dinding maupun lantai dan
kemana sisa ukuran harus ditentukan, harus dibicarakan
terlebih dahulu dengan Direksi dan Pengawas Lapangan
sebelum pekerjaan pemasangan dimulai.
h. Bidang dinding dan lantai keramik harus benar-benar rata,
garis-garis siar harus benar-benar lurus. Siar arah horizontal
maupun vertikal pada dinding dan lantai yang berbeda
ketinggian peil lantainya harus merupakan satu garis lurus.
i. Jarak antara unit-unit pemasangan keramik satu sama lain
(siar-siar) harus sama lebarnya, maksimum 3mm, yang
membentuk garis-garis sejajar dan lurus sama lebar dan
dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan harus
membentuk sudut siku yang saling berpotongan tegak lurus
sesamanya.
j. Setelah spesi pasangan mengering, siar antara (nat) harus
diisi penuh dengan adukan PC dan dikeruk halus hingga
menghasilkan permukaan nat yang sama dengan garis
tepian tegel
k. Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari
segala macam noda pada permukaan keramik, hingga
betul-betul bersih.

l. Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari


sentuhan/beban selama 3x24 jam dilindungi dari
kemungkinan cacat akibat pekerjaan lain.
m. Keramik plint terpasang siku terhadap lantai, dengan
memperhatikan siar-siarnya bertemu siku dengan siar lantai
dan dengan ketebalan siar yang sama pula.

PASAL 16 16.1. Lingkup Pekerjaan


PEKERJAAN KAYU Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
VI-37
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan


dalam gambar, dengan hasil yang baik dan rapi. Pekerjaan ini
meliputi :
a. Pekerjaan Kayu Kasar meliputi
pekerjaan lainnya seperti ditunjukkan dalam Gambar
Kerjadan pekerjaan kayu kasar pada umumnya
b. Pekerjaan Kayu Halus
 Meja display dan meja counter
 pekerjaan lainnya seperti ditunjukkan dalam Gambar
Kerja dan pekerjaan kayu halus pada umumnya.
16.2. Persyaratan Bahan
a. Jenis kayu yang dipakai :
1). Kayu besi kelas I dari jenisnya. Digunakan untuk
seluruh pekerjaan kayu terkecuali dinyatakan lain
dalam buku syarat-syarat teknis dan yang dinyatakan
dalam gambar.
2). Kayu matoa yang berkualitas baik dalam jenisnya.
Digunakan untuk pekerjaan papan bouplank dan
bekesting.
3). Kelembaban kayu disyaratkan 12%-14% sesuai
persyaratan dalam PPKI tahun 1961.
4). Dihindarkan adanya cacat-cacat kayu antara lain yang
berupa putih kayu, pecah-pecah, mata kayu, melintang
basah dan lapuk.
5). Semua kayu yang dipasang/dipakai ialah yang
disetujui oleh Direksi/ Pengawas Lapangan.
b. Alat Pengencang
Semua alat pengencang seperti paku, sekrup, baut, angkur
dan lainnya harus dari baja lapis galvanis dalam ukuran
sesuai petunjuk Gambar Kerja atau sesuai kebutuhan standar
yang berlaku.
c. Perekat
Semua lem dan perekat yang digunakan harus dari jenis
kedap air, seperti produk neoprene based/synthetic resin
based atau yang setara
16.3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Semua proses pemotongan dan pembuatan dikerjakan
dengan mesin, kecuali untuk detail tertentu atas persetujuan
Direksi dan Pengawas Lapangan.
b. Semua pengikat berupa paku, baut, kawat dan lainnya harus
digalvanisasikan sesuai dengan NI-5. Tidak diperkenankan
pengerjaan ditempat pemasangan.
c. Pengukuran keadaan lapangan diperlukan sebelum dimulai
pekerjaan untuk mendapatkan ketetapan pemasangan
dilapangan.
d. Rangka kayu yang akan dipasang bahan finishing harus
diperhalus, rata dan waterpass.
e. Hasil akhir dari pemasangan harus rata, lurus dan tidak
melampaui toleransi kerataan 0,5 cm untuk setiap 2m2.
f. Pekerjaan kayu halus
1). Semua ukuran yang tertera dalam gambar adalah
ukuran jadi (sudah diketam halus dan siap difinish).
Kontraktor wajib menyerahkan shop drawing dan
contoh jadi untuk bagian detail tertentu pada Direksi
dan Pengawas Lapangan.
2). Bahan kayu halus tidak diperkenankan dipasang
VI-38
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

dengan cara memaku atau cara lainnya yang disetujui


Direksi dan Pengawas Lapangan.
3). Permukaan kayu yang terlihat bekas pemakuan harus
diberi dempul atau sejenisnya yang telah disetujui
Direksi dan Pengawas Lapangan.
4). Hindari terlalu banyak pemakuan pada permukaan
kayu.
5). Permukaan kayu yang terlihat harus diketam halus
sedemikian rupa sehingga siap menerima finish.
6). Jika diperlukan bahan perekat, maka kontraktor harus
mengajukan terlebih dahulu baik kualitas maupun
jenisnya kepada Pengawas Lapangan untuk
mendapatkan persetujuan.
7). Semua pekerjaan kayu sebelum terpasang harus
mendapat persetujuan dari Direksi dan Pengawas
Lapangan. Jika ada yang tidak memenuhi syarat, maka
kontraktor harus mengganti atas tanggung jawabnya.
8). Setelah dipasang, kontraktor wajib memberikan
perlindungan terhadap benturan-benturan benda lain
dan kerusakan-kerusakan akibat kelalaian pekerjaan,
semua kerusakan yang timbul adalah tanggung jawab
kontraktor.
9). Kayu plint atau lainnya yang melekat langsung pada
dinding batu tela dan beton harus diberi lapisan menie
kayu minimal 2 lapis.

PASAL 17 17.1. Lingkup Pekerjaan


PEKERJAAN KUSEN a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
PINTU, JENDELA DAN termasuk alat-alat bantu dan alat bantu lainnya untuk
VENTILASI melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil
ALLUMINIUM pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu, kusen jendela
dan ventilasi seperti yang dinyatakan/ ditunjukkan dalam
gambar serta shop drawing dari Kontraktor.
17.2. Pengendalian Pekerjaan
Semua pekerjaan yang disebutkan dalam bab ini harus
dikerjakan menurut instruksi pabrik/produsen dan standar-
standar antara lain :
a. The Alumuniunl Association (AA)
b. Architectural Alumunium Manufactures Association
(AAMA)
c. America standar for testing materials (ASTM)

17.3. Persyaratan Bahan


a. Kusen dan Pelat Alumunium
Kusen dari bahan aluminium framing system, aluminium
extrusi sesuai SII extrusi 0695-82 atau Extrusi Standard
YKK, tidak terbuat dari bahan bekas, dari produk setara
ALEXINDO atau produk lain yang disetujui Direksi.
 Aluminium : 4 x 1,75 “, tebal 18 micron
 Nilai deformasi : diijinkan maksimal 2 mm
 Warna profil : warna coklat
1). Kadar campur
Architectural Billet 45 (AB45) atau setara dengan
karakteristik kekuatan sebagai berikut :

VI-39
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

 Ultimate Strength : 28.000 p.s.i


 Yang Strength : 22.000 p.s.i
 Shear Strength : 17.000 p.s.i
2). Anoldizing
Ketebalan lapisan diseluruh permukaan aluminium
adalah 18 Mikro dengan warna dark brown
 Hadware (perlengkapan)
Lihat bab perlengkapan pintu
 Acesories
Lihat bab perlengkapan pintu
3). Jaminan
Harus diberikan jaminan tertulis selama 5 (lima) tahun
dari type campuran (“alloy”) dan ketebalan “anolizing”
b. Sealant
“sealant” sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuatnya
digunakan untuk jendela Alumunium dan kaca yang
berhubungan langsung dengan udara luar.
c. Joint
Baker : Polyuretchane Foam tidak menyerap air, kepadatan
65 -95 kg/m3.
d. Neoprene
Jenis exlusion, tahan terhadap matahari oksidasi dangan
kekerasan 60 Durometer.
e. Angkur Tanam
Bagian yang berhubungan dengan Aluminium di beri
lapisan galvanished s/d 25 micron. Bagian lain diberi
lapisan anti karat, Zincchromete, tipe Alkyd
f. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian
syarat-syarat dan spesifikasi dari pihak pabrik pembuatnya.
g. Konstruksi kusen alluminium mengikuti spesifikasi teknis
yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya termasuk
accessories yang akan dipergunakan.
h. Seluruh bagian aluminium berwarna harus datang di tapak
dilengkapi dengan pelindung dan baru diperkenankan
dibuka sesudah mendapat persetujuan dari Direksi.
i. Untuk keseragaman warna, diisyaratkan sebelum proses
fabrikasi warna profil harus diseleksi secermat mungkin.
Kemudian pada waktu fabrikasi unit-unit jendela, pintu dan
lain-lain, profil harus diseleksi lagi warnanya sehingga
dalam setiap unit didapatkan warna yang sama.
Pemotongan profil aluminium menggunakan mesin potong,
mesin punch, drill sedemikian rupa sehingga diperoleh
hasil yang telah dirangkai untuk jendela bukaan dan pintu
mempunyai toleransi ukuran tinggi dan lebar 1 mm dan
untuk diagonal 2mm.
j. Accesories
Sekrup dari galvanized seel mutu Hotdeep kepala tertanam,
weather strip dari vinyl, pengikat alat penggantung yang
dihubungkan dengan aluminium harus ditutup caulking dan
sealant. Ankur untuk rangka/kusen aluminium terbuat dari
steel plate tebal minimal 2 mm, dengan lapisan zinc tidak
kurang dari 13 mikron sehingga tidak dapat bergeser
17.4. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Pengerjaan
1) Semua pekerjaan harus dilaksanakan oleh tukang-

VI-40
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

tukang terbaik dengan standar pengerjaan yang


disetujui pengawas
2) Pemasangan sambungan harus tepat tanpa cela
sedikitpun
3) Semua detail pertemuan harus runcing (adu manis),
halus dan rata, bersih dari goresan-goresan serta cacat-
cacat yang mempengaruhi permukaan Alumunium.
4) Pemasangan harus sesuai dengan gambar-gambar dan
pesyaratan dan persyaratan teknis ini.
5) Setiap sambungan dengan dinding atau beda yang
berlainan sifatnya harus diberi “sealant”
6) Tanda-tanda dan cacat akibat proses anoldizing, yaitu
“Rack” atau “Gripper” yang timbul dipermukaan
aluminium harus dihilangkan.
b. Toleransi Fabrikasi
1) Sudut/siku
Maksimal membuat penggesekan 3 mm terhadap titik
tangkap dari sisi horizontal / vertical sejauh 3 m
2) Gap/Celah
Sambungan : Maksimum 0,5 mm
3) Perbedaan tinggi
Perbedaan tinggi untuk sisi vertical dan horizontal
maksimum 1,5 mm (plus minus)
4) Pengelasan
Tidak terlihat pada bagian yang akan terlihat mata
langsung
5) Sealant
Tidak terlihat pada bagian yang akan terlihat mata
langsung.
c. Perlindungan
1) Semua alumunium harus dilindungi dengan “ Lacquer
Film” atau bahan yang lain yang disetujui pengawas
ketika dibawa kelapangan.
2) Pelindung tersebut harus dibuka pada bagian-bagian
tertentu dimana diperlukan, ketika alumunium akan
dikerjakan dan ditutup kembali setelah pekerjaan
selesai.
3) Kusen harus dilindungi dengan plastic tape atau (Zine
Chroritate primer permis Transparant) ketika
pengerjaan plester dilakssanakan. Bagian-bagian lain
dapat dilindungi dengan :“Lacquer Film” sampai
pekerjaan selesai.
4) Penggunaan permis palo permukaan yang akan
diberikan caulking atau sealant tidak diperkenankan
d. Weather Seal
Pemasangan kosen harus dilengkapi dengn weather seal
jenis polkyurenthene sealant dan backing strip dari busa
didalam dan diluar sebagai lapisan pengisi sebelum sealant
dipasang
17.5. Bahan Finishing
Treatment untuk permukaan kusen pintu, jendela dan ventilasi
diberi lapisan finishing dengan cat khusus untuk alluminium
sebanyak 2 kali.

PASAL 18 18.1. Ketentuan Umum


PEKERJAAN DAUN Sebelum pekerjaan pembuatan dan pemasangan daun pintu
VI-41
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

PINTU, JENDELA DAN dilakukan, maka :


VENTILASI 1). Pemborong wajib mengadakan pemeriksaan pengukuran di
lapangan agar ukuran daun pintu, jendela dan ventilasi
yang akan dipasang sesuai dengan keadaan di lapangan.
2). Pemborong harus mengajukan terlebih dahulu contoh-
contoh bahan yang akan digunakan dan membuatkan shop
drawing dan mock-up untuk mendapatkan persetujuan dari
Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas, konsultan perencana.
3). Bahan yang cacat tidak boleh digunakan. Bahan yang harus
dipasang harus sesuai contoh yang sudah disetujui Pemberi
Tugas, Pengawas dan Perencana
18.2. Lingkup Pekerjaan
a. Bagian ini mencakup ketentuan/syarat-syarat (pembayaran,
pengiriman, penyimpanan, pemasangan) untuk pekerja,
material, dan peralatan.
b. Meliputi penyediaan seluruh daun pintu, jendela dan
ventilasi sesuai yang ditunjukkan dalam gambar dan
spesifikasi ini, aksesori yang diperlukan untuk pemasangan
dan kelengkapannya, penyimpanan dan perawatan, serta
pembangunannya sesuai yang telah ditunjukkan dalam
gambar.
Bagian ini menjelaskan “Commercial Quality” pintu-pintu
kayu untuk pintu dan bukaan-bukaan yang berhubungan
dengan pekerjaan interior.Bagian yang terkait :
 Pekerjaan Pengecatan
 Pekerjaan Dinding Bata/Plesteran
 Pekerjaan Lantai
 Pekerjaan Alat Penggantung dan Pengunci
18.3. Persyaratan Bahan
a. Bahan rangka
Kecuali ditentukan lain dalam gambar, seluruh bahan
rangka menggunakan alluminium 4” setara Alexsindo
warna coklat dengan persyaratan sesuai dengan spesifikasi
yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya, dengan ukuran
disesuiakan dengan gambar rencana.
b. Bahan panel daun pintu terdiri dari :
 Panel pintu kaca dipergunakan kaca rayben tebal 5mm
dan panel pintu utama menggunakan kaca tempered
tebal 8mm.
 Panel pintu double teakwood dipergunakan teakwood
tebal 4 mm, tidak cacat pada sisi luarnya.
 Seluruh persyaratan kaca mengikuti persyaratan teknis
pada pasal pekerjaan kaca dalam RKS ini.
c. Bahan panel daun jendela terdiri dari :
 Jendela panel kaca dan jendela kaca mati menggunakan
kaca rayben tebal 5 mm.
 Ventilasi panel kaca dan ventilasi kaca mati
menggunakan kaca rayben tebal 5mm kecuali
bouvenlight untuk KM/WC menggunakan kaca
es/buram tebal 5 mm.
 Seluruh persyaratan kaca mengikuti persyaratan teknis
pada pasal pekerjaan kaca dalam RKS ini.
18.4. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor diwajibkan
untuk meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi
VI-42
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

dilapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk


mempelajari bentuk, pola, lay out/penempatan, cara
pemasangan, mekanisme dan detail-detail gambar.
b. Sebelum pemasangan, penimbunan bahan-bahan pintu
ditempat pekerjaan harus ditempatkan pada ruang/tempat
dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca
langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
c. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran
jadi.
d. Daun pintu panel kaca :
 Dibuat dengan sistim penyambungan sesuai dengan
yang dipersyaratkan oleh pabrik pembuatnya.
 Accesoris lain disesuaikan dengan kebutuhan
pelaksanaan seperti yang dipersyatkan oleh pabrik
pembuatnya.
 Untuk daun pintu panel kaca setelah dipasang harus
rata dan tidak bergelombang dan tidak melintir dan
tidak meninggalkan bekas-bekas penyambungan.
e. Daun pintu doubel teakwood :
 Daun pintu teakwood yang dipasang pada rangka
alluminum adalah dengan cara yang lazim digunakan
atas persetujuan Direksi/Pengawas Lapangan tanpa
meninggalkan bekas cacat pada permukaan yang
tampak.
 Pada bagian daun pintu teakwood harus dipasang rata,
tidak bergelombang dan merekat dengan sempurna.
 Permukaan teakwood tidak boleh didempul.
f. Daun jendela kaca :
 Dibuat dengan sistim penyambungan sesuai dengan
yang dipersyaratkan oleh pabrik pembuatnya.
 Accesoris lain disesuaikan dengan kebutuhan
pelaksanaan seperti yang dipersyaratkan oleh pabrik
pembuatnya.
 Untuk daun jendela kaca setelah dipasang harus rata dan
tidak bergelombang dan tidak melintir dan tidak
meninggalkan bekas-bekas penyambungan.

g. Daun ventilasi :
 Dibuat dengan sistim penyambungan sesuai dengan
yang dipersyaratkan oleh pabrik pembuatnya.
 Accesoris lain disesuaikan dengan kebutuhan
pelaksanaan seperti yang dipersyaratkan oleh pabrik
pembuatnya.
 Untuk daun ventilasi kaca setelah dipasang harus rata
dan tidak bergelombang dan tidak melintir dan tidak
meninggalkan bekas-bekas penyambungan.
18.5. Bahan Finishing
a. Daun pintu dan jendela kaca; permukaan rangka diberi
lapisan finishing seperti yang digunakan pada rangka kusen
alluminium.
b. Daun pintu teakwood; permukaan rangka daun pintu diberi
lapisan finishing seperti yang digunakan pada rangka kusen
alluminium sedangkan permukaan teakwood diberi lapisan
finishing politur sebanyak 3 kali.

VI-43
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

PASAL 19 19.1. Pekerjaan Kaca


PEKERJAAN KACA a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat
bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga
dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan
sempurna.
b. Pekerjaan kaca meliputi seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam detail gambar.
19.2. Persyaratan Bahan
a. Kaca adalah benda terbuat dari bahan glass yang pipih,
pada umumnya mempunyai ketebalan sama, mempunyai
sifat tembus cahaya, dapat diperoleh dari proses-proses
tarik, gilas dan pengambangan (float glass).
b. Toleransi lebar dan panjang
Ukuran lebar dan panjang tidak boleh melampaui toleransi
seperti yang ditentukan oleh pabrik.
c. Kesikuan
Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus
mempunyai sudut serta tepi potongan yang rata dan lurus,
toleransi kesikuan maksimum yang diperkenankan adalah
1,5 mm per meter.
d. Cacat-cacat
1). Cacat-cacat lembaran bening yang diperbolehkan
harus sesuai ketentuan dari pabrik.
2). Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung
(ruang-ruang yang berisi gelembung gas yang terdapat
dalam kaca).
3). Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah
pada kaca, baik sebagian atau seluruh tebal kaca).
4). Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud)
dan goresan (scratch).
5). Bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok).
6). Ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh
melampaui toleransi yang ditentukan oleh pabrik.
Untuk ketebalan 5 mm kira-kira 0,3 mm.
e. Bahan Kaca
1). Bahan kaca harus sesuai SII 0189/78 dan PBVI 1982.
2). Bahan kaca yang dipergunakan menggunakan kaca
rayben tebal 5 mm, kaca bening tebal 5 mm dan kaca
es/buram tebal 5mm serta kaca tempered tebal 12mm.
3). Kaca harus dalam keadaan rata dan tidak
bergelombang serta dapat menahan angin 122 Kg/m2
atau sesuai persyaratan pabrik (sesuai masing-masing
penggunaan kaca-nya )
4). Penggunaan jenis dan ketebalan masing-masing kaca
sesuai dengan yang ditunjukkan dalam detail gambar
rencana.
f. Semua bahan kaca sebelum dan sesudah terpasang harus
mendapat persetujuan Direksi dan Pengawas Lapangan.
g. Sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat
pemotongan, harus digurinda/dihaluskan.
19.3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk
gambar, uraian dan syarat pekerjaan dalam buku ini.
b. Pekerjaan ini memerlukan keahlian dan ketelitian.
c. Semua bahan yang telah terpasang harus disetujui oleh
Direksi dan Pengawas Lapangan.
VI-44
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

d. Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan


dan benturan, dan diberi tanda untuk mudah diketahui.
Tanda-tanda tidak boleh menggunakan kapur. Tanda-tanda
dibuat dari potongan kertas yang direkatkan dengan
menggunakan lem.
e. Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan
menggunakan alat-alat pemotongan kaca khusus.
f. Pemotongan harus disesuaikan ukuran rangka, minimal 10
mm masuk kedalam alur kaca pada kosen.
g. Pembersih akhir dari kaca harus menggunakan kain katun
yang lunak dengan menggunakan cairan pembersih kaca.
h. Hubungan kaca dengan kaca atau kaca dengan material lain
tanpa melakukan kosen, harus diisi dengan lem silikon
warna transparan cara pemasangan dan persiapan-persiapan
pemasangan harus mengikuti petunjuk yang dikeluarkan
pabrik.
i. Kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata,
tidak diperkenankan retak dan pecah pada sealant/tepinya,
bebas dari segala noda dan goresan.

PASAL 20 20.1. Lingkup Pekerjaan


PEKERJAAN ALAT a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-
PENGGANTUNG DAN bahan, perlengkapan daun pintu/jendela dan alat-alat bantu
PENGUNCI lainnya untuk melaksanakan pekerjaan hingga tercapainya
hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan
meliputi seluruh pemasangan pada daun pintu dan jendela
serta ventilasi seperti yang ditunjukkan/disyaratkan dalam
detail gambar.
20.2. Persyaratan Bahan
a. Semua ‘hardware’ yang digunakan harus sesuai dengan
ketentuan yang tercantum dalam buku spesifikai teknis.
Bila terjadi perubahan atau penggantian ‘hardware’ akibat
dari pemilihan merk, kontraktor wajib melaporkan hal
tersebut kepada Direksi dan Pengawas Lapangan untuk
mendapatkan persetujuan.
b. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal.
20.3. Perlengkapan Pintu dan Jendela
a. Perlengkapan kunci dan pegangan kunci
1). Untuk semua pintu dilengkapi dengan kunci 2x
putaran dengan kualitas baik dan handel pintu. Khusus
untuk pintu utama dipakai handle pintu yang agak
besar pada masing-masing daun pintu.
2). Untuk daun jendela kaca dipakai handle pengunci
3). Semua kunci-kunci terpasang dengan kuat pada rangka
daun pintu. Dipasang setinggi 90 cm dari lantai, atau
sesuai petunjuk Direksi dan Pengawas Lapangan.
b. Pekerjaan engsel
1). Untuk seluruh daun pintu menggunakan engsel pintu
type kupu-kupu dengan ring nylon ukuran 4” dipasang
sekurang-kurangnya 3 (tiga) buah untuk setiap daun
pintu dengan menggunakan sekrup kembang dengan
warna yang sama dengan warna engsel. Jumlah engsel
yang dipasang harus diperhitungkan beban berat daun
pintu, tiap engsel memikul maksimal 20 Kg.
2). Untuk jendela menggunakan engsel type kupu-kupu
VI-45
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

dengan ring nylon ukuran 3” dipasang sekurang-


kurangnya 2 (dua) buah untuk setiap daun jendela.
c. Pekerjaan Hak Angin/Kait Angin
1). Setiap daun jendela ungkit diberi 2 buah hak
angin/kait angin, dipasang pada bagian kanan dan kiri
atau sesuai petunjuk Direksi dan Pengawas Lapangan.
2). Hak angin/kait angin yang dipergunakan adalah hak
angin/kait angin biasa merk dalam negeri.
d. Pekerjaan grendel
1). Setiap daun pintu dan jendela ungkit diberi masing-
masing 1 buah grendel.
2). Untuk daun pintu menggunakan grendel besar, sedang
daun jendela menggunakan grendel kecil/pengunci
jendela.
e. Pekerjaan Door Closer
1). Khusus untuk pintu-pintu tertentu yang diharuskan
selalu tertutup, maka pada masing-masing daun pintu
dipasang 1 buah door closer.
2). Door clooser dipasang pada sisi bagian atas daun
pintu, yang berfungsi supaya daun pintu setelah dibuka
dapat menutup kembali dengan sendirinya.
3). Teknik dan cara pemasangan mengikuti spesifikasi
teknis yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya.
4). Penempatan dan pemasangan door clooser ini sesuai
dengan gambar atau atas petunjuk dari
Direksi/Konsultan Pengawas.
PASAL 21 21.1. Lingkup Pekerjaan
PEKERJAAN ATAP a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-
bahan, perlengkapan dan penutup atap dan alat-alat bantu
lainnya untuk melaksanakan pekerjaan hingga tercapainya
hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Pekerjaan atap ini meliputi rangka atap, penutup atap,
talang air dan lain sebagainya yang termasuk pekerjaan
atap seperti yang ditunjukkan/dinyatakan dalam detail
gambar.
21.2. Persyaratan Bahan
a. Rangka atap
Kecuali ditentukan lain dalam gambar rencana, rangka atap
menggunakan bahan baja konvensional dengan persyaratan
sesuai dalam Pasal Pekerjaan Baja dalam RKS ini.
Untuk rangka atap yang menggunakan bahan kayu,
meliputi :
 Kaso/usuk, kayu besi ukuran 5/7cm atau seperti yang
ditunjukkan dalam gambar rencana.
 Reng, kayu besi ukuran 2/3 cm atau seperti yang
ditunjukan dalam gamba rencana.
b. Penutup atap
Kecuali ditentukan lain dalam gambar, penutup atap terdiri
dari :
 Bahan penutup atap dipakai genteng metal zincalume
merk sekualitas/setara Multi Roof, Sakura Roof, Surya
Roof, Soka Abadi, KW 1, Type Classic.
 Genteng bubungan/krepus dari jenis yang sama dengan
penutup atap yang akan digunakan.
c. Listplank papan
Kecuali ditentukan lain dalam gambar, seluruh pekerjaan
VI-46
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

listplank papan menggunakan papan kayu besi 3/20cm


dengan persyaratan sesuai dalam Pasal Pekerjaan Kayu
d. Talang air
1). Talang air patahan atap
Rangka talang dari papan kayu besi 3/20 cm dengan
persyaratan sesuai dalam Pasal Pekerjaan Kayu dan
talang dari bahan seng plat dari jenis BJLStebal
0.30mm.
2). Talang air gantung/tritisan atap
Talang dari bahan PVC type U diameter 20cm, saluran
pembuang air dari pipa PVC diameter 4”.
21.3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Rangka Atap
1). Rangka atap baja konvensional
Untuk persyaratan pelaksanaan pekerjaan atap baja
konvensional, mengikuti persyaratan dalam Pasal
Pekerjaan Baja dalam RKS ini.
2). Untuk rangka dari bahan kayu
Seluruh persyaratan mengikuti persyaratan dalam
Pasal Pekerjaan Kayu dalam RKS ini.
Untuk pemasangan kaso/usuk 5/7cm dipasang pada
jarak 50cm antar kaso/usuk sedangkan jarak
pemasangan reng 2/3cm pada jarak 38,5cm kecuali
pada spesifikasi dari pabrik pembuat atap menentukan
lain, maka pemasangan kaso/usuk maupun reng
mengikuti spesifikasi dari pabrik pembuat atap.
b. Penutup Atap
1). Sebelum mendatangkan bahan ke lokasi pekerjaan,
Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan beserta
spesifikasinya kepada Direksi dan Pengawas
Lapangan untuk mendapatkan persetujuan.
2). Genteng dan genteng bubungan/nok harus dari type
yang sama, ukuran seragam, tidak ada lobang dan
cacat-cacat lainnya.
3). Genteng dan genteng bubungan/nok yang tidak lolos
seleksi harus dikeluarkan dari lokasi pekerjaan dalam
tempo 1x24 jam.
4). Pemasangan genteng dan genteng bubungan/nok
menurut konstruksi dan petunjuk pemasangan dari
pabrik pembuat atap yang dipakai atau atas petunjuk
dari Direksi/Pengawas Lapangan.
5). Setelah genteng terpasang, bidang permukaan harus
rata, lurus dan tidak ada bagian yang bergelombang
yang dapat mengakibatkan terjadinya kebocoran.
c. Listplank Papan
1). Papan kayu besi yang digunakan tebal 3 cm lebar 20
cm kualitas terbaik, kering, lurus/tidak melengkung
dan tidak retak-retak.
2). Bila diperlukan adanya penyambungan, maka harus
memakai sambungan model ekor burung dan diberi
lem kayu.
3). Permukaan yang tampang harus disekap halus, rata,
waterpass dan tidak bergelombang.
4). Sebelum dilakukan pemasangan, listplank harus diberi
lapisan meni sebanyak 3 lapis.
5). Listplank beri finishing dari cat kilap kayu sebanyak 3
VI-47
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

kali dan menghasilkan permukaan yang halus dan licin


serta mengkilap.
d. Talang Air
1). Rangka talang dibuat sedemikian rupa, sehingga
permukaannya membentuk bidang yang rata sehingga
pada saat diberi lapisan seng plat tidak bergelombang
yang dapat mengakibatkan kebocoran.
2). Untuk pemasangan lapisan seng plat menggunakan
paku sumbat sehingga air hujan tidak merembes lewat
lubang bekas paku.
3). Untuk talang datar dibuat arah kemiringan talang
untuk membuang air sehingga air tetap dapat mengalir
hingga tuntas/habis dan tidak ada yang tergenang yang
dapat mengakibatkan terjadinya kebocoran.
4). Untuk talang gantung pada tritisan atap dipasang
sedemikian rupa sehingga kokoh, kuat dan tidak
mudah goyang sehingga mampu menahan limbahan
air hujan. Pada bagian-bagian tertentu diberi lubang
pembuangan yang dihubungkan dengan menggunakan
pipa PVC diameter 4” yang dipasang pada sisi luar
dinding bangunan, dipasang dengan penguat klem
yang dipasang secara tertatur tiap jarak klemnya
sehingga tampak kuat dan rapi. Air buangan dari
talang dialirkan ke saluran pembuangan/got yang
terletak disisi luar bangunan.

PASAL 22 22.1. Lingkup Pekerjaan


PEKERJAAN LANGIT- a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-
LANGIT (PLAFOND) bahan, perlengkapan dan penutup atap dan alat-alat bantu
lainnya untuk melaksanakan pekerjaan hingga tercapainya
hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Pekerjaan langit-langit ini meliputi seluruh pemasangan
langit-langit (plafond) seperti yang ditunjukkan/dinyatakan
dalam detail gambar.
22.2. Persyaratan Bahan
a. Rangka plafond
Kecuali ditentukan lain dalam gambar, rangka langit-
langit/plafond terbuat dari bahan metal furing dengan
spesifikasi sesuai dengan yang dipersyaratkan oleh pabrik
pembuatnya.
 Rangka plafond memakai bahan yang terdiri dari besi
HOLLOW dengan ukuran 4x4x0,75cm untuk hanger
(Main Runner White) ukuran 3x4x0,75cm untuk rangka
pembagi (Cross Tee White) yang dilapisi dengan cat
besi.
 Kawat penggantung rangka Ø 3mm dilengkapi dengan
Suspension hanger Spring Adjusted
b. Penutup plafond
Kecuali ditentukan lain dalam gambar rencana, penutup
langit-langit (plafond) terbuat dari :
 Penutup Plafond menggunakan bahan papan Gypsum
merk setara Knauffdengan ketebalan 9mm.
 Sambungan antar papan gypsum (naat) diberi bahan
gypsum (cornice) yang kemudian diratakan sampai
halus sehingga berbentuk permukaan yang halus dan
VI-48
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

rata.
 Penutup plafond menggunakan bahan Calcyboard, tebal
minimal 4 mm untuk plafond teritisan keliling bangunan
dan untuk daerah basah (Km/Wc).
 Pada bagian tepi (antara plafond dan dinding) diberi list
tepi profil 8cm dari bahan gypsum untuk plafond
Gypsum, sedangkan untuk plafond Calcyboard list tepi
yang dipasang dari bahan kayu profil ukuran 5cm dan
difinish cat
22.3. Syarat Pelaksanaan
a. Rangka Langit-langit
1). Kecuali pada gambar rencana tertulis lain, rangka
langit-langit terbuat dari dari bahan metal furing
ukuran sesuai ketentuan yang dipersyaratkan oleh
pabrik pembuatnya.
2). Semua batang profil untuk rangka langit-langit telah
diseleksi dengan baik,lurus dan rata.
3). Seluruh rangka langit-langit digantung pada plat beton
dikaitkan pada plat besi yang dipaku ramset ke plat
beton/balok beton.
4). Setelah seluruh rangka langit-langit terpasang, seluruh
permukaan harus rata, lurus dan waterpass. Tidak ada
bagian yang bergelombang dan batang-batang rangka
harus saling tegak lurus.

b. Pemasangan Penutup Langit-Langit


1). Bahan penutup langit-langit terbuat dari gybsum board
tebal 9 mm dan calsyboard tebal 4mm, produksi dalam
negeri yang ada dipasaran dengan ukuran 60x120cm
atau ukuran lain, sesuai dengan detail gambar.
2). Bahan gybsum board dan calsyboard yang dipasang
adalah yang telah dipilih dengan baik, bentuk dan
ukuran tiap unit harus sama dan tidak cacat-cacat dan
telah mendapat persetujuan dari Direksi/ Pengawas
Lapangan.
3). Pemasangan dengan cara yang diperbolehkan oleh
pabrik pembuatnya dan sambungan antar unit-unit
harus merupakan garis-garis lurus yang beraturan dan
membentuk bidang permukaan yang rata.
4). Setelah terpasang, gybsum board dan calsyboard
terpasang harus lurus, waterpass atau tidak
bergelombang.
PASAL 23 23.1. Lingkup Pekerjaan
PEKERJAAN BAJA a. Yang termasuk pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga
PROFIL DAN BESI PIPA kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya
yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan.
b. Pekerjaan ini meliputi kontruksi baja konvensional (baja
profil) dan konstruksi pipa besi bulat seperti yang
dinyatakan/ditunjukan dalam gambar.
23.2. Persyaratan Bahan
a. Bahan besi pipa yang dipergunakan diameter 2” dan 1”
atau seperti yang tertera pada detail gambar.
b. Bahan baja yang dipergunakan jenis baja Canel serta baja
siku-siku sama kaki serta baja plat pendes digunakan
sebagai penguat sambungan. Ukuran baja mengikuti yang
tertera dalam gambar rencana untuk masing-masing
VI-49
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

pekerjaan.
c. Bahan baja yang dipergunakan untuk kerangka kuda-kuda,
baja jenis BJ-37  = 1600 kg/cm², ukurannya sesuai
dengan yang tertera pada detail gambar.
d. Sebagai kawat las dipakai setaraf produksi “KOBE” atau
“NIPPON STEEL”. Jenis kawat las yang akan digunakan
harus sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuat dan
Direksi/Pengawas.
e. Elektroda las harus diambil dari GRADE-A (Best Heave
Coated Type) batang-batang elektroda yang dipakai
diamternya lebih besar atau sama dengan 6mm (1/4 inch),
dan batang-batang elektroda harus dijaga agar selalu dalam
keadaan kering.
f. Baut-baut yang digunakan harus baut hitam ulir tak penuh
dengan tegangan baut dan tegangan las minimum adalah
1.400 kg/cm2 atau minimal sama dengan mutu baja yang
digunakan (A-325 ASTM).
g. Bahan-bahan yang digunakan untuk pekerjaan baja harus
diperoleh dari leveransir-leveransir yang dikenal dan
disetujui dan yang tidak ada karatnya, bagian-bagian dan
lembaran-lembarannya tidak bengkok atau cacad, dan telah
mendapat persetujuan dari Direksi dan Pengawas
Lapangan.
23.3. Pelaksanaan dan Sistim Pemasangan
a. Fabrikasi
1). Sebelum memulai dengan pemotongan,
penyambungan dan pemasangan, kontraktor harus
memberitahukan secara tertulis tentang tempat, sistim
pengerjaan dan pemasangan kepada Direksi/Pengawas
untuk mendapat persetujuan.
2). Kontraktor harus terlebih dahulu menunjukkan
kualitas pengelasan dan penghalusan untuk dijadikan
standart dalam pekerjaan tersebut.
3). Pekerjaan pengelasan konstruksi baja harus sesuai
dengan gambar rencana dan harus mengikuti prosedur
yang berlaku seperti AWC atau AISC Spesification.
4). Kecuali ditunjukkan sistim lain, maka dalam hal
menghubungkan propil-propil, plat-plat pengaku
digunakan las listrik dengan alat pembakar yang
standart dengan ketentuan sebagai berikut :
 Batang las (bahan untuk las) harus dibuat dari
bahan yang campurannya sama dengan bahan
yang akan disambung.
 Kekuatan sambungan dengan las (hasil
pengelasan) harus sama kuat dengan batang yang
disambung.
 Pemeriksaan kekuatan las harus dilakukan dengan
persetujuan pengawas bila dianggap perlu dan
dapat dilakukan di laboratorium.
 Kedudukan konstruksi baja yang segera akan di
las harus menjamin situasi yang paling aman bagi
pengelas dan kualitas hasil pengelasan yang
dilakukan.
 Pada pekerjaan las, maka sebelum mengadakan las
ulangan, baik bekas lapisan pertama, maupun
VI-50
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

bidang-bidang benda kerja harus dibersihkan dari


kerak (slag) dan kotoran lainnya.
 Pada pekerjaan, dimana akan terjadi banyak
lapisan las, maka lapisan yang terdahulu harus
dibersihkan dari kerak (slag) dan percikan-
percikan logam sebelum memulai dengan lapisan
as yang baru. Lapisan las yang berpori-berpori,
rusak atau retak harus dibuang sama sekali.
 Tempat pengelasan dan juga bidang konstruksi
yang dilas, harus terlindung dari hujan dan angin
kencang.
5). Lubang-lubang baut
Lubang baut untuk baut harus dilaksanakan dengan
bor. Lubang baut harus lebih besar 2 mm dari pada
diameter luar baut. Pembuatan lubang baut harus
dilaksanakan di pabrik dan harus dikerjakan dengan
alat bor.
6). Sambungan
Untuk sambungan komponen konstruksi baja yang
tidak dapat dihindarkan berlaku ketentuan sebagai
berikut :
 Hanya diperkenankan satu sambungan
 Semua penyambungan profil baja harus
dilaksanakan dengan las tumpul/full penetration
butt weld.
7). Pemasangan percobaan/Trial erection.
Bila dipandang perlu oleh Direksi/Pengawas,
Kontraktor wajib melaksanakan pemasangan
percobaan dari sebagian atau seluruh pekerjaan
kontruksi. Komponen yang tidak cocok atau yang
tidak sesuai dengan gambar dan spesifikasi dapat
ditolak oleh Direksi/ Pengawas dan pemasangan
percobaan tidak boleh dibongkar tanpa persetujuan
Direksi/Pengawas.
b. Pemasangan/Erection
Baja dipasangkan, kecuali ditentukan lain oleh
Direksi/Pengawas 28 hari setelah pengecoran.
1). Penguat sementara
 Baja harus dipasang mati setelah sebagian besar
struktur baja terpasang dan disetujui ketepatan
garis, vertikal dan horisontal.
 Kontraktor supaya menyediakan penunjang-
penunjang sementara (pembautan-pembautan)
bilamana diperlukan sampai pemasangan mati
sesuai keputusan Direksi/Pengawas.
2). Pembautan
 Ulir harus bebas setidak-tidaknya dua setengah
putaran dari muka mur dalam keadaan terpasang
mati.
 Kontraktor supaya menggunakan setidak-tidaknya
satu cincin pada setiap mur dan menyiapkan daftar
mur, baut dan cincin.
 Kontraktor supaya menggunakan cincin baja keras
untuk baut tegangan tinggi (HBS).
3). Adukan Pengisi (Grouting)
VI-51
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

Kontraktor supaya memasang adukan pengisi dibawah


plat-plat kolom dan lain-lain tempat sesuai dengan
gambar-gambar.
Penawaran harus sudah termasuk pekerjaan ini, bahan
grouting yang digunakan setaraf Tricosal VGM
Superfluid.
c. Pengecatan
1). Semua bahan kontruksi baja harus di cat.
2). Cat dasar adalah cat zink chromate buatan Danapaints
atau setara, dan pengecatan dilakukan satu kali di
pabrik dan satu kali dilapangan. Baja yang akan
ditanam didalam beton tidak boleh dicat.
3). Untuk lubang baut kekuatan tinggi/high strenghbolt
permukaan baja tidak boleh di cat.
4). Cat akhir adalah enamel paint buatan Danapaints atau
setaraf dan pengecatan dilakukan 2 kali dilapangan,
kecuali bila dinyatakan lain dalam gambar atau
spesifikasi arsitektur.
5). Dibagian bawah dari base plate dan/atau seperti yang
tertera pada gambar harus di grout dengan bahan
setara “Master Flow 713 Grout”, dengan tebal
minimum 2,5 cm. Cara pemakaian harus sesuai
dengan spesifikasi pabrik.
d. Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan
1). Bahan-bahan baja profil dihindarkan/dilindungi dari
hujan dan lain-lain.
2). Baja yang sudah terpasang dilindungi dari
kemungkinan cacat/rusak yang diakibatkan oleh
pekerjaan-pekerjaan lain.
3). Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk
memperbaikinya dengan tidak mengurangi mutu
pekerjaan. Seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung
jawab Kontraktor.

PASAL 24 24.1. Lingkup Pekerjaan


PEKERJAAN a. Persiapan permukaan yang akan dicat, untuk pengecatan
PENGECATAN ulang permukaan discrat/digosok lalu dibersihkan dari sisa-
sisa kotoran.
b. Pengecatan permukaan dengan bahan-bahan yang telah
ditentukan.
c. Pengecatan semua permukaan dan area yang ada dalam
gambar yang tidak disebutkan secara khusus, dengan warna
dan bahan yang sesuai dengan petunjuk Perencana.
24.2. Standar Pengerjaan (Mock Up)
a. Sebelum pengecatan dimulai, pemborong harus melakukan
pengecatan pada satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat
yang diperlukan. Bidang-bidang tersebut akan dijadikan
contoh pilihan warna, texture, material dan cara pengerjaan.
Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai mockup ini akan
ditentukan oleh Direksi dan Pengawas Lapangan.
b. Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh
Direksi dan Pengawas Lapangan dan perencana, bidang-
bidang ini akan dipakai sebagai standar minimal
keseluruhan pekerjaan pengecatan.
24.3. Contoh dan Bahan
a. Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap
VI-52
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

warna dan jenis cat pada bidang transparan ukuran 30x30


cm². Dan pada bidang-bidang tersebut harus dicantumkan
dengan jelas warna, formula cat, jumlah lapisan dan jenis
lapisan (dari cat dasar s/d lapisan akhir).
b. Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan kepada
Direksi/ Pengawas Lapangan. Jika contoh-contoh tersebut
telah disetujui secara tertulis oleh Direksi dan Pengawas
Lapangan, barulah kontraktor melanjutkan dengan
pembuatan mock up.
c. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi dan
Pengawas Lapangan, untuk kemudian diserahkan kepada
Pemberi Tugas, minimal 5 galon tiap warna dan jenis cat
yang dipakai. Kaleng-kaleng cat tersebut harus tertutup
rapat dan mencantumkan dengan jelas identitas cat yang
ada didalamnya. Cat ini akan dipakai sebagai cadangan
untuk perawatan oleh Pemberi Tugas.
24.4. Pekerjaan Cat Dinding
a. Yang termasuk pekerjaan cat dinding adalah pengecatan
seluruh permukaan plesteran bangunan dan/atau bagian-
bagian yang lain ditentukan gambar.
b. Untuk semua dinding dalam bangunan digunakan cat jenis
setara/sekualitas Catylac, Kemtone dan Dulux , dengan
lapisan dasar wall sealer, warna ditentukan kemudian.
c. Untuk semua dinding luar bangunan digunakan cat jenis
Weathershield setara/sekualitas Mowilex, Kemtone dan
Dulux, dengan lapisan dasar wall sealer, warna ditentukan
kemudian dan sebagai dinding depan menggunakan lapisan
komposit panel
d. Wall sealer yang digunakan adalahwall sealer tembok.
e. Sebelum dinding diplamur, plesteran sudah harus betul-
betul kering, tidak ada retak-retak dan pemborong meminta
persetujuan kepada Direksi dan Pengawas Lapangan.
f. Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan menggunakan pisau
plamur dari plat baja tipis dan lapisan plamur dibuat setipis
mungkin sampai membentuk bidang yang rata.
g. Sesudah 7 (tujuh) hari plamur terpasang, kemudian
dibersihkan sampai betul-betul bersih. Selanjutnya dinding
dicat dengan menggunakan roller.
h. Lapisan pengecatan dinding dilakukan sebanyak 3x (tiga
kali) dengan kekentalan cat sebagai berikut :
* Lapisan I encer (tambahan 20 % air)
* Lapisan II kental
* Lapisan III encer
i. Untuk warna-warna yang sejenis, kontraktor diharuskan
menggunakan kaleng-kaleng dengan nomor pencampuran
(batch number) yang sama.
j. Setelah pengerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan
bidang yang utuh, rata, licin, tidak ada bagian yang belang
dan bidang dinding dijaga terhadap pengotoran-pengotoran.
24.5. Pekerjaan Cat Langit-langit (Plafond)
a. Yang termasuk pekerjaan cat langit-langit adalah langit-
langit qybsum dan langit-langit calsyboard atau bagian lain
yang ditentukan gambar.
b. Cat yang digunakan cat tembok, warna ditentukan Direksi
dan Pengawas Lapangan setelah melakukan percobaan
pengecatan.
VI-53
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

c. Selanjutnya semua metode/prosedur sama dengan


pengecatan dinding dalam pasal ini.
24.6. Pekerjaan Cat Kayu
a. Yang termasuk dalam pekerjaan cat kayu adalah listplank
kayu dan/atau bagian pekerjaan kayu lainnya.
b. Cat yang digunakan adalah cat kilat kayu jenis Syntetic
Enamel, warna ditentukan Direksi dan Pengawas
Lapangan setelah melakukan percobaan pengecatan.
c. Bidang yang akan dicat diberi menie kayu warna merah 2
(dua) lapis, kemudian diplamur dengan plamur kayu
sampai lubang-lubang/pori-pori terisi campuran.
d. Setelah 7 (tujuh) hari, bidang plamur diamplas halus dan
dibersihkan dari debu kemudian dicat sekurang-kurangnya
3 (tiga) kali dengan menggunakan kuas.

e. Setelah pengecatan selesai, bidang cat yang terbentuk utuh,


rata, tidak ada bintik-bintik atau gelembung udara dan
bidang cat dijaga terhadap pengotoran.
24.7. Pekerjaan Menie Kayu
a. Yang termasuk pekerjaan ini adalah adalah pengecatan
seluruh permukaan yang akan dicat kayu.
b. Menie yang digunakan adalah menie kayu merk patna
warna merah.
c. Semua kayu hanya boleh dimenie ditapak proyek dan
mendapat persetujuan dari Direksi dan Pengawas
Lapangan.
d. Sebelum pekerjaan menie dilakukan, bidang kayu kasar
harus diamplas kayu kasar dan dilanjutkan dengan amplas
kayu halus sampai permukaan bidang licin dan rata.
e. Pekerjaan menie dilakukan dengan menggunakan kuas,
dilakukan 2 lapis, sedemikian rupa sehingga bidang kayu
tertutup sempurna dengan lapisan menie.
24.8. Pekerjaan Cat Besi
a. Yang termasuk dalam pekerjaan cat besi adalah pengecatan
permukaan konstruksi baja konvensional dan/atau bagian
pekerjaan besi lainnya atas petunjuk perencana.
b. Cat yang digunakan adalah cat kilat besi jenis Syntetic
Enamel, warna ditentukan Direksi dan Pengawas
Lapangan setelah melakukan percobaan pengecatan.
c. Bidang yang akan dicat diberi menie besi warna hijau 2
(dua) lapis, kemudian amplas halus dengan amplas besi
untuk mendapatkan bidang yang halus dan rata sehingga
bidang siap untuk diberi finishing cat besi.
d. Sebelum dilakukan pengecatan, seluruh permukaan bidang
yang akan dicat dibersihkan dari debu kemudian dicat
sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali dengan menggunakan
kuas atau cat semprot.
e. Setelah pengecatan selesai, bidang cat yang terbentuk utuh,
rata, tidak ada bintik-bintik atau gelembung udara dan
bidang cat dijaga terhadap pengotoran.
24.9. Pekerjaan Menie Besi
a. Menie yang digunakan adalah menie besi warna hijau
b. Semua besi/baja hanya boleh dimenie ditapak proyek dan
mendapat persetujuan dari Direksi dan Pengawas
Lapangan.
c. Pekerjaan menie dilakukan dengan menggunakan kuas,
VI-54
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

dilakukan lapis demi lapis, sedemikian rupa sehingga


bidang besi/baja tertutup sempurna dengan lapisan menie.

PASAL 25 25.1. Teknik Instalasi


PEKERJAAN INSTALASI a. Instalasi kabel
LISTRIK 1). Umum
Semua kabel yang digunakan untuk instalasi listrik
harus memenuhi persyaratan SII dan SPLN.
2). Splice/percabangan
Tidak diperkenankan adanya ‘splice’ ataupun
sambungan dalam pipa/saluran cabang maupun feeder
utama kecuali pada outlet atau kotak-kotak
penghubung yang dapat dicapai.
Sambungan pada kabel sirkuit cabang harus dibuat
secara mekanis dan harus teguh secara listrik dengan
cara-cara ‘solderless connector’.
Dalam penyambungan dengan sistem soldered atau
compresion harus betul-betul tertutup rapat dan tidak
boleh ada kebocoran serta dijamin tidak akan lepas
bila ada getaran.
3). Bahan isolasi
Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-
lain seperti karet, PVC, asbes, glass, tape sintesis,
resin, splice case compostion dan lain-lain harus dari
type yang direkomendasi/ disetujui untuk penggunaan,
lokasi, tegangan kerja, kondisi sekelilingnya dan lain-
lain, oleh instalasi yang berwenang (PLN), perwakilan
pemerintah setempat dan manufacture.
4). Penyambungan kabel
* Semua penyambungan kabel harus dilakukan
dalam kotak penyambungan yang khusus
digunakan untuk itu.
* Penyambungan kabel tembaga harus
mempergunakan penyambungan-penyambungan
tembaga yang dilapisi timah putih dengan kuat.
* Penyambungan yang berisolasi dengan pipa PVC
yang khusus untuk listrik.
* Bila kabel dipasang tegak lurus dipermukaan yang
terbuka, maka harus dilindungi dengan pipa baja
tebal 3mm setinggi maksimal 2,5m.
5). Saluran penghantar dalam bangunan
* Setiap aluran kabel dalam bangunan dipergunakan
pipa GS plain conduit dengan diameter minimum
3/4 inch. Setiap percabangan harus menggunakan
junction box yang sesuai dan sambungan yang
lebih dari satu harus menggunakan terminal strip
didalam junction box.
* Ujung pipa yang masuk ke dalam panel dan
junction box harus dilengkapi dengan ‘socket/lock
nut’ sehingga pipa tidak mudah tercabut dari
panel. Jumlah pipa keluar dari panel harus
dilebihkan 20% dari jumlah sirkuit yang keluar
dari panel bersangkutan sebagai line cadangan
(blind pipe).
b. Instalasi saklar dan stop kontak
1). Saklar-saklar dari type rocker mekanisme dengan
VI-55
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

rating 10 A, 250 V pada umumnya dipasang inbow


atau sesuai dengan gambar. Letak saklar 150 cm dari
lantai atau disesuaikan dengan gambar dan dipasang
dalam kotak sambung yang diperuntukkan untuk itu,
type pemasangan harus dipilih dari type cakar (claw).
2). Stop kontak adalah type yang memakai terminal
pentanahan (earthing contact) dengan rating 10 A/16
A, 250 V ( 1 fase) dan 25 A/23 A, 500 V (3 fase). Stop
kontak harus dipasang rata dengan permukaan dinding
dengan ketinggian 150 cm dari permukaan lantai atau
disebut lain dalam gambar.
+ 25.2. Lampu Penerangan dan Kotak Kontak
a. Konstruksi
1). Lampu dan armatur
Lampu dan armaturnya harus sesuai dengan yang
dimaksudkan, seperti yang dilukiskan dalam gambar-
gambar elektrikal.
Semua armatur lampu yang terbuat dari metal harus
mempunyai terminal penatanahan (grounding).
Adapun jenis-jenis lampu yang dipakai meliputi :
- Lampu Flourescent (TL)
Semua lampu floourescent dan lampu discharge
lainnya harus dikompensasi dengan “power factor
correction capasitor” yang cukup untuk mencapai
p.f. 85%-95%.
Kapasitor harus dipasang paralel dan dilengkapi
dengan sikring kecil untuk menghindarkan bahaya
kebocoran kapasitor.
Kabel-kabel dalam box harus diberikan saluran
atau klem-klem tersendiri sehingga tidak
menempel pada ballast atau kapasitor. Box terbuat
dari pelat baja tebal minimum 0,7 mm dicat dasar
tahan karat, kemudian cat akhir dengan cat oven
warna putih.
Ballast harus mempunyai dudukan yang kuat
dalam box lampu, tetapi mudah dibuka untuk
diperiksa atau diangkat.
Yang harus dipergunakan adalah single lamp
ballast (satu ballast untuk satu tabung lampu
flourescent) dan harus dari satu merk setaraf
dengan Phillips, May & Christine, National, Atco
atau Schwabe.
Tabung flourescent harus dari merk Philips type
TL’D’ atau lampu TL merk lain yang setara,
dengan warna cahaya daylight.
Lampu TL harus sudah lengkap dengan
kap/reflector dibuat dari pelat baja. Jenis lampu
TL yang dipergunakan antara lain :
TL 2 x 36 Watt, RM 300, 2 x 36ML,
TL 1 x 36 Watt BLCD 36 CN dan
1 x 18 Watt. TKO
- Lampu Pijar/Down Light, dll yang sejenis
dipergunakan jenis lampu Essencial ukuran 20
watt hingga 40 watt kecuali ditentukan lain dalam
gambar maka penggunaannya sesuai gambar
rencana.
VI-56
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

Untuk pemakaian lampu ini dipergunakan merk


Philips dilengkapi dengan viting untuk tiap-tiap
lampu. Ukuran lampu serta jenis viting yang
dipergunakan (in bauw atau out bauw) mengikuti
gambar rencana.
- Sistem pemasangan menggunakan sistem INBOW
2). Kotak Kontak Biasa (KKB)
Kotak kontak biasa yang dipakai adalah kotak kontak
satu fasa. Semua kotak kontak harus memiliki terminal
fasa, netral dan pentanahan. Kotak kontak harus dari
satu type, untuk pemasangan rata dinding, dengan
rating 250 volts, 10 Amp.
3). Saklar dinding
Saklar biasa harus dari satu type untuk pemasangan
rata dinding, type rocker, mempunyai rating 250 volts
10 Amp. dari jenis single gang atau double gangs atau
multiple gangs (grid switches). Merk yang boleh
dipakai setaraf dengan MK, Clipsal, Berker, Crabtree
atau setara.
4). Kotak untuk saklar dan kotak kontak
Kotak harus dari bahan baja dengan kedalaman
minimal 35 mm. Kotak dari metal harus mempunyai
terminal pentanahan. Saklar atau kotak kontak
terpasang pada kotak (box) dengan menggunakan
baut. Pemasangan dengan cakar yang mengembang
tidak diperbolehkan.
5). Kabel instalasi
Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan
instalasi kotak kontak harus kabel inti tembaga dengan
insulasi PVC, satu inti atau lebih (NYA atau NYY).
Kabel harus mempunyai penampang minimum 2,5
mm². Kode warna insulasi kabel harus mengikuti
ketentuan dalam PUIL sebagai berikut :
- Fasa - 1 : merah
- Fasa - 2 : kuning
- Fasa - 3 : hitam
- Netral : biru
- Tanah (ground) : hijau dan kuning
25.3. Pemasangan
a. Pemasangan Saklar dan “Receptacles” Dinding
Kecuali tercatat atau dipersyaratkan lain, tinggi
pemasangan kotak saklar dinding, harus 150 cm dan untuk
kotak saklar dinding harus 30 cm dari permukaan lantai.
Dimana ada lebih dari lima saklar dinding atau
‘receptacles’ ditunjuk pada tempat yang sama, maka dua
deret kotak kontak tunggal, ganda atau “multigangs” sesuai
dengan kebutuhan harus dipasang satu diatas yang lain, dan
titik tengah deretan-deretan tersebut harus berada 1,45 M
diatas permukaan lantai.
Kotak kontak outlet dekat pintu atau jendela harus dipasang
 20 cm dari pinggir kusen pada sisi kunci seperti
ditunjukkan dalam gambar-gambar arsitektur, kecuali
ditunjukkan lain oleh Pengawas.
b. Pemasangan Lampu-lampu
1). Semua fixture penerangan dan perlengkapan-
perlengkapan harus dipasang oleh tukang-tukang yang
VI-57
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

berpengalaman dengan cara yang harus dsetujui


Pengawas seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
2). Pada daerah yang tidak memakai ceiling pemasangan
lampu menempel pada kanal yang dipasang lengkap
penggantungnya.
3). Pada waktu diselesaikan pemasangan “fixture”
penerangan, mereka harus siap untuk bekerja dengan
baik dan berada dalam kondisi sempurna serta bebas
dari semua cacat/kekurangan.
4). Pada waktu pemeriksaan akhir semua “fixtures” dan
perlengkapannya harus siap menyala.
5). Semua fixtures dan perlengkapan harus bersih, bebas
dari debu, plaster dan lain-lain.
25.4. Pemeriksaan dan Pengujian
Pemeriksaan dan pengujian seluruh instalasi seluruh instalasi
sistem penerangan dan kotak kontak diselenggarakan setelah
seluruh pekerjaan selesai.
Pemeriksaan dan pengujian tersebut terdiri dari :
 Pemeriksaan secara visual (apprearence inspection)
terhadap kelengkapan peralatan apakah sudah sesuai dengan
yang dimaksud.
 Pemeriksaan fungsi kerja dan kekuatan mekanis dari
peralatan.
 Pengujian sambungan-sambungan.
 Pengujian tahanan insulasi.
 Pengujian pentanahan.
 Pengujian pemberian tegangan.
Paling lambat 2 (dua) minggu sebelum pengujian
dilaksanakan, Pemborong harus sudah mengajukan jadwal
dan prosedur pengujian kepada Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan.
Pengujian harus disaksikan oleh Pengawas. Pemborong
harus membuat catatan (record) mengenai hasil pengujian,
dan 2 copy diserahkan kepada Pengawas.
Seluruh pengujian diselenggarakan oleh Pemborong, dan
segala biaya untuk itu ditanggung oleh Pemborong.
25.5. Pipa Instalasi Pelindung Kabel
Pipa instalasi pelindung kabel yang dipakai adalah steel plain
conduit khusus untuk instalasi listrik. Pipa, elbow, sochet,
junction box dan accecories lainnya yaitu pipa flexibel harus
dipasang untuk melindungi kabel antara Junction box dan
armatur lampu. Semua instalasi kabel yang ada harus berada
dalam pipa pelindung.

PASAL 26 26.1. Lingkup Pekerjaan


PEKERJAAN INSTALASI a. Ketentuan Umum
SISTEM PLUMBING Pekerjaan mekanikal yang dimaksud adalah pemasangan
DAN SANITARY instalasi air, udara dan perlengkapannya yang meliputi
penyediaan dan pemasangan :
1) Instalasi air bersih
a) Penyediaan air diperoleh dari Roof Tank dan
Ground tank yang ada, kemudian dipompakan ke
saluran sanitary.
b) Seluruh pemipaan sesuai gambar dan seluruh
distribusi air bersih ini dilengkapi dengan valve
(control, gate, check valve dan lain-lain) sesuai
VI-58
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

dengan standar yang disyaratkan.


2) Instalasi air bekas, air kotor, pipa udara dan air hujan :
a) Air kotor, WC, dan air bekas dari floor drain
disalurkan ke Septictank dan Sumur Resapan serta
Saluran Kota.
b) Jaringan pembuangan air di dalam gedung
dilengkapi dengan pipa udara (vent).
c) Seluruh instalasi plumbing dan drainase harus
dilaksanakan sesuai gambar perencanaan dan per-
syaratan/peraturan yang berlaku baik secara teknis,
perijinan maupun administrasi.
3) Perlengkapan sanitasi (Sanitasi Fixtures)
Merk dan Type dari perlengkapan ini agar mengikuti
ketentuan yang telah ditetapkan
a) Kloset : Monoblok ex TOTO CW 914 J
b) Wastafel : ex TOTO
c) Urinoir : ex TOTO
d) Kran : setara Crom 5js 1703
e) Floor Drain : ex TOTO
4) Pipa Induk
a) Semua pipa baik pipa air bersih maupun air kotor
masuk ke Shaft yang disediakan, perletakan pipa-
pipa disesuaikan dengan kondisi Shaft sehingga
memudahkan pemasangan dan perbaikan bila ada
perubahan.
b) Pipa-pipa di dalam Shaft, harus diberi penguat,
support dan access door untuk maintenance.
c) Penggantung pipa harus terpasang kuat pada
Jaringan Instalasi Air Bersih, Air Buangan, Pipa
Udara dan Pipa Talang Datar.
d) Pipa pada Floor Clean Out, Water Closet, Floor
Drain dan Perlengkapan Sanitari harus dipasang
penggantung yang kuat.
b. Pengendalian
1) Pemborong diharuskan :
a) Mengirimkan contoh bahan yang akan digunakan,
komplit.
b) Menyerahkan brosur dan gambar detail peralatan
yang akan digunakan sebelum dilakukan
pemasangan untuk disetujui Direksi Lapangan/
Konsultan Pengawas.
c) Menyediakan peralatan yang baik untuk
pelaksanaan seperti water pas, water pump, pipe
cutter dan lain-lain.
2) Apabila ternyata Direksi meragukan kualitas bahan
atau alat tertentu, maka bahan tersebut akan dikirim ke
Laboratorium Penyelidikan Mutu Barang atas biaya
Pemborong, dan/atau bila ternyata kualitas bahan/alat
tersebut tidak sesuai dengan yang disyaratkan maka
bahan/alat dimaksud harus segera diganti.
3) Bahan yang dinyatakan tidak baik oleh Pemberi
Tugas/ Pengawas di lapangan, maka Pemborong harus
menyingkirkan bahan tersebut ke luar lapangan dalam
jangka waktu 1x24 jam, sejak tanda penolakan
diputuskan.

VI-59
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

c. Gambar-gambar
1) Pemborong wajib membuat gambar detail untuk
pelaksanaan pekerjaan (Shop Drawing). Gambar ini
harus disetujui oleh Direksi Lapangan/ Konsultan
Pengawas.
2) Gambar Kerja & Gambar detail untuk seluruh
pekerjaan harus selalu berada di lapangan setiap
waktu. Gambar tersebut dalam keadaan jelas, dapat
dibaca dan menunjukkan perubahan-perubahan
terakhir.
3) Ukuran pokok dan pembagiannya, seluruhnya telah
tercantum dalam Gambar Kerja dan detail. Ukuran
tersebut merupakan ukuran efektif/bersih, atau ukuran
dalam keadaan jadi, oleh karena itu dalam pelaksanaan
maupun pemesanan ukuran-ukuran harus
diperhitungkan.
4) Pemborong diharuskan membuat Gambar Instalasi
yang sebenarnya terpasang (As Built Drawing).
Gambar ini harus disetujui oleh Direksi Lapangan/
Konsultan Pengawas, sebelum acara serah terima
pekerjaan.
5) Gambar as built setelah terlaksana harus segera di
produksi, jadi proyek selesai 3 hari kemudian gambar
as built sudah harus diterima.
d. Pekerjaan Pelaksanaan
1). Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan baik
oleh tenaga-tenaga ahli dan terampil. Untuk
pelaksanaan khusus, Pemborong harus memberikan
surat pernyataan yang membuktikan bahwa
pelaksananya memang mempunyai pengalaman dan
kecakapan sesuai dengan yang disyaratkan.
2). Sebelum melaksanakan Pekerjaan Instalasi,
Pemborong diwajibkan memastikan lintasan dan posisi
dari Instalasi Listrik, Ground Sistim, Air dan Sanitari
yang ada hubungannya dengan Pekerjaan Mekanikal
ini, dalam bentuk shop-drawing.
3). Jika didalam pelaksanaan pekerjaan ada salah satu
bagian Instalasi yang sukar dilaksanakan, Pemborong
wajib membuat laporan tertulis dan hal tersebut segera
dibicarakan dengan Konsultan Pengawas.
4). Pekerjaan bisa dianggap selesai dan diterima apabila
telah dilakukan test, dan dinyatakan baik secara
tertulis oleh Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas.

26.2. Pekerjaan Instalasi Penyediaan Air Bersih


a. Bahan
1). Jenis pipa yang digunakan adalah Galvanized Iron
Pipe (GIP) medium class dan harus memenuhi
persyaratan Standard BS 1387 dinyatakan dengan
sertifikat test.
2). Pipa yang cacat akan ditolak
Bahan fitting dan perlengkapan lainnya harus sejenis
dengan, bahan pipanya, dan sesuai dengan standard
VI-60
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

ANSI B 16,19, Ansi B 16,3.


3). Katup penutup (valve) untuk diameter lebih kecil
atau sama dengan 2" dibuat dari bahan bronze dengan
sistim sambungan ulir (screw joint), sedang untuk
diameter 2 1/2" dan lebih besar, bahannya terbuat dari
besi tuang (cast iron), dengan sistim sambungan
Flanged Suction, Flanged-end. Setara Kitz.

b. Pelaksanaan
1) Sambungan pipa digunakan cara sambungan ulir,
flange atau victaulic sesuai dengan ukuran masing-
masing. Penyambungan dengan ulir harus terlebih
dahulu dilapisi dengan red lead cement.
2) Pada bagian-bagian khusus, digunakan sambungan
flanged dilas, dimana penyambungan dengan
menggunakan flange ini perlu dilengkapi dengan Ring
Type Gasket untuk menjamin kerapatan dan kekuatan
sambungan tersebut.
3) Semua ujung yang terakhir yang tidak dilanjutkan lagi
harus ditutup dengan doop/plug atau blind-flanged.
4) Pipa-pipa harus diberi gantungan, pipa tegak di dalam
Shaft harus diklem pada jarak setiap 2 m juga pada
setiap percabangan dan belokan. Pengurugan pipa-pipa
ini dilakukan setelah hasil test baik dan disetujui
pengawas.
5) Semua pipa baik yang tampak atau yang ditanam
diharuskan diberi pelindung dengan Lead Meni, untuk
yang ditanam di tanah ditambah lapisan pelindung
Water Proofing kwalitas baik. Pekerjaan Water
Proofing harus dilakukan sebaik-baiknya, sehingga
tidak ada bagian permukaan pipa dan fitting yang tidak
terkena Water Proofing.
6) Pipa-pipa distribusi sebelum disambungkan ke fixtures
harus ditest terlebih dahulu dengan tekanan uji
Hydrostatik sebesar satu setengah kali tekanan
kerjanya (Working Pressure) dimana dalam waktu
minimum 1 x 24 jam (disesuaikan dengan instruksi
pengawas) tidak boleh mengalami penurunan
takanan/mengalami kebocoran.
7) Instalasi yang hasil testnya tidak baik, segera
diperbaiki. Biaya pengetesan, alat-alat yang diperlukan
dan biaya perbaikannya ditanggung oleh Pemborong.
8) Pipa-pipa yang menembus lantai, dinding beton
harus dibuatkan sleeve/ sparing dari pipa PVC dan
diberi perapat.
9) Pipa-pipa yang ada di atas langit-langit, shaft dan
pada tempat-tempat yang terlihat harus dicat (pipa air
kotor dicat hitam, pipa udara dicat abu-abu, pipa air
bersih dicat biru, pipa talang air hujan dicat sesuai
warna dinding (tak ada pipa udara) dengan bahan cat
yang baik dan tepat.

10) Sebelum air bersih dipakai, maka air yang ada dalam
pipa dibuang dulu, kemudian sistim pemipaan diisi
VI-61
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

dengan larutan yang mengandung 50 mg/1 chlor dan


didiamkan selama 24 jam. Setelah 24 jam sistim
dibilas dengan air bersih.

26.3. Pekerjaan Instalasi Air Bekas, Air Kotor Dalam Bangunan


a. Bahan
1) Jenis bahan yang dipakai untuk menyalurkan air
bekas, air kotor, air hujan dan pipa udara vent dalam
bangunan (instalasi above ground) memakai bahan
PVC. Untuk instalasi kitchen di bawah lantai
menggunakan bahan cast iron.
2) Pipa air kotor, bekas, menggunakan PVC Klas 10
kg/cm2 class (AW). Standar JIS K.6742-1979 dan 4
lantai ke bawah menggunakan CIP schedule 40.
3) Pipa vent/udara menggunakan PVC klas 5 Kg/Cm2
class (D).
4) Penyambungan pipa PVC dilakukan dengan Solvent
Cement yang berkwalitas baik. Sebelum melakukan
penyambungan pipa, bagian yang akan disambung
lebih dahulu harus dibersihkan, bebas dari kotoran, air
dan lain-lain. Solvent Cement harus merata pada
bagian permukaan yang akan disambung.
5) Pipa vent pada ujung shaft harus dikeluarkan dari
dalam bangunan agar berjalan dengan sempurna dan
tidak akan mengakibatkan polusi udara dalam gudang.
b. Pelaksanaan.
1) Sambungan-sambungan antara pipa PVC diberi
Solvent Cement dari kwalitas baik yang disetujui oleh
Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas.
2) Bila terjadi pertemuan antara pipa PVC atau fitting
logam, maka menggunakan sambungan ulir atau flend
dengan fitting antara lain faucet elbow, valve socket,
faucet socket dan lain-lain dan sambungan tersebut
diberi lem khusus.
3) Semua ujung pipa atau fitting yang terakhir, yang
tidak dilanjutkan lagi harus ditutup dengan doop atau
plug, dengan bahan material yang sama.
4) Pipa-pipa sebelum disambung harus di test dahulu
terhadap kebocoran, hal ini dilakukan sebelum
pekerjaan finishing dilaksanakan.
5) Pipa PVC untuk saluran air bekas dan air kotor yang
tertanam ditanah,pada setiap jarak 3 m harus
diberikan pondasi bantalan beton 1 pc + 3 ps + 5 krl,
pondasi ini juga dipasang pada bagian sambungan
pipa percabangan dan belokan.
6) Pipa tegak (riser) harus diberikan bantalan beton
pondasi pada bagian pertemuan antara pipa tegak dan
datar dilantai dasar.
7) Pada prinsipnya pengetesan dilakukan dengan cara
bagian demi bagian dengan panjang pipa maksimum
50m, dalam hal ini lokasi setiap toilet perlu
diperhatikan.
8) Selain mengikuti ketentuan seperti tercantum diatas,
semua Pekerjaan Instalasi Pipa untuk Air Kotor, Air
Bekas harus sesuai dengan ketentuan seperti di bawah
ini:
VI-62
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

a) Penanaman pipa pada tembok harus tertutup oleh


Pekerjaan Finishing sesuai gambar.
b) Pipa-pipa harus dipasang sedemikian rupa
sehingga tidak ada hawa busuk yang keluar, dan
tidak ada rongga-rongga udara, letaknya harus
lurus. Untuk pipa mendatar harus dibuat
kemiringan minimal 1% (satu persen).
c) Setiap pencabangan arah dibuat dengan Y (wai)
atau TY (tiwai) sanitari dan dilengkapi dengan
lobang pembersih (clean out), kecuali ditentukan
lain dalam gambar.
d) Pada ujung buntu dilengkapi dengan lobang
pembersih (clean out), dan diperlukan adanya
lobang-lobang pemeriksa (lobang control).
e) Untuk menghindarkan hawa busuk didalam
ruangan perlu adanya pipa vent (pelepas udara),
yang dipasang pada pembuangan air kotor dan air
bekas pada tempat-tempat tertentu (lihat gambar).
f) Di ujung pipa-pipa induk air kotor, didalam
shaft digabungkan menjadi satu pipa vent
menuju atap dengan diameter 3" (atau sesuai
gambar).
g) Ujung-ujung pipa dan lobang-lobang harus
didoop/plug selama pemasangan, hal ini
dimaksudkan untuk mencegah masuknya
kotoran/serangga ke dalam pipa.
h) Pipa-pipa PVC yang tertanam di tanah yang
melintasi jalan harus dilindungi dengan pipa besi
BSP medium class, pada setiap jarak 3 m dan
pada kedua ujung pipa besi diberikan bantalan
beton.

26.4. Pekerjaan Instalasi Pipa dan Saluran Pembuangan Didalam


Tanah
Semua pemasangan pipa dan saluran-saluran pembuangannya.
Semua bagian bangunan-bangunan yang masuk ke dalam tanah
antara lain bak-bak kontrol, tangki septik dan lain sebagainya.
a. Pekerjaan Galian Tanah
1) Galian tanah dilaksanakan untuk :
- Semua pemasangan pipa dan saluran-saluran
pembuangannya.
- Semua bagian bangunan-bangunan yang masuk ke
dalam tanah antara lain bak-bak kontrol, tangki
septik dan lain sebagainya.
2) Pedoman yang dipakai untuk dalamnya galian adalah
diukur dari atas pipa sampai ke permukaan jalan atau
tanah aspal ditambah tebal lapisan pasir di bawah pipa.
Galian dinyatakan selesai setelah diperiksa dan
disetujui oleh Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas.

3) Hal-hal yang timbul dalam pelaksanaan (kelongsoran


tanah dan lain-lain) adalah menjadi tanggung jawab
Pemborong dan sudah termasuk dalam harga
penawaran, Pemberi Tugas tidak menerima adanya
claim/tuntutan terhadap hal-hal tersebut.
4) Penggalian tanah untuk selokan, pemasangan pipa dan
VI-63
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

perlengkapannya harus diikuti pula dengan


penimbunan kembali dengan segera, sesuai dengan
cara-cara yang disebut dalam pasal berikut dalam
Rencana & Syarat ini.
5) Pada dasarnya pekerjaan galian tanah ini mengikuti
ketentuan yang telah ditentukan.

b. Pekerjaan Urugan Tanah


1) Pekerjaan urugan tanah harus sesuai dengan syarat-
syarat yang telah ditentukan.
2) Pemasangan pipa di dalam tanah harus tertutup
sekelilingnya oleh pasir sesuai ketentuan yang
tercantum pada ayat 5.3. dibawah ini.
3) Urugan tanah untuk pemasangan pipa,baru
dilaksanakan setelah pengurugan pasir di sekeliling
pipa yang dipasang telah selesai; dan harus minta
persetujuan Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas
terlebih dahulu sebelum dilaksanakan.
c. Pekerjaan Urugan Pasir
1) Pekerjaan urugan pasir ini harus memenuhi
persyaratan yang telah ditentukan.
2) Urugan pasir dilakukan pada sisi kanan, kiri dan
bawah dengan tebal masing-masing radius10 cm,
khusus pipa yang memotong jalan harus diurug
sekeliling pipa dengan tebal 10 cm dan di atasnya
dilindungi dengan plat beton atau ubin beton.

26.5. Pekerjaan Test Instalasi Air


a. Pengetesan Instalasi Air Bersih.
1) Pipa instalasi air bersih siap terpasang seluruhnya.
2) Siapkan alat pengisi air, dop ujung, pompa sistim
mekanik dan alat ukur tekanan/pressure gauge.
3) Hubungkan antara pipa dari, dan ke pipa input
instalasi bangunan, pengetesan dilaksanakan dengan
cara bagian demi bagian dari panjang pipa maksimal
50 meter.
4) Setelah selesai hubungan antara pipa instalasi
bangunan dan alat pompa penekan yang dapat
mencapai tekanan 10 kg/cm2, pipa kran yang
berhubungan ke instalasi seluruh posisi ditutup dengan
plug sesuai dimensi kran.
5) Pipa instalasi siap ditest, pompa penekan dijalankan
sampai 1,5 kali tekanan kerja selama 24 jam.
6) Untuk pemeriksaan tekanan bisa dibuatkan daftar,
dalam daftar ini tercantum tekanan per-jam maupun
keadaan cuaca pada saat test pipa dilakukan.

b. Pegetesan Instalasi Air Kotor dan Air Bekas.


1) Pipa instalasi seluruhnya siap terpasang.
2) Test dilakukan dengan cara mengisi pipa dengan air
yang pada bagian ujung lainnya ditutup dan
dihubungkan dengan balon pada ketinggian tertentu,
demikian seterusnya bagian demi bagian sampai
dengan yang terhubung dengan saluran pembuangan.
3) Untuk air kotor, air diguyurkan dari pipa outlet
VI-64
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

monoblok dan peralatan sanitasi lainnya. Proses


seperti diatas dilakukan.
4) Demikian pula dengan test air bekas.
5) Test ini dilakukan lantai demi lantai.
6) Sedangkan untuk instalasi saluran air hujan, dapat
dilakukan dengan pengisian/mengguyur air yang
cukup banyaknya dari lantai teratas ujung terbawah
ditutup rapat.

26.6. Pekerjaan Pompa serta syarat-syaratnya


a. Umum
Pompa air berfungsi untuk mensupply kebutuhan air bersih,
Air Pemadam Kebakaran dan kebutuhan lainnya yang
diperlukan untuk kegiatan bangunan ini.

b. Lingkup Pekerjaan
Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah penyediaan,
pemasangan dan pengujian pompa air (Pompa Transfer)
lengkap dengan alat-alat perlengkapan yang diperlukan dan
panel-panel pompa.
Merk yang disarankan adalah Grundfos type CH2-50P.

c. Pemasangan
1) Sebelum memulai pekerjaan, pelaksanaan harus
memeriksa dan memahami pekerjaan lain yang ada
dalam proyek ini, apabila pelaksanaan pekerjaan dari
pihak lain tersebut dapat mempengaruhi kualitas dan
kelancaran pengerjaan instalasi pompa air ini sendiri.
2) Pompa yang dipergunakan harus dipasang seperti
rekomendasi dari pabrik pembuatnya.
3) Semua pompa air dengan motornya harus benar-benar
terpasang secara baik sebelum distart.
4) Pompa dipasang diatas pondasi beton sesuai dengan
gambar perencanaan. Berat pondasi minimal 2 x dari
berat pompa. Isolasi Vibration/Damper dipasang
diantara base plate pompa dan pondasi beton.
5) Pembuatan pondasi beton disesuaikan dengan base
plate dari pompa yang akan dipasang dan telah
disetujui oleh Direksi pengawas sehingga baut yang
ditanam pada pondasi beton sesuai dengan lubang baut
pada base plate.
6) Semua baut-baut dan clamp pengikat harus tertanam
didalam pondasi atau pada tempat lainnya dengan baik
dan tepat, dan untuk itu pelaksana harus memberikan
informasi yang tegas dan jelas kepada Direksi
Lapangan/ Konsultan Pengawas.
d. Pengujian
Sebelum penyerahan pertama pekerjaan, pihak kontraktor
harus melaksanakan pengujian-pengujian terhadap pompa
beserta instalasi dan accessories lainnya sebagai salah satu
persyaratan yang harus dipenuhi. Pengujian-pengujian ini
harus disaksikan oleh Direksi Lapangan / Konsultan
Pengawas.Pelaksana diwajibkan untuk menyediakan
fasilitas pengujian.

e. Sistem Kerja Pompa


VI-65
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

1) Sistem Kerja Pompa secara Umum


Pompa bekerja secara Otomatis (menggunkan
Electrode level Control) dimana pada saat level air
pada tangki bawah dalam keadaan minimum, maka
pompa bekerja dan pada saat level air pada tangki
bawah dalam keadaan maximum, maka pompa
berhenti bekerja.
2) Sistem Kerja pompa transfer/distribusi:
a) Pompa dapat bekerja secara automatis dan manual.
b) Pompa transfer bekerja untuk menstransfer air dari
tangki penampung Utama ke tangki air bersih sub-
sub di masing-masing bangunan.
c) Pompa bekerja secara Manual dimana pompa dapat
dimatikan dan dihidupkan pada segala kondisi
tanpa dipengaruhi oleh level air pada tangki atas
dan bawah jika diinginkan.

PASAL 27 27.1. Umum


PEKERJAAN WATER Pekerjaan ini meliputi seluruh pengadaan dan pemasangan
PROOFING bahan pelapis kedap air untuk plat dak, lantai kamar mandi,
tempat wudhlu dan talang bangunan dan sebagaimana dijelaskan
dalam gambar-gambar.
27.2. Pengendalian Pekerjaan
Sesuai rekomendasi pabrik dan petunjuk ahli water proofing
27.3. Bahan-Bahan
Pelapis kedap air untuk pelat atap seperti tertera pada gambar
terdiri dari bahan rubber bitumen water proofing coating yang
sangat elastif, berupa Sikaproof 400 SBS atau water proofing
setara merk MEYNADIER.
Pelapis kedap air ini tidak boleh pecah-pecah atau berubah
bentuk oleh pengaruh sinar matahari.
Lapisan kedap air harus dapat ditembusi uap air dari beton tanpa
terjadi gelembung-gelembung udara yang dapat merusak lapisan
kedap air itu sendeiri, lapisan ini juga harus dapat menolak
sebagian besar panas yang didapat dari sinar matahari.
27.4. Contoh Bahan
Penyedia Jasa harus mengajukan contoh dari bahan yang akan
dipakai untuk mendapatkan persetujuan konsultan pengawas
adalah : Sikaprof 400 SBS atau water proofing setara merk
MEYNADIER atau yang setara.

27.5. Pemasangan
Sebelum pemasangan, penyedia jasa harus memeriksa seluruh
keadaan permukaan yang akan dikenakan bahan ini dan harus
memperbaiki kondisi permukaan yang dianggap dapat merusak
lapisan kedap air.
Permukaan beton yang akan diberi lapisan kedap air harus
bersih, dan kering. Cara pemasangan sesuai buku petunjuk /
brosur bahan serta dilaksanakan dengan baik.
Overlapping pemasangan water proving harus mengikuti petujuk
pabrik
27.6. Jaminan
Sistim pelapis kedap air yang dipilih harus dapat memberikan
jaminan dari produsen/pabrik pembuat terhadap mutu bahan dan
pelaksanaanya selama minimal 15 tahun.
Sertifikat jaminan terhadap kemungkinan kebocoran harus
VI-66
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

diberikan oleh penyedia jasa kepada konsultas pengawas,


sebelum bahan tersebut digunakan.

PASAL 28 28.1. Lingkup Pekerjaan


PEKERJAAN Yang termasuk pekerjaan ini adalah saluran air hujan
PEMBUANGAN AIR disekeliling bangunan dan saluran pemutusan yang
HUJAN menghubungkan air limpahan dari halaman/bangunan ke saluran
yang sudah ada sebelumnya dilokasi pekerjaan.
Pemborong harus mengatur drainage induk, sehingga air hujan
selama dan sesudah pekerjaan berjalan dengan baik dan lancar
28.2. Pengerjaan
a. Konstruksi saluran pembuangan air hujan harus sesuai
dengan gambar rencana.
b. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus
menyerahkan shop drawing kepada Pengawas. Shop
drawing tersebut harus memperlihatkan dengan lengkap
ukuran dimensi lokasi, elevasi, kemiringan dari saluran
dan bak-bak kontrol, gambar-gambar tersebut harus dibuat
dalam skala yang cukup besar sehingga memudahkan
pemeriksaan dan pelaksanaan.
c. Galian tanah
1). Dinding galian tanah dibuat dengan kemiringan yang
cukup, disesuaikan dengan keadaan/kondisi.
2). Setempat, dalam hubungan untuk menghindarkan
keruntuhan, terutama waktu musim hujan.
3). Ukuran dan kedalaman galian dengan pengarahan
Pengawas, jika ada perubahan.
d. Saluran dibuat miring dengan gradasi kemiringan yang
konstan sepanjang saluran sesuai dengan yang tertera pada
gambar.
e. Saluran terbuat dari buis beton U diameter 50 cm dengan
pasangan batu bata dengan campuran 1 pc : 4 ps diberi
finishing plestaran 1 pc : 4 ps.
f. Kemiringan harus menjamin air hujan mengalir dan
kemiringan yang terdapat pada gambar rencana harus
disesuaikan dengan ketinggian yang nyata pada kondisi
setempat.
g. Saluran-saluran yang melintas perkerasan jalan harus
dipersiapkan terlebih dahulu.

PASAL 29 29.1. Umum


PEKERJAAN INSTALASI Yang dimaksud dengan sistim penangkal petir dalam
PENANGKAL PETIR persyaratan ini adalah semua usaha perlindungan bangunan dan
seluruh bagian-bagian dari bencana akibat petir.
Termasuk dalam usaha ini adalah pengadaan/ penyediaan dan
pemasangan sistim penangkal petir dalam hal ini batang
penerima, konduktor, pemegang elektroda, elektroda pentanahan
dan peralatan lainnya yang sehubungan dengannya.
Penangkal petir digunakan sistem konvensional dan
dilaksanakan sesuai gambar dengan catatan sampai mendapatkan
persetujuan dari instalasi terkait.
29.2. Pemasangan
Cara pemasangan harus sesuai dengan petunjuk-petunjuk dari
gambar kerja, penilaian baik pekerjaan jaringan sistim penangkal
petir ditentukan berdasarkan pemeriksaan dan pengujian Direksi

VI-67
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

dan Pengawas Lapangan.


29.3. Penerima
a. Sistim penerima berupa sistim konvensional (faraday) dari
jenis tembaga.
b. Batang penerima harus dipasang pada ujung batang
peninggi yang kuat, dimana batang penerima harus dapat
dilepaskan dari batang peninggi bila diperlukan guna
pemeriksaan.
c. Penerima harus disangga oleh pipa galvanished yang cukup
kuat dan dapat didirikan dengan kokoh dan tegak lurus
rata-rata air pada ketinggian minimum 0,75 m diatas bagian
tertinggi bangunan.
d. Pemasangan batang penerima diusahakan sedapat mungkin
pada titik tengah dari daerah yang dilindungi.

29.4. Batang Peninggi


Batang peninggi harus dibuat dari pipa galvanished atau dari
batang besi sesuai dengan yang ditunjukan dalam gabar dan
finished agar tahan karat.
29.5. Pemegang Konduktor
a. Jarak antara pemegang konduktor maksimum 1 meter.
b. Pemegang konduktor harus diikat pada bagian bangunan
dengan kokoh.
c. Dari bahan yang tidak menimbulkan kerugian, keran
kontak bahan yang berlainan.
d. Pemegang konduktor harus terbuat dari bahan yang sama
dengan konduktor untuk mencegah terjadinya elektrolisa
jika kena air.
29.6. Lintasan Konduktor
a. Radius pembelokan konduktor harus lebih besar dari 20
cm.
b. Sudut pembelokan paling kecil adalah 90.
c. Lintasan konduktor hanya pada arah horizontal dan vertikal
saja.
29.7. Konduktor
Konduktor atau penghantar haruslah dari tembaga telanjang
dengan luas penampang minimum 50 mm².
29.8. Sambungan-sambungan
a. Sambungan yang diperlukan harus menjamin kontak yang
baik dan tidak mudah terlepas.
b. Sambungan sedapat mungkin mengurangi kerugian-
kerugian fisik akibat adanya sambungan.
c. Sambungan harus diusahakan agar dapat dibuka untuk
keperluan pemeriksaan.
29.9. Pelindung Mekanis
Down konduktor harus dilindungi terhadap kerusakan mekanis
dengan pipa galvanis seperti pada gambar. Penghantar yang
dilindungi harus disambung secara elektris dengan pelindung
dengan cara disolder.
29.10. Pentanahan
Tahanan tanah maksimum 3 Ohm, ground 10 Ohm, ground rod
harus terbuat dari tembaga atau “opper clad steel” dengan
diameter tidak kurang dari 2 cm dan panjang 6 m dan harus
ditanamkan kedalam tanah.
Sambungan pentanahan harus terletak pada kotak pemeriksaan
VI-68
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

untuk memudahkan pemeriksaan.


Pada setiap ground rod harus dibuat bak pemeriksaan
sambungan dari down konduktor ke elektroda pentanahan yang
harus dapat dibuka untuk keperluan pemeriksaan.

PASAL 30 30.1. Lingkup Pekerjaan


PEKERJAAN Yang termasuk dalam pekerjaan pengkondisian udara pada
PENGKONDISIAN tempat-tempat seperti tertera pada gambar-gambar rencana,
UDARA pemborong pekerjaan instalasi ini melaksanakan pengadaan,
pemasangan serta menyerahkan dalam keadaan jalan dengan
baik.
a. Semua refrigerant piping untuk refrigerant R-11, R-12, R-
502 dan sebagainya harus terbuat dari cpper tipe K atau
equivalent yang dapat disetujui oleh direksi.
b. Semua conection, fitting, valves, dan sebagainya pada
refrigerant piping dengan diameter sampai 1”, dilaksanakan
dengan flare fittings / silver soldering.
c. Sedangkan connections, fitting dan valve dan sebagainya
pada refrigerant piping dengan diameter lebih besar dari ¾”
hanya dilaksanakan dengan silver soldering.
d. Semua fittings seperti elbow, tees, y’s fan sebagainya yang
dipasang harus asli standart dan dengan kwalitas yang
terbaik. Semua refrigerant piping yang dibeli untuk dipakai
harus dehydrated dan dalam sealed condition untuk
diameter yang lebih besar dari 1,5 “.
e. Sizing dari refrigerant piping, harus sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang diuraikan di guide yang
diterbitkan oleh ASHRAE.
f. Untuk refrigerant piping yang dipergunakan harus sesuai
juga dengan petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh
supplier dari peralatan, demikian juga mengenai max
friction losser dalam piping system.
g. Suction piping harus diisolir dengan armaflex hingga betul-
betul kedap uap air.
h. Untuk refrigerant piping yang ada diluar bangunan/ditanam
didalam tanah perlu dilindungi terhadap mechanical
damage.
30.2. Electrical System untuk Instalasi AC
a. Pekerjaan listrik yang termasuk perkerjaan instalasi AC ini
adalah seluruh system listrik secara lengkap dan pada garis
besarnya sesuai dengan gambar electrical wiring system,
termasuk juga panel-panel, wiring dari panel ke peralatan-
peralatan AC pengaman dan lain-lain, hingga seluruh
system AC dapat running dengan baik.
b. Di tempat-tempat diperlukan power outlet untuk instalasi
AC disediakan oleh pemborong instalasi listrik. Selanjutnya
untuk electrical system instalasi AC harus memenuhi
syarat-syarat serta ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
 Semua perkerjaan listrik yang dilaksanakan harus
memenuhi peraturan PUIL dan persyaratan-persyaratan
lainnya yang di tentukan oleh PLN serta instruksi dari
pabrik yang membuat peralatan yang digunakan.
 Komponen-komponen listrik untuk panel AC dan lain-
lain harus buatan siemens, AEG atau sejenis yang dapat
disetujui direksi.

VI-69
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

 Panel AC harus dibuat dari metal, tebal 1,6 mm model


tertanam sebagian didalam tembok dilengkapi dengan
kunci yale atau setaraf, serta dengan pilot lamp “on-
off” panel-panel ini harus di meni dan di duco 2 kali
warna finishing ditentukan direksi
 Tiap-tiap panel harus grounded, tahanan pentanahan
harus lebih kecil dari 5 ohm, diukur setelah minimum
tidak hujan 2 hari.
 Wiring untuk instalasi listrik dan control harus
dipasang di conduits.
 Tegangan listrik yang tersedia adalah 220/380 V 50
cycle.
 Wiring diagram hendaknya disesuaikan dengan
kebutuhan peralatan-peralatan instalasi AC yang
dipergunakan, karena kemungkinan power yang
diperlukan berbeda.
 Kabel yang dipasang didalam tanah, jenis NYFGBY
harus dipasang sekurang-kurangnya sedalam 75 cm
dengan pasir sebagai alas pelindung sebelum diurug
kembali, route kabel perlu diberi tanda.
 Untuk kabel yang menyeberangi jalan, selokan atau
instalasi lainnya harus dilindungi dengan pipa galvanis.
 Di tiap tarikan kabel tidak boleh ada sambungan.
 Hubungan kabel pada terminal harus menggunakan
kabel schoen, untuk diameter 25 mm keatas memasang
kabel schoen pada kabel harus menggunakan timah
patri, untuk ukuran yang lebih kecil boleh dengan press
tangan atau hydraulis.
30.3. Testing, Balancing, Adjusting dan Measuring
a. untuk dinilai dan untuk dapat mendapatkan persetujuan
direksi, instalasi AC ini setelah selesai seluruhnya perlu
dicoba dan diuji.
b. Bagian-bagian dan peralatan tertentu diuji dan dilakukan
pengukuran-pengukuran untuk dapat mengetahui apakah
telah memenuhi syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang
ada.
c. Suara-suara yang ditimbulkan oleh peralatan-peralatan atau
bagian-bagian dari instalasi AC ini perlu diukur.
d. Selanjutnya perlu dilakukan pengukuran-pengukuran udara
serta pengaturan pembagian udara sesuai dengan yang
direncanakan.
e. Setelah selesai disampaikan kepada direksi laporan dalam
rangkap 3 yang memuat antara lain jumlah udara untuk
setiap fan, jumlah udara yang diatur untuk setiap supply
diffusers, return dan exhaust grilles, serta data-data teknis
lainnya.
f. Sebelum dilakukan percobaan, pengujian dan pengukuran
lain-lain, perlu terlebih dahulu dirundingkan dengan direksi
mengenai cara-cara, prosedure, metode fan lain-lain yang
akan dipakai dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan
tersebut diatas.
g. Untuk pekerjaan testing, balancing, adjusting dan
measuring seluruh kebutuhan peralatan-peralatan serta
tenaga-tenaga ahlinya harus disediakan oleh pemborong
instalasi AC.
VI-70
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

30.4. Syarat-syarat Pelaksanaan Umum


a. Sebelum pelaksanaan pemesanan dan pengadaan peralatan-
peralatan, peralatan pembantu dan bahan-bahan dan lain-
lain yang diperlukan untuk instalasi AC, pemborong harus
mengajukan terlebih dahulu kepada direksi daftar dimana
tercantum data-data teknis, pabrik yang membuat dan lain-
lain dari barang-barang tersebut diatas, untuk mendapatkan
persetujuannya.
b. Sebelum dapat mulai dengan pekerjaan pelaksanaan
instalasi ini, pemborong harus membuat dahulu gambar-
gambar kerja dan diajukan kepada direksi untuk
mendapatkan persetujuannya. Dalam membuat gambar
kerja ini, pemborong instalasi hendaknya bekerjasama
dengan pemborong-pemborong instalasi listrik dan
bangunan.
c. Pemasangan peralatan dan peralatan pembantu, accessories
dan lain-lain harus memenuhi ketentuan-ketentuan yang
diberikan pabrik.
d. Pemborong instalasi AC hendaknya dalam pelaksanaan
pekerjaan ini, bekerja sama dengan pemborong-pemborong
bidang lainnya agar seluruh pekerjaan dapat berjalan
dengan lancar sesuai dengan waktu yang ditetapkan.
Koordinasi yang baik perlu untuk mencegah agar jenis
pekerjaan yang satu tidak menghalangi jenis pekerjaan
yang lain.
e. Pemborong harus membuat gambar revisi dan pada
penyerahan pertama menyerahkannya pada direksi dalam
rangkap 3. Gambar-gambar revisi ini harus dilengkapi
dengan gambar-gambar detail, dokumentasi dari semua
peralatan yang dipergunakan berikut instalation operating
dan maintenance instruction, semua dalam rangkap 3.
f. Masa pemeliharaan pekerjaan instalasi ini ini adalah 3
(tiga) bulan terhitung saat penyerahan pertama, selama ini
pemborong diwajibkan memberikan service cuma-cuma
untuk seluruh sistem sekali sebulan.
g. Jangka waktu garansi dari peralatan-peralatan yang
dipergunakan harus minimal satu tahun, terhitung dari
penyerahan pertama.
h. Pemborong diwajibkan untuk mendidik petugas-petugas
dari owner hingga mengenali betul seluruh instalasi dengan
baik dan dapat menjalankan dengan baik seluruh system
serta melakukan sendiri maintenance.
i. AC yang dipasang tipe split dengan kapasitas 1 PK dan 1½
PK

PASAL 31 31.1. Lingkup Pekerjaan


PEKERJAAN INSTALASI Pekerjaan sistem telepon meliputi pengadaan instalasi telepon
TELEPON dan di dalam bangunan, termasuk penyambungan line telepon
dari Telkom sebanyak 3 (tiga) line yang akan digunakan sebagai
line telepon.
31.2. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini mencakup penyediaan dan pemasangan :
a) Pengadaan, pemasangan, instalasi telepon sebanyak 3 line
di dalam bangunan.
b) Pengadaan instalasi tidak termasuk pengadaan Unit Handset
telepon dan Fax (disediakan oleh owner) kecuali dari pihak
VI-71
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

Telkom sudah menyediakan unit Handset telepon pada saat


berlangganan telepon.
c) Pengadaan dan pemasangan instalasi in-door dari junction
box PT. Telkom ke outlet telepon.
d) Pekerjaan-pekerjaan lainnya yang menunjang pekerjaan
tersebut diatas dan lain-lain pekerjaan penunjang agar
sistem telepon dapat bekerja dengan baik dan benar yang
disetujui Konsultan Perencana.
e) Melaksanakan pengujian dan commisioning untuk seluruh
sistem telepon dan seluruh peralatan yang terpasang.
f) Mengadakan training bagi Personal yang akan
menggunakan/ mengoperasikan sistem telepon tersebut.
31.3. Persyaratan Bahan
a. Kabel Instalasi Telepon
1) Kabel instalasi telepon dari terminal box extension
sebagaimana tertera pada gambar menggunakan kabel
jenis ITC 2 x 2 pairs x 0,6 mm¨ (indoor telephone
cable).
2) Instalasi kabel primer dari TB harus memakai pelindung
pipa PVC kelas D dengan ukuran yang sesuai,
sedangkan dari terminal box extension ditarik melalui
pelindung pipa kelas D sesuai dalam gambar rancangan.
3) Untuk kabel instalasi telepon yang berada diluar gedung
harus memakai kabel tanah atau menurut standart PT
Telkom, dari jenis yang sesuai tercantum dalam gambar,
yaitu outdoor jelly armored telephone cable dengan
ukuran 0,6 mm¨.
4) Pipa instalasi pelindung kabel tanah tersebut harus
memakai pipa PVC kelas AW dengan ukuran yang
sesuai.
5) Pada perlintasan/crossing dengan jalan atau melewati
tempat perkerasan, maka kabel tersebut harus dilidungi
memakai pipa baja galvanis dengan ukuran yang sesuai
dengan yang tercantum pada gambar.

b. Perencanaan Pelaksanaan
1) Gambar Kerja
Pemborong harus menyerahkan gambar-gambar kerja
(shop drawings) untuk disetujui Konsultan Pengawas.
Gambar kerja (shop drawing) harus diserahkan kepada
Konsultan Pengawas selambat-lambatnya 30 hari
sebelum pelaksanaan pemasangan.
2) Pengolahan/Pekerjaan
Pemborong harus melaksanakan pekerjaan pemasangan/
instalasi telepon sesuai dengan cara-cara dan petunjuk
pabrik pembuat dan atas petunjuk Konsultan Pengawas.
Gambar-gambar dan persyaratan teknis ini merupakan
ketentuan yang harus diikuti oleh Pemborong didalam
melaksanakan pekerjaan ini.
3) Pekerjaan Instalasi/Pemasangan Kabel
Pemborong harus melaksanakan instalasi kabel dari
terminal box ke extension dengan menggunakan bahan
yang telah ditentukan seperti didalam gambar-gambar
dan persyaratan teknis ini.
4) Pekerjaan Sambungan Kabel
VI-72
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

 Semua sambungan diterminal box, harus memakai


terminal strips tanpa solder, dan harus dipathing
antara kabel keluar dan kabel masuk.
 Tidak diperkenankan adanya sambungan kabel dida-
lam atau pada sambungan pipa instalasi, semua
sambungan harus berada diterminal box tanpa solder.
5) Pelindung Kabel
 Pemborong harus memberikan pelindung kabel
instalasi berupa pipa conduit didalam gedung/ruang
pada semua instalasi telepon.
 Dan pelindungan kabel dengan pipa galvanis (GIP)
pada instalasi yang menyeberangi jalanan, area yang
perlu perlindungan mekanis seperti yang tercantum
pada gambar.
6) Persyaratan Kerja
 Pemborong harus mempelajari dan memahami lokasi
pekerjaan setempat dan gambar-gambar rencana
yang secara umum menunjukan tata letak, instalasi
dan lain-lain.Pemborong harus melakukan
penyesuaian dengan keadaan dilapangan sehubungan
dengan adanya beda tinggi dan keadaan sebenarnya
dilapangan.
 Pemborong harus menempatkan secara tetap/full
time seorang koordinator yang ahli dalam bidangnya,
berpengalaman dalam pekerjaan yang serupa dan
dapat sepenuhnya mewakili Pemborong dengan
predikat baik.
 Tenaga pelaksana lainnya harus dipilih hanya yang
sudah berpengalaman dan mampu menangani
pekerjaan ini secara aman, kuat dan rapi.

7) Pengujian Pekerjaan
 Pemborong harus dapat memperagakan bahwa
seluruh sistem dapat bekerja dengan sempurna dan
sesuai seperti yang dimaksud.
 Pemborong harus menyerahkan jadwal waktu tentang
keperluan pengujian yang akan diselenggarakannya
dan cara-cara pelaksanaan pengujian tersebut
selambat-lambatnya 14 hari sebelum waktu penguji-
an, kepada Konsultan Pengawas.
 Seluruh biaya dan pelaksaan pengujian yang harus
dilakukan sehubungan dengan pekerjaan ini, adalah
sepenuhnya menjadi beban dan tanggung jawab
Pemborong.
 Terhadap kegagalan-kegagalan pengujian
Pemborong harus melaksanakan penggantian-
penggatian bahan dan pekerjaan atau
memperbaikinya menurut pendapat Konsultan
Pengawas (Pengawas Lapangan) dengan tanpa
adanya tambahan untuk penggantian atau perbaikan
pekerjaan yang gagal tersebut.
8) Penyelesaian Pekerjaan
Pemborong harus melaksanakan perbaikan-perbaikan
terhadap bidang-bidang dinding atau bagian-bagian lain
VI-73
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

yang cacat/rusak akibat pelaksaan instalasi pekerjaan


ini, dengan biaya sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Pemborong.
9) Penyerahan Pekerjaan
Dokumen Terlaksana
 Pemborong harus membuat catatan-catatan yang
cermat dari penyesuaian-penyesuaian pelaksanaan
pekerjaan dilapangan. Catatan tersebut harus
dituangkan dalam 2 (dua) set lengkap gambar sephia
dan 3 (tiga) set gambar cetak biru (blue print)
sebagai gambar-gambar sesuai pelaksaan (as built
drawings).
 Pemborong harus meyerahkan pada Konsultan
Pengawas, Dokumen terlaksana yang terdiri dari
gambar-gambar sesuai pelaksanaan (as built
drawings) dan 3 (tiga) copy hasil pelaksanaan
pengujian yang telah dilakukan oleh pihak yang
berwenang dan telah di sahkan, selambat-lambatnya
1 (satu) minggu setelah pekerjaan selesai.
10) Persyaratan Bahan/Material
 Semua material yang disupply dan dipasang oleh
Pemborong harus baru dan material tersebut khusus
untuk pemasangan di daerah tropis, material-material
haruslah dari produk dengan kwalitas baik dan dari
produk yang terbaru.
 Pemborong harus bersedia mengganti material yang
tidak disetujui, karena tidak sesuai dengan spesifikasi
tanpa biaya tambahan.
 Untuk komponen dari material, yang mungkin sering
diganti harus dipilih yang mudah diperoleh di
pasaran bebas.
 Daftar Material
- PABX sistem setara Votel TC 416B
- UPS setara APC SC1000i
- Pesawat telepon setara Panasonix KXTS 105
 Penyebutan Merk/Produk Pabrik.
Apabila pada spesifikasi teknis ini atau pada gambar
menyebutkan beberapa merk tertentu atau kelas mutu
(quality performance) dari material atau komponen
tertentu terutama untuk material peralatan yang
utama, maka Pemborong wajib melakukan didalam
penawarannya material yang dalam taraf mutu dan
pabrik yang disebutkan itu.

PASAL 32 32.1. Lingkup Pekerjaan


PEKERJAAN INSTALASI Seperti tertera dalam gambar-gambar rencana dan spesifikasi
KABEL JARINGAN DAN yang telah disebutkan dalam RKS maupun BQ, Penyedia Jasa
INTERNET Konstruksi harus melakukan pengadaan, instalasi kabel jaringan,
dan perangkat jaringan dan menyerahkannya semua sistem
dalam keadaan baik dan siap untuk dipergunakan.
32.2. Tahap Pelaksanaan
a. Instalasi Kabel UTP Cat. 5
Local Area Network/UTP Category 5 (Cat 5)
Lingkup Pekerjaan meliputi :
1) Pembuatan jalur kabel di lantai, dinding dan Plafon dan
VI-74
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

pemasangan konektor Kabel (RJ45). Ketentuan jalur


kabel di dinding dan di lantai adalah lebar 5 cm dan
kedalaman 3cm. Jalur kabel di tutup dengan material
yang portabel atau dapat dibuka dan ditutup untuk
memudahkan proses perbaikan dan penambahan kabel
baru.
2) Pemasangan socket RJ45 dinding untuk
menghubungkan kabel koneksi dari satu hub/switch ke
hub/switch lain dan dari hub/switch ke wireless access
point.
3) Penarikan dan Pengaturan kabel UTP untuk horizontal
floor di tiap lantai serta penarikan kabel untuk
menghubungkan masing-masing lantai, lengkap dengan
patch panel
Kabel Unshielded Twisted Pair 4 Pair
- Kategori 5 :
- Mutual capacitance @ 1 KHz : max 14 nF/1000
FT.
- DC resistance (ohm/100 ft) : max. 28.6.
- Characteristic impedance (ohm) @ 1 to 25 MHz) :
100 ± 15%.
- Dapat mendukung high speed transmission
sampai dengan 100 MBPs.
- Kabel UTP katagory 5 ini juga dapat mendukung
voice, data dan service gedung (16 MBPs token
ring, 10 MBPs Ehternet, 100 MBPs CDDI) pada
setiap titik.
4) Instalasi RJ-45 pada kabel, under floor duct face plate
dan RJ-45 konektor/outlet pada dinding.

5) Pengaturan kabel untuk mempermudah proses


penggantian kabel dan memaksimalkan penggunaan
jalur kabel dan meminimalisir hambatan atau impedansi
jaringan. Hal tersebut juga untuk memudahkan
pengaturan kabel untuk pengembangan jaringan kabel.
6) Konduit
Konduit harus diklem ke struktur shaft dengan sadle
klem. Jenis conduit yang biasa dipakai adalah PVC
hight impact conduit dengan diameter dalam minimal 1
½ x diameter kabel (Reference : Ega, Gilflex).
7) Local Area Network / Fiber Optik
Lingkup Pekerjaan meliputi :
- Pemasangan dan penggalian jalur kabel FO
Spesifikasi FO Cable 4 Core Outdoor MM, Corning
Netviel 400 Mtr
- Penggunaan Kabel Protector 400 Mtr
Pemasangan
- Converter SWC 1000FX –1000TX + I Module FO ,
ATI
- Switch UTP 8 Port 1000MBps, ATI

b. Instalasi 10/100/1000 Mbps Ethernet Swicth.


Lingkup Pekerjaan Meliputi :
1) Testing Equipment di workshop Penyedia Jasa
Konstruksi, sebelum dikirim (24 hours burn in port by
port), disaksikan Pihak Owner.
VI-75
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

2) Pemasangan equipment pada dinding di lokasi (site).


Pemasangan hub/switch konektor RJ45 menghadap
kebawah agar posisi penyambungan kabel lebih efisien
dan rapi.
3) Koneksi hub/switch dihubungkan langsung
menggunakan socket RJ45 dinding.
4) Testing untuk konektivitas hub/switch antar ruangan
dan antar lantai.
5) Commissioning
6) Dokumentasi (Site Log, Problem Log Book, Network
Drawing : Physical & Logical, Serial Numbers,
Location, Quick Reference Sheet).

c. Pemasangan Access Switch, Core Swicth, dan Distribution


Switch untuk koneksi Jaringan dengan Secara Keseluruhan
pada pekerjaan ini.
1) Testing Equipment di workshop Penyedia Jasa
Konstruksi, sebelum dikirim (24 hours burn in port by
port), disaksikan Pihak Owner.
2) Commissioning
3) Dokumentasi (Site Log, Problem Log Book, Network
Drawing : Physical & Logical, Serial Numbers,
Location, Quick Reference Sheet).
d. Instalasi Router/Wireless Access Point.
Lingkup Pekerjaan Meliputi :
1) Testing Equipment di workshop penyedia jasa
konstruksi, sebelum wireless access point dipasang
dilokasi (site).
2) Pemasangan Wireless Access Point / Bridging Mode di
lokasi (site). Pemasangan wireless access point
dilakukan sejajar dengan hub/switch untuk
memudahkan proses instalasi, sehingga penggunaan
power source dari stop kontak dapat disharing tanpa
membuat stop kontak baru.
3) Setup konfigurasi internal Wireless Access Point (IP,
Security dan konfigurasi lainnya).
4) Pemasangan Wireless Access Point Outdoor sesuai
dengan kebutuhan koneksi ekternal. Penyedia jasa harus
melakukan koordinasi dan persetujuan dengan owner
untuk mengetahui tujuan dan kebutuhan owner untuk
pemasangan Wireless Access Point Outdoor.
5) Testing koneksi Perangkat Wireless Access Point
terpasang antara PC satu dengan yang lainnya dalam
satu ruangan ataupun koneksi/hubungan PC antar lantai
dan hubungan PC dengan Server melalui koneksi antar
Access Point yang terhubung ke Jaringan kabel.

e. Instalasi Server dan Personal Komputer (PC).


Lingkup Pekerjaan Meliputi :
1) Pengecekan dan kalkulasi kebutuhan catudaya untuk
server
2) Pemasangan UPS (uninteruptable power supply) untuk
menghindari drop tegangan dan mengcover supplay
listrik.
3) Pemasangan Server dan Instalasi Sistem Software untuk
semua jenis Server
VI-76
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

4) Setup user management pada Server, Firewall, IP


Network, IP Telephony,.
5) Setup Sistem operasi dan driver untuk pheriperal yang
dipasang seperti Wireless interface adapter.
6) Testing Koneksi antara Client/workstation dengan
Server.
f. Daftar Peralatan
1) Wireless Access Point setara Prolink WGA900
2) Switch setara 3Com 3C16471B
3) Server setara HP Proliant ML 110G5-584
4) UPS setara APC SC1500i
5) Monitor LCD setara HP L1506

PASAL 33 33.1. Lingkup Pekerjaan


PEKERJAAN INSTALASI Pekerjaan instalasi sistem tata suara pada proyek ini, meliputi
SOUND SYSTEM pengadaan bahan, peralatan, pemasangan, pengujian-pengujian
dan perbaikan-perbaikan selama masa pemeliharaan, sehingga
untuk sistem tata suara dapat berfungsi dengan baik, sesuai yang
dikehendaki pekerjaan tersebut terdiri dari :
a. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan peralatan
utama sesuai dengan gambar rencana yang meliputi :
 AM/FM Radio Tunner
 Power mixer
 Power Amplifier
 DVD player dan recorder
 Microphone dan penyangga
 Rack dan accessories lainnya (Blower Fan Unit).
b. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan wall speaker
sesuai gambar rencana.
c. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan berbagai
Continous Volume Control.
d. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan berbagai jenis
dan ukuran kabel dari peralatan utama sampai dengan
speaker sesuai dengan gambar rencana.
e. Pekerjaan penunjang lainnya yang diperlukan, meskipun
tidak tercantum dalam spesifikasi teknis dan gambar
rencana, agar sistem dapat bekerja dengan baik.
33.2. Cara Kerja Sistem Tata Suara
a. Cara kerja sistem tata suara public address di ruang ruang
pertemuan.
Secara garis besar Sistem harus dapat bekerja sebagai
berikut :
1) Di ruangan operator, operator dilengkapi dengan
perangkat peralatan utama, operator dapat menyiarkan
salah satu program atau semua program dari peralatan
diatas ke seluruh ruang melalui speaker.
2) Besarnya suara yang keluar dan program yang dikehen-
daki dapat diatur oleh volume control yang dipasang
pada setiap ruang.
b. Karakteristik Peralatan
1) AM/FM Radio Tunner
Catu daya : 24 V DC
Tanggapan frekuensi : AM 522 kHz - 1611 kHz, 9
kHz step
Input : FM 87,5 MHZ - 10,8 MHZ,
VI-77
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

50 kHz step
Tuning control : auto/manual switchable
Impedansi keluaran : -20 dB 10 k ohm unbalanced.
2) Power Amplifier
Catu daya : 220 V AC main 50 Hz, 24 V
DC
Daya keluaran : 120 W rms & 60 W rms
Tanggapan frekuensi : 40 - 16.000 Hz, +/- 2 dB
Masukan : 2 program units (parallel)
200k ohmbalanced 0 dB 2
priority inputs (parallel)200 k
ohm balanced 0 dB.
Keluaran : 100 V (42 ohm), 70 V (21
ohm), 50 V (11 ohm).
3) DVD Player
Catu daya : 220 V AC main
Tanggapan frekuensi : 100 - 8.000 Hz +/- 3 dB
Daya keluaran : max. 45 W (rata-rata 30 W)
Auto reserve : +/- 4,75 cm/detik
4) Remote Microphones
Tipe : unidirectional dynamic
microphone
Catu daya : 24 V DC
Control : 12 individual controls and 1
all call control
Level keluaran : 0 dB 600 ohm (ballanced)
Programming function : 1 st in 1 st served priority,
cascade priority
5) Attenuator/Volume Control
Tipe : continuous type
Keluaran : 3/6/36 W
6) Wall Speaker
Keluaran : 20 W
Warna dan jenis disesuaikan dengan persetujuan
Direksi.
7) Kabel Instalasi untuk Speaker
Jenis kabel : NYMHY 3 x 1,5 mm²,
dilengkapi dengan uPVC
conduit diameter min.20 mm.
33.3. Cara Instalasi
a. Peralatan Utama
Semua peralatan utama dari sistem tata suara harus
dipasang dalam rak peralatan yang ditempatkan diruang
kontrol, secara rapi dan beraturan sehingga peralatan bisa
berfungsi dengan baik.
b. Instalasi Kabel
Semua kabel yang ditarik harus dimasukkan ke dalam pipa
uPVC dan dipasang sejajar dan harus dihindari/dijaga
jaraknya terhadap instalasi dari arus kuat.
Kabel catu untuk setiap loudspeaker mempergunakan
NYMHY 3 x 1,5 mm² (min.) atau setara dan diberi
pelindung uPVC conduit, setiap kabel catu yang menuju
loudspeaker harus dikeluarkan lewat tee doos.
Pipa-pipa uPVC yang ditarik harus diklem serta diberi
penguat/pendukung yang kuat dan ditarik secara rapi.
Semua kabel yang akan dipasang harus disambung sesuai
VI-78
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

dengan warna atau namanya masing-masing dan diadakan


pengetesan mutu kabel sebelum pemasangan.
Pipa uPVC yang dipakai type high impact. Semua
penyambungan kabel harus dilakukan dalam kontak-
kontak penyambung yang dibuat khusus untuk keperluan
itu.
c. Instalasi Loudspeaker
Pemasangan wall mounted loudspeaker dan harus
disesuaikan dengan keadaan ruangan dan dipasang serapi
mungkin.Pemasangan dan peletakkan attenuator harus
disesuaikan dengan tata letak dan tata guna ruangan dan
dipasang pada samping sisi dalam pintu masuk.
Pengkawatan yang menuju attenuator ini harus ditanam dan
dimasukkan ke dalam pipa uPVC conduit dengan diameter
minimal 19 mm, demikian juga untuk loudspeaker yang
wall mounted.
Semua loudspeaker dan attenuator beserta perlengkapannya
harus dipasang dengan cara yang telah disetujui Konsultan
Pengawas .
d. Instalasi kotak sambung sistem tata suara
Kotak sambung harus terbuat dari pelat baja dengan tebal
minimum 1,2 mm, dan dielectroplating galvanized anti
karat.
Tinggi pemasangan dari lantai 2,5 m dan dipasang
sebagaimana pada gambar perancangan. Pemborong harus
menyediakan semua peralatan tambahan yang harus
dipasang di dalam beton/tembok atau pekerjaan
pemasangan lainnya ditempat-tempat yang telah
ditentukan.
33.4. Pengetesan
a. Pada waktu yang disesuaikannya pemasangan dari seluruh
perlengkapan instalasi tata suara harus dalam kondisi baik
dan bebas cacat.Bagian-bagian yang rusak harus diganti
oleh Pemborong atas biaya Pemborong.
b. Mengadakan perbaikan lain terhadap kerusakan-kerusakan
yang diakibatkan kecerobohan para pekerja.
c. Pengetesan dan pemeriksaan instalasi sistem tata suara
yang terpasang.
d. Setelah terpasang sistem yang baik, pengkabelan yang telah
sesuai, maka pemeriksaan dan pengetesan harus dilakukan
apakah sistem sudah bekerja dengan baik dan benar.
e. Pengetesan
Pemborong harus melakukan semua pengetesan seperti
yang disyaratkan disini dan mendemonstrasikan cara kerja
dari segenap sistem, yang disaksikan oleh Konsultan
Pengawas. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang
perlu untuk percobaan tersebut merupakan tanggung jawab
Pemborong.
Peralatan bahan dan pengerjaan yang tidak baik harus
diganti dan diperbaiki oleh Pemborong untuk dicoba dan
didemonstrasikan kembali
33.5. Persyaratan Bahan/Material
a. Semua material yang dipasok dan dipasang oleh
Pemborong harus baru dan material tersebut khusus untuk
pemasangan di daerah tropis, material-material haruslah
dari produk dengan kualitas baik dan dari produk yang
VI-79
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

terbaru. Pemborong harus menjamin bahwa barang tersebut


adalah baik dan baru, dengan jalan menunjukkan surat
order pengiriman dari dealer/agen (pabrik), serta sebelum
pemasangan harus mendapat persetujuan tertulis dari
Konsultan Pengawas.
b. Pemborong harus bersedia mengganti material yang tidak
disetujui, karena menyimpang dari spesifikasi tanpa biaya
tambahan.
c. Untuk komponen dari material, yang mungkin sering
diganti harus dipilih yang mudah diperoleh di pasaran
bebas.
d. Daftar Material
 Mixer dan amplifier setara yamaha
 DVD Player setara Pioneer
 Speaker setara JBL
 Dynamic microphone setara Shure SM58LC
 Wireless Microphone setara Roxland
 Cabinet rack dan assesoris setara Spiderwood
Untuk semua material yang ditawarkan, maka Pemborong
wajib mengisi daftar material yang menyebutkan : merek,
tipe, model, kelas, lengkap dengan brosur/katalog yang
dilampirkan pada waktu tender.
e. Penyebutan Merek/Produk Pabrik.
Apabila pada spesifikasi teknis ini atau pada gambar
menyebutkan beberapa merek tertentu atau kelas mutu
(quality performance) dari material atau komponen
tertentu, maka Pemborong wajib melakukan didalam
penawarannya material yang dalam taraf mutu dan pabrik
yang disebutkan itu.
Apabila nanti selama proyek berjalan terjadi, bahwa
material yang disebutkan pada tabel material tidak dapat
diadakan oleh Pemborong, yang diakibatkan oleh sesuatu
alasan yang sangat kuat dan dapat diterima Pemilik,
Konsultan Pengawas dan Perancang, maka dapat dipikirkan
pengganti merek/type dengan suatu sanksi tertentu kepada
Pemborong.

PASAL 34 34.1. Lingkup Pekerjaan


PEKERJAAN LANSEKAP Pekerjaan lansekap yang dilaksanakan meliputi semua pekerjaan
yang tertera dalam gambar perencanaan yaitu meliputi:
a. Pekerjaan persiapan dan pematangan tanah
b. Pekerjaan penanaman
c. Pekerjaan perawatan/pemeliharaan tanaman

34.2. Persyaratan pekerjaan lansekap


a. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk-
petunjuk dan syarat-syarat pekerjaan lansekap, peraturan
persyaratan pemakaian bahan bangunan yang berlaku,
standar spesifikasi dari bahan yang dipergunakan.
b. Pekerjaan lansekap yang dilaksanakan harus mengikuti
semua petunjuk gambar lansekap.
c. Sebelum melaksanakan setiap pekerjaan di lapangan,
pekerjaan lansekap harus memperhatikan koordinasi kerja
dengan pekerjaan lain (struktur, Arsitektur, Mekanikal,
Elektrikal dan Plumbing) terutama dalam melakukan
VI-80
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

pekerjaan pembentukkan tanah dan penyelesaian tanah agar


tidak terjadi kesalahan, pembongkaran, pengrusakkan yang
tidak diinginkan terhadap pekerjaan yang lain yang telah
selesai dilaksanakan maupun yang sedang dilaksanakan.

34.3. Pelaksanaan pekerjaan


g. Semua ukuran dan posisi harus tepat sesuai gambar
lansekap juga ketepatan pemasangan patok-patok
dilapangan.
h. Pembentukkan dan penyelesaian tanah harus mengikuti
bentuk kemiringan / kontur / peil yang tertera dalam
gambar.
i. Kemiringan-kemiringan yang dibuat harus cukup kuat
untuk mengalirkan air hujan menuju keselokan yang ada
disekitarnya serta mengikuti persyaratan-persyaratan yang
tertera dalam gambar. Adanya genangan air diatas tanah
tidak dibenarkan.
j. Cara pelaksanaan setiap bagian pekerjaan ini mengikuti
petunjuk gambar, uraian dan syarat pekerjaan Lansekap.

34.4. Pekerjaan Persiapan Tanah


a. Pekerjaan ini meliputi:
 Pekerjaan persiapan tanah
 Pembentukkan dan penyelesaian tanah, penghamparan
tanah subur untuk rumput dan untuk tanaman hias
dalam bak bunga.
 Pembersihan tanah
b. Jenis tanah yang dipakai adalah:
 Tanah merah: untuk gundukan / bukit tanah
 Tanah humus: tanah subur, dihamparkan dengan
ketebalan minimum 40 cm.
c. Pekerjaan persiapan tanah ini meliputi pembongkaran/
pemindahan/ pembersihan ditempat kerja dari benda/ bekas
bahan bangunan/ struktur bangunan yang tidak berguna lagi
yang dapat mengganggu terlaksananya dan kelancaran
kerja ditempat tersebut.
d. Tanaman pohon/ semak/ rerumputan yang tidak diperlukan
lagi ditempat kerja harus disingkirkan berikut pokok/
pohon/ semak/ rerumputan sampai akar-akarnya.

34.5. Pembentukan dan Penyelesaian Tanah


a. Pembentukkan dan penyelesaian tanah harus mengikuti
bentuk / kemiringan / kontur / peil yang tertera dalam
gambar Lansekap.
b. Kemiringan yang dibuat harus cukup untuk mengalirkan air
hujan menuju ke selokan yang ada disekitarnya serta
mengikuti persyaratan yang tertera dalam gambar. Tidak
dibenarkan adanya genangan air diatas tanah.
c. Untuk pekerjaan penanaman diperlukan pekerjaan
pengupasan tanah yang mengandung bahan organis
sedalam keadaan tanah setempat sampai mendapatkan
tanah subur serta penyediaan tanah subur untuk bekas
galian tanah setelah pekerjaan penanaman dilakukan pada
lubang tersebut.

VI-81
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

34.6. Pembersihan tanah


a. Tanah yang telah siap untuk pelaksanaan suatu pekerjaan
ataupun yang telah selesai digarap harus dibersihkan dari:
 Bekas tanah galian.
 Bekas-bekas bahan bangunan.
b. Tanah yang disiapkan untuk pekerjaan penanaman harus
benar-benar dibersihkan dari batu, kerikil, aduk, kapur dan
segala bekas bahan bangunan, bahan plastik dan bahan-
bahan organis. Tanah yang dipakai untuk urugan dan
pelapisan tanah (trop soil) untuk rumput adalah tanah subur
dan gembur.

34.7. Pekerjaan penanaman


a. Pekerjaan penanaman ini meliputi:
 Penanaman pohon peneduh dan pengarah
 Penanaman tanaman hias
 Penanaman tanaman rumput seperti tercantum dalam
Gambar Kerja.
b. Bahan/material
 Jenis rumput yang ditanam adalah: Rumput gajah mini,
rumput ditanam pada gundukkan tanah sesuai gambar
rencana penanaman dalam bentuk rumpun.
 Jenis tanaman yang ditanam adalah: tanaman hias sesuai
dengan Gambar Rencana dan/ atau petunjuk Konsultan
MK serta Perencana.
 Semua jenis tanaman harus bebas dari segala jenis
penyakit dan hama, daun/cabang jangan sampai cacat
dan tumbuh sehat.
 Pembungkusan ball root harus dengan karung goni dan
diikat dengan erat untuk mencegah pecahnya akar dalam
pengangkutan.
 Untuk penampungan sementara dilapangan dipilihkan
tempat yang aman dari segala kerusakkan, teduh dan
dekat daerah penanaman.
 Tanaman dijaga agar mendapat panas matahari langsung
50 %.
 Waktu penyesuaian adalah dua minggu sampai satu
bulan di tempat penampungan dengan menanamkan
dalam tanah setempat tanpa melepas ball root untuk
tanaman hias.
 Sebelum pelaksanaan penanaman, semua tanaman
pembibitan harus dirawat dengan penyiraman secara
teratur pagi dan sore sampai terlihat tumbuh segar dan
baik.

VI-82
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Spesifikasi Teknis

B. PENUTUP
PASAL 35 35.1. Meskipun dalam bestek ini pada uraian pekerjaan dan uraian bahan-
PENUTUP bahan tidak dinyatakan, tetapi disebutkan dalam penjelasan pekerjaan
(aanwijzing) mengenai suatu bagian pekerjaan yang termasuk harus
dikerjakan oleh pemborong/kontraktor, maka bagian tersebut dianggap
ada dan dimuat dalam bestek ini.
35.2. Pekerjaan yang nyata-nyata menjadi bagian dari pelaksanaan
pekerjaan ini, tetapi tidak diuraikan atau tidak dibuat dalam bestek ini,
tetap diselenggarakan dan diselesaikan oleh Pemborong/Kontraktor.
35.3. Setiap melalui pekerjaan Pemborong/Kontraktor, harus ijin tertulis
serta membuat gambar penjelasan (shop drawing) dan berikut target
volume pekerjaan yang dilaksanakan.
35.4. Pemborong/kontraktor diharuskan membuat gambar sesuai
pelaksanaan (As-built Drawing) yang harus mendapat persetujuan dan
pengesahan dari Konsultan Pengawas dan Pengendali kegiatan.

VI-83
Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Anda mungkin juga menyukai