2018
BAB I
PERSYARATAN TEKNIS UMUM
2.9. Subtitusi
a. Produk yang disebutkan nama pabriknya :
Material peralatan, perkakas, aksesoris yang disebutkan nama
pabriknya dalam RKS, kontraktor harus melengkapi produk
yang disebutkan dalam spesifikasi teknis atau dapat
mengajukan produk yang setara, disertai data-data yang
lengkap untuk mendapatkan konsultan perencana sebelum
memesan.
b. Produk yang tidak disebutkan nama pabriknya.
Materialnya, peralatan, perkakas, aksesoris dan produk-
produk yang tidak disebutkan nama pabriknya didalam
spesifikasi teknis, kontraktor harus mengajukan secara tertulis
nama Negara dari pabrik yang menghasilkan catalog dan
selanjutnya menguraikan data-data atau yang menunjukan
secara benar bahwa produk-produk yang dipergunakan adalah
sesuai dengan spesifikasi teknis dan kondisi proyek untuk
mendapatkan persetujuan dari pemilik/ perencana/konsultan
pengawas.
.
2.14. Koordinasi Pekerjaan
a. Untuk kelancaran pekerjaan ini, garus disediakan koordinasi
dari seluruh bagian yang terlibat didalam kegiatan proyek ini.
Seluruh aktifitas yang menyangkut dalam proyek ini harus
dikoordinir terlebih dahulu agar gangguan dan konflik satu
dengan yang laian dapat dihindarkan. Melokalisasi/merinci
setiap pekerjaan sampai dengan detail untuk menghindari
gangguan dan konflik serta harus persetujuan dari konsultan
perencana/ pengawas.
b. Kontraktor harus melaksanakan segala pekerjaan menurut
uraian dan syarat-syarat pelaksanaan, gambar-gambar dan
instruksi tertulis dari konsultan pengawas.
c. Konsultan pengawas berhak memeriksa pekerjaan yang
dilakukan oleh kontraktor pada setiap waktu. Bagaimanapun
juga kelalaian konsultan pengawas dalam pengontrolan
terhadap kekeliruan atas pekerjaan yang dilaksanakan oleh
kontraktor. Tidak berarti kontraktor bebas dari tanggung
jawab.
d. Pekerjaan yang tidak memenuhi uraian dan syarat-syarat
pelaksanaan (spesifikasi) atau instruksi tertulis dari konsultan
pengawas harus diperbaiki atau dibongkar. Semua biaya
diperlukan untuk itu menjadi tanggung jawab kontraktor
2.17. Iklan
Kontraktor tidak diijinkan membuat iklan dalam bentuk apapun
didalam sempadan (batas) site atau ditanah yang berdekatan tanpa
seijin dari pemberi tugas
3.15. KAYU
3. 16 Keramik
Pada area ruangan tertentu dinding menggunakan
keramik (sampai batas kusen) dengan nat yang tidak
terlihat, agar bakteri tidak da didalamnya, dan siku
dinding dibuat tidak lancip. (dan pada Ruangan Operasi
dinding menggunakan lapis timbal anti radiasi.
3.22. CAT
b. Persyaratan bahan
Semua material harus memenuhi ukuran, standard
dan mudah didapatkan dipasaran, kecuali bila
ditentukan lain.
Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan
segala perlengkapannya, sesuai dengan yang telah
disediakan oleh pabrik untuk masing-masing type yang
dipilih.
Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah
disediakan oleh pabrik untuk masing-masing type yang
dipilih.
Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah
disyaratkan dalam uraian dan syarat-syarat dalam buku
ini.
Panjang ; 32,2 Cm
Lebar; 31,7 Cm
Panjang Efektif; 26,7 Cm
Lebar Efektif; 27,4 Cm
Berat/unit; 3000 gr
Beban lentur/kuat tekan; +/- 175 kgf
Isi/m2; 13,7 pcs
Penyerapan air; max 8%
Jarak reng; 26,7 Cm
Merk : Setara
sesuai gambar perencana dan
persetujuan Konsultan Perencana
4.12. Asuransi
a. Penyedia jasa diwajibkan mengasuransikan semua pekerjaan
yang berhubungan langsung dengan pekerjaan ini antara lain:
asuransi tenaga kerja (Astek) dll.
b. Penggunaan asuransi harus sepengetahuan Direksi Pekerjaan/
Pengawas Kegiatan dan Pemimpin Kegiatan.
c. Penggunaan asuransi dilakukan sebelum memulai pekerjaan
sampai selesai pekerjaan.
d. Persyaratan-persyaratan asuransi harus dipenuhi oleh
penyedia jasa dan wajib dilaksanakan
c. Mobilisasi Material
Penyedia jasa harus memobilisasi material sesuai dengan
ketentuan sebagai berikut:
1) Mobilisasi material sesuai dengan jadwal dan realisasi
pelaksanaan fisik.
2) Material yang akan didatangkan dari luar lokasi
pekerjaan harus terlebih dahulu diambil contohnya
untuk mendapatkan persetujuan dari Pengawas
Kegiatan/Direksi Pekerjaan dan atau diuji keandalannya
di laboratorium, apabila tidak memenuhi syarat,
harus segera diperintahkan untuk diangkut ke luar lokasi
proyek dalam waktu 3 x 24 jam.
d. Demobilisasi
Kegiatan Demobilisasi berupa pembongkaran tempat kerja
oleh Penyedia Jasa pada saat akhir kontrak termasuk
pemindahan semua instalasi, peralatan dan perlengkapan
dari tanah milik Pemerintah dan pengembalian kondisi
tempat kerja menjadi kondisi semula seperti sebelum
PASAL 7 7.1. Segala perizinan terhadap Pemerintah daerah atau instansi lainnya
PERIZINAN termasuk biaya pengurusan IMB,dan Peil Banjir menjadi tanggung
jawab SKPD yang bersangkutan.
1.2. REFERENSI
Dalam melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus mematuhi
peraturan-peraturan yang berlaku didalam Negara Republik
Indonesia. Pada khususnya peraturan-peraturan ini berkenaan
dengan pasal-pasal diatas, meliputi :
3.6. Pelaporan
a. Untuk setiap Urugan yang akan dibayar menurut ketentuan-
ketentuan Seksi dari Spesifikasi ini Penyedia jasa diharuskan
menyerahkan laporan di bawah ini kepada Direksi
Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan Teknik sebelum ijin memulai
pekerjaan disetujui :
1). Gambar detail penampang melintang yang menunjukkan
permukaan yang telah dipersiapkan untuk penempatan
urugan.
a. Bahan
Beton yang dipakai untuk pembuatan tiang beton cetak
harus mempunyai mutu beton minimal K-250 (beton
Readymix).
Penulangan tiang menggunakan besi standart sebagai
tulangan utama dengan mutu minimal U-39 .
penulangan sengkang dengan mutu baja U-24.
Sesuai Gambar Perencanaan.
b. Alat Pancang
Berat beban tiang pancang disesuaikan dengan daya
dukung yang diinginkan.
Selama pemancangan harus digunakan driving helmet
dan driving plate agar pukulan palu terbagi merata pada
kepala tiang.
Untuk mencegah rusaknya kepala tiang harus
digunakan bantalan (cushion) minimal tebal 5 cm.
Bantalan tersebut harus diperiksa dan diganti secara
periodik seperlunya atau atas saran dan persetujuan
Konsultan Manajemen Konstruksi.
e. Penyambungan Tiang
Tiang beton cetak disambung dengan mengelas plat baja
pada kedua tiang yang akan disambung dengan full
buttweld. Sebelum pengelasan dilakukan potongan tiang
yang akan disambung distel hingga satu garis dengan tiang
yang telah terpancang di dalam tanah. Setelah pengelasan
selesai dilaksanakan, sambungan tersebut diberi lapisan
aspal dan pemancangan tiang dilanjutkan
f. Proses Pemancangan
Setiap saat pada saat pemancangan, tiang pancang
harus disanggah dengan baik sehingga tidak berubah
dari posisi yang telah ditentukan serta tidak terjadi
kemungkinan tekuk. Penyanggahan ini harus diatur
sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan
kerusakan pada tiang tekan.
Alat pancang yang akan dipergunakan harus
mempunyai kapasitas dan efisiensi, sesuai dengan
syarat-syarat yang ditentukan dan terlebih dahulu
mendapatkan persetujuan tertulis dari Konsultan
Pengawas sebelum digunakan. Manometer pengukur
b. Pengujian
Pengujian dilakukan sebagai berikut :
1). Sebelum melaksanakan pengecoran awal, Kontraktor
harus mengadakan mix design yang dapat
membuktikan bahwa mutu beton yang disyaratkan
dapat tercapai dari mix design tersebut, selanjutnya
oleh Direksi/Pengawas akan dihitung karakteristik dari
hasil percobaan tersebut yang selanjutnya akan
dipergunakan untuk menilai mutu beton selama
pelaksanaan sesuai dengan syarat-syarat PBI 1971 pasal
4.6 dan 4.7.
2). Pada pekerjaan beton struktural untuk waktu permulaan
pelaksanaan dibuat 1 (satu) benda uji untuk setiap 3m3
f. Cara pengadukan
1). Cara pengadukan harus menggunakan beton molen.
2). Takaran untuk semen portland, pasir dan koral harus
disetujui terlebih dahulu oleh Direksi/ Pengawas
Lapangan.
3). Selama pengadukan, kekentalan adukan beton harus
diawasi dengan jalan memeriksa slump pada setiap
campuran baru. Pengujian slump minimum 5 cm dan
maksimum 10 cm.
4). Apabila memakai beton ready mix, maka cara
pengadukannya mengikuti prosedur beton ready mix
dengan memperhatikan mutu beton yang akan dicapai.
h. Pengecoran beton
1). Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan
persiapan dengan membersihkan dan menyiram
cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-
ukuran dan ketinggian, pemeriksaan penulangan dan
penempatan penahan jarak.
2). Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas
persetujuan Direksi dan Pengawas Lapangan.
3). Pengecoran harus dilaksanakan sebaik mungkin
dengan menggunakan alat penggetar untuk menjamin
beton cukup padat dan harus dihindarkan terjadinya
cacat pada beton seperti keropos dan sarang-sarang
koral/split yang dapat memperlemah konstruksi.
4). Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan
diteruskan pada hari berikutnya maka tempat
perhentian tersebut harus disetujui oleh Pengawas
Lapangan.
i. Pemadatan beton
Sebelum pekerjaan beton dimulai, penulangan atau barang–
barang lain yang harus berada didalam beton, harus
dibersihkan dari semua macam kotoran. Semua cetakan
dan pengatur jarak harus diperiksa dengan teliti dan ruang
yang akan diisi beton harus betul – betul dibersihkan.
j. Siar Dilatasi
Beton harus dicor secara kontinu sampai pada siar dilatasi,
letak dan pengaturannya ditunjukkan dalam gambar –
gambar atau seperti yang disetujui Pengawas Proyek.
Apabila siar dilatasi harus dibuat diluar yang ditunjukkan
oleh ganbar, karena kerusakan mesin pengaduk beton atau
keadaan yang tidak terduga, harus dibuat bulk-head
sedemikian sehingga arahnya tegak lurus arah tegangan –
k. Pengeringan Beton
Beton harus dilindungi selama proses pengerasan dari
pengaruh panas matahari yang merusak, hujan dan air yang
mengalir atau angin yang kering.
Perlindungan harus segera diberikan setelah pengerasan
beton dengan cara sebagai berikut :
1) Permukaan beton harus ditutup dengan lapisan karung,
atau bahan sejenis atau lapisan pasir yang harus terus
menerus dibasahi selama 10 hari.
2) Setelah permukaan beton dibasahi seluruhnya, lalu
ditutup dengan lapisan air yang disetujui.
7.3. PENGECORAN
a. Beton harus dicor sesuai persyaratan dalam PBI 1971, ACI
Committee 304,
b. Beton yang akan dituang harus ditempatkan sedekat
mungkin kecetakan akhir dalam posisi lapisan horizontal
kira-kira tidak lebih dari ketebalan 30 cm.
c. Tinggi jatuh dari beton yang dicor jangan melebihi 1,50 m
bila tidak disebutkan lain atau disetujui Direksi Lapangan.
d. Untuk beton expose, tinggi jatuh dari beton yang dicor tidak
boleh lebih dari 1,0 m. Bila diperlukan tinggi jatuh yang
lebih besar, belalai gajah, corong pipa cor ataupun benda-
benda lain yang disetujui harus diperiksa, sedemikian
sehingga pengecoran beton efektif pada lapisan horisontal
tidak lebih dari ketebalan 30 cm dan jarak dari corong
haruslah sedemikian sehingga tidak terjadi
segregasi/pemisahan bahan-bahan.
e. Beton yang telah mengeras sebagian atau yang telah dikotori
oleh bahan asing tidak boleh dituang ke dalam struktur.
f. Tempatkan adukan beton, sedemikian sehingga
permukaannya senantiasa tetap mendatar, sama sekali tidak
diijinkan untuk pengaliran dari satu posisi ke posisi lain dan
tuangkan secepatnya serta sepraktis mungkin setelah diaduk.
g. Bila pelaksanaan pengecoran akan dilakukan dengan cara
atau metoda di luar ketentuan yang tercantum di dalam
PBI'71 termasuk pekerjaan yang tertunda ataupun
penyambungan pengecoran, maka "Kontraktor" harus
membuat usulan termasuk pengujiannya untuk mendapatkan
persetujuan dari Direksi Lapangan paling lambat 3 minggu
sebelum pelaksanaan di mulai.
a. Persiapan
1. Pembersihan.
Tulangan harus bebas dari kotoran, lemak, kulit giling
(mill steel) dan karat lepas, serta bahan-bahan lain yang
mengurangi daya lekat. Bersihkan sekali lagi tonjolan
pada tulangan atau pada sambungan konstruksi untuk
menjamin rekatannya.
2. Pemilihan/seleksi.
Tulangan yang berkarat harus ditolak dari lapangan.
b. Pemasangan Tulangan
1. Umum
Sesuai dengan yang tercantum pada gambar dan PBI
1971 Koordinasi dengan bagian lain dan kelancaran
pengadaan bahan serta tenaga perlu diadakan untuk
mengindari keterlambatan. Adakan/berikan tambahan
tulangan pada lubanglubang (openings) / bukaan.
4. Pembengkokan Tulangan
a. Batang tulangan tidak boleh dibengkok atau
diluruskan dengan cara-cara yang merusak tulangan
itu.
b. Batang tulangan yang diprofilkan, setelah
dibengkok dan diluruskan kembali tidak boleh
dibengkok lagi dalam jarak 60 cm dari bengkokan
sebelumnya.
c. Batang tulangan yang tertanam sebagian di dalam
beton tidak boleh dibengkokkan atau diluruskan di
lapangan, kecuali apabila ditentukan di dalam
gambar-gambar rencana atau disetujui oleh
perencana.
d. Membengkok dan meluruskan batang tulangan
harus dilakukan dalam keadaan dingin, kecuali
apabila pemanasan diijinkan oleh perencana.
e. Apabila pemanasan diijinkan, batang tulangan dari
baja lunak (polos atau diprofilkan) dapat dipanaskan
sampai kelihatan merah padam tetapi tidak boleh
mencapai suhu lebih dari 850 oC.
f. Apabila batang tulangan dari baja lunak yang
mengalami pengerjaan dingin dalam pelaksanaan
ternyata mengalami pemanasan di atas 100 oC yang
bukan pada waktu las, maka dalam perhitungan-
perhitungan sebagai kekuatan baja harus diambil
kekuatan baja tersebut yang tidak mengalami
pengerjaan dingin.
g. Batang tulangan dari baja keras tidak boleh
dipanaskan, kecuali diijinkan oleh perencana.
h. Batang tulangan yang dibengkok dengan pemanasan
tidak boleh didinginkan dengan jalan disiram
dengan air.
d. Las
Bila diperlukan atau disetujui, pengelasan tulangan beton
harus sesuai dengan Reinforcement Steel Welding Code
(AWS D 12.1). Pengelasan tidak boleh dilakukan pada
pembengkokan di suatu batang, pengelasan pada persilangan
(las titik) harus diijinkan kecuali seperti di anjurkan atau
disahkan oleh Direksi Lapangan. ASTM specification harus
dilengkapi dengan keperluan jaminan kehandalan
kemampuan las dengan cara ini.
e. Sambungan Mekanik
Bila jumlah luas tulangan kolom melampaui 3% dari luas
penampang kolom dengan menggunakan diameter 32 mm,
sambungan mekanik untuk tulangan (pada kolom) harus
disediakan dan dipakai.
9.3. Referensi-Referensi
Pekerjaan yang terdapat pada bab ini, kecuali ditentukan lain
pada gambar atau diperinci berikut, harus mengikuti peraturan-
peraturan, standard-standard atau spesifikasi terakhir sebagai
berikut :
1. PBI-1971 NI-2 Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971
2. SII Standard Industri Indonesia
3. ACI-301 Specification for Structural Concrete Building
4. ACI-318 Building Code Requirement for Reinforced Concrete
5. ACI-347 Recommended Practice for Concrete Formwork
9.4. Penyerahan
Penyerahan-penyerahan berikut harus dilakukan oleh
"Kontraktor" sesuai dengan jadwal yang telah disetujui untuk
penyerahannya dengan segera, untuk menghindari keterlambatan
dalam pekerjaannya sendiri maupun dari kontraktor lain.
I. Penyisipan Besi
Penanaman/penyisipan besi untuk angker dari bahan lain
atau peralatan pada pelaksanaan beton haruslah dilengkapi
seperti diperlukan pada pekerjaan.
1. Penanaman/Penyisipan Benda-benda Terulir.
Penanaman jenis ini haruslah seperti telah disetujui oleh
Direksi Lapangan.
2. Pemasangan langit-langit (ceiling).
Pemasangan langit-langit untuk angkur penggantung
penahan penggantung langit-langit, konstruksi
penggantung haruslah digalvani, atau type yang
diijinkan oleh Direksi Lapangan.
3. Pengunci Model Ekor Burung.
Pengunci model ekor burung haruslah dari besi dengan
galvani yang lebih baik/tebal, dibentuk untuk menerima
angkur ekor burung dari besi seperti dispesifikasikan.
Pengunci harus diisi dengan bahan pengisi yang mudah
10.5. Pengelasan
1. Pengelasan hanya boleh dilakukan oleh tukang las yang
berpengalaman, yang memiliki sertifikat ahli pengelasan.
2. Semua prosedur pengelasan yang akan dilakukan harus
sesuai dengan prosedur AWS dan mendapat persetujan dari
pengawas lapangan.
3. Pengelasan tidak boleh dilakukan dengan kondisi cuaca
hujan, berangin kencang dan bila permukaannya kotor,
basah dan kondisi tukang las tidak baik.
4. Mesin las yang digunakan harus mencapai kapasitas 25 –
11.2. Referensi
a. Australian Standard :
AS 1163 – Structural Steel Hollow Sections
AS 1170 – Loading Code,
Part 1 : Dead and Live Loads and Load Combinations
Part 2 : Wind Loads
AS 1538 – Cold Formed Structures Code
AS 1554 – Structural Steel Welding Code
AS 4100 – Steel Structures Code
AS 1397 – Steel Sheet and Strip – Hot Dipped Zinc
Coated and Aluminium / Zinc Coated
AS 3566 – Self Drilling Screws for The Building and
Construction Industries
AS 1650 – Hot Dipped Galvanized Coatings on Ferrous
Articles.
AS 4600 – Cold Formed Code for Structural Steel.
a. Desain.
Desain sistem rangka atap yang terdiri dari rangka,
sambungan, ikatan angin harus dilaksanakan oleh
perusahaan/Aplikator terdaftar dan direkomendasi
pabrik penghasil yang berpengalaman dalam
perancangan sistem rangka baja .
Desain, fabrikasi dan pemasangan rangka harus
dilakukan sedemikian rupa agar rangka baja mampu
menerima beban rencana yang telah ditentukan
olehKonsultan Perencana.
Desain sistem rangka untuk rangka atap dan balok atap
harus mampu menahan beban mati rencana tanpa
lendutan yang lebih besar dari 1/300 bentangan untuk
lendutan vertikal.
Desain sistem rangka atap harus dibuat sedemikian
rupa agar dapat mengakomodasi gerakan bagian rangka
tanpa kerusakan atau tekanan berlebih, kegagalan
pelapis, kegagalan sambungan, ketegangan yang tak
semestinya pada alat pengencang dan angkur, atau
akibat lainnya yang merusak ketika mengalami
perubahan temperatur sekitar yang maksimal sekitar
200 C.
Sistem rangka atap harus didesain untuk
mengakomodasi pengiriman dan penanganan, untuk
memudahkan dan mempercepat perakitan.
b. Penyerahan.
Kontraktor harus menyerahkan data – data berikut :
Data produk untuk setiap tipe rangka baja dan aksesori.
Data analisa struktur yang tertutup dan ditanda tangani
enjinir profesional yang dipilih yang bertanggung
jawab untuk mempersiapkannya.
Sertifikat pabrik yang ditanda tangani oleh pabrik
pembuat rangka baja yang menyatakan bahwa produk
mereka memenuhi persyaratan, termasuk ketebalan baja
tanpa lapisan, tegangan leleh, tegangan tarik, elongasi
total dan ketebalan lapisan pelapis metal.
c. Jaminan Mutu.
Pekerjakan fabrikator dan pemasang yang telah
berpengalaman dengan bahan, desain rangka baja yang
sejenis, dan dengan catatan pengalaman proyek yang
berhasil.
Standar pengelasan harus memenuhi ketentuan AWS
D1.1 atau AS 1554 edisi terakhir.
a. Lembaran Metal.
Lembaran metal lapis seng / galvanized harus memenuhi
ketentuan SNI 07-0132- 1987 dengan tebal lapisan seng
minimal 220 g/m2 sesuai JIS G 3302-1994, seperti
Lokfom, Sarana atau yang setara yang disetujui.
Lembaran metal lapis campuran seng dan alumunium
harus memenuhi ketentuan AS 1397, dengan mutu baja
5500 kg/cm2.
c. Manufaktur / Fabrikator.
Sesuai dengan ketentuan – ketentuan, manufaktur /
fabrikator sistem rangka baja yang dapat memenuhi
standar
d. Aksesori Rangka.
Aksesori rangka baja harus dibuat dari bahan dan
penyelesaian yang sama dengan yang digunakan untuk
bagian – bagian rangka baja dan sesuai dengan
persyaratan engineer dari pabrik pembuat rangka baja ,
termasuk :
a. Fabrikasi.
1. Maksimalkan fabrikasi di pabrik pembuat dan
penyusunan / perakitan bagian system rangka baja .
Fabrikasi rangka baja dan aksesori agar vertikal, tegak
lurus empat sisi, sesuai dengan garis yang telah
ditentukan, dan dengan sambungan yang aman dan kuat
dan seperti diuraikan berikut :
Fabrikasi rangka rakitan dalam cetakan / pola.
Potong bagian rangka dengan gergaji atau gunting
besar, bukan dengan api.
Kencangkan bagian rangka baja dengan baut, rivet
atau sekrup sesuai rekomendasi enjinir dari pabrik
pembuat. Tidak diijinkan melakukan pengencangan
dengan kawat.
2. Beri penulangan, pengaku dan ikatan angin untuk
menahan penanganan, pengiriman dan tekanan pada saat
pemasangan.
3. Fabrikasi setiap rakitan rangka metal dengan toleransi
kesikuan maksimal 3 mm.
b. Pemasangan.
c. Perbaikan Perlindungan.
Persiapkan dan perbaiki lapisan seng yang rusak pada
rangka baja yang telah difabrikasi dan dipasang dengan
cat perbaikan lapisan seng yang sesuai dengan
rekomendasi pabrik pembuat.
1.2. REFERENSI
Dalam melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus mematuhi
peraturan-peraturan yang berlaku didalam Negara Republik
Indonesia. Pada khususnya peraturan-peraturan ini berkenaan
dengan pasal-pasal diatas, meliputi :
Peraturan umum untuk pemeriksaan bahan-bahan bangunan.
1. NI 3 (PUBB) / 1960
2. NI 3 (PUBB) / 1963
3. NI 3 1970
Peraturan Perburuhan di Indonesia (tentang Penggunaan
Tenaga Kerja, Harian, Mingguan, dan Bulanan/Borongan)
Peraturan AVWI
Tata cara pelaksanaan atau peraturan-peraturan
pembangunan dari pemerintah setempat harus ditaati, hanya
bila ketentuan-ketentuannya lebih keras dari pada yang
dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat.
A. Ruang Lingkup
B. Spesifikasi Bahan
C. Syarat-syarat Pelaksanaan
A. Ruang Lingkup
C. Syarat-syarat Pelaksanaan
B. Spesifikasi Bahan
C. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Sebelum memulai pelaksanaan pemasangan,
kontraktor agar meneliti gambar- gambar dan kondisi
di lapangan.
2. Kontraktor agar terlebih dahulu membuat shop drawing
lengkap dengan petunjuk dari Pengawas Lapangan
meliputi gambar denah lokasi, ukuran, bentuk dan
kualitas.
3. Pengisian siar keramik harus dengan cara kering.
Tidak dibenarkan menyiram air semen
kepermukaannya. Seluruh rongga pada permukaan
bagian belakang harus terisi dengan adukan sewaktu
keramik dipasang.
4. Pola pemasangan keramik harus sesuai dengan gambar
kerja atau sesuai dengan petunjuk Pengawas/Perencana
5. Bila diperlukan pemotongan Homogeneus tilek, maka
harus dipergunakan alat pemotong khusus sesuai
dengan petunjuk pabrik.
6. Garis-garis tepi keramik yang berbentuk maupun siar-
siar harus lurus. Lebar siar harus sama yaitu
maksimum 0,5 mm dengan kedalaman 2 mm
7. Persyaratan pelaksanaan aduk pengisi dan aduk
perekat harus sesuai dengan spesifikasi pabrik agar
didapatkan hasil yang baik.
8. Selama 3 x 24 jam setelah pemasangan, Homogeneus
tile harus dihindarkan dari injakan / benturan atau
pemberian beban.
A. Lingkup Pekerjaan
1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan ini.
2. Pekerjaan yang dimaksud meliputi pemasangan
keramik untuk pekerjaan finishing lantai, dinding dan
/ atau seperti tercantum dalam gambar kerja.
B. Spesifikasi Bahan
C. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Sebelum memulai pelaksanaan pemasangan,
kontraktor agar meneliti gambar- gambar dan kondisi
di lapangan.
2. Kontraktor agar terlebih dahulu membuat shop drawing
lengkap dengan petunjuk dari Pengawas Lapangan dan
Perencana meliputi gambar denah lokasi, ukuran,
bentuk dan kualitas.
3. Permukaan lantai harus rata dan bersih.
4. Lantai beton kering setidaknya harus sudah lebih 28 hari
kalender
5. Permukaan lantai harus di trowel.
A. Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga
kerja, bahan-bahan, peralatan termasuk alat-alat bantu
dan alat angkut yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan plesteran, sehingga dapat dicapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik.
b. Pekerjaan sub lantai/rabat beton ini meliputi seluruh
detail yag disebutkan/ditunjukkan dalam gambar sebagai
alas lantai finishing dan untuk rabat beton finishing acian.
B. Spesifikasi Bahan
a. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan
persyaratan PBI 1971 (NI-2), PVBB 1956 dan NI-8.
b. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih
dahulu harus diserahkan contoh-contohnya kepada
Pengawas Lapangan dan Perencana untuk disetujui.
c. Perekat
Semua lem dan perekat yang digunakan harus dari jenis
kedap air, seperti produk neoprene based/synthetic resin
based atau yang setara
g. Daun ventilasi :
Dibuat dengan sistim penyambungan sesuai dengan
yang dipersyaratkan oleh pabrik pembuatnya.
Accesoris lain disesuaikan dengan kebutuhan
pelaksanaan seperti yang dipersyaratkan oleh pabrik
pembuatnya.
Untuk daun ventilasi kaca setelah dipasang harus rata
dan tidak bergelombang dan tidak melintir dan tidak
meninggalkan bekas-bekas penyambungan.
a. Rangka atap
Kecuali ditentukan lain dalam gambar rencana, rangka atap
menggunakan bahan baja konvensional dengan persyaratan
sesuai dalam Pasal Pekerjaan Baja dalam RKS ini.
Untuk rangka atap yang menggunakan bahan Bajaringan ,
meliputi :
Kaso/usuk, Bajaringan C75.75 atau seperti yang
ditunjukkan dalam gambar rencana.
Reng, Bajaringan 40.48 atau seperti yang ditunjukan
dalam gamba rencana.
b. Penutup atap
Kecuali ditentukan lain dalam gambar, penutup atap terdiri
dari :
Bahan penutup atap dipakai kamuri glasur baru
Genteng bubungan/krepus dari jenis yang sama dengan
penutup atap yang akan digunakan.
c. Listplank GRC
d. Talang air
1). Talang air patahan atap
Rangka talang dari Zingalume dan dilapis bahan seng
plat dari jenis BJLS tebal 0.30mm.
2). Talang air gantung/tritisan atap
Talang dari bahan PVC type U diameter 20cm, saluran
pembuang air dari pipa PVC diameter 4”.
b. Penutup Atap
1). Sebelum mendatangkan bahan ke lokasi pekerjaan,
Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan beserta
spesifikasinya kepada Direksi dan Pengawas
Lapangan untuk mendapatkan persetujuan.
2). Genteng dan genteng bubungan/nok harus dari type
yang sama, ukuran seragam, tidak ada lobang dan
cacat-cacat lainnya.
3). Genteng dan genteng bubungan/nok yang tidak lolos
seleksi harus dikeluarkan dari lokasi pekerjaan dalam
tempo 1x24 jam.
4). Pemasangan genteng dan genteng bubungan/nok
menurut konstruksi dan petunjuk pemasangan dari
pabrik pembuat atap yang dipakai atau atas petunjuk
dari Pengawas Lapangan dan Perencana.
5). Setelah genteng terpasang, bidang permukaan harus
rata, lurus dan tidak ada bagian yang bergelombang
yang dapat mengakibatkan terjadinya kebocoran.
c. Listplank
1). Kualitas lisplank GRC yang baik dan tidak cacat
2). Bila diperlukan adanya penyambungan, maka harus
memakai sambungan di las.
3). Permukaan yang tampang harus disekap halus, rata,
waterpass dan tidak bergelombang.
4). Sebelum dilakukan pemasangan, listplank harus di las
ke bagian kuda-kuda atau gording.
5). Listplank beri finishing dari cat sebanyak 3 kali dan
d. Talang Air
1). Rangka talang dibuat sedemikian rupa,terbuat dari besi
siku dan plat strip, sehingga permukaannya
membentuk bidang yang rata sehingga pada saat diberi
lapisan seng plat tidak bergelombang yang dapat
mengakibatkan kebocoran.
2). Untuk pemasangan lapisan seng plat menggunakan
paku sumbat sehingga air hujan tidak merembes lewat
lubang bekas paku.
3). Untuk talang datar dibuat arah kemiringan talang
untuk membuang air sehingga air tetap dapat mengalir
hingga tuntas/habis dan tidak ada yang tergenang yang
dapat mengakibatkan terjadinya kebocoran.
4). Untuk talang gantung pada tritisan atap dipasang
sedemikian rupa sehingga kokoh, kuat dan tidak
mudah goyang sehingga mampu menahan limbahan
air hujan. Pada bagian-bagian tertentu diberi lubang
pembuangan yang dihubungkan dengan menggunakan
pipa PVC diameter 4” yang dipasang pada sisi luar
dinding bangunan, dipasang dengan penguat klem
yang dipasang secara tertatur tiap jarak klemnya
sehingga tampak kuat dan rapi. Air buangan dari
talang dialirkan ke saluran pembuangan/got yang
terletak disisi luar bangunan.
b. Penutup plafond
1. Penutup Plafond Exterior dan Interior Termasuk Toilet
menggunakan bahan Kalsiboard dengan merk setara
Calsi dengan ketebalan 4 mm.
2. Sambungan antar papan gypsum (naat) diberi bahan
gypsum (cornice) yang kemudian diratakan sampai
halus sehingga berbentuk permukaan yang halus dan
rata
3. Pada bagian tepi plafond Kalsiboard list tepi yang
dipasang dari bahan kayu profil ukuran 5cm dan
difinish cat
b. Pemasangan/Erection
Baja dipasangkan, kecuali ditentukan lain oleh
Direksi/Pengawas 28 hari setelah pengecoran.
1). Penguat sementara
Baja harus dipasang mati setelah sebagian besar
struktur baja terpasang dan disetujui ketepatan
garis, vertikal dan horisontal.
Kontraktor supaya menyediakan penunjang-
penunjang sementara (pembautan-pembautan)
bilamana diperlukan sampai pemasangan mati
sesuai keputusan Pengawas Lapangan dan
Perencana.
2). Pembautan
Ulir harus bebas setidak-tidaknya dua setengah
putaran dari muka mur dalam keadaan terpasang
mati.
Kontraktor supaya menggunakan setidak-tidaknya
satu cincin pada setiap mur dan menyiapkan daftar
mur, baut dan cincin.
Kontraktor supaya menggunakan cincin baja keras
untuk baut tegangan tinggi (HBS).
3). Adukan Pengisi (Grouting)
Kontraktor supaya memasang adukan pengisi dibawah
plat-plat kolom dan lain-lain tempat sesuai dengan
gambar-gambar.
Penawaran harus sudah termasuk pekerjaan ini, bahan
grouting yang digunakan setaraf Tricosal VGM
Superfluid.
c. Pengecatan
1). Semua bahan kontruksi baja harus di cat.
2). Cat dasar adalah cat zink chromate buatan Danapaints
atau setara, dan pengecatan dilakukan satu kali di
pabrik dan satu kali dilapangan. Baja yang akan
ditanam didalam beton tidak boleh dicat.
3). Untuk lubang baut kekuatan tinggi/high strenghbolt
permukaan baja tidak boleh di cat.
4). Cat akhir adalah enamel paint buatan Danapaints atau
setaraf dan pengecatan dilakukan 2 kali dilapangan,
kecuali bila dinyatakan lain dalam gambar atau
spesifikasi arsitektur.
5). Dibagian bawah dari base plate dan/atau seperti yang
tertera pada gambar harus di grout dengan bahan
setara “Master Flow 713 Grout”, dengan tebal
minimum 2,5 cm. Cara pemakaian harus sesuai
dengan spesifikasi pabrik.
BAB IV
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ELEKTRIKAL DAN
PENANGKAL PETIR
memuaskan. Dimana latihan khusus bagi pekerja adalah diperlukan dan Pemborong
harus melaksanakannya. Pemborong harus melengkapi surat sertifikat yang sah untuk
setiap personal ahli, yang menyatakan bahwa personal tersebut telah mengikuti
latihan-latihan khusus ataupun mempunyai pengalaman-pengalaman khusus dalam
bidang keahlian masing-masing.
1.7. Daftar Material
Pada waktu mengajukan penawaran, Pemborong harus menyertakan/melam-pirkan
"Daftar Material" yang lebih dahulu diperinci dari semua bahan yang akan dipasang
pada proyek dan harus disebutkan pabrik, merk, manufacturer, type, lengkap dengan
brosur/katalog. Ini adalah mengikat dan harus diajukan lengkap tidak boleh sebagian-
sebagian.
1.8. Nama Pabrik / Merk Yang Ditentukan
Apabila pada spesifikasi teknis ini disebutkan nama pabrik/merk dari satu jenis
bahan/komponen, maka Pemborong wajib menawarkan dan memasang sesuai dengan
yang ditentukan,
Jadi tidak ada alasan bagi Pemborong pada waktu pemasangan menyatakan barang
tersebut sudah tidak terdapat lagi pada pasaran ataupun sukar didapat dipasaran.
Untuk barang-barang yang harus diimport, segera setelah ditunjuk sebagai pemenang,
Pemborong harus sesegera mungkin memesannya pada keagenannya di Indonesia.
Apabila Pemborong telah berusaha untuk memesannya, namun pada saat pemesanan
bahan/merk tersebut tidak/sukar diperoleh, maka Perencana akan minta persetujuan
Direksi Lapangan/ Pengawas, menentukan alternatif merk lain dengan spesifikasi
minimal yang sama. Jadi setelah 1 (satu) bulan penunjuk-kan pemenang. Pemborong
harus memberikan foto copy dari pemesanan material lainnya, yang menyatakan
bahwa material-material tersebut telah dipesan (order import).
1.9. Shop Drawing
Setelah persetujuan, dalam hal ini sebelum daftar spesifikasi material, Pemborong
diharuskan menyerahkan shop drawing untuk disetujui Perencana. Shop drawings
harus diberi catatan dari Pemborong, yang menyatakan bahwa apa yang dianjurkan
sudah sesuai dengan spesifikasi dan kondisi ruang yang disediakan.
Data untuk setiap sistem harus menunjukkan pemasangan yang lengkap dari seluruh
koordinasi komponen untuk peninjauan keseluruhan yang sebenarnya dari
keseluruhan sistem, penyerahan sebagian-sebagian tidak akan diperhatikan. Gambar
shop drawing harus dibuat sebanyak 4 (empat) set.
Shop drawing yang harus diajukan adalah :
1. Panel Utama
2. Panel-panel daya dan penerangan, outlet box dan lain-lain.
3. Detail-detail pemasangan lampu.
4. Rencana instalasi penerangan, stop kontak setiap lantai.
PT. SARITAMA PURNAMA
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018
1.10. Substitusi
a Produk yang disebutkan nama pabriknya
Material, peralatan, perkakas, accessoriesnya yang disebutkan nama pabriknya
dalam spesifikasi. Pemborong harus melengkapi produk yang disebutkan dalam
spesifikasi, atau dapat mengajukan produk pengganti yang setara, disertai data-
data yang lengkap untuk mendapatkan persetujuan Perencana/ Pengawas sebelum
pemesanan.
b. Produk yang tidak disebutkan nama pabriknya
Material, peralatan, perkakas, accessories dan produk-produk yang tidak
disebutkan nama pabriknya dalam spesifikasi, Pemborong harus mengaju-kan
secara tertulis nama negara dari pabrik yang menghasilkan-nya, katalog dan
selanjutnya menguraikan data yang menunjukkan secara benar bahwa produk-
produk yang dipergunakan adalah sesuai dengan spesifikasi dan kondisi proyek.
1.11. Contoh
Pemborong harus menyerahkan contoh-contoh dari seluruh material untuk
mendapatkan persetujuan dari Perencana/ Pengawas sebelumnya. Seluruh biaya
ditanggung atas biaya Pemborong. Contoh-contoh tersebut (mock-up) dimasukkan
paling lambat 14 (empat belas) hari kerja, terhitung setelah dikeluarkannya SPK.
1.12. Proteksi
Seluruh material dan peralatan harus dengan sebenarnya dan diproteksi secara
memadai oleh Pemborong, sebelum selama pengerjaan dan sesudah selesai instalasi
(dalam masa garansi). Material dan peralatan yang mana mengalami kerusakan
sebagai akibat dari pemasangan yang ceroboh dan proteksi yang tidak memadai tidak
dapat diterima untuk instalasi proyek.
1.13. Acces Opening
Pemborong harus menyediakan access opening (bukaan-bukaan) untuk instalasi dan
pemeliharaan dari instalasi listrik. Bukaan-bukaan (access opening) yang terdapat
pada konstruksi bangunan seperti dinding-dinding, langit-langit, dan seterusnya begitu
pembukaan harus dilengkapi dengan fasilitas penutup yang tepat bagi permukaan
peralatan, penutup harus dapat dilepaskan dan dipindahkan tanpa mengakibatkan
kerusakan pada permukaan yang berdekatan.
1.14. Pengecatan
Apabila peralatan-peralatan sudah dicat dari pabrik dan tambahan pengecatan di
lapangan tidak dispesifikasikan maka seluruh permukaan yang cacat harus diperbaiki
ataupun pengecatan kembali untuk memperoleh hasil pengecatan yang sempurna.
Apabila peralatan belum dicat dari pabrik, Pemborong harus bertanggung jawab atas
pengecatan tersebut.
Seluruh rangka, penutup, cover plate dan pintu panel listrik seluruhnya harus diberi
PT. SARITAMA PURNAMA
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018
cat dasar atau prime coat dan diberi pelapis cat akhir (finishing paint). Cat akhir ini
dengan warna sementara ditentukan "abu-abu" kecuali kalau diadakan perubahan
warna. Penentuan jenis warna abu-abu dan merk cat, sebelumnya harus dimintakan
persetujuan pada Pengawas/Perencana. Pengecatan dikerjakan dengan proses "stove
ennameled" untuk lampu, sedangkan untuk panel listrik harus dibuat tahan karat
dengan cara "galvanized cadmium plating" atau dengan "zinc chromatic primer"
harus dicat dengan cat bakar.
Lengkapi insert, sleeves dan perlengkapan lainnya bagi keperluan built in dalam beton
atau pekerjaan konstruksi.
1.21. Buku Petunjuk (Manual) dan Instruksi
Pemborong harus melengkapi buku petunjuk (manual) pemeliharaan dan manual cara
mengoperasikannya, dan bahasa dari instruksi bagi seluruh bagian peralatan ini harus
dalam bahasa Inggris dan Indonesia.
1.22. Kelengkapan Instalasi
Dalam spesifikasi teknis ini maupun di dalam penggambaran untuk suatu sistem atau
suatu perangkat peralatan listrik, dimaksudkan adalah sebagai suatu sistem yang dapat
beroperasi dengan baik sedemikian rupa sehingga apabila ada bagian atau komponen
dari sistem instalasi yang tidak disebutkan di dalam spesifikasi teknis ini maupun pada
gambar, maka ini berarti Pemborong harus mengadakan dan menjamin
sistem/instalasi tersebut akan bekerja dengan baik.
1.23. Training
Mendidik operator atau orang-orang yang ditunjuk oleh pemilik untuk menjalankan,
mengoperasikan pengujian dan maintenance seperlunya terhadap instalasi. Segala
biaya-biaya tersebut adalah menjadi tanggungan Pemborong
2. TEKNIK INSTALASI
2.1. Instalasi Kabel/ Wiring
2.1.1. U m u m
Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi persyaratan
PUIL/ LMK. Semua kabel/ wiring harus baru dan harus jelas ditandai mengenai
ukurannya, jenis kabelnya, nomor dan jenis pintalannya. Semua kabel dengan
penampang 6 mm² ke atas haruslah terbuat secara dipilin (stranded). Instalasi ini tidak
boleh memakai kabel dengan penampang lebih kecil 2,5 mm² kecuali untuk
pemakaian remote control.
Kecuali persyaratan lain, konduktor yang dipakai ialah dari type :
Untuk instalasi penerangan adalah NYM, semua instalasi penerangan dan stop
kontak menggunakan system 3 core dimana core yang ketiga merupakan jaringan
pentanahan. Pentanahannya disatukan di dalam panel.
Untuk kabel distribusi dan penerangan taman dengan menggunakan kabel
NYFGbY atau NYY.
Untuk instalasi lampu taman/ penerangan luar yang memotong jalan harus dalam
conduit GIP.
Semua kabel instalasi dalam bangunan harus berada di dalam conduit PVC super
high impact yang disesuaikan dengan ukurannya, cable tray, cable trench, kabel
rack dan harus diklem.
Digunakan flexible conduit dengan bahan yang sama untuk menghubungkan
Semua sambungan kabel baik di dalam junction box, panel ataupun tempat lainnya
harus mempergunakan connector yang terbuat dari tembaga yang diisolasi dengan
porselein atau bakelite ataupun PVC, yang diameternya disesuaikan dengan diameter
kabel.
2.1.3. Bahan Isolasi
Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti karet, PVC, asbes,
gelas, tape sintetis, resin, splice case, compostion dan lain-lain tertentu itu harus
dipasang memakai cara yang disetujui menurut anjuran perwakilan pemerintah dan
atau manufacturer.
2.1.4 Saluran Penghantar Dalam Bangunan
Untuk instalasi penerangan di daerah yang menggunakan ceiling gantung, saluran
penghantar (conduit) dipasang diatas rak kabel dan digantung tersendiri diatas
ceiling.
Untuk instalasi saluran penghantar di luar bangunan, dipergunakan saluran beton,
kecuali untuk penerangan taman, dipergunakan pipa galvanized 2". Saluran
beton dilengkapi dengan Hand-hole untuk belokan-belokan (pekerjaan beton ini
harus sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam PBI -1971).
Setiap saluran kabel dalam bangunan dinding dipergunakan pipa conduit
PVC minimum 3/4". Setiap pencabangan ataupun pengambilan saluran ke luar
harus menggunakan junction box yang sesuai dan sambungan yang lebih dari satu
harus menggunakan terminal strip di dalam junction box.
Ujung pipa kabel yang masuk dalam panel dan junction box harus dilengkapi
dengan "Socket/ lock nut", sehingga pipa tidak mudah tercabut dari panel. Bila
tidak ditentukan lain, maka setiap kabel yang berada pada ketinggian muka lantai
sampai dengan 2 m harus dimasukkan dalam pipa. Dan pipa harus diklem ke
bangunan pada setiap jarak 50 cm.
2.2. Instalasi Sakelar dan Stop Kontak (Outlet)
2.2.1. Sakelar-Sakelar
Sakelar-sakelar harus dari jenis rocker mekanisme dengan rating 10 A/ 250 V, sakelar
pada umumnya dipasang inbow kecuali disebutkan lain pada gambar. Jika tidak
ditentukan lain, sakelar-sakelar tersebut bingkainya harus dipasang rata pada tembok
PT. SARITAMA PURNAMA
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018
pada ketinggian 150 cm diatas lantai yang sudah selesai kecuali ditentukan lain oleh
Pengawas. Sakelar-sakelar tersebut harus dipasang dalam kotak-kotak dan ring,
(standar). Sambungan-sambungan hanya diperbolehkan antara kotak-kotak yang
berdekatan.
2.2.2. Stop Kontak
Stop kontak haruslah dengan tipe yang memakai earthing contact (2P+E) dengan
rating 10 A, 16 A,
Semua pasangan stop kontak dengan tegangan kerja 220 V harus diberi saluran ke
tanah (grounding). Stop kontak harus dipasang rata dengan permukaan dinding
dengan ketinggian 30 cm dari atas lantai yang sudah selesai atau wall duct outlet
sesuai gambar rencana atau petunjuk Pengawas.
2.4.1. Kabinet
Semua kabinet harus dibuat dari plat baja dengan tebal minimum 2 mm. Kabinet
untuk "panel board" mempunyai ukuran yang proposionil seperti dipersyaratkan
untuk panel board, yang besarnya sesuai dengan ukuran pada gambar perencana atau
menurut kebutuhan sehingga untuk jumlah dan ukuran kabel yang dipakai tidak terlalu
penuh/ padat. Frame/ rangka panel harus digrounding/ditanahkan pada kabinet harus
ada cara-cara yang baik untuk memasang, mendukung dan menyetel "panel board"
serta tutupnya. Kabinet dengan kabel-kabel "trough feeder" harus diatur sedemikian
sehingga ada saluran dengan lebar tidak kurang dari 10 cm untuk branch circuit panel
board. Setiap kabinet harus dilengkapi dengan kunci-kunci. Untuk satu kabinet harus
disediakan 2 (dua) buah anak kunci, dengan sistem master key.
2.4.2. Finishing
Semua kabinet harus dicat dengan warna yang ditentukan oleh Perencana/ Pengawas.
Semua kabinet dari pintu-pintu untuk panel listrik, harus dibuat tahan karat dengan
dengan cara "galvanized cadmium plating" atau dengan "zinc chromatic primer".
Selain yang tersebut diatas, harus dilapisi dengan lapisan anti karat yaitu sebagai
berikut :
Bagian dalam dari box dan pintu.
Bagian luar dari box yang digalvanisir atau cadmium plating tak perlu dicat kalau
seluruhnya terpendam, kalau dipakai zinc chromate primer harus dicat dengan cat
bakar.
2.4.3. Pemasangan Panel
Pemasangan panel sedemikian rupa sehingga setiap peralatan dalam panel dengan
mudah masih dapat dijangkau, tergantung dari pada macam/tipe panel. Maka bila
dibutuhkan alas/ pondasi/ penumpu/ penggantung maka pemborong harus
menyediakannya & memasangnya sekalipun tidak tertera pada gambar.
2.4.4. Panel Distribusi Utama
Panel distribusi utama harus seperti tertera pada gambar, kecuali ditunjuk lain.
Seluruh assembly termasuk housing, busbar, alat-alat pelindung harus direncanakan,
dibuat, dicoba dan dimana perlu diperbaiki sesuai dengan persyaratan. Panel distribusi
utama harus dari jenis in door type terbuat dari plat baja tebal minimum 2 mm dan
dibuat mengikuti standard IEC 439.
Konstruksi harus terbuat dari rangka baja struktur yang kaku, yang bisa
mempertahankan strukturnya oleh strees mekanis pada waktu hubung singkat .
Rangka ini secara lengkap dibungkus pada bagian bawah, atas dan sisi dengan plat-
plat penutup harus cukup louvers untuk ventilasi dimana perlu untuk mengatasi
kenaikan suhu dari bagian-bagian yang mengalirkan arus dan bagian-bagian yang
bertegangan sesuai dengan persyaratan PUIL-2000 LMK/ IEC untuk peralatan yang
tertutup. Material-material yang bertegangan harus dicegah dengan sempurna terhadap
kemungkinan percikan air. Semua meteran dan tombol transfer yang dipersyaratkan
harus dikelompokkan pada satu papan panel yang berengsel yang tersembunyi.
2.4.5. Papan Nama
PT. SARITAMA PURNAMA
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018
Seluruh kabinet, panel kontrol, panel listrik, pemutus daya (CB), saklar, dan bagian-
bagian lainnya dari peralatan, jika tidak disebutkan dalam hal-hal lain, harus
dibuatkan papan nama untuk mengindikasi/ mengindentifikasi/ penggunaan nama alat
tersebut. Papan nama harus terbuat dari back plat stainless steel dengan huruf
digravier timbul.
Untuk keseluruhan, papan nama harus berukuran 1,5 inches (3,81 cm) tinggi dengan
lebar seperlunya dengan tinggi huruf 1,0 inches (2,54 cm), untuk ukuran yang lebih
kecil dimana penutupnya terbatas gunakan 1,5 inches (3,81 cm) tinggi dari plat. Dan
ketebalan plat minimum 3 mm.
2.4.6. Busbar / Rel
Busbar harus dari bahan tembaga yang lapisan luarnya dilapis dengan lapisan perak
dengan ukuran sesuai dengan kemampuan arus 150 % dari arus beban terpasang yang
ukurannya disesuaikan dengan aturan PUIL (daftar no. 630-DI-D4/PUIL-2000).
Semua busbar/rel harus dicat dan dipegang oleh bahan isolator dengan kuat dan baik
ke rangka panel. Semua busbar/rel harus dicat dengan warna yang sesuai dengan
disebutkan pada PUIL. Cat-cat tersebut harus tahan sampai temperatur 75 °C.
Busbar disusun dan dipegang oleh isolator dengan baik untuk sistem 3 , 4 kawat
seperti ditunjuk dalam gambar. Setiap panel harus mempunyai bus netral yang diisolir
terhadap tanah dan sebuah bus penatanahan yang telanjang diklem dengan kuat pada
frame dan panel dilengkapi klem untuk pentanahan panel perlu diketanahkan max 2
.
Gambar-gambar pelaksanaan (shop drawing) harus menunjukkan ukuran-ukuran dari
bus-bus dan susunannya . Ukuran dari bus harus ukuran sepanjang panel dan harus
disediakan cara-cara untuk penyambungan dikemudian hari.
2.4.7. Terminal dan Mur-baut
Semua terminal cabang harus diberi lapisan tembaga (ver-tin) dan disekrup dengan
menggunakan mur-baut ring dari bahan tembaga atau mur-baut yang diberi nikel (atau
stainless) dengan ring tembaga.
2.4.8 Cadangan/Penyambungan dikemudian hari
Bila dalam gambar dinyatakan adanya cadangan maka ruangan-ruangan tersebut harus
dilengkapi dengan busbar, klem-klem pemasangan, pendukung dan sebagainya, untuk
peralatan yang dipasang dikemudian hari dapat berupa equipment busbar, panel baru,
switch, circuit breaker dan lain-lain.
2.4.9. Alat-alat ukur
Setiap panel harus dilengkapi dengan alat-alat ukur seperti pada gambar. Meter-meter
adalah dari type "moving iron vane type" khusus untuk panel, dengan scale sirkular,
flush atau semi flush, dalam kotak tahan getaran, dengan ukuran 144 x 144 mm atau
96 x 96 mm, dengan skala linier dan ketelitian 1,5%. Posisi dari saklar putar untuk
voltmeter (Voltmeter Selector Switch) harus ditandai dengan jelas.
2.4.10. Transformator Arus
Trafo arus adalah dari type kering, dalam ruangan type jendela dengan perbandingan
kumparan yang sesuai dengan ketelitian 0,3 dengan burden sesuai dengan standar-
PT. SARITAMA PURNAMA
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2018
standar VDE. Pemasangan harus kuat dan dapat menahan gaya-gaya dan mekanis
pada waktu terjadinya hubungan singkat 100 kA. Trafo arus untuk Ampere-meter juga
boleh dipergunakan bersamaan dengan kWH meter asalkan ketelitiannya masih baik.
Bila tidak baik maka harus dipergunakan trafo arus khusus.
2.4.11. Kabel-kabel Pengontrol
Kabel pengontrol dari panel-panel harus dipasang di pabrik/ bengkel secara lengkap
serta dibundel dan dilindungi terhadap kerusakan mekanis. Ukuran minimum adalah
1,5 mm2 dari type 600 Volt.
2.4.12. Merk Pabrik
Semua peralatan pengaman harus diusahakan buatan satu pabrik, peralatan-peralatan
sejenis harus dapat saling dipindahkan dan ditukar tempatnya pada frame.
2.4.13. Peralatan Pengamanan Pemutus Daya
Peralatan pengaman adalah pemutus daya dengan rumah tuangan, thermal dan
magnetis trip dengan breaking capacity yang cukup (sesuai beban).
2.4.14. Pilot lamp
Semua tutup muka panel dilengkapi dengan Pilot lamp untuk menyatakan adanya
tegangan R, S dan T.
Penyediaan dari Pilot lamp yang disebutkan diatas merupakan keharusan, biarpun
pada gambar-gambar tidak tertera, Warna-warna untuk pilot lamp :
Untuk phasa R : warna merah
Untuk phasa S : warna kuning
Untuk phasa T : warna biru
3. MOTOR LISTRIK
Semua motor listrik harus sesuai dengan klasifikasi DIN, baik dalam segi
proteksi, isolasi pengaman, cara operasi, pemasangan dan lain-lain.
Untuk motor-motor dengan rating :
Sampai dengan 1.5 kVA - 1 phasa / 3 phasa
2 kVA keatas - 3 phasa
Kecuali ditentukan lain oleh manufakturer.
Starting
Untuk motor-motor dengan rating
Sampai dengan 4 kVA, starting langsung
Diatas 4 kVA, dengan star delta starter
Semua peralatan bantu/tambahan untuk starting ini harus sudah termasuk di dalam
lingkup pekerjaan Pemborong.
4. KABEL
4.1. Umum
Kabel tegangan menengah yang dipakai adalah kabel inti tunggal dan inti banyak
dengan isolasi "Cross Polythylen" dari pelindung tembaga luar dengan pelapis PVC
dibagian luar.
Tegangan kerja adalah 3 phase 380 kV.
Kabel akan ditanam langsung di tanah pada kedalaman minimum 0,8 m atau sesuai
dengan yang dipersyaratkan pada PUIL 2000 dan dalam pipa pada saat masuk
bangunan, atau digelar pada trench kabel yang disediakan. Kemampuan melakukan
arus kabel ini pada temperature tanah sekitar 30 C cm/w, sekurang-kurangnya :
Temperature maksimum kabel dalam keadaan berbeban tidak boleh melebihi 90°C.
Pada saat menawarkan harus dicantuPengawasan pula kemampuan melakukan arus
kabel untuk waktu singkat 0.1, 0.2, 0.5, 1 detik.
Temperature maksimum kabel untuk arus hubung singkat ini tidak boleh melebihi 250
°C. Kabel diserahkan dalam gulungan drum sebanyak 300 m. Drum tidak dapat
dikembalikan.
4.2. Konstruksi
a. Komposisi Inti
Setiap konduktor harus terbuat dari tembaga murni sesuai dengan persyaratan IEC
publikasi No. 228. Penampang kawat harus bulat sempurna.
b. Lapisan Pelindung Inti
Lapisan pelindung konduktor yang harus diletakkan antara antara konduktor
dengan lapisan isolasi harus terbuat dari bahan bukan logam dan merupakan bahan
semi penghantar dengan tebal 5% dari tebal bahan isolasi.
c. Isolasi
Bahan isolasi kabel tanah ini haruslah polyetylen yang di "crosslinked", harus
homogen.
temperatur maksimum kabel untuk arus hubung singkat tidak boleh lebih 250 °C.
5.2. Konstruksi
Kabel harus terdiri atas :
a. Dua atau empat penghantar yang terbuat dari kawat tembaga pilin atau tembaga
"compacted" yang dipilin.
b. Lapisan isolasi bahan PVC pada setiap penghantar phasa maupun penghantar
netral.
c. Lapisan pengendap yang tahan air dikelilingi urat-urat penghantar phasa dan
pengisi ruangan diantara kawat phasa.
d. Lapisan pengendap kedua diluar lapisan pengendap diatas.
e. Pelindung dari pita bahan diatas lapisan pengendap kedua sesuai dengan
persyaratan IEC (NYFGbY).
f. Diluar lapisan pelindung pipa baja diberi lapisan plastik sebagai pelindung.
a. Pengadaan dan pemasangan Fire stop material antara lain : ruang-ruang shaft dan
lubang-lubang sparing yang ada pada tiap-tiap Lantai.
b. Pemasangan dan pengawasan dilakukan oleh tenaga yang berpengalaman dan atau
tenaga ahli dari pabrik.
c. Pemasangan Fire Stop Material pada shaft Elektrikal dilakukan sebanyak -
banyaknya 2 (dua) lapis dan shaft mekanikal 1 (satu) lapis, ketebalan lapisan
pertama minimal 2 mm dan seterusnya.
8. RAK KABEL
Bahan : Hot Palled mild steel plate and strip
Standard : JIS G 3131
Type : Ladder, Tray
9. PANEL UTAMA
Peralatan listrik panel UTAMA umum meliputi antara lain :
Metering
Sistem pembumian
Dan lain-lain
g. Pada setiap pintu harus dipasang "inspection window" dari bahan "plexy-glass".
h. Dilengkapi dengan terminal penyambungan dari bahan "Tinned-Copper" pada
terminal penyulang kabel sedemikian rupa memungkinkan penyambungan
b. Kontaktor
Rating Arus : 10 A, 16 A, 25 A
Rating Tegangan : 380 V, 50 Hz
Pole : 3 pole
Lamp holder dan starter holder dari material white plastic, unobtrusive dan
touchproof. Lamp holder dan starter holder antri vibration contact. Rating lock
lamp holder type, dengan atau tanpa starter socket yang disesuaikan dengan
rumahan yang digunakan.
c. S t ar t e r
Starter untuk lamp fluorescent mempunyai reliability. Terbuat dari high quality
white polycarbonate. Rating starter disesuaikan dgn rating lampu TL.
d. Capacitor
sebagai kompensasi rugi-rugi pada lampu dan mendapatkan cos 0.95.
Pemasangan
Bak kontrol terbuat dari pasangan batu bata dengan ukuran 40 x 40 x 40 dan diberi
tutup dari beton sehingga dapat dibuka untuk pemeriksaan.
15.3 Pengujian
Pengujian/ pengetesan digunakan untuk mengetahui baik tidaknya sistem pentanahan
agar dapat dipakai sebagai jaminan. Pengujian dilakukan dengan metode yang
dikeluarkan oleh PLN, LMK, PUIL, atau PUIPP (Peraturan Umum Instalasi
Penangkal Petir).
Pengetesan dilakukan dengan cara :
Grounding resistent test tahanan pentanahannya diukur melalui metode standard.
Continuity test. kontraktor harus membuat laporan teknis untuk mengurus sertifikasi
dari
1. Kabel tegangan rendah NYY, NYM, Kabelindo, Kabel Metal, Supreme, Voksel
NYA, NYFGbY.
- Tube TL Philips,
- Starter Philips,
BAB VI
1. Umum
Persyaratan umum dan persyaratan khusus termasuk instruksi kepada peserta
pelelangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari isian uraian pekerjaan dan
persyaratan pelaksanaan ini. Spesifikasi teknis ini menjelaskan tentang uraian dan
syarat-syarat dalam hal penyediaan dan pemasangan semua peralatan serta bekerjanya
semua instalasi sistem CCTV baik yang terpasang di dalam gedung maupun diluar,
seperti yang tertera pada gambar-gambar bagian lain dari spesifikasi teknis ini.
2. Gambar-gambar
2.1 Gambar-gambar rencana yang termasuk lingkup pekerjaan instalasi CCTV dalam
Dokumen Tender ini adalah gambar-gambar dengan nomor kode gambar CCTV.
2.2 Pemborong wajib memeriksa design terhadap kemungkinan kesalahan/ ketidak
cocokan baik dari segi besaran-besaran listriknya maupun pemasangan dan lain-lain.
Hal-hal diatas harus diajukan dalam bentuk tertulis atau gambar pada waktu
penjelasan tender/aanwijzing.
2.3 Sebelum pekerjaan diserahkan seluruhnya ataupun secara bertahap, pemborong wajib
menyerahkan kepada Pengawas sebanyak 4 ( empat ) set gambar Blueprint, 1 (satu)
set Kalkir, 1 (satu) set Elektronik file / shop copy yang disebut "as build drawing"
yaitu gambar dari semua material, peralatan dan instalasi sistem listrik.
2.4 Diartikan bahwa bila ada ketidak sesuaian teknis maupun fisik maka hal ini harus
disampaikan secara tertulis 4 hari sebelum dilakukan oleh Direksi Perencana dan
Pengawas/Pengawas di lapangan sebagai langkah pelaksanaan, dimana biaya sudah
dicakup pada unit price dari item tersebut.
3. Standar/ Peraturan
Semua material maupun instalasi dalam pekerjaan ini harus memenuhi Persyaratan
Umum Instalasi Listrik (PUIL 1987), SPLN / SNI No. 04-0225-2000, Standard
Nasional Indonesia dan standar international dan lain-lain.
4. Nama Pabrik/ Merk Yang Ditentukan
Apabila pada spesifikasi teknis ini disebutkan nama pabrik/merk dari satu jenis
bahan/komponen, maka Pemborong wajib menawarkan dan memasang sesuai dengan
yang ditentukan. Apabila pada saat pemasangan bahan/merk tersebut tidak/sukar
diperoleh,Perencana dan Pengawas/Pengawas akan menunjuk merk lain tapi dengan
spesifikasi yang sama.
5. Contoh Bahan
Untuk bahan yang disebutkan di bawah ini Pemborong wajib memperhatikan
contoh bahannya sebelum pemasangan pada Perencana dan Pengawas/Pengawas
untuk disetujui.
Apabila dianggap perlu oleh Pemborong dan hal itu memungkinkan, maka
Pemborong wajib memperlihatkan contoh dari Perencana dan
Pengawas/Pengawas. Apabila contoh-contoh tersebut ditolak oleh
Pengawas/Perencana, maka Pemborong harus mengganti dan memperlihatkan
yang sesuai dengan spesifikasi untuk disetujui.
Kualitas teknis/listrik, merk/pabrik, karakteristik kerja, besar fisik dan kualitas
estetika dari contoh material/ bahan/ maupun instalasi yang telah disetujui adalah
mengikat.
Biaya pengadaan contoh material adalah menjadi tanggungan dan biaya
Pemborong, contoh bahan harus diserahkan kepada Pengawas/Perencana tidak
lebih dari 14 (empat belas) hari kalender setelah ditunjuk.
6. Klausal Yang Disebutkan Kembali
Apabila dalam Dokumen Tender ini ada klausal-klausal yang disebutkan pada
item/ayat lain, maka ini bukan berarti menghilangkan item tersebut tetapi dengan
pengertian lebih menegaskan masalahnya.
Kalau terjadi hal yang saling bertentangan antar gambar atau terhadap spesifikasi,
maka yang diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai bobot teknis dan atau
yang mempunyai bobot biaya yang paling tinggi.
7. Koordinasi
Pada waktu pengadaan material dan pemasangan, Pemborong CCTV wajib
mengadakan koordinasi dengan bagian-bagian pekerjaan/ Pemborong lain atas
petunjuk Pengawas/Perencana.
Apabila ada item pekerjaan oleh pemborong lain, maka Pemborong wajib
meyiapkan/menyerahkan bahan-bahan tersebut dan penjelasan untuk pemasangan.
Selama pemasangan oleh Pemborong lain, maka menjadi kewajiban Pemborong
CCTV untuk hadir dan memberi petunjuk bersama Perencana dan
Pengawas/Perencana, sehingga hasilnya akan sesuai dengan kebutuhan instalasi.
(misalnya pemasangan konduit dalam beton dan lain-lain).
8. Gambar Kerja/ Shop Drawing
Setiap pelaksanaan sebelum pemasangan instalasi atau pengadaan material,
Pemborong Wajib mengajukan pada Perencana dan Pengawas untuk disetujui gambar
kerja/shop drawing sebanyak 4 (empat) set untuk diperiksa/disetujui Pengawas paling
lambat 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak dikeluarkannya Surat Perintah
Kerja (SPK).
9. Instruksi Pemakaian dan Operator serta Training
Menjadi kewajiban Pemborong untuk menyerahkan 4 (empat) set intruksi
pemakaian/operasi serta cara-cara maintenance kepada Pemilik, 1 (satu) bulan
sebelum serah terima. termasuk disini mendidik operator atau orang-orang yang
Motorized Zoom
.- Focal Lenght (mm) : 5.7 – 34.2 mm
.- Maximum Aperture : F1.2
.- Nearest Distance : 0.3 m
.- Horizontal Field Angle : 45.9 - 8.1
3.2 Housing
Housing dipergunakan untuk melindungi kamera dari sekeliling apabila dipasang
pada tempat-tempat yang potensial dengan gangguan maupun kotoran.
Spesifikasi dari housing adalah sebagai beikut :
Outdoor Housing
- Window : 80.5 ( W ) x 72 ( H )mmmm thick glass
-- Cosruksi : Plastic
-- Mounting : From Bottom
-- Active Cap : Available to adjustable camera angle
Indoor Housing
- Window : 64 ( W ) x 49 ( H )mmmm thick glass
-- Cosruksi : Plastic
-- Mounting : From Bottom
-- Active Cap : Available to adjustable camera angle
3.3 Monitor
Monitor yang akan digunakan adalah SVGA berukuran 19”,dengan data teknis
sebagai berikut :
di-back up melalui USB Hard Drive, USB DVD/CD-RW, USB stick. Serta
mempunyai fasilitas User Code yang memungkinkan penggunaannya secara local
maupun pada jaringan computer.
DVR ini mempunyai berbagai fungsi perekaman yang bisa di program sebelumnya
baik Continous, Motion Detector, Alarm+Motion atau Not Recording yang
terprogram pada tiap camera.
Spesifikasi DVR
Pengkabelan
Untuk Instalasi CCTV terdiri dari :
Coaxial cable untuk sinyal video
< 120 M : RG 59 B/U (3C/2V)
< 180 M : RG 6 A/U (5C/2V)
< 280 M : RG 11 A/U (7C/2V)
Control Cable
Control cable terdiri dari jenis unshielded dengan isi serabut (12 x AWG 22 atau
AWG 24) atau kabel tunggal (ITC 6 x 2 x 0,6 mm).
Cable Daya
Jenis cable daya adalah NYMHY atau NYA 2 x 1,5 mm
Pipa Pelindung
Jenis yang digunakan adalah pipa PVC kap dengan klem, tee, socket (fitting-
fitting) dan sebagainya.
No Material Merk
1. Monitor Samsung, Philips, LG,
2. Kamera Sanyo, Bosch, Siemens, hik vision
3. Kabel Supreme, Kabelindo, Voksel
4. Konduit EGA, Clipsal
5. Coaxial cable Sinar, SCM, Belden, Nexans, Commscope
6. DVR Sanyo, Bosch, Siemens, Allco-ITX.SJ,
BAB VII
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN TELEPON
Pemilik Proyek dibebaskan dari patent dan lain-lain untuk segala macam
pengadaan bahan dan cara pemasangan, Pemilik bebas dari segala claim atau
tuntutan terhadap hak-hak khusus seperti patent dan lain-lain.
PT. SARITAMA PURNAMA
PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN TELEPON 8-4
1.7. Koordinasi.
Pada waktu pengadaan material dan pemasangan, Pemborong instalasi telepon
wajib mengadakan koordinasi dengan bagian-bagian pekerjaan /Pemborong lain
atas petunjuk Pengawas / Perencana.
Apabila ada item pekerjaan oleh pemborong lain, maka pemborong wajib
meyiapkan/ menyerahkan bahan-bahan tersebut dan penjelasan untuk pema-
sangan. Selama pemasangan oleh pemborong lain, maka menjadi kewajiban
Pemborong telepon untuk hadir dan memberi petunjuk bersama Pengawas /
Perencana, sehingga hasilnya akan sesuai dengan kebutuhan instalasi.
Dalam melaksanakan pekerjan Pemborong diwajibkan untuk mengadakan
koordinasi dengan pemborong lainnya atas petunjuk Manajamen Konstruksi.
1.8. Gambar Kerja/ Shop Drawing
Setiap pelaksanaan sebelum pemasangan instalasi atau pengadaan material,
Pemborong Wajib mengajukan pada Pengawas / Perencana untuk disetujui gambar
kerja/ shop drawing 4 (empat) set, paling lambat 14 (empat belas) hari kerja
terhitung sejak dikeluarkannya Surat Perintah Kerja (SPK).
1.9. Instruksi Pemakaian, Operasi Peralatan dan cara-cara pemeliharaan
Pemborong wajib menyerahkan kepada pemilik, 1 (satu) bulan sebelum serah
terima, sebanyak 3 (tiga) set instalasi/ manual untuk menjalankannya, meng-
gunakan/ mengoperasikan dan pemeliharaan/ maintenance semua per-alatan. Juga
termasuk pemborong harus memdidik orang-orang, untuk menjalankan dan
pemeliharaan alat-alat tersebut. Segala ongkos-ongkos tersebut adalah menjadi
tanggungan pemborong.
2. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan yang diuraikan di bawah ini adalah pengertian yang mendalam
daripada pengadaan, pemasangan, uji coba, perijinan baik secara fisik, sistem
maupun administratif sebagai suatu sistem komunikasi telepon sistem kantor yang
memiliki features lengkap, yang berfungsi dan beroperasi dengan baik.
Secara umum disebutkan butir demi butir yang termasuk didalam lingkup pekerjaan
ini adalah pengurusan, pengadaan, pemasangan, uji coba yang mencakup dan
diuraikan antara lain sebagai berikut.
2.1. Pemasangan dan Pemasangan kabel dari RK Telkom ke Main Distribution Frame
(MDF) yang berada didalam bangunan.
2.2. Sebuah sentral telepon otamatis atau "Private Automatic Branch Exchange (PABX)"
Fully Digital Time Division yang memiliki Features lengkap berikut perlengkapan
termasuk fasilitas Billing rate, "accessories" dan "auxiliaries" nya.
Termasuk antara lain :
Software dan Hardwarenya
Sistem "battery-charger" dan batery, rak, panel, air exhausting system.
Main Distribution Frame
Wiring dan Cabling
Pentanahan (grounding system) daripada peralatan ( maksimal 1-2 )
Penyiapan ruangan PABX dan Finishing dari keadaan yang ada untuk siap
PT. SARITAMA PURNAMA
PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN TELEPON
digunakan/dipasangkan PABX sesuai persyaratan pemasangan PABX. 8-5
2.3. Saluran/ jaringan kabel dari MDF ke Terminal BOX /TB yang berada di bangunan.
2.4. Instalasi Telepon lengkap kabel, konduit, outlet pada unit dan lain-lain.
2.5. Pesawat-pesawat telepon (telepon hand set) dan dipasang pada ruangan-ruangan
fungsional dan semua kamar.
2.6. Melakukan supervisi, commisioning, pengetesan dan uji coba sehingga sistem
telepon ini mulai dari PABX, kabel jaringan luar, Distribution Box, Terminal Box,
Kabel didalam bangunan sampai ke pesawat telepon, dapat berfungsi dengan benar
dan baik untuk selanjutnya dapat diserahkan kepada pemilik bangunan.
2.7. Pengurusan administratif, izin, uji type dan pengujian instalasi dari pihak Perumtel
serta penyambungan sistem telepon yang dipasang ini ke jaringan/ saluran
Perumtel.
2.8. Melakukan training dan asistensi kepada petugas-petugas pemilik.
2.9. Melaksanakan masa pemeliharaan selama 6 bulan, termasuk penyediaan suku
cadang.
2.10. Melaksanakan masa garansi selama 1 (satu) tahun masa kerja peralatan yang
dipasang, terhitung sejak serah terima II (kedua).
2.11. Menyerahkan dokumentasi, "as built drawing", informasi, manuals, drawing/
diagrams, parts list, administration dan maintenance service dan lain-lain.
2.12. Mengajukan usulan mengenai "maintenance contract" dan penyediaan spare parts
dan lain-lain hal yang menyangkut terpasang dan bekerjanya sistem telepon.
2.13. Membantu pengurusan dan pengadaan saluran sambungan Perumtel sebanyak
350 saluran sambungan Perumtel.
9. PABX harus dapat (atau/dan disiapkan) untuk melayani komunikasi 'voice', 'text',
'data' ,sesuai pemakaiannya.
10. Sistem harus memenuhi untuk melayani kebutuhan ' traffic' yang tinggi.
1.3. Kemampuan dan Fasilitas PABX
PABX haruslah berfungsi sebagai suatu PABX yang baik dan modern dengan
kemampuan dan Fasilitas antara lain :
1.3.1. Kemampuan
TRO harus memiliki kemampuan standard bagi suatu PABX yakni
menyelenggarakan penyambungan antara pesawat extension dengan saluran-
saluran Perumtel, menyelenggarakan hubungan yang otomatis antara extension
dan harus lengkap.
Harus dapat melayani komunikasi dengan menggunakan pesawat/ peralatan
maupun sofware tambahan baik pada PABX maupun pada pesawat.
Perlengkapan untuk kelas extension toll access, (trunk barring, discriminating
unit) harus dapat bekerja dengan sempurna, tidak tergantung sistem sentral
lokal (PUBLIC EXCHANGE) yang ada serta sulit untuk dimanipulir. Pemborong
diminta untuk memberikan penjelasan terperinci tentang equipment yang
ditawarkan, disertakan di dalam brosur dan schedule material.
Lalu lintas intern haruslah otomatis dengan bantuan roda pilih/ dial pesawat
telepon, maupun push-button dengan dual tone (pesawat analog maupun
digital).
PABX harus mempunyai keandalan yang tinggi untuk berfungsi 24 jam.
Call dari luar (incoming calls) dilayani oleh operator dan diteruskan ke pesawat
cabang selama jam-jam kerja.
Diluar jam kerja, dimana operator tidak bertugas, call dari luar dialihkan
pelayanannya pada suatu pesawat yang ditunjuk/ pesawat malam. Pada waktu
ini maka access clasification dari extension berubah secara otomatis pada
program yang diinginkan. Fasilitas "night service" ini diaktifkan oleh operator
dengan menekan tombol tertentu pada pesawatnya, sebelum meninggalkan
tugas.
Fasilitas call transfer dan enquiry call/ konsultasi harus merupakan fasilitas
standard.
Apabila terjadi kesalahan pemakaian fasilitas call transfer/ enquiry call, maka
hubungan dengan pihak luar tidaklah terputus, melainkan tersambung pada
pesawat operator.
Rangkaian-rangkaian yang vital, harus diperlengkapi dengan suatu alarm,
sehingga jika terjadi suatu kerusakan pada rangkaian tersebut, segera alarm
menjadi aktif, dan ditunjukan di pesawat operator.
Ringing tone dan ringing current generator haruslah menggunakan semi
conductor sehingga pemeliharaan minim.
Semua incoming call muncul di pesawat operator secara berurutan (queuing);
artinya call yang pertama mendapat pelayanan dari operator yang pertama pula
dan sebagainya.
Dalam hal operator menerima call yang penting sekali, operator dapat
menginterupsi pembicaraan intern yang sedang berlangsung. Untuk ini PABX
haruslah memberikan nada "ticket" tertentu, agar pihak-pihak yang sedang
melangsungkan pembicaraan intern mengetahui dan waspada.
Automatic call-back untuk kondisi idle ataupun sibuk.
Dimungkinkan melakukan charge - recording (optional) baik bagi setiap
pesawat cabang maupun dirangkaikan operator dan disesuaikan dengan sistem
atau pulsa yang diberikan oleh Perumtel.
Dan lain-lain kelengkapan suatu sistem kantor lainnya.
1.3.2. Fasilitas dan Features
Selain beberapa fasilitas dan 'features' yang normal untuk suatu sistem komunikasi
PABX disebutkan beberapa fasilitas dan 'features' lainnya secara umum yang
tercakup sistem PABX antara lain :
Camp on busy, ring when free
Waiting/parking position
Series calls (fasilitas ini penting untuk hubungan interlokal yang akan
dihubungkan oleh operator kepada lebih dari satu pesawat cabang secara
berurutan).
Saluran pembicaraan intern / internal link tidak boleh diduduki / digrendel
selama berlangsungnya percakapan extern.
Lampu-lampu indikator dengan lampu khusus yang menunjukkan percakap-
an extern yang ditransfer oleh pesawat ke pesawat operator.
Return call :
Dalam hal incoming call sudah diteruskan oleh operator ke pesawat cabang,
namun dalam batas waktu tertentu (25 detik) tidak dijawab oleh pesawat yang
bersangkutan maka call tersebut harus kembali ke operator, dengan disertai
indikasi lampu LED tertentu.
Automatic redialling untuk extension.
Consultation dan transfer of call, dalam hal pembicaraan intern antara extension
maupun pembicaraan external.
Station guarding untuk extension.
Interruption call dari extension tertentu untuk hubungan langsung ke bagian
keamanan.
Alternating, yakni fasilitas bergantian bicara dengan 2 (dua) partner,
pembicaraan dengan partner 1 (satu) tidak akan bisa didengar oleh partner yang
lainnya.
Call diversion fixed atau variable.
Call pick up;
Menjawab panggilan untuk pesawat lain dari pesawatnya sendiri, tanpa harus
meninggalkan tempat.
Hunting group internal ;
Dengan operation mode cycling atau non cycling.
4. Pemasangan
4.1. Umum
a. Semua material yang didalam pengirimannya dalam keadaan terbungkus apabila
bungkus/ kolinya akan dibuka, maka harus dilakukan secara hati-hati dan rapih.
b. Material harus dihindari dari air, debu dan kemungkinan kerusakan lainnya.
BAB VIII
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL SISTEM TATA UDARA
DAN VENTILASI
1.3. Pemborong
a. Yang dimaksudkan dengan Pemborong dalam spesifikasi ini adalah badan
pelaksana yang telah terpilih dan memperoleh kontrak kerja untuk penyediaan dan
pemasangan instalasi peralatan utama air conditioning ini sampai selesai.
b. Pemborong wajib mempelajari dan memahami semua undang-undang dan
peraturan-peraturan, persyaratan umum maupun suplementernya, persyaratan
pabrik pembuat unit-unit air conditioning, buku-buku dokumen pelelangan,
bundel gambar-gambar serta petunjuk-petunjuk tertulis yang telah dikeluarkan.
c. Pemborong dapat meminta penjelasan kepada Direksi/ MK/ Perencana atau pihak
yang ditunjuk bilamana menurut pendapatnya pada dokumen-dokumen
pelelangan, gambar-gambar atau hal-hal lainnya ada yang kurang jelas.
d. Pemborong wajib mempelajari dan memeriksa juga pekerjaan pelaksanaan dari
pihak-pihak Pemborong lain yang ikut mengerjakan proyek ini apabila pekerjaan
pihak-pihak lain dapat mempengaruhi kelancaran pekerjaannya. Bilamana sampai
terjadi gangguan maka Pemborong wajib mengerjakan saran-saran perbaikan
untuk segenap pihak.
1.8. Izin
a. Pekerjaan
Pemborong harus memasang pipa pembuangan air (drain) dari mesin-mesin air
conditioning sampai ke tempat pembuangan yang terdekat dalam saluran yang
tersembunyi atau tidak mengganggu.
b. Bahan
Untuk pembuangan air (drain) dipergunakan pipa PVC.
c. Peralatan
Pipa kondensasi drain harus diperlengkapi dengan bak kontrol, leher angsa serta
peralatan lain yang perlu. Harus diberikan lapisan isolasi sampai sepanjang kira-
kira
2 meter atau sampai daerah dimana tidak terjadi pengembunan bagian luar pipa,
isolasi harus dari bahan fibre glass, polyurethene atau styrofoam type D.I. atau
yang sejenis dari bahan tahan api (fire resistant) setebal 1". Bagian luar hendaknya
dicat sesuai dengan warna yang disetujui oleh Direksi/ MK/ Perencana.
d. Penembusan Dinding
Bilamana menembus dinding, lantai dan lain-lain, pipa ini harus diberi lapisan
getaran dan dilindungi dengan pipa yang lebih besar ukurannya.
a. Umum
Pemborong harus memasang condensing unit untuk split system dengan jenis,
ukuran dan kapasitas lengkap sesuai dengan spesifikasi dan gambar. Unit ini
hendaknya "factoy built" dan telah diuji pabriknya berdasarkan test yang
dilakukan sesuai dengan ASHRAE standard 14-67.
b. Kompressor
Kompressor adalah scroll kompressor dari jenis "semi/heremetic" didinginkan
oleh gas refrigerant dan motor yang dilindungi secara "inherent".
c. Koil Kondensor
Koil kondensor harus dari tembaga dengan "fin" dari alluminium yang direkatkan
secara mekanis. Koil ini telah diuji terhadap kebocoran, telah di "dehidrated" dan
diisi gas refrigerant secukupnya dari pabrik.
d. Fan Kondensor
Fan kondensor dari jenis propeller atau axial, pembuangan tegak ke atas/ke
samping dan dihubungkan langsung dengan fan motor.
e. Fan Motor
Fan motor hendaknya dari jenis "permanent split capicator" yang dilindungi
secara "inherent" serta mempunyai bantalan peluru yang dilumasi secara tetap.
f. Dinding
Dinding dan rangka hendaknya telah dicat anti karat dan sesuai untuk pemasangan
diluar.
g. Peredam Getaran
Hendaknya pada semua kaki, mesin ini dipasang peredam getaran yang sesuai
dengan persyaratan pabriknya.
a. Umum
Pemborong harus memasang "evaporator blower unit" untuk "split system"
dengan jenis, ukuran dana kapasitas lengkap sesuai dengan spesifikasi dan
gambar. Unit ini hendaknya "factory built" dan telah diuji oleh pabriknya.
Berdasarkan test yang dilakukan sesuai dengan AMCA Standard 210-1967, "test
code for air moving devices" dan ARI Standard 410-1964 "Standard for forced
circulation air cooling and ari heating coil".
b. Fan
Hendaknya dipakai fan dari jenis "forward curved" atau backward curved dan
direncanakan khusus untuk unit ini. Alas motor harus dapat menyediakan variasi
jarak antara sumbu-sumbu yang dapat diatur dengan skrup-skrup. fan hendaknya
dilengkapi dengan "pulley" yang dapat diatur "pitchnya" untuk mengatur
kecepatan fan. Semua unit fan hendaknya mempunyai peluru dengan bantalannya
yang dapat dilumasi dari luar dengan mudah. Fan hendaknya mempunyai
performansi sesuai dengan ARI standard 430-1966. Sistem fan hendaknya telah
ditimbang dan dibalans secara statis maupun dinamis di dalam rumah fan oleh
pabriknya.
Untuk ruang clean room (ruang operasi, isolasi, steril, ICU) menggunakan fan
jenis Plug Fan tanpa belt dengan pengaturan kecepatan putar automatis (Variable
Speed Dive) dan di lengkapai control PID (Propotional Integral Derivative) dan
static fan pressure minimal 4 Inch WG atau 1000 pascal
a. U m u m
Hendaknya semua pipa refrigerant dikerjakan secara hati-hati dan sebaik
mungkin. Semua bagian-bagian pipa ini harus bersih, kering dan bebas dari debu
dan kotoran. Hendaknya dipakai pipa tembaga jenis L atau K yang "dihydrated"
dan "sealed". Sambungan hendaknya sependek mungkin.
b. Sambungan
Pipa jenis "hard drawn tubing" harus disambung dengan perantaraan "wrought
copper fitting" atau "non porous brass fitting". Dianjurkan dipakai solder perak
dengan ditiupkan gas mupia seperti Nitrogen kering ke dalam pipa yang sedang
disambung untuk menghindarkan terbentuknya kerak oksida di dalam pipa.
Solder lunak semacam "50 - 50" tidak boleh digunakan solder "95 - 5" dapat
dipergunakan kecuali pada "discharge" gas panas.
Pipa jenis "soft drawn tubing" dapat disambung dengan solder, nyala api atau
lainnya yang sesuai untuk pipa refrigerant. Bilamana "precharged refrigerant
ines" disediakan oleh pabrik, hendaknya diperhatikan benar-benar instruksi
pabrik. Bila terjadi kelebihan pipa "precharged" hendaknya dibentuk gulungan
dan disangga pada bidang mendatar.
c. Konstruksi
Pipa refrigerant hendaknya disangga baik-baik untuk mencegah melentur.
Harus dipasang peredam getaran untuk mencegah penerusan getaran kepada
bangunan. Bilamana perlu dipasang peredam getaran pada pipa.
PT. SARITAMA PURNAMA
PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN AC 9- 7
Pipa refrigerant yang direncanakan dan dipasang di lapangan harus
dilaksanakan sesuai dengan "ASHRAE GUIDE BOOK" atau rekomendasi
pabrik.
Suatu pengering refrigerant dengan kapasitas yang cukup serta "sight glass
moisture indicator" hendaknya dipasang pada bagian "liquid line" setiap pipa
yang terpasang di lapangan.
Perbedaan tinggi dan jarak antara condensing unit dengan evaporator blower
unit hendaknya masih memenuhi persyaratan pabrik.
Setelah selesai pekerjaan instalasi pipa maka seluruh rangkaian harus diuji
terhadap kebocoran.
d. Pengisian Refrigerant
Sistem yang dipasang dengan precharged dan sistem yang dipasang di lapangan
harus dihampakan. Sama sekali di larang memakai kompressor dari sistem untuk
mengisi refrigerant.
Penghampaan haruslah dilakukan dengan suatu pompa penghampa tinggi dengan
pengukur tekanan mutlak yang baik. Dianjurkan penghampaan dilakukan sampai
tekanan dibawah 300 .
Tekanan sistem setelah pengisian freon tidak boleh lebih dari yang disyaratkan
oleh pabriknya. Persyaratan pabrik tentang jumlah pengisian freon hendaknya
dipatuhi dan dipergunakan suatu Charging Cylinder untuk memastikan jumlah
dan jenis refrigerant yang diisikan adalah sesuai.
e. Isolasi hendaknya ditutup dengan lapisan isolasi uap air jenis metal jacket d an cat
putih. Pipa harus disangga pada setiap jarak 2 meter dan pada setiap belokan dan
percabangan.
Isolasi pipa refrigerant hendaknya dari bahan “polyethylene” atau “nitrile rubber
close cel tubing” isolasi dengan density 0,08 – 0.12 gram/ cm3 ( 5-8 lb/cuft )
thermal conductivity : 0,0374 W/MK (0,26 BTU in/ft 2-Hr) dan diberi dengan
lapisan luar shell tape.
3.2 Umum
Berikut ini adalah secara umum mengenai ventilasi dan ventialtor, untuk spesifikasi
teknis lain yang khusus adalah sesuai dengan tertera pada gambar skedul mesin.
Peralatan ventilasi harus dipasang sesuai dengan yang tertera dalam gambar dan/ atau
yang dipersyaratkan dibawah ini. Seluruh pemasangan ventilasi mekanik harus
memenuhi persyaratan setempat, ordonansi dan/atau peraturan-peraturan yang
berlaku.
Pemborong harus menyediakan dan memasang kipas angin (fan) sesuai dengan
gambar dan spesifikasi. Semua fan adalah dari jenis axial, propeller, centrifugal atau
ditentukan sesuai spesifikasi dinamis dan diuji oleh pabriknya. Setelah terpasang fan
PT. SARITAMA PURNAMA
PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN AC 9- 8
tidak boleh menimbulkan suara yang berlebihan. Semua fan dipasang karet
sekelilingnya (peredam getaran) sebelum dipasang.
Seluruh fan harus disetujui penggunaannya oleh Direksi/ MK/ Perencana pekerjaan
pemasangan dapat dilakukan.
Exhaust fan harus memiliki damper yang secara automatik bekerja dengan motor
atau dengan kata lain bila exhaust fan dimatikan (di-off) untuk dampernya harus
dapat tertutup dan sebaliknya.
Cara pemasangan dnegan rangka kayu yang dibuat sedemikian rupa, dapat dibuka/
pasang kembali untuk maintenance.
3.4 Pemborong diwajibkan untuk mengajukan terlebih dahulu untuk persetujuan kepada
Konsultan mengenai produk, type dan spesifikasi peralatan yang akan digunakan
dalam proyek ini.
4.1 Umum
Semua material yang disuplai dan dipasang oleh Pemborong harus baru dan material
tersebut oleh cocok untuk dipasang di daerah tropis. Material-material haruslah dari
produk dengan kualitas baik dari produksi terbaru. Untuk material-material yang
disebut dibawah ini maka Pemilik harus menjamin bahwa barang tersebut adalah baik
dan baru dengan jalan menunjukkan surat order pengiriman dari dealer/ agen/pabrik.
Pemborong harus bersedia mengganti material yang tidak disetujui karena
menyimpang dari spesifikasi atau hal lainnya, dimana penggantian tersebut tanpa
biaya extra.
Untuk semua material yang ditawarkan maka Pemborong wajib mengisi daftar
material yang menyebutkan merk, type, kelas lengkap dengan brosur/katalog yang
turut dilampirkan pada waktu tender. Tabel daftar material ini diutamakan untuk
komponen-komponen yang berupa barang-barang produksi pabrik.
Apabila pada spesifikasi teknis ini atau pada gambar disebutkan beberapa merk
tertentu atau kelas mutu (quality preformance) dari material atau komponen tertentu
BAB X
I. PEKERJAAN PLUMBING
1. LINGKUP PEKERJAAN
1.3 Lingkup Pekerjaan Fire Fighting terdiri dari Pengadaan dan Pemasangan:
a. Pompa Jockey, Pompa Elektrik dan Pompa Utama Penggerak Motor Diesel
beserta panel-panel control pompa dengan standar NFPA 20
b. Instalasi pipa fire hydrant didalam dan diluar bangunan, fire sprinkler didalam
bangunan.
c. Unit-unit perlengkapan sistem pemadaman kebakaran berupa fire hydrant pillar,
fire hydrant box, sprinkler head, siamesse connection, fire extinghuiser peralatan
valve-valve kontrol dan lain-lain.
2.2 Material
Kontraktor harus menjamin seluruh unit peralatan yang didatangkan adalah baru
bebas dari defective material, improver material dan menjamin terhadap kualitas atau
mutu barang sesuai dengan tujuan spesifikasi.
Setiap material atau peralatan yang tidak memenuhi spesifikasi harus diganti dengan
yang sesuai dalam jangka waktu tidak lebih dari 1 (satu) minggu setelah ditanda-
tangani berita acara penerimaan barang.
Seluruh biaya yang timbul akibat penggantian material/peralatan menjadi tanggungan
/beban Kontraktor.
2.9 Pengamanan
Kontraktor bertanggung jawab atas pencegahan bahan/peralatan-peralatan untuk
instalasi ini dari pendurian atau kerusakan. Bahan-bahan/peralatan-peralatan yang
hilang atau rusak harus diganti oleh Kontraktor tersebut tanpa tambahan biaya.
2.10 Koordinasi
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Pemborong diwajibkan mengadakan koordinasi
dengan Pemborong lain yang mengerjakan pekerjaan struktur, elektrikal, interior dan
sebagainya, sehingga kemungkinan terjadinya kesalahan-kesalahan dalam
pemasangan dapat diperkecil/dihilangkan.
2.11 Izin
a. Semua izin-izin dan persyaratan-persyaratan yang diperlukan untuk melaksanakan
instalasi ini harus dilakukan oleh Pemborong atas tanggungan dan biaya
Pemborong.
b. Semua pemeriksaan, pengujian laik pakai dari Dinas Pemadam Kebakaran (DPK)
dan lain-lain beserta keterangan-keterangan resminya yang mungkin diperlukan
untuk pelaksanaan instalasi ini harus dilakukan oleh Pemborong atas tanggungan
dan biaya Pemborong.
c. Pemborong harus bertanggung jawab atas penggunaan alat-alat yang dipatentkan,
kemungkinan tuntutan ganti rugi dan biaya-biaya yang diperlu-kan untuk ini.
Pemborong wajib menyerahkan surat pernyataan mengenai hal ini.
d. Pemborong harus menyerahkan izin atau keterangan resmi dari pihak yang
berwajib yang diperolehnya mengenai instalasi proyek ini kepada PENGAWAS,
Konsultan atau pihak yang ditunjuk untuk ini.
Tebal dinding pipa PVC tidak boleh kurang dari ukuran sebagai berikut :
3.3 Pengujian
Pengujian sistem pembuangan air kotor dan air buangan. Seluruh sistem pembuangan
air harus mempunyai lubang/ lubang yang dapat ditutup (plugged) agar seluruh
sistem tersebut dapat diisi dengan air sampai dengan lubang vent tertinggi.
Sistem tersebut harus dapat menahan air yang diisikan tersebut diatas, minimum 1
jam dan penurunan air selama waktu tersebut tidak turun lebih dari 10 cm, atau
dengan pengujian hydrostatic sebesar 4 kg/cm² untuk pipa cabang dan 6 kg/cm² untuk
induk.
Apabila pemilik menginginkan pengujian lain disamping pengujian diatas, Kontraktor
harus melakukannya tanpa tambahan biaya.
Pengujian Sistem Distribusi Air Bersih
Sebelum dipasang fixtures-fixtures seluruh sistem distribusi air harus diuji dengan
tekanan 8 kg/cm² untuk pipa sanitary dan 12 kg/cm² untuk pipa fire fighting tanpa
mengalami kebocoran dalam waktu minimum 3 jam tekanan tersebut tidak
turun/berubah.
Pada prinsipnya pengetesan dilakukan dengan cara bagian demi bagian dari
panjang pipa maximum 100 meter. Biaya pengetesan serta alat-alat yang
diperlukan adalah menjadi tanggung jawab Pemborong/ Kontraktor. Pengetesan
pipa harus dilaksanakan dengan disaksikan oleh Pengawas atau PENGAWAS,
selanjutnya apabila telah diterima/memenuhi syarat akan dibuat-kan Berita
Acaranya.
3.4.6. Pengecatan
Semua pipa dari besi/baja dalam tanah harus dilapisi dengan Tar (Tor corted) atau
coating untuk penahan Korosi. Sedangkan untuk pipa-pipa terlihat (exposed) harus
diberi tanda dengan warna atau cat yang warnanya akan ditentukan kemudian ol eh
Pengawas. Untuk pipa-pipa dalam ceiling agar mudah dikenali diberikan tanda warna/
cat pada setiap jarak 4 m pada pipa-pipa induk begitu pula pipa-pipa pada shaft
dimana terletak pintu pemeriksaan. Sebagai patokan dipakai warna cat sebagai
berikut :
Untuk jaringan pipa air bersih dipakai warna biru
Untuk jaringan pipa air kotor dipakai warna coklat
Untuk jaringan pipa air buangan dipakai warna hijau
Untuk jaringan pipa hydrant dan Sprinkler warna merah
2. DAFTAR MATERIAL
Untuk semua material yang ditawarkan maka Pemborong wajib mengisi daftar
material yang menyebutkan merk, type, kelas lengkap dengan brosur/katalog yang
turut dilampirkan pada waktu tender. Tabel daftar material ini diutamakan untuk
komponen-komponen yang berupa barang-barang produksi pabrik.
4. DAFTAR MATERIAL
3. Valve-Valve :
Kitz, Socla, Crane, Toyo,
Gate Valve
4. KKK Kitz, Socla, Crane,
Butterfly Valve
Toyo, KKK Kitz, Socla,
5. Check Valve
Crane, Toyo, KKK Socla,
6. Strainer
Yoshitake, Fushiman Socla,
7. Float Valve
8. Yoshitake, Fushiman Socla,
Safety Valve
Vitaulic, Honnywell,
Air Release Valve
Socla, Yoshitake,
Pressure Reducting Valve Fushiman, Yuta
Air Vent PPI, Bakrie, Spindo
PVC rucika wafin
Floor Drain
9.
(FD) Roof San'Ei, Kakudai
10. Drain (RD) setara Cast Iron eks
Faucet Lokal San'Ei,
11. Flexible Connection Kakudai, Onda
Water Level Control Proco, Armflex, Socla, Tozen
Fanal, Saginomia, setara
A. PENUTUP
PASAL 1 14.1. Meskipun dalam bestek ini pada uraian pekerjaan dan uraian bahan-
PENUTUP bahan tidak dinyatakan, tetapi disebutkan dalam penjelasan pekerjaan
(aanwijzing) mengenai suatu bagian pekerjaan yang termasuk harus
dikerjakan oleh pemborong/kontraktor, maka bagian tersebut dianggap
ada dan dimuat dalam bestek ini.
14.2. Pekerjaan yang nyata-nyata menjadi bagian dari pelaksanaan
pekerjaan ini, tetapi tidak diuraikan atau tidak dibuat dalam bestek ini,
tetap diselenggarakan dan diselesaikan oleh Pemborong/Kontraktor.
14.3. Setiap melalui pekerjaan Pemborong/Kontraktor, harus ijin tertulis
serta membuat gambar penjelasan (shop drawing) dan berikut target
volume pekerjaan yang dilaksanakan.
14.4. Pemborong/kontraktor diharuskan membuat gambar sesuai
pelaksanaan (As-built Drawing) yang harus mendapat persetujuan dan
pengesahan dari Konsultan Pengawas dan Pengendali kegiatan.
Jakarta ,………………2018
Mengetahui, Di buat oleh
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN Konsultan Perencana
PUSAT PELAYANAN KESEHATAN PT. SARITAMA PURNAMA
HEWAN DAN PETERNAKAN
FERDIANA DWISARI, ST
RENOVA IDA SIAHAAN Direktur Utama
NIP.196609211994032002