Anda di halaman 1dari 177

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

2018
BAB I
PERSYARATAN TEKNIS UMUM

PASAL 1 1.1. UMUM


URAIAN UMUM Pekerjaan yang akan dilaksanakan dan akan ditenderkan sesuai
dengan :
a. Gambar-gambar bestek, konstruksi dan detail terlampir
b. Uraian dan syarat-syarat teknis pelaksanaan pekerjaan (RKS)
c. Berita acara penjelasan pekerjaan (Aanwijzing)
d. Rencana Anggaran Biaya (RAB)
e. Petunjuk dari Direksi Lapangan/Pengawas Lapangan.
` 1.2. Pekerjaan yang akan dilaksanakan, meliputi :
a. Pembangunan Review Design Pembangunan Gedung/
Kantor dan Laboratorium Diagnostik
b. Sarana dan Prasarana Penunjang :
 Site development
 Kantor dan Laboratorium
 Bangunan garasi dan Gudang
 Bangunan Musholah
 Bangunan Lab Basah
 Bangunan Power House
 Bangunan Pos Jaga
1.3. Apabila ternyata ada perbedaan antara kontrak dan bestek, bestek
dan gambar detail, Pemborong harus segera lapor kepada Direksi
dan Pengawas Lapangan
1.4. Kontraktor/pemborong harus menghitung sendiri volume setiap
pekerjaan yang ada sesuai dengan gambar rencana dan RKS ini.
1.5. Sebelum dan selama melaksanakan pekerjaan, Penyedia jasa harus
berkonsultasi dengan Pengawas Kegiatan/ Direksi Pekerjaan.
1.6. Selama berlangsungnya pekerjaan, Penyedia jasa harus dapat
menjaga lingkungan agar tidak terganggu oleh jalannya pekerjaan.
1.7. Kerusakan jalan masuk yang disebabkan oleh pelaksanaan
pekerjaan atau lahan sekitar yang disebabkan oleh pelaksanaan
pekerjaan menjadi tanggung jawab Penyedia jasa. Untuk itu
sebelum pelaksanaan pekerjaan Rekanan/ Kontraktor bisa minta
ijin kepada pemilik yang bersangkutan untuk mendapatkan
dispensasi pemakaian jalan menuju lokasi ataupun lahan sekitar
yang diperlukan.
1.8. Pekerjaan harus segera diselesaikan dengan baik, dengan
ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
a. Halaman harus bersih dari sisa-sisa kotoran atau puing-puing
pada waktu diserahkan.
b. Pekerjaan harus segera diserah terimakan dengan kondisi
memuaskan dengan disaksikan oleh Direksi dan Pengawas
Lapangan.

PASAL 2 2.1. Umum


LINGKUP PEKERJAAN Untuk dapat memahami dengan sebaik-baiknya seluruh seluk
beluk pekerjaan ini kontraktor diwajibkan mempelajari secara
seksama seluruh gambar pelaksanaan beserta uraian pekerjaan dan
persyaratan pelaksanaan seperti yang diuraikan didalam buku ini.
Bila terdapat ketidakjelasan dan atau perbedaan dalam gambar dan

PT. SARITAMA PURNAMA Page 1


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
uraian ini kontraktor diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada
perencana untuk mendapatkan penyelesaian/
2.2. Lingkup Pekerjaan
Penyelesaian tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat kerja yang
dibutuhkan dalam melaksanakan pekerjaan ini serta
mengamankan, mengawasi dan memelihara bahan-bahan, alat
kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan
berlangsung sehingga seluruh pekerjaan-pekerjaan dapat selesai
dengan sempurna.
2.3. Sarana Kerja
Kontraktor wajib memasukan jadwal kerja kontraktor juga wajib
memasukan identiikasi dari tempat kerja, nama, jabatan, dan
keahlian masing-masing anggota pelaksanaan pekerjaan, serta
iventarisasi peralatan yang digunakan melaksanakan pekerjaan ini.
Kontraktor wajib menyediakan tempat penyimpanan bahan-
bahan/material dilokasi yang aman dari segala kerusakan,
kehilangan dan hal-hal yang dapat mengganggu pekerjaan lain.
Semua sarana persyaratan kerja, sehingga kelancaran dan
memudahkan kerja dilokasi dapat tercapai.

2.4. Dokumen Perencanaan


a. Dalam hal terjadi perbedaan dan atau petentangan dalam
gambar-gambar yang ada (arsitektur, struktur dan mekanikal
dan elektrikal) dalam buku uraian pekerjaan ini maupun
pekerjaan yang terjadi akibat kecelakaan dilokasi, kontraktor
diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada perencanaan/
konsultan pengawasan. Secara tertulis untuk mendapatkan
keputusan pelaksanaan dilokasi setelah konsultan pengawas
berunding terlebih dahulu dengan perencana. Ketentuan
tersebut di atas tidak dapat dijadikan alasan oleh kontraktor
untuk memperpanjang waktu pelaksanaan.
b. Semua ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran jadi,
dalam keadaan selesai/terpasang.
c. Mengingat masalah ukuran ini sangat penting, kontraktor
diwajibkan memperhatikan dan meneliti dahulu semua
ukuran yang tercantum seperti peil-peil, ketinggian, lebar
ketebalan, luas penampang dan lain-lainnya sebelum
pekerjaan dimulai.
Bila ada keraguan mengenai ukuran mana yang akan dipakai
dan dijadikan pegangan kontraktor wajib merundingkan
terlebih dahulu dengan perencanaan.
d. Kontraktor tidak dibenarkan untuk mengubah dan atau
mengganti ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar-
gambar pelaksanaan tanpa sepengetahuan konsultan
pengawas.
e. Kontraktor harus menyediakan dengan lengkap masing-
masing dua salinan segala gambar-gambar, spesifikasi teknis,
agenda, berita-berita perubahan dan gambar-gambar
pelaksanaan yang telah disetujui di tempat pekerjaan.
Dokumen-dokumen ini harus dapat dilihat konsultan
pengawas konstruksi dan direksi setiap saat sempat dengan
serah terima kesatu. Serah terima kesatu dokumen-dokumen
tersebut akan didokumentasikan oleh pemberi tugas.

PT. SARITAMA PURNAMA Page 2


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
2.5. Gambar Pelaksanaan dan Contoh.
a. Semua gambar pelaksanaan (shop drawing) adalah gambar-
gambar, diagram, ilustrasi jadwal, brosur, atau data yang
disiapkan kontraktor atau subkontraktor, supplier atau
produsen yang menjelaskan bahan-bahan atau sebagian
pekerjaan.
b. Disediakan contoh-contoh benda dari kontraktor untuk
menunjukan bahan, pelengkapan, dan kualitas kerja. Ini akan
dipakai oleh konsultan pengawas untuk menilai dahulu.
c. Kontraktor akan memeriksa, menandatangani persetujuan dan
menyerahkan dengan segera semua gambar-gambar
pelaksanaan dan contoh-contoh yang diisyaratkan dalam
dokumen kontrak atau oleh konsultan pengawas. Gambar-
gambar pelaksanaan dan contoh-contoh harus diberi tanda-
tanda sebagaimana ditentukan konsultan pengawas.
Kontraktor harus melampirkan keterangan tertulis mengenai
setiap perbedaan dengan Dokumen Kontrak jika, ada hal-hal
demikian.
d. Dengan menyetujui dan menyerahkan gambar-gambar
pelaksanaan atau contoh-contoh dianggap Kontraktor telah
meneliti dan menyesuaikan setiap gambar atau contoh
tersebut dengan Dokumen Kontrak.
e. Konsultan Pengawas dan Perencanaan akan memeriksa dan
menolak atau menyetujui gambar-gambar pelaksanaan atau
contoh-contoh dalam waktu sesingkat-singkatnya, sehingga
tidak mengganggu jalannya pekerjaan dengan
mempertimbangkan syarat-syarat keindahan.
f. Kontraktor akan melakukan perbaikan-perbaikan yang
diminta konsultan pengawas dan menyerahkan kembali
gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-contoh sampai
disetujui.
g. Persetujuan konsultan pengawas terhadap gambar-gambar
pelaksanaan dan contoh-contoh tidak membebaskan
kontraktor dari tanggung jawabnya atas perbedaan tersebut
tidak diberitahukan secara tertulis kepada konsultan
pengawas.
h. Semua pekerjaan yang memerlukan gambar-gambar
pelaksanaan atau contoh-contoh yang harus disetujui
konsultan pengawas, tidak boleh dilaksanakan sebelum ada
persetujuan dari konsultan pengawas.
i. Gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh harus
dikirimkan konsultan pengawas dalam dua salinan, konsultan
pengawas akan memeriksa dan mencantumkan “Telah
Diperiksa Tanpa Perubahan” atau “Ditolak” satu salinan
ditahan oleh konsultan pengawas untuk arsip, sedangkan
yang kedua dikembalikan kepada sub kontraktor atau yang
bersangkutan lainnya.
j. Sebelum catalog atau barang cetakan, hanya boleh diserahkan
apabila menurut konsultan pengawas hal-hal yang sudah
ditentukan dalam catalog atau barang cetakan tersebut sudah
jelas dan tidak dirubah. Barang cetakan ini juga harus
diserahkan dalam dua rangkap untuk masing-masing jenis
dan diperlukan sama seperti butir diatas.
k. Contoh-contoh yang disebutkan dalam Spesifikasi teknis

PT. SARITAMA PURNAMA Page 3


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
harus dikirimkan kepada konsultan pengawas.
l. Biaya pengiriman gambar-gambar pelaksanaan, contoh-
contoh, catalog-katalog kepada konsultan, Pengawas dan
perencanaan menjadi tanggungan kontraktor.

2.6. Jaminan Kualitas


Kontraktor menjamin pada Pemberi Tugas dan Konsultan
Pengawas, bahwa semua bahan dan perlengkapan untuk pekerjaan
adalah sama sekali baru, kecuali ditentukan lain, serta kontraktor
menyetujui bahwa semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik,
bebas dari cacat teknis dan estetis serta sesuai dengan dokumen
kontrak.
Apabila diminta. Kontraktor sanggup memberikan bukti-bukti
mengenai hal-hal tersebut pada butir-butir ini, sebelum mendapat
persetujuan dari konsultan pengawas, bahwa pekerjaan telah
dikerjakan dengan sempurna, semua pekerjaan tetap menjadi
tanggung jawab kontraktor sepenuhnya.

2.7. Nama Pabrik/Merk yang ditentukan


Apabila pada spesifikasi teknis ini disebutkan nama pabrik.merk
dari suatu jenis bahan/komponen, maka kontraktor menawarkan
dan memasang sesuai dengan yang ditentukan, jadi tidak ada
alasan bagi kontraktor pada waktu pemasangan menyatakan
barang tersebut sudah tidak terdapat lagi dipasaran ataupun sukar
didapat dipasaran.
Untuk barang-barang yang harus diimport, segera setelah ditunjuk
sebagai pemenang, kontraktor harus sesegera mungkin memesan
pada agennya di Indonesia.
Apabila kontraktor telah berusaha untuk memesan namun pada
saat pemesanan bahan/merk tersebut tidak/sukar diperoleh, maka
perencana dengan persetujuan tertulis dari pemberi tugas akan
melakukan sendiri alternative merk lain dengan spesifikasi
minimum yang sama. Setelah 1 (satu) bulan menunjukan
pemenang, kontraktor harus memberikan kepada pemberi tugas
fotocopy dari pemesanan material yang diimport pada agen
ataupun importer lainnya, yang menyatakan bahwa material-
material tersebut telah dipesan (order import)

2.8. Contoh-contoh Bahan/Material ( APROVAL )


a. Contoh-contoh material yang dikehendaki oleh pemberi tugas
atau wakilnya harus segera disediakan atas biaya kontraktor
dan contoh-contoh tersebut diambil dengan jalan atau cara
sedemikian rupa, sehingga dapat dianggap bahwa bahan atau
pekerjaan tersebutlah yang akan dipakai dalam pekerjaan
nanti. Contoh-contoh tersebut jika telah disetujui, disimpan
oleh pemberi tugas atau wakilnya untuk dijadikan dasar
penolakan tidak sesuai dengan contoh, baik kualitas maupun
sifatnya.
b. Kontraktor diwajibkan menyerahkan barang-barang contoh
(sample) dari material yang akan dipakai/dipasang, untuk
mendapatkan persetujuan konsultan pengawas.
c. Barang-barang contoh (sample) tertentu harus dilampiri
dengan tanda bukti sertifikasi pengujian dan spesifikasi

PT. SARITAMA PURNAMA Page 4


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
teknis dari barang-barang/material-material tersebut.
d. Untuk barang-barang dan material yang akan didatangkan
kesite (melalui pemesanan) maka kontraktor diwajibkan
menyerahkan : brosur, catalog, gambar kerja atau shop
drawing dan sample yang dianggap perlu
perencanaan/konsultan pengawas.

2.9. Subtitusi
a. Produk yang disebutkan nama pabriknya :
Material peralatan, perkakas, aksesoris yang disebutkan nama
pabriknya dalam RKS, kontraktor harus melengkapi produk
yang disebutkan dalam spesifikasi teknis atau dapat
mengajukan produk yang setara, disertai data-data yang
lengkap untuk mendapatkan konsultan perencana sebelum
memesan.
b. Produk yang tidak disebutkan nama pabriknya.
Materialnya, peralatan, perkakas, aksesoris dan produk-
produk yang tidak disebutkan nama pabriknya didalam
spesifikasi teknis, kontraktor harus mengajukan secara tertulis
nama Negara dari pabrik yang menghasilkan catalog dan
selanjutnya menguraikan data-data atau yang menunjukan
secara benar bahwa produk-produk yang dipergunakan adalah
sesuai dengan spesifikasi teknis dan kondisi proyek untuk
mendapatkan persetujuan dari pemilik/ perencana/konsultan
pengawas.

2.10. Peralatan, Material dan Tenaga Kerja


Seluruh peralatan, material yang dipergunakan dalam pekerjaan ini
harus baru. Seluruh peralatan harus dilaksanakan dengan cara
yang benar dan setiap pekerja harus mempunyai ketrampilan yang
memuaskan, dimana latihan khusus bagi pekerja sangat diperlukan
dan kontraktor harus melaksanakannya.

2.11. Sertifikat Kontraktor dan Sub Kontraktor


Semua Kontraktor dan Sub Kontraktor yang
bertanggung jawab atas pekerjaan pelaksanaan proyek
ini harus memiliki pas/ sertifikat golongan tertinggi,
diantaranya :
1) Sertifikat sesuai keahlian yang diusulkan
2) SIPP dari Badan Keselamatan Kerja.
3) Dan lain-lain yang berlaku diwilayah terkait

2.12. Struktur Organisasi Pelaksanaan


Kontraktor wajib membuat struktur organisasi di lapangan
berdasarkan penawaran lelang. Konsultan pengawas berhak
meminta kehadiran tenaga ahli yang ada di struktur organisasi
pelaasanaan.

2.13. Klausal disebutkan kembali


Apabila dalam dokumen tender ini klausal-klausal yang
disebutkan kembali pada butir lain, maka ini bukan berarti
menghilangkan butir tersebut tetapi dengan pengertian lebih
menegaskan masalah. Jika terjadi hal-hal yang sering bertentangan
antara gambar atau terhadap spesifikasi teknis, maka diambil

PT. SARITAMA PURNAMA Page 5


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
sebagai patokan adalah yang mempunyai bobot teknis dan atau
yang mempunyai bobot biaya yang paling tinggi.
Pemilik proyek dibebaskan dari hak patent dan lain-lain untuk
segala “claim” atau tuntutan terhadap hak-hak asasi manusia

.
2.14. Koordinasi Pekerjaan
a. Untuk kelancaran pekerjaan ini, garus disediakan koordinasi
dari seluruh bagian yang terlibat didalam kegiatan proyek ini.
Seluruh aktifitas yang menyangkut dalam proyek ini harus
dikoordinir terlebih dahulu agar gangguan dan konflik satu
dengan yang laian dapat dihindarkan. Melokalisasi/merinci
setiap pekerjaan sampai dengan detail untuk menghindari
gangguan dan konflik serta harus persetujuan dari konsultan
perencana/ pengawas.
b. Kontraktor harus melaksanakan segala pekerjaan menurut
uraian dan syarat-syarat pelaksanaan, gambar-gambar dan
instruksi tertulis dari konsultan pengawas.
c. Konsultan pengawas berhak memeriksa pekerjaan yang
dilakukan oleh kontraktor pada setiap waktu. Bagaimanapun
juga kelalaian konsultan pengawas dalam pengontrolan
terhadap kekeliruan atas pekerjaan yang dilaksanakan oleh
kontraktor. Tidak berarti kontraktor bebas dari tanggung
jawab.
d. Pekerjaan yang tidak memenuhi uraian dan syarat-syarat
pelaksanaan (spesifikasi) atau instruksi tertulis dari konsultan
pengawas harus diperbaiki atau dibongkar. Semua biaya
diperlukan untuk itu menjadi tanggung jawab kontraktor

2.15. Perlindungan terhadap Orang, Harta Benda dan Pekerjaan


a. Perlindungan terhadap milik umum
Kontraktor harus menjaga jalan umum, jalan kecil dan jalan
bersih dari alat-alat mesin, bahan-bahan bangunan dan
sebagainya serta memelihara kelancaran lalulintas, baik bagi
kendaraan maupun pejalan kaki selama kontrak berlangsung.
b. Orang-orang yang tidak berkepentingan
Kontraktor harus melarang siapapun yang tidak
berkepentingan memasuki tempat pekerjaan dan dengan tegas
memberikan perintah kepada ahli tekniknya yang bertugas
dan oara penjaga.
c. Perlindungan terhadap bangunan yang ada:
Selama masa-masa pelaksanaan kontrak, kontraktor
bertanggung jawab penuh atas segala kerusakan bangunan
yang ada, utilitas, jalan-jalan, saluran-saluran pembuangan
dan sebagainya ditempat pekerjaan, dan kerusakan sejenis
yang disebabkan operasi-operasi kontraktor, dalam arti kata
luas. Itu semua harus diperbaiki oleh kontraktor hingga dapat
diterima oleh pemberi tugas.
d. Penjagaan dan perlindungan pekerjaan:
 Kontraktor bertanggung jawab atas penjagaan, penerapan
dan perlindungan terhadap pekerjaan yang dianggap
penting selama pelaksanaan kontrak, siang dan malam.
 Pemberi tidak bertanggung jawab terhadap kontraktor,
atas kehilangan atau kerusakan bahan-bahan bangunan

PT. SARITAMA PURNAMA Page 6


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
peralatan atau pekerjaan yang sedang dalam pelaksanaan.
e. Kesejahteraan keamanan dan pertolongan pertama
Kontraktor harus mengadakan dan memelihara fasilitas
kesejahteraan dan tindakan pengamanan yang layak untuk
melindungi para pekerja dan tamu yang akan datang ke
lokasi. Fasilitas dan tindakan pengamanan seperti ini
diisyaratkan harus memuaskan pemberi tugas dan juga harus
menurut (memenuhi) ketentuan-ketentuan undang-undang
yang berlaku saat ini. Dilokasi pekerja, kontraktor wajib
mengadakan perlengkapan yang cukup untuk pertolongan
pertama yang mudah dicapai.

f. Gangguan pada tetangga


Segala pekerjaan yang menurut pemberi tugas mungkin akan
menyebabkan adanya gangguan pada penduduk yang
berdekatan, hendaknya dilaksanakan pada waktu sebagainya
tugas akan menentukannya dan tidak ada tambahan yang
mungkin ia keluarkan.

2.16. Peraturan Hak Patent


Kontraktor harus melindungi pemilik (owner) terhadap semua
“claim” atau tuntutan, biaya atau kenaikan harga karena bencana,
dalam hubungan dengan merk dagang atau nama produksi, hak
cipta ada semua material dan peralatan yang digunakan dalam
proyek ini.

2.17. Iklan
Kontraktor tidak diijinkan membuat iklan dalam bentuk apapun
didalam sempadan (batas) site atau ditanah yang berdekatan tanpa
seijin dari pemberi tugas

2.18. Peraturan Teknis Pembangunan yang digunakan


a. Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain
dalam rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) ini, berlaku dan
mengikat ketentuan-ketentuan dibawah ini termasuk segala
perubahan dan tambahannya.
b. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 tahun
2003 tanggal 03 Nopember tentang pedoman pelaksanaan
pengadaan barang/jasa pemerintah.
c. Peraturan umum tentang pelaksanaan pembangunan di
Indonesia atau Algemene Voorwaarden Voor Uitvorering bij
Aaneming van Openbare Warken (AV) 941.
d. Keputusan-keputusan dari majelis Indonesia untuk Arbitrase
Teknik dari Dewan Teknik Pembangunan Indonesia (DTPI).
e. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI-1971)
f. Tata cara perencanaan struktur untuk bangunan gedung SK-
SNI T-15 1991-03
g. Peraturan umum dari Dinas Kesehatan Kerja Departemen
Tenaga kerja.
h. Peraturan umum tentang Pelaksanaan Instalasi Listrik (PUIL)
979 dan PLN setempat.
i. Peraturan umum tentang pelaksanaan Instalasi Air minum
serta Instalasi pembuangan dari Perusahaan Air Minum.
j. Peraturan konstruksi kayu Indonesia (PKKI-1961).
k. Peraturan Semen Portland Indonesia NI-08.

PT. SARITAMA PURNAMA Page 7


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
l. Peraturan Bata Merah sebagai bahan bangunan.
m. Peraturan Muatan Indonesia 1983.
n. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia 1983.
o. Peraturan Pengecatan NI-12.
p. Peraturan ketentuan lain yang dikeluarkan oleh
jawatan/instansi pemerintahan setempat, yang bersangkuta
dengan permasalahan bangunan.
q. Untuk melaksanakan pekerjaan dalam butir tersebut diatas,
berlaku dan mengikat pula.
r. Gambar bestek yang dibuat konsultan perencana yang sudah
disahkan oleh pemberi tugas termasuk juga gambar-gambar
detail yang diselesaikan oleh kontraktor dan sudah
disahkan/disetujui direksi.
s. Rencana kerja dan syarat-syarat pekerjaan.
t. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
u. Berita Acara Penunjukan.
v. Surat Keputusan Pengguna Barang/jasa tentang penunjukan
kontraktor.
w. SPPPBJ (Surat Penetapan Penunjukan Penyedia
Barang/Jasa).
x. Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya.
y. Jadwal Pelaksanaan (Tentative Time Schedule).
z. Kontrak/surat Perjanjian Pemborongan.

2.19. Shop Drawing


a. Harus selalu dibuat gambar pelaksanaan dari semua
komponen struktur berdasarkan design yang ada dan harus
dimintakan persetujuan tertulis dari konsultan pengawas.
b. Gambar pelaksanaan ini harus memberikan semua data-data
yang diperlukan termasuk keterangan produk bahan,
keterangan pemasangan, data-data tertulis dan hal-hal lain
yang diperlukan.
c. Kontraktor bertanggung jawab terhadap semua kesalahan-
kesalahan detailing fabrikasi dan ketepatan
penyetelan/pemasangan semua bagian konstruksi baja.
d. Semua bahan untuk pekerjaan baja difabrikasi diworkshop
kecuali atas persetujuan konsultan pengawas.
e. Semua Baut, baik yang dikerjakan diworkshop maupun
dilapangan harus selalu memberikan kekuatan yang
sebenarnya dan masuk tepat pada lubang baut tersebut.
f. Pekerjaan perubahan dan tambahan dilapangan pada waktu
pemasangan yang diakibatkan oleh kurang kelalaian
kontraktor, harus dilakukan atas biaya kontraktor.
g. Keragu-raguan terhadap kebenaran dan kejelasan gambar dan
spesifikasi harus ditanyakan kepada konsultan
pengawas/perencana.
h. Kontraktor diwajibkan untuk membuat gambar-gambar “As
Built Drawing” sesuai dengan pekerjaan yang telah dilakukan
dilapangan secara kenyataan. Untuk kebutuhan
pemeriksanaan dikemudian hari dan gambar-gambar tersebut
diserahkan kepada konsultan pengawas

2.20. Pembuatan Gambar Pelaksanaan (As-Build Drawing)


Sebelum penyerahan pekerjaan I, kontraktor pelaksana sudah
harus menyelesaikan gambar sesuai pelaksanaan yang terdiri dari :

PT. SARITAMA PURNAMA Page 8


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
a. Gambar rancangan pelaksanaan yang tidak mengalami
perubahan dalam pelaksanaannya
b. Shop drawing sebagai penjelasan detail maupun yang berupa
gambar-gambar perubahan
c. Apabila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran,
maka ukuran dengan angka yang diikuti, kecuali bila terjadi
kesalahan penulisan angka tersebut yang jelas akan
menyebabkanketidaksempurnaan/ketidaksesuaian konstruksi
harus mendapatkan keputusan Konsultan Pengawas terlebih
dahulu
d. Kertas gambar as built drawing dengan ukuran A3 atau A2
e. Gambar sesuai pelaksanaan merupakan bagian pekerjaan
yang harus diserahkan pada saat Penyerahan Pertama.

PASAL 3 3.1. Keterangan Umum


PERSYARATAN BAHAN- Yang disebut dengan bahan bangunan adalah semua bahan-bahan
BAHAN yang digunakan dalam pelaksanaan sebagaimana tertera dalam
uraian pekerjaan dan persyaratan pelaksanaan ini serta gambar
kerja.
Semua bahan bangunan harus berkualitas baik dan sesuai dengan
syarat-syarat yang tercantum dalam PUBI 1982, PBI 1971, SKSNI
– T15 – 1991 – 03, SNI 03-1729-2002, AV, PTC, AUWI, AVE
dan PKKI-05-2002.
Jenis dan mutu bahan yang dipakai diutamakan merupakan produk
dalam negeri, dan mengacu Peraturan Daerah yang berlaku,
kecuali ditentukan lain.
Penyedia jasa harus membuat gambar-gambar detail pelaksanaan
(shop drawing), pengiriman kepada Direksi Pekerjaan/Pengawas
Kegiatan contoh bahan bangunan termasuk warna dan bentuk yang
akan dipakai sebelum pelaksanaan pekerjaan untuk diperiksa dan
disetujui.
Penyedia jasa harus menyerahkan hasil tes laboratorium jika
diperlukan, yang berkaitan dengan mutu bahan yang akan
digunakan.
Bila terdapat perbedaan pendapat mengenai mutu bahan, maka
Pemborong berkewajiban memeriksakan bahan tersebut
kelaboratorium Balai Penelitian Bahan Bangunan dengan semua
biaya menjadi tanggungan Pemborong, begitu pula waktu yang
tersita dapat untuk alasan perpanjangan waktu pelaksanaan.
Direksi Pekerjaan/Pengawas Kegiatan berhak untuk meminta
keterangan selengkap-lengkapnya tentang bahan tersebut.
Contoh-contoh harus sesuai dengan macam dan kualitas keadaan
barang-barang yang dipakai (dimaksud).
Jika diperlukan pekerjaan yang memerlukan tempat kerja selain
tempat kerja yang ada dilapangan/ Basecamp, maka Penyedia Jasa
wajib memberitahu kepada Direksi Pekerjaan/Pengawas Kegiatan,
agar kualitas bahan maupun kualitas pekerjaan sebelum
dikirimkan ke lapangan bisa direkomendasi oleh Direksi
Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan apakah layak untuk
dikirim/dipasang.
Ukuran/dimensi yang dimaksud dalam gambar untuk bahan adalah
bersih (ukuran jadi).

PT. SARITAMA PURNAMA Page 9


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
3.2. Air
a. Air untuk pembangunan haruslah digunakan air tawar yang
bersih dan bebas mineral zat organik tanah lumpur, larutan
alkalin dan lain-lain.
b. Jika air dari saluran air minum atau sumber air yang ada tidak
mencukupi maka penyedia jasa harus mengadakan air untuk
tujuan pembangunan ini dengan mendatangkan atau
mengadakan sumber air sendiri yang memenuhi syarat

3.3. Semen Portland


a. Portland Cemen (PC) yang dipergunakan dalam pekerjaan ini
adalah semen sekualitas Tiga Roda Kualitas I harus
memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam NI-8 Bab 3.2,
PBI 1971 dan PUBI – 1982, warna abu-abu kehijauan.
b. Semen yang digunakan dalam pekerjaan harus sama dengan
semen yang dipakai pada waktu menentukan campuran
beton.
c. Untuk pekerjaan beton plat, menggunakan semen portland
type II yang tahan sulfat.
d. Kantong pembungkus tidak boleh rusak jahitannya sebelum
sampai di tempat pekerjaan.
e. Semen yang sudah mulai membatu tidak boleh dipergunakan.
f. Untuk menghindari terjadinya semen sampai membatu,
Penyedia Jasa diwajibkan untuk menjaga stok semen jangan
sampai melebihi kapasitas penggunaan (sesuai dengan
schedule).
g. Penyimpanan semen (gudang semen), agar dibuat bebas air/
bocor air hujan dan tidak terpengaruh cuaca.
h. Semen harus keluaran pabrik yang sama dan hasil produksi
yang sama.
3.4. Kerikil (Agregat Kasar)
a. Untuk pekerjaan beton, batu pecah atau koral dengan gradasi
2 sampai 3 cm, bersih dari bahan organis atau kotoran lain
dan sebelum digunakan harus dicuci terlebih dahulu.
b. Kerikil yang akan digunakan untuk bahan beton (pengecoran)
harus kerikil yang keras tidak berpori.
c. Untuk pekerjaan rembesan kerikil dari kwarsa keras.
3.5. Pasir (Agregat Halus)
a. Pasir urug adalah pasir pengisi yang tidak mengandung bahan
organis dan bebas dari bahan lumpur.
b. Pasir aduk adalah pasir yang tidak mengandung bahan
organis atau garam atau tidak tercampur tanah atau bahan-
bahan lain.
c. Pasir beton adalah pasir yang bersih tidak mengandung
bahan-bahan organis, kasar tajam memenuhi syarat-syarat
yang tercantum dalam PBI’ 71.
d. Untuk pasir aduk pasir beton digunakan pasir yang kasar
tidak mengandung lumpur atau tanah (yang berkualitas baik).
e. Penyetokan material terutama pasir agar dipisahkan sesuai
dengan fungsi penggunaannya, tidak diperbolehkan
tercampur satu dengan yang lainnya.

PT. SARITAMA PURNAMA Page 10


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
3.6. Batu Belah
a. Jenis batu yang digunakan harus keras dan tidak boleh berupa
batu blondos (harus dibelah).
b. Untuk pekerjaan pasangan batu ukuran batu yang digunakan
antara 10 cm sampai dengan 20 cm, sedapat mungkin
berbentuk persegi.

3.7. Batu Bata


a. Bentuk standar bata merah adalah prisma segi empat,
bersudut siku-siku dan tajam, permukaannya rata dan tidak
menampakan adanya retak-retak yang merugikan.
b. Ukuran standar bata merah

Modul Tebal Lebar Panjang


M – 5a 65 mm 90 mm 190 mm
M – 5b 65 mm 140 mm 190 mm
M–6 55 mm 110 mm 230 mm

3.8. Ready Mix


a. Penggunaan Ready Mixed adalah mutlak, proses pabrik,
pengukuran dan campuran harus sesuai dengan ACI-304
dan ASTM C-94.
b. Campuran beton harus direncanakan oleh supplier
beton dan dikontrol oleh Kontraktor dan Konsultan
, sehingga didapatkan mutu beton seperti yang
disyaratkan pada gambar.
c. Setiap tahapan pengecoran harus dibuat kubus beton
dengan jumlah sesuai dengan pasal 6.5.c.
d. Pengujian slump beton sampai di proyek minimum 10
cm dengan cara pengujian slump seperti pada pasal
6.5.e.
e. Pemilihan supplier beton Ready Mixed harus dengan
persetujuan tertulis dari Konsultan , dan tanggung
jawab mutu beton tetap pada Kontraktor.
f. Mutu Beton Ready Mix yang digunakan pada pekerjaan ini
adalah K.300.

3.9. Site Mix


Site Mix, dibuat dengan cermat dan teliti. Setiap site mix yang
dibuat dari tiap -tiap satu pekerjaan harap dibuatkan test sample
baik kubus maupun silinder dilaboratorium yang independent
dan didokumentasikan tertulis. Setiap stau pekerjaan maka satu
document site mix sebagai contoh untuk pekerjaan site mix K-
300 balok, site mix K-300 kolom, site mix K-300 slof makan
harus dibuat 3 (tiga sample site mix K-300 dan tiga hasil
dokumentasi tertulis).
Untuk Pekerjaan kolom praktis dan balok latai dikerjakan
dengan Sitemix dengan mutu beton K.175.

PT. SARITAMA PURNAMA Page 11


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
3.10. Bahan Campuran Tambahan ( Admixture )
Admixture harus disimpan dan dilindungi untuk menjaga
kerusakan dari container. Admixture harus sesuai dengan ACI
212.2R-71 dan ACI 212.2R-64 segala macam admixture yang
akan digunakan dalam pekerjaan harus disetujui oleh
”Konsultan Pengawas yang ditunjuk”. Admixture yang
mengandung chloride atau nitrat tidak boleh dipakai.

3.11. BESI BETON


a. Semua besi beton yang dipakai harus sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan.
b. Semua baja tulangan yang akan dipakai harus berasal dari
produksi pabrik yang telah disetujui Pengawas Kegiatan.
c. Baja tulangan harus dari baja polos atau diprofilkan dengan
tegangan leleh minimal 2400 kg/cm2, Baja tulangan harus
dari baja Ulir atau diprofilkan dengan tegangan leleh minimal
3900 kg/cm2 untuk besi beton Ø < 19 mm dan dengan
tegangan leleh 4000 kg/cm2 untuk besi beton Ø > 12 mm,
untuk tulangan dengan Ø > 16 mm digunakan baja
diprofilkan, yang dalam segala hal harus memenuhi
ketentuan-kelentuan SKSNI T-15-1991-03.
d. Baja tulangan harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah
dan tidak boleh disimpan di udara terbuka untuk jangka lama.
Cara pembengkokan besi tulangan harus menurut SKSNI T-
15-1991 - 03.
e. Anyaman besi harus kokoh sehingga tidak berubah tempat
selama pengecoran. Selimut beton dibuat dengan beton
decking (tahu beton) dari semen pasir campuran 1 : 2 dengan
ukuran 4 x 4 x 3 cm untuk elemen struktur (balok, kolom)
dan 4 x 4 x 2 cm untuk elemen pelat. Besi tulangan harus
disatukan satu sama lain dengan kawat bendrat.
f. Sebelum pengecoran baja tulangan harus bebas dari minyak,
kotoran, cat, karat atau bahan lain yang merusak hubungan
besi dan beton.
g. Untuk besi tulangan tidak boleh mempergunakan besi bekas
pakai.

3.12. Baja Konvensional

Baja profil yang akan digunakan harus mempunyai permukaan


rata dan bebas dari noda-noda seperti gelembung-gelembung,
retak-retak atau berkarat. Ukuran dan kualitas harus sesuai
dengan yang tertera dalam gambar rencana. Mutu profil baja yang
dipakai adalah :

a. Standar ASTM ; Jenis baja A 36 ; Tegangan leleh = 2.500


kg/cm2

PT. SARITAMA PURNAMA Page 12


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
3.13. ALUMANIUM

Semua kusen alluminium (kecuali Alumunium composite panel)


dengan bahan bantu yang dipergunakan adalah powder coating
dengan warna putih susu dan spesifikasi sebagai berikut:
1. Kusen Alumanium
a. Alluminium yang digunakan ukuran :
1) Lebar profil : minimal 100mm
2) Tinggi profil : minimal 50 mm
3) Tebal profil : minimal 1,30 mm.
b. Alloy/Billet : menggunakan bahan asli, tidak
terbuat dari bahan-bahan scrap/sisa, standard bahan :
6063 S-T5.
c. Tebal anodising yang dipergunakan minimal 20
micron dengan sifat teknis sebagai berikut :
 Lapisan anodic film 10 mm.
 Lapisan resin film 12 mm.
 Tahan alkali, tidak terjadi perubahan setelah 96 jam
 Tahan asam, tidak terjadi perubahan setelah 96 jam
 Tahan karat, tidak terjadi perubahan setelah 96 jam
d. Sekrup, hardware dan part dipergunakan bahan dari
stainless steel.
e. Sealent Silicon.
Setara Dow Corning yang dipakai harus sesuai dan
memenuhi persyaratan fungsinya seperti yang
disyaratkan dipabrik.
f. List Karet
List karet dengan elastisitas yang baik dan pemuaian
yang baik juga sebagai penahan kaca dengan
alumunium untuk kusen alumunium kaca atau daun
jendela alumunium kaca.

2. Alumanium Daun Pintu, Jendela dan Jalusi


a. Daun pintu alumunium dan daun pintu jendela jenis
anodized.
b. Alloy/Billet : menggunakan bahan asli, tidak
terbuat dari bahan-bahan scrap/sisa, standard
bahan : 6063 S-T5.
c. Tebal anodising yang dipergunakan minimal 20
micron dengan sifat teknis sebagai berikut :
d. Sekrup, hardware dan part dipergunakan bahan dari
stainless steel.
e. Sealent Silicon.
Setara Dow Corning yang dipakai harus sesuai
dan memenuhi persyaratan Fungsinya seperti yang
disyaratkan dipabrik.
f. List Karet
List karet dengan elastisitas yang baik dan pemuaian
yang baik juga sebagai penahan kaca dengan
alumunium untuk kusen alumunium kaca atau
daun jendela alumunium kaca.

PT. SARITAMA PURNAMA Page 13


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
3.14. GRANIT TILE ( HOMOGENIUS TILE )

Persyaratan Bahan Keramik sebagai Berikut :


1) Jenis : Granit Tile
2) Ukuran : 30 x 30 cm, untuk lantai toilet (anti slip).
3) 30 x 60 cm, untuk dinding toilet.
4) Finishing permukaan : Antislip, texture
(ditentukan kemudian)
5) Produksi : Roman Granit, Granito .
6) Ketebalan : Minimum 8 mm.
7) Bahan Pengisi siar : Grout semen berwarna.
8) Bahan Perekat : Adukan spesi 1 PC : 4
pasir pasang ditambah
bahan perekat/Carofix 2.
9) Warna/texture : Ditentukan kemudian.
10) Daya resap : 1%
11) Kekerasan : Minimum 6 skala Mohs.
12) Kekuatan tekan : Minimum 900 kg per cm².
13) Daya tanah lengkung : Minimum 350 kg/cm².
14) Mutu : Tingkat I (satu), Extruded
Single Firing, tahan asam
dan basa.
15) Chemical Resistance : Konsisten terhadap PVBB
1970 (NI-3)

3.15. KAYU

a. Kayu harus berkualitas baik dengan ketentuan bahwa


segala sifat dan kekurangan- kekurangan yang
berhubungan dengan pemakaiannya tidak akan merusak
atau mengurangi nilai kontruksi/bangunan. Kayu
berdasarkan mutunya dibedakan dalam 2 (dua) macam,
yaitu kayu kelas I dan kelas II.
1) Kayu mutu kelas I, harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
a) Harus kering udara, lengas kayu 12% - 18%
besarnya mata kayu tidak boleh lebih dari 1/6 kali
lebar balok atau tidak boleh lebih dari 3,5 cm.
b) Retak-retak dalam arah radial, tidak boleh
lebih dari 1/3 tebal kayu dan miring arah serat
tangen alfa tidak boleh lebih besar dari 1/10,
sedang untuk balok tidak boleh mengandung
wanvlak yang lebih besar dari 1/10 tinggi balok.
2) Kayu mutu kelas II, harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :
a) Kadar lengas kayu lebih kecil atau kurang dari
30 %, besar mata kayu tidak melebihi ¼ dari
lebar balok atau tidak boleh lebih kecil dari 5 cm.
b) Rata-rata dalam arah radial, tidak boleh lebih dari
1/3 tebal kayu dan arah serat tangen alfa tidak
boleh lebih besar dari 1/7, sedang untuk balok tidak
mengandung wanvlak yang lebih besar dari 1/10

PT. SARITAMA PURNAMA Page 14


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
tinggi balok.

b. Dari jenis kayu pada proyek ini dibagi 3 jenis sesuai


dengan pekerjaannya dan pekerjaanya itu bisa dilihat
pada Rencana Anggaran Biaya dan Analisa
Pekerjaannya yaitu :
1) Kayu Terentang untu pekerjaan yang sifatnya
sementara dengan apa yang dijabarkan dalam
rencana angaran biaya dan analisa pekerjaan seperti
bowplank, bekisting. Sekelas dengan atau pengganti
kayu terentang ini adalah dolken atau kayu lokal.
2) Kayu Borneo Super untuk pekerjaan yang sifatnya
sementara atau permanen dengan apa yang
dijabarkan dalam rencana angaran biaya dan
analisa pekerjaan seperti papan nama proyek,
perancah plat beton, stoott werk, dan lain-lain.
3) Kayu Kamper Banjar / Samarinda untuk pekerjaan
yang sifatnya permanen seperti pekerjaan interior
partisi maupun interior mebelair.

c. Bahan-bahan kayu berlapis


1) Teakwood harus berkualitas baik corak maupun
serat harus terpilih dan warnanya merata dengan
sertifikat pabrik SNI.
2) Plywood harus berkualitas baik corak maupun
serat terpilih dan warnanya merata, dengan susunan
lapisan yang padat dengan sertifikat pabrik SNI.
3) Trepleks harus berkualitas baik corak maupun
serat terpilih dan warnanya merata, dengan susunan
lapisan yang padat dengan sertifikat pabrik SNI.
4) Multipleks harus berkualitas baik corak maupun
serat terpilih dan warnanya merata, dengan susunan
lapisan yang padat dengan sertifikat pabrik SNI.
5) Megateak harus berkualitas baik corak maupun
serat terpilih dan warnanya merata, dengan susunan
lapisan yang padat dengan sertifikat pabrik SNI.
6) Partikel Board harus berkualitas baik corak
maupun serat terpilih dan warnanya merata,
dengan susunan lapisan yang padat dengan sertifikat
pabrik SNI.
7) Hardfleks harus berkualitas baik corak maupun
serat terpilih dan warnanya merata, dengan susunan
lapisan yang padat dengan sertifikat pabrik SNI.

PT. SARITAMA PURNAMA Page 15


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
3.16. KACA
a. Kualitas kaca harus standard yang dikeluarkan dari
pabrik yang telah disetujui Direksi.
b. Kaca tidak boleh berbunga-bunga/bergaris-garis
terdapat goresan-goresan yang dapat mengganggu
penglihatan/pandangan.
c. Jenis kaca yang dipergunakan adalah:

- Kaca Utama : Asahi Mas


- Kaca Glass box : 20x20x10 Lokal
- Kaca Cermin 5 mm : Asahi Mas
- Kaca Polos : Tebal 5 mm.
- Kaca Rayband : Tebal 6 mm.
- Kaca Tempred :-

3. 16 Keramik
Pada area ruangan tertentu dinding menggunakan
keramik (sampai batas kusen) dengan nat yang tidak
terlihat, agar bakteri tidak da didalamnya, dan siku
dinding dibuat tidak lancip. (dan pada Ruangan Operasi
dinding menggunakan lapis timbal anti radiasi.

3.17. ALAT PENGGANTUNG DAN KUNCI


Alat-alat penggantung dan pengunci adalah segala peralatan
yang merupakan kelengkapan dari suatu bangunan, misalnya
pintu, jendela, lubang udara dan lain-lain yang digunakan untuk
tujuan-tujuan penggantungan dan penutup juga penguncian,
dengan syarat-syarat antara lain:

a. Kualitas kunci tanam yang dipergunakan adalah


kualitas baik/kuat, penguncian 2 (dua) kali.
b. Alat-alat penggantung lainya, misalnya engsel, dan
sebagainya menggunakan kualitas yang baik dan kuat,
serta barang tersebut sebelum dipasang, Kontraktor
harus menunjukan contoh-contohnya kepada Konsultan
Pengawas/Direksi.
c. Merk penggantung dan pengunci yang digunakan
adalah merk DEKSON, DORMA atau KEND standar
bawaan/pasangan/stelan dari sub pekerjaan induknya
atau loordinasi dengan owner dan konsultan pengawas
atau bisa dilihat di BQ dan jika tidak ada di BQ, bisa
dilihat di ANALISA dan jika tidak ada di ANALISA,
bisa dilihat di DAFTAR BAHAN. Apa bila tidak ada
merk dalam BQ, ANALISA, dan DAFTAR BAHAN
maka cermati keterangan pasal 28 huruf d ini.
d. Handle stainless steel.
e. Kunci toilet jenis knob cylinder yang dapat dibuka dari
luar menggunakan obeng atau koin.

PT. SARITAMA PURNAMA Page 16


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
3.18. PLAFOND GYPSUM

a. Bahan gypsum yang dipergunakan harus rata tidak lengkung


dan tidak cacat/pecah- pecah, satu sama lain harus rata dan
tidak bergelombang, dengan dimensi utuh 1.2 meter x 2.4
meter x 0.09 meter.
b. Jenis gypsum yang dipergunakan :

1) Type : Bevelled edges


2) Tebal : 9 mm
3) Ukuran : 1200 x 2400 mm
4) Fire rating : 2 jam (OCU-T 4262)
5) Sound rating : 40-44 dB (KC-689)
c. Rangka penggantung dan rangka modul medium hollow
galvanis ukuran 40 x 40 x 0,5 mm dan 20 x 40 x 0,5 mm

3.19. PLAFOND KALSIBOARD

a. Bahan Kalsiboard yang dipergunakan harus rata tidak


lengkung dan tidak cacat/pecah- pecah, satu sama lain harus
rata dan tidak bergelombang.Kalsiboard terbuat dari bahan
organic , semen bahan penguat dan lem alami, kalisi dibuat
dengan menggunakan bahan baku pilihan dan melalui proses
AUTOCLAVE ( proses pengeringan dengan tekanan
dan temperatur tinggi) untuk mendapatkan hasil produk yang
stabil dan tahan lama. Dengan materi penyusun tersebut
membuat bahan ini tahan air dan tahan rayap, Kemudahan
yang lain adalah mudah, ringkas dan cepat dalam
pemasangannya .
b. Jenis Kalsiboard yang digunakan :
1) Type : Kalsiboard ling 4.5
2) Tebal : 4.5 mm
3) Ukuran : 1220 x 2440 mm
c. Rangka penggantung dan rangka modul medium hollow
galvanis ukuran 40 x 40 x 0,5 mm dan 20 x 40 x 0,5 mm

3.20. LIST GYPSUM

a. Bahan gypsum yang dipergunakan harus rata tidak


lengkung dan tidak cacat/pecah-pecah.
b. Bidang gypsum satu sama lai harus rata dan tidak
bergelombang.
c. Jenis gypsum yang dipergunakan :
- Tebal : sesuai gambar rencana
- Ukuran : sesuai gambar rencana

PT. SARITAMA PURNAMA Page 17


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
3.21. GRC (GLASSFIBRE REINFORCED CEMENT)

GRC (Glassfibre Reinforced Cement) adalah bahan bangunan


sejenis beton, terbuat dari semen yang diperkuat oleh fibreglass
yang memiliki sifat alkali resistant. Mengingat karakteristik
serta keungulannya dibanding bahan lain sejenis.
Karekteristik GRC :
a. Mudah diaplikasikan serta mampu membentuk detail yang
rumit sehingga sangat memudahkan para arsitek dan
perancang untuk berkreasi denga Bentuk tipis serta
pemasangan yang mudah sehingga mengurangi biaya
pengangkutan dan pemasangan.
b. Bentuk tipis serta pemasangan yang mudah
sehingga mengurangi biaya pengangkutan dan
pemasangan.
c. Bobotnya yang ringan akan mengurangi biaya struktur dan
pondasi.
d. Tahan cuaca, tahan api, tahan korosi, tidak berjamur dan
anti rayap serta tahan abrasi.
e. Tidak terpengaruh sinar ultra violet.
f. Tidak Mengandung Absetos
g. Mudah perawatan dan pengecatan.

3.22. CAT

a. Semua bahan-bahan cat harus diperoleh dari agen resmi


yang telah disetujui, yang jika dikehendaki dapat
memberikan seluk beluk keterangan mengenai bahan
tersebut dan prosesnya.
b. Semua cat harus dipergunakan dan dipulaskan betul-betul
sesuai dengan instruksi pabriknya. Juga plamir dan cat
dasarnya harus dikeluarkan oleh pabrik yang sama untuk
masing-masing lapisan pemakaian. Kaleng yang diisi cat
harus diaduk benar- benar sebelum dituangkan ke ketel dan
dipulaskan menurut aturan dari pabriknya. Jangan sekali-kali
mencampurkan bahan pengering atau bahan-bahan lain ke
dalam cat, jika tidak disarankan atau dikehendaki oleh
pabrik cat tersebut. Kontraktor harus dapat membuktikan
bahwa bahan yang dipakai adalah asli, tidak palsu,
dengan menunjukkan surat jaminan dari pabrik, sesuai
volume pekerjaan yang disupply.
c. Cat kayu, meni kayu, vernis kayu, melamik kayu, meni
besi, cat besi, cat tembok, cat plaponserta cat khusus
lapangan yang dipergunakan harus sesuai dengan ketentuan
dan berkualitas baik serta waktu tiba ditempat pekerjaan,
harus masih tertutup dalam kaleng aslinya.
d. Cat yang sudah siap dan segera dipakai tidak diperbolehkan
mengandung endapan- endapan yang sudah membatu dan
sesudah diaduk dengan baik, harus menjadi homogen serta

PT. SARITAMA PURNAMA Page 18


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
dapat dicatkan dengan mudah.
e. Warna cat adalah asli dari kalengnya dan tidak boleh
mengadakan campuran dari bermacam-macam warna. Cat
yang sudah disetujui warna dan merknya harus diberitahukan
kepada pemberi tugas, guna melaksanakan pemeliharaan
dikemudian hari dan sebelum dilaksanakan pekerjaan
pengecatan Kontraktor harus menunjukkan contoh merk,
maupun jenis warnanya kepada Konsultan Pengawas.
f. Segala cat, bahan – bahan penunjang mix cat (dempul,
filler,sending, melamik ,lamir, alkali, cat dasar dan lain –
lain), cara pengecatan harap dikerjakan sesuai
BQ,ANALISA dan DAFTAR BAHAN.
g. Pemilihan warna
Semua warna harus setujui oleh Konsultan Perencana dan
Konsultan Pengawasdan Pemilik dan Kontraktor harus
memasukkan dalam penawarannya biaya untuk mengadakan
contoh warna-warna untuk disetujui dalam penawarannya.
h. S t e g e r
Untuk pelaksanaan pekerjaan, steger-steger harus disediakan
secukupnya, sesuai dengan kebutuhan, sehingga pekerjaan
dapat terlaksana dengan sempurna.
i. Keahlian.
Pekerjaan mengecat hanya boleh dilakukan oleh tenaga yang
sudah ahli dan berpengalaman dalam bidang ini.
j. Cat Dasar.
Sebelum melakukan pengecatan dinding yang telah diaci di
beri cat dasar dahulu sebanyak satu lapis. Cat dasar
menggunkan jenis cat Alkali dengan merk yang sama
dengan cat finishingnya.
k. Merk Cat
Untuk dinding luar memakai Cat tipe wheather shield,
merk ICI, Mowilex atau Dullux. Untuk dinding dalam
menggunakan tipe acrylic emulsion dan mudah dibersihkan.

PT. SARITAMA PURNAMA Page 19


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
3.23. PERLENGKAPAN SANITAIR
a. Lingkup Pekerjaan
 Termasuk dalam pekerjaan pemasangan sanitair ini
adalah penyediaan tenaga kerja, bahan bahan,
peralatan dan alat - alat bantu lainnya yang
digunakan dalam pekerjaan ini hingga tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu dan sempurna dalam
pemakaian/operasinya.
 Pekerjaan pemasangan sanitair ini sesuai yang
dinyatakan / ditunjukkan dalam detail gambar, bq,
analisa, dan daftar bahan uraian dan syarat - syarat
dalam buku ini.dan sesuai dengan persyaratan dari
produsen.

b. Persyaratan bahan
 Semua material harus memenuhi ukuran, standard
dan mudah didapatkan dipasaran, kecuali bila
ditentukan lain.
 Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan
segala perlengkapannya, sesuai dengan yang telah
disediakan oleh pabrik untuk masing-masing type yang
dipilih.
 Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah
disediakan oleh pabrik untuk masing-masing type yang
dipilih.
 Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah
disyaratkan dalam uraian dan syarat-syarat dalam buku
ini.

c. Perlengkapan sanitair untuk bangunan ini lihat tabel


penggunaan material.
d. Merk
Seluruh pekerjaan sanitasi menggunakan merk TOTO

3.24. RAILLING TANGGA

Railling tangga dari pipa stainless :


Stainless steel dan hollow, tipe hair line. Bracket harus dari besi
lunak.
Spesifikasi Bahan Stainslist steel menggunakan Type 304
Kontraktor berkewajiban uji test Laboratorium mutu Stainslist
steel .apabila diminta oleh direksi lapangan.

PT. SARITAMA PURNAMA Page 20


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
3.25. GENTENG KAMURI GLASUR BARU

 Panjang ; 32,2 Cm
Lebar; 31,7 Cm
Panjang Efektif; 26,7 Cm
Lebar Efektif; 27,4 Cm
Berat/unit; 3000 gr
Beban lentur/kuat tekan; +/- 175 kgf
Isi/m2; 13,7 pcs
Penyerapan air; max 8%
Jarak reng; 26,7 Cm 
Merk : Setara
sesuai gambar perencana dan
persetujuan Konsultan Perencana

3.26. PEMERIKSAAN BAHAN

a. Penggunaan bahan yang belum tertuang dalam pasal ini agar


menyesuaikan penggunaannya dan sesuai gambar dan dapat
persetujuan dari Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan.
b. Semua bahan-bahan perlengkapan yang akan dipergunakan
pada bangunan ini sebelumnya harus setelah diperiksa dan
diterima oleh Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan.
c. Penggunaan bahan yang tidak sesuai dengan syarat-syarat
bahan tersebut akan ditolak atau dikeluarkan atas perintah
Pengawas Kegiatan setelah 2x24 jam dengan segala resiko
oleh Penyedia jasa.
d. Apabila terdapat perselisian dengan Kontraktor tentang
pemeriksaan bahan-bahan, Konsultan Pengawas berhak
meminta kepada Kontraktor untuk mengambil contoh-
contoh yang didatangkan untuk diperiksakan ke
laboratorium.
e. Semua biaya pemeriksaan oleh laboratorium tersebut
dalam pasal ini seluruhnya ditanggung oleh Kontraktor
f. Persyaratan bahan-bahan yang belum tertuang didalam RKS
dan ada dalam gambar, sebelum bahan tersebut didatangkan
di lokasi kegiatan agar terlebih dahulu dikoordinasikan
dengan Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan.

PASAL 4 4.1. Uraian Umum


PEKERJAAN Lokasi untuk bangunan ini akan diserahkan oleh Pemberi Tugas
PERSIAPAN kepada Pemborong dalam keadaan bebas dari gugatan Pihak
Ketiga.

4.2. Kantor Pengelola Proyek ( Direksi Keet )


Penyedia jasa harus membuat bangunan sementara untuk kantor
pengelolaan kegiatan, barak kerja dan gudang untuk menyimpan
bahan-bahan dengan ketentuan antara lain :
a. Bangunan sementara boleh memanfaatkan bangunan
sekitarnya yang masih layak dipergunakan.
b. Jika diperlukan pembuatan bangunan sementara, penempatan
bangunan sementara harus sepengetahuan dan seijin Direksi
Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan.

PT. SARITAMA PURNAMA Page 21


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
c. Kualitas dan mutu bangunan harus disetujui Direksi
Pekerjaan/Pengawas Kegiatan.
d. Bangunan sementara harus mempunyai penghawaan dan
penerangan secukupnya, tidak gelap dan tidak bocor.
e. Bangunan sementara/ Direksi Keet dilengkapi meja kursi
rapat, meja kursi tamu, almari, meja kursi kerja, white board
serta papan untuk menempelkan gambar dan ditutup dengan
plastik bening.
f. Alat-alat yang harus senantiasa tersedia diproyek, untuk
setiap saat dapat digunakan oleh direksi lapangan adalah:
 1 (satu) buah alat ukur Schufmaat/alat ukur.
 1 (satu) buah alat ukur optic (teodolit/waterpass).
 1 (satu) buah mesin tik standar 18”.
 1 (satu) unit computer dan printer.
 satu set kelengkapan PPPK (P3K)

4.3. Kantor Pengawas


a. Kantor konsultan pengawas merupakan bangunan dengan
konstruksi rangka kayu, dinding papan multiplex dicat,
penutup atap asbes semen gelombang, lantai papan, diberi
pintu/jendela secukupnya, penghawaan/pencahayaan. Letak
kantor konsultan pengawas harus dekat dengan kantor
kontraktor tetapi terpisah dengan tegas.
b. Perlengkapan-perlengkapan kantor konsultan pengawas yang
harus disediakan :
 1 (satu) buah meja rapat ukuran 120 cm x 300 cm dengan
10 kursi.
 1 (satu) buah meja tulis ukuran 70 cm x 140 cm dengan 2
kursi.
 1 (satu) buah lemari ukuran 150 cm x 200 cm x 50 cm
dapat dikunci.
 1 (satu) buah whiteboard ukuran 120 cm x 240 cm.
 Berdekatan dengan kantor pengawas harus ditempatkan
ruang WC dengan bak air bersih secukupnya dan dirawat
kebersihannya

4.4. Tempat Penyimpanan Barang-Barang ( Gudang Material )


a. Kontraktor dan Sub-sub Kontraktor diwajibkan untuk
menempatkan barang-barang dan material-material untuk
kebutuhan pelaksanaan baik diluar (terbuka) ataupun di
dalam gudang, sesuai dengan sifat-sifat barang-barang
dan material tersebut, atas persetujuan Konsultan
Pengawas, sehingga akan menjamin : Keamanan dan
Terhindarnya kerusakan-kerusakan yang diakibatkan
oleh cara penyimpanan yang salah
b. Barang-barangdan material-material yang tidak akan
digunakan untuk kebutuhan langsung pada pekerjaan
yang bersangkutan tidak diperkenankan untuk disimpan
di dalam site.
c. Material-material yang ditolak untuk dipakai supaya
segera dikeluarkan dari site, selambat-lambatnya 7
(tujuh) hari setelah pemberitahuan penolakan.

4.5. Pelayanan Pengujian Mutu

PT. SARITAMA PURNAMA Page 22


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
a. Penyedia Jasa harus menyediakan tempat kerja, bahan,
fasilitas, pekerja, pelayanan dan pekerjaan lainnya yang
diperlukan untuk pelaksanaan pengujian yang diperlukan.
Umumnya Penyedia Jasa di bawah perintah dan
pengawasan Direksi Teknis akan melakukan semua
pengujian sehubungan dengan pengendalian mutu bahan
baku, campuran dan bahan yang diproses untuk menjamin
bahwa bahan-bahan tersebut memenuhi mutu bahan,
kepadatan dari pemadatan.
b. Penyedia Jasa harus menyediakan pelayanan pengujian
dan/ atau fasilitas laboratorium sebagaimana disyaratkan
untuk memenuhi seluruh ketentuan pengendalian mutu.
c. Dalam segala hal, Penyedia Jasa harus menggunakan
SNI, sebagai standar pengujian. Penyedia Jasa dapat
menggunakan standar lain yang relevan sebagai
pengganti SNI atas persetujuan Pengawas Kegiatan/ Direksi
Pekerjaan.
d. Inspeksi dan pengujian akan dilaksanakan oleh Pengawas
Kegiatan/ Direksi Pekerjaan untuk memeriksa pekerjaan
yang telah selesai apakah telah memenuhi mutu bahan,
kepadatan dari pemadatan dan setiap ketentuan
lanjutan yang diperlukan selama pelaksanaan pekerjaan.
e. Bahan dan pengerjaan yang tidak memenuhi ketentuan
yang disyaratkan harus dibongkar dan diganti dengan
bahan dan pengerjaan yang memenuhi Spesifikasi ini, atau
menurut Pengawas Kegiatan/ Direksi Pekerjaan harus
diperbaiki sedemikian hingga setelah diperbaiki akan
memenuhi semua ketentuan dalam kontrak.
f. Semua biaya-biaya untuk kebutuhan tersebut diatas
ditanggung oleh Kontraktor dan Sub Penyedia yang
bersangkutan. Laporan pengujian mutu beton harus segera
diserahkan selambat-lambatnya 2 (dua) hari setelah tanggal
pengujian. Hasil uji Laboratorium di buat 3 set dan
diserahkan kepada konsultan pengawas.

4.6. Papan nama Kegiatan


a. Papan nama kegiatan dibuat dengan ukuran Minimal 1 x 2 m,
dan dipasang dilokasi kegiatan, 1 (satu) minggu setelah
Penyedia jasa menerima SPK selama kegiatan berlangsung.
b. Papan nama kegiatan dibuat dari papan dan tiang kayu 10x10
kayu kualitas I (dibuat sesuai petunjuk Pengawas Kegiatan)
c. Atas biaya penyedia jasa, bila diharuskan oleh pihak
penguasa daerah setempat, Penyedia jasa boleh memasang
papan nama kegiatan sesuai normalisasi dari Pemerintah
Daerah setempat.

4.7. Titik Ikat Lapangan


Penyedia jasa diminta untuk membuat titik ikat lapangan yang
terbuat dari beton untuk memudahkan dalam pengukuran peil
pekerjaan. Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan diminta untuk
mengawasi penurunan bangunan terhadap titik ikat bangunan
akibat terjadinya Settlement yang disyaratkan didalam
perencanaan dan melaporkan ke Pemimpin Kegiatan.

4.8. Pekerjaan Pembongkaran dan Perbaikan

PT. SARITAMA PURNAMA Page 23


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan meliputi pembongkaran, penggalian dan perbaikan
serta pembuatan bangunan-bangunan, jalan, gorong-gorong,
jembatan atau hal-hal lain yang merupakan milik Instansi/
Negara dan milik perorangan yang terletak pada lokasi
pekerjaan. Pekerjaan Kontraktor menurut petunjuk-petunjuk
Direksi dan syarat-syarat teknis dan instansi yang
bersangkutan.
b. Pelaksanaan Pembongkaran dan Perbaikan
1) Kontraktor dalam melaksanakan pembongkaran atau
penggalian harus diusahakan tidak merusak bahan yang
masih bisa dipergunakan dan melindungi bagian
bangunan yang berhubungan dengan pekerjaan ini, dan
pelaksanaan harus sesuai dengan petunjuk Direksi.
2) Pelaksanaan pembongkaran dan perbaikan yang
menyangkut fasilitas umum harus disediakan, dikerjakan
dan pelaksanaan harus sesuai dengan petunjuk Direksi.
3) Persyaratan teknis terhadap perbaikan dan pemindahan
bangunan yang dimaksud dan belum tercakup dalam
Spesifikasi akan ditentukan oleh Direksi berdasarkan
informasi dan instansi yang bersangkutan.
4) Pada tempat mana akan dibuat jalur galian pipa terdapat
pengerasan bangunan, maka sebelum pengerasan
tersebut berikut pondasinya harus dibongkar harus
mengajukan izin ke Direksi.
5) Setiap bangunan/ saluran, jalan atau lainnya yang
dibongkar akibat pekerjaan ini harus diperbaiki kembali
seperti keadaan semula sehingga memuaskan Direksi.
6) Pagar dan tanaman atau pohon-pohon yang terkena
pekerjaan ini harus dipindahkan, disusun dan ditanam
kembali. Atau singkirkan sesuai petunjuk Direksi.
c. Bahan dan Bekas Bongkaran
1) Bahan yang masih dipergunakan seperti batu kali, batu
bata, paving dan lain-lain harus dibersihkan dan disusun
di lokasi pekerjaan atau diangkut ke tempat
penyimpanan sesuai petunjuk Direksi.
2) Bahan bekas bongkaran yang tidak dapat dipakai lagi
harus disingkirkan dan dibuang sesuai dengan petunjuk
Direksi.
3) Bahan bekas bongkaran milik pihak ketiga, sejauh
pemilik menghendakinya kembali diangkat ke tempat
yang akan ditentukan dekat tempat pekerjaan.
4) Segala biaya pekerjaan bongkaran, perbaikan,
pemindahan dan pengangkutan bahanbahan yang
dimaksud dalam pekerjaan ini menjadi beban
Kontraktor.

4.9. Penjagaan dan Penerangan


a. Penyedia jasa harus mengurus penjagaan di luar jam kerja
(siang dan malam) dalam kompleks pekerjaan termasuk
bangunan yang sedang dikerjakan, gudang dan lain-lain.
b. Untuk kepentingan keamanan dan penjagaan perlu diadakan
penerangan/lampu pada tempat tertentu.
c. Penyedia jasa bertanggung jawab sepenuhnya atas bahan dan
alat-alat lain yang disimpan dalam gudang dan halaman

PT. SARITAMA PURNAMA Page 24


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
pekerjaan apabila terjadi kebakaran dan pencurian, Penyedia
jasa harus segera mendatangkan gantinya untuk kelancaran
pekerjaan.
d. Penyedia jasa harus menjaga jangan sampai terjadi kebakaran
atau sabotase ditempat pekerjaan, alat-alat pemadam
kebakaran atau alat bantu lain untuk keperluan yang sama
harus selalu berada ditempat pekerjaan.
e. Segala resiko dan kemungkinan kebakaran yang menimbul-
kan kerugian-kerugian dalam pelaksanaan pekerjaan dan
bahan-bahan material juga gudang dan lain-lain, sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Penyedia jasa.

4.10. Penyediaan Alat Pemadam Kebakaran


Selama pembangunan berlangsung, kontraktor wajib menyediakan
tabung alat pemadam kebakaran (fire extinguisher) YAMATO
lengkap dengan isinya dengan jumlah sekurang-kurangnya
minimal 4 (empat) tabung, masing-masing tabung berkapasitas
15kg.

4.11. Drainase Tapak


a. Dengan mempertimbang keadaan topografi/kontur tanah yang
ada ditapak, kontraktor wajib membuat saluran sementara
yang berfungsi untuk membuang air yang ada.
b. Arah aliran ditujukan ke daerah/permukaan yang terendah
yang ada ditapak atau kesaluran yang sudah ada dilingkungan
daerah pembangunan.
c. Pembuatan saluran sementara harus sesuai dengan petunjuk
dan persetujuan konsultan pengawas.

4.12. Asuransi
a. Penyedia jasa diwajibkan mengasuransikan semua pekerjaan
yang berhubungan langsung dengan pekerjaan ini antara lain:
asuransi tenaga kerja (Astek) dll.
b. Penggunaan asuransi harus sepengetahuan Direksi Pekerjaan/
Pengawas Kegiatan dan Pemimpin Kegiatan.
c. Penggunaan asuransi dilakukan sebelum memulai pekerjaan
sampai selesai pekerjaan.
d. Persyaratan-persyaratan asuransi harus dipenuhi oleh
penyedia jasa dan wajib dilaksanakan

4.13. Keselamatan Kerja


a. Bilamana terjadi kebakaran, Penyedia jasa harus segera
mengambil tindakan dan segera memberitahukan kepada
Pemimpin Kegiatan.
b. Penyedia jasa harus memenuhi/ mentaati peraturan-peraturan
tentang perawatan korban dan keluarganya.
c. Penyedia jasa harus menyediakan obat-obatan yang tersusun
menurut syarat-syarat Palang Merah dan setiap kali sehabis
digunakan harus dilengkapi lagi.
d. Penyedia jasa selain memberikan pertolongan kepada pekerja
juga selalu memberikan pertolongan kepada pekerja pihak
ketiga dan juga menyediakan air minum yang memenuhi
persyaratan kesehatan
e. Penyedia jasa diwajibkan mentaati undang-undang tenaga

PT. SARITAMA PURNAMA Page 25


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
kerja dan segera mengurus ASTEK setelah SPK diterbitkan.

4.14. Mobilisasi dan Demobilisasi


a. Mobilisasi Personil
1) Penyedia Jasa harus memobilisasi personil sesuai
dengan ketentuan sebagai berikut :
2) Mobilisasi personil dilakukan secara bertahap sesuai
dengan kebutuhan dengan persetujuan Pengawas
Kegiatan/ Direksi Pekerjaan. Untuk tenaga inti harus
mengacu pada daftar personel inti (key personel) yang
dilampirkan dalam berkas penawaran.
3) Mobilisasi Kepala Penyedia Jasa yang memenuhi
jaminan kualifikasi (sertifikasi) menurut cakupan
pekerjaannya.
4) Dalam pengadaan tenaga kerja dengan kemampuan
dan keahlian sesuai dengan yang diperlukan maka
prioritas harus diberikan kepada pekerja setempat.
b. Mobilisasi Peralatan
Penyedia Jasa harus memobilisasi peralatan sesuai dengan
ketentuan sebagai berikut :
1) Penggunaan alat berat dan pengoperasian
peralatan/kendaraan sudah mengikuti aturan perizinan
yang ditetapkan oleh Dinas Angkutan Lalu lintas Jalan
Raya, pihak Kepolisian dan Badan Lingkungan
2) Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan
daftar peralatan yang tercantum dalam Penawaran, dari
suatu lokasi asal ke tempat pekerjaan di mana
peralatan tersebut akan digunakan menurut Kontrak ini.
3) Bilamana setiap alat berat yang dianggap telah
selesai melaksanakan tugasnya dan tidak mungkin
digunakan lagi maka alat berat tersebut segera
dikembalikan.
4) Penyedia Jasa melaksanakan operasional dan
pemeliharaan kendaraan/peralatan harus dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan pabrik pembuatnya dan tidak
mencemari air dan tanah.

c. Mobilisasi Material
Penyedia jasa harus memobilisasi material sesuai dengan
ketentuan sebagai berikut:
1) Mobilisasi material sesuai dengan jadwal dan realisasi
pelaksanaan fisik.
2) Material yang akan didatangkan dari luar lokasi
pekerjaan harus terlebih dahulu diambil contohnya
untuk mendapatkan persetujuan dari Pengawas
Kegiatan/Direksi Pekerjaan dan atau diuji keandalannya
di laboratorium, apabila tidak memenuhi syarat,
harus segera diperintahkan untuk diangkut ke luar lokasi
proyek dalam waktu 3 x 24 jam.
d. Demobilisasi
Kegiatan Demobilisasi berupa pembongkaran tempat kerja
oleh Penyedia Jasa pada saat akhir kontrak termasuk
pemindahan semua instalasi, peralatan dan perlengkapan
dari tanah milik Pemerintah dan pengembalian kondisi
tempat kerja menjadi kondisi semula seperti sebelum

PT. SARITAMA PURNAMA Page 26


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
pekerjaan dimulai.

4.15. Penyediaan Air dan Listrik


a. Air untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dengan
membuat sambungan dari PDAM atau disuplai dari luar.
b. Air harus bersih, bebas dari debu, lumpur, minyak dan bahan-
bahan kimia lainnya yang merusak. Penyediaan air harus
sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Direksi/Pengawas.
c. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan
diperoleh dari sambungan sementara PLN setempat selama
masa pembangunan, dengan daya sekurang-kurangnya
(minimum) 1.300 KVA. Penggunaan diesel untuk
pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk
penggunaan sementara atas persetujuan Direksi.
d. Daya listrik juga disediakan untuk suplai Kantor Direksi
lapangan/Direksi Keet.
e. Segala biaya atas pemakaian daya dan air diatas adalah beban
kontraktor.

4.16. Pekerjaan lain-lain


Sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan/Pengawas Kegiatan, jika
terdapat pekerjaan yang belum disyaratkan dalam pekerjaan
persiapan, maka Penyedia jasa wajib untuk melaksanakan atas
biaya Penyedia jasa.

PASAL 5 5.1. Pekerjaan pembersihan meliputi :


PEMBERSIHAN DAN a. Pembersihan Selama Pelaksanaan
PENEBANGAN POHON- 1) Penyedia Jasa harus melakukan pembersihan secara
POHON teratur untuk menjamin bahwa tempat kerja, struktur,
kantor sementara, tempat hunian dipelihara bebas dari
sisa bahan bangunan, debu, sampah dan kotoran lainnya
yang diakibatkan oleh operasi-operasi di tempat kerja
dan memelihara tempat kerja dalam kondisi rapih dan
bersih setiap saat.
2) Penyedia Jasa harus menjamin bahwa selokan
samping (sistem drainase) yang ada terpelihara dan
bebas dari kotoran, bahan yang lepas dan berada dalam
kondisi operasional pada setiap saat.
3) Penyedia Jasa harus menjamin bahwa tanaman/ pohon
dan rumput yang tumbuh pada sekitar bangunan yang
direncanakan atau yang baru dikerjakan tetap dijaga dan
dipelihara sedemikian rupa sehingga tidak mengalami
kerusakan.
4) Penyedia Jasa harus menyediakan drum di lapangan
(bak sampah) untuk menampung sisa bahan
bangunan, kotoran dan sampah sebelum dibuang.
5) Bilamana dianggap perlu dibuatkan bak penampung
endapan dan saringan pada musim hujan.
6) Penyedia Jasa harus membuang sisa bahan
bangunan, kotoran dan sampah di tempat yang telah
ditentukan sesuai dengan Peraturan Pusat maupun
Daerah dan Undang-undang Pencemaran Lingkungan
yang berlaku.
7) Penyedia Jasa tidak diperkenankan mengubur sampah
atau sisa bahan bangunan di lokasi proyek tanpa

PT. SARITAMA PURNAMA Page 27


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
8) Penyedia Jasa tidak diperkenankan membuang
limbah berbahaya, seperti cairan kimia, minyak atau
thinner cat ke dalam saluran atau sanitasi yang ada.
9) Penyedia Jasa tidak diperkenankan membuang sisa
bahan bangunan ke dalam sungai atau saluran air.
10) Bilamana Penyedia Jasa menemukan bahwa selokan
yang ada atau bagian lain dari sistem drainase yang
dipakai untuk pembuangan setiap jenis bahan selain
dari pengaliran air permukaan, baik oleh pekerja
Penyedia Jasa maupun pihak lain, maka Penyedia Jasa
harus segera melaporkan kejadian tersebut kepada
Direksi Pekerjaan, dan segera mengambil tindakan
sebagaimana diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan/Pengawas Lapangan untuk mencegah
terjadinya pencemaran lebih lanjut.
11) Semua pembabatan/penebangan pohon di kawasan
perencanaan untuk pembukaan lahan maupun
pelaksanaan pekerjaan harus seijin Direksi Pekerjaan
/Pengawas Lapangan.
b. Pembersihan Akhir
1) Pada saat penyelesaian pekerjaan, tempat kerja harus
ditinggal dalam keadaan bersih dan siap untuk dipakai
Pemilik. Penyedia Jasa juga harus mengembalikan
bagian-bagian dari tempat kerja yang tidak
diperuntukkan dalam Dokumen Kontrak ke kondisi
semula.
2) Pada saat pembersihan akhir, semua hasil pekerjaan
harus diperiksa ulang untuk mengetahui kerusakan
fisik yang mungkin ditemukan sebelum pembersihan
akhir

5.2. Penebangan Pohon-pohon


Pemborong tidak boleh membasmi, menebang atau merusak
pohon-pohon atau pagar, kecuali bila telah ditentukan lain atau
sebelumnya diberi tanda pada gambar-gambar yang menandakan
bahwa pohon-pohon dan pagar harus disingkirkan. Jika ada
sesuatu hal yang mengharuskan Pemborong untuk melakukan
penebangan, maka ia harus mendapat ijin dari Pemberi Tugas.

PASAL 6 6.1. Pengukuran Tapak Kembali


PENGUKURAN DAN a. Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan
PEMASANGAN penggambaran kembali lokasi pembangunan dengan
BOUPLANK dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian
tanah, letak pohon, letak batas-batas tanah dengan alat-alat
yang sudah ditera kebenarannya.

b. Ketidak cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan


keadaan yang sebenarnya harus segera dilaporkan kepada
Perencana untuk dimintakan keputusannya.

c. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan


dengan alat-alat waterpass/theodolite yang ketepatannya
dapat dipertanggung jawabkan.

PT. SARITAMA PURNAMA Page 28


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018

d. Kontraktor harus menyediakan Theodolith/waterpass beserta


petugas yang melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan
Perencana selama pelaksanaan proyek.

e. Pengukuran sudut siku dengan prisma atau barang secara


azas Segitiga Phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-
bagian kecil yang disetujui oleh Perencana.

f. Segala pekerjaan pengukuran dan persiapan termasuk


tanggungan kontraktor.

6.2. Pengukuran dan Titik Peil (0,00) Bangunan

Pemborong harus mengadakan pengukuran yang tepat berkenaan


dengan letak/kedudukan bangunan terhadap titik patok/pedoman
yang telah ditentukan, siku bangunan maupun datar (waterpass)
dan tegak lurus bangunan harus ditentukan dengan memakai alat
waterpass instrument/ theodolith.
Hal tersebut dilaksanakan untuk mendapatkan lantai, langit-langit
dan sebagainya dengan hasil yang baik dan siku.
Untuk mendapatkan titik peil harap disesuaikan dengan notasi-
notasi yang tercantum pada gambar rencana (Lay Out). Dan bila
terjadi penyimpangan atau tidak sesuainya antara kondisi lapangan
dan gambar Lay out, Pemborong harus melapor pada
Pengawas/Perencana.

PASAL 7 7.1. Segala perizinan terhadap Pemerintah daerah atau instansi lainnya
PERIZINAN termasuk biaya pengurusan IMB,dan Peil Banjir menjadi tanggung
jawab SKPD yang bersangkutan.

7.2. Segala perizinan terhadap lokasi kegiatan lainnya termasuk biaya


sewa lahan atau dan lain lain menjadi tanggung jawab Kontraktor
Pelaksana.

PT. SARITAMA PURNAMA Page 29


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
BAB II
PERSYARATAN TEKNIS KHUSUS DAN
SPESIFIKASI PEKERJAAN STRUKTUR

PASAL 1 1.1. RUANG LINGKUP KEGIATAN


KETERANGAN UMUM
Bagian ini mencakup segala sesuatu yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan Struktur sesuai dengan gambar
Pelaksanaan dan spesifikasi.

1.2. REFERENSI
Dalam melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus mematuhi
peraturan-peraturan yang berlaku didalam Negara Republik
Indonesia. Pada khususnya peraturan-peraturan ini berkenaan
dengan pasal-pasal diatas, meliputi :

1. PBI – 1971 Peraturan Beton Bertulang Indonesia


- 1971
2. SK-SNI 03-1726-2002 Tata Cara Penghitungan
Struktur Beton untuk Bangunan Gedung
3. PUBI – 1982 Persyaratan Umum Bahan Bangunan
di Indonesia
4. ASTM – C94 Standard Specification for Ready-
Mixed Concrete.
5. ASTM – C33 StandardSpecification for
Concrete Aggregats.
6. ACI – 318 Building Code Requirement
for Reinforced Concrete.
7. ACI – 301 Specification for Structural Concrete
of Building.
8. ASTM – C143 Standard Test Method for Slump
of Portland Cement Concrete
9. ASTM – C231
Standard Test Method for Air Content fof Freshly
Mixed Concrete by the Pressure Method.
10. ASTM – C171
Standard Sepecification for Sheet Materials for
Curing Concrete
11. ASTM – C172 Standard Method of
Sampling Freshly Mixed Concrete
12. ASTM – C31 Standard Method of
Making and Curing Concrete Test Speciments in the
field.
13. ASTM – C42 Standard Method of Obtaining and

PT. SARITAMA PURNAMA Page 30


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
Testing Drilled Cores and Sawed Beams of Concrete
14. ASTM – C309 Standard
Specification for Liquid Membrane Forming
Compounds for Curing Concrete.
15. ASTM – D1752 Standard
Specification for Performed Spange Rubberand Cork
Expansion Joint Fillers for Concrete Paving and
Structural Construction
16. ASTM – D1751
Standard Specification for Performed Expansion
Joint Fillers for Concrete Paving and Structural
Construction (Non- extruding and Resilient
Bituminous Types).
17. SII
Standard Industri Indonesia.
18. ASTM – A185
Standard Specification for Welded Steel Wire Fabric for
Concrete Reinforcement
19. ASTM – A165
Standard Specification for Deformed and Plain Billet
Steek Bars for Concrete Reinforcement, Grade 40,
Deformef for reinforcing bars, Grade 40 for stirrups and
ties

PASAL 2 2.1. Lingkup Pekerjaan.


PEKERJAAN TANAH Yang dimaksud dengan pekerjaan tanah disini adalah semua
kegiatan yang berkaitan dengan pematangan tanah, pengolahan
tanah yang ada kaitannya dengan struktur bangunan antara lain
pembersihan tanah, galian tanah, urugan tanah/perataan ataupun
pembuangan tanah. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah mulai
dengan mobilisasi alat, pengadaan tenaga, konstruksi penyangga
hingga pemompaan air tanah penggalian (dewaterring).

2.2. Pekerjaan Persiapan.


Bagian ini meliputi pembersihan/peralatan lapangan,
pengecekan keadaan kontur, pengukuran didaerah-daerah
dimana pekerjaan pembangunan akan dilaksanakan, seperti yang
ditunjukan pada gambar-gambar dan sesuai dengan yang
ditunjukan oleh pengawas.
Penyedia jasa bertanggung jawab untuk :
a. Penelitian yang menyeluruh atas gambar-gambar dan
persyaratan-persyaratan kontrak ini dan kontrak lain yang
sehubungan dengan proyek ini, serta semua addendumnya.
b. Penelitian atas semua kondisi pekerjaan, memeriksa kondisi
lapangan, serta semua fasilitas yang ada.

PT. SARITAMA PURNAMA Page 31


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
c. Melakukan semua pengukuran lapangan sehubungan
dengan pekerjaan ini dan mendapatkan ketentuan atas
seluruh lingkup proyek seperti yang diisyaratkan pada
gambar-gambar dan persyaratan-persyaratan sebagaimanan
yang disetujui oleh pengawas.
Penyedia jasa bertanggung jawab penuh untuk kesimpulan yang
ditariknya dari informasi yang disampaikan kepadanya dan dari
pemeriksaan informasi tentang pekerjaan tanah yang
diperolehnya. Penyedia jasa diperbolehkan atas biaya sendiri
melakukan sendiri pemeriksaan tambahan bilamana
dianggapnya perlu untuk menentukan lebih lanjut kondisi dari
lapangan guna pembangunan yang dipersyaratkan disini.
Sebelum memulai sesuatu pekerjaan galian, penyedia jasa harus
yakin bahwa semua permukaan tanah yang ada maupun garis-
garis transisi yang tertera dalam gambar rencana adalah benar.
Jika penyedia jasa tidak merasa puas dengan ketelitian
permukaan tanah, penyedia jasa harus memberitahukan secara
tertulis kepada pengguna jasa, jika tidak maka tuntutan
mengenai ketidaksamaan permukaan tanah tidak akan
dipertimbangkan.

2.3. Pekerjaan Galian Tanah


a. Untuk memulai penggalian, Penyedia jasa harus mengukur
elevasi tanah asli dengan cara yang disetujui oleh Direksi
Pekerjaan/Pengawas Kegiatan. Direksi Pekerjaan/ Pengawas
Kegiatan harus hadir dalam pengukuran tersebut
b. Galian tanah, baik kedalamannya ataupun lebarnya
dilaksanakan sesuai dengan penampang galian yang terlukis
pada gambar rencana, pekerjaan lanjutan (tahapan pekerjaan
pondasi, pile cap, atau konstruksi lain diatasnya) dapat
dilaksanakan bila galian tersebut sudah mendapat
persetujuan dari Pengawas.
c. Pemborong harus menjaga sedemikian rupa agar lubang-
lubang galian tersebut tidak digenangi air yang berasal dari
hujan, parit, banjir, mata air atau lain-lain sebab dengan jalan
memompa, menimba, menyalurkan keparit-parit atau lain-
lain dan biaya untuk pekerjaan tersebut harus dianggap telah
termasuk dalam harga kontrak.
d. Dasar dari semua galian harus waterpass, bilamana pada
dasar setiap galian masih terdapat akar-akar tanaman atau
bagian-bagian gembur, maka ini harus digali keluar sedang
lubang-lubang tadi diisi kembali dengan pasir, disiram dan
dipadatkan sehingga mendapatkan kembali dasar yang
waterpass.
e. Terhadap kemungkinan adanya air didasar galian, baik pada

PT. SARITAMA PURNAMA Page 32


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
waktu penggalian maupun pada waktu pekerjaan pondasi
harus disediakan pompa air atau pompa lumpur yang jika
diperlukan dapat bekerja terus menerus, untuk menghindari
tergenangnya air pada dasar galian.
f. Kontraktor harus memperhatikan pengamanan terhadap
dinding tepi galian agar tidak longsor dengan memberikan
suatu dinding penahan atau penunjang sementara atau lereng
yang cukup.
g. Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian,
setelah mencapai jumlah tertentu harus segera disingkirkan
dari halaman pekerjaan pada setiap saat yang dianggap perlu
dan atas penunjuk Pengawas.
h. Bagian-bagian yang akan diurug kembali harus diurug
dengan tanah dan memenuhi syarat-syarat sebagai tanah
urug. Pelaksanaannya secara berlapis-lapis dengan
penimbrisan lubang-lubang galian yang terletak didalam
garis bangunan harus diisi kembali dengan pasir urugan yang
diratakan dan diairi serta dipadatkan sampai mencapai 95%
kepadatan maksimum.
i. Pembuangan Material Hasil Galian
1) Pembuangan material hasil galian bangunan menjadi
tanggung jawab kontraktor.
2) Material dari hasil galian tersebut atas persetujuan
konsultan pengawas telah diseleksi bagian-bagian yang
dapat dimanfaatkan sebagai material timbunan dan
urugan. Sisanya harus dibuang ke luar site atau tempat
lain atas persetujuan konsultan pengawas.

PASAL 3 3.1. Lingkup Pekerjaan.


PEKERJAAN URUGAN Pekerjaan urugan ini dilaksanakan sebagai urugan peninggian
DAN PEMADATAN halaman dan bangunan maupun sebagai urugan lubang-lubang
pondasi. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pekerjaan
pemadatan untuk setiap layer urugan
3.2. Persiapan Untuk Urugan
Pengurugan tidak boleh dilaksanakan sebelum pondasi atau
bagian pekerjaan lainnya yang akan ditutup/diurug atau
tersembunyi oleh tanah urugan diperiksa oleh Direksi/Pengawas.
Pada pekerjaan urugan/peninggian permukaan tanah asal jika
ada ketidak sesuaian antara keadaan lapangan dan gambar
rencana Pemborong harus memberitahu secara tertulis kepada
Direksi/Pengawas, Jika tidak maka tuntutan mengenai ketidak
samaan permukaan tanah tidak akan dipertimbangkan.

PT. SARITAMA PURNAMA Page 33


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
3.3. Spesifikasi Bahan Urugan
a. Untuk bahan urugan peninggian tanah asal (site) pada
ketinggian tertentu diurug dengan tanah urug/padas yang
didatangkan dari luar lokasi.
b. Bahan-bahan urugan harus tidak mengandung lumpur dan
bahan organik, kadar lumpur tidak boleh terlalu tinggi dan
bahan urugan mudah untuk dipadatkan.

3.4. Urugan Tanah


a. Khusus untuk urugan peninggian tanah asal sebelum
dilaksanakan pengurugan awal, seluruh permukaan tanah
asal pada daerah yang akan diurug harus dibersihkan dari
kotoran-kotoran atau puing-puing dan harus dibuang keluar
lokasi.
b. Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur, kotoran,
sampah dan sebagainya.
c. Material-material bahan urugan yang terletak pada daerah
yang tidak memungkinkan untuk dipadatkan dengan alat-alat
berat, urugan dilakukan dengan ketebalan maksimal 60 cm
pada area dalam bangunan, material lepas dan dipadatkan
dengan alat pemadat (baby roller/stamper) atau dengan ijin
pengawas/direksi.
d. Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian
maupun pengurugan adalah +/- 10 mm terhadap kerataan
yang ditentukan.
e. Untuk mencapai kepadatan yang optimal, bahan ditest
dilaboratorium untuk mendapatkan nilai standart proctor.
Laboratorium yang memeriksa harus laboratoriumnya resmi
atau laboratorium yang ditunjuk oleh konsultan pengawas.
Dengan bahan yang sama, material yang akan dipadatkan
harus ditest juga dilapangan dengan system “Field Density
Test” dengan hasil kepadatannya sebagai berikut :
1) Untuk lapisan yang dalamnya sampai 30 cm dari
permukaan rencana kepadatannya 95% dari sumber
proctor.
2) Untuk lapisan yang didalamnya lebih dari 30 cm dari
permukaan rencana kepadatannya 90% dari standart
proctor.
Hasil test dilapangan harus tertulis dan diketahui oleh
konsultan pengawas semua hasil-hasil pekerjaan diperiksa
kembali terhadap pokok-pokok referensi untuk mengetahui
sampai dimana kedudukan permukaan tanah tersebut.
Bagian permukaan tanah yang telah dinyatakan padat, harus
dipertahankan dan dijaga jangan sampai rusak, akibat
pengaruh luar dan tetap menjadi tanggungjawab kontraktor

PT. SARITAMA PURNAMA Page 34


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
s/d masa pemeliharaan.
f. Bahan urugan untuk pelaksanaan pengerasan harus disebar
dalam lapisan-lapisan yang rata dalam ketebalan yang tidak
melebihi 200 mm pada kedalaman gembur.
g. Standar Rujukan (AASHTO)
T 88 - 78 Analisa ukuran butir tanah
T 89 - 68 Penetapan batas cair tanah
T 90 - 70 Penetapan batas plastis dan indeks plastis tanah
T 99 - 74 Penetapan batas plastis dan indeks plastis tanah
T 145 - 73 Klasifikasi dari tanah dan campuran tanah dan
agregat untuk keperluan konstruksi jalan
T 180 - 74 Hubungan antara kelembaban dan kepadatan
tanah menggunakan palu 2.5 kg dan 305 mm
tinggi jatuh
T 191 - 61 Kepadatan tanah di tempat dengan
menggunakan metoda kerucut pasir
T 193 - 72 “The California Bearing Ratio”
T 258 - 78 Penetapan tanah yang mengembang dan
tindakan perbaikannya.

3.5. Urugan Pasir


a. Urugan pasir dilakukan di semua bagian-bagian yang
sebagaimana ditunjukkan dalam gambar pelaksanaan.
b. Tebal urugan pasir disesuaikan dengan syarat-syarat gambar
pelaksanaan atau dalam gambar pelaksanaan
c. Urugan pasir dilakukan setelah permukaan tanah
dibawahnya rata (waterpass), ketebalan disesuaikan
sebagaimanan yang tercantum dalam gambar kerja. Pasir
urug yang digunakan harus bersih dari kotoran organic,
kandungan lumpur maksimal 10% pemadatan urugan pasir
untuk semua jenis pekerjaan dilakukan dengan alat pemadat
mekanis (stamper).
d. Pasir urugan yang digunakan harus bersih dan tidak
mengandung potongan-potongan bahan kertas yang
berukuran lebih dari 1,5 cm.

3.6. Pelaporan
a. Untuk setiap Urugan yang akan dibayar menurut ketentuan-
ketentuan Seksi dari Spesifikasi ini Penyedia jasa diharuskan
menyerahkan laporan di bawah ini kepada Direksi
Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan Teknik sebelum ijin memulai
pekerjaan disetujui :
1). Gambar detail penampang melintang yang menunjukkan
permukaan yang telah dipersiapkan untuk penempatan
urugan.

PT. SARITAMA PURNAMA Page 35


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
2). Hasil pengujian kepadatan yang membuktikan
pemadatan yang cukup dari permukaan yang disiapkan
dimana urugan ditempatkan.
b. Penyedia jasa harus menunjukkan contoh-contoh bahan
urugan kepada Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan
Teknik paling lambat 14 hari sebelum tanggal yang
diusulkan untuk penggunaan pertama kalinya sebagai bahan
urugan itu
1). Dua contoh masing-masing 50 kg dari material, satu
harus disimpan oleh Direksi Pekerjaan/ Pengawas
Kegiatan Teknik untuk rujukan selama masa Kontrak.
2). Pernyataan perihal komposisi dari material yang
diusulkan, bersama dengan hasil pengujian laboratorium
yang membuktikan sifat meterial tersebut memenuhi
persyaratan sesuai dengan poin e pasal ini.
c. Penyedia jasa harus menyerahkan hal-hal berikut dalam
bentuk tertulis kepada Direksi Pekerjaan/ Pengawas
Kegiatan segera setelah selesainya satu bagian dari
pekerjaan, dan sebelum mendapat persetujuan dari Direksi
Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan Teknik, tidak diperkenankan
material lain di atas urugan terdahulu :
1). Hasil dari pengujian kepadatan
2). Hasil dari pengujian pengukuran permukaan/
kelerengan dan data survei yang memeriksa bahwa
toleransi permukaan yang ditentukan dipenuhi.

3.7. Perbaikan Urugan yang Tak memuaskan atau Tidak stabil


a. Urugan akhir yang tidak memenuhi penampang melintang
yang disyaratkan atau disetujui atau toleransi permukaan
yang disyaratkan harus diperbaiki dengan menggaru
permukaan dan membuang atau menambah material
sebagaimana diperlukan yang dilanjutkan dengan
pembentukan dan pemadatan kembali.
b. Urugan yang terlalu kering untuk pemadatan, dalam hal
kadar airnya kurang memenuhi persyaratan atau yang seperti
yang diperintahkan Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan
Teknik, maka harus diperbaiki dengan mengganti material,
disusul dengan penyiraman air secukupnya dan dicampur
dengan menggunakan “motor grader” atau peralatan lain
yang disetujui.
c. Urugan yang terlalu basah untuk pemadatan, dimana kadar
airnya melampaui kadar air yang disyaratkan atau
sebagaimana diperintahkan Direksi Pekerjaan/ Pengawas
Kegiatan Teknik, harus diperbaiki ulang dengan mengganti
material, disusul dengan penggunaan motor grader berulang-

PT. SARITAMA PURNAMA Page 36


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
ulang atau oleh alat lainnya dengan selang waktu istirahat
ketika penanganan, dalam cuaca yang kering. Cara lain, atau
jika pengeringan tak dapat dicapai dengan cara mengaduk
atau membiarkan bahan gembur tersebut, Direksi Pekerjaan/
Pengawas Kegiatan Teknik dapat memerintahkan untuk
mengeluarkan bahan tersebut dari pekerjaan dan
menggantikannya dengan bahan kering yang lebih cocok.
d. Urugan yang menjadi jenuh akibat hujan atau banjir atau
karena hal lainnya setelah dipadatkan dalam batasan
persyaratan ini biasanya tidak memerlukan pekerjaan
perbaikan asal sifat meterial dan kerataan permukaan masih
memanuhi persyaratan Spesfikasi ini.
e. Perbaikan dari urugan yang tidak memenuhi kepadatan atau
persyaratan sifat material dari spesifikasi ini harus seperti
yang diperintahkan Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan
Teknik dan dapat meliputi tambahan pemadatan, penggaruan
yang disusul dengan pengaturan kadar air dan pemadatan
kembali, atau pembuangan dan penggantian material.

PASAL 4 4.1. Lingkup Pekerjaan


PEKERJAAN PASANGAN a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-
BATU BELAH bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam
terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang
terbaik.
b. Pekerjaan pasangan batu kali/belah ini meliputi seluruh
detail yang disebutkan/ ditunjukkan dalam gambar atau
sesuai petunjuk Direksi dan Pengawas Lapangan.

4.2. Persyaratan Bahan


a. Batu kali/belah harus keras, tidak mudah pecah, tidak lapuk
dan minimal memiliki 3 sisi bidang pecah serta tidak bulat.
b. Persyaratan bahan lainnya sesuai dengan persyaratan bahan
pekerjaan beton bertulang.
c. Adukan yang dipergunakan menggunakan campuran 1 PC :
5 Pasir (1:5) atau sesuai dengan gambar rencana.
4.3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Yang termasuk dalam pekerjaan ini meliputi semua
pekerjaan yang menggunakan pasangan batu kali/belah
termasuk pasangan batu kosong/aanstamping.
b. Sebelum pelaksanaan pekerjaan pondasi, Kontraktor harus
mengadakan pengukuran-pengukuran untuk As-as pondasi
seperti pada gambar dan harus dimintakan persetujuan dari
Direksi dan Pengawas Lapangan.
c. Kontraktor wajib melaporkan kepada Direksi dan Pengawas
Lapangan bila ada perbedaan gambar-gambar dari konstruksi

PT. SARITAMA PURNAMA Page 37


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
dengan gambar-gambar arsitektur atau bila ada hal-hal yang
kurang jelas.
d. Pelaksanaan pasangan batu kosong/aanstamping harus dalam
keadaan lubang galian kering dan sudah diberi urugan pasir
minimal setebal 10 cm padat atau seperti yang ditunjukan
dalam gambar.
e. Pasangan batu kosong/aanstamping adalah pasangan batu
kali yang disusun berdiri tanpa perekat (campuran) setebal
20 cm, celah antara batu-batu diisi pasir dan disiram air
sehingga celah penuh terisi pasir dan kedudukan batu cukup
kokoh sebagai dudukan pondasi.
f. Pasangan batu kali tidak boleh berongga dalam
pemasangannya. Batu kali disusun satu persatu dengan
penyangga mortal.
g. Pelaksanaan pasangan batu kali juga harus memperhatian
gambar rencana yang terkait dan jika ada kelainan/ketidak
cocokan harus dikonsultasikan dengan Direksi/ Pengawas
Lapangan.
h. Bentuk pasangan batu kali harus sesuai dengan gambar
rencana.
i. Penggunaan campuran sesuai dengan yang tercantum dalam
gambar rencana.

PASAL 5 5.1. Keterangan Umum


PEKERJAAN PONDASI a. Pelaksanaan pemasangan tiang pancang menggunakan
TIANG PANCANG segitiga
32.32.32 t14m
sistem HYDROLIC / JACK PILE, semua bahan dan
( dengan system hydrolik) pekerjaan harus memenuhi syarat-syarat yang terdapat
dalam syaratsyarat dalam bagian ini . Penggunaan tiang
pancang siap pakai harus dikonsultasikan kepada
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan
tertulis.
b. Pondasi pada bangunan ini menggunakan pondasi tiang
pancang Precast dengan poer beton. Ukuran tiang pancang,
dengan penempatan ditunjukkan dalam kerja

5.2. Lingkup Kegiatan


Meliputi semua tenaga, alat-alat dan bahan untuk menyelesaikan
semua pekerjaan tiang beton sesuai dengan gambar-gambar
konstruksi, dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan
tambahan dari perencana/ Konsultan Pengawas dalam uraian
syarat-syarat pelaksanaan.
5.3. Keahlian / Pekerja
Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan
pemancangan beton sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang

PT. SARITAMA PURNAMA Page 38


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
disyaratkan, temasuk kekuatan, toleransi dan penyelesaiannya.
Semua pekerjaan harus dilaksanakan oleh ahli-ahli atau tukang-
tukang yang berpengalaman dan mengerti benar akan
pekerjaannya. Semua pekerjaan yang dihasilkan harus
mempunyai mutu yang sebanding dengan standar yang umum
berlaku. Apabila Konsultan MK/Pengawas Konstruksi
memandang perlu, kontraktor dapat meminta nasihat-nasihat dari
tenaga ahli yang ditunjuk Konsultan pengawas atas beban
kontraktor.

5.4. Kualitas dan Ukuran Tiang Pancang


Tiang pancang mengunakan type segitiga 32.32.32 cm dengan
mutu Beton K.250 dan dengan kedalaman seperti ditentukan
dalam Gambar Kerja atau sampai mencapai tanah keras ( final
Set ).

Spesifikasi Teknis Pemancangan

a. Bahan
 Beton yang dipakai untuk pembuatan tiang beton cetak
harus mempunyai mutu beton minimal K-250 (beton
Readymix).
 Penulangan tiang menggunakan besi standart sebagai
tulangan utama dengan mutu minimal U-39 .
penulangan sengkang dengan mutu baja U-24.
 Sesuai Gambar Perencanaan.

b. Alat Pancang
 Berat beban tiang pancang disesuaikan dengan daya
dukung yang diinginkan.
 Selama pemancangan harus digunakan driving helmet
dan driving plate agar pukulan palu terbagi merata pada
kepala tiang.
 Untuk mencegah rusaknya kepala tiang harus
digunakan bantalan (cushion) minimal tebal 5 cm.
Bantalan tersebut harus diperiksa dan diganti secara
periodik seperlunya atau atas saran dan persetujuan
Konsultan Manajemen Konstruksi.

c. Daya dukung tiang pancang


 Pemancangan tiang dihentikan setelah kriteria set
sesuai daya pikul yangdiinginkan tercapai.
 Set atau kelendering pemancangan tiang beton cetak
dihitung menggunakan Hiley Formula, yang
disesuaikan dengan kebutuhan.

PT. SARITAMA PURNAMA Page 39


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
 Di sesuaikan dengan Laporan PEHITUNGAN
STRUKTUR dari Konsultan Perencana.

d. Toleransi Posisional danKemi Tiang


 Toleransi untuk ketepatan titik tiang tidak lebih dari
8,00 cm dari letak titik pada awal pemancangan, dan
jarak antara dua buah tiang pancang tidak
bertambah/berkurang lebih dari 14,00 cm dari yang
seharusnya.
 Toleransi kemi untuk tiang yang seharusnya vertikal
adalah tidak lebih miring dari 1 : 75.
 Kontraktor harus menjamin bahwa tiang beton cetak
yang baru dibuat tidak mengganggu atau merusak
tiang-tiang yang dibuat sebelumnya.
 Jika ada gangguan dalam pelaksanaan tiang beton cetak
yang diluar kemampuan kontraktor untuk
mengatasinya, maka kontraktor dapat menambah satu
atau lebih tiang beton cetak, dan sebelum pelaksanaan
harus minta persetujuan dari perencana/ Konsultan
Pengawas.
 Pemasangan poer dan tie beam dapat dilaksanakan
setelah semua tiang pancang terpasang baik dan setelah
disetujui oleh Konsultan Pengawas.

e. Penyambungan Tiang
Tiang beton cetak disambung dengan mengelas plat baja
pada kedua tiang yang akan disambung dengan full
buttweld. Sebelum pengelasan dilakukan potongan tiang
yang akan disambung distel hingga satu garis dengan tiang
yang telah terpancang di dalam tanah. Setelah pengelasan
selesai dilaksanakan, sambungan tersebut diberi lapisan
aspal dan pemancangan tiang dilanjutkan

f. Proses Pemancangan
 Setiap saat pada saat pemancangan, tiang pancang
harus disanggah dengan baik sehingga tidak berubah
dari posisi yang telah ditentukan serta tidak terjadi
kemungkinan tekuk. Penyanggahan ini harus diatur
sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan
kerusakan pada tiang tekan.
 Alat pancang yang akan dipergunakan harus
mempunyai kapasitas dan efisiensi, sesuai dengan
syarat-syarat yang ditentukan dan terlebih dahulu
mendapatkan persetujuan tertulis dari Konsultan
Pengawas sebelum digunakan. Manometer pengukur

PT. SARITAMA PURNAMA Page 40


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
tekanan harus ada sertifikat kalibrasi yang masih
berlaku dari pihak yang berwenang.
 Panjang tiang pancang yang akan ditekankan harus
mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas, sesuai
dengan keadaan tanah setempat.
 Setiap tiang pancang harus dipancang terus menerus
sampai penetrasi atau kedalaman yang disyaratkan
tercapai. Kecuali Konsultan Pengawas menyetujui
bahwa penghentian pemancangan terjadi karena hal-hal
yang diluar kekuasaan pemborong.
 Pemborong harus membuat catatan pemancangan (tiap
pemasukan 500 mm kecuali sisa 2000 mm terakhir
harus dibaca tiap 250 mm ) atau sesuai dengan petunjuk
Konsultan Pengawas.
 Bila terjadi karakteristik pemancangan yang berbeda
dengan karakteristik yang diharapkan berdasarkan hasil
penyelidikan tanah maupun penekananpenekanan
sebelumnya, pemborong harus segera memberitahukan
Konsultan Pengawas untuk meminta petunjuknya.
 Urut-urutan pemancangan harus diatur sedemikian rupa
sehingga pengaruh yang jelek dari "heave" dan desakan
tanah kesamping dapat dibatasi sekecil mungkin. Urut-
urutan penekanan ini harus dikonsultasikan dan
disetujui secara tertulis oleh Konsultan Pengawas.
 Bila terjadi “heave”, Pemborong harus melakukan
penekanan ulang pada semua tiang yang terjadi heave.
 Toleransi posisi horizontal pondasi tiang pada Level
Poer tidak boleh melebihi 75 mm dalam segala arah.
 Toleransi posisi vertikal pondasi tiang tidak boleh
melebihi kemi 1:75

g. Pemotongan Kepala Tiang Pancang


 Bila pemancangan telah mencapai kapasitas tiang atau
kedalaman yang disyaratkan, maka kepala tiang tekan
harus dikupas sampai dengan level yang ditentukan
dalam gambar pelaksanaan.
 Panjang tulangan yang terkupas harus sesuai dengan
panjang yang disyaratkan dalam gambar pelaksanaan.
 Pemborong harus melakukan segala usaha agar
pemotongan tiang tekan ini tidak menyebabkan
kerusakan pada tiang tekan tersebut.
 Setiap tiang tekan yang retak atau cacat harus
dibongkar dan diper-baiki dengan beton dengan mutu
yang sama dengan mutu beton yang disyaratkan untuk
tiang tekan.

PT. SARITAMA PURNAMA Page 41


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
 Penolakan Tiang
 Tiang yang tidak dilaksanakan dengan benar serta tidak
memenuhi spesifikasi ini akan ditolak. Pemborong
wajib membuat tiang pengganti tanpa biaya
 Segera setalah pekerjaan selesai, Pemborong harus
membuat “As built drawing” dari letak dan kedalaman
tiang pancang mini pile.

PASAL 6 6.1. Lingkup Pekerjaan


PEKERJAAN BETON a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-
BERTULANG bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam
terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang
terbaik.
b. Pekerjaan beton bertulang meliputi seluruh pekerjaan beton
bertulang seperti yang disebutkan/ditunjukkan dalam
gambar atau sesuai petunjuk Direksi dan Pengawas
Lapangan.

6.2. Persyaratan Umum


a. Konstruksi-konstruksi harus menggunakan peraturan
peraturan/normalisasi yang berlaku di Indonesia seperti
PBI’71/SKSNI – T15 – 1991-03, PMI, PKKI dan lain-lain.
b. Peraturan beton
1) Semua pekerjaan beton harus dipenuhi syarat-syarat yang
ada pada PBI ’71 / SKSNI – T15 – 1991-03.
2) Syarat-syarat bahan untuk semua pekerjaan beton PBI ‘71
NI-2 pasal 3.1 sampai 3.9 atau seperti yang tertera dalam
SKSNI – T15 – 1991-03.
3) Syarat pelaksanaan pekerjaan beton PBI ‘71 NI-2 bagian 3
bab 4,5,6 berlaku seluruh pasal.
4) Syarat-syarat pekerjaan tulangan PBI ‘71 NI-2 bab 5 pasal
5.3 sampai 5.8.
5) Perhitungan untuk pekerjaan beton bertulang berdasarkan
PBI ’71/SKSNI – T15 – 1991-03.
6) Perhitungan muatan pada bangunan (PMI).
7) Peraturan-peraturan/standart setempat yang biasa dipakai.
8) Peraturan konstruksi kayu Indonesia 1961, NI-5
9) Peraturan semen portland Indonesaia 1972, NI-8
10) Peraturan pembangunan pemerintah daerah setempat

6.3. Persyaratan Bahan


a. Semen Portland
Harus memakai mutu yang terbaik dari satu jenis merk atas
persetujuan Direksi dan Pengawas Lapangan dan harus
memenuhi NI-8. Semen yang telah mengeras

PT. SARITAMA PURNAMA Page 42


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
sebagian/seluruhnya tidak dibenarkan untuk digunakan.
Penyimpanan semen portland harus diusahakan sedemikian
rupa sehingga bebas dari kelembaban, bebas dari air dengan
lantai terangkat dari tanah dan tumpukan sesuai dengan
syarat penumpukan semen.
b. Pasir beton
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang berisi dan bebas dari
bahan-bahan organis, lumpur dan sebagainya; dan harus
memenuhi komposisi butir serta kekerasan yang
dicantumkan dalam PBI 1971.
c. Batu ciping/split
Digunakan koral yang bersih, bermutu baik, tidak berpori
serta mempunyai gradasi kekerasan sesuai dengan syarat-
syarat PBI 1971. Penyimpanan/ penimbunan pasir koral
beton harus dipisahkan satu dari yang lain hingga kedua
bahan tersebut dijamin mendapatkan perbandingan adukan
beton yang tepat.
d. Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak
mengandung minyak, asam, alkali dan bahan-bahan
organis/bahan lain yang dapat merusak beton dan harus
memenuhi NI-3 Pasal 10.
e. Besi beton
Besi beton menggunakan besi beton ulir dan besi beton
polos yang digunakan mutu U39 dan U24 yang terdiri dari
besi ulir D22, D19, D18, D16 dan D13, untuk besi beton
polos  10 mm dan  8 mm dengan penggunaan seperti
yang ditunjukkan dalam gambar rencana. Besi harus bersih
dari lapisan minyak/lemak dan bebas dari cacat seperti
serpih-serpih. Penampang besi harus bulat serta memenuhi
persyaratan NI-2 (PBI 1971). Bila dipandang perlu
kontraktor diwajibkan untuk memeriksa mutu beton
dilaboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas
biaya kontraktor.

6.4. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Cetakan begisting
1). Acuan harus dibuat dan direncanakan begitu rupa
sehingga beton dapat dengan baik ditempatkan dan
dipadatkan, tidak terjadi perubahan bentuk acuan
selama pembetonan dilaksanakan maupun terhadap
pengerasan beton.
2). Acuan harus juga cermat dalam kedudukan dan datar,
untuk jenis acuan-acuan tertentu, terlebih dahulu

PT. SARITAMA PURNAMA Page 43


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
Pemborong harus menyerahkan perencanaan gambar
acuan tersebut kepada Direksi, bila perlu harus
dilengkapi perhitungan dan detail-detail yang jelas.
Bilamana hal tersebut telah mendapatkan persetujuan
dari Direksi, rencana acuan tersebut dapat
dilaksanakan.
3). Sesuai dengan persyaratan betonnya acuan dapat
menggunakan papan-papan atau kayu lapis/multipleks
18mm dengan penguat dari balok 6/8, 5/7 atau
konstruksi form work yang lazim digunakan.
4). Perlu ditekankan bahwa tanggung jawab keamanan
konstruksi terletak pada Pemborong, Pemborong harus
meminta ijin Direksi dan Pengawas Lapangan bilamana
ia bermaksud akan membongkar pada bagian-bagian
konstruksi utama.
5). Cetakan halus
Khusus pembuatan begisting untuk permukaan beton
yang tidak perlu dilapisi plesteran (dinding graving
dock), maka dapat dibuat cetakan harus dengan syarat
sebagai berikut :
 Cetakan dapat digunakan secara berulang dengan
catatan hanya cetakan yang bermutu baik boleh
dipakai yang telah disetujui oleh Direksi/ Pengawas.
 Permukaan cetakan harus dibasahi dengan minyak
(form oil/mould release agent) yang bermaksud
untuk menghasilkan permukaan beton yang bersih,
halus dan bebas kotoran dan kemudahan pada saat
pembukaan/pembongkaran bidang-bidang begisting.
 Segala cacat pada permukaan beton yang telah dicor
harus ditambal (diplester) sedemikian rupa hingga
sesuai warna/texture permukaan disekatnya.

b. Pengujian
Pengujian dilakukan sebagai berikut :
1). Sebelum melaksanakan pengecoran awal, Kontraktor
harus mengadakan mix design yang dapat
membuktikan bahwa mutu beton yang disyaratkan
dapat tercapai dari mix design tersebut, selanjutnya
oleh Direksi/Pengawas akan dihitung karakteristik dari
hasil percobaan tersebut yang selanjutnya akan
dipergunakan untuk menilai mutu beton selama
pelaksanaan sesuai dengan syarat-syarat PBI 1971 pasal
4.6 dan 4.7.
2). Pada pekerjaan beton struktural untuk waktu permulaan
pelaksanaan dibuat 1 (satu) benda uji untuk setiap 3m3

PT. SARITAMA PURNAMA Page 44


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
beton dan dalam waktu sesingkat-singkatnya harus
segera terkumpul 20 benda uji, sedang setelah berjalan
lancar diperlukan 1 (satu) benda uji pada setiap 5 m3
beton dengan minimum 1 benda uji untuk setiap
harinya.
3). Apabila hasil pemeriksaan pada padal 4.07 PBI 1971
masih meragukan, maka pemeriksaan lanjutan
dilakukan dengan menggunakan hammer test atau kalau
perlu dengan Corl Drilling untuk meyakinkan penilaian
terhadap kualitas beton yang sudah ada sesuai dengan
pasal 4.8 PBI 1971.
4). Pembuatan dan pemeriksaan benda-benda uji harus
memenuhi ketentuan-ketentuan dari Pasal 4.9 PBI 1971
dan semua biaya yang timbul akibat pengujian yang
tercantum pada ayat ini adalah menjadi tanggung jawab
kontraktor.
5). Slump yang diijinkan untuk beton dalam keadaan mix
yang normal adalah 7,5-10 cm, pemakaian slump harus
teratur dan disesuaikan dengan kebutuhan, misalnya
untuk daerah-daerah yang pembesiannya rapat dapat
dipergunakan slump yang tinggi.

c. Pemberitahuan Tentang Pelaksanaan Pengecoran


Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada
bagian-bagian utama dari pekerjaan, Pemborong harus
memberitahukan Direksi/Pengawas untuk mendapat
persetujuan, hal ini dapat dilaksanakan dengan Berita Acara
Pengecoran. Jika hal ini tidak dilaksanakan dengan
semestinya atau persiapan pengecoran tidak disetujui oleh
Direksi/Pengawas, maka mungkin Pemborong
diperintahkan untuk menyingkirkan beton yang beru dicor
atas biaya pemborong.
Sebelum pengecoran dimulai, Pemborong harus sudah
menyiapkan seluruh stek-stek maupun anker-anker yang
diperlukan, pada kolom-kolom, balok-balok beton yang
akan dihubungkan degnan dinding dan kecuali dinyatakan
lain pada gambar-gambar, maka stek-stek dan anker-anker
dipasang setiap jarak 1,00m.
Beton yang mengeras, kotoran-kotoran dan bahan-bahan
lain harus dibuang dari dalam bekisting, mesin pengaduk
(beton molen) maupun alat-alat pembawa.
Penulangan harus dimatikan pada posisinya, diperiksa
sebelum pengecoran dilakukan, agar pemeriksaan dan
persetujuan dapat diberikan pada waktunya.

PT. SARITAMA PURNAMA Page 45


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018

d. Kelas dan Mutu beton


Kecuali dinyatakan lain, maka campuran dari beton harus
mencapai kekuatan tekan beton karakteristik yang
penggunaannya sebagai berikut :
1). Beton dengan mutu Bo untuk pekerjaan non struktural
seperti lantai kerja (work floor).
2). Beton dengan mutu K-250 untuk pekerjaan-pekerjaan
struktur seperti; sloof, kolom & balok dan mutu K-250
untuk pekerjaan beton praktis lainnya.
3). Setiap sambungan beton lama dan baru ditambahkan
bahan additive beton.
e. Pembesian
1) Semua besi beton yang digunakan harus memebuhi
syarat-syarat:
a). Peraturan Beton Indonesia (NI.2-1971).
b). Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan minyak-
minyak, karat dan tidak cacat (retak-retak,
mengelupas, luka dan sebagainya).
c). Dari jenis baja mutu U-24 untuk Diameter
Kurang dari 12 mm dan U-40 untuk lebih besar
12 mm (ulir) bahan tersebut dalam segala hal
harus memenuhi ketentuan-ketentuan PBI-1971.
d). Mempunyai penampang yang sama rata.
e). Ukuran disesuaikan dengan gambar-gambar.
2) Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari
ketentuan-ketentuan diatas, harus mendapat
persetujuan perencana/konsultan pengawas.
3) Besi beton harus disuplay dari satu sumber
(manufacture) dan tidak diperkenankan untuk
mencampurkan bermacam-macam besi beton tersebut
untuk pekerjaan konstruksi. Setiap pengiriman ke site
harus disertakan Mil Certaificate.
4) Kontraktor bilamana diminta harus pengujian mutu
besi yang akan dipakai, sesuai dengan petunjuk
konsultan pengawas. Percobaan mutu besi beton juga
akan dilakukan setiap saat bilamana dipandang perlu
oleh konsultan pengawas.
5) Pemasangan besi beton dilakukan sesuai dengan
gambar-gambar atau mendapat persetujuan konsultan
pengawas. Hubungan antara besi beton dilakukan
sesuai dengan yang lain harus menggunakan kawat
beton, diikat teguh, tidak bergeser selama pengecoran
beton dan tidak menyentuh lantai kerja atau papan
acuan. Sebelum beton dicor besi beton harus bebas

PT. SARITAMA PURNAMA Page 46


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
dari minyak, kotoran cat, karet, kulit giling atau
bahan-bahan yang merusak. Semua besi beton harus
dipasang pada posisi yang tepat.
6) Besi beton yang tidak memenuhi syarat karena ukuran
maupun kwalitas tidak sesuai dengan spesifikasi
(RKS) diatas, harus segera dikeluarkan dari site
setelah penerimaan instruksi tertulis dari konsultan
pengawas dalam waktu 2x24 jam.
7) Membengkok dan meluruskan tulangan untuk beton
bertulang harus dilakukan dalam keadaan dingin.
Batang tulangan harus dipotong dan dibengkokkan
sesuai dengan gambar kerja. Bila tidak tercantum
dalam gambar kerja, harus dimintakan persetujuan
direksi terlebih dahulu.
8) Tulangan harus bebas dari kotoran-kotoran dan karat,
serta bahan-bahan lain yang mengurangi daya rekat.
9) Tulangan harus dipasang sedemikian rupa hingga
sebelum dan selama pengecoran tidak berubah tempat.
10) Tulangan lengkung tidak boleh menempel pada papan
cetakan atau tumpuan lain. Untuk itu harus dibuat
beton tahu (beton decking) dengan tebal dan
pemasangan sesuai dengan PBI ’71 / SKSNI – T15 –
1991-03
11) Untuk mengatur jarak tulangan tarik dan tulangan
tekan pada pelat digunakan cakar ayam, yang
sebelumnya telah disetujui oleh Konsultan Pengawas /
Direksi.
12) Pertemuan dengan tulangan Plat / balok / kolom /
pondasi yang sudah dicor harus distek dengan
overlapping sesuai dengan PBI ‘71

f. Cara pengadukan
1). Cara pengadukan harus menggunakan beton molen.
2). Takaran untuk semen portland, pasir dan koral harus
disetujui terlebih dahulu oleh Direksi/ Pengawas
Lapangan.
3). Selama pengadukan, kekentalan adukan beton harus
diawasi dengan jalan memeriksa slump pada setiap
campuran baru. Pengujian slump minimum 5 cm dan
maksimum 10 cm.
4). Apabila memakai beton ready mix, maka cara
pengadukannya mengikuti prosedur beton ready mix
dengan memperhatikan mutu beton yang akan dicapai.

PT. SARITAMA PURNAMA Page 47


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018

g. Bahan – Bahan Penambah (Admixture)


1). Penggunaan admixture dapat digunakan setelah
diizinkan Pengawas Proyek. Dimana penggunaan
admixture diizinkan, maka bahan ini harus ditambahkan
pada beton dalam tempat pengadukannya dengan
mempergunakan alat pengukur otomatis, dan petunjuk –
petunjuk pabrik mengenai penggunaannya.
2). Istilah – istilah kimia, rumus – rumus dan jumlah bahan
– bahan yang aktif, ukuran yang harus dipakai dan efek
mengenai bertambahnya atau berkurangnya penggunaan
dosis bahan – bahan secara terus menerus pada sifat –
sifat fisik dan kimia beton basah dan yang sudah
mengeras dan akan diserahkan kepada Pengawas
Proyek untuk persetujuannya.
3). Pemborong harus menyediakan sampel – sampel dan
melaksanakan percobaan – percobaan tersebut
sebagaimana diperintahkan oleh Pengawas Proyek
sebelum izin penggunaan admixture diizinkan dipakai
pada pelaksanaan test menjadi tanggungan Pemborong.

h. Pengecoran beton
1). Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan
persiapan dengan membersihkan dan menyiram
cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-
ukuran dan ketinggian, pemeriksaan penulangan dan
penempatan penahan jarak.
2). Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas
persetujuan Direksi dan Pengawas Lapangan.
3). Pengecoran harus dilaksanakan sebaik mungkin
dengan menggunakan alat penggetar untuk menjamin
beton cukup padat dan harus dihindarkan terjadinya
cacat pada beton seperti keropos dan sarang-sarang
koral/split yang dapat memperlemah konstruksi.
4). Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan
diteruskan pada hari berikutnya maka tempat
perhentian tersebut harus disetujui oleh Pengawas
Lapangan.

i. Pemadatan beton
Sebelum pekerjaan beton dimulai, penulangan atau barang–
barang lain yang harus berada didalam beton, harus
dibersihkan dari semua macam kotoran. Semua cetakan
dan pengatur jarak harus diperiksa dengan teliti dan ruang
yang akan diisi beton harus betul – betul dibersihkan.

PT. SARITAMA PURNAMA Page 48


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
Pekerjaan pengecoran di bagian manapun dari pekerjaan
tidak boleh dimulai sebelum persiapan – persiapannya
disetujui dan izin pengecoran diberikan oleh Pengawas
Proyek. Pengecoran harus selalu diawasi langsung oleh
mandor atau (foreman) yang berpengalaman.
Pemborong harus memberitahukan kepada Pengawas
Proyek bila akan mengecor dengan mengajukan request
yang telah disetujui Pengawas Teknik. Beton harus dicor
sedemikian rupa sehingga dalam satu bagian pekerjaan,
permukaannya rata. Penempatan didalam lapisan – lapisan
horisontal tidak boleh melebihi tebal 40 cm (setelah
dipadatkan), kecuali ditentukan lain oleh Pengawas Proyek.
Pengecoran beton harus dilakukan terus menerus antara
tempat sambungan yang direncanakan atau disetujui tanpa
terhenti termasuk waktu makan. Jika dipakai corong –
corong untuk mengalirkan beton, maka kemiringan harus
sedemikian rupa sehingga tidak terjadi segregasi dan harus
disediakan selang – selang penyemprot atau pelat – pelat
peluncur agar tidak terjadi segregasi selama pengecoran.
Beton tidak boleh dijatuhkan bebas dari ketinggian lebih
dari 1,5 m. Kecepatan pengecoran harus sedemikian rupa
sehingga tebal beton tidak kurang dari 0,5 m per jam dan
tidak lebih dari 1,5 m, kecuali disetujui lain oleh Pengawas
Proyek. Semua beton harus dipadatkan dengan
mempergunakan vibrator yang digerakkan dengan tenaga
listrik (immersion type vibrator) yang baik type maupun
cara kerjanya disetujui oleh Pengawas Proyek. Vibrator
yang disediakan harus cukup jumlah, ukuran dan
kapasitasnya dan sesuai dengan banyaknya beton yang
akan dicor, ukuran – ukuran beton dan penulangan.
Vibrator ini harus dapat bekerja dengan baik didalam acuan
dan sekeliling penulangan dan barang – barang lain yang
diletakkan didalamnya tanpa harus memindahkan.
Penggetaran yang berlebihan (overvibration) yang
menyebabkan segregasi, permukaan yang keropos atau
kebocoran melalui acuan harus dihindarkan.

j. Siar Dilatasi
Beton harus dicor secara kontinu sampai pada siar dilatasi,
letak dan pengaturannya ditunjukkan dalam gambar –
gambar atau seperti yang disetujui Pengawas Proyek.
Apabila siar dilatasi harus dibuat diluar yang ditunjukkan
oleh ganbar, karena kerusakan mesin pengaduk beton atau
keadaan yang tidak terduga, harus dibuat bulk-head
sedemikian sehingga arahnya tegak lurus arah tegangan –

PT. SARITAMA PURNAMA Page 49


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
tegangan utama. Apabila letaknya berdekatan dengan
tumpuan atau lokasi yang dianggap oleh Pengawas Proyek
tidak dikehendaki, maka pengecoran harus dihentikan dan
beton baru tersebut harus dibongkar sampai tempat yang
dianggap baik.
Posisi dan pengaturan siar-siar ini harus mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas, dimana:
 Siar dalam kolom sebaiknya ditempatkan sedekat
mungkin dengan bidang bawah dari balok tertinggi
 Siar dalam Balok dan Pelat ditempatkan pada tengah-
tengah bentang
 Siar Vertikal dalam dinding supaya dihindarkan
 Siar harus dibaut sekecil mungkin dan atas
persetujuan Konsultan Pengawas.
Permukaan Siar harus dibersihkan terlebih dahulu,
kemudian bubur semen (grout) yang tipis dilapiskan merata
keseluruh permukaan bahan yang dipakai untuk expantion
joint adalah heavyduty sealant dengan pelat hitam
berukuran 200mm x 2mm yang diletakkan sepanjang
delatasi dan dipasang sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
Apabila pengecoran harus dilanjutkan pada permukaan
beton yang sudah mengeras, maka permukaan beton
tersebut harus dikasarkan. Kemudian permukaan tersebut
harus dibersihakan dari bagian – bagian yang lepas dan
kotoran – kotoran lainnya disemprot dengan air semen atau
zat perekat (addition) dan beton baru dikerjakan, yang
harus dipadatkan dengan baik pada bidang pertemuan
tersebut. Sebelum pengecoran, permukaan beton lama
harus dilapis dengan adukan semen dengan kualitas yang
sama dengan adukan beton

k. Pengeringan Beton
Beton harus dilindungi selama proses pengerasan dari
pengaruh panas matahari yang merusak, hujan dan air yang
mengalir atau angin yang kering.
Perlindungan harus segera diberikan setelah pengerasan
beton dengan cara sebagai berikut :
1) Permukaan beton harus ditutup dengan lapisan karung,
atau bahan sejenis atau lapisan pasir yang harus terus
menerus dibasahi selama 10 hari.
2) Setelah permukaan beton dibasahi seluruhnya, lalu
ditutup dengan lapisan air yang disetujui.

l. Curing dan Perlindungan Atas Beton


Beton harus dilindungi selama berlangsungnya proses

PT. SARITAMA PURNAMA Page 50


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
pengerasan terhadap sinar matahari, angin, hujan atau aliran
air dan pengrusakan secara mekanis atau pengeringan
sebelum waktunya.
Semua permukaan beton yang terbuka harus dijaga tetap
basah selama 4 hari dengan menyemprotkan air atau
menggenangi dengan air pada permukaan beton tersebut.

Terutama pada pengecoran beton pada waktu cuaca panas,


curing dan perlindungan atas beton harus diperhatikan.
Kontraktor harus bertanggungjawab atas retaknya beton
karena kelalaian ini.

m. Alat-alat di Dalam Beton


Kontraktor tidak dibenarkan untuk membobok, membuat
lubang atau memotong konstruksi, beton yang sudah jadi
tanpa sepengetahuan dan seizin Konsultan Pengawas.
Ukuran dari pembuatan lubang, pemasangan alat-alat
didalam beton, pemasangan sparing dan sebagainya harus
menurut petunjuk Konsultan Pengawas.

n. Beton Kedap Air


Untuk pembuatan beton kedap air (sesuai dengan gambar-
gambar), maka Kontraktor terlebih dahulu harus meminta
persetujuan Konsultan Pengawas perihal bahan
waterproofing (additive) sebagai campuran dalam adukan
beton dan proporsi adukannya.
Kontraktor bertanggungjawab atas pekerjaan pembuatan
beton kedap air tersebut. Apabila dikemudian hari terdapat
bocor atau terjadi rembesan, maka Kontraktor harus
mengadakan perbaikan-perbaikan dengan biaya Kontraktor
sendiri. Prosedur perbaikan tersebut harus sesuai dengan
petunjuk dari Konsultan Pengawas sedemikian rupa
sehingga tidak merusak bagian-bagian lain yang sudah
selesai.

o. Pembongkaran Begisting (cetakan)


1). Pembongkaran harus dilakukan dengan cara
sedemikian rupa hingga menjamin seluruhnya
keamanan beton yang telah dicor. Bagian struktur
beton vertikal yaitu sisi balok kolom praktis, dapat
dibongkar bekistingnya setelah 72 jam dengan
persyaratan bahwa betonnya telah cukup mengeras
sehingga tidak ada kemungkinan cacat, setelah
mendapat ijin dari Direksi. Bagian struktur beton yang
disangga dengan batang penyangga tidak boleh

PT. SARITAMA PURNAMA Page 51


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
dibongkar begesting maupun tiang penyangganya
sebelum elemen struktur tersebut mencapai kekuatan
minimal untuk memikul berat sendiri berikut bahan-
bahan pelaksanaan di atasnya. Dalam keadaan apapun
bekisting tidak boleh dibongkar sebelum mencapai 14
(empat belas) hari pada beton yang memakai rawatan
begesting baru boleh dibongkar setelah rawatan
berakhir.
2). Selama proses pengerasan, beton tiap hari harus
disiram dengan cukup air, selama minimum 1 (satu)
minggu berturut-turut.

PASAL 7 7.1. UMUM


PEKERJAAN BETON a. Kecuali disetujui oleh Direksi Lapangan, semua beton
READY MIX haruslah beton readymixed yang didapatkan dari sumber
yang disetujui Direksi Lapangan, dengan takaran, adukan
serta cara pengiriman/pengangkutannya harus memenuhi
persyaratan di dalam ASTM C94-78a, ACI 304-73, ACI
Committee 304.
b. Adukan beton harus dibuat sesuai dengan perbandingan
campuran yang sesuai dengan yang telah diuji di
laboratorium, serta secara konsisten harus dikontrol
bersama-sama oleh kontraktor dan supplier beton ready-
mixed. Kekuatan beton minimum yang dapat diterima adalah
berdasarkan hasil pengujian yang diadakan di laboratorium.
c. Pemeriksaan.Bagi Direksi Lapangan diadakan jalan masuk
ke proyek dan ketempat pengantaran contoh atau
pemeriksaan yang dapat dilalui setiap waktu. Denah dan
semua peralatan untuk pengukuran, adukan dan pengantaran
beton harus diperiksa oleh Direksi Lapangan sebelum
pengadukan beton.
d. Persetujuan.
Periksa areal dan kondisi pada mana pekerjaan di bawah bab
ini yang akan dilaksanakan. Perbaiki kondisi yang terusak
oleh waktu dan perlengkapan/penyelesaian pekerjaan.
Jangan memproses sampai keadaan perbaikan memuaskan.
Jangan memulai pekerjaan beton sampai hasil percobaan,
adukan beton dan contoh-contoh benda uji disetujui oleh
Direksi Lapangan. Lagipula, jangan memulai pekerjaan
beton sampai semua penyerahan disetujui oleh Direksi
Lapangan.
e. Adukan Beton dan Kekuatan.
Adukan beton harus didesain dan disesuaikan dengan
pemeriksaan laboratorium oleh kontraktor dan harus

PT. SARITAMA PURNAMA Page 52


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
diperiksa teratur oleh kedua pihak, kontraktor dan pemasok
beton ready-mix. Kekuatan tercantum adalah kekuatan yang
diijinkan minimum dan hasil dari hasil test oleh percobaan
laboratorium adalah dasar dari yang diijinkan.
f. Temperatur Beton Ready-Mix.
Batas temperatur untuk beton ready-mix sebelum dicor
disyaratkan tidakmelampaui 38 oC.
g. Bahan Campuran Tambahan Penambahan bahan additive
dalam proses pembuatan beton ready-mix harus sesuai
dengan petunjuk pabrik additive tersebut. Bila diperlukan
dua atau lebih bahan additive maka pelaksanaannya harus
dilaksanakan secara terpisah. Dalam pelaksanaannya harus
sesuai ACI 212-2R-71 dan ACI 212.IR-63 dilakukan hanya
oleh teknisi in-charge dengan persetujuan Direksi Lapangan
sebelumnya.
h. Kendaraan Pengangkut Kendaraan
pengangkut beton ready-mix harus dilengkapi dengan
peralatan pengukur air yang tepat.
i. Pelaksanaan Pengadukan Pelaksanaan pengadukan dapat
dimulai dalam jangka waktu 30 menit setelah semen dan
agregat dituangkan dalam alat pengaduk.
j. Penuangan Beton Proses pengeluaran beton ready-mix di
lapangan proyek dari alat pengaduk di kendaraan
pengangkut harus sudah dilaksanakan dalam jangka waktu
1,5 jam atau sebelum alat pengaduk mencapai 300 putaran.
Dalam cuaca panas, batas waktu tersebut di atas harus
diperpendek sesuai petunjuk Direksi Lapangan.
Perpanjangan waktu dapat diijinkan sampai dengan 4 jam
bila dipergunakan retarder yang harus disetujui oleh Direksi
Lapangan.
k. Keadaan Khusus
Apabila temperatur atau keadaan lainnya yang menyebabkan
perubahan slump beton maka Kontraktor harus segera
meminta petunjuk atau keputusan Direksi Lapangan dalam
menentukan apakah adukan beton tersebut masih memenuhi
kondisi normal yang disyaratkan. Tidak dibenarkan untuk
menambah air ke dalam adukan beton dalam kondisi
tersebut.
l. Penggetaran Penggetaran beton agar diperoleh beton yang
padat harus sesuai dengan ACI 309R-87 (Recommended
Practice for Consolidation of Concrete). Sedapat mungkin
penggetaran beton dilakukan dengan concrete-vibrator
(engine/electric).

PT. SARITAMA PURNAMA Page 53


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
7.2. PERSIAPAN
a. Kontraktor harus menyiapkan jadwal pengecoran dan
menyerahan kepada Direksi Lapangan untuk disetujui paling
lambat 1 (satu) minggu sebelum memulai kegiatan
pengecoran.
b. Sebelum pengecoran beton, bersihkan benar-benar
cetakannya, semprot dengan air dan kencangkan. Sebelum
pengecoran, semua cetakan, tulangan beton, dan benda-
benda yang ditanamkan atau di cor harus telah diperiksa dan
disetujui oleh Direksi Lapangan. Permohonan untuk
pemeriksaan harus diserahkan kepada Direksi Lapangan
setidak-tidaknya 24 jam sebelum beton di cor. Kelebihan air,
pengeras beton, puing, butir-butir lepasan dan benda-benda
asing lain harus disingkirkan dari bagian dalam cetakan dan
dari permukaan dalam dari pengaduk serta perlengkapan
pengangkutan.
c. Galian harus dibentuk sedemikian sehingga daerah yang
langsung di sekeliling struktur dapat efektif dan menerus
dicor. Seluruh galian harus dijaga bebas dari rembesan,
luapan dan genangan air sepanjang waktu, baik di titik
sumur, pompa, drainase ataupun segala perlengkapan dari
kontraktor yang berhubungan dengan listrik untuk
pengadaan bagi maksud penyempurnaan. Dalam segala hal,
beton tidak boleh ditimbun di galian manapun, kecuali bila
galian tertentu telah bebas air dan lumpur.
d. Penulangan harus sudah terjamin dan diperiksa serta
disetujui. Logamlogam yang ditanam harus bebas dari
adukan lama, minyak, karat besi dan pergerakan lain ataupun
lapisan yang dapat mengurangi rekatan. Kereta pengangkut
adukan beton yang beroda tidak boleh dijalankan melalui
tulangan ataupun disandarkan pada tulangan. Pada lokasi
dimana beton baru ditempelkan ke pekerjaan beton lama,
buat lubang pada beton lama, masukkan pantek baja, dan
kemas cairan tanpa adukan nonshrink.
e. Basahkan cetakan beton secukupnya untuk mencegah
timbulnya retak, basahkan bahan-bahan lain secukupnya
untuk mengurangi penyusutan dan menjaga pelaksanaan
beton.
f. Penutup Beton Bila tidak disebutkan lain, tebal penutup
beton harus sesuai dengan persyaratan SKSNI 1991.
Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal
penutup beton, untuk itu tulangan harus dipasang dengan
penahan jarak yang terbuat dari beton dengan mutu paling
sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor. Bila tidak
ditentukan lain, maka penahan-penahan jarak dapat

PT. SARITAMA PURNAMA Page 54


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
berbentuk blok-blok persegi atau gelang-gelang yang harus
dipasang sebanyak minimum 8 buah setiap meter cetakan
atau lantai kerja. Penahan-penahan jarak tersebut harus
tersebar merata.

7.3. PENGECORAN
a. Beton harus dicor sesuai persyaratan dalam PBI 1971, ACI
Committee 304,
b. Beton yang akan dituang harus ditempatkan sedekat
mungkin kecetakan akhir dalam posisi lapisan horizontal
kira-kira tidak lebih dari ketebalan 30 cm.
c. Tinggi jatuh dari beton yang dicor jangan melebihi 1,50 m
bila tidak disebutkan lain atau disetujui Direksi Lapangan.
d. Untuk beton expose, tinggi jatuh dari beton yang dicor tidak
boleh lebih dari 1,0 m. Bila diperlukan tinggi jatuh yang
lebih besar, belalai gajah, corong pipa cor ataupun benda-
benda lain yang disetujui harus diperiksa, sedemikian
sehingga pengecoran beton efektif pada lapisan horisontal
tidak lebih dari ketebalan 30 cm dan jarak dari corong
haruslah sedemikian sehingga tidak terjadi
segregasi/pemisahan bahan-bahan.
e. Beton yang telah mengeras sebagian atau yang telah dikotori
oleh bahan asing tidak boleh dituang ke dalam struktur.
f. Tempatkan adukan beton, sedemikian sehingga
permukaannya senantiasa tetap mendatar, sama sekali tidak
diijinkan untuk pengaliran dari satu posisi ke posisi lain dan
tuangkan secepatnya serta sepraktis mungkin setelah diaduk.
g. Bila pelaksanaan pengecoran akan dilakukan dengan cara
atau metoda di luar ketentuan yang tercantum di dalam
PBI'71 termasuk pekerjaan yang tertunda ataupun
penyambungan pengecoran, maka "Kontraktor" harus
membuat usulan termasuk pengujiannya untuk mendapatkan
persetujuan dari Direksi Lapangan paling lambat 3 minggu
sebelum pelaksanaan di mulai.

7.4. PEMADATAN BETON

a. Segera setelah dicor, setiap lapis beton digetarkan dengan


alat
b. penggetar/vibrator, untuk mencegah timbulnya rongga-
rongga kosong dan sarang-sarang kerikil.
c. Alat penggetar harus type electric atau pneumatic power
driven, type "immersion", beroperasi pada 7000 RPM untuk
kepala penggetar lebih kecil dari diameter 180 mm dan 6000

PT. SARITAMA PURNAMA Page 55


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
RPM untuk kepala penggetar berdiameter 180 mm, semua
dengan amlpitudo yang cukup untuk menghasilkan
kepadatan yang memadai.
d. Alat penggetar cadangan harus dirawat selalu untuk
persiapan pada keadaan darurat di lapangan dan lokasi
penempatannya sedekat mungkin mendekati tempat
pelaksanaan yang masih memungkinkan.
e. Hal-hal lain dari alat penggetar yang harus diperhatikan
adalah :
- Pada umumnya jarum penggetar harus dimasukkan ke
dalam adukan kira-kira vertikal, tetapi dalam keadaan-
keadaan khusus boleh miring sampai 45oC.
- Selama penggetaran, jarum tidak boleh digerakkan ke
arah horizontal karena hal ini akan menyebabkan
pemisahan bahan-bahan.
- Harus dijaga agar jarum tidak mengenai cetakan atau
bagian beton yang sudah mulai mengeras. Karena itu
jarum tidak boleh dipasang lebih dekat dari 5 cm dari
cetakan atau dari beton yang sudah mengeras. Juga harus
diusahakan agar tulangan tidak terkena oleh jarum, agar
tulangan
- tidak terlepas dari betonnya dan getaran-getaran tidak
merambat ke bagian-bagian lain dimana betonnya sudah
mengeras.
- Lapisan yang digetarkan tidak boleh lebih tebal dari
panjang jarum dan pada umumnya tidak boleh lebih
tebal dari 30 - 50 cm. Berhubung dengan itu, maka
pengecoran bagian-bagian konstruksi yang sangat tebal
harus dilakukan lapis demi lapis, sehingga tiap-tiap lapis
dapat dipadatkan dengan baik.
- Jarum penggetar ditarik dari adukan beton apabila
adukan mulai Nampak mengkilap sekitar jarum (air
semen mulai memisahkan diri dari agregat), yang pada
umumnya tercapai setelah maximum 30 detik. Penarikan
jarum ini dapat diisi penuh lagi dengan adukan.
- Jarak antara pemasukan jarum harus dipilih sedemikian
rupa hingga daerah-daerah pengaruhnya saling
menutupi.
- Penghentian/Kemacetan Pekerjaan.
Penghentian pengecoran hanya bilamana dan padamana
diijinkan oleh Direksi Lapangan. Penjagaan terhadap
terjadinya pengaliran permukaan dari pengecoran beton
basah bila pengecoran dihentikan, adakan tanggulan
untuk pekerjaan ini.
- Siar Pelaksanaan Siar-siar pelaksanaan harus

PT. SARITAMA PURNAMA Page 56


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
ditempatkan dan dibuat sedemikian rupa sehingga tidak
banyak mengurangi kekuatan dari konstruksi. Siar
pelaksanaan harus direncanakan sedemikian sehingga
mampu meneruskan geser dan gaya-gaya lainnya.
Apabila tempat siar-siar pelaksanaan tidak ditunjukkan
didalam gambar-gambar rencana, maka tempat siar-siar
pelaksanaan itu harus disetujui oleh Direksi Lapangan.
Penyimpangan tempat-tempat siar pelaksanaan daripada
yang ditunjukkan dalam gambar rencana, harus disetujui
oleh Direksi Lapangan.
- Antara pengecoran balok atau pelat dan pengakhiran
pengecoran kolom harus ada waktu antara yang cukup,
untuk memberi kesempatan kepada beton dari kolom
untuk mengeras. Balok, pertebalan miring dari balok dan
kepala-kepala kolom harus dianggap sebagai bagian dari
sistem lantai dan harus dicor secara monolit dengan itu.
- Pada pelat dan balok, siar-siar pelaksanaan harus
ditempatkan kira-kira di tengah-tengah bentangnya,
dimana pengaruh gaya melintang sudah banyak
berkurang. Apabila pada balok ditengah-tengah
bentangnya terdapat pertemuan atau persilangan dengan
balok lain, maka siar pelaksanaan ditempatkan sejauh 2
kali lebar balok dari pertemuan atau persilangan itu.
- Permukaan beton pada siar pelaksanaan harus
dibersihkan dari kotoran-kotoran dan serpihan beton
yang rapuh.
- Sesaat sebelum melanjutkan penuangan beton, semua
siar pelaksanaan harus cukup lembab dan air yang
menggenang harus disingkirkan.

PASAL 8 8.1. Percobaan dan Pemeriksaan (Test and Inspections)


PEKERJAAN PEMBESIAN Setiap pengiriman harus berasal dari pemilihan yang disetujui
dan harus disertai surat keterangan percobaan dari pabrik.Setiap
jumlah pengiriman 20 ton baja tulangan harus diadakan
pengujian periodic minimal 4 contoh yang terdiri dari 3 benda
uji untuk uji tarik, dan 1 benda uji untuk uji lengkung untuk
setiap diameter batang baja tulangan. Pengambilan contoh baja
tulangan akan ditentukan oleh Direksi Lapangan. Semua
pengujian tersebut di atas meliputi uji tarik dan lengkung, harus
dilakukan di laboratorium Lembaga Uji Konstruksi BPPT atau
laboratorium lainnya direkomendasi oleh Direksi Lapangan dan
minimal sesuai dengan SII-0136-84 salah satu standard uji yang
dapat dipakai adalah ASTM A-615. Semua biaya pengetesan
tersebut ditanggung oleh Kontraktor. Segala macam kotoran,
karat, cat, minyak atau bahan-bahan lain yang merugikan

PT. SARITAMA PURNAMA Page 57


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
terhadap kekuatan rekatan harus dibersihkan. Tulangan harus
ditempatkan dan dipasang cermat dan tepat dan diikat dengan
kawat dari baja lunak. Sambungan mekanis harus ditest dengan
percobaan tarik. Sebelum pengecoran beton, lakukan
pemeriksaan dan persetujuan dari pembesian, termasuk jumlah,
ukuran, jarak, selimut, lokasi dari sambungan dan panjang
penjangkaran dari penulangan baja oleh Direksi Lapangan.
Sertifikat : Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atau mutu
baja tulangan, maka pada saat pemesanan baja tulangan
kontraktor harus menyerahkan sertifikat resmi dari
Laboratorium. Khusus ditujukan untuk keperluan proyek ini.

8.2. Bahan-bahan / Produk


a. Tulangan
Sediakan tulangan berulir mutu BJTD-40, sesuai dengan
SII 0136-84 dan tulangan polos mutu BJTP-24, sesuai
dengan SII 0136-84 seperti dinyatakan pada gambar-
gambar struktur. Tulangan polos dengan diameter lebih
kecil 13 mm harus baja lunak dengan tegangan leleh 2400
kg/cm2. Tulangan ulir dengan diameter lebih besar atau
sama dengan 13 mm harus baja tegangan tarik tinggi,
batang berulir dengan tegangan leleh 4000 kg/cm2.
b. Tulangan Anyaman (Wire mesh)
Sediakan tulangan anyaman , mutu U-50, mengikuti SII
0784-83.
c. Penunjang/Dudukan Tulangan (Bar Support)
Dudukan tulangan haruslah tahu beton yang dilengkapi
dengan kawat pengikat yang ditanam, atau batang kursi
tinggi sendiri (Individual High Chairs).
d. Bolstern, kursi, spacers, dan perlengkapan-perlengkapan
lain untuk mengatur jarak.
1. Pakai besi dudukan tulangan menurut rekomendasi
CRSI, kecuali diperlihatkan lain pada gambar.
2. Jangan memakai kayu, bata atau bahan-bahan lain yang
tidak direkomendasi.
3. Untuk pelat di atas tanah, pakai penunjang dengan
lapisan pasir atau horizontal runners dimana bahan
dasar tidak akan langsung menunjang batang kursi
(chairs legs). Atau pakai lantai kerja yang rata.
4. Untuk beton ekspose, dimana batang-batang penunjang
langsung berhubungan/ mengenai cetakan, sediakan
penunjang dengan jenis hot-dipgalvanized atau
penunjang yang dilindungi plastik.
e. Kawat Pengikat.
Dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng

PT. SARITAMA PURNAMA Page 58


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
8.3. Jaminan Mutu
Bahan-bahan harus dari produk yang sama seperti yang telah
disetujui oleh Direksi Lapangan. Sertifikat dari percobaan
(percobaan giling atau lainnya) harus diperlihatkan untuk semua
tulangan yang dipakai. Percobaan-percobaan ini harus
memperlihatkan hasilhasil dari semua kom- posisi kimia dan
sifat-sifat fisik.

8.4. Persiapan Pekerjaan/Perakitan Tulangan


Pembengkokkan dan pembentukan. Pemasangan tulangan dan
pembengkokan harus sedemikian rupa sehingga posisi dari
tulangan sesuai dengan rencana dan tidak mengalami perubahan
bentuk maupun tempat selama pengecoran berlangsung.
Pembuatan dan pemasangan tulangan sesuai dengan PBI 1971.
Toleransi pembuatan dan pemasangan tulangan disesuaikan
dengan persyaratan PBI 1971 atau A.C.I. 315.

8.5. Pengiriman, Penyimpanan dan Penanganannya


Pengiriman tulangan ke lapangan dalam kelompok ikatan
ditandai dengan etiket/label yang mencantumkan ukuran batang,
panjang dan tanda pengenal. Pemindahan tulangan harus hati-
hati untuk mengindari kerusakan. Gudang di atas tanah harus
kering, daerah yang bagus saluran-salurannya, dan terlindung
dari lumpur, kotoran, karat dsb.

8.6. Pelaksanaan Pemasangan, Pembengkokan dan Pemotongan


Tulangan

a. Persiapan
1. Pembersihan.
Tulangan harus bebas dari kotoran, lemak, kulit giling
(mill steel) dan karat lepas, serta bahan-bahan lain yang
mengurangi daya lekat. Bersihkan sekali lagi tonjolan
pada tulangan atau pada sambungan konstruksi untuk
menjamin rekatannya.
2. Pemilihan/seleksi.
Tulangan yang berkarat harus ditolak dari lapangan.

b. Pemasangan Tulangan
1. Umum
Sesuai dengan yang tercantum pada gambar dan PBI
1971 Koordinasi dengan bagian lain dan kelancaran
pengadaan bahan serta tenaga perlu diadakan untuk
mengindari keterlambatan. Adakan/berikan tambahan
tulangan pada lubanglubang (openings) / bukaan.

PT. SARITAMA PURNAMA Page 59


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
2. Pemasangan
Tulangan harus dipasang sedemikian rupa diikat dengan
kawat baja, hingga sebelum dan selama pengecoran
tidak berubah tempatnya.
a. Tulangan pada dinding dan kolom-kolom beton
harus dipasang pada posisi yang benar dan untuk
menjaga jarak bersih digunakan spacers/penahan
jarak.
b. Tulangan pada balok-balok footing dan pelat harus
ditunjang untuk memperoleh lokasi yang tepat
selama pengecoran beton dengan penjaga jarak,
kursi penunjang dan penunjang lain yang
diperlukan.
c. Tulangan-tulangan yang langsung di atas tanah dan
di atas agregat (seperti pasir, kerikil) dan pada
lapisan kedap air harus dipasang/ditunjang hanya
dengan tahu beton yang mutunya paling sedikit
sama dengan beton yang akan dicor.
d. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap
ketepatan tebal penutup beton. Untuk itu tulangan
harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat
dari beton dengan mutu paling sedikit sama dengan
mutu beton yang akan dicor. Penahan-penahan jarak
dapat berbentuk blok-blok persegi atau gelanggelang
yang harus dipasang sebanyak minimum 4 buah
setiap m^2 cetakan atau lantai kerja. Penahan-
penahan jarak ini harus tersebar merata.
e. Pada pelat-pelat dengan tulangan rangkap, tulangan
atas harus ditunjang pada tulangan bawah oleh
batang-batang penunjang atau ditunjang langsung
pada cetakan bawah atau lantai kerja oleh blok-blok
beton yang tinggi. Perhatian khusus perlu
dicurahkan terhadap ketepatan letak dari tulangan-
tulangan pelat yang dibengkok yang harus melintasi
tulangan balok yang berbatasan.

3. Toleransi pada Pemasangan


a. Terhadap selimut beton (selimut beton) : ± 6 mm
b. Jarak terkecil pemisah antara batang : ± 6 mm
c. Tulangan atas pada pelat dan balok :
- balok dengan tinggi sama atau lebih
kecil dari 200 mm : ± 6 mm
- balok dengan tinggi lebih dari 200
mm tapi kurang dari 600 mm : ± 12
mm

PT. SARITAMA PURNAMA Page 60


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
- balok dengan tinggi lebih dari 600
mm : ± 12 mm
- panjang batang : ± 50 mm
d. Toleransi pada pemasangan lainnya sesuai PBI '71.

4. Pembengkokan Tulangan
a. Batang tulangan tidak boleh dibengkok atau
diluruskan dengan cara-cara yang merusak tulangan
itu.
b. Batang tulangan yang diprofilkan, setelah
dibengkok dan diluruskan kembali tidak boleh
dibengkok lagi dalam jarak 60 cm dari bengkokan
sebelumnya.
c. Batang tulangan yang tertanam sebagian di dalam
beton tidak boleh dibengkokkan atau diluruskan di
lapangan, kecuali apabila ditentukan di dalam
gambar-gambar rencana atau disetujui oleh
perencana.
d. Membengkok dan meluruskan batang tulangan
harus dilakukan dalam keadaan dingin, kecuali
apabila pemanasan diijinkan oleh perencana.
e. Apabila pemanasan diijinkan, batang tulangan dari
baja lunak (polos atau diprofilkan) dapat dipanaskan
sampai kelihatan merah padam tetapi tidak boleh
mencapai suhu lebih dari 850 oC.
f. Apabila batang tulangan dari baja lunak yang
mengalami pengerjaan dingin dalam pelaksanaan
ternyata mengalami pemanasan di atas 100 oC yang
bukan pada waktu las, maka dalam perhitungan-
perhitungan sebagai kekuatan baja harus diambil
kekuatan baja tersebut yang tidak mengalami
pengerjaan dingin.
g. Batang tulangan dari baja keras tidak boleh
dipanaskan, kecuali diijinkan oleh perencana.
h. Batang tulangan yang dibengkok dengan pemanasan
tidak boleh didinginkan dengan jalan disiram
dengan air.

5. Toleransi pada Pemotongan dan Pembengkokan


Tulangan :
a. Batang tulangan harus dipotong dan dibengkok
sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar-
gambar rencana dengan toleransi-toleransi yang
disyaratkan oleh perencana. Apabila tidak
ditetapkan oleh perencana, pada pemotongan dan

PT. SARITAMA PURNAMA Page 61


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
pembengkokan tulangan ditetapkan toleransi-
toleransi seperti tercantum dalam ayat-ayat berikut.
b. Terhadap panjang total batang lurus yang dipotong
menurun ukuran dan terhadap panjang total dan
ukuran intern dari batang yang dibengkok
ditetapkan toleransi sebesar ± 25 mm, kecuali
mengenai yang ditetapkan dalam ayat (3) dan (4).
Terhadap panjang total batang yang diserahkan
menurut sesuatu ukuran ditetapkan toleransi
sebesar + 50 mm dan - 25 mm.
c. Terhadap jarak turun total dari batang yang
dibengkok ditetapkan toleransi sebesar ± 6 mm
untuk jarak 60 cm atau kurang dan sebesar ± 12
mm untuk jarak lebih dari 60 cm.
d. Terhadap ukuran luar dari sengkang, lilitan dan
ikatan-ikatan ditetapkan toleransi sebesar ± 6 mm.
6. Panjang penjangkaran dan panjang penyaluran.
 Baja tulangan mutu U-24 (BJTP-24)
a. Panjang penjangkaran = 30 diameter dengan
kait
b. Panjang penyaluran = 30 diameter dengan kait

 Baja tulangan mutu U-40 (BJTD-40)


a. Panjang penjangkaran = 40 diameter tanpa
kait
b. Panjang penyaluran = 40 diameter tanpa kait
 Penyambungan tidak boleh diadakan pada titik
dimana terjadi tegangan terbesar. Sambungan untuk
tulangan atas pada balok dan pelat beton harus
diadakan di tengah bentang, dan tulangan bawah
pada tumpuan. Sambungan harus ditunjang dimana
memungkinkan.
 Ketidak-lurusan rangkaian tulangan kolom tidak
boleh melampaui perbandingan 1 terhadap 10.
 Standard Pembengkokan
Semua standar pembengkokan harus sesuai dengan
SKSNI-91 ( Tata Cara Penghitungan Struktur
Beton untuk Bangunan Gedung), kecuali
ditentukan lain.

c. Pemasangan Wire Mesh


Pemasangan pada kepanjangan terpanjang yang
memungkinkan dilakukan. Jangan melakukan penghentian /
pengakhiran lembar wire mesh antara tumpuan balok atau
tepat diatas balok dari struktur menerus. Keseimbangan

PT. SARITAMA PURNAMA Page 62


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
pengakhiran dari lewatan dalam arah lebar yang
berdampingan untuk mencegah lewatan yan menerus. Wire
mesh harus ditahan pada posisi yang benar selama
pengecoran.

d. Las
Bila diperlukan atau disetujui, pengelasan tulangan beton
harus sesuai dengan Reinforcement Steel Welding Code
(AWS D 12.1). Pengelasan tidak boleh dilakukan pada
pembengkokan di suatu batang, pengelasan pada persilangan
(las titik) harus diijinkan kecuali seperti di anjurkan atau
disahkan oleh Direksi Lapangan. ASTM specification harus
dilengkapi dengan keperluan jaminan kehandalan
kemampuan las dengan cara ini.

e. Sambungan Mekanik
Bila jumlah luas tulangan kolom melampaui 3% dari luas
penampang kolom dengan menggunakan diameter 32 mm,
sambungan mekanik untuk tulangan (pada kolom) harus
disediakan dan dipakai.

PASAL 9 9.1. Umum


PEKERJAAN CETAKAN / a. Semua bagian dari bekisting atau acuan atau cetakan
PERANCAH ( BEGISTING) pembentuk beton harus direncanakan dan dilaksanakan
sebaik mungkin dan sesuai dengan ketentuan dari Pengguna
Jasa/Pengawas Lapangan. Kontraktor harus memberikan
contoh terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan
Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan dalam waktu yang
cukup longgar sebelum dilaksanakannya pekerjaan
pengecoran.
b. Semua bagian dari bekisting, atau cetakan pembentuk beton
harus benar-benar kuat dan kukuh, serta harus dilengkapi
pula dengan ikatan-ikatan silang dan penguat lainnya. Hal
tersebut dimaksudkan agar supaya tidak terjadi adanya
perubahan bentuk sewaktu dilakukannya pekerjaan
pengecoran, pemadatan dan penggetaran beton. Bekisting
yang dibuat dari kayu atau plywood harus benar-benar
dibuat sebaik mungkin serta dari kayu yang tahan cuaca.
c. Semua sambungan harus benar-benar cukup terikat dan rapat
untuk menghindari adanya kebocoran beton. Untuk
menghindari melekatnya beton pada bekisting, maka lapisan
minyak yang tipis sekali atau bahan lainnya yang telah
disetujui Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan bisa

PT. SARITAMA PURNAMA Page 63


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
dipergunakan untuk disapukan pada permukaan bagian
dalam dari bekisting sebelum bekisting tersebut dipasang
dan dilakukan pekerjaan pengecoran.
d. Dalam hal ini harus dijaga pula, bahwa besi tulangan beton
tidak boleh sama sekali terkena lapisan minyak tadi, ataupun
lapisan penutup lainnya yang dapat mempengaruhi daya
lekat beton terhadap besi.
e. Diperbolehkan pula untuk mempergunakan pengikat besi
atau besi pengisi sela pada bagian dalam dari beton, tetapi
hal tersebut harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Pengguna Jasa/Pengawas Lapangan. Setiap bagian dari
pengikat besi atau besi pengisi celah tersebut yang nantinya
akan tertanam pada beton, paling sedikit harus 50 mm dari
muka luar beton. Setiap lobang pada permukaan beton yang
disebabkan karena hal tersebut harus diisi segera dengan
baik dan bersih pada saat pembongkaran bekisting, dengan
spasi semen atau hasil adukan yang sama dengan adukan
yang ada.

9.2. Lingkup Pekerjaan


1. Pekerjaan-pekerjaan yang termasuk
Bab ini termasuk perancangan, pelaksanaan dan
pembongkaran dari semua cetakan beton serta penunjang
untuk semua beton cor seperti diperlukan dan diperinci
berikut ini.
2. Pekerjaan yang berhubungan
• Pekerjaan Pembesian
• Pekerjaan Beton

9.3. Referensi-Referensi
Pekerjaan yang terdapat pada bab ini, kecuali ditentukan lain
pada gambar atau diperinci berikut, harus mengikuti peraturan-
peraturan, standard-standard atau spesifikasi terakhir sebagai
berikut :
1. PBI-1971 NI-2 Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971
2. SII Standard Industri Indonesia
3. ACI-301 Specification for Structural Concrete Building
4. ACI-318 Building Code Requirement for Reinforced Concrete
5. ACI-347 Recommended Practice for Concrete Formwork

9.4. Penyerahan
Penyerahan-penyerahan berikut harus dilakukan oleh
"Kontraktor" sesuai dengan jadwal yang telah disetujui untuk
penyerahannya dengan segera, untuk menghindari keterlambatan
dalam pekerjaannya sendiri maupun dari kontraktor lain.

PT. SARITAMA PURNAMA Page 64


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
1. Kwalifikasi Mandor Cetakan Beton (Formwork Foreman)
"Kontraktor" harus mempekerjakan mandor untuk cetakan
beton yang berpengalaman dalam hal cetakan beton.
Kwalifikasi dari mandor harus diserahkan kepada Direksi
Lapangan untuk diperiksa dan disetujui, selambat-lambatnya
7 (tujuh) hari sebelum memulai pekerjaan.
2. Data Pabrik
Data pabrik tentang bahan-bahan harus diserahkan oleh
"Kontraktor" kepada Direksi Lapangan dalam waktu 7 hari
kerja setelah "Kontraktor" menerima surat perintah kerja,
juga harus diserahkan instruksi pemasangan untuk
kepentingan bahan-bahan dari lapisan-lapisan, pengikat-
pengikat, dan asesoris serta sistem cetakan dari pabrik bila
dipakai.
3. Gambar kerja
Perhatikan sistem cetakan beton seperti pengaturan
perkuatan dan penunjang, metode dari kelurusan cetakan,
mutu dari semua bahan-bahan cetakan, sirkulasi cetakan.
Gambar kerja harus diserahkan kepada Direksi Lapangan
sekurangkurangnya 7 (tujuh) hari kerja sebelum
pelaksanaan, untuk diperiksa.
4. Contoh
Lengkapi cetakan dengan "cone" untuk mengencangkan
cetakan.

9.5. Bahan Bahan / Produk


Bahan-bahan dan perlengkapan harus disediakan sesuai
keperluan untuk cetakan dan penunjang pekerjaan, juga untuk
menghasilkan jenis penyelesaian permukaan beton seperti
terlihat dan terperinci.
A. Perancangan Perancah
1. Definisi Perancah
Perancah adalah konstruksi yang mendukung acuan dan
beton yang belum mengeras. Kontraktor harus
mengajukan rancangan perhitungan dan gambar
perancah tersebut untuk disetujui oleh Direksi
Lapangan. Segala biaya yang perlu sehubungan dengan
perancangan perancah dan pengerjaannya harus sudah
tercakup dalam perhitungan biaya untuk harga satuan
perancah.
2. Perancangan/Desain
 Perancangan/desain dari acuan dan perancah harus
dilakukan oleh tenaga ahli resmi yang
bertanggungjawab penuh kepada kontraktor.
 Beban-beban untuk perancangan perancah harus

PT. SARITAMA PURNAMA Page 65


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
didasarkan pada ketentuan ACI-347.
 Perancah dan acuan harus dirancang terhadap
beban dari beton waktu masih basah, beban-beban
akibat pelaksanaan dan getaran dari alat penggetar.
Penunjang-penunjang yang sepadan untuk
penggetar dari luar, bila digunakan harus
ditanamkan kedalam acuan dan diperhitungkan
baik-baik dan menjamin bahwa distribusi getaran-
getaran tertampung pada cetakan tanpa konsentrasi
berlebihan.
3. Acuan
 Acuan harus menghasilkan suatu struktur akhir
yang mempunyai bentuk, garis dan dimensi
komponen yang sesuai dengan yang ditunjukkan
dalam gambar rencana serta uraian dan syarat
teknis pelaksanaan.
 Acuan harus cukup kokoh dan rapat sehingga
mampu mencegah kebocoran adukan.
 Acuan harus diberi pengaku dan ikatan secukupnya
sehingga dapat menyatu dan mampu
mempertahankan kedudukan dan bentuknya.
 Acuan dan perancahnya harus direncanakan
sedemikian sehingga tidak merusak struktur yang
sudah selesai dikerjakan.
 Dilarang memakai galian tanah sebagai cetakan
langsung untuk permukaan tegak dari beton.

B. Cetakan untuk Permukaan Beton Ekspose.


1. Cetakan Plastic-Faced Plywood (Penyelesaian Halus
dan Penyelesaian dengan Cat/Smooth Finish and Painted
Finish) Gunakan potongan/lembaran utuh. Pola
sambungan dan pola pengikat harus seragam dan
simetris. Setiap sambungan antara bidang panel ataupun
sudut maupun pertemuan-pertemuan bidang, harus
disetujui dahulu oleh Direksi Lapangan untuk pola
sambungannya.
2. Cetakan sambungan panel untuk sambungan beton
ekspose antara panel-panel cetakan harus dikencangkan
untuk mencegah kebocoran dari grout (penyuntikan air
semen) atau butir-butir halus dan harus diperkuat
dengan rangka penunjang untuk mempertahankan
permukaanpermukaan yang berhubungan dengan panel-
panel yang bersebelahan pada bidang yang sama.
Gunakan bahan penyambung cetakan antara beton
ekspose yang diperkeras dengan panel-panel cetakan

PT. SARITAMA PURNAMA Page 66


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
untuk mencegah kebocoran dari grout atau butir-butir
halus dari adukan beton baru ke permukaan campuran
beton sebelumnya. Tambahan pada cetakan tidak
diijinkan
C. Penyelesaian Beton dengan Cetakan Papan/Triplek
1. Cetakan dengan jenis ini (papan) harus terdiri dari
papan-papan yang kering dioven dengan lebar nominal 8
cm dan tebal min. 2.5 cm. Semua papan harus bebas dari
mata kayu yang besar, takikan, goncangan kuat, lubang-
lubang dan perlemahan-perlemahan lain yang serupa.
2. Denah dasar dari papan haruslah tegak seperti tercantum
pada gambar. Cetakan dari papan haruslah penuh
setinggi kolom-kolom, dinding dan permukaan-
permukaan pada bidang yang sama tanpa sambungan
mendatar dengan sambungan ujung yang terjadi hanya
pada sudut sudut dan perubahan bidang.
3. Lengkapi dengan penunjang plywood melewati cetakan
papan untuk stabilitas dan untuk mencegah
lepas/terurainya adukan. Cetakan papan harus
dikencangkan pada penunjang plywood dengan kondisi
akhir dari paku yang ditanam tidak terlihat. Pola dari
paku harus seragam dan tetap seperti disetujui oleh
Direksi Lapangan.

D. Cetakan untuk Beton yang Terlindung (Unexposed


Concrete)
1. Cetakan untuk beton terlindung haruslah dari logam
(metal), plywood atau bahan lain yang disetujui, bebas
dari lubang-lubang atau mata kayu yang besar. Kayu
harus dilapis setidak tidaknya pada satu sisi dan kedua
ujungnya.
2. Lengkapi dengan permukaan kasar yang memadai untuk
memperoleh rekatan dimana beton diindikasikan
menerima seluruh ketebalan plesteran.
E. Perancah, Penunjang dan Penyokong (Studs, Wales and
Supports) Kontraktor harus bertanggung jawab, bahwa
perancah, penunjang dan penyokong adalah stabil dan
mampu menahan semua beban hidup dan beban
pelaksanaan.
F. Jalur Kayu
Jalur kayu diperlukan untuk membentuk sambungan jalur
dan chamfer.
G. Melapis Cetakan
1. Melapis cetakan untuk memperoleh penyelesaian beton
yang halus, harus tanpa urat kayu dan noda, yang tidak

PT. SARITAMA PURNAMA Page 67


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
akan meninggalkan sisasisa/ bekas pada permukaan
beton atau efek yang merugikan bagi rekatan dari cat,
plester, mortar atau bahan penyelesaian lainnya yang
akan dipakai untuk permukaan beton.
2. Bila dipakai cetakan dari besi, lengkapi cetakan dengan
form-oil (bahan untuk melepaskan beton) dari pabrik
khusus untuk cetakan dari besi. Pakai lapisan sesuai
dengan spesifikasi perusahaan sebelum tulangan
dipasang atau sebelum cetakan dipasang.
H. Pengikat Cetakan
1. Pengikat cetakan haruslah batang-batang yang dibuat di
pabrik atau jenis jalur pelat, atau model yang dapat
dilepas dengan ulir, dengan kapasitas tarik yang cukup
dan ditempatkan sedemikian sehingga menahan semua
beban hidup dari pengecoran beton basah dan
mempunyai penahan bagian luar dari luasan perletakan
yang memadai.
2. Untuk beton-beton yang umum, penempatannya
menurut pendapat Direksi Lapangan.
3. Pengikat untuk dipakai pada beton dengan permukaan
yang diekspose, harus dari jenis dengan kerucut (cone
snap off type). Kemi kerucut haruslah 2.5 cm maximum
diameter pada permukaan beton dengan 3.8 cm
tebal/tingginya ke pengencang sambungan. Pengikat
haruslah lurus ke dua arah baik mendatar maupun tegak
di dalam cetakan seperti terlihat pada gambar atau
seperti disetujui oleh Direksi Lapangan.

I. Penyisipan Besi
Penanaman/penyisipan besi untuk angker dari bahan lain
atau peralatan pada pelaksanaan beton haruslah dilengkapi
seperti diperlukan pada pekerjaan.
1. Penanaman/Penyisipan Benda-benda Terulir.
Penanaman jenis ini haruslah seperti telah disetujui oleh
Direksi Lapangan.
2. Pemasangan langit-langit (ceiling).
Pemasangan langit-langit untuk angkur penggantung
penahan penggantung langit-langit, konstruksi
penggantung haruslah digalvani, atau type yang
diijinkan oleh Direksi Lapangan.
3. Pengunci Model Ekor Burung.
Pengunci model ekor burung haruslah dari besi dengan
galvani yang lebih baik/tebal, dibentuk untuk menerima
angkur ekor burung dari besi seperti dispesifikasikan.
Pengunci harus diisi dengan bahan pengisi yang mudah

PT. SARITAMA PURNAMA Page 68


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
dipindahkan untuk mengeluarkan gangguan dari
mortar/adukan.
J. Pengiriman dan Penyimpanan Bahan.
Bahan cetakan harus dikirim ke lapangan sedemikian
jauhnya agar praktis penggunaannya, dan harus secara hati-
hati ditumpuk dengan rapi di tanah dalam cara memberi
kesempatan untuk penge udara (alamiah).

K. Pemasangan Benda-benda yang Akan Ditanam di dalam


Beton.
Pemasangan pipa saluran listrik dan lain-lain yang akan
tertanam di dalam beton:
1. Penempatan saluran/pemimpaan harus sedemikian rupa
sehingga tidak mengurangi kekuatan struktur dengan
memperhatikan persyaratan di dalam PBI 1971 NI-2
Bab 5.7.
2. Tidak diperkenankan untuk menanam pipa dan lain-lain
di dalam bagianbagian struktur beton bila tidak ditunjuk
secara detail di dalam gambar. Di dalam beton perlu
dipasang sleeve/selongsong pada tempat-tempat yang
dilewati pipa.
3. Bila tidak ditentukan secara detail atau ditunjukkan
didalam gambar, tidak dibenarkan untuk menanam
saluran listrik di dalam struktur beton.
4. Apabila dalam pemasangan pipa-pipa, saluran listrik,
bagian-bagian yang tertanam dalam beton dan lain-lain
terhalang oleh adanya baja tulangan yang terpasang,
maka kontraktor segera mengkonsultasikan hal ini
dengan Direksi Lapangan.
5. Tidak dibenarkan untuk membengkokkan/memindahkan
baja tulangan tersebut dari posisinya untuk memudahkan
dalam melewatkan pipa-pipa saluran tersebut tanpa ijin
tertulis dari Direksi Lapangan.
6. Semua bagian-bagian/peralatan tersebut yang ditanam
dalam beton seperti angkur-angkur, kait dan pekerjaan
lain yang ada hubungannya dengan pekerjaan beton,
harus sudah dipasang sebelum pengecoran beton
dilaksanakan.
7. Bagian-bagian/peralatan tersebut harus dipasang dengan
tepat pada posisinya dan diusahakan agar tidak bergeser
selama pengecoran dilakukan.
8. Kontraktor Utama harus memberitahukan serta
memberikan kesempatan kepada pihak lain untuk
memasang bagian-bagian/peralatan tersebut sebelum
pelaksanaan pengecoran beton.

PT. SARITAMA PURNAMA Page 69


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
Rongga-rongga kosong atau bagian-bagian yang harus
tetap kosong pada benda/peralatan yang akan ditanam
dalam beton yang mana rongga tersebut diharuskan tidak
terisi beton harus ditutupi dengan bahan lain yang
mudah dilepas nantinya setelah pelaksanaanm
pengecoran beton.

PASAL 10 10.1. Umum


PEKERJAAN BAJA 1. Seluruh material baja yang digunakan adalah baja dengan
tegangan leleh minimal 2500 kg/cm2. Standart ASTM ;
Jenis baja A 36 .
2. Semua baja yang digunakan adalah baja baru yang belum
pernah digunakan.
3. Material baja harus bersih dari karat dan kotoran lain yang
menempel.
4. Material baja yang digunakan harus lurus dan tidak penyok.
5. Las yang digunakan adalah las listrik dengan electrode yang
sesuai dengan ASTM A – 5.1.

10.2. Pekerjaan Persiapan dan Pabrikasi

1. Sebelum dilakukan pekerjaan pembuatan rangka


baja,seluruh material baja yang akan digunakan sudah harus
tersedia di lapangan dan mendapat persetujuan dari
pengawas lapangan.
2. Material baja yang berada dilokasi, harus ditempatkan
sedemikian rupa sehingga tidak terjadi kontak langsung
antara baja dengan tanah, dan penumpukan harus diberikan
tumpuan yang kuat untuk menahan beban tumpukan.
3. Setiap 5 m komponen yang dirakit harus diberi minimal 1
tumpuan.
4. Toleransi bentang hasil rakitan yang diizinkan adalah ± 5
mm dari shop drawing yang disetujui dan pertemuan antara
komponen harus sesuai dengan gambar kerja.
5. Sebelum dipasang, material baja yang mengalami
deformasi harus diperbaiki terlebih dahulu dengan cara
yang tidak merusak bahan. Bila perbaikan dilakukan
dengan pemanasan, temperature tidak boleh dari 650 ºC.
6. Pelaksanaan pembuatan struktur rangka baja dapat
dilakukan di luar lokasi pekerjaan dengan pertimbangan
untuk efektivitas pelaksanaan pekerjaan setelah mendapat
persetujuan Direksi.

PT. SARITAMA PURNAMA Page 70


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
10.3. Pemotongan Tekukan dan Perlubangan
1. Pemotongan material baja dilakukan dengan cara mekanik
yaitu : gergaji, grinding atau pemotongan otomatis dengan
gas. Deformasi dan kerusakan akibat pemotongan harus
diperbaiki dan dihaluskan.
2. Pekerjaan tekuk untuk material baja dilakukan dengan
pemanasan dibawah 650 ºC.
3. Pekerjaan perlubangan untuk bolt dilakukan dengan bor.
Kotoran disekitar lubang bolt harus dibersihkan. Letak
lubang bolt harus akurat dan berhubungan satu dengan lain
pada titik pertemuan batang. Toleransi ketelitian lubang
bolt diizinkan sampai 1 mm.

10.4. Bolt, Mur dan Ring


1. Sebelum pelaksanaan, bidang kontak pada sambungan
harus bersih dari karat, debu, minyak, pernis, atau lapisan
lain.
2. Bolt yang digunakan adalah bolt baja mutu tinggi (ASTM-
325-N (bidang geser tidak ulir)) diameter ¾˝.
3. Bila permukaan kepala bolt atau mur membentuk
kemiringan dengan baja antara 1/20 atau lebih, maka harus
mendapat persetujuan dari pengawas lapangan.
4. Pengencangan dilakukan dengan memutar mur. Hanya bila
tidak bisa dihindari kepala bolt boleh diputar dengan
persetujuan pengawas lapangan.
5. Bolt pada sambungan yang dikombinasikan dengan las
harus dikencangkan terlebih dahulu sebelum pengelasan
dilaksanakan.
6. Bolt yang digunakan adalah yang baru, tidak boleh ada
cacat dan karat yang timbul pada bolt pada saat
pemasangan baut.
7. Setelah selesai pemasangan dan pengencangan bolt harus
dicheck kembali sehingga pada saat pengoperasian tidak
ada pergerakan bolt yang dapat mengakibatkan bolt longgar

10.5. Pengelasan
1. Pengelasan hanya boleh dilakukan oleh tukang las yang
berpengalaman, yang memiliki sertifikat ahli pengelasan.
2. Semua prosedur pengelasan yang akan dilakukan harus
sesuai dengan prosedur AWS dan mendapat persetujan dari
pengawas lapangan.
3. Pengelasan tidak boleh dilakukan dengan kondisi cuaca
hujan, berangin kencang dan bila permukaannya kotor,
basah dan kondisi tukang las tidak baik.
4. Mesin las yang digunakan harus mencapai kapasitas 25 –

PT. SARITAMA PURNAMA Page 71


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
40 volt dan 200 – 400 amp.
5. Ukuran, bentuk dan panjang pengelasan tidak boleh kurang
atau lebih dari yang ditentukan dalam gambar tanpa
persetujuan Pengawas Lapangan. Setiap lapis tahapan
pengelasan harus dibersihkan dari kerak las.
6. Pengelasan tidak boleh berpindah tempat tanpa persetujuan
dari Pengawas lapangan.
7. Base metal dengan tebal kurang dari 3mm tidak boleh
digunakan untuk pengelasan yang bersifat structural.
8. Penghentian pengelasan harus dilakukan pada tempat yang
dijamin tidak akan terjadi pembengkokan / pemuntiran.
9. Permukaan yang akan dilas harus rata dan harus dijamin
tidak akan terjadi pembengkokan / pemuntiran pada bahan
yang dilas selama pengelasan dan permukaan yang dilas
bebas dari kotoran, minyak, material lepas dan lain –lain.
10. Semua bahan las (filter metal) yang telah diambil dari
tempat aslinya harus dilindungi dan disimpan dengan baik
sehingga sifat – sifat yang berhubungan dengan pengelasan
tidak berubah. Elektroda dalam keadaan basah tidak
dibenarkan untuk digunakan. Elektroda tipe low hydrogen
harus dikeringkan dahulu menurut petunjuk dari pabrik
sebelum digunakan.
11. Bagian las yang cacat harus dihilangkan tanpa merusak
base metal. Penambahan las untuk mengganti yang dibuang
harus dilakukan dengan menggunakan elektroda dengan
ukuran yang lebih kecil dibandingkan elektroda yang
digunakan elektroda yang digunakan untuk pengelasan
utama dan tidak boleh berdiameter lebih dari 4 mm. Cacat
base metal atau las lemah harus dibetulkan dengan
membuang dan mengganti seluruh las atau dengan petunjuk
sebagai berikut:
 Overlap atau cembung yang berlebihan yaitu dengan
membuang weld metal yang berlebihan.
 Las terlalu cekung,under size atau under cutting yaitu
dengan menambahkan las.
 Las keropos, kemasukan kotoran, pencampuran base
dan weld yang tak sempurna yaitu dengan membuang
dan melakukan las ulang.
 Retak las atau base metal yaitu dengan membuang retak
dan perkuatan dengan metal 50mm pada ujung – ujung
retak dan lakukan pengelasan ulang.
12. Peralatan keselamatan pada saat pengelasan harus
dilengkapi dan memenuhi persyaratan kerja.

PT. SARITAMA PURNAMA Page 72


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
10.6. Pengecatan
1. Yang termasuk pekerjaan adalah pengecatan seluruh
permukaan baja.
2. Pekerjaan pengecatan harus mendapat persetujuan dari
Direksi Lapangan jenis cat dan warna.
3. Permukaan yang akan dicat terlebih dahulu dibersihkan dari
kotoran – kotoran / debu yang menempel, lapisan minyak
dan karat. Karat harus digosok dengan sikat baja dan
dikertas pasir hingga tampak bersih, kemudian disiram
dengan air bersih dan dikeringkan.
4. Lapisan pengecatan terdiri dari 3 lapisan pengecatan,
dengan jenis cat sebagai berikut :
- Lapisan 1 : Cat dasar primer / menie AC
- Lapisan 2 : Cat AC (black)
- Lapisan 3 : Cat AC (black)
5. Pengecatan dilakukan lapis per lapis dan setiap lapisan
dikeringkan dengan pengeringan udara hingga benar –
benar kering sebelum dilakukan pengecatan lapis
berikutnya. Pengecatan dilakukan dengan pengecatan
semprot / spray.
6. Setelah pekerjaan cat selesai, seluruh bidang merupakan
bidang yang utuh, rata tidak ada bagian yang belang –
belang dan bidang yang telah dicat dijaga terhadap kotoran
– kotoran yang melekat.

10.7. Prosedur Erection Konstruksi Baja.

1. Sebelum pekerjaan Erection dimulai semua material dan


peralatan yang diperlukan harus sudah tersedia dilokasi
pekerjaan.
2. Konsultan PENGAWAS memeriksa Kondisi Material
Rangka Baja yang didatangkan oleh Kontraktor Pelaksana
kelokasi pekerjaan dan membuat Daftar Chek List yang
menginformasikan kondisi material apakah sesuai dengan
Shop Drawing dan Gambar Bestek serta Spesifikasi Teknis.
3. Kontraktor Pelaksana dengan lampiran Shop Drawing dan
Gambar Erection Konstruksi Baja megajukan Request For
Work untuk pekerjaan Erection.
4. Konsultan PENGAWAS membuat Daftar Chek List
kesiapan Kontraktor Pelaksana untuk pekerjaan Erection
konstruksi baja terutama yang berhubungan dengan
Material, Tenaga Kerja dan Kesiapan Peralatan.
5. Konsultan PENGAWAS tidak boleh meninggalkan lokasi
pekerjaan Erection baja selama pekerjaan tersebut belum
selesai dikerjakan.

PT. SARITAMA PURNAMA Page 73


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
6. Konsultan PENGAWAS harus memastikan bahwa
Kontraktor Pelaksana bekerja sesuai dengan Shop Drawing
Erection Baja dan Gambar Bestek.
7. Konsultan PENGAWAS harus membuat Daftar Chek List
hasil pekerjaan Erection Baja oleh Kontraktor Pelaksana
yang didalamnya diinformasikan kesesuaian dan
ketidaksesuaian pekerjaan Erection Baja yang telah
dilaksanakan.
8. Konsultan PENGAWAS harus mengeluarkan surat perintah
pembongkaran dan pemasangan kembali konstruksi jika
ditemukan hasil Erection tidak sesuai dengan Shop
Drawing dan Gambar Bestek.
9. Kontraktor Pelaksana tidak boleh melanjutkan pekerjaan
yang lain diatas pekerjaan Konstruksi Baja sebelum
pekerjaan Erection Konstruksi Baja dinyatakan selesai 100
% oleh Konsultan PENGAWAS melalui Surat dan Tabel
Chek List Pekerjaan Erection Konstruksi Baja.

PASAL 11 11.1. Lingkup Pekerjaan


PEKERJAAN STRUKTUR Lingkup pekerjaan ini adalah pemasangan dan perakitan rangka
RANGKA ATAP atap dengan baja yang meliputi perhitungan struktur, Spesifikasi
Teknis dan desain oleh pabrikan yang ditunjuk, berikut
pengadaan aplikator yang direkomendasi oleh pabrik penghasil :
 Sistem rangka atap
 Reng
 Ikatan angin
 Dan aksesori pelengkap lainnya untuk melengkapi
pemasangan.

11.2. Referensi
a. Australian Standard :
 AS 1163 – Structural Steel Hollow Sections
 AS 1170 – Loading Code,
 Part 1 : Dead and Live Loads and Load Combinations
 Part 2 : Wind Loads
 AS 1538 – Cold Formed Structures Code
 AS 1554 – Structural Steel Welding Code
 AS 4100 – Steel Structures Code
 AS 1397 – Steel Sheet and Strip – Hot Dipped Zinc
Coated and Aluminium / Zinc Coated
 AS 3566 – Self Drilling Screws for The Building and
Construction Industries
 AS 1650 – Hot Dipped Galvanized Coatings on Ferrous
Articles.
 AS 4600 – Cold Formed Code for Structural Steel.

PT. SARITAMA PURNAMA Page 74


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
b. Japanese Industrial Standard (JIS):
 JIS G 3302 – Hot Dipped Zinc Coated Steel Sheets and
Coils.
c. American Welding Society (AWS) :
 AWS D1.1 – Structural Welding Code Steel

11.3. Prosedur Umum

a. Desain.
 Desain sistem rangka atap yang terdiri dari rangka,
sambungan, ikatan angin harus dilaksanakan oleh
perusahaan/Aplikator terdaftar dan direkomendasi
pabrik penghasil yang berpengalaman dalam
perancangan sistem rangka baja .
 Desain, fabrikasi dan pemasangan rangka harus
dilakukan sedemikian rupa agar rangka baja mampu
menerima beban rencana yang telah ditentukan
olehKonsultan Perencana.
 Desain sistem rangka untuk rangka atap dan balok atap
harus mampu menahan beban mati rencana tanpa
lendutan yang lebih besar dari 1/300 bentangan untuk
lendutan vertikal.
 Desain sistem rangka atap harus dibuat sedemikian
rupa agar dapat mengakomodasi gerakan bagian rangka
tanpa kerusakan atau tekanan berlebih, kegagalan
pelapis, kegagalan sambungan, ketegangan yang tak
semestinya pada alat pengencang dan angkur, atau
akibat lainnya yang merusak ketika mengalami
perubahan temperatur sekitar yang maksimal sekitar
200 C.
 Sistem rangka atap harus didesain untuk
mengakomodasi pengiriman dan penanganan, untuk
memudahkan dan mempercepat perakitan.

b. Penyerahan.
Kontraktor harus menyerahkan data – data berikut :
 Data produk untuk setiap tipe rangka baja dan aksesori.
 Data analisa struktur yang tertutup dan ditanda tangani
enjinir profesional yang dipilih yang bertanggung
jawab untuk mempersiapkannya.
 Sertifikat pabrik yang ditanda tangani oleh pabrik
pembuat rangka baja yang menyatakan bahwa produk
mereka memenuhi persyaratan, termasuk ketebalan baja
tanpa lapisan, tegangan leleh, tegangan tarik, elongasi
total dan ketebalan lapisan pelapis metal.

PT. SARITAMA PURNAMA Page 75


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
 Sebagai pengganti sertifikat pabrik, serahkan laporan
pengujian dari agensi pengujian yang terdaftar yang
membuktikan kesesuaiannya dengan persyaratan –
persyaratan.
 Sertifikat tukang las yang ditanda tangani Kontraktor
yang menyatakan bahwa tukang las memenuhi
persyaratan – persyaratan yang ditetapkan dalam butir
Jaminan Mutu.

c. Jaminan Mutu.
 Pekerjakan fabrikator dan pemasang yang telah
berpengalaman dengan bahan, desain rangka baja yang
sejenis, dan dengan catatan pengalaman proyek yang
berhasil.
 Standar pengelasan harus memenuhi ketentuan AWS
D1.1 atau AS 1554 edisi terakhir.

d. Pengiriman, Penyimpanan dan Penanganan.


 Rangka baja harus dilindungi terhadap karat, deformasi,
dan kerusakan lainnya selama pengiriman,
penyimpanan dan penanganan.
 Rangka baja harus disimpan di ruang yang memiliki
ventilasi cukup untuk mencegah kondensasi dan
dilindungi dengan penutup tahan air.

11.4. Spesifikasi Bahan

a. Lembaran Metal.
 Lembaran metal lapis seng / galvanized harus memenuhi
ketentuan SNI 07-0132- 1987 dengan tebal lapisan seng
minimal 220 g/m2 sesuai JIS G 3302-1994, seperti
Lokfom, Sarana atau yang setara yang disetujui.
 Lembaran metal lapis campuran seng dan alumunium
harus memenuhi ketentuan AS 1397, dengan mutu baja
5500 kg/cm2.

PT. SARITAMA PURNAMA Page 76


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
b. Profil Rangka.
Profil rangka yang akan digunakan harus sesuai dengan
standar profil rangka yang dibuat oleh pabrik pembuatan
sistem rangka baja Spesifikasi Material.

1. Kuda-kuda Supra Frame atau setara


 Profil C Chanel Main Truss (C75,75) & Web
(C75,75)
 Coating Zinc Aluminium
 G550 High Tensile Steel
 Thickness Main Truss (1,0 mm TCT) & Web (o.80
mm TCT)

2. Reng (Roof Batten)


 Profil Top Span 40
 Coating Zinc Aluminium
 G550 High Tensile Steel
 Thickness 0,6 mm TCT

c. Manufaktur / Fabrikator.
Sesuai dengan ketentuan – ketentuan, manufaktur /
fabrikator sistem rangka baja yang dapat memenuhi
standar

d. Aksesori Rangka.
Aksesori rangka baja harus dibuat dari bahan dan
penyelesaian yang sama dengan yang digunakan untuk
bagian – bagian rangka baja dan sesuai dengan
persyaratan engineer dari pabrik pembuat rangka baja ,
termasuk :

1. Angkur, Klip dan Alat Pengecang


 Baja profil dan klip harus dilapisi seng dengan
proses celup panas
 Baut angkur pasang di tempat dan tiang harus
dari baut kepala segi enam dan tiang berbahan
baja karbon, mur berbahan baja karbon, dan
cincin pelat. Semuanya harus berlapis seng
dengan proses celup panas.
 Angkur ekspansi harus difabrikasi dari bahan
tahan karat, yang memiliki kemampuan
menumpu, tanpa kegagalan, sebuah beban yang
besarnya 5 kali lipat beban rencana.
 Angkur tipe powder actuated harus merupakan
sistem alat pengencang yang sesuai untuk

PT. SARITAMA PURNAMA Page 77


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
aplikasi yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja,
difabrikasi dari bahan anti karat, dengan
kemampuan menumpu, tanpa kegagalan, sebuah
beban yang besarnya 10 kali lipat beban
rencana.
 Alat pengencang mekanikal harus berupa sekrup
tipe self drilling, self threading steel drill yang
memiliki lapisan anti karat.
 Kawat las harus memenuhi ketentuan AWS
A5.1-E70xx atau AS 1554.
2. Bahan – bahan lainnya
 Cat untuk perbaikan lapisan seng harus
memenuhi ketentuan SSPC-paint20 atau DOD-
P-21035.
 Adukan encer harus memenuhi ketentuan
Spesifikasi Teknis yang direkomendasi oleh
pabrik penghasil cat.

11.5. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Fabrikasi.
1. Maksimalkan fabrikasi di pabrik pembuat dan
penyusunan / perakitan bagian system rangka baja .
Fabrikasi rangka baja dan aksesori agar vertikal, tegak
lurus empat sisi, sesuai dengan garis yang telah
ditentukan, dan dengan sambungan yang aman dan kuat
dan seperti diuraikan berikut :
 Fabrikasi rangka rakitan dalam cetakan / pola.
 Potong bagian rangka dengan gergaji atau gunting
besar, bukan dengan api.
 Kencangkan bagian rangka baja dengan baut, rivet
atau sekrup sesuai rekomendasi enjinir dari pabrik
pembuat. Tidak diijinkan melakukan pengencangan
dengan kawat.
2. Beri penulangan, pengaku dan ikatan angin untuk
menahan penanganan, pengiriman dan tekanan pada saat
pemasangan.
3. Fabrikasi setiap rakitan rangka metal dengan toleransi
kesikuan maksimal 3 mm.

b. Pemasangan.

PT. SARITAMA PURNAMA Page 78


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
1. Umum.
 Harus memenuhi persyaratan fabrikasi seperti
disebutkan di atas.
 Lengkapi dengan ikatan angin, balok di atas bidang
bukaan dinding, siku – siku penulangan, pengaku,
aksesori dan alat pengencang yang sesuai dengan
persyaratan engineer pabrik pembuat.
 Pasang rangka baja dan aksesori agar vertikal,
tegak lurus empat sisi, sesuai dengan garis yang
telah ditentukan, dan dengan sambungan yang
kencang.
 Pasang bagian rangka dalam satu bagian panjang
utuh bila memungkinkan.
 Lengkapi dengan ikatan angin sementara yang
dibiarkan pada tempatnya sampai rangka baja
menjadi stabil secara permanen.
 Sambungan muai harus dibuat terpisah dari rangka
baja dengan cara sesuai persyaratan. Do not bridge
building expansion and control joints with
coldformed metal framing. Independently frame
both sides of joints.
 Pasang rangka baja dalam batas variasi toleransi
maksimal yang diijinkan dari vertikal, elevasi, dan
garis yang telah ditentukan, 3 mm dalam 300 cmm
(1 : 1000).
 Bagian rangka baja individual harus ditempatkan
maksimal ± 3 mm dari lokasi rencana. Kesalahan
kumulatif tidak boleh dari persyaratan
pengencangan minimal pelapis, penutup atau bahan
penyelesaian lainnya.

2. Pemasangan Panel Dinding Prefab.


Bila ada penggunaan panel dinding prefab, panel
dinding tersebut harus diangkur dan ditumpu dengan
kuat dan aman.

c. Perbaikan Perlindungan.
Persiapkan dan perbaiki lapisan seng yang rusak pada
rangka baja yang telah difabrikasi dan dipasang dengan
cat perbaikan lapisan seng yang sesuai dengan
rekomendasi pabrik pembuat.

PT. SARITAMA PURNAMA Page 79


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
BAB III
PERSYARATAN TEKNIS KHUSUS DAN
SPESIFIKASI PEKERJAAN ARSITEKTUR

PASAL 1 1.1. RUANG LINGKUP KEGIATAN


KETERANGAN UMUM
Bagian ini mencakup segala sesuatu yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan arsitektur sesuai dengan gambar dan
spesifikasi.
Pekerjaan yang tercakup dalam bagian ini adalah :
a. Pekerjaan Pasangan Dinding
b. Pekerjaan Plesteran dan Acian
c. Pekerjaan Keramik.
d. Pekerjaan Kaca dan cermin.
e. Pekerjaan Kusen Alumanium
f. Pekerjaan Atap
g. Pekerjaan langit-langit / plafond gypsum.
h. Pekerjaan alat-alat gantung dan kunci.
i. Pekerjaan sanitair.

1.2. REFERENSI
Dalam melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus mematuhi
peraturan-peraturan yang berlaku didalam Negara Republik
Indonesia. Pada khususnya peraturan-peraturan ini berkenaan
dengan pasal-pasal diatas, meliputi :
 Peraturan umum untuk pemeriksaan bahan-bahan bangunan.
1. NI 3 (PUBB) / 1960
2. NI 3 (PUBB) / 1963
3. NI 3 1970
 Peraturan Perburuhan di Indonesia (tentang Penggunaan
Tenaga Kerja, Harian, Mingguan, dan Bulanan/Borongan)

 Peraturan AVWI
Tata cara pelaksanaan atau peraturan-peraturan
pembangunan dari pemerintah setempat harus ditaati, hanya
bila ketentuan-ketentuannya lebih keras dari pada yang
dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat.

PT. SARITAMA PURNAMA Page 80


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
PASAL 2 3.1. PASANGAN DINDING BATA
PEKERJAAN PASANGAN

A. Ruang Lingkup

1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-


bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan
dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan
hasil yang terbaik.
2. Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi seluruh detail
yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai
petunjuk Perencana/Pengawas Lapangan.

B. Spesifikasi Bahan

a. Semen portland harus memenuhi NI-8 (dipilih dari satu


produk untuk seluruh pekerjaan).
b. Batu bata harus berkualitas (tidak mudah pecah) serta
berukuran sama.
c. Pasir harus memenuhi NI-3 Pasal 14 ayat 2
d. Air harus memenuhi PVBI-1982 Pasal 9.
e. Penggunaan adukan :
 Adukan 1 PC : 3 Ps, dipakai pasangan kedap
air/trasraam.
 Adukan 1 PC : 4 Ps, dipakai untuk seluruh pasangan
dinding lainnya.
 Adukan 1 PC : 6 Ps, dipakai pasangan rollag batu
bata.

C. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Seluruh dinding kecuali dinyatakan lain dalam gambar


menggunakan pasangan setengah batu bata aduk campuran
1 PC : 4 Pasir pasang. Untuk semua dinding lantai dasar
mulai dari permukaan sloof sampai ketinggian 30 cm diatas
permukaan lantai dasar, dinding didaerah basah setinggi
150 cm dari permukaan lantai, serta semua dinding yang
ada pada gambar yang menggunakan simbol aduk
trasram/kedap air digunakan adukan rapat air dengan
campuran 1 PC : 3 Pasir pasang serta untuk pasangan rolag
batu bata menggunakan adukan 1 PC : 6 Pasir pasang.
b. Batu tela yang digunakan dengan kualitas baik yang
disetujui Direksi dan Pengawas Lapangan, siku dan sama
ukurannya.
c. Sebelum digunakan batu bata harus direndam dalam bak air
atau drum hingga jenuh.
d. Setelah batu bata terpasang dengan baik, nad/siar harus
dikerok sedalam 1 cm dan dibersihkan dengan sapu lidi dan
kemudian disiram.
e. Pasangan dinding batu bata sebelum diplester harus
dibasahi dengan air terlebih dahulu dan siar-siar telah
dikerok serta dibersihkan.
f. Tidak diperkenankan memasang batu bata yang patah
melebihi dari 5%. Batu tela yang patah lebih dari 2 tidak
boleh dipergunakan.
g. Siar/spasi pasangan dibuat dengan tebal 2 cm untuk spasi

PT. SARITAMA PURNAMA Page 81


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
datar dan 1,5 CHI untuk spasi tegak kecuali jika ditentukan
lain.
h. Mortar untuk spasi datar dan tegak harus penuh dan padat.
Melakukan koordinasi lainnya yang belum dilaksanakan.
i. Rangka kayu/kusen harus dipasang terlebih dahulu untuk
dapat melanjutkan pekerjaan pasangan.
j. Rangka kayu/kusen, pemasangannya harus diperkuat
dengan angkur besi berbentuk L, yang ujungnya disekrup
kedalam kusen, sedangkan ujung bengkoknya ditanamkan
kedalam pasangan dinding/kolom praktis.
k. Panjang angkur terpasang tidak lebih dari 22,50 cm.
l. Tiap-tiap angkur dipasang dengan jarak 60 cm satu sama
lainnya.
m. Pekerjaan pemasangan pipa dan/atau alat-alat yang ditanam
di dalam dinding, maka harus dibuat pahatan dengan
kedalaman yang cukup pada pasangan dinding sebelum
diplester. Pahatan tersebut setelah dipasangnya pipa/alat-
alat, harus ditutup dengan adukan plesteran yang
dilaksanakan secara sempurna, yang dikerjakan bersama-
sama dengan plesteran seluruh dinding.
n. Sesudah pasangan batu tela selesai dikerjakan, dan sudah
kering baru pekerjaan plesteran dimulai.
o. Tera/leveling
Lapisan bata harus ditera datar dan tegaknya agar didapat
kekuatan pasangan yang sama dan merata di setiap tempat.

D. Perlindungan dan Pembersihan

a. Sesuai jam kerja, seluruh lajur pasangan batu bata yang


belum selesai, harus ditutup (dilindungi) dengan kertas
semen atau dengan cara-cara lain yang disetujui oleh
pengawas Lapangan.
b. Bersihkan bagian-bagian yang terkena adukan dengan
segera, kemudian betikan perlindungan atau hindari
pasangan dari benturan-benturan keras selama sekurang-
kurangnya 3 hari setelah seluruh sebuah bidang kerja
selesai terpasang.

2.2. PLESTERAN DAN ACIAN

A. Ruang Lingkup

1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan


alat bantu untuk melaksanakan pekerjaan ini sehingga
didapat hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
2. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan
plesteran, penyiapan dinding/tempat yang akan diplester,
serta pelaksanaan pekerjaan plesteran itu sendiri pada
dinding yang akan diselesaikan dengan cat, satu dan lain
hal sesuai dengan yang tertera dalam gambar denah dan
notasi penyelesaian dinding.

PT. SARITAMA PURNAMA Page 82


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
B. Spesifikasi Bahan

1. Semen yang dapat dipergunakan dalam pekerjaan ini


harus memenuhi persyaratan seperti pada semen untuk
konstruksi beton, satu dan lain hal sesuai dengan NI-8.
Merk/hasil produksi pabrik dari semen untuk pekerjaan
ini akan ditentukan kemudian.
2. Pasir yang harus digunakan ini harus halus dengan
warna asli. Satu dan lain hal sesuai dengan persyaratan
yang tersebut dalam NI-3 pasal 14 dan setelah
mendapatkan persetujuan dari Pengawas Lapangan.
3. Air untuk mengaduk kedua bahan tersebut diatas satu
dan lain hal dengan pasal 10 dari NI-3.

C. Syarat-syarat Pelaksanaan

1. Campuran plesteran yang dimaksud adalah campuran


dalam volume. Cara pembuatannya menggunakan Mixer
selama 3 menit.
2. Beraben adalah plesteran kasar dengan campuran
adukan kedap air yaitu 1 PC : 2 Pasir. Dipakai untuk
menutup permukaan dinding pasangan batu bata yang
tertanam dalam tanah hingga ke permukaan tanah
dan/atau lantai.
3. Plesteran biasa adalah campuran 1 PC : 3 Pasir. Adukan
plesteran ini untuk menutup semua permukaan dinding
pasangan batu bata bagian dalam bangunan terkecuali
dinyatakan kedap air seperti tercantum dalam Gambar
Kerja.
4. Plesteran kedap air adalah campuran 1 PC : 2 Pasir.
Adukan plester ini untuk menutup semua permukaan
dinding pasangan batu bata bagian luar/tepi bangunan,
semua bagian dan keseluruhan permukaan dinding
pasangan batu bata seperti tercantum dalam Gambar
Kerja.
5. Plesteran halus/aci halus adalah campuran PC dengan air
yang dibuat sedemikian rupa sehingga mendapatkan
campuran yang homogen. Plesteran halus ini adalah
pekerjaan finishing yang dilaksanakan setelah aduk
plesteran sebagai lapisan dasar berumur 7 (tujuh)
hari/sudah kering benar.
6. Semua jenis aduk plesteran tersebut di atas harus
disiapkan sedemikian rupa sehingga selalu segar, belum
mengering pada waktu pelaksanaan pemasangan.
7. Terkecuali untuk braben, permukaan semua aduk
plesteran harus diratakan. Permukaan plesteran tersebut,
khususnya plesteran halus, harus rata, tidak
bergelombang, penuh dan padat, tidak berongga serta

PT. SARITAMA PURNAMA Page 83


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
berlobang, tidak mengandung kerikil ataupun benda-
benda lain yang membuat cacat.
8. Sebelum pelaksanaan plesteran pada permukaan
pasangan batu bata dan beton, permukaan beton harus
dibersihkan dari sisa-sisa begisting kemudian
diketrek/scratched. Semua lubang-lubang bekas pengikat
begisting atau formtie harus tertutup aduk plesteran.
9. Pekerjaan plesteran halus adalah untuk semua
permukaan pasangan batu bata dan beton yang akan
difinish dengan cat.
10. Semua permukaan yang akan menerima bahan finishing,
misalnya ubin keramik dan lainnya, maka permukaan
plesterannya harus diberi alur-alur garis horizontal untuk
memberi ikatan yang lebih baik terhadap bahan/material
finishing tersebut. Pekerjaan ini tidak berlaku apabila
bahan finishing tersebut cat.
11. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan
permukaan dinding/kolom/lantai yang dinyatakan dalam
Gambar Kerja dan/atau sesuai peil-peil yang diminta
dalam Gambar Kerja. Tebal plesteran minimal 10 mm,
maksimal 25 mm. Jika ketebalan melebihi 30 mm, maka
diharuskan menggunakan kawat strimin yang diikatkan
ke pemukaan pasangan batu bata atau beton yang
bersangkutan untuk memperkuat daya lekat plesteran.
12. Untuk permukaan yang datar, batas toleransi
pelengkungan atau pencembungan bidang tidak boleh
melebihi 2 mm untuk setiap jarak 2 m.
13. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga
pengeringan berlangsung dengan wajar, tidak secara
tiba-tiba. Hal ini dilaksanakan dengan membasahi
permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan
melindunginya dari terik matahari langsung dengan
bahan penutup yang dapat mencegah penguapan air
secara cepat. Pembasahan tersebut adalah selama 7
(tujuh) hari setelah pengacian selesai, Penyedia jasa
harus selalu menyiram dengan air sekurang-kurangnya 2
(dua) kali sehari sampai jenuh. Jika terjadi keretakan,
Penyedia jasa harus membongkar dan memperbaiki
sampai hasilnya dinyatakan diterima Pengawas
lapangan.
14. Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan
plesteran dilakukan sebelum plesteran berumur lebih
dari 2 (dua) minggu.

PT. SARITAMA PURNAMA Page 84


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
PASAL 3 3.1. HOMOGENNEUS TILE
PEKERJAAN LANTAI dan
dinding (pada R. Tertentu) A. Lingkup Pekerjaan
1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan
ini.
2. Pekerjaan yang dimaksud meliputi pemasangan
keramik untuk pekerjaan finishing lantai, dinding dan /
atau seperti tercantum dalam gambar kerja.

B. Spesifikasi Bahan

. Jenis : Homogeneus Tile


Ukuran 60 x 60 cm
30 x 30 cm
30 x 60 cm
Warna / tipe : ditentukan kemudian Owner
Produk : Roman Granite, Granito, setara.

C. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Sebelum memulai pelaksanaan pemasangan,
kontraktor agar meneliti gambar- gambar dan kondisi
di lapangan.
2. Kontraktor agar terlebih dahulu membuat shop drawing
lengkap dengan petunjuk dari Pengawas Lapangan
meliputi gambar denah lokasi, ukuran, bentuk dan
kualitas.
3. Pengisian siar keramik harus dengan cara kering.
Tidak dibenarkan menyiram air semen
kepermukaannya. Seluruh rongga pada permukaan
bagian belakang harus terisi dengan adukan sewaktu
keramik dipasang.
4. Pola pemasangan keramik harus sesuai dengan gambar
kerja atau sesuai dengan petunjuk Pengawas/Perencana
5. Bila diperlukan pemotongan Homogeneus tilek, maka
harus dipergunakan alat pemotong khusus sesuai
dengan petunjuk pabrik.
6. Garis-garis tepi keramik yang berbentuk maupun siar-
siar harus lurus. Lebar siar harus sama yaitu
maksimum 0,5 mm dengan kedalaman 2 mm
7. Persyaratan pelaksanaan aduk pengisi dan aduk
perekat harus sesuai dengan spesifikasi pabrik agar
didapatkan hasil yang baik.
8. Selama 3 x 24 jam setelah pemasangan, Homogeneus
tile harus dihindarkan dari injakan / benturan atau
pemberian beban.

PT. SARITAMA PURNAMA Page 85


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018

Lapisan Timbal pada R. Operasi

Timbal / Lead / Timah Hitam adalah unsur kimia dalam


kelompok karbon dengan simbol Pb (dibaca Plumbum).
Timbal/Lead/Timah Hitam/Plumbum adalah logam lunak
dan mudah dibentuk. Salah satu hasil bentukannya adalah
lembaran dan dalam bahasa Inggris disebut Lead Sheet.

Timbal/Timah Hitam berwarna mengkilat kilau krom


perak setelah baru dipotong, dan segera menjadi keabu-
abuan kusam setelah terkena udara. Timbal/Timah Hitam
ini sangat tahan terhadap korosi bahan kimia dan bisa
digunakan di dalam ruangan maupun luar ruangan.

PT. SARITAMA PURNAMA Page 86


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
3.2. EPOXY

A. Lingkup Pekerjaan
1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan ini.
2. Pekerjaan yang dimaksud meliputi pemasangan
keramik untuk pekerjaan finishing lantai, dinding dan
/ atau seperti tercantum dalam gambar kerja.

B. Spesifikasi Bahan

Jenis : Epoxy Floor Coating


Ketebalan 1000 Micron
Warna / tipe : Ditentukan Owner
Produk : Polyfloor, Prima atau setara

C. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Sebelum memulai pelaksanaan pemasangan,
kontraktor agar meneliti gambar- gambar dan kondisi
di lapangan.
2. Kontraktor agar terlebih dahulu membuat shop drawing
lengkap dengan petunjuk dari Pengawas Lapangan dan
Perencana meliputi gambar denah lokasi, ukuran,
bentuk dan kualitas.
3. Permukaan lantai harus rata dan bersih.
4. Lantai beton kering setidaknya harus sudah lebih 28 hari
kalender
5. Permukaan lantai harus di trowel.

3.3. PEKERJAAN RABAT BETON ( Tidak Dikerjakan )

A. Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga
kerja, bahan-bahan, peralatan termasuk alat-alat bantu
dan alat angkut yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan plesteran, sehingga dapat dicapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik.
b. Pekerjaan sub lantai/rabat beton ini meliputi seluruh
detail yag disebutkan/ditunjukkan dalam gambar sebagai
alas lantai finishing dan untuk rabat beton finishing acian.

B. Spesifikasi Bahan
a. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan
persyaratan PBI 1971 (NI-2), PVBB 1956 dan NI-8.
b. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih
dahulu harus diserahkan contoh-contohnya kepada
Pengawas Lapangan dan Perencana untuk disetujui.

PT. SARITAMA PURNAMA Page 87


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
C. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Untuk pasangan yang langsung diatas tanah, tanah yang


akan dipasang beton cor harus dipadatkan untuk
mendapatkan permukaan yang rata dan padat sehingga
diperoleh daya dukung tanah yang maksimum.
Pemadatan dipergunakan alat timbris.
b. Pasir urug bawah lantai yang disyaratkan harus
merupakan permukaan yang keras, bersih dan bebas
alkali, asam maupun bahan organik lainnya yang dapat
mengurangi mutu pasangan.
c. Tebal lapisan pasir urug disyaratkan minimum 7 cm atau
sesuai dengan gambar, disiram air dan ditimbris sehingga
diperoleh kepadatan yang maksimal.
d. Diatas pasir urug dilakukan pekerjaan beton cor/rabat
beton setebal minimum 7 cm atau sesuai dengan yang
ditunjukkan dalam gambar detail dengan campuran 1 PC :
3 Ps : 5 Kricak

PASAL 4 4.1. Lingkup Pekerjaan


PEKERJAAN KAYU Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan
dalam gambar, dengan hasil yang baik dan rapi. Pekerjaan ini
meliputi :
a. Pekerjaan Kayu Kasar meliputi
pekerjaan lainnya seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja
dan pekerjaan kayu kasar pada umumnya
b. Pekerjaan Kayu Halus
 Meja display dan meja counter
 pekerjaan lainnya seperti ditunjukkan dalam Gambar
Kerja dan pekerjaan kayu halus pada umumnya.

4.2. Persyaratan Bahan


a. Jenis kayu yang dipakai :
1). Kayu besi kelas I dari jenisnya. Digunakan untuk
seluruh pekerjaan kayu terkecuali dinyatakan lain
dalam buku syarat-syarat teknis dan yang dinyatakan
dalam gambar.
2). Kayu matoa yang berkualitas baik dalam jenisnya.
Digunakan untuk pekerjaan papan bouplank dan
bekesting.
3). Kelembaban kayu disyaratkan 12%-14% sesuai
persyaratan dalam PPKI tahun 1961.
4). Dihindarkan adanya cacat-cacat kayu antara lain yang
berupa putih kayu, pecah-pecah, mata kayu, melintang
basah dan lapuk.
5). Semua kayu yang dipasang/dipakai ialah yang
disetujui oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas,
Konsultan perencana..
b. Alat Pengencang
Semua alat pengencang seperti paku, sekrup, baut, angkur
dan lainnya harus dari baja lapis galvanis dalam ukuran
sesuai petunjuk Gambar Kerja atau sesuai kebutuhan standar
yang berlaku.

PT. SARITAMA PURNAMA Page 88


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018

c. Perekat
Semua lem dan perekat yang digunakan harus dari jenis
kedap air, seperti produk neoprene based/synthetic resin
based atau yang setara

4.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Semua proses pemotongan dan pembuatan dikerjakan
dengan mesin, kecuali untuk detail tertentu atas persetujuan
Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas, Konsultan perencana.
b. Semua pengikat berupa paku, baut, kawat dan lainnya harus
digalvanisasikan sesuai dengan NI-5. Tidak diperkenankan
pengerjaan ditempat pemasangan.
c. Pengukuran keadaan lapangan diperlukan sebelum dimulai
pekerjaan untuk mendapatkan ketetapan pemasangan
dilapangan.
d. Rangka kayu yang akan dipasang bahan finishing harus
diperhalus, rata dan waterpass.
e. Hasil akhir dari pemasangan harus rata, lurus dan tidak
melampaui toleransi kerataan 0,5 cm untuk setiap 2m2.
f. Pekerjaan kayu halus
1). Semua ukuran yang tertera dalam gambar adalah
ukuran jadi (sudah diketam halus dan siap difinish).
Kontraktor wajib menyerahkan shop drawing dan
contoh jadi untuk bagian detail tertentu pada
Pengawas Lapangan dan Perencana.
2). Bahan kayu halus tidak diperkenankan dipasang
dengan cara memaku atau cara lainnya yang disetujui
Pengawas Lapangan dan Perencana.
3). Permukaan kayu yang terlihat bekas pemakuan harus
diberi dempul atau sejenisnya yang telah disetujui
Pengawas Lapangan dan Perencana.
4). Hindari terlalu banyak pemakuan pada permukaan
kayu.
5). Permukaan kayu yang terlihat harus diketam halus
sedemikian rupa sehingga siap menerima finish.
6). Jika diperlukan bahan perekat, maka kontraktor harus
mengajukan terlebih dahulu baik kualitas maupun
jenisnya kepada Pengawas Lapangan dan Perencana
untuk mendapatkan persetujuan.
7). Semua pekerjaan kayu sebelum terpasang harus
mendapat persetujuan dari Pengawas Lapangan dan
Perencana. Jika ada yang tidak memenuhi syarat,
maka kontraktor harus mengganti atas tanggung
jawabnya.
8). Setelah dipasang, kontraktor wajib memberikan
perlindungan terhadap benturan-benturan benda lain
dan kerusakan-kerusakan akibat kelalaian pekerjaan,
semua kerusakan yang timbul adalah tanggung jawab
kontraktor.
9). Kayu plint atau lainnya yang melekat langsung pada
dinding batu tela dan beton harus diberi lapisan menie
kayu minimal 2 lapis.

PT. SARITAMA PURNAMA Page 89


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018

PASAL 5 5.1. Lingkup Pekerjaan


PEKERJAAN KUSEN a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
PINTU, JENDELA DAN termasuk alat-alat bantu dan alat bantu lainnya untuk
VENTILASI ALUMUNIUM melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil
pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu, kusen jendela
dan ventilasi seperti yang dinyatakan/ ditunjukkan dalam
gambar serta shop drawing dari Kontraktor.

5.2. Pengendalian Pekerjaan


Semua pekerjaan yang disebutkan dalam bab ini harus
dikerjakan menurut instruksi pabrik/produsen dan standar-
standar antara lain :
a. The Alumuniun Association (AA)
b. Architectural Alumunium Manufactures Association
(AAMA)
c. America standar for testing materials (ASTM)

5.3. Persyaratan Bahan


a. Kusen dan Pelat Alumunium
Kusen dari bahan aluminium framing system, aluminium
extrusi sesuai SII extrusi 0695-82 atau Extrusi Standard
YKK, tidak terbuat dari bahan bekas, dari produk setara
ALEXINDO atau produk lain yang disetujui Pemberi
Tugas/Konsultan Pengawas, Konsultan perencana.
 Aluminium : 4 x 1,75 “, tebal 18 micron
 Nilai deformasi : diijinkan maksimal 2 mm
 Warna profil : warna coklat
1). Kadar campur
Architectural Billet 45 (AB45) atau setara dengan
karakteristik kekuatan sebagai berikut :
 Ultimate Strength : 28.000 p.s.i
 Yang Strength : 22.000 p.s.i
 Shear Strength : 17.000 p.s.i
2). Anoldizing
Ketebalan lapisan diseluruh permukaan aluminium
adalah 18 Mikro dengan warna dark brown
 Hadware (perlengkapan)
Lihat bab perlengkapan pintu
 Acesories
Lihat bab perlengkapan pintu
3). Jaminan
Harus diberikan jaminan tertulis selama 5 (lima) tahun
dari type campuran (“alloy”) dan ketebalan “anolizing”
b. Sealant
“sealant” sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuatnya
digunakan untuk jendela Alumunium dan kaca yang
berhubungan langsung dengan udara luar.
c. Joint
Baker : Polyuretchane Foam tidak menyerap air, kepadatan
65 -95 kg/m3.
d. Neoprene
Jenis exlusion, tahan terhadap matahari oksidasi dangan
kekerasan 60 Durometer.

PT. SARITAMA PURNAMA Page 90


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
e. Angkur Tanam
Bagian yang berhubungan dengan Aluminium di beri
lapisan galvanished s/d 25 micron. Bagian lain diberi
lapisan anti karat, Zincchromete, tipe Alkyd
f. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian
syarat-syarat dan spesifikasi dari pihak pabrik pembuatnya.
g. Konstruksi kusen alluminium mengikuti spesifikasi teknis
yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya termasuk
accessories yang akan dipergunakan.
h. Seluruh bagian aluminium berwarna harus datang di tapak
dilengkapi dengan pelindung dan baru diperkenankan
dibuka sesudah mendapat persetujuan dari Pengawas
Lapangan dan Perencana.
i. Untuk keseragaman warna, diisyaratkan sebelum proses
fabrikasi warna profil harus diseleksi secermat mungkin.
Kemudian pada waktu fabrikasi unit-unit jendela, pintu dan
lain-lain, profil harus diseleksi lagi warnanya sehingga
dalam setiap unit didapatkan warna yang sama.
Pemotongan profil aluminium menggunakan mesin potong,
mesin punch, drill sedemikian rupa sehingga diperoleh
hasil yang telah dirangkai untuk jendela bukaan dan pintu
mempunyai toleransi ukuran tinggi dan lebar 1 mm dan
untuk diagonal 2mm.
j. Accesories
Sekrup dari galvanized seel mutu Hotdeep kepala tertanam,
weather strip dari vinyl, pengikat alat penggantung yang
dihubungkan dengan aluminium harus ditutup caulking dan
sealant. Ankur untuk rangka/kusen aluminium terbuat dari
steel plate tebal minimal 2 mm, dengan lapisan zinc tidak
kurang dari 13 mikron sehingga tidak dapat bergeser

5.4. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Pengerjaan
1) Semua pekerjaan harus dilaksanakan oleh tukang-
tukang terbaik dengan standar pengerjaan yang
disetujui Pengawas Lapangan .
2) Pemasangan sambungan harus tepat tanpa cela
sedikitpun
3) Semua detail pertemuan harus runcing (adu manis),
halus dan rata, bersih dari goresan-goresan serta cacat-
cacat yang mempengaruhi permukaan Alumunium.
4) Pemasangan harus sesuai dengan gambar-gambar dan
pesyaratan dan persyaratan teknis ini.
5) Setiap sambungan dengan dinding atau beda yang
berlainan sifatnya harus diberi “sealant”
6) Tanda-tanda dan cacat akibat proses anoldizing, yaitu
“Rack” atau “Gripper” yang timbul dipermukaan
aluminium harus dihilangkan.
b. Toleransi Fabrikasi
1) Sudut/siku
Maksimal membuat penggesekan 3 mm terhadap titik
tangkap dari sisi horizontal / vertical sejauh 3 m
2) Gap/Celah
Sambungan : Maksimum 0,5 mm
3) Perbedaan tinggi

PT. SARITAMA PURNAMA Page 91


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
Perbedaan tinggi untuk sisi vertical dan horizontal
maksimum 1,5 mm (plus minus)
4) Pengelasan
Tidak terlihat pada bagian yang akan terlihat mata
langsung
5) Sealant
Tidak terlihat pada bagian yang akan terlihat mata
langsung.
c. Perlindungan
1) Semua alumunium harus dilindungi dengan “ Lacquer
Film” atau bahan yang lain yang disetujui pengawas
ketika dibawa kelapangan.
2) Pelindung tersebut harus dibuka pada bagian-bagian
tertentu dimana diperlukan, ketika alumunium akan
dikerjakan dan ditutup kembali setelah pekerjaan
selesai.
3) Kusen harus dilindungi dengan plastic tape atau (Zine
Chroritate primer permis Transparant) ketika
pengerjaan plester dilakssanakan. Bagian-bagian lain
dapat dilindungi dengan : “Lacquer Film” sampai
pekerjaan selesai.
4) Penggunaan permis palo permukaan yang akan
diberikan caulking atau sealant tidak diperkenankan
d. Weather Seal
Pemasangan kosen harus dilengkapi dengn weather seal
jenis polkyurenthene sealant dan backing strip dari busa
didalam dan diluar sebagai lapisan pengisi sebelum sealant
dipasang

5.5. Bahan Finishing


Treatment untuk permukaan kusen pintu, jendela dan ventilasi
diberi lapisan finishing dengan cat khusus untuk alluminium
sebanyak 2 kali.

PASAL 6 6.1. Ketentuan Umum


PEKERJAAN DAUN Sebelum pekerjaan pembuatan dan pemasangan daun pintu
PINTU, JENDELA DAN dilakukan, maka :
VENTILASI 1). Pemborong wajib mengadakan pemeriksaan pengukuran di
lapangan agar ukuran daun pintu, jendela dan ventilasi
yang akan dipasang sesuai dengan keadaan di lapangan.
2). Pemborong harus mengajukan terlebih dahulu contoh-
contoh bahan yang akan digunakan dan membuatkan shop
drawing dan mock-up untuk mendapatkan persetujuan dari
Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas, Konsultan perencana.
3). Bahan yang cacat tidak boleh digunakan. Bahan yang harus
dipasang harus sesuai contoh yang sudah disetujui Pemberi
Tugas/Konsultan Pengawas, Konsultan perencana.

6.2. Lingkup Pekerjaan


a. Bagian ini mencakup ketentuan/syarat-syarat (pembayaran,
pengiriman, penyimpanan, pemasangan) untuk pekerja,
material, dan peralatan.
b. Meliputi penyediaan seluruh daun pintu, jendela dan
ventilasi sesuai yang ditunjukkan dalam gambar dan
spesifikasi ini, aksesori yang diperlukan untuk pemasangan

PT. SARITAMA PURNAMA Page 92


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
dan kelengkapannya, penyimpanan dan perawatan, serta
pembangunannya sesuai yang telah ditunjukkan dalam
gambar.
Bagian ini menjelaskan “Commercial Quality” pintu-pintu
kayu untuk pintu dan bukaan-bukaan yang berhubungan
dengan pekerjaan interior. Bagian yang terkait :
 Pekerjaan Pengecatan
 Pekerjaan Dinding Bata/Plesteran
 Pekerjaan Lantai
 Pekerjaan Alat Penggantung dan Pengunci

6.3. Persyaratan Bahan


a. Bahan rangka
Kecuali ditentukan lain dalam gambar, seluruh bahan
rangka menggunakan alluminium 4” setara Alexsindo
warna coklat dengan persyaratan sesuai dengan spesifikasi
yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya, dengan ukuran
disesuiakan dengan gambar rencana.
b. Bahan panel daun pintu terdiri dari :
 Panel pintu kaca dipergunakan kaca rayben tebal 5mm
dan panel pintu utama menggunakan kaca tempered
tebal 8mm.
 Panel pintu double teakwood dipergunakan teakwood
tebal 4 mm, tidak cacat pada sisi luarnya.
 Seluruh persyaratan kaca mengikuti persyaratan teknis
pada pasal pekerjaan kaca dalam RKS ini.
c. Bahan panel daun jendela terdiri dari :
 Jendela panel kaca dan jendela kaca mati menggunakan
kaca rayben tebal 5 mm.
 Ventilasi panel kaca dan ventilasi kaca mati
menggunakan kaca rayben tebal 5mm kecuali
bouvenlight untuk KM/WC menggunakan kaca
es/buram tebal 5 mm.
 Seluruh persyaratan kaca mengikuti persyaratan teknis
pada pasal pekerjaan kaca dalam RKS ini.

6.4. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor diwajibkan
untuk meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi
dilapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk
mempelajari bentuk, pola, lay out/penempatan, cara
pemasangan, mekanisme dan detail-detail gambar.
b. Sebelum pemasangan, penimbunan bahan-bahan pintu
ditempat pekerjaan harus ditempatkan pada ruang/tempat
dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca
langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
c. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran
jadi.
d. Daun pintu panel kaca :
 Dibuat dengan sistim penyambungan sesuai dengan
yang dipersyaratkan oleh pabrik pembuatnya.
 Accesoris lain disesuaikan dengan kebutuhan
pelaksanaan seperti yang dipersyatkan oleh pabrik
pembuatnya.

PT. SARITAMA PURNAMA Page 93


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
 Untuk daun pintu panel kaca setelah dipasang harus
rata dan tidak bergelombang dan tidak melintir dan
tidak meninggalkan bekas-bekas penyambungan.
e. Daun pintu doubel teakwood :
 Daun pintu teakwood yang dipasang pada rangka
alluminum adalah dengan cara yang lazim digunakan
atas persetujuan Pengawas Lapangan dan Perencana
tanpa meninggalkan bekas cacat pada permukaan yang
tampak.
 Pada bagian daun pintu teakwood harus dipasang rata,
tidak bergelombang dan merekat dengan sempurna.
 Permukaan teakwood tidak boleh didempul.
f. Daun jendela kaca :
 Dibuat dengan sistim penyambungan sesuai dengan
yang dipersyaratkan oleh pabrik pembuatnya.
 Accesoris lain disesuaikan dengan kebutuhan
pelaksanaan seperti yang dipersyaratkan oleh pabrik
pembuatnya.
 Untuk daun jendela kaca setelah dipasang harus rata dan
tidak bergelombang dan tidak melintir dan tidak
meninggalkan bekas-bekas penyambungan.

g. Daun ventilasi :
 Dibuat dengan sistim penyambungan sesuai dengan
yang dipersyaratkan oleh pabrik pembuatnya.
 Accesoris lain disesuaikan dengan kebutuhan
pelaksanaan seperti yang dipersyaratkan oleh pabrik
pembuatnya.
 Untuk daun ventilasi kaca setelah dipasang harus rata
dan tidak bergelombang dan tidak melintir dan tidak
meninggalkan bekas-bekas penyambungan.

6.5. Bahan Finishing


a. Daun pintu dan jendela kaca; permukaan rangka diberi
lapisan finishing seperti yang digunakan pada rangka kusen
alluminium.
b. Daun pintu teakwood; permukaan rangka daun pintu diberi
lapisan finishing seperti yang digunakan pada rangka kusen
alluminium sedangkan permukaan teakwood diberi lapisan
finishing politur sebanyak 3 kali.

PASAL 7 7.1. Pekerjaan Kaca


PEKERJAAN KACA a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat
bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga
dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan
sempurna.
b. Pekerjaan kaca meliputi seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam detail gambar.

7.2. Persyaratan Bahan


a. Kaca adalah benda terbuat dari bahan glass yang pipih,
pada umumnya mempunyai ketebalan sama, mempunyai
sifat tembus cahaya, dapat diperoleh dari proses-proses
tarik, gilas dan pengambangan (float glass).
b. Toleransi lebar dan panjang

PT. SARITAMA PURNAMA Page 94


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
Ukuran lebar dan panjang tidak boleh melampaui toleransi
seperti yang ditentukan oleh pabrik.
c. Kesikuan
Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus
mempunyai sudut serta tepi potongan yang rata dan lurus,
toleransi kesikuan maksimum yang diperkenankan adalah
1,5 mm per meter.
d. Cacat-cacat
1). Cacat-cacat lembaran bening yang diperbolehkan
harus sesuai ketentuan dari pabrik.
2). Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung
(ruang-ruang yang berisi gelembung gas yang terdapat
dalam kaca).
3). Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah
pada kaca, baik sebagian atau seluruh tebal kaca).
4). Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud)
dan goresan (scratch).
5). Bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok).
6). Ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh
melampaui toleransi yang ditentukan oleh pabrik.
Untuk ketebalan 5 mm kira-kira 0,3 mm.
e. Bahan Kaca
1). Bahan kaca harus sesuai SII 0189/78 dan PBVI 1982.
2). Bahan kaca yang dipergunakan menggunakan kaca
rayben tebal 5 mm, kaca bening tebal 5 mm dan kaca
es/buram tebal 5mm serta kaca tempered tebal 12mm.
3). Kaca harus dalam keadaan rata dan tidak
bergelombang serta dapat menahan angin 122 Kg/m2
atau sesuai persyaratan pabrik (sesuai masing-masing
penggunaan kaca-nya )
4). Penggunaan jenis dan ketebalan masing-masing kaca
sesuai dengan yang ditunjukkan dalam detail gambar
rencana.
f. Semua bahan kaca sebelum dan sesudah terpasang harus
mendapat persetujuan Pengawas Lapangan dan Perencana.
g. Sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat
pemotongan, harus digurinda/dihaluskan.

7.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk
gambar, uraian dan syarat pekerjaan dalam buku ini.
b. Pekerjaan ini memerlukan keahlian dan ketelitian.
c. Semua bahan yang telah terpasang harus disetujui oleh
Pengawas Lapangan dan Perencana.
d. Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan
dan benturan, dan diberi tanda untuk mudah diketahui.
Tanda-tanda tidak boleh menggunakan kapur. Tanda-tanda
dibuat dari potongan kertas yang direkatkan dengan
menggunakan lem.
e. Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan
menggunakan alat-alat pemotongan kaca khusus.
f. Pemotongan harus disesuaikan ukuran rangka, minimal 10
mm masuk kedalam alur kaca pada kosen.
g. Pembersih akhir dari kaca harus menggunakan kain katun
yang lunak dengan menggunakan cairan pembersih kaca.

PT. SARITAMA PURNAMA Page 95


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
h. Hubungan kaca dengan kaca atau kaca dengan material lain
tanpa melakukan kosen, harus diisi dengan lem silikon
warna transparan cara pemasangan dan persiapan-persiapan
pemasangan harus mengikuti petunjuk yang dikeluarkan
pabrik.
i. Kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata,
tidak diperkenankan retak dan pecah pada sealant/tepinya,
bebas dari segala noda dan goresan.

PASAL 8 8.1. Lingkup Pekerjaan


PEKERJAAN ALAT a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-
PENGGANTUNG DAN bahan, perlengkapan daun pintu/jendela dan alat-alat bantu
PENGUNCI lainnya untuk melaksanakan pekerjaan hingga tercapainya
hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan
meliputi seluruh pemasangan pada daun pintu dan jendela
serta ventilasi seperti yang ditunjukkan/ disyaratkan dalam
detail gambar.

8.2. Persyaratan Bahan


a. Semua ‘hardware’ yang digunakan harus sesuai dengan
ketentuan yang tercantum dalam buku spesifikai teknis.
Bila terjadi perubahan atau penggantian ‘hardware’ akibat
dari pemilihan merk, kontraktor wajib melaporkan hal
tersebut kepada Pengawas Lapangan dan Perencana untuk
mendapatkan persetujuan.
b. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal.

8.3. Perlengkapan Pintu dan Jendela


a. Perlengkapan kunci dan pegangan kunci
1). Untuk semua pintu dilengkapi dengan kunci 2x
putaran dengan kualitas baik dan handel pintu. Khusus
untuk pintu utama dipakai handle pintu yang agak
besar pada masing-masing daun pintu.
2). Untuk daun jendela kaca dipakai handle pengunci
3). Semua kunci-kunci terpasang dengan kuat pada rangka
daun pintu. Dipasang setinggi 90 cm dari lantai, atau
sesuai petunjuk Pengawas Lapangan dan Perencana.
b. Pekerjaan engsel
1). Untuk seluruh daun pintu menggunakan engsel pintu
type kupu-kupu dengan ring nylon ukuran 4” dipasang
sekurang-kurangnya 3 (tiga) buah untuk setiap daun
pintu dengan menggunakan sekrup kembang dengan
warna yang sama dengan warna engsel. Jumlah engsel
yang dipasang harus diperhitungkan beban berat daun
pintu, tiap engsel memikul maksimal 20 Kg.
2). Untuk jendela menggunakan engsel type kupu-kupu
dengan ring nylon ukuran 3” dipasang sekurang-
kurangnya 2 (dua) buah untuk setiap daun jendela.
c. Pekerjaan Hak Angin/Kait Angin
1). Setiap daun jendela ungkit diberi 2 buah hak
angin/kait angin, dipasang pada bagian kanan dan kiri
atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan dan
Perencana.
2). Hak angin/kait angin yang dipergunakan adalah hak

PT. SARITAMA PURNAMA Page 96


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
angin/kait angin biasa merk dalam negeri.
d. Pekerjaan grendel
1). Setiap daun pintu dan jendela ungkit diberi masing-
masing 1 buah grendel.
2). Untuk daun pintu menggunakan grendel besar, sedang
daun jendela menggunakan grendel kecil/pengunci
jendela.
e. Pekerjaan Door Closer
1). Khusus untuk pintu-pintu tertentu yang diharuskan
selalu tertutup, maka pada masing-masing daun pintu
dipasang 1 buah door closer.
2). Door clooser dipasang pada sisi bagian atas daun
pintu, yang berfungsi supaya daun pintu setelah dibuka
dapat menutup kembali dengan sendirinya.
3). Teknik dan cara pemasangan mengikuti spesifikasi
teknis yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya.
4). Penempatan dan pemasangan door clooser ini sesuai
dengan gambar atau atas petunjuk dari Pengawas
Lapangan dan Perencana.

PASAL 9 9.1. Lingkup Pekerjaan


PEKERJAAN ATAP a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-
bahan, perlengkapan dan penutup atap dan alat-alat bantu
lainnya untuk melaksanakan pekerjaan hingga tercapainya
hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Pekerjaan atap ini meliputi rangka atap, penutup atap,
talang air dan lain sebagainya yang termasuk pekerjaan
atap seperti yang ditunjukkan/dinyatakan dalam detail
gambar.

9.2. Persyaratan Bahan

a. Rangka atap
Kecuali ditentukan lain dalam gambar rencana, rangka atap
menggunakan bahan baja konvensional dengan persyaratan
sesuai dalam Pasal Pekerjaan Baja dalam RKS ini.
Untuk rangka atap yang menggunakan bahan Bajaringan ,
meliputi :
 Kaso/usuk, Bajaringan C75.75 atau seperti yang
ditunjukkan dalam gambar rencana.
 Reng, Bajaringan 40.48 atau seperti yang ditunjukan
dalam gamba rencana.

b. Penutup atap
Kecuali ditentukan lain dalam gambar, penutup atap terdiri
dari :
 Bahan penutup atap dipakai kamuri glasur baru
 Genteng bubungan/krepus dari jenis yang sama dengan
penutup atap yang akan digunakan.

c. Listplank GRC

PT. SARITAMA PURNAMA Page 97


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
Kecuali ditentukan lain dalam gambar, seluruh pekerjaan
listplank papan GRC Motif Gigi Balang atau sesuai gambar
perencana dengan persyaratan sesuai dalam RKS.

d. Talang air
1). Talang air patahan atap
Rangka talang dari Zingalume dan dilapis bahan seng
plat dari jenis BJLS tebal 0.30mm.
2). Talang air gantung/tritisan atap
Talang dari bahan PVC type U diameter 20cm, saluran
pembuang air dari pipa PVC diameter 4”.

9.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Rangka Atap
1). Rangka atap baja konvensional
Untuk persyaratan pelaksanaan pekerjaan atap baja
konvensional, mengikuti persyaratan dalam Pasal
Pekerjaan Baja dalam RKS ini.
2). Untuk rangka dari bahan kayu
Seluruh persyaratan mengikuti persyaratan dalam
Pasal Pekerjaan Kayu dalam RKS ini.
Untuk pemasangan kaso/usuk Bajaringan dipasang
pada jarak 50cm antar kaso/usuk sedangkan jarak
pemasangan reng pada jarak 38,5cm kecuali pada
spesifikasi dari pabrik pembuat atap menentukan lain,
maka pemasangan kaso/usuk maupun reng mengikuti
spesifikasi dari pabrik pembuat atap.

b. Penutup Atap
1). Sebelum mendatangkan bahan ke lokasi pekerjaan,
Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan beserta
spesifikasinya kepada Direksi dan Pengawas
Lapangan untuk mendapatkan persetujuan.
2). Genteng dan genteng bubungan/nok harus dari type
yang sama, ukuran seragam, tidak ada lobang dan
cacat-cacat lainnya.
3). Genteng dan genteng bubungan/nok yang tidak lolos
seleksi harus dikeluarkan dari lokasi pekerjaan dalam
tempo 1x24 jam.
4). Pemasangan genteng dan genteng bubungan/nok
menurut konstruksi dan petunjuk pemasangan dari
pabrik pembuat atap yang dipakai atau atas petunjuk
dari Pengawas Lapangan dan Perencana.
5). Setelah genteng terpasang, bidang permukaan harus
rata, lurus dan tidak ada bagian yang bergelombang
yang dapat mengakibatkan terjadinya kebocoran.
c. Listplank
1). Kualitas lisplank GRC yang baik dan tidak cacat
2). Bila diperlukan adanya penyambungan, maka harus
memakai sambungan di las.
3). Permukaan yang tampang harus disekap halus, rata,
waterpass dan tidak bergelombang.
4). Sebelum dilakukan pemasangan, listplank harus di las
ke bagian kuda-kuda atau gording.
5). Listplank beri finishing dari cat sebanyak 3 kali dan

PT. SARITAMA PURNAMA Page 98


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
menghasilkan permukaan yang halus dan licin serta
mengkilap.

d. Talang Air
1). Rangka talang dibuat sedemikian rupa,terbuat dari besi
siku dan plat strip, sehingga permukaannya
membentuk bidang yang rata sehingga pada saat diberi
lapisan seng plat tidak bergelombang yang dapat
mengakibatkan kebocoran.
2). Untuk pemasangan lapisan seng plat menggunakan
paku sumbat sehingga air hujan tidak merembes lewat
lubang bekas paku.
3). Untuk talang datar dibuat arah kemiringan talang
untuk membuang air sehingga air tetap dapat mengalir
hingga tuntas/habis dan tidak ada yang tergenang yang
dapat mengakibatkan terjadinya kebocoran.
4). Untuk talang gantung pada tritisan atap dipasang
sedemikian rupa sehingga kokoh, kuat dan tidak
mudah goyang sehingga mampu menahan limbahan
air hujan. Pada bagian-bagian tertentu diberi lubang
pembuangan yang dihubungkan dengan menggunakan
pipa PVC diameter 4” yang dipasang pada sisi luar
dinding bangunan, dipasang dengan penguat klem
yang dipasang secara tertatur tiap jarak klemnya
sehingga tampak kuat dan rapi. Air buangan dari
talang dialirkan ke saluran pembuangan/got yang
terletak disisi luar bangunan.

PASAL 10 10.1. Lingkup Pekerjaan


PEKERJAAN LANGIT- a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-
LANGIT (PLAFOND) bahan, perlengkapan dan penutup atap dan alat-alat bantu
lainnya untuk melaksanakan pekerjaan hingga tercapainya
hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Pekerjaan langit-langit ini meliputi seluruh pemasangan
langit-langit (plafond) seperti yang ditunjukkan/dinyatakan
dalam detail gambar.

PT. SARITAMA PURNAMA Page 99


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
10.2. Persyaratan Bahan
a. Rangka plafond
Kecuali ditentukan lain dalam gambar, rangka langit-
langit/plafond terbuat dari bahan metal furing dengan
spesifikasi sesuai dengan yang dipersyaratkan oleh pabrik
pembuatnya.
 Rangka plafond memakai bahan yang terdiri dari besi
HOLLOW dengan ukuran 4x4x0,05cm untuk hanger
(Main Runner White) ukuran 2x4x0,05cm untuk rangka
pembagi (Cross Tee White).
 Kawat penggantung rangka Ø 3mm dilengkapi dengan
Suspension hanger Spring Adjusted

b. Penutup plafond
1. Penutup Plafond Exterior dan Interior Termasuk Toilet
menggunakan bahan Kalsiboard dengan merk setara
Calsi dengan ketebalan 4 mm.
2. Sambungan antar papan gypsum (naat) diberi bahan
gypsum (cornice) yang kemudian diratakan sampai
halus sehingga berbentuk permukaan yang halus dan
rata
3. Pada bagian tepi plafond Kalsiboard list tepi yang
dipasang dari bahan kayu profil ukuran 5cm dan
difinish cat

10.3. Syarat Pelaksanaan


a. Rangka Langit-langit
1). Kecuali pada gambar rencana tertulis lain, rangka
langit-langit terbuat dari dari bahan metal furing
ukuran sesuai ketentuan yang dipersyaratkan oleh
pabrik pembuatnya.
2). Semua batang profil untuk rangka langit-langit telah
diseleksi dengan baik, lurus dan rata.
3). Seluruh rangka langit-langit digantung pada plat beton
dikaitkan pada plat besi yang dipaku ramset ke plat
beton/balok beton.
4). Setelah seluruh rangka langit-langit terpasang, seluruh
permukaan harus rata, lurus dan waterpass. Tidak ada
bagian yang bergelombang dan batang-batang rangka
harus saling tegak lurus.

b. Pemasangan Penutup Langit-Langit


1). Bahan penutup langit-langit terbuat dari gybsum board
tebal 9 mm dan calsyboard tebal 4mm, produksi dalam
negeri yang ada dipasaran dengan ukuran 60x120cm
atau ukuran lain, sesuai dengan detail gambar.
2). Bahan gybsum board dan calsyboard yang dipasang
adalah yang telah dipilih dengan baik, bentuk dan
ukuran tiap unit harus sama dan tidak cacat-cacat dan
telah mendapat persetujuan dari Pengawas Lapangan
dan Perencana.
3). Pemasangan dengan cara yang diperbolehkan oleh
pabrik pembuatnya dan sambungan antar unit-unit
harus merupakan garis-garis lurus yang beraturan dan
membentuk bidang permukaan yang rata.

PT. SARITAMA PURNAMA Page 100


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
4). Setelah terpasang, gybsum board dan calsyboard
terpasang harus lurus, waterpass atau tidak
bergelombang.

PASAL 11 11.1. Lingkup Pekerjaan


PEKERJAAN BAJA a. Yang termasuk pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga
PROFIL DAN BESI PIPA kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya
yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan.
b. Pekerjaan ini meliputi kontruksi baja konvensional (baja
profil) dan konstruksi pipa besi bulat seperti yang
dinyatakan/ditunjukan dalam gambar.

11.2. Persyaratan Bahan


a. Bahan besi pipa yang dipergunakan diameter 2” dan 1”
atau seperti yang tertera pada detail gambar.
b. Bahan baja yang dipergunakan jenis baja Canel serta baja
siku-siku sama kaki serta baja plat pendes digunakan
sebagai penguat sambungan. Ukuran baja mengikuti yang
tertera dalam gambar rencana untuk masing-masing
pekerjaan.
c. Bahan baja yang dipergunakan untuk kerangka kuda-kuda,
baja jenis BJ-37  = 1600 kg/cm², ukurannya sesuai
dengan yang tertera pada detail gambar.
d. Sebagai kawat las dipakai setaraf produksi “KOBE” atau
“NIPPON STEEL”. Jenis kawat las yang akan digunakan
harus sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuat dan
Direksi/Pengawas.
e. Elektroda las harus diambil dari GRADE-A (Best Heave
Coated Type) batang-batang elektroda yang dipakai
diamternya lebih besar atau sama dengan 6mm (1/4 inch),
dan batang-batang elektroda harus dijaga agar selalu dalam
keadaan kering.
f. Baut-baut yang digunakan harus baut hitam ulir tak penuh
dengan tegangan baut dan tegangan las minimum adalah
1.400 kg/cm2 atau minimal sama dengan mutu baja yang
digunakan (A-325 ASTM).
g. Bahan-bahan yang digunakan untuk pekerjaan baja harus
diperoleh dari leveransir-leveransir yang dikenal dan
disetujui dan yang tidak ada karatnya, bagian-bagian dan
lembaran-lembarannya tidak bengkok atau cacad, dan telah
mendapat persetujuan dari Pengawas Lapangan dan
Perencana.

11.3. Pelaksanaan dan Sistim Pemasangan


a. Fabrikasi
1). Sebelum memulai dengan pemotongan,
penyambungan dan pemasangan, kontraktor harus
memberitahukan secara tertulis tentang tempat, sistim
pengerjaan dan pemasangan kepada Pengawas
Lapangan dan Perencana untuk mendapat persetujuan.
2). Kontraktor harus terlebih dahulu menunjukkan
kualitas pengelasan dan penghalusan untuk dijadikan
standart dalam pekerjaan tersebut.
3). Pekerjaan pengelasan konstruksi baja harus sesuai

PT. SARITAMA PURNAMA Page 101


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
dengan gambar rencana dan harus mengikuti prosedur
yang berlaku seperti AWC atau AISC Spesification.
4). Kecuali ditunjukkan sistim lain, maka dalam hal
menghubungkan propil-propil, plat-plat pengaku
digunakan las listrik dengan alat pembakar yang
standart dengan ketentuan sebagai berikut :
 Batang las (bahan untuk las) harus dibuat dari
bahan yang campurannya sama dengan bahan
yang akan disambung.
 Kekuatan sambungan dengan las (hasil
pengelasan) harus sama kuat dengan batang yang
disambung.
 Pemeriksaan kekuatan las harus dilakukan dengan
persetujuan pengawas bila dianggap perlu dan
dapat dilakukan di laboratorium.
 Kedudukan konstruksi baja yang segera akan di
las harus menjamin situasi yang paling aman bagi
pengelas dan kualitas hasil pengelasan yang
dilakukan.
 Pada pekerjaan las, maka sebelum mengadakan las
ulangan, baik bekas lapisan pertama, maupun
bidang-bidang benda kerja harus dibersihkan dari
kerak (slag) dan kotoran lainnya.
 Pada pekerjaan, dimana akan terjadi banyak
lapisan las, maka lapisan yang terdahulu harus
dibersihkan dari kerak (slag) dan percikan-
percikan logam sebelum memulai dengan lapisan
as yang baru. Lapisan las yang berpori-berpori,
rusak atau retak harus dibuang sama sekali.
 Tempat pengelasan dan juga bidang konstruksi
yang dilas, harus terlindung dari hujan dan angin
kencang.
5). Lubang-lubang baut
Lubang baut untuk baut harus dilaksanakan dengan
bor. Lubang baut harus lebih besar 2 mm dari pada
diameter luar baut. Pembuatan lubang baut harus
dilaksanakan di pabrik dan harus dikerjakan dengan
alat bor.
6). Sambungan
Untuk sambungan komponen konstruksi baja yang
tidak dapat dihindarkan berlaku ketentuan sebagai
berikut :
 Hanya diperkenankan satu sambungan
 Semua penyambungan profil baja harus
dilaksanakan dengan las tumpul/full penetration
butt weld.
7). Pemasangan percobaan/Trial erection.
Bila dipandang perlu oleh Pengawas Lapangan dan
Perencana, Kontraktor wajib melaksanakan
pemasangan percobaan dari sebagian atau seluruh
pekerjaan kontruksi. Komponen yang tidak cocok atau
yang tidak sesuai dengan gambar dan spesifikasi dapat
ditolak oleh Pengawas Lapangan dan Perencana dan
pemasangan percobaan tidak boleh dibongkar tanpa
persetujuan Pengawas Lapangan dan Perencana.

PT. SARITAMA PURNAMA Page 102


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018

b. Pemasangan/Erection
Baja dipasangkan, kecuali ditentukan lain oleh
Direksi/Pengawas 28 hari setelah pengecoran.
1). Penguat sementara
 Baja harus dipasang mati setelah sebagian besar
struktur baja terpasang dan disetujui ketepatan
garis, vertikal dan horisontal.
 Kontraktor supaya menyediakan penunjang-
penunjang sementara (pembautan-pembautan)
bilamana diperlukan sampai pemasangan mati
sesuai keputusan Pengawas Lapangan dan
Perencana.

2). Pembautan
 Ulir harus bebas setidak-tidaknya dua setengah
putaran dari muka mur dalam keadaan terpasang
mati.
 Kontraktor supaya menggunakan setidak-tidaknya
satu cincin pada setiap mur dan menyiapkan daftar
mur, baut dan cincin.
 Kontraktor supaya menggunakan cincin baja keras
untuk baut tegangan tinggi (HBS).
3). Adukan Pengisi (Grouting)
Kontraktor supaya memasang adukan pengisi dibawah
plat-plat kolom dan lain-lain tempat sesuai dengan
gambar-gambar.
Penawaran harus sudah termasuk pekerjaan ini, bahan
grouting yang digunakan setaraf Tricosal VGM
Superfluid.
c. Pengecatan
1). Semua bahan kontruksi baja harus di cat.
2). Cat dasar adalah cat zink chromate buatan Danapaints
atau setara, dan pengecatan dilakukan satu kali di
pabrik dan satu kali dilapangan. Baja yang akan
ditanam didalam beton tidak boleh dicat.
3). Untuk lubang baut kekuatan tinggi/high strenghbolt
permukaan baja tidak boleh di cat.
4). Cat akhir adalah enamel paint buatan Danapaints atau
setaraf dan pengecatan dilakukan 2 kali dilapangan,
kecuali bila dinyatakan lain dalam gambar atau
spesifikasi arsitektur.
5). Dibagian bawah dari base plate dan/atau seperti yang
tertera pada gambar harus di grout dengan bahan
setara “Master Flow 713 Grout”, dengan tebal
minimum 2,5 cm. Cara pemakaian harus sesuai
dengan spesifikasi pabrik.

d. Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan


1). Bahan-bahan baja profil dihindarkan/dilindungi dari
hujan dan lain-lain.
2). Baja yang sudah terpasang dilindungi dari
kemungkinan cacat/rusak yang diakibatkan oleh
pekerjaan-pekerjaan lain.
3). Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk

PT. SARITAMA PURNAMA Page 103


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
memperbaikinya dengan tidak mengurangi mutu
pekerjaan. Seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung
jawab Kontraktor.

PASAL 12 12.1. Lingkup Pekerjaan


PEKERJAAN a. Persiapan permukaan yang akan dicat, untuk pengecatan
PENGECATAN ulang permukaan discrat/digosok lalu dibersihkan dari sisa-
sisa kotoran.
b. Pengecatan permukaan dengan bahan-bahan yang telah
ditentukan.
c. Pengecatan semua permukaan dan area yang ada dalam
gambar yang tidak disebutkan secara khusus, dengan warna
dan bahan yang sesuai dengan petunjuk Pengawas
Lapangan dan Perencana.

12.2. Standar Pengerjaan (Mock Up)


a. Sebelum pengecatan dimulai, pemborong harus melakukan
pengecatan pada satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat
yang diperlukan. Bidang-bidang tersebut akan dijadikan
contoh pilihan warna, texture, material dan cara pengerjaan.
Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai mockup ini akan
ditentukan oleh Pengawas Lapangan dan Perencana.
b. Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh
Pemberi Tugas , Pengawas Lapangan dan Perencana,
bidang-bidang ini akan dipakai sebagai standar minimal
keseluruhan pekerjaan pengecatan.

12.3. Contoh dan Bahan


a. Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap
warna dan jenis cat pada bidang transparan ukuran 30x30
cm². Dan pada bidang-bidang tersebut harus dicantumkan
dengan jelas warna, formula cat, jumlah lapisan dan jenis
lapisan (dari cat dasar s/d lapisan akhir).
b. Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan kepada
Pemberi tugas Pengawas Lapangan dan Perencana. Jika
contoh-contoh tersebut telah disetujui secara tertulis oleh
Pengawas Lapangan dan Perencana, barulah kontraktor
melanjutkan dengan pembuatan mock up.
c. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi dan
Pengawas Lapangan, untuk kemudian diserahkan kepada
Pemberi Tugas, minimal 5 galon tiap warna dan jenis cat
yang dipakai. Kaleng-kaleng cat tersebut harus tertutup
rapat dan mencantumkan dengan jelas identitas cat yang
ada didalamnya. Cat ini akan dipakai sebagai cadangan
untuk perawatan oleh Pemberi Tugas.

12.4. Pekerjaan Cat Dinding


a. Yang termasuk pekerjaan cat dinding adalah pengecatan
seluruh permukaan plesteran bangunan dan/atau bagian-
bagian yang lain ditentukan gambar.
b. Untuk semua dinding dalam bangunan digunakan cat jenis
setara/sekualitas Mowilex dan Dulux atau Vinilex Apabila
di setujui Perencana , dengan lapisan dasar wall sealer,
warna ditentukan kemudian.
c. Untuk semua dinding luar bangunan digunakan cat jenis

PT. SARITAMA PURNAMA Page 104


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
Weathershield setara/sekualitas Dullux dan Mowilex,
Kemtone dan Dulux, dengan lapisan dasar wall
sealer/Alkali Sealer, warna ditentukan kemudian dan
sebagai dinding depan menggunakan lapisan komposit
panel
d. Wall sealer yang digunakan adalah wall sealer tembok.
e. Sebelum dinding diplamur, plesteran sudah harus betul-
betul kering, tidak ada retak-retak dan pemborong meminta
persetujuan kepada Pengawas Lapangan dan Perencana.
f. Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan menggunakan pisau
plamur dari plat baja tipis dan lapisan plamur dibuat setipis
mungkin sampai membentuk bidang yang rata.
g. Sesudah 7 (tujuh) hari plamur terpasang, kemudian
dibersihkan sampai betul-betul bersih. Selanjutnya dinding
dicat dengan menggunakan roller.
h. Lapisan pengecatan dinding dilakukan sebanyak 3x (tiga
kali) dengan kekentalan cat sebagai berikut :
* Lapisan I encer (tambahan 20 % air)
* Lapisan II kental
* Lapisan III encer
i. Untuk warna-warna yang sejenis, kontraktor diharuskan
menggunakan kaleng-kaleng dengan nomor pencampuran
(batch number) yang sama.
j. Setelah pengerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan
bidang yang utuh, rata, licin, tidak ada bagian yang belang
dan bidang dinding dijaga terhadap pengotoran-pengotoran.

12.5. Pekerjaan Cat Langit-langit (Plafond)


a. Yang termasuk pekerjaan cat langit-langit adalah langit-
langit qybsum dan langit-langit calsyboard atau bagian lain
yang ditentukan gambar.
b. Cat yang digunakan cat tembok, warna ditentukan
Pengawas Lapangan dan Perencana setelah melakukan
percobaan pengecatan.
c. Selanjutnya semua metode/prosedur sama dengan
pengecatan dinding dalam pasal ini.

12.6. Pekerjaan Cat Kayu


a. Yang termasuk dalam pekerjaan cat kayu adalah listplank
kayu dan/atau bagian pekerjaan kayu lainnya.
b. Cat yang digunakan adalah cat kilat kayu jenis Syntetic
Enamel, warna ditentukan Pengawas Lapangan dan
Perencana setelah melakukan percobaan pengecatan.
c. Bidang yang akan dicat diberi menie kayu warna merah 2
(dua) lapis, kemudian diplamur dengan plamur kayu
sampai lubang-lubang/pori-pori terisi campuran.
d. Setelah 7 (tujuh) hari, bidang plamur diamplas halus dan
dibersihkan dari debu kemudian dicat sekurang-kurangnya
3 (tiga) kali dengan menggunakan kuas.
e. Setelah pengecatan selesai, bidang cat yang terbentuk utuh,
rata, tidak ada bintik-bintik atau gelembung udara dan
bidang cat dijaga terhadap pengotoran.

12.7. Pekerjaan Menie Kayu

PT. SARITAMA PURNAMA Page 105


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
a. Yang termasuk pekerjaan ini adalah adalah pengecatan
seluruh permukaan yang akan dicat kayu.
b. Menie yang digunakan adalah menie kayu merk patna
warna merah.
c. Semua kayu hanya boleh dimenie ditapak proyek dan
mendapat persetujuan dari Pengawas Lapangan dan
Perencana Sebelum pekerjaan menie dilakukan, bidang
kayu kasar harus diamplas kayu kasar dan dilanjutkan
dengan amplas kayu halus sampai permukaan bidang licin
dan rata.
d. Pekerjaan menie dilakukan dengan menggunakan kuas,
dilakukan 2 lapis, sedemikian rupa sehingga bidang kayu
tertutup sempurna dengan lapisan menie.

12.8. Pekerjaan Cat Besi


a. Yang termasuk dalam pekerjaan cat besi adalah pengecatan
permukaan konstruksi baja konvensional dan/atau bagian
pekerjaan besi lainnya atas petunjuk Pengawas Lapangan
dan Perencana
b. Cat yang digunakan adalah cat kilat besi jenis Syntetic
Enamel, warna ditentukan Pengawas Lapangan dan
Perencana setelah melakukan percobaan pengecatan.
c. Bidang yang akan dicat diberi menie besi warna hijau 2
(dua) lapis, kemudian amplas halus dengan amplas besi
untuk mendapatkan bidang yang halus dan rata sehingga
bidang siap untuk diberi finishing cat besi.
d. Sebelum dilakukan pengecatan, seluruh permukaan bidang
yang akan dicat dibersihkan dari debu kemudian dicat
sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali dengan menggunakan
kuas atau cat semprot.
e. Setelah pengecatan selesai, bidang cat yang terbentuk utuh,
rata, tidak ada bintik-bintik atau gelembung udara dan
bidang cat dijaga terhadap pengotoran.

12.9. Pekerjaan Menie Besi

a. Menie yang digunakan adalah menie besi warna hijau


b. Semua besi/baja hanya boleh dimenie ditapak proyek dan
mendapat persetujuan dari Pengawas Lapangan dan
Perencana
c. Pekerjaan menie dilakukan dengan menggunakan kuas,
dilakukan lapis demi lapis, sedemikian rupa sehingga
bidang besi/baja tertutup sempurna dengan lapisan menie.

PASAL 13 13.1. Lingkup Pekerjaan


PEKERJAAN SANITAIR a. Sebelum pekerjaan ini dimulai maka Kontraktor
diwajibkan meneliti dan memeriksa kembali pekerjaan-
pekerjaan yang ada hubungannya dengan pekerjaan
sanitair, misalnya : tentang seluruh pembuangan dan lain-
lain.
b. Pemasangan dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana
dan petunjuk Pengawas Lapangan dan Perencana dan
dilakukan dengan baik sehingga menghasilkan pekerjaan

PT. SARITAMA PURNAMA Page 106


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
yang rapi. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus
menyerahkan contoh-contoh barang yang dipergunakan
untuk mendapatkan persetujuan dari Pengawas Lapangan
dan Perencana.
c. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian
bahan, bahan pengganti harus mendapat persetujuan
Pemberi Tugas dan Konsultan Perencana berdasarkan
contoh yang diberikan Kontraktor.
d. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti
gambar-gambar yang ada dan kondisi di Lapangan,
termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan,
pemasangan sparing-sparing, cara pemasangan dan detail-
detail sesuai gambar dan dikoordinasikan dengan Konsultan
Perencana.
e. Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar
dengan gambar, gambar dengan spesifikasi dan
sebagainya, maka Kontraktor harus segera melaporkannya
kepada Pemberi Tugas.
f. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu
tempat bila ada kelainan / perbedaan di tempat itu sebelum
kelainan tersebut diselesaikan.
g. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan
pengujian/pemeriksaan untuk kesempurnaan hasil
pekerjaan dan fungsinya.
h. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila
ada kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan dan
masa garansi, atas biaya Kontraktor, selama kerusakan
bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik.
i. Sanitair yang digunakan merk American Standart, TOTO
atau setara.

13.2. Pekerjaan sealent


a. Pekerjaan meliputi pemasangan sealent pada alat
sanitair dan bagian lain seperti yang tercantum pada
gambar.
b. Kontraktor diwajibkan mengajukan contoh bahan yang
akan dipakai.
c. Semua permukaan sebelum dipasang sealent harus
dibersihkan dengan bahan pembersih khusus (primer)
yang juga mempunyai fungsi untuk menambah daya
lekat sealent.
d. Pemasangan sealent harus rapih, padat, tidak bercelah,
tidak bocor, dengan ketebalan maksimum sesuai dengan
petunjuk Pabrik.
e. Untuk back up material dapat dipakai bahan-bahan
karet khusus digunakan back up.

PT. SARITAMA PURNAMA Page 107


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
13.3. Pekerjaan Wastafel& Urinal
a. Wastafel& Urinal yang digunakan adalah lengkap dengan
segala accesorinya seperti tercantum dalam brosurnya.
Type - type yang dipakai adalah Lihat Gambar detail
warna akan dipilih oleh Perencana.
b. Wastafel/ urinal dan perlengkapannya yang dipasang
adalah yang telah diseleksi baik tidak ada bagian yang
gompal, retak atau cacat-cacat lainnya dan telah disetujui
oleh Pemberi Tugas, Pengawas Lapangan dan Perencana.
c. Ketinggian dan konstruksi pemasangan harus disesuaikan
dengan gambar untuk itu serta petunjuk-petunjuk dari
produsennya dalam brosur. Pemasangan harus baik, rapi,
waterpass dan dibersihkan dari semua kotoran dan noda
dan penyambungan instalasi plumbingnya tidak boleh ada
kebocoran-kebocoran.

13.4. Perlengkapan Toilet


a. Perlengkapan toilet yang dipasang adalah sesuai dengan
gambar dan / atau sesuai dengan Gambar detail.
b. Perlengkapan-perlengkapan tersebut harus dalam keadaan
baik tanpa ada cacat- cacat, sudah mendapat persetujuan
Pemberi Tugas, Pengawas Lapangan dan Perencana Letak
pemasangan disesuaikan gambar-gambar untuk itu, dan
cara-cara pemasangan mengikuti petunjuk-petunjuk dari
produsen seperti diterangkan dalam brosur-brosur yang
bersangkutan.

PASAL 14 14.1. Lingkup Pekerjaan


PEKERJAAN RANGKA Pekerjaan rangka atap baja ringan zincalume adalah pekerjaan
ATAP BAJA RINGAN pembuatan dan pemasangan struktur atap berupa rangka batang
(truss) yang telah dilapisi bahan zincalume untuk ketahanan
terhadap karat. Rangka atap yang digunakan harus merupakan
produksi dari pabrik yang berkompeten dalam penelitian,
teknologi, dan berpengalaman lebih dari 15 tahun (bukan
industri rumah tangga).

Rangka atap berbentuk segitiga kaku yang terdiri dari rangka


utama atas (top chord), rangka utama bawah (bottom chord), dan
rangka pengisi (web). Seluruh rangka tersebut disambung
dengan menggunakan baut menakik sendiri (self drilling screw)
dengan jumlah yang cukup. Untuk meletakkan material penutup
atap/genteng, di pasang rangka reng (batten) langsung di atas
struktur rangka atap utama dengan jarak yang disesuaikan
dengan ukuran genteng.

Dengan kuda-kuda.jurai besi siku L.2x60.60.6 +2x50.50.5

PT. SARITAMA PURNAMA Page 108


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
14.2. Bahan
a. Rangka Atap
 Bahan rangka atap menggunakan Baja ringan dengan
Chanal C.75.75mm ( SNI 4096-2007) dan reng 0,4-
0,48 mm
Rangka atap harus dilaksanakan oleh aplikator disertai
dengan perhitungan struktur rangka atap dengan penutup dari
genteng metal.

14.3. Macam dan lingkup pekerjaan


a. Meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja serta alat - alat
yang berhubungan dengan pekerjaan penutup atap genteng
keramik dengan alat - alat bantu dari pabrik yang
bersangkutan.
b. Penyediaan bahan penutup atap persediaan 2 %
untuk persediaan pemeliharaan.

14.4. Syarat-syarat pelaksanaan


a. Teknik pemasangan dan penyelesaian detail - detail yang
belum jelas dalam gambar, harus diikuti ketentuan dari
pabrik penutup atap tersebut. Tidak boleh memotong
penutup atap kearah pinggir atau ujungnya untuk
disesuaikan dengan ukuran atap, tapi ukuran atap dan
bagian - bagian atap harus diatur supaya cocok dengan
ukuran - ukuran genteng. Penutup atap hanya boleh
dipotong pada pinggul - pinggul atau lembah atap tapi
harus sedemikian rupa, sehingga bagian untuk
menempatkan kedudukannya tidak boleh dibuang.

PT. SARITAMA PURNAMA Page 109


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

BAB IV
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ELEKTRIKAL DAN
PENANGKAL PETIR

I. PEKERJAAN SISTEM ELEKTRIKAL


1. UMUM
1.1. Penjelasan
Pekerjaan-pekerjaan yang tercakup dalam bidang keahlian ini meliputi :
 Menyediakan seluruh pekerjaan sistem listrik sehingga dapat beroperasi secara
sempurna.
 Gambar-gambar, spesifikasi dan bill of quantity adalah merupakan bagian yang
saling melengkapi dan sesuatu yang tercantum di dalam gambar dan spesifikasi
bersifat mengikat.
 Seluruh pekerjaan instalasi listrik yang dilaksanakan harus dikerjakan oleh sub
kontraktor instalatur yang dapat dipercaya, mempunyai reputasi yang baik dan
mempunyai pekerja-pekerja yang cakap dan berpengalaman dalam bidangnya,
serta perusahaan tersebut terdaftar sebagai instalatir resmi dari Asosiasi
Kontraktor Listrik Indonesia (AKLI) dan mempunyai Surat Penetapan
Penanggung Jawab Teknik (SP-PJT) Golongan D, atau Sertifikat Keahlian / SKA
Ahli Utama yang masih berlaku untuk tahun terakhir yang berjalan.
 Seluruh pekerjaan instalasi harus dikerjakan menurut "Persyaratan Umum Instalasi
Listrik di Indonesia edisi terakhir tahun 2000 (PUIL) dan Peraturan PLN (SPLN)"
sebagai petunjuk dan juga peraturan yang berlaku pada daerah setempat dan
standar-standar/kode-kode lainnya yang diakui (VDE, DIN).
 Kontraktor harus menempatkan seorang sarjana atau yang dianggap ahli sebagai
wakil dari perusahaan dan dapat memberikan keputusan-keputusan apabila
sewaktu-waktu diperlukan. Pengawas dapat meminta pergantian wakil yang lain
apabila dianggap tidak mampu.
1.2. Gambar-gambar
 Pemborong wajib memeriksa design terhadap kemungkinan kesalahan/ ketidak
cocokan baik dari segi besaran-besaran listriknya maupun pemasangan dan lain-
lain. Hal-hal diatas harus diajukan dalam bentuk tertulis atau gambar pada waktu
penjelasan tender/aanwijzing.
Sebelum pekerjaan diserahkan seluruhnya ataupun secara bertahap, pemborong
wajib menyerahkan kepada Pengawas sebanyak 3 (tiga) set gambar yang disebut
"as built drawing" yaitu gambar dari semua material, peralatan dan instalasi sistem
listrik, (1set kalkir 3 set blue Print)
 Gambar listrik menunjukkan keseluruhan besaran dan jumlahnya serta persyaratan
dari keperluan instalasi, instalasi harus menyesuaikan kondisi setempat pada
proyek.
 Gambar-gambar arsitektur dan struktur harus berkaitan dengan kontruksi dan
PT. SARITAMA PURNAMA
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

detail akhir dari proyek, sedangkan gambar-gambar lainnya harus berkaitan


dengan kontruksi detail yang berhubungan dengan masing-masing pekerjaan.

Pemborong harus melengkapi seluruh keperluan lebih lanjut seperti "shop


drawing" dan gambar-gambar detail.
 Diartikan bahwa bila ada ketidaksesuaian teknis maupun fisik maka hal ini harus
disampaikan secara tertulis 4 hari sebelum dilakukan pekerjaan, untuk dilaporkan
kepada Pengawas / Perencana di lapangan sebagai langkah pelaksanaan, dimana
biaya sudah dicakup pada unit price dari item tersebut.
1.3. Bidang Pekerjaan yang Dikerjakan
 Pemborong harus membantu mengurus penyambungan daya listrik PLN, sesuai :
dengan gambar perencanaan
 Termasuk pengurusan administrasinya, semua biaya resmi akan dibayarkan oleh
Pemilik.
 Penyediaan dan pemasangan kabel distribusi PLN ( KWH meter) ke panel utama
 Penyediaan dan pemasangan trafo distribusi dengan kapasitas seperti
tertera digambar
 Penyediaan dan pemasangan panel-panel :
- Panel PP - LP lantai 1
- Panel-PP – LP lantai 2
- Panel-panel AC lantai 1
- Panel AC lantai 2 dan panael panel lainya yang sesuai dengan gambar
perencana
 Instalasi penerangan dalam, luar bangunan dan general purpose outlet/ stop
kontak.
 Pengadaan dan pemasangan fixtures dan armature penerangan lengkap dengan
komponen dan accessoriesnya.
 Sistem pentanahan peralatan dan panel.
 Grounding sistem penangkal petir.
 Testing dan commissioning peralatan dan instalasi.

1.4. Klausal Yang Disebutkan


Apabila ada hal-hal yang disebutkan kembali pada bagian/bab/gambar yang lain maka
ini harus diartikan bukan untuk menghilangkan satu terhadap yang lain tetapi malah
untuk lebih menegaskan masalahnya. Kalau terjadi hal yang saling bertentangan antar
gambar atau terhadap spesifikasi teknis maupun BQ, maka yang diambil sebagai
patokan adalah yang mempunyai bobot teknis dan atau yang mempunyai bobot biaya
yang paling tinggi.
1.5. Koordinasi Pekerjaan
Untuk kelancaran pekerjaan ini harus diadakan koordinasi dari seluruh bagian yang
terlibat di dalam kegiatan proyek ini. Seluruh aktivitas yang menyangkut di dalam
proyek harus dikoordinir lebih dahulu agar gangguan dan konflik satu dengan lainnya
dapat dihindarkan. Melokalisasi/memperinci setiap pekerjaan sampai dengan detail
untuk mendapat persetujuan Pengawas /Perencana.

PT. SARITAMA PURNAMA


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

1.6. Material dan "Workmanship"


Seluruh peralatan, material yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus baru dan
material harus tahan terhadap iklim tropik. Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan
dengan cara yang benar dan setiap pekerja harus mempunyai ketrampilan yang

memuaskan. Dimana latihan khusus bagi pekerja adalah diperlukan dan Pemborong
harus melaksanakannya. Pemborong harus melengkapi surat sertifikat yang sah untuk
setiap personal ahli, yang menyatakan bahwa personal tersebut telah mengikuti
latihan-latihan khusus ataupun mempunyai pengalaman-pengalaman khusus dalam
bidang keahlian masing-masing.
1.7. Daftar Material
Pada waktu mengajukan penawaran, Pemborong harus menyertakan/melam-pirkan
"Daftar Material" yang lebih dahulu diperinci dari semua bahan yang akan dipasang
pada proyek dan harus disebutkan pabrik, merk, manufacturer, type, lengkap dengan
brosur/katalog. Ini adalah mengikat dan harus diajukan lengkap tidak boleh sebagian-
sebagian.
1.8. Nama Pabrik / Merk Yang Ditentukan
Apabila pada spesifikasi teknis ini disebutkan nama pabrik/merk dari satu jenis
bahan/komponen, maka Pemborong wajib menawarkan dan memasang sesuai dengan
yang ditentukan,
Jadi tidak ada alasan bagi Pemborong pada waktu pemasangan menyatakan barang
tersebut sudah tidak terdapat lagi pada pasaran ataupun sukar didapat dipasaran.
Untuk barang-barang yang harus diimport, segera setelah ditunjuk sebagai pemenang,
Pemborong harus sesegera mungkin memesannya pada keagenannya di Indonesia.
Apabila Pemborong telah berusaha untuk memesannya, namun pada saat pemesanan
bahan/merk tersebut tidak/sukar diperoleh, maka Perencana akan minta persetujuan
Direksi Lapangan/ Pengawas, menentukan alternatif merk lain dengan spesifikasi
minimal yang sama. Jadi setelah 1 (satu) bulan penunjuk-kan pemenang. Pemborong
harus memberikan foto copy dari pemesanan material lainnya, yang menyatakan
bahwa material-material tersebut telah dipesan (order import).
1.9. Shop Drawing
Setelah persetujuan, dalam hal ini sebelum daftar spesifikasi material, Pemborong
diharuskan menyerahkan shop drawing untuk disetujui Perencana. Shop drawings
harus diberi catatan dari Pemborong, yang menyatakan bahwa apa yang dianjurkan
sudah sesuai dengan spesifikasi dan kondisi ruang yang disediakan.
Data untuk setiap sistem harus menunjukkan pemasangan yang lengkap dari seluruh
koordinasi komponen untuk peninjauan keseluruhan yang sebenarnya dari
keseluruhan sistem, penyerahan sebagian-sebagian tidak akan diperhatikan. Gambar
shop drawing harus dibuat sebanyak 4 (empat) set.
Shop drawing yang harus diajukan adalah :
1. Panel Utama
2. Panel-panel daya dan penerangan, outlet box dan lain-lain.
3. Detail-detail pemasangan lampu.
4. Rencana instalasi penerangan, stop kontak setiap lantai.
PT. SARITAMA PURNAMA
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

5. Dan lain-lain yang diminta oleh Perencana / Pengawas.


Shop drawing dimasukkan untuk diperiksa/ disetujui perencana/ Pengawas paling
lambat 7 (tujuh) hari kerja terhitung setelah dikeluarkannya SPK.

1.10. Substitusi
a Produk yang disebutkan nama pabriknya
Material, peralatan, perkakas, accessoriesnya yang disebutkan nama pabriknya
dalam spesifikasi. Pemborong harus melengkapi produk yang disebutkan dalam
spesifikasi, atau dapat mengajukan produk pengganti yang setara, disertai data-
data yang lengkap untuk mendapatkan persetujuan Perencana/ Pengawas sebelum
pemesanan.
b. Produk yang tidak disebutkan nama pabriknya
Material, peralatan, perkakas, accessories dan produk-produk yang tidak
disebutkan nama pabriknya dalam spesifikasi, Pemborong harus mengaju-kan
secara tertulis nama negara dari pabrik yang menghasilkan-nya, katalog dan
selanjutnya menguraikan data yang menunjukkan secara benar bahwa produk-
produk yang dipergunakan adalah sesuai dengan spesifikasi dan kondisi proyek.
1.11. Contoh
Pemborong harus menyerahkan contoh-contoh dari seluruh material untuk
mendapatkan persetujuan dari Perencana/ Pengawas sebelumnya. Seluruh biaya
ditanggung atas biaya Pemborong. Contoh-contoh tersebut (mock-up) dimasukkan
paling lambat 14 (empat belas) hari kerja, terhitung setelah dikeluarkannya SPK.
1.12. Proteksi
Seluruh material dan peralatan harus dengan sebenarnya dan diproteksi secara
memadai oleh Pemborong, sebelum selama pengerjaan dan sesudah selesai instalasi
(dalam masa garansi). Material dan peralatan yang mana mengalami kerusakan
sebagai akibat dari pemasangan yang ceroboh dan proteksi yang tidak memadai tidak
dapat diterima untuk instalasi proyek.
1.13. Acces Opening
Pemborong harus menyediakan access opening (bukaan-bukaan) untuk instalasi dan
pemeliharaan dari instalasi listrik. Bukaan-bukaan (access opening) yang terdapat
pada konstruksi bangunan seperti dinding-dinding, langit-langit, dan seterusnya begitu
pembukaan harus dilengkapi dengan fasilitas penutup yang tepat bagi permukaan
peralatan, penutup harus dapat dilepaskan dan dipindahkan tanpa mengakibatkan
kerusakan pada permukaan yang berdekatan.
1.14. Pengecatan
Apabila peralatan-peralatan sudah dicat dari pabrik dan tambahan pengecatan di
lapangan tidak dispesifikasikan maka seluruh permukaan yang cacat harus diperbaiki
ataupun pengecatan kembali untuk memperoleh hasil pengecatan yang sempurna.
Apabila peralatan belum dicat dari pabrik, Pemborong harus bertanggung jawab atas
pengecatan tersebut.
Seluruh rangka, penutup, cover plate dan pintu panel listrik seluruhnya harus diberi
PT. SARITAMA PURNAMA
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

cat dasar atau prime coat dan diberi pelapis cat akhir (finishing paint). Cat akhir ini
dengan warna sementara ditentukan "abu-abu" kecuali kalau diadakan perubahan
warna. Penentuan jenis warna abu-abu dan merk cat, sebelumnya harus dimintakan
persetujuan pada Pengawas/Perencana. Pengecatan dikerjakan dengan proses "stove
ennameled" untuk lampu, sedangkan untuk panel listrik harus dibuat tahan karat
dengan cara "galvanized cadmium plating" atau dengan "zinc chromatic primer"
harus dicat dengan cat bakar.

1.15. Gambar Pemasangan Yang Sebenarnya


Pemborong harus mempergunakan secara baik satu set lengkap gambar-gambar di
lapangan yang mana harus diberi tanda yang tepat pada lokasi dari seluruh jenis sistem
outlet panel/kabinet, peralatan, pengkabelan dan seterus-nya dengan dimensi yang
diambil dari patokan center colom (as colom). Pemborong harus melengkapi gambar
pemasangan yang sebenarnya ("as installed") dari instalasi. Pemborong pada saat
mendekati penyerahan (2 minggu sebelum penyerahan) harus menyerahkan gambar
"as built drawing" yang menyatakan gambar-gambar seperti yang telah terpasang
untuk diserah-kan pada Perencana/ Pengawas sebanyak 4 (empat) set gambar cetak
dan 1 (satu) set kalkir.
1.16. Pengetesan
Pemborong harus melakukan seluruh pengetesan seperti disebutkan dan harus
melakukan percobaan seperti operasi sesungguhnya secara tepat dari seluruh sistem.
Peralatan, material dan cara bekerjanya peralatan yang mengalami kerusakan/ cacat/
salah harus digant/dibetulkan dan percobaan diulangi. Seluruh peng-kabelan, instalasi
"keur" Pemborong harus bertanggung jawab untuk mem-peroleh persetujuan PLN
bagi pemasangan sistem jaringan listrik dan seluruh biaya ditanggung atas beban
Pemborong. Lama pengetesan peralatan listrik 1x24 jam tanpa henti biaya pengetesan
ditanggung Pemborong.
1.17. Data Suku Cadang
Sejak pengiriman dari bagian-bagian dan peralatan ke tempat lapangan Pemborong
harus menyerahkan kepada Pengawas daftar lengkap dari suku cadang (spare parts)
dan menyerahkan untuk masing-masing bagian disertai dengan daftar harga satuan dan
alamat supplier dan tambahan daftar dari suku cadang dan suplai yang secara normal
harus dalam setiap pembelian atau suku cadang yang disebutkan dalam spesifikasi
yang harus dilengkapi oleh pemborong dengan biaya dari Pemborong.
1.18. Peraturan Hak Patent
Pemborong harus melindungi Pemilik (owner) terhadap semua klaim atau tuntutan,
biaya dan kenaikan harga karena bencana, dalam hubungan dengan semua dagang atau
nama produksi, hak cipta, pada semua material, peralatan yang dipergunakan dalam
proyek ini.
1.19. Kebersihan
Pemborong harus membersihkan seluruh kotoran/sampah dan sisa-sisa material yang
tidak terpakai yang diakibatkan oleh pekerjaannya dan harus menyelesai-kan tiap
bagian dari instalasi secara teratur serta rapi.
1.20. Built in Insert, Sleeves dan Perlengkapannya
PT. SARITAMA PURNAMA
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

Lengkapi insert, sleeves dan perlengkapan lainnya bagi keperluan built in dalam beton
atau pekerjaan konstruksi.
1.21. Buku Petunjuk (Manual) dan Instruksi
Pemborong harus melengkapi buku petunjuk (manual) pemeliharaan dan manual cara
mengoperasikannya, dan bahasa dari instruksi bagi seluruh bagian peralatan ini harus
dalam bahasa Inggris dan Indonesia.
1.22. Kelengkapan Instalasi

Dalam spesifikasi teknis ini maupun di dalam penggambaran untuk suatu sistem atau
suatu perangkat peralatan listrik, dimaksudkan adalah sebagai suatu sistem yang dapat
beroperasi dengan baik sedemikian rupa sehingga apabila ada bagian atau komponen
dari sistem instalasi yang tidak disebutkan di dalam spesifikasi teknis ini maupun pada
gambar, maka ini berarti Pemborong harus mengadakan dan menjamin
sistem/instalasi tersebut akan bekerja dengan baik.
1.23. Training
Mendidik operator atau orang-orang yang ditunjuk oleh pemilik untuk menjalankan,
mengoperasikan pengujian dan maintenance seperlunya terhadap instalasi. Segala
biaya-biaya tersebut adalah menjadi tanggungan Pemborong

2. TEKNIK INSTALASI
2.1. Instalasi Kabel/ Wiring
2.1.1. U m u m
Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi persyaratan
PUIL/ LMK. Semua kabel/ wiring harus baru dan harus jelas ditandai mengenai
ukurannya, jenis kabelnya, nomor dan jenis pintalannya. Semua kabel dengan
penampang 6 mm² ke atas haruslah terbuat secara dipilin (stranded). Instalasi ini tidak
boleh memakai kabel dengan penampang lebih kecil 2,5 mm² kecuali untuk
pemakaian remote control.
Kecuali persyaratan lain, konduktor yang dipakai ialah dari type :
 Untuk instalasi penerangan adalah NYM, semua instalasi penerangan dan stop
kontak menggunakan system 3 core dimana core yang ketiga merupakan jaringan
pentanahan. Pentanahannya disatukan di dalam panel.
 Untuk kabel distribusi dan penerangan taman dengan menggunakan kabel
NYFGbY atau NYY.
 Untuk instalasi lampu taman/ penerangan luar yang memotong jalan harus dalam
conduit GIP.
Semua kabel instalasi dalam bangunan harus berada di dalam conduit PVC super
high impact yang disesuaikan dengan ukurannya, cable tray, cable trench, kabel
rack dan harus diklem.
Digunakan flexible conduit dengan bahan yang sama untuk menghubungkan

PT. SARITAMA PURNAMA


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

instalasi ke masing-masing fixture lampu.


2.1.2. "Splice"/ Pencabangan
Tidak diperkenankan adanya "splice" ataupun sambungan-sambungan baik dalam
feeder maupun cabang-cabang kecuali pada kabel instalasi penerangan dan stop
kontak.
Sambungan pada kabel dibuat secara mekanis dan harus teguh secara electris dengan
cara-cara "solderless connector". Jenis kabel tegangan, jenis "compression atau
soldered". Dalam membuat "splice" konektor harus dihubungkan pada konduktor-
konduktor dengan baik, demikian sehingga semua konduktor tersambung tidak ada
kabel-kabel telanjang yang kelihatan dan tidak bisa lepas oleh getaran.

Semua sambungan kabel baik di dalam junction box, panel ataupun tempat lainnya
harus mempergunakan connector yang terbuat dari tembaga yang diisolasi dengan
porselein atau bakelite ataupun PVC, yang diameternya disesuaikan dengan diameter
kabel.
2.1.3. Bahan Isolasi
Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti karet, PVC, asbes,
gelas, tape sintetis, resin, splice case, compostion dan lain-lain tertentu itu harus
dipasang memakai cara yang disetujui menurut anjuran perwakilan pemerintah dan
atau manufacturer.
2.1.4 Saluran Penghantar Dalam Bangunan
 Untuk instalasi penerangan di daerah yang menggunakan ceiling gantung, saluran
penghantar (conduit) dipasang diatas rak kabel dan digantung tersendiri diatas
ceiling.
 Untuk instalasi saluran penghantar di luar bangunan, dipergunakan saluran beton,
kecuali untuk penerangan taman, dipergunakan pipa galvanized  2". Saluran
beton dilengkapi dengan Hand-hole untuk belokan-belokan (pekerjaan beton ini
harus sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam PBI -1971).
 Setiap saluran kabel dalam bangunan dinding dipergunakan pipa conduit
 PVC minimum  3/4". Setiap pencabangan ataupun pengambilan saluran ke luar
harus menggunakan junction box yang sesuai dan sambungan yang lebih dari satu
harus menggunakan terminal strip di dalam junction box.
 Ujung pipa kabel yang masuk dalam panel dan junction box harus dilengkapi
dengan "Socket/ lock nut", sehingga pipa tidak mudah tercabut dari panel. Bila
tidak ditentukan lain, maka setiap kabel yang berada pada ketinggian muka lantai
sampai dengan 2 m harus dimasukkan dalam pipa. Dan pipa harus diklem ke
bangunan pada setiap jarak 50 cm.
2.2. Instalasi Sakelar dan Stop Kontak (Outlet)
2.2.1. Sakelar-Sakelar
Sakelar-sakelar harus dari jenis rocker mekanisme dengan rating 10 A/ 250 V, sakelar
pada umumnya dipasang inbow kecuali disebutkan lain pada gambar. Jika tidak
ditentukan lain, sakelar-sakelar tersebut bingkainya harus dipasang rata pada tembok
PT. SARITAMA PURNAMA
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

pada ketinggian 150 cm diatas lantai yang sudah selesai kecuali ditentukan lain oleh
Pengawas. Sakelar-sakelar tersebut harus dipasang dalam kotak-kotak dan ring,
(standar). Sambungan-sambungan hanya diperbolehkan antara kotak-kotak yang
berdekatan.
2.2.2. Stop Kontak
Stop kontak haruslah dengan tipe yang memakai earthing contact (2P+E) dengan
rating 10 A, 16 A,
Semua pasangan stop kontak dengan tegangan kerja 220 V harus diberi saluran ke
tanah (grounding). Stop kontak harus dipasang rata dengan permukaan dinding
dengan ketinggian 30 cm dari atas lantai yang sudah selesai atau wall duct outlet
sesuai gambar rencana atau petunjuk Pengawas.

2.3. Instalasi Fixtures Penerangan


2.3.1. U m um
Fixture penerangan harus dari jenis yang tertera dalam gambar. Harus dibuat dari
bahan yang sesuai dan bentuknya harus menarik dan pekerjaannya harus rapih dan
baik, tebal plat baja yang dipakai untuk housing fixture minimum 0,7mm.
Pemborong harus menyediakan contoh-contoh dari semua fixture yang akan dipasang
kepada Perencana/ Pengawas untuk disetujui.
2.3.2. Kabel-Kabel untuk Fixture
Kecuali ditunjuk atau dipersyaratkan lain, kabel-kabel untuk "fixture" harus ditutup
asbestos dan tahan panas. Tidak boleh ada kabel yang lebih kecil dari 2,5 mm², kawat-
kawat harus dilindungi dengan "tape" atau "tubing" disemua tempat dimana mungkin
ada abrasi.
Semua kabel-kabel harus disembunyikan dalam konstruksi armature kecuali dimana
diperlukan penggantungan rantai atau kalau pemasangan/perencanaan fixture
menunjuk lain. Tidak boleh ada sambungan kabel dalam suatu armature dan
penggantungan dan harus terus menerus utuh mulai dari kotak sambung ke terminal-
terminal khusus pada armature-armature lampu. Saluran-saluran kabel harus tidak
tajam dan dilindungi sehingga tidak merusak kabel.
2.3.3. Lampu-lampu
Semua fixture harus dilengkapi dengan lampu-lampu dan dipasang sesuai dengan
persyaratan dan gambar. Untuk lampu pijar memakai lamp holder dan base type
edison screw, untuk lamp holder type edison screw kabel netral tidak boleh
dihubungkan ke centre control, kecuali dipersyaratkan lain. Lampu fluorescent
haruslah dari jenis cool white atau sesuai perencanaan.
Semua lampu fluorescent atau lampu lainnya yang memerlukan perbaikan factor daya
harus dilengkapi dengan capacitor. Dalam spesifikasi ini besarnya "microfarad" (f)
dari kapasitor untuk setiap lampu tidak terlalu ditekankan karena yang dibutuhkan
adalah hasil akhir dari power factor menjadi sekurang-kurangnya 0,95.

2.4. Instalasi / Konstruksi Panel


PT. SARITAMA PURNAMA
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

2.4.1. Kabinet
Semua kabinet harus dibuat dari plat baja dengan tebal minimum 2 mm. Kabinet
untuk "panel board" mempunyai ukuran yang proposionil seperti dipersyaratkan
untuk panel board, yang besarnya sesuai dengan ukuran pada gambar perencana atau
menurut kebutuhan sehingga untuk jumlah dan ukuran kabel yang dipakai tidak terlalu
penuh/ padat. Frame/ rangka panel harus digrounding/ditanahkan pada kabinet harus
ada cara-cara yang baik untuk memasang, mendukung dan menyetel "panel board"
serta tutupnya. Kabinet dengan kabel-kabel "trough feeder" harus diatur sedemikian
sehingga ada saluran dengan lebar tidak kurang dari 10 cm untuk branch circuit panel
board. Setiap kabinet harus dilengkapi dengan kunci-kunci. Untuk satu kabinet harus
disediakan 2 (dua) buah anak kunci, dengan sistem master key.
2.4.2. Finishing
Semua kabinet harus dicat dengan warna yang ditentukan oleh Perencana/ Pengawas.
Semua kabinet dari pintu-pintu untuk panel listrik, harus dibuat tahan karat dengan

dengan cara "galvanized cadmium plating" atau dengan "zinc chromatic primer".
Selain yang tersebut diatas, harus dilapisi dengan lapisan anti karat yaitu sebagai
berikut :
 Bagian dalam dari box dan pintu.
 Bagian luar dari box yang digalvanisir atau cadmium plating tak perlu dicat kalau
seluruhnya terpendam, kalau dipakai zinc chromate primer harus dicat dengan cat
bakar.
2.4.3. Pemasangan Panel
Pemasangan panel sedemikian rupa sehingga setiap peralatan dalam panel dengan
mudah masih dapat dijangkau, tergantung dari pada macam/tipe panel. Maka bila
dibutuhkan alas/ pondasi/ penumpu/ penggantung maka pemborong harus
menyediakannya & memasangnya sekalipun tidak tertera pada gambar.
2.4.4. Panel Distribusi Utama
Panel distribusi utama harus seperti tertera pada gambar, kecuali ditunjuk lain.
Seluruh assembly termasuk housing, busbar, alat-alat pelindung harus direncanakan,
dibuat, dicoba dan dimana perlu diperbaiki sesuai dengan persyaratan. Panel distribusi
utama harus dari jenis in door type terbuat dari plat baja tebal minimum 2 mm dan
dibuat mengikuti standard IEC 439.
Konstruksi harus terbuat dari rangka baja struktur yang kaku, yang bisa
mempertahankan strukturnya oleh strees mekanis pada waktu hubung singkat .
Rangka ini secara lengkap dibungkus pada bagian bawah, atas dan sisi dengan plat-
plat penutup harus cukup louvers untuk ventilasi dimana perlu untuk mengatasi
kenaikan suhu dari bagian-bagian yang mengalirkan arus dan bagian-bagian yang
bertegangan sesuai dengan persyaratan PUIL-2000 LMK/ IEC untuk peralatan yang
tertutup. Material-material yang bertegangan harus dicegah dengan sempurna terhadap
kemungkinan percikan air. Semua meteran dan tombol transfer yang dipersyaratkan
harus dikelompokkan pada satu papan panel yang berengsel yang tersembunyi.
2.4.5. Papan Nama
PT. SARITAMA PURNAMA
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

Seluruh kabinet, panel kontrol, panel listrik, pemutus daya (CB), saklar, dan bagian-
bagian lainnya dari peralatan, jika tidak disebutkan dalam hal-hal lain, harus
dibuatkan papan nama untuk mengindikasi/ mengindentifikasi/ penggunaan nama alat
tersebut. Papan nama harus terbuat dari back plat stainless steel dengan huruf
digravier timbul.
Untuk keseluruhan, papan nama harus berukuran 1,5 inches (3,81 cm) tinggi dengan
lebar seperlunya dengan tinggi huruf 1,0 inches (2,54 cm), untuk ukuran yang lebih
kecil dimana penutupnya terbatas gunakan 1,5 inches (3,81 cm) tinggi dari plat. Dan
ketebalan plat minimum 3 mm.
2.4.6. Busbar / Rel
Busbar harus dari bahan tembaga yang lapisan luarnya dilapis dengan lapisan perak
dengan ukuran sesuai dengan kemampuan arus 150 % dari arus beban terpasang yang
ukurannya disesuaikan dengan aturan PUIL (daftar no. 630-DI-D4/PUIL-2000).
Semua busbar/rel harus dicat dan dipegang oleh bahan isolator dengan kuat dan baik
ke rangka panel. Semua busbar/rel harus dicat dengan warna yang sesuai dengan
disebutkan pada PUIL. Cat-cat tersebut harus tahan sampai temperatur 75 °C.

Busbar disusun dan dipegang oleh isolator dengan baik untuk sistem 3 , 4 kawat
seperti ditunjuk dalam gambar. Setiap panel harus mempunyai bus netral yang diisolir
terhadap tanah dan sebuah bus penatanahan yang telanjang diklem dengan kuat pada
frame dan panel dilengkapi klem untuk pentanahan panel perlu diketanahkan max 2
.
Gambar-gambar pelaksanaan (shop drawing) harus menunjukkan ukuran-ukuran dari
bus-bus dan susunannya . Ukuran dari bus harus ukuran sepanjang panel dan harus
disediakan cara-cara untuk penyambungan dikemudian hari.
2.4.7. Terminal dan Mur-baut
Semua terminal cabang harus diberi lapisan tembaga (ver-tin) dan disekrup dengan
menggunakan mur-baut ring dari bahan tembaga atau mur-baut yang diberi nikel (atau
stainless) dengan ring tembaga.
2.4.8 Cadangan/Penyambungan dikemudian hari
Bila dalam gambar dinyatakan adanya cadangan maka ruangan-ruangan tersebut harus
dilengkapi dengan busbar, klem-klem pemasangan, pendukung dan sebagainya, untuk
peralatan yang dipasang dikemudian hari dapat berupa equipment busbar, panel baru,
switch, circuit breaker dan lain-lain.
2.4.9. Alat-alat ukur
Setiap panel harus dilengkapi dengan alat-alat ukur seperti pada gambar. Meter-meter
adalah dari type "moving iron vane type" khusus untuk panel, dengan scale sirkular,
flush atau semi flush, dalam kotak tahan getaran, dengan ukuran 144 x 144 mm atau
96 x 96 mm, dengan skala linier dan ketelitian 1,5%. Posisi dari saklar putar untuk
voltmeter (Voltmeter Selector Switch) harus ditandai dengan jelas.
2.4.10. Transformator Arus
Trafo arus adalah dari type kering, dalam ruangan type jendela dengan perbandingan
kumparan yang sesuai dengan ketelitian 0,3 dengan burden sesuai dengan standar-
PT. SARITAMA PURNAMA
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

standar VDE. Pemasangan harus kuat dan dapat menahan gaya-gaya dan mekanis
pada waktu terjadinya hubungan singkat 100 kA. Trafo arus untuk Ampere-meter juga
boleh dipergunakan bersamaan dengan kWH meter asalkan ketelitiannya masih baik.
Bila tidak baik maka harus dipergunakan trafo arus khusus.
2.4.11. Kabel-kabel Pengontrol
Kabel pengontrol dari panel-panel harus dipasang di pabrik/ bengkel secara lengkap
serta dibundel dan dilindungi terhadap kerusakan mekanis. Ukuran minimum adalah
1,5 mm2 dari type 600 Volt.
2.4.12. Merk Pabrik
Semua peralatan pengaman harus diusahakan buatan satu pabrik, peralatan-peralatan
sejenis harus dapat saling dipindahkan dan ditukar tempatnya pada frame.
2.4.13. Peralatan Pengamanan Pemutus Daya
Peralatan pengaman adalah pemutus daya dengan rumah tuangan, thermal dan
magnetis trip dengan breaking capacity yang cukup (sesuai beban).
2.4.14. Pilot lamp
Semua tutup muka panel dilengkapi dengan Pilot lamp untuk menyatakan adanya
tegangan R, S dan T.

Penyediaan dari Pilot lamp yang disebutkan diatas merupakan keharusan, biarpun
pada gambar-gambar tidak tertera, Warna-warna untuk pilot lamp :
 Untuk phasa R : warna merah
 Untuk phasa S : warna kuning
 Untuk phasa T : warna biru

3. MOTOR LISTRIK
Semua motor listrik harus sesuai dengan klasifikasi DIN, baik dalam segi
proteksi, isolasi pengaman, cara operasi, pemasangan dan lain-lain.
Untuk motor-motor dengan rating :
 Sampai dengan 1.5 kVA - 1 phasa / 3 phasa
 2 kVA keatas - 3 phasa
Kecuali ditentukan lain oleh manufakturer.

Starting
Untuk motor-motor dengan rating
 Sampai dengan 4 kVA, starting langsung
 Diatas 4 kVA, dengan star delta starter
Semua peralatan bantu/tambahan untuk starting ini harus sudah termasuk di dalam
lingkup pekerjaan Pemborong.

4. KABEL

PT. SARITAMA PURNAMA


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

4.1. Umum
Kabel tegangan menengah yang dipakai adalah kabel inti tunggal dan inti banyak
dengan isolasi "Cross Polythylen" dari pelindung tembaga luar dengan pelapis PVC
dibagian luar.
Tegangan kerja adalah 3 phase 380 kV.
Kabel akan ditanam langsung di tanah pada kedalaman minimum 0,8 m atau sesuai
dengan yang dipersyaratkan pada PUIL 2000 dan dalam pipa pada saat masuk
bangunan, atau digelar pada trench kabel yang disediakan. Kemampuan melakukan
arus kabel ini pada temperature tanah sekitar 30 C cm/w, sekurang-kurangnya :
Temperature maksimum kabel dalam keadaan berbeban tidak boleh melebihi 90°C.
Pada saat menawarkan harus dicantuPengawasan pula kemampuan melakukan arus
kabel untuk waktu singkat 0.1, 0.2, 0.5, 1 detik.
Temperature maksimum kabel untuk arus hubung singkat ini tidak boleh melebihi 250
°C. Kabel diserahkan dalam gulungan drum sebanyak 300 m. Drum tidak dapat
dikembalikan.

Karakteristik sistem listrik yang dilayani adalah :


 Jumlah fasa : 3
 Frekuensi : 50 hz
 Tegangan tertinggi : 20 kV
 Tegangan ketahanan Impuls : 125 kV
 Kondisi hubung singkat : 13.6 kA
 Temperatur sekitar rata-rata : 35 °C

4.2. Konstruksi
a. Komposisi Inti
Setiap konduktor harus terbuat dari tembaga murni sesuai dengan persyaratan IEC
publikasi No. 228. Penampang kawat harus bulat sempurna.
b. Lapisan Pelindung Inti
Lapisan pelindung konduktor yang harus diletakkan antara antara konduktor
dengan lapisan isolasi harus terbuat dari bahan bukan logam dan merupakan bahan
semi penghantar dengan tebal 5% dari tebal bahan isolasi.
c. Isolasi
Bahan isolasi kabel tanah ini haruslah polyetylen yang di "crosslinked", harus
homogen.

5. KABEL TEGANGAN RENDAH (NYY, NYFGbY, NYM) 380 V


5.1. Umum
Spesifikasi ini menjelaskan persyaratan bagi kabel tegangan rendah yang harus
memenuhi persyaratan kemampuan melakukan arus pada temperatur 35 °C,
temperatur maximum kabel dalam keadaan berbeban tidak boleh melebihi 70 °C dan
PT. SARITAMA PURNAMA
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

temperatur maksimum kabel untuk arus hubung singkat tidak boleh lebih 250 °C.
5.2. Konstruksi
Kabel harus terdiri atas :
a. Dua atau empat penghantar yang terbuat dari kawat tembaga pilin atau tembaga
"compacted" yang dipilin.
b. Lapisan isolasi bahan PVC pada setiap penghantar phasa maupun penghantar
netral.
c. Lapisan pengendap yang tahan air dikelilingi urat-urat penghantar phasa dan
pengisi ruangan diantara kawat phasa.
d. Lapisan pengendap kedua diluar lapisan pengendap diatas.
e. Pelindung dari pita bahan diatas lapisan pengendap kedua sesuai dengan
persyaratan IEC (NYFGbY).
f. Diluar lapisan pelindung pipa baja diberi lapisan plastik sebagai pelindung.

Penampang kabel yang digunakan adalah :



 6 mm²  10 mm²  25 mm²  25 mm²  70 mm
 4 m²
5.3. Penandaan/ Warna
Warna permukaan kabel sebagai tanda-tanda untuk setiap kawat adalah :
Phasa : Merah netral : Biru
Kuning
Hitam
6. FIRE RESISTANCE CABLE
- Konstruksi pembuatan fire resistance cable harus sesuai dengan IEC PUB 331,
1970.
- Konduktor harus terbuat dari tembaga pilin (stranded) yang terdiri dari beberapa
inti.
- Konduktor dilapis berturut-turut dengan lapisan tahan api terbuat dari mika (fire
proof micca tape wound), isolasi polyethylene dan lapisan PVC.
- Ketebalan lapisan fire proof mica tape minimum 0,5 mm2.
- Kabel harus dapat menahan interferensi induksi listrik.
- Untuk pengenalan jumlah urat, kabel harus diberi warna yang jumlahnya sesuai
dengan jumlah uratnya.
- Kabel harus mampu menahan api/panas 750 C untuk selama 3 jam.
- Tegangan nominal kabel adalah 600 Volt.
7 Yang dicakup dan harus dipasang dalam lingkup pekerjaan Sistem Fire Stop material ini,
meliputi :

PT. SARITAMA PURNAMA


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

a. Pengadaan dan pemasangan Fire stop material antara lain : ruang-ruang shaft dan
lubang-lubang sparing yang ada pada tiap-tiap Lantai.
b. Pemasangan dan pengawasan dilakukan oleh tenaga yang berpengalaman dan atau
tenaga ahli dari pabrik.
c. Pemasangan Fire Stop Material pada shaft Elektrikal dilakukan sebanyak -
banyaknya 2 (dua) lapis dan shaft mekanikal 1 (satu) lapis, ketebalan lapisan
pertama minimal 2 mm dan seterusnya.

8. RAK KABEL
Bahan : Hot Palled mild steel plate and strip
Standard : JIS G 3131
Type : Ladder, Tray

9. PANEL UTAMA
Peralatan listrik panel UTAMA umum meliputi antara lain :
 Metering
 Sistem pembumian
 Dan lain-lain

Konstruksi dan Deskripsi Umum


a. Panel dari jenis pemasangan dalam (indoor type). diperkuat dengan rangka baja
dan disiapkan untuk penempatan di sepanjang dinding atau berdiri bebas (free
standing switchgear), extendable type.
b. Panel adalah "Factory Assembled" dan "Type Tested". Kalau dikarenakan
sesuatu hal pengiriman panel ini harus terdiri atas dua bagian (atau lebih) maka
perlu menjadi perhatian dan keharusan hal-hal sebagai berikut :
 Pemisahan ini sudah disiapkan terlebih dahulu oleh manufacturer/ pabrik
sedemikian rupa sehingga komponen-komponen panel seperti cubicles,
rangka, busbar dan lain-lain serta semua peralatan/ komponen-komponen
penyambungannya sudah disiapkan dan disesuaikan.
 Pada pengirimannya maka semua bagian/ komponen panel yang terpisah ini
pada bungkusnya atau pada kolinya harus diberi kode/ tanda yang jelas atau
cara lain agar pada waktu akan dirakit tidak akan mengalami kesulitan atau
salah pasang.
c. Panel didukung oleh rangka baja/metal yang dilapisi oleh bahan anti karat / korosi
berupa proses "anodizing" atau cara lainnya, panel ditutup dengan penutup dari
bahan plat besi dengan tebal minimum 3 mm dilapisi dengan cat dasar dan cat
akhir dari jenis "EPOXY RESIN PAINT" dengan warna sesuai standard pabrik
yang membuat.

PT. SARITAMA PURNAMA


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

Ukuran terbesar satu unit panel/ kubikel :


 Lebar : 800 mm
 Kedalaman : 600 mm
 Tinggi : 1.000 mm
D Kompartemen busbar terhadap kompartemen load break switch sekalipun tidak
sepenuhnya terisolir oleh plat pemisah pada saat beroperasi, namun demikian
pemisahan ini haruslah dimungkinkan untuk keadaan maintenance/ pemeliharaan.
plat pengaman (protection plate) dapat dimasukkan sedemikian rupa sehingga
memisahkan/ menutup kompartemen busbar dari kemungkinan
terjangkau dan mengikuti serta memenuhi "Tingkat Pengaman", IP,
2X/VDE.0670, 1981/IEC.298,1980.
e. Interlock
Untuk menjamin operasi dan keamanan manusia beberapa interlock diadakan
antara lain :
 Pintu kubikel baru akan terbuka apabila Load Break Switch berada pada posisi
keluar (off position/earthed).
 MCCB tak dapat bekerja kecuali apabila bagian "shun trip " berada pada
posisi service atau posisi test.
 Sakelar pembumian tak dapat ditutup kecuali bila bagian "shun trip " ada
pada posisi test atau terbuka.

g. Pada setiap pintu harus dipasang "inspection window" dari bahan "plexy-glass".
h. Dilengkapi dengan terminal penyambungan dari bahan "Tinned-Copper" pada
terminal penyulang kabel sedemikian rupa memungkinkan penyambungan

terminal "sealing-ends" kabel yang buka dari bahan tembaga.


i. Pada bagian luar dari panel harus digambarkan mimic diagram dari pada sistem
panel ini. Mimic diagram ini harus terbuat sehingga jelas terbaca baik sistem
maupun peralatan-peralatannya.

j. Menggunakan konduktor tembaga bulat yang dipasang diatas "cast resin


insulation". Tiap kubikel dilengkapi dengan alat pemanas dibagian bawahnya yang
terdiri dari tahanan atau lampu pijar (anti condestion heater).

10. PERALATAN LISTRIK


10.1 Peralatan Panel LVMDP
11.1.1 Circuit Breaker Motor Operated
Rating Arus : sesuai gambar rencana
Insulation Rating : 7 50 V AC, Voltage rating : 380 V, 50 Hz, 4 Pole
Rated Breaking Cap : 3 5 kA (500 V, 50 Hz) dengan Arc chute.
PT. SARITAMA PURNAMA
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

Relay : Thermis dan magnetis over current release, under


voltage release, Auxiliary contact block (2 NO+1 NC).
Drive : Motor, 220 V, 50 Hz.

10.1.2 Moulded Case Circuit Breaker


Insulation Rating : 380 V
Dilengkapi dengan : Thermal release dan electromagnetic over current
release
Rating Arus In : Sesuai gambar perencanaan
Rated Breaking Cap : Minimal 25 kA

10.1.3 Ampere Meter


Class : 1,5
Over load cap : 1,2 x In Continue
Ukuran : 90 x 90 mm
Skala : 0 - 3.000 A
Type : Moving Iron, untuk pengukuran AC
Ketelitian : ± 1,5 % untuk pengukuran AC
10.1.4 Volt Meter
Class : 1,5
Over load cap : 1,2 x In Continue
Ukuran : 90 x 90 mm
Skala : 0 - 500 A
Ketelitian : ± 1,5 % untuk pengukuran AC
10.1.5 kWH - Meter
Rated voltage : 3 x 380 Volt
Rated current output transformer :5A
Ocuracy class : 2,0
Baseplate of moulded plastic
The register : 6 (six) cipher rollers double pengukuran
10.1.6 Lampu Indikator
Tubular lamp, pijar 5 watt, diameter 54 mm
Warna : merah, kuning, biru
10.1.7 Push Button
Panel mounting, double on-1, off-0. Semua push button dilengkapi dengan lampu
indikator untuk menyatakan sistem dalam on atau off.

PT. SARITAMA PURNAMA


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

10.1.8 Relay - relay


Untuk panel Ut ma, circuit breaker untuk feeder Utama, dilengkapi dengan relay
proteksi OL (over load), SC (short circuit) dan UV (under voltage).
Sedangkan untuk generator, dilengkapi dengan relay OL, SC, UV, EF (Earth Fould)
dan RP (Reverse Power).
10.1.9 Selector Switch
Dari type rotary switch, untuk switching. Rated voltage 380 Volt AC insulation
660 V.
11 Panel Penerangan dan Daya
 Panel harus dibuat dari plat baja galvanized tebal plat 2 mm, lipatan dan bentuk
sudut plat melalui proses mekanis.

 Peralatan panel penerangan :


a. Moulded Case Circuit Breaker (MCCB)
Rating Tegangan : 380 V, 50 Hz
Type : Compact
Breaking Cap. : 18 kA

b. Kontaktor
Rating Arus : 10 A, 16 A, 25 A
Rating Tegangan : 380 V, 50 Hz
Pole : 3 pole

c. Miniature Circuit Breaker


Rated voltage : 380 Volt, 50 Hz
Breaker cap : 10,0 kA (380 V) minimum
T ype : yang mempunyai "Instantenous tripping value"
sebesar 12 (dua belas) kali arus In
11.1 Material Untuk Instalasi
11.1.1 Grid Switch
Rocker mekanisme, modular, rating 10 A, 220 Volt AC.
T ype : Decorative
Plates : Steel
11.1.2 Sakelar Tunggal / Ganda
Rocker mekanisme, modular, rating 10 A, 220 Volt AC.
T ype : Decorative push-push, flush, segi empat
Plates : Standard
11.1.3 Socket Outlet/ Outlet dan Swicth Type Dinding
Type : Flush
Terminal : 2 P + e, 220 V, AC 10 A
PT. SARITAMA PURNAMA
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

Untuk outlet + swicth : 10 A / 16 A


Bentuk : Persegi dengan outlet, swicth, pilot lamp

12. FIXTURES DAN ARMATURE


12.1 Armature Lampu / Fixtures TL
a. Armature TL5 2 x 28 Watt Recessed Mounting lengkap reflector dan louvre
 Housing : Bahan plat besi 0,7 pembuatan harus dengan mesin,
peralatan lampu built in.
 Semua komponen listrik berada di dalam rumahan/ housing (built in).
Konstruksi rumahan harus kuat dan kokoh serta dibuat sedemikian rupa agar
mudah dapat dibuka/dilepas untuk perbaikan/penggantian komponen yang berada
di dalamnya. Seluruh rumahan harus dilapisi dengan cat dasar, serta diberi lapisan
cat akhir berwarna putih. Pengecatan dengan cara "stove enamelled/ bake
enamelled" (cat bakar).
Seluruh armature harus lengkap dengan rangka dudukan/gantunganya.
b. Armature TL5 1 x 28 Watt type balk.
 Armature merupakan jenis open type.
 Seluruh perlengkapan dan pengerjaan armature seperti spesifikasi butir a
diatas.
c. Armature Down Light Sl 18 watt.
 Seluruh perlengkapan dan pengerjaan armature seperti spesifikasi butir c
diatas.
12.2 Lampu/ Tube/ Bulb Fluorescent
Lampu Fluorescent/TL5 28 Watt Standar
 Lampu Fluorescent gas discharge tube type, standar, warna putih type TLD 84.
 Lumen output minimum  2.900 lumen.
12.3 Komponen Lampu TL
a. B a l l a s t
* Ballast elektronik non dimmable
* Ballast elektronik dimmable
Harus eak proof, mempunyai temperature kerja rendah, less noisw, low loss.
Ballast harus leak proof, mempunyai temperature kerja rendah, noise-less,low
loss.Untuk lampu TL dengan 2 (dua) lampu disusun/digunakan "twin lamp
ballast" 2 (dua) ballast (anti stroboscopic).

b. Lamp Holder dan Starter Holder (Sochets)


PT. SARITAMA PURNAMA
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

Lamp holder dan starter holder dari material white plastic, unobtrusive dan
touchproof. Lamp holder dan starter holder antri vibration contact. Rating lock
lamp holder type, dengan atau tanpa starter socket yang disesuaikan dengan
rumahan yang digunakan.
c. S t ar t e r
Starter untuk lamp fluorescent mempunyai reliability. Terbuat dari high quality
white polycarbonate. Rating starter disesuaikan dgn rating lampu TL.
d. Capacitor
sebagai kompensasi rugi-rugi pada lampu dan mendapatkan cos  0.95.

12.4 Down Light


Housing allumunium cylinder, brown polycarbonate dibagian dalam, dilengkapi
dengan black bayonet fitting diaphram dan reflector. Lampu : SL- 18 Watt

12.5 Lampu Taman


 Housing terbuat dari Alluminium glass luminaire
 Base Aluminium
 Fitting E.27
 Warna Susu
 Lampu SL 18 Watt
 Bentuk / model ditentukan landskap

13. Sistem Pentanahan


13.1 Lingkup Pekerjaan
a. Pengadaan dan pemasangan sistem pentanahan body (tegangan sentuh) terhadap
seluruh peralatan listrik yang terbuat dari metal, yaitu : panel TM, transformator,
panel penerangan, daya dan lain-lain.
b. Penyambungan pentanahan netral dari terminal transformator ke elektroda
pentanahan.
c. Sistem pentanahan (grounding system) maksimal 3 .
d. Penyambungan sistem pentanahan Mesh/ Loop dengan Bare Standard
e. Copper Conductors 70 mm² didalam pipa konduit menuju ke elektroda Rod di
dalam bak kontrol.
13.2 Standar dan Kode-Kode yang Berlaku
Sistem pentanahan yang dilaksanakan harus berdasarkan standar-standar dan kode-
kode yang berlaku, antara lain :
 British Standard, BS.CP.1013 mengenai pentanahan.

PT. SARITAMA PURNAMA


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

 Underwriters Laboratories Standard UL. 467, Standar untuk Safety On Grounding


dan Bounding Equipment.
 Dan lain-lain standar yang berlaku di Indonesia.

13.3 Sistem Pentanahan


 Pemborong harus melaksanakan pekerjaan pentanahan ini sesuai gambar
perencanaan.
 Sistem pentanahan menggunakan beberapa Elektroda Rods/Earth Rod dan satu
sama lain saling dihubungkan sehingga membentuk hubungan secara Mash.
 Pemborong harus memperhatikan kondisi tahanan jenis tanah yang ada agar
didapatkan satu sistem pentanahan yang baik.
13.4 Pekerjaan dan Alat Bantu
Setiap penyambungan/ pencabangan dari konduktor harus menggunakan "Cadweld
Connection". Dapat juga menggunakan klem penyambung sistem jepit dengan gigi
banyak dengan memperhatikan hal-hal :
 Bahan klem harus bahan yang telah digalvanized atau di Treatment tertentu
sehingga tidak akan berproses apabila kontak dengan jenis metal yang lain.
 BC pada titik/tempat penyambungan harus di "tinned".
 Disarankan agar tempat penyambungan setelah selesai disambung, dibungkus
dengan bahan tertentu, misalnya sejenis epoxy dan sebagainya.
Bila ada terminasi yang menggunakan terminal jenis sepatu kabel maka harus
memperhatikan hal-hal :
 Sepatu kabel yang digunakan harus mempunyai 2 (dua) lubang baut.
 Harus dari bahan anti karat dan telah di treatment agar tidak akan berproses bila
kontak dengan jenis metal lainnya.

14. Testing dan Commisioning


14.1 Sesudah semua pemasangan Instalasi dan Sistem
Setelah seluruh instalasi selesai terpasang dan sistem telah dilaksanakan, maka harus
dilakukan pengetesan disaksikan oleh Pemilik/ Pengawas dan Perencana minimum 1
minggu sebelumnya diberitahukan secara tertulis.
Biaya testing tersebut dan lain-lain menjadi beban Pemborong disertai dengan Berita
Acara Testing dan Commissioning.
14.2 Sebelum dilakukan penyerahan Instalasi di lapangan
Sebelum penyerahan instalasi harus di test dihadapan Pemilik proyek/ Pengawas dan
Perencana dengan kapasitas beban maksimum dan secara terus menerus selama 3 x 24
jam.
Apabila selama proses pengetesan berlangsung terjadi kerusakan Pemborong harus
mengembalikan seperti dalam keadaan semula secepatnya dan atas beban/ tanggungan
pelaksana pekerjaan

PT. SARITAMA PURNAMA


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

15. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN INSTALASI PENANGKAP PETIR


15.1 Lingkup Pekerjaan
Yang dicakup dalam lingkup pekerjaan instalasi penangkal petir ini meliputi :
 Pengadaan/ penyediaan dan Pemasangan Protector Head (terminal) dari instalasi
Penangkal Petir.
 Pengadaan/ penyediaan dan pemasangan konduktor
 Pengadaan/ penyediaan dan pemasangan sistem pentanahan

15.2 Ketentuan-ketentuan Teknis

Protector head (terminal)


Protector head yang dipakai adalah "Sistem Konvensional", konduktor untuk instalasi
penangkal petir digunakan kabel BC 50 mm².
Pentanahan
Dalam sistem pentanahan digunakan electroda pentanahan yang terbuat dari batang
tembaga dengan  3/4" massif. Pada ujung bawah batang ini harus dibuat runcing
sepanjang 50 cm. Panjang batang tembaga sebagai electroda pentanahan minimal 12
meter. Maksimum tahanan pentanahannya 3 .

Pemasangan

Protector Head (terminal)


Protector head (terminal) harus dipasang pada ujung batang peninggi yang kuat,
dimana terminal harus dapat dilepas dari batang peninggi bila diperlukan untuk
pemeriksaan. Protector head harus disanggah oleh pipa yang cukup kuat dan dapat
berdiri dengan kokoh dan tegak lurus pada ketinggian seperti terlihat pada gambar
perencanaan.
Konduktor
Konduktor yang digunakan adalah kabel BC 50 mm² dipasang pada bangunan dan
diklem secara rapat dan lurus tanpa ada sambungan menuju bak kontrol.
Sebelum sampai pada bak kontrol, konduktor supaya diberi perlindung dari PVC  1
½ " sehingga ± 2 meter dari permukaan tanah.
Sambungan konduktor dengan grounding menggunakan klem yang dapat dibuka/
dilepas didalam bak kontrol.
Bak kontrol

Bak kontrol terbuat dari pasangan batu bata dengan ukuran 40 x 40 x 40 dan diberi
tutup dari beton sehingga dapat dibuka untuk pemeriksaan.
15.3 Pengujian
Pengujian/ pengetesan digunakan untuk mengetahui baik tidaknya sistem pentanahan
agar dapat dipakai sebagai jaminan. Pengujian dilakukan dengan metode yang
dikeluarkan oleh PLN, LMK, PUIL, atau PUIPP (Peraturan Umum Instalasi
Penangkal Petir).
Pengetesan dilakukan dengan cara :
Grounding resistent test tahanan pentanahannya diukur melalui metode standard.

PT. SARITAMA PURNAMA


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

Continuity test. kontraktor harus membuat laporan teknis untuk mengurus sertifikasi
dari

PT. SARITAMA PURNAMA


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018

No. Material Merk

1. Kabel tegangan rendah NYY, NYM, Kabelindo, Kabel Metal, Supreme, Voksel
NYA, NYFGbY.

2. Kabel tegangan menengah. Kabelindo, Kabel Metal, Supreme, Voksel

3. Kabel tahan api / FRC Shan Cable, Kabelmetal, Kyodo

4. Kabel Riser / Cabang Shan cable, Kyodo.

6. Panel TM 20 kV MG, Siemens, ABB, Areva

7. Box panel TR Simetri, setara

8. Box panel Unit Hager, MG,

MCB, Contactor MG, ABB, Hager, Siemens, Secomec

Power Metering MG, ABB, Janitza, Crompton/MS

Arester Hakel, OBO, Furse

9. Transformator Unindo, Trafindo, Bambang Jaya

10. TrAfo Isolasi Medis, 3 Phase Bender atau setara

11. Rak kabel Interak, Visirack, Tamrack

12. Conduit, flexible conduit EGA, Clipsal, Elmech

13. ACB, MCCB, Fuse, Switch MG, ABB, Siemens, Secomec

14. Contactor MG, ABB, Siemens, Secomec

15. Isolasi kabel 3M, Nitto, Unibel

16. Saklar tunggal MK, Clipsal, Hager,

17. Saklar ganda MK, Clipsal, Hager,

18. Stop kontak MK, Clipsal, Hager,

PT. SARITAMA PURNAMA


PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN CCTV 7-1

No. Material Merk

19. Grid Switch MK, Clipsal, Hager,

20. Inbow Dosh, T Dosh MK, Clipsal, Hager

21. Komponen lampu

- Ballast Philips, May & Christe,

- Lamp holder Philips, Vosloch, Sace

- Tube TL Philips,

- Starter Philips,

- Capasitor Philips, AE (AID Electronic)

22. Kunci panel Dom

23. Relay SEG, MG,

24. Alat Ukur kwh Tenant ALCOSAIA, Carlogavaci, ( Elektronik)

25. Penangkal petir Helita, Skyline, LPI, EF

26. Fire Stop Fromat, Signum

PT. SARITAMA PURNAMA


PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN CCTV 7-2

BAB VI

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN SISTEM CCTV

I. PEKERJAAN SYSTEM CCTV

1. Umum
Persyaratan umum dan persyaratan khusus termasuk instruksi kepada peserta
pelelangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari isian uraian pekerjaan dan
persyaratan pelaksanaan ini. Spesifikasi teknis ini menjelaskan tentang uraian dan
syarat-syarat dalam hal penyediaan dan pemasangan semua peralatan serta bekerjanya
semua instalasi sistem CCTV baik yang terpasang di dalam gedung maupun diluar,
seperti yang tertera pada gambar-gambar bagian lain dari spesifikasi teknis ini.
2. Gambar-gambar
2.1 Gambar-gambar rencana yang termasuk lingkup pekerjaan instalasi CCTV dalam
Dokumen Tender ini adalah gambar-gambar dengan nomor kode gambar CCTV.
2.2 Pemborong wajib memeriksa design terhadap kemungkinan kesalahan/ ketidak
cocokan baik dari segi besaran-besaran listriknya maupun pemasangan dan lain-lain.
Hal-hal diatas harus diajukan dalam bentuk tertulis atau gambar pada waktu
penjelasan tender/aanwijzing.
2.3 Sebelum pekerjaan diserahkan seluruhnya ataupun secara bertahap, pemborong wajib
menyerahkan kepada Pengawas sebanyak 4 ( empat ) set gambar Blueprint, 1 (satu)
set Kalkir, 1 (satu) set Elektronik file / shop copy yang disebut "as build drawing"
yaitu gambar dari semua material, peralatan dan instalasi sistem listrik.
2.4 Diartikan bahwa bila ada ketidak sesuaian teknis maupun fisik maka hal ini harus
disampaikan secara tertulis 4 hari sebelum dilakukan oleh Direksi Perencana dan
Pengawas/Pengawas di lapangan sebagai langkah pelaksanaan, dimana biaya sudah
dicakup pada unit price dari item tersebut.
3. Standar/ Peraturan
Semua material maupun instalasi dalam pekerjaan ini harus memenuhi Persyaratan
Umum Instalasi Listrik (PUIL 1987), SPLN / SNI No. 04-0225-2000, Standard
Nasional Indonesia dan standar international dan lain-lain.
4. Nama Pabrik/ Merk Yang Ditentukan
Apabila pada spesifikasi teknis ini disebutkan nama pabrik/merk dari satu jenis
bahan/komponen, maka Pemborong wajib menawarkan dan memasang sesuai dengan
yang ditentukan. Apabila pada saat pemasangan bahan/merk tersebut tidak/sukar
diperoleh,Perencana dan Pengawas/Pengawas akan menunjuk merk lain tapi dengan
spesifikasi yang sama.

PT. SARITAMA PURNAMA


PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN CCTV 7-3

5. Contoh Bahan
 Untuk bahan yang disebutkan di bawah ini Pemborong wajib memperhatikan
contoh bahannya sebelum pemasangan pada Perencana dan Pengawas/Pengawas
untuk disetujui.
 Apabila dianggap perlu oleh Pemborong dan hal itu memungkinkan, maka
Pemborong wajib memperlihatkan contoh dari Perencana dan
Pengawas/Pengawas. Apabila contoh-contoh tersebut ditolak oleh
Pengawas/Perencana, maka Pemborong harus mengganti dan memperlihatkan
yang sesuai dengan spesifikasi untuk disetujui.
 Kualitas teknis/listrik, merk/pabrik, karakteristik kerja, besar fisik dan kualitas
estetika dari contoh material/ bahan/ maupun instalasi yang telah disetujui adalah
mengikat.
 Biaya pengadaan contoh material adalah menjadi tanggungan dan biaya
Pemborong, contoh bahan harus diserahkan kepada Pengawas/Perencana tidak
lebih dari 14 (empat belas) hari kalender setelah ditunjuk.
6. Klausal Yang Disebutkan Kembali
Apabila dalam Dokumen Tender ini ada klausal-klausal yang disebutkan pada
item/ayat lain, maka ini bukan berarti menghilangkan item tersebut tetapi dengan
pengertian lebih menegaskan masalahnya.
Kalau terjadi hal yang saling bertentangan antar gambar atau terhadap spesifikasi,
maka yang diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai bobot teknis dan atau
yang mempunyai bobot biaya yang paling tinggi.
7. Koordinasi
Pada waktu pengadaan material dan pemasangan, Pemborong CCTV wajib
mengadakan koordinasi dengan bagian-bagian pekerjaan/ Pemborong lain atas
petunjuk Pengawas/Perencana.
Apabila ada item pekerjaan oleh pemborong lain, maka Pemborong wajib
meyiapkan/menyerahkan bahan-bahan tersebut dan penjelasan untuk pemasangan.
Selama pemasangan oleh Pemborong lain, maka menjadi kewajiban Pemborong
CCTV untuk hadir dan memberi petunjuk bersama Perencana dan
Pengawas/Perencana, sehingga hasilnya akan sesuai dengan kebutuhan instalasi.
(misalnya pemasangan konduit dalam beton dan lain-lain).
8. Gambar Kerja/ Shop Drawing
Setiap pelaksanaan sebelum pemasangan instalasi atau pengadaan material,
Pemborong Wajib mengajukan pada Perencana dan Pengawas untuk disetujui gambar
kerja/shop drawing sebanyak 4 (empat) set untuk diperiksa/disetujui Pengawas paling
lambat 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak dikeluarkannya Surat Perintah
Kerja (SPK).
9. Instruksi Pemakaian dan Operator serta Training
Menjadi kewajiban Pemborong untuk menyerahkan 4 (empat) set intruksi
pemakaian/operasi serta cara-cara maintenance kepada Pemilik, 1 (satu) bulan
sebelum serah terima. termasuk disini mendidik operator atau orang-orang yang

PT. SARITAMA PURNAMA


PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN CCTV 7-4

ditunjuk oleh Pemilik untuk menjalankan, menggunakan/ mengoperasikan, pengujian


dan maintenances seperlunya tertadap instalasi CCTV. Segala biaya-biaya tersebut
adalah menjadi tanggungan Pemborong.
10. Pembebasan Claim
Pemilik proyek dibebaskan dari patent dan lain-lain untuk segala macam pengadaan
bahan dan cara pemasangan Pemilik bebas dari segala claim atau tuntutan terhadap
hak-hak khusus seperti patent dan lain-lain.

II. PERSYARATAN TEKNIS KHUSUS


 Colour CCTV System
Sistem CCTV ini direncanakan untuk menunjang sistem security pada Gedung
dengan melakukan pengamatan pada layar monitor secara kontinyu pada daerah
dimana terpasang kamera CCTV.
Rencana penempatan kamera CCTV sesuai dengan gambar detail daerah tiap-tiap
lantai, untuk kamera-kamera yang ditempatkan pada daerah-daerah khusus
diharuskan menggunakan housing outdoor/ indoor disesuaikan dengan gambar
rencana..
 Lingkup pekerjaan.
 Pengadaan dan pemasangan system CCTV yang terdiri dari Digital Video
Recorder (DVR), Camera / lensa , monitor dan accessories
 Pengadaan dan pemasangan kabel instalasi dari DVR ke Camera lengkap dengan
supportnya.
 Pengadaan dan pemasangan Rak / meja peralatan utama di ruang operator.
 Pengadaan dan pemasangan instalasi kabel power / stop kontak untuk system
CCTV.
 Peralatan CCTV.
3.1. Kamera dan Lensa
Kamera yang digunakan untuk CCTV merupakan penentuan dari kualitas gambar
yang akan dihasilkan oleh sistem CCTV secara keseluruhan. Pemilihan jenis lensa
dan kamera disesuaikan dengan luas ruangan serta kuat cahaya di zona tersebut, jenis
lensa dan kamera yang digunakan :

 Camera CCD 1/3 inch


- Standard High Resolution Camera
- High Resolution Day and Night Camera
- Interior Dome Shaped Camera

 Lensa Ukuran 1/3 inch


- Fixed Wide Angle
- Fixed Standard
- Motorized Zoom

PT. SARITAMA PURNAMA


PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN CCTV 7-5

Data teknis untuk kamera :


- Sensitivity : 1 lux
- Resolution : 570 TV lines
- Image Device : 1/3 inch interline transfer CCD
- Ambient Temperature : -10 ºC ± 50 ºC
- Power Comsumption : 12 V DC/ 24 AC /220 V AC
- Sync System : Internal
- Video Output : 1V p-p / 75 ohm

High Resolution Day and Night Camera :


- Sensitivity : 0.03 lux
- Resolution : 570 TV lines
- Image Device : 1/3 inch interline transfer CCD
- Ambient Temperature : -10 ºC ± 50 ºC
- Power Comsumption : 12 V DC/ 24 AC /220 V AC
- Sync System : Internal
- Video Output : 1V p-p / 75 ohm

Interior Dome Shaped Camera :


- Sensitivity : 2 lux
- Resolution : 570 TV lines
- Image Device : 1/3 inch interline transfer CCD
- Ambient Temperature : -10 ºC ± 50 ºC
- Power Comsumption : 12 V DC/ 24 AC /220 V AC
- Sync System : Internal
- Video Output : 1V p-p / 75 ohm

Data teknis untuk lensa


Fixed Wide Angle
- Focal Lenght (mm) : 4 mm
- Maximum Aperture : F1.2
- Nearest Distance : 0.2m
- Horizontal Field Angle : 66.1
 Fixed Standard
- Focal Lenght (mm) : 8mm
- Maximum Aperture : F1.2
- Nearest Distance : 0.3 m
- Horizontal Field Angle : 34.8

 Motorized Zoom
.- Focal Lenght (mm) : 5.7 – 34.2 mm
.- Maximum Aperture : F1.2
.- Nearest Distance : 0.3 m
.- Horizontal Field Angle : 45.9 - 8.1

PT. SARITAMA PURNAMA


PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN CCTV 7-6

3.2 Housing
Housing dipergunakan untuk melindungi kamera dari sekeliling apabila dipasang
pada tempat-tempat yang potensial dengan gangguan maupun kotoran.
Spesifikasi dari housing adalah sebagai beikut :
 Outdoor Housing
- Window : 80.5 ( W ) x 72 ( H )mmmm thick glass
-- Cosruksi : Plastic
-- Mounting : From Bottom
-- Active Cap : Available to adjustable camera angle

 Indoor Housing
- Window : 64 ( W ) x 49 ( H )mmmm thick glass
-- Cosruksi : Plastic
-- Mounting : From Bottom
-- Active Cap : Available to adjustable camera angle

3.3 Monitor
Monitor yang akan digunakan adalah SVGA berukuran 19”,dengan data teknis
sebagai berikut :

- Ukuran layar : 32”W 10%


- Ambient Temperature : 0 C - 40 C
- Resolusi : 1280 x 1024 pixel
- Input Impendansi : 75 ohm / high-Z,(switchable)
- Humidity : max.80%
- Power Comsumption : 80 W

Monitor berukuran 32” ( 32 inch )


-- Multi stereo system
-- Melody on – off
-- Equilizer
-- Zoom & wide
-- Plug & Play
-- Turbo sound
-- Absent power off
-- Grafic DSD

3.4 Digital Video Recorder ( DVR )


Peralatan ini harus merupakan gabungan dari Multiplexer dan Recorder yang
merekam gambar secara digital.
Tampilan monitor bisa dipilih mulai dari 1 ( Full Screen ),4 ( quad ),9 dan
16.Memiliki fungsi freeze dan digital zoom.
DVR tipe 16-channel plus monitor 20” bisa terkoneksi lewat jaringan computer baik
lewat modem, ISDN, LAN, TCP/IP atau Internet. Semua hasil rekaman dapat

PT. SARITAMA PURNAMA


PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN CCTV 7-7

di-back up melalui USB Hard Drive, USB DVD/CD-RW, USB stick. Serta
mempunyai fasilitas User Code yang memungkinkan penggunaannya secara local
maupun pada jaringan computer.
DVR ini mempunyai berbagai fungsi perekaman yang bisa di program sebelumnya
baik Continous, Motion Detector, Alarm+Motion atau Not Recording yang
terprogram pada tiap camera.

Fasilitas yang terdapat pada DVR ini antara lain :


- Multiplexer dan Recorder dalam satu unit
- Digital Recording dalam format MJPEG, MPEG4 atau H.264
- Multiple display ( 1,4,9,16 )
- Resolusi tinggi ( 720 x 576 )
- Digital Zoom dan Freeze
- Perekaman secara terprogram
- Mudah untuk mencari hasil rekaman
- Kapasitas Hard Disk besar ( 500 GB expandable )
- User Code Security
- Input alarm
- Network Controlling via modem,ISDN,LAN or TCP / IP

Spesifikasi DVR

- HDD : 500 GB ( Expandable )


- Camera input : 16 Port ( BNC )
- Sensor Input : 16 Port
- Controller Output : 16 Port
- Display Speed : 480 FPS
- Recording Speed : 352 x 288 : Max 200 FPS
- Recordiong Resolution : 360 x 288,720 x 576
- Image Compression Size : - MPEG 4+ 360 x 288 : about 1 5 KB
- JPEG 360 x 288 : about 3 10 KB
- Voice Recording : 8 Chanel
- Compression Mode : MPEG 4+ / JPEG
- Motion Detection : 10 Area by each chanel ( Pre-event recording )
- Networking : Modem,ISDN,LAN,TCP/IP
- Backup Device ( Option ) : 3.5”FDD,HDD,DVD-RAM,CD-RW,ZIP- Drive
- Pan/Tilt/Zoom Control : RS-422/485 Interface
- Size ( WHD ) : 480 x 178 x 450 (mm),19” x 7” x 18” ( inch )
- Weight : 16 Kg ( 35 lbs )

 Pengkabelan
Untuk Instalasi CCTV terdiri dari :
 Coaxial cable untuk sinyal video
< 120 M : RG 59 B/U (3C/2V)
< 180 M : RG 6 A/U (5C/2V)
< 280 M : RG 11 A/U (7C/2V)

PT. SARITAMA PURNAMA


PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN TELEPON 8-1

 Control Cable
Control cable terdiri dari jenis unshielded dengan isi serabut (12 x AWG 22 atau
AWG 24) atau kabel tunggal (ITC 6 x 2 x 0,6 mm).

 Cable Daya
Jenis cable daya adalah NYMHY atau NYA 2 x 1,5 mm

 Pipa Pelindung
Jenis yang digunakan adalah pipa PVC kap dengan klem, tee, socket (fitting-
fitting) dan sebagainya.

III. Daftar Material


Untuk semua materiaì yang ditawarkan maka Pemborong wajib mengisi daftar
material yang menyebutkan merk type dan kelas lengkap brosur yang dilampirkan
pada usulan lelang.

No Material Merk
1. Monitor Samsung, Philips, LG,
2. Kamera Sanyo, Bosch, Siemens, hik vision
3. Kabel Supreme, Kabelindo, Voksel
4. Konduit EGA, Clipsal
5. Coaxial cable Sinar, SCM, Belden, Nexans, Commscope
6. DVR Sanyo, Bosch, Siemens, Allco-ITX.SJ,

PT. SARITAMA PURNAMA


PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN TELEPON 8-2

BAB VII
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN TELEPON

I. PEKERJAAN SENTRAL TELEPON (PABX)


1. Persyaratan Umum
Persyaratan umum dan persyaratan khusus, termasuk instruksi kepada peserta
pelelangan atau pemborong yang akan mengerjakan pekerjaan, merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari isian uraian pekerjaan dan persyaratan pelaksanaan ini.
Spesifikasi teknis ini menjelaskan tentang uraian dan syarat-syarat dalam hal
penyediaan dan pemasangan semua peralatan serta bekerjanya semua instalasi
sistem telepon, baik yang terpasang dibangunan dan diluar bangunan, seperti yang
tertera pada gambar-gambar atau pada bagian lain dari spesifikasi teknis ini.
1.1. Gambar-gambar
1. Gambar-gambar rencana yang termasuk lingkup pekerjaan instalasi telepon
dalam Dokumen Tender ini adalah gambar-gambar dengan nomor kode gambar
ET.
2. Pemborong wajib memeriksa design terhadap kemungkinan kesalahan
/ketidakcocokan baik dari segi besaran-besaran listriknya maupun pema-sangan
dan lain-lain.
3. Hal-hal diatas harus diajukan dalam bentuk tertulis atau gambar-gambar pada
waktu penjelasan tender/ aanwaijzing.
4. Sebelum pekerjaan diserahkan seluruhnya ataupun secara bertahap,
Pemborong wajib menyerahkan kepada Pengawas 4 (empat) set gambar yang
disebut "as built drawing" yaitu gambar dari semua material dan instalasi sistem
telepon.
5. Untuk instalasi sistem telepon, pemborong harus menyiapkan gambar-gambar
instalasi yang diperlukan untuk diperiksa dan diserahkan (keur) oleh yang
berwenang.
1.2. Standard/ Peraturan
Semua material maupun instalasi dalam pekerjaan ini harus memenuhi, sebagai
berikut :
1. Peraturan yang dikeluarkan oleh pihak PT (Persero) TELKOM yang menyangkut
lingkup pekerjaan ini.
2. Peraturan mengenai keselamatan kerja (Depnaker)
3. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000.
4. Ketentuan-ketentuan/ Aturan yang dikeluarkan oleh pihak Pemilik.
5. Ketentuan-ketentuan international/ Negara-negara lain sejauh tidak bertenangan
dengan peraturan yang berlaku di negara Republik Indonesia, antara lain :
CCITT dan lain-lain.
1.3. Daftar Material dan Jaminan
Pada waktu mengajukan penawaran, pemborong harus menyertakan/ melampirkan
"Daftar Material" dari semua bahan yang akan dipasang pada proyek ini nanti, dan
yang sesuai dengan dipersyaratkan dalam spesifikasi.

PT. SARITAMA PURNAMA


PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN TELEPON 8-3

Bila dinyatakan sebagai pemenang, maka pemborong harus memberikan surat


pernyataan dari Agen Tunggal (Prinsipal) dari merk mesin yang ditawarkannya yang
menyatakan barang yang ditawarkan adalah 100% baru, dari model mutakhir
pembuatan tahun terakhir dan asli dari negara pembuat dan bersedia menjamin
pelayanan purna-jual.
Dalam daftar material ini harus disebut pabrik, merk, dan type lengkap disertai
brosur/ katalog.
Apabila pada waktu memasukan penawaran tidak menyertakan/ mengajukan
brosur/ katalog atau tidak lengkap, maka hal ini mempengaruhi penilaian, dan tidak
lepas dari kewajiban dari untuk menyesuaikan dengan spesifikasi teknis dan untuk
itu Pemilik/ Pengawas dan perencana dapat menentukan sendiri kemudian material
yang memenuhi spesifikasi teknis atas resiko Pemborong.
Merk dan Type dari material yang diajukan pada daftar material tersebut, pemborong
harus sudah memeriksa dan yakin bahwa dalam kurun waktu proyek, material
tersebut dapat diperoleh.
tidak ada alasan dikemudian hari bahwa material tidak dapat diperoleh dipasaran/
agen. Untuk hal ini Pemilik/ Pengawas atau Perencana akan menentukan merk/ type
lain dengan spesifikasi minimal sama dan dengan resiko ditanggung oleh
Pemborong.
1.4. Nama Pabrik / Merk Yang Ditentukan
Apabila pada spesifikasi teknis ini disebutkan nama pabrik/merk dari satu jenis
bahan, maka Pemborong wajib menawarkan dan memasang sesuai dengan yang
ditentukan. Apabila pada saat pemasangan bahan/merk tersebut tidak/ sukar
diperoleh, maka Pengawas /Perencana akan menunjuk merk lain tapi dengan
spesifikasi yang sama dan setara.
1.5. Contoh Bahan
1. Untuk bahan yang disebutkan dibawah ini, Pemborong wajib memperlihatkan
contoh bahannya sebelum pemasangan pada Pengawas / Perencana untuk
disetujui.
2. Apabila dianggap perlu oleh Pemilik, Pengawas / Perencana dan hal ini
memungkin-kan, maka Pemborong wajib memperlihatkan contoh material yang
lain sesuai spesifikasi pada Pengawas .
3. Kwalitas listrik dan teknis, merk/ pabrik, besar fisik dan kwalitas estetika, dari
contoh material/ bahan maupun instalasi yang telah disetujui adalah mengikat.
4. Biaya pengadaan contoh material adalah menjadi tanggungan Pemborong,
contoh bahan atau material harus diserahkan kepada Pengawas /Perencana 14
(empat belas) hari kalender setelah Surat Perintah Kerja dikeluarkan.
1.6. Klausal yang disebutkan kembali
 Apabila dalam dokumen Tender ini ada Klausal-klausal yang disebutkan pada
item/ ayat lain, maka ini bukan berarti menghilangkan item tersebut tetapi dengan
pengertian lebih menegaskan masalahnya.
 Kalau terjadi hal yang saling bertentangan antar gambar atau terhadap
spesifikasi, maka yang diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai bobot
teknis dan atau yang mempunyai bobot biaya yang paling tinggi.

 Pemilik Proyek dibebaskan dari patent dan lain-lain untuk segala macam
pengadaan bahan dan cara pemasangan, Pemilik bebas dari segala claim atau
tuntutan terhadap hak-hak khusus seperti patent dan lain-lain.
PT. SARITAMA PURNAMA
PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN TELEPON 8-4

1.7. Koordinasi.
Pada waktu pengadaan material dan pemasangan, Pemborong instalasi telepon
wajib mengadakan koordinasi dengan bagian-bagian pekerjaan /Pemborong lain
atas petunjuk Pengawas / Perencana.
Apabila ada item pekerjaan oleh pemborong lain, maka pemborong wajib
meyiapkan/ menyerahkan bahan-bahan tersebut dan penjelasan untuk pema-
sangan. Selama pemasangan oleh pemborong lain, maka menjadi kewajiban
Pemborong telepon untuk hadir dan memberi petunjuk bersama Pengawas /
Perencana, sehingga hasilnya akan sesuai dengan kebutuhan instalasi.
Dalam melaksanakan pekerjan Pemborong diwajibkan untuk mengadakan
koordinasi dengan pemborong lainnya atas petunjuk Manajamen Konstruksi.
1.8. Gambar Kerja/ Shop Drawing
Setiap pelaksanaan sebelum pemasangan instalasi atau pengadaan material,
Pemborong Wajib mengajukan pada Pengawas / Perencana untuk disetujui gambar
kerja/ shop drawing 4 (empat) set, paling lambat 14 (empat belas) hari kerja
terhitung sejak dikeluarkannya Surat Perintah Kerja (SPK).
1.9. Instruksi Pemakaian, Operasi Peralatan dan cara-cara pemeliharaan
Pemborong wajib menyerahkan kepada pemilik, 1 (satu) bulan sebelum serah
terima, sebanyak 3 (tiga) set instalasi/ manual untuk menjalankannya, meng-
gunakan/ mengoperasikan dan pemeliharaan/ maintenance semua per-alatan. Juga
termasuk pemborong harus memdidik orang-orang, untuk menjalankan dan
pemeliharaan alat-alat tersebut. Segala ongkos-ongkos tersebut adalah menjadi
tanggungan pemborong.

2. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan yang diuraikan di bawah ini adalah pengertian yang mendalam
daripada pengadaan, pemasangan, uji coba, perijinan baik secara fisik, sistem
maupun administratif sebagai suatu sistem komunikasi telepon sistem kantor yang
memiliki features lengkap, yang berfungsi dan beroperasi dengan baik.
Secara umum disebutkan butir demi butir yang termasuk didalam lingkup pekerjaan
ini adalah pengurusan, pengadaan, pemasangan, uji coba yang mencakup dan
diuraikan antara lain sebagai berikut.
2.1. Pemasangan dan Pemasangan kabel dari RK Telkom ke Main Distribution Frame
(MDF) yang berada didalam bangunan.
2.2. Sebuah sentral telepon otamatis atau "Private Automatic Branch Exchange (PABX)"
Fully Digital Time Division yang memiliki Features lengkap berikut perlengkapan
termasuk fasilitas Billing rate, "accessories" dan "auxiliaries" nya.
Termasuk antara lain :
 Software dan Hardwarenya
 Sistem "battery-charger" dan batery, rak, panel, air exhausting system.
 Main Distribution Frame

 Wiring dan Cabling
 Pentanahan (grounding system) daripada peralatan ( maksimal 1-2  )
 Penyiapan ruangan PABX dan Finishing dari keadaan yang ada untuk siap
PT. SARITAMA PURNAMA
PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN TELEPON
digunakan/dipasangkan PABX sesuai persyaratan pemasangan PABX. 8-5

2.3. Saluran/ jaringan kabel dari MDF ke Terminal BOX /TB yang berada di bangunan.
2.4. Instalasi Telepon lengkap kabel, konduit, outlet pada unit dan lain-lain.
2.5. Pesawat-pesawat telepon (telepon hand set) dan dipasang pada ruangan-ruangan
fungsional dan semua kamar.
2.6. Melakukan supervisi, commisioning, pengetesan dan uji coba sehingga sistem
telepon ini mulai dari PABX, kabel jaringan luar, Distribution Box, Terminal Box,
Kabel didalam bangunan sampai ke pesawat telepon, dapat berfungsi dengan benar
dan baik untuk selanjutnya dapat diserahkan kepada pemilik bangunan.
2.7. Pengurusan administratif, izin, uji type dan pengujian instalasi dari pihak Perumtel
serta penyambungan sistem telepon yang dipasang ini ke jaringan/ saluran
Perumtel.
2.8. Melakukan training dan asistensi kepada petugas-petugas pemilik.
2.9. Melaksanakan masa pemeliharaan selama 6 bulan, termasuk penyediaan suku
cadang.
2.10. Melaksanakan masa garansi selama 1 (satu) tahun masa kerja peralatan yang
dipasang, terhitung sejak serah terima II (kedua).
2.11. Menyerahkan dokumentasi, "as built drawing", informasi, manuals, drawing/
diagrams, parts list, administration dan maintenance service dan lain-lain.
2.12. Mengajukan usulan mengenai "maintenance contract" dan penyediaan spare parts
dan lain-lain hal yang menyangkut terpasang dan bekerjanya sistem telepon.
2.13. Membantu pengurusan dan pengadaan saluran sambungan Perumtel sebanyak
350 saluran sambungan Perumtel.

3. Penyebutan dan Batasan


Pemborong yang disertakan didalam lelang ini adalah pemborong-pemborong
dengan kualitas dan tanggung jawab yang baik.
Hal-hal yang diuraikan/ digambarkan pada lingkup pekerjaan ini dan pada bagian-
bagian lain daripada dokumen pelelangan tidaklah terbatas pada penulisan harfiah/
gambar kerja saja, semua harus diartikan secara lengkap, terpasang dan berfungsi.
Bila ada komponen atau bagian yang dari suatu item/ peralatan yang diuraikan,
maka diartikan disini bahwa komponen bagian harus diadakan sedemikian rupa
sehingga item/ peralatan tersebut dapat dipasang dan berfungsi dengan baik.
dicontohkan item : pemasangan kabel didalam bangunan.
Untuk item ini maka dengan sendirinya minimal akan terdiri atas antara lain : Kabel,
Rak kabel bila diperlukan, klem, terminal/ terminasi, pemasangan, pengetesan, uji-
coba dan lain-lain.

PT. SARITAMA PURNAMA


PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN TELEPON 8-6

II. SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS

1. Sentral Telepon Otomat / PABX

1.1. Kapasitas extention/pesawat cabang dan Trunk Perumtel harus mempunyai


kapasitas sebagai berikut :
4/ 28 Kapasitas/ Kemampuan extension/ Saluran cabang.
1.2. Tipe PABX
PABX serta kelengkapannya yang ditawarkan/ dipasang harus :
1. Telah mendapat sertifikat baik/ uji/ type test dari Perumtel
2. Bekerja didaerah tropis dengan temperatur normal 35C dan maupun/ tahan
tidak perlu dikondisikan baik temperatur keliling s/d 45C.
Ruangan dimana PABX bekerja/ dipasang tidak perlu dikondisikan baik, baik
temperatur maupun kelembabannya.
3. Disambungkan langsung ke saluran Perumtel dan beroperasi tanpa memerlukan
peralatan tambahan PABX harus compatible kejaringan Perumtel).
4. PABX yang ditawarkan haruslah PABX dengan sistem/ teknologi 'Stored
Program Controlled "/SPC dan switching "Time Division Multiplex" /TDM, Pusle
Code Modulation (PCM) atau "Digital PABX".
Harus dapat diaplikasikan/dioperasikan pada jaringan-jaringan peralatan digital
maupun analog.
5. Perlengkapan switching dibuat dalam bentuk modular, untuk penyederhana-an
yang mungkin terjadi.
6. Bagian switching dari TRO tersebut haruslah dari type yang dapat bekerja
tidak menimbulkan bunyi yang sifatnya mengganggu, tidak memerlukan ruangan
khusus serta hanya memerlukan usaha pemeliharaan yang minimum (tidak ada
lubrication tersebut). Tidak menggunakan kontak putar.
7. Secara mudah dapat membagi extension dalam 4 (empat) kelas :
a) Direct acces, yakni pesawat extension dapat menyelenggarakan hubungan
keluar tanpa bantuan operator.
b) Indirect access, yakni extension yang memerlukan bantuan operator untuk
berhubungan keluar (ditentukan kemudian).
c) No acces, yakni extension yang sama sekali tertutup untuk mengadakan
hubungan keluar (ditentukan kemudian).
d) Toll acces, yakni extension yang dapat langsung menyelenggarakan
hubungan interlokal otomatis tanpa bantuan operator.
Penyelengarakan pembagian kelas harus dapat dilakukan dengan dan
sederhana, dan dapat sewaktu -waktu dirubah bilamana diperlukan.

PT. SARITAMA PURNAMA


PERSYARATAN
8. TEKNIS
Semua PEKERJAAN TELEPON switching
peralatan 8-7
hendaknya ada didalam kabinet (dust proof cabinet)
yang dilengkapi dengan pintu-pintu yang dapat dikunci. Semua kabel-kabel
antar kabinet atau antar-shelf haruslah 'premanufactured pluggable tupe' .

PT. SARITAMA PURNAMA


PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN TELEPON 8-8

9. PABX harus dapat (atau/dan disiapkan) untuk melayani komunikasi 'voice', 'text',
'data' ,sesuai pemakaiannya.
10. Sistem harus memenuhi untuk melayani kebutuhan ' traffic' yang tinggi.
1.3. Kemampuan dan Fasilitas PABX
PABX haruslah berfungsi sebagai suatu PABX yang baik dan modern dengan
kemampuan dan Fasilitas antara lain :
1.3.1. Kemampuan
 TRO harus memiliki kemampuan standard bagi suatu PABX yakni
menyelenggarakan penyambungan antara pesawat extension dengan saluran-
saluran Perumtel, menyelenggarakan hubungan yang otomatis antara extension
dan harus lengkap.
 Harus dapat melayani komunikasi dengan menggunakan pesawat/ peralatan
maupun sofware tambahan baik pada PABX maupun pada pesawat.
 Perlengkapan untuk kelas extension toll access, (trunk barring, discriminating
unit) harus dapat bekerja dengan sempurna, tidak tergantung sistem sentral
lokal (PUBLIC EXCHANGE) yang ada serta sulit untuk dimanipulir. Pemborong
diminta untuk memberikan penjelasan terperinci tentang equipment yang
ditawarkan, disertakan di dalam brosur dan schedule material.
 Lalu lintas intern haruslah otomatis dengan bantuan roda pilih/ dial pesawat
telepon, maupun push-button dengan dual tone (pesawat analog maupun
digital).
 PABX harus mempunyai keandalan yang tinggi untuk berfungsi 24 jam.
 Call dari luar (incoming calls) dilayani oleh operator dan diteruskan ke pesawat
cabang selama jam-jam kerja.
 Diluar jam kerja, dimana operator tidak bertugas, call dari luar dialihkan
pelayanannya pada suatu pesawat yang ditunjuk/ pesawat malam. Pada waktu
ini maka access clasification dari extension berubah secara otomatis pada
program yang diinginkan. Fasilitas "night service" ini diaktifkan oleh operator
dengan menekan tombol tertentu pada pesawatnya, sebelum meninggalkan
tugas.
 Fasilitas call transfer dan enquiry call/ konsultasi harus merupakan fasilitas
standard.
 Apabila terjadi kesalahan pemakaian fasilitas call transfer/ enquiry call, maka
hubungan dengan pihak luar tidaklah terputus, melainkan tersambung pada
pesawat operator.
 Rangkaian-rangkaian yang vital, harus diperlengkapi dengan suatu alarm,
sehingga jika terjadi suatu kerusakan pada rangkaian tersebut, segera alarm
menjadi aktif, dan ditunjukan di pesawat operator.
 Ringing tone dan ringing current generator haruslah menggunakan semi
conductor sehingga pemeliharaan minim.
 Semua incoming call muncul di pesawat operator secara berurutan (queuing);
artinya call yang pertama mendapat pelayanan dari operator yang pertama pula
dan sebagainya.

PT. SARITAMA PURNAMA


PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN TELEPON 8-9

 Dalam hal operator menerima call yang penting sekali, operator dapat
menginterupsi pembicaraan intern yang sedang berlangsung. Untuk ini PABX
haruslah memberikan nada "ticket" tertentu, agar pihak-pihak yang sedang
melangsungkan pembicaraan intern mengetahui dan waspada.
 Automatic call-back untuk kondisi idle ataupun sibuk.
 Dimungkinkan melakukan charge - recording (optional) baik bagi setiap
pesawat cabang maupun dirangkaikan operator dan disesuaikan dengan sistem
atau pulsa yang diberikan oleh Perumtel.
 Dan lain-lain kelengkapan suatu sistem kantor lainnya.
1.3.2. Fasilitas dan Features
Selain beberapa fasilitas dan 'features' yang normal untuk suatu sistem komunikasi
PABX disebutkan beberapa fasilitas dan 'features' lainnya secara umum yang
tercakup sistem PABX antara lain :
 Camp on busy, ring when free
 Waiting/parking position
 Series calls (fasilitas ini penting untuk hubungan interlokal yang akan
dihubungkan oleh operator kepada lebih dari satu pesawat cabang secara
berurutan).
 Saluran pembicaraan intern / internal link tidak boleh diduduki / digrendel
selama berlangsungnya percakapan extern.
 Lampu-lampu indikator dengan lampu khusus yang menunjukkan percakap-
an extern yang ditransfer oleh pesawat ke pesawat operator.
 Return call :
Dalam hal incoming call sudah diteruskan oleh operator ke pesawat cabang,
namun dalam batas waktu tertentu (25 detik) tidak dijawab oleh pesawat yang
bersangkutan maka call tersebut harus kembali ke operator, dengan disertai
indikasi lampu LED tertentu.
 Automatic redialling untuk extension.
 Consultation dan transfer of call, dalam hal pembicaraan intern antara extension
maupun pembicaraan external.
 Station guarding untuk extension.
 Interruption call dari extension tertentu untuk hubungan langsung ke bagian
keamanan.
 Alternating, yakni fasilitas bergantian bicara dengan 2 (dua) partner,
pembicaraan dengan partner 1 (satu) tidak akan bisa didengar oleh partner yang
lainnya.
 Call diversion fixed atau variable.
 Call pick up;
Menjawab panggilan untuk pesawat lain dari pesawatnya sendiri, tanpa harus
meninggalkan tempat.
 Hunting group internal ;
Dengan operation mode cycling atau non cycling.

PT. SARITAMA PURNAMA


PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN TELEPON 8 - 10

 Mempunyai kemungkinan untuk sambungan remote diagnosis maupun remote


management.
 'Chief and Secretary' operation.
Pemborong agar menyampaikan brosur/leaflet dan informasi dari pada 'optional
feature' lainnya.
1.3.3. Proteksi
Sistem dan komponen PABX harus dilengkapi dengan peralatan proteksi terhadap
gangguan dan kemungkinan-kemungkinan gangguan luar, gangguan
elektris/surge/pulse dan lain-lain.
1.3.4. Integrated Services Digital Network (ISDN)
Sekalipun ISDN aplikasinya masih merupakan suatu rencana "Public Network' untuk
masa mendatang yang masih cukup lama dan belum tahu kapan, namun jenis
PABX yang ditawarkan/dipasang ini haruslah dapat (atau disiapkan untuk dapat)
diaplikasikan kepada sistem 'ISDN Public Network' ini.
1.4. Pesawat Pelayanan/ Operator Set
Pesawat pelayanan yang dipasang adalah 1 (satu) buah. Disamping kemampuan
standard bagi operator sets, (misal: transfer of trunk call, camp-on-busy, holding of
trunk call dan sebagainya). Terdapat fasilitas khusus sebagai berikut :
 Mempunyai extension busy lamp panel dan exchange line busy lamp panel
(luminous annunciator, multi digit display).
 Key Sender ;
Untuk penyelenggaran hubungan intern dan keluar.
 Night call transfer switch ke ruang jaga (individual/night service).
 Fasilitas lainnya yang berkaitan kepada kemampuan PABX yang diuraikan
pada butir 1.3. diatas dan butir-butir lainnya.
1.5. Telepon set yang dipasang adalah dari tipe yang dinyatakan baik oleh
Perumtel
1.6. Main Distribution Frame (MDF)
Rak/ terminal untuk menampung masuk/ keluarnya kabel-kabel extension. Jenis
terminasi adalah 'solderless-terminal' jumlah terminal (parts) adalah sesuai gambar
perencanaan. Penyambungan rak/ MDF/ jumlah terminal untuk dikemudian hari
haruslah dimungkinkan.
Rak/ rangka MDF harus terbuat dari bahan metal yang kokoh dan dilapisi dengan
bahan anti korosi (galvanis).
Terminal-terminal pada rak ini haruslah mudah terlihat, mudah dioperasi sedemikian
rupa sehingga apabila sedang dilakukan pemasangan atau perbaikan pada salah
satu terminal maka hal ini dijamin tidak akan mengganggu kepada terminal-terminal
lain disekitarnya. Setiap pair terminal haruslah dilengkapi dengan nomor/kode.
1.7. Software
Semua software harus disiapkan oleh suplier/ manufacture.

PT. SARITAMA PURNAMA


PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN TELEPON 8 - 11

1.8. Pentanahan / Grounding


Badan/ rangka PABX ataupun sistem/ komponen PABX lainnya yang perlu untuk
ditanahkan, maka Pemborong harus mentanahkannya. Pemborong wajib
mengadakan dan memasang sistem pentanahan untuk PABX ini terlepas dari
sistem pentanahan listrik yang ada, dengan tahanan maksimal 1. Termasuk disini
'earthing wire', 'grounding elektrode', pencapaian tahanan pentanahan sesuai yang
direkomendasi oleh pabrik/manufacturer dan instalasinya.

2. Sumber Tenaga Listrik/ Power Supply


PABX bekerja dengan sistem arus searah 48 Volt DC. Sistem power supply tercakup
: rectifier, battery dan panel dengan proteksi baik pada sisi AC/220 Volt maupun
pada sisi DC/48 Volt.
2.1. Rectifier / Penyearah
Rectifier haruslah : 'solid state, electronically controlled type' dan dapat bekerja
paralel rectifier meliputi dan memenuhi :
 Kebutuhan tegangan dan ampere
 Switched floating and charging mode
 Increased level mode
 Mains fluctuation + 10 % / - 15 %
 Voltage stabilization + 0,5 % of value set
 Ripple voltage 1 mV
 Under and over voltage protection
 Failure alarm
 Explosion proof DC fused
Rectifier harus mampu untuk melakukan 'rechaging' lengkap ke battery selama
waktu 24 jam.
2.2. Battery
 Telecomunication type lead-acid batteries
 Sistem battery harus mampu melayani bekerjanya seluruh sistem telepon
selama tidak kurang dari 10 (sepuluh) jam waktu sibuk (busy hour) dimana
dianggap seluruh pesawat sedang bekerja.
 Siap/ dilengkapi untuk tetap melayani/hidupnya 'memory' untuk tambahan
waktu selama 72 (tujuh puluh dua) jam untuk menjaga apabila battery gagal terisi
kembali atau sumber daya listrik utama (AC power) mengalami gangguan
selama beberapa hari.
 Battery haruslah 'gas-free', terisi, di dalam 'transparent containers'.
 Termasuk 'floor stand'/rangka kayu, 'connecting materials' dan 'maintenance
accessories'.
 Kapasitas sistem battery :
 Tegangan kerja 48 Volt DC

PT. SARITAMA PURNAMA


PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN TELEPON 8 - 12

 Ampere hours; mampu melayani seluruh sistem bekerja selama 10 jam


operasi. Untuk itu Pemborong harus menghitung sesuai data pemakaian
daya listrik daripada pemakaian untuk setiap pesawat. Dihitung untuk
pemakaian 'ultimate' seluruh pesawat cabang sedang bekerja. Battery harus
diterima di dalam keadaan terisi, siap untuk dioperasikan.
2.3. DC Power Distribution
DC power distribution, fuse box, cabling dan lain-lain.
 Failure alarm
 Explosion proof DC fused

3. Kabel Jaringan Telepon


3.1. Kabel didalam ruang PABX
Kabel-kabel didalam ruang PABX, PABX Ke MDF, Jumper wire dan lain-lain,
termasuk kabel AC/DC adalah termasuk sebagai kabel-kabel power peralatan
PABX.
3.2. Jaringan
1. Meliputi kabel jaringan telepon :
Dari MDF ke Terminal ke Terminal BOX /TB disetiap lantai bangunan harus
memenuhi spesifikasi SII
2. Jenis Kabel :
Jelly Filled, polytheline insulated, sheathed dan armaroured.
 Solid Annelead copper conduktor / 0,6 mm diameternya
 Medium density, polyethylene high resistent to moisture and wheater 4
insulated wires are twisted wire to star guad, the guad are stranded to cable
core.
 Diisi dengan "Petroleum Jelly" Di "coated" dengan alumunium foil/ shield
extrunded polyethylene inner sheath.
 Armouring : Dua lapis ('layer') 'stell tape helically' dengan overlaping.
 Over sheath : Medium density, Polyethene warna hitam
3. Jumlah Pair :
Jumlah Pair kabel disesuaikan dengan apa yang tertera pada gambar.
3.4. Tes Equipment dan tool
Peralatan untuk melakukan test pengukuran dan maintenance didalam operasional.

4. Pemasangan
4.1. Umum
a. Semua material yang didalam pengirimannya dalam keadaan terbungkus apabila
bungkus/ kolinya akan dibuka, maka harus dilakukan secara hati-hati dan rapih.
b. Material harus dihindari dari air, debu dan kemungkinan kerusakan lainnya.

PT. SARITAMA PURNAMA


PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN TELEPON 8 - 13

c. Finishing tambahan dan penyiapan ruangan harus sesuai persyaratan/


requirement peralatan harus disiapkan oleh pemborong.

4.2. Pemasangan PABX dan Accessories


a. Peralatan Utama :
 Harus mengikuti 'installation intruction' dari pihak manufacturer.
 'Protective packing' pada module dan wiring dan lain-lain, hanya dapat dibuka
setelah kabinet tersusun/ dideretkan semestinya.
 Kabinet harus rata/ 'align' baik secara horisontal maupun vertikal.
 Penyetelan dapat dilakukan melaui "adjusting screw" atau dengan cara
lainnya.
 Pemasangan kabel-kabel PABX harus sesuai dengan penomoran yang telah
ditentukan.
b. Main Distribution Frame
 MDF dipasang diatas lantai atau menempel didinding.
 Penyambungan kabel ke terminal ataupun jumpers harus menggunakan alat
penyambung (conection tool) yang khusus untuk jenis 'solderless connection
terminals type"
c. Pengetanahan (Functional and protective ground)
 Pengetanahan ini harus diadakan dan dipasang sesuai dengan pengarahan
manufacturer.
 Untuk yakin mendapatkan hubungan pengetanahan yang effisien (efficient
ground connection), maka "lock-washers" harus dipasangkan pada sekrup
sambungan.
d. Rectifier dan Batery
 Pemasangan Batery dan Rectifier pada tempatnya
 Batery dipasang diatas rak kayu dan ditempatkan di tempat yang terpisah.
kalau belum diisi cairan dan belum dienergised, maka ini harus dilakukan
oleh pemborong.
4.3. Pesawat Telepon
 Dipasang pada outlet terminal yang telah ada pada tempat/ lokasi yang akan
ditentukan pemilik pada saat pemasangan.
 Mencoba operasi/ bekerjanya pesawat telepon.

5. Commisioning secara menyeluruh


 Setelah seluruh sistem terpasang dan testing, maka perlu diperlukan
commisioning /trial run.
 Commisioning terhadap seluruh fasilitas dan performance sistem telepon yang
dipasang.

PT. SARITAMA PURNAMA


PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN AC 9- 1

iii. DAFTAR MATERIAL


1. Untuk semua material yang ditawarkan, maka pemborong wajib mengisi daftar
material yang menyebutkan merk, type dan kelas lengkap dengan brosur
/katalog yang dilampirkan pada waktu lelang.
2. Tabel daftar material ini diutamakan untuk komponen-komponen yang berupa
barang-barang produksi pabrik atau assembling.
3. Tabel daftar material dibawah ini apabila dianggap perlu oleh pemborong dapat
saja dirubah atau ditambahkan atau lebih diperinci pokok-pokoknya harus diisi
terutama mutlak diisi merk dan type.
4. Apabila ada pokok dalam tabel ini yang tidak dapat atau sulit diisi dapat saja tidak
diisi namun perlu diketahui bahwa pengisian tabel ini ikut menjadi bahan
peninjauan. Daftar material ini wajib diisi dan disertakan dalam penawaran.

No. Material Merk

1. PABX dan Accessories Panasonic , NEC, Philips,


2. Pesawat Telepon panasonic, Siemens, NEC,
3. Outlet Telepon Philips, Nortel, MK, Clipsal
4. Kabel Telepon Superame, Kabelindo
5. Konduit EGA, Clipsal,
6. MDF & TB
Box MDF & TB Lokal,
Terminal telepon Crone

PT. SARITAMA PURNAMA


PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN AC 9- 2

BAB VIII
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL SISTEM TATA UDARA
DAN VENTILASI

I. SPESIFIKASI TEKNIS UMUM

1.1. Persyaratan Umum


Semua persyaratan umum maupun suplementer yang ada merupakan pula bagian dari
pada persyaratan sistem instalasi tata udara ini sejauh yang berlaku bagi
pekerjaannya.
Apabila ada beberapa hal dari persyaratan umum yang dituliskan kembali dalam
spesifikasi ini, berarti hanya memintakan khusus dan ini juga tidaklah berarti
menghilangkan hal-hal lainnya dari persyaratan umum dan suplementer yang ada.
Hanya apabila ada yang dinyatakan lain tersendiri di dalam spesifikasi ini, maka hal -
hal dari persyaratan umum maupun suplementer tidak berlaku lagi untuk sistem
instalasi ini.

1.2. Persyaratan Pelaksanaan


a. Instalasi yang dinyatakan dalam spesifikasi ini harus dilaksanakan sesuai
dengan undang-undang dan peraturan-peraturan yang berlaku saat ini di
Indonesia serta tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dari Jawatan
Keselamatan Kerja.
b. Semua syarat-syarat penerimaan bahan-bahan, peralatan, cara-cara pema-
sangan, kualitas pekerjaan dan lain-lain untuk sistem instalasi ini harus sesuai
dengan standard Internasional maupun Nasional seperti ARI, ASHRAE,
SMACNA, ASTM, NFPA, AMCA, ASME dengan senantiasa mengutamakan
peraturan/ standard/ persyaratan Nasional.
c. Semua peralatan dan mesin yang dipasang untuk sistem ini, selain dari
persyaratan-persyaratan tersebut diatas, juga tidak boleh menyimpang dari
persyaratan yang dikeluarkannya oleh pabrik pembuatnya.

1.3. Pemborong
a. Yang dimaksudkan dengan Pemborong dalam spesifikasi ini adalah badan
pelaksana yang telah terpilih dan memperoleh kontrak kerja untuk penyediaan dan
pemasangan instalasi peralatan utama air conditioning ini sampai selesai.
b. Pemborong wajib mempelajari dan memahami semua undang-undang dan
peraturan-peraturan, persyaratan umum maupun suplementernya, persyaratan
pabrik pembuat unit-unit air conditioning, buku-buku dokumen pelelangan,
bundel gambar-gambar serta petunjuk-petunjuk tertulis yang telah dikeluarkan.
c. Pemborong dapat meminta penjelasan kepada Direksi/ MK/ Perencana atau pihak
yang ditunjuk bilamana menurut pendapatnya pada dokumen-dokumen
pelelangan, gambar-gambar atau hal-hal lainnya ada yang kurang jelas.
d. Pemborong wajib mempelajari dan memeriksa juga pekerjaan pelaksanaan dari
pihak-pihak Pemborong lain yang ikut mengerjakan proyek ini apabila pekerjaan
pihak-pihak lain dapat mempengaruhi kelancaran pekerjaannya. Bilamana sampai
terjadi gangguan maka Pemborong wajib mengerjakan saran-saran perbaikan
untuk segenap pihak.

PT. SARITAMA PURNAMA


PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN AC 9- 3

1.4. Koordinasi Dengan Pihak Lain


a. Pemborong wajib koordinasi dengan pihak-pihak lainnya demi kelancaran
pelaksanaan pekerjaan proyek ini. Terutama koordinasi dengan pihak Pemborong
sipil, elektrikal, plumbing, perlindungan terhadap kebakaran.
b. Untuk semua peralatan dan mesin yang disediakan atau diselesaikan oleh pihak
lain atau yang dibeli dari pihak lain yang termasuk dalam lingkup instalasi ini,
Pemborong bertanggung jawab penuh atas segala peralatan dan pekerjaan ini.

1.5. Masa Jaminan


Semua pekerjaan instalasi maupun peralatannya harus dijamin akan bekerja dengan
sempurna. Semua pekerjaan yang masuk dalam lingkup pekerjaan ini harus diberi
masa jaminan selama 1 (satu) tahun setelah masa penyerahan pekerjaan tersebut.

1.6. Masa Pemeliharaan


Masa pemeliharaan ditetapkan 90 (sembilan puluh) hari kalender sejak tanggal
penyerahan pertama pekerjaan dengan disertai Berita Acara. Pemborong harus
memperbaiki segala kerusakan-kerusakan atau kekurangan-kekurangan yang
disebabkan kurang sempurnanya pelaksanaan dan atau bahan-bahan yang digunakan.
Pekerjaan perbaikan ini harus segera dikerjakan oleh Pemborong pada peringatan
pertama dari Direksi/ MK/ Perencana. Kontraktor harus memperbaiki segala
kerusakan-kerusakan yang diakibatkan oleh pelaksanaan pekerjaan ini.
Jika Pemborong melalaikan peringatan ini atau pekerjaan perbaikan kurang
sempurna, maka manajemen Konstruksi dapat meminta orang lain untuk
memperbaiki atau mengganti dengan biaya Pemborong.
Setelah jangka waktu pemeliharaan ini berlalu dan segala kerusakan atau kekurangan
itu telah diselesaikan dengan baik oleh Pemborong, maka pekerjaan dapat diserahkan
untuk kedua kalinya.

1.7. Serah Terima Pekerjaan


Pekerjaan tersebut harus selesai seluruhnya dan diserahkan untuk pertama kalinya
pada waktu seperti tersebut diatas. Pemberitahuan penyerahan pekerjaan, harus
dinyatakan secara tertulis oleh Pemborong dengan menyebutkan secara tertulis oleh
Pemborong dengan menyebutkan tanggal penyerahan yang dikehendaki, dalam waktu
1 minggu sebelum penyerahan yang dikehendaki kepada Manajemen Konstruksi. Jika
pekerjaan telah memenuhi syarat, maka Manajemen Konstruksi akan menerima
pekerjaan tersebut untuk yang pertama kali, dinyatakan secara tertulis dalam Berita
Acara Penyerahan Pertama.

1.8. Izin

a. Semua izin-izin dan persyaratan-persyaratan yang diperlukan untuk melaksakan


instalasi ini harus dilakukan oleh Pemborong atas tanggungan dan biaya
Pemborong.

b. Semua pemeriksaan, pengujian dan lain-lain beserta keterangan-keterangan


resminya mungkin diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini harus dilakukan
oleh Pemborong atas tanggungan dan biaya Pemborong.

c. Pemborong harus bertanggung jawab atas penggunaan alat-alat yang patentkan,


kemungkinan tuntutan ganti rugi dan biaya-biaya yang diperlukan untuk ini.
Pemborong wajib menyerahkan surat pernyataan mengenai hal ini.
PT. SARITAMA PURNAMA
PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN AC 9- 4

II. PEKERJAAN AC SISTEM SPLIT


2.1 Lingkup Pekerjaan
Jenis pekerjaan yang dicakup dalam instalasi ini diantaranya adalah :
Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian Split.

a. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian instalasi sistem aliran


refrigerant.
b. Pengadaan dan pemasangan pipa untuk membuang air pengembunan (drainage)
dari evaporator blower unit sampai ketempat pembuangan yang terdekat yang
diperkenankan. Unit evaporator dilengkapi dengan drain dan di isolasi.
c. Pengadaan, pemasangan, pengaturan instalasi listrik. Untuk sistem ini termasuk
penarikan kabel dari panel utama ke AC kesemua unit peralatan.
d. Pengadaan & pemasangan pondasi peredam getaran untuk masing-masing yang
dipasang dalam instalasi ini.
e. Pembobokan, penutupan serta finishing kembali dinding, atap lantai dan lain -lain
akibat pemasangan pipa kabel, mesin-mesin AC dan lain-lainnya.
f. Membuat dan menyerahkan 4 set gambar-gambar instalasi yang terpasang, data
mesin-mesin yang terpasang, petunjuk cara mematikan/ menyalakan mesin dan
cara-cara perawatan mesin kepada Pemberi Tugas, MK dan Perencana.
g. Melakukan pemeliharaan instalasi selama masa pemeliharaan 3 (tiga) bulan (90
hari kalender)
h. Memberikan pendidikan praktek mengenai operasi dan perawatan sistem
instalasinya kepada petugas yang ditunjuk sampai cakap menjalankan tugasnya.
i. Memberikan garansi terhadap perawatan atau mesin yang dipasangnya atau yang
dipasang untuk instalasi sistem ini.
j. Pengadaan unit AC lengkap.

2.2 Pipa Pembuangan Air

a. Pekerjaan
Pemborong harus memasang pipa pembuangan air (drain) dari mesin-mesin air
conditioning sampai ke tempat pembuangan yang terdekat dalam saluran yang
tersembunyi atau tidak mengganggu.
b. Bahan
Untuk pembuangan air (drain) dipergunakan pipa PVC.

c. Peralatan
Pipa kondensasi drain harus diperlengkapi dengan bak kontrol, leher angsa serta
peralatan lain yang perlu. Harus diberikan lapisan isolasi sampai sepanjang kira-
kira
2 meter atau sampai daerah dimana tidak terjadi pengembunan bagian luar pipa,
isolasi harus dari bahan fibre glass, polyurethene atau styrofoam type D.I. atau
yang sejenis dari bahan tahan api (fire resistant) setebal 1". Bagian luar hendaknya
dicat sesuai dengan warna yang disetujui oleh Direksi/ MK/ Perencana.
d. Penembusan Dinding
Bilamana menembus dinding, lantai dan lain-lain, pipa ini harus diberi lapisan
getaran dan dilindungi dengan pipa yang lebih besar ukurannya.

PT. SARITAMA PURNAMA


PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN AC 9- 5
2.3 Condensing Unit (CU)

a. Umum
Pemborong harus memasang condensing unit untuk split system dengan jenis,
ukuran dan kapasitas lengkap sesuai dengan spesifikasi dan gambar. Unit ini
hendaknya "factoy built" dan telah diuji pabriknya berdasarkan test yang
dilakukan sesuai dengan ASHRAE standard 14-67.
b. Kompressor
Kompressor adalah scroll kompressor dari jenis "semi/heremetic" didinginkan
oleh gas refrigerant dan motor yang dilindungi secara "inherent".
c. Koil Kondensor
Koil kondensor harus dari tembaga dengan "fin" dari alluminium yang direkatkan
secara mekanis. Koil ini telah diuji terhadap kebocoran, telah di "dehidrated" dan
diisi gas refrigerant secukupnya dari pabrik.
d. Fan Kondensor
Fan kondensor dari jenis propeller atau axial, pembuangan tegak ke atas/ke
samping dan dihubungkan langsung dengan fan motor.
e. Fan Motor
Fan motor hendaknya dari jenis "permanent split capicator" yang dilindungi
secara "inherent" serta mempunyai bantalan peluru yang dilumasi secara tetap.
f. Dinding
Dinding dan rangka hendaknya telah dicat anti karat dan sesuai untuk pemasangan
diluar.
g. Peredam Getaran
Hendaknya pada semua kaki, mesin ini dipasang peredam getaran yang sesuai
dengan persyaratan pabriknya.

2.5. Evaporator Blower Unit (EVB)

a. Umum
Pemborong harus memasang "evaporator blower unit" untuk "split system"
dengan jenis, ukuran dana kapasitas lengkap sesuai dengan spesifikasi dan
gambar. Unit ini hendaknya "factory built" dan telah diuji oleh pabriknya.
Berdasarkan test yang dilakukan sesuai dengan AMCA Standard 210-1967, "test
code for air moving devices" dan ARI Standard 410-1964 "Standard for forced
circulation air cooling and ari heating coil".

b. Fan
Hendaknya dipakai fan dari jenis "forward curved" atau backward curved dan
direncanakan khusus untuk unit ini. Alas motor harus dapat menyediakan variasi
jarak antara sumbu-sumbu yang dapat diatur dengan skrup-skrup. fan hendaknya
dilengkapi dengan "pulley" yang dapat diatur "pitchnya" untuk mengatur
kecepatan fan. Semua unit fan hendaknya mempunyai peluru dengan bantalannya
yang dapat dilumasi dari luar dengan mudah. Fan hendaknya mempunyai
performansi sesuai dengan ARI standard 430-1966. Sistem fan hendaknya telah
ditimbang dan dibalans secara statis maupun dinamis di dalam rumah fan oleh
pabriknya.
Untuk ruang clean room (ruang operasi, isolasi, steril, ICU) menggunakan fan
jenis Plug Fan tanpa belt dengan pengaturan kecepatan putar automatis (Variable
Speed Dive) dan di lengkapai control PID (Propotional Integral Derivative) dan
static fan pressure minimal 4 Inch WG atau 1000 pascal

PT. SARITAMA PURNAMA


PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN AC 9- 6
c. Dinding
Dinding unit minimal dari plat besi ukuran "20 gauge". Semua panel atau lubang-
lubang berpintu harus dapat dengan mudah dan cepat dibuka. Rangka hendaknya
diperlengkapi dengan titik-titik penyangga dilapisi dengan cat anti karat. Bak
pengembunan air hendaknya terletak dibawah koil pendingin dan harus cukup
besar untuk menampung segenap pengembunan uap air dari koil pada kondisi
maksimumnya.
d. Koil Pendingin
Koil pendingin harus dari tembaga dengan "fin" dari alluminium yang rekatkan
secara mekanis. Koil ini telah diuji terhadap kebocoran di pabriknya.
Untuk ruang clean room (ruang operasi, isolasi, steril, ICU) koil pendingin di
lengkapi dengan koil pendingin awal (Pre Cool), koil utama dan koil pemanas
ulang (Re Heat) atau Active Heat Pipe.
koil mempunyai nilai Sensible Heat Faktor (SHF minimal 0,6 atau kurang). Di
utamakan unit Pengkondisi udara bisa mengikuti Inpres Presiden No 13/2011
yaitu melakukan konservasi Energy dan bisa melakukan penghematan energy
minimal 20%
e. Isolasi
Dinding unit ini hendaknya diisolasi mulai dari masuknya sampai pada keluarnya
udara pada unit. Isolasi harus cukup kuat, tebal serta berat jenisnya harus cukup
untuk menghalangi terjadinya pengembunan. Isolasi harus tahan terhadap aliran
udara. Tempat penampungan air pengembunan harus disolasi untuk menghindari
terjadinya pengembunan dibagian luarnya.
f. Peredam Getaran
Hendaknya pada semua kaki mesin ini dipasang peredam getaran yang sesuai
dengan persyaratan pabriknya.

2.6. Pipa Refrigerant

a. U m u m
Hendaknya semua pipa refrigerant dikerjakan secara hati-hati dan sebaik
mungkin. Semua bagian-bagian pipa ini harus bersih, kering dan bebas dari debu
dan kotoran. Hendaknya dipakai pipa tembaga jenis L atau K yang "dihydrated"
dan "sealed". Sambungan hendaknya sependek mungkin.

b. Sambungan
Pipa jenis "hard drawn tubing" harus disambung dengan perantaraan "wrought
copper fitting" atau "non porous brass fitting". Dianjurkan dipakai solder perak
dengan ditiupkan gas mupia seperti Nitrogen kering ke dalam pipa yang sedang
disambung untuk menghindarkan terbentuknya kerak oksida di dalam pipa.
Solder lunak semacam "50 - 50" tidak boleh digunakan solder "95 - 5" dapat
dipergunakan kecuali pada "discharge" gas panas.
Pipa jenis "soft drawn tubing" dapat disambung dengan solder, nyala api atau
lainnya yang sesuai untuk pipa refrigerant. Bilamana "precharged refrigerant
ines" disediakan oleh pabrik, hendaknya diperhatikan benar-benar instruksi
pabrik. Bila terjadi kelebihan pipa "precharged" hendaknya dibentuk gulungan
dan disangga pada bidang mendatar.

c. Konstruksi
 Pipa refrigerant hendaknya disangga baik-baik untuk mencegah melentur.
Harus dipasang peredam getaran untuk mencegah penerusan getaran kepada
bangunan. Bilamana perlu dipasang peredam getaran pada pipa.
PT. SARITAMA PURNAMA
PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN AC 9- 7
 Pipa refrigerant yang direncanakan dan dipasang di lapangan harus
dilaksanakan sesuai dengan "ASHRAE GUIDE BOOK" atau rekomendasi
pabrik.
 Suatu pengering refrigerant dengan kapasitas yang cukup serta "sight glass
moisture indicator" hendaknya dipasang pada bagian "liquid line" setiap pipa
yang terpasang di lapangan.
 Perbedaan tinggi dan jarak antara condensing unit dengan evaporator blower
unit hendaknya masih memenuhi persyaratan pabrik.
 Setelah selesai pekerjaan instalasi pipa maka seluruh rangkaian harus diuji
terhadap kebocoran.
d. Pengisian Refrigerant
Sistem yang dipasang dengan precharged dan sistem yang dipasang di lapangan
harus dihampakan. Sama sekali di larang memakai kompressor dari sistem untuk
mengisi refrigerant.
Penghampaan haruslah dilakukan dengan suatu pompa penghampa tinggi dengan
pengukur tekanan mutlak yang baik. Dianjurkan penghampaan dilakukan sampai
tekanan dibawah 300 .
Tekanan sistem setelah pengisian freon tidak boleh lebih dari yang disyaratkan
oleh pabriknya. Persyaratan pabrik tentang jumlah pengisian freon hendaknya
dipatuhi dan dipergunakan suatu Charging Cylinder untuk memastikan jumlah
dan jenis refrigerant yang diisikan adalah sesuai.

e. Isolasi hendaknya ditutup dengan lapisan isolasi uap air jenis metal jacket d an cat
putih. Pipa harus disangga pada setiap jarak 2 meter dan pada setiap belokan dan
percabangan.
Isolasi pipa refrigerant hendaknya dari bahan “polyethylene” atau “nitrile rubber
close cel tubing” isolasi dengan density 0,08 – 0.12 gram/ cm3 ( 5-8 lb/cuft )
thermal conductivity : 0,0374 W/MK (0,26 BTU in/ft 2-Hr) dan diberi dengan
lapisan luar shell tape.

3. PEKERJAAN VENTILASI MEKANIK

3.1 Lingkup Pekerjaan

Bagian ini menjelaskan kebutuhan untuk peralatan, perlengkapan dan pemasangan


sistem ventilasi mekanik untuk proyek ini :
- Pengadaan dan pemasangan serta pengujian exhaust / intake fan untuk beserta
instalasi ducting lantai basement.
- Exhaust / Intake Fan untuk ruang Mesin, Toilet dan Gudang.
- Exhaust / Intake Fan untuk ruang Pompa, ruang STP dan lain-lain.

3.2 Umum
Berikut ini adalah secara umum mengenai ventilasi dan ventialtor, untuk spesifikasi
teknis lain yang khusus adalah sesuai dengan tertera pada gambar skedul mesin.
Peralatan ventilasi harus dipasang sesuai dengan yang tertera dalam gambar dan/ atau
yang dipersyaratkan dibawah ini. Seluruh pemasangan ventilasi mekanik harus
memenuhi persyaratan setempat, ordonansi dan/atau peraturan-peraturan yang
berlaku.
Pemborong harus menyediakan dan memasang kipas angin (fan) sesuai dengan
gambar dan spesifikasi. Semua fan adalah dari jenis axial, propeller, centrifugal atau
ditentukan sesuai spesifikasi dinamis dan diuji oleh pabriknya. Setelah terpasang fan
PT. SARITAMA PURNAMA
PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN AC 9- 8
tidak boleh menimbulkan suara yang berlebihan. Semua fan dipasang karet
sekelilingnya (peredam getaran) sebelum dipasang.
Seluruh fan harus disetujui penggunaannya oleh Direksi/ MK/ Perencana pekerjaan
pemasangan dapat dilakukan.

3.3 Exhaust Fan


a. Seluruh fan harus mempunyai pilot light dan on/off switch pada lokasi/panel yang
tertera dalam gambar serta dapat dimonitor dan/ atau diremote dari pusat kontrol
panel diruang kontrol yang tersedia.
b. Fan dengan daya 1 Hp atau lebih kecil dapat berfasa "single phase".
c. Pada prinsipnya exhaust fan yang dipasang adalah exhaust fan dari type yang
umum digunakan, dimana :
 Kapasitas : sesuai gambar rencana/BoQ
 Type : sesuai gambar rencana/BoQ
 Static Pressure : sesuai gambar rencana/BoQ
 Warna : ditentukan kemudian

Exhaust fan harus memiliki damper yang secara automatik bekerja dengan motor
atau dengan kata lain bila exhaust fan dimatikan (di-off) untuk dampernya harus
dapat tertutup dan sebaliknya.
Cara pemasangan dnegan rangka kayu yang dibuat sedemikian rupa, dapat dibuka/
pasang kembali untuk maintenance.

3.4 Pemborong diwajibkan untuk mengajukan terlebih dahulu untuk persetujuan kepada
Konsultan mengenai produk, type dan spesifikasi peralatan yang akan digunakan
dalam proyek ini.

III. PERSYARATAN BAHAN / MATERIAL

4.1 Umum

Semua material yang disuplai dan dipasang oleh Pemborong harus baru dan material
tersebut oleh cocok untuk dipasang di daerah tropis. Material-material haruslah dari
produk dengan kualitas baik dari produksi terbaru. Untuk material-material yang
disebut dibawah ini maka Pemilik harus menjamin bahwa barang tersebut adalah baik
dan baru dengan jalan menunjukkan surat order pengiriman dari dealer/ agen/pabrik.
Pemborong harus bersedia mengganti material yang tidak disetujui karena
menyimpang dari spesifikasi atau hal lainnya, dimana penggantian tersebut tanpa
biaya extra.

4.2 Daftar Material

Untuk semua material yang ditawarkan maka Pemborong wajib mengisi daftar
material yang menyebutkan merk, type, kelas lengkap dengan brosur/katalog yang
turut dilampirkan pada waktu tender. Tabel daftar material ini diutamakan untuk
komponen-komponen yang berupa barang-barang produksi pabrik.

4.3 Penyebutan Merk/ Produk Pabrik

Apabila pada spesifikasi teknis ini atau pada gambar disebutkan beberapa merk
tertentu atau kelas mutu (quality preformance) dari material atau komponen tertentu

PT. SARITAMA PURNAMA


PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN AC 9- 9
terutama untuk material yang dalam taraf mutu/pabrik yang disebutkan itu. Apabila
nanti selama proyek berjalan terjadi bahwa material yang disebutkan pada tabel
material tak dapat diadakan oleh Pemborong yang diakibatkan oleh sesuatu alasan
kuat yang dapat diterima Pemilik, Direksi, MK dan Perencana maka dapat dipikirkan
penggantian merk/type dengan suatu sanksi tertentu kepada Pemborong.

PT. SARITAMA PURNAMA


PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN AC 9 - 10

4.4 Produk Pabrik

No. Item Merk

1 Unit AC LG Panasonik atau setara.

2. Pipa Tembaga Muller, Kembla (Eks


Australia), Denji, Crane, Elgin

3. Isolasi Pipa Insuflex, Thermaflex, Aeroflex

4 Exhaust Fan Kruger, CKE, National, Nicotra

PT. SARITAMA PURNAMA


PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR 11 - 1

BAB X

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PLUMBING


(AIR BERSIH, KOTOR DAN BUANGAN),

I. PEKERJAAN PLUMBING

1. LINGKUP PEKERJAAN

1.1 Pekerjaan Air Bersih


a. Pengadaan dan pemasangan, pengeboran sumur dalam (deep well) beserta
instalasi listrik, pipa, valve, pompa dan accessoriesnya.
b. Pengadaan dan pemasangan top reservoir dengan system panel (FRF Whale Panel
System) lengkap steel base frame, outlet dan inlet atau man hole.
c. Instalasi pipa di dalam dan luar bangunan.
d. Pengadaan dan pemasangan secara sempurna unit-unit peralatan utama yang
diperlukan dalam sistem penyediaan air bersih berupa pompa-pompa beserta
perlengkapannya.
e. Pengadaan dan pemasangan sistem pemipaan beserta perlengkapan yang meliputi
pemipaan ground reservoir dan top reservoir, pemipaan pada instalasi pompa dan
pemipaan distribusi pada setiap titik pengeluaran.
f. Pemasangan pipa distribusi ke setiap peralatan sanitary seperti halnya closet,
wastafel, urinal dan lain-lain.

1.2 Pekerjaan Air Kotor dan Buangan


a. Pengadaan dan pemasangan beserta perlengkapan yang diperlukan dalam sistem
pembuangan air kotor dan buangan.
b. Pemasangan pemipaan pada peralatan sanitary seperti halnya closet, wastafel,
urinal, floor drain dan lain-lain.
c. Pengadaan dan pemasangan unit pompa sumpit beserta accessoriesnya.
d. Pekerjaan Drainasi dalam bangunan, pengadaan dan pemasangan instalasi pipa air
hujan dari atap bangunan sampai ke saluran luar bangunan lengkap dengan
accessoriesnya.

1.3 Lingkup Pekerjaan Fire Fighting terdiri dari Pengadaan dan Pemasangan:
a. Pompa Jockey, Pompa Elektrik dan Pompa Utama Penggerak Motor Diesel
beserta panel-panel control pompa dengan standar NFPA 20
b. Instalasi pipa fire hydrant didalam dan diluar bangunan, fire sprinkler didalam
bangunan.
c. Unit-unit perlengkapan sistem pemadaman kebakaran berupa fire hydrant pillar,
fire hydrant box, sprinkler head, siamesse connection, fire extinghuiser peralatan
valve-valve kontrol dan lain-lain.

1.4 Testing dan Commisioning


Mengadakan testing dan commisioning semua sistem pekerjaan yang terpasang agar
memperoleh sistem yang baik sesuai dengan syarat undang-undang dan peraturan-
peraturan yang berlaku saat ini di Indonesia. Serta tidak bertentangan dengan
ketentuan-ketentuan dari Jawatan Keselamatan Kerja.

PT. SARITAMA PURNAMA


PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR 11 - 1

2. PERSYARATAN TEKNIS KHUSUS

2.1 Waktu Pelaksanaan


Lamanya waktu pelaksanaan pengadaan, pemasangan dan pemeliharaan disesuaikan
dengan tahap-tahap pembangunan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

2.2 Material
Kontraktor harus menjamin seluruh unit peralatan yang didatangkan adalah baru
bebas dari defective material, improver material dan menjamin terhadap kualitas atau
mutu barang sesuai dengan tujuan spesifikasi.
Setiap material atau peralatan yang tidak memenuhi spesifikasi harus diganti dengan
yang sesuai dalam jangka waktu tidak lebih dari 1 (satu) minggu setelah ditanda-
tangani berita acara penerimaan barang.
Seluruh biaya yang timbul akibat penggantian material/peralatan menjadi tanggungan
/beban Kontraktor.

2.3 Gambar-gambar dan Spesifikasi


Gambar-gambar dan spesifikasi perencanaan-perencanaan ini merupakan satu
kesatuan dan tidak dipisah-pisahkan.
Apabila ada sesuatu bagian pekerjaan atau peralatan yang diperlukan agar instalasi ini
dapat bekerja dengan baik, dan hanya dinyatakan dalam salah satu gambar
perencanaan atau spesifikasi perencanaan saja. Kontraktor harus tetap
melaksanakannya tanpa ada biaya tambahan.

2.4 Gambar-gambar Perencanaan


 Pemborong wajib memeriksa design terhadap kemungkinan kesalahan/
ketidakcocokan baik dari segi besaran-besaran diameter pipa maupun pemasangan
dan lain-lain. Hal-hal diatas harus diajukan dalam bentuk tertulis atau gambar
pada waktu penjelasan tender/aanwijzing. Di dalam gambar-gambar perencanaan
ini tidak dimaksudkan untuk menunjukan semua pipa-pipa, fitting-fitting, katup-
katup dan fixture secara terperinci. Semua bagian-bagian tersebut diatas walaupun
tidak digambarkan atau disebutkan secara spesifikasi harus disesuaikan dan
dipasang oleh Kontraktor, apabila diperlukan, agar instalasi ini lengkap dan dapat
bekerja dengan baik sesuai dengan pelaksanaan yang wajar.

2.5 Gambar-gambar Kerja


Gambar-gambar kerja untuk seluruh pekerjaan harus selalu berada di lapangan (site).
Termasuk perubahan-perubahan atau usulan-usulan dan lain sebagai-nya. Selama
pelaksanaan instalasi ini berjalan, Kontraktor harus memberikan tanda-tanda dengan
pensil/tinta merah pada set gambar atas segala perubahannya, penghapusan atau
penambahan pada instalasi tersebut, gambar kerja harus dibuatkan pemborong
sejumlah 1(satu) set kalkir 3(tiga) set blue print.

2.6 Gambar Pelaksanaan


Kontraktor harus membuat gambar instalasi secara mendetail (shop drawing) untuk
disetujui oleh Direksi, juga harus menyerahkan Gambar Pelaksanaan (As Built
Drawing) yang meliputi denah, instalasi yang terpasang, detail pemasangan, detail
peralatan dari seluruh instalasi diatas/ digambar di kertas kalkir. Pelaksanaan
pemasangan harus memenuhi syarat-syarat yang umum berlaku dan mengikuti

PT. SARITAMA PURNAMA


PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR 11 - 1

Pedoman Plumbing Indonesia tahun 2000. As built drawing dibuatkan sejumlah 1


(satu) set kalkir 3 (tiga) set blue print.

2.7 Contoh-contoh Barang


Pemborong wajib mengiripengawasan contoh-contoh bahan yang akan digunakan
dalam pelaksanaan, kepada Pengawas atau brosur-brosur dari alat-alat tersebut dan
menunggu persetujuan dari Pengawas sebelum alat-alat tersebut dipasang.
Bila bahan-bahan tersebut diragukan kualitasnya akan dikiripengawasan ke kantor
penyelidikan bahan-bahan atas biaya Pemborong/ Kontraktor.
Bila ternyata terdapat bahan-bahan yang telah dinyatakan tidak baik/tidak bisa dipakai
oleh Pengawas, maka Pemborong harus mengangkut bahan-bahan tersebut ke luar
lapangan dalam jangka waktu 3 (tiga) hari, harus sudah tidak ada dilapangan (site).

2.8 Tenaga Pelaksanaan


Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan baik oleh orang/tenaga-tenaga ahli
dalam bidangnya (Skilled Labour), agar dapat memberikan hasil kerja yang terbaik
dan rapi.
Untuk pelaksanaan khusus, Pemborong harus memberikan surat pernyataan yang
membuktikan bahwa tukang-tukangnya yang melaksanakan pekerjaan tersebut
memang mempunyai pengalaman dan kecakapan.
Kontraktor wajib mempunyai PAS INSTALATUR yang dikeluarkan oleh PDAM
setempat sesuai dengan domisili Pemborong/Kontraktor tersebut.

2.9 Pengamanan
Kontraktor bertanggung jawab atas pencegahan bahan/peralatan-peralatan untuk
instalasi ini dari pendurian atau kerusakan. Bahan-bahan/peralatan-peralatan yang
hilang atau rusak harus diganti oleh Kontraktor tersebut tanpa tambahan biaya.

2.10 Koordinasi
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Pemborong diwajibkan mengadakan koordinasi
dengan Pemborong lain yang mengerjakan pekerjaan struktur, elektrikal, interior dan
sebagainya, sehingga kemungkinan terjadinya kesalahan-kesalahan dalam
pemasangan dapat diperkecil/dihilangkan.

2.11 Izin
a. Semua izin-izin dan persyaratan-persyaratan yang diperlukan untuk melaksanakan
instalasi ini harus dilakukan oleh Pemborong atas tanggungan dan biaya
Pemborong.
b. Semua pemeriksaan, pengujian laik pakai dari Dinas Pemadam Kebakaran (DPK)
dan lain-lain beserta keterangan-keterangan resminya yang mungkin diperlukan
untuk pelaksanaan instalasi ini harus dilakukan oleh Pemborong atas tanggungan
dan biaya Pemborong.
c. Pemborong harus bertanggung jawab atas penggunaan alat-alat yang dipatentkan,
kemungkinan tuntutan ganti rugi dan biaya-biaya yang diperlu-kan untuk ini.
Pemborong wajib menyerahkan surat pernyataan mengenai hal ini.
d. Pemborong harus menyerahkan izin atau keterangan resmi dari pihak yang
berwajib yang diperolehnya mengenai instalasi proyek ini kepada PENGAWAS,
Konsultan atau pihak yang ditunjuk untuk ini.

PT. SARITAMA PURNAMA


PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR 11 - 1

2.12 Korelasi Pekerjaan


a. Semua pekerjaan galian dan penimbunan yang ada dilakukan oleh pihak lain
Pemborong harus memberikan data-data, ukuran-ukuran dan gambar-gambar
pekerjaan ini bilamana ada kepada pihak yang melaksanakannya.
b. Semua pekerjaan pembuatan dudukan untuk mesin dilakukan oleh Pemborong.
Pemborong harus memberikan data-data, ukuran-ukuran, gambar-gambar dan
peralatan yang diperlukan kepada pihak lain yang memerlukannya.
c. Semua penarikan kabel-kabel listrik sampai ke panel peralatan dilakukan oleh
pihak lain. Pemborong wajib memberikan data-data dan gambar- gambar yang
diperlukan kepada pihak lain yang mengerjakannya.
d. Semua penarikan pipa air termasuk pipa air bersih, pipa hydrant dan pipa
sprinkler yang tidak tercantum dalam gambar-gambar dan spesifikasi dilakukan
oleh pihak lain, Pemborong harus berkoordinasi dan memberikan data-data,
ukuran dan gambar-gambar kepada pihak lainnya yang mengerjakannya.
e. Semua fasilitas listrik, air, saniter darurat hendaknya diusahakan oleh Pemborong.
Pemborong harus berkoordinasi dengan pihak lainnya untuk menanggulangi
persoalan ini.

2.13 Sub Kontraktor


a. Apabila diperlukan tenaga-tenaga ahli khusus atau tenaga-tenaga pelaksana yang
ada tidak mampu melaksanakan pemasangan, penyetelan, pengujian dan lain-lain
maka Pemborong dapat menyerahkan sebagian instalasinya kepada Sub
Kontraktor lain setelah mendapatkan persetujuan Pengawas.
b. Pemborong wajib bertanggung jawab penuh atas segala lingkup pekerjaan-nya,
baik yang dilaksanakannya sendiri maupun yang telah di sub-kontrakkan.
c. Pemberi Tugas dan Pengawas tidak dapat dituntut bila ada gugatan sub
Kontraktor karena tidak lancarnya pembayaran yang harus diberikan oleh
Kontraktor.

2.14 Pengawas Lapangan


a. Seluruh pekerjaan yang dicakup dalam instalasi ini harus diawasi oleh seorang
yang cukup berpengalaman. Ia bertanggung jawab penuh atas segala pekerjaan
instalasi pada proyek ini.
b. Nama, perincian pengalaman kerja, struktur organisasi Pengawas Lapangan
hendaknya diberikan oleh Pemborong kepada Pengawas untuk dimintakan
persetujuannya.
c. Bilamana ternyata menurut pendapat pihak Pengawas, Konsultan atau pihak yang
berwenang Pengawas Lapangan yang ditunjuk itu kurang cakap memimpin maka
Pemborong harus menggantinya dengan orang lain.

2.15 Laporan Instalasi


a. Pemborong harus memberikan contoh semua bahan-bahan yang akan
dipergunakannya kepada Pengawas, Konsultan atau pihak yang ditunjuk untuk
dimintakan persetujuan tertulis pemasangannya.
b. Dengan mencantupengawasan secara lengkap merk, type, spesifikasi dari semua
contoh bahan yang diajukan.
c. Pemborong harus membuat jadwal/ schedule waktu yang terperinci untuk setiap
pekerjaannya dan diserahkan kepada Pengawas, Konsultan atau pihak yang
ditunjuk untuk mendapatkan persetujuannya.

PT. SARITAMA PURNAMA


PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR 11 - 1

Pemborong harus mengadakan :

1. Buku Laporan Harian


2. Buku Laporan Mingguan
3. Buku Laporan Bulanan
4. Izin kerja lembur/ hari libur.

d. Pemborong harus melaporkan hasil kemajuan pekerjaannya setiap minggu serta


perbandingannya dengan jadwal yang telah tersusun.
e. Bilamana terjadi perbedaan, harus disertakan juga alasan-alasan serta cara-cara
penanggulangannya.
f. Bagi setiap tahap-tahap instalasi yang telah selesai dikerjakannya, Pemborong
harus mendapatkan pernyataan tertulis dari pihak Pengawas, Konsultan dan pihak
yang ditunjuk bahwa tahap instalasi ini telah selesai dikerjakan sesuai dengan
persyaratan yang ada.
g. Tahap-tahap instalasi ini ditentukan kemudian berdasarkan jadwal perincian
waktu yang diserahkan oleh Pemborong.
h. Di dalam setiap pelaksanaan pengujian, balancing dan "trial run" sistem instalasi
ini haruslah pula dihadiri pihak Pengawas, Konsultan, Ahli dan wakil pemberi
tugas, serta pihak-pihak lain yang bersangkutan. Untuk ini hendaklah diberikan
pula sertifikat pernyataan hasil pengujian oleh yang berwenang memberikannya.

2.16 Pembersihan Lapangan


a. Lapangan yang dipergunakan harus setiap hari setelah selesai bekerja dibersihkan
oleh Pemborong. Pemborong hendaknya menghubungi pihak- pihak lain untuk
koordinasi pembersihan lapangan.
b. Segera setelah Kontrak selesai maka Pemborong harus memindahkan semua sisa
bahan pekerjaannya dan peralatannya kecuali yang masih diperlukan selama
pemeliharaan.

2.17 Petunjuk Operasi


a. Pada saat penyerahan untuk pertama kalinya Pemborong harus menyerahkan
gambar-gambar, data-data peralatan petunjuk operasi dan cara-cara perawatan
dari mesin-mesin terpasang di bawah Kontrak ini dalam bahasa Indonesia.
b. Data-data tersebut haruslah diserahkan kepada Pemilik sebanyak 3 (tiga) set dan
kepada Konsultan 1 (satu) set.
c. Pada saat penyerahan pertama harus diserahkan antara lain : Instruction Manual,
Instalation Manual, Maintenance Guide, Operating Instruction, Traoble Shooting
Instruction dan brosur-brosur harus asli.
d. Pemborong harus memberikan 2 (dua) set singkatan petunjuk operasi dan
perawatan kepada Pemilik, sebuah hendaknya dipasang dalam suatu kaca
berbingkai dan ditempelkan di dinding dalam ruang mesin utama atau tempat lain
yang ditunjuk oleh Pengawas.
e. Pemborong harus memberikan pendidikan praktek mengenai operasi dan
perawatannya kepada petugas-petugas teknik yang ditunjuk oleh Pemilik/
Pengawas secara cuma-cuma sampai cakap menjalankan tugasnya.
f. Kontrator harus memberikan surat garansi atas peralatan-peralatan utama kepada
Pemberi Tugas.

PT. SARITAMA PURNAMA


PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR 11 - 1

2.18 Surat Keterangan


Kontraktor harus memberikan Surat Keterangan/ sertifikat dari Dinas Pemadam
Kebakaran daerah yang menunjukkan bahwa unit tersebut dapat dipergunakan
terutama pada pekerjaan sistem instalasi pemadam kebakaran.

2.19 Data Suku Cadang


Kontraktor harus menjamin dengan Surat Jaminan adanya suku cadang yang mudah
diperoleh pada peralatan-peralatan yang sekiranya akan mengalami gangguan atau
kerusakan dalam waktu yang pendek, baik peralatan utama maupun peralatan
penunjang.

3. PERSYARATAN TEKNIS KHUSUS PEKERJAAN AIR BERSIH, KOTOR,


BUANGAN

3.1 Peraturan-peraturan/ Persyaratan


Tata cara pelaksanaan dan lain-lain petunjuk yang berhubungan dengan peraturan-
peraturan Pembangunan yang sah berlaku di Republik Indonesia. Selama pelaksanaan
Kontrak ini harus betul-betul ditaati. Pada umumnya peraturan-peraturan berikut ini
berkenan dengan pasal sebagai berikut :
1. Peraturan Perusahaan Air Minum Negara, tentang instalasi air.
2. Pedoman Peraturan Plumbing Indonesia yang dikeluarkan oleh Direktorat Teknik
Penyehatan Dit. Jen. Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum.
3. Pemeriksaan umum untuk pemeriksaan bahan-bahan bangunan NI-3 (PUBB)
1956 NI-3 1963. PUBB 1969.
4. Peraturan Beton Indonesia, tentang penggunanan tenaga kerja harian, mingguan,
bulanan, dan borongan. pemborong dianggap telah mengerti dan mengetahui akan
isi dan maksud dari Peraturan-peraturan dan syarat-syarat tersebut diatas.
5. Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plumbing 2000 (SNI).
6. NFPA 13, 14 dan NFPA 20
7. SNI

3.2 Material/ Bahan-bahan yang dipakai


a. Untuk pipa-pipa jaringan air bersih menggunakan GIP class medium dan fire
fighting (fire hydrant dan fire sprinkler) BSP Sch 40.
b. Untuk pipa air kotor, air buanganan pipa vent, yaitu dipakai pipa PVC,
berkatagori class AW (10 kg/cm²) JIS K 6742.

Tebal dinding pipa PVC tidak boleh kurang dari ukuran sebagai berikut :

Diameter Dalam Tebal Dinding


Minimum
 50 -  75 mm  3,15 -  4,05 mm
 100 -  125 mm  4,5 -  5,4 mm
 150 -  125 mm  4,5 -  6,4 mm
 200 -  125 mm  4,5 -  8,3 mm
 250 -  125 mm  4,5 -  10,3 mm

PT. SARITAMA PURNAMA


PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR 11 - 1

3.3 Pengujian
Pengujian sistem pembuangan air kotor dan air buangan. Seluruh sistem pembuangan
air harus mempunyai lubang/ lubang yang dapat ditutup (plugged) agar seluruh
sistem tersebut dapat diisi dengan air sampai dengan lubang vent tertinggi.
Sistem tersebut harus dapat menahan air yang diisikan tersebut diatas, minimum 1
jam dan penurunan air selama waktu tersebut tidak turun lebih dari 10 cm, atau
dengan pengujian hydrostatic sebesar 4 kg/cm² untuk pipa cabang dan 6 kg/cm² untuk
induk.
Apabila pemilik menginginkan pengujian lain disamping pengujian diatas, Kontraktor
harus melakukannya tanpa tambahan biaya.
 Pengujian Sistem Distribusi Air Bersih
Sebelum dipasang fixtures-fixtures seluruh sistem distribusi air harus diuji dengan
tekanan 8 kg/cm² untuk pipa sanitary dan 12 kg/cm² untuk pipa fire fighting tanpa
mengalami kebocoran dalam waktu minimum 3 jam tekanan tersebut tidak
turun/berubah.
Pada prinsipnya pengetesan dilakukan dengan cara bagian demi bagian dari
panjang pipa maximum 100 meter. Biaya pengetesan serta alat-alat yang
diperlukan adalah menjadi tanggung jawab Pemborong/ Kontraktor. Pengetesan
pipa harus dilaksanakan dengan disaksikan oleh Pengawas atau PENGAWAS,
selanjutnya apabila telah diterima/memenuhi syarat akan dibuat-kan Berita
Acaranya.

3.4 Sistem Pemipaan

3.4.1. Sistem Penyambungan Pipa


a. Pipa Air Bersih :
Digunakan sambungan ulir/secrewed untuk pipa  2" ke bawah dan dengan
menggunakan sambungan flanged untuk pipa  2 1/2" ke atas dari bahan yang
sesuai dengan jenis bahan pipanya.
Untuk memperkuat terhadap kebocoran, penyambungan pipa dengan ulir harus
terlebih dahulu diberi lapisan red lead cement atau pintalan khusus dari asbes.
Sedangkan untuk sambungan flanged harus dilengkapi ring dari karet secara
homogen.
b. Pipa Air Kotor dan Ventilasi :
Untuk bahan sambungan seperti socket, elbow, tee dan lain-lain dari bahan yang
sama, sedangkan untuk bahan pengikatnya digunakan lem/ solventcement.
Pipa-pipa yang sudah terpasang, pada ujungnya yang terbuka agar bertutup dan
rapat untuk menghindari kotoran masuk.

3.4.2. Pemasangan Fixtures, Fitting dan sebagainya


a. Semua fixtures harus dipasang dengan baik dan di dalamnya bebas dari
kotoran yang akan mengganggu aliran atau kebersihan air, dan harus terpasang
dengan kokoh (rigit) ditempatnya dengan tumpuan yang mantap.
b. Semua fixtures, fitting, pipa-pipa air dilaksanakan harus rapi tidak mengganggu
waktu pemasangan-pemasangan/ dinding porselent dan sebagainya. Dengan
pemasangan fixtures yang baik dan serasi, juga kuat dalam kedudukannya untuk
komponen, misalnya fixture, fitting dan sebagainya. Kontraktor bertanggung

PT. SARITAMA PURNAMA


PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR 11 - 1

jawab untuk melengkapi komponen tersebut di dalam kelengkapan jaringan


instalasi tersebut.
c. Untuk pipa-pipa yang tekanan airnya tinggi/pipa induk, dipasang balok-balok dari
beton dengan campuran yang kuat dan dipasang setiap ada sambungan pipa, tee,
elbow, valve dan sebagainya.

3.4.3. Penggantung / Penumpu Pipa


a. Semua pipa harus diikat/ditetapkan dengan kuat dengan penggantung atau angker
yang kokoh (rigit), agar inklinasinya tetap, untuk mencegah timbulnya getaran.
b. Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur dengan
jarak antara tidak lebih dari 2,5 m.
c. Semua pipa yang melewati daerah dilokasi bangunan, dipergunakan flexible joint
untuk mencegah patahnya pipa dari pergeseran bangunan.
d. Penggantung atau penumpu pipa harus disekrup/ terikat pada kontruksi bangunan
dengan insert/ angker yang dipasang pada waktu pengecoran beton dengan
Ramset.
e. Pipa-pipa vertikal harus ditumpu dengan clem-clam dan dibuat dengan jarak tidak
lebih dari 3 m.

3.4.4. Valve - valve


a. Water valve sampai dengan 2" adalah jenis "screwed bronze body dengan
external spendle ".
b. Water valve  21/2" -  3" adalah jenis "bronze flanged body dengan internal
screwed spendle ".
c. Water valve lebih besar 3" adalah jenis "flanged steel body dengan external
spendle yoke ".
d. Tekanan kerja dari valve-valve harus disesuaikan dengan fungsinya, untuk
e. pekerjaan air bersih sanitary digunakan tekanan kerja 150 psi dan untuk pekerjaan
air bersih fire fighting digunakan valve dengan tekanan kerja minimum 300 psi,
bahan cast iron.

3.4.5. Pipa-pipa Dalam Tanah


a. Galian pipa dalam tanah harus dibuat dengan kedalaman 60 cm untuk pipa 4" ke
bawah dan 80-100 cm untuk pipa  5" keatas. Dasar lubang galian harus cukup
stabil dan rata sehingga seluruh panjang pipa terletak tertumpu dengan baik.
Untuk pipa-pipa air bersih dan pipa-pipa air buangan tidak boleh diletakkan pada
lubang-lubang yang sama.
b. Galian tanah harus dibersihkan dari kotoran-kotoran/puing-puing. Setelah bersih
diurug dengan pasir urug setebal  5 cm kemudian pipa dipasang dalam lubang
galian dan diperiksa oleh Pengawas, ditimbun kembali dengan pasir urug dan
tanah bekas galian yang bebas dari puing-puing.
c. Patokan/ pedoman yang dipakai untuk dalamnya galian adalah diukur dari garis
tengah pipa (as pipa) sampai ke permukaan jalan/ tanah asli atau bila tidak supaya
disesuaikan gambar rencana.
d. Syarat penyeberangan pipa yang melintasi jalan atau drainase setempat dilihat
gambar rencana..
e. Khusus untuk pipa diluar bangunan (site plan) harus di coating terlebih dahulu
dengan bahan Anti karat standar Denso tapes.

PT. SARITAMA PURNAMA


PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR 11 - 1

3.4.6. Pengecatan
Semua pipa dari besi/baja dalam tanah harus dilapisi dengan Tar (Tor corted) atau
coating untuk penahan Korosi. Sedangkan untuk pipa-pipa terlihat (exposed) harus
diberi tanda dengan warna atau cat yang warnanya akan ditentukan kemudian ol eh
Pengawas. Untuk pipa-pipa dalam ceiling agar mudah dikenali diberikan tanda warna/
cat pada setiap jarak  4 m pada pipa-pipa induk begitu pula pipa-pipa pada shaft
dimana terletak pintu pemeriksaan. Sebagai patokan dipakai warna cat sebagai
berikut :
 Untuk jaringan pipa air bersih dipakai warna biru
 Untuk jaringan pipa air kotor dipakai warna coklat
 Untuk jaringan pipa air buangan dipakai warna hijau
 Untuk jaringan pipa hydrant dan Sprinkler warna merah

4. SPESIFIKASI TEKNIS PERALATAN UTAMA


4.1. Pekerjaan Air Bersih
4.1.1. Pompa jetpump
Type pompa : Sesuai gambar Perencanaan
Kapasitas : Sesuai gambar Perencanaan
Head pompa : Sesuai gambar Perencanaan
Putaran pompa : Sesuai gambar Perencanaan
Daya pompa : Sesuai gambar Perencanaan
Karakteristik listrik : Sesuai gambar Perencanaan
Jumlah : Sesuai gambar Perencanaan

4.1.2. Pompa Transfer


Type pompa : Jet pump
Pump Kapasitas : Sesuai gambar
Perencanaan Head pompa : Sesuai gambar
Perencanaan Putaran pompa : Sesuai gambar
Perencanaan

4.1.3. Top Reservoir


Kapasitas : Sesuai gambar Perencanaan
Material : FRF Whale Panel System dilengkapi dengan steel base
frame UNP-120 standard ISO-9001

4.2. Pekerjaan Air Kotor

4.2.1 Pemipaan Air Kotor


Diadakan pemisahan antara pemipaan air kotor dari closet dan urinal dengan air
buangan dari lavatory dan floor drain. Pengumpulan digunakan pipa-pipa cabang
horizontal pad setiap lantai digunakan pipa PVC yang kemudian diteruskan ke pipa
induk vertikal dalam shaft. Pembuangan air kotor dari closet dan urinal disalurkan ke
salurkan pipa tegak air kotor dan air buangan dalam shaft lalu disalurkan ke Sewage
Treatment Plant (STP) kemudian disalurkan pada saluran riol kota.

4.2.2 Pemipaan Ventilasi


Untuk pipa ventilasi dipasang bersatu dengan dinding  1 1/4" untuk masing-masing
PT. SARITAMA PURNAMA
fixtures yang membutuhkan. Kemudian diteruskan oleh pipa induk ventilasi 11yang
PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR -1
berada pada shaft dimana pelepasan akhir pada lantai atap dilengkapi dengan vent -
cup.

4.3. MASA JAMINAN, PEMELIHARAAN DAN SERAH TERIMA

4.2. Masa Jaminan


Semua pekerjaan instalasi maupun peralatannya harus dijamin akan bekerja dengan
sempurna. Semua pekerjaan yang masuk dalam lingkup pekerjaan ini harus diberi
masa jaminan selama 1 (satu) tahun setelah masa penyerahan pekerjaan tersebut.

4.3 Masa Pemeliharaan


Masa pemeliharaan ditetapkan 90 (sembilan puluh) hari kalender sejak tanggal
penyerahan pertama pekerjaan dengan disertai Berita Acara. Pemborong harus
memperbaiki segala kerusakan-kerusakan atau kekurangan-kekurangan yang
disebabkan kurang sempurnanya pelaksanaan dan atau bahan-bahan yang digunakan.
Pekerjaan perbaikan ini harus segera dikerjakan oleh Pemborong pada peringatan
pertama dari Direksi. Kontraktor harus memperbaiki segala kerusakan-kerusakan
yang diakibatkan oleh pelaksanaan pekerjaan ini.
Jika Pemborong melalaikan peringatan ini atau pekerjaan perbaikan kurang
sempurna, maka Pengawas dapat meminta orang lain untuk memperbaiki atau
mengganti dengan biaya Pemborong.
Setelah jangka waktu pemeliharaan ini berlalu dan segala kerusakan atau kekurangan
itu telah diselesaikan dengan baik oleh Pemborong, maka pekerjaan dapat diserahkan
untuk kedua kalinya.

4.4 Serah Terima Pekerjaan


Pekerjaan tersebut harus selesai seluruhnya dan diserahkan untuk pertama kalinya
pada waktu seperti tersebut diatas. Pemberitahuan penyerahan pekerjaan, harus
dinyatakan secara tertulis oleh Pemborong dengan menyebutkan secara tertulis oleh
Pemborong dengan menyebutkan tanggal penyerahan yang dikehendaki, dalam waktu
1 minggu sebelum penyerahan yang dikehendaki kepada Pengawas. Jika pekerjaan
telah memenuhi syarat, maka Pengawas akan menerima pekerjaan tersebut untuk
yang pertama kali, dinyatakan secara tertulis dalam Berita Acara Penyerahan Pertama.

2. POMPA AIR TERPENDAM

2.1. Persyaratan Umum


Pekerjaan ini mencakup penyediaan satu pompa terendam, dengan kapasitas sesuai
gambar
Ukuran daya pendorong motor harus dipilih setelah pemasangan pompa dan sifat-sifat
sumur ditentukan/ ditetapkan.

PT. SARITAMA PURNAMA


PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR 11 - 1

2.2 Produk-produk Standard


Peralatan-peralatan yang harus disediakan di bawah spesifikasi ini harus berupa
produk-produk standard/baku dalam pembuatan Sumur dalam yang diatur oleh
Pembuat (manufacturers) yang secara teratur melakukan pembuatan peralatan
bermutu tinggi, untuk Pekerjaan semacam ini.

Peralatan pemompaan harus dijamin untuk sedikit-dikitnya pemakaian terus menerus


selama 2 (dua) tahun.
Pemesanan Pompa Motor Terendam
Sifat-sifat yang pasti dari pompa terendam haruslah sedemikian rupa untuk bisa
melayani (handle) kapasitas jangka lama dari sumur tersebut.
Pompa motor terendam tidak boleh dipesan tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu
dari Pemilik setelah pengujian pemompaan sumur.

2.3. Buku Intruksi, Alat-alat dan "Pump Characteristic Curves"


a. Buku Instruksi / Petunjuk
Buku-buku petunjuk dengan terjemahannya ke dalam Bahasa Indonesia, yang
berisi informasi lengkap yang berhubungan dengan pemasangan, cara kerja,
pelumasan, penyetelan, pemeliharaan dan perbaikan alat-alat pemompaan dan
alat-alat kontrol, beserta daftar alat-alat yang mendetail dengan gambar-gambar
dan foto-foto, harus diberikan bersama dengan tiap-tiap unit atau macam dari unit
yang identik.

b. "Pump Characteristic Curve"


Pemborong harus menyediakan untuk tiap-tiap ukuran pompa suatu
"characteristic curves" yang diidentifisir secara tepat dan yang dibuat oleh
pembuat pompa (pabrik) yang menunjukan kapasitas-kapasitas, kepala-kepala
(heads), effisiensi, dan daya kuda rem (brake horse power) pada segala kekuatan
pompa (range of the pump).

2.4. Tombol Terapung


Dua tombol yang digerakkan dengan tekanan (pressure operated switches) harus
untuk pemasangan tabung tekanan (pressure vessel mounting) dan harus diberi kawat
untuk menjalankan dan menghentikan pompa seperti ditunjukkan, pada unit pompa
terpakai.

2.5 Pompa Tambahan dan Pengujian Sumur


Pemborong setelah pemasangan pompa, pengukur-pengukur, pengontrol-pengontrol
dan alat-alat lain yang perlu untuk menyelenggarakan dengan dihadiri oleh Pemilik
proyek atau wakilnya, hasil spesifik dari pompa dan penetapan "recovery charge and
drawdown" dari sumur tersebut.
Pengujian sepanjang minimum 12 (dua belas) Jam terus menerus harus diadakan dan
catatan perihal kegiatan ini harus dibuat dan diberikan kepada Pemilik proyek dengan
menyebutkan hal-hal berikut dicatat tiap selang 60 menit, antara lain :
a. Waktu pemasangan pompa
b. Permukaan air statis
c. Permukaan air yang dipompa
d. Kapasitas pompa dalam Lpm
e. Kepala penutup (shut off head)

PT. SARITAMA PURNAMA


PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR 11 - 1

f.. Voltage kawat (line voltage)


g. Arus kawat (line current)
h. Daya kuda pompa dikembangkan
i. Rpm pompa.

2.6 Laporan Akhir


Setelah pengujian diselenggarakan dan diterima, Pemborong harus memberikan
kepada Pemilik Proyek segala catatan-catatan (logs), rekords (records) analisa air atas
air sumur setelah pengujian akhir sumur dan perlengkapannya.
Pengajuan mutu air, minimal dilakukan oleh Team Akhli atau PT. Sucofindo untuk
sample awal, tengah waktu dan hasil akhir pekerjaan.

III. PERSYARATAN BAHAN/ MATERIAL


1. UMUM
 Semua material yang disuplai dan dipasang oleh Pemborong harus baru dan
material tersebut oleh cocok untuk dipasang di daerah tropis.
 Material-material haruslah dari produk dengan kualitas baik dari produksi terbaru.
Untuk material-material yang disebut dibawah ini maka Pemilik harus menjamin
bahwa barang tersebut adalah baik dan baru dengan jalan menunjukkan surat
order pengiriman dari dealer/ agen/pabrik.
 Pemborong harus bersedia mengganti material yang tidak disetujui karena
menyimpang dari spesifikasi atau hal lainnya, dimana penggantian tersebut tanpa
biaya extra.

2. DAFTAR MATERIAL
Untuk semua material yang ditawarkan maka Pemborong wajib mengisi daftar
material yang menyebutkan merk, type, kelas lengkap dengan brosur/katalog yang
turut dilampirkan pada waktu tender. Tabel daftar material ini diutamakan untuk
komponen-komponen yang berupa barang-barang produksi pabrik.

3. PENYEBUTAN MERK / PRODUK PABRIK


 Apabila pada spesifikasi teknis ini atau pada gambar disebutkan beberapa merk
tertentu atau kelas mutu (quality preformance) dari material atau komponen
tertentu terutama untuk material yang dalam taraf mutu/pabrik yang disebutkan
itu.
 Apabila nanti selama proyek berjalan terjadi bahwa material yang disebutkan
pada tabel material tak dapat diadakan oleh Pemborong yang diakibatkan oelh
sesuatu alasan kuat yang dapat diterima Pemilik, Pengawas, maka dapat
dipikirkan penggantian merk/type dengan suatu sanksi tertentu kepada
Pemborong.

PT. SARITAMA PURNAMA


PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR 11 - 1

4. DAFTAR MATERIAL

No. Peralatan / Material Merk


1. Pompa-pompa Air Bersih) Panasonic Ebara, , Groundfos

2. Pipa uPVC Wafin unilon , maspion

3. Valve-Valve :
Kitz, Socla, Crane, Toyo,
 Gate Valve
4. KKK Kitz, Socla, Crane,
 Butterfly Valve
Toyo, KKK Kitz, Socla,
5.  Check Valve
Crane, Toyo, KKK Socla,
6.  Strainer
Yoshitake, Fushiman Socla,
7.  Float Valve
8. Yoshitake, Fushiman Socla,
 Safety Valve
Vitaulic, Honnywell,
 Air Release Valve
Socla, Yoshitake,
 Pressure Reducting Valve Fushiman, Yuta
 Air Vent PPI, Bakrie, Spindo
PVC rucika wafin

Floor Drain
9.
(FD) Roof San'Ei, Kakudai
10. Drain (RD) setara Cast Iron eks
Faucet Lokal San'Ei,
11. Flexible Connection Kakudai, Onda
Water Level Control Proco, Armflex, Socla, Tozen
Fanal, Saginomia, setara

PT. SARITAMA PURNAMA


PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR 11 - 1

No. Peralatan / Material Merk

17. Top Reservoir FRF Whale Panel System


Sigma Fibre, Gunung Putri,
Biotech, Prima fibre
Ground Reservoir Beton bertulang (di-water
18.
proofing)
19. Sewage Treatment Plant ( STP ) Albiqer, Fransa, Biotech

PT. SARITAMA PURNAMA


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2018
BAB V
PENUTUP

A. PENUTUP
PASAL 1 14.1. Meskipun dalam bestek ini pada uraian pekerjaan dan uraian bahan-
PENUTUP bahan tidak dinyatakan, tetapi disebutkan dalam penjelasan pekerjaan
(aanwijzing) mengenai suatu bagian pekerjaan yang termasuk harus
dikerjakan oleh pemborong/kontraktor, maka bagian tersebut dianggap
ada dan dimuat dalam bestek ini.
14.2. Pekerjaan yang nyata-nyata menjadi bagian dari pelaksanaan
pekerjaan ini, tetapi tidak diuraikan atau tidak dibuat dalam bestek ini,
tetap diselenggarakan dan diselesaikan oleh Pemborong/Kontraktor.
14.3. Setiap melalui pekerjaan Pemborong/Kontraktor, harus ijin tertulis
serta membuat gambar penjelasan (shop drawing) dan berikut target
volume pekerjaan yang dilaksanakan.
14.4. Pemborong/kontraktor diharuskan membuat gambar sesuai
pelaksanaan (As-built Drawing) yang harus mendapat persetujuan dan
pengesahan dari Konsultan Pengawas dan Pengendali kegiatan.

Jakarta ,………………2018
Mengetahui, Di buat oleh
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN Konsultan Perencana
PUSAT PELAYANAN KESEHATAN PT. SARITAMA PURNAMA
HEWAN DAN PETERNAKAN

FERDIANA DWISARI, ST
RENOVA IDA SIAHAAN Direktur Utama
NIP.196609211994032002

PT. SARITAMA PURNAMA

Anda mungkin juga menyukai