PASAL 1
LINGKUP PEKERJAAN
1. Kantor direksi, barak kerja dan gudang material tidak dibenarkan dibongkar
sebelum pekerjaan selesai, terkecuali atas perintah Pemberi Tugas/Direksi.
2. PELAKSANA harus membuat papan nama proyek berukuran ±1,20 x 1,60
meter dari bahan cetakan (Baliho) yang mencantumkan antara lain :
a. Departemen : …………(di sesuaikan pemberi tugas)
PASAL 1
PASAL 3
PEKERJAAN TANAH
1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan galian ini meliputi galian tanah untuk lantai jemur serta
pekerjaan galian yang nyata-nyata tertera dalam gambar dan syarat-syarat
teknik ini.
2. Material :
-
3. Pelaksanaan :
a. Galian tanah pondasi dimensi minimal sama dengan gambar atau
maksimal sampai mencapai tanah dasar/keras. Kecuali tanah dasar/keras
melebihi dua kali dimensi yang telah ditentukan, maka Direksi/Pengawas
Teknik dapat mengambil kebijaksanaan untuk merubah konstruksi dan
atau dimensi tanpa mengurangi kekuatan.
b. Untuk menjaga keamanan pekerjaan, tanah galian dibuang sejauh
minimal 1 meter dari tepi lubang galian atau sesuai dengan petunjuk
direksi.
c. Jika pada galian terdapat air menggenang, harus dipompa keluar. Untuk
ini PELAKSANA harus menyediakan pompa air yang siap untuk dipakai..
d. Semua tanah galian yang tidak dipakai harus diangkat keluar lokasi
pekerjaan.
e. Apabila terjadi kesalahan dalam penggalian tanah untuk dasar pondasi
sehingga dicapai kedalaman yang melebihi apa yang telah ditentukan
dalam gambar, maka kelebihan pada galian harus diurug kembali dengan
pasir, biaya akibat pekerjaan tersebut menjadi beban PELAKSANA.
PASAL 4
PEKERJAAN URUGAN
1. Lingkup Pekerjaan :
2. Material :
-
3. Pelaksanaan :
a. Pada tempat-tempat tertentu untuk lokasi bangunan yang menurut Direksi
perlu ditimbun, maka pelaksana harus menimbun sampai mencapai
ketinggian yang ditentukan, dengan menggunakan bahan timbunan yang
cukup baik, bebas dari rumput, akar-akar dan lain-lain serta harus
mencapai nilai CBR minimal 4 % rendam air. Dalam hal ini harus
mengikuti petunjuk-petunjuk pengawas teknik.
b. Urugan kembali bekas galian harus disertai dengan pemadatan, sehingga
minimal sama dengan keadaan tanah sebelum digali.
c. Ketebalan lapisan urugan tanah yang diperkenankan maksimum 30 cm
setiap lapis, kemudian dipadatkan sehingga pada ketebalan yang
ditentukan urugan tanah tersebut mencapai tingkat kepadatan yang
diinginkan.
d. Semua urugan pasir harus dipadatkan dengan penyiraman air, sehingga
mendapatkan angka kepadatan maksimal.
e. Pasir yang dipakai harus pasir kali dan bukan pasir laut, dengan
persyaratan bahwa pasir harus dalam keadaan bersih dari lumpur, tanah
dan tidak mengandung garam atau mineral lainnya.
PASAL 5
PEKERJAAN PONDASI
1. Lingkup Pekerjaan :
Bagian pekerjaan ini meliputi pasangan pondasi batu belah yang dibuat
untuk pondasi atau sesuai dengan gambar kerja, pasangan batu belah
sebagaimana dinyatakan dalam gambar, dan sebelumnya dibawah pasangan
pondasi harus diberi urugan pasir dan batu kosong.
2. Material :
a. Batu belah yang dipakai harus dari jenis yang keras yang tidak keropos,
serta mempunyai gradasi baik dengan diameter maksimum 25 cm.
b. Adukan yang dipakai terdiri dari campuran 1 PC : 4 pasir.
c. Baik batu, pasir maupun air adukan yang dipakai pada pekerjaan ini harus
bersih dari lumpur dan kotoran-kotoran lainnya.
d. PELAKSANA tidak dibenarkan menggunakan jenis batu lain kecuali atas
izin Direksi.
3. Pelaksaan :
a. Pekerjaan pasangan batu kali dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan
bentuk-bentuk yang ditunjukan dalam gambar.
b. Setiap batu harus dipasang di atas lapisan adukan dan diketok
ditempatnya hingga penuh.
c. Adukan harus mengisi penuh rongga-rongga antara batu, untuk
mendapatkan massa yang kuat dan integral.
PASAL 6
PEKERJAAN BETON
1. Lingkup Pekerjaan :
a. Membuat beton mutu f’ = 14,5 MPa (K 175), slump (12 ±2) cm, w/c = 0,66
2. Material :
Bahan-bahan/material yang dipergunakan untuk pekerjaan ini harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a. Agregat :
Agregat harus terdiri dari gradasi-gradasi yang halus sampai kasar, dan
harus sesuai dengan persyaratan dalam ketentuan-ketentuan beton.
Penyimpanan harus dilaksanakan sedemikian rupa, sehingga bebas dari
kontaminasi dengan bahan-bahan yang dapat merusak.
b. Semen :
1) Semen yang dipakai harus bermutu baik, tidak berbatu, seperti
disyaratkan dalam NI-8;
2) Semen ini harus dibawah ketempat pekerjaan dalam kemasan
standard dari pabrik dan terlindung.
3) Untuk pelaksanaan pekerjaan beton ini PELAKSANA harus
mengusahakan hanya menggunakan satu merk semen saja.
c. Besi Tulangan :
1) Besi untuk tulangan penyimpanannya harus bebas dari kontaminasi
langsung dengan udara, tanah lembab, aspal, olie (minyak) dan
gemuk.
2) Pengikat tulangan beton harus menggunakan kawat beton yang
berukuran garis tengah minimal 1 mm.
d. Air :
Air yang dipakai untuk pengecoran harus bersih, dalam arti tidak
mengadung lumpur dan bahan-bahan kimia yang dapat
mempengaruhi kekuatan beton.
e. Bekisting :
Bahan cetakan beton (bekisting) menggunakan kayu klas III, kecuali
Direksi/Pengawas menegaskan lain.
3. Pelaksanaan :
a. Proporsi :
Kecuali gambar menentukan lain, maka adukan beton harus mencapai
Kekuatan Tekan Beton untuk semua struktur beton.
b. Pengecoran Beton :
1) Sebelum pengecoran dilaksanakan, bekisting harus bersih dari
kotoran-kotoran dan bahan-bahan lain. Alat-alat pengaduk beton
(beton molen) dan alat pembawa juga harus bersih. Penulangan
harus dimatikan pada posisinya, serta harus diperiksa terlebih dahulu.
Dimensi semua bagian beton tertera pada gambar bestek dan detail.
Jika terdapat ketidak cocokan pada ukuran Kontraktor diwajibkan
untuk minta pertimbangan terlebih dahulu dari Direksi.
2) Besar diameter besi tulangan harus sesuai dengan ketentuan dalam
gambar. Jika suatu diameter tidak terdapat dipasaran, PELAKSANA
diwajibkan membicarakan terlebih dahulu dengan Direksi.
3) Peraturan-peraturan mengenai Pelaksanaan pekerjaan beton yang
tidak tercantum dalam RKS ini, dipakai peraturan yang termuat dalam
PBI 1971 sebagai syarat.
4. Bahan Additive :
Pemakainan bahan additive harus disertai percobaan laboratorium
guna mendapatkan hasil yang baik dan disetujui Direksi/Pengawas. Bahan
additive ini harus memenuhi persyaratan ASTM atau JIS.
PASAL 7
PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN
1. Lingkup Pekerjaan :
Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan plesteran dan acian sesuai dengan
kebutuhan persyaratan adukan sebagai berikut :
a. Pek. Plesteran Sp. 1 : 5
b. Pek. Acian Semen
2. Material :
a. Pasir untuk plesteran harus diayak cukup halus, dan pasir laut atau pasir
yang memiliki kandungan tanah tidak diperkenankan untuk digunakan.
b. Semen yang digunakan harus baru, tidak ada bagian yang membatu serta
dalam kemasan standard pabrik dan terlindung.
3. Pelaksanaan :
a. Sebelum pekerjaan plesteran dikerjakan, semua bidang yang akan
diplester harus disiram air sampai jenuh,
b. Tebal plesteran ditentukan ketebalannya 1,5cm dikerjakan dengan lurus
dan rata dan bidang-bidang yang berombak/retak harus dibongkar dan
diperbaiki.
c. Semua bidang plesteran yang kelihatan harus diaci menggunakan adukan
semen.
4. Persyaratan Bahan :
a. Pasir yang digunakan adalah pasir yang berasal dari sungai (pasir kali)
yang bersih, tidak mengandung tanah, lumpur dan kotoran-kotoran lain
serta sebelum digunakan harus disaring/ diayak terlebih dahulu.
b. Pasir yang digunakan adalah pasir yang tidak mengandung bahan-bahan
organis, garam dan tidak tercampur tanah atau bahan-bahan lain.
c. Semen yang digunakan setara merk tonasa dan tiga roda.
d. Campuran pasir (aggregate) untuk plester harus dipilih yang benar-benar
bersih dan bebas dari segala macam kotoran.
PASAL 8
PENUTUP
1. Pekerjaan-pekerjaan yang belum/tidak tercantum/dijelaskan dalam RKS ini
dapat dilihat pada gambar atau ditanyakan pada saat rapat pelaksanaan
pekerjaan.
2. Perubahan-perubahan yang terjadi terhadap RKS ini pada saat rapat
penjelasan pekerjaan akan dibuat suatu berita acara penjelasan pekerjaan
yang mengikat, dan merupakan satu kesatuan dengan RKS ini.
Menyetujui:
KEPALA DINAS SOSIAL DAN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA
KAB. BOALEMO